.
BAB VII QUIN TEMPLE INTERNATIONAL HOTEL
Wajah lugu menggemaskan itu tidak tau persis apa yang sedang terjadi di sekitarnya.. dia lebih asyik memainkan boneka Angry bird yang sedang populer dikalangan anak-anak balita saat ini. Boneka itu jatuh ke lantai karena terlepas dari genggamannya yang lemah. Dia hanya bisa merengek memohon kepada Ibunya agar diturunkan dari pangkuannya untuk dapat meraih bonekanya yang tergolek dilantai. Wajah lugu itupun terdiam dari rengekannya ketika dihadapannya berdiri seorang Laki-laki memungut bonekanya dengan melempar senyuman ramah. “Mosyu Diva Moslemma. Nama yang sangat bagus” Pria itu membaca label nama yang di bordir pada tubuh boneka itu. Kemudian dia membungkuk untuk memberikannya kembali kepada balita yang sedang berada di pangkuan Ibunya. Pria itupun melangkah pergi memperhatikan Orang orang yang ditawannya di tengah-tengah ruangan yang luas nan megah. "Apa yang sedang mereka lakukan pada pintu pintu itu Violet?"
Seorang wanita berbisik kepada Ibu yang sedang memangku balita dan bonekannya itu. "Mereka sepertinya memasang peledak di pintu-pintu itu. " Jawab Violeta dengan bisikan pula. Violetpun menitipkan mosyu ke pangkuan sahabat yg duduk persis di sampingnya. Sahabat yang kini memangku anak kecil inipun belum tau maksud Violeta menitipkan anaknya kepadanya. Mereka sengaja dikumpulkan oleh Godrazki Rhodeck, pemimpin dari kelompok penjahat profesional ini di dalam ballroom. Sebuah ruangan multifungsi khusus untuk event-event besar yang dapat menampung dua ribu orang lebih. Mereka yang ditawan sebagai sandra selain tamu-tamu penting juga seluruh karyawan dan staf hotel tersebut. Violetpun berdiri dari duduknya, Salah seorang penjahat yang berada dekat dengannya langsung menodongkan senjatanya ke arah violet sambik menggertak. "Siapa yang menyuruhmu berdiri jalang?!!. Ayoo duduk!!.." Violet mengangkat kedua tangannya dengan tenang. “Ijinkan aku bicara...” Dari kejauhan Godrazki pun merespon. 2
" Apa yang akan kamu bicarakan nona?" Godrazki berjalan ke arah Violet sembari memainkan jari jarinya memberi kode anak buahnya untuk menurunkan ujung senjata yang mengarah tepat di kepala ke Violet. "Apa yang hendak kalian lakukan terhadap kami semua?. Kalian sudah mendapatkan permata itu. kalian juga sudah menguras harta kami semua. Kenapa kalian tidak langsung kabur saja..! bebaskan kami..” Godrazki Rhodeckpun dengan tenang menjawab pertanyaan Violet yang sedikit beraroma emosi. "Kami akan memperlakukan kalian semua dengan baik . Sebentar lagi tempat ini akan dipenuhi aparat kepolisian. Jika polisi mau bekerja sama, kalian pasti selamat. Dan jika mencoba menghalangi niat kami. Itu artinya polisi lebih suka cari muka daripada keselamatan kalian..." Godrazki Rhodeck mencabut pistolnya dan di tempelkan ujungnya ke dahi violet. " PERHATIAN SEMUANYA..!! JIKA ADA YANG BERANI BERDIRI TANPA KAMI SURUH.., PELURU INI TIDAK KOMPROMI LAGI!!
