Financial Statement
54 – 55
Siddharta & Widjaja Registered Public Accountants
PT BANK ANZ INDONESIA
PT BANK ANZ INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN
FINANCIAL STATEMENTS
Tahun Berakhir
Years Ended
31 Desember 2011 dan 2010
31 December 2011 and 2010
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010
ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN --------------------------------------LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 --------------LAPORAN LABA RUGI TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 ----------------
HAL/ PAGE
CONTENTS
1
INDEPENDENT AUDITORS‘ ------------------------------------------------ REPORT
2
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION ----------------- 31 DECEMBER 2011 AND 2010
3
STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED ------------------ 31 DECEMBER 2011 AND 2010
4
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME YEARS ENDED ------------------ 31 DECEMBER 2011 AND 2010
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 ----------------
5-6
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY YEARS ENDED ------------------ 31 DECEMBER 2011 AND 2010
LAPORAN ARUS KAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 ----------------
7
STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED ------------------ 31 DECEMBER 2011 AND 2010
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 ----------------
8 - 70
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED ------------------ 31 DECEMBER 2011 AND 2010
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 ----------------
56 – 1
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
Laporan Auditor Independen
Independent Auditor’s Report No.: L.11 - 2741 - 12/IV.30.006
No.: L.11 - 2741 - 12/IV.30.006 Para Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank ANZ Indonesia (dahulu PT ANZ Panin Bank):
The Shareholders, The Board of Commissioners and Directors PT Bank ANZ Indonesia (formerly PT ANZ Panin Bank):
Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan PT Bank ANZ Indonesia (dahulu PT ANZ Panin Bank) (“Bank”) tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, serta laporan laba rugi, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
We have audited the accompanying statement of financial position of PT Bank ANZ Indonesia (formerly PT ANZ Panin Bank) (“the Bank”) as of 31 December 2011 and 2010, and the related statements of income, statements of comprehensive income, changes in equity, and cash flows for the years then ended. These financial statements are the responsibility of the Bank’s management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audits.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
We conducted our audits in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank ANZ Indonesia (dahulu PT ANZ Panin Bank) tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial position of PT Bank ANZ Indonesia (formerly PT ANZ Panin Bank) as of 31 December 2011 and 2010, and the results of its operations and its cash flows for the years then ended in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards.
Seperti yang dijelaskan di Catatan 2v atas laporan keuangan, revisi atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan “PSAK”) No. 1 telah berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Oleh karena itu, Bank telah mengubah bentuk laporan keuangannya agar sesuai dengan bentuk penyajian menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009).
As discussed in Note 2v to the financial statements, the revised Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 1 became effective starting 1 January 2011. Accordingly, the Bank has changed the format of its financial statements to conform with the format of presentation set forth in SFAS No. 1 (2009 Revision).
Kantor Akuntan Publik/Registered Public Accountants Siddharta & Widjaja
Elisabeth Imelda, SE, CPA Izin Akuntan Publik No. 01.1.0783/Public Accountant License No. 01.1.0783 Jakarta, 30 April 2012 Laporan keuangan terlampir tidak dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di negara dan yurisdiksi selain)Indonesia. Standar, prosedur dan praktek untuk mengaudit atas laporan keuangan tersebut adalah yang berlaku umum dan diterapkan di Indonesia.
Jakarta, 30 April 2012 The accompanying financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and practices generally accepted in countries and jurisdictions other than Indonesia. The standards, procedures and practices to audit such financial statements are those generally accepted and applied in Indonesia.
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
LAPORAN LABA RUGI TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
Catatan/ Notes 2011
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan Tagihan derivatif Tagihan akseptasi Wesel tagih Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset tetap - bersih Tagihan restitusi pajak penghasilan Aset pajak tangguhan - bersih Aset takberwujud - bersih Aset lain-lain
ASSETS 2b,2f,23 2b,2f,2g,5,23 2b,2e,2f,2g,2q,6 23,26 2b,2e,2f,2h,2q,7 23,26 2f,2i,8,23 2e,2f,2j,9,23,26 2f,2k,2q,23 2f,2q,23 2e,2f,2h,2q,10,23, 26,28 2b,2e,2f,2l,2q,11 23,26 2m 15 2p,15 2n,2o,12 15g
JUMLAH ASET
136.894 1.909.330
134.814 818.631
Cash on hand Demand deposits with Bank Indonesia
3.291.971
725.376
544.072 398.724 278.332 641.912 265.980
1.325.274 111.423 146.924 172.398 528.120
Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative receivables Acceptance receivables Bills receivable
17.339.996
13.309.414
Loans receivable
1.626.264 237.698 165.255 228.118 258.237
1.665.513 269.345 49.315 128.451 185.343 182.775
Investment securities Fixed assets - net Claims for tax refund Deferred tax assets - net Intangible assets - net Other assets
27.322.783
19.753.116
LIABILITAS DAN EKUITAS
TOTAL ASSETS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS
2010
2.180.752) (607.388) 1.573.364)
1.906.794) (540.312) 1.366.482)
2u,18,28 2u,28
825.459) (65.050) 760.409)
626.967) (62.409) 564.558)
Fee and commissions income Fee and commissions expense Net fees and commissions income
2i,28
27.600)
32.326)
2i,2j,19 2d,28
(8.620) 196.627) 215.607)
(59) 60.563) 92.830)
Gain on sale of securities Loss from changes in fair value of financial instruments - net Foreign exchange gain - net
2.549.380)
2.023.870)
(763.378)
(531.771)
Net impairment losses
(853.551)
(910.728)
General and administrative expenses
(461.716) (2.078.645)
(339.388) (1.781.887)
Personnel expenses Total operating expense
470.735) (80)
241.983) 28)
NET OPERATING INCOME Non-operating income (expense) - net
470.655) (137.360)
242.011) (78.692)
INCOME BEFORE TAX Income tax expense
333.295)
163.319)
NET INCOME
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga bersih Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi - bersih Keuntungan penjualan efek-efek Kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan - bersih Keuntungan selisih kurs - bersih
2e,2t,17,26,28 2t,17
Jumlah pendapatan operasional Kerugian penurunan nilai - bersih Beban umum dan administrasi Beban karyawan Jumlah beban operasional
2q,20 2e,2o,12,22, 26,28 2e,2s,21,26, 28
LABA OPERASIONAL BERSIH Pendapatan (beban) non-operasional - bersih
OPERATING INCOME AND EXPENSES Interest income Interest expense Net interest income
Total operating income
LIABILITIES
Simpanan dari bank-bank lain Simpanan dari nasabah Utang akseptasi Liabilitas derivatif Liabilitas pajak kini
2e,2f,2r,13,23,26 2e,2f,2r,14,23,26 2e,2f,2k,23,26 2e,2f,2j,9,23,26 2p,15,28
Liabilitas imbalan pasca-kerja Liabilitas lain-lain
2s 2e,26,28
JUMLAH LIABILITAS
279.117 22.313.242 642.234 273.009 90.901
826.459 16.044.316 172.598 146.723 101.540
77.409 350.180
51.388 334.351
24.026.092
17.677.375
EKUITAS Modal saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000, dalam nilai penuh, per saham: Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh 1.650.000 saham (2010: 50.000 saham) Setoran dimuka modal saham Cadangan Saldo laba
2011
2010
Deposits from other banks Deposits from customers Acceptance payables Derivative liabilities Current tax liabilities Obligation for post-employment benefits Other liabilities
LABA SEBELUM PAJAK Beban pajak penghasilan
2p,15
LABA BERSIH
TOTAL LIABILITIES EQUITY
16 2l,11
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
1.650.000 18.863 1.627.828
50.000 700.000 31.208 1.294.533
3.296.691
2.075.741
27.322.783
19.753.116
Share capital at par value of Rp 1,000,000, in whole amount, per share: Authorized, fully issued and paidup capital of 1,650,000 shares (2010: 50,000 shares) Advance for share capital payment Reserves Retained earnings TOTAL EQUITY
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
2 –3
PT BANK ANZ PANIN (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
2011
2010 2011
LABA BERSIH
333.295)
163.319)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK PENGHASILAN: Aset keuangan tersedia untuk dijual: Perubahan nilai wajar bersih Perubahan nilai wajar yang ditransfer ke laporan laba rugi pada saat penjualan bersih
NET INCOME OTHER COMPREHENSIVE INCOME, NET OF INCOME TAX:
2l,11
Available-for-sale financial assets: Net change in fair value
(2.301)
27.769)
(10.044)
(22.936)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK PENGHASILAN
(12.345)
4.833)
OTHER COMPREHENSIVE INCOME, NET OF INCOME TAX
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
320.950)
168.152)
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
Catatan/ Notes
Fair value changes transferred to profit or loss on disposal - net
Saldo 1 Januari 2011
Modal saham/ Share capital
50.000
Setoran dimuka modal saham/ Advance for share capital payment
Cadangan/Reserves Cadangan Cadangan nilai wajar/ umum/ Fair value General reserve reserves
700.000
21.208
Jumlah ekuitas/ Total equity
Saldo laba/ Retained earnings
10.000
1.294.533
2.075.741
Pendapatan komprehensif tahun berjalan:
Comprehensive income for the year:
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
333.295
333.295
Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak penghasilan:
Perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual, bersih Perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual yang ditransfer ke laporan laba rugi pada saat penjualan bersih
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
Net income for the year
Other comprehensive income, net of income tax:
2l,11
2l,11
-
-) -)
-
-))) -)
(2.301)
(10.044) (12.345)
-
-)
-
333.295
(2.301)
(10.044) 320.950)
Net change in fair value of available-for-sale financial assets
Fair value changes of available-for-sale financial assets transferred to profit or loss on disposal - net
Contribution by and distribution to owners of the Bank:
Kontribusi oleh dan distribusi untuk pemilik Bank: Setoran dimuka modal saham
16
Kapitalisasi agio saham
16
Saldo 31 Desember 2011
Balance as of 1 January 2011
900.000
-
-
-
900.000
1.600.000 (1.600.000) 1.600.000 (700.000)
-
-
-
-) 900.000
8.863
10.000
1.627.828
3.296.691
-
1.650.000
-
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Advance for share capital payment Capitalization of additional paid-up capital
Balance as of 31 December 2011
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
4 –5
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
LAPORAN ARUS KAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Catata n/ Notes
2010
Catatan/ Notes
Saldo 1 Januari 2010
Dampak penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
27
Saldo 1 Januari 2010, setelah dampak penerapan pertama
Modal saham/ Share capital
Setoran dimuka modal saham/ Advance for share capital payment
50.000
-
Cadangan/Reserves Cadangan Cadangan nilai wajar/ umum/ Fair value General reserve reserves
16.375
Jumlah ekuitas/ Total equity
Saldo laba/ Retained earnings
10.000
1.317.173
1.393.548
Balance as of 1 January 2010
-
-
-
-
(185.959)
(185.959)
Effect of first adoption of SFAS No. 55 (2006 Revision)
50.000
-
16.375
10.000
1.131.214
1.207.589
Balance as of 1 January 2010, after first adoption of SFAS
Pendapatan komprehensif tahun berjalan:
Comprehensive income for the year:
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
163.319
163.319
Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak penghasilan:
Perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual, bersih Perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual yang ditransfer ke laporan laba rugi pada saat penjualan bersih
-
-
27.769
-
-
27.769
Saldo 31 Desember 2010
Net change in fair value of available-for-sale financial assets
Laba bersih Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih menjadi kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi: Penambahan cadangan kerugian penurunan nilai Penyusutan aset tetap Amortisasi aset takberwujud Laba atas penjualan aset tetap Beban imbalan pasca-kerja Beban pajak penghasilan Perubahan dalam aset dan kewajiban operasi: Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan Tagihan derivatif Tagihan akseptasi Wesel tagih Kredit yang diberikan Tagihan restitusi pajak penghasilan Aset pajak tangguhan Aset takberwujud Aset lain-lain Simpanan dari bank-bank lain Simpanan dari nasabah Utang akseptasi Liabilitas derivatif Liabilitas lain-lain Pembayaran imbalan pasca-kerja Pembayaran pajak penghasilan Kas bersih yang dihasilkan (digunakan untuk) dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Pembelian aset tetap Hasil penjualan aset tetap Pembelian aset takberwujud – piranti lunak Perubahan bersih efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual
2l,11
-
-
-
-
(22.936) 4.833)
-
163.319
(22.936) 168.152)
Fair value changes of available-for-sale financial assets transferred to profit or loss on disposal - net
Contribution by and distribution to owners of the Bank:
16
2010
333.295)
163.319)
-)
700.000 700.000)
-)
-)
-)
700.000 700.000)
50.000
700.000
21.208
10.000
1.294.533
2.075.741
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Advance for share capital payment
Balance as of 31 December 2010
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
20
837.599) 95.537) 24.397) (7) 26.169) 170.206)
523.699) 77.778) 4.268) (28) 22.073) 144.317)
12 15
1.183.193) (287.301) (131.408) (469.636) 262.140) (4.868.059) 49.315) (36.804) (21.871) (75.462) (547.342) 6.268.926) 469.636) 126.286) 15.829) (148) (180.845)
(1.115.380) (37.590) 33.816) (34.481) (193.130) (1.982.466) -) (65.625) -) (40.262) (287.823) 1.668.252) 69.344) (39.998) 41.692) -) (42.777)
12
3.243.645)
(1.091.002)
(63.910) 27) (45.301)
(72.042) 34) (8.012)
12
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES: Net income Adjustments to reconcile net income to net cash provided by operating activities: Addition of allowance for impairment losses Depreciation of fixed assets Amortization of intangible assets Gain on sale of fixed assets Post-employment benefit expenses Income tax expense Changes in operating assets and liabilities: Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative asset Acceptance receivables Bills receivable Loans receivable Claims for tax refund Deferred tax assets Intangible assets Other assets Deposits from other banks Deposits from customers Acceptance payables Derivative liabilities Other liabilities Payment of post-employment benefits Income tax paid Net cash provided by (used in) operating activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES: Acquisition of fixed assets Proceeds from sale of fixed assets Acquisition of intangible assets – software Net changes in available-for-sale Investment securities Purchase consideration in business combination
(53.548)
271.650)
-)
(526.524)
(162,732)
(334.894)
Net cash used in investing activities
900.000)
700.000)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES: Advance for share capital payment
900.000)
700.000)
Net cash provided by financing activities
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
3.980.913)
(725.896)
Kas dan setara kas, awal tahun Kas dan setara kas, akhir tahun
1.901.354) 5.882.267)
2.627.250) 1.901.354)
Harga perolehan dalam penggabungan usaha Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
Kontribusi oleh dan distribusi untuk pemilik Bank: Setoran dimuka modal saham
Net income for the year
Other comprehensive income, net of income tax:
2l,11
2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:
1d
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Setoran dimuka modal saham Kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas pendanaan
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain – jatuh tempo dalam 3 bulan sejak tanggal perolehan Sertifikat Bank Indonesia – jatuh tempo dalam 3 bulan sejak tanggal perolehan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
136.894) 1.909.330) 3.291.971) 544.072) -) 5.882.267)
Net increase (decrease) in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, beginning of year Cash and cash equivalents, end of year
Cash and cash equivalents consists of: Cash on hand Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks – mature within 3 months from 142.081) the date of acquisition Certificate of Bank Indonesia – mature 80.452) within 3 months from the date of acquisition 1.901.354) 134.814) 818.631) 725.376)
See Notes to the Financial Statements, which form an integral part of these financial statements.
