RINGKASAN EKSEKUTIF
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT DI DESA CANDIRENGGO KECAMATAN AYAH
TIM PENELITI:
RAHAB, SE., MSc. EKO NUGROHO WIDODO, S.Pd. SUPRIYANTO, S.Sos.
I.
PENDAHULUAN Desa Candirenggo memiliki potensi alam yang potensial untuk dikembangkan sebagai
tempat wisata. Potensi tersebut antara lain: Gua Petruk, Simpenan, Duren renteng, Jemblongan, Surupan 1, Banyu, Lanse, Kandangan, Glatik, Liah, Macan, Curug Gumawang, Curug Leses dan berbagai potensi sumberdaya alam dan budaya dari masyarakat desa Candirenggo. Potensipotensi tersebut jika dimanfaatkan sebagai atraksi wisata yang lebih atraktif dan bahkan apabila dikembangkan dan dikelola secara profesional maka besar kemungkinan desa Candirenggo untuk didorong untuk menjadi desa wisata mandiri. Pembangunan desa wisata ini merupakan realisasi dari pelaksanaan undang undang otonomi daerah (UU No.22 tahun 1999) dan UUno. 6 tahun 2014tentang Desa. Pengembangan desa wisata dengan melibatkan secara penuh masyarakat di diharapkan dapat mendorong kemandirian desa. Pengembangan desa wisata berbasis masyarakat diharapkanakan terwujud adanya keselarasan antar ekonomi penduduk lokal, konservasi sumberdaya alam serta kelestarian budaya lokal dan mampu berjalan secara berkelanjutan. Berbagai penelitian (Streimikienan dan Bilan, 2015; Randelli, Romei, dan Tortora, 2012; Ivolga dan Erokhin, 2012; Romera, Brida, Martinez, Riano dan Devesa, 2011), menunjukkan bahwa apabila dikembangkan dengan baik, desa wisata dapat menghambat laju urbanisasi karena pengembangan wisata yang berbasis area pedesaan dapat menciptakan kegiatan ekonomi, lapangan pekerjaan dan penghasilan tambahan kepada masyarakat setempat. Berbagai potensi lain, seperti potensi alam dan budaya serta SDM, dapat dikembangkan untuk mendukung pengembangan desa wisata. Trukhachev (2015) menunjukkan bahwa pengembangan desa wisata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat serta pengembangan sumberdaya lain di pedesaan memiliki hubungan timbal balik yang saling menguntungkan (win-win relationship). Disamping itu kegiatan wisata pedesaan dapat membantu mengurangi tingginya angka pengangguran masyarakat
pedesaan
akibat
keterbatasan
lahan
pertanian.
Penelitian
ini
bertujuan
mengembangkan strategi pengembangan desa wisata di Desa Candirenggo.Desain strategi pengembangan desa wisata berbasis masyarakat diharapkan dapat memberdayakan masyarakat pedesaan dan mengoptimalkan berbagai sumberdaya yang terdapat di kawasan pedesaan untuk kemandirian desa.
II.
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif yang digunakan adalah studi kasus (case study), dengan tujuan menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata guna menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan ‘bagaimana’ (how) dan ‘mengapa’ (why). Pendekatan studi kasus dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan mengapa dan bagaimana pengembangan desa wisata berbasis masyarakat.Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis S-W-O-T (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats).Pendekatan kuantitatifdigunakan untuk mengeksplorasi berbagai (1) potensi dan kegiatan(alam, sosial, budaya) dan daya dukung lainnya yang dapat menjadi daya tarik wisata di Desa Candirenggodan factor menunjang pengembangan desa wisata berbasis masyarakat (community based tourism). (2) Ketersediaan SDM masyarakat pedesaan dalam mendukung pengembangan desa wisata berbasis masyarakat. 2. Lokasi dan Informan Penelitian Lokasi penelitian di Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat, BPD, POKDARWIS, LMDH, perangkat desa, Karang Taruna, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Penentuan informan dilakukan dengan metode snowball. Jumlah informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Penentuan kecukupan sampel didasarkan pada aspek maturasi informasi yang diperoleh pada informan 3. MetodePengambilan Data Data sekunder ini diperoleh melalui dokumentasi dan studi pustaka / dokumen tentang potensi dan destinasi Pariwisata di kabupaten Kebumen, infrastruktur pendukung, profil masyarakat, potensi kesenian daerah. Data tersebut dapat diperoleh dari Biro Pusat Statistik, Dinas Pariwisata, Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnyaserta laporan berkala yang dibuat oleh Dinas terkait.Pengumpulan data primer dilakukan melalui teknik: Wawancara mendalam, Observasi dan Focus group discusion (FDG). 