ANALISIS IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS LULUSAN DI SMAN 13 MEDAN
TESIS
Oleh
K O L A
E
A
S
A S A R JA
N
PA
C
H
S
DIAN RELITAWATI 077003036/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
ANALISIS IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS LULUSAN DI SMAN 13 MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi Perencanaan Pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh DIAN RELITAWATI 077003036/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi
IMPLEMENTASI PROSES : ANALISIS PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS LULUSAN DI SMAN 13 MEDAN : Dian Relitawati : 077003036 : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) : Perencanaan Pendidikan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Bachtiar Hassan Miraza) Ketua
(Prof. Dr. Aldwin Surya SE,. MPd,. PhD) Anggota
Ketua Program Studi
(Prof. Bachtiar Hassan Miraza)
(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS) Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)
Tanggal lulus : 10 September 2009
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Telah diuji pada Tanggal: 10 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
:
Prof. Bachtiar Hassan Miraza
Anggota
:
1. Prof. Aldwin Surya SE,.MPd,. PhD 2. Dr. Tavi Supriana MS 3. Drs. Agus Suryadi, M.Si 4. Drs. Rujiman MA
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
ABSTRAK
Manusia merupakan kunci keberhasilan pembangunan karena manusia berperan sebagai pelaksana pembangunan. Keberhasilan pembangunan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu mendorong pembangunan wilayah serta mampu memanfaatkan potensinya secara baik. Keberhasilan pendidikan dengan kualitas lulusan yang berkualitas inilah akan menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Keberhasilan program pendidikan tergantung kepada implementasi proses pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Berdasarkan alasan tersebut penelitian yang berjudul “Implementasi Proses Pembelajaran terhadap Kualitas Lulusan di SMAN 13 Medan” ini dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa bagaimana pengaruh implementasi proses pembelajaran terhadap kualitas lulusan di SMAN 13 Medan, faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam proses pembelajaran di SMAN 13 Medan, dan bagaimana kompetensi guru terhadap proses pembelajaran di SMAN 13 Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan uji beda rata-rata (compare means). Hasil penelitian menunjukkan: (1) Implementasi proses pembelajaran di SMAN 13 Medan ternyata berpengaruh positif terhadap kualitas lulusannya. (2) Faktor yang dominan mempengaruhi proses pembelajaran diantaranya adalah kompetensi guru, kurikulum dan intelegensi siswa. Hasil ini diketahui dengan melihat nilai hasil ujian akhir dari tahun ketahun yang semakin meningkat. (3) Kompetensi yang dimiliki guru di SMAN 13 Medan sangat tinggi dalam proses belajar mengajar, hal ini terlihat dari mean atau nilai rata-rata empirik yang lebih besar yaitu 215,140 dari mean atau rata-rata hipotiknya yaitu 156. Berdasarkan hasil-hasil tersebut disarankan kepada pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam hal perencanaan dan penyusunan programprogram pendidikan sehingga kualitas lulusan akan terus meningkat. Guru jangan cepat merasa puas dengan apa yang telah diperoleh selama ini serta dapat mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya.
Kata Kunci: Implementasi Proses Pembelajaran, Kualitas Lulusan, SDM Berkualitas, dan Pengembangan Wilayah.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
ABSTRACT
Human being represent the key of development efficacy because human being executor personating in development. Development need the human resource with quality so that pust the development a region and also able to exploit the potency well. Education efficacy with the grad which with this quality will make the human resource which with quality also. Efficacy program the education depend to study implementation executed at school. Pursuant to the reason of research entitling “Study Process to Grand Quality in SMAN 13 Medan” done. The research target is to analyse how implementation influence process study in SMAN 13 Medan, factors what having an effect on course of study in SMAN 13 Medan, and how interest learn to study process in SMAN 13 Medan. Analysis method used in this research is analysis descriptive whit compare means. Result of research show: (1) Implementation process the study in SMAN 13 Medan in reality have an effect on positive to its grad quality. (2) Dominant factor in influencing study process among other things is teacher interest, curriculum, and intelegency student. This result is known seenly assess result of test of year to year which progressively mount. (3) Interest learn in SMAN 13 Medan is high enough in course of learning to teach. This metter is seen from mean or avarage value of empirik of larger ones that is 215,140 from mean or average value its mortgage that is 156. Pursuant to the pickings suggested to government to the repair in the case of planning and compilation of education programs so that grand quality will increasingly. Teacher don’t quickly lick lips by what have been obtained durring the time and also can maintain and improve its interest.
Keywords: Implementation Process the Study, Grad Quality Human Resource With Quality, and Regional Development.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan hidayah-Nya saya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Pendidikan Nasional melalui Team Manejemen Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi Perencanaan Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberi bantuan finansial sehingga meringankan beban kami selama perkuliahan hingga menyelesaikan usulan penelitian ini. Dengan selesainya usulan penelitian ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Chairuddin P Lubis DTM&H, Sp.A(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang dijabat oleh Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc atas kesempatan yang diberikan kepada saya menjadi mahasiswi Program Magister pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya ucapkan kepada Prof. Bachtiar Hassan Miraza, Prof. Aldwin Surya SE,. MPd,. PhD, Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Komisi pembimbing yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran kepada saya. Terima kasih juga kepada seluruh Dosen Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi Perencanaan Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang dengan sepenuh hati memberikan materi-materi pelajaran selama perkuliahan berlangsung.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya ucapkan kepada kakanda-kakandaku diantaranya Hasniar Andayani Pane, S.Psi. M.Psi, Dra. Sri Pratiwi, MSi, dan abanganda Ir. Fuad, MMA atas perhatian dan dorongan morilnya kepada saya. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada suami dan anak-anak saya yang saya sayangi yang telah memberi dorongan moril selama masa perkuliahan hingga saat ini, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan anugerah yang melimpah kepada kita semua. Amin.
Medan, 10 September 2009
PENULIS
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
RIWAYAT HIDUP
DIAN RELITAWATI lahir di Medan, pada tanggal 15 Desember 1968. Seorang PNS di salah satu instansi Pemerintah Kota Medan terhitung mulai 1 April 1992 hingga saat ini. Anak kedua dari empat orang bersaudara dari seorang Ayah bernama: Alm. H. Hasanuddin Pane, dan Ibu bernama: Alm. Hj. Karsini S. Bertempat tinggal di Jl. Karya Jaya Gg. Eka Budi No. 9 Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. Seorang muslimah yang telah menikah dan dikaruniai seorang putri serta seorang putra. Dengan latar belakang pendidikan: Sekolah Dasar Negeri 060788 Medan tamat tahun 1981. SMP Swasta Widyasana Medan pada tahun 1984. SMAN 3 Medan Program Ilmu-ilmu Fisik tamat tahun 1987. Akademi Pariwisata dan Perhotelan Darma Agung Medan tamat tahun 1991. Pernah melanjutkan ke program S1 di Fakultas Ekonomi UMSU jurusan Manajemen tahun 1992 hingga tahun 1995. Dan menyelesaikan pendidikan S1 pada STIE Graha Kirana Medan jurusan Manajemen tamat tahun 2002. Melanjutkan pendidikan S2 di Sekolah Pascasarjana USU Medan Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi Perencanaan Pendidikan pada tahun 2007 dan telah lulus pada tanggal 10 September 2009.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK .............................................................................................................. ABSTRACT ............................................................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................................. DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... BAB I
BAB II
i ii iii v vi ix x xi
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1.
Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2.
Perumusan Masalah ..................................................................
8
1.3.
Tujuan Penelitian ......................................................................
8
1.4.
Manfaat Penelitian ....................................................................
9
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10 2.1. Sistem Pendidikan Nasional ....................................................... 10 2.1.1. Karakteristik Sistem Pendidikan .................................... 13 2.1.2. Pandangan terhadap Sistem Pendidikan ......................... 14 2.2. Implementasi Proses Pembelajaran ............................................ 16 2.2.1. Proses Belajar Mengajar ................................................. 19 2.2.2. Sistem Pembelajaran ...................................................... 20 2.2.3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Keberhasilan Proses Pembelajaran ................................ 20 2.3. Pendapat Ahli tentang Proses Belajar ........................................ 22
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2.4. Mutu/Kualitas Pendidikan .......................................................... 24 2.5. Peran Pendidikan terhadap Pengembangan Wilayah ................. 26 2.6. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 29 2.7. Kerangka Pemikiran ................................................................... 31 2.8. Hipotesis Penelitian .................................................................... 33 BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................. 34 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 35 3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 35 3.3. Populasi dan Sampel .................................................................. 36 3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 37 3.5. Teknik Analisis Data .................................................................. 38 3.6. Definisi Operasional ................................................................... 39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 40 4.1. Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 40 4.2. Uji Asumsi ................................................................................. 41 4.2.1. Uji Normalitas Sebaran .................................................. 42 4.2.2. Uji Homogenitas Varians ............................................... 43 4.3. Deskripsi SMA Negeri 13 Medan .............................................. 46 4.4. Implementasi Proses Pembelajaran terhadap Kualitas Lulusan di SMAN 13 Medan ................................................................... 48 4.4.1. Analisis Kualitas Lulusan SMAN 13 Medan ................. 49 4.4.2. Kualitas Lulusan Kelas IPA ........................................... 52
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4.4.3. Kualitas Lulusan Kelas IPS ............................................ 53 4.5. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Proses Pembelajaran di SMAN 13 Medan ................................................................... 56 4.5.1. Faktor Kurikulum ........................................................... 56 4.5.2. Faktor Kompetensi Guru................................................. 59 4.5.3. Faktor Intelegensi Siswa ................................................ 60 4.6. Kompetensi Guru terhadap Implementasi Proses Pembelajaran di SMAN 13 Medan ................................................................... 63 4.7. Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Kaitannya dengan Pengembangan Wilayah ............................................................. 66 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 68 5.1. Kesimpulan ................................................................................ 68 5.2. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 70
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
3.1.
Populasi Guru SMAN 13 Medan Tahun 2009 .....................................
36
3.2
Sampel Guru SMAN 13 Medan Tahun 2009.......................................
37
4.3
Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sebaran......................
43
4.4
Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians...................
43
4.5.
Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians ...................
45
4.6.
Fasilitas yang Dimiliki SMA Negeri 13 Medan Tahun 2009 ..............
47
4.7.
Hasil Perhitungan Antar Tahun Ajaran dengan Analisis Varians 1 Jalur.....................................................................................................
50
Nilai Rata-rata Ujian Akhir SMAN 13 Medan Tahun 2003/2004 s/d 2007/2008.............................................................................................
50
Hasil Perhitungan Signifikan Perbedaan Nilai Ujian Akhir SMAN 13 Medan Tahun 2003/2004 s/d 2007/2008..............................................
51
Hasil Nilai Rata-rata Ujian Akhir Berdasarkan Penerapan Kurikulum yang Diterima Lulusan di SMAN 13 Medan.....................
57
Hasil Analisis Statistik Kompetensi Guru SMAN 13 Medan..............
63
4.8.
4.9.
4.10.
4.11.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Nomor 2.1
Judul
Halaman
Contoh Prosedur Kerja Sistem dalam Sistem Pendidikan (Proses Belajar Mengajar).................................................................................
13
Fase Implementasi Mutu Menurut Jerome S. Arcano dalam Siklus Pemecahan Masalah .............................................................................
25
2.3
Kerangka Pemikiran.............................................................................
32
4.4
Grafik Kompetensi Guru......................................................................
64
2.2
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1.
Kuesioner Penelitian ............................................................................. 72
2.
Hasil Pengolahan Data .......................................................................... 78
3.
Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 106
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi
sumber daya manusia secara optimal karena pendidikan merupakan sarana investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian sebagai modal pembangunan. Melalui pendidikan diharapkan dapat ditingkatkan kemampuan dan partisipasi individu dalam laju pembangunan karena manusia adalah kunci dari pembangunan itu sendiri. Keberhasilan dan kemajuan pembangunan ditentukan oleh manusia sebagai pelaksana pembangunan karenanya diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu mendorong perkembangan wilayah dan mampu memanfaatkan potensi wilayah secara baik dan benar. Oleh karenanya dalam pelaksanaan pembangunan perlu dipersiapkan sumber daya manusia berkualitas melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mampu memberi dukungan dalam paradigma pembangunan secara berkelanjutan dan mampu membangun wilayahnya berdasarkan aspirasi daerah tersebut. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas dalam menghadapi proses dan dinamika kehidupan di masyarakat, pendidikan dipandang sebagai suatu proses peningkatan perbaikan kehidupan yang mampu mengubah pengetahuan,
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
keterampilan dan sikap serta tata laku manusia melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan suatu lembaga yang mampu memberikan jasa pelayanan melalui tenaga pengajar, administrasi maupun pengelolaannya, di mana output pendidikan berupa pengetahuan, keterampilan, sikap serta akhlak yang diperoleh melalui suatu proses, karenanya perlu dilakukan secara baik, agar berjalan secara efisien dan efektif. Pendidikan juga membutuhkan partisipasi dari semua stakeholder karenanya pendidikan dipandang sebagai sebuah sistem yang di dalamnya terdapat organisasi yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Ini berarti bahwa sistem pendidikan tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Dalam kenyataannya sistem pendidikan itu sendiri dihadapkan pada tantangan yang manyangkut mutu dan efisiensi pendidikan secara internal. Sistem pendidikan yang meliputi proses di mana input yang terdiri dari murid, guru, kurikulum, metode belajar dan mengajar, sarana dan fasilitas, serta alat peraga akan menghasilkan out put berupa lulusan. Sistem pendidikan saat ini dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks sehingga pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas, upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan dan perbaikan sarana pendidikan, kurikulum dan sistem evaluasi, pengadaan materi ajar, serta pelatihan guru dan tenaga pendidikan lainnya. Namun pada kenyataannya upaya tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Salah
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
satu indikator kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan Nilai Evaluasi Murni (NEM) siswa yang tidak memperlihatkan kenaikan bahkan cenderung konstan dari tahun ketahun. Pemerintah juga telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
melalui
reformasi
bidang
pendidikan
dengan
memberlakukan
desentralisasi pendidikan seiring dengan otonomi daerah dengan memfokuskan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang berorientasi pada mutu. Makna mutu ditekankan pada kemandirian dan kreativitas sekolah untuk mempermudah pencapaian tujuan pendidikan. Salah satu tujuan MBS yang telah ditetapkan pemerintah adalah untuk memandirikan sekaligus memberdayakan sekolah melalui pemberian wewenang, keleluasaan dan sumber daya untuk peningkatan mutu kinerja sekolah terutama peningkatan hasil belajar siswa. Karenanya untuk mewujudkan tercapai atau tidaknya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah terletak pada pelaksanaan (implementasi) atas sistem pendidikan di sekolah tersebut. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan telah dilakukan melalui perubahan demi perubahan ke arah yang lebih baik, mulai dari tahan perencanaan, pengorganisasian hingga pengawasan telah dilaksanakan, namun kenyataannya sering terjadi penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaan sehingga tujuan tidak dapat dicapai secara maksimal. Permasalahan lainnya adalah dalam kualitas pendidikan terkait suatu sistem yang saling berpengaruh dan tidak berdiri sendiri yaitu mutu lulusan dipengaruhi oleh mutu masukan dan mutu proses.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan antara lain mengenai fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan nasional mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sistem pendidikan merupakan suatu sistem di mana di dalamnya terjadi suatu prosedur dan proses dalam rangka menghasilkan informasi secara tekhnis yang dilaksanakan secara terus-menerus dan tidak terlepas dari kebijakan atas dasar ketentuan yang berlaku. Sistem pendidikan dalam pelaksanaannya dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Oleh karenanya dibutuhkan pengelolaan pendidikan secara efisien, merata (dalam arti memberi kesempatan bagi seluruh anak bangsa) dan akuntabel. Salah satu masalah yang paling penting dalam sistem pendidikan adalah menyangkut mutu/kualitas lulusan, karena berakibat langsung pada masyarakat. Siswa merupakan produk dari sistem pendidikan sehingga bagi siswa yang tidak terfokus pada mutu akan berdampak pada pemberatan anggaran kesejahteraan sosial dan pemborosan waktu. Sekolah sebagai suatu lembaga formal pendidikan sebagai tempat di mana proses pendidikan diselenggarakan dengan implementasi program-program mutu. Ini berarti bahwa sekolah memegang peranan penting dalam mengimplementasikan
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang berorientasi pada mutu secara maksimal sehingga menghasilkan produk lulusan yang berkualitas. Menurut Sihombing dan Indardjo dalam Zainuddin (2008) kualitas pendidikan meliputi: (1) produk pendidikan yang dihasilkan hanya beberapa persentase dari peserta didik yang berhasil lulus dan lulusan tersebut dapat diserap oleh lapangan kerja yang tersedia atau membuka lapangan kerja sendiri, baik dengan cara meniru yang sudah ada atau menciptakan yang baru (2) proses pendidikan menyangkut pengelolaan kelas yang sesuai pada kondisi kelas yang relatif kecil, penggunaan metode pengajaran yang tepat serta lingkungan masyarakat yang ada. Kualitas lulusan yang diserap oleh lapangan kerja atau bahkan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri hanya dapat diwujudkan apabila kualitas lulusan mampu menguasai ilmu pengetahuan, mampu memanfaatkan teknologi, kreatif dan inovatif. Untuk mewujudkannya tergantung dalam pengelolaan komponen sistem yang bersinergi. Sistem pendidikan memiliki beberapa komponen (sub sistem) yang saling berkaitan dan memiliki fungsi masing-masing dalam mencapai tujuan pendidikan, diantaranya: peserta didik, tenaga kependidikan, satuan kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi, akreditasi dan sertifikasi, pengawasan dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti memandang bahwa sekolah adalah suatu sistem sedangkan proses pembelajaran merupakan sub sistem dari sistem pendidikan
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
karenanya peneliti membatasi masalah dalam penelitian tentang proses pembelajaran yang dipandang sebagai jantungnya dari sistem pendidikan yang memiliki fungsi dominan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas sebagai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang membutuhkan layanan pendidikan yang beragam dengan kondisi lingkungan yang berbeda, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya, terutama guru. Guru dan murid merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai tujuan dari proses pembelajaran sehingga keterlibatan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan implementasi dari keaktifan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Guru harus mampu membuat siswa terlibat dalam proses belajar mengajar dengan baik secara fisik maupun mental. Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan penentu dalam pencapaian prestasi belajar siswa sehingga out comesnya adalah lulusan yang berkualitas. Pendidikan menengah atas adalah salah satu komponen dari sistem pendidikan nasional yang merupakan pendidikan umum yang mengutamakan perluasan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir pendidikan. Sekolah menengah atas (SMA) negeri merupakan sekolah
milik
pemerintah
tempat
mengimplementasikan
program-program
pendidikan yang merupakan salah satu bagian dari sub sistem pendidikan nasional.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Terkait alasan tersebut peneliti mengambil salah satu Sekolah Menengah Negeri 13 Medan sebagai tempat penelitian. Kualitas lulusan di SMAN 13 Medan masih belum memuaskan bahkan masih ada siswa yang tidak lulus pada tahun 2007/2008. Dari informasi yang diperoleh bahwa pada tahun 2006/2007 hanya 42 orang lulusan yang diterima di perguruan tinggi negeri dari 235 orang siswa, 15 orang tidak lulus atau mengulang ikut dalam paket C. Tahun 2007/2008 hanya 28 orang yang diterima di perguruan tinggi negeri dari 235 orang siswa, 1 orang tidak lulus, serta rata-rata nilai ujian nasional yang masih belum memuaskan. Sementara tingkat pendidikan rata-rata guru lumayan tinggi. Sebanyak 50 dari 53 orang guru berpendidikan S1, 1 orang guru berpendidikan S2 untuk guru bidang Kimia, dan 2 orang berpendidikan D3 untuk guru bidang studi olah raga dan komputer. Sarana yang dimiliki terdiri dari ruang perpustakaan, laboratorium kimia/biologi, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, lapangan olahraga, dan ruang belajar sebanyak 20 kelas. Persoalan-persoalan tersebut di atas melatar belakangi keinginan peneliti untuk menganalisa secara lebih mendalam, di antaranya mengenai kompetensi guru terhadap implementasi proses pembelajaran, faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran, dan pengaruh implementasi proses pembelajaran terhadap kualitas lulusan di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh implementasi proses pembelajaran terhadap kualitas lulusan pada SMAN 13 Medan? 2. Faktor-faktor apakah yang paling berpengaruh dalam proses pembelajaran di SMAN 13 Medan? 3. Bagaimana kompetensi guru dalam implementasi proses pembelajaran di SMAN 13 Medan?
1.3.
Tujuan Penelitian Mengacu pada perumusan masalah tersebut di atas, dalam penelitian ini ada
beberapa hal yang ingin dicapai, secara umum yaitu untuk memberikan gambaran tentang segala hal yang berkaitan dengan implementasi proses pembelajaran terhadap kualitas lulusan pada SMAN 13 Medan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pengaruh proses pembelajaran terhadap kualitas lulusan di SMAN 13 Medan. 2. Mendeskripsikan
faktor-faktor
yang
paling
berpengaruh
dalam
proses
pembelajaran di SMAN 13 Medan. 3. Mendeskripsikan kompetensi guru dalam implementasi proses pembelajaran di SMAN 13 Medan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara akademis maupun
praktis. 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa konsep bagi pengembangan studi pendidikan yang berkaitan dengan proses kebijakan (formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan). 2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi mengenai permasalahan implementasi kebijakan peningkatan mutu pendidikan, khususnya mengenai dampak implementasi proses pembelajaran terhadap kualitas lulusan, kompetensi guru terhadap implementasi proses pembelajaran, serta faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam implementasi sistem pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan, sehingga informasi ini dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi perbaikan implementasi sistem pembelajaran saat ini, dan masa datang. 3. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi penelitian sejenis atau lanjutannya, dan dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap Pemerintah Kota Medan khususnya Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan penyusunan rencana pendidikan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sistem Pendidikan Nasional Sistem Pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan (UU Sisdiknas, 2003). Tujuan pendidikan pada hakekatnya merupakan pengejawantahan dari berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dalam bidang agama, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keamanan dan pertahanan (Soenarya, 2000). Pendidikan merupakan salah satu cara dalam memperoleh kemampuan fisik, moral, dan sosial untuk meningkatkan strata sosial yang lebih tinggi dan lebih dari sebelumnya. Melalui pendidikan seseorang akan mengalami mobilitas sosial secara vertikal ke atas, dari strata sosial yang rendah meningkat ke strata yang lebih tinggi. Pendidikan juga merupakan salah satu layanan publik yang sangat strategis bagi pemerintah dan sangat besar manfaatnya bagi masyarakat, namun di sisi lain praktek birokrasi yang melingkupinya dapat menyebabkan kemerosotan penyelenggaraan pendidikan, sementara penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan merupakan bagian terpenting dalam mensukseskan misi pendidikan. Karena itu hendaknya konsep sistem harus dipakai untuk menjamin keberhasilan pendidikan (Ace dan Tilaar, 1999).
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Ditinjau dari fungsinya, sistem pendidikan adalah sebagai sumber inspirasi intelektual dan modernisasi dalam kehidupan masyarakat yang mampu memberikan bahan kajian intelektual kepada sistem pendidikan. Produk dari suatu sistem pendidikan itu sendiri harus relevan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang merupakan tuntutan sosial ekonomi dan budaya masyarakat sehingga akan membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, karakteristik sistem pendidikan sebaiknya mempertimbangkan aspek-aspek kehidupan bangsa, lingkungan hidup, pemikiran, agama, ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya (Ace dan Tilaar, 1999). Penggunaan sistem (system approach) di Indonesia digunakan sebagai pisau analisis dalam perencanaan pendidikan nasional sejak tahun 1970 hingga kini untuk menyelesaikan masalah dalam dunia pendidikan nasional berdasarkan sumber yang diperlukan dalam setiap langkah/tahapan dalam perencanaan pendidikan (Tilaar, 1993). Sistem pendidikan harus mampu membuka cakrawala yang lebih luas bagi tenaga yang dihasilkannya, khususnya dalam membuka lapangan kerja baru. Sesuai dengan fungsinya, sistem pendidikan harus dapat menghasilkan tenaga yang mampu mengembangkan potensi masyarakat dalam menghasilkan barang dan jasa termasuk cara-cara memasarkannya. Artinya bahwa sistem pendidikan hendaknya mampu menghasilkan barang dan jasa sekaligus memasarkannya karena penting untuk memperluas lapangan kerja sekaligus lapangan usaha sehingga tamatan atau lulusan
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
sistem pendidikan nantinya tidak tergantung pada lapangan kerja saja melainkan mampu mengembangkan kesempatan kerja yang masih potensial (Tilaar 1993). Sistem pendidikan merupakan sistem yang bersifat terbuka. Sebagai suatu sistem yang bersifat terbuka, sistem pendidikan yang terdiri atas sistem pendidikan yang bersifat nasional. Sub sistem pendidikan terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dan sub komponennya adalah pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan pendidikan kedinasan; sedangkan dimensi pendidikan terdiri atas peserta didik, jumlah tenaga pendidikan, kurikulum, fasilitas dan pembiayaan pendidikan; Variabel pendidikan terdiri atas jumlah peserta didik, jumlah tenaga pendidik, isi pendidikan, prasarana dan sarana pendidikan serta penanggung jawab pendidikan yang terdiri atas orang tua, masyarakat dan pemerintah (Soenarya, 2000). Sistem pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berkualitas dan relevan akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam menghasilkan barang dan jasa (Sunarya, 2000). Dengan adanya pengakuan bahwa sistem pendidikan telah memberikan kontribusi terhadap upaya pengembangan sumber-sumber daya yang harus dialokasikan secara rasional terhadap sistem pendidikan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Sistem Kurikulum
Latar Belakang Kognitif
Materi Sistem Penyajian Bahan
Sistem Administrasi
Sistem Evaluasi
Guru
Latar Belakang Sosial Ekonomi
Pelajar
Proses Belajar 1. Tingkat partisispasi dan jenis kegiatan belajar yang dihayati para pelajar. 2. Peran guru dalam PBM. 3. Suasana Proses belajar.
Hasil belajar 1. Kognitif. 2. Afektif. 3. Psikomotor
Latar belakang aktif
Lingkungan
Sumber: Soedijarto dalam Sunarya (2000). Gambar 2.1. Contoh Prosedur Kerja Sistem dalam Sistem Pendidikan (Proses Belajar Mengajar) 2.1.1. Karakteristik Sistem Pendidikan Salah satu karakteristik sistem pendidikan adalah perubahan untuk menuju perbaikan dan pembaharuan masyarakat yang bersifat positif sehingga memberikan iklim yang kondusif terhadap perkembangan sistem pendidikan (Pidarta, 2004). Karakteristik sistem pendidikan sebaiknya mempertimbangkan aspek-aspek kehidupan suatu bangsa, lingkungan hidup, pemikiran, agama, ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya (Pidarta, 2004).
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Untuk memahami karakteristik perencanaan pendidikan perlu diketahui metode, pengetahuan berbagai nilai, kaidah, kontinuitas, kecenderungan dan arah masa depan berbagai aspek kehidupan suatu masyarakat (Pidarta, 2004). Karakteristik perencanaan pendidikan mencerminkan kepedulian terhadap tujuan pendidikan, proses, hasil, pengawasan dan perencanaan itu sendiri. Karakteristik sistem pendidikan terdiri atas: (Pidarta, 2004). 1)
Sistemik; melihat permasalahan dari konteks secara keseluruhan.
2)
Analitik; menganalisis permasalahan sebagai sebab akibat atas masalah yang ada di dalam dan di luar sistem.
