Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tanggal Terakhir Perdagangan Saham Dengan HMETD (Cum-Right) • Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi • Pasar Tunai Tanggal Mulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD (Ex-Right) • Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi • Pasar Tunai Tanggal Terakhir Pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham yang berhak atas HMETD Distribusi Sertifikat Bukti HMETD Periode Pemecahan HMETD Tanggal Pencatatan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD di BEI Periode Perdagangan HMETD Periode Pendaftaran, Pembayaran dan Pelaksanaan HMETD Periode Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD Tanggal Terakhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan Tanggal Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dan Distribusi Saham hasil Penjatahan
:
24 Mei 2013
: :
31 Mei 2013 5 Juni 2013
: : : : : : : : : : : :
3 Juni 2013 7 Juni 2013 5 Juni 2013 7 Juni 2013 7 – 18 Juni 2013 10 Juni 2013 10 – 19 Juni 2013 10 – 19 Juni 2013 12 – 21 Juni 2013 21 Juni 2013 24 Juni 2013 26 Juni 2013
OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HALHAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT DYVIACOM INTRABUMI Tbk (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
PT Dyviacom Intrabumi Tbk Kegiatan Usaha: Bergerak dalam bidang penyedia jasa akses internet dan jasa teknologi informasi lainnya Berkedudukan di Jakarta Barat, Indonesia Kantor Pusat: Wisma Achilles Lantai 4 Jl. Panjang No. 29 Kedoya Selatan, Jakarta 11510, Indonesia Telp: (62-21) 5694-9393, Fax: (62-21) 5694-9339 Email:
[email protected], http://www.dyvia.com PENAWARAN UMUM TERBATAS (”PUT I”) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (“HMETD”) Sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham (”Saham Baru”). Setiap pemegang 23 (dua puluh tiga) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB berhak atas 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham. Jumlah Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT I ini sebesar 98,70% (sembilan puluh delapan koma tujuh puluh persen) dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah PUT I dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham, yang akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan senantiasa memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saham yang diterbitkan dalam PUT I memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (rounded down). Jumlah dana yang akan diterima Perseroan dalam PUT I ini adalah sebesar Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah). Sesuai dengan Peraturan No.IX.D.1 Lampiran Keputusan Bapepam No. Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dalam hal pemegang saham memiliki Sertifikat Bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“SBHMETD”) dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan efek tersebut menjadi milik Perseroan dan akan dijual oleh Perseroan serta hasil penjualannya akan dimasukkan ke rekening Perseroan. PT Philadel Terra Lestari sebagai pemegang saham utama dan pemilik 133.301.000 (seratus tiga puluh tiga juta tiga ratus seribu) saham Perseroan tidak akan melaksanakan 10.142.467.391 (sepuluh miliar seratus empat puluh dua juta empat ratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus sembilan puluh satu) HMETD yang menjadi haknya dalam PUT I, tetapi akan mengalihkan sebanyak 3.960.000.000 (tiga miliar sembilan ratus enam puluh juta) HMETD kepada PT Megah Eraraharja dan sebanyak 4.220.000.000 (empat miliar dua ratus dua puluh juta) HMETD kepada Treasure East Investments Limited sedangkan sisanya akan diambil bagian oleh Pembeli Siaga. Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT I ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham atau pemegang bukti HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan efek berdasarkan Harga Pelaksanaan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka Pembeli Siaga akan membeli sisa saham sesuai sistem urutan dengan skala prioritas, yaitu Hannawell Group Limited sebanyak-banyaknya 5.620.000.000 (lima miliar enam ratus dua puluh juta) saham dan PT Buana Capital (pihak terafiliasi) sebanyak-banyaknya 200.000.000 (dua ratus juta) saham dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham, sesuai sistem urutan dengan skala prioritas, yang seluruhnya akan dibayar penuh berdasarkan Akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No.68 tanggal 19 April 2013 dan telah diubah berdasarkan Akta Perubahan III Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No.84 tanggal 23 Mei 2013 yang keduanya dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. PUT I INI MENJADI EFEKTIF SETELAH DISETUJUI OLEH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (“RUPSLB”) PERSEROAN YANG AKAN DIADAKAN PADA TANGGAL 24 MEI 2013. DALAM HAL RUPSLB TIDAK MENYETUJUI PUT I, MAKA SEGALA KEGIATAN DAN/ ATAU TINDAKAN LAIN BERUPA APAPUN JUGA YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN/ATAU DIRENCANAKAN OLEH PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HMETD SESUAI DENGAN JADWAL TERSEBUT DI ATAS MAUPUN DALAM PROSPEKTUS INI ATAU DOKUMEN LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PUT I INI, DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA DAN TIDAK DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR ATAU ALASAN APAPUN JUGA OLEH SIAPAPUN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN HUKUM BERUPA APAPUN TERHADAP PIHAK MANAPUN TERMASUK PERSEROAN SERTA LEMBAGA PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL YANG DITUNJUK DALAM RANGKA PUT I INI. HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR BURSA EFEK INDONESIA SELAMA TIDAK KURANG DARI 8 (DELAPAN) HARI KERJA MULAI TANGGAL 10 JUNI 2013 SAMPAI DENGAN TANGGAL 19 JUNI 2013. PENCATATAN SAHAM BARU HASIL PELAKSANAAN HMETD AKAN DILAKUKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 10 JUNI 2013. TANGGAL TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 19 JUNI 2013 DENGAN KETERANGAN BAHWA HAK YANG TIDAK DILAKSANAKAN SAMPAI DENGAN TANGGAL TERSEBUT TIDAK BERLAKU LAGI. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PARA PEMEGANG SAHAM PEMEGANG SAHAM LAMA YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA UNTUK MEMBELI SAHAM BARU YANG DITAWARKAN DALAM PUT I INI SESUAI DENGAN HMETD-NYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN SAHAMNYA (DILUSI) DALAM JUMLAH YANG MATERIAL, YAITU MAKSIMUM SEBESAR 98,70% (SEMBILAN PULUH DELAPAN KOMA TUJUH PULUH PERSEN). PERSEROAN AKAN MENERBITKAN SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM TERBATAS INI DALAM BENTUK WARKAT DAN TANPA WARKAT. SAHAM DALAM BENTUK WARKAT HASIL PELAKSANAAN HMETD AKAN DIDISTRIBUSIKAN OLEH BAE SEDANGKAN SAHAM BARU HASIL PELAKSANAAN HMETD DALAM BENTUK TANPA WARKAT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK DI DALAM PENITIPAN KOLEKTIF YANG DIADMINISTRASIKAN OLEH PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”). RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN SETELAH MELAKUKAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA ADALAH RISIKO INVESTASI. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VII DALAM PROSPEKTUS INI. Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 2013
Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan PUT I dalam rangka penerbitan HMETD kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) di Jakarta melalui surat No.033/FADI/04/2013 pada tanggal 22 April 2013, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan No.IX.D.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, Peraturan No.IX.D.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-08/ PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dan Peraturan No. IX.D.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-09/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang merupakan pelaksanaan dari UUPM dan peraturan pelaksanaannya. Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka PUT I ini bertanggung jawab sepenuhnya atas semua informasi atau fakta material serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini, sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan kode etik serta norma dan standar profesi masingmasing. Sehubungan dengan PUT I ini, setiap pihak terafiliasi dilarang untuk memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus, tanpa persetujuan tertulis dari Perseroan. Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam PUT I ini tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. PUT I INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI REPUBLIK INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD, MAKA DOKUMENDOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI PENAWARAN EFEK UNTUK PENJUALAN DI YURISDIKSI MANAPUN YANG MELARANG HAL TERSEBUT. HMETD DAN SAHAM BIASA PERSEROAN YANG AKAN DITERBITKAN SETELAH PELAKSANAAN HMETD TIDAK AKAN DIDAFTARKAN BERDASARKAN HUKUM MAUPUN DI DALAM YURISDIKSI LAIN DI LUAR INDONESIA, TERMASUK DI AMERIKA SERIKAT. DENGAN DEMIKIAN, SETIAP PIHAK YANG BERADA DI YURISDIKSI LAIN DI LUAR INDONESIA, TERMASUK DI AMERIKA SERIKAT, DI MANA TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK MELAKSANAKAN HMETD DAN PERSEROAN SERTA PARA AGENNYA BERHAK UNTUK MENOLAK SETIAP PERMINTAAN DARI PIHAK TERSEBUT UNTUK PELAKSANAAN HMETD. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI MATERIAL YANG BELUM DIUNGKAPKAN, YANG APABILA TIDAK DIUNGKAPKAN AKAN MENGAKIBATKAN INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI MENJADI TIDAK BENAR DAN/ATAU MENYESATKAN.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. i DEFINISI DAN SINGKATAN...................................................................................................................iii RINGKASAN...........................................................................................................................................ix I.
PENAWARAN UMUM TERBATAS I.............................................................................................. 1
II.
RENCANA PENGGUNAAN DANA............................................................................................... 4
III.
KETERANGAN MENGENAI RENCANA TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN
KEGIATAN USAHA UTAMA.......................................................................................................... 7 A. Keterangan Mengenai Transaksi Material.............................................................................. 7 B. Keterangan Mengenai Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan............................... 20 C. Struktur Perseroan Sebelum dan Sesudah Rencana Transaksi.......................................... 23 D. Sumber Pendanaan Rencana Transaksi............................................................................. 24 E. Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi........................................................................... 24 F. Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa................................................. 24 G. Informasi Tambahan............................................................................................................. 25
IV.
KETERANGAN TENTANG PERUSAHAAN TARGET................................................................. 26
V.
PERNYATAAN UTANG............................................................................................................... 50
VI.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN............................................................... 43
VII.
RISIKO USAHA........................................................................................................................... 53
VIII. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN............................................................................................................................. 70 IX.
KETERANGAN TENTANG PERSEROAN.................................................................................. 79 A. Riwayat Singkat Perseroan.................................................................................................. 80 B. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan.................................................................. 80 C. Pengurusan dan Pengawasan............................................................................................. 82 D. Sumber Daya Manusia......................................................................................................... 84 E. Keterangan Ringkas Tentang Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum....................... 89 F. Bagan Kepemilikan Perseroan............................................................................................. 90 G. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan antara Perseroan dengan Pemegang
Saham Berbadan Hukum..................................................................................................... 91
H. Transaksi Dengan Pihak afiliasi........................................................................................... 92 I.
Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga............................................................................. 92
J. Perkara yang Dihadapi Perseroan serta Direksi dan Komisaris Perseroan......................... 92 K. Aset Tetap............................................................................................................................ 93 L. Asuransi............................................................................................................................... 93
i
X.
KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN................................................................... 94 A. Umum................................................................................................................................... 94 B. Kegiatan Usaha Sebelum Rencana Transaksi..................................................................... 94 C. Kegiatan Usaha Setelah Rencana Transaksi....................................................................... 96 D. Strategi dan Prospek Usaha Perseroan............................................................................. 107 E. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)................................................... 108
XI.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING.................................................................................. 110
XII.
EKUITAS................................................................................................................................... 113
XIII. KEBIJAKAN DIVIDEN............................................................................................................... 115 XIV. PERPAJAKAN........................................................................................................................... 116 XV.
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL...................................................... 118
XVI. LAPORAN KEUANGAN AUDITAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN............... 121 XVII. KETERANGAN TENTANG PEMBELI SIAGA........................................................................... 193 XVIII. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM............................................................. 195 XIX. KETERANGAN TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU............................... 201 XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN SERTIFIKAT BUKTI HAK MEMESAN EFEK
TERLEBIH DAHULU................................................................................................................. 204
XXI. INFORMASI TAMBAHAN.......................................................................................................... 205
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN Afiliasi
: berarti Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 UUPM, yaitu: (a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; (b) hubungan antara pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut; (c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama; (d) hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; (e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau (f) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
Anggaran Dasar
: berarti Anggaran Dasar Perseroan.
BAE
: berarti Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang ditunjuk oleh Perseroan untuk melaksanakan administrasi saham dalam PUT I, yang dalam hal ini adalah PT Raya Saham Registra yang berkedudukan di Jakarta.
Bank Kustodian
: berarti bank umum yang telah memperoleh persetujuan Bapepam atau Bapepam dan LK atau OJK untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Kustodian sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.
Bapepam dan LK
: berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang merupakan penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK), sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 606/KMK.01/2005 tanggal 30-12-2005 (tiga puluh Desember dua ribu lima) tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:184/PMK.01/2010 tanggal 11-10-2010 (sebelas Oktober dua ribu sepuluh) tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya, dimana dengan diundangkannya UndangUndang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka sesuai dengan Pasal 55 ayat 1 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK.
BEI atau Bursa Efek
: berarti pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka, yang dalam hal ini diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, atau pengganti dan/atau penerus haknya, atau bursa lain yang akan ditentukan kemudian, di mana efek dicatatkan.
iii
DPS
: berarti Daftar Pemegang Saham Perseroan, yang dibuat, disusun, dan diadministrasikan oleh BAE yang memuat keterangan tentang kepemilikan Efek oleh pemegang Efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening kepada KSEI.
Efek
: berarti surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, Kontrak Berjangka atas Efek, dan setiap derivatif Efek, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 UUPM.
FAST
: berarti PT Fast Food Indonesia Tbk.
FPPS
: berarti Formulir Pemesanan Pembelian Saham.
Hari Bursa
: berarti setiap hari dimana Bursa Efek atau badan hukum yang menggantikannya menyelenggarakan kegiatan perdagangan Efek di Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
HGL
: berarti Hannawell Group Limited
Hari Kalender
: berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Masehi tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
Hari Kerja
: berarti hari Senin sampai dengan hari Jum’at, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
Harga Pelaksanaan
: berarti harga pembelian 1 (satu) Saham Baru sebagai hasil pelaksanaan 1 (satu) HMETD yaitu sebesar Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap Saham Baru.
HMETD
: berarti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yaitu hak yang melekat pada saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan dimiliki para pemegang saham Perseroan yang dibuktikan dengan sertifikat bukti HMETD (bagi pemegang saham warkat) atau bukti hak lain yang memungkinkan para pemegang saham Perseroan untuk membeli Saham Baru sebelum ditawarkan kepada pihak lain, dan hak tersebut dapat dialihkan dengan memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Bapepam No.IX.D.1 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
IAPI
: berarti Institut Akuntan Publik Indonesia.
IDM
berarti PT Indomarco Prismatama.
KJPP STH
berarti KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan yang bertindak selaku pihak independen yang melakukan penilaian atas nilai pasar wajar FAST, ROTI dan IDM serta memberikan penelaahan Studi Kelayakan Perubahan Usaha dan memberikan pendapat kewajaran atas Rencana Investasi. iv
KSEI
: berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia yang menjalankan usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana didefinisikan dalam UUPM atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.
Kustodian
: berarti pihak yang memberi jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM, yang meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
Keterbukaan Informasi
: berarti Informasi Kepada Para Pemegang Saham Perseroan Sehubungan Dengan Rencana Transaksi yang diumumkan Perseroan dalam surat kabar Investor Daily pada tanggal 23 April 2013.
Masyarakat
: berarti perorangan dan/atau badan hukum, baik Warga Negara Indonesia/Badan Indonesia maupun Warga Negara Asing/Badan Asing baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia maupun yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia.
Menkumham
: berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu bernama Menteri Kehakiman Republik Indonesia) atau pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.
N.O.C
: berarti Network Operating Center.
Otoritas Jasa Keuangan : berarti lembaga yang independen yang dibentuk berdasarkan atau OJK Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan di Indonesia. Pembeli Siaga
: berarti Hannawell Group Limited dan PT Buana Capital (pihak terafiliasi), secara bersama-sama.
Pemegang Rekening
: berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan Peraturan KSEI.
Pemerintah
: berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.
Penawaran Umum Terbatas I : berarti kegiatan penawaran sejumlah sebanyak 14.000.000.000 atau PUT I (empat belas miliar) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham, dimana setiap pemegang 23 (dua puluh tiga) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB berhak atas 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) HMETD dan setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham. Saham dari PUT I memiliki
v
hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down). Penitipan Kolektif
: berarti jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Anggota Bursa dan/ atau Bank Kustodian.
Peraturan KSEI
: berarti Peraturan KSEI No.Kep-0013/DIR/KSEI/0612 tanggal 11 Juni 2012 tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral sebagaimana telah disetujui oleh Bapepam-LK sesuai dengan surat Ketua Bapepam-LK No.6953/BL/2012 tanggal 6 Juni 2012 perihal Persetujuan atas Rancangan Peraturan KSEI tentang Jasa Kustodian Sentral, berikut perubahan-perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya, dan/atau perubahanperubahannya di kemudian hari.
Peraturan No. IX.A.7
: berarti peraturan yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep- 45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum
Peraturan No.IX.D.1
: berarti Peraturan yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Peraturan No.IX.D.2
: berarti Peraturan yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-08/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Peraturan No.IX.D.3
: berarti Peraturan yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-09/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Peraturan No. IX.E.1
: berarti Peraturan yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan.
Peraturan No.IX.E.2
: berarti Peraturan yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
Peraturan No.IX.J.1
: berarti Peraturan yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
Peraturan No.X.K.4
: berarti Peraturan yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
Peraturan BEI No. I-A
: berarti Peraturan BEI No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, Lampiran dari Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No.Kep-305/BEJ/07-2004, tanggal 19 Juli 2004. vi
Pernyataan Pendaftaran
: berarti pernyataan pendaftaran yang disampaikan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan oleh Perseroan dalam rangka PUT I, yang terdiri dari dokumen-dokumen yang wajib diajukan berikut lampiran-lampirannya, termasuk semua perubahan, tambahan, serta pembetulannya yang dibuat sesuai dengan ketentuan UUPM dan peraturan pelaksanaannya.
Perseroan
: berarti PT Dyviacom Intrabumi Tbk atau DNET, berkedudukan di Jakarta Barat, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia, yang akan melakukan Penawaran Umum Terbatas I.
Perusahaan Efek
: berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek atau Manajer Investasi sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
Prospektus
: berarti dokumen penawaran yang disusun dan diterbitkan Perseroan dalam rangka PUT I sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 26 UUPM.
PSAK
: berarti Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan.
PT BC
: berarti PT Buana Capital
PT ME
: berarti PT Megah Eraraharja
PT PTL
: berarti PT Philadel Terra Lestari
Rekening Efek
: berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik pemegang saham yang diadministrasikan di KSEI, atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek yang ditandatangani pemegang saham dengan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
Rencana Investasi
: berarti rencana Perseroan untuk penyertaan saham pada ROTI, FAST dan IDM.
Rencana Perubahan Kegiatan : berarti rencana Perseroan untuk merubah kegiatan usaha utama Usaha Utama Perseroan dari bidang penyedia jasa akses internet menjadi perusahaan investasi. Rencana Transaksi
: berarti seluruh rangkaian PUT I, Rencana Investasi dan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan.
RUPS
: berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat umum para pemegang saham suatu perseroan terbatas maupun perusahaan terbuka yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar, UUPT dan UUPM serta peraturan-peraturan pelaksanaannya.
RUPSLB
: berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. : berarti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
ROTI Saham Baru
: berarti saham biasa atas nama yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dalam PUT I ini dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham.
vii
Saham Lama
: berarti saham biasa atas nama Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan.
Saham Hasil Pelaksanaan : berarti seluruh saham hasil pelaksanaan HMETD yang merupakan HMETD Saham Baru yang diperoleh oleh para pemegang HMETD dalam PUT I yaitu sejumlah 14.000.000.000 (empat belas miliar) Saham biasa atas nama. SBHMETD
: berarti singkatan dari Sertifikat Bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yaitu surat bukti hak atau sertifikat yang dikeluarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham yang membuktikan hak memesan efek terlebih dahulu, yang dapat diperdagangkan selama Periode Perdagangan Sertifikat Bukti HMETD.
TEIL
: berarti Treasure East Investments Limited
UUPM
: berarti Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 Tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Nomor 3608.
UUPT
: berarti Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Nomor 4756.
UUWDP
: berarti Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No.7 Tahun 1982, Tambahan Nomor 3214.
viii
RINGKASAN Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari, dan harus dibaca bersama-sama dengan, keterangan yang lebih terperinci dan laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat berdasarkan fakta dan pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan Perseroan, yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 1. UMUM Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No.107 tanggal 16 November 1995 yang dibuat di hadapan Siti Pertiwi Henny Ningsih, S.H., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian Perseroan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-17.065. HT.01.01.Th.95 tanggal 26 Desember 1995, dan didaftarkan di register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.216/A.PT/HKM/1996/PN.JAK.SEL pada tanggal 8 Februari 1996, serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3127 dari Berita Negara Republik Indonesia No.25 tanggal 26 Maret 1996. Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan dan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham dimana Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 11 Desember 2000, anggaran dasar Perseroan telah diubah dengan akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.64 tanggal 29 Agustus 2000 yang dibuat di hadapan Siti Pertiwi Henny Ningsih, S.H., Notaris di Jakarta (”Akta No. 64/2000”). Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C-20020.HT.01.04.Th.2000 tanggal 8 September 2000, serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 382 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 16 Januari 2001. Anggaran dasar Perseroan saat ini dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan RUPS Tahunan dan RUPSLB No. 38, tanggal 24 April 2009, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-04537 AH.01.02.Tahun.2010, tanggal 27 Januari 2010 (“Akta No. 38/2009”), yang terakhir kali diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB No.43, tanggal 15 April 2013, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta (“Akta No. 43/2013”). Akta No. 43/2013 tersebut telah disahkan oleh Menkumham dalam Surat Keputusan No. AHU-20681.AH.01.02.Tahun 2013, tanggal 17 April 2013. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah perdagangan umum, jasa, keagenan dan perwakilan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum termasuk ekspor-impor, perdagangan supermarket/hypermarket (toserba/swalayan), memperdagangkan barang-barang keperluan sehari-hari termasuk tetapi tidak terbatas pada alat-alat rumah tangga, kebutuhan sandang pangan, serta: - ekspor-impor dan perdagangan makanan dan minuman, perdagangan bumbu makanan dan penyedap rasa, saus, kecap, sambal, perdagangan obat-obatan tradisional, perdagangan farmasi dan obat-obatan, perdagangan hasil perkebunan, perdagangan bahan baku dan hasil pertanian, perdagangan besar lokal; - bertindak sebagai agen grosir, supplier, waralaba, dan komision house serta kegiatan usaha yang terkait; - perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estat dan property; - perdagangan dan ekspor-impor antar pulau/daerah serta lokal, untuk barang-barang hasil produksi sendiri dan hasil produksi perusahaan lain;
ix
- -
distributor dan sebagai perwakilan badan-badan dan perusahaan-perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri; berusaha dalam bidang elektronika yakni penjualan mesin-mesin komputer beserta peralatanperalatan dan perlengkapan-perlengkapan, serta memberikan jasa dan pelayanan antara lain jasa memberikan jasa dan pelayanan penanganan mesin-mesin komputer (hardware), penyusunan data-data dan paket program komputer (software), menyediakan training komputer, perbaikan dan perawatan (repair dan service) mesin-mesin komputer, menyediakan jasa jaringan internet.
b. Menerima pengangkatan sebagai agen, agen tunggal, distributor, grossir, leveransir dan supplier dari berbagai macam barang dagangan untuk perusahaan-perusahaan lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri; c. Berusaha dalam bidang perwakilan (representative) dari berbagai perusahaan-perusahaan lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri, kecuali perwakilan biro perjalanan. d. Mendirikan dan/atau ikut serta dalam perusahaan-perusahaan dan badan hukum atau badan usaha lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam bentuk penyertaan saham atau modal, sesuai dengan tujuan Perseroan. Kegiatan usaha Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan, meliputi jasa penyedia akses, internet, menyediakan infrastruktur (intranet/ekstranet), pembuatan web, portal, banner dan domain, co-location server dan memberikan jasa untuk merancang aplikasi perangkat lunak dan jasa lainnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Perseroan berdomisili di Jakarta Barat dengan alamat terdaftar di Wisma Achilles Lantai 4, Jl. Panjang No.29, Kedoya Selatan, Jakarta 11510, Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah memenuhi perijinan berdasarkan peraturan yang berlaku. 2. LATAR BELAKANG PUT I, STRATEGI DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN Berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (“KAP”) Purwantono, Suherman & Surja, ekuitas neto Perseroan adalah sebesar Rp12.701.447.575,- (dua belas miliar tujuh ratus satu juta empat ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus tujuh puluh lima Rupiah), sehingga demikian nilai rencana penggunaan dana dari hasil PUT I sebesar Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah) untuk Rencana Investasi sebesar Rp6.731.507.784.700,- (enam triliun tujuh ratus tiga puluh satu miliar lima ratus tujuh juta tujuh ratus delapan puluh empat ribu tujuh ratus Rupiah) adalah sebesar 55.112% (lima puluh lima ribu seratus dua belas persen) dibandingkan dengan ekuitas Perseroan sehingga Rencana Transaksi termasuk Rencana Investasi merupakan Transaksi Material sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.2, bahwa Transaksi Material dengan nilai transaksi lebih dari 50% (lima puluh persen) dari ekuitas perusahaan terbuka diwajibkan untuk memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. A. Penjelasan, Pertimbangan dan Alasan Dilakukannya Rencana Investasi Perseroan merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang meliputi jasa penyedia akses internet (Internet Service Provider/ISP), IT solution, penyedia jasa dan barang untuk merancang aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras dan jasa lainnya serta pengembang portal ogahrugi.com. Dalam 5 tahun terakhir ini, lebih dari 80% pendapatan Perseroan didominasi oleh pendapatan dari IT solution, yang memberikan jasa layanan terpadu dalam membangun suatu infrastruktur telekomunikasi berbasis internet untuk berbagai jenis industri, yang meliputi layanan web designed, web advertising, web development, layanan online marketing, pembuatan aplikasi dan sistem. Sementara pendapatan Perseroan dari akses internet, yang memberikan layanan jasa yang terdiri dari digital dial up, leased line, lisensi wireless 2.4 Ghz, 3.5 Ghz dan 5.7 Ghz, internet ready port, FTP, akses telnet dan transfer,
x
POP dan web mail accounts, web hosting, satellite & fibre optic, connection pendaftaran domain dan country code top level domain, cenderung sangat berfluktuasi dan tidak mempunyai tren yang dapat diandalkan. Selama 5 tahun terakhir ini, kegiatan usaha Perseroan yang fokus di bidang teknologi informasi tidak mengalami perkembangan yang berarti dan tidak memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka Perseroan berencana untuk melepas kegiatan usaha jasa akses internet yang saat ini digeluti Perseroan dan fokus untuk melakukan investasi atau penyertaan saham atau modal di perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi dan ritel, yang dapat bersinergi dengan pengembangan bisnis portal ogahrugi.com, suatu situs media belanja diskon, yang saat ini telah dikembangkan Perseroan, yang telah menjangkau lebih dari 30.000 anggota di seluruh Indonesia. Sebagaimana diuraikan di atas Perseroan dalam lima tahun terakhir mampu memperoleh laba bersih setiap tahunnya, akan tetapi laba yang diperoleh Perseroan belum mampu untuk menutupi saldo kerugian yang diderita Perseroan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan per 31 Desember 2012 Perseroan masih memiliki saldo rugi (defisit) sebesar Rp30.974 juta. Gambaran ekuitas Perseroan dalam lima tahun terakhir adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012 46.000 (2.325) (30.974) 12.701
Modal Saham Biaya emisi Saldo Rugi Total Ekuitas *) disajikan kembali
31 Desember 2011*) 2010*) 46.000 46.000 (2.325) (2.325) (31.195) (29.225) 12.481 14.450
2009*) 46.000 (2.325) (28.750) 14.925
2008*) 46.000 (2.325) (31.814) 11.861
Kondisi ekuitas Perseroan seperti di atas, menyebabkan ketidakmampuan Perseroan untuk melakukan pembagian dividen walaupun kondisi kinerja dalam lima tahun terakhir Perseroan mampu menghasilkan laba, karena sesuai dengan ketentuan dalam UUPT, selama masih memiliki saldo rugi tidak diperkenankan melakukan pembagian dividen. Dengan melakukan investasi pada 31,50% kepemilikan saham ROTI, 35,84% kepemilikan saham FAST dan 40% kepemilikan saham IDM, maka dari Rencana Investasi ini diharapkan kegiatan usaha Perseroan akan terdiversifikasi lebih baik. Dengan adanya diversifikasi usaha ini maka diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja Perseroan sehingga akan meningkatkan nilai bisnis dari Perseroan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan. B. Penjelasan, Pertimbangan dan Alasan Dilakukannya Perubahan Kegiatan Usaha Utama Sebagai perusahaan publik yang memiliki tanggung jawab yang besar kepada para pemegang sahamnya, terutama untuk memberikan hasil usaha yang optimal dan transparan dalam kegiatan operasionalnya, Perseroan berupaya untuk menjaga kestabilan dan kontinuitas usaha dengan komitmen terhadap peningkatan kualitas usaha. Untuk itu Perseroan telah melakukan evaluasi atas strategi dan rencana pengembangan usaha agar dapat memberikan nilai tambah yang lebih baik bagi para pemegang saham dan dapat menarik minat investor untuk melakukan investasi di Perseroan. Persaingan usaha yang semakin ketat dan permodalan yang semakin besar yang dibutuhkan di sektor teknologi informasi terutama dalam penyedia jasa akses internet, yang didominasi bukan saja oleh perusahaan ISP sejenis yang lebih besar, tetapi juga oleh perusahaan-perusahaan yang menawarkan produk hiburan TV kabel sekaligus akses internet dengan biaya yang lebih kompetitif, menjadikan Perseroan menjadi makin sulit berkembang.
xi
Atas dasar kondisi kegiatan usaha seperti saat ini dan Rencana Investasi yang diperkirakan memiliki prospek usaha yang lebih baik, maka manajemen Perseroan bermaksud merubah kegiatan usaha utamanya menjadi perusahaan investasi di perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ritel dan perdagangan makanan serta restoran. 3. PENAWARAN UMUM TERBATAS I Jumlah HMETD
: Sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) saham biasa atas nama yang merupakan Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan yang memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham biasa atas nama lainnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
Nilai Nominal
: Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) setiap saham.
Harga Pelaksanaan
: Setiap pemegang 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat pelaksanaan HMETD.
Jumlah Nilai HMETD : Sebesar Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah). Rasio Konversi
: Setiap pemegang 23 (dua puluh tiga) Saham Lama yang tercatat dalam DPS pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB memiliki 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) HMETD, dimana setiap pemegang 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru.
Dilusi Kepemilikan
: Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sampai dengan maksimum 98,70% (sembilan puluh delapan koma tujuh puluh persen).
Pencatatan
: Saham Baru ini akan dicatatkan di BEI sama dengan saham-saham yang telah dicatatkan sebelumnya oleh Perseroan. Dengan asumsi bahwa seluruh HMETD dilaksanakan maka jumlah saham Perseroan yang akan dicatatkan menjadi sebanyak 14.184.000.000 (empat belas miliar seratus delapan puluh empat juta) saham yang terdiri dari 184.000.000 (seratus delapan puluh empat juta) Saham Lama dan 14.000.000.000 (empat belas miliar) Saham Baru yang berasal dari PUT I, masing-masing dengan nilai nominal Rp250,(dua ratus lima puluh Rupiah) setiap saham.
Penggunaan Dana
: • • • •
Sebesar 28,55% (dua puluh delapan koma lima puluh lima persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada FAST sebesar 35,84% dari total saham ditempatkan dan disetor dalam FAST; Sebesar 30,45% (tiga puluh koma empat puluh lima persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada ROTI sebesar 31,50% dari total saham ditempatkan dan disetor dalam ROTI; Sebesar 37,65% (tiga puluh tujuh koma enam puluh lima persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada IDM sebesar 40,00% (empat puluh persen) dari total saham ditempatkan dan disetor dalam IDM; dan Sebesar 3,35% (tiga koma tiga puluh lima persen) akan digunakan untuk modal kerja Perseroan.
xii
Pembeli Siaga
: Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT I ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham atau pemegang bukti HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan efek berdasarkan Harga Pelaksanaan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka Pembeli Siaga akan membeli sisa saham sesuai sistem urutan dengan skala prioritas, yaitu Hannawell Group Limited sebanyak-banyaknya 5.620.000.000 (lima miliar enam ratus dua puluh juta) saham dan PT Buana Capital (pihak terafiliasi) sebanyak-banyaknya 200.000.000 (dua ratus juta) saham dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham, sesuai sistem urutan dengan skala prioritas, yang seluruhnya akan dibayar penuh berdasarkan Akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No.68 tanggal 19 April 2013 dan telah diubah berdasarkan Akta Perubahan III Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No.84 tanggal 23 Mei 2013 yang keduanya dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta.
Porsi Penjaminan Pembeli Siaga
: Sebanyak-banyaknya 5.820.000.000 (lima miliar delapan ratus dua puluh juta) saham dengan sistem urutan dengan skala prioritas.
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
40.000.000.000
10.000.000.000.000
133.301.000
33.325.250.000
Persentase (%)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT PTL 2. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
72,45%
50.699.000
12.674.750.000
27,55%
184.000.000
46.000.000.000
100,00%
39.816.000.000
9.954.000.000.000
Dengan tidak dilaksanakannya HMETD yang ditawarkan dalam PUT I oleh PT PTL namun hanya dilaksanakan haknya oleh PT ME, TEIL, Masyarakat dan sisanya oleh Pembeli Siaga, maka susunan modal saham Perseroan sesudah PUT I secara proforma adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT PTL 2. PT ME 3. TEIL 4. HGL 5. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
40.000.000.000
Nilai Nominal (Rp) 10.000.000.000.000
133.301.000 3.960.000.000 4.220.000.000 1.962.467.500 3.908.231.500 14.184.000.000 25.816.000.000
33.325.250.000 990.000.000.000 1.055.000.000.000 490.616.875.000 977.057.875.000 3.546.000.000.000 6.454.000.000.000
xiii
Persentase (%)
0,94% 27,92% 29,75% 13,84% 27,55% 100,00%
Dengan tidak dilaksanakannya HMETD yang ditawarkan dalam PUT I oleh PT PTL maupun Masyarakat secara keseluruhan melainkan hanya oleh PT ME, TEIL dan Pembeli Siaga, maka susunan modal saham Perseroan sesudah PUT I secara proforma adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT PTL 2. PT ME 3. TEIL 4. HGL 5. PT BC 6. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
40.000.000.000
Nilai Nominal (Rp) 10.000.000.000.000
133.301.000 3.960.000.000 4.220.000.000 5.620.000.000 200.000.000 50.699.000 14.184.000.000 25.816.000.000
33.325.250.000 990.000.000.000 1.055.000.000.000 1.405.000.000.000 50.000.000.000 12.674.750.000 3.546.000.000.000 6.454.000.000.000
Persentase (%)
0,94% 27,92% 29,75% 39,62% 1,41% 0,36% 100,00%
Saham Biasa Atas Nama yang akan ditawarkan kepada para pemegang saham dalam rangka PUT I ini, seluruhnya adalah Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan yang mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lama. Keterangan selengkapnya mengenai PUT I dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini. 4. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PUT I Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PUT I ini setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait dengan PUT I akan digunakan untuk: • • • •
Sebesar 28,47% (dua puluh delapan koma empat puluh tujuh persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada FAST sebesar 35,84% dari total saham ditempatkan dan disetor dalam FAST; Sebesar 30,37% (tiga puluh koma tiga puluh tujuh persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada ROTI sebesar 31,50% dari total saham ditempatkan dan disetor dalam ROTI; Sebesar 37,55% (tiga puluh tujuh koma lima puluh lima persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada IDM sebesar 40,00% (empat puluh persen) dari total saham ditempatkan dan disetor dalam IDM; dan Sebesar 3,61% (tiga koma enam puluh satu persen) akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. Kegiatan usaha yang akan dibiayai adalah portal bisnis internet yang dikelola Perseroan dalam bentuk pembelian produk dan jasa yang akan ditawarkan melalui situs www.ogahrugi.com.
Keterangan lebih lanjut mengenai rencana penggunaan dana dari hasil PUT I dapat dilihat pada Bab II Prospektus ini.
xiv
5. RISIKO USAHA Sebagaimana halnya kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lain, Perseroan juga menghadapi berbagai risiko usaha yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Berikut merupakan risiko-risiko yang telah disusun Perseroan berdasarkan bobot risiko setelah perubahan kegiatan usaha utama Perseroan: Risiko Terkait Kegiatan Usaha Investasi: Berikut risiko yang dihadapi Perseroan sehubungan dengan Rencana Investasi yang akan dilakukan oleh Perseroan. 1. Risiko Investasi; dan 2. Risiko Operasional. Risiko Terkait Kegiatan Usaha di Sektor Teknologi Informasi: 1. Risiko Persaingan Usaha; 2. Risiko Kredit; 3. Risiko Likuiditas; 4. Risiko Teknologi Informasi; dan 5. Risiko Sumber Daya Manusia. Selain itu, Perseroan juga memiliki risiko dari kegiatan investasinya di perusahaan asosiasi sebagai berikut: A. 1. 2. 3. 4. 5.
FAST Risiko Pencabutan Hak Waralaba; Risiko Persaingan Usaha; Risiko Ketersediaan dan Fluktuasi Harga Bahan Baku; Risiko Sumber Daya Manusia; dan Risiko Produk Terkontaminasi.
B. ROTI 1. Risiko Kontaminasi Atas Produk Yang Dihasilkan ROTI Baik Pada Saat Sebelum Diolah (Bahan Baku), Dalam Proses Produksi, Maupun Pada Saat Didistribusikan; 2. Risiko Umur Produk yang Relatif Singkat; 3. Risiko Ketersediaan Gandum Sebagai Bahan Baku Tepung Terigu; 4. Risiko Ketersediaan Energi; 5. Risiko Sumber Daya Manusia; 6. Risiko Ketersediaan Suku Cadang; 7. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar; 8. Risiko Persaingan Usaha; dan 9. Risiko Isu Bahan Pengawet dan Halal. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
IDM Risiko Persaingan Usaha; Risiko Ketidakmampuan Dalam Mengembangkan dan Memelihara Jaringan Distribusi dan Toko; Risiko Masa Sewa Toko Yang Tidak Diperpanjang; Risiko Izin Usaha; Risiko Yang Berhubungan Dengan Syarat-Syarat Perdagangan (Trading Terms); Risiko Sumber Daya Manusia; Risiko Perubahan atas Kebijakan dan Peraturan Pemerintah; Risiko Ketergantungan Pada Kualitas Distribusi Pihak Ketiga dan atau Pemasok; Risiko Ketergantungan Pada Teknologi Informasi (TI); dan Risiko Keuangan.
Keterangan lebih lanjut mengenai risiko usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VII Prospektus ini. xv
6. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Berikut ini disajikan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008 dan laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008. Berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut dan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 1 Januari 2011/31 Desember 2010, melalui laporannya tertanggal 26 Maret 2013. Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Krisnawan, Busroni, Achsin, & Alamsyah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai laporan keuangan Perseroan disusun dengan anggapan bahwa Perseroan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, baik secara prospektif maupun restrospektif, melalui laporannya tertanggal 15 Maret 2012. Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2009 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Krisnawan, Ak. dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai Perseroan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, kondisi ekonomi dan tindakan yang ditempuh serta rencana yang dibuat oleh manajemen Perseroan untuk meningkatkan kondisi keuangan tersebut dan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, baik secara prospektif maupun retrospektif, melalui laporannya tertanggal 12 April 2010. Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2008 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Eddy Sutjahjo, Ak. MM dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai Perseroan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan pengungkapan kondisi ekonomi dan tindakan yang ditempuh serta rencana yang dibuat oleh manajemen Perseroan untuk meningkatkan kondisi keuangan tersebut, melalui laporannya tertanggal 25 Maret 2009. (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012
Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan Laba bruto Laba usaha Laba tahun berjalan *) disajikan kembali
13.928 5.371 353 221
31 Desember 2011*) 2010*) 18.372 4.757 734 472
16.425 4.840 626 449
2009*)
2008*)
16.035 4.566 243 189
15.995 5.310 345 78
(dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012
Laporan Posisi Keuangan Total aset Total liabilitas Total liabilitas jangka panjang Ekuitas neto *)
16.821 4.120 778 12.701
disajikan kembali
xvi
31 Desember 2011*) 2010*) 16.709 4.228 587 12.481
16.493 4.484 484 12.009
2009*)
2008*)
16.244 4.684 342 11.560
20.760 11.350 9.410
Rasio Keuangan Penting 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut 2012 2011*) 2010*) 2009*) 2008*)
Keterangan Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan Laba bruto Laba usaha Laba tahun berjalan Total aset Total liabilitas Ekuitas neto Rasio Usaha (x) Laba bruto/pendapatan Laba tahun berjalan/pendapatan Laba bruto/rata-rata ekuitas Laba tahun berjalan/rata-rata ekuitas Laba bruto/rata-rata aset Laba tahun berjalan/rata-rata aset Rasio Keuangan (x) Total aset lancar/liabilitas jangka pendek Total liabilitas/total aset Total liabilitas/ekuitas neto *) disajikan kembali
-24,19 12,90 -51,95 -53,20 0,67 -2,57 1,77
11,85 -1,71 17,37 5,19 1,31 -5,70 3,93
2,43 5,99 157,41 137,70 1,53 -4,27 3,88
0,25 -14,00 -29,50 142,75 -21,75 -58,73 22,85
3,83 -42,92 59,69 -64,00 -9,24 38,18 -35,80
0,39 0,02 0,42 0,02 0,32 0,01
0,26 0,03 0,38 0,04 0,28 0,03
0,29 0,03 0,40 0,04 0,29 0,03
0,28 0,01 0,40 0,02 0,28 0,01
0,33 0,00 0,56 0,01 0,26 0,00
0,86 0,24 0,32
0,63 0,25 0,34
0,40 0,27 0,37
0,29 0,29 0,41
0,46 0,55 1,21
7. KEBIJAKAN DIVIDEN
Pada saat ini, manajemen Perseroan merencanakan rasio pembagian dividen, apabila terdapat surplus kas dari kegiatan operasional setelah dana tersebut disisihkan untuk dana cadangan, kegiatan pendanaan, rencana pengeluaran modal serta modal kerja Perseroan, yaitu sebesar-besarnya 10% (sepuluh persen) dari laba bersih Perseroan setelah pajak mulai tahun buku 2014 untuk setiap tahunnya. Keterangan lebih lanjut mengenai kebijakan dividen Perseroan dapat dilihat pada Bab XIII Prospektus ini. 8. KETERANGAN TENTANG PEMBELI SIAGA Sesuai dengan Akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No. 68 tanggal 19 April 2013 dan telah diubah berdasarkan Akta Perubahan III Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No. 84 tanggal 23 Mei 2013 yang keduanya dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, yang bertindak sebagai Pembeli siaga adalah Hannawell Group Limited dan PT Buana Capital (pihak terafiliasi). Keterangan lebih lanjut mengenai Pembeli Siaga dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini. 9. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN PENAWARAN UMUM TERBATAS I Perseroan telah menunjuk PT Raya Saham Registra sebagai Pelaksana Pengelola Administrasi Saham dan sebagai Agen Pelaksana PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk, sebagaimana termaktub dalam Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksanaan dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No. 69 tanggal 19 April 2013 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Keterangan lebih lanjut mengenai persyaratan pemesanan pembelian PUT I dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini.
xvii
10. KETERANGAN TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Saham yang ditawarkan dalam rangka PUT I ini sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) saham biasa atas nama Perseroan dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham dengan Harga Pelaksanaan Rp500 (lima ratus Rupiah) per saham sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah). Setiap pemegang 23 (dua puluh tiga) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB berhak atas 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham. Keterangan lebih lanjut mengenai HMETD dapat dilihat pada Bab XIX Prospektus ini.
xviii
I. PENAWARAN UMUM TERBATAS I Direksi atas nama Perseroan dengan ini melakukan PUT I dalam rangka penerbitan HMETD kepada para pemegang saham Perseroan atas sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) Saham Baru dengan nilai nominal Rp250,(dua ratus lima puluh Rupiah) dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham, sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah). Setiap pemegang 23 (dua puluh tiga) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB berhak atas 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Jumlah Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT I ini sebesar 98,70% dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah PUT I dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham, yang akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI dengan senantiasa memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Saham yang diterbitkan dalam PUT I memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down). HMETD dapat diperdagangkan baik di dalam maupun di luar BEI sesuai Peraturan Bapepam IX.D.1 selama 8 (delapan) Hari Bursa mulai tanggal 10 Juni 2013 sampai dengan 19 Juni 2013. Pencatatan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di BEI pada tanggal 10 Juni 2013. Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah tanggal 19 Juni 2013, sehingga HMETD yang tidak dilaksanakan sampai dengan tanggal tersebut tidak akan berlaku lagi. PT PTL sebagai pemegang saham utama dan pemilik 133.301.000 (seratus tiga puluh tiga juta tiga ratus seribu) saham Perseroan tidak akan melaksanakan 10.142.467.391 (sepuluh miliar seratus empat puluh dua juta empat ratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus sembilan puluh satu) HMETD yang menjadi haknya dalam PUT I, tetapi akan mengalihkan sebanyak 3.960.000.000 (tiga miliar sembilan ratus enam puluh juta) HMETD kepada PT ME dan sebanyak 4.220.000.000 (empat miliar dua ratus dua puluh juta) HMETD kepada TEIL sedangkan sisanya akan diambil bagian oleh Pembeli Siaga. Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT I ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham atau pemegang bukti HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan efek berdasarkan Harga Pelaksanaan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka Pembeli Siaga akan membeli sisa saham sesuai sistem urutan dengan skala prioritas, yaitu HGL sebanyak-banyaknya 5.620.000.000 (lima miliar enam ratus dua puluh juta) saham dan PT BC (pihak terafiliasi) sebanyak-banyaknya 200.000.000 (dua ratus juta) saham dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham, sesuai sistem urutan dengan skala prioritas, yang seluruhnya akan dibayar penuh berdasarkan Akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No.68 tanggal 19 April 2013 dan telah diubah berdasarkan Akta Perubahan III Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No.84 tanggal 23 Mei 2013 yang keduanya dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta.
PT Dyviacom Intrabumi Tbk Kegiatan Usaha: Bergerak dalam bidang penyedia jasa akses internet dan jasa teknologi informasi lainnya Berkedudukan di Jakarta Barat, Indonesia Kantor Pusat: Wisma Achilles Lantai 4 Jl. Panjang No.29 Kedoya Selatan, Jakarta 11510, Indonesia Telp: (62-21) 5694-9393, Fax: (62-21) 5694-9339 Email:
[email protected], http://www.dyvia.com RISIKO UTAMA RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN SETELAH MELAKUKAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA ADALAH RISIKO INVESTASI RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VII PROSPEKTUS INI
1
Perseroan merupakan perusahaan teknologi informasi yang pertama kali melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak 64.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp250,- per saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp250,- per saham dan mencatatkan seluruh sahamnya sebanyak 184.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 11 Desember 2000. Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Philadel Terra Lestari 2. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
40.000.000.000 133.301.000 50.699.000 184.000.000 39.816.000.000
Nilai Persentase Nominal (Rp) (%) 10.000.000.000.000 33.325.250.000 12.674.750.000 46.000.000.000 9.954.000.000.000
72,45% 27,55% 100,00%
Dengan tidak dilaksanakannya HMETD yang ditawarkan dalam PUT I oleh PT PTL namun hanya dilaksanakan haknya oleh PT ME, TEIL, Masyarakat dan sisanya oleh Pembeli Siaga, maka susunan modal saham Perseroan sesudah PUT I secara proforma adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT PTL 2. PT ME 3. TEIL 4. HGL 5. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
40.000.000.000
Nilai Nominal (Rp) 10.000.000.000.000
133.301.000 3.960.000.000 4.220.000.000 1.962.467.500 3.908.231.500 14.184.000.000 25.816.000.000
33.325.250.000 990.000.000.000 1.055.000.000.000 490.616.875.000 977.057.875.000 3.546.000.000.000 6.454.000.000.000
Persentase (%)
0,94% 27,92% 29,75% 13,84% 27,55% 100,00%
Dengan tidak dilaksanakannya HMETD yang ditawarkan dalam PUT I oleh PT PTL maupun Masyarakat secara keseluruhan melainkan hanya oleh PT ME, TEIL dan Pembeli Siaga, maka susunan modal saham Perseroan sesudah PUT I secara proforma adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT PTL 2. PT ME 3. TEIL 4. HGL 5. PT BC 6. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
40.000.000.000
Nilai Nominal (Rp) 10.000.000.000.000
133.301.000 3.960.000.000 4.220.000.000 5.620.000.000 200.000.000 50.699.000 14.184.000.000 25.816.000.000
33.325.250.000 990.000.000.000 1.055.000.000.000 1.405.000.000.000 50.000.000.000 12.674.750.000 3.546.000.000.000 6.454.000.000.000
2
Persentase (%)
0,94% 27,92% 29,75% 39,62% 1,41% 0,36% 100,00%
Saham Biasa Atas Nama yang akan ditawarkan kepada para pemegang saham dalam rangka PUT I ini, seluruhnya adalah Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan yang mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lama. Dengan mengacu pada Peraturan No. IX.D.1, maka: • • •
HMETD dapat diperdagangkan mulai tanggal 10 Juni 2013 sampai dengan tanggal 19 Juni 2013 melalui Bursa dan di luar Bursa; Dalam hal Pemegang Saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan tersebut harus dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan; Pemegang HMETD yang tidak menggunakan haknya untuk membeli saham dalam rangka PUT I ini dapat menjual haknya kepada pihak lain dari tanggal 10 Juni 2013 sampai dengan tanggal 19 Juni 2013 baik melalui BEI maupun di luar BEI.
Dengan asumsi bahwa seluruh HMETD dilaksanakan maka jumlah saham Perseroan yang akan dicatatkan menjadi sebanyak 184.000.000 (seratus delapan puluh empat juta) Saham Lama dan sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) Saham Baru yang berasal dari PUT I ini, dengan demikian seluruh saham Perseroan akan berjumlah 14.184.000.000 (empat belas miliar seratus delapan puluh empat juta) saham. Jika Pemegang Saham Perseroan tidak melaksanakan HMETD yang ditawarkan sesuai dengan porsi sahamnya, maka proporsi kepemilikan sahamnya dalam Perseroan akan mengalami penurunan (dilusi) sampai dengan maksimal 98,70% (sembilan puluh delapan koma tujuh puluh persen). PUT I ini berlaku efektif apabila telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan melalui RUPSLB yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2013 sehubungan dengan Pernyataan Pendaftaran PUT I. Saham PUT I akan dicatatkan di BEI dan Perseroan diwajibkan untuk mematuhi perjanjian dengan BEI mengenai pencatatan saham tambahan tersebut. DALAM KURUN WAKTU 12 (DUA BELAS) BULAN SETELAH EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PUT I INI, PERSEROAN TIDAK AKAN MENERBITKAN ATAU MENCATATKAN SAHAM BARU ATAU EFEK LAINNYA YANG DAPAT DIKONVERSIKAN MENJADI SAHAM DILUAR YANG DITAWARKAN DALAM PUT I INI.
3
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PUT I ini setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait dengan PUT I akan digunakan sebagai berikut: •
Sebesar 28,47% (dua puluh delapan koma empat puluh tujuh persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada FAST sebesar 35,84% dari total saham ditempatkan dan disetor dalam FAST. Adapun informasi mengenai penyertaan saham tersebut tersebut adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
5.
•
: Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham tanggal 19 April 2013 antara PT ME dan Perseroan Pembeli : Perseroan Penjual : PT ME Saham Yang Dijual : 165.013.334 (seratus enam puluh lima juta tiga belas ribu tiga ratus tiga puluh empat) saham ditempatkan dan disetor FAST yang dimiliki oleh PT ME, dengan nilai nominal sebesar Rp100 (seratus Rupiah) dan harga transaksi sebesar Rp12,050 (dua belas ribu lima puluh Rupiah) per saham, yang merupakan 35,84% (tiga puluh lima koma delapan puluh empat persen) dari total saham ditempatkan dan disetor dalam FAST Tanggal Penyelesaian : paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dan Distribusi Saham hasil Penjatahan atau tanggal lain yang disepakati bersama oleh Perseroan dan PT ME
Sebesar 30,37% (tiga puluh koma tiga puluh tujuh persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada ROTI sebesar 31.50% dari total saham ditempatkan dan disetor dalam ROTI. Adapun informasi mengenai penyertaan saham tersebut adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
5.
•
Perjanjian
Perjanjian
: Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham tanggal 22 April 2013 antara TEIL dan Perseroan Pembeli : Perseroan Penjual : TEIL Saham Yang Dijual : 318.893.400 (tiga ratus delapan belas juta delapan ratus sembilan puluh tiga ribu empat ratus) saham ditempatkan dan disetor ROTI yang dimiliki oleh TEIL, dengan nilai nominal sebesar Rp100 (seratus Rupiah) dan harga transaksi sebesar Rp6.650 (enam ribu enam ratus lima puluh Rupiah) per saham, yang merupakan 31,50% (tiga puluh satu koma lima puluh persen) dari total saham ditempatkan dan disetor dalam ROTI Tanggal Penyelesaian : paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dan Distribusi Saham hasil Penjatahan atau tanggal lain yang disepakati bersama oleh Perseroan dan TEIL
Sebesar 37,55% (tiga puluh tujuh koma lima puluh lima persen) akan digunakan untuk penyertaan saham pada IDM sebesar 40% dari total saham ditempatkan dan disetor dalam IDM. Adapun informasi mengenai penyertaan saham tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Perjanjian
2.
Pemesan
: Perjanjian Pemesanan Saham Bersyarat tanggal 19 April 2013 antara PT Indomarco Perdana, PT Lentera Bumi Mas, Tuan Sinarmas Jonatan, IDM, dan Perseroan : Perseroan
4
3.
4.
•
Saham Penyertaan
: Saham Penyertaan dalam IDM sebanyak 738.720.000 (tujuh ratus tiga puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham baru yang akan diambil bagian oleh Perseroan, dengan nilai nominal sebesar Rp250 (dua ratus lima puluh Rupiah) dan harga transaksi sebesar Rp3.550 (tiga ribu lima ratus lima puluh Rupiah) per saham, yang merupakan 40% (empat puluh persen) dari total saham ditempatkan dan disetor dalam IDM Tanggal Penyelesaian : paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dan Distribusi Saham hasil Penjatahan atau tanggal lain yang disepakati bersama oleh PT Indomarco Perdana, PT Lentera Bumi Mas, Tuan Sinarman Jonatan, IDM, dan Perseroan
Sebesar 3,61% (tiga koma enam puluh satu persen) akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. Kegiatan usaha yang akan dibiayai adalah portal bisnis internet yang dikelola Perseroan dalam bentuk pembelian produk dan jasa yang akan ditawarkan melalui situs www.ogahrugi.com.
Perseroan memperkirakan dengan rencana penyertaan saham pada 31,50% kepemilikan saham ROTI, 35,84% kepemilikan saham FAST dan 40% kepemilikan saham IDM, diharapkan kegiatan usaha Perseroan akan terdiversifikasi lebih baik. Dengan adanya diversifikasi usaha ini maka diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja Perseroan sehingga akan meningkatkan nilai bisnis dari Perseroan, yang pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah kepada pemegang saham Perseroan. Berikut tabel proforma struktur permodalan dan susunan pemegang saham FAST, ROTI dan IDM sebelum dan sesudah penyertaan saham yang dilakukan oleh Perseroan: 1. FAST Keterangan Modal Dasar: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Gelael Pratama 2. PT ME 3. HSBC Fund Services, Arisaig Asia Consumer FD Ltd 4. Koperasi 5. Masyarakat 6. PT Dyviacom Intrabumi Tbk Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
Sebelum Penyertaan Perseroan Jumlah Saham (%) 1.840.000.000 201.846.667 165.013.334 46.667.014 1.473.332 45.416.248 460.416.595 1.379.583.405
43,84% 35,84% 10,14% 0,32% 9,86% 100,00%
Sesudah Penyertaan Perseroan Jumlah Saham (%) 1.840.000.000 201.846.667 46.667.014 1.473.332 45.416.248 165.013.334 460.416.595 1.379.583.405
43,84% 10,14% 0,32% 9,86% 35,84% 100,00%
2. ROTI Keterangan Modal Dasar: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. UBS AG Singapore S/A Bonlight Investments Ltd 2. UBS AG Singapore S/A TEIL 3. Shikishima Baking Co., Ltd 4. Masyarakat 5. PT Dyviacom Intrabumi Tbk Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
Sebelum Penyertaan Perseroan Jumlah Saham (%) 3.440.000.000 318.893.400 318.893.400 86.050.600 288.522.600 1.012.360.000 2.427.640.000
5
31,50% 31,50% 8,50% 28,50% 100,00%
Sesudah Penyertaan Perseroan Jumlah Saham (%)
318.893.400 86.050.600 288.522.600 318.893.400 1.012.360.000 2.427.640.000
31,50% 8,50% 28,50% 31,50% 100,00%
3. IDM Keterangan Modal Dasar: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Indomarco Perdana 2. PT Lentera Bumi Mas 3. Sinarman Jonatan 4. PT Dyviacom Intrabumi Tbk Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
Sebelum Penyertaan Perseroan Jumlah Saham (%) 1.400.000.000 1.026.912.000 57.168.000 24.000.000 1.108.080.000 291.920.000
92,67 5,16 2,17 100,00%
Sesudah Penyertaan Perseroan Jumlah Saham (%) 3.000.000.000 1.026.912.000 57.168.000 24.000.000 738.720.000 1.846.800.000 1.153.200.000
55,60% 3,10% 1,30% 40,00% 100,00%
Keterangan lengkap mengenai rencana penyertaan saham oleh Perseroan pada FAST, ROTI, dan IDM ini diuraikan pada Bab III mengenai Keterangan Mengenai Rencana Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Dalam pelaksanaan penggunaan dana hasil PUT I ini, Perseroan akan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 0,245% dari nilai PUT I yang meliputi: No 1.
2.
Uraian Biaya Jasa Profesi /Lembaga Penunjang Pasar Modal - Akuntan Publik - Konsultan Hukum - Notaris - Penilai - Biro Administrasi Efek Biaya Lain-lain - Penasehat Keuangan - Biaya RUPSLB, percetakan, iklan surat kabar keterbukaan informasi dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan rencana PUT I Perseroan Jumlah
Persentase (%) 0,008% 0,016% 0,004% 0,007% 0,001% 0,200% 0,009% 0,245%
Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil PUT I ini kepada para pemegang saham Perseroan dalam RUPS Tahunan Perseroan dan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil PUT I ini kepada Otoritas Jasa Keuangan secara periodik sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-81/PM1996 tanggal 17 Januari 1996 yang diubah dengan Nomor Kep-15/PM/1997 tanggal 30 April 1997 dan terakhir diubah dengan Nomor Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (“Peraturan No.X.K.4”). Apabila Perseroan bermaksud untuk mengubah rencana penggunaan dana hasil PUT I tersebut, maka rencana perubahan harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari RUPS sesuai dengan Peraturan No.X.K.4. PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM PERSEROAN (IPO) Seluruh dana hasil pelaksanaan Penawaran Umum Perdana (IPO) pada tahun 2000 telah habis direalisasikan sesuai dengan rencana penggunaan dana IPO.
6
III. KETERANGAN MENGENAI RENCANA TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA A. KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI MATERIAL Berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, ekuitas neto Perseroan adalah sebesar Rp12.701.447.575,- (dua belas miliar tujuh ratus satu juta empat ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus tujuh puluh lima Rupiah), sehingga demikian nilai rencana penggunaan dana dari hasil PUT I sebesar Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah) untuk Rencana Investasi sebesar Rp6.731.507.784.700,(enam triliun tujuh ratus tiga puluh satu miliar lima ratus tujuh juta tujuh ratus delapan puluh empat ribu tujuh ratus Rupiah) adalah sebesar 530 kali dibandingkan dengan ekuitas Perseroan sehingga Rencana Investasi merupakan Transaksi Material sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.2, bahwa Transaksi Material dengan nilai transaksi lebih dari 50% (lima puluh persen) dari ekuitas perusahaan terbuka diwajibkan untuk memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. 1. Penjelasan, Pertimbangan dan Alasan Dilakukannya Rencana Investasi Perseroan merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang meliputi jasa penyedia akses internet (Internet Service Provider/ISP), IT solution, penyedia jasa dan barang untuk merancang aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras dan jasa lainnya serta pengembang portal ogahrugi.com. Dalam 5 tahun terakhir ini, lebih dari 80% pendapatan Perseroan didominasi oleh pendapatan dari IT solution, yang memberikan jasa layanan terpadu dalam membangun suatu infrastruktur telekomunikasi berbasis internet untuk berbagai jenis industri, yang meliputi layanan web designed, web advertising, web development, layanan online marketing, pembuatan aplikasi dan sistem. Sementara pendapatan Perseroan dari akses internet, yang memberikan layanan jasa yang terdiri dari digital dial up, leased line, lisensi wireless 2.4 Ghz, 3.5 Ghz dan 5.7 Ghz, internet ready port, FTP, akses telnet dan transfer, POP dan web mail accounts, web hosting, satellite & fibre optic, connection pendaftaran domain dan country code top level domain, cenderung sangat berfluktuasi dan tidak mempunyai tren yang dapat diandalkan. Selama 5 tahun terakhir ini, kegiatan usaha Perseroan yang fokus di bidang teknologi informasi tidak mengalami perkembangan yang berarti dan tidak memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka Perseroan berencana untuk melepas kegiatan usaha jasa akses internet yang saat ini digeluti Perseroan dan fokus untuk melakukan investasi atau penyertaan saham atau modal di perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi dan ritel, yang dapat bersinergi dengan pengembangan bisnis portal ogahrugi.com, suatu situs media belanja diskon, yang saat ini telah dikembangkan Perseroan, yang telah menjangkau lebih dari 30.000 anggota di seluruh Indonesia. Sebagaimana diuraikan di atas Perseroan dalam lima tahun terakhir mampu memperoleh laba bersih setiap tahunnya, akan tetapi laba yang diperoleh Perseroan belum mampu untuk menutupi saldo kerugian yang diderita Perseroan pada tahun-tahun sebelumnya.
