FAKULTAS KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN Oleh : Agus Supriyanto, SE POKOK BAHASAN Peranan Kewirausahaan dalam Meningkatkan Kesejarhteraan Masyarakat DESKRIPSI Dalam perkulihan ini Anda Akan mempelajari bagamana peranan kewirausahaan dalam peningkatan kesejahteraan Masyarakat. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu 1. Menyebutkan pengertian kesejahteraan masyarakat. 2. mengukur kemampuan perkonomian masyarakt, 3. Menjelaskan cara-cara mengembangkan kesejarteraan masyarakat.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Agus Supriyanto, SE.
KEWIRAUSAHAAN
1
PERAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENDORONG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA
Mengapa kewirausahaan dapat mendorong kesejahteraan masyarakat di Indonesia ?
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, marilah kita tengok sebentar sebuah kisah tentang seorang wirausahawan kerak nasi dari Solo yang kami petik dari Harian Bisnis Indonesia berikut ini :
Memulai usaha baru tidak selalu membutuhkan modal besar. Dengan modal kesabaran dan komitmen untuk konsisten menjalankan usaha, kesuksesan akan diraih sesuai harapan. Kisah sukses inilah yang dirasakan oleh Ibu Yati, ibu empat anak kelahiran Sragen yang memulai usaha jual beli kerak nasi goreng atau dalam bahasa Jawa disebut intip goreng yang akhirnya menjadi menjadi makanan khas Solo. Kisah diawali dengan perjalanan Ibu Yati yang perantauan asal Sragen pada saat krisis moneter melanda tahun 1997 , satu-satunya usaha yang bisa dijalankannya untuk mencari sesuap nasi bagi anak dan suaminya adalah berjualan intip nasi yang selalu bersisa dari dasar periuk miliknya setiap hari. Setiap harinya kerak nasi digoreng dan dimasukkan dalam plastik kecil untuk dijual berkeliling ke beberapa tetangga dengan harga Rp. 500,- per bungkus. Perlahan-lahan permintaan pelanggan intip goreng semakin banyak saja. Dibantu oleh suaminya yang penarik becak, Yati mulai mencari kerak nasi dari kampung ke kampung. Setelah 10 tahun berselang, usaha yang tadinya dijalani dari pintu ke pintu akhirnya dialihkan ke rumah. Usaha Ibu Yati berbuah kesuksesan. Tanpa perlu lagi masuk ke kampung-kampung untuk mencari kerak nasi, dia bisa menggoreng 100 kg kerak nasi mentah dalam sehari. Bahan baku yang dijadikan intip goreng juga diperoleh dari pemasok yang tersebar di kampung-kampung Kaliyoso, Klaten dan Sragen. Dalam sehari-hari, masing-masing pemasok bisa menyerahkan 40 kg kerak nasi mentah kepada Yati, yang kemudian akan disimpan dalam sebuah ruangan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Agus Supriyanto, SE.
KEWIRAUSAHAAN
2
Berkat kesuksesannya mengelola usaha ini, Yati kini bisa membeli sebuah rumah bertingkat tidak jauh dari lokasinya yang lama. Bahkan rumah berdinding tembok warna merah jambu itu juga memiliki gudang untuk menyimpan kerak nasi mentah setinggi dua kali tinggi manusia dewasa. Selain rumah yang berdiri megah, Yati juga mampu menghidupi keempat anaknya beserta keluarganya. Bukan hanya itu, rumah yang pada bagian depannya difungsikan sebagai toko itu juga membantu perekonomian warga sekitar yang memiliki usaha rumahan.
Petikan diatas merupakan sebagian kecil gambaran tentang masyarakat kita yang melakukan usaha sebagai sumber kehidupannya, dan berkat keuletan dan ketekunannya beberapa orang berhasil meraih kesejahteraan dan kehidupan yang lebih layak.
Sayangnya, semangat berwirausaha pada masyarakat kita masih
tergolong sangat kecil . Hasil survei Litbang Media Group tanggal 30 April 2007 menunjukkan motivasi masyarakat Indonesia untuk menjadi pengusaha ternyata masih rendah. Mayoritas responden lebih menyukai menjadi pekerja terutama pegawai negeri daripada menjadi pengusaha. Realitas ini jelas mencerminkan kondisi riil yang kita rasakan sekarang. Keadaan ini perlu mendapat perhatian serius apalagi kita menghadapi masalah perekonomian yang rumit seiring dengan tingginya angka pengangguran . Di negara manapun, kewirausahaan atau dunia usaha memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal inilah yang mendorong tentang pentingnya akan kesadaran masyarakat tentang peran kewirausahaan dalam mendorong kesejahteraan.