3)
Sistematik; cara kerja yang beraturan dan berurutan, mulai dari proses kegiatan yang diantaranya perumusan masalah, penelitian, penilaian, penelaahan, pemeriksaan, dan pelaksanaan.
2.1.2. Pandangan terhadap Sistem Pendidikan Pendidikan berkualitas merupakan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan yang akan diperlukan dalam memperoleh lapangan pekerjaan sehingga akan membawa kemajuan bagi kesejahteraan masyarakat (Fasli dan Supriadi, 2001). Tingginya biaya pendidikan berkwalitas di Indonesia sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya kesenjangan dalam dunia pendidikan nasional sehingga berdampak pada kualitas kelulusan yang tidak dapat memenuhi kriteria persyaratan yang dibutuhkan atas lapangan pekerjaan yang tersedia. Minimnya pengalokasian dana yang diperuntukkan bagi dunia pendidikan nasional selama ini ditambah dengan banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
ingin mengambil keuntungan sebagaimana yang diberitakan dalam media massa, semakin menyempurnakan permasalahan yang telah ada saat ini sehingga berdampak pada kemerosotan di bidang pendidikan nasional (Zainuddin, 2008). Tingginya biaya pendidikan berkualitas serta keterbatasan sumber daya pendidikan menjadi alasan untuk mendayagunakan dan memanfaatkan sumber daya secara baik melalui pendekatan-pendekatan sistem yang memadukan pendekatan yang bersifat parsial berdasarkan tahapan-tahapan proses perencanaan dengan pertimbangan: (Paulo, 1999). 1) Aspek Kuantitatif; dengan memperhatikan aspirasi dan permintaan masyarakat terhadap pendidikan berdasarkan sosial demand approach berupa rencana daya tampung yang meliputi rincian sasaran dari apa yang akan dicapai, seperti jumlah tenaga pendidik, jumlah gedung, sumber belajar, dan pembiayaan. 2) Aspek Kualitatif; merencanakan kemampuan berpikir, mengubah sikap dan meningkatkan keterampilan peserta didik. 3) Aspek Relevansi; menyusun rencana saat ini yang hasilnya dapat diperuntukkan bagi masa depan. 4) Aspek Efisiensi; efisiensi dari sudut pandang internal dan eksternal sistem pendidikan yang merujuk pada efektivitas manajemen sistem pendidikan secara menyeluruh
dengan
memanfaatkan
sumber
daya
secara
terpadu
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
demi
2.2.
Implementasi Proses Pembelajaran Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.
Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat dari implementasinya. Sebuah keputusan yang telah disepakati tidak akan berarti bila tidak diimplementasikan dalam kegiatan yang nyata (Sanjaya, 2008). Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi suatu yang sangat penting dalam upaya mewujudkan kualitas lulusan atau out put pendidikan. Konsekuensinya proses pembelajaran harus dilaksanakan secara tepat, ideal dan proporsional. Dengan demikian guru harus memiliki kemampuan melaksanakan atau mengimplementasikan teori yang berkaitan dengan teori pembelajaran kedalam realitas pembelajaran yang sebenarnya. Menurut Muchith (2008), melaksanakan proses belajar mengajar adalah mengimplementasikan norma atau teori pembelajaran yang secara tradisional dipahami sebagai proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas. Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier dalam Nazwar (2003) menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa: “Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat-akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
kejadian”. Berdasarkan pandangan tersebut di atas, dapatlah disimpulkan bahwa proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran (target group), melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan (intended) maupun yang tidak diharapkan (unintended/negative effects). Dengan demikian implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta apa yang timbul dari program kebijakan itu. Di samping itu implementasi kebijakan tidak hanya terkait dengan persoalan administratif, melainkan juga mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses implementasi kebijakan. Sistem pendidikan merupakan unitas multipleks, karenanya jika salah satu bagiannya rusak atau tidak sinergi dalam pelaksanaan (implementasi) maka akan berakibat pada terganggunya fungsi dari sistem pendidikan itu sendiri. Oleh karenanya sistem pendidikan harus berjalan secara sinergi untuk menganalisis komponen-komponen dalam sistem yang ada sebagai proses transpormasi. Pembangunan sistem pendidikan tidak perlu hanya ditujukan pada pengembangan pendidikan sebagai sistem tersendiri, tetapi juga pengembangan sistem pendidikan sebagai salah satu sistem dari sistem lain yang lebih luas. Dengan demikian pembangunan sistem pendidikan harus mampu memberikan arti fungsional
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
bagi pembangunan nasional dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat (Ace dan Tilaar, 1993). Roda implementasi menunjukkan proses terhadap tahap demi tahap dalam mengimplementasikan mutu di setiap organisasi pendidikan. Empat langkah pertama terfokus pada pemenuhan permintaan kostumer dan meraih dukungan di dalam sistem sekolah. Empat tahap berikutnya membawa anda pada fase seleksi, implementasi, dan penilaian mutu. Langkah tersebut akan menilai kinerja dalam mengembangkan standar mutu untuk sekolah atau wilayah (Jerome S.A terjemahan Iriantara, 2005). Sekolah merupakan salah satu sub sistem dari sistem pendidikan di mana out put pendidikan merupakan prestasi dari sekolah melalui proses pendidikan di sekolah. Di mana kinerja sekolah dapat diukur dari efektivitas, produktivitas dan kualitas kehidupan serta moral kerja dari pelaku pendidikan (Muchith, MPd, 2008). Guru sebagai faktor penunjang peningkatan kualitas sekolah. Salah satu tugas guru adalah mengajar, di mana guru memiliki pemahaman dan penerapan secara teknis mengenai berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar. Dengan kompetensi ini guru akan memilih cara terbaik dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan dapat meningkatkan potensi siswa. Guru merupakan komponen paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas (Muchith, MPd, 2008).
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2.2.1. Proses Belajar Mengajar Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi sesuatu yang sangat penting dalam upaya mewujudkan kualitas lulusan karena melalui proses pembelajaran ini akan melahirkan kualitas lulusan atau out put pendidikan. Oleh sebab itu, proses pembelajaran harus dilaksanakan secara tepat, ideal dan profesional. Dengan demikian mengimplementasikan teori yang berkaitan dengan teori pembelajaran dalam realita pembelajaran yang sebenarnya. Dengan kata lain melaksanakan proses belajar mengajar adalah mengimplementasikan norma atau teori pembelajaran (Muchith, MPd, 2008). Proses pembelajaran tidak harus di dalam kelas saja melainkan juga di mana saja selama suasana itu mampu didesain untuk mengembangkan proses pembelajaran. Oleh
sebab
itu,
konsekuensi
guru
adalah
mendesain,
memfasilitasi
dan
mengkoordinasikan situasi agar dapat dijadikan sarana untuk membimbing dan mengembangkan potensi siswa. Seorang guru akan lebih memiliki makna secara edukatif jika guru mampu melakukan proses pembelajaran yang baik, tepat, akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan (Muchith, 2008). Segala bentuk atas pendekatan mengajar dapat dianggap baik apabila mampu membuat murid belajar secara terus menerus. Membuat murid belajar yang efektif merupakan rangkaian kegiatan memperoleh pengetahuan yang beraneka ragam untuk diekspresikan kembali oleh murid baik lewat tulisan maupun lewat lisan (Tilaar, 1993).
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2.2.2. Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Hamalik dalam Sanjaya, 2008). Unsur manusiawi dimaksud terdiri atas siswa, guru, dan orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran termasuk pustakawan, laboratorium, dan tenaga administrasi. Sedangkan material berupa bahan pelajaran sebagai sumber belajar, seperti: buku, film, slide suara, foto, CD, dan sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan adalah sesuatu yang mendukung proses belajar mengajar seperti: ruang kelas, penerangan, komputer, audio visual, dan sebagainya. Prosedur dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran seperti strategi, metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan sebagainya. 2.2.3. Faktor-faktor Pembelajaran
yang
Berpengaruh
terhadap
Keberhasilan
Proses
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses. Menurut Sanjaya (2008), sebagai suatu sistem, pembelajaran akan dipengaruhi oleh berbagai komponen
yang membentuknya terdapat
beberapa komponen
yang dapat
mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya adalah faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta lingkungan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
1. Faktor Guru Guru merupakan komponen penentu keberhasilan suatu sistem pembelajaran karena guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Peran guru dalam sistem pembelajaran adalah sebagai planner, desainer sekaligus implementator. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada sebagai komponen dalam menyusun rencana dan desain pembelajaran. Sebagai implementator rencana dan desain pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran karena efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru, karenanya keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru. 2. Faktor Siswa Siswa adalah organisasi yang unik berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Setiap siswa memiliki kemampuan dasar dan sikap yang berbeda. Di mana proses pembelajaran pada hakekatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Siswa sebagai subjek belajar yang diharapkan dapat mencapai tujuan utama pembelajaran yaitu keberhasilan siswa mencapai tujuan. 3. Sarana dan Prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap pelaksanaan proses pembelajaran seperti media belajar, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lainnya.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya: jalan menuju sekolah, penerangan, kamar kecil dan sebagainya. 4. Faktor Lingkungan Faktor lain yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah keharmonisan hubungan antar orang yang terlibat dalam proses pembelajaran, seperti iklim, sosial psikologi dan organisasi kelas.
2.3.
Pendapat Ahli tentang Proses Belajar Belajar merupakan hal yang sangat dasar bagi manusia dan merupakan proses
yang tiada hentinya dan berkesinambungan yang mengubah individu dalam berbagai cara. Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Agar tujuan
pendidikan
dan
pengajaran
berjalan
dengan
pengadministrasian kegiatan-kegiatan belajar mengajar,
benar,
maka
perlu
yang lazim disebut
administrasi kurikulum (Muchith, 2008). Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan (fartigue), kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu (Suhaenah, 2000). Beberapa ahli berpendapat tantang proses pembelajaran dengan jenis-jenis kategori dan tahapan yang dikenal dengan istilah taksonomi belajar. Kategori jenisjenis belajar menurut beberapa ahli tersebut diantaranya:
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
1. Taksonomi Bloom yang paling populer dan mengkategorikan belajar dari 3 tingkatan sebagai domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Suhaenah, 2000). 2. Taksonomi Robert M. Gagne yang berpendapat bahwa kategori pembelajaran meliputi kecakapan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motoris, informasi verbal dan sikap (Suhaenah, 2000). 3. Taksonomi UNESCO yang terdiri dari learning to how, learning to do, learning together, and learning to be (Suhaenah, 2000). 4. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon (Muchith, 2008). 5. Menurut Jerome S. Bruner, seorang ahli pendidikan yang setuju dengan teori kognitif,
pembelajaran
adalah
proses
untuk
membangun
kemampuan
mengembangkan potensi kognitif yang ada dalam diri siswa (Muchith, 2008). Menurut Pidarta (2004), belajar adalah perubahan perilaku. Seseorang dikatakan sudah belajar kalau perilakunya sudah berubah. Masyarakat belajar adalah masyarakat yang sibuk dengan usaha-usaha mengembangkan dan menumbuhkan semua aspek individu. Tujuan masyarakat belajar terutama membuat para siswa giat dan lancar belajar. Hal ini sangat mungkin dicapai kalau para personalia sekolah yang berfungsi sebagai kondisi belajar juga mewujudkan dirinya sebagai masyarakat belajar. Jadi para personalia sekolah dengan para siswanya diharapkan membentuk masyarakat dalam proses penerapan proses belajar yang dikatakan beberapa ahli
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
tersebut di atas boleh saja berbeda-beda namun pada dasarnya proses belajar akhirnya akan membawa perubahan terhadap apa yang telah kita lakukan. Teknik-teknik penunjang kegiatan menurut Pidarta (2004) antara lain: (1) teknik menciptakan masyarakat belajar disekolah, (2) teknik menciptakan masyarakat ilmiah di perguruan tinggi, (3) teknik mengadakan dan mengatur sumber belajar, (4) teknik meningkatkan partisipasi alumni dan masyarakat, (5) teknik meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang sejenis, (6) teknik ketatausahaan yang tepat akan waktu dan konsisten.
2.4.
Mutu/Kualitas Pendidikan Menurut Arcaro yang diterjemahkan oleh Iriantara (2005), mutu adalah
sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Mutu adalah perubahan, dan cara berpikir tentang perubahan seiring menimbulkan rasa takut pada banyak orang. Beberapa pandangan Jerome tentang mutu adalah: 1) Meraih mutu merupakan proses tentang mutu akhir. 2) Perbuatan mutu merupakan proses berkesinambungan bukan program sekali jalan. 3) Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan administrator. 4) Pelatihan massal merupakan persyaratan mutu. 5) Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan pelatihan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Langkah 1: Pengorganisasian Mutu Langkah 4: Perencanaan Mutu
Langkah 2: Perencanaan Mutu Siklus Pemecahan Masalah
Langkah 3: Implementasi Mutu
Sumber: Jerome S. Arcaro terjemahan Yosal Iriantara. Gambar 2.2. Fase Implementasi Mutu Menurut Jerome S. Arcaro dalam Siklus Pemecahan Masalah Langkah 1 : Fase mengordinasikan mutu memungkinkan sekolah memonitor dan melacak anggota dan kegiatan tim mutu yang ada. Langkah 2 : Fase perencanaan mutu membantu sekolah atau wilayah memastikan bahwa semua stakeholder yang terlibat dalam proses pemecahan masalah dan tim yang dibentuk memecahkan persoalan yang tepat. Langkah 3 : Fase implementasi mutu merupakan fase yang paling populer dalam siklus pemecahan masalah dengan 4 tahapan yaitu: cara tim memecahkan masalah, waktu pemecahan masalah, alasan pemecahan masalah, dan rencana tindak. Langkah 4 : Fase monitoring mutu di mana tim memonitoring hasil untuk memastikan tercapainya hasil yang diinginkan. Arcaro (2005) berpendapat bahwa secara tradisional ukuran mutu atas keluaran sekolah adalah prestasi siswa. Ukuran dasarnya adalah hasil ujian. Bila hasil ujian bertambah baik, maka mutu pendidikan pun membaik.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Kualitas pendidikan menurut Sihombing dan Indarjo dalam Zainuddin (2008) diwarnai oleh empat kriteria yaitu: (1) kualitas awal peserta didik, (2) penggunaan dan pemeliharaan sumber-sumber pendidikan yang berkualitas. (3) proses belajar mengajar dan (4) out put pendidikan. Mutu pendidikan akan semakin berkembang sejalan dengan perkembangan asas modernisasi dalam masyarakat (Ace dan Tilaar, 1993). Kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh penyempurnaan sistemik terhadap seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif serta didukung kebijakan pemerintah baik di pusat maupun di daerah (Mulyasa, 2007).
