4/28/2015
DUKUNGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA PADA PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN Kepala LAPAN
DUKUNGAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH
1
4/28/2015
Fasilitas Stasiun Bumi Penginderaan Jauh
Parepare (Sulawesi Selatan), Rumpin (Bogor), dan Pekayon (Jakarta)
Sistem antena (Rumpin)
Cakupan antena
Sistem perekaman data (Parepare)
Sistem antena (Parepare)
Sistem pengolahan data (Parepare)
Sistem pengelolaan data (Jakarta)
Data yang diterima saat ini oleh Stasiun Bumi LAPAN A Terra
Res. Rendah • • • • •
Terra/Aqua NPP NOAA-18/19 Metop MTSAT-1R
B Res. Menengah • Landsat-7 • Landsat-8
C Res. Tinggi • SPOT-5 • SPOT-6 • SPOT-7
SPOT-5
SPOT-6
Aqua Landsat-7
Landsat-8
2
4/28/2015
Cakupan data Terra/Aqua dan NPP
(Resolusi rendah: 250 m – 1000 m selama tahun 2014)
Cakupan data Landsat-7/8
(Resolusi Menengah: 15 m dan 30 m) 228 scenes (@ 185 km x 170 km)
3
4/28/2015
Cakupan data SPOT-5/6/7 (Resolusi tinggi: 2.5 m dan 1.5 m) 1.276 scenes (@ 60 km x 60 km)
Ketersediaan data penginderaan jauh (http://bdpjn-catalog.lapan.go.id)
4
4/28/2015
EKSTRAKSI INFORMASI EKOSISTEM PESISIR (MANGROVE DAN TERUMBU KARANG)
Ekstraksi informasi mangrove Tujuan Melakukan penelitian dan pengembangan metode pengolahan data penginderaan jauh untuk membedakan jenis mangrove. Hasil
Kegiatan sosialisasi dan survey lapangan telah dilakukan
5
4/28/2015
Mangrove Indonesia Hasil Mozaik Landsat 8 Tahun 2013
Ekstraksi informasi terumbu karang Tujuan Mempelajari dan mengimplementasikan pengolahan ekstraksi informasi terumbu karang dengan metode koreksi kolom air Lyzenga (1978) dan Lyzenga (2006) menggunakan data Landsat 8, SPOT-6 dan WorldView-2 serta melakukan uji ketelitian klasifikasi. Hasil Kenampakan citra komposit 432 (RGB) Landsat-8 dan kenampakan di lapangan
6
4/28/2015
Dukungan Kegiatan Satu Peta • Satu Peta Mangrove Nasional • Satu Peta Habitat Lamun Nasional
Penandatanganan Satu Peta IGT, Jakarta, 22 Desember 2014
Satu Peta Mangrove Nasional
7
4/28/2015
Satu Peta Habitat Lamun Nasional
INFORMASI BUDIDAYA PESISIR DAN PARIWISATA BAHARI
8
4/28/2015
Parameter untuk Penentuan lokasi budidaya laut Terumbu Karang
Keterlindungan Perairan
Muatan Padatan Tersuspensi (MPT) Suhu Permukaan Laut (SPL)
Kedalaman Perairan
Konsentrasi MPT (mg/l) 10
20
SPL 25°C
33°C
Ekstraksi informasi Muatan Padatan Tersuspensi Tujuan Mengembangkan model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk kesesuaian lokasi budi daya laut. Hasil Hasil olahan MPT dari data Landsat 8
Reflektansi Permukaan dari Trios Ramses dilokasi yang sama degan beda waktu
Kegiatan survey lapangan
9
4/28/2015
Kesesuaian Fisik Perairan untuk Budidaya Kerapu dengan Karamba Jaring Apung (KJA)
Kesesuaian Fisik Perairan untuk Budidaya Rumput Laut di Lombok
10
4/28/2015
Luas Perairan untuk Lokasi Budidaya Laut di Lombok Luas perairan yang sesuai untuk lokasi budidaya laut di Lombok berdasarkan hasil analisis parameter fisik dari data penginderaan jauh:
Kelas Kesesuaian Sesuai
Kerapu (Ha)
Rumput Laut (Ha)
146.56
779.36
Cukup sesuai
3853.40
2160.97
Kurang sesuai
7502.32
-
11502.28
2940.33
Total
Rekomendasi Lokasi Budidaya Laut di Kepulauan Seribu Daerah Rekomendasi Untuk Budidaya Kerapu Dengan KJA
Daerah Rekomendasi Untuk Budidaya Rumput Laut
11
4/28/2015
Rekomendasi Lokasi Pariwisata di NTB (Snorkling, diving) Sesuai
Parameter : Kecerahan, terumbu karang dan kedalaman
TWAL Gili-gili indah
Lombok Timur
Slt.Saleh
Lombok Barat Bima Tlk. Labuhantereng
Dompu
Lombok Tengah Sumbawa
Rekomendasi 1
Diving
Snorkling Rekomendasi 2 (adanya faktor pembatas sarana/prasarana atau wilayah mangrove)
PELAYANAN INFORMASI UNTUK PERIKANAN TANGKAP
12
4/28/2015
Otomatisasi penentuan Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tujuan Melakukan validasi informasi ZPPI berdasarkan metode analisis gradien dan SIED dari data SPL dan SSHA; mengembangkan metode penentuan ZPPI dari data satelit Suomi NPP-VIIRS (SPL) dan satelit Altimetri (SSHA); serta melakukan otomatisasi penentuan informasi ZPPI. Hasil
Proses Pengolahan: 8 menit
Kegiatan sosialisasi dan survei lapangan.
Citra Satelit Terra/Aqua MODIS
Informasi SPL Harian untuk Analisis ZPPI dari Citra Satelit Aqua MODIS
Informasi Anomali Ketinggian Permukaan Laut Harian (SSHA) dari Citra Satelit Altimetri
Informasi Klorifl-a Harian untuk Analisis ZPPI dari Citra satelit Aqua MODIS
13
4/28/2015
17 Agustus 2014
Informasi Harian ZPPI
Informasi Bulanan ZPPI
18 Agustus 2014 Agustus 2014 PENGGUNA INFORMASI ZPPI 2014 (dikirim melalui email
[email protected] atas permintaan pengguna) Disknanla Kab/Kota, UPTD PPI (12 instansi) Armabar TNI-AL, Dispamal, Bakamla, BIN Perguruan Tinggi (2 institusi)
Suhu permukaan laut
14
4/28/2015
Informasi Bulanan ZPPI
Zona PotensiPenangkapanIkan (ZPPI)
15
4/28/2015
Zona PotensiPenangkapanIkan (ZPPI)
Pemanfaatan Informasi ZPPI untuk Pemantauan dan Pengawasan Kapal Penangkap Ikan oleh Bakamla
16
4/28/2015
Pemanfaatan Informasi ZPPI untuk Pemantauan dan Pengawasan Kapal Penangkap Ikan oleh Bakamla
Pemanfaatan Informasi ZPPI untuk Pemantauan dan Pengawasan Kapal Penangkap Ikan oleh Bakamla
17
4/28/2015
Bimbingan teknis untuk nelayan • Bimtek informasi ZPPI dan aplikasi informasi ZPPI untuk penangkapan ikan • Tahun 2000-2010: Sosialisasi dan pelatihan • Tahun 2011: Lampung, Pulau Pramuka, Muara Angke, Biak • Tahun 2012: Singaraja, Deli Serdang, Sibolga, Kubu Raya, Tanah Laut,
Lombok, P. Seribu
• Tahun 2013: Tegal, Sibolga, Demak, Cilacap, Kotim, Lampung, Gunung Kidul,
Medan, Bagansiapiapi, Merauke,DKI,
Pemanfaatan Informasi ZPPI untuk Operasi Penangkapan Ikan di Kab. Indramayu
Koordinasi dan pembimbingan teknis pemanfatan informasi ZPPI kepada pengguna (Diskanla, Nelayan, dll)
Informasi ZPPI membantu efektifitas penentuan posisi penangkapan ikan sekitar 80.5%: hasil tangkapan antara 5002.000kg (per 1 kali penangkapan per hari)*
masa berlaku informasi + 2 hari Monitoring dan Evaluasi pemanfatan informasi ZPPI terhadap pengguna (Diskanla, Nelayan, KUD dll)
* (Ujicoba gillnet, panjang + 8 km, uk. Kapal: 25-30 GT) oleh Nelayan Indramayu di Laut Jawa
18
4/28/2015
DAFTAR PENGGUNA INFORMASI ZPPI LAPAN 2015 No.
