c 578 " N
PUTRI UBUN-UBUN EMAS Ceritera Rakyat Gayo ( A c e h Tengah )
Diterbitkan
oleh :
PROYEK PENGEMBANGAN MEDIA DITJEN.
K E B U D A Y A A N DEPARTEMEN
KEBUDAYAAN
PENDIDIKAN
Jakarta, 1975.
DAN K E B U D A Y A A N R.l.
K A T A
P E N G A N T A R
Dalam rangka melaksanakan Pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup, Proyek Pengembangan Media Kebudayaan bermaksud untuk meningkatkan penghayatan nilai-nilai warisan budaya bangsa dengan jalan menyajikan berbagai bacaan dari berbagai daerah di selunih
lndonesia
yang mengandung nilai-nilai
pendidikan watak
serta moral Panca Sila. Atas terlalisananya maksud tersebut di atas Pimpinan Proyek Pengembangan Media Kebudayaan mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada semua fihak yang telah memberikan bantuannya.
Pimpinan Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Diceriterakan
kembali oleh : NELLY
T.
Desain Buku : Proyek Pengembangan Media
Kebudayaan
1.
Pemerintahan raja Hamsoykasa.
Disalah satu negeri yang bernama Gulita Sagob di Gayo memerintah seorang raja bernama Hamsoykasa. Beliau sangat berkuasa, daerah kekuasaannya sangat luas. Negerinya makmur karena beliau memerintah dengan adil dan bijaksana. Oleh sebab itu tidak pernah terjadi huru-hara dalam kerajaannya, sehingga rakyat senang kepada raja Hamsoykasa. Raja Hamsoykasa mempunyai dua orang permaisuri, yang pertama bernama Rakna Diwi. Permaisuri kedua bernama Keuncan Ansari. Meskipun kekuasaan raja amat besar, beliau belum merasa puas. Karena raja sudah lama berumah-tangga tetapi belum mempunyai anak. Setiap hari ia berdo'a kepada Dewata, namun permohonannya belum terkabul. lnilah yang menjadi sebab, hati raja susah setiap hari. Oleh karena ingin mempunyai anak, maka raja terpaksa kawin lagi. Sebagai isteri yang ketiga ia memilih seorang puteri keturunan orang biasa yang bernama Cah Keubandi. Puteri Cah Keubandi adalah anak yatim piatu yang miskin dan papa. Tetapi wajahnya cantik lagi pula perangainya baik dan ramah. Terhadap isteri kedua yang tertua, Cah Keubandi patuh. Apa yang dikatakan padanya, selalu ia turuti. Melihat Cah Keubandi yang ramah tamah itu semakin sayanglah raja kepadanya. Untuk membuktikan kasih sayangnya beliau mendirikan sebuah istana baru untuk Cah Keubandi. Seluruh tenaga rakyat dikerahkan untuk membangun. Mereka rela bergotong-royong, bekerja dengan baik sesuai dengan tugas masing-masing. Tidak ada seorangpun diantara mereka yang merasa dipaksa untuk bekerja. Tidak berapa lama, selesailah istana itu dibangun. Buatannya rapi dan bagus, pada dinding sebelah dalam terdapat emas permata bertatahkan ratna mutu 3
manikam. Sehingga setiap orang yang melihatnya kagum. Karena perbedaan kasih sayang raja kepada Cah Keubandi, timbul rasa iri pada diri Rakna Diwi dan Keuncan Ansari. Keduanya ingin membalas sakit hatinya. Mereka bermufakat mencari jalan untuk memusnahkan Cah Keubandi. 2.
Doa raja terkabul.
Sudah setahun lamanya Cah Keubandi menjadi permaisuri raja. Maka Tuhan mengabulkan doa raja Hamsoysaka. Cah Keubandi lalu mengandung. Makin bertambah pula kasih sayang baginda. Beliau sangat gembira, sebab sudah ada yang kelak akan menggantinya, apabila raja Hamsoykasa meninggal dunia. Seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan turut bergembira. Kecuali Rakna Diwi dan Keuncan Ansari. Siang malam mereka bermupakat mencari jalan untuk memfitnah Cah Keubandi, agar supaya raja benei kepadanya. Pada suatu hari Cah Keubandi ingin makan daging rusa dari hasil buruan. Yaitu rusa yang patah angganya (tanduk) karena ketubruk sama pohon kayu. Raja Hamsoykasa terkejut mendengarkan permintaan isterinya. Sungguh aneh permintaan Cah Keubandi, lagi pula sulit didapat. Walaupun demikian supaya kandungannya selamat, raja Hamsoykasa berjanji akan mencarinya. Pagi-pagi diperintahkan pengawal menyiapkan perbekalan dan alat-alat berburu, lalu berangkatlah mereka ke hutan mencari rusa yang dimintakannya itu. Sepeninggal raja, Cah Keubandi selalu sakit-sakit, makin dekat harinya ia akan melahirkan. Sehingga segala rasa sakitnya selalu diberitahukan kepada permaisuri tua. Pada diri Rakna Diwi dan Keuncan Ansari lain halnya. Inilah kesempatan baik untuk meiepaskan niat jahat mereka. Kalau Cah Keubandi melahirkan, anaknya akan dibunuh.
3.
Fitnah terhadap Cah Keubandi.
Genaplah bulannya, Cah Keubandi melahirkan anak seratus orang banyaknya. Diantaranya 99 orang laki-laki dan seorang puteri. Puteri 4
itu mempunyai 7 helai rambut pada ubun-ubunnya terdiri dari emas dan intan permata. Tidak ada orang lain yang mengetahuinya kecuali Rakna Diwi dan Keuncan Ansari, yang sudah lama menanti-nanti. Waktu melahirkan mata Cah Keubandi ditutup dengan kain, supaya kejadian itu tidak dapat dilihatnya. Setelah dimandikan dan diberi dandanan yang rapi, anak-anak itu semua dihanyutkan kelaut untuk menipu dan memperdayakan raja Hamsoykasa. Maka dipanggilnya seorang pelayan perempuan untuk mengumpulkan tunggul-tunggul kayu dan kelopak-kelopak bunga, lalu dimasukkannya dalam peti dan disuruh pelayannya menguburkan di bawah kolong istana. Ke 100 anak itu lalu dimasukkan dalam peti dan dikunci, lobang-lobang pada peti itu ditutup dengan lilin supaya jangan masuk air. Peti itupun dihanyutkan oleh pelayan itu ke sungai dan seterusnya kelaut. Setelah selesai pekerjaan itu, kemudian kain penutup mata Cah Keubandi dibuka. Sedikitpun tiada ia mengerti akan perbuatan kedua permaisuri itu. Tepat pekerjaan itu selesai baginda kembali dari hutan. Dengan sangat menyesal mereka tiada berhasil membawa rusa yang dipinta isterinya Cah Keubandi. Segera kedua permaisuri itu menyongsong kedatangan baginda dan menceriterakan bahwa Cah Keubandi telah menimbulkan aib dalam kerajaan. Ia telah melahirkan tetapi anaknya bukan manusia. Itulah sebab tuanku disuruh berburu ke hutan. Sebab ia malu jika ketahuan pada tuanku kata mereka itu. Agar supaya tuanku percaya, lihatlah dibawah kolong istana. Raja Hamsoykasa pergi melihat dengan mata kepala sendiri. Alangkah terkejutnya beliau. Tunggul-tunggul kayu dan kelopak bunga itulah anaknya seperti yang diberitakan kedua permaisuri itu. Tiada kuat lagi baginda menanggung aib yang begitu besar. Apalagi berita itu telah tersiar ke seluruh kerajaan. Kalau demikian Cah Keubandi bukanlah manusia biasa. Ia adalah keturunan setan yang tidak layak tinggal dalam istana, kata kedua permaisuri itu meyakinkan baginda. Atas usul kedua permaisuri itu Cah Keubandi dipenjarakan jauh terpencil dari istana. Puteri Cah Keubandi tiada tahu bahwa ia telah difitnah. Raja Hamsoykasa memerintahkan agar ia keluar dari istana. Ia diseret oleh kedua permaisuri itu, masuk ke kamar gelap yang bau busuk. Badan Cah Keubandi masih lemas karena baru melahirkan. Sebab itu 5
merataplah Cah Keubandi. Tiada ia mengerti akan kesalahannya. Ia meraung-raung minta maaf dan belas kasihan. Tetapi tiada diindahkan oleh raja dan kedua permaisuri. Sekarang Rakna Diwi dan Keuncan Ansari merasa puas hatinya dan gembira. Terwujud sudah niat jahatnya. Menurut tafsiran mereka kejahatannya itu tidak akan terbongkar kelak. Sehingga baginda tentu tidak meninggalkan mereka lagi. 4.
