PT BFI FINANCE INDONESIA TBK
LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT)
FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011 (UNAUDITED) AND FOR YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011 (AUDITED)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT), DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011 (UNAUDITED), AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011 (AUDITED)
DAFTAR ISI
CONTENTS
Directors’ Statement
Pernyataan Direksi Ekshibit/ Exhibit
Financial Statements
Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
A
Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif
B
Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas
C
Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas
D
Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan
E
Notes to Financial Statements
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit A
Ekshibit A
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS OF 31 MARCH 2012 (With Comparative Figures 31 December 2011) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 31 MARET 2012 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
2012
2011 ASSETS
ASET KAS DAN SETARA KAS
2c,e,3
98.803
166.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS
DEPOSITO BERJANGKA
2e,4
69.000
64.000
TIME DEPOSITS
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Piutang sewa pembiayaan– setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 10.250 dan Rp 10.362 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 54.699 dan Rp 50.432 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Pihak ketiga Pihak berelasi ASET PAJAK TANGGUHAN - Bersih
NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE
2e,f,5
1.242.240
1.084.706
Finance lease receivables - net of allowance for impairment losses of Rp 10,250 and Rp 10,362 as of 31 March 2012 and 31 December 2011
2e,g,6
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
2d,22 2r,13c
3.724.330 17.431
3.648.429 17.434
Consumer financing receivables – net of allowance for impairment losses of Rp 54,699 and Rp 50,432 as of 31 March 2012 and 31 December 2011 Third parties Related parties
6.970
4.403
DEFERRED TAX ASSETS - Net
204.196
PROPERTY AND EQUIPMENT - net of accumulated depreciation of Rp 92,869 and Rp 87,381 as of 31 March 2012 and 31 December 2011
ASET TETAP – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 92.869 dan Rp 87.381 pada tanggal 31 Maret 2012, dan 31 Desember 2011
2j,7
KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA
2c,e,8
ASET KEUANGAN DERIVATIF - Bersih
2e,o,p,9
47.369
39.975
DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS - Net
ASET LAIN-LAIN - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
2d,e,h,i,p, 10,22
79.437
74.808
OTHER ASSETS - net of allowance for impairment losses
5.523.983
5.304.777
TOTAL ASSETS
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
238.272 131
130
RESTRICTED CASH
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit A/2
Ekshibit A/2
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) AS OF 31 MARCH 2012 (With Comparative Figures 31 December 2011) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) PADA TANGGAL 31 MARET 2012 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
2012
2011 LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Pinjaman yang diterima Utang pajak Beban yang masih harus dibayar Imbalan pasca kerja Utang dividen Utang obligasi – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi sebesar Rp 2.853 dan Rp 3.369 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Medium term notes – setelah dikurangi biaya emisi medium term note yang belum diamortisasi sebesar Rp 1.270 pada tanggal 31 Maret 2012 Utang lain-lain
2e,k,p,11 13a 2e,p,14 2m,21 2e
2e,l,12a
2e,l,12b 2e,p
JUMLAH LIABILITAS
2.276.337 18.841 50.841 12.057 456
2.316.065 20.629 64.195 11.208 456
LIABILITIES Fund borrowings Taxes payable Accrued expenses Post-employment benefits Dividends payable
481.631
Bonds payable – net of unamortized bonds issuance cost of Rp 2,853 and Rp 3,369 as of 31 March 2012 and 31 December 2011
44.361
Medium term notes – net of unamortized medium term note issuance cost of Rp 1,270 as of 31 March 2012 Other payables
2.938.545
TOTAL LIABILITIES
417.147
223.730 51.532 3.050.941
-
380.170 357.906
380.170 357.906
6.000 1.728.966
6.000 1.622.156
EQUITY Share capital – par value Rp 500 (full amount) per share Authorized capital – 1,000,000,000 shares Issued and fully paid-up capital 760,339,281 shares Paid-in capital in excess of par value Retained earnings Appropriated Unappropriated
JUMLAH EKUITAS
2.473.042
2.366.232
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
5.523.983
5.304.777
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham Modal dasar - 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 760.339.281 saham Tambahan modal disetor - bersih Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
15
30
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan Dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit B
Exhibit B
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2011) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 (With Comparative Figures in 2011) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Bunga Lain-lain
2012
2d,e,g,n,16,22 2e,f,n 2e,n,17 2e,j,n,20
Jumlah Pendapatan BEBAN Umum dan administrasi Keuangan Pemasaran Kerugian penurunan nilai Rugi (laba) selisih kurs - bersih (Keuntungan) kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif - bersih
2i,j,m,n,19 2e,k,l,n,18 2n 2e,5,6,10 2p
2e,o
2011
232.404 59.369 1.275 64.385
193.448 25.179 2.365 53.137
REVENUES Consumer financing Finance lease Interest Others
357.433
274.129
Total Revenues
115.938 84.370 4.639 19.252 1 (
(
49
EXPENSES General and administrative Finance cost Marketing Impairment losses Loss (gain) on foreign exchange – net (Gain) loss from changes in fair value of derivative financial instruments - net
86.193 56.241 5.451 2)
34 )
Jumlah Beban
224.166
147.932
Total Expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
133.267
126.197
PROFIT BEFORE INCOME TAX
29.024 2.567 )
23.614 1.247
INCOME TAX Current Deferred
26.457
24.861
Total Income Tax
LABA BERSIH PERIODE BERJALAN
106.810
101.336
NET PROFIT FOR THE PERIOD
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
-
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN
106.810
PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2r 13b 13c
(
Jumlah Pajak penghasilan
LABA PER SAHAM DASAR (dinyatakan dalam Rupiah penuh)
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
-
101.336
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE PERIOD
133
BASIC EARNINGS PER SHARE (expressed in full amount of Rupiah)
2s,25
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
140
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit C
Ekshibit C
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 (With Comparative Figures in 2011) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2011) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal saham Tambahan ditempatkan modal disetor dan disetor agio saham/ Saldo laba/ Retained earnings penuh/ Paid-in Telah Belum Share capital capital in ditentukan ditentukan Catatan/ issued and excess of penggunaannya/ penggunaannya/ Notes fully paid-up par value Appropriated Unappropriated Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
380.170
357.906
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
Saldo pada tanggal 31 Maret 2011
380.170
357.906
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
380.170
357.906
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
Saldo pada tanggal 31 Maret 2012
380.170
357.906
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
ekuitas Bersih/ equity - Net
1.196.774
1.940.850
Balance as of 31 December 2010
101.336
101.336
Total comprehensive income for the year
6.000
1.298.110
2.042.186
Balance as of 31 March 2011
6.000
1.622.156
2.366.232
Balance as of 31 December 2011
106.810
106.810
Total comprehensive income for the year
1.728.966
2.473.042
Balance as of 31 March 2012
6.000
-
-
6.000
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit D
Ekshibit D PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2011) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
31 Maret/ March 2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari transaksi pembiayaan Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan
Penerimaan dari pendapatan bunga Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya Administrasi Asuransi Denda Lain-lain
Pembayaran atas: Beban bunga Pinjaman – Rupiah Pinjaman – USD Obligasi Pinjaman – JPY Biaya administrasi bank
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 (With Comparative Figures in 2011) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31 Maret/ March 2011
1.207.352 240.064
961.201 124.279
1.447.416
1.085.480
975
3.112
29.674 25.369 20.153 13.273
21.613 9.864 15.678 583
88.469
47.738
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Proceeds from financing transactions Consumer financing Finance lease
Proceeds from interest Net proceeds from other operating activities Administration Insurance Late charges Others
Payment of: Interest expenses Borrowing - Rupiah Borrowing - USD Bonds Borrowing - JPY Bank administration charges
( ( ( ( (
48.412) 19.799) 13.115) ) 486)
( ( ( ( (
35.683) 8.805) 4.872) 177) 270)
(
81.812) (
49.807)
(
128.442) (
94.473)
( (
1.161.546) ( 344.545) (
1.098.438) 195.151)
(
1.506.091) (
1.293.589)
Arus kas untuk aktivitas operasi sebelum pembayaran pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan
( (
179.485) ( 23.993) (
301.539) 19.746)
Cash flows for operating activities before payment of income tax Payment of income tax
Arus kas bersih untuk aktivitas operasi
(
203.478) (
321.285)
Net cash flows for operating activities
(
-
(
5.000) 729 40.800) (
(
45.071) (
18.890)
Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran untuk transaksi pembiayaan baru Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penempatan deposito berjangka Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset tetap Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
4 7 7
Payment for general and administrative expenses Payment for new financing transactions Consumer financing Finance lease
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Placement in time deposits 1.400 Proceeds from sale of property and equipment 20.290) Acquisitions of property and equipment Net cash flows for investing activities
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit D/2
Ekshibit D/2
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 (With Comparative Figures in 2011) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2011) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari: Pinjaman yang diterima PT Bank Hana PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan PT Bank DKI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Victoria International Tbk LIM Asia Special Situations Master Fund Limited PT BCA Finance
31 Maret/ March 2012
100.000 50.000 44.478
25.000 25.000 69.039
30.000 30.000 15.178 -
119.172 100.000
269.656
Penerimaan dari: Pembiayaan bersama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk
Channeling PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri Syariah
Pengalihan piutang PT Bank ICB Bumiputera Tbk
Medium term notes - bersih
12b
31 Maret/ March 2011
50.000 3.274 391.485
195.254 38.630 -
47.673
233.884
47.673
-
9.957 432
-
10.389
-
30.547
-
30.547
223.660
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from: Fund borrowings PT Bank Hana PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan PT Bank DKI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Victoria International Tbk LIM Asia Special Situations Master Fund Limited PT BCA Finance
-
Proceeds from: Joint financing PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk
Channeling PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri Syariah
Transfer of receivables PT Bank ICB Bumiputera Tbk
Medium term notes - net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit D/3
Ekshibit D/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN (Lanjutan) Pembayaran atas: Pinjaman yang diterima Standard Chartered Bank PT Bank Permata Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT IFS Capital Indonesia PT Bank Victoria International Tbk PT Bank BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Hana LIM Asia Special Situations Master Fund Limited PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT BCA Finance PT ANZ Panin Bank The Royal Bank of Scotland Plc
Channeling PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Mandiri Syariah
Pengalihan piutang PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Ina Perdana
Pelunasan pokok obligasi
31 Maret/ March 2012
( ( ( ( ( ( ( ( ( (
Pembiayaan bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank DKI PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk
12a
116.676) 43.506) 41.832) 28.099) 20.833) 14.523) 12.500) 11.250) 7.949) 6.119)
31 Maret/ March 2011
( ( ( (
( (
11.745) 38.215) 30.726) 22.567) 9.409) 6.486)
4.545) 4.167) ( 4.167) ( 3.289) 902) ( ( (
(
320.357) (
(
44.077)
-
( ( ( (
33.062) 16.613) 6.856) ( ) (
-
(
100.608) (
( ( (
27.181) ( 13.683) ( 383) (
Channeling 22.736) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 7) PT Bank Mutiara Tbk 589) PT Bank Mandiri Syariah
(
41.247) (
23.332)
( (
19.332) ( )(
33.454) 1.670)
(
19.332) (
35.124)
(
65.000) (
65.000)
180.656
(
67.893) (
-
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES (Continued) Payments of: Fund borrowings Standard Chartered Bank PT Bank Permata Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT IFS Capital Indonesia PT Bank Victoria International Tbk PT Bank BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Hana LIM Asia Special Situations Master Fund Limited PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT BCA Finance PT ANZ Panin Bank The Royal Bank of Scotland Plc
( ( ( ( (
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (Dipindahkan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.166) 4.167) 354) 25.000) 4.167) 162.002)
2.111) 2.700)
Joint financing PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank DKI PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk
4.811)
189.825
150.350)
Transfer of receivables PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Ina Perdana
Repayment of bonds principal
Net cash flows from financing activities NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS (Brought forward)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit D/4
Ekshibit D/4
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2011) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (Pindahan)
(
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 (With Comparative Figures in 2011) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
67.893) (
150.350)
NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS (Carried forward)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
166.696
334.479
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF PERIOD
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
98.803
184.129
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF PERIOD
98.803 -
84.046 100.083
CASH AND CASH EQUIVALENTS Cash on hand and in banks Time deposits
98.803
184.129
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI: Kas dan bank Deposito berjangka
3 3
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E
Ekshibit E
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM a. Pendirian Perusahaan
1. GENERAL a. Establishment of the Company
PT BFI Finance Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta No. 57 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2091HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No. 116 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, Tambahan No. 4195.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C2-2091- HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102, dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Company’s Articles of Association had been amended several times, which one of the amendments was based on Notarial deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to become PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001 and was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April 2002, Supplement No. 4195.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 250 tanggal 22 April 2010, dari Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-43372-AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0066287.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, akta perubahan tersebut sedang dalam proses pencetakan Berita Negara Republik Indonesia.
The Company’s Articles of Association had been amended several times, the latest of which was covered by notarial deed No. 250 dated 22 April 2010 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the Company’s Articles of Association to conform with Decree of the Chairman of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No. IX.J.1, concerning the principles of Articles of Association of Companies conducting Equity Securities Public Offering and Public Company. The amendment was approved by the Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia by virtue of his decree No. AHU.01.02.Tahun 2010 dated 2 September 2010 and had been registered in the Company Register No.AHU-0066287.AH.01.09.Tahun 2010, dated 2 September 2010. Up to the date of completion of these financial statements, the deed was still in printing process in the State Gazette of the Republic of Indonesia.
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982, yang telah diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/ 1990 tanggal 23 April 1990.
The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance by virtue of his decree No. KEP-038/KM.11/ 1982 dated 12 August 1982 as amended by Decision Letter No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/2
Ekshibit E/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued) a. Establishment of the Company (Continued)
Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengamandemen ijin usaha Perusahaan melalui Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-038/KM.5/2006. Melalui amandemen ini, ijin usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas Finance Indonesia Tbk berlaku surut sejak adanya persetujuan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk dari Instansi yang Berwenang melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001.
On 20 February 2006, the Minister of Finance of the Republic of Indonesia amended the Company’s license by virtue of his Decree No. KEP-038/KM.5/2006. Through this amendment, the previous licence granted to PT Bunas Finance Indonesia Tbk was applied for retroactively since the approval of the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to become PT BFI Finance Indonesia Tbk from the Authorized Regulatory Body through decree of Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut:
According to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of activities of the Company is mainly enganged in financing activities through the provision of financing or capital goods covering the following areas:
a. b. c. d.
a. b. c. d.
Sewa pembiayaan Pembiayaan konsumen Anjak piutang Usaha kartu kredit
Finance lease Consumer financing Factoring of accounts receivable Credit card
Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Perusahaan berlokasi di MNC Tower (dahulu Menara Kebon Sirih), Lantai 25, Jl. Kebon Sirih No. 1719, Jakarta.
Currently, the Company mainly engages in leasing and consumer financing activities. The Company’s registered office is located at the MNC Tower (formerly Menara Kebon Sirih), 25th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta.
Perusahaan mempunyai masing-masing 112 kantor cabang dan 59 gerai pada tanggal 31 Maret 2012 dan 107 kantor cabang dan 23 gerai pada tanggal 31 Maret 2011 yang berlokasi, antara lain, di Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar dan Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982.
The Company has 112 branches and 59 kiosks as of 31 March 2012 and 107 branches and 23 kiosks as of 31 March 2011, which are located in, among others, Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar and Tangerang. The Company started its commercial operations in 1982.
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital
Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 2.125.000 sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham melalui bursa efek di Indonesia dengan harga penawaran sejumlah Rp 5.750 (nilai penuh) per saham. Pada tahun 1993, Perusahaan melakukan penawaran tambahan sebanyak 8.500.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama melalui bursa efek di Indonesia.
In 1990, the Company conduct an initial public offering of its 2,125,000 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share through the stock exchanges in Indonesia at an offering price of Rp 5,750 (full amount) per share. In 1993, the Company offered an additional of 8,500,000 shares at the same par value per share through a stock exchange in Indonesia.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/3
Ekshibit E/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 8 April 1993, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 10 (sepuluh) saham yang dimiliki, sebanyak 1.062.500 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal yang sama, para pemegang saham juga menyetujui untuk menerbitkan saham bonus dengan dasar 17 (tujuh belas) saham baru untuk setiap 20 (dua puluh) saham yang dimiliki, sebanyak 9.934.668 saham dengan nilai nominal yang sama. Pada tanggal 22 Januari 1994, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 3 (tiga) saham yang dimiliki, sebanyak 7.207.390 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham.
On 8 April 1993, the shareholders of the company agreed to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 10 (ten) shares held totaling 1,062,500 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share. On the same date, the shareholders of the company also agreed to issue bonus shares on the basis of 17 (seventeen) new shares for every 20 (twenty) shares held totaling 9,934,668 shares at the same par value. On 22 January 1994, the shareholders of the company agreed to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 3 (three) shares held totaling 7,207,390 shares at a par value of Rp 1,000 (full amount) per share.
Pada tanggal 18 April 1994, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-639/PM/1994 dalam rangka penawaran umum terbatas pertama (I) Perusahaan sebanyak 28.829.558 saham dengan harga penawaran sejumlah Rp 1.500 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 1 (satu) saham baru. Selanjutnya, pada tanggal 17 Januari 1997, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-71/PM/1997 dalam rangka penawaran umum terbatas kedua Perusahaan sebanyak 115.318.232 saham dengan harga penawaran Rp 1.000 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 2 (dua) saham baru.
On 18 April 1994, the Company received effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-639/PM/1994 to conduct the first rights issue of the Company’s shares on a 1 (one) for 1 (one) basis totaling 28,829,558 shares at an offering price of Rp 1,500 (full amount) per share. Further, on 17 January 1997, the Company received effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-71/PM/1997 to conduct the second rights issue of the Company’s shares on the basis of 2 (two) new shares for every 1 (one) shares held totaling 115,318,232 shares at an offering price of Rp 1,000 (full amount) per share.
Pada tanggal 17 Juni 1997, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 500 (nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari sebanyak 172.977.348 saham menjadi sebanyak 345.954.696 saham.
On 17 June 1997, the shareholders of the Company agreed a stock split, which resulting in change in par value per share from Rp 1,000 (full amount) to Rp 500 (full amount), thus resulting in the increase in number of the Company’s shares outstanding from 172,977,348 shares to 345,954,696 shares.
Dalam rangka restrukturisasi utang, para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Para Pemegang Saham tanggal 27 Januari 2000 menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bonds atau Obligasi Wajib Konversi (MCB) yang wajib dikonversikan menjadi sebanyak 414.384.585 saham Perusahaan.
Relating to debt restructuring, the Company’s shareholders through Extraordinary General Meeting of Shareholders held on 27 January 2000 had agreed to issue the Mandatory Convertible Bonds (MCB) which should be converted into 414,384,585 shares of the Company.
Pada bulan Mei 2006, seluruh MCB telah dikonversi menjadi sebanyak 414.384.585 saham sehingga jumlah saham beredar Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 menjadi sebanyak 760.339.281 saham (Catatan 15).
In May 2006, all of the MCB had been converted into ordinary shares totaling 414,384,585 shares, which resulting in a total outstanding number of the Companys’ shares as of 31 December 2006 of 760,339,281 shares (Note 15).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/4
Ekshibit E/4 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 7 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-3960/BL/2007 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 20 Agustus 2007, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BEI) dengan jumlah emisi final sebesar Rp 200.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 16 November 2007.
On 7 August 2007, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK based on its letter No.S-3960/BL/2007 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 200,000 with a longest maturity of 24 (twenty four) months from the date of issuance. On 20 Agustus 2007, the bond was listed on the Surabaya Stock Exchange (BEI) with a number of final issuance of Rp 200,000. Interest on such bond is paid on quarterly basis starting from 16 November 2007.
Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 16 August 2009, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap which matured on the date.
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No.S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesar Rp 160.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 15 April 2010.
On 8 January 2010, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK based on its letter No.S-94/BL/2010 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 200,000 with a longest maturity of 24 (twenty four) months from the date of issuance. On 18 January 2010, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a number of final issuance of Rp 160,000. Interests on such bonds are paid on quarterly basis starting from 15 April 2010.
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No.S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 450.000 dengan jangka waktu terlama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 11 Juli 2011, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesar Rp 420.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 8 Oktober 2011.
On 28 June 2011, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK based on its letter No.S-7248/BL/2011 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 450,000 with a longest maturity of 36 (thirty six) months from the date of issuance. On 11 July 2011, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a number of final issuance of Rp 420,000. Interests on such bonds are paid on quarterly basis starting from 8 October 2011.
Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 15 January 2012, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap which matured on the date.
Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,50% per tahun dan MTN I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun.
On 25 January 2012, the Company issued a BFI Finance Indonesia I Medium Term Notes of Year 2012 (MTN I) which consist of MTN I Series A with a nominal value of Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum and MTN I Series B with a nominal value of Rp 200,000 bearing fixed interest rate of 10.50% per annum.
Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN tersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing pada tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B.
Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis according to the interest payment schedule of the MTN. The last interest payment on the MTN I as well as the principal will mature on 25 January 2014 for Series A and 25 January 2015 for Series B, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/5
Ekshibit E/5 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1. GENERAL (Continued)
UMUM (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT BFI Finance Indonesia Tbk, yang diaktakan dengan akta No. 80 Tanggal 15 Juni 2011 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 82 masing-masing tertanggal 15 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut:
Based on the Deed of Resolutions of Extraordinary General Meeting of Shareholders, which were covered by the deed No. 80 dated 15 Juni 2011 in conjunction with the Deed of Resolutions No. 82, each dated 15 Juni 2011, of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the composition of the Board of Commissioners and Directors of the Company as of 31 March 2012 is as follows:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris Komisaris (Independen)
: : : : :
Kusmayanto Kadiman Johanes Sutrisno Alfonso Napitupulu Richard Andrew Deitz Emmy Yuhassarie
: : : : :
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner Commissioner (Independent)
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Francis Lay Sioe Ho Yan Peter Wangkar Cornellius Henry Kho
: : :
Directors President Director Director Director
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT BFI Finance Indonesia Tbk, yang diaktakan dengan akta No. 73 Tanggal 15 Mei 2009 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 120 masing-masing tertanggal 14 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut:
Based on the Deed of Resolutions of Extraordinary General Meeting of shareholders, which were covered by the deed No. 73 dated 15 May 2009 in conjunction with the Deed of Resolutions No. 120, each dated 14 October 2009, of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the composition of the Board of Commissioners and Directors of the Company as of 31 March 2011 is as follows:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris
: : : :
Johanes Sutrisno Rudy Capelle Alfonso Napitupulu Richard Andrew Deitz
: : : :
Board of Commissioners President Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Francis Lay Sioe Ho Yan Peter Wangkar Cornellius Henry Kho
: : :
Directors President Director Director Director
Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Komite Audit Ketua Anggota
: :
The composition of the Audit Committee of the Company as of 31 March 2012 and 2011, are as follows:
2012
2011
Johanes Sutrisno Kusmayanto Kadiman Dominic Picone Fendi Santoso Stefanus Ginting Rudy Capelle
Johanes Sutrisno Stefanus Ginting Dani Firmansyah
: :
Audit Committee Chairman Member
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/6
Ekshibit E/6 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
1. UMUM (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued)
Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 masing-masing berjumlah keseluruhan sebesar Rp 2.735 dan Rp 2.564.
Salaries and benefits provided to the Board of Commissioners and the Directors for the three months period ended 31 March 2012 and 2011 were totaling to Rp 2,735 and Rp 2,564, respectively.
Internal Audit
Internal Audit
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk Unit Audit Internal, yang terdiri dari paling sedikit 1 (satu) orang auditor internal, paling lambat pada tanggal 31 Desember 2009. Unit Audit Internal wajib memiliki Piagam Unit Audit Internal yang ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No. IX.I.7 concerning the Establishment and Guidelines on the Preparation of the Internal Audit Unit Charter, the Company is required to establish an Internal Audit Unit which consist of at least 1 (one) internal auditor, no later than 31 December 2009. Internal Audit Unit is required to establish an Internal Audit Unit Charter which determined by the board of directors upon the approval from the board of commissioners.
Perusahaan telah memenuhi ketentuan dipersyaratkan dalam peraturan tersebut.
The Company has complied with the requirements as set out in the regulation.
yang
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. Corp/CH/L/VII/07-0115 tanggal 9 Juli 2007, Perusahaan menunjuk Cornellius Henry Kho sebagai Sekretaris Perusahaan.
Based on the Company’s Directors Decision Letter No. Corp/CH/L/VII/07-0115 dated 9 July 2007, the Company appointed Cornellius Henry Kho as its Corporate Secretary.
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan yang antara lain bertugas:
Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No. IX.I.4 concerning the establishment of the Corporate Secretary, the Company is required to establish a Corporate Secretary which functions comprised the followings:
1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal; 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemberi modal yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan; 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya; 4. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan pihak-pihak berwenang (Bapepam-LK, BEI dan lainnya) serta publik; 5. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh Direktur Perusahaan.
1.
Perusahaan telah memenuhi ketentuan dipersyaratkan dalam peraturan tersebut.
The Company has complied with the requirements as set out in the regulation.
yang
2.
3.
4.
5.
Keep informed with respect to Capital Market developments, especially Capital Market regulations; Provide the public with all information needed by investors regarding the condition of the Issuer or Public Company; Make recommendations to the Issuer or Public Company’s board of directors with respect to compliance with Law No. 8, 1995 concerning the Capital Market and its implementing regulations; Act as the Issuer’s or Public Company’s contact person with Bapepam and the public; and The functions of Corporate Secretary may be concurrently performed by a director of the Issuer or Public Company.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/7
Ekshibit E/7 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
1. UMUM (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued)
Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (tidak diaudit): 2012
The total number of the Company’s employees as of 31 March 2012 and 2011 was as follows (unaudited):
Karyawan tetap Karyawan tidak tetap
2.830 1.956
1.909 2.047
4.786
3.956
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
2.
2011 Permanent employees Non-permanent employees
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (PSAK) yang mencakup peraturan BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam lampiran keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK Keputusan No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010.
Presented below are the principal accounting policies applied in the preparation of the financial statements of the Company which have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (SFAS) and the regulations imposed by the BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 regarding Financial Statements Presentation Guidelines as included in the Appendix of the Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000 and its amendment, the Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 dated 30 December 2010.
Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
The following are the significant accounting policies that were applied consistently in the preparation of the financial statements:
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
a.
Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas akrual, kecuali untuk akun-akun tertentu yang disusun dengan menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut.
The financial statements were prepared under the historical costs concept and on the accrual basis, unless for certain accounts that were prepared using measurements as described in their respective accounting policies.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows were prepared using the direct method and present the sources and uses of cash and cash equivalents according to operating, investing and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the financial statements are rounded to and expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
Standar akuntansi baru
New accounting standards
Perubahan atas standar berikut wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
The following amendments to standards are mandatory for the first time for the financial year beginning 1 January 2011.
- PSAK No. 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan
- SFAS No. 1 (Revised 2009) : Presentation of Financial Statements
Perusahaan dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Perusahaan memilih menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.
