PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Entitas Anaknya Laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Daftar Isi
Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ....................................................................................
1-3
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian ....................................
4-5
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian .................................................................................
6
Laporan Arus Kas Konsolidasian..................................................................................................
7-8
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian .........................................................................
9 - 146
Informasi Tambahan .................................................................................................................... 147 - 152
*****************************
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan kembali - Catatan 44) Catatan
31 Desember 2015
31 Desember 2014
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
4,8,40,41 5,8,41 6,40,41
3.896.019.023.936 3.795.524.993.995
4.973.600.218.549 194.878.948.416
5.585.597.978.946 172.500.000.000
542.972.496.794 63.649.638.397
715.264.974.143 63.288.003.457
889.056.872.162 61.810.433.640
824.896.985.946 88.530.773.614 4.686.218.583.645 802.664.443.469 646.699.892.520
1.294.088.542.931 119.684.980.960 5.681.484.839.732 273.036.693.650 597.762.240.823
1.395.353.441.164 181.571.431.787 6.139.512.918.837 448.113.137.166 699.937.613.771
15.347.176.832.316
13.913.089.442.661
15.573.453.827.473
631.099.456.250 42.549.117.912 175.459.759.924 1.658.390.334.478
694.272.317.867 37.316.186.486 255.423.707.852 1.385.289.434.571
424.553.886.977 9.124.510.670 376.243.199.413 1.261.713.422.701
19.284.209.303.811
16.071.726.357.103
13.450.858.240.099
13.509.253.841.342 75.122.870.747 203.109.326.160 55.757.438.863.116
14.134.960.119.781 90.415.302.511 187.935.911.876 16.681.477.451.708
13.170.608.759.759 83.484.002.990 157.775.215.006 15.629.470.338.364
428.210.263.985 169.189.383.686
455.690.713.949 218.885.195.956
535.803.280.835 350.109.987.513
1.026.973.286.282 1.412.061.769.829
944.023.060.684 849.120.309.826
750.781.850.123 996.939.742.340
94.373.067.577.522
52.006.536.070.170
47.197.466.436.790
109.720.244.409.838
65.919.625.512.831
62.770.920.264.263
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Piutang lain-lain - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Persediaan - neto Pajak dibayar di muka Aset lancar lainnya
8 7,41 8 9 22a 10,41
Total Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain jangka panjang - neto 11,41 Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi 8 Investasi saham 12 Aset pajak tangguhan - neto 22f Tanaman perkebunan 13 Tanaman menghasilkan - neto Tanaman belum menghasilkan - neto Tanaman semusim Tanaman kayu Aset tetap - neto 14 Beban tangguhan hak atas tanah - neto 15 Pembibitan 16 Taksiran tagihan pajak dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak 22b Aset tidak lancar lainnya - neto 17 Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
5.436.145.254.018
4.910.598.368.110
4.528.895.564.086
4.303.053.910.291 490.116.931.991
3.927.500.891.828 622.704.934.615
3.896.708.788.303 203.746.630.630
1.311.355.125.494 574.163.430.943 1.400.710.688.457 847.072.945.750 1.784.850.036.203
1.771.323.011.675 567.206.801.983 1.807.640.075.473 713.271.579.810 1.636.840.575.592
2.421.685.223.277 422.407.084.927 1.224.371.412.346 508.640.968.261 1.376.790.171.802
2.489.732.808
1.876.096.444
696.444.444
4.066.892.385.953
3.822.989.948.659
2.763.918.415.151
894.003.657.726
1.209.930.431.787
1.145.297.904.492
21.110.854.099.634
20.991.882.715.976
18.493.158.607.719
8
151.525.467.215 48.820.568.985
145.555.034.860 85.663.306.282
303.322.644.105 84.442.553.967
8,25
215.260.790.005
215.593.952.932
2.471.555.556
22.734.557.706.378 10.909.530.660.154 238.849.260.107
20.825.908.634.994 10.312.079.471.843 53.399.495.917
19.949.756.188.378 9.768.319.964.042 1.533.850.703
Total Liabilitas Jangka Panjang
34.298.544.452.844
31.638.199.896.828
30.109.846.756.751
TOTAL LIABILITAS
55.409.398.552.478
52.630.082.612.804
48.603.005.364.470
Catatan LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 18,41 Utang usaha 19,41 Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi 8 Utang lain-lain 20,41 Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi 8 Uang muka pelanggan 21 Utang pajak 22c Biaya masih harus dibayar 23,41 Bagian pendapatan diterima di muka jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 25 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 8,26,41 Bagian liabilitas imbalan kerja karyawan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 27 Total Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang lain-lain jangka panjang Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Pendapatan diterima di muka setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja karyawan Liabilitas pajak tangguhan - neto
24,41
8,26,41 27 22f
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan kembali - Catatan 44) Catatan
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
31 Desember 2015
31 Desember 2014
13.511.677.000.000 290.262.744.836 35.084.842.710.918
13.511.677.000.000 (1.549.983.127.123) -
3.321.298.000.000 (25.916.679.561 ) -
1.382.582.105.974 (1.190.653.516.259) -
1.142.299.461.447 (247.027.977.779 ) 9.842.752.802.980
EKUITAS Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp1.000.000 per saham Modal dasar - 54.000.000 saham (2014: 54.000.000 saham dan 2013: 13.100.100 saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh - 13.511.677 saham (2014: 13.511.677 saham dan 2013: 3.321.298 saham) Komponen ekuitas lainnya Penghasilan komprehensif lain Saldo laba Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Ekuitas merging entities
28 28
1.603.336.878.563 (1.253.924.678.727) -
Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non-pengendali Total Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
2
49.236.194.655.590
12.153.622.462.592
14.033.405.607.087
5.074.651.201.770
1.135.920.437.435
134.509.292.706
54.310.845.857.360
13.289.542.900.027
14.167.914.899.793
109.720.244.409.838
65.919.625.512.831
62.770.920.264.263
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan kembali Catatan 44) Catatan
31 Desember 2015
31 Desember 2014
PENDAPATAN
30
36.212.111.250.438
39.497.963.053.859
BEBAN POKOK PENDAPATAN
31
27.740.612.719.989
30.660.467.827.069
8.471.498.530.449
8.837.495.226.790
(734.080.233.419) (5.676.027.345.735) 987.238.141.134 (1.461.780.323.533)
(704.367.964.189) (5.603.074.548.177) 996.041.907.378 (11.000.000.000) (903.088.510.224)
1.586.848.768.896
2.612.006.111.578
(33.924.816.241) 193.601.793.123 (34.794.571.216) (1.868.328.848.197)
10.838.456.765 280.628.346.626 (54.214.138.423) (1.557.012.531.428)
LABA BRUTO Beban pemasaran dan penjualan Beban umum dan administrasi Penghasilan operasi lain Pajak final atas penghasilan operasi lain Beban operasi lain
32 33 34 35
LABA USAHA Bagian laba (rugi) entitas asosiasi Penghasilan keuangan Pajak final atas penghasilan keuangan Beban keuangan
36
LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN
(156.597.673.635)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
(456.668.066.669)
(848.645.402.125)
(613.265.740.304)
443.600.842.993
22d
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN Penghasilan komprehensif lain: Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Surplus revaluasi aset tetap Rugi pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja karyawab Laba penyesuaian liabilitas keuangan, neto Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
14 27
38.825.207.123.972 (398.088.001.569) 5.458.804.776 159.782.933.918
Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi: Aset keuangan tersedia untuk dijual - neto
1.292.246.245.118
(415.367.940)
(1.209.258.126.815) 289.228.439.394
504.418.946
Penghasilan (rugi) komprehensif lain, setelah pajak
38.591.945.493.157
(919.525.268.475)
TOTAL PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SEBELUM PENYESUAIAN LABA MERGING ENTITIES
37.978.679.752.853
(475.924.425.482)
-
(95.682.331.481)
37.978.679.752.853
(571.606.756.963)
LABA MERGING ENTITIES Pemilik entitas induk TOTAL PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SETELAH PENYESUAIAN LABA MERGING ENTITIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Be rakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan kembali Catatan 44) Catatan
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Laba (Rugi) Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
(529.953.161.520) (83.312.578.784)
325.443.533.231 22.474.978.281
Total
(613.265.740.304)
347.918.511.512
Total Penghasilan (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
34.374.954.700.903 3.603.725.051.950
(673.854.004.205) 102.247.247.242
Total
37.978.679.752.853
(571.606.756.963)
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
37
(39.222)
55.452
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Saldo 1 Januari 2014/31 Desember 2013
Saldo 1 Januari 2014/31 Desember 2013 (disajikan kembali)
29 29
28
Saldo 31 Desember 2014 (disajikan kembali) Rugi tahun berjalan Pembagian dividen Surplus revaluasi aset tetap Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya Penambahan modal saham melalui perhitungan nilai wajar pengalihan saham milik Pemerintah Tambahan setoran modal Setoran modal dari kepentingan non-pengendali Transaksi kombinasi bisnis dengan entitas sepengendali Rugi pengukuran kembali atas liabilitas imbalan Kerja karyawan Perubahan kepentingan non-pengendali Saldo 31 Desember 2015
Saldo laba Komponen ekuitas lainnya
3.321.298.000.000
Penyesuaian neto yang timbul dari penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan kerja”
Laba tahun berjalan Pembagian dividen Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya Penambahan modal saham melalui pengalihan saham milik Pemerintah Setoran modal dari kepentingan non-pengendali Transaksi kombinasi bisnis dengan entitas sepengendali Rugi pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja karyawan Pengembalian dana PKBL Perubahan kepentingan non-pengendali
Modal saham ditempatkan dan disetor penuh
Penghasilan komprehensif lain
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Total
Kepentingan Non-pengendali
15.064.941.830.036
20.343.218.338.970
Total Ekuitas
445.013.802.960
-
1.142.299.461.447
-
(470.930.482.521)
-
-
(616.693.222.306 )
(5.222.189.027.056 )
(6.309.812.731.883)
14.977.334.658
3.321.298.000.000
(25.916.679.561)
-
1.142.299.461.447
(247.027.977.779 )
9.842.752.802.980
14.033.405.607.087
134.509.292.706
95.682.331.481 -
-
-
369.665.244.527
Ekuitas Merging Entities
-
(18.483.000.000)
325.443.533.231 (110.899.600.000 ) (258.765.644.527 )
-
-
-
258.765.644.527
10.190.379.000.000
-
-
-
-
421.125.864.712 (129.382.600.000)
119.531.958.048
22.474.978.281 (428.422.293)
20.462.750.297.018
(6.294.835.397.225 )
14.167.914.899.793 443.600.842.993 (129.811.022.293 )
-
-
-
-
-
10.190.379.000.000
-
10.190.379.000.000
-
-
-
-
-
-
(1,524.066.447.562)
-
-
99.893.710.252
-
-
-
-
(999.297.537.436 ) -
-
-
1.382.582.105.974
(1.190.653.516.259 )
-
12.153.622.462.592
1.135.920.437.435
13.289.542.900.027
(529.953.161.520) (346.352.718.720) 35.084.842.710.918
(83.312.578.784) (2.637.393.771) 3.740.364.413.054
(613.265.740.304 ) (348.990.112.491 ) 38.825.207.123.972
13.511.677.000.000
(1.549.983.127.123)
(9.938.435.134.461 )
-
379.760.495.553
379.760.495.553
(11.362.607.871.771)
504.685.476.765
(10.857.922.395.007 )
(999.297.537.436) -
79.772.268.962 58.500.000 15.087.847.462
(919.525.268.474 ) 58.500.000 15.087.847.462
29
-
-
35.084.842.710.918
-
(529.953.161.520 ) (346.352.718.720 ) -
-
29
-
-
-
220.754.772.589
(220.754.772.589 )
-
-
-
-
28 28
-
17.398.199.194.541 3.150.000.000.000
-
-
-
-
17.398.199.194.541 3.150.000.000.000
-
17.398.199.194.541 3.150.000.000.000
-
-
-
-
-
-
-
353.142.000.000
353.142.000.000
1.213.724.338.856
28
-
-
-
(17.494.228.983.726)
-
-
(18.707.953.322.582) -
-
-
(179.934.848.495 ) -
-
(179.934.848.495) -
13.511.677.000.000
290.262.744.836
35.084.842.710.918
1.603.336.878.563
(1.253.924.678.727 )
-
49.236.194.655.590
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
14.501.106.156 (53.326.782.320) (30.000.000.000) 5.074.651.201.770
(17.479.727.877.570 ) (233.261.630.815 ) (30.000.000.000 ) 54.310.845.857.360
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Disajikan kembali Catatan 44) Catatan
31 Desember 2015
31 Desember 2014
36.761.200.989.853 (30.968.111.783.987) (580.339.159.424)
41.494.806.140.753 (34.538.123.736.650) (793.706.588.492)
5.212.750.046.442 2.772.024.329.779 127.941.578.378 89.290.728.686 (1.005.308.184.006) (1.915.802.779.354) (2.592.932.502.002)
6.162.975.815.611 2.522.167.641.830 76.417.791.617 116.573.945.535 (1.070.777.722.698) (1.979.581.836.804) (2.533.912.951.421)
2.687.963.217.923
3.293.862.683.670
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil dari penjualan aset tetap Penerimaan dividen kas Penerimaan bunga Penerimaan dari divestasi entitas asosiasi Penambahan properti investasi Penambahan hewan ternak berumur panjang Penambahan aset tak berwujud Penambahan pembibitan Penempatan deposito Penambahan aset tidak lancar lainnya Penambahan piutang plasma dan KKPA Penambahan investasi pada entitas asosiasi dan afiliasi Penambahan tanaman aneka kayu Penambahan tanaman semusim Kenaikan beban ditangguhkan Penambahan aset tetap Penambahan tanaman perkebunan Penempatan kas yang dibatasi penggunaannya
270.243.246.047 80.350.672.446 40.744.735.180 30.650.314.000 (385.722.768) (2.978.087.400) (3.325.707.226) (12.218.217.273) (17.295.000.000) (18.158.978.800) (31.258.218.211) (33.451.016.487) (48.555.849.401) (58.923.652.475) (107.974.257.552) (2.497.097.769.046) (2.738.765.391.352) (3.520.000.000.000)
304.166.909.138 52.443.221.094 64.477.419.401 96.071.566.666 (3.697.970.847) (20.678.306.743) (139.270.672) (127.937.217.686) (28.564.234.502) (9.760.000.000) (63.217.573.582) (12.263.003.785) (9.332.393.289) (2.581.208.168.498) (3.019.685.437.084) -
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi
(8.668.398.900.318)
(5.359.324.460.389)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Pembayaran kas beban operasi dan lain-lain Kas yang diperoleh dari operasi Penerimaan kas lainnya Penerimaan dari restitusi pajak penghasilan Penerimaan bunga Pembayaran kas lainnya Pembayaran pajak Pembayaran bunga Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
7
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Disajikan kembali Catatan 44) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari pinjaman bank Penerimaan setoran modal Penerimaan dari wesel bayar Penerimaan dana PKBL dan KKPE Penerimaan setoran modal pemegang saham non pengendali kepada entitas anak Penerimaan dari pihak berelasi Penerimaan dana stimulus Pembayaran utang denda deviden Pembayaran utang pembiayaan konsumen Pembayaran dividen dari entitas anak kepada KNP Pembayaran utang kepada pemegang saham non-pengendali Pembayaran utang kepada pemerintah Republik Indonesia Pembayaran tantiem Pembayaran utang forward sales Pembayaran sewa pembiayaan Pembayaran kepada pihak berelasi Pembayaran dividen Pembayaran wesel bayar Pembayaran program kemitraan dan bina lingkungan Pembayaran utang bank Kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan PENURUNAN NETO KAS DAN SETARA KAS
31 Desember 2015 12.430.259.312.076 3.500.000.000.000 674.871.860.000 441.469.584.393
8.648.764.950.153 73.000.000.000 563.009.445.632
25.585.000.000 393.721.379 (44.544.010) (2.629.529.582)
13.160.000.000 1.368.818.433 41.336.363.637 (1.501.970.871) (4.318.980)
(4.799.355.713) (3.925.059.415) (6.736.672.341) (76.705.163.059) (80.827.328.972) (95.266.444.000) (384.671.673.478) (455.000.000.000) (817.788.878.002) (10.228.925.443.446)
(28.180.608.136) (56.067.730.726) (199.607.182.268) (412.707.372.768) (300.000.000.000) (557.635.783.821) (6.332.123.885.252)
4.915.259.385.830
1.452.810.725.033
(1.065.176.296.565)
DAMPAK NETO SELISIH KURS ATAS KAS DAN SETARA KAS
31 Desember 2014
(12.404.898.048)
(612.651.051.686) 653.291.289
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
4.973.600.218.549
5.585.597.978.946
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
3.896.019.023.936
4.973.600.218.549
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
8
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (“Perusahaan“) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 tanggal 14 Februari 1996, sesuai dengan akta yang dibuat dihadapan Notaris Harun Kamil, S.H. No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-8331 HT.01.01.Th.96. tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, tambahan No. 8674. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 6 dari Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn. tanggal 3 Oktober 2014, mengenai Pernyataan keputusan rapat umum pemegang saham tentang perubahan struktur permodalan. Perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-06997.40.21.2014, tanggal 3 Oktober 2014. Perusahaan adalah hasil peleburan 3 (tiga) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero). Peleburan ketiga BUMN tersebut ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 1996. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2014 tanggal 17 September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero), ditetapkan bahwa Negara Republik Indonesia melakukan penambahan penyertaan modal ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar 90% yang berasal dari pengalihan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara lainnya. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2014 pada tanggal 17 September 2014, maka: •
•
•
Bentuk badan usaha PT Perkebunan Nusantara I (Persero), PT Perkebunan Nusantara II (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), PT Perkebunan Nusantara V (Persero), PT Perkebunan Nusantara VI (Persero), PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), PT Perkebunan Nusantara X (Persero), PT Perkebunan Nusantara XI (Persero), PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) berubah menjadi Perseroan Terbatas yang tunduk sepenuhnya pada Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara I, PT Perkebunan Nusantara II, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara V, PT Perkebunan Nusantara VI , PT Perkebunan Nusantara VII, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XI, PT Perkebunan Nusantara XII, PT Perkebunan Nusantara XIII dan PT Perkebunan Nusantara XIV masing-masing sebesar 90%. Kepemilikan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara I, PT Perkebunan Nusantara II, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara V, PT Perkebunan Nusantara VI , PT Perkebunan Nusantara VII, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XI, PT Perkebunan Nusantara XII, PT Perkebunan Nusantara XIII dan PT Perkebunan Nusantara XIV masing-masing menjadi 10%.
9
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan (lanjutan) Nilai penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar Rp10.190.379.000.000 ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 468/KMK.06/2014 tanggal 1 Oktober 2014. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.767/KMK.06/2015 tanggal 24 Juli 2015 ditetapkan bahwa nilai pertambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi sebesar Rp27.588.578.194.542. Nilai tersebut merupakan nilai definitif penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sesuai perhitungan nilai wajar saham per tanggal 30 September 2014 yang berasal dari pengalihan 90% saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara I, PT Perkebunan Nusantara II, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara V, PT Perkebunan Nusantara VI , PT Perkebunan Nusantara VII, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XI, PT Perkebunan Nusantara XII, PT Perkebunan Nusantara XIII dan PT Perkebunan Nusantara XIV. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 135 tahun 2015 tanggal 28 Desember 2015, Negara Republik Indonesia melakukan penambahan penambahan penyertaan modal ke dalam modal PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar Rp3.150.000.000.000 yang diteruskan sebagai penambahan modal PT Perkebunan Nusantara III (Persero) kepada PT Perkebunan Nusantara VII, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XI dan PT Perkebunan Nusantara XII masing-masing sebesar Rp157.500.000.000, Rp900.000.000.000, Rp877.500.000.000, Rp585.000.000.000 dan Rp630.000.000.000. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agro bisnis dan agro industri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perusahaan untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan utama: • Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatankegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut; • Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya; • Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan; • Pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata, agrobisnis, dan agro industri; • Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan. Kegiatan Perusahaan pada saat ini adalah pengembangan perkebunan kelapa sawit dan karet serta produksi minyak sawit dan karet yang terletak di Propinsi Sumatera Utara dan Aceh.
10
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan mengelola perkebunan seluas 159.758 hektar yang terdiri dari 36 unit kebun kelapa sawit dan kebun karet yang didukung dengan 12 unit pabrik kelapa sawit dan 8 unit pabrik karet, 1 unit pabrik pengolahan inti sawit, 1 unit pembangkit listrik tenaga biomassa sawit, 4 unit rumah sakit dan 1 unit peternakan sapi. Perusahaan juga mengelola kawasan Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara seluas 2.003 hektar yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, yang terdiri atas zona industri, logistik dan pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 2012 tanggal 27 Februari 2012. Kantor Pusat Perusahaan berdomisili di Jalan Sei Batanghari No. 2 Medan, Propinsi Sumatera Utara. Perusahaan dan Entitas Anaknya, secara bersama-sama disebut sebagai ”Kelompok Usaha”. b. Penyelesaian Laporan Keuangan Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini, yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 2 Mei 2016. c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Direksi pada 31 Desember 2015 dan 2014 Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris
2015 dan 2014 : : : : :
Joefly J. Bahroeny Dahlan Harahap Sardan Marbun Heri Sebayang Subur Budhisantoso
: : :
Dahlan Harahap Syamsuddin Lubis Darwin Bagindo Pakih
: :
Sardan Marbun H. Afrah Yusren
Komite Audit Ketua Anggota Anggota Komite Pemantau Risiko Ketua Anggota
11
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Direksi Direktur Utama Direktur Perencanaan dan Pengembangan Direktur Keuangan Direktur Produksi Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Direktur Korporasi
2015
2014
:
Bagas Angkasa *)
Bagas Angkasa
: : :
Alexander Maha Erwan Pelawi Tengku Syahmi Johan
Alexander Maha Erwan Pelawi Tengku Syahmi Johan
: :
Harianto Rafjon Yahya
Harianto -
*) Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham No. SK-77/MBU/04/2016 tanggal 13 April 2016, Bagas Angkasa telah digantikan oleh Elia Massa Manik sebagai pengganti Direktur Utama
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah karyawan tetap Perusahaan adalah sebanyak 26.339 orang dan 27.911 orang (tidak diaudit). Total imbalan jangka pendek bagi Dewan Komisaris, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Direksi Perusahaan, yang merupakan personil manajemen kunci, sebesar Rp15.846.884.026 untuk yang berakhir pada tanggal 31 Desember tahun 2015 (2014: 10.865.085.456). d. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Sebagaimana dijelaskan di dalam Catatan 2d, pada tahun 2014 Perusahaan menerapkan metode penyatuan kepemilikan untuk mencatat transaksi pengalihan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara lainnya di atas, dimana unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang bergabung, untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali dan untuk periode komparatif sajian, disajikan sedemikan rupa seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian. Selanjutnya, oleh karena laporan keuangan dari entitas yang bergabung tersebut disajikan kembali sehubungan dengan penerapan secara retrospektif standar akuntansi tertentu yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015 dan koreksi atas persediaan, akumulasi penyusutan aset tetap, aset pajak tangguhan serta reklasifikasi atas akun-akun tertentu, laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 telah disajikan kembali (Catatan 44).
12
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan) e. Entitas Anak Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan memiliki Entitas Anak sebagai berikut:
Entitas Anak
Domisili
Tahun beroperasi secara komersial
Total aset sebelum eliminasi (dalam jutaan rupiah)
Persentase kepemilikan Kegiatan usaha
2015
2014
2015
2014
Pemilikan langsung: PT Industri Karet Nusantara
Medan
2006
Industri hilir karet
99,99%
99,99%
137.029
127.549
PT ESW Nusantara Tiga
Medan
-
Industri pengolahan kayu dan triplek serta kelapa sawit (tidak aktif)
95,58%
95,58%
9.684
15.427
JIC Wood Company Ltd (JIC)
Hongkong
-
Industri panel board/kayu sintesis (tidak aktif)
60,00%
60,00%
8.573
8.573
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I)
Aceh
1996
Perkebunan dan produksi kelapa sawit dan karet
90,00%
90,00%
2.215.684
1.484.320
PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II)
Medan
1996
Perkebunan dan produksi kelapa sawit, tebu, tembakau dan karet
90,00%
90,00%
6.517.083
2.985.555
PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV)
Medan
1996
Perkebunan dan produksi kelapa sawit dan teh
90,00%
90,00%
13.832.447
10.983.825
PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V)
Pekanbaru
1996
Perkebunan dan produksi kelapa sawit dan karet
90,00%
90,00%
6.968.636
5.548.976
PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI)
Jambi
1996
Perkebunan dan produksi kelapa sawit dan teh
90,00%
90,00%
3.824.811
2.849.347
PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII)
Bandar Lampung
1996
Perkebunan dan produksi kelapa sawit, karet, tebu dan teh
90,00%
90,00%
13.039.538
8.742.339
PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII)
Bandung
1996
Perkebunan dan produksi teh, karet, kelapa sawit kina, kakao dan holtikultura
90,00%
90,00%
9.219.588
3.699.117
PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX)
Semarang
1996
Perkebunan dan produksi karet, teh, kopi dan tebu
90,00%
90,00%
4.585.510
2.325.598
PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X)
Surabaya
1996
Perkebunan dan produksi tebu, tembakau, karung, bioethanol dan edamame
90,00%
90,00%
12.323.724
4.546.348
PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI)
Surabaya
1996
Perkebunan dan produksi tebu, karung dan bioethanol
90,00%
90,00%
5.671.710
2.664.927
PT Perkebunan Nusantara XI I (PTPN XII)
Surabaya
1996
Perkebunan dan produksi karet, tebu, kopi, teh, aneka kayu, kakao dan holtikultura
90,00%
90,00%
9.529.205
2.645.407
PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII)
Pontianak
1996
Perkebunan dan produksi kelapa sawit dan karet
90,00%
90,00%
6.816.077
5.428.448
PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV)
Makassar
1996
Perkebunan dan produksi kelapa sawit dan tebu
90,00%
90,00%
1.822.323
875.926
-
Industri hilir kelapa sawit (tidak aktif)
99,99%
100,00%
28.282
26.631
Jasa kesehatan/rumah sakit
99,99%
-
60.708
-
PT Sinar Oleo Nusantara (SON) Medan
PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN)
2015
13
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan) e. Entitas Anak (lanjutan)
Entitas Anak
Domisili
Tahun beroperasi secara komersial
Persentase kepemilikan Kegiatan usaha
2015
2014
Total aset sebelum eliminasi (dalam jutaan rupiah) 2015
2014
Pemilikan tidak langsung: PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Jakarta
2009
Pemasaran produksi perusahaan-perusahaan perkebunan
89,78%
89,78%
364.069
238.174
PT Riset Perkebunan Nusantara Bogor (RPN)
2009
Penelitian, pengembangan, dan pelayanan
84,67%
84,67%
894.017
911.516
PT Bio Industri Nusantara (BIN) Bandung
2003
Produksi dan penjualan pupuk
92,50%
92,50%
29.403
32.500
PT Cut Meutia Medika Nusantara (CMMN)
Langsa
2013
Jasa kesehatan/rumah sakit
89,10%
89,10%
34.328
35.273
PT Nusa Dua Bekala (NDB)
Medan
-
Perkebunan dan produksi kelapa sawit dan karet (dalam tahap pengembangan)
76,97%
76,97%
155.985
156.451
PT Agro Sinergi Nusantara (ASN)
Meulaboh
2011
Perkebunan dan produksi kelapa sawit
90,00%
90,00%
966.839
800.485
PT Sarana Agro Nusantara (SAN)
Medan
2001
Pergudangan
90,00%
90,00%
132.994
66.935
PT Sinergi Perkebunan Nusantara (SPN)
Morowali
2012
Perkebunan dan produksi kelapa sawit
90,00%
90,00%
394.346
314.977
PT Bukit Kausar (BK)
Jambi
2000
Perkebunan dan produksi kelapa sawit
89,10%
89,10%
297.000
249.604
PT Alam Lestari Nusantara (ALN)
Jambi
-
Perkebunan dan produksi karet (dalam tahap pengembangan)
90,00%
90,00%
268.000
212.668
PT Mendahara Agrojaya Industry (MAI)
Jambi
2013
Perkebunan dan produksi kelapa sawit dan karet
89,10%
89,10%
311.000
268.695
PT Karya Nusa Tujuh (KNT)
Bandar Lampung
2013
Peternakan dan produksi sapi
81,00%
81,00%
29.531
31.005
PT Agro Medika Nusantara (AMN)
Subang
2012
Jasa kesehatan/rumah sakit
87,03%
87,03%
68.258
42.664
PT Dasaplast Nusantara (DN)
Jepara
2004
Produksi plastik, inner bag dan waring plastik
81,00%
81,00%
131.824
85.812
PT Nusantara Medika Utama (NMU)
Mojokerto
2013
Jasa kesehatan/rumah sakit
89,55%
89,55%
184.551
137.308
PT Energi Agro Nusantara (EAN)
Mojokerto
2013
Produksi ethanol
89,33%
89,33%
50.625
34.059
PT Nusantara Sebelas Medika (NSM)
Surabaya
2013
Jasa kesehatan/rumah sakit
89,82%
89,82%
128.174
112.786
PT Rolas Nusantara Medika (RNMe)
Jember
2012
Jasa kesehatan/rumah sakit
90,00%
90,00%
127.780
79.278
PT Rolas Nusantara Mandiri (RNMa)
Surabaya
2012
Perkebunan dan produksi kopi, teh dan lainnya
90,00%
90,00%
31.455
31.522
PT Industri Gula Glenmore (IGG)
Jember
-
Produksi gula pasir dan produk turunannya (dalam tahap pengembangan)
90,00%
90,00%
898.899
302.351
PT Rolas Nusantara Tambang (RNT)
Surabaya
-
Pertambangan pasir (dalam tahap pengembangan)
85,50%
85,50%
15.210
18.750
PT Kalimantan Medika Nusantara (KMN)
Pontianak
2014
Jasa kesehatan/rumah sakit
89,55%
89,55%
10.527
6.981
14
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan) e. Entitas Anak (lanjutan) Penyertaan saham pada Perusahaan asosiasi berikut dicatat dengan menggunakan metode ekuitas: Asosiasi
2.
Tahun secara komersial
Domisili
Persentase kepemilikan Kegiatan usaha
2015
2014
PT Kalimantan Agro Nusantara (KAN)
Kutai Timur
2009
Perkebunan dan produksi kelapa sawit
45,90%
45,90%
PT Nusantara Batulicin (NB)
Batulicin
2011
Perkebunan dan produksi karet
45,90%
45,90%
PT Applied Agricultural Resources Nusantara (AARN)
Jakarta
-
Pembibitan kelapa sawit (dalam tahap pengembangan)
31,50%
31,50%
PT Bakti Usaha Menanam Nusantara Hijau Lestari II (BUMNHL)
Surakarta
2010
Agro forestry
22,95%
22,95%
PT Industri Gula Nusantara (IGN)
Kendal
2004
Pabrik pengolahan gula
32,40%
32,40%
PT Langkat Nusantara Kepong (LNK)
Medan
2009
Perkebunan dan produksi karet dan kelapa sawit
36,00%
36,00%
PT Perkebunan Agrintara (PA)
Jakarta
1997
Industri hilir karet (dalam proses divestasi)
27,00%
27,00%
PT Perkebunan Mitra Ogan (MO)
Palembang
1988
Perkebunan dan produksi kelapa sawit
26,42%
26,42%
PT Propernas Nusa Dua (PND)
Medan
-
Properti (dalam tahap pegembangan)
44,10%
44,10%
PT Pupuk Agro Nusantara (PAN)
Medan
-
Pengolahan pupuk (dalam tahap pengembangan)
30,60%
30,60%
PT Sinkona Indonesia Lestari (SIL)
Subang
1986
Pengolahan kina
44,10%
44,10%
PT Tiga Mutiara Nusantara (TMN)
Serdang Bedagai
2006
Industri furniture dari kayu karet
30,00%
30,00%
PT Nusantara Mas (NM)
Medan
-
Industri hilir sawit (dalam tahap pengembangan)
-
-
Hamburg Indonesische Import Gmbh (Indoham) Jerman
Hamburg, Jerman
-
Pemasaran produksi perusahaanperusahaan Perkebunan (dalam tahap pengembangan)
20,80%
20,80%
PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI)
Jakarta
Transportasi
25,00%
25,00%
2015
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN Kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan oleh Kelompok Usaha sesuai dengan standar akuntasi keuangan di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”). Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 oleh Kelompok Usaha. a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK“) yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) dan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan. Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK ini mengubah pengelompokan pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penerapan PSAK ini hanya mempengaruhi penyajian dan tidak berpengaruh terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan Kelompok Usaha. 15
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) PSAK revisian ini menjelaskan bahwa laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif (dalam hal ini tanggal 1 Januari 2014 untuk Kelompok Usaha), disajikan sebagi akibat penyajian retrospektif atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan tidak perlu menyajikan catatan yang terkait dengan laporan posisi keuangan awal periode sebelumnya. Dengan demikian, Kelompok Usaha tidak menyajikan Catatan terkait dengan laporan posisi keuangan periode awal tanggal 1 Januari 2014. Laporan keuangan konsolidasian menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya. Selanjutnya, Kelompok Usaha menyajikan laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal periode sebelumnya ketika terdapat penerapan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau membuat penyajian kembali, atau ketika mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 1 Januari 2014 disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian ini sehubungan dengan penerapan kebijakan akuntansi secara retrospektif sebagaimana yang dijelaskan dalam Catatan 44. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas, dan dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang dikasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Setiap entitas dalam Kelompok Usaha menetapkan mata uang fungsional sendiri dan transaksi-transaksi dalam laporan keuangan dari setiap entitas diukur berdasarkan mata uang fungsional tersebut. b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (i) Revaluasi tanah Kelompok Usaha menilai kembali kebijakan akuntansinya atas aset tetap berkaitan dengan pengukuran kelompok aset tetap tertentu setelah pengakuan awal. Kelompok Usaha sebelumnya mengukur seluruh aset tetap dengan menggunakan model biaya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011), ”Aset Tetap”, dimana setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Pada tahun 2015, Kelompok Usaha memilih untuk mengubah kebijakan akuntansi atas tanah karena Kelompok Usaha menyakini bahwa model revaluasi lebih mencerminkan nilai dari tanah tersebut. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha menggunakan model revaluasi dimana tanah diukur pada nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai berikutnya. Sesuai ketentuan PSAK No. 16 (Revisi 2011), perubahan kebijakan akuntansi tersebut berlaku secara prospektif.
16
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (ii) Standar baru dan revisi standar Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan untuk pertama kali, beberapa standar baru dan revisi standar yang mengakibatkan penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Penerapan tersebut mencakup: ●
PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan Standar ini mensyaratkan entitas untuk menyajikan secara terpisah antara pos penghasilan komprehensif lain yang akan direklasifikasi ke laporan laba rugi di masa depan jika kondisi tertentu terpenuhi dengan pos penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi. Penyajian dari penghasilan komprehensif lainnya dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dalam laporan keuangan konsolidasian ini telah disesuaikan. Sebagai tambahan, Kelompok Usaha telah menggunakan judul baru “laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian" dalam laporan keuangan konsolidasian ini sesuai dengan judul laporan yang ada pada perubahan standar.
●
PSAK 24 (Revisi 2013) Imbalan Kerja Standar revisi ini memperkenalkan sejumlah perubahan yang menyangkut perlakuan akuntansi untuk program manfaat pasti. Di antara perubahan yang ada, PSAK 24 menghapuskan "metode koridor" di mana pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial yang berkaitan dengan skema imbalan pasti dapat ditangguhkan dan diakui dalam laporan laba rugi selama sisa masa manfaat rata-rata yang diharapkan dari karyawan. Menurut PSAK 24 revisi, semua keuntungan dan kerugian aktuarial harus diakui segera dalam penghasilan komprehensif lain. PSAK 24 Revisi juga mengubah dasar untuk menentukan penghasilan dari aset program dari metode hasil yang diharapkan menjadi metode pendapatan bunga dihitung dengan tingkat diskonto liabilitas, dan mensyaratkan pengakuan segera biaya jasa lalu tanpa memperhatikan apakah vested atau tidak.
●
PSAK 46: Pajak Penghasilan Revisi PSAK No. 46 ini menghapuskan pajak penghasilan final sebagai bagian dari beban pajak penghasilan Kelompok Usaha. Revisi tersebut hanya mempengaruhi penyajian namun tidak mempengaruhi posisi maupun kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha.
●
PSAK 60 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Pengungkapan Perubahan mensyaratkan pengungkapan baru dalam hal saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan. Pengungkapan baru tersebut diperlukan untuk semua instrumen keuangan yang diakui sebagai saling hapus sesuai dengan PSAK 50, Instrumen Keuangan: Penyajian dan aset dan instrumen keuangan yang tunduk pada pengaturan induk untuk menyelesaikan secara neto yang dapat dipaksakan atau perjanjian serupa.
17
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (ii) Standar baru dan revisi standar (lanjutan) ●
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAK 4 (Revisi 2013): Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 65 menggantikan bagian dari PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri yang mengatur akuntansi bagi laporan keuangan konsolidasian. PSAK 65 menetapkan model kendali tunggal bagi semua entitas termasuk entitas terstruktur. Perubahan yang diperkenalkan oleh PSAK 65 mengharuskan manajemen untuk melakukan pertimbangan signifikan dalam menentukan entitas yang dikendalikan dan karenanya harus dikonsolidasikan oleh entitas induk, dibandingkan dengan persyaratan yang sebelumnya ditetapkan dalam PSAK 4. Tidak ada pengaruh terhadap posisi dan kinerja keuangan konsolidasian Kelompok Usaha sehubungan dengan penerapan awal PSAK 65 dan PSAK 4 tersebut, kecuali bagi pengungkapan kebijakan akuntansi terkait.
●
PSAK 66 (Revisi 2013) Pengaturan Bersama dan PSAK 15 (Revisi 2013) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 66 menghilangkan opsi metode konsolidasi proporsional untuk ventura bersama, sedangkan PSAK 15 mengatur penerapan metode ekuitas atas investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama dan mengizinkan pengukuran investasi yang dimiliki oleh, atau dimiliki secara tidak langsung melalui, organisasi modal ventura, atau reksa dana, unit perwalian dan entitas sejenis, pada nilai wajar melalui laba rugi. Sebagai dampak penerapan PSAK 66, Kelompok Usaha telah mengubah kebijakan akuntansi atas kepentingan Kelompok Usaha pada pengaturan bersama. Sesuai dengan standar ini, Kelompok Usaha menilai kembali pengkategorian kepentingan pada pengaturan bersama, yakni apakah sebagai operasi bersama atau ventura bersama, dan menentukan bahwa tidak terdapat perubahan dari kategori sebelumnya. Selanjutnya, Kelompok Usaha mencatat investasi pada ventura bersama, dengan metode ekuitas. Sebelumnya, Kelompok Usaha mencatat investasi tersebut dengan metode konsolidasi proporsional.
●
PSAK 67 (Revisi 2013) Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 67 menggabungkan seluruh persyaratan pengungkapan yang relevan terkait kepentingan entitas di entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi dan entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi. Pengungkapan yang diatur dalam PSAK 67 umumnya lebih luas daripada yang sebelumnya dipersyaratkan oleh standar masing-masing.
●
PSAK 68 (Revisi 2014) Pengukuran Nilai Wajar PSAK 68 menggantikan pedoman yang sudah ada terkait pengukuran nilai wajar yang ada pada PSAK lain. PSAK 68 juga berisi persyaratan pengungkapan yang lebih luas tentang pengukuran nilai wajar baik untuk instrumen keuangan maupun instrumen nonkeuangan. Penerapan PSAK 68 tidak memiliki dampak material terhadap pengukuran nilai wajar aset dan kewajiban keuangan Kelompok Usaha.
18
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (iii) Penerapan dari standar dan interpretasi baru/revisi berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian. Standar baru, revisi terhadap standar yang telah ada dan interpretasi berikut ini, telah diterbitkan dan wajib untuk diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku Kelompok Usaha yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 atau periode setelahnya. Kelompok Usaha telah mengadopsinya tetapi tidak ada dampaknya karena tidak relevan terhadap bisnis Kelompok Usaha saat ini. ● ● ● ● ● • • • •
PSAK 4 (Revisi 2013) Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 46 (Revisi 2014) Pajak Penghasilan PSAK 48 (Revisi 2014) Penurunan Nilai Aset PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 55 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 15 (Revisi 2013) Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 66 Pengaturan Bersama PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain PSAK 68 Pengukuran Nilai wajar
(iv) Standar akuntansi yang telah disahkan, namun belum berlaku efektif Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian 31 Desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut: ●
Amandemen PSAK No. 1: Penyajian Laporan Pengungkapan, berlaku efektif 1 Januari 2017.