Raksasa memelihara ke 100 anak raja.
Pada saat peti itu dihanyutkan, rupa-rupanya tidak terus hanyut ke laut. Tetapi tersangkut di kaki sebuah bukit dekat dari pantai. Di sana sedang ada raksasa bermain-main dengan isterinya. Peti itu dilihat oleh isteri raksasa, lalu diambil dan dibawa kepada suaminya. Setelah dibuka tampak ke-seratus anak-anak itu masih hidup. Seketika itu suaminya ingin memakan tetapi dilarang oleh isterinya. Iba hatinya melihat anak itu karena masih kecil-kecil. Lalu dibawanya pulang dan dipelihara baik-baik seperti merawat anaknya sendiri. Makin lama makin bcsar ke 100 anak itu. Semakin bertambah pula kasih sayang ibu bapak angkat mereka (raksasa). Setelah berumur 15 tahun mereka telah dapat menolong pekerjaan rumah. Mereka itu sangat rajin dan patuh. Lagi pula wajahnya cantik-cantik terutama yang puteri. Oleh sebab ia mempunyai rambut emas pada ubunubunnya, maka ia diberi nama oleh raksasa Puteri Ubun-Ubun Emas. Ia sangat cantik melebihi permaisuri Rakna Diwi dan Keuncan Ansari. Ia sangat saleh dan baik hati. Tiada pernah ia lupa melakukan pekerjaan dan ibadahnya setiap hari meminta pertolongan kepada Dewata. Pada suatu malam waktu tidur Puteri Ubun-Ubun Emas didatangi oleh dewa dari kayangan. Padanya di ajarkan segala macam ilmu dan berdoa. Setiap malam puteri Ubun-Ubun Emas tiada lupa belajar ilmu dan doa yang diajarkan dewa itu. Oleh sebab itu pula setiap malam dewa itu datang menjaga mereka. Hari berikutnya dewa itu menceriterakan tentang riwayat hidup mereka, sejak lahir sampai tiba di rumah raksasa itu. Tentang ibu kandungnya yang dikhianati dan dipenjarakan, juga diceriterakan dewa itu kepadanya. Segera 6
Puteri U b u n - U b u n Emas disuruh pulang untuk meiepaskan i b u n y a dari penderitaannya. Segala doa dan i l m u yang diperolehnya diturunkan lagi kepada 99 orang saudaranya. D e m i k i a n Puteri U b u n - U b u n Emas sering didatangi malaikat i t u . Pada suatu hari berkatalah Puteri U b u n - U b u n Emas kepada raksasa, bahwa ia ingin bercocok tanam untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Supaya ayahnya tidak terlalu lelah mencari makanan mereka yang 100 orang. D i m i n t a n y a 100 buah kampak untuk menyiangi hutan. Terpaksa ayahnya minta tolong kepada orang-orang yang lewat d i hutan yang sedang mencari k a y u . Supaya ditempa 100 buah kampak sesuai dengan permintaan Puteri U b u n - U b u n Emas. Pergilah mereka bersaudara ke hutan menanami u b i , padi dan sebagainya. Dari hasilnya itu mereka dapat makan secukupnya dengan i b u bapak angkatnya. Bertambah sayang pula hati orang tuanya, Sang raksasa itu. Pada suatu malam datang lagi para dewa, menyuruh Puteri U b u n - U b u n Hmas segera pulang. " H a i Puteri U b u n - U b u n Emas pergilah segera bersama saudara-saudaramu. Lepaskan i b u m u dari penderitaan. A k u tidak tahu jalan, kata Puteri U b u n - U b u n Emas. Janganlah kau takut, gampang mencarinya, jawab malaikat itu. Ikuti saja pinggir negen raksasa i n i , berjalanlah kalian terus. Barang siapa manusia yang pertama kau jumpai yang meminta kau menjadi isterinya, itulah ayahmu. Di sanalah tempat ibumu. K a u harus mengabulkan permintaan ayahmu dengan syarat pertama supaya Ibumu dilepaskan dulu dari penjara. Kemudian baru perkawinan itu dapat dilangsungkan"! Keesokan harinya pergilah Puteri U b u n - U b u n Emas menceriterakan m i m p i n y a kepada ayah dan ibunya raksasa i t u , lalu ia minta izin akan pulang ke negeri ayahnya. Kedua raksasa itu menangis mendengar dan bcrusaha untuk menahan Puteri U b u n - U b u n Emas serta saudarasaudaranya, sebab raksasa itu sayang kepada mereka. Tetapi Puteri U b u n - U b u n Emas berkeras akan pulang, untuk memenuhi pesan malaikat itu. Walaupun demikian perasaan berat dan bertangis-tangisan terpaksa Puteri U b u n - U b u n Emas dan saudaranya dilepas pergi. Lalu kedua orang tua angkatnya memberi nasihat : K a m i sangat sedih memberangkatkan anak-anakku. Tetapi kami bangga atas kesetiaanmu kepada orang tua. Terima kasih atas kebaikan anak-anakku. Hanya 7
satu permintaan ayah dan ibu yang harus kalian laksanakan. Jika kamu telah sampai ke suatu padang belantara, dan mendengar seseorang mengajak supaya berhenti jangan hiraukan. Teruskan saja berjalan. Jangan menoleh ke kiri dan ke kanan ataupun ke bclakang, supaya kalian selamat sampai di tempat. Apabila kamu nanti nienjawab, kamu sekalian akan menjadi patung batu. Buat menjaga diri ambillah cincin sakti ini, yang harus kau pakai di padang belantara dan dimana perlu. Jika kau pakai, niscaya kau akan terhindar dari segala bahaya, lalu raksasa itu memberikan cincin itu kepada Puteri UbunUbun Emas. Ketika ke 100 anak itu meninggalkan gua raksasa itu, mereka berpeluk-pelukan dan bertangis-tangisan. Mereka diberangkatkan dengan menunggang gajah dan memakai pakaian yang indah-indah. Sedangkan Puteri Ubun-Ubun Emas menunggang gajah putih dan memakai perhiasan dan pakaian yang indah. Lama sudah mereka berjalan tidak tahu arah tujuan, hanya dibawakan kaki gajah itu. Tetapi Puteri Ubun-Ubun Emas tiada pernah berputus asa. Ia selalu menyerahkan nasibnya dan saudarasaudaranya ketangan Tuhan saja. Ia percaya bahwa Tuhan Maha Kuasa akan melindungi hambanya. Akhirnya sampailah mereka di suatu hutan belantara, yang dilingkari oleh gunung-gunung. Gelap sekelilingnya karena tumbuhan hutan belantara, yang menutupi jalanan. Mereka melihat disekelilingnya patung-patung manusia dan binatang yang telah menjadi batu. Mereka semuanya takut, sambil meneruskan perjalanannya. 5.
Puteri Ubun-Ubun Emas dengan penyihir.