7
Hal ini menyebabkan per 31 Desember 2012 Perseroan masih memiliki saldo rugi (defisit) sebesar Rp30.974 juta. Gambaran ekuitas Perseroan dalam lima tahun terakhir adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012 46.000 (2.325) (30.974) 12.701
Modal Saham Biaya emisi Saldo Rugi Total Ekuitas *) disajikan kembali
31 Desember 2011*) 2010*) 46.000 46.000 (2.325) (2.325) (31.195) (31.667) 12.481 12.009
2009*) 46.000 (2.325) (32.115) 11.560
2008*) 46.000 (2.325) (34.265) 9.410
Kondisi ekuitas Perseroan seperti di atas, menyebabkan ketidakmampuan Perseroan untuk melakukan pembagian dividen walaupun kondisi kinerja dalam lima tahun terakhir Perseroan mampu menghasilkan laba, karena sesuai dengan ketentuan dalam UUPT, selama masih memiliki saldo rugi tidak diperkenankan melakukan pembagian dividen. Dengan melakukan investasi pada 31,50% kepemilikan saham ROTI, 35,84% kepemilikan saham FAST dan 40% kepemilikan saham IDM, maka dari Rencana Investasi ini diharapkan kegiatan usaha Perseroan akan terdiversifikasi lebih baik. Dengan adanya diversifikasi usaha ini maka diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja Perseroan sehingga akan meningkatkan nilai bisnis dari Perseroan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan. 2. Keterangan Mengenai Rencana Investasi Sehubungan dengan Rencana Investasi, Perseroan berencana untuk melakukan: •
•
•
penyertaan saham pada FAST sebesar 35,84% (tiga puluh lima koma delapan puluh empat persen) dari total saham ditempatkan dan disetor dalam FAST atau sebanyak 165.013.334 (seratus enam puluh lima juta tiga belas ribu tiga ratus tiga puluh empat) saham dengan nilai nominal Rp100,(seratus Rupiah) per saham dengan harga pembelian Rp12.050,- (dua belas ribu lima puluh Rupiah) per saham sehingga nilai penyertaan saham pada FAST sebesar Rp1.988.410.674.700,(satu triliun sembilan ratus delapan puluh delapan miliar empat ratus sepuluh juga enam ratus tujuh puluh empat ribu tujuh ratus Rupiah); penyertaan saham pada ROTI sebesar 31,50% (tiga puluh satu koma lima persen) dari total saham ditempatkan dan disetor dalam ROTI atau sebanyak 318.893.400 (tiga ratus delapan belas juta delapan ratus Sembilan puluh tiga ribu empat ratus) saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) per saham dengan harga pembelian Rp6.650,- (enam ribu enam ratus lima puluh Rupiah) per saham sehingga nilai penyertaan saham pada ROTI sebesar Rp2.120.641.110.000,- (dua triliun seratus dua puluh miliar enam ratus empat puluh satu juta seratus sepuluh ribu Rupiah); penyertaan saham pada IDM sebesar 40,00% (empat puluh persen) dari total saham ditempatkan dan disetor dalam IDM atau sebanyak 738.720.000 (tujuh ratus tiga puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham dengan harga pembelian Rp3.550,- (tiga ribu lima ratus lima puluh Rupiah) per saham sehingga nilai penyertaan saham pada IDM sebesar Rp2.622.456.000.000,- (dua triliun enam ratus dua puluh dua miliar empat ratus lima puluh enam juta Rupiah).
Nilai keseluruhan Rencana Investasi adalah sebesar Rp6.731.507.784.700,- (enam triliun tujuh ratus tiga puluh satu miliar lima ratus tujuh juta tujuh ratus delapan puluh empat ribu tujuh ratus Rupiah). Rencana Investasi tersebut merupakan transaksi yang terkait dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Penentuan harga saham FAST dan ROTI sudah sesuai dengan Peraturan No.IX.E.2, bahwa dalam hal obyek Transaksi Material adalah saham perusahaan terbuka yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga saham untuk pembelian, paling tinggi sebesar harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum tanggal pengumuman RUPS. 8
Harga rata-rata saham dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum tanggal pengumuman RUPS untuk saham FAST adalah sebesar Rp12.063,- (dua belas ribu enam puluh tiga Rupiah) per saham dan harga yang ditetapkan dalam Transaksi Material adalah sebesar Rp12.050,- (dua belas ribu lima puluh Rupiah) per saham. Harga rata-rata saham dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum tanggal pengumuman RUPS untuk saham ROTI adalah sebesar Rp6.717,(enam ribu tujuh ratus tujuh belas Rupiah) per saham dan harga yang ditetapkan dalam Transaksi Material adalah sebesar Rp6.650,- (enam ribu enam ratus lima puluh Rupiah) per saham. a) Penjelasan Singkat Mengenai Penyertaan Saham pada FAST Sehubungan dengan rencana penyertaan saham pada FAST yang merupakan bagian dari Rencana Investasi, Perseroan telah menandatangani Pengikatan Jual Beli Saham pada tanggal 19 April 2013 yang memuat hal-hal sebagai berikut: Objek Perjanjian : Penjualan dan pengalihan atas 165.013.334 (seratus enam puluh lima juta tiga belas ribu tiga ratus tiga puluh empat) saham FAST yang dimiliki oleh PT ME kepada Perseroan. Nilai Transaksi : Rp1.988.410.674.700,- (satu triliun sembilan ratus delapan puluh delapan miliar empat ratus sepuluh juta enam ratus tujuh puluh empat ribu tujuh ratus Rupiah) atau sebesar Rp12.050,- (dua belas ribu lima puluh Rupiah) per saham. Tanggal : paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah Tanggal Pengembalian Uang Penyelesaian Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dan Distribusi Saham hasil Penjatahan atau tanggal lain yang disepakati bersama oleh Perseroan dan PT ME. Persyaratan : a. diterimanya seluruh persetujuan yang dibutuhkan oleh PT ME dan Perseroan untuk penyempurnaan transaksi yang diatur dalam Perjanjian ini, yaitu persetujuan pihak ketiga dari PT ME (yakni Yum! Restaurants International), persetujuan rapat umum pemegang saham dan rapat dewan komisaris PT ME, yang menyetujui penjualan dan pengalihan Saham yang Dijual; b. seluruh persetujuan, izin, dan kewenangan penting dari seluruh instansi pemerintah atau pihak berwenang lainnya dan pihak ketiga untuk pengalihan Saham yang Dijual dari PT ME kepada Perseroan telah diperoleh (termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan); dan c. pernyataan-pernyataan, jaminan-jaminan dan janji-janji yang dibuat oleh PT ME dalam Perjanjian adalah benar, lengkap, dan tepat pada saat dibuat dan pada saat tanggal terjadinya Penyelesaian, seolah dibuat, berlaku pada, dan diperbarui pada waktu tersebut. Untuk menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dan untuk menjual saham yang akan dibeli oleh Perseroan, PT ME telah mendapatkan persetujuan dari para Dewan Komisaris PT ME, sebagaimana dimuat dalam Surat Persetujuan Komisaris No. 001/KOM-MER/V/2013 tanggal 3 Mei 2013.
9
b) Penjelasan Singkat Mengenai Penyertaan Saham pada ROTI Sehubungan dengan rencana penyertaan saham pada ROTI yang merupakan bagian dari Rencana Investasi, Perseroan telah menandatangani Pengikatan Jual Beli Saham pada tanggal 22 April 2013 yang memuat hal-hal sebagai berikut: Objek Perjanjian
:
Nilai Transaksi
:
Tanggal Penyelesaian :
Persyaratan
:
Penjualan dan pengalihan atas 318.893.400 (tiga ratus delapan belas juta delapan ratus sembilan puluh tiga ribu empat ratus) saham ROTI yang dimiliki oleh TEIL kepada Perseroan. Rp2.120.641.110.000,- (dua triliun seratus dua puluh miliar enam ratus empat puluh satu juta seratus sepuluh ribu Rupiah) atau sebesar Rp6.650,- (enam ribu enam ratus lima puluh Rupiah) per saham. paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dan Distribusi Saham hasil Penjatahan atau tanggal lain yang disepakati bersama oleh Perseroan dan TEIL. a. seluruh persetujuan, izin, dan kewenangan penting dari seluruh instansi pemerintah atau pihak berwenang lainnya dan pihak ketiga untuk pengalihan Saham yang Dijual dari TEIL kepada Perseroan telah diperoleh (termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan); dan b. pernyataan-pernyataan, jaminan-jaminan dan janji-janji yang dibuat oleh TEIL dalam Perjanjian adalah benar, lengkap, dan tepat pada saat dibuat dan pada saat tanggal terjadinya Penyelesaian, seolah dibuat, berlaku pada, dan diperbarui pada waktu tersebut.
c) Penjelasan Singkat Mengenai Penyertaan Saham pada IDM Sehubungan dengan rencana penyertaan saham pada IDM yang merupakan bagian dari Rencana Investasi, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Pemesanan Saham Bersyarat pada tanggal 19 April 2013 yang memuat hal-hal sebagai berikut: Objek Perjanjian
:
Nilai Transaksi
:
Tanggal Penyelesaian
:
Persyaratan
:
Pemesanan atas 738.720.000 (tujuh ratus tiga puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh ribu) saham baru yang diterbitkan IDM oleh Perseroan. Rp2.622.456.000.000,- (dua triliun enam ratus dua puluh dua miliar empat ratus lima puluh enam juta Rupiah) atau sebesar Rp3.550,- (tiga ribu lima ratus lima puluh Rupiah) per saham. paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dan Distribusi Saham hasil Penjatahan atau tanggal lain yang disepakati bersama oleh PT Indomarco Perdana, PT Lentera Bumi Mas, Tuan Sinarman Jonatan, IDM, dan Perseroan. a. diterimanya seluruh persetujuan atau penerimaan laporan atas penerbitan Saham Penyertaan dari seluruh kreditur IDM sebagaimana dipersyaratkan dalam setiap perjanjian antara IDM dengan kreditur tersebut, sebagaimana relevan; b. telah dilakukannya RUPSLB IDM yang menyatakan menyetujui: (i) peningkatan modal dasar IDM; (ii) penerbitan Saham Penyertaan oleh IDM; dan (iii) pengesampingan HMETD oleh masing-masing pemegang saham IDM agar Saham Penyertaan tersebut dapat ditempatkan dan disetor penuh ke dalam IDM oleh Perseroan;
10
c. diterimanya seluruh persetujuan yang dibutuhkan oleh Perseroan untuk penyempurnaan transaksi yang diatur dalam Perjanjian ini, termasuk tapi tidak terbatas pada, persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan; d. seluruh persetujuan, izin, dan kewenangan penting dari seluruh instansi pemerintah atau pihak berwenang lainnya dan pihak ketiga untuk penyertaan Saham Penyertaan oleh Perseroan telah diperoleh (termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan); dan e. pernyataan-pernyataan, jaminan-jaminan dan janji-janji yang dibuat oleh IDM dalam Perjanjian ini adalah benar, lengkap, dan tepat pada saat dibuat dan pada saat tanggal terjadinya Penyelesaian, seolah dibuat, berlaku pada, dan diperbarui pada waktu tersebut. Untuk menandatangani Perjanjian Pemesanan Saham Bersyarat dan untuk menerbitkan saham baru yang akan diambil oleh Perseroan, IDM telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham IDM, sebagaimana dimuat dalam Akta No. 34, tanggal 8 Mei 2013, dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta, yang saat ini sedang dalam proses pengurusan untuk mendapatkan persetujuan dari Menkumham, sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keterangan No. 128/NOT-KET/V/2013, tanggal 13 Mei 2013, yang dikeluarkan oleh Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta. Dalam rangka pelaksanaan PUT I, IDM telah mendapatkan persetujuan yang diperlukan untuk melakukan tindakan tertentu yang membutuhkan persetujuan dari lawan janjinya berdasarkan perjanjian-perjanjian material tersebut, termasuk untuk menerbitkan saham baru untuk dipesan oleh Perseroan, sebagai berikut: a. PT Bank Mega Tbk selaku kreditor IDM, berdasarkan Surat Nomor 110/CBPM/13, tanggal 2 Mei 2013, yang di antaranya menyetujui peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor serta perubahan susunan pemegang saham IDM; b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, selaku kreditor IDM, berdasarkan Surat Nomor CBG. CB1/024/2013, tanggal 30 April 2013, yang di antaranya menyetujui peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor serta perubahan susunan pemegang saham IDM; c. PT Bank CIMB Niaga Tbk, selaku kreditor IDM, berdasarkan Surat Nomor 083/CLG-EXT/ IV/2013, tanggal 15 April 2013, yang telah diterima oleh CIMB Niaga pada tanggal 18 April 2013, yang diantaranya menyampaikan pemberitahuan terkait rencana IDM untuk melakukan peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor serta perubahan susunan pemegang saham IDM; dan d. Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., selaku kreditor IDM, berdasarkan Consent Letter, tanggal 22 April 2013, yang diantaranya menyetujui pengeluaran saham baru oleh IDM.
3. Pihak-Pihak Yang Melakukan Rencana Investasi a) Perseroan
Dalam Rencana Investasi, Perseroan bertindak sebagai pembeli saham FAST, ROTI dan IDM. Keterangan rinci mengenai Perseroan dapat dilihat pada Bab IX mengenai Keterangan Tentang Perseroan.
11
b) PT Megah Eraraharja (“PT ME”) PT ME bertindak sebagai penjual dan merupakan pemilik saham FAST sebanyak 165.013.334 (seratus enam puluh lima juta tiga belas ribu tiga ratus tiga puluh empat) saham. Keterangan singkat mengenai PT ME adalah sebagai berikut: Nama
:
PT Megah Eraraharja
Alamat :
Wisma Indocement lantai 9, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta 12910, Indonesia
Telp
(62-21) 570 6980-81
:
Fax : (62-21) 570 6990 Pengurusan dan Pengawasan pada saat ini adalah: Dewan Komisaris Komisaris Utama
:
Anthoni Salim
Komisaris
:
Benny Setiawan Santoso
Direktur Utama
:
Adhi Indrawan
Direktur
:
Leonny Elimin
Direksi:
Berdasarkan Akta No.54 tanggal 24 Nopember 2010, struktur permodalan dan pemegang saham PT ME pada saat ini adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) 40.000 40.000.000.000
Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Elang Saktiprabawa 2. PT Zamrud Indah Persada Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Dalam Portepel
31.500 120 31.620 8.380
%
31.500.000.000 99,92% 120.000.000 0,08% 31.620.000.000 100% 8.380.000.000
Pengendali utama PT ME adalah Anthoni Salim. c) Treasure East Investments Limited (“TEIL”) TEIL bertindak sebagai penjual dan merupakan pemilik saham ROTI sebanyak 318.893.400 (tiga ratus delapan belas juta delapan ratus Sembilan puluh tiga ribu empat ratus) saham. Keterangan singkat mengenai TEIL adalah sebagai berikut: Nama
:
Treasure East Investments Limited
Alamat
:
c/o KMP Private Ltd, 150 South Bridge Road #11-04, Fook Hai Building, Singapore 058727
Telp
:
(65) 6535 2855
Fax : (65) 6532 7446 Pengurusan dan Pengawasan pada saat ini adalah: Director : Tan Hang Huat
12
Berdasarkan Register of Members No.1559126, susunan permodalan dan pemegang saham TEIL pada saat ini adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Tan Hang Huat
Jumlah Saham 1
Nilai (USD) 1
% 100%
Pengendali utama TEIL adalah Anthoni Salim. d) PT Indomarco Prismatama (“IDM”) IDM bertindak sebagai penjual saham baru sebanyak 738.720.000 (tujuh ratus tiga puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh ribu). Keterangan singkat mengenai IDM adalah sebagai berikut: Nama
:
PT Indomarco Prismatama
Alamat
:
Jl. Ancol I No.9-10, Ancol Barat Jakarta 14430, Indonesia
Telp
:
(62-21) 691 9710-12
Fax : (62-21) 691 4480 Pengurusan dan Pengawasan pada saat ini adalah: Dewan Komisaris Komisaris Utama
:
Djisman Simanjuntak
Komisaris
:
Soenardi Winarto
Komisaris
:
Soedarsono
Direktur Utama
:
Sinarman Jonatan
Direktur
:
Hendarto Josojuwono
Direktur
:
Laurensius Tirta Widjaja
Direktur
:
Wiwiek Yusuf
Direktur
:
Haliman Kustedjo
Direktur
:
Darmawie Alie
Direktur
:
Stephanus Krisgianto
Direksi:
4. Pihak-Pihak Yang Ditunjuk oleh Perseroan Mengingat Rencana Investasi merupakan Transaksi Material, maka Perseroan telah menunjuk pihakpihak independen, masing-masing sebagai berikut: •
•
KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan (“KJPP STH”) sebagai penilai independen yang melakukan penilaian saham PT Indomarco Prismatama, penilaian pendapat kewajaran atas Rencana Investasi dan memberikan penelaahan studi kelayakan atas rencana perubahan kegiatan usaha utama Perseroan. DNC Advocates at Work sebagai Konsultan Hukum yang memberikan pendapat hukum atas Rencana Investasi.
Pihak-pihak independen yang telah ditunjuk oleh Perseroan dalam rangka Rencana Transaksi ini menyatakan tidak memiliki hubungan afiliasi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan.
13
5. Penjelasan Tentang Pengaruh Rencana Investasi Pada Kondisi Keuangan Perseroan Melalui Rencana Investasi, diharapkan kinerja keuangan Perseroan, terutama laba bersih Perseroan dapat meningkat dikarenakan adanya pendapatan dalam bentuk dividen. Dengan penerapan strategi ini, diharapkan di masa yang akan datang Perseroan mampu untuk memperoleh laba yang memadai dan dalam waktu yang tidak terlalu lama laba yang diperoleh dapat menutup kerugian Perseroan, sehingga Perseroan dapat membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. 6. Ringkasan Pendapat Hukum terkait Rencana Investasi Dengan memperhatikan bahwa dana yang diperoleh dari PUT I akan dipergunakan untuk Rencana Investasi yang nilainya material maka Perseroan tunduk pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-614/BL/2011, tanggal 28 November 2011 (“Peraturan No. IX.E.2”). Transaksi dalam Rencana Investasi merupakan Transaksi Material yang memerlukan persetujuan dari RUPS Perseroan sebagaimana termaktub dalam Peraturan No.IX.E.2 karena keseluruhan transaksi bernilai Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah) yang melebihi 50% (lima puluh persen) dari ekuitas Perseroan saat ini yaitu sebesar Rp12.701.447.575,- (dua belas miliar tujuh ratus satu juta empat ratus empat puluh lima ribu lima ratus tujuh puluh lima Rupiah), sebagaimana dimuat dalam laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja. 7. Ringkasan Laporan Penilai Independen KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan sebagai Penilai Independen yang ditunjuk oleh Perseroan telah melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut: a) Penilaian Saham PT Indomarco Prismatama KJPP STH sebagai Kantor Jasa Penilai Publik berdasarkan Izin Usaha Kantor Penilai Publik No.2.08.0007 dan Surat Izin Penilai Publik No.PB-1.08.00027 yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia serta Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No.09/ PM/STTD-P/A-B/2006 yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, telah melakukan penilaian usaha atas saham PT Indomarco Prismatama (IDM”) dan telah menyampaikan Laporan Penilaian Saham dalam laporannya File No. STH-2013-121-R-A-SF tanggal 15 Mei 2013, dengan ringkasan sebagai berikut: 1. Identitas Pihak Yang Bertransaksi Para pihak yang akan melakukan transaksi adalah PT Indomarco Prismatama (“INDOMARCO”) dan PT Dyviacom Intrabumi Tbk (“DNET”), dimana DNET akan melakukan penyertaan 738.720.000 lembar saham INDOMARCO yang berasal dari saham portepel atau setara dengan kepemilikan sebesar 40% dari saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. 2. Obyek Penilaian Obyek yang dinilai dalam penilaian ini adalah nilai pasar wajar atas 738.720.000 saham baru di IDM. 3. Tujuan Penilaian KJPP STH mengerti bahwa tujuan penilaian saham ini adalah dalam rangka rencana penyertaan 738.720.000 lembar saham PT Indomarco Prismatama (“INDOMARCO”) oleh PT Dyviacom Intrabumi Tbk (“Perseroan”) yang setara dengan kepemilikan sebesar 40% dari saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. 14
Berdasarkan Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat antara Perseroan dengan INDOMARCO ditentukan bahwa penyertaan saham akan dilakukan: - Setelah INDOMARCO membagikan dividen kepada para pemegang saham yang lama sebesar Rp160.000.000.000,- Setelah Investasi/Penyertaan Saham pada PT Inti Cakrawala Citra (“ICC”) dikeluarkan dari aset INDOMARCO sebelum Perseroan melakukan penyertaan saham, sehingga setelah Perseroan menjadi pemegang saham INDOMARCO, ICC sudah bukan merupakan entitas anak INDOMARCO. - Setelah INDOMARCO menerima pembagian dividen dari ICC sebesar Rp65.000.000.000,sesuai dengan besar kepemilikannya. 4. Asumsi-Asumsi Dan Kondisi Pembatas
Asumsi-asumsi dan kondisi pembatas adalah sebagai berikut: a. Laporan Penilaian Usaha yang dihasilkan oleh Penilai Usaha bersifat non-disclaimer opinion. b. Penilai Usaha telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian. c. Data-data dan informasi yang diperoleh Penilai Usaha berasal dari sumber yang dapat dipercaya keakuratannya. d. Penyesuaian atas proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen, mencerminkan kewajaran dan kemampuan untuk pencapaiannya. e. Penilai Usaha bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi keuangan, selama tidak ada penyimpangan dalam pelaksanaannya. f. Laporan Penilaian Usaha ini terbuka untuk publik, kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan. g. Penilai Usaha bertanggung jawab atas Laporan Penilaian Usaha dan Kesimpulan Penilaian Usaha. h. Informasi atas status hukum obyek penilaian dari pemberi tugas dianggap benar dan dapat dipercaya, Penilai Usaha tidak bertanggung jawab jika ternyata informasi yang diberikan itu terbukti tidak sesuai dengan hal yang sesungguhnya. i. Hasil yang dicantumkan dalam laporan ini serta setiap nilai lain dalam Laporan yang merupakan bagian dari bisnis yang dinilai hanya berlaku sesuai dengan maksud dan tujuan penilaian. Hasil Penilaian Usaha ini tidak boleh digunakan untuk tujuan penilaian lain yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan.
5. Pendekatan Penilaian Untuk memperoleh Nilai Pasar Wajar saham Indomarco, KJPP STH menggunakan 2 (dua) pendekatan penilaian berikut ini: 1. Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) yaitu dengan memakai Metode Diskonto Arus Kas (Discounted Cash Flow Method) Dengan metode ini nilai saham perusahaan Indomarco didapatkan dengan cara menghitung nilai kini (present value) dari proyeksi arus kas bersih setelah pajak (net cash flow after tax) kemudian dikurangi dengan hutang dan ditambah dengan aset non operasional, jikalau ada. 2. Pendekatan Pasar (Market Based Approach) dengan memakai Metode Pembanding Perusahaan Tercatat di Bursa Efek (Guideline Publicly Traded Company Method) Untuk menggunakan Metode Pembanding Perusahaan Tercatat Di Bursa Efek dalam menilai saham pengendali INDOMARCO, digunakan 8 (delapan) perusahaan terbuka yang sahamnya di perdagangkan di bursa lokal dan bursa regional.
15
Dari perusahaan pembanding tersebut diatas, kami tentukan nilai dasar pengali (value multiple). Rata-rata nilai dasar pengali dari ke 8 perusahaan pembanding tersebut diterapkan untuk menghitung nilai aset bersih (Net-Worth) INDOMARCO. Value Multiple merupakan ratio dimana digunakan harga saham perusahaan pembanding sebagai pembilang (numerator) dan suatu ukuran tertentu dari perusahaan pembanding sebagai pembagi (denominator), yang biasanya digunakan dari angka hasil usaha atau posisi keuangan. Value multiple biasanya dihitung untuk basis per saham, tetapi dapat juga ditentukan dengan cara membagi nilai total seluruh saham dari perusahaan pembanding dengan total laba (earnings) setahun. Menghitung nilai Ekuitas atau Kapital Investasi (Invested Capital) dari INDOMARCO atas dasar value multiples dikalikan dengan variable keuangan fundamental Perusahaan. Dalam hal ini variable keuangan fundamental yang digunakan adalah EBITDA dan Nilai Buku Ekuitas dan Hutang. Alasan penggunaan metode Diskonto Arus Kas Bersih karena INDOMARCO merupakan perusahaan operasional yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan retail. Alasan penggunaan metode Pembanding Perusahaan Tercatat di Bursa Efek karena adanya perusahaan dalam bidang usaha (industri) sejenis dengan INDOMARCO yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek. 6. Metodologi Penilaian Berdasarkan analisis yang dilakukan KJPP STH dan faktor-faktor yang ada hubungannya dengan penilaian ini, KJPP STH menerapkan pendekatan penilaian dan hasil penilaian kami sebagai berikut: 1. Indikasi Nilai Pasar Wajar dari Aset Bersih (Net Worth) untuk saham non-pengendali berdasarkan Pendekatan Pendapatan (”Income Based Approach”) dengan memakai Metode Diskonto Arus Kas Untuk Ekuitas dan Hutang (Discounted Cash Flow to Firm Method). 2. Indikasi Nilai Pasar Wajar dari Aset Bersih (Net Worth) untuk saham non-pengendali berdasarkan Pendekatan Pasar (”Market Based Approach”) dengan memakai Metode Pembanding Perusahaan Tercatat Di Bursa Efek (Guide-line Publicly Traded Company Method). 3. Korelasi nilai dari Indikasi Nilai Aset Bersih berdasarkan kedua metode penilaian dalam butir 1 dan 2. 4. Diperhitungkan Diskon Marketabilitas karena saham IDM yang didiakuisi oleh Perseroan merupakan saham perusahaan tertutup yang sahamnya tidak diperdagangkan di Bursa Efek. 5. Nilai Pasar Wajar dari 738.720.000 saham baru di IDM yang akan ditempatkan dan disetor penuh yang setara dengan kepemilikan sebesar 40%, atas dasar perhitungan Nilai Pasar Wajar Aset Bersih pada butir 3 dan 4 di atas. Penilaian saham ini didasarkan pada Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat antara Perseroan dengan IDM, bahwa penyertaan saham akan dilakukan: • •
Setelah IDM membagikan dividen kepada para pemegang saham yang lama sebesar Rp160.000.000.000,Setelah Investasi/Penyertaan Saham pada PT Inti Cakrawala Citra (“ICC”) dikeluarkan dari aset IDM sebelum Perseroan melakukan penyertaan saham, sehingga setelah Perseroan menjadi pemegang saham IDM, ICC sudah bukan merupakan entitas anak IDM. 16
•
Setelah IDM menerima pembagian dividen dari ICC sebesar Rp65.000.000.000,- sesuai dengan besar kepemilikan sahamnya.
7. Kesimpulan Akhir Menurut pendapat KJPP STH jumlah Rp2.819.694.240.000,- (dua triliun delapan ratus sembilan belas miliar enam ratus sembilan puluh empat juta dua ratus empat puluh ribu Rupiah) merupakan Nilai Pasar Wajar 738.720.000 saham baru di IDM, yang berada dalam kondisi berkesinambungan usaha (going concern) pada tanggal 31 Desember 2012. b) Penilaian Pendapat Kewajaran Atas Rencana Penyertaan Saham IDM, dan Investasi Saham ROTI dan FAST KJPP STH telah melakukan analisa kewajaran atas Rencana Transaksi dari Perseroan dan telah menyampaikan Pendapat Kewajaran dalam laporannya File No.STH-2013-121-R-B-SF tanggal 15 Mei 2013, atas dasar analisis transaksi, analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yang KJPP STH lakukan terhadap Rencana Investasi, sebagai berikut: 1. Pihak-pihak dalam Rencana Investasi Pihak-pihak yang terkait dengan Rencana Investasi adalah Perseroan, IDM, PT ME (sebagai pemegang saham FAST) dan TEIL (sebagai pemegang saham ROTI). 2. Obyek Analisis Kewajaran Rencana Investasi dari Perseroan untuk: - -
-
Melakukan penyertaan saham IDM sebanyak 738.720.000 lembar saham yang berasal dari saham yang masih dalam portepel dengan nilai penyertaan sebesar Rp2.622.456.000.000,(dua triliun enam ratus dua puluh dua miliar empat ratus lima puluh enam juta Rupiah); Melakukan investasi saham ROTI sebanyak 318.893.400 lembar saham atau setara dengan 31,50% kepemilikan saham ROTI yang dimiliki oleh Treasure East Investment Limited dengan nilai investasi sebesar Rp2.120.641.110.000,- (dua triliun seratus dua puluh miliar enam ratus empat puluh satu juta seratus sepuluh ribu Rupiah); melakukan investasi saham FAST sebanyak 165.013.334 lembar saham atau setara dengan 35,84% kepemilikan saham FAST yang dimiliki oleh PT Megah Eraraharja dengan nilai investasi sebesar Rp1.988.410.674.700,- (satu triliun sembilan ratus delapan puluh delapan miliar empat ratus sepuluh juta enam ratus tujuh puluh empat ribu tujuh ratus Rupiah).
3. Tujuan Analisis Kewajaran Melakukan analisa kewajaran atas Rencana Investasi Perseroan dimana Rencana Investasi, merupakan transaksi material sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan No. IX.E.2, dimana nilai dari Rencana Investasi adalah sebesar Rp6.731.507.784.700,- atau 530 kali dari ekuitas Perseroan atau lebih dari 50 persen dari jumlah ekuitas Perseroan, berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman dan Surja tanggal 26 Maret 2013 dengan opini wajar tanpa pengecualian dengan total ekuitas Perseroan sebesar Rp12.701.447.575,-. Oleh karenanya Rencana Investasi tersebut harus diumumkan kepada publik dan akan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham Perseroan dalam RUPSLB, sesuai dengan Peraturan No. IX.E.2. Oleh karena itu, penilaian atas kewajaran Rencana Investasi ini diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan sesuai dengan Peraturan IX.E.2 tersebut.
17
4. Asumsi-asumsi dan kondisi pembatas dalam Analisis Kewajaran Dalam menyusun pendapat kewajaran atas Rencana Investasi ini, KJPP STH mendasarkan pada asumsi dan kondisi pembatas antara lain: a. Laporan Pendapat Kewajaran yang dihasilkan oleh Penilai Usaha bersifat non-disclaimer opinion. b. Penilai Usaha telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian. c. Data-data dan informasi yang diperoleh Penilai Usaha berasal dari sumber yang dapat dipercaya keakuratannya. d. Penyesuaian atas proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen, mencerminkan kewajaran dan kemampuan untuk pencapaiannya. e. Penilai Usaha bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi keuangan, selama tidak ada penyimpangan dalam pelaksanaannya. f. Laporan Pendapat Kewajaran ini terbuka untuk publik, kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan. g. Penilai Usaha bertanggung jawab atas Laporan Pendapat Kewajaran dan Kesimpulan Pendapat Kewajaran. h. Informasi atas status hukum obyek penilaian dari pemberi tugas dianggap benar dan dapat dipercaya, Penilai Usaha tidak bertanggung jawab jika ternyata informasi yang diberikan itu terbukti tidak sesuai dengan hal yang sesungguhnya. i. Hasil yang dicantumkan dalam laporan ini serta setiap nilai lain dalam Laporan yang merupakan bagian dari bisnis yang dinilai hanya berlaku sesuai dengan maksud dan tujuan penilaian. Hasil Pendapat Kewajaran ini tidak boleh digunakan untuk tujuan penilaian lain yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan. 5. Analisa Kewajaran Rencana Transaksi Atas dasar analisa yang kami lakukan terhadap Rencana Transaksi dapat kami simpulkan sebagai berikut: a. Perseroan telah menandatangani perjanjian kesepakatan penyertaan pada IDM sebanyak 738.720.000 lembar saham atau setara dengan 40% kepemilikan saham IDM dengan nilai akuisisi sebesar Rp2.622.456.000.000,-. Dalam pada itu nilai pasar wajar 738.720.000 saham IDM sesuai dengan hasil penilaian kami adalah Rp2.819.694.240.000,-. Dengan demikian harga akuisisi saham IDM masih dibawah nilai pasar wajarnya. b. Berdasarkan harga rata-rata tertinggi untuk 90 hari bursa untuk saham FAST (antara tanggal 7 Desember 2012 sampai tanggal 22 April 2013) adalah Rp12.063,33,-. Atas dasar harga rata-rata tertinggi tersebut, maka total nilai akuisisi 165.013.334 lembar saham FAST oleh Perseroan adalah sebesar Rp1.990.610.302.442,-. Dalam pada itu harga akuisisi 165.013.334 saham FAST adalah Rp1.988.410.674.700,-. Dengan demikian total harga akuisisi 165.013.334 saham FAST tersebut berada di bawah harga rata-rata tertinggi untuk 90 hari bursa. c. Berdasarkan harga rata-rata tertinggi untuk 90 hari bursa untuk saham ROTI (antara tanggal 7 Desember 2012 sampai tanggal 22 April 2013) adalah Rp6.717,22,-. Atas dasar harga rata-rata tertinggi tersebut, maka total nilai akuisisi 318.893.400 saham ROTI oleh Perseroan adalah sebesar Rp2.142.077.124.348,-. Dalam pada itu harga akuisisi 318.893.400 saham ROTI adalah Rp2.120.641.110.000,-. Dengan demikian total harga akuisisi 318.893.400 saham ROTI tersebut berada di bawah harga rata-rata tertinggi untuk 90 hari bursa d. Dana yang digunakan oleh Perseroan untuk penyertaan 738.720.000 saham IDM dan akuisisi 165.013.334 saham FAST serta 318.893.400 saham ROTI adalah dana internal Perseroan yang berasal dari penerbitan saham dengan HMETD. Perseroan akan memperoleh dana dari penambahan modal saham dengan hak memesan efek terdahulu
18
dengan saham yang ditempatkan sebanyak 14.000.000.000 lembar saham dengan nilai pelaksanannya adalah Rp500,- per sahamnya. Dari HMETD ini Perseroan akan memperoleh dana sebesar Rp7.000.000.000.000,-. e. Rencana Transasksi ini yang meliputi penyertaan pada 40% saham IDM dan akuisisi 31,50% saham ROTI serta 35,84% saham FAST secara bersama-sama merupakan transaksi material karena total keseluruhan nilai Rencana Transaksi ini mencapai Rp6.731.507.784.700,-, yaitu terdiri dari : -
Untuk penyertaan 738.720.000 lembar saham IDM Untuk akuisisi 165.013.334 lembar saham FAST Untuk akuisisi 318.893.400 lembar saham ROTI Jumlah
Rp. Rp. Rp. Rp.
2.622.456.000.000 1.988.410.674.700 2.120.641.110.000 6.731.507.784.700
dimana jumlah ini 530 kali dari jumlah ekuitas Perseroan yang berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan per 31 Desember 2012 adalah Rp12.701.447.575,- atau lebih dari 50 persen. Oleh karenanya sesuai dengan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM nomor Kep614/BL/2011 tertanggal 28 Nopember 2011 (“Peraturan IX.E.2”) tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Rencana Transaksi tersebut harus diumumkan dan baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan pemegang saham Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan (“RUPSLB”). f.
Dengan mengakuisisi 40% kepemilikan saham IDM, 31,50% kepemilikan saham ROTI dan 35,84% kepemilikan saham FAST, maka diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perseroan. Adapun manfaat dan keuntungan Rencana Transaksi ini adalah sebagai berikut: •
•
•
Apabila Rencana Transaksi ini disetujui pemegang saham Perseroan, Perseroan yang selama ini bergerak dalam bidang jasa yang berkaitan dengan teknologi informasi. Namun kinerja Perseroan dari kegiatan usaha yang sekarang masih belum mampu untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan. Oleh karena itu Rencana Akuisisi saham IDM, FAST dan ROTI diharapkan dapat mendukung pertumbuhan kinerja keuangan Perseroan untuk menghasilkan pendapatan yang terus tumbuh dan berkesinambungan bagi Perseroan di masa yang akan datang yang pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah kepada pemegang saham Perseroan. Melalui akuisisi saham IDM, saham FAST dan saham ROTI diharapkan dapat menciptakan sinergi dalam bisnis antara Perseroan dan ketiga perusahaan tersebut, yaitu sinergi antara perdagangan barang konsumsi dan ritel dengan pengembangan bisnis portal ogahrugi.com, suatu situs media belanja diskon, yang saat ini telah dikembangkan Perseroan Transaksi Akuisisi juga memungkinkan Perseroan untuk melakukan diversifikasi usaha guna menurunkan tingkat risiko bisnis Perseroan.
g. Berdasarkan kinerja masa lalu (past performance) dan proyeksi laporan keuangan Perseroan dari tahun 2013 sampai 2017, dengan mengakuisisi saham IDM, FAST dan ROTI yang berusaha dalam bidang perdagangan ritel kebutuhan rumah tangga dan bidang makanan cepat saji serta restoran yang memiliki prospek ke depan yang positif dan pertumbuhan yang signifikan, diharapkan dapat meningkatkan Laba bersih Perseroan dan nilai kini arus kas Perseroan. Di samping itu saldo rugi (defisit) Perseroan dalam waktu yang singkat dapat segera tertutup dengan salda laba yang akan diperoleh Perseroan setiap tahunnya. Hal ini akan memberikan manfaat bagi pemegang saham Perseroan, karena Perseroan dapat membagikan dividen, setelah tidak lagi memiliki saldo rugi (defisit).
19
6. Dampak Keuangan dari Rencana Transaksi Tabel dibawah ini menunjukkan ikhtisar mengenai kondisi keuangan Perseroan sebelum Rencana Transaksi dan proforma kondisi keuangan Perseroan setelah Rencana Transaksi. Dengan asumsi Rencana Transaksi dilakukan pada tanggal 31 Desember 2012. Ikhtisar Data Keuangan Penting Laporan Keuangan Pro forma PT Dyviacom Intrabumi Tbk Pada Tanggal 31 Desember 2012 (dalam ribuan Rupiah) Keterangan
Sebelum Rencana Transaksi (Diaudit)
LAPORAN POSISI KEUANGAN ASET Aset Lancar Aset Tidak Lancar Jumlah Aset LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Lancar Liabilitas Tidak Lancar Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Pro Forma Sesudah Rencana Transaksi
2.882.603 13.938.613 16.821.216
271.374.818 6.745.446.398 7.016.821.216
3.341.552 778.217 12.701.447 16.821.216
3.341.552 778.217 7.012.701.447 7.016.821.216
Analisa ringkas mengenai kondisi dan pengaruh terhadap laporan keuangan Proforma Perseroan setelah dilakukannya Rencana Transaksi adalah sebagai berikut: • Peningkatan aset karena adanya tambahan kas hasil dari penerbitan saham dengan HMETD sebesar Rp7.000.000.000.000.- (tujuh triliun Rupiah) dan digunakan untuk akuisisi saham IDM, FAST dan ROTI sebesar Rp6.731.507.784.700,- (enam triliun tujuh ratus tiga puluh satu miliar lima ratus tujuh juta tujuh ratus delapan puluh empat ribu tujuh ratus Rupiah). • Peningkatan aset tidak lancar karena adanya penambahan akun investasi akibat akuisisi saham IDM, FAST dan ROTI. • Peningkatan Ekuitas karena adanya peningkatan modal saham berdasarkan penempatan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Karena diasumsikan akuisisi saham IDM, FAST dan ROTI dilakukan pada tanggal 31 Desember 20212, maka perhitungan laba rugi Perseroan dengan Proforma per 31 Desember 2012 tidak ada perubahan. 7. Pendapat KJPP STH atas Kewajaran Rencana Investasi Berdasarkan analisis transaksi, analisis kualitatif, analisis kuantitatif dan analisis kewajaran, KJPP STH berpendapat bahwa Rencana Investasi berupa rencana penyertaan pada 738.720.000 saham IDM atau setara dengan 40% kepemilikan saham IDM, 318.893.400 lembar saham ROTI atau setara dengan 31,50% kepemilikan saham ROTI dan 165.013.334 lembar saham FAST atau setara dengan 35,84% kepemilikan saham FAST, dengan total nilai transaksi mencapai Rp6.731.507.784.700,- dengan dana untuk akusisi saham-saham tersebut berasal dari dana internal Perseroan sebagai hasil penerbitan saham dengan HMETD, adalah wajar (fair). B. KETERANGAN MENGENAI PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA PERSEROAN Terkait dengan Rencana Investasi, Perseroan akan melakukan penyesuaian atas kegiatan usaha Perseroan saat ini dengan melakukan perubahan kegiatan usaha utama Perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan No.IX.E.2.
20
1. Penjelasan, Pertimbangan dan Alasan Dilakukannya Perubahan Kegiatan Usaha Utama Sebagai perusahaan publik yang memiliki tanggung jawab yang besar kepada para pemegang sahamnya, terutama untuk memberikan hasil usaha yang optimal dan transparan dalam kegiatan operasionalnya, Perseroan berupaya untuk menjaga kestabilan dan kontinuitas usaha dengan komitmen terhadap peningkatan kualitas usaha. Untuk itu Perseroan telah melakukan evaluasi atas strategi dan rencana pengembangan usaha agar dapat memberikan nilai tambah yang lebih baik bagi para pemegang saham dan dapat menarik minat investor untuk melakukan investasi di Perseroan. Persaingan usaha yang semakin ketat dan permodalan yang semakin besar yang dibutuhkan di sektor teknologi informasi terutama dalam penyedia jasa akses internet, yang didominasi bukan saja oleh perusahaan ISP sejenis yang lebih besar, tetapi juga oleh perusahaan-perusahaan yang menawarkan produk hiburan TV kabel sekaligus akses internet dengan biaya yang lebih kompetitif, menjadikan Perseroan menjadi makin sulit berkembang. Atas dasar kondisi kegiatan usaha seperti saat ini dan Rencana Investasi yang diperkirakan memiliki prospek usaha yang lebih baik, maka manajemen Perseroan bermaksud merubah kegiatan usaha utamanya menjadi perusahaan investasi di perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ritel dan perdagangan makanan serta restoran. 2. Penjelasan Tentang Pengaruh Perubahan Kegiatan Usaha Utama Pada Kondisi Keuangan Perseroan Melalui perubahan kegiatan usaha utamanya, diharapkan Perseroan akan tumbuh semakin cepat seiring dengan membaiknya kondisi keuangan Perseroan karena meningkatnya pendapatan usaha akibat strategi dari sinergi atas kegiatan usaha Perseroan di portal bisnis internet dengan investasi Perseroan di sektor perdagangan ritel, kegiatan usaha makanan dan restoran. Dengan penerapan strategi ini, diharapkan di masa yang akan datang kinerja keuangan Perseroan akan jauh lebih baik sehingga dapat memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham. 3. Ketersediaan Tenaga Ahli Berkaitan Dengan Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan berencana melakukan penyertaan saham pada FAST, ROTI dan IDM dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang terkemuka di sektornya dan memiliki tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya. 4. Strategi Usaha Sesudah Dilakukannya Perubahan Kegiatan Usaha Utama Secara umum, strategi usaha Perseroan setelah dilakukan perubahan kegiatan usaha utama dalam jangka pendek fokus untuk mengelola investasinya di FAST, ROTI dan IDM serta dalam jangka panjang mempertimbangkan kemungkinan untuk melakukan investasi lainnya yang akan menguntungkan para pemegang saham Perseroan. Perseroan juga berencana untuk mengembangkan kegiatan usahanya saat ini di portal bisnis internet untuk dapat disinergikan dengan investasinya di FAST, ROTI dan IDM sehingga portal bisnis internet yang dikelola Perseroan dapat menjadi salah satu portal bisnis internet yang fokus untuk menyediakan produk barang konsumsi sehari-hari. Strategi Usaha Sesudah Dilakukannya Perubahan Kegiatan Usaha Utama secara rinci dapat dilihat pada Bab X.D mengenai Strategi dan Prospek Usaha Perseroan. 5. Risiko Usaha Risiko usaha terkait dengan perubahan kegiatan usaha utama Perseroan dapat dilihat pada Bab VII Prospektus ini.
21
6. Ringkasan Studi Kelayakan Atas Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan KJPP STH sebagai Kantor Jasa Penilai Publik berdasarkan Izin Usaha Kantor Penilai Publik No.2.08.0007 dan Surat Izin Penilai Publik No.PB-1.08.00027 yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia serta Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No.09/ PM/STTD-P/A-B/2006 yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, telah ditunjuk oleh Perseroan untuk memberikan pendapat atas kelayakan dari Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan. Studi kelayakan ini dilakukan untuk kepentingan Perseroan guna menentukan kelayakan rencana transaksi dan untuk memenuhi Peraturan IX.E.2 yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK berdasarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 mengenai Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Maksud dan Tujuan Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan adalah untuk memberikan gambaran yang obyektif tentang tingkat kelayakan rencana investasi atas saham IDM, FAST dan ROTI oleh Perseroan ditinjau dari aspek pasar (prospek peluang usaha), aspek legal dan manajemen maupun aspek ekonomi dan keuangan. Pendapat Kelayakan dari Perubahan Kegiatan Usaha Utama telah dituangkan dalam laporan Studi Kelayakan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama File No.STH-2013-122-R-SF tanggal 15 Mei 2013, dengan ringkasan sebagai berikut: Asumsi-Asumsi dan Kondisi Pembatas Laporan Studi Kelayakan ini bergantung kepada asumsi-asumsi dan kondisi pembatas sebagai berikut: a. Laporan Studi Kelayakan yang dihasilkan oleh Penilai Usaha bersifat non-disclaimer opinion. b. Penilai Usaha telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian. c. Data-data dan informasi yang diperoleh Penilai Usaha berasal dari sumber yang dapat dipercaya keakuratannya. d. Penyesuaian atas proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen, mencerminkan kewajaran dan kemampuan untuk pencapaiannya. e. Penilai Usaha bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi keuangan, selama tidak ada penyimpangan dalam pelaksanaannya. f. Laporan Studi Kelayakan ini terbuka untuk publik, kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan. g. Penilai Usaha bertanggung jawab atas Laporan Studi Kelayakan dan Kesimpulan Studi Kelayakan. h. Informasi atas status hukum obyek penilaian dari pemberi tugas dianggap benar dan dapat dipercaya, Penilai Usaha tidak bertanggung jawab jika ternyata informasi yang diberikan itu terbukti tidak sesuai dengan hal yang sesungguhnya. i. Hasil Studi Kelayakan yang dicantumkan dalam laporan ini serta setiap nilai lain dalam Laporan yang merupakan bagian dari bisnis yang dinilai hanya berlaku sesuai dengan maksud dan tujuan penilaian. Hasil Studi Kelayakan ini tidak boleh digunakan untuk tujuan penilaian lain yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan. Langkah-langkah Analisa Studi Kelayakan Analisa studi kelayakan ini KJPP STH lakukan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi; b. Melakukan Review atas data dan informasi yang diperoleh yang berkaitan dengan Rencana Transaksi tersebut yang dianggap relevan;
22
c. Memperoleh data pasar tentang industri penyedia jasa informasi dan akses internet, industri retail, restoran siap saji dan industri makanan (roti) yang diterbitkan oleh institusi terkemuka untuk memastikan tren industri dan permintaan yang meliputi pandangan dan pasokan serta informasi pasar lainnya yang terkait dengan Rencana Transaksi; d. Memperoleh dokumen legalitas dan profil perusahaan dari pihak-pihak yang terlibat dalam rencana transaksi; e. Melakukan analisa kinerja keuangan dengan mengumpulkan data keuangan 5 tahun terakhir dari perusahaan yang terkait dengan transaksi meliputi Laporan Neraca, Laporan Rugi Laba dan Peredaran Keuangan (Cash Flow); f. Mempelajari dan mempertimbangkan Proyeksi Keuangan 10 (sepuluh) tahun yang akan datang yang telah disiapkan oleh manajemen Perseroan dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan rencana investasi saham; g. Menganalisis proyeksi keuangan rencana investasi akuisisi saham untuk 10 tahun ke depan, dan menghitung tingkat pengembalian Financial Internal Rate of Return (FIRR), nilai bersih saat ini (Net Present Value) dan indikator keuangan lainnya, untuk memastikan kelayakan finansial rencana investasi saham; dan h. Menganalisis semua informasi yang dikumpulkan dan mengevaluasi proyeksi keuangan yang telah kami terima untuk membuat kesimpulan akhir dan rekomendasi mengenai kelayakan proyek (Rencana Investasi). Analisis Kelayakan Proyeksi keuangan yang dilakukan untuk tahun 2013 – 2022 menunjukkan hasil yang prospektif secara finansial, yang ditandai dengan profitabilitas cukup dan likuiditas yang aman. Rencana Transaksi ini dilakukan dengan dana internal Perseroan yang akan diperoleh melalui peningkatan permodalan Perseroan melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebesar Rp7.000.000.000.000,-. Sisa dana dari Rencana Transaksi tersebut akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja Perseroan. Dari analisa kelayakan finansial setelah akuisisi saham, FIRR (Financial Internal Rate of Return) yang dihitung berdasarkan proyeksi operasional menunjukkan angka 15% dengan jumlah Nilai Kini Bersih (Net Present Value) positif sebesar Rp433.114.938.000,- menunjukkan indikasi atas kelayakan proyek, dengan hasil perhitungan WACC (Weighted Average Cost of Capital) sebesar 13,38%. Pendapat atas Kelayakan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama Berdasarkan Studi Kelayakan yang telah KJPP STH lakukan, rencana Perseroan untuk melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama adalah layak secara finansial, selain juga mendatangkan manfaat bagi pemegang saham Perseroan. C. STRUKTUR PERSEROAN SEBELUM DAN SESUDAH RENCANA TRANSAKSI Struktur Perseroan antara sebelum dan setelah melakukan penyertaan saham IDM, FAST dan ROTI dapat dilihat pada Bagan 1 dan 2 dibawah ini: Bagan 1 – Struktur Perseroan sebelum Rencana Transaksi
Perseroan
23
Bagan 2 – Struktur Perseroan sesudah Rencana Transaksi
Perseroan 35,84%
FAST
31,50%
ROTI
40,00%
IDM
D. SUMBER PENDANAAN RENCANA TRANSAKSI Sumber Pendanaan atas Rencana Transaksi diperoleh dengan cara melakukan peningkatan permodalan Perseroan dengan HMETD; dalam hal ini jumlah saham baru yang ditempatkan adalah sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) saham dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) dan harga pelaksanaannya Rp500,- (lima ratus Rupiah) per sahamnya, sehingga total hasil dari HMETD ini adalah sebesar Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah). E. PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi menyatakan bahwa semua informasi material telah diungkapkan dalam Prospektus ini dan informasi tersebut tidak menyesatkan. Direksi menyatakan bahwa Rencana Transaksi bukan merupakan Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No.IX.E.1 F. PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, Peraturan No. IX.E.2 serta UUPT, Pemberitahuan RUPSLB Perseroan telah diiklankan pada hari Selasa, tanggal 23 April 2013 dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia. Undangan RUPSLB juga telah diiklankan pada hari Rabu, tanggal 8 Mei 2013 dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia. RUPSLB Perseroan diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 24 Mei 2013 pada pukul 18.00 WIB. Dalam RUPSLB ini nantinya akan dimintakan persetujuan atas hal-hal sebagai berikut: 1. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui Penawaran Umum Terbatas I dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD); 2. Persetujuan atas Transaksi Material yang akan dilakukan Perseroan; dan 3. Perubahan kegiatan usaha utama Perseroan. Berikut adalah tanggal-tanggal penting sehubungan dengan PUT I Perseroan: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kegiatan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK Pengumuman Informasi Ringkas mengenai PUT I, termasuk keterangan mengenai transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama Perseroan di surat kabar Pemberitahuan RUPSLB melalui surat kabar Tanggal akhir permohonan pencatatan pada DPS Panggilan RUPSLB melalui surat kabar RUPSLB Perseroan Tanggal Penentuan Pemegang Saham yang berhak untuk menerima HMETD (recording date) Distribusi HMETD Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD Periode distribusi saham hasil HMETD Tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham hasil HMETD (in good funds) Tanggal Penjatahan Pemesanan Tambahan Pembeli siaga melaksanakan kewajibannya Pengembalian kelebihan uang pemesanan pembelian saham tambahan
24
Tanggal 22 April 2013 23 April 2013 23 April 2013 7 Mei 2013 8 Mei 2013 24 Mei 2013 5 Juni 2013 7 Juni 2013 10 – 19 Juni 2013 12 –21 Juni 2013 21 Juni 2013 24 Juni 2013 24 Juni 2013 26 Juni 2013
G. INFORMASI TAMBAHAN Untuk informasi lebih lengkap mengenai transaksi ini dapat menghubungi Corporate Secretary Perseroan tiap hari pada jam kerja dengan alamat: PT Dyviacom Intrabumi Tbk Wisma Achilles Lantai 4 Jl. Panjang No.29 Kedoya Selatan Jakarta 11510, Indonesia Telp: (62-21) 5694-9393 Fax: (62-21) 5694-9339 Email:
[email protected]
25
IV. KETERANGAN TENTANG PERUSAHAAN TARGET 1. FAST A. Pendirian FAST didirikan berdasarkan Akta No. 20 tanggal 19 Juni 1978, yang dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No.Y.A.5/245/12, tanggal 22 Mei 1979, dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No.4491, tanggal 1 Oktober 1979, serta diumumkan dalam Tambahan No. 682 dari Berita Negara Republik Indonesia No.90, tanggal 9 November 1979. Anggaran Dasar FAST telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 35 tanggal 18 Agustus 2011, yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor. Perubahan ini telah disetujui oleh Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan No. AHU-42808.AH.01.02.Tahun 2011, tanggal 23 Agustus 2011. FAST telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam tanggal 31 Maret 1993 dan sejak 11 Mei 1993 telah mencatatkan seluruh sahamnya di BEI. B. Kegiatan Usaha FAST bergerak di bidang pembuatan makanan dan pengusahaan restoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979. Kantor pusat FAST terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta,Indonesia. C. Permodalan Rincian pemegang saham FAST per tanggal 30 April 2013 berdasarkan laporan DPS dari PT Raya Saham Registra adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) untuk setiap saham Keterangan Modal Dasar: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Gelael Pratama 2. PT ME 3. HSBC Fund Services, Arisaig Asia Consumer FD Ltd 4. Koperasi 5. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
Jumlah Saham 1.840.000.000
Nilai Nominal (Rp) 184.000.000.000
201.846.667 165.013.334 46.667.014 1.473.332 45.416.248 460.416.595 1.379.583.405
20.184.666.700 16.501.333.400 4.666.701.400 147.333.200 4.541.624.800 46.041.659.500 137.958.340.500
26
Persentase (%)
43,84% 35,84% 10,14% 0,32% 9,86% 100,00%
D. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham FAST No. 15 tanggal 12 Agustus 2011 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana telah disetujui oleh Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan No.: AHU-41901.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 18 Agustus 2011, susunan anggota Direksi dan Komisaris FAST pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen
: Anthoni Salim : Elizabeth Gelael : Rudy Tanudjaja Saputra : Benny Setiawan Santoso : Ken Leksono : P.L. Gunawan Solaiman
Direksi Presiden Direktur Wakil Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Tidak Terafiliasi
: Dick Gelael : Ferry Noviar Yosaputra : Ricardo Gelael : Leonny Elimin : Justinus Dalimin Juwono : Adhi Indrawan : Erundine Ros Rafales
E. Ikhtisar Laporan Keuangan Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting FAST untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012
31 Desember 2011 2010
Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan Laba Bruto Laba Operasi Laba Tahun Berjalan Laba Per Saham Dasar (angka penuh) Laba Per Saham Dilusian (angka penuh)
3.559.486 2.082.785 270.556 206.046 448 448
3.183.815 1.876.773 287.929 229.055 505 505
Laporan Posisi Keuangan Total Aset Total Liabilitas Total Liabilitas Jangka Panjang Total Ekuitas
1.781.906 791.183 337.062 990.723
1.547.982 717.264 294.971 830.718
2009
2008
2.913.605 1.640.448 203.555 199.597 447 447
2.454.360 1.467.828 225.133 181.997 408 408
2.022.633 1.241.006 140.699 125.268 281 281
1.236.043 434.379 107.612 801.664
1.041.409 402.303 81.526 639.106
784.759 302.214 63.893 482.545
Pengendali utama FAST adalah pemegang saham pendiri, yaitu Grup Gelael. FAST merupakan perusahaan publik yang tercatat di BEI, informasi lebih lengkap mengenai FAST dapat diperoleh melalui alamat sebagai berikut : Kantor Pusat Jl. MT Haryono Kav. 7 Telp: (62-21) 8298390/830 1133/ 830 9383, Fax: (62-21) 829 8387 /831 0915 Website: www.kfcindonesia.com
27
2. ROTI A. Pendirian ROTI didirikan dengan nama PT Nippon Indosari Corporindo dalam kerangka Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 1970, berdasarkan Akta Pendirian No. 11 tanggal tanggal 8 Maret 1995 yang diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 274 tanggal 29 April 1995, yang keduanya dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., Notaris di Jakarta, akta-akta mana telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. C2-6209 HT.01.01.Th.95 tanggal 18 Maret 1995 dan telah didaftarkan di register di Kantor Pengadilan Negeri Bekasi No. 264 dan 265 tanggal 14 September 1995, serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.9729 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 November 1995. Anggaran dasar ROTI telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir berdasarkan Akta No. 48 tanggal 19 April 2012 yang dibuat di hadapan F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan tempat kedudukan perusahaan dari sebelumnya Cikarang-Bekasi menjadi berkedudukan di Cibitung-Bekasi. Perubahan ini telah dicatat dalam database sistem administrasi badan hukum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat No. AHU-30282.A.H.01.02, tanggal 6 Juni 2012. Berdasarkan Surat Bapepam dan LK No.S-5479/BL/2010 tanggal 18 Juni 2010, Pernyataan Pendaftaran ROTI dalam rangka Penawaran Umum Perdana telah dinyatakan efektif. Pada tanggal 28 Juni 2010, ROTI telah mencatatkan seluruh sahamnya di BEI. B. Kegiatan Usaha ROTI bergerak di bidang produksi, penjualan dan distribusi roti, kue dan makanan lainnya. Kantor pusat dan salah satu pabrik Perusahaan berkedudukan di Kawasan Industri MM2100 Cikarang Barat -Bekasi dan pabrik lainnya berlokasi di Pasuruan- Jawa Timur, Semarang - Jawa Tengah dan Medan - Sumatera Utara. Perusahaan memulai operasi komersial pada tahun 1996. C. Permodalan Rincian pemegang saham ROTI per tanggal 30 April 2013 berdasarkan laporan DPS dari PT Raya Saham Registra adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. UBS AG Singapore S/A Bonlight Investments Ltd 2. UBS AG Singapore S/A TEIL 3. Shikishima Baking Co., Ltd 4. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
3.440.000.000 318.893.400 318.893.400 86.050.600 288.522.600 1.012.360.000 2.427.640.000
28
Nilai Nominal Persentase (Rp) (%) 344.000.000.000 31.889.340.000 31.889.340.000 8.605.060.000 28.852.260.000 101.236.000.000 242.764.000.000
31,50% 31,50% 8,50% 28,50% 100,00%
D. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham ROTI No. 36 tanggal 14 April 2010 yang dibuat di hadapan F.X Budi Santoso Isbandi, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-09844 tanggal 23 April 2010, susunan anggota Direksi dan Komisaris ROTI pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen
: Benny Setiawan Santoso : Tan Hang Huat : Seah Kheng Hong Conrad
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Tidak Terafiliasi
: Wendy Sui Cheng Yap : Indrayana : Kaneyoshi Morita : Takao Okabe : Yenni Husodo : Chin Yuen Loke
E. Ikhtisar Laporan Keuangan Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting FAST untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012
31 Desember 2011 2010
Laporan Laba Rugi Komprehensif Penjualan Neto Laba Bruto Laba Usaha Laba Tahun Berjalan Laba Bersih Per Saham Dasar (angka penuh) Laba Bersih Per Saham Dilusian (angka penuh)
1.190.826 556.413 199.403 149.150 147,33 147,33
813.342 379.404 153.227 115.933 114,52 114,52
Laporan Posisi Keuangan Total Aset Total Liabilitas Total Liabilitas Jangka Panjang Total Ekuitas
1.204.945 538.337 342.882 666.608
759.137 212.696 64.487 546.441
2009
2008
612.192 289.025 135.658 99.775 106,38 106,38
485.920 222.099 88.295 57.115 663,74 663,74
383.553 161.193 61.667 42.412 543,39 492,87
568.265 112.813 20.174 455.452
346.978 179.138 83.690 167.840
308.613 177.888 86.449 130.725
Pengendali utama ROTI adalah pemegang saham pendiri, yaitu Wendy Yap selaku Presiden Direktur ROTI. ROTI merupakan perusahaan publik yang tercatat di BEI, informasi lebih lengkap mengenai ROTI dapat diperoleh melalui alamat sebagai berikut: Kantor Pusat Kawasan Industri MM2100 Jl. Selayar Blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat Bekasi 17520, Jawa Barat Telp: (62-21) 89988376, Fax: (62-21) 89844955 Website: www.sariroti.com
29
3. IDM A. Pendirian IDM didirikan berdasarkan Akta Pendirian IDM No.207 tanggal 21 November 1988, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.C2-2908.HT.01.01.th.89, tanggal 6 April 1989, dan didaftarkan di register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat No.504/1989, tanggal 22 April 1989, serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.3308 dari Berita Negara Republik Indonesia No.48, tanggal 17 Juni 1994. Sejak pendirian IDM hingga tanggal diterbitkannya Prospektus ini, anggaran dasar IDM telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat IDM No. 34 tanggal 8 Mei 2013, dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta (“Akta No. 34/2013”) sehubungan dengan peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor IDM. Akta No. 34/2013 sedang dalam proses pengurusan untuk mendapatkan persetujuan dari Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keterangan No. 128/NOT-KET/V/2013 tanggal 13 April 2013 yang dikeluarkan oleh Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta, sehingga perubahan Anggaran Dasar IDM berdasarkan Akta No. 34/2013 baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari Menkumham dimaksud. B. Kegiatan Usaha IDM bergerak di bidang penjualan eceran berbentuk minimarket. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1988 dengan mendirikan toko yang diberi nama ”Indomart” yang kemudian berubah nama menjadi ”Indomaret”. Pada awal kegiatan usahanya, IDM melakukan investasi dengan modal sendiri, namun dengan berkembangnya usaha dan dalam rangka memanfaatkan peluang pasar yang sangat bagus pada saat itu, manajemen IDM memutuskan untuk mempercepat ekspansi toko dengan memperkenalkan skema bisnis waralaba kepada masyarakat pada tahun 1997, sehingga pertumbuhan jumlah toko IDM meningkat pesat walaupun modal kerja yang dimiliki IDM terbatas. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, IDM mengelola lebih dari 7.000 toko Indomaret, lebih dari 9.000 produk dan 17 pusat distribusi (DC) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kantor pusat IDM terletak di Jl. Ancol 1 No. 9-10, Ancol Barat, Jakarta 14430, Indonesia. Telepon (62 21) 6919710-12, Faksimili (62 21) 691 4480, Website www.indomaret.co.id. IDM dalam melaksanakan kegiatan usahanya telah memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan untuk memperoleh perizinan sebagai berikut: 1. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (“STPW”) IDM telah memperoleh STPW pemberi waralaba sebagaimana dibuktikan dengan STPW (Pemberi Waralaba Berasal dari Dalam Negeri) No. 001/1.824.271, untuk merek “INDOMARET”, dengan No. sertifikat merek IDM000084986, yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Makro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, tanggal 24 Juli 2012. STPW ini berlaku sampai dengan tanggal 24 Juli 2017.” 2. Izin Usaha Toko Modern (“IUTM”) IDM telah memiliki IUTM bagi gerai-gerai yang berlokasi di wilayah yang telah memiliki peraturan daerah tentang tata ruang sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern (“Permendag No. 53/2008”). Sementara untuk daerah yang belum memiliki peraturan daerah sebagaimana tersebut di atas, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) akan berlaku sebagai IUTM hingga daerah tersebut memiliki peraturan daerah tentang tata ruang yang menjadi dasar diterbitkannya IUTM.”