3
Godrazki berteriak lantang di depan ribuan orang yang dia sandra. Sementara Violet hanya bisa diam pasrah memejamkan matanya sambil menangis lirih, ketika ujung pistol itu disentuhkan tepat di dahinya. Tiba-tiba seorang wanita sahabat violet yang duduk tak jauh dari kejadian itu berdiri sambil kedua tangannya mengepal didepan dada. Tak kuasa melihat violet yang sedang menangis ditodong pistol Godrazki. ”Aku mohon jangan sakiti dia. Jangan sakiti siapun.." Belum selesai wanita itu mengiba dengan isak tangisnya. Letusan pistol dari tangan Godarzki meluncurkan peluru dan melubangi kepala wanita itu. Hampir Seluruh sandra yang duduk di dalam ruangan itu menjerit ngeri melihat aksi Godrazki yang mengeksekusi wanita sahabat violet ini. “ MASIH KURANG JELAS PENGERTIAN DARI SAYA??, SIAPA LAGI YANG MAU MENYUSUL TEMAN KALIAN INI KE AKHIRAT!!..” Semua sandra terdiam membisu. Hanya terdengar rintihan rintihan kecil ketakutan dari beberapa wanita tamu hotel. Bersamaan dengan itu Violet bersimpuh lemas di jasad temannya sambil berlinangan air mata. Ada perasaan bersalah didirinya sehingga nyawa temannya harus terenggut. Godrazki meninggalkan suasana haru tersebut tanpa ada ekspresi penyesalan di wajahnya. Dengan langkah yang santai sembari 4
menyelipkan pistol dipinggangnya Diapun memberi kode kepada anak buahnya untuk memisahkan jasad yg lunglai dari pangkuan violeta untuk di bawa ke ruangan yang lain. tak lama kemudian walki talkie Godrazki mengeluarkan suara. “ Boss.. kita punya masalah” Seorang anak buah Godrazki yg ahli brankas memanggil melalui radio HT yang tersemat di saku jaketnya. “Saya segera kesana” Jawab Godarzki dengan wajah penuh kegelisahan. “Jinly, saya akan ke ruang penyimpanan, sepertinya ada masalah serius. kamu terus pantau pengamanan sekitar gedung ini, laporkan ke saya jika sudah ada reaksi dari para serangga..” Godrazkipun bergegas keluar ruang ballroom menuju ruang penyimpanan hotel tidak jauh dari ruang ballroom tersebut. hotel bertaraf internasional ini sudah mendapat gelar tujuh bintang karena kenyamanan serta keamanan tamu sangatlah berkelas. Tempat penyimpanan atau penitipan barang-barang berharga milik tamupun sudah dilengkapi dengan brankas besar standar bank. Godrazki tiba di ruangan yang dihiasi pintu baja amat kokoh. Sementara terlihat dua orang kaki tangannya 5
yang ahli di bidang brankas terlihat mengutak ngatik peralatan mereka dengan serius. ada beberapa perangkat digital yang kabelnya terhubung ke suatu alat serupa mesin bor besar, dan seorang lagi memainkan jari-jarinya pada laptop yang terkoneksi pada mesin pemindai elektrik yang menempel pada pintu yang terlihat mewah, berhias besi baja berwarna stainless, namun mampu menahan kekuatan apapun yang ingin membukanya secara paksa. “Apa kendalamu ?” Keasikan mereka terganggu oleh kehadiran Godrazki. “Sangat besar boss, Kami menyimpulkan bahwa rangkaian pintu ini hanya dimiliki beberapa perusahaan yang amat vital dalam menyimpan arsip rahasia, diantaranya pentagon dan juga ruang arsip rahasia kerajaan di london. Dan pintu super canggih ini diproduksi tidak secara masal oleh seorang ahli yang berasal dari israel, dan pintu inipun.....” “Cukup opinimu tentang asal usul pintu laknat ini..!!, lalu apa yang membuat kalian merasa pesimis..??” Godrazki memotong pembicaraan salah satu dari mereka. “Pintu ini memiliki triple pasword boss..” 6