4. Metode Pengolahan dan Penyajian Data Data sekunder ini dianalisis dengan teknik analisis model interaktif (Miles dan Hubermann, 1992) untuk mendapatkan gambaran mengenai profil desa wisata Candirenggo. Hasil analisis disajikan dalam bentuk profil Profil berbagai potensi dan kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, UMKM dan perikanan yang dapat menjadi daya tarik wisata, profil mengenai sumber daya (alam, sosial, budaya) sebagai menunjang pengembangan desa wisata di desa Candirenggo, data faktor pendorong dan penghambat pengembangan desa wisata, profil ketersediaan SDM pendukung pengembangan desa wisata berbasis masyarakat. Data mengenai pengembangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan desa wisata di desa Candirenggo akan dianalisis menggunakan pendekatan analisis S-W-O-T. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk matrik S-W-O-T pengembangan desa wisata berbasis masyarakat.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keadaan Umum Desa Candirenggo Desa Candirenggo merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Ayah kabupaten Kebumen dan mempunyai ciri khas tersendiri dibanding desa-desa lain. Karena di 5 (lima) dusun di desa Candirenggo tersebut merupakan daerah wilayah karst yang memiliki banyak obyek wisata berupa goa dan air terjun yang tidak dapat kita jumpai di desa lain. Jarak dari desa Candirenggo ke Kebumen sekitar 40 km dengan waktu tempuh 1 jam.Jarak ke kecamatan Ayah sekitar 2,7 km dengan waktu tempuh 10 menit.Desa yang luasnya mencapai 716 Ha ini merupakan daerah yang sangat strategis karena terletak di jalur transportasi utama wisata goa Jatijajar ke pantai Ayah serta dilalui oleh trayek minibus yang paling banyak digunakan masyarakat untuk transportasi yakni dari kota Gombong ke pantai Ayah. Desa Candirenggo memiliki 6 Dusun dengan 10 dukuh.Komposisi penduduk desa Candirenggo berdasarkan jenis kelamin yakni jumlah penduduk laki-laki mencapai 2.559 orang, sedangkan untuk penduduk perempuan berjumlah 2.600 orang. Di desa Candirenggo yang terdapat beberapa industri rumah tangga atau home industri yakni terdapat 3 orang pengrajin, 33 orang pedagang dan 30 pembuat batu bata. Selain itu desa Candirenggo juga terbentang hamparan sawah yang ditanami padi yang merupakan makanan pokok masyarakat.Pada bidang pertanian tersebut menyerap 1.772 orang petani dan orang 469 buruh tani.Selain itu masyarakat Candirenggo juga berprofesi sebagai PNS sebanyak 64 orang, TNI/Polri sebanyak 20 orang.Karyawan swasta 329 orang. Dalam bidang transportasi menyerap 15 orang warga sebagai montir, peternak sebanyak 56 orang, nelayan sebanyak 15 orang, pensiunan sebanyak 23 orang sedangkan perangkat desa sebanyak 30 orang. 2. Potensi Wisata Candirenggo Potensi-wisata yang ada di Desa candirenggo (aktivitas, sumberdaya alam, sumberdaya sosial) dapat dikembangkan menjadi daya Tarik wisata dalam mendukung pengembangan desa wisata. Adapun potensi aktivitas masyarakt yang dapat dikelola menjadi daya Tarik wisata meliputi:Kegiatan membajak sawah, menanam padi, memetik padi secara tradisonal, kegiatan pembuatan gula merah/ kelapa, kegiatan membuat batu bata merah. Selain aktivitas masyarakat yang memiliki potensi daya Tarik wisata, Desa candirenggo juga memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi objek wisata, antara lain: Goa Petruk, Tebing Putih, goa liah, curug, leses, goa macan, goa duren renteng, goa simpenan, goa jemblongan, Goa Surupan, Goa banyu, goa lanse, goa kondangan, goa glatik. Adapun Potensi sumber daya sosial yang dimiliki oleh Desa candirenggo sebagai pendukung pengembangan desa wisata meliputi: kesenian wayang kulit, wayang golek, kuda lumping, sedekah bumi, rebana, campursari, konto dan abid.Desa Candirenggo merupakan desa yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Pada umumnya desa didaerah yang masih jauh dari perkotaan, norma agama dan budaya masih dijunjung tinggi oleh masyarakat desa Candirenggo. Ada adat shalawat dan doa bersama saat bulan apit hitungan hijriyah yang juga memiliki fungsi sebagai kegiatan sedekah desa. Organisasi kesenian seperti kuda lumping dan rebana masih dipertahankan oleh masyarakat sebagai media mempertahanakan adat dan tradisi secara turun temurun.Selain itu, masyarakat desa Candirenggo masih tetap menjaga interaksi sosialnya seperti rasa gotong royong, sambatan, kerja bakti, menyumbang, toleransi dan
