PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk L A P O R A N K E U A N G A N/ FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER 2010/31 DECEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)/ (With Comparative Figures in 2009) DAN/AND LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
153
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009)
DAFTAR ISI
CONTENTS
Directors’ Statement
Pernyataan Direksi Ekshibit/ Exhibit Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Keuangan
Financial Statements
Neraca
A
Balance Sheets
Laporan Laba Rugi
B
Statements of Income
Laporan Perubahan Ekuitas
C
Statements of Changes in Shareholders’ Equity
Laporan Arus Kas
D
Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan
E
Notes to Financial Statements
154
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
155
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
156
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
157
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NERACA 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit A PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk BALANCE SHEETS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2010
2009
ASET KAS DAN SETARA KAS INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Piutang sewa pembiayaan – setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 9.154 pada tanggal 31 Desember 2010 (2009: 40.954) PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 64.115 pada tanggal 31 Desember 2010 (2009: 172.094) Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ASET PAJAK TANGGUHAN - Bersih ASET TETAP – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 72.326 pada tanggal 31 Desember 2010 (2009: 59.331) ASET KEUANGAN DERIVATIF DEPOSITO DAN KAS YANG TERBATAS PENGGUNAANNYA ASET LAIN-LAIN - Bersih JUMLAH ASET
ASSETS 334.479
2d,i,3,10 2d,h,k,m,4
511.442
167.261 2d,h,l,m,5,10
2.793.652
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Third parties Related parties
8.159
6.337
2w,12d
27.100
2d,t,8,10
12.102
DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS
2d,i,u,7,10
1.076
RESTRICTED CASH AND DEPOSITS
2d,j,m,n,t,9,22
48.653
OTHER ASSETS - Net
2.392.980
TOTAL ASSETS
127 60.447
DEFERRED TAX ASSETS - Net
PROPERTY AND EQUIPMENTS - net of accumulated depreciation of Rp 72,326 as of 31 December 2010 54.864 (2009: 59,331)
2o,6
5.584
NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES Finance lease receivables net of allowance for impairment losses of Rp 9,154 as of 31 December 2010 (2009: 40,954)
1.908.006 2j, 22
144.972
CASH AND CASH EQUIVALENTS
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES Consumer financing receivables – net of allowance for impairment losses of Rp 64,115 as of 31 December 2010 (2009: 172,094)
13.051
3.870.091
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
158
165.759
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk N E R A C A (Lanjutan) 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
Exhibit A/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk BALANCE SHEETS (Continued) 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2009 LIABILITIES AND SHAREHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN Pinjaman yang diterima Utang pajak Beban yang masih harus dibayar Cadangan imbalan kerja Utang dividen Utang obligasi – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi sebesar Rp 849 pada tanggal 31 Desember 2010 Utang lain-lain Jumlah Kewajiban
1.592.513 21.412 72.513 10.228 456
159.151 72.968
2d,p,t,u,10 2w,12a 2d,u,13 2r,20 2d,19
656.663 25.357 74.549 10.911 43.538
2d,q,11 2d,u
47.792
LIABILITIES Fund borrowings Taxes payable Accrued expenses Allowance for employee benefits Dividends payable Bonds payable – net of unamortized bond issuance cost of Rp 849 as at 31 December 2010 Other payables
858.810
Total Liabilities
1.929.241
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham Modal dasar – 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 760.339.281 saham pada tahun 2010 dan 2009 Tambahan modal disetor – agio saham Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
3.000 793.094
SHAREHOLDERS’ EQUITY Share capital – par value Rp 500 (full amount) per share Authorized – 1,000,000,000 shares Issued and fully paid 760,339,281 shares in 2010 and 2009 Paid-in capital in excess of par value Retained earnings Appropriated Unappropriated
6.000 1.196.774
Ekuitas – Bersih
1.940.850
1.534.170
Shareholders’ Equity – Net
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3.870.091
2.392.980
TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDERS’ EQUITY
380.170 357.906
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
14 14,28 30 19
380.170 357.906
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
159
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit B PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit B PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
Catatan/ Notes
2009
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Bunga Lain-lain
660.782 69.580 13.200 178.369
2d,j,l,s,17,22 2d,k,s,17 2d,15 2d,o,6,17
618.865 49.079 28.828 212.818
REVENUES Consumer financing Finance lease Interest Others
Jumlah Pendapatan
921.931
909.590
Total Revenues
BEBAN Umum dan administrasi 296.452 2n,o,q,r,s,6,18 249.626 Keuangan 144.730 2d,p,q,s,u,16 180.132 Pemasaran 17.646 2s 12.985 Kerugian penurunan nilai 158 2d,h,k,l,4,5 75.000 (Laba) rugi selisih kurs - bersih ( 4) 2u ( 54 ) Kerugian (keuntungan) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif - bersih 40 2t,u ( 165 )
EXPENSES General and administrative Financing Marketing Impairment losses (Gain) loss on foreign exchange – Net Loss (gain) from changes in fair value of financial instrument derivative - net
Jumlah Beban
459.022
517.524
Total Expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
462.909
392.066
PROFIT BEFORE INCOME TAX
77.260 13.438
INCOME TAX EXPENSES Current Deferred
BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2w 12c 12d
97.238 3.594
Jumlah Beban Pajak Penghasilan
100.832
90.698
Total Income Tax Expenses
LABA BERSIH
362.077
301.368
NET PROFIT
396
EARNING PER SHARE Basic (expressed in full amount of Rupiah)
LABA PER SAHAM Dasar (dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
2x,19 476
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
160
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit C
Exhibit C PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN SHAREHOLDERS’ EQUITY YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
Modal sahamditempatkan dan disetor penuh/ Share capitalissued and fully paid up
Saldo pada tanggal 31 Desember 2008 Dividen tunai tahun 2008 Dividen tunai interim tahun 2009
380.170
19
19
30
30
Dividen tunai tahun 2009
19
Laba bersih tahun Berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
619.421
1.357.497
19
Balance as of 31 December 2008
-
-
(
81.356 ) (
81.356 )
Cash dividends for year 2008
-
-
-
(
43.339 ) (
43.339 )
Interim cash dividends for year 2009
-
-
-
-
380.170
Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 setelah penyesuaian terkait penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum
-
Jumlah ekuitas Bersih/ Total shareholders’ equity Net
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009 Penyesuaian terkait dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
357.906
Saldo laba / Retained earnings Telah Belum ditentukan ditentukan penggunaannya penggunaannya Appropriated Unappropriated
19
Laba bersih tahun 2009 Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum
Tambahan modal disetoragio saham/ Paid-in capital in excess of par value
-
3.000 ( 357.906
-
380.170
3.000
357.906
-
-
-
-
380.170 Catatan 14/ Note 14
-
897.003 (
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
1.534.170
6.000
1.196.774
Balance as of 31 December 2009
103.909
Adjustment as a result of first adoption of SFAS 55 (Revised 2006)
1.638.079
Balance as of 1 January 2010 after first adoption of SFAS 55 (Revised 2006)
59.306 ) (
3.000 )
Net income for year 2009 Appropriation of retained earnings for general reserve
-
59.306 )
362.077
3.000 ( 357.906
301.368
103.909
3.000
-
3.000 ) 793.094
-
-
-
301.368
362.077
Cash dividends for year 2009 Net income for the current year Appropriation of retained earnings for general reserve
1.940.850
Balance as of 31 December 2010
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
161
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit D
Exhibit D
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
( (
3.712.134 12.584 249.223 318.878 ) ( 4.154.659 ) (
3.405.888 29.465 212.806 227.011 ) 1.972.058 )
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Proceeds from financing transactions Proceeds from interest Net proceeds from other operating activities Payment for general and administrative expenses Payments for new financing transactions
Arus kas (untuk) dari aktivitas operasi sebelum pembayaran pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan
( (
499.596 ) 102.054 ) (
1.449.090 101.567 )
Cash flows (for) from operating activities before payment of income tax Payment of income tax
Arus kas bersih (untuk) dari aktivitas operasi
(
601.650 )
1.347.523
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset tetap
(
1.519 105.026) (
1.276 12.777 )
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sale of property and equipments Acquisitions of property and equipments
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
(
103.507 ) (
11.501 )
Net cash flows for investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari transaksi pembiayaan Penerimaan pendapatan bunga Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran untuk transaksi pembiayaan baru
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari: Pinjaman yang diterima Penjualan dan pengalihan piutang Utang Obligasi Pembayaran atas: Pinjaman yang diterima Angsuran atas penjualan dan pengalihan piutang Bunga Pokok obligasi Pembelian kembali obligasi Dividen kas Pembayaran biaya emisi obligasi Deposito dan kas yang terbatas penggunaannya untuk pembayaran kembali pinjaman
1.610.112 246.756 160.000
80.000 163.568 -
(
734.041 ) (
1.068.706 )
( (
161.700 ) ( 144.215 ) ( ( ( 102.388 ) ( 1.593 )
359.059 ) 128.359 ) 105.500 ) 94.500 ) 81.331 ) -
( (
946
114.863
Net cash flows (for) from operating activities
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from: Fund borrowings Sold and transfer of receivable Bonds payable Payments of: Fund borrowings Installment on sold and transferred of receivables Interest Bonds principal Bonds buy back Cash dividends Payment for bonds issuance cost Restricted cash and deposits from (for) repayment of borrowings
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan
873.877 (
1.479.024)
Net cash flows from (for) financing activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS
168.720 (
143.002)
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
165.759
315.083
PENGARUH BERSIH ATAS PERUBAHAN KURS PADA KAS DAN SETARA KAS DALAM MATA UANG ASING
-
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
334.479
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
162
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
(
6.322) 165.759
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR NET EFFECT OF CHANGES IN FOREIGN EXCHANGE RATES ON CASH AND CASH EQUIVALENTS DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY CASH AND CASH EQUIVALENT AT END OF YEAR
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M a. Pendirian Perusahaan
Exhibit E PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1. GENERAL a. Establishment of the Company
PT BFI Finance Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta No. 57 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2091HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No. 116 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, Tambahan No. 4195.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia by his Decision Letter No. C2-2091HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102 dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Articles of Association has been amended for several time, which one of the amendment was made by the Notarial deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta concerning the change of the Company’s name from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia through his Decision Letter No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001 and was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April 2002, Supplement No. 4195.
Selanjutnya, Anggaran Dasar Perusahaan seluruhnya telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 44 tanggal 7 Mei 2008, yang dibuat dihadapan Aulia Taufani S.H., pengganti dari Sutjipto S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang telah disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah memperoleh Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU31192-AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 9 Juni 2008 serta telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 7 tanggal 23 Januari 2009, Tambahan No.1945. Anggaran Dasar Perusahaan kembali diubah seluruhnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.120 tanggal 12 Juni 2009, yang dibuat di hadapan Aulia Taufani S.H., pengganti dari Sutjipto S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang telah disesuaikan dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
Subsequently, Articles of Association has been amended entirely based on The Deed of Statement Decision Change Articles of Association based on Notarial deed No. 44 dated 7 May 2008 of Aulia Taufani S.H, a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the changes of the Company’s Articles of Association that has been adjusted to conform with the Law No. 40 year 2007 about the Limited Company that was approved by the Minister of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-31192AH.01.02 year 2008, dated 9 June 2008 and has been published in the State Gazette No.7 dated 23 January 2009, Supplement No.1945 and The Deed of Statement Decision Change Articles of Association based on Notarial Deed No.120 dated 12 June 2009 of Aulia Taufani S.H., a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, with regard the changes of the Company’s Articles of Association that has been adjusted to conform with the regulation issued by The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No.IX.J.1 regarding the principle of Company’s Article of Association that conduct a public offering of shares and Public Company.
163
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/2
Exhibit E/2
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1. U M U M (Lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued) a. Company’s Establishment (Continued)
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17425 tanggal 12 Oktober 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0066161. AH.01.09 Tahun 2009 tanggal 12 Oktober 2009.
The Articles of Association amendment was accept and record on System Administration Minister of Justice and Human Rights database No. AHUAH.01.10-17425, dated 12 October 2009 and was registered in Corporate List No. AHU-0066161. AH.01.09 Year 2009, dated 12 October 2009.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang terakhir dilakukan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.250 tanggal 22 April 2010, yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan tentang maksud dan tujuan Perusahaan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, yang menguraikan secara rinci dari Bidang Usaha Pembiayaan. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0066287. AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, akta perubahan tersebut sedang dalam proses pencetakan Berita Negara Republik Indonesia.
The latest Articles of Association has been amended based on The Deed of Statement Decision Change Articles of Association Notarial deed No.250 dated 22 April 2010 of Aulia Taufani, S.H., a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the changes of the Company’s Articles of Association Art 3 about the regulation issued by The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No.IX.J.1, regarding the principle of Company’s Article of Association that conduct a public offering of shares and Public Company which described detail of multi finance activities. the respective amended deed has received approval from the Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia and published in the State Gazette No.AHU-0066287.AH.01.09.Year 2010, dated 2 September 2010. Up to the date of completion of these financial statements, deed of these changes is in process of printing in State Gazette of the Republic of Indonesia.
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982 yang telah diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/ 1990 tanggal 23 April 1990.
The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance based on its Decision Letter No. KEP-038/KM.11/ 1982 dated 12 August 1982 has been amended by Decision Letter No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990.
Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengamandemen ijin usaha Perusahaan melalui Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-038/KM.5/2006. Dengan adanya amandemen ini, ijin usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas Finance Indonesia Tbk berlaku surut sejak adanya persetujuan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk dari Instansi yang Berwenang melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001.
On 20 February 2006, the Minister of Finance of Republic of Indonesia has amended Company’s license through its Decision Letter No. KEP-038/ KM.5/2006. With this amendment, the previous licence granted for PT Bunas Finance Indonesia Tbk applied for retroactively since the approval regarding the changes of name from PT Bunas Finance Indonesia Tbk becoming PT BFI Finance Indonesia Tbk of the Regulatory Body which is the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia through its Decision Letter No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001.
164
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/3
Exhibit E/3
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1. U M U M (Lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued) a. Company’s Establishment (Continued)
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut:
According to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of activities of the Company comprises of financing activities in the form of funds or capital goods covering the following areas:
a. b. c. d.
a. b. c. d.
Sewa pembiayaan Pembiayaan konsumen Anjak piutang Usaha kartu kredit
Finance lease Consumer financing Factoring of accounts receivable Credit card
Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Perusahaan berlokasi di MNC Tower (dahulu Menara Kebon Sirih), Lantai 25, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta.
Currently, the Company is engaged in leasing and consumer financing activities. The Company’s registered office is located at the MNC Tower (formerly Menara Kebon Sirih), 25th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan mempunyai 103 kantor cabang dan 18 gerai, 76 kantor cabang pada tanggal 31 Desember 2009, yang berlokasi, antara lain, di Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar dan Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982.
As of 31 December 2010, the Company has 103 branches and 18 outlets, 76 branches as of 31 December 2009, which are located in, among others, Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar and Tangerang. The Company started its commercial operations in 1982.
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital
Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 2.125.000 sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham melalui bursa efek di Indonesia dengan harga penawaran sejumlah Rp 5.750 (nilai penuh) per saham. Pada tahun 1993, Perusahaan melakukan penawaran tambahan sejumlah 8.500.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama melalui bursa efek di Indonesia. Seluruh saham Perusahaan telah terdaftar pada bursa efek di Indonesia.