6 –7
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
UMUM
1.
GENERAL 1.
a.
PT Bank ANZ Indonesia (“Bank”), perusahaan yang berdomisili di Indonesia, awalnya didirikan dengan nama PT ANZ Panin Bank berdasarkan akta notaris Mudofir Hadi, S.H. tanggal 5 September 1990 No. 31; akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan No.C2-5698.HT.01.01.Th.90 tanggal 18 September 1990, didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 1990/1990 tanggal 21 September 1990 dan diumumkan dalam Tambahan No. 4374 pada Berita Negara No. 86 tanggal 26 Oktober 1990. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Rudy Siswanto, S.H. tanggal 23 Juni 2011 No. 22, sehubungan dengan penambahan modal saham; akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. AHU-32511.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 28 Juni 2011. Bank sedang dalam proses untuk mengumumkannya dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia.
a.
PT Bank ANZ Indonesia (“the Bank”), an Indonesian domiciled company, was initially established under the name of PT ANZ Panin Bank by deed of notary public Mudofir Hadi, S.H. dated 5 September 1990 No. 31; this deed was approved by the Minister of Justice Republic of Indonesia under No. C2-5698.HT.01.01.Th.90 dated 18 September 1990, registered at the Jakarta Court of Justice Republic of Indonesia under No. 1990/1990 dated 21 September 1990 and published in Supplement No. 4374 to State Gazette No. 86 dated 26 October 1990. The Bank’s Articles of Association have been amended for several times, most recently by deed of notary public Rudy Siswanto, S.H. dated 23 June 2011 No. 22, with regard to increase of share capital; this deed was approved by the Minister of Law and Human Rights Republic of Indonesia under No. AHU-32511.AH.01.02 Tahun 2011 dated 28 June 2011. Currently, the Bank is in the proses to publish it in State Gazette of the Republic of Indonesia.
b.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, tujuan Bank adalah bergerak dalam bidang perbankan.
b.
In accordance with article 3 of its Articles of Association, the objective of the Bank is to engage in banking activities.
c.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank adalah sebagai berikut:
c.
As of 31 December 2011 and 2010, the composition of the Bank’s Board of Commissioners and Directors was as follows: 2.
2010
Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen
Enrique V. Bernardo Bill Foo Say Mui Jusuf Arbianto Tjondrolukito
Enrique V. Bernardo Bill Foo Say Mui Jusuf Arbianto Tjondrolukito Ending Fadjar
Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur
Joseph Abraham Ajay Surendra Mathur
Joseph Abraham Ajay Surendra Mathur *) Ngo Jerry Go *)
Direktur
Muhamadian Rostian Martin Mulwanto Soewandy Luskito Hambali Ngo Jerry Go
Muhamadian Rostian Martin Mulwanto Soewandy
President Commissioner Commissioner Independent Commisioners
President Director Vice President Director
Directors
*) Subject to fit and proper test by Bank Indonesia.
1.
GENERAL (Continued) d.
Pada tanggal 12 Juni 2010, Bank telah menyelesaikan proses akuisisi atas kegiatan usaha dari Royal Bank of Scotland Group plc (RBS) di Indonesia yang terdiri dari:
On 12 June 2010, the Bank completed the acquisition of Royal Bank of Scotland Group plc (RBS) business in Indonesia which consist of:
- Produk pinjaman konsumen dan jasa-jasa dari RBS - Perbankan khusus atas klien utama dan royal dari RBS - Konsumen dan Komersial dari RBS
- RBS Consumer Finance products and services
Seperti yang dijelaskan pada Catatan 2n, dampak keuangan atas akuisisi tersebut telah dicatat sejak tanggal tersebut.
As described in Note 2n, the financial impacts of this acquisition are included starting from this date.
Jumlah aset bersih yang diperoleh serta goodwill dan aset takberwujud yang timbul dari akuisisi tersebut adalah sebagai berikut:
Amount of net assets acquired as well as goodwill and intangible assets arising from the acquisition are as follows:
- RBS Royal Preferred Banking - RBS Retail and Commercial Banking
Jumlah nilai wajar aset yang diperoleh
(7.024.674)
Total fair value of assets acquired
Jumlah nilai wajar liabilitas yang diambil-alih
(6.676.711)
Total fair value of liabilities assumed
Nilai wajar dari aset bersih yang diperoleh
347.963)
Fair value of net assets acquired
Harga perolehan
526.524)
Purchase price
18.216)
Intangible assets
Aset takberwujud
The Bank’s head office is located at ANZ Tower, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 33A, Jakarta. As at 31 December 2011, the Bank had 17 branches, 11 sub-branches and 2 credit card functional offices.
Kantor pusat Bank berlokasi di ANZ Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 33A, Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2011, Bank mempunyai 17 kantor cabang, 11 kantor cabang pembantu dan 2 kantor fungsional kartu kredit.
*) Dalam tahap tes kelayakan oleh Bank Indonesia.
UMUM (Lanjutan) d.
PT ANZ Panin Bank changed its name to PT Bank ANZ Indonesia effective on 12 January 2012. This change was approved by the Minister of Justice and Human Rights under No. AHU58673.AH.01.02 Tahun 2011 dated 29 November 2011 and Bank Indonesia Governor under No.13/108/KEP.GBI/2011 dated 29 December 2011.
PT ANZ Panin Bank merubah namanya menjadi PT Bank ANZ Indonesia efektif pada tanggal 12 Januari 2012. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan No. AHU-58673.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 29 November 2011 dan Gubernur Bank Indonesia dengan No. 13/108/KEP.GBI/2011 tanggal 29 Desember 2011.
2011
8 –9
1.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
Goodwill
160.345)
Goodwill
Jumlah aset takberwujud dan goodwill
178.561)
Total intangible assets and goodwill
e.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank mempekerjakan masing-masing 1.144 dan 987 karyawan tetap.
e.
As of 31 December 2011 and 2010, the Bank employed 1.144 and 987 permanent employees, respectively.
f.
Pemegang saham utama Bank, Australia and New Zealand Banking Group Limited, memiliki anak perusahaan dan afiliasi di berbagai negara.
f.
The Bank’s majority shareholder, the Australia and New Zealand Banking Group Limited, has subsidiaries and affiliates throughout the world.
g.
Laporan keuangan telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 30 April 2012.
g.
The financial statements were completed and authorized for issue by the Board of Directors on 30 April 2012.
IKHTISAR PENTING
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY POLICIES
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, adalah sebagai berikut:
The accounting and reporting policies adopted by the Bank conform to accounting principles generally accepted in Indonesia. The significant accounting policies, applied in the preparation of the financial statements for the years ended 31 December 2011 and 2010, were as follows:
a.
a.
Pernyataan kepatuhan Laporan keuangan Bank disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”).
Statements of compliance The Bank’s financial statements were prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”).
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) b.
AKUNTANSI
YANG
Dasar penyusunan laporan keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
Laporan keuangan Bank disajikan dalam jutaan Rupiah dan disusun atas dasar akrual dengan menggunakan konsep nilai historis, kecuali sebagai berikut:
c.
ACCOUNTING
Basis for preparation of the financial statements
Figures in these financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
Laporan arus kas disusun dengan metode tidak langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan dari tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.
The statements of cash flows are prepared using the indirect method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities. For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash on hand, demand deposits with Bank Indonesia, demand deposits with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks and Certificates of Bank Indonesia that mature within 3 months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted.
taksiran
dan
d.
Derivative financial instruments are measured at fair value; Financial instrumens at fair value through profit or loss are measured at fair value; Available for sale financial assets are measured at fair value; and Liability for defined benefit obligations is recognized as the present value of the defined benefit obligation less the net total of the plan assets, plus unrecognized actuarial gains, less unrecognized past service cost and unrecognized actuarial losses.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus.
pertimbangan,
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
The Bank’s financial statements are prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except for the following matters:
Instrumen keuangan derivatif diukur pada nilai wajar; Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi diukur pada nilai wajar; Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar; dan Liabilitas imbalan pasca-kerja diakui sebesar nilai kini atas liabilitas imbalan pasca-kerja dikurangi dengan aset bersih dana pensiun ditambah keuntungan aktuaria yang belum diakui, dikurangi beban jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuaria yang belum diakui.
Penggunaan asumsi
2.
c.
Use of judgments, assumptions
estimates
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.
Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan-pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan dijelaskan di Catatan 4.
Information about significant areas of estimation uncertainty and critical judgments in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognized in the financial statements are described in Note 4.
YANG
Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uang asing
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) d.
Foreign currency transactions and balances translation
Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB.
Year-end balances of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies were translated into Rupiah using the Reuters’ middle rates at 16:00 at Western Indonesia Time.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currencies monetary assets and liabilities are recognized in the statement of income for the year.
Keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.
Foreign currency gain or loss on monetary assets and liabilities is the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into Rupiah at the exchange rate at the end of the year.
Kurs mata uang asing utama pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The major exchange rates used as of 31 December 2011 and 2010 were as follows:
9.067,82 9.205,56 6.983,73 11.715,09 13.976,24 1.167,23 116,82 7.000,35
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
2010 Rp 9.010,00 9.169,48 7.025,89 12.017,99 13.941,18 1.159,08 11.075,00 6.970,14
e.
Aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek untuk tujuan diperdagangkan, tagihan derivatif, tagihan akseptasi, wesel tagih, kredit yang diberikan dan efek-efek untuk tujuan investasi.
1 United States Dollar (USD) 1 Australian Dollar (AUD) 1 Singapore Dollar (SGD) 1 Euro (EUR) 1 Great Britain Poundsterling (GBP) 1 Hong Kong Dollar (HKD) 100 Japanese Yen (JPY) 1 New Zealand Dollar (NZD)
Transactions with related parties
In these financial statements, the term related parties is used as defined in Statement of Financial Accounting Standard (“SFAS”) No. 7 (2010 Revision) regarding “Related Party Disclosures”.
Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-Pihak berelasi”.
f.
ACCOUNTING
Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing at the transaction date.
1 Dolar Amerika Serikat (USD) 1 Dolar Australia (AUD) 1 Dolar Singapura (SGD) 1 Euro (EUR) 1 Poundsterling Inggris (GBP) 1 Dolar Hong Kong (HKD) 100 Yen Jepang (JPY) 1 Dolar Selandia Baru (NZD)
e.
2.
Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
2011 Rp
and
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
AKUNTANSI
f.
Financial assets and liabilities The Bank’s financial assets mainly consist of cash on hand, demand deposits with Bank Indonesia, demand deposits with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, trading securities, derivative receivables, acceptance receivables, bills receivable, loans receivable and investment securities.
10 – 11
2.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
f. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits from other banks, deposits from customers, acceptance payables, and derivative liabilities.
f.1.
f.1.
f.2.
Classification
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal: i. Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang mempunyai dua sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yag ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ii. Tersedia untuk dijual; iii.Dimiliki hingga jatuh tempo; iv.Pinjaman yang diberikan dan piutang.
the Bank classifies its financial assets in the following categories at initial recognition: i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading;
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal: i. Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang mempunyai dua sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ii. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities are classified into the following categories at initial recognition:
Kategori untuk diperdagangkan adalah aset dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.
Held for trading are those assets and liabilities that the Bank acquires or incurres principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or holds as part of a portfolio that is managed together for short-term profit or position taking.
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
Available-for-sale category consists of non-derivative financial assets that are designated as available for-sale or are not classified in one of the other categories of financial assets.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.
Pada tahun 2011 dan 2010, Bank tidak mempunyai aset keuangan dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo.
During the year 2011 and 2010, the Bank did not have any financial assets which are classified as held-to-maturity.
ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; iv. Loans and receivables.
i. Fair value through profit or loss, which has two sub-classifications, i.e. those designated as such upon initial recognition and those classified as held for trading; ii. Financial liabilities amortized cost.
measured
AKUNTANSI
YANG
f. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
f. Financial assets and liabilities (continued)
Liabilitas keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan dari bank-bank lain, simpanan dari nasabah, utang akseptasi, dan liabilitas derivatif. Klasifikasi
2.
at
f.3.
Pengakuan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
f. Financial assets and liabilities (continued) f.2.
Recognition
Bank pada awalnya mengakui kredit yang diberikan serta simpanan pada tanggal perolehan. Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Semua aset dan liabilitas keuangan lainnya pada awalnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.
The Bank initially recognizes loans receivable and deposits on the date of origination. Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell the asset. All other financial assets and liabilities are initially recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas pengakuan awal keuangan setelah tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.
A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for an item not subsequently measured at fair value through profit and loss) transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial asset or issuance of The subsequent financial liability. measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of financial liability and they are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt recognized initially. Such transactions costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest rate method and were recorded as part of interest income for transaction cost related to financial assets or interest expenses for transaction cost related to financial liabilities.
Penghentian pengakuan Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank atas aset keuangan yang ditransfer, diakui sebagai aset atau liabilitas
f.3.
Derecognition The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.
12 – 13
2.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
recognized and the maturity amount, minus any reduction for impairment.
secara terpisah. 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
f. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) f.3.
f.4.
f.5.
Penghentian pengakuan (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
f. Financial assets and liabilities (continued) f.3.
Derecognition (Continued)
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged or cancelled or expire.
Dalam transaksi-transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki serta tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat yang berasal dari kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau Dalam transfer dimana liabilitas. pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
Bank menghapusbukukan aset keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit aset keuangan tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur.
The Bank writes off a financial asset and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial asset is uncollectible. This determination is reached after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/financial asset issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to cover the entire exposure.
Saling hapus
f.4.
Offsetting
Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the statements of financial position when, and only when, the Bank has a legal right to set off the recognized amounts and it intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
Pengukuran diamortisasi
biaya
perolehan
Biaya perolehan diamortisasi dari aset atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung
f.5.
Amortized cost measurement The amortized cost of a financial asset or liability is the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
f. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) f.6.
Pengukuran nilai wajar
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
f. Financial assets and liabilities (continued) f.6.
Fair value measurement
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (riskreturn) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan melalui perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.
14 – 15
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
menggunakan diobservasi.
data
KEBIJAKAN 2. IKHTISAR PENTING (lanjutan)
pasar
yang
AKUNTANSI
dapat
YANG
f. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) f.6.
g.
aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
f. Financial assets and liabilities (continued)
Pengukuran nilai wajar (Lanjutan)
f.6.
When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in the statement of income depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
Aset keuangan dan long position diukur menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan kewajiban dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai.
Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.
Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lainnya
Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain dan kredit yang diberikan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dan kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh
KEBIJAKAN 2. IKHTISAR PENTING (lanjutan) h.