kepedulian dengan sesame manusia atau masyarakat. 3. Ketersediaan SDM Desa Candirenggo Dalam mendukung pelaksanaan desa wisata di desa candirenggo, desa ini memiliki ketersediaan SDM yang dapat diandalkan.Tercatat desa ini memiliki jumlah penduduk produktif lebih dari 60 persen dari jumlah keseluruhan penduduk. Dari aspek pendidikan, lebih dari 30 persen masyarakat berpendidikan minimal SLTA/ SMA atau sederajat. Hal ini sangat mendukung implementasi desa wisata di desa candirenggo.Berdasrkan aspek kelembagaan, desa candirenggo telah memiliki POkdarwis dan LMDH yang dapat diarahkan untuk mendukung pengembangan desa wisata.Selain itu, desa ini juga telah memiliki beberapa pemandu wisata yang bersertifikat nasional untuk lebih mendorong suksesnya pengembangan desa wisata di desa candirenggo. 4. Faktor Pendorong dan Penghambat Pembangunan Desa Wisata Faktor Pendorong pengembangan desa wisata: Potensi Keindahan dan keunikan sumber daya alam, Kondisi lingkungan yang sejuk, Posisi strategis desa candirenggo yang berdekatan dengan objek wisata lainnya. Adapun Faktor Penghambat meliputi: Sarana dan prasarana penunjang pariwisata masih minim,Alokasi dukungan dana untuk pengembangan desa wisata, Minimnya Ketersediaan SDM sebagai pemandu wisata, Ketidaktahuan sebagian besar masyarakat tentang potensi-potensi wisata. 5. Analisis Potensi Lingkungan Internal dan Eksternal 1) Potensi Lingkungan Internal Faktor internal di desa Candirenggo, yeng termasuk dalam kekuatan meliputi, (1) Keindahan sumber daya alam, (2) Keunikan sumber daya alam, (3) Keberadaan Goa Petruk, (4) Kondisi lingkungan yang sejuk, (5) berbagai usaha pendukung dari masyarakat local, (6) keterjangkauan, (7) Sikap masyarakat yang ramah, (8) letaknya yang berdekatan dengan objek wisata lainnya, (9) Keamanan.Kelemahan meliputi, (1) Sarana dan prasarana penunjang pariwisata. (2) Dukungan langsung Dinas Pariwisata (3) keterampilan masyarakat dalam berbahasa asing (4) Manajemen Pengelolaan objek wisata, (5) Dukungan dana untuk pengembangan desa wisata (6) Kebersihan lingkungan (7) Ketersediaan SDM sebagai pemandu wisata. (8) Penataan Lingkungan. 2) Potensi Lingkungan Eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh pada pengembangan desa wisata di Desa Candirenggo, yang termasuk dalam peluang meliputi, (1) Peningkatan Kunjunganwisatawan mancanegara di Kabupaten Kebumen, (2) Peningkatan kunjungan wisatawan nusantara di Kabupaten Kebumen (3) Kemajuan TIK sudah merata diseluruh daerah. (4) Adanya promosi yang gencar terkait potensi wisata oleh pemerintah (5) trend Peningkatan permintaan akan wisata minat khusus (6) Regulasi tentang peningkatan anggaran untuk desa untuk pembangunan ekonomi desa (Dana Desa).Faktor ancaman meliputi, (1) Persaingan dengan daerah lain dalampengembangan desa wisata. (2) Berubahnya pola pikir dan perilaku masyarakat oleh karena pengaruh pihak pendatang. (3) Kerusakan lingkungan. d. Analisis S-W-O-T Berdasarkan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal desa wisata di desa Candirenggo, maka dilakukan analisis SWOT (strength, weakneses, opportunities, dan threat) untuk merumusakan berbagai strategi alternatif pengembangan desa wisata di Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.Berdasarkan analisis SWOT terhadap faktor internal dan
faktor eksternal maka disusun strategi umum pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di desa Candirenggo (tabel matriks SWOT terlampir), yaitu: 1) Melakukan pengembangan desa wisata dengan mempertahankanberbagai potensi dan daya daya tarik wisata sebagai suatu keunggulan kompetitif melalui pengembangan ekowisata 2) Melakukan kerjasama promosi wisata dengan berbagai pemangku kepentingan dan aktor pariwisata mengenai ekowisata. 3) Melakukan penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendukung pariwisata untuk mendukung implementasi ekowisata di desa Candirenggo. 4) Membangun kemitraan yang harmonisdan saling menguntungkan dengan berbagai pihak (Masyarakat, Pemerintah dan Swasta) 5) Melakukan sosialiasasi kepada masyarakat lokal sekitar desa Candirenggo tentang eko wisata 6) Meningkatkan dan mempertahankan kearifan lokal dan pelestarian alam dalam mendukung implementasi ekowisata 7) Melakukan penataan lingkungan dan pengelolaan kawasan secara terpadu dengan mempertimbangkan aspek keharmonisan alam dan sosial. 8) Memberikan pelatihan bahasa inggris bagi para pemandu wisata lokal Dalam melakukan implementasi delapan strategi pengembangan desa wisata di Desa Candirenggo harus mengacu prinsip dasar dalam melakukan pengembangan wisata berbasis masyarakat, yaitu:Inklusiviatas, Pengurangan Kemiskinan, Pengembangan UMKM, dan Pemberdayaan masyarakat.