2.5.
Peran Pendidikan terhadap Pengembangan Wilayah Menurut Muchith (2008), pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan
kualitas hidup suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa, keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa keberhasilan sebuah bangsa. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kehidupan suatu bangsa harus dimulai dari penataan dalam segala aspek dalam pendidikan, mulai dari aspek tujuan, sarana, pembelajaran, manajerial dan aspek lain yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Dari berbagai aspek dalam pendidikan, aspek pembelajaran merupakan elemen yang berpengaruh dalam mewujudkan kualitas atau out put pendidikan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Kegagalan pendidikan disebabkan oleh kegagalan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang statis dan konvensional akan memperlambat terwujudnya kualitas pendidikan. Sebaliknya pembelajaran yang dinamis, progresif dan kontekstual akan mempercepat terwujudnya kualitas pembelajaran (Muchith, 2008). Pengembangan wilayah merupakan suatu usaha dalam mengelola sumber daya agar menghasilkan out put yang maksimal di wilayah tersebut. Pengembangan wilayah sangat tergantung pada manusia di wilayah tersebut baik yang bersifat aktif maupun pasif. Apabila masyarakatnya aktif dan dinamis maka secara otomatis wilayah tersebut akan mampu berkembang (Prof. Bachtiar pada perkuliahan 9 Mei 2008). Menurut Sirojuzilam (2008), pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan nilai manfaat bagi masyarakat suatu wilayah tertentu mampu lebih banyak menghuni, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang ratarata membaik, di samping menunjukkan lebih banyak sarana/prasarana, barang atau jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkatkan, baik dalam arti jenis, intensitas, pelayanan maupun kualitas. Beliau juga berpendapat bahwa pendidikan berfungsi untuk meningkatkan produktivitas
karena
kemampuan
untuk
menyerap
tekhnologi
memerlukan
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan mendapatkan pekerjaan atau pendapatan yang semakin tinggi di masa yang akan datang.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Menurut Nachrowi dan Suhandojo (2001); salah satu pilar yang cukup penting adalah sumber daya manusia karena dengan kemampuan yang cukup akan mampu menggerakan seluruh sumber daya wilayah yang ada. Berbeda dengan sumber daya alam yang mempunyai keterbatasan, semakin lama semakin berkurang dan habis. Di samping itu sumber daya manusia mempunyai peran ganda dalam sebuah proses pembangunan, dapat sebagai obyek maupun subyek pembangunan. Sebagai obyek pembangunan, sumber daya manusia merupakan sasaran pembangunan untuk disejahterakan, dan sebagai subyek pembangunan sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri. Dengan demikian konsep-konsep pembangunan itu sesungguhnya
adalah
pembangunan
manusia
(human
development)
yaitu
pembangunan yang berorientasi kepada manusia (people centre development) di mana manusia dipandang sebagai sasaran sekaligus pelaku pembangunan. Target dari pembangunan wilayah untuk jangka panjang adalah pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya (Sasmojo, 2001). Dengan demikian disimpulkan bahwa pilar-pilar dari pengembangan wilayah adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan tekhnologi. Namun pilar yang paling menentukan adalah sumber daya manusia yang merupakan pilar terpenting dalam pengembangan wilayah karena manusia sebagai faktor pendorong sekaligus penggerak dari sumber daya alam dan tekhnologi yang tersedia. Manusia menjadi kunci sukses pelaksanaan pembangunan skala kecil, menengah maupun besar.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dalam rangka peningkatan keberhasilan pembangunan tersebut maka menjadi alasan diperlukannya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Pembangunan wilayah bukan sekedar membangun fisik daerah semata, melainkan juga membangun sumber daya manusia, oleh karenanya dalam pelaksanaan dibutuhkan perhatian yang serius dalam aspek pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini kepala daerah kiranya wajib mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi perkembangan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan sekaligus tekhnologi sehingga mampu mendukung terlaksananya paradigma pembangunan daerah berdasarkan aspirasinya.
2.6.
Penelitian Sebelumnya Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan tesis ini
antara lain adalah: 1. Nazwar (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Koalisi Aktor\Stakeholder dalam Implementasi Kebijakan (Suatu Kajian tentang Koalisi Aktor dalam Implementasi Kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Sekolah Dasar Kota Solok) yang hasilnya bahwa pelaksanaan aktor yang terlibat belum melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan di mana sosialisasi belum dilaksanakan secara kontiniu dan menyeluruh sehingga konsep dan tujuan MPMBS belum sepenuhnya dipahami target group atau aktor secara baik, bahkan ada yang tidak mengerti sama sekali apa itu MPMBS. Di samping itu masih ada sekolah yang belum memahami visi dan misi sekolah.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2. Tita Lestari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Penerapan Metode Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berfikir Siswa dalam Pengajaran Matematika” (Studi Kasus tentang Pembelajaran Konsep Fungsi dan Turunannya di SMUN 5 Bandung) dengan hasil penelitian memperlihatkan bahwa, profil kemampuan berfikir siswa SMU dampak penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika mencakup tiga kategori, yaitu kemampuan berfikir tingkat unggul, menengah, dan asor. Kemampuan berfikir kelompok unggul (3,5% dari informan) mencakup kemampuankemampuan berfikir integratif, kreatif, dan kritis. Kemampuan berfikir kelompok menengah (65,7% dari informan) mencakup kemampuan berfikir sistematis, logis, dan analitis. Kemampuan berfikir kelompok asor (30,8% dari informan) mencakup kemampuan penguasaan, pemahaman, dan penerapan konsep dalam subject matter. Temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pemecahan masalah dalam kehidupan kelas belum optimal, pelaksanaan pembelajaran belum terlaksana sesuai dengan rambu-rambu kurikulum yang dimuat dalam GBPP, Juklak dan Juknis. Faktor-faktor utama dalam proses pembelajaran di kelas (kurikulum, guru, dan sumber belajar) masih menjadi kendala dari pada pendukung.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2.7.
Kerangka Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional memiliki beberapa komponen atau sub sistem,
diantaranya adalah Sistem Pembelajaran yang merupakan komponen terpenting dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Di mana dalam proses penyelenggaraan pendidikan perlu pengimplementasian program-program mutu secara maksimal sehingga menghasilkan produk lulusan yang berkualitas. Sistem Pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang turut mempengaruhi keberhasilan dalam sistem pembelajaran diantaranya kurikulum, sarana prasarana dan guru sebagai aspek terpenting dalam proses pembelajaran yang akhirnya akan membawa peningkatan bagi prestasi siswa. Di mana tingkat kompetensi guru sangat menentukan untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum yang diberlakukan. Keterlibatan guru dalam proses belajar mengajar merupakan penentu dalam pencapaian prestasi belajar siswa sehingga out comesnya adalah lulusan yang berkualitas. Dengan adanya lulusan yang berkualitas akan lahir pula sumber daya manusia yang berkualitas sehingga nantinya dapat mendorong perkembangan wilayah dan mampu memanfaatkan potensi wilayah secara baik dan benar. Oleh
karenanya
dalam
pelaksanaan/penerapan
(implementasi)
proses
pembelajaran harus dilakukan secara efisien dan sinergi sehingga tujuan pendidikan benar-benar tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Implementasi Proses Pembelajaran
Kurikulum
Sarana Prasarana
GURU
Prestasi Belajar Siswa
Kualitas Lulusan
Sumber Daya Manusia Berkualitas
Pengembangan Wilayah
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2.8.
Hipotesis Penelitian Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Implementasi proses pembelajaran berpengaruh positif terhadap kualitas lulusan di SMAN 13 Medan. 2. Faktor-faktor paling berpengaruh dalam proses pembelajaran di SMAN 13 Medan adalah kompetensi guru dan kurikulum. 3. Kompetensi guru dalam implementasi proses pembelajaran di SMAN 13 Medan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah angket yang digunakan untuk mengungkap mengenai kompetensi guru dalam mengajar. Alat ukur yang lain adalah dokumentasi, yang digunakan untuk mengetahui kualitas kelulusan siswa yang diambil dari tahun 2003-2004, 2004-2005, 3005-2006, 2006-2007 dan tahun 2007-2008. Angket kompetensi guru dalam penelitian ini disusun berdasarkan beberapa aspek, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, materi, proses belajar mengajar, pengujian, perencanaan, pengadaan, penggunaan, perawatan, organisasi siswa, penanganan kasus kesiswaan dan penyaluran bakat. Angket kompetensi guru disusun berdasarkan model skala Likert dengan 5 (lima) pilihan jawaban. Untuk pernyataan dari nomor 1 sampai dengan nomor 34, pilihan jawaban yang disediakan adalah Selalu (Sl), Sering (Se), Kadang-kadang (Kd), Jarang (J) dan Tidak Pernah (TP). Penilaian untuk jawaban Sl adalah 5, jawaban Se adalah 4, jawaban Kd adalah 3, jawaban J adalah 2 dan jawaban TP adalah 1. Selanjutnya untuk nomor 35 sampai dengan nomor 64 pilihan jawabannya adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Kurang Setuju (KS) dan Tidak Setuju (TS). Penilaian untuk jawaban SS adalah 5, jawaban S adalah 4, jawaban R
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
adalah 3, jawaban KS adalah 2 dan jawaban TS adalah 1. Tabel kisi-kisi angket kompetensi guru dapat dilihat pada lampiran halaman 76.
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Ruang lingkup wilayah yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah
Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Kota Medan yang direncakan akan dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai dengan bulan Juni 2009.
3.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh dari responden yaitu Guru, yang masih mengajar sejak tahun 2003 sampai saat ini di SMAN 13 Medan dan Dinas Pendidikan Kota Medan melalui penyebaran kuesioner yang memuat indikatorindikator yang menggambarkan keberadaan sumber daya pendidikan dalam mengimplementasikan proses pembelajaran (guru, siswa, sarana dan prasarana, kurikulum). Selain data primer, penelitian ini juga akan menggunakan data sekunder tentang gambaran Sekolah Menengah Tingkat Atas Negeri 13 Medan. Data nilai hasil ujian akhir, yang merupakan data tambahan dalam mendukung hipotesis melalui instansi/lembaga terkait lain, diantaranya Dinas Tenaga Kerja Kota Medan, Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kota Medan, Badan Pusat Statistik, Jurnal-
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
jurnal pendidikan, dan buku-buku sebagai referensi yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3.
Populasi dan Sampel Tujuan pengambilan sampel adalah agar peneliti dapat memperoleh data yang
dapat mencerminkan keadaan sebenarnya, peneliti menggunakan sasaran populasi penelitian adalah Guru sebanyak 43 orang di SMAN 13 Medan yang masih aktif mengajar sejak tahun 2003 sampai 2009. Dalam penelitian ini seluruh populasi menjadi sampel yang biasa disebut sebagai sensus. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling jenis sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus (Sugiono, 2007). Tabel 3.1. Populasi Guru SMAN 13 Medan Tahun 2009 No
1
Tenaga Kependidikan dan Pendidik
Jenjang Pendidikan SMA D1 D3 S1
Jumlah
Guru
43 orang
-
-
-
42
1
Jumlah
43 orang
-
-
-
42
1
Sumber: Data SMAN 13 Medan
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
S2
Tabel 3.2. Sampel Guru SMAN 13 Medan Tahun 2009 No
1
Tenaga Kependidikan dan Pendidik
Jumlah
Guru
43 orang
-
-
-
42
1
43 orang
-
-
-
42
1
Jumlah
Jenjang Pendidikan SMA D1 D3 S1
S2
Sumber: Data SMAN 13 Medan
3.4.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara
lain: 1. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket. Angket berisi beberapa pertanyaan kepada responden yang menjadi sampel. Responden dimaksud adalah semua guru yang masih aktif mengajar sejak T.A. 2003/2004 s/d sekarang dan data hasil ujian akhir sejak TA. 2003/2004 s/d 2007/2008. 2. Studi kepustakaan melalui penggunaan informasi yang berhubungan dengan teoriteori yang berkaitan dengan masalah dan variabel-variabel yang diteliti dengan cara mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan obyek yang diteliti. 3. Riset lapangan dengan melakukan pengamatan langsung ke obyek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti berperan sebagai pengumpul data, sementara pihak yang dihubungi di sekolah sebagai pemberi data. Data tersebut ditabulasi dan diolah dalam bentuk tabel maupun gambar yang akhirnya akan dianalisis secara kuantitatif melalui perhitungan statistik.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
3.5.
Teknik Analisis Data Untuk memudahkan dan menyederhanakan data kedalam bentuk yang dapat
dibaca dan dimengerti, peneliti akan menguji dan menganalisis data sebagai pertanggungjawaban ilmiah dengan teknik diantaranya: 1. Untuk menjawab permasalahan 1 digunakan analisis varian (anova) untuk menguji perbedaan rata-rata nilai hasil ujian akhir dengan rumus: F
VarianTerb esar VarianTerk ecil
Kemudian dilanjutkan dengan uji t-test untuk membandingkan tingkat signifikan dari implementasi proses pembelajaran di SMAN 13 Medan melalui rumus sebagai berikut:
t
x1 x 2
s s1 s 2 2r 1 n n1 n2 1 2
2
s2 n 2
Dengan ketentuan bila : t hit > t tabel (0,05) maka H1 diterima dan t hit < t tabel (0,05) maka Ho diterima Dimana : x1 = rata-rata sampel data sebelum implementasi proses pembelajaran. x 2 = rata-rata sampel data sesudah implementasi proses pembelajaran. s1 = simpangan baku sampel data sebelum implementasi proses pembelajaran. s2 = simpangan baku sampel data setelah implementasi proses pembelajaran. 2 s1 = varians baku sampel data sebelum implementasi proses pembelajaran. 2 s2 = varians baku sampel data sesudah implementasi proses pembelajaran. r = korelasi antara dua sampel. (Sugiono 2007: 121-124)
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4. Kemudian untuk menjawab permasalahan 2 (kedua) dan 3 (ketiga) digunakan metode deskriftif.