Keuangan
tentang
Prakarsa
Amandemen ini mengklarifikasi, bukan mengubah secara signifikan, persyaratan PSAK No. 1, antara lain, mengklarifikasi mengenai materialitas, fleksibilitas urutan sistematis penyajian catatan atas laporan keuangan dan pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan Amandemen PSAK ini juga mengakibatkan amandemen terhadap PSAK (consequential amendment) sebagai berikut: a. PSAK 3 Laporan Keuangan Interim; b. PSAK 5 Segmen Operasi; c. PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan; dan d. PSAK 62: Kontrak Asuransi.
19
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (iv) Standar akuntansi yang telah disahkan, namun belum berlaku efektif (lanjutan) •
Amandemen PSAK No. 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini memperkenankan entitas menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri.
•
PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Penyesuaian ini mengklarifikasi: - Entitas mengungkapkan pertimbangan yang dibuat oleh manajemen dalam penerapan kriteria agregasi PSAK 5 paragraf 12 termasuk penjelasan singkat mengenai segmen operasi yang digabungkan dan karakteristik ekonomi. -
•
Pengungkapan rekonsiliasi aset segmen terhadap total aset jika rekonsiliasi dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional, demikian juga untuk pengungkapan liabilitas segmen.
Amandemen PSAK No. 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi dalam PSAK No. 65 Laporan Keuangan Konsolidasian, memberikan klarifikasi atas pengecualian dari penyajian laporan keuangan konsolidasian yang diterapkan pada entitas induk yang merupakan entitas anak dari entitas investasi, ketika entitas investasi tersebut mengukur semua entitas anaknya dengan nilai wajar.
•
Amandemen PSAK No. 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK No. 16 dan PSAK No. 19 Aset Tak Berwujud bahwa pendapatan mencerminkan suatu pola manfaat ekonomik yang dihasilkan dari pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah bagiannya) daripada manfaat ekonomik dari pemakaian melalui penggunaan aset. Sebagai kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan asset tetap yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat.
•
Amandemen PSAK No. 19: Aset Tak Berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK No. 16 Aset Tetap dan PSAK No. 19 bahwa pendapatan mencerminkan suatu pola manfaat ekonomik yang dihasilkan dari pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah bagiannya) daripada manfaat ekonomi dari pemakaian melalui penggunaan aset. Sebagai kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan aset tetap yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat dan hanya dapat digunakan dalam situasi yang sangat terbatas untuk amortisasi aset tak berwujud.
20
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (iv) Standar akuntansi yang telah disahkan, namun belum berlaku efektif (lanjutan) •
Amandemen PSAK No. 22: Kombinasi Bisnis, berlaku efektif 1 Januari 2016. Penyesuaian ini mengklarifikasi: - Pengaturan bersama, tidak hanya ventura bersama, adalah di luar dari ruang lingkup PSAK 22, pengecualian ruang lingkup ini diterapkan untuk akuntansi dalam laporan keuangan pengaturan bersama itu sendiri. - Seluruh imbalan kontinjensi yang timbul dari kombinasi bisnis dan tidak diklasifikasi sebagai ekuitas diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laba rugi terlepas apakah itu termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55.
•
Amandemen PSAK No. 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja, berlaku efektif 1 Januari 2016. PSAK No. 24 meminta entitas untuk mempertimbangkan iuran dari pekerja atau pihak ketiga ketika memperhitungkan program manfaat pasti. Ketika iuran tersebut sehubungan dengan jasa, iuran tersebut harus diatribusikan pada periode jasa sebagai imbalan negatif. Amandemen ini mengklarifikasi bahwa, jika jumlah iuran tidak bergantung pada jumlah tahun jasa, entitas diperbolehkan untuk mengakui iuran tersebut sebagai pengurang dari biaya jasa dalam periode ketika jasa terkait diberikan, daripada mengalokasikan iuran tersebut pada periode jasa.
•
PSAK 25 (Penyesuaian 2015): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Penyesuaian ini memberikan koreksi editorial pada PSAK 25 paragraf 27.
•
Amandemen PSAK No. 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi dalam PSAK No. 65, memberikan klarifikasi atas pengecualian dari penyajian laporan keuangan konsolidasian yang diterapkan pada entitas induk yang merupakan entitas anak dari entitas investasi, ketika entitas investasi tersebut mengukur semua entitas anaknya dengan nilai wajar.
•
Amandemen PSAK No. 66: Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini mensyaratkan untuk mencatat akuisisi kepentingan dalam operasi bersama, yang mana aktivitas dari operasi bersamanya merupakan bisnis harus menerapkan prinsip terkait dari PSAK No. 22 untuk pencatatan kombinasi bisnis.
21
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) (iv) Standar akuntansi yang telah disahkan, namun belum berlaku efektif (lanjutan) •
Amandemen PSAK No. 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016. Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi dalam PSAK No. 65 Laporan Keuangan Konsolidasian, memberikan klarifikasi atas pengecualian dari penyajian laporan keuangan konsolidasian yang diterapkan pada entitas induk yang merupakan entitas anak dari entitas investasi, ketika entitas investasi tersebut mengukur semua entitas anaknya dengan nilai wajar.
•
Amandemen PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015): Pengukuran Nilai Wajar, berlaku efektif 1 Januari 2016 Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa pengecualian portofolio dalam PSAK 68 dapat diterapkan tidak hanya pada kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan, tetapi juga diterapkan pada kontrak lain dalam ruang lingkup PSAK 55.
•
Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) 30 (2015): Pungutan, yang diadopsi dari International Financial Reporting Interpretations Committee (“IFRIC”) 21, berlaku efektif 1 Januari 2016. Interpretasi ini membahas akuntansi liabilitas membayar pungutan jika termasuk dalam ruang lingkup PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. Interpretasi ini juga membahas akuntansi liabilitas membayar pungutan yang waktu dan jumlahnya pasti.
•
ISAK 31 (2015): Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi, berlaku efektif 1 Januari 2017. Interpretasi ini membahas definisi yang digunakan untuk Bangunan dalam properti investasi.
c. Prinsip-prinsip Konsolidasian Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian”. PSAK ini menggantikan beberapa bagian dari PSAK No. 4 (2009) mengenai pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian, yang antara lain menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain, menetapkan prinsip pengendalian (control) dan menetapkan pengendalian sebagai dasar konsolidasi; serta menetapkan penerapan prinsip pengendalian untuk mengidentifikasi apakah investor mengendalikan investee sehingga investor harus mengonsolidasi investee. Sehubungan dengan penerapan PSAK ini, manajemen mengevaluasi kembali pengendalian yang dimiliki pada seluruh entitas anak dan asosiasi dan menentukan bahwa tidak diperlukan perubahan atas akuntansi atas kepentingannya pada Entitas Anak dan Asosiasi. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak, seperti disebutkan pada Catatan 1.
22
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) c. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan) Pengendalian diperoleh ketika Kelompok Usaha terekspos, atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee. Kelompok Usaha mengendalikan investee jika, dan hanya jika, Kelompok Usaha memiliki seluruh hal berikut ini: (i) kekuasaan atas investee; (ii) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatan dengan investee; dan (iii) kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi imbal hasil. Umumnya, kepemilikan hak suara mayoritas menghasilkan pengendalian. Untuk mendukung hal ini, dan jika Kelompok Usaha memiliki hak suara kurang dari hak suara mayoritas, atau hak sejenis atas suatu investee, Kelompok Usaha mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan ketika menilai apakah Kelompok Usaha memiliki kekuasaan atas investee, termasuk (i) pengaturan kontraktual dengan pemegang hak suara lainnya pada investee; (ii) hak-hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain; dan (iii) hak suara yang dimiliki Kelompok Usaha dan hak suara potensial. Kelompok Usaha menilai kembali apakah masih mengendalikan investee jika fakta dan keadaan mengindikasikan bahwa terdapat perubahan dalam satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian. Konsolidasi atas entitas anak dimulai sejak tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian atas entitas anak dan berakhir ketika Kelompok Usaha kehilangan pengendalian atas entitas anak. Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Kelompok Usaha dan kepentingan non-pengendali (“KNP”), meskipun hal tersebut mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Jika anggota Kelompok Usaha menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang serupa, maka penyesuaian dilakukan atas laporan keuangannya dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar Perusahaan dengan Entitas Anak telah dieliminasi. Perubahan dalam bagian kepemilikian Kelompok Usaha pada Entitas Anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Ketika Kelompok Usaha kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill), liabilitas, kepentingan non-pengendali dan komponen ekuitas lainnya serta mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian. Saldo investasi yang masih dimiliki diakui pada nilai wajarnya. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung kepada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laba atau rugi dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
23
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Kombinasi Bisnis Kombinasi bisnis, jika ada, dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biayabiaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya konsolidasian. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah neto teridentifikasi dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diasumsikan. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laba rugi sebagai keuntungan dari pembelian dengan diskon setelah sebelumnya manajemen menilai kembali identifikasi dan nilai wajar dari aset yang diperoleh dan liabilitias yang diambil alih. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan (“pooling of interest”). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan tersebut, unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang bergabung disajikan seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. e. Penentuan Nilai Wajar Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. PSAK ini, antara lain, memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diijinkan. Penerapan PSAK ini tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Kelompok Usaha mengukur instrumen keuangan seperti derivatif pada nilai wajar setiap tanggal pelaporan.
24
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Penentuan Nilai Wajar (lanjutan) Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar berdasarkan asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi di (i) pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut; atau (ii) dalam hal tidak terdapat pasar utama, maka pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut. f. Penyertaan saham Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak kepada Kelompok Usaha karena tidak memiliki investasi pada ventura bersama. Penyertaan saham pada entitas dimana Kelompok Usaha tidak memiliki pengaruh yang signifikan dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2014). Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, investasi pada entitas asosiasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian diakui sebesar biaya perolehan dan yang selanjutnya, disesuaikan dengan perubahan pasca perolehan dalam baian Kelompok Usaha atas aset neto dari entitas asosiasi tersebut. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Kelompok Usaha mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat diterapkan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum yang timbul sebagai hasil dari transaksi antara Kelompok Usaha dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi. Jika bagian Perusahaan atas rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka Kelompok Usaha menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Setelah kepentingan Perusahaan dikurangkan menjadi nihil, tambahan kerugian dicadangkan, dan liabilitas diakui, hanya sepanjang Perusahaan memiliki kewajiban konstruktif atau hukum, atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi. Jika entitas asosiasi kemudian melaporkan laba, maka Perusahaan mulai mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah bagian atas laba tersebut sama dengan bagian atas rugi yang belum diakui. Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas tahun pelaporan yang sama dengan Kelompok Usaha. Kelompok Usaha menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi. Kelompok Usaha menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Kelompok Usaha menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dari nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laba atau rugi.
25
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) g. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan rata-rata nilai tukar jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir untuk tahun yang bersangkutan, dan laba atau rugi kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun kini. Nilai tukar yang digunakan adalah sebagai berikut: 2015 1 Dolar Amerika Serikat (AS$)/Rupiah 1 Euro (EUR)/Rupiah 1 Pound Sterling (GBP)/Rupiah
13.795,00 15.069,68 20.451,11
2014 12.440,00 15.133,27 19.370,34
h. Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Kelompok Usaha mempunyai transaksi dengan pihak berelasi sebagaimana didefinisikan pada PSAK No. 7 (Revisi 2010). Saldo dan transaksi yang material antara Kelompok Usaha dengan Pemerintah Negara Republik Indonesia dan entitas berelasi dengan Pemerintah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Kelompok Usaha memilih untuk mengungkapkan transaksi dengan entitas berelasi dengan Pemerintah dengan menggunakan pengecualian dari persyaratan pengungkapan pihak berelasi. Transaksi dengan pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. i. Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Aset Keuangan Pengakuan Awal Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga tanggal jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Aset keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
26
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan) Aset keuangan Kelompok Usaha mencakup kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha dan piutang lain-lain, aset tersedia untuk dijual, uang jaminan dan penyertaan saham yang tidak memiliki kuotasi pasar. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
•
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (“SBE”). Keuntungan atau kerugian terkait diakui dalam laba atau rugi pada saat pinjaman diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Aset keuangan Kelompok Usaha mencakup kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha dan piutang lain-lain, aset dimiliki untuk dijual, uang jaminan dan penyertaan saham yang tidak memiliki kuotasi pasar.
•
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan direklasifikasi ke laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Kelompok Usaha mempunyai investasi jangka pendek yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual yaitu investasi dalam bentuk saham yang tercatat pada bursa efek.
27
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan) Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan, atau, bila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa, terjadi bila: i. ii.
hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Kelompok Usaha mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan apabila (a) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) secara substansial tidak mentransfer dan tidak mempertahankan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Kelompok Usaha mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan kesepakatan penyerahan atau tidak mentransfer maupun tidak mempertahankan secara substansi seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Kelompok Usaha sebesar keterlibatannya yang berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah antara nilai tercatat aset yang ditransfer dan jumlah maksimal pembayaran yang mungkin harus dibayar kembali oleh Kelompok Usaha. Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi dengan liabilitas baru yang ditanggung; dan (ii) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas, harus diakui pada laporan laba rugi. Penurunan Nilai Pada setiap tanggal pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.
28
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan) a) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Kelompok Usaha pertama kali secara individual menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Kelompok Usaha memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian atau penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan SBE awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah SBE yang berlaku. Nilai tercatat aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laba atau rugi. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi berdasarkan SBE awal atas aset keuangan tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan, jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Kelompok Usaha. Jika, dalam tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yang dikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi (dipulihkan) dengan menyesuaikan akun penyisihan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jika penghapusan nantinya terpulihkan, jumlah pemulihan aset keuangan diakui dalam laba atau rugi. b) Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrument ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan pada periode berikutnya.
29
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) Liabilitas Keuangan Pengakuan Awal Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Pada tanggal pelaporan, Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan selain yang diklasifikasikan sebagai utang dan pinjaman. Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan awal liabilitas keuangan dalam bentuk utang dan pinjaman dicatat pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan utama Kelompok Usaha meliputi utang bank jangka pendek, utang usaha dan utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, dan utang bank jangka panjang. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal a) Utang, Pinjaman Jangka Panjang dan Obligasi yang Dikenakan Bunga. Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman jangka panjang yang dikenakan bunga diukur dengan biaya yang diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Pada tanggal pelaporan, biaya bunga yang masih harus dibayar dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian liabilitas lancar. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kondolidasian ketika liabilitas dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi menggunakan metode SBE. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan mempertimbangkan setiap diskonto atau premium atas perolehan dan komisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE. Amortisasi SBE dicatat sebagai bagian dari "Biaya Keuangan" dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. b) Utang Liabilitas untuk utang usaha dan utang lain-lain lancar dinyatakan sebesar jumlah tercatat (jumlah nosional), yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya. Penghentian Pengakuan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan. Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi.
30
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. j. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas meliputi kas, bank dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya yang akan digunakan untuk membayar liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun disajikan sebagai kas yang dibatasi penggunaannya dan disajikan sebagai bagian dari aset lancar. k. Piutang Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan untuk penurunan nilai. Jika piutang diharapkan tertagih dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama), piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika lebih, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar. l. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value). Nilai realisasi neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan menggunakan metode biaya rata-rata bergerak (moving average method). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal laporan posisi keuangan. m. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan melalui amortisasi sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. n. Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan dikelompokkan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan.
31
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) n. Tanaman Perkebunan (lanjutan) Tanaman belum menghasilkan Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan, termasuk kapitalisasi biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung Iainnya yang dialokasikan berdasarkan luas hektar tertanam pada akhir tahun sampai dengan saat tanaman tersebut siap untuk dipanen, sepanjang nilai tercatat dari tanaman belum menghasilkan tersebut tidak melebihi dari nilai yang terendah antara biaya penggantian atau jumlah yang dapat dipulihkan. Tanaman belum menghasilkan tidak diamortisasi. Tanaman menghasilkan Akumulasi biaya perolehan tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke akun tanaman telah menghasilkan pada saat tanaman tersebut mulai menghasilkan. Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen, dengan ketentuan sebagai berikut: (i) Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila tanaman telah berumur 3 tahun, dan atau antara 60% sampai 70% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah dengan berat tandan di atas 3 kilogram, atau produksi rata-rata mencapai antara 4 ton sampai 6 ton per hektar per tahun; (ii) Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur 5 tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat dideres dan mempunyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi. (iii) Tanaman lainnya yaitu teh, kakao, kina, kopi, holtikultura, kelapa hibrida dan kelapa benih dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila tanaman telah berumur antara 1 tahun sampai dengan 7 tahun. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat yang diestimasi sebagai berikut: Jenis aset tanaman
Tahun
Tanaman menghasilkan - kelapa sawit Tanaman menghasilkan - karet Tanaman menghasilkan - lainnya
25 25 15 - 50
o. Hewan ternak Hewan ternak - sapi Hewan ternak sapi disajikan sebagai bagian dari akun “Persediaan”, dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, ditambah biaya-biaya yang terjadi sampai dengan umur siap untuk dijual.
32
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) o. Hewan ternak (lanjutan) Hewan ternak produksi Hewan ternak dimaksud adalah hewan ternak produksi dan bukan merupakan hewan ternak yang termasuk dalam persediaan. Hewan ternak produksi dikategorikan menjadi hewan ternak berumur pendek dan hewan ternak berumur panjang. Hewan ternak berumur pendek merupakan bagian dari aset lancar, sedangkan hewan ternak berumur panjang merupakan bagian dari aset tidak lancar. Untuk masing-masing kategori dapat dibagi lagi menjadi hewan ternak belum menghasilkan (dalam pertumbuhan) dan hewan ternak telah menghasilkan. Untuk hewan ternak belum menghasilkan dinilai sebesar biaya perolehan, biaya pemeliharaan dan biaya lain yang diakumulasi selama masa pertumbuhan. Sedangkan untuk hewan ternak telah menghasilkan dinilai sebesar akumulasi biaya perolehan dan biaya lain selama masa belum menghasilkan (pertumbuhan) dikurangi dengan akumulasi penyusutan dimulai sejak dimulainya masa produksi. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus dengan masa penyusutan selama 5 tahun. Sapi yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan. Biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan direklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia produksi. Pada umumnya sapi breeding mencapai masa produksi setelah berumur 15 bulan. Sapi yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari sapi yang belum menghasilkan dan dikurangi dengan biaya amortisasi sapi yang ditentukan berdasarkan standar produksi masa produktif sapi yang bersangkutan. p. Aset tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat yang diestimasi sebagai berikut: Tahun Mesin dan peralatan Bangunan dan prasarana Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian, kesehatan dan kantor Instalasi pembibitan Aset agrowisata Aset tetap lain-lain
33
8-20 3-20 5 2-8 5-16 5 5-10
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) p. Aset tetap (lanjutan) Penilaian aset tetap dilakukan atas penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi. Tanah pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”) dan Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dikeluarkan ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Setelah pengakuan awal, tanah diukur pada nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tanah tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajarnya pada akhir periode pelaporan. Surplus revaluasi diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi aset tetap. Namun, kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi. Defisit revaluasi diakui dalam laba rugi. Namun penurunan nilai tersebut diakui dalam surplus revaluasi aset tetap sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut. Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Jumlah tercatat komponen dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomik masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan maupun pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut dimasukkan ke dalam laba rugi untuk tahun penghentian pengakuan tersebut dilakukan. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Aset tetap dalam penyelesaian dicatat sebesar biaya perolehan, yang mencakup biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pendanaan aset tetap dalam penyelesaian tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke akun “Aset Tetap” yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Aset tetap dalam penyelesaian tidak disusutkan sampai memenuhi syarat pengakuan sebagai aset tetap, seperti diungkapkan di atas. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Kelompok Usaha manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait.
34
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) p. Aset tetap (lanjutan) Aset Tidak Produktif Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan usaha diklasifikasikan ke akun aset tetap nonproduktif dalam kelompok aset lain-lain dan disajikan sebesar nilai setelah dikurangi penurunan nilai. Penghapusan dan pemindahtanganan aset tetap mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor PER-02/MBU/2010, tentang Tata cara Penghapusbukukan dan Pemindahtanganan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara. Aset tetap yang diusulkan untuk dihapusbukukan yang selanjutnya telah mendapat persetujuan Direksi dan diusulkan kepada Dewan Komisaris untuk dimintakan persetujuan penghapusan oleh Pemegang Saham, maka biaya perolehan dan akumulasi penyusutan aset tidak produktif tersebut direklasifikasi ke aset tidak produktif dalam akun ”Aset Tidak Lancar Lainnya”. Akumulasi penurunan nilai aset tidak produktif dibentuk sebagai penerapan atas akuntansi penurunan nilai. Pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan aset tetap usulan penghapusan ini, diakui sebagai pendapatan lain-lain (keuntungan penjualan aset tetap). q. Aset Tak Berwujud - Hak Atas Tanah Biaya pengurusan legal hak atas tanah pada saat perolehan pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. r.
Pembibitan Biaya-biaya yang terjadi pembelian bibit dan pemeliharaannya dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya ini akan dipindahkan ke akun “Tanaman belum menghasilkan” pada saat siap ditanam.
s. Penurunan Nilai Aset - Non Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar yang tersedia. 35
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) s. Penurunan Nilai Aset - Non Keuangan (lanjutan) Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada akhir setiap tanggal pelaporan tahunan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun dan ketika terdapat suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat tiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. t.
Sewa Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan, atau mengandung, sewa, substansi dari perjanjian tersebut pada penetapan awal. Perjanjian pemenuhannya tergantung kepada penggunaan aset atau aset-aset tertentu perjanjian tersebut menyampaikan suatu hak untuk menggunakan aset atau hak tersebut tidak secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian.
adalah berdasarkan dievaluasi apakah secara spesifik atau aset-aset, walaupun
Sebagai Lessee Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewa. Sewa tersebut dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung sebagai laba rugi. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama masa penggunaan aset yang diestimasi berdasarkan umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa. Selisih lebih yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa sewa. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui pada laba atau rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. 36
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) u. Proyek Perkebunan Plasma Dalam proyek perkebunan plasma, biaya-biaya yang tejadi sehubungan dengan pembukaan lahan, pengembangan tanaman, sarana dan prasarana beserta biaya umum dan biaya lainnya selama masa pengembangan terlebih dahulu ditalangi Kelompok Usaha dan dibukukan sebagai piutang kepada petani peserta. Pembiayaan proyek plasma ini, ada yang diperoleh dari bank dalam bentuk pinjaman, dimana Kelompok Usaha bertindak sebagai penjamin atas pengembalian pinjaman tersebut. Penerimaan pembiayaan dari bank dan atau pengembalian yang berasal dari hasil panen plasma dibukukan sebagai pengurang piutang. Saldo piutang plasma termasuk dalam akun ”Piutang Lain-lain Jangka Panjang - Pihak Ketiga” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. v. Beban Tangguhan Biaya-biaya yang mempunyai manfaat di kemudian hari dan melebihi akhir periode pembukuan dikapitalisasi dan diamortisasikan selama taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. w. Biaya Pinjaman Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tetap tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan dengan peminjaman dana. Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya. x. Pajak Penghasilan Efektif tanggal 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan. (i) Pajak Final Peraturan perpajakan di Indonesia mengatur beberapa jenis penghasilan dikenakan pajak yang bersifat final. Pajak final yang dikenakan atas nilai bruto transaksi tetap dikenakan walaupun atas transaksi tersebut pelaku transaksi mengalami kerugian. Mengacu pada revisi PSAK No. 46 yang disebutkan di atas, pajak final tersebut tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK No. 46. Oleh karena itu, Kelompok Usaha memutuskan untuk menyajikan pajak final tersebut sebagai pos tersendiri. Perbedaan antara nilai tercatat dari aset revaluasian dan dasar pengenaan pajak merupakan perbedaan temporer sehingga menimbulkan liabilitas atau aset pajak tangguhan, kecuali untuk aset tertentu seperti tanah yang pada saat realisasinya dikenakan pajak final yang dikenakan atas nilai bruto transaksi.
37
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) x. Pajak Penghasilan (lanjutan) (ii) Pajak Kini Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak tahun berjalan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan dicatat sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Kelompok Usaha juga menyajikan bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini”. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau, jika diajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan. (iii) Pajak Tangguhan Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas konsekuensi pajak pada masa mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa depan. . Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir setiap periode pelaporan dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan tersebut. Pada akhir setiap periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui. Kelompok Usaha mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa depan akan tersedia untuk pemulihannya. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada usaha periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. y. Imbalan Kerja Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja” secara retrospektif. PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor, mengatur pengakuan biaya jasa lalu serta mengatur beberapa pengungkapan tambahan.
38
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) y. Imbalan Kerja (lanjutan) Kelompok Usaha menerapkan secara retrospektif perubahan yang diatur dalam PSAK ini dan menyajikan kembali informasi komparatif. Dampak utama penerapan PSAK ini terhadap laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya diungkapkan pada Catatan 4. Pengungkapan tambahan yang disyaratkan dalam PSAK ini diungkapkan pada Catatan 27. Beban atas pemberian imbalan dalam program imbalan manfaat pasti ditentukan dengan metode Projected Unit Credit. Imbalan jasa masa kerja karyawan Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, terdiri dari (i) keuntungan dan kerugian actuarial, (ii) imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto; dan (iii) setiap perubahan dampak batas asset, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto. Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang diakui sebagai penghasilan komprehensif lain tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. Beban imbalan kerja jangka panjang lainnya ditentukan dengan metode Projected Unit Credit dengan metode yang disederhanakan di mana metode ini tidak mengakui pengukuran kembali dalam penghasilan komprehensif lain. Total nilai neto dari biaya jasa kini, biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dan pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto diakui pada laba rugi tahun berjalan. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada tanggal yang lebih awal antara Tanggal amandemen atau kurtailmen program; dan Tanggal pada saat Kelompok Usaha mengakui biaya restrukturisasi terkait. Bunga neto ditentukan dengan mengalikan liabilitas (aset) imbalan pasti neto dengan tingkat diskonto. Kelompok Usaha mengakui perubahan atas liabilitas imbalan pasti neto berikut pada “Beban Pokok Pendapatan”, “Beban Penjualan” dan “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian: • Biaya jasa yang terdiri dari biaya jasa kini, biaya jasa lalu dan keuntungan dan kerugian atas kurtailmen; dan • Beban atau pendapatan bunga neto. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi. Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi: (i) Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau (ii) Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang signifikan dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah. Penyelesaian program terjadi ketika Kelompok Usaha melakukan transaksi yang menghapuskan semua kewajiban hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti.
39
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) y. Imbalan Kerja (lanjutan) (i) Imbalan jasa masa kerja karyawan (lanjutan) Imbalan jangka pendek Tantiem Penyisihan atas tantiem dibuat berdasarkan estimasi manajemen dan dibebankan pada laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan. Tantiem akan dibayarkan kepada Direksi dan Komisaris setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Selisih antara jumlah tantiem yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana tantiem tersebut disahkan oleh RUPS. Bonus Bonus ditetapkan berdasarkan estimasi manajemen Kelompok Usaha dan disahkan oleh RUPS. Selisih antara jumlah bonus yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana bonus tersebut disahkan oleh RUPS. Imbalan jangka panjang Imbalan kerja jangka panjang Kelompok Usaha meliputi: Imbalan dan iuran pasti Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti untuk semua karyawan tetap yang memenuhi syarat. Entitas Anak menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetap yang memenuhi syarat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, imbalan pensiun manfaat pasti dihitung dengan menggunakan asumsi aktuaria berdasarkan metode Projected Unit Credit seperti yang diharuskan oleh PSAK No. 24 (Revisi 2013). Untuk tujuan pendanaannya, metode aktuaria yang digunakan adalah Projected Benefit Cost Method dan Attained Age Normal. Jika terdapat surplus pendanaan, aset diakui pada laporan keuangan konsolidasian apabila pemulihan surplus tersebut dapat dilakukan baik melalui pembayaran kembali atau pengurangan iuran masa datang. Untuk program pensiun iuran pasti, kontribusi yang terutang diakui sebagai beban pada usaha periode berjalan. Imbalan kerja jangka panjang lain Kelompok Usaha juga memberikan imbalan kerja jangka panjang selain pensiun yang meliputi cuti berimbalan jangka panjang dan kesetiaan yang tidak didanai. Imbalan kerja jangka panjang tersebut dihitung dengan menggunakan metode Projected Unit Credit sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2013).
40
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) y. Imbalan Kerja (lanjutan) (i) Imbalan jasa masa kerja karyawan (lanjutan) Imbalan kesehatan pasca kerja Perusahaan memberikan Program Iuran Pasti Imbalan Perawatan Kesehatan Pensiun kepada karyawannya. z. Provisi Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam Catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Provisi diakui ketika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi tidak diakui. aa. Penggunaan Saldo Laba berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Saldo laba digunakan untuk pembagian dividen dan penyisihan untuk cadangan. ab. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui: Penjualan Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Kelompok Usaha diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, yang pada umumnya bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya. Pendapatan Jasa Pendapatan jasa lainnya diakui pada saat jasa telah dilaksanakan dan telah dilengkapi dengan dokumen berita acara penyelesaian.
41
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) ab. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Pendapatan/Beban Bunga Untuk semua instrumen keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode SBE, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, sebagaimana mestinya, digunakan periode yang lebih singkat, sampai mencapai nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Dividen Pendapatan diakui pada saat hak Kelompok Usaha untuk menerima pembayaran ditetapkan melalui RUPS. Pendapatan Sewa Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus (straight- line basis) selama masa sewa. Beban Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). ac. Biaya Penelitian dan Pengembangan Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”. Biaya penelitian dibebankan saat terjadinya. Aset tak berwujud yang timbul dari biaya pengembangan proyek individual diakui hanya jika Kelompok Usaha dapat menunjukkan semua hal berikut ini: (i) kelayakan teknis penyelesaian aset tak berwujud tersebut sehingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual, (ii) niat untuk menyelesaikan aset tak berwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya, (iii) cara aset tak berwujud akan menghasilkan manfaat ekonomi masa depan, (iv) tersedianya kecukupan sumbersumber daya untuk menyelesaikan pengembangan aset tak berwujud, dan (v) kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset tak berwujud selama pengembangannya. Nilai tercatat biaya pengembangan diuji bagi penurunan nilai setiap tahun jika aset belum digunakan atau lebih sering bila terdapat indikasi penurunan nilai pada periode pelaporan. Pada saat penyelesaian, biaya pengembangan diamortisasi selama estimasi masa manfaat ekonomis dari aset tak berwujud terkait, dan diuji untuk penurunan nilai bila terdapat indikasi penurunan nilai dari aset tak berwujud. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari penghentian pengakuan aset tak berwujud diukur sebesar perbedaan antara nilai pelepasan neto dan jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya.
42
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) ad. Informasi segmen Untuk tujuan manajemen, Kelompok Usaha diorganisasi menjadi 3 segmen operasi berdasarkan produk dan jasa yang dikelola secara independen oleh masing-masing pengelola segmen yang bertanggung jawab atas kinerja dari masing-masing segmen. Para pengelola segmen melaporkan secara langsung kepada manajemen Perusahaan yang secara teratur mengkaji hasil operasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya ke masing-masing segmen dan untuk menilai kinerja segmen. ae. Laba per Saham Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode yang akan datang. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Penentuan Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tesebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari penjualan barang dan jasa yang diberikan. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2. Penyisihan Penurunan Nilai atas Kerugian Piutang Usaha Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan informasi dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang usaha. 43
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Pertimbangan (lanjutan) Pajak Penghasilan Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah dan timbulnya penghasilan kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas penghasilan dan beban pajak yang telah dicatat. Pertimbangan juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Tagihan dan Keberatan atas Hasil Pemeriksaan Pajak Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah yang tercatat dalam akun di atas dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Otoritas Pajak. Revaluasi Tanah Kelompok Usaha mengukur tanah pada jumlah revaluasian dengan perubahan pada nilai wajar diakui dalam OCI. Kelompok Usaha melibatkan penilai independen dalam menentukan nilai wajar tanah pada tanggal 31 Desember 2015. Nilai wajar tanah ditentukan berdasarkan bukti pasar dengan menggunakan harga yang dapat diperbandingkan dan disesuaikan terhadap faktor-faktor pasar spesifik seperti sifat, lokasi dan kondisi aset tersebut. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Pensiun dan Imbalan Kerja Pengukuran liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsiasumsi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban menggunakan “Pendekatan Koridor”. Walaupun Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.
44
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Penyusutan aset tetap dan amortisasi tanaman menghasilkan Biaya perolehan aset tetap dan tanaman menghasilkan disusutkan/diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 2 sampai dengan 20 tahun dan tanaman menghasilkan antara 1 sampai dengan 50 tahun. Hal tersebut merupakan umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian, perkembangan teknologi dan keterbatasan dan pembatasan lainnya dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset tetap dan tanaman menghasilkan, dan karenanya biaya penyusutan\amortisasi masa depan mungkin direvisi. Instrumen Keuangan Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Walaupun komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Kelompok Usaha. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi pajak yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan. Penyisihan atas Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan informasi dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Kondisi saat ini dan asumsi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
45
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Penyisihan atas Keusangan Persediaan Penyisihan atas keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian, dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.
4.
KAS DAN SETARA KAS (Disajikan kembali Catatan 44)
Kas - Rupiah Bank: Rupiah Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank BRI Agroniaga Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Pembangunan Daerah Riau PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu PT Bank Pembangunan Daerah Lampung PT Bank Nagari PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat PT Bank Rakyat Indonesia Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Bank Indonesia
46
31 Desember 2015
31 Desember 2014
14.860.521.178
26.857.365.380
769.452.428.321 600.284.196.492 523.121.173.515 107.669.123.425 12.349.221.574 10.620.562.947
1.078.814.449.460 540.905.799.461 157.382.458.982 94.879.188.877 7.348.801.682 19.747.112.668
5.085.306.449
10.587.565.677
2.183.150.761
526.699.708
1.045.409.570
665.500.832
640.623.961 377.282.810 52.387.485 19.055.701 9.955.000 6.534.358
4.060.725.570 2.271.620.076 521.808.391 13.562.086 39.032.822 8.545.067
1.314.737 -
112.831.733 2.141.880.000 2.872.712 83.840
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pihak ketiga PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Development of Bank Singapore PT Bank Mega Tbk PT Bank Perkreditan Rakyat Agroloka PT Bank Permata Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Maybank Indonesia Tbk The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd PT Bank Mega Syariah Standart Chartered Bank PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank ICBC Indonesia PT Bank QNB Kesawan Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
54.373.095.511 5.661.290.254 3.634.115.579 1.680.364.640 1.207.325.893 1.106.006.465 323.477.205 277.677.373 169.715.945 164.520.778 139.354.785 100.286.000 93.344.616 45.612.664 45.576.696 876.103 97.737
51.153.358.065 3.708.801.214 2.905.854.300 11.362.563.733 4.825.004.259 313.044.358 433.370.542 12.556.624 50.911.543.222 747.673.514 93.344.616 124.618.101 1.519.178 397.735
Dolar Amerika Serikat Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank BRI Agroniaga Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
204.949.928.368 4.915.157.345 256.698.188 158.546.384 7.358.198
100.272.333.130 57.577.881.553 220.522.512 467.270.037 6.916.177
506.329.197 472.185.330 389.352.977 380.954.285 361.843.954 27.235.746 1.634.000 -
433.366.556 10.000.001.000 1.941.650.999 444.730
136.115.681.891 37.746.220
60.202.695.043 3.791.239.767
1.019.297.638
5.070.008.094
Pihak ketiga PT Bank Permata Tbk PT Bank Maybank Indonesia Tbk PT Bank Bukopin Tbk Standart Chartered Bank PT Bank QNB Kesawan Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Mutiara Tbk Euro Eropa Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Poundsterling Inggris Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
47
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44)
Deposito berjangka: Rupiah Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Pihak ketiga PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Bukopin Syariah PT Bank Mega Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Dolar Amerika Serikat Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Pihak ketiga PT Bank QNB Kesawan Tbk Total kas dan setara kas
31 Desember 2015
31 Desember 2014
446.067.554.120 365.863.377.678 316.100.600.000 137.091.555.889 75.000.000.000 18.000.000.000 15.200.000.000
877.839.734.466 679.000.000.000 492.850.600.000 158.500.000.000 20.000.000.000 8.000.000.000 20.200.000.000
13.200.000.000
16.200.000.000
-
30.000.000.000
21.300.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 -
11.300.000.000 95.000.000.000 200.000.000.000 50.000.000.000
-
1.244.000.000
13.795.000.000
-
3.896.019.023.936
4.973.600.218.549
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 tingkat suku bunga tahunan deposito berjangka dalam mata uang Rupiah berkisar antara 4,50% - 11,00% (2014: antara 4,50% - 11,00%) dan tingkat suku bunga tahunan deposito berjangka dalam mata uang Dolar AS antara 1,90% 2,00% (2014: 2,50%). Kas diasuransikan terhadap risiko kehilangan dalam suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp2.482.008.277.049 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 (2014: Rp2.955.082.353.665). Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami Kelompok Usaha.
48
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
25.000.000.000
-
1.749.200.000.000 1.621.427.493.995 320.000.000.000 35.000.000.000 20.000.000.000
103.000.000.000 55.158.948.416 6.000.000.000 5.000.000.000 -
17.000.000.000
19.500.000.000
Pihak ketiga Development of Bank Singapore
1.000.000.000
-
Dolar Amerika Serikat Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk AS$500.000 (2014: AS$500.000)
6.897.500.000
6.220.000.000
Total kas yang dibatasi penggunaannya
3.795.524.993.995
194.878.948.416
Bank Rupiah Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Deposito berjangka Rupiah Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 tingkat suku bunga tahunan deposito berjangka dalam mata uang Rupiah berkisar antara 5,48% - 10,00% (2014: antara 7,00% - 10,00%). Kas yang dibatasi penggunaannya digunakan sebagai jaminan utang bank jangka pendek (Catatan 18).
49
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PIUTANG USAHA - NETO (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
60.000.000.000 26.001.809.829 21.119.196.923 20.632.948.444 14.116.927.329 13.643.364.705 12.937.940.565 11.830.551.077 11.011.381.100 10.538.978.848 9.120.000.000 9.089.436.517 7.795.675.817 7.628.488.129 7.221.853.204 6.625.986.810 6.605.818.490 6.352.214.400 5.546.971.052 5.040.472.119 5.040.000.000 4.652.548.710 4.511.940.403 4.120.130.639 4.017.278.968 3.906.536.450 3.752.946.752 3.481.948.800 3.469.498.301 3.405.571.650 3.255.305.671 3.171.691.000 3.130.000.000 3.120.985.872 3.106.886.997 2.585.603.683 2.511.669.384 2.377.951.550 2.174.505.654 1.817.069.295 1.164.764.482 -
16.446.070.251 19.289.341.620 12.719.221.445 7.165.878.207 5.827.392.084 7.493.157.029 9.120.000.000 9.089.436.517 7.798.875.817 7.510.003.120 418.115.649 3.158.167.680 13.349.682.650 5.040.000.000 2.084.162.626 2.981.225.392 8.433.509.049 3.191.226.394 3.209.520.000 6.877.763.000 7.633.313.820 876.190.747 8.478.370.786 3.133.835.040 3.335.021.199 17.835.521.070 5.771.540.114 4.831.316.714 163.530.240.000 62.839.999.997 43.210.217.500 9.007.924.047
Pihak ketiga: PT Cipta Andhika Teladan Piutang Pasien Rumah Sakit PT Elinkindo International PT Sahabat Sawit Sejahtera PT Trinity PT Etanol Ceria Abadi Southland Rubber Pte. Ltd. PT Sariwangi PT Purimas Sasmita PT Unilever Indonesia PT Nusaina / Agrenum PT Brent Securities CV Ariesha PT Borwita Citra Prima PT Indonesia Bintang Baru The Spanish Trading House SL. Anton Ankersmit & Co. Interamerican Commodities Inc. Minamas Plantation Group PT Indonesia Tobacco International PT Indotek Multi PT Cheil Jedang Indonesia Lipton Ltd. Asuransi Tugu Mandiri PT Gajah Tunggal Tbk CV Mitra Agro Permai PT Panjunan Resine Italiana SRL., Itali PT Kutai Balian Nauli Heleming Kochme & Co. KBP Chakra PT Supin Raya Sulbar PT Udaya Loh Jinawi Sicaf SRL Suruchi Enterprises Pte Ltd., Singapura Piutang Usaha Hasil Penjualan Kebun Ahold Coffee PT Wahana Agro Fertila PT Berlian Mandiri Perkasa PT Pijar Nusa Pasifik PT Tjakrawala Sembawa PT Fajar Mulia CV Indica Multi Karya PT Ogasaka PT General Food Industri
50
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PIUTANG USAHA - NETO (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pihak ketiga: (lanjutan) PT Nasional Bhirawa Bibit Sawit Marihat PT Citra Agro Nusantara Green Coffe B.V PT Maiska Bhumi Semesta PT Bekati Lestari PT Bangkit Giat Usaha Mandiri Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar)
256.656.762.646
8.435.149.643 7.084.807.000 4.782.868.623 4.479.743.520 3.477.000.000 3.150.000.000 3.075.000.000 232.430.903.046
Total pihak ketiga Pihak-pihak berelasi (Catatan 8)
598.291.612.265 76.526.914.964
748.601.711.396 66.717.735.446
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 8)
674.818.527.229
815.319.446.842
(55.319.115.471) (12.877.276.567)
(33.336.737.253) (3.429.731.989)
Neto
606.622.135.191
778.552.977.600
Rincian piutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
0 - 1 tahun > 1 - 2 tahun > 2 - 3 tahun
331.247.156.541 254.152.297.385 89.419.073.303
596.859.071.588 139.555.058.935 78.905.316.319
Total
674.818.527.229
815.319.446.842
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Dalam Dolar Amerika Serikat AS$ Dalam Euro Eropa Dalam Rupiah
50.517.402.514 7.153.113.506 789.198.087.839
53.971.211.382 19.701.976.389 741.646.259.071
Total
674.818.527.229
815.319.446.842
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Piutang usaha di beberapa Entitas Anak tertentu digunakan sebagai jaminan utang bank jangka pendek (Catatan 18) dan utang jangka panjang (Catatan 26). 51
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PIUTANG LAIN-LAIN - NETO (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pihak ketiga: Piutang Petani Tebu Rakyat Petani Plasma Piutang Restitusi Pajak Sinergi Kemitraan Pertamina PT Unilever Indonesia Piutang Karyawan PT Sakapatria Perkasa KSO Sawit Pinjaman Pegawai Piutang proyek Kemitraan Piutang Cigarilos PT Fath Indonesia PT Asuransi Jasa Tania, Tbk Burger Sohne AG Burg KSO Karet Koperasi Jasa Keahlian Teknosa Yersia Bangun - kebun Parindu Pinjaman Karyawan Pimpinan Global Fasifik PT Tamita Mukti Wahana Piutang sangsi Pinjaman Karyawan Harian BSB Bobbin UD Benteng Baru Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3 miliar)
252.254.895.977 194.239.722.531 111.003.647.834 35.193.641.263 28.885.017.399 24.934.192.015 21.654.119.089 9.531.157.203 7.837.979.574 6.330.813.434 6.189.804.802 5.819.206.694 4.811.917.062 4.596.324.770 4.147.289.102 3.770.342.308 3.693.805.944 3.562.772.335 3.374.655.256 3.325.253.044 1.751.101.651 326.301.022 176.337.071.346
569.379.300.646 229.822.009.520 205.442.679.693 28.778.039.120 826.876.189 37.634.081.757 21.754.119.089 9.531.157.203 11.268.517.016 3.360.801.269 4.534.726.667 4.147.289.102 9.849.809.853 3.693.805.944 3.476.256.605 3.374.655.256 6.706.601.373 8.351.224.641 5.965.109.870 8.790.140.160 184.466.897.014
Total pihak ketiga Pihak-pihak berelasi (Catatan 8)
913.571.031.655 101.503.486.648
1.361.154.097.987 126.727.895.860
1.015.074.518.303
1.487.881.993.847
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 8)
(88.674.045.709) (12.972.713.034)
Neto
913.427.759.560
(67.065.555.056) (7.042.914.900) 1.413.773.523.891
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas kerugian penurunan nilai di atas cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut.
