BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian ini mengkaji tentang Kelompok Berkah Lidi sebagai suatu organisasi yang berbasis Ekonomi Kreatif di PTPP LONSUM Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pemilihan tema penelitian ini berdasarkan ketertarikan peneliti dengan produk-produk Berkah Lidi yang unik, seperti piring, tempat buah, tempat sendok, tempat aqua, parsel buah, tempat pulpen dan lain-lain yang berbahan baku lidi kelapa sawit. Lidi kelapa sawit yang hanya menjadi sampah di perusahaan dan kebun warga, membuat kelompok ini tidak begitu kesulitan untuk mendapatkan bahan baku tersebut. Penanganan yang baik terhadap sampah sangat penting untuk mendapat perhatian. Melalui penanganan yang benar terhadap sampah dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Ketertarikan ini bermula ketika salah satu anggotaKelompok Berkah Lidi yang bernama Pak Rasyid mengadakan pelatihan untuk belajar membuat produk mereka di depan halaman rumah peneliti. Saat itu, Pak Rasyid membawa contoh produknya. Secara langsung peneliti ikut membuat kreativitas dan inovasi 1 baru kerajinan tangan tersebut. Oleh karena produk-produknya yang unik dan bagus tersebut, peneliti jadi tertarik untuk mengetahui proses pembuatanya. Lidi biasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon kelapa 1
Inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya(Inovasi site:artikata.com/Inovasi).
Universitas Sumatera Utara
sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka di tangan Pak Rasyid dan kawan-kawandisulap menjadi produk-produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan diminati sampai ke manca negara. Penulis melihat ada suatu manfaat besar dari kegiatan Kelompok Berkah Lidi tersebut, tindakan ini dapat membantu mengurangi penganguran pada masyarakat setempat. Setiap tahunnya jumlah pencari kerja semakin meningkat, sementara lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Lapangan pekerjaan yang tidak memadai ini akhirnya menimbulkan masalah penganguran. Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya perusahaan terutama perusahaan besar membutuhkan pekerja dengan pendidikan formal yang tinggi serta pengalaman yang cukup. Sementara realita yang dapat dilihat adalah begitu banyak orang yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki masyarakat. Selain mengurangi panganguran, kegiatan ini juga dapat menjadi matapencaharian tambahan bagi masyarakat, khususnya pengurus dan anggota kelompok tersebut.Sebagaimana diketahui, sebagian anggotanya bekerja sebagai karyawan perusahaan, dan sebagian lagi bekerja sebagai petani.Matapencaharian merupakan suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh kebanyakan orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai mata pencaharian tambahan yang berkaitan dengan sumber daya alam (SDA), kelompok ini memanfaatkan lidi kelapa sawit sebagai hasil produk-produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat,membuat para pengurus
Universitas Sumatera Utara
kelompok ini mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga dan biaya sekolah anak-anak mereka sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Berdirinya Kelompok Berkah Lidi dimungkinkan adanya suatu bentuk kepentingan, baik kepentingan perusahaan maupun kepentingan personal. Dikatakan sebagai kepentingan perusahaan, karenapembentuk kelompok ini adalah salah satu karyawan yang bekerjadi perusahaan tersebut. Bagi perusahaan, program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai saranya biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Istilah Corporate Social Responsibility (CSR) erat kaitannya dengan masyarakat dan perusahaan-perusahaan besar. Pada dasarnya CSR merupakan bentuk kontribusi perusahaaan
untuk
keberlangsungan kehidupan masyarakat di sekitarnya, baik secara sosial, ekonomi, lingkungan masyarakat dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan 2. Manfaat bagi perusahaan CSR meningkatkan citra perusahaan, memperkuat “brand” perusahaan, mengembangkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan, membedakan perusahaan dengan pesaingnya, dan menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh perusahaan. Sebagai suatu organisasi, Kelompok Berkah Lidi ini dimungkinkan juga adanya kepentingan personal. Kepentingan personal merujuk pada bentuk prestasi
2
Menurut World Bank, CSR adalah komitmen dari bisnis untuk berkontribusi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kulitas kehidupan sehingga berdampak baik bagi bisnissekaligus baik bagi kehidupan sosial (Ramadhanaga.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-csr-manfaat-bagi-masyarakat.html).
Universitas Sumatera Utara
kerja sebagai nilai tambah karyawan. Prestasi kerja sangat dibutuhkan bagi karyawan untuk menciptakan kepuasan kerja, karena karyawan dapat mengetahui apa yang telah dicapainya, serta dapat yakin adanya perbedaan kompensasi, sehingga dapat meningkatkan memotivasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan pada tingkat yang lebih tinggi 3. Sebagai suatu organisasi, Kelompok Berkah Lidi memiliki nilai, norma dan tujuan yang jelas dan berdampak positif bagi anggota kelompok. Suatu kelompok atau organisasi terbentuk karena adanya tujuan bersama yang ingin dicapai oleh seluruh anggotanya. Tujuan bersama tersebut bermula dari tujuan masing-masing anggota. Seperti halnya tujuan dari para anggota Kelompok Berkah Lidi yang ingin memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.
1.2.Tinjauan Pustaka Berbagai
kajian
tentang
ekonomi
kreatiftelah
pernah
dilakukan
sebelumnya. Seperti halnya kajian Elsha Monica Pasaribu (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Galeri Kunt Art Dalam Memanfaatkan barangbarang Limbah” (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Barang Limbah Menjadi Produksi Kreatif). Dari hasil kajiannya diperoleh kesimpulan bahwa dengan memanfaatkan kemampuannya dalam bidang seni, Pak Adi selaku pemilik Galeri Kunt Art menjadikannya sebuah modal untuk membangun usahanya di bidang kerajinan tangan. Beliau menawarkan konsep seni (art) dengan jumlah yang 3
Setiap orang ingin mendapat penghargaan apabila dinilai melaksanakan tugas dengan baik, setiap orang ingin mendapatkan perlakuan obyektif dan atas dara prestasi kerjanya (http://Jobanalysisworld.wordpress.com).