3.6.
Definisi Operasional 1. Sistem pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang merupakan implementasi norma atau teori pembelajaran yang melibatkan interaksi antara siswa dan guru, sarana/prasarana, kurikulum dan orang-orang yang mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran di SMAN 13 Medan. 2. Implementasi adalah pelaksanaan, penerapan proses belajar mengajar yang sebenarnya di SMAN 13 Medan. 3. Kualitas Lulusan adalah nilai evaluasi belajar siswa dan nilai Ujian Nasional T.A. 2008/2009 di SMAN 13 Medan. 4. Tenaga Kependidikan adalah guru, kepala sekolah, tenaga administrasi yang mendukung kegiatan belajar mengajar di SMAN 13 Medan. 5. Prestasi Belajar adalah prestasi siswa secara akademik di SMAN 13 Medan. 6. Kurikulum adalah materi yang dijabarkan dari pengembangan kurikkulum nasional sebagai bahan ajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar di SMAN 13 Medan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Uji Instrumen Penelitian Pelaksanaan uji coba angket kompetensi guru ini, dilakukan pada guru-guru
yang mengajar di SMA Negeri 13 Medan, di mana dari penyebaran angket ini nantinya dapat diketahui bagaimana tingkat kompetensi para guru dalam mengimplementasikan program yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pengambilan data dalam rangka uji coba ini dilakukan dengan cara menemui para guru di ruang khusus para guru. Setelah bertemu, peneliti memperkenalkan diri dan sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan mengadakan penelitian. Setelah para guru memahami, maka angket kompetensi guru dibagikan. Namun mengingat kesibukan para guru serta sistem yang digunakan ini, maka angket tersebut akan ditinggalkan untuk diisi. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pengambilan data berjalan dengan efektif dan efisien. Selanjutnya dilakukan pengecekan sekaligus penyekoran terhadap angket yang telah terkumpul dari 43 orang guru. Cara kerja yang dilakukan sejalan dengan penyekoran data penelitian ini adalah dengan membuat format nilai berdasarkan skorskor yang ada pada setiap lembarnya, kemudian skor yang merupakan pilihan subjek pada setiap butir pernyataan dipindahkan ke kertas milimeter yang diformat sesuai dengan keperluan tabulasi data, yaitu lajur untuk nomor pernyataan dan baris untuk
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
nomor subjek serta dilanjutkan dengan pengolahan data guna mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut. Berdasarkan hasil uji coba angket kompetensi guru, yang diisi oleh 43 orang guru, menunjukkan bahwa dari 64 butir pernyataan, terdapat 12 butir yang gugur dan 52 butir yang valid. Tabel lampiran halaman 73 merupakan distribusi butir-butir valid dari angket kompetensi guru setelah dilakukan uji coba. Butir yang gugur seperti terlihat pada tabel lampiran distribusi penyebaran butir-butir pernyataan angket implementasi proses pembelajaran setelah uji coba adalah nomor 1, 25, 35, 36, 41, 47, 48, 49, 50, 51, 52 dan butir nomor 53. Sedangkan butir yang valid memiliki nilai rbt = 0,273 sampai rbt = 0,845. Setelah selesai pengujian validitas butir, dilanjutkan dengan analisis reliabilitas yang menggunakan formula Hoyt di mana didapat hasil rtt’ = 0,947. Berdasarkan indeks reliabilitas tersebut, maka angket yang telah disusun dinyatakan reliabel, yaitu dapat digunakan pada saat yang lain dalam mengungkap kompetensi guru.
4.2.
Uji Asumsi Untuk mengetahui jawaban atas permasalahan dan menguji data penelitian ini
dilakukan beberapa pertimbangan melalui pengujian asumsi model statistik, diantaranya untuk melihat tingkat kompetensi guru di SMA Negeri 13 Medan. Sedangkan data nilai ujian akhir siswa dijadikan sebagai barometer kualitas lulusan siswa ditinjau dari perbedaan kurikulum. Data mengenai kompetensi guru akan dibahas dengan menggunakan statistik deskriptif, sedangkan data mengenai nilai ujian akhir siswa akan
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
dikaji dengan menggunakan analisis statistik, yakni dengan menggunakan teknik Analisis Varians yang bertujuan untuk melihat perbedaan nilai rata-rata antara beberapa kelompok. Teknik Analisis Varians dalam penelitian ini dilakukan dua kali, hal ini disebabkan ada dua jenis kelas, yakni kelas IPA dan kelas IPS yang masing-masing akan dilihat pengaruh dari perbedaan kurikulum dari tahun 2003-2004 sampai 2007-2008. Namun sebelum data dianalisis, maka data yang sudah terkumpul perlu dilakukan analisis uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians. 4.2.1. Uji Normalitas Sebaran Uji normalitas sebaran ini adalah untuk membuktikan bahwa penyebaran data penelitian yang menjadi pusat perhatian, menyebar berdasarkan prinsip kurve normal. Uji normalitas sebaran dianalisis dengan menggunakan formula chi kwadrat. Berdasarkan analisis tersebut, maka diketahui bahwa data variabel nilai akhir ujian nasional, mengikuti sebaran normal, yaitu berdistribusi sesuai dengan prinsip kurve normal Ebbing Gauss. Sebagai kriterianya apabila p > 0,050 maka sebarannya dinyatakan normal, sebaliknya apabila p < 0,050 sebarannya dinyatakan tidak normal (Hadi dan Pamardiningsih, 2000). Tabel 4.3 berikut ini merupakan rangkuman hasil perhitungan uji normalitas sebaran.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sebaran Variabel
rerata
chi
sb
p
Keterangan
Nilai Ujian Akhir IPA
7,827
3,310
0,809
0,91
Normal
Nilai Ujian Akhir IPS
7,632
7,788
0,751
0,051
Normal
Sumber: Statistik hasil dari data SMAN 13 Medan Keterangan : RERATA CHI2 SB p
= = = =
Nilai rata-rata Harga Kai Kwadrat Simpangan Baku (Standart Deviasi) Peluang Terjadinya Kesalahan
4.2.2. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah subjek penelitian yang dalam beberapa aspek psikologis, misalnya berstatus sebagai siswa bersifat sama (homogen). Berdasarkan uji homogenitas varians untuk siswa kelas IPA, diketahui bahwa subjek penelitian berasal dari sampel yang homogen. Sebagai kriterianya apabila p beda > 0,050 maka dinyatakan homogen (Hadi dan Pamardiningsih, 2000). Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians Variabel
Uji Homogenitas
Sumber
X
p
Keterangan
Hartley
Antar A
1,816
0,060
Homogen
C-Cochran
Antar A
1,409
0,101
Homogen
Bartlett
Antar A
3,741
0,442
Homogen
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Lanjutan Tabel 4.4. Antar A1 –A2
Nilai Ujian Akhir IPA F Pasangan
1,816
0,060
Homogen
Antar A1 – A3 1,136
0,369
Homogen
Antar A1 – A4 1.029
0,369
Homogen
Antar A1 – A5 1,465
0,159
Homogen
Antar A2 – A3 1,599
0,110
Homogen
Antar A2 – A4 1,764
0,070
Homogen
Antar A2 – A5 1,240
0,286
Homogen
Antar A3 – A4 1,103
0,398
Homogen
Antar A3 – A5 1,290
0,252
Homogen
Antar A4 – A5 1,423
0,178
Homogen
Sumber: Statistik Hasil dari Data SMAN 13 Medan Keterangan :
Antar A X p
= Antar tahun ajaran di kelas IPA = Koefisien uji homogenitas = Peluang terjadinya kesalahan
Selanjutnya berdasarkan uji homogenitas varians untuk siswa kelas IPS, diketahui bahwa subjek penelitian berasal dari sampel yang homogen. Sebagai kriterianya apabila p beda > 0,050 maka dinyatakan homogen (Hadi dan Pamardiningsih, 2000).
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians Variabel
Uji Homogenitas
Sumber
X
p
Hartley
Antar A
0,571
0,078
Homogen
C-Cochran
Antar A
1,210
0,230
Homogen
Bartlett
Antar A
2,772
0,597
Homogen
Antar A1 –A2
1,708
0,078
Homogen
Antar A1 – A3 1,485
0,148
Homogen
Antar A1 – A4 1.648
0,092
Homogen
Antar A1 – A5 1,215
0,301
Homogen
Antar A2 – A3 1,150
0,354
Homogen
Antar A2 – A4 1,037
0,462
Homogen
Antar A2 – A5 1,405
0,182
Homogen
Antar A3 – A4 1,110
0,391
Homogen
Antar A3 – A5 1,222
0,296
Homogen
Antar A4 – A5 1,356
0,209
Homogen
Nilai Ujian Akhir IPS F Pasangan
Keterangan
Sumber: Statistik Hasil dari Data SMAN 13 Medan Keterangan : Antar A X p
= Antar tahun ajaran di kelas IPS = Koefisien uji homogenitas = Peluang terjadinya kesalahan
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4.3.
Deskripsi SMA Negeri 13 Medan Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 13 Medan yang saat ini masih dijabat
oleh Bapak Darul Aman, SPd sebagai kepala sekolah. SMAN 13 Medan merupakan salah satu sekolah di pinggiran Kota Medan dengan letak lokasi yang cukup strategis dan terjangkau oleh transportasi yang baik. SMAN 13 Medan berdiri pada tahun 1983 di mana bangunan gedungnya pertama sekali berstatus menumpang di bangunan gedung Sekolah Dasar Negeri yang berada di Jl. Brig. Jend. Katamso simpang Jl. Perbatasan Medan yang saat ini telah menjadi gedung pertokoan, tepatnya di depan bangunan sekolah WR. Supratman Medan. SMAN 13 Medan pertama berdiri dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama: Drs. Agus Harahap dan pada tahun 1984 bangunan gedung SMAN 13 Medan dibangun di atas tanah seluas ± 18.696 m ² di Jl. Brig. Jend. Hamid Km 7 Titi Kuning Medan (tepatnya di pinggiran proyek kanal Sungai Deli) dengan jumlah ruangan sebanyak 8 kelas dan 1 ruangan kepala sekolah dan tata usaha. Dari tahun ketahun bangunan gedung ini kian berkembang hingga saat ini SMAN 13 Medan telah memiliki fasilitas gedung yang baik. Fasilitas yang dimiliki SMAN 13 Medan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Tabel 4.6. Fasilitas yang Dimiliki SMAN 13 Medan Tahun 2009 No
Fasilitas
Jumlah
Luas
Kondisi
1
Ruangan Belajar
20 unit
80 m²
40 kursi/kelas
2
Laboratorium Komputer
1 unit
80 m²
50 Set
3
Ruang Perpustakaan
1 unit
80 m²
lengkap
4
Ruang Kepala Sekolah
1 unit
36 m²
baik
5
Ruang Tata Usaha
1 unit
36 m²
baik
6
Ruang Guru
1 unit
80 m²
baik
7
Ruang BP
1 unit
36 m²
baik
8
Kantin
1 unit
36 m²
baik
9
Mushollah
1 unit
64 m²
baik
10
Toilet
2 unit
30 m²
baik
11
Lapangan Olah Raga
1 unit
3.500 m²
baik
12
Lapangan Basket
1 unit
1.200 m²
baik
13
Lapangan Parkir Guru
1 unit
400 m²
baik
14
lapangan Parkir Murid
1 unit
800 m²
baik
Sumber: Data SMAN 13 Medan Status kepemilikan tanah dan bangunan saat ini adalah sertifikat hak milik Pemerintah Kota Medan terhitung sejak tahun 2000. Prestasi
yang
pernah
diraih
antara
lain
adalah
penghargaan
dari
DEPKUMHAM pada tanggal 2 April 2008 berupa piagam penghargaan atas ketauladanan perlakuan tenaga kepedidikan terhadap peserta didik.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Program kultur sekolah ini antara lain adalah gerakan sekolah bersih dan sehat untuk program kebersihan, keindahan, dan kesejukan kota yang dicanangkan Walikota Medan, yakni melaksanakan pembersihan menyeluruh sebelum kegiatan belajar mengajar, pembersihan bagian tertentu setelah siswa istirahat dan setelah siswa pulang sekolah. Program sekolah bebas sampah dan pemantauan kebersihan fisik dan kerapian berpakaian siswa yang dilaksanakan sebagai kegiatan rutin kesehariannya. SMAN 13 Medan memiliki visi: cerdas, berprestasi, kreatif, ulet dan berakhlak mulia. Adapun indikator-indikator dalam mendukung visi tersebut adalah: belajar dengan cerdas, berprestasi dan berkompetensi, berpacu dalam kreativitas, ulet menghadapi tantangan serta mengutamakan akhlak dalam semua aktivitas. Selain visi, sekolah ini juga memiliki misi di antaranya adalah untuk meningkatkan disiplin, membina wawasan wiyata mandala dengan dasar imtaq dan iptek yang berimbang, menjaga prestise dalam meraih prestasi, meningkatkan sinergi dan kinerja secara optimal, memacu untuk terus maju dalam mencapai prestasi yang baik serta mengembangkan wawasan kemandirian.
4.4.