IV.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Simpulan Desa Candirenggo memiliki berbagai potensi sumber daya alam dan budaya yang dapat dikembangkan sebagai daya tari wisata.Potensi potensi wisata tersebut merupakan modal awal dalam mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Berbagai potensi wisata baik berupa Goa, Air Terjun, Tebing, Panorama alam, kesenian lokal belum dikembangkan secara optimal untuk kesejahteraan masayarakat lokal melalui pengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Mayoritas dari potensi wisata alam yang dimiliki oleh Desa Candirenggo berada di kawasan perkebunan yang dikelola oleh Perum Perhutani.Kerjasama yang saling menguntungkan antara pemerintah,
masyarakat
lokal
dan
Perum
Perhutani
sangat
penting
dalam
rangka
mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Desa Candirenggo memiliki banyak kekuatan dalam rangka meraih berbagai peluang pada sektor kepariwisataan.Ada delapan isu / faktor strategis yang dapat digunakan untuk mendesain
strategi
pengembangan
desa
wisata
berbasis
masyarakat
untuk
desa
Candirenggo.Aspek inklusiviatas, upaya pengurangan kemiskinan di desa, pengembangan UMKM, dan pemberdayaan masyarakat merupakan pilar utama dalam mendesain strategi pengembangan desa wisata berbasis masyarakat.Strategi umum berkaitan dengan pengembangan desa wisata berbasis masyarakat memiliki penting dalam mendesain peta jalan pengembangan desa wisata serta rencana aksi pengembangan desa wisata.
2. Rekomendasi
Dalam upaya mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat di desa Candirenggo beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan desa wisata berbasis mayarakat di desa Candirenggo. Pertama, untuk para pelaku wisata di desa candirenggo (pokdarwis, LMDH, Pemerintah desa) diharapkan dapat (1) melakukan pengembangan desa wisata dengan mempertahankan berbagai potensi dan daya daya tarik wisata sebagai suatu keunggulan kompetitif melalui pengembangan ekowisata dan wisata minat khusus, (2) melakukan kerjasama promosi wisata dengan berbagai pemangku kepentingan dan aktor pariwisata mengenai desa wisata, (3) membangun kemitraan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan Berbagai Pihak (Masyarakat, Pemerintah dan Swasta), (4) meningkatkan dan mempertahankan kearifan lokal dan pelestarian alam dalam mendukung implementasi desa wisata berbasis ekowisata.. Kedua, untuk pemerintah desa dan pemerintah kabupaten (dinas terkait)diharapkan dapat (1) melakukan penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendukung pariwisata untuk mendukung implementasi desa wisata berbasis ekowisata, (2)melakukan sosialiasasi kepada masyarakat lokal sekitar desa Candirenggo tentang eko wisata, (3) melakukan penataan lingkungan dan pengelolaan kawasan secara terpadu dengan mempertimbangkan aspek keharmonisan alam dan sosial. (4) memberikan pelatihan bahasa inggris bagi para pemandu wisata lokal dengan berkerjasama dengan perguruan tinggi dan pihak swasta.
DAFTAR PUSTAKA Ivolga, A. (2014). Overview of contemporary issues of sustainable rural development in Russia in terms of existing differences between regions. Econ. Agric, 2, 331–345. Romera, E.B., Brida, G.J., Martinez, C.A., Riano, E., Devesa, M.J.S. (2011). Rural tourism at Arqitectura Negra villages (Guadalajara Spain): Demand analysis, Tourism Management, Vol. 27, pp.1011-1013. Randelli, F., Romei, P., Tortora, M., & Tinacci, M. (2012).Rural tourism driving regional development in Tuscany.The renaissance of the countryside. Streimikiene, D., Bilan, Y. (2015). Review of Rural Tourism Development Theories, Transformations in Business & Economics, Vol. 14, No 2 (35), pp.21-34. Trukhachev, Alexander.(2015). Methodology for Evaluating the Rural Tourism Potentials: A Tool to Ensure Sustainable Development of Rural Settlements,Sustainability, Vol. 7, pp.3052-3070.