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Kelompok Usaha, melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, yaitu dengan beberapa bank yang dikendalikan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, beberapa asosiasi perusahaan perkebunan, beberapa koperasi karyawan dan pusat koperasi karyawan berupa penempatan giro, deposito dan fasilitas kredit modal kerja, penyewaan kendaraan dan peralatan kantor, pemberian pinjaman modal kerja kepada perusahaan afiliasi dan lain-lain. Saldo-saldo signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: 52
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) (i)
Kas dan setara kas (Catatan 4) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo kas dan setara kas yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 97,42% dan 90,48% dari total kas dan setara kas konsolidasi.
(ii)
Kas yang dibatasi penggunaannya (Catatan 5) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo kas yang dibatasi penggunaanya yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 99,97% dan 100,00% dari total kas yang dibatasi penggunaannya.
(iii)
Piutang usaha (Catatan 6) (Disajikan kembali Catatan 44)
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan/BPJS Ketenagakerjaan (sebelumnya PT Jamsostek (Persero)) PT Mardec Nusa Riau PT Gresik Cipta Sejahtera PT Sinkona Indonesia Lestari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Rajawali Nusantara Indonesia Lain-lain (dibawah Rp1 miliar) Total Penyishan atas kerugian penurunan nilai Neto (iv)
31 Desember 2015
31 Desember 2014
41.190.944.912 25.754.553.135 3.521.601.550 1.466.907.555 1.160.725.520 1.150.335.083 2.281.847.209
21.760.791.585 25.754.553.135 5.821.601.550 7.906.582.560 855.803.642 1.144.945.083 3.473.457.891
76.526.914.964 (12.877.276.567)
66.717.735.446 (3.429.731.989)
63.649.638.397
63.288.003.457
Piutang lain-lain (Catatan 7) (Disajikan kembali Catatan 44)
PT Perkebunan Mitra Ogan PT Asuransi Jasa Tania Tbk BPJS Kesehatan Hamburg Indonesische Import Gmbh (Indoham) Koperasi Karyawan Nusa Tiga Perhutani PT Tiga Mutiara Nusantara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) Kopkar Mon Madu Piutang Bunga Deposito Koperasi Karyawan Rua Jurai 53
31 Desember 2015
31 Desember 2014
29.429.419.426 16.459.238.186 5.793.381.990
3.598.956.424
5.455.888.898 4.550.474.581 3.867.500.000 3.314.561.300 3.203.267.934 2.813.451.403 2.155.724.357 1.618.154.591 885.138.351
3.335.046.640 64.610.000.000 1.084.106.443 3.203.267.934 3.664.075.792 1.858.461.382 2.202.560.249
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) (iv)
Piutang lain-lain (Catatan 7) (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2014
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk LPP Yogyakarta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) PT Langkat Nusantara Kepong Pusat Penelitian Teh dan Kina PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank BRI Agroniaga Tbk Lain-lain (dibawah Rp1 miliar)
52.652.340 2.404.275
1.701.041.096 9.378.225.938
19.840.855.674
6.000.000.000 5.089.913.248 3.518.432.341 2.899.147.690 1.005.520.548 13.579.140.135
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai
21.902.229.016 (12.972.713.034)
126.727.895.860 (7.042.914.900)
88.530.773.614
119.684.980.960
Neto
(v)
31 Desember 2015
Piutang lain-lain jangka panjang (Catatan 11) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pemerintah Daerah Siak Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) Lain-lain (dibawah Rp3 miliar)
33.300.538.896 6.585.366.787 4.045.194.229
33.300.538.896 4.015.647.590
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai
43.931.099.912 (1.381.982.000)
37.316.186.486 -
Neto
42.549.117.912
37.316.186.486
Piutang pemerintah Siak merupakan merupakan pengeluaran Entitas Anak, PTPN V untuk membiayai (prefinancing) proyek pengembangan kebun kelapa sawit Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Siak dimana PTPN V bertindak sebagai kontraktor pelaksana. Entitas Anak tersebut sedang dalam proses gugatan hukum terhadap Pemkab Siak atas piutang ini (Catatan 39). (vi)
Utang bank jangka pendek (Catatan 18) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang bank jangka pendek yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 86,71% dan 87,75% dari total utang bank jangka pendek.
54
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) (vii)
Utang usaha (Catatan 19) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
PT Mega Eltra PT Rekayasa Industri PT Gresik Cipta Sejahtera Koperasi Karyawan Rua Jurai PT Pertamina (Persero) PT Barata Indonesia (Persero) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Perum Bulog PT Krakatau Engineering Koperasi Karyawan Mon Madu PT Pupuk Sriwidjaja Palembang PT Petral Niaga Pertamina PT Kereta Api Indonesia (Persero) PT Petrosida Gresik Kerja Sama Operasi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya Insan Pertiwi (WIKA-WIP KSO) Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar)
212.628.568.957 94.590.807.998 32.365.066.749 21.870.916.882 16.484.051.535 15.932.332.470 12.969.937.527 11.734.039.435 10.319.926.722 9.956.433.019 7.613.670.295 6.706.387.480 5.656.873.237 1.155.057.240
219.933.809.491 95.474.033.544 50.621.527.775 7.242.224.279 20.724.961.850 10.721.794.685 10.319.926.722 9.119.024.761 60.284.339.420 9.256.097.538 8.512.649.140
30.132.862.445
16.619.090.909 103.875.454.501
Total
490.116.931.991
622.704.934.615
31 Desember 2015
(Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2014
Dana Pensiun Perkebunan PT Pertamina (Persero) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Lembaga Pendidikan Perkebunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Rajawali Nusantara Indonesia BPJS Ketenagakerjaan Koperasi Karyawan Jurai PT Kereta Api Indonesia (Persero) PT Pupuk Kalimantan Timur Koperasi Karyawan Nusa Tiga PT Amarta Karya (Persero) PT Barata Indonesia Koperasi Karyawan Mon Madu Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar)
105.884.687.227 80.581.873.081 72.000.000.000 71.115.431.529 69.219.096.972 36.922.869.483 30.783.968.779 21.896.996.010 19.483.720.570 17.213.571.505 8.811.861.802 5.956.208.626 5.472.822.432 3.750.118.740 25.070.204.187
134.845.995.357 63.384.946.702 77.316.036.212 158.207.677.261 42.773.286.516 19.919.644.655 14.279.724.176 3.127.501.148 1.168.057.204 8.309.080.347 2.420.590.571 487.073.245 4.358.169.689 36.609.018.900
Total
574.163.430.943
567.206.801.983
(viii) Utang lain-lain (Catatan 20)
55
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) (ix)
Utang lain-lain jangka panjang (Catatan 24) (Disajikan kembali Catatan 44)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank BRI Agroniaga Tbk Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Yogyakarta Dana Pensiun Perkebunan Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar) Total
(x)
31 Desember 2015
31 Desember 2014
25.939.021.848 13.511.588.525 3.350.046.667 6.019.911.945
39.666.145.377 13.735.819.015 5.103.774.714 19.463.307.630 7.694.259.546
48.820.568.985
85.663.306.282
Biaya masih harus dibayar - BPJS Ketenagakerjaan (Catatan 23) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo biaya masih harus dibayar (iuran BPJS Ketenagakerjaan) pada entitas berelasi dengan Pemerintah adalah sebesar 0,58% dan 0,07% dari total biaya yang masih harus dibayar.
(xi)
Pendapatan diterima di muka jangka panjang (Catatan 25): Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo pendapatan diterima di muka jangka panjang pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 90,00% dan 89,67% dari total pendapatan diterima di muka jangka panjang.
(xii) Utang jangka panjang (Catatan 26) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang jangka panjang pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 97,69% dan 98,63% dari total utang jangka panjang. Rincian pihak berelasi, sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Pihak berelasi
Hubungan
Sifat transaksi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penempatan giro dan deposito, bunga atas deposito, fasilitas kredit modal kerja dan investasi
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penempatan giro dan deposito, bunga atas deposito, fasilitas kredit modal kerja dan investasi
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penempatan giro dan deposito, fasilitas kredit modal kerja dan investasi
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (Persero) Tbk
Dikendalikan oleh BRI
Penempatan giro dan deposito, bunga atas deposito fasilitas kredit modal kerja dan investasi
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Penempatan giro
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penempatan giro, fasilitas kredit modal kerja dan investasi
56
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak berelasi
Hubungan
Sifat transaksi
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur
Penempatan giro
Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia (Indonesia Eximbank)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penempatan giro, fasilitas kredit modal kerja dan investasi
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat
Penempatan giro dan deposito
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan & Bangka Belitung
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Selatan
Penempatan giro dan deposito
PT Bank Syariah Mandiri
Dikendalikan oleh Bank Mandiri
Penempatan giro dan deposito
PT Bank Pembangunan Daerah Riau
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Riau
Penempatan giro
PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu
Penempatan giro
PT Bank Pembangunan Daerah Lampung
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Lampung
Penempatan giro
PT Bank Nagari
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat
Penempatan giro
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Barat
Penempatan giro
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah
Pendapatan ganti rugi lahan
PT Bank Rakyat Indonesia
Dikendalikan oleh BRI Syariah
Penempatan giro dan deposito
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara
Dikendalikan oleh Pemerintah Sumatera Utara
Penempatan giro dan deposito
Bank Indonesia
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penempatan giro
PT Mardec Nusa Riau
Entitas Asosiasi
Penjualan komoditas perkebunan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Jasa kesehatan karyawan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Jamsostek karyawan
PT Sinkona Indonesia Lestari
Entitas Asosiasi
Penyertaan saham dan penjualan komoditas perkebunan
PT Perusahaan Listrik Negara
Dikendalikan oleh Pemerintah Negara (Persero)
Penyewaan tanah Pusat Republik Indonesia
PT Perkebunan Mitra Ogan
Entitas Asosiasi
Penyertaan saham, jasa kesehatan
PT Asuransi Jasa Tania Tbk
Dikendalikan oleh Dana Pensiun Perkebunan
Asuransi
Hamburg Indonesische Import Gmbh (Indoham)
Entitas Asosiasi
Biaya talangan
57
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak berelasi
Hubungan
Sifat transaksi
PT Langkat Nusantara Kepong
Entitas Asosiasi
Biaya talangan
Koperasi Karyawan Nusa Tiga
Koperasi Karyawan Perusahaan
Pembelian bahan pembantu dan sewa kendaraan
Pusat Penelitian Teh dan Kina
Entitas Asosiasi
Pembelian bibit
PT Tiga Mutiara Nusantara
Entitas Asosiasi
Biaya talangan dan jasa perobatan
Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun)
Dana Pensiun Perusahaan
Peserta dana pensiun perkebunan
Koperasi Karyawan Ruwa Jurai
Koperasi Karyawan Entitas Anak
Pembelian bahan pembantu dan jasa pemeliharaan
PT Industri Gula Nusantara
Entitas Asosiasi
Penyertaan saham dan pinjaman
Serikat Pekerja Perkebunan
Serikat Pekerja Entitas Anak
Pemberian pinjaman
PKBL PT Perkebunan Nusantara IV
Unit PKBL Entitas Anak
Pemberian pinjaman
Perum Jasa Tirta
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penyertaan pada entitas asosiasi
Perum Jasa Tirta I
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penyertaan pada entitas asosiasi
Pemerintah Daerah Siak
Pemerintah Daerah
Pemberian pinjaman modal dan tenaga kerja
Perusahaan Umum Kehutanan Negara
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penjualan saham entitas asosiasi
PT Pupuk Kalimantan Timur
Dikendalikan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero)
Penyertaan saham pada entitas anak
PT Mega Eltra
Dikendalikan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero)
Pembelian pupuk dan bahan pembantu
PT Pupuk Sriwijadja Palembang
Dikendalikan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero)
Pembelian pupuk dan bahan pembantu
PT Barata Indonesia (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Jasa konstruksi
PT Pertamina (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Pembelian bahan bakar minyak
WIKA-WIP KSO
Dikendalikan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Jasa konstruksi
Koperasi Karyawan Mon Madu
Koperasi Karyawan Entitas Anak
Jasa pengangkutan TBS, CPO dan pemeliharaan tanaman
PT Krakatau Engineering
Dikendalikan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
Jasa konstruksi
PT Petral Niaga Pertamina
Entitas Anak PT Pertamina (Persero)
Pembelian bahan bakar minyak
PT Petrosida Gresik
Entitas Anak PT Petrokimia Gresik (Persero)
Pembelian pupuk dan bahan pembantu
PT Gresik Cipta Sejahtera
Entitas Anak PT Petrokimia Gresik (Persero)
Pembelian pupuk dan bahan pembantu
58
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak berelasi
9.
Hubungan
Sifat transaksi
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Pembelian beras dan bahan pembantu
Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Entitas Asosiasi
Pembelian bibit
PT Amarta Karya (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Jasa konstruksi
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Jasa angkutan CPO
PT Waskita Karya (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Jasa konstruksi
PT Boma Bisma Indra (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Pengadaan barang dan jasa.
Pusat Koperasi Karyawan
Koperasi Karyawan Entitas Anak
Pengadaan barang dan jasa
PT Rekayasa Industri (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Jasa konstruksi
Lembaga Pendidikan Perkebunan
Lembaga Pendidikan Biaya pendidikan dan pelatihan karyawan Perkebunan Kelompok Usaha
PT Rajawali Nusantara Indonesia
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Jasa pengadaan
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kelompok Usaha
Biaya pendidikan dan pelatihan karyawan
PT Telekomunikasi Seluler
Dikendalikan oleh PT Telkom (Persero) Tbk
Penyewaan tanah
PERSEDIAAN (Disajikan kembali Catatan 44)
Barang jadi: Tebu Gula dan tetes Minyak kelapa sawit Karet Inti sawit Palm kernel oil (PKO) Palm kernel meal (PKM) Lain-lain Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu Persediaan tanaman semusim
59
31 Desember 2015
31 Desember 2014
1.434.064.024.374 590.595.657.646 409.491.830.310 276.385.880.686 89.606.905.529 28.576.650.249 2.392.709.357 382.666.095.762 303.813.369.463 20.599.922.324 974.576.174.523 128.510.730.989
1.094.990.389.433 1.243.253.704.229 496.792.909.551 489.425.623.342 103.532.484.723 59.555.073.276 7.832.315.185 433.270.620.484 258.668.693.299 19.634.877.284 1.130.629.419.653 218.393.272.519
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PERSEDIAAN (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
78.946.106.001 70.862.768.818 8.135.162.567
48.457.138.583 72.999.646.673 15.046.557.166
Total Penyisihan atas keusangan dan penurunan nilai pasar persediaan
4.799.223.988.598
5.692.482.725.400
Neto
4.686.218.583.645
Persediaan kayu Perlengkapan pabrik Hewan ternak - sapi
(113.005.404.953)
(10.997.885.668) 5.681.484.839.732
Persediaan diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dalam suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp5.165.569.759.981 dan Rp4.867.246.762.021 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami Kelompok Usaha. Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan tersebut di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari keusangan dan penurunan nilai pasar persediaan. Persediaan digunakan sebagai jaminan utang bank jangka pendek (Catatan 18) dan utang jangka panjang (Catatan 26).
10. ASET LANCAR LAINNYA (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Uang muka: Uang muka supplier Uang muka pemasaran Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar)
44.608.723.486 10.588.586.006 30.201.700.416
37.967.282.482 6.810.086.400 41.839.554.173
Total
85.399.009.908
86.616.923.055
Beban tangguhan: Tebu Tembakau Edamame Holtikutura Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar)
332.958.797.639 38.869.665.889 20.595.555.820 6.097.483.472 37.206.756.552
317.432.587.003 30.860.085.311 12.053.099.444 3.848.647.307 29.750.092.658
Total
435.728.259.372
393.944.511.723
60
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET LANCAR LAINNYA (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Biaya dibayar dimuka: Asuransi Imbalan kerja Sewa Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar)
11.480.709.700 9.672.314.291 6.313.006.014 51.280.601.943
15.472.358.009 4.771.523.168 11.373.189.845 50.234.577.251
Total
78.746.631.948
81.851.648.273
Aset tersedia untuk dijual Polis asuransi
41.825.991.292 5.000.000.000
30.349.157.772 5.000.000.000
646.699.892.520
597.762.240.823
Total
Beban tangguhan tebu merupakan beban tangguhan dalam rangka persiapan dan pemeliharaan pembibitan yang akan menjadi beban kebun tebu giling pada musim giling berikutnya.
11. PIUTANG LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Piutang pemeliharaan, pendanaan PSM, Bank Mandiri, BRI Agro Piutang petani plasma Proyek kemitraan dan PTR KUD Wulanderi Piutang perkebunan inti rakyat (PIR) KUD Jujur Jaya KUD Petani Sawit Makmur KUD Tumbuh Segar KUD Bone Masamba KUD Tani Siampo Pelangi KUD Karya Dharma III KUD Tunas Karya KUD A Karya Mukti KUD Kopril Tanjung Pauh KUD Cipta Bina Karya KUD Petani Sawit Sukses Makmur KUD Tani Sejahtera KUD Dayo Mukti KUD Koto Badan Lain-lain (dibawah Rp3 miliar)
210.086.930.516 139.305.358.052 88.196.172.150 44.702.762.183 39.734.476.337 34.732.727.954 28.694.872.031 15.832.092.843 15.564.520.178 12.112.648.267 11.573.231.064 8.809.757.677 8.611.962.215 7.255.809.209 7.161.629.252 5.852.046.464 5.465.639.280 4.407.328.408 3.299.442.881 914.376.011
146.991.184.461 91.228.664.056 220.330.668.172 44.702.762.183 48.149.794.693 34.732.727.954 18.405.595.453 15.832.092.843 15.564.520.178 8.249.487.609 9.911.924.467 7.831.827.590 13.184.561.592 6.628.051.775 5.787.025.628 4.025.580.542 1.973.931.741 27.239.170.547
Total pihak ketiga
692.313.782.972
720.769.571.484
61
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. PIUTANG LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
43.931.099.912
37.316.186.486
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai: Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi
736.244.882.884
758.085.757.970
(61.214.326.722) (1.381.982.000)
(26.497.253.617) -
Neto
673.648.574.162
731.588.504.353
Pihak-pihak berelasi (Catatan 8)
12. INVESTASI SAHAM
Perusahaan
Persentase kepemilikan
Total kepemilikan awal tahun
Penambahan (pengurangan)
Total kepemilikan akhir tahun
Bagian laba (rugi) neto
2015 Metode Ekuitas PT Perkebunan Mitra Ogan PT Industri Gula Nusantara PT Pupuk Agro Nusantara PT Propernas Nusa Dua PT Sinkona Indonesia Lestari PT Perkebunan Agrintara PT Langkat Nusantara Kepong PT Tiga Mutiara Nusantara PT Bakti Usaha Menanam Nusantara Hijau Lestari II PT Applied Agricultural Resources Nusantara Perantara Makelar Tembakau Indonesia Hamburg Indonesische Import Gmbh (Indoham) Jerman PT Eco Plywood Indonesia PT Primanusa Energi Lestari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia
26,42% 35,57% 49,00% 44,10% 49,00% 45,50% 36,00% 30,73%
94.848.951.256 36.827.784.772 27.571.038.524 13.118.225.385 22.475.215.452 11.712.293.872 14.420.013.639 7.485.521.052
848.961.476 (11.712.293.872) (613.573.800)
(18.600.163.750) (924.104.677) 3.523.443.166 (14.420.013.639) 727.773.274
25,50%
2.678.000.000
(2.678.000.000)
35,00%
2.942.292.803
-
24,53%
2.019.371.096
-
-
2.019.371.096
20,80% 36,00% 36,00% 25,00%
3.143.019.447 525.000.000 400.000.000 -
1.125.000.000
-
3.143.019.447 525.000.000 400.000.000 1.125.000.000
(413.191.333)
76.248.787.506 36.827.784.772 28.420.000.000 12.194.120.708 25.998.658.618 7.599.720.526 2.529.101.470
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai
240.166.727.298 (3.143.019.448)
(13.029.906.196) (36.827.784.773)
(30.106.256.959) -
197.030.564.143 (39.970.804.221)
Neto
237.023.707.850
(49.857.690.969)
(30.106.256.959)
157.059.759.922
Metode Biaya Perolehan PT Padasa Enam Utama PT Siak Prima Nusalima PT Bursa Perdagangan Berjangka Indonesia PT Commodities New York
15,00% 15,00%
15.000.000.000 3.000.000.000
-
-
15.000.000.000 3.000.000.000
3,45% 9,00%
400.000.000 178.328.220
-
-
400.000.000 178.328.220
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai
18.578.328.220 (178.328.218)
-
-
18.578.328.220 (178.328.218)
Neto
18.400.000.002
-
-
18.400.000.002
-
-
Uang muka saham Uang muka saham Penyisihan atas kerugian penurunan nilai
818.497.608 (818.497.608)
Neto Total investasi saham - neto
255.423.707.852
62
(49.857.690.969)
(30.106.256.959)
818.497.608 (818.497.608) 175.459.759.924
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. INVESTASI SAHAM (lanjutan)
Perusahaan
Persentase kepemilikan
Total kepemilikan awal tahun
Penambahan (pengurangan)
Total kepemilikan akhir tahun
Bagian laba (rugi) neto
2014 (Disajikan kembali - Catatan 44) Metode Ekuitas PT Perkebunan Mitra Ogan PT Industri Gula Nusantara PT Nusantara Mas PT Pupuk Agro Nusantara PT Propernas Nusa Dua PT Sinkona Indonesia Lestari PT Perkebunan Agrintara PT Langkat Nusantara Kepong PT Tiga Mutiara Nusantara PT Bakti Usaha Menanam Nusantara Hijau Lestari II PT Applied Agricultural Resources Nusantara Perantara Makelar Tembakau Indonesia Hamburg Indonesische Import Gmbh (Indoham) Jerman PT Eco Plywood Indonesia PT Primanusa Energi Lestari
26,42% 35,57% 40,00% 49,00% 44,10% 49,00% 45,50% 36,00% 30,73%
93.828.367.682 88.433.037.426 80.640.000.000 27.571.038.524 13.913.335.065 15.479.731.676 11.712.293.872 8.973.020.351 5.649.481.910
(80.640.000.000) 5.829.983.136 -
1.020.583.574 (51.605.252.654) (795.109.680) 1.165.500.640 5.446.993.288 1.836.039.142
25,50%
4.394.000.000
(1.716.000.000)
35,00%
3.483.787.170
-
24,53%
2.019.371.096
-
-
2.019.371.096
20,80% 36,00% 36,00%
3.143.019.447 525.000.000 400.000.000
-
-
3.143.019.447 525.000.000 400.000.000
(541.494.367)
94.848.951.256 36.827.784.772 27.571.038.524 13.118.225.385 22.475.215.452 11.712.293.872 14.420.013.639 7.485.521.052 2.678.000.000 2.942.292.803
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai
360.165.484.219 (2.322.284.808)
(76.526.016.864) (820.734.640)
(43.472.740.057) -
240.166.727.298 (3.143.019.448)
Neto
357.843.199.411
(77.346.751.504)
(43.472.740.057)
237.023.707.850
Metode Biaya Perolehan PT Padasa Enam Utama PT Siak Prima Nusalima PT Bursa Perdagangan Berjangka Indonesia PT Commodities New York
15,00% 15,00%
15.000.000.000 3.000.000.000
-
-
15.000.000.000 3.000.000.000
3,45% 9,00%
400.000.000 178.328.220
-
-
400.000.000 178.328.220
Total Penyisihan atas kerugian penurunan nilai
18.578.328.220 (178.328.218)
-
-
18.578.328.220 (178.328.218)
Neto
18.400.000.002
-
-
18.400.000.002
-
-
Uang muka saham Uang muka saham Penyisihan atas kerugian penurunan nilai
818.497.608 (818.497.608)
Neto Total investasi saham - neto
376.243.199.413
(77.346.751.504)
(43.472.740.057)
818.497.608 (818.497.608) 255.423.707.852
Metode ekuitas: • Pada tahun 1988, Perusahaan melakukan investasi saham pada PT Perkebunan Mitra Ogan (PMO). PMO berkedudukan di Palembang dan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan produksi kelapa sawit. • Pada tahun 2004, PTPN IX, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Industri Gula Nusantara (IGN). IGN berkedudukan di Kendal dan bergerak dalam bidang usaha pabrik pengolahan gula.
63
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. INVESTASI SAHAM (lanjutan) Metode ekuitas (lanjutan): • Pada tahun 2012, PTPN IV, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Nusantara Mas (NM). NM berkedudukan di Medan, Sumatera Utara dan bergerak dalam bidang industri turunan kelapa sawit. Sesuai dengan persetujuan pemegang saham tanggal 8 Mei 2014 dan akta jual beli atau pemindahan hak atas saham No. 29 tanggal 10 Juni 2014 oleh Notaris Hustiani S.H., PTPN IV telah menjual tunai investasi saham tersebut kepada PT Musim Mas dengan nilai sebesar Rp96.071.566.666 dan keuntungan yang diakui sebesar Rp15.431.566.666 dan dicatat pada akun ”Pendapatan operasi lain” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (Catatan 34). • Pada tahun 2010, PTPN IV dan V, keduanya Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Pupuk Agro Nusantara (PAN) dengan persentase kepemilikan sebesar 34,00% dan 15,00%. PAN berkedudukan Kota Medan, Sumatera Utara dan bergerak dalam bidang industri pengolahan pupuk. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PAN yang telah diaktakan dalam Akta No. 2 dari Notaris Syafnil Gani, S.H., M.Hum tanggal 30 Agustus 2012, telah disepakati penurunan modal dasar dan modal disetor PAN. Sebagai akibat dari perubahan tersebut saham PTPN IV dan PTPN V turun menjadi 19.720 lembar dan 8.700 sehingga setoran modal PTPN IV dan PTPN V pada PAN masing-masing adalah sebesar Rp19.720.000.000 dan Rp8.700.000.000. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, pada tanggal 8 Juli 2014, pemegang saham memutuskan untuk membatalkan pembangunan pabrik pupuk NPK dan akan melanjutkan pengembangan dibidang usaha penyediaan tenaga listrik. Pada tanggal pelaporan, PTPN IV dan PTPN V tidak membuat penyisihan atas penurunan nilai atas seluruh penyertaan saham pada PAN. Manajemen berpendapat bahwa seluruh penyertaan saham Perusahaan di PAN tersebut dapat terpulihkan karena nilai pasar aset tetap tanah milik PAN lebih besar dari nilai investasi Perusahaan pada PAN. Sesuai dengan laporan konsultan penilai kantor jasa penilai publik (KJPP) Chalimatus dan Rekan, nilai pasar aset tetap tanah milik PAN pada tanggal 1 September 2014 adalah sebesar Rp81.684.450.000. • Pada tahun 2014, PTPN II, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Propernas Nusa Dua (PND). PND berkedudukan di Medan dan bergerak dalam bidang usaha properti. • Pada tahun 1986, PTPN VIII, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Sinkona Indonesia Lestari (SIL). SIL berkedudukan di Subang dan bergerak dalam bidang usaha pengolahan kina. • Pada tahun 2003, PTPN V dan PTPN XIII, keduanya Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Perkebunan Agrintara (PA) dengan persentase kepemilikan masing-masing sebesar 30,50% dan 15,00%. PA berkedudukan di Jakarta dan bergerak dalam bidang usaha industri hilir karet. • Pada tahun 2009, PTPN II, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Langkat Nusantara Kepong (LNK). LNK berkedudukan di Medan dan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan produksi karet dan kelapa sawit.
64
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. INVESTASI SAHAM (lanjutan) Metode ekuitas (lanjutan): • Pada tahun 2006, Perusahaan melakukan investasi saham pada PT Tiga Mutiara Nusantara (TMN). TMN berkedudukan di Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan produksi kelapa sawit. • Pada tahun 2010, beberapa Entitas Anak (PTPN IX, PTPN X, PTPN XI dan PTPN XII), melakukan investasi saham pada PT Bakti Usaha Menanam Nusantara Hijau Lestari II (BUMNHL II) dengan persentase kepemilikan PTPN IX sebesar 25,48% dan PTPN X, PTPN XI serta PTPN XII memiliki persentase kepemilikan masing-masing sebesar 8,17%. BUMNHL II berkedudukan di Surakarta dan bergerak dalam bidang usaha agro forestry. • Pada tahun 2013, PTPN II, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Applied Agricultural Resources Nusantara (AARN). AARN berkedudukan di Jakarta dan bergerak dalam bidang usaha pembibitan kelapa sawit. • Perusahaan dan beberapa Entitas Anak (PTPN II, PTPN IV, PTPN V, PTPN VI, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX dan PTPN XIII) melakukan investasi saham pada Hamburg Indonesische Import Gmbh (Indoham) dengan total persentase kepemilikan sebesar 20,80%. Indoham bergerak dalam bidang usaha pemasaran dan perdagangan komoditi perkebunan dan bertempat kedudukan di Hamburg, Jerman. Mengingat kondisi kesulitan keuangan Indoham, Perusahaan dan beberapa Entitas Anak yang memiliki penyertaan pada Indoham telah membuat penyisihan atas penurunan nilai penyertaan dan uang muka pemesanan saham pada Indoham. • Pada tahun 2015, PTPN VIII, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). merupakan perusahaan patungan antara Entitas Anak tersebut, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. PSBI berkedudukan di Jakarta dan bergerak dalam bidang transportasi. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Perusahaan belum melakukan penyetoran atas investasi ini. • Pada tahun 2011, PTPN I, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Eco Plywood Indonesia (EPI). EPI berkedudukan di Aceh Tamiang dan bergerak di bidang usaha produksi kayu lapis berbahan baku batang kelapa sawit dan kayu. Metode biaya perolehan: • Pada tahun 2000, PTPN IV, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Padasa Enam Utama (PEU). PEU berkedudukan di Jakarta dan bergerak di bidang usaha perkebunan dan industri kelapa sawit yang berlokasi di Teluk Dalam Propinsi Sumatera Utara dan Koto Kampar, Kalianta Propinsi Riau. • Pada tahun 2008, PTPN V, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Siak Prima Nusalima (SPN). SPN berkedudukan di Indrapura dan bergerak di bidang usaha perkebunan dan produksi kelapa sawit. • Pada tahun 2014, PTPN XII, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Rolas Nusantara Tambang (RNT). RNT berkedudukan di Surabaya dan bergerak di bidang usaha pertambangan pasir.
65
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. INVESTASI SAHAM (lanjutan) Metode biaya perolehan (lanjutan): • Pada tahun 1999, Perusahaan, melakukan investasi saham pada PT Bursa Perdagangan Berjangka Indonesia (BPBI). BPBI berkedudukan di Jakarta dan bergerak di bidang usaha bursa berjangka komoditi. • Pada tahun 2011, PTPN I, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Primanusa Energi Lestari (PEL). PEL berkedudukan di Aceh Tamiang dan bergerak di bidang usaha pembangkit listrik tenaga bio mas sawit. • Pada tahun 1998, PTPN II, Entitas Anak, melakukan investasi saham pada PT Commodities New York (CNY). Entitas anak telah membuat penyisihan atas penurunan nilai seluruh penyertaan pada CNY.