30
C. Permodalan Struktur permodalan dan susunan pemegang saham IDM pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagaimana tercantum dalam Akta No. 45/2009 adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Indomarco Perdana 2. PT Lentera Bumi Mas 3. Sinarman Jonatan Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
1.400.000.000 1.108.080.000 1.026.912.000 57.168.000 24.000.000 1.108.080.000 291.920.000
Nilai Nominal (Rp) 350.000.000.000 277.020.000.000 256.728.000.000 14.292.000.000 6.000.000.000 277.020.000.000 72.980.000.000
Persentase (%)
92,67 5,16 2,17 100,00%
D. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat IDM No.31 tanggal 12 April 2011 yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-01.10-11798 tanggal 20 April 2011, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris IDM pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Djisman Simanjuntak Komisaris : Soenardi Winarto Komisaris : Soedarsono Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
: Sinarman Jonatan : Hendarto Josojuwono : Laurensius Tirta Widjaja : Wiwiek Yusuf : Haliman Kustedjo : Darmawie Alie : Stephanus Krisgianto
E. Sumber Daya Manusia Per tanggal 31 Desember 2012, jumlah SDM IDM sebanyak 53.110 karyawan dengan komposisi sebagai berikut: Berdasarkan Jenjang Jabatan Keterangan Direktur Senior Manajer Manajer Junior Manajer Supervisor Management Trainee Staf Jumlah
Jumlah 16 34 215 641 1.676 252 50.276 53.110
31
% 0,03% 0,06% 0,40% 1,21% 3,16% 0,47% 94,66%
Berdasarkan Jenjang Pendidikan Keterangan Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Diploma (D1-D3) SLTA ≤ SMP Jumlah
Jumlah 31 1.179 1.647 49.604 649 53.110
% 0,06% 2,22% 3,10% 93,40% 1,22%
Jumlah 210 11.597 41.303 53.110
% 0,40% 21,84% 77,77%
Jumlah 38.897 14.213 53.110
% 73,24% 26,76%
Berdasarkan Jenjang Usia Keterangan Di atas 40 tahun 30 – 39 tahun 20 – 29 tahun Jumlah
Berdasarkan Status Karyawan Keterangan Tetap Tidak Tetap Jumlah
Tidak ada tenaga kerja asing yang bekerja di IDM. F. Ikhtisar Laporan Keuangan Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting IDM untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008. Berdasarkan laporan keuangan IDM untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Johan Malonda Mustika & Rekan, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan IDM pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Joachim Sulistyo & Rekan dengan, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Pendapatan Bersih Laba Kotor Laba Operasi Laba Periode Berjalan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Aset Liabilitas Liabilitas Jangka Panjang Ekuitas
2012
31 Desember 2011 2010
2009
2008
29.657.589 5.007.310 712.584 577.394
22.321.021 3.609.594 489.690 332.688
16.295.514 2.687.578 247.811 155.675
13.067.193 2.081.705 384.417 365.679
10.031.279 1.532.921 249.214 237.793
8.869.735 6.684.460 1.346.401 2.185.274
6.195.649 4.601.169 1.169.572 1.594.481
4.840.100 3.578.307 1.343.049 1.261.793
3.471.354 2.365.235 554.156 1.106.118
2.520.534 1.784.567 329.124 735.966
Pengendali utama IDM adalah Wong Tommy Widjaja dan Hindarto Budiono.
32
G. Perjanjian Kredit Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, IDM memiliki perjanjian-perjanjian kredit sebagai berikut: a. Perjanjian Kredit dengan PT Bank Mega Tbk (“Bank Mega”) Pada tanggal 15 April 2002, IDM telah mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Mega yang telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 17 September 2012. Fasilitas kredit yang diberikan adalah (i) fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) sebesar Rp80.000.000.000,-, yang berlaku hingga tanggal 10 Mei 2013; (ii) fasilitas Term Loan V dengan jumlah terutang sebesar Rp12.500.000.000,-, yang berlaku hingga tanggal 27 Oktober 2013; dan (iii) fasilitas Term Loan VI dengan jumlah terutang sebesar Rp22.500.000.000,-, yang berlaku hingga tanggal 27 Oktober 2013. Tingkat bunga untuk ketiga fasilitas di atas setiap tahunnya, yaitu sebesar 13% (floating rate). Agunan yang diberikan antara lain adalah: (i) hak tanggungan peringkat pertama atas 7 bidang tanah yang terdaftar atas nama IDM; (ii) fidusia atas stok barang dagangan dan piutang milik IDM yang berada pada lokasi distribusi tertentu; (iii) jaminan perusahaan (company guarantee) dari PT Indomarco Perdana; dan (iv) gadai atas saham sejumlah 237.600.000 milik PT Indomarco Perdana dalam perusahaan IDM dan saham sejumlah 57.168.000 milik PT Lentera Bumi Mas dalam IDM. b. Perjanjian Kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Bank Mandiri”) IDM telah mengadakan beberapa perjanjian kredit dengan Bank Mandiri. Fasilitas-fasilitas yang diberikan di antaranya sebagai berikut: i fasilitas-fasilitas kredit modal kerja (KMK) yang bersifat revolving dengan bunga sebesar 9% per tahun dan berlaku hingga tanggal 12 Agustus 2013, yaitu: 1) berdasarkan perjanjian tanggal 16 Desember 2009, sebagaimana terakhir diubah pada tanggal 8 Agustus 2012, dengan limit sebesar Rp450.000.000.000,-; 2) berdasarkan perjanjian tanggal 13 Agustus 2010, sebagaimana terakhir diubah pada tanggal 8 Agustus 2012, dengan limit sebesar Rp200.000.000.000,-; dan 3) berdasarkan perjanjian tanggal 10 Juni 2011, sebagaimana terakhir diubah pada tanggal 1 Mei 2012, dengan limit sebesar Rp300.000.000.000,-; ii. fasilitas-fasilitas pinjaman transaksi khusus (PTK) yang bersifat non-revolving, yaitu: 1) berdasarkan perjanjian tanggal 4 November 2010, sebagaimana terakhir diubah pada tahun 2011, dengan limit sebesar Rp165.000.000.000,-, bunga sebesar 10,75% per tahun, dan berlaku hingga tanggal 3 November 2015; 2) berdasarkan perjanjian tanggal 10 Juni 2011, sebagaimana terakhir diubah pada tahun 2011, dengan limit sebesar Rp400.000.000.000,-, bunga sebesar 10,50% per tahun, dan berlaku hingga tanggal 31 Desember 2016; dan 3) berdasarkan perjanjian tanggal 1 Mei 2012, dengan limit sebesar Rp500.000.000.000,-, bunga sebesar 9,00% per tahun, dan berlaku hingga 23 Januari 2017. Agunan yang diberikan untuk fasilitas-fasilitas di atas antara lain adalah: i. fidusia atas: 1) seluruh persediaan barang dan piutang dagang kepada pihak ketiga yang dibiayai dengan fasilitas kredit Bank Mandiri; 2) peralatan kantor, gudang, komputer dan tail gate hydrolic milik IDM; ii. hak tanggungan: 1) peringkat pertama dan peringkat kedua atas 3 bidang tanah dan bangunan yang tercatat atas nama PT Indorealty Suryapersada; dan iii. gadai atas deposito atas nama IDM di Bank Mandiri. c. Perjanjian kredit dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (“Bank CIMB Niaga”) Pada tanggal 29 Juli 2011, IDM telah mengadakan perjanjian kredit dengan Bank CIMB Niaga yang telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 9 Agustus 2012. Fasilitas kredit yang diberikan adalah (i) fasilitas pinjaman rekening koran (PRK) – fasilitas langsung on revolving basis sebesar Rp50.000.000.000,- dengan bunga sebesar 10,75% per tahun, yang berlaku hingga 29 Juli 2013; (ii) fasilitas pinjaman tetap (FPT) – fasilitas langsung on revolving basis sebesar Rp50.000.000.000,dengan bunga sebesar 10,25% per tahun, yang berlaku hingga 29 Juli 2013; (iii) fasilitas pinjaman investasi (FPI) – fasilitas langsung on liquidator basis sebesar Rp450.000.000.000,- dengan bunga
33
sebesar 11% per tahun, yang berlaku hingga 29 Mei 2018; dan (iv) fasilitas pinjaman transaksi khusus (PTK) sebesar Rp200.000.000.000,- dengan bunga sebesar 10,25%, yang berlaku hingga 9 Januari 2014. Agunan yang diberikan antara lain adalah: i. hak tanggungan: 1) peringkat pertama atas 9 bidang tanah yang terdaftar atas nama PT Ukanik; dan 2) peringkat kedua atas 3 bidang tanah yang terdaftar atas nama IDM; ii. fidusia atas barang persediaan milik IDM dan fidusia hasil-hasil klaim asuransi yang diberikan oleh PT Ukanik; iii. assignment (pengalihan) atas hak penggunaan obyek sewa toko Indomaret yang dimiliki IDM; dan iv. gadai atas 277.020.000 saham IDM milik PT Indomarco Perdana. d. Perjanjian Kredit dengan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, LTD. (“BUTM”) Pada tanggal 7 Maret 2013, IDM telah mengadakan perjanjian kredit dengan BUTM. Fasilitas kredit yang diberikan adalah fasilitas kredit dengan jumlah batas fasilitas sebesar Rp300.000.000.000.dengan bunga berupa ongkos pendanaan (suku bunga per tahun yang mewakili segala ongkos yang ditanggung oleh BUTM dalam mendanai, mengadakan atau mengelola fasilitas-fasilitas berdasarkan Perjanjian Kredit BUTM) untuk jangka waktu bunga yang bersangkutan ditambah dengan marjin 2% per tahun yang berlaku hingga 7 Maret 2014. H. Perjanjian-Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, IDM memiliki perjanjian dengan pihak ketiga sebagai berikut: a. Perjanjian Sewa Menyewa Bangunan Pada tanggal 31 Desember 2010, IDM mengadakan perjanjian sewa menyewa bangunan dengan PT Indopropertama Nusapersada yang kemudian diubah pada tanggal 21 Maret 2012 untuk bangunan dengan total luas bangunan 7.382,48 m2 (tujuh ribu tiga ratus delapan puluh dua koma empat puluh delapan meter persegi) beserta segala turutan-turutannya yang berdiri di atas sebagian bidang tanah seluas 17.380 m2 (tujuh belas ribu tiga ratus delapan puluh meter persegi) yang terletak di DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Utara, Kecamatan Pademangan, Kelurahan Ancol Barat yang berlaku untuk 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang. Harga sewa ditetapkan sebesar Rp213.271.283,- (dua ratus tiga belas juta dua ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus delapan puluh tiga) per bulan, belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). b. Perjanjian Pembelian Barang Dagangan Pada tanggal 16 Februari 2012, IDM mengadakan perjanjian dengan ICC untuk pembelian barang dagangan dari ICC oleh IDM untuk didistribusikan ke seluruh jaringan toko IDM di daerah Pekanbaru dan Samarinda dengan jangka waktu selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan persetujuan para pihak. Dalam pembelian barang dagangan oleh IDM, ICC dapat mengenakan margin untuk setiap barang dagangan yang dihitung dari harga dasar pembelian barang dagangan yang dikenakan supplier kepada ICC dan akan diperhitungkan langsung dalam harga dasar pembelian barang dagangan tersebut. c. Perjanjian Waralaba Indomaret IDM mewaralabakan kurang lebih 2.949 toko berdasarkan perjanjian waralaba dengan pihak penerima waralaba dengan perjanjian baku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak. Kompensasi dari perjanjian waralaba tersebut IDM akan memperoleh Rp36.000.000,- ditambah PPN 10% sebagai biaya perolehan waralaba (franchise fee). IDM berhak atas pembayaran royalty atas penggunaan nama/merek dagang Indomaret dengan ketentuan besaran antara 0% (nol persen) hingga 4% (empat persen) bergantung kepada nilai penjualan dari tiap-tiap toko. 34
d. Perjanjian Joint Venture Pada tanggal 25 Desember 2012, IDM mengadakan perjanjian dengan Sato Restaurant Systems Co., LTD. (“Sato”) untuk mendirikan perseroan terbatas dengan nama PT Indosato Jaya Makmur, yang beralamat di Jalan Terusan Angkasa Blok B-2, Kav. No. 1, Kemayoran, Indonesia yang akan bergerak dalam bidang restoran (“Perjanjian JV”). Perjanjian ini berlaku sejak penandatanganan Perjanjian JV berlaku selama para pihak memiliki saham pada PT Indosato Jaya Makmur. e. Perjanjian Pengalihan Hak atas Saham Pada tanggal 15 April 2013, IDM telah mengadakan perjanjian pengalihan hak atas saham dengan PT Indomarco Perdana (“IP”) untuk menjual, mengalihkan dan menyerahkan 78.999 saham dalam PT Inti Cakrawala Citra (“ICC”), yang merupakan 70,39% dari modal ditempatkan dan disetor ICC, kepada IP. Atas penjualan, pengalihan dan penyerahan saham ICC tersebut, IP akan membayar harga pembelian sebesar Rp81.000.000.000,- dengan uang muka sebesar Rp5.000.000.000,-. f. Perjanjian Kerjasama Penyediaan Barang IDM telah perjanjian kerjasama penyediaan barang (private label) dengan kurang lebih 40 (empat puluh) penyedia barang/produk seperti kapas, lilin, kacang kulit dan air minum. Perjanjian kerjasama penyediaan barang tersebut memberikan hak kepada IDM untuk menjual barang-barang dengan menggunakan merek “Indomaret” dengan jangka waktu 1 (satu) tahun. Pusat distribusi (DC) IDM berhak untuk memperoleh fee atas penjualan private label berkisar antara 2% (dua persen) hingga 24% (dua puluh empat persen) bergantung kepada kesepakatan harga beli barang/produk dan harga jual barang/produk tersebut. I. Asuransi No.
Polis Asuransi / No. Polis / Tanggal / Perusahaan Asuransi
Objek Pertanggungan
Jangka Waktu Mulai
Berakhir
Jumlah Pertanggungan (Rp)
Premi (Rp)
170.839.858.043
1.739.399
1.
Property All Risks Insurance / No. 08.01.13.000067 / 23 Januari 2013 / PT Asuransi Jaya Proteksi
Properti milik IDM yang terletak di DC Bogor dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan, namun tidak termasuk persediaan voucher pulsa isi ulang dan kartu perdana (SIM Card).
31 Desember 2012
31 Desember 2013
2.
Earthquake Insurance / No. 25.01.13.000196 / 25 Januari 2013 / PT Asuransi Jaya Proteksi
Properti milik IDM yang terletak di DC Bogor dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan, namun tidak termasuk persediaan voucher pulsa isi ulang dan kartu perdana (SIM Card).
31 Desember 2012
31 Desember 2013
3.
Semua Risiko Industri/ Properti / No. 01-0013-000289 / 23 Januari 2013 / PT Asuransi Central Asia
Properti milik IDM yang terletak di DC Tangerang dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
104.730.360.041
158.142.843,66
4.
Semua Risiko Industri/ Properti / No. 01-0013-000290 / 30 Januari 2013 / PT Asuransi Central Asia
Properti milik IDM yang terletak di DC Semarang dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
50.000.000.000
75.500.000
5
Property All Risks Insurance / No. IP.01.01.12.003788 / 31 Desember 2012 / PT Asuransi Umum Mega
Properti milik IDM yang terletak di DC Jember dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
20.139.284.000
42.292.496,40
35
170.839.858.043
256.290.787
No.
Polis Asuransi / No. Polis / Tanggal / Perusahaan Asuransi
Objek Pertanggungan
Jangka Waktu Mulai
Berakhir
Jumlah Pertanggungan (Rp)
Premi (Rp)
6.
Property All Risks Insurance / No. IP.01.01.12.003787 / 31 Desember 2012 / PT Asuransi Umum Mega
Properti milik IDM yang terletak di DC Surabaya dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
28.102.000.000
59.014.200
7.
Property All Risks Insurance / No. IP.01.01.12.003789 / 31 Desember 2012 / PT Asuransi Umum Mega
Properti milik IDM yang terletak di DC Yogyakarta dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
29.922.200.000
62.836.620
8.
Property All Risks Insurance / No. IP.01.01.12.003792 / 31 Desember 2012 PT Asuransi Umum Mega
Properti milik IDM yang terletak di DC Parung dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan
31 Desember 2012
31 Desember 2013
16.800.000.000
35.280.000
9.
Property All Risks Insurance / No. IP.01.01.12.003786 / 31 Desember 2012 / PT Asuransi Umum Mega
Properti milik IDM yang terletak di DC Semarang dalam segala jenis, termasuk namun tidak terbatas pada bangunan, mesin, perlengkapan, perabotan, partisi, dan persediaan barang dagangan.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
21.429.100.000
45.001.110
10.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.200.00005 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada DC Yogyakarta, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
11.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.202.00006 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Tanggerang, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
7.516.897.323
15.785.484,38
12.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.204.00009 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Medan, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
122.756.646.208
257.788.957,04
36
135.206.800.000
283.934.280
No.
Polis Asuransi / No. Polis / Tanggal / Perusahaan Asuransi
Objek Pertanggungan
Jangka Waktu Mulai
Berakhir
Jumlah Pertanggungan (Rp)
Premi (Rp)
3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko. 13.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.206.00012 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Jember, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
77.443.500.000
162.631.350
14.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.208.00015 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Makassar, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
31.615.000.000
66.391.500
15.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.210.00018 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Malang, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
99.342.500.000
208.619.250
37
No.
Polis Asuransi / No. Polis / Tanggal / Perusahaan Asuransi
Objek Pertanggungan
16.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.212.00021 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
17.
Jangka Waktu
Jumlah Pertanggungan (Rp)
Premi (Rp)
31 Desember 2013
80.733.500.000
169.540.350
31 Desember 2012
31 Desember 2013
52.264.725.077
109.755.922
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Bekasi, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
14.046.122.660
29.496.857
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Parung, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
43.797.864.590
91.975.515,64
Mulai
Berakhir
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Surabaya, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.214.00024 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Bandung, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
18.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.216.000 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
19.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.218.00030 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
38
No.
Polis Asuransi / No. Polis / Tanggal / Perusahaan Asuransi
Objek Pertanggungan
20.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.220.00033/ 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
21.
Jangka Waktu
Jumlah Pertanggungan (Rp)
Premi (Rp)
31 Desember 2013
24.082.000.000
50.572.200
31 Desember 2012
31 Desember 2013
53.252.263.974
111.829.754,35
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Cirebon, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
139.495.200.000
292.939.920
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Lampung, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
31 Desember 2013
27.240.400.000
57.204.840
Mulai
Berakhir
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Jakarta, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.228.00045 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Semarang, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
22.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.224.00039 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
23.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.226.00042 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
39
No.
Polis Asuransi / No. Polis / Tanggal / Perusahaan Asuransi
Objek Pertanggungan
24.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.232.00063 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
25.
26.
Jangka Waktu
Jumlah Pertanggungan (Rp)
Premi (Rp)
31 Desember 2013
45.164.784.223
94.846.046,87
31 Desember 2012
31 Desember 2013
5.379.600.000
11.297.160
31 Desember 2012
31 Desember 2013
1.300.000.000
2.730.000
Mulai
Berakhir
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada Head Office IDM, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
31 Desember 2012
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.234.00051 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Bali, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
Property All Risks Insurance / 18.01.12.12.236.00054 / 31 Desember 2013 PT Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk.
Properti toko Indomaret milik IDM pada pada DC Pekanbaru, yaitu: 1. Bangunan, termasuk partisi, dekorasi, perbaikan, peralatan yang disewa, instalasi, dsb. 2. Persediaan barang dagangan termasuk tabung LPG (12 kg dan 3 kg), minyak tanah dalam botol plastic @ 2 liter di setiap toko, barang hadiah promosi dan voucher telepon seluler, dsb. 3. Mesin dan perlengkapan, rak perlengkapan toko, komputer, perlengkapan bergerak. 4. Perangkat lunak “Windows Program” (asli). 5. Uang tunai dalam mesin kas dengan batas maksimal Rp25.000.000,- setiap toko.
Nilai pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh IDM telah memadai untuk menutupi kerugian yang terjadi atas sarana dan prasarana yang dipertanggungkan. J. Keterangan Ringkas Tentang Pemegang Saham Utama PT Indomarco Perdana a. Pendirian PT Indomarco Perdana (“PT IP”) adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta No. 18 tanggal 2 September 1987, dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menkeh sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan No. C2-2048. HT.01.01.th.88, tanggal 11 Maret 1988, yang telah didaftarkan pada register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat No. 280/1988, tanggal 31 Agustus 1989, dan telah diumumkan dalam TBNRI No. 3309 pada BNRI No. 48, tanggal 17 Juni 1994.
40
b. Kegiatan Usaha PT IP memiliki maksud dan tujuan untuk berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, pengangkutan, dan jasa. c. Permodalan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat PT IP No. 24 tanggal 9 November 2012, dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana dibuktikan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT IDP No. AHU-AH.01.10-42894 tanggal 3 Desember 2012, struktur permodalan dan susunan pemegang saham PT IP pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp1.000,- (seribu Rupiah) untuk setiap saham Keterangan Modal Dasar: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Anugerah Cipta Sejati 2. PT Indahsejati Bina Persada Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) Persentase (%) 214.000 214.000.000.000 106.944 106.944 213.888 112
106.944.000.000 106.944.000.000 213.888.000.000 112.000.000
50,00% 50,00% 100,00%
d. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat PT IP No. 45, tanggal 15 April 2011, dibuat dihadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Tanda Terima Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-13364, tanggal 5 Mei 2011, susunan anggota Direksi dan Komisaris PT IP pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama : Soedarsono Komisaris : Dattaputra Yasa Direksi Direktur Utama Direktur
: Sinarman Jonathan : Haliman Kustedjo
Tidak ada jasa manajemen/konsultasi yang dibayarkan oleh IDM kepada induk perusahaan. K. Aset a. IDM memiliki dan/atau menguasai harta kekayaan material berdasarkan dokumen kepemilikan yang sah berupa (i) tanah dan bangunan, (ii) hak atas kekayaan intelektual dan (iii) aset surat berharga sebagai berikut: i.
Hak Guna Bangunan, dengan total luas keseluruhan sebesar 195.174 m2, berdasarkan bukti dokumen kepemilikan sebagai berikut: No.
Sertifikat
Lokasi
Luas (M2)
1.
HGB No. 04028/Pulo Gebang
147
2.
HGB No. 04027/Pulo Gebang
Jl. Pulogebang Permai blok D5 No. 12, Kel. Pulogebang, Kec. Cakung, Jakarta Timur Jl. Pulogebang Permai blok D5 No. 26, Kel. Pulogebang, Kec. Cakung, Jakarta Timur
Berlaku sampai tanggal 24 Januari 2025
150
24 Januari 2025
41
No.
Sertifikat
Lokasi
Luas (M2)
3.
HGB No. 04026/Pulo Gebang
307
4.
HGB No. 26/Utan Kayu
1.505
3 Maret 2018
5.
HGB No. Utara
980/Petukangan
95
27 April 2025
6.
HGB No. Utara
981/Petukangan
95
27 April 2025
7.
HGB No. 06436/Kalideres
125
10 Juli 2026
8.
HGB No. 06435/Kalideres
125
10 Juli 2026
9.
HGB No. 03563/Ujung Menteng
10.
HGB No. 03564/Ujung Menteng
11.
HMaSRS No. 825/XIX/A/Sumur Batu
12.
HGB No. 11743/Mekar Jaya
13.
HGB No. 11744/Mekar jaya
14.
HGB No. 00077/Curug
15.
HGB No. 181/Gunung Sindur
16.
HGB No. 1764/Cimone
17.
HGB No. 1763/Cimone
18.
HGB No. 3237/Cipondoh
19
HGB No. 3236/Cipondoh
20.
HGB No. 5270/Bojongnangka
21.
HGB No. 5269/Bojongnangka
22.
HGB No. 3255/Bojongnangka
23.
HGB No. 3254/Bojongnangka
Jl. Pulogebang Permai blok D5 No. 11, Kel. Pulogebang, Kec. Cakung, Jakarta Timur Jl. Utan Kayu No. 24A, RT.006/05, Kel. Utan Kayu Utara, Kec. Matraman, Jakarta Timur Jl. Taman Alfa Indah Goldland Realty Blok J Kav. 49, Kel. Petukangan Utara,Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan Jl. Taman Alfa Indah Goldland Realty Blok J Kav. 46, Kel. Petukangan Utara,Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan Perumahan Citra Garden Blok I.1 Persil No. 9, Kel. Kalideres, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat Perumahan Citra Garden Blok I.1 Persil No. 9, Kel. Kalideres, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat Jl. Perkav. Menteng Metropolitan Blok F 1 Persil No. 10, Kel. Ujung Menteng, Kec. Cakung, Jakarta Timur Jl. Perkav. Menteng Metropolitan Blok F 1 Persil No. 10, Kel. Ujung Menteng, Kec. Cakung, Jakarta Timur Rusun Hunian & Non Hunian Graha Cempaka Mas, Jl. Letjend Suprapto dan Jl. Yos Sudarso No. A2/21.7, Lantai XIX Blok A Jl. Proklamasi, Kel. Mekarjaya, Kec. Sukmajaya, Depok, Jawa Barat Jl. Proklamasi, Kel. Mekarjaya, Kec. Sukmajaya, Depok, Jawa Barat Jl. Pekapuran, Kel. Curug, Kec. Cimanggis, Depok, Jawa Barat Jl. Pembangunan RT.01/RW.02, Kel. Gunung Sindur, Kec. Gunung Sindur, Kab. Bogor, Jawa Barat Jl. Perum Cimone Permai Blok I no. 18, Kec. Karawaci, Kel. Cimone, Kotamadya Tangerang, Propinsi Banten Jl. Perum Cimone Permai Blok I no. 18, Kec. Karawaci, Kel. Cimone, Kotamadya Tangerang, Propinsi Banten Blok D.P.II.No.7 Desa/Kel. Cipondoh, Kec. Cipondoh, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat Blok D.P.II.No.6 Desa/Kel. Cipondoh, Kec. Cipondoh, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat Jl. Perum Dasana Permai Blok RI kav. 1, Kel. Bojong Nangka, Kec. Legok, Kab. Tangerang, Banten Jl. Perum Dasana Permai Blok RI kav. 2, Kel. Bojong Nangka, Kec. Legok, Kab. Tangerang, Banten Jl. Perum Dasana Permai Blok. RT No.15, Kel. Bojong Nangka, Kec. Legok, Kab. Tangerang, Banten Jl. Perum Dasana Permai Blok. RT No.16, Kel. Bojong Nangka, Kec. Legok, Kab. Tangerang, Banten
Berlaku sampai tanggal 24 Januari 2025
42
75
20 Maret 2017
75
20 Maret 2017
74
25 Oktober 2025
77
25 Juli 2031
77
25 September 2031 8 Januari 2037
310 20.000
23 November 2035
80
3 Januari 2035
78
3 Januari 2035
90
21 Januari 2029
90
21 Januari 2029
90
21 Februari 2019
90
21 Februari 2019
100
2 November 2027
100
2 November 2027
No.
Sertifikat
24.
HGB No. 1093/Medang
25.
HGB No. 1092/Medang
26.
HGB No. 05424/Sarua
27.
HGB No. 3545/Pinang
28.
HGB No. 3546/Pinang
29.
HGB No. 3547/Pinang
30.
HGB No. 04594/Pondok Pucung
31.
HGB No. 04595/Pondok Pucung
32.
HGB No. 02285/Wanakerta
33.
HGB No. 01858/Wanakerta
34.
HGB No. 2003/Saga
35.
HGB No. 01715/Wanakerta
36.
HGB No. 3859/Kebraon
37.
HGB No. 2355/Tanimulya
38.
HGB No. 2356/Tanimulya
39.
HGB No. 1452/Cileungsi Kidul
40.
HGB No. 1451/Cileungsi Kidul
41.
HGB No. 1174/Mekar Jaya
Lokasi
Luas (M2)
Blok C.6/D.26 Desa Medang, Kec. Legok, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat Blok C.6/D.27 Desa Medang, Kec. Legok, Kab. Tangerang, Propinsi Jawa Barat Jl. Perum Bukit Nusa I Kav. 19851986, Kel. Sarua, Kec. Ciputat, Kab. Tangerang, Propinsi Banten Jl. Perum Pinang Griya, Blok RK No. 5, Desa/Kel. Pinang, Kec. Pinang, Kotamadya Tangerang, Propinsi Banten Jl. Perum Pinang Griya, Blok RK No. 6, Desa/Kel. Pinang, Kec. Pinang, Kotamadya Tangerang, Propinsi Banten Jl. Perum Pinang Griya, Blok RK No. 7, Desa/Kel. Pinang, Kec. Pinang, Kotamadya Tangerang, Propinsi Banten Jl. Perum Bintaro Raya, Blok HA.1 No. 12A, Kel. Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten Jl. Perum Bintaro Raya, Blok HA.1 No. 13, Kel. Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten Komplek Telaga Bestari, Blok B-9 No. 28, Kabupaten Wanakerta, Kec. Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten Komplek Telaga Bestari, Blok B-9 No. 29, Kabupaten Wanakerta, Kec. Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten Komplek Villa Balaraja, Blok G-01 No. 11, Desa Saga, Kec. Balaraja, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat Komplek Telaga bestari, Blok B-9 No. 30, Desa Saga, Kec. Balaraja, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat Jl. Griya Kebraon Tengah Blok L, No. 1, Kel. Kebraon, Kotamadya Malang, Propinsi Jawa Timur Jl. Taman Permata Cimahi Kav. No. 07 Blok V-5/T.72 Desa Tanimulya, Kec. Ngamprah, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat Jl. Taman Permata Cimahi Kav. No. 09 Blok V-5/T.72 Desa Tanimulya, Kec. Ngamprah, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat Jl. Perum Griya Kenari Mas, blok A.1 Kav, No 7, Desa Cileungsi, Kec. Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat Jl. Perum Griya Kenari Mas, Kav, No 6, Desa Cileungsi, Kec. Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat Jl. Proklamasi No. 26, Depok II Tengah, Kel. Mekar Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat
80
43
Berlaku sampai tanggal 28 Maret 2014
80
28 Maret 2014
143
1 Desember 2025
72
6 Juni 2036
72
6 Juni 2036
72
6 Juni 2036
137
4 Oktober 2031
163
4 Oktober 2031
65
10 September 2027
65
10 September 2027
134
24 September 2024
65
10 September 2027
403
21 Mei 2026
54
5 Juni 2014
54
5 Juni 2014
99
28 Maret 2028
99
28 Maret 2028
77
25 Juli 2031
No.
Sertifikat
42.
HGB No. 1173/Mekarjaya
43.
HGB No. 00077/Curug
44.
HGB No. 5779/Jatimulya
45.
HGB No. 5778/Jatimulya
46.
HGB No. 5777/Jatimulya
47.
HGB No. 4058/Jatisampurna
48.
HGB No. 4059/Jatisampurna
49.
HGB No. 6658/Pejuang
50.
HGB No. 6657/Pejuang
51.
HGB No. 00994/Telukjambe
52.
HGB No. 00995/Telukjambe
53.
HGB No. 00996/Telukjambe
54.
HGB No. 00338/Balonggandu
55.
HGB No. 00339/Balonggandu
56.
HGB No. 00340/Balonggandu
57.
HGB No. 00341/Balonggandu
58.
HGB No. 00342/Balonggandu
Lokasi
Luas (M2)
Jl. Proklamasi No. 25, Depok II Tengah, Kel. Mekar Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat Jl. Pekapuran Desa Curug, Kec. Cimanggis, Kotamadya Depok, Propinsi Jawa Barat Jl. Kav. No. A-44 Desa Jatimulya, Kec. Tambun, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat Jl. Kav. No. A-43 Desa Jatimulya, Kec. Tambun, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat Jl. Kav. No. A-42 Desa Jatimulya, Kec. Tambun, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat Jl. Kranggan Permai. No. 13, RT.05, Kec. Pondok Gede, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat Jl. Kranggan Permai. No. 14, RT.05, Kec. Pondok Gede, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat Jl. Komp. Harapan Indah, blok EA-20, Kel. Pejuang, Kec. Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat Jl. Komp. Harapan Indah, blok EA-19, Kel. Pejuang, Kec. Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat Perum Bintang Alam, Blok. A1 No.11, Desa Telukjambe, Kec. Telukjambe Timur, kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat Perum Bintang Alam, Blok. A1 No.12, Desa Telukjambe, Kec. Telukjambe Timur, kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat Perum Bintang Alam, Blok. A1 No.13, Desa Telukjambe, Kec. Telukjambe Timur, kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat Perum Bumi Cikampek Baru, Blok. AA No.1 (Bumi Cikampek Baru), Desa Telukjambe, Kec. Telukjambe Timur, kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat Perum Bumi Cikampek Baru, Blok. AA No.2 (Bumi Cikampek Baru), Desa Telukjambe, Kec. Telukjambe Timur, kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat Perum Bumi Cikampek Baru, Blok. AA No.3 (Bumi Cikampek Baru), Desa Telukjambe, Kec. Telukjambe Timur, kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat Perum Bumi Cikampek Baru, Blok. AA No.4 (Bumi Cikampek Baru), Desa Telukjambe, Kec. Telukjambe Timur, kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat Perum Bumi Cikampek Baru, Blok. AA No.5 (Bumi Cikampek Baru), Desa Telukjambe, Kec. Telukjambe Timur, kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat
77
Berlaku sampai tanggal 25 Juli 2031
310
8 Januari 2037
115
31 Maret 2019
115
31 Maret 2019
44
115
31 Maret 2019
68
18 Oktober 2019
68
18 Oktober 2019
71
21 Desember 2018
71
21 Desember 2018
105
24 September 2025
105
24 September 2025
105
24 September 2025
84
16 November 2030
36
16 November 2030
36
16 November 2030
36
16 November 2030
36
16 November 2030
No. 59.
60.
61.
62.
63. 64. 65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
Sertifikat
Lokasi
HGB No. 01540/Desa Cibalo- Blok A.24 No.8 Griya Pesona Asri, ngsari Desa Cibalongsari, Kec. Klari, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat HGB No. 02553/Desa Duren Blok A.24 Kav.7 Griya Pesona Asri, Desa Duren, Kec. Klari, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat HGB No. 0001/Tempuran Dusun Tempuran 01, Desa Tempuran, Kec. Tempuran, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat HGB No. 00513/Purwasari Desa Purwasari, Kec. Purwasari, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat HGB No. 8645/Unyur Blok. A.01 No.06, Kel. Unyur, Kec. Serang, Kota Serang, Provinsi Banten HGB No. 8646/Unyur Blok. A.01 No.05 Kel. Unyur, Kec. Serang, Kota Serang, Provinsi Banten HGB No. 00469/Trihanggo Ring Road Barat, Desa Trihanggo, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta HGB No. 00437/Trihanggo Ring Road Barat, Desa Trihanggo, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta HGB No. 0052/Randugarut Kel. Randugarut (Komplek Kawasan Industri Wijayakusuma), Kec. Tugu, Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah HGB N0. 0051/Randugarut Kel. Randugarut (Komplek Kawasan Industri Wijayakusuma), Kec. Tugu, Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah HGB N0. 0045/Randugarut Jl. Wijaya Kusuma, Kel. Randugarut, Kec. Tugu, Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah HGB No. 63/Randugarut Jl. Wijaya Kusuma, Kel. Randugarut, Kec. Tugu, Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah HGB No. 930/CR Kel. Campang Raya, Kec. Tanjungkarang Timur, Kotamadya Bandar Lampung, Propinsi Lampung HGB No. 1696/Besar Jl. Jala Raya sudut Jalan Tempirai Raya, Kel. Besar, Kec. Medan Labuan, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara HGB No. 0038/Gedangan Desa Gedangan, Kec. Gedangan, Kabupaten Daerah Tingkat II Sidoarjo, Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur HGB No. 45/Gedangan Desa Gedangan, Kec. Gedangan, Kabupaten Daerah Tingkat II Sidoarjo, Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur HGB No. 43/Karangrejo Kel. Karangrejo, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur HGB No. 276/Gedangan Desa Gedangan, Kec. Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur HGB No. 277/Gedangan Desa Gedangan, Kec. Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur HGB No. 98/Gedangan Desa Gedangan, Kec. Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur
45
Luas (M2) 84
Berlaku sampai tanggal 16 Maret 2034
90
16 Maret 2034
139
26 Oktober 2038
364
21 Desember 2036
55
15 Agustus 2031
55
15 Agustus 2031
1.735
30 Juni 2041
20.230
23 Maret 2039
5.500
24 September 2027
3.984
24 September 2027
5.000
24 September 2027
4.398
24 September 2027
22.000
12 Desember 2026
328
8 September 2029
19.580
28 Desember 2028
19.035
24 September 2027
26.290
20 Juni 2036
2.320
8 Juli 2020
2.989
8 Juli 2020
4.106
7 Oktober 2027
No. 79.
Sertifikat
Lokasi
HGB No. 451/Wonokoyo
Luas (M2)
Berlaku sampai tanggal 8 Mei 2029
Kel. Wonokoyo, Kec. Kedungkan4.299 dang, Kotamadya Malang, Propinsi Jawa Timur 80. HGB No. 457/Wonokoyo Jl. Sawa I, Kel. Wonokoyo, Kec. Ke4.299 1 September 2029 dungkandang, Kotamadya Malang, Propinsi Jawa Timur 81. HGB No. 462/Wonokoyo Kel. Wonokoyo, Kec. Kedungkan12.500 7 April 2029 dang, Kotamadya Malang, Propinsi Jawa Timur 82. HGB No. 466/Wonokoyo Kel. Wonokoyo, Kec. Kedungkan218 7 April 2029 dang, Kotamadya Malang, Propinsi Jawa Timur 83. HGB No. 801/Tanjung Morawa Jl. Industri, Desa Tanjung Morawa, 8.243 29 April 2029 Kec. Tanjung Morawa, Kotamadya Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara 84. HGB No. 802/Tanjung Morawa Jl. Industri, Desa Tanjung Morawa, 12.445 29 April 2029 Kec. Tanjung Morawa, Kotamadya Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara 85. HGB No. 2614/Pinang Jalan Permata Pamulang Blok I-4/12, 180 6 Juni 2036 Kelurahan Babakan, Kecamatan Serpong, Tangerang Catatan: Berikut adalah daftar aset tetap IDM yang sedang dijaminkan kepada krediturnya: 1. Berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan (“SHT”) No. 4138/2006 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor, tanggal 29 September 2006, HGB No. 181 sedang dijaminkan kepada Bank Mega dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp11.000.000.000,- (sebelas miliar Rupiah). 2. Berdasarkan SHT No. 1444/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, tanggal 3 Februari 2012, HGB No. 04594 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp1.260.000.000,- (satu miliar dua ratus enam puluh juta Rupiah). 3. Berdasarkan SHT No. 1444/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, tanggal 3 Februari 2012, HGB No. 04595 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp1.260.000.000,- (satu miliar dua ratus enam puluh juta Rupiah). 4. Berdasarkan SHT No. 1923/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Depok, tanggal 8 Maret 2012, HGB No. 11744 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp621.000.000,- (enam ratus dua puluh satu juta Rupiah). 5. Berdasarkan SHT No. 1923/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Depok, tanggal 8 Maret 2012, HGB No. 11743 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp621.000.000,- (enam ratus dua puluh satu juta Rupiah). 6. Berdasarkan SHT No. 1097/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang, tanggal 15 Maret 2012, HGB No. 01540 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp221.100.000,- (dua ratus dua puluh satu juta seratus ribu Rupiah). 7. Berdasarkan SHT No. 4120/2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang, tanggal 29 September 2011, HGB No. 00001 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp318.857.000,- (tiga ratus delapan belas juta delapan ratus lima puluh ribu Rupiah). 8. Berdasarkan SHT No. 1195/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang, tanggal 21 Maret 2012, HGB No. 00513 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp328.800.000,- (tiga ratus dua puluh delapan juta delapan ratus ribu Rupiah). 9. Berdasarkan SHT No. 532/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Serang, tanggal 14 Februari 2012, HGB No. 8645 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp620.000.000,- (enam ratus dua puluh juta Rupiah). 10. Berdasarkan SHT No. 532/2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Serang, tanggal 14 Februari 2012, HGB No. 8646 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp620.000.000,- (enam ratus dua puluh juta Rupiah). 11. Berdasarkan SHT No. 4799/2009 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Sleman, tanggal 23 Oktober 2009, HGB No. 00437 sedang dijaminkan kepada Bank Mega dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp29.997.115.000,- (dua puluh sembilan miliar sembilan ratus sembilan puluh tujuh juta seratus lima belas ribu Rupiah).
46
12. Berdasarkan SHT No. 8624/2005 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Semarang, tanggal 25 November 2005, HGB No. 0052 sedang dijaminkan kepada Bank Mega dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp10.880.000.000,- (sepuluh miliar delapan ratus delapan puluh juta Rupiah). 13. Berdasarkan SHT No. 8624/2005 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Semarang, tanggal 25 November 2005, HGB No. 0051 sedang dijaminkan kepada Bank Mega dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp10.880.000.000,- (sepuluh miliar delapan ratus delapan puluh juta Rupiah). 14. Berdasarkan SHT No. 8624/2005 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Semarang, tanggal 25 November 2005, HGB No. 0045 sedang dijaminkan kepada Bank Mega dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp10.880.000.000,- (sepuluh miliar delapan ratus delapan puluh juta Rupiah). 15. Berdasarkan SHT No. 10494/2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan, tanggal 21 Oktober 2011, HGB No. 1696 sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp667.000.000,- (enam ratus enam puluh tujuh juta Rupiah). 16. Berdasarkan SHT No. 658/2002 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Sidoarjo, tanggal 30 Mei 2002, HGB No. 0038 sedang dijaminkan kepada Bank Mega dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp10.805.683.000,- (sepuluh miliar delapan ratus lima juta enam ratus delapan puluh tiga ribu Rupiah). 17. Berdasarkan SHT No. 1267/2006 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Jember, tanggal 21 September 2006, HGB No. 0043 sedang dijaminkan kepada Bank Mega dalam bentuk jaminan hak tanggungan peringkat I, untuk menjamin pelunasan piutang hingga sejumlah Rp39.128.559.000,- (tiga puluh sembilan miliar seratus dua puluh delapan juta lima ratus lima puluh sembilan ribu Rupiah).
ii. Hak atas kekayaan intelektual berupa merek, berdasarkan dokumen kepemilikan sebagai berikut: No. Merek
Masa Berlaku
Nomor Pendaftaran
Tanggal Penerimaan Merek
IDM000353401 IDM000353402 IDM000353403 IDM000353404 IDM000167580 IDM000353405 IDM000353406 IDM000353407 IDM000353408 IDM000353409 IDM000353410 IDM000353415 IDM000353416 IDM000353417 IDM000353418 IDM000353419 551319 (sedang proses perpanjangan) IDM000353411 IDM000353412 IDM000353413 IDM000353414 IDM000353420 IDM000353421 IDM000353422 IDM000353423 IDM000353424 IDM000353425 IDM000353426 551338 (sedang proses perpanjangan) IDM000353427 IDM000353428 IDM000353429
25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 16 November 2006 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 28 Oktober 2003
Kelas Barang / Jasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 28 Oktober 2003
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012
30 31 32
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret
10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret
10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun
30. 31. 32.
Indomaret Indomaret Indomaret
10 tahun 10 tahun 10 tahun
47
No. Merek
Masa Berlaku
Nomor Pendaftaran
Tanggal Penerimaan Merek
IDM000353430 IDM000353431 IDM000084986 IDM000353432 IDM000353433 IDM000353434 IDM000353435 IDM000353436 IDM000353437 IDM000353438 551311 (sedang dalam proses perpanjangan) IDM000353439 IDM000353451 IDM000047543
25 September 2012 25 September 2012 4 Oktober 2012 4 Oktober 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 25 September 2012 28 Oktober 2003
Kelas Barang / Jasa 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
25 September 2012 25 September 2012 27 Januari 2004
44 45 35
IDM000082355 (ex.No.403035) IDM000082356 (ex.No.403588) IDM000291936 IDM000212622 IDM000221831
20 Desember 2006
30
20 Desember 2006
31
29 Januari 2011 17 Desember 2007 3 Maret 2008
35 41 35
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret
10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun
44. 45. 46.
10 tahun 10 tahun 10 Tahun
47.
Indomaret Indomaret Indomaret Mudah & Hemat SIP
48.
Indosegar
10 tahun
49. 50. 51.
Ceria Mart FOGI Indomaret Point
10 tahun 10 tahun 10 tahun
10 Tahun
iii. Aset Surat Berharga yang terdiri atas: a. IDM memiliki 16.200 lembar saham senilai Rp16.200.000.000,- (enam belas miliar dua ratus juta Rupiah) PT Indosato Jaya Makmur (“PT IJM”), yang merupakan 81% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam PT IJM, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan tunduk berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berdomisili di Jakarta Pusat; b. IDM memiliki 4 (empat) obligasi konversi dapat ditukar dengan total 50% saham pada PT Andhika Wahana Putra, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan tunduk berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berdomisili di Jakarta Pusat, sebagai berikut: 1. Obligasi Konversi No. 001/CB/AWP/IX/2009, tanggal 30 April 2009, diterbitkan oleh PT Andhika Wahana Putra, bernilai Rp50.000.000.000,- jatuh tempo pada tanggal 30 April 2014; 2. Obligasi Konversi No. 002/CB/AWP/X/2009, tanggal 2 Oktober 2009, diterbitkan oleh PT Andhika Wahana Putra, bernilai Rp101.000.000.000,- jatuh tempo pada tanggal 2 Oktober 2014; 3. Obligasi Konversi No. 003/CB/AWP/I/2010, tanggal 5 Januari 2010, diterbitkan oleh PT Andhika Wahana Putra, bernilai Rp99.000.000.000,- jatuh tempo pada tanggal 5 Januari 2015; dan 4. Obligasi Konversi No. 0014/CB/AWP/XII/2010, tanggal 31 Desember 2010, diterbitkan oleh PT Andhika Wahana Putra, bernilai Rp178.000.000.000,- jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2015. c. IDM memiliki 2 (dua) deposito, sebagai berikut: 1. Bilyet Deposito yang diterbitkan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Jakarta Ancol Nomor AC 873304 dengan nominal Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar Rupiah) atas nama PT Indomarco Prismatama; dan 2. Bilyet Deposito yang diterbitkan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Jakarta Ancol Nomor AC 873303 dengan nominal Rp5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah) atas nama PT Indomarco Prismatama. 48
L. Perkara Hukum yang Dihadapi oleh IDM serta Direksi dan Komisaris IDM IDM sedang terlibat dalam beberapa perkara pajak sebagai berikut: a. berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan (“SKPKB”) No. 00019/206/08/092/10, tanggal 27 Agustus 2010, yang menyebutkan bahwa untuk tahun pajak 2008, IDM masih memiliki kewajiban untuk membayar pajak sebesar Rp30.829.563.264,- (tiga puluh miliar delapan ratus dua puluh sembilan juta lima ratus enam puluh tiga ribu dua ratus enam puluh empat Rupiah). Atas banding yang diajukan IDM, Pengadilan Pajak telah menerbitkan Putusan No. Put. 38363/PP/M.I/15/2012 yang memenangkan IDM dan menyebutkan bahwa IDM memiliki lebih bayar sebesar Rp22.215.860.583,- (dua puluh dua miliar dua ratus lima belas juta delapan ratus enam puluh ribu lima ratus delapan puluh tiga Rupiah). Direktorat Jenderal Pajak (“Ditjen Pajak”) telah mengajukan permohonan peninjauan kembali atas putusan pengadilan tersebut dan IDM sudah mengajukan kontra memori peninjauan kembali. Hingga tanggal LUT ini, belum ada putusan peninjauan kembali yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung sehubungan dengan hal tersebut; b. berdasarkan SKPKB No. 00010/206/10/092/12, tanggal 11 September 2012, yang menyebutkan bahwa untuk tahun pajak 2010, IDM masih memiliki kewajiban untuk membayar pajak sebesar Rp20.445.828.728,- (dua puluh miliar empat ratus empat puluh lima juta delapan ratus dua puluh delapan ribu tujuh ratus dua puluh delapan Rupiah). IDM telah mengajukan keberatan atas SKPKB ini dengan mengajukan Surat Keberatan No. 2005/CEO/X/2012 tanggal 1 Oktober 2012, yang menyatakan bahwa IDM memiliki lebih bayar sebesar Rp32.412.875.018,- (tiga puluh dua miliar empat ratus dua belas juta delapan ratus tujuh puluh lima ribu delapan belas Rupiah). Hingga tanggal Prospektus ini, belum ada keputusan yang diberikan oleh Ditjen Pajak sehubungan dengan keberatan tersebut; dan c.
berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan No.PEMB-00273/WPJ.19/KP.0205/RIK. SIS/2012, tanggal 3 Desember 2012, KPP Wajib Pajak Besar Dua sedang melakukan pemeriksaan untuk tahun pajak 2011 atas kelebihan bayar pajak IDM sebesar Rp42.447.299.724,- (empat puluh dua miliar empat ratus empat puluh tujuh juta dua ratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus dua puluh empat Rupiah). Hingga tanggal Prospektus ini, Ditjen Pajak belum mengeluarkan penetapan pajak sehubungan dengan pemeriksaan tersebut.
Seluruh sengketa pajak tersebut tidak berdampak material terhadap kondisi keuangan serta kelangsungan kegiatan usaha IDM. Sementara itu sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Direksi dan Komisaris IDM tidak mempunyai perkara hukum apapun yang dihadapi baik di dalam maupun di luar badan peradilan. Hingga tanggal Prospektus ini, Ditjen Pajak belum mengeluarkan penetapan pajak sehubungan dengan pemeriksaan tersebut.
49
V. PERNYATAAN UTANG Berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 1 Januari 2011/31 Desember 2010, melalui laporannya tertanggal 26 Maret 2013. Perseroan memiliki total liabilitas sebesar Rp4.120 juta, yang terdiri dari total liabilitas jangka pendek sebesar Rp3.342 juta dan total liabilitas jangka panjang sebesar Rp778 juta dengan perincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Liabilitas Jangka Pendek Utang pihak-pihak berelasi Utang usaha – pihak ketiga Utang lain-lain – pihak ketiga Beban akrual Utang pajak Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas
Jumlah 1.360 1.444 3 376 132 18 9 3.342 778 778 4.120
Penjelasan masing-masing liabilitas adalah sebagai berikut: A. Liabilitas Jangka Pendek 1. Utang pihak-pihak berelasi Utang Perseroan kepada pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.360 juta, merupakan utang kepada PT Philadel Terra Lestari. 2. Utang usaha Utang usaha Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.444 juta, dengan rincian utang usaha sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Uraian Pihak ketiga Rupiah PT Kusuma Megah Perdana PT Listakwarta Putra PT Proccess Data Solution Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Dolar Amerika Serikat PT Virtus Technology Indonesia (AS$48.857) PT Paranta Anugerah Prima (AS$13.100) PT Panca Putra Solusindo (AS$9.293) Total
Jumlah
143 133 131 347 473 127 90 1.444
50
Analisa umur utang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Lancar Telah jatuh tempo: 1 – 30 hari 31 - 60 hari 61 – 90 hari Lebih dari 90 hari Total
Jumlah 233 677 270 63 201 1.444
3. Beban Akrual Beban akrual Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp376 juta, dengan rincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jasa profesional Biaya dan denda pajak Lain-lain Total
Jumlah 309 56 11 376
4. Utang pajak Utang pajak Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp132 juta, dengan rincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Pajak pertambahan nilai, neto Total
Jumlah 6 25 3 12 86 132
5. Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp18 juta, merupakan gaji dan imbalan lainnya. B. Liabilitas Jangka Panjang 1. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp778 juta, dengan rincian sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Nilai kini kewajiban Laba aktuaria yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui – belum menjadi hak Total
Jumlah 750 94 (66) 778
51
PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN SELAIN YANG TELAH DINYATAKAN DI ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN AUDITAN YANG DISAJIKAN DALAM BAB XVI PROSPEKTUS INI. SEJAK TANGGAL PELAPORAN SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN, PERSEROAN ATAU ENTITAS ANAK TIDAK MEMBUAT DAN/ATAU MENARIK PINJAMAN DARI PIHAK MANAPUN SELAIN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. TIDAK ADA LIABILITAS BARU (KECUALI YANG BERHUBUNGAN DENGAN USAHA) YANG TERJADI SEJAK TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN. DENGAN MELIHAT KONDISI KEUANGAN PERSEROAN, MANAJEMEN BERKEYAKINAN BAHWA PERSEROAN SANGGUP UNTUK MENYELESAIKAN SELURUH KEWAJIBANNYA SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA. PERSEROAN TELAH MEMENUHI SEMUA RASIO KEUANGAN YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERJANJIAN UTANG. TIDAK TERDAPAT NEGATIVE COVENANTS YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM PUBLIK.
52
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan pembahasan yang disajikan dalam bab ini harus dibaca bersama-sama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, laporan keuangan Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan terkait dan informasi keuangan lainnya yang tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Berikut ini disajikan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 dan laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 1 Januari 2011/31 Desember 2010, melalui laporannya tertanggal 26 Maret 2013. Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Krisnawan, Busroni, Achsin & Alamsyah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai laporan keuangan Perseroan disusun dengan anggapan bahwa Perseroan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, baik secara prospekstif maupun restrospektif, melalui laporannya tertanggal 15 Maret 2012. 1. Umum Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan berfokuskan pada bidang elektonika yakni menjual mesin-mesin komputer beserta peralatan-peralatan dan perlengkapan-pelengkapan (hardware), serta memberikan jasa dan pelayanan mesin-mesin komputer (hardware), penyusunan data-data paket program komputer (software), menerima pengangkatan sebagai agen, agen tunggal, distributor dan berusaha dalam bidang perwakilan dari berbagai perusahaan-perusahaan lain, baik dalam maupun dari luar negeri. Menanggapi semakin banyaknya pengguna jasa telekomunikasi, strategi Perseroan adalah untuk dapat terus mengembangkan dan meningkatkan potensi bisnis dalam bidang informasi teknologi di Indonesia. Perkembangan dalam bisnis ini akan terus menerus Perseroan lakukan demi memenuhi kebutuhan akan jasa layanan internet. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI), diperkirakan pertumbuhan pemakaian internet di Indonesia tahun 2013 akan meningkat hingga 30%. Hal ini membuat Perseroan optimis bahwa prospek usaha di tahun mendatang akan berjalan lebih baik daripada tahun sebelumnya. Perubahan gaya hidup dan kebutuhan akan teknologi, membuat Perseroan akan lebih banyak mengambil kesempatan yang ada. Aspek pemasaran Perseroan akan dilakukan dengan memperbanyak pemasaran dalam bentuk mempeluas merchant-merchant dan memperbanyak eventevent untuk brand awareness. Adapun strategi Perseroan yang akan dilakukan di tahun 2013 yakni dengan melakukan gabungan usaha baru atau kemungkinan merger atau akuisisi untuk ekspansi bisnis Perseroan, ekspansi dalam bisnis baru ini dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui penambahan kepemilikan dalam entitas asosiasi gabungan usaha. Berdasarkan sejarahnya, Perseroan berdiri pada 16 November 1995 berdasarkan Akta Pendirian No. 107 yang dibuat di hadapan Siti Pertiwi Henny SH, Notaris di Jakarta. Pada September 1996, Dyviacom resmi menjadi salah satu pemain di Internet Service Provider (ISP). Melihat perkembangan yang cukup pesat dalam dunia internet, Perseroan membangun suatu portal remaja yang bernama Diffy.Com. Berbagai ragam program yang dapat dinikmati oleh portal ini adalah antara lain chatting online, konsultasi, belanja, berita seputar artis, dan termasuk acara siraman rohani. Seiring dengan kebutuhan para UKM, maka Perseroan di tahun 1998 menciptakan suatu divisi baru yang disebut ‘Dyviacom IT Solution’. Divisi ini melayani segala kebutuhan usaha dari pengembangan software/ aplikasi, perancangan jaringan seperti Local/Wide Area Network, instalasi komputer berikut perangkat
53
penunjangnya, pembuatan system informasi, dan instalasi pengamanan jaringan. Layanan dasar IT Solution seperti web design and progamming, leased line, banner, dan domain name. Pada akhir tahun 2000, Perseroan menawarkan saham umum perdana kepada masyarakat umum di Bursa Efek Indonesia. Perseroan terus mengembangkan usahanya di bidang aplikasi dan solusi Teknologi Informasi untuk para pelanggan retail dan korporasi, berbagai produk seperti VOIP dan franchise dipasarkan. Dalam tahun 2005 pergeseran usaha dari ritel ke korporasi menjadi semakin nyata. Hal ini ditandai dengan semakin kuatnya infrastruktur perseroan dalam bidang layanan wireless, fiberoptic, Internet Ready Port, Virtual Private Network (VPN) dan infrastruktur berbasis IP maupun Open Source. Tahun 2007 adalah tahun yang membawa kemajuan yang cukup pesat bagi kineja perseroan, dimana dengan Perseroan diambil alih oleh PT Philadel Terra Lestari. Seiring dengan peningkatan infrastruktur internet yang makin baik, Indonesia menikmati akses internet yang makin baik dan makin murah. Perseroan juga melihat tumbuhnya peluang yang makin besar dalam pengembangan konten website dan IT Solution khususnya untuk pasar korporat. Oleh karena itu pada tahun 2009, Perseroan mulai mengembangkan Waytodeal.com, ogahrugi.com dan TRECS. Di tahun 2012, Perseroan mulai memperbanyak merchant dalam online bisnis yang menawarkan promo melalui website ogahrugi.com. Merchant yang bergabung menjual produk berupa: produk jadi, leisure, jasa, kuliner, dll yang sangat mudah di akses via online. Marketing online melalui website ini, mendapat tanggapan sangat positif dari masyarakat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir, maksud dan tujuan Perseroan adalah perdagangan umum, keagenan dan perwakilan dimana untuk mencapai maksud tersebut, Perseroan tetap berusaha dalam bidang elektronika, bertindak sebagai agen dalam perdagangan mesin-mesin komputer beserta peralatan-peralatan dan perlengkapan-pelengkapan (hardware), serta memberikan jasa dan pelayanan mesin-mesin komputer (hardware), penyusunan data-data paket program computer (software) dan berusaha dalam bidang perwakilan (representative) dari berbagai perusahaanperusahaan lain, baik dalam maupun luar negeri. 2. Faktor-faktor Utama yang Mempengaruhi Hasil Operasional Perseroan Kegiatan usaha, hasil operasional dan kondisi keuangan Perseroan dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor yang utama antara lain: Faktor Persaingan Usaha Tingkat persaingan usaha di sektor teknologi informasi terutama bisnis penyedia jasa akses internet yang semakin ketat baik dari perusahaan jasa akses internet yang sudah ada maupun perusahaan baru yang memiliki sumber daya, teknologi dan perkembangan usaha yang lebih baik dari Perseroan. Hal tersebut memberikan kesulitan tersendiri bagi Perseroan untuk mengembangkan bisnis penyedia jasa akses internet. Selain itu di bisnis penunjang Perseroan, yaitu bisnis portal internet melalui situs ogahRugi.com, walaupun kinerja usaha sudah cukup baik dan memiliki nama merek yang cukup dikenal di kalangan pengguna jasa internet, Perseroan cukup mengalami tekanan persaingan usaha yang cukup berat terutama dari grup-grup besar yang juga mengembangkan portal bisnis sejenis sehingga daya saing Perseroan menjadi berkurang dikarenakan produk yang ditawarkan oleh Perseroan menjadi kurang kompetitif dan inovatif dibandingkan pesaing usaha sejenis. Faktor Likuiditas Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manjemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perseroan. Perseroan mengelolah risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan dana dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo kewajiban. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola likuiditasnya dengan baik dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan. Faktor Teknologi Informasi Bisnis portal online yang dikelola Perseroan sangat bergantung kepada teknologi informasi terutama perlengkapan komputer dan akses internet. Walaupun Perseroan telah memiliki sistem IT yang baik dan didukung oleh Disaster and Recovery Management namun hal tersebut tidak menutupi kemungkinan bahwa sistem IT yang dikelola Perseroan dapat mengalami gangguan dan tidak dapat beroperasi. 54
Selain itu, perkembangan teknologi atas portal bisnis juga merupakan faktor penting yang harus dipantau oleh Perseroan untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola dan memelihara sistem IT yang baik serta mengantisipasi perkembangan teknologi portal bisnis dapat berdampak negatif terhadap kegiatan dan prospek usaha Perseroan. Faktor Sumber Daya Manusia Bisnis portal bisnis online yang dijalankan oleh Perseroan merupakan bisnis dengan tingkat persaingan yang ketat terutama dalam perolehan karyawan yang berkualitas. Perseroan sangat bergantung pada manajemen senior dan karyawan inti untuk pengalaman dan keahliannya di industri untuk perencanaan bisnis dan operasional perusahaan sehingga kehilangan sumber daya manusia dan atau tidak mampu memperoleh karyawan berkualitas dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan. Perseroan juga tidak dapat menjamin tidak timbulnya perselisihan tenaga kerja yang dapat menyebabkan gangguan operasional dan aksi mogok yang dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan. 3. Informasi Keuangan 3.1 Perkembangan Pendapatan, Beban Pokok Pendapatan, Beban Operasional, Pendapatan (Beban) Operasi Lainnya, Biaya Keuangan, Beban Pajak Penghasilan, Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Tabel berikut memperlihatkan laporan laba rugi komprehensif Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010. (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pendapatan Beban pokok pendapatan Laba bruto
2012 13.928 8.557 5.371
31 Desember 2011*) 18.372 13.615 4.757
2010*) 16.425 11.585 4.840
Beban penjualan Beban umum dan administrasi Pendapatan operasi lainnya Beban operasi lainnya Laba usaha Biaya keuangan Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan, neto Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain Total laba komprehensif tahun berjalan Laba per saham dasar (angka penuh)
(103) (4.680) 48 (283) 353 (3) 350 (129) 221 221 1,20
(55) (3.884) 103 (187) 734 (7) 727 (255) 472 472 2,56
(10) (4.255) 64 (13) 626 (7) 619 (170) 449 449 2,44
Keterangan
*)
disajikan kembali
55
3.1.1 Pendapatan Berikut ini adalah perkembangan pendapatan Perseroan berdasarkan masing-masing kontributor yang dicatat oleh Perseroan dalam kurun waktu 2010-2012: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012 10.088 3.840 13.928
IT Solution Internet access dan N.O.C Total *)
31 Desember 2011*) 17.092 1.280 18.372
2010*) 15.654 771 16.425
disajikan kembali
Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Pendapatan Perseroan turun sebesar Rp4.444 juta atau sebesar 24% menjadi Rp13.928 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2011 sebesar Rp18.372 juta. Penurunan pendapatan ini berasal dari penurunan pendapatan Perseroan dari segmen IT Solution sebesar Rp7.004 juta. IT Solution Pendapatan Perseroan dari IT Solution menurun sejumlah Rp7.004 juta atau sebesar 41%, menjadi Rp10.088 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp17.092 juta pada tahun 2011. Penurunan pendapatan yang signifikan tersebut terjadi karena perkembangan infrastruktur berbasis internet yang sangat cepat dan tingginya persaingan dalam segmen tersebut. Perseroan belum melakukan promosi yang maksimal sehingga subscriber belum mengalami peningkatan. Promosi baru mulai dilakukan oleh Perseroan secara aktif pada triwulan ke-2 tahun 2013 dengan program loyalty dengan memperbanyak variasi produk yang ditawarkan, mulai dari voucher makan, travel, gadget dan produk kecantikan yang bertujuan untuk mempertahankan subscriber yang dimiliki perseroan pada saat ini. Perseroan meningkatkan hubungan baik dengan merchant melalui merchant gathering di masa depan. Internet Access dan N.O.C Pendapatan Perseroan dari Internet Access dan N.O.C (Network Operating Center yang adalah gabungan dari beberapa jaringan yang bertanggung jawab terhadap komunikasi secara terus menerus dalam jaringan) meningkat sejumlah Rp2.560 juta atau sebesar 200%, menjadi Rp3.840 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan pendapatan tahun 2011 sebesar Rp1.280 juta. Peningkatan pendapatan ini lebih disebabkan karena penambahan jumlah layanan dan juga penambahan pelanggan. Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Pendapatan Perseroan meningkat sejumlah Rp1.947 juta, atau 12%, menjadi Rp18.372 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp16.425 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Perseroan dari segmen IT Solution. IT Solution Pendapatan Perseroan dari IT Solution naik sebesar Rp1.438 juta atau sebesar 9%, menjadi Rp17.092 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan pendapatan tahun 2010 yakni sebesar Rp15.654 juta. Peningkatan pendapatan ini lebih disebabkan karena pendapatan yang berasal dari desain dan pengembangan web. Internet Access dan N.O.C Pendapatan Perseroan dari Internet Access dan N.O.C meningkat sejumlah Rp509 juta atau sebesar 66%, menjadi Rp1.280 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp771 juta pada tahun 2010. Peningkatan pendapatan ini lebih disebabkan karena meningkatnya jumlah layanan berbasis internet akses.