Tiba-tiba terdengar suara seperti halilintar kuatnya : "Siapakah manusia yang berani melewati daerahku tanpa izin ? Berhentilah kamu semua. Mereka terkejut semua. Puteri Ubun-Ubun Emas lupa akan nasehat ayah angkatnya, segera menjawab : Siapakah kau yang memanggil kami ? Suara siapakah itu dan apa maksudmu memanggil kami ? Seketika itu juga semua saudara-saudaranya dan gajah tunggangannya menjadi batu. Kecuali Puteri Ubun-Ubun Emas, karena memakai cincin sakti yang diberikan raksasa itu. Puteri 8
Ubun-Ubun F.mas menangis sekuat-kuatnya dan ,berseru-seru : Mengapakah aku tinggal sendirian. Lcbih baik aku mati. Tak ada gunanya aku pulang sendirian ke rumah ayahku, tanpa saudara-saudaraku. Tolonglah, tolonglah aku. Sedang Puteri Ubun-Ubun Emas meraung-raung, tiba-tiba sesosok tubuh datang menghampirinya. Seorang nenek berbadan besar. Mukanya buruk dan menakutkan. Puteri Ubun-Ubun Emas terkejut takut sekali. Tetapi nenek bertubuh jelek itu membujuk dengan ramahnya supaya ia mau bermalam di rumahnya. Tanpa panjang lebar menjawab karena takut, diikutinya nenek itu sampai ke rumah. Disitulah Puteri Ubun-Ubun Emas tinggal bersama-sama dengan nenek itu untuk beberapa lama. Sifat rajin dan baik hati Puteri Ubun-Ubun Emas se'alu ditunjukkannya, setiap hari. Sehingga ia dipercaya nenek tua itu. Segala kepintarannya dalam bermacam-macam ilmu diajarkan nenek itu kepadanya. Segala mantera-mantera, yaitu mantera untuk membinasakan orang, mantera menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah menjadi batu dan sebagainya. Hanya satu mantera yang tidak pernah diajarkan yaitu mantera untuk membinasakan dirinya sendiri. Apabila mantera itu diajarkan, tentu ia akan binasa dan tidak akan berkuasa lagi. Kalau ia telah binasa, maka semua makhluk-makhluk batu dapat hidup kembali. Nenek tua itu sebenarnya adalah tukang sihir yang jahat. Ialah yang menjadikan setiap makhluk yang lewat di padang belantara itu menjadi batu. Setiap hari Puteri Ubun-Ubun Emas rajin melaksanakan tugastugas rumah. Ia tidak pernah bermalas-malas. Akhirnya tertarik juga penyihir itu pada tingkah-laku Puteri Ubun-Ubun Emas. Sehingga ia dipercaya penuh. Dengan tidak sadar penyihir itu menceriterakan tentang pribadinya, dan mengajarkan mantera untuk membinasakannya. Semua mantera-mantera dan ilmu yang didapat, dihafal baik-baik oleh Puteri Ubun-Ubun Emas. Terutama mantera untuk membinasakan penyihir itu. Sudah cukup rasanya ia hidup bersama ibu angkatnya yang jahat itu. Pikirannya selalu melayang kepada penderitaan ibu kandungnya. Ia ingin segera pulang meiepaskan ibunya dari penjara. Pagi-pagi benar Puteri Ubun-Ubun Emas sudah bangun. Makanan pagi telah disiapkan diatas meja. Ia bermaksud akan berangkat hari itu juga, setelah membinasakan penyihir itu. Penyihir itupun bangun dan duduk bersama-sama menghadapi meja untuk sarapan pagi. Pada saat 9
itulah Puteri Ubun-Ubun Emas membacakan mantera-manteranya. Penyihir itu hilang ingatan, kemudian lari pontang-panting tiada tujuan. Makin lama makin jauh dan tidak kembali lagi. Setelah Puteri UbunUbun Emas yakin, bahwa musuhnya tidak ada lagi, segera ia membacakan mantera untuk menghidupkan saudaranya yang 99 orang. Dalam sekejap mata semua makhluk-makhluk manusia dan binatang batu, hidup kembali seperti semula. Mereka bersuka-ria dan mengangkat Puteri Ubun-Ubun Emas menjadi pemimpin. Dengan segera mereka meninggalkan daerah itu. Berangkat berbaris-baris mencari negeri ayahanda Puteri. 6.
Puteri Ubun-Ubun Emas pulang ke negeri ayahnya.
Lima bulan lamanya berjalan sampailah mereka di suatu negeri. Gempar seisi negeri itu melihat mereka berbaris-baris menunggang gajah. Diantaranya tampak Puteri Ubun-Ubun Emas yang sangat cantik menunggang gajah putih. Ramai penduduk menyongsong kedatangan mereka dan seisi istana menjadi gempar. Salah seorang perdana menteri ditugaskan raja menyelidiki rombongan itu. Perdana Menteri kembali menghadap raja. Diceriterakannya orang banyak masuk, bahwa rombongan itu dipimpin seorang Puteri cantik menunggang gajah putih. Kalau benar demikian bawalah ia kemari. Akan kujadikan permaisuriku kata baginda. Kembali perdana menteri itu memanggil puteri agar menghadap baginda. Puteri Ubun-Ubun Emas menolak dan berkata : "Maafkan kami tuanku. Kami tiada sempat singgah. Perjalanan kami masih jauh. Kami akan mencari ayahanda yang tiada diketahui dimana negerinya. Sampaikanlah kepada raja tuan, agar kami dapat berjalan terus. Aduhai, tuan puteri, patik tiada berani menyampaika.mya. Baginda telah bertitah agar tuan puteri bersedia menjadi permaisuri, kata perdana menteri itu. Teringat Puteri Ubun-Ubun Emas akan pesan malaikat, waktu ia berada di rumah raksasa. Malaikat itu berkata, barang siapa manusia yang pertama meminta akan menjadi isterinya itulah ayahmu. Sangat gembira hati Puteri Ubun-Ubun Emas. Sudah tiba kami di negeri ayah. Kami akan bertemu dengan bunda yang tercinta. Lalu Puteri UbunUbun Emas berkata : "Jika benar raja tuan hamba pemurah dan penolong dan ingin mempermaisurikan hamba, satu syarat yang akan 10
hamba pinta. Segala perintah tuan puteri akan dikabulkan, asalkan tuan puteri mau menjadi isterinya, kata perdana menteri itu pula. Kalau demikian sampaikanlah kepada baginda, supaya Cah Keubandi dilepaskan dari penjara. Kemudian bawalah ia kemari. Apabila permohonan hamba dikabulkan, maka segala titah baginda akan hamba turuti. Kemudian pergilah perdana menteri itu menceriterakan semuanya kepada baginda. Seketika itu juga raja Hamsoykasa memerintahkan untuk meiepaskan Cah Keubandi. Ia dimandikan dulu dan diberi pakaian yang indah-indah. Kemudian Cah Keubandi dibawa kepada Puteri Ubun-Ubun Emas. Kedatangan ibunya disambut oleh Puteri UbunUbun Emas serta ke 99 saudaranya. Mereka bertangis-tangisan memeluk ibunya. Maka Puteri Ubun-Ubun Emas menghimpun saudarasaudaranya. Lalu ia menceriterakan riwayat kelahiran mereka sampai dibesarkan di rumah ayah angkatnya raksasa. Hal ini diketahuinya dari malaikat. Ibunya Cah Keubandi menangis tersedu-sedu mendengarkan. Sekarang ia mengerti, bahwa ia telah difitnah oleh kedua madunya. Cah Keubandi melahirkan anak manusia, bukan tunggultunggul kayu dan kelopak-kelopak bunga. Setelah itu mereka berangkat bersama-sama menuju istana. Di istana baginda telah mempersiapkan kadi dan saksi-saksi. Segala keramaian sudah lengkap, untuk merayakan perkawinan Sri baginda dengan Puteri Ubun-Ubun Emas. D i hadapan baginda serta hadirin semua diceriterakannya kembali riwayatnya serta saudarasaudaranya. Alangkah terkejutnya baginda, demi mendengarkan riwayat hidup ke 100 puteranya itu. Puteri Ubun-Ubun Emas adalah Puteri kandungnya sendiri. Raja Hamsoykasa dan isterinya Cah Keubandi bertangis-tangisan saling bermaaf-maafan beserta ke 100 putera baginda. Terhadap Rakna Diwi dan Keuncan Ansari, baginda amat murka. Fitnah yang selama ini, sekarang terbongkar. Keduanya mengaku atas perbuatannya. Atas perintah baginda mereka dimasukkan ke tempat Cah Keubandi dipenjarakan. Sekarang mereka menerima ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya. Tetapi baginda dan Cah Keubandi beserta ke 100 anaknya bersyukur kepada Tuhan, karena mereka dapat dipertemukan kembali, hidup rukun dan damai dalam istana. 11
7.