13. TANAMAN PERKEBUNAN a. Tanaman menghasilkan Mutasi tahun 2015
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Harga perolehan: Kelapa sawit Karet Tanaman lainnya
15.435.843.652.423 4.202.505.081.642 1.021.470.613.227
-
(72.340.622.932) (106.522.641.599) (30.834.822.158)
2.675.813.055.963 1.327.668.285.019 287.564.638.658
18.039.316.085.454 5.423.650.725.062 1.278.200.429.727
Total harga perolehan
20.659.819.347.292
-
(209.698.086.689)
4.291.045.979.640
24.741.167.240.243
Akumulasi amortisasi: Kelapa sawit Karet Tanaman lainnya
3.449.720.692.010 841.522.892.559 268.210.031.924
744.567.461.496 221.251.421.933 44.720.305.475
(70.155.287.856) (52.710.183.481) (13.986.818.962)
-
4.124.132.865.650 1.010.064.131.011 298.943.518.437
Total akumulasi amortisasi
4.559.453.616.493
1.010.539.188.904
(136.852.290.299)
-
5.433.140.515.098
28.639.373.696
-
(4.821.952.362)
-
23.817.421.334
Penurunan nilai Nilai tercatat neto
16.071.726.357.103
19.284.209.303.811
(Disajikan kembali Catatan 44) Mutasi tahun 2014
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Harga perolehan: Kelapa sawit Karet Tanaman lainnya
13.196.053.005.350 3.347.901.068.960 823.198.346.306
947.069.849 -
(83.750.483.379) (89.973.194.978) (17.872.533.724)
2.322.594.060.603 944.577.207.660 216.144.800.645
15.435.843.652.423 4.202.505.081.642 1.021.470.613.227
Total harga perolehan
17.367.152.420.616
947.069.849
(191.596.212.081)
3.483.316.068.908
20.659.819.347.292
Akumulasi amortisasi Kelapa sawit Karet Tanaman lainnya
2.913.492.509.931 740.325.270.770 247.238.504.346
614.434.582.343 167.263.439.888 29.951.727.713
(78.293.584.674) (66.065.818.099) (8.893.015.725)
87.184.410 (87.184.410)
3.449.720.692.010 841.522.892.559 268.210.031.924
Total akumulasi amortisasi
3.901.056.285.047
811.649.749.944
(153.252.418.498)
-
4.559.453.616.493
15.237.895.470
13.401.478.226
-
28.639.373.696
Penurunan nilai Nilai tercatat neto
13.450.858.240.099
-
16.071.726.357.103
66
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) a. Tanaman menghasilkan (lanjutan) Pengurangan tanaman menghasilkan di tahun 2015 dan 2014 merupakan penghapusan dan pemindahan tanaman menghasilkan ke kelompok aset tidak produktif yang disusutkan sekaligus pada saat pemindahan. Beban penyusutan sekaligus tersebut dilaporkan sebagai bagian dari "Rugi penghapusan tanaman” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. b. Tanaman belum menghasilkan (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Saldo awal Tambahan biaya pengembangan Kapitalisasi beban keuangan (Catatan 36) Reklasifikasi dari aset tetap
14.151.610.951.410 2.735.551.931.638 1.052.029.834.970 31.556.404
13.170.608.759.759 3.427.620.434.965 1.045.350.509.437 -
Dikurangi: Penghapusan Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan
(102.004.188.305) (4.291.045.979.640)
(8.652.683.843) (3.483.316.068.908)
Saldo akhir Penurunan nilai
13.546.174.106.477 (36.920.265.135)
14.151.610.951.410 (16.650.831.629)
Nilai tercatat neto
13.509.253.841.342
14.134.960.119.781
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, komposisi luas areal dalam hektar (ha) tanaman menghasilkan (TM) dan tanaman belum menghasilkan (TBM) untuk setiap jenis tanaman adalah sebagai berikut (tidak diaudit): 2015 Tanaman
TM (ha)
2014 TBM (ha)
TM (ha)
TBM (ha)
Kelapa sawit Karet Tanaman lainnya
469.610 109.388 49.771
108.121 64.411 17.923
448.597 102.989 48.210
133.129 74.961 18.643
Total
628.769
190.455
599.796
226.733
Perkebunan di beberapa unit Kelompok Usaha digunakan sebagai jaminan atas utang jangka panjang (Catatan 26). c. Tanaman Semusim (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Tanaman Produksi gula Tanaman Produksi Tembakau
66.005.149.234 9.117.721.513
81.811.626.000 8.603.676.511
Total
75.122.870.747
90.415.302.511
67
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) d. Tanaman Aneka Kayu 2015
Sengon Mahoni Jati Mindi Gamelina Balsa Sungkai Afrikana Lain-lain Total
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
94.404.092.613 25.231.149.743 11.867.799.969 7.871.217.523 5.583.898.697 811.447.371 231.062.376 2.610.466 41.932.633.118
29.711.203.178 951.497.200 103.962.687 141.915.809 516.671.915 731.593.525 16.399.005.087
(11.645.285.546) (2.428.715.004) (3.132.468.821) (2.421.128.290) (641.779.417) (42.128.244) (1.991.579.772)
(8.157.457.436) (230.816.514) (633.528.538) (1.094.405.798) (112.738.492) (850.403.245)
104.312.552.809 23.523.115.425 8.205.765.297 4.497.599.244 5.346.052.703 1.500.912.652 231.062.376 2.610.466 55.489.655.188
187.935.911.876
48.555.849.401
(22.303.085.094)
(11.079.350.023) *)
203.109.326.160
*) Reklasifikasi ke akun “Persediaan”. (Disajikan kembali Catatan 44) 2014
Sengon Mahoni Jati Mindi Gamelina Balsa Sungkai Afrikana Lain-lain Total
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
65.348.055.907 23.169.101.929 15.317.417.930 15.711.369.885 7.550.471.938 178.713.303 231.062.376 2.610.466 30.266.411.272
42.607.607.375 2.718.963.992 670.496.532 567.121.996 1.180.259.425 797.465.846 14.675.658.416
157.775.215.006
63.217.573.582
Reklasifikasi
Saldo Akhir
(9.074.399.697) (1.015.460.431) (6.532.108.969) (92.177.080) 231.062.376 2.610.466 (2.128.467.173)
94.404.092.613 25.231.149.743 11.867.799.969 7.871.217.523 5.583.898.697 811.447.371
41.932.633.118
(18.842.613.350)
187.935.911.876
(4.477.170.972) (656.916.178) (3.104.654.062) (1.875.165.389) (3.146.832.666) (72.554.698) - - (880.969.397) (14.214.263.362)
14. ASET TETAP 2015 Nilai tercatat: Kepemilikan Langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Instalasi pembibitan Aset agrowisata Aset tetap lain-lain
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
1.297.764.715.121 8.587.874.106.756 16.609.030.400.612 969.863.676.925 1.456.894.811.995 169.677.860.306 14.598.722.510 29.445.305.626
38.370.130.692.527 483.985.282.304 948.063.530.361 52.416.106.652 117.004.146.073 16.495.724.791 757.313.127
(11.969.630.530) (15.419.347.732) (199.497.859.844) (13.306.853.237) (24.315.277.844) (187.507.244) (768.737) (811.434.793)
83.659.105.061 174.580.401.049 263.810.455.255 (11.608.561.005) 3.234.947.579 (17.924.121.001) 59.486.575
39.739.584.882.179 9.231.020.442.377 17.621.406.526.384 997.364.369.335 1.552.818.627.803 168.061.956.852 14.597.953.773 29.450.670.535
Aset dalam penyelesaian: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Lain-lain
336.563.096.838 74.893.371.038 465.832.556.139
176.401.231.702 60.025.220.372 723.881.819.652
(1.694.487.773) (459.265.697) (18.566.306.754)
(173.442.881.919) (63.164.348.825) (307.622.997.010)
337.826.958.848 71.294.976.888 863.525.072.027
Aset Sewa Pembiayaan Kendaaan dan alat pengangkutan lainnya Mesin dan peralatan pabrik
259.417.050.985 6.299.813.500
4.490.300.000 -
(2.166.257.480) -
17.600.948.110 -
279.342.041.615 6.299.813.500
30.278.155.488.351
40.953.651.367.561
(288.394.997.665)
Tota Nilai Tercatat
68
(30.817.566.131)
70.912.594.292.116
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. ASET TETAP (lanjutan) 2015 (lanjutan) Akumulasi penyusutan: Kepemilikan Langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Instalasi pembibitan Aset agrowisata Aset tetap lain-lain Aset Sewa Pembiayaan Kendaaan dan alat pengangkutan lainnya Mesin dan peralatan pabrik Total akumulasi penyusutan Rugi penurunan nilai Nilai tercatat neto
2014 (Disajikan kembali - Catatan 44) Nilai tercatat: Kepemilikan Langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Instalasi pembibitan Aset agrowisata Aset tetap lain-lain Aset dalam penyelesaian: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik\ Lain-lain Aset Sewa Pembiayaan Kendaaan dan alat pengangkutan lainnya Mesin dan peralatan pabrik Tota Nilai Tercatat Akumulasi penyusutan: Kepemilikan Langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Kendaraan dan alat pengangkutan lainnya Peralatan pertanian dan kantor Instalasi pembibitan Aset agrowisata Aset tetap lain-lain Aset Sewa Pembiayaan Kendaaan dan alat pengangkutan lainnya Mesin dan peralatan pabrik Total akumulasi penyusutan Rugi penurunan nilai Nilai tercatat neto
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
3.419.568.003.006 8.015.043.909.267 754.395.990.757 1.098.979.280.557 91.276.020.794 8.334.283.591 24.484.909.333
481.367.436.108 1.040.719.392.495 84.069.163.934 136.199.357.978 4.825.624.140 465.649.329 1.183.935.128
(9.539.241.972) (168.984.941.736) (11.151.564.076) (20.504.410.098) (66.438.335) (370.414) (348.682.510)
130.461.019.723 854.239.652
59.777.500.993 449.724.241
(1.549.502.588) -
13.543.397.656.680
1.809.057.784.346
(212.145.151.729)
53.280.379.963
16.010.214.926
(27.673.197.235)
Reklasifikasi
Saldo Akhir
1.394.295.861 (26.448.549.821) (1.997.134.587) (1.179.497.606) (9.174.017) -
3.892.790.493.003 8.860.329.810.205 825.316.456.028 1.213.494.730.831 96.026.032.582 8.799.562.506 25.320.161.951
1.467.802.219 (26.772.257.951) -
16.681.477.451.708
Saldo Awal
1.075.535.982.050 7.921.497.264.758 14.818.916.201.992 905.497.944.134 1.366.728.356.625 123.983.752.000 14.029.404.833 28.180.791.659
190.156.820.347 1.303.963.893 15.113.538.031.346 41.617.397.654 55.757.438.863.116
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
87.738.166.129 641.851.566.829 1.446.608.414.410 84.366.279.243 114.330.872.537 44.318.504.269 569.317.677 1.499.799.901
(16.229.985) (62.713.539.679) (179.707.588.800) (18.802.382.458) (19.178.660.620) (587.285.934)
134.145.579.927 87.600.031.848 523.213.373.010 (1.198.163.994) (4.985.756.547) 1.375.604.037 352.000.000
1.297.403.498.121 8.588.235.323.756 16.609.030.400.612 969.863.676.925 1.456.894.811.995 169.677.860.306 14.598.722.510 29.445.305.626
96.705.504.692 55.874.093.347 328.393.552.733
(35.689.328.786) -
(69.772.645.697) (234.929.419.604 ) (368.687.207.736)
336.516.126.838 74.893.371.038 465.879.526.139
274.780.945.803 6.299.813.500
486.818.182 -
(15.850.713.000) -
-
259.417.050.985 6.299.813.500
27.640.844.932.420
2.902.742.889.949
(332.545.729.262)
67.113.395.244
30.278.155.488.351
2.961.609.067.264 7.111.407.857.922 684.827.933.080 988.399.012.788 76.329.488.949 7.732.064.336 45.796.985.044
475.374.617.291 1.063.470.665.844 87.049.938.048 133.763.833.211 15.537.967.292 602.219.255 3.246.638.815
(35.635.841.126) (134.442.325.741) (16.196.639.894) (17.026.155.997) (602.401.872) (587.285.934)
(5.751.269.015) (25.392.288.758) (1.285.240.478) (6.157.409.444) 10.966.425 -
3.395.596.574.414 8.015.043.909.267 754.395.990.756 1.098.979.280.558 91.276.020.794 8.334.283.591 48.456.337.925
80.848.962.740 440.527.342
56.589.854.046 449.725.310
(7.012.547.063) -
34.750.000 (36.013.000)
130.461.019.723 854.239.652
11.957.391.899.464
1.836.085.459.112
(211.503.197.627)
(38.576.504.270)
13.543.397.656.680
53.982.694.592
6.584.635.889
(7.286.950.518)
345.272.596.629 253.948.697.295 506.173.181.141
15.629.470.338.364
-
53.280.379.963 16.681.477.451.708
69
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. ASET TETAP (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, bangunan, mesin dan peralatan dan kendaraan tertentu telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan paket polis tertentu dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp7.546 miliar dan Rp5.328 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi manajemen, mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, manajemen berpendapat bahwa penurunan nilai di atas cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari penurunan nilai aset tetap. Kelompok usaha melakukan penilaian kembali hak atas tanah untuk tujuan akuntansi pada tanggal 31 Desember 2015. Surplus revaluasi aset tetap Kelompok Usaha sebesar Rp38.825.207.123.973 dicatat sebagai penghasilan komprehensif lain dan kepentingan non-pengendali dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Beban penyusutan aset tetap dibebankan pada: (Disajikan kembali Catatan 44)
Beban pokok penjualan Beban umum dan administrasi Beban operasi lain Dikapitalisasi aset dalam penyelesaian Dikapitalisasi ke tanaman
31 Desember 2015
31 Desember 2014
1.540.928.227.070 131.432.374.753 104.838.308.584 28.839.454.615 3.019.419.324
1.572.724.598.826 109.567.176.968 106.148.751.888 44.142.278.582 3.502.652.848
1.809.057.784.346
1.836.085.459.112
Aset tetap tertentu digunakan sebagai jaminan utang bank jangka pendek (Catatan 18) dan utang jangka panjang (Catatan 26).
15. BEBAN TANGGUHAN HAK ATAS TANAH Beban tangguhan hak atas tanah merupakan biaya pengurusan hak atas Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Guna Bangunan (HGB) dengan rincian sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 Beban tangguhan hak atas tanah Dikurangi: Akumulasi amortisasi Nilai buku neto
70
31 Desember 2014
803.194.053.773 (374.983.789.788)
791.991.898.275 (336.301.184.326)
428.210.263.985
455.690.713.949
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. BEBAN TANGGUHAN HAK ATAS TANAH (lanjutan) Amortisasi beban tangguhan hak atas tanah dibebankan pada: (Disajikan kembali Catatan 44)
Beban pokok penjualan Beban umum dan administrasi Beban operasi lain Dikapitalisasi
31 Desember 2015
31 Desember 2014
29.149.119.421 9.363.271.827 2.193.494.630 341.762.667
27.458.441.981 4.567.312.177 3.258.816.027 -
41.047.648.545
35.284.570.185
HGU beserta seluruh aset yang ada diatasnya di beberapa unit/kebun Perusahaan dan beberapa Entitas Anak digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka pendek (Catatan 18) dan utang jangka panjang (Catatan 26) yang diperoleh dari beberapa bank. Pada tahun 2014, beberapa Entitas Anak mereklasifikasi HGU menjadi harga perolehan tanah sebesar Rp109.050.881.621. Perusahaan dan beberapa Entitas Anak memiliki beberapa HGU atas tanah seluas ± 993.108 ha yang tersebar di wilayah Republik Indonesia yang berjangka waktu 25 (dua puluh lima) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun. 16. PEMBIBITAN (Disajikan kembali Catatan 44)
Persediaan bibit kelapa sawit Persediaan bibit karet Persediaan bibit lainnya Saldo akhir
31 Desember 2015
31 Desember 2014
99.806.215.150 22.414.492.475 46.968.676.061
124.989.217.166 16.471.848.960 77.424.129.830
169.189.383.686
218.885.195.956
Mutasi persediaan bibit untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
(Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2014
Saldo awal Penambahan Pengurangan
218.885.195.956 56.848.757.500 106.544.569.770
350.109.987.512 184.648.420.827 315.873.212.383
Saldo akhir
169.189.383.686
218.885.195.956
Persediaan bibit merupakan biaya kegiatan pembibitan kelapa sawit, karet dan tanaman lainnya sebelum dipindahkan ke areal lahan yang akan ditanami. Biaya ini terdiri dari biaya pengadaan kecambah, biaya pemeliharaan bibit, gaji/upah, penelitian dan seleksi dan biaya lainnya.
71
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA (Disajikan kembali Catatan 44)
Aset kerja sama operasi (KSO) Aset tidak produktif Beban tangguhan Aset untuk penyertaan saham Uang muka kontraktor Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) Tanaman holtikultura Sapi ternak Piutang bunga pajak System dan Software Pengurusan HGU/HGB Persemaian Investasi Sumber Daaya Manusia Unit non operasional DED (Detail Engeering Design) Lain - lain (masing-masing dibawah Rp6 milyar)
31 Desember 2015
31 Desember 2014
947.337.540.709 688.784.684.893 219.365.990.591 145.224.000.000 122.757.914.108 39.718.165.900 38.575.443.526 37.456.641.830 20.802.389.955 19.826.721.876 18.998.362.704 16.311.665.935 10.985.452.878 8.970.198.506 6.028.971.075 80.264.568.934
411.120.940.709 338.088.414.554 105.473.640.975 145.224.000.000 166.421.663.595 24.364.462.354 30.593.298.105 5.244.624.424 13.980.086.750 25.548.104.760 8.311.017.320 8.992.669.911 19.100.737.025 98.358.574.117
2.421.408.713.420
1.400.822.234.599
Total Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset tidak produktif dan beban tangguhan
(1.009.346.943.591)
(551.701.924.773)
Neto
1.412.061.769.829
849.120.309.826
Aset tidak produktif Aset tidak produktif merupakan aset tanaman dan aset tetap Perusahaan dan beberapa Entitas Anak yang nilai buku nya sudah nol dan untuk sementara dicatat di dalam akun ”Aset tidak lancar lainnya” menunggu persetujuan penghapusan dari Rapat Umum Pemegang Saham. Uang muka kontraktor Uang muka kontraktor merupakan uang muka atas pengadaan aset tetap di beberapa Entitas Anak. Beban tangguhan Beban tangguhan merupakan biaya pengembangan unit kerja dan pembangunan PKS, beban yang telah dikeluarkan dan akan menjadi beban produksi tanaman tebu giling dan tembakau pada 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) tahun yang akan datang, beban pengembangan lahan kemitraan dan beban tangguhan lainnya di beberapa Entitas Anak. Sapi ternak Sapi ternak merupakan akumulasi biaya pengembangan ternak sapi.
72
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. UTANG BANK JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek merupakan pinjaman dari bank kepada beberapa Entitas Anak untuk modal kerja, dengan rincian sebagai berikut: Jumlah
Kreditor
Fasilitas Maksimum
Jatuh Tempo
(Disajikan kembali - Catatan 44) 2014
2015
Entitas berelasi dengan Pemerintah Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Indonesia Eximbank Indonesia Eximbank Indonesia Eximbank Indonesia Eximbank PT Bank Syariah Mandiri Sindikasi Bank (PT BRI, PT Mandiri, PT BNI) BUMN lainnya Stork & Braat Eks BPU PPN Gula PG Rendeng (BI )
280.000.000.000 246.000.000.000 300.000.000.000 550.000.000.000 200.000.000.000 59.000.000.000 100.000.000.000 554.000.000.000 250.000.000.000 50.000.000.000 600.000.000.000 23.000.000.000 6.897.500.000 186.000.000.000 200.000.000.000 30.000.000.000 415.000.000.000 47.712.500.000 250.000.000.000 120.858.362.063 350.000.000.000 4.000.000.000 150.000.000.000 150.000.000.000 6.000.000.000 214.000.000.000 100.000.000.000 15.629.735.000 145.000.000.000 200.000.000.000 200.000.000.000
Maret 2017 Oktober 2016 Juni 2016 September 2016 Agustus 2016 Oktober 2016 Juni 2016 Juni 2015 Oktober 2016 Desember 2016 Juli 2016 Desember 16 Juni 2016 September 2016 Februari 2015 Oktober 2016 Agustus 2015 Mei 2015 Mei 2016 Juli 2016 Juli 2016 Juni 2015 Agustus 2016 Juli 2017 Juli 2015 Juli 2016 September 2015 Oktober 2016 Oktober 2016 Desember 2015 Mei 2015 Mei 2016 September 2016 Desember 2007
258.705.283.283 246.000.000.000 300.000.000.000 330.000.000.000 200.000.000.000 59.000.000.000 100.000.000.000 554.000.000.000 97.000.000.000 50.000.000.000 421.908.413.221 12.000.000.000 186.000.000.000 415.000.000.000 47.712.500.000 21.147.478.910 119.948.512.656 338.033.567.297 2.868.725.255 32.000.000.000 101.509.561.629 214.000.000.000 89.942.746.314 11.767.135.000 106.762.416.667 200.000.000.000 195.139.405.423 3.600.000.000
346.746.743.508 246.000.000.000 134.543.185.771 300.000.000.000 254.000.000.000 558.000.000.000 257.043.848.098 186.000.000.000 152.139.405.423 29.255.808.985 415.000.000.000 47.712.500.000 166.468.244.348 77.348.101.107 473.538.355.654 2.985.858.699 111.000.000.000 128.160.797.501 6.000.000.000 214.000.000.000 89.942.746.314 1.903.320.000 107.262.416.667 3.600.000.000
-
-
-
463.086.035
75.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 12.000.000.000 -
Juni 2015 Juli 2016 April 2016 September 2016 Desember 2016 Januari 2016 Desember 2015
75.000.000.000 100.000.000.000 11.785.045.431 60.171.432 8.291.500 -
28.000.000.000 200.000.000.000 120.342.864 107.783.500 55.823.636
413.850.000.000 124.155.000.000
Mei 2015 April 2016
413.850.000.000 121.396.000.000
373.200.000.000 -
5.436.145.254.018
4.910.598.368.110
Pihak ketiga Rupiah PT Bank Bukopin Tbk DBS Singapura PT Bank Panin Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT CIMB Niaga Auto Finance PT Astra Sedaya Finance Dolar Bank QNB Kesawan Standard Chartered Bank Indonesia Total
73
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. UTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) Suku Bunga Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, pinjaman dalam mata uang Rupiah dikenakan suku bunga tahunan yang berkisar antara 6,50% - 13,25% (31 Desember 2014: antara 7,50% - 14,00%), sementara fasilitas pinjaman dalam Dolar Amerika Serikat dikenakan tingkat suku bunga tahunan sebesar LIBOR + 4,25% untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Jaminan Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh oleh Perusahaan dan Entitas Anak dijamin oleh masing-masing penerima pinjaman berupa kas yang dibatasi penggunaannya, piutang, persediaan, aset tanaman, aset tetap tertentu dan hak guna usaha. Seluruh jaminan juga digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka panjang (Catatan 26). Pembatasan-pembatasan Perjanjian pinjaman Perusahaan dan Entitas Anak di atas mensyaratkan beberapa pembatasan, antara lain mengubah anggaran dasar, memberi dan memperoleh pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, mengadakan penyertaan saham baru dalam perusahaan lain dan mengikatkan diri sebagai penjamin atau mengagunkan harta kekayaan. Kepatuhan atas Syarat-syarat Pinjaman Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan dan Entitas Anak telah memenuhi seluruh persyaratan pinjaman-pinjaman utang jangka panjang seperti disebutkan dalam perjanjian kredit.
19. UTANG USAHA (Disajikan kembali Catatan 44)
Pihak ketiga: CV Saraswati Anugerah Makmur PT Dupan Anugrah Lestari CV Gallata Lestarindo PT Weltes Energi Nusantara PT Betha Tri Adhi PT Citra Gemini Mulia CV Tunas Pelita Jaya CV Nusa Abadi Jaya PT Pijar Nusa Pasifik PT Purnama Bohler Technology PT Sri Rejeki Fertilizer PT Sinar Citra Abadi PT Goautama Sinar Batuah PT Trada Trading Indonesia
74
31 Desember 2015
31 Desember 2014
312.063.911.381 150.089.657.399 139.392.666.244 99.506.262.326 95.874.675.809 86.000.000.000 75.721.607.936 70.377.997.927 58.144.538.340 56.750.859.221 55.251.668.950 49.386.266.771 46.367.574.125 42.507.960.000
288.894.186.908 106.662.237.056 142.855.038.700 22.910.122.251 20.591.015.980 43.056.642.246 61.107.651.386 46.738.988.367 30.393.152.548 13.533.446.200 40.856.663.523 54.461.677.919 70.231.397.100
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. UTANG USAHA (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
41.898.263.939 39.712.057.291 35.666.345.110 33.131.969.310 29.950.779.485 29.795.056.390 29.398.762.960 26.203.895.585 25.178.522.455 25.000.000.000 23.353.752.446 22.782.310.657 22.710.301.421 19.917.014.252 19.737.307.428 18.121.768.280 17.864.593.969 17.742.895.209 17.675.540.877 16.255.558.055 14.990.283.096 14.418.313.285 14.407.643.782 13.885.524.920 13.594.750.149 13.435.481.360 13.224.736.131 12.133.258.775 12.030.059.150 11.627.914.823 11.591.631.920 11.236.102.291 11.058.880.777 10.732.398.223 10.728.962.363 10.623.761.483 10.483.933.971 10.312.896.772 10.275.129.856 10.239.970.395
Pihak ketiga (lanjutan): PT Darma Dwi Jaya PT Surapon Berkah Makmur PT Meroke Tetap Jaya Indonesia CV Anugerah Rezeki PT Bukit Prima Niaga PT Tiga Sidoli Jaya CV Bersama Jaya PT Sinar Harapan Tehnik PT Prakarsa Karya Sejati PT Tebu Mas PT Karya Nurindo Cemerlang PT Sarana Adyaboga Agung CV Graha Prima Lestari PT Medan Wave CV Anugerah Jaya PT Indo Graha Nusa Sarana PT Jalutama Wesesa PT Karya Lampung Abadi CV Dwi Putra Mandiri PT Sasabil Utama PT Brantas Wijaya PT Efasindo Primantara PT Taiko Persada Indo Prima PT Sinar Sakti Pratama PT Karya Bersama Sentosa Abadi PT Bumi Alam Lestindo Indah PT Toya Indo Manunggal PT Maleo Jaya PT Gitamas Lestarindo CV Bangun Karya Lestari PT Muda Cipta Karya CV Sarana Internusa Mandiri PT Andal Hasa Prima CV Citra Mandiri PT Nusa Palapa Gemilang PT Indo Acidatama CV Bina Mandiri CV Mitra Agung Jaya PT Pupuk Hikay PT Dewa Sukses Mandiri PT Citra Buana PT Technindo Contro Marta Lain-lain (dibawah 10 milyar)
2.212.489.935.221
18.047.464.624 11.465.088.316 46.993.940.283 100.174.161.693 9.489.635.153 10.545.920.100 11.930.415.419 16.425.217.611 3.653.669.881 28.450.734.509 40.264.137.600 39.145.631.627 6.926.579.110 15.944.969.583 7.338.815.250 12.873.344.242 9.582.233.841 885.760.522 10.148.525.237 18.144.277.846 18.222.368.235 14.960.421.598 14.313.347.804 14.530.059.150 10.548.922.103 1.079.820.885 4.373.012.238 14.367.666.563 12.446.811.287 1.925.409.631 13.856.137.463 12.321.804.000 2.433.832.368.240
Total Pihak-pihak berelasi (Catatan 8)
4.303.053.910.291 490.116.931.991
3.927.500.891.828 622.704.934.615
Total
4.793.170.842.282
4.550.205.826.443
75
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. UTANG USAHA (lanjutan) Rincian utang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 2015
2014
1 - 30 hari 31 - 60 hari Lebih dari 60 hari
2.124.130.797.761 875.204.929.922 1.793.835.114.599
2.027.045.763.846 704.162.032.454 1.818.998.030.142
Total
4.793.170.842.282
4.550.205.826.443
20. UTANG LAIN-LAIN (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
190.748.746.713 67.236.821.799 66.204.854.206 59.559.112.107 50.839.165.006 46.547.437.500 25.593.798.041 18.279.044.460
218.537.355.653 84.059.816.452 76.139.492.000 185.713.218.421 10.322.440.782 35.534.027.783
13.164.967.459 12.647.904.006 12.431.847.803 12.410.416.375 11.710.339.932 9.731.098.013 12.874.169.334 5.689.277.937 5.306.089.855 5.188.349.895 4.453.849.201 4.030.425.994 3.777.485.800 3.656.951.537 3.228.294.378 3.142.173.789 3.002.082.980 659.900.421.374
9.476.636.479 10.575.472.922 11.522.940.621 8.512.313.294 13.181.758.252 14.069.155.924 5.729.440.353 499.035.346 46.016.027 907.805.330 6.226.285.831 1.901.197.094 955.278.502 1.899.795.318 1.927.028.903 1.073.586.500.388
Sub - total Pihak-pihak berelasi (Catatan 8)
1.311.355.125.494 574.163.430.943
1.771.323.011.675 567.206.801.983
Total
1.885.518.556.437
2.338.529.813.658
Pihak ketiga: Utang jasa pemborong Utang jaminan PT Bank Bukopin Pembelian bokar dan TBS Titipan penjualan gula petani Cadangan BPHTB HGU Cima Utang peserta koordinasi Petani pengembangan perkebunan rakyat Cadangan pekerjaan pematangan lahan dan penyiapan infrastruktur PKS Bentayan Utang sewa Utang niaga kebun Honor dokter rumah sakit PT Pelita Guna Lestari Titipan lain-lain Titipan koperasi dan karyawan CV Pelita Jaya PT Indograha Nusa Sarana CV Palma Inti Indah Raya CV Agro Nusantara PT Cahaya S. Rimba Gemilang CV Gratia Sentosa Karya CV Tamado CV Mitra Perdana CV Roger Tunas Harapan RS Permata Bunda Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3 miliar)
76
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. UANG MUKA PELANGGAN (Disajikan kembali Catatan 44)
PT Wilmar Nabati Indonesia PT Aman Jaya Perdana PT Fajar Mulia Trasindo PT Multimas Nabati Asahan PT Molindo Raya Industrial PT Sari Dumai Sejati PT Bitung Gunasejahtera PT Musim Mas PT Sabang Jaya Lestari PT Permata Hijau Palm Oleo PT Nagamas Palmoil Lestari PT Indo Acidatama Tbk Wilson Global Trade Pte. Ltd. PT Akar Jati PT Garuda Mas Transport PT Miwon Indonesia PT Loyong International PT Palm Mas Asri Jaya Tropical Pte. Ltd. Cheil Jedang PT Unilever Oleochemical Indonesia PT Smart Tbk Serba Guna Sedjati Hellmering, Köhne & Co. GmbH & Co. KG PT Berlian Eka Sakti Tangguh CV Kairoos PT Kreasi Jaya Adhikarya PT Permata Hijau Sawit L.Elink Schuurman (Thee) BV PT Sari Incofood Corporation Vitra Commodities Pte. Ltd. PT Jakarta Tea Traders PT Wilmar Cahaya Indonesia PT Wahana Citra Nabati New Continental Enterprise Pte. Ltd. PT Galatta Lestarindo Lain-lain (masing-masing dibawah Rp3 miliar) Total
77
31 Desember 2015
31 Desember 2014
130.800.383.970 123.159.090.909 121.039.569.981 116.374.067.976 67.554.764.520 66.532.560.735 64.573.841.712 54.587.094.169 45.909.090.909 45.431.084.106 40.557.477.652 39.102.615.316 26.206.848.338 22.883.863.444 20.947.722.096 19.375.212.505 18.964.595.710 17.492.212.862 15.475.096.160 15.000.007.877 14.869.205.000 14.074.205.770 13.363.857.770 11.633.985.612 10.876.891.456 9.687.517.388 9.621.825.000 8.700.000.000 8.359.909.041 8.342.762.967 7.989.715.884 7.869.727.321 6.958.223.306 6.310.074.000 4.712.463.375 4.587.312.000 180.785.811.620
117.070.539.922 91.736.370.964 66.253.174.713 104.473.329.993 54.170.338 79.554.824.773 39.244.235.370 102.464.844.103 55.568.181.818 71.057.184.719 1.098.605.079 102.615.322 80.711.702.430 29.336.251.406 34.545.327 1.047.522.968 126.409.449.402 30.349.123.750 53.236.389.033 28.777.443.062 2.500.000.000 30.000.000.000 11.947.282.000 7.447.019.864 6.151.042.830 9.028.963.725 5.470.811.610 2.307.193.694 97.540.642.829 299.596.714 556.367.017.715
1.400.710.688.457
1.807.640.075.473
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN a. Pajak dibayar di muka (Disajikan kembali Catatan 44)
Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) Pajak Penghasilan (“PPh”) Pasal 19 Pajak lain-lain Sub - total Entitas Anak PPN Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) Pasal 19 Pasal 21 Pajak lain-lain Sub - total Total Pajak Dibayar Dimuka
31 Desember 2015
31 Desember 2014
196.340.224.562 42.671.813.784 -
89.054.104.824 4.632.287
239.012.038.346
89.058.737.111
362.056.572.087
181.751.731.727
88.229.125.872 110.659.420.923 210.030.972 2.497.255.269
2.226.224.812
563.652.405.123
183.977.956.539
802.664.443.469
273.036.693.650
b. Taksiran tagihan pajak dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak (Disajikan kembali Catatan 44)
Perusahaan Pajak penghasilan badan: Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2007 PPN: Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Sub - total Entitas Anak Pajak Penghasilan Pasal 21: Tahun 2008 Pajak penghasilan badan: Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2012 Tahun 2011 Tahun 2008 78
31 Desember 2015
31 Desember 2014
186.200.675.352 28.069.442.592 15.509.899.448
28.069.442.592 142.662.009.105 15.509.899.448
7.836.890.409 14.860.083.438 125.514.113.462
7.836.890.409 14.058.527.290 114.612.532.646
377.991.104.701
322.749.301.490
5.320.163.422
5.320.163.422
183.119.941.796 109.528.309.293 39.346.318.991 20.232.650.950 3.239.622.298 13.505.133.493
167.822.501.488 102.942.686.648 19.952.518.685 -
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN b. Taksiran tagihan pajak dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44)
Entitas Anak (lanjutan): Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2011 Tahun 2009 Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2003 Sub - total Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
470.190.174 2.482.649.152 97.885.706.793 72.270.060.668 101.581.434.551
2.482.649.152 97.885.706.793 123.286.098.455 101.581.434.551
648.982.181.581
621.273.759.194
1.026.973.286.282
944.023.060.684
c. Utang pajak (Disajikan kembali Catatan 44)
Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Sub - total Entitas Anak Pajak penghasilan Pasal 4 (2) Pasal 15 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 23 Pasal 29 PPN Pajak bumi dan bangunan Denda pajak BPHTB Pajak lain-lain Sub - total Total
79
31 Desember 2015
31 Desember 2014
1.607.392.616 541.254.374 53.607.791 818.121.631 17.089.615.365
782.818.919 8.290.139.380 144.577.139 777.949.118 -
20.109.991.777
9.995.484.556
55.060.141.992 22.047.352 49.489.980.732 784.611.350 11.020.143.355 423.670.067 52.647.046.904 377.311.098.839 243.959.640.238 1.152.600.158 35.091.972.986
5.768.296.115 48.260.428.648 2.805.848.143 10.476.215.338 142.301.182.276 325.339.710.593 165.855.259.532 207.193.777 1.128.350.000 1.133.610.832
826.962.953.973
703.276.095.254
847.072.945.750
713.271.579.810
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Beban pajak penghasilan (Disajikan kembali Catatan 44)
Perusahaan Kini Penyesuaian atas pajak kini periode lalu Tangguhan Sub - total Entitas Anak Kini Penyesuaian atas pajak kini periode lalu Tangguhan Sub - total Beban pajak penghasilan
31 Desember 2015
31 Desember 2014
19.329.103.750 40.071.965.883 74.214.221.472
114.483.319.750 36.018.994.930 103.031.919.054
133.615.291.105
253.534.233.734
269.864.733.795 61.460.718.954 (8.272.677.185)
474.956.042.995 3.522.617.856 116.632.507.540
323.052.775.564
595.111.168.391
456.668.066.669
848.645.402.125
e. Pajak kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan Rugi (laba) sebelum pajak, Entitas Anak Bagian laba (rugi) entitas asosiasi Laba sebelum pajak Perusahaan
80
31 Desember 2014
(156.597.673.635) 920.510.240.791 (33.924.816.241)
1.292.246.245.118 (477.726.089.586) 10.838.456.765
729.987.750.915
825.358.612.297
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Pajak kini (lanjutan) Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut (lanjutan): (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 Ditambah/(dikurangi) Beda waktu: Beban penyusutan dan biaya tenaga kerja Penyisihan beban manfat karyawan Penyisihan piutang Sewa pembiayaan Kerugian penurunan nilai investasi saham Kerugian penurunan nilai sapi sawit Amortisasi beban tangguhan Total beda waktu
(365.413.962.628) (65.092.329.379) 2.346.075.402 (165.214.974) 3.042.596.560 16.674.456.745 4.629.405.061
31 Desember 2014
(366.517.579.694) (143.515.083.997) 254.462.714 3.114.099.984 (2.823.250.506)
(403.978.973.213)
(509.487.351.499)
67.861.875.501 (86.216.436.785) 33.127.369.846 4.914.116.152 19.516.745.636 8.281.678.602 11.660.699.517
63.143.563.552 24.339.611.451 31.903.137.925 3.341.542.396 9.224.144.128 6.544.651.493 25.666.697.388
(21.861.610.372) (6.989.105.400) 31.566.844.493 (345.484.160.104) 34.929.620.966
(49.826.073.404) 27.724.743.491
(248.692.361.948)
142.062.018.420
Taksiran penghasilan kena pajak - Perusahaan
77.316.415.754
457.933.279.218
Taksiran beban pajak penghasilan - Perusahaan Taksiran beban pajak penghasilan Entitas Anak
19.329.103.750
114.483.319.750
269.864.733.795
474.956.042.995
Taksiran beban pajak penghasilan Kelompok Usaha
289.193.837.545
589.439.362.745
Beda Tetap: Beban kesehatan Kesejahteraan karyawan Penyusutan aset tetap Beban pendidikan Iuran dan sumbangan Pemeliharaan rumah dan bangunan sosial Denda pajak Penghasilan bunga yang sudah dikenakan pajak final Pendapatan penjualan tanah Beban kerugian aset tetap Pendapatan deviden yang bukan objek pajak Beban lain-lain Total beda tetap
81
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Pajak kini (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
89.089.700 365.305.032 205.075.384.370
91.732.713 45.078.918 142.415.950.711
205.529.779.102
142.552.762.342
822.525.866 15.273.715.372 371.756.725.401
1.470.981.447 9.466.096.079 516.388.020.048
387.852.966.639
527.325.097.574
Lebih bayar pajak penghasilan badan - Perusahaan Lebih bayar pajak penghasilan badan - Entitas Anak
186.200.675.352 117.988.232.844
28.069.442.592 52.369.054.579
Lebih bayar pajak penghasilan badan Kelompok Usaha
304.188.908.196
80.438.497.171
Pajak dibayar dimuka - Perusahaan Pajak penghasilan: Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
Pajak dibayar dimuka - Entitas Anak Pajak penghasilan: Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
Perhitungan pajak Perusahaan untuk tahun 2014 di atas akan dilaporkan dalam SPT PPh Badan 2014. f. Pajak tangguhan Mutasi aset/(liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) Perusahaan Aset pajak tangguhan Penyisihan piutang Penyisihan beban manfaat karyawan Investasi dalam saham
Dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi
1.252.829.121
586.518.850
503.529.888.009
(13.137.202.236)
160.819.569
760.649.140
82
Penyesuaian atas pajak tangguhan
Penghasilan komprehensif lainnya
-
-
1.839.347.971
(18.509.441.795)
471.883.243.978
-
921.468.709
-
31 Desember 2015
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) f. Pajak tangguhan (lanjutan) 31 Desember 2014 (Disajikan kembali) Perusahaan (lanjutan) Liabilitas pajak tangguhan Aset tetap dan tanaman menghasilkan Sewa pembiayaan Aset tidak lancar lainnya Total Perusahaan Entitas Anak Aset pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan bersih
Dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi
Penyesuaian atas pajak tangguhan
Penghasilan komprehensif lainnya
31 Desember 2015
(551.380.898.761) 1.724.665.670
(67.778.973.009) (58.987.053)
-
-
(619.159.871.770) 1.665.678.617
(6.417.649.891)
5.413.772.836
-
-
(1.003.877.055)
(51.130.346.283)
(74.214.221.472)
-
(18.509.441.795)
(143.854.009.550)
2.293.754.370
(96.243.950.279)
(988.140.422)
(56.914.226)
(94.995.250.557)
Liabilitas pajak tangguhan bersih
(48.836.591.913)
(170.458.171.751)
(988.140.422)
(18.566.356.021)
(238.849.260.107)
Entitas Anak Aset pajak tangguhan bersih
1.380.726.530.567
25.393.187.016
80.110.189.626
172.160.427.269
1.658.390.334.478
Penyesuaian atas pajak tangguhan
Penghasilan komprehensif lainnya
-
-
1.252.829.121
42.198.141.489
503.529.888.009
31 Desember 2013 (Disajikan kembali) Perusahaan Aset pajak tangguhan Penyisihan piutang Penyisihan beban manfaat karyawan Investasi dalam saham
Dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi
31 Desember 2014
1.189.213.442
63.615.679
496.845.099.228
(35.513.352.708)
160.819.569
-
-
-
160.819.569
(483.681.228.215) 901.364.522
(67.699.670.546) 823.301.148
-
-
(551.380.898.761) 1.724.665.670
(5.711.837.264)
(705.812.627)
-
-
(6.417.649.891)
9.703.431.282
(103.031.919.054)
-
42.198.141.489
(51.130.346.283)
(1.533.850.703)
(869.424.327)
-
134.125.396
(2.269.149.634)
Liabilitas pajak tangguhan bersih
8.169.580.579
(103.901.343.381)
-
42.332.266.885
Entitas Anak Aset pajak tangguhan bersih
1.252.009.991.419
(77.685.804.802)
(38.077.278.411)
249.042.526.364
Liabilitas pajak tangguhan Aset tetap dan tanaman menghasilkan Sewa pembiayaan Aset tidak lancar lainnya Total Perusahaan Entitas Anak Liabilitas pajak tangguhan bersih
(53.399.495.917)
83
1.385.289.434.570
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) f. Pajak tangguhan (lanjutan) Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba sebelum beban pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan Rugi (laba) sebelum pajak, Entitas Anak Bagian laba (rugi) entitas asosiasi
31 Desember 2014
(156.597.673.635) 920.510.240.791 (33.924.816.241)
1.292.246.245.118 (477.726.089.586) 10.838.456.765
Laba sebelum pajak Perusahaan
729.987.750.915
825.358.612.297
Pajak penghasilan berdasarkan tarif pajak Penghasilan bunga yang sudah dikenakan pajak final Pengaruh pajak atas beda tetap Denda pajak penghasilan Koreksi Penyesuaian pajak periode lalu
182.496.937.729 (5.465.402.593) (59.622.862.773) 2.915.174.879 (26.780.522.020) 40.071.965.883
206.339.653.074 (12.807.243.351) 41.906.073.585 6.416.674.317 (24.339.918.820) 36.018.994.930
Total beban pajak penghasilan - Perusahaan Total beban pajak penghasilan - Entitas Anak Penyesuaian pajak periode lalu - Entitas Anak
133.615.291.105 261.592.056.610 61.460.718.954
253.534.233.735 591.588.550.534 3.522.617.856
Total beban pajak penghasilan Kelompok Usaha
456.668.066.669
848.645.402.125
g. Surat ketetapan pajak Tahun Fiskal 2005 Pada tanggal 26 Desember 2013, Perusahaan memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) PPN dan Surat Tagihan Pajak (“STP”) atas PPN untuk tahun fiskal 2005 masingmasing sebesar Rp6.622.439.762 dan Rp1.214.450.647 dan dilunasi melalui kompensasi SKPLB PPh Badan Tahun fiskal 2012. Perusahaan telah mencatat pembayaran dan kompensasi pembayaran atas SKPKB dan STP PPN tersebut sebagai tagihan pajak dibayar di muka sebesar Rp7.836.890.409. Perusahaan telah mengajukan surat keberatan atas SKPKB dan STP PPN untuk tahun fiskal 2005 dan 2006 pada tanggal 13 Maret 2014. Pada tanggal 23 Februari 2015, Kantor Pajak memberikan putusan menolak permohonan keberatan yang diajukan. Perusahaan mengajukan permohonan banding ke pengadilan pajak pada tanggal 12 Mei 2015 sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan Perusahaan.
84
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) g. Surat ketetapan pajak (lanjutan) Tahun Fiskal 2006 Pada tanggal 26 Desember 2013, Perusahaan memperoleh SKPKB dan STP PPN untuk tahun fiskal 2006 masing-masing sebesar Rp11.169.451.850 dan Rp2.889.075.440. Pada tanggal 12 Maret 2014 dan 30 April 2014, Perusahaan telah melakukan pembayaran sebagian SKPKB PPN untuk tahun fiskal 2006 sebesar Rp4.600.000.000 dan sisanya dilunasi melalui kompensasi SKPLB PPh Badan Tahun fiskal 2012 sebesar Rp6.569.451.850, sedangkan untuk STP PPN untuk tahun fiskal 2006 dilunasi melalui kompensasi SKPLB PPh Badan Tahun fiskal 2012 sebesar Rp2.889.075.440. Perusahaan telah mengajukan surat keberatan atas SKPKB dan STP PPN untuk Tahun fiskal 2006 pada tanggal 13 Maret 2014. Pada tanggal 23 Februari 2015, Kantor Pajak memberikan putusan menolak permohonan keberatan yang diajukan. Pada tanggal 31 Maret 2015, Perusahaan menerima STP PPN untuk tahun fiskal 2006 sebesar Rp801.556.148. Perusahaan melakukan pembayaran melalui kompensasi SKPLB PPh Badan tahun fiskal 2013. Perusahaan telah mencatat pembayaran dan kompensasi atas SKPKB PPN tahun fiskal 2006 dan 2005 sebagai tagihan pajak sebesar Rp14.860.083.438. Perusahaan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 12 Mei 2015 sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan Perusahaan. Tahun Fiskal 2007 Pada tanggal 11 Desember 2013, Perusahaan menerima SKPKB untuk PPh pasal 21 tahun fiskal 2007 sebesar Rp1.602.870.953. Perusahaan telah melakukan pembayaran pada tanggal 10 Januari 2014 dan dibebankan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Pada tanggal 29 Oktober 2013, Perusahaan memperoleh SKPKB PPN, STP PPN dan SKPKB PPh Badan untuk tahun fiskal 2007 masing-masing sebesar Rp102.461.974.670, Rp12.150.557.976 dan Rp31.509.899.448. Pada tanggal 19 Desember 2013, Perusahaan menyampaikan surat pernyataan komitmen pembayaran kepada Kantor Pajak agar dilakukan penjadwalan pembayaran atas SKPKB PPN tahun fiskal 2007, STP PPN tahun fiskal 2007 dan SKPKB PPh Badan tahun fiskal 2007, masing-masing sebesar Rp102.461.974.670, Rp12.150.557.976, dan Rp15.509.899.448. Setelah Perusahaan menyetujui sebagian dari SKPKB PPh Badan Tahun 2007 maka Perusahaan melakukan pembayaran sebesar Rp16.000.000.000 pada 23 Desember 2013 dan membebankannya dalam laporan laba rugi and penghasilan komprehensif lain tahun 2013. Perusahaan juga telah melakukan angsuran pembayaran mulai Januari 2014 sampai dengan Juli 2014 untuk SKPKB PPN tahun fiskal 2007 sebesar Rp68.653.596.377 dan dengan kompensasi SKPLB PPh Badan tahun fiskal 2012 sebesar Rp33.808.378.293. Sedangkan untuk SKPKB PPh Badan dan STP PPN tahun fiskal 2007, Perusahaan tidak melakukan pembayaran namun pelunasannya melalui kompensasi SKPLB PPh Badan tahun fiskal 2012 sebesar Rp15.509.899.448 dan Rp12.150.557.976. Pada tanggal 14 November 2014, Perusahaan menerima Surat Keputusan Direktorat Jendral Pajak (DJP) atas surat keberatan Perusahaan terhadap SKPKB PPN dan STP PPN tahun 2007 yang isinya menolak keberatan yang diajukan Perusahaan pada tanggal 24 Januari 2014, sehingga Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 2 Februari 2015. Untuk SKPKB PPh Badan tahun fiskal 2007, Perusahaan menerima surat keputusan dari DJP pada tanggal 17 Desember 2014 yang juga menolak keberatan Perusahaan, dan Perusahaan juga mengajukan banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 4 Maret 2015.