Universitas Sumatera Utara
terbatas atau limited edition. Akhirnya beliau memulai dengan membuat handycraft berupa frame atau bingkai foto dan cermin dengan bahan dasar triplek bekas. Ternyata produk yang dihasilkan menunjukkan hasil yang cukup baik dan respon yang positif dari masyarakat. Pak Adi pun melanjutkan produksi bingkai fotonya dan semakin mengembangkan kreasinya untuk memberikan nuansanuansa baru bagi peminatnya dengan menghasilkan produk-produk baru, seperti bingkai cermin, vas bunga, souvenir-souvenir, bahkan untuk perlengkapanperlengkapanseperti meja, kotak tisu, vas bunga danlainnya yang dalam proses pembuatannya
dilakukan
di
workshop
atau
ruang
galeri.Usaha
yang
memanfaatkan barang-barang limbah ini dijadikan sebagai sumber mata pencaharian utama Pak Adi. Walaupun kerajinan tangan bukanlah suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat, tapi sebagai seorang wirausahawan Pak Adi melihat bahwa pangsa pasar atau peminat untuk produk-produk ekonomi kreatif termasuk kerajinan tangan tidaklah sedikit. Ditambah lagi produk-produk yang dihasilkan disediakan dalam harga-harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Sehingga tidak membatasi ruang lingkup konsumennya, semuanya menjangkau seluruh kalangan masyarakat. Kajian Simamora (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Wirausaha Aksesoris” (Studi Etnografi Strategi Ekonomi Kreatif di Pasar UD Pajus Baru Medan), menyimpulkan bahwa Kreatifitas Pak Ojie dan Pak Muslim terhadap aksesoris yang tadinya hanya dianggap sebagai sebuah hobi ternyata bisa menjadi peluang kerja bagi mereka untuk mencari nafkah. Adapun jenis aksesoris yang mereka buat seperti rantai kalung yang terbuat dari bahan besi putih, kalung rantai
Universitas Sumatera Utara
benang dengan mata kalung dari bahan batok kelapa, kalung rantai besi putih dengan mata Kalung dari flat steanless, cincin belah rotan, model gelang tulis pasta dan sebagainya. Pak Ojie dan Pak Muslim menyadari bahwa persaingan pasar aksesoris di Pasar UD Pajus Baru sangat ketat. Oleh karena itu untuk dapat tetap bertahan, mereka harus mempunyai strategi sendiri. Berbeda orangnya maka berbeda pula strategi yang digunakan. Di sini kreatifitas mereka dikembangkan. Bagi orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang membuat aksesoris, ia akan lebih mudah mengembangkan kreatifitasnya. Namun bagi orang yang tidak mempunyai keahlian khusus, mereka harus berupaya memikirkan ideide kreatif untuk mengkreasikan benda yang sudah ada menjadi aksesoris yang lebih berbeda, seperti melakukan modifikasi dengan menggabungkan beberapa unsur, untuk menghasilkan tampilan yang lebih menarik. Tidak hanya membuat aksesoris yang dikatakan kreatif, tetapi juga termasuk memodifikasi. Lain halnya Prianita (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Batik Motif Medan Dalam Ekonomi Kreatif” (Studi Etnografi di Kecamatan Medan Tembung, Meda), meyimpulkan bahwa Batik Motif Medan adalah salah satu bentuk terobosan baru perkembangan batik yang ada di Indonesia, di mana motifmotif yang dituangkan merupakan motif-motif yang berasal dan dimiliki oleh tujuh dari sekian banyak etnis yang ada di Sumatera Utara, yakni Toba, Karo, Simalungun, Pakpak, Mandailing, Nias, dan Melayu. Industri Rumah Batik Motif Medan merupakan salah satu bentuk kewirausahaan. Dalam berwirausaha, ada faktor-faktor yang menjadi pendorong mengapa melakukan suatu usaha tersebut. Adapun faktor yang mendorong pelaku usaha untuk berwirausaha dalam bidang
Universitas Sumatera Utara
kerajinan batik ini adalah Ingin lebih berspekulatif dengan hal-hal baru, ingin memberdayakan masyarakat, yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka, ingin lebih memperoleh pemenuhan kebutuhan yang lebih baik, ingin menjadi pemilik dalam usaha sendiri, tidak bekerja pada orang lain. Faktor ini termasuk ke dalam faktor need for echievement.Selanjutnya dalam menjalankan usaha, pelaku usaha melakukan beberapa strategi, yakni strategi rasional dan strategi moral untuk menjalin hubungan yang kontiniutas, baik itu dengan rekan bisnis, juga terhadap konsumen. Strategi-strategi tersebut bermanfaat untuk keberlangsungan usaha ke depannya. Karena dalam ranah industri kreatif seperti ini, keberlangsungan usaha juga terletak pada pasar. Sebab produk yang dihasilkan termasuk ke dalam fesyen yang arus pergantian selera masyarakat peminatnya tinggi. Seperti yang diketahui bagaimana cepatnya tren-tren yang terjadi di masyarakat. Sedangkan penelitian penulis berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Letak perbedaannya adalah bahan baku yang digunakan dalam kerajinan tangan kelompok ini adalah lidi kelapa sawit yang hanya menjadi sampah di Labuhanbatu Selatan, kemudian disulap oleh Pak Dirman menjadi tempat parsel buah, piring, tempat aqua, lampion dan lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa lidi kelapa sawitbiasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kab. Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka, di tangan Pak Sudirmandan kawan-kawan, lidi kelapa sawit disulap menjadi barang yang bernilai ekonomis dan diminati hingga ke manca negara. Selain itu penulis melihat bahwa kelompok
Universitas Sumatera Utara
ini dalam proses pembuatan produknya dilakukan di rumah pengurus/anggota masing-masing yang sering disebut dengan home industry.Home Industy (atau biasanya ditulis/dieja dengan “home industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah 4. Sebagai suatu kegiatan kerajinan tangan, kelompok ini juga memperkenalkan produk-produknya kepada pengrajin lain, seperti pengrajin yang membuat bentuk udang dari pelepah kelapa sawit sebagai
hiasan
dinding
dan
membuat
tas
dari
benang
wol.