Fair value measurement (Continued)
Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
i.
g.
Demand deposits with Bank Indonesia and other banks Subsequent to initial recognition, demand deposits with Bank Indonesia and other banks are carried at amortized cost using effective interest method.
h.
Placements with Bank Indonesia and other banks and loans receivable Placements with Bank Indonesia and other banks and loans receivable are initially measured at fair value plus incremental direct transaction costs, and subsquently measured at their amortized cost using the effective interest
AKUNTANSI
YANG
Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain dan kredit yang diberikan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) h.
ACCOUNTING
Placements with Bank Indonesia and other banks and loans receivable (Continued)
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the risk borne by the Bank.
Kredit yang diberikan disajikan sebesar jumlah pokok kredit dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai dan pendapatan bunga ditangguhkan.
Loans receivable are stated at the principal amount outstanding, net of allowance for impairment losses and unearned interest income.
Dalam hal restrukturisasi kredit bermasalah dilakukan hanya dengan modifikasi persyaratan kredit, Bank mencatat dampak restrukturisasi tersebut secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai kini penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai kini penerimaan kas masa depan sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit yang diberikan tersebut lebih rendah daripada nilai tercatat kredit yang diberikan sebelum restrukturisasi, Bank harus mengurangi saldo kredit yang diberikan ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai kini penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut harus diakui sebagai kerugian penurunan nilai dalam tahun yang bersangkutan.
In troubled debt restructuring which involves only a modification of terms, the Bank accounts for the effect of the restructuring prospectively and does not change the carrying value of receivables at the time of the restructuring unless the amount exceeds the present value of the total future cash receipts specified in the new terms. If the present value of the total future cash receipts specified in the new terms is lower than the recorded receivables balance prior to restructuring, the Bank reduces the receivables balance to the amount equal to the present value of the total future cash receipts. The amount of the reduction is recognized as impairment losses in the statement of income for the year.
Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan
i.
Instrumen derivatif
Trading securities Trading securities are initially recognized and subsequently measured at fair value in the statements of financial position with transaction costs taken directly to statement of income. All changes in fair value are recognized in statement of income. Gains or losses which are realized when the trading securities are sold, are recognized in the statement of income for the year.
Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan pertama kali diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laporan laba rugi. Semua perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian yang direalisasi pada saat efek-efek yang diperdagangkan dijual, diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. j.
Setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. h.
ACCOUNTING
method.
j.
Derivative instruments
Instrumen derivatif, yang dicatat pada nilai wajar, merupakan tagihan derivatif dan liabilitas derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan manajemen risiko. Instrumen derivatif untuk manajemen risiko adalah untuk lindung nilai eksposur Bank terhadap risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko harga dan eksposur lainnya atas posisi nontrading. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan manajemen risiko tapi tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai dibebankan (dikreditkan) ke laporan laba rugi tahun berjalan.
Derivative instruments, which are carried at fair value, consists of all derivative receivables and liabilities held for trading and risk management purposes. Derivative instruments held for risk management purposes are used to hedge the Bank’s exposures to interest rate risk, currency risk, price risk and other exposures relating to non-trading positions. Changes in fair value of derivative instruments held for trading and risk management purposes but not qualifying for hedge accounting are charged (credited) to statement of income for the year.
Bank tidak menerapkan akuntansi lindung nilai untuk seluruh instrumen derivatif yang dimiliki untuk tujuan manajemen risiko.
The Bank did not apply hedge accounting for its derivative instruments held for risk management purposes.
16 – 17
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) k.
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
Tagihan dan utang akseptasi
k.
l.
m.
ACCOUNTING
Acceptance receivables and payables After initial recognition, acceptance receivables and payables are stated at amortized cost.
Setelah pengakuan awal, tagihan dan utang akseptasi dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Efek-efek untuk tujuan investasi
l.
Investment securities consist of Certificates of Bank Indonesia, government bonds and corporate bonds.
Efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal, efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar.
Investment securities classified as available-forsale are initially measured at fair value plus transaction costs and subsequently, availablefor-sale investment securities are carried at fair value.
Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas efekefek hutang yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Interest income is recognized in the statement of income using the effective interest method. Foreign exchange gains or losses on availablefor-sale debt securities are recognized in the statement of income for the year.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Keuntungan atau kerugian yang direalisasi pada saat efek-efek untuk tujuan investasi dijual, diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Other fair value changes are recognized directly in other comprehensive income until the investment is sold or impaired, where upon the cumulative gains and losses previously recognized in other comprehensive income are reclassified to the statement of income as reclassification adjustment. Gains or losses which are realized when the investment securities are sold, are recognized in the statement of income for the year. m.
Fixed assets
Akuntansi penggabungan usaha
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) n.
ACCOUNTING
Accounting for business combination
Penggabungan usaha melalui akuisisi dilakukan dengan metode pembelian yang menggunakan biaya perolehan (cost) sebagai dasar untuk mencatat akuisisi tersebut. Biaya perolehan merupakan jumlah kas atau aset setara kas yang dibayar atau nilai wajar (pada tanggal pertukaran) aset lain yang diberikan oleh perusahaan pengakuisisi, sebagai imbalan atas perolehan pengendalian atas aset neto perusahaan lain, ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi tersebut. Biaya perolehan dialokasikan pada aset dan liabilitas berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal pertukaran. Selisih bersih antara biaya perolehan dan nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aset.
A business combination which is an acquisition should be accounted for by use of the purchase method which uses cost as the basis for recording the acquisition. Acquisition cost is the amount of cash or cash equivalents paid, or the fair value (at the date of exchange) of other consideration given by the acquirer in exchange for control over the net assets of the other enterprise, plus any costs directly attributable to the acquisition. The cost of an acquisition is allocated to the assets and liabilities recognized by reference to their fair values at the date of the exchange transaction. Any excess in the cost of the acquisition over the acquirer’s interest in the fair value of the identifiable assets and liabilities acquired at the exchange transaction should be described as goodwill and recognized as an asset.
Sejak tanggal akuisisi, perusahaan pengakuisisi harus: a. Melaporkan hasil usaha bisnis yang diakuisi dalam laporan laba ruginya; dan b. Melaporkan aset dan liabilitas bisnis yang diakuisisi dalam laporan posisi keuangan serta goodwill ataupun goodwill negatif yang timbul dari akuisisi tersebut.
As from the date of acquisition, an acquirer should: a. Include in the statement of income the results of operations of the acquiree; and b. Recognize in the statement of financial position the assets and liabilities of the acquiree and any goodwill or negative goodwill arising from the acquisition.
Aset takberwujud
o.
Intangible assets
Perangkat lunak dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset. Pengeluaran selanjutnya yang jumlahnya signifikan akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan di masa mendatang. Pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya. Amortisasi diakui pada laporan laba rugi berdasarkan masa manfaat ekonomis yang berkisar antara 3 sampai dengan 5 tahun dengan menggunakan metode garis lurus, sejak tanggal dimana aset siap untuk digunakan.
Software acquired is stated at cost less accumulated amortization and accumulated impairment losses. Significant subsequent expenditure on software assets is capitalized only when it increases the future economic benefits embodied in the specific asset to which it relates. All other expenditures are expensed as incurred. Amortization is recognized in statements of income over the estimated useful lives ranging from 3 to 5 years using straight-line method from the date that it is available for use.
Leasehold improvement Furniture and fixtures Office equipment Motor vehicles
Goodwill merupakan selisih lebih antar harga perolehan investasi dan bagian Bank atas nilai wajar aset bersih Anak Perusahaan yang diakuisisi pada tanggal akuisisi.
Goodwill represents the excess of the acquisition cost cover the Bank’s share of fair value of the acquired subsidiaries’ net assets at the date of the acquisition.
If the carrying amount of fixed assets are exceeds its recoverable amount, the carrying amount of fixed assets shall be reduced to its recoverable amount and the impairment losses
Sejak tanggal 1 Januari 2011, goodwill tidak diamortisasi. Goodwill untuk selanjutnya disajikan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penurunan nilai.
Starting 1 January 2011, goodwill is not amortized. Goodwill is subsequently measured at cost less accumulated impairment losses.
Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya, yaitu dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaatnya sebagai berikut:
Subsequent to initial measurement, fixed assets are measured using cost model, i.e. carried at its cost less any accumulated depreciation and accumulated impairment losses. Depreciation is calculated from the month the asset is placed into service, based on straight-line method over the estimated useful lives as follows: Years
Jika nilai tercatat aset tetap lebih besar dan nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset tetap diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai aset
o.
YANG
Intangible assets consist of software, goodwill, and customer relationship intangible assets.
Fixed assets are initially recognized expenditures at cost. Cost includes its purchase price and any costs directly atrributable to bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.
3-5 3-5 3-8 5
n.
AKUNTANSI
Aset takberwujud terdiri dari perangkat lunak, goodwill dan aset takberwujud berupa hubungan pelanggan.
Aset tetap diakui pada awalnya sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan meliputi harga perolehan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan manajemen.
Partisi Perabot kantor Peralatan kantor Kendaraan bermotor
KEBIJAKAN 2. IKHTISAR PENTING (lanjutan)
Investment securities
Efek-efek untuk tujuan investasi terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi pemerintah dan obligasi korporasi.
Aset tetap
are charged to the statement of income for the year.
18 – 19
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) o.
AKUNTANSI
YANG
Aset takberwujud (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) o.
Intangible assets (Continued)
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill disajikan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi. Goodwill diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode 4 dan 5 tahun. Bank menentukan estimasi manfaat ekonomi atas goodwill berdasarkan penilaian atas perusahaan yang dibeli, dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti potensi pertumbuhan, sinergi yang diharapkan dan faktor-faktor inheren lainnya.
Prior to 1 January 2011, goodwill is measured at cost less accumulated amortization. Goodwill is amortized using the straight-line method over a period of 4 and 5 years. The Bank determines the estimated useful life of goodwill based on its assessment of the acquired company, with consideration of factors such as potential growth, expected synergy and others factors inherent in the acquired company.
Aset takberwujud berupa hubungan pelanggan dapat dipisahkan dari goodwill pada tanggal akuisisi bisnis, dan termasuk dalam aset bersih teridentifikasi dari bisnis yang diakuisisi. Aset takberwujud berupa hubungan pelanggan pada awalnya diukur pada nilai wajar, yang merefleksikan manfaat ekonomis masa depan yang akan diperoleh Bank dan diamortisasi selama masa manfaat sebagai berikut:
Customer relationship intangible assets are deemed separable from goodwil at the date of acquisition of business, and is included within the net identifiable assets acquired. Customer relationship intangible assets are initially measured at fair value, which reflects future economic benefits which will flow to the Bank and are amortized on the basis of their expected useful lives as follows:
Hubungan pelanggan Wealth management Simpanan inti: - Simpanan tidak berjangka komersial - Simpanan tidak berjangka ritel
Masa manfaat/ Useful lives
Pajak penghasilan
Customer relationship
5 tahun/years
Wealth management Core deposits: Commercial non-term deposit Retail non-term deposit -
4 tahun/years 4 tahun/years
At each date of statements of finacial position, intangible assets are assessed for indicators of impairment. In the event that carrying amount of an asset is determined to be greater than its recoverable amount, the asset is written down immediately to its recoverable amount.
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, aset tak berwujud dievaluasi terhadap indikasi penurunan nilai. Dalam hal nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai aset tersebut segera diturunkan ke nilai yang dapat diperoleh kembali. p.
ACCOUNTING
p.
Income tax
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi kecuali untuk item yang diakui secara langsung di pendapatan komprehensif lain, beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di pendapatan komprehensif lain.
Income tax expense comprises current and deferred tax. Income tax expense is recognized in the statement of income except to the extent that it relates to items recognized directly in other comprehensive income, in which case it is recognized in other comprehensive income.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substantial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the period, using tax rates enacted or substantively enacted at the statements of financial position date.
Bank menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang
The Bank adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the accounting and tax bases of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carry-forwards, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently
cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) q.
Penurunan nilai aset keuangan
enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) q.
ACCOUNTING
Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each statements of financial position date the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the asset, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the asset that can be estimated reliably.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi kredit oleh Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Objective evidence that financial assets are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a loan by the Bank on terms that the Bank would not otherwise consider, indications that a borrower or issuer will enter bankruptcy, the disappearance of an active market for a security due to financial difficulties, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers or issuers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group.
Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset keuangan yang signifikan secara individual.
The Bank considers evidence of impairment for financial assets at both a specific asset and collective level. All individually significant financial assets are assessed for specific impairment.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakterisitik risiko yang serupa.
All individually significant financial assets not to be specifically impaired are then collectively assessed for any impairment that has been incurred but not yet identified. Financial assets that are not individually significant are collectively assessed for impairment by grouping together such financial assets with similar risk characteristics.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren probability of default di masa lalu, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual yang lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang
In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgment as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
20 – 21
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms. 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
digunakan masih memadai.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) q.
AKUNTANSI
YANG
Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) q.
ACCOUNTING
Impairment of financial assets (Continued)
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets’ original effective interest rate.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada lapoan laba rugi dan dicatat pada akun cadangan kerugian atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collaterals, whether or not foreclosure is probable. Losses are recognized in the statement of income and reflected in an allowance account against financial assets carried at amortized cost. Interest on the impaired financial aset continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss. When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through the statement of income.
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasi dari pendapatan komprehensif lain dan diakui pada laporan laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.
Impairment losses on available-for-sale investment securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in other comprehensive income to the statement of income as a reclassification adjustment. The cumulative loss that is reclassified from other comprehensive income to the statement of income is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in the statement of income. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi.
If, in a subsequent period, the fair value of an impaired available-for-sale financial assets increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the statement of income, the impairment loss is reversed, with the amount of reversal recognized in the statement of income.
Jika persyaratan kredit atau piutang dinegosiasi
If the terms of a loan or receivable is renegotiated
q.
r.
Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
q.
Commitments and contingencies which carry credit risk consist of unused credit facilities, irrevocable letters of credit and bank guarantees issued.
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk taksiran kerugian untuk transaksi rekening administratif namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.
Since 1 January 2011, Bank is not required to provide an estimated losses from off-balance sheet transaction, but the Bank should still calculate the impairment losses in accordance with the applicable accounting standard.
Simpanan dari bank-bank lain dan nasabah
r.
Liabilitas imbalan pasca-kerja
Deposits from other banks and customers After initial recognition, current accounts, saving accounts, call money and time deposits are subsequently measued at amortized cost.
Setelah pengakuan awal, giro, tabungan, call money dan deposito berjangka dinyatakan sebesar biaya perolehan diamorttisasi. s.
Impairment of financial assets (Continued)
Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit terdiri atas fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan, letters of credit yang tidak dapat dibatalkan dan garansi yang diterbitkan.
s.
Obligation for post-employement benefits
Liabilitas imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan nilai kini dari estimasi jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang telah menjadi hak karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
The obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by the fair value any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unitcredit method.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode rata-rata hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Porsi imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
When the benefits of a plan change, the portion of the increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to the statement of income on a straight-line basis over the estimated average remaining service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in the current year statement of income.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini liabilitas imbalan pasti (sebelum dikurangi aset program) dan nilai wajar dari aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika kondisi tersebut tidak terjadi, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui.
Actuarial gains and losses are recognized as income or expense when the cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceeded 10 percent of the greater of the present value of the defined benefit obligation (before being deducted by plan assets) and the fair value of the plan assets at the date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the estimated average remaining working lives of employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized.
22 – 23
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
24 – 25
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) t.
YANG
Pendapatan dan beban bunga
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) t.
ACCOUNTING
Interest income and expenses
Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
Interest income and expenses are recognized in the statement of income using the effective interest rate method. The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial asset or liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but not future credit losses.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (Catatan 2.f.2) dan seluruh imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
The calculation of the effective interest rate includes transaction costs (Note 2.f.2) and all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan di dalam laporan laba rugi meliputi:
Interest income and expenses presented in the statement of income include:
u.
AKUNTANSI
Interest on financial assets and liabilities at amortized cost calculated on an effective interest basis;
Interest on available-for-sale investment securities calculated on an effective interest basis;
Pendapatan bunga atas semua aset yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dipandang tidak signifikan terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.
Interest income on all trading assets are considered to be incidental to the Bank’s trading operations and are presented as part of interest income.
Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai.
Loans receivable which their principal or interest has been past due for 90 days or more, or where reasonable doubt exists as to the timely collection, are generally classified as impaired loans.
Pengakuan pendapatan bunga kontraktual dari kredit yang diberikan dihentikan pada saat kredit yang diberikan tersebut diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai.
The recognition of contractual interest income on loans receivable is discontinued when the loans are classified as impaired loans.
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif aset keuangan atau liabilitas keuangan dimasukkan ke dalam perhitungan suku bunga efektif.
u.
v.
Bunga atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif; Bunga atas efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Provisi dan komisi
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
u.
Fees and commissions Fees and commissions income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are included in the measurement of the effective interest rate.
AKUNTANSI
YANG
Provisi dan komisi (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) u.
ACCOUNTING
Fees and commissions (continued)
Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk provisi yang terkait kegiatan ekspor impor, provisi atas manajemen kas, dan provisi atas jasa dan/atau mempunyai jangka waktu tertentu dan jumlahnya signifikan, diakui sebagai pendapatan ditangguhkan/beban dibayar dimuka dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktunya, jika tidak, pendapatan dan beban provisi dan komisi lainnya diakui langsung pada saat jasa diberikan. Atas komitmen kredit yang tidak diharapkan adanya penarikan kredit, provisi dari komitmen kredit tersebut diakui berdasarkan metode garis lurus selama jangka waktu komitmen.
Other fees and commissions income, including export import related fees, cash management fees and service fees and/or related to a specific period and the amount is significant, are recognized as unearned income/prepaid expenses and amortized based on the straightline method over the terms of the related transactions, otherwise, they are directly recognized as the related services are performed. When a loan commitment is not expected to result in the draw-down of a loan, loan commitment fee are recognized on a straight-line basis over the commitment period.
Beban provisi dan komisi lainnya yang terutama terkait dengan provisi transaksi antar bank dan provisi broker diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other fee and commission expense related mainly to inter-bank transaction fee are expensed as the services are received.
Perubahan kebijakan akuntansi
v.
Changes in accounting policies
v.1. Standar dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011
and interpretations v.1. Standards which became effective starting 1 January 2011
Berikut ini adalah standar dan interpretasi yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2011 dan relevan terhadap Bank:
and The following standards interpretations, which became effective starting 1 January 2011, are relevant to the Bank:
1.
PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”
1.
SFAS No. 1 “Presentation Statements”
2.
PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”
2.
SFAS No. 2 (2009 Revision), “Statement of Cash Flows”
3.
PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”
3.
SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Party Disclosures”
4.
PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”
4.
SFAS No. 8 (2010 Revision), “Events after the Reporting Period”
5.
PSAK No. 19 Takberwujud”
(Revisi 2010), “Aset
5.
SFAS No. 19 (2010 “Intangible Assets”
Revision),
6.
PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”
6.
SFAS No. 22 (2010 “Business Combination”
Revision),
7.
PSAK No. “Pendapatan”
2010),
7.
SFAS No. “Revenue”
Revision),
8.
PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”
8.
SFAS No. 25 (2009 Revision), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”
9.
PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”
9.
SFAS No. 48 (2009 “Impairment of Assets”
23
(Revisi
23
(2009 of
(2010
Revision), Financial
Revision),
26 – 27
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
10. PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Kontinjensi dan Aset Liabilitas Kontinjensi”
10.
SFAS No. 57 (2009 Revision), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”
v.
AKUNTANSI
YANG
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) v.1. Standar dan interpretasi efektif sejak tanggal 1 (Lanjutan)
yang berlaku Januari 2011
v.
ACCOUNTING
Changes in accounting policies (continued)
v.1. Standards and interpretations which became effective starting 1 January 2011 (Continued)
11. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) No. 9 “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas, Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”
11.
Interpretation of Financial Accounting Standard (“IFAS”) No. 9 “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”
12. ISAK No. Pelanggan”
12.
IFAS No. 10, Programmes”
10,
“Program
Loyalitas
“Customer
Loyalty
Berikut ini hal-hal yang terpengaruh atas perubahan kebijakan akuntansi Bank sehubungan dengan penerapan standar akuntansi baru di atas:
The following are the areas impacted from the changes in the Bank’s accounting policies in response to the above new accounting standards implementation:
i. Penyajian Laporan Keuangan
i. Presentation of Financial Statements
Bank menerapkan revisi PSAK No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan”, yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2011. Perubahan signifikan atas standar akuntansi ini terhadap Bank adalah sebagai berikut:
The Bank applies revised SFAS No. 1 (2009 Revision), “Presentation of Financial Statements”, which became effective as of 1 January 2011. The significant changes of this accounting standard to the Bank are as follows:
- Laporan keuangan Bank terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan dan Penambahan Laporan Keuangan Posisi Keuangan yang menunjukkan saldo awal (dalam hal dimana terjadi reklasifikasi atau penyajian kembali).
- The Bank’s financial statements comprise Statement of Financial Position, Statement of Income, Statement of Comprehensive Income, Statement of Changes in Equity, Statement of Cash Flows, Notes to Financial Statements and additional Statement of Financial Position showing beginning balance (in case of reclassification/ restatement).
- Penambahan pengungkapan diperlukan seperti pertimbangan untuk menerapkan kebijakan akuntansi dan manajemen modal.
- Additional disclosures are required, among others: consideration of applying accounting policy, source of uncertainty estimation and capital management.
telah disajikan Informasi komparatif kembali agar sesuai dengan standarstandar revisian. Karena perubahan dalam kebijakan akuntansi hanya berpengaruh terhadap aspek penyajian dan pengungkapan, tidak ada pengaruh terhadap laba bersih.
Comparative information has been represented so that it is also in conformity with the revised standard. As the change in accounting policy only impacts presentation and disclosures aspects, there is no impact on net income.
ii. Akuntansi untuk kombinasi bisnis Sejak tanggal 1 Januari 2011, akuntansi kombinasi bisnis mengikuti PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”. Revisi standar ini diimplementasikan secara prospektif untuk kombinasi bisnis pada dan setelah tanggal 1 Januari 2011 dimana tidak diperlukan penyesuaian terhadap aset dan liabilitas dari kombinasi bisnis yang terjadi sebelum tanggal 1 Januari 2011.
ii. Accounting for business combination Starting 1 January 2011, the accounting for business combination follows SFAS No. 22 (2010 Revision), “Business Combinations”. The revised standard is applied prospectively for business combination on and after 1 January 2011 which requires no adjustment for assets and liabilities of business combination entered prior to 1 January 2011.
28 – 29
2.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (Lanjutan) v.
AKUNTANSI
YANG
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) v.1. Standar dan interpretasi efektif sejak tanggal 1 (Lanjutan)
yang berlaku Januari 2011
ii. Akuntansi untuk kombinasi bisnis (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued) v.
ACCOUNTING
Changes in accounting policies (continued)
v.1. Standards and interpretations which became effective starting 1 January 2011 (Continued) ii. Accounting (Continued)
for
business
The Bank elects on a transaction-bytransaction basis whether to measure noncontrolling interest at its fair value, or at its proportionate share of the recognized amount of the identifiable net assets, at the acquisition date.
Biaya-biaya transaksi, selain biaya yang berhubungan dengan penerbitan instrumen utang atau ekuitas yang ditanggung Bank sehubungan dengan kombinasi bisnis, dibebankan pada saat terjadinya.
Transaction costs, other than those associated with the issue of debt or equity securities, that the Bank incurs in connection with a business combination are expensed as incurred.
Dalam hal goodwill, sebagaimana yang diatur dalam standar akuntansi revisi, goodwill tidak lagi diamortisasi dan akumulasi amortisasi dihapusbukukan terhadap nilai perolehannya. Selanjutnya, goodwill tersebut harus dilakukan pengujian penurunan nilai tahunan sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
In term of goodwill, as required by the revised accounting standard, goodwill is no longer amortized and the accumulated amortization is written off against its cost. Further, it is subject to annual impairment testing in accordance with SFAS No. 48 (2009 Revision), “Impairment of Assets”.
Sejak tanggal 1 Januari 2011, goodwill disajikan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulai penurunan nilai. Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi manfaat ekonomi goodwill.
Starting 1 January 2011, goodwill is subsequently measured at cost less accumulated impairment losses. Prior to 1 January 2011, goodwill is amortized using the straightline method over the estimated economic benefits of the goodwill.
Oleh karena itu, penerapan atas standar yang direvisi ini tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan Bank.
Therefore, the application of this revised accounting standard had no material impact to the Bank’s financial statements.
Program loyalitas pelanggan atau nasabah digunakan Bank untuk memberikan insentif kepada nasabah yang menggunakan jasa Bank. Jika nasabah menggunakan jasa, Bank akan memberikan poin penghargaan kepada nasabah (disebut sebagai ‘poin’). Nasabah dapat menukar poin penghargaan tersebut dengan barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga. Bank menjalankan program loyalitas nasabah secara sendiri dan juga berpartisipasi dalam sebuah program yang dijalankan oleh pihak ketiga.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (Lanjutan) v.
YANG
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued) v.
ACCOUNTING
Changes in accounting policies (continued)
yang berlaku Januari 2011
v.1. Standards and interpretations which became effective starting 1 January 2011 (Continued)
Mulai tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan” sebagai standar akuntansi untuk program loyalitas nasabah. ISAK No. 10 mengharuskan baik beban maupun pendapatan diakui secara penuh apabila Bank telah menyelesaikan kewajibannya atas poin penghargaan.
Starting 1 January 2011, the Bank applies IFAS No. 10 “Customer Loyalty Program”, as and accounting standard for the customer loyalty program. IFAS No. 10 requires a full recognition of both income and expense only when the Bank has completed its obligation on the awards credits.
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan kebijakan akuntansi grupnya, yang selaras dengan PSAK No. 57 (Revisi 2000), “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontijensi”. Kebijakan akuntansi ini mengharuskan Bank untuk membentuk provisi atas penyelesaian kewajiban poin penghargaan. Pendapatan dan beban terkait disajikan dalam jumlah bersih.
Prior to 1 January 2011, the Bank applied its group accounting policy, which align with SFAS No. 57 (2000 Revision), “Provision, Contigent, Contigent Liabilities, and Contigent Assets”. This accounting policy obliged the Bank to provide a provision for obligation settlement on rewards credits. The related income and expense were presented on net basis.
Perubahan kebijakan akuntansi ini diterapkan secara retrospektif. Perubahan yang signifikan atas standar akuntansi ini terhadap Bank hanya terdapat pada penyajian beban program loyalitas nasabah dalam laporan keuangan gabungan, sehingga tidak ada pengaruh terhadap laba bersih.
The change of this accounting policy is applied retrospectively. The significant change of this accounting standards to the Bank is only on presentation of expenses related to customer loyalty program in the combined financial statements, accordingly there is no impact to net income.
v.1. Standar dan interpretasi efektif sejak tanggal 1 (Lanjutan)
v.2. Standar dan interpretasi yang diterbitkan tetapi belum efektif
sudah
v.2. Standards and interpretations issued but not yet effective
issued
Terdapat beberapa standar akuntansi baru yang sudah diterbitkan tetapi belum efektif untuk tahun berakhir 31 Desember 2011, dan belum diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan ini.
A number of new accounting standards have been issued but are not yet effective for the year ended 31 December 2011, and have not been applied in preparing the financial statements.
Standar yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 berikut ini akan relevan terhadap Bank:
The accounting standards which will become effective for financial statements beginning on or after 1 January 2012 are relevant to the Bank:
-
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”.
-
SFAS No. 10 (2010 Revision), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”.
- PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
-
SFAS No. 24 (2010 Revision), “Employee Benefits”.
“Pajak
-
SFAS No. 46 (2010 Revision), “Income Taxes”.
- PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”.
-
SFAS No. 50 (2010 Revision), “Financial Instruments: Presentation”.
- PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”.
-
SFAS No. 53 (2010 Revision), “Sharebased Payment”.
-
-
SFAS No. 55 (2011 Revision), “Financial Recognition and Instruments: Measurement”.
iii. Customer loyalty program Customer loyalty programs are used by the Bank to provide customers with incentives to use the Bank’s services. If a customer uses the services, the Bank grants award credits for the custmer (called as ‘points’). The customer can redeem the award credits for free or with discounts. The Bank operates the customer loyalty program on its own and also participates in a program operated by a third party.
AKUNTANSI
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
combination
Bank menyeleksi transaksi per transaksi mengukur kepentingan non untuk pengendali dengan nilai wajar, atau dengan basis proposional pada jumlah yang diakui atas aset bersih yang diidentifikasi pada tanggal akuisisi.
iii. Program loyalitas pelanggan
2.
-
PSAK No. 46 Penghasilan”.
(Revisi
2010),
PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (Lanjutan) v.
AKUNTANSI
YANG
2.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued) v.
v.2. Standar dan interpretasi yang sudah diterbitkan tetapi belum efektif (Lanjutan)
Changes in accounting policies (continued)
v.2. Standards and interpretations issued but not yet effective (Continued) -
- PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. - ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”.
-
IFAS No. 15, “Limit on Defined Benefit, Assets, Minimum Funding Requirements and Their Interaction”.
- ISAK No. 20, “Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”
-
IFAS No. 20, “Changes in the Tax Status of and Entity or its Shareholders”.
Berdasarkan penilaian awal, Bank mengharapkan implementasi dari PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” akan berdampak terhadap pengungkapan laporan keuangan, terutama untuk hal berikut ini:
Based on its preliminary assessment, the Bank expects that the adoption of SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” will have an impact to the disclosures of its financial statements, in particular in the following area:
-
Pentingnya instrumen keuangan untuk posisi keuangan suatu entitas dan kinerja. Pengungkapan ini menggabungkan banyak persyaratan sebelumnya di PSAK No. 50 (Revisi 2006).
-
Informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai paparan risiko yang timbul dari keuangan, termasuk instrumen pengungkapan minimum mengenai risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar.
-
Bank sedang dalam proses menganalisis dampak yang akan timbul dari penerapan standar-standar baru tersebut. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Pengenalan dan garis besar Bank mempunyai risiko dari instrumen keuangan berikut ini:
IFAS No. 13, “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”.
-
-
a.
SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
ISAK No. 15, “Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.
-
3.
ACCOUNTING
Risiko kredit Risiko pasar Risiko likuiditas Risiko operasional
Catatan di bawah ini berisi informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan dan kebijakan yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengatur risiko.
The significance of financial instruments for an entity’s financial position and performance. The disclosure incorporate in SFAS No. 50 (2006 Revision).
Qualitative and quantitative information about exposure to risks arising from financial instruments, including specified minimum disclosures about credit risk, liquidity risk and market risk.
The Bank is in the process of analyzing the impact that will result from adopting those new standards. 3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT a. Introduction and overview The Bank has exposure to the following risks from financial instruments:
Credit risk Market risk Liquidity risk Operational risk
The following notes present information about the Bank’s exposure to each of the above risks, the Bank’s objectives and policies for measuring and managing risk.
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
Pengenalan dan garis besar (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) a. Introduction and overview (continued)
Kerangka manajemen risiko
Risk management framework
Dewan Direksi bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dan pengawasan atas kerangka kerja manajemen risiko. Dewan Direksi membentuk Komite Manajemen Aset dan Liabilitas (“ALCO”) dan Komite Risiko Kredit dan Operasional yang bertanggung jawab atas pengembangan dan pengawasan terhadap kebijakan manajemen risiko Bank di masingmasing area. Seluruh anggota dewan komite memiliki anggota eksekutif dan non eksekutif, dan melaporkan aktivitas mereka secara berkala kepada Dewan Direksi.
The Board of Directors has overall responsibility for the establishment and oversight of the Bank’s risk management framework. The Board has established the Asset and Liability Management Committee (“ALCO”), Credit and Operational Risk Committees, which are responsible for developing and monitoring the Bank’s risk management policies in their specified areas. All Board committees have both executive and non-executive members and report regularly to the Board of Directors on their activities.
Kebijakan manajemen risiko Bank ditentukan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang dihadapi oleh Bank dalam menentukan limit risiko dan pengendalian yang sesuai dan untuk memonitor risiko dan parameternya. Kebijakan dan sistem manajemen risiko dievaluasi secara berkala agar sesuai dengan keadaan pasar, produk dan jasa yang ditawarkan. Bank, melalui pelatihan dan prosedur standar manajemen bertujuan untuk membangun lingkungan pengendalian yang disiplin dan konstruktif, di mana semua karyawan memahami fungsi dan tanggung jawabnya masingmasing.
The Bank’s risk management policies are established to identify and analyze the risks faced by the Bank to set appropriate risk limits and controls, and to monitor risks and adherence to limits. Risk management policies and systems are reviewed regularly to reflect changes in market conditions, products and services offered. The Bank, through its training and management standards and procedures, aims to develop a disciplined and constructive control environment, in which all employees understand their roles and responsibilitas.
Komite Audit Bank bertanggung jawab untuk memonitor kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk mengevaluasi kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko yang dihadapi oleh Bank. Komite Audit Bank dibantu oleh pihak Internal Audit dalam menjalankan fungsinya. Internal audit bertugas mengevaluasi prosedur dan pengawasan manajemen risiko, baik secara berkala maupun secara ad-hoc dimana mereka akan melaporkan hasil pengawasan tersebut kepada Komite Audit Bank.
The Bank’s Audit Committee is responsible for monitoring compliance with the Bank’s risk management policies and procedures, and for reviewing the adequacy of the risk management framework in relation to the risks faced by the Bank. The Bank’s Audit Committee is assisted in these functions by Internal Audit. Internal Audit undertakes both regular and ad-hoc reviews of risk management controls and procedures, the results of which are reported to the Bank’s Audit Committee.
b. Manajemen risiko kredit
b. Credit risk management
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan pihak nasabah untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya. Portofolio kredit dimonitor secara aktif pada setiap lapisan struktur risiko dengan tujuan untuk mendeteksi timbulnya kredit macet secara cepat dan akan dicegah melalui pengimplementasian strategi pemulihan.
Credit risk is the risk of financial loss from counterparties being unable to fulfill their contractual obligations. To ensure credit deterioration is quickly detected, credit portfolios are actively monitored at each layer of the risk structure and will be mitigated through the implementation of remediation strategies.
Dewan Direksi mendelegasikan kewajiban pengawasan risiko kredit kepada Komite Kredit. Departemen Kredit terpisah yang melapor pada Komite Kredit, bertanggung jawab untuk mengelola risiko kredit Bank, yang mencakup:
The Board of Directors has delegated responsibility for the oversight of credit risk to its Credit Committee. A separate Credit Department, reporting to the Credit Committee, is responsible for management of the Bank’s credit risk, including:
30 – 31
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b. Manajemen risiko kredit (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) b. Credit risk management (continued)
Penetapan kebijakan kredit yang dikonsultasikan terlebih dahulu dengan unit bisnis terkait yang mencakup persyaratan jaminan yang memadai, penilaian kredit, penilaian risiko dan pelaporan, dokumentasi dan prosedur hukum, dan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
-
Formulating credit policies in consultation with covering collateral business units, requirements, credit assessment, risk grading and reporting, documentary and legal procedures, and compliance with regulatory and statutory requirements.
Penyelenggaraan struktur otorisasi untuk persetujuan dan pembaharuan fasilitas kredit. Limit otorisasi dialokasikan kepada Credit Officer di unit bisnis. Pemberian fasilitas yang lebih besar membutuhkan persetujuan Kepala Departemen Kredit, Komite Kredit atau Dewan Direksi.
-
Establishing the authorization structure for the approval and renewal of credit facilities. Authorization limits are allocated to business unit Credit Officers. Larger facilities require approval from Head of Credit Department, Credit Committee or Board of Directors as appropriate.
Evaluasi dan penilaian risiko kredit. Departemen Kredit menilai semua eksposur kredit yang melebihi limit yang telah ditentukan, sebelum fasilitas diberikan kepada para nasabah oleh unit bisnis terkait. Perpanjangan dan evaluasi fasilitas mengikuti proses evaluasi yang sama.
-
Pembatasan konsentrasi eksposur terhadap para nasabah, geografis dan industri (untuk kredit yang diberikan), dan berdasarkan penerbit, peringkat kredit, likuiditas pasar dan negara (untuk efek-efek untuk tujuan investasi).
-
Limiting concentrations of exposure to counterparties, geographies and industries (for loans receivable), and by issuer, credit rating, market liquidity and country (for investment securities).
Pengembangan dan penyelenggaraan penilaian risiko Bank, dengan tujuan untuk mengklasifikasikan eksposur berdasarkan tingkat risiko kerugian keuangan yang dihadapi dan memfokuskan manajemen pada risiko yang relevan. Sistem penilaian risiko digunakan untuk menentukan apakah diperlukan pencadangan penurunan nilai untuk eksposur kredit tertentu. Penilaian kerangka risiko terkini terdiri atas delapan tingkat penilaian yang menunjukkan berbagai tingkat risiko kegagalan dan ketersediaan jaminan atau mitigasi risiko kredit lainnya. Tanggung jawab untuk menentukan tingkat risiko terletak pada persetujuan akhir eksekutif/komite sesuai dengan yang telah ditentukan. Tingkat risiko dievaluasi secara berkala oleh Departemen Risiko.
-
Developing and maintaining the Bank’s risk gradings in order to categorize exposures according to the degree of risk of financial loss faced and to focus management on the attendant risks. The risk grading system is used in determining where impairment provisions may be required against specific credit exposures. The current risk grading framework consists of eight grades reflecting varying degrees of risk of default and the availability of collateral or other credit risk mitigation. The responsibility for setting risk grade lies with the final approving executive/committee as appropriate. Risk grades are subject to regular reviews by the Risk Department.
Evaluasi kepatuhan unit bisnis terhadap limit yang telah disepakati termasuk evaluasi terhadap industri tertentu, risiko negara dan jenis produk. Laporan rutin mengenai kualitas kredit portofolio yang bersangkutan disampaikan kepada Departemen Kredit Bank beserta tindakan perbaikan yang dilakukan.
-
Reviewing compliance of business units with the agreed exposure limits, including those for selected industries, country risk and product types. Regular reports are provided to Bank Credit Department on the credit quality of respective portfolios and appropriate corrective action is taken.
Memberikan saran, petunjuk dan keahlian khusus kepada unit bisnis dengan tujuan memperkenalkan praktek terbaik ke seluruh bagian Bank dalam kaitannya dengan manajemen risiko kredit.
-
Audit secara berkala terhadap unit bisnis dan proses Departemen Kredit dilakukan oleh Audit Internal.
Reviewing and assessing credit risk. Credit Department assesses all credit exposures in excess of designated limits, prior to facilities being committed to customers by the business unit concerned. Renewals and reviews of facilities are subject to the same review process.
Providing advice, guidance and specialized skills to business units to promote best practice throughout the Bank in the management of credit risk.
Regular audits of business units and Credit Department processes are undertaken by Internal Audit.
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b. Manajemen risiko kredit (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) b. Credit risk management (continued)
Risiko kredit yang timbul dari instrumen yang diperdagangkan (efek-efek dan transaksi mata uang asing untuk tujuan diperdagangkan) dikelola secara terpisah, dan informasi ini akan dipaparkan lebih lanjut. Risiko pasar yang timbul karena perubahan nilai dalam aset yang diperdagangkan, yang disebabkan oleh perubahan selisih suku bunga pasar kredit atas efek-efek utang dan derivatif yang termasuk dalam aset yang diperdagangkan dikelola sebagai komponen dari risiko pasar.
For risk management purposes, credit risk arising on trading instruments (trading securities and derivative held for trading) is managed independently; and information thereon is disclosed below. The market risk in respect of changes in value in trading assets arising from changes in market credit spreads applied to debt securities and derivatives included in trading assets is managed as a component of market risk.
Risiko kegagalan pemenuhan kewajiban oleh pihak lawan dari instrumen yang diperdagangkan dimonitor secara berkesinambungan. Dalam memonitor eksposur risiko kredit, perhatian ditujukan kepada instrumen perdagangan yang mempunyai nilai wajar positif. Perhatian juga ditujukan kepada volatilitas nilai wajar instrumen.
The risk that counterparties to trading instruments might default on their obligations is monitored on an ongoing basis. In monitoring credit risk exposure, consideration is given to trading instruments with a positive fair value and to the volatility of the fair value of trading instruments.
Risiko kegagalan pemenuhan kewajiban oleh pihak lawan dari instrumen derivatif maupun instrumen lainnya dimonitor secara berkesinambungan. Untuk mengelola tingkat risiko kredit, Bank melakukan transaksi dengan pihak lawan yang mempunyai kredibilitas yang baik, sedapat mungkin melalui perjanjian netting utama (master netting agreement) dan jika perlu, meminta jaminan atas kredit yang diberikan. Aset dan liabilitas yang terkait tidak saling hapus.
The risk that counterparties to both derivative and other instruments might default on their obligations is monitored on an ongoing basis. To manage the level of credit risk, the Bank deals with counterparties of good credit standing, enters into master netting agreements whenever possible, and when appropriate, obtains collateral. The corresponding assets and liabilities have not been offset.
Bank memilki jaminan atas kredit yang diberikan berupa uang kas, hak tanggungan atas properti, dan efek-efek yang terdaftar atas aset dan jaminan lainnya. Penaksiran nilai wajar atas jaminan dilakukan pada saat kredit diberikan kepada para nasabah dan biasanya diperbaharui sesuai dengan panduan dari Bank Indonesia. Jaminan yang dipegang biasanya tidak dijaminkan pada bank lain kecuali untuk efek-efek yang dipegang sebagai bagian dari transaksi reverse repo. Lazimnya tidak ada jaminan yang dipegang untuk surat berharga yang diperdagangkan dan surat berharga untuk tujuan investasi dan karenanya tidak ada jaminan untuk kedua hal tersebut pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
The Bank holds collateral against loans receivable in the form of cash, mortgage interests over property, other registered securities over assets, and guarantees. Estimates of fair value are based on the value of collateral assessed at the time of borrowing, and generally are updated based on the guidance established by Bank Indonesia. Collateral generally is not held over placements with other banks, except when securities are held as part of reverse repurchase. Collateral usually is not held against trading and investment securities, and no such collateral was held as of 31 December 2011 and 2010.
i.
i.
Eksposur maksimum risiko kredit
Maximum exposure to credit risk
Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya.
For financial assets recognized on the statements of financial position, the maximum exposure to credit risk equals their carrying amount.
Untuk bank garansi dan irrevocable L/C yang diterbitkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayar oleh Bank jika timbul kewajiban atas bank garansi dan irrevocable L/C yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
For bank guarantees and irrevocable letters of credit issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the bank guarantees and irrevocable letters of credit issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.
32 – 33
3.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
34 – 35
3.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
b. Manajemen risiko kredit (lanjutan) Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya: 2011 Laproan posisi keuangan: Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan Tagihan derivatif Tagihan akseptasi Wesel tagih Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Rekening administratif: Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan Bank garansi yang diterbitkan
Jumlah
ii.
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
1.909.330 3.291.971 544.072 398.724 278.332 641.912 265.980 17.339.996 1.626.264 26.296.581
The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of statements of financial position and off-balance sheet financial instruments, without taking into account of any collateral held or other credit enhancement:
Trading securities Derivative receivables Acceptance receivables Bills receivable Loans receivable Investment securities
1.711.855
1.736.423
Unused committed loan facilities
1.578.341 2.576.712 5.866.908
415.476 2.506.202 4.658.101
Irrevocable L/C facilities Bank guarantees issued
Analisis konsentrasi risiko kredit
23.461.174
ii. Concentration of credit risk analysis
Risiko konsentrasi kredit timbul jika sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sejenis atau memiliki kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau memiliki karakteristik yang sejenis yang dapat menyebabkan kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya samasama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Bank mendorong adanya diversifikasi portofolio kreditnya pada berbagai wilayah geografis, industri dan produk kredit sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko kredit. Penambahan diversifikasi ini berdasarkan rencana strategis Bank, sektor target, kondisi ekonomi saat ini, kebijakan pemerintah, sumber pendanaan, dan proyeksi pertumbuhan.
The Bank encourages the diversification of its credit portfolio among a variety of geographies, industries, and credit product in order to minimize the credit risk. The extent of diversification is based on the Bank’s strategic plan, target sectors, current economic conditions, government policy, funding sources and growth projections.
Kebijakan kredit Bank telah berhasil menyelenggarakan wewenang, standar dan kerangka kerja untuk mengelola, mengoperasikan, memonitor dan mengadministrasikan portofolio kredit. Kebijakan disetujui oleh Direksi dan secara berkala diperbaharui sesuai dengan perubahan pasar dan peraturan perbankan terbaru.
The Bank’s credit policy satisfactorily established the authority, standards and framework for managing, operating, monitoring and administering the credit portfolio. The policy is approved by the Board of Directors and periodically updated to incorporate changes in the market place and new banking regulations.
Credit risk counterparty:
concentration
by
type
of
2011
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan Tagihan derivatif Tagihan akseptasi Wesel tagih Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Komitmen dan kontijensi yang memiliki risiko kredit Jumlah Persentase
-
Pemerintahan dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Bank/Banks
1.909.330 -
3.291.971
-
1.909.330 3.291.971
Ritel/Retail
Jumlah/Total
-
-
544.072
-
544.072
66.194 641.912 79.570 12.885.452 -
398.724 582 1.471.770
211.556 186.410 154.494
4.454.544 -
398.724 278.332 641.912 265.980 17.339.996 1.626.264
5.866.908 19.540.036
3.780.406
4.388.503
4.454.544
5.866.908 32.163.489
60,75%
11,75%
13,65%
13,85%
100%
Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative receivables Acceptance receivables Bills receivable Loans receivable Investments securities Commitments and contingencies with credit risk Total Percentage
2010 Pemerintahan dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Korporasi/ Corporates
Total
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) b. Credit risk management (continued)
Korporasi/ Corporates
Statements of financial position: 818.631 Demand deposits with Bank Indonesia 725.376 Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia 1.325.274 and other banks 111.423 146.924 172.398 528.120 13.309.414 1.665.513 18.803.073
3.
Konsentrasi risiko kredit berdasarkan pihak lawan:
2010
Off balance sheets:
32.163.489
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b. Manajemen risiko kredit (lanjutan)
b. Credit risk management (continued)
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan Tagihan derivatif Tagihan akseptasi Wesel tagih Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Komitmen dan kontijensi yang memiliki risiko kredit Jumlah Persentase
Bank/Banks
Ritel/Retail
Jumlah/Total
-
818.631 -
725.376
-
818.631 725.376
-
729.777
595.497
-
1.325.274
37.697 172.398 21.121 9.004.315 95.214
111.423 1.438.168
109.227 506.999 132.131
4.305.099 -
111.423 146.924 172.398 528.120 13.309.414 1.665.513
4.658.101 13.988.846
3.097.999
2.069.230
4.305.099
4.658.101 23.461.174
59,63%
13,20%
8,82%
18,35%
100%
Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, mata uang dan sektor ekonomi diungkapkan di Catatan 10. c. Manajemen risiko pasar Risiko pasar adalah risiko akibat perubahan harga pasar seperti suku bunga, nilai mata uang dan penyebaran kredit (tidak terkait dengan perubahan kredibilitas penerbit/pihak yang mempunyai kewajiban) akan mempengaruhi pendapatan Bank atau nilai instrumen keuangan yang dimiliki. Tujuan pengelolaan risiko pasar adalah mengatur dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, sekaligus mengoptimalkan tingkat pengembalian atas risiko.
Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative receivables Acceptance receivables Bills receivable Loans receivable Investments securities Commitments and contingencies with credit risk Total Percentage
The concentration of loans receivable by type of loans, currency and economic sector is disclosed in Note 10. c. Market risk management Market risk is the risk that changes in market prices, such as interest rates, foreign exchange rates and credit spreads (not relating to changes in the obligor’s/issuer’s credit standing) will affect the Bank’s income or the value of its holdings of financial instruments. The objective of market risk management is to manage and control market risk exposures within acceptable parameters, while optimizing the return on risk.
36 – 37
3.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
c. Manajemen risiko pasar (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
3.
Manajemen risiko pasar didukung oleh limit yang komprehensif dan kebijakan yang mengatur jumlah risiko yang akan diterima oleh Bank. Limit risiko pasar dialokasikan kepada berbagai tingkatan dan dilaporkan serta dimonitor oleh bagian risiko pasar setiap hari. Kerangka kerja limit secara terinci mengalokasikan limit untuk mengelola dan mengatur setiap jenis aset (seperti suku bunga, surat berharga), faktor risiko (seperti suku bunga, volatibilitas), dan limit laporan laba rugi komprehensif (untuk memonitor dan mengelola kinerja portofolio untuk diperdagangkan).
The management of market risk is supported by a comprehensive limit and policy framework to control the amount of risk that the Bank will accept. Market risk limits are allocated at various levels and are reported and monitored by Market Risk on a daily basis. The detailed limit framework allocates individual limits to manage and control asset classes (e.g. interest rates, equities), risk factors (e.g. interest rates, volatilities) and statement of comprehensive income limits (to monitor and manage the performance of the trading portfolios).
Keseluruhan wewenang risiko pasar tercakup di ALCO. Bagian risiko pasar bertanggung jawab untuk pengembangan kebijakan pengelolaan risiko pasar secara terinci (harus disetujui dan dievaluasi oleh ALCO) dan untuk evaluasi atas penerapannya secara harian.
Overall authority for market risk is vested in ALCO. Market Risk is responsible for the development of detailed risk management policies (subject to review and approval by ALCO) and for the day-to-day review of their implementation.
Secara garis besar, risiko pasar dibagi menjadi risiko-risiko sebagai berikut:
In overall, market risk divided into two following risks:
i. Risiko nilai tukar
i.
The Bank is exposed to foreign exchange currency risk through transactions in foreign currencies. The Bank monitors any concentration of risk in relation to any individual currency with regards to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah.
Posisi devisa neto (“PDN”) Bank dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto secara keseluruhan setinggitingginya 20% dari jumlah modal.
The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) was calculated based on the prevailing Bank Indonesia regulations. In accordance with the regulations, banks are required to maintain its aggregate net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital. 2011
AUD CAD EUR GBP HKD JPY NZD SGD CHF USD SEK Jumlah Jumlah modal (Catatan 3f) Rasio PDN keseluruhan
(898.265) 401) (317.206) (2.394) 1.217) (1.313) 206) (5.811) 70) 3.964.724) (7)
Rekening administratif/ Off-Balance Sheet 927.696) -) 310.579) 2.795) -) (1.752) -) 4.537) -) (4.066.580) -)
3.
i.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) c. Market risk management (continued)
Risiko nilai tukar (lanjutan)
i.
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute amount) 29.431 401 6.627 401 1.217 3.065 206 1.274 70 101.856 7 144.555
AUD CAD EUR GBP HKD JPY NZD SGD CHF USD SEK Total
3.228.272
Total capital (Note 3f)
4,48%
Aggregate NOP ratio
Foreign exchange risk (continued)
2010
Laporan posisi keuangan/ Statement of financial position AUD CAD EUR GBP HKD JPY NZD SGD CHF USD Jumlah
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)/ Overall net foreign exchange position (absolute amount)
Rekening administratif/ Off-Balance Sheet
(447.209) (36) (615.994) (2.152) 1.263) 43.985) 1.714) (4.254) 3.556) 1.823.728)
447.339) -) 616.805) 2.123) -) (44.002) (1.711) 4.182) (2.984) (1.910.932)
Jumlah modal (Catatan 3f)
Foreign exchange risk
Bank memiliki eksposur nilai tukar akibat adanya transaksi dalam mata uang asing. Bank memantau risiko konsentrasi yang terjadi untuk setiap nilai tukar mata uang asing sehubungan dengan konversi atas transaksi-transaksi, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke dalam mata uang rupiah.
Laporan posisi keuangan/ Statement of financial position
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c. Manajemen risiko pasar (lanjutan)
c. Market risk management (continued)
Rasio PDN keseluruhan
ii. Risiko suku bunga
ii.
130 36 811 29 1.263 17 3 72 572 87.204 90.137
AUD CAD EUR GBP HKD JPY NZD SGD CHF USD Total
2.033.747
Total capital (Note 3f)
4,43%
Aggregate NOP ratio
Interest rate risk
Kegiatan bank berhubungan dengan risiko fluktuasi suku bunga dari aset bersuku bunga dan liabilitas bersuku bunga yang memiliki jatuh tempo atau penilaian kembali (reprice) pada waktu yang berbeda dan jumlah yang berbeda. Untuk aset dan liabilitas dengan tingkat suku bunga mengambang, Bank juga terekspos pada risiko basis, yaitu perbedaan karakteristik repricing dari berbagai indeks tingkat suku bunga mengambang seperti tingkat suku bunga tabungan, tingkat suku bunga SBI-6 bulanan, tingkat suku bunga LIBOR-6 bulan dan lainnya. Aktivitas pengelolaan risiko bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga bersih, dengan tingkat suku bunga pasar yang sejalan dengan strategi bisnis Bank.
The Bank’s operations are subject to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets and interest-bearing liabilities mature or reprice at different times or in differing amounts. In the case of floating rate assets and liabilities, the bank is also exposed to basis risk, which is the difference in repricing characteristics of the various floating rate indices, such as the savings rate, six-month SBI, six-month LIBOR and different types of interest. Risk management activities are aimed at optimizing net interest income, given market interest rate levels consistent with the Bank’s business strategies.
Kegiatan pengelolaan risiko aset-liabilitas dilakukan berdasarkan tingkat sensitivitas Bank terhadap perubahan suku bunga. Secara umum, Bank memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dalam portofolio liabilitas karena aset berbunga memiliki durasi yang lebih panjang dan lebih jarang dinilai kembali (reprice) dibandingkan dengan liabilitas berbunga. Artinya, dengan kondisi suku bunga yang cenderung meningkat, marjin yang dihasilkan akan mengecil akibat adanya repricing dalam liabilitas. Meskipun demikian, pengaruhnya secara aktual bergantung pada banyak faktor, termasuk apabila ada pembayaran kembali yang dipercepat atau lebih lama dari tanggal kontraktual dan perbedaan sensitivitas suku bunga dalam periode repricing dan antar mata uang.
Asset-liability risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. In general, the Bank is liability sensitive because its interest-earning assets have a longer duration and reprice less frequently than interest-bearing liabilities. This means that in rising interest rate environments, margin earned will narrow as liabilities reprice. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to which repayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.
38 – 39
3.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
3.
Manajemen risiko pasar (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) c. Market risk management (continued)
ii. Risiko suku bunga (lanjutan)
ii.
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
Interest rate risk (continued)
Portofolio non-trading
Non-trading portfolio Overall non-trading interest rate risk positions are managed by Treasury, which uses investment securities, advances to banks, deposits from banks and derivative instruments. The use of derivative to manage interest rate. risk is described in Note 9.
Tabel di bawah ini menyajikan aset dan liabilitas berbunga (bukan untuk tujuan diperdagangkan) Bank pada nilai tercatat, yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual:
The table below summarizes the Bank’s interest-earning assets and interest-bearing liabilities (not for trading purpose) at carrying amounts, categorized by the earlier of. contractual repricing or maturity dates:
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Wesel tagih Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Jumlah
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
Suku bunga tetap/Fixed interest rate >3 bulan - 1 tahun/ >3 months >1 - 2 tahun/ >1 – 2 years 1 year
Aset Rupiah Penempatan pada bank-bank lain Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi - Sertifikat Bank Indonesia - Obligasi pemerintah - Obligasi korporasi
11.438.424
1.447.028
544.072 163.863 2.682.966
102.117 433.279
488.149
850.150
Placements with Bank Indonesia and other banks Bills receivable Loans receivable
1.626.264 19.776.312
11.438.424
31.203 1.478.231
551.221 3.942.122
584.819 1.120.215
217.133 705.282
241.888 1.092.038
Investment securities Total
Simpanan dari bankbank lain Simpanan dari nasabah Jumlah
279.117
-
-
279.117
-
-
-
22.313.242 22.592.359
7.219.142 7.219.142
-
12.412.578 12.691.695
2.636.557 2.636.557
44.965 44.965
-
Deposits from other banks Deposits from customers Total
Selisih suku bunga
(2.816.047)
4.219.282
1.478.231
(8.749.573)
(1.516.342)
660.317
1.092.038
Interest rate gap
Nilai tercatat/ Carrying amount Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Wesel tagih Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Jumlah Simpanan dari bankbank lain Simpanan dari nasabah Jumlah Selisih suku bunga
31 Desember/December 2010 Suku bunga mengambang/ Floating interest rate Suku bunga tetap/Fixed interest rate Kurang dari >3 bulan - 1 Kurang dari >3 bulan - 1 3 bulan/Less tahun/ 3 bulan/ tahun/ >1 - 2 tahun/ than 3 >3 months Less than 3 >3 months >1 – 2 years months 1 year months 1 year
Lebih dari 2 tahun/ More than 2 years
1.325.274 528.120 13.309.414
8.763.720
240.595
871.859) 518.430) 3.312.944)
453.415 9.690 127.815
315.904
548.436
Placements with Bank Indonesia and other banks Bills receivable Loans receivable
1.665.513 16.828.321
8.763.720
240.595
297.548) 5.000.781)
904.895 1.495.815
273.724 589.628
189.346 737.782
Investment securities Total
826.459
-
-
826.459)
-
-
-
16.044.316 16.870.775
5.538.394 5.538.394
-
9.655.532 10.481.991
849.543 849.543
847 847
-
Deposits from other banks Deposits from customers Total
(42.454)
3.225.326
240.595
(5.481.210)
646.272
588.781
737.782
Interest rate gap
Interest rate risk (continued) The tables below summarise the weighted average effective interest rates for each financial. Instruments as of 31 December 2011 and 2010:
2011 %
2010 %
28,23
5,66 32,15
6,01 9,07 9,33
6,52 6,83 9,37
0,15 3,52
1,27 3,35
-
7,25
Mata uang asing Penempatan pada bank-bank lain Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi - Obligasi korporasi
Lebih dari 2 tahun/ More than 2 years
544.072 265.980 17.339.996
ii.
Tabel dibawah ini mengikhtisarkan suku bunga efektif rata-rata tertimbang untuk masingmasing instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:
31 Desember/December 2011 Suku bunga mengambang/ Floating interest rate Kurang dari >3 bulan - 1 3 bulan/Less tahun/ than 3 >3 months months 1 year
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) c. Market risk management (continued)
ii. Risiko suku bunga (lanjutan)
Posisi suku bunga instrumen yang bukan untuk tujuan diperdagangkan (non-trading) secara keseluruhan dikelola oleh Treasury dengan menggunakan efek-efek untuk tujuan investasi, pinjaman kepada bank, simpanan dari bank dan instrumen derivatif. Penggunaan instrumen derivatif dalam manajemen risiko tingkat suku bunga dijelaskan di Catatan 9.
Nilai tercatat/ Carrying amount
3.
Manajemen risiko pasar (lanjutan)
Liabilitas Rupiah Simpanan dari bank-bank lain - Interbank call money Simpanan dari nasabah - Giro dan tabungan - Deposito berjangka Mata uang asing Simpanan dari bank-bank lain - Interbank call money Simpanan dari nasabah - Giro dan tabungan - Deposito berjangka
4,56
-
2,65 6,66
1,94 6,47
1,03
0,31
0,80 2,26
0,04 0,90
Assets Rupiah Placements with other banks Loans receivables Investment securities Certificate of Bank Indonesia Government bonds Corporate bonds Foreign currencies Placements with other banks Loans receivables Investment securities Corporate bonds Liabilities Rupiah Deposits from other banks Interbank call money Deposits from customers Current accounts and saving accounts Time deposits Foreign currencies Deposits from other banks Interbank call money Deposits from customers Current accounts and saving accounts Time deposits -
Analisa Value at Risk (VaR)
Value at Risk (VaR) analysis
Risiko suku bunga dilaporkan dengan analisa VaR (hingga 1% shock).
Interest rate risk is monitored with VaR (up to 1% shock).
a.
a.
VaR untuk portofolio yang diperdagangkan Berikut ini adalah keseluruhan eksposur VaR pada tingkat keyakinan 97,5% untuk posisi instrumen untuk tujuan diperdagangkan Bank:
Pada tanggal/ As at
Nilai tukar Suku bunga
(340) (3.365)
31 Desember/December 2011 Tertinggi Terendah selama selama tahun/ tahun/ High for Low for year year
(3.007) (7.877)
(28) (1.133)
VaR for trading portfolio Below are the aggregate VaR exposure at 97,5% confidence levels covering the Bank’s trading position:
Rata-rata selama tahun/ Average for year
(820) (3.073)
Pada tanggal/ As at
(1.665) (1.657)
31 Desember/December 2010 Tertinggi Terendah selama selama tahun/ tahun/ High for Low for year year
(3.447) (4.132)
(28) (1.189)
Rata-rata selama tahun/ Average for year
(811) (1.951)
Foreign exchange Interest rate
40 – 41
3.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
3.
Manajemen risiko pasar (lanjutan) ii. Risiko suku bunga (lanjutan) b. VaR untuk diperdagangkan
portofolio
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) c. Market risk management (continued)
yang
tidak
Nilai tukar Suku bunga
31 Desember/December 2011 Tertinggi Terendah selama selama tahun/ tahun/ High for Low for year year
2.650 11.739
13.143 15.835
1.770 729
d. Manajemen risiko likuiditas
3.383 6.232
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) d. Liquidity risk management (continued)
Interest rate risk (continued)
Ekposur terhadap risiko likuiditas
Exposure to liquidity risk
b.
VaR for non-trading portfolio
Ukuran utama yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah. Untuk tujuan pengukuran ini, aset likuid bersih terdiri dari kas dan setara kas, dan efek-efek dengan peringkat investasi yang memiliki pasar aktif dan likuid dikurangi sejumlah simpanan dari bank lain dan komitmen yang akan jatuh tempo dalam 1 bulan yang akan datang. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah masing-masing adalah 34,19% dan 17,21%.
The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is the ratio of net liquid assets to deposits from customers. For this purpose, net liquid assets are considered as including cash and cash equivalents and investment grade debt securities for which there is an active and liquid market less any deposits from banks and commitments maturing within the next month. As of 31 December 2011 and 2010, the reported ratio of net liquid assets to deposits from customers were 34,19% and 17,21%, respectively.
The table below is VaR figures covering non traded interest rate:
Rata-rata selama tahun/ Average for year
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d. Manajemen risiko likuiditas (lanjutan)
ii.
Tabel di bawah ini menunjukkan VaR atas instrumen yang tidak untuk diperdagangkan:
Pada tanggal/ As at
3.
Pada tanggal/ As at
4.104 3.901
31 Desember/December 2010 Tertinggi Terendah selama selama tahun/ tahun/ High for Low for year year
17.447 12.598
2.018 1.189
Rata-rata selama tahun/ Average for year
7.267 6.746
Foreign exchange Interest rate
d. Liquidity risk management
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.
Liquidity risk is the risk that the Bank will encounter difficulty in raising funds to meet commitments associated with financial instruments.
Ketidaksesuaian waktu dari arus kas dan risiko likuiditas terkait melekat dalam seluruh aspek operasional perbankan dan hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal termasuk: risiko kredit atau operasional, kondisi pasar yang tidak menunjang atau perubahan sistemik yang tiba-tiba. Manajemen likuiditas, posisi dan risiko pendanaan diawasi oleh ALCO.
The timing mismatch of cash flows and the related liquidity risk is inherent in all banking operations, and may be impacted from internal and/or external events, including: credit or operational risks, market disruptions, or systemic shocks. The management of the liquidity, funding positions and risks are overseen by ALCO.
Kebijakan manajemen likuiditas Bank mendefinisikan tanggung jawab, pengelolaan dan pendekatan strategis yang diambil untuk memelihara likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban kontraktual Bank atau kewajiban yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
The Bank’s liquidity management policy defines the responsibilities, management and strategic approach to be taken to ensure sufficient liquidity is maintained to meet the Bank’s contractual or regulatory obligations.
Posisi likuiditas harian dimonitor dan stress testing likuiditas secara rutin dilakukan dalam berbagai macam skenario, yang mencakup kondisi pasar normal maupun kondisi pasar terburuk/terparah. Semua kebijakan dan prosedur likuiditas harus dievaluasi dan disetujui oleh ALCO. Laporan ringkas termasuk pengecualian dan tindakan pemulihan yang dilakukan dilaporkan kepada ALCO secara berkala.
The daily liquidity position is monitored and regular liquidity stress testing is conducted under a variety of scenarios covering both normal and severe market conditions. All liquidity policies and procedures are subject to review and approval by ALCO. A summary report, including any exceptions and remedial action taken, is submitted regularly to ALCO.
Bank bergantung pada simpanan nasabah dan bank lain sebagai sumber utama pendanaan yang secara umum mempunyai waktu jatuh tempo yang lebih pendek dan sebagian besar dapat ditarik sewaktu-waktu oleh para nasabah dan bank lain. Sifat jatuh tempo yang lebih pendek ini meningkatkan risiko likuiditas Bank dan Bank secara aktif mengelola risiko ini melalui pemberian harga yang kompetitif dan pemantauan pergerakan/trend pasar secara terus-menerus.
The Bank relies on deposits from customers and banks as its primary sources of funding which generally have shorter maturities and a large proportion of them are repayable on demand. The short-term nature of these deposits increases the Bank’s liquidity risk and the Bank actively manages this risk through maintaining competitive pricing and constant monitoring of market trends.
2011
2010
5.882.267)
1.901.354)
398.724)
111.423)
1.626.264) (279.117)
1.585.061) (826.459)
Jumlah aset likuid bersih
-) 7.628.138)
(9.460) 2.761.919)
Simpanan dari nasabah
22.313.242)
) 16.044.316)
Deposits from customers
34,19%)
17,21%)
Ratio of net liquid assets to deposits from customers
Kas dan setara kas Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan, tidak termasuk obligasi pemerintah yang sudah diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas Efek-efek dan obligasi pemerintah tersedia untuk dijual, tidak termasuk SBI yang sudah diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas Simpanan dari bank-bank lain Fasilitas kredit yang belum digunakan yang akan jatuh tempo bulan berikutnya
Rasio aset likuid bersih terhadap simpanan dari nasabah
Sisa jatuh keuangan
tempo
kontraktual
dari
liabilitas
Cash and cash equivalents
Trading securities, excluding government bonds classified as cash an cash equivalent Available-for-sale investment securities and government bonds, excluding certificates of Bank Indonesia classified as cash and cash equivalents Deposits from other banks Unused committed loan facilities maturing within the next month Total net liquid assets
Residual contractual maturities of financial liabilities 2011
Liabilitas non-derivatif Simpanan dari bank-bank lain Simpanan dari nasabah Utang akseptasi Liabilitas derivatif Arus kas keluar Arus kas masuk
Fasilitas kredit bersifat commited yang belum digunakan Jumlah
Nilai tercatat/ Carrying amount
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal inflow (outflow)
(279.117)
(279.366)
(22.313.242) (642.234) (23.234.593)
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 – 3 bulan/ months
>3 – 12 bulan/ months
>1 – 2 tahun/ years
>2 tahun/ years
(147.043)
(132.323)
-)
-)
-)
(22.420.265) (642.234) (23.341.865)
(15.864.707) (143.822) (16.155.572)
(3.805.249) (426.018) (4.363.590)
(2.704.979) (72.394) (2.777.373)
(45.330) -) (45.330)
-) -) -)
-) -) (273.009)
(9.460.221) 8.976.087) (484.134)
(2.948.661) 2.868.795) (79.866)
(1.288.228) 1.285.081) (3.147)
(2.039.466) 1.968.851) (70.615)
(1.406.946) 1.327.954) (78.992)
(1.776.920) 1.525.406) (251.514)
-) (23.507.602)
(1.711.855) (25.537.854)
-) (16.235.438)
-) (4.366.737)
(484.697) (3.332.685)
(715.898) (840.220)
(511.260) (762.774)
Non-derivative liabilities Deposits from other banks Deposits from customers Acceptance payables Derivative liabilities Cash outflow Cash inflow
Unused committed loan facilities Total
42 – 43
3.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) 3.
d. Manajemen risiko likuiditas (lanjutan)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
d. Liquidity risk management (continued) d. Manajemen risiko likuiditas (lanjutan)
Sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan (lanjutan)
Residual contractual maturities of financial liabilities (continued)
d. Liquidity risk management (continued)
Analisis kesenjangan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan
Maturity gap analysis of financial assets and liabilities
Analisis jatuh tempo kontraktual aset dan liabilitas keuangan berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The analysis of contractual maturities of financial assets and liabilities based on the remaining period to maturity date as of 31 December 2011 and 2010 was as follows:
2010
Liabilitas non-derivatif Simpanan dari bank-bank lain Simpanan dari nasabah Utang akseptasi Liabilitas derivatif Arus kas keluar Arus kas masuk Fasilitas kredit bersifat commited yang belum digunakan Jumlah
Nilai tercatat/ Carrying amount
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal inflow/(outflow)
(826.459)
(826.459)
(16.044.316) (172.598) (17.043.373)
(16.044.316) (172.598) (17.043.373)
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 – 3 bulan/ months
>3 – 12 bulan/ months
>1 – 2 tahun/ years
>2 tahun/ years
(826.459)
-
-
-)
-
(11.224.096) (31.479) (12.082.034)
(3.969.830) (62.791) (4.032.621)
(849.543) (78.328) (927.871)
-) -) -)
(847) (847)
-) -) (146.723)
(3.289.823) 3.136.717 (153.106)
(880.082) 865.219 (14.863)
(478.148) 454.885 (23.263)
(1.323.566) 1.268.734 (54.832)
(367.676) 333.952 (33.724)
(240.351) 213.927 (26.424)
(17.190.096)
(1.736.423) (18.932.902)
(9.460) (12.106.357)
(206.122) (4.262.006)
(433.513) (1.416.216)
(225.082) (258.806)
(862.246) (889.517)
Non-derivative liabilities Deposits from other banks Deposits from customers Acceptance payables Derivative liabilities Outflow Inflow
Unused committed loan facilities Total
Tabel tersebut menyajikan ekspektasi arus kas yang tidak didiskontokan pada liabilitas keuangan Bank dan komitmen kredit yang belum diakui di laporan posisi keuangan berdasarkan periode jatuh tempo kontraktual yang terdekat. Arus kas dari instrumen keuangan yang diharapkan bervariasi secara signifikan dari analisa ini. Contohnya, giro nasabah diharapkan memiliki saldo yang stabil atau meningkat, dan kredit yang bersifat uncommitted tidak diharapkan untuk ditarik.
The previous table shows the undiscounted cash flows on the Bank’s financial liabilities and unrecognized loan commitments on the basis of their earliest possible contractual maturity. The Bank’s expected cash flows on these instruments vary significantly from this analysis. For example, demand deposits from customers are expected to maintain a stable or increasing balance; and unrecognized loan commitments are not all expected to be drawn down immediately.
Nilai nominal arus kas masuk/(keluar) yang disajikan pada tabel tersebut merupakan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan nilai pokok dan bunga dari liabilitas keuangan atau komitmen. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bersih derivatif yang dapat diselesaikan secara neto, juga nilai bruto arus kas masuk dan keluar untuk derivatif yang diselesaikan bruto secara bersamaan (sebagai contoh, kontrak berjangka valuta asing).
The nominal inflow/(outflow) disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flows relating to the principal and interest on the financial liability or commitment. The disclosure for derivative instruments shows a net amount for derivatives that are net settled, also a gross inflow and outflow amount for derivatives that have simultaneous gross settlement (e.g., currency forward).
2011 Sampai dengan 1 bulan/Up to 1 month Aset keuangan Kas
>1 sampai 3 bulan/>1 to 3 months
>3 – 12 bulan/>3 to 12 months
>1 sampai 2 tahun/1 to 2 years
>2 tahun/ >2 years
Jumlah/ Total
136.894)
-)
-)
-)
-)
136.894
Giro pada Bank Indonesia
1.909.330)
-)
-)
-)
-)
1.909.330
Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan Tagihan derivatif Tagihan akseptasi Wesel tagih Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Jumlah aset keuangan
3.291.971)
-)
-)
-)
-)
3.291.971
544.072)
-)
-)
-)
-)
544.072
Financial assets Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks
127.248) 32.044) 143.740) 146.550) 3.894.772)
25.188) 29.784) 425.845) 17.313) 838.668)
23.263) 31.161) 72.327) 102.117) 4.083.987)
71.866) 52.972) -) -) 1.351.021)
151.159) 132.371) -) -) 7.171.548)
398.724 278.332 641.912 265.980 17.339.996
Trading securities Derivative receivables Acceptance receivables Bills receivable Loans receivable
275.026) 10.501.647)
276.195) 1.612.993)
616.022) 4.928.877)
217.133) 1.692.992)
241.888) 7.696.966)
1.626.264 26.433.475
Investments securities Total financial assets
147.634) 15.885.726) 143.822) 25.707) 16.202.889)
131.483) 3.745.994) 426.018) 10.466) 4.313.961)
-) 2.636.557) 72.394) 46.194) 2.755.145)
-) 44.965) -) 29.323) 74.288)
-) -) -) 161.319) 161.319)
279.117 22.313.242 642.234 273.009 23.507.602
Deposits from other banks Deposits from customers Acceptance payables Derivative liabilities
(5.701.242)
(2.700.968)
2.173.732)
1.618.704)
7.535.647)
2.925.873
>3 – 12 bulan/>3 to 12 months
>1 sampai 2 tahun/1 to 2 years
>2 tahun/ >2 years
Liabilitas keuangan Simpanan dari bank-bank lain Simpanan dari nasabah Utang akseptasi Liabilitas derivatif Jumlah liabilitas keuangan Selisih jatuh tempo
Financial liabilities
Total financial liabilities Maturity gap
2010 Sampai dengan 1 bulan/Up to 1 month
>1 sampai 3 bulan/>1 to 3 months
Jumlah/ Total
Aset keuangan Kas
134.814)
-)
-
-
-
134.814)
Giro pada Bank Indonesia
818.631)
-)
-
-
-
818.631)
Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek untuk tujuan diperdagangkan Tagihan derivatif Tagihan akseptasi Wesel tagih Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Jumlah aset keuangan
725.376)
-)
-
-
-
725.376)
871.859)
-)
-
453.415)
-
1.325.274)
Financial assets Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks
-) 31.113) 31.442) 30.584) 6.988.074)
-) 4.281) 62.719) 487.846) 5.088.590)
18.919) 21.410) 78.237) 9.690) 368.410)
73.812) 33.904) 315.904)
18.692) 56.216) 548.436)
111.423) 146.924) 172.398) 528.120) 13.309.414)
Trading securities Derivative receivables Acceptance receivables Bills receivable Loans receivable
100.781) 9.732.674)
196.767) 5.840.203)
904.895) 1.401.561)
273.724) 1.150.759)
189.346) 812.690)
1.665.513) 18.937.887
Investments securities Total financial assets
826.459) 11.224.096) 31.478) 9.531) 12.091.564)
3.969.830) 62.792) 5.655) 4.038.277)
849.543) 78.328) 39.096) 966.967)
847) 54.269) 55.116)
38.172) 38.172)
826.459 16.044.316 172.598) 146.723) 17.190.096)
Deposits from other banks Deposits from customers Acceptance payables Derivative liabilities
(2.358.890)
1.801.926)
434.594)
1.095.643)
774.518)
1.747.791)
Liabilitas keuangan Simpanan dari bank-bank lain Simpanan dari nasabah Utang akseptasi Liabilitas derivatif Jumlah liabilitas keuangan Selisih jatuh tempo
Financial liabilities
Total financial liabilities Maturity gap
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) 3.
d. Manajemen risiko likuiditas (lanjutan)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan)
Mulai Oktober 2011, bank mulai menerapkan Extreme Short term Crisis (ESTC) model dalam mengelola risiko likuiditas, penerapan model ESTC ini untuk meningkatkan kemampuan bank dalam menghadapi krisis likuiditas dalam kondisi yang esktrim, sehingga kelangsungan hidup bank tidak terganggu. e. Manajemen risiko operasional
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
d. Liquidity risk management (continued) Starting October 2011, Bank has been implementing the Extreme Short Term Crisis (ESTC) model in order to manage the liquidity risk, Implementation of ESTC model is to increase the capacity of the bank to anticipate the liquidy crisis in extreme condition, therefore the going concern of the bank will not be impacted.
Kepatuhan terhadap standar Bank didukung oleh program evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh unit audit internal. Hasil evaluasi unit audit internal didiskusikan dengan manajemen unit bisnis terkait, dan ringkasannya dilaporkan kepada komite audit dan manajemen senior Bank.
e. Operational risk management (Continued) Compliance with the Bank’s standards is supported by a program of periodic reviews undertaken by internal audit. The results of internal audit reviews are discussed with the management of the business unit to which they relate, with summaries submitted to the audit committee and senior management of the Bank.
e. Operational risk management f. Manajemen modal
Risiko operasional adalah risiko kerugian baik langsung atau tidak langsung yang timbul dari berbagai macam sebab berkaitan dengan proses, karyawan, teknologi dan infrastruktur dan berasal dari faktor eksternal di luar risiko kredit, pasar dan likuiditas seperti yang berasal dari ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta standar yang yang secara umum dapat diterima atas perilaku korporasi. Risiko operasional timbul dari berbagai kegiatan operasional Bank.
Operational risk is the risk of direct or indirect loss arising from a wide variety of causes associated with the Bank’s processes, personnel, technology and infrastructure, and from external factors other than credit, market and liquidity risks such as those arising from legal and regulatory requirements and generally accepted standards of corporate behavior. Operational risks arise from all of the Bank’s operations.
Tujuan Bank adalah untuk mengelola risiko operasional untuk menyeimbangkan usaha menghindari kerugian keuangan dan rusaknya reputasi Bank dengan efektifitas biaya secara keseluruhan dan mencegah prosedur pengawasan yang menghambat timbulnya inisiatif dan kreativitas.
The Bank’s objective is to manage operational risk so as to balance the avoidance of financial losses and damage to the Bank’s reputation with overall cost effectiveness and to avoid control procedures that restrict initiative and creativity.
Tanggung jawab utama pengembangan dan pelaksanaan pengendalian adalah mengelola risiko operasional yang dilimpahkan kepada manajemen senior di setiap unit bisnis. Tanggung jawab ini didukung oleh pengembangan seluruh standar Bank untuk mengelola risiko operasional sebagai berikut:
The primary responsibility for the development and implementation of controls to address operational risk is assigned to senior management within each business unit. This responsibility is supported by the development of overall Bank’s standards for the management of operational risk on the following areas:
keharusan untuk melakukan pemisahan tugas yang sesuai, termasuk otorisasi transaksi yang independen.
requirement for appropriated segregation of duties, including the independent authorization of transactions.
keharusan untuk melakukan rekonsiliasi dan monitor atas transaksi.
requirements for the reconciliation monitoring of transactions.
kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan hukum lainnya untuk pendokumentasian atas kontrol dan prosedur.
compliance with regulatory and other legal requirements for documentation of controls and procedures.
keharusan untuk melakukan penilaian secara berkala atas risiko operasional yang dihadapi, dan kecukupan kontrol dan prosedur untuk menangani risiko yang teridentifikasi.
requirements for the periodic assessment of operational risks faced, and the adequacy of controls and procedures to address the risks identified.
keharusan untuk melaporkan risiko kerugian operasional dan pengembangan atas pengajuan tindakan pemulihan dalam pelatihan perencanaan kontinjensi dan pengembangan profesional.
requirements for the reporting of operational losses and proposed remedial action development of contingency plans training and professional development.
kode etik dan mitigasi standar risiko bisnis, termasuk asuransi jika efektif.
business standards risk ethical and mitigation, including insurance where this is effective.
and
f. Capital management
Modal yang diwajibkan regulator
Regulatory capital
Bank Indonesia (BI) menentukan dan mengawasi kebutuhan modal Bank. Bank diwajibkan untuk mentaati peraturan BI yang berlaku dalam hal modal yang diwajibkan regulator. Pendekatan Bank terhadap pengelolaan modal ditentukan oleh strategi dan persyaratan organisasi bank, dengan memperhitungkan peraturan, serta keadaan ekonomi dan komersial.
Bank Indonesia (BI) sets and monitors capital requirements for the Bank. The Bank is required to comply with prevailing BI regulation in respect of regulatory capital. The Bank’s approach to capital management is driven by bank’s strategic and organizational requirements, taking into account the regulatory, economic and commercial environment.
Bank menghitung kebutuhan modal berdasarkan peraturan BI yang berlaku dimana modal yang diwajibkan regulator Bank dianalisa dalam 2 tier:
The Bank calculates its capital requirements using the prevailing BI regulation where the Bank’s regulatory capital is analyzed into two tiers:
Modal tier 1, meliputi modal ditempatkan dan disetor penuh, cadangan umum, saldo laba dan laba tahun berjalan.
tier 1 capital, which includes issued and fully paid share capital, general reserve, retained earnings and profit for the year.
Modal tier 2, meliputi penyisihan kerugian penurunan nilai yang diperbolehkan.
tier 2 capital, which includes the amount of allowable collectible impairment losses.
Bank tidak mempunyai modal tambahan lain yang memenuhi kriteria modal tier 3 sesuai dengan peraturan BI yang berlaku.
The Bank does not have any other supplementary capital which meets the criteria of tier 3 capital under prevailing BI regulation.
Berbagai batasan telah diterapkan untuk bagianbagian modal yang diwajibkan oleh regulator. Pengaruh dari pajak tangguhan telah dikeluarkan dalam menentukan jumlah saldo laba untuk modal tier 1; hanya 50 persen laba tahun berjalan sebelum pajak tangguhan yang dapat diperhitungkan dalam modal tier 1; dan modal tier 2 tidak boleh melebihi modal tier 1. Juga terdapat batasan jumlah penyisihan penurunan nilai yang boleh dimasukkan sebagai bagian dari modal tier 2.
Various limits are applied to elements of the regulatory capital. The effect of deferred tax has been excluded in determining the amount of retained earnings for tier 1 capital; only 50 percent of the profit for the year before deferred tax being included in tier 1 capital; and qualifying tier 2 capital cannot exceed tier 1 capital. There is also a restriction on the amount of collective impairment allowances that may be included as part of tier 2 capital.
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (“ATMR”) Bank ditentukan berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan yang mencerminkan berbagai tingkatan risiko yang terkait dengan aset dan eksposur, yang tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan. Berdasarkan peraturan BI, Bank diharuskan untuk mempertimbangkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam mengukur ATMR Bank.
The Bank’s risk weighted assets (“RWA”) are determined according to specified requirements that seek to reflect the varying levels of risk attached to assets and exposures not recognized in the statement of financial position. Based on BI regulations, the Bank needs to take into consideration its credit risk, market risk and operational risk in measuring the RWA.
44 – 45
3.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
f. Manajemen modal (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) f. Capital management (continued)
Kebijakan bank adalah menjaga modal yang kuat untuk menjaga kepercayaan pemodal, kreditur dan pasar dan untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa depan. Pengaruh tingkat modal terhadap tingkat pengembalian ke pemegang saham juga diperhitungkan dan Bank juga memahami perlunya menjaga keseimbangan antara tingkat pengembalian yang tinggi, yang dimungkinkan dengan gearing yang lebih besar serta keuntungankeuntungan dan tingkat keamanan yang didapat dari posisi modal yang kuat.
The Bank’s policy is to maintain a strong capital base so as to maintain investor, creditor and market confidence and to sustain future development of the business. The impact of the level of capital on shareholders’ return is also recognized and the Bank also recognizes the need to maintain a balance between the higher returns that might be possible with greater gearing and the advantages and security level afforded by a strong capital position.
Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan oleh pihak eksternal sepanjang tahun 2011 dan 2010.
The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the year 2011 and 2010.
Posisi modal yang diwajibkan regulator Bank sesuai peraturan BI yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The Bank’s regulatory capital position under prevailing BI regulation as of 31 December 2011 and 2010 was as follows:
31 Desember/ December 2011
31 December/ December 2010
Modal tier 1 Modal saham Tambahan modal disetor Cadangan umum Saldo laba tahun lalu Laba tahun berjalan (50%)
Modal tier 2 Penyisihan penurunan nilai kolektif Jumlah modal yang diwajibkan regulator Aset Tertimbang Menurut Risiko Risiko kredit Risiko pasar Risiko operasional Total Aset Tertimbang Menurut Risiko Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang diwajibkan
Tier 1 capital 1.650.000 10.000 1.166.082 150.225 2.976.307
50.000 700.000 10.000 1.066.602 48.847 1.875.449
Share capital Additional paid-in-capital General reserve Previous years retained earnings Profit for the year (50%)
251.965
158.298
Collective impairment allowance
3.228.272
2.033.747
Total regulatory capital
20.939.195 1.030.688 2.844.131
14.468.503 273.215 2.078.239
Risk Weighted Asset Credit risk Market risk Operational risk
24.814.014
16.819.957
Total Risk Weighted Assets
13,01%
12,09%
Capital Adequacy Ratio
8%
8%
Required Capital Adequacy Ratio
Tier 2 capital
Manajemen menggunakan rasio modal yang diwajibkan regulator untuk memantau modal dan rasio-rasio modal ini tetap menjadi standar industri untuk mengukur kecukupan modal. Pendekatan BI untuk pengukuran ini terutama berdasarkan pemantauan terhadap hubungan antara kecukupan modal (8 persen dari ATMR) dengan ketersediaan modal.
Management uses regulatory capital ratios in order to monitor its capital base, and these capital ratios remain the industry standards for measuring capital adequacy. BI’s approach to such measurement is primarily based on monitoring the relationship of the capital resources requirement (measured as 8 percent of risk-weighted assets) to available capital resources.
4.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (lihat Catatan 3). a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
4.
USE OF ESTIMATES AND JUDGMENTS These disclosures supplement the commentary on financial risk management (see Note 3).
a. Key sources of estimation uncertainty a.1. Allowance for impairment of financial assets
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2.q.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2.q.
Cadangan kerugian penurunan nilai spesifik terkait dengan pihak lawan dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali disetujui secara independen oleh bagian risiko Kredit.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment and is based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, the management establishes judgments about the counterparty’s financial condition and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash flows considered recoverable are independently approved by the Credit risk unit.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang dibutuhkan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of receivables with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need collective loan loss allowances, for management considers factors such as credit quality, portfolio size, concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
46 – 47
3.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)
PT BANK ANZ INDONESIA (Formerly PT ANZ PANIN BANK)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (In millions of rupiah, unless otherwise specified)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan) a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi (lanjutan) a.2. Penentuan nilai wajar
USE OF (continued)
ESTIMATES
a. Key sources (continued)
of
AND
JUDGMENTS
estimation
uncertainty
a.2. Determining fair values
Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2.f.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu. Lihat juga Catatan 4.b.1 b. Pertimbangan akuntansi yang penting penerapan kebijakan akuntansi Bank
4.
In determining the fair value for financial assets and liabilities for which there is no observable market price, the Bank must use the valuation techniques as described in Note 2.f.6. For financial instruments that trade infrequently and have less price transparency, fair value becomes less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument. See also Note 4.b.1.
dalam
b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:
b.1. Penilaian instrumen keuangan
b.1. Valuation of financial instruments
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2.f.6.
The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2.f.6.
Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:
The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:
Harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis. Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar.
Quoted market price in an active market for an identical instrument. Valuation techniques based on observable inputs. This category includes instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.
4.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (lanjutan) b.
Pertimbangan akuntansi yang penting penerapan kebijakan akuntansi (lanjutan)
dalam Bank
b.1. Penilaian instrumen keuangan (lanjutan)
4.
USE OF (continued)
ESTIMATES
AND
JUDGMENTS
b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies (continued)
b.1. Valuation of financial instruments (continued)
Nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar atau kuotasi dari harga dealer. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs mata uang asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan.
Fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices or dealer price quotations. For all other financial instruments, the Bank determines fair values using valuation techniques. Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, comparison to similar instruments for which market observable prices exist. Assumptions and inputs used in valuation techniques include risk-free and benchmark interest rates, credit spreads and other variables used in estimating discount rates, bond and equity prices, foreign currency exchange rates and expected price volatilities and correlations.
Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para pelaku pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value determination that reflects the price of the financial instrument at the reporting date that would have been determined by market participants acting at arm’s length.
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
b.2. Financial asset and liability classification
Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu.
The Bank’s accounting policies provide scope for assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances.
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan dalam kelompok “diperdagangkan”, Bank telah menetapkan bahwa aset tersebut sesuai dengan definisi aset dalam kelompok diperdagangkan yang dijabarkan di Catatan 2.f.1.
In classifying financial assets as “trading”, the Bank has determined that it meets the description of trading assets set out in Note 2.f.1.
48 – 49
4.
PT BANK ANZ INDONESIA (Dahulu PT ANZ PANIN BANK)