In 1990, the Company conduct an initial public offering of its 2,125,000 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share through the stock exchanges in Indonesia at the offering price of Rp 5,750 (full amount) per share. In 1993, the Company listed an additional of 8,500,000 shares with the same par value per share through the stock exchanges in Indonesia. All of the Company’s outstanding shares are listed in the stock exchanges in Indonesia.
165
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/4
Exhibit E/4
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1. U M U M (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 8 April 1993, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 10 (sepuluh) saham yang dimiliki, sejumlah 1.062.500 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal yang sama, para pemegang saham juga menyetujui untuk menerbitkan saham bonus dengan dasar 17 (tujuh belas) saham baru untuk setiap 20 (dua puluh) saham yang dimiliki, sejumlah 9.934.668 saham dengan nilai nominal yang sama. Pada tanggal 22 Januari 1994, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 3 (tiga) saham yang dimiliki, sejumlah 7.207.390 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham.
On 8 April 1993, the shareholders agreed to distributed share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 10 (ten) shares held totaling 1,062,500 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share. On the same date, the shareholders also agreed to issue bonus shares on the basis of 17 (seventeen) new shares for every 20 (twenty) shares held totaling 9,934,668 shares with the same par value. On 22 January 1994, the shareholders agreed to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 3 (three) shares held totaling 7,207,390 shares with a nominal value of Rp 1,000 (full amount) per share.
Berdasarkan suratnya No. S-639/PM/1994 tanggal 18 April 1994, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembagan Keuangan (BAPEPAM-LK) menyatakan efektifnya penawaran umum terbatas pertama (I) Perusahaan sejumlah 28.829.558 saham dengan harga penawaran sejumlah Rp 1.500 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 1 (satu) saham baru.
The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) by its letter No. S-639/PM/1994 dated 18 April 1994 approved the first rights issue of the Company’s shares on a 1 (one) for 1 (one) basis totaling 28,829,558 shares at an offering price of Rp 1,500 (full amount) per share.
Selanjutnya, berdasarkan suratnya No. S-71/PM/ 1997 bertanggal 17 Januari 1997, BAPEPAM-LK menyatakan efektifnya penawaran umum terbatas kedua Perusahaan sejumlah 115.318.232 saham dengan harga penawaran Rp 1.000 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 2 (dua) saham baru.
Further, in its letter No. S-71/PM/1997 dated 17 January 1997, BAPEPAM-LK approved the second rights issue of the Company’s shares on the basis of 2 (two) new shares for every 1 (one) shares held totaling 115,318,232 shares at an offering price of Rp 1,000 (full amount) per share.
Pada tanggal 17 Juni 1997, para pemegang saham menyetujui perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 500 (nilai penuh) per saham, dimana hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah modal saham Perusahaan dari 172.977.348 saham menjadi 345.954.696 saham.
On 17 June 1997, the shareholders agreed to change the par value per share from Rp 1,000 (full amount) to Rp 500 (full amount), which resulting in the increase in number of the Company’s share capital from 172,977,348 shares to 345,954,696 shares.
Dalam rangka restrukturisasi utang, para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa para Pemegang Saham tanggal 27 Januari 2000 menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bonds atau Obligasi Wajib Konversi (MCB) yang wajib dikonversikan menjadi 414.384.585 saham Perusahaan.
Relating to debt restructuring, the shareholders in Extraordinary General Meeting of Shareholders held on 27 January 2000 had agreed to issue the Mandatory Convertible Bonds (MCB) converted into 414,384,585 Company’s shares.
166
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/5
Exhibit E/5
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1. U M U M (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada bulan Mei 2006, seluruh MCB telah dikonversi menjadi total 414.384.585 saham sehingga jumlah modal saham Perusahaan adalah sejumlah 760.339.281 saham (Catatan 14).
On May 2006, all of MCB had been converted into ordinary shares amounted to 414,384,585 shares resulting a totaled of outstanding number of the Companys’ share capital amounted to 760,339,281 shares (Note 14).
Sesuai dengan surat No. S-3960/BL/2007 tanggal 7 Agustus 2007, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) menyatakan efektifnya pernyataan pendaftaran obligasi Perusahaan dengan nama Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2007 dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,50% per tahun untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) in its letter No. S-3960/BL/2007 dated 7 August 2007 approved the first right statement of registration Company’s Bond on behalf Obligasi BFI Finance Indonesia in 2007 by nominal value Rp 200,000 bears fixed interest rate at 12.50% per annum for the period of 2 (two) years.
Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 16 August 2009, the Company has paid all of outstanding principal Bonds BFI Finance Indonesia Year 2007 With Fixed Interest Rate which due on the same date.
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No.S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebanyakbanyaknya Rp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesar Rp 160.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 15 April 2010.
On 8 January 2010, the Company has obtained the approval of Bapepam-LK by mail No.S-94/BL/2010 the Public Offering of BFI Finance Indonesia Bond II Year 2009 with Fixed Rate, with a total principal offering of up to Rp 200,000 longest period of 24 months from the date of issuance. On 18 January 2010, bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a number of final issuance of Rp 160,000. The bonds interest is paid on every 3 (three) months since 15 April 2010.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
c. Boards of Employees
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Commissioners,
Directors
and
As of 31 December 2010 and 2009, the composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors are as follows:
2010/2009 Dewan Komisaris Presiden Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris
: : : :
Johanes Sutrisno Rudy Capelle Alfonso Napitupulu Richard Andrew Deitz
: : : :
Board of Commissioners President Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Francis Lay Sioe Ho Yan Peter Wangkar Cornellius Henry Kho
: : :
Directors President Director Director Director
167
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/6
Exhibit E/6
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1. U M U M (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued) Direksi
dan
Karyawan
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Komite Audit adalah sebagai berikut: 2010 Komite Audit Ketua Anggota
2.
: Johanes Sutrisno : Stefanus Ginting Dani Firmansyah
c. Boards of Commissioners, Employees (Continued)
Directors
and
As of 31 December 2010 and 2009, the composition of the Company’s Audit Committee are as follows: 2009 Johanes Sutrisno: Stefanus Ginting : Hariadi Widiarta
Audit Committee Chairman Member
Gaji dan imbalan kompensasi lainnya yang diberikan kepada direksi dan dewan komisaris Perusahaan berjumlah masing-masing sebesar Rp 37.240 dan Rp 31.876 pada tahun 2010 dan 2009.
Salaries and other compensation benefits of the Company’s directors and board of commissioners totaled Rp 37,240 and Rp 31,876 in 2010 and 2009, respectively.
Perusahaan mempekerjakan 1.774 dan 1.468 pegawai tetap serta 1.880 dan 887 karyawan tidak tetap masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Tidak diaudit).
As of 31 December 2010 and 2009, the Company employs a total member of 1,774 and 1,468 permanent employees and 1,880, and 887 nonpermanent employees, respectively (Unaudited).
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang diterapkan Perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
The accounting and reporting policies adopted by the Company conform with the generally accepted accounting principles in Indonesia, which comprise of the Statements of Financial Accounting Standards (SFAS). The followings are significant accounting policies that were applied consistently in the preparation of the financial statements:
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
a. Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan, dimana sesuai, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas akrual, kecuali dinyatakan secara khusus.
The financial statements were prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia and, where applicable, the Capital Market Supervisory Board (Bapepam) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” as included in the Appendix of the Decree of the Chariman of Bapepam No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000. The financial statements were prepared under the historical costs concept and on the accrual basis, unless otherwise stated.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the financial statements are rounded to and expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
168
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/7
Exhibit E/7
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Penyertaan Saham
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) b. Investment in Shares
Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20% atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka investor dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20% suara, dianggap investor tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya.
If an investor holds, directly or indirectly through subsidiaries, 20% or more the voting power of the investee, it is presumed that the investor does have significant influence. Conversely, if the investor holds, directly or indirectly through subsidiaries, less than 20% of the voting power of the investee, it is presumed that the investor does not have significant influence. A substantial or majority ownership by another investor does not necessarily preclude an investor from having significant influence. If the investor has significant influence, the investment in the investee should be recorded under the equity method. Conversely, if the investor does not have significant influence, the investment should be recorded under the cost method.
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan nilai tercatat ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi.
Under the equity method, the investment is initially recorded at cost and the carrying amounted is increased or decreased to recognize the investor’s share of the profits or losses of the investee after the date of acquisition. Profit distributions (except stock dividends) received from an investee reduce the carrying amount of the investment.
Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan proporsional investor pada investee yang timbul dari perusahaan dalam ekuitas investee yang belum diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aset tetap, perbedaan dalam penjabaran valuta asing dan dari penyesuaian atas selisih yang timbul dari penggabungan usaha.
Adjustments to the carrying amount may also be necessary for alterations in the investor’s proportionate interest in the investee arising from changes in the investee’s equity that have not been includes in the statements of income. Such changes include those arising from the revaluation of property and equipments, foreign exchange transaction differences and the adjustment of differences arising from business combinations.
Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telah timbul kewajiban atau investor melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
If an investor’s share of losses in an associate equals or exceeds the carrying amount of the investment, the investment shall be reported at zero value. Subsequent losses will be accrued by the investor if a liability has arisen or the investor pays the associate’s liabilities guaranteed by the investor. If the associate subsequently reports profit, the investor will recognize profit only after its share of the profit equals the share of net losses that had not been recognized.
169
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/8
Exhibit E/8
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
b. Investment in Shares (Continued)
Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh investee setelah tanggal perolehan.
Under the cost method, an investor records its investment in the investee at cost. The investor recognizes profit only to the extent that it receives profit distribution (except stock dividends) from the accumulated net profits of the investee arising subsequent to the date of acquisition by the investor.
Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 tentang “Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi.”
Dividends received in excess of such profits are considered as a recovery of investment and are recorded as a reduction of the cost of the investment in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 15 regarding “Accounting for Investment in Associates.”
Investasi di perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan pembatasan yang ketat dalam jangka panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan dana kepada investor. Investasi di perusahaan asosiasi juga dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek.
An investment in an associate is accounted for using the cost method when it operates under severe long-term restrictions that significantly impair its ability to transfer funds to the investor. Investments in associates are also accounted for using the cost method when the investment is acquired and held exclusively with a view to its disposal in the near future.
Investor menghentikan penggunaan ekuitas sejak tanggal dimana:
metode
The investor discontinues the use of the equity method from the date that:
1. Investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dalam perusahaan asosiasi tetapi menahan, seluruh atau sebagian investasinya; atau 2. Penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai sebagaimana dijelaskan pada paragraf di atas.
1. It ceases to have not significant influence in an associate but retains, either in whole or in part, its investment; or 2. The use of the equity method is no longer appropriate as stated in above paragraph.
Pada saat penghentian penggunaan metode ekuitas, jumlah investasi yang terbawa pada tanggal tersebut diperlakukan sebagai biaya.
At the time of equity method discontinuance, the carrying amount of the investment at that date is there after regarded as cost.
Penyertaan saham merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Bunas Multi Finance (BMF) dengan persentase kepemilikan sebesar 20%. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diaktakan dengan akta notaris No. 115 tanggal 27 Juni 2001 dari Aulia Taufani, S.H., Notaris pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah memberikan persetujuan untuk melakukan divestasi penyertaan Perusahaan pada BMF. Namun demikian, divestasi belum dapat dilaksanakan karena belum memperoleh persetujuan dari pemegang saham mayoritas BMF.
Investment in shares represents the cost of the Company’s 20% - equity investment in PT Bunas Multi Finance (BMF). Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders which was covered by Notarial deed No. 115 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta the shareholders have given their approval to divest the Company’s investment in BMF.
170
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/9
Exhibit E/9
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
b. Investment in Shares (Continued)
Sejak tahun 1998, karena bagian Perusahaan atas rugi bersih BMF telah melebihi jumlah tercatat penyertaannya, oleh karenanya investasi diakui sebesar jumlah tercatat sebesar nihil dan sejak itu Perusahaan tidak lagi mengharapkan adanya pemulihan dari penyertaan tersebut.
Since 1998, the Company’s share in the net losses of BMF had exceeded the carrying value of the related investments, thus the investment was written down to zero, and since then, the Company does not expect any recoveries from the said investment.
Pada tanggal 15 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Pengumuman No. Peng-197/MK.5/2006 telah membekukan seluruh kegiatan operasional BMF. Namun demikian, Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan usaha maupun memberikan garansi apapun terhadap BMF.
On 15 February 2006, the Minister of Finance of Republic of Indonesia has suspended all the operational activity of BMF, an associated company which was stated on announcement letter No. Peng-197/MK.5/2006. Nevertheless the Company has no more businness linkage nor made any guarantee for the suspended company.
c. Penggunaan Asumsi
Pertimbangan,
Estimasi,
dan
c. Use of Judgements, Estimates and Assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, kewajiban, komitmen dan kontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles, requires management to make estimates and assumptions that affect the assets, liabilities, commitments and contingencies reported. Due to the element of uncertainty inherent in making estimates could cause actual results reported in future periods differ from those estimates.
Pertimbangan profesional dan signifikan adalah sebagai berikut:
Professional considerations estimates are as follows:
(1)
estimasi
yang
Nilai wajar atas instrumen keuangan Jika nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tercatat pada neraca tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukkan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
(1)
and
significant
Fair value of financial instrument If the fair value of financial assets and financial liabilities recorded on the balance sheet is not available in an active market, fair value is determined using various valuation techniques including the use of mathematical models. Suggestion (input) for this model comes from market data that can be observed throughout the data available. When observable market data are not available, management consideration is necessary to determine the fair value. Management considerations include considerations such as liquidity and volatility feedback model for derivative transactions and long term discount rate, the early termination rate and assumption for default rate.
171
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/10
Exhibit E/10
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Penggunaan Pertimbangan, Asumsi (Lanjutan)
Estimasi,
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) dan
(2) Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan telah menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal neraca untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Perusahaan membuat justifikasi tentang situasi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan cadangan perubahan kerugian penurunan nilai tersebut di masa mendatang. d. Aset dan Kewajiban Keuangan
c. Use of Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) (2)
Impairment of loans and receivables The Company has reviewed loans and receivables at each balance sheet date to assess whether impairment should be recognized in the income statement or not. In particular, justification by management is required to estimate the amount and timing of future cash flows when determining impairment. In the estimation of cash flows, the Company makes the justification of the financial condition of borrowers and net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, as reflected in changes in reserves of changes in these impairment losses in the future.
d. Financial Assets and Liabilities
Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1998), “Akuntansi Investasi Efek tertentu”.
The Company adopted SFAS No. 55 (Revised 2006), “Financial Instrumens: Recognition and Measurement” and SFAS No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” with effect from 1 January 2010, which superseded SFAS No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivatives and Hegding Activities” And SFAS No. 50 (Revised 1998), “Accounting for Investments in Certain Securities”, respectively.
Dampak Penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 30.
The effect of first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006) and SFAS No. 50 (Revised 2006) is described in Note 30.
(i) Aset keuangan
(i) Financial assets
Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, pinjaman kepada karyawan, deposito kas yang terbatas penggunaannya, dan aset keuangan derivatif.
172
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
The Company's financial assets consist of cash and cash equivalents, net investment in lease financing, consumer finance receivables, loans to employees, restricted cash deposits, and derivative financial assets.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/11
Exhibit E/11
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued)
Sejak tanggal 1 Januari 2010, perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (1) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan (2) pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi tersebut tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Since 1 January 2010, the Company classifies its financial assets in the following categories of (1) financial assets at fair value through profit and loss, and (2) loans and receivables. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
(1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(1)
Financial assets at fair value through profit or loss.