Proses
memperkenalkan tersebut dengan cara menukarkan produk-produk mereka masing-masing disebut dengan resiprositas. Dimana resiprositas adalah pertukaran timbal balik antar individu atau antar kelompok. Kegiatan Kelompok Berkah Lidi ini merupakan suatu bentuk kerajinan tangan. Kerajinan adalah kegiatan yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat oleh tenaga pengrajin dimulai dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Salah satu bentuk kerajinan tersebut berupa produk-produk yang dihasilkan dari lidi kelapa sawit. Kelapa Sawit adalah tanaman yang memiliki manfaat bagi manusia dengan mengolah buahnya menjadi minyak, selain buahnya batangnya juga dapat dijadikan papan partikel. Ada juga hal yang tidak diketahui, ternyata lidi kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan produk kerajinan. Pelepah kelapa sawit selama ini hanya menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Lidi kelapa sawit merupakan salah satu bahan pokok yang dimanfaatkan untuk membuat berbagai
4
http://ketrampilanhomeindustry.blogspot.co.id/2009/07/pengertian-home-industry.html.
Universitas Sumatera Utara
macam produk kerajinan yang memiliki nilai fungsi. Selain mudah didapatkan lidi kelapa sawit juga memiliki nilai lebih dibandingkan lidi kelapa. Lidi kelapa sawit lebih kuat dan tidak mudah patah, warna lidi kelapa sawit lebih hijau. Sedangkan lidi kelapa warnanya semakin lama semakin coklat kehitaman. Kerajinan tangan dapat digolongkan ke dalam bagian ekonomi kreatif, karena selain mengangkat kekayaan budaya, juga dapat menghasilkan nilai ekonomi yang dilakukan melalui proses kreatifitas oleh masyarakat. Jenis kerajinan tangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah barang-barang seperti piring, tempat sendok, parsel buah, vas bunga, dan lain sebagainya. Aktivitas yang dilakukan dalam memanfaatkan lidi kelapa sawit sebagai benda-benda hasil karya manusia menjadi industri kreatif, terbentuk dalam suatu kelompok, bernama Kelompok Berkah Lidi. Menurut Homans (1950) mengatakan bahwa kelompok merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan lainnya dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga hal tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara langsung 5. Dalam hal ini, istilah kelompok menunjuk kepada orang-orang yang memiliki usaha yang tergabung dalam Kelompok Berkah Lidi. Pemanfaatan lidi kelapa sawit sebagai sumber daya alam (SDA) yang terkait dengan ide-ide baru atau inovasi dapat dikatakan sebagai suatu bentuk ekonomi kreatif. Istilah ekonomi kreatif pertama kali didengungkan oleh John Howkins, orang Inggris yang menulis buku “Creative Economy, How People
5
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-kelompok-menurut-para-ahli.
Universitas Sumatera Utara
Make Money from Ideas”.Ahli ekonomi Paul Romer (1993) juga berpendapat bahwa ide adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan dikebanyakkan model-model ekonomi. Fenomena yang ada dalam masyarakat dapat menjadi sebuah peluang usaha dalam ekonomi kreatif, dengan memanfaatkan situasi dan mengembangkan kreatifitas, ide dan inovasi yang dimiliki seseorang. Inovasi bukan sekedar gejala yang muncul secara kebetulan atau karena digariskan oleh proses-proses sejarah budaya, tetapi muncul sebagai hasil proses memilih dan menentukan secara sadar dan kreatif. Menurut Koenjaraningrat (2009:210), inovasi adalah: “Suatu proses pembaruan dan penggunaan sumbersumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang akan menyebabkan adanya sistem produksi sehingga menghasilkan produk-produk baru. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi”. Inovasi yang dilakukan sedikit banyaknya membuat suatu perubahanperubahan yang nyata dalam masyarakat baik itu berakibat negatif maupun berakibat positif. Oleh karena itu, para pelaku usaha industri kreatif juga harus selektif dalam membuat inovasi-inovasi baru dan akibat inovasi itu harus dikontrol. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, mereka tentu membuat suatu strategi tersendiri yang dianggap dapat memajukan usahanya dan diterima oleh masyarakat disekitarnya. Melalui strategi inilah mereka melakukan persaingan dalam menarik minat para konsumen sehingga dapat memperoleh keuntungan material (seperti uang) dan simbolik (seperti pangkat ataupun ketenaran).
Universitas Sumatera Utara
Borden (2000) menyebut cara-cara memasarkan atau mempromosikan produk sebagai promotion mix,yang terdiri dari 6 jenis. Namun dalam konteks usaha kecil, biasanya hanya digunakan empat jenis: personal selling (melibatkan diri sendiri dalam penjualan), selas promotion (pemasaran dengan memberikan hadiah atau potongan secara langsung berdasarkan omzet penjualan), trade fairs and exibition (pameran), dan advertising (menggunakan media seperti koran, majalah, brosur, poster, spanduk dan plang). Dengan demikian, pemilihan strategi yang digunakan dalam menjalan suatu usaha khususnya ekonomi kreatif yang tidak lepas dari adanya inovasiinovasi baru, tentu menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan perlu pertimbangan dengan penuh ketelitian. Sukses tidaknya suatu usaha itu tergantung pada strategi apa yang digunakan oleh pelaku usaha tersebut. Jika strategi yang digunakan tidak tepat sasaran kemungkinan usaha yang dijalankan tidak akan berkembang dengan baik, dan sebaliknya jika strategi yang digunakan tepat sasaran maka pelaku usaha dapat mencapai kesuksesan seperti yang diharapkan. Melalui ide-ide kreatif yang dimiliki oleh seseorang, sesuatu bisa dijadikan bernilai lebih, sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Ekonomi kreatif dan industri kreatif mulai marak dibicarakan di Indonesia kira-kira tahun 2006, karena pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi kreatif tahun 2006 cukup tinggi. Bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yaitu mencapai 7,3%. UNESCO pada tahun 2003. Mengeluarkan rilis resmi mengenai definisi ekonomi
Universitas Sumatera Utara
kreatif ini sebagai suatu kegiatan yang menciptakan pengetahuan, produk, dan jasa yang orisinal, berupa hasil karya sendiri 6. Simatupang dkk (2008:16)mengemukakan bahwa ada 15 sektor yang dikembangkan dalam ekonomi kreatif di Indonesia yakni sebagai berikut : 1. Periklanan. 2. Arsitektur. 3. Pasar seni dan barang antik. 4. Kerajinan. 5. Desain. 6. Fashion. 7. Video, film, dan fotografi. 8. Permainan interaktif. 9. Musik. 10. Seni pertunjukan. 11. Penerbitan dan Percetakan. 12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak. 13. Televisi dan Radio. 14. Riset dan Pengembangan. 15. Kuliner 7. Ekonomi kreatif tidak meletakkan tanah atau modal sebagai masukan dan keluaran yang paling penting, tetapi masukan utama dalam ekonomi kreatif adalah 6
Hj. Erni R. Ernawan “Awal Perancangan Ekonomi Kreatif” (Ekonomi Kreatif blogspot.com). 7 http://www.slideshare.net/togar/industri-kreatif-indonesia.
Universitas Sumatera Utara
gagasan yang diolah menjadi keluaran berupa produk atau jasa yang sarat dengan kandungan kreatif yang bernilai ekonomi.Lebih lanjut Simatupang dkk mengungkapkan bahwa: “Pentingnya era kreatif telah dikumandangkan oleh Presiden SBY saat memberikan kata sambutan pada pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia yang berlangsung tanggal 11-15 Juli 2007 di Jakarta. Ekonomi kreatif, menurut Presiden, bersumber dari ide, seni, dan teknologi yang dikelola untuk menciptakan kemakmuran. Presiden secara khusus menyampaikan empat himbauan untuk bersamasama bangsa Indonesia mengembangkan: (1) ekonomi kreatif dengan memadukan ide, seni, dan teknologi, (2) keunggulan produk ekonomi yang berbasiskan seni budaya, (3) ekonomi warisan, dan (4) ekonomi kepariwisataan yang berbasis keindahan alam”. Ekonomi kreatif tidak hanya berperan dalam membuka lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran saja, tetapi juga berperan dalam menggali nilainilai budaya dan mengembangkan semangat kreatifitas masyarakat. Mengelola lidi kelapa sawit menjadi produk-produk kerajinan tangan merupakan peluang usaha atau bagian dari UKM (Usaha Kecil Menengah) atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Kelompok Berkah Lidi sebagai bentuk UMKM masyarakat yang dikelola oleh suatu keluarga yang awalnya hanya sekedar hobi dengan suatu hal yang unik, namun siapa sangka bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Sebagai usaha keluarga kerajinan tangan ini tentu melibatkan anak-anak, istri bahkan saudara mereka. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada waktu luang. Di sini keluarga akan terasa semakin dekat antara orang tua dan anak-anaknya dengan candaan dan gurauan di sela-sela pembuatan produk.
Universitas Sumatera Utara
Menurut F. Soe’oed (2012:90) bahwa keluarga besar berperan sebagai sistem sosial atau kelompok primer yang menjadi agen sosialisasi. Mereka berperan penting dalam mentransmisikan nilai-nilai yang ada dalam keluarga kepada
anggota-anggotanya.
Keluarga
yang
sebgaian
besar
anggotanya
menjalankan kegiatan wirausaha akan mentransmisikan kegiatan yang sama pada anggotanya.Adanya keterlibatan langsung keluarga dalam kerajinan tangan ini menunjukkan bahwa partisipasi keluarga terhadap Kelompok Berkah Lidi dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Dalam menjalankan usahanya, kelompok ini saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Seperti halnya antar sesama pengrajin, masyarakat sekitar, pemerintah, dan berinteraksi dengan pihak luar. Menurut Van Zanden merupakan interaksi sosial yang berkelanjutan (relatif cukup lama atau permanen) yang akhirnya di anatara mereka terikat satu sama lain dengan atau oleh seperangkat harapan yang relatif stabil (Zanden, 1990). Berdasarkan hal ini, hubungan sosial bisa dipandang sebagai sesuatu yang seolah-olah merupakan sebuah jalur atau saluran yang menghubungkan antara satu orang (titik) dengan orang-orang lain, dimana melalui jalur atau saluran tersebut bisa dialirkan sesuatu, misalnya barang, jasa, atau informasi. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang disingkat dengan UMKM yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif, juga merupakan suatu bidang bisnis atau usaha yang mampu bertahan dalam kondisi ekonomi, sosial, politik yang bagaimanapun. Hal ini sudah teruji pada saat terjadi krisis pada tahun 1998 yang lalu, dimana usaha ini tetap mampu bertahan sementara banyak perusahaan-
Universitas Sumatera Utara
perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan (Tambunan, 2009:4). Kegiatan industri merupakan aktivitas manusia di bidang ekonomi produktif untuk mengolah bahan mentah menjadi barang yang lebih bernilai untuk dijual. Termasuk di dalamnya adalah industri kerajinan yaitu suatu bentuk usaha pembuatan barang yang lebih banyak menggunakan keterampilan tangan meskipun sering dibantu dengan peralatan. Dalam perkembangannya, industri kecil telah berperan dalam perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja, dalam penanggulangan kemiskinan, bahkan juga dalam peningkatan ekspor. Sebagai suatu UMKM (Usaha Mikro, Kecildan Menengah) kegiatan Kelompok Berkah Lidi ini juga dapat dimaknai sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi rakyat, khususnya oleh PTPP LONSUM Sei Rumbia Estate atau personalia dari PTPP tersebut. Menurut Ginandjar Kartasasmita (1996), pemberdayaan ekonomi rakyat adalah upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya. Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek kebijakannya 8.
8
www.Pendidikan ekonomi.com/2012/12/pemberdayaan-ekonomi-masyarakat.html.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai suatu pemberdayaan ekonomi, Kelompok Berkah Lidi sering mengadakan pelatihan pada masyarakat dalam hal pengetahuan, keterampilan dan pemasaran. Mulai dari pengetahuan yang diperoleh masyarakat merupakan modal utama dalam pembuatan produk kerajinan tangan ini. Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Keterampilan erat kaitannya dengan pengetahuan, dimana ketika seseorang memperoleh pengetahuan wujud aplikasinya dalam kerajinan tangan adalah keterampilan, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan tangan yang dimulai dari proses awal sampi akhir dalam diperlukan keuletan, kehati-hatian serta kecekatan dalam membuat produk-produk tersebut. Sebelum diolah menjadi berbagai bentuk, batang lidi yang telah kering dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa daun yang masih menempel, agar tidak mudah busuk. Setelah bersih, lidi kemudian disortir dan disamakan ukurannya, sehingga pengerjaannya nanti lebih gampang. Barulah kemudian batang lidi dibentuk sesuai dengan ukuran dan permintaan konsumen seperti piring, vas bunga, kotak tisu, nampan, bakul, lampion, dan benda lainnya. Sebagai suatu produksi, produk-produk kerajinan tangan ini juga sampai kepada tahap pemasaran. Dimana dalam pemasaran produk-produk, ada agen atau
Universitas Sumatera Utara
tengkulak yang menampung produk ini lalu memasarkannya kembali kepada masyaraka luas. Selain itu, pemasarannya juga ada yang melalui pemesanan langsung oleh Pihak pengurus Kelompok Berkah lidi. Pemasaran produk kerajinan tangan ini sudah sampai ke Manca Negara bahkan Luar Negeri seperti India, Australia dan lainnya. Selain mengadakan pelatihan-pelatihan pada masyarakat, Kelompok Berkah Lidi juga sering mengikuti seminar dan pameran kerajinan tangan di berbagai daerah, seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara menggelar kerajinan tangan tingkat kab/kota yang diikuti seluruh pengerajin se-Sumatera Utara di lapangan merdeka Medan pada tanggal 19–20 September tahun 2014 kemarin. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok UMKM dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja. Sebagai suatu kegiatan kerajinan tangan, Kelompok Berkah Lidi ini dapat dipahami dari pendekatan formal atau fomalis. Menurut Cook (1973), pendekatan formal adalah: Pendekatan formal menempatkan antropologi ekonomi sebagai studi tentang hubungan-hubungan sosial tentang proses pemanfaatan sumber daya ekonomi. Pendekatan ini menempatkan antropologi ekonomi sebagai usaha untuk mendeskripsikan dan menganalisis cara-cara proses pemanfaatan sumber daya ekonomi tersebut dalam berbagai seting kultural 9.Hubungan-hubungan sosial sebagai gejala proses pemanfaatan sumber daya ekonomi dapat dilihat misalnya dalam hubungan patron-klien, hubungan persahabatan, jaringan kekerabatan, dan hubungan-hubungan yang lain, yang terpola menurut pranata-pranata dalam lembaga-lembaga yang hidup di masyarakat. Dalam hal ini dideskripsikan dengan cara 9
Seting kultural adalah penggambaran suasana atau budaya yang melatarbelakangi terjadinya suatu peristiwa (www.artikelsiana.com).
Universitas Sumatera Utara
memperlihatkan secara eksplisit tentang motif-motif ekonomi yang muncul dalam proses interaksi sosial tersebut. Seperti halnya Kelompok Berkah Lidi ini yang merupakan proses interaksi sosial dalam masyarakat sederhana yang menggambarkan proses pemanfaatan sumber daya ekonomi. Adanya aktivitas pemasaran atau perdagangan dan sistem pertukaran produk-produk kerajinan tangan dalam pendekatan ini. Pendekatan formalis melihat hal ini sebagai peristiwa ekonomi karena dalam proses pertukaran tersebut, dorongan kebutuhan ekonomi itu yang nampak dari adanya transaksi ekonomi barang-barang kebutuhan hidup antar partisipasinya. Tujuan pendekatan formalis adalah untuk mencapai pemahaman yang akurat tentang keragaman dan kompleksitas tingkah laku sosial yang diobservasi.
1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka sebelumnya, maka rumusan masalah yang dijabarkan dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi Kelompok Berkah Lidi sebagai pengelola ekonomi kreatif pada masyarakat di Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan?. Rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam 4 (empat) pertanyaan penelitian yakni : 1. Bagaimana awal mula terbentuknya Kelompok Berkah Lidi? 2. Apa saja yang dilakukan Berkah Lidi dalam memberdayakan masyarakat sebagai bentuk ekonomi kreatif? 3. Apakah Kelompok Berkah Lidi menjadi salah satu bentuk wadah UKM yang Mandiri?
Universitas Sumatera Utara
4. Apakah tujuan dibentuknya Kelompok Berkah Lidi sebagai mata pencaharian tambahan dapat dicapai oleh masyarakat?
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi Kelompok Berkah Lidi sebagai unit usaha yang dapat menambah penghasilan masyarakat, dapat mengurangi penganguran, sebagai mata pencaharian tambahan, dan sebagai pemberdayaan ekonomi rakyat. Manfaat penelitian ini secara akademis diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan keilmuan, khususnya dalam ilmu Antropologi,terutama dalam melihat realita masyarakat saat ini yang membutuhkan ide-ide yang lebih kreatif dalam berkarya khususnya dalam membuat barang dari lidi kelapa sawit. Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah lapangan pekerjaan yang kerap terjadi di masyarakat.
1.5.Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan, melalui observasi dan wawancara mendalam. Sedangkan data skunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, yaitu cara penelitian dalam perolehan data melalui studi pustaka sebagai sumber data sekunder yang bersifat teoritis, dalam hal ini berupa buku-buku, literature, jurnal, tesis, laporan penelitian, skripsi, serta bahan-bahan relevan lainnya. Observasi yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
adalah observasi non partisipasi yang dilakukan oleh seorang peneliti tanpa harus ikut terlibat di dalam kehidupan masyarakat yang diteliti.Observasi non partisipasi dilakukan untuk mengamati tentang : •
Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Berkah Lidi?
•
Apa saja produk-produk yang dihasilkan dalam Kelompok Berkah Lidi?
•
Bagaimana cara kerja dalam proses pembuatan lidi kelapa sawit menjadi produk-produk kerajinan tangan?
•
Siapa saja yang terlibat dalam urusan Kelompok Berkah Lidi?
•
Apa saja fasilitas atau alat-alat yang digunakan Kekompok Berkah Lidi dalam proses pembuatan produk-produk kerajinan tangan?
•
Apa saja mata pencaharian utama masyarakat desa?
•
Apa saja kejutan-kejutan masyarakat desa terhadap Kelompok Berkah Lidi?
•
Dengan siapa saja Kelompok Berkah Lidi melakukan pertukaran? Observasi yang dilakukan dilengkapi dengan kamera photo untuk
mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi di lapangan. Di samping itu, hasil photo yang dilakukan dapat dijadikan sebagai penegasan data yang diperoleh di lapangan.Wawancara mendalam ditujukan untuk menggali informasi yang didapatkan dari informan. Informan terbagi atas dua jenis yaitu informan kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah orang yang mengetahui secara luas tentang masalah yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa adalah orang yang menhetahui secara umum saja tentang masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah para pengurus Kelompok Berkah Lidi. Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah Kepala Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat.Wawancara yang dilakukan terhadap informan kunci untuk memperoleh informasi tentang : •
Siapa pendiri Kelompok Berkah Lidi?
•
Bagaimana awal mula terbentuknya Kelompok Berkah Lidi?
•
Kapan terbentuknya Kelompok Berkah Lidi?
•
Untuk apa dibentuknya Kelompok Berkah Lidi?
•
Bagaimana cara mendapatkan bahan baku untuk pembuatan produk kerajinan Kelompok Berkah Lidi?
•
Bagaimana perkembangan Kelompok Berkah Lidi?
•
Apa usaha untuk memperkenalkan produk Kelompok Berkah Lidi keluar daerah?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi ini merupakan pekerjaan utama atau sampingan?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi ini pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat?
•
Apa saja yang dihasilkan oleh Kelompok Berkah Lidi?
•
Apa saja yang dilakukan pengurus Kelompok Berkah Lidi dalam memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi menjadi salah satu bentuk wadah UKM yang Mandiri?
Universitas Sumatera Utara
•
Apakah tujuan dibentuknya Kelompok Berkah Lidi sebagai mata pencaharian tambahan dapat dicapai oleh masyarakat?
•
Bagaimana cara pemasaran produk-produk kerajinan tangan Kelompok Berkah Lidi?
•
Bagaimana hubungan Kelompok Berkah Lidi kepada agen atau tengkulak?
•
Bagaimana
hubungan
pengurus
Kelompok
Berkah
Lidi
kepada
anggotanya? •
Berapa banyak pendapatan Kelompok Berkah Lidi selama satu bulan?
•
Dari kalangan apa saja yang meminati kerajinan Kelompok Berkah Lidi?
Wawancara yang dilakukan terhadap informan biasa untuk memperoleh informasi tentang tanggapan Kepala Desa terhadap kelompok Berkah Lidi, tanggapan masyarakat terhadap Kelompok Berkah Lidi, apa peran pemerintah setempat terhadap Kelompok Berkah Lidi.
1.6.Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisa data interpretatif kualitatif, yakni menganalisa data tentang Kelompok Berkah Lidi di PTPP LONSUM Sei Rumbia Estate Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh dari lapangan ke dalam tema-tema, kategori-kategori. Peneliti melakukan pengecekan ulang atau check and recheck terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara sistematis, sehingga peneliti kemudian menemukan tema-tema yang saling
Universitas Sumatera Utara
berkaitan. Kemudian diuraikan ke dalam bagian-bagian sub judul pada bab sesuai dengan temanya masing-masing, sehingga ditemukan sebuah konsep dan sebuah kesimpulan yang dapat menjawab persoalan penelitian.
1.7.Pengalaman Penelitian : Suatu Refleksi Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan kegiatan pra survey lapangan, ini dimaksudkan penulis untuk mencari data ataupun informasi-informasi tentang Kelompok Berkah Lidi di Kec. Kotapinang, Kab. Labuhanbatu Selatan. Experience is the best teacher. Dari pengalaman dapat dipelajari makna kehidupan. Pengalaman jugalah yang menghantarkan seseorang pada pola fikir kedewasaan. Karena itu penulis merasa perlu berbagi sedikit pengalaman selama bersama Kelompok Berkah Lidi di PTPP LONSUM Sei Rumbia demi mengungkapkan produk-produk lokal dari sudut pandang mereka. Pengalaman berburu data penelitian sembari mempelajari makna kehidupan bersama informan-informan yang luar biasa. Semoga dengan uraian pengalaman yang penulis sampaikan ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua orang. Survey ini dilakukan pada Agustus 2015, sebelumnya penulis juga sudah melakukan survey saat mengambil matakuliah seminar proposal di semester 7 (tujuh). Penulis merasa tertarik melihat produk kerajinan tangan yang berbahan baku lidi kelapa sawit yang unik dan bagus. Ketertarikan ini bermula ketika salah satu anggota Kelompok Berkah Lidi yang bernama Pak Rasyid mengadakan pelatihan untuk belajar membuat produk mereka di depan halaman rumah peneliti. Saat itu, Pak Rasyid membawa contoh produknya. Secara langsung peneliti ikut
Universitas Sumatera Utara
membuat kreativitas dan inovasi baru kerajinan tangan tersebut. Oleh karena produk-produknya yang unik dan bagus tersebut, peneliti jadi tertarik untuk mengetahui proses pembuatanya. Lidi biasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka di tangan Pak Rasyid dan kawan-kawan disulap menjadi produk-produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan diminati sampai ke manca negara. Dikarenakan penasaran akan produk kerajinan tangan tersebut, penulis menghubungi Pak Rasyid untuk bertemu yang sebelumnya sudah tukaran no hp. Pada hari minggu di bulan Agustus penulis dan ayah pergi ke rumah Pak Rasyid dengan maksud untuk mengetahui lebih jauh tentang produk kerajinan tangan tersebut. Pak Rasyid ternyata salah satu karyawan yang bekerja di PTPP LONSUM Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, kabupaten Labuhanbatu Selatan. Walaupun kondisi jalan menuju rumah Pak Rasyid sedikit licin dan becek karena habis hujan di tambah jalan yang berlubang tidak membuat penulis putus asa, namun sebalikknya penulis merasa semakin tidak sabar untuk bertemu langsung dengan Pak Rasyid. Sampai di rumah Pak Rasyid penulis dan ayah disambut ramah oleh beliau. Di rumah Pak Rasyid penulis berbincang-bincang mengenai produk kerajinan tersebut, ternyata kerajinan tangan ini mempunyai kelompok atau organisasi yang bernama Berkah Lidi, penulis pun semakin penasaran kepada kelompok tersebut. Sambil berbincang-bincang kecil Pak Rasyid mengatakan bahwa penemu atau pendiri kelompok ini adalah Pak Sudirman atau akrab di
Universitas Sumatera Utara
panggil Pak dirman. Pak Rasyid langsung menelepon Pak Dirman untuk datang ke rumah Pak Rasyid. Pak Dirman pun datang dengan membawa contoh produk kerajinan tangan lainnya seperti tempat sendok, tempat buah, vas bunga dan lainnya. Beliau juga membawa sertifikat atau penghargaan yang beliau dapatkan saat mengikuti pelatihan di beberapa kota seperti Batam, Aceh, Bandung dan lainnya. Pak Dirman juga menceritakan pengalamannya selama membangun Kelompok Berkah Lidi hingga saat sekarang. Jatuh bangun beliau untuk membangun kelompok ini, mulai dari ejekkan para tetangga sampai karyanya ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Namun hal tersebut tidak membuat Pak Dirman putus asa, justru beliau semakin semangat karena itu merupakan tantangan tersendiri buat beliau untuk menuju kesuksesan. Saat itu Pak Dirman terlihat sangat antusias saat menceritakan pengelamannya tersebut, hal itu membuat penulis semakin tertarik untuk mengkaji kelompok ini. Dengan perbincangan yang semakin jauh semakin membuat penulis untuk datang lagi dan berbincang-bincang lebih dalam mengenai Kelompok berkah Lidi dengan hasil produk-produknya. Dikarenakan hari sudah sore, akhirnya penulis memutuskan untuk pulang, sebelumnya penulis mengatakan kepada Pak Rasyid dan Pak Dirman bawah penulis akan datang lagi di lain waktu. Tidak lama pulang ke rumah, selang beberapa penulis kembali ke Medan untuk mengajukan judul Skripsi tentang Kelompok Berkah Lidi ini yang berbasis ekonomi kreatif. Setelah segala urusan di kampus selesai dan setelah acc proposal penulis langsung pulang dan akan melakukan penelitian lapangan.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum berangkat ke lokasi penelitian penulis telah diberitahu oleh Pak Dirman untuk datang pada acara pelatihan membuat produk Berkah Lidi yang diselenggaran oleh Disperindag Provinsi. Tepat pada hari Rabu 13 April 2016 pukul 14.15 wib penulis sampai di lokasi penelitian di rumah pintar (Rumpin) PTPP. LONSUM Sei Rumbia. Penulis pergi bersama kedua orang tua, sampai di simpang masuk lokasi terlihat seorang satpam yang bertugas saat itu, matanya terlihat tajam melihat kedatangan kami. Dimungkinkan karena beliau tidak pernah malihat dan tidak kenal dengan kami, di pintu palanag juga ada tulisan bahwa diharapkan kendaraan mobil masuk membuka setengah kaca depan. Saat sampai tepat di palang, satpam tersebut bertanya khendak kemana dan siapa namanya. Ayah penulis menjawab bahwa kami khendak ke Rumpin bertemu dengan Pak Dirman, begitu ketat masuk ke perusahaan tersebut. Saat melewati simpamg palang, ada dua jalan yang membuat bingung karena sebelumnya penulis dan kedua orang tua belum pernah ke lokasi tersebut. Ayah bertanya kepada satpam jalan menuju lokasi pelatihan Pak Dirman di Rumpin.Satpam tersebut menjawab Pak Dirman yang mana ya Pak?. Saya kurang tahu. Tiba-tiba seoarang pria bertubuh tinggi dan sedikit gemuk dengan memakai topi bewarna abu-abu, kaos putih dan celana pendek yang duduk di pos satpam menjawab di rumah pintar (Rumpin) itu pak sudah pulang mereka. Soalnya acaranya tadi pagi, jadi mungkin mereka sudah pulang, mendengar hal tersebut penulis sedikit cemas dan psimis, tapi bapak liat saja dulu ke sana. Namun ayah menjawab Tapi kami sudah janji dengan Pak Dirman hari ini.
Universitas Sumatera Utara
Sampai akhirnya penulis menelepon Pak Dirman untuk mencari tahu kepastiaannya, dan alhamdulillah mereka belum pulang, penulis pun menjadi tenang mendengarnya, Pak Dirman memberitahu jalan menuju lokasi penelitian. Beliau berkata masuk simpang palang ada dua jalan, lalu pilih jalan yang sebelah kanan terus lurus saja sampai simpang ke dua ada simpang empat kemudian pilih jalan ke sebelah kiri sudah ketemu Rumpin. Penulis dan kedua orang tua pun mengikuti arahan Pak Dirman. Sampai di simpang empat, ternyata beliau sudah menunggu dan langsung mengajak kami masuk ke tempat pelatihan tersebut. Saat ayah masuk ke parkiran, penulis langsung turun dari mobil melihat dari depan lokasinya, Rumpin tersebut berbentuk seperti rumah karyawan namun lebih besar kesamping dan bentuknya melebar. Penulis dan kedua orangtua langsung saat masuk ke dalam Rumpin langsung disambut hangat oleh Pak Dirman dan kawan-kawan, mereka sangat ramah saat menyambut penulis. Penulis merasa sangat senaang karena disambut baik oleh Pak Dirman kawan-kawan. Sambil berbincang-bincang kecil dengan beliau, penulis bertanya tentang pelatihan yang diselenggaraan pada saat itu. Beliau pun menjelaskan sedikit tentang pelatihan tersebut, beliau berkata pelatihan ini di wadahi oleh Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) dari provinsi dengan tema penumbuhan WUB melalui pelatihan teknis produksi lidi hias dari pelepah kelapa sawit yang diadakan tanggal 13-17 April 2016. Pelatihan ini juga ada sertifikatnya dan diikuti oleh ibu rumah tangga, anak gadis, pemuda bahkan orang tua.
Universitas Sumatera Utara
Foto 1. Rumah Pintar Tempat Pelaksaan Pelatihan Kelompok Berkah Lidi
Sumber : Dokumentasi pribadi tahun 2016 Pelatihan ini juga diikuti oleh dari beberapa kecamatan di Labuhanbatu Selatan, ada yang berasal dari Kec. Kotapinag, Kec. Kotapinang yaitu berasal dari DesaParlebihan, Desa Hadundung dan Desa Rumbia itu sendiri. Sebelumnya orang-orang yang mengikuti palatihan ini ada ketua kelompok dari masingmasing desa tersebut, dan mereka berhubungan baik dengan Pak Dirman. Makanya dalam pelatihan ini, Pak Dirman langsung menelfon masing-masing ketua kelompok untuk ikut langsung berpartisipasi dalam pelatihan kerajinan tangan lidi kelapa sawit tersebut. Selesai berbincang-bincang dengan pak Dirman, penulis langsung melihat pengurus melatih para anggota yang ikut. Penulis melihat para anggota sangat semangat sekali untuk belajar membuat produk Berkah Lidi orang yang mengikuti juga cukup banyak. Sesekali penulis bertanya mengenai proses pembuatan produk tersebut sambil mengambil
Universitas Sumatera Utara
gambar atau foto mereka saat membuat produk tersebut. Ada yang berkata karena masil awal jadi susah-susah gampang membuatnya, namun ada yang bilang mudah hanya butuh tenaga yang kuat untuk menarik lidi agar rapi dan cantik, namun hal tersebut membuat mereka semakin bersemangat karena memang sangat niat sekali mengikuti pelatihan tersebut. Penulis juga bertanya kepada sekelompok pria yang berjumlaah tujuh orang tentang pelatihan ini, mengapa mereka sebagai anak muda mau mengikuti pelatihan ini, padahal bisa dibilang kerajinan seperti ini kurang diminati oleh anak muda karena indentik dengan kerjaan perempuan. Mereka menjawab mengidi waktu luang dengan kegitan positif daripada di luar gak jelas, menambah ilmu dan memperbanyak teman dan ada juga yang menjawab dengan bergurau untuk diajarkan calon istri nantinya. Sesekali penulis bercanda dengan mereka untuk mencairkan suasana agar tidak kaku dan tegang. Pada awalnya saat masuk ke Rumpin melihat keramaian di sana, penulis merasa sedikit ragu karena penulis merasa sedikit tidak percaya diri dan khawatir tidak bisa menyatu dengan mereka. Namun dengan tekad dan keyakinan yang bulat untuk penelitian ini agar maksimal, akhirnya semua terjalani dengan yang diharapkan bahkan suasanan saat itu sahangat keluarga.
Universitas Sumatera Utara