PUPOLASI & SAMPEL
BAGIAN 2 Prepared By : Dr. Mustakim, MM.
2.Non-Probability Sampling Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sambil yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
2.a. Sampling Sistematis Pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam. Contoh : Jumlah populasi 140 siswa diberi nomor urut No 1 s.d. No. 140. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan nomor genap (2, 4, 6, 8, 10, sampai 140) atau nomor ganjil (1, 3, 5, 7, 9 sampai 139). Pengambilan sampel bisa juga dengan cara mengambil nomor kelipatan (7, 14, 21, 28, sampai 140).
2.Non-Probability Sampling 2.b. Sampling Kuota Teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang dikehendaki atau pengambilan sampel yang didasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah (kuota yang diinginkan), maka kuota itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
Contoh : Peneliti ingin mengetahui informasi tentang guru yang tinggal di Perumahan Bumi Parungpanjang, dalam kategori jabatan tertentu dan pendapatannya termasuk kelas tertentu pula. Dalam pemilihan orangnya (pengambilan sampel)akan ditentukan pertimbangan oleh peneliti sendiri atau petugas yang diserahi mandat; jemaah haji yang berangkat ke tanah suci sudah diberi jatah oleh Persatuan Haji Indonesia (PHI) bekerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi, yaitu sebanyak 250.000 orang calon haji dari 250.000.000 jiwa penduduk Indonesia. Artinya satu orang calon haji mewakili 1000 orang jiwa penduduk yang menyebar di wilayah Indonesia.
2.Non-Probability Sampling 2.c. Sampling Aksidental Sampling aksidental (atau sampling insidental) adalah teknik penentuan sampel berdasarkan spontanitas (kebetulan). Artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik sumber data (ciri-cirinya) maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).
2.Non-Probability Sampling 2.d. Sampling Purposive Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Misalnya: penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Hanya mereka yang ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan.
2.Non-Probability Sampling 2.e. Sampling Jenuh
• Yaitu teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. • Sampel jenuh dilakukan apabila populasinya kurang dari 30 orang.
2.Non-Probability Sampling 2.f. Snowball Sampling teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel bertambah banyak seiring berjalannya waktu. Ibarat bola salju yang menggelinding yang semakin lama semakin besar.dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu orang atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dianggap lebih tahu dan dapat melengkapi data. Begitu seterusnya hingga anggota sampel jadi banyak. Contoh : seorang manager di Oriflame akan merekrut temannya untuk menjadi anggotanya (down line), dengan berbagai pelatihan yang diikutinya akhirnya temannya bergabung. Seorang manager ingin meneliti para anggotanya untuk dimintai pendapat atas keberhasilannya itu.
Menentukan Ukuran Sampel • Pengambilan Sampel (apabila populasi diketahui)
Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (1998:82).
n=
𝑵 𝑵.𝒅²+𝟏
n = jumlah sampel N = jumlah populasi d Powerpoint Templates
Contoh Soal Diketahui jumlah populasi guru SD sebesar N = 138 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar = 10%. Berapakah jumlah sampelnya?
n=
𝑵 𝑵.𝒅²+𝟏
=
138 138.0,1²+1
138 = 138.(0,01)+1 138 = 2,38
= 57,98 ≈ 𝟓𝟖 𝑹𝑬𝑺𝑷𝑶𝑵𝑫𝑬𝑵
Powerpoint Templates
Apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurangnya 15% dari ukuran populasi. Surakhmad (1994:100). S=
𝟏𝟓% +
𝟏𝟎𝟎𝟎 −𝒏 . (𝟓𝟎% 𝟏𝟎𝟎𝟎 −𝟏𝟎𝟎
− 𝟏𝟓%)
S = jumlah sampel yang diambil n = jumlah anggota populasi
Powerpoint Templates
Contoh Soal Dalam suatu penelitian jumlah anggota populasi sebanyak 132 orang murid SMP. Berapa kah jumlah sampel nya? 𝟏𝟎𝟎𝟎 −𝒏 . (𝟓𝟎% 𝟏𝟎𝟎𝟎 −𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎𝟎 −𝟏𝟑𝟐 + . (𝟓𝟎% 𝟏𝟎𝟎𝟎 −𝟏𝟎𝟎
S=
𝟏𝟓% +
− 𝟏𝟓%)
S=
𝟏𝟓%
− 𝟏𝟓%)
S=
𝟏𝟓% +
S=
𝟏𝟓% + 𝟎, 𝟗𝟔𝟒. (𝟑𝟓%)
S=
𝟏𝟓% + 𝟑𝟑, 𝟕𝟒%
S=
𝟒𝟖, 𝟕𝟒%
𝟖𝟔𝟖 . (𝟑𝟓%) 𝟗𝟎𝟎
Jadi, jumlah sampel sebesar 132 x 48,74% = 64,337 ≈ 𝟔𝟒 𝑹𝒆𝒔𝒑𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏. Powerpoint Templates
• Pengambilan Sampel (apabila populasi tidak diketahui) Teknik pengambilan sampel apabila populasinya tidak diketahui secara pasti, digunakan teknik sampling kemudahan. Peneliti menseleksi dengan menyaring kuesioner yang ada. Misalnya digunakan ukuran sampel untuk estimasi nilai rerata. Jika digunakan untuk mengestimasi α)% yakin bahwa error tidak melebihi nilai e tertentu apabila ukuran sampelnya sebesar n. Wibisono (2003:58-59).
𝒁𝜶/𝟐𝝈 𝒏= 𝒆
𝟐
Apabila nilai 𝝈 tidak diketahui kita dapat menggunakan s dari sampel sebelumnya (untuk n ≥ 30) yang memberikan estimasi terhadap 𝝈.
Contoh Soal Bila rerata 32 sampel random UAN siswa SMU Negeri se-Kota Balikpapan 2004 ialah 7,5 dan standar deviasi populasinya adalah 0,25. Berapa ukuran sampel yang diperlukan apabila peneliti menginginkan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan error estimasi
JAWAB karena 𝜶 = 0,05 dan 𝒁𝟎,𝟎𝟓 = 1,96
𝒁𝜶/𝟐𝝈 𝒏= 𝒆
𝟐
=
𝟏, 𝟗𝟔 . (𝟎, 𝟐𝟓) 𝟎, 𝟎𝟓
𝟐
= 96,04
Dengan demikian peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa sampel random berukuran 96,04 ≈ 𝟗𝟕 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐢𝐬𝐢𝐡 𝐞𝐬𝐭𝐢𝐦𝐚𝐬𝐢 𝒙 dengan
• Pengambilan Sampel Bertingkat (Berstrata) Pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai rumusan alokasi proportional dari Sugiyono (1999:67) besarnya sampel pegawai mulai dari pimpinan sampai staff.
𝑵𝒊 𝒏𝒊 = . 𝒏 𝑵 𝒏𝒊 = jumlah sampel menurut stratum 𝒏 = jumlah sampel seluruhnya 𝑵𝒊 = jumlah populasi menurut stratum 𝑵
Contoh Soal Suatu penelitian di SD se-Kota Denpasar tentang kemampuan sampoa aritmetika yang diikuti kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 tahun 2004 sebagai berikut : a) Kelas 1 = 500 siswa b) Kelas 2 = 2000 siswa c) Kelas 3 = 5000 siswa ________________________+ Jumlah = 7500 siswa Langkah-langkah penentuan sampel, pertama cari dahulu dengan rumus populasi sudah diketahui sebesar 7500 siswa, kemudian tentukan tingkat presisi yang ditetapkan misal sebesar 5%. Maka : 𝑵 7500 7500
n=
𝑵.𝒅²+𝟏
=
7500.0,05²+1
=
19,7
= 379,75 ≈ 380 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Jadi, jumlah sampel sebesar 380 responden (siswa). 𝑵 Kemudian dicari sampel berstrata dengan rumus 𝒏𝒊 = 𝒊 . 𝒏 atau akan didapati 𝒏𝒊 =(𝑵𝒊 : N).n 𝑵
a. Siswa Kelas 1 = 500 : 7500 x 380 = 25,33 ≈ 26 siswa. b. Siswa Kelas 2 = 2000 : 7500 x 380 = 101,33 ≈ 102 siswa. c. Siswa Kelas 3 = 5000 : 7500 x 380 = 250,33 ≈ 251 siswa.