85
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) g. Surat ketetapan pajak (lanjutan) Tahun Fiskal 2007 (lanjutan) Pada tanggal 31 Maret 2015, Perusahaan menerima STP PPN tahun 2007 atas sanksi keterlambatan pembayaran sebesar Rp10.901.580.816, Perusahaan melakukan pembayaran melalui kompensasi SKPLB PPh badan tahun 2013. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan Perusahaan tersebut. Tahun Fiskal 2008 Pada tanggal 11 Oktober 2013, Perusahaan memperoleh SKPKB PPh pasal 21 dan 23 untuk tahun fiskal 2008 masing-masing sebesar Rp10.110.124.617 dan Rp6.670.142.240. Pada tanggal 10 Januari 2014, Perusahaan telah mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut ke Kantor Pajak. Pada tanggal 19 Desember 2014, Kantor Pajak memberikan putusan menolak permohonan keberatan yang diajukan Perusahaan tersebut. Kemudian Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 4 Maret 2015. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan Perusahaan. Pada tanggal 27 September 2013, Perusahaan memperoleh SKPKB PPh Badan dan PPN untuk tahun fiskal 2008 masing-masing sebesar Rp88.094.185.475 dan Rp69.011.087.184. Pada tanggal 26 Oktober 2013, Perusahaan menyetujui dan membayar sebagian SKPKB tersebut dan dibebankan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebesar Rp16.537.964.435 dan Rp421.494.232. Pada tanggal 19 Desember 2013, Perusahaan telah mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut ke Kantor Pajak. Pada tanggal 22 Desember 2014, Kantor Pajak memberikan putusan menolak permohonan keberatan yang diajukan Perusahaan tersebut. Kemudian Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 4 Maret 2015. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan Perusahaan tersebut. Tahun Fiskal 2009 Pada 2 Desember 2014, Perusahaan menerima SKPKB PPh Badan tahun fiskal 2009 sebesar Rp17.280.055.789. Perusahaan menyetujui dan membayar sebagian dari SKPKB tersebut dan dibebankan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebesar Rp14.974.087.486, pada tanggal 29 Desember 2014. Perusahaan telah mengajukan surat keberatan atas SKPKB PPh Badan Tahun fiskal 2009 pada tanggal 23 Februari 2015. Tanggal 14 Desember 2015, Kantor Pajak menolak keberatan wajib pajak. Perusahaan telah mengajukan permohonan banding ke pengadilan pajak pada tanggal 7 Maret 2016. Sampai dengan laporan keuangan diterbitkan pengadilan pajak belum memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan Perusahaan tersebut. Tahun Fiskal 2010 Pada 27 Februari 2015, Perusahaan menerima beberapa SKPKB PPN untuk periode fiskal Februari sampai Desember 2010 dan PPh badan tahun fiskal 2010 masing-masing sebesar Rp4.032.931.374 dan Rp18.767.095.970. Perusahaan telah membayar kurang bayar pajak tersebut pada tanggal 25 Maret 2015 dan dicatat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan.
86
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) g. Surat ketetapan pajak (lanjutan) Tahun Fiskal 2010 (lanjutan) Pada 27 Februari 2015, Perusahaan menerima STP atas sanksi administrasi PPN Desember 2010 sebesar Rp121.029.610. Perusahaan melakukan pembayaran melalui kompensasi SKPLB PPh badan tahun 2013 dan dicatat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan. Pada 13 Maret 2015, Perusahaan menerima SKPKB atas PPh 21 periode Januari sampai Desember 2010 dan SKPKB atas PPh 23 periode fiskal Januari sampai Desember 2010 masingmasing sebesar Rp2.003.554.187 dan Rp832.214.721. Perusahaan telah membayar kurang bayar pajak tersebut pada tanggal 10 April 2015 dan dicatat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif tahun berjalan. Tahun Fiskal 2011 Pada 28 November 2013, Perusahaan menerima STP PPh Badan tahun fiskal 2011 sebesar Rp10.176.902.835. Pada tanggal 21 Januari 2014, Perusahaan menerima STP PPh Badan tahun fiskal 2011 sebesar Rp6.042.955.369. Perusahaan telah membayar kurang bayar pajak tersebut secara bertahap pada tanggal 27 Agustus 2014 sampai dengan 29 Desember 2014 dan dicatat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan. Pada 18 Desember 2013, Perusahaan menerima beberapa STP atas sanksi administrasi berupa bunga untuk PPh pasal 21 Masa Desember 2011 sebesar Rp2.467.163.851. Perusahaan telah membayar tagihan tersebut pada tanggal 12 Maret 2014. Pada 30 Desember 2015, Perusahaan menerima SKPKB PPh badan fiskal 2011 sebesar Rp21.213.931.500. Pada tanggal 30 Desember 2015, Perusahaan menyetujui sebagian dari SKPKB tersebut dan dibebankan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebesar Rp14.333.737.500. Pada 30 Desember 2015, Perusahaan mengajukan permohonan pengurangan sanksi administrasi sebesar Rp6.880.194.000. Pada 25 Januari 2015, Perusahaan melakukan pembayaran sebagian atas sanksi administrasi sebesar Rp3.440.097.000. Pada 22 Februari 2016, Kantor Pajak memberikan keputusan menolak permohonan pengurangan sanksi administrasi. Pada 1 Maret 2016, Perusahaan telah mengajukan kembali permohonan penghapusan sanksi administrasi tersebut. Sampai dengan laporan keuangan diterbitkan, Kantor Pajak belum mengeluarkan putusan atas permohonan tersebut . Tahun Fiskal 2012 Pada 28 April 2014, Perusahaan memperoleh SKPLB PPh Badan tahun fiskal 2012 sebesar Rp78.764.253.416. SKPLB ini digunakan untuk melunasi pembayaran atas SKPKB PPh Badan tahun fiskal 2007 sebesar Rp15.509.899.448, SKPKB PPN tahun 2007 sebesar Rp33.808.378.293, STP PPN tahun fiskal 2007 sebesar Rp12.150.557.976, SKPKB PPN tahun fiskal 2005 sebesar Rp6.622.439.762, SKPKB PPN tahun fiskal 2006 sebesar Rp6.569.451.850, STP PPN tahun fiskal 2005 sebesar Rp1.214.450.647 dan STP PPN tahun fiskal 2006 sebesar Rp2.889.075.440.
87
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PERPAJAKAN (lanjutan) g. Surat ketetapan pajak (lanjutan) Pada 5 Desember 2014, Perusahaan menerima SKPKB PPN untuk periode Januari sampai Desember 2012 sebesar Rp84.325.265.055. Perusahaan menyetujui dan membayar sebagian SKPKB tersebut dan dibebankan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebesar Rp3.866.970.747. Pada tanggal 29 Desember 2014. Pada tanggal 23 Februari 2015, Perusahaan telah mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut ke Kantor Pajak. Surat keberatan ditolak, Perusahaan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 15 Februari 2016. Sampai dengan diterbitkannya laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum menerbitkan putusan atas permohonan banding Perusahaan. Tahun Fiskal 2013 Pada tanggal 18 Desember 2013, Perusahaan menerima beberapa STP atas sanksi administrasi berupa bunga untuk PPh pasal 21 Masa pajak April 2013, dan PPh pasal 23 untuk Masa pajak Oktober 2013 masing-masing sebesar Rp20.605.120, Rp2.740.929 dan Rp2.461.308. Perusahaan telah membayar tagihan tersebut pada tanggal 12 Maret 2014. Pada 24 April 2015, Perusahaan memperoleh SKPLB PPh Badan untuk tahun fiskal 2013 sebesar Rp131.521.876.105. Sebagian SKPLB ini digunakan melunasi pembayaran atas STP PPN tahun 2006 sebesar Rp801.556.148, STP PPN tahun fiskal 2007 sebesar Rp10.901.580.816, STP PPN tahun fiskal 2010 sebesar Rp121.029.610 dan STP PPh 25 masa Januari sampai Mei 2014 sebesar Rp356.763.109. Perusahaan telah mencatat selisih pengakuan atas tagihan pajak dengan SKPLB sebesar Rp11.140.133.000 pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Pada 28 Juli 2015, Perusahaan menerima STP PPh badan tahun fiskal 2013 dan SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 tahun fiskal 2013 masing-masing sebesar Rp2.200.000 dan Rp2.681.340. Perusahaan telah membayar tagihan pajak tersebut tanggal 8 September 2015 dan dicatat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan. Tahun Fiskal 2014 Pada 2 September 2014, Perusahaan menerima STP periode fiskal Januari 2014 sampai Mei 2014 sebesar Rp356.763.109. Perusahaan melakukan pembayaran melalui kompensasi SKPLB PPh badan tahun fiskal 2013 dan dicatat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan. Pada 10 Desember 2015, Perusahaan menerima SKPKB PPh 21 dan 23 periode Januari sampai Desember 2014 masing-masing sebesar Rp 31.705.064 dan Rp279.258. Perusahaan telah membayar SKPKB tersebut pada tanggal 5 Januari 2016. Tahun Fiskal 2015 Pada 3 September 2015, Perusahaan menerima STP atas sanksi administrasi berupa bunga untuk PPh 25 periode Januari sampai Februari 2015 sebesar Rp114.974.589. Perusahaan telah membayar tagihan tersebut pada tanggal 28 Desember 2015 dan dicatat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
88
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: (Disajikan kembali Catatan 44)
Bonus karyawan dan tantiem Gaji dan upah Beban bunga Biaya pengobatan Cuti karyawan Santunan Hari Tua Jasa profesional Beban asuransi Beban kantor BPJS Ketenagakerjaan Transportasi Sewa kendaraan Jasa pengurusan barang Premi karyawan Biaya pemondokan anak sekolah Panen dan angkutan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
866.360.733.553 343.055.895.600 138.560.726.739 42.108.525.350 34.809.133.287 32.141.321.578 22.472.691.831 17.115.038.449 13.674.997.518 10.393.458.666 10.044.850.953 10.017.436.161 3.247.541.436 2.765.271.231 2.268.188.000 2.168.378.970 233.645.846.881
1.055.732.975.006 273.247.774.333 51.704.226.702 20.400.774.117 6.780.254.338 9.518.828.061 22.392.539.894 9.283.446.546 16.507.954.912 1.146.701.088 175.957.556 5.800.480.613 2.218.590.376 1.579.340.340 4.220.443.000 2.400.659.709 153.729.629.001
1.784.850.036.203
1.636.840.575.592
24. UTANG LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
42.321.063.239 34.732.727.954 15.147.033.557 10.999.900.000 8.720.272.861
42.321.063.239 34.732.727.954 15.147.033.557 10.999.900.000 8.506.766.538
7.383.161.553 5.447.750.660 3.680.000.000 23.093.557.391
7.383.161.553 5.884.512.299 3.680.000.000 16.899.869.720
Total Pihak-pihak berelasi (Catatan 8)
151.525.467.215 48.820.568.985
145.555.034.860 85.663.306.282
Total
200.346.036.200
231.218.341.142
Pihak ketiga: KUD Wulanderi - Unit Keb. Tomata KUD Jujur Jaya - Unit Keb KUD Bone Masamba - PKS Luwu I Panjar penjualan tanah dan bangunan testak KUD Tani Sejahtera Utang kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA) Kebun Arso - Jayapura KUD Dayo Mukti Kontinjensi hukum Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3 miliar)
89
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA JANGKA PANJANG (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pihak ketiga: PT Unilever Oleochemical Indonesia
94.190.066.671
97.475.766.667
Pihak berelasi: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Pembangunan II PT Pertamina Gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Telekomunikasi Seluler PT Kalimantan Medika Nusantara
91.010.560.602 11.085.097.500 19.072.106.807 1.333.333.332 1.059.357.986
91.992.333.333 5.916.000.000 19.237.475.600 1.777.777.776 1.070.696.000
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
217.750.522.813 (2.489.732.808)
217.470.049.376 (1.876.096.444)
Setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
215.260.790.005
215.593.952.932
PT Unilever Oleochemical Indonesia Pada tanggal 5 Maret 2013, Perusahaan telah melakukan perjanjian penyerahan penggunaan lahan di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, dengan PT Unilever Oleochemical Indonesia yang meliputi lahan seluas 179.220 m2 pada tahap pertama dan akan melakukan penyerahan hak pengelolaan (HPL) berikutnya sebesar 90.000 m2. Perjanjian tersebut berlaku untuk jangka waktu 30 tahun dan Perusahaan memperoleh imbalan sebesar Rp98.571.000.000 yang pembayarannya telah diterima pada tanggal 11 Maret 2013 sebesar Rp14.785.650.000 dan pada tanggal 6 Oktober 2014 sebesar Rp83.785.350.000. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) Unit Induk Pembangunan II Pada tanggal 15 Desember 2014, Perusahaan telah melakukan perjanjian penggunaan sebagian tanah HPL di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei dengan PLN Unit Induk Pembangunan II. Dalam perjanjian tersebut Perusahaan memberikan ijin penggunaan sebahagian tanah HPL yang dimiliki perusahaan atas Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang akan dipergunakan untuk mendirikan gardu induk 150kv tahap pertama dan tahap selanjutnya akan medirikan gardu induk tegangan tinggi 500kv. Perjanjian tersebut meliputi lahan seluas 142.000 m2 untuk jangka waktu 25 tahun dengan nilai perjanjian sebesar Rp92.300.000.000. Pembayaran tahap pertama telah diterima Perusahaan pada tanggal 30 Desember 2014 sebesar Rp27.690.000.000.
90
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG
2015 a) Utang bank - Perusahaan - Entitas Anak b) Wesel bayar c) Utang obligasi d) Utang kepada Pemerintah Republik Indonesia e) Sewa pembiayaan Total
(Disajikan kembali Catatan 44) 2014 a) Utang bank - Perusahaan - Entitas Anak b) Wesel bayar c) Utang obligasi d) Utang kepada Pemerintah Republik Indonesia e) Sewa pembiayaan Total
Total
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jatuh tempo lebih dari satu tahun
3.900.285.849.611 20.998.833.749.367 749.265.000.000 700.000.000.000
548.500.000.000 2.775.079.528.157 450.000.000.000 -
3.351.785.849.611 18.223.754.221.210 299.265.000.000 700.000.000.000
349.763.896.462 103.301.596.891
231.973.369.461 61.339.488.335
117.790.527.001 41.962.108.556
26.801.450.092.331
4.066.892.385.953
22.734.557.706.378
Total
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jatuh tempo lebih dari satu tahun
3.628.967.403.739 19.294.334.348.552 527.620.337.162 700.000.000.000
624.787.417.760 2.371.470.775.209 454.620.337.162 -
3.004.179.985.979 16.922.863.573.343 73.000.000.000 700.000.000.000
354.478.634.405 143.497.859.795
307.818.477.035 64.292.941.493
46.660.157.370 79.204.918.302
24.648.898.583.653
3.822.989.948.659
20.825.908.634.994
91
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Utang bank Total
Kreditor
Fasilitas Maksimum
Jatuh Tempo
(Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2014
31 Desember 2015
Perusahaan Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
433.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2016
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
300.000.000.000
Setiap triwulan hingga Juni 2016
78.000.000.000
149.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
300.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2017
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
900.000.000.000
Setiap triwulan hingga Juni 2020
608.000.000.000
678.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
900.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2021
862.500.000.000
892.500.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
800.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2022
790.000.000.000
800.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
600.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2023
300.000.000.000
-
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
300.000.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2016
120.000.000.000
210.000.000.000
-
187.500.000.000
190.000.000.000
238.000.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
400.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2022
360.000.000.000
380.000.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
1.200.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2025
600.000.000.000
-
-
100.000.000.000
3.908.500.000.000
3.635.000.000.000
8.214.150.389
6.032.596.261
3.900.285.849.611
3.628.967.403.739
548.500.000.000
624.787.417.760
3.351.785.849.611
3.004.179.985.979
Pihak ketiga PT Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd.
400.000.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2015
Total Dikurangi biaya perolehan utang yang belum diamortisasi Neto Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian Jangka Panjang
Total
Kreditor
Fasilitas Maksimum
Jatuh Tempo
31 Desember 2015
(Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2014
Entitas Anak Entitas berelasi dengan Pemerintah Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
1.397.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2021
1.344.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
1.237.176.914.000
Setiap triwulan hingga Oktober tahun 2022
1.083.327.607.912
1.136.852.784.991
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
1.423.212.000.000
Setiap triwulan hingga Maret 2021
815.004.691.969
1.050.272.571.813
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
700.000.000.000
Setiap triwulan hingga Tahun 2019
625.000.000.000
665.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
550.000.000.000
Desember 2022
550.000.000.000
550.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
550.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2020
514.000.000.000
544.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
493.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2021
488.900.000.000
230.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
500.000.000.000
Desember 2022
480.000.000.000
500.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
476.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2019
415.000.000.000
445.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
400.000.000.000
Desember 2023
400.000.000.000
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
400.000.000.000
Desember 2019
368.000.000.000
390.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
465.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2022
365.000.000.000
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
375.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2019
348.000.000.000
360.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
300.000.000.000
Desember 2023
300.000.000.000
300.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
300.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2023
300.000.000.000
300.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
300.000.000.000
Setiap triwulan hingga Maret 2016
300.000.000.000
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
296.395.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2021
281.013.981.969
233.680.097.036
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
250.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2021
241.000.000.000
247.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
337.727.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2022
223.285.564.007
166.369.394.113
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
210.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2022
210.000.000.000
100.000.000.000
92
1.384.000.000.000
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Utang bank (lanjutan) Total
Kreditor
Fasilitas Maksimum
Jatuh Tempo
(Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2014
31 Desember 2015
Entitas Anak Entitas berelasi dengan Pemerintah (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
210.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2023
210.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
200.000.000.000
Desember 2023
200.000.000.000
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
210.000.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
190.500.000.000
205.500.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
200.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2020
182.000.000.000
192.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
464.934.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2016
181.031.000.000
273.097.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
300.000.000.000
Desember 2017
140.000.000.000
180.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
343.066.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2016
138.337.690.000
206.271.690.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
154.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2020
138.000.000.000
146.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
170.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2018
138.000.000.000
158.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
135.600.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
114.300.000.000
126.900.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
117.779.574.325
Setiap triwulan hingga April 2024
108.902.294.128
117.779.574.325
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
105.000.000.000
Setiap triwulan hingga Juni 2017
105.000.000.000
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
200.000.000.000
Desember 2017
104.000.000.000
144.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
321.850.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2024
71.566.092.086
65.817.383.566
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
383.194.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2016
66.096.000.000
153.254.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
71.363.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2021
59.409.631.716
36.676.208.500
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
50.000.000.000
Setiap triwulan hingga Juni 2025
49.404.160.390
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
90.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2022
46.678.182.120
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
276.286.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2016
43.879.000.000
106.721.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
42.760.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
200.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
-
-
41.270.259.066
41.869.188.056
Desember 2016
40.000.000.000
80.000.000.000
91.827.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2021
38.428.386.785
11.512.000.000
49.545.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2020
38.054.486.701
40.054.486.701
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
142.883.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2024
37.039.988.316
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
142.480.720.000
Setiap triwulan hingga Desember 2016
36.480.721.000
92.480.721.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
27.200.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2018
21.013.646.000
25.013.646.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
39.776.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2018
13.795.085.530
19.795.085.530
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
13.250.000.000
Setiap bulan hingga Oktober 2017
10.904.604.910
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
251.518.019.926
1.000.000
1.000.000 13.250.000.000
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
53.450.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2020
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
105.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2015
-
95.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
350.000.000.000
Setiap triwulan hingga Tahun 2015
-
113.079.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
650.000.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
57.266.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Setiap triwulan hingga Juni 2015
-
70.000.000.000
Setiap triwulan hingga Maret 2016
-
31.266.000.000
100.000.000.000
Setiap triwulan hingga September 2016
-
58.750.000.000
189.000.000.000
Setiap triwulan hingga September 2016
-
153.300.000.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
250.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2017
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
833.690.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
485.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2022
305.499.497.175
232.607.400.589
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
240.500.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2023
237.250.000.000
238.875.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
210.000.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
190.500.000.000
205.500.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
183.413.445.670
Setiap triwulan hingga April 2024
169.589.418.816
183.413.445.670
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
157.169.000.000
Setiap triwulan hingga Juni 2025
155.296.049.686
-
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
135.600.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
114.300.000.000
126.900.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
446.500.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2023
440.900.928.734
443.483.108.108
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
372.330.000.000
Setiap triwulan hingga Tahun 2021
351.633.474.462
314.824.474.462
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
312.574.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
284.360.257.609
284.539.863.166
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
268.181.973.670
Setiap triwulan hingga April 2024
247.407.291.602
268.181.973.670
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
255.497.000.000
Setiap triwulan hingga November 2022
190.886.589.256
166.682.876.646
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
210.000.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
190.500.000.000
205.500.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
184.464.000.000
Setiap triwulan hingga Juni 2025
181.541.310.847
-
93
-
188.000.000.000
730.016.364.853
758.918.011.488
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Utang bank (lanjutan) Total
Kreditor
Fasilitas Maksimum
Jatuh Tempo
(Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2014
31 Desember 2015
Entitas Anak Entitas berelasi dengan Pemerintah (lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
183.000.000.000
Setiap triwulan hingga Tahun 2019
165.649.000.000
121.899.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
162.000.000.000
Tahun 2016
161.999.168.811
161.456.832.235
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
150.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2020
150.000.000.000
-
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
160.500.000.000
Setiap triwulan hingga Tahun 2021
128.149.000.000
128.149.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
135.600.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
115.701.388.868
126.900.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
100.000.000.000
Setiap Bulan hingga Juli 2019
80.000.000.000
80.000.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
344.943.000.000
Setiap triwulan hingga Maret 2017
76.265.044.055
183.465.044.055
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
50.000.000.000
Tahun 2016
49.999.743.460
49.817.247.141
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
50.000.000.000
Tahun 2016
47.707.926.544
20.874.771.450
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
63.000.000.000
Setiap triwulan hingga Tahun 2018
44.666.000.000
35.166.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
105.000.000.000
Setiap triwulan hingga Maret 2017
42.000.000.000
78.000.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
252.000.000.000
Setiap triwulan hingga Tahun 2016
40.521.730.971
-
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
294.897.959.000
Setiap triwulan hingga Desember 2016
35.213.052.676
82.213.052.676
-
19.205.419.046
21.249.731.579
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
20.265.380.159
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
110.500.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
50.000.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
-
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
220.000.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
37.500.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
7.074.537.376
Setiap triwulan hingga Tahun 2016 Setiap Bulan hingga Juli 2016 -
2.798.456.734
-
-
46.000.000.000
-
254.811.268.348
80.369.694.581
122.059.501.346
Setiap Bulan hingga Desember 2020
-
14.430.383.677
Setiap Bulan hingga November 2017
-
6.200.885.274
-
503.400.000.000
-
475.000.000.000
Juni 2017
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
550.000.000.000
Setiap triwulan hingga September 2022
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
475.000.000.000
Setiap triwulan hingga September 2022
PT Bank Sumatera Selatan
15.500.000.000
Setiap bulan hingga Juli 2019
12.833.333.337
5.187.869.782
PT Bank Syariah Mandiri
40.000.000.000
Setiap bulan hingga Desember 2021
39.793.952.332
21.094.000.000
Indonesia Eximbank
404.000.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
353.760.524.175
367.766.048.101
Indonesia Eximbank
170.000.000.000
Setiap triwulan hingga April 2015
-
17.000.000.000
Indonesia Eximbank
100.000.000.000
Setiap triwulan hingga Mei 2018
28.590.713.408
62.079.507.579
Indonesia Eximbank
280.000.000.000
Setiap triwulan hingga Mei 2018
148.746.627.822
206.463.296.227
Indonesia Eximbank
200.000.000.000
Setiap triwulan hingga April 2019
139.653.640.315
179.239.359.529
Indonesia Eximbank
120.000.000.000
Setiap triwulan hingga April 2020
119.982.219.886
-
Indonesia Eximbank
119.062.346.000
Setiap tahun hingga November 2020
93.627.856.718
52.294.630.788
Indonesia Eximbank
158.140.809.000
Setiap Triwulan hingga Desember 2021
80.886.529.771
63.153.264.000
Indonesia Eximbank
106.587.037.000
Setiap Triwulan hingga Desember 2014
76.375.242.003
90.027.607.700
Indonesia Eximbank
70.000.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
63.500.000.000
68.500.000.000
Indonesia Eximbank
53.000.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2023
52.283.783.776
52.641.891.888
Indonesia Eximbank
62.338.338.000
Setiap Triwulan hingga November 2018
38.856.465.356
44.639.821.512
Indonesia Eximbank
45.200.000.000
Setiap triwulan hingga Oktober 2022
38.100.000.000
42.300.000.000
Indonesia Eximbank
40.625.006.335
Setiap triwulan hingga April 2024
37.563.163.956
40.625.006.335
Indonesia Eximbank
40.508.291.800
Setiap Triwulan hingga tahun 2022
32.350.000.000
-
Indonesia Eximbank
27.943.000.000
Setiap triwulan hingga Juni 2025
27.610.009.074
-
Indonesia Eximbank
18.847.143.642
Setiap Triwulan hingga tahun 2023
18.486.283.184
24.059.112.000
Indonesia Eximbank
17.500.000.000
Setiap Triwulan hingga Desember 2023
17.500.000.000
25.000.000.000
Indonesia Eximbank
40.672.800.000
Setiap Triwulan hingga tahun 2023
16.893.790.424
12.964.327.000
Indonesia Eximbank
8.577.920.000
Setiap Triwulan hingga tahun 2023
8.577.920.000
9.897.600.000
Indonesia Eximbank
6.876.807.500
April 2018
3.600.495.000
5.077.027.836
RDI-396/DSMI/2012
-
-
14,675,568,106
23,312,847,754
RDI-397/DSMI/2012
-
-
3,987,983,682
6,335,104,424
373.489.854.105
-
1.368.090.000.000
-
Sindikasi Bank (BRI, BNI, Eximbank, Jatim dan jateng) Sindikasi Bank (Mandiri, BNI, dan BRI)
1.236.663.000.000
Setiap triwulan hingga Agustus 2024
1.371.840.000.000
Setiap triwulan hingga September 2022
94
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Utang bank (lanjutan) Jumlah
Kreditor
Fasilitas Maksimum
Jatuh Tempo
(Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2014
31 Desember 2015
Entitas Anak Pihak ketiga PT Bank Bukopin Tbk
53.800.000.000
PT Bank Bukopin Tbk
5.300.000.000
PT Bank Bukopin Tbk
24.200.000.000
PT Bank Bukopin Tbk
41.000.000.000
PT Bank Bukopin Tbk
7.000.000.000
PT Bank Bukopin Tbk
Setiap triwulan hingga Desember 2016 Setiap triwulan hingga Juni 2016
16.140.000.000
32.280.000.000
795.000.000
2.252.500.000
Setiap triwulan hingga Desember 2017
12.100.000.000
15.730.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2019
41.000.000.000
41.000.000.000
Setiap triwulan hingga Januari 2020
7.000.000.000
7.000.000.000
23.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2019
4.400.000.000
4.400.000.000
PT Bank Bukopin Tbk
5.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2019
1.224.642.522
733.920.690
PT Bank Bukopin Tbk
11.173.500.000
Setiap triwulan hingga September 2017
4.601.076.101
6.855.678.175
PT Bank Bukopin Tbk
100.000.000.000
Setiap triwulan hingga Desember 2019
97.227.818.935
75.188.458.296
PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Global International Tbk
-
-
38.752.003
173.282.000
20.000.000.000
-
18.183.472.222
18.183.472.222
-
-
Burger Sohne AG Burg Standard Chartered Bank Indonesia
365.567.500.000
Setiap triwulan hingga April 2020
7.124.650.168
8.164.097.051
365.567.500.000
-
-
1.000.000.000
21.030.769.751.772
19.320.701.434.100
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
-
-
Total Dikurangi biaya perolehan utang yang belum diamortisasi Neto Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jatuh tempo lebih dari satu tahun
95
31.936.002.405
26.367.085.548
20.998.833.749.367
19.294.334.348.552
2.775.079.528.157
2.371.470.775.209
18.223.754.221.210
16.922.863.573.343
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Utang bank (lanjutan) Tujuan dari pinjaman-pinjaman di atas adalah untuk kredit investasi untuk pembiayaan tanaman dan non-tanaman Perusahaan dan Entitas Anak terkait. Suku Bunga Pinjaman dalam mata uang Rupiah dikenakan suku bunga tahunan yang berkisar antara 6,75% 13,75% (2014: antara 7,50% - 15,00%) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Jaminan Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, semua fasilitas pinjaman yang diperoleh oleh Perusahaan dan Entitas anak dijamin dengan aset tertentu masing-masing penerima pinjaman dapat berupa piutang, aset tetap tertentu, aset tanaman dan juga hak guna usaha. Seluruh jaminan juga digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka pendek (Catatan 18). Pembatasan-pembatasan Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian pinjaman-pinjaman tersebut, Perusahaan diharuskan untuk memperoleh persetujuan tertulis sebelumnya dari bank sehubungan dengan, antara lain, pemberian pinjaman; memenuhi rasio-rasio tertentu, memindahtangankan barang jaminan, mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan yang telah dijaminkan. Perjanjian pinjaman-pinjaman Kelompok Usaha di atas mensyaratkan beberapa pembatasan, antara lain, untuk mengubah anggaran dasar, memberi dan memperoleh pinjaman baru tanpa persetujuan awal, melakukan penggabungan usaha, mengadakan penyertaan saham baru dalam perusahaan lain dan mengikatkan diri sebagai penjamin atau mengagunkan harta kekayaan. Kepatuhan atas Syarat-syarat Pinjaman Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Kelompok Usaha telah memenuhi semua persyaratan pinjaman-pinjaman utang jangka panjang seperti disebutkan dalam perjanjian kredit.
96
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Wesel bayar Rincian akun ini adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
300.000.000.000 -
300.000.000.000 55.000.000.000
50.000.000.000 175.000.000.000 175.000.000.000 50.000.000.000
100.000.000.000 50.000.000.000 23.000.000.000
Total Dikurangi biaya tangguhan atas wesel bayar
750.000.000.000 (735.000.000)
528.000.000.000 (379.662.838)
Neto
749.265.000.000
527.620.337.162
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
450.000.000.000
454.620.337.162
Bagian jatuh tempo lebih dari satu tahun
299.265.000.000
73.000.000.000
Perusahaan MTN Tahun 2015 MTN Tahun 2013 MTN Tahun 2010 Entitas Anak MTN IV MTN V MTN VI MTN VII MTN Ijarah
(i). Perusahaan MTN PTPN III Penerbitan 2015 Pada bulan Desember 2015, Perusahaan melakukan penawaran terbatas Medium Term Notes (MTN) Tahun 2015 dengan Arranger dan/atau pembeli pertama PT Mandiri Sekuritas dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Agen Pemantau dan Agen Pembayaran, sejumlah Rp300.000.000.000. MTN ini memiliki jangka waktu 3 tahun sampai dengan 21 Desember 2018, dengan tingkat bunga sebesar 10% per tahun yang dibayar secara triwulanan. Penerbitan MTN Tahun 2015 telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris dan Menteri BUMN. Dana yang diperoleh dari penerbitan MTN tahun 2015 digunakan untuk investasi non tanaman.
97
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Wesel bayar (lanjutan) (i). Perusahaan (lanjutan) MTN PTPN III Penerbitan 2013 Pada bulan Desember 2013, Perusahaan melakukan penawaran terbatas Medium Term Notes (MTN) PTPN III Tahun 2013 dengan Arranger dan/atau pembeli pertama PT Mandiri Sekuritas dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Agen Pemantau dan Agen Pembayaran, sejumlah Rp300.000.000.000. MTN ini memiliki jangka waktu 2 tahun sampai dengan 23 Desember 2015, dengan tingkat bunga sebesar 9,75% per tahun yang dibayar secara triwulanan dan merupakan satu kesatuan dengan fasilitas pinjaman KI yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sejumlah Rp1.200.000.000.000 yang terdiri dari fasilitas kredit sebesar Rp900.000.000.000 (Catatan 26a). Penerbitan MTN PTPN III Tahun 2013 telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris dan Menteri BUMN. Dana yang diperoleh dari penerbitan MTN PTPN III tahun 2013 digunakan untuk pengembangan tanaman dan non tanaman. MTN ini telah dilunasi pada tanggal 27 Desember 2015. MTN PTPN III Penerbitan 2011 dan 2010 Perusahaan melakukan penawaran terbatas MTN Konvensional yang didaftarkan di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan telah dinyatakan efektif terdaftar sebagai berikut: • Efektif tanggal 26 Desember 2011, dengan jumlah pokok sebesar Rp200.000.000.000, jangka waktu 3 (tiga) tahun sampai dengan 27 Desember 2014, tingkat bunga 9,10% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap triwulan. MTN ini telah dilunasi pada tanggal 19 Desember 2014. • Efektif tanggal 22 November 2010, dengan jumlah pokok sebesar Rp55.000.000.000, dengan jangka waktu 5 (lima) tahun sampai dengan 22 November 2015, tingkat bunga sebesar 9,75% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap triwulan. MTN ini telah dilunasi pada tanggal 22 November 2015. Atas penerbitan MTN PTPN III tahun 2011 dan 2010, PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai Wali Amanat atau Agen Pemantau, PT Mandiri Sekuritas bertindak sebagai Arranger, dan KSEI sebagai Agen Pembayar. Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 15 Februari 2014, MTN tersebut diatas mendapat peringkat “idAA-”. MTN tersebut di atas tidak dijamin secara khusus, tetapi dijamin dengan seluruh kekayaan Perusahaan baik barang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.
98
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Wesel bayar (lanjutan) (ii). Entitas Anak MTN IV Pada tanggal 30 Januari 2013, PTPN II, Entitas Anak, menerbitkan MTN IV sejumlah RP100.000.000.000 dan jangka waktu MTN selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal penerbitan dan dikenakan bunga sebesar 10,50% per tahun. MTN tersebut telah didaftarkan di KSEI. Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat “Triple B”. MTN V Pada bulan November 2014, PTPN II, Entitas Anak, menerbitkan MTN V sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu MTN selama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak 28 November 2014 sampai dengan 28 November 2016 dan dikenakan bunga sebesar 13,00% per tahun. MTN tersebut telah didaftarkan didaftarkan dalam penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian KSEI untuk kepentingan pemegang rekening dan untuk kepentingan pemegang MTN sesuai perjanjian No. SP-0045/P-EBH/KSEI/1114 tanggal 27 November 2014. Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat "Triple B". MTN VI Seri A Pada tanggal 26 Agustus 2015, PTPN II, Entitas Anak, menerbitkan MTN VI Seri A sejumlah Rp110.000.000.000 dan jangka waktu MTN selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal penerbitan dan dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun. MTN tersebut telah didaftarkan di KSEI. Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat “BBB-”. Perusahaan mendapatkan Corporate Guarantee dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai induk Perusahaan. Seri B Pada tanggal 31 Agustus 2015, PTPN II, Entitas Anak, menerbitkan MTN VI Seri B sejumlah Rp65.000.000.000 dan jangka waktu MTN selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal penerbitan dan dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun. MTN tersebut telah didaftarkan di KSEI. Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat “BBB-”. Perusahaan mendapatkan Corporate Guarantee dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai induk Perusahaan. MTN VII Pada bulan November 2015, Perusahaan, menerbitkan MTN VII sejumlah Rp175.000.000.000 dan jangka waktu MTN selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal penerbitan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. MTN tersebut telah didaftarkan di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat “BBB-”.
99
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Wesel bayar (lanjutan) (ii). Entitas Anak (lanjutan) MTN Ijarah Seri A Pada bulan November 2014, Perusahaan, menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes - "MTN Seri A") Ijarah sejumlah Rp23.000.000.000 dengan jangka waktu MTN Ijarah Seri A selama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 28 November 2014 sampai dengan 28 November 2016 dan dikenakan bunga sebesar 13,0% per tahun. MTN tersebut telah didaftarkan dalam penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian KSEI untuk kepentingan pemegang rekening dan untuk kepentingan pemegang MTN sesuai perjanjian No. SP-0046/P-EBH/KSEI/1114 tanggal 27 November 2014. Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat "BBB-". Seri B Pada bulan Januari 2015, Perusahaan, menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes - "MTN Seri B") Ijarah sejumlah Rp27.000.000.000 dengan jangka waktu MTN Ijarah Seri B selama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 28 November 2014 sampai dengan 28 November 2016 dan dikenakan bunga sebesar 13,0% per tahun. Kepatuhan atas syarat-syarat pinjaman Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, PTPN II, Entitas Anak, tidak dapat memenuhi persyaratan wesel bayar seperti disebutkan dalam perjanjian. c. Utang Obligasi Rincian akun ini adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44)
Entitas Anak: Obligasi PTPN X
31 Desember 2015
31 Desember 2014
700.000.000.000
700.000.000.000
Pada tanggal 27 Juni 2013, PTPN X, Entitas Anak, menerbitkan obligasi (Obligasi I PTPN X Tahun 2013) dengan nilai nominal Rp700.000.000.000 dan tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat dan ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari nilai pokok obligasi dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,9% per tahun dan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pembayaran obligasi pertama telah dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2013, sedangkan pembayaran obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo dan pelunasan obligasi akan dilakukan pada tanggal 5 Juli 2018. Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi I PTPN X Tahun 2013 setelah biaya-biaya emisi, digunakan antara lain untuk pelunasan sisa kredit di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan belanja modal dan/atau modal kerja dalam rangka optimalisasi 11 unit Pabrik Gula milik PTPN X.
100
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) c. Utang Obligasi (lanjutan) Entitas Anak (lanjutan) Obligasi ini tidak dijamin dengan agunan khusus berupa benda atau pendapatan atau aktiva lain milik PTPN X dalam bentuk apapun, serta tidak dijamin oleh pihak lain manapun. Seluruh kekayaan PTPN X, baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari kecuali aset PTPN X yang telah dijaminkan secara khusus kepada para kreditur menjadi jaminan atas semua utang PTPN X kepada semua krediturnya yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa hak istimewa termasuk obligasi ini secara pari passu berdasarkan perjanjian perwali-amanatan, sesuai pasal 1131 dan 1132 Kitab UndangUndang Hukum Perdata. PT Bank CIMB Niaga Tbk. bertindak sebagai Wali Amanat atas obligasi ini. Sementara itu PT Bahana Sekuritas, PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas dan PT Sucorinvest Central Gani bertindak sebagai agen penjamin dengan porsi penjaminan masing-masing sebesar Rp310.000.000.000, Rp385.000.000.000 dan Rp5.000.000.000. Berdasarkan perjanjian perwaliamanatan, PTPN X tidak diperbolehkan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Wali Amanat, diantaranya melakukan pengeluaran obligasi atau instrumen hutang lain yang sejenis dengan kedudukan lebih tinggi dari obligasi, melaksanakan perubahan bidang usaha utama kecuali atas keputusan Pemerintah Republik Indonesia selaku pemegang saham PTPN X, melakukan penggabungan atau peleburan dengan perusahaan lain yang akan menyebabkan bubarnya PTPN X atau yang akan mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan kegiatan usaha PTPN X atau melakukan pengambilalihan perusahaan lain yang akan mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan kegiatan usaha PTPN X, kecuali sepanjang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan oleh Peraturan PerundangUndangan yang berlaku atau putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap atau putusan suatu badan yang dibentuk oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku atau kecuali semua syarat dan kondisi dalam perjanjian perwaliamanatan ini dan dokumen lain yang berkaitan tetap berlaku dan mengikat sepenuhnya perusahaan penerus (surviving company) dan dalam hal PTPN X bukan merupakan perusahaan penerus maka seluruh kewajiban obligasi telah dialihkan secara sah kepada perusahaan penerus dan perusahaan penerus tersebut memiliki aktiva dan kemampuan yang memadai untuk menjamin pembayaran obligasi, mengurangi modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor. Berdasarkan laporan penilaian Pefindo tanggal 13 April 2015, PTPN X memperoleh peringkat ”BBB+” dalam rangka penerbitan obligasi tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2015, PTPN X telah memenuhi semua persyaratan perjanjian perwaliamanatan tersebut.