56
3.1.2 Beban Pokok Pendapatan Berikut ini adalah perkembangan beban pokok pendapatan berdasarkan masing-masing segmen yang dicatat oleh Perseroan dalam kurun waktu 2010-2012: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012 5.657 2.900 8.557
IT solution Internet access dan N.O.C Total *)
31 Desember 2011*) 11.205 2.410 13.615
2010*) 8.594 2.991 11.585
disajikan kembali
Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Beban pokok pendapatan Perseroan turun sebesar Rp5.058 juta atau sebesar 37% menjadi Rp8.557 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp13.615 juta pada tahun 2011. Penurunan beban pokok pendapatan ini seiring dengan penurunan pendapatan Perseroan terutama dari segmen Perseroan. IT Solution Beban pokok pendapatan Perseroan dari IT Solution menurun sejumlah Rp5.548 juta atau sebesar 50%, menjadi Rp5.657 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp11.205 juta pada tahun 2011. Penurunan beban pokok pendapatan pada segmen IT Solution ini berkaitan dengan penurunan dalam pendapatan dari segmen tersebut. Internet Access dan N.O.C Beban pokok pendapatan Perseroan dari Internet Access dan N.O.C meningkat sejumlah Rp490 juta atau sebesar 20%, menjadi Rp2.900 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan beban pokok pendapatan tahun 2011 yakni sebesar Rp2.410 juta. Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan pendapatan dari jasa internet access dan N.O.C. Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Beban pokok pendapatan Perseroan meningkat 18% atau sejumlah Rpp2.030 juta menjadi Rp13.615 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp11,585 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan yang berasal dari segmen IT Solution. IT Solution Beban pokok pendapatan Perseroan dari IT Solution meningkat sejumlah Rp2.611 juta atau sebesar 30%, menjadi Rp11.205 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp8.594 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan oleh karena peningkatan volume jasa IT Solution. Internet Access dan N.O.C Beban pokok pendapatan Perseroan dari Internet Access dan N.O.C menurun sejumlah Rp581 juta atau sebesar 19%, menjadi Rp2.410 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp2.991 juta pada tahun 2010. Penurunan beban pokok tersebut lebih disebabkan karena penurunan pendapatan dari segmen tersebut.
57
3.1.3 Beban Operasional (terdiri dari beban penjualan, umum dan administrasi serta pendapatan dan beban operasi lainnya) Beban Operasional untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Beban operasional Perseroan meningkat sejumlah Rp995 juta, atau 25%, menjadi Rp5.018 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp4.023 juta. Peningkatan beban operasional tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan biaya gaji sebesar Rp512 juta serta peningkatan biaya jasa tenaga ahli sebesar Rp235 juta. Peningkatan tersebut seiring dengan perencanaan dan strategi Perseroan untuk meningkatkan pendapatan di bidang IT solution dan Internet Access. Beban Operasional untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Beban operasional mengalami penurunan sebesar 5% atau sejumlah Rp191 juta menjadi Rp4.023 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp4.214 juta pada tahun 2010. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan dari pada pembayaran kas untuk pemasok. 3.1.4 Biaya Keuangan Biaya keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Biaya keuangan Perseroan menurun sejumlah Rp4 juta, atau 57%, menjadi Rp3 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp7 juta pada tahun 2011. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya biaya bunga Perseroan. Biaya keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Biaya keuangan Perseroan pada tahun 2011 sebesar Rp7 juta atau relatif sama jika dibandingkan dengan biaya keuangan tahun 2010 yakni sebesar Rp7 juta. 3.1.5 Beban Pajak Penghasilan Beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Beban pajak penghasilan Perseroan menurun sebesar 49% atau sejumlah Rp126 juta menjadi Rp129 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp255 juta pada tahun 2011. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya pendapatan Perseroan. Beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Beban pajak penghasilan Perseroan meningkat sebesar 50% atau sejumlah Rp85 juta menjadi Rp255 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp170 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan dalam pendapatan Perseroan. 3.1.6 Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Total laba komprehensif tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Total laba komprehensif tahun berjalan Perseroan menurun sebesar 53% atau sejumlah Rp251 juta menjadi Rp221 juta pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp472 juta pada tahun 2011. Penurunan
58
ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan Perseroan dan peningkatan beban umum dan administrasi dan beban operasi lainnya. Total laba komprehensif tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Total laba komprehensif tahun berjalan Perseroan meningkat sebesar 5% atau sejumlah Rp23 juta menjadi Rp472 juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp449 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban penjualan dan juga kenaikan kenaikan dalam beban umum dan administrasi, serta beban operasi lainnya. 3.2 Perkembangan Aset, Liabilitas dan Ekuitas 3.2.1 Aset Tabel berikut menunjukkan komposisi aset Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010. (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2012 2011*)
Keterangan Aset Lancar Kas dan bank Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain – pihak ketiga Pajak pertambahan nilai dibayar di muka Biaya dibayar di muka Uang muka Total Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset tetap, neto Aset pajak tangguhan, neto Total Aset Tidak Lancar Total Aset *)
2010*)
1.107
818
587
9 1.719 17 11 20 2.883
84 1.052 32 53 243 2.282
385 248 29 247 114 1.610
13.731 207 13.938 16.821
14.278 149 14.427 16.709
14.808 75 14.883 16.493
disajikan kembali
Aset pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan 31 Desember 2011 Total aset meningkat sebesar Rp112 juta atau sebesar 1% menjadi Rp16.821 juta pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan total aset pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya adalah Rp16.709 juta. Berikut adalah analisa mengenai perubahan masing-masing akun yang melebihi 20% beserta penyebab perubahannya. Aset lancar Jumlah aset lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp601 juta atau sebesar 26% menjadi Rp2.883 juta dibandingkan saldo aset lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp2.282 juta. Peningkatan ini disebabkan peningkatan kas dan bank, piutang usaha, dan uang muka. Kas dan bank Jumlah saldo kas dan bank pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp289 juta atau sebesar 35% menjadi Rp1.107 juta dibandingkan dengan saldo kas dan bank pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp818 juta. Jumlah saldo kas dan bank meningkat terutama disebabkan karena meningkatnya penjualan dari online daily deal dimana pada umumnya pembayarannya berupa uang kas. 59
Piutang usaha – pihak ketiga Piutang usaha – pihak ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp75 juta atau sebesar 89% menjadi Rp9 juta dibandingkan dengan saldo piutang usaha-pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp84 juta. Penurunan ini disebabkan karena banyaknya piutang pihak ketiga yang tertagih pada akhir tahun yang bersangkutan. Piutang usaha – pihak berelasi Piutang usaha – pihak berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp667 juta atau sebesar 63% menjadi Rp1.719 juta dibandingkan dengan saldo piutang usaha - pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp1.052 juta. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan pendapatan Perseroan dari korporasi dimana Perseroan memberikan jangka waktu kredit. Piutang lain-lain – pihak ketiga Piutang lain-lain – pihak ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp15 juta atau sebesar 47% menjadi Rp17 juta dibandingkan dengan saldo piutang lain-lain - pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp32 juta. Penurunan ini disebabkan banyaknya piutang lain-lain - pihak ketiga yang tertagih pada akhir tahun yang bersangkutan. Pajak pertambahan nilai dibayar di muka Pajak pertambahan nilai dibayar di muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp53 juta atau sebesar 100% menjadi Rp0 dibandingkan dengan saldo pajak pertambahan nilai dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp53 juta. Penurunan ini disebabkan karena pada akhir periode Perseroan tidak memiliki posisi pajak yang dikompensasikan pada periode selanjutnya. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp232 juta atau sebesar 95% menjadi Rp11 juta dibandingkan dengan saldo biaya dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp243 juta. Penurunan ini disebabkan menurunnya premi asuransi dan biaya-biaya pelatihan. Uang muka Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perseroan memiliki saldo uang muka masing-masing sebesar Rp20 juta dan Rp0. Peningkatan ini disebabkan pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki pembayaran di muka untuk sewa tempat untuk promosi-promosi di gedung-gedung mall. Aset Tidak Lancar Jumlah aset tidak lancar Perseroan per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp489 juta atau sebesar 3% menjadi Rp13.938 juta dibandingkan jumlah aset tidak lancar Perseroan per 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp14.427 juta. Penurunan ini disebabkan karena adanya penyusutan nilai akumulasi asset-aset Perseroan dari tahun ke tahunnya. Aset pajak tangguhan, neto Aset pajak tangguhan, neto Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp58 juta atau sebesar 39% menjadi Rp207 juta dibandingkan dengan saldo aset pajak tangguhan, neto pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp149 juta. Peningkatan ini disebabkan naiknya beban pajak penghasilan. Aset pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan 31 Desember 2010 Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp16.709 juta meningkat sebesar Rp216 juta atau sebesar 1% dibandingkan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp16.493 juta. Berikut adalah analisa mengenai perubahan masing-masing akun yang melebihi 20% beserta penyebab perubahannya:
60
Aset lancar Jumlah aset lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan 31 Desember 2010 meningkat sebesar Rp672 juta atau sebesar 42% menjadi Rp2.282 juta dibandingkan saldo aset lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp1.610 juta. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan kas dan setara kas, piutang usaha, dan uang muka. Kas dan bank Jumlah saldo kas dan bank pada tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp231 juta atau sebesar 39% menjadi Rp818 juta dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya Rp587 juta. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya penjualan dari online daily deal dimana pada umumnya pembayarannya berupa uang kas. Piutang usaha – pihak ketiga Piutang usaha – pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp301 juta atau sebesar 78% menjadi Rp84 juta dibandingkan dengan saldo piutang usaha - pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp385 juta. Penurunan ini disebabkan karena banyaknya permintaan jasa internet dan produk dari online daily deals dimana Perseroan juga memberikan jangka waktu pembayaran. Piutang usaha – pihak berelasi Piutang usaha – pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp804 juta atau sebesar 324% menjadi Rp1.052 juta dibandingkan dengan saldo piutang usaha - pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp248 juta. Peningkatan ini disebabkan karena sedikitnya piutang lain-lain pihak ketiga yang tertagih pada akhir tahun yang bersangkutan. Pajak pertambahan nilai dibayar di muka Pajak pertambahan nilai dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp194 juta atau sebesar 79% menjadi Rp53 juta dibandingkan dengan saldo pajak pertambahan nilai dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp247 juta. Penurunan ini disebabkan karena naiknya beban pembayaran royalty dimana Perseroan menambah kekayaan intelektual. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp129 juta atau sebesar 113% menjadi Rp243 juta dibandingkan dengan saldo biaya dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp114 juta. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya biaya premi asuransi dan biaya-biaya pelatihan. Aset Tidak Lancar Jumlah aset tidak lancar pada tanggal 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp456 juta atau sebesar 3% menjadi Rp14.427 juta dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu Rp14.883 juta. Penurunan ini disebabkan karena adanya penambahan akumulasi penyusutan aset-aset Perseroan dari tahun ke tahunnya. Aset pajak tangguhan, neto Aset pajak tangguhan, neto Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp74 juta atau sebesar 99% menjadi Rp149 juta dibandingkan dengan saldo aset pajak tangguhan, neto pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp75 juta. Peningkatan ini disebabkan karena naiknya beban pajak penghasilan.
61
3.2.2 Liabilitas Tabel berikut menunjukkan komposisi liabilitas Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010. (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Liabilitas Jangka Pendek Utang pihak-pihak berelasi Utang usaha – pihak ketiga Utang lain-lain – pihak ketiga Beban akrual Utang pajak Pendapatan diterima di muka Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas *)
31 Desember 2012 2011*)
2010*)
1.360 1.444 3 376 132 18 9 3.342
1.359 845 3 1 1.388 2 8 35 3.641
1.180 229 2.377 183 31 4.000
778 778 4.120
10 577 587 4.228
45 439 484 4.484
disajikan kembali
Liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan 31 Desember 2011 Jumlah liabilitas menurun sebesar Rp108 juta atau sebesar 3% menjadi Rp4.120 juta pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan Rp4.228 juta pada tanggal 31 Desember 2011. Berikut adalah analisa mengenai perubahan masing-masing akun yang melebihi 20% beserta penyebab perubahannya. Liabilitas jangka pendek Total liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp299 juta atau sebesar 8% menjadi Rp3.342 juta dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp3.641 juta. Penurunan ini disebabkan terutama karena penurunan utang pajak Perseroan sebesar Rp1.256 juta serta adanya kenaikan utang usaha dan liabilitas imbalan kerja jangka pendek. Utang usaha – pihak ketiga Utang usaha – pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp599 juta atau sebesar 71% menjadi Rp1.444 juta dibandingkan dengan saldo utang usaha - pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp845 juta. Peningkatan ini disebabkan karena Perseroan memperoleh jangka waktu pelunasan dari pemasok. Beban akrual Beban akrual pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp375 juta atau sebesar 37.500% menjadi Rp376 juta dibandingkan dengan saldo beban akrual pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp1 juta. Peningkatan ini disebabkan karena adanya biaya audit fee dan denda pajak pembayaran. Utang pajak Utang pajak pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp1.256 juta atau sebesar 90% menjadi Rp132 juta dibandingkan dengan saldo utang pajak pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp1.388 juta. Penurunan ini disebabkan karena penurunan dalam pajak tangguhan dan pajak penghasilan.
62
Pendapatan diterima di muka Pendapatan diterima di muka pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp2 juta atau sebesar 100% menjadi Rp0 dibandingkan dengan saldo pendapatan diterima di muka pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp2 juta. Penurunan ini disebabkan karena tidak adanya pembayaran di muka karena pendapatan dari layanan atau jasa Perseroan ini diakui setelah jasa diberikan atau substansial telah selesai. Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp10 juta atau sebesar 125% menjadi Rp18 juta dibandingkan dengan saldo liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp8 juta. Peningkatan ini disebabkan karena perubahan jumlah karyawan dan masa kerja. Utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp26 juta atau sebesar 74% menjadi Rp9 juta dibandingkan dengan saldo utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp35 juta. Penurunan ini disebabkan karena sebagian besar cicilan hutang telah dilunasi pada periode-periode sebelum 2012. Liabilitas jangka panjang Jumlah liabilitas jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp191 juta atau sebesar 33% menjadi Rp778 juta dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp587 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan meningkatnya liabilitas imbalan kerja jangka panjang. Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp10 juta atau sebesar 100% menjadi Rp0 dibandingkan dengan saldo utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp10 juta. Penurunan ini disebabkan karena sisa utang tersebut dikategorikan sebagai liabilitas jangka pendek karena pelunasan hutang tersebut kurang dari satu tahun. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp201 juta atau sebesar 35% menjadi Rp778 juta dibandingkan dengan saldo liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp577 juta. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan jumlah karyawan dan masa kerja. Liabilitas pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan 31 Desember 2010 Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp4.228 juta menurun sebesar Rp256 juta atau sebesar 6% dibandingkan dengan liabilitas pada tanggal 31 Desember 2010 adalah Rp4.484 juta. Berikut adalah analisa mengenai perubahan masing-masing akun yang melebihi 20% beserta penyebab perubahannya: Liabilitas jangka pendek Jumlah liabilitas jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan 31 Desember 2010 menurun sebesar Rp359 juta atau sebesar 9% menjadi Rp3.641 juta dibandingkan jumlah liabilitas jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp4.000 juta. Penurunan ini terutama disebabkan karena menurunnya utang lain-lain - pihak ketiga dan utang pajak, sebaliknya terjadinya peningkatan utang usaha - pihak ketiga.
63
Utang usaha – pihak ketiga Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perseroan memiliki utang usaha – pihak ketiga masingmasing sebesar Rp845 juta dan Rp0. Peningkatan ini disebabkan karena Perseroan memperoleh jangka waktu pembayaran dari pemasok. Utang lain-lain – pihak ketiga Utang lain-lain – pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp226 juta atau sebesar 99% menjadi Rp3 juta dibandingkan dengan saldo utang lain-lain – pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp229 juta. Penurunan ini disebabkan karena Perseroan mendapat jangka waktu pembayaran dari pemasok. Beban akrual Beban akrual pada tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp1 juta atau sebesar 100% menjadi Rp1 juta dibandingkan dengan saldo beban akrual pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp0. Peningkatan ini disebabkan karena pada tahun 2010, tidak adanya biaya yang diakrual oleh Perseroan sedangkan pada tahun 2011 adanya denda pajak yang diakrue oleh Perseroan. Utang pajak Utang pajak pada tanggal 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp989 juta atau sebesar 42% menjadi Rp1.388 juta dibandingkan dengan saldo utang pajak pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp2.377 juta. Penurunan ini disebabkan karena adanya pembayaran utang denda pajak sebesar Rp975 juta pada tahun 2011 yang jumlah utangnya pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp2.304 juta. Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp175 juta atau sebesar 96% menjadi Rp8 juta dibandingkan dengan saldo liabilitas imbalan kerja jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp183 juta. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya beban imbalan kerja. Liabilitas jangka panjang Jumlah liabilitas jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp103 juta atau sebesar 21% menjadi Rp587 juta dibandingkan dengan jumlah liabilitas jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu Rp484 juta. Peningkatan ini disebabkan karena adanya kenaikan dalam utang jangka panjang dan liabilitas imbalan kerja jangka panjang. Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp35 juta atau sebesar 78% menjadi Rp10 juta dibandingkan dengan saldo Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp45 juta. Penurunan ini disebabkan karena cicilan pelunasan dan klasifikasi kedalam akun hutang yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Liabilitas imbalan kerja Liabilitas imbalan kerja Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp138 juta atau sebesar 31% menjadi Rp577 juta dibandingkan dengan saldo liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp439 juta. Peningkatan ini disebabkan karena naiknya jumlah karyawan.
64
3.2.3 Ekuitas Tabel berikut menunjukkan komposisi ekuitas Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010. (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2012 2011*)
Keterangan Ekuitas Modal saham Tambahan modal disetor Defisit Ekuitas Neto *)
46.000 (2.325) (30.974) 12.701
46.000 (2.325) (31.194) 12.481
2010*) 46.000 (2.325) (31.666) 12.009
disajikan kembali
Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan 31 Desember 2011 Ekuitas neto meningkat sebesar Rp220 juta atau sebesar 2% menjadi Rp12.701 juta pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan ekuitas neto pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp12.481 juta. Peningkatan ini disebabkan menurunnya nilai defisit atau total kerugian Perseroan. Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan 31 Desember 2010 Ekuitas neto meningkat sebesar Rp472 juta atau sebesar 4% menjadi Rp12.481 juta pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan ekuitas neto pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp12.009 juta. Penurunan ini terutama disebabkan karena terkaitnya penyajian kembali pada saldo defisit . 3.3 Arus Kas Perseroan memelihara saldo kas untuk mendanai kebutuhan kas harian usahanya. Kebutuhan pendanaannya untuk modal kerjanya, beban modal dan kebutuhan lainnya telah dipenuhi secara historis melalui modal disetor, penerimaan dari pelanggan dan pinjaman pemegang saham. Tabel berikut menunjukkan ringkasan arus kas Perseroan untuk periode yang disebutkan: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi Arus kas untuk aktivitas investasi Kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Kenaikan Neto Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Awal Tahun Kas dan Setara Kas Akhir Tahun *)
2012 368 (44) (35) 289 818 1.107
31 Desember 2011*) 32 (37) 236 231 587 818
2010*) 466 (257) 288 497 90 587
disajikan kembali
Arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi Kas bersih dari kegiatan operasional pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp336 juta atau 1050% menjadi Rp368 juta dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp32 juta. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan dalam jumlah transaksi tunai Perseroan.
65
Arus kas untuk aktivitas investasi Kas yang digunakan untuk kegiatan investasi pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp7 juta atau 19% menjadi Rp44 juta dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang jumlahnya sebesar Rp37 juta. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan dalam jumlah komputer dan perlengkapannya dan perabotan dan peralatan kantor. Kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, kas neto yang digunakan untuk kegiatan pendanaan adalah sebesar Rp35 juta, sedangkan kas neto yang diperoleh dari kegiatan pendanaan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp236 juta. Penurunan arus kas sebesar Rp271 juta atau 115% ini disebabkan karena menurunnya penerimaan dana dari pihak berelasi karena pinjaman karena Perseroan memperbanyak pinjaman pihak ketiga. Arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi Kas neto yang diperoleh dari kegiatan operasional pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 menurun sebesar Rp434 juta atau 93% menjadi Rp32 juta dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang jumlahnya sebesar Rp466 juta. Penurunan ini disebabkan bertambahnya pembayaran kas untuk pemasok atau supplier. Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi pada tahun 2011 menurun sebesar Rp220 juta atau 86% menjadi Rp37 juta dibanding dengan Rp257 juta pada tahun 2010. Penurunan penggunaan dana ini disebabkan karena Perseroan tidak menambah aset tetap atau tidak ada penambahan dalam aset tetap Perseroan. Kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan Kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan pendanaan pada tahun 2011 menurun sebesar Rp52 juta atau 18% menjadi Rp236 juta dibandingkan dengan jumlah kas pada tahun 2010 yang jumlahnya adalah Rp288 juta. Penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan dari pihak berelasi atau pihak afiliasi. 3.4 Belanja Modal Mayoritas belanja modal Perseroan selama tiga tahun terakhir terkait dengan peningkatan kapasitas Perseroan. Sumber dana pembelian barang modal berasal dari laba bersih hasil operasional Perseroan dan tidak terdapat belanja modal Perseroan dalam mata uang asing yang signifikan sehingga tidak memerlukan transaksi lindung nilai. Dalam hal pembelian barang modal, Perseroan melakukan pembelian sesuai dengan kebutuhan operasional Perseroan yang terkait dengan kebutuhan Teknologi Informasi dan pembelian barang modal dapat meningkatkan kinerja Perseroan. Tabel berikut ini menjabarkan belanja modal Perseroan, yang setara dengan total penambahan aset tetap yang dibukukan dalam tahun-tahun yang disebutkan. (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2012 34 10 44
Komputer dan perlengkapannya Perabot dan peralatan kantor Total
66
31 Desember 2011 6 1 7
2010 818 19 837
Belanja modal Perseroan (penambahan aset tetap) untuk tahun 2012 berjumlah Rp44 juta. 3.5
Solvabilitas dan Rentabilitas
3.5.1 Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan aset atau ekuitas. Solvabilitas diukur dengan membandingkan total liabilitas dengan total ekuitas (solvabilitas ekuitas) dan dengan membandingkan total liabilitas dengan total aset (solvabilitas aset). Solvabilitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah: Keterangan
2012 0,24x 0,32x
Solvabilitas aset Solvabilitas ekuitas
31 Desember 2011 0,25x 0,34x
2010 0,27x 0,37x
Perseroan merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang meliputi jasa penyedia akses internet (Internet Service Provider/ISP), IT solution, penyedia jasa dan barang untuk merancang aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras dan jasa lainnya serta pengembang portal ogahrugi.com. Dalam 5 tahun terakhir ini, lebih dari 80% pendapatan Perseroan didominasi oleh pendapatan dari IT solution, yang memberikan jasa layanan terpadu dalam membangun suatu infrastruktur telekomunikasi berbasis internet untuk berbagai jenis industri, yang meliputi layanan web designed, web advertising, web development, layanan online marketing, pembuatan aplikasi dan sistem. Sementara pendapatan Perseroan dari akses internet, yang memberikan layanan jasa yang terdiri dari digital dial up, leased line, lisensi wireless 2.4 Ghz, 3.5 Ghz dan 5.7 Ghz, internet ready port, FTP, akses telnet dan transfer, POP dan web mail accounts, web hosting, satellite & fibre optic, connection pendaftaran domain dan country code top level domain, cenderung sangat berfluktuasi dan tidak mempunyai tren yang dapat diandalkan. Kegiatan dan pendapatan usaha Perseroan dalam menghadapi risiko fluktuasi kurs dan suku bunga tidak mengalami dampak yang signifikan. Hal ini disebabkan Perseroan melakukan diversifikasi kegiatan usaha di bidang usaha investasi sehingga Pendapatan Perseroan berasal dari pendapatan dividen dari Perusahaan asosiasi. Perseroan berutang dalam mata uang AS$ untuk pembelian perlengkapan IT dan infrastruktur dan atas tansaksi pembelian tersebut tidak mempunyai dampak bagi Perseroan karena Perseroan memiliki saldo bank dalam mata uang AS$. Perseroan tidak memiliki utang bank, selain utang usaha dan utang lain-lain yang tidak dikenakan bunga sehingga pengaruh kenaikan tingkat suku bunga tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap jalannya kegiatan usaha. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mempunyai informasi keuangan yang mengandung kejadian sebagai berikut: • Perseroan tidak mempunyai informasi yang sifatnya luar biasa dan yang kemungkinannya kecil akan berulang lagi di masa datang baik berupa kenaikan atau penurunan posisi keuangan pada akun tertentu maupun terhadap posisi keuangan secara keseluruhan. • Perseroan tidak memiliki posisi keuangan yang pada saat ini namun tidak berpengaruh di masa lalu maupun posisi keuangan di masa lalu namun tidak berpengaruh pada saat ini termasuk dampaknya bagi Perseroan. • Perseroan tidak memiliki kejadian/kondisi yang tidak normal dan jarang terjadi yang mempengaruhi jumlah pendapatan termasuk dampaknya bagi kondisi keuangan Perseroan. • Kebijakan pemerintah seperti fiskal, moneter, pajak atau kebijakan lain yang mempunyai pengaruh terhadap kegiatan operasional Perseroan saat ini dan posisi keuangan secara keseluruhan termasuk dampaknya bagi kondisi keuangan Perseroan.
67
3.5.2 Rentabilitas Profitabilitas antara lain diukur dengan rasio-rasio marjin jumlah laba komprehensif (net profit margin), imbal hasil aset rata-rata (return on average assets) dan imbal hasil ekuitas rata-rata (return on average equity). Rasio-rasio ini menggambarkan kemampuan Perseroan untuk mendapatkan keuntungan pada suatu masa tertentu: • marjin jumlah laba komprehensif adalah rasio dari total laba komprehensif tahun berjalan terhadap pendapatan Perseroan; • imbal hasil aset rata-rata adalah rasio dari total laba komprehensif tahun berjalan terhadap ratarata aset; • imbal hasil ekuitas rata-rata adalah rasio dari total laba komprehensif tahun berjalan terhadap ratarata ekuitas. Keterangan Marjin jumlah laba komprehensif Imbal hasil aset rata-rata (total laba komprehensif tahun berjalan terhadap rata-rata aset) Imbal hasil ekuitas rata-rata (total laba komprehensif tahun berjalan terhadap rata-rata ekuitas) *)
2012 1,59% 1,32% 1,75%
12 bulan 2011*) 2,57% 2,84% 3,85%
2010*) 2,73% 2,74% 3,81%
disajikan kembali
4. Manajemen Risiko Liabilitas keuangan pokok Perseroan terdiri dari utang pihak berelasi, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang jangka panjang lainnya. Tujuan utama dari liabilitas keuangan adalah untuk mengumpulkan dana bagi operasi Perusahaan. Selain itu, Perseroan juga memiliki berbagai aset keuangan seperti kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain. Risiko utama yang timbul dari instrument keuangan Perseroan adalah risiko mata uang asing, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Tujuan manajemen risiko Perseroan secara keseluruhan adalah untuk secara efektif mengelola risiko-risiko tersebut dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perseroan. Direksi mereviu dan menyetujui semua kebijakan untuk mengelola setiap risiko yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut: Risiko Mata Uang Asing Sebagai akibat transaksi yang dilakukan dengan pembeli dan penjual dalam mata uang asing, laporan posisi keuangan Perusahaan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan nilai tukar Dolar AS/ Rupiah. Saat ini, Perseroan tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai transaksi dalam mata uang asing. Namun, Perseroan memiliki saldo bank dalam mata uang asing yang dapat memberikan lindung nilai alamiah yang terbatas terhadap dampak fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Risiko Kredit Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan penempatan rekening koran pada bank. Risiko kredit atas penempatan rekening Koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh direksi. Batas tersebut ditetapkan untuk meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank-bank tersebut. Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan, klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan. Perusahaan mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan individu dan memantau eksposur terkait dengan batasanbatasan tersebut. Manajemen Perusahaan menerapkan peninjauan mingguan dan bulanan pada umur piutang dan penagihan untuk membatasi jika tidak untuk menghilangkan risiko kredit. Sesuai dengan kebijakan manajemen, pelanggan akan dikenakan status “hold” untuk yang telah melewati batas jatuh tempo.
68
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Perusahaan menunjukkan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek. Kebijakan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa mereka selalu memiliki uang yang cukup dalam bentuk kas untuk membayar liabilitas mereka ketika liabilitas tersebut jatuh tempo. Untuk memenuhi tujuan tersebut, mereka mencari cara untuk menjaga saldo kas dan fasilitas yang disetujui untuk memenuhi kebutuhan uang kas untuk suatu periode setidaknya 180 hari. 5. Manajemen Modal Modal termasuk saham yang ditempatkan dan dibayar penuh dan laba ditahan Perusahaan. Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan mempertahankan rasio modal yang sehat untuk mendukung usahanya dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Namun, karena defisit yang terjadi sampai saat ini, manajemen Perusahaan terus menghadirkan rencana-rencana untuk meningkatkan bisnis Perusahaan dan rasio modalnya Undang-undang Perseroan Terbatas, efektif tanggal 16 Agustus 2007, mengharuskan Perusahaan untuk mengalokasikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham. Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi.
69
VII. RISIKO USAHA Dalam menjalankan kegiatan usaha, Perseroan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap kegiatan operasional perusahaan dan dapat mempengaruhi hasil usaha dan kinerja Perseroan baik dari internal dan eksternal. Berikut merupakan risiko-risiko yang telah disusun Perseroan adalah sesuai dengan bobot risiko yang dimulai dari risiko utama Perseroan setelah perubahan kegiatan usaha utama: Risiko Terkait Kegiatan Usaha Investasi: Berikut risiko yang dihadapi Perseroan sehubungan dengan Rencana Investasi yang akan dilakukan oleh Perseroan: 1. Risiko Investasi Perseroan dalam melakukan kegiatan investasi memiliki risiko ketergantungan terhadap kegiatan dan pendapatan usaha dari investasi tersebut, yang menyebabkan kinerja usaha Perseroan berfluktuasi sesuai dengan kenaikan dan penurunan pendapatan usaha dari investasi tersebut. Ketidakmampuan Perseroan dalam melakukan keputusan investasi yang tepat dapat berdampak negatif terhadap kinerja dan prospek usaha Perseroan. Kegiatan dan pendapatan usaha Perseroan dalam menghadapi risiko fluktuasi kurs dan suku bunga tidak mengalami dampak yang signifikan. Hal ini disebabkan Perseroan mempunyai kegiatan usaha disebabkan Perseroan melakukan diversifikasi kegiatan usaha di bidang usaha investasi sehingga Pendapatan Perseroan berasal dari pendapatan dividen dari Perusahaan asosiasi. 2. Risiko Operasional Perseroan memiliki risiko operasional sehubungan dengan efektifitas dari sistem, prosedur dan pengendalian internal Perseroan tersebut. Ketidakmampuan Perseroan dalam melakukan kegiatan operasional yang baik dan benar dapat berdampak negatif terhadap kinerja dan prospek usaha Perseroan. Risiko Terkait Kegiatan Usaha di Sektor Teknologi Informasi: 1. Risiko Persaingan Usaha Kegiatan usaha Perseroan di sektor teknologi informasi fokus pada bidang konten online atau bisnis portal online yang bernama ogahrugi.com. Portal online ogahrugi.com yang lebih dikenal sebagai salah satu situs daily deal di Indonesia, memberikan penawaran khusus atas produk atau jasa yang populer dikonsumsi masyarakat dalam bentuk diskonyang bekerjasama dengan pemilik, produsen atau distributor produk atau jasa tersebut. Dengan berkembangnya pengguna internet di Indonesia, maka semakin ketat persaingan usaha di bisnis portal online terutama dengan semakin bertambahnya situs-situs sejenis yang memiliki model bisnis yang hampir sama seperti LivingSocial, Disdus, DealKeren, eVoucher, Valadoo dan juga persaingan dari beberapa perusahaan media yang melabarkan sayapnya dalam bisnis sejenis. Bertumbuhnya bisnis portal sejenis dengan mudah dikarenakan tingkat investasi yang tidak terlalu tinggi dan semakin banyak sumber daya manusia di industri teknologi informasi sehingga inovasi dan kreativitas atas produk atau jasa yang ditawarkan menjadi faktor penting untuk kelangsungan bisnis ini. 70
Ketidakmampuan Perseroan dalam bersaing dengan perusahaan yang memiliki portal bisnis sejenis dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan. 2. Risiko kredit Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perseroan. Risiko kredit Perseroan terutama melekat pada rekening bank, piutang usaha dan piutang lain-lain. Perseroan menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak terpercaya. Eksposur Perseroan dan pihak ketiga dimonitor secara terus menerus dan nilai agregat transaksi dari portal bisnis internet tersebut tersebar diantara pihak ketiga tersebut. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan merupakan maksimum eksposur Perseroan terhadap risiko kredit. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola kredit atas pihak ketiga dengan baik dapat berdampak negatif terhadap kinerja dan prospek usaha Perseroan. 3. Risiko likuiditas Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manjemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perseroan. Perseroan mengelolah risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan dana dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo kewajiban. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola likuiditasnya dengan baik dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan. 4. Risiko Teknologi Informasi Bisnis portal online yang dikelola Perseroan sangat bergantung kepada teknologi informasi terutama perlengkapan computer dan akses internet. Walaupun Perseroan telah memiliki sistem TI yang baik dan didukung oleh Disaster and Recovery Management namun hal tersebut tidak menutupi kemungkinan bahwa sistem TI yang dikelola Perseroan dapat mengalami gangguan dan tidak dapat beroperasi. Selain itu, perkembangan teknologi atas portal bisnis juga merupakan faktor penting yang harus dipantau oleh Perseroan untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola dan memelihara sistem TI yang baik serta mengantisipasi perkembangan teknologi portal bisnis dapat berdampak negatif terhadap kegiatan dan prospek usaha Perseroan. 5. Risiko Sumber Daya Manusia Bisnis portal bisnis online yang dijalankan oleh Perseroan merupakan bisnis dengan tingkat persaingan yang ketat terutama dalam perolehan karyawan yang berkualitas. Perseroan sangat bergantung pada manajemen senior dan karyawan inti untuk pengalaman dan keahliannya di industri untuk perencanaan bisnis dan operasional perusahaan sehingga kehilangan sumber daya manusia dan atau tidak mampu memperoleh karyawan berkualitas dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan. Perseroan juga tidak dapat menjamin tidak timbulnya perselisihan tenaga kerja yang dapat menyebabkan gangguan operasional dan aksi mogok yang dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan.
71
Selain itu, Perseroan juga memiliki risiko dari kegiatan investasinya di perusahaan asosiasi, sebagai berikut: A. FAST 1. Risiko Pencabutan Hak Waralaba FAST diberi hak untuk membangun dan mengoperasikan restoran menggunakan merek KFC di seluruh Indonesia, dengan mengikuti panduan dan standar yang ditentukan oleh Yum! Asia Franchise Pte Ltd. Ketidakmampuan FAST dalam mengelola waralaba sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan oleh Yum! Asia Franchise Pte Ltd dapat mengakibatkan pembatalan perjanjian waralaba sehingga dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha dan prospek usaha FAST, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 2. Risiko Persaingan Usaha Seiring dengan maraknya nama-nama baru bermunculan di dunia usaha restoran cepat saji serta berkembangnya nama-nama lama yang telah hadir lebih dahulu menciptakan tingkat persaingan yang sangat ketat sehingga berpotensi terjadinya penurunan pangsa pasar, khususnya di kota-kota besar. Ketidakmampuan FAST dalam menghadapi persaingan usaha dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, hasil penjualan dan prospek usaha FAST, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 3. Risiko Ketersediaan dan Fluktuasi Harga Bahan Baku FAST memperoleh pasokan daging ayam karkas segar dan beku dari sekitar lima belas pemasok di seluruh Indonesia, namun hal tersebut tidak menjamin ketersediaan bahan baku terutama pada hari-hari libur seperti Idul Fitri, Natal & Tahun Baru dan liburan sekolah. Selain itu, harga daging ayam karkas segar dan beku juga berfluktuasi setiap minggu tergantung ketersediaan dari para peternak di wilayah Indonesia terutama pada hari-hari libur besar dimana harga daging ayam karkas segar dan beku dapat mengalami lonjakan cukup tinggi. Ketidakmampuan FAST untuk memperoleh bahan baku yang baik dan pada harga yang menguntungkan FAST dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha FAST, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 4. Risiko Sumber Daya Manusia Bisnis yang dijalankan oleh FAST merupakan bisnis dengan tingkat persaingan yang ketat terutama dalam perolehan karyawan yang berkualitas. FAST sangat bergantung pada manajemen senior dan karyawan inti untuk pengalaman dan keahliannya di industri untuk perencanaan bisnis dan operasional perusahaan sehingga kehilangan sumber daya manusia dan atau tidak mampu memperoleh karyawan berkualitas dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha FAST, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. Selain itu kenaikan upah minimum regional/propinsi yang melebihi tingkat inflasi akan mempengaruhi biaya operasional FAST. Hal ini disebabkan karena FAST mengandalkan karyawan dalam jumlah cukup besar untuk operasional toko. Selama ini, FAST berusaha untuk mengatasi kenaikan upah minimum regional/propinsi dengan meningkatkan harga jual produk FAST. Namun, apabila upah minimum regional meningkat dengan tajam dan tidak terkendali dengan baik maka biaya operasional akan meningkat cukup signifikan yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja usaha FAST, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 72
FAST juga tidak dapat menjamin tidak timbulnya perselisihan tenaga kerja yang dapat menyebabkan gangguan operasional dan aksi mogok yang dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha FAST, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 5. Risiko Produk Terkontaminasi FAST menghadapi risiko produk yang terkontaminasi pada tahap bahan baku, proses produksi dan penyajian ke konsumen akhir. Kontaminasi produk dapat berdampak hilangnya kepercayaan konsumen terhadap produk FAST dan akibatnya penurunan penjualan FAST. Ketidakmampuan FAST untuk menjaga produknya dari hal-hal yang dapat menyebabkan kontaminasi dapat berdampak negatif terhadap citra produk, kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha FAST, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. B. ROTI 1. Risiko Kontaminasi Atas Produk Yang Dihasilkan ROTI Baik Pada Saat Sebelum Diolah (Bahan Baku), Dalam Proses Produksi, Maupun Pada Saat Didistribusikan ROTI menghadapi risiko tercemarnya produk baik pada saat masih berbentuk bahan baku, dalam proses produksinya ataupun selanjutnya pada saat didistribusikan ke outlet-outlet dan konsumen akhir. Kontaminasi produk dapat berdampak hilangnya kepercayaan konsumen terhadap produk ROTI dan akibatnya penurunan penjualan ROTI. Ketidakmampuan ROTI untuk menjaga produknya dari hal-hal yang dapat menyebabkan kontaminasi dapat berdampak negatif terhadap citra produk, kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 2. Risiko Umur Produk yang Relatif Singkat Keterlambatan penarikan produk-produk yang kadaluarsa dapat mengakibatkan masih beredarnya produk-produk yang telah rusak dan tidak layak dikonsumsi, mengingat produk yang dihasilkan ROTI merupakan produk yang tidak tahan lama. Apabila terjadi keterlambatan penarikan produk kadaluarsa maka dapat mengakibatkan berkurangnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk ROTI dan akibatnya penurunan penjualan ROTI. Ketidakmampuan ROTI dalam menarik produk yang hampir kadaluarsa memberikan berdampak negatif terhadap citra produk, kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 3. Risiko Ketersediaan Gandum Sebagai Bahan Baku Tepung Terigu ROTI menggunakan bahan baku tepung terigu yang diolah dari gandum yang diimpor dan dibeli berdasarkan harga pasar internasional. Sebagai produk pertanian, gandum dihasilkan secara musiman dan tidak selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Selain itu, apabila terjadi gejolak dalam permintaan dunia maka gandum sebagai sumber bahan baku akan menjadi langka. Apabila terjadi kelangkaan dan para pemasok ROTI tidak dapat memproduksi tepung terigu karena kelangkaan tersebut, maka ROTI tidak dapat melakukan kegiatan operasionalnya. Ketersediaan gandum yang berkurang di pasar internasional juga berdampak pada meningkatnya harga bahanbaku tepung terigu yang digunakan oleh ROTI. Peningkatan harga bahan baku ini tidak serta merta langsung dibebankan ke harga jual produk ROTI, karena para pembeli produk Perseroan memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi atas harga produk ROTI. Oleh karena itu, harga gandum yang meningkat secara signifikan akan berdampak pada meningkatnya biaya pembelian bahan baku ROTI.
73
Ketidakmampuan ROTI dalam mendapatkan bahan baku dalam jumlah, harga dan waktu yang tepat dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 4. Risiko Ketersediaan Energi Energi yang dibutuhkan oleh ROTI untuk menjalankan pabrik dan fasilitas produksi lainnya merupakan salah satu bahan baku yang esensial. Saat ini, dua energi utama yang digunakan oleh ROTI adalah gas (LNG – Liquified Natural Gas) dan listrik. ROTI menggunakan pasokan gas dan listrik dari kawasan industri tempat pabrik-pabrik ROTI berdiri. Ketersediaan pasokan energi yang terhambat akan menyebabkan pabrik dan fasilitas produksi ROTI tidak dapat berjalan dan menghasilkan volume produksi yang sesuai untuk memenuhi permintaan parapelanggan. Ketidakmampuan ROTI dalam memperoleh energi yang cukup untuk proses produksi yang mengakibatkan tingkat produksi yang lebih rendah dapat memberikan berdampak negatif terhadap tingkat penjualan, kinerja keuangan dan prospek usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 5. Risiko Sumber Daya Manusia Bisnis yang dijalankan oleh ROTI merupakan bisnis dengan tingkat persaingan yang ketat terutama dalam perolehan karyawan yang berkualitas. ROTI sangat bergantung pada manajemen senior dan karyawan inti untuk pengalaman dan keahliannya di industri untuk perencanaan bisnis dan operasional perusahaan sehingga kehilangan sumber daya manusia dan atau tidak mampu memperoleh karyawan berkualitas dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. Selain itu kenaikan upah minimum regional/propinsi yang melebihi tingkat inflasi akan mempengaruhi biaya produksi ROTI. Hal ini disebabkan karena ROTI masih mengandalkan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar dalam proses produksi. Selama ini, ROTI berusaha untuk mengatasi kenaikan upah minimum regional/propinsi dengan meningkatkan harga jual produk ROTI. Namun, apabila upah minimum regional meningkat dengan tajam dan tidak terkendali dengan baik maka biaya produksi akan meningkat cukup signifikan yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. ROTI juga tidak dapat menjamin tidak timbulnya perselisihan tenaga kerja yang dapat menyebabkan gangguan operasional dan aksi mogok yang dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 6. Risiko Ketersediaan Suku Cadang ROTI menggunakan mesin-mesin yang diproduksi oleh penyedia mesin (vendor/supplier) tertentu yang memiliki teknologi dan hak paten atas produk yang dihasilkannya. Dalam hal ROTI memerlukan suku cadang pengganti (spare part) yang telah usang ataupun rusak, maka ROTI perlu membelinya dari pihak penyedia mesin. Apabila suku cadang yang diperlukan tidak lagi tersedia, baik karena teknologi yang digunakan saat ini berbeda maupun karena mesin yang digunakan tidak diproduksi lagi (discontinued machine), maka ROTI harus membeli dari penyedia mesin yang lain dengan spesifikasi yang mungkin tidak tepat sama dengan yang dibutuhkan. Kemungkinan sulitnya perolehan suku cadang tersebut dapat meningkatkan biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin ROTI yang selanjutnya berdampak pada tingkat profitabilitas ROTI. Ketidakmampuan ROTI dalam mendapatkan onderdil yang sesuai dengan kebutuhan pada waktu dan harga yang tepat dapat berdampak negatif terhadap kenaikan biaya operasional dan kinerja keuangan ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan.
74
7. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar ROTI membeli beberapa bahan baku utama yang dipengaruhi oleh fluktuasi mata uang asing baik langsung maupun tidak langsung, antara lain tepung terigu, gula, dan ragi. Selain itu, suku cadang (spare part) mesin-mesin danbahan kemasan juga dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing. Di lain pihak, ROTI melakukan penjualan atas produk-produk yang dihasilkannya dalam mata uang Rupiah. Perubahan kurs Rupiah terhadap mata uang asing yang terjadi secara signifikan dapat berdampak kenaikan harga beberapa jenis bahan baku, berbagai bahan kemasan atau beberapa jenis suku cadang (spare part) mesin-mesin produksi. Hal tersebut tidak selalu dapat disertai dengan peningkatan harga jual produk ROTI dan karenanya akan berdampak negatif terhadap nilai penjualan dan tingkat profitabilitas ROTI Ketidakmampuan ROTI dalam mengelola fluktuasi nilai tukar dapat berdampak negatif terhadap keuntungan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 8. Risiko Persaingan Usaha ROTI melakukan penjualan produk-produknya melalui peritel. Dengan semakin banyaknya peritel yang memproduksi roti sendiri untuk dijual (private label), maka Perseroan menghadapi risiko persaingan usaha dari para peritel tersebut. Akibatnya, ada hambatan dalam menjual produk ROTI di toko-toko peritel karena peritel memaksimumkan penjualan rotinya sendiri. Selain persaingan usaha dari para peritel, ROTI juga menghadapi persaingan dari industri toko roti (boutique bakery) dan industri rumah tangga (usaha kecil) yang meskipun memiliki skala usaha lebih kecil dari ROTI tetapi berjumlah banyak dan memiliki pelanggan tersendiri. Ketidakmampuan ROTI dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat di pasar dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 9. Risiko Isu Bahan Pengawet dan Halal Mengingat produk ROTI adalah makanan yang memiliki umur lebih dari satu hari, ROTI menghadapi risiko adanya isu yang berkembang di tengah masyarakat sehubungan dengan bahan pengawet yang digunakan, yang dapat membuat produk ROTI bertahan untuk beberapa hari. Isu tersebut dapat memberikan gambaran yang tidak baik atas bahan baku yang digunakan serta proses produksi dan pengolahan yang dilakukan oleh ROTI. Selain itu, dapat berkembang pula isu mengenai halal atau tidaknya produk yang dihasilkan ROTI. Apabila isu-isu tersebut berkembang di tengah masyarakat maka terdapat kemungkinan permintaan pasar atas produk-produk ROTI menjadi berkurang dan mengakibatkan turunnya penjualan ROTI. Ketidakmampuan ROTI dalam mengelola isu bahan pengawet dan halal tersebut dapat berdampak negatif terhadap tingkat permintaan produk ROTI dan mengakibatkan penurunan penjualan ROTI, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. C. IDM 1. Risiko Persaingan Usaha Industri ritel merupakan salah satu industri yang memiliki persaingan yang ketat di Indonesia, dimana sebagian besar didominasi oleh peritel tradisional (seperti: pasar tradisional, toko kelontong dan warung) dan peritel modern (seperti: minimarket, convenience store, supermarket dan hypermarket).
75
Untuk mempertahankan dan mengembangkan posisi pasar dalam persaingan industri yang ketat dan terfragmentasi, IDM secara terus menerus harus menyediakan produk yang bervariasi dengan harga yang kompetitif serta pelayanan yang unggul terhadap pelanggan untuk menjaga dan meningkatkan pangsa pasar IDM di usaha ritel. Dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar IDM di industri ritel yang sangat ketat dan terfragmentasi, maka IDM harus mampu menganalisa faktor-faktor persaingan usaha seperti harga, kualitas dan variasi produk, promosi produk dan brand awareness atas setiap toko IDM. Ketidakmampuan IDM dalam bersaing dari segi harga, kualitas dan variasi produk, promosi produk yang efektif dan brand awareness atas setiap toko IDM dapat berdampak negatif terhadap pangsa pasar, kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 2. Risiko Ketidakmampuan Dalam Mengembangkan dan Memelihara Jaringan Distribusi dan Toko Kegiatan pengembangan jaringan distribusi dan toko sangat mempengaruhi keberhasilan IDM untuk meningkatkan kegiatan usahanya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pengembangan jaringan distribusi dan toko IDM adalah kemampuan IDM untuk menganalisa lokasi toko yang tepat, lokasi pergudangan yang cukup dan memadai, kemampuan memperoleh dana sesuai jadwal dan rencana, pelatihan dan pengelolaan karyawan serta keberhasilan negosiasi dalam penetapan syarat-syarat sewa dan atau jual beli lahan untuk toko ritel baru yang menguntungkan IDM. Ketidakmampuan IDM dalam merealisasikan strategi tersebut dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. Pengelolan yang optimal termasuk pemeliharaan berkala atas setiap toko IDM sangat penting dalam kegiatan operasional IDM. Ketidakmampuan IDM dalam memelihara setiap toko tersebut secara optimal akan mengakibatkan setiap toko tersebut menjadi kurang menarik minat pelanggan untuk berbelanja, maka hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan penjualan dan dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 3. Risiko Masa Sewa Toko Yang Tidak Diperpanjang Pada saat ini, sebagian besar toko IDM tidak dimiliki sendiri melainkan sewa dari pihak ketiga. IDM harus dapat memperbaharui sewa tersebut dengan syarat dan ketentuan yang menguntungkan IDM terutama untuk lokasi toko yang memiliki prospek cerah. Tidak ada jaminan bahwa setiap sewa dapat diperpanjang dengan syarat dan ketentuan yang menguntungkan IDM dan apabila tidak disepakati perpanjangan sewa maka IDM harus mencari lokasi toko yang lain. Ketidakmampuan IDM dalam memperbaharui sewa atas toko dengan syarat dan ketentuan yang menguntungkan IDM tersebut dapat berdampak negatif terhadap biaya operasional, kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 4. Risiko Izin Usaha Kegiatan IDM dipengaruhi oleh kegiatan operasional setiap tokonya saat ini dan setiap toko baru yang akan dibuka oleh IDM di masa yang akan datang dimana setiap toko yang didirikan dan dikelola oleh IDM harus memiliki izin usaha dari instansi yang berwenang.
76
Izin usaha dapat diperoleh tiap toko IDM apabila telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku di instansi berwenang tersebut, seperti luas bangunan, jenis bangunan, kegiatan usaha dan dampak keberadaan toko tersebut terhadap masyarakat sekitar. Tidak ada jaminan bahwa setiap toko yang ada atau yang baru akan dibuka akan mendapatkan izin usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketidakmampuan IDM dalam memperoleh izin usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi toko-tokonya akan mengakibatkan setiap toko tersebut tidak dapat beroperasional dan berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 5. Risiko Yang Berhubungan Dengan Syarat-Syarat Perdagangan (Trading Terms) Secara umum, sumber pendapatan perusahaan yang bergerak di industri ritel sejenis IDM sebagian besar berasal dari pendapat sewa rak di dalam toko dan pendapatan partisipasi promosi yang ditetapkan dalam syarat-syarat perdangan (trading terms) antara IDM dan pemasok. Trading terms umumnya mempunyai jangka waktu satu tahun dan perpanjangannya tersebut dipengaruhi oleh pencapaian volume penjualan produk pemasok. Ketidakmampuan IDM untuk memperoleh dan atau memperpanjang trading terms yang menguntungkan IDM dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan IDM yaitu pendapatan usaha dan laba bersih, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 6. Risiko Sumber Daya Manusia Industri yang dijalankan oleh IDM merupakan industri dengan tingkat persaingan yang ketat terutama dalam perolehan karyawan yang berkualitas. IDM sangat bergantung pada manajemen senior dan karyawan inti untuk pengalaman dan keahliannya di industri untuk perencanaan bisnis dan operasional perusahaan sehingga kehilangan sumber daya manusia dan atau tidak mampu memperoleh karyawan berkualitas dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha IDM. Selain itu kenaikan upah minimum regional/propinsi yang melebihi tingkat inflasi akan mempengaruhi biaya operasional IDM. Hal ini disebabkan karena IDM mengandalkan karyawan dalam jumlah cukup besar untuk operasional toko. Selama ini, IDM berusaha untuk mengatasi kenaikan upah minimum regional/propinsi dengan meningkatkan omset penjualan IDM. Namun, apabila upah minimum regional meningkat dengan tajam dan tidak terkendali dengan baik maka biaya operasional akan meningkat cukup signifikan yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. IDM juga tidak dapat menjamin tidak timbulnya perselisihan tenaga kerja yang dapat menyebabkan gangguan operasional dan aksi mogok yang dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 7. Risiko Perubahan atas Kebijakan dan Peraturan Pemerintah Kegiatan usaha IDM juga dipengaruhi oleh perubahan kebijakan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu kebijakan yang paling berpengaruhi terhadap industri ritel adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia No.111 tahun 2007 yang menjelaskan tentang usaha perdagangan eceran minimarket (dengan luas lantai kurang dari 400m2) termasuk dalam daftar bidang usaha terbuka dengan persyaratan modal dalam negeri sebesar 100% dan Peraturan Presiden Republik Indonesia No.112 tahun 2007 yang mengatur tentang pengaturan lokasi berdasarkan tata ruang dan syarat.
77
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, IDM bergerak pada toko minimarket dengan luas area penjualan sampai dengan 400m2. Sampai saat ini, pemerintah tidak mengijinkan investasi asing untuk masuk ke dalam bidang usaha ritel dengan area penjualan di bawah 1.200m2. Apabila pemerintah mengijinkan peritel asing untuk melakukan kegiatan usaha sejenis IDM, maka hal ini dapat meningkatkan persaingan usaha yang sudah sangat ketat dan dapat berpotensi mengurangi pangsa pasar IDM dan pada akhirnya akan mengurangi pendapatan IDM. Selain itu, setiap perubahan atas kebijakan atau peraturan pemerintah dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 8. Risiko Ketergantungan Pada Kualitas Distribusi Pihak Ketiga dan atau Pemasok Kemampuan IDM untuk mendistribusikan produk dagangannya ke setiap tokonya sesuai jadwal sangat bergantung kepada kualitas distribusi pihak ketiga dan atau pemasok IDM dimana IDM bergantung kepada jaringan distribusi mereka yang harus beroperasional dengan efektif dan efisien. Ketidakmampuan IDM untuk menghilangkan ketergantung terhadap jaringan distribusi pihak ketiga dan atau pemasok dapat berdampak negatif terhadap kegiatan operasional, kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 9. Risiko Ketergantungan Pada Teknologi Informasi (TI) Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, IDM memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sistem dan jaringan infrastruktur TI. Penggunaan TI tersebut sangat penting dalam hal aplikasi bar code, point of sales di toko, sistem pelaporan, persediaan, procurement dan manajemen logistik yang terintegrasi, khususnya antara pusat distribusi, toko, serta kantor pusat dan cabangnya dikarenakan kondisi geografis wilayah Indonesia yang sangat luas. Dalam pengelolaan TI, IDM telah melengkapi sistem TI yang dikelolanya termasuk Disaster and Recovery Managament. Namun hal tersebut tidak menutupi kemungkinan bahwa sistem TI yang dikelola IDM dapat mengalami gangguan dan tidak dapat beroperasi. Ketidakmampuan IDM dalam mengelola TInya dengan baik dapat berdampak negatif terhadap kegiatan operasional, kinerja keuangan dan prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. 10. Risiko Keuangan Dalam kegiatan pengembangan jaringan distribusi dan toko yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, IDM membutuhkan pendanaan yang cukup besar. Selain itu, IDM membutuhkan pendanaan tambahan untuk menghadapai persaingan usaha, kebutuhan modal kerja dan berbagai kebutuhan lainnya. Tidak ada jaminan bahwa IDM akan dapat memperoleh pendanaan dengan syarat-syarat yang menguntungkan dan apabila IDM tidak dapat memperoleh pendanaan sesuai dengan jadwal dan rencana usaha IDM dengan syarat dan ketentuan yang kompetitif dan menguntungkan IDM maka hal tersebut akan berdampak negatif terhadap prospek usaha IDM, yang selanjutnya juga akan berdampak negatif terhadap Perseroan. Seluruh risiko material yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan penyertaan saham pada perusahaan asosiasi telah diungkapkan sebagaimana diuraikan di atas.
78
VIII. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Tidak terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha PT Dyviacom Intrabumi Tbk yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen tertanggal 15 Mei 2013 atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini.
79
IX. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN A. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No.107 tanggal 16 November 1995 yang dibuat di hadapan Siti Pertiwi Henny Ningsih, S.H., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian Perseroan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No.C2-17.065. HT.01.01.Th.95 tanggal 26 Desember 1995, dan didaftarkan di register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 216/A.PT/HKM/1996/PN.JAK.SEL pada tanggal 8 Februari 1996, serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 3127 dari Berita Negara Republik Indonesia No.25 tanggal 26 Maret 1996. Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, antara lain, anggaran dasar Perseroan telah diubah seluruhnya dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham dimana Perseroan mencatatakan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 11 Desember 2000, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah dengan Akta No. 64/2000. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C-20020.HT.01.04.Th.2000 tanggal 8 September 2000 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 382 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 16 Januari 2001. Anggaran dasar Perseroan saat ini dimuat dalam Akta No. 38/2009, yang terakhir kali diubah berdasarkan Akta No. 43/2013, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta No. 43/2013 tersebut telah disahkan oleh Menkumham dalam Surat Keputusan No. AHU-20681. AH.01.02.Tahun 2013, tanggal 17 April 2013. Sejak dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana (IPO) oleh Perseroan pada tahun 2000 hingga tanggal Prospektus ini, anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan berdasarkan dokumen sebagai berikut: 1. Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB No. 21, tanggal 10 Desember 2007, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta (“Akta No. 21/2007”), sehubungan dengan: a. penyesuaian anggaran dasar dengan UUPT; dan b. perubahan susunan direksi dan dewan komisaris Perseroan.
Akta No. 21/2007 telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“Menkumham”) sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan No. AHU-18786. AH.01.02.Tahun.2008, tanggal 15 April 2008, diumumkan dalam TBNRI No. 8882 dari BNRI No. 25, tanggal 27 Maret 2009.
2. Akta No. 38/2009 sehubungan dengan: a. perubahan Pasal 1 ayat (1) anggaran dasar mengenai tempat kedudukan Perseroan, dari Jakarta Pusat menjadi Jakarta Barat; b. perubahan Pasal 15 ayat (3) anggaran dasar mengenai jangka waktu jabatan direksi Perseroan, dari 2 (dua) tahun menjadi 5 (lima) tahun; c. perubahan Pasal 18 ayat (1) anggaran dasar mengenai jumlah anggota dewan komisaris Perseroan, dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang menjadi sedikit-dikitnya 2 (dua) orang; d. perubahan Pasal 18 ayat (3) anggaran dasar mengenai jangka waktu jabatan anggota dewan komisaris Perseroan, dari 2 (dua) tahun menjadi 5 (lima) tahun; dan e. penyesuaian anggaran dasar Perseroan dengan Peraturan No. IX.J.1. Akta No. 38/2009 telah mendapatkan persetujuan Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan No. AHU-04537 AH.01.02.Tahun.2010, tanggal 27 Januari 2010.
80
3. Akta No. 43/2013 sehubungan dengan: a. perubahan Pasal 3 ayat (2) anggaran dasar mengenai kegiatan usaha penunjang Perseroan; dan b. perubahan Pasal 4 ayat (1) anggaran dasar mengenai peningkatan modal dasar Perseroan. Akta No. 43/2013 telah mendapatkan persetujuan Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan No. AHU-20681.AH.01.02.Tahun 2013, tanggal 17 April 2013. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah perdagangan umum, jasa, keagenan dan perwakilan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum termasuk ekspor-impor, perdagangan supermarket/hypermarket (toserba/swalayan), memperdagangkan barang-barang keperluan sehari-hari termasuk tetapi tidak terbatas pada alat-alat rumah tangga, kebutuhan sandang pangan, serta: - ekspor-impor dan perdagangan makanan dan minuman, perdagangan bumbu makanan dan penyedaprasa, saus, kecap,sambal, perdagangan obat-obatan tradisional, perdagangan farmasi dan obat-obatan, perdagangan hasil perkebunan, perdagangan bahan baku dan hasil pertanian, perdagangan besar lokal; - bertindak sebagai agen grosir, supplier, waralaba, dan komision house serta kegiatan usaha yang terkait; - perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estat dan property; - perdagangan dan ekspor-impor antar pulau/daerah serta lokal, untuk barang-barang hasil produksi sendiri dan hasil produksi perusahaan lain; - distributor dan sebagai perwakilan badan-badan dan perusahaan-perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri; - Berusaha dalam bidang elektronika yakni penjualan mesin-mesin komputer beserta peralatanperalatan dan perlengkapan-perlengkapan, serta memberikan jasa dan pelayanan antara lain jasa memberikan jasa dan pelayanan penanganan mesin-mesin komputer (hardware), penyusunan data-data dan paket program komputer (software), menyediakan training komputer, perbaikan dan perawatan (repair dan service) mesin-mesin komputer, menyediakan jasa jaringan internet. b. Menerima pengangkatan sebagai agen, agen tunggal, distributor, grossir, leveransir dan supplier dari berbagai macam barang dagangan untuk perusahaan-perusahaan lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri; c. Berusaha dalam bidang perwakilan (representative) dari berbagai perusahaan-perusahaan lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri, kecuali perwakilan biro perjalanan. d. Mendirikan dan/atau ikut serta dalam perusahaan-perusahaan dan badan hukum atau badan usaha lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam bentuk penyertaan saham atau modal, sesuai dengan tujuan Perseroan. Kegiatan usaha Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan, meliputi jasa penyedia akses, internet, menyediakan infrastruktur (intranet/ekstranet), pembuatan web, portal, banner dan domain, co-location server dan memberikan jasa untuk merancang aplikasi perangkat lunak dan jasa lainnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Kejadian Penting Perseroan Setelah IPO Tahun 2007 2009 2012
Kejadian Penting Perubahan pengendali utama Perseroan menjadi PT Philadel Terra Lestari. Perseroan mulai mengembangkan portal bisnis internet dengan memanfaatkan prospek usaha yang cukup cerah di bidang e-commerce. Situs www.ogahrugi.com yang dikelola Perseroan menjadi salah satu portal daily deals yang terbesar di Indonesia
81
Perseroan berdomisili di Jakarta Barat, dengan alamat terdaftar di Wisma Achilles Lantai 4 Jl.Panjang No.29 Kedoya Selatan, Jakarta 11510, Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah memenuhi perijinan berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai berikut: No. 1.