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two subcategories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Company as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
Financial instruments included in this category are recognized initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value are included directly in the statement of income and are reported respectively as “Gains / (losses) from changes in fair value of financial instruments”.
173
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/12
Exhibit E/12
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan) (1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (1) Financial assets at fair value through profit or loss (Continued)
Perusahaan pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut: • penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul, atau • aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen inti berdasarkan nilai wajar, atau • aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
The Company designates certain financial assets upon initial recognition as at fair value through profit or loss (fair value option). This designation cannot subsequently be changed. According to SFAS No. 55 (Revised 2006), the fair value option is only applied when the following conditions are met:
Untuk mengurangi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan, opsi nilai wajar digunakan untuk piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, piutang dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laporan laba rugi.
To reduce accounting mismatch, the fair value option is applied to certain loans and receivables that are hedged with credit derivatives or interest rate swaps but for which the hedge accounting conditions are not fulfilled. The loans would have been otherwise accounted for at amortized cost, whereas the derivatives are measured at fair value through profit or loss.
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured instrument termasuk derivatif melekat.
The fair value option is also applied to investment funds that are part of a portfolio managed on a fair value basis. Furthermore, the fair value option is applied to structured instruments that include embedded derivatives.
174
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
•
the application of the fair value option reduces or eliminates an accounting mismatch that would otherwise arise or
•
the financial assets are part of a portfolio of financial instruments which is risk managed and reported to senior management on a fair value basis or the financial assets consists of debt hist and an embedded derivatives that must be separated.
•
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/13
Exhibit E/13
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan) (2) Pinjaman yang diberikan dan piutang
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (2)
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
(a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
a) those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
(b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual;
b) those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or
(c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
c) those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengukuran pinjaman yang diberikan dan piutang setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.
At initial recognition, the Company’s loans and receivables are measured at fair values plus transaction costs that are directly attributable to the acquisition of loans and receivables. The subsequent measurement of loans and receivables depends on their classification.
175
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/14
Exhibit E/14
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan) (2) Pinjaman yang diberikan dan piutang (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (2)
Loans and receivables (Continued)
Biaya transaksi hanya meliputi biayabiaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pemberian suatu pinjaman maupun perolehan piutang dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman maupun piutang tersebut tidak diperoleh. Dalam halnya piutang, biaya transaksi ditambahkan pada atau dikurangkan dari jumlah yang diakui pada awal pengakuan piutang, dan diamortisasi selama umur piutang tersebut dengan menggunakan suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari ‘pendapatan pembiayaan konsumen’ atau pendapatan sewa pembiayaan’. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diamortisasi tetapi diakui dan dicatat secara langsung sebesar jumlah biaya transaksi tersebut di laporan laba rugi dan bukan merupakan bagian dari piutang dan pinjaman yang diberikan tersebut.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of loans or receivables and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan or receivables had not been acquired or issued. In the case of receivables, transaction costs are added to or deducted from the amount recognized initially, and amortized over the terms of the receivables base don the effective interest method and are recorded as part of ‘consumer financing income’ or ‘finance lease income’. Prior to 1 January 2010, such transaction costs for loans and receivables provided were not amortized, but recognized and recorded directly for such amount of transaction costs in profit and loss, and were not part of the receivables and such other loan provided.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”
In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of income as “Allowance for Impairment Losses”.
(ii) Kewajiban keuangan
(ii) Financial liabilities
Kewajiban keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar, utang obligasi, dan utang lainlain.
The Company's financial liabilities consist of fund borrowings, accrued expenses, bonds payable and other payables.
Perusahaan mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities in the category of financial liabilities measured at amortized cost.
176
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/15
Exhibit E/15
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (ii) Kewajiban keuangan (Lanjutan) Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Biaya transaksi dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima pada awal pengakuan pinjaman, dan diamortisasi selama umur pinjaman yang diterima dengan menggunakan suku bunga efektif dan hasil amortisasinya dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diterima dicatat pada akun ‘aset lain-lain’ (bukan merupakan bagian dari pinjaman yang diterima), kemudian biaya transaksi tersebut diamortisasi secara garis lurus selama umur pinjaman yang diterima dan hasil amortisasinya dicatat sebagai ‘beban keuangan’ di laporan laba rugi. e. Penentuan Nilai Wajar
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (ii) Financial liabilities (Continued) After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of loan received and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized. Transaction costs are deducted from the amount of loan received at the initial recognition, and amortized over the term of the loan received using the effective interest method and the amortization result are recorded as part of ‘financing expenses’. Prior to 1 january 2010, such transaction costs for loan received were recorded in ‘other assets’ account (was not include as part of loan received), further the transaction costs were amortized using straight line basis based on term of that loans and their amortization results were recorded as ‘financing expenses’ in statement of income. e. Fair Value Estimation
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Company measure the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
177
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/16
Exhibit E/16
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Penentuan Nilai Wajar (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. Fair Value Estimation (Continued)
Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Perusahaan, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan.
If a market for a financial instrument is not active, Company establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transaction between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instrument that are substantially the same, discounted cash flow analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to Company, incorporates all factors that market participants would consider in setting price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments, inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi tertutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables includes only data from observable markets. When transaction price provides the best evidence of fair value at initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from valuation model is subsequently recognized in the statement of income depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Perusahaan dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Perusahaan yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustment to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
178
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/17
Exhibit E/17
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) f. Penghentian Pengakuan
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) f. Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist, or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards have been transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the company are recognized as assets or liabilities separately.
Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company stopped the recognition of financial liabilities are derecognized when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Dalam transaksi di mana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In a transaction where the Company has substantially no or did not transfer all the risks and rewards of ownership of financial assets, the Company terminate the recognition of such assets, if the company no longer has control over those assets. The rights and obligations arising or that still exists in the transfer are recognized separately as assets or liabilities. In transfers where control over the assets still owned, the Company continued to recognize the transferred assets in the amount of involvement that is sustainable, where the level of sustainability of the Company in the transferred assets amounted to changes in the value of the transferred assets.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan, dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Perusahaan menentukan bahwa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan keuangan konsumen sehingga konsumen tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau konsumen atau unit yang dibiayai tidak dapat ditemukan atau dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan agunan diperkirakan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan.
Companies write off any outstanding consumer finance receivables and net investment in finance leases, and reserves related to impairment losses, when the Company determines that the consumer finance receivables and net investment in finance leases can not be billed. This decision was taken after consideration of information such as the occurrence of significant changes to the financial ability of consumers so that consumers no longer can pay the loan, or consumer or units being financed can not be found or is controlled by third party or the sale of collateral is not expected to be sufficient to pay the entire exposure consumer finance receivables and net investment in finance leases.
179
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/18
Exhibit E/18
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) g. Saling Hapus Instrumen Keuangan
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) g. Offsetting Financial Instrument
Aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan kewajiban secara simultan.
Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the balance sheet when, and only when, the Company has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultanneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
h. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan adalah sebagai berikut: (i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
h. Impairment of Financial Assets Starting 1 January 2010, the accounting policy for impairment of financial assets are as follows: (i) Financial assets carried at amortized cost
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a ‘loss event’) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The criteria that the Company uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include:
(a)
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
(a) significant financial difficulty of the issuer or obligor;
(b)
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;
(b) a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments;
180
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/19
Exhibit E/19
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Impairment of Financial Assets (Continued)
(i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
(i) Financial assets carried at amortized cost (Continued)
(c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak memiliki kesulitan tersebut; (d) terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
(c) the lender, for economic or legal reasons relating to the borrower’s financial difficulty, granting to the borrower a concession that the lender would not otherwise consider;
(f)
dapat diobservasi data yang mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: (1) memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan (2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
(d) it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or other financial reorganization; (e) the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or (f) observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including: (1) adverse
changes in the payment status of borrowers in the portfolio; and (2) national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portfolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by the management for each identified portfolio.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Company firstly assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.
181
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/20
Exhibit E/20
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Impairment of Financial Assets (Continued)
(i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
(i) Financial assets carried at amortized cost (Continued)
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of income. If a loan or held-tomaturity investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi bebanbeban untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets by being indicative of the debtors’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
182
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/21
Exhibit E/21
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Impairment of Financial Assets (Continued)
(i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
(i) Financial assets carried at amortized cost (Continued)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows of the assets in the group and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the group. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Estimasi terhadap perubahan arus kas masa datang dari kelompok aset harus mencerminkan dan memiliki arah yang konsisten dengan perubahan data terkait yang dapat diobservasi dari satu periode ke periode berikutnya. Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi arus kas masa datang dikaji ulang secara berkala oleh Perusahaan untuk mengurangi perbedaan antara taksiran jumlah kerugian dengan jumlah kerugian aktualnya.
Estimates of changes in future cash flows for group of assets should reflect and be directionally consistent with changes in related observable data from period to period. The methodology and assumptions used in estimating future cash flows are reviewed periodically by the Company to reduce the difference between the estimated amount of loss with the amount of actual loss.
Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
When the consumer finance receivables and net investment in finance lease accounts uncollectable, accounts receivable written off by reverse journal of reserve impairment losses. Credits can be written off after all necessary procedures have been performed and the amount of the loss has been determined. Impairment expense related to consumer finance receivables and net investment in finance leases are classified accounts into the "Allowance for Impairment Losses".
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
If, on the next period, the amount of impairment loss decreases and the reduction can be related objectively to events occurring after the impairment loss is recognized, then the impairment loss previously recognized must be restored, by adjusting the reserve account. Total recovery of financial assets are recognized in statement of income.
183
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/22
Exhibit E/22
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penurunan (Lanjutan)
Nilai
dari
Aset
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Keuangan
h. Impairment of Financial Assets (Continued)
(i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
(i) Financial assets carried at amortized cost (Continued)
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapus-bukukan sebelumnya, jika pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan, sedangkan jika setelah tanggal neraca dikreditkan sebagai pendapatan lainlain.
Later Receipt on loans that have been writtenoff before, if on the current year, is credited by adjusting the reserve account, while if after the balance sheet date is credited as other revenues.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menentukan penurunan nilai Piutang Pembiayaan Konsumen dan Investasi Neto Sewa Pembiayaan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang tak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, the Company determined the impairment of consumer financing receivables and net investment in direct financing leases based on a periodic review of the status of individual receivable accounts at the end of year. Uncolllectible receivables will be write off when they are pledged to be uncollectible by the management of the Company. The recoverable amount of the written off-receivables is recognized as other income at the time the income is earned.
i. Kas dan Setara Kas
i. Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. j. Transaksi dengan Pihak-pihak Mempunyai Hubungan Istimewa
yang
For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and deposits that mature within 3 (three) months from the date of acquisition, as long as the are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. j. Transactions with Related Parties
Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
In these financial statements, the term related parties is used as defined in SFAS No. 7 regarding “Related Party Disclosures”.
Transaksi dan saldo dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.
Transactions and balance of accounts with related parties, which were made under the sam as well as different terms and condisition with non-related parties, are disclosed in the financial statements.
184
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/23
Exhibit E/23
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Akuntansi untuk Sewa
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) k. Accounting for Leases
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Based on SFAS No. 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases.
Dalam sewa pembiayaan, perusahaan, sebagai lessor, mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi neto sewa pembiayaan. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.
Under a finance lease, the company, as a lessor, shall recognize assets held under a finance lease in its balance sheets and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in direct financing lease. Lease payment receivable is treated as repayment of principal and finance income. The recognition of finance income shall be bassed on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company‘s net investment in the finance lease.
Dalam sewa operasi, Perusahaan, sebagai lessor, mengakui aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negoisasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontijen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa. Bila sebagai lessee, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
Under an operating lease, the company, as a lessor, shall present assets subject to operating leases in its balance sheets according to the nature of the asset. Initial direct cost incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term on the same basis as rental income. Contigent rents, if any, are recognized as revenue in the periods in which they are earned. Lease income from operating leases shall be recognized as income on a straight-line basis over the lease term. If as a lesse, the company recognized lease payments as an expense on a straight-line basis over the lease term.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, investasi neto sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Starting 1 January 2010, the net investment in direct financing leases are classified as loans and receivables. See Note 2d for the accounting policy of loans and receivables.
185
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/24
Exhibit E/24
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Akuntansi untuk Sewa (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) k. Accounting for Leases (Continued)
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, dalam investasi neto sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
Prior to 1 January 2010, the net investment in direct financing leases, lessor shall recognize assets held under a finance lease in their balance sheets and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in direct financing lease.
Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan.
The recognition of financing income shall be based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the lessor’s net investment in the finance lease.
l. Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen
l. Accounting for Consumer Financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama di mana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse) dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are stated at their outstanding balance less the portion of joint financings where the credit risk is assumed by joint financing providers in accordance with the financing portion (without recourse) and the allowance for impairment losses.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination of a contract is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year’s statement of income at the date of transaction.
Pembiayaan Bersama
Joint Financing
Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan konsumen tanpa jaminan (without recourse) dan pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di neraca secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama (without recourse) disajikan secara bersih di laporan laba rugi. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana Perusahaan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di neraca secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi.
Joint financing consist of with and witout recourse joint financing to end-user consumers. The consumer financing receivables under joint financing where each party assumes the credit risk according to the risk portion (without recourse) are stated at net amount in the balance sheet. Consumer financing income and interest expense related to without recourse joint financing are stated at net amount in the statement of income. Consumer financing receivable under joint financing where the Company assume the credit risk (with recourse) are stated at gross amount in the balance sheet. The consumer financing income and interest expense related to with recourse joint financing are stated at gross amount in the statement of income.
186
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/25
Exhibit E/25
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Akuntansi (Lanjutan)
untuk
Pembiayaan
Konsumen
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) l. Accounting for Consumer Financing (Continued)
Pembiayaan Bersama (Lanjutan)
Joint Financing (Continued)
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama yaitu Bank. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Bunga”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customer than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers which is the Company. The difference is recognized as revenue and disclosed as “Interest Income”.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Starting 1 January 2010, Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. See Note 2d for the accounting policy of loans and receivables.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen disajikan bersih setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, Consumer financing receivables are stated net of unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah pembayaran angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan jumlah pokok pembiayaan, akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen pada tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.
Unearned income on consumer financing, which is the excess of aggregate installment payments collectible from the customers over the cost of the financed assets, is recognized as income over the terms of the respective agreements at a constant periodic rate of return on the consumer financing receivables.
Piutang pembiayaan konsumen yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah dan pendapatan pembiayaan konsumen diakui pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis). Pada saat piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah, pendapatan pembiayaan konsumen yang telah diakui tetapi belum tertagih dibatalkan pengakuannya.
Consumer financing receivables which are installments are overdue for more than 90 days are classified as non-performing receivables and the related consumer financing income is recognized only when it is actually collected (cash basis). When the consumer financing receivables are classified as non-performing, any consumer financing income recognized but not collected is reversed.
187
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/26
Exhibit E/26
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m. Agunan yang Diambil Alih
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) m. Repossessed Collateral
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dan invetasi neto sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih setelah dikurangi estimasi beban pelepasan. Selisih lebih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang tidak dapat ditagih dengan nilai bersih agunan diambil alih yang dapat direalisasi tersebut dibebankan pada cadangan kerugian penurunan nilai.
Repossessed collateral acquired in conjunction with settlement of loans are stated at their net realizable value, less allowance for losses. Net realizable value is the fair value of the repossessed collateral after deducting the estimated costs of disposal. The excess between uncollectible loans balance and net realizable value of the repossessed collateral is charged to allowance for impairment losses.
Jaminan yang diambil alih merupakan bagian dari aset lain-lain.