101
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) d. Utang kepada Pemerintah Republik Indonesia Rincian akun ini adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 Entitas Anak (i) International Bank for Reconstruction and Development (IBRD): Loan No. 1499 IND SLA 011 21.559.666.620 Loan No. 1835 IND 1.854.953.474 Loan No. 1499 IND SLA 021 36.638.888.197 Loan No. 1751 IND - Proyek NES III/1979 26.047.965.037 Loan No. 1751 IND - G01 Loan/1968 12.558.604.123 (ii) Exim Bank of Japan: SLA 254 13.559.527.143 SLA 401 105.587.573 (iii) Proyek Perkebunan Inti Rakyat Nucleus Estate Smallhoder 7.603.588.210 (iv) Eks Gebr. Stork Apparaten Fabriek NV. Amsterdam 450.000.000 (v) BBD Rehab-II Eks PT Perkebunan XX (Persero) 6.822.896.325 (vi) BBD-RDI Eks PG Bone (vii) Kredit Modal Kerja eks PG Pelaihari (KMK) DP3 16.150.613.586 (viii) Rekening Dana Investasi - No RDI-120/DD1/1986 (ix) Rekening Dana Investasi - No RDI-175/DD1/1987 (x) Eks PT Perkebunan XXXII (Persero) 101.235.445.002 (x) Eks PT Perkebunan XXIII (Persero) 8.467.834.493 (x) Eks PT Perkebunan XXVIII (Persero) 86.535.423.763 (x) Eks PT Bina Mulya Ternak (Persero) 10.172.902.916 Total Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang
31 Desember 2014
22.842.426.517 1.854.953.474 38.605.742.875 26.047.965.037 12.558.604.123 14.192.292.633 148.266.923 7.603.588.210 450.000.000 7.122.896.325 489.678.528 16.150.613.586 101.235.445.002 8.467.834.493 86.535.423.763 10.172.902.916
349.763.896.462
354.478.634.405
(231.973.369.461)
(307.818.477.035)
117.790.527.001
46.660.157.370
(i) International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) Pada periode tahun 1977 - 1988, PTPN VIII, Entitas Anak, mendapat pinjaman dari IBRD yakni Loan 1499 IND SLA 011, Loan 1835 IND dan Loan 1499 IND SLA 021. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai proyek Nucleus Estate and Small Holder I, IV, V dan V inti. Utang ini merupakan utang yang berasal dari eks PT Perkebunan XI dan PT Perkebunan XIII. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,00% - 13,05% per tahun. Pada tanggal 11 Agustus 2009, PTPN VIII dan Pemerintah menyetujui penjadwalan ulang atas pinjaman selama 8 tahun (2014 - 2022).
102
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) d. Utang kepada Pemerintah Republik Indonesia (lanjutan) (i)
Utang International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) (lanjutan) Pada periode tahun 1980 - 1992. PTPN I, Entitas Anak, mendapat pinjaman dari IBRD. Pinjaman ini merupakan penerusan pinjaman antara Pemerintah dan PN Perkebunan yang pencairannya dilakukan melalui PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdasarkan perjanjian kredit dari IBRD No.1751/ND, tanggal 29 Januari 1980, melalui PT Bank Mandiri (Persero) Tbk eks PT Bank Bumi Daya (BBD), berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi Jangka Menengah/Panjang No.12/02/PK/Khusus/Non Gula/1980, tanggal 1 April 1980. Penggunaan pinjaman ini untuk membiayai proyek Nucleus Estates and Smallholders III (NES III) inti pembangunan dan rehabilitasi kebun kelapa sawit dan karet termasuk pembelian mesin pabrik, bangunan dan perlengkapan. Pinjaman ini dikenakan bunga 13,50% per tahun. Pinjaman ini dijaminkan dengan semua barang-barang modal yang diimpor, barang-barang produksi, dan barang-barang bergerak yang telah dan akan menjadi milik PTPN I. Pada tahun 2007, Manajemen PTPN I mengajukan restrukturisasi pinjaman kepada Pemerintah dalam rangka penyelesaian utang Loan No. 1751 IND sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) yang sampai saat ini masih dalam proses.
(ii)
Exim Bank of Japan Pada jangka waktu tahun 1977 - 1988, PTPN VIII, Entitas Anak, mendapat pinjaman dari Exim Bank of Japan yakni SLA 254 dan SLA 401. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai proyek Nucleus Estate and Small Holder I, IV, V dan V inti. Utang ini merupakan utang yang berasal dari eks PT Perkebunan XI (Persero) dan PT Perkebunan XIII (Persero). Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,00% - 13,05% per tahun.
(iii)
Proyek Perkebunan Inti Rakyat - Nucleus Estate Smallhoder PTPN VII, Entitas Anak, mendapat pinjaman dari Pemerintah RI untuk rehabilitasi PIR (Perkebunan Inti Rakyat). Pinjaman ini digunakan untuk membiayai rehabilitasi tanaman proyek PIR yang rusak sebelum dikonversikan menjadi milik petani peserta proyek PIR. Berdasarkan Surat Ketetapan Menteri Keuangan No.S1544/MK.013/1987 tanggal 8 Desember 1987, 50% dari total biaya rehabilitasi menjadi beban PTPN VII dan sisanya ditanggung oleh Pemerintah. Perjanjian pinjaman dengan Pemerintah RI ini tidak memiliki ketentuan mengenai hal yang tidak boleh dilakukan oleh PTPN VII (negative covenant). PTPN VII telah mengajukan usulan beberapa kali, termasuk melalui Surat Direksi No. 7.9/A/159/2002 tanggal 26 Juli 2002 agar pinjaman tersebut dapat dikonversikan menjadi PMN kepada PTPN VII. Namun sampai dengan tanggal pelaporan, usulan tersebut belum mendapatkan tanggapan tertulis dari Menteri Keuangan. Saldo pinjaman per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5.114.025.869. Utang Proyek Perkebunan Inti Rakyat sebesar Rp7.603.588.210 dimiliki oleh PTPN VIII, Entitas Anak, merupakan utang yang berasal dari risiko pembiayaan yang ditanggung PTPN VIII yang berasal dari eks PT Perkebunan XI (Persero) sebesar Rp5.701.927.201 atau 50 % dari proyek PIR NES V dan VI. Pelaksanaan pembayaran utang ini belum ditentukan dan tidak dikenakan bunga sesuai surat ketetapan menteri keuangan no. S-003/MK tanggal 9 Januari 2002 perihal penyelesaian risiko pembiayaan Proyek Perkebunan Inti Rakyat/Unit Pelaksana Proyek Perkebunan (Proyek PIR/UPP Perkebunan). Pada tanggal 29 Desember 2005, berdasarkan Rapat Pembahasan Usul Penyelesaian Beban Risiko Pembiayaan Proyek PIR/UPP Perkebunan disepakati bahwa pembebanan risiko pembiayaan dari PTPN XIII menjadi beban PTPN VIII sebesar Rp1.901.661.009, sehingga jumlah utang proyek PIR yang menjadi kewajiban PTPN VIII menjadi sebesar Rp7.603.588.210. 103
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) d. Utang kepada Pemerintah Republik Indonesia (lanjutan) (iv)
Eks Gebr. Stork Apparten Fabriek NV. Amsterdam PTPN I, Entitas Anak, memiliki pinjaman ini yang dipergunakan sebagai biaya pembangunan pabrik minyak kelapa sawit di Kebun Karang Inong yang diperoleh sebagai hasil reorganisasi PTPN I Perkebunan Negara tahun 1968. Dalam perjanjian antara PTPN I dan Pemerintah pada tanggal 9 April 1975, pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan tidak berubah sampai adanya pembayaran. Pinjaman ini baru akan dibayar bila PTPN I telah memiliki posisi keuangan yang baik.
(v)
BBD Rehab-II Eks PT Perkebunan XX (Perseroan) Utang ini merupakan utang kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk proyek pembangunan dan rehabilitasi pabrik tahap II pembiayaan KSO PG Pagottan dan Soedhono di tahun 1983 - 1987 yang dikelola oleh PTPN XX (sekarang PTPN XI).
(vi)
BBD-RDI Eks PG Bone Utang ini merupakan utang kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk proyek pembangunan dan pengembangan PG Bone di tahun 1983 - 1987. Utang ini dimiliki oleh PTPN XI, Entitas Anak.
(vii)
Kredit Modal Kerja Eks PG. Pelaihari (KMK) DP3 PTPN XI, Entitas Anak, memiliki utang KMK DP3 yang merupakan Kredit Modal Kerja (KMK) eks Proyek Gula Pelaihari yang terdiri dari pokok dan bunga yang dibebankan kepada PTPN XI sejak tahun 1996 didasarkan pada salinan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 441/KMK.016/1997 tentang Penetapan Neraca Pembukaan Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara XI per 11 Maret 1996 dan Surat Menteri Keuangan No. S-133/MK.16/1996, tanggal 11 Maret 1996.
(viii) Rekening Dana Investasi - No RDI-120/DDI/1986 Pada tanggal 23 Mei 2012, Pemerintah Republik Indonesia dan PTPN VI, Entitas Anak, menandatangani perjanjian pinjaman No. RDI-396/DSMI/2012 dalam rangka pengalihan seluruh kewajiban PTPN VI, Entitas Anak, atas perjanjian pinjaman No. RDI-120/DDI/1986 tanggal 1 Februari 1986, yang telah diubah dengan amandemen perjanjian melalui surat dari Kementrian Keuangan No. S-159/PB.4/2013 tanggal 8 Februari 2013 disepakati jumlah kewajiban PTPN VI adalah Rp29.141.059.692 dan dibayar secara bertahap dengan cicilan selama 10 (sepuluh) tahun dari tanggal 15 Mei 2013 sampai dengan tanggal 15 Mei 2022. (ix)
Rekening Dana Investasi - No RDI-175/DDI/1987 Pada tanggal 23 Mei 2012, Pemerintah Republik Indonesia dan PTPN VI, Entitas Anak, menandatangani perjanjian pinjaman No. RDI-397/DSMI/2012 dalam rangka pengalihan seluruh kewajiban PTPN VI, atas perjanjian pinjaman No. RDI-175/DDI/1987 tanggal 1 Februari 1986, yang telah diubah dengan amandemen perjanjian melalui surat dari Kementrian Keuangan No. S-159/PB.4/2013 tanggal 8 Februari 2013 disepakati jumlah kewajiban Perusahaan adalah Rp7.918.880.529 dan dibayar secara cicilan selama 10 tahun dari tanggal 15 Mei 2013 sampai dengan tanggal 15 Mei 2022.
104
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) d. Utang kepada Pemerintah Republik Indonesia (lanjutan) (x)
Eks PTP XXXII (Persero), Eks PTP XXIII (Persero), Eks PTP XXVIII (Persero), dan Eks PT Bina Mulia Ternak (Persero) PTPN XIV, Entitas Anak, memiliki utang kepada Pemerintah RI merupakan utang yang berasal dari pelimpahan eks perusahaan yang dilebur yaitu PT Perkebunan XXVIII (Persero), PT Perkebunan XXXII (Persero), PT Bina Mulya Ternak (Persero), eks proyekproyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Sulawesi menjadi PTPN XIV (Persero) pada tanggal 11 Maret 1996.
e. Sewa pembiayaan Kelompok usaha memiliki beberapa perjanjian sewa pembiayaan untuk pembelian kendaraan dan alat berat dengan rincian sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Perusahaan: Pihak berelasi Koperasi Karyawan Nusa Tiga
49.220.445.365
86.960.502.872
Pihak ketiga PT Bringin Indotama Sejahtera CV Sempana CV Sempana Karya CV Mutiara Abadi PT Toyota Astra Finance
15.733.829.883 6.871.879.281 3.881.189.350 914.940.906 365.776.208
6.654.252.231 6.499.816.942 1.161.608.629 -
Total
76.988.060.993
101.276.180.674
Entitas Anak Entitas berelasi dengan Pemerintah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
21.694.803.034
42.221.679.121
4.618.732.864
-
103.301.596.891
143.497.859.795
Pihak ketiga PT Mitra Langsung Jaya Total utang sewa pembiayaan
Pinjaman tersebut akan dilunasi melalui angsuran bulanan selama antara 48 sampai dengan 72 bulan dan dikenakan suku bunga tahunan yang berkisar antara 6,27% - 24,48% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
105
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. UTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) e. Sewa pembiayaan (lanjutan) Jadwal gabungan pelunasan utang sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
341.291.316 78.483.774.725 28.232.251.605 15.697.033.337 1.267.962.892
84.048.590.644 67.004.070.882 22.947.265.998 9.796.149.206 561.012.550
Total Dikurangi bunga dan pemeliharaan
124.022.313.875 (20.720.716.984)
184.357.089.280 (40.859.229.485)
Utang sewa pembiayaan Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
103.301.596.891
143.497.859.795
(61.339.488.335)
(64.292.941.493)
41.962.108.556
79.204.918.302
2015 2016 2017 2018 2019
Bagian yang jatuh tempo lebih dari satu tahun
27. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
bagian jangka panjang
31 Desember 2015
Total
a) Dana pensiun b) Imbalan jasa masa kerja lainnya
2.501.374.063.393 9.302.160.254.487
645.653.779.028 248.349.878.698
1.855.720.284.365 9.053.810.375.789
11.803.534.317.880
894.003.657.726
10.909.530.660.154
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
Total
(Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2014 a) Dana pensiun b) Imbalan jasa masa kerja lainnya Total
Total 1.923.895.618.130 9.598.114.285.500
431.782.915.857 778.147.515.930
1.492.112.702.273 8.819.966.769.570
11.522.009.903.630
1.209.930.431.787
10.312.079.471.843
a. Dana pensiun Perusahaan dan Entitas Anak tertentu menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dihitung berdasarkan gaji pada tahun tertentu dan masa kerja karyawan. Dana Pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep-344/KMK/17/1999. Pendanaan Dapenbun berasal dari kontribusi karyawan sebesar 6% dan Perusahaan maupun Entitas Anak tertentu yang berkisar antara 4,94% - 9,80%, masing-masing dari gaji dasar tahunan karyawan tahun tertentu, dan bila terdapat saldo defisit antara aset dan liabilitas dana pensiun akan ditanggung oleh Perusahaan dan Entitas Anak tertentu. 106
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) a. Dana pensiun (lanjutan) Nilai wajar aset dan liabilitas manfaat pensiun Perusahaan dan Entitas Anak tertentu pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 didasarkan pada penilaian aktuaris independen PT Quattro Asia Consulting dalam laporannya tanggal 11 Januari 2016 dan beberapa aktuaris independen lainnya menggunakan metode ”Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi utama sebagai berikut: (Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2014
31 Desember 2015 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji pokok rata-rata Sisa rata-rata masa kerja Usia pensiun normal - Karyawan pimpinan - Karyawan pelaksana Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri Tingkat mortalita
8,75% - 10,00%
8,30% - 9,21%
2,50% - 10,00% 6,12 tahun - 15,30 tahun
1,00% - 10,00% 6,39 tahun - 14,57 tahun
56 tahun 55 tahun 1,00% - 10,00% dari mortalita 0,60% - 6,00% Tabel Mortalita Indonesia III Tahun 2011 GAM 1971
56 tahun 55 tahun 0,30% - 10,00% dari mortalita 0,60% - 6,00% The 1949 Annuity mortality table (modified) CSO 58 modified TMI III - Tahun 2011 TMI I - Tahun 2011 TMI 1999
Rincian beban imbalan kerja (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 Biaya bunga Biaya jasa kini Iuran karyawan Hasil investasi yang diharapkan dari aset program Amortisasi biaya jasa lalu yang diakui Total
31 Desember 2014
613.126.444.034 123.898.655.307 (55.676.122.370) (446.663.630.790) -
598.023.836.637 130.027.533.223 (44.939.685.586) (489.155.892.964) (5.234.334.189)
234.685.346.181
188.721.457.121
Rincian liabilitas imbalan kerja (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
8.052.841.212.163 (5.593.222.442.392)
7.841.175.015.545 (5.917.789.710.592)
Status pendanaan Batasan aktiva
2.459.618.769.771 41.755.293.622
1.923.385.304.953 510.313.177
Total
2.501.374.063.393
1.923.895.618.130
Nilai kini liabilitas (Nilai kini kewajiban imbalan pasti) Nilai wajar (fair value) dari kekayaan (aset program)
107
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) a. Dana pensiun (lanjutan) Mutasi saldo estimasi liabilitas imbalan kerja (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Saldo Awal Pembayaran imbalan Beban imbalan kerja yang diakui pada laba rugi Beban imbalan kerja yang diakui pada penghasilan komprehensif lain
1.923.895.618.130 (289.106.129.053) 234.685.346.181
2.143.547.391.395 (509.910.836.558) 188.721.457.121
631.899.228.135
101.537.606.172
Total
2.501.374.063.393
1.923.895.618.130
Mutasi saldo nilai wajar dari aset program (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Saldo Awal Pembayaran manfaat Iuran yang dibayarkan oleh Perusahaan Iuran yang dibayarkan oleh Karyawan Pendapatan bunga Imbal hasil aset program non bunga neto
5.917.789.710.591 (734.708.248.833) 289.106.129.053 55.676.122.370 446.663.630.790 (381.304.901.579)
5.468.102.980.452 (636.707.056.587) 509.910.836.558 44.939.685.586 489.155.892.964 42.387.371.619
Total
5.593.222.442.392
5.917.789.710.592
b. Imbalan jasa masa kerja lainnya Perusahaan dan Entitas Anak tertentu memberikan imbalan jasa masa kerja lainnya yang tidak didanai meliputi imbalan paska kerja (santunan hari tua dan pemeliharaan kesehatan pensiunan) dan imbalan jangka panjang lainnya (cuti panjang, penghargaan masa pengabdian dan bantuan kematian). Liabilitas imbalan jasa masa kerja lainnya Perusahaan dan Entitas Anak tertentu pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dihitung oleh aktuaris independen PT Quattro Asia Consulting dalam laporannya tanggal 11 Januari 2016 dan beberapa aktuaris independen lainnya menggunakan metode ”Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi utama sebagai berikut: 31 Desember 2015 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji pokok rata-rata Sisa rata-rata masa kerja Usia pensiun normal - Karyawan pimpinan - Karyawan pelaksana Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri Tingkat mortalita
(Disajikan kembali - Catatan 44) 31 Desember 2014
8,30% - 9,21%
7,80% - 9,21%
1,00% - 10,00% 6,13 tahun - 17,37 tahun
2,50% - 8,00% 7,07 tahun - 17,03 tahun
56 tahun 55 tahun 0,20% - 10,00% dari mortalita 0,60% - 6,00% Tabel Mortalita Indonesia III Tahun 2011 GAM 1971
56 tahun 55 tahun 0,30% - 10,00% dari mortalita 0,60% - 6,00% The 1949 Annuity mortality table (modified) CSO 58 modified TMI III - Tahun 2011 TMI I - Tahun 2011 TMI 1999
108
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) b. Imbalan jasa masa kerja lainnya (lanjutan) Rincian beban imbalan kerja (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 Biaya bunga Biaya jasa kini Keuntungan aktuari bersih yang diakui Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Dampak kurtailmen Amortisasi koreksi aktuaria Total
651.531.659.228 520.533.535.972 144.977.803.738 (69.586.873.116) (23.197.872.150) 1.224.258.253.672
31 Desember 2014 605.432.680.007 438.231.041.960 134.195.812.870 88.319.987.088 (1.598.985.565) (33.534.079.863) 1.231.046.456.497
Mutasi saldo estimasi liabilitas imbalan kerja (Disajikan kembali Catatan 44)
Saldo Awal Pembayaran imbalan Beban imbalan kerja yang diakui pada laba rugi Beban imbalan kerja yang diakui pada penghasilan komprehensif lain Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
9.598.114.285.500 (1.286.401.058.119) 1.224.258.253.672
8.608.878.846.207 (1.349.531.537.847) 1.231.046.456.497
(233.811.226.566) 9.302.160.254.487
1.107.720.520.643 9.598.114.285.500
Analisa sensitivitas terhadap asumsi utama yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Asumsi utama Tingkat diskonto tahunan Tingkat kenaikan gaji tahunan
Persentase kenaikan/(penurunan) 1%/(1%) 1%/(1%)
109
Kenaikan/(penurunan) nilai kewajiban kini (688.407.387.820 ) / 515.605.143.211 /
728.319.070.506 (563.682.799.541)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Analisa sensitivitas di atas dihitung menggunakan metode ekstrapolasi atas pengaruh terhadap kewajiban imbalan kerja sebagai hasil dari perubahan yang beralasan atas asumsi utama yang mungkin terjadi pada tanggal pelaporan. Pembayaran kontribusi yang diharapkan dari kewajiban imbalan kerja pada periode mendatang adalah sebagai berikut: 31 Desember 2015 Dalam 12 bulan mendatang Antara 1 sampai 2 tahun Antara 2 sampai 5 tahun Di atas 5 tahun
1.744.255.396.060 1.642.383.042.441 4.536.814.115.878 18.613.759.782.538
Total
26.537.212.336.917
28. MODAL SAHAM Seluruh saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn. No. 6 tanggal 3 Oktober 2014, dinyatakan bahwa berdasarkan keputusan Menteri Negara BUMN sebagai Rapat Umum Pemegang Saham No. S-594/MBU/10/2014 tanggal 2 Oktober 2012 tentang perubahan struktur permodalan dan perubahan anggaran dasar perseroan, pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar perseroan dari semula sejumlah Rp13.100.000.000.000 yang terbagi atas 13.100.000 saham menjadi Rp54.000.000.000.000 yang terbagi atas 54.000.000 saham dengan nilai nominal masing-masing Rp1.000.000, menyetujui penerbitan saham baru sebanyak 10.190.379 saham dengan nilai nominal masing-masing Rp1.000.000 sehingga seluruhnya senilai Rp10.190.379.000.000 yang seluruhnya diambil bagian oleh Negara Repulik Indonesia dan pembayaran dari Negara Republik Indonesia sehubungan dengan penerbitan saham baru Perseroan yang diambil bagian oleh Negara Repulbik Indonesa sebagaimana dimaksud tersebut dibayarkan dalam bentuk pengalihan 90% saham Negara Republik Indonesia pada masing-masing PT Perkebunan Nusantara I (Persero), PT Perkebunan Nusantara II (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), PT Perkebunan Nusantara V (Persero), PT Perkebunan Nusantara VI (Persero), PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), PT Perkebunan Nusantara X (Persero), PT Perkebunan Nusantara XI (Persero), PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero). Selanjutnya pemegang saham menyetujui penambahan modal ditempatkan/disetor Perseroan yang semula sebesar Rp3.321.298.000.000 menjadi Rp13.511.677.000.000. Perubahan modal dasar ini telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-06997.40.21.2014, tanggal 3 Oktober 2014. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 468/KMK.06/2014 oleh Menteri Keuangan tanggal 1 Oktober 2014 tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, ditetapkan bahwa nilai penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi sebesar Rp10.190.379.000.000.
110
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. MODAL SAHAM (lanjutan) Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 767/KMK.06/2015 oleh Menteri Keuangan tanggal 24 Juli 2015 tentang Penetapan Nilai Definitif Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, nilai penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) secara definitif ditetapkan menjadi sebesar Rp27.588.578.194.542 yang sebelumnya adalah sebesar Rp10.190.379.000.000. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2015 tanggal 28 Desember 2015 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, nilai penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mengalami peningkatan sebesar Rp3.150.000.000.000 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2015. Pengelolaan Modal Tujuan utama pengelolaan modal Kelompok Usaha adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Selain itu, Kelompok Usaha dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan oleh Kelompok Usaha dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya. Kelompok Usaha mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Kelompok Usaha dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, imbalan modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Kebijakan Kelompok Usaha adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. Komponen ekuitas lainnya terdiri dari: (Disajikan kembali Catatan 44)
Penambahan modal saham melalui perhitungan nilai wajar pengalihan saham milik Pemerintah Tambahan setoran modal Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Tambahan modal disetor Selisih kurs penjabaran Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
17.398.199.194.541 3.150.000.000.000
-
(20.232.019.770.144) (23.158.388.652) (2.758.290.909) 290.262.744.836
111
(1.524.066.447.562) (23.158.388.652) (2.758.290.909) (1.549.983.127.123)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. MODAL SAHAM (lanjutan) Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali terdiri dari:
Nama perusahaan
Tanggal transaksi
Nilai buku
Harga beli
Penyesuaian atas nilai buku
2015
Pengalihan saham dari Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan atas saham pada: PT Perkebunan Nusantara I
17 September 2014
221.977.150.780
268.820.748.900
(247.298.949.665 )
(294.142.547.785)
PT Perkebunan Nusantara II
17 September 2014
85.385.023.778
199.415.700.000
(873.142.034.824 )
(987.172.711.046 )
PT Perkebunan Nusantara IV
17 September 2014
4.363.551.003.820
9.883.758.000.000
(999.179.554.306 )
(6.519.386.550.486)
PT Perkebunan Nusantara V
17 September 2014
1.831.561.316.309
4.663.237.849.200
(426.293.147.574 )
(3.257.969.680.465)
PT Perkebunan Nusantara VI
17 September 2014
902.537.218.305
1.023.824.700.000
(290.542.612.625 )
(411.830.094.320 )
PT Perkebunan Nusantara VII
17 September 2014
1.472.048.468.100
3.509.438.400.000
(1.442.280.327.946 )
(3.479.670.259.846)
PT Perkebunan Nusantara VIII
17 September 2014
1.109.135.727.809
2.085.232.973.400
(463.665.899.039 )
(1.439.763.144.630)
PT Perkebunan Nusantara IX
17 September 2014
563.341.118.009
608.500.800.000
(389.054.707.903 )
(434.214.389.894 )
PT Perkebunan Nusantara X
17 September 2014
1.056.690.473.471
1.679.618.699.999
(135.563.523.153 )
(758.491.749.681)
PT Perkebunan Nusantara XI
17 September 2014
490.432.900.633
643.806.000.000
(210.692.030.171 )
(364.065.129.538)
PT Perkebunan Nusantara XII
17 September 2014
817.649.914.388
889.782.924.942
(141.634.092.879 )
(213.767.103.433)
PT Perkebunan Nusantara XIII
17 September 2014
1.237.719.232.377
1.574.034.694.200
(348.934.028.407 )
(685.249.490.230)
PT Perkebunan Nusantara XIV
17 September 2014
(786.563.594.808)
559.106.703.900
(1.614.206.343.738 )
(1.386.749.452.830)
Pengalihan saham dari Oleovest Pte. Ltd. kepada Perusahaan atas saham pada PT Sinergi Oleo Nusantara
25 November 2014
25.652.534.040
25.200.000.000
14.964.245.676.627
27.613.778.194.541
Total
112
(7.582.487.252.230 )
452.534.040 (20.232.019.770.144)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. MODAL SAHAM (lanjutan) Nama perusahaan
Tanggal transaksi
Nilai buku
Harga beli
Penyesuaian atas nilai buku
(Disajikan kembali - Catatan 44) 2014
Pengalihan saham dari Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan atas saham pada: PT Perkebunan Nusantara I
17 September 2014
221.977.150.780
PT Perkebunan Nusantara II
17 September 2014
85.385.023.778
PT Perkebunan Nusantara IV
17 September 2014
4.363.551.003.820
PT Perkebunan Nusantara V
17 September 2014
1.831.561.316.309
PT Perkebunan Nusantara VI
17 September 2014
902.537.218.305
PT Perkebunan Nusantara VII
17 September 2014
PT Perkebunan Nusantara VIII PT Perkebunan Nusantara IX
122.356.000.000
(153.316.281.934 )
(53.695.131.154)
294.845.000.000
(752.306.867.715 )
(961.766.843.937 )
2.647.904.000.000
(876.698.537.751 )
838.948.466.069
1.181.990.000.000
(303.355.769.279 )
346.215.547.030
587.964.000.000
(271.684.245.124 )
42.888.973.181
1.472.048.468.100
1.103.601.000.000
(718.270.289.678 )
(349.822.821.578)
17 September 2014
1.109.135.727.809
807.774.000.000
(456.601.660.037 )
(155.239.932.228)
17 September 2014
563.341.118.009
539.834.000.000
(238.869.609.719 )
(215.362.491.710 )
PT Perkebunan Nusantara X
17 September 2014
1.056.690.473.471
783.536.000.000
(221.834.821.534 )
51.319.651.937
PT Perkebunan Nusantara XI
17 September 2014
490.432.900.633
466.633.000.000
(174.144.064.211 )
(150.344.163.578)
PT Perkebunan Nusantara XII
17 September 2014
817.649.914.388
515.678.000.000
(193.369.480.824 )
108.602.433.564
PT Perkebunan Nusantara XIII
17 September 2014
1.237.719.232.377
926.764.000.000
(232.529.182.000 )
78.426.050.377
PT Perkebunan Nusantara XIV
17 September 2014
(786.563.594.808)
211.500.000.000
(106.625.124.767 )
(1.104.688.719.575)
Pengalihan saham dari Oleovest Pte. Ltd. kepada Perusahaan atas saham pada PT Sinergi Oleo Nusantara
25 November 2014
Total
25.652.534.040
25.200.000.000
14.964.245.676.627
10.215.579.000.000
113
(4.699.605.934.573 )
452.534.040 (1.524.066.447.562)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. PEMBAGIAN LABA Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 28 Mei 2015 dan 16 April 2014, Perusahaan mengalokasikan laba bersih tahun 2014 dan 2013 masing-masing untuk tujuan berikut: 2015
2014
Pembagian dividen Pembentukan cadangan umum
346.352.718.720 220.754.772.589
110.899.600.000 258.765.644.527
Total
567.107.491.309
369.665.244.527
30. PENDAPATAN a) Rincian pendapatan Kelompok Usaha berdasarkan komoditas adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44)
Produk kelapa sawit Produk tanaman lainnya Produk karet Pendapatan lainnya Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
22.594.728.673.722 8.769.786.749.409 3.751.856.217.649 1.095.739.609.658
27.112.248.739.674 7.274.473.297.553 4.249.906.052.615 861.334.964.017
36.212.111.250.438
39.497.963.053.859
b) Rincian pendapatan menurut daerah geografis adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44)
Dalam negeri Luar negeri Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
32.992.209.784.150 3.219.901.466.288
36.433.012.180.943 3.064.950.872.916
36.212.111.250.438
39.497.963.053.859
Seluruh penjualan untuk produk sawit, karet, gula, teh dan tetes dilakukan melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara yang dibentuk oleh perusahaan perkebunan nusantara milik negara. c) Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak ada pendapatan dari pelanggan secara individual yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan.
114
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 2015 Kelapa Sawit
Karet
Lainnya
Total
BEBAN POKOK PENJUALAN Bahan baku yang digunakan
6.616.031.925.418
944.353.727.088
512.184.299.005
8.072.569.951.511
Biaya langsung Biaya tanaman Pemupukan Panen Pemeliharaan Pengangkutan Gaji dan tunjangan karyawan Pembibitan tanaman semusim
2.055.644.237.895 1.524.368.157.455 842.516.705.920 827.607.752.639 278.789.763.880 -
79.983.924.310 1.173.953.018.202 108.082.151.562 61.479.633.522 75.033.772.022 -
342.092.723.253 547.931.920.518 907.470.706.698 255.037.931.230 484.479.994.560 105.015.553.643
2.477.720.885.458 3.246.253.096.175 1.858.069.564.180 1.144.125.317.391 838.303.530.462 105.015.553.643
5.528.926.617.789
1.498.532.499.618
2.642.028.829.902
9.669.487.947.309
681.485.929.880 412.865.400.382 213.809.863.573 25.060.115.353 41.374.495.684
186.635.610.408 24.724.895.286 49.163.619.097 46.428.524.056 84.882.301.605
589.619.502.179 336.862.112.495 543.127.753.846 81.364.463.543 538.854.064.027
1.457.741.042.467 774.452.408.163 806.101.236.516 152.853.102.952 665.110.861.316
Total biaya pabrik
1.374.595.804.872
391.834.950.452
2.089.827.896.090
3.856.258.651.414
Penyusutan dan amortisasi Biaya pengolahan minyak dan inti sawit Biaya pengiriman minyak dan inti sawit Biaya jasa lainnya
1.489.173.814.129 184.228.777.295 7.387.722.854 -
338.783.007.330 6.409.664.399
719.500.439.970 276.395.268.102
2.547.457.261.429 184.228.777.295 7.387.722.854 282.804.932.501
15.200.344.662.357
3.179.913.848.887
6.239.936.733.069
24.620.195.244.313
276.535.909.019 315.357.789.813
42.408.416.214 24.638.408.394
485.256.799.811 17.826.973.233
804.201.125.044 357.823.171.440
194.875.672.836 75.944.551.319 104.404.803.237 75.317.100.826 40.799.115.749
27.238.498.537 8.592.210.341 10.507.755.558 6.319.920.029 1.316.141.655
31.399.226.647 44.520.699.006 145.864.124 53.126.538.681 1.957.513.400
253.513.398.020 129.057.460.666 115.058.422.919 134.763.559.536 44.072.770.804
34.517.263.992 92.415.336.701
1.586.046.966 29.362.817.633
2.230.515.306 156.574.106.948
38.333.826.264 278.352.261.282
1.210.167.543.492
151.970.215.327
793.038.237.156
2.155.175.995.975
16.410.512.205.849
3.331.884.064.214
7.032.974.970.225
26.775.371.240.288
-
-
16.410.512.205.849
3.331.884.064.214
Total biaya tanaman Biaya pabrik Biaya pengolahan Pemeliharaan mesin dan instalasi Gaji dan tunjangan karyawan Biaya Pengemasan Lain-Lain
Total biaya langsung Biaya tidak langsung Gaji dan tunjangan karyawan Keamanan Pajak bumi dan bangunan, retribusi dan sewa tanah Pengangkutan dan perjalanan Penerangan Pemeliharaan bangunan Biaya air Pemeliharaan jalan, jembatan dan saluran air Lain-lain Total biaya tidak langsung Total biaya produksi Persediaan barang dalam proses - awal Persediaan barang dalam proses - akhir Total beban pokok produksi Persediaan barang jadi - awal Barang jadi yang diproses ulang Penurunan nilai barang jadi Persedian barang jadi - akhir Total beban pokok penjualan
679.490.585.437 (543.001.640.932) 16.547.001.150.354
115
495.209.404.573 (283.765.472.860) 3.543.327.995.927
258.668.693.299 (303.813.369.463 )
258.668.693.299 (303.813.369.463 )
6.987.830.294.061
26.730.226.564.124
1.676.696.284.406 (73.069.121.172 ) (68.379.015.486 ) (872.794.868.101 )
2.851.396.274.416 (73.069.121.172 ) (68.379.015.486 ) (1.699.561.981.893 )
7.650.283.573.708
27.740.612.719.989
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) 2014 (Disajikan kembali - Catatan 44) Kelapa Sawit
Karet
Lainnya
Jumlah
BEBAN POKOK PENJUALAN Bahan baku yang digunakan
9.749.239.475.927
1.228.685.619.100
741.221.799.607
11.719.146.894.634
Biaya langsung Biaya tanaman Pemupukan Panen Pemeliharaan Pengangkutan Gaji dan tunjangan karyawan Pembibitan tanaman semusim
2.054.879.935.477 1.424.108.884.644 857.419.563.203 690.542.337.789 276.565.855.011 -
123.874.535.455 1.222.797.046.036 112.905.755.692 63.782.251.243 78.036.719.272 -
328.516.845.009 647.669.601.516 1.721.597.169.279 233.574.635.115 356.616.658.774 176.904.351.129
2.507.271.315.941 3.294.575.532.196 2.691.922.488.174 987.899.224.147 711.219.233.057 176.904.351.129
5.303.516.576.124
1.601.396.307.698
3.464.879.260.822
10.369.792.144.644
838.657.693.353 399.902.396.149 149.891.096.901 14.650.975.572 114.125.302.961
309.252.574.190 28.471.985.690 34.351.803.977 45.727.300.837 24.992.868.031
914.268.645.838 316.838.047.741 579.822.044.022 91.725.001.321 267.142.389.136
2.062.178.913.381 745.212.429.580 764.064.944.900 152.103.277.730 406.260.560.128
1.517.227.464.936
442.796.532.725
2.169.796.128.058
4.129.820.125.719
1.318.892.190.144 147.820.896.871 7.876.443.174 -
284.998.596.041 3.439.007.564
682.171.518.830 221.864.272.225
2.286.062.305.015 147.820.896.871 7.876.443.174 225.303.279.789
18.044.573.047.176
3.561.316.063.128
7.279.932.979.542
28.885.822.089.846
332.225.403.699 285.510.627.927
48.762.881.728 33.738.018.008
413.580.380.028 16.964.098.927
794.568.665.455 336.212.744.862
160.587.220.410 69.846.300.599 108.319.754.246 81.444.687.194 38.552.909.876
15.724.684.241 11.285.418.441 14.815.321.314 9.289.523.095 2.160.765.622
21.603.418.399 37.854.137.955 4.388.533.726 41.159.486.222 1.756.245.913
197.915.323.050 118.985.856.995 127.523.609.286 131.893.696.511 42.469.921.411
38.429.033.619 104.401.553.668
3.508.563.270 39.426.463.469
3.101.935.149 208.919.846.832
45.039.532.038 352.747.863.969
1.219.317.491.238
178.711.639.188
749.328.083.151
2.147.357.213.577
19.263.890.538.414
3.740.027.702.316
8.029.261.062.693
31.033.179.303.423
-
-
19.263.890.538.414
3.740.027.702.316
Total biaya tanaman Biaya pabrik Biaya pengolahan Pemeliharaan mesin dan instalasi Gaji dan tunjangan karyawan Biaya Pengemasan Lain-Lain Total biaya pabrik
Penyusutan dan amortisasi Biaya pengolahan minyak dan inti sawit Biaya pengiriman minyak dan inti sawit Biaya jasa lainnya Total biaya langsung Biaya tidak langsung Gaji dan tunjangan karyawan Keamanan Pajak bumi dan bangunan, retribusi dan sewa tanah Pengangkutan dan perjalanan Penerangan Pemeliharaan bangunan Biaya air Pemeliharaan jalan, jembatan dan saluran air Lain-lain Total biaya tidak langsung Total biaya produksi Persediaan barang dalam proses - awal Persediaan barang dalam proses - akhir Total beban pokok produksi Persediaan barang jadi - awal Persedian barang jadi - akhir Total beban pokok penjualan
554.974.827.088 (679.490.585.436) 19.139.374.780.066
116
485.394.577.560 (495.209.404.573) 3.730.212.875.303
141.518.634.471 (258.668.693.299 )
141.518.634.471 (258.668.693.299 )
7.912.111.003.865
30.916.029.244.595
1.555.465.452.242 (1.676.696.284.406 )
2.595.834.856.890 (2.851.396.274.416 )
7.790.880.171.700
30.660.467.827.069
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. BEBAN PEMASARAN DAN PENJUALAN Rincian beban pemasaran dan penjualan adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
Pengangkutan ke pelabuhan Beban jasa logistik Beban pemasaran dan promosi Biaya gudang/penyimpanan Biaya pelabuhan (handling fee) Biaya instalasi pompa Gaji dan tunjangan sosial Jasa keagenan Klaim minyak sawit dan inti sawit Lain-lain (masing-masing di bawah Rp6 miliar)
603.454.894.367 19.581.980.530 18.728.502.867 16.888.409.641 12.378.970.507 7.577.432.130 7.290.545.233 7.272.739.896 6.181.006.486 34.725.751.762
593.602.187.296 13.559.213.598 17.724.824.565 18.258.297.748 11.515.902.664 7.740.392.923 6.508.101.489 1.365.306.153 2.344.193.522 31.749.544.231
Total beban pemasaran dan penjualan
734.080.233.419
704.367.964.189
33. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44)
Gaji, upah dan tunjangan lainnya Beban imbalan kerja Bonus dan tantiem Beban Perjalanan Biaya keamanan Depresiasi dan amortisasi Biaya umum unit usaha Beban pensiun Beban pemeliharaan dan perbaikan Pajak dan retribusi Biaya konsultan Iuran tambahan dana pensiun Pendidikan dan latihan Listrik dan penerangan Biaya dewan komisaris Alat tulis kantor Beban kantor, gedung, dan mess Biaya CSR dan sumbangan
117
31 Desember 2015
31 Desember 2014
1.746.764.505.907 941.136.140.366 721.613.695.188 397.004.771.741 155.203.358.097 141.309.405.899 130.763.282.723 125.911.416.785 118.901.018.755 101.676.348.808 93.186.607.157 92.046.306.545 82.839.489.838 81.834.386.926 77.559.299.678 70.344.429.298 60.979.626.841 58.901.047.396
1.518.477.972.218 904.188.024.032 1.057.394.231.873 417.810.459.400 150.465.955.727 127.744.793.595 116.032.804.711 86.723.660.862 149.720.090.216 66.960.523.870 54.357.576.160 106.338.536.715 92.923.672.172 84.179.273.231 70.796.442.976 67.212.721.727 75.163.573.939 57.211.795.364
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (lanjutan) Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut (lanjutan): (Disajikan kembali Catatan 44)
Pengeluaran khusus Beban kantor penghubung/perwakilan Amdal, sistem keselamatan dan kesehatan kerja dan mutu produksi Biaya penelitian dan pengembangan Telepon, faksimili, teleks dan pos Asuransi Penutupan buku Persediaan air Lain-lain (masing-masing di bawah Rp6 miliar) Total beban umum dan administrasi
31 Desember 2015
31 Desember 2014
57.510.904.686 54.381.985.388
426.027.117 55.770.871.329
46.170.805.639 42.042.758.837 33.147.425.761 26.029.601.364 10.417.166.048 7.505.534.815 200.846.025.249
37.303.161.849 36.126.565.057 32.309.193.235 25.359.416.919 8.690.533.012 7.463.552.835 195.923.118.036
5.676.027.345.735
5.603.074.548.177
34. PENDAPATAN OPERASI LAIN Rincian pendapatan operasi lain adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44)
Penjualan aset tanaman Pendapatan ganti rugi lahan Penjualan non-komoditi Pendapatan dividen Pendapatan kelebihan pajak dan bunga Pendapatan sewa Pendapatan denda dan klaim Pendapatan selisih kurs Pendapatan atas hibah aset gedung gula Penjualan produk sampingan Kelebihan pencadangan imbalan kerja karyawan Pendapatan penjualan listrik Sei Mangkei Pendapatan ganti rugi tanaman/pertamina Pendapatan sludge cpo cucian tangki timbun Pendapatan penjualan kayu Pendapatan BPJS kesehatan Pendapatan penjualan teh waste
118
31 Desember 2015
31 Desember 2014
148.157.284.707 117.665.013.572 115.903.585.010 84.799.542.480 79.056.189.772 65.886.039.227 44.610.730.202 35.072.619.623 28.324.999.999 15.733.863.541 15.140.429.693 13.859.609.560 13.697.241.000 13.591.780.000 10.342.562.305 9.041.026.800 8.877.666.571
6.606.682.998 5.209.530.000 98.416.712.006 74.142.656.711 1.238.897.952 117.916.156.935 48.201.596.026 26.622.324.840 13.459.982.490 7.307.532.476 18.252.000.000 8.901.836.456 296.000.000
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. PENDAPATAN OPERASI LAIN (lanjutan) (Disajikan kembali Catatan 44)
Pendapatan rumah sakit Pendapatan atas jasa sortir tembakau Penerimaan penjualan sertifikat Roundtable of Sustainable Palm Oil Penjualan dan fee peserko Penjualan bibit Lain-lain (masing-masing di bawah Rp5 miliar) Total pendapatan operasi lain
31 Desember 2015
31 Desember 2014
8.141.268.561 8.089.946.168
3.128.818.253 627.557.157
7.855.462.381 6.555.361.658 5.279.592.303 131.556.326.001
10.333.658.767 2.598.667.143 8.329.341.492 544.451.955.676
987.238.141.134
996.041.907.378
35. BEBAN OPERASI LAIN Rincian beban operasi lain adalah sebagai berikut: (Disajikan kembali Catatan 44)
Beban penurunan nilai Beban penyusutan dan amortisasi aset lainnya Tagihan dan denda pajak Beban lain-lain Beban selisih kurs Beban penyisihan penurunan piutang Beban konsultan hukum Bagian kerugian entitas asosiasi Beban tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR) Gaji, upah dan biaya sosial pensiun Beban produksi produk sampingan Biaya provisi bank Beban eksploitasi areal non produktif Beban Sapi Beban pengelolaan kawasan industri Biaya overhead kebun rakyat Beban Rumah Sakit Kerugian beban PLTBS Lain-lain (masing-masing dibawah Rp10 miliar) Total beban operasi lain
119
31 Desember 2015
31 Desember 2014
382.634.893.752 206.215.144.181 198.435.266.733 118.876.166.180 87.622.285.326 63.708.571.867 47.579.513.947 39.870.381.332 39.800.644.826 35.523.197.881 27.145.046.280 22.170.520.988 22.060.462.449 20.912.421.365 17.020.449.412 13.228.039.041 11.772.946.680 11.154.629.307 96.049.741.986
61.732.362.316 58.489.289.232 86.924.636.198 17.051.771.196 36.436.659.482 25.491.141.276 22.357.362.630 51.820.865.980 42.084.951.687 35.371.249.662 15.279.188.353 20.641.248.132 10.524.169.295 7.089.090.121 13.477.474.557 8.444.281.475 44.345.507.926 9.708.578.438 335.818.682.268
1.461.780.323.533
903.088.510.224
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. BEBAN KEUANGAN (Disajikan kembali Catatan 44)
Beban bunga dari: Utang Bank Pinjaman Pemerintah MTN Obligasi Lainnya Dikurangi: Kapitalisasi biaya pinjaman ke tanaman belum menghasilkan (Catatan 13b) Total
31 Desember 2015
31 Desember 2014
2.641.078.084.675 81.078.482.786 64.213.336.805 37.746.934.236 96.241.844.665
2.403.987.086.334 75.114.564.644 63.777.222.222 37.746.934.236 21.737.233.429
(1.052.029.834.970)
(1.045.350.509.437)
1.868.328.848.197
1.557.012.531.428
37. LABA PER SAHAM (Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 Laba (rugi) tahun berjalan
(529.953.161.520)
Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar (lembar saham)
13.511.677
Laba per saham
(39.222)
31 Desember 2014 325.443.533.231 5.868.893 55.452
38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Sebagai tambahan pengungkapan komitmen dan kontijensi yang telah di ungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian, berikut adalah komitmen dan kontinjensi signifikan Kelompok Usaha pada tanggal pelaporan: Perusahaan a.
Unit Kebun Sei Putih (KSPTH) Ilham Taufik dkk selaku kelompok Tanu Sukses Mandiri mengklaim tanah Perusahaan seluas 345,54 ha di kebun Sei Putih sebagai tanah milik kelompok tersebut. Oleh karena klaim tersebut, Perusahaan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam (PN-LP) terhadap Kelompok Tani Sukses Mandiri yang pada akhirnya ditolak oleh PN-LP. Perusahaan kemudian mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Medan (PT-Mdn) dan permohonan banding tersebut diterima dan dimenangkan oleh Perusahaan.
120
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) a. Unit Kebun Sei Putih (KSPTH) (lanjutan) Atas putusan PT-Mdn tersebut, Ilham Taufik dkk melakukan upaya hukum kasasi dan Perusahaan mengajukan kontrak memori kasasi terhadap memori kasasi tersebut. Sampai saat ini perkara ini masih dalam proses di Mahkamah Agung RI dengan Register Perkara No. 3058PK/PDT/2013 tanggal 3 Februari 2013. b. Unit Kebun Bandar Betsy (KBBDY) Abdul Malik Silalahi dkk mengajukan gugatan terhadap Perusahaan atas tanah seluas 146 ha di Afdeling VI dan VIII di Kebun Bandar Betsy. Atas gugatan tersebut, Pengadilan Negeri Simalungun menyatakan bahwa Abdul Malik Silalahi dkk adalah pemilik tanah tersebut. Perusahaan, melalui kuasa hukumnya Kantor Hukum Hasrul Benny Harahap & Rekan, mengajukan gugatan perdata ke PN Simalungun. Saat ini proses pemeriksaan dan pengajuan kasasi atas putusan pengadilan sedang berjalan di Mahkamah Agung dengan Register Perkara No. 2119K/PDT/2015 tanggal 6 Oktober 2015. c. Penyediaan areal pengganti kawasan hutan Perusahaan mengelola sebidang tanah seluas ± 8.635 ha yang terletak di Desa Aek Batu, Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara (Kebun Sei Meranti SKHGU No. 53/HGU/DA/88) dan atas sebidang tanah seluas ± 1.329 ha yang terletak di Desa Ujung Gading, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Kebun Bukit Tujuh SKHGU No. 54/HGU/DA/88), di mana belum diterbitkannya SHGU atas tanah tersebut karena PTPN III belum dapat menyediakan areal pengganti kawasan hutan seperti yang telah dipersyaratkan dalam surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. 238/Menhut-VII/1984. Perusahaan juga telah mengajukan surat permohonan pelepasan kawasan hutan kepada Menteri Kehutanan Republik Indonesia sesuai Surat Direksi No. 3.09/X/1126/2009 tanggal 13 November 2009, namun sampai saat ini, PTPN III belum memperoleh izin pelepasan kawasan hutan tersebut. Selanjutnya dalam revisi kawasan hutan sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 579/Menhut-II/2014, areal Kebun Sei Meranti dan Bukit Tujuh belum seluruhnya terakomodir perubahan peruntukannya dari HPT menjadi APL. Terhadap permasalahan ini, PTPN III telah mengajukan kembali surat kepada Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara untuk tindak lanjut areal yang belum terakomodir perubahan peruntukannya sesuai Surat Direksi No. 3.11/X/82/2014. Selanjutnya PTPN III telah melakukan koordinasi dengan Badan Planologi dan Dinas Kehutanan Pemerintah Sumatera Utara terhadap areal yang terindikasi termasuk dalam kawasan hutan dan telah diupayakan perubahan peruntukannya melalui Tim Terpadu Revisi Kawasan Hutan. Selanjutnya atas upaya tersebut telah diusulkan perubahan peruntukan kawasan hutan melalui RUTR Propinsi Sumatera Utara sesuai surat Gubernur Sumatera Utara No. 522/7585 tanggal 7 Oktober 2009 tentang Usulan Revisi Kawasan Hutan Sumatera Utara (permasalahan kawasan hutan PTPN III telah diakomodir di dalam usulan tersebut).
121
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) Perusahaan (lanjutan) d. Unit Kebun Gunung Pamela (KGPMA) Masyarakat telah melakukan penggarapan areal KGPMA sejak era reformasi seluas ± 280 ha. Atas permasalahan areal garapan ini masyarakat meminta penggantian berupa tali asih melalui JPN. Selanjutnya, saat ini PTPN III telah melakukan upaya mediasi dengan diterbitkannya SKPTS Direksi No. 3.11/SKPTS/01/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Sugu Hati terhadap Areal Garapan Kebun/Unit PTPN III dan SKPTS Direksi No. 3.08/SKPTS/33/2015 tanggal 20 April 2015 tentang pembentukan Tim Penyelesaian Permasalahan Areal Garapan Melalui Pola Sugu Hati. Saat ini penyelesaian permasalahan ini dalam tahap penetapan besaran harga nilai Sugu Hati yang dihitung oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang independen. PT Perkebunan Nusantara II a. Berdasarkan perjanjian No. 20/SPK/59/XII/2015 tertanggal 15 Desember 2015, PTPN II telah melakukan perjanjian dengan PT Pertamina Gas, di mana PTPN II akan menyewakan lahan beserta tanaman diatasnya untuk keperluan penempatan jalur pipa gas di Belawan-Kawasan Industri Medan-Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei beserta fasilitas penunjangnya. Nilai sewa lahan tersebut sebesar Rp20,6 miliar. Perjanjian ini akan berlaku sampai dengan tanggal 1 Juli 2038. PTPN II telah menerima penghasilan sewa pada tanggal 4 Januari 2016. b. Berdasarkan Perjanjian KSO antara PTPN II dengan LNK pada tanggal 9 Juni 2009, LNK mendapatkan hak untuk mengelola kebun sawit dan karet milik PTPN II di wilayah Distrik Rayon Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan perjanjian tersebut, PTPN II mendapatkan pendapatan sewa lahan dari LNK yang diterima setiap tahun untuk 30 tahun. Perjanjian ini akan berlaku sampai dengan tahun 2039. c. Berdasarkan perjanjian antara PTPN II dengan LNK di bulan Juni 2015, LNK telah setuju untuk memberikan pinjaman sebesar Rp87,7 miliar kepada PTPN II yang diperuntukkan khusus mendanai pembayaran Golden Shake Hand karyawan PTPN II yang diperbantukan di LNK. d. Berdasarkan perjanjian kerja sama kerja sama usaha antara PTPN II dan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas), PTPN II mempunyai kewajiban untuk mengurus perubahan hak atas tanah dalam bentuk Sertifikat Hak Guna Usaha menjadi sertifikat Hak Guna Bangunan. Sertifikat Hak Guna Usaha tersebut mencakup luas sebesar 854,26 Ha yang berlokasi di Desa Simalingkar A, Kabupaten Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Sertifikat HGU tersebut telah dialihkan menjadi investasi saham pada PT Nusa Dua Bekala, Entitas Anak. PT Perkebunan Nusantara IV Pada tahun 2000, Pemerintah Daerah Tingkat II Simalungun mengajukan permohonan pelepasan areal unit usaha dengan luas keseluruhan 850 Ha yang berada di Unit Usaha Bah Jambi, Marjandi, Marihat, Balimbingan dan Bah Butong yang akan digunakan untuk pengembangan kota yang berada di sekitar areal tersebut. Berdasarkan Surat Badan Pertanahan Nasional No. 540.1-268-WAKA tanggal 3 Februari 2003, areal seluas 100 Ha dalam penerbitan HGU Unit Usaha Marjandi telah keluar dari areal PTPN IV, akan tetapi aset yang ada di atas lahan tersebut masih milik PTPN. Melalui surat terakhir dari Perusahaan Surat No. 04.14/X/53/VI/2011 tanggal 6 Juni 2011, PTPN IV mengajukan permohonan persetujuan pelepasan areal HGU atau penghapusbukuan aset Kebun Marjandi, namun belum mendapat tanggapan dari Kementerian BUMN. Selanjutnya PTPN IV meminta Rekomendasi Pelepasan Aset Kebun Marjandi seluas 70 ha kepada pemegang saham pada tanggal 29 April 2013. 122
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara IV (lanjutan) Surat ditujukan kepada Deputi Kementerian Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis. Sampai dengan tanggal pelaporan, belum ada izin penghapusbukuan dari Menteri BUMN. PT Perkebunan Nusantara V Perusahaan melakukan gugatan hukum ke Pengadilan Negeri Siak sehubungan dengan tuntutan Perusahaan terhadap Pemda Siak agar mengembalikan dana yang dikeluarkan oleh Perusahaan sebesar Rp33.300.538.896. Dana tersebut berkaitan dengan kerjasama antara Perusahaandengan Pemda Siak untuk pembangunan kebun masyarakat dimana Perusahaan bertindak sebagai kontraktor pelaksana. Pada tanggal 18 Oktober 2012, gugatan tersebut ditolak oleh pengadilan negeri Siak. Selanjutnya, pada tanggal 11 Juli 2013 Perusahaan melakukan banding ke Pengadilan tinggi Pekanbaru yang hasil keputusannya adalah membatalkan putusan pengadilan negeri siak dan Pemda Siak diharuskan membayar piutang tersebut kepada Perusahaan. Sehubungan dengan keputusan pengadilan tinggi tersebut, Pemda Siak mengajukan banding ke Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, putusan dari Mahkamah Agung belum diterima oleh Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VIII a. Pada tanggal 9 Desember 2011, PTPN VIII menandatangani perjanjian dengan PT Perisai Utama, mengenai perjanjian sewa bangunan di Jalan Ir. H. Djuanda No. 92 Bandung sebesar Rp4.393 juta (tidak termasuk PPN). Jangka waktu perjanjian selama 5 tahun terhitung mulai tanggal 14 Juli 2011 sampai dengan 14 Juli 2016. b. Pada tanggal 17 Mei 2004, PTPN VIII menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Putra Monang Sejati untuk pemasaran dan pengembangan Teh Celup dan Teh Bungkus merek “Gunung Mas”. Jangka waktu perjanjian berlaku selama 10 tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan 1 Januari 2013. Perjanjian ini telah diperpanjang pada tanggal 20 Februari 2012 dan berlaku selama 5 tahun sampai dengan 21 Februari 2017. PT Perkebunan Nusantara X a. Burger Sohne AG Burg (BSB) Pada tanggal 15 April 2002, BSB memberikan pinjaman dana kepada PTPN X sejumlah EUR1.558.000 untuk membangun pabrik bobbin baru di atas tanah milik PTPN X di Kawasan Berikat Jelbuk Jember yang akan digunakan proses produksi cutting tembakau untuk kepentingan BSB. Pinjaman tersebut berjangka waktu 20 tahun sampai dengan 31 Desember 2022 dan tidak dikenakan bunga serta PTPN V akan dibebaskan dari kewajiban pembayaran pinjaman dengan syarat: • PTPN X menggunakan pinjaman semata-mata hanya untuk pembangunan pabrik bobbin baru untuk proses produksi cutting tembakau untuk kepentingan BSB. • Proses produksi cutting tembakau untuk kepentingan BSB akan terus berlangsung sampai dengan 31 Desember 2022. • PTPN X mengikatkan diri atas pembelian mesin dan peralatan milik BSB yang telah ditempatkan di lokasi Pabrik bobbin dengan harga EUR265,682. Selain itu BSB juga mengikatkan diri untuk membeli kembali mesin dan peralatan tersebut dengan harga jual yang akan ditetapkan kemudian sampai dengan berakhirnya perjanjian yaitu tanggal 31 Desember 2022.
123
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara X b. Burger Sohne AG Burg (BSB)
• Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo pinjaman dana tersebut sebesar masingmasing EUR472.801 (setara dengan Rp7.124.650.168) dan EUR572.662 (setara dengan Rp8.164.097.051). c. Pengelolaan Pabrik Gula Camming dan Bone PT Perkebunan Nusantara XIV Menunjuk surat dari Kementerian BUMN nomor S-549/MBU/2009 tertanggal 31 Juli 2009 dan S-187/MBU/2009 tertangal 12 Agustus 2009, dalam rangka peningkatan kinerja Pabrik Gula Camming dan Bone dari PTPN XIV, PTPN X melakukan kerja sama pengelolaan melalui kuasa Direksi untuk melakukan langkah-langkah perencanaan dan implementasi kegiatan produksi mulai dari tanam, persiapan pabrik, giling dan penjualan maupun menerima manfaat dari Pabrik Gula Bone dan Camming. Pada tanggal 7 Desember 2011, berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-53/MBU/2011 yang menyatakan bahwa kerja sama pengelolaan antara PTPN X dengan PTPN XIV atas pengelolaan PG Bone dan PG Caming serta kerja sama antara PT Rajawali Nusantara Indonesia dengan PTPN XIV atas pengelolaan PG Takalar tidak dapat optimal, maka Kementerian BUMN selaku pemegang saham dari ketiga perusahaan tersebut menetapkan pengelolaan PG Bone, PG Caming dan PG Takalar akan dilakukan dengan membentuk perusahaan baru (new company) yang didirikan bersama antara PTPN X dan PTPN XIV. Langkah awal yang dilakukan adalah mengalihkan pengelolaan PG Takalar dari PT Rajawali Nusantara Indonesia kepada PTPN X. d. Proyek Bioethanol Bantuan NEDO - Jepang berlokasi di PG Gempolkrep Pada tanggal 2 Agustus 2010, PTPN X melalui Kementerian Perindustrian Republik Indonesia membuat perjanjian Memorandum of Understanding dengan New Energy and Industrial Technology Development Organization of Japan (NEDO) mengenai penerushibahan model proyek Bioethanol kepada PTPN X dengan ketentuan sebagai berikut: • Melakukan kerja sama model proyek untuk memproduksi bioethanol dari tetes di Pabrik Gula dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan untuk melestarikan lingkungan di wilayah Republik Indonesia. Penunjukan PTPN X sebagai pelaksana proyek dan pengaplikasiannya • NEDO memberikan bantuan berupa peralatan utama (main equipment) pabrik bioethanol • Pembagian kerja, pembiayaan dan tanggung jawab dilakukan bersama sesuai dengan pembagiannya masing masing • Kepemilikan alat dan pengalihannya: - Selama masa pembangunan proyek, kepemilikan peralatan yang disediakan oleh NEDO sesuai dengan pembagian kerja merupakan milik NEDO. - Setelah pembangunan proyek selesai, peralatan utama bantuan NEDO menjadi milik Kementerian Perindustrian secara otomatis tanpa biaya dan Kementerian Perindustrian langsung saat itu juga menerushibahkan kepada PTPN X.
124
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara XI a. Surat sanggup PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengajukan klaim sebesar USD2.000.000 sehubungan dengan surat sanggup atas nama PTPN XI. Sementara itu, menurut PTPN XI, PT Eraska Nota selaku arranger, issuing dan paying agent merupakan pihak yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelesaian surat sanggup tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris No. 32 tanggal 18 Juli 1997. Terkait dengan masalah tersebut, Bank Mandiri membekukan deposito berjangka PTPN XI sebesar USD500.000. Pada tanggal 2 Desember 2013 diadakan pertemuan antara PTPN XI dengan Bank Mandiri yang dimediasi oleh Kementerian BUMN terkait penyelesaian masalah surat sanggup sebesar USD2.000.000 dan penyelesaian pembekuan deposito berjangka PTPN XI sebesar USD500.000 oleh Bank Mandiri. Hingga saat ini, permasalahan ini belum terselesaikan. b. Kasus aset tanah Pabrik Gula Olean PTPN XI merupakan Tergugat dalam perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh Samana melalui Pengadilan Negeri Situbondo. Kasus bermula pada tahun 1997, PTPN XI mendapatkan Sertifikat Hak Pakai No. 2/Desa Peleyan tahun 1997 dengan luas 0,78 ha. Di lokasi yang sama, pada tahun 2013, Badan Pertanahan Nasional (BPN) menerbitkan Sertifikat Hak Milik atas nama Samana. Pada tanggal 22 Oktober 2014, Pengadilan Negeri Situbondo menjatuhkan putusan No. 23/Pdt.G/2014/PN.STB yang menolak gugatan Penggugat. Atas putusan Pengadilan Negeri tersebut, Penggugat mengajukan banding. Pada tanggal 26 Mei 2015, Pengadilan Tinggi Surabaya menjatuhkan putusan No. 58/PDT/2015/PT.SBY yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Situbondo. Atas putusan tersebut, pihak Samana belum mengajukan permohonan kasasi. c. Kasus aset tanah Pabrik Gula Asembagoes PTPN XI merupakan Tergugat IV dalam perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh Mutijo melalui Pengadilan Negeri Situbondo. Penggugat mengklaim tanah seluas 807,38 ha milik PTPN XI. Pengadilan Negeri Situbondo menjatuhkan putusan No. 23/Pdt.G/2015/PN.SIT yang menolak gugatan Penggugat. Atas putusan Pengadilan Negeri tersebut, Penggugat mengajukan banding. Sampai saat ini, perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tinggi Surabaya. d. Kasus aset tanah Pabrik Gula Pradjekan PTPN XI mengajukan eksekusi atas tanah milik H. Hasan Mustafa. Pada tanggal 4 Juni 2015. Pengadilan Negeri Bondowoso menjatuhkan putusan No. 26/Pdt.Plw/2014/PN.Bdw yang menerima gugatan Penggugat. Atas putusan Pengadilan Negeri tersebut, ahli waris H. Hasan Mustafa sebagai Tergugat mengajukan banding. Sampai saat ini perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tinggi Surabaya.
125
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara XIII Gugatan Perdata No.6/Pdt.G/2004/PN/ Buntok, Tanggal 6 Juli 2004 oleh Kumpi Ipai dkk dengan objek tanah di Kebun Tambarangan seluas 56,5 Ha. Melalui Gugatan Perdata No 6/Pdt.G/2004/PN/Buntok 6 Juli 2004, PTPN XIII dituntut oleh Kumpai Ipai dkk yang merupakan warga desa Baruyan, Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah dengan objek tanah berdasarkan surat kepemilikan tanah dari kepala desa serta nilai ganti kerugian atas wanprestasi PTPN XIII sebesar Rp3.680.000.000. Atas gugatan tersebut Pengadilan Negeri Buntok pada tanggal 14 Februari 2005 memutuskan memenangkan Kumpi Ipai dkk dan mengharuskan PTPN XIII untuk membayar ganti rugi. Atas kemungkinan timbulnya kerugian dari tuntutan tersebut PTPN XIII telah mencadangkan kerugian sebesar Rp3.680.000.000 pada tahun 2007. Atas putusan tersebut PTPN XIII mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Palangka Raya melalui perkara perdata No 14/Pdt/2005/PTPR dan pada tanggal 24 Februari 2006 mengeluarkan keputusan yang menguatkan keputusan Pengadilan Negeri Buntok. Atas putusan Pengadilan Tinggi tersebut PTPN XIII selaku tergugat telah mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung pada tanggal 16 Juli 2006 dan keputusan Kasasi memenangkan Kumpi Ipai dkk. PTPN XIII mengajukan peninjauan kembali atas keputusan tersebut. Mahkamah Agung melalui keputusan No 446 PK/PDT/2012 menyatakan bahwa permohonan peninjauan kembali PTPN XIII tidak diterima. PTPN XIII melalui Kejaksaan Tinggi Provinsi Kalimantan Barat telah mengajukan peninjauan kembali kedua tanggal 14 Juli 2014 dan mengajukan pelaporan atas dugaan tindak pidana penggunaan dan pembuatan surat kuasa palsu oleh kuasa hukum penggugat. Hingga saat penyelesaian pelaporan keuangan, peninjauan kembali tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung.
126
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
TUNTUTAN DAN PERKARA HUKUM SIGNIFIKAN Beberapa areal Perusahaan dan Entitas Anak yang bermasalah dengan masyarakat dan masih dalam proses penyelesaian adalah sebagai berikut: PT Perkebunan Nusantara I a. Gugatan kepada PT Prima Karya Mahadika (PKM) Pada tanggal 26 September 2008 PT Prima Karya Mahadika sebagai mitra usaha KSO karet telah menyampaikan surat No. 015/XI/SKB/2008 tentang pemberitahuan pengakhiran perjanjian KSO kepada PTPN I. Adapun proses penyelesaian hak dan utang KSO karet dilakukan melalui proses hukum karena tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak antara PTPN I dan PKM. Pada tanggal 24 Februari 2010 telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri Banda Aceh melalui surat No.07/Pdt.G/2009/PN-BNA, yang putusannya memerintahkan agar PKM menyelesaikan kewajibannya dengan menyetorkan kepada PTPN I sebesar Rp7.201.498.705 ditambah dengan bunga sebesar Rp4.733.677.320. Atas putusan ini, PKM kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Banda Aceh, sampai dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang keduanya diputuskan menolak banding dari PKM. Sebagai tindak lanjut putusan pengadilan, PTPN I telah mengirimkan surat pada tanggal tanggal 5 November 2012 dan pada tanggal 13 Desember 2013 kepada PKM yang isinya meminta kepada PKM untuk menyelesaikan kewajibannya dan pelunasan atas putusan pengadilan dan tidak mendapat tanggapan dari PKM. PTPN I mengajukan permohonan penyelesaian kepada Kejaksaan Tinggi Aceh dan telah ditindaklanjuti. Pada tanggal 24 Februari 2014, melalui SKK No. 01.7/SKUA/02/2014, Kejaksaan Tinggi Aceh telah mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Aceh dan telah melakukan pemanggilan kepada PKM. Sampai saat ini, perkara ini masih dalam proses penyelesaian. b. Gugatan kepada PT Basyah Putra Investama (BPI) Pada tanggal 3 Agustus 2009, PT Basyah Putra Investama sebagai mitra KSO karet dan PTPN I sepakat untuk menerbitkan Surat Keputusan bersama masing-masing No. 046/SK/BPI/2009 dan 01.5/P/SKEP/311/2009 tanggal 3 Agustus 2009 tentang pengakhiran KSO. Pada tanggal 4 Januari 2011, PTPN I mengajukan gugatan kepada BPI melalui Pengadilan Negeri Langsa, putusan pengadilan memenangkan PTPN I dan menyatakan BPI tidak memenuhi kewajibannya terhadap PTPN I dan menghukum BPI untuk membayar utang kepada PTPN I sebesar Rp8.379.861.486 dan bunga Rp502.791.689 pertahun selama 22 bulan sehingga menjadi Rp921.784.763. Atas putusan tersebut BPI mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Banda Aceh dan atas upayanya tersebut, Mejelis Hakim Pengadilan Tinggi Banda Aceh dengan putusannya No. 137/PDT/2011/PTBNA, tanggal 1 Desember 2011, memenangkan PTPN I.
127
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
TUNTUTAN DAN PERKARA HUKUM SIGNIFIKAN (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara I (lanjutan) BPI kemudian melakukan memori kasasi pada Mahkamah Agung Republik Indonesia dan PTPN I telah mengajukan kontra memori kasasi. Saat ini Perkara Perdata sudah memasuki pemeriksaan perkara pada tahap kasasi di Mahkamah Agung RI setelah berkas perkara Kasasi dikirimkan oleh Pengadilan Negeri Langsa ke Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagaimana dalam surat No. W44/396/HK.02/IV/2012, tanggal 23 April 2012, dan sudah diregister oleh Mahkamah Agung RI pada tanggal 28 Mei 2012 dengan Register Perkara No. 1525K/PDT/2012, dengan telah diberikan nomor register perkara oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pada tanggal 28 Mei 2015 Mahkamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan putusan menolak permohonan peninjauan kembali dari pemohon BPI. Dengan ditolaknya permohonan peninjauan kembali dari BPI, potensi pemasukan dari PTPN I adalah berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Langsa Nomor 01.Pdt.G/2011/PN-LGS yaitu adalah menghukum BPI untuk membayar utang kerugian kepada PTPN I sebesar Rp8.379.861.486 ditambah dengan bunga sebesar Rp502.791.689 per tahun selama 22 bulan sehingga menjadi Rp921.784.763. Langkah hukum yang ditempuh PTPN I adalah mengajukan permohonan aanmaning melalui Pengadilan Negeri Langsa. PT Perkebunan Nusantara II a. Kasus Helvetia Perkara No. 15/Pdt.G/2006/PN-LP (No.96/Pdt.G/2010/PN-LP) Para Pihak : Saudari Ny. Titin Kurnia Rahayu, dkk sebagai Penggugat dan PTPN II sebagai Tergugat. Objek : Tanah seluas 106 Ha, merupakan hak Keperdataan PTPN II sesuai dengan sertifikat HGU No.4/Desa Helvetia tanggal 3 Februari 1995, dan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.42/HGU/BPN/2002 tanggal 29 November 2002. Status : PTPN II telah mengajukan gugatan baru No.96/Pdt.G/2010/PN-LP ke PN Lubuk Pakam dan saat ini masih sedang dalam proses di Pengadilan Negeri. b. Kasus Penara Perkara No. 05/Pdt.G/2011/PN-LP Para Pihak : Saudara Rokani, dkk sebagai Penggugat dan PTPN II sebagai Tergugat. Objek : Tanah seluas 474 ha yang merupakan areal HGU PTPN II sesuai dengan Sertifikat HGU No. 2/Penara. : PTPN II dalam proses Kasasi Kalah dan telah mengajukan PK (PTPN II Kalah Status dalam Tingkat PN dan PT MDN). c.
Kasus Sei Semayang Perkara No. 04/Pdt.G/2013/PN-BJ dan No.04/Pdt.G.INT/2013/PN-BJ Para Pihak : Mustika Akbar sebagai Penggugat dan PTPN II sebagai Tergugat. Objek Tanah seluas ± 200 ha yang berada di Kelurahan Tunggurono Kebun Sei : Semayang. Status PTPN II mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Medan dan PTPN II kalah : di Pengadilan Negeri Binjai.
128
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
TUNTUTAN DAN PERKARA HUKUM SIGNIFIKAN (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara II (lanjutan) d. Kasus Bandar Klippa Perkara No.83/Pdt.G/2015/PN-LBP Para Pihak : Saudara Rasken Pinem, dkk sebagai Penggugat dan PTPN II sebagai Tergugat. Objek : Tanah seluas ± 119,47 ha yang terletak di Gg. Rasmi Tanjung Morawa, Kebun Bandar Klippa, Kabupaten Deli Serdang. Status : Proses di Pengadilan Negeri Lubuk Pakam. e. Kasus Kwala Bingei Perkara No.26/Pdt.G/2015/PN-STB Para Pihak : Saudara Amran Syarief, dkk sebagai Penggugat dan PTPN II sebagai Tergugat. Objek : Tanah seluas ± 450,00 ha yang menurut penggugat merupakan bagian dari tanah adat dan hak ulayat mereka yang terletak di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sertifikat HGU No. 03/Kwala Bingei. Status : Proses di Pengadilan Negeri Stabat. f.
Kasus Mariendal Perkara No.63/Pdt.G/2000/PN-LP Para Pihak : R. Markasan Cs, sebagai Penggugat dan PTPN II sebagai Tergugat. Objek : PTPN II terhadap R. Markasan dan Tukiran atas tanah seluas 387,70 ha, Pasar 2-8 Mariendal-I. Dasar perkara PTPN II tidak ikut dilibatkan sebagai pihak dalam perkara berada antara R. Markasan dan Tukiran yang objek perkaranya adalah areal PTPN II. Areal tersebut tidak diberikan perpanjangan HGU. Status : PTPN II mengajukan PK ke Mahkamah Agung RI sesuai Putusan Mahkamah Agung No. 324/K/Pdt/2007 tanggal 17 Juni 2008.
g. Kasus Marendal Perkara No.33/Pdt.G/2009/PN-LP Para Pihak : PTPN II sebagai Penggugat dan PT Sianjur Resort, dkk sebagai Tergugat. Objek : Tanah seluas 182,36 Ha yang berada di lahan HGU PTPN II (SK BPN No.42/HGU/BPN/2002) dan masih dikuasai PTPN II. Status : PTPN II mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung RI. h. Kasus Marendal Perkara No.62/Pdt.G/2009/PN-LP Para Pihak : PTPN II sebagai Penggugat dan PT Sianjur Resort sebagai Tergugat. Objek : Tanah seluas 189,70 Ha yang berada di lahan Eks HGU PTPN II (SK BPN No. 42/HGU/BPN/2002) dan masih dikuasai PTPN II. Status : PTPN II mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung RI.
129
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
TUNTUTAN DAN PERKARA HUKUM SIGNIFIKAN (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara IV a.
Pada Tahun 2009, Suparjo dkk menggugat PTPN IV ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan dengan objek sengketa SK HGU No. SK.44/HGU/BPN/2003 terkait dengan areal di Afdeling I dan II Kebun Dolok Sinumbah seluas 250 ha. Pengadilan Tata Usaha Negara Medan mengabulkan gugatan penggugat. Terhadap putusan tersebut, PTPN IV mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan dan dikabulkan dan diperkuat oleh Mahkamah Agung RI. Terhadap putusan tersebut, pada tahun 2011 Suparjo mengajukan permohonan PK dan sesuai dengan putusan PK No. 04/PKITUN/2014, Mahkamah Agung RI mengabulkan permohonan PK penggugat. Perusahaan masih melakukan upaya PK melalui Pengadilan Tata Usaha Negara dan sampai dengan tanggal pelaporan, perkara tersebut masih dalam proses.
b.
Pada tahun 2007, Kasman Simbolon dkk menggugat PTPN IV atas lahan eks eksekusi Kebun Bukit Lima seluas 206 ha. Gugatan tersebut ditolak oleh Pengadilan Negeri Simalungun dan diperkuat oleh Pengadilan Tinggi Medan. Selanjutnya, Kasman Simbolon dkk mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung RI dan sampai dengan tanggal pelaporan, perkara tersebut masih dalam proses.
c.
Pada tahun 2002, sekelompok warga yang dipimpin oleh Rusnen Sidauruk, menggugat PTPN IV untuk mengembalikan lahan seluas 1.782,62 ha pada unit usaha Marihat, kepada penggugat. Pengadilan Tinggi Medan telah memutuskan PTPN IV sebagai pemilik lahan yang disengketakan, yang diperkuat dengan keputusan Pengadilan Tinggi Medan. Atas putusan tersebut penggugat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung RI dan sampai dengan tanggal pelaporan, perkara tersebut masih dalam proses.
PT Perkebunan Nusantara V a. Piutang Pemerintah Daerah Siak (“Pemda Siak”) PTPN V melakukan gugatan hukum ke Pengadilan Negeri Siak sehubungan dengan tuntutan Perusahaan terhadap Pemda Siak agar mengembalikan dana yang dikeluarkan oleh PTPN V sebesar Rp33.300.538.896. Dana tersebut berkaitan dengan kerja sama antara PTPN V dengan Pemda Siak untuk pembangunan kebun masyarakat, di mana PTPN V bertindak sebagai kontraktor pelaksana. Pada tanggal 18 Oktober 2012, gugatan tersebut ditolak oleh Pengadilan Negeri Siak. Selanjutnya, pada tanggal 11 Juli 2013 PTPN V melakukan banding ke Pengadilan tinggi Pekanbaru yang hasil keputusannya adalah membatalkan putusan Pengadilan Negeri Siak dan Pemda Siak diharuskan membayar piutang tersebut kepada Perusahaan. Sehubungan dengan keputusan pengadilan tinggi tersebut, Pemda Siak mengajukan banding ke Mahkamah Agung RI. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, putusan dari Mahkamah Agung belum diterima oleh PTPN V. b. Gugatan hukum dari Yayasan Riau Madani PTPN V merupakan Tergugat terhadap gugatan hukum yang dimohonkan oleh Yayasan Riau Madani atas lahan seluas 2.823 ha di Pengadilan Negeri Bangkinang, yang terdaftar dalam perkara No. 28/PDT.G/2013/PN.BKN. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bangkinang mengeluarkan putusan yang isinya meminta PTPN V mengosongkan lahan tersebut. Pembantah mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri tersebut. Pada tanggal 23 Mei 2014, Pengadilan Tinggi Pekanbaru mengeluarkan putusan yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bangkinang. Selanjutnya pada tanggal 30 Maret 2014, PTPN V mengajukan PK terhadap putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru kepada Mahkamah Agung RI. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, PTPN V masih belum menerima hasil keputusan dari Mahkamah Agung RI. 130
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
TUNTUTAN DAN PERKARA HUKUM SIGNIFIKAN (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara VII a. Sengketa lahan dengan masyarakat setempat Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, lahan seluas 9.352 ha (2014: 6.422 ha) diklaim oleh masyarakat setempat, yang di antaranya berperkara melalui jalur hukum seluas 3.873 ha (2014: 3.873 ha) dan telah terdaftar di pengadilan. Perusahaan telah melakukan upaya-upaya penyelesaian melalui jalur hukum dan terus mengupayakan pengurusan sertifikat HGU atas lahan tersebut. b. Sengketa lahan dengan PT Bumi Madu Mandiri Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan PTPN VII telah ditolak oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dengan Putusan PK No. 96 PK/TUN/2012 tanggal 15 Januari 2013. Proses permohonan HGU oleh PT Bumi Madu Mandiri (“BMM”) atas lahan seluas 4.650 ha tetap dilanjutkan oleh BMM. Lahan seluas 320 ha (eks. Umbul Way Hijau) dan seluas 461 ha tersebut dikuasai dan dikelola oleh PTPN VII sesuai izin lokasinya, sedangkan sisanya seluas 3.869 ha dikuasai dan dikelola oleh BMM. PTPN VII telah mengajukan gugatan perdata perbuatan melawan hukum terhadap BMM (tergugat) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Way Kanan (turut tergugat) di Pengadilan Negeri Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung (sesuai lokasi objek gugatan, Register Perkara No. 08/pdt.G/2014/PN.BBU tanggal 26 September 2014). Atas perkara tersebut, PTPN VII telah menempuh upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tanjung Karang, Provinsi Lampung, Register Perkara No. 09/Pdt/2015/PT.Tjk. Hingga tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, belum ada putusan terhadap banding yang diajukan oleh PTPN VII. Jumlah kerugian dari seluruh lahan yang dipersengketakan belum dapat diestimasi dan Perusahaan tidak membuat penyisihan terhadap kemungkinan rugi atas sengketa tersebut. PT Perkebunan Nusantara VIII Kasus Tanah Afdeling Ubrug, Kebun Cibungur, Kabupaten Sukabumi Perkara No. 09/Pdt.G/2015/PN.Cbd Para Pihak : Ny. Sawi Johana, dkk sebagai Penggugat dan BPN Sukabumi dan PTPN VIII sebagai Tergugat. Objek : Tanah seluas +/- 630 Ha di Afdeling Ubrug, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, termasuk dalam HGU Kebun Cibungur. Status : Sudah diputus di Pengadilan Negeri Cibadak dengan putusan mengalahkan PTPN VIII. Saat ini, PTPN VIII sudah mengajukan upaya banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat.
131
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
TUNTUTAN DAN PERKARA HUKUM SIGNIFIKAN (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara IX a. Pada tahun 2000, PTPN IX menggugat DPU Pengairan Dati I Provinsi Jawa Tengah berkenaan dengan terbitnya Surat Keputusan tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan oleh DPU Pengairan Dati I Provinsi Jawa Tengah di sepanjang bantaran Sungai Kalikatul, Kaliwringin dan Kalibobo yang berdampingan dengan tanah HGU PTPN IX Kebun Merbuh yang terletak di Kabupaten Kendal. Hal ini mengakibatkan terjadinya penjarahan areal kopi yang dipelopori M. Rois seluas 274,96 ha. Pada tingkat pertama dan tingkat banding (tahun 2002 dan 2003), gugatan PTPN IX dikabulkan Majelis Hakim, namun pada tingkat Kasasi (2005) gugatan PTPN IX tidak dapat diterima. PTPN IX berupaya mengambil alih lahan dengan menempuh jalur mediasi dan koordinasi dengan dinas terkait sehingga sampai dengan saat ini areal seluas 126,63 ha telah dapat dikelola kembali, sementara sisanya seluas 148,33 ha masih dikuasai oleh petani penjarah. b. Pada tahun 2015, Abdul Wahab dkk mengajukan gugatan atas lahan HGU seluas 626,718 ha di Kebun Semugih, dengan tergugat I PTPN IX, tergugat II Kantor Pertanahan Kab Pemalang dan tergugat III Pemerintah Kabupaten Pemalang. Sampai dengan tanggal pelaporan, proses persidangan di Pengadilan Negeri Pemalang masih berlangsung. c.
Pada tahun 2015, Suwarsi dkk mengajukan gugatan atas lahan HGB PTPN IX seluas 135,288 m2 dengan tergugat I Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar, tergugat II Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Tengah dan tergugat intervensi PTPN IX. Sampai dengan tanggal pelaporan, proses persidangan di PTUN Semarang masih berlangsung.
PT Perkebunan Nusantara XII PTPN XII sedang menghadapi gugatan dari Suyadi dkk untuk sengketa tanah seluas 61 ha yang berada di lahan HGU milik PTPN XII dengan Sertifikat No. 1 Desa Sepawon, yang saat ini masih dalam proses perpanjangan jangka waktu HGU di Badan Pertahanan Nasional (BPN). Saat ini, perkara masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung RI. Perusahaan yakin bahwa hasil putusan nantinya akan menguatkan putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri tanggal 2 Desember 2013 yang menyatakan bahwa gugatan para penggugat tidak dapat diterima. Ganti rugi materiil berdasarkan gugatan adalah senilai Rp274.500.000.000 dan kerugian imaterial senilai Rp34.000.000. Laporan keuangan konsolidasian tidak mencakup penyesuaian yang timbul dari kerugian tersebut. PT Perkebunan Nusantara XIII a. Kasus pada areal unit usaha di Kebun Sintang Perkara No. 08/Pdt.G/2014/PN.Stg tanggal 10 Maret 2014 Para Pihak : Sdr. Yordan Redan, dkk sebagai Penggugat dan PTPN XIII sebagai Tergugat. Objek : Penolakan perpanjangan dan/atau pembaharuan HGU dengan Sertifikat No. 9/Ng. Jentak/1985 atas tanah seluas 540 ha, yang telah berakhir pada tanggal 17 Mei 2010. Status : Penggugat mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung RI dan hingga saat penyelesaian laporan keuangan perkara masih dalam proses di Mahkamah Agung.
132
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
TUNTUTAN DAN PERKARA HUKUM SIGNIFIKAN (lanjutan) PT Perkebunan Nusantara XIII (lanjutan) b. Kasus areal yang bermasalah dengan masyarakat dan masih dalam proses penyidikan perkara pidana Perkara No. LP/K/256/X/2015/Polda Kaltim/SPK I tanggal 28 September 2015 Para Pihak : PT Kalimantan Agro Nusantara dengan Saudara Ir. Togar Simanjuntak. Objek : Tanah seluas ±244 ha yang berada di lahan Izin Usaha Perkebunan PT Kalimantan Agro Nusantara No. 188.4.45/083/Eko.1-IX/2011. PT Perkebunan Nusantara XIV a. Putusan Perkara No. 117/Pdt.G/2013/PN.Mks, tanggal 18 Maret 2014, antara Perusahaan (selaku penggugat) melawan PT Citra Agro Lestari - Karoseri Tri Star Armada (selaku tergugat). Gugatan dikarenakan PT Citra Agro Lestari - Karoseri Tri Star Armada tidak membayar sisa harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sebesar Rp4.782.868.623. Gugatan tersebut dikabulkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri dalam putusannya menghukum PT Citra Agro Lestari untuk membayar sisa utang tersebut kepada Perusahaan. PT Citra Agro Lestari – Karoseri Tri Star Armada menempuh upaya hukum banding dan masih dalam proses banding di Pengadilan Tinggi Makassar. b. Putusan Perkara No. 128/Pdt.G/2014/PN.Mks, tanggal 13 Juli 2014, antara PTPN XIV (selaku Tergugat) melawan Ir. Yahya Taufik (selaku Penggugat). PTPN XIV digugat karena tidak membayar sisa harga pupuk Haley sebesar Rp12.335.336.000 ditambah denda keterlambatan pembayaran Rp15.818.390.990 sehingga total menjadi Rp28.153.726.000. Dalam putusannya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar mengabulkan gugatan Ir. Yahya Taufik dengan Perusahaan harus membayar utang ganti rugi sebesar Rp27.671.123.704. Selain itu, PTPN XIV juga dihukum membayar uang paksa sebesar Rp12.000.000 setiap hari apabila tidak memenuhi isi putusan perkara. Perkara tersebut sedang dalam tahap pemeriksaan tingkat banding di Pengadilan Tinggi Makassar. c.
Putusan sela No. 34/Pdt.G/2014/PN.Pso, tanggal 9 Februari 2015, jo putusan Pengadilan Tinggi Palu No. 24/Pdt/2015/PT.PAL tanggal 20 Mei 2015 antara PTPN XIV (selaku Penggugat) melawan Kabupaten Morowali (selaku Tergugat I) dan PT Rimbunan Alam Sentosa (selaku Tergugat II). Bahwa gugatan diajukan karena Bupati Morowali mengambil sebagian dari lahan/tanah yang dikuasai oleh PTPN XIV dengan status Hak Guna Usaha (HGU). Tanah yang diambil antara lain: • Tanah/lahan seluas 1.235 ha, yang merupakan sebagian dari tanah/lahan seluas 3.146 ha telah bersertifikat HGU No. 8/Desa Peleru dan Desa Era. • Tanah/lahan seluas 94 ha, yang merupakan sebagian dari tanah/lahan seluas 2.854 ha telah bersertifikat HGU No. 2/Desar Lanumor dan Desa Peonea. Majelis Hakim dalam putusan sela menyatakan Pengadilan Negeri Poso tidak berwenang mengadili perkara, melainkan Pengadilan Tata Usaha Negara Palu. Terhadap putusan sela tersebut, PTPN XIV menempuh upaya hukum kasasi dan sekarang dalam proses di Mahkamah Agung RI.
133
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40.
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2015, Kelompok Usaha mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Dalam mata uang asing Aset: Kas dan setara kas
Piutang usaha
AS$ EUR GBP
16.450.657 9.034.928 49.841
226.222.223.972 136.153.428.111 1.019.297.638
217.017.067.144 136.709.663.951 960.874.671
AS$ EUR
3.512.110 474.690
48.449.573.760 7.153.113.506
46.331.755.120 7.182.648.316
418.997.636.987
408.202.009.202
(900.813.500.000) (96.859.728.754) (35.159.550.739) (6.883.717.967) (13.484.654.072)
(861.437.600.000 ) (92.625.860.272 ) (33.622.674.664 ) (6.582.808.000 ) (13.539.448.683 )
(1.053.201.151.532)
(1.007.808.391.619 )
(634.203.514.545)
(599.606.382.413 )
Total aset moneter dalam mata uang asing Liabilitas: Utang bank Utang usaha Uang muka penjualan Utang lain-lain
31 Desember 2015 (Tanggal Pelaporan)
2 Mei 2016 (Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan)
AS$ AS$ AS$ AS$ EUR
Total liabilitas moneter dalam mata uang asing Liabilitas moneter neto
134
65.300.000 7.021.366 2.548.717 499.000 894.801
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. INSTRUMEN KEUANGAN Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Penjelasan lebih lanjut diberikan pada paragraf-paragraf berikut: Instrumen keuangan dengan nilai tercatat yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya Manajemen menetapkan bahwa nilai tercatat (berdasarkan jumlah nosional) kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, utang usaha dan lain-lain dan utang bank jangka pendek kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut sebagian besar berjangka pendek. Nilai tercatat liabilitas jangka panjang dengan suku bunga tetap dan mengambang besarnya kurang lebih sama dengan nilai wajarnya karena dinilai ulang secara berkala. Tabel di bawah ini mengikhtisarkan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar instrumen keuangan Kelompok Usaha yang dinyatakan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014: 2015 Nilai Tercatat Aset keuangan Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha - neto Piutang lain-lain - neto Aset lancar lainnya - Aset tersedia untuk dijual dan polis asuransi Piutang lain-lain jangka panjang Aset tidak lancar lainnya - uang jaminan Total
2014 Nilai Wajar
Nilai Tercatat
Nilai Wajar
3.896.019.023.936 3.795.524.993.995 606.622.135.191 913.427.759.560
3.896.019.023.936 3.795.524.993.995 606.622.135.191 913.427.759.560
4.973.600.218.549 194.878.948.416 778.552.977.600 1.413.773.523.891
4.973.600.218.549 194.878.948.416 778.552.977.600 1.413.773.523.891
46.825.991.292 673.648.574.162
46.825.991.292 673.648.574.162
35.349.157.772 731.588.504.353
35.349.157.772 731.588.504.353
3.452.666.551
3.452.666.551
3.551.279.452
3.551.279.452
9.935.521.144.687
9.935.521.144.687
8.131.294.610.033
8.131.294.610.033
5.436.145.254.018 4.793.170.842.282 1.885.518.556.437 1.784.850.036.203
5.436.145.254.018 4.793.170.842.282 1.885.518.556.437 1.784.850.036.203
4.910.598.368.110 4.550.205.826.443 2.338.529.813.658 1.636.840.575.592
4.910.598.368.110 4.550.205.826.443 2.338.529.813.658 1.636.840.575.592
Liabilitas keuangan Utang bank jangka pendek Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang lain-lain jangka panjang Utang jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
4.066.892.385.963 200.346.036.200
4.066.892.385.963 200.346.036.200
3.822.989.948.659 231.218.341.142
3.822.989.948.659 231.218.341.142
22.734.557.706.378
22.734.557.706.378
20.825.908.634.994
20.825.908.634.994
Total
40.901.480.817.471
40.901.480.817.471
38.316.291.508.598
38.316.291.508.598
135
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko harga komoditas dan risiko kredit. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut: Risiko Suku Bunga atas Nilai Wajar dan Arus Kas Risiko suku bunga Kelompok Usaha terutama timbul dari piutang jangka panjang seperti piutang petani tebu rakyat, piutang plasma, piutang PIR, piutang KKPA dan piutang KUD serta pinjaman untuk modal kerja dan investasi. Pinjaman pada berbagai suku bunga menimbulkan risiko suku bunga atas nilai wajar kepada Kelompok Usaha. Tidak terdapat pinjaman Kelompok Usaha yang dikenakan suku bunga tetap. Saat ini, Kelompok Usaha tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko suku bunga. Analisis sensitivitas untuk risiko tingkat suku bunga Pada tanggal 31 Desember 2015, jika tingkat suku bunga Kelompok Usaha sebesar 10% lebih rendah/tinggi, dengan semua variabel lain konstan, rugi sebelum manfaat pajak penghasilan sebelum kapitalisasi beban keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut adalah sebesar Rp292.035.868.317 lebih tinggi/rendah. Risiko Mata Uang Risiko mata uang merupakan risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar mata uang. Risiko Kelompok Usaha atas fluktuasi nilai tukar mata uang terutama timbul dari piutang dagang dari penjualan dalam mata uang asing dan hutang dari pembelian dalam mata uang asing. Saat ini, Kelompok Usaha tidak memiliki kebijakan lindung nilai yang formal untuk mengelola risiko mata uang. Namun harga produk utama Kelompok Usaha akan berfluktuasi sesuai dengan harga yang diperdagangkan di pasar internasional. Keterkaitan fluktuasi harga produk Kelompok Usaha dengan perubahan nilai tukar mata uang secara alamiah tersebut dipandang dapat mengurangi risiko mata uang Kelompok Usaha. Analisis sensitivitas untuk risiko nilai mata uang asing Pada tanggal 31 Desember 2015, jika nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, Euro Eropa dan Poundsterling Inggris melemah/menguat sebesar 10% dengan semua variabel lain konstan, rugi sebelum manfaat pajak penghasilan untuk tahun tersebut sebesar Rp65.407.354.029 lebih tinggi/rendah, terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, piutang usaha dan utang bank jangka pendek dalam Dolar AS. Risiko Harga Komoditas Kelompok Usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global. Dampak tersebut terutama timbul dari penjualan minyak kelapa sawit, minyak inti sawit, inti sawit, karet dan produk lainnya di mana marjin laba atas penjualan barang tersebut dapat terpengaruh fluktuasi harga pasar internasional. Pada saat ini, Kelompok Usaha tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko harga komoditas.
136
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Risiko Kredit Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan teh, piutang PTR, piutang plasma, piutang PIR, piutang KKPA dan piutang KUD dan penempatan rekening koran dan deposito pada bank. Selain dari pengungkapan di bawah ini, Kelompok Usaha tidak memiliki konsentrasi risiko kredit. Kas dan Setara Kas Risiko kredit atas penempatan rekening koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Kelompok Usaha. Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh dewan direksi. Batas tersebut ditetapkan untuk meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank-bank tersebut Piutang Usaha Terdapat kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dengan rekam jejak atau sejarah kredit yang baik. Merupakan kebijakan Kelompok Usaha bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan ekspor, Kelompok Usaha mensyaratkan pembayaran saat penyerahan dokumen penjualan. Kelompok Usaha memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk tiap-tiap pelanggan dan saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih. Ketika pelanggan gagal melakukan pelunasan sesuai dengan syarat pembayaran, Kelompok Usaha akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Kelompok Usaha akan menempuh jalur hukum. Sesuai dengan evaluasi oleh Kelompok Usaha, penyisihan spesifik dapat dibuat jika utang dianggap tidak tertagih. Untuk menekan risiko kredit, Kelompok Usaha akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan yang terlambat dan/atau gagal bayar. Piutang PTR, Plasma, PIR, KKPA dan KUD Piutang PTR, Plasma, PIR, KKPA dan KUD merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma dan KUD yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Perusahaan menunggu pendanaan dari bank. Piutang PTR, Plasma, PIR, KKPA dan KUD juga termasuk pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani plasma. Biaya-biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma. Kelompok Usaha melalui pola kemitraan juga memberikan bantuan teknis kepada petani plasma untuk mempertahankan produktivitas perkebunan plasma yang merupakan bagian dari strategi Kelompok Usaha untuk mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat memperlancar pelunasan piutang plasma. Pada tanggal pelaporan, eksposur maksimum Kelompok Usaha terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
137
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43. INFORMASI SEGMEN Kelompok Usaha mengklasifikasikan aktivitas usahanya menjadi tiga segmen usaha yang terdiri atas segmen kelapa sawit, segmen karet dan segmen lainnya. Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada laporan keuangan konsolidasian. Tabel berikut ini menyajikan informasi pendapatan, laba, aset dan liabilitas sehubungan dengan segmen operasi Kelompok Usaha: 2015 Kelapa Sawit Pendapatan Beban pokok penjualan
Karet
Lainnya
Eliminasi
Total
22.594.728.673.722 (16.547.001.150.354)
3.763.602.542.649 (3.555.074.320.927)
9.970.894.063.201 (7.650.283.573.708)
(117.114.029.134) 11.746.325.000
36.212.111.250.438 (27.740.612.719.989)
6.047.727.523.368 (4.434.713.424.894)
208.528.221.722 (697.913.694.398)
2.320.610.489.493 (1.857.390.346.395)
(105.367.704.134) 105.367.704.134
8.471.498.530.449 (6.884.649.761.553)
1.613.014.098.474
(489.385.472.676)
Laba bruto Beban operasi Laba (rugi) usaha Penghasilan keuangan Pajak final atas penghasilan keuangan Beban keuangan Bagian rugi bersih entitas asosiasi tidak dapat dialokasikan
463.220.143.098
-
1.586.848.768.896 193.601.793.123 (34.794.571.216) (1.868.328.848.197) (33.924.816.241)
Rugi sebelum pajak Beban pajak penghasilan
(156.597.673.635) (456.668.066.669)
Rugi tahun berjalan
(613.265.740.304)
Penghasilan komprehensif lain : Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi : Rugi yang belum terealisasi dari aset keuangan tersedia untuk dijual
(415.367.940)
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi : Kerugian pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja Surplus revaluasi aset tetap Laba penyesuaian liabilitas keuangan, neto Pajak terkait dengan pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
(398.088.001.569) 38.825.207.123.972 5.458.804.776
159.782.933.918
Total rugi komprehensif tahun berjalan
37.978.679.752.853
Aset dan Liabilitas Segmen Aset segmen Aset segmen tidak dapat dialokasikan
15.223.841.973.654
6.488.083.747.529
18.487.851.825.454
-
Total
Liabilitas segmen Liabilitas segmen tidak dapat dialokasikan
40.199.777.546.637 69.520.466.863.201 109.720.244.409.838
6.117.491.422.238
1.233.658.171.522
6.214.987.513.786
-
13.566.137.107.546 41.843.261.444.932
Total
55.409.398.552.478
Informasi Geografis Penjualan bersih Indonesia Negara - negara asing
32.992.209.784.150 3.219.901.466.288
Total
36.212.111.250.438
138
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 2014 (Disajikan kembali - Catatan 44) Kelapa Sawit Pendapatan Beban pokok penjualan
Karet
Lainnya
Eliminasi
Total
27.112.248.739.674 (19.139.374.780.066)
4.260.337.286.993 (3.740.644.109.681)
8.284.580.669.637 (7.790.880.171.700)
(159.203.642.445) 10.431.234.378
39.497.963.053.859 (30.660.467.827.069)
7.972.873.959.608 (4.179.121.118.230)
519.693.177.312 (754.555.798.075)
493.700.497.937 (1.440.584.606.974)
(148.772.408.067) 148.772.408.067
8.837.495.226.790 (6.225.489.115.212)
3.793.752.841.378
(234.862.620.763)
(946.884.109.037)
Laba bruto Beban operasi Laba (rugi) usaha Penghasilan keuangan Pajak final atas penghasilan keuangan Beban keuangan Bagian laba bersih entitas asosiasi tidak dapat dialokasikan
-
2.612.006.111.578 280.628.346.626 (54.214.138.423) (1.557.012.531.428) 10.838.456.765
Laba sebelum pajak Beban pajak penghasilan
1.292.246.245.118 (848.645.402.125)
Laba tahun berjalan
443.600.842.993
Penghasilan komprehensif lain : Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi : Laba yang belum terealisasi dari aset keuangan tersedia untuk dijual
504.418.946
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi : Kerugian pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja Pajak terkait dengan pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
(1.209.258.126.815)
289.228.439.394
Total rugi komprehensif tahun berjalan
(475.924.425.482)
Aset dan Liabilitas Segmen Aset segmen Aset segmen tidak dapat dialokasikan
26.656.378.929.849
6.293.568.403.031
17.892.713.781.181
-
Total Liabilitas segmen Liabilitas segmen tidak dapat dialokasikan
50.842.661.114.061 15.076.964.398.770 65.919.625.512.831
10.919.883.238.297
318.774.230.403
7.202.573.215.802
-
18.441.230.684.502 34.188.851.928.302
Total
52.630.082.612.804
Informasi Geografis Penjualan bersih Indonesia Negara - negara asing
36.433.012.180.943 3.064.950.872.916
Total
39.497.963.053.859
44. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI AKUN Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2, sehubungan dengan penerapan secara retrospektif Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015, Kelompok Usaha telah menyajikan kembali laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Laporan keuangan konsolidasian yang telah disajikan kembali tersebut tidak diaudit.
139
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan) Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Dampak penerapan standar akuntansi revisi dan koreksi terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Dilaporkan Sebelumnya
Disajikan Kembali
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Piutang lain-lain - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Persediaan - neto Pajak dibayar di muka Aset lancar lainnya Total Aset Lancar
4.996.927.600.058 153.200.000.000
4.973.600.218.549 194.878.948.416
722.690.829.013 79.910.635.966
715.264.974.143 63.288.003.457
199.406.249.090 138.504.343.555 6.626.044.728.327 369.973.380.030 542.157.269.818
1.294.088.542.931 119.684.980.960 5.681.484.839.732 327.435.421.707 597.762.240.823
13.828.815.035.857
13.967.488.170.718
ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain jangka panjang - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Investasi pada entitas asosiasi Aset pajak tangguhan Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan - neto Tanaman belum menghasilkan - neto Tanaman semusim - neto Tanaman kayu - neto Aset tetap - neto Beban tangguhan hak atas tanah - neto Pembibitan Tagihan pajak penghasilan Aset tidak lancar lainnya - neto Properti investasi
1.448.526.550.187 35.994.112.719 473.160.425.324 376.904.281.809
694.272.317.867 37.316.186.486 255.423.707.852 1.385.289.434.571
16.069.748.765.410 14.124.442.933.848 16.649.489.358.585 495.793.143.320 206.152.196.840 1.000.284.517.287 966.597.673.374 -
16.071.726.357.103 14.134.960.119.781 90.415.302.511 187.935.911.876 16.681.477.451.708 455.690.713.949 218.885.195.956 889.624.332.627 845.948.909.399 3.171.400.427
Total Aset Tidak Lancar
51.847.093.958.703
51.952.137.342.113
Total Aset
65.675.908.994.560
65.919.625.512.831
140
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan) Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Dampak penerapan standar akuntansi revisi dan koreksi terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut (lanjutan): 31 Desember 2014 Dilaporkan Sebelumnya
Disajikan Kembali
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek Utang usaha Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Uang muka pelanggan Utang pajak Biaya masih harus dibayar Bagian pendapatan diterima di muka jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas jangka pendek lainnya Total Liabilitas Jangka Pendek
4.524.064.354.602
4.910.598.368.110
4.808.055.736.096 555.867.647.551
3.927.500.891.828 622.704.934.615
384.269.692.548 593.491.829.443 1.856.608.398.828 672.573.966.698 1.613.771.756.510
1.771.323.011.675 567.206.801.983 1.807.640.075.473 713.271.579.810 1.636.840.575.592
-
1.876.096.444
4.520.870.176.603
3.822.989.948.659
19.237.475.600
1.209.930.431.787 -
19.548.811.034.479
20.991.882.715.976
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang lain-lain jangka panjang Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Pendapatan diterima di muka jangka panjang Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja karyawan Liabilitas pajak tangguhan
703.027.469.932 291.474.693.219 198.232.573.776
145.555.034.860 85.663.306.282 215.593.952.932
20.321.071.153.461 2.943.112.205.628 879.382.975.441
20.825.908.634.994 10.312.079.471.843 53.399.495.917
Total Liabilitas Jangka Panjang
25.336.301.071.457
31.638.199.896.828
Total Liabilitas
44.885.112.105.936
52.630.082.612.804
141
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan) Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Dampak penerapan standar akuntansi revisi dan koreksi terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut (lanjutan): 31 Desember 2014 Dilaporkan Sebelumnya EKUITAS Modal ditempatkan dan disetor penuh Komponen ekuitas lainnya Saldo laba Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Ekuitas merging entities
Disajikan Kembali
13.511.677.000.000 3.669.954.154.090
13.511.677.000.000 (1.549.983.127.123)
1.382.582.105.974 578.681.113.581 -
1.382.582.105.974 (1.190.653.516.259) -
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non-pengendali
19.142.894.373.645 1.647.902.514.979
12.153.622.462.592 1.135.920.437.435
Total Ekuitas
20.790.796.888.624
13.289.542.900.027
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
65.675.908.994.560
65.919.625.512.831
Dampak penerapan standar akuntansi revisi dan koreksi terhadap laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 Dilaporkan Sebelumnya
Disajikan Kembali
PENDAPATAN
39.520.135.503.589
39.497.963.053.859
BEBAN POKOK PENJUALAN
29.925.678.965.112
30.660.467.827.069
9.594.456.538.477
8.837.495.226.790
(732.048.882.320) (6.368.763.027.043) 1.090.420.999.856 (942.386.037.676)
(704.367.964.189) (5.603.074.548.177) 996.041.907.378 (11.000.000.000) (903.088.510.224)
2.641.679.591.294
2.612.006.111.578
226.296.422.441 (1.551.909.255.320)
10.838.456.765 280.628.346.626 (54.214.138.423) (1.557.012.531.428)
1.316.066.758.415
1.292.246.245.118
LABA KOTOR Pemasaran dan penjualan Umum dan administrasi Pendapatan operasi lain Pajak final atas pendapatan operasi lain Beban operasi lain LABA USAHA Bagian laba (rugi) entitas asosiasi Pendapatan keuangan Beban pajak final Beban keuangan LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA TAHUN BERJALAN
142
(640.455.960.256)
(848.645.402.125)
675.610.798.159
443.600.842.993
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan) Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Dampak penerapan standar akuntansi revisi dan koreksi terhadap laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut (lanjutan): 31 Desember 2014 Dilaporkan Sebelumnya Pendapatan komprehensif lain: Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Surplus revaluasi aset tetap Aset keuangan tersedia untuk dijual Rugi pengukuran kembali atas program imbalan pasti Pajak penghasilan terkait pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi: Aset keuangan tersedia untuk dijual - neto
Disajikan Kembali
181.918.946 -
Pendapatan komprehensif lain - neto
(1.209.258.126.815)
-
289.228.439.394
-
504.418.946
181.918.946
(919.525.268.475)
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SEBELUM PENYESUAIAN LABA MERGING ENTITIES
675.792.717.105
(475.924.425.482)
LABA MERGING ENTITIES Pemilik entitas induk
(95.682.331.481)
(95.682.331.481)
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SETELAH PENYESUAIAN LABA MERGING ENTITIES
580.110.385.624
(571.606.756.963)
Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
578.681.113.581 1.247.353.097
325.443.533.231 22.474.978.281
Total
579.928.466.678
347.918.511.512
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
578.863.032.527 1.247.353.097
(673.854.004.205) 102.247.247.242
Total
580.110.385.624
(571.606.756.963)
LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
143
98.601
55.452
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan) Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Dampak penerapan awal standar akuntansi revisi dan koreksi terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 1 Januari 2014/31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013 Dilaporkan Sebelumnya
Disajikan Kembali
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Piutang lain-lain - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Persediaan - neto Pajak dibayar di muka Aset lancar lainnya Total Aset Lancar
5.608.225.420.796 153.200.000.000
5.585.597.978.946 172.500.000.000
907.839.496.983 55.340.315.746
889.056.872.162 61.810.433.640
305.621.317.385 72.504.706.662 6.310.816.852.426 282.096.902.286 560.874.670.733
1.395.353.441.164 181.571.431.787 6.139.512.918.837 448.113.137.166 699.937.613.771
14.256.519.683.017
15.573.453.827.473
ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain jangka panjang - neto Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Investasi pada entitas asosiasi Aset pajak tangguhan Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan - neto Tanaman belum menghasilkan - neto Tanaman semusim - neto Tanaman kayu - neto Aset tetap - neto Beban tangguhan hak atas tanah - neto Pembibitan Tagihan pajak penghasilan Aset tidak lancar lainnya - neto
1.839.277.158.439 37.203.986.313 519.113.330.940 222.809.425.410
424.553.886.977 9.124.510.670 376.243.199.413 1.261.713.422.701
13.449.827.718.250 13.168.208.818.504 15.597.428.782.624 593.426.820.584 269.173.186.178 914.990.485.784 959.070.197.484
13.450.858.240.099 13.170.608.759.759 83.484.002.990 157.775.215.006 15.629.470.338.364 535.803.280.835 350.109.987.513 750.781.850.123 996.939.742.340
Total Aset Tidak Lancar
47.570.529.910.510
47.197.466.436.790
Total Aset
61.827.049.593.527
62.770.920.264.263
144
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan) Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Dampak penerapan awal standar akuntansi revisi dan koreksi terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 1 Januari 2014/31 Desember 2013 adalah sebagai berikut (lanjutan): 31 Desember 2013 Dilaporkan Sebelumnya
Disajikan Kembali
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek Utang usaha Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Uang muka pelanggan Utang pajak Biaya masih harus dibayar Bagian pendapatan diterima di muka jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Total Liabilitas Jangka Pendek
4.144.350.975.538
4.528.895.564.086
4.428.266.834.748 397.357.516.090
3.896.708.788.303 203.746.630.630
953.022.918.070 478.422.737.292 1.428.083.122.129 475.456.307.195 1.604.812.132.902
2.421.685.223.277 422.407.084.927 1.224.371.412.346 508.640.968.261 1.376.790.171.802
-
696.444.444
3.028.199.764.815
2.763.918.415.151
-
1.145.297.904.492
16.937.972.308.779
18.493.158.607.719
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang lain-lain jangka panjang Pihak ketiga Pihak-pihak berelasi Pendapatan diterima di muka jangka panjang Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja karyawan Liabilitas pajak tangguhan
682.744.561.998 268.360.186.354 3.168.000.000
303.322.644.105 84.442.553.967 2.471.555.556
20.099.042.069.235 2.642.732.526.356 730.279.643.787
19.949.756.188.378 9.768.319.964.042 1.533.850.703
Total Liabilitas Jangka Panjang
24.426.326.987.730
30.109.846.756.751
Total Liabilitas
41.364.299.296.509
48.603.005.364.470
145
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan) Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Dampak penerapan awal standar akuntansi revisi dan koreksi terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 1 Januari 2014/31 Desember 2013 adalah sebagai berikut (lanjutan): 31 Desember 2013 Dilaporkan Sebelumnya
Disajikan Kembali
EKUITAS Modal ditempatkan dan disetor penuh Komponen ekuitas lainnya Saldo laba Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Ekuitas merging entities
3.321.298.000.000 445.013.802.960
3.321.298.000.000 (25.916.679.561)
1.142.299.461.447 369.665.244.527 15.064.941.830.036
1.142.299.461.447 (247.027.977.779) 9.842.752.802.980
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non-pengendali
20.343.218.338.970 119.531.958.048
14.033.405.607.087 134.509.292.706
Total Ekuitas
20.462.750.297.018
14.167.914.899.793
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
61.827.049.593.527
62.770.920.264.263
146
Informasi berikut adalah Informasi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero), yang disajikan sebagai informasi tambahan terhadap laporan keuangan konsolidasian PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Entitas Anaknya tanggal 31 Desember 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN ENTITAS INDUK 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Disajikan kembali (Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
827.081.535.887
1.172.308.853.516
1.454.138.126.456
119.132.581
83.931.962 320.838.703
736.814.762 -
35.384.588.427 419.470.124.724 179.436.368.693 239.012.038.346 9.252.564.878
8.526.441.408 98.394.851.251 227.758.210.334 89.058.737.111 3.416.752.343
10.920.902.078 62.841.168.809 251.038.368.482 59.775.732.321 26.208.251.963
1.709.756.353.536
1.599.868.616.628
1.865.659.364.871
5.347.616.031 115.024.293.244 31.022.587.298.940 -
39.496.016.005 111.933.495.257 10.427.432.700.959
77.792.509.426 211.853.700.959 9.703.431.282
4.437.709.687.247 2.218.515.869.946 4.754.809.204.078 64.396.883.564 19.775.889.479 377.991.104.701 18.643.108.668
3.733.662.188.342 2.425.274.743.087 2.940.584.039.624 68.646.718.868 24.408.221.968 322.749.301.490 22.590.933.027
3.177.350.764.884 2.445.357.978.883 2.895.473.686.844 72.182.159.735 22.104.198.109 247.327.630.771 21.368.900.870
Total Aset Tidak Lancar
43.034.800.955.898
20.116.778.358.627
9.180.514.961.763
TOTAL ASET
44.744.557.309.434
21.716.646.975.255
11.046.174.326.634
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha - neto Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain - neto Pihak ketiga Pihak berelasi Persediaan Pajak dibayar dimuka Aset lancar lainnya Total Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain jangka panjang - neto Pihak ketiga Pihak berelasi Investasi pada entitas asosiasi Aset pajak tangguhan Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan - neto Tanaman belum menghasilkan - neto Aset tetap - neto Beban tangguhan hak atas tanah - neto Pembibitan Tagihan pajak Aset tidak lancar lainnya - neto
147
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) ENTITAS INDUK 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Disajikan kembali (Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
630.000.000.000
-
-
291.505.385.986 19.134.732.029
486.451.874.431 100.785.807.035
541.498.429.065 46.436.791.897
27.427.709.762 42.598.569.336 105.892.558.647 20.109.991.777 287.776.865.535
26.283.457.616 35.849.998.713 139.790.685.817 9.995.484.556 375.840.894.376
18.758.591.419 22.759.062.002 116.474.849.934 9.201.646.683 345.875.378.609
587.334.957.723
1.022.855.232.909
677.889.663.137
2.011.780.770.795
2.197.853.435.453
1.778.894.412.746
187.911.497.500
189.468.100.000
-
3.673.104.346.790 1.887.532.975.912 143.854.009.550
3.062.008.688.666 2.014.119.552.036 51.130.346.283
3.584.883.699.468 1.987.380.396.910 -
1.520.162.141 2.061.373.342
2.471.697.124
1.647.015.915
Total Liabilitas Jangka Panjang
5.895.984.365.235
5.319.198.384.109
5.573.911.112.293
Total Liabilitas
7.907.765.136.030
7.517.051.819.562
7.352.805.525.039
13.511.677.000.000 20.525.304.214.860 1.783.449.756.696
13.511.677.000.000 (22.894.979.681) -
3.321.298.000.000 (22.894.979.681 ) -
1.382.582.105.974 (671.768.970.600)
1.142.299.461.447 (747.333.680.171)
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek Utang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Uang muka pelanggan Utang pajak Biaya masih harus dibayar Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Total Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG Pendapatan diterima dimuka jangka panjang Utang jangka panjang - Setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas jangka panjang lainnya Pihak ketiga Pihak berelasi
EKUITAS Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp1.000.000 per saham Modal dasar - 54.000.000 saham (2014: 54.000.000 saham dan 2013:13.100.100 saham) Modal ditempatkan disetor penuh 13.511.677 saham (2014: 13.511.677 saham dan 2013: 3.321.298 saham) Komponen ekuitas lainnya Penghasilan komprehensif lain Saldo laba Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
1.603.336.878.563 (586.975.676.715)
Total Ekuitas
36.836.792.173.404
14.199.595.155.693
3.693.368.801.595
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
44.744.557.309.434
21.716.646.975.255
11.046.174.326.634
148
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015
31 Desember 2014
PENJUALAN
5.363.366.034.203
6.232.179.227.727
BEBAN POKOK PENJUALAN
3.562.832.205.781
3.985.230.730.223
LABA BRUTO
1.800.533.828.422
2.246.948.497.504
(191.008.690.040) (1.061.318.363.921) 459.698.311.071 (141.221.909.954)
(159.140.406.716) (1.073.159.757.512) 49.079.243.212 (103.940.449.885)
Pemasaran dan penjualan Umum dan administrasi Pendapatan operasi lain Beban operasi lain LABA USAHA
866.683.175.578
959.787.126.603
39.814.008.941 (5.465.402.593) (171.044.031.011)
62.282.591.755 (12.456.518.351) (184.254.587.710)
729.987.750.915
825.358.612.297
(133.615.291.105)
(253.534.233.734)
596.372.459.810
571.824.378.563
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN: Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Revaluasi aset tetap - tanah Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja Pajak penghasilan terkait
1.783.449.756.696 74.037.767.179 (18.509.441.795)
(168.792.565.954) 42.198.141.489
PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
1.838.978.082.080
(126.594.424.465)
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
2.435.350.541.890
445.229.954.098
44.138
97.433
Pendapatan keuangan Pajak penghasilan terkait Beban keuangan LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA TAHUN BERJALAN
LABA PER SAHAM DASAR
149
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Saldo Laba Modal saham ditempatkan dan disetor penuh Saldo per 1 Januari 2014/31 Desember 2013, sebelum penyajian kembali Penyesuaian neto yang timbul dari penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2013) "Imbalan Kerja" Saldo per 1 Januari 2014/31 Desember 2013 setelah penyajian kembali Penambahan modal saham melalui pengalihan kepemilikan di Entitas Anak Pembagian dividen Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya Laba tahun berjalan Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja Saldo per 31 Desember 2014, setelah penyajian kembali Tambahan setoran modal Pembagian dividen Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya Laba tahun berjalan Penambahan modal saham melalui perhitungan nilai wajar pengalihan saham milik Pemerintah Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja Surplus revaluasi aset tetap Saldo per 31 Desember 2015
Penghasilan Komprehensif Lain
Cadangan (Ditentukan Penggunaannya)
Modal Lainnya
3.321.298.000.000
-
(22.894.979.681)
-
-
3.321.298.000.000
-
10.190.379.000.000 -
-
-
-
-
-
13.511.677.000.000
-
-
-
-
1.142.299.461.447
408.491.106.061
Total
4.849.193.587.827
-
(1.155.824.786.232)
1.142.299.461.447
(747.333.680.171)
3.693.368.801.595
(18.483.000.000)
(110.899.600.000)
10.190.379.000.000 (129.382.600.000)
258.765.644.527 -
(258.765.644.527) 571.824.378.563 (126.594.424.465)
571.824.378.563 (126.594.424.465)
1.382.582.105.974
(671.768.970.600)
3.150.000.000.000 -
-
(346.352.718.720)
3.150.000.000.000 (346.352.718.720)
-
-
220.754.772.589 -
(220.754.772.589) 596.372.459.810
596.372.459.810
-
1.783.449.756.696
17.398.199.194.541 -
-
13.511.677.000.000
1.783.449.756.696
20.525.304.214.860
1.603.336.878.563
150
-
Belum Ditentukan Penggunaannya
(22.894.979.681)
(22.894.979.681)
(1.155.824.786.232)
14.199.595.155.693
55.528.325.384 -
17.398.199.194.541 55.528.325.384 1.783.449.756.696
(586.975.676.715)
36.836.792.173.404
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) LAPORAN ARUS KAS ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Disajikan kembali Catatan 44) 31 Desember 2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Kas yang diperoleh dari operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi
31 Desember 2014
5.446.609.809.000 (4.344.105.105.275)
6.255.495.063.610 (4.682.738.679.253)
1.102.504.703.725 (400.339.680.680) (552.466.944.204)
1.572.756.384.357 (382.100.465.342) (378.246.395.209)
149.698.078.841
812.409.523.806
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dividen Penerimaan bunga Penambahan aset tidak lancar lainnya Penambahan tanaman perkebunan Perolehan aset tetap Penambahan investasi pada entitas anak
344.960.274.000 28.802.266.172 (4.252.328.529) (168.981.565.315) (315.628.311.044) (3.200.000.000.000)
4.273.691.293 49.826.073.404 (45.212.610.352) (307.322.735.295) (291.438.362.462) -
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi
(3.315.099.664.716)
(589.873.943.412)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan setoran modal dari pemerintah Penerimaan dari pinjaman bank Pembayaran utang bank Penurunan utang pihak berelasi Pembayaran surat utang Pembayaran dividen Pembayaran sewa pembiayaan Penerimaan surat utang
3.150.000.000.000 1.530.000.000.000 (981.500.000.000) (415.266.444.000) (355.000.000.000) (346.352.719.000) (59.963.631.695) 300.000.000.000
800.000.000.000 (737.500.000.000) (201.677.903.324) (200.000.000.000) (129.382.600.000) (35.592.852.726) -
Kas neto yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas pendanaan
2.821.917.205.305
(504.153.356.050)
PENURUNAN NETO KAS DAN SETARA KAS DAMPAK NETO SELISIH KURS ATAS KAS DAN SETARA KAS
(343.484.380.570)
(281.617.775.656)
(1.742.937.059)
(211.497.284)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
1.172.308.853.516
1.454.138.126.456
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
827.081.535.887
1.172.308.853.516
.
151
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) CATATAN LAPORAN KEUANGAN ATAS ENTITAS INDUK Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING Dasar penyusunan laporan keuangan tersendiri Entitas Induk Laporan keuangan tersendiri Entitas Induk disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK No. 4 (Revisi 2013) mengatur dalam hal entitas memilih untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri maka laporan tersebut hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh Entitas Induk (yaitu investor yang memiliki pengendalian atas Entitas Anak) yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama entitas berdasarkan biaya perolehan atau sesuai dengan PSAK 55: Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersendiri Entitas Induk adalah sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian , kecuali untuk penyertaan pada Entitas Anak dan Entitas Asosiasi. Sesuai dengan PSAK No. 4 (Revisi 2013), Entitas Induk mengakui dividen dari Entitas Anak, ventura bersama atau Entitas Asosiasi pada laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan. Mata uang fungsional Entitas Induk adalah Rupiah. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan tersendiri adalah mata uang Rupiah. Laporan Keuangan Tersendiri disusun untuk keperluan pelaporan perpajakan Perusahaan.
.
152