PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(MATA UANG RUPIAH)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Perkebunan Nusantara III (Persero) selanjutnya disebut Perusahaan merupakan hasil peleburan PT Perkebunan III, IV dan V sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996. Peleburan tersebut dilakukan dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan. Selanjutnya perusahaan-perusahaan yang dilebur dinyatakan bubar, walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitas (jumlah laba dan saldo laba) dan penambahan serta pengurangan beberapa aset dan kewajiban. Perusahaan didirikan berdasarkan akta No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, SH., notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-8331 HT.01.01.Th. 96 tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8674. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 8 tanggal 24 September 2009 dari Syafnil Gani, SH, M.Hum., notaris di Kotamadya Medan, mengenai perubahan tugas dan wewenang direksi. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0073195.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 5 Nopember 2009. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan melakukan usaha dibidang agro bisnis dan agro industri, serta sumberdaya Perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa berdaya saing kuat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, kegiatan utama sebagai berikut:
tujuan Perusahaan adalah optimalisasi pemanfaatan yang bermutu tinggi dan Perusahaan melaksanakan
a) Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatankegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut; b) Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya; c) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan; d) Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata, agro bisnis, dan agro industri; e) Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan. Perusahaan berkedudukan di Kota Medan, Sumatera Utara dengan kantor pusat beralamat di Jl. Sei Batanghari No. 2 - Sei Sikambing, Medan, Sumatera Utara. Pabrik dan perkebunan kelapa sawit dan karet Perusahaan tersebar dibeberapa lokasi di Sumatera Utara. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 11 Maret 1996.
160
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum (lanjutan) Perusahaan mengelola perkebunan seluas 159.656 hektar (2008: 160.203 hektar), meliputi perkebunan kelapa sawit dan karet yang menghasilkan produk utama minyak kelapa sawit (CPO), inti sawit dan karet. Luas areal tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya seluas 547 hektar terutama karena adanya perubahan fungsi. Luas areal perkebunan Perusahaan yang telah mendapat Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) seluas 134.368 hektar, SK HGU seluas 21.683 hektar dan lainnya seluas 3.605 hektar, dengan luas areal tertanam seluas 137.101 hektar (2008: 135.764 hektar) (Catatan 10), dan areal tidak produktif seluas 5.604 hektar (2008: 6.019 hektar). Perusahaan memiliki 11 pabrik kelapa sawit dan 8 pabrik karet dengan kapasitas produksi efektif sebesar 450 ton tandan buah segar per jam, dan 128 ton karet kering, 2.312 ton CPO serta 495 ton inti sawit per hari. b. Penawaran Umum Penerbitan Obligasi Perusahaan Pada tahun 2003, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam-LK) melalui surat No. S-1762/PM/2003 tanggal 25 Juli 2003 untuk penawaran umum atas “Obligasi I PTPN III tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang” sebesar Rp 150.000 juta. Selanjutnya pada tahun 2004, Perusahaan juga memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) melalui surat No. S-2000/PM/2004 tanggal 30 Juni 2004 untuk penawaran umum atas “Obligasi II PTPN III tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap” sebesar Rp 175.000 juta. Pada tanggal 6 Agustus 2003 dan 14 Juli 2004, masing-masing obligasi Perusahaan telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia). c. Karyawan, Direksi dan Komisaris Perusahaan memiliki karyawan tetap sebanyak 28.051 karyawan (2008: 28.564 karyawan), (tidak diaudit). Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris
: :
Ir. Achmad Mangga Barani Drs. Deddy Suardy Sardan Marbun Heri Sebayang, SH S. Herry Sutjipto, MM Herman Hidayat
Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Produksi Direktur Keuangan Direktur SDM Direktur Perencanaan & Pengembangan
: : : : :
Ir. H. Amri Siregar Ir. H. Amal Bakti Pulungan, MM Drs. Johannes Sitepu, Ak H.M. Rahmat Prawirakusuma, SE, MM DR. Ir. H. Chairul Muluk
Perusahaan memberikan remunerasi kepada dewan komisaris dan direksi Perusahaan dalam bentuk gaji, tunjangan dan tantiem sejumlah Rp 18.180 juta (2008: Rp 15.040 juta).
161
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi Perusahaan memiliki saham anak perusahaan sebagai berikut:
Anak perusahaan
Domisili
Jenis usaha
Persentase kepemilikan %
Tahun operasi komersial
Jumlah aset '000.000 (sebelum eliminasi) 2009 2008
PT Industri Karet Nusantara
Medan
Industri hilir karet
99,99
2006
185.460
189.248
PT ESW Nusantara Tiga
Medan
Industri pengolahan kayu dan triplek serta kelapa sawit (tidak aktif)
51,16
-
14.000
14.004
PT Industri Karet Nusantara (PT IKN) merupakan hasil pelaksanaan pemisahan (spin off) unit industri hilir karet Perusahaan. Pendirian PT IKN telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia dengan surat No. S 436/MBU/2005 tanggal 26 Oktober 2005. PT IKN didirikan berdasarkan akta No. 4 tanggal 4 April 2006 dari Syafnil Gani SH, M.Hum, notaris di Medan dan telah mendapat pengesahan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. C-12809 HT.01.01.TH.2006 tanggal 4 Mei 2006. PT ESW Nusantara Tiga (PT ESW) didirikan berdasarkan surat Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. S-189/MBU/2005 tanggal 20 Mei 2005 dan izin perubahan investasi saham No. S-351/MBU/2006 tanggal 22 Agustus 2006. PT ESW didirikan dengan akta No. 2 tanggal 2 Juli 2005 dari Syafnil Gani SH, M.Hum, notaris di Medan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan Bapepam (sekarang Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik – Industri Perkebunan serta Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan metode akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value) dan investasi pada perusahaan asosiasi dicatat dengan metode ekuitas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).
162
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan anak perusahaan) yang disusun sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara. Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian Perusahaan. Hasil akuisisi anak perusahaan selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi. c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun bersangkutan. Kurs yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 2009 Dolar Amerika Serikat (USD) 1 Euro Eropa (EUR) 1
9.400 13.510
2008 10.950 15.432
d. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: 1)
perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2)
perusahaan asosiasi (associated company);
163
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Transaksi Hubungan Istimewa (lanjutan) 3)
perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
4)
karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orangorang tersebut;
5)
perusahaan dimana suatu kepentingan substantial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan;
6)
BUMN, lembaga, anak perusahaan dan perusahaan asosiasi dari BUMN yang bergerak dibidang perkebunan.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan. Transaksi yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal antara Perusahaan dengan perusahaan yang dimiliki/dikendalikan negara diluar bidang perkebunan tidak diperhitungkan sebagai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. e. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. f.
Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
164
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal jumlah tagihan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang pada tanggal neraca. h. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang (weighted average method). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal neraca. i.
Investasi Metode Ekuitas Metode ekuitas diterapkan pada perusahaan asosiasi dimana Perusahaan memiliki penyertaan antara 20% hingga 50% atas modal saham yang ditempatkan dan tidak memiliki kendali atas manajemen. Nilai penyertaan dicatat sebesar nilai perolehan dan disesuaikan setiap tahunnya dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi. Dividen dicatat sebagai pengurang atas nilai tercatat investasi. Metode Biaya Perolehan Metode biaya perolehan diterapkan untuk investasi Perusahaan atas kepemilikan yang kurang dari 20% dari modal saham yang ditempatkan. Pendapatan dividen dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat diterimanya dividen. Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Investasi Perusahaan melakukan penyisihan kerugian penurunan nilai investasi berdasarkan penelaahan atas status dan kelangsungan usaha perusahaan yang diinvestasi tersebut pada tanggal neraca.
j.
Tanaman Perkebunan Tanaman Belum Menghasilkan Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk kapitalisasi biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan. Pada tahun 2008, Perusahaan juga mengkapitalisasi biaya tidak langsung lainnya yang dialokasi berdasarkan luas hektar tertanam ke dalam tanaman belum menghasilkan, sedangkan pada tahun 2009, biaya tersebut tidak dikapitalisasi sesuai dengan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan. Perubahan kebijakan tersebut tidak dilakukan secara retrospektif karena tidak praktis (Catatan 29). Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi biaya perolehan tersebut akan direklasifikasi ke tanaman menghasilkan.
165
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
Tanaman Perkebunan (lanjutan) Tanaman Menghasilkan Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan penilaian manajemen, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur tiga tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah atau dua lingkaran tandan telah matang atau berat rata-rata buah per tandan telah mencapai tiga kilogram atau lebih; 2) Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur lima tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat dideres dan mempunyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi. Tanaman menghasilkan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa menghasilkan masing-masing tanaman sebagai berikut:
Kelapa sawit Karet
Tahun
Tarif Penyusutan
25 20
4% 5%
k. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran air Peralatan pengangkutan Alat pertanian dan peralatan kantor
Tahun
Tarif Penyusutan
5 – 20 5 – 20 6 – 15 5 – 20 5 – 10
5% - 20% 5% - 20% 7% - 20% 5% - 20% 10% - 20%
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah dan disesuaikan setiap tanggal neraca jika diperlukan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat dipulihkan kembali maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat dipulihkan kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.
166
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Aset Tetap (lanjutan) Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan yang meliputi seluruh biaya (termasuk biaya pinjaman) untuk membuat aset tetap dalam pembangunan dapat berfungsi dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masingmasing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, mengharuskan nilai aset dikaji ulang atas kemungkinan penurunan pada nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. l.
Perkebunan Inti Rakyat dan Plasma Perkebunan Inti Rakyat (PIR) merupakan bentuk kebijakan pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan kerjasama pengembangan perkebunan. Perusahaan memperoleh hak guna usaha kebun inti apabila bersedia membangun areal perkebunan rakyat di atas tanah milik Pemerintah. Sebagai pihak inti, Perusahaan berkewajiban untuk melatih dan mengawasi petani dan membeli hasil produksi perkebunan milik petani dengan harga yang telah ditetapkan Pemerintah. Perkebunan rakyat akan diserahkan kepada petani pada saat perkebunan mulai menghasilkan dengan harga konversi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pengeluaran untuk pengelolaan perkebunan dan pelatihan petani didanai oleh Pemerintah, dan apabila sementara ditalangi Perusahaan, diakui sebagai Piutang PIR. Petani berkewajiban menjual hasil panenannya kepada Perusahaan inti sekaligus untuk mencicil piutang tersebut. Perkebunan Plasma sama halnya dengan PIR, tetapi sumber pendanaan dari pinjaman bank dan atas tanah milik petani setempat (petani plasma).
m. Beban Tangguhan Beban tangguhan terutama terdiri dari biaya pengurusan legal hak atas tanah dan beban tangguhan lainnya. Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode hak atas tanah, sedangkan beban tangguhan lainnya diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. n. Biaya Emisi Hutang Biaya emisi hutang langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi bersih hutang tersebut. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium dan diamortisasi selama jangka waktu hutang yang bersangkutan.
167
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan dan kepemilikan telah berpindah kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui sesuai persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination). Beban diakui pada saat terjadinya. p. Jasa Produksi Jasa produksi ditetapkan berdasarkan estimasi manajemen dan disahkan Rapat Umum Pemegang Saham. Selisih antara jasa produksi yang ditetapkan oleh manajemen dan yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada biaya jasa produksi tahun berikutnya. q. Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali biaya pinjaman yang secara langsung dapat didistribusikan dengan pengembangan tanaman belum menghasilkan yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan. Apabila pinjaman hanya digunakan untuk memperoleh suatu aset tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas dana pinjaman diterima yang belum digunakan. Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya perolehan suatu aset dimulai apabila pengeluaran untuk aset tersebut telah mulai dilakukan; biaya pinjaman sedang terjadi; dan aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau memproduksi aset tertentu sedang berlangsung. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan apabila dalam suatu periode yang cukup lama aktivitas pembangunan ataupun produksi ditangguhkan atau ditunda, sedangkan kapitalisasi biaya pinjaman tersebut diakhiri apabila aktivitas untuk memperoleh, membangun atau memproduksi aset tertentu sesuai dengan tujuannya secara substansial telah selesai. r. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada) juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
168
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s.
Imbalan Kerja Imbalan Pasca Kerja Program Pensiun Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Dana pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun). Perhitungan program pensiun imbalan pasti menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pensiunan Perusahaan memberikan imbalan jaminan pemeliharaan kesehatan pensiunan untuk para karyawan yang telah pensiun dan pasangannya. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti. Santunan Hari Tua Perusahaan memberikan imbalan santunan hari tua untuk para karyawan yang telah mencapai usia pensiun. Hak atas imbalan ini pada umumya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya Perusahaan memberikan program imbalan kerja jangka panjang lainnya dalam bentuk penghargaan masa kerja yang meliputi program cuti besar, bantuan kematian dan penghargaan masa pengabdian untuk karyawan yang telah mencapai masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metode akuntansi yang sama dengan metode yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
169
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) t.
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku pihak sepengendali atas aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas dalam neraca. Saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi dalam laporan keuangan pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” baru.
u. Laba Bersih Per Saham Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan. v. Dividen Pembagian dividen diakui sebagai kewajiban ketika dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. w. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan pendapatan pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
170
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS DAN SETARA KAS
Kas Bank Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Agro (sekarang PT Bank Agroniaga Tbk) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Bank lainnya Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Sub-jumlah Setara kas - deposito berjangka Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Agro (sekarang PT Bank Agroniaga Tbk) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Bumi Putra PT Bank Sumatera Utara PT Bank Yudha Bakti PT Bank Mega Syariah PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (sekarang Indonesia Exim Bank) PT Bank Muamalat Indonesia Dolar Amerika Serikat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sub-jumlah Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah Dolar Amerika Serikat
2009
2008
814.480.999
850.970.458
207.016.004.406 52.650.332.374 51.528.076.895 395.599.178 17.071.414
44.061.688.744 31.622.042.743 3.732.432.632 3.772.293.588 359.754.948
146.185.469.110
57.656.515.550
457.792.553.377
141.204.728.205
90.000.000.000 58.400.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000
100.000.000.000 58.700.000.000 170.000.000.000 150.000.000.000 40.000.000.000 10.000.000.000 -
-
110.000.000.000 20.000.000.000
47.000.000.000
-
325.400.000.000
658.700.000.000
784.007.034.376
800.755.698.663
6% - 14% 3,60%
9,25% - 13,75% -
Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing sebesar USD 20.551.646 (2008: USD 5.265.435). Pada tanggal 31 Desember 2009, kas diasuransikan terhadap risiko pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 558.687 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas kas yang dipertanggungkan.
171
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA
2009
2008
a. Berdasarkan pelanggan pihak ketiga Pelanggan luar negeri Sindo Palm Polcon Italiana Srl, Italia Consortium USA Golden Oil Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) Pelanggan dalam negeri PT Panca Budi Pratama PT Agro Jaya Perdana Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar)
17.004.600.000 -
10.700.475.338 10.112.828.305 26.701.047.319 3.131.289.682
18.020.139.883 14.792.079.229 2.656.913.352
13.745.851.775 3.690.989.982 3.733.669.670
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
52.473.732.464 -
71.816.152.071 (25.162.249.433)
Bersih
52.473.732.464
46.653.902.638
Sampai dengan 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan Lebih dari 1 tahun
38.705.664.023 13.768.068.441 -
35.603.259.417 10.931.281.088 119.362.133 25.162.249.433
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
52.473.732.464 -
71.816.152.071 (25.162.249.433)
Bersih
52.473.732.464
46.653.902.638
Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro
35.469.132.464 17.004.600.000 -
21.170.511.427 39.945.165.306 10.700.475.338
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
52.473.732.464 -
71.816.152.071 (25.162.249.433)
Bersih
52.473.732.464
46.653.902.638
25.162.249.433 (25.162.249.433)
25.162.249.433 -
b. Berdasarkan umur
c . Berdasarkan mata uang
d . Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penghapusan Saldo akhir
-
172
25.162.249.433
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA (lanjutan) 2009
2008
e . Penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan pelanggan Polcon Italiana Srl, Italia Consortium USA Lain-lain
-
10.700.475.338 10.112.828.305 4.348.945.790
Jumlah
-
25.162.249.433
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 29 Januari 2010, ditetapkan penghapusan penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 25.162.249.433. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang pada tahun 2008, sedangkan pada tahun 2009 tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Piutang digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 20).
5. PIUTANG LAIN-LAIN
2009 Pihak hubungan istimewa Koperasi Karyawan Nusa Tiga
2008
8.587.581.154
5.741.739.871
22.971.886.552 13.571.584.028
4.803.814.895 16.834.456.794
Sub-jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
36.543.470.580 (4.691.361.242)
21.638.271.689 (4.701.116.833)
Bersih
31.852.109.338
16.937.154.856
40.439.690.492
22.678.894.727
Pihak ketiga Pinjaman pegawai Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar)
Jumlah
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang.
173
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PERSEDIAAN
2009 Barang jadi Karet Kelapa sawit
2008
47.452.191.016 25.578.636.105
105.348.734.647 45.257.327.333
Sub-jumlah Penyisihan persediaan usang
73.030.827.121 (6.555.972.504)
150.606.061.980 (6.555.972.504)
Bersih
66.474.854.617
144.050.089.476
53.486.588.506 23.987.521.820 3.002.562.785 4.686.527.731 3.934.259.939 10.180.790.342
126.649.197.200 18.327.894.656 3.869.323.961 3.698.160.741 1.463.370.643 7.929.195.846
99.278.251.123
161.937.143.047
165.753.105.740
305.987.232.523
Rincian penyisihan persediaan usang Kelapa sawit Eks resiprine Karet Eks industri karet
3.231.628.543 1.621.363.600 1.265.597.779 437.382.582
3.231.628.543 1.621.363.600 1.265.597.779 437.382.582
Jumlah
6.555.972.504
6.555.972.504
Bahan pembantu Pupuk Obat-obatan Bahan bakar Suku cadang Bahan dasar karet Lain-lain Sub-jumlah Jumlah
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan persediaan usang adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas timbulnya persediaan usang. Seluruh persediaan barang jadi dan bahan pembantu digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 20). Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 307.775 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
7. PAJAK DIBAYAR DIMUKA 2009
2008
Pajak pertambahan nilai Pajak lainnya
14.600.862.682 49.636.014
18.409.292.496 78.485.152
Jumlah
14.650.498.696
18.487.777.648
174
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PIUTANG DAN HUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
2009 Piutang PT Tiga Mutiara Nusantara PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Jumlah Hutang Pusat Penelitian Kelapa Sawit Dapenbun PT Sarana Agro Nusantara (Catatan 28) PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) PT Perkebunan Nusantara II (Persero) Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Jumlah
2008
14.986.855.146 2.640.993.209 1.110.594.102
12.359.497.781 2.640.993.209 2.283.871.711 948.266.853
18.738.442.457
18.232.629.554
5.892.639.780 4.878.599.212 3.830.012.778 3.704.209.791 3.390.912.895 1.235.925.991 22.932.300.447
4.661.587.780 39.393.981.105 6.465.433.441 3.181.240.270 1.208.361.102 54.910.603.698
Piutang kepada PT Tiga Mutiara Nusantara merupakan piutang atas penjualan kayu karet, keuntungan atas penjualan ini dicatat pada pendapatan lain-lain sebesar Rp 5.457 juta (2008: Rp 6.826 juta), (Catatan 31). Piutang dan hutang pihak hubungan istimewa lainnya terutama timbul dari biaya Perusahaan dan anak perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak hubungan istimewa lainnya dan/atau sebaliknya. Akun ini tidak dikenakan beban bunga dan tanpa jadwal pengembalian yang pasti. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh piutang pihak hubungan istimewa dapat ditagih sehingga tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu. 9. INVESTASI SAHAM 2009 Persentase kepemilikan Metode ekuitas PT Perkebunan Mitra Ogan JIC Wood Company Ltd PT Sarana Agro Nusantara PT Tiga Mutiara Nusantara PT Bio Industri Nusantara
26,42% 40,00% 45,00% 30,00% 25,00%
Sub-jumlah Jumlah Penyisihan penurunan nilai investasi saham Bersih
Saldo awal
Bagian laba bersih
Dividen
Saldo akhir
71.652.936.744 11.681.604.350 6.309.471.137 1.066.459.697 3.834.998.998
-
7.232.033.233 2.766.419.872 348.365.518 1.243.261.691
(6.237.281.836) (500.048.750)
72.647.688.141 11.681.604.350 9.075.891.009 1.414.825.215 4.578.211.939
94.545.470.926
-
11.590.080.314
(6.737.330.586)
99.398.220.654
3,45%
432.750.000
(32.750.000)
-
-
400.000.000
5,60% 6,66% 6,66%
643.278.276 -
1.000.000.000 50.000.000
-
-
643.278.276 1.000.000.000 50.000.000
1.076.028.276
1.017.250.000
-
-
2.093.278.276
95.621.499.202
1.017.250.000
11.590.080.314
(6.737.330.586)
101.491.498.930
Sub-jumlah Metode biaya PT Bursa Berjangka Jakarta Hamburg Indonische Import Gesselshahft. Mbh PT Kharisma Pemasaran Nusantara PT Riset Perkebunan Nusantara
Penambahan (pengurangan)
-
(4.954.106.897)
-
-
(4.954.106.897)
95.621.499.202
(3.936.856.897)
11.590.080.314
(6.737.330.586)
96.537.392.033
175
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. INVESTASI SAHAM (lanjutan) Persentase kepemilikan Metode ekuitas PT Perkebunan Mitra Ogan JIC Wood Company Ltd PT Sarana Agro Nusantara PT Tiga Mutiara Nusantara PT Bio Industri Nusantara
26,42% 40,00% 45,00% 30,00% 25,00%
Sub-jumlah Metode biaya PT Wana Tani Lestari PT Bursa Berjangka Jakarta Hamburg Indonische Import Gesselshahft. Mbh
11,00% 3,45% 5,60%
Sub-jumlah Jumlah Penyisihan penurunan nilai investasi saham Bersih
2008 Bagian laba (rugi) bersih
Penambahan (pengurangan)
Saldo awal
Dividen
Saldo akhir
61.161.136.942 11.681.604.350 8.928.128.535 4.191.822.367 3.389.289.499
-
15.970.594.920 (2.618.657.398) (3.125.362.670) 815.497.999
(5.478.795.118) (369.788.500)
71.652.936.744 11.681.604.350 6.309.471.137 1.066.459.697 3.834.998.998
89.351.981.693
-
11.042.072.851
(5.848.583.618)
94.545.470.926
761.000.000 432.750.000
(761.000.000) -
-
-
432.750.000
529.038.276
-
-
643.278.276
1.307.990.000
114.240.000
(231.961.724)
-
-
1.076.028.276
90.659.971.693
(231.961.724)
11.042.072.851
(5.848.583.618)
95.621.499.202
(761.000.000) 89.898.971.693
761.000.000
-
-
-
529.038.276
11.042.072.851
(5.848.583.618)
95.621.499.202
PT Perkebunan Mitra Ogan Berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat Persetujuan No. S-512/MK.013/1988 tanggal 20 Mei 1988 dan Surat Persetujuan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. KB.529/95/II/1988 tanggal 29 Pebruari 1988, Perusahaan melakukan investasi saham pada PT Perkebunan Mitra Ogan (PT PMO). PT PMO didirikan berdasarkan akta No. 170 tanggal 19 Desember 1988 dari Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta. Kegiatan utama PT PMO adalah dibidang usaha pertanian dan perkebunan serta perdagangan dan distribusi di wilayah Batu Raja, Sumatera Selatan. PT PMO telah memulai kegiatan usaha komersial sejak tahun 1995. Sesuai dengan akta No. 42 tanggal 4 Oktober 2005 dari B.R.AY. Mahyastoeti Notonagoro, SH., notaris di Jakarta, mengenai penegasan kembali peningkatan modal disetor dengan mengkonversi dana cadangan umum yang berasal dari saldo laba sampai dengan tahun 2004, sehingga jumlah investasi saham Perusahaan meningkat dari Rp 22.780 juta menjadi Rp 35.130 juta dan kepemilikan Perusahaan terdilusi dari 35,62% menjadi 26,42%. JIC Wood Company Ltd Pada tanggal 21 Maret 2005, Perusahaan mengadakan Joint Venture Agreement dengan Beijing ES Wood Enviromental Protection Science and Technology Ltd, Eastern Supply Industrial Ltd dan Guangcai Energy Resourcing (Far East) Company Ltd untuk mendirikan JIC Wood Company Ltd (JWC) yang berkedudukan di Hong Kong SAR, Republik Rakyat Cina. Rencana pembentukan JWC telah mendapat persetujuan Menteri BUMN Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat Persetujuan No. S-189/MBU/2005 tanggal 20 Mei 2005 tentang Pembentukan Perusahaan JWC dan PT ESW. JWC direncanakan akan bergerak dibidang industri panel board/kayu sintetis serta bidang-bidang usaha lainnya. Perusahaan telah melakukan investasi di JWC sebesar USD 1.200.000 setara dengan Rp 11.682 juta pada tanggal 14 Juni 2005. Pada tahun 2009, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai investasi sebesar Rp 4.954 juta karena JWC belum menjalankan kegiatan usahanya.
176
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. INVESTASI SAHAM (lanjutan) PT Sarana Agro Nusantara PT Sarana Agro Nusantara (PT SAN) didirikan berdasarkan akta No. 11 tanggal 9 Nopember 1993 dari Kasim, SH., notaris di Medan dengan nama PT Delitama Indonesia (PT DTI). Berdasarkan akta No. 8 tanggal 11 September 2000 dari Ny. Sartutiyasmi Agoeng Iskandar, SH., notaris di Medan, diputuskan untuk mengubah nama PT DTI menjadi PT SAN, meningkatkan modal dasar dan menggabungkan PT Sarana Sawitindo Utama ke dalam PT SAN. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusannya No. C-18 HT.01.04.Tahun 2001 tanggal 2 Januari 2001. Berdasarkan akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham PT SAN No. 6 tanggal 13 September 2005 dari Syafnil Gani SH, M.Hum, notaris di Medan, struktur kepemilikan modal PT SAN diubah menjadi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dan Perusahaan. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-33143 HT.01.04 th 2005 tanggal 14 Desember 2005. Selanjutnya, modal saham ditempatkan dan disetor penuh sebesar 21.203 saham, nilai nominal Rp 1.000.000 per saham dengan susunan pemegang saham adalah Perusahaan sebanyak 9.541 saham atau sebesar Rp 9.541 juta (45%) dan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) sebanyak 11.662 saham atau sebesar Rp 11.662 juta (55%). PT SAN menyediakan pelayanan jasa pompa dari tangki minyak sawit dan gula tetes, jasa gudang untuk komoditi karet, teh, coklat, kopi, inti sawit dan tembakau serta menyediakan pelayanan jasa ekspedisi untuk semua jenis komoditi tersebut. PT Tiga Mutiara Nusantara Berdasarkan persetujuan Menteri BUMN Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat Persetujuan No. S-483/MBU/2004 tanggal 16 September 2004, Perusahaan bersama dengan PT Yeo Aie Resourses Berhad dan PT Innex Tripanca Corporation mendirikan PT Tiga Mutiara Nusantara (PT TMN). PT TMN didirikan berdasarkan akta No. 21 tanggal 27 September 2004 dari Djaidir, SH, notaris di Medan. Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT TMN sebanyak 394.800 saham atau sebesar Rp 3.654 juta (30%). Kegiatan usaha PT TMN di Medan, Sumatera Utara. PT TMN bergerak dibidang pengolahan kayu karet menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, melakukan pembuatan dan desain, produsen dan perancangan perabot, dan perdagangan. PT TMN telah memulai kegiatan usaha komersial sejak tahun 2006. PT Bio Industri Nusantara PT Bio Industri Nusantara (PT BIN) merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, PTPN VII dan PTPN VIII (Persero) yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri BUMN Republik Indonesia melalui Surat Persetujuan No. S.289/14BUMN/1999 tanggal 8 Juni 1999. Perjanjian kerjasama perusahaan patungan dibuat dengan Akta Perjanjian Kerjasama No. 10 tanggal 10 Nopember 1999 dari Tien Norman Lubis, notaris di Bandung, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-06812HT.01.01.TH.2001 tanggal 28 Agustus 2001. Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT BIN sebanyak 1.925 saham atau sebesar Rp 1.925 juta (25%). PT BIN bergerak dibidang usaha pupuk hayati dengan merek “EMAS”. PT BIN telah memulai kegiatan usaha komersial sejak tahun 2003.
177
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. INVESTASI SAHAM (lanjutan) PT Bursa Berjangka Jakarta Berdasarkan akta No. 26 tanggal 19 Agustus 1999 dari Abdullah Ashal SH., Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT Bursa Berjangka Jakarta sebanyak 1 saham dengan nominal sebesar Rp 400 juta (3,45%). Investasi tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 1997 tentang perdagangan berjangka komoditi sebagai salah satu upaya memperluas pangsa pasar. Hamburg Indonische Import Gesselshahft. Mbh Investasi saham pada Hamburg Indonische Import Gesselshahft. Mbh ("Indoham") sesuai dengan surat eks BKU PNP Jakarta No. 871WK.BK/A/U/175 tanggal 14 April 1975 dan No. 1554/ASS.PP/A/U/78 tanggal 30 Agustus 1978 serta sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Indoham tanggal 6 Agustus 1997 di Departemen Pertanian, Jakarta. Jumlah investasi saham tersebut sebesar DEM 28.000 atau setara dengan EUR 14.350. Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan meningkatkan investasi saham di Indoham sebesar EUR 100.039 atau setara dengan Rp 529 juta melalui konversi piutang hubungan istimewa. Peningkatan tersebut dilakukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Indoham tanggal 24 Agustus 1999. PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Berdasarkan Surat Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009, disetujui perubahan Kantor Pemasaran Bersama menjadi Perseroan Terbatas. Perusahaan bersama dengan PTPN I sampai dengan XIV (Persero) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) (Persero) mendirikan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN). PT KPBN didirikan berdasarkan akta No. 4 tanggal 16 Nopember 2009 dari N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, SH., notaris di Jakarta. Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT KPBN sebanyak 1.000 saham atau sebesar Rp 1.000 juta (6,66%). PT Riset Perkebunan Nusantara Berdasarkan Surat Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. S-713/MBU/2009 tanggal 30 September 2009, disetujui pendirian PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) sebagai bentuk transformasi dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI). Perusahaan bersama dengan PTPN I sampai dengan XIV (Persero) dan PT RNI (Persero) mendirikan PT RPN berdasarkan akta No. 01 tanggal 20 Nopember 2009 dari Hasbullah Abdul Rasyid, SH., M.Kn, notaris di Jakarta. Perusahaan mempunyai investasi saham pada PT RPN sebanyak 50 saham atau sebesar Rp 50 juta (6,66%).
178
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TANAMAN PERKEBUNAN a. Tanaman Menghasilkan 2009 Saldo awal
Penambahan/ Reklasifikasi
Pengurangan
Saldo akhir
Biaya perolehan Kelapa sawit Karet
1.079.240.786.146 405.199.339.453
484.417.729.115 81.358.799.935
12.739.704.103 10.770.328.012
1.550.918.811.158 475.787.811.376
Jumlah
1.484.440.125.599
565.776.529.050
23.510.032.115
2.026.706.622.534
Akumulasi penyusutan Kelapa sawit Karet
218.252.838.794 129.013.732.473
59.562.221.764 9.326.874.370
12.613.249.100 10.770.326.469
265.201.811.458 127.570.280.374
Jumlah
347.266.571.267
68.889.096.134
23.383.575.569
392.772.091.832
Nilai buku
1.137.173.554.332
1.633.934.530.702
2008 Saldo awal
Penambahan/ Reklasifikasi
810.136.596.353 327.671.430.542
278.843.354.398 96.789.158.808
9.739.164.605 19.261.249.897
1.079.240.786.146 405.199.339.453
1.137.808.026.895
375.632.513.206
29.000.414.502
1.484.440.125.599
Akumulasi penyusutan Kelapa sawit Karet
181.203.174.126 118.643.692.476
45.005.034.539 24.978.954.699
7.955.369.872 14.608.914.701
218.252.838.793 129.013.732.474
Jumlah
299.846.866.602
69.983.989.238
22.564.284.573
347.266.571.267
Nilai buku
837.961.160.293
Biaya perolehan Kelapa sawit Karet Jumlah
Penyusutan yang dibebankan (2008: Rp 69.984 juta).
pada
Pengurangan
Saldo akhir
1.137.173.554.332
biaya
produksi
adalah
sebesar
Rp
68.889
juta
Pengurangan tanaman menghasilkan merupakan perubahan fungsi lahan tanaman menghasilkan menjadi lahan tanam ulang dan mereklasifikasi nilai buku tanaman menghasilkan ke aset non produktif sebesar Rp 126 juta (2008: Rp 6.436 juta). b. Tanaman Belum Menghasilkan 2009 Kelapa sawit Karet Lain-lain Jumlah
179
2008
957.577.534.734 651.168.166.748 4.959.484.220
1.060.738.990.250 554.551.421.318 2.200.825.539
1.613.705.185.702
1.617.491.237.107
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) b. Tanaman Belum Menghasilkan (lanjutan) Rincian tanaman belum menghasilkan berdasarkan jenis tanaman adalah sebagai berikut:
2009 Tanaman kelapa sawit Saldo awal Penambahan biaya Reklasifikasi dari bibitan Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan Perubahan fungsi
2008
1.060.738.990.250 358.304.738.417 22.951.535.182 (484.417.729.115) -
Saldo akhir
957.577.534.734
Tanaman karet Saldo awal Penambahan biaya Reklasifikasi dari bibitan Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan Perubahan fungsi
1.060.738.990.250
554.551.421.318 161.828.499.368 16.147.045.997 (81.358.799.935) -
470.682.025.742 173.379.403.548 12.806.776.134 (96.789.158.808) (5.527.625.298)
651.168.166.748
554.551.421.318
2.200.825.539 2.758.658.681
725.569.425 1.475.256.114
4.959.484.220
2.200.825.539
1.613.705.185.702
1.617.491.237.107
Saldo akhir Tanaman lain-lain Saldo awal Penambahan biaya Saldo akhir Jumlah
904.477.914.028 432.384.887.006 3.269.291.824 (278.843.354.398) (549.748.210)
Perusahaan juga melakukan perubahan fungsi lahan tanaman belum menghasilkan menjadi aset non produktif terutama karena adanya penggarapan oleh pihak ketiga. c. Luas areal tertanam Rincian luas areal tertanam pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 Tanaman menghasilkan Hektar
Tanaman belum menghasilkan Hektar
Jumlah areal tertanam Hektar
Sumatera Utara Labuhan Batu Serdang Bedagei Asahan Simalungun Tapanuli Selatan Deli Serdang
37.557 21.731 21.012 9.166 3.581 1.620
29.946 3.855 3.392 2.663 1.590 988
67.503 25.586 24.404 11.829 5.171 2.608
Jumlah
94.667
42.434
137.101
180
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) c. Luas areal tertanam (lanjutan)
Tanaman menghasilkan Hektar
2008 Tanaman belum menghasilkan Hektar
Jumlah areal tertanam Hektar
Sumatera Utara Labuhan Batu Serdang Bedagei Asahan Simalungun Tapanuli Selatan Deli Serdang
38.597 21.921 17.302 9.136 3.597 1.442
28.052 3.603 7.089 2.486 1.547 992
66.649 25.524 24.391 11.622 5.144 2.434
Jumlah
91.995
43.769
135.764
Beban pinjaman yang dikapitalisasi sebagai bagian dari tanaman belum menghasilkan berjumlah Rp 64.380 juta (2008: Rp 67.261 juta). Tanaman perkebunan dan aset tetap tertentu (Catatan 11) dengan hak tanggungan sebesar Rp 1.965.301 juta dijadikan jaminan atas hutang bank (Catatan 20). Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari tanaman perkebunan tidak melebihi nilai pengganti (replacement cost) atau nilai pemulihan aset (recoverable amount) pada tanggal 31 Desember 2009.
11. ASET TETAP
Nilai tercatat Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran air Peralatan pengangkutan Alat pertanian dan peralatan kantor Aset dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran air Peralatan pengangkutan Alat pertanian dan peralatan kantor
2009 Pengurangan
Saldo awal
Penambahan
Reklasifikasi
Saldo akhir
29.648.266.042 396.759.276.799 784.442.125.270 106.193.354.860 5.226.762.243
61.277.328.412 121.392.015.932 56.826.465.877 -
4.650.814.916 -
878.922.716 12.960.535.782 187.687.095 (156.429.620)
29.648.266.042 458.915.527.927 914.143.862.068 163.207.507.832 5.070.332.623
105.323.945.212 11.454.786.398
26.861.617.464 66.287.887.543
-
(17.260.148.265) (15.153.629.597)
114.925.414.411 62.589.044.344
1.439.048.516.824
332.645.315.228
4.650.814.916
(18.543.061.889)
1.748.499.955.247
190.838.192.746 284.672.670.292 50.916.955.799 4.825.205.677
15.159.456.720 38.563.587.112 5.821.292.284 128.424.336
2.458.850.807 -
(324.805.085) (781.928.092) (19.750.749) (156.429.616)
205.672.844.381 319.995.478.505 56.718.497.334 4.797.200.397
68.893.473.871
17.659.017.295
-
(16.372.716.060)
70.179.775.106
Jumlah
600.146.498.385
77.331.777.747
2.458.850.807
(17.655.629.602)
657.363.795.723
Nilai buku
838.902.018.439
1.091.136.159.524
181
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (lanjutan)
Nilai tercatat Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran air Peralatan pengangkutan Alat pertanian dan peralatan kantor Aset dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran air Peralatan pengangkutan Alat pertanian dan peralatan kantor
2008 Pengurangan
Saldo awal
Penambahan
Reklasifikasi
Saldo akhir
19.372.244.792 332.472.854.767 677.697.431.094 85.051.453.728 5.460.218.618
10.276.021.250 64.502.899.665 105.160.693.959 21.187.477.313 62.790.331
-
(216.477.633) 1.584.000.217 (45.576.181) (296.246.706)
29.648.266.042 396.759.276.799 784.442.125.270 106.193.354.860 5.226.762.243
92.398.107.878 17.932.130.430
13.988.085.307 19.577.134.357
-
(1.062.247.973) (26.054.478.389)
105.323.945.212 11.454.786.398
1.230.384.441.307
234.755.102.182
-
(26.091.026.665)
1.439.048.516.824
179.166.437.812 269.148.450.482 47.418.397.094 4.862.306.494
13.049.994.526 31.066.392.502 4.096.023.986 259.145.874
-
(1.378.239.592) (15.542.172.692) (597.465.281) (296.246.691)
190.838.192.746 284.672.670.292 50.916.955.799 4.825.205.677
57.789.392.260
12.121.353.922
-
(1.017.272.311)
68.893.473.871
Jumlah
558.384.984.142
60.592.910.810
-
(18.831.396.567)
600.146.498.385
Nilai buku
671.999.457.165
838.902.018.439
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Sumatera Utara dan Jakarta dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan SHGU yang jatuh tempo antara tahun 2005 – 2041. Tanah seluas 2.463 m2 di Medan, Sumatera Utara, milik Perusahaan masih atas nama pemilik sebelumnya. Perusahaan sedang melaksanakan proses perpanjangan SHGU yang jatuh tempo pada tahun 2005 dan 2010 dengan luas masing-masing seluas 22.836 hektar dan 35.847 hektar. Perusahaan berpendapat bahwa SHGU tersebut dapat diperpanjang. Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2009
2008
Biaya produksi Beban umum dan administrasi Beban lain-lain
63.166.192.448 9.906.593.189 4.258.992.110
50.796.746.731 8.759.836.925 1.036.327.154
Jumlah
77.331.777.747
60.592.910.810
Pada tanggal 31 Desember 2009, aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 2.542.764 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Pada tahun 2009, Perusahaan menelaah nilai residu atas tanaman menghasilkan dan aset tetap, dampak dari perubahan nilai residu terhadap beban penyusutan tahun berjalan adalah sebesar Rp 18.718 juta. Tanah, bangunan dan prasarana, dan tanaman perkebunan (Catatan 10) yang berada dilokasi perkebunan dengan hak tanggungan sebesar Rp 1.965.301 juta dijadikan jaminan atas hutang bank (Catatan 20). Dari sisi anggaran biaya konstruksi, pada tanggal 31 Desember 2009, aset dalam penyelesaian rata-rata telah mencapai persentase penyelesaian berkisar antara 15% - 90% dan diperkirakan akan selesai antara tahun 2010 sampai dengan 2011.
182
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. BEBAN TANGGUHAN
2009
2008
Hak atas tanah Lain-lain
122.334.101.857 11.810.259.901
120.282.666.078 7.682.412.358
Jumlah Akumulasi amortisasi
134.144.361.758 (33.423.103.823)
127.965.078.436 (26.396.130.815)
Bersih
100.721.257.935
101.568.947.621
Beban amortisasi dialokasikan sebagai berikut:
2009
2008
Biaya produksi Beban umum dan administrasi
5.436.978.729 1.589.994.279
5.374.460.365 3.761.048.271
Jumlah
7.026.973.008
9.135.508.636
13. ASET LAIN-LAIN
2009 Aset non produktif Bibitan Lain-lain Jumlah Penyisihan penurunan nilai aset Bersih
2008
121.735.921.544 22.888.197.757 689.595.985
214.093.874.225 29.049.812.072 1.122.035.832
145.313.715.286 (122.536.098.464)
244.265.722.129 (215.258.588.094)
22.777.616.822
29.007.134.035
Aset non produktif merupakan reklasifikasi nilai buku dari tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan yang berubah fungsi, dan nilai buku aset tetap yang tidak digunakan untuk kegiatan usaha Perusahaan (Catatan 10 dan 11). Pada tahun tahun 2009, Perusahaan mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia sesuai dengan suratnya No. S-468/MBU/2009 tanggal 9 Juli 2009 untuk menghapus nilai buku aset non produktif. Bibitan dijadikan jaminan atas hutang bank (Catatan 20). Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai aset memadai untuk menutup kerugian yang timbul dari penurunan nilai aset.
183
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. HUTANG USAHA 2009
2008
a. Berdasarkan pemasok Pihak hubungan istimewa Koperasi Karyawan Nusa Tiga
9.025.445.681
2.864.617.858
39.754.675.631 20.081.529.202 19.372.393.497 7.856.106.804 6.814.641.576 -
29.726.632.367 28.395.166.931 17.310.504.993 73.781.064.134 19.980.076.944 31.737.716.759 7.040.597.410
42.720.234.914
59.398.140.791
136.599.581.624
267.369.900.329
145.625.027.305
270.234.518.187
Sampai dengan 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 bulan - 1 tahun Lebih dari 1 tahun
110.639.993.681 18.028.380.132 15.020.671.777 1.933.113.065 2.868.650
188.158.860.253 63.062.384.974 10.201.654.437 8.620.883.251 190.735.272
Jumlah
145.625.027.305
270.234.518.187
Pihak ketiga PT Galatta Lestarindo PT Saraswati Anugrah Makmur CV Andimas Anugerah PT Salemba Inti Jaya PT Pijar Nusa Pasifik PT Petrosida Gresik CV Nusa Abadi Jaya PT Gitamas Lestarindo CV Necis Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) Sub-jumlah Jumlah b. Berdasarkan umur
Seluruh hutang usaha dalam mata uang Rupiah yang timbul dari pembelian pupuk, bahan kimia, bahan bakar minyak dan bahan pembantu lainnya. 15. HUTANG KONTRAKTOR 2009
2008
a. Berdasarkan pemasok Pihak ketiga Nindya - Galih Joint Operation (Catatan 38d) PT Technindo Contro Marta CV Soraya CV Aldo Dimaska PT Wijaya Karya Beton PT Super Andalas Stell CV Rejeki Abadi PT Melati Prima Sari CV Citra Tarabungan Indah PT Lukas Indah Persada Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar)
27.768.880.955 16.284.057.196 13.175.463.044 12.859.196.140 11.155.578.621 9.787.982.906 5.980.810.463 5.631.098.310 5.099.871.274 182.703.479.774
5.686.822.960 2.802.861.592 6.675.660.284 1.212.661.249 104.646.905 8.044.039.299 147.685.649.755
Jumlah
290.446.418.683
172.212.342.044
184
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. HUTANG KONTRAKTOR (lanjutan)
2009 b. Berdasarkan umur Sampai dengan 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 bulan - 1 tahun Lebih dari 1 tahun Jumlah
2008
218.239.607.310 42.451.789.438 12.372.827.276 14.299.658.653 3.082.536.006
133.283.982.700 23.018.783.397 8.942.612.698 5.509.174.408 1.457.788.841
290.446.418.683
172.212.342.044
Seluruh hutang kontraktor dalam mata uang Rupiah, dan terutama timbul dari kegiatan pengelolaan kebun dan pabrik, dan pekerjaan konstruksi.
16. HUTANG PAJAK
2009
2008
Pajak kini (Catatan 32) Pajak penghasilan Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pajak pertambahan nilai Pajak BPHTB
41.807.677.739
91.942.496.876
867.077.459 5.533.263.270 133.254.955 319.268.946 7.533.771.372 50.130.891 1.067.130.000
1.209.394.346 117.257.464 354.629.437 24.554.121.938 1.567.130.000
Jumlah
57.311.574.632
119.745.030.061
17. HUTANG LAIN-LAIN
2009 Pihak hubungan istimewa Koperasi Karyawan Nusa Tiga Pihak ketiga Petani Plasma dan Rakyat Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Sub-jumlah Jumlah
185
2008
6.777.691.501
288.356.544
7.866.966.763 11.169.044.010
1.556.835.938 8.952.507.373
19.036.010.773
10.509.343.311
25.813.702.274
10.797.699.855
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
2009
2008
Jasa produksi Beban bunga Rumah sakit dan pengobatan Tantiem Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar)
279.355.209.915 10.802.931.979 10.598.002.780 6.356.984.000 1.880.005.686
324.649.653.000 9.742.350.038 9.020.535.869 12.706.000.000 15.796.917.898
Jumlah
308.993.134.360
371.915.456.805
19. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA 2009
2008
a. Berdasarkan pelanggan PT Musimas PT Berlian Eka Sakti Singapore Tong Teik PT Pelita Agung Agrind Wilmar Nabati Ind. PT Karsima Utama Karya PT Wilson Tunggal Perkasa PT Industri Karet Deli PT Minyak Nabati Asahan PT Abad PT Bukit Kapur Reksa PT Prima Agro Industri PT Palm Oil Lestari Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar)
22.336.193.445 9.837.142.091 8.685.935.280 7.301.879.362 7.256.560.345 6.534.690.221 5.983.310.239 5.701.100.523 3.288.640.000 3.183.851.040 927.614.525
10.496.646.000 8.016.935.186 24.029.844.864 4.211.009.000 2.295.455.000 4.631.569.542
Jumlah
81.036.917.071
53.681.459.592
Kelapa sawit Karet Lain-lain
56.555.105.463 24.477.781.608 4.030.000
49.302.318.374 2.697.021.576 1.682.119.642
Jumlah
81.036.917.071
53.681.459.592
b. Berdasarkan komoditi
186
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. PINJAMAN JANGKA PANJANG
2009 Hutang bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (sekarang Indonesia Exim Bank) Pemerintah Republik Indonesia Proyek Tree Crops Processing Project
2008
505.000.000.000 295.000.000.000
235.000.000.000 -
50.000.000.000
75.000.000.000
23.187.540.323
23.187.540.323
Jumlah Bagian jatuh tempo satu tahun
873.187.540.323 (85.500.000.000)
333.187.540.323 (55.000.000.000)
Bagian jangka panjang
787.687.540.323
278.187.540.323
10,75%-13,5%
11%-13,5%
Tingkat bunga per tahun selama tahun berjalan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi yang dituangkan dalam akta No. 7 tanggal 13 Desember 2005 dari Raharti Sudjardjati SH., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Fasilitas kredit investasi diterima dalam mata uang Rupiah, maksimum sebesar Rp 235.000 juta dengan jangka waktu pinjaman selama 7 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 3 tahun dan diangsur setiap triwulan mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai pembangunan, replanting kebun kelapa sawit dan karet dengan nilai proyek sebesar Rp 420.400 juta. Penarikan pinjaman ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia dengan surat No. S-557/MBU/2005 tanggal 14 Desember 2005. Pada tanggal 18 Juni 2009, Perusahaan memperoleh persetujuan perpanjangan fasilitas kredit modal kerja, maksimum sebesar Rp 100.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 10,75% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 21 Agustus 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009, tidak terdapat saldo atas kredit modal kerja. Perusahaan juga mendapat tambahan fasilitas kredit investasi dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang dituangkan dalam Perjanjian Kredit Investasi dengan akta No. 3 tanggal 30 Nopember 2009 dari Egawati Siregar, SH., notaris di Medan, maksimum sebesar Rp 433.000 juta, dan diangsur setiap triwulan sampai tahun 2016. Fasilitas ini digunakan untuk pembiayaan investasi tanaman dan non tanaman. Fasilitas kredit tersebut di atas dijamin dengan (Catatan 4,6,10,11 dan 13): a. Piutang usaha dengan nilai penjaminan sebesar Rp 125.000 juta. b. Persediaan barang jadi dan bahan pembantu dengan nilai penjaminan sebesar Rp 305.000 juta. c. Tanaman belum menghasilkan, bibitan, bangunan, jalan dan jembatan.
187
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lanjutan) d. SHGU berikut tanaman kelapa sawit, bangunan dan pabrik kelapa sawit serta aset tetap yang berada di atas kebun-kebun berikut ini: - Kebun Torgamba, SHGU No. 2, Desa Aek Batu, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara seluas 25.594 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat V dan VI masing-masing sebesar Rp 150.000 juta dan Rp 468.000 juta. - Kebun Sei Mangkei, terdiri dari SHGU No. 1 masing-masing di Desa Sei Mangkei dan Desa Ulu, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dan SHGU No. 1, Desa Limau Manis, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dengan luas seluruhnya seluas 4.809 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I sebesar Rp 105.000 juta. - Kebun Aek Torop, SHGU No. 1, Desa Aek Batu, Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara seluas 24.253 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I sebesar Rp 247.500 juta. - Kebun Gunung Monaco, SHGU No. 160, Desa Siberau, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara seluas 2.323 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I dan II masing-masing sebesar Rp 64.000 juta dan Rp 8.984 juta. - Kebun Silau Dunia, SHGU No. 161, Desa Ujung Negeri Hulu, Kecamatan Kota Pari, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara seluas 2.087 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I dan II masing-masing sebesar Rp 53.000 juta dan Rp 8.074 juta. - Kebun Gunung Pamela, SHGU No. 162, Desa Jambu, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara seluas 2.100 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I dan II masing-masing sebesar Rp 40.000 juta dan Rp 8.124 juta. - Kebun Bangun, SHGU No. 1, Desa Bangun, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara seluas 2.358 hektar, dibebani hak tanggungan peringkat I dan II masing-masing sebesar Rp 53.500 juta dan Rp 9.119 juta. Perjanjian tersebut di atas mencakup persyaratan yang membatasi hak Perusahaaan antara lain untuk memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, memenuhi rasio-rasio tertentu, memindah tangankan barang jaminan, mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan yang telah dijaminkan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi yang dituangkan dalam akta No. 7 tanggal 17 Juni 2009 dari Surjadi SH, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, maksimum sebesar Rp 490.000 juta dan diangsur secara triwulanan sampai dengan 16 Desember 2014. Fasilitas ini digunakan untuk reimbursement biaya investasi rutin (tanaman dan non tanaman) yang telah dilakukan pada tahun 2008. Penarikan pinjaman ini telah mendapat persetujuan dalam RUPS tanggal 23 Januari 2009. Fasilitas ini di jamin dengan sebidang tanah SHGU No. 2, Desa Aek Batu, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara seluas 25.594 hektar, berikut tanaman kelapa sawit, infrastruktur, sarana dan prasarana, mesin-mesin dan peralatan serta bangunan yang berdiri diatasnya, dan dibebani hak tanggungan sebesar Rp 500.000 juta (Catatan 10 dan 11). Perjanjian pinjaman tersebut di atas mencakup persyaratan yang membatasi hak Perusahaan antara lain untuk mengajukan fasilitas/pinjaman dan/atau menerima pinjaman, merger, melakukan investasi, penyertaan modal atau pengambilalihan saham perusahaan lain, mengikatkan diri sebagai penjamin menjaminkan harta kekayaan, memberikan pinjaman, memenuhi rasio-rasio tertentu, menggunakan dana Perusahaan untuk tujuan diluar usaha yang dibiayai dengan kredit berdasarkan perjanjian ini.
188
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Ekspor Indonesia (Persero), (sekarang Indonesia Exim Bank) Berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi Ekspor yang dituangkan dalam akta No. 44 tanggal 22 Nopember 2006 dari B.R.AY. Mahyastoeti Notonagoro, SH., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi ekspor dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Ekspor Indonesia (Persero), (sekarang Indonesia Exim Bank), maksimum sebesar Rp 165.000 juta yang terdiri dari tranche A sebesar Rp 100.000 juta dan tranche B sebesar Rp 65.000 juta. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perkebunan. Jangka waktu pinjaman selama 5 tahun dengan grace period selama satu tahun. Fasilitas ini dijamin dengan (Catatan 6 dan 11): - Fidusia atas persediaan barang dengan nilai sebesar Rp 100.000 juta. - SHGU No. 159/Gunung Para II seluas 4.043 hektar berikut bangunan dan prasarana yang ada diatasnya dengan hak tanggungan sebesar Rp 125.000 juta. - SHGU No. 5/Ambalutu seluas 4.790 hektar berikut bangunan dan prasarana yang ada diatasnya dengan hak tanggungan sebesar Rp 125.000 juta. Pemerintah Republik Indonesia - Proyek Tree Crops Processing Project (TCPP) Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi jangka panjang dari Pemerintah Republik Indonesia untuk proyek TCPP sebesar Rp 23.188 juta. Pinjaman dari Pemerintah Republik Indonesia untuk proyek TCPP berasal dari penerusan pinjaman IBRD Loan No. 3000 IND tanggal 2 Desember 1988. Penerusan pinjaman tersebut dilakukan melalui Bank Bumi Daya (Perjanjian No. SLA 449/DDI/1989 tanggal 23 Pebruari 1989) dan Bank Ekspor Impor (Perjanjian No. SLA 450/DDI/1989 tanggal 23 Pebruari 1989), serta melalui Perjanjian Pembiayaan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan PTP III (Perjanjian No. FA 452/DDI/1989 tanggal 23 Pebruari 1989), dan PTP IV (Perjanjian No. FA 459/DDI/1989 dan No. FA460/DDI/1989 tanggal 23 Pebruari 1989). Berdasarkan surat Perusahaan No. III.6/Depkeu/05/2001 tanggal 11 April 2001 kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia, diusulkan agar fasilitas pinjaman ini dikonversi menjadi penyertaan modal Pemerintah. Selanjutnya, Perusahaan telah beberapa kali menyampaikan surat ke Menteri Keuangan Republik Indonesia, terakhir melalui surat No. 3.04/X/450/2008 tanggal 24 Juli 2008 kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia Cq Direktur Barang Milik Negara – II mengenai tindak lanjut penetapan Penyertaan Modal Negara (PMN) di Perusahaan, namun sampai dengan tanggal persetujuan penerbitan laporan keuangan, Menteri Keuangan Republik Indonesia belum menerbitkan keputusan resmi atas usulan tersebut.
189
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. HUTANG OBLIGASI
2009 Obligasi I Seri A Seri B Obligasi II Seri B Seri C Jumlah Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Bersih Bagian jatuh tempo satu tahun Bagian jangka panjang
2008
140.000.000.000 10.000.000.000
140.000.000.000 10.000.000.000
35.000.000.000
90.000.000.000 35.000.000.000
185.000.000.000 (250.200.743)
275.000.000.000 (792.130.798)
184.749.799.257 (150.000.000.000)
274.207.869.202 (90.000.000.000)
34.749.799.257
184.207.869.202
Obligasi I Pada bulan Juli 2003, Perusahaan telah menerbitkan obligasi dengan nama “Obligasi I PTPN III Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang” dengan jumlah pokok sebesar Rp 150.000 juta. Penerbitan obligasi tersebut telah mendapat pernyataan efektif dari Bapepam (sekarang Bapepam – LK) dalam suratnya No. S-1762/PM/2003 tanggal 25 Juli 2003 dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 6 Agustus 2003 dengan PT Bank Niaga Tbk (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk) sebagai Wali Amanat. Obligasi ini ditawarkan pada nilai nominal dengan jangka waktu 7 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 5 Agustus 2010. Pembayaran bunga obligasi I dilakukan secara triwulanan mulai tanggal 5 Nopember 2003 sampai 5 Agustus 2010, dengan tingkat bunga sebagai berikut: Seri A
: Jumlah pokok sebesar Rp 140.000 juta dengan tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-7 sebesar 13,125% per tahun.
Seri B
: Jumlah pokok sebesar Rp 10.000 juta dengan tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-2 sebesar 13,125% per tahun dan tingkat bunga mengambang untuk tahun ke-3 sampai dengan tahun ke-7 yang dihitung berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka 3 bulan ditambah premi sebesar 1,5% per tahun dengan batas atas (maksimum) 16,5% dan batas bawah (minimum) 10% per tahun.
Biaya emisi obligasi I sebesar Rp 3.002 juta telah diamortisasi sebesar Rp 2.752 juta (2008: Rp 2.323 juta). Hasil bersih emisi obligasi I digunakan untuk peremajaan tanaman dan rekondisi pabrik sebesar 60% dan untuk pembayaran hutang jangka pendek dari PT Bank Agro (sekarang PT Bank Agroniaga Tbk) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 40%.
190
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) Obligasi II Pada bulan Juli 2004, Perusahaan telah menerbitkan obligasi dengan nama “Obligasi II PTPN III Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan jumlah pokok sebesar Rp 175.000 juta. Penerbitan obligasi tersebut telah mendapat pernyataan efektif dari Bapepam (sekarang Bapepam – LK) dalam suratnya No. S-2000/PM/2004 tanggal 30 Juni 2004 dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 14 Juli 2004 dengan PT Bank Niaga Tbk (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk) sebagai Wali Amanat. Obligasi ini ditawarkan pada nilai nominal dengan pembayaran bunga secara triwulanan. Rincian obligasi II adalah sebagai berikut: Seri A
: Obligasi ini telah dilunasi oleh Perusahaan.
Seri B
: Jumlah pokok sebesar Rp 90.000 juta, jangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5 sebesar 13,125% per tahun dan jatuh tempo tanggal 13 Juli 2009. Obligasi ini telah dilunasi oleh Perusahaan.
Seri C
: Jumlah pokok sebesar Rp 35.000 juta, jangka waktu 7 tahun dengan tingkat bunga tetap untuk tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-7 sebesar 13,500% per tahun dan akan jatuh tempo tanggal 13 Juli 2011.
Biaya emisi obligasi II sebesar Rp 4.092 juta telah diamortisasi sebesar Rp 4.092 juta (2008: Rp 3.978 juta). Hasil bersih emisi obligasi II digunakan untuk pemeliharaan tanaman belum menghasilkan sebesar 46,90%, penanaman ulang kelapa sawit sebesar 37,11% dan untuk pelunasan dan penurunan kredit investasi pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 15,99%. Obligasi I dan II tidak dijamin. Seluruh kekayaan Perusahaan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aset Perusahaan yang telah dijaminkan secara khusus kepada kreditur menjadi jaminan atas hutang Perusahaan kepada semua kreditur yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa hak istimewa termasuk obligasi ini secara pari passu berdasarkan perjanjian perwaliamanatan, sesuai pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jumlah bunga obligasi yang telah dibayarkan oleh Perusahaan adalah sebesar Rp 33.601 juta (2008: Rp 35.943 juta). Perusahaan tidak membentuk penyisihan dana pelunasan obligasi (sinking fund). Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 28 Agustus 2009, obligasi I dan II ini mendapat peringkat “idAA-“ Stable Outlook (double A minus; stable outlook). Sehubungan dengan penerbitan obligasi tersebut di atas, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasanbatasan tertentu antara lain memenuhi rasio-rasio tertentu, tidak akan menjaminkan harta kekayaan perusahaan, baik sebagian atau seluruh harta kekayaan Perusahaan kecuali harta kekayaan yang telah dijaminkan sebelum ditandatangani perjanjian perwaliamanatan; jaminan yang akan diberikan sehubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan sehari-hari; memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee); melakukan penggabungan, konsolidasi dan akuisisi yang menyebabkan bubarnya Perusahaan, atau yang mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan usaha utama Perusahaan dan kemampuan Perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian perwaliamanatan; melakukan pengeluaran obligasi lain atau instrumen lain sejenis, yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari kedudukan obligasi.
191
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. HUTANG MEDIUM TERM NOTES Perusahaan melakukan penawaran terbatas (private placement) MTN Konvensional dan Syariah Ijarah yang didaftarkan pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan dinyatakan efektif terdaftar masing-masing pada tanggal 12 September 2007 dan 21 Nopember 2007, dengan PT Bank Niaga Tbk (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk) sebagai Wali Amanat dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Arranger. Penerbitan MTN tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia selaku Pemegang Saham sesuai suratnya No. S-573/MBU/2007 tanggal 14 Agustus 2007. Rincian MTN adalah sebagai berikut: - MTN Konvesional ditawarkan pada bulan September 2007 dengan jumlah pokok sebesar Rp 250.000 juta, jangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,75% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 12 September 2012. Pembayaran bunga dilakukan mulai tanggal 12 Desember 2007 sampai dengan 12 September 2012. - MTN Syariah Ijarah ditawarkan pada bulan Nopember 2007 dengan jumlah pokok sebesar Rp 150.000 juta, jangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 21 Nopember 2012. Pembayaran imbalan ijarah dilakukan secara triwulanan dengan jumlah tetap sebesar Rp 4.031 juta yang dilakukan mulai tanggal 21 Pebruari 2008 sampai dengan 21 Nopember 2012. Penerbitan MTN ini telah mendapat opini dari Tim Ahli Syariah (Dewan Syariah Nasional) tanggal 6 Dzulqaidah 1428H/16 Nopember 2007. Dana yang diperoleh dari penerbitan MTN setelah dikurangi beban penerbitan dipergunakan untuk investasi rutin tanaman dan non tanaman, dan refinancing untuk peningkatan likuiditas Perusahaan. Perusahaan menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan MTN dalam rentang waktu sejak tanggal 12 September 2011 sampai dengan 1 hari kerja sebelum tanggal pembayaran pokok MTN. MTN ini tidak dijamin. Seluruh kekayaan Perusahaan baik barang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aset Perusahaan yang telah dijaminkan secara khusus kepada kreditur, menjadi jaminan atas semua hutang Perusahaan kepada kreditur yang tidak dijamin secara khusus atau hak istimewa. Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 28 Agustus 2009, MTN ini mendapat peringkat “idAA-“ Stable Outlook (double A minus; stable outlook). Sehubungan dengan penawaran MTN tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu seperti memenuhi rasio-rasio tertentu, tidak menjaminkan atau membebani harta kekayaan Perusahaan, baik yang sekarang ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari kepada pihak ketiga manapun kecuali harta kekayaan yang telah dijaminkan sebelum penerbitan MTN, jaminan yang akan diberikan sehubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan sehari-hari; harta kekayaan yang dijaminkan untuk pinjaman baru sebagai pengganti pinjaman lama (refinancing) yang dilakukan sebelum pinjaman lama tersebut jatuh tempo dengan ketentuan bahwa jumlah harta kekayaan yang dijaminkan untuk pinjaman baru tersebut tidak melebihi jumlah harta kekayaan yang dijaminkan untuk pinjaman lama tersebut dengan jatuh tempo pinjaman baru minimal sama dengan pinjaman lama tersebut, memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee); melakukan penggabungan, konsolidasi dan akuisisi yang menyebabkan bubarnya Perusahaan atau yang akan mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan usaha utama Perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan; kecuali hal-hal tersebut dilakukan dalam program Privatisasi Pemerintah Republik Indonesia; menjual atau mengalihkan atau memindahtangankan dengan cara apapun sebagian atau seluruh aset tetap Perusahaan, baik yang ada sekarang maupun yang baru akan ada di kemudian hari, kecuali dilakukan dalam rangka Privatisasi dan atau memindahtangankan aset tetap yang telah usang karena pemakaian atau habis disusutkan berdasarkan Prinsip Akuntansi yang berlaku di Indonesia; melakukan pengeluaran obligasi atau instrumen lain sejenis, yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari kedudukan hutang MTN.
192
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. IMBALAN KERJA Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja dalam bentuk program pensiun imbalan pasti, jaminan pemeliharaan kesehatan pensiunan kepada karyawan serta pasangannya dan santunan hari tua, dan imbalan jangka panjang lainnya. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Program pensiun imbalan pasti ini dikelola oleh Dapenbun berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep 344/KMK/17/1999 tanggal 23 September 1999 yang terakhir diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-068/KM.6/2003 tanggal 28 Pebruari 2003. Iuran dana pensiun berjumlah 10,88% dari PhDP (Gaji Pokok tahun 2002) dimana sebesar 6% ditanggung karyawan dan sisanya ditanggung Perusahaan. Tabel berikut ini merupakan ringkasan dari kewajiban, beban dan mutasi saldo kewajiban untuk program pensiun imbalan pasti, jaminan pemeliharaan kesehatan pensiunan dan santunan hari tua serta imbalan kerja jangka panjang lainnya. 2009 Program pensiun imbalan pasti Kewajiban imbalan kerja di neraca konsolidasi Nilai kini kewajiban Nilai wajar aset program Kerugian aktuarial yang belum diakui Aset tidak diakui Jumlah Beban imbalan kerja di laporan laba rugi konsolidasi Biaya jasa kini Biaya bunga Harapan hasil investasi Amortisasi koreksi aktuaria Pembatasan pengakuan aset Kurtailmen Jumlah Mutasi kewajiban imbalan kerja Saldo awal Beban periode berjalan Pembayaran imbalan Saldo akhir
Jaminan pemeliharaan kesehatan pensiunan
Santunan hari tua
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Jumlah
474.256.743.254 (459.869.572.527)
966.224.452.551 -
291.172.452.760 -
78.052.432.826 -
1.809.706.081.391 (459.869.572.527)
(125.237.143.667) 110.849.972.940
(727.242.330.964) -
(209.508.008.695) -
-
(1.061.987.483.326) 110.849.972.940
238.982.121.587
81.664.444.065
78.052.432.826
398.698.998.478
8.640.629.582 50.457.439.183 (42.275.393.227) 8.151.112.344 50.727.063.110 -
13.850.320.363 57.807.820.664 23.646.643.034 (27.930.726.403)
9.920.680.214 25.291.137.810 8.689.578.316 -
8.418.164.149 7.568.297.811 8.014.971.943 -
40.829.794.308 141.124.695.468 (42.275.393.227) 48.502.305.637 50.727.063.110 (27.930.726.403)
75.700.850.992
67.374.057.658
43.901.396.340
24.001.433.903
210.977.738.893
75.700.850.992 (75.700.850.992)
210.951.060.911 67.374.057.658 (39.342.996.982)
101.953.958.732 43.901.396.340 (64.190.911.007)
72.079.026.768 24.001.433.903 (18.028.027.845)
384.984.046.411 210.977.738.893 (197.262.786.826)
238.982.121.587
81.664.444.065
78.052.432.826
398.698.998.478
-
-
193
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. IMBALAN KERJA (lanjutan) 2008 Program pensiun imbalan pasti Kewajiban imbalan kerja di neraca konsolidasi Nilai kini kewajiban Nilai wajar aset program Kerugian aktuarial yang belum diakui Aset tidak diakui Jumlah Beban imbalan kerja di laporan laba rugi konsolidasi Biaya jasa kini Biaya bunga Harapan hasil investasi Amortisasi koreksi aktuaria Pembatasan pengakuan aset Jumlah Mutasi kewajiban imbalan kerja Saldo awal Beban periode berjalan Pembayaran imbalan Saldo akhir
Jaminan pemeliharaan kesehatan pensiunan
Santunan hari tua
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Jumlah
480.547.039.840 (384.903.506.776)
634.570.190.611 -
240.867.979.144 -
72.079.026.768 -
1.428.064.236.363 (384.903.506.776)
(155.766.442.894) 60.122.909.830
(423.619.129.700) -
(138.914.020.412) -
-
(718.299.593.006) 60.122.909.830
210.951.060.911
101.953.958.732
72.079.026.768
384.984.046.411
7.904.668.247 52.822.576.430 (48.365.904.455) 27.760.592.822
18.930.459.284 86.557.692.587 42.147.814.072 -
10.278.976.815 28.622.181.016 9.081.628.146 -
8.423.904.213 3.926.797.125 51.219.223.247 -
45.538.008.559 171.929.247.158 (48.365.904.455) 102.448.665.465 27.760.592.822
40.121.933.044
147.635.965.943
47.982.785.977
63.569.924.585
299.310.609.549
40.121.933.044 (40.121.933.044)
90.724.157.953 147.635.965.943 (27.409.062.985)
94.334.784.684 47.982.785.977 (40.363.611.929)
32.723.309.379 63.569.924.585 (24.214.207.196)
217.782.252.016 299.310.609.549 (132.108.815.154)
210.951.060.911
101.953.958.732
72.079.026.768
384.984.046.411
-
-
Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh aktuaris untuk aset program pensiun imbalan pasti diperoleh kesimpulan bahwa aset program tersebut belum memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset dalam neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Perhitungan imbalan kerja dihitung oleh PT Bina Putera Jaga Hikmah, aktuaris independen. Asumsi yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaris adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto per tahun Hasil yang diharapkan dari aset program Kenaikan gaji rata-rata per tahun Usia pensiun normal Tingkat mortalita Tingkat pengunduran diri Tingkat kenaikan biaya kesehatan Biaya kesehatan rata-rata per orang
: 10,5% (2008: 12%) : 10% : 2,5% : 55 tahun (karyawan pelaksana) 56 tahun (karyawan pimpinan) : CSO 58 modified : 1% : 7,5% per tahun : Rp 2.956.786 (2008: Rp 2.183.989)
Manajemen berkeyakinan bahwa imbalan yang diberikan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan.
194
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. MODAL SAHAM Modal saham Perusahaan ditetapkan sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 189/KMK.016/1996 tanggal 11 Maret 1996. Rincian kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 dan 2008 Pemegang saham Persentase pemilikan Modal dasar (lembar) Nominal (Rp) Modal ditempatkan dan disetor (lembar)
Pemerintah RI 100% 1.200.000 1.000.000 315.000
Modal ditempatkan dan disetor (Rp)
315.000.000.000
25. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI Pada tanggal 11 Maret 1996, dalam rangka restrukturisasi BUMN dibidang perkebunan, telah dilakukan realokasi pengelolaan areal perkebunan di bawah BUMN Perkebunan. Sebagai akibatnya, terdapat aset dan kewajiban perusahaan tertentu yang harus dialokasikan ke BUMN Perkebunan lain, dan sebaliknya, Perusahaan juga menerima realokasi aset dan kewajiban tertentu dari BUMN lain, yang jumlahnya ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 433/KMK.016/1997 tanggal 18 Agustus 1997 dan berdasarkan nilai bukunya. Untuk mendukung pelaksanaan restrukturisasi tersebut, maka berdasarkan akta Keputusan Menteri Keuangan No. 36 yang dibuat di hadapan notaris Harun Kamil, SH., tanggal 11 Maret 1996 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8331 HT.01.01Th.96 tanggal 8 Agustus 1996, Perusahaan, sejak tanggal tersebut dinyatakan sebagai perusahaan baru, walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitas (jumlah saham dan saldo laba) dan penambahan serta pengurangan beberapa aset dan kewajiban. Transaksi realokasi tersebut merupakan transaksi antar entitas sepengendali maka dalam laporan keuangan ini, selisih bersih aset dan kewajiban sebesar Rp 206.842 juta yang timbul dari pelaksanaan realokasi tersebut setelah mempertimbangkan jumlah yang digunakan sebagai tambahan setoran modal saham sebesar Rp 230.000 juta diakui sebagai "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" sebesar Rp 23.158 juta.
26. PENJUALAN
195
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009
2008
Kelapa sawit Karet
3.576.676.683.692 834.231.255.552
3.615.199.544.402 1.065.423.047.674
Jumlah
4.410.907.939.244
4.680.622.592.076
26. PENJUALAN (lanjutan) Rincian pembeli dengan nilai jual bersih melebihi 10% dari jumlah penjualan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2009
PT Musim Mas PT Multi Abadi Asahan PT Nabati Jaya PT Bukit Kapur Reksa Jumlah
2008
Persentase dari jumlah penjualan 2009 2008 % %
880.514.270.585 816.384.817.240 682.641.154.675 511.348.009.559
931.905.443.487 869.778.413.721 683.397.325.224 621.270.295.658
19,96 18,51 15,48 11,59
19,91 18,58 14,60 13,27
2.890.888.252.059
3.106.351.478.090
65,54
66,37
27. BEBAN POKOK PENJUALAN 2009
2008
Bahan langsung Pengolahan Penyusutan dan amortisasi
2.357.812.766.537 287.963.633.416 137.492.267.311
2.163.189.910.507 285.834.309.333 126.155.196.334
Jumlah biaya produksi
2.783.268.667.264
2.575.179.416.174
Persediaan barang jadi Awal tahun Akhir tahun
144.050.089.476 (66.474.854.617)
Beban pokok penjualan
2.860.843.902.123
93.678.225.198 (144.050.089.476) 2.524.807.551.896
Rincian pemasok yang melebihi 10% pembelian Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
196
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009
2008
Persentase dari jumlah pembelian 2009 2008 % %
PT Petrosida Gresik PT Saraswanti Anugrah Makmur PT Galatta Lestarindo PT Gitamas Lestarindo
239.840.231.660 67.609.124.088 58.747.586.865 -
285.413.353.186 99.354.973.000 59.769.605.194 58.993.678.713
48,18 13,58 11,80 -
49,99 17,40 10,47 10,33
Jumlah
366.196.942.613
503.531.610.093
73,56
88,19
28. BEBAN PEMASARAN DAN PENJUALAN
2009 Pengangkutan Instalasi pompa Kantor pemasaran bersama Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar) Jumlah
2008
94.562.116.234 19.237.759.686 6.059.331.000 3.671.951.409
70.149.709.266 18.042.721.471 4.220.752.000 3.327.546.325
123.531.158.329
95.740.729.062
Beban instalasi pompa sebesar Rp 15.106 juta (2008: Rp 12.491 juta) berasal dari PT SAN, pihak hubungan istimewa (Catatan 35).
29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
197
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009
2008
Jasa produksi Imbalan kerja Gaji upah, honorarium, dan tunjangan Perjalanan Pemakaian alat kantor dan inventaris Penyusutan dan amortisasi Distrik manager Pendidikan dan pelatihan Koordinasi Keamanan Tantiem Jasa konsultan Pemeliharaan dan perbaikan Iuran dana pensiun Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar)
278.286.608.063 203.428.603.065 91.765.724.339 18.178.553.720 12.447.293.709 12.038.517.523 11.370.596.794 9.572.835.880 8.612.275.397 6.260.198.443 5.808.337.000 3.222.130.663 2.010.036.843 47.513.646.117
357.603.716.030 292.265.357.123 81.889.323.017 15.217.723.885 10.372.420.730 13.677.765.129 11.375.416.253 19.893.485.473 10.572.734.774 5.160.797.695 12.706.000.000 3.962.003.037 8.257.839.857 37.326.681.956 41.730.911.446
Sub-jumlah Kapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan
710.515.357.556 -
922.012.176.405 (63.028.712.438)
Jumlah
710.515.357.556
858.983.463.967
Pada tanggal 7 Oktober 2008, Kementrian Negara BUMN Republik Indonesia menerbitkan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan yang berlaku efektif pada tahun 2009. Berdasarkan pedoman akuntansi tersebut Perusahaan tidak diperkenankan untuk mengkapitalisasi biaya umum dan administrasi ke dalam tanaman belum menghasilkan. Perubahan tersebut berdampak pada perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan. Perusahaan tidak melakukan perubahan kebijakan akuntansi tersebut secara retrospektif karena tidak praktis untuk mengumpulkan catatan akuntansi selama 25 tahun kebelakang sepanjang umur tanaman kelapa sawit yang masih tercatat dalam pembukuan Perusahaan.
30. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
2009 Beban bunga Bank Obligasi MTN Beban keuangan Sub-jumlah Kapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan Jumlah
31. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
198
2008
60.016.803.505 28.547.460.335 43.700.512.963 4.185.030.330
32.913.256.210 37.296.639.390 41.800.578.740 -
136.449.807.133 (64.380.241.336)
112.010.474.340 (67.260.691.437)
72.069.565.797
44.749.782.903
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009
2008
Keuntungan penjualan kayu karet Denda pembatalan dan keterlambatan kontrak Beban penurunan nilai aset lain-lain Lain-lain - bersih (masing-masing dibawah Rp 5 miliar)
8.770.484.500 7.626.705.868 (985.580.859) 13.122.930.828
6.825.621.000 4.867.230.305 (33.637.943.213) (670.926.059)
Pendapatan (beban) lain-lain - bersih
28.534.540.337
(22.616.017.967)
Keuntungan penjualan kayu karet kepada PT TMN, pihak hubungan istimewa sebesar Rp 5.457 juta (2008: Rp 6.826 juta).
32. PAJAK PENGHASILAN Beban (manfaat) pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:
2009 Pajak kini Perusahaan Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
132.276.762.240
Sub-jumlah Beban pajak - bersih
2008
386.677.228.700
52.082.161.500 (309.396.009)
(5.788.830.095) (2.363.878.614)
51.772.765.491
(8.152.708.709)
184.049.527.731
378.524.519.991
32. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut:
199
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009
2008
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Rugi (laba) anak perusahaan Eliminasi
703.863.635.604 (1.514.793.954) -
1.223.242.802.289 6.789.161.174 (801.459.844)
Laba Perusahaan sebelum pajak
702.348.841.650
1.229.230.503.619
Perbedaan temporer Penyusutan aset tetap Cadangan imbalan kerja Beban piutang ragu-ragu Bagian laba perusahaan asosiasi Penyisihan penurunan nilai investasi Amortisasi beban tangguhan Bersih Perbedaan tetap Kesejahteraan karyawan Penyusutan aset tetap Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final Beban pemeliharaan bangunan karyawan Lain-lain Bersih Estimasi laba kena pajak tahun berjalan
(163.879.319.303) 13.714.952.067 (11.590.080.314) 4.954.106.897 (697.861.060)
(144.628.741.582) 167.201.794.396 1.557.068.483 (11.042.072.851) 6.208.051.871
(157.498.201.713)
19.296.100.317
(53.579.060.937) 6.356.288.649 (34.641.471.734) 9.319.562.711 111.050.000
59.478.116.964 6.468.190.335 (50.400.868.108) 23.964.390.026 945.996.158
(72.433.631.311)
40.455.825.375
472.417.008.626
1.288.982.429.311
Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut:
2009 Beban pajak kini dengan tarif yang berlaku Dikurangi pembayaran pajak dimuka Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Jumlah Estimasi hutang pajak kini
2008
132.276.762.240
386.677.228.700
47.809.260 16.018.821 90.405.256.420
85.268.524 294.649.463.300
90.469.084.501
294.734.731.824
41.807.677.739
91.942.496.876
Jumlah taksiran laba kena pajak Perusahaan tahun 2008 telah sesuai dengan jumlah yang dilaporkan pada Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan badan tahun 2008. Sedangkan jumlah penghasilan kena pajak Perusahaan tahun 2009 didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perusahaan belum menyampaikan SPT pajak penghasilan badan final. 32. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menghitung, melaporkan dan menyetor pajak-pajaknya berdasarkan perhitungan sendiri (self assessment). Direktorat Jenderal Pajak dapat menghitung dan menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
200
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pajak tangguhan Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2009 2008 Perusahaan Piutang 1.172.840.311 8.959.009.880 Persediaan 1.638.993.126 1.966.791.751 Investasi saham (8.119.971.352) (9.784.197.773) Aset tetap (209.510.632.871) (178.037.563.646) Beban tangguhan (5.192.012.424) (6.853.126.225) Kewajiban imbalan kerja 99.674.749.620 115.495.213.923
Jumlah
(120.336.033.590)
Anak perusahaan Rugi fiskal
5.373.797.888
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
(114.962.235.702)
(68.253.872.090) 5.064.401.879 (63.189.470.211)
Pada tanggal 31 Desember 2009, anak perusahaan memiliki akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasi dengan laba kena pajak periode mendatang. Berdasarkan proyeksi manajemen anak perusahaan, rugi fiskal yang dapat dikompensasi dengan laba kena pajak periode mendatang sebesar Rp 17.986 juta. Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak Perusahaan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2009
2008
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Rugi (laba) anak perusahaan Eliminasi
703.863.635.604 (1.514.793.954) -
1.223.242.802.289 6.789.161.174 (801.459.844)
Laba sebelum pajak Perusahaan
702.348.841.650
1.229.230.503.619
Beban pajak dengan tarif yang berlaku
175.587.210.250
368.751.650.992
Pengaruh pajak Perbedaan tetap Penyesuaian dan perubahan tarif pajak
(18.108.407.828) 26.880.121.318
12.136.747.613 -
Jumlah beban pajak Perusahaan Manfaat pajak anak perusahaan
184.358.923.740 (309.396.009)
380.888.398.605 (2.363.878.614)
Beban pajak - bersih
184.049.527.731
378.524.519.991
33. LABA BERSIH PER SAHAM
201
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009 Laba bersih Jumlah saham beredar Laba bersih per saham
2008
519.814.091.979 315.000
844.718.320.853 315.000
1.650.203
2.681.645
34. PENGGUNAAN LABA Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Juni 2009 dan 25 Juni 2008, telah ditetapkan penggunaan laba bersih tahun buku 2008 dan 2007 sebagai berikut: a. Pengumuman pembagian dividen sebesar Rp 253.415 juta atau Rp 804.494 per saham (2008: Rp 175.487 juta atau Rp 557.101 per saham). Dividen tersebut telah dibayarkan kepada pemegang saham. b. Penetapan penggunaan laba untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar Rp 33.789 juta (2008: Rp 35.097 juta) dan tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi sebesar Rp 12.671 juta (2008: Rp 10.529 juta). Perusahaan menyisihkan dana sekitar 1% - 3% untuk membiayai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang dipilih oleh Perusahaan atau ditentukan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pendanaan untuk program ini dikelola secara terpisah oleh Perusahaan sebelum dialokasikan kepada Usaha Kecil dan Koperasi dalam bentuk hibah dan pinjaman. c. Pembentukan cadangan umum sebesar Rp 625.087 juta (2008: Rp 442.161 juta). Pembentukan cadangan lain-lain untuk membayar insentif karyawan pelaksana golongan I A s/d II D sebesar Rp 38.673 juta pada tahun 2008 dan dibebankan pada tahun tersebut.
35. SALDO DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Saldo aset dan kewajiban serta transaksi Perusahaan dan anak perusahaan dengan pihak hubungan istimewa sebagai berikut:
2009 Aset Piutang lain-lain (Catatan 5) Piutang pihak hubungan istimewa (Catatan 8) Uang muka dividen Investasi saham (Catatan 9) Jumlah
2008
8.587.581.154
5.741.739.871
18.738.442.457 20.000.000.000 99.398.220.654
18.232.629.554 94.545.470.926
146.724.244.265
118.519.840.351
Persentase jumlah aset pihak hubungan istimewa terhadap jumlah aset konsolidasi
2,59%
35. SALDO DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
202
2,35%
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009 Kewajiban Hutang usaha (Catatan 14) Hutang lain-lain (Catatan 17) Tantiem kepada dewan komisaris dan direksi (Catatan 18 dan 29) Hutang pihak hubungan istimewa (Catatan 8) Jumlah Persentase jumlah kewajiban pihak hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban konsolidasi
Beban instalasi pompa (Catatan 28) Persentase beban instalasi pompa terhadap jumlah beban usaha
2008
9.025.445.681 6.777.691.501
2.864.617.858 288.356.544
6.356.984.000 22.932.300.447
12.706.000.000 54.910.603.698
45.092.421.629
70.769.578.100
1,55%
15.106.029.686
2,81%
12.491.053.278
1,81%
Keuntungan penjualan kayu karet dari PT TMN (Catatan 31) Persentase jumlah keuntungan penjualan kayu karet terhadap laba bersih konsolidasi
5.456.697.000
1,31% 6.825.621.000
1,05%
0,81%
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak hubungan istimewa sebagai berikut: Sifat Hubungan Istimewa Pihak Hubungan Istimewa Transaksi PT Perkebunan Mitra Ogan
Perusahaan asosiasi
Investasi
JIC Wood Company Ltd
Perusahaan asosiasi
Investasi
PT Sarana Agro Nusantara
Perusahaan asosiasi
Investasi dan instalasi pompa
PT Tiga Mutiara Nusantara
Perusahaan asosiasi
Investasi dan penjualan kayu karet
PT Bio Industri Nusantara
Perusahaan asosiasi
Investasi
Koperasi Karyawan Nusa Tiga
Karyawan
Sewa menyewa alat angkut kendaraan dan pengadaan beras karyawan
PTPN II (Persero)
BUMN perkebunan
Biaya dibayarkan terlebih dahulu
PTPN IV (Persero)
BUMN perkebunan
Biaya dibayarkan terlebih dahulu
PTPN XIV (Persero)
BUMN perkebunan
Biaya dibayarkan terlebih dahulu
Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Lembaga dibawah BUMN perkebunan
Penelitian kelapa sawit
Dapenbun
Lembaga dibawah BUMN perkebunan
Mengelola dana pensiun perkebunan
Pemerintah
Pemegang saham
Pembayaran uang muka dividen interim tahun buku 2009 sesuai surat Menteri Negara BUMN No. S-786/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009
36. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING
203
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai aset dalam mata uang asing sebagai berikut:
2009 Mata Uang Asing Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Aset lancar lainnya
USD USD EUR
2008
Setara Rupiah
20.551.646 1.809.000 -
193.185.469.110 17.004.600.000 -
Jumlah
Mata Uang Asing
Setara Rupiah
5.265.435 2.438.452 14.684
57.656.515.550 26.701.047.319 226.609.825
210.190.069.110
84.584.172.694
37. INFORMASI SEGMEN Segmen usaha Saat ini Perusahaan dan anak perusahaan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pabrikasi. Usaha ini merupakan dasar dari laporan utama atas segmen dari Perusahaan dan anak perusahaan sebagai berikut:
Perkebunan
Pabrikasi
2009 Jumlah sebelum Eliminasi
Eliminasi
Konsolidasi
PENDAPATAN USAHA Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
3.458.862.684.249 -
952.045.254.995 304.146.109.212
4.410.907.939.244 304.146.109.212
(304.146.109.212)
4.410.907.939.244 -
Jumlah Pendapatan
3.458.862.684.249
1.256.191.364.207
4.715.054.048.456
(304.146.109.212)
4.410.907.939.244
Hasil segmen Beban usaha yang tidak dapat dialokasi
1.507.156.871.787
36.227.637.214
1.543.384.509.001
-
1.543.384.509.001
Laba usaha Pendapatan (beban) lain-lain Lainnya tidak dapat dialokasi Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak Beban pajak Beban pajak tidak dapat dialokasi Hak minoritas
(827.366.987.765) 8.770.484.500
13.663.320.492
22.433.804.992
-
11.590.080.314 -
309.396.009
309.396.009
-
INFORMASI LAINNYA Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi
703.863.635.604 309.396.009 (184.358.923.740) (15.894)
Laba bersih NERACA KONSOLIDASI Segmen aset Segmen kewajiban
716.017.521.236 22.433.804.992 (46.177.770.938)
519.814.091.979
5.164.388.983.683 2.825.634.822.618
693.599.185.478 165.601.299.074
5.857.988.169.161 2.991.236.121.692
(183.519.193.499) (82.104.675.272)
5.674.468.975.662 2.909.131.446.420
758.573.305.617 112.697.502.494
145.847.492.088 41.258.749.453
904.420.797.705 153.956.251.947
-
904.420.797.705 153.956.251.947
37. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
204
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Segmen usaha (lanjutan)
Perkebunan
Pabrikasi
2008 Jumlah sebelum Eliminasi
Eliminasi
Konsolidasi
PENDAPATAN USAHA Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
3.707.691.264.384 -
972.931.327.692 327.760.348.377
4.680.622.592.076 327.760.348.377
(327.760.348.377)
4.680.622.592.076 -
Jumlah Pendapatan
3.707.691.264.384
1.300.691.676.069
5.008.382.940.453
(327.760.348.377)
4.680.622.592.076
Hasil segmen Beban usaha yang tidak dapat dialokasi
2.094.907.752.800
54.986.363.111
2.149.894.115.911
-
2.149.894.115.911
-
1.201.090.847.151 21.812.544.621 (10.702.662.334)
(948.803.268.760)
Laba usaha Pendapatan (beban) lain-lain Lainnya tidak dapat dialokasi Bagian laba bersih perusahaan asosiasi
6.825.621.000
14.986.923.621
21.812.544.621
11.042.072.851
Laba sebelum pajak Manfaat pajak Beban pajak tidak dapat dialokasi Hak minoritas
-
2.363.878.614
2.363.878.614
-
1.223.242.802.289 2.363.878.614 (380.888.398.605) 38.555
Laba bersih
844.718.320.853
NERACA KONSOLIDASI Segmen aset Segmen kewajiban INFORMASI LAINNYA Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi
4.635.033.037.765 2.441.897.292.809
593.354.609.928 154.172.361.357
5.228.387.647.693 2.596.069.654.166
(181.529.560.055) (81.939.215.898)
5.046.858.087.638 2.514.130.438.268
773.915.363.369 112.794.834.966
107.701.076.280 28.074.453.651
881.616.439.649 140.869.288.617
-
881.616.439.649 140.869.288.617
Segmen geografis Berikut ini adalah jumlah penjualan Perusahaan dan anak perusahaan berdasarkan pasar geografis:
Penjualan berdasarkan pasar geografis 2009 2008
Pasar geografis Lokal Ekspor
3.271.589.269.136 1.139.318.670.108
3.615.199.544.402 1.065.423.047.674
Jumlah
4.410.907.939.244
4.680.622.592.076
Seluruh aset berwujud Perusahaan dan anak perusahaan berada di Indonesia.
38. IKATAN DAN KEWAJIBAN BERSYARAT
205
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Perusahaan belum dapat menyediakan areal pengganti kawasan hutan seperti yang telah dipersyaratkan dalam surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. 238/Menhut-VII/1984 tanggal 21 Juni 1984, sehingga Perusahaan belum memperoleh Surat Keputusan izin pelepasan areal hutan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia yang merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan SHGU atas bidang tanah seluas ± 8.635 hektar yang terletak di Desa Aek Batu, Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara (Kebun Sei Meranti SK HGU No. 53/HGU/DA/88), dan atas bidang tanah seluas ± 1.329 hektar terletak di Desa Ujung Gading, Kecamatan Barumun, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara (Kebun Bukit Tujuh SK HGU No. 54/HGU/DA/88). Untuk mencegah potensi hilangnya hak atas pengelolaan kedua areal tersebut di atas, Perusahaan telah mengajukan surat kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia mengenai penyelesaian areal pengganti kawasan hutan. Saat ini Departemen Kehutanan Republik Indonesia sedang menunggu Fatwa dari Mahkamah Agung Republik Indonesia atas penyelesaian areal pengganti Kawasan Hutan sebagai kompensasi kawasan hutan yang telah dimanfaatkan/digunakan sebagai usaha perkebunan. Selanjutnya, Perusahaan mengajukan surat permohonan pelepasan kawasan hutan kepada Menteri Kehutanan Republik Indonesia sesuai surat Direksi No. 3.09/X/1126/2009 tanggal 13 Nopember 2009. Sampai dengan tanggal persetujuan penerbitan laporan keuangan, Perusahaan belum memperoleh izin pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia. b. Pada tanggal 16 Agustus 1999, Perusahaan menggugat PT Riau Crumb Rubber Factory (PT Ricry) atas susut pengolahan karet kering (Scrap lump) sebanyak 179.967 kg senilai Rp 1.064 juta. Perkara ini telah sampai di Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang menolak kasasi PT Ricry dan memutuskan PT Ricry untuk mengembalikan 179.967 kg karet kering dan membayar denda kepada Perusahaan sebesar Rp 200.000/hari sejak tanggal keputusan tersebut ditetapkan. Berdasarkan penetapan No. 04/Eks/Pdt.G/2008/PN.TTD Jo, No. 17/PDT.G/1999/PN.TTD tanggal 12 Januari 2009 dan Berita Acara Pelaksanaan Eksekusi No. 04/Eks/Pdt.G/2008/PN.TTD Jo, No. 17/PDT/G/1999/PN.TTD, ditetapkan sebagai berikut: • PT Ricry menyerahkan kepada Perusahaan karet kering yang telah disita sesuai Berita Acara Pelaksanaan Eksekusi tanggal 11 Desember 2008 sebanyak 179.967 kg. • Setelah dilaksanakan eksekusi, sesuai kesepakatan antara Perusahaan dengan PT Ricry maka PT Ricry membeli kembali karet kering yang telah diserahkan kepada Perusahaan dengan harga sebesar Rp 15.512 per kg dengan total pembayaran sebesar Rp 2.675 juta (termasuk pajak pertambahan nilai). Selanjutnya PT Ricry mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pada tanggal 20 Pebruari 2009, Makamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan Putusan Peninjauan Kembali sesuai Putusan No. 712/PK/Pdt/2008, yang mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari PT Ricry. Pada tanggal 21 Januari 2010, Perusahaan telah menerima Relaas panggilan Aanmaning guna diberi teguran untuk melaksanakan sendiri putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam perkara peninjauan kembali.
38. IKATAN DAN KEWAJIBAN BERSYARAT (lanjutan) 206
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pada tanggal 27 September 2004, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT TMN untuk pengadaan pasokan kayu karet dimana Perusahaan wajib menjamin ketersediaan kayu karet di kebun milik Perusahaan sebanyak 5.000 m3 (lima ribu meter kubik) setiap bulan untuk dipergunakan sebagai bahan baku kebutuhan PT TMN. Biaya penebangan dan pengangkutan kayu karet menjadi beban PT TMN. Harga kayu karet yang dipasok oleh Perusahaan ditetapkan berdasarkan lokasi kebun dan akan ditinjau setiap 5 tahun. Pada tahun 2009, Perusahaan melakukan revisi perjanjian pasokan kayu karet untuk periode 20092014, namun belum disepakati oleh PT TMN. Berdasarkan Surat Direksi No. 3.12/X/83/2009 tanggal 1 Oktober 2009, Perusahaan menghentikan pasokan kayu karet kepada PT TMN. d. Pada tanggal 14 Juli 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Nindya-Galih Joint Operation (kerjasama antara PT Nindya Karya (Persero) dengan PT Galih Medan Persada) untuk pembangunan pabrik kelapa sawit 45 ton Tbs/Jam dan infrastruktur kawasan industri Sei Mangkei dengan nilai proyek sebesar Rp 160.380 juta (termasuk pajak pertambahan nilai). Jangka waktu pelaksanaan proyek selama 16 bulan sampai dengan 14 Nopember 2010. Perusahaan menerima bank garansi senilai Rp 8.019 juta (5%) dari Nindya-Galih Joint Operation sebagai jaminan pelaksanaan proyek, selain itu Perusahaan juga memberikan batasan-batasan tertentu sebagaimana tercantum dalam perjanjian. e. Pada tanggal 16 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) dengan PTPN I (Persero) untuk pengelolaan kebun karet dan kelapa sawit serta pabrik karet yang terdapat di Kebun Karang Inong dan Kebun Julok Rayeuk Selatan, Kabupaten Aceh Timur, milik PTPN I (Persero) dengan luas areal masing-masing sebesar 4.470 hektar dan 4.633 hektar untuk jangka waktu 25 tahun mulai 1 Januari 2010. Perjanjian ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN Republik Indonesia dalam suratnya No. S-706/MBU/2009 tanggal 30 September 2009. Berdasarkan perjanjian ini, PTPN I (Persero) menyerahkan pengelolaan atas aset KSO kepada Perusahaan untuk dibangun dan dikembangkan sesuai kesepakatan dan memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) yang antara lain menyatakan bahwa aset tersebut tidak sedang dibebani oleh hak tanggungan. Selanjutnya Perusahaan menjamin dan menyetujui untuk mendanai seluruh biaya yang diperlukan untuk pengelolaan kebun tersebut. Bagi hasil atas KSO ini akan dilaksanakan dengan pembagian sebagai berikut: a. Sepuluh (10) tahun pertama setelah Payback Period Realisasi tercapai, Perusahaan memperoleh sebesar 75% sedangkan PTPN I (Persero) sebesar 25%. b. Selanjutnya untuk masa sisa KSO, Perusahaan memperoleh sebesar 60% dan PTPN I (Persero) sebesar 40%.
39. REKLASIFIKASI AKUN
207
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laporan keuangan konsolidasi tahun 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2009. Rincian reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: Setelah reklasifikasi Deposito berjangka Piutang lain-lain Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Biaya dibayar dimuka Aset lancar lainnya Piutang pihak hubungan istimewa Hutang lain-lain Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang pihak hubungan istimewa Beban pokok penjualan Beban umum dan administrasi
Sebelum reklasifikasi -
226.609.825
5.741.739.871 16.937.154.856 9.233.159.270 18.232.629.554
22.019.548.059 8.973.837.577 32.711.868 18.891.976.222
288.356.544 10.509.343.311 54.910.603.698 2.524.807.551.896 858.983.463.967
58.954.513.568 6.753.789.985 2.519.433.091.531 864.357.924.332
40. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan beberapa Standar Akuntansi revisi. Diantaranya terdapat beberapa standar yang mungkin berdampak terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan. Standar tersebut adalah sebagai berikut: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010: •
PSAK 26 (Revisi 2008) - Biaya Pinjaman Menentukan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.
•
PSAK 50 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.
•
PSAK 55 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.
•
PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan
Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. 40. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)
208
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan): •
PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
•
PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
•
PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
•
PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi Pada Entitas Asosiasi Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) "Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi" dan PSAK 40 (1997) "Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi".
•
PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan.
•
PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
•
PSAK 57 (Revisi 2009) - Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
•
PSAK 58 (Revisi 2009) - Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak standar tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasi. 41. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
209
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 24 Maret 2010.
210
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
Daftar Isi
Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi …………………………………………….………………………
1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi ……………………………….……………………….
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi .………………………………........................
4
Laporan Arus Kas Konsolidasi ..……………………………………………………......
5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ……………………………………...........
6-55
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok Direksi dan karyawan
4,443,000,422,952 (2,106,302,327,056) (1,424,738,192,469)
Kas yang dihasilkan dari operasi
911,959,903,427
Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan
(135,389,225,192) (199,431,931,944)
Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi
577,138,746,291
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dividen Penambahan investasi saham Penerimaan bunga Hasil penjualan aset non produktif Penambahan tanaman belum menghasilkan Perolehan aset tetap Penambahan beban tangguhan Penambahan aset lain-lain
6,737,330,586 (1,050,000,000) 37,282,142,740 1,996,040,538 (427,690,093,782) (274,969,418,627) (6,179,283,322) (42,704,302,789)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(706,577,584,656)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari (pembayaran kepada) pihak hubungan istimewa Pembayaran tantiem direksi dan komisaris Pembayaran dividen Pembayaran program kemitraan dan bina lingkungan Penerimaan pinjaman jangka panjang Pembayaran pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang obligasi
(43,384,005,479) (253,415,496,000) (33,788,732,000) 600,000,000,000 (60,000,000,000) (90,000,000,000)
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan Dampak Perubahan Kurs
119,411,766,521 (6,721,592,443)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(16,748,664,287)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
800,755,698,663
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
784,007,034,376
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas Reklasifikasi tanaman belum menghasilkan ke tanaman menghasilkan Penambahan tanaman belum menghasilkan melalui: Kapitalisasi beban bunga dan keuangan Hutang kontraktor Aset lain-lain Penambahan aset tetap melalui hutang kontraktor Penambahan investasi saham melalui aset lain-lain Penambahan aset lain-lain melalui reklasifikasi: Tanaman menghasilkan Tanaman belum menghasilkan Aset tetap
565,776,529,050 64,380,241,336 30,821,561,248 39,098,581,179 57,675,896,601 126,456,546 887,432,287
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
159
AN 8
2008 4,755,775,128,881 (1,655,829,408,035) (1,420,378,453,666) 1,679,567,267,180 (116,540,990,741) (355,358,433,138) 1,207,667,843,301
5,848,583,618 47,378,808,147 (527,735,756,651) (212,582,235,257) (4,746,197,083) (34,875,593,717) (726,712,390,943)
6,984,932,438 (10,529,217,000) (175,486,952,000) (35,097,390,000) (26,220,212,139) (240,348,838,701) 8,061,380,982 248,667,994,639 552,087,704,024 800,755,698,663
375,632,513,205 67,260,691,437 12,243,098,579 16,076,067,958 22,172,866,925 529,038,276 6,436,129,928 6,077,373,508 7,259,630,098
160
153
154