Collateral that is taken over will become a part of other assets.
Beban-beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saat terjadinya.
Expenses in relation with the acquisition and maintenance of those assets are charged as incurred.
Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan dari agunan diambil alih diakui sebagai laba atau rugi pada saat penjualan agunan diambil alih, dan diakui sebagai “pendapatan lain-lain” dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.
The difference between the carrying value and the proceeds from the sale of repossessed collateral is recognized as gain or loss at the time of sale, and recognized as “other revenues” in the statement of income for the period.
n. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing beban yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. o. Aset Tetap
n. Prepaid Expenses Prepaid expenses are charged to operations over the periods benefited using the straight-line method. o. Property and Equipments
Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Company uses the cost model for property and equipments measurement.
Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Directly acquired property and equipments are stated at cost, excluding day-to-day servicing, less accumulated depreciation and any impairment value, if any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biayabiaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of property and equipments consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use.
188
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/27
Exhibit E/27
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
o. Aset Tetap (Lanjutan)
o. Property and Equipments (Continued)
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such costs are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed on a straight-line basis over the property and equipment’s useful lives as follows:
Masa manfaat/ Useful lives Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor
20 tahun/year 5 5 5 5
Building Office equipment Transportation equipment Furniture and fixtures Leasehold improvements
Tanah tidak disusutkan, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak atas tanah di tangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode hak atas tanah tersebut.
Land is not depreciated, the costs incurred in connection with obtaining the rights of land and amortized using the straight-line method over the period the rights of land.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. When assets are sold or retired, the cost and related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts. Any gains or loss arising from derecognition of property and equipment (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the item) is included in the statement of income in the year the item is derecognized.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The asset’s residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.
189
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/28
Exhibit E/28
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) o. Aset Tetap (Lanjutan) Aset dalam penyelesaian dan perangkat lunak dalam pengembangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. p. Pinjaman yang Diterima
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) o. Property and Equipments (Continued) Asset in progress and software under development are stated at cost and presented as part of the property and equipment. The accumulated cost will be reclassified to the appropriate property and equipment account when the installation is substantially completed and the asset is ready for its intended use. p. Funds Borrowing
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari berbagai bank dan institusi keuangan, termasuk fasilitas joint financing with recourse. Fasilitas joint financing with recourse disajikan secara gross, yaitu sebanyak pinjaman yang diberikan kepada konsumen dan pinjaman yang diterima dari bank dicatat dalam nilai penuh dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Borrowings represent funds received from various bank and financial institutions, including joint financing facilities with recourse. Joint financing facilities with recourse are presented gross, i.e loans granted to customers and borrowings received from banks are recorded at their full amount with repayment obligations in accordance with the terms of the agreement.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Starting 1 January 2010, borrowings are classified as financial liabilities which are measured by amortized cost. Additional costs that are directly attributable to the acquisition loans are deducted from total borrowings. See Note 2d for the accounting policy on financial liabilities measured at amortized cost.
Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima dinyatakan sebesar biaya perolehan.
Prior to 1 January 2010, borrowings are stated at cost.
q. Utang Obligasi
q. Bonds Payable
Obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Beban emisi obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi obligasi untuk menentukan hasil emisi bersih obligasi tersebut.
Bonds issued are presented at nominal value net of unamortized discounts. Bond issuance costs in connection with the bonds issuance are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of bonds issuance to determine the net proceeds of the bonds issued.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
Prior to 1 January 2010, the discounts are amortized over the period of the bonds using the straight-line method.
190
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/29
Exhibit E/29
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) q. Utang Obligasi (Lanjutan) Sejak tanggal 1 Januari 2010, utang obligasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihat Catatan 2d). r. Cadangan Imbalan Kerja
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) q. Bonds Payable (Continued) Since 1 January 2010, bonds payable are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the bonds using the effective interest method (see Note 2d).
r. Allowance for Employee Benefits
Cadangan imbalan kerja dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah kewajiban imbalan pascakerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
Allowance for employee benefits is calculated as the present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method.
Ketika imbalan kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan kerja menjadi milik karyawan (vested). Porsi imbalan kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan.
When the benefits of a plan change, the portion of increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to the statement of income on a straight-line basis over the average service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately, the expenses is recognized immediately in the statement of income for the period.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai kini kewajiban imbalan kerja pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expenses when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benfits obligation at that date. These gains or losses arte recognized on a straightline basis over the expected average remaining working lives of the employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized.
s. Pengakuan Pendapatan dan Beban Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.
s. Revenue and Expenses Recognition Starting 1 January 2010, interest income and expense for all interest bearing financial instruments are recognised within ‘interest income’ and ‘interest expense’ in the statement of income using the effective interest method.
191
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/30
Exhibit E/30
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) s. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) s. Revenue and Expenses Recognition (Continued)
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa mendatang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh biaya transaksi yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Group estimates cash flow considering all contractual term of the financial instrument (for example, prepayment options, call option and other similar options) but does not consider future credit losses. The calculation includes all fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums discounts.
Biaya transaksi merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau kewajiban keuangan.
Transaction costs are additional charges that are directly attributable to the acquisition, issuance or disposal of financial assets or financial liabilities.
Biaya tambahan merupakan biaya yang tidak akan terjadi apabila Perusahaan tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.
Additional costs are costs that would not occur if the Company does not obtain, publish or otherwise dispose of financial instruments.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognised using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
Pendapatan pembiayaan konsumen Perusahaan disajikan bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik Perusahaan atau pihak lain sehubungan dengan transaksi-transaksi penerusan pinjaman, pembiayaan bersama, anjak piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang.
The Company’s consumer financing income is presented net of with consumer financing income belonged to the Company in related with channeling transactions, joint financing cooperations, factoring, and the appointment as manager of accounts receivable.
192
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/31
Exhibit E/31
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) s. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) s. Revenue and Expenses Recognition (Continued)
Pada umumnya pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas biaya komisi dealer dan subsidi dealer diakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas beban komisi dan subsidi dealer diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Income resulted from excess insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy dealer are generally recognised on an accrual basis when the service has been provided. Gain from excess insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy dealer recognised as an adjustment to the effective interest rate of the loan and receivables.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengakui pendapatan atas sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen sebagaimana yang dijelaskan masing-masing pada Catatan 2k dan 2l. Beban diakui pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, the Company recognizes revenue on finance lease and consumer financing as explained in Notes 2k and 2l. Expenses are recognized when these are incurred.
Untuk pendapatan Perusahaan yang diakui berdasarkan cash basis antara lain: pendapatan atas penjualan piutang portofolio dengan metode valuasi diskonto, administrasi dan pendapatan denda.
For Company’s revenue that is recognized based on cash basis is such as: revenue from sale of portfolio receivable by discount valuation, administration and penalty income.
Pendapatan selisih premi asuransi diakui berdasarkan accrual basis yaitu pada saat terjadinya penutupan asuransi.
Income resulted from excess insurance premiums are recognized based on accrual basis when the incurred of closing insurance.
Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani.
Administration income is recognize when the consumer financing agreement signed of.
t. Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai
t. Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities
Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai kewajiban apabila memiliki nilai wajar negatif.
Derivatives are initially recognised at fair value on the date which a derivative contract is entered into and are subsequently remeasured at their fair values. Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when fair value is negative
Beberapa derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya, diperlakukan sebagai derivatif yang terpisah apabila karakteristik ekonomi dan risiko tidak berkaitan erat dengan kontrak utamanya dan kontrak utamanya tidak dicatat sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan perubahan pada nilai wajarnya. Derivatif yang melekat dihitung secara terpisah pada nilai wajar, dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika Perusahaan memilih untuk menetapkan hybrid contracts pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Certain embedded derivatives in other financial instruments, such as the conversion option in a purchased convertible bond, are treated as separate derivatives when their economic characteristics and risks are not closely related to those of the host contract and the host contract is not carried at fair value, with changes in fair value recognised in the statement of income unless the Company chooses to designate the hybrid contracts at fair value through profit or loss.
193
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/32
Exhibit E/32
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t. Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) t. Accounting for Derivative Instruments Hedging Activities (Continued)
and
Metode pengakuan keuntungan atau kerugian perubahan nilai wajar tergantung apakah derivatif dirancang dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai, dan jika demikian, sifat dari item yang dilindung nilaikan. Perusahaan menetapkan derivatif lindung nilai atas nilai wajar terhadap aset atau kewajiban yang telah diakui atau komitmen pasti Perusahaan (lindung nilai atas nilai wajar).
The method of recognizing the resulting gain or loss of the change of fair value depends on whether the derivative is designated and qualifies as a hedging instrument, and if so, the nature of the item being hedged. The Company designates certain derivatives as hedges of the fair value of recognised assets or liabilities or firm commitments (fair value hedges).
Pada saat terjadinya transaksi, Perusahaan melakukan dokumentasi mengenai hubungan antara instrumen lindung nilai dan unsur yang dilindung nilainya, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Perusahaan juga melakukan dokumentasi atas penilaian apakah derivatif yang digunakan sebagai transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dari unsur yang dilindung nilainya.
At the inception of the transaction, the Company documented the relationship between hedged items and hedging instruments, as well as its risk management objectives and strategy for undertaking various hedge transactions. The Company also documents its assessment, both at hedge inception and on an on going basis, of whether the derivatives that are used in hedging transaction are highly effective in offsetting changes in fair values or cash flows of hedge items.
Lindung nilai atas nilai wajar
Fair value hedge
Perubahan dari nilai wajar atas derivatif yang ditujukan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai atas nilai wajar, diakui pada laporan laba rugi, termasuk perubahan nilai wajar dari aset atau kewajiban yang dilindung nilai yang diatribusikan sebagai risiko yang dilindung nilai. Nilai bersih dimasukkan ke dalam bagian tidak efektif dalam “hedge ineffectiveness”.
Changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as fair value hedges are recorded in the statement of income, together with any changes in the fair value of the hedged asset or liability that are attributable to the hedged risk. The net result is included as ineffectiveness in the “hedge ineffectiveness”.
Ketika instrumen lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria lindung nilai secara akuntansi, perubahan nilai tercatat dari item yang dilindung nilai yang menggunakan metode suku bunga efektif, diamortisasi melalui laporan laba rugi selama periode hingga jatuh tempo dan dicatat sebagai pendapatan bunga.
If the hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, the adjustment to the carrying amount of a hedged item for which the effective interest method is used is amortized to profit or loss over the period to maturity and recorded as interest income.
Lindung nilai yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai secara akuntansi
Derivatives that do not qualify for hedge accounting
Beberapa instrumen derivatif tidak memenuhi kriteria lindung nilai secara akuntansi. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai secara akuntansi diakui langsung ke dalam laporan laba rugi pada akun rugi (laba) selisih kurs.
Certain derivative instruments do not qualify for hedge accounting. Changes in the fair value of any derivative instrument that does not qualify for hedge accounting are recognised immediately in the statement of income under “Foreign exchange (gain)/losses”.
194
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/33
Exhibit E/33
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t. Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) t. Accounting for Derivative Instruments Hedging Activities (Continued)
and
Tujuan lindung nilai
Hedging objectives
Perusahaan mengadakan perjanjian-perjanjian instrumen derivatif (swap valuta asing) untuk melakukan lindung nilai atas risiko kerugian dari fluktuasi kurs tukar mata uang asing atas pinjaman yang diterima Perusahaan. Perusahaan tidak melakukan transaksi derivatif yang spekulatif. Instrumen derivatif yang diperkenankan mencakup kontrak forward, swap dan cross-currency swap.
The Company entered into derivative instrument (foreign exchange swap) agreements to hedge the exposures that may arise from foreign currency fluctuations on the Company’s fund borrowings. The Company does not engage in any speculative derivative transaction. Authorized derivative instruments include foreign exchange forward, swap contract and cross currency swap.
u. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (1)
Mata uang pelaporan Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah.
(2)
Transaksi dan saldo
u. Foreign Currency Transactions and Balances (1) Reporting currency The financial statements are presented in Rupiah. (2) Transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing, atau yang memerlukan penyelesaian dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Foreign currency transactions that are transactions denominated, or that are require settlement, in a foreign currency are translated into Rupiah using the exchange rates prevailing at the dates of the transactions.
Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs penutupan pada tanggal pelaporan dengan menggunakan kurs Bank Indonesia pada tanggal neraca. Aset dan kewajiban non-moneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal pengakuan awal. Aset dan kewajiban non-moneter yang diukur berdasarkan nilai wajar dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal nilai wajar ditentukan.
Monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are translated into Rupiah with the closing rate as at the reporting date using middle rate of exchange issued by Bank Indonesia on the balance sheet date. Nonmonetary items measured at historical cost denominated in a foreign currency are translated into Rupiah with the exchange rate as at the date of initial recognition. Non-monetary items in a foreign currency that are measured at fair value are translated into Rupiah using the exchange rates at the date when the fair value was determined.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang berasal dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing menggunakan nilai tukar pada akhir tahun diakui dalam laporan laba rugi.
Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of foreign currency transactions and from the translation at yearend exchange rates of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in the statement of income.
Seluruh keuntungan dan kerugian selisih kurs yang diakui dalam laporan laba rugi disajikan bersih dalam laporan laba rugi dalam akun tersebut.
All foreign exchange gains and losses recognized in the statement of income are presented net in the statement of income within the corresponding item.
195
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/34
Exhibit E/34
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) u. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) (2)
Transaksi dan saldo (Lanjutan)
u. Foreign Currency Transactions and Balances (Continued) (2) Transactions and balances (Continued)
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh) :
1 USD 1 JPY
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
The exchange rates used against the Rupiah are as follows (amounts in full Rupiah) :
2010 (nilai penuh)/ (full amount)
2009 (nilai penuh)/ (full amount)
8.991 110,2855
9.400 101,7043
v. Pelaporan Segmen
USD 1 JPY 1
v. Segment Reporting
Sebuah segmen usaha adalah kelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing products or services within a particular economic environment that are subject to risks and return that are different from those of segments operating in other economic environments.
Segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam, antara lain, Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.
The primary segments have been determined to be retail company, corporate company, investment company and others, while the secondary segments are divided into Java and Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi and others.
Informasi segmen hanya diwajibkan untuk perusahaan yang efek ekuitas atau utangnya terdaftar pada bursa efek dan untuk perusahaan yang sedang dalam proses menerbitkan saham atau efek utang di bursa efek. Pada laporan keuangan ini, format atau bentuk primer pelaporan berdasarkan segmen usaha, sedangkan bentuk sekunder pelaporan berdasarkan segmen geografis.
Segment information is only required for enterprises whose equity or debt securities are publicly traded and for enterprises that are in the process of issuing equity or debt securities in public secutities markets. In these financial statement, the primary reporting format comprises the business segments, while the secondary reporting format comprises the geographical segments.
w. Pajak Penghasilan
w. Income Tax
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi kecuali untuk item yang diakui secara langsung di ekuitas, beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di ekuitas.
Tax expense comprises current tax and deferred tax expense. Tax expense recognized in the statement of income except to items recognized directly in equity, the tax expense associated with that item are recognized in equity.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the period, using tax rates enacted or substantively enacted at the balance sheet date.