Apakah kewirausahaan itu ?
Kewirausahaan
adalah
semangat,
perilaku
dan
kemampuan
untuk
memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Sedangkan Wirausahawan adalah orang yang dapat melihat cara-cara yang ekstrem dan mau mengubah sesuatu yang tidak bernilai atau bernilai rendah menjadi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Agus Supriyanto, SE.
KEWIRAUSAHAAN
3
sesuatu yang bernilai tinggi dengan cara memberikan nilai baru ke barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apabila suatu nilai ditambahkan ke dalam suatu produk/barang , maka akan didapatkan keuntungan.
Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu :
a. wirausaha awal b. wirausaha tangguh c. wirausaha unggul.
Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya yang lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya wirausaha yaitu perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreatifitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.
Fenomena Pengangguran di tanah air
Usaha yang dilakukan oleh Ibu Yati yang berawal pada tahun 1997 sangat kontras dengan apa yang terjadi pada saat yang sama dimana krisis moneter menimpa negara kita dan membuat pondasi ekonomi nasional runtuh. Ambruknya memutuskan
ekonomi
hubungan
nasional
pekerjanya,
Indonesia
inflasi
yang
mendorong meningkat,
perusahaan dan
berbagai
permasalahan lainnya. Semakin banyaknya jumlah penganggur berarti semakin meningkatnya jumlah penduduk miskin. Hal ini tercermin dengan adanya 80.000.000 penduduk miskin pada tahun 1999. Setelah beberapa tahun, ternyata krisis ekonomi di Indonesia belum bisa teratasi seluruhnya. Jumlah pengangguran bertambah banyak. Laporan resmi dari Badan Pusat Statistik menyatakan pada 2006 terdapat 30 % pengangguran dari angkatan kerja sebanyak 135 juta jiwa. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus 2004 sebesar 9,9 % dari angkatan kerja sebanyak 104 juta jiwa.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Agus Supriyanto, SE.
KEWIRAUSAHAAN
4
Jumlah pengangguran yang meningkat merupakan indikator meningkatnya pula angka kemiskinan.
Kewirausahaan sebagai solusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
Upaya pemulihan perekonomian Indonesia pasca krisis tidak hanya cukup dengan mendongkrak rupiah atau dengan melunasi utang, tetapi dengan meninggalkan
paradigma
kapitalisme
klasik
serta
dengan
memberlakukan
paradigma demokrasi ekonomi yang melibatkan seluruh komponen ekonomi, termasuk pengusaha kecil dan menengah (UKM) yang tidak mendapat tempat dan peran yang cukup dalam paradigma lama. Demokrasi ekonomi atau dikenal juga dengan istilah ekonomi rakyat, eknomi kerakyatan, ekonomi berdimensi kerakyatan pada intinya adalah sistem ekonomi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk rakyat kecil ataupun pengusaha kecil dan menengah yang selama ini terpinggirkan. Sedikitnya ada empat komponen yang ideal dalam ekonomi berdimensi kerakyatan, yakni ; pertumbuhan tinggi, pengurangan ketidakadilan sosial dan kemiskinan absolut, partisipasi dan emansipatif dan pembangunan berwawasan lingkungan. Pengembangan kewirausahaan dalam hal ini usaha skala kecil (UKM) akan memperkokoh perekonomian nasional karena rakyat kecil diberi peran aktif dan peluang untuk tumbuh dan berkembang. Pengembangan sistem ekonomi yang memberi peluang bagi usaha-usaha kecil untuk berkiprah dalam perekonomian nasional akan mendorong tumbuhnya perekonomian berbasis wirausaha, yang selanjutnya akan mendorong munculnya usaha-usaha baru. Dengan demikian, pelaku-pelaku lokal mendapat kesempatan untuk berperan aktif. Para wirausaha ini biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal pribadi atau modal patungan. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi perusahaan yang sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Penyebarannya ke desa-desa ikut mendorong pemerataan kesempatan kerja. Dalam kaitan ini sebuah penelitian mengungkapkan bahwa : Dari seluruh badan usaha di Indonesia, 99% diantaranya adalah sektor usaha kecil yang menyerap 99,6 tenaga kerja Indonesia, Industri kecil dan rumah tangga memutarkan hanya 10% dari total uang beredar, tetapi menyumbang 48% terhadap produk Domestik Bruto (PDB), dan 15% dari total ekspor non migas. Hal ini menunjukkan besarnya potensi usaha kecil yang masih dapat dikembangkan, baik dalam produktivitas maupun daya saing.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Agus Supriyanto, SE.
KEWIRAUSAHAAN
5