Company can choose whether to present one performance statement (the statement of comprehensive income) or two statements (the statement of income and statement of comprehensive income). The Company has elected to present one statement. The financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/8
Ekshibit E/8 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) a.
SIGNIFICANT
Basis of Preparation (Continued)
ACCOUNTING of
Financial
Standar akuntansi baru (Lanjutan)
New accounting standards (Continued)
- PSAK No. 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim
- SFAS No. 3 (Revised 2010) : Reporting
Standar mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim yang dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalam bentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk laporan laba rugi komprehensif harus disajikan untuk perbandingan periode interim, namun informasi komparatif satu tahun untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan. Laporan keuangan interim ini telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan. - PSAK No. 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Hal ini tidak menyebabkan tambahan penyajian segmen yang dilaporkan. Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang disampaikan kepada pengambil keputusan operasional. Dalam hal ini pengambil keputusan operasional yang mengambil keputusan strategis adalah Direksi. - PSAK No. 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihakpihak Berelasi
POLICIES Statements
Interim Financial
The standard requires the interim financial report to contain a statement of comprehensive income for the interim period reported and the year-to-date presented as either in one statement or two statements. Statement of comprehensive income comparatives should be given for the comparative interim period, but comparatives for the last full financial year are not required. The interim financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements. - SFAS No. 5 (Revised 2009) : Operating Segments The standard requires the entities to disclose information that enable users of the financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities. The standard also enhances the definition of operating segment and the procedures used to identify and report operating segment. It requires a “management approach” under which segment information is presented on the same basis as that used for internal reporting purposes. This has not resulted in additional reportable segment presented. Operating segment reported in a manner consistent with the internal reporting provided to the chief operating decision-maker. The chief operating decision-maker has been identified as the board of directors that makes strategic decisions.
- SFAS No. 7 (Revised 2010) : disclosures
Related Party
Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.
The standard enhances the guidance of disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances, including commitments. It also makes clear that a member of the key management personnel is a related party, which in turn requires the disclosures of each category of remuneration and compensation of the key management personnel. The Company has evaluated its related party relationships and ensured the financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.
Penerapan standar-standar tersebut tidak berdampak material terhadap Laporan Keuangan Perusahaan. Sebagai tambahan, Perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait dengan penyajian laporan keuangan, segmen operasi dan pengungkapan pihak-pihak berelasi sesuai dengan yang disyaratkan standar.
The adoption of those standards did not have a material impact on the financial statements of the Company. In addition, the Company has disclosed information of financial statements presentation, operating segments and related party disclosures as required by the standards.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/9
Ekshibit E/9 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) a.
SIGNIFICANT
Basis of Preparation (Continued)
ACCOUNTING of
Financial
POLICIES Statements
Standar akuntansi baru (Lanjutan)
New accounting standards (Continued)
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:
The following new standards, amendments to standards and interpretations are mandatory for the first time for the financial year beginning 1 January 2011, but are not relevant or did not have material impact for the Company:
-
-
Laporan Arus Kas/ Statement of Cash Flows Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri/Consolidated and Separate Financial Statements PSAK No. 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan/ Events after the Reporting Period PSAK No. 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama/ Interests in Joint Venture PSAK No. 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi/ Investments in Associates
-
PSAK No. PSAK No. PSAK No. PSAK No.
-
-
-
-
-
PSAK No. 2 (Revisi 2009) PSAK No. 4 (Revisi 2009)
19 (Revisi 22 (Revisi 23 (Revisi 25 (Revisi
: :
2010) 2010) 2010) 2009)
: :
SFAS No. 2 (Revised 2009) SFAS No. 4 (Revised 2009) -
:
SFAS No. 8 (Revised 2010) -
:
SFAS No. 12 (Revised 2009) -
:
SFAS No. 15 (Revised 2009) -
: Aset Tidak Berwujud/ Intangible Assets : : Kombinasi Bisnis/ Business Combinations : : Pendapatan/ Revenue : : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan : Kesalahan/Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK No. 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset/ Impairment of Assets : PSAK No. 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset kontijensi/ : Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK No. 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi : yang Dihentikan/ Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK No. 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus/ Consolidation of : Special Purpose Entities ISAK No. 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, : dan Liabilitas Serupa/Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK No. 10 : Program Loyalitas Pelanggan/ Customer Loyalty Program : ISAK No. 11 : Distribusi Aset Non-kas kepada Pemilik/ Distributions of : Non-Cash Assets to Owners ISAK No. 12 : Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Non-moneter oleh : Venturer/ Jointly Controlled Entities – Non-monetary Contributions by Venturers ISAK No. 14 : Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web/ Intangible Assets : Website Costs ISAK No. 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai/ Interim : Financial Reporting and Impairment
b. Penyertaan Saham Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan.
b.
SFAS No. 19 SFAS No. 22 SFAS No. 23 SFAS No. 25
(Revised (Revised (Revised (Revised
2010) 2010) 2010) 2009)
-
SFAS No. 48 (Revised 2009) SFAS No. 57 (Revised 2009) SFAS No. 58 (Revised 2009) -
IFAS No. 7 (Revised 2009) IFAS No. 9 -
IFAS No. 10 IFAS No. 11 IFAS No. 12 -
IFAS No. 14 IFAS No. 17 -
Investment in Shares Effective 1 January 2011, the Company applied SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associated Companies”. The revised SFAS is applied retrospectively and prescribes the accounting for investments in associated companies as to determination of significant influence, accounting method to be applied, impairment in value of investments and separate financial statements. The adoption of the said revised PSAK has no significant impact on the financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/10
Ekshibit E/10 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) b.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Investment in Shares (Continued)
Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.
The Company’s investment in its associated company is accounted for using the equity method. An associated company is an entity in which the Company has significant influence. Under the equity method, the cost of investment is increased or decreased by the Company’s share in net earnings or losses of, and dividends received from the investee since the date of acquisition.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi dengan jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi.
The statements of comprehensive income reflects the share of the results of operations of the associate. Where there has been a change recognized directly in the equity of the associate, the Company recognizes its share of any such changes and discloses this, when applicable, in the statement of changes in equity. Unrealized gains and losses resulting from transactions between the Company and the associate are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associate.
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.
The Company determines whether it is necessary to recognize an additional impairment loss on the Company’s investment in its associate. The Company determines at each reporting date whether there is any objective evidence that the investment in the associate is impaired. If this is the case, the Company calculates the amount of impairment as the difference between the recoverable amount of the investment in associate and its carrying value, and recognizes the amount in the statements of comprehensive income.
Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telah timbul liabilitas atau investor melakukan pembayaran liabilitas perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
If an investor’s share of losses in an associate equals or exceeds the carrying value of the investment, the investment shall be reported at zero value. Subsequent losses will be accrued by the investor if a liability has arisen or the investor pays the associate’s liabilities guaranteed by the investor. If the associate subsequently reports profit, the investor will recognize profit only after its share of the profit equals the share of net losses that had not been recognized.
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik.
Investment in shares represents a long-term investment in a non-public company.
Penyertaan saham merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Bunas Multi Finance (BMF) dengan persentase kepemilikan sebesar 20%. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diaktakan dengan akta notaris No. 115 tanggal 27 Juni 2001 dari Aulia Taufani, S.H., Notaris pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah memberikan persetujuan untuk melakukan divestasi penyertaan Perusahaan pada BMF. Namun demikian, divestasi belum dapat dilaksanakan karena belum memperoleh persetujuan dari pemegang saham mayoritas BMF.
Investment in shares represents the cost of the Company’s 20% - equity investment in PT Bunas Multi Finance (BMF). Based on the resolutions of the Extraordinary General Meeting of Shareholders which was covered by Notarial deed No. 115 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders approved the divestment of the Company’s investment in BMF. However, the divestment was not executable as it had not yet been approved by the majority shareholders of BMF.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/11
Ekshibit E/11 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
c.
3. SUMMARY OF (Continued) b.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Investment in Shares (Continued)
Sejak tahun 1998, karena bagian Perusahaan atas rugi bersih BMF telah melebihi jumlah tercatat penyertaannya, oleh karenanya investasi diakui sebesar jumlah tercatat sebesar nihil dan sejak itu Perusahaan tidak lagi mengharapkan adanya pemulihan dari penyertaan tersebut.
Since 1998, the Company’s share in the net losses of BMF had exceeded the carrying value of the related investments, thus the investment was written down to zero, and since then, the Company does not expect any recoveries from the said investment.
Pada tanggal 15 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Pengumuman No. Peng-197/MK.5/2006 telah membekukan seluruh kegiatan operasional BMF. Namun demikian, Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan usaha maupun memberikan garansi apapun terhadap BMF.
On 15 February 2006, the Minister of Finance of Republic of Indonesia through announcement letter No. Peng197/MK.5/2006, had suspended all the operational activity of BMF. Nevertheless, the Company has no more business linkage nor made any guarantee for the suspended company.
Kas dan Setara Kas
c.
Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and cash equivalents consist of cash on hand, cash in banks and deposits with an original maturity of 3 (three) months or less from the date of placement, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted to use.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kas di bank dinyatakan sebesar saldo penempatan di bank.
Prior to 1 January 2010, cash in banks were stated at the cash amount balance in bank.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, kas di bank disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Starting 1 January 2010, at initial recognition, cash in bank are stated at fair value plus directly attributable transaction cost.
d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
d.
Related party transactions
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:
Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity:
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
(a) A person or a close member of the person’s family is related to a reporting entity if that person: (i) has control or joint control over the reporting entity; (ii) has significant influence over the reporting entity; or (iii) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). (ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(b) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (i) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). (ii) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member). (iii) Both entities are joint ventures of the same third party.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/12
Ekshibit E/12 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) d.
(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). (vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Aset dan Liabilitas Keuangan
e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Related party transactions (Continued) (iv) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. (v) The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity. (vi) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a). (vii) A person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
e.
Financial Assets and Liabilities
Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1998), “Akuntansi Investasi Efek tertentu”. Dalam menerapkan standar-standar tersebut di atas, Perusahaan juga telah mempertimbangkan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
The Company adopted SFAS No. 55 (Revised 2006), “Financial Instrumens: Recognition and Measurement” and SFAS No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” with effect from 1 January 2010, which superseded SFAS No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivatives and Hedging Activities” And SFAS No. 50 (Revised 1998), “Accounting for Investments in Certain Securities”, respectively. In applying the standards mentioned above, the Company also considered the Technical Bulletin No. 4 concerning the Transitional Provisions for the First Adoption of SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) established by the Indonesian Institute of Accountants
Dampak Penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 30.
The effect of first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006) and SFAS No. 50 (Revised 2006) is described in Note 30.
(i)
Aset keuangan
(i) Financial assets
Aset keuangan Perusahaan, terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya, aset keuangan derivatif dan pinjaman kepada karyawan (dicatat sebagai bagian dari aset lainlain).
The Company's financial assets, consist of cash and cash equivalents, time deposit, net investments in finance lease, consumer financing receivables, restricted deposits and cash, derivative financial assets and loans to employees (recorded as part of other assets).
Sejak tanggal 1 Januari 2010, perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (1) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan (2) pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi tersebut tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Since 1 January 2010, the Company classifies its financial assets in the following categories of (1) financial assets at fair value through profit and loss, and (2) loans and receivables. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/13
Ekshibit E/13 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
e. (i)
Aset keuangan (Lanjutan) (1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (1)
Financial assets at fair value through profit or loss
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Company as at fair value through profit and loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif”.
Financial instruments included in this category are recognized initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of comprehensive income. Gains and losses arising from changes in fair value are included directly in the statement of comprehensive income and are reported respectively as “Gains / (losses) from changes in fair value of derivative financial instruments”.
(2) Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: (a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; (c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
(2)
Loans and receivables Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than: a) those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit and loss; b) those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or c) those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/14
Ekshibit E/14 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
e. (i)
e.
diberikan
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued)
Aset keuangan (Lanjutan) (2) Pinjaman yang (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued)
dan
piutang
(2)
Loans and receivables (Continued)
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah atau dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
At initial recognition, the Company’s loans and receivables are measured at fair values plus or minus directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pemberian suatu pinjaman maupun perolehan piutang dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman maupun piutang tersebut tidak diperoleh. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat sebagai bagian dari ‘pendapatan pembiayaan konsumen’ atau pendapatan sewa pembiayaan’. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diamortisasi tetapi diakui dan dicatat secara langsung sebesar jumlah biaya transaksi tersebut di laporan laba rugi komprehensif dan bukan merupakan bagian dari piutang dan pinjaman yang diberikan tersebut.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of loans or receivables and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan or receivables had not been acquired or issued. Income on financial assets classified as loan and receivables is recognized in the statements of comprehensive income and recorded as part of ‘consumer financing income’ or ‘finance lease income’. Interest income on financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of comprehensive income. Prior to 1 January 2010, such transaction costs for loans and receivables provided were not amortized, but recognized and recorded directly for such amount of transaction costs in statement of comprehensive income, and were not part of the receivables and such other loan provided.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “Allowance for Impairment Losses”.
(ii) Liabilitas keuangan
(ii) Financial liabilities
Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar, utang dividen, utang obligasi, dan utang lain-lain.
The Company's financial liabilities consist of fund borrowings, accrued expenses, dividends payable, bonds payable and other payables.
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities as financial liabilities measured at amortized cost.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/15
Ekshibit E/15 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e.
Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (ii) Liabilitas keuangan (Lanjutan) Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Beban atas kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diterima dicatat pada akun ‘aset lain-lain’ (bukan merupakan bagian dari pinjaman yang diterima), kemudian biaya transaksi tersebut diamortisasi secara garis lurus selama umur pinjaman yang diterima dan hasil amortisasinya dicatat sebagai ‘beban keuangan’ di laporan laba rugi komprehensif. (iii) Penentuan nilai wajar
2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (ii) Financial liabilities (Continued) Financial liabilities measured at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs. After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of loan received and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized. Expenses on financial liabilities measured at amortized cost is recognized in the statement of comprehensive income and recorded as part of ‘finance cost’. Prior to 1 january 2010, such transaction costs for loan received were recorded in ‘other assets’ account (was not included as part of loan received), further the transaction costs were amortized using straight line basis based on term of that loans and their amortization results were recorded as ‘finance cost’ in the statement of comprehensive income.
(iii) Fair value estimation
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Company measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/16
Ekshibit E/16 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e.
Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iii) Penentuan nilai wajar (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iii) Fair value estimation (Continued)
Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Perusahaan, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan.
If a market for a financial instrument is not active, Company establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transaction between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instrument that are substantially the same, discounted cash flow analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to Company, incorporates all factors that market participants would consider in setting price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi tertutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables includes only data from observable markets. When transaction price provides the best evidence of fair value at initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from valuation model is subsequently recognized in the statement of comprehensive income depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Perusahaan dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Perusahaan yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustment to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Company believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/17
Ekshibit E/17 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e.
Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iv) Penghentian pengakuan
2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iv) Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist, or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards have been transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the company are recognized as assets or liabilities separately.
Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company stopped the recognition of financial liabilities when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Dalam transaksi di mana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In a transaction where the Company has substantially no or did not transfer all the risks and rewards of ownership of financial assets, the Company terminate the recognition of such assets, if the company no longer has control over those assets. The rights and obligations arising or that still exists in the transfer are recognized separately as assets or liabilities. In transfers where control over the assets still owned, the Company continued to recognize the transferred assets in the amount of involvement that is sustainable, where the level of sustainability of the Company in the transferred assets amounted to changes in the value of the transferred assets.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan, dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Perusahaan menentukan bahwa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan keuangan konsumen sehingga konsumen tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau konsumen atau unit yang dibiayai tidak dapat ditemukan atau dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan agunan diperkirakan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan.
Companies write off any outstanding consumer financing receivables and net investments in finance lease, and reserves related to impairment losses, when the Company determines that the consumer financing receivables and net investments in finance lease can not be billed. This decision was taken after consideration of information such as the occurrence of significant changes to the financial ability of consumers so that consumers no longer can pay the loan, or consumer or units being financed can not be found or is controlled by third party or the sale of collateral is not expected to be sufficient to pay the entire exposure consumer financing receivables and net investments in finance lease.
(v) Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan liabilitas secara simultan.
(v) Offsetting financial instrument Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the statement of financial positions when, and only when, the Company has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultaneously.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/18
Ekshibit E/18 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e.
Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (v) Saling hapus instrumen keuangan (Lanjutan) Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. (vi) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (v) Offsetting financial instrument (Continued) Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards. (vi) Impairment of Financial Assets
Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan adalah sebagai berikut:
Starting 1 January 2010, the accounting policy for impairment of financial assets are as follows:
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a ‘loss event’) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: (a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami konsumen; (b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; (c) Perusahaan, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami konsumen, memberikan keringanan (konsesi) pada konsumen yang tidak mungkin diberikan jika konsumen tidak memiliki kesulitan tersebut; (d) terdapat kemungkinan bahwa konsumen akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
The criteria that the Company uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include: (a) significant financial difficulty of the consumer;
(f)
data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: (1) memburuknya status pembayaran konsumen dalam kelompok tersebut; dan (2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
(b) a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments; (c)
the Company, for economic or legal reasons relating to the consumer’s financial difficulty, granting to the consumer a concession that the lender would not otherwise consider;
(d) it becomes probable that the consumer will enter bankruptcy or other financial reorganization; (e) the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or (f) observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including:
(1) (2)
adverse changes in the payment status of consumers in the portfolio; and national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/19
Ekshibit E/19 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e.
Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vi) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of Financial Assets (Continued)
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portfolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by the management for each identified portfolio.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Company firstly assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. If a loan or held-to-maturity investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi beban-beban untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate the debtors’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/20
Ekshibit E/20 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e.
Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vi) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of Financial Assets (Continued)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows of the assets in the group and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the group. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
When a consumer financing receivables or net investments in finance lease accounts is uncollectible, such receivable is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivables are written off after all necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment expense related to consumer financing receivables and net investments in finance lease are classified into "Allowance for Impairment Losses".
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting the allowance for impairment losses. The amount of the reversal is recognized in the statement of comprehensive income.
Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang telah dihapus-bukukan sebelumnya, diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Subsequent recoveries of financial assets writtenoff in the previous period are recognized as other income.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menentukan penurunan nilai Piutang Pembiayaan Konsumen dan Investasi Neto Sewa Pembiayaan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang tak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lainlain pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, the Company determined the impairment of consumer financing receivables and net investments in finance lease based on a periodic review of the status of individual receivable accounts at the end of year. Uncollectible receivables will be writen off when they are determined to be uncollectible by the management of the Company. The recoverable amount of the written off-receivables is recognized as other income at the time the income is earned.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/21
Ekshibit E/21 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f.
g.
Akuntansi untuk Sewa
2. SUMMARY OF (Continued) f.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Accounting for Leases
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Based on SFAS No. 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, investasi bersih dalam sewa pembiayaan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi pendapatan administrasi dan ditambah biaya-biaya transaksi (jika ada) yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif.
Starting 1 January 2010, the net investments in finance lease are recognised initially at fair value, deducted by administration income and plus directly attributable transactions costs (if any) and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.
Pada saat pengakuan awal, nilai wajar investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima oleh perusahaan sewa pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan dan simpanan jaminan. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui. Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
At initial recognition, the fair value of net investments in finance lease represents lease financing receivables plus the residual value at the end of the lease period deducted by unearned lease income and security deposits. The difference between the gross lease receivables and the present value of the lease receivables is recognised as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to the current year statement of income using the effective interest rate. Net investments in finance lease are classified as loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, dalam investasi neto sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
Prior to 1 January 2010, the net investments in finance lease, lessor shall recognize assets held under a finance lease in their statements of financial positions and present them as a receivable at an amount equal to the net investments in finance lease.
Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam investasi neto sewa pembiayaan.
The recognition of financing income shall be based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the lessor’s net investment in financing lease.
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama di mana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
g.
Accounting for Consumer Financing Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/22
Ekshibit E/22 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g.
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) g.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Accounting for Consumer Financing (Continued)
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination of a contract is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year’s statement of comprehensive income at the date of transaction.
Pembiayaan Bersama
Joint Financing
Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan konsumen tanpa jaminan (without recourse) dan pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama (without recourse) disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana Perusahaan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi komprehensif.
Joint financing consist of with and witout recourse joint financing to end-user consumers. The consumer financing receivables under joint financing where each party assumes the credit risk according to the risk portion (without recourse) are stated at net amount in the statement of financial positions. Consumer financing income and interest expense related to without recourse joint financing are stated at net amount in the statement of comprehensive income. Consumer financing receivable under joint financing where the Company assume the credit risk (with recourse) are stated at gross amount in the statement of financial positions. The consumer financing income and interest expense related to with recourse joint financing are stated at gross amount in the statement of comprehensive income.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Bunga”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customer than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognized as revenue and disclosed as “Interest Income”.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Starting 1 January 2010, Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. See Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen disajikan bersih setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, Consumer financing receivables are stated net of unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah pembayaran angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan jumlah pokok pembiayaan, akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen pada tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.
Unearned income on consumer financing, which is the excess of aggregate installment payments collectible from the customers over the cost of the financed assets, is recognized as income over the terms of the respective agreements at a constant periodic rate of return on the consumer financing receivables.
Piutang pembiayaan konsumen yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah dan pendapatan pembiayaan konsumen diakui pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis).
Consumer financing receivables which installments are overdue for more than 90 (ninety) days are classified as non-performing receivables and the related consumer financing income is recognized only when it is actually collected (cash basis).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/23
Ekshibit E/23 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
h.
i.
Agunan yang Diambil Alih
2. SUMMARY OF (Continued) h.
ACCOUNTING
POLICIES
Repossessed Collateral
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dan invetasi neto sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih setelah dikurangi estimasi beban pelepasan. Selisih lebih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang tidak dapat ditagih dengan nilai bersih agunan diambil alih yang dapat direalisasi tersebut dibebankan pada cadangan kerugian penurunan nilai.
Repossessed collateral acquired in conjunction with settlement of consumer financing receivables and net investments in finance lease are stated at their net realizable value, less allowance for impairment losses. Net realizable value is the fair value of the repossessed collateral after deducting the estimated costs of disposal. The excess between uncollectible consumer financing receivables and net investments in finance lease balance and net realizable value of the repossessed collateral is charged to allowance for impairment losses.
Jaminan yang diambil alih merupakan bagian dari aset lain-lain.
Collateral that is taken over will become a part of other assets.
Beban-beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saat terjadinya.
Expenses in relation with the acquisition and maintenance of those assets are charged as incurred.
Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan dari agunan diambil alih diakui sebagai laba atau rugi pada saat penjualan agunan diambil alih, dan diakui sebagai “pendapatan lain-lain” dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
The difference between the carrying value and the proceeds from the sale of repossessed collateral is recognized as gain or loss at the time of sale, and recognized as “other revenues” in the statement of comprehensive income for the year.
Beban Dibayar di Muka
i.
Beban dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. j.
SIGNIFICANT
Aset Tetap
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over the beneficial periods using the straight-line method.
j.
Property and Equipment
Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Company uses the cost model for its property and equipment measurement.
Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Directly acquired property and equipment are stated at cost, excluding day-to-day servicing, less accumulated depreciation and any impairment value, if any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of property and equipment consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such costs are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/24
Ekshibit E/24 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
2. SUMMARY OF (Continued)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
j.
Aset Tetap (Lanjutan)
j.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Property and Equipment (Continued) Depreciation is computed on a straight-line basis over the property and equipment’s useful lives as follows:
Masa manfaat/ Useful lives Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor
20 tahun/year 5 5 5 5
Building Office equipment Vehicle Furniture and fixtures Leasehold improvements
Tanah tidak disusutkan, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak atas tanah di tangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode hak atas tanah tersebut.
Land is not depreciated, the costs incurred in connection with obtaining the rights of land are capitalized and amortized using the straight-line method over the period of the rights of land.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. When assets are sold or retired, the cost and related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts. Any gains or loss arising from derecognition of property and equipment (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the item) is included in the statement of comprehensive income in the year the item is derecognized.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The asset’s residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.
Aset dalam penyelesaian dan perangkat lunak dalam pengembangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Asset in progress and software under development are stated at cost and presented as part of the property and equipment. The accumulated cost will be reclassified to the appropriate property and equipment account when the installation is substantially completed and the asset is ready for its intended use.
Penurunan nilai aset non-keuangan
Impairment of non-financial assets
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
Effective January 1, 2011, the Company prospectively adopted SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”.
PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedurprosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
SFAS No. 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to be employed by an entity to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount exceeds the amount to be recovered through use or sale of the asset. If this is the case, the asset is described as impaired and this revised PSAK requires the entity to recognise an impairment loss. This revised PSAK also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes disclosures.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/25
Ekshibit E/25 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
j.
k.
l.
Aset Tetap (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) j.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Property and Equipment (Continued)
Penurunan nilai aset non-keuangan (Lanjutan)
Impairment of non-financial assets (Continued)
Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan.
The adoption of SFAS No. 48 (Revised 2009) has no significant impact on the financial reporting.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimation of the asset’s recoverable amount.
Pinjaman yang Diterima
k.
Funds Borrowing
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari berbagai bank dan institusi keuangan, termasuk fasilitas joint financing with recourse. Fasilitas joint financing with recourse disajikan secara gross, yaitu sebanyak pinjaman yang diberikan kepada konsumen dan pinjaman yang diterima dari bank dicatat dalam nilai penuh dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Borrowings represent funds received from various bank and financial institutions, including joint financing facilities with recourse. Joint financing facilities with recourse are presented gross, i.e loans granted to customers and borrowings received from banks are recorded at their full amount with repayment obligations in accordance with the terms of the agreement.
Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima dinyatakan sebesar biaya perolehan.
Prior to 1 January 2010, borrowings are stated at cost.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Starting 1 January 2010, borrowings are classified as financial liabilities which are measured at amortized cost. Additional costs that are directly attributable to the acquisition of loans are deducted from total borrowings. See Note 2e for the accounting policy on financial liabilities measured at amortized cost.
Efek Utang yang Diterbitkan
l.
Debts Securities Issued
Efek utang yang diterbitkan meliputi medium term notes dan utang obligasi.
Debt securities issued consist of medium term notes and bonds payable.
Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Beban emisi sehubungan dengan penerbitan efek utang diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi untuk menentukan hasil emisi bersih efek utang yang diterbitkan tersebut.
Debt securities issued are presented at nominal value net of unamortized discounts. Issuance costs in connection with the debt securities issuance are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of debt securities issuance to determine the net proceeds of the debt securities issued.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, diskonto diamortisasi selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
Prior to 1 January 2010, the discounts are amortized over the period of the debt securities issued using the straight-line method.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, efek utang yang diterbitkan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihat Catatan 2e).
Since 1 January 2010, debt securities issued are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the debt securities issued using the effective interest method (see Note 2e).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/26
Ekshibit E/26 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Imbalan Pasca Kerja
2. SUMMARY OF (Continued) m.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Post-employment Benefits
Imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (”UU No. 13/2003”).