196
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/35
Exhibit E/35
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
w. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
w. Income Tax (Continued)
Perusahaan menerapkan metode aset dan kewajiban dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan tujuan perpajakan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasi kerugian fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa yang akan datang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
The Company adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the accounting and tax base of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforward, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantially enacted at the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited to the current year’s statements of income, except deferred tax which is charged or credited directly to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are presented in the balance sheets, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
x. Laba per Saham
x. Earning per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. 2010 Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham Rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba per saham dasar (nilai penuh)
362.077
Earnings per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during the year. 2009 301.368
760.339.281 760.339.281 476
396
Net profit available to Shareholders The weighted average of outstanding shares Basic earnings per share (full amount)
197
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/36
Exhibit E/36
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. KAS DAN SETARA KAS
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
Kas dan setara kas terdiri dari:
Cash and cash equivalents consist of the following: 2010
Kas Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga (d/h PT Bank Lippo) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Hana PT Bank Permata Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1.000)
12.585
2009 9.022
Cash on hand
19.118 17.971 9.448 3.859 2.603 1.090 1.067 1.017 1.010
3.681 8.770 317 821 42 1.022 1.497 1.209 741
2.374
2.069
Cash in banks Third parties Rupiah accounts PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga (d/h PT Bank Lippo) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Hana PT Bank Pemata Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Others (Balances below Rp 1,000)
Jumlah Bank
59.557
20.169
Total Banks
Jumlah kas dan bank
72.142
29.191
Total cash on hand and in banks
Setara Kas Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Mutiara Tbk (d/h PT Bank Century Tbk) PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Jabar Banten Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Sumut PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - Syariah PT Bank Syariah Mega Indonesia
Cash equivalents
75.212 45.031 40.094 40.000 25.000 20.000 10.000 7.000
28.700 22.341 10.337 8.000
-
36.296
-
20.704 10.190
Time deposits Third parties Rupiah accounts PT Bank Mutiara Tbk (formerly PT Bank Century Tbk) PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Jabar Banten Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Sumut PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - Syariah PT Bank Syariah Mega Indonesia
Jumlah setara kas
262.337
136.568
Total cash equivalents
Jumlah kas dan setara kas
334.479
165.759
Total cash and cash equivalent
Tingkat bunga deposito per tahun Rupiah
198
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
2010
2009
5,5%-10%
5,35%-15%
Time deposit interest rate per annum Rupiah
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/37
Exhibit E/37
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN
4. NET INVESTMENT IN DIRECT FINANCING LEASES
Rincian investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 2010 Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui ( Biaya transaksi yang belum diamortisasi ( Simpanan jaminan ( Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
(
2009
606.559 314.885
240.053 196.954
85.705 ) ( 258 ) ( 314.885 ) (
31.838 ) ) 196.954 )
520.596
208.215
9.154 ) ( 511.442
Berikut ini adalah rincian investasi neto sewa pembiayaan sesuai dengan tanggal jatuh temponya pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 : 2010 Telah jatuh tempo 2010 2011 2012 2013
The details of this account are as follows:
40.954 ) 167.261
Total Less allowance for impairment losses Net
2009 9.518 165.363 56.243 8.929
606.559
240.053
2010
Unearned finance lease income Unamortized transaction costs Security deposits
Presented below are details of the net investment in direct financing leases, in accordance with the due dates as of 31 December 2010 and 2009 :
18.063 356.158 187.465 44.873
Sedangkan rincian jangka waktu sewa pembiayaan yang dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
Finance lease contract receivables Guaranteed residual value
-
Past due 2010 2011 2012 2013
Details of the finance lease financing term undertaken by the Company are as follows: 2009
Jangka waktu
Period
36 (tiga puluh enam) bulan Lebih dari 36 (tiga puluh enam) bulan
506.411 14.185
186.775 21.440
36 (thirty six) months More than 36 (thirty six) months
Saldo akhir
520.596
208.215
Ending balances
Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan yang disalurkan oleh Perusahaan atas alat-alat berat selama 36 (tiga puluh enam) bulan dan lebih dari 36 (tiga puluh enam) bulan.
The term of finance lease financing disbursed by the Company for heavy equipment are 36 (thirty six) months and more than 36 (thirty six) months.
199
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/38
Exhibit E/38
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
4.
Rincian angsuran investasi neto sewa pembiayaan berdasarkan umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2010 Rp
NET INVESTMENT (Continued)
IN
DIRECT
FINANCING LEASES
The detailed of installment portion of net investment in direct financing leases based on their maturity period are as follows:
2009 Rp
2010 %
2009 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-150 hari Macet
588.496
230.535
97,02
96,04
4.212 2.848 1.752 1.397 7.854
4.216 2.622 1.563 1.084 33
0,69 0,47 0,29 0,23 1,30
1,76 1,09 0,65 0,45 0,01
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days 91-150 days Non accrual
Jumlah
606.559
240.053
100,00
100,00
Total
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal Penambahan cadangan selama tahun berjalan Pembalikan cadangan selama tahun berjalan Penghapusan piutang Penyesuaian terkait dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) Saldo akhir
( ( (
The movements in the balances of the allowance for impairment losses are as follows: 2009
40.954
35.041
2.927
10.000
2.830 ) 1.978 ) ( 29.919 ) 9.154
4.087 ) 40.954
Beginning balance Addition of allowance during the year Reversal of allowance during the year Write-offs of receivable Adjustment related to implementation of SFAS No. 55 (Revised 2006) Ending balance
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah investasi neto sewa pembiayaan sebesar 1,76% dan 19,67% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
The percentage of the allowance for impairment losses on net investment in finance leases amounted to 1.76 % and 19.67% as of 31 December 2010 and 2009, respectively.
Berdasarkan evaluasi manajemen dalam menentukan apakah saldo investasi neto sewa pembiayaan mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2010, baik yang dilakukan secara individual maupun kolektif, manajemen berpendapat bahwa kerugian penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
Based on management’s evaluation in determining whether the balance of net investment in finance leases are impaired as of 31 December 2010, whether made individually or collectively, management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses from uncollectible net investment in finance leases.
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2009 adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya investasi neto sewa pembiayaan.
The Company’s management believes that the allowance for impairment losses on 31 December 2009 is adequate to cover the possible losses that may arise from noncollection of net investment in direct financing leases.
Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dengan pihak ketiga.
All of the Company’s lease financing transactions are conducted with third parties.
Rincian suku bunga rata-rata dan suku bunga efektif yang dikenakan oleh perusahaan dalam sewa pembiayaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Details of interest rates and average effective interest rates charged by companies in finance leases for the year ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
200
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/39
Exhibit E/39
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Suku bunga rata-rata Suku bunga efektif (kisaran)
4.
2010 %
2009 %
18,50 15 - 22
21,02 15 – 27
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
FINANCING
LEASES
The average interest rates Effective interest rates (range )
This account represents interest bearing receivables denominated in Rupiah arising from financing activities in the form of providing goods to end users with periodic installment payment schedule.
2010 Piutang pembiayaan konsumen – bruto: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 22) Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga
2009
3.523.036
2.510.029
14.806 3.537.842
9.256 2.519.285
199
1.692
3.538.041
2.520.977
(
637.402 ) (
431.449)
( (
1.755 ) ( 639.157 ) (
1.097) 432.546)
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga (
6)(
172)
(
639.163 ) (
432.718)
Biaya transaksi yang belum diamortisasi ( Jumlah
Bersih
DIRECT
5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
Akun ini merupakan piutang dalam Rupiah yang dikenakan bunga, yang timbul dari kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang konsumen kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secara berkala.
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
IN
Some of the net investment in direct financing leases are pledged as collateral for borrowings from PT Bank Danamon Indonesia Tbk and bonds payable (Note 10b.4 and 11).
Sebagian investasi neto sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan utang obligasi (Catatan 10b.4 dan 11)
Pendapatan pembiayaan yang belum diakui: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
NET INVESTMENT (Continued)
28.060 ) 2.870.818
(
64.115 ) ( 2.806.703
2.088.259 172.094) 1.916.165
Consumer financing receivables – gross: Self – financing : Third parties (Note 22) Related parties Joint financing (without recourse) Third parties
Unearned interest : Self – financing : Third parties Related parties Joint financing (without recourse) Third parties
Unamortized transaction cost Total Less allowance for impairment losses Net
201
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/40
Exhibit E/40
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) Installment receivables which will be collected from customers in accordance with the due dates as of 31 December 2010 are as follows:
Angsuran piutang yang akan diterima dari pelanggan sesuai dengan tanggal jatuh temponya pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2010 Telah jatuh tempo 2010 2011 2012 2013 2014 dan sesudahnya
2009
40.837 2.117.868 946.087 361.714 71.535
45.408 1.736.234 605.436 125.911 7.988 -
3.538.041
2.520.977
Rincian angsuran piutang pembiayaan konsumen berdasarkan umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2010 Rp
Past due 2010 2011 2012 2013 2014 and thereafter
The detailed of installment portion of consumer financing receivables based on their maturity period are as follows:
2009 Rp
2010 %
2009 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-150 hari Macet
3.497.204
2.475.570
98,85
98,20
20.574 4.414 1.728 1.163 12.958
20.094 4.782 1.540 824 18.167
0,58 0,12 0,05 0,03 0,37
0,80 0,19 0,06 0,03 0,72
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days 91-150 days Non accrual
Jumlah
3.538.041
2.520.977
100,00
100,00
Total
Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen yang disalurkan oleh Perusahaan atas kendaraan bermotor berkisar antara 6 (enam) sampai dengan 48 (empat puluh delapan) bulan.
The term of an existing contract which is financed by the Company of the vehicles ranged between 6 (six) to 48 (forty eight) months.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements of allowance for impairment losses accounts are as follows:
2010 Saldo awal Penambahan cadangan selama tahun berjalan Pembalikan cadangan selama tahun berjalan Penghapusan piutang Reklasifikasi ke cadangan penurunan nilai agunan yang diambil alih Penyesuaian terkait dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) Saldo akhir
202
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
( (
2009
172.094
109.069
1.457
65.000
1.396 ) 15.931) (
-
1.975 )
(
950)
-
(
91.159)
-
64.115
172.094
Beginning balance Addition of allowance during the year Reversal of allowance during the year Write-offs of receivables Reclassification to allowance for decline in value repossessed collateral Adjustment related to implementation of SFAS No. 55 (Revised 2006) Ending balance
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/41
Exhibit E/41
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah piutang pembiayaan konsumen sebesar 2,23% dan 8,24% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Percentage of the allowance for impairment losses on consumer financing receivables amounted to 2.23% and 8.24% as of 31 December 2010 and 2009, respectively.
Berdasarkan evaluasi manajemen dalam menentukan apakah saldo piutang pembiayaan konsumen mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2010, baik yang dilakukan secara individual maupun kolektif, manajemen berpendapat bahwa kerugian penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen tersebut.
Based on management’s evaluation in determining whether the balance of consumer financing receivables are impaired as of 31 December 2010, whether made individually or collectively, management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses from uncollectible consumer financing receivables.
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2009 adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
The Company’s management believes that the allowance for impairment losses on 31 December 2009 is adequate to cover the possible losses that may arise from uncollectible of consumer financing receivables.
Rincian suku bunga efektif yang dikenakan oleh Perusahaan dalam pembiayaan konsumen untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Details of effective interest rates charged by the Company in consumer financing for the year ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
Suku bunga efektif (kisaran)
2010 %
2009 %
16 – 32
16 - 38
Effective interest rates (range)
Perusahaan menerima jaminan dari pelanggan berupa Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan sebagai jaminan atas pembiayaan yang diberikan.
Consumer financing receivables are secured by the vehicles and the related certificates of ownership (BPKB) of the vehicles financed by the Company.
Sebagian piutang pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 10a, 10b.2, 10b.3, 10b.4, 10b.5, 10b.6, 10b.7, 10b.8, 10b.9, 10b.10, 10b.11) dan utang obligasi (Catatan 11).
Some of the consumer finance receivables are pledged as collateral for borrowings as of 31 December 2010 and 2009 (Note 10a, 10b.2, 10b.3, 10b.4, 10b.5, 10b.6, 10b.7, 10b.8, 10b.9, 10b.10, 10b.11) and bonds payable (Note 11).
Jumlah keseluruhan piutang pembiayaan konsumen (pokok) yang dialihkan atau dijual kepada PT Bank ICB Bumiputera Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar Rp 243.193 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dan kepada PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Permata Tbk, dan PT Bank Ina Perdana sebesar Rp 145.568 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 24a, 24d, 24e, 24h).
The total consumer financing receivables (principal) is transferred or sold to PT Bank ICB Bumputera Tbk, and PT Bank Rakyat Indonesia Tbk was Rp 243,193 for the year ended 31 December 2010, and to PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Permata Tbk, and PT Bank Ina Perdana was Rp 145,568 for the year ended 31 December 2009 (Note 24a, 24d, 24e, 24h).
Piutang pembiayaan konsumen kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan Perusahaan untuk pembelian kendaraan bermotor. Perusahaan mengenakan suku bunga efektif yang berbeda dengan yang dikenakan kepada pihak ketiga (Catatan 22)
Consumer financing receivables from related parties represents the Company’s loans to its employees, which are used to finance the purchase of vehicles. The effective interest rates on these financing transactions with the employees are not the same as those with third parties (Note 22).
203
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/42
Exhibit E/42
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) The Company works with several insurance companies in motor vehicle insurance to cover consumers who financed the Company, particularly with PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana and PT Asuransi Asoka Mas. All insurance companies cooperate with the Company do not have any related party relationship with the Company.
Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi dalam menutup asuransi kendaraan bermotor konsumen yang dibiayai Perusahaan, terutama dengan PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas. Seluruh perusahaan asuransi yang bekerja sama tersebut tidak memiliki hubungan istimewa dengan Perusahaan. 6. ASET TETAP
6. PROPERTY AND EQUIPMENTS 2010 Saldo awal/ Beginning Penambahan/ balance Additions
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor Aset dalam penyelesaian Perangkat lunak dalam pengembangan Jumlah Biaya Perolehan
13.576 9.523 42.417 17.493 2.478 25.833 111.320
Transfer dan Reklasifikasi/ Saldo akhir/ Pengurangan/ Transfer and Ending Disposals Reclassifications balance
52.167 8.028 11.451 5.327 335 3.036 80.344
-
22.097
-
(
13.430 )
2.875
2.585
-
(
5.460 )
114.195
105.026
-
2.110 1.288 5.992 427 48 9.025 18.890
354 1.253 316 1.923
1.923
-
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor
3.161 29.970 9.023 1.497 15.680 59.331
741 5.303 3.391 393 4.557 14.385
Jumlah Akumulasi Penyusutan
59.331
14.385
Jumlah Tercatat
54.864
204
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
At c o s t Direct ownership 67.853 Land 18.839 Building 59.506 Office equipment 21.994 Transportation equipment 2.861 Furniture and fixtures 37.578 Leasehold improvements 208.631 8.667
Asset in progress Software under development
217.298
Total at Cost
-
162 1.390
-
Accumulated depreciation Direct ownership 3.902 Building 34.923 Office equipment 11.536 Transportation equipment 1.890 Furniture and fixtures 20.075 Leasehold improvements 72.326
1.390
-
72.326
Total Accumulated Depreciation
144.972
Carrying Value
350 878 -
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/43
Exhibit E/43
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6. ASET TETAP (Lanjutan)
6. PROPERTY AND EQUIPMENTS (Continued) 2009 Transfer dan Saldo awal/ Reklasifikasi/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Transfer and Ending Additions Disposals Reclassifications balance balance
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor Perangkat lunak dalam Pengembangan Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor
9.446 8.904 38.067 17.995 2.317 24.618 101.347
4.130 619 4.437 939 165 1.215 11.505
1.603
1.272
102.950
12.777
2.784 26.100 6.369 1.107 11.599 47.959
377 3.929 3.336 394 4.081 12.117
Jumlah Akumulasi Penyusutan
47.959
12.117
Jumlah Tercatat
54.991
87 1.441 4 1.532 1.532
-
At cost Direct ownership Land Building Office equipment Transportation equipment Furniture and fixtures Leasehold improvements
-
13.576 9.523 42.417 17.493 2.478 25.833 111.320
-
2.875
Software under development
-
114.195
Total at Cost Accumulated depreciation Direct ownership Building Office equipment Transportation equipment Furniture and fixtures Leasehold improvements
745
-
3.161 29.970 9.023 1.497 15.680 59.331
745
-
59.331
Total Accumulated Depreciation
54.864
Carrying Value
59 682 4 -
Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sejumlah Rp 14.385 dan Rp 12.117, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 18).