Izin Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
2.
Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)
3.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4.
Izin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet
Keterangan TDP No. 09.02.1.46.43970 atas nama Perseroan, untuk kantor yang beralamat di Jl. Panjang Arteri Kedoya No. 29, Kelurahan Kedoya Selatan, Jakarta Barat. TDP ini dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Selatan selaku Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan Daerah Tingkat II pada tanggal 19 Juli 2012, berlaku sampai dengan 1 Desember 2015. No. 85/1.824.51/II/2013, yang diterbitkan oleh Lurah Kedoya Selatan, tanggal 8 Februari 2013. Perseroan beralamat di Wisma Achilles, Jl. Panjang Arteri Kedoya No.29, Kelurahan Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. SKDP ini berlaku sampai dengan 8 Februari 2014. No. 00515-03/PB/P/1.824.271 yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 16 April 2012 dan harus didaftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali oleh Perseroan. Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika No.89/KEP/DJPPI/KOMINFO/4/2011 tentang Izin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Service Provider) kepada Perseroan tanggal 14 April 2011. Izin penyelenggaraan jasa akses internet tersebut diberikan dengan wilayah penyelenggaraan nasional dan akan berlaku untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Evaluasi menyeluruh terhadap izin penyelenggaraan jasa akses internet akan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali.
B. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN Tahun 2000 Berdasarkan Akta No. 64/2000, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Dama Persada 2. PT Ekasurya Cemerlang 3. Sylvia Efi Widyantari Sumarlin 4. Rudy Hari 5. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
480.000.000 102.000.000 8.000.000 5.000.000 5.000.000 43.779.500 184.000.000 296.000.000
Nilai Nominal Persentase (Rp) (%) 120.000.000.000 25.500.000.000 2.000.000.000 1.250.000.000 1.250.000.000 10.944.875.000 46.000.000.000 74.000.000.000
55,43 4,35 2,72 2,72 23,79 100.00
Tahun 2007 1. Berdasarkan laporan kepemilikan yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh, yang dikeluarkan oleh PT Sinartama Gunita selaku BAE Perseroan saat itu, tanggal 30 September 2007, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
82
Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah)untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Philadel Terra Lestari 2. The Bank of New York as custodian or trustee for Non-Treaty Accounts 3. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
480.000.000
Nilai Nominal Persentase (Rp) (%) 120.000.000.000
140.220.500
35.055.125.000
76,21
16.250.000
4.062.500.000
8,83
27.529.500 184.000.000 296.000.000
6.882.375.000 46.000.000.000 74.000.000.000
14,96 100.00
2. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB No. 21 tanggal 10 Desember 2007 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, Perseroan telah meningkatan modal dasar sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) untuk setiap saham Keterangan
736.000.000
Nilai Nominal Persentase (Rp) (%) 184.000.000.000
140.220.500 43.779.500 184.000.000 552.000.000
35.055.125.000 10.944.875.000 46.000.000.000 138.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Philadel Terra Lestari 2. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
76,21 23,79 100.00
Tahun 2013 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB No. 43 tanggal 15 April 2013 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, Perseroan telah meningkatan modal dasar sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah)untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Philadel Terra Lestari 2. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
40.000.000.000 133.301.000 50.699.000 184.000.000 39.816.000.000
83
Nilai Persentase (Rp) Nominal (%) 10.000.000.000.000 33.325.250.000 12.674.750.000 46.000.000.000 9.954.000.000.000
72,45% 27,55% 100,00%
Rincian pemegang saham Perseroan per tanggal 30 April 2013 berdasarkan laporan DPS dari PT Raya Saham Registra adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah)untuk setiap saham Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Philadel Terra Lestari 2. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
40.000.000.000 133.301.000 50.699.000 184.000.000 39.816.000.000
Nilai Persentase (Rp) Nominal (%) 10.000.000.000.000 33.325.250.000 12.674.750.000 46.000.000.000 9.954.000.000.000
72,45% 27,55% 100,00%
Struktur permodalan Perseroan tidak mengalami perubahan sampai dengan diterbitkannya Prospektus dalam rangka PUT I Perseroan ini. C. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang sedikitnya terdiri dari dua orang yang terdiri dari seorang Direktur Utama dan seorang atau lebih Direktur. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi diawasi oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dan Direksi seluruhnya diangkat dan diberhentikan oleh oleh RUPS, pengangkatan tersebut berlaku sejak sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 (lima) setelah tanggal pengangkatanya (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS. Tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. Berdasarkan Akta No. 43/2013 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan No. 54, tanggal 17 Juni 2011, yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, susunan selengkapnya dari anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
: : :
Veronica Colondam Mulyo Sutrisno Achmad Sofyan
: : : :
Devi Sujanti Talim Evensius Go Teophilus Bambang Wira MC. Vera Afianti
Direksi: Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Tidak Terafiliasi
Seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah memenuhi kualifikasi dan persyaratan sebagaimana disebutkan dalam Peraturan No. IX.I.6, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-45/PM/2004 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik dan, sehubungan dengan Direktur Tidak Terafiliasi Perseroan, Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat.
84
Berikut ini keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komisaris dan Direksi: Dewan Komisaris
Veronica Colondam Komisaris Utama
Warga negara Indonesia, 41 tahun. Meraih gelar Master of Science jurusan Kebijakan Publik dari Imperial College, London dan London School of Hygiene and Tropical Medicines pada tahun 2006 dan meraih gelar Bachelor of Arts jurusan Komunikasi Massa dari American University, Amerika Serikat pada tahun 2000 dan meraih gelar Diploma jurusan Hubungan Masyarakat dari Interstudy College, Jakarta.
Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2009.
Pada tahun 1999 beliau mendirikan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), yang bergerak di bidang sosial dan pencegahan narkoba di kalangan anak muda Indonesia. Sampai saat ini beliau masih aktif sebagai pengelola YCAB.
Mulyo Sutrisno Komisaris
Warga negara Indonesia, 62 tahun. Meraih gelar Sarjana Muda dari Akademi Ilmu Keuangan dan Perbankan jurusan Ilmu Perbankan pada tahun 1975, lalu memperoleh pendidikan di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Tarumanegara pada tahun 1982 dan kemudian meraih gelar Master of Business Administration di Management Science Institute “Paramita Graha” pada tahun 1992.
Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2007.
Beliau memulai karir di Bank Exim pada tahun 1977-1982 sebagai Analis Kredit Cabang Jakarta Kota dan Cabang Gatot Subroto pada tahun 1982-1987, sebagai Kepala Bagian Pembukuan pada tahun 1987-1988, sebagai Kuasa Anggota Bursa dari Bank Exim Kantor Pusat pada tahun 1988-1990, sebagai Manager Operasional PT Trimegah Securindo Lestari pada tahun 1990-1992, sebagai Direktur PT Trimegah Securindo Lestari pada tahun 1992-1999, sebagai Direktur Utama di PT Philadel Terra Lestari pada tahun 1997-2001, sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen PT Trimegah Securities Tbk pada tahun 1999-2002 dan sebagai Anggota Komite Audit di PT Trimegah Securities Tbk pada tahun 2002-2008.
Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen di PT Multistrada Arah Sarana Tbk sejak tahun 2004 dan Direktur Utama di PT Philadel Terra Lestari sejak tahun 2007.
85
Achmad Sofyan Komisaris
Warga negara Indonesia, 63 tahun. Meraih gelar Sarjana Muda dari Akademi Perniagaan Indonesia jurusan Administrasi Bisnis pada tahun 1982 dan meraih gelar Sarjana Muda Analis Efek dari Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia pada tahun 1983.
Menjabat sebagai Komisaris Perseroan dan sekaligus merangkap sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2011.
Beliau memulai karir sebagai Wakil Kepala Sekretariat Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) pada tahun 1970-1978, sebagai Direktur PT Sun Hun Kay Securities pada tahun 1998, sebagai Direksi Eksekutif Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) pada tahun 1995-2005 dan sebagai Komite Audit PT Trimegah Securities Tbk pada tahun 2008-2012.
Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komite Audit PT Pratama Capital sejak tahun 2011.
Direksi
Devi S. Talim Direktur Utama
Warga negara Indonesia, 43 tahun. Meraih gelar Master of Management jurusan Manajemen Internasional dari Prasetiya Mulya Business School, Indonesia pada tahun 2004 dan meraih gelar Sarjana jurusan Manajemen dari Universitas Tarumanegara, Indonesia pada tahun 1992.
Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2009.
Beliau mengawali karir sebagai peserta Management Development Program (MDP) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada tahun 1992-1993, sebagai Operational Manager BCA pada tahun 1993-1995 dan sebagai Head of Sales and Distribution Personal Banking Productspada tahun 1995-2005.
Saat ini beliau juga aktif mengembangkan restoran seafood dengan nama Rasane sebagai usaha keluarga dan sebagai Advisor di Yayasan Cinta Anak Bangsa sejak tahun 2007.
Evensius Go Direktur Keuangan dan Administrasi
Warga Negara Indonesia, 36 tahun. Menyelesaikan Master of Management (MM) jurusan Manajemen dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 2000 dan meraih Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN di tahun 1998.
Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2013, dan merangkap sebagai Corporate Secretary Perseroan.
Sejak awal 2001 sampai dengan Juni 2004, beliau bekerja sebagai Financial Controller di PT Salim Chemicals Corpora. Mulai dari tahun 2004 sampai dengan saat ini, Even bekerja sebagai Kepala Divisi di bagian Accounting, Finance dan Pajak di PT Multistrada Arah Sarana Tbk.
86
Teophilus Bambang Wira Direktur Operasional dan Komersial
Warga negara Indonesia, 48 tahun. Meraih gelar Magister Mangement jurusan Financial Management dari Universitas Budi Luhur, Jakarta pada tahun 2002 dan meraih gelar Sarjana jurusan Manajemen Informatika dari Universitas Budi Luhur, Jakarta pada tahun 1989.
Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2009.
Beliau memulai karirnya sebagai Programmer dan System Analyst perusahaan konsultan IT bernama Texas Instrumen Indonesia pada tahun 1989-1991, sebagai IT Manager di Oscar Berlian Motor pada tahun 1991, sebagai Senior System Analyst PT Astra International, Tbk (Astra) pada tahun 1991-1996, sebagai IT Division Head Astra pada tahun 1996-2000, sebagai Outsourcing Division Head di PT Astra Graphia, Tbk pada tahun 2000, sebagai Automotive Sales Operations IT Head Astra pada tahun 2000-2004, sebagai Head Of Marketing Planning Astra pada tahun 2004-2008, sebagai Chief Of Corporate Information Technology PT Tudung Putra Putri Jaya pada tahun 2008-2009.
MC Vera Afianti Direktur Pengembangan Usaha
Warga negara Indonesia, 47 tahun. Meraih gelar Master of Management jurusan Manajemen Internasional dari Prasetiya Mulya Business School, Indonesia pada tahun 2002 dan meraih gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Universitas Indonesia, Indonesia pada tahun 1991. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2009 dan merangkap sebagai Direktur Tidak Terafiliasi. Beliau memulai karier di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebagai peserta Management Development Program (MDP) pada tahun 1991, sebagai Operational Manager Kantor Cabang BCA pada tahun 1997-2007, sebagai Senior Manager di Unit Penjualan Produk Individual BCA pada tahun 2007-2008. Selama di BCA, beliau juga aktif sebagai instruktur dan memperoleh sertifikasi sebagai Senior Instruktur BCA Learning Center sejak tahun 2003.
REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris adalah sebesar Rp107 juta dan Rp102 juta, dan Direksi Perseroan adalah sebesar Rp775 juta dan Rp707 juta. Para anggota Dewan Komisaris dan Direksi dapat diberi gaji dan/ atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS. RUPS dapat melimpahkan kewenangan untuk menetapkan gaji dan/atau tunjangan Direksi kepada Dewan Komisaris. SEKRETARIS PERUSAHAAN Sebagai pemenuhan atas ketentuan dalam (i) Peraturan Bapepam & LK No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP-63/ PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (“Peraturan No. IX.I.4”) dan (ii) Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-306/BEJ/07-2004, tanggal 19 Juli 2004, tentang Peraturan Bursa Efek Indonesia I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi (“Peraturan No.I-E”), Perseroan telah menunjuk Evensius Go untuk menjabat sebagai sekretaris perusahaan pada tanggal 3 Maret 2013, sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.010/SKEP/DIR/DNET/2013, tanggal 3 Maret 2013 dan telah menyampaikan pengangkatan tersebut berdasarkan Surat Pemberitahuan dari Perseroan kepada OJK No. 009/OJK-DIR/03/2013, tanggal 3 Maret 2013. 87
Adapun Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal; 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan; 3. Memberikan masukan kepada direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang Pasar Modal dan peraturan perlaksaanaannya; 4. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan masyarakat; 5. Memberikan masukan dari aspek hukum kepada Direksi, berkaitan dengan operasional dan pengembangan usaha Perseroan; 6. Mengkoordinasikan pengeluaran izin-izin usaha Perseroan; 7. Membangun jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak stakeholder; 8. Mengkomunikasikan kebijakan perusahan dan atau pemerintah kepada pihak internal dan eksternal; 9. Menyiapkan laporan Perseroan sesuai ketentuan yang berlaku; 10. Mengkoordinaslkan bahan-bahan laporan untuk Rapat Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). KOMITE AUDIT Sebagai pemenuhan atas ketentuan dalam (i) Peraturan Bapepam & LK No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Kerja Komite Audit, yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam&LK No.Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 (“Peraturan No. IX.I.5”) dan Peraturan BEI No. I-A, Perseroan telah memiliki komite audit, sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris, tanggal 3 Maret 2013 dan telah menyampaikan pembentukan tersebut kepada OJK berdasarkan Surat Pemberitahuan dari Perseroan kepada OJK No. 018/OJK-DIR/03/2013, dimana anggota komite audit Perseroan adalah sebagai berikut: Ketua
: Achmad Sofyan
Anggota
: H. Parman Z. Djakaria S.E., M.M. Warga negara Indonesia, 65 tahun. Meraih gelar Master of Management jurusan Manajemen Internasional dari Universitas Indonesia, Indonesia pada tahun 1991. Menjabat sebagai anggota komite audit Perseroan sejak tahun 2009. Beliau memulai karier sebagai auditor sejak tahun 1970 dan terakhir menjabat sebagai Presiden Direktur PT Askes pada tahun 2000. Saat ini beliau juga menjabat sebagai anggota komite audit PT Samudera Indonesia Tbk.
Anggota
: Moni Rejeki Warga negara Indonesia, 39 tahun. Meraih gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen dari Universitas Tarumanegara, Indonesia pada tahun 1996. Menjabat sebagai anggota komite audit Perseroan sejak tahun 2009. Beliau sebelumnya bekerja sebagai Staf divisi SDM BPK Penabur Jakarta pada tahun 1992-1995, Marketing Eksekutif Medikaloka Health Center pada tahun 1995-1996 dan Account Officer PT Trimegah Securities Tbk pada tahun 1996-1998.
PIAGAM AUDIT INTERNAL DAN UNIT AUDIT INTERNAL Sesuai dengan peraturan Bapepam No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal, yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP-496/ BL/2008, tanggal 28 November 2008, maka sesuai dengan Surat Keputusan Manajemen Perseroan tanggal 22 April 2013, Perseroan telah menyusun Piagam Audit Internal yang menjadi pedoman kerja unit audit internal yang telah diangkat oleh Perseroan dengan susunan sebagai berikut:
88
Kepala
: Christina Purwantini Warga negara Indonesia, 40 tahun. Meraih gelar Diploma dari STIE Kalbe Jurusan Akuntansi, Jakarta - Indonesia pada tahun 2000. Beliau sebelumnya bekerja sebagai Supervisor Finance dan Tax PT Finusolprima Farma Internasional pada tahun 1999-2013 dan sebagai Staf Finance Accounting PT Hexpham Jaya Laboratories pada tahun 1994-1999.
Anggota
: Aneke Sumarli Warga negara Indonesia, 21 tahun. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari IBII Jurusan Akuntansi/Audit, Jakarta - Indonesia pada tahun 2000. Beliau sebelumnya bekerja sebagai Associate PT Ernst & Young Indonesia pada bulan Juli – Nopember 2012.
D. SUMBER DAYA MANUSIA Per tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki 50 karyawan dengan rincian dan perkembangannya sebagai berikut: Berdasarkan Jabatan Jabatan Direksi Manajer Staf Non-Staf Jumlah
2012 3 3 44 50
31 Desember 2011 3 3 42 48
2010 3 1 38 42
2012 29 17 4 50
31 Desember 2011 30 14 4 48
2010 24 14 4 42
2012 4 34 6 6 50
31 Desember 2011 5 28 5 10 48
2010 8 23 6 5 42
2012 34 16 50
31 Desember 2011 31 17 48
2010 38 4 42
Berdasarkan Usia Usia 20 – 29 thn 30 – 39 thn di atas 40 thn Jumlah
Berdasarkan Pendidikan Pendidikan S2 S1 D1 – D3 SMU dan sederajat Jumlah
Berdasarkan Status Kepegawaian Status Kepegawaian Tetap Tidak Tetap Jumlah
Tidak ada tenaga kerja asing yang digunakan oleh Perseroan.
89
Terdapat 9 karyawan yang memiliki keahlian khusus terutama dalam bidang teknologi informasi, pemasaran online dan desainer situs internet. Dalam rangka pengembangan kualitas karyawan, Perseroan melakukan program pelatihan internal secara rutin terutama dalam bidang pengetahuan teknologi informasi dan pemasaran. Perseroan memahami bahwa kesejahteraan karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan terutama dalam rangka kelancaran kegiatan usaha Perseroan. Berikut fasilitas kesejahteraan yang diberikan oleh Perseroan antara lain: - Tunjangan kesehatan - Tunjangan transportasi - Tunjangan kelahiran untuk karyawan wanita - Tunjangan Hari Raya - Tunjangan perjalanan dinas - Tunjangan lainnya sehubungan dengan kegiatan operasional Perseroan. Selain itu, dalam menjaga kesejahteraan karyawan, Perseroan telah melakukan pemenuhan kewajiban Upah Minimum Propinsi/Upah Minimum Regional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.189 tahun 2012 tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2013 dan No.207 tahun 2012 tentang Upah Minimum Sektoral Provinsi Tahun 2013. Dalam rangka meningkatkan ketertiban dan kedisiplinan karyawan serta menjaga hubungan yang baik antara Perseroan dan karyawan, Perseroan memiliki Peraturan Perusahaan antara Perseroan dengan karyawan yang terakhir diperbaharui No. 022/HRD/DI/V/2012 tanggal 25 Mei 2012. E. KETERANGAN RINGKAS TENTANG PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM PT Philadel Terra Lestari (“PTL”) 1. Pendirian PTL didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 4 tanggal 2 Juli 1997 yang dibuat di hadapan Jimmy S., S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian PTL tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No.C2-9074.HT.01.01.TH.97 tanggal 5 September 1997. Anggaran dasar PTL telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PTL No. 45 tanggal 21 Juli 2010 yang dibuat di hadapan Petrus Suandi Halim, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-38668. AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 4 Agustus 2010. 2. Kegiatan Usaha PTL bergerak di bidang perdagangan dan investasi. 3. Permodalan Berdasarkan Akta Berita Acara RUPSLB No. 23 tanggal 8 Agustus 2008, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham PTL pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
90
Modal Saham Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp1.000,- (seribu Rupiah) untuk setiap saham Keterangan Modal Dasar: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. Pieter Tanuri 2. Yohanes Ade Bunian Moniaga Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal Dalam Portepel
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) Persentase (%) 10.000.000 10.000.000.000 2.497.500 2.500 2.500.000 7.500.000
2.497.500.000 2.500.000 2.500.000.000 7.500.000.000
99,9% 0,1% 100%
Sumber dana penyertaan PTL pada Perseroan sebagian berasal dari pembiayaan dari pihak ketiga. 4. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 33 tanggal 20 Mei 2010, yang dibuat di hadapan Petrus Suandi Halim, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Direksi dan Komisaris PTL pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama Komisaris Direksi Direktur Utama Direktur
: Pieter Tanuri : Veronica Colondam : Mulyo Sutrisno : Yohanes Ade Bunian Moniaga
F. BAGAN KEPEMILIKAN PERSEROAN Berikut informasi mengenai bagan kepemilikan Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan:
PT 99,90%
PT PTL 72,45%
Publik 27,55%
60,00%
PT BC
Perseroan
Keterangan: PT BC: PT Buana Capital, PT PTL: PT Philadel Terra Lestari, dan PT: Pieter Tanuri
Pihak Pengendali Perseroan adalah Pieter Tanuri. PT BC merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek sedangkan PT PTL bergerak dalam bidang investasi. Keterangan lebih lengkap mengenai PT BC dapat dilihat pada Bab XVII mengenai Keterangan Tentang Pembeli Siaga dan mengenai PT PTL dapat dilihat pada Bab IX.E mengenai Keterangan Ringkas Tentang Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum.
91
G. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PEMEGANG SAHAM BERBADAN HUKUM
ANTARA
PERSEROAN
DENGAN
Antara Perseroan dengan pemegang saham berbadan hukum terdapat hubungan kepengurusan sebagai berikut: Nama Veronica Colondam Mulyo Sutrisno Achmad Sofyan Devi Sujanti Salim Evensius Go Teophilus Bambang Wira MC Vera Afianti
Perseroan KU K KI DU D D DT
PTS K DU -
Keterangan: KU: Komisaris Utama; KI:Komisaris Independen; K:Komisaris;DU: Direktur Utama;D:Direktur; DT:Direktur Tidak Terafiliasi
H. TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI Perseroan memiliki beberapa transaksi dengan pihak berelasi berdasarkan dokumentasi sebagai berikut: 1. Perjanjian Pinjam Meminjam No. 003/Loan/043/I/2010, tanggal 12 Januari 2010 antara Perseroan dengan PT Philadel Terra Lestari (pemegang saham Perseroan), dengan jumlah fasilitas pinjaman uang yang diberikan maksimal sejumlah Rp5.000.000.000,- (lima miliar Rupiah). Tidak ada ketentuan jangka waktu sehubungan dengan perjanjian ini. 2. Kontrak Kerja No. 073/LGL-DI/VIII/2011 antara dengan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (“MASA”) dan Perseroan tentang Online Marketing Services, tanggal 1 Agustus 2011, yang mengatur tentang layanan Pemasaran Online (Online Marketing Services) oleh Perseroan bagi MASA dengan jangka waktu sampai dengan 31 Juli 2013. 3. Perjanjian Penggunaan Ruang Bangunan, tanggal 23 April 2013, antara PT Philadelian Coltan Indonesia dan Perseroan terkait penyewaan ruang kantor Perseroan dengan jangka waktu sampai dengan 22 April 2015 Transaksi dengan pihak afiliasi memberikan manfaat bagi aspek operasional, pendapatan dan belanja modal dari Perseroan. I.
PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA
Perseroan tidak terikat dalam suatu perjanjian penting dengan pihak ketiga. Dengan demikian, tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang diberlakukan terhadap Perseroan yang dapat menghambat dilakukannya PUT I. J. PERKARA YANG DIHADAPI PERSEROAN SERTA DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan serta Direksi dan Komisaris Perseroan tidak mempunyai perkara hukum apapun yang dihadapi baik di dalam maupun di luar badan peradilan.
92
K. ASET TETAP Perseroan memiliki 1 (satu) hak guna bangunan berdasarkan Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 05825 atas sebidang tanah yang terletak di Blok CBD LOT VIII No. 15, Kelurahan Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, seluas 3.218 m2 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, tanggal 16 Desember 2008, berlaku hingga 16 Juli 2027. L. ASURANSI Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mempunyai asuransi dalam bentuk apapun.
93
X. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN A. UMUM Perseroan berdiri pada tanggal 16 November 1995 dan mulai beroperasi secara komersial di bulan September 1996, menjadi salah satu perusahaan yang bergerak di kancah Internet Service Provider (ISP) dengan merek usaha D-Net. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan berkantor pusat di Wisma Achilles lantai 4, Jl.Panjang No.29 Kedoya Selatan Jakarta 11510. B. KEGIATAN USAHA SEBELUM RENCANA TRANSAKSI Sebelum Rencana Transaksi, sejak IPO sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan melakukan kegiatan usaha di bidang informasi teknologi yang meliputi sebagai berikut: 1. Jasa Akses Internet Perseroan merupakan perusahaan ISP yang menawarkan jasa akses internet yang meliputi digital dial up, leased line, lisensi wireless 2,4 Ghz, wireless 3,5 Ghz dan wireless 5,7 Ghz, internet ready port, wireless office ready, FTP, akses telnet dan data transfer, POP dan web mail accounts, webhosting, web-design, web-advertising dan web-development, satelite & fibre optic connection, pendaftaran domain dan country code top level domain, penyediaan individual dan corporate account. Layanan jasa akses internet tersebut didukung oleh Customer Support 24 jam/7 Hari seminggu. 2. Solusi Teknologi Informasi Memberikan jasa konsultasi layanan terpadu dalam membangun suatu infrastruktur telekomunikasi berbasis internet untuk berbagai jenis industri. Adapun layanan yang diberikan termasuk desain, perancangan/ perencanaan, pembangunan dan pengembangan jaringan infrastruktur untuk internet, penyusunan dan pengembangan database, implementasi sistem keamanan jaringan, penyediaan perangkat komputer & telekomunikasi dan pelatihan engineer dan operator IT. 3. Portal Bisnis Internet Ogahrugi (www.ogahrugi.com)
Ogahrugi adalah situs media belanja diskon yang dikenal sebagai “daily deals”. Ogah Rugi memfasilitasi pelanggan untuk mendapatkan promo-promo terbaru dengan potongan harga fantastis, sekaligus digunakan sebagai media promosi online bagi merchant yang ingin memperkenalkan produk dan layanannya.
Ogahrugi sebagai salah satu daily deals yang paling cepat pertumbuhannya di Indonesia menawarkan kerjasama dengan berbagai merchant untuk mempromosikan produk dan layanannya untuk komunitas online. Dalam 11 bulan di tahun 2011 jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 55 juta pengguna, naik 10 juta dari tahun 2010. Demikian pula pengguna mobile/ handphone yang telah mencapai 180 juta orang pada akhir November 2011. Hal ini menunjukan perubahan tren komunikasi untuk pasar remaja dan dewasa muda yang mengarah pada komunikasi digital.
Ogahrugi telah menjangkau lebih dari 30.000 anggota di seluruh Indonesia, dengan fokus pada DKI Jakarta dan kota-kota besar. Pelanggan telah menikmati aneka produk terbaik dengan diskon menarik yang dipersembahkan oleh ratusan merchant terpilih.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, fokus utama Perseroan adalah pengelolaan dan pengembangan portal bisnis internet www.ogahrugi.com dimana sampai saat ini situs www.ogahrugi.com telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu situs daily deals yang menawarkan produk dan jasa yang sangat beragam. 94
Pelanggan Saat ini, hampir satu juta pelanggan yang mendaftar di situs www.ogahrugi.com, namun dalam perkembangan usahanya pertumbuhan pelanggan aktif dalam dua tahun terakhir sebesar 1.582% pada tahun 2011 dan 210% pada tahun 2012. Persaingan Usaha Dengan berkembangnya bisnis e-commerce beberapa tahun terakhir ini, maka layanan jasa pesaing yang sejenis saat ini di Indonesia cukup banyak, yaitu antara lain Disdus (Groupon Indonesia), Living Social Dealkeren, Lazada dan masih banyak lagi, dimana bisnis model utamanya adalah penawaran diskon atau produk dari merchant/distributor dengan memberikan diskon besar yang bisa memberikan keuntungan kepada pelanggan. Proses pelayanan Perseroan melalui situs www.ogahrugi.com dapat dijelaskan sebagai berikut: Produk
Jasa/E-Voucher
Keterangan: 1) Calon member dan atau pelanggan melakukan registrasi di ogahrugi.com dengan memberikan informasi email, nama, tempat & tanggal, alamat dan nomor handphone 2) Member melakukan pemesanan produk / jasa yang dipasarkan di ogahrugi.com 3) Member melakukan pembayaran melalui transfer bank kepada ogahrugi.com 4) Member melakukan konfirmasi, bahwa member sudah melakukan transfer dengan memberikan informasi nomor invoice dan nilai yang ditransfer 5) Verifikasi pembayaran oleh admin ogahrugi.com 6) Bila verifikasi valid, maka : a) Bila membeli voucher, maka voucher bisa dicetak oleh member b) Bila membeli produk, maka logistik ogahrugi.com akan memberikan informasikepada merchant/distributor ogahrugi. com untuk menyiapkan barang, untuk siap mengirimkan ke alamat member
Keunggulan Produk yang ditawarkan situs www.ogahrugi.com dibedakan berdasarkan kategorinya, yaitu makan di restoran atau café (kuliner/resto), gadget dan elektronik (produk), tempat-tempat wisata dan hiburan (leisure), serta produk-produk perempuan seperti kosmetik, korset, alat pelangsing atau lainnya, serta layanan seperti car wash atau seminar. Dalam perkembangan usahanya promo-promo produk untuk perempuan dan dari restoran dan café mendapat respon yang sangat baik sehingga menjadi produk unggulan situs www.ogahrugi.com. Posisi Perseroan di bisnis daily deals juga semakin kuat dengan dukungan para merchant/distributor yang puas bekerjasama dengan Perseroan. Tanpa ada sepeser pun biaya promosi yang dikeluarkan, merchant/distributor dapat memperkenalkan produknya dan mendapat feedback dari pelanggan situs www.ogahrugi.com tersebut.
95
Pengendalian Mutu Layanan Pada saat produk/jasa yang disepakati untuk diterima oleh Perseroan dari pemasok/merchant, Perseroan akan melakukan pemeriksaan kualitas secara menyeluruh atas produk/jasa tersebut kemudian apabila telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Perseroan maka akan diotorisasi untuk dipasarkan/ ditampilkan dalam situs www.ogahrugi.com. Apabila pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan telah dibayar maka akan dikonfirmasi kepada pihak pemasok/merchant untuk menyediakan produk/jasa yang telah dibayar dengan spesifikasi dan atau kualitas yang telah disepakati. C. KEGIATAN USAHA SETELAH RENCANA TRANSAKSI Setelah dilakukannya Rencana Transaksi, Perseroan akan menjadi perusahaan investasi yang memiliki penyertaan dalam FAST, ROTI dan IDM yang bergerak dalam kegiatan usaha barang konsumsi dan ritel. Selain itu, Perseroan melalui unit bisnisnya tetap menjalankan portal bisnis internet yang dikenal sebagai ogahrugi.com yang diharapkan dapat bersinergi dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh ROTI, FAST dan IDM. Keterangan lebih lanjut mengenai kegiatan usaha FAST, ROTI dan IDM adalah sebagai berikut: 1. FAST FAST bergerak di bidang makanan dan restoran dan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979. Kantor pusat FAST terletak di Jl. MT Haryono Kav 7, Jakarta 12810, Indonesia. Sebagai pemegang hak waralaba tunggal untuk merek KFC di Indonesia, FAST didirikan oleh Keluarga Gelael pada tahun 1978. Di tahun 1979, FAST mendapatkan akuisisi waralaba dengan pembukaan gerai pertama pada bulan Oktober di Jalan Melawai, Jakarta. Pembukaan gerai pertama tersebut terbukti sukses dan diikuti dengan pembukaan gerai-gerai lainnya di Jakarta dan ekspansi hingga ke sejumlah kota besar di Indonesia, antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Sukses membangun merek ini, FAST berhasil menanamkan KFC dalam benak konsumennya sebagai merek waralaba cepat saji yang terkenal dan dominan di Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 1993, FAST memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat. FAST memperoleh hak untuk menggunakan merek KFC dari pemilik waralaba saat ini, Yum! Asia Franchise Pte Ltd, suatu bagian dari Yum! Restaurants International (YRI). YRI sendiri adalah sebuah badan usaha dari Yum! Brands Inc, sebuah perusahaan publik di Amerika Serikat dan pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yaitu: Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers. Namun demikian, pada akhir 2011, dua merek lainnya yaitu: A&W dan Long John Silvers sudah tidak bergabung lagi dalam Yum! Brands Inc. Bahkan dengan keluarnya kedua merek ini, tidak mengubah posisi Yum! Group sebagai jaringan restoran cepat saji terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan variasi pilihan restoran ternama. Selain itu, untuk kategori ayam goreng cepat saji, tidak ada merek lain yang dapat mengalahkan KFC. Gerai Pengalaman sukses dan peningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan selama lebih dari 30 tahun, tidak diragukan lagi telah menjadikan merek KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji di negara ini. Ekspansi jaringan restoran terus diupayakan supaya bisa hadir dekat dengan konsumen, baik di kota-kota metropolitan yang sarat persaingan maupun di kota-kota di daerah tingkat II. Sejak empat tahun terakhir, FAST lebih berfokus pada pembukaan gerai bertipe free-standing (gerai yang berada di bangunan yang berdiri sendiri) yang memberikan fleksibilitas yang lebih dalam jam operasi dengan fasilitas lengkap untuk memenuhi kebutuhan dan selera konsumen. Sejumlah gerai yang sudah dibuka sebelumnya direnovasi untuk memberikan tampilan baru yang lebih segar dan modern sesuai dengan obyektif FAST. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, FAST mengelola 441 gerai restoran di seluruh wilayah Indonesia.
96
Produk Produk-produk utama FAST, Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap menjadi produk ayam goreng paling disukai di antara semua merek restoran cepat saji di seluruh Indonesia, yang konsisten dinilai sebagai ayam goreng paling enak versi berbagai survei konsumen di Indonesia. Produk-produk FAST dikelompokkan dalam beberapa kategori, antara lain Menu Goceng, Menu Praktis, dan menu paket kombinasi lainnya. Untuk kategori Menu Goceng, dimana setiap produk dihargai Rp5.000,-, terdapat lebih dari 10 produk bernilai tinggi dimana Mocha Float dan OR Burger Deluxe adalah produk dengan penjualan tertinggi. Untuk memberikan keragaman pada kategori Menu Goceng, pilihan menu diganti dari waktu ke waktu untuk disesuaikan dengan selera konsumen. Kategori lainnya yaitu: Menu Praktis, yang terdiri atas produk-produk untuk dipesan bawa dan dikonsumsi dengan mudah dalam perjalanan, seperti: Colonel Burger, Twister, Colonel Yakiniku, dan lain-lain. Untuk menambahkan variasi menu paket kombinasi dengan harga terjangkau bernilai tambah, Super Panas dan KFC Attack terus ditawarkan. Sebagai pelengkap produk-produk utama ini, juga tersedia produk-produk yang disesuaikan dengan selera lokal, antara lain: Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Selain itu, pada tahun 2011, FAST mulai terus menerus mengembangkan KFC Coffee, sebagai layanan baru di semua gerai KFC bertipe free-standing, menyajikan rangkaian produk kopi berkualitas, disajikan panas maupun dingin, dilayani di counter terpisah dengan ruangan duduk tersendiri untuk para pecinta kopi. Untuk menarik konsumen pada jam-jam sepi, FAST juga mengenalkan minuman bernama Krushers dengan aneka pilihan rasa. SDM FAST mempunyai 17.004 karyawan tetap pada tanggal 31 Desember 2012 yang tersebar di kantor pusat dan seluruh gerai restoran yang yang tersebar di 32 dari 33 propinsi, di lebih dari 95 kota-kota di seluruh Indonesia. Manajemen Mutu FAST selalu memonitor kondisi pasar dan citra merek KFC secara keseluruhan, serta mendapatkan respons dari konsumen tentang kualitas produk, layanan, dan fasilitas melalui survei rutin yang disebut dengan Brand Image Tracking Study (BITS), yang dilakukan oleh agensi survei independen. BITS adalah survei untuk mengetahui persepsi konsumen dan citra merek KFC, diukur bersama dengan merek utama lainnya dalam industri restoran cepat saji. Hasil dari BITS menunjukkan KFC secara konsisten masih menempati posisi tertinggi “paling diingat” oleh konsumen untuk Top of Mind Awareness. Pada tahun 2011, FAST dengan konsisten memimpin dalam porsi kunjungan terbesar dibandingkan dengan merek restoran cepat saji utama lainnya. Sebagai pelengkap survei ini, untuk tujuan perbandingan dan kalibrasi, dua jenis survei lainnya dilakukan, CHAMPS Management System (CMS) dan CHAMPS Excellence Review (CER), masing-masing oleh agensi survei independen lain dan Departemen QA. CMS adalah survei untuk menilai langsung kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC dibandingkan dengan yang diharapkan, sementara CER adalah survei untuk mengkalibrasi apa yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan prosedur standar, dan mulai tahun 2011, hasil-hasil CER dikirimkan secara elektronik kepada pemilik waralaba KFC di Indonesia. Sertifikasi FAST telah memperoleh Sertifikasi Halal dari MUI. FAST dinilai telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan mendapatkan sertifikasi dari Badan Sertifikasi SGS, akreditasi yang diperoleh yaitu KAN, UKAS dan ANAB. Masa berlaku sertifikat ISO 9001:2008 yaitu 3 tahun, dengan 6 bulan sekali dilakukan surveillance. Keberhasilan sertifikasi ini merupakan bentuk komitmen manajemen dan seluruh karyawan FAST dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan dan perbaikan yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, untuk selalu melakukan peningkatan berkesinambungan, implementasi dan sertifikasi ISO 9001:2008 akan dilakukan secara nasional oleh FAST dan diharapkan akan memberikan dampak yang positif dalam kinerja seluruh karyawan FAST. Implementasi dan Sertifikasi ISO 9001:2008 secara nasional akan dilakukan secara bertahap, dan pada tahun 2013 FAST berencana akan menambah lingkup sertifikasi diantaranya KFC Kemang, KFC Salemba, KFC Alam Sutera, KFC Adityawarman, KFC Ahmad Yani, RSC Surabaya dan Gudang Surabaya
97
Penghargaan Kinerja Perseroan dari segi pertumbuhan penjualan menjadikannya salah satu yang terbaik di pasar regional KFC se-Asia selama dua tahun berturut-turut, dengan rata-rata 18,7% pada 2010 dan 13,8% pada 2011, dan Perseroan berharap akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek KFC secara terus menerus dengan berbagai strategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan pertumbuhan dua digit yang konsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran, telah menganugerahi Perseroan berbagai penghargaan untuk fungsi-fungsi tertentu dari Yum! Asia Franchise Pte Ltd. Pada tahun 2011, Perseroan menerima penghargaan Tiger untuk Customer Mania. 2. ROTI ROTI merupakan sebuah perusahaan penanaman modal asing yang memproduksi beragam jenis makanan roti dan saat ini telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan di industri roti yang memiliki skala produksi besar dan menggunakan teknologi modern dalam proses pembuatan roti. Kantor Pusat dan Pabrik Kantor Pusat
:
Kawasan Industri MM2100, Jl. Selayar Blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17520 – Jawa Barat Tel : (021) 89983876, 89844953 Fax : (021) 89844955
Pabrik Medan
Pabrik Cikarang
:
Kawasan Industri Jababeka Jl. Jababeka XII A, Blok W No.40-41 Cikarang, Bekasi 17530 - Jawa Barat Tel : (021) 8935088 Fax : (021) 8935286, 8935473
Pabrik Palembang :
Jl. Kerani Amad RT. 38 RW. 08 Sukamoro, Talang Kelapa Banyuasin, Palembang Sumatera Selatan Tel : (0711) 5645454
Pabrik Makassar
Kawasan Industri Makassar Jl. KIMA 10 Blok A No. 2 A Makassar - Sulawesi Selatan Tel : (0411) 514711, 515124 Fax : (0411) 513788
:
Kawasan Industri Medan Star Jl. Pelita Raya I No. 8 -10 Lubuk Pakam KM 19.5 Medan - Sumatera Utara Tel : (061) 7945828, 7945829 Fax : (061) 7945830
Kawasan Industri Jababeka Jl. Jababeka XVII B, Blok U No.33 Cikarang, Bekasi 17530 - Jawa Barat Tel : (021) 89840448 Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9 Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17520 - Jawa Barat Tel : (021) 89983876, 89844953 Fax : (021) 89844955 Pabrik Pasuruan
:
Kawasan Industri PIER Jl. Rembang Industri Raya No.28 Pasuruan 67152 - Jawa Timur Tel : (0343) 740388 Fax : (0343) 740387
Pabrik Semarang
:
Kawasan Industri Wijaya Kusuma Jl. Tugu Wijaya III No.1 Semarang 50153 - Jawa Tengah Tel : (024) 8660545 Fax : (024) 8660874
:
Fasilitas Produksi ROTI memiliki 8 pabrik dan 24 lini produksi untuk kebutuhan produksinya yang berlokasi di Cikarang, Cibitung, Pasuruan, Semarang, Medan, Palembang dan Makassar. Sejak tahun 2007, ROTI menerapkan ERP (enterprise resources planning) dengan menggunakan teknologi informasi - software SAP. Pengunaan SAP ini sangat berguna untuk mengintegrasikan semua sistem dan prosedur yang ada mulai dari pengadaan bahan baku hingga produk dikirim ke toko. Dengan program ini sekaligus bisa mengintegrasikan kondisi real time antar pabrik.
98
Produksi Saat ini ROTI fokus dalam produksi roti tawar dan roti manis dengan merek Sari Roti dan Boti. Selain itu ROTI juga mengembangkan produk kue dengan merek Sari Cake. Brand Sari Roti dengan tagline iklan “Empuk Bergizi Lezat Berisi” mengusung moto 3 H yaitu Hygiene, Healthy, dan Halal serta aman dikonsumsi. Oleh karenanya ROTI sangat peduli dengan aktivitasaktivitasnya untuk mempertahankan moto tersebut. Semua produk ROTI memiliki sertifikat halal yang secara berkala diperbaharui. Hal ini penting karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah umat Islam. Pada tahun 2012, kapasitas produksi ROTI sekitar tiga juta pieces per hari. Jumlah ini meningkat sekitar 76% dibanding tahun 2011 sekitar 1,8 juta pieces per hari. Sampai dengan saat ini ROTI telah memproduksi 11 varian roti tawar, 26 varian roti manis, dan tiga varian cakes. Sebagai produsen roti nasional, seluruh produk ROTI telah terdaftar di BPOM dan telah mendapatkan sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia. ROTI sangat memperhatikan kualitas produksi dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure), dan HACCP (HazardAnalysis and Critical Control Point). Pemasaran dan Promosi Dalam rangka pengembangan pangsa pasar, ROTI terus mengembangkan sistem pemasaran dan memperluas area jangkauan distribusi. Berbagai kegiatan promosi pun dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan penjualan produk dan semakin mendekatkan Sari Roti di hati dan pikiran masyarakat. Guna meningkatkan brand awareness produk, ROTI melakukan aktivitas promosi baik “above the line” maupun“below the line”. ROTI melakukan pemasaran melalui media televisi, radio, media cetak, dan melakukan kegiatan-kegiatan promosi lainnya seperti sponsorship, pameran dan lainnya. Dalam hal ini, ROTI menitikberatkan kepada aktivitas below the line dimana salah satunya adalah program factory visit yang dilakukan secara rutin dari hari Senin-Jumat. ROTI mengikuti program sponsorship di beberapa acara televisi pada bulan Ramadhan, seperti Ngabuburit, Waktunya Kita Sahur, Oase Ramadhan, serta filler Cook Vaganza yaitu program demo memasak sajian untuk berbuka puasa yang menggunakan roti sebagaibahan dasar. Promosi juga dilakukan melalui billboard dan branding pada KRL Jabodetabek pada gerbong khusus wanita. ROTI pun aktif menyelenggarakan kegiatan below the line dengan mengikuti sejumlah kegiatan, di antaranya Pekan Raya Jakarta, Parenting Seminar & Cooking Class Sari Roti. Beragam kegiatan yang ditujukan untuk anak-anak juga dilakukan oleh ROTI, yaitu Bobo Fair 2012 yang diselenggarakan di Jakarta dan Surabaya, serta Kalbe Science Junior Fair yang diselenggarakan pada September 2012. Selain itu, ROTI bekerja sama dengan Kidzania Jakarta dengan membuka Bread House Sari Roti. ROTI juga membuka kios Sari Roti di beberapa tempat wisata terutama pada hari-hari libur. Sebagai salah satu usaha untuk memberikan informasi yang bermanfaat kepada konsumen, pada tahun 2012, ROTI bekerja sama dengan ahli gizi untuk membagi informasi seputar makanan dan asupan gizi yang tepat serta mengenai kesehatan secara umum. Kegiatan promosi lain yang dilaksanakan selama tahun 2012 antara lain: • Paket Liburan ke Disneyland Hongkong dan Macau, • Promo Paket Buka Puasa Praktis Sari Roti, • Xia Junsu 1st Asia Tour Jakarta, • Snowbay Concert 3rd Anniversary. Penjualan Saluran distribusi produk ROTI dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu: • Modern channel, yaitu minimarket, supermarket dan hypermarket. • Traditional channel, yaitu pedagang roti keliling dari rumah ke rumah serta toko-toko kelontong (toko P&D) 99
•
Institution, yaitu sebagai bahan baku untuk produk makanan lainnya.
Masa berlaku produk ROTI selama 5 hari. Namun, untuk menjaga kesegaran produk, ROTI melakukan penarikan atas produk-produk yang telah berumur 4 hari. Produk yang kadaluarsa ditarik oleh Bagian Distribusi dari pelanggan dan diterima di gudang produk kadaluarsa beserta dokumen penarikannya. Kemudian produk tersebut dihancurkan dengan mesin pencacah dan dijual kepada pengumpul untuk digunakan sebagai makanan ternak. Produk yang cacat dalam produksi dipisahkan dari produk lainnya, kemudian dijual kepada pengumpul bersama dengan produk-produk kadaluarsa yang ditarik oleh Bagian Distribusi. Kekuatan ROTI terletak pada keterpaduan (integrasi) operasi dalam cara kerja yang saling melengkapi dalam tiap bagian perusahaan serta bekerja sama dengan pemasok bahan baku dan pelanggan (supply chain management) sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan. Persaingan Usaha Industri roti di Indonesia terdiri dari: • Industri yang memproduksi secara massal, seperti kegiatan usaha ROTI; • Industri rumah tangga (usaha kecil); dan, • Industri toko roti (boutique bakery). Ketiga industri tersebut seluruhnya memberikan pasokan produk roti untuk kebutuhan penduduk Indonesia. Industri roti merupakan industri yang bersaing secara sempurna. Tren industri selama 5 tahun ke depan tetap berpotensi seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan kebutuhan akan jenis makanan yang praktis, serta keanekaragaman makanan. Sebagai industri yang bersaing secara sempurna, investor dapat masuk dan keluar dengan hambatan yang tidak terlalu tinggi. Investor dapat masuk dengan memproduksi secara masal, melakukan usaha kecil dan menengah atau membuka toko roti antara lain seperti industri toko roti dengan format waralaba (franchising). Dalam hal ini, pesaing terdekat ROTI adalah perusahaan yang termasuk dalam industri roti yang diproduksi secara massal dan private label (merk yang diproduksi oleh peritel). Corporate Social Responsibility Sebagaimana diatur dalam UUPT dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar Perseroan. ROTI telah melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan antara lain memberikan bantuan kepada korban bencana alam, pemberian kurban dalam acara Idul Adha, mudik gratis menjelang lebaran, bakti sosial kesehatan dan lain sebagainya. Penghargaan ROTI kembali mendapatkan penghargaan Top Brand dan Top Brand for Kids untuk keempat kalinya secara berturut-turut. ROTIberhasil menduduki urutan pertama dalam kategori makanan dan minuman untuk roti tawar dengan nilai Top Brand Index (TBI) sebesar 71,1% pada penghargaan Top Brand Award 2012, sementara pada Top Brand for Kids 2012, Perseroan meraih nilai TBI sebesar 74,5%. Penghargaan ini didasarkan kepada survei yang dilakukan terhadap produk-produk di pasaran yang dilaksanakan di delapan kota besar, yaitu Bandung, Jakarta, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya, Balikpapan dan Pekan Baru. 3. IDM IDM bergerak di bidang penjualan eceran berbentuk minimarket. Kantor pusat IDM terletak di Jalan Ancol 1 Nomor 9 – 10, Ancol Barat, Jakarta Utara, Jakarta, Indonesia. Pada era tahun 1980, peningkatan daya beli konsumen telah menyebabkan pergeseran perilaku belanja konsumen dari pasar tradisional ke pasar modern. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya pusat perbelanjaan modern yang dibuka di kota-kota besar. 100
Dengan mempertimbangkan hal tersebut dan dalam rangka menangkap peluang pasar yang ada, maka IDM pada tahun 1988 membuka toko pertamanya di Ancol, Jakarta dengan nama Indomart. Berbeda dengan pusat perbelanjaan lainnya, IDM lebih fokus pada penyediaan kebutuhan pokok dan sehari-hari. Adanya himbauan pemerintah pada tahun 1997 untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka IDM mengubah logo dari Indomart menjadi Indomaret, sehingga sampai saat ini IDM dikenal dengan nama Indomaret. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah memenuhi perijinan berdasarkan peraturan yang berlaku. Toko Pada tahun 1997, IDM mulai memperkenalkan dan mengembangkan sistem waralaba untuk toko Indomaret dengan toko waralaba pertama dibuka di Jakarta. Dalam perkembangannya, toko Indomaret mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 8 Mei 2013, IDM telah mengelola 7.611 toko yang terdiri dari 4.975 toko milik sendiri dan 2.636 toko yang dikelola dengan sistem waralaba. Selain sebagai area penjualan, IDM juga menyewakan beberapa area strategis di ruangan toko seabgai alat promosi kepada pihak ketiga baik produsen maupun pemasok, seperti penyewaan gondola dan floor display. IDM juga menyewakan teras toko kepada pihak ketiga yang berkeinginan untuk berwirausaha dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan oleh IDM. Pusat Distribusi IDM merupakan perusahaan perdagangan ritel yang fokus pada usaha minimarket sehingga harus ditunjang dengan sistem distribusi yang baik. Sistem distribusi IDM menerapkan teknologi yang canggih dengan menggunakan digital picking system yang memungkinkan IDM menjalankan distribusi dengan andal, canggih dan efisien. Dukungan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya, distribusi ke seluruh toko Indomaret dapat terlayani dengan baik sehingga pusat distribusi Indomaret menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, IDM memiliki 17 pusat distribusi. Pusat distribusi merupakan sentral pengadaan produk Indomaret yang berlokasi di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Parung, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Jember, Malang, Lampung, Palembang, Medan, Makassar dan Denpasar. Barang-barang yang telah dibeli dari pemasok barang akan dipusatkan di pusat distribusi yang kemudian akan disalurkan ke tiap-tiap toko yang berada dalam wilayah pusat distribusi tersebut. Proses penyaluran yang efisien dan efektif merupakan merupakan tujuan utama dibentuknya pusat distribusi kedalam 17 (tujuh belas) wilayah agar pasokan barang ke tiap-tiap toko dapat terjaga baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Dari 17 (tujuh belas) pusat distribusi yang hingga kini beroperasi terdapat 8 (delapan) pusat distribusi yang lahan dan bangunannya dimiliki oleh IDM, 8 (delapan) yang lahan dan bangunannya disewa dari pihak lain dan 1 (satu) yang lahannya merupakan lahan pinjam pakai. Tabel berikut menggambarkan rincian lokasi jaringan pusat distribusi (Distribution Center (“DC”)) IDM: NO. 1.
WILAYAH DC DC Bali
2.
DC Bandung
3.
DC Cirebon
ALAMAT Jl. Raya Mengwi-Singaraja Br. Dinas Binong Werdi Jl. Jend. A. Yani No. 806, Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, Bandung Jl. Pangeran Antasari, Blok Petapan, RT.02, RW.01, Desa Kejuden, Kec. Depok, Kab. Cirebon
101
ALAS HAK/STATUS KEPEMILIKAN Sewa berlaku hingga 30 Juni 2022 Sewa berlaku hingga 31 Desember 2015
Sewa belaku hingga 31 Januari 2021
NO. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10.
11.
12. 13. 14.
WILAYAH DC DC Tangerang
ALAMAT Jl. Raya Serang RT.03, RW.01 KM.09 No.1ª ,Desa Kadu, Kec. Curug, Kab. Tangerang DC Bekasi Jl. Jababeka Raya Blok A No. 6-15 RT.004/006, Desa Pasir Gombong, Kec. Cikarang Utara, Kab. Bekasi DC Jember Jl. Pierre Tendean, No. 99 A Kel. Karangrejo, Kec. Sumbersari, Kab. Jember DC Palembang Jl. Pangeran Ayin RT.005 RW.003 Kel. Sukamaju, Kec. Sako, Palembang DC Sentul KP. Jembatan Hitam, Rt.03, RW.010, Desa Cijujung, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor DC Bandar Lampung Jl. Tembesu, No. 8, Kel. Campang Raya, Kec. T. Karang Timur, Bandar Lampung DC Medan Jl. Industri Dusun I No. 60, Desa Tanjung Morawa – B, Kec. Tanjung Morawa, Kab. Deli Serdang DC Jogja Jl. Ring Road Barat, Salakan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta DC Surabaya Jl. Jenggala no. 22, Desa Gedangan, Kec. Gedangan, Kab. Sidoarjo DC Parung Jl. Pembangunan Raya, RT 01/02 No. 21A Desa Gunungsindur, Kab. Bogor DC Semarang Jl. Tugu Industri I Kav. 2-4 (Kit Wijaya Kusuma), kel. Randugarur, Kec. Tugu, Semarang
15.
DC Jakarta
16.
DC Malang
17.
DC Makassar
Jl. Ancol Barat VIII/2, Kel. Ancol, Kec. Pademangan, Jakarta Utara Jl. Mayjend Sungkono, Kel. Wonokoyo, Kec. Kedung Kandang, Kota Malang, Propinsi Jawa Timur Jl. Kima 10, Kav.A.5 dan A.5A, Makassar
ALAS HAK/STATUS KEPEMILIKAN Sewa berlaku hingga 1 Februari 2025 Pinjam pakai tanah atas nama PT indomarco Adi Prima sebagaimana termaktub dalam HGB No. 24 / Pasirsari dan HGB No. 23 / Pasirsari HGB No. 43/Karangejo berlaku hingga 20 Juni 2036 Sewa berlaku hingga 30 April 2021 Sewa berlaku hingga 2 Agustus 2020 HGB No. 930/C.R berlaku hingga 12 Desember 2026 HGB No. 801/Tanjung Morawa berlaku hingga 29 April 2029 HGB No. 437/Trihanggo berlaku hingga 23 Maret 2039 HGB No. 38/Gedangan berlaku hingga 28 Desember 2028 HGB No.181/Gunung Sindur berlaku hingga 23 November 2035 HGB No. 45/Randugarut, HGB No. 51/Randugarut, HGB No. 52/Randugarut, dan HGB No. 63/Randugarut berlaku hingga 24 September 2007 Sewa berlaku hingga 31 Desember 2015 HGB No. 451/Wonokoyo berlaku hingga 8 Mei 2029 Sewa berlaku hingga 3 Maret 2021
Seluruh DC IDM dilengkapi dengan peratalan dan teknologi yang modern yang mendukung pelaksanaan fungsi DC sebagai pusat penerimaan dan pendistribusian barang kepada setiap toko IDM. Masingmasing DC mengirimkan barang kepada tiap-tiap toko secara teratur, efisien dan tepat waktu sesuai dengan perhitungan akurat yang menjamin ketersediaan barang disetiap toko dan memastikan kualitas barang-barang tersebut tetap terjaga. Produk dan Jasa Eksistensi dan perkembangan toko Indomaret didukung oleh tim merchandising dalam menangani pemilihan, pengadaan dan pengembangan produk; kerja sama dengan lebih dari 1.000 mitra pemasok; strategi penetapan harga yang tepat serta pengelolaan pemajangan produk. Sesuai dengan moto ”mudah dan hemat”, toko Indomaret ditempatkan di lokasi-lokasi strategis sehingga mudah dijangkau dan menyediakan lebih dari 9.000 produk makanan, non-makanan, kebutuhan pokok dan produk segar dengan harga hemat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari konsumen. Dengan sistem teknologi mutakhir, IDM terus berupaya menyediakan beragam produk dan jasa inovatif yang sesuai dengan perkembangan gaya hidup untuk memastikan kemudahan, kenyamanan dan kepraktisan konsumen dalam berbelanja. IDM telah mengembangkan lebih dari 300 produk private label dengan harga ekonomis dan kualitas prima yang memberikan nilai tambah bagi konsumen Indomaret, sedangkan dari segi layanan, IDM telah mengembangkan berbagai layanan yang inovatif, antara lain: • Indomaret Card • ATM Indomaret • Jak Card • T Cash • Western Union • Pesan Antar Ambil Indomaret (PAAI).
102
Pemasok IDM senantiasa memilih produk yang berkualitas dan dibutuhkan oleh konsumen dengan harga terjangkau. Pertimbangan IDM dalam memilih pemasok adalah tingkat harga, kualitas produk dan ketepatan waktu pengiriman dan penerimaan produk. Saat ini IDM telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 1.000 pemasok sehingga memberikan IDM keunggulan dalam variasi produk di tokonya dibandingkan dengan pesaing usaha lainnya. Waralaba Bisnis waralaba kini telah menjamur di Indonesia. Perkembangannya yang pesat mengindikasikan sebagai salah satu bentuk investasi yang menarik, sekaligus membantu pelaku usaha dalam memulai suatu usaha sendiri dengan tingkat kegagalan yang rendah. Sebagai strategi ekspansi yang melibatkan modal pihak lain, bisnis waralaba mau tidak mau harus transparan dan konsepnya saling menguntungkan serta saling percaya di antara pewaralaba dengan terwaralaba (franchisee). Minimal selama 5 tahun bisnis waralaba tersebut mampu membuktikan sebagai perusahaan sehat, yang didukung oleh sistem dan format bisnis yang telah teruji. Bidang usaha yang relatif stabil adalah bisnis ritel. Di Indonesia bisnis ini terus berkembang seirama dengan kebutuhan penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Salah satu bisnis ritel yang melayani kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari adalah minimarket. IDM yang tetap konsisten berkecimpung di bidang minimarket dikelola secara profesional dan dipersiapkan memasuki era globalisasi. Pada tahun 1997 IDM memperkenalkan sistem kemitraan kepemilikan dan pengelolaan toko dengan cara waralaba. Mitra usaha waralaba ini meliputi: koperasi, badan usaha dan perorangan. Sistem waralaba Indomaret telah teruji keberhasilannya dengan diperolehnya penghargaan dari Presiden Republik Indonesia sebagai Perusahaan Waralaba Nasional, pada tahun 2003. Program waralaba Indomaret yang tidak rumit terbukti dapat diterima masyarakat. Bahkan, sinergi pewaralaba (Indomaret) dan terwaralaba (masyarakat) ini merupakan salah satu keunggulan domestik dalam memasuki era globalisasi. Keuntungan Waralaba Indomaret: • Transformasi Pengetahuan Bergabung dengan Indomaret, akan banyak diperoleh pengetahuan bisnis toko modern dan sekaligus menempatkan Anda sebagai pelaku bisnis. • Potensi Pasar Bantuan survey lokasi dari Indomaret akan memperkaya wawasan mengenai potensi dan strategis tidaknya suatu lokasi. • Tidak full time Dukungan sistem operasional toko yang terintegrasi, membuat para investor tidak perlu terlibat secara full time dalam operasional toko ataupun meninggalkan pekerjaan sebelumnya. • Peluang Berkembang Investor dapat memiliki lebih dari 1 (satu) unit toko dengan tingkat kesibukan yang sama dan dapat diatur. • Minimalisasi Risiko Perencanaan matang, mulai survey lokasi sampai dengan pembukaan toko, kecepatan distribusi dan kelengkapan barang dagangan, serta dukungan manajemen toko yang solid akan membantu investor dalam menekan risiko kerugian. Persaingan Usaha Persaingan usaha di bisnis mini market tidak hanya sebatas dengan pemain di bisnis minimarket namun juga bersaing dengan bisnis toserba, supermarket dan hypermarket. Saat ini IDM bersaing secara langsung dengan Alfamart, Alfamidi, Yomart, Starmart, 7/11, Lawson, Family Mart, dan Circle K.
103
Aspek-aspek utama dalam persaingan dibidang usaha perdagangan ritel adalah sebagai berikut: • Harga : penawaran harga murah sebagai alat persaingan; • Pelayanan : memberikan pelayanan yang lebih baik; • Kualitas : menyediakan produk-produk yang bermutu; dan • Promosi : secara menarik dan berkesinambungan. Persaingan yang semakin ketat dan tuntutan konsumen yang semakin kritis menyebabkan IDM dituntut untuk lebih produktif dan berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usahanya guna mempertahankan pangsa pasar dan pendapatan IDM. Untuk mengantisipasi persaingan usaha tersebut, IDM telah menjalankan langkah-langkah utama sebagai berikut: • Menambah jumlah toko; • Menanamkan persepsi ”mudah dan hemat”; • Mengembangkan sistem waralaba; • Meningkatkan mutu pelayanan; • Melakukan promosi yang berkesinambungan; • Menjalankan program loyalitas konsumen; dan • Membina hubungan dengan pemasok. Pemasaran dan Promosi Target pasar IDM melalui toko Indomaret adalah semua kalangan masyarakat di Indonesia. Strategi pemasarannya diintegrasikan dengan kegiatan promosi yang dijalankan secara berkala dengan berbagai metode sesuai dengan jenis produk dan fokus target pasarnya. Dalam rangka membuka toko baru, IDM cenderung untuk memilih lokasi yang dekat dengan perumahan, perkantoran dan fasilitas umum berdasarkan pada prinsip IDM, yaitu ”mudah dan hemat”. IDM memiliki strategi pemasaran dan promosi jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengantisipasi perkembangan kondisi pasar, persaingan usaha dan perubahan kebutuhan konsumen dalam rangka pertumbuhan bisnis yang baik. Strategi jangka pendek IDM antara lain: 1) Pemilihan produk yang tepat termasuk penawaran produk baru setiap minggu; 2) Penataan produk yang menarik dan mudah dicari; 3) Pengendalian tingkat ketersediaan produk agar tidak terjadi kekurangan atau kelangkaan produk baik di pusat distribusi maupun di toko; dan 4) Kerjasama dengan pemasok dalam bentuk aktivitas promosi atau pemajangan produk. Adapun untuk strategi jangka panjang IDM antara lain: 1) Pengembangan jaringan distribusi yang lebih terpadu sehingga melancarkan ketersediaan produk di toko; 2) pengembangan jaringan promosi dimana konsumen melakukan untuk membeli di toko; 3) pemilihan toko yang strategis dan pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen; dan 4) pengembangan program loyalitas konsumen secara berkesinambungan. Strategi pemasaran IDM tidak terlepas dari kegiatan promosi produk. IDM secara berkala menjalankan program-program promosi dengan berbagai cara seperti memberikan harga khusus, undian berhadiah, ataupun hadiah langsung untuk produk tertentu yang ditawarkan, antara lain sebagai berikut: • ”Harga Heboh”: promosi mingguan yang memberikan harga sangat murah untuk produk-produk kebutuhan sehari-hari. • “Super Hemat”: leaflet edisi dua mingguan yang mempromosikan produk-produk dengan harga hemat sebagai panduan bagi konsumen untuk belanja hemat. • “Promosi Bulan Ini”: promosi bulanan atas produk tertentu dalam bentuk pemberian hadiah langsung atau potongan harga.
104
Dalam upaya meningkatkan brand image sampai ke tingkat dunia, Indomaret berhasil menjadi ”Official Event Store” (OES) Piala Dunia 2010 dengan menyisihkan peritel-peritel besar di Indonesia. Dengan terpilihnya Indomaret sebagai OES oleh Global Brands Group - sebagai pemegang lisensi ekslusif FIFA di seluruh dunia - maka Indomaret menjadi toko resmi yang menjual produk Piala Dunia 2010 serta berhak menggunakan logo dan atribut Piala Dunia 2010 pada setiap kegiatan promosi di Indonesia. Terpilihnya Indomaret sebagai OES merupakan keberhasilan yang berkaitan erat dengan pengalaman, kemampuan dan luasnya jaringan Perusahaan sehingga menjadi yang terbaik di bidang usahanya. Untuk 5 (lima) tahun ke depan, strategi pemasaran IDM melalui Indomaret fokus kepada: • Diversifikasi dan Diferensiasi Bisnis • Efektivitas Promosi; dan • Brand Activation Sistem Teknologi Informasi Laju pertumbuhan toko Indomaret yang cepat dengan transaksi lebih dari 45 juta struk per bulan, dapat terlaksana karena didukung oleh sistem teknologi informasi yang andal. Sistem tersebut terintegrasi pada setiap point of sales (POS) kasir di semua toko yang mencakup sistem penjualan, persediaan, dan penerimaan barang. Teknologi di POS kasir tersebut sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan jumlah toko dan transaksi pada masa depan. Untuk mempercepat pelayanan dan kenyamanan berbelanja di kasir, Indomaret menggunakan pemindai (scanner barcode), pembayaran dengan Indomaret Card, Jak Card, pembayaran debit dan penarikan tunai dari berbagai bank. Dalam bidang distribusi barang, Indomaret menerapkan Digital Picking System dan Tail Gate System pada setiap pusat distribusinya. Kedua sistem ini mempercepat dan meningkatkan efisiensi proses pengambilan barang dari rak penyimpanan dan pemuatan barang ke armada pengiriman maupun penurunan barang di toko Indomaret. Corporate Social Responsibility 1) Beasiswa, Renovasi Bangunan Sekolah dan Bantuan Pendidikan IDM rutin memberikan beasiswa kepada siswa sekolah dasar yang berprestasi tetapi kurang mampu. Tahun 2012 telah diberikan beasiswa kepada 1.700 siswa SD di 340 Sekolah Dasar. Selain beasiswa, IDM turut membantu memberikan sarana belajar mengajar kepada sekolah untuk meningkatkan prestasi anak didik sekolah bersangkutan. Bersamaan dengan pemberian beasiswa kepada siswa SD, IDM setiap tahun juga melakukan renovasi bangunan dan sarana prasarana pendidikan untuk Sekolah Dasar dan Pendidikan Anak Usia Dini. 2) Donasi Konsumen IDM untuk anak Indonesia melalui UNICEF IDM mengajak pelanggan dan konsumen IDM untuk ikut membantu anak Indonesia dengan mendonasikan uangnya melalui IDM bekerja sama UNICEF. Hasil penggalangan dana akan digunakan untuk peningkatan gizi balita dan Pendidikan Anak Usia Dini. 3) Donor Darah Donor darah di adakan rutin setiap 3 bulan sekali serentak di semua kantor wilayah operasi IDM. Tahun 2012 peserta donor darah sejumlah 4.909 orang dan berhasil diambil darahnya sejumlah 3.704 orang. Selain karyawan Indomaret grup donor darah diikuti oleh warga sekitar IDM. 4) Laundry BNN LIDO IDM memberikan peralatan mesin laundry dan pelatihan kepada BNN LIDO dengan tujuan untuk melatih dan mempersiapakan para mantan pecandu narkoba yang telah menjalani rehabilitasi agar siap bekerja kembali di tengah masyarakat setelah selesai menjalani masa rehabilitasi.
105
5) Festival Vocal Group Indomaret (FOGI) dan Lomba Gambar Anak Indomaret Festival Vocal Group Indomaret merupakan bentuk kepedulian IDM pada anak Indonesia yang berbakat pada bidang musik dan seni suara untuk menyalurkan bakatnya. 6) Mudik Bareng Indomaret Sedikitnya 5.000 konsumen IDM diangkut dengan 100 bus mudik dari Jakarta menuju kota – kota di Jawa Tengah pada Mudik Bareng Indomaret yang terakhir diadakan pada tanggal 15 Agustus 2012. Mudik Bareng Indomaret juga dilakukan di Surabaya menuju kota sekitar Jawa Tengah. Hal ini dilakukan untuk membantu pemerintah dalam upaya mengurangi permasalahan mudik lebaran tiap tahun. 7) Pengobatan Gratis Bertempat di Kantor Kelurahan Kadujaya Kecamatan Curug, pada 9 Mei 2013 Indomaret melakukan pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar. Selain pengobatan diberikan paket sembako untuk membantu meringankan beban masyarakat yang ekonominya kurang mampu. 8) Jalan Sehat bersama Indomaret a) Jalan sehat bersama Indomaret 20 Juni 2012 di Bumi Karawaci Tangerang; b) Jalan sehat bersama Indomaret 15 Juli 2012 di Sudirman Indah Tangerang. 9) Bantuan Korban Banjir IDM wilayah operasi Tangerang turut meringankan beban korban banjir dengan memberikan bantuan bahan makanan, air minum dan obat-obatan kepada para korban banjir di beberapa lokasi di: Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Menceng, Kecamatan Ciwandan, Kecamatan Tiga Raksa, Kecamatan Rangkas Bitung, Kecamatan Kragilan dan Kelurahan Kapuk. Penghargaan No. 1. 2.
Pihak Pemberi Penghargaan PT Telkomsel Retail Asia Pasific
3. 4. 5. 6.
Badan Narkotika Nasional Majalah Elshinta Superbrand Kementerian Hukum & HAM
7. 8.
Majalah SWA Majalah Info Franchise
9.
Majalah Info Franchise
10. 11.
Coca Cola Gubernur DKI Jakarta
12. 13. 14. 15.
Suara Merdeka Royal Prima Musikindo AMI Award AMI Award
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
AMI Award PT XL Axiata Tbk PT XL Axiata Tbk PT Telkom Tbk (Flexy) Grup Orang Tua Kementerian Perhubungan RI Superbrand Gubernur DKI Jakarta
Penghargaan Penghargaan dari PT Telkomsel atas Kerjasama selama 17 tahun Retail Asia Pasific Top 500 Award 2012 Kategori Top 10 Retailers Award – Bronze Penghargaan atas Kepedulian Terhadap Pemberantasan Narkoba Elshinta Award- Kategori The Giant Brand Superbrand 2012 Kategori Minimarket Penghargaan Hak Intelektual Indonesia ( Haki ) - Kategori 100% Piranti Lunak Asli Indonesia Original Brand 2012 Kategori Minimarket The Fastest Growing Franchise & Business Opportunity 2011 Kategori Bisnis Ritel Minimarket The Franchise & Business Opportunity Market Leader 2011 Kategori Bisnis Ritel Minimarket Highest Sales Growth Achievement for 2011 (Indomaret & Indogrosir ) Penghargaan Apresiasi Lingkungan Hidup - Ritel Pengguna Kantong Plastik Ramah Lingkungan yang Konsisten Satria Brand Award - Pencapaian Tertinggi Kategori Minimarket Platinum Award untuk Album Suara Emas Sang Juara Anugerah Musik Indonesia Award 2011 Kategori Lagu Anak-anak Terbaik Anugerah Musik Indonesia Award 2011 Kategori Produser Musik Lagu Anak-Anak Terbaik Anugerah Musik Indonesia Award 2011 Kategori Grup Anak Best Non Traditional Dealer 2011 Best Dealer Performmance 2011 Best Retail Market Best Channel Award 2011 Mitra Tango Tahun 2011 Penghargaan Mudik Bareng Indomaret Superbrand 2010-2011 Kategori Minimarket Penghargaan Apresiasi Lingkungan Hidup - Ritel Pengguna Kantong Plastik Ramah Lingkungan yang Konsisten
106
Tahun 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2010 2010 2010
No. 24. 25. 26. 27. 28.
Pihak Pemberi Penghargaan World Choir Games PT Indosat SWA Aprindo Retail Asia Pasific
29.
Presiden Megawati
Penghargaan Grand Champion World Choir Games Kategori POP, China Indosat Award For Bangking Retail Partner Top 250 Indonesian Original Brand 2009- Kategori Merek Korporat Indonesian Retailers Award Kategori Best Total Store Retail Asia Pasific Top 500 Award Tahun 2005 Kategori Top Retailer 2005 - Silver ( Intraco Group ) Perusahaan Waralaba Unggul 2003
Tahun 2010 2009 2009 2006 2005 2003
D. STRATEGI DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN Tinjauan Industri Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan bergerak di kisaran sekitar 6,2%-6,6% pada tahun 2013, maka diharapkan akan mempengaruhi positif, pertumbuhan pada industri barang konsumsi, makanan dan eceran. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus berkembang dan tidak akan terpengaruh banyak oleh lingkungan global yang tidak menentu dipengaruhi oleh krisis Eropa dan Amerika Serikat. Inflasi (%)
PDB (%) 12,00%
8,00%
11,06%
10,00%
6,00%
6,35%
6,22%
6,01%
4,00%
6,49%
6,50% 6,50% 6,50% 6,23% 6,30% 6,40% 6,44%
8,00% 6,96% 6,00%
4,63%
6,05%
6,01%
4,00%
2,00% 2,00%
3,79%
5,33%
6,15% 5,28%
4,28%
5,27% 4,16%
2,78%
0,00%
0,00%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 F2013F2014F2015F2016F2017F2018
2007 2008 2009 2010 2011 2012 F2013 F2014 F2015 F2016 F2017 F2018
Sumber : IMF, CEIC, BPS, diolah kembali per April tahun 2013
Sumber : IMF, CEIC, BPS, diolah kembali per April tahun 2013
Angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto selama lima tahun terakhir dan proyeksi selama lima tahun ke depan (IMF, CEIC, BPS) menunjukkan perekonomian yang kuat dan didorong oleh menguatnya konsumsi domestik. Sementara itu, kebijakan ekonomi telah memberikan lingkungan ekonomi yang stabil untuk bisnis dapat tumbuh dengan berkurangnya volatilitas dalam nilai tukar dan inflasi yang terkendali. Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar ke-empat di dunia dengan mayoritas penduduk yang relatif muda di bawah usia 30 tahun dan merupakan potensi pasar yang sangat besar. Populasi (dlm jutaan)
PDB per kapita (dlm US dollars)
270 260 250 240 230
227
231
234
237
241
244
247
251
255
258
262
266
6.000 5.000 3.510 3.592
4.000
2.000
4.105
4.429
5.136
5.569
2.985
3.000
220
3.816
4.762
1.897
2.211 2.299
1.000
210 200
2007 2008 2009 2010 2011 2012 F2013 F2014 F2015 F2016 F2017 F2018
2007 2008 2009 2010 2011 2012 F2013 F2014 F2015 F2016 F2017 F2018
Sumber : IMF, CEIC, BPS, diolah kembali per April tahun 2013
Sumber : IMF, CEIC, BPS, diolah kembali per April tahun 2013
Selain itu, dengan meningkatnya pendapatan per kapita dan diperkirakan akan tetap meningkat pesat, terutama pada segmen pendapatan menengah ke bawah yang memiliki jumlah populasi terbesar dan merupakan pangsa pasar yang sangat menjanjikan untuk sektor yang memiliki eksposur di pangsa pasar tersebut dimana dengan meningkatnya pendapatan di segmen pendapatan tersebut maka tingkat konsumsi dan gaya hidup akan berubah dan mungkin akan lebih condong untuk mengkonsumsi produk dan jasa yang lebih sehat dan kemasan lebih menarik yang ditawarkan oleh distribusi modern termasuk minimarket, supermarket dan hypermarket termasuk minat untuk makan di restoran dan café.
107
Prospek & Strategi Usaha Prospek pengembangan bisnis teknologi informasi, terutama jasa akses internet yang menjadi kegiatan usaha Perseroan diperkirakan tidak akan membuahkan hasil yang berbeda jauh dengan kondisi sekarang. Hal tersebut karena semakin meningkatnya persaingan di jasa akses internet, sumber daya yang dimiliki Perseroan dan kondisi bisnis Perseroan saat ini, sehingga Perseroan merasa harus menelaah kembali strategi dan perencanaan pengembangan bisnis dengan tujuan untuk memberikan hasil usaha yang lebih menarik bagi para investor dan pemegang saham. Oleh karena itu, Perseroan merencanakan untuk melepaskan kegiatan usaha jasa akses internet dan melakukan pengembangan usaha di industri yang lebih baik prospeknya. Dengan mempertimbangkan kondisi makroekonomi dan prospek berbagai sektor yang ada, Perseroan mengambil keputusan bahwa melakukan investasi di perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi dan ritel adalah salah satu bisnis yang menjanjikan. Perseroan melihat suatu peluang usaha yang baik pada sektor barang konsumsi dan ritel Indonesia sebagai salah satu lahan bisnis yang baik untuk meningkatkan kinerja keuangan Perseroan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi yang baik, meningkatnya pendapatan masyarakat terutama segmen pendapatan kelas menengah yang merupakan populasi mayoritas, perubahan gaya hidup, semakin beragamnya barang konsumsi dan bertumbuhnya pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran dan perumahan modern mendukung berkembangnya sektor barang konsumsi dan ritel di Indonesia sehingga diharapkan pertumbuhan bisnis di sektor tersebut memiliki prospek usaha yang baik. Dalam jangka pendek, Perseroan akan fokus untuk mengelola investasinya di FAST, ROTI dan IDM, sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, Perseroan tetap mempertimbangkan kemungkinan investasi baru yang menguntungkan baik di sektor yang sama maupun sektor lain yang dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. E. TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) Tata kelola perusahaan yang baik menjadi fokus yang penting dalam kegiatan usaha Perseroan dan dalam mencapai tujuan usaha. Hal ini dilakukan oleh Perseroan untuk meningkatkan kepercayaan dari pelanggan, mitra usaha dan pemegang saham. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan sehat dan berkesinambungan akan menjadi pedoman dalam menjalankan bisnis yang baik dan sehat pula. Dewan Komisaris Tugas dan wewenang Dewan Komisaris secara rinci dituangkan dalam anggaran dasar Perseroan yang intinya bertugas untuk mengawasi jalannya Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan nasihat serta masukan-masukan kepada Direksi. Sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan, Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Komisaris. Direksi Tugas dan wewenang Direksi secara garis besar adalah bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Perseroan, mengelola Perseroan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundangan yang berlaku, menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap kegiatan usaha Perseroan. Untuk semakin meningkatkan profesionalisme, Direksi senantiasa mengikuti program-profram seminar maupun pelatihan sesuai dengan bidang masing-masing dan aktif dalam komunitas terkait. Penetapan remunerasi pengurus dan pengawas Perseroan ditetapkan dalam RUPS.
108
Komite Audit Komite Audit Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang yang diketuai oleh Komisaris Independen. Tugas Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya dengan memberikan pendapat profesional kepada Dewan Komisaris diantaranya melakukan penelaahan atas laporan keuangan, penelaahan efektifitas pelaksanaan audit yang dilakukan oleh kantor akuntan publik, penelaahan tingkat kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Ketua Komite Audit dijabat oleh H. Achmad Sofyan dengan anggota H. Parman Zuharman Djakaria dan Moni Rejeki. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan bertugas antara lain mengikuti perkembangan pasar modal, khususnya peraturan yang berlaku di pasar modal dan member masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan pasar modal yang berlaku, memberikan pelayanan informasi yang berkaitan dengan kondisi Perseroan kepada publik dan/atau pemegang saham dan sebagai penghubung antara Perseroan sebagai Emiten dengan OJK dan masyarakat, menyiapkan daftar khusus tentang Direksi, Komisaris dan keluarganya baik dalam Perseroan maupun yang berelasi meliputi kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peran lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan Perseroan dan fungsi lainnya. Sekretaris Perusahaan Perseroan dijabat oleh Evensius Go. Sistem Pengendalian Internal Untuk meyakinkan bahwa suatu organisasi berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan, maka Perseroan menjalankan Sistem Pengendalian Internal untuk menjaga bahwa segala sesuatunya telah berjalan sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. Perseroan memberlakukan Sistem Pengendalian Internal untuk memberikan jaminan kebenaran informasi keuangan, efektifitas dan efisiensi proses pengelolaan Perseroan serta kepatuhan kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
109
XI. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Berikut ini disajikan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008 dan laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 1 Januari 2011/31 Desember 2010, melalui laporannya tertanggal 26 Maret 2013. Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Krisnawan, Busroni, Achsin & Alamsyah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai laporan keuangan Perseroan disusun dengan anggapan bahwa Perseroan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, baik secara prospektif maupun restrospektif, melalui laporannya tertanggal 15 Maret 2012. Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2009 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Krisnawan, Ak. dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai Perseroan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, kondisi ekonomi dan tindakan yang ditempuh serta rencana yang dibuat oleh manajemen Perseroan untuk meningkatkan kondisi keuangan tersebut dan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, baik secara prospektif maupun retrospektif, melalui laporannya tertanggal 12 April 2010. Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2008 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Eddy Sutjahjo, Ak. MM dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai Perseroan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan pengungkapan kondisi ekonomi dan tindakan yang ditempuh serta rencana yang dibuat oleh manajemen Perseroan untuk meningkatkan kondisi keuangan tersebut, melalui laporannya tertanggal 25 Maret 2009. Laporan Posisi Keuangan (dalam jutaan Rupiah) Keterangan ASET Aset Lancar Kas dan bank Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain – pihak ketiga Pajak pertambahan nilai dibayar di muka Biaya dibayar di muka Uang muka Total Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset tetap, neto Aset pajak tangguhan, neto Piutang pihak berelasi Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET
2012
2011*)
1.107
818
9 1.719 17 11 20 2.883
13.731 207 13.938 16.821
110
31 Desember 2010*)
2009*)
2008*)
587
90
1.674
84 1.052 32 53 243 2.282
385 248 29 247 114 1.610
132 243 115 693 1.273
3.240 275 5.189
14.278 149 14.427 16.709
14.808 75 14.883 16.493
14.930 41 14.971 16.244
12.217 854 2.500 15.571 20.760
Keterangan LIABILITAS DAN EKUITAS LIabilitas Jangka Pendek Utang pihak-pihak berelasi Utang usaha – pihak ketiga Utang lain-lain – pihak ketiga Beban akrual Utang pajak Pendapatan diterima di muka Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL LIABILITAS Ekuitas Modal saham Tambahan modal disetor Defisit Ekuitas Neto TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS *)
2012
2011*)
1.360 1.444 3 376 132 18
1.359 845 3 1 1.388 2 8
9 3.342
31 Desember 2010*)
2009*)
2008*)
1.180 229 2.377 183
968 36 244 396 2.359 339 -
8.786 2.564 -
35 3.641
31 4.000
4.342
11.350
778 778 4.120
10 577 587 4.228
45 439 484 4.484
342 342 4.684
11.350
46.000 (2.325) (30.974) 12.701 16.821
46.000 (2.325) (31.194) 12.481 16.709
46.000 (2.325) (31.666) 12.009 16.493
46.000 (2.325) (32.115) 11.560 16.244
46.000 (2.325) (34.265) 9.410 20.760
disajikan kembali
Laporan Laba Rugi Komprehensif (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Keterangan Pendapatan Beban pokok pendapatan Laba bruto Beban penjualan Beban umum dan administrasi Pendapatan operasi lainnya Beban operasi lainnya Laba usaha Biaya keuangan Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan, neto Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain Total laba komprehensif tahun berjalan Laba per saham dasar (Rupiah penuh) *)
2012 13.928 8.557 5.371 (103) (4.680) 48 (283) 353 (3) 350 (129) 221 221 1,20
disajikan kembali
111
2011*) 18.372 13.615 4.757 (55) (3.884) 103 (187) 734 (7) 727 (255) 472 472 2,56
31 Desember 2010*) 16.425 11.585 4.840 (10) (4.255) 64 (13) 626 (7) 619 (170) 449 449 2,44
2009*) 16.035 11.469 4.566 (33) (4.286) 22 (26) 243 243 (54) 189 189 1,03
2008*) 15.995 10.685 5.310 (61) (4.623) 138 (419) 345 (120) 225 (147) 78 78 0,42
Rasio Keuangan Penting Keterangan Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan Laba bruto Laba usaha Laba tahun berjalan Total aset Total liabilitas Ekuitas neto
31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut 2012 2011*) 2010*) 2009*) 2008*) -24,19 12,90 -51,95 -53,20 0,67 -2,57 1,77
11,85 -1,71 17,37 5,19 1,31 -5,70 3,93
2,43 5,99 157,41 137,70 1,53 -4,27 3,88
0,25 -14,00 -29,50 142,75 -21,75 -58,73 22,85
3,83 -42,92 59,69 -64,00 -9,24 38,18 -35,80
Rasio Usaha (%) Laba bruto/pendapatan Laba tahun berjalan/pendapatan Laba bruto/rata-rata ekuitas Laba tahun berjalan/rata-rata ekuitas Laba bruto/rata-rata aset Laba tahun berjalan/rata-rata aset
0,39 0,02 0,42 0,02 0,32 0,01
0,26 0,03 0,38 0,04 0,28 0,03
0,29 0,03 0,40 0,04 0,29 0,03
0,28 0,01 0,40 0,02 0,28 0,01
0,33 0,00 0,56 0,01 0,26 0,00
Rasio Keuangan (%) Total aset lancar/liabilitas jangka pendek Total liabilitas/total aset Total liabilitas/ekuitas neto
0,86 0,24 0,32
0,63 0,25 0,34
0,40 0,27 0,37
0,29 0,29 0,41
0,46 0,55 1,21
*)
disajikan kembali
Perseroan tidak memiliki perjanjian utang sehingga tidak terdapat pengungkapan rasio-rasio yang dipersyaratkan dalam perjanjian utang.
112
XII. EKUITAS Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang disajikan berdasarkan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 1 Januari 2011/31 Desember 2010, melalui laporannya tertanggal 26 Maret 2013. Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut sebelum penyajian kembali, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Krisnawan, Busroni, Achsin & Alamsyah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai laporan keuangan Perseroan disusun dengan anggapan bahwa Perseroan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, baik secara prospekstif maupun restrospektif, melalui laporannya tertanggal 15 Maret 2012. (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember
Keterangan Ekuitas Modal saham Tambahan modal disetor Defisit Ekuitas Neto *)
2012
2011*)
2010*)
46.000 (2.325) (30.974) 12.701
46.000 (2.325) (31.194) 12.481
46.000 (2.325) (31.666) 12.009
disajikan kembali
Selain yang telah disebutkan di atas, setelah tanggal laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur permodalan yang terjadi. Perseroan telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK melalui surat No. 033/FA-DI/04/2013 pada tanggal 22 April 2013 dalam rangka PUT I dengan penerbitan HMETD kepada pemegang saham sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) Saham Baru dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) setiap saham. Setiap pemegang 23 (dua puluh tiga) Saham Lama yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1.750 (seribu tujuh ratus lima) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham. Jumlah saham yang ditawarkan dalam PUT I adalah sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) saham yang seluruhnya akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI dengan memperhatikan perundangan yang berlaku.
113
Berikut adalah tabel proforma ekuitas pada tanggal Iaporan Keuangan terakhir dengan asumsi bahwa perubahan struktur permodalan yang terjadi setelah tanggal Laporan Keuangan terakhir (PUT I), telah terjadi pada tanggal laporan keuangan. (dalam jutaan Rupiah) Uraian
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Posisi ekuitas menurut laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2012 PUT I sebanyak 14.000.000.000 Saham Baru dengan nilai nominal Rp250,- setiap saham, dengan Harga Pelaksanaan Rp500,setiap saham Proforma ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 setelah PUT I *)
Tambahan Modal disetor*)
Saldo Laba (Defisit)
Jumlah Ekuitas
46.000
(2.325)
(30.974)
12.701
3.500.000
3.482.875
-
6.982.875
3.546.000
3.480.550
(30.974)
6.995.576
Termasuk estimasi biaya emisi sebesar Rp17.125 juta
114
XIII. KEBIJAKAN DIVIDEN Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan, termasuk saham yang akan ditawarkan dalam rangka PUT I ini mempunyai hak yang sama dan sederajat atas dividen. Sesuai dengan Anggaran Dasar, pembayaran dividen harus disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan posisi keuangan Perseroan. Penentuan jumlah dan pembayaran dividen tersebut, jika ada, akan bergantung pada rekomendasi dari Direksi Perseroan dan beberapa faktor yang memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat kesehatan keuangan Perseroan, tingkat kecukupan modal, kebutuhan dana Perseroan untuk ekpansi usaha lebih lanjut, tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Pada saat ini, manajemen Perseroan merencanakan rasio pembagian dividen, apabila terdapat surplus kas dari kegiatan operasional setelah dana tersebut disisihkan untuk dana cadangan, kegiatan pendanaan, rencana pengeluaran modal serta modal kerja Perseroan, sebesar-besarnya 10% (sepuluh persen) dari laba bersih Perseroan setelah pajak mulai tahun buku 2014 untuk setiap tahunnya. Perseroan hanya akan membayar dividen dari laba bersih berdasarkan hukum di Indonesia dan akan membayarkan dividen secara tunai, jika ada, dalam mata uang Rupiah. Riwayat Pembagian Dividen Perseroan tidak pernah membagikan dividen sejak IPO tahun 2000 disebabkan karena kondisi keuangan Perseroan yang belum memungkinkan untuk dapat membagikan dividen.
115
XIV. PERPAJAKAN Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (berlaku Efektif 1 Januari 2009) tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, penerima dividen atau pembagian keuntungan yang diterima oleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, yayasan atau organisasi sejenis atau Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia juga tidak termasuk sebagai objek pajak penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi: 1. Dividen berasal dari saldo laba; dan 2. Bagi Perseroan Terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor. Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam negeri maupun luar negeri, firma, Perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan objek pajak. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang “Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan”, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di BEI, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan. Adapun penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak berupa dividen merupakan objek pemotongan pajak yang dipotong oleh pihak yang wajib membayarkannya dari jumlah bruto sesuai dengan peraturan yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut: 1. Sebesar 10% dan bersifat final apabila penerima dividen adalah wajib pajak orang pribadi dalam negeri (Pasal 17 ayat 2c UU PPh No.36/2008 dan Peraturan Pemerintah RI No.19/2009); 2. Sebesar 15% apabila penerima dividen adalah wajib pajak dalam negeri (selain wajib pajak orang pribadi namun apabila Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh dividen tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) atau sebesar 30% dari penerimaaan brutonya (PPh Pasal 23 Ayat (1) huruf a dan Ayat (1a) UU PPh No.36/1998); Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud oleh pasal 23 pada ayat (1), antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak dalam negeri sebagai berikut: - Dividen yang dibayar kepada bank yang berkedudukan di Indonesia - Dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 4 ayat (3) huruf f, sebagaimana tersebut di atas; - Dividen yang dibayarkan kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di BEI. 3. Sebesar 20% atau tarif sesuai dengan perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) apabila penerima dividen adalah wajib pajak luar negeri. Tarif sesuai P3B dikenakan dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu Negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia, dengan memenuhi pasal 26 Undang-Undang No.36 Tahun 2008.
116
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di BEI, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di BEI dan Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak No.SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Februari 1995 perihal Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di BEI (seri PPh Umum No.3 juncto SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal Pelaksanaan Pemungutan PPh atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di BEI, telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Atas penghasilan yang yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di BEI dipungut pajak penghasilan sebesar 0,1% (satu per seribu) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan dan bersifat final. Penyetoran pajak penghasilan yang terutang dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara BEI melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham. 2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (lima per seribu) dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana. 3. Pemilik saham diberikan kemudahan untuk memenuhi kewajiban pajaknya berdasarkan perhitungan sendiri sesuai dengan ketentuan di atas. Dalam hal ini, pemilik saham pendiri untuk kepentingan perpajakan dapat menghitung final atas dasar anggapannya sendiri bahwa sudah ada penghasilan. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan oleh Perseroan atas nama pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di BEI. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memanfaatkan kemudahan tersebut, maka penghitungan pajak penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif pajak penghasilan yang berlaku umum sesuai pasal 17 Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1994. PEMENUHAN PERPAJAKAN PERSEROAN Sebagai perusahaan publik, Perseroan taat kepada aturan perpajakan yang berlaku, diantaranya Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 dan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh) sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008. Sehubungan dengan pemenuhan pajak penghasilan, maka Perseroan telah menghitung, menyetor dan melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) Badan setiap tahunnya melalui Surat Pemberitahuan (SPT) PPh Badan sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku. Pelaporan SPT PPh Badan Terakhir adalah tahun 2012, dimana berdasarkan SPT PPh Badan Tahun 2012 tersebut, Perseroan telah memberikan kontribusi PPh Badan sebesar Rp142 juta. CALON PEMBELI SAHAM DALAM PUT I INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PUT I INI.
117
XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam PUT I ini adalah sebagai berikut: Konsultan Hukum
:
DNC Advocates at Work Permata Kuningan, Penthouse Floor Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C Jakarta 12980 Telepon: (62 21) 8370 7777 Faksimili: (62 21) 8370 7771 Nama STTD : Arie Armand Nomor STTD : 27/BL/STTD-KH/2007 Tanggal STTD : 27 Februaru 2007 Keanggotaan Asosiasi : Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) No. Asosiasi : 200712 Pedoman Kerja : Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. Kep 01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 Berdasarkan Surat Penawaran/Penunjukkan: No. DNC/104-632-617/13/II/072 tertanggal 14 Febuari 2013. Tugas Pokok: Melaksanakan pemeriksaan dan penelitian dengan kemampuan terbaik yang dimilikinya atas fakta dari segi hukum yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan dan penelitian mana telah dimuat dalam Laporan Pemeriksaan dari Segi Hukum yang menjadi dasar dari segi hukum yang diberikan secara obyektif dan Mandiri serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas dan fungsi Konsultan Hukum yang diuraikan di sini adalah sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan.
Akuntan Publik
:
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja Gedung Bursa Efek Indonesia Menara II, Lantai 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53 Jakarta 12190 Telepon: (62 21) 5289 5000 Faksimili: (62 21) 5289 4400 Izin Lembaga Nama Rekan No. STTD Tanggal STTD Asosiasi Profesi No Keanggotaan Asosiasi
: : : : : :
118
KMK No. 381/KM.1/2010 Peter Surja 17/BL/STTD-AP/2006 7 November 2006 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 1076
Berdasarkan Surat Penawaran/Penunjukkan: 1. Engagement Letter, No. 00654/PSS-AS/2013 tertanggal 11 Februari 2013 2. Professional Services with regard to Offering of New Ordinary Shares through Rights Issues, No. 00865/PSS-AS/2013 tertanggal 20 Februari 2013 Tugas Pokok: Melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan Perseroan bebas dari salah saji material dan bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan Perseroan yang diaudit.
Penilai
:
Pedoman Kerja: Standar Profesional Akuntan Publik, metodologi audit dari Ernst & Young, Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan yang relevan yang dikeluarkan oleh OJK. KJPP Stefanus Tonny Hardi & Rekan Graha STH Jl. Mandala Raya No.20, Tomang Jakarta Barat 11440 Telepon: (62 21) 563 7373 Faksimili: (62 21) 563 6404 Nomor Izin KJPP Pemimpin Rekan KJPP
: 2.08.0007 : Stefanus Gunadi W, SCV, MBA, MAPPI (Cert) Ijin Penilai Publik Nomor : PB-1.08.00027 Klasifikasi Bidang Jasa : Penilai Properti dan Bisnis (PB) Anggota MAPPI Nomor : 81-S-00003. STTD Bapepam dan LK Nomor : 09/PM/STTD-P/A-B/2006 Nama STTD : Stefanus Gunadi W Tanggal STTD : 26 April 2006 Berdasarkan Surat Penawaran/Penunjukkan: 1. Studi Kelayakan Perubahan Setelah Transaksi Pembelian Saham, No. STH-073/PR.015-R/SG/II/2013 tertanggal 14 Maret 2013 2. Penilaian Saham dan Pendapatan Kewajaran, No. STH-072/PR.014/SG/II/2013 tertanggal 14 Febuari 2013 Tugas Pokok: 1. Melakukan penilaian atas nilai pasar wajar perusahaan target dari Rencana Transaksi serta memberikan pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi tersebut. 2. Menyusun Studi Kelayakan Usaha atas Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan. Pedoman kerja yang digunakan dalam menjalankan tugas sebagai Penilai Publik adalah Standar Penilaian Indonesia (SPI-2007) dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) serta Peraturan Pasar Modal yang berlaku.
119
Notaris
:
Fathiah Helmi, SH Graha Irama Lt. 6 C Jl. HR Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1-2 Jakarta 12190 Telepon: (62 21) 5290 7306 Faksimili: (62 21) 526 1136 Nomor Asosiasi Notaris Indonesia : 011.003.027.260.958 Nomor STTD : 02/STTD-N-PM-1996 tanggal 12 Februari 1996 Berdasarkan Surat Penawaran/Penunjukkan : No. 33/Prop/RUPS/IIII/2013 tertanggal 25 Maret 2013. Tugas Pokok: Membuat akta-akta perjanjian dan membuat Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham sehubungan dengan PUT I ini sesuai dengan Saham sehubungan dengan PUT I ini sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. Pedoman kerja yang digunakan dalam menjalankan tugas sebagai Notaris adalah Undang-Undang Jabatan Notaris.
Biro Administrasi Efek (BAE)
:
PT Raya Saham Registra Gedung Plaza Sentral Lt. 2 Jakarta 12930 Telepon: (62 21) 252 5666 Faksimili: (62 21) 252 5028 Perijinan Atas Nama : PT Risjad Salim Registra Nomor Perijinan BAE : No.Kep-79/PM/1991 Tanggal Perijinan BAE : 18 September 1991 Berdasarkan Surat Penawaran/Penunjukkan: 1. Penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, No. 001/DIR-RSR/ DNET/2013 tertanggal 27 Maret 2013 2. Penawaran Pencetakan Formulir HMETD, No. 002/DIR-RSR/DNET/2013 tertanggal 27 Maret 2013 Tugas Pokok: Tugas dan tanggung jawab BAE dalam PUT I ini, sesuai Peraturan Pasar Modal yang berlaku, antara lain menentukan Daftar Pemegang Saham Perseroan (DPS) yang berhak atas HMETD, mendistribusikan SBHMETD atau HMETD dalam bentuk elektronik ke dalam penitipan kolektif di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), menerima permohonan pelaksanaan HMETD, dan melakukan rekonsiliasi dana atas pembayaran permohonan tersebut dengan bank yang ditunjuk oleh Perseroan, melakukan proses penjatahan atas pemesanan pembelian saham tambahan, melaksanakan proses penerbitan dan pendistribusian saham dalam bentuk warkat maupun dalam bentuk elektronik ke dalam penitipan kolektif di KSEI serta melaksanakan proses pendistribusian Formulir Konfirmasi Penjatahan dan pengembalian uang pemesanan pembelian saham kepada Pemesan serta menyusun laporan PUT I sesuai peraturan yang berlaku.
Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang terlibat dalam PUT I ini menyatakan tidak ada hubungan Afiliasi dengan Perseroan.
120
XVI. LAPORAN KEUANGAN AUDITAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Berikut ini disajikan laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penyajian kembali laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan laporan posisi keuangan Perseroan tanggal 1 Januari 2011/31 Desember 2010, melalui laporannya tertanggal 26 Maret 2013.
121
Halaman ini sengaja dikosongkan
Halaman ini sengaja dikosongkan
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION December 31, 2012 with comparative figures as of December 31, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
Catatan/ Notes
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
ASET
ASSETS
ASET LANCAR Kas dan bank Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain - pihak ketiga Pajak pertambahan nilai dibayar di muka Biaya dibayar di muka Uang muka
CURRENT ASSETS 2b,2h,4, 25,26,27 2b,2h,3,5, 25,26,27 2i,24 2b,26,27 6 2c,7
TOTAL ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp10.411.895.823 pada tanggal 31 Desember 2012, Rp9.821.726.672 pada tanggal 31 Desember 2011 dan Rp9.310.423.748 pada tanggal 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Aset pajak tangguhan, neto
2d,3, 8,30 2j,3,22,30
TOTAL ASET TIDAK LANCAR TOTAL ASET
2l,28
1.106.626.860
817.954.351
586.612.815
Cash on hand and in banks
8.800.000 1.719.510.974 16.728.832
83.674.320 1.052.286.490 32.349.995
385.240.811 247.887.804 28.864.502
Trade receivables Third parties Related party Other receivables - third parties
10.901.696 20.034.730
53.124.613 242.688.676 -
246.811.788 113.843.685 -
Prepaid value added tax Prepaid expenses Advances
2.882.603.092
2.282.078.445
1.609.261.405
TOTAL CURRENT ASSETS NON-CURRENT ASSETS Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp10,411,895,823 as of December 31, 2012, Rp9,821,726,672 as of December 31, 2011 and Rp9,310,423,748 as of January 1, 2011/ December 31, 2010 Deferred tax assets, net
13.731.574.773 207.038.222
14.277.824.224 149.004.914
14.808.219.853 75.069.755
13.938.612.995
14.426.829.138
14.883.289.608 TOTAL NON-CURRENT ASSETS
16.821.216.087
16.708.907.583
16.492.551.013
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
TOTAL ASSETS
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
127
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) December 31, 2012 with comparative figures as of December 31, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
Catatan/ Notes
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS
LIABILITIES
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang pihak-pihak berelasi Utang usaha - pihak ketiga Utang lain-lain - pihak ketiga Beban akrual Utang pajak Pendapatan diterima di muka Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
CURRENT LIABILITIES 2b,2i,24,26, 27,29,30 2b,2h,9,25, 26,27 2b,26,27 2b,2h,10,25, 26,27 2j,3,11,30 2g
1.359.421.387
1.359.421.387
1.180.505.014
Due to related parties
1.444.418.861 2.523.342
845.311.262 2.500.000
229.006.817
Trade payables - third parties Other payables - third parties
376.407.084 131.612.515 -
1.212.000 1.388.260.666 1.506.817
2.376.559.353 -
2b,26,27
17.752.200
8.430.654
182.952.123
Accrued expenses Taxes payable Unearned revenue Short-term employee benefit liabilities
2b,8,26, 27,30
9.416.125
34.931.409
31.157.512
Current maturities of other long-term debt
3.341.551.514
3.641.574.195
TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
NON-CURRENT LIABILITIES 2b,8,26, 27,30 2k,3,12,30
TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG TOTAL LIABILITAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp250 per saham Modal dasar - 736.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 184.000.000 saham Tambahan modal disetor Defisit
4.000.180.819 TOTAL CURRENT LIABILITIES
2l,28
-
9.416.125
44.347.534
778.216.998
577.299.337
439.268.772
Other long-term debt, net of current maturities Long-term employee benefit liabilities
778.216.998
586.715.462
483.616.306
TOTAL NON-CURRENT LIABILITIES
4.119.768.512
4.228.289.657
4.483.797.125
TOTAL LIABILITIES EQUITY Share capital - Rp250 par value per shares Authorized - 736,000,000 shares
13 14 29,30
Issued and fully paid 184,000,000 shares Additional paid-in capital Deficit
46.000.000.000 (2.324.722.452) (30.973.829.973)
46.000.000.000 (2.324.722.452 ) (31.194.659.622 )
46.000.000.000 (2.324.722.452) (31.666.523.660)
EKUITAS NETO
12.701.447.575
12.480.617.926
12.008.753.888
NET EQUITY
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
16.821.216.087
16.708.907.583
16.492.551.013
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
128
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME Year ended December 31, 2012 with comparative figures for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Catatan/ Notes
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
13.927.640.669
2g,2l,15, 24,28
18.371.694.219
REVENUES
BEBAN POKOK PENDAPATAN
8.557.106.714
2g,16
13.614.629.950
COST OF REVENUES
LABA BRUTO
5.370.533.955
2l,28
4.757.064.269
GROSS PROFIT
2012 PENDAPATAN
Beban penjualan Beban umum dan administrasi Pendapatan operasi lainnya Beban operasi lainnya LABA USAHA Biaya keuangan LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban pajak penghasilan, neto LABA TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA PER SAHAM DASAR
(102.599.487) (4.680.259.344) 47.796.187 (282.521.457)
2g,2l,17,28 2g,2l,3,18, 28,30 2g,2l,19,28 2g,2l,20,28
352.949.854 (3.344.961)
(55.099.022) (3.883.875.058) 103.390.349 (186.965.319) 734.515.219
2g,2l,21,28
349.604.893
Selling expenses General and administrative expenses Other operating income Other operating expenses PROFIT FROM OPERATIONS
(7.118.648)
Finance costs PROFIT BEFORE INCOME TAX
727.396.571
(128.775.244)
2l,22,28
(255.532.533)
Income tax expense, net
220.829.649
2l,28
471.864.038
PROFIT FOR THE YEAR
-
-
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
220.829.649
471.864.038
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
2,56
BASIC EARNINGS PER SHARE
1,20
2m,23
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
129
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan/ Notes Saldo, 1 Januari 2011 (Disajikan kembali, Catatan 30)
Saldo, 31 Desember 2011 (Disajikan kembali, Catatan 30)
Modal Saham/ Share Capital
(2.324.722.452 )
29
Total laba komprehensif tahun berjalan Saldo, 31 Desember 2012
Tambahan Modal Disetor/ Additional Paid-in Capital
46.000.000.000
Total laba komprehensif tahun berjalan (Disajikan kembali, Catatan 30)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY Year ended December 31, 2012 with comparative figures for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
46.000.000.000
(2.324.722.452 )
29
46.000.000.000
(2.324.722.452 )
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Defisit/ Deficit
Ekuitas Neto/ Net Equity
(31.666.523.660)
12.008.753.888
Balance, January 1, 2011 (As restated, Note 30)
471.864.038
471.864.038
Total comprehensive income for the year (As restated, Note 30)
12.480.617.926
Balance, December 31, 2011 (As restated, Note 30)
220.829.649
Total comprehensive income for the year
12.701.447.575
Balance, December 31, 2012
(31.194.659.622 ) 220.829.649 (30.973.829.973)
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
130
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK LAPORAN ARUS KAS Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2012
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK STATEMENTS OF CASH FLOWS Year ended December 31, 2012 with comparative figures for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Catatan/ Notes
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan Pembayaran untuk beban usaha
13.411.430.764 (7.901.293.266) (2.929.345.226) (473.115.993)
17.902.081.110 (12.599.436.272) (2.676.469.722) (849.147.751)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Receipts from customers Payments to suppliers Payments to employees Payments for operating expenses
Kas diperoleh dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran beban bunga Pembayaran lain-lain Penerimaan lain-lain
2.107.676.279 (174.452.126) (3.344.961) (1.625.796.266) 63.440.692
1.777.027.365 (342.739.673) (7.118.648) (1.406.646.197) 11.437.859
Cash generated from operations Payments for income taxes Payments for interest expense Other payments Other receipts
Kas Neto yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap
367.523.618
(43.919.700)
31.960.706
8
(36.845.028)
Net Cash Provided by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITY Acquisition of fixed assets
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran utang jangka panjang lainnya Penerimaan dari pihak berelasi
CASH FLOWS FOR FINANCING ACTIVITIES (34.931.409) -
(31.157.512) 267.383.370
Payments of other long-term debt Receipts from a related party
Kas Neto yang Diperoleh dari/(Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(34.931.409)
236.225.858
Net Cash Provided by/(Used in) Financing Activities
KENAIKAN NETO KAS DAN BANK
288.672.509
231.341.536
NET INCREASE IN CASH ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
817.954.351
4
586.612.815
CASH ON HAND AND IN BANKS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
1.106.626.860
4
817.954.351
CASH ON HAND AND IN BANKS AT END OF YEAR
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying Notes to financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
131
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 1.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
UMUM
1.
a. Pendirian Perusahaan
GENERAL a.
Establishment of the Company
PT Dyviacom Intrabumi Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., No. 107 tanggal 16 November 1995. Akta pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C217.065.HT.01.01.Th.95 tanggal 26 Desember 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 25 Tambahan No. 3127 tanggal 26 Maret 1996. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 21 tanggal 10 Desember 2007 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp120.000.000.000 yang terdiri dari 480.000.000 saham dengan menjadi Rp184.000.000.000 yang terdiri dari 736.000.000 saham. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU18786.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 April 2008.
PT Dyviacom Intrabumi Tbk (the “Company”) was established based on Notarial Deed of Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., No. 107 dated November 16, 1995. The Deed of Establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No. C2-17.065.HT.01.01.Th.95 dated December 26, 1995 and published in Supplement No. 3127 of the State Gazette of the Republic Indonesia No. 25 dated March 26, 1996. The Company's Articles of Association have been amended several times, most recently by Notarial Deed of Fathiah Helmi, S.H., No. 21 dated December 10, 2007, pertaining to the increase of the Company’s authorized share capital from Rp120,000,000,000 which consists of 480,000,000 shares to Rp184,000,000,000 which consists of 736,000,000 shares. The amendment of Articles of Association was approved by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its letter No. AHU-18786.AH.01.02. Year 2008 dated April 15, 2008.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan Perusahaan meliputi jasa penyedia akses internet, menyediakan infrastruktur (intranet/ekstranet), pembuatan web, portal, banner dan domain, co-location server dan memberikan jasa untuk merancang aplikasi perangkat lunak dan jasa lainnya sesuai dengan kemajuan teknologi.
According to Article 3 of the Company's Articles of Association, the Company is engaged in activities of providing internet access services, providing infrastructure (intranet/extranet), designing webs, portals, banners and domains, co-location server and services for software application design, and other services in line with the technology.
Perusahaan berdomisili di Wisma Achilles, Jl. Panjang No. 29 Kedoya Selatan, Jakarta, dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996.
The Company is domiciled at Wisma Achilles, Jl. Panjang No. 29 Kedoya Selatan, Jakarta, and started its commercial operations in 1996.
132
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 1.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
UMUM (lanjutan)
1.
a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued) a. Establishment of the Company (continued)
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan telah mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet No. 89/KEP/DJPPI/KOMINFO/4/2011 tanggal 14 April 2011 dari Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan jangka waktunya tidak terbatas.
In undertaking its business, the Company is granted an Internet Service Provider License No. 89/KEP/DJPPI/KOMINFO/4/2011 dated April 14, 2011 from the Ministry of Communication and Informatics of the Republic of Indonesia with an unlimited period.
PT Philadel Terra Lestari adalah entitas induk dan juga entitas terakhir dari Perusahaan.
PT Philadel Terra Lestari is the parent and ultimate parent of the Company.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
b. Company's Public Offering
Pada tanggal 21 November 2000, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) melalui surat No. S-3384/PM/2000 untuk melakukan penawaran umum perdana sebanyak 64.000.000 saham dengan nilai nominal Rp250 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta), dengan harga penawaran Rp250 per saham dan mencatatkan seluruh saham Perusahaan sebanyak 184.000.000 saham pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Desember 2000.
On November 21, 2000, the Company received the effective statement from the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“BAPEPAM-LK”) in its Letter No. S-3384/PM/2000, to offer its 64,000,000 shares with par value of Rp250 per share to public through the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange), at an initial offering price of Rp250 per share and registered the Company’s shares of 184,000,000 shares at Indonesian Stock Exchange on December 11, 2000.
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
c. Boards of Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees As of December 31, 2012 and 2011, the composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors based on the Minutes of Annual Shareholders’ General Meeting which was notarized by Notarial Deed No. 53 of Fathiah Helmi, S.H., dated June 17, 2011 are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 53 tanggal 17 Juni 2011 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris independen Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur IT Business Direktur Operasional
Veronica Colondam Mulyo Sutrisno Achmad Sofyan Devi Sujanti Talim Teophilus Bambang Wira Maria Cortilia Vera Afianti
133
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director IT Business Director Operational Director
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 1.
UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL (continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees (continued)
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2012 and 2011 are as follow:
Komite Audit Ketua Anggota Anggota
2.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Achmad Sofyan H.Parman Z. Djakaria Moni Rejeki
Audit Committee Chairman Member Member
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Direksi No. 026/FA/DNET/04/2013 tanggal 22 April 2013, Direksi Perusahaan menyetujui pengangkatan Christina Purwantini sebagai Ketua Internal Audit.
Based on the Decision Letter of the Board of Directors No. 026/FA/DNET/04/2013 dated April 22, 2013, the Company’s directors agreed to appoint Christina Purwantini as the Chairman of Internal Audit.
Pembentukan komite audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.1.5.
The establishment of the Company’s audit committee has complied with BAPEPAM-LK Rule No. IX.1.5.
Pada tanggal 3 Maret 2013, Evensius Go diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan efektif sejak tanggal 1 Maret 2013.
On March 3, 2013, Evensius Go was appointed as the Company’s Corporate Secretary effective March 1, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan memiliki karyawan tetap masingmasing sejumlah 31 dan 38 orang (tidak diaudit).
As of December 31, 2012 and 2011, the Company has a total of 31 and 38 permanent employees, respectively (unaudited).
Laporan keuangan telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 26 Maret 2013.
The financial statements were completed and authorized for issuance by the Company’s Board of Directors on March 26, 2013.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN
AKUNTANSI
YANG
2.
Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES The significant accounting policies consistently applied in the preparation of the financial statements for the years ended December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010 were as follows:
134
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan)
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a. Basis of Preparation Statements
of
the
Financial
Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Bapepam-LK No. VIII G.7 mengenai Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”BAPEPAM-LK”). Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait atas laporan keuangan, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012.
The financial statements have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”), which comprise the Statements and Interpretations issued by the Board of Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants and the Regulations of BapepamLK No. VIII.G.7 concerning Financial Statement Presentation and Disclosures by the Public Companies issued by Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“BAPEPAM-LK”). As disclosed further in the relevant succeeding notes to the financial statements, several amended and published accounting standards were adopted effective January 1, 2012.
Laporan keuangan disusun dan berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
The financial statements have been prepared on the accrual basis, except for the statements of cash flows, and using the historical cost concept of accounting, except as disclosed in the relevant notes herein.
Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, dengan arus kas dari aktivitas operasi disajikan menggunakan metode langsung.
The statements of cash flows present the receipts and payments of cash on hand and in banks classified into operating, investing and financing activities, with cash flows from operating activities presented using the direct method.
Tahun buku Perusahaan adalah 1 Januari 31 Desember.
The financial reporting period of the Company is January 1 - December 31.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional perusahaan.
The reporting currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is also the Company’s functional currency.
b. Instrumen Keuangan
b. Financial Instruments Effective January 1, 2012, the Company adopted PSAK No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, and PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, and PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”, which superseded PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”, and PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, serta PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan" dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
135
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) b.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Financial Instruments (continued)
PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasfikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
PSAK No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This PSAK requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies adopted to those instruments.
PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsipprinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
PSAK No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This PSAK provides the definitions and characteristics of derivatives, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikan instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Perusahaan yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.
PSAK No. 60 requires disclosures of significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the Company is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
Penerapan PSAK revisi baru tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan dalam laporan keuangan.
The adoption of these new revised PSAKs has significant impact on the disclosures in the financial statements.
136
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) b.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Financial Instruments (continued)
Aset Keuangan
Financial Assets
Pengakuan Awal
Initial Recognition
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai salah satu dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perusahaan menetapkan klasifikasi aset keuangan setelah pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan melakukan evaluasi atas klasifikasi ini pada setiap akhir tahun keuangan.
Financial assets within the scope of PSAK No. 55 (Revised 2011) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments, or available-for-sale financial assets, as appropriate. The Company determines the classification of its financial assets after initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at each financial year-end.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
When financial assets are recognized initially, they are measured at fair value, and in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, plus directly attributable transaction costs.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Subsequent Measurement
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, PSAK No. 55 (Revisi 2011) mensyaratkan aset tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (SBE), dan keuntungan atau kerugian terkait diakui pada laporan laba rugi komprehensif ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, atau melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. After initial recognition, PSAK No. 55 (Revised 2011) requires such assets to be carried at amortized cost using the effective interest rate (EIR) method, and the related gains or losses are recognized in the statements of comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
Aset keuangan utama Perusahaan meliputi kas dan bank, piutang usaha dan piutang lainlain.
The Company’s principal financial assets include cash on hand and in banks, trade receivables and other receivables.
Piutang usaha dan piutang lain-lain diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011).
Trade and other receivables are classified and accounted for as loans and receivables under PSAK No. 55 (Revised 2011).
137
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan)
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
b. Instrumen Keuangan (lanjutan)
b. Financial Instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran (lanjutan)
Setelah
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Financial Assets (continued) Pengakuan
Subsequent Measurement (continued)
Awal
Cadangan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagih piutang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat diidentifikasi. Rincian lebih lanjut tentang kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan pada paragraf-paragraf berikutnya yang relevan pada Catatan ini.
An allowance is made for uncollectible amounts when there is an objective evidence that the Company will not be able to collect the receivables. Bad debts are written off when identified. Further details on the accounting policy for impairment of financial assets are disclosed in the relevant succeeding paragraphs under this Note.
Penghentian Pengakuan
Derecognition
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan, atau, bila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa, terjadi bila:
A financial asset, or, where applicable a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets, is derecognized when:
i. hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau ii. Perusahaan mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan (“passthrough”) dan apabila (a) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) secara substansial tidak mentransfer dan tidak mempertahankan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
i.
Apabila Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan kesepakatan penyerahan, atau tidak mentransfer maupun tidak mempertahankan secara substansi seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Perusahaan sebesar keterlibatannya yang berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut.
Where the Company has transferred its rights to receive cash flows from a financial asset or has entered into a pass-through arrangement, or has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the financial asset but has transferred control of the financial asset, a new financial asset is recognized to the extent of the Company’s continuing involvement in the asset.
138
the contractual rights to receive cash flows from the financial asset have expired; or ii. the Company has transferred its contractual rights to receive cash flows from the financial asset or has assumed an obligation to pay them in full without material delay to a third party under a “pass-through” arrangement and either (a) has transferred substantially all the risks and rewards of the financial asset, or (b) has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the financial asset, but has transferred control of the financial asset.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan)
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
b. Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Financial Instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Financial Assets (continued)
Penghentian Pengakuan (lanjutan)
Derecognition (continued)
Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah antara nilai tercatat aset yang ditransfer dan nilai maksimal pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan.
Continuing involvement that takes the form of a guarantee over the transferred asset is measured at the lower of the original carrying amount of the asset and the maximum amount of consideration received that the Company could be required to repay.
Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi dengan liabilitas baru yang ditanggung; dan (ii) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas, harus diakui pada laba rugi.
On derecognition of a financial asset in its entirety, the difference between the carrying amount and the sum of (i) the consideration received, including any new asset obtained less any new liability assumed; and (ii) any cumulative gain or loss that has been recognized directly in equity, is recognized in profit or loss.
Penurunan Nilai Asset Keuangan
Impairment of Financial Assets
Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa kerugian”), dan peristiwa kerugian tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
The Company assesses at each reporting date whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired if, and only if, there is an objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred “loss event”) and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated.
Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.
Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganization, and when observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in arrears or economic conditions that correlate with defaults.
139
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) b.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Financial Instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Financial Assets (continued)
Penurunan Nilai Asset Keuangan (lanjutan)
Impairment of Financial Assets (continued)
a) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi
a) Financial Assets Carried at Amortized Cost
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Perusahaan pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian atau penurunan nilai secara kolektif.
For loans and receivables carried at amortized cost, the Company first assesses individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment or impairment.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.
When there is objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original EIR. If a loan or receivable has a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current EIR.
140
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) b.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Financial Instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Financial Assets (continued)
Penurunan Nilai Asset Keuangan (lanjutan)
Impairment of Financial Assets (continued)
a) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi (lanjutan)
a) Financial Assets Carried at Amortized Cost (continued)
Nilai tercatat aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun cadangan dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laba rugi. Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Perusahaan.
The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is directly recognized in profit or loss. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the rate of interest used to discount future cash flows for the purpose of measuring impairment loss. Loans and receivables, together with the associated allowance are written off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral, if any, has been realized or has been transferred to the Company.
Jika, dalam tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yang dikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi (dipulihkan) dengan menyesuaikan akun cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jika penghapusan nantinya terpulihkan, jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laba rugi.
If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance account. The reversal shall not result in a carrying amount of the financial asset that exceeds what the amortized cost would have been had the impairment not been recognized at the date the impairment is reversed. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in profit or loss.
141
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) b.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Financial Instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Financial Assets (continued)
Penurunan Nilai Asset Keuangan (lanjutan)
Impairment of Financial Assets (continued)
b) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
b) Financial Assets Carried at Cost When there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the impairment loss is measured as the difference between the carrying amount of the financial asset and the present value of estimated future cash flows discounted at the current market rate of return for a similar financial asset (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred).
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dan estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Liabilitas Keuangan
Financial Liabilities
Pengakuan Awal
Initial Recognition
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya diamortisasi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Pada tanggal pelaporan, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan selain yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya diamortisasi. Perusahaan menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial liabilities within the scope of PSAK No. 55 (Revised 2011) are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss, financial liabilities at amortized cost, or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. As at the reporting dates, the Company has no other financial liabilities other than those classified as financial liabilities at amortized cost. The Company determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.
Pengakuan awal liabilitas keuangan dalam bentuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya diamortisasi dicatat pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Financial liabilities in the form of financial liabilities at amortized cost are initially recognized at their fair values plus directly attributable transaction costs.
Liabilitas keuangan utama Perusahaan meliputi utang pihak berelasi, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual, liabilitas imbalan kerja jangka pendek dan utang jangka panjang lainnya.
The Company’s principal financial liabilities include due to related parties, trade payables, other payables, accrued expenses, short-term employee benefit liabilities and other long-term debt.
142
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) b.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Financial Instruments (continued)
Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Financial Liabilities (continued)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Subsequent Measurement
a) Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman jangka panjang yang dikenakan bunga diukur dengan biaya yang diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Pada tanggal pelaporan, biaya bunga yang masih harus dibayar dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian liabilitas lancar. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laba rugi ketika liabilitas dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi menggunakan metode SBE.
a) Subsequent to initial recognition, long-term interest-bearing loans and borrowings are measured at amortized costs using EIR method. At the reporting dates, accrued interest is recorded separately from the associated borrowings within the current liabilities section. Gains and losses are recognized in profit or loss when the liabilities are derecognized as well as through amortization process using the EIR method.
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan mempertimbangkan setiap diskonto atau premium atas perolehan dan komisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE. Amortisasi SBE dicatat sebagai bagian dari "Biaya Keuangan" dalam laporan laba rugi komprehensif.
Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fee or costs that are an integral part of the EIR. The EIR amortization is included under “Finance Costs” account in the statements of comprehensive income.
Penghentian Pengakuan
Derecognition
Suatu liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation under the contract is discharged or cancelled or expired.
Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laba rugi.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in profit or loss.
143
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) b.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Financial Instruments (continued)
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Offsetting of Financial Instruments
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statements of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Fair Value of Financial Instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar atau kuotasi harga pedagang efek (harga penawaran untuk posisi beli dan harga permintaan untuk posisi jual), tidak termasuk pengurangan apapun untuk biaya transaksi.
The fair value of financial instruments that are traded in active markets at each reporting date is determined by reference to quoted market prices or dealer price quotations (bid price for long position and ask price for short position), without any deduction for transaction costs.
Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions), penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lain.
For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such techniques may include using recent arm’s length market transactions, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models.
Penyesuaian risiko kredit
Credit risk adjustment
Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen yang bersangkutan harus diperhitungkan.
The Company adjusts the price in the more advantageous market to reflect any differences in counterparty credit risk between instruments traded in that market and the ones being valued for financial asset positions. In determining the fair value of financial liability positions, the Company's own credit risk associated with the instrument is taken into account.
144
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) c.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Biaya Dibayar di Muka
c. Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized and charged to operations over the periods benefited.
Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaatnya. d.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Aset Tetap
d. Fixed Assets
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No.16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”.
Effective January 1, 2012, the Company adopted PSAK No.16 (Revised 2011), “Fixed Assets” and ISAK No. 25, “Land Rights”.
PSAK No. 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kinerja dengan aset tersebut. Penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
PSAK No. 16 (Revised 2011) stipulates on the recognition of assets, the determination of their carrying amounts and the depreciation changes and impairment losses to be recognized in relation them. The adoption of PSAK No. 16 (Revised 2011) has no significant impact on the financial reporting and disclosures in the financial statements.
ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomis tanah. Penerapan ISAK No. 25 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
ISAK 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Business Usage Rights (“Hak Guna Usaha” or “HGU”), Building Usage Right (Hak Guna Bangunan or “HGB”) and Usage Rights (“Hak Pakai” or “HP”) when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under the “Fixed Assets” account and not amortized. Meanwhile the extension or the legal renewal costs of land rights in the form of HGU, HGB and HP were recognized as part of “Deferred Charges, Net” account in the statements of financial position and were amortized over the shorter of the rights' legal life and land's economic life. The adoption of ISAK No. 25 has no significant impact on the financial reporting and disclosures in the financial statements.
Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
All fixed assets are initially recognized at cost, which comprises its purchase price and any costs directly attributable in bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.
Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Subsequent to initial recognition, fixed assets, except for land are carried at cost less any subsequent accumulated depreciation and impairment losses.
145
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) d.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Aset Tetap (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Fixed Assets (continued) Depreciation of an asset starts when it is available for use and is computed using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur manfaat ekonomis sebagai berikut: Tahun/Years Komputer dan perlengkapannya Perabot dan peralatan kantor Kendaraan
4-5 4-8 5
Computers and equipment Office furniture and fixtures Vehicles
Aset tetap direview atas penurunan nilai jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi.
Fixed assets are reviewed for impairment when events or changes in circumstances indicate that the carrying values may not be fully recoverable.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
An item of fixed asset is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognition of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in profit or loss in the year the asset is derecognized.
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dievaluasi setiap akhir tahun dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.
The asset residual values, useful lives and depreciation method are reviewed at each year end and adjusted prospectively if necessary.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land are stated at cost and not depreciated.
Aset tetap dalam penyelesaian dicatat sebesar biaya perolehan, termasuk kapitalisasi beban pinjaman dan biaya-biaya lainnya yang terjadi sehubungan dengan pendanaan aset tetap dalam penyelesaian tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke akun “Aset Tetap” yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Aset tetap dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.
Constructions in-progress are stated at cost, including capitalized borrowing costs and other charges incurred in connection with the financing of the said asset constructions. The accumulated costs will be reclassified to the appropriate “Fixed Assets” account when the construction is completed. Assets under construction are not depreciated as these are not yet available for use.
146
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) d.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Aset Tetap (lanjutan)
d. Fixed Assets (continued) Repairs and maintenance are taken to the profit or loss when these are incurred. The cost of major renovation and restoration is included in the carrying amount of the related fixed asset if the recognition criteria are met, and is depreciated over the remaining useful life of the related asset.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila memenuhi kriteria pengakuan dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait. e.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
e. Impairment of Non-financial Assets
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian tahunan atas penurunan nilai aset tertentu (yaitu aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset takberwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Company assesses at each annual reporting period whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset (i.e. an intangible asset with an indefinite useful life, an intangible asset not yet available for use, or goodwill acquired in a business combination) is required, the Company makes an estimate of the asset’s recoverable amount.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai “rugi penurunan nilai”.
An asset’s recoverable amount is the higher of an asset’s or CGU’s fair value less costs to sell and its value in use, and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets or groups of assets. Where the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is considered impaired and is written down to its recoverable amount. Impairment losses of continuing operations are recognized in the statement of comprehensive income as “impairment losses”.
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitunganperhitungan ini dikuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar yang tersedia.
In determining fair value less costs to sell, recent market transactions are taken into account, if available. If no such transactions can be identified, an appropriate valuation model is used to determine the fair value of the assets. These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair value indicators.
147
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
f.
Penurunan (lanjutan)
Nilai
AKUNTANSI Aset
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Non-keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e. Impairment (continued)
of
Non-financial
Assets
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
An assessment is made at each annual reporting period as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses recognized for an asset other than goodwill may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss for an asset other than goodwill is reversed only if there has been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount.
Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
The reversal is limited so that the carrying amount of the assets does not exceed its recoverable amount, nor exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the asset in prior years. Reversal of an impairment loss is recognized in profit or loss. After such a reversal, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.
Provisi
f.
Provisions
Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan total kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
Provisions are recognized when the Company has a present obligation (legal or constructive) where, as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.
Provisions are reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation, the provision is reversed.
148
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) g.
h.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g. Revenue and Expense Recognition
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal tanpa memperhitungkan kapan pembayaran dilakukan. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima atau dapat diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).
Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Company and the revenue can be reliably measured, regardless of when the payment is being made. Revenue is measured at the fair value of the consideration received or receivable, excluding discounts, rebates and Value Added Taxes (“VAT”).
Jasa yang diberikankan oleh Perusahaan meliputi penyediaan akses internet dan infrastruktur (intranet/extranet), merancang dan memelihara web, portal, banner dan domain, co-location server dan memberikan jasa untuk merancang aplikasi perangkat lunak. Pendapatan dari layanan ini diakui setelah jasa diberikan dan/atau substansial telah selesai.
Services provided by the Company include providing internet access and the infrastructure (intranet/extranet), designing and maintaining the web, portal, banner and domains, colocation server and providing services to design the application software. Revenues from these services are recognized after the services are rendered and/or substantially completed.
Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual).
Expenses are (accrual basis).
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
recognized
h. Foreign Currency Balances
when
incurred
Transactions
and
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, yang mengatur bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Perusahaan mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya, jika ada indikator yang tercampur dan mata uang fungsinonal tidak jelas, manajemen menggunakan penilaian untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya.
Effective January 1, 2012, the Company applied PSAK No. 10 (Revised 2010), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”, which describes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency. The Company considers the primary indicators and other indicators in determining its functional currency, if indicators are mixed and the functional currency is not obvious, management uses its judgments to determine the functional currency that most faithfully represents the economic effects of the underlying transactions, events and conditions.
Penerapan PSAK No. 10 (Revisi 2010) tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
The adoption of PSAK No. 10 (Revised 2010) has no significant impact on the financial reporting and disclosures in the financial statements.
149
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) h.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan)
h. Foreign Currency Balances (continued)
Transactions
and
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan mata uang penyajian Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
The financial statements are presented in Rupiah, which is the Company’s functional currency and the Company’s presentation currency. Transactions involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At end of reporting period, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the prevailing exchange rates at such date and the resulting gains or losses are credited or charged to current year operations.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kurs yang digunakan, yang dihitung dari ratarata kurs jual dan beli yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 28 Desember 2012 dan 30 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2012 and 2011, the exchange rates used, computed by taking the average of the exchange rate on transaction issued by Bank Indonesia as of December 28, 2012 and December 30, 2011, respectively, are as follows:
2012 Dolar Amerika Serikat ($AS) i.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
2011 9.670
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
9.068 i.
United States dollar (US$)
Transactions with Related Parties A party is considered to be related to the Company if the party: a. has control or joint control over the Company; b. has significant influence over the Company; c. is a member of the key management personnel of the Company or of a parent of the Company; d. is a member of the same group with the Company (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to each others);
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika pihak tersebut: a. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan; b. memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan; c. merupakan personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk dari Perusahaan; d. merupakan anggota dari kelompok usaha yang sama dengan Perusahaan (yang artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait satu sama lain); e. merupakan entitas asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan (atau entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas yang merupakan anggota dari suatu kelompok usaha dimana Perusahaan merupakan anggotanya);
e.
150
is an associate or joint venture of the Company (or an associate or joint venture of a member of a group of which the Company is a member);
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) i.
j.
Transaksi (lanjutan)
dengan
AKUNTANSI Pihak-pihak
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Transactions (continued)
with
Related
Parties
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika pihak tersebut: (lanjutan) f. bersama-sama dengan Perusahaan, merupakan ventura bersama dari suatu pihak ketiga yang sama; g. merupakan ventura bersama dari entitas asosiasi Perusahaan atau entitas asosiasi dari ventura Perusahaan; h. merupakan suatu program imbalan pasca kerja yang ditujukan bagi karyawan dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan; i. dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a-c di atas); dan j. terdapat pengaruh signifikan oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a di atas).
A party is considered to be related to the Company if the party: (continued) f. together with the Company, is a joint venture of the same third party;
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the relevant notes to the financial statements.
g. h.
i. j.
Pajak Penghasilan
j.
is a joint venture of an associate of the Company or is an associate of a joint venture of the Company; is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the Company or an entity related to the Company; is controlled or jointly controlled by the person identified in (a-c above); and has significant influence by the person identified in (a above).
Income Tax
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”, yang mensyaratkan Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan.
Effective January 1, 2012, the Company applied PSAK No. 46 (Revised 2010), ”Income Taxes”, which requires the Company to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statement of financial position, and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
Revisi PSAK No. 46 juga mengharuskan Perusahaan untuk menyajikan kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan dari periode pajak sebelumnya dicatat sebagai bagian dari “Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan - Neto” dalam laporan laba rugi komprehensif.
The revised PSAK No. 46 also requires the Company to present the underpayment/overpayment of corporate income tax from previous tax period is recorded as part of “Income Tax Benefit (Expense) - Net” in the statements of comprehensive income.
Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
The adoption of PSAK No. 46 (Revised 2010) has no significant impact on the financial reporting and disclosures in the financial statements.
Beban pajak penghasilan merupakan jumlah dari pajak penghasilan badan yang terhutang saat ini dan pajak tangguhan.
Income tax expense represents the sum of the corporate income tax currently payable and deferred tax.
151
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) j.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Pajak Penghasilan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Income Tax (continued)
Pajak kini
Current tax
Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan dan lalu diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan dalam negara dimana Perusahaan beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak.
Current income tax assets and liabilities for the current and prior year are measured at the amount expected to be recovered from or paid to the tax authorities. The tax rates and tax laws used to compute the amount are those that were enacted or substantively enacted at the reporting date in the country where the Company operates and generates taxable income.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan dicatat saat penetapan pajak diterima atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.
Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company, when the result of the appeal is determined.
Pajak tangguhan
Deferred tax
Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan.
Deferred tax is provided using the liability method on temporary differences between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes at the reporting date.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui sebelumnya ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan diakui sepanjang laba kena pajak yang akan datang kemungkinan besar akan tersedia untuk dipulihkan.
The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at each reporting date and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow all or part of the deferred tax asset to be utilised. Unrecognised deferred tax assets are reassessed at each reporting date and are recognised to the extent that it has become probable that future taxable profits will allow the deferred tax asset to be recovered.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for all deductible temporary differences and carry forward of unused tax losses to the extent that it is probable that future taxable profits will be available against which the deductible temporary differences and carry forward of unused tax losses can be utilized.
152
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) j.
k.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Pajak Penghasilan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Income Tax (continued)
Pajak tangguhan (lanjutan)
Deferred tax (continued)
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates are charged to current year operations, except to the extent that they relate to items previously charged or credited to equity.
Pajak tangguhan sehubungan dengan bagian yang diakui di luar laba atau rugi diakui di luar laba atau rugi. Pajak tangguhan tersebut diakui berkaitan dengan transaksi baik yang ada di pendapatan komprehensif lainnya atau langsung dibebankan ke ekuitas.
Deferred tax relating to items recognized outside profit or loss is recognized outside profit or loss. Deferred tax items are recognized outside in correlation to the underlying transaction either in other comprehensive income or directly in equity.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus jika dan hanya jika ada hak berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas pajak kini terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas entitas kena pajak yang sama, atau entitas kena pajak yang berbeda bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kininya secara neto.
Deferred tax assets and liabilities are offset if and only if when a legally enforceable right exists to offset current tax assets against current tax liabilities relate to the income taxes levied by the same taxation authority on the same taxable entity, or the different taxable entities intends to settle its current assets and liabilities on a net basis.
Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan
k. Liability for Employee Benefits
Perusahaan mengakui liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan berdasarkan peraturan Perusahaan dan sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, yang mengatur persyaratan tentang pencatatan dan pengungkapan atas imbalan kerja karyawan jangka pendek dan jangka panjang. PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial dari imbalan pascakerja, dimana keuntungan dan kerugian tersebut dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lain. Perusahaan telah memutuskan untuk tetap mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial menggunakan metode garis lurus berdasarkan perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan.
The Company provides post employment benefits under the Company’s regulations and under Law No. 13/2003 dated March 25, 2003. Effective January 1, 2012, the Company adopt PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, which regulates the accounting and disclosure requirements for employee benefits for both short-term and long-term. PSAK No. 24 (Revised 2010) provides an additional option in the recognition of actuarial gains or losses from post-employment benefits, which gains or losses can be fully recognized through other comprehensive income. The Company has decided to continue to recognize actuarial gains or losses using the straight-line method based on the expected average remaining working lives of employees.
Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan selain tambahan pengungkapan dalam laporan keuangan.
The adoption of PSAK No. 24 (Revised 2010) has no significant impact on the financial reporting except for the additional disclosures in the financial statements.
153
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) k.
Liabilitas (lanjutan)
Imbalan
AKUNTANSI Kerja
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Karyawan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) k. Liability for (continued)
Employee
Benefits
Penyisihan biaya jasa masa lalu ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa kerja ratarata yang diharapkan dari karyawan yang memenuhi syarat tersebut. Selain itu, penyisihan untuk biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun/periode berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi batas 10% tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama ekspektasi rata-rata sisa masa kerja karyawan yang memenuhi syarat.
Provisions made pertaining to past service costs are deferred and amortized over the expected average remaining service years of the qualified employees. On the other hand, provisions for current service costs are directly charged to operations of the current year/period. Actuarial gains or losses arising from adjustments and changes in actuarial assumptions are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed the greater of 10% of the present value of the defined benefit obligations. The actuarial gains or losses in excess of the 10% threshold are recognized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees.
Perusahaan mengakui keuntungan atau kerugian dari kurtailmen atas program manfaat pasti pada saat kurtailmen terjadi (apabila terdapat komitmen untuk melakukan pengurangan material terhadap jumlah karyawan yang tercakup dalam program atau apabila terdapat perubahan terhadap ketentuan-ketentuan program manfaat pasti dimana bagian yang material dari jasa masa depan yang akan diberikan oleh karyawan yang ada saat ini, tidak lagi memenuhi syarat untuk menerima imbalan, atau memenuhi syarat untuk menerima imbalan yang lebih rendah). Keuntungan atau kerugian kurtailmen terdiri dari perubahan pada nilai kini kewajiban imbalan pasti dan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.
The Company recognizes gains or losses on the curtailment of a defined benefit plan when the curtailment occurs (when there is a commitment to make a material reduction in the number of employees covered by a plan or when there is an amendment of the defined benefit plan terms such that a material element of future services to be provided by current employees will no longer qualify for benefits, or will qualify only for reduced benefits). The gain or loss on curtailment comprises any resulting change in the present value of defined benefit obligation and any related actuarial gains and losses and past service cost that had not previously been recognized.
Perusahaan mencatat beban gaji, bonus, jamsostek dan honorarium yang masih harus dibayar sebagai “Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek” dalam laporan posisi keuangan.
The Company recorded accrued salary, bonus, jamsostek and honorarium expenses as “Shortterm Employee Benefit Liabilities” in the statements of financial position.
154
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) l.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
Segmen Operasi
l.
Operating Segment
Segmen adalah bagian yang dapat dibedakan dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk tertentu (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan segmen lainnya.
A segment is a distinguishable component of the Company that is engaged either in providing certain products (business segment), or in providing products within a particular economic environment (geographical segment), which is subject to risks and rewards that are different from those of other segments.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen mencakup item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.
Segment revenue, expenses, results, assets and liabilities include items directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis to that segment.
m. Laba per Saham Dasar
n.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
m. Basic Earnings per Share
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba Per Saham”, yang mengatur dampak dilutif pada opsi waran dan setaranya.
Effective January 1, 2012, the Company adopted PSAK No. 56 (Revised 2011), “Earnings per Share”, which establishes the dilutive effect of option, warrants and their equivalents.
Penerapan PSAK No. 56 (Revisi 2011) tidak menimbulkan perbedaan yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
The adoption of PSAK No. 56 (Revised 2011) has no significant impact on the financial reporting and disclosures in the financial statements.
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan (dikurangi perolehan kembali saham beredar).
Basic earnings per share is computed based on the weighted average number of issued and fully paid shares during the year (less treasury stock).
Total rata-rata tertimbang saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masingmasing berjumlah 184.000.000 saham.
The weighted average number of shares outstanding for the years ended December 31, 2012 and 2011 are 184,000,000 shares, respectively.
Perusahaan tidak mempunyai saham biasa dengan potensi bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The Company has no outstanding dilutive potential ordinary shares as of December 31, 2012 and 2011.
Standar Akuntansi yang telah Diterbitkan namun belum Berlaku Efektif
n. Accounting Standards that have Published but not yet Effective
been
PSAK No. 38 (Revised 2012), “Business Combinations Entities” which effective on January 1, 2013. This revised PSAK prescribes the accounting treatment for business combinations under common control and applied to business combinations under common control that meet the requirements in PSAK No. 22 "Business Combinations", both for recipient and withdrawal entity.
PSAK No. 38 (Revisi 2012) "Kombinasi Bisnis Entitas", yang efektif tanggal 1 Januari 2013. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali dan diterapkan untuk kombinasi bisnis sepengendali yang memenuhi persyaratan dalam PSAK No. 22 "Kombinasi Bisnis", baik untuk penerima dan entitas penarikan.
155
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) n.
3.
AKUNTANSI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Standar Akuntansi yang telah Diterbitkan namun belum Berlaku Efektif (lanjutan)
n. Accounting Standards that have been Published but not yet Effective (continued)
Saat ini, Perusahaan sedang dalam proses mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari revisi dan penyesuaian PSAK tersebut terhadap laporan keuangan.
Currently, the Company is in the process of evaluating and have not yet determined the impact of the amended PSAK on the financial statements.
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY
Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi total yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.
Pertimbangan
Judgments
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:
Penentuan Mata Uang Fungsional
Determination of Functional Currency
Mata uang fungsional dari Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan.
The currency of the Company is the currency of the primary economic environment in which each entity operations. It is the currency that mainly influences the revenue and cost of rendered services.
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Classification of Financial Assets and Financial Liabilities
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2b.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2b.
156
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF (continued)
ESTIMATION
UNCERTAINTY
Pertimbangan (lanjutan)
Judgments (continued)
Cadangan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha Evaluasi Individual
Allowance for Impairment of Trade Receivables Individual Assessment
Perusahaan mengevaluasi individual akun pelanggan jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu.
The Company evaluates specific individual accounts of customer where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company uses judgment, based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Company expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap adanya penurunan nilai piutang pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dapat ditagihkan sehingga penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha belum dibutuhkan.
Based on the review of trade receivable from each customer, the Company’s management believes that all receivables as of December 31, 2012 and 2011 are collectible and an allowance for impairment is not considered necessary.
Nilai tercatat piutang usaha Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masingmasing sebesar Rp1.728.310.974 dan Rp1.135.960.810. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 5.
The carrying amount of the Company’s trade receivables as of December 31, 2012 and 2011 were Rp1,728,310,974 and Rp1,135,960,810, respectively. Further details are contained in Note 5.
Estimasi dan Asumsi
Estimates and Assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasinya pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year/period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.
157
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF (continued)
ESTIMATION
UNCERTAINTY
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
Estimates and Assumptions (continued)
Imbalan Kerja
Employee Benefits
Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dan Manajemen Perusahaan dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
The determination of the Company’s employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries and the Company’ management in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate.
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan kerja pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan kerja yang masing-masing berjumlah Rp778.216.998, Rp577.299.337 dan Rp439.268.772 pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 12.
Actual results that differ from the Company’s assumptions which has influence exceeded 10% from defined benefit obligation is deferred and amortized on a straight line basis over the expected average remaining working lives of the employee. While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual result or significant changes in Company’s assumptions may materially affect its estimated liabilities for employee benefits of Rp778,216,998, Rp577,299,337 and Rp439,268,772, as of December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010, respectively. Further details are disclosed in Note 12.
Penyusutan Aset Tetap
Depreciation of Fixed Assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 8 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat neto atas aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar Rp13.731.574.773, Rp14.277.824.224 dan Rp14.808.219.853. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 8.
The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line basis over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within 4 to 8 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. The net carrying amount of the Company’s fixed assets as of December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010 were Rp13,731,574,773, Rp14,277,824,224 and Rp14,808,219,853, respectively. Further details are disclosed in Note 8.
158
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF (continued)
ESTIMATION
UNCERTAINTY
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
Estimates and Assumptions (continued)
Pajak Penghasilan
Income Tax
Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat bersih liabilitas pajak penghasilan badan Perusahaan berjumlah Rp11.587.227 dan Rp2.722.558 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.
The Company recognizes liabilities for corporate income tax based on estimation of whether additional corporate income tax will be due. The net carrying amount of the Company’s income tax payable amounted to Rp11,587,227 and Rp2,722,558 as of December 31, 2012 and 2011, respectively. Further details are disclosed in Note 11.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Impairment of Non-financial Assets
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yaitu yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.
An impairment exists when the carrying value of an asset or CGU exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm’s length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing the asset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas diproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan dan tidak mencakup aktivitas restrukturisasi yang belum ada komitmennya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkan kinerja UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan dan juga arus kas masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.
The value in use calculation is based on a discounted cash flow model. The future cash flow projection is for a period of ten years and does not include restructuring activities that the Company is not yet committed to or significant future investments that will enhance the asset’s performance of the CGU being tested. The recoverable amount is most sensitive to the discount rate used for the discounted cash flow model as well as the expected future cash inflows and the growth rate used for extrapolation purposes.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai aset non-keuangan.
As of December 31, 2012 and 2011, the Company’s management believes that there is no event or change in circumstances that may indicate any impairment in value of non-financial assets.
159
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF (continued)
ESTIMATION
UNCERTAINTY
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
Estimates and Assumptions (continued)
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Aktiva pajak tangguhan diakui untuk semua saldo rugi fiskal untuk memperpanjang kemungkinan bahwa saldo laba fiskal akan tersedia terhadap risiko kerugian yang dapat dimanfaatkan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan. Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010, Perusahaan tidak mempunyai saldo rugi fiskal. Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010, aset pajak tangguhan Perusahaan masing-masing adalah sebesar Rp207.038.222, Rp149.004.914 dan Rp75.069.755. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 22.
Deferred tax assets is recognized for all unused tax losses to extend that is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies. The Company does not have any unused tax losses as of December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010. The Company’s deferred tax assets as of of December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010 were Rp207,038,222, Rp149,004,914 and Rp75,069,755, respectively. Further details are disclosed in Note 22.
Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan
Uncertain Tax Exposure
Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena kemungkinan adanya pemeriksaan dari otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interprestasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan menganalisa semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan liabilitas pajak untuk beban yang belum diakui harus diakui.
In certain circumstances, the Company, may not able to determine the exact amount its current or future tax liabilities due to possibility of examination by the taxation authority. Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income. In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Company applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK No. 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”. The Company analyzes all tax positions related to income taxes to determine if a tax liability for unrecognized tax benefit should be recognized.
160
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
4.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
KAS DAN BANK
4.
This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Kas Bank - pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk (AS$16.929 pada tanggal 31 Desember 2012 dan AS$17.809 pada tanggal 31 Desember 2011) Total
5.
CASH ON HAND AND IN BANKS
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
1.304.219
3.199.958
163.703.914
161.494.007
Cash on hand Cash in banks - third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk United States dollar PT Bank Central Asia Tbk (US$16,929 as of December 31, 2012 and US$17,809 as of December 31, 2011)
910.484.852 31.133.875
639.703.245 13.557.141
1.106.626.860
817.954.351
Total
Selama tahun 2012 dan 2011, suku bunga tahunan untuk rekening bank masing-masing berkisar antara 1% - 2,5%.
During 2012 and 2011, annual interest rates for the current bank accounts ranged from 1% - 2.5%, respectively.
Kas dan bank tidak dijadikan sebagai jaminan pinjaman serta tanpa pembatasan penggunaan.
Cash on hand and in banks are not pledged as collateral for loans and without restrictions in the usage.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak ada penempatan kas dan bank pada pihak-pihak berelasi.
As of December 31, 2012 and 2011, there are no placement of cash on hand and in banks to related parties.
PIUTANG USAHA
5.
TRADE RECEIVABLES The details of trade receivables are as follows:
Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:
31 Desember 2012/ December 31, 2012
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
Pihak ketiga Rupiah PT Primacom Interbuana Lain-lain
8.800.000 -
83.674.320
Third parties Rupiah PT Primacom Interbuana Others
Total pihak ketiga
8.800.000
83.674.320
Total third party
Pihak berelasi Rupiah PT Multistrada Arah Sarana Tbk Dolar Amerika Serikat PT Multistrada Arah Sarana Tbk (AS$90.683)
842.608.008
1.052.286.490
876.902.966
-
Related party Rupiah PT Multistrada Arah Sarana Tbk United States dollar PT Multistrada Arah Sarana Tbk (US$90,683
Total pihak berelasi
1.719.510.974
1.052.286.490
Total related party
Total
1.728.310.974
1.135.960.810
Total
161
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 5.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
PIUTANG USAHA (lanjutan)
5.
The aging analysis of trade receivables is as follows:
Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Lancar Telah jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Total
6.
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
857.649.094
406.060.684
268.000.000 508.053.880 94.608.000 -
542.434.244 187.465.882
Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days More than 90 days
1.728.310.974
1.135.960.810
Total
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dapat ditagihkan sehingga cadangan atas penurunan nilai piutang usaha belum diperlukan.
Based on the review of trade receivable from each customer, the Company’s management believes that all receivables as of December 31, 2012 and 2011 are collectible and an allowance for impairment is not considered necessary.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan.
As of December 31, 2012 and 2011, there is no trade receivables pledged as collateral.
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DIBAYAR DI MUKA
6.
BIAYA DIBAYAR DI MUKA
7.
31 Desember 2012/ December 31, 2012
Total
PREPAID EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
Biaya dibayar di muka: Asuransi Lain-lain
PREPAID VALUE ADDED TAX This account represents the value added tax as of December 31, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010 amounting to Rp53,124,613 and Rp246,811,788, respectively.
Akun ini menyajikan pajak pertambahan nilai pada tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010, masing-masing sebesar Rp53.124.613 dan Rp246.811.788. 7.
TRADE RECEIVABLES (continued)
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
901.700 9.999.996
3.606.785 239.081.891
Prepaid expenses: Insurance Others
10.901.696
242.688.676
Total
162
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
8.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
ASET TETAP
8.
FIXED ASSETS Fixed assets consist of:
Aset tetap terdiri dari:
31 Desember 2012/December 31, 2012 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Penghentian Pengakuan/ Derecognition
Reklasifikasi/ Reclassification
Saldo Akhir/ Ending Balance
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Komputer dan perlengkapannya Perabot dan peralatan kantor Kendaraan
12.351.996.363 10.807.707.113 817.897.420 121.950.000
34.113.600 9.806.100 -
-
-
12.351.996.363 10.841.820.713 827.703.520 121.950.000
Cost Direct ownership Land Computers and equipment Office furniture and fixtures Vehicles
Total biaya perolehan
24.099.550.896
43.919.700
-
-
24.143.470.596
Total cost
9.475.316.021 303.728.151 42.682.500
442.322.121 123.457.030 24.390.000
-
-
9.917.638.142 427.185.181 67.072.500
Accumulated depreciation Direct ownership Computers and equipment Office furniture and fixtures Vehicles
9.821.726.672
590.169.151
-
-
10.411.895.823
Total accumulated depreciation
13.731.574.773
Net book value
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Komputer dan perlengkapannya Perabot dan peralatan kantor Kendaraan Total akumulasi penyusutan Nilai buku neto
14.277.824.224
Disajikan kembali, Catatan 30/As restated, Note 30 31 Desember 2011/December 31, 2011 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Penghentian Pengakuan/ Derecognition
Reklasifikasi/ Reclassification
Saldo Akhir/ Ending Balance
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Komputer dan perlengkapannya Perabot dan peralatan kantor Kendaraan
12.351.996.363 10.162.403.248 872.925.153 121.950.000
5.935.028 910.000 -
55.937.733 -
639.368.837 -
12.351.996.363 10.807.707.113 817.897.420 121.950.000
Cost Direct ownership Land Computers and equipment Office furniture and fixtures Vehicles
Sub-total Aset tetap dalam penyelesaian
23.509.274.764 609.368.837
6.845.028 30.000.000
55.937.733 -
639.368.837 (639.368.837)
24.099.550.896 -
Sub-total Constructions in-progress
Total biaya perolehan
24.118.643.601
36.845.028
55.937.733
-
24.099.550.896
Total cost
9.106.112.868 186.018.380 18.292.500
369.203.153 173.647.504 24.390.000
55.937.733 -
-
9.475.316.021 303.728.151 42.682.500
Accumulated depreciation Direct ownership Computers and equipment Office furniture and fixtures Vehicles
9.310.423.748
567.240.657
55.937.733
-
9.821.726.672
Total accumulated depreciation
14.277.824.224
Net book value
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Komputer dan perlengkapannya Perabot dan peralatan kantor Kendaraan Total akumulasi penyusutan Nilai buku neto
14.808.219.853
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, masing-masing sebesar Rp590.169.151 dan Rp567.240.657, disajikan sebagai “Beban Umum dan Administrasi - Penyusutan” dalam laporan laba rugi komprehensif (Catatan 18).
Depreciation expenses for the years ended December 31, 2012 and 2011 amounted to Rp590,169,151 and Rp567,240,657, respectively, were presented as “General and Administrative Expenses - Depreciation” in the statements of comprehensive income (Note 18).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai aset tetap.
As of December 31, 2012 and 2011, the Company’s management believes that there is no event or change in circumstances that may indicate any impairment in value of fixed assets.
Kendaraan yang dimiliki oleh Perusahaan diperoleh melalui fasilitas kredit dari PT BCA Finance dan dijaminkan terhadap liabilitas yang terkait. Utang terkait disajikan sebagai "Utang Jangka Panjang Lainnya" dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Vehicle owned by the Company acquired through credit facility from PT BCA Finance and are pledged against the related liabilities. The related payables are presented as “Other Long-term Debt” in the statements of financial position as of December 31, 2012 and 2011.
163
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 8.
9.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
ASET TETAP (lanjutan)
8.
FIXED ASSETS (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan memiliki tanah dengan status Hak Guna Bangunan (“HGB”) seluas 0,32 hektar yang berlaku sampai dengan 2027 dan berlokasi di Tangerang, Banten. Manajemen berkeyakinan bahwa HGB tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.
As of December 31, 2012, the Company has land in the form of Building Rights (“HGB”) of 0.32 hectare which valid until 2027 and located at Tangerang, Banten. Management believes that the said HGB can be renewed/extended upon its expiration.
Pada tanggal 31 Desember 2012, tanah Perusahaan senilai Rp12.351.996.363 yang tidak digunakan sementara. Manajemen Perusahaan berencana untuk membangun sebuah pusat pelatihan dan riset di atas tanah tersebut di masa yang akan datang.
As of December 31, 2012, the Company’s land amounting to Rp12,351,996,363 is temporarily idle. The Company’s management has a plan to build a training and research centre on this land in the future.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan mengasuransikan kendaraan miliknya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp91.462.500 dan Rp103.657.500, kepada PT Asuransi Jaya Proteksi, pihak ketiga. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai buku aset yang diasuransikan Perusahaan masingmasing sebesar Rp54.877.500 dan Rp79.267.500. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
As of December 31, 2012 and 2011, the Company’s vehicle are covered by insurance under blanket policies of Rp91,462,500 and Rp103,657,500, respectively, to PT Asuransi Jaya Proteksi, a third party. As of December 31, 2012 and 2011, the net book value of the insured asset were Rp54,877,500 and Rp79,267,500, respectively. The Company’s management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, selain kendaraan, tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan.
As of December 31, 2012 and 2011, except for the vehicle, there are no fixed assets pledged as collateral.
UTANG USAHA
9.
The details of accounts payable - trade per suppliers are as follows:
Rincian utang usaha berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut:
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Pihak ketiga Rupiah PT Kusuma Megah Perdana PT Listakwarta Putra PT Proccess Data Solution Nusantara Secom Tech Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100.000.000) Dolar Amerika Serikat PT Virtus Technology Indonesia (AS$48.857) PT Paranta Anugerah Prima (AS$13.100) PT Panca Putra Solusindo (AS$9.293) Total
TRADE PAYABLES
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
143.275.000 133.402.500 131.352.197
609.057.162 217.504.100
347.404.758
18.750.000
472.442.355
-
126.677.000
-
89.865.051
-
1.444.418.861
845.311.262
164
Third parties Rupiah PT Kusuma Megah Perdana PT Listakwarta Putra PT Proccess Data Solution Nusantara Secom Tech Others (each below Rp100,000,000) United States dollar PT Virtus Technology Indonesia (US$48,857) PT Paranta Anugerah Prima (US$13,100) PT Panca Putra Solusindo (US$9,293) Total
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
9.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
UTANG USAHA (lanjutan)
9.
The aging analysis of trade payables is as follows:
Analisa umur utang usaha adalah sebagai berikut:
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Lancar Telah jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Total
TRADE PAYABLES (continued)
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
233.115.642
-
677.025.685 270.524.511 63.100.826 200.652.197
496.454.965 348.856.297
Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days More than 90 days
1.444.418.861
845.311.262
Total
As of December 31, 2012 and 2011, there were no collateral provided by the Company for the trade payables stated above.
Pada tanggal 31 December 2012 dan 2011, tidak terdapat jaminan yang diberikan Perusahaan atas utang usaha di atas. 10. BEBAN AKRUAL
10. ACCRUED EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
Jasa profesional Biaya dan denda pajak Lain-lain
309.440.000 55.798.660 11.168.424
1.212.000
-
Professional fee Tax expense and fines Others
Total
376.407.084
1.212.000
-
Total
11. UTANG PAJAK
11. TAXES PAYABLE The details of taxes payable are as follows:
Rincian utang pajak adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
Pajak penghasilan Pasal 4(2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 (Catatan 22) Pajak pertambahan nilai, neto Utang denda pajak Total
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
5.569.760 24.967.741 3.491.757 11.587.227 85.996.030 -
12.600.000 14.305.794 29.735.459 2.722.558
35.009.959 21.827.948 12.984.457 3.010.082
1.328.896.855
2.303.726.907
Income taxes Article 4(2) Article 21 Article 23 Article 25 Article 29 (Note 22) Value added tax, net Tax penalties payables
131.612.515
1.388.260.666
2.376.559.353
Total
165
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
11. UTANG PAJAK (lanjutan)
11. TAXES PAYABLE (continued)
Pada tanggal 1 Januari 2011, utang denda pajak sejumlah Rp2.303.726.907 merupakan akumulasi denda atas keterlambatan pembayaran kekurangan bayar beberapa surat ketetapan pajak dari tahun pajak 2001 sampai dengan 2006. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah membayar utang denda pajak masing-masing sebesar Rp1.328.896.855 dan Rp974.830.052.
As of January 1, 2011, tax penalties payable of Rp2,303,726,907 represents accumulated penalties for the late payment of underpayments of several tax assessment letters from fiscal year 2001 to 2006. In 2012 and 2011, the Company has paid the penalties of Rp1,328,896,855 and Rp974,830,052, respectively.
12. LIABILITAS IMBALAN KERJA
12. EMPLOYEE BENEFIT LIABILITIES Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Gaji dan imbalan lainnya Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
17.752.200
8.430.654
182.952.123
778.216.998
577.299.337
439.268.772
Short-term employee benefit liabilities Salaries and other benefits Long-term employee benefit liabilities
Total
795.969.198
585.729.991
622.220.895
Total
Perusahaan memberikan imbalan kerja kepada karyawan berdasarkan peraturan Perusahaan dan sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 dan mengakui liabilitas imbalan kerja karyawan sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
The Company provide employee service entitlements based on the Company’s regulations and the Labor Law No. 13/2003 and recognize the liabilities for these employees’ benefits as accounted for in accordance with the PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”.
Liabilitas atas imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan penilaian aktuaris masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera, aktuaris independen, berdasarkan laporannya masing-masing tertanggal 30 Januari 2013, 28 Februari 2012 dan 2 Maret 2011.
The liabilities for post-employment benefits as of December 31, 2012, 2011 and 2010, were determined based on actuarial valuations performed by PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera, an independent actuary, based on its reports dated January 30, 2013, February 28, 2012 and March 2, 2011.
Beban imbalan kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:
The benefit expense recognized in the statements of comprehensive income is as follows: Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Beban jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu Amortisasi laba aktuaria
173.040.999 28.684.944 4.874.831 (5.683.113)
148.591.347 9.178.122 4.874.831 (15.813.735)
Total
200.917.661
146.830.565
166
Current service cost Interest cost Amortization of unrecognized past service cost Amortization of actuarial gains Total
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
12. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)
12. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (continued) The liabilities for employees’ benefits are as follows:
Liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
Nilai kini kewajiban Laba aktuaria yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui - belum menjadi hak Liabilitas diakui di laporan posisi keuangan
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
750.498.982 94.064.465
478.082.407 170.438.210
131.116.026 384.248.857
(66.346.449)
(71.221.280)
(76.096.111)
778.216.998
577.299.337
439.268.772
Present value of obligation Unrecognized actuarial gains Unrecognized non-vested past service cost Liabilities recognized in statements of financial position
The changes in the present value of benefits obligation are as follows:
Perubahan pada nilai kini kewajiban imbalan kerja adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
Nilai kini kewajiban pada 1 Januari Beban jasa kini Biaya bunga Rugi (laba) aktuaria pada kewajiban
478.082.407 173.040.999 28.684.944 70.690.632
131.116.026 148.591.347 9.178.122 189.196.912
282.488.325 74.216.601 22.599.066 (248.187.966)
Nilai kini kewajiban pada 31 Desember
750.498.982
478.082.407
131.116.026
Present value of obligation at January 1 Current service cost Interest cost Actuarial losses (gains) on obligation Present value of obligation at December 31
The movements of liabilities for employees’ benefits for the years ended December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010 are as follows:
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
Saldo awal tahun Beban jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu Amortisasi laba aktuaria Pembayaran kepada karyawan Saldo akhir tahun
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
577.299.337 173.040.999 28.684.944
439.268.772 148.591.347 9.178.122
342.232.484 74.216.601 22.599.066
4.874.831 (5.683.113) 778.216.998
4.874.831 (15.813.735) (8.800.000) 577.299.337
167
4.874.831 (4.654.210) 439.268.772
Balance at beginning of year Current service cost Interest cost Amortization of unrecognized past service cost Amortization of actuarial gains Actual payments to employees Balance at end of year
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
12. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)
12. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (continued) A one percentage point change in the assumed rate of discount rate would have the following effects:
Perubahan satu poin persentase dalam tingkat yang diasumsikan terhadap tingkat diskonto akan memiliki dampak sebagai berikut: Penambahan/ Increase Dampak agregat biaya jasa kini dan biaya bunga Dampak kewajiban manfaat pasti
Asumsi-asumsi penting yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut:
Pengurangan/ Decrease
(11.487.199)
14.698.715
(68.033.237)
79.929.490
Effect on the aggregate current service cost and interest cost Effect on the defined benefit obligation
The significant assumptions used independent actuary are as follows:
oleh
by
the
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji per tahun Usia pensiun Pensiun dini/pengunduran diri
Tingkat kematian Tingkat cacat Metode penilaian
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
6% 5% 55 tahun/55 years 5% sampai dengan usia 40 dan berkurang secara linear sampai dengan 0,25% pada usia 50 tahun dan 0% setelahnya/ 5% up to age of 40 and reducing linearly to be 0.25% at age of 50 and 0% thereafter TMII III 5% dari tingkat kematian/5% of mortality rate Projected Unit Credit
7% 5% 55 tahun/55 years 5% sampai dengan usia 40 dan berkurang secara linear sampai dengan 0,25% pada usia 50 tahun dan 0% setelahnya/ 5% up to age of 40 and reducing linearly to be 0.25% at age of 50 and 0% thereafter TMII III 5% dari tingkat kematian/5% of mortality rate Projected Unit Credit
8% 5% 55 tahun/55 years 5% sampai dengan usia 40 dan berkurang secara linear sampai dengan 0,25% pada usia 50 tahun dan 0% setelahnya/ 5% up to age of 40 and reducing linearly to be 0.25% at age of 50 and 0% thereafter TMII II 5% dari tingkat kematian/5% of mortality rate Projected Unit Credit
13. MODAL SAHAM
PT Philadel Terra Lestari Masyarakat (masing-masing di bawah 5%)
Total
Mortality rate Disability rate Valuation method
13. SHARE CAPITAL The Company’s shareholders and their share ownerships as of December 31, 2012 and 2011 are as follows:
Rincian pemegang saham Perusahaan dan kepemilikan sahamnya pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Discount rates Annual wages and salary increases Retirement age Early retirement/resignation
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Jumlah/ Amount
Shareholders
133.301.000
72,45%
33.325.250.000
PT Philadel Terra Lestari
50.699.000
27,55%
12.674.750.000
Public (each below 5%)
184.000.000
100,00%
46.000.000.000
Total
168
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
14. TAMBAHAN MODAL DISETOR
14. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL This account represents of stock issuance costs of related to the Company’s public offering in year 2000 amounted to Rp2,324,722,452.
Akun ini merupakan biaya emisi efek yang berkaitan dengan penerbitan saham perdana Perusahaan pada tahun 2000 sebesar Rp2.324.722.452. 15. PENDAPATAN
15. REVENUES This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Pihak ketiga: IT Solution Internet access dan N.O.C Pihak berelasi: (Catatan 24a) IT Solution Total
4.161.240.383 3.840.000.000
1.502.991.805 1.280.000.000
5.926.400.286
15.588.702.414
Third parties: IT Solution Internet access and N.O.C Related party: (Note 24a) IT Solution
13.927.640.669
18.371.694.219
Total
Customer with net revenues of more than 10% of the total revenues is as follows:
Pelanggan dengan pendapatan lebih dari 10% dari total pendapatan adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, (Note 30) 2011
2012 IT Solution PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Indosurance Broker Utama PT Primacom Interbuana
5.926.400.286 1.700.000.000 1.140.000.000
15.588.702.414 720.000.000
IT Solution PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Indosurance Broker Utama PT Primacom Interbuana
Total IT Solution
8.766.400.286
16.308.702.414
Total IT Solution
Internet access dan N.O.C PT Primacom Interbuana
3.840.000.000
1.280.000.000
Internet access and N.O.C PT Primacom Interbuana
16. BEBAN POKOK PENDAPATAN
16. COST OF REVENUES This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 IT Solution Internet access dan N.O.C
5.657.106.714 2.900.000.000
11.204.878.942 2.409.751.008
IT Solution Internet access and N.O.C
Total
8.557.106.714
13.614.629.950
Total
169
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
\
16. BEBAN POKOK PENDAPATAN (lanjutan)
16. COST OF REVENUES (continued) Suppliers with total purchases of more than 10% of the total revenues are as follows:
Rincian pemasok dengan nilai pembelian melebihi 10% dari total pendapatan adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 IT Solution PT Process Data Solution PT Nusantara Secom Infotech
-
6.159.785.722 2.076.306.314
IT Solution PT Process Data Solution PT Nusantara Secom Infotech
Total IT Solution
-
8.236.092.036
Total IT Solution
2.900.000.000
-
Internet access and N.O.C PT Primacom Interbuana
Internet access dan N.O.C PT Primacom Interbuana
17. BEBAN PENJUALAN
17. SELLING EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Biaya promosi dan iklan Lain-lain Total
99.765.808 2.833.679
43.831.022 11.268.000
Promotion and advertisement Others
102.599.487
55.099.022
Total
18. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
18. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Gaji dan imbalan kerja (Catatan 12) Penyusutan (Catatan 8) Jasa tenaga ahli Telekomunikasi, air dan listrik Iuran keanggotan Perjalanan dan transportasi Sewa Perbaikan dan pemeliharaan Pelatihan dan pendidikan Alat tulis dan peralatan kantor Perijinan Sumbangan dan jamuan Lain-lain
3.130.848.399 590.169.151 411.940.000 90.752.975 75.797.663 73.200.822 72.075.000 67.356.561 53.144.078 35.179.821 32.596.000 16.420.131 30.778.743
2.619.274.653 567.240.657 176.622.449 122.565.924 70.108.333 62.216.503 77.263.500 59.387.538 8.950.000 32.628.855 38.532.761 18.416.161 30.667.724
Salaries and employee benefits (Note 12) Depreciation (Note 8) Professional fees Telecommunication, water and electricity Membership fees Traveling and transportation Rental Repairs and maintenance Training and education Stationery and office supplies Licenses Donation and entertainment Others
Total
4.680.259.344
3.883.875.058
Total
170
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
19. PENDAPATAN OPERASI LAINNYA
19. OTHER OPERATING INCOME This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Pendapatan bunga Lain-lain
5.784.560 42.011.627
6.209.990 97.180.359
Interest income Others
Total
47.796.187
103.390.349
Total
20. BEBAN OPERASI LAINNYA
20. OTHER OPERATING EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Biaya dan denda pajak Rugi selisih kurs Lain-lain
200.056.368 16.637.324 65.827.765
153.354.357 15.180.480 18.430.482
Tax expenses and fines Loss on exchange rate Others
Total
282.521.457
186.965.319
Total
21. BIAYA KEUANGAN
21. FINANCE COSTS For the years ended December 31, 2012 and 2011, finance costs amounting to Rp3,344,961 and Rp7,118,648 represent interest of the vehicle credit facility.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, biaya keuangan masing-masing sebesar Rp3.344.961 dan Rp7.118.648 merupakan biaya bunga atas fasilitas kredit kendaraan bermotor.
171
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
22. PAJAK PENGHASILAN
22. INCOME TAX The reconciliation between income before income tax per statements of comprehensive income and estimated taxable income for the years ended December 31, 2012 and 2011 are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran laba fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Laba sebelum beban pajak penghasilan Beda temporer: Penyisihan atas liabilitas imbalan kerja karyawan - setelah dikurangi pembayaran Penyusutan aset tetap Beda tetap: Beban yang tidak dapat dikurangkan Donasi, jamuan dan representasi Tunjangan karyawan lainnya Biaya pajak dan denda Penyusutan aset tetap Lainnya Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final Penghasilan kena pajak
349.604.893
727.396.571
200.917.661 31.215.571
138.030.565 36.765.298
22.166.481 56.520.949 200.056.369 48.107.455
18.416.161 165.053.872 153.354.357 283.094.888 -
(5.784.560) 902.804.819
(6.209.990) 1.515.901.722
Income before income tax expense Temporary differences: Provision of liabilities for employees’ benefits - net of payments Depreciation of fixed assets Permanent differences: Non deductible expense: Donation, entertainment and representation Employee benefit in kind Tax expenses and fines Depreciation of fixed assets Others Interest income already subjected to final tax Taxable income
Penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 seperti yang disebutkan di atas telah dilaporkan oleh Perusahaan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) Pajak Penghasilan Badan ke Kantor Pajak.
The Company’s taxable income for the year ended December 31, 2012 as stated above was reported by the Company in its Annual Income Tax Return (“SPT”) of Corporate Income Tax to the Tax Office.
Penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 konsisten dengan SPT Pajak Penghasilan Badan yang dilaporkan ke Kantor Pajak.
The Company’s taxable income for the year ended December 31, 2011 was consistent with the SPT of Corporate Income Tax as reported to the Tax Office.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 31, sebuah perusahaan dengan pendapatan kotor tahunan sebesar Rp50.000.000.000 atau kurang mendapat fasilitas pengurangan tarif pajak sebesar 50% dari tarif pajak standar pada penghasilan kena pajak secara proposional terhadap pendapatan kotor sampai dengan Rp4.800.000.000.
As stipulated in Article 31 of the Law No. 36 Year 2008, a company with annual gross income of Rp50,000,000,000 or less is eligible for a reduction in tax rate facility of 50% from the standard tax rate on the taxable income proportionate to the gross income up to Rp4,800,000,000.
172
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
22. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
22. INCOME TAX (continued) The details of income tax expense is as follows:
Rincian beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Beban pajak penghasilan - kini Manfaat pajak penghasilan - tangguhan
186.808.552 (58.033.308)
329.467.692 (73.935.159)
Beban pajak penghasilan, neto
128.775.244
255.532.533
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012
Beban pajak penghasilan - kini Mendapat fasilitas pengurangan tarif pajak - mengunakan tarif sebesar 12,5% Tidak mendapat fasilitas pengurangan tarif pajak - mengunakan tarif sebesar 25% Beban pajak penghasilan - kini
Taxable income 311.141.221
396.061.908
Subject to tax rate reduction facilities
591.663.598
1.119.839.814
Not subject to tax rate reduction facilities Income tax expense - current
38.892.653
49.507.739
Subject to tax rate reduction facilities using 12.5% of tax rate
147.915.899
279.959.953
Not subject to tax rate reduction facilities using 25% of tax rate
186.808.552
329.467.692
31 Desember 2012/ December 31, 2012
Utang pajak penghasilan - Pasal 29
Income tax expense - current
The computation of income tax payable - Article 29 is as follows:
Perhitungan utang pajak penghasilan - Pasal 29 adalah sebagai berikut:
Beban pajak penghasilan - kini Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka Pasal 23 Pasal 25
Income tax expense, net
The details of income tax expense - current calculation is as follows:
Rincian perhitungan beban pajak penghasilan - kini adalah sebagai berikut:
Penghasilan kena pajak Mendapat fasilitas pengurangan tarif pajak Tidak mendapat fasilitas pengurangan tarif pajak
Income tax expense - current Income tax benefit - deferred
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
186.808.552
329.467.692
(44.679.946) (130.541.379)
(95.620.225) (231.124.909)
11.587.227
173
2.722.558
Income tax expense - current Less prepaid taxes Article 23 Article 25 Income tax payable - Article 29
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
22. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
22. INCOME TAX (lanjutan) The reconciliation between income tax expense which is computed using the applicable tax rate from income before income tax, with income tax expense as presented in the statements of comprehensive income in 2012 and 2011 are as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba sebelum pajak penghasilan, dengan beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas beda tetap: Beban yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final Pengaruh pengurangan tarif pajak berdasakan UU Pajak No. 36 tahun 2008 Penyesuaian atas pajak tangguhan - aset tetap
349.604.893
727.396.571
87.401.223
181.849.143
81.712.813
154.979.819
(1.446.140)
(1.552.498)
(38.892.652)
(49.507.738)
-
Beban pajak penghasilan, neto
(30.236.193)
128.775.244
255.532.533
Income before income tax expense Income tax expense using applicable tax rate Tax effect on permanent differences: Non deductible expenses Interest income already subjected to final tax Effect of tax rate reduction based on Tax Law No. 36 year 2008 Adjustment of deferred tax fixed assets Income tax expense, net
The deferred tax assets (liabilities) as of December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010 are as follows:
Aset (liabilitas) pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
Aset pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja karyawan Aset tetap Liabilitas pajak tangguhan Aset tetap Asset pajak tangguhan, neto
31 Desember 2012/ December 31, 2012
31 Desember 2011/ December 31, 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2011/ December 31, 2010
194.554.250 12.483.972
144.324.834 4.680.080
109.817.193 -
-
-
207.038.222
149.004.914
174
(34.747.438) 75.069.755
Deferred tax assets Liabilities for employees’ benefit Fixed assets Deferred tax liability Fixed assets Deferred tax asset, net
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
23. LABA PER SAHAM DASAR
23. BASIC EARNINGS PER SHARE Details of basic earnings per share computation is as follows:
Rincian perhitungan laba per saham dasar adalah sebagai berikut:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012
Laba tahun berjalan
220.829.649
471.864.038
Income for the year
Total rata-rata tertimbang saham yang beredar
184.000.000
184.000.000
Weighted-average number of outstanding shares
1,20
2,56
Earnings per share
Laba per saham dasar
24. TRANSAKSI DAN SALDO YANG SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
24. SIGNIFICANT TRANSACTIONS BALANCES WITH RELATED PARTIES
AND
In the normal course of business, the Company has engaged in transactions with related parties, which are conducted based on the agreed terms and conditions.
Dalam kegiatan usaha yang normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi pada tingkat harga dan persyaratan yang disetujui kedua belah pihak.
Details of balances with related parties:
Rincian saldo dengan pihak-pihak berelasi:
Disajikan kembali, Catatan 30/As restated, Note 30
Persentase/ Percentage Piutang usaha - pihak berelasi *) PT Multistrada Arah Sarana Tbk (a) Utang pihak-pihak berelasi **) PT Philadel Terra Lestari (“PTL”) (b) Sylvia Efi Widyantari Sumarlin (c) Total utang pihak berelasi
31 Desember 2012/ December 31, 2012
Persentase/ Percentage
31 Desember 2011/ December 31, 2011
Persentase/ Percentage
1 Januari 2011/ January 1, 2011 31 Desember 2010/ December 31, 2010 Trade receivables - related parties *) PT Multistrada Arah Sarana Tbk (a)
10,22%
1.719.510.974
6,29%
1.052.286.490
1,50%
247.887.804
32,99%
1.359.421.387
32,15%
1.359.421.387
24,35%
1.092.038.017
-
-
-
-
1,97%
88.466.997
Due to related parties **) PT Philadel Terra Lestari (“PTL”) (b) Sylvia Efi Widyantari Sumarlin (c)
32,99%
1.359.421.387
32,15%
1.359.421.387
26,32%
1.180.505.014
Total due to related parties
*) persentase terhadap total aset
*) percentage to total assets
**) persentase terhadap total liabilitas
**) percentage to total liabilities
a.
a.
Total pendapatan dari pihak berelasi untuk tahun yang berakhir December 31, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp5.926.400.286 (42,55% dari total pendapatan) dan Rp15.588.702.414 (84,85% dari total pendapatan). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 piutang usaha yang timbul dari transaksi tersebut masing-masing sebesar Rp1.719.510.974 dan Rp1.052.286.490.
175
Total revenues from a related party for the years ended December 31, 2012 and 2011 amounted to Rp5,926,400,286 (42.55% of total revenues) and Rp15,588,702,414 (84.85% of total revenues), respectively. As of December 31, 2012 and 2011, the trade receivable from these transactions are Rp1,719,510,974 and Rp1,052,286,490, respectively.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
24. TRANSAKSI DAN SALDO YANG SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
24. SIGNIFICANT BALANCES (continued)
TRANSACTIONS AND WITH RELATED PARTIES
Dalam kegiatan usaha yang normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi pada tingkat harga dan persyaratan yang disetujui kedua belah pihak. (lanjutan)
In the normal course of business, the Company has engaged in transactions with related parties, which are conducted based on the agreed terms and conditions. (continued)
b.
b.
Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan PTL. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dengan batas maksimum Rp5.000.000.000 untuk mendanai kebutuhan modal kerja. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga pinjaman dan akan dibayar kembali sesuai dengan permintaan.
On January 12, 2010, the Company entered into a Loan Agreement with PTL. Under this agreement, the Company obtains a credit facility with a maximum limit of Rp5,000,000,000 to fund its working capital needs. This loan is non-bearing interest loan and will be repayable on demand. As of December 31, 2012 and 2011, the related loan payable of Rp1,359,421,387 were presented as “Due to Related Party” in the statements of financial position.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, pinjaman terkait sebesar Rp1.359.421.387 disajikan sebagai "Utang Pihak Berelasi" dalam laporan posisi keuangan. c.
Pada tanggal 31 Desember 2010, utang sebesar Rp88.466.997 merupakan utang atas pembayaran beban operasional oleh Sylvia Efi Widyantari Sumarlin atas nama Perusahaan. Utang tersebut telah dilunasi pada tahun 2011.
c.
As of December 31, 2010, payables of Rp88,466,997 represents payables related to the payments of operational expenses made by Sylvia Efi Widayantari on behalf of the Company. The payable paid in 2011.
d.
Gaji dan imbalan pekerja jangka pendek merupakan imbalan kepada manajemen kunci Perusahaan atas jasa kepegawaian dengan rincian sebagai berikut:
d.
Salaries and other short-term employee benefits represent compensation to the Company’s key management for employee services with details as follows:
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 2011
2012 Gaji dan imbalan pekerja jangka pendek Dewan Komisaris Dewan Direksi
107.384.700 775.338.200
102.135.350 706.620.207
Salaries and other short-term employee benefits Boards of Commissioners Boards of Directors
Total
882.722.900
808.755.557
Total
Hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
The relationships with the related mentioned in the foregoing are as follows:
Pihak Berelasi/Related Parties
Sifat Hubungan/Nature of Relationship
PT Philadel Terra Lestari Sylvia Efi Widyantari Sumarlin
Perusahaan induk/Parent company Presiden Direktur Perusahaan sampai dengan tanggal 17 Juni 2011/President Director of the Company until June 17, 2011 Perusahaan yang personil manajemen kuncinya merupakan pemegang saham pengendali Perusahaan/ A company whose key management personnel is the controlling shareholder of the Company
PT Multistrada Arah Sarana Tbk
176
parties
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
25. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
25. ASSETS AND CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2012 and 2011, Perusahaan memiliki aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
IN
FOREIGN
As of December 31, 2012 and 2011, the Company has monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows: Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Mata Uang Asing (AS$)/ Foreign Currency (US$)
LIABILITIES
Setara Rupiah/ Equivalent Rupiah
Mata Uang Asing (AS$)/ Foreign Currency (US$)
Setara Rupiah/ Equivalent Rupiah
Dolar Amerika Serikat Aset: Kas dan bank Piutang usaha
16.929 90.683
163.703.914 876.902.966
17.809 -
161.494.007 -
Total aset moneter
107.612
1.040.606.880
17.809
161.494.007
Total monetary assets
71.250 32.000
688.984.406 309.440.000
-
-
Liabilities: Trade payables Accrued expenses
103.250
998.424.406
-
-
Total monetary liabilities
4.362
42.182.474
17.809
161.494.007
Monetary assets - net
Liabilitas: Utang usaha Beban akrual Total liabilitas moneter Aset moneter - neto
On March 26, 2013, the exchange rate of Bank of Indonesia for United States dollar against Rupiah are Rp9,745 per US$1. If the net monetary assets denominated in United States dollar as of December 31, 2012 are converted to Rupiah using the said exchange rate, the net monetary assets will increase by Rp325.216.
Pada tanggal 26 Maret 2013, kurs tengah Bank Indonesia untuk mata uang dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah adalah Rp9.745 per $AS1. Jika aset moneter neto dalam mata uang dolar Amerika Serikat pada 31 Desember 2012 dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tersebut, maka aset moneter neto akan naik sebesar Rp325.216. 26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO KEUANGAN a.
United States dollar Assets: Cash on hand and in bank Trade receivables
MANAJEMEN
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES
Manajemen Risiko
a.
Risk Management The financial liabilities of the Company consist of due to related party, trade payables, other payables, accrued expenses, and other long-term debt. The main purpose of these financial liabilities is to raise funds for the operations of the Company. The Company also has various financial assets such as cash on and in banks, trade receivables, and other receivables.
Liabilitas keuangan pokok Perusahaan terdiri dari utang pihak berelasi, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang jangka panjang lainnya. Tujuan utama dari liabilitas keuangan adalah untuk mengumpulkan dana bagi operasi Perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga memiliki berbagai aset keuangan seperti kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain.
177
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
MANAJEMEN
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
Manajemen Risiko (lanjutan)
a. Risk Management (continued)
Risiko Mata Uang Asing
Foreign Currency Risk
Sebagai akibat transaksi yang dilakukan dengan pembeli dan penjual dalam mata uang asing, laporan posisi keuangan Perusahaan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan nilai tukar Dolar AS/Rupiah. Saat ini, Perusahaan tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai transaksi dalam mata uang asing. Namun, Perusahaan memiliki saldo bank dalam mata uang asing yang dapat memberikan lindung nilai alamiah yang terbatas terhadap dampak fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
As a result of certain transactions with overseas buyers and suppliers, the Company’s statements of financial position may be affected significantly by movements in the US dollar/Rupiah exchange rates. Currently, the Company does not have a formal hedging policy for foreign currency exposures. However, the Company has bank accounts denominated in foreign currency which provide limited natural hedge against the impact of fluctuations in exchange rate of Rupiah against foreign currencies.
Aset dan liabilitas moneter Perusahaan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 disajikan dalam Catatan 25.
Monetary assets and liabilities of the Company denominated in foreign currencies as of December 31, 2012 and 2011 are presented in Note 25.
Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat perubahan Rupiah terhadap dolar AS, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap laba sebelum beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in the Rupiah exchange rate against US dollar, with all other variables held constant, the effect to the income before corporate income tax expense is as follows:
Perubahan tingkat Rp/ Change in Rp rate
Dampak terhadap laba sebelum beban pajak/ Effect on income before tax expenses
31 Desember 2012 Dolar AS Dolar AS
1% -1%
421.805 (421.805)
December 31, 2012 US dollar US dollar
31 Desember 2011 Dolar AS Dolar AS
1% -1%
1.614.920 (1.614.920)
December 31, 2011 US dollar US dollar
178
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
MANAJEMEN
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued))
Manajemen Risiko (lanjutan)
a.
Risk Management (continued)
Risiko Kredit
Credit Risk
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan penempatan rekening koran pada bank.
The Company has credit risk arising from the credits granted to the customers and placement of current accounts in the banks.
Selain dari pengungkapan di bawah ini, perusahaan tidak memiliki konsentrasi risiko kredit.
Other than as disclosed below, the Company has no concentration of credit risk.
Kas dan bank
Cash on hand and in banks
Risiko kredit atas penempatan rekening koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh direksi. Batas tersebut ditetapkan untuk meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank-bank tersebut.
Credit risk arising from placements of current accounts and deposits is managed in accordance with the Company’s policy. Investments of surplus funds are limited for each banks and reviewed annually by the board of directors. Such limits are set to minimize the concentration of credit risk and therefore mitigate financial loss through potential failure of the banks.
Piutang usaha
Trade receivables
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan, klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan. Perusahaan mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan individu dan memantau eksposur terkait dengan batasanbatasan tersebut.
Credit risk is the risk that the Company will incur a loss arising from its customers, clients or counterparties that fail to discharge their contractual obligations. There are no significant concentrations of credit risk. The Company manages and controls this credit risk by setting limits on the amount of risk it is willing to accept for individual customers and by monitoring exposures in relation to such limits.
179
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
MANAJEMEN
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
Manajemen Risiko (lanjutan)
a.
Risk Management (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Piutang usaha (lanjutan)
Trade receivables (continued)
Manajemen Perusahaan menerapkan peninjauan mingguan dan bulanan pada umur piutang dan penagihan untuk membatasi jika tidak untuk menghilangkan risiko kredit. Sesuai dengan kebijakan manajemen, pelanggan akan dikenakan status “hold” untuk yang telah melewati batas jatuh tempo.
The Company’s management applies weekly and monthly trade receivables aging review and collection to limit if not eliminate its credit risk. Subject to management decision, long outstanding overdue accounts will be subject for “hold” status of the customer.
Eksposur maksimum Perusahaan atas risiko kredit adalah sebagai berikut:
The Company’s maximum exposure to credit risk are as follows: Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 31 Desember 2011/ December 31, 2011
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Nilai Tercatat/ Carrying Value
Eksposur Maksimum/ Maximum Exposure *)
Nilai Tercatat/ Carrying Value
Bank Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain
1.105.322.641
1.105.322.641
814.754.393
814.754.393
8.800.000 1.719.510.974 16.728.832
8.800.000 1.719.510.974 16.728.832
83.674.320 1.052.286.490 32.349.995
83.674.320 1.052.286.490 32.349.995
Cash in banks Trade receivables Third parties Related party Other receivables
Total
2.850.362.447
2.850.362.447
1.983.065.198
1.983.065.198
Total
*)
*)
Tidak terdapat bagian yang dijaminkan atau penambahan kredit lainnya atau perjanjian offsetting yang mempengaruhi ekposur maksimum.
Eksposur Maksimum/ Maximum Exposure *)
There are no collaterals held or other credit enhancement or offsetting arrangements that affect this maximum exposure.
The table below summarises the aging analysis of the Company’s financial assets as of December 31, 2012 and 2011:
Tabel berikut ini menunjukan iktisar analisa umur asset keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:
Desember 31, 2012/December 31, 2012 < 1 tahun/ < 1 year
1 - 2 tahun/ 1 - 2 years
3 - 5 tahun/ 3 - 5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Bank Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain
1.105.322.641
-
-
-
1.105.322.641
8.800.000 1.719.510.974 16.728.832
-
-
-
8.800.000 1.719.510.974 16.728.832
Cash in banks Trade receivables Third parties Related party Other receivables
Total
2.850.362.447
-
-
-
2.850.362.447
Total
Disajikan Kembali (Catatan 30)/ As Restated (Note 30) Desember 31, 2011/December 31, 2011 < 1 tahun/ < 1 year Bank Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain Total
1 - 2 tahun/ 1 - 2 years
3 - 5 tahun/ 3 - 5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
814.754.393
-
-
-
814.754.393
83.674.320 1.052.286.490 32.349.995
-
-
-
83.674.320 1.052.286.490 32.349.995
Cash in banks Trade receivables Third parties Related party Other receivables
1.983.065.198
-
-
-
1.983.065.198
Total
180
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
MANAJEMEN
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
Manajemen Risiko (lanjutan)
a.
Risk Management (continued)
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Perusahaan menunjukkan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.
Liquidity risk is defined as the risk when the cash flow position of the Company indicates that the short-term revenue is not enough to cover the short-term expenditure.
Kebijakan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa mereka selalu memiliki uang yang cukup dalam bentuk kas untuk membayar liabilitas mereka ketika liabilitas tersebut jatuh tempo. Untuk memenuhi tujuan tersebut, mereka mencari cara untuk menjaga saldo kas dan fasilitas yang disetujui untuk memenuhi kebutuhan uang kas untuk suatu periode setidaknya 180 hari.
The Company's policy is to ensure that they will always have sufficient cash to allow it to meet its liabilities when they become due. To achieve this aim, it seeks to maintain cash balances and agreed facilities to meet expected requirements for a period of at least 180 days.
Tabel berikut ini menunjukan profil jangka waktu pembayaran liabilitas Perusahaan berdasarkan pembayaran dalam kontrak pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:
The table below summarises the maturity profile of the Company’s financial liabilities based on contractual payments as of December 31, 2012 and 2011:
Desember 31, 2012/December 31, 2012 < 1 tahun/ < 1 year
1 - 2 tahun/ 1 - 2 years
3 - 5 tahun/ 3 - 5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Utang pihak-pihak berelasi Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang jangka panjang lainnya
1.359.421.387 1.444.418.861 2.523.342 376.407.084
-
-
-
1.359.421.387 1.444.418.861 2.523.342 376.407.084
17.752.200 9.416.125
-
-
-
17.752.200 9.416.125
Due to related parties Trade payables Other payables Accrued expenses Short-term employee benefits liabilities Other long-term debt
Total
3.209.938.999
-
-
-
3.209.938.999
Total
Disajikan Kembali (Catatan 30)/ As Restated (Note 30) Desember 31, 2011/December 31, 2011 < 1 tahun/ < 1 year
1 - 2 tahun/ 1 - 2 years
3 - 5 tahun/ 3 - 5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Utang pihak-pihak berelasi Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang jangka panjang lainnya
1.359.421.387 845.311.262 2.500.000 1.212.000
-
-
-
1.359.421.387 845.311.262 2.500.000 1.212.000
8.430.654 34.931.409
9.416.125
-
-
8.430.654 44.347.534
Due to related parties Trade payables Other payables Accrued expenses Short-term employee benefits liabilities Other long-term debt
Total
2.251.806.712
9.416.125
-
-
2.261.222.837
Total
181
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
MANAJEMEN
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
Manajemen Modal
b.
Capital Management
Modal termasuk saham yang ditempatkan dan dibayar penuh dan laba ditahan Perusahaan.
Capital includes the issued and fully paid share capital and earnings retained by the Company.
Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan mempertahankan rasio modal yang sehat untuk mendukung usahanya dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Namun, karena defisit yang terjadi sampai saat ini, manajemen Perusahaan terus menghadirkan rencana-rencana untuk meningkatkan bisnis Perusahaan dan rasio modalnya (Catatan 29).
The primary objective of the Company’s capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value. However, due to the deficit incurred to date, the Company's management is continually coming up with plans to improve the Company's business and its capital ratios (Note 29).
Undang-undang Perseroan Terbatas, efektif tanggal 16 Agustus 2007, mengharuskan Perusahaan untuk mengalokasikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
The Corporate Law, effective August 16, 2007, requires the Company to allocate a non-distributable reserve fund until the reserve reaches 20% of the issued and fully paid share capital. This externally imposed capital requirement is considered by the Company at the Annual General Shareholders’ Meeting.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The Company manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of changes in economic conditions. No changes were made in the objectives, policies or processes during the years ended December 31, 2012 and 2011.
27. INSTRUMEN KEUANGAN
27. FINANCIAL INSTRUMENTS Financial instruments presented in the statements of financial position are carried at fair value, otherwise, they are presented at carrying amounts as either these are reasonable approximation of fair values or their fair values cannot be reliably measured. Further explanations are provided in the following paragraphs.
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah aproksimasi nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal. Penjelasan lebih lanjut diberikan pada paragraf-paragraf berikut.
182
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
27. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)
27. FINANCIAL INSTRUMENTS (continued)
Instrumen keuangan dengan nilai tercatat yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya
Financial instruments with carrying amounts that approximate their fair values
Manajemen menetapkan bahwa nilai tercatat (berdasarkan jumlah nosional) kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, utang pihak berelasi, utang usaha, utang lain-lain dan beban akrual serta liabilitas imbalan kerja jangka pendek kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut sebagian besar berjangka pendek.
Management has determined that the carrying amounts (based on notional amounts) of cash on hand and in banks, trade receivable, other receivables, due to related party, trade payables, other payables, accrued expenses and short-term liabilities for employee benefit reasonably approximate their fair values because they are mostly short-term in nature.
Nilai tercatat utang jangka panjang lainnya dengan suku bunga mengambang besarnya kurang lebih sama dengan nilai wajarnya karena dinilai ulang secara berkala.
The carrying amounts of other long-term debt with floating interest rates approximate their fair values as they are re-priced frequently.
Instrumen keuangan dengan nilai tercatat yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya (lanjutan)
Financial instruments with carrying amounts that approximate their fair values (continued)
Tabel berikut menyajikan klasifikasi instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:
The table below presents the classification of financial instruments as of December 31, 2012 and 2011:
Nilai Tercatat/Carrying Value
Nilai Wajar/Fair Value
31 Desember/ December 31, 2012
31 Desember/ December 31, 2011
2012
Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30 Aset Keuangan Kas dan bank Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain Total Liabilitas Keuangan Utang pihak berelasi Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang jangka panjang lainnya Total
2011 Disajikan kembali, Catatan 30/ As restated, Note 30
1.106.626.860
817.954.351
1.106.626.860
817.954.351
8.800.000 1.719.510.974 16.728.832
83.674.320 1.052.286.490 32.349.995
8.800.000 1.719.510.974 16.728.832
83.674.320 1.052.286.490 32.349.995
Financial Assets Cash on hand and in banks Trade receivables Third parties Related party Other receivables
2.851.666.666
1.986.265.156
2.851.666.666
1.986.265.156
Total
1.359.421.387 1.444.418.861 2.523.342 376.407.084
1.359.421.387 845.311.262 2.500.000 1.212.000
1.359.421.387 1.444.418.861 2.523.342 376.407.084
1.359.421.387 845.311.262 2.500.000 1.212.000
17.752.200 9.416.125
8.430.654 44.347.534
17.752.200 9.416.125
8.430.654 44.347.534
Financial Liabilities Due to related parties Trade payables Other payables Accrued expenses Short-term employee benefits liabilities Other long-term debts
3.209.938.999
2.261.222.837
3.209.938.999
2.261.222.837
Total
183
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
28. SEGMEN OPERASI
28. OPERATING SEGMENT
Bedasarkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, informasi segmen berikut disajikan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen Perusahaan untuk mengevaluasi kinerja segmen dan menetukan alokasi sumber daya Perusahaan:
Based on PSAK No. 5 (Revised 2009), “Operating Segment”, the following informations are presented based on the information used by the Company’s mangement to evaluate segment performance and to alocate of the Company’s resources:
Internet access dan N.O.C
Internet access and N.O.C
Segmen internet access dan N.O.C memberikan berbagai macam layanan jasa, yang terdiri dari, digital dial up, leased line, lisensi wireless 2.4 Ghz, 3.5 Ghz dan 5.7 Ghz, internet ready port, FTP, akses telnet dan transfer, POP dan web mail accounts, web hosting, satelite & fibre optic connection, pendaftaran domain dan country code top level domain. Layanan di segmen ini didukung oleh layanan pelanggan 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Internet access and N.O.C segment provide various services, which are consists of, digital dial up, leased line, wireless 2.4 Ghz, 3.5 Ghz dan 5.7 Ghz licensed, internet ready port, FTP, telnet access and transfer, POP and web mail accounts, web hosting, satelite & fibre optic connection, domain dan country code top level domain registration. All of the product supported by 24 hours and 7 days a week.
IT Solution
IT Solution
Segment IT Solution memberikan jasa layanan terpadu dalam membangun suatu infrastruktur telekomunikasi berbasis internet untuk berbagai jenis industri. Layanan terpadu ini meliputi layanan web designed, web advertising, web development, layanan online marketing, pembuatan aplikasi dan sistem.
The IT Solution segment provides an integrated service in developing an internet-based telecomunication infrastructure for various kinds of industry. This integrated services including web designed, web advertising, and web development, online marketing services, aplication and system designed.
Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada laporan keuangan. Namun, pendanaan Perusahaan (termasuk biaya pendanaan dan pendapatan pendanaan) dan pajak penghasilan dikelola secara perusahaan dan tidak dialokasikan kepada segmen operasi.
Management monitors the operating results of its business units separately for the purpose of making decisions about resource allocation and performance assessment. Segment performance is evaluated based on operating profit or loss and is measured consistently with operating profit or loss in the financial statements. However, the Company’s financing (including finance costs and finance income) and income taxes are managed on a Company basis and are not allocated to operating segments.
Harga pengalihan antara segmen diatur dengan cara yang sama dengan transaksi dengan pihak ketiga.
Transfer prices between segments are set on a manner similar to transactions with third parties.
184
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
28. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
28. OPERATING SEGMENT (continued) The following table presents revenue and profit, and certain asset and liability information regarding the Company’s business segments:
Tabel berikut ini menyajikan informasi pendapatan dan laba dan aset dan liabilitas tertentu sehubungan dengan segmen usaha Perusahaan: 2012 Internet access dan N.O.C/ Internet access and N.O.C Pendapatan Jasa kepada pelanggan eksternal Hasil segmen
IT Solution/ IT Solution
Total/ Total
3.840.000.000
10.087.640.669
13.927.640.669
940.000.000
4.430.533.955
5.370.533.955
Beban penjualan yang tidak dapat dialokasi Beban umum dan administrasi yang tidak dapat dialokasi Pendapatan operasi lain yang tidak dapat dialokasi Beban operasi lain yang tidak dapat dialokasi Biaya keuangan yang tidak dapat dialokasi Beban pajak penghasilan, neto
(102.599.487) (4.680.259.344) 47.796.187 (282.521.457) (3.344.961) (128.775.244)
Revenue Services to external customers Segment results Unallocated selling expenses Unallocated general and administrative expenses Unallocated other operating income Unallocated other operating expenses Unallocated finance costs Income tax expense, net
Laba tahun berjalan
220.829.649
Income for the year
Aset segmen Liabilitas segmen Penyusutan Pengeluaran modal
16.821.216.087 4.119.768.512 590.169.151 43.919.700
Segment assets Segment liabilites Depreciation Capital expenditure
2011 Disajikan kembali, Catatan 30/As restated, Note 30 Internet access dan N.O.C/ Internet access and N.O.C Pendapatan Jasa kepada pelanggan eksternal Hasil segmen
IT Solution/ IT Solution
Total/ Total
1.280.000.000
17.091.694.219
18.371.694.219
(1.129.751.008)
5.886.815.277
4.757.064.269
Beban penjualan yang tidak dapat dialokasi Beban umum dan administrasi yang tidak dapat dialokasi Pendapatan operasi lainnya yang tidak dapat dialokasi Beban operasi lain yang tidak dapat dialokasi Biaya keuangan yang tidak dapat dialokasi Beban pajak penghasilan, neto
(55.099.022) (3.883.875.058) 103.390.349 (186.965.319) (7.118.648) (255.532.533)
Revenue Services to external customers Segment results Unallocated selling expenses Unallocated general and administrative expenses Unallocated other operating income Unallocated other operating expenses Unallocated finance costs Income tax expense, net
Laba tahun berjalan
471.864.038
Income for the year
Aset segmen Liabilitas segmen Penyusutan Pengeluaran modal
16.708.907.583 4.228.289.657 567.240.657 36.845.028
Segment assets Segment liabilites Depreciation Capital expenditure
185
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
29. KELANGSUNGAN MANAJEMEN
USAHA
DAN
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
RENCANA
29. GOING CONCERN AND MANAGEMENT PLAN
Laporan keuangan telah disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan akan melanjutkan usahanya secara berkesinambungan. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan masih mengalami defisit sebesar Rp30.973.829.973 dan total liabilitas jangka pendek Perusahaan telah melebihi total aset lancarnya sebesar Rp458.948.422 karena bisnis utama Perusahaan yaitu sebagai penyedia jasa internet dan IT solutions tidak berkembang secara optimal sesuai dengan harapan manajemen. Manajemen Perusahaan sedang merencanakan untuk mengubah bisnis utama Perusahaan menjadi sebuah perusahaan investasi dengan mengakuisisi kepemilikan saham perusahaan yang bergerak di bidang retail dan produk konsumen dengan tetap melanjutkan bisnisnya yang ada. Sebagai perusahaan induk, manajemen Perusahaan berharap Perusahaan dapat memperoleh penghasilan dividen yang berkesinambungan sehingga meningkatkan pendapatan Perusahaan di masa mendatang.
The financial statements have been prepared assuming that the Company will continue to operate as a going concern. As of December 31, 2012, the Company still suffered deficit of Rp30,973,829,973 and the Company’s total current liabilities have exceeded its total current assets by Rp458,948,422 since the main business of the Company which is as a provider of internet services and IT solutions did not develop optimally in accordance with the management's expectation. The Company’s management is planning to change the main business of the Company to become an investment holding company by acquiring share ownership of companies that are engaged in retail and consumer product while continuing its existing business. As a holding company, the Company’s management expects the Company to earn a sustainable dividend income thereby increasing the Company's revenue in the future.
Perusahaan memperoleh “Support Letter” tertanggal 14 Maret 2013 dari PT Philadel Terra Lestari, entitas induk dan entitas induk akhir Perusahaan, dimana pemegang saham telah menyatakan dukungannya terhadap rencana manajemen dan kemampuan untuk memberikan dukungan keuangan terhadap Perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
The Company has obtained a letter of financial support from PT Philadel Terra Lestari, the parent and ultimate parent of the Company, dated March 14, 2013, whereby the shareholder has confirmed its support to the management plan and ability to provide financial support to the Company in settlement of its obligations as and when they fall due.
Laporan keuangan tidak mencakup penyesuaian yang mencerminkan dampak di masa medatang yang mungkin terjadi terhadap pemulihan atau klasifikasi dari aset maupun jumlah atau klasifikasi dari kewajiban yang berasal dari ketidakpastian tersebut.
The financial statements do not include any adjustments to reflect the possible future effects on the recoverability or classification of asset, or the amounts and classification of liabilities that may result from this uncertainty.
30. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2011 DAN 2010
30. RESTATEMENTS AND RECLASSIFICATIONS OF THE 2011 AND 2010 FINANCIAL STATEMENTS
Laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 disajikan kembali untuk mencerminkan penyesuaian-penyesuaian tertentu dan telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian dalam laporan keuangan tahun 2012.
The financial statements as of and for the year ended December 31, 2011 and 2010 have been restated to reflect certain adjustments and have been reclassified to conform with the presentation in the 2012 financial statements.
186
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
30. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2011 DAN 2010 (lanjutan)
30. RESTATEMENTS AND RECLASSIFICATIONS OF THE 2011 AND 2010 FINANCIAL STATEMENTS (continued) The details of the restatements reclassifications are as follows:
Rincian penyajian kembali dan reklasifikasi adalah sebagai berikut: Disajikan Sebelumnya/ As Previously Reported Penyesuaian 2011 (a) Aset tetap - neto Aset pajak tangguhan - neto Liabilitas imbalan kerja karyawan jangka panjang Defisit Beban umum dan administrasi Manfaat pajak penghasilan tangguhan Penyesuaian 2010 (a) Aset pajak tangguhan - neto Utang pajak Liabilitas imbalan kerja karyawan jangka panjang Defisit Reklasifikasi 2011 (b) Utang pihak berelasi - jangka panjang Utang pihak berelasi - jangka pendek Utang jangka panjang lainnya, yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Reklasifikasi 2010 (b) Utang pihak berelasi - jangka panjang Utang pihak berelasi - jangka pendek Utang jangka panjang lainnya, yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang jangka panjang lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Penyesuaian/ Adjustments
and
Setelah Penyesuaian/ After Adjustments
14.560.919.110 276.216.457
(283.094.886) (127.211.543)
14.277.824.222 149.004.914
(627.431.848) 30.834.485.701 3.820.445.630
50.132.511 360.173.921 242.270.797
577.299.337 31.194.659.622 4.062.716.427
2011 Restatements (a) Fixed assets - net Deferred tax assets - net Long-term employee benefit liabilities Deficit General and administrative expenses
(73.935.159)
Income tax benefit - deferred
(53.904.989)
(20.030.170)
222.311.468 (72.832.446)
(147.241.713) (2.303.726.907)
75.069.755 (2.376.559.353)
9.308.420 2.441.660.200
439.268.772 31.666.523.660
(448.577,192) 29.224.863.460
(1.359.421.387) -
(1.359.421.387)
2011 Reclassifications (b) Due to related parties non-current Due to related parties current
9.416.125
(34.931.409)
Current maturities of other long-term debt
(9.416.125)
(9.416.125)
Other long-term debt, net of current maturities
1.359.421.387 (1.359.421.387)
(44.347.534)
-
(1.180.505.014) (75.505.046)
-
2010 Restatements (a) Deferred tax assets - net Taxes payable Long-term employee benefit liabilities Deficit
-
(1.180.505.014)
2010 Reclassifications (b) Due to related parties non-current Due to related parties current
44.347.534
(31.157.512)
Current maturities of other long-term debt
(44.347.534)
(44.347.534)
Other long-term debt, net of current maturities
1.180.505.014 (1.180.505.014)
a. Penyesuaian
-
a. Restatements 1. Tax penalties payable of Rp2,303,726,907 represents accumulated penalties for the late payment of underpayments of several tax assessment letters from fiscal year 2001 to 2006. The Company’s management did not accrue the provision for the said tax penalties prior to 2011.
1. Utang denda pajak sejumlah Rp2.303.726.907 merupakan akumulasi denda atas keterlambatan pembayaran kekurangan bayar beberapa surat ketetapan pajak dari tahun pajak 2001 sampai dengan 2006. Manajemen Perusahaan tidak mencatat provisi atas denda pajak tersebut sebelum tahun 2011.
187
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
30. PENYAJIAN KEMBALI DAN REKLASIFIKASI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2011 DAN 2010 (lanjutan)
30. RESTATEMENTS AND RECLASSIFICATIONS OF THE 2011 AND 2010 FINANCIAL STATEMENTS (continued)
a. Penyesuaian (lanjutan)
a. Restatements (continued)
2. Terdapat kesalahan perhitungan matematis yang berkaitan dengan perhitungan liabilitas imbalan kerja jangka panjang untuk tahun 2011 dan 2010 yang mengakibatkan penyesuaian masing-masing sebesar Rp50.132.511 and Rp9.308.420 dan pajak tangguhan terkait masing-masing sebesar Rp30.236.193 and Rp22.812.941.
2. There has been mathematical error relating to the calculation of long-term employee benefits liabilities for 2011 and 2010 which resulted to adjustments amounting to Rp50,132,511 and Rp9,308,420, respectively, and related deferred tax of Rp30,236,193 and Rp22,812,941, respectively.
3. Terdapat kesalahan perhitungan matematis yang berkaitan dengan perhitungan pajak tangguhan atas beda waktu aset tetap untuk tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp10.206.023 and Rp124.428.772.
3. There has been mathematical error relating to the calculation of deferred tax from timing difference of fixed assets for 2011 and 2010 of Rp10,206,023 and Rp124,428,772, respectively.
4. Beberapa aset tetap tidak disusutkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang mengakibatkan penambahan beban penyusutan sebesar Rp283.094.888.
4. Several fixed assets were not depreciated for the year ended December 31, 2011 which resulted to an additional depreciation expense amounting to Rp283,094,888.
b. Reklasifikasi
b. Reclassifications Reclassifications to conform with the presentation in the 2012 financial statements.
Reklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan tahun 2012. 31. PERISTIWA PENTING PELAPORAN a.
SETELAH
TANGGAL
31. EVENTS AFTER REPORTING DATE a.
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 15 April 2013 yang diaktakan berdasarkan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 43 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan memutuskan antara lain: - Perubahan Anggaran Dasar (Pasal 3 ayat 2) mengenai kegiatan usaha penunjang Perusahaan. - Perubahan Anggaran Dasar (Pasal 4 ayat 1) sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari sebesar Rp184.000.000.000 (seratus delapan puluh empat miliar Rupiah) atau sebanyak 736.000.000 (tujuh ratus tiga puluh enam juta) saham dengan nilai nominal Rp250 (dua ratus lima puluh Rupiah) setiap saham menjadi sebesar Rp10.000.000.000.000 (sepuluh triliun Rupiah) atau sebanyak 40.000.000.000 (empat puluh miliar) saham dengan nilai nominal Rp250 (dua ratus lima puluh Rupiah) setiap saham.
Based on the Statement of Decision of Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated April 15, 2013, which was notarized by Notarial Deed No. 43 of Fathiah Helmi, S.H., on the same date, the shareholders of the Company approved as follows: -
188
The changes in the Articles of Association (Article 3 paragraph 2) regarding the Company’s supporting business activities. The changes in the Articles of Association (Article 4 paragraph 1) in relation with the increase in the Company’s authorized share capital from Rp184,000,000,000 (one hundred eighty four billion Rupiah) or 736,000,000 (seven hundred and thirty six million) shares with a par value of Rp250 (two hundred and fifty Rupiah) per share to become Rp10,000,000,000,000 (ten trillion Rupiah) or 40,000,000,000 (forty billion) shares with a par value of Rp250 (two hundred and fifty Rupiah) per share.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31. PERISTIWA PENTING PELAPORAN (lanjutan) a.
SETELAH
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
TANGGAL
31. EVENTS AFTER REPORTING DATE (continued) a.
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 15 April 2013 yang diaktakan berdasarkan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 43 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan memutuskan antara lain: (lanjutan) -
-
Perubahan susunan Direksi Perusahaan.
The change in the composition of the Company’s Board of Directors.
The amendments on the Articles of Association was approved by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU20681.A.H.01.02 Year 2013 dated April 17, 2013.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-20681.A.H.01.02 Tahun 2013 tanggal 17 April 2013. b.
Based on the Statement of Decision of Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated April 15, 2013, which was notarized by Notarial Deed No. 43 of Fathiah Helmi, S.H., on the same date, the shareholders of the Company approved as follows: (continued)
b.
Pada tanggal 19 April 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian pengikatan jualbeli saham dengan PT Megah Eraraharja (“PT ME”). Berdasarkan perjanjian ini, PT ME akan menjual dan mengalihkan saham yang dimilikinya pada PT Fast Food Indonesia Tbk (“FAST”) sebanyak 165.013.334 lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham yang mewakili 35.84% kepemilikannya, kepada Perusahaan dengan harga pengalihan sebesar Rp1.988.410.674.700 atau sebesar Rp12.050 per lembar saham. Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum penyelesaian dilakukan karena sebab - sebab sebagai berikut: 1. dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak; 2. oleh Pembeli dengan pemberitahuan tertulis kepada Penjual, jika Penjual telah melakukan suatu pelanggaran material atas ketentuan Perjanjian ini, dan Penjual tidak memperbaiki pelanggaran dalam segala aspek material dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan tertulis diberikan oleh Pembeli kepada Penjual; 3. oleh Penjual dengan pemberitahuan tertulis kepada Pembeli, apabila Pembeli telah melakukan suatu pelanggaran atas setiap ketentuan dalam perjanjian ini, dan Pembeli tidak memperbaiki segala aspek material dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan diberikan oleh Penjual kepada Pembeli; atau
On April 19, 2013, the Company entered into conditional sales and purchase agreement with PT Eraraharja (“PT ME”). Based on the agreement PT ME will sell and transfer its share ownership in PT Fast Food Indonesia Tbk (“FAST”) of 165,013,334 shares with a par value of Rp100 per share that represent 35.84% of its ownership, to the Company, with selling price of Rp1,988,410,674,700 or Rp12,050 per share. This agreement may be terminated prior to completion due to the following reasons: 1. 2.
3.
189
by mutual written agreement of the Parties; by the Purchaser with written notice to the Seller, if any Seller has committed a material breach of any provision under this Agreement, and the Seller does not remedy such breach in all material respect within 7 (seven) days after the date notice thereof has been given by the Purchaser to the Seller; by the Seller with written notice to the Purchaser, if the Purchaser has committed a material breach of any provision under this Agreement, and the Purchaser does not remedy such breach in all material respect within 7 (seven) days after the date notice thereof has been given by the Seller to the Purchaser; or
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31. PERISTIWA PENTING PELAPORAN (lanjutan) 4.
c.
SETELAH
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
TANGGAL
31. EVENTS AFTER REPORTING DATE (continued) 4.
apabila penyelesaian tidak terjadi (selain karena kegagalan dari salah satu Pihak yang hendak mengakhiri perjanjian ini untuk menjalankan kewajibannya menurut perjanjian ini) pada atau sebelum berakhirnya Jangka Waktu Penyelesaian. c.
Pada tanggal 19 April 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian pemesanan saham bersyarat dengan PT Indomarco Perdana (“PT IDP”), PT Lentera Bumi Mas (“PT LBM”), Sinarman Jonatan (“SJ”) dan PT Indomarco Prismatama (“PT IDM”). Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan mendapat hak untuk memesan, mengambil bagian, dan menjadi pemegang saham pada PT IDM atas saham baru yang akan diterbitkan oleh PT IDM berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham PT IDM pada tanggal 17 April 2013, sebanyak 738.720.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp250 per lembar saham, yang mewakili 40% dari total saham ditempatkan dan disetor PT IDM. Harga penyertaan atas saham baru yang akan diterbitkan tersebut adalah sebesar Rp2.622.456.000.000 atau sebesar Rp3.550 per lembar saham. Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum penyelesaian dilakukan karena sebab - sebab sebagai berikut: 1. dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak; 2. oleh salah satu Pihak dengan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lain apabila salah satu pihak telah melakukan pelanggaran material atas ketentuan perjanjian ini, dan Pihak tersebut tidak memperbaiki pelanggaran dalam segala aspek material dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah pemberitahuan diberikan oleh pihak lainnya kepada Pihak tersebut; atau 3. apabila penyelesaian tidak terjadi (selain karena kegagalan dari salah satu Pihak yang hendak mengakhiri perjanjian ini untuk menjalankan kewajibannya menurut perjanjian ini) pada atau sebelum berakhirnya Jangka Waktu Penyelesaian.
On April 19, 2013, the Company entered into conditional shares subscription agreement with PT Indomarco Perdana (“PT IDP”), PT Lentera Bumi Mas (“PT LBM”), Sinarman Jonatan (“SJ”) dan PT Indomarco Prismatama (“PT IDM”). Based on this agreement, the Company has a right to subscribe, take a part and become PT IDM’s shareholder on shares that would be issued by PT IDM. Based on the result of the Shareholders’ General Meeting of PT IDM dated on April 17, 2013 of 738,720,000 shares with par value of Rp250 per shares, that represents 40% of the total PT IDM’s issued and fully paid shares. The investment price of the share that would be issued of Rp2,622,456,000,000 or Rp3,550 per share. This agreement may be terminated prior to completion due to the following reasons:
1. 2.
3.
190
if the completion does not occur (other than caused by the failure of either Party which intends to terminate this Agreement to perform its obligation under this Agreement) on or before the end of the Completion Period.
by mutual written agreement of the Parties; by the one of the Parties with written notice to other Parties, if any Party has committed a material breach of any provision under this Agreement, and the Party does not remedy such breach in all material respect within 10 (ten) days after the date notice thereof has been given by the Party to other Party; or if the completion does not occur (other than caused by the failure of either Party which intends to terminate this Agreement to perform its obligation under this Agreement) on or before the end of the Completion Period.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31. PERISTIWA PENTING PELAPORAN (lanjutan) d.
SETELAH
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
TANGGAL
31. EVENTS AFTER REPORTING DATE (continued) d.
Pada tanggal 22 April 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian pengikatan jualbeli saham dengan Treasure East Investment Limited (“TEIL”). Berdasarkan perjanjian ini, TEIL akan menjual dan mengalihkan saham yang dimilikinya pada PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (“ROTI”) sebanyak 318.893.400 lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham yang mewakili 31,50% kepemilikannya, kepada Perusahaan dengan harga pengalihan sebesar Rp2.120.641.110 atau sebesar Rp6.650 per lembar saham. Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum penyelesaian dilakukan karena sebab - sebab sebagai berikut: 1. dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak; 2. oleh Pembeli dengan pemberitahuan tertulis kepada Penjual, jika Penjual telah melakukan suatu pelanggaran material atas ketentuan Perjanjian ini, dan Penjual tidak memperbaiki pelanggaran dalam segala aspek material dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan tertulis diberikan oleh Pembeli kepada Penjual; 3. oleh Penjual dengan pemberitahuan tertulis kepada Pembeli, apabila Pembeli telah melakukan suatu pelanggaran atas setiap ketentuan dalam perjanjian ini, dan Pembeli tidak memperbaiki segala aspek material dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan diberikan oleh Penjual kepada Pembeli; atau 4.
On April 22, 2013, the Company entered into conditional sales and purchase agreement with Treasure East Investment Limited (“TEIL”). Based on this agreement, TEIL will sell and transfer its share ownership in PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (“ROTI”) of 318,893,400 shares with a par value of Rp100 per share that represent 31.50% of its ownership, to the Company, with selling price of Rp2,120,641,110 or Rp6,650 per share. This agreement may be terminated prior to completion due to the following reasons:
1. 2.
3.
4.
apabila penyelesaian tidak terjadi (selain karena kegagalan dari salah satu Pihak yang hendak mengakhiri perjanjian ini untuk menjalankan kewajibannya menurut perjanjian ini) pada atau sebelum berakhirnya Jangka Waktu Penyelesaian.
191
by mutual written agreement of the Parties; by the Purchaser with written notice to the Seller, if any Seller has committed a material breach of any provision under this Agreement, and the Seller does not remedy such breach in all material respect within 7 (seven) days after the date notice thereof has been given by the Purchaser to the Seller; by the Seller with written notice to the Purchaser, if the Purchaser has committed a material breach of any provision under this Agreement, and the Purchaser does not remedy such breach in all material respect within 7 (seven) days after the date notice thereof has been given by the Seller to the Purchaser; or if the completion does not occur (other than caused by the failure of either Party which intends to terminate this Agreement to perform its obligation under this Agreement) on or before the end of the Completion Period.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT DYVIACOM INTRABUMI TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of and for the year ended December 31, 2012 with comparative figures as of and for the year ended December 31, 2011 (Expressed in Rupiah, Unless Otherwise Stated)
32. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN
32. REISSUANCE STATEMENTS
OF
THE
FINANCIAL
In relation to the Company’s plan to conduct Limited Public Offering I with Pre-emptive Rights and to comply with requirements of Otoritas Jasa Keuangan, the Company has reissued its financial statements as of December 31, 2012 and for the year ended December 31, 2012, with comparative figures as of December 31, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010 and for the year ended December 31, 2011 which included certain changes in the notes 1c, 2a, 2l, 4, 8, 15, 22, 26, 28, 31 dan 32 to the financial statements.
Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan untuk mematuhi persyaratan Otoritas Jasa Keuangan, Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan keuangan tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan angka perbandingan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang disertai dengan beberapa perubahan dalam laporan keuangan dan catatan 1c, 2a, 2l, 4, 8, 15, 22, 26, 28, 31 dan 32 atas laporan keuangan.
192
XVI. KETERANGAN TENTANG PEMBELI SIAGA Dalam PUT Iini, apabila saham yang ditawarkan ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD,maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD secara proporsional sesuai peraturan yang berlaku. Berdasarkan Akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No. 68 tanggal 19 April 2013 dan telah diubah dengan Akta Perubahan III Perjanjian Pembelian Sisa Saham dalam rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk. No.84 tanggal 23 Mei 2013, yang keduanya dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, Pembeli Siaga PUT I ini adalah Hannawell Group Limited dan PT Buana Capital (pihak terafiliasi) (selanjutnya disebut “Pembeli Siaga”). Jika Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT I ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam Sertifikat HMETD atau Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Apabila setelah memenuhi semua pemesanan tambahan dan masih terdapat Sisa Saham yang ditawarkan, maka seluruh Sisa Saham yang ada wajib dibeli oleh Pembeli Siaga dengan harga yang sama dengan Harga Pelaksanaan, yaitu Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham. Proporsi alokasi sisa saham yang akan diambil oleh Pembeli Siaga dalam PUT I ini adalah sebagai berikut: Urutan Prioritas Pembeli Siaga Nama Porsi Penjaminan Jumlah Saham
1 Hannawell Group Limited 40,14% 5.620.000.000
2 PT Buana Capital 1,43% 200.000.000
Apabila setelah dialokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka Pembeli Siaga yaitu Hannawell Group Limited dan PT Buana Capital (pihak terafiliasi) akan melaksanakan kewajibannya sesuai sistem urutan dengan skala prioritas dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham yang seluruhnya akan dibayar tunai sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Pembelian Sisa Saham. Yang dimaksud dengan sistem urutan dengan skala prioritas adalah nomor urutan yang lebih awal akan mendapatkan prioritas untuk membeli Sisa Saham sampai batas maksimal persentase porsi penjaminan yang telah disepakatinya, yang dihitung dari seluruh jumlah Saham dalam PUT I yaitu 14.000.000.000 (empat belas miliar) saham, dan apabila masih ada Sisa Saham maka nomor urutan berikutnya akan mendapatkan prioritas untuk membeli Sisa Saham tersebut sampai batas maksimal persentase yang telah disepakatinya, demikian seterusnya sampai dengan nomor urutan yang terakhir, sesuai nomor urutan skala prioritas. Pembeli Siaga menyatakan memiliki kecukupan dana dan sanggup untuk menjalankan kewajibannya sebagai Pembeli Siaga. Sumber dana Pembeli Siaga untuk menjalankan kewajibannya sebagai Pembeli Siaga dalam PUT I Perseroan berasal dari modal sendiri dan pinjaman pihak ketiga. Keterangan singkat mengenai Pembeli Siaga sehubungan dengan PUT I ini adalah: 1. Hannawell Group Limited Hannawell Group Limited (selanjutnya disebut sebagai “HGL”), merupakan perusahaan yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum British Virgin Islands, berdasarkan Certificate of Incorporation No.1401174 pada tanggal 26 April 2007. HGL merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi.
193
Berdasarkan Register of Directors No.1401174, pengurus HGL saat ini adalah Indosino Limited. Berdasarkan Register of Members No.1401174, susunan permodalan dan pemegang saham HGL saat ini adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Ng Siew Khim
Jumlah Saham 1
Nilai (USD) 1
% 100%
HGL tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan. Pengendali utama HGL adalah Ng Siew Khim. 2. PT Buana Capital PT Buana Capital (pihak terafiliasi), suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berdasarkan anggaran dasar terakhir sebagaimana dimuat dalam Akta No. 42 tanggal 15 Juni 2012 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar terakhir tersebut telah didaftarkan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No.AHU-AH.01.10-22764 tanggal 21 Juni 2012 dengan Tanda Daftar Perseroan No.AHU-0056876.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 21 Juni 2012. PT Buana Capital (selanjutnya disebut sebagai “PT BC”) berkantor di Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 26, Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Indonesia. Website: www.buanacapital.com, email:
[email protected]. Kegiatan utama PT BC adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek. Berikut ini adalah pengurus PT BC berdasarkan Akta No. 42 tanggal 15 Juni 2012: Direksi Benny H. Setiabrata – Direktur Utama Lidia Trivelly Harijin Santoso
Dewan Komisaris Pieter Tanuri – Komisaris Utama Yohanes Ade Bunian Moniaga
Struktur Permodalan PT BC pada saat ini berdasarkan Akta No. 30 tanggal 22 Nopember adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp100.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) 1.200.000 120.000.000.000
Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT Philadel Terra Lestari 2. Benny Hardiman Setiabrata 3. Yohanes Ade Bunian Moniaga 4. Yulian Kusuma Kwee Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Dalam Portepel
360.000 210.000 15.000 15.000 600.000
36.000.000.000 21.000.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 60.000.000.000
%
60,00% 35,00% 2,50% 2,50% 100,00%
PT BC memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan, dimana PT BC dan Perseroan sama-sama dimiliki dan dikendalikan oleh Pieter Tanuri.
194
XVIII. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM Perseroan telah menunjuk PT Raya Saham Registra sebagai Pelaksana Pengelola Administrasi Saham dan sebagai Agen Pelaksana PUT I Perseroan, sebagaimana termaktub dalam Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksanaan Dalam Rangka PUT I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No. 69 tanggal 19 April 2013, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H.,Notaris di Jakarta. Berikut ini adalah persyaratan dan tata cara pemesanan pembelian saham sehubungan dengan PUT I Perseroan: 1. Pemesan Yang Berhak Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB berhak mengajukan pemesanan Saham Baru dan/atau dalam rangka PUT I ini dengan ketentuan bahwa setiap pemegang 23 (dua puluh tiga) Saham Lama berhak atas 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Baru dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham. Apabila terdapat pecahan atas saham hasil pelaksanaan HMETD maka akan diadakan pembulatan ke bawah dan pecahan tersebut menjadi milik Perseroan dan harus dijual oleh Perseroan serta hasil penjualannya dimasukkan ke rekening Perseroan. Pemesan yang berhak membeli Saham Baru adalah pemegang HMETD yang sah, yaitu pemegang saham yang memperoleh HMETD dari Perseroan dan belum menjual HMETD tersebut dan pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam SBHMETD atau dalam kolom endorsemen pada SBHMETD atau daftar pemegang HMETD yang tercatat dalam penitipan kolektif KSEI. Pemesan dapat terdiri atas perorangan, Warga Negara Indonesia dan/atau Asing dan/atau Lembaga dan/atau Badan Hukum/Badan Usaha baik Indonesia/Asing sebagaimana diatur dalam UUPM berikut dengan peraturan pelaksanaannya. Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak, maka para pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan menggunakan haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan kepemilikan sahamnya disarankan untuk mendaftar Surat Kolektif Sahamnya untuk diregistrasi, yaitu sebelum batas akhir pencatatan dalam DPS yakni sebelum tanggal 5 Juni 2013. 2. Distribusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) a. Bagi Pemegang Saham Yang Berhak yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan didistribusikan secara elektronik melalui rekening efek Anggota Bursa atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah tanggal pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 7 Juni 2013. b. Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukkan dalam penitipan kolektif di KSEI, Perseroan akan menerbitkan SBHMETD atas nama pemegang saham. Prosedur Pendaftaran/Pelaksanaan HMETD Pelaksanaan HMETD dapat dilakukan mulai tanggal 10 Juni 2013 sampai dengan tanggal 19 Juni 2013. A. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif 1. Pemegang HMETD memberikan instruksi pelaksanaan HMETD kepada Anggota Bursa/Bank Kustodian dan membayar Harga Pelaksanaan HMETD dengan memasukkannya ke dalam rekening yang khusus ditunjuk oleh KSEI; 195
2. Pada Hari Bursa yang sama dengan saat disampaikannya instruksi pelaksanaan HMETD oleh Anggota Bursa/Bank Kustodian kepada KSEI, maka: • KSEI akan mendebet HMETD dari masing-masing sub rekening pemegang HMETD yang memberikan instruksi pelaksanaan HMETD ke dalam rekening KSEI dengan menggunakan fasilitas C-BEST; • Segera setelah uang Harga Pelaksanaan HMETD diterima di dalam rekening bank yang ditunjuk oleh KSEI, KSEI akan melakukan pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD dari rekening bank yang ditunjuk oleh KSEI tersebut ke rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan pada hari yang sama. 3. 1 (satu) Hari Bursa setelah KSEI menerima instruksi pelaksanaan HMETD, KSEI akan menyampaikan kepada BAE, dokumen sebagai berikut: • Daftar rincian instruksi pelaksanaan HMETD yang diterima KSEI, berikut rincian data Pemegang HMETD (nomor identitas, nama, alamat, status kewarganegaraan dan domisili) pemegang HMETD yang melakukan pelaksanaan HMETD; • Surat atau bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD yang dilakukan oleh KSEI, dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan; • Instruksi untuk mendapatkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam rekening khusus yang telah disediakan oleh KSEI. 4. Segera setelah BAE Perseroan menerima dokumen-dokumen KSEI sebagaimana dimaksud dalam butir A.3 di atas, BAE Perseroan akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung dari instruksi pelaksanaan HMETD, bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD ke dalam rekening bank khusus berdasarkan data pada rekening bank khusus serta instruksi untuk mendepositokan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD. 5. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) di rekening bank khusus, BAE akan menerbitkan/mendepositokan sejumlah Saham Baru ke dalam rekening khusus yang telah disiapkan KSEI dan KSEI akan langsung mendistribusikan Saham Baru dengan menggunakan fasilitas C-BEST. Selanjutnya, setelah melakukan pendistribusian Saham Baru tersebut maka KSEI akan memberikan laporan hasil distribusi Saham Baru tersebut kepada Perseroan dan BAE. B. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif 1. Pendaftaran pelaksanaan HMETD dilakukan di kantor pusat BAE. 2. Pemegang HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif yang akan melakukan pelaksanaan HMETD harus membayar Harga Pelaksanaan HMETD ke dalam rekening bank khusus serta menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli SBHMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap; b. Asli bukti pembayaran Harga Pelaksanaan HMETD; c. Fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemegang HMETD (perorangan) yang akan melakukan pelaksanaan HMETD (Kartu Tanda Penduduk/paspor/Kartu Izin Tinggal Terbatas); atau fotokopi anggaran dasar dan lampiran susunan terakhir anggota Direksi/pengurus dari pemegang HMETD (lembaga/badan hukum) yang akan melakukan Pelaksanaan HMETD; d. Asli surat kuasa, jika pelaksanaan HMETD dilakukan oleh pemegang HMETD melalui kuasanya dan dilampirkan fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemberi dan penerima kuasa (Kartu Tanda Penduduk/paspor/Kartu Izin Tinggal Terbatas); e. Apabila pemegang HMETD menghendaki Saham Baru dimasukkan dalam Penitipan Kolektif, maka permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE harus diajukan melalui Anggota Bursa/ Bank Kustodian yang ditunjuk dengan menyerahkan dokumen berupa: • Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa/Bank Kustodian untuk mengajukan permohoan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan Efek atas Saham Baru dalam Penitipan Kolektif KSEI atas nama pemberi kuasa; • Asli formulir penyetoran Efek yang diterbitkan KSEI yang telah diisi dan ditandatangani dengan lengkap. • Dikenakan biaya konversi sebesar Rp1.500,- atau minimal sebesar Rp25.000,- per SHMETD ditambah Pajak Penghasilan 10%.
196
3. BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung untuk pelaksanaan HMETD sebagaimana dimaksud dalam butir B.2 di atas. 4. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima oleh BAE dan uang Harga Pelaksanaan HMETD tellah dibayar penuh (in good funds) ke dalam rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan, BAE akan menerbitkan sejumlah Saham Baru dalam bentuk fisik Surat Kolektif Saham (”SKS”), jika pemegang Sertifikat Bukti HMETD tidak menginginkan Saham Baru dimasukkan ke dalam Penitipan Kolektif. 3. Pemesanan Saham Tambahan Pemegang Saham Yang Berhak yang tidak menjual HMETD-nya atau pembeli/pemegang HMETD yang namanya tercantum dalam SBHMETD atau pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektip di KSEI, dapat memesan saham tambahan melebihi hak yang dimilikinya dengan cara mengisi kolom pemesanan pembelian saham tambahan yang telah disediakan pada SBHMETD dan atau FPPS Tambahan dalam jumlah sekurang-kurangnya 500 saham atau kelipatannya. Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang menginginkan Saham Baru hasil pelaksanaannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan kepada BAE Perseroan melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian. Sedangkan pemegang HMETD dalam bentuk warkat yang tetap menginginkan saham hasil pelaksanaannya dalam bentuk warkat/fisik SKS dapat mengajukan sendiri permohonan kepada BAE Perseroan. 1.
Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang menginginkan saham hasil penjatahannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan kepada BAE Perseroan melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar; b. Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa/Bank Kustodian untuk mengajukan permohonan pemesanan pembelian saham tambahan dan melakukan pengelolaan efek atas saham hasil penjatahan dalam penitipan kolektif KSEI dan kuasa lainnya yang mungkin diberikan sehubungan dengan pemesanan pembelian saham tambahan atas nama pemberi kuasa; c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum); d. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran; e. Asli Formulir Penyetoran Efek yang diterbitkan oleh KSEI yang telah diisi dan ditandatangani secara lengkap untuk keperluan pendistribusian saham hasil pelaksanaan oleh BAE. f. Dikenakan biaya konversi sebesar Rp1.500,- atau minimal sebesar Rp25.000,- per FPPS Tambahan ditambah Pajak Penghasilan 10%.
2. Bagi pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI, mengisi dan menyerahkan FPPS Tambahan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: a. Asli instruksi pelaksanaan (exercise) yang telah berhasil (settled) dilakukan melalui C-Best yang sesuai atas nama pemegang HMETD tersebut (khusus bagi pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI yang telah melaksanakan haknya melalui system C-Best); b. Asli Formulir Penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk pendistribusian saham hasil pelaksanaan HMETD oleh BAE Perseroan; c. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran. d. Dikenakan biaya konversi sebesar Rp1.500,- atau minimal sebesar Rp25.000,- per FPPS Tambahan ditambah Pajak Penghasilan 10%. 3.
Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang menginginkan saham hasil penjatahannya tetap dalam bentuk warkat/fisik SKS, harus mengajukan permohonan kepada BAE Perseroan dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar; b. Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermeterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilampirkan dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa; 197
c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi anggaran dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum); d. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran. Pembayaran atas pemesanan tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah diterima pada rekening bank Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal 21 Juni 2013 dalam keadaan tersedia (in good funds). Pemesanan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan pemesanan dapat mengakibatkan penolakan pemesanan. 4. Penjatahan Atas Pemesanan Saham Tambahan dalam PUT I Penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan ditentukan pada tanggal 24 Juni 2013 dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan tidak melebihi jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT I ini, maka seluruh pesanan atas saham tambahan akan dipenuhi; b. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan melebihi jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT I ini, maka kepada pemesan yang melakukan pemesanan saham tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan secara proporsional, berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta pemesanan saham tambahan. Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai kewajiban dari pelaksanaan penjatahan saham dalam PUT I ini sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.D.I tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan berpedoman pada Peraturan Bapepam No.VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penjatahan berakhir. 5. Persyaratan Pembayaran Bagi Para Pemegang Sertifikat Bukti HMETD (Di luar Penitipan Kolektif KSEI) Dan Pemesanan Saham Baru Tambahan Pembayaran pemesanan pembelian saham dalam rangka PUT I yang permohonan pemesanannya diajukan langsung kepada BAE Perseroan harus dibayar penuh (in good funds) dalam mata uang Rupiah di rekening Perseroan di bawah ini pada saat pengajuan pemesanan secara tunai, cek, bilyet, giro atau pemindahbukuan atau transfer dengan mencantumkan Nomor SBHMETD atau Nomor FPPS Tambahan dan pembayaran dilakukan ke rekening Perseroan pada: PT Bank Central Asia Tbk Cabang Menara BCA Jl. MH Thamrin No.1, Jakarta 10310 No. Rekening: 2050005375 Atas Nama: PT Dyviacom Intrabumi Tbk Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau wesel bank ditolak oleh pihak bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis menjadi batal. Bila pembayaran dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan atau bilyet giro, maka tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro yang dananya telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas. Untuk pemesanan pembelian saham tambahan, pembayaran dilakukan pada hari pemesanan yang mana pembayaran tersebut harus sudah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas paling lambat tanggal 21 Juni 2013. Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian saham dalam rangka PUT I ini menjadi beban pemesan. Pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran akan dibatalkan.
198
6. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham Perseroan melalui BAE yang ditunjuk Perseroan yang menerima pengajuan pemesanan pembelian Saham Baru akan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Saham yang telah dicap dan ditandatangani kepada pemesan sebagai tanda bukti Pemesanan Pembelian Saham Baru untuk kemudian dijadikan salah satu bukti pada saat mengambil Saham Baru. Bagi Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI akan mendapat konfirmasi atas permohonan pelaksanaan HMETD (exercise) dari C-BEST di KSEI melalui pemegang Rekening di KSEI. 7. Pembatalan Pemesanan Saham Perseroan berhak membatalkan pemesanan Saham Baru baik secara keseluruhan atau sebagian dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan pembatalan pemesanan saham akan diumumkan bersamaan dengan pengumuman penjatahan atas pemesanan saham. Hal-hal yang menyebabkan dibatalkannya pemesanan antara lain: a. Pengisian SBHMETD tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat pemesanan saham yang ditawarkan dalam PUT I yang tercantum dalam SBHMETD dan Prospektus. b. Persyaratan pembayaran tidak terpenuhi. c. Persyaratan kelengkapan dokumen permohonan tidak terpenuhi. 8. Pengembalian Uang Pemesanan Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruhnya dari pemesanan Saham Baru tambahan atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan saham, maka Perseroan akan mengembalikan sebagian atau seluruh uang pemesanan tersebut dalam mata uang Rupiah dengan mentransfer ke rekening bank atas nama pemesan. Pengembalian uang pemesanan saham tersebut dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal penjatahan, yaitu tanggal 26 Juni 2013. Surat pemberitahuan penjatahan dan pengembalian uang pemesanan dapat diambil di BAE Perseroan pada setiap hari kerja, mulai tanggal 26 Juni 2013. Apabila terjadi keterlambatan pengembalian uang melebihi 2 (dua) hari kerja setelah tanggal Penjatahan, jumlah uang yang dikembalikan akan disertai bunga yang diperhitungkan mulai hari kerja ke-3 (tiga) setelah tanggal Penjatahan atau setelah tanggal diumumkannya pembatalan PUT I ini sampai dengan tanggal pengembalian uang. Besar bunga atas keterlambatan pengembalian uang pemesanan tersebut yaitu sebesar tingkat suku bunga rata-rata deposito 1 (satu) bulan dalam denominasi Rupiah sesuai dengan maksimum bunga deposito dalam denominasi Rupiah Bank Indonesia. Perseroan tidak memberikan bunga atas keterlambatan pengembalian uang pemesanan saham apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh kesalahan pemesan pada saat mencantumkan nama bank dan nomor rekening bank. Bagi pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI yang melaksanakan haknya melalui KSEI pengembalian uang pemesanan akan dilakukan oleh BAE melalui Emiten. 9. Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD dan Pengkreditan ke Rekening Efek Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai dengan haknya melalui KSEI akan dikreditkan pada rekening efek dalam 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan baik di rekening Perseroan. Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk warkat yang melaksanakan HMETD sesuai haknya akan mendapatkan SKS atau saham dalam bentuk warkat selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh BAE Perseroan dan dana pembayaran telah diterima dengan baik oleh Perseroan.
199
Adapun saham hasil penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam penitipan kolektif KSEI atau tersedia SKSnya selambat-selambatnya 2 (dua) hari bursa setelah tanggal penjatahan. SKS baru hasil pelaksanaan HMETD dapat diambil pada setiap hari kerja (Senin - Jumat, pukul 09.00 – 15.00 WIB). Pengambilan dilakukan di kantor BAE dengan menunjukkan/menyerahkan dokumendokumen sebagai berikut: a. Asli KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan); atau b. Fotokopi anggaran dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan direksi/dewan komisaris atau pengurus yang masih berlaku; c. Asli surat kuasa sah (bagi lembaga/badan hukum atau perorangan yang dikuasakan) bermeterai Rp6.000,- (enam ribu Rupiah) dilengkapi dengan fotokopi KTP/paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa; d. Asli Bukti Tanda Terima Pemesanan Saham. 10. Alokasi Terhadap HMETD Yang Tidak Dilaksanakan Jika saham yang ditawarkan dalam PUT I tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang SBHMETD maka sisa saham akan dialokasikan kepada para pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan melebihi haknya sebagaimana tercantum dalam SBHMETD atau Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan HMETD yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka Pembeli Siaga yaitu Hannawell Group Limited dan PT Buana Capital (pihak terafiliasi), berdasarkan Akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No. 68 tanggal 19 April 2013 dan telah dubah berdasarkan Akta Perubahan III Perjanjian Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Dyviacom Intrabumi Tbk No.84 tanggal 23 Mei 2013,yang keduanya dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, akan membeli saham yang masih tersisa tersebut pada Harga Pelaksanaan sebesar Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham. 11. Lain-Lain Setiap dan semua biaya konversi sehubungan pengalihan saham Perseroan dalam bentuk warkat menjadi bentuk eletronik dan/atau sebaliknya dari bentuk elektronik menjadi bentuk warkat harus dibayar dan ditanggung sepenuhnya oleh pemegang saham Perseroan yang bersangkutan.
200
XIX. KETERANGAN TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Saham yang ditawarkan dalam rangka PUT I ini berjumlah sebanyak 14.000.000.000 (empat belas miliar) Saham Baru dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) per saham sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp7.000.000.000.000,- (tujuh triliun Rupiah), diterbitkan berdasarkan HMETD yang dapat diperdagangkan di luar bursa maupun melalui BEI. 1. Penerima Saham Yang Berhak Menerima HMETD Pemegang saham Perseroan yang namanya dengan sah tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB berhak mendapatkan HMETD. Setiap pemegang 23 (dua puluh tiga) saham lama akan mendapatkan 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) HMETD, di mana setiap 1 (satu) HMETD akan memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan 1 (satu) Saham Baru Perseroan, yang akan ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp500,- (lima ratus Rupiah) setiap sahamnya yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian Saham Baru. 2. Pemegang HMETD Yang Sah Pemegang HMETD yang sah adalah: 1) Para pemegang saham Perseroan yang berhak menerima HMETD yang tidak menjual HMETDnya, atau 2) Pembeli/pemegang HMETD terakhir yang namanya tercantum dalam kolom endorsemen SBHMETD, atau 3) Para pemegang HMETD dalam penitipan kolektip KSEI, sampai dengan tanggal terakhir periode perdagangan HMETD. 3. Perdagangan HMETD Pemegang HMETD dapat memperdagangkan HMETD yang dimilikinya selama periode perdagangan, yaitu mulai tanggal 10 Juni 2013 sampai dengan tanggal 19 Juni 2013. Perdagangan HMETD harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan perpajakan dan ketentuan di bidang Pasar Modal termasuk peraturan Bursa dimana HMETD tersebut diperdagangkan, yaitu BEI, serta peraturan KSEI. Bila pemegang HMETD mengalami keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sebaiknya anda berkonsultasi dengan penasehat investasi, atau penasehat profesional lainnya. HMETD yang berada dalam penitipan kolektif di KSEI diperdagangkan di BEI sedangkan HMETD yang berbentuk SBHMETD hanya bisa diperdagangkan di luar bursa. Penyelesaian perdagangan HMETD yang dilakukan melalui bursa akan dilaksanakan dengan cara pemindahbukuan atas nama rekening efek atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek di KSEI. Segala biaya dan pajak yang mungkin timbul akibat perdagangan dan pemindahtanganan HMETD menjadi tanggung jawab dan beban pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD. Pemegang HMETD yang bermaksud mengalihkan HMETD-nya tersebut dapat melaksanakannya melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian.
201
4. Bentuk Dari SBHMETD Bagi pemegang saham yang sahamnya belum dimasukkan dalam sistem penitipan kolektif di KSEI, Perseroan akan menerbitkan SBHMETD yang mencantumkan nama dan alamat pemegang HMETD, jumlah saham yang dimiliki dan jumlah HMETD yang dapat digunakan untuk membeli saham serta kolom jumlah saham yang akan dibeli, jumlah harga yang harus dibayar dan jumlah pemesanan saham tambahan, kolom endorsemen dan keterangan lain yang diperlukan. Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem penitipan kolektif di KSEI, Perseroan tidak akan menerbitkan SBHMETD, melainkan akan melakukan pengkreditan rekening efek atas nama Bank Kustodian atau perusahaan efek yang ditunjuk masing-masing pemegang saham di KSEI. 5. Permohonan Pemecahan SBHMETD Bagi pemegang SBHMETD yang ingin menjual atau mengalihkan sebagian dari jumlah yang tercantum dalam SBHMETD yang dimilikinya, maka pemegang HMETD yang bersangkutan dapat membuat surat Permohonan pemecahan SBHMETD dan menyerahkan kepada BAE Perseroan untuk mendapatkan pecahan SBHMETD dengan denominasi HMETD yang diinginkan. Pemegang HMETD dapat melakukan pecahan SBHMETD mulai tanggal 7 Juni 2013 sampai dengan tanggal 18 Juni 2013. Setiap pemecahan akan dikenakan biaya yang menjadi beban pemohon, yaitu sebesar Rp3.300,- (tiga ribu tiga ratus Rupiah) per SBHMETD baru hasil pemecahan. Biaya tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai. 6. Nilai HMETD Nilai Bukti HMETD yang ditawarkan oleh pemegang HMETD yang sah akan berbeda-beda antara pemegang HMETD satu dengan yang lainnya, berdasarkan permintaan dan penawaran dari pasar yang ada. Sebagai contoh, perhitungan nilai HMETD di bawah ini merupakan salah satu cara untuk menghitung nilai HMETD, tetapi tidak menjamin bahwa hasil perhitungan nilai HMETD yang diperoleh adalah nilai HMETD yang sesungguhnya berlaku di pasar. Penjelasan di bawah ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum untuk menghitung nilai HMETD. Asumsi: Harga pasar satu saham Harga saham yang ditawarkan dalam PUT I Jumlah saham yang beredar sebelum PUT I Jumlah saham yang ditawarkan dalam PUT I Jumlah saham yang beredar sesudah PUT I Harga teoritis Saham Baru ex-HMETD
: : : : : :
Rpa Rpr A R A+R
(Rp a x A) + (Rp r x R) = Rp X (A + R) Harga teoritis HMETD adalah = RpX – Rpr 7. Penggunaan SBHMETD SBHMETD adalah bukti hak yang diberikan Perseroan kepada pemegangnya untuk membeli Saham Baru. SBHMETD hanya diterbitkan bagi pemegang saham yang belum melakukan konversi saham dan digunakan untuk memesan Saham Baru. SBHMETD tidak dapat ditukarkan dengan uang atau apapun pada Perseroan, serta tidak dapat diperdagangkan dalam bentuk fotokopi. Bukti kepemilikan HMETD untuk pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI akan diberikan oleh KSEI melalui Anggota BEI atau Bank Kustodiannya.
202
8. Pecahan HMETD Berdasarkan Peraturan Bapepam No.IX.D.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu bahwa dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, maka HMETD tersebut tidak diserahkan kepada pemegang saham, namun akan dikumpulkan oleh Perseroan untuk dijual sehingga Perseroan akan mengeluarkan HMETD dalam bentuk bulat, dan selanjutnya hasil penjualan HMETD pecahan tersebut dimasukkan ke dalam rekening Perseroan. 9. Lain-lain Segala biaya yang timbul dalam rangka pemindahan hak atas pemindahan HMETD menjadi beban tanggungan Pemegang SBHMETD atau calon pemegang HMETD.
203
XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN SERTIFIKAT BUKTI HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Perseroan telah mengumumkan informasi penting berkaitan dengan PUT I I ini melalui iklan di surat kabar. 1. Bagi Pemegang Saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan didistribusikan secara elektronik melalui Rekening Efek Anggota Bursa atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 7 Juni 2013 pukul 16.00 WIB. Prospektus dan petunjuk pelaksanaan akan didistribusikan oleh Perseroan kepada KSEI dan dapat diperoleh oleh pemegang saham dari masing-masing Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya. 2. Bagi Pemegang yang sahamnya tidak dimasukkan dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan akan menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD atas nama pemegang saham. Pemegang Saham Perseroan yang beralamat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi(Jabodetabek) dapat mengambil SBHMETD, Prospektus, FPPS Tambahan dan formulir lainnya mulai tanggal 7 Juni 2013 dengan menunjukkan asli kartu tanda pengenal yang sah (KTP / Paspor / KITAS) dan menyerahkan fotokopinya serta asli Surat Kuasa bagi yang tidak bisa mengambil sendiri pada BAE Perseroan. PT Raya Saham Registra Gedung Plaza Sentral Lt. 2 Jakarta 12930 Telp: (62-21) 252 5666 Fax: (62-21) 252 5028 Sedangkan untuk pemegang saham Perseroan yang berada di luar wilayah Jabodetabek, Sertifikat Bukti HMETD, Prospektus, FPPS Tambahan dan formulir lainnya akan dikirim oleh BAE Perseroan melalui pos tercatat mulai tanggal 7 Juni 2013. Perseroan tidak akan mengirimkan paket tersebut di atas kepada pemegang saham Perseroan yang beralamat di Amerika Serikat sehubungan dengan peraturan United States Securities Act 1993 No.5 yang berlaku di negara tersebut. Apabila pemegang saham Perseroan yang namanya dengan sah tercatat dalam DPS Perseroan tanggal 5 Juni 2013 belum menerima atau mengambil SBHMETD, Prospektus, FPPS Tambahan dan formulir lainnya dan tidak menghubungi BAE Perseroan, maka setiap dan segala risiko ataupun kerugian yang mungkin timbul bukan menjadi tanggung jawab Perseroan ataupun BAE Perseroan, melainkan sepenuhnya merupakan tanggung jawab para pemegang saham Perseroan yang bersangkutan.
204
XXI. INFORMASI TAMBAHAN Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dari Prospektus ini atau apabila pemegang saham menginginkan tambahan informasi sehubungan dengan PUT I ini, para pemegang saham dipersilahkan menghubungi: PT Dyviacom Intrabumi Tbk Wisma Achilles Lantai 4 Jl.Panjang No.29 Kedoya Selatan Jakarta 11510, Indonesia Telp: (62-21) 5694-9393 Fax: (62-21) 5694-9339 Email:
[email protected] http://www.dyvia.com
PT Buana Capital Gedung Bursa Efek Indonesia Tower II, Lt. 26 Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia Telp: (62-21) 515-0203 Fax: (62-21) 515-0241 Email:
[email protected] http://www.buanacapital.com
205
PT Raya Saham Registra Gedung Plaza Sentral Lt. 2 Jakarta 12930 Telp: (62-21) 252 5666 Fax: (62-21) 252 5028
Halaman ini sengaja dikosongkan