Post-employment benefits such as retirement, severance and service payments are calculated based on Manpower Law No. 13/2003 (“Law No. 13/2003”).
Sesuai dengan UU No. 13/2003, Perusahaan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU No. 13/2003.
In accordance with Law No. 13/2003, the Company has further payment obligations if the benefits provided by the existing plan do not adequately cover the obligations under Law No. 13/2003.
Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU No. 13/2003 atau Peraturan Perusahaan (mana yang lebih tinggi), dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun Perusahaan dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The liabilities recognized in the statement of financial positions are the present values of the defined benefit obligations as of the statement of financial position date in accordance with Law No. 13/2003 or the Company’s regulations (whichever is higher), less the fair value of Company pension plan assets, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service costs.
Liabilitas imbalan pasti dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Dalam menghitung imbalan pasca kerja, aktuaris independen telah memperhitungkan juga kontribusi yang telah dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
The defined benefit obligation is calculated by an independent actuary using the Projected Unit Credit method. In calculating post-employment benefits, the independent actuary has considered the contribution paid by the Company to PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk Obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah, sama dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang mendekati jangka waktu liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the interest rates of Government Bonds (considering currently there is no deep market for highquality corporate Bonds) that are denominated in Rupiah, in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating to the terms of the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian, perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans in excess of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to statement of comprehensive income over the employees’ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap bekerja selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognized immediately in the statement of comprehensive income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified time periode (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line basis over the vesting period.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.
The current service cost is recorded as an expense in the prevailing period.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/27
Ekshibit E/27 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
n.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
2. SUMMARY OF (Continued) n.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Revenue and Expenses Recognition
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif.
Starting 1 January 2010, interest income and expense for all interest bearing financial instruments are recognised within ‘interest income’ and ‘interest expense’ in the statement of comprehensive income using the effective interest method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa mendatang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh biaya transaksi yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flow considering all contractual term of the financial instrument (for example, prepayment options, call option and other similar options) but does not consider future credit losses. The calculation includes all fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums discounts.
Biaya transaksi merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Transaction costs are additional charges that are directly attributable to the acquisition, issuance or disposal of financial assets or financial liabilities.
Biaya tambahan merupakan biaya yang tidak akan terjadi apabila Perusahaan tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.
Additional costs are costs that would not occur if the Company does not obtain, publish or otherwise dispose of financial instruments.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognised using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
Pendapatan pembiayaan konsumen Perusahaan disajikan bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik bank atau pihak lain sehubungan dengan transaksi-transaksi penerusan pinjaman, pembiayaan bersama, anjak piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang.
The Company’s consumer financing income is presented net of with consumer financing income belongs to the bank in relation with channeling transactions, joint financing cooperations, factoring, and the appointment as manager of accounts receivable.
Pada umumnya pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas biaya komisi dealer dan subsidi dealer diakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas beban komisi dan subsidi dealer diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Income resulted from excess insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy to dealers are generally recognised on an accrual basis when the service has been provided. Gain from excess insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy dealer recognised as an adjustment to the effective interest rate of the loan and receivables.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/28
Ekshibit E/28 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
n.
o.
Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) n.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Revenue and Expenses Recognition (Continued)
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengakui pendapatan atas sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen sebagaimana yang dijelaskan masing-masing pada Catatan 2f dan 2g. Beban diakui pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, the Company recognizes revenue on finance lease and consumer financing as explained in Notes 2f and 2g. Expenses are recognized when these are incurred.
Untuk pendapatan Perusahaan yang diakui berdasarkan cash basis antara lain: pendapatan atas penjualan piutang portofolio dengan metode valuasi diskonto, administrasi dan pendapatan denda.
For Company’s revenue that is recognized based on cash basis is such as: revenue from sale of portfolio receivable by discount valuation, administration and penalty income.
Pendapatan selisih premi asuransi diakui berdasarkan basis akrual yaitu pada saat terjadinya penutupan asuransi.
Income resulted from excess insurance premiums are recognized based on accrual basis when the incurred of closing insurance.
Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani.
Administration income is recognize when the consumer financing agreement signed of.
Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai
o.
Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities
Perusahaan melakukan transaksi/kontrak nilai tukar dan swap dalam mata uang asing untuk tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing yang berasal dari utang Perusahaan dalam mata uang asing.
The Company enters into and engages in currency swap and foreign exchange contracts/transactions for the purpose of managing its foreign exchange rate exposures resulting from the Company’s loans in foreign currencies.
Setiap instrumen derivatif (termasuk instrumen derivatif melekat), diakui sebagai aset atau liabilitas berdasarkan nilai wajar setiap kontrak. Nilai wajar merupakan perhitungan nilai kini (present value) dengan mempergunakan asumsi-asumsi dan data yang berlaku umum. Berdasarkan kriteria khusus untuk akuntansi lindung nilai, semua instrumen derivatif yang ada pada Perusahaan tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Oleh sebab itu, perubahan atas nilai wajar dari instrumen derivatif diakui langsung dalam laba rugi tahun berjalan.
Every derivative instrument (including embedded derivatives) are recognized as either asset or liability based on the fair value of each contract. Fair value is a computation of present value by using data and assumption that are generally accepted. Based on the specific requirements for hedge accounting, the said instruments do not qualify and are not designated as hedge activities for accounting purposes. Accordingly, changes in the fair value of such derivative instruments are recognized directly profit or loss for the current year.
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (1)
Mata uang pelaporan Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah.
(2)
Transaksi dan saldo Transaksi dalam mata uang asing, atau yang memerlukan penyelesaian dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
p.
Foreign Currency Transactions and Balances (1) Reporting currency The financial statements are presented in Rupiah. (2) Transactions and balances Foreign currency transactions that are transactions denominated, or that require settlement, in a foreign currency are translated into Rupiah using the exchange rates prevailing at the dates of the transactions.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/29
Ekshibit E/29 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
2. SUMMARY OF (Continued)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)
(2)
p.
SIGNIFICANT
Foreign Currency (Continued)
ACCOUNTING
Transactions
and
POLICIES Balances
(2) Transactions and balances (Continued)
Transaksi dan saldo (Lanjutan) Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs penutupan pada tanggal pelaporan dengan menggunakan kurs Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset dan liabilitas nonmoneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal pengakuan awal. Aset dan liabilitas nonmoneter yang diukur berdasarkan nilai wajar dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal nilai wajar ditentukan.
Monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are translated into Rupiah with the closing rate as at the reporting date using middle rate of exchange issued by Bank Indonesia on the statement of financial positions date. Non-monetary items measured at historical cost denominated in a foreign currency translated into Rupiah with the exchange rate as at the date of initial recognition. Non-monetary items in a foreign currency that measured at fair value translated into Rupiah using the exchange rates at the date when the fair value was determined.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang berasal dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing menggunakan nilai tukar pada akhir tahun diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of foreign currency transactions and from the translation at year-end exchange rates of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in the statement of comprehensive income.
Seluruh keuntungan dan kerugian selisih kurs yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif disajikan bersih dalam laporan laba rugi komprehensif dalam akun tersebut.
All foreign exchange gains and losses recognized in the statement of comprehensive income presented net in the statement of comprehensive income within the corresponding item.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh) :
The exchange rates used against the Rupiah are as follows (amounts in full Rupiah) :
31 Maret/ March 2012 (nilai penuh)/ (full amount) 1 USD 1 JPY
31 Desember/ December 2011 (nilai penuh)/ (full amount)
9.180 111,7619
q. Pelaporan Segmen Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: (1) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); (2) hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan (3) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal Perusahaan yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi.
9.068 116,8051 q.
USD 1 JPY 1
Segment Reporting An operating segment is a component of entity which: (1) involves with business activities to generate income and expenses (include income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity); (2)
(3)
operations result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and separate financial information is available.
The Company presents operating segments based on the information that internally is provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is Board of Directors.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/30
Ekshibit E/30 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) q. Pelaporan Segmen (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) q.
Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam segmen geografis berikut: Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. (Lihat Catatan 23) r.
s.
Pajak Penghasilan
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Segment Reporting (Continued) Operating segments presented by the primary segments are divided into the following business segments: finance leases and consumer financing, while the secondary segments are divided into the following geographic segments: Java, Kalimantan, Sumatera and Sulawesi. (See Note 23)
r.
Income Tax
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk item yang diakui secara langsung di ekuitas, beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di ekuitas.
Tax expense comprises current tax and deferred tax expense. Tax expense recognized in the statement of comprehensive income except to items recognized directly in equity, the tax expense associated with that item are recognized in equity.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the period, using tax rates enacted at the statement of financial positions date.
Perusahaan menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan perpajakan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasi kerugian fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa yang akan datang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
The Company adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the accounting and tax base of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforward, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantially enacted at the statement of financial positions date. Deferred tax is charged or credited to the current year’s statements of comprehensive income, except deferred tax which is charged or credited directly to equity.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are presented in the statement of fin ancial positions, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang berjalan.
s.
Earning per Share Earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during current year.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/31
Ekshibit E/31 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
t.
Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi
2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, mengharuskan manajemen membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen dan kontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
The preparation of the Company’s financial statements, in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make judgements, estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets, liabilities, commitments and contingent liabilities which are reported. Due to inherent uncertainty in the estimates thus can lead to actual results reported in future periods differ from those estimates.
I. Penggunaan Pertimbangan
I. Use of Judgements
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: (i)
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:
(i)
Classification of financial liabilities
financial
assets
and
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2006). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies as disclosed in Note 2e.
(ii) Cadangan atas kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen
(ii) Allowance for Impairment of net investments in finance lease and consumer financing receivables
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu, hubungan dengan pelanggan dan status piutang dari pelanggan berdasarkan catatan piutang pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat cadangan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.
The Company evaluate specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company uses judgment, based on available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current receivables status based on any available third party receivables reports and known market factors, to record specific allowance for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Company expected to collect.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/32
Ekshibit E/32 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
t.
Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi (Lanjutan) I. Penggunaan Pertimbangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) I. Use of Judgements (Continued)
(ii) Cadangan atas kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Lanjutan)
(ii) Allowance for Impairment of net investments in finance lease and consumer financing receivables (Continued)
Cadangan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto pembiayaan dan cadangan piutang pembiayaan konsumen. Nilai tercatat dari investasi neto sewa pembiayaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, masing-masing sebesar Rp 1.252.490 dan Rp 1.095.068. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 5. Nilai tercatat dari piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, masingmasing sebesar Rp 3.796.460 dan Rp 3.716.295. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6.
These specific allowances are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of net investments in finance lease and consumer financing receivables. The carrying amount of the Company’s net investments in finance lease before allowance for impairment losses as of 31 March 2012 and 31 December 2011, were amounting to Rp 1,252,490 and Rp 1,095,068, respectively. Further details are shown in Note 5. The carrying amount of the Company’s consumer financing receivables before allowance for impairment losses as of 31 March 2012 and 31 December 2011, were amounting to Rp 3,796,460 and Rp 3,716,295, respectively. Further details are shown in Note 6.
II. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. (i)
Nilai wajar atas instrumen keuangan Jika nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukkan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
II. Estimates and Assumptions The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year/period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing assumptions and circumstances about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes reflected in the assumptions as they occur. (i)
Fair value of financial instruments If the fair value of financial assets and financial liabilities recorded on the statement of financial positions is not available in an active market, fair value is determined using various valuation techniques including the use of mathematical models. Suggestion (input) for this model comes from market data that can be observed throughout the data available. When observable market data are not available, management consideration is necessary to determine the fair value. Management considerations include considerations such as liquidity and volatility feedback model for derivative transactions and long term discount rate, the early termination rate and assumption for default rate.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/33
Ekshibit E/33 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
t.
Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued)
(ii) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
(ii) Allowance for impairment losses of financial assets
Perusahaan telah menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Perusahaan membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsiasumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan cadangan perubahan kerugian penurunan nilai tersebut di masa mendatang.
The Company has reviewed loans and receivables at each statements of financial positions date to assess whether impairment should be recognized in the statements of comprehensive income or not. In particular, justification by management is required to estimate the amount and timing of future cash flows when determining impairment. In the estimation of cash flows, the Company makes the justification of the financial condition of debtors and net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, as reflected in changes in reserves of changes in these impairment losses in the future.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan dengan karakteristik risiko kredit yang sejenis ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5 dan Catatan 6.
Allowance for impairment losses that collectively assessed includes inherent credit losses in financing receivables portfolios with similar credit risk characteristics when objective evidence of impairment exist for those portfolios. In assessing the need for collective allowances for impairment losses, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining collective allowances. Further details are shown in Note 5 and Note 6.
(iii) Estimasi umur manfaat aset tetap
Perusahaan melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Lihat Catatan 7 untuk jumlah tercatat aset tetap.
(iii) Useful life equipment
estimate
for
property
and
The Company reviews periodically the estimated useful lives of property and equipment based on factors such as technical specification and future technological developments. Future results of operations could be materially affected by changes in these estimates brought about by changes in the factors mentioned. Refer to Note 7 for the carrying amount of property and equipment.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/34
Ekshibit E/34 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
t.
Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) (iv) Imbalan Pasca kerja
(v)
2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued) (iv) Post-employment benefits
Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca kerja.
The present value of the post-employment benefits obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. The assumptions used in determining the net cost (income) for pensions include the discount rate. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post-employment benefits obligations.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait.
The Company determines the appropriate discount rate at the end of each reporting period. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the obligations. In determining the appropriate discount rate, the Company considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related post-employment benefit obligation.
Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Informasi tambahan diungkapkan pada Catatan 21.
Other key assumptions for post-employment benefit obligations are based in part on current market conditions. Additional information is disclosed in Note 21.
Pajak penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13b.
(vi) Aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13c.
(v)
Income tax Significant judgement is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transaction and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Further details are disclosed in Note 13b.
(vi) Deferred tax assets Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences, to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of the future taxable profits together with future tax planning strategies. Further details are disclosed in Note 13c.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/35
Ekshibit E/35 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari:
Cash and cash equivalents consist of the followings: 31 Maret/ March 2012
Kas
21.930
Cash on hand
17.891
35.708 9.951 8.559 6.506 8.493 2.447 1.265 1.205
37.084 9.669 8.785 5.418 3.233 2.384 978 2.129
2.739
4.507
Cash in banks Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank PermataTbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Others (Balances below Rp 1,000)
Jumlah bank
76.873
74.187
Total Cash in banks
Jumlah Kas dan Bank
98.803
92.078
Total cash on hand and in banks
Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1.000)
Setara Kas Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Central Asia Tbk
-
30.000 29.618 15.000
Cash equivalents Time deposits Third parties Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Central Asia Tbk
Jumlah setara kas
-
74.618
Total cash equivalents
166.696
Total cash and cash equivalents
Jumlah kas dan setara kas
98.803
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan tidak menempatkan kas dan setara kasnya pada pihak yang berelasi.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the Company had no cash and cash equivalents placed in any related party.
Kisaran suku bunga dari deposito berjangka diatas adalah sebagai berikut:
The range of interests earned from the above time deposits are as follows:
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah
4.
31 Desember/ December 2011
31 Maret/ March 2012
31 Desember/ December 2011
5,5%-9,0%
4,9%-10%
DEPOSITO BERJANGKA
Time deposit interest rate per annum Rupiah
4. TIME DEPOSITS
Akun ini merupakan deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Victoria International Tbk dengan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan dengan tingkat suku bunga yang berkisar antara 5,5% sampai dengan 9,0% per tahun.
This account represents time deposits placed in PT Bank Victoria International Tbk with maturity of over 3 (three) months, earning interest rate ranging from 5.5% to 9.0% per annum.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan tidak menempatkan deposito berjangka pada pihak yang berelasi.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the Company had no time deposits placed in any related party.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/36
Ekshibit E/36 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Rincian investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Biaya transaksi yang belum diamortisasi Simpanan jaminan Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
1.535.330 682.318 ( ( (
271.044 ) ( 11.796 ) ( 682.318 ) ( 1.252.490
(
10.250 ) ( 1.242.240
Angsuran investasi neto sewa pembiayaan - bruto yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Telah jatuh tempo 2012 2013 2014 dan sesudahnya Jumlah
The details of net investments in finance lease are as follows: 31 Desember/ December 2011 1.339.444 591.643 234.182 ) 10.194 ) 591.643 ) 1.095.068 10.362 ) 1.084.706
Finance lease contract receivables Guaranteed residual value Unearned finance lease income Unamortized transaction costs Security deposits Total Less allowance for impairment losses Net
The installment of net investments in finance lease - gross, which will be collected from consumers in accordance with the due dates are as follows: 31 Desember/ December 2011
31.707 629.376 606.344 267.903
28.894 708.197 443.672 158.681
Past due 2012 2013 2014 and thereafter
1.535.330
1.339.444
Total
Cicilan piutang sewa pembiayaan yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya: 31 Maret/ March 2012
The above net investments in finance lease have the following settlement aging profile: 31 Desember/ December 2011
Jangka waktu 2 (dua) tahun 3 (tiga) tahun Lebih dari 3 (tiga) tahun
149.170 1.100.168 3.152
121.363 969.884 3.821
Term of period 2 (two) years 3 (three) years More than 3 (three) years
Jumlah
1.252.490
1.095.068
Total
Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan yang dibiayai oleh Perusahaan atas barang modal selama 2 (dua) tahun atau lebih.
The term of finance lease contracts financed by the Company on capital goods are 2 (two) years or more.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/37
Ekshibit E/37 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued)
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) Pengelompokan investasi neto sewa pembiayaan - bruto menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Rp
31 Desember/ December 2011 Rp
Classification of net investments in finance lease - gross based on days overdue is as follows: 31 Maret/ March 2012 %
31 Desember/ December 2011 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Macet
1.503.623
1.310.550
97,93
97,84
10.242 3.457 1.129 16.879
6.320 1.006 295 21.273
0,67 0,23 0,07 1,10
0,47 0,08 0,02 1,59
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days Non-performing
Jumlah
1.535.330
1.339.444
100,00
100,00
Total
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Saldo awal Penambahan (pemulihan) cadangan selama tahun berjalan - bersih Penghapusan piutang
The movements in the allowance for impairment losses are as follows: 31 Desember/ December 2011
10.362
9.154
3.149 3.261 ) (
(
Saldo akhir
6.918 5.710 )
10.250
10.362
Beginning balance Addition (reversal) of allowance during the year - net Write-offs of receivable Ending balance
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah investasi neto sewa pembiayaan sebesar 0,82% dan 0,95% masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011.
Percentage of the allowance for impairment losses to net investments in finance lease was amounting to 0.82% and 0.95% as of 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
The management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses arising from uncollectible net investments in finance lease.
Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dengan pihak ketiga.
All of the Company’s finance lease transactions were conducted with third parties.
Rincian bunga kontraktual setahun untuk investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
Details of contractual interest rates per annum for net investments in finance lease are as follows:
Suku bunga rata-rata Suku bunga efektif (kisaran)
31 Maret/ March 2012 %
31 Desember/ December 2011 %
20,11 17 - 23
19,94 16 - 24
Average interest rates Effective interest rates (range)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/38
Ekshibit E/38 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
6.
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued)
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dari Standard Chartered Bank, PT IFS Capital Indonesia, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, PT Bank Hana, PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk, PT Bank Permata Tbk, LIM Asia Special Situations Master Fund Limited, PT BPD Kalimantan Selatan dan PT ANZ Panin Bank berjumlah keseluruhan sebesar Rp 348.440 dan Rp 318.988 masingmasing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Catatan 11b dan 24a).
Net investments in finance lease were pledged as collateral for borrowings received from Standard Chartered Bank, PT IFS Capital Indonesia, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, PT Bank Hana, PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk, PT Bank Permata Tbk, LIM Asia Special Situations Master Fund Limited, PT BPD Kalimantan Selatan and PT ANZ Panin Bank was totaling Rp 348,440 and Rp 318,988 as of 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively (Note 11b and 24a).
Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi yang diterbitkan sebesar Rp 336.098 dan Rp 178.777 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Catatan 12a).
Net investments in finance lease were pledged as collateral on bonds payable issued amounting to Rp 336,098 and Rp 178,777 as of 31 March 2012 and 31 Desember 2011, respectively (Note 12a).
Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas médium term notes yang diterbitkan sebesar Rp 190.016 pada tanggal 31 Maret 2012 (Catatan 12b).
Net investments in finance lease were pledged as collateral on medium term notes issued amounting to Rp 190,016 as of 31 March 2012 (Note 12b).
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Akun ini merupakan piutang dalam Rupiah yang dikenakan bunga, yang timbul dari kegiatan pembiayaan dalam bentuk kendaraan kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secara berkala. 31 Maret/ March 2012 Piutang pembiayaan konsumen – bruto: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 22) Jumlah pembiayaan sendiri Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga Jumlah piutang pembiayaan konsumen - bruto
This account represents interest bearing receivables denominated in Rupiah arising from financing activities in the form of provision of vehicle to end users with periodic installment payment schedule. 31 Desember/ December 2011 Consumer financing receivables – gross: Self–financing: Third parties Related parties (Note 22)
4.592.390 19.554
4.533.097 19.373
4.611.944
4.552.470
Total self-financing
69.941
42.786
Joint financing (without recourse) Third parties
4.681.885
4.595.256
Total consumer financing receivables - gross
Pendapatan pembiayaan yang belum diakui: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 22)
( (
839.413 ) ( 2.123 ) (
837.667 ) 1.939 )
Jumlah pembiayaan sendiri
(
841.536 ) (
839.606 )
Total self-financing
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga
(
12.466 ) (
7.814)
Joint financing (without recourse) Third parties
(
854.002 ) (
847.420)
Jumlah pendapatan pembiayaan yang belum diakui (dipindahkan)
Unearned interest income: Self–financing: Third parties Related parties (Note 22)
Total unearned interest income (brought forward)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/39
Ekshibit E/39 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) 31 Maret/ March 2012 Jumlah pendapatan pembiayaan yang belum diakui (pindahan) Biaya transaksi yang belum diamortisasi
31 Desember/ December 2011
(
854.002) (
847.420 )
(
31.423) (
31.541 )
Jumlah
3.796.460
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
(
Bersih
Total unearned interest income (carried forward) Unamortized transaction cost
3.716.295
54.699) ( 3.741.761
Total
50.432 )
Less allowance for impairment losses Net
3.665.863
Angsuran piutang pembiayaan konsumen - bruto yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
The installment of consumer financing receivables - gross, which will be collected from customer in accordance with the due dates are as follows:
31 Maret/ March 2012
31 Desember/ December 2011
Telah jatuh tempo 2012 2013 2014 2015 dan sesudahnya
81.666 2.158.493 1.562.067 681.817 197.842
73.542 2.600.482 1.256.826 532.280 132.126
Past due 2012 2013 2014 2015 and thereafter
Jumlah
4.681.885
4.595.256
Total
Pengelompokan piutang pembiayaan konsumen - bruto menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Rp
Classification of consumer financing receivables - gross based on days overdue is as follows:
31 Desember/ December 2011 Rp
31 Maret/ March 2012 %
31 Desember/ December 2011 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Macet
4.600.219
4.521.714
98,26
98,40
28.125 4.772 1.108 47.661
24.329 3.694 879 44.640
0,60 0,10 0,02 1,02
0,53 0,08 0,02 0,97
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days Non performing
Jumlah
4.681.885
4.595.256
100,00
100,00
Total
Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen yang disalurkan oleh Perusahaan atas kendaraan bermotor berkisar antara 6 (enam) sampai dengan 48 (empat puluh delapan) bulan.
The term of consumer financing contracts financed by the Company on vehicles were ranged between 6 (six) to 48 (forty eight) months.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/40
Ekshibit E/40 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements in the allowance for impairment losses are as follows:
31 Maret/ March 2012 Saldo awal Penambahan cadangan selama tahun berjalan - bersih Penghapusan piutang Reklasifikasi ke cadangan penurunan nilai agunan yang diambil alih
(
50.432
64.115
862
Beginning balance Addition of allowance during the year - net Write-offs of receivable Reclassification to allowance for impairment of repossessed collateral
16.306 12.039) (
16.185 30.730 )
50.432
Ending balance
-
Saldo akhir
54.699
Analisa saldo dan jumlah cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Penilaian secara individual: Saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto Cadangan kerugian penurunan nilai
321.226 (
Penilaian secara kolektif: Saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto Cadangan kerugian penurunan nilai
31 Desember/ December 2011
2.368) (
4.360.659 (
52.331) (
Analysis of total balance and allowance for impairment losses are as follows: 31 Desember/ December 2011 Individual assessments: 276.900 Balance of consumer financing receivables - gross 382)
Allowance for impairment losses
Collective assessments: 4.318.356 Balance of consumer financing receivables - gross 50.050)
Allowance for impairment losses
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar 1,44% dan 1,36% pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011.
Percentage of the allowance for impairment losses to consumer financing receivables was amounting to 1.44% and 1.36% as of 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen tersebut.
The management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses arising from uncollectible consumer financing receivables.
Suku bunga kontraktual setahun konsumen adalah sebagai berikut:
Contractual interest rates per annum for consumer financing is as follows:
Kendaraan bermotor
untuk
pembiayaan
31 Maret/ March 2012 %
31 Desember/ December 2011 %
15 - 29
15 - 30
Perusahaan menerima jaminan dari pelanggan berupa kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan beserta Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai jaminan atas pembiayaan yang diberikan.
Vehicles
Consumer financing receivables were secured by the financed vehicles and the related Certificates of Ownership (BPKB) thereof as collateral on the financing provided.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/41
Exhibit E/41
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
Piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dari Standard Chartered Bank, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, PT Bank Sinarmas Tbk, PT Bank DKI, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Mutiara Tbk, LIM Asia Special Situations Master Fund Limited, PT Bank Central Asia Tbk, PT ANZ Panin Bank Tbk, PT Bank Hana, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT BPD Kalimantan Selatan berjumlah keseluruhan sebesar Rp 2.740.045 dan Rp 2.859.276 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Catatan 11b dan Catatan 24a, 24c, 24d, 24e, 24f, 24g, 24h, 24i).
Consumer financing receivables were pledged as collateral for borrowings received from Standard Chartered Bank, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, PT Bank Sinarmas Tbk, PT Bank DKI, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Mutiara Tbk, LIM Asia Special Situations Master Fund Limited, PT Bank Central Asia Tbk, PT ANZ Panin Bank Tbk, PT Bank Hana, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT BPD Kalimantan Selatan was totaling Rp 2,740,045 and Rp 2,859,276 as of 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively (Note 11b and notes 24a, 24c, 24d, 24e, 24f, 24h, 24i).
Piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi yang diterbitkan sebesar Rp 125.903 dan Rp 354.724 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Catatan 12a).
Consumer financing receivables were pledged as collateral on bonds payable issued amounting to Rp 125,903 and Rp 354,724 as of 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively (Note 12a).
Piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas médium term notes yang diterbitkan sebesar Rp 57.485 pada tanggal 31 Maret 2012 (Catatan 12b).