Depreciation charged to operations amounted to Rp 14,385 and Rp 12,117 for the years ended 31 December 2010 and 2009, respectively (Note 18).
Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri dari penghabusbukuan peralatan kantor dan rehabilitiasi gedung kantor serta penjualan aset tetap kendaraan dan peralatan kantor dengan rincian laba yang diperoleh sebagai berikut:
Deductions from property and equipments for the years ended 31 December 2010 and 2009 is consist of write off office equipment and leasehold improvement and sales of property and equipments motor vehicles and office equipments with the related gain are as follows:
2010 Hasil penjualan Jumlah tercatat Laba atas penjualan aset tetap
2009
1.519 533
1.276 787
986
489
Seluruh hak pemilikan atas tanah Perusahaan adalah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (HGB) yang memiliki jangka waktu hak secara legal yang berakhir antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2040. Manajemen berpendapat bahwa hak pemilikan atas tanah tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Proceeds Carrying amount Gain on sales of equipment
The titles of ownership of the Company’s landrights are all in the form of land use rights (HGB) with limited duration, which will expire between years 2014 to 2040. Management believes that the terms of the said landrights can be renewed/extended upon expiration.
205
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/44
Exhibit E/44
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6. ASET TETAP (Lanjutan)
6. PROPERTY AND EQUIPMENTS (Continued)
Seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran, banjir dan risiko kerugian lainnya (all risks) dengan jumlah nilai pertanggungan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sejumlah Rp 65.901 dan Rp 64.082 dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap terhadap risikorisiko yang dipertanggungkan.
All property and equipments, except for land, are covered by insurance against losses from fire, flood and other risks (all risks) with a total coverage as of 31 December 2010 and 2009 amounted to Rp 65,901 and Rp 64,082 respectively which management believes is adequate to cover the possible losses that may arise from the said insured risks.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap milik Perusahaan dapat dipulihkan seluruhnya, dan oleh karena itu, tidak perlu dilakukan penurunan atas nilai aset tetap.
Management believes that the carrying values of all of the Company’s property and equipments are fully recoverable, and hence, no write down for impairment in asset value is necessary.
7. DEPOSITO DAN PENGGUNAANNYA
KAS
YANG
TERBATAS
7. RESTRICTED CASH AND DEPOSITS
2010 Bank Rupiah PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal)
-
PT Bank Central Asia Tbk
Deposito berjangka Rupiah PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Deposito dan kas yang terbatas penggunaannya merupakan dana yang belum dicairkan untuk pembayaran bunga obligasi (Catatan 11), pembayaran dividen (Catatan 19), dan untuk jaminan atas pinjaman yang diterima (Catatan 10) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
206
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
756 127
130
127
886
-
Jumlah
2009
127
Bank Rupiah PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) PT Bank Central Asia Tbk
190
Time deposits Rupiah PT Bank Danamon Indonesia Tbk
1.076
Total
Restricted cash and deposits represent funds not yet disbursed for the payment of the interest of bonds (Note 11), payment of dividends (Note 19), and guarantee on the fund borrowings (Note 10) as of 31 December 2010 and 2009.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/45
Exhibit E/45
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8. ASET KEUANGAN DERIVATIF
8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS
Berdasarkan jenis, mata uang dan pihak ketiga, ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
By type, currency and a third party, an overview of derivative transactions as of 31 December 2010 and 2009 are as follows: 2010 Nilai wajar/Fair values
Nilai nosional (kontrak) nilai penuh/ Notional amount (contract) full amount Standard Chartered Bank Ltd
USD JPY
37.000.000 270.000.000
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
Kewajiban keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
332.667 29.777
333.370 23.490
362.444
356.860
Standard Chartered Bank Ltd
5.584 2009 Nilai wajar/Fair values Nilai nosional (kontrak) nilai penuh/ Notional amount (contract) full amount Standard Chartered Bank Ltd
USD JPY
12.750.000 810.000.000
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
Kewajiban keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
119.850 82.380
119.658 70.470
202.230
190.128
Standard Chartered Bank Ltd
12.102
Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan melakukan Perjanjian Cross Currency Swap dengan nilai awal sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta, dalam rangka melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi kurs tukar mata uang asing dan suku bunga sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dari Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2010 (Catatan 10). Nilai Perjanjian Cross Currency Swap tersebut akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu seiring dengan dilakukannya pembayaran pinjaman berjangka kepada Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo cross currency swap tersebut sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) sesuai dengan nilai pinjaman yang terkait dengan cross currency swap tersebut. Kontrak derivatif tersebut akan diselesaikan pada tanggal 27 Maret 2012.
On 27 August 2010, the Company entered into Cross Currency Swap Agreement with the initial value of USD 37,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta, in order to hedge the risk of fluctuations in foreign currency exchange rate and interest rate in relation with the Term Loan Facility Agreement from Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta on 27 August 2010 (Note 10). The value of such Cross Currency Swap Agreement will decrease from time to time along with payment of the term loan to Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. On 31 December 2010, the outstanding balance of the cross currency swap was USD 37,000,000 (full amount) in accordance with the value of loans related to the cross currency swap. The respective derivative contracts will be settled on 27 March 2012.
207
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/46
Exhibit E/46
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8. ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
Pada tanggal 4 Juli 2008, Perusahaan melakukan Perjanjian Cross Currency Swap dengan nilai awal sebesar JPY 1.080.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh) dengan Standard Chartered Bank Ltd, Jakarta serta JPY 1.809.000.000 (nilai penuh) dengan PT ANZ Panin Bank, dalam rangka melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi kurs tukar mata uang asing dan suku bunga sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dari Standard Chartered Bank pada tanggal 19 Juni 2008 (Catatan 10). Nilai Perjanjian Cross Currency Swap tersebut mengalami penurunan dari waktu ke waktu seiring dengan dilakukannya pembayaran pinjaman berjangka kepada Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo cross currency swap tersebut sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) sesuai dengan nilai pinjaman yang terkait dengan cross currency swap tersebut. Kontrak derivatif tersebut akan diselesaikan pada tanggal 19 Juni 2011.
On 4 July 2008, the Company entered into Cross Currency Swap Agreement with the initial value of JPY 1,080,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank Ltd., Jakarta and JPY 1,809,000,000 with PT ANZ Panin Bank, in order to hedge the volatility risk foreign currency exchange rates and interest rates in connection with the Term Loan Facility Agreement from Standard Chartered Bank on 19 June 2008 (Note 10). The value of Cross Currency Swap Agreements decreased from time to time along with payment of a term loan to Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. On 31 December 2010, the outstanding balance of these cross currency swaps amounted to JPY 270,000,000 (full amount) in accordance with the value of loans related to the cross currency swap. The respective derivative contracts will be settled on 19 June 2011.
Pada tanggal 18 September 2007, Perusahaan melakukan Perjanjian Cross Currency Swap dengan nilai awal sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) dengan Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta, dalam rangka melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi kurs tukar mata uang asing dan suku bunga sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dari Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta pada tanggal 19 September 2007 (Catatan 10). Nilai Perjanjian Cross Currency Swap tersebut mengalami penurunan dari waktu ke waktu seiring dengan dilakukannya pembayaran pinjaman berjangka kepada Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. Pada tanggal 19 Desember 2010, saldo kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan.
On 18 September 2007, the Company entered into Cross Currency Swap Agremeent with the initial value of USD 30,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta, in order to hedge the risk of fluctuations in foreign currency exchange rate and interest rate in connection with the Term Loan Facility Agreement from Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta on 19 September 2007 (Note 10). The value of this Cross Currency Swap Agreement decreased from time to time along with payment of a term loan to Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. On 19 December 2010, balance of the derivative contracts was settled.
208
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/47
Exhibit E/47
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9. ASET LAIN-LAIN
9. OTHER ASSETS 2010
Beban dibayar dimuka Pinjaman kepada karyawan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 22) Pihak ketiga Lain-lain
Agunan yang diambil alih Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah aset lain-lain – Bersih
(
2009
13.212
13.009
Prepaid expenses Loan to employees
4.260 2.676 14.226
4.125 1.552 13.000
(Note 22) Related parties Third parties Others
34.374
31.686
573 26.450
3.561 13.406
27.023
16.967
950)
-
26.073
16.967
60.447
48.653
Repossessed collaterals Net investment in finance lease Consumer financing receivables Less: allowance for decline impairment losses
Total other assets –Net
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban dibayar dimuka sewa, beban dibayar dimuka asuransi, biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman dan pencairan dana pinjaman yang diterima. Setelah tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban dibayar dimuka sewa, beban dibayar dimuka asuransi, dan biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman.
Prior to 1 January 2011, prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurances, transaction cost for loan channeling utilized and fund borrowings drawdown. Starting 1 January 2010, prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurances, and transaction cost for utilize loan channeling facility.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai agunan yang diambil alih, telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas penjualan agunan yang diambil alih.
Management believes that the allowance for impairment losses of repossessed collaterals is adequate to cover the possible loss from sales of repossessed collaterals.
209
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/48
Exhibit E/48
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA
10. FUND BORROWINGS
Pinjaman yang diterima terdiri dari:
Fund borrowings consist of the following: 2010
Pinjaman bank (Valuta Asing) (a) Standard Chartered Bank Ltd. USD 37.000.000 (1) Standard Chartered Bank Ltd. JPY 270.000.000 (2009 : JPY 810.000.000) (2) Standard Chartered Bank Ltd. (2009 : USD 12.750.000) (3)
332.667
29.777 -
Pinjaman bank (Rupiah) (b) Standard Chartered Bank Ltd. (1) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (2) PT Bank Permata Tbk (3) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (4) PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta) (5) PT ANZ Panin Bank (6) PT Bank CIMB Niaga Tbk (7) (d/h PT Bank Lippo Tbk) PT Bank Central Asia Tbk (8) PT Bank Maybank Indocorp (9) PT Bank Hana (10) (d/h PT Bank Bintang Manunggal) The Royal Bank of Scotland (11) (d/h ABN Amro Bank N.V) Dikurangi : Biaya transaksi yang belum diamortisasi Jumlah Pinjaman Bank
2009 -
82.380 119.850
300.000 240.278 227.097 135.591
48.007 129.091 89.288
102.048 75.000
12.129 30.000
51.944 41.667 38.099
38.611 45.528
16.803
28.446
16.667
33.333
Bank borrowings (Foreign Currency) (a) Standard Chartered Bank Ltd. USD 37,000,000 (1) Standard Chartered Bank Ltd. JPY 270,000,000 (2009 : JPY 810,000,000) (2) Standard Chartered Bank Ltd. (2009: USD 12,750,000) (3) Bank borrowings (Rupiah) (b) Standard Chartered Bank Ltd. (1) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (2) PT Bank Permata Tbk (3) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (4) PT Bank Sinarmas (formerly PT Bank Shinta) (5) PT ANZ Panin Bank (6) PT Bank CIMB Niaga Tbk (7) (formerly PT Bank Lippo Tbk) PT Bank Central Asia Tbk (8) PT Bank Maybank Indocorp (9) PT Bank Hana (10) (formerly PT Bank Bintang Manunggal) The Royal Bank of Scotland (11) (formerly ABN Amro Bank N.V) Less :
(
18.238) 1.589.400
656.663
Unamortized transaction costs Total Bank Borrowings
Pinjaman lainnya (c) PT BCA Finance (1)
3.113
-
Other borrowings (c) PT BCA Finance (1)
Jumlah pinjaman lainnya
3.113
-
Total other borrowings
Juml ah
Tingkat bunga tahunan (%) Mata uang rupiah Mata uang asing
210
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
1.592.513
656.663
2010
2009
10,00 – 15,75 9,35 – 14,75
10,25 - 17,50 11,15 – 14,75
Total
(%) Annual interest rate Rupiah currency Foreign currency
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/49
Exhibit E/49
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10.
a. Pinjaman bank (Valuta Asing)
FUND BORROWINGS (Continued) a. Bank borrowings (Foreign Currency)
Standard Chartered Bank Ltd.
Standard Chartered Bank Ltd.
(1) Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan
(1) On 27 August 2010, the Company entered into
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (term loan) sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank dimana Standard Chartered Bank, (Hongkong) Limited bertindak sebagai Agen (the “Agent”) serta Standard Chartered Bank, Jakarta sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman ini menetapkan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,50% dan akan jatuh tempo secara bertahap dalam waktu 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) pada tahun 2010. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
a Term Loan Facility Agreement amounted USD 37,000,000 (full amount) with several banks where by Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited, acting as the Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta acting as the Security Agent. This facility bears annual interest rate based on LIBOR and 2.50% margin, and will mature in sequel payments during 18 (eightteen) months since the utilization date. The Company has drawndown the facility amounted to USD 37,000,000 (full amount) in 2010. This facility is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman tersebut sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 332.667.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to USD 37,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 332,667.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian cross currency swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta dalam rangka melakukan lindung nilai (hedging) atas risiko fluktuasi nilai tukar dan suku bunga (Catatan 2t, 8).
In relation to such Facility Agreement above, the Company entered into a cross currency swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta to hedge the currency and interest rate risk (Notes 2t, 8).
(2) Pada
tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (term loan) masing-masing untuk Tranche A sebesar JPY 1.080.000.000 (nilai penuh) dan untuk Tranche B sebesar JPY 1.809.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh), dimana Standard Chartered Bank, Hongkong, bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai “Offshore Security Agent” serta Standard Chartered Bank, Jakarta, bertindak sebagai “Lead Arranger” dan juga sekaligus sebagai “Onshore Security Agent”. Fasilitas pinjaman ini menetapkan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,10% (untuk Tranche B) dan suku bunga LIBOR ditambah dengan 2,25% (untuk Tranche A) dengan tanggal jatuh tempo final 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar JPY 2.889.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh) pada tahun 2008. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(2)
On 19 June 2008, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement for Tranche A amounted to JPY 1,080,000,000 (full amount) and for Tranche B amounted to JPY 1,809,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount), respectively with Standard Chartered Bank, Hongkong branch, acting as the Facility Agent and Offshore Security Agent, while Standard Chartered Bank, Jakarta branch, acting as Lead Arranger and Onshore Security Agent. This facility bear annual interest based on LIBOR and 2.10% margin (for Tranche B), and annual interest rate based on LIBOR and 2.25% margin (for Tranche A), with final maturity in 36 (thirty six) months from the agreement date. The Company has drawndown the facility amounted to JPY 2,889,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount) in 2008. This facility is secured by consumer financing receivables (Note 5).