Perkawinan Puteri U b u n - U b u n Emas dengan
Lila
Bangguna.
Setahun lamanya Puteri U b u n - U b u n Emas bersama ayah bunda dan saudaranya. Tetapi setiap hari pikirannya melayang kepada ibu tirinya yang di dalam penjara. Demikian pula Cah K e u b a n d i tiada tega membiarkan mereka hidup dalam kamar gelap lagi bau busuk. Karena ia sendiri sudah pernah merasakan bagaimana sakitnya selama ini. Sifat Puteri U b u n - U b u n Emas dan Ibunya penyabar dan Penyayang. Mereka tiada mau menyimpan rasa dendam dalam hati. Mereka berpendapat bahwa kasih yang sebenarnya tiada pernah menuntut balasan, dan tidak pernah pula menaruh dendam. Walaupun sebenarnya selama ini merasa tersiksa, namun tiada niat dalam hatinya membalas dendam. Oleh sebab itu Puteri U b u n - U b u n Emas dan ibunya -pergi meminta kepada Baginda, agar Rakna D i w i dan Keuncan Ansari dikeluarkan dari penjara, supaya tinggal bersama-sama dalam istana. Permintaan isteri Jan puterinya dikabulkan baginda. R a k n a D i w i dan Keuncan Ansari dilepaskan, setelah mereka minta ampnn atas kesalahannya. Dan berjanji akan hidup bersama tanpa menaruh dendam lagi. Kecantikan dan kebaikan budi Puteri U b u n - U b u n Kmas tersiar ke seluruh pelosok kerajaan, bahkan sampai ke kerajaan-kerajaun tetangga. Sehingga tidak hcran apabila banyak putera kerajaan dan bangsawan kaya raya berlomba-lomba akan mempersuntingnya. Sudah banyak utusan-utusan kerajaan yang datang akan meminang Puteri U b u n - U b u n Kmas. A k a n tetapi seorangpun belum ada yang berkenan dalam hatinya. Melihat kelakuan puterinya, baginda menjadi bimbang. Sebab sudah sepantasnya ia berumah tangga, mengingat ia keturunan raja dan lagi sudah cukup dewasa. Setiap hari Puteri U b u n - U b u n Emas dinasehati oleh baginda supaya berumah tangga. N a m u n puterinya belum mendapatkan pemuda yang cocok dihatinya. Oleh sebab i t u baginda akan pergi mengembara ke hutan, menenangkan pikirannya. Puteri U b u n - U b u n Fmas mengerti akan kesusahan ayahnya dan menghibur katanya : " A y a h a n d a , A n a n d a bukan tidak mau kawin. Tetapi sampai saat i n i , Sang Dewata belum menunjuk yang akan menjadi suami ananda. Jika ayalianda berkenan, ananda mempunyai usul. Supaya ayahanda mengumpulkan orang berilmu cerdik pandai dan orang-orang ahli h u k u m . Barangkali diantara mereka ada yang 12
sesuai menjadi suami ananda. Amat gembira baginda menerima usul puterinya. Seluruh pengawal istana diperintahkan membuat pengumuman dalam negeri dan kepada kerajaan tetangga, sesuai dengan permintaan puterinya. Pada hari yang telah ditentukan, berkumpullah kaum alim ulama. Semuanya berpakaian rapi masing-masing membuat gaya sendiri supaya terpilih, menjadi menantu raja. Maka baginda menanyakan puterinya yang mana berkenan dihatinya. Setelah melihat satu persatu, dengan perasaan kesal ia menjawab : "Belum ada yang berkenan dihati ananda", ayah. Hampir hilang kesabaran raja mendengar jawaban puterinya. Kaum alim ulama itupun pulang dengan kecewa. Untuk kedua kali baginda mengumpulkan orang-orang berilmu eerdik pandai. Tetapi jawabannya sama dengan yang pertama, diantara mereka satu orangpun tiada yang terpilih. Untuk ketiga kalinya baginda mengumpulkan ahli-ahli hukum. Ketiga kali itu pula Puteri Ubun-Ubun Emas menolak. Maka hilanglah kesabaran ayahnya. Baginda sangat murka, lalu mengusir puterinya keluar dari istana. Sungguhpun demikian, Puteri Ubun-Ubun Emas tidak menuruti amarah ayahnya. Ia berusaha melemahkan hati baginda dan berkata : "Mengapa ayah mengusir ananda? Jika Dewata belum memberi jodoh, bagaimanakah ananda bisa kawin ayah? Iba juga hati baginda melihat puterinya. Sehingga ia tetap diizinkan tinggal bersama dalam istana. Pada suatu hari tersiar kabar, bahwa seorang pandita dalam kerajaan Gulita Sagob, didatangi seorang pemuda yang tidak dikenal. Wajahnya tampan lagi sopan. Anak muda itu dipersilahkan masuk oleh pandita itu dan menanyakan siapakah namanya, dari mana asalnya, dan apa maksudnya datang ke negeri ini. Sebenarnya pemuda itu bernama Lila Bangguna, keturunan raja dari kayangan. Mereka dua bersaudara. Kakaknya perempuan bernama Sithon Glima dan ia sendiri bernama Lila Bangguna. Sejak kecil mereka berdua telah ditinggal wafat oleh ayah bundanya. Oleh sebab almarhum ayahnya seorang raja kayangan yang adil dan bijaksana, maka rakyat senang dan makmur. Setelah ayahnya wafat, tidak ada orang lain yang berani merebut tahta kerajaan. Tetapi diserahkan kepada puteranya Lila Bangguna, walaupun pada waktu itu ia masih kecil. Setelah dewasa raja Bangguna mengikuti jejak ayahnya. Memerintah dengan adil lagi bijaksana. Ramah tamah terhadap rakyatnya, sehingga rakyat senang 13
kepadanya. Pada suatu malam Lila Bangguna bermimpi. Bulan purnama jatuh keharibaannya. Lila Bangguna terkejut lalu bangun dari tidurnya. Beliau bermaksud tidak akan menceriterakan mimpinya kepada siapapun Bahkan kepada kakaknya sendiri Sithon Glima. Beliau akan mencari sendiri tabir mimpinya itu. Keesokan harinya beliau pergi minta pamit kepada kakaknya, untuk mengembara mencari ilmu di negeri lain. Sangat berat perasaan Sithon Glima mengizinkan adiknya pergi. Tetapi Lila Bangguna 'tetap berkeras memohon akan berangkat. Terpaksa keberangkatan Lila Bangguna dilepas dengan. ratapan oleh Sithon Glima. Waktu ia akan berangkat Lila Bangguna hanya meminta satu dari seluruh harta peninggalan orang tuanya, yaitu keris dan pedang yang disebut betuah. Turunlah baginda Lila Bangguna meninggalkan kayangan menuju bumi tanpa tujuan. Untuk mencari sendiri arti daripada tabir mimpinya. Sehingga akhirnya ia tiba di rumah pandita dari negara Gulita Sagob. Kepada pandita itupun tiada diceriterakannya riwayat hidupnya yang sebenarnya. Lila Bangguna hanya menceriterakan namanya dan tujuannya datang dari jauh hanya menuntut ilmu. Kalau demikian tinggallah bersama saya di sini. Mudah-mudahan segala cita-citanya tuan akan tercapai. Maka tinggallah Lila Bangguna bersama pandita itu sebagai murid yang setia dan rajin. Kabar kedatangan Lila Bangguna sebagai tamu yang tidak dikenal dalam kerajaan Gulita Sagob, terdengar juga pada baginda Hamsoykasa. Maka suatu hari baginda mengundang lagi kaum alim ulama dan para cendekiawan ke istana. Adapun tujuannya untuk jamuan makan dan minum, sekaligus memperbincangkan hal-hal penting dalam kerajaan. Puteri Ubun-Ubun Emas turut dibawa baginda dalam pertemuan itu. Ketika acara dimulai matanya tertuju pada tempat duduk sebelah pojok. Tampak seorang pemuda tampan duduk sebelah pandita. Pemuda itu tidak lain dari Lila Bangguna yang turut dibawa pandita dalam perjamuan itu. Seketika itu juga terpaut hati Puteri Ubun-Ubun Emas menjadikan pemuda itu sebagai suaminya. Demikian juga sébaliknya Lila Bangguna tertarik akan kecantikan Puteri Ubun-Ubun Emas. Kedua pandangan mereka bertemu. Dari pandangan kedua insan itu secara tidak langsung mereka saling jatuh cinta. Semua hadirin pulang. 14
D e m i k i a n pula L i l a Bangguna dan Puteri U b u n - U b u n Emas masingmasing pulang ke rumahnya. Kejadian dalam perjamuan tidak diceriterakan oleh Puteri U b u n U b u n Emas kepada ayah bundanya. Sejak itu pikirannya tidak menentu lagi. Ia telah jatuh cinta pada pemuda yang belum dikenalnya. Sebaliknya demikian pula L i l a Bangguna tidak meneeriterakannya kepada pandita itu. Teringatlah ia akan m i m p i n y a dulu w a k t u d i kayangan. Dalam m i m p i n y a bulan purnama jatuh keharibaannya. Inilah arti m i m p i k u pikir L i l a Bangguna. A k u akan kawin dengan puteri kerajaan G u l i t a Sagob. U n t u k mengetahui sejauh mana kasih sayang Puteri U b u n - U b u n Emas kepadanya, L i l a Bangguna ingin menanyakannya secara langsung. Suatu malam ia memberanikan diri masuk ke istana. Kalau kedapatan datang malam-malam begitu tentu ia akan d i h u k u m berat. Oleh sebab itu L i l a Bangguna membacakan doanya supaya dayang-dayang, pengawal dan seluruh penghuni istana tertidur. M a k a masuklah L i l a Bangguna ke kamar Puteri U b u n - U b u n Emas, dibangunkannya pelan-pelan. Hampir ia menjerit karena ketakutan dan berkata : Siapakah kau yang berani datang tengah malam begini? A p a k a h kau tidak merasa bersalah ? Bagaimanakah j i k a ayahnda mengetahui hal ini ? Lalu L i l a Bangguna menjawab : A m p u n patik beribu ampun tuan puteri. H a m b a datang bukan bermaksud jahat kepada tuan puteri. Hamba hanya ingin menanyakan bagaimana perasaan tuan puteri yang sebenarnya. M a k a L i l a Bangguna menceriterakan riwayatnya yang sebenarnya. D a n melihat puteri pertama kahnya dalam perjumpaan perjamuan siang tadi. Maksud hamba datang, j i k a berkenan adalah untuk meminang tuan puteri, kata L i l a Bangguna. Karena Puteri U b u n - U b u n Emas juga sudah sayang kepadanya, maka diceriterakan pula semua perasaannya siang itu. Bahwa sesungguhnya satu-satunya pilihan patik, hanya jatuh kepada tuan sendiri. Patik mau dijadikan isteri kata Puteri U b u n - U b u n Emas. Tetapi untuk mengambil, hanya ada satu jalan. T u a n harus memintanya kepada ayahanda. Mendengar jawaban Puteri U b u n - U b u n Emas, sangat senang hati L i l a Bangguna. L a l u ia b e r m o h o n diri akan pulang. Malang tiada dapat diraih, untung tiada dapat ditolak. Karena takuj kedapatan, L i l a Bangguna tergesa-gesa pulang. Tanpa diketahui, terkaitlah samping kain L i l a Bangguna pada sudut ranjang Puteri 15
U b u n - U b u n Emas, dan tertinggal sobekannya. Keesokan paginya dayang-dayang mulai membersihkan kamar tidur Puteri U b u n - U b u n Emas. Penghuni istana menjadi gempar, mendengar berita ada sobekan kain laki-laki tertinggal di kamar Puteri U b u n - U b u n Emas. Ia disangka telah berbuat onar, maka murkalah baginda. Diperintahkan beberapa hulubalang mencari, akhirnya ke tempat pandita. L i l a Bangguna terus mengaku bahwa ialah yang mempunyai kain serupa itu. Ia dibawa pengawal menghadap raja, dan terus terang mengaku, bahwa kain i t u kepunyaannya. Hanya L i l a Bangguna mengatakan kain itu terkait waktu perjamuan siang. Baginda amat murka, sebab kain itu bukan di tempat perjamuan, tetapi kedapatan di dalam kamar Puteri U b u n U b u n Emas. Sehingga Lila Bangguna dijatuhi h u k u m a n penjara. Hati Puteri U b u n - U b u n Emas tiada dapat dipisahkan lagi dari L i l a Bangguna. Makin hari makin kurus badannya. A y a h n y a baginda Hamsoykasa tidak setuju kawin dengan L i l a Bangguna, sebab malu akan kejadian itu. Puteri U b u n - U b u n Emas berusaha menerangkan yang sebenarnya bahwa ia tidak melakukan kejahatan. T e t a p i ayahnya Hamsoykasa tidak yakin dan tetap menolak. Ibu dan kesembilanpuluh sembilan saudaranya turut merasakan penderitaan Puteri U b u n U b u n Emas. Lalu membujuk ayahnya setiap hari, supaya kedua insan dimaafkan dan dapat d i k a w i n k a n . Permintaan itu dikabulkan akhirnya, Lila Bangguna dilepaskan dari penjara dan d i k a w i n k a n dengan Puteri U b u n - U b u n Emas. Perkawinannya berlangsung tanpa ada pesta-pesta sedikitpun. Hanya disaksikan oleh kadi saja, karena baginda tidak setuju. Sungguhpun demikian kedua pengantin itu tetap hidup berkasihkasihan dan tinggal dalam istana. K e d u a suami isteri menjadi orang yang saleh, taat beribadah dan tambahan lagi patuh kepada orang tuanya. Berbalik juga hati baginda melihat mereka, sehingga mereka diperlakukan kembali seperti semula.
8.
Lila
Bangguna pulang ke kayangan.
Sudah bertahun-tahun lamanya L i l a Bangguna meninggalkan kayangan. Beliau telah rindu kepada k a k a k n y a S i t h o n G l i m a . M a k a suatu hari L i l a Bangguna minta izin kepada isterinya untuk pulang 16
sebentar melihat kakaknya. Sangat sedih hati Puteri Ubun-Ubun Emas akan ditinggal pergi oleh suaminya. Dicobanya menahan tetapi suaminya ingin pulang. Berangkatlah Lila Bangguna raja kayangan, dilepas dengan ratap dan tangis oleh Puteri Ubun-Ubun Emas: Tetapi ia tidak kuat tinggal sendirian. Lalu ia minta izin kepada ayahnya dan berpesan sambil menunjuk sebuah pohon sirih yang tumbuh segar yang sudah lama ditanamnya katanya : "Ayah dan bunda serta saudara-saudaraku, izinkanlah ananda pergi mengikuti Lila Bangguna. Apabila pohon sirih itu mati, suatu alamat ananda dalam keadaan susah dirundung malang. Maka disusulnya Lila Bangguna dengan menaiki kereta yang disebut Keuretaih. Akhirnya mereka bertemu di muka pintu bumi. Lila Bangguna kasihan dan terpaksa membawa isterinya ke salah satu istana untuk sementara. Karena beliau akan memberitahukan dulu kepada kakaknya Sithon Glima. Kedatangan adiknya kembali disambut dengan senang oleh Sithon Glima dan penduduk kayangan. Lila Bangguna menceriterakan semua pengalamannya dari mula sampai akhir di bumi. Diceriterakan pula akan hal isterinya. Kakaknya setuju akan tinggal bersama dengan adik iparnya Puteri Ubun-Ubun Emas. Walaupun demikian baik kakaknya, beliau belum yakin. Ingin beliau menguji kebenaran hati kakaknya. Janganlah salah terima kakanda katanya. Menurut orang tua-tua tidak baik membawa isteri serumah dengan kakak iparnya. Sebab akan mengakibatkan perkelahian dan akhirnya kepada perceraian. Tidak akan aman satu rumah dengan adik ipar. Sithon Glima tetap meyakinkan, bahwa ia setuju adik iparnya Puteri Ubun-Ubun Emas dibawa. Kita hanya berdua yang mewarisi peninggalan kerajaan ayah. Sehingga isteri adinda berhak tinggal dalam istana ini. Mendengar perkataan kakaknya amat gembira hati Lila Bangguna. Disampaikannya perkataan Sithon Glima kepada Puteri Ubun-Ubun Emas, dan ia dibawa ke kayangan. Upacara penyambutan Lila Bangguna dengan Puteri Ubun-Ubun Emas tidak terkira ramainya. Seluruh penduduk kayangan bergembira atas kembalinya Lila Bangguna menjadi raja. Tetapi sayang kegembiraan itu tiada berlangsung lama dirasakan oleh Puteri Ubun-Ubun Emas. Kata-kata manis Sithon Glima kakak iparnya hanya di bibir saja. Mulai timbul rasa dengki terhadap adik iparnya. Kasih sayang dan penghormatan Lila Bangguna selama ini, dirasakan telah berkurang. Lila Bangguna selalu memperhatikan keperluan isterinya dan 17
tetap berkasih-kasihan. Oleh sebab itu Sithon Glima berusaha akan membinasakan adik iparnya Puteri Ubun-Ubun Emas. Pada suatu hari Sithon Glima merasa gembira sekali, karena adiknya akan meninggalkan istana untuk bertapa. Isterinya diserahkan dibawah pengawasan kakaknya Sithon Glima. Tiada disangkanya hati kakaknya sudah berubah. Setelah Lila Bangguna berangkat, maka Sithon Glima melakukan siksaan dan nistaan. Caci maki yang tiada berkesudahan sepanjang hari. Meskipun demikian Puteri Ubun-Ubun Emas menerimanya dengan sabar dan tawakal. Ia meminta pertolongan kepada Dewata. Berbulan-bulan lamanya setelah Lila Bangguna melakukan pertapaan. Tiba-tiba suatu hari beliau pulang. Kedatangannya disambut gembira oleh Sithon Glima. Seakan-akan tidak ada terjadi suatu apapun, didepan adiknya Sithon Glima berpura-pura ramah dan bermulut manis. Sebaliknya Puteri Ubun-Ubun Emas tidak mau menceriterakan kepada suaminya tentang kelakuan kakaknya, yang kejam itu. Dengan maksud agar kelakuan kakaknya berubah. Melihat suasana tenang, senanglah hati baginda. Lila Bangguna pergi lagi bertapa. Dalam kenyataan, persangkaan raja kayangan itu salah. Iri hati Sithon Glima makin menjadi-jadi. Ia ingin lebih baik adik iparnya mati. Maka bermacam-macam tugas berat diberikan kepada Puteri Ubun-Ubun Emas. Pada suatu hari Sithon Glima sengaja menjemur padi yang dicurahkannya di pematang-pemetang. Setelah sore hari, disuruhnya Puteri Ubun-Ubun Emas pergi ke sawah untuk mengumpulkannya sebutir demi sebutir dalam waktu yang singkat. Ketika sedang menangis, sudah berdiri kakaknya Sithon Glima di hadapannya. marah dan berkata : " A k u menyuruh kau mengangkat padi ke sini malahan kau menyerakannya di pematang ini. Kumpulkan segera, jangan ada sebutirpun yang ketinggalan atau yang hilang. Tetapi Puteri Ubun-Ubun Emas tiada bergerak untuk melakukannya. Tidak mungkin ia dapat memungut sebutir demi sebutir, kecuali ia hanya menangis. Hati Sithon Glima makin panas, dibentaknya lagi adik iparnya katanya : " A p a lagi, cepat kerjakan. Jika tidak selesai jangan datang ke istana. Pulanglah ke rumah orang tuamu. Nah, rasakan sekarang. 18
Lalu Sithon Glima mengambil kayu sekerat dan memukul adiknya kuat-kuat, sehingga jatuh pingsan, dan kakaknya pulang. Tiada berapa lama ia sadar, tampak olehnya suaminya Lila Bangguna sudah berdiri di hadapannya. Suaminya menghibur dan menanyakan apa yang terjadi. Puteri Ubun-Ubun Emas yang baik budi itu, hanya minta tolong mengumpulkan padi itu. Tidak diceriterakannya tentang siksaan kakaknya. Maka raja kayangan itu membacakan mantera-manteranya, lalu padi itu berkumpul ke dalam karung, sebutirpun tidak berkurang beratnya. Namun demikian Sithon Glima belum puas juga hatinya. Untuk ketiga kalinya Lila Bangguna pergi lagi bertapa. Waktu itu pula Sithon Glima melakukan penyiksaan. Diambilnya tepung sekarung dan diserakkan diatas tanah. Puteri Ubun-Ubun Emas disuruh kembali mengumpulkan, ia menangis pula menghadapi pekerjaan yang tidak terselesaikan itu. Waktu itu pula muncul suaminya menolong dengan membacakan mantera-manteranya. Makin panas hati Sithon Glima, karena Lila Bangguna mempunyai ilmu yang tak terkalahkan, maka dicarinya akal lain. Suatu hari Sithon Glima mengadu pada Lila Bangguna bahwa Puteri Ubun-Ubun Emas tidak dapat diajak mufakat. Sepeninggal adiknya, kerjanya hanya berkurung dalam kamar, sedikitpun isteri adinda tiada menaruh hormat pada kakanda. Oleh sebab itu kakanda telah memutuskan agar adinda kawin dengan puteri menteri yang sangat cantik rupanya. Meskipun Lila Bangguna menolak tetapi kakaknya berusaha membujuk siang dan malam. Akhirnya kendor juga pendirian Lila Bangguna. Disetujuinya perkawinannya dengan puteri menteri itu. Tetapi sebelum perayaan tiba Lila Bangguna minta untuk bertapa lagi meninggalkan isterinya. Di istana Sithon Glima sibuk mengadakan persiapan pesta besarbesaran. Tujuan tidak lain dan tidak bukan, hanya untuk membinasakan Puteri Ubun-Ubun Emas. Belum puas hatinya jika adik iparnya belum mati. Berkatalah dia kepada Puteri Ubun-Ubun Emas : "Perayaan pesta sudah dekat, persediaan piring, gelas masih berkurang. Pergilah kau ke paya sana, tukarkan barang-barang ini dengan piring dan gelas, sambil kakaknya memberi barang-barang tukaran. Maksud Sithon Glima adalah untuk membunuh. Puteri Ubun-Ubun Emas tiada tahu pesta apa yang diadakan di Istana. 19
A d a p u n paya yang dimaksud oleh Sithon G l i m a adalah satu paya dekat istana. D i dalamnya terdapat binatang peliharaan yang buas, termasuk naga air. Barang siapa berani dekat, pasti akan ditelan hidup-hidup. Terpaksa pekerjaan itu harus dilakukan juga oleh Puteri U b u n - U b u n Emas. Berdirilah dia di tepi paya itu. Sekalian binatangbinatang itu keluar mengangakan mulut menanti mangsanya. Ruparupanya keberangkatannya i t u , d i i k u t i oleh k a k a k n y a dari belakang. Sedang ia berdiri termenung, terdengarlah suara kakaknya. A p a lagi yang kau pikirkan. Undangan sudah datang, piring gelas belum cukup. Kau hanya main-main d i sini, j i k a suamimu pulang nanti akan kuberitahukan bahwa kau selama ditinggalkan telah berzinah. Lalu diambilnya k a y u sekerat, d i p u k u l n y a Puteri U b u n - U b u n Emas sepuas hatinya. Seluruh badannya bengkak-bengkak, bajunya robek-robek dan cincin wasiatnya lepas dari jarinya. Setelah kakak iparnya puas m e m u k u l , Puteri U b u n - U b u n Emas tetap tertegun. Rasa sakit badannya tiada terkira. Lebih-lebih sakit hatinya, karena dituduh berzinah. A p a k a h kata suaminya j i k a mendengar berita itu. Sebab S i t h o n G l i m a sebagai pemegang tam puk pemerintahan, tentu adiknya dan seluruh rakyat akan percaya padanya. Rasa takut dan malu pada suaminya timbul. Dari pada aku hidup difitnah dan tersiksa bathin lebih baik aku mati pikir Puteri UbunU b u n Emas. Dengan tidak disangka-sangka Sithon G l i m a telah mendorongnya. Lalu terjun masuk ke dalam paya ditelan oleh naga buas itu. Melihat kejadian itu Sithon G l i m a sangat senang. Dapat ia menceriterakan kepada L i l a Bangguna, bahwa isterinya telah berzinah dan mati ditelan naga. l a pulang ke istana dengan hati gembira. Tetapi Dewata menolong hamba-hambanya yang tak berdosa. D i dalam perut naga Puteri U b u n - U b u n Emas tidak remuk. Ia tidak mati, karena ditelan bulat-bulat. D i dalam perut naga, ia selalu menyerahkan h i d u p n y a kepada Dewata. Hanya satu permintaannya supaya cincin sakti kembali kepadanya. Permintaan itu terkabul, cincin wasiatnya tiba-tiba melompat-lompat mendekati naga itu, lalu memuntahkan Puteri U b u n - U b u n Emas dan berkata : " A m p u n beribu ampun tuanku. Patik akan melakukan segala perintah tuanku, asalkan patik jangan dibinasakan. Puteri U b u n - U b u n Emas hanya meminta kepadanya supaya disediakan piring gelas seperti yang disuruh kakaknya. Dalam sekejap saja barang itu telah tersedia, lalu diserahkan kepa20
da kakaknya. Sithon Glima bukannya gembira menerimanya, tetapi dengkinya semakin menjadi-jadi, sebab Puteri Ubun-Ubun Emas masih hidup. Apa lagi akal untuk membinasakannya pikir Sithon Glima. Sudah tiga tahun berselang sejak Puteri Ubun-Ubun Emas meninggalkan bumi mengikuti suaminya ke kayangan. Ayah bunda serta saudaranya telah rindu. Setiap hari mereka memperhatikan pohon sirihnya. Mereka selalu mengingat pesan Puteri Ubun-Ubun Emas yang mcngatakan : Ayah, bunda dan saudara-saudaraku sekalian, apabila pohon sirih ini layu, suatu alamat ananda ditimpa kemalangan. Sekalian saudaranya sedih ketika suatu hari melihat serumpun daun sirih tiba-tiba layu. Mereka semua bermufakat akan mencari adiknya Puteri Ubun-Ubun Emas. Maka Dewata menolong mereka. Ke 99 orang saudaranya diberi bersayap sehingga dapat terbang sampai ke istana Lila Bangguna. Di dalam istana itu pernikahan Lila Bangguna dan Puteri menteri sedang berlangsung. Kedua pengantin dihias dengan memakai baju kerajaan yang berkilau-kilauan warnanya. Keramaian dan makanan tidak terkira banyaknya. Kemudian segala saksi-saksi serta para undangan telah hadir. Upacara penyambutan dilakukan besar-besaran. Sithon Glima sangat girang hatinya, sebab adiknya percaya dan mau menuruti perintahnya yang jahat itu. Ia telah memberitahukan bahwa isterinya sudah mati ditelan naga. Tetapi sebaliknya Puteri Ubun-Ubun Emas sedih hatinya. Ia pergi menyembunyikan diri, setelah menyerahkan piring gelas kepada kakaknya tanpa sepengetahuan suaminya. Tidak sampai hati dia melihat suaminya dipersandingkan lagi dengan puteri lain. Kalau seandainya perkawinan berlangsung pasti ia tidak akan dapat hidup berdampingan dengan suaminya di kayangan seperti sediakala. Betul-betul Puteri Ubun-Ubun Emas hari itu ditimpa kemalangan. Itulah sebabnya pohon sirih dekat istana ayahnya menjadi layu, sebagai pertanda pada ibu bapa dan saudara-saudaranya. Setelah tiba di istana, sekonyong-konyong ke 99 saudara Puteri Ubun-Ubun Emas, berubah menjadi bermacam-macam binatang. Ada menjadi burung, menjadi binatang berkaki dua dan berkaki empat, menjadi semut dan binatang-binatang serangga lainnya. Sebelum acara makan-makan dimulai, mereka menyerbu, semua hidangan pesta habis dimakan binatang-binatang itu. Sehingga para undangan marah ketika dipersilahkan bersantap hidangan tidak ada sama sekali. Para undangan 21
pulang semuanya tanpa makan dan m i n u m , sambil menyumpahnyumpah dan mengutuk pernikahan itu. Seketika itu juga istana menjadi sepi, S i t h o n G l i m a merasa kebingungan, berlari kesana-kemari. Sekonyong-konyong binatang itu semua berubah lagi menjadi semut api yang galak. Semut itu berbaris-baris mengerubungi badan calon permaisuri L i l a Bangguna, sambil menggigitnya. Badan puteri itu menjadi bengkak, bernanah dan bau busuk. K e m u d i a n menggigit daun telinganya hingga putus sebelah. M a u tidak mau untuk menutupi malu perkawinan harus dilangsungkan, hanya d i hadapan K a d i . Beberapa orang saksi dan Sithon G l i m a sendiri, tanpa ada pesta sedikitpun. Tetapi setelah calon permaisuri dipertemukan, L i l a Bangguna melihat isterinya, badannya bengkak bahkan bau busuk dan tidak bertelinga. M a k a baginda terkejut dan marah kepada k a k a k n y a . T i d a k patut perbuatan kanda. A p a k a h pantas kakanda mencarikan isteri yang tidak bertelinga, dan bau busuk ? A p a k a h kata orang nanti, bahwa isteri adinda badannya bengkak dan bau busuk, lagi pula tidak bertelinga? A d i n d a tidak sudi menerimanya. L e b i h baik adinda hidup sendirian dari pada beristerikan yang seperti i n i . Dalam pada itu sekonyong-konyong, semut itu semua berubah lagi menjadi manusia bersayap. Puteri U b u n - U b u n Emas beserta 99 saudaranya muncul di hadapan raja L i l a Bangguna. A m a t terkejut 'ia melihat Puteri U b u n - U b u n Emas masih hidup. Fitnah k a k a k n y a sudah terbongkar. Sithon G l i m a ingin lari, tetapi ditahan oleh L i l a Bangguna. Tanpa berpikir pahjang lebar, L i l a Bangguna dan isterinya serta saudara-saudaranya Puteri U b u n - U b u n Emas, turun kembali ke b u m i meninggalkan mereka itu. Puteri menteri karena tidak kuat menanggung sakitnya, akhirnya meninggal sedang S i t h o n G l i m a hidup tanpa dipercaya lagi dalam kerajaan kayangan. Kedatangan L i l a Bangguna dan Puteri U b u n - U b u n Emas serta saudaranya disambut gembira oleh ayahnya raja Hamsoykasa dan bundanya. Mereka tinggal bersama-sama dalam istana. Setahun kemudian raja Hamsoykasa meninggal. Seharusnya pucuk pemerintahan dipegang oleh anak yang sulung. Tetapi oleh karena jasa-jasa Puteri U b u n - U b u n Emas telah banyak, maka atas pcrsetujuan saudaranya bersama. kerajaan diserahkan kepadanya bersama suaminya. M a k a kerajaan 'makmur dan aman dibawah pemerintahan kedua suami isteri L i l a Bangguna dan Puteri U b u n - U b u n Emas. 22
Kerajaan Gulita Sagob terkenal kemana-mana bahkan sampai ke negeri seberang. Suami isteri memerintah dengan adil dan bijaksana. Perangainya yang baik budi dan soleh merupakan hal yang baik dicontoh. Bahkan kecantikan Puteri Ubun-Ubun Emas menjadi bahan pembicaraan. Sehingga banyak raja-raja negeri seberang ingin memperisterikannya. Akan tetapi karena menurut hukum, puteri yang sudah bersuami tidak boleh kawin dengan jalan peminangan harus direbut dengan peperangan. Demikianlah seorang raja Tiongkok, menaruh perhatian besar terhadap Puteri Ubun-Ubun Emas. Segala laskar dilatih berperang. Benteng-benteng pertahanan diperkuat, alat-alat perlengkapan dan perbekalan dipersiapkan. Maka bertolaklah armada Tiongkok menuju negeri Gulita Sagob, untuk memperebutkan Puteri Ubun-Ubun Emas. Rakyat negeri Gulita Sagob dibawah pimpinan Puteri UbunUbun Emas dan suaminya serta dibantu saudara-saudaranya serta seluruh rakyat dengan gigih melawan musuh. Mereka berjuang matimatian mempertahankan permaisuri yang baik budi itu. Setiap laskar Tiongkok datang, habis dipukul mundur oleh rakyat Gulita Sagob. Laskar Tiongkok banyak yang tewas. Perlengkapan dan perbekalannya mulai habis. Akhirnya mereka tiada dapat bertahan lagi lebih lama, lalu pulang ke negerinya. Alangkah murkanya raja Tiongkok mendcngar kekalahannya dan tidak berhasil membawa Puteri Ubun-Ubun Emas. Maka diperkuat lagi armada Tiongkok menyerang negeri Gulita Sagob untuk kedua kali. Maka untuk serangan kedua kalinya, raja Tiongkok meminta bantuan kepada saudaranya yang bernama Empieng Beusoe dan berkata : Seluruh kerajaan ini kuserahkan untuk adinda. Dan kau kuangkat menjadi raja. Asalkan adinda dapat membawa Puteri UbunUbun Emas kepadaku. Dengan senang hati Empieng Beusoe menerima tawaran itu. Dikumpulkannya rakyat untuk memperkuat armadanya. Segala perlengkapan dan perbekalan diperbesar lagi. Maka dibawah pimpinan Empieng Beusoe yang tampan dan gagah perkasa, armada Tiongkok bertolak ke negeri Gulita Sagob. Perlawanan sengit terjadi. Benteng masing-masing diperkuat. Puteri Ubun-Ubun Emas setapak tiada mundur, ia bertahan di benteng dengan dibantu suaminya dan saudara-saudaranya. Lebih baik ber23
kalang tanah, dari pada menjadi isteri orang lain, pikir Puteri UbunUbun Emas. Rupa-rupanya Empieng Beusoe lebih unggul. Ia dapat menerobos benteng Gulita Sagob. Melihat kejadian itu Lila Bangguna menghunus keris saktinya. Keduanya menghunus pedang saktinya, yang satu sama lain tidak terkalahkan. Raja Tiongkok tidak sabar lagi menunggu kedatangan saudaranya membawa Puteri Ubun-Ubun Emas. Ia tidak puas jika Puteri UbunUbun Emas belum menjadi isterinya. Maka ia menyuruh seorang tukang sihir yang terkenal. Diberinya hadiah seribu dinar emas, asal tukang sihir itu dapat membawa Puteri Ubun-Ubun Emas. Tetapi apabila usaharrya gagal ia akan dihukum gantung. Maka mereka itu menyusul, bertolak menuju Gulita Sagob. Raja Tiongkok bertolak dengan kapal yang disebut Cakra Dunia. Setelah tiba penyihir itu menuju benteng dan menyamar sebagai seorang musafir. Ia menghadap pengawal agar diberi izin untuk bertemu muka dengan Puteri. Maksudnya meminta berkat dari tuan puteri. Tanpa prasangka apa-apa, ia dipersilahkan pengawal masuk, dan diterima baik oleh Puteri Ubun-Ubun Emas yang baik budi itu. Demi berhadapan dengan puteri, tiba-tiba musafir itu berobah kembali menjadi tukang sihir. Dengan mudah ia dapat membimbing Puteri Ubun-Ubun Emas keluar benteng. Dan dibawanya ke raja Tiongkok yang sedang menunggu di atas kapalnya Cakra Dunia di tengah lautan. Di depan raja Tiongkok Puteri Ubun-Ubun Emas meminta agar ia dimasukkan ke dalam peti kaca dan dikuncinya dari dalam. Katanya demi untuk keselamatan puteri sampai ke negeri Tiongkok. Dan jangan memecahkan peti itu, sebelum sampai ke negeri Tiongkok. Raja Tiongkok menurut saja. Beliau menunggui peti itu malam dan siang dan melarang setiap orang mendekatinya. Sementara peperangan masih berjalan terus, akhirnya tentara Tiongkok dapat dikalahkan rakyat Gulita Sagob dan mereka mundur teratur melarikan diri dengan kapal pulang ke Tiongkok. Sekarang tinggal hanya Lila Bangguna dan Empieng Beusoe yang masih sibuk berhantam. Tiba-tiba Empieng Beusoe melihat peperangan rakyat telah berhenti dan tentara Tiongkok sudah pulang. Maka ia segera mencari kapal untuk pulang ke Tiongkok. Tiba-tiba dilihatnya saudaranya raja Tiongkok sudah berada di atas kapalnya Cakra Dunia 24
bersama-sama Puteri U b u n - U b u n Emas. Panaslah hatinya, disangkanya saudaranya mengkhianatinya. L a l u diangkat jangkar. Diperintahkan seluruh rakyat T i o n g k o k pulang ke negerinya meninggalkan saudaranya di atas kapal C a k r a Dunia. Mereka tidak mau membantu raja T i o n g k o k itu lagi, mereka terus berlayar pulang. Setelah semua laskar T i o n g k o k pulang dan melihat musuh tidak ada lagi, maka L i l a Bangguna lari ke benteng, untuk menemui isterinya Puteri U b u n - U b u n Emas. A l a n g k a h terkejutnya L i l a Bangguna melihat isterinya tidak ada. Bermupakatlah dia dengan saudarasaudaranya dan iparnya mengejar kapal C a k r a D u n i a , yang masih tampak sayup-sayup d i tengah lautan. Mereka menghancurkan C a k r a D u n i a dan rajanya, sedang Puteri U b u n - U b u n Emas dapat direbut kembali. Pulanglah mereka i t u bersama-sama ke istana negeri G u l i t a Sagob membawa kemenangan yang gemilang. Mereka hidup bersenangsenang tanpa ada gangguan peperangan lagi. Lama-kelamaan, dari perkawinan L i l a Bangguna raja kayangan dengan Puteri U b u n - U b u n Emas, maka lahirlah puteranya yang bernama : Mirah Dwiwatigga, wajahnya tampan seperti pinang dibelah dua m i n p dengan ayahnya. Karena kerajaan G u l i t a Sagob sudah aman akhirnya L i l a Bangguna dan isterinya m i n t a izin kepada bunda dan saudaranya akan pulang ke kayangan, untuk memperbaiki kembali kerajaan almarhum ayahnya yang dulu ditinggalkannya sedang berantakan. A d a p u n G u l i t a Sagob kerajaan almarhum ayahnya diserahkan kembali oleh Puteri U b u n - U b u n Emas dibawah P i m p i n a n saudaranya yang sulung. L i l a Bangguna dan isterinya Puteri U b u n - U b u n Emas serta puteranya Mirah Dwiwangga kembali ke kayangan. Kedatangannya disambut meriah oleh penghuni kerajaan kayangan yang telah haus akan seorang p e m i m p i n seperti L i l a Bangguna. Ia memperbaiki kerajaan dan memerintah kembali d i kayangan dengan aman dan tenteram. A d a p u n Puteri U b u n - U b u n Emas telah menyerahkan kembali pucuk pemerintahan kepada saudaranya yang sulung untuk meneruskan kerajaan almarhum ayahnya raja Hamsoykasa d i b u m i . Sedangkan S i t h o n G l i m a kakak raja L i l a Bangguna yang d u l u n y a durhaka, sekarang telah berubah sikap tiada dapat berbuat apa-apa lagi. Mereka semua hidup aman dan tenteram. Oleh sebab i t u setiap kebenaran akan dapat mengalahkan kejahatan.
25