ZPPI Harian
Project Area 11, 12, 13
1
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Indramayu
2
Universitas Brawijaya
3
UPTD Balai Benih Ikan Kota Medan
4
Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan
5 6
UPTD PPI Parigi, Ciamis Suku Dinas Peternakan,Perikanan dan Kelautan, Jakarta Utara
7
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel
13
8
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Pangkep
13
9
Politeknik Pertanian Pangkep
13
10
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Baru
13
11
Dinas Kabupaten Lampung Barat (Bapak Imam)
12
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga
13
BAKAMLA
20 01,02 01,02 10, 20 11, 12
10,11 1,2,10 Semua PA 19
14
LAPAN Pamempeuk
15
Armabar (Armada RI Kawasan Barat)
16
Lanal Manado (Pangkalan TNI-AL Manado)
6,7,14,15
17
DISPAMAL
SEMUA PA
18
BIN
SEMUA PA
Semua PA
INVENTARISASI PULAU-PULAU KECIL
19
4/28/2015
Inventarisasi pulau-pulau kecil terluar
PULAU KECIL PRIORITAS Pengertian pulau kecil menurut Undang-Undang 27 Tahun 2007 adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 Km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2006 terdapat 35 pulau prioritas.
Sumber: Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, KKP
20
4/28/2015
Updating kenampakan pulau-pulau kecil
Updating kenampakan pulau-pulau kecil
21
4/28/2015
Updating kenampakan pulau-pulau kecil
PCS PULAU-PULAU KECIL MENGGUNAKAN DATA SPOT 5 / SPOT 6
22
4/28/2015
PCS PULAU-PULAU KECIL MENGGUNAKAN DATA SPOT 5 / SPOT 6
PLEIADES PULAU NGELENGE-BESAR (Citra Satelit Pleiades Tanggal 2 Juli 2013)
23
4/28/2015
PLEIADES PULAU NAIN BESAR (Citra Satelit Pleiades Tanggal 30 September 2013)
PLEIADES PULAU KARIMUN JAWA (Citra Satelit Pleiades Tanggal 23 September 2013)
24
4/28/2015
PULAU MARORE
(Citra Satelit Pleiades Tanggal 15 Februari 2013)
SPOT-6 PULAU NGELENGELE
(Citra Satelit SPOT-6 Tanggal 28 Februari 2014)
25
4/28/2015
SPOT-6 PULAU GALOGALO
(Citra Satelit SPOT-6 Tanggal 28 Februari 2014)
SPOT-6 PULAU TALISE
(Citra Satelit SPOT-6 Tanggal 21 April 2014)
26
4/28/2015
SPOT-6 PULAU PAGANG (Citra Satelit SPOT-6 Tanggal 13 Maret 2013)
PULAU DELI
(Citra Satelit SPOT-6 Tanggal 8 September 2013)
27
4/28/2015
PULAU RUSA
(Citra Satelit SPOT-6 Tanggal 16 Maret 2013)
PULAU LIKI
(Citra Satelit SPOT-6 Tanggal 23 April 2013)
28
4/28/2015
SPOT-5 PULAU NAIN BESAR
(Citra Satelit SPOT-5 Tanggal 30 September 2013)
SPOT-5 PULAU ENDE
(Citra Satelit SPOT-5 Tanggal 3 November 2013)
29
4/28/2015
SPOT-5 PULAU ENDE
(Citra Satelit SPOT-5 Tanggal 3 November 2013)
PULAU DANA (PERTAMA) (Citra Satelit SPOT-5 Tanggal 24 April 2013)
30
4/28/2015
PULAU LIRAN
(Citra Satelit SPOT-5 Tanggal 1 Agustus 2013)
PULAU MAKALEHI
(Citra Satelit SPOT-5 Tanggal 4 Februari 2014)
31
4/28/2015
DATA YANG LAPAN BERIKAN UNTUK KEGIATAN ONEMAP PULAU-PULAU KECIL No . 1.
Nama Pulau
Kabupate n
Provinsi
Data
No .
Nama Pulau
Kabupaten
Provinsi
Data
Benggala
Sabang
NAD
Quickbird
19.
Tokong Belayar
Kep. Anambas
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
Raya
Aceh Jaya
NAD
LANDSAT-5
20.
Tokong Boro
Kep. Anambas
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
Rondo
Sabang
NAD
LANDSAT7/ETM+
21.
Tokong Malang Biru
Kep. Anambas
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
Rusa
Aceh Besar NAD
LANDSAT7/ETM+
22.
Tokong Nanas
Maluku Barat
Maluku
LANDSAT7/ETM+
Simeulucut
Simeulue
Quickbird
23.
Selaru
Lombok Barat
NTB
LANDSAT7/ETM+
6.
Manuk
Tasikmalay Jawa Barat a
SPOT 6
24.
Sepatang
Kupang
NTT
SPOT 6
7.
Nusabarong Jember
SPOT 5
25.
Batek
Sabu Raijua
NTT
SPO T 5
2. 3. 4. 5.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
NAD
Jawa Timur
Tenggara
Panehan
Trenggalek Jawa Timur
LANDSAT7/ETM+
26.
Dana
Sabu Raijua
NTT
SPOT 5
Sambit
Berau
Kalimantan Timur
LANDSAT7/ETM+
27.
Mangudu
Sumba Timur
NTT
SPOT 5
Mangkai
Kep. Anambas
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
28.
Miossu
Tambrauw
Papua Barat
LANDSAT7/ETM+
Sentut
Bintan
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
29.
Lingian/Lingayan
Toli-Toli
Sulawesi Tengah
SPOT 6
Subi Kecil
Natuna
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
30.
Salando
Toli-Toli
Sulawesi Tengah
LANDSAT7/ETM+
Damar
Kep. Anambas
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
31.
Bangkit
Boolang
Sulawesi Utara
LANDSAT-5 ortho
Kepala
Natuna
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
32.
Intata
Kep.Talaud
Sulawesi Utara
SPOT 5
Natuna
Kepulauan Riau
LANDSAT7/ETM+
Kep. Sangihe
Sulawesi Utara
SPOT 5
Sebetul
33.
Kawalusu
KETERSEDIAAN DATA SATELIT SPOT UNTUK INFORMASI PELABUHAN
32
4/28/2015
Daftar Pelabuhan
Sebaran Pelabuhan Laut (Sumber peta RBI skala: 25.0000; 1:50.000; 1:250.000
Pelabuhan antar Pulau Pelabuhan Nelayan Pelabuhan Samudra
33
4/28/2015
Ketersediaan data resolusi tinggi (Pleiades) untuk pelabuhan laut
Pelabuhan antar Pulau Pelabuhan Nelayan Pelabuhan Samudra Data Pleiades yang tersedia di LAPAN
Ketersediaan data resolusi tinggi (SPOT-5/6/7) untuk pelabuhan laut
Pelabuhan antar Pulau Pelabuhan Nelayan Pelabuhan Samudra Data SPOT-7 yang tersedia di LAPAN Data SPOT-6 yang tersedia di LAPAN Data SPOT-5 yang tersedia di LAPAN
34
4/28/2015
Pelabuhan Samudra Surabaya
(Data resolusi menengah Landsat-8, waktu akuisisi:dd/mm.2014
Pelabuhan antar Pulau Bakaweni (Data resolusi tinggi SPOT-6, waktu akuisisi:dd/mm.2014
35
4/28/2015
Pelabuhan nelayan
(Data resolusi tinggi SPOT-6, waktu akuisisi:dd/mm.2014
Contoh Pelabuhan lain dari data SPOT-5 dan 6 • Pelabuhan Banda Aceh
• Pelabuhan Batam
LPN_SP5_275_348_20140409024119_MS_ORT
LPN_SP6_MS_201303160343109_ORT
36
4/28/2015
Contoh Pelabuhan lain dari data SPOT-5 dan 6 • Pelabuhan Dumai
LPN_SP5_270_347_20140726025649_MS_ORT
LPN_SP6_MS_201304150314111_ORT
Contoh Pelabuhan lain dari data SPOT-5 dan 6 • Pelabuhan Kupang
• Pelabuhan Banjarmasin
LPN_SP6_MS_201408020229340_ORT LPN_SP5_321_370_20130414014553_MS_ORT
37
4/28/2015
Contoh Pelabuhan lain dari data Pleiades • Pelabuhan Pontianak
• Pelabuhan Ambon
LPN_PHR1A_PMS_201306230310171_ORT
LPN_PHR1A_PMS_201212070156046_ORT
Contoh Pelabuhan lain dari data Pleiades • Pelabuhan Sorong
• Pelabuhan Tj. Perak
LPN_PHR1A_PMS_201210150253349_ORT LPN_PHR1B_PMS_201310160147341_ORT
38
4/28/2015
Contoh Pelabuhan lain dari data Pleiades • Pelabuhan Panjang
LPN_PHR1A_PMS_201210230331394_ORT
• Pelabuhan pangkalpinang
LPN_PHR1A_PMS_201308190321560_ORT
Pelabuhan Jakarta
Ketersediaan Data SPOT Pelabuhan
39
4/28/2015
Pelabuhan Lombok
Ketersediaan Data SPOT Pelabuhan
DUKUNGAN PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
40
4/28/2015
Tantangan di Benua-Maritim Ekuator Penggerak sirkulasi global, sumber ketidakpastian, wilayah kunci perubahan iklim Corriolis ~ 0 Kesetimbangan hidrostropis: Gravitasi vs Buoyancy Kopling KonveksiGelombang
Energi tinggi, kelembapan tinggi, turbulent, disipatif, nonadiabatik, non-linear UTLS ITCZ
Wilayah ekstrim dan sulit diprediksi TC Membutuhkan pengamatan & model resolusi tinggi
KONVEKSI
MJO
AEROSOL-AWAN IOD Samudra Hindia
OROGRAFI
MONSOON ANGIN DARAT-LAUT ITF
ENSO Pasifik
Interaksi Laut-Atmosfer
Kompleksitas topografi benua-maritim
Wilayah paling kompleks namun kurang pengamatan, kurang pengetahuan, dan belum tersedia model yang cukup representatif
Tantangan Pemodelan Atmosfer Ekuator
http://www.jamstec.go.jp
41
4/28/2015
Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Penelitian dan Model Atmosfer Ekuator (Dinamika & Komposisi)
Pemantauan dan Pengukuran • Satelit • Airborne • In-Situ
Kemitraan
Manfaat untuk bangsa dan masyarakat
DSS • Kajian • Sistem Pendukung Keputusan
Keputusan Kebijakan
Prediksi
Keputusan Manajemen
Observasi
INPUT
OUTPUT LAPAN
OUTCOME
IMPACT
INSTANSI PENGGUNA
Decission Support System (DSS) Bencana dan Maritim Yang operasional Rencana Strategis PSTA 2015 – 2019
Penguatan Litbang dinamika dan komposisi atmosfer di wilayah benua-maritim ekuator dan interaksinya dengan daratan, lautan dan biosfer serta interaksi Matahari-Bumi DSS Bencana Aspek Hidrometeorologi Pengembangan Model Atmosfer Jangka Pendek DSS Bencana Aspek sebaran asap kebakaran hutan+Debu Vulkanik Pengembangan Model Prediksi trajektori dan komposisi atmosfer
DSS Bencana dan Maritim Operasional
DSS Maritim Pengembangan Model Atmosfer untuk keselamatan pelayaran DATA ASSIMILASI Pengembangan Sistem Pemantau Atmosfer (Dinamika dan Komposisi Atmosfer) Berbasis Satelit dan Terrestrial Pengembangan Sistem Basis Data Atmosfer
42
4/28/2015
Sistem Komputasi Kinerja Tinggi-LAPAN Komputasi Prediksi Numerik Atmosfer (KRESNA) Fasilitas HPC di PSTA: • • • •
1 Master, 23 Nodes Server Total 1264 cores processor Disk Array 270 TB Model: WRF, COSMO, CCAM
SADEWA 3.0
Satellite Disaster Early Warning System Sistem peringatan dini bencana dapat mengurangi resiko bencana dengan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Sadewa memonitor kejadian hujan ekstrim yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor di seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi 5 km2 mendekati real time dan mengirimkan informasi peringatan dini melalui website, e-mail dan pesan singkat (SMS) kepada pihakpihak yang terkait dengan penanggulangan bencana.
Sadewa terdiri dari sub-sistem pemantauan, subsistem prakiraan, dan sub-sistem peringatan
Aplikasi Sadewa 3.0
Sadewa mengintegrasikan sain atmosfer, teknologi satelit dan teknologi informasi
43
4/28/2015
KRESNA SADEWA DSS Maritim
Tampilan Satellite Disaster Early Warning System (Sadewa) http://sadewa.sains.lapan.go.id
DSS Maritim
MOU LAPAN-DIY 12 Februari 2015
Pelabuhan Perikanan Modern Tanjung Adikarto
44
4/28/2015
Sistem Embaran Maritim (SEMAR) KeselamatanPelayaran&Perikanan
DSS Maritim memberikan informasi pengamatan berbasis satelit, radar, sensor daratan dan sensor lautan secara near real time serta prediksi kondisi atmosfer dan lautan di wilayah perairan selatan Yogyakarta berbasis model atmosfer/laut sebagai dasar pengambilan keputusan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mendukung keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap.
DUKUNGAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN
45
4/28/2015
INTEGRASI SERIAL LSU (LAPAN SURVAILLANCE UAV) KE MARITIME SURVEILLANCE SYSTEM BASE ON LSU
OPERATION AND COVERAGE Maritime Surveillance System
Daerah rawan illegal fisshing sebagai daerah operasi MSS, yang dapat menggantikan /melengkapi system patroli manual dengan jangakaun rata rata sekitar 150 km
46
4/28/2015
MEDIUM ALTITUDE LONG ENDURANCE
LSA-UAV
LSA
Transformasi pesawat ringan 2 penumpang, menjadi pesawat autonomous, dengan kemampuan terbang hingga >8 jam, dengan jangkauan sekitar 1500 km, berpotensi sebagai teknologi pemantauan pantai/maritime
LSU-05
PENGEMBANGAN APLIKASI UAV Study Area Subang – Indramayu, Jawa Barat • Lahan sawah : irigasi dan tadah hujan Akuisisi Radarsat Ascending
Descending
Jalur terbang LSA
Subang
Titik pengamatan
Indramayu 11
Validasi Prediksi Panen/Pertanian
MITIGASI BENCANA
Pengembangan Aplikasi UAV, baik untuk pertanian, pemantauan, Mitigasi bencana, pemantauan pesisir dan garis pantai juga untuk kepentingan keamanan dan pertahanan
47
4/28/2015
DUKUNGAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI SATELIT
PROGRAM PENGUASAAN TEKNOLOGI SATELIT DI INDONESIA 2015 LAPAN-ORARI 75kg, AIS, APRS, Digicam (made in Indonesia)
2016
National space industry infrastructure development
2018 INARSSAT-1 SAR (equatorial)
2018
LAPAN-IPB 100kg, multispectral imager
2007
LAPAN-A4 100kg, multispectral, IR, science
2019
LAPAN-CHIBA 100kg, SAR (w/ Chiba Univ)
LAPAN-TUBSAT/A1 57kg, Videocam (made in Jerman)
2020
INARSSAT-2 optics (made in Indonesia)
Kemandirian teknologi satelit Program satelit pengamat Bumi berkelanjutan
INARSSAT-3 SAR (equatorial) 2023
2021
LAPANINACOMSA C1
T Teleeducation/medicine, navigation, and meteorology
48
4/28/2015
PEMANTAUAN MARITIM •
Pemantauan maritim saat ini mengandalkan radar pantai dan penerima AIS yang jangkauannya sekitar 100 km.
PEMANTAUAN MARITIM Radar Pantai TNI AL
49
4/28/2015
PEMANTAUAN MARITIM
Pemantauan oleh TNI AU
PEMANTAUAN SATELIT LAPAN-A2 (RENCANA LUNCUR 2015) • AIS berbasis satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI dengan inklinasi orbit 8 derajat pada ketinggian 650 km, melintasi Indonesia 14 kali sehari.
50
4/28/2015
PEMANTAUAN AIR BERBASIS SATELIT • AIS (Automatic Identification System) adalah sistem pemantau kapal berbasis GPS dan komunikasi VHF. • AIS berbasis satelit akan memberikan cakupan lebih luas dan deteksi kapal lebih banyak (sekitar 2000 per 10 menit)
Misi Satelit LAPAN Satelit
Misi
LAPANA1/ TUBSAT
Satelit orbit LEO pertama Indonesia, yang dibangun atas kerjasama LAPAN dan TU-Berlin, dengan misi meningkatan keahlian dan ketrampilan SDM serta demonstrasi teknologi. Satelit berbobot 57 kg di luncurkan 10 Jan 2007, ke orbit Polar SSO (inklinasi ~ 970), dengan ketinggian 630 km. Muatan satelit al: • Kamera video analog, lensa 1000mm, resolusi citra 5 m, lebar sapuan 3.5 km. • Kamera video analog, lensa 50 mm; resolusi 200 m dengan lebar sapuan 81 km.
LAPANA2/ ORARI
Menjadi satelit pertama yang dirancang, dibangun, diuji dan dioperasikan di Indonesia, pada Orbit hampir-Equatorial, dengan bobot 74kg. Muatan al: • Kamera video analog, spt LAPAN-TUBSAT (resolusi 5m, lebar cakupan 3.5 km) • Kamera video digital dengan sensor 2048 x 2048 piksel dengan lensa 1000 mm menghasilkan citra : resolusi 5m dengan lebar cakupan 12 km, • Muatan radio amatir text repeater APRS dan voice repeater • Receiver Automatic Identification System (AIS) untuk memantau lalu lintas kapal laut, khususnya pada orbit near ekuatorial.
LAPANA3/ IPB
Pengembangan dan pembangunan satelit dengan misi remote-sensing eksperimen pada Orbit Polar SSO. Dengan bobot ±110kg, memiliki onboard recording dan dapat mentransmisikan data riel-time maupun hasil rekaman dengan muatan al : • Imager : 4-band multi spectral scanner untuk Observasi bumi eksperimen, dengan resolusi 18m, dan swath-wide 100km. • Kamera digital resolusi 2048x2048, dapat diprogram merekam diberbagai wil dunia • Receiver AIS untuk memantau lalu lintas kapal laut, yang dapat merekam data AIS di seluruh dunia (global).
LAPANA4
Satelit Remote sensing kelas mikro untuk validasi data imager, yang dilengkapi perangkat Advanced AIS dan instrumen untuk misi ilmiah. Satelit diperkirakan berbobot ±100kg yang ditempatkan pada orbit polar SSO, diharapkan • Mampu memberikan informasi lebih lengkap pada untuk kepentingan kelautan maupun daratan
51
4/28/2015
Penamaan dan Misi Teknologi Satelit Satelit
Misi
LAPAN-A5
Direncanakan satelit akan membawa muatan SAR (Synthetic Aperthure Radar), yang dibanguan bekerjasama dengan Chiba University. Satellite dengan bobot 100 kg, diprioritaskan pada penyediaan power yang besar serta kecepatan transmisi tinggi.
LAPAN-B1
Merupakan program Satelit Nasional yang dibangun atas konsep Konsorsium Satelit Nasional. Satelit dengan misi Remote sensing , dan diharapkan menjadi satelit operasionalpertama dengan bobot 400 s/d 600 kg
LAPAN-C1
Pengembanagan Satelit Telekomunikasi yang didedikasikan untuk aplikasi pendidikan (tele-education) dan dapat dilengkapi dengan muatan tambahan spt: meteorologi untuk aplikasi Cuaca, dll.
TERIMA KASIH
52