211
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/50
Exhibit E/50
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
a. Pinjaman bank (Valuta Asing) (Lanjutan) Standard Chartered Bank Ltd. (Lanjutan)
(3)
a. Bank borrowings (Continued)
(Foreign
Currency)
Standard Chartered Bank Ltd. (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran saldo pinjaman Tranche A sebesar JPY 540.000.000 (nilai penuh) dan pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan pembayaran saldo pinjaman Tranche A sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) dan melunasi saldo pinjaman Tranche B sebesar USD 7.000.000 (nilai penuh) dan JPY 1.809.000.000 (nilai penuh).
In 2010, the Company has paid the loan balance Tranche A amounted to JPY 540,000,000 (full amount) and in 2009, the Company has paid the loan balance Tranche A amounted to JPY 270,000,000 (full amount) dan repaid all loan balance Tranche B amounted to USD 7,000,000 (full amount) and JPY 1,809,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman masing-masing sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 29.777 dan JPY 810.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 82.380.
As of 31 December 2010 and 2009 the outstanding loan amounted to JPY 270,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 29,777 and JPY 810,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 82,380.
Perusahaan melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing dan suku bunga atas fasilitas ini dengan Standard Chartered Bank, Jakarta (Catatan 2t, 8).
The Company entered into a cross currency swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta to hedge the currency and interest rate risk for that facility (Notes 2t,8).
Pada tanggal 19 September 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (term loan) sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) dimana Standard Chartered Bank, Jakarta bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan “Security Agent”. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 1,75% dan akan jatuh tempo secara bertahap dalam waktu 39 (tiga puluh sembilan) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(3) On 19 September 2007, the Company entered into a Term Loan Facility Agrrement amounted to USD 30,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank, Jakarta, acting as the Facility Agent as well as Security Agent. This facility bears annual interest rate of LIBOR and 1.75% margin, and will mature in sequel payments during 39 (thirty nine) months starting from the agreement date. This facility is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 12.750.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 119.850.
In 2010, the Company has fully repaid all of the outstanding balance and as of 31 December 2009, the outstanding loan balance amounted to USD 12,750,000 (full amount) or equivalent to Rp 119,850.
Perusahaan melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing dan suku bunga atas fasilitas yang diperoleh dari Standard Chartered Bank, Jakarta tersebut (Catatan 2t, 8).
The Company entered into a cross currency swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta to hedge the currency and interest rate risk for that facility (Notes 2t, 8).
212
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/51
Exhibit E/51
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah)
b. Bank borrowings (Rupiah)
Standard Chartered Bank Ltd.
Standard Chartered Bank Ltd.
(1) Pada tanggal 30 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta masingmasing untuk Tranche A sebesar Rp 200.000 dan Tranche B sebesar Rp 100.000, di mana Standard Chartered Bank, Jakarta bertindak sebagai Kreditur Awal, Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan (“Security Agent”). Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Fasilitas tersebut dijamin dengan objek jaminan fidusia dan rekening giro dari Standard Chartered Bank, Jakarta dan PT Bank Central Asia (BCA). Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar Rp 300.000 pada tahun 2010.
(1) On 30 March 2010, the Company entered into a Term Loan Facility (Term Loan) with Standard Chartered Bank, Jakarta, one each for Tranche A and Tranche B amounted to Rp 200,000 and Rp 100,000, in which Standard Chartered Bank, Jakarta to act as Originator, the Facility Agent (the "Facility Agent") and also at the same time as the Collateral Agent (the "Security Agent"). The loan will mature in 3 (three) years starting from starting date of loan drawdown . This facility is secured by fiduciary object and checking account from Standard Chartered Bank, Jakarta and PT Bank Central Asia (BCA). In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 300,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 300.000.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 300,000.
PT Bank International Indonesia Tbk
PT Bank International Indonesia Tbk
(2) Pada tanggal 13 Desember 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka dengan PT Bank Internasional Indonesia (BII) dalam bentuk fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 4 (empat) tahun dan berakhir pada tanggal 13 Desember 2010. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(2) On 13 December 2006, the Company entered into a Term Loan Credit Agreement with PT Bank Internasional Indonesia (BII) in the form of Term Loan facility with a maximum credit of Rp 250,000 and “revolving”. Loan period of 4 (four) years and expired on 13 December 2010. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut di atas dan pada tanggal 31 Desember 2009, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 48.007.
In 2010, the Company has fully repaid all of the outstanding balanced and as of 31 December 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 48,007.
Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Perubahan Akta Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan BII, dimana BII memberikan tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas term loan II dengan batas maksimum kredit Rp 250.000 dan bersifat revolving. Jangka waktu pinjaman selama 43 (empat puluh tiga) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 2 September 2010, the Company entered into an Amendment of Term Loan Credit Agreement (Term Loan) with BII, whereby BII provides additional credit facility in the form of term loan II with a maximum credit limit of Rp 250,000 and revolving basis. The term Loan period is 43 (forty-three) months. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
213
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/52
Exhibit E/52
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank International Indonesia Tbk (Lanjutan)
PT Bank International Indonesia Tbk (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 240.278.
As of 31 December 2010 the outstanding loan balance amounted to Rp 240,278.
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
(3) Pada tanggal 10 Maret 2008, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit dengan PT Bank Permata Tbk (Permata) dengan jumlah maksimum Rp 200.000. Perjanjian ini bersifat “non-revolving” dan akan jatuh tempo secara bertahap dalam waktu 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(3) On 10 March 2008, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Permata Tbk (Permata) with a maximum facility amounted to Rp 200,000. This facility is provided on “nonrevolving” basis and will mature in regular instalments during 36 months from the agreement date. The loan secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 200.000.
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 200,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masingmasing sebesar Rp 36.364 dan Rp 109.091.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 36,364 and Rp 109,091, respectively.
Pada tanggal 15 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit dengan Permata, dimana Permata memberikan tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas term loan II dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 15 October 2010, the Company signed an Amendment of Credit Agreement with Permata, whereby Permata provide additional credit facilities in the form of term loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and revolving basis. The loan period is 36 (thirty-six) months. The loan are secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 100.000.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 100,000.
214
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/53
Exhibit E/53
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Permata Tbk (Lanjutan)
PT Bank Permata Tbk (Continued)
Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Money Market dengan Permata dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000. Fasilitas ini kemudian diperpanjang pada tanggal 28 Agustus 2009 dan dapat digunakan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal perpanjangan perjanjian kredit.
On 30 June 2008, the Company entered into a Money Market Credit Agreement with Permata with a maximum facility amounted to Rp 50,000. Subsequently, this facility is extended on 28 August 2009 and valid for 12 (twelve) months since the agreement extension date.
Pada tanggal 9 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjian kredit di atas, dimana jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 28 Agustus 2011.
On 9 August 2010, the Company signed an amendment of the above credit agreement, whereby the facility period was extended until 28 August 2011.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi pinjaman tersebut di atas dan pada tanggal 31 Desember 2009, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 20.000.
In 2010, the Company has fully repaid of such loan and as of 31 December 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 20,000.
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan Permata dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat revolving. Jangka waktu penarikan fasilitas tersebut berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2011 dan jangka waktu pembayaran kembali maksimal 48 (empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sesuai jumlah penggunaan kredit. Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan sebanyak 3 (tiga) kali masing-masing sebesar Rp 90.145, Rp 20.987 dan Rp 21.507.
On 31 March 2010, the Company entered into a Credit Facility on Vehicles Financing Receivables with Permata for a maximum limit of Rp 100,000 with a revolving financing. The availability period is valid until 31 March 2011, and the maximum repayment period is 48 (fourty eight) months since the date of drawdown. The facility is secured by consumer financing receivables according to the amount credit utilized. In 2010, the Company has drawndown the facility for 3 (three) times amounted to Rp 90,145, Rp 20,987 and Rp 21,507.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 90.733.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 90,733.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(4) Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengambilan Piutang Dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) dalam bentuk fasilitas Asset Buy dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 dan bersifat revolving. Fasilitas tersebut memiliki jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dijamin dengan sejumlah piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(4) On 10 October 2006, the Company entered into a Receivables Collection Manager and Designation Agreement Receivables with PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) in the form Asset Buy facility with a maximum limit of Rp 200,000 and revolving. The facility has a term for 5 (five) years and are secured by consumer financing receivables (Note 5).
215
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/54
Exhibit E/54
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Pengambilan Piutang Dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang tersebut di atas dengan Danamon, di mana batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 10 August 2007, the Company signed an Amendment of Receivable Collection Manager and Designation as Receivable Agreement as mentioned above with Danamon, whereby the limit of this facility which was originally decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660.
Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka dengan Danamon dengan pokok perjanjian sebagai berikut: - Batas maksimum fasilitas baru uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) sebesar Rp 50.000 dan bersifat revolving, - Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 113.660 dialokasikan sebesar Rp 48.009 ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Batas maksimum fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 98.009 dan akan bertambah dari waktu ke waktu berdasarkan hasil pembayaran fasilitas Asset Buy sebesar Rp 65.651, - Jangka waktu fasilitas maksimal 4 (empat) tahun sejak tanggal pencairan, - Jangka waktu pencairan fasilitas selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut, - Fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 18 March 2008, the Company entered into a Term Installments Loan Agreement (KAB) with Danamon as the principal agreement as follows:
Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 April 2010 dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 6.143 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Fasilitas Sindikasi JPY sebesar Rp 54.964 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Batas maksimum fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 98.009 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 157.656, - Jangka waktu fasilitas diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2014, - Jangka waktu penarikan fasilitas sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.
Such Term Installment Loan Agreement (KAB) has been amended several times, whereby the significant change was made on 27 April 2010 with the principal changes in the agreement shall be as follows: - Asset Buy Facilities for Rp 6,143 is allocated to uncommitted facilities Installment Loan Term (KAB), - Syndicated Facility JPY for Rp 54,964 was allocated to uncommitted facilities Installment Loan Term (KAB), - The maximum limit of uncommitted Installment Term Loan (KAB) facilities was increased from Rp 98,009 into Rp 157,656,
216
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
-
-
-
The maximum limit of new facilities uncommitted Installment Loan Term (KAB) of Rp 50,000 and revolving, Asset Buy Facilities amounting to Rp 113,660 is allocated at Rp 48,009 to the uncommitted facilities Installment Loan Term (KAB), Limits the maximum uncommitted facilities Installment Loan Term (KAB), which originally amounted to Rp 50,000 increased into Rp 98,009 and will increased from time to time based on the payment of Asset Buy facility amounted to Rp 65,651, The term of the facility maximum 4 (four) years from the date of drawdown, Drawdown period for 1 (one) year from the date of signing the agreement, Facilities uncommitted Term Installment Loan (KAB) is secured by the consumer financing receivables (Note 5).
Duration of the facility period was extended and will be expired on 19 October 2014, Drawdown period until 19 October 2010.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/55
Exhibit E/55
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Pada tanggal 21 Oktober 2010, terdapat perubahan perjanjian kredit tersebut di atas dengan Danamon dimana jangka waktu fasilitas kredit diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2014, dan penarikan fasilitas kredit diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2010.
On 21 October 2010, there were changes in the credit agreement mentioned above with Danamon whereby the duration of such facilty period was extended until 19 November 2014, and the drawdown period was extended until 19 November 2010.
Pada tanggal 28 Desember 2010, Perusahaan mendatangani perubahan Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Batas maksimum fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 157.656 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 200.000, - Jangka waktu penarikan fasilitas kredit sampai dengan tanggal 19 November 2011.
On 28 December 2010, the Company signed an amendment of such Term Installment Loan Agreement (KAB) with the principal changes in the agreement shall be as follows:
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo fasilitas Asset Buy tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2009, saldo fasilitas Asset Buy tersebut sebesar Rp 524.
In 31 December 2010, the Company has repaid the outstanding of such Asset Buy Facility and as of 31 December 2009, the outstanding balance of such Asset Buy facility amounted to Rp 524.
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas KAB tersebut sebesar Rp 109.412 pada tahun 2010.
The Company has drawndown of such KAB facility amounted to Rp 109,412 in 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo fasilitas KAB tersebut masing-masing sebesar Rp 129.320 dan Rp 72.470.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding of such KAB facilities amounted to Rp 129,320 and Rp 72,470, respectively.
Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Danamon dalam bentuk fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 dan bersifat revolving. Fasilitas tersebut memiliki jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dijamin dengan piutang sewa pembiayaan (Catatan 4) dan kendaraan yang dibiayai.
On 10 October 2006, the Company entered into Credit Agreement with Danamon in the term of uncommitted facilities Term Installment Loan (KAB) for a maximum limit of Rp 200,000 and revolving. The facility has a term for 5 (five) years and secured by finance lease receivables (Note 4) and financed vehicles.
Pada tanggal 11 November 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut di atas dengan Danamon, di mana batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 11 November 2007, the Company signed an amendment of Credit Agreement above with Danamon, whereby the limit of this facility which was originally Rp 200,000 decreased into Rp 113,660.
-
-
The maximum limit of uncommitted Installment Term Loan (KAB) facilities was increased from Rp 157,656 into Rp 200,000, Drawdown period until 19 November 2011.
217
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/56
Exhibit E/56
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Perjanjian Kredit dalam bentuk uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dialukan pada tanggal 27 Oktober 2009 dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 113.660 diturunkan menjadi sebesar Rp 46.979, - Jangka waktu fasilitas diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2014, - Jangka waktu penarikan fasilitas sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.
Such Credit Agreement in form of uncommitted Term Installment Loan (KAB) has been amended several times, whereby the significant change was made on 27 October 2009 with the principal changed of such agreement shall be as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perubahan Perjanjian Kredit dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut : - Batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 46.979 diturunkan menjadi sebesar Rp 40.000, - Jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2014, - Jangka waktu penarikan fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2011.
On 31 December 2010, the Company signed an amendment of Credit Agreement with principal changes of such agreement shall be as follows: - The maximum facility limit which was originally Rp 46,979 decreased into Rp 40,000, - The tenor of such facility was extended and will expire on 19 November 2014,
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 6.271 dan Rp 16.294.
As of 31 December 2010 and 2009, the balance of such facility amounted to Rp 6,271 and Rp 16,294, respectively.
Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Danamon dalam bentuk fasilitas uncommitted Kredit Berjangka (KB) dengan batas maksimum sebesar Rp 90.000 dan bersifat revolving. Fasilitas tersebut memiliki jangka waktu selama 1 (satu) tahun dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesar total outstanding fasilitas (Catatan 5).
On 10 August 2007, the Company entered into an agreement with Danamon in the form of uncommitted facility Term Loan (KB) for a maximum limit of Rp 90,000 and revolving. The facility has a term for 1 (one) year and secured by consumer financing receivables amounted to total outstanding facilities (Note 5).
218
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
-
The maximum facility limit which was originally Rp 113,660 decreased into Rp 46,979, The tenor of such facility was extended and will expire on 14 October 2014, Drawdown period until 19 October 2010.
Drawdown period until 19 November 2011.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/57
Exhibit E/57
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan) Perjanjian Kredit dalam bentuk uncommitted Kredit Berjangka (KB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2009, dengan pokok perubahan perjanjian sebagai berikut: - Batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 90.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 18.409. - Jangka waktu fasilitas diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010.
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued) Credit Agreement in form of uncommitted Term Loan (KB) has been amended several times, whereby the significant change was made on 27 October 2009, the principal changes in the agreement as follows: -
Maximum limit of the facility which was originally Rp 90,000 decreased into Rp 18,409. The tenor of such facility was extended and will be expired on 19 October 2010
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melunasi fasilitas tersebut.
In 2009, the Company has fully repaid such facility.
Pada tanggal 21 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut di atas dengan jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2010.
On 21 October 2010, the Company signed an Amandment of Credit Agreement above regarding the extension period of such facility, and will be expired on 19 November 2010.
PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta)
PT Bank Sinarmas (formerly PT Bank Shinta)
(5) Pada tanggal 21 April 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Sinarmas (Sinarmas) dalam bentuk fasilitas uncommitted term loan dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat non revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(5) On 21 April 2008, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Sinarmas (Sinarmas) in the form of uncommitted term loan facility for a maximum credit limit of Rp 25,000 and is non-revolving. Loan period of 36 (thirty six) months. The loan secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, melakukan pencairan sebesar Rp 25.000.
Perusahaan telah fasilitas tersebut
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 25,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 3.200 dan Rp 12.129.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 3,200 and Rp 12,129, respectively.
Pada tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penambahan Fasilitas Kredit dengan Sinarmas, dimana Sinarmas memberikan tambahan fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat non revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 9 July 2010, the Company entered into an Additional Credit Facility with Sinarmas, whereby Sinarmas provide an additional Term Loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and non-revolving basis. The tenor of this facility is 36 (thirty six) months, secured by consumer financing receivables (Note 5).
219
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/58
Exhibit E/58
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued) PT Bank Sinarmas (formerly PT Bank Shinta) (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 98.848.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance of this credit agreement amounted to Rp 98,848.
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
(6) Pada tanggal 18 November 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) dengan batas maksimum fasilitas sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 30 (tiga puluh) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(6) On 18 November 2009, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement (Term Loan) with PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) for a maximum facility of Rp 100,000. The term of the loan for 30 (thirty) months from the date of signing the agreement and the withdrawal period for 6 (six) months from the date of signing such agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 70.000 dan Rp 30.000 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
The Company has drawndown of such facility amounted to Rp 70,000 and Rp 30,000 in 2010 and 2009, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 75.000 dan Rp 30.000.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 75,000 and Rp 30,000, respectively.
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Cimb Niaga Tbk
(7) Pada tanggal 23 Februari 2007, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) dalam bentuk fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran (PTA II) dengan jumlah maksimum fasilitas kredit sebesar Rp 50.000, dimana dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian efektif, seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan. Fasilitas ini bersifat “non revolving” dan berlaku untuk 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(7) On 23 February 2007, the Company entered into new credit agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), in form of Fixed Installment Loan facility (PTA II) for a maximum credit facility amounted to Rp 50,000, which within a period of 3 (three) months from the date of the agreement , the facility will have to be drawdown. This facility is "non-revolving" and is valid for 39 (thirty-nine) months from the date of such loan agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 50.000 pada tahun 2007.
The Company has drawndown such facility amounted to Rp 50,000 in 2007.
220
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/59
Exhibit E/59
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Cimb Niaga Tbk (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 6.944.
In 2010, the Company has fully repaid all the outstanding loan balance and as of 31 December 2009 the outstanding loan balance amounted to Rp 6,944.
Pada tanggal 7 April 2008, Perusahaan dan CIMB Niaga menandatangani perjanjian kredit dalam bentuk fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) III dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 60.000 dan bersifat non revolving dengan jangka waktu kredit sampai dengan 3 (tiga) tahun dari tanggal penarikan kredit dan akan berakhir pada tanggal 7 Juli 2011. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 7 April 2008, the Company and CIMB Niaga entered into a credit agreement in the form of Fixed Installment Loan facility (PTA) III for a maximum credit of Rp 60,000 and is nonrevolving credit with the term of of facility 3 (three) years from the drawdown date of credit and will be expired on 7 July 2011. All of these facilities must be utilized within 3 (three) months from the date of the agreement The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, melakukan pencairan sebesar Rp 60.000.
Perusahaan telah fasilitas tersebut
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 60,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 11.666 dan Rp 31.667.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp11,666 and Rp 31,667, respectively.
Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan CIMB Niaga dalam bentuk fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus IV dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat on liquidity basis. Jangka waktu pinjaman selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 17 Juni 2013. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 15 March 2010, the Company entered into a credit agreement with Bank Niaga in the form of special loan transaction facility IV for a maximum credit limit of Rp 50,000 and is on liquidity basis. The term of the loan for 39 (thirty nine) months from the date of signing the agreement and will be expired on 17 June 2013. All of these facilities must be utilized within 3 (three) months from the date of the agreement. The loan secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, melakukan pencairan sebesar Rp 50.000.
Perusahaan telah fasilitas tersebut
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 40.278.
As of 31 December 2010 balance of the outstanding loan balance amounted to Rp 40,278.
221
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/60
Exhibit E/60
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
(8) Pada tanggal 10 Juni 2010, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam bentuk fasilitas Pinjaman Kredit Angsuran (Installment Loan) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatangan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 10 Juni 2013 dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(8) On 10 June 2010, the Company entered into a credit agreement with PT Bank Central Asia Tbk (BCA) in the form of Credit Installment Loan (Installment Loan) for a maximum credit limit of Rp 50,000. The loan tenor is 3 (three) years from the date of signing the agreement and will expire on 10 June 2013 with the withdrawal period within 6 (six) months from the date of signing the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 41.667.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 41,667.
PT Bank Maybank Indocorp
PT Bank Maybank Indocorp
(9) Pada tanggal 14 Mei 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) dengan jumlah maksimum fasilitas kredit Rp 93.000. Fasilitas ini bersifat “non revolving” dan berlaku untuk 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(9) On 14 May 2008, the Company entered into a credit agreement with PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) for a maximum credit facility amounted to Rp 93,000. This facility is “non-revolving” basis, this facility valid for 36 (thirty six) months since the utilization date, and withdrawal period within 6 (six) months from the date of signing the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 93.000.
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 93,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman kredit tersebut masingmasing sebesar Rp 14.528 dan Rp 45.528.
As of 31 December 2010 and 2009 the outstanding loan balance amounted to Rp 14,528 and Rp 45,528, respectively.
222
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/61
Exhibit E/61
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Maybank Indocorp (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Maybank Indocorp (Continued)
Pada tanggal 22 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Maybank dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 30.000 dan bersifat non revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 22 March 2010, the Company entered into an Credit Agreement with Maybank for a maximum credit limit of Rp 30,000 and is non-revolving. The term of loan period 36 (thirty six) months from the date of facility drawdown and withdrawal period for 6 (six) months from the date of signing the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 30,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 23.571.
As of 31 December 2010 the outstanding loan balance amounted to Rp 23,571.
PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal)
PT Bank Hana Manunggal)
(formerly
PT
Bank
Bintang
(10) Pada tanggal 3 Juni 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) dalam bentuk fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 12.000 pada pencairan awal dan Rp 18.000 pada pencairan selanjutnya. Jangka waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan dan akan berakhir pada tanggal 20 Agustus 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(10) On 3 June 2009, the Company signed a Credit Agreement with PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) in the form of loan facility with Installment with a maximum credit of p 12,000 in early drawdown and Rp 18,000 on the next drawdown. The term of loan period 2 (two) years from the date of drawdown and will end on 20 August 2011. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2009, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 30,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 14.172 dan Rp 28.446.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 14,172 and Rp 28,446, respectively.
Pada tanggal 16 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Hana dalam bentuk fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 15.000. Jangka waktu pinjaman selama 1 (satu) tahun sejak tanggal pencairan dan akan berakhir pada tanggal 17 Februari 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 16 February 2010, the Company signed a Credit Agreement with Hana in the form of loan facility with Installment with a maximum credit of Rp 15,000. The term of loan period 1 (one) year from the date of drawdown and will end on 17 February 2011. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
223
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/62
Exhibit E/62
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Lanjutan)
PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 15.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 15,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 2.631.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 2,631.
The Royal Bank of Scotland Plc. (d/h ABN Amro Bank N.V)
The Royal Bank of Scotland Plc. (formerly ABN Amro Bank N.V)
(11) Pada tanggal 14 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan The Royal Bank of Scotland Plc. (d/h ABN Amro Bank N.V) (RBS) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat bersifat non revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2011 dan jangka waktu penarikan selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(11) On 14 July 2008, the Company entered into a credit agreement with The Royal Bank of Scotland Plc. (formerly ABN Amro Bank NV) (RBS) with a maximum credit limit of Rp 50,000 and is non-revolving basis. The term of loan period 36 (thirty six) months from the date of drawdown of credit and will expire on 14 October 2011 and the withdrawal period for 3 (three) months from the date of signing the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masingmasing sebesar Rp 16.667 dan Rp 33.333.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 16,667 and Rp 33,333, respectively.
c. Pinjaman lainnya
c. Other borrowings
PT BCA Finance
PT BCA Finance
(1)
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance. Perusahaan melakukan pembiayaan tersebut untuk pengadaan 43 (empat puluh tiga) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.384. Jangka waktu pembayaran pembiayaan ini adalah selama 3 (tiga) tahun. Pembiayaan konsumen ini dijamin dengan kendaraan yang dibiayai tersebut.
(1) On 26 October 2010, the Company entered into an Consumer Financing agreement with PT BCA Finance. The Company utilized such financing for 43 (forty three) vehicles for daily operational purposes in the Company with the total amount of Rp 3,384. The tenor of such facility was 3 (three) years. This consumer financing is secured by the vehicles financed.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 3.384.
In 2010, the Company has drawndown the credit amounted to Rp 3,384.
224
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/63
Exhibit E/63
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10.
10. FUND BORROWINGS (Continued)
PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
c. Pinjaman lainnya (Lanjutan) PT BCA Finance (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman tersebut di atas sebesar Rp 3.113.
c. Other borrowings (Continued) PT BCA Finance (Continued) As of 31 December 2010, the outstanding loan balance for this facility amounted to Rp 3,113.
PT IFS Capital
PT IFS Capital
(2) Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Anjak Piutang No. BF004D000 with recourse dengan PT IFS Capital. Batas maksimum fasilitas yang diadakan sebesar Rp 50.000 yang terdiri dari batasan untuk investasi neto sewa pembiayaan yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000, batasan untuk pembiayaan konsumen yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 300. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2011.
(2) On 29 November 2010, the Company entered into Agreement of With Recourse Domestic Factoring Facility No. BF004D000 with PT IFS Capital. Maximum limit of facilities that are held is amounted to Rp 50,000 which consist limit for factoring from net investment in direct financing lease is at minimum of Rp 80 and maximum of Rp 3,000, limit for factoring from consumer financing is at minimum of Rp 80 and maximum of Rp 300. This agreement will be expired on 29 November 2011.
Selama tahun 2010, Perusahaan belum melakukan pencairan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas.
During 2010, the Company has not yet drawndown such loan facility mentioned above.
225
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/64
Exhibit E/64
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10.
10. FUND BORROWINGS (Continued)
PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) Syarat-syarat dan ketentuan yang dilanggar selama masa peminjaman
boleh
The terms and conditions that should not be violated during the lending period
Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: - Persentase total pencadangan kerugian penurunan tidak boleh kurang dari 0,50% dari total piutang pembiayaan konsumen, atau - Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Bank selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak berakhirnya tahun buku yang bersangkutan dan laporan keuangan kuartalan paling lambat 60 hari sejak berakhirnya tiap kuartal, atau - Menjaga tingkat pembagian dividen maksimum 50% dari laba bersih, atau - Menjaga perbandingan antara jaminan fasilitas kredit minimal 100% dari outstanding pinjaman, atau - Memelihara Gearing ratio (ratio antara pinjaman dengan modal sendiri) tidak lebih besar dari 5 (lima) kali sampai dengan 10 (sepuluh) kali, atau - Non performing Loan (NPL) tidak melebihi 5% dari piutang pembiayaan konsumen, atau - Dampak mata uang yang tidak dilindungi secara keseluruhan maksimum 25% dari total nilai aset bersih berwujud secara keseluruhan, atau - Total nilai aset bersih berwujud secara keseluruhan diharuskan lebih besar dari Rp 900.000, atau - Melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank, salah satunya apabila terdapat perubahan komposisi pemegang saham mayoritas, perubahan susunan anggota komisaris dan direksi, perubahan bidang atau jenis kegiatan usaha Perusahaan, serta apabila Perusahaan melakukan pembubaran, penggabungan usaha dan atau peleburan dengan Perusahaan lain.
On the borrowings received by the Company, the creditors generally require restrictions and obligations to be fulfilled by the Company, which generally include:
Tingkat suku bunga tahunan untuk fasilitas-fasilitas pinjaman di atas adalah tingkat suku bunga Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) + 6% per tahun, atau Base Lending Rate (BLR) + premium sebesar 2 % per tahun, atau 10,00% sampai 15,75%, atau Government Bonds YTM + 4% per tahun, atau SBI + 2,75% sampai 4% per tahun pada tahun 2010 dan 10,25% sampai 17,50% pada tahun 2009.
Annual interest rates for borrowing facilities mentioned above is at Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) + 6% yearly, or Base Lending Rate (BLR) + premium of 2% yearly, or 10.00% to 15.75%, or Government Bonds YTM + 4% yearly, or SBI + 2.75% to 4% yearly in 2010 and 10.25% to 17.50% in 2009
Besarnya jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan atas fasilitas pinjaman di atas berkisar antara 100% sampai 110% dari batas maksimum kredit, atau berkisar antara 100% sampai 110% dari jumlah outstanding pinjaman dan diikat secara fidusia.
The amount of consumer financing receivables collateralized for the loan facilities above ranged from 100% to 110% of the maximum credit limit, or ranging from 100% to 110% of total loans outstanding and collateralized fiduciary.
226
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
tidak
-
-
Percentage of total allowance for impairment losses should not be less than 0.50% of total consumer finance receivables, or Submit annual finance statements that have been audited to the Bank no later than 4 (four) months from the expiration of the relevant fiscal year and quarterly Financial Statements no later than 60 days since the end of each quarter, or Keeping the maximum dividend rate 50% of net profit, or Keeping the ratio between loan collateral at least 100% of outstanding loans, or Maintaining gearing ratio (ratio between the loan with their own capital) is not greater than 5 (five) to 10 (ten) times, or Non Performing Loans (NPL) shall not exceed 5% of consumer finance receivables, or Impact of currency that is not protected as a whole maximum 25% of the total value of net tangible assets as a whole, or Total value of net tangible assets as a whole are required more than Rp 900,000, or Conduct a written notice to the Bank, one of them if there are changes in the composition of major shareholders, changes in the composition of the Commissioners and Directors, change the field or type of business activities, and if the Company made the dissolution, merger or acquisition with another Company.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/65
Exhibit E/65
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG OBLIGASI
11. BONDS PAYABLE
Nama Obligasi
Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2009 terdiri dari: Seri A
Tanggal jatuh tempo
Tingkat bunga per tahun / interest rate per year 2010 2009
Nilai nominal / Nominal value 2010 2009
Maturity date
Bonds
Bonds BFI Finance indonesia year 2009 consist of : 20 January 2011 A series
20 Januari 2011 12,00%
-
65.000
-
Seri B
15 Juli 2011 12,75%
-
30.000
-
15 July 2011
B series
Seri C
15 Januari 2012 13,25%
-
65.000
-
15 January 2012
C series
Jumlah nilai nominal Dikurangi: Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Bersih
160.000
(
849 ) 159.151
Total nominal value Less: -
Unamortized bond Issuance costs
-
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan menerbitkan obligasi BFI Finance Indonesia II tahun 2009 dengan jumlah penawaran pokok sebanyakbanyaknya Rp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK (dahulu Bapepam) melalui surat No.S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap. Pada tanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesar Rp 160.000. Obligasi tersebut memiliki kupon tