PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN
Kepala Pusat : Drs. Gunawan Setyo Prabowo, MT Bidang Program dan Fasilitas : Ir. Agus Aribowo, M.Eng Bidang Diseminasi : Dipl.Ing. Agus Bayu Utama, MSc, ME Bagian Administrasi : Ir. Dede Andhika Purnamasari, M.Inf.Tech Subbag SDM danTU : Sunar, M.Eng Subbag Keuangan dan BMN : M. Fakhrur Rosyidi, S.Si
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah selesainya pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan, dan rancang bangun pada Pusat Teknologi Penerbangan untuk tahun anggaran 2015, maka perlu dilaporkan hasil yang diperoleh dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja 2015. Sejalan dengan terselenggaranya good governance dalam pelaksanaan Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, sebagai tindak lanjut Tap MPR tersebut telah diterbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja yang disusun ini, diharapkan mampu memberikan gambaran, tentang capaian-capaian yang telah berhasil dilaksanakan, dan juga beberapa kendala dan kekurangan yang ada. Beberapa pencapaian melebihi target dan sesuai target diantaranya yang terkait dengan program pesawat tanpa awak atau Lapan Surveillance UAV (LSU), baik dari sisi perekayasaan modul, system dan sub system, maupun dari sisi publikasi dan pembinaan ilmiah serta layanan kepada masyarakat pengguna, sementara beberapa hal masih dibawah target, seperti halnya jumlah HKI, dan kerjasama teknis. Semoga laporan akuntabilitas kinerja ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kembali capaian pada tahun berikutnya. Wassalamualaikum wr. Wb. Rumpin, 20 Januari 2015 Kepala Pusat Teknologi Penerbangan
Gunawan S. Prabowo
2|Page
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja TA 2015 ini, disusun dengan mendasarkan pada pencapaian atas rencana-rencana yang telah ditetapkan pada awal tahun anggaran 2015. Rencana-rencana tersebut merupakan implementasi dari programprogram yang telah disusun sebagai tahapan Pusat Teknologi Penerbangan menuju Pusat Unggulan Teknologi Penerbangan yang merupakan Visi Pustekbang hingga 25 tahun ke depan. Tahun 2015 ini, pencapaian ditandai dengan banyak aspek yang semakin menunjukkan kemampuan Pustekbang sebagai Litbang Penerbangan. Aspek-aspek tersebut adalah : penguasaan desain pesawat tanpa awak dan modul yang menyertainya, pelaksanaan program N219 yang disertai usaha peningkatan kemampuan engineer Pustekbang dalam teknologi perancangan pesawat terbang, pelayanan operasi terbang LSA dan Diseminasi LSU yang semakin berkembang, layanan dalam pembinaan kedirgantaran melalui pembinaan mahasiswa, dll. Beberapa pencapaian melebih target dan sesuai target diantaranya yang terkait dengan program pesawat tanpa awak atau Lapan Surveillance UAV (LSU), baik dari sisi perekayasaan modul, sistem dan sub sistem, maupun dari sisi publikasi dan pembinaan ilmiah, sementara beberapa hal masih dibawah target, seperti halnya pengajuan HKI dan jumlah kerjasama teknis, meskipun begitu kinerja serapan anggaran Pustekbang telah mencapai 97,02 % atau setara dengan Rp.160.235.596.882,00 dari total anggaran Pustekbang sebesar Rp.165.149.242.000,00. Secara umum target yang dicapai, khususnya dalam bidang teknologi pesawat tanpa awak (LSU) bisa menjadi indikator akan tercapainya tahapan penguasaan kemampuan dasar teknologi penerbangan, khususnya dalam bidang perancangan, assembly, dan aplikasi pesawat tanpa awak. Disamping itu hubungan kerja dengan PT DI dalam rangka program pesawat transport nasional N219, semakin melambungkan nama Pustekbang dan semakin menjadi tanda kehadiran Pustekbang dalam dunia penerbangan Indonesia.Terselenggaranya Roll Out N219 menjadi tanda awal pencapaian besar dalam pengembangan riset di bidang penerbangan.Roll Out N219 menandakan LAPAN mampu merintis kebangkitan kembali industri penerbangan di Indonesia. Akhirnya LAKIN 2015 ini mesti dibaca bukan hanya sebatas angka prosentase pencapaian, namun lebih substantif bahwa tahapan penguasaan kemampuan dasar penerbangan telah dikuasai dan menjadi pondasi penting bagi Pusat Teknologi Penerbangan di masa mendatang.
3|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ IKHTISAR EKSEKUTIF ....................................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1.2. Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama (Strategic Issued) 1.3. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas............................................. BAB II RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019 DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 ....................................................................................................... 2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 ................................................. 2.1.1. Visi dan Misi ................................................................................. 2.1.2. Tujuan Tahun 2015 - 2019 ........................................................... 2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 .......................................... 2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015 ........................................................ BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 .............................................. 3.1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 ....................................................... 3.2. Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya ..................... 3.3. Capaian Lain Diluar IKU ............................................................................ 3.4. Akuntabilitas Keuangan ............................................................................ 3.4.1. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 .................................. 3.4.2. Pagu dan Realisasi per Sasaran Strategis Tahun 2015 ............... 3.4.3. Capaian IKU dan Realisasi Anggaran per Sasaran Strategis Tahun 2015 .................................................................................. 3.4.4. Perbandingan Pagu dan Realisasi Tahun 2013 - 2015 ................ BAB IV. PENUTUP .............................................................................................. LAMPIRAN ..........................................................................................................
2 3 4 5 9 10 11 11 14 21 23 23 23 23 24 31 34 34 52 68 88 88 89 89 90 91 92
4|Page
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Pusat Teknologi Penerbangan .................
13
Gambar 1.2.
Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan ..............................
13
Gambar 1.3.
Dua Program Driver 2015-2019 : Program pengembangan
16
pesawat transport Nasional danProgram pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis teknologi UAV ............... Gambar 1.4.
Gambar 1.8.
Pesawat UAV MALE dengan mengkonversi Pesawat Ringan 2 Penumpang, salah satu komponen system pemantauan ..... Empat varian Pesawat Tanpa awak, beberapa elemen dari sistem pemantauan .................................................................. Operasi wilayah perbatasan dan pemetaan resolusi tinggi yang sudah pernah dilakukan .................................................. Beberapa Daerah Rawan Pencurian Ikan yang akan menjadi target Operasi Sistem Pemantauan berbasis pesawat tanpa awak ......................................................................................... Komposisi SDM Pustekbang berdasarkan tingkat pendidikan .
Gambar 1.9.
Komposisi SDM pegawai tetap Pustekbang berdasarkan
Gambar 1.5. Gambar 1.6. Gambar 1.7.
19 19 20 20
21
fungsional .................................................................................
21
Gambar 2.1.
Sebagian kegiatan kerekayasaan di Pustekbang dan hasilnya
27
Gambar 2.2.
Desain fuselage LSU-03 Full Carbon .......................................
27
Gambar 2.3.
Pesawat LSU-01 yang digunakan untuk aplikasi diseminasi (pemotretan garis pantai) .........................................................
28
Gambar 2.4.
Purwarupa LSU-03 yang digunakan untuk hilirisasi teknologi .
28
Gambar 3.1.
Kegiatan On Job Training di PT DI ...........................................
35
Gambar 3.2.
Pesawat LSU-02 hasil optimasi dan digunakan untuk kegiatan diseminasi ................................................................................
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
39
Pesawat LSU-03 MURI dan ketika menerima piagam penghargaan dari MURI ...........................................................
40
Pesawat prototipe LSU-03 untuk hilirisasi teknologi ketika uji
40
terbang di Pamengpeuk ........................................................... Gambar 3.5.
LSU-03 Full Carbon hasil assembly sebelum uji terbang dan setelah uji terbang. Pesawat gagal mendarat dengan
41
sempurna ................................................................................. Gambar 3.6.
Pesawat prototipe LSU-05 hasil optimasi pada pelaksanaan
41
5|Page
persiapan uji terbang di Pamengpeuk serta tampak detail boom, horizontal tail dan vertikal tail hasil optimasi ................. Gambar 3.7.
Pesawat transport N219 yang diberitakan di media massa
42
(Tabloid Aviasi edisi Desember 2015) dan foto bersama para pejabat negara di depan pesawat N219 di hanggar PT DI pada acara Roll Out ................................................................. Gambar 3.8.
Integrasi Engineering Flight Control System pada pesawat
43
Stemme S-15 ........................................................................... Gambar 3.9.
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan di TU Berlin
44
Gambar 3.10.
Penempatan Actuator pada pesawat Stemme S-15 ................
44
Gambar 3.11.
Hasil pemotretan lahan pertanian di Subang menggunakan
45
kamera EOS 5D (kiri) dan S100 (kanan) pada LSA-01 ............ Gambar 3.12.
Hasil foto daerah Poso menggunakan pesawat LSU-01...........
46
Gambar 3.13.
Kegiatan pemotretan garis pantai di Cilamaya menggunakan
46
LSU-01 dan LSU-02 ................................................................. Gambar 3.14.
Hasil pengolahan data foto dari LSU-02 di Cilamaya, Jawa
47
Barat ......................................................................................... Gambar 3.15.
Prototipe LSU-03 yang dimanfaatkan untuk diseminasi
47
hilirisasi teknologi ..................................................................... Gambar 3.16.
Salah satu kegiatan bimbingan kepada mahasiswa (kiri) dan
48
salah satu kegiatan bimtek yaitu bimtek avionik penerbangan (kanan) ..................................................................................... Gambar 3.17.
Penandatanganan Naskah MoU dan PKS tahun 2015 ............
50
Gambar 3.18.
Prototipe UAV Turboshaft yang siap diuji terbang ...................
55
Gambar 3.19.
Prototipe pesawat UAV LSU-02 (kiri) dan LSU-03 (kanan) ......
55
Gambar 3.20.
Modular Airframe Pesawat LSA ...............................................
55
Gambar 3.21.
Persiapan Terbang Pesawat LSA dan Cetakan Sayap
56
Pesawat LSA ............................................................................ Gambar 3.22.
Piagam Rekor MURI Pesawat UAV Terbang Autonomous ......
56
Gambar 3.23.
Modul Catapult, dan sistem recovery LSU-02 serta Simulasi
57
Jaring di dek kapal KRI Diponegoro ......................................... Gambar 3.24. Gambar 3.25.
Purwarupa LSU-05 dengan beberapa pesawat LSU lain yang ditampil pada pameran ............................................................. Beberapa pengadaan komponen N219 yang sudah tercapai ..
58 59
6|Page
Gambar 3.27.
Pesawat UAV LSU-01 (kiri) dan Pesawat UAV LSU-02 di Geladak Kapal KRI Frans Kaiseppo (kanan) ........................... Rencana Terbang Pesawat LSU Untuk Pemotretan Udara .....
Gambar 3.28.
Hasil Pemotretan Pesawat LSU ...............................................
61
Gambar 3.29.
Hasil foto Puncak kawah dan lereng puncak Gunung Merapi menggunakan LSU-01 ............................................................. Hasil foto lokasi bawah longsor dan puncak longsor di
62
Karangkobar Banjarnegara menggunakan LSU-02 .................
62
Gambar 3.31.
Training manufaktur UAV tahun 2011 ......................................
63
Gambar 3.32.
Pelaksanaan training teknologi penerbangan tahun 2011 .......
63
Gambar 3.33.
Kegiatan pengujian di LAGG tahun 2011 .................................
64
Gambar 3.34.
Pelaksanaan training teknologi penerbangan tahun 2012 .......
64
Gambar 3.35.
Flow Visualisation of HLD in WTT ............................................
65
Gambar 3.36.
Rancangan Data Handling dan Sistem Simulasi Antena .........
68
Gambar 3.37.
Implementasi Instrumentasi Pesawat Nir Awak .......................
69
Gambar 3.38.
System Ground Network untuk UAV ........................................
69
Gambar 3.39.
Mobile Ground segment dan Interior ........................................
70
Gambar 3.40.
Sistem Uji Motor Turbojet .........................................................
70
Gambar 3.41.
Spesifikasi roket uji muatan dan hasil uji terbang ....................
71
Gambar 3.42.
Suasana peserta lomba muatan roket (KORINDO) tahun
71
Gambar 3.26.
Gambar 3.30.
60 61
2011 ......................................................................................... Gambar 3.43.
Situasi Lomba UAV dalam IIARC di Bandung ..........................
71
Gambar 3.44.
Jalan Boulevard di kompleks Pustekbang ................................
72
Gambar 3.45.
Gedung Laboratorium Avionik ..................................................
72
Gambar 3.46.
73
Gambar 3.47.
Mounting camera (kiri) dan UAV take off dari ketinggian 1200 meter menuju 3200 meter (kanan) ........................................... Gambar 3D hasil pemotretan kawah Gunung Merapi ..............
Gambar 3.48.
Pemotretan Lahan Pertanian di Subang dan Kalimantan ........
74
Gambar 3.49.
UAV untuk patroli dan pemantauan kapal di Balikpapan .........
74
Gambar 3.50.
UAV take off dari Kapal Perang KRI Diponegoro .....................
74
Gambar 3.51.
Gambar 3.52.
UAV LSU untuk pemantauan kapal sabotase di Kepulauan Riau : Kerjasama dengan Intelligent TNI AL (kiri) dan hasil pemotretan Daerah Banjir DKI: Kampung Pulo dan sekitarnya (kanan) ..................................................................................... Pengujian Sistem Propulsi .......................................................
Gambar 3.53.
Model Uji Terowongan Angin Power On Pesawat N219 ..........
73
75 75 76
7|Page
Gambar 3.54.
76
Gambar 3.55.
DRO dan Mission Requirement pesawat LSA dan Kegiatan di TU Berlin .................................................................................. Uji Terowongan Angin Power On Pesawat N 219 ....................
Gambar 3.56.
Renovasi Hanggar Propulsi ......................................................
77
Gambar 3.57.
Pintu Gerbang Pustekbang dan Monumen Pesawat XT-400 ...
78
Gambar 3.58.
Gedung Laboratorium Center Pustekbang (kiri) dan Gedung Kompresor (kanan) ................................................................... Road Map Program LSA ..........................................................
78
Gambar 3.59. Gambar 3.60. Gambar 3.61. Gambar 3.62. Gambar 3.63. Gambar 3.64. Gambar 3.65. Gambar 3.66. Gambar 3.67. Gambar.3.68.
Gambar 3.69. Gambar 3.70.
Konfigurasi tata struktur LSU-05 (kiri) dan Model uji LSU-05 pada terowongan angin (kanan) ............................................... Tampak depan gedung hanggar dan kegiatan renovasi gedung ..................................................................................... Gedung terowongan angin dan salah satu ruang di lantai 2 yang sudah hampir selesai ....................................................... Gedung bengkel tampak depan dan tampilan dalam gedung bengkel yang rapi setelah selesai seluruhnya .......................... Tempat parkir sebelum dan sesudah renovasi ........................ Kantin lama dan penambahan fasilitas kantin yang sudah selesai ...................................................................................... Buku-buku ilmiah dan populer yang sudah diterbitkan pada tahun 2015 ............................................................................... Kegiatan Sekolah Pilot di DPST Tasikmalaya (tahun 2014) dan Sekolah Pilot untuk PPL tahun (2015) .............................. Banyaknya status pemakaian fasilitas kluster komputer Pustekbang oleh user dan Smart Bomb Test di terowongan angin yang akan digunakan oleh TNI ....................................... Fasilitas layanan berupa alat uji drop test dan uji statik aerostruktur .............................................................................. Penghargaan "Karya Unggulan Anak Bangsa Hakitnas 2015 Ristek" dan penghargaan "MURI - Terbang Jauh UAV" ..........
77
79 80 82 83 83 84 84 85 86
86 86 87
8|Page
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Rencana Kinerja Tahunan 2015.................................................
24
Tabel 2.2.
Penetapan Kinerja Pustekbang Tahun Anggaran 2015.............
31
Tabel 3.1.
Pengukuran Kinerja Pusat Teknologi Penerbangan Tahun 2015 ............................................................................................
34
Tabel 3.2.
Capaian Kinerja RKAKL Pustekbang tahun 2015 ......................
51
Tabel 3.3.
Realisasi IKU Pustekbang tahun 2011 - 2015 ............................
52
Tabel 3.4.
Realisasi Anggaran Pustekbang Tahun 2015 berdasarkan RKAKL ........................................................................................
Tabel 3.5.
Realisasi Anggaran Pustekbang tahun 2015 berdasarkan dokumen PK ...............................................................................
Tabel 3.6.
89
Perbandingan Antara Capaian IKU dan Serapan Anggaran Tahun 2015 ................................................................................
Tabel 3.7.
88
89
Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Antara tahun 2013 - 2015 ................................................................................
90
9|Page
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan 2015 ................................
90
Lampiran 2.
Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ...................................
91
Lampiran 3.
Dokumen Pengukuran Kinerja Tahun 2015 ...............................
92
10 | P a g e
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pembangunan nasional adalah upaya seluruh komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Jalan perubahan adalah jalan ideologis yang bersumber pada Proklamasi, Pancasila 1 Juni 1945, dan Pembukaan UUD 1945.Proklamasi dan Pancasila 1 Juni 1945 menegaskan jati diri dan identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Pembukaan UUD 1945 dengan jelas mengamanatkan arah tujuan nasional dari pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu untuk: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pencapaian tujuan ini dilaksanakan secara bertahap dan terencana dalam tahapan jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke tiga (2015-2019), disusun sebagai penjabaran dari Visi Misi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025 dan RPJMN 2015 -2039, dokumen tersebut telah pula mengakomodasi Visi dan Misi Presiden yang tertuang dalam Nawa Cita, khususnya Nawa Cita ke 1, 6 dan 7. Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi, pembangunan diarahkan pada : (a) penyelenggaraan litbang (riset), (b) layanan perekayasaan dan Teknologi, (c) Layanan infrastruktur Mutu, (d) Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir, (e) Penguatan Kerjasama Swasta-PemerintahPerguruan Tinggi. Dalam rangka peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar, pembangunan iptek diarahkan untuk : (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Iptek; (2) pembangunan sarana dan prasarana iptek antara lain revitalisasi Puspiptek; (3) pembangunan repositori dan diseminasi informasi iptek serta (4) peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset. Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam, pembangunan diarahkan pada : (a) sumber daya hayati (b) sumber daya nirhayati (c) penginderaan jauh (d) mitigasi perubahan iklim. Selain mengacu pada arah dan strategi kebijakan nasional yang dikemukakan di atas, arah kebijakan dan strategi Pustekbang pada periode 2015-2019 disesuaikan dengan amanat Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013. Pustekbang mengemban amanat sebagai lembaga atau instansi pemerintah yang melaksanakan urusan pemerintah di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi 11 | P a g e
penerbangan dan pemanfaatannya. Kegiatan penerbangan dan antariksa dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan kepentingan nasional.Pembangunan teknologi penerbangan Lapan juga tidak terlepas dari hal yang terkait dengan pengembangan kelembagaan Iptek, sumberdaya Iptek, jaringan Iptek, kreatifitas dan produktifitas litbang, serta pendayagunaan Iptek. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan instansi pembina utama dalam penyelenggaraan pembangunan kedirgantaraan nasional di Indonesia.Visi LAPAN adalah menjadi institusi kedirgantaraan dan pemanfaatan bagikesejahteraan bangsa dan pembangunan nasional yang berkelanjutan.Salah satu misi LAPAN adalah memperkuat kemampuan penguasaan teknologi penerbangan serta pemanfaatannya untuk menjadi mitra industri strategis penerbangan.Misi tersebut menjadi tugas Pustekbang untuk mewujudkannya.Sasaran utama adalahpenguasaan pesawat UAV dengan kemampuan surveillance dan dengan jarak jelajah 300 km dengan lama terbang minimal 4 jam dan mampu membawa muatan awal seberat minimal 25 kg, penguasaan teknologi kendali (HILS), purwarupaFlight Control System, kemampuan manufaktur, Mobile TTC, Recovery dan Hybrid System serta spin off teknologi penerbangan berupa dukungan teknis dalam pelaksanaan kompetisi muatan roket Indonesia dan kompetisi UAV untuk pelajar, mahasiswa dan umum.Kegiatan dalam bidang diseminasi, aplikasi dan penajaman Operation Requirement (OpsReq) untuk kebencanaan, pertahanan dan validasi data penginderaan jauh (remote sensing) untuk pemetaan kehutanan/pertanian tetap dilakukan. Kerjasama dengan instansi lain terlaksana baik denganBIG, BBSDLP, Kementan, DirtoPad TNI AU, BBKFP, dan lain-lain. Untuk mencapai misi tersebut, maka disusun program kegiatan tahunan. Pada tahun 2015, program yang berjalan adalah rancang bangun dan pemanfaatan purwarupa pesawat nir awak UAV LSU (LAPAN Surveillance UAV), pelaksanaan program rancang bangun pesawat N219, rancang bangun pesawat LSA dan terlaksananya spin off teknologi penerbangan berupa kompetisi muatan roket Indonesia serta lomba UAV di tingkat pelajar, mahasiswa dan umum. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan instansi pembina utama dalam penyelenggaraan pembangunan kedirgantaraan nasional di Indonesia.Salah satu misi LAPAN adalah mengembangkan spin-off teknologi dirgantara. Secara khusus misi LAPANadalah : 1. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi dirgantara untuk mencapai kemandirian di bidang pengembangan dan aplikasi Teknologi Satelit, Teknologi Roket, dan Teknologi Penerbangan dalam rangka mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat, perlindungan wilayah, dan pelestarian hidup. 2. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan melalui upaya pemanfaatan Teknologi Satelit, Teknologi Roket dan Teknologi Penerbangan.
12 | P a g e
Pusat TeknologiPenerbangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi penerbangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Teknologi Penerbangan melaksanakan/menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g.
Penyiapan rencana kinerja kegiatan Pusat Teknologi Penerbangan Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi aerodinamika Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi propulsi penerbangan Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi avionik penerbangan Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi aerostruktur Penerapan teknologi penerbangan (Spin-off) Evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
Dengan fungsi tersebut disusunlah struktur organisasi Pusat Teknologi Penerbangan yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Gambar 1. 1. Struktur Organisasi Pusat Teknologi Penerbangan
Dalam pelaksanaannya organisasi di atas akan menjalankan program/kegiatan secara kepusatan. Cara ini akan membuat sistem matrik dari para anggota kelompok peneliti ke dalam program-program kepusatan, seperti terlihat sebagai berikut :
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan
Dengan organisasi pelaksanaan di atas, algoritma sistem engineeringakan dilaksanakan secara kepusatan, karena definisi kegiatan adalah kegiatan yang 13 | P a g e
bersifat kepusatan. Diharapkan dengan model pelaksanaan ini program kepusatan akan bersifat integratif baik dari sisi sumber daya manusia, fasilitas maupun daya dukung alat dan bahan penelitian. Program ini juga secara sistem akan mengakomodasi sistem validasi secara kepusatan dengan adanya grup QC (Quality Control) yang berfungsi menganalisis dan mengontrol program dalam kaitannya dengan kebutuhan strategis nasional, yang memang menjadi wilayah LAPAN sebagai Lembaga Nasional di bidang program kedirgantaraan. 1.2.
Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama (Strategic Issued)
Arah kebijakan pengembangan teknologi penerbangan Lapan pada periode 2015-2019 berfokus pada: 1. Pemanfaatan dan layanan publik iptek penerbangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan/program pemerintah. 2. Pengembangan kapasitas iptek penerbangan . 3. Diseminasi dan Mitigasi bencana alam dan perubahan iklim melalui iptek penerbangan. 4. Melanjutkan RB Pustekbang sesuai dengan RB Nasional dan RB Lapan Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi institusi yang dapat mendorong tercapainya Pusat Unggulan Penerbangan Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri, LAPAN tidak hanya melakukan kegiatan yang terkait teknologi penerbangan saja tetapi diperlukan perhatian secara menyeluruh baik yang bersifat penguasaan teknologi maupun yang bersifat dukungan manajemen serta pembinaan sumber daya. Arah kebijakan yang digariskan Pustekbang akan menuntut strategi yang mampu mewujudkan kebijakan tersebut. Berdasarkan analisis internal dan eksternal di lingkungan LAPAN, strategi yang dilakukan LAPAN sebagai berikut : 1. Pemanfaatan dan layanan publik iptek penerbangan dan antariksa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi: a. Melanjutkan pengembangan produk pesawat terbang dalam negeri sesuai kemampuan dan kebutuhan nasional; b. Meningkatkan kualitas dan penggunaan/aplikasi pesawat tanpa awak untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim; c. Meningkatkan koordinasi dengan kementerian/ lembaga terkait (Balitbang DepHub, KNKT, FTMD ITB, IMMA ); d. Mengintensifkan KS dengan Industri (PT.DI) ataupun UKM bidang penerbangan, agar produk Pustekbang dapat dimanfaatkan oleh pengguna; e. Merealisasikan kerjasama strategis di bidang teknologi penerbangan, diantaranya dengan dunia pendidikan ( FTMD – ITB ), dunia litbang yang terkait seperti Batbang DepHubud, dan juga KNKT; f. Membangun riset bersama dengan institusi lain; 14 | P a g e
g.
Melakukan diseminasi hasil litbangyasa teknologi Penerbangan, melalui kegiatan ilmiah, seminar, workshop dan bimbingan teknis bersama dengan intansi terkait; h. Melakukan pelayanan dengan menggunakan teknologi penerbangan yang dikuasai. 2. Pengembangan kapasitas iptek penerbangan dan antariksa. Dengan menerapkan strategi: a. Membangun pusat unggulan dalam bidang teknologi aeronautika dengan tema-tema : (1) Pusat unggulan UAV, (2) Pusat Unggulan desain Center berbasis CFD, (3) Pusat Unggulan Komposit dan (4) Pusat Unggulan Kendali Pesawat Terbang b. Membangun desain center pesawat terbang nasional, c. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya Lapan. d. Menjalin kerjasama dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya teknologi penerbangan dengan Instansi dalam negeri maupun luar negeri. e. Meningkatkan kemandirian dalam penguasaan teknologi sensitif dengan melibatkan seluruh potensi nasional. f. Mengusulkan perubahan KepPres terkait pengadaan barang dan jasa untuk teknologi sensitif. g. Mengupayakan implementasi sertifikasi desain teknologi penerbangan. h. Mengusulkan regulasi operasionalisasi pesawat tanpa awak dan roket. i. Melakukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mendorong pertumbuhan industri dalam negeri terkait teknologi penerbangan j. Melakukan koordinasi dengan Pemda dan Kementrian terkait dalam pengaturan di kawasan strategis nasional. k. Melakukan koordinasi dengan TNI-AU dalam pemanfaatan fasilitas bandara TNI sebagai bandara riset. l. Melanjutkan kerjasama strategis dengan Industri penerbangan nasional (PT.DI), m. Mendorong industri dalam negeri dalam memenuhi komponen untuk pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa yang dibutuhkan. n. Melakukan Litbangyasa teknologi penerbangan sesuai kebutuhan pengguna. o. Mengembangkan program pesawat transport nasional. p. Mengembangkan program Maritime Surveillance berbasis LSU. q. Mengembangkan program pemanfaatan dan operasi LSA/Cessna. r. Mengembangkan sarana dan prasarana teknologi penerbangan. s. Menyelenggarakan seminar nasional & internasional. t. Berpartisipasi dalam seminar nasional dan internasional. u. Menerbitkan publikasi ilmiah dalam bidang teknologi penerbangan.
15 | P a g e
3. Mitigasi bencana alam dan perubahan iklim melalui iptek penerbangan dan antariksa. a. Turut serta dalam kegiatan Measurement, Reporting, and Verification (MRV) terkait dengan mitigasi bencana dan perubahan iklim. b. Memanfaatkan teknologi UAV untuk melengkapi data satelit penginderaan jauh. c. Menggunakan UAV sebagai alternative teknologi surveillance, pemetaan dan kebencanaan. 4. Melanjutkan Reformasi Birokrasi Lapan sesuai dengan Reformasi Birokrasi Nasional. a. Menerapkan human capital management. b. Implementasi tata kelola TI. Strategi-strategi tersebut, diiimplementasikan dan diwadahi dalam 5 kegiatan kepusatan yang besar yaitu : 1. Program pengembangan Pesawat Transport Nasional 2. Program pengembangan Sistem Pemantauan Maritim berbasis teknologi UAV ( Maritime Surveillance System base on LSU Family ) 3. Program Operasi dan Pemanfaatan LSA 4. Program peningkatan sarana dan prasarana 5. Program Pengembangan Teknologi Unggul melalui LSA-UAV Program tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Program PengembanganPesawat Transport Nasional
Gambar 1.3. Dua Program Driver 2015-2019 : Program pengembangan pesawat transport Nasional danProgram pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis teknologi UAV
16 | P a g e
A. Program Pengembangan Pesawat Transport Nasional Pesawat N219 memiliki spesifikasi jumlah penumpang untuk 19 orang, jarak jangkauan 1.111 km, berat muatan maksimum 2500 kg, dan panjang landasan 465 m. Sesuai dengan Nota Kesepahaman antara LAPAN dan PT.DI tentang kerjasama dibidang pengembangan teknologi dirgantara tahun 2009, melaksanakan Peraturan Presiden no. 28 tahun 2008 tentang penunjukan LAPAN sebagai pusat R & D produk kedirgantaraan untuk pesawat penumpang dibawah 30 orang serta didukung oleh terbitnya undang-undang penerbangan no.1 tahun 2009 tentang pemberdayaan industri dan pengembangan teknologi penerbangan, LAPAN turut serta dalam pengembangan pesawat baru N219. Proyek N219 melibatkan banyak lembaga terkait di Indonesia dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi : pemasaran, pendanaan, rancang bangun, sertifikasi dan penggunaan. Lembaga yang secara intensif pada saat ini berkoordinasi untuk mensukseskan proyek N219 adalah Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, BAPPENAS, Kementerian Riset dan Teknologi, BPPT, dan LAPAN. Semua lembaga terkait diharapkan dapat memfungsikan diri sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing lembaga untuk mendukung proses rancang bangun N219. Selain itu, LAPAN selaku sekretaris DEPANRI telah melakukan kajian dan seminar yang menghasilkan laporan tentang pengembangan pesawat N219 untuk mendukung transportasi di daerah terpencil di Indonesia dengan menggantikan armada pesawat perintis yang sudah tua. Pada tahun 2011, LAPAN telah melakukan pengujian Wind Tunnel Power Off sebanyak 160 polar, dengan disertai program peningkatan kompetensi SDM peneliti LAPAN berupa On Job Training di PT.DI selama 2 bulan belajar mengenai dasardasar teknologi penerbangan. Pada tahun 2012 ini, LAPAN mengadakan model uji wind tunnel pesawat N219 skala 1:6,3 dan melaksanakan pengujian wind tunnel power on sebanyak 380 polar. Selain itu, LAPAN juga turut serta dalam analisa data hasil uji wind tunnel untuk pencapaian desain akhir konfigurasi pesawat N219. LAPAN melalui Kemenristek, pada tahun 2012 ini telah mengusulkan anggaran di BAPPENAS melalui program New Inisiatif tahun 2013-2014 dengan judul Rancang Bangun Pesawat Udara Komuter kapasitas 19 penumpang untuk Penerbangan Perintis di Papua dan Daerah terpencil lainnya. Besaran anggaran yang diusulkan adalah sebanyak Rp 310 Miliar untuk tahun 2013 dan Rp 92 miliar untuk tahun 2014. Selain itu, LAPAN melalui program DIPA melakukan kerjasama penelitian mengenai optimalisasi High Lift Device sayap pesawat N219 dengan melibatkan peneliti LAPAN, ITB dan engineer PT.DI. Pesawat N245 memiliki spesifikasi jumlah penumpang untuk 45 orang, jarak jangkauan sejauh 727 km, berat muatan maksimum 5.950 kg, dan panjang landasan 633 m. Pengembangan pesawat N-245 ini merupakan modifikasi dari pesawat transport militer CN-235 yang telah diproduksi sejak tahun 1986. Kelemahan yang ada di pesawat CN-235 akan diminimalisir seperti adanya Ramp Door (pintu belakang untuk angkut militer) akan ditiadakan. Dengan memodifikasi fuselage 17 | P a g e
pesawat pengganti Ramp Door, akan didapat pengurangan berat pesawat dan penambahan ruang kabin, sehingga hal ini akan menambah performasi pesawat yg baru (jumlah penumpang bertambah). Penggantian engine baru yg lebih efisien dan ringan, akan menambah performasi kecepatan jelajah pesawat. Modifikasi desain Pesawat N-245 ini direncanakan akan dimulai pada awal tahun 2015 mendatang. Perhitungan dan analisa komputasi, pembuatan model uji dan pengujian Wind Tunnel Power Off dan Power On akan dilakukan pada pertengahan tahun 2015 mendatang. Di saat yang sama, detail desain bisa dilakukan dan pengadaan engine baru, sistem avionik terbaru dsb bisa dilaksanakan pada tahun tersebut. Potensi pasar untuk pesawat N-245 ini cukup besar untuk penumpang 45 sd 50 pax. Terutama untuk penerbangan pendek seperti BandungJogja, Surabaya-Banyuwangi, maupun penerbangan di daerah lain di Indonesia. Pengembangan pesawat ini dapat dilakukan dalam 2 tahun karena basic desain dan Tolls Jig untuk manufacture pesawat ini sudah ada, sehingga dapat mengurangi cost development-nya. Pesawat N270 memiliki spesifikasi jumlah penumpang untuk 74 orang, berat muatan maksimum 7.790 kg, dan panjang landasan 1.333 m. Pesawat N-270 ini merupakan pengembangan dari pesawat N-250 yg sudah dikembangkan PT DI pada tahun 1989 yg lalu. Pesawat ini nantinya memiliki badan yang lebih panjang dari N-250 dan pemilihan engine terbaru yang lebih ringan dan dengan kemampuan daya dorong lebih besar. Selain itu, modifikasi landing gear akan dilakukan untuk memperingan berat total pesawat. Target penumpang adalah antara 70 sd 90 penumpang. Berdasarkan survey yg didanai Islamic Development Bank pada tahun 2004, 50 persen pasar pesawat propeller dunia ada di Asia Tenggara, bukan di Eropa ataupun Amerika. Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam dan kecepatan ekonomis 555 km/jam.Ini merupakan kecepatan tertinggi di kelas turboprop 50 penumpang. Dengan ketinggian operasi 25.000 kaki (7.620 meter) dan daya jelajah 1.480 km, pesawat ini dinilai cocok untuk rute penerbangan pendek di wilayah Indonesia. B. Program Pengembangan Teknologi UAV
System
Pemantauan
Maritime
Berbasis
Program pesawat tanpa awak atau LSU, penekanannya dilakukan pada penguasaan mandiri dari hulu ke hilir peasawat udara tanpa awak dengan target output berupa UAV kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE), melalui program ini pula, pusat unggulan pesawat tanpa awak Pustekbang akan dilakukan. Termasuk didalamnya bekerjasama dengan instansi lain untuk membuat regulasi terkait dengan pengembangan pesawat udara tanpa Awak di Indonesia. Pengembangan ini akan menemukan momentumnya dengan cara mengintegrasikan UAV yang ada menjadi system pemantauan selat dan maritime berbasis teknologi UAV, System ini lebih mengedepankan konsep integrasi UAV, 18 | P a g e
system pemantauan dan Komunikasi. Dengan integrasi ini, system pemantauan dapat lebih efektif cepat dan riel time dengan coverage yang cukup untuk menghandle daerah selat dan laut yang cukup rawan dengan kejahatan kemaritiman seperti illegal fishing misalnya.
Gambar 1.4. Pesawat UAV MALE dengan mengkonversi Pesawat Ringan 2 Penumpang, salah satu komponen system pemantauan
LSU-01
LSU-02
LSU-03 LSU-05 Gambar 1.5. Empat varian Pesawat Tanpa awak, beberapa elemen dari sistem pemantauan
Selama ini pesawat uadara tanpa awak tersebut difokuskan untuk aplikasi pemetaan dengan resolusi tinggi, bagi kepentingan validasi data remote sensing, mendukung operasi mitigasi bencana serta memungkinkan untuk diukungan pertahanan dan keamanan.
19 | P a g e
Gambar 1.6. Operasi wilayah perbatasan dan pemetaan resolusi tinggi yang sudah pernah dilakukan
Integrasi dari produk di atas kemudian dapat dilakukan menjadi Riset Terintegrasi untuk system pemantauan yang aplikasi nya untuk melakukan patrol laut antar selat di Indonesia dan khususnya kepulauan di Indonesia Timur, operasi nya dapat digambarkan sebagai berikut :
Coverage Operation System UAV Terintegrasi
Gambar 1.7. Beberapa Daerah Rawan Pencurian Ikan yang akan menjadi target Operasi Sistem Pemantauan berbasis pesawat tanpa awak
System yang dirancang adalah system integrasi antara Pesawat LSU yang sudah dikembangkan, LSU-03 dengan ketinggian dan daya jelajah hingga 400 km, LSU-02 dengan jelajah 250 km, kemudian digabung dengan LSU-05 dengan endurance 6-7 jam serta ditunjang dengan LSA-UAV dengan kemampuan hingga 10 jam serta diintegrasikan dengan system komunikasi yang melekat pada SOLAR – UAV, yang akan menjadi Base Tranceiver System bagi LSU-03,05,02,01 dan LSAUAV, maka ide ini akan melahirkan SYTSEM Pemantauan berbasis Teknologi UAV (Surveillance System Base On UAV Technology). System akan beroperasi dengan jangkauan hingga radius 150 km s/d 250 km, dan untuk beberapa operasi direct target, bisa mencapai 300-400 km cukup untuk mengawasi wilayah selat besar di Indonesia Timur khususnya , yang sangat rawan dengan pencurian ikan. Dengan berbasis pada 5 program di atas, Pustekbang akan membangun SDM, fasilitas, kerjasama untuk mewujudkan Pustekbang yang maju, mandiri dan mempunyai kontribusi baik dalam pembangunan secara riil maupun dalam ilmu pengetahuan khususnya teknologi penerbangan. 20 | P a g e
1.3.
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas
Jumlah sumber daya manusia pegawai tetap di Pustekbang sebanyak 124 orang.Gambar di bawah ini adalah statistik SDM berdasarkan tingkat pendidikan.
Gambar 1.8. Komposisi SDM Pustekbang berdasarkan tingkat pendidikan
Sumber daya manusia Pustekbang pada tahun 2015 berjumlah 124 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 19 orang, S1 sebanyak 51 orang, D2-D3 sebanyak 2 orang, SMU sebanyak 47 orang, SMP sebanyak 1 orang dan SD sebanyak 3 orang. Pada gambar di bawah ini adalah komposisi sumber daya manusia pegawai tetap berdasarkan jabatan fungsionalnya. Untuk peneliti sebanyak 25 orang, perekayasa sebanyak 17 orang, pranata humas sebanyak 2 orang, litkayasa sebanyak 24 orang, pranata komputer sebanyak 1 orang, arsiparis sebanyak 1 orang, dan fungsional umum (juga meliputi CPNS) sebanyak 54 orang.
Gambar 1.9. Komposisi SDM pegawai tetap Pustekbang berdasarkan fungsional
21 | P a g e
Selain SDM, sumber daya pendukung yang juga penting adalah ketersediaan anggaran. Program dan kegiatan LAPAN dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni dan hasil pelayanan LAPAN kepada masyarakat melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Anggaran untuk Pustekbang pada tahun 2015 sebesar Rp. 140.549.242.000,00 Apabila fasilitas LAPAN tersebar di seluruh Indonesia, maka Pustekbang hanya memiliki satu lokasi atau tidak ada sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang berada di bawah Pustekbang di lokasi lain. Lokasi kantor Pustekbang adalah :Jl. Raya LAPAN, Rumpin Bogor, Jawa Barat 16350. Telp. (021) 7579 0383, 7579 0031, Fax. (021) 7579 0383.
22 | P a g e
BAB II RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pustekbangharus mengacu pada Rencana Strategis LAPAN secara keseluruhan, baik jangka panjang maupun pada tahun 2015 ini. 2.1.
Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019
Sejak didirikan tahun 1963, LAPAN telah dikembangkan sehingga mampu melaksanakan perannya. Pada tahun 2015, LAPAN ditargetkan akan mencapai kemampuan sebagai berikut : Pusat Teknologi Penerbangan : Telah berhasil dikembangkan pesawat tanpa awak (UAV) dan pesawat transport nasional dua penumpang untuk kebutuhan survey dan penginderaan jauh.Seluruh desain N219 telah berhasil dibangun dan purwarupa N219 telah sukses melaksanakan Roll Out.Telah berhasil juga dioperasikan pesawat LSA, kemampuan penuh desain LSU untuk Maritime Surveillance System dan Diseminasi dan pemanfaatan LSU untuk pemetaan, pemantauan wilayah serta kebencanaan. 2.1.1. Visi dan Misi Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Pusat Teknologi Penerbangan mempunyai visi yang sudah mencerminkan arah dan fokus sasaran yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan kondisi sekarang dan masa depan yang lebih baik serta diturunkan dari salah satu misi kedeputian Bidang Teknologi Dirgantara. Visi tersebut adalah : "Menjadi Pusat Unggulan Teknologi Penerbangan pada Tahun 2025" Sedangkan untuk mewujudkan visi seperti di atas maka disusun suatu misi yang tugas dan fungsi Pusat Teknologi Penerbangan, yaitu : "Mengembangkan teknologi penerbangan dengan penguasaan keilmuan yang kuat, merancang bangun purwarupa (prototype) pesawat sipil ukuran kecil maupun sedang, serta mendukung semua program dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi dirgantara nasional" 2.1.2. Tujuan Tahun 2015 - 2019 Mengacu pada tujuan dan sasaran yang ditetapkan LAPAN, maka tujuan kegiatan Pusat Teknologi Penerbangan adalah : a. Mendukung industri pertahanan yang tangguh b. Mendukung industri kedirgantaraan yang tangguh c. Mendukung sistem pengelolaan dan pengendalian Sumber Daya Alam (SDA), lingkungan hidup, bencana alam dan wilayah pertahanan negara.
23 | P a g e
Untuk mencapai tujuan tersebut akan dicapai melalui pelaksanaan program penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) pesawat LAPAN Surveillance Aircraft (LSA), Maritime Surveillance System -LAPAN Surveillance UAV (MSS - LSU) dan program pengembangan pesawat transport nasional N219. 2.2.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015
Penjabaran Rencana Strategis akan dilaksanakan melalui kegiatan setiap tahun oleh masing-masing satuan kerja melalui Rencana Kinerja Tahunan. Berikut ini adalah tabel dan penjelasan lengkap mengenai Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama yang ada pada Rencana Kinerja Tahunan. Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan 2015 Sasaran Strategis Utama
Indikator Kinerja Utama
Target
(1)
(2)
(3)
1. IKU 1 : Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan ; a. Usulan HKI b. Publikasi nasional c. Publikasi Internasional
3 HAKI, 30 publikasi nasional, 10 publikasi internasional
2. IKU 2 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan; a. Prototipe b. Modul dan komponen
7 prototipe, 25 modul dan komponen
3. IKU 3 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna;
4 jenis
2. Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan;
4. IKU 4 : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan
10 bimbingan
3. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
5. IKU 5 : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
15 kerjasama
1. Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan;
24 | P a g e
Sasaran kegiatan Pustekbang hasil kerja tahun 2015 adalah sebagai berikut : Pusat Teknologi Penerbangan : a. Pesawat ringan dua penumpang berbasiskan Stemme-S15 dengan modifikasi sistem surveillance untuk kebutuhan pemetaan dan pemantauan (LSA-01) sudah berhasil dicapai. Tahun 2015 dihasilkan foto udara untuk keperluan pemetaan dan pemantauan dari LSA-01. b. Dalam rangka desain dan rancang bangun pesawat transport N219 akan dimulai proses sertifikasi oleh DKUPPU dan Roll Out purwarupa pesawat N219. Disamping itu juga akan ikut berpartisipasi dalam persiapan dan rancang bangun prototipe pesawat N219 selanjutnya. c. Pada tahun 2015 dalam rangka pengembangan pesawat tanpa awak (UAV) akan dihasilkan sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan membawa payload misi 10 kg (LSU-03) yang mampu terbang secara autonomous. Disamping itu akan dilakukan optimalisasi kemampuan LSU-03 dengan jarak jangkau menjadi minimal 300 Km dengan lama terbang 3 jam (pemecahan rekor MURI). Serta memperluas aplikasi LSU pada bidang mitigasi bencana, pertanian, kehutanan, pertahanan. Sasaran strategis yang ditetapkan adalah turunan dari sasaran strategis LAPAN, dengan tujuan membangun kemampuan dalam pengembangan teknologi propulsi, aerostruktur, aerodinamika dan avionik (kendali), yang kemudian diturunkan menjadi sasaran-sasaran strategis.Sasaran Strategis ini dilakukan pada seluruh program kegiatan dalam Pustekbang yang meliputi Program Pengembangan Pesawat Transport Nasional N219, Program Maritime Surveillance System - LSU, dan Program LSA.Sasaran Strategis ini pula menunjukkan peningkatan kemampuan penelitian, pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pustekbang.Sasaran strategis dan indikator kinerja utama seperti yang tercantum dalam Rencana Kinerja Tahunan 2015 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis 1 (SS 1) : Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan Peningkatan kemampuan penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui On Job Training atau belajar sambil magang baik di PT DI maupun di TU Berlin. Dengan semakin meningkatnya kemampuan SDM di Pusat Teknologi Penerbangan, hal itu terwujud dalam bentuk purwarupa pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna. Indikator Kinerja Utama 1 (IKU 1) : Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan Peningkatan kemampuan dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Teknologi Penerbangan dilakukan secara kontinu dan diakselerasi untuk mengejar ketertinggalannya.Teknologi Penerbangan di Indonesia pernah mengalami 25 | P a g e
masa kejayaan dengan berhasil dikembangkannya pesawat N250 oleh PT DI di era akhir tahun 1990-an, namun kemudian mati suri selama beberapa tahun.Baru pada tahun 2011 dibentuk kembali Pusat Teknologi Penerbangan di LAPAN. Sudah sangat jauh perkembangan dunia teknologi penerbangan yang ada namun dengan segala kendala yang ada baik SDM maupun akses, Pusat Teknologi Penerbangan berusaha mengejarnya dengan berpijak pada modal SDM dan fasilitas infrastruktur yang ada. Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya adalah melakukan On Job Training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA-02, On Job Training (Transfer of Technology) di PT DI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transport N219, dan sebagainya. Salah satu indikator dari peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM ini adalah usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang diusulkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan sepanjang tahun 2015. Indikator lain untuk melihat hasil peningkatan SDM adalah paper (makalah) yang dihasilkan dan dipublikasikan, baik publikasi tingkat nasional maupun internasional. Indikator Kinerja Utama 2 (IKU 2) : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan Peningkatan kemampuan litbangyasa dalam penguasaan teknologi penerbangan juga bisa diindikasikan melalui jumlah purwarupa (prototipe), modul, dan komponen di bidang teknologi yang dihasilkan. Pada tahun 2015 Pusat Teknologi Penerbangan ditargetkan menghasilkan 7 purwarupa, yakni : a. b. c. d. e. f. g.
pesawat LSU-02 hasil optimasi dan akan digunakan untuk diseminasi. LSU-03 New Generation untuk litbangyasa LSU-03 untuk diseminasi MURI 300 km. LSU-03 untuk diseminasi hilirisasi LSU-03 Full Carbon litbangyasa LSU-05 hasil optimasi. LSU Solar litbangyasa
Selain purwarupa, modul dan komponen hasil litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan juga menjadi indikator dari peningkatan kompetensi SDM. Sebanyak 25 modul dan komponen yang akan dihasilkan sepanjang tahun 2015adalah : 1. Sebanyak 21 modul dan komponen program N219 :Radome, Engine, Fuel System, Powerplant, Wind Screen, Wiper, ECS, Instrument, Electrical, Avionics, Flight Control, Brealing System, Airframe Component, Landing Gear, Payloads, Propeller, Cabin Window dan Software Design, Engineering Flight Simulator, Drop Test, Wind Tunnel Model & Testing. 2. Detail Design untuk Flight Hazard Analysis, Electronic Flight Control System (EFCS), Actuator Test Rig (ATR), Automatic Flight Control Lawpada program pengembangan LSA-UAV. 26 | P a g e
Gambar 2.1. Sebagian kegiatan kerekayasaan di Pustekbang dan hasilnya.
Gambar 2.2. Desain fuselage LSU-03 Full Carbon
Indikator Kinerja Utama 3 (IKU 3) : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna Salah satu indikasi keberhasilan dari peningkatan kemampuan litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan adalah jumlah purwarupa (prototipe), modul dan komponen yang dimanfaatkan oleh pengguna.Purwarupa pesawat yang sudah 27 | P a g e
dimanfaatkan secara luas oleh pengguna adalah LSA, LSU-01 dan LSU-02 dan LSU-03 untuk aplikasi diseminasi.Pengguna yaitu dari Kementerian Pertanian BBSDLP dan masyarakat terkait.
Gambar 2.3. Pesawat LSU-01 yang digunakan untuk aplikasi diseminasi (pemotretan garis pantai).
Gambar 2.4. Purwarupa LSU-03 yang digunakan untuk hilirisasi teknologi
Sasaran Strategis 2 (SS 2) : Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan Kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan dapat dicapai dengan indikator kinerja : Indikator Kinerja Utama 4 (IKU 4) : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas yang membutuhkannya dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khususnya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket, dan lain-lain. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan terhadap Dirtopad TNI AD,
28 | P a g e
BBSDLP (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian), ITB, UGM, UNS, UNY, UNJ, PENS dan bimbingan teknis untuk Komurindo Sasaran Strategis 3 (SS 3) :Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dapat dicapai dengan indikator kinerja : Indikator Kinerja Utama 5 (IKU 5) : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi. Dengan kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat pada kedua belah pihak. Tujuan dari kerjasama ini diantaranya dititik beratkan untuk meningkatkan kemampuan (skill) personil kedua belah pihak, diseminasi teknologi penerbangan, pendalaman operational requirement dan peningkatan local content (TKDN). Kerjasama teknis antar departemen sangat berguna untuk peningkatan dan akselerasi kemampuan personil Pusat Teknologi Penerbangan.Dengan tantangan nyata yang ada baik dari segi teknologi maupun waktu, personil Pusat Teknologi Penerbangan menjadi terpacu untuk memenuhi operasional dan requirement yang dikehendaki oleh pengguna.Dari kerjasama teknis ini pula Pusat Teknologi Penerbangan dituntut untuk senantiasa mendalami dan menyempurnakan operational requirement sesuai kebutuhan terkini.Diseminasi teknologi penerbangan dilakukan selain untuk memenuhi keinginan pengguna juga untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap teknologi penerbangan misalnya dengan keikutsertaan Pusat Teknologi Penerbangan dalam Lomba Kompetisi Muatan Roket Indonesia, Kompetisi UAV, dan lain-lain. Kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi diantaranya yaitu dengan PT DI, TNI AU, DittopAD, Kemenhub, Kementan, dan TU Berlin. Dan dengan berbagai universitas untuk pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kedirgantaraan. Untuk mendukung dan mencapai sasaran yang ditetapkan, maka disusunlah Rencana Kinerja Tahunan tahun 2015 dengan mempertimbangkan hasil yang dicapai pada tahun sebelumnya dan rencana strategis lima tahun 2011 - 2015. Rencana Kerja secara detail ditunjukkan dalam lampiran dan buku Rencana Kinerja Tahunan 2015. Rencana Kerja meliputi input berupa sasaran strategis yang disertai dengan indikator-indikator sasaran dan target dengan satuan yang terkuantisasi. Untuk mendapatkan kinerja yang jelas, maka ditetapkan pengukuran kinerja dan indikator kerja utama di satuan kerja Pusat Teknologi Penerbangan. Program pengukuran kinerja dan Indikator Kinerja Utama ditetapkan oleh Kepala Pusat dan disosialisasikan kepada struktural di bawahnya dan seluruh karyawan di lingkungan Pusat Teknologi Penerbangan sehingga tersosialisasi dengan baik. 29 | P a g e
Indikator Kinerja Utama ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan yang ada, terutama kemampuan SDM yang dimiliki, peralatan analisis dan proses yang dimiliki, anggaran yang telah diajukan dan mendapat persetujuan, serta melihat kondisi peralatan yang dimiliki litbang/industri yang dimiliki di Indonesia saat ini. Rencana Kerja dibuat untuk mencapai target sasaran berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Peningkatan kemampuan penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui On Job Training atau belajar sambil magang baik di PT DI maupun di TU Berlin. Dengan semakin meningkatnya kemampuan SDM di Pusat Teknologi Penerbangan, hal itu terwujud dalam bentuk purwarupa pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna. Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya adalah melakukan On Job Training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA, On Job Training di PT DI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transport N219, dan sebagainya. Pusat Teknologi Penerbangan mempersiapkan iklim yang kondusif untuk mendorong usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan penulisan paper (makalah) baik yang dipublikasikan pada tingkat nasional maupun internasional. Selain itu Pusat Teknologi Penerbangan juga menyusun anggaran dan mempersiapkan sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan 7 purwarupa pesawat, yakni pesawat LSU-02 hasil optimasi dan akan digunakan untuk diseminasi, LSU-03 New Generation untuk litbangyasa, LSU-03 untuk diseminasi MURI 300 km, LSU-03 untuk diseminasi hilirisasi, LSU-03 Full Carbon litbangyasa, LSU-05 hasil optimasi, LSU Solar litbangyasa. Untuk LSA-UAV dilakukan pengembangan teknologi. Sedangkan modul dan komponen terdiri dari modul dan komponen program N219, dan LSA-UAV. Pusat Teknologi Penerbangan juga menjalin kerjasama dengan pengguna untuk memanfaatkan hasil litbangyasa yang telah dilakukan. Pemanfaatan purwarupa pesawat LSU-01 dan LSU-02 untuk pemotretan garis pantai, pemantauan daerah rawan, perbatasan dan aplikasi diseminasi, serta LSA untuk aplikasi diseminasi. Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khususnya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket, dan lain-lain. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan terhadap Dittop TNI AD, BBSDLP (Balai
30 | P a g e
Besar Sumber Daya Lahan Pertanian), ITB, UGM, UNS, UNY, UNJ, PENS dan bimbingan teknis untuk Komurindo. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi. Dengan kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat pada kedua belah pihak. Tujuan dari kerjasama ini diantaranya dititik beratkan untuk meningkatkan kemampuan (skill) personil kedua belah pihak, diseminasi teknologi penerbangan, pendalaman operational requirement dan peningkatan local content (TKDN). Kerjasama teknis antar departemen sangat berguna untuk peningkatan dan akselerasi kemampuan personil Pusat Teknologi Penerbangan.Dengan tantangan nyata yang ada baik dari segi teknologi maupun waktu, personil Pusat Teknologi Penerbangan menjadi terpacu untuk memenuhi operasional dan requirement yang dikehendaki oleh pengguna.Dari kerjasama teknis ini pula Pusat Teknologi Penerbangan dituntut untuk senantiasa mendalami dan menyempurnakan operational requirement sesuai kebutuhan terkini.Diseminasi teknologi penerbangan dilakukan selain untuk memenuhi keinginan pengguna juga untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap teknologi penerbangan misalnya dengan keikutsertaan Pusat Teknologi Penerbangan dalam Lomba Kompetisi Muatan Roket Indonesia, Kompetisi UAV, dan lain-lain. Kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi diantaranya yaitu dengan PT DI, TNI AU, DittopAD, Kemenhub, Kementan, dan TU Berlin. Dan dengan berbagai universitas untuk pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kedirgantaraan. 2.3.
Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015
Penetapan Kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. PK ini disepakati bersama antara pengemban tugas dengan atasannya (Performance Agreement) dan merupakan ikhtisar Rencana Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya, yaitu setelah proses anggaran (budgeting process) selesai. Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Pustekbang Tahun Anggaran 2015 Sasaran Strategis Utama
Indikator Kinerja Utama
Target
(1)
(2)
(3)
4. IKU 1 : Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan ; d. Usulan HKI e. Publikasi nasional f. Publikasi Internasional
3 HAKI, 30 publikasi nasional, 10 publikasi internasional
1. Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan;
31 | P a g e
5. IKU 2 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan; c. Prototipe d. Modul dan komponen
7 prototipe, 25 modul dan komponen
6. IKU 3 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna;
4 jenis
2. Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan;
4. IKU 4 : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan
10 bimbingan teknis
3. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
5. IKU 5 : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
15 kerjasama teknis
Sasaran Strategis 1 yaitu Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan dicapai dengan 3 Indikator Kinerja Utama (IKU 1, IKU 2, dan IKU 3). Untuk IKU 1 target yang ingin dicapai adalah 3 usulan HAKI, 30 publikasinasional dan 10 publikasi internasional. Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015. Untuk IKU 2 target yang ingin dicapai adalah 7 prototipe, 25 modul dan komponen. Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015.Untuk IKU 3 target yang ingin dicapai adalah 4 jenis prototipe/modul dan komponen.Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015. Sasaran Strategis 2 yaitu Peningkatan kemampuan dalam pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan dicapai dengan IKU 4 yaitu Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan. Target yang ingin dicapai adalah 10 bimbingan teknis. Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015. Sasaran Strategis 3 yaitu Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dicapai dengan IKU 5 yaitu Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan. Target yang ingin dicapai adalah 15 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama. Waktu penyelesaian yang direncanakan adalah sampai Desember 2015. 32 | P a g e
Strategi pelaksanaan program untuk mencapai sasaran, pendekatan yang dilakukan selain dengan melakukan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sendiri, juga dilakukan dengan kerjasama dengan instansi pemerintah/militer dan swasta serta memanfaatkan tenaga outsourching yang terampil. Program penguasaan pesawat Nir Awak, Pesawat terbang dan Spin Off sebagai produk Pusat Teknologi Penerbangan adalah sebuah sistem, yang dapat terwujud jika sistem engineering dilaksanakan dengan baik. Untuk itu disusun strategi-strategi sebagai berikut : a. Melaksanakan penataan SDM, meng-upgrade pengetahuan tentang dasardasar penerbangan, training, workshop, seminar dan diskusi-diskusi untuk memantapkan posisi Pusat Teknologi Penerbangan di tengah dunia penerbangan Indonesia; b. Melaksanakan kaidah sistem engineering secara penuh (mission analysis), desain preparation (CoDR, PDR, CDR), manufacturing, Testing, Quality Control, Validasi, Evaluasi; c. Membenahi fasilitas, penelitian, pengujian hingga mendapatkan kualitas standard bagi penelitian/perekayasaan sistem penerbangan; d. Melakukan kerjasama strategis dengan mitra dan expert baik nasional maupun internasional; e. Melaksanakan sistem dokumentasi sebagai bagian dari pelaksanaan sistem engineering. f. Melaksanakan kerja sinergis dengan stakeholder lain, seperti BPPT, PT DI, TNI, UKM di bidang dirgantara dan Institusi Pendidikan guna meningkatkan kualitas produk litbang yang dihasilkan.
33 | P a g e
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 Dalam rangka akuntabilitas kinerja, maka disusun ukuran-ukuran untuk melihat capaian kinerja yang diharapkan.Pengukuran capain kinerja diwujudkan dalam indikator-indikator yang diperoleh dengan sasaran dan hasil (outcome) yang diinginkan seperti diperlihatkan pada penetapan kinerja. Apabila output yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka outcome umum yang diharapkan utamanya adalah peningkatan kapasitas SDM dalam mendukung Pusat Teknologi Penerbangan, meskipun ada transisi dan perubahan, beberapa output menjadi andalan yaitu kegiatan pengembangan pesawat ringan, termasuk pengembangan beberapa sub sistem pendukungnya (aerostruktur, avionik, dan propulsi, pengembangan komputer kluster), pengembangan UAV dan tentunya produk spin-off yang berguna langsung kepada masyarakat. Adapun pengukuran kinerja pada tahun 2015 yang berisi target, realisasi dan capaian Pusat Teknologi Penerbangan dapat dilihat seperti di bawah ini : Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Pusat Teknologi Penerbangan Tahun 2015 Sasaran Strategis (1) Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan
Indikator Kinerja Utama (IKU) (2) 1. [IKU 1] Jumlah usulan HKI (Paten, Hak Cipta, Lisensi) dan Publikasi Ilmiah di bidang Teknologi Penerbangan 2.
3.
Peningkatan 4. kemampuan dalam pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan Peningkatan 5. kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
[IKU 2] Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan [IKU 3] Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna [IKU 4] Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan
[IKU 5] Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
Target (3) 3 HAKI, 30 publikasi nasional, 10 publikasi internasional 7 prototipe, 25 modul dan komponen
Realisasi (4) 1 HAKI, 25 publikasi nasional, 14 publikasi internasional 5 prototipe dan 25 modul dan komponen
Capaian (5) 85%
4 jenis
4 jenis
100%
10 bimbingan teknis
11 bimbingan teknis
110%
15 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama
10 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama
67%
86%
Evaluasi kinerja Pusat Teknologi Penerbangan selama tahun 2015 dapat dievaluasi dan analisis sebagai berikut dengan mengacu pada pengukuran kinerja seperti pada tabel di atas dan dikelompokkan berdasarkan masing-masing sasaran strategis yang ada. 34 | P a g e
SS1 :Peningkatan kemampuan litbangyasa penguasaan teknologi penerbangan
dan
kemandirian
dalam
Peningkatan kemampuan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui On Job Training atau belajar sambil magang baik di PT DI maupun di TU Berlin. Tujuan dari diadakannya On Job Training untuk meningkatkan kemampuan SDM di Pusat Teknologi Penerbangan. Hal itu terwujud dalam bentuk purwarupa, modul dan komponen pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna. Adapun bentuk pelaksanaan On Job Training di PT. DI dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.1. Kegiatan On Job Training di PT DI
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa peserta dikelompokkan berdasarkan keahliannya masing-masing, terdiri atas kelompok aerodinamika, aerostruktur, avionik, dan propulsi. Selain itu, On Job Trainingjuga dilakukan di Technical University of Berlin (TU Berlin).
IKU 1 :Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya adalah melakukan On Job Training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA, On Job Training di PT DI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transport N219, dan sebagainya.
35 | P a g e
Salah satu indikator dari peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM ini adalah usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang diusulkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan sepanjang tahun 2015. Dari 3 buah target usulan HKI pada tahun 2014, terealisasi 1 judul usulan sebagai berikut : 1. "Pesawat Udara N219 Bermesin Dua dengan Penumpang 19 Orang" Dengan demikian usulan HAKI pada tahun ini terealisasi 33%. Indikator lain untuk melihat hasil peningkatan SDM adalah paper (makalah) yang dihasilkan dan dipublikasikan, baik publikasi tingkat nasional maupun internasional. Dari target 30 publikasi nasional terealisasi sebanyak 25 publikasi nasional yang terbit dalam Buku Ilmiah Pustekbang dan Siptekgan.Realisasi publikasi nasional tercapai 83%. Dipublikasikan pada SIPTEKGAN XIX 2015 : 1. "PENGATURAN ULANG ARAH SERAT SPAR DEPAN LAPAN SURVEILLANCE UAV – 05 MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD" 2. "OPTIMASI BERAT WING LSU 05 MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD" 3. "PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP WAKTU TEMPUH PENERBANGAN CROSS COUNTRY MENGGUNAKAN PESAWAT CESSNA 172 S" 4. "HUBUNGAN NILAI PULSE WAVE MODULATION TERHADAP DEFLEKSI ELEVATOR PADA PESAWAT TANPA AWAK LSU 02 HUBUNGAN NILAI PULSE WAVE MODULATION TERHADAP DEFLEKSI ELEVATOR PADA PESAWAT TANPA AWAK LSU 02" 5. "ANALISIS AERODINAMIKA MODEL PESAWAT NIRAWAK LSU-05 DENGAN PENGUJIAN TEROWONGAN ANGIN ANALISIS AERODINAMIKA MODEL PESAWAT NIRAWAK LSU-05 DENGAN PENGUJIAN TEROWONGAN ANGIN" 6. "FEASIBILITY STUDY IMPLEMENTASI AUTOPILOT RISC BERBASIS ARSITEKTUR ARM SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI AUTOPILOT BERBASIS ARSITEKTUR AVR" 7. "EVALUASI PERANCANGAN TEROWONGAN ANGIN LS-LST DENGAN SIMULASI NUMERIK" 8. "PENGUJIAN GAYA DORONG MOTOR ELEKTRIK UNTUK SOLAR UAV" 9. "RANCANG BANGUN SOFTWARE UNTUK PENEMPATAN GROUND SURVEILLANCE RADAR (GSR) DALAM KONTUR PERMUKAAN BUMI YANG SEBENARNYA SEBAGAI BASIS PENEMPATAN AIR SURVEILLANCE RADAR (ASR)" 10. "PEMILIHAN JENIS PEREDAM (DAMPER) PADA MOUNTING ENGINE PESAWAT LSU-03 UNTUK MEREDAM GETARAN YANG TERJADI" 11. "PENGUKURAN PERUBAHAN REGANGAN DAN DEFLEKSI PADA PENGUJIAN STATIK RODA PENDARATAN UTAMA PESAWAT TERBANG TANPA AWAK LSU05" 36 | P a g e
12. "RANCANG BANGUN TRACKING ANTENNA BERBASIS DATA POSISI GPS(GLOBAL POSITIONING SYSTEM) MENGGUNAKAN POLOLU MAESTRO SERVO CONTROLLER" 13. "PENGARUH KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN PROPULSI PESAWAT LAPAN SURVEILLANCE UAV (LSU-02) DALAM PENENTUAN SENSOR ALIRAN BAHAN BAKAR" 14. "RANCANG BANGUN PEMBUATAN SERVER DATA SYNC N219 PTDIPUSTEKBANG" 15. "OPTIMASI BERAT STRUKTUR TAIL BOOM LSU-05 AKIBAT TEGANGAN LENTUR DARI ASPEK BENTUK PENAMPANG GEOMETRI" 16. "PENGUKURAN KECEPATAN KOMPUTER KLASTER PUSTEKBANG DENGAN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LINPACK" 17. "ESTIMASI DAYA LSU 05 UNTUK WAKTU TERBANG LIMA JAM" Publikasi pada Pertemuan Ilmiah Tahunan XX dan Kongres VI MAPIN (Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh). Terlaksana pada tanggal 5-6 Februari 2015 : 18. "Analisa Perencanaan dan Hasil Uji Terbang LSU-01 Untuk Pemotretan Wilayah Longsor Banjarnegara". 19. "Perencanaan Misi Terbang LSU-01 Untuk Pemotretan Puncak Gunung Merapi Dalam Rangka Mitigasi Bencana" 20. "Desain Sistem Manajemen Daya Untuk SOLAR UAV" 21. "LSU SOLAR (LAPAN SURVEILLANCE UAV) SOLAR" 22. "Kajian Ekonomi Pemanfaatan Pesawat Cessna 206 Sebagai Wahana Surveillance Untuk Mitigasi Bencana Alam" 23. "Rancang Bangun Sistem Informasi Hasil Penelitian di Pusat Teknologi Penerbangan". DIpublikasikan pada Indonesia Initiative Forum 2015 di ITB tanggal 15 - 16 Okt 2015. Dipresentasikan di AmTec 2015 (Annual Meeting on Testing and Quality) tanggal 20-21 Oktober 2015 : 24. "Perancangan Sistem Kalibrasi Load-Cell dengan Menggunakan Perangkat Lunak Lab View" Publikasi nasional terakreditasi di Jurnal Tekgan : 25. "Rancang Bangun Sistem Pengujian Motor Brushless untuk Aplikasi Solar LAPAN Surveillance UAV Berbasis Labview" Sedangkan dari 10 paper yang ditargetkan dipublikasikan secara internasional tercapai 14 paper yang diterbitkan, diantaranya adalah : Publikasi internasional terindex : 1. “Power Budgeting Analysis for LSA-02 UAV Technology Demonstrator”. Dipresentasikan di The European Conference for Aero-Space Sciences 37 | P a g e
2015 (EUCASS) pada tanggal 29 Juni - 2 Juli di Krakow, Polandia. Akan dipublikasikan dalam The Journal of Aerospace Engineering, terindex Scopus dan Science Citation Index. 2. “Economic Analysis of Small Format Aerial Photography Mission Utilizing LSA-01 UAV” 3. "Design & Flight Test of a Medium range UAV for Aerial Photography". Dipublikasikan di World Congress on Unmanned Systems Engineering 2015 (WUEng) pada tanggal 30 - 31 Juli di Granada, Spanyol. Publikasi dalam International Journal of Unmanned Systems Engineering, terindex Index Copernicus Value (2014). 4. “Conformal Printed Traveling Wave Antenna Composed of Interdigital Capacitor Structure”. Dipublikasikan di 2015 IEEE International Symposium on Antennas and Propagation and North American Radio Science Meeting pada tanggal 19 - 24 Juli di Vancouver, Canada. Publikasi dalam IEEE Transaction on Antenna and Propagation terindex IEEE XPlore. Publikasi pada prosiding Internasional : 5. “Interdigital Capacitor Structure-Based Conformal Traveling Wave Active Antenna for Experimental Rocket Communication”. Dipublikasikan di The 14th International Conference on Quality in Research tanggal 10 - 13 Agustus di Lombok. Publikasi pada ISAST III 2015 : 6. "RECONSTRUCTION OF MODAL ANALYSIS FOR BAH WING BY SOLID AND SHELL ELEMENT" 7. "INVESTIGATION OF AILERON HINGE MOMENT OF NATIONAL TRANSPORT AIRCRAFT BASIC TO NUMERIC METHOD" 8. "ELEVATOR HINGE MOMENT DESIGN OF N219-B12" 9. "NORMAL MODE ANALYSIS OF N219 WING FOR B-11 CONFIGURATION" 10. "VERIFICATION OF AERODYNAMICS CHARACTERISTIC IN TWIN TAIL-BOOM PUSHER UNMANNED AIRCRAFT CONFIGURATION USING NUMERICAL METHOD" 11. "AFF (ACCELERATED FREE FALL) BASIC TECHNIQUE FOR EMERGENCY BAIL-OUT CONDITION OF LSA-01 AIRCRAFT" 12. "CROSS COUPLING EFFECT IN EXPERIMENTAL AERODYNAMIC ANALYSIS" 13. "WATER TRAP SENSOR IN THE FUEL TANK LSU (LAPAN SURVEILLANCE UAV) Dipublikasikan di AIRTEC 2015 International Congress pada tanggal 3-5 November di Munich, Jerman. 38 | P a g e
14. “Parachute Design and Wind Tunnel Testing of Class 10kg LAPAN UAV’s Recovery System”. Target publikasi internasional tercapai 140 %. Dengan demikian target IKU 1 secara keseluruhan tercapai 85%. Penyebab dari kurangnya ketercapaian target judul usulan HKI adalah seluruh judul usulan HKI yang diajukan berjumlah 4 judul usulan. Namun, hanya 1judulusulan yang baru bisa diproses keDirjen HKI padabulanDesember 2015 sehingga 3 judul usulan lainnya menjadi capaian pada tahun 2016. Salah satupenyebabbarudiajukannyajudulusulan HKI mengenai N219 di atasadalahtercapainya Roll Out pesawat N219 padabulanDesember. Roll Out mundurdari yang direncanakanpadabulanOktoberadalahkarenajadwalPresiden RI yang mundurmenjadiDesember. Adapun kekurangan capaian publikasi nasional adalah karena adanya proses revisi dari penulis makalah sehingga tidak bisa diterbitkan pada tahun 2015, dan juga banyaknya peluang dan kesempatan untuk mempublikasikan makalah hasil litbangyasa dalam forum internasional. IKU 2 :Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan Peningkatan kemampuan litbangyasa dalam penguasaan teknologi penerbangan juga bisa diindikasikan melalui jumlah purwarupa (prototipe), modul, dan komponen di bidang teknologi yang dihasilkan.Pada tahun 2015 Pusat Teknologi Penerbangan menghasilkan 7 purwarupa, yakni : 1. pesawat LSU-02 hasil optimasi dan akan digunakan untuk diseminasi. Target ini tercapai 100%.Kegiatan optimasi spesifikasi meliputi engineering drawing secara detail per komponen, sudah dilakukan simulasi CFD dan FEM, sudah dilakukan uji wind tunnel untuk full konfigurasi, serta sudah dilakukan uji terbang hasil optimasi pada bulan Mei 2015. Pada tahun selanjutnya kegiatan untuk LSU-02 adalah menggunakan pesawat ini untuk pemanfaatan dan pemantauan.
Gambar 3.2.Pesawat LSU-02 hasil optimasi dan digunakan untuk kegiatan diseminasi.
39 | P a g e
2. LSU-03 New Generation untuk litbangyasa. Uji terbang perdana telah dilaksanakan di Pamengpeuk, sehingga target ini tercapai 100%. Litbangyasa akan tetap dilakukan pada tahun berikutnya dengan spesifikasi dan optimasi. 3. LSU-03 untuk diseminasi MURI 300 km. Kegiatan pemecahan rekor MURI telah dilaksanakan dengan hasil yang sempurna. Pada tanggal 29 Desember 2015 LSU-03 berhasil terbang sejauh 340 km dari Pamengpeuk - Cilacap Pamengpeuk. Sehingga target ini tercapai 100 %.
Gambar 3.3. Pesawat LSU-03 MURI dan ketika menerima piagam penghargaan dari MURI
4. LSU-03 untuk diseminasi hilirisasi. Kegiatan hasil litbangyasa dimanfaatkan untuk hilirisasi teknologi dengan bekerjasama dengan PT. Mandiri Mitra Muhibbah. Pesawat ini berhasil uji terbang dengan baik sehingga target telah tercapai 100 %. Pada tahun selanjutnya kegiatan akan tetap dilakukan untuk diseminasi hilirisasi.
Gambar 3.4. Pesawat prototipe LSU-03 untuk hilirisasi teknologi ketika uji terbang di Pamengpeuk.
5. LSU-03 Full Carbon hasil kegiatan litbangyasa. Pesawat ini menggunakan bahan karbon yang melapisi seluruh permukaan. Bahan karbon ini lebih ringan sehingga bisa menambah jumlah muatan tanpa menambah berat keseluruhan pada saat take-off. Pesawat ini diuji terbang pada tanggal 29 Desember 2015, berhasil take-off namun gagal mendarat dengan sempurna 40 | P a g e
sehingga pesawat jatuh. Hasil analisis menunjukkan adanya gangguan pada sensor GPS sehingga tiba-tiba autonomous terputus. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka optimasi akan dilakukan kembali pada tahun berikutnya agar performa dapat berfungsi dengan baik dan dapat sukses uji terbang. Dengan demikian target tercapai sebanyak 95%.
Gambar 3.5. LSU-03 Full Carbon hasil assembly sebelum uji terbang dan setelah uji terbang. Pesawat gagal mendarat dengan sempurna.
6. LSU-05 hasil optimasi sudah dilaksanakan dengan desain dan simulasi pada optimasi main landing gear dan ribs, uji statik main landing gear hasil optimasi, manufaktur boom, manufaktur horizontal tail, manufaktur vertikal tail, dan assembly empenage. Dengan demikian target tercapai 100%.
Gambar 3.6. Pesawat prototipe LSU-05 hasil optimasi pada pelaksanaan persiapan uji terbang di Pamengpeuk serta tampak detail boom, horizontal tail dan vertikal tail hasil optimasi.
7. Solar LSU hasil litbangyasa sudah selesai tahap integrasi sel surya dan sudah uji terbang. Hasil kegiatan uji baterai, solar panel, dan MPPT menunjukkan bahwa pesawat kurang dapat mengakomodasi beban muatan yang direncanakan, sehingga keseluruhan struktur pesawat diganti. Karena banyaknya detail litbangyasa Solar-LSU yang akan dilakukan, maka kegiatan tahun ini hanya tercapai sebesar 40%.
41 | P a g e
Selain purwarupa, modul dan komponen hasil litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan juga menjadi indikator dari peningkatan kompetensi SDM. Sebanyak 25 modul dan komponen yang dihasilkan sepanjang tahun 2015adalah : Sebanyak 21 modul dan komponen program N219 :Radome, Engine, Fuel System, Powerplant, Wind Screen, Wiper, ECS, Instrument, Electrical, Avionics, Flight Control, Brealing System, Airframe Component, Landing Gear, Payloads, Propeller, Cabin Window dan Software Design, Engineering Flight Simulator, Drop Test, Wind Tunnel Model & Testing.Modul dan dokumen ini sudah tercapai seluruhnya. Selesainya seluruh modul dan dokumen juga menandakan kesiapan program ini untuk melangsungkan Roll Out. Kegiatan Roll Out berhasil terselenggarapada tanggal 10 Desember di PT DI yang dihadiri oleh Menteri Polhukam mewakili Presiden, Menteri Pan RB, Gubernur Jawa Barat, Kepala LAPAN, Direktur Utama PT DI, dan segenap struktural dari berbagai lembaga yang diundang pada acara tersebut.
Gambar 3.7. Pesawat transport N219 yang diberitakan di media massa (Tabloid Aviasi edisi Desember 2015) dan foto bersama para pejabat negara di depan pesawat N219 di hanggar PT DI pada acara Roll Out.
Adanya pengembalian anggaran pada tahun 2014 sebesar 88 M menyebabkan anggaran tahun 2015 terpakai untuk memenuhi pekerjaan tahun 2014. Selanjutnya, pemenuhan anggaran diusahakan melalui BaBun dan LAPAN. Adapun hal-hal yang mendasari anggaran tambahan ini adalah dalam pengembangan dan integrasi komponen diperlukan adanya non-recurring cost yang merupakan biaya pengembangan oleh vendor asal komponen. Selain itu juga perkembangan dollar selama tahun ini menyebabkan harga komponen di luar dari jumlah yang sudah dianggarkan. Dan juga adanya kegiatan sertifikasi yang tertunda akibat mundurnya jadwal Roll Out yang semula akan berlangsung pada bulan Oktobter menjadi bulan Desember yang disebabkan jadwal Presiden yang berubah. Kendala yang dihadapi juga meliputi masih adanya tool dan jig yang belum diselesaikan oleh vendor akibat keterbatasan industri yang mampu membuat tool dan jig di Indonesia. Sehingga solusi yang telah dilakukan adalah pihak PT DI mensupervisi langsung ke industri terkait untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai jadwal yang telah disusun. 42 | P a g e
Sebanyak 4 buah modul dan komponen juga diperoleh dari program LSAUAV yaitu tentangFlight Hazard Analysis, Electronic Flight Control System (EFCS), Actuator Test Rig (ATR), Automatic Flight Control Lawpada program pengembangan LSA-UAV. Kendala yang dihadapi dari program ini adalah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para peneliti dan perekayasa yang terlibat di TU Berlin sehingga mereka harus mengejar ritme kerja demi mencapai target yang telah disepakati.Selain itu juga adanya personil yang tugas belajar sehingga pekerjaan menjadi bertumpuk ke personil yang tersisa. Komponen yang diperlukan pun memiliki kecenderungan dual use dengan militer, maka proses pengadaan harus dilakukan secara hati-hati karena akan dikirim ke Indonesia. Solusi yang sudah dilakukan adalah terus menyemangati dan mengawasi kegiatan litbangyasa kepada tim di TU Berlin dengan kegiatan diskusi yang intensif sehingga tim dapat bekerja dengan lebih efisien.
Gambar 3.8. Integrasi Engineering Flight Control System pada pesawat Stemme S-15
43 | P a g e
Gambar 3.9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan di TU Berlin.
Gambar 3.10. Penempatan Actuator pada pesawat Stemme S-15
Penyebab dari kurangnya capaian kinerja yaitu hanya 5 buah prototipe dari target 7 buah prototipe adalah untuk LSU-03 Full Carbon dan Solar LSU. Pesawat LSU-03 Full Carbon ini diuji terbang pada tanggal 29 Desember 2015, berhasil takeoff namun gagal mendarat dengan sempurna sehingga pesawat jatuh.Hasil analisis menunjukkan adanya gangguan pada sensor GPS sehingga tiba-tiba autonomous terputus. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka optimasi akan dilakukan kembali pada tahun berikutnya agar performa dapat berfungsi dengan baik dan dapat sukses uji terbang. Sedangkan Solar LSU karena hasil kegiatan uji baterai, solar panel, dan MPPT menunjukkan bahwa pesawat kurang dapat mengakomodasi beban muatan yang direncanakan, sehingga solusinya adalah keseluruhan struktur pesawatakan 44 | P a g e
diganti. Karena banyaknya detail litbangyasa Solar-LSU yang akan dilakukan, maka kegiatan akan dilanjutkan pada tahun berikutnya Untuk modul dan komponen seluruhnya sudah mencapai target. Meskipun tetap terjadi juga kendala yang dihadapi seperti pada uraian di atas, akan tetapi solusi yang dilakukan terbukti mampu mengatasi kendala tersebut. Dengan demikian target IKU 2 secara keseluruhan tercapai 5 prototipe dan 25 modul/komponen atau sebesar 86%. IKU 3 :Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna Salah satu indikasi keberhasilan dari peningkatan kemampuan litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan adalah jumlah purwarupa (prototipe), modul dan komponen yang dimanfaatkan oleh pengguna.Purwarupa pesawat LAPAN Surveillance UAV (LSU) yang sudah dimanfaatkan secara luas oleh pengguna adalah LSU-01, LSU-02 dan LSU-03 untuk aplikasi diseminasi dan hilirisasi dan LAPAN Surveillance Aircraft (LSA-01) atau Stemme S-15 yang berpenumpang 2 awak.Pengguna yaitu dari Kementerian Pertanian - BBSDLP dan masyarakat terkait.Pemotretan yang dilakukan yaitu pada lahan pertanian di Subang sudah tercapai seluas 700 km2.
Gambar 3.11. Hasil pemotretan lahan pertanian di Subang menggunakan kamera EOS 5D (kiri) dan S100 (kanan) pada LSA-01
45 | P a g e
Pemanfaatan LSU-01 untuk kegiatan pemotretan di daerah Poso sudah terlaksana pada tanggal 18 - 26 Januari 2015.Foto ini dimanfaatkan oleh Densus 88 untuk membantu pemantauan pada daerah Poso.
Gambar 3.12. Hasil foto daerah Poso menggunakan pesawat LSU-01.
Pemanfaatan LSU-01 dan LSU-02 untuk diseminasi pemotretan daerah garis pantai telah dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015 di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat dengan instansi pengguna dari BIG. Pemotretan ini bertujuan untuk mengetahui batas antara daratan dan air pada saat terjadi surut maksimum. Batas tersebut digunakan untuk mengetahui batas wilayah suatu daratan. Pelaksanaan pengambilan gambar ini dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015, karena pada tanggal tersebut terjadi pasang dan surut maksimum didaerah pantai Cilamaya.
Gambar 3.13. Kegiatan pemotretan garis pantai di Cilamaya menggunakan LSU-01 dan LSU-02
46 | P a g e
Gambar 3.14. Hasil pengolahan data foto dari LSU-02 di Cilamaya, Jawa Barat.
Pemanfaatan hasil litbangyasa juga adalah melalui kegiatan hilirisasi teknologi.Prototipe yang digunakan adalah LSU-03.Hilirisasi teknologi terlaksana pada tahun ini dengan PT. Mandiri Mitra Muhibbah.Prototipe sudah berhasil melalui uji terbang pada pertengahan tahun 2015.
Gambar 3.15. Prototipe LSU-03 yang dimanfaatkan untuk diseminasi hilirisasi teknologi.
Dengan demikian target IKU 3 secara keseluruhan tercapai 4 jenis purwarupa yang dimanfaatkan atau tercapai 100% SS 2 :Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan IKU 4 : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan
47 | P a g e
Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas yang membutuhkannya dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khususnya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket, dan lain-lain. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan terhadap Direktorat Topografi TNI AD, BBSDLP (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian), Universitas Andalas, UNJ, UGM, Universitas 11 Maret Surakarta, Universitas Bengkulu, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Semarang, Politeknik Negeri Jakarta, UNY, Universitas Brawijaya, ITS, STTA Yogyakarta, Universitas Pamulang, Universitas Media Nusantara, dan Universitas Nurtanio. Bimbingan teknis yang telah dilakukan baik untuk internal Pustekbang maupun untuk eksternal Pustekbang adalah : 1. Workshop dan Pendampingan Penyusunan SKP 2. Bimtek Penulisan Karya Tulis Ilmiah 3. Bimtek Perekayasa 4. English Meeting (Conversation dan Writing) 5. Bimtek Uji Terbang Pesawat Berawak 6. Bimtek Noise Aircraft 7. Legal Drafting untuk Paten LSU-03, Smart Bomb, dan N219. 8. Bimtek CAD menggunakan CATIA 9. Bimtek Avionik Penerbangan 10. Perancangan Long Range - Telemetry dan Flight Control System for UAV 11. Bimbingan untuk mahasiswa dari berbagai universitas yaitu Universitas Andalas, UNJ, UGM, Universitas 11 Maret Surakarta, Universitas Bengkulu, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Semarang, Politeknik Negeri Jakarta, UNY, Universitas Brawijaya, ITS, STTA Yogyakarta, Universitas Pamulang, Universitas Media Nusantara, dan Universitas Nurtanio.
Gambar 3.16. Salah satu kegiatan bimbingan kepada mahasiswa (kiri) dan salah satu kegiatan bimtek yaitu bimtek avionik penerbangan (kanan)
48 | P a g e
Ketercapaian target pemberian dan pembinaan teknis terlampaui menjadi 11 buah dari target 10 buah pembinaan teknis. Dengan demikian target IKU 4 secara keseluruhan tercapai 110% SS 3 :Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan IKU 5 : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi.Dengan kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat pada kedua belah pihak. Tujuan dari kerjasama ini diantaranya dititik beratkan untuk meningkatkan kemampuan (skill) personil kedua belah pihak, diseminasi teknologi penerbangan, pendalaman operational requirement dan peningkatan local content (TKDN). Kerjasama teknis antar departemen sangat berguna untuk peningkatan dan akselerasi kemampuan personil Pusat Teknologi Penerbangan.Dengan tantangan nyata yang ada baik dari segi teknologi maupun waktu, personil Pusat Teknologi Penerbangan menjadi terpacu untuk memenuhi operasional dan requirement yang dikehendaki oleh pengguna.Dari kerjasama teknis ini pula Pusat Teknologi Penerbangan dituntut untuk senantiasa mendalami dan menyempurnakan operational requirement sesuai kebutuhan terkini.Diseminasi teknologi penerbangan dilakukan selain untuk memenuhi keinginan pengguna juga untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap teknologi penerbangan misalnya dengan keikutsertaan Pusat Teknologi Penerbangan dalam Lomba Kompetisi Muatan Roket Indonesia, Kompetisi UAV, dan lain-lain. Kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan yang sudah dilakukan dengan berbagai instansi diantaranya yaitu dengan PT DI, TNI AU, PT. Deraya, DittopAD, Kemenhub, Kementan, dan TU Berlin. Dan dengan berbagai universitas untuk pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kedirgantaraan. Kerjasama yang sudah memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS)sesuaidenganinformasi yang adapadaSistemInformasidanDokumentasiKerjasama LAPAN yang dimulai pada tahun inimeliputi : 1. Penyediaan dan Pemanfaatan Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Untuk
Mendukung Penyelenggaraan Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa dengan mitra kerjasama : Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa, KLHK. 2. Pemanfaatan Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Untuk Percepatan Pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mitra kerjasama : Bappeda Pemprov Kepulauan Bangka Belitung. 3. Penyediaan dan Pemanfaatan Teknologi dan Data Penginderaan Jauh untuk Kebutuhan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan mitra kerjasama : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 4. Diseminasi Hasil Penelitian, Pengembangan, Perekayasaan dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Keantariksaan dengan mitra kerjasama : Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali. 49 | P a g e
5. Penelitian,
Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Penerbangan dengan mitra kerjasama : CIRNOV, Universitas Ahmad Dahlan. 6. Hilirisasi Produk Litbang Pesawat Terbang Tanpa Awak dengan mitra kerjasama : PT. Mandiri Mitra Muhibbah. 7. Pemanfaatan Pesawat Udara Nirawak Untuk Pemetaan Lingkungan Pantai Indonesia dengan mitra kerjasama :Badan Informasi Geospasial (BIG). 8. Pemanfaatan Teknologi, Data dan Informasi Penginderaan Jauh Satelit dan Pesawat Terbang Berawak Maupun Tanpa Awak untuk Mendukung Ketahanan Pangan dengan mitra kerjasama :Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP). 9. Penelitian, Pengembangan, dan Pemanfaatan Teknologi Penerbangan dengan mitra kerjasama Universitas Gadjah Mada (UGM) 10. Penyelenggaraan Program Kerja Sama Pendidikan Magister Aeronotika dan Astronotika dengan mitra kerjasama Institut Teknologi Bandung (ITB).
Gambar 3.17. Penandatanganan Naskah MoU dan PKS tahun 2015.
Untuk melengkapi data kerjasama tahun 2015, berikut ini adalah data kerjasama yang dimulai pada tahun 2014 dan masih berlaku pada tahun 2015 : 1. Penelitian, Pengembangan, dan Pemanfaatan Teknologi Pesawat Terbang Guna Mendukung Tugas Intelijen TNI AU dengan mitra TNI AU. 2. Proses Serah Terima Pesawat Cessna 206 PK-LPN (d/h PK-UFO)dengan mitra PT. Deraya. 3. Pengembangan dan Pemanfaatan Pesawat Terbang Tanpa Awak Untuk Survey Pemetaan dengan mitra Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad). 4. Pengoperasian dan Perawatan Pesawat Udara STEMME A15 (LAPAN Surveilance Aircraft) dan CESSNA 206 (PK-LPN)dengan mitra Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Kemenhub. 5. Pemanfaatan Teknologi, Data dan Informasi Penginderaan Jauh Satelit dan Pesawat Tanpa Awak (UAV) Untuk Mendukung Ketahanan Pangan dengan mitra Balitbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP)Kementan. Kerjasama yang memiliki MoU meliputi : 6. Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Penerbangan dengan mitra Dirjen Hubud, Kemenhub. 50 | P a g e
Kerjasama dengan TU Berlin meliputi : 7. AMENDMENT TO THE IMPLEMENTING ARRANGEMENT for the Project of Aeronautics Research and Development 8. Annexure B (Description of Work) Work Plan for a Research and Development Project on Light Surveillance Aircraft 9. The Project of Aeronautics Research and Development 10. The Cooperation in the field of Aerospace Technologies Dengan demikian sudah terlaksana 10 kerjasama teknis yang sudah lengkap disertai dengan dokumen kerjasama dari target sebesar 15 kerjasama.Target IKU 5 secara keseluruhan tercapai 67%. Target yang tidak tercapai ini disebabkan oleh masih adanya kerjasama yang sedang berlangsung dari tahun sebelumnya seperti data di atas, sehingga kerjasama dapat dikatakan sangat intensif dilakukan dengan berbagai instansi. Melalui data ini maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2015 totalnya adalah 89,6 %. Adapun capaian kinerja berdasarkan RKAKL (PP 8 dan PP 39) diberikan pada tabel berikut ini : Tabel 3.2. Capaian Kinerja RKAKL Pustekbang tahun 2015 No.
1.
2. 3. 4.
5.
6.
Nama Indikator Kinerja Kegiatan
Target TA 2015
TW 1
Capaian Kinerja (%) TW 2 TW 3 TW 4
Pesawat transport nasional yang dikembangkan Pesawat tanpa awak (UAV) Pesawat observasi (LSA) HKI yang diusulkan dan makalah ilmiah teknologi penerbangan yang terpublikasi Pembinaan dan layanan teknis serta “spin off” teknologi penerbangan Layanan Perkantoran TOTAL
4 unit
5
10
20
25
Capaian (Unit) 1 unit
2 unit
25
50
75
100
2 unit
1 unit
30
60
80
100
1 unit
43 judul
12
14
61
93
40 judul
5 instansi
60
60
80
100
5 instansi
12 bulan
24 22,00%
50 40,67%
75 65,17%
100 86,33%
12 bulan
Melalui tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian kinerja berdasarkan RKAKL terpenuhi sebesar 86,33 %.Perbedaan jumlah hasil capaian kinerja ini adalah disebabkan oleh capaian pesawat transport nasional yang dikembangkan yaitu 1 unit dari target semula sejumlah 4 unit.Jumlah target semula ditetapkan berdasarkan pada master phasing plan pengembangan pesawat transport nasional N219 yang sudah disusun di awal perencanaan. Seiring dengan perkembangan kegiatan, banyak sekali kendala yang dialami baik oleh LAPAN dari segi pendanaan maupun dari PT DI sebagai mitra kerjasama dan merupakan industri yang akan melanjutkan ke tahap produksi massal setelah sertifikasi selesai oleh DKUPPU. Unit pesawat 51 | P a g e
yang semula direncanakan 4 buah, kemudian terealisasi menjadi hanya 1 buah.Meskipun begitu capaian ini sudah sangat realistis bila melihat pada berbagai macam kendala yang dihadapi. Kendala tersebut antara lain adalah : naiknya nilai tukar dollar terhadap rupiah yang meningkat jauh sehingga harga komponen juga meningkat menjadi jauh lebih tinggi, kondisi PT DI yang mulai bangkit setelah sekian lama vakum sehingga memerlukan banyak sekali dukungan sumber daya yang lebih banyak dan lebih berprestasi, kemampuan vendor dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan produksi komponen dan integrasi masih harus ditingkatkan, keterlambatan pengiriman komponen-komponen besar dari luar negeri disebabkan proses perijinan yang rumit, dan lain-lain. 3.2.
Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya
Realisasi IKU menunjukkan sejauh mana Pustekbang telah berhasil melaksanakan kinerja yang telah ditetapkan.Realisasi IKU dapat dilihat dengan membandingkan capaian tiap tahun dari jangka waktu perencanaan strategis Pustekbang yang telah disusun. Tabel 3.3. Realisasi IKU Pustekbang tahun 2011 - 2015 Indikator Kinerja Utama
2011 16 publikasi nasional
2012 18 publikasi nasional, 2 publikasi internasional
Capaian 2013 2 HKI, 25 publikasi nasional, 8 publikasi internasional
2014 3 HKI, 18 publikasi nasional, 8 publikasi internasional
2015 1 HKI, 25 publikasi nasional, 14 publikasi internasional 5 prototipe dan 25 modul dan komponen 4 jenis
1.
Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan
2.
Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan
1 prototipe
2 prototipe
3 prototipe dan 4 modul
4 prototipe dan 20 modul
3.
Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
-
-
2 jenis
3 jenis
3 bimbingan teknis
7 bimbingan teknis
5 bimbingan teknis
19 bimbingan teknis
11 bimbingan teknis
-
2 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama
12 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama
11 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama
10 kerjasama teknis dengan dokumen kerjasama
4.
5.
Untuk IKU 1, capaian tahun 2011 adalah 16 publikasi nasional di Siptekgan dan belum ada usulan HKI. Sedangkan untuk capaian tahun 2012 adalah 18 publikasi nasional di Siptekgan dan 2 publikasi internasional serta belum ada usulan HKI. Adapun judul dari publikasi internasional adalah : 1. Dynamic Simulation Saturated Steam Superhead Steam Process in Superheater on PT. BOC (British Oxygenate Company) Gresik Power pada Asian Congress on Gas Turbines 2012 di Shanghai - China. 52 | P a g e
2. Small UAV Application for Disaster Mitigation at Mount Merapi pada AIRTEC 6th International UAV World di Frankfurt, Jerman. Capaian tahun 2013 untuk IKU 1 yaitu 2 usulan HKI mengenai Desain Seeker dan Sharklet/Winglet High Lift Device (HDL) pesawat N219. Publikasi tercapai 25 publikasi nasional dalam bentuk jurnal, majalah, hasil seminar nasional, dokumen teknik, buku ilmiah, dan lain-lain, serta tercapai 8 publikasi internasional dengan data sebagai berikut : 1. Hibrid LSU-01 for Urban Mapping : Concept and Preliminary Design pada 7th UAV World Conference di Frankfurt, Jerman. 2. Flight Testing of LAPAN Surveillance UAV-02 (LSU-02) dan Engineering Development of LAPAN Surveillance UAV-02 (LSU-02) di APISAT Conference di Takamatsu, Jepang. 3. Sebanyak 5 makalah yang diterbitkan pada Seminar Internasional ISAST 1 2013. Capaian tahun 2014 untuk IKU 1 yaitu : HKI yang diajukan sebanyak 3 judul usulan : 1. "Sayap Pesawat yang Dimodifikasi Untuk Meningkatkan Prestasi Lepas Landas dan Mendarat Pesawat" 2. "Sistem Distribusi Daya Untuk Mencapai Target Lama Terbang pada LSU-01" 3. "Alat Uji Terpadu" Publikasi tercapai 18 publikasi nasional dalam bentuk jurnal, majalah, hasil seminar nasional, dokumen teknik, buku ilmiah, dan lain-lain, serta tercapai 8 publikasi internasional dengan data sebagai berikut : Judul publikasi nasional yang sudah terbit di Buku Ilmiah Pustekbang adalah sebagai berikut : 1. "Analisis Pengaruh Gaya Hambat Spanduk Terhadap Prestasi Terbang Pada Pesawat Tanpa Awak Walet" 2. "Pengaruh Spesifikasi Propeler Berdasarkan Kinerja Mesin Propulsi Pesawat Terbang Nir Awak LSU-05" 3. "Kalibrasi Sistem Pengukur Kecepatan Aliran Udara di Terowongan Angin Subsonik Dengan Metode Empiris" 4. "Analisis dan Perbandingan Kestabilan Sistem Lingkar Terbuka dan Lingkar Tertutup dan Fasa Magnetik Pada Material RE-Co" 5. "Desain dan Uji Coba Sistem Monitoring Posisi dan Pergerakan Kapal Nelayan Menggunakan Jaringan GPRS" Judul publikasi nasional yang terbit pada Siptekgan 2014 adalah sebagai berikut : 6. "Analisis Prediksi Direct Operating Cost Pesawat LAPAN Surveillance Aircraft (LSA-01)" 7. "Analisa Kondisi Trim pada Pemodelan LSU-01 (LAPAN Surveillance UAV 01) untuk Uji Terbang" 53 | P a g e
8. "Penelitian Resin Content dan Ketebalan Material Komposit LSU-05 dengan Metoda Hand Lay-Up dan Vacuum Bagging" 9. "Analisis Kegagalan pada Struktur rangka Main Landing Gear LSU-05 Berdasarkan Kriteria Kegagalan Tsai-Hill" 10. "Kalibrasi Eksternal Balance Terowongan Angin Subsonik LAPAN" 11. "Proses dan Analisa Hasil Pengujian Model LSU-05 di Terowongan Subsonik LAPAN" 12. "Rancang Bangun Sistem Remote untuk Komputer Cluster Pustekbang" 13. "Analisis Desain Sistem Kendali Pitch dan Roll pada Uji Terbang Pesawat LSU-01 LAPAN" 14. "Uji Coba Kamera Tetracam ADC Air Sebagai Payload Pesawat LSA-01 untuk Pemantauan Vegetasi" 15. "Simulasi dan Analisis Lingkar Tertutup Gerak LSU-01 Menggunakan Sistem Kendali PID" 16. "Pemodelan Awal dan Analisis Kestabilan LSU-05" 17. "Penelitian Model LSU-05 Terhadap Jarak Dinding Terowongan Angin Subsonik" 18. "Penelitian Mechanical Properties Material Komposit LAPAN Surveillance UAV (LSU) dengan Perbandingan Aplikasi Resin Epoxy dan Lycal" Sedangkan dari 9 paper yang ditargetkan dipublikasikan secara internasional tercapai 8 paper yang diterbitkan, diantaranya adalah : 1. "CFD-Based Collaborative Design Optimization Using ECFD" 2. "Preliminary Design of Redundancy Management for LSA-02 Flight Control System Based on Functional Hazard Analysis Result " pada AIRTEC 2014 Judul publikasi internasional yang terbit pada ISAST 2014 adalah sebagai berikut : 3. "Preliminary Functional Hazard Analysis for Electronic System of the LSA-02 Aircraft Flight Control System for Longitudinal Motion" 4. "Design Requirement Analysis of LAPAN Electro Hybrid Aircraft" 5. "Impact of an Electro-Hybrid Propulsion System on Flight Performance of LAPAN’s Light Surveillance Aircraft LSA" 6. "Engine and Propeller Selection for Propulsion System LAPAN Surveillance UAV-05 (LSU-05) Using Analytic and Experimental Test" 7. "Stress Analysis of LSU-05 Twin Boom Using Finite Element Method" 8. "Design and Analysis of Main Landing Gear Frame of LSU-05 By Finite Element Methode" Untuk IKU 2, capaian tahun 2011 adalah 1 purwarupa yaitu First Aircraft Design Experiment (Fadex) UAV Turboshaft.
54 | P a g e
Gambar 3.18. Prototipe UAV Turboshaft yang siap diuji terbang.
Capaian untuk tahun 2012 adalah 2 purwarupa yaitu UAV LSU-02 dan LSU-03.
Gambar 3.19. Prototipe pesawat UAV LSU-02 (kiri) dan LSU-03 (kanan)
Capaian untuk tahun 2013 adalah 3 purwarupa dan 4 modul.Tiga purwarupa tersebut yaitu pesawat Lapan Surveillance Aircraft (LSA), kedua tipe UAV yang telah melalui tahap optimasi yaitu LSU-02 dan LSU-03.
Gambar 3.20. Modular Airframe Pesawat LSA
55 | P a g e
Gambar 3.21. Persiapan Terbang Pesawat LSA dan Cetakan Sayap Pesawat LSA
Rancang bangun pesawat Lapan Surveillance Aircraft (LSA) melibatkan secara langsung 6 engineer LAPAN yang melakukan on job training di TU Berlin Jerman selama 10 bulan dalam rangka ToT (Transfer of Technology). Manufaktur pesawat dilakukan sesuai desain yang melibatkan kedua belah pihak (LAPAN dan TU Berlin) dan sudah diuji terbang dengan sukses.Selanjutnya pesawat siap untuk terbang sesuai dengan misi yang telah dipersiapkan. Purwarupa pesawat lain yang dihasilkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan pada tahun 2013 adalah 2 purwarupa pesawat nir awak UAV yakni UAV Lapan Surveillance UAV (LSU) tipe LSU-02 dan LSU-03. Pesawat LSU-02 telah mencatatkan rekor MURI sebagai pesawat tanpa awak yang mampu terbang secara autonomous (terbang sendiri) menempuh jarak sejauh 200 km PameungpeukPangandaran pp. Aplikasi misi terbang pesawat LSU-02 yang dilakukanjuga semakin beragam baik untuk kepentingan sipil maupun militer. LSU-02 telah mendapatkan banyak pengalaman terbang baru seperti pemantauan Latihan Gabungan (Latgab) TNI di perairan Situbondo / Madura, pemantauan lahan Latihan perang TNI AD bersama Dirtopad AD, pemantauan bencana banjir, pemetaan lahan pertanian, dan lain-lain.Pesawat LSU-03 sudah menjalani uji terbang secara autonomous (terbang sendiri) di Pameungpeuk sebanyak 2 kali.
Gambar 3.22. Piagam Rekor MURI Pesawat UAV Terbang Autonomous
56 | P a g e
Selain purwarupa, modul dan komponen hasil litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan juga menjadi indikator dari peningkatan kompetensi SDM. Modul dan komponen yang dihasilkan sepanjang tahun 2013 adalah High Lift Device (HLD) pesawat N219, modul autonomous, modul antena tracking dan modul video real time. Litbangyasa modul High Lift Device dilakukan untuk meningkatkan performance terbang pesawat N219. Modul autonomous, modul antena tracking dan modul video real time dirancang bangun untuk menyempurnakan misi terbang pesawat UAV Lapan Surveillance UAV (UAV). Capaian untuk tahun 2014 adalah 4 prototipe dan 20 modul/komponen terdiri dari : 8. Pesawat LSU-02 ditambah dengan Launcher untuk Take Off dan Jaring untuk Landing. Target ini tercapai 100%. Adapun beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian terhadap pesawat LSU-02 adalah: - Pada kajian Ilmiah perancangan safety landing system beban yang akan diberikan pesawat pada saat landing adalah 47 Kg atau 458 N - Dari hasil perhitungan perancangan tailhook diketahui mampu menahan beban maksimal 764,55 Kg/cm2 - Dengan didapat kecepatan 11 m/c gaya sebesar 47 Kg, dan jarak yang akan ditimbulkan adalah 22 m sedang panjang dek KRI kelas SIGMA adalah 20 m. Maka tailhook wajib diperlukan sebagai braking systempada LSU 02 Pertahanan.
Gambar 3.23.Modul Catapult, dan sistem recovery LSU-02 serta Simulasi Jaring di dek kapal KRI Diponegoro
57 | P a g e
9. LSU-03 untuk litbangyasa. Uji terbang perdana telah dilaksanakan di Pamengpeuk, sehingga target ini tercapai 100%. 10. LSU-03 untuk diseminasi MURI 300 km. Pada saat pemecahan rekor MURI pada bulan November di Pamengpeuk, engine mengalami keretakan sehingga UAV melakukan pendaratan darurat. Kegiatan pemecahan rekor MURI akan dilaksanakan kembali di tahun anggaran 2015. Dengan demikian, target terlaksana 90%. 11. LSU-05. Sudah tercapai dan sukses dilakukan uji terbang di Pamengpeuk pada bulan Desember, sehingga target tercapai 100%.Adapun prestasi terbang yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: - Jarak terbang dengan muatan (payload) maksimum untuk terbang nonstop minimal 200 km dengan endurance minimal 3 jam. Dipersiapkan opsi untuk peningkatan jarak hingga 350 km dengan endurance 5 jam. - Kecepatan terbang jelajah pada kondisi maksimum, minimal 100 knot. - Ketinggian jelajah maksimum 12000 feet dengan ketinggian terbang operasional antara 3000 - 9000 feet. - Jarak take off ground run untuk berat take off maksimum adalah 180 meter pada kondisi ISA+20⁰C. - Jarak landing ground run pada kondisi berat landing maksimum adalah 180 meter pada kondisi ISA+20⁰C. - Kecepatan stall maksimum 20 knot pada kondisi flap down. - Rate of climb minimum pada kondisi permukaan laut adalah 500. 12. LSU Pertahanan. Sudah tercapai target 100%. Baru dilakukan uji secara lab dan belum dilakukan percobaan lapangan. 13. LSU Hybrid. Sudah dilakukan pengujian pada skala lab sehingga target tercapai 85%.
Gambar 3.24. Purwarupa LSU-05 dengan beberapa pesawat LSU lain yang ditampilkan pada pameran
Selain purwarupa, modul dan komponen hasil litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan juga menjadi indikator dari peningkatan kompetensi SDM. Sebanyak 21 modul dan komponen yang dihasilkan sepanjang tahun 2014 adalah :
58 | P a g e
1. Modul Pemodelan LSU-01 untuk validasi. Sudah selesai dikerjakan dan sudah melalui tahap validasi sehingga target tercapai 100%. 2. Modul Pemodelan LSU-05. Telah memperoleh data parameter terbang perdana LSU-05. Kegiatan akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2015. Dengan demikian target tercapai 65%. 3. Modul MPPT LSU-Hybrid. Sudah tercapai dan sudah diuji cobakan sehingga target tercapai 100%. 4. 18 modul dan komponen program N219. Modul/dokumen sudah tercapai 100%, komponen tercapai 55%. Modul/komponen meliputi : Radome, Engine, Fuel System, Powerplant, Wind Screen, Wiper, ECS, Instrument, Electrical, Avionics, Flight Control, Breaking System, Airframe Component, Landing Gear, Payloads, Propeller, Cabin Window dan Software Design. Kendala yang dihadapi untuk komponen adalah : proses administratif di PT DI, detail design yang terlambat mengakibatkan pemilihan komponen menjadi mundur, dalam internal PT DI sendiri proses pemilihan vendor memerlukan waktu, proses pengiriman barang dari luar negeri memerlukan waktu, dan adanya penghematan anggaran sempat menghentikan sementara proses pengadaan sehingga menyebabkan penyelesaian pekerjaan menjadi tertunda. Dengan demikian modul dan komponen sudah tercapai 77%.
Gambar 3.25. Beberapa pengadaan komponen N219 yang sudah tercapai
5. Pengembangan teknologi LSA-02 sudah diselesaikan Conceptual Design untuk Flight Hazard Analysis, Electronic Flight Control System (EFCS), Actuator Test Rig (ATR), Automatic Flight Control Law. Lectures : Flight 59 | P a g e
Mechanics 1, Control Theory sebagai dasar pengembangan EFCS dan Flight Control telah diselesaikan dengan sangat memuaskan. Telah diperoleh level A1 dan A2 untuk German Language Course. Dengan demikian target IKU 2 secara keseluruhan tercapai 4 purwarupa dan 20 modul/komponen atau sebesar 79%. Penyebab dari kurangnya capaian kinerja yaitu hanya 4 buah purwarupa dari target 6 buah purwarupa adalah untuk LSU-03 untuk pemecahan rekor MURI 300 km, pesawat mengalami kecelakaan retaknya engine pada saat terbang. Analisis penyebab terjadinya peristiwa ini salah satunya karena pemasangan engine pada fuselage pesawat yang kurang kuat dan adanya faktor tekanan udara yang sangat kuat pada saat terbang. Pada tahun 2014, sudah tidak bisa lagi memperbaiki keretakan engine ini sehingga target kegiatan diundur. Sedangkan untuk LSU-Hybrid belum dilakukan uji terbang dikarenakan proses pengadaan beberapa komponen utama yang belum tercapai, salah satunya yaitu solarcell. Uji terbang dan optimasi LSU-Hybrid akan dilakukan pada tahun 2015. Untuk modul dan komponen yang belum mencapai target adalah dari LSU-05 dan program pengembangan pesawat N219. Untuk modul LSU-05 dikarenakan masih banyak tahap yang harus dilalui sebelum dihasilkan modul yang sudah baku. Tahun 2015 akan dilaksanakan optimasi untuk keseluruhan struktur desain pesawat LSU-05. Untuk program pengembangan pesawat N219, tidak tercapai target disebabkan proses administratif di PT DI, Detail design yang terlambat mengakibatkan pemilihan komponen menjadi mundur, dalam internal PT DI sendiri proses pemilihan vendor memerlukan waktu, proses pengiriman barang dari luar negeri memerlukan waktu, adanya penghematan anggaran sempat menghentikan sementara proses pengadaan sehingga menyebabkan penyelesaian pekerjaan menjadi tertunda. Penyelesaian pekerjaan tahun 2014 berikut dengan anggarannya ini direncanakan akan diselesaikan pada tahun 2015. Untuk IKU 3, pada tahun 2011 dan 2012 belum ada purwarupa yang dimanfaatkan. Sedangkan tahun 2013 yaitu purwarupa pesawat LSU-01 dan LSU02.
Gambar 3.26. Pesawat UAV LSU-01 (kiri) dan Pesawat UAV LSU-02 di Geladak Kapal KRI Frans Kaiseppo (kanan)
60 | P a g e
Pemanfaatan purwarupa pesawat LSU-01 dan LSU-02 diantaranya adalah pemantauan Latihan Gabungan(Latgab) TNI di perairan Madura/Situbondo, pemetaan lahan latihan perang bersama Dirtopad TNI AD, pemantauan lahan pertanian bersama Kementan, validasi remote sensing dengan Chiba University, pemantauan dampak banjir di Jakarta, dll.
Gambar 3.27. Rencana Terbang Pesawat LSU Untuk Pemotretan Udara
Gambar 3.28. Hasil Pemotretan Pesawat LSU
Capaian untuk tahun 2014 adalah purwarupa pesawat LAPAN Surveillance UAV (LSU) yang sudah dimanfaatkan secara luas oleh pengguna adalah LSA, LSU01 dan LSU-02 untuk aplikasi diseminasi.Pengguna yaitu dari Kementerian Pertanian - BBSDLP dan masyarakat terkait.Pemotretan yang dilakukan yaitu pada lahan pertanian di Subang sudah tercapai seluas 700 km2.
61 | P a g e
Pemanfaatan LSU-01 untuk kegiatan pemotretan gunung Merapi sudah terlaksana pada tanggal 13 - 18 Oktober 2014. Foto kawah gunung Merapi ini dimanfaatkan oleh Pusat Studi Bencana Alam UGM untuk memperkirakan ke mana arah aliran lahar dingin dari puncak Merapi.
Gambar 3.29. Hasil foto Puncak kawah dan lereng puncak Gunung Merapi menggunakan LSU-01.
Pemanfaatan LSU-02 untuk diseminasi pemotretan daerah Papua dialihkan ke daerah Baturaja karena adanya pertimbangan faktor resiko keselamatan. Kegiatan ini terlaksana pada bulan November. Sedangkan pemanfaatan LSU-02 untuk diseminasi pemotretan daerah perbatasan berdasarkan pertimbangan skala prioritas dialihkan untuk pemotretan daerah longsor di Banjarnegara. Kegiatan terlaksana pada bulan November. Pemanfaatan LSU-02 untuk aplikasi diseminasi juga terlaksana pada kegiatan demo aplikasi pesawat UAV di kegiatan Hari Nusantara di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Gambar 3.30. Hasil foto lokasi bawah longsor dan puncak longsor di Karangkobar Banjarnegara menggunakan LSU-02.
Dengan demikian target IKU 3 secara keseluruhan tercapai 3 jenis purwarupa yang dimanfaatkan atau tercapai 100% 62 | P a g e
Untuk IKU 4, capaian tahun 2011 adalah terlaksana 3 bimbingan teknis, yaitu training manufaktur UAV, training maintenance pesawat Cessna 206 bekerjasama dengan STPI Curug, dan Test Wind Tunnel sekaligus training bagaimana melakukan test power on terhadap model pesawat terbang. Bimbingan teknis dilaksanakan kepada pegawai Pustekbang untuk meningkatkan kapasitas dalam teknologi penerbangan yang baru saja dirintis Pustekbang dan belum kepada masyarakat umum dan user terkait dengan penerbangan. Training manufaktur UAVsebagai kelengkapan dalam usaha yang semakin mandiri dalam pengembangan aircraft. Bekerja sama IKM kedirgantaraan, beberapa teknisi dikirim untuk mewujudkan gambar teknis menjadi sebuah pesawat UAV yang siap diuji terbang.
Gambar 3.31. Training manufaktur UAV tahun 2011
Gambar 3.32. Pelaksanaan training teknologi penerbangan tahun 2011
63 | P a g e
Gambar 3.33. Kegiatan pengujian di LAGG tahun 2011
Capaian untuk tahun 2012, Program percepatan penguasaan teknologi pesawat terbang berupa kursus secara marathon yang diberikan oleh dosen-dosen dan praktisi dari ITB maupun PT DI, selain itu dalam rangka mengenalkan teknologi pesawat secara nyata, juga dilakukan7 kegiatan bimbingan teknis sebagai berikut : Training dasar aeromodelling Training pilot pesawat UAV Training teknologi aerodinamika Training hidraulik dan pneumatik Training dasar engineering dan manufaktur komposit Training Unmanned Aerial System Training perawatan engine piston dan propeller
Gambar 3.34. Pelaksanaan training teknologi penerbangan tahun 2012.
Kegiatan test sekaligus training ini, terus berlanjut seiring dengan proses pengembangan pesawat N219, LSA (Lapan Surveillance Aircraft) dan UAV. Pelatihan pembuatan model uji terowongan angin dan pelatihan uji terowongan angin power on.Pelatihan meliputi penggambaran CATIA, perhitungan struktur NASTRAN, manufaktur dengan mesin CNC dsb. Dengan pelatihan ini diperoleh hasil : 1. SDM mampu melakukan proses engineering : DRO, Design, Simulasi dan manufacture model dengan menggunakan software 2. SDM mampu melakukan set up model, pengambilan data dan analisa data 64 | P a g e
Pelatihan uji terowongan angin di NSLT PT DI untuk menguji sistem High Lift Device sayap N219 juga dilakukan hingga didapat peningkatan performansi untuk Take Off - Landing pesawat.
Gambar 3.35. Flow Visualisation of HLD in WTT
Disamping pemahaman tentang desain pesawat, aerodinamika dan test procedure pesawat terbang, maka dilakukankegiatan-kegiatan lain untuk memenuhi tujuan tersebut sebagai berikut : a. Mempelajari berbagai literatur-literatur mengenai sistem propulsi pesawat terbang. b. Mengikuti training/pelatihan software Fluent untuk dapat mempelajari aliran fluida dalam sistem propulsi pesawat terbang. c. Mengikuti kuliah umum dari berbagai institusi/perusahaan yang ahli dalam bidang penerbangan. d. Mengikuti training/pelatihan perawatan pesawat terbang. e. Mengikuti training/pelatihan penyalaan sistem propulsi pesawat terbang. f. Membaca dan memahami aturan-aturan tentang Undang-Undang Penerbangan. g. Melakukan kajian dan analisis tentang kondisi sistem propulsi pesawat terbang h. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait. Dengan demikian diharapkan pengetahuan tentang operasi, sertifikasi, kelayakan terbang, maintenance pesawat dapat digali lebih praktis. Capaian untuk tahun 2013, Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas yang membutuhkannya dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khususnya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket dll. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan 65 | P a g e
terhadap 5 instansi/universitas diantaranya Dirtopad TNI AD, UGM, ITTelkom, Universitas Pancasila, dan Universitas Negeri Surakarta (UNS). Capaian untuk tahun 2014 adalah pemberian dan pembinaan teknis diantaranya
dilakukan terhadap Direktorat Topografi TNI AD, BBSDLP (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian), ITB, UGM, UNS, UNY, UNJ, PENS dan bimbingan teknis untuk Komurindo di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun judul pembinaan teknis kepada mahasiswa antara lain sebagai berikut : Kepada mahasiswa ITB dengan judul : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
"Penentuan Ukuran Awal (Initial Sizing) Pesawat Solar LSU" "Analisis Aerodinamika dan Prestasi Terbang Layang Glide Bomb" "Analisis Simulasi Aerodinamika LSU-05 dengan Menggunakan XFLR5" "Analisis Karakteristik Aerodinamika LSU-05 Berdasarkan Uji Terowongan Angin dan Program Datcom" "Analisis Aerodinamika Wing dan Flap LSU-05 dengan Variasi Deteksi Flap Menggunakan Metode CFD" "Analisis Berat dan Keseimbangan Serta Kestabilan Statik Matra Longitudinal Kendali Tetap Pesawat LSU-05" "Analisis Struktur Tail dengan FEM dan Sizing Struktur LSU-05" "Analisis Prestasi Terbang LSU-05 dengan Metode Point Performance"
Kepada mahasiswa UNS dengan judul : 9. "Identifikasi Wiring System Terowongan Angin Transonik" 10. "Kalibrasi System Terowongan Angin Supersonik" Kepada mahasiswa PENS Surabaya dengan judul : 11. "Perancangan Sistem Kendali PID untuk Kestabilan Pitch Roll LSU-01 Menggunakan Umpan Balik Sensor I" 12. "Rancang Bangun Mekanika Tracker System" Kepada mahasiswa UNY Yogyakarta dengan judul : 13. "Reverse Engineering Sensor IMU Razor 9 DOF (Degrees of Freedom) LSU01 Berbasis Arduino 1.0.5" 14. "Visualisasi Sensor IMU (Inertial Measurement Unit) Razor 9 DOF Pesawat LSU-01 (LAPAN Surveillance UAV) Berbasis Processing" 15. "Analisis Kinerja Terbang LSU-03 Menggunakan Software X-Plane" Kepada mahasiswa UNJ dengan judul : 16. "Perancangan Sistem Transmitter dan Mekanik Parasut Sebagai Recovery System LSU-02 di LAPAN" 17. "Perancangan System Receiver dan Mekanik Parasut Sebagai Recovery System LSU-02 di LAPAN" Selain bimbingan kepada mahasiswa, juga sudah terlaksana :
66 | P a g e
18. Bimbingan untuk LSA dengan BBSDLP (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian) 19. Bimbingan teknis untuk Komurindo di Univ. Muhammadiyah Yogyakarta. Ketercapaian target pemberian dan pembinaan teknis terlampaui menjadi 19 buah dari target yang hanya 9 buah pembinaan teknis. Dengan demikian target IKU 4 secara keseluruhan tercapai 211% Untuk IKU 5, tahun 2011 belum ada kerjasama yang disertai dengan dokumen kerjasama. Baru pada tahun 2012 sudah ada 2 kerjasama yang disertai dengan dokumen kerjasama yaitu dengan TU Berlin dengan judul naskah : 1. The Cooperation in the field of Aerospace Technologies. Jenis dokumen yaitu MOU dengan masa berlaku selama 5 tahun. 2. The Prpject of Aeronautics Research and Development. Jenis dokumen yaitu Implementing Agreement dengan masa berlaku selama 2 tahun. Capaian tahun 2013, kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan 12 instansi dan Universitas diantaranya dengan TNI AL, TNI AD, TNI AU, PTDI, UGM, BBSDLP, UNY, IT Telkom, Dinas Pertanian Jawa Barat,BNPB, BNPP dan TU Berlin. Capaian tahun 2014 adalah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi diantaranya yaitu dengan PT DI, TNI AU, PT. Deraya, DittopAD, Kemenhub, Kementan, dan TU Berlin. Dan dengan berbagai universitas untuk pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kedirgantaraan.
Kerjasama yang sudah memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan MoU meliputi : 1. Detail Design pesawat transport N219 dengan mitra PT DI. 2. Penelitian, Pengembangan, dan Pemanfaatan Teknologi Pesawat Terbang 3. 4.
5.
6.
Guna Mendukung Tugas Intelijen TNI AU dengan mitra TNI AU. Proses Serah Terima Pesawat Cessna 206 PK-LPN (d/h PK-UFO)dengan mitra PT. Deraya. Pengembangan dan Pemanfaatan Pesawat Terbang Tanpa Awak Untuk Survey Pemetaan dengan mitra Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad). Pengoperasian dan Perawatan Pesawat Udara STEMME A15 (LAPAN Surveilance Aircraft) dan CESSNA 206 (PK-LPN)dengan mitra Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Kemenhub. Pemanfaatan Teknologi, Data dan Informasi Penginderaan Jauh Satelit dan Pesawat Tanpa Awak (UAV) Untuk Mendukung Ketahanan Pangan dengan mitra Balitbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP)Kementan.
Kerjasama yang memiliki MoU meliputi : 7. Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Penerbangan dengan mitra
Dirjen Hubud, Kemenhub. 67 | P a g e
Kerjasama dengan TU Berlin meliputi : 8. AMENDMENT TO THE IMPLEMENTING ARRANGEMENT for the Project of
Aeronautics Research and Development 9. Annexure B (Description of Work) Work Plan for a Research and
Development Project on Light Surveillance Aircraft 10. The Project of Aeronautics Research and Development 11. The Cooperation in the field of Aerospace Technologies Dengan demikian sudah terlaksana 11 kerjasama teknis yang sudah lengkap disertai dengan dokumen kerjasama. Target IKU 5 secara keseluruhan tercapai 78%. Penyebab dari kurangnya capaian kerjasama yaitu pada tahun 2014 belum ada lagi kerjasama yang sudah dilengkapi dengan dokumen kerjasama yang ditanda tangani pada tahun 2014 atau pada saat masa berlaku sebuah dokumen kerjasama untuk tahun 2014. 3.3.
Capaian Lain Diluar IKU
Selain capaian yang tercantum pada Indikator Kinerja Utama di atas, ada capaian yang berhasil dilaksanakan Pustekbang selama kurun waktu 2011 - 2015 yaitu : Pada tahun 2011, telah dikembangkan Sistem instrumentasi UAV meliputi Sistem navigasi dan payload video surveillance dan sistem simulasi antena Pada kegiatan ini dilakukan beberapa hal diantaranya adalah : rancangan data handling untuk digunakan sebagai alat monitoring system pesawat, system gerak dan performance terbang.
Gambar 3.36. Rancangan Data Handling dan Sistem Simulasi Antena
68 | P a g e
Gambar 3.37. Implementasi Instrumentasi Pesawat Nir Awak
Juga dilakukan analisis-analisis penempatan antena, simulasi antena dan uji coba beberapa modul untuk data handling dengan menggunakan pesawat Zen-1. Sistem Ground segment dalam teknologi UAV sangat memegang peranan penting, khususnya dalam sistem pengendalian maupun sebagai alat monitoring. Berikut adalah rancangan ground segment sebagai alat monitoring dan kendali pesawat UAV.
Gambar 3.38. System Ground Network untuk UAV
Sistem komunikasi telemetri (communication-link) terdiri dari 3 jalur yaitu jalur data (link-data), jalur video (video-link) dan jalur kontrol (control-link). Jalur data menggunakan sistem radio modem 433 MHz (bidirectional up-down link), jalur video menggunakan video sender (satu arah downlink) dan jalur kontrol menggunakan RC 2,4GHz (satu arah uplink). Gambar di bawah menunjukkan perangkat Mobile Ground segment dan perangkat system monitoring di dalamnya:
69 | P a g e
Gambar 3.39. Mobile Ground segment dan Interior
Ground Control Station dirancang untuk mengakomodasi semua data parameter yang dihasilkan sistem avionic, sistem payload dan kemungkinan perubahan sistem payload di masa mendatang.Selain faktor kinerja secara fungsional, GCS harus didesain memenuhi estetika sehingga menarik, komunikatif dan user friendly. Disamping itu juga memperhatikan operasional di lapangan saat uji terbang dituntut untuk always ready dalam segala kondisi dengan cepat dan efisien waktu. Oleh karena itu GCS didesain secara portable, fleksibel dan se-simple mungkin. Menyertai penelitian pengembangan UAV, juga dilakukan penelitian tentang engine, khususnya engine jenis Turbojet, tahapan menuju pengembangan di awali dengan melakukan pengamatan terhadap mesin yang sudah ada, melakukan pembeian mesin, melakukan testbed skala laboratorium sebelum mengetahui kinerja dan melakukan reverse engineering di tahun mendatang.
Gambar 3.40. Sistem Uji Motor Turbojet
Desiminasi teknologi roket dalam rangka membangkitkan semangat mempelajari teknologi dirgantara dan sosialisasinya menuju lomba muatan roket tahun 2011 telah dilakukan, dimulai dengan demonstrasi roket-roket dan lomba muatan roket di Jogjakarta tanggal 25-27 Juni 2011 dengan muatan sistem telemetri dan robotik yang dilombakan. Hasil lomba roket diikuti 40 peserta Universitas seluruh Indonesia yang mewakili 40 universitas, dan berjalan cukup lancar dengan antusiasme masyarakat Bantul dan mahasiswa yang sangat tinggi. Lomba Muatan 70 | P a g e
Roket terselenggara berkat kerjasama LAPAN-DIKTI-PEMDA BANTUL-UGM. Proses desiminasi akan berlangsung di tahun 2011 dengan penyelenggara adalah DIKTI. TYPE ROKET PENDIDIKAN
16
Gambar 3.41. Spesifikasi roket uji muatan dan hasil uji terbang
Gambar 3.42. Suasana peserta lomba muatan roket (KORINDO) tahun 2011
Demi lebih mengembangkan semangat kedirgantaraan di kalangan masyarakat, Pustekbang LAPAN, Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan ITB bersama Program Studi Aeronotika dan Astronotika, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung telah menyelenggarakan Indonesian Indoor Aerial Robot Contest 2011 (IIARC 2011) pada tanggal 15-16 November 2011 di Bandung. IIARC telah dilaksanakan sejak tahun 2008 dan mendapat pengakuan dari Japan Society of Aeronautic and Space Sciencec (JSASS). Dalam penyelenggaraan tahun 2011 ini, peserta yang berpartisipasi sebayak 32 Tim, yang terdiri dari 3 Tim Sekolah menengah, 23 Tim Perguruan Tinggi dan 6 Tim kategori umum.
Gambar 3.43. Situasi Lomba UAV dalam IIARC di Bandung
71 | P a g e
Penambahan fasilitas bangunan juga dilakukan untuk memperlancar jalannya penelitian, perbaikan gedung di gedung-gedung unit penelitian (laboratorium) dilakukan untuk 2 (dua) laboratorium utama, yaitu laboratorium avionik.
Gambar 3.44. Jalan Boulevard di kompleks Pustekbang
Selain itu juga dibangun gedung laboratorium Avionik sebagai tempat melakukan penelitian bidang avionik.
Gambar 3.45. Gedung Laboratorium Avionik
Pada tahun 2012, litbangyasa Ground Control System telah berhasil dikembangkan dan uji lapangan dan dapat bekerja sampai dengan jangkauan 50 km. Uji terbang pesawat UAV dilakukan di Bandung dan Nusawiru Pangandaran.Selain itu juga dilakukan uji terbang secara berkala di Rumpin.Uji terbang untukmenghasilkan data dilakukan untuk memotret puncak Gunung Merapi, lahan pertanian di Subang Jawa Barat dan Banjar Kalimantan Selatan serta operasi
72 | P a g e
perang Armada Jaya dan intelijen bersama TNI AL di Balikpapan, perairan Laut Sulawesi dan Kepulauan Riau. Pustekbang LAPAN melakukan litbang di bidang aplikasi dengan menerbangkan UAV LSU. Hal ini dimaksudkan agar hasil-hasil penelitian LSU bermanfaat bagi masyarakat diberbagai bidang, baik sipil maupun militer. Hasil-hasil aplikasi uji terbang UAV LSU dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini :
Gambar 3.46. Mounting camera (kiri) dan UAV take off dari ketinggian 1200 meter menuju 3200 meter (kanan)
Gambar 3.47. Gambar 3D hasil pemotretan kawah Gunung Merapi
73 | P a g e
Gambar 3.48. Pemotretan Lahan Pertanian di Subang dan Kalimantan
Gambar 3.49. UAV untuk patroli dan pemantauan kapal di Balikpapan
Gambar 3.50. UAV take off dari Kapal Perang KRI Diponegoro
74 | P a g e
Gambar 3.51. UAV LSU untuk pemantauan kapal sabotase di Kepulauan Riau : Kerjasama dengan Intelligent TNI AL (kiri) dan hasil pemotretan Daerah Banjir DKI: Kampung Pulo dan sekitarnya (kanan)
Menyertai penelitian pengembangan UAV, juga dilakukan penelitian tentang engine, khususnya enginejenis Turbojet, tahapan menuju pengembangan di awali dengan melakukan pengamatan terhadap mesin yang sudah ada, melakukan pemilihan dan pembeian mesin, melakukan uji statik dengan testbed skala laboratorium sebelum mengetahui kinerja dan melakukan reverse engineering di tahun mendatang. Disamping itu juga dilakukan uji ketahanan endurance mesin sampai dengan 2,5 jam.
Gambar 3.52. Pengujian Sistem Propulsi
Pengujian terowongan angin model N-219 power on dilakukan di fasilitas terowongan angin ILST LAGG – BPPT.Pengujian Windtunnel test ini menjadi media bagi para peneliti muda LAPAN untuk mengenal salah satu proses dalam perancangan pesawat terbang.
75 | P a g e
Gambar 3.53. Model Uji Terowongan Angin Power On Pesawat N219
Disamping itu sebagai pembelajaran juga diadakan kegiatan rancang bangun pesawat LSA (Lapan Surveillance Aircraft) bekerjasama dengan PT.DI dan TU Berlin/Stemme.Pada tahun 2012 ini sudah pada tahap penyusunan DRO dan konsep desain dan preliminary desain. Pada tahun 2012 ini sudah berhasil dibuat dokumen DRO LSA berbasis pesawat Icon-5 dan dokumen Mission requirement LSA berbasis pesawat S-15.
Gambar 3.54. DRO dan Mission Requirement pesawat LSA dan Kegiatan di TU Berlin
Pada tahun 2012 juga diselesaikan kegiatan pengujian terowongan angin power on untuk pesawat N219 selesai dilaksanakan sebanyak 380 polar di ILSTLAGG BPPT. Dalam kegiatan ini dilakukan modifikasi desain minor untuk peningkatan kestabilan dinamikanya sehingga didapatkan freeze designpesawat. Sesuai dengan kegiatan yang ada, maka hasil test power on pesawat N219 tersebut dapat menjadi bahan untuk mempelajari lebih lanjut tentang syarat-syarat sebuah desain pesawat terbang ditinjau dari persyaratan aerodinamiknya. Selain itu bisa sebagai referensi studi banding saat Pustekbang akan merenovasi fasilitas test aerodinamik berupa terowongan angin subsonik.
76 | P a g e
Gambar 3.55. Uji Terowongan Angin Power On Pesawat N 219
Secara umum, meskipun merupakan sasaran strategis yang disesuaikan, namun pencapaiannya dalam mendukung program penguasaan teknologi penerbangan cukup signifikan, lebih dari itu antusiasme para engineer muda dalam kegiatan-kegiatan di atas sangat bagus, ini yang mendorong keyakinan akan masa depan yang baik. Pemindahan Pesawat Cessna 206 PK LPN dari Halim ke Rumpin,Overhaul Engine dan Propeller tidak dilaksanakan karena ada kendala administrasi serah terima dari PT Deraya ke LAPAN. Urusan non teknistersebut dilakukan oleh Biro Umum dan Biro KSH. Kerjasama dengan pihak kedua yang mempunyai AOC (Air Operators Certificate) danAMO (Aircraft Maintenance Organization) dilaksanakan melalui kegiatan kerjasama dengan Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, Dirjen Perhubungan Udaradi Curug karena BKFP mempunyai AOC dan AMO 135. Sudah diadakan Meeting di LAPAN Pusat untuk membahas MOU dan PKS. Kegiatan kajian kandungan teknologi pesawat Cessna 206 PK -LPN tercapai kurang maksimal karena alasan diatas, namun demikian model sudah dibuat namun belum sempat di uji wind tunnel karena ada renovasi gedung. Penambahan fasilitas bangunan juga dilakukan untuk memperlancar jalannya penelitian, perbaikan (renovasi) gedung di gedung-gedung unit penelitian (laboratorium) dilakukan untuk hanggar Propulsi.
Gambar 3.56. Renovasi Hanggar Propulsi
77 | P a g e
Selain itu juga dibangun gedung laboratorium center Pustekbang untuk mewadahi kegiatan para perekayasa/peneliti secara terpusat, gedung kompresor untuk menempatkan kompresor terowongan angin, dan pintu gerbang masuk serta monumen pesawat untuk memberi kesan dan kebanggaan yang lebih baik untuk para karyawan dan tamu yang berkunjung.
Gambar 3.57. Pintu Gerbang Pustekbang dan Monumen Pesawat XT-400
Gambar 3.58. Gedung Laboratorium Center Pustekbang (kiri)dan Gedung Kompresor (kanan)
Untuk capaian kegiatan tahun 2013, LAPAN Light Surveillance Aircraft (LSA LAPAN) adalah pesawat terbang ringan berawak (membawa kapasitas 2 orang) yang mampu menjalankan berbagai misi (multi-misi) terutama untuk misi surveillance dan reconnaissance/mapping di seluruh wilayah Indonesia.Program pengembangan pesawat LSA merupakan sebuah pilot project sebagai wahana pengembangan SDM dan peningkatan kompetensi engineer sekaligus mengembangkan aircraft yang maju baik dari sisi teknologi maupun aplikasinya. Dalam program pengembangan SDM terkait teknologi pesawat ringan, ada 6 orang peneliti/perekayasa dari Pustekbang yang diberangkatkan ke TU Berlin Jerman untuk belajar mengenai teknologi hybrid yang akan dicoba diterapkan pada pesawat LSA ini.
78 | P a g e
Gambar 3.59. Road Map Program LSA
Optimasi kinerja UAV LSU-01 yang telah dilakukan meliputi optimasi sistem autopilot hardware dan software, sistem telemetri, optimasi peletakan baterai, sistem landing dengan jaring, auto take off dan landing, optimasi sistem gimbal kamera, optimasi sistem auto capture kamera, skenario pengambilan gambar, dan optimasi sistem pengolahan data. Secara keseluruhan, optimasi yang dilakukan memperoleh hasil yang baik dan sudah berhasil memperbaiki kekurangan kinerja pada LSU-01. Pemodelan merupakan langkah awal yang harus dikerjakan agar dapat dilakukan rancang bangun sistem kendali.Sebagai langkah awal di tahun 2013 diturunkan persamaan gerak LSU-01 dalam bentuk persamaan keadaan (state space) dalam model longitudinal dan lateral-direksional. Langkah selanjutnya yaitu desain sistem kendali PID untuk mengendalikan gerak UAV mengikuti way point yang sudah ditentukan. UAV LSU-02 adalah sebuah UAV yang air frame-nya telah 100% dibuat di Pustekbang LAPAN. Air frame ini secara umum mencontoh UAV LSU-01. Dengan demikian pesawat ini masih perlu dilakukan kajian mengenai struktur dan aerodinamik untuk menghasilkan UAV dengan kinerja optimal. Untuk mengetahui kinerja LSU-02 secara aerodinamik maka telah dilakukan perhitungan secara simulasi menggunakan software Xplane9. Optimasi sistem propulsi LSU-02 difokuskan pada tune up engine untuk menghasilkan thrust dan penggunaan bahan bakar yang efektif dan efisien. LSU-02 dalam bidang aerostrutur telah mengalami perbaikan terutama pada sayap dan landing gear.Pada tahun ini telah dilakukan pengujian sayap UAV LSU-02 dengan cara terbang dengan kecepatan penuh. Dalam bidang avionik pesawat UAV LSU-02 telah mengalami beberapa kemajuan diantaranya jika dulu pesawat ini hanya bisa terbang secara manual sekarang telah terbang secara autonomous.Selain itu UAV LSU-02 juga telah dilengkapi dengan muatan kamera dan video yang berfungsi untuk merekam kegiatan surveillance. Selain itu, optimasi yang dilakukan juga meliputi sistem landing dengan jaring, auto take off dan landing, serta optimasi sistem auto capture kamera. Tahap-tahap yang dilakukan pada kegiatan rancang bangun LSU-05 ini sesuai pula dengan yang sudah dilakukan pada reverse engineering LSU-02. Proses 79 | P a g e
perancangan diawali dengan pembahasan DR&O dan profil misi untuk menentukan parameter pesawat. Pencarian pesawat pembanding dimaksudkan untuk memberikan perkiraan awal terhadap bentuk-bentuk konfigurasi, ukuran-ukuran geometri, konsep operasi, dan hal-hal yang dibutuhkan untuk melengkapi sebuah sistem pesawat. Pesawat pembanding akan memberikan gambaran awal tentang pesawat-pesawat lain dengan parameter-parameter serupa yang akan dimiliki oleh LSU-05. Parameter lain yang dilakukan dalam proses rancang bangun LSU-05 yaitu penentuan berat, penentuan luas sayap, konsep desain (pemilihan konfigurasi, penentuan geometri sayap, empennage dan fuselage, penentuan konsep struktur, serta pemilihan dan peletakan system). Proses analisis awal juga meliputi analisis aerodinamik, analisis berat dan kesetimbangan (penentuan posisi Center of Gravity, Neutral Point dan CP, kestabilan longitudinal, lateral dan direksional), serta analisis prestasi terbang. Juga dilakukan proses design review agar memberikan sebuah feed back yang akan mengoptimalkan desain pada tiap tahapan perancangan. Perancangan struktur LSU-05 dimulai dengan analisis desain wing (sayap). Kemudian dilanjutkan dengan desain struktur fuselage yang meliputi konsep struktur fuselage, pemilihan material fuselage, load fuselage.
Gambar 3.60. Konfigurasi tata struktur LSU-05 (kiri) dan Model uji LSU-05 pada terowongan angin (kanan)
Pada tahun 2013, Pustekbang mengadakan dan mengikuti berbagai kegiatan untuk meningkatkan peran serta dan dukungan dalam bidang kedirgantaraan.Kegiatan yang diadakan sendiri adalah KOMURINDO ke-5, Focus Group Discussion CFD (Computational Fluid Dynamics) ke-6, Seminar Penerbangan ke-3, Dan SIPTEKGAN ke-17. Sedangkan kegiatan yang diikuti baik di dalam maupun di luar negeri adalah 7th International UAV World Conference di Jerman, 80 | P a g e
Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) di ITB, Jawa Barat, Asia – Pacific International Symposium on Aerospace Technology (APISAT) di Jepang, dan Brawijaya Copter Competition di Universitas Brawijaya, Malang. Kegiatan diseminasi ilmu pengetahuan kedirgantaraan tersebut selama kurun waktu tahun 2013 telah terlaksana dengan baik, yaitu adanya serangkaian acara kunjungan studi dari dunia pendidikan mulai dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Puncak kegiatan diseminasi ini yaitu adanya acara Open House Lapan sebagai salah satu rangkaian acara peringatan HUT Lapan yang ke-50 pada tanggal 26 November 2013. Kegiatan diseminasi ilmu pengetahuan kedirgantaraan yang disampaikan oleh para peneliti Pustekbang pada acara kunjungan studi para siswa dan mahasiswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi meliputi : 1. Presentasi fungsi dan manfaat Lab. Aerodinamika yang meliputi fasilitas
uji Terowongan Angin Supersonik, Subsonik dan Transonik. 2. Presentasi fungsi dan manfaat Lab. Avionik yang meliputi rancang bangun dan aplikasi LSU, demo fasilitas Simulator Fligh Test dan demo terbang LSU-01. 3. Presentasi dan manfaat Lab. Propulsi 4. Presentasi fungsi dan manfaat Lab. Aerostruktur dalam rancang bangun LSU. Capaian lain di luar IKU untuk tahun 2015 antara lain adalah adanya pembenahan sarana dan prasarana fisik. Pembenahan sarana dan prasarana fisik telah dimulai sejak tahun anggaran 2012 yakni pembangunan gedung utama Pustekbang yang digunakan sebagai pusat kegiatan manajemen, keuangan, administrasi dan ruang pertemuan yang terpadu. Pembuatanjalan boulevardyang menghubungkan antara jalan raya utama dengan gedung perkantorandan laboratorium yang terdapat di Pustekbang. Pada tahun anggaran 2014 rencananya akan dibangun gedung baru untuk kegiatan litbangyasa bidang teknologi Aerostruktur dan bidang teknologi Avionik, serta merenovasi dua gedung lama yakni gedung hanggar Lab.Propulsi dan gedung Terowongan Angin, namun karena adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penghematan anggaran negara, maka pembangunan gedung-gedung tersebut ditunda, kecuali gedung pengembangan Lab.Avionik saja yang berhasil direalisasikan,meskipun perencanaannya telah selesai dikerjakan. Pada tahun anggaran 2015 renovasi gedung hanggar dan gedung terowongan angin dianggarkan kembali, ditambah dengan renovasi untuk gedung bengkel hibah dari Pusat Teknologi Roket dan pembuatan gedung kantin dan sarana parkir. Kegiatan yang dilakukan meliputi : perancangan desain/redesain gedung yang dilakukan oleh konsultan perencana, mengikuti proses lelang/tender yang dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan pembangunan sarana fisik yang dikerjakan oleh kontraktor pemenang tender. 81 | P a g e
Renovasi gedung hanggar
Gambar 3.61. Tampak depan gedung hanggar dan kegiatan renovasi gedung
Pada saat ini gedung hanggar pesawat digunakan sebagai tempat untuk kegiatan litbangyasa Bidang Teknologi Propulsi. Gedung ini memiliki sejumlah ruangan di sayap kiri maupun kananyang digunakan sebagai ruangan staf, ruang rapat, ruang penyimpanan barang dan laboratorium pengujian engine pesawat LSU. Gedung yang dibangun sekitar tahun 1980-an ini terdapat banyak bagian yang sudah tidak layak untuk dijadikan tempat kegiatan litbangyasa, sehingga perlu direnovasi agar sesuai dengan kegiatan litbangyasa. Renovasi (pemugaran) yang dilakukan terhadap gedung ini meliputi seluruh ruangandi lantai 1 dan 2 serta lantai yang menghubungkan kedua sayap. Lantai dua yang sebelumnya terbuat dari papan yang dilapisi bahan vinil akan diganti menjadi lantai beton bertulang yang dilapisi keramik. Selasar lantai dua yang sebelumnya menghadap keluar akan dipindahkan menjadi menghadap ke dalam. Kusen pintu dan jendela yang sebelumnya terbuat dari kayu akan diganti menjadi kusen pintu dan jendela yang terbuat dari alumunium. Beberapa ruangan dirubah bentuknya agar sesuai dengan kebutuhan. Gedung ini nantinya akan difungsikan sebagai tempat kegiatan litbangyasa bidang teknologi propulsi, tempat penyimpanan pesawat LSA dan Cessna, serta operasional dan perawatan pesawat berawak. Hasil evaluasi tim pengawas internal hingga tanggal 15 Desember 2015 pekerjaan renovasi gedung hanggar diperkirakan baru mencapai 92 % dari seluruh pekerjaan yang harus diselesaikan.Beberapa bagian yang belum selesai seperti : ruangan, sayap kiri dan kanan lantai dua, kamar mandi, tembok yang belum diplester, lantai dua yang belum dikeramik dan lain-lain.
82 | P a g e
Renovasi gedung terowongan angin
Gambar 3.62. Gedung terowongan angin dan salah satu ruang di lantai 2 yang sudah hampir selesai.
Gedung terowongan angin merupakan sebuah bangunan dua lantai yang sebelumnya digunakan sebagai tempat untuk kegiatan administrasi Pusat Teknologi Penerbangan. Dibelakang gedung ini terdapat fasilitas untuk pengujian wind tunnel yang digunakan untuk mengetahui bentuk aliran udara (aerodinamika) dari model pesawat, model turbin angin, model kendaraan dan lain-lain. Setelah kegiatan administrasi pustekbang dipindah ke gedung utama, pada tahun anggaran 2014 diajukan untuk direnovasi menjadi gedung pusat kegiatan perancangan pesawat berawak (Desain Center), namun belum dapat direalisasikan karena adanya penghematan anggaran Negara, sehingga rencana renovasi tersebut ditunda. Pada tahun anggaran 2015 rencana renovasi tersebut diajukan kembali. Berdasarkan hasil evaluasi tim pengawas internal hingga tanggal 15Desember 2015 pekerjaan gedung terowongan angin baru mencapai 75 % dari total pekerjaan yang harus diselesaikan. Beberapa bagian yang belum diselesaikan antara lain : penutup dinding dan atap bagian depan, pemasangan keramik di tangga, peninggian lantai di ruangan data, pengecatan dan lain-lain. Renovasi gedung bengkel eks Pustekrosat
Gambar 3.63. Gedung bengkel tampak depan dan tampilan dalam gedung bengkel yang rapi setelah selesai seluruhnya
83 | P a g e
Gedung bengkel merupakan sebuah bangunan lantai satu yang memiliki luas 15 x 25 m2. Sebelumnya gedung ini digunakan sebagai tempat untuk kegiatan pembuatan komponen roket dari Pusat Teknologi Roket. Setelah seluruh kegiatan Pustekroket dipindahkan ke Tarogong, gedung ini kemudian dihibahkan ke Pustekbang untuk digunakan sebagai tempat kegiatan litbangyasa. Pada tahun anggaran 2015 gedung ini akan dipugar menjadi gedung litbangyasa bidang teknologi aerostruktur untuk kegiatan manufaktur komponen pesawat berawak dan tanpa awak. Berdasarkan hasil evaluasi tim pengawas internal hingga tanggal 30 Nopember 2015 renovasi gedung bengkel telah mencapai 100 % dari total pekerjaan yang harus diselesaikan.Demikian pelaksana renovasi gedung bengkel bekerja sesuai dengan jangka waktu yang diberikan. Pembangunan kantin dan tempat parkir
Gambar 3.64. Tempat parkir sebelum dan sesudah renovasi
Gambar 3.65. Kantin lama dan penambahan fasilitas kantin yang sudah selesai
Pustekbang pada saat ini belum memiliki tempat untuk makan dan minum serta tempat parkir kendaraan yang memadai bagi karyawannya, sehingga pada tahun anggaran 2015 dianggarkan untuk membangun gedung kantin dan parkir yang terletak disisi gedung utama Pustekbang. 84 | P a g e
Hasil evaluasi pengawas internal hingga tanggal 15 Desember 2015 pekerjaan baru mencapai 95 % dari nilai total pekerjaan. Beberapa bagian yang belum selesai antara lain : plafon gedung kantin dan saluran air bersih, atap parkir sayap kiri gedung, atap parkir dan conblok gedung avionik. Capaian lain di luar IKU yang tidak kalah penting yaitu jumlah penerbitan buku baik ilmiah maupun poluler. Berikut ini adalah buku-buku yang sudah diterbitkan :
Gambar 3.66. Buku-buku ilmiah dan populer yang sudah diterbitkan pada tahun 2015
Capaian lain di luar IKU juga meliputi sekolah pilot di Tasikmalaya pada tahun 2014 dan Sekolah Pilot untuk mendapatkan sertifikat Private Pilot License. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan SDM penerbang di LAPAN dalam memanfaatkan pesawat LSA. Adapun proses sekolah pilot tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
85 | P a g e
Gambar 3.67. Kegiatan Sekolah Pilot di DPST Tasikmalaya (tahun 2014) dan Sekolah Pilot untuk PPL tahun (2015)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa sekolah pilot yang dilakukan tidak hanya di dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas dan menerbangkan pesawat sendiri.Tujuan utama dari On Job Training yang telah dijelaskan di atas dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan. Capaian lain di luar IKU yang diraih pada tahun 2015 juga meliputi berbagai macam layanan teknologi yang sudah berhasil dilakukan dengan baik, meliputi :
Gambar 3.68. Banyaknya status pemakaian fasilitas kluster komputer Pustekbang oleh user dan Smart Bomb Test di terowongan angin yang akan digunakan oleh TNI.
Gambar 3.69. Fasilitas layanan berupa alat uji drop test dan uji statik aerostruktur.
86 | P a g e
Selain itu, ada pula penghargaan yang telah diraih oleh Pustekbang pada tahun 2015 diantaranya :
Gambar 3. 70. Penghargaan "Karya Unggulan Anak Bangsa Hakitnas 2015 Ristek" dan penghargaan "MURI - Terbang Jauh UAV"
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Disamping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. IKM diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Survey indeks kepuasan masyakarat telah dilakukan kepada : Pelayanan Pemanfaatan pesawat tanpa awak 1. Pusat Studi Bencana UGM 2. Dirtoppad TNI AD Pelayanan Bimbingan Siswa dan Mahasiswa 1. Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto 2. SMK Islam Permatasari 1 3. Perguruan Tinggi Mathlaul Anwar 4. ITB 5. Sekolah Vokasi UGM 6. D3 Elektronika dan Instrumentasi UGM 87 | P a g e
7. SMK Bistek 8. SMK NIda El Adabi Pelayanan Pemanfaatan Fasilitas Uji Terowongan Angin dan Kluster Komputer 1. PT DI Pelayanan Publikasi Kegiatan dan Hasil Litbang 1. PP IPTEK Pelayanan Pemanfaatan Fasilitas Uji Terowongan Angin 1. PT PINDAD Hasil survey indeks kepuasan masyarakat menghasilkan nilai indeks kepuasan masyarakat sebesar 77 point. 3.4. Akuntabilitas Keuangan 3.4.1. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 Pustekbang pada awal tahun anggaran 2015 menerima dana pagu anggaransebesarRp.140.549.242.000,00. Jumlah pagu anggaran di revisi dengan adanya penambahan anggaran dari BaBun dan LAPAN menjadi sebesar Rp.165.149.242.000,00. Total anggaran yang berhasil direalisasikan adalah Rp.160.230.974.129,00. Sehingga total penyerapan adalah 97.02%.Daya serap yang tidak mencapai 100% disebabkan beberapa peralatan dan bahan serta perjalanan dinas dapat diefisiensikan. Dana pagu anggaran selama satu tahun berdasarkan programnya dapat dirangkum dalam bentuk tabel sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah dicapai dikelompokkan dalam RKAKL sesuai dengan rencana operasionalnya yaitu sebagai berikut : Tabel 3.4. Realisasi Anggaran Pustekbang Tahun 2015 berdasarkan RKAKL Kode (3532) (1) 010 011 012 013
014 994 996
Kegiatan (2) Pesawat transport nasional yang dikembangkan Pesawat tanpa awak (UAV) Pesawat observasi (LSA) HKI yang diusulkan dan makalah ilmiah teknologi penerbangan yang terpublikasi Pembinaan dan layanan teknis serta “Spin Off” teknologi penerbangan Layanan Perkantoran Perangkat pengolah data dan komunikasi
Anggaran Semula (3) 91,475,000,000
Belanja (Rp.) Anggaran Realisasi Setelah Revisi (4) (5) 117,062,300,000 116,822,339,532
Sisa
% Realisasi
(6) 239,960,468
(7) 99.80
8,002,000,000
8,135,539,000
7,655,698,444
479,840,556
94.10
11,000,000,000
10,867,400,000
9,336,887,411
1,530,512,589
85.92
750,000,000
675,391,000
611,332,340
64,058,660
90.52
1,000,000,000
734,076,000
691,450,970
42,625,030
94.19
18,859,598,000
18,859,598,000
17,266,149,205
1,593,448,795
91.58
300,000,000
300,000,000
293,812,000
6,188,000
97.94
88 | P a g e
997 998
Peralatan dan fasilitas perkantoran
1,637,644,000
1,439,938,000
1,196,691,827
243,246,173
83.11
Gedung/bangunan
7,525,000,000
7,075,000,000
6,356,612,400
718,387,600
89.85
140,549,242,000
165,149,242,000
160,230,974,129
4,918,267,871
97.02
JUMLAH
3.4.2. Pagu dan Realisasi per Sasaran Strategis Tahun 2015 Realisasi anggaran juga ditampilkan berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja yaitu anggaran yang sudah terealisasi pada masing-masing Indikator Kinerja seperti pada tabel berikut : Tabel 3.5. Realisasi Anggaran Pustekbang tahun 2015 berdasarkan dokumen PK Sasaran Strategis Utama
1.
2.
3.
Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan;
Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan; Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
Indikator Kinerja IKU 1 : Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan IKU 2 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan IKU 3 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna IKU 4 : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan IKU 5 : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
Pagu Anggaran (Rp.)
Realisasi (Rp.)
6,210,298,200
5,633,985,426
126,664,976,700
125,672,841,840
20,470,076,700
18,187,389,719
6,024,291,200
5,483,620,400
5,779,599,200
5,253,136,743
% Realisasi
90.72
99.22
88.85
91.02
90.89
3.4.3. Capaian IKU dan Realisasi Anggaran per Sasaran Strategis Tahun 2015 Dari data yang sudah ditampilkan di atas, ketercapaian IKU dan serapan anggaran pada masing-masing IKU dapat dirangkum pada tabel berikut : Tabel 3.6. Perbandingan Antara Capaian IKU dan Serapan Anggaran Tahun 2015 Sasaran Strategis Utama 1. Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan;
Indikator Kinerja IKU 1 : Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan
Capaian IKU (%)
Serapan Anggaran (%)
85
90.72
89 | P a g e
IKU 2 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan IKU 3 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna 2. Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan; 3. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
86
99.22
100
88.85
IKU 4 : Jumlah bimbingan dan pembinaan teknis di bidang teknologi penerbangan
110
91.02
IKU 5 : Jumlah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
67
90.89
3.4.4. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Antara Tahun 2013 - 2015 Perbandingan Pagu dan Realisasi anggaran dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 untuk masing-masing Sasaran Strategis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Antara Tahun 2013 - 2015
Sasaran Strategis 1.
2.
3.
Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan; Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan; Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan
TOTAL
Tahun 2013 Pagu Realisasi Anggaran (Rp.) (Rp.)
Tahun 2014 Pagu Realisasi Anggaran (Rp.) (Rp.)
11.813.631.000
10.892.434.560
310.621.332.000
218.242.368.725
21.736.084.200
20.316.021.176
13.070.490.000
11.028.784.268
14.490.722.800
13.544.014.116
6.535.245.000
5.514.392.134
48.040.438.000
44.752.469.852 (93,16%)
330.227.067.000
234.785.545.127 (71,09%)
Tahun 2015 Pagu Realisasi Anggaran (Rp.) (Rp.) 153,345,351,600
149,494,216,985
6,024,291,200
5,483,620,400
5,779,599,200
5,253,136,743
165.149.242.000
160.230.974.129 (97,02%)
90 | P a g e
BAB IV PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pustekbang TA 2015 telah dibuat, pihak-pihak yang berkepentingan dengan Pustekbang dapat membaca apa saja capaian dan kinerja yang telah dilakukan. Pihak LAPAN sebagai stake holder utama, dapat menjadikan dokumen ini sebuah penilaian atas dasarkemampuan mencapai target dari yang telah direncanakan. Namun demikian tahun 2015, Pustekbang telah memberi warna dalam dunia penerbangan nasional, melalui pelaksanaan program pesawat transport nasional N219 dan juga beberapa event keberhasilan atas peran serta sistem pemantauan LSU dalam kegiatan yang bersifat nasional, seperti pemantauan daerah rawan di Poso dan pemantauan daerah garis pantai untuk keperluan maritim, terlibat dalam acara Hari Nusantara serta keterlibatan dalam kegiatan operasi pemetaan bersama instansi lain seperti DittopAD. Dengan berbagai halangan atau kendala, capaian dari masing-masing target bervariasi, dari sekitar 74% hingga yang melebihi target sampai 110%. Semoga LAKIP ini memberi informasi serta inspirasi dalam dunia penerbangan di Indonesia, dan menambah keyakinan Pustekbang untuk terus berkarya dan bermanfaat bagi pembangunan Indonesia ditahun mendatang. Tahun-tahun mendatang, Pustekbang akan memasuki tahapan ke III pengembangan Pusat Teknologi Penerbangan, yang mempunyai titik berat pada peningkatan SDM dan kemandirian produk litbang, tantangan ini jelas semakin berat, untuk itu langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang adalah melakukan perencanaan yang matang dan perhitungan pancapaian sasaran harus cermat dengan memperhatikan jadwaljadwal serta pengelolaan SDM yang tepat, khususnya yang terkait dengan program besar seperti N219 dan LSA yang akan memasuki tahapan sertifikasi.
91 | P a g e
LAMPIRAN
92 | P a g e