“Lebih dari sepuluhkali kalian berhasil menjebol pintu brankas di penjuru negeri di bumi ini, mengapa saat ini kalian dibuat tak berdaya oleh pintu yang satu ini...?” Godrazki menghampiri pintu besi itu dan menepuknepuk pintu itu dengan telapaknya. ada isyarat kekecewaan pada wajahnya, kerutan dahi dan kedua alisnya yang menyatu menyorotkan bahasa yang sudah sangat dimengerti oleh kedua anakbuahnya, bahwa mereka harus terus berusaha tanpa henti. “Boss.., kami mungkin masih punya peluang untuk bisa membukanya dengan kekerasan, namun itu membutuhkan peralatan yang lebih besar dan tentunya waktu yang dibutuhkan juga tidak pendek.” Salah seorang anakbuahnya yang berkulit hitam memberi masukan. “Bagaimana jika yang saya ingini dari kalian adalah membukanya dengan waktu yang tersedia saat ini, carilah solusi sendiri, karena jika aku yang harus berpikir. tak ada gunanya kalian bergabung bersamaku saat ini..” Ucapan Godrazki datar namun sarat ancaman. kedua anakbuahnya ini paham betul tabiat pemimpinnya. Dahulu Godrazki pernah menembak mati salah seorang anak buahnya sendiri yang selalu 7
Mengeluhkan tugasnya. namun sebaliknya, jika anak buahnya berhasil melakukan tugas dengan baik, Godrazki tak tanggung-tanggung memberi imbalan. “BOSS...”. Panggilan itu menghentikan langkah Godrazki yang hendak keluar dari ruangan. “ya..” Jawab Godrazki yang masih memegang handel pintu. “Bantu kami menemukan paswordnya bos..?” “Bagaiman caranya?” “Pintu ini butuh dua orang yang memegang pasword digital" Biasanya yang memegang pasword itu adalah Manajer hotel dan seorangnya lagi mungkin kepala sekuriti.” “Mudah sekali, mengapa kalian tidak bilang dari tadi?” “Kami baru saja dapat balasan surel panduan dari teman seprofesi yang sempat ikut bekerja pada perusahaan Brankas ini, dan itu hanya membuka pasword digitalnya saja boss.., Sebetulnya kami bisa 8
mendapatkan angka-angka tersebut dengan aplikasi random yang biasa kami gunakan pada komputer, namun butuh waktu lama, dan yang tersulit adalah satu pasword pindai suara juga retina yang kami temukan di pintu ini,” “Siapa menurut kalian yang memiliki suara maupun retina ajaib itu, agar kita dapat membuka pintu ini?” “Kemungkinan dia adalah pemilik hotel ini boss..” “Baiklah, aku akan upayakan sesegera mungkin, tapi kalian tetap berusaha untuk menemukan solusi lainnya” “Baik boss..” Violet masih dirundung duka atas tewasnya rekan sekerja yang baru saja dieksekusi Godrazki. Wajahwajah kerabatnyapun memancarkan ekspresi yang sama, didera ketakutan dan kesedihan yang mendalam. dan sesaat wajah-wajah para sandera tersebut dikejutkan oleh teriakan Godarzki yang memasuki ruangan. “TUAN DAN NYONYA SEKALIAN...!!, MOHON PERHATIAN SEBENTAR..., KAMI MEMBUTUHKAN ANGKA-ANGKA AJAIB UNTUK MEMBUKA PINTU BESI DISEBELAH RUANG INI.., DAN SAYA TIDAK SUKA BASA BASI YANG AKAN MEMBUANG TENAGA MAUPUN NYAWA KALIAN SATU PERSATU..!!, SILAHKAN MAJU KEDEPAN BAGI KALIAN YANG 9
MERASA MEMILIKINYA..!! HITUNGAN SAYA SAMPE TIGA, JIKA TIDAK ADA YANG SUDI BEBRBAGI ANGKA TERSEBUT, AKAN SAYA JEBOLIN KEPALA KALIAN SATU PERSATU DENGAN PELURU SAYA..!!!, JANGAN KUATIR, SEMUA KEBAGIAN.., KARENA SAYA BAWA PELURU BANYAK.. BANYAK SEKALI...!!”
Godarzkipun mencabut pistolnya yang terselip di pinggang, dan merengkuh rambut salah satu sandera wanita yang terdekat dari tempat dia berdiri. "SAYA MULAI BERHITUNG..!!!."
Pistol yang dia genggam di tempelkan ujungnya di kepala wanita yang dia rengkuh rambutnya dengan kasar. Tangisan pilu wanita ini membuat seluruh sandera semakin di selemuti berjuta kengerian. “..SATUUU...!!!...DUAAA...!!!!”
Hitungan Godrazki berhenti ketika salah satu pria berbadan tegap dan berpakaian jas hitam rapi maju di hadapannya. “Siapa kamu tuan?” Godrazki bertanya sambil ujung pistolnya mengarah ke laki-laki ini. 10
11