Consumer financing receivables were pledged as collateral on medium term notes issued amounting to Rp 57,485 as of 31 March 2012 (Note 12b).
Jumlah keseluruhan piutang pembiayaan konsumen (pokok) yang dialihkan atau dijual kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk adalah sebesar Rp 233.884 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 (Catatan 24h dan 24i).
Total consumer financing receivables (principal) transferred or sold to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk was totaling Rp 233,884 for the three months period ended 31 March 2012 (Notes 24h and 24i).
Jumlah keseluruhan piutang pembiayaan konsumen (pokok) yang dialihkan atau dijual kepada PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mutiara Tbk, PT Bank DKI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri adalah sebesar Rp 755.731 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. (Catatan 24a, 24d, 24e, 24g, 24f, 24h, 24i dan 24c).
Total consumer financing receivables (principal) transferred or sold to PT Bank ICB Bumputera Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mutiara Tbk, PT Bank DKI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk and PT Bank Syariah Mandiri was totaling Rp 755,731 for the year ended 31 December 2011 (Notes 24a, 24d, 24e, 24g, 24f, 24h, 24i and 24c).
Piutang pembiayaan konsumen kepada pihak-pihak berelasi merupakan pembiayaan yang diberikan kepada karyawan Perusahaan untuk pembelian kendaraan bermotor. Perusahaan mengenakan suku bunga efektif yang berbeda dengan yang dikenakan kepada pihak ketiga (Catatan 22)
Consumer financing receivables from related parties represent financing provided by the Company to its employees, for the purchase of vehicles. The effective interest rates on these financing transactions with the employees were not the same as those entered with the third parties (Note 22).
Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi dalam menutup asuransi kendaraan bermotor konsumen yang dibiayai Perusahaan, terutama dengan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas. Seluruh perusahaan asuransi yang bekerja sama tersebut tidak berelasi dengan Perusahaan.
The Company engages several insurance companies, in covering the insurance on the consumers vehicles that financed by the Company, mainly with PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana and PT Asuransi Asoka Mas. All insurance companies that engaged with the Company are third parties.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/42
Ekshibit E/42 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7. PROPERTY AND EQUIPMENT
7. ASET TETAP
31 Maret / March 2012 Saldo awal/ Beginning balance Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
77.896 26.725 69.297 30.458
Penambahan/ Additions
1.542 -
Pengurangan/ Deductions
-
18.392 2.965
3.681 50.270
157 1.364
-
Aset dalam penyelesaian
258.327 33.250
24.420 16.380
-
Jumlah Biaya Perolehan
291.577
40.800
Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat
5.338 41.632 10.944
394 2.724 1.422
2.362 27.105
125 1.966
87.381
6.631 (
Reklasifikasi/ Reclassifications
87.102 30.221 88.176 32.569
At cost Land Building Office equipment Vehicles
2.462
3.819 54.096
Furniture and fixtures Leasehold improvements
14.472 14.472 )
295.983 35.158
Asset in progress
331.141
Total at Cost
5.776 44.004 11.594
Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles
2.468 29.027
Furniture and fixtures Leasehold improvements
92.869
Total Accumulated Depreciation
238.272
Carrying Amount
7.664 3.496 850
363 854
-
19
-
1.236 ( 1.236
-
-
44 352 772
-
19 -
(
44 )
1.143) )
Saldo akhir/ Ending balance
-
204.196 31 Desember / December 2011 Saldo awal/ Beginning balance
Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
Penambahan/ Additions
67.853 18.839 59.506 21.994
2.107 403 6.438 10.796
2.861 37.578
670 5.420
Aset dalam penyelesaian
208.631 8.667
25.834 56.854
Jumlah Biaya Perolehan
217.298
82.688
Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat
3.902 34.923 11.536
1.436 7.867 5.096
1.890 20.075
475 7.030
72.326
21.904 (
144.972
Reklasifikasi/ Reclassifications
Saldo akhir/ Ending balance
1.305 6.950
7.936 7.483 4.658 4.618
77.896 26.725 69.297 30.458
At cost Land Building Office equipment Vehicles
11 143
161 7.415
3.681 50.270
Furniture and fixtures Leasehold improvements
32.271 32.271 )
258.327 33.250
Asset in progress
291.577
Total at Cost
-
5.338 41.632 10.944
Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles
3
-
2.362 27.105
Furniture and fixtures Leasehold improvements
6.849
-
87.381
Total Accumulated Depreciation
204.196
Carrying Amount
Pengurangan/ Deductions
-
8.409 -
( 8.409
1.158 5.688 -
-
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/43
Ekshibit E/43 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued)
ASET TETAP (Lanjutan) Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sejumlah Rp 6.631 dan Rp 4.944 masing-masing untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Catatan 19).
Depreciation charged to operations was amounting to Rp 6,631 and Rp 4,944 for the three months period ended 31 March 2012 and 2011, respectively (Note 19).
Pengurangan aset tetap untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 terdiri dari penghabusbukuan peralatan kantor serta penjualan aset tetap kendaraan dan peralatan kantor dengan rincian keuntungan bersih yang diperoleh sebagai berikut:
Deductions from property and equipment for the three months period ended 31 March 2012 and for the year ended 31 December 2011 is consist of writen off office equipment and sales of property and equipment - motor vehicles and office equipment with details of net gain on sales as follows:
31 Maret/ March 2012
31 Desember/ December 2011
Hasil penjualan Jumlah tercatat
729 92
5.935 1.561
Proceeds Carrying amount
Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap
637
4.374
Net gains on sale of equipment
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan status Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang memiliki masa manfaat antara tahun 2014 sampai tahun 2041. Manajemen Perusahaan beryakinan bahwa tidak akan terdapat kesulitan dalam memperpanjang hak atas tanah karena tanah tersebut diperoleh secara sah dan dilengkapi dengan bukti kepemilikan yang sah.
The Company owns several plots of land with “Hak Guna Bangunan” titles (“Building-Use Titles” or “HGB”) with remaining useful lives of between 2014 and 2041 years. The management of the Company believes that there will be no difficulty in extending the land rights as the land was acquired legally and this is supported by sufficient evidence of ownership.
Aset tetap berupa kendaraan sebesar Rp 9.423 pada tahun 2011 dijadikan jaminan atas utang pembiayaan kendaraan yang diperoleh dari PT BCA Finance (Catatan 11c).
Property and equipment such as vehicles amounting to Rp 9,423 in 2011 were pledged as collateral for the vehicles financed by PT BCA Finance (Note 11c).
Seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Sinarmas, pihak ketiga, terhadap risiko kerugian kebakaran, banjir dan risiko kerugian lainnya (all risks) dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 105.276 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap terhadap risiko-risiko yang dipertanggungkan.
All property and equipment, except for land, are covered by insurance to PT Sinarmas Insurance, third party, against losses from fire, flood and other risks (all risks) with a total sum insured amounting to Rp 105,276 as of 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively. The management believes that the sum insured is sufficient to cover the possible losses that may arise from the said insured risks.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang menimbulkan indikasi penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset tetap.
The Management of the Company believes that there were no conditions or event that indicate impairment in the carrying amount of its property and equipment, and therefore an allowance for impairment losses of property and equipment is not considered necessary.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/44
Ekshibit E/44 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8. RESTRICTED CASH
KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA 31 Maret/ March 2012 Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk
131
130
Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk
Jumlah
131
130
Total
Kas yang dibatasi penggunaannya merupakan dana yang belum dicairkan untuk pembayaran bunga obligasi (Catatan 12) dan pembayaran dividen.
9.
31 Desember/ December 2011
9. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS
ASET KEUANGAN DERIVATIF Ikhtisar transaksi derivatif berdasarkan lawan transaksi, jenis dan underlying pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat PT ANZ Panin Bank Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat
Restricted cash represent funds restricted for the payment of interest on bonds (Note 12) and payment of dividends.
A summary of derivative transactions by counterparty, type and underlying as of 31 March 2012 and 31 December 2011 are as follows:
31 Maret / March 2012 Nilai Aset Nosional keuangan (nilai derivatif/ penuh)/ Nilai Derivative Notional wajar/ financial Amount Fair assets (full amount) Values Rp
30.000.000
30.000.000
18.402.778
18.900
18.900
9.570
Liabilitas keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
Transactions
256.500
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 11a) USD
275.400
256.500
PT ANZ Panin Bank Foreign currency swap contract (Note 11a) USD
168.938
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Foreign currency swap contract (Note 11a) 159.368 USD
719.738
672.368
275.400
47.370
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/45
Ekshibit E/45 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
Transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat PT ANZ Panin Bank Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat
31 Desember / December 2011 Nilai Aset Liabilitas nosional keuangan keuangan (nilai derivatif/ derivatif/ penuh)/ Nilai Derivative Derivative Notional wajar/ financial financial amount Fair assets liabilities (full amount) Values Rp Rp
39.250.000
30.000.000
20.486.111
16.077
15.540
8.358
Transactions
339.842
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 11a) USD
272.040
256.500
PT ANZ Panin Bank Foreign currency swap contract (Note 11a) USD
185.768
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Foreign currency swap contract (Note 11a) 177.410 USD
813.727
773.752
355.919
39.975
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 333.370 dan menerima sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2010 sampai dengan 22 Maret 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 83.343 dan piutang derivatif masing-masing sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 83.879. Pada tanggal 22 Maret 2012, saldo kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan.
On 27 August 2010, the Company entered into foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, where the Company paid Rp 333,370 and received USD 37,000,000 (full amount). This contract was valid since 22 September 2010 until 22 March 2012. As of 31 December 2011, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 83,343 and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 9,250,000 (full amount) or equivalent to Rp 83,879. On 22 March 2012, the balance of the derivative contracts was settled.
Pada tanggal 27 Juli 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 256.500 dan menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 256.500 dan piutang derivatif masing-masing sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 275.400 dan Rp 272.040.
On 18 September 2007, the Company entered into foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, where the Company paid Rp 256,500 and received USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 22 September 2011 until 15 September 2014. As of 31 March 2012 and 31 December 2011, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 256,500, respectively, and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 275,400 and Rp 272,040.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/46
Ekshibit E/46 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan) PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT ANZ Panin Bank, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 256.500 dan menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 15 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 256.500 dan piutang derivatif masing-masing sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 275.400 dan Rp 272.040.
On 2 August 2011, the Company entered into foreign currency swap contract with PT ANZ Panin Bank, where the Company paid Rp 256,500 and received USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 15 September 2011 until 15 September 2014. As of 31 March 2012 and 31 December 2011, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 256,500, respectively, and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 275,400 and Rp 272,040.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 216.500 dan menerima sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 20 April 2011 sampai dengan 25 Mei dan 15 Juni 2014. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 159.368 dan Rp 177.410 serta piutang derivatif masing-masing sebesar USD 18.402.778 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 168.938 dan USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 185.768.
On 20 April 2011, the Company entered into foreign currency swap contract with PT Bank Internasional Indonesia Tbk, where the Company paid Rp 216,500 and received USD 25,000,000 (full amount). This contract was valid since 20 April 2011 until 25 May and 15 June 2014. As of 31 March 2012 and 31 December 2011, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 159,368 and Rp 177,410, respectively, and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 18,402,778 (full amount) or equivalent to Rp 168,938 and USD 20,486,111 (full amount) or equivalent to Rp 185,768.
10. OTHER ASSETS
10. ASET LAIN-LAIN 31 Maret/ March 2012 Beban dibayar dimuka Pinjaman kepada karyawan Pihak berelasi (Catatan 22) Pihak ketiga Lain-lain
Agunan yang diambil alih Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Aset lain-lain – Bersih
(
31 Desember/ December 2011
15.530
12.394
3.126 4.429 16.975
2.989 4.192 15.522
40.060
35.097
3.589 41.581
2.416 43.291
45.170
45.707
5.793) (
5.996)
39.377
39.711
79.437
74.808
Prepaid expenses Loan to employees Related parties (Note 22) Third parties Others
Repossessed collaterals Net investments in finance lease Consumer financing receivables Less: allowance for impairment losses
Other assets –Net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/47
Ekshibit E/47 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. OTHER ASSETS (Continued)
10. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) Sebelum tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban sewa dibayar dimuka, beban asuransi dibayar dimuka, biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman dan pencairan dana pinjaman yang diterima. Sejak tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban sewa dibayar dimuka, beban asuransi dibayar dimuka, dan biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman.
Prior to 1 January 2010, prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurances, transaction cost attributable to utilization of loan channeling utilized and fund borrowings received. Starting 1 January 2010, prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurances, and transaction cost attributable to utilization of loan channeling.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat penjualan agunan yang diambil alih.
Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses arising from sales of repossessed collaterals.
11. FUND BORROWINGS
11. PINJAMAN YANG DITERIMA Pinjaman yang diterima terdiri dari:
Fund borrowings consist of the followings: 31 Maret/ March 2012
Pinjaman bank (Mata uang Asing) (a) Pihak Ketiga Standard Chartered Bank USD 60.000.000 (1) Standard Chartered Bank 2012: nihil (2011: USD 9.250.000) (2) PT Bank Internasional Indonesia Tbk USD 18.402.778 (2011: USD 20.486.111) (3) Pinjaman bank (Rupiah) (b) Pihak Ketiga PT Bank Permata Tbk (1) PT Bank Pan Indonesia Tbk (2) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (3) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (4) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (5) PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (6) PT Bank Hana (7) PT Bank Victoria International Tbk (8) PT Bank Sinarmas Tbk (9) LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (10) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (11) PT Bank DKI (12) PT BPD Kalimantan Selatan (13) PT ANZ Panin Bank (14) PT Bank Central Asia Tbk (15) PT Bank CIMB Niaga Tbk (16) Jumlah Pinjaman Bank (Dipindahkan)
31 Desember/ December 2011
550.800
544.080
-
83.879
168.938
185.768
284.414 211.111
283.442 231.945
177.778
211.111
148.968 134.633 132.322 127.464 101.389 61.461
171.945 162.731 93.572 33.582 113.889 69.411
36.364
40.909
34.588 30.000 30.000 25.000 20.833 19.444
2.295.507
22.699 25.000 25.000 23.611
2.322.574
Bank borrowings (Foreign Currency) (a) Third parties Standard Chartered Bank (USD 60,000,000) (1) Standard Chartered Bank 2012: nil (2011: USD 9,250,000) (2) PT Bank International Indonesia Tbk USD18,402,778 (2011: USD 20,486,111) (3) Bank borrowings (Rupiah) (b) Third parties PT Bank Permata Tbk (1) PT Bank Pan Indonesia Tbk (2) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (3) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (4) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (5) PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (6) PT Bank Hana (7) PT Bank Victoria International Tbk (8) PT Bank Sinarmas Tbk (9) LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (10) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (11) PT Bank DKI (12) PT BPD Kalimantan Selatan (13) PT ANZ Panin Bank (14) PT Bank Central Asia Tbk (15) PT Bank CIMB Niaga Tbk (16) Total Bank Borrowings (Brought forward)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/48
Ekshibit E/48 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) 31 Maret/ March 2012 Jumlah Pinjaman Bank (Pindahan) Dikurangi : Biaya transaksi yang belum diamortisasi Pinjaman Bank - bersih Pinjaman lainnya (c) PT BCA Finance (1) PT IFS Capital Indonesia (2) Jumlah pinjaman lainnya Jumlah
Tingkat bunga tahunan (%) Mata uang Rupiah Mata uang asing
2.295.507
31 Desember/ December 2011 Total Bank Borrowings (Carried forward)
2.322.574
Less : (
24.102) (
26.866)
Unamortized transaction costs
2.271.405
2.295.708
Bank Borrowings – net
4.932
5.834 14.523
Other borrowings (c) PT BCA Finance (1) PT IFS Capital Indonesia (2)
4.932
20.357
Total other borrowings
2.276.337
2.316.065
Total
-
31 Maret/ March 2012
31 Desember/ December 2011
7,50 - 15,00 3,89 – 4,89
9,48 - 15,75 3,07 – 4,91
a. Pinjaman bank (Valuta Asing)
(%) Annual interest rate Rupiah currency Foreign currency
a. Bank borrowings (Foreign Currency)
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
(1) Pada
tanggal 3 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan Deutsche Bank AG., Singapore Branch yang bertindak sebagai “Mandated Lead Arrangers”, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 3,65% dan akan diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 15 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 15 September 2014. Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh). Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(1) On 3 August 2011, the Company entered into a Term
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 550.800 dan Rp 544.080.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to USD 60,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 550,800 and Rp 544,080, respectively.
Loan Facility Agreement amounting to USD 60,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and Deutsche Bank AG., Singapore Branch, whose acting as the Mandated Lead Arrangers, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose acting as the Security Agent. The loan facility bears annual interest rate at LIBOR plus 3.65% margin, and will be repaid in 24 (twenty four) monthly installments commencing from 15 August 2012 to 15 September 2014. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to USD 60,000,000 (full amount). The loan facility is secured by consumer financing receivables (Note 6).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/49
Ekshibit E/49 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) a. Pinjaman bank (Valuta Asing) (Lanjutan) Standard Chartered Bank (Lanjutan) Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT ANZ Panin Bank dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).
(2) Pada
11. FUND BORROWINGS (Continued) a. Bank borrowings (Foreign Currency) (Continued) Standard Chartered Bank (Continued) In relation to the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and PT ANZ Panin Bank to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 9).
tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain, Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited yang bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,50% dan akan diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(2) On 27 August 2010, the Company entered into a
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh).
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to USD 37,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.
As of 31 March 2012, the Company had fully repaid the outstanding loan.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 83.879.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to USD 9,250,000 (full amount) or equivalent to Rp 83,879.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).
In relation to the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 9).
Term Loan Facility Agreement amounting to USD 37,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose acting as the Security Agent. The loan facility bears annual interest rate at LIBOR plus 2.50% margin, and will be repaid on installment basis in 18 (eighteen) months from the drawdown date. The loan facility is secured by consumer financing receivables (Note 6).
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(3) Pada
tanggal 18 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kredit USD 25.000.000 (nilai penuh) dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(3) On 18 April 2011, the Company entered into a Term
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh).
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to USD 25,000,000 (full amount).
Loan Credit Agreement with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), in the form of additional credit facility of term loan III with maximum credit limit of USD 25,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 216,500 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 48 (fourty-eight) months from the Credit Agreement Date. The loan facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Note 5 and 6).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/50
Ekshibit E/50 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) a. Pinjaman bank (Valuta Asing) (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) a. Bank borrowings (Foreign Currency) (Continued) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Continued)
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar USD 18.402.778 (nilai penuh) atau setara dengan Rp Rp 168.938 dan USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 185.768.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to USD 18,402,778 (full amount) or equivalent to Rp 168,938 and USD 20,468,111 (full amount) or equivalent to Rp 185,768.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan BII dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).
In relation to the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with BII to cover the risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 9).
b. Pinjaman bank (Rupiah)
b. Bank borrowings (Rupiah)
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
(1) Pada tanggal 15 Oktober 2010, Perusahaan dan PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(1) On 15 October 2010, the Company and PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) signed an Amendment of the Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan facility II with maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 63.636 dan Rp 72.727.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 63,636 and Rp 72,727, respectively.
Pada tanggal 27 April 2011, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen. (Catatan 5 dan 6)
On 27 April 2011, the Company and Bank Permata signed an Amendment of the Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan facility III with maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 81.818 dan Rp 90.909.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 81,818 and Rp 90,909, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/51
Ekshibit E/51 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Permata Tbk (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Permata Tbk (Continued)
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan Bank Permata dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu penarikan fasilitas tersebut berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2012 dan jangka waktu pembayaran kembali maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sesuai dengan jumlah penggunaan kredit (Catatan 6).
On 31 March 2010, the Company entered into a Vehicles Financing Receivables Facility Agreement with Bank Permata with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on a “revolving” basis. The drawdown period was valid until 31 March 2012, and will be due for repayment in 48 (forty-eight) months from the drawdown date. The facility is secured by consumer financing receivables equal to the amount of credit utilized (Note 6).
Pada tanggal 12 Mei 2011, Perusahaan dan Bank Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan, berupa tambahan fasilitas kredit dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sesuai dengan jumlah penggunaan kredit (Catatan 6).
On 12 May 2011, the Company and Bank Permata signed an Amendment of the Vehicles Financing Receivables Facility Agreement, in the form of additional credit facility with maximum financing limit of Rp 150,000 and on a “revolving” basis. The term of the facility was 48 (fourty-eight) months from the drawdown date. This facility is secured by consumer financing receivables equal to the amount of credit utilized (Note 6).
Pada tanggal 28 Maret 2012, Perusahaan dan Bank Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan, berupa tambahan fasilitas kredit dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 250.000.
On 28 March 2012, the Company and Bank Permata signed an Amendment of the Vehicles Financing Receivables Facility Agreement, in the form of additional credit facility with maximum financing limit of Rp 250,000.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas sebesar Rp 114.005, dan pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan sebanyak 3 (tiga) kali masing-masing sebesar Rp 90.145, Rp 20.987 dan Rp 21.507.
In 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 114,005, and in 2010, the Company had drawndown the facility in 3 (three) withdrawals amounting to Rp 90,145, Rp 20,987 and Rp 21,507, respectively.
Pada periode tiga bulan tahun 2012, Perusahaan kembali melakukan pencairan fasilitas sebesar Rp 44.478.
In the three months period in 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 44,478.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 138.960 dan Rp 119.806.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding facility was amounting to Rp 138,960 and Rp 119,806, respectively.
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
(2) Pada tanggal 19 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal Perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(2) On 19 August 2011, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement (Term Loan) with PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis. The term of this facility was 36 (thirty-six) months from the agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/52
Ekshibit E/52 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Pan Indonesia Tbk (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Pan Indonesia Tbk (Continued)
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 211.111 dan Rp 231.945.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 211,111 and Rp 231,945, respectively.
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
(3) Pada tanggal 30 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) yang terdiri dari Tranche A sebesar Rp 200.000 dan Tranche B sebesar Rp 100.000 dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch yang bertindak sebagai Kreditur Awal, Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan (“Security Agent”). Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan objek jaminan fidusia atas piutang dan rekening giro dari Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar Rp 300.000.
(3) On 30 March 2010, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement comprising Tranche A of Rp 200,000 and Tranche B of Rp 100,000 with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whose acting as the Originator, the Facility Agent (the "Facility Agent") as well as the Collateral Agent (the "Security Agent"). The loan will be due for repayment in 3 (three) years from the drawdown date. The loan is secured by fiduciary transfer of receivables and current account placed in Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and PT Bank Central Asia Tbk (BCA). In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 300,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 177.778 dan Rp 211.111.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 177,778 and Rp 211,111, respectively.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(4) Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) menandatangani Perjanjian Perubahan Akta Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan), berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 43 (empat puluh tiga) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(4) On 2 September 2010, the Company and PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) signed an Amendment of the Term Loan Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan II with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 43 (forty-three) months from the agreement date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 136.111 dan Rp 156.945.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 136,111 and Rp 156,945, respectively.
Pada tanggal 18 November 2011, BII telah mengambilalih pinjaman Perusahaan kepada PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) sebesar 16.428, dengan ketentuan dan persyaratan yang masih sama dengan yang dilakukan dengan Maybank sebelumnya.
On 18 November 2011, BII had taken over the outstanding loan of the Company to PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) amounting to Rp 16,428, with similar terms and conditions as it previously entered into with Maybank.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/53
Ekshibit E/53 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Lanjutan) Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 12.857 dan Rp 15.000.
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Continued) As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 12,857 and Rp 15,000, respectively.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(5) Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengambilan Piutang dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) berupa fasilitas Asset Buy dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 200.000 dan bersifat “revolving”. Fasilitas tersebut memiliki jangka waktu selama 5 (lima) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan sejumlah piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(5) On 10 October 2006, the Company entered into a Receivables Transfer and Receivables Administrator Assignment Agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) in the form of Asset Buy facility with a maximum financing limit of Rp 200,000 and on a “revolving” basis. The term of this facility was 5 (five) years and secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Pengambilan Piutang Dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang tersebut, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 10 August 2007, the Company and Bank Danamon signed an Amendment of Receivables Transfer and Receivables Administrator Assignment Agreement, wherein the original maximum financing limit was decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660.
Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan Bank Danamon dengan pokok perjanjian sebagai berikut: - Batas maksimum kredit baru untuk uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving”, - Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 48.009 dari jumlah keseluruhan sebesar Rp 113.660 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB),
On 18 March 2008, the Company entered into a Term Installment Credit Agreement (KAB) with Bank Danamon with the following subject matters:
-
-
-
Batas maksimum kredit Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 98.009 dan akan bertambah dari waktu ke waktu berdasarkan hasil pembayaran fasilitas Asset Buy sebesar Rp 65.651, Jangka waktu fasilitas maksimal 4 (empat) tahun sejak tanggal pencairan, Jangka waktu pencairan fasilitas selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut, Fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
-
-
-
-
-
The new maximum credit limit of uncommitted Term Installment Credit (KAB) was amounting to Rp 50,000 and on a “revolving” basis, Asset Buy Facilities amounting to Rp 48,009 out of the total facility of Rp 113,660 was allocated to the uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility, The original maximum credit limit of the Uncommitted Term Installment Credit Facilities (KAB) of Rp 50,000 was increased to Rp 98,009 and will keep increasing from time to time upon the repayment of Asset Buy facility amounting to Rp 65,651, The term of the facility was 4 (four) years from the drawdown date, Drawdown period of 1 (one) year from the agreement date, The Uncommitted Term Installment Credit facility (KAB) is secured by the consumer financing receivables (Note 6).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/54
Ekshibit E/54 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan) Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 April 2010 dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 6.143 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Fasilitas Sindikasi JPY sebesar Rp 54.964 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Batas maksimum kredit Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 98.009 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 157.656, - Jangka waktu pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2014, - Jangka waktu penarikan pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued) The Term Installment Credit Agreement (KAB) had been amended several times, wherein the significant changes were made on 27 April 2010 with the following principal changes: -
-
-
-
Asset Buy Facilities of Rp 6,143 was allocated to Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility, JPY Syndicated Facility of Rp 54,964 was allocated to Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility, The maximum credit limit of the Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility was increased from Rp 98,009 to Rp 157,656, The term of the loan was extended and will expire on 19 October 2014, The loan drawdown period was extended to 19 October 2010.
Pada tanggal 21 Oktober 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menyetujui perpanjangan jangka waktu fasilitas kredit dan batas waktu penarikan kredit tersebut masing-masing menjadi sampai dengan tanggal 19 November 2014 dan 19 November 2010.
On 21 October 2010, the Company and Bank Danamon agreed the extension of the term of the loan and the drawdown period of the loan to 19 November 2014 and 19 November 2010, respectively.
Pada tanggal 28 Desember 2010, Perusahaan dan Bank Danamon mendatangani perubahan Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Batas maksimum kredit uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 157.656 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 200.000, - Jangka waktu penarikan pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 November 2011.
On 28 December 2010, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Term Installment Credit (KAB) Agreement with the following principal changes: - The maximum credit limit of the Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility was increased from Rp 157,656 to Rp 200,000,
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.
In 2010, the Company outstanding loan.
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas KAB tersebut sebesar Rp 108.221 dan Rp 109.412 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
The Company had drawndown the KAB facility amounting to Rp 108,221 and Rp 109,412 in 2011 and 2010, respectively.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 117.546 dan Rp 142.049.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 117,546 and Rp 142,049, respectively.
-
The loan drawdown period was extended and will expire on 19 November 2011.
had
fully
repaid the
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/55
Ekshibit E/55 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon berupa fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 5 (lima) tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 10 October 2006, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Danamon in the form of uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility with a maximum credit limit of Rp 200,000 and on a “revolving” basis. The term of the loan was 5 (five) years. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Note 5 and 6).
Pada tanggal 11 November 2007, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut, dimana batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 11 November 2007, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Credit Agreement, wherein the original maximum credit limit was decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660.
Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut, dimana jangka waktu fasilitas kredit dan batas waktu penarikan fasilitas kredit tersebut diperpanjang masing-masing menjadi sampai dengan tanggal 10 Oktober 2012 dan 10 Oktober 2008.
On 18 March 2008, the Company and Bank Danamon signed an Amendment of the Credit Agreement, wherein the term of the credit facility and the loan drawdown period was extended to 10 October 2012 and 10 October 2008, respectively.
Perjanjian Kredit tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2009 dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 113.660 diturunkan menjadi sebesar Rp 46.979, - Jangka waktu pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2014, - Jangka waktu penarikan pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.
The Credit Agreement had been amended several times, wherein the significant changes were made on 27 October 2009 with the following principal changes: - The original maximum credit limit was decreased from Rp 113,660 to Rp 46,979,
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani perubahan Perjanjian Kredit dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut : - Batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 46.979 diturunkan menjadi sebesar Rp 40.000, - Jangka waktu pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2014, - Jangka waktu penarikan pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2011. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 17.087 dan Rp 20.682.
-
The term of the loan was extended and will expire on 14 October 2014, The loan drawdown period was extended to 19 October 2010.
On 31 December 2010, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Credit Agreement with the following principal changes: -
The original maximum credit limit was decreased from Rp 46,979 to Rp 40,000,
-
The term of the loan was extended and will expire on 19 November 2014, The loan drawdown period was extended to 19 November 2011.
-
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 17,087 and Rp 20,682, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/56
Ekshibit E/56 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk
PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk
(6) Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(6) On 24 February 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) with a maximum credit limit of Rp 25,000 and on a “nonrevolving” basis. The term of the loan was 36 (thirtysix) months from the Credit Agreement Date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 25,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 16.429 dan Rp 18.572.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 16,429 and Rp 18,572, respectively.
Pada tanggal 27 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan BPD Jabar Banten dengan batas maksimum kredit Rp 125.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 27 October 2011, the Company entered into a Credit Agreement with BPD Jabar Banten with a maximum credit amounting to Rp 125,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the Credit Agreement date. The facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Selama periode tiga bulan tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 50.000 dan pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas sebesar Rp 75.000.
In the three months period in 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 50,000 and in 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 75,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 115.893 dan Rp 75.000.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 115,893 and Rp 75,000.
PT Bank Hana
PT Bank Hana
(7) Pada tanggal 30 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Hana (Bank Hana) berupa fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(7) On 30 March 2011, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Hana (Bank Hana) in the form of Installment Loan with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 2 (two) years from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 27.464 dan Rp 33.582.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 27,464 and Rp 33,582, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/57
Ekshibit E/57 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Hana (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Hana (Continued)
Pada tanggal 16 Maret 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 16 March 2012, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Hana in the form of Money Market with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 3 (three) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Selama periode tiga bulan tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 100.000.
In the three months period in 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
As of 31 March 2012, the outstanding loan was amounting to Rp 100,000.
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
(8) Pada tanggal 14 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal Perjanjian kredit dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan (Catatan 5 dan 6).
(8) On 14 March 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) with a maximum credit limit of Rp 150,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 39 (thirty-nine) months from the Credit Agreement Date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 150.000.
In 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 150,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 101.389 dan Rp 113.889.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 101,389 and Rp 113,889.
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank Sinarmas Tbk
(9) Pada tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penambahan Fasilitas Kredit dengan PT Bank Sinarmas Tbk, berupa tambahan fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(9) On 9 July 2010, the Company entered into an Additional Credit Facility Agreement with PT Bank Sinarmas Tbk, in the form of an additional Term Loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 61.461 dan Rp 69.411.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 61,461 and Rp 69,411, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/58
Ekshibit E/58 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
LIM Asia Special Situations Master Fund Limited
LIM Asia Special Situations Master Fund Limited
(10) Pada tanggal 3 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (LIM) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(10) On 3 March 2011, the Company entered into a Credit Agreement with LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (LIM) with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 36.364 dan Rp 40.909.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 36,364 and Rp 40,909, respectively.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(11) Pada tanggal 22 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Jangka waktu pinjaman tersebut selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(11) On 22 December 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Facility Agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). The term of the loan was 12 (twelve) months from the initial drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Notes 5).
Selama periode tiga bulan tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 15.178 dan pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 22.699.
In the three months period in 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 15,178 and in 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 22,699.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 34.588 dan Rp 22.699.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 34,588 and Rp 22,699.
PT Bank DKI
PT Bank DKI
(12) Pada tanggal 19 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank DKI dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 175.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(12) On 19 December 2011, the Company entered into Credit Agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp 175,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the facility was 42 (fourty two) months from the date of the credit agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan fasilitas tersebut. Selama periode tiga bulan tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2011, the Company had not yet utilized the facility. In the three months period in 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp30,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 30.000.
As of 31 March 2012, the outstanding loan was amounting to Rp 30,000.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/59
Ekshibit E/59 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT BPD Kalimantan Selatan
PT BPD Kalimantan Selatan
(13) Pada tanggal 14 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT BPD Kalimantan Selatan dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(13) On 14 December 2011, the Company entered into Credit Agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the facility was 42 (fourty two) months from the date of the credit agreement. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan fasilitas tersebut. Selama periode tiga bulan tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2011, the Company had not yet utilized the facility. In the three months period in 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp30,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 30.000.
As of 31 March 2012, the outstanding loan was amounting to Rp 30,000.
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
(14) Pada tanggal 18 November 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 30 (tiga puluh) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(14) On 18 November 2009, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement with PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 30 (thirty) months from the signing date of the agreement and drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 70.000 dan Rp 30.000 masingmasing pada tahun 2010 dan 2009.
The Company has drawndown the loan amounting to Rp 70,000 and Rp 30,000 in 2010 and 2009, respectively.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 25.000.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 25,000, respectively.
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
(15) Pada tanggal 10 Juni 2010, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berupa fasilitas Pinjaman Kredit Angsuran (Installment Loan) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 10 Juni 2013 dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(15) On 10 June 2010, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Central Asia Tbk (BCA) in the form of Installment Loan with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 3 (three) years from the signing date of the agreement and will expire on 10 June 2013 with drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/60
Ekshibit E/60 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Central Asia Tbk (Lanjutan) Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 20.833 dan Rp 25.000.
11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Central Asia Tbk (Continued) As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 20,833 and Rp 25,000, respectively.
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Cimb Niaga Tbk
(16) Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank CIMB Niaga berupa fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus IV dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat on liquidity basis. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 17 Juni 2013. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(16) On 15 March 2010, the Company entered into a Credit Agreement with Bank CIMB Niaga in the form of Special Transaction Loan facility IV with a maximum credit limit of Rp 50,000 and on a liquidity basis. The term of the loan was 39 (thirty-nine) months from the signing date of the agreement and will expire on 17 June 2013. The entire facilities are required to be utilized within 3 (three) months from the agreement date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 19.444 dan Rp 23.611.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 19,444 and Rp 23,611, respectively.
c. Pinjaman lainnya
c. Other borrowings
PT BCA Finance
PT BCA Finance
(1)
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance, untuk tujuan pengadaan 43 (empat puluh tiga) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.384. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun.
(1) On 26 October 2010, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance, for the acquisition of 43 (forty-three) operational vehicles totaling Rp 3,384. The term of the facility was 3 (three) years.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah menggunakan fasilitas tersebut sebesar Rp 3.384.
In 2010, the Company had utilized the facility amounting to Rp 3,384.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 1.564 dan Rp 2.079.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding balances of the facility was amounting to Rp 1,564 and Rp 2,079, respectively.
Pada tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance, untuk tujuan pengadaan 24 (dua puluh empat) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.274. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun.
On 25 March 2011, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance, for the acquisition of 24 (twenty-four) operational vehicles totaling Rp 3,274. The term of the facility was 3 (three) years.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 3.274.
In 2011, the Company had utilized the facility amounting to Rp 3,274.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 2.104 dan Rp 2.349.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding balances of the facility was amounting to Rp 2,104 and Rp 2,349, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/61
Ekshibit E/61 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) c. Pinjaman lainnya (Lanjutan) PT BCA Finance (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) c. Other borrowings (Continued) PT BCA Finance (Continued)
Pada tanggal 25 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance. Perusahaan memperoleh pembiayaan tersebut untuk tujuan pengadaan 13 (tiga belas) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 1.823. Jangka waktu pembayaran pembiayaan ini adalah selama 3 (tiga) tahun.
On 25 April 2011, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance, for the acquisition of 13 (thirteen) operational vehicles totaling Rp 1,823. The term of the facility was 3 (three) years.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 1.823.
In 2011, the Company had utilized the facility amounting to Rp 1,823.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 1.264 dan Rp 1.406.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding balance of the facility was amounting to Rp 1,264 and Rp 1,406, respectively.
Seluruh fasilitas pembiayaan tersebut dijamin dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 7).
All the above-mentioned facilities are secured by the vehicles financed (Note 7).
PT IFS Capital
PT IFS Capital
(2)
Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Anjak Piutang No. BF004D000 with recourse dengan PT IFS Capital Indonesia dengan batas maksimum sebesar Rp 50.000 yang terdiri dari batasan untuk investasi neto sewa pembiayaan yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000, dan batasan untuk pembiayaan konsumen yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 300. Jangka waktu perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2011.
(2) On 29 November 2010, the Company entered into a With Recourse Domestic Factoring Agreement No. BF004D000 with PT IFS Capital Indonesia with a maximum limit of Rp 50,000 comprising the limit on the net investmens in direct finance lease of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum, and limit on the consumer financing transferred of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum. The term of the facility will expire on 29 November 2011.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 43.497.
In 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 43,497.
Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman dan pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 14.523.
As of 31 March 2012, the Company had fully repaid the outstanding loan and as of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 14,523.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/62
Ekshibit E/62 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued)
Pembatasan dan Kewajiban
Covenants
Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: - Menjaga persentase jumlah pencadangan kerugian penurunan tidak boleh kurang dari 0,50% dari jumlah piutang pembiayaan, atau - Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Bank selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak berakhirnya tahun buku yang bersangkutan dan laporan keuangan kuartalan paling lambat 60 hari sejak berakhirnya tiap kuartal, atau - Menjaga tingkat pembagian dividen maksimum 50% dari laba bersih, atau - Menjaga perbandingan antara jaminan fasilitas kredit minimal 100% dari outstanding pinjaman, atau - Menjaga Gearing ratio (rasio antara pinjaman dengan modal sendiri) tidak lebih besar dari 5 (lima) kali sampai dengan 10 (sepuluh) kali, atau - Menjaga Non performing Loan (NPL) tidak melebihi 5% dari piutang pembiayaan, atau - Dampak mata uang yang tidak dilindungi secara keseluruhan maksimum 25% dari jumlah nilai aset bersih berwujud secara keseluruhan, atau - Ekuitas diharuskan lebih besar dari Rp 900.000, atau - Melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank, salah satunya apabila terdapat perubahan komposisi pemegang saham mayoritas, perubahan susunan anggota komisaris dan direksi, perubahan bidang atau jenis kegiatan usaha Perusahaan, serta apabila Perusahaan melakukan pembubaran, penggabungan usaha dan atau peleburan dengan Perusahaan lain.
On loans received by the Company, the creditors generally entails restrictions and certain liabilities that should be met by the Company, which generally include the followings:
Fasilitas-fasilitas kredit tersebut di atas dikenakan tingkat bunga per tahun yang berkisar antara 7,50% sampai dengan 15,00% pada tahun 2012 dan 9,48% sampai dengan 15,75% pada tahun 2011.
The above-mentioned credit facilities bear annual interest rates ranging from 7.50% to 15.00% in 2012 and 9.48% to 15.75% in 2011.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan atas fasilitas kredit di atas berkisar antara 100% sampai 110%, atau berkisar antara 100% sampai 110% dari jumlah outstanding pinjaman dan diikat secara fidusia.
Total consumer financing receivables pledged as collateral for the above-mentioned credit facilities was ranging from 100% to 110%, or ranging from 100% to 110% of total outstanding loans and fiduciary transferred.
-
-
-
-
-
Maintain percentage of total allowance for impairment losses should no less than 0.50% of total financing receivables, or Submit annual audited financial statements to the Bank no later than 4 (four) months subsequent to the year end and quarterly financial statements no later than 60 (sixty) days subsequent to the quarterly period end, or Maintain the maximum dividend payout ratio of 50% of net profit, or Maintain the security margin of at least 100% of the total outstanding loan, or Maintain Gearing ratio (debt to equity ratio) of not greater than 5 (five) to 10 (ten) times, or Maintain Non Performing Loans (NPL) shall not exceed 5% of financing receivables, or The impact of currency risk exposure that are not being covered/hedged shall not exceed 25% of the total net tangible assets, or Total equity should greater than Rp 900,000, or Provide a written notice to the Bank, should any of the following condition are met: changes in the compostion of the majority shareholder, changes in the composition of the board of commissioners and directors, one of them if there are changes in the composition of major shareholders, changes in the composition of the Commissioners and Directors, alter the nature of business, change the field or type of business activities, and enter into consolidation, merger, acquisitions.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/63
Ekshibit E/63 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. DEBT SECURITIES ISSUED
12. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN
a. Bond Payable
a. Utang Obligasi Tanggal jatuh tempo/ Nama Obligasi Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C
Maturity date
20 Januari 2011/ 20 January 2011 15 Juli 2011/ 15 July 2011 15 Januari 2012/ 15 January 2012
12 Juli 2012/ 12 July 2012 8 Juli 2013/ 9 July 2013 8 Juli 2014/ 8 July 2014
Tingkat bunga per tahun/ Annual interest rate 31 Maret/ 31 Desember/ March 2012 December 2011
Nilai nominal/ Nominal value 31 Maret/ 31 Desember/ March 2012 December 2011
-
12,00%
-
-
-
12,75%
-
-
13,25%
13,25%
-
Name of Bonds Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 consist of: Series A Series B
65.000
Series C Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 consist of: Series A
9,00%
-
90.000
90.000
10,25%
-
102.000
102.000
Series B
11,00%
-
228.000
228.000
Series C
420.000
485.000
Jumlah nilai nominal Dikurangi: Biaya emisi Obligasi yang belum diamortisasi Bersih
Total nominal value Less:
(
2.853 ) ( 417.147
3.369 )
Unamortized bond issuance cost
481.631
Net
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 160.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 30.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 13,25% per tahun.
On 8 January 2010, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK based on its letter No. S-94/BL/ 2010 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 160,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Series A with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed interest rate of 12.00% per annum, Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Series B with a nominal value of Rp 30,000 bearing fixed interest rate of 12.75% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia II Bond Tahun 2009 Series C with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed interest rate of 13.25% per annum.
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri obligasi telah dibayarkan pada tanggal 20 Januari 2011 untuk Seri A, 15 Juli 2011 untuk Seri B dan 15 Januari 2012 untuk Seri C.
Interests on such Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The last interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 20 January 2011 for Series A, 15 July 2011 for Series B and 15 January 2012 for Series C, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/64
Ekshibit E/64 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
a. Utang Obligasi
12. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Pefindo No. 931/PEF-DIR/X/2009 tanggal 17 September 2009 dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Obligasi tersebut telah mendapat idA- (Single A Minus; Stable Outlook). Berdasarkan hasil tahunan pemeringkatan atas obligasi, terakhir dengan Surat No. 1237/PEF-DIR/IX/2011 tanggal 27 September 2011 dari Pefindo, Obligasi tersebut mendapat peringkat idA- (Single A Minus; Stable Outlook) yang berlaku sampai dengan 15 Januari 2012.
Based on the rating results on long-term debentures in accordance with Letter No. 931/PEF-DIR/X/2009 dated 17 September 2009 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), these bonds were rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook). Based on the results of the annual rating evaluation on Bond, most recently by Letter No. 1237/PEF-DIR/IX/2011 dated 27 September 2011 of Pefindo, the bonds were rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook) which valid until 15 January 2012.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).
These bonds were secured by the fiduciary transfer of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties whose category is current totalling 110% of the principal amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 tanggal 13 Oktober 2009 beserta perubahan-perubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Perubahan terakhir akta tersebut dibuat pada tanggal 15 Januari 2010 dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.
The issuance of these bonds is covered by Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 dated 13 October 2009 and its respective amendments thereof, most recently dated 15 January 2010, both of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, between the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi.
The Company can buy back a part of or the entire bonds issued under a condition that such action can only be conducted after one year from the issuance date.
Pada tanggal 20 Januari 2011 dan 15 Juli 2011, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 seri A dan seri B dengan jumlah nominal masing-masing sebesar Rp 65.000 dan Rp 30.000.
On 20 January 2011 and 15 July 2011, the Company had fully repaid the outstanding principal of Series A and Series B of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 amounting to Rp 65,000 and Rp 30,000, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang terutang masing-masing sebesar Rp 65.000 dan Rp 160.000.
On 31 December 2011 and 2010, the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap was amounting to Rp 65,000 and Rp 160,000, respectively.
Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah melunasi pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C dengan jumlah nominal sebesar Rp 65.000.
On 15 January 2012, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Series C with nominal value of Rp 65,000.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/65
Ekshibit E/65 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
a. Utang Obligasi (Lanjutan)
12. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued)
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 450.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 90.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 102.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 228.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,00% per tahun.
On 28 June 2011, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK based on its letter No. S-7248/BL/2011 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 450,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Series A with a nominal value of Rp 90,000 bearing fixed interest rate of 9.00% per annum, Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Series B with a nominal value of Rp 102,000 bearing fixed interest rate of 10.25% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Series C with a nominal value of Rp 228,000 bearing fixed interest rate of 11.00% per annum.
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada tanggal 12 Juli 2012 untuk Seri A, 8 Juli 2013 untuk Seri B dan 8 Juli 2014 untuk Seri C.
Interests on such Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The last interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 12 July 2012 for Series A, 8 July 2013 for Series B and 8 July 2014 for Series C, respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC47/DIR/VI/2011 tanggal 22 Juni 2011 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai dengan 22 Juni 2012.
Based on the rating results on long-term debentures in accordance with Letter No. RC47/DIR/VI/2011 dated 22 June 2011 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), these bonds were rated at A(idn) which valid until 22 June 2012.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).
The bonds were secured by the fiduciary transfers of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties whose category is current totalling 110% of the principal amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 tanggal 1 April 2011 beserta perubahan-perubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Perubahan terakhir akta tersebut dibuat pada tanggal 23 Juni 2011 dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.
The issuance of these bonds is covered in the Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 dated 1 April 2011 and its respective amendments thereof, most recently dated 23 June 2011, both of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, between the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi.
The Company can buy back a part of or the entire bonds issued under a condition that such action can only be conducted after one year from the issuance date.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang terutang masing-masing sebesar Rp 420.000.
On 31 March 2012 and 31 December 2011, the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap was amounting to Rp 420,000, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/66
Ekshibit E/66 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
a. Utang Obligasi (Lanjutan) Dalam perjanjian perwaliamanatan obligasi juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan sebesar Rp 462.000 dan Rp 533.501 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Catatan 5 dan 6). Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi, Perusahaan tidak diperkenankan, antara lain: a. Melakukan pembayaran (kecuali pembagian dividen kepada pemegang saham) kepada pemegang saham pada tahun buku Perusahaan atau kepada kreditur lainnya yang utangnya tidak dijamin dengan jaminan khusus (Kreditur Preferen), selama Perusahaan lalai dalam melakukan pembayaran Jumlah Terutang atau Perusahaan tidak melakukan pembayaran Jumlah Terutang berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Pengakuan Utang. b. Mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan utang harta kekayaan Perusahaan, yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, kecuali untuk keperluan dalam rangka pendanaan kegiatan usaha Perusahaan dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. c. Melakukan penggabungan, konsolidasi dan peleburan dengan perusahaan lain kecuali sepanjang dilakukan pada bidang usaha yang sama dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan serta tidak mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam melakukan Pembayaran pokok dan/atau Bunga Obligasi. d. Melakukan kegiatan usaha selain yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. e. Mengadakan perjanjian manajemen atau perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan kegiatan usaha Perusahaan dikendalikan oleh pihak lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang meterial terhadap kegiatan usaha Perusahaan.
b. Medium Term Notes (MTN)
12. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued) The trustee agreement provides several negative covenants to the Company, among others, collateral with fiduciary transfer of consumer financing receivables and net investments in finance lease amounting to Rp 462,000 and Rp 533,501 as at 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively (Notes 5 and 6). Moreover, during the year that the bonds principals are still outstanding, the Company is not allowed to, among others: a. To arrange any payment (except dividend payment to the shareholders) to the shareholders on the Company’s fiscal year or other creditors which the loan is not secured with a specific collateral (Preference Creditor), as long as the Company fails in bond payment as defined in the Trustee Agreement.
b. To transfer or pledge the Company’s assets which over 50% of the total net assets in 1 (one) transaction or more, whether the transaction is related to each other or not within 1 (one) fiscal year, except for the purpose of raising working capital funding facilities in the ordinary course of business and has gained approval from the General Meeting of Shareholders.
d. c. To conduct merger, consolidation and amalgamation with other entities, except when it is performed on the same business line and does not have adverse impact to the Company’s business activities and affect the capacity to repay the Bond principal and/or interest.
e. d. To do other business activities which is not according to the Company’s Article of Association. f. e. To enter into management agreement or other similar agreement which may result in the Company’s business activities being controlled by another party that can cause material adverse impact to Company’s business activities.
b. Medium Term Notes (MTN)
Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012
Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012
Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,50% per tahun dan MTN I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun.
On 25 January 2012, the Company issued a Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) which consist of MTN I Series A with a nominal value of Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum and MTN I Series B with a nominal value of Rp 200,000 bearing fixed interest rate of 10.50% per annum.
Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN tersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing pada tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B.
Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis according to the interest payment schedule of the MTN. The last interest payment on the MTN I as well as the principal will mature on 25 January 2014 for Series A and 25 January 2015 for Series B, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/67
Ekshibit E/67 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
12. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
b. Medium Term Notes (MTN) (Continued)
b. Medium Term Notes (MTN) (Lanjutan) Pada tanggal 31 Maret, saldo pokok MTN I yang terutang sebesar Rp 225.000.
On 31 March 2012, the outstanding principal of MTN I was amounting to Rp 225,000.
Dalam perjanjian perwaliamanatan Medium Term Notes juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan sebesar Rp 247.500 pada tanggal 31 Maret 2012 (Catatan 5 dan 6). Pembatasan-pembatasan Medium Term Notes lainnya sama seperti yang ada pada pembatasan obligasi.
The trustee agreement provides several negative covenants to the Company, among others, collateral with fiduciary transfer of consumer financing receivables and net investments in finance lease amounting to Rp 247,500 as at 31 March 2012 (Notes 5 and 6). The undertaking and covenant of the MTN I are similarly as defined in the Bond Trustee Agreement.
13. TAXATIONS
13. PERPAJAKAN a.
a. Taxes payable
Utang pajak 31 Maret/ March 2012 Pajak Penghasilan : Pasal 25 Pasal 21 Pasal 26 Pasal 23 Pasal 4 (2) – Final Taksiran pajak penghasilan badan terutang 2012 dan 2011 Taksiran pajak penghasilan badan terutang
Jumlah
31 Desember/ December 2011
7.558 3.720 399 131 32
8.877 10.576 432 9 84
651
-
6.350
651
18.841
20.629
b. Pajak penghasilan Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Income Taxes : Article 25 Article 21 Article 26 Article 23 Article 4(2) - Final Estimated income tax payable2012 and 2011 Estimated income tax payable
Total
b. Income taxes A reconciliation between profit before income tax, as presented in the statements of comprehensive income, and estimated taxable profit for the three months period ended 31 March 2012 and for the years ended 31 December 2011 are as follows:
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/68
Ekshibit E/68 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS (Continued)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) b.
b. Income taxes (Continued)
Pajak penghasilan (Lanjutan) 31 Maret/ March 2012 Laba sebelum pajak penghasilan Beda tetap: Beban sewa Pendapatan bunga yang pajaknya bersifat final Beban lain-lain Jumlah beda tetap Beda temporer: Gaji dan imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan agunan yang diambil alih Penghapusan piutang Penyusutan aset tetap (Keuntungan) kerugian bersih atas penjualan aset tetap Amortisasi biaya emisi obligasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas piutang pembiayaan
133.267
529.475
175
545
(
1.275 ) ( 116
10.307) 747
(
984 ) (
9.015)
Total permanent differences
( (
14.363 12.253 ) ( 1.914 ) (
32.897 28.180) 3.648)
Temporary differences: Salaries and post-employment benefits Allowance for impairment losses of net investments in finance lease, consumer financing receivables and repossessed collaterals Write off receivables Depreciation of property and equipment
( (
9) ( 755 ) (
737) 2.520)
Net (gain) loss on sale of equipment Amortization of bond issuance cost
2.763 (
26.866)
Unamortized transaction cost on loan
1.484
13.417
12.834 ( 145.117
31 Maret/ March 2012
Beban pajak penghasilan 2012 20% x Rp 145.117 2011 20% x Rp 510.793
Permanent differences: Rent expenses Interest income subjected to final tax Other expenses
5.970
Perhitungan beban pajak penghasilan dan taksiran pajak penghasilan badan terutang untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Taksiran laba kena pajak
Profit before income tax
9.155
Jumlah beda temporer Taksiran laba kena pajak
31 Desember/ December 2011
145.117
29.023 -
9.667) 510.793
Unamortized transaction cost on consumer financing receivables Total temporary differences Estimated taxable income
The calculation of income tax expense and estimated corporate income tax payable for the three months period ended 31 March 2012 and the years ended 31 December 2011 are as follows:
31 Desember/ December 2011 510.793
Estimated taxable profit
102.159
Estimated income tax expense 2012 20% x Rp 145,117 2011 20% x Rp 510,793
-
Beban pajak penghasilan
29.023
102.159
Estimated income tax expense
Dikurangi: kredit pajak penghasilan pasal 25
22.673
101.508
Less: income tax credit article 25
6.350
651
Estimated corporate income tax payable
Taksiran pajak penghasilan badan terutang
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/69
Ekshibit E/69 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS (Continued)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) b.
c.
b. Income taxes (Continued)
Pajak penghasilan (Lanjutan) Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2012 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan.
The corporate income tax calculation for 2012 was a preliminary estimate made for accounting purposes and its subject to revision when the Company lodged its Annual Corporate Income Tax Return.
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2011 sesuai dengan SPT Perusahaan.
The calculation of corporate income tax for 2011 conforms with the Company’s Annual Tax Returns.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak. Koreksi terhadap kewajiban pajak Perusahaan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan.
Based on the Taxation Laws in Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (DGT) may assess or amend taxes within 5 (five) years of the time the tax becomes due. Amendments to tax obligations of the Company are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.
c. Deferred tax
Pajak tangguhan Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan laporan fiskal terdiri dari:
31 Desember/ December 2011
The deferred tax effects of the significant temporary differences between commercial and fiscal reporting are as follows:
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (Charged) into statements of comprehensive income
31 Maret/ March 2012 Deferred tax assets (liabilities)
Aset (liabilitas) pajak tangguhan Cadangan kerugian penurunan nilai Imbalan pasca kerja Beban yang masih harus dibayar Penyusutan aset tetap Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman Aset pajak tangguhan - Bersih
1.459 2.242 1.244 (
( (
422 170 1.661
1.881 2.412 2.905
2.842) (
385) (
3.227)
8.347
297
8.644
674) ( 5.373) 4.403
151) (
825)
553 (
4.820)
2.567
6.970
Allowance for impairment losses Post-employment benefits Accrued expenses Depreciation of property and equipment Unamortized transaction cost on net investments in finance lease and consumer financing receivables Unamortizated bonds issuance cost Unamortized transaction cost on loans fee Deferred tax assets - Net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/70
Ekshibit E/70 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS (Continued)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) c.
c. Deferred tax (Continued)
Pajak tangguhan (Lanjutan)
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (Charged) into statements of comprehensive income
31 Desember/ December 2010
31 Desember/ December 2011 Deferred tax assets (liabilities)
Aset (liabilitas) pajak tangguhan Cadangan kerugian penurunan nilai Imbalan pasca kerja Beban yang masih harus dibayar Penyusutan aset tetap Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman
(
517 2.046 246
942 196 998
1.459 2.242 1.244
1.965) (
877) (
2.842)
5.663 ( -
Aset pajak tangguhan - Bersih
2.684
170) (
504) (
674)
(
5.373) (
5.373)
1.934)
4.403
6.337 (
Manajemen berkeyakinan bahwa laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasikan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. d.
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba sebelum pajak penghasilan, dengan beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Laba sebelum pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif Beban pajak dengan tarif pajak tunggal yang berlaku
Beban Pajak Penghasilan
Deferred tax assets - Net
The management believes that future taxable profit will be sufficient to compensate for the deductible of temporary differences. d. Income Tax Expense
Beban Pajak Penghasilan
Pengaruh pajak penghasilan atas beda tetap pada tarif pajak tunggal yang berlaku
8.347
Allowance for impairment losses Post-employment benefits Accrued expenses Depreciation of property and equipment Unamortized transaction cost on net investments in finance lease and consumer financing receivables Unamortizated bonds issuance cost Unamortized transaction cost on loans fee
(
Reconciliation between the income tax expense calculated by applying the applicable tax rates to the profit before income tax, and the income tax expense as presented in the statements of comprehensive income for the three months period ended 31 March 2012 and 2011 are as follows:
31 Maret/ March 2011
133.267
126.197
Profit before income tax as presented in the statements of comprehensive income
26.653
25.239
Tax expense at the applicable tax rate
196) ( 26.457
378) 24.861
Tax effects on permanent differences at the applicable single tax rate Income Tax Expense
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/71
Ekshibit E/71 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS (Continued)
13. PERPAJAKAN (Lanjutan)
e. Administration
e. Administrasi Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 (“PP No. 81/2007”) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”.
On 28 December 2007, the President of the Republic Indonesia stipulated the Government Regulation No. 81 Year 2007 (“Gov. Reg. No. 81/2007”) on “Reduction of the Rate of Income Tax on Resident Corporate Tax Payers in the Forum of Publicly-listed Companies.
PP No. 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya adalah 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masingmasing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak.
This Gov. Reg. No.81/2007 provides that resident publicly-listed companies in Indonesia can obtain the reduced income tax rate i.e., 5% lower than highest income tax rate Article 17 paragraph 1b of the Income Tax Law, provided they meet the prescribed criteria, i.e., companies whose shares or other equity instruments are listed in the Indonesia Stock Exchange, whose shares owned by the public is 40%, or more of the total paid shares and such shares are owned by at least 300 parties, each party owning less than 5% of the total paid up shares. These requirements should be fulfilled by the publicly-listed companies for a period of six months in one tax year.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan diatas untuk mendapatkan penurunan tarif sebesar 5%.
The Company has met the requirements to obtain the reduced income tax rate of 5%.
14. ACCRUED EXPENSES
14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 31 Maret/ March 2012
31 Desember/ December 2011
Bonus dan tunjangan Bunga Jasa tenaga ahli Lainnya
9.879 28.285 1.574 11.103
27.148 27.091 1.274 8.682
Bonus and allowance Interest Professional fees Others
Jumlah
50.841
64.195
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/72
Ekshibit E/72 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 15. SHARE CAPITAL
15. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan administrasi yang dilakukan oleh PT Sirca Datapro Perdana, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s shareholders based on the administration registered by PT Sirca Datapro Perdana, the Share register, as of 31 March 2012 and 31 December 2011, are as follow:
31 Maret / March 2012 Jumlah saham/ Nilai Number of nominal/ Shares Amount
%
Trinugraha Capital & CO SCA The NT TST CO S/A EQUINOX Partners, LP Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
341.762.483
170.881
44,95
63.128.098 355.448.700
31.564 177.725
8,30 46,75
Trinugraha Capital & CO SCA The NT TST CO S/A EQUINOX Partners, LP Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Pemegang saham
31 Desember / December 2011 Jumlah saham/ Nilai Number of nominal/ Shares Amount %
Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
341.762.483 75.750.500 342.826.298
170.881 37.876 171.413
44,95 9,96 45,09
Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Pemegang saham
Jumlah saham yang dimiliki anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari biro administrasi efek, PT Sirca Datapro Perdana, adalah sejumlah 4.163.739 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 0,55% dari jumlah saham Perusahaan yang beredar pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dengan rincian sebagai berikut:
Shareholders
The number of shares held by the member of the board of commissioners and directors of the Company according to the share register, PT Sirca Datapro Perdana, was 4,163,739 shares which represents 0.55% of the total outstanding shares of the Company as of 31 March 2012 and 31 December 2011 with detail as follows:
Nama Anggota/ Name of Members
Jabatan/ Positions
Francis Lay Sioe Ho Cornelius Henry Kho Yan Peter Wangkar Johanes Sutrisno
Presiden Direktur/ President Director Direktur/ Director Direktur/ Director Komisaris/ Commissioner
Jumlah/ Total
Shareholders
Jumlah Saham/ Total shares
%
2.824.116 1.230.999 108.500 124
0,37 0,16 0,02 0,00
4.163.739
0,55
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/73
Ekshibit E/73 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 16. CONSUMER FINANCING INCOME
16. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Rincian pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Pendapatan pembiayaan konsumen Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 22) Dikurangi: Bagian pendapatan yang dibiayai bank sehubungan dengan kerjasama penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama (Catatan 24)
252.690 2.512
(
22.798) (
Pendapatan pembiayaan konsumen - bersih
232.404
Pada periode tiga bulan tahun 2012 dan tahun 2011, tidak terdapat pendapatan pembiayaan konsumen yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan kepada satu konsumen saja.
Details of unearned consumer financing income were as follows: 31 Maret/ March 2011
198.902 2.397
7.851)
193.448
Consumer financing income Third parties Related parties (Note 22)
Less: Portion of funds financed by banks in relation to channeling and joint financing cooperation (Note 24)
Consumer financing income - net
In the three months periods ended year 2012 and years 2011, the Company had no consumer financing income in excess of 10% of total revenues to a customer.
17. INTEREST INCOME
17. PENDAPATAN BUNGA Akun ini merupakan pendapatan bunga yang diperoleh dari: 31 Maret/ March 2012
This account represents interest income on the followings: 31 Maret/ March 2011
Deposito berjangka Jasa giro
1.068 207
2.179 186
Time deposits Current accounts
Jumlah
1.275
2.365
Total
18. FINANCING COST
18. BEBAN KEUANGAN Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut:
The details of financing cost are as follows:
31 Maret/ March 2012
31 Maret/ March 2011
Beban bunga pinjaman Kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing Beban administrasi bank
72.258
49.570
Interest on borrowings
11.627 485
6.382 289
Foreign currency swap contract Bank administration charges
Jumlah
84.370
56.241
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/74
Ekshibit E/74 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 19. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
19. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Gaji dan imbalan kerja Asuransi Perbaikan dan pemeliharaan
31 Maret/ March 2011
78.844 4.842 6.391
54.584 9.026 5.542
6.631 3.300 1.778 2.164
4.944 2.005 2.064 1.773
2.702 1.491 2.464 1.256 124 52 80 3.819
1.630 1.106 325 534 38 59 78 2.485
Salaries and employee benefits Insurance Repairs and maintenance Depreciation of property and equipment (Note 7) Communications Office supplies Rent Travel, entertainment and representation Pension cost Training and education Professional fees Advertising Subscriptions and membership fees Share registration Others
115.938
86.193
Total
Penyusutan aset tetap (Catatan 7) Komunikasi Perlengkapan kantor Sewa Perjalanan dinas, jamuan dan representasi Beban pensiun Pendidikan dan pelatihan Honorarium tenaga ahli Iklan Surat kabar dan iuran keanggotaan Registrasi saham Lain-lain Jumlah
The details of general and administrative expenses are as follows:
20. OTHER INCOME
20. PENDAPATAN LAIN-LAIN Rincian pendapatan lain-lain adalah sebagai berikut:
The details of other income are as follows:
31 Maret/ March 2012
31 Maret/ March 2011
Pendapatan administrasi Denda keterlambatan Pendapatan terminasi atas pelunasan dipercepat Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap Rupa-rupa
29.674 20.153
24.240 15.678
Administration income Late charges
8.754
8.209
Early termination income
637 5.167
707 4.303
Net gain on sale of equipment Miscellaneous
Jumlah
64.385
53.137
Total
21. IMBALAN PASCA KERJA
21. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Imbalan Pasca Kerja
Post-employment Benefits
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat yang dikelola dan diadministrasikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Seluruh iuran yang dibayarkan merupakan tanggungan dari Perusahaan, dan merupakan bagian dari program imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Besarnya iuran bulanan adalah sebesar 6% dari gaji pokok karyawan tetap setiap bulan atau maksimal iuran Rp 667.000 (nilai penuh) per bulan. Jenis investasi atas dana pensiun yang dibayarkan Perusahaan tersebut sepenuhnya ditetapkan oleh Perusahaan dan penghasilan atas hasil investasi yang diperoleh ditambahkan sebagai bagian dari cadangan imbalan pasca kerja.
The Company has defined contribution retirement plan for its qualifying permanent employees that defined and administrated by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. All of the contribution paid is borne by the Company and forms part of the employee benefit program in accordance with Manpower Law No. 13/2003. The monthly contribution paid was 6% of the employee’s basic salary or Rp 667,000 (full amount), whichever the greater. The contribution paid is placed as investment of which type is at the option of the Company and the income resulting from the investment will be added as part of post-employment benefits.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/75
Ekshibit E/75 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 21. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
21. IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan) Imbalan pasca kerja lainnya meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnya dihitung oleh PT Prima Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya bertanggal 24 Januari 2012 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh imbalan kerja tersebut untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 masing-masing 2.561 karyawan.
Other post-employment benefits include bonuses, cash severance, severance and other compensation is calculated by PT Prima Actuary, an independent actuary, in each report dated 24 January 2012 for the years ended 31 December 2011, by using the "Projected Unit Credit". Number of employees qualify for the employee benefits for the three months period ended 31 March 2012 and for the years ended 31 December 2011 was 2,561 employees, respectively.
Rincian liabilitas atas imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut:
The details of the liability for post-employment benefits are as follows:
31 Maret/ March 2012
Nilai kini liabilitas imbalan pasti Nilai wajar aset program (Kerugian) keuntungan aktuarial yang tidak diakui Biaya jasa lalu yang tidak diakui
(
44.277 15.164) (
42.526 14.414 )
Present value of defined benefit obligation Fair value of plan asset
( (
13.571) ( 3.485) (
13.359 ) 3.545 )
Unrecognized actuarial (loss) gain Unrecognized past service cost
12.057
11.208
Imbalan pasca kerja
Mutasi liabilitas imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Saldo awal 1 Januari Penambahan cadangan yang dibebankan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan Imbalan pembayaran Pembayaran aset program ( Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan
11.208
1.599 - ( 750) (
12.057
Jumlah beban imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut: 31 Maret/ March 2012 Biaya jasa kini Biaya bunga Pengembalian aset program yang diharapkan Amortisasi atas: - (keuntungan) kerugian aktuarial yang tidak diakui - Biaya jasa lalu yang tidak diakui Jumlah beban
31 Desember/ December 2011
1.214 993
The movement in the liability for post-employment benefits are as follows: 31 Desember/ December 2011 10.228
6.734 2.658 ) 3.096 )
11.208
Beginning balance as of 1 January Additional provisions charged to statements of comprehensive income for the year Benefit payments Contribution to the plan Liability recognized in statements of financial position
Total post-employment benefits expense is as follows:
31 Maret/ March 2011 978 1.066
(
336) (
371)
(
331) 59
55 73
1.599
Post-employment benefits
1.801
Current service cost Interest cost Expected return on plan asset Amortization of: Unrecognized actuarial (gain) loss Unrecognized past service cost Total expenses
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/76
Ekshibit E/76 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 21. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
21. IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan) Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan di atas:
Key assumptions used in the above calculation:
31 Maret / March 2012 Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun
12% per tahun / 12% p.a.
Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat
- Tingkat pengunduran diri peserta
Economic assumptions: Annual discount rate -
9,34% per tahun / 9.34% p.a.
Annual salary incrementalrate Other assumpstions: Mortality table -
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table
Disability rate -
10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55.
- Usia pensiun normal
Resignation rate -
55 tahun / 55 years old
Normal retirement age -
31 Desember / December 2011 Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun
12% per tahun / 12% p.a.
Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat
- Tingkat pengunduran diri peserta
Other assumpstions: Mortality table -
5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table
Disability rate -
10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55.
Resignation rate -
55 tahun / 55 years old
Normal retirement age -
22. RELATED PARTY INFORMATION
22. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Pihakpihak berelasi dan sifat hubungan adalah sebagai berikut:
Karyawan/ Employee
Annual salary incrementalrate -
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999)
- Usia pensiun normal
Pihak berelasi/ Related Parties
Economic assumptions: Annual discount rate -
9,34% per tahun / 9.34% p.a.
In conducting its business, the Company is engaged in transactions with related parties. The related parties and nature of relationship are as follows:
Sifat hubungan/ Nature of Relationship Karyawan kunci/ Key Employee
Transaksi/ Transactions Piutang pembiayaan konsumen – bruto/ Consumer financing receivables – gross Pinjaman kepada karyawan/ Loans to employees Pendapatan pembiayaan konsumen/ Consumer financing income
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/77
Ekshibit E/77 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 22. RELATED PARTY INFORMATION (Continued)
22. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) Saldo dan transaksi–transaksi kepada/dari pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
Balances and transactions to or from a related party are as follows:
a. Piutang pembiayaan konsumen – bruto
a. 31 Maret/ March 2012
Karyawan: Piutang pembiayaan konsumen bruto Persentase terhadap piutang pembiayaan konsumen - bruto
19.373
0,42%
0,42% b.
31 Maret/ March 2012
Persentase terhadap pinjaman kepada karyawan
31 Desember/ December 2011
19.554
b. Pinjaman kepada karyawan
Karyawan: Pinjaman kepada karyawan
Consumer financing receivables – gross
Employees: Consumer financing receivables Gross Percentage of consumer financing receivables – gross
Loans to employees
31 Desember/ December 2011
3.126
2.989
Employees: Loans to employee
41,00%
42,00%
Percentage of loans to employees
c.
c. Pendapatan pembiayaan konsumen 31 Maret/ March 2012
Consumer financing income
31 Maret/ March 2011
Karyawan: Pendapatan pembiayaan konsumen
2.512
2.397
Employees: Consumer financing income
Persentase terhadap total pendapatan pembiayaan konsumen
0,70%
0,87%
Percentage of total consumer finance income
23. INFORMASI SEGMEN
23. SEGMENT INFORMATION
Segmen operasi Perusahaan dibagi berdasarkan produk: pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan melakukan penilaian atas performanya.
The Company’s operating segments represent product groups: consumer financing and finance leases. Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance.
Ringkasan berikut menjelaskan operasi masing-masing segmen dalam pelaporan segmen Perusahaan:
The following summary describes the operations in each of the Company's reportable segments.
- Pembiayaan konsumen Termasuk dalam pelaporan segmen pembiayaan konsumen adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen.
- Consumer financing Included in consumer financing reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as a part ofconsumer financing.
- Sewa pembiayaan Termasuk dalam pelaporan segmen sewa pembiayaan adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari sewa pembiayaan.
- Finance lease Included in the finance leases reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as a part of finance lease.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/78
Ekshibit E/78 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 23. SEGMENT INFORMATION (Continued)
23. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Informasi mengenai hasil dari masing-masing pelaporan segmen disajikan di bawah ini sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang direview oleh Manajemen Perusahaan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut:
Sewa pembiayaan/ Finance lease
Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
31 Maret / March 2012 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated
Jumlah/ Total
69.612
285.908
1.913
357.433
Total revenues
69.612 -
285.908 -
1.913 84.370
357.433 84.370
Result Segment income Financing cost
-
-
120.577
120.577
Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih
Information regarding the results of each reportable segment is included below as included in the internal management reports that are reviewed by the Company's Management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries.
4.430 1.246.772 4.414
14.822 3.777.619 18.934
(
33) ( 26.457 499.592 3.027.593
19.252 33) 133.267 26.457 106.810 5.523.983 3.050.941
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
40.800
40.800
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan
-
-
6.631
6.631
-
-
1.410
1.410
Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange - net Gain on foreign exchange - net Income tax expense Net profit Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/79
Ekshibit E/79 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 23. SEGMENT INFORMATION (Continued)
23. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Sewa pembiayaan/ Finance lease
Jumlah/ Total
29.158
241.357
3.614
274.129
Total revenues
29.158 -
241.357 -
3.614 56.241
274.129 56.241
Result Segment income Financing cost
-
-
91.644
91.644
-
-
29.011 47
29.011 47 126.197 24.861 101.336
Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange - net Profit before income tax Income tax expense Net profit
4.118.732 2.076.547
Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities
Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih
31 Maret / March 2011 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated
Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
607.169 5.500
24.861 -
3.096.190 37.604
415.373 2.033.443
Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
20.290
20.290
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan
-
-
4.944
4.944
-
-
955
955
Geographical Segments
Segmen Geografis
31 Maret / March 2012 Jawa Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
123.739
1.813.215
14.165
Kalimantan Borneo 74.879
1.438.494
15.651
Sumatera Sumatera 84.934
1.224.835
6.588
Sulawesi Celebes
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
73.882
-
1.047.439
4.396
-
-
Jumlah/ Total 357.433
Total Revenues
5.523.983
Other Segment Information Segment assets -
40.800
Capital expenditure Tangible property and equipment
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/80
Ekshibit E/80 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 23. SEGMENT INFORMATION (Continued)
23. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
31 Maret / March 2011 Jawa Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
Kalimantan Borneo
94.940
1.231.595
3.703
34.267
552.415
8.487
Sumatera Sumatera 62.236
867.156
4.580
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN a. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera), di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bank Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 510.000 dan bersifat “without-recourse” dengan dasar “non-revolving”.
Sulawesi Celebes
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
52.646
3.520
274.129
Total Revenues
758.541 4.118.732
Other Segment Information Segment assets -
20.290
Capital expenditure Tangible property and equipment
30.040
709.025
-
Jumlah/ Total
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT a.
On 10 October 2003, the Company entered into a Receivables Sales and Purchase Agreement with PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera), wherein the Company transferred its consumer financing receivables to Bank Bumiputera with a maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 on a “without-recourse” and “non-revolving” basis.
Pada tanggal 29 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan Bank Bumiputera, di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving”.
On 29 September 2006, the Company entered into a Receivables Sales and Purchase Agreement with Bank Bumiputera, wherein the Company transferred its consumer financing receivables to Bank Bumiputera with a maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 50,000 and on a “revolving” basis.
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan dan Bank Bumiputera menandatangani Perubahan Perjanjian Jual Beli Piutang dengan pokok perubahan sebagai berikut: Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat “non-revolving” tanggal 10 Oktober 2003, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 510.000 dialokasikan sebesar Rp 75.000 ke Perjanjian Jual Beli Piutang “revolving” sehingga jumlah baki debet tersebut diturunkan menjadi sebesar Rp 435.000. Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat “revolving” tanggal 29 September 2006, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 125.000.
On 11 March 2008, the Company and Bank Bumiputera signed an Amendment of the Receivables Sales and Purchase Agreement with the following principal changes: - On the Sales and Purchase Receivables Agreement dated 10 October 2003 on a “non-revolving” basis. The previous maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 was allocated by Rp 75,000 to the Receivables Sales and Purchase Agreement on a “revolving” basis. Thus, the maximum financing limit was decreased to Rp 435,000. - On the Receivables Sales and Purchase Agreement dated 29 September 2006 on a “revolving” basis, the previous maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera was increased from Rp 50,000 to Rp 125,000.
Perjanjian Jual Beli Piutang “non-revolving” dan “revolving” tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 21 Mei 2010, di mana jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 21 Mei 2011.
The Receivables Sales and Purchase Agreements on both “non-revolving” and “revolving” basis had been amended several times, most recently on 21 May 2010, wherein the term of the agreements was extended and will expire on 21 May 2011.
-
-
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/81
Ekshibit E/81 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank Bumiputera sebesar Rp 52.992 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
The total Company’s consumer financing receivables that were transfered to Bank Bumiputera was amounting to Rp 52,992 for the years ended 31 December 2011.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 43.749 dan Rp 61.383. Sedangkan Pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Bumiputera sebesar Rp 1.696 dan Rp 3.491 masing-masing untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the total receivables transferred by the Company related to the Sale and Purchase Agreements was amounting to Rp 43,749 and Rp 61,383, respectively, while the total consumer financing income of Bank Bumiputera’s portion was amounting to Rp 1,696 and Rp 3,491 for the three months period ended 31 March 2012 and 2011, respectively.
b. Pada tanggal 25 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Penyaluran Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without recourse”.
c.
b. On 25 October 2011, the Company entered into a Distribution of Motor Vehicles Credit Facility Cooperation Agreement with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) with a maximum financing limit of Rp 150,000 on a “non-revolving” and “without recourse” basis.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan belum menggunakan fasilitas tersebut. c. Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Secara Syariah (Chanelling) dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 20.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BSM setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Kerja sama pembiayaan tersebut dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah dalam bentuk pembiayaan Murabahah, dimana BSM bertindak sebagai pemilik dana dan Perusahaan sepenuhnya bertindak sebagai wakil Bank untuk memasarkan, mengoperasikan dan menata-usahakan pembiayaan konsumen syariah yang disalurkan. Jangka waktu perjanjian selama 4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tanggal 2 Oktober 2013. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BSM sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 1.046 dan Rp 1.388, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BSM sebesar Rp 41 dan Rp 90 masingmasing untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the Company had not yet utilized the facility. c.
On 2 October 2009, the Company entered into a Financing Cooperation Agreement Under Syariah Principles (Channeling) with PT Bank Syariah Mandiri (BSM) with a maximum financing limit of Rp 20,000 and on a “non-revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, BSM agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The financing cooperation was based on the Syariah principles in the form of Murabahah financing, wherein BSM acts as the funds while the Company fully act as a representative of the Bank to market, operate and to administrate the syariah consumer financing. The term of the agreement was 4 (four) years and will expire on 2 October 2013.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the total principal amount being financed by BSM related to the cooperation agreements was amounting to Rp 1,046 and Rp 1,388, respectively, while the consumer financing income of BSM’s portion was amounting to Rp 41 and Rp 90 for the three months period ended 31 March 2012 and 2011, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/82
Ekshibit E/82 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) d. Pada tanggal 17 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “nonrevolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BRI setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumendokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada konsumen melebihi suku bunga yang dibayarkan Perusahaan kepada BRI. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan.
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) d.
On 17 February 2010, the Company entered into a Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) with a maximum financing limit of Rp 150,000 and on a “non-revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, BRI agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of documents. As a compensation, the Company may charge interest to the consumer exceeding the interest paid by the Company to BRI. The term of the agreement was 12 (twelve) months.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan dan BRI menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut, dimana dilakukan perubahan dan penambahan beberapa ketentuan-ketentuan, salah satunya mengubah jangka waktu fasilitas pembiayaan kendaraan menjadi maksimal 4 (empat) tahun untuk mobil bekas jenis penumpang dan kendaraan niaga.
On 13 October 2010, the Company and BRI signed an Amendment of the Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement to include several changes and addition of several provisions, which one of these is to change the term of the vehicles financing facility to a maximum of 4 (four) years for the used passenger cars and commercial vehicles.
Pada tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan dan BRI menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 300.000 dan mengubah jangka waktu kerja sama menjadi maksimal 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal 27 Mei 2011.
On 27 May 2010, the Company and BRI signed an Amendment of the Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement, wherein the maximum financing limit was increased to Rp 300,000 and to change the term of the agreements to a maximum of 24 (twenty-four) months from 27 May 2011.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BRI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 112.458 dan Rp 136.212, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BRI adalah masing-masing sebesar Rp 3.884 dan Rp 3.518 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan Desember 2011.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the total principal amount being financed by BRI related to the cooperation agreement was amounting to Rp 112,458 and Rp 136,212, respectively, while the total consumer financing income of BRI’s portion was amounting to Rp 3,884 and Rp 3,518 for the three months period ended 31 March 2012 and 2011, respectively.
e. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, CIMB Niaga setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 1 (satu) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
e.
On 30 September 2010, the Company entered into a Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) with a maximum limit of Rp 50,000 and on a “revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, CIMB Niaga agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 90% of the total joint financing facility to the customers, and the remaining 10% will be financed by the Company. The term of the facility was valid for 1 (one) year with the drawdown period of 12 (twelve) months from the signing date of the agreement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/83
Ekshibit E/83 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Pada 29 November 2011, Perusahaan dan CIMB Niaga menandatangani Addendum I Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama, berupa perubahan batas maksimum pembiayaan menjadi sebesar Rp 100.000 dan memperpanjang jangka waktu kerjasama sampai dengan tanggal 29 November 2012.
On 29 November 2011, the Company and CIMB Niaga signed an Amendment I of the Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility, in the form of change in the maximum financing limit to Rp 100,000 and extended the term of the coorperation until 29 November 2012.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh CIMB Niaga sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 28.081 dan Rp 39.959, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian CIMB Niaga masingmasing sebesar Rp 950 dan Rp 589 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the total principal amount being financed by CIMB Niaga related to the cooperation agreement was amounting to Rp 28,081 and Rp 39,959, while the total consumer financing income of CIMB Niaga’s portion was amounting to Rp 950 and Rp 589 for the three months period ended 31 March 2012 and 2011.
f. Pada tanggal 4 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank DKI (Bank DKI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank DKI memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
f.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank DKI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 53.277 dan Rp 68.016, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian PT Bank DKI adalah sebesar Rp 1.938 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012. g. Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Mutiara Tbk (Mutiara) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Mutiara setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen kredit yang dibiayai oleh Mutiara kepada nasabah. Jangka waktu perjanjian tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan. Pada tahun 2010, Perusahaan belum mengggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut.
On 4 April 2011, the Company entered into a Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank DKI (Bank DKI) with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” and “withoutrecourse” basis. Under the agreement, Bank DKI agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 36 (thirty six) months from the signing date of the agreement.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the total principal amount being financed by Bank DKI related to the cooperation agreement was amounting to Rp 53,277 and Rp 68,016, while the total consumer financing income of Bank DKI’s portion was amounting to Rp 1,938 for the three months period ended 31 March 2012.
g.
On 15 March 2011, the Company entered into a Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement with PT Bank Mutiara Tbk (Mutiara) with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on “non-revolving” and “without– recourse” basis. Under the Agreement, Mutiara agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of the credit documents financed by Mutiara to the customers. The term of the agreement was 36 (thirty-six) months.
In 2010, the Company had not yet utilized the financing facility.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/84
Ekshibit E/84 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Mutiara sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 38.896 dan Rp 51.058, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Mutiara adalah sebesar Rp 1.523 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012. h. Pada tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 125.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Mandiri setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggitingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the total principal amount being financed by Mutiara related to the cooperation agreement was amounting to Rp 38,896 and Rp 51,058, while the total consumer financing income of Mutiara’s portion was amounting to Rp 1,523 for the three months period ended 31 March 2012.
h.
On 10 June 2011, the Company entered into a Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) with a maximum limit of Rp 125,000 and on “revolving” and “with-recourse” basis. Under the agreement, Mandiri agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 36 (thirty six) months from the signing date of the agreement.
Pada tanggal 22 September 2011, Perusahaan dan Mandiri menandatangani Addendum Perjanjian Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama tersebut, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 245.000.
On 22 September 2011, the Company and Mandiri signed an Amendment to Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility, wherein the maximum financing limit was increased to Rp 245,000.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Mandiri sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 183.447 dan Rp 183.314, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Mandiri adalah sebesar Rp 5.649 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the total principal amount being financed by Mandiri related to the cooperation agreement was amounting to Rp 183,447 and Rp 183,314, while the total consumer financing income of Mandiri’s portion was amounting to Rp 5,649 for the three months period ended 31 March 2012.
i. Pada tanggal 25 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 1.000.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BTPN setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggitingginya sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BTPN sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 310.078 dan Rp 142.108, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BTPN sebesar Rp 7.117 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012.
i.
On 25 August 2011, the Company entered into a Financing Cooperation Agreement with PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) with a maximum financing limit of Rp 1,000,000 and on “revolving” and “without-recourse” basis. Under the Agreement, BTPN agreed to provide financing facility with a financing portion of 90% of the total financing to the customers and the remaining 10% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 36 (thirty six) months from the signing date of the agreement.
As of 31 March 2012 and 31 December 2011, the total principal amount being financed by BTPN related to the cooperation agreements was amounting to Rp 310,078 and Rp 142,108, while the total consumer financing income of BTPN’s portion was amounting to Rp 7,117 for the three months period ended 31 March 2012.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/85
Ekshibit E/85 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 24. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) j. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan berbagai dealer (pedagang kendaraan bermotor) di seluruh Indonesia dalam membiayai kendaraan yang dijual oleh dealer tersebut kepada konsumen yang persyaratan kredit dan administratifnya memenuhi ketentuan Perusahaan. Sifat perjanjian tersebut tidak mengikat satu sama lain, di mana dealer tidak diwajibkan untuk memberikan seluruh dan atau sebagian penjualan kreditnya untuk dibiayai Perusahaan, atau sebaliknya Perusahaan juga tidak wajib untuk membiayai seluruh dan atau sebagian aplikasi kredit yang diajukan oleh dealer tersebut.
j.
The Company entered into cooperation agreements with various dealerships (dealers of motor vehicles) throughout Indonesia in financing the vehicles sold by the dealers to costumers who meet the Company’s credit and administrative requirements. The agreement does not bind one another exclusively, wherein the dealers are not obliged to exclusively render all the entire or part of the vehicles they sell to be financed by the Company, and vice versa, the Company is not obliged to exclusively finance all the credit application submitted by or through the dealers.
k. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul atas hilangnya kendaraan yang dibiayai Perusahaan dan atau atas kerusakan kendaraan sesuai dengan pilihan polis konsumen. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan bertindak sebagai penerima ganti rugi yang utama (preferred loss payee).
k.
The Company entered into cooperation agreements with several insurance companies such as PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas to cover losses that may arise from the damage and/or the loss of vehicles financed by the Company according to type of policies selected by the costumers. Under these agreements, the Company acts as the preferred loss payee.
l. Perusahaan tidak mengadakan kerjasama dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM).
l.
The Company does not enter into any agreement with Sole Agents (ATPM).
Pembatasan dan Kewajiban
Covenants
Atas perjanjian kerjasama yang dilakukan Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: - Memjaga Debt to Equity Ratio (DER) tidak melebihi atau sama dengan 10 (sepuluh) kali, atau - Menjaga Current Ratio tidak boleh kurang atau sama dengan 1 (satu) kali, atau - Menjaga persentase total pencadangan kerugian penurunan tidak boleh kurang dari 0,50% dari jumlah piutang pembiayaan konsumen.
On the cooperation agreement of the Company, the creditors generally entails restrictions and certain liabilities that should be met by the Company, which generally include the followings: - Maintain a Debt to Equity Ratio (DER) shall not exceed or equal to 10 (ten) times, or - Maintain the Current Ratio should no less than or equal to 1 (one), or - Maintain percentage of total allowance for impairment losses should no less than 0.50% of total consumer financing receivables.
Fasilitas-fasilitas pembiayaan tersebut dkenakan tingkat bunga per tahun yang berkisar antara 10,50% sampai 14,50% pada tahun 2011, 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2010, dan 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2009.
The above-mentioned financing facilities bear annual interest rates ranging from 10.50% to 14.50% in 2011, 11.50% to 15.50% in 2010 and 11.50% to 15.50% in 2009.
25. EARNINGS PER SHARE
25. LABA PER SAHAM Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan ratarata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang berjalan. 31 Maret/ March 2012 Laba tahun berjalan Rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba per saham dasar (nilai penuh)
Earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during current year.
31 Maret/ March 2011
106.810
101.336
760.339.281
760.339.281
Profit for the year The weighted average of outstanding shares
140
133
Basic earnings per share (full amount)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/86
Ekshibit E/86 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO
26. RISK MANAGEMENT
Pendahuluan dan gambaran umum
Introduction and general description
Perkembangan dunia multifinance yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas pembiayaan semakin mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapan manajemen risiko di Perusahaan pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal.
The development in multifinance industry followed with the improvement in complexity of financing activity has emphasized more on the importance of good corporate governance and a reliable risk management. Such both matters are important factors, which bring the investors’ attention assessing their investment targeting. Basically, the implementation of risk management within the Company had been done since the establishment of the Company, eventhough the Company was still using a conventional manner and keep improving in accordance with the recent development of internal and external circumstances.
Perusahaan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasional Perusahaan dan dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari, dengan empat tipe risiko utama: 1. Risiko kredit 2. Risiko pasar 3. Risiko pendanaan dan likuiditas 4. Risiko operasional
The Company realizes that risk is an integral part of its operational activity and can be managed practically and effectively day by day, with the following four particular risks: 1. Credit risk 2. Market risk 3. Funding and liquidity risk 4. Operational risk
Kerangka manajemen risiko
Framework of risk management
Pengelolaan risiko di Perusahaan mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan, yang didasarkan pada kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi Perusahaan.
Risk management within the Company includes overall scope of business activity within the Company, which based on the necessity of balance between business operational function and its risk management thereof. By means of proper risk management and policy, thus the risk management will become a strategic partner to the business in obtaining optimal outcome from the Company’s course of operation.
Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai, Perusahaan terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batasan transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh aktivitas lingkup usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya.
In the event of development of proper risk management, the Company keeps developing and increasing the integrated and comprehensive framework of risk management system and internal control structure, so that they are able to provide information as an early warning of any potential risk and accordingly, take appropriate actions to mitigate the risk. The framework of risk management is implemented under the form of policy, procedures, transactional limits, authorizations, and other rules as well as various risk management instruments applicable to all business activity. In order to ensure that the policy and procedures is in line with the current business development, evaluation is frequently carried out in accordance with the change in its risk parameter.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/87
Ekshibit E/87 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
26. RISK MANAGEMENT (Continued)
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
Framework of risk management (Continued)
Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut :
In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, in which could be described as follows:
1.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, yang mencakup: -
1.
Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala; Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portfolio secara berkala;
Active supervision by the Board of Commissioners and Directors, which includes: -
-
2.
Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko dalam melakukan fungsi pengawasan.
Kebijakan dan penerapan batasan
2.
Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan kondisi usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar, Ketentuan Umum dan Surat Keputusan Dewan Direksi, dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan terkait. Perusahaan juga menerapkan batasan persetujuan atau otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit. 3.
Identifikasi, pengukuran, pengawasan dan sistem informasi manajemen Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko, terutama risiko kredit dan operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen. Untuk menjamin ketersediaan data risiko yang terkini dan komprehensif, Perusahaan telah melakukan mengkonversi sistem operasi Perusahaan yang ada menjadi centralized system yang dikenal dengan CONFINS. Selain itu, Perusahaan juga melakukan implementasi sistem informasi business intelligence agar data atau informasi risiko dapat disediakan secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen atau pihak ketiga lainnya.
Approving and evaluating risk management policies on a regular basis; Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits and reviewing the quality of portfolio on a regular basis; Presence of Audit Committee and Risk Management Committee in carrying out their supervisory functions.
Policy and implementation limits The Company develops policies related to risk management, which are assessed periodically and aligned constantly to fit the most recent business situation. The policy is translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has policies concerning the level of authority on approval or authorization for both credit and noncredit transactions.
3.
Identification, measurement, management information system
monitoring,
and
The Company has a set of tools to identify, measure, and monitor risks, particularly the credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism. In order to ensure the availability of updated and comprehensive risk data, the Company had converted the existing operating system into a centralized system, which known as CONFINS. Moreover, the Company has also implemented business intelligence information system in order that data or risk information could be provided to the management or other third parties on a prompt and accurate manner.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/88
Ekshibit E/88 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
26. RISK MANAGEMENT (Continued)
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
Framework of risk management (Continued)
4. Pengendalian internal
4.
Perusahaan memiliki Departemen Audit Internal yang secara independen melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dari Departemen Audit Internal mencakup: -
-
-
Internal control The Company has the Internal Audit Division, which independently reports on process and results of assessment to the Board of Commissioners and Directors. The responsibility of the Internal Audit Division includes: - Providing assessment on the adequacy and effectiveness of all existing business process within the Company; - Conducting examination on compliance to the Company’s risk policies; - Reporting on significant issues related to the control activities within the Company, including potential improvements to these processes; and - Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal, system and procedures, and external auditor)
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari proses bisnis yang ada di dalam Perusahaan; Melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan risiko Perusahaan; Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian di dalam Perusahaan termasuk rekomendasi perbaikan yang potensial terhadap proses tersebut; dan Melakukan koordinasi strategis dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, hukum, sistem dan prosedur, dan audit eksternal).
Proses dan penilaian risiko
Process and risk assessments
Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit mengingat risiko yang dihadapi merupakan risiko individual yang melekat pada produk, transaksi maupun proses pada unit yang bersangkutan. Tugas utama dari Departemen Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan, melakukan pengukuran dan pelaporan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan Direksi.
Basically, risk management processes are carried out by each unit considering that the risk faced represents individual risks which are embedded into the products, transactions, as well as process in the related unit. The primary task of Risk Management Division is to determine policies and procedures as well as doing a series of processes of collecting, measuring, and reporting to the Board of Commissioners and Directors. The determination of risk management policies is carried out through approval process by the Board of Director.
1. Risiko Kredit
1.
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko utama Perusahaan, yaitu risiko yang timbul apabila konsumen tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
Credit risk is the main risk of the Company, that is the risk arising when the customer are not be able to fulfill its obligation in accordance with the agreement as agreed upon between the customer and the Company.
Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: • Diversifikasi portofolio menurut wilayah, sektor ekonomi dan industri, merk dan tipe barang. • Risk Adjusted Pricing Method, yaitu penetapan tingkat bunga pembiayaan berdasarkan risiko yang dihadapi, antara lain dinilai dari tingkat uang muka yang dibayar konsumen, usia kendaraan yang dibiayai, jenis penutupan asuransi yang dipilih dan lain sebagainya. • Adanya Key Performance Indicators (KPI) sebagai “early warning system” atas suatu masing-masing produk pembiayaan maupun kantor cabang. • Penanganan kontrak bermasalah yang dilakukan secara disiplin dan proaktif. • Analisa atas kualitas portofolio secara periodik dan tindakan preventif dan sanksi bagi cabang-cabang yang kualitas portofolionya tidak sesuai target.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: • Diversify the portfolio by region, economic sector and industry, brand and type of goods. • Risk Adjusted Pricing Method, namely setting the interest rate of financing based on the risks faced by, among others, assessed based on the level of advances paid by consumers, age of vehicles financed, type of insurance coverage selected and so forth. • The key performance indicators (KPI) as an “early warning system” of an individual loan products as well as branch offices. • Handling of problematic contracts in a discipline and proactive manner. • Analysis of portfolio quality through periodic and preventive actions and sanctions for branches whose quality of its portfolio is not on target.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/89
Ekshibit E/89 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi atas piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011:
Credit Risk (Continued) The following table sets out the total credit risk and risk concentration of consumer financing receivables and net investments in finance lease of the Company as of 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively:
31 Maret/ March 2012
31 Desember/ December 2011
1.242.240 3.741.761
1.084.706 3.665.863
Korporasi Perorangan
Tabel berikut menggambarkan eksposur maksimum risiko kredit atas seluruh aset keuangan yang dimiliki Perusahaan masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011:
Corporate Individual
The following table represents a maximum credit risk exposure to all financial assets of the Company as af 31 March 2012 and 31 December 2011, respectively:
31 Maret / March 2012
Korporasi/ Corporate Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang karyawan Aset keuangan derivatif - bersih
Ritel/ Retail
Lain-lain/ Others
Eksposur maksimum/ Maximum exposure
98.803 69.000 753.661 47.369
498.829 3.796.460 7.555 -
-
98.803 69.000 1.252.490 3.796.460 7.555 47.369
968.833
4.302.844
-
5.271.677
Cash and cash equivalent Time deposits Net investment in finance lease Consumer financing receivables Employee receivables Derivative financial assets - net
31 Desember / December 2011 Eksposur maksimum/ Korporasi/ Ritel/ Lain-lain/ Maximum Corporate Retail Others exposure Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang karyawan Aset keuangan derivatif - bersih
166.696 64.000 707.396 39.975
387.672 3.716.295 7.181 -
-
166.696 64.000 1.095.068 3.716.295 7.181 39.975
978.067
4.111.148
-
5.089.215
Cash and cash equivalent Time deposits Net investment in finance lease Consumer financing receivables Employee receivables Derivative financial assets - net
Eksposur diatas berdasarkan nilai tercatat bersih sebelum cadangan kerugian penurunan nilai yang sebagaimana dilaporkan di laporan posisi keuangan.
The exposures set out above are based on net carrying amounts before allowance for impairment losses as reported in the statements of financial position.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, jumlah eksposur maksimum berasal dari piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan.
As outlined above, the total maximum exposure is derived from consumer financing receivables and net investment in finance lease.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/90
Ekshibit E/90 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
Credit Risk (Continued)
31 Maret / March 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Jumlah/ Non impaired Impaired Total Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang karyawan Aset keuangan derivatif - bersih
98.803 69.000 753.661
47.369
498.829 3.796.460 7.555 -
98.803 69.000 1.252.490 3.796.460 7.555 47.369
968.833
4.302.844
5.271.677
-
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(
Cash and cash equivalent Time deposits Net investment in finance lease Consumer financing receivables Employee receivables Derivative financial assets - net
64.949 ) 5.206.728
31 Desember / December 2011 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Jumlah/ Non impaired Impaired Total Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang karyawan Aset keuangan derivatif - bersih
166.696 64.000 707.396
39.975
387.672 3.716.295 7.181 -
166.696 64.000 1.095.068 3.716.295 7.181 39.975
978.067
4.111.148
5.089.215
-
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(
Cash and cash equivalent Time deposits Net investment in finance lease Consumer financing receivables Employee receivables Derivative financial assets - net
60.794 ) 5.028.421
2. Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko yang terutama berkaitan dengan perubahan perubahan nilai suku bunga, nilai tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan, atau bertambahnya biaya modal Perusahaan
2.
Market Risk Market risk is the risk primarily due to changes in interest rates, exchange rates which could resulting in decrease in revenue, or increase in cost of capital of the Company.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/91
Ekshibit E/91 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Market Risk (Continued)
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan dalam bentuk maupun menggunakan mata uang asing, sementara seluruh utang Perusahaan dalam mata uang asing telah diproteksi dengan swap dalam jumlah dan tanggal jatuh tempo yang sama dengan utangnya. Dalam hal suku bunga, seluruh bunga yang dibebankan ke konsumen adalah suku bunga tetap (fixed interest rate), sementara utang yang diperoleh sebagian besar juga dalam suku bunga tetap dan hanya sebagian kecil utang dalam bentuk bunga mengambang (floating interest rate).
With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is mitigated to the minimum level. The Company has neither consumer financing nor finance lease business activity that denominated in foreign currencies, while all borrowings of the Company that denominated in foreign currencies have been protected by entering into swap transactions at amount and settlement date that similar to the borrowings thereof. In terms of interest rate, all interest rate charged to the customer is fixed interest rate, while most of the borrowings received bear fixed interest rate, and only a small portion the borrowings bear floating interest rate.
Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: • Liabilitas untuk mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing. • Melakukan penelaahan atas tingkat bunga pembiayaan yang dikaitkan dengan tingkat suku bunga pinjaman. • Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki harga pasar yang fluktuatif.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: • The requirement to cover risks of foreign exchange.
Tabel berikut ini menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mata uang yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko pasar pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011:
The following table summarizes the Company’s financial assets and liabilities which are grouped according to their currencies that shows the Company’s exposure on market risk as of 31 March 2012 and 31 December 2011:
USD (Nilai penuh)/ (Full amount)
• Perform review over the interest rate on financing associated with interest rate on borrowings. • Limiting exposure in the fluctuating market prices.
investment
that
has
31 Maret / March 2012 JPY (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp)
Aset Aset lain-lain
8.843
-
81
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
81
Total assets
78.402.778
-
719.738
Liabilities Fund borrowings
311.417 8.843
-
2.859 81
Accrued expenses Other payables
Jumlah liabilitas
78.723.038
-
722.678
Total liabilities
Liabilitas bersih Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing Eksposur bersih dalam mata uang asing
78.714.195
-
722.597
Net Liabilities
78.402.778 )
-
Liabilitas Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain
(
311.417
-
(
719.738) 2.859
Foreign Currency Swap transactions contract Net exposure in foreign currency
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/92
Ekshibit E/92 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Market Risk (Continued)
31 Desember / December 2011 USD JPY (Nilai penuh)/ (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) (Full amount) Equivalent (Rp) Aset Aset lain-lain
8.843
-
80
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
80
Total assets
89.736.111
-
813.727
Liabilities Fund borrowings
340.726 8.843
-
3.090 80
Accrued expenses Other payables
Jumlah liabilitas
90.085.680
-
816.897
Total liabilities
Liabilitas bersih Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing ( Eksposur bersih dalam mata uang asing
90.076.837
-
816.817
Net Liabilities
89.736.111 )
-
Liabilitas Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain
340.726
(
-
3.090
Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (cateris paribus) terhadap pendapatan pembiayaan konsumenbersih dan pendapatan sewa pembiayaan-bersih, pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011: 31 Maret/ March 2012 Pendapatan pembiayaan konsumen: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point) Pendapatan sewa pembiayaan: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
813.727)
Foreign Currency Swap transactions contract Net exposure in foreign currency
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all others variables held constant (cateris paribus), of the net consumer financing income and finance lease income, as of 31 March 2012 and 31 December 2011:
31 Desember/ December 2011
39.980
37.521
(39.980)
(37.521)
9.335
8.078
(9.335)
(8.078)
Consumer financing income: Increase in interest rate 1% (in 100 basis point) Decrease in interest rate 1% (in 100 basis point) Finance lease income: Increase in interest rate 1% (in 100 basis point) Decrease in interest rate 1% (in 100 basis point)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/93
Ekshibit E/93 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Berikut adalah rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut tingkat bunga yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap perubahan suku bunga pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011:
Market Risk (Continued) The following table summarizes the Company’s financial assets and liabilities categorized by interest rate to see the impact of changes in interest rates as of 31 March 2012 and 31 December 2011:
31 Maret / March 2012 Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months
3-36 bulan/ months
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months
3-12 bulan/ Months
1-2 tahun/ years
> 2 tahun/ years
Jumlah Total
Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih
-
-
-
-
98.803 69.000
Financial Assets Cash and cash equivalents Time deposits Investment in finance lease - net Consumer financing receivables - net
98.803 -
69.000
-
-
203.262
449.628
439.824
159.776
1.252.490
-
-
730.298
1.427.133
1.056.857
582.172
3.796.460
Jumlah aset keuangan
98.803
69.000
933.560
1.876.761
1.496.681
741.948
5.216.753 Total financial assets
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Utang obligasi Medium Term Notes
49.741 -
235.746 -
287.941 -
672.827 89.689 -
776.978 101.296 24.863
253.104 226.162 198.867
2.276.337 417.147 223.730
Financial Liabilities Fund borrowings Bonds payable Medium Term Notes
Jumlah liabilitas keuangan
49.741
235.746
287.941
762.516
903.137
678.133
2.917.214
Total financial liabilities
Bersih
49.062 (
166.746)
645.619
1.114.245
593.544
63.815
2.299.539
Net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/94
Ekshibit E/94 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Market Risk (Continued)
31 Desember / December 2011 Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months
3-36 bulan/ months
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months
3-12 bulan/ Months
1-2 tahun/ years
> 2 tahun/ years
Jumlah Total
Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih
166.696 -
64.000
-
-
-
-
166.696 64.000
Financial Assets Cash and cash equivalents Time deposits Investment in finance lease - net Consumer financing receivables - net
-
-
173.344
398.464
376.422
146.838
1.095.068
-
-
687.730
1.399.932
1.035.967
592.666
3.716.295
166.696
64.000
861.074
1.798.396
1.412.389
739.504
5.042.059 Total financial assets
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Utang obligasi
39.590 -
239.211 -
254.211 65.000
603.575 89.463
817.524 101.175
361.954 225.993
2.316.065 481.631
Financial Liabilities Fund borrowings Bonds payable
Jumlah liabilitas keuangan
39.590
239.211
319.211
693.038
918.699
587.947
2.797.696
Total financial liabilities
127.106 (
175.211)
541.863
1.105.358
493.690
151.557
2.244.363
Net
Jumlah aset keuangan
Bersih
3. Risiko Likuiditas
3.
Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan risiko terkait dengan kemampuan sumber dana Perusahaan untuk memenuhi liabilitasnya pada jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk associated with the ability of the Company to meet its obligations when they fall due.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: • Mendapatkan pinjaman dengan skedul pembayaran kembali pokok dan bunga yang sesuai dengan periode jatuh tempo piutang, sehingga tidak terjadi mis-match. • Menjaga agar posisi kas dan Perusahaan selalu dalam posisi likuid untuk mendukung aktivitas pembiayaan selama minimal 7 hari. • Memonitor posisi kas dan bank Perusahaan secara periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan maupun harian, guna memastikan agar selalu terdapat surplus kas yang memadai. • Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode tertentu lebih besar dibanding dengan utang yang jatuh tempo pada periode yang sama.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: • Obtaining borrowings with principal and interest repayment schedule that aligns with the original maturities of receivables, in order to prevent mismatch. • Maintaining the cash and bank position of the Company to remain in a liquid position in supporting the financing activities for at least 7 days. • Monitoring the cash and bank position of the Company in a regular basis, whether annualy, monthly, weekly or daily, to ensure that there is always sufficient cash surplus. • Manage to maintain the number of receivables due in a certain period keeps greater than the debts maturing matured in the same period.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/95
Ekshibit E/95 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
3.
Tabel berikut adalah rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut periode jatuh tempo yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011:
Liquidity Risk (Continued) The following table summarizes the Company’s financial assets and liabilities which are grouped according to their maturities that shows the Company’s exposure on liquidity risk as of 31 March 2012 and 31 December 2011:
31 Maret / March 2012 Tidak memiliki jatuh Tempo/ No maturity date
< 1 bulan /months
1-3 bulan /months
>3-12 bulan /months
1-3 tahun /years
> 3 tahun /years
Jumlah Total
47.369
Financial Assets Cash and cash equivalents Time deposits Investment in finance lease - net Consumer financing receivables - net Employee receivables Derivative financial assets
111.865
5.271.677
Total financial assets
3.140 -
2.276.337 417.147 223.730
Financial Liabilities Fund borrowings Bonds payable Medium Term Notes
Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih Piutang karyawan Aset keuangan derivatif - bersih Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Utang obligasi Medium Term Notes Beban yang masih harus dibayar Utang kepada dealer Utang premi asuransi Jumlah liabilitas keuangan Bersih
98.803 -
-
-
94.523
108.739
449.628
599.368
232
1.252.490
-
330.049 -
400.238 809
1.427.143 2.235
1.529.032 2.876
109.998 1.635
3.796.460 7.555
1.083
13.834
32.452
424.572
510.869
1.961.840
2.163.728
-
79.418 -
258.264 -
787.869 89.689 -
1.147.646 327.458 223.730
-
28.285 1.616 7.823
-
98.803
98.803 (
-
-
69.000
-
-
-
-
-
98.803 69.000
-
-
28.285 1.616 8.461
622
15
1
117.142
258.886
877.573
1.698.835
3.140
2.955.576
Accrued expenses Supplier payables Insurance payables Total financial liabilities
307.430)
251.983
1.084.267
464.893
108.725
2.316.101
Net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/96
Ekshibit E/96 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
3.
Liquidity Risk (Continued)
31 Desember / December 2011 Tidak memiliki jatuh Tempo/ No maturity date
< 1 bulan /months
1-3 bulan /months
>3-12 bulan /months
1-3 tahun /years
> 3 tahun /years
-
-
Jumlah Total
39.975
Financial Assets Cash and cash equivalents Time deposits Investment in finance lease - net Consumer financing receivables - net Employee receivables Derivative financial assets
125.690
5.089.215
Total financial assets
1.983 -
2.316.065 481.631
Financial Liabilities Fund borrowings Bonds payable
Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih Piutang karyawan Aset keuangan derivatif - bersih Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Utang obligasi Beban yang masih harus dibayar Utang kepada dealer Utang premi asuransi Jumlah liabilitas keuangan Bersih
92.078 -
-
74.618 -
64.000
-
75.602
97.743
398.463
523.240
20
1.095.068
-
290.073 -
397.657 841
1.399.931 1.793
1.504.719 2.792
123.915 1.755
3.716.295 7.181
1.386
7.523
31.066
365.675
572.245
1.871.710
2.061.817
-
75.729 65.000
218.071 -
717.435 89.463
1.302.847 327.168
-
27.091 2.184 6.968
-
176.972
218.187
806.898
1.630.043
1.983
2.834.083
Accrued expenses Supplier payables Insurance payables Total financial liabilities
188.703)
354.058
1.064.812
431.774
123.707
2.255.132
Net
92.078
92.078 (
-
116
4. Risiko Operasional
-
4.
28
166.696 64.000
-
-
27.091 2.184 7.112
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan sistem teknologi informasi, kesalahan karena faktor manusia, maupun kelemahan prosedur operasional dalam suatu proses. Risiko ini dapat menyebabkan terjadinya kerugian pada Perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja dan tingkat kesehatan Perusahaan.
Operational risk is the risk of loss due to system failure of information technology, errors due to human factors, weakness in operational procedures and process. These risks may cause harm to the Company and may affect the performance and soundness of the Company.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: • Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga proses bisnis dapat dan terkontrol secara sistem dan dimonitor dari waktu ke waktu. • Menyiapkan backup dan Disaster Recovery Plan yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas sistem aplikasi utama Perusahaan, baik dari sisi hardware dan software. • Menerapkan sistem audit kepatuhan yang berkelanjutan, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. • Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan sanksi yang tegas atas penyimpangan yang terjadi, sesuai dengan tingkat kesalahan yang ditemukan.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: • Implementing a centralized system in order that business processes can be controlled by the system and monitored from time to time. • Preparing backup and Disaster Recovery Plan that is sufficient whenever unexpected event or condition occur towards the Company’s major application systems, both in terms of hardware and software. • Implementing a sustainable compliance audit system, both in branch offices or headquarters. •
Implementing a clear code of conduct (SOP) and strict sanctions for irregularities that occurred, according to level of error identified.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/97
Ekshibit E/97 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. RISK MANAGEMENT (Continued)
26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
4. Risiko Operasional (Lanjutan)
4.
•
•
Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan sejak dini kepada karyawan, sehingga dapat menghindarkan/ mengurangi potensi penyimpangan. Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan serta adanya kesempatan untuk pengembangan karir.
Operational Risk (Continued) •
Promoting the Company's core values to employees since the early stage, so as to avoid/reduce the potential for irregularities.
•
Fair and transparent performance appraisal and opportunities for career development.
27. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
27. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
Fair value of financial assets and financial liabilities
Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasinya. Kebijakan akuntansi penting pada Catatan 2e menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) atas nilai wajar diakui.
Significant accounting policies in Note 2e describes how each category of financial assets and financial liabilities are measured and how revenue and expenses, including gains and losses (changes in fair value of financial instruments) in the fair value is recognized.
Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Demikian halnya dengan liabilitas keuangan telah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The classification of financial assets has been classified as financial assets measured at fair value through profit and loss, and loans and receivables. So with the financial liabilities has been classified as financial liabilities measured at amortized cost.
31 Maret / March 2012
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya Diukur pada perolehan Pinjaman yang diamortisasi/ nilai wajar melalui laporan diberikan dan Financial Jumlah nilai Liabilities laba rugi/ Fair piutang/ Loan tercatat/ Carrying value value through and measured at profit and loss receivables amortized cost amount
31 Maret / March 2012
Jumlah nilai wajar/ Fair value amount Financial assets
Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa Pembiayaan Piutang pembiayaan Konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya Aset lain-lain - bersih
-
98.803 69.000
-
98.803 69.000
98.803 69.000
-
1.242.240
-
1.242.240
1.242.240
-
3.741.761
-
3.741.761
3.741.761
-
47.369
47.369
Cash and cash Equivalents Time deposits Net investments in finance lease Consumer financing Receivables Derivative financial assets – net
-
131 7.555
131 7.555
Restricted deposits and Cash Other assets – net
47.369
-
131 7.555
Financial liabilities
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Utang obligasi Utang lain-lain
-
-
2.276.337
2.276.337
2.276.337
Fund borrowings
-
-
50.841 417.147 51.532
50.841 417.147 51.532
50.841 417.147 51.532
Accrued expenses Bonds payable Other payables
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/98
Ekshibit E/98 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
27. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan) 2011
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya Diukur pada perolehan nilai wajar Pinjaman yang diamortisasi/ melalui laporan diberikan dan Financial Jumlah nilai tercatat/ laba rugi/ Fair piutang/ Loan Liabilities Carrying value value through and measured at receivables amortized cost amount profit and loss
2011
Jumlah nilai wajar/ Fair value amount Financial assets
Aset keuangan
Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa Pembiayaan Piutang pembiayaan Konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya Aset lain-lain - bersih
-
166.696 64.000
-
166.696 64.000
166.696 64.000
-
1.084.706
-
1.084.706
1.084.706
-
3.665.863
-
3.665.863
3.665.863
-
39.975
39.975
Cash and cash Equivalents Time deposits Net investments in finance lease Consumer financing Receivables Derivative financial assets – net
-
130 7.181
130 7.181
Restricted deposits and Cash Other assets – net
39.975 -
130 7.181
Financial liabilities
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Utang obligasi Utang lain-lain
-
-
2.316.065
2.316.065
2.316.065
Fund borrowings
-
-
64.195 481.631 44.361
64.195 481.631 44.361
64.195 481.631 44.361
Accrued expenses Bonds payable Other payables
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value:
•
Nilai wajar kas dan setara kas, deposito berjangka, deposito dan kas yang dibatasi penggunaanya, beban yang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
•
The fair values of cash and cash equivalents, time deposits, restricted deposits and cash, accrued expenses and other payables approximate their carrying amounts largerly due to short-term maturities of these instruments.
•
Nilai wajar investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, aset lain-lain, pinjaman yang diberikan dan utang obligasi dinilai menggunakan arus kas yang didiskonto berdasarkan tingkat suku bunga efektif pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
•
The fair values of net investments in finance lease, consumer financing receivables, other assets, fund borrowings, and bonds payable are determined by discounting cash flows using the effective interest rate as of 31 December 2011 and 2010.
•
Nilai wajar aset keuangan derivatif dinilai berdasarkan harga pasar
•
The fair value of derivative determined by market value.
financial assets
is
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/99
Ekshibit E/99 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. LITIGASI
28. LITIGATION
Sebagai tindak lanjut dari Restrukturisasi Utang, Perusahaan telah melakukan eksekusi gadai saham sebanyak 210.192.912 saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Aryaputra Teguharta (APT) dan PT Ongko Multicorpora (OM) sebagai jaminan utang perusahaan-perusahaan Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar sesuai dengan Pledge of Shares Agreement (”Perjanjian Gadai Saham”). Perusahaan selanjutnya melakukan pengalihan dan pendistribusian saham-saham tersebut kepada kreditur dan pihak ketiga berdasarkan Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), dari APT dan OM, persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 serta Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Desember 2000 berdasarkan Surat No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST.
Following the Debt Restructuring, the Company had executed 210,192,912 shares that previously held by PT Aryaputra Teguharta (APT) and PT Ongko Multicorpora (OM) pledged as collateral of debt of the entities under the Ongko Group that had fallen due and had not been settled according to the Pledge of Shares Agreement. The Company was then transferred and distributed those shares to its creditors, the third parties based on Consent to Transfer and Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, both obtained from APT and OM, do the transfer and distribution of those shares to the creditors and third parties based on the Letter of Consent to Transfer (Consent to Transfer), and the approval from the Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000, and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 as ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000 based on the Letter No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST.
Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan eksekusi dan pengalihan saham tersebut di atas, APT mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, Direksi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat dalam restrukturisasi pinjaman Perusahaan yaitu The Law Debenture Trust Corporation p.l.c., The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland p.l.c., PT Ernst & Young dan Alwi Syahri selaku turut Tergugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam registrasi perkara No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2004. APT juga mengajukan permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap saham-saham Perusahaan.
Moreover, in connection with the above mentioned execution and transfer of shares, APT filed a lawsuit against the Company, the Directors of the Company and other several companies involved in the debt restructuring of the Company i.e. The Law debenture Trust Corporation Plc, The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland Plc, PT Ernst & Young and Alwi Syahri as the Defendants to the Central Jakarta District Court which filed under case registration No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST dated 14 April 2004. APT also applied for Confiscation (Conservatoir Beslag) of the shares of the Company.
Pada April 2003, Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan delegasi dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan Sita Jaminan atas saham-saham beberapa pemegang saham Perusahaan.
In April 2003, the bailiff of South Jakarta District Court as delegated by the Central Jakarta District Court confiscated the shares of a number of shareholders of the Company.
OM juga mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, The Law Debenture Trust Corporation p.l.c, Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dan APT selaku Turut Tergugat dalam registrasi perkara No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. tanggal 9 November 2004.
OM also filed a lawsuit against the Company, The Law Debenture Trust Corporation p.l.c, Bapepam (recently known as the Bapepam-LK) and APT as Co Defendant which filed under case registration No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. dated 9 November 2004.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM terhadap Perusahaan didasarkan pada alasan dan latar belakang yang sama yaitu sebagai berikut: 1. APT dan OM tidak pernah memberikan persetujuan sehubungan dengan pelaksanaan gadai saham Perusahaan. 2. Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2000, jangka waktu “Pledge of Shares Agreement” antara APT dan OM serta Perusahaan telah berakhir.
The lawsuit and/or the claim filed by APT and OM against the Company was based on the following reason and background: 1. APT and OM had never given a consent in relation to the execution of the pledged shares of the Company.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, APT dan OM menuntut pengembalian masing-masing sebanyak 111.804.732 dan 98.388.180 lembar saham Perusahaan, menuntut pembagian dividen masing-masing sebesar lebih kurang Rp 150.000 dan juga menuntut kerugian imaterial masingmasing sebesar USD 1 miliar (nilai penuh).
2.
That since 1 December 2000, the term of “Pledge of Shares Agreement” between APT and OM and the Company had ended.
Based on these reasons, APT and the OM demanded the return of 111,804,732 and 98,388,180 shares of the Company, respectively, demanding payment of dividend amounting to approximately Rp 150,000 and also requires immaterial compensation of USD 1 billion (full amount).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/100
Ekshibit E/100 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. LITIGASI (Lanjutan)
28. LITIGATION (Continued)
APT juga telah melaporkan Direksi Perusahaan kepada Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes POLRI) dengan tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan saham pada bulan Juni 2003 dan tuduhan melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaaan surat palsu pada bulan Februari 2006.
APT also reported the Board of Directors of the Company to the Headquarter of Indonesian National Police (Mabes POLRI) on charges of committing a crime of embezzlement of shares in June 2003 and charges of committing a crime and falsification or fraudulent use of a letter in February 2006.
Perkembangan Kasus – APT melawan Perusahaan
Case Progress – APT against the Company
Pada tanggal 14 April 2004, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan APT, tetapi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On 14 April 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of APT, however the Company and several other companies whose involved had also filed an appeal to the Jakarta High Court against such decision.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima Banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan No. 302/Pdt/ 2004/PT.DKI. jo. No.123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 1 September 2004 yang isinya antara lain menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi: 1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Perusahaan dan beberapa pembanding lainnya. 2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 14 April 2004, No. 123/Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the Company through Verdict No. 302/Pdt/2004/PT.DKI. jo. No. 123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 1 September 2004 which stating, among others, that the High Court : 1. 2.
Accepted the appeal filed by the Company and other parties involved. Overturned the Verdict of Central Jakarta District Court dated 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
Dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi menyatakan: 1. Menolak gugatan APT untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sita jaminan yang dilaksanakan jurusita pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan tidak sah dan tidak berharga oleh karenanya diperintahkan untuk diangkat.
In the principal of the case, the High Court stated that: 1. All of the lawsuit filed by APT were rejected. 2. The confiscation executed by the bailiff of the South Jakarta Disctrict Court over the pledge of shares held by several shareholders of the company was not legitimate and, accordingly, it was ordered to be cancelled.
APT mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung Republic Indonesia (MA) atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut.
APT then filed an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia (MA) against the above Verdict of the High Court.
MA melalui putusan No. 677K/PDT/2005 tertanggal 20 Juli 2005 telah menolak permohonan kasasi APT tersebut dengan menguatkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
MA through Verdict No. 677K/ PDT/2005 dated 20 July 2005, rejected the appeal filed by APT and upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/ PT.DKI dated 1 September 2004.
Selanjutnya, sebagai pelaksanaan dari Putusan MA tersebut, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah membatalkan atau mengangkat sita jaminan (conservatoir beslag) atas sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan, yang sebelumnya sita jaminan tersebut telah diletakkan atas permohonan pihak APT. Dengan adanya pembatalan atau pengangkatan sita jaminan (conservatoir beslag) tersebut, maka tidak ada lagi saham-saham Perusahaan yang disita jaminan sehubungan dengan kasus tersebut di atas.
Furthermore, as the implementation of the decision of MA, the Central Jakarta District Court and the South Jakarta District Court had cancelled the confiscation over the shares held by several shareholders of the Company, which previously applied by APT. Following the cancellation of the confiscation, there were no shares of the Company that is confiscated in relation to the above case.
APT mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada MA atas putusan MA dalam tingkat Kasasi tertanggal 20 Juli 2005 No. 677K/PDT/2005, yang telah menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
APT then requested for a Judicial Review against the Verdict of MA ruling favouring BFI of 20 July 2005 No. 677K/PDT/2005 which upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/PT.DKI dated 1 September 2004.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/101
Ekshibit E/101 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. LITIGATION (Continued)
28. LITIGASI (Lanjutan) Perkembangan (Lanjutan)
Kasus
–
APT
MA melalui Putusan No. 20 Februari 2007 menyatakan:
melawan
Perusahaan
240PK/PDT/2006
tanggal
1. Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, APT. 2. Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI No. 677K/Pdt/2005 tanggal 20 Juli 2005 jo. putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/Pdt/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 123/ Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst tanggal 14 April 2004.
Case Progress – APT against the Company (Continued)
MA through Verdict No. 240PK/PDT/2006 dated 20 February 2007 stated that: 1. 2.
Accepted the petition for Judicial Review requested by APT. Overturned the Verdict of MA No. 677K/Pdt/2005 dated 20 Juli 2005 jo. the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/Pdt/2004/PT.DKI dated 1 September 2004 jo. the Verdict of the Central Jakarta District Court No. 123/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst. dated 14 April 2004.
MA mengadili kembali yang pada pokoknya antara lain menyatakan Perusahaan dan Direksi Perusahaan dihukum untuk mengembalikan dan menyerahkan saham-saham APT kepada APT.
MA reopened the trial which decided against the Company and its Directors and ordered the return of the shares to APT.
Pada bulan Oktober 2007, APT telah mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk pelaksanaan Putusan PK tersebut di atas (Eksekusi). Selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan Surat Ketetapan No. 079/2007/EKS tanggal 5 Oktober 2007 yang mengabulkan permohonan APT dan memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melakukan Sita Eksekusi terhadap Saham-saham APT di tempat kedudukan Termohon Eksekusi yaitu Perusahaan dan Direksi Perusahaan.
In October 2007, APT requested the Chief of the Central Jakarta District Court to execute the verdict of the Judicial Review. Subsequently the Chief of the Central Jakarta District Court issued Declaration No. 079/2007/EKS dated 5 October 2007 which granted APT’s request and ordered the Registrar of the Central Jakarta District Court to take over the shares of APT at the domicile of the Company and its Board of Directors.
Sita Eksekusi telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Oktober 2007 telah mengeluarkan Penetapan Nomor Daft. No. 079/2007/EKS yang menetapkan antara lain: menyatakan bahwa pelaksanaan eksekusi perkara atas putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung-RI tanggal 20 Februari 2007 No. 240/PK/ PDT/2006 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 079/2007/EKS, tidak dapat dilaksanakan (Non-executable).
The confiscation had been executed by the bailiff of the Central Jakarta District Court and the bailiff of the South Jakarta District Court, and the Chief of the Central Jakarta District Court on 10 October 2007 through Declaration No. Daft. 079/2007/EKS, stated among others: The re-appeal on the Verdict of MA No. 240PK/PDT/2006 dated on 20 February 2007 under registration No. 079/2007/EKS at South Jakarta Distric Court, was Non-executable.
Atas Penetapan No. 079/2007/EKS tersebut APT mengajukan kembali permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan pembatalan Penetapan No. 079/2007/EKS dan melanjutkan eksekusi terhadap putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No. 240PK/PD/2006 tanggal 20 Februari 2007. Atas permohonan APT tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Suratnya No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 tanggal 3 Juli 2009 dan Suratnya No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 tanggal 15 Juli 2009 berpendapat bahwa tidak ada alasan bagi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk membatalkan Penetapan No.079/2007 Eks tentang Non-executable.
Based on the declaration No. 079/2007/EKS, APT refiled the request to the Central Jakarta District Court to execute the cancellation of the declaration No. 079/2007/EKS and to proceed with the execution toward the Verdict of appeal of the Supreme Court No. 240PK/PD/2006 dated 20 February 2007. Based on the APT appeal, the Central Jakarta District Court through its Letter No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 dated 3 July 2009 and its Letter No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 dated 15 July 2009 had opinionated that there was no reason for the Central Jakarta District Court to cancel the declaration No.079/2007 Eks regarding the Non-executable.
Terhadap tuduhan tindak pidana penggelapan saham maka melalui surat No. POL: S.Tap/37a/V/2004 tanggal 14 Mei 2004, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena alasan tindak pidana penggelapan dan penipuan saham yang dipersangkakan kepada Direksi Perusahaan bukan merupakan tindak pidana.
Towards the allegation of charges of committing a crime of embezzlement of shares Mabes POLRI, 14 May 2004 through the Decision Letter No. POL: S.Tap/37a/V/2004 dated 14 May 2004, suspended the investigation on such case vide letter which involved the Company’s Board of Directors.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/102
Ekshibit E/102 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. LITIGATION (Continued)
28. LITIGASI (Lanjutan) Perkembangan (Lanjutan)
Kasus
–
APT
melawan
Perusahaan
Case Progress – APT against the Company (Continued)
Demikian pula dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaan surat palsu maka melalui surat No. POL. S.Tap/61a/V/2009 tanggal 5 Mei 2009, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti.
Similarly, towards the allegation of charges of committing a crime of embezzlement of shares and falsification or fraudulent use of a letter Mabes POLRI, through letter No. POL. S.Tap/61a/V/2009, dated 5 May 2009, suspended the investigation as there was not enough evidence.
Perkembangan Kasus – OM melawan Perusahaan
Case Progress – OM against the Company
Pada tanggal 9 November 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan OM dalam Putusan No. 517/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst.
On 9 November 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of OM through Verdict No. 517/Pdt.G/ 2003/PN.Jkt.Pst.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 23 Maret 2005 No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No. 517/PDT.G/2003/ PN.JKT.PST.
The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the Company through Verdict No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 23 March 2005.
MA melalui putusan No. 1478K/PDT/2005 tertanggal 27 Oktober 2005 menolak permohonan kasasi OM dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI tanggal 23 Maret 2005.
MA through Verdict No. 1478K/PDT/ 2005 dated 27 October 2005, rejected the appeal filed by OM and upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No.60/PDT/PT.DKI dated 23 March 2005.
MA melalui Putusan No. 115PK/PDT/2007 tanggal 19 Juli 2007 menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, PT Ongko Multicorpora.
MA through Verdict No. 115PK/PDT/2007 dated 19 July 2007, rejected the petition for Judicial Review requested by Ongko Multicorpora.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM tersebut disebabkan oleh eksekusi gadai saham yang dijadikan jaminan atas utang-utang perusahaan Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar, serta pengalihan saham yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan “Pledge of Shares Agreement”, Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 yang telah disetujui oleh APT dan OM, dan Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 dalam rangka restrukturisasi utang Perusahaan yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 19 Desember 2000. Untuk itu manajemen berpendapat, perkara tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan operasional Perusahaan.
The above lawsuit and/or the claim filed by APT and OM was related to execution of shares pledged as collaterals of debt of the entities under the Ongko Group that had fallen due and had not been settled according to the Pledge of Shares Agreement, Consent to Transfer, Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, the resolution of the Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000 which had been approved by APT and OM, and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 in relation to the Company’s debt restructuring as ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000. As such, the management is of the opinion that the above cases will have no impact on the Company’s operational activities.
29. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
29. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD
Pada tanggal 20 Maret 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Commenwealth dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
On 20 March 2012, the Company entered into Credit Agreement with PT Bank Commenwealth with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the facility was 36 (thirty six) months from the drawdown date and secured by consumer financing receivables (Notes 6)
Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan belum melakukan pencairan pencairan pinjaman atas perjanjian kredit ini.
On 31 March 2012, the Company had not yet utilized the facility.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/103
Ekshibit E/103 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006)
30. FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS NO. 50 (REVISED 2006) AND SFAS NO. 55 (REVISED 2006)
Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2010.
The Company has adopted SFAS No. 50 (Revision 2006) and SFAS No. 55 (Revision 2006) prospectively since 1 January 2010.
Dalam menerapkan standar baru tersebut, Perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above new standards, the Company had identified the following transitional adjustments in accordance with Technical Bulletin No. 4 concerning the Transitional Provision for the First Adoption of SFAS No. 50 (Revision 2006) and SFAS No. 55 (Revision 2006) issued by the Indonesian Institute of Accountants.
Dampak transisi atas penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap laporan posisi keuangan awal Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini:
The impact of the transition to the SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) to the beginning balance of the Company’s statement of financial position as of 1 January 2010 are described in the following table:
Penyesuaian transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)/ Adjustment as a result of implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)
Dilaporkan Sebelumnya/ Previously reported Aset Cadangan kerugian penurunan nilai Aset pajak tangguhan Ekuitas Saldo laba
(
213.048)
27.100 (
121.078
(
793.094) (
31. STANDAR AKUNTANSI BARU
Setelah disesuaikan/ After adjusted (
17.169) 103.909) (
91.970)
Assets Allowance for impairment losses
9.931 897.003)
Deferred tax asset Equity Retained earnings
31. NEW ACCOUNTING STANDARD
Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan tetapi belum berlaku efektif adalah sebagai berikut:
Revised Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) issued by the Financial Accounting Standards Board (DSAK) until the completion of the financial statements of the Company but not yet effective are as follows:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
Effective on or after 1 January 2012:
a. PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai
a. SFAS No. 10, “The Effects of Changes in Foreign Exchanges Rate”, prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
Tukar Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
b. ISAK 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”, diterapkan terhadap entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya di dalam kegiatan usaha luar negeri dan berharap dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). Mengacu pada entitas induk dan laporan keuangan dimana aset neto dari kegiatan usaha luar negeri dimasukkan sebagai laporan keuangan.
b. IFAS No. 13, “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”, applies to an entity that hedges the foreign currency risk arising from its net investments in foreign operations and wishes to qualify for hedge accounting in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006). Refers to the parent entity and to the financial statements in which the net assets of foreign operations are included as financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/104
Ekshibit E/104 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
c. PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.
d. PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”.
e. PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.
f. PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”, mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.
31. NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued) c. SFAS No. 16 (Revised 2011), “Property, Plant and Equipment”, prescribes the accounting treatment for property, plant and equipment so that users of the financial statements can discern information about an entity's investment in its property, plant and equipment and the changes in such investment. The principal issues in accounting for property, plant and equipment are the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and the depreciation charges and impairment losses to be recognized in relation to them. d. SFAS No. 18 (Revised 2010), “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans”, establishes accounting and reporting by the plan to all participants as a group. This Standard complements PSAK No.24 (Revised 2010) “Employee Benefits”. e. PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, establishes the accounting and disclosure for employee benefits. f. SFAS No. 30 (Revised 2011), “Leases”, prescribes, for lessees and lessors, the appropriate accounting policies and disclosure to apply in relation to leases which applies to agreements that transfer the right to use assets even though substantial services by the lessor may be called for in connection with the operation or maintenance of such assets.
g. PSAK
No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksitransaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
g. SFAS No. 46 (Revised 2010), “Accounting for Income Taxes”, prescribe the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
h. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan:
h. SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, establish principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
i. PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.
j. PSAK No. 55
(Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
i.
SFAS No. 53 (Revised 2010), “Share-based Payment”, specify the financial reporting by an entity when it undertakes a share-based payment transaction.
j. PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, establishes principles for recognising and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. Requirements for presenting information about financial instruments are in SFAS No. 50 (Revised 2010): Financial Instruments: Presentation. Requirements for disclosing information about financial instruments are in SFAS 60: Financial Instruments: Disclosures.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit E/105
Ekshibit E/105 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE THREE MONTHS PERIOD ENDED 31 MARCH 2012 AND 2011, AND YEAR ENDED 31 DECEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
k. PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”, menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
l. PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risikorisiko tersebut.
m. ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
n. ISAK No. 20 “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham” berkaitan dengan bagaimana suatu entitas dapat memperhitungkan konsekuensi pajak atas suatu perubahan dalam status pajaknya atau para pemegang sahamnya.
31. NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued) k. SFAS No. 56 (Revised 2011), “Earning per Share”, prescribed principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity. l.
SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”, requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for the financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
m. IFAS No. 15, “SFAS No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”, provides guidance on how to assess the limit on the amount of surplus in a defined scheme that can be recognized as an asset under SFAS No. 24 (Revised 2010), ”Employee Benefits”. n. ISAK No. 20, “Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”, prescribes how an entity should account for the tax consequences of a change in its tax status of that of its shareholders.
o. ISAK No. 23, “Sewa Operasi-Insentif”.
o. IFAS No. 23, “Operating Leases-Incentives”.
p. ISAK No. 24, ”Evaluasi Substansi beberapa Transaksi
p. IFAS No. 24, “Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease”.
yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa”.
q. ISAK No. 25, ”Hak atas Tanah”.
q. IFAS No. 25, “Land Rights”.
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar, Interpretasi dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
The Company is currently evaluating and has not determined the impact of the Standards, Interpretation and revocation of standards and the new revised its financial statements.