Aug 25, 2015
Embun Pagi Renaldy Effendy
+62-21-515-1140
[email protected]
For subscription of our Daily Focus, please contact us at
[email protected]
PTPP’s 2Q15 review
Market Index Last Trade
Chg (%)
MoM
YoY
4,163.7
-4.0
-10.7
-16.4
771.8
-5.0
-10.8
-25.1
21,251.6
-5.2
-10.8
-11.0
1,829.8
-0.1
-10.6
-11.2
FTSE
5,898.9
-4.9
-6.0
-8.7
DJIA
15,871.4
-3.6
-6.3
-3.6
NASDAQ
4,526.2
-3.8
-7.5
3.3
Valuation 2015F
P/E (x)
P/B (x)
ROE (%)
13.4
2.1
17.2
JCI MSCI EM HANG SENG KOSPI
JCI Key Rates
Last Trade Chg (bps)
MoM
YoY
0
0
-25
8.36
6
44
60
9.05
11
79
78
Last Trade
Chg (%)
MoM
YoY
14,050.00
0.8
3.7
19.0
1,198.93 118.41 6.40
0.3 -3.0 0.0
2.7 -3.9 2.9
17.5 13.8 3.8
Policy Rate
7.50
3yr 10yr FX USD/IDR USD/KRW USD/JPY USD/CNY
Outstanding top line during uncertainty… PT Pembangunan Perumahan (PTPP) mencatat pendapatan bersih di 2Q15 sebesar IDR3,239.7bn (+63.5% QoQ, +24.4% YoY). Perusahaan juga mencatat laba kotor sebesar IDR405.3bn (+45.9% QoQ, +24.9% YoY), laba operasi sebesar IDR305.9bn (+59.5% QoQ, +28.6% YoY), dan laba sebelum pajak sebesar IDR220.9bn (+36.3% QoQ, +30.1% YoY). Selain itu PTPP mampu mempertahankan margin laba kotor di 12.5%, dan meningkatkan marjin OP menjadi 9.4% dari 9.1% di 2Q14. Total order book sampai akhir Juli 2015 sebesar IDR44.14tr, yang terdiri dari kontrak baru sebesar IDR15.14tr dan proyek carry over sebesar IDR29tr. Meskipun banyak pengamat percaya bahwa ekonomi sedang dalam kondisi sulit baik secara global maupun domestik, manajemen PTPP masih positif terhadap target kontrak baru pada tahun 2015 yang dipercaya dapat mencapai IDR27tr (menyatakan 56.0% dari target akhir tahun). … but bottom line disappoints due to minority interests Laba bersih 2Q15 adalah IDR67.2bn (-28.1% QoQ, -21.5% YoY) dikarenakan peningkatan yang tajam dalam kepentingan nonpengendali akibat dari salah satu anak perusahaan, PT PP Properti (PPRO) melakukan IPO di 2Q15. Laba bersih PPRO di 1H15 tercatat IDR142.9bn vs. PTPP’s IDR160.8bn, yang membuat kita menyimpulkan bahwa bisnis properti PPRO mempunyai dampak besar terhadap laba bersih PTPP. Marjin laba bersih PPRO di 1H15 sebesar 20.4% vs. PTPP’s 3.1%. Dibandingkan dengan pemain konstruksi BUMN lainnya, PTPP mencatat pertumbuhan laba bersih terburuk diikuti oleh Wijaya Karya (WIKA; +126.0% QoQ, +20.7% YoY), Adhi Karya (ADHI; +464.2% QoQ, +37.0% YoY), and Waskita Karya (WSKT; +1229.7% QoQ, +195.2% YoY). Pada Aug 24th, PTPP diperdagangkan di 29.3x trailing P/E vs. rata-rata kontraktor BUMN di 23.1x dan 24.9% trailing ROE vs. 18.2%.
Commodities Last Trade
Chg (%)
MoM
YoY
WTI
38.2
-5.5
-21.3
-58.2
Gold
1,155.1
-0.5
5.6
-9.5
Coal
61.8
-1.0
-0.6
-25.4
Palm Oil
540.0
1.3
-10.0
-17.0
(IDRbn)
Rubber
108.8
0.0
-11.5
-14.6
25,000
Nickel
9,515.0
-6.7
-15.8
-49.3
Copper
4,951.0
-2.1
-5.9
-30.0
14,055.0
-5.7
-3.3
-32.7
Tin
Figure 1. PTPP’s earnings performance (%) Revenue
OP Margin
11.0
20,000
10.0 15,000
JCI Index VS MSCI Emerging Markets
(pt)
JCI
MSCI EM
9.0
(pt) 1,200
5,500
10,000 8.0 5,000
1,000
4,500
-
7.0 2011
3,500 05/13
02/14
11/14
800 08/15
2012
2013
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Research
2014
2015F
2016F
Aug 25, 2015 Embun Pagi
Local flashes SMCB: Holcim Operasikan Pabrik Tuban Berkapasitas 3,4 Juta Ton Per Tahun. PT Holcim Indonesia Tbk meresmikan pabrik barunya di Tuban, Jawa Timur, Senin (24/8/2015). Pabrik berkapasitas produksi 3,4 juta ton per tahun ini diresmikan Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Saleh Husin. “Dengan berdirinya pabrik baru ini, tentunya akan menambah kapasitas produksi semen nasional secara signifikan. Kami harapkan, ini mampu mendukung kebutuhan dan pasokan semen," ujar Saleh. Peningkatan kapasitas produksi semen secara nasional ini, sejalan dengan program percepatan pembangunan infrastruktur terpadu yang membuat potensi pengembangan industri semen dalam negeri terus meningkat. (Kompas) MPMX: Taipan Edwin Soeryadjaya Buyback Saham MPMX. Perusahaan milik taipan Edwin Soeryadjaya PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) akan melakukan pembelian kembali saham atau buyback maksimum Rp50 miliar. Troy Parwata, Direktur Utama Mitra Pinasthika Mustika, mengatakan rencana buyback saham dilakukan setelah adanya surat edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhir pekan lalu. (Bisnis Indonesia) INAF: Rupiah Tembus Rp14.000, Indofarma Tak Ubah Target. PT Indofarma (Persero) Tbk tidak mengubah rencana kerja perusahaan sekalipun nilai tukar rupiah meleset jauh dari asumsi yang dipakai perseroan pada awal tahun. Sekretaris Perusahaan PT Indofarma (Persero) Tbk. Yasser Arafat mengatakan perseroan tetap mengejar target penjualan dan laba bersih masing-masing Rp1,7 triliun dan Rp30 miliar. Padahal, kurs rupiah sudah melewati asumsi perseroan Rp12.500 per dolar Amerika Serikat sekaligus melampaui level uji ketahanan (stress test) Rp14.000 per dolar AS. (Bisnis Indonesia) ABMM: ABM Investama menyiapkan US$ 50 juta untuk IPP. PT ABM Investama Tbk (ABMM) terus menggeber bisnis di luar sektor batubara seperti proyek kelistrikan. Emiten ini menyiapkan dana antara US$ 40 juta- US$ 50 juta khusus untuk pengembangan proyek independent power producer (IPP). Yovie Priadi, Direktur ABMM, mengatakan, ada beberapa tender proyek IPP yang sedang diikuti, baik itu pembangkit listrik tenaga batubara ataupun tenaga gas. Setidaknya, ada tiga lokasi proyek yang sedang dibidik, yakni Sumatera, Bangka dan Kalimantan. Total kapasitas proyek ini mencapai 300 megawatt (MW) hingga 400 MW. Ia menjelaskan, meskipun kondisi pasar global sedang lesu, ABMM tetap berekspansi, khususnya di proyek nonbatubara. (Kontan) WSKT: Waskita Toll Road Tambah Modal PT Cinere Serpong Jaya. Anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk. yakni PT Waskita Toll Road telah menambah modal disetor dan ditempatkan sebesar Rp7,03 miliar kepada PT Cinere Serpong Jaya. "Penambahan itu direncanakan untuk modal kerja atau pendanaan operasional dari PT Cinere Serpong Jaya ," kata Kepala Hubungan Investor Waskita Karya Shastia Hadiarti. (Bisnis Indonesia) RALS: Siapkan Rp400 Miliar, Emiten Ramayana Bakal Buy Back Saham Tanpa RUPS. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menyambut baik penetapan buy back saham tanpa RUPS yang telah disebutkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Emiten ritel ini langsung menyiapkan dana sebanyak-banyaknya Rp400 miliar untuk melakukan buy back saham tanpa RUPS tersebut. Direktur Ramayana Lestari Sentosa, Suryanto mengatakan, perseroan sudah siapkan dana Rp400 miliar untuk pembelian kembali saham perseroan hingga harga maksimum sesuai dengan peraturan berlaku. Sehingga jumlah nominal saham yang dibeli perseroan bergantung pada harga saham di pasar modal Indonesia. (Metrotvnews)
2
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Aug 25, 2015 Embun Pagi
Technical analysis Recommendation Close Resistance Support Stop-Loss
Indicator daily
Trading Buy 4,164 4,195 4,130 4,110 Stoch
DN
MACD
DN
PSAR
DN
Volume
DN
GC = Golden-cross
AC = Accumulation
DC = Dead-cross
Dis = Distribution
UP = Up
OB = Overbought
DN = Down
OS = Oversold
NM = Normal
View from the Charts Semakin besarnya kekhawatiran para pelaku pasar terhadap perkembangan situasi perkonomian serta merosotnya pasar modal di Cina, melemahnya kembali harga-harga komoditas tambang terutama ketakutan akan perlambatan pertumbuhan perekonomian global, telah mengakibatkan IHSG kembali terpuruk hingga mencapai 4.0% dan ditutup pada level 4,164 mendekati support level 4,128 dari 200.0% fibonacci retracement. Para investor asing mencatatkan nilai penjualan bersih sebesar IDR734.2bn, dari total keseluruhan nilai perdagangan kemarin IDR5.7tr dengan rasio 29:277, dan 64 saham tidak mengalami perubahan harga. Sektor industri dasar dan perkebunan, merupakan sektor yang terpukul paling dalam, masing-masing mengalami tekanan hingga mencapai 7.7% serta 6.8% mencatatkan level terendahnya 306.1/1,535.0. Sementara, dilain sisi, sektor perdagangan dan konsumsi berhasil berbalik arah dari level terendah intrady dan bergerak positif sebesar 4.1% and 4.7%. Saat ini IHSG diperdagangkan pada 11.2 oversold stochastic yang disertai denga n munculnya sinyal ‘golden cross’ dan adanya eskalasi sebesar 5% dari rata -rata jumlah saham yang diperdagangkan selama 20 hari, yang memberikan ruang serta peluang bagi IHSG untuk melakukan pembalikan arah menuju celah 4,242-4,336 yang terbentuk pada perdagangan kemarin. IHSG diperkirakan akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan arah positif, dalam kisaran 4,150-4,290, berkenaan dengan adanya sinyal kuat stochastic dan melebarnya bollinger band. Perketat support level 4,1004,110, untuk mengantisipasi berlanjutnya tekanan pelemahan apabila IHSG gagal melakukan penetrasi resistensi terdekat 4,195-4,200.
Chart 1. IHSG Daily Chart
Chart 2. IHSG Intraday Chart
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
3
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Aug 25, 2015 Embun Pagi
Stocks on our focus list Recommendation
Accumulate Buy
Target Price Close Resistance Support Stop-Loss
Indicator daily
12,150 11,300 11,850 11,250 11,000 Stoch MACD
GC DN
PSAR
DN
Volume
UP
GC = Golden-cross
AC = Accumulation
DC = Dead-cross
Dis = Distribution
UP = Up
OB = Overbought
DN = Down
OS = Oversold
PT Bank Central Asia, Tbk (BBCA) Bargain hunting pada BBCA menjelang akhir sesi perdagangan kemarin, mendorong adanya perlawanan beli yang membentuk doji. BBCA ditutup melemah 4,8% di harga IDR11,300 setelah sebelumnya tersungkur hingga mencapai 7.4% menguji support IDR11,000. Goldencross pada area oversold 12.9 dengan eskalasi peningkatan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 109.7% dibandingkan rata-rata 20 hari-nya telah membuka peluang swing positif menguji resistensi harga IDR11,850 serta mencoba menutup celah harga yang tersisa dikisaran IDR12,200-12,250. Tentukan stop buy level pada harga IDR11,900-12,000, serta perketat stop-loss IDR11,000-11,150 untuk mengantisipasi adanya fluktuasi harga yang melebar.
NM = Normal
Chart 3. BBCA
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
4
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Aug 25, 2015 Embun Pagi
Recommendation
Trading Buy
Target Price Close Resistance Support Stop-Loss
Indicator daily
5,400 4,955 5,275 4,890 4,850 Stoch MACD
GC DN
PSAR
DN
Volume
UP
GC = Golden-cross
AC = Accumulation
DC = Dead-cross
Dis = Distribution
UP = Up
OB = Overbought
DN = Down
OS = Oversold
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) Pada perdagangan kemarin INDF mengalami tekanan pelemahan hingga mendekati 10% menguji support terdekatnya di level harga IDR4,850, sebelum akhirnya ditutup pada harga IDR4,955. Sebagaimana beberapa saham unggulan lain yang memiliki sinyal golden cross pada area oversold stochastic, INDF pun memiliki peluang serta ruang untuk menguji resistensi terdekatnya di IDR5,250 ataupun celah harga IDR5,275-5,400 pada 5.9 oversold stochastic. Perketat stop-loss IDR4,840-4,850, apabila INDF gagal melakukan penetrasi resistensi harga IDR5,250.
NM = Normal
Chart 4. INDF
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
5
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Aug 25, 2015 Embun Pagi
Recommendation
Trading Buy
Target Price Close Resistance Support Stop-Loss
Indicator daily
35,100 34,000 35,000 33,350 33,000
PT Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) Bargain hunting serta akumulasi pembelian menjelang penutupan akhir sesi kemarin, UNVR bangkit dari keterpurukannya di awal sesi perdagangan yang menekan pelemahan harga
hingga -7.3% menguji stop-loss support IDR33,000 dan ditutup
pada level IDR34,000 membentuk hammer dipenghujung downtrendnya.
Stoch
GC
MACD
NM
PSAR
DN
Untuk dapat kembali pada area distribusi positif IDR39,250-41,500 dengan basis
Volume
UP
support psikologis dari target double-bottom IDR39,050, UNVR diharapkan mampu
GC = Golden-cross
AC = Accumulation
DC = Dead-cross
Dis = Distribution
memanfaatkan peluang melanjutkan reversal menguji penetrasi resistensi IDR35,00
UP = Up
OB = Overbought
serta menutup celah harga yang terbentuk di area IDR35,000-35,300.
DN = Down
OS = Oversold
NM = Normal
Dengan adanya momentum positif tersebut, tentukan stop-buy pada area IDR34,80034,850, dan perketat stop-loss harga IDR33,000 apabila UNVR gagal bergerak pada area IDR34,000-34,600. Chart 5. UNVR
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
6
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Aug 25, 2015 Embun Pagi
Chart 6. JCI Vs. IDR/USD
Chart 7. JCI performance (absolute vs. relative)
(pt)
(IDR)
JCI Composite Index (L)
5,400
USD/IDR (R)
(%, %p)
14,000
12
13,900
8
13,800
4
13,700
0
13,600
-4
Absolute
Relative 9.2
5,200 5,000 4,800 4,600
13,500
-8
13,400
-12
13,300
-16
13,200
-20
13,100
-24
4,400 4,200 5/25
6/8
6/22
7/6
7/20
8/3
1.0
1.0 -0.2
-4.0 -9.2
-14.3 -19.7
8/17
1D
1W
1M
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Note: Relative to MSCI EM Index Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 8. Foreigner’s net purchase (EM)
Chart 9. Energy price
(USDmn) 0 -200
1 Day
5 Days
((USDmn)
Brent (L)
1Y
(USD)
CPO(R)
70 -70
-52
-134
-187 -400
2,400
-63 -115
2,300 -349 -467
-362
-600
2,200
60
2,100
-662 -800
2,000
-771
50
1,900
-1,000
1,800
-1,200 -1,217 40
-1,400 Korea
1,700 5/15
Taiwan Indonesia ThailandPhilippines India
6/15
((USDmn)
th
6/15
7/15
7/15
8/15
Brent (L)
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 10. Non-ferrous metal price
Chart 11. Precious metal price
Copper
Nickel
(USD)
CPO(R)
Note: The latest figure for India is Aug, 21 Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
(D-3M=100) 115
8/15
70
Tin
Silver
60 115
2,400 2,300
Gold
Platinum 2,200
110
2,100 110
105
50 105
2,000
100 95
100
1,900
90
40 95 5/15 90
85
1,800 5/15
6/15
6/15
7/15
7/15
8/15
80 85
75 70
80 5/15
6/15
7/15
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
8/15
5/15
6/15
7/15
8/15
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
7
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Aug 25, 2015 Embun Pagi
Table. Key valuation metrics Company Name
Ticker
Price
Market Cap
(IDR)
(IDRbn)
Price Performance (%)
1D
1W
1M
P/E(X)*
P/B(X)*
ROE(%)*
1Y
FY14
FY15
FY14
FY15
FY14
FY15
FINANCIALS Bank Central Asia
BBCA
11,300
278,602
-4.8
-14.7
-17.7
-4.2
19.6
15.4
4.2
3.1
23.3
21.3
Bank Mandiri Persero
BMRI
8,175
190,750
-3.8
-9.2
-18.3
-22.3
12.7
9.2
2.4
1.6
20.9
18.8
Bank Rakyat Indonesia Persero
BBRI
9,150
225,723
-3.7
-10.5
-9.4
-18.8
11.9
9.0
2.9
1.9
27.4
23.5
Bank Negara Indonesia Persero
BBNI
4,125
76,926
-4.1
-9.8
-17.5
-22.9
10.6
7.5
1.9
1.2
20.2
15.9
Bank Danamon Indonesia
BDMN
2,750
26,358
-10.0
-22.2
-33.1
-28.7
16.7
9.0
1.3
0.8
8.1
8.6
Gudang Garam
GGRM
41,450
79,753
-7.9
-10.9
-18.7
-25.3
21.8
14.5
3.5
2.2
17.2
15.6
Indofood CBP Sukses Makmur
ICBP
12,650
73,762
1.6
1.2
1.8
25.2
29.3
23.7
5.4
4.6
19.5
20.2
Indofood Sukses Makmur
INDF
4,955
43,507
-8.7
-16.4
-19.4
-30.2
18.9
10.9
2.4
1.6
16.0
15.0
Kalbe Farma
KLBF
1,510
70,781
0.0
-3.2
-9.6
-10.7
41.6
31.2
9.1
6.6
23.6
22.0
Unilever Indonesia
UNVR
34,000
259,420
-4.5
-7.6
-14.9
7.6
43.0
42.1
53.6
52.3
129.6
127.2
Astra Agro Lestari
AALI
15,250
24,015
-7.9
-20.3
-33.5
-41.7
15.3
13.4
3.3
2.0
23.5
14.9
PP London Sumatera Indonesia
LSIP
935
6,379
-6.0
-16.1
-38.1
-53.9
14.1
8.4
1.8
0.9
13.7
11.2
Sawit Sumbermas Sarana
SSMS
1,760
16,764
-5.4
-5.4
-11.1
36.4
22.2
16.9
5.4
9.1
27.6
29.0
XL Axiata
EXCL
2,800
23,916
-1.8
7.7
-10.4
-50.4
N/A
176.4
3.0
1.7
-6.1
0.1
Jasa Marga
JSMR
4,830
32,844
-6.7
-12.2
-18.1
-23.9
34.2
20.8
4.9
3.1
14.9
14.6
Perusahaan Gas Negara
PGAS
2,880
69,816
-9.9
-14.9
-29.8
-51.8
16.1
8.2
4.2
1.6
27.2
19.5
Tower Bersama Infrastructure
TBIG
6,875
32,976
-1.4
-3.2
-19.1
-11.9
35.3
21.2
11.5
5.8
32.7
30.9
Telekomunikasi Indonesia
TLKM
2,660
268,128
-2.6
-7.5
-6.8
-0.4
19.1
15.9
4.1
3.5
22.8
22.3
Semen Indonesia
SMGR
7,200
42,707
-9.7
-17.5
-35.9
-57.1
17.3
8.3
4.0
1.6
24.8
19.6
Charoen Pokphand Indonesia
CPIN
1,420
23,285
-15.5
-30.4
-47.0
-64.8
35.3
10.6
5.7
1.8
16.7
19.4
Indocement Tunggal Prakarsa
INTP
16,575
61,016
-6.1
-12.5
-24.7
-34.6
17.5
12.2
3.7
2.4
22.1
19.5
Japfa Comfeed Indonesia
JPFA
314
3,347
-13.0
-18.0
-39.0
-75.8
30.6
658.3
2.1
0.7
6.9
-1.9
Indo Tambangraya Megah
ITMG
8,425
9,520
-3.7
-11.3
-16.0
-69.6
6.9
5.1
1.6
0.8
22.3
15.2
Adaro Energy
ADRO
474
15,161
-3.3
-5.2
-15.4
-62.2
15.0
5.6
1.0
0.4
6.5
6.0
Aneka Tambang
ANTM
470
4,483
-6.9
-11.3
-19.7
-61.8
N/A
N/A
0.9
0.5
-6.3
-0.2
Vale Indonesia
INCO
1,310
13,017
-10.3
-28.2
-43.8
-68.0
17.2
7.8
1.6
0.5
9.8
6.9
Tambang Batubara Bukit Asam
PTBA
5,325
12,270
-4.5
2.9
-15.8
-60.9
13.5
8.0
3.2
1.3
25.2
17.4
United Tractors
UNTR
17,100
63,785
-8.1
-13.2
-7.4
-27.3
12.0
10.3
1.8
1.6
15.4
15.9
AKR Corporindo
AKRA
5,600
22,062
1.8
-0.4
-4.7
10.9
19.8
19.8
3.0
3.6
15.9
17.7
Global Mediacom
BMTR
1,160
16,470
-1.7
-10.1
0.4
-42.6
27.4
14.2
1.8
1.4
6.9
11.4
Matahari Department Store
LPPF
14,900
43,477
-4.2
-12.9
-13.9
-10.5
30.9
23.2
246.5
36.0
N/A
267.3
Media Nusantara Citra
MNCN
1,605
22,913
-8.0
-21.3
-17.5
-44.9
20.2
12.5
4.0
2.3
21.6
19.1
Matahari Putra Prima
MPPA
2,290
12,316
1.6
-13.3
-22.5
-26.1
29.6
21.4
5.8
3.5
18.0
18.2
Surya Citra Media
SCMA
2,450
35,823
-3.5
-10.9
-16.8
-38.8
35.2
23.1
14.9
9.1
47.0
41.0
Siloam International Hospital
SILO
13,800
15,954
-6.6
-11.0
-13.2
-11.3
253.1
151.8
9.6
9.1
3.8
5.8
Bumi Serpong Damai
BSDE
1,395
26,849
-9.4
-17.5
-23.6
-14.9
8.5
9.9
2.2
1.4
29.9
16.2
Adhi Karya
ADHI
1,725
3,107
-9.9
-21.6
-32.7
-45.2
19.3
8.5
3.6
1.5
19.7
18.0
Alam Sutera Relaty
ASRI
339
6,661
-7.1
-23.0
-34.2
-37.2
10.0
4.9
1.8
0.9
19.5
18.8
Ciputra Development
CTRA
780
11,829
-7.1
-27.4
-35.8
-36.1
14.4
8.4
2.6
1.4
19.2
17.8
Lippo Karawaci
LPKR
975
22,501
-1.5
-9.3
-18.4
-15.2
9.1
13.4
1.5
1.3
17.9
10.7
Pembangunan Perumahan
PTPP
3,290
15,932
-4.6
-14.4
-19.0
35.4
32.5
22.2
7.2
4.8
24.3
25.4
Pakuwon Jati
PWON
340
16,374
0.0
-8.1
-20.9
-21.3
9.9
8.7
4.0
2.1
50.1
26.1
Summarecon Agung
SMRA
1,450
20,919
-8.8
-12.9
-16.4
4.3
15.7
15.6
4.0
3.2
28.2
21.9
Wijaya Karya
WIKA
2,460
15,127
-6.6
-10.9
-18.9
-15.9
36.7
23.0
5.7
3.4
17.7
14.7
Waskita Karya
WSKT
1,600
22,387
-5.9
-10.9
-11.8
77.5
28.3
26.3
5.0
3.6
19.2
14.2
MISCELLANEOUS Astra International
ASII
5,675
229,744
-6.2
-11.7
-14.7
-26.5
15.7
12.7
3.1
2.2
21.4
17.3
CONSUMER
AGRICULTURAL
INFRASTRUCTURE
BASIC-INDUSTRIES
MINING
TRADE
PROPERTY
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research *Note: Valuation metrics based on Bloomberg consensus estimates
8
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Aug 25, 2015 Embun Pagi
Sector performance
Top 10 market cap performance
Name Agricultural Mining Basic-Industry Miscellaneous Industry Consumer Goods Property & Construction Infrastructure Finance Trade Composite
Index 1,555.2 855.4 308.2 990.8 1,913.0 436.0 883.9 599.6 829.0 4,163.7
Chg (%) -6.8 -3.6 -7.7 -5.5 -3.6 -4.4 -3.4 -3.9 -2.1 -4.0
Ticker ACES IJ TINS IJ EMTK IJ AISA IJ ISAT IJ AKRA IJ SMMT IJ ICBP IJ MPPA IJ HERO IJ
Price 630 515 10600 1575 4080 5600 1350 12650 2290 1305
Market Cap (IDRbn) 10,805 3,836 59,784 5,069 22,170 22,062 4,253 73,762 12,316 5,460
Chg (%)
Chg (%)
Close
10.53 (8.85) 6.00 2.27 2.26 1.8 (6.90) 1.61 1.55 0.4
Source: Bloomberg
Top 5 leading movers
Top 5 lagging movers
Name EMTK ICBP ACES ISAT AKRA
Chg (%)
Close
Name
6.0
10,600
ASII
IJ
1.6
12,650
BBCA
IJ
10.5
630
UNVR
2.3
4,080
BBRI
1.8
5,600
PGAS
IJ
IJ IJ
-6.2
5,675
IJ
-4.8
11,300
IJ
-4.5
34,000
-3.7
9,150
-9.9
2,880
IJ
IJ IJ
Source: Bloomberg
Economic Calendar Time 2:00am 3:15am 4:00am 9:00am 9:00am 9:00am 9:45am 10:00am 10:00am 10:00am 12:25pm 6:45pm 7:50pm 9:30pm
Currency EUR CHF EUR EUR USD USD USD USD USD USD CAD NZD JPY AUD
Detail German Final GDP q/q Employment Level German Ifo Business Climate Belgian NBB Business Climate HPI m/m S&P/CS Composite-20 HPI y/y Flash Services PMI CB Consumer Confidence New Home Sales Richmond Manufacturing Index Gov Council Member Schembri Speaks Trade Balance SPPI y/y Construction Work Done q/q
Forecast
Previous 0.4% 4.24M 107.6 -3.2 0.4% 5.1% 54.1 92.8 512K 9
0.4% 4.23M 108.0 -4.1 0.4% 4.9% 55.7 90.9 482K 13
-600M 0.4% -1.5%
-60M 0.4% -2.4%
Note: Time is based on Indonesian local time Source: Forex Factory
Disclaimers This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Daewoo Securities Indonesia (DWS). It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sour ces which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of DWS and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any resp onsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or l iability (express or implied) of DWS, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither DWS, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy there in or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed. This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Daewoo Securities Indonesia 2015.
9
KDB Daewoo Securities Indonesia Research