Implementasi Proses Pembelajaran terhadap Kualitas Lulusan di SMAN 13 Medan Pelaksanaan proses belajar mengajar di SMAN 13 Medan kesehariannya tidak
jauh berbeda dengan apa yang dilaksanakan oleh sekolah menengah atas negeri lainnya di Kota Medan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Teori mengatakan bahwa segala bentuk atas pendekatan mengajar dapat dianggap baik apabila mampu membuat murid belajar secara terus-menerus. Belajar yang efektif merupakan rangkaian kegiatan memperoleh pengetahuan yang beraneka ragam untuk diekspresikan kembali oleh murid baik lewat lisan maupun tulisan (Tilaar, 1993). Sebagaimana teori tersebut dalam pelaksanaannya telah diterapkan di SMAN 13 Medan. Hasil dari analisis penelitian diperoleh bahwa implementasi proses pembelajaran mempengaruhi kualitas lulusannya. Hal tersebut dikemukakan berdasarkan hasil-hasil perhitungan analisis varians di mana terdapat perbedaan kualitas lulusan dari tahun ketahun baik untuk kelas IPA maupun IPS. 4.4.1. Analisis Kualitas Lulusan SMAN 13 Medan Untuk menjawab apakah implementasi proses pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas lulusan di SMAN 13 Medan. Peneliti telah melakukan analisis variansi (Anova) sekaligus untuk menjawab tingkat signifikan kualitas lulusan. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa ada perbedaan kualitas lulusan yang signifikan antara tahun 2003/2004, 2004/2005, 2005/2006, 2006/2007, dan 2007/2008. Hasil ini diketahui dengan melihat nilai atau koefisien perbedaan Anova Fa = 43,237 dengan p < 0,010 untuk kelas IPA dan Anova Fa = 8,309 dengan p < 0,010 untuk kelas IPS. Ini membuktikan bahwa hipotesis yang berbunyi bahwa implementasi proses pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas lulusan diterima, seperti terlihat dalam Tabel 4.7 berikut:
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Antar Tahun Ajaran dengan Analisis Varians 1 Jalur Sumber
JK
db
RK
F
R²
p
Antar A
15,688
4
3,922
8,309
0,186
0,000
Dalam
68,133
144
0,472
---
---
---
Total
84,133
149
----
---
---
---
Sumber: Data Sekunder Diolah Keterangan: Antar A JK RK F R² P
= = = = = =
Antar tahun ajaran Jumlah kuadrat Rerata kuadrat Koefisien perbedaan Koefisien determinan Peluang terjadinya kesalahan
Tabel 4.8. Nilai Rata-rata Ujian Akhir SMAN 13 Medan Tahun 2003/2004 s/d 2007/2008 Tahun Ajaran
Nilai Rata-Rata
SD/SB
IPA
IPS
IPA
IPS
2003/2004
6,783
7,039
0,483
0,578
2004/2005
7,611
7,610
0,651
0,756
2005/2006
7,971
7,770
0,515
0,705
2006/2007
8,472
7,734
0,490
0,742
2007/2008
8,296
8,007
0,585
0,638
Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ujian akhir siswa tertinggi pada tahun 2007/2008 dan terendah pada tahun 2003/2004 untuk kelas IPA
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
maupun IPS. Setelah dilakukan analisis untuk uji signifikan dari hasil ujian akhir siswa SMAN 13 Medan, hasilnya sebagai berikut: Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Signifikan Perbedaan Nilai Ujian Akhir SMAN 13 Medan Tahun 2003/2004 s/d 2007/2008 Nilai Hasil Uji t (X) No
Tahun Ajaran
IPA
IPS
Probabilitas (P) IPA
IPS
1
2003/2004 dengan 2004/2005
-5.752
-3.222
0,000
0,002
2
2003/2004 dengan 2005/2006
-8.249
-4.123
0,000
0,000
3
2003/2004 dengan 2006/2007
-11.728
-3.922
0,000
0,000
4
2003/2004 dengan 2007/2008
-10.508
-5.461
0,000
0,000
5
2004/2005 dengan 2005/2006
-2.497
-0.901
0,013
0,628
6
2004/2005 dengan 2006/2007
-5.976
-0.699
0,000
0,507
7
2004/2005 dengan 2007/2008
-4.756
-2.238
0,000
0,025
8
2005/2006 dengan 2006/2007
-3.478
0.201
0,001
0,835
9
2005/2006 dengan 2007/2008
-2.259
-1.337
0,024
0,180
10
2006/2007 dengan 2007/2008
1.220
-1.539
0,222
0,122
Sumber: Data Primer Diolah Dengan kreteria uji beda:
1. Apabila p ≤ 0,01 sangat signifikan. 2. Apabila p < 0,05 signifikan. 3. Apabila p > 0,05 tidak signfikan.
Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan secara terperinci tentang hasil-hasil analisis kualitas lulusan SMAN 13 Medan sebagai berikut:
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4.4.2. Kualitas Lulusan Kelas IPA 1. Tahun 2003-2004 dengan tahun 2004-2005 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 5,752 ; p < 0,010. 2. Tahun 2003-2004 dengan tahun 2005-2006 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 8,249 ; p < 0,010. 3. Tahun 2003-2004 dengan tahun 2006-2007 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 11,728 ; p < 0,010. 4. Tahun 2003-2004 dengan tahun 2007-2008 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 10,508 ; p < 0,010. 5. Tahun 2004-2005 dengan tahun 2005-2006 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang signifikan, dengan nilai X = - 2,497 ; p < 0,050. 6. Tahun 2004/2005 dengan tahun 2006-2007 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 5,976 ; p < 0,010. 7. Tahun 2004-2005 dengan tahun 2007-2008 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 4,756 ; p < 0,010. 8. Tahun 2005-2006 dengan tahun 2006-2007 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 3,478 ; p < 0,010. 9. Tahun 2005-2006 dengan tahun 2007-2008 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang signifikan, dengan nilai X = - 2,259 ; p < 0,050. 10. Tahun 2006-2007 dengan tahun 2007-2008 tidak terdapat perbedaan kualitas lulusan, dengan nilai X = 1,220 ; p > 0,050.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4.4.3. Kualitas Lulusan Kelas IPS 1. Tahun 2003-2004 dengan tahun 2004-2005 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 3,222 ; p < 0,010. 2. Tahun 2003-2004 dengan tahun 2005-2006 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 4,123 ; p < 0,010. 3. Tahun 2003-2004 dengan tahun 2006-2007 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 3,922 ; p < 0,010. 4. Tahun 2003-2004 dengan tahun 2007-2008 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang sangat signifikan, dengan nilai X = - 5,461 ; p < 0,010. 5. Tahun 2004-2005 dengan tahun 2005-2006 tidak terdapat perbedaan kualitas lulusan, dengan nilai X = - 0,901 ; p > 0,050. 6. Tahun 2004-2005 dengan tahun 2006-2007 tidak terdapat perbedaan kualitas lulusan, dengan nilai X = - 0,699 ; p > 0,050. 7. Tahun 2004-2005 dengan tahun 2007-2008 terdapat perbedaan kualitas lulusan yang signifikan, dengan nilai X = - 2,238 ; p < 0,050. 8. Tahun 2005-2006 dengan tahun 2006-2007 tidak terdapat perbedaan kualitas lulusan, dengan nilai X = 0,201 ; p > 0,050. 9. Tahun 2005-2006 dengan tahun 2007-2008 tidak terdapat perbedaan kualitas lulusan, dengan nilai X = - 1,337 ; p > 0,050. 10. Tahun 2006-2007 dengan tahun 2007-2008 tidak terdapat perbedaan kualitas lulusan, dengan nilai X = - 1,539 ; p > 0,050.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dengan demikian berarti hipotesis yang diajukan berbunyi ada implementasi proses pembelajaran berpengaruh kepada kualitas lulusan diterima. Hasil penelitian untuk kelas IPA menunjukkan adanya perubahan pada nilai rata-rata hasil ujian akhir siswa dikarenakan adanya perubahan dalam penerapan kurikulum. Sejak tahun 2003-2004 hingga 2007-2008 terjadi perbedaan nyata nilai rata-rata hasil ujian akhir antar tahun. Sedangkan nilai rata-rata hasil ujian akhir untuk kelas IPS terjadi perbedaan nyata antara tahun 2003-2004 dengan 2004-2005, tahun 2003-2004 dengan tahun 2005-2006, tahun 2003-2004 dengan 2006-2007, tahun 2003-2004 dengan tahun 2007-2008, dan tahun 2004-2005 dengan 2007-2008. Sementara antara tahun 2004-2005 dengan tahun 2005-2006, tahun 2004-2005 dengan 2006-2007, dan antara tahun 2005-2006 dengan tahun 2007-2008, serta tahun 2006-2007 dengan tahun 2007-2008 tidak terdapat perbedaan yang nyata untuk kelas IPS. Ini diakibatkan adanya perbedaan tingkat kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran (perbedaan tingkat intelegensi). Untuk kelas IPS pengaruh penerapan kurikulum dapat dilihat dengan adanya perbedaan nilai rata-rata hasil ujian akhir antar tahun ajaran pada tahun 2003-2004 dengan 2004-2005, tahun 2003-2004 dengan tahun 2005-2006, tahun 2003-2004 dengan 2006-2007, tahun 2003-2004 dengan tahun 2007-2008. Ini berarti bahwa penerapan kurikulum KBK dan KTSP lebih baik dari pada kurikulum 1999. Nilai rata-rata ujian akhir kelas IPS pada tahun 2004-2005 yang menerapkan kurikulum gabungan antara kurikulum 1999 selama 1 tahun pembelajaran dengan KBK selama 2 tahun pembelajaran kurang berpengaruh nyata terhadap kualitas
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
lulusan dibanding dengan nilai rata-rata hasil ujian akhir antara tahun 2005-2006 dengan tahun 2006-2007. Hasil juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata ujian akhir untuk kelas IPS pada tahun 2004-2005 dengan tahun 2007-2008. Lulusan tahun 20042005 menjalani penerapan kurikulum 1999 selama 1 tahun pembelajaran dan KBK selama 2 tahun pembelajaran. Sedangkan lulusan tahun 2007-2008 mengalami penerapan kurikulum KBK selama 1 tahun pembelajaran dan KTSP selama 2 tahun pembelajaran. Ini membuktikan bahwa kurikulum KTSP membawa perubahan pada kualitas lulusan yang lebih baik dibanding dengan kurikulum gabungan antara kurikulum 1999 dengan KBK Nilai rata-rata hasil ujian akhir kelas IPS tahun 2005-2006 dengan 2006-2007 dan tahun 2005-2006 dengan 2007-2008 serta tahun 2006-2007 dengan 2007-2008 tidak mengalami perubahan karena tingkat kemampuan siswa yang berbeda. Adanya perbedaan tingkat intelegensi atau kemampuan siswa juga dibuktikan dengan adanya perbedaan nilai rata-rata hasil ujian akhir antar tahun ajaran untuk kelas IPA dan IPS. Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa implementasi proses pembelajaran yang berlangsung dari tahun ketahun mempengaruhi kualitas lulusan SMAN 13 Medan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4.5.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses Pembelajaran di SMAN 13 Medan Sebagai suatu sistem, pembelajaran akan dipengaruhi oleh berbagai
komponen yang membentuknya. Terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya adalah guru, siswa, alat dan media yang tersedia serta faktor lingkungan (Sanjaya, 2008). Sebagaimana teori tersebut di atas dalam proses belajar mengajar di SMAN 13 Medan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan faktor yang paling dominan diantaranya adalah kompetensi guru, kurikulum dan tingkat intelegensi siswa. 4.5.1. Faktor Kurikulum Dari hasil penelitian di SMAN 13 Medan diketahui bahwa kurikulum berpengaruh kepada implementasi proses pembelajaran yang akhirnya berperan dalam mengaktifkan kualitas belajar siswa. Peningkatan kualitas lulusan siswa mengalami peningkatan dari tahun ketahun mulai dari tahun 2003/2004 s/d 2007/2008, hal ini berkaitan dengan kurikulum yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Meskipun demikian kualitas lulusan siswa SMAN 13 Medan masih berada pada kisaran nilai rata-rata 7 (tujuh). Hasil analisis menggambarkan adanya peningkatan yang diakibatkan adanya pergantian proses pembelajaran berdasarkan penerapan kurikulum selama beberapa tahun terakhir.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Tabel 4.10. Hasil Nilai Rata-rata Ujian Akhir Berdasarkan Penerapan Kurikulum yang Diterima Lulusan di SMAN 13 Medan
Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Akhir No
Tahun Ajaran
IPA
1
2003/2004
6,783
2
2004/2005
3
IPS
Kurikulum yang Diterapkan
1999
KBK
KTSP
7,039
2 tahun
1 tahun
-
7,611
7,610
1 tahun
2 tahun
-
2005/2006
7,971
7,770
-
3 tahun
-
4
2006/2007
8,472
7,734
-
2 tahun
1 tahun
5
2007/2008
8,296
8,007
-
1 tahun
2 tahun
Sumber: Data Primer Diolah Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa kurikulum KTSP yang diberlakukan sejak tahun 2006/2007 mampu mengangkat nilai hasil ujian akhir siswa. Hal ini terbukti bahwa pada tahun 2007/2008 hasil ujian akhir siswa di SMAN 13 Medan menunjukkan angka tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Pada nilai hasil ujian akhir di tahun 2003/2004, di mana dalam proses pembelajaran yang diterapkan pada siswa masih kurikulum 1999 selama 2 tahun dan kurikulum KBK selama 1 tahun menghasilkan nilai rata-rata paling rendah dibanding tahun-tahun berikutnya. Siswa lulusan tahun 2003/2004 menjalani proses pembelajaran dengan pelaksanaan kurikulum gabungan antara kurikulum 1999 dengan kurikulum KBK, di mana kualitas lulusannya masih sangat rendah.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa implementasi proses pembelajaran yang berlangsung dari tahun ke tahun berpengaruh kepada kualitas lulusan siswa SMA baik untuk kelas IPA maupun kelas IPS. Pada kelas baik IPA maupun IPS di tahun 2003-2004 di mana pada tahun tersebut kurikulum yang diberlakukan adalah gabungan antara kurikulum tahun 1999 dengan KBK, kurikulum berbasis kompetensi, ternyata menghasilkan kualitas lulusan yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2003-2004 tersebut, para siswa menjalani kurikulum tahun 1999 selama 2 tahun dan KBK selama 1 tahun. Sementara pada tahun 2004-2005 kurikulum yang berlaku adalah KBK meskipun masih diberlakukan juga kurikulum 1999. Pada tahun tersebut, kualitas lulusan mengalami peningkatan. Selanjutnya pada tahun 2005-2006, terjadi peningkatan kualitas lulusan siswa, di mana pada tahun tersebut kurikulum yang diberlakukan murni KBK. Peningkatan kualitas lulusan juga terjadi pada tahun ajaran 2006-2007. Kurikulum terakhir yakni KTSP mulai diberlakukan pada tahun 2007-2008. Pada tahun ajaran tersebut, kurikulum KBK masih berlaku selama 1 tahun ajaran, selebihnya selama 2 tahun KTSP diberlakukan. Angka kualitas lulusan siswa SMA baik IPA maupun IPS, mengalami kenaikan yang cukup berarti. Hal ini berarti bahwa kurikulum KTSP berpengaruh kepada implementasi proses pembelajaran yang pada akhirnya akan menentukan kualitas lulusan. Dalam penerapan proses pembelajaran dengan kurikulum KTSP ternyata menghasilkan nilai rata-rata ujian akhir yang lebih baik untuk kelas IPA namun tidak
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
begitu terpengaruh untuk kelas IPS. Ini dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil ujian akhir seperti terlihat pada Tabel 4.10. Adanya penyempurnaan dari tahun ke tahun dari penerapan kurikulum akan membawa dampak positif bagi kemajuan kualitas sehingga mutu lulusan akan semakin baik. 4.5.2. Faktor Kompetensi Guru Salah satu faktor penentu dalam keberhasilan proses pembelajaran adalah guru. Guru secara langsung berhadapan dengan siswa sekaligus berperan sebagai perencana (desainer) implementator. Guru yang memiliki kompetensi akan mampu memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam pengimplementasian program-program pembelajaran sekaligus cara bertindak sehari-hari di kelas. Dari hasil analisis penelitian di SMAN 13 Medan, di mana peran guru sebagai implementator rencana dan desain pembelajaran telah berperan dengan baik. Hasil olah data dari angket yang ditujukan kepada guru di SMAN 13 Medan mengungkapkan tingkat kompetensi guru cukup baik. Di mana dalam proses pembelajaran sehari-hari telah menerapkan prinsip-prinsip yang telah ditentukan oleh permendiknas 2003, diantaranya penguasaan materi atas penjabaran kurikulum dengan pengembangan lokal maupun nasional, melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan untuk mendorong prestasi siswa, pengelolaan iklim kelas yang baik, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar melalui kegiatan ekstra dengan prinsip belajar mandiri.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Kompetensi guru di SMAN 13 Medan akan dibahas secara lebih lengkap pada halaman 63. 4.5.3. Faktor Intelegensi Siswa Selain kurikulum dan kompetensi guru, tingkat intelegensi siswa dalam proses pembelajaran di SMAN 13 Medan juga memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan proses belajar mengajar yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas lulusan. Tingkat kemampuan siswa dalam menerima dan menyerap materi pembelajaran dijabarkan oleh guru sebagai implementator turut mempengaruhi daya kemampuan prestasi siswa sehingga untuk membentuk kualitas lulusan yang berkualitas nantinya diharapkan akan melahirkan sumber daya manusia berkualitas sebagai pendorong maju kembangnya sebuah wilayah ternyata membutuhkan manusia yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi pula. Dengan demikian kiranya pemerintah terutama orang tua perlu memperhatikan gizi dan kesehatan bagi siswa agar siswa memiliki tingkat kemampuan dan daya fikir yang handal, sehingga mampu menyerap dan memahami materi yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini tidak menyangkal pendapat Sanjaya 2008 yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor siswa. Dan ada kesamaan dengan hasil penelitian Tita Lestari (2007) yaitu tentang tingkat intelegensi siswa sebagai salah satu pendukung dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Tita Lestari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Penerapan Metode Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berfikir Siswa dalam Pengajaran Matematika” (Studi Kasus tentang Pembelajaran Konsep Fungsi dan Turunannya di SMUN 5 Bandung) dengan hasil penelitian memperlihatkan bahwa, profil kemampuan berfikir siswa SMU dampak penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika mencakup tiga kategori, yaitu kemampuan berfikir tingkat unggul, menengah, dan asor. Kemampuan berfikir kelompok unggul (3,5% dari informan) mencakup kemampuan-kemampuan berfikir integratif, kreatif, dan kritis. Kemampuan berfikir kelompok menengah (65,7% dari informan) mencakup kemampuan berfikir sistematis, logis, dan analitis. Kemampuan berfikir kelompok asor (30,8% dari informan) mencakup kemampuan penguasaan, pemahaman, dan penerapan konsep dalam subject matter. Hasil penelitian di SMAN 13 Medan juga menemukan faktor yang sama tentang tingkat intelegensi siswa. Ini terbukti pada Tabel 4.8 terlihat adanya perbedaan nilai rata-rata hasil ujian akhir tahun 2006/2007 pada kelas IPA yaitu 8,472 dengan nilai rata-rata hasil ujian tahun 2007/2008 yaitu 8,296. Berarti ada penurunan nilai rata-rata hasil ujian pada kelas IPA. Sedangkan kelas IPS pada tahun 2006/2007 nilai rata-rata hasil ujian yaitu 7,734 dan pada tahun 2007/2008 nilai rata-rata hasil ujian yaitu 8,007. Berarti ada peningkatan nilai rata-rata hasil ujian. Hal ini membuktikan adanya perbedaan tingkat intelegensi siswa di SMAN 13 Medan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Adanya pengaruh tingkat intelegensi siswa dari hasil penelitian di SMAN 13 Medan juga dapat dibuktikan pada Tabel 4.9. Perbedaan signifikansi nilai hasil ujian akhir lulusan antara tahun 2004/2005 dengan tahun 2005/2006. Tahun 2004/2005 dengan tahun 2006/2007. Tahun 2005/2006 dengan tahun 2006/2007. Tahun 2005/2006 dengan 2007/2008. Tahun 2006/2007 dengan tahun 2007/2008. Untuk kelas IPA pada tahun tersebut terdapat signifikansi perbedaan yang nyata. Sebaliknya untuk kelas IPS tidak terdapat perbedaan signifikannya. Bukti adanya pengaruh tingkat intelegensi siswa di SMAN 13 Medan ini berkaitan dengan proses penerimaan. Di mana mutu lulusan (out put) dipengaruhi oleh mutu masukan (in put) dan mutu proses. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas lulusan di SMAN 13 Medan adalah sarana dan prasarana. Namun berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diperoleh fakta bahwa sarana dan prasarana dalam mendukung proses belajar mengajar sangat memuaskan, karena para siswa tidak kesulitan dalam menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Dengan demikian tenaga kependidikan perlu kiranya memperhatikan masalah prestasi belajar karena hal ini penting dan menjadi barometer keberhasilan sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga nantinya akan membawa nama baik sekolah dimasa pemerintah, guru, sekolah dan stakeholder perlu memainkan peranannya dalam peningkatan prestasi siswa.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4.6.
Kompetensi Guru dalam Implementasi Proses Pembelajaran di SMAN 13 Medan Dari hasil analisis data statistik deskriptif diketahui bahwa kompetensi yang
dimiliki guru di SMAN 13 Medan sangat tinggi dalam proses belajar mengajar, hal ini terlihat dari mean atau nilai rata-rata empirik yang lebih besar dari mean atau ratarata hipotiknya. Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui angket yang ditujukan kepada guru di SMAN 13 Medan diketahui bahwa para guru ternyata memiliki komptensi yang tinggi dalam melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan. Hal ini dinyatakan dengan nilai rata-rata empirik para guru berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebesar 215,140. Nilai ini lebih besar dari pada nilai rata-rata hipotiknya yakni 156. Di mana nilai rata-rata hipotik ini diperoleh dari: [ (52 x 1) + (52 x 5) : 2] = 156. Angka 52 merupakan jumlah butir valid setelah dilakukan analisis kesahihan (Validitas) butir. Sedangkan nilai 1 adalah sekor terendah skala likert dan nilai 5 adalah skor tertinggi skala likert dari angket yang digunakan. Dengan standart deviasi (simpangan baku) untuk variabel kompetensi guru sebesar 23,403. Tabel 4.11. Hasil Analisis Statistik Kompetensi Guru SMAN 13 Medan Jumlah Responden (n) 43
Jumlah Nilai Responden ( ∑x ) 9.251
Jumlah Kuadrat Nilai Responden ( ∑ x ²) 2.013.259
Simpangan Baku (SB/SD)
23.403
Sumber: Data Primer Diolah
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat digambarkan dalam grafik mengenai tingkat kompetensi para guru di SMAN 13 Medan sebagai berikut:
Mean Empirik = 215,140
109,194
132,597
156
179,403
202,806
Gambar 4.4. Grafik Kompetensi Guru Keterangan: 1. Jika mean empirik berada di bawah 109,194 dinyatakan kompetensi guru sangat rendah. 2. Jika mean empirik berada di antara 109,194 sampai 132,597 dinyatakan kompetensi guru rendah. 3. Jika mean empirik berada di antara 132,597 sampai 179,403 dinyatakan kompetensi guru sedang atau normal. 4. Jika mean empirik berada di antara 179,403 sampai 202,806 dinyatakan kompetensi guru tinggi. 5. Jika mean empirik berada di atas 202,806 dinyatakan kompetensi guru sangat
tinggi. Guru selaku pelaksana proses belajar mengajar diketahui memiliki kompetensi yang sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa guru telah benar-benar menjalankan kurikulum yang telah ditetapkan sebagaimana mestinya dan para guru
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
telah berupaya secara maksimal agar kualitas lulusan siswa dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Dari hasil penelitian tersebut digambarkan bahwa ada sedikit perbedaan dengan hasil penelitian Nazwar (2003) yang berjudul “Koalisi Aktor/Stakeholder dan Implementsi Kebijakan (Kajian tentang Aktor dalam Implementasi Kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Kota Solok)” yang hasilnya bahwa aktor yang terlibat belum melaksanakannya dengan baik. Begitu juga dengan Tita lestari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Metode Pemecahan Masalah terhadap Siswa dalam Pengajaran Matematika” yang hasilnya bahwa pelaksana pembelajaran belum terlaksana sesuai dengan rambu-rambu kurikulum. Kedua hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian ini yang berjudul Implementasi Proses Pembelajaran terhadap Kualitas Lulusan di SMAN 13 Medan yang hasilnya ditemui bahwa guru di SMAN 13 Medan telah memahami dan melaksanakan kurikulum sesuai dengan ketetapan dan berupaya semaksimal mungkin agar kualitas lulusan semakin baik. Tenaga kependidikan kiranya perlu memperhatikan masalah prestasi belajar. Prestasi Belajar sangat penting dan dapat dijadikan sebagai barometer keberhasilan sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Jika prestasi belajar ini dapat terus dipertahankan akan membawa nama baik sekolah. Kerjasama antar pihak, diantaranya pemerintah, guru, sekolah dan stake holder perlu memainkan peranannya dalam meningkatkan prestasi siswa.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4.7.
Sumber Daya Manusia Pengembangan Wilayah
Berkualitas
dan
Kaitannya
dengan
Hasil analisis penelitian dalam pembahasan tersebut di atas telah membuktikan bahwa kualitas lulusan di SMAN 13 Medan semakin membaik dari tahun ketahun. Dengan demikian diharapkan kedepan nantinya kualitas lulusan ini akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga diharapkan dapat mendorong pengembangan wilayah Kota Medan. SMA memang dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan bukan untuk melangkah langsung ke dunia kerja. Namun pada kenyataannya tidak sedikit jumlah tamatan sekolah menengah atas yang langsung terjun ke dunia kerja meskipun peluang kerja yang diperoleh tidak sebanding dengan tamatan sekolah kejuruan. Selain prestasi akademik yang merupakan wujud dari implementasi proses pembelajaran di SMAN 13 Medan yang diraih siswanya juga ada wujud prestasi lain yang diperoleh atas keberhasilan dari implementasi proses pembelajaran di SMAN 13 Medan. Prestasi tersebut antara lain bahwa siswa SMAN 13 Medan pernah meraih prestasi sebagai siswa terbaik di bidang studi bahasa Jerman untuk tingkat nasional dan memperoleh kunjungan gratis ke Jerman yang dibiayai oleh kedutaan Jerman di Indonesia. Siswa SMAN 13 Medan juga pernah meraih prestasi sebagai qori/qoriah terbaik untuk tingkat Kota Medan. Alumni SMAN 13 Medan juga ada yang telah bekerja sebagai PNS, TNI, Polri, Perusahan Swasta dan di Perbankan.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Sekalipun tamatan SMA yang terjun langsung kedunia kerja mampu mendorong perekonomian masyarakat sehingga meningkatkan income perkapita masyarakat yang akhirnya akan memberi kontribusi kepada daerah meskipun jumlahnya relatif. Tingginya biaya pendidikan dan ketatnya persaingan pada saat ini mengakibatkan tamatan SMA terpaksa harus berhenti tanpa mampu melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, dan akhirnya akan mencari pekerjaan dengan berbekal ijazah untuk melanjutkan masa depannya. Disini peran pemerintah maupun pihak swasta sangat dibutuhkan demi memenuhi kebutuhan akan lapangan pekerjaan. Sudah saatnya pemerintah maupun swasta bekerjasama dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup dan memadai sehingga mampu mendorong perekonomian masyarakat yang berdampak pada pengembangan wilayah. Sumber daya manusia berkualitas juga mampu mendorong pengembangan wilayah, di mana lulusan berkualitas ini nantinya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi yang akhirnya akan lahir manusia-manusia berkualitas sebagai penggerak yang mampu mengembangkan potensi wilayahnya sesuai dengan aspirasi daerahnya masing-masing.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Berpedoman pada hasil-hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Implementasi proses pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas lulusan di SMAN 13 Medan. Hal ini terbukti bahwa angka kualitas lulusan di SMAN 13 Medan setiap tahun cenderung meningkat. 2. Kurikulum, kompetensi guru, dan tingkat intelegensi siswa merupakan faktor yang paling dominan dalam keberhasilan proses belajar mengajar di SMAN 13 Medan selain faktor sarana dan prasarana. 3. Kompetensi guru di SMAN 13 Medan relatif tinggi dan para guru selaku pelaksana proses belajar mengajar telah menerapkan program kurikulum sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Permendiknas 2003.
5.2.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat, maka hal-hal
yang dapat disarankan adalah sebagai berikut: 1. Guru SMAN 13 Medan disarankan untuk mempertahankan kompetensi ini. Dan jangan pernah berhenti untuk memperdalam serta mempertahankan kompetensi
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
secara terus-menerus. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penelitian untuk perbaikan proses belajar mengajar. 2. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajar melalui kegiatan belajar di luar sekolah, sehingga akan mendukung tercapainya tujuan siswa untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memudahkan memasuki dunia kerja. 3. Kurikulum yang diberlakukan terus-menerus diperbaiki, terutama untuk kelas IPS. Sebab berpedoman pada hasil penelitian ini diketahui bahwa dalam 5 tahun terakhir Nilai Ujian Akhir kelas IPS tidak terlihat perbedaan signifikannya. 4. Kepada Pemerintah Daerah disarankan dapat memperhatikan program-program pembelajaran yang semakin baik dengan pertimbangan lapangan kerja yang disesuaikan dengan jumlah lulusan setiap tahunnya. Dan kiranya mampu memberi peluang dan kesempatan kerja melalui kerjasama dengan pihak swasta, serta memberi bantuan modal bagi masyarakat yang belum memiliki kesempatan kerja. Dan mengingat masih luasnya lahan kosong yang dimiliki SMAN 13 Medan, supaya dilakukan penambahan fasilitas ruang belajar sehingga daya tampung sekolah saat penerimaan siswa baru lebih maksimal. 5. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menganalisis faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas lulusan. Faktor intelegensi dari sisi in put merupakan salah satu faktor yang dapat dikaji sehingga diharapkan dengan adanya penelitian lanjutan yang lebih lengkap.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Alkadri, Muchdie, Suhandojo, (2001), Tiga Pilar Pengembangan Wilayah, Cahaya Ibu, Jakarta. Arcaro Jerome S, (2005), Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Danim Sudarwan, (2002), Inovasi Pendidikan, CV. Pustaka Setia, Bandung. Freire Paulo, (1999), Politik Pendidikan Kebudayan, Kekuasaan dan Pembebasan, READ-Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Fokusmedia, (2006), Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Sistem Pendidikan Nasional, Fokusmedia. Jakarta. Hadi S dan Pamardiningsih, 2000, Manual SPS (Seri Program Statistik), Badan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. Jalal Fasli dan Supriadi Dedi, (2001), Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Adicita, Yogyakarta. Miraza, Bachtiar Hassan, Mahalli Kasyful dan Pratomo Wahyu Ario, (2007), Perencanaan dan Perubahan Bangsa di Masa yang Akan Datang, Pustaka Bangsa Press bekerjasama dengan Program Magister PWD. Muchith, (2008), Pembelajaran Kontekstual, RaSAIL Media Grup, Semarang. Pidarta Made, (2004), Manajemen Pendidikan Indonesia, Edisi Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta. ________, (1997), Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta. Ruseffendi E. T, (1994), Dasar-Dasar penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya, IKIP Semarang Press, Semarang. Sanjaya Wina, (2008), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Sirojuzilam, (2008), Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional, Pustaka Bangsa Press. Medan. Soenarya Endang, (2000), Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta. Sugiono, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung. ________, (2007), Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Suparno A. Suhaenah, (2000), Membangun Kompetensi Belajar, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Depdiknas), Jakarta. Tarunasayoga J.C. Tukiman, (2005), Pendidikan Kemasyarakatan dalam Pendidikan Forma, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tilaar H.A.R, (1993), Analisis Kebijakan Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. ________, (1999), Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, Strategi Reformasi Pendidikan Nasional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Uno Hamzah B, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta. Zainuddin H.M, (2008), Reformasi Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
DISTRIBUSI PENYEBARAN BUTIR-BUTIR PERNYATAAN ANGKET IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN SETELAH UJI COBA DIMENSI
ASPEK
Kompetensi Pedagogik
Guru
Kompetensi Profesional
Materi
Kurikulum PBM
Pengujian Perencanaan Sarana dan Prasarana
Pengadaan Penggunaan Perawatan Organisasi Siswa
Siswa
Penanganan Kasus Kesiswaan Penyaluran Bakat
INDIKATOR
ITEM
GUGUR
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1-3 4-8 9-11 12-14 15-16 17-18 19-21
1 -
22-24 25-26
25
27-30 31 32 33 34 35 36-40 41-46
35 36 41
47-48 49
47,48 49
50-52
50,51
53 57
53 -
54 55 56
54 -
57
-
58
-
59
-
60 61 62 63 64
-
Penguasaan bahan Pengelolaan program belajar mengajar Pengelolaan Iklim kelas Penggunaan media sumber Penguasaan landasan pendidikan Pengelolaan indikasi belajar mengajar Penilaian prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian untuk keperluan pengajaran 1. Membuat karya tulis/karya ilmiah dalam bidang pendidikan 2. Menemukan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan 3. Membuat alat-alat praga sederhana untuk proses belajar mengajar 4. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum 5. Minat menjadi guru 6. Hubungan dengan atasan dan rekan-rekan sekerja 7. Etos kerja 1. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan kuikulum nasional dan lokal 2. Melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler 1. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi PBM kegiatan ekstra kurikuler dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan prinsip belajar aktif mandiri. 2. Menyusun instrumen evaluasi dan melaksanakannya dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Mengelola dan melaporkan hasil evaluasi kepada stakeholder 1. Mengindentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan disekolah 2. Menetapkan prioritas kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan 3. Menuangkan dalam bentuk program Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sesuai prioritas dan kemampuan sekolah Mendistribusikan dan pendayagunaan sarana dan prasarana secara optimal Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan secara teratur dan berkesinambungan Memiliki dan memfungsikan organisasi siswa untuk mewadahi kegiatan siswa 1. Mengindentifikasi siswa yang perlu pelayanan khusus 2. Mengefektifkan layanan bimbingan dan konseling 1. Mengindentifikasi siswa berbakat 2. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan bakat siswa
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
ANALISIS IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS LULUSAN DI SMAN 13 MEDAN TABEL : KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
VARIABEL Implementasi Proses Pembelajaran (X)
DIMENSI 1. Guru
ASPEK Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Profesional
2. Kurikulum
Materi
PBM
INDIKATOR
ITEM
Penguasaan bahan Pengelolaan program belajar mengajar Pengelolaan Iklim kelas Penggunaan media sumber Penguasaan landasan pendidikan Pengelolaan indikasi belajar mengajar Penilaian prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian untuk keperluan pengajaran 1. Membuat karya tulis/karya ilmiah dalam bidang pendidikan 2. Menemukan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan 3. Membuat alat-alat praga sederhana untuk proses belajar mengajar 4. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum 5. Minat menjadi guru 6. Hubungan dengan atasan dan rekan-rekan sekerja 7. etos kerja 1. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan kuikulum nasional dan lokal 2. Melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler 1. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi PBM kegiatan ekstra kurikuler dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan prinsip belajar aktif mandiri. 2. Menyusun instrumen evaluasi dan melaksanakannya dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
1-3 4-8 9-11 12-14 15-16 17-18
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
19-21 22-24 25-26 27-30 31 32 33 34 35 36-40 41-46 47-48 49
50-51
52 Pengujian 3. Sarana dan Prasarana
Perencanaan
Pengadaan Penggunaan
mengelola dan melaporkan hasil evaluasi kepada stakeholder 1. Mengindentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan disekolah 2. Menetapkan prioritas kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan 3. Menuangkan dalam bentuk program Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sesuai prioritas dan kemampuan sekolah Mendistribusikan dan pendayagunaan sarana pdan
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
57 54 55 56 57
Organisasi Siswa Penanganan Kasus Kesiswaan
prasarana secara optimal Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan secara teratur dan berkesinambungan Memiliki dan memfungsikan organisasi siswa untuk mewadahi kegiatan siswa 1. Mengindentifikasi siswa yang perlu pelayanan khusus 2. Mengefektifkan layanan bimbingan dan konseling
Penyaluran Bakat
1. 2.
Perawatan
4. Siswa
Kualitas Lulusan (Y)
Penilaian Hasil Belajar
Prestasi Siswa
Mengindentifikasi siswa berbakat Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan bakat siswa Hasil ujian Nasional
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
58
59 60 61 62 63 64 Data Sekolah
ANALISIS IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS LULUSAN DI SMAN 13 MEDAN. Petunjuk Pengisian : 1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu/sdr untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada. 2. Berilah tanda cetak (√) pada kolom Bapak/Ibu/Sdr pilih sesuai keadaan yang sebenarnya. 3. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tidak ada jawaban yang salah. Oleh sebab itu, kiranya dapat diusahakan tidak ada jawaban yang dikosongkan. 4. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu/sdr atas partisipasi guna mensukseskan penelitian ini. 5. Sebagai petunjuk pengisian angkat, ada lima alternatif jawaban untuk pertanyaan nomor 1 s/d 34 yaitu : 5 = Selalu 4 = Sering 3 = Kadang-kadang 2 = Jarang 1 = Tidak pernah Dan ada lima alternatif jawaban untuk pertanyaan nomor 35 s/d 64 yaitu : 5 = Sangat setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Kurang Setuju 1 = Tidak Setuju Kode Responden : Sertifikafasi yang dimiliki : Sudah/Belum. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pernyataan Mengkaji bahan pelajaran yang diajarkan Menelaah buku pelajaran Melaksanakan kegiatan yang relevan dengan mata pelajaran Membuat program tahunan Membuat program semesteran Membuat Program setiap mengajar Menggunakan berbagai metode Menggunakan praga dalam PBM Mengkaji kesulitan belajar Melakukan remedial Melaksanakan pengayaan siswa yang pintar
5
4
3
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2
1
No 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
39.
40. 41. 42. 43.
Pernyataan Menggunakan media Menggunakan perpustakaan Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran Menguasai landasan-landasan kependidikan Memotivasi siswa Memberikan kata pujian pada siswa yang berprestasi Penilaian efektifitas PBM setiap hari Menyusun kisi-kisi soal Menyusun soal lebih dahulu Melaksanakan pre-test awal pelajaran Melaksanakan pre-test akhr pelajaran Membuat program bimbingan dan penyuluhan Mengisi daftar hadir Membuat catatan kemajuan siswa Membaca hasil penelitian Menafsirkan hasil penelitian Mempelajari konsep penelitian Melaksanakan penelitian Membuat tulisan populer tentang pendidikan Melakukan penelitian sederhana dalam bidang pendidikan Memperagakan / mendemonstrasikan materi pelajaran dengan menggunakan alat praga ciptaan sendiri Mengikuti pengembangan kurikulum seperti penentuan kurikulum mulok Menjadi guru merupakan keinginan sendiri dan citacitakan sejak kecil, bukan harapan orang tua. Pimpinan menerima masukan yang diusulkan dan disarankan guru demi kelancaran PBM Pimpinan sekolah sangat terbuka dan familier (kekeluargaan) Salah satu faktor yang membuat senang mengajar disekolah ini, karena prestasi kerja sangat dihargai sekecil apapun oleh pimpinan Rekan-rekan sangat menghargai dan tidak meremehkan pekerjaan sehingga menambah gairah dalam aktivitas PBM di sekolah Merasa tidak kerasan tinggal lebih lama disekolah karena rekan guru lainnya sulit diajak kerjasama Datang kesekolah tepat pada waktunya Hadir di dalam kelas sesuai dengan jadwal pelajaran Efektif dalam bekerja tanpa pengawasan (kemandirian)
5
4
3
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2
1
No 44. 45. 46. 47. 48.
49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64.
Pernyataan Minta terhadap masalah-masalah pendidikan Tepat waktu dalam mengerjakan tugas Sadar terhadap hak dan kewajiban Materi kurikulum telah memenuhi standar minimal kurikulum nasional Kurikulum lokal yang merupakan kurikulum tambahan telah sesuai dengan tuntutan zaman serta aspirasi masyarakat sekitarnya Kurikulum agama telah dilaksanakan dengan baik pada kegiatan intra dan ekstra kurikuler PBM terencana dengan baik sesuai pendekatan proses PBM telah menerapkan prinsip belajar aktif mandiri Sekolah telah menyusun instrumen evaluasi yang mengacu pada standar Sekolah selalu melaporkan hasil evaluasi kepada stakeholder secara rutin Sekolah telah merencanakan, mengindentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan Prioritas kebutuhan sarana prasarana sekolah dituangkan dalam program Perencanaan sarana prasarana sekolah dituangkan dalam program Sekolah telah mengusulkan pengadaan sarana prasarana sekolah sesuai kemampuan sekolah Sarana prasarana telah didistribusikan secara optimal Upaya efisiensi penggunaan sarana prasarana telah dilakukan pemeliharaannya secara berkesinambungan Sekolah telah memfungsikan wadah organisasi siswa untuk mengembangkan kreatifitas siswa Sekolah selalu memfungsikan layanan bagi siswa yang memerlukan pelayanan khusus Sekolah menjalankan dengan efektif layanan bimbingan dan konseling Sekolah telah melakukan indentifikasi siswa berbakat (talented student) Sekolah telah memfasilitasi pengembangan bakat siswa
5
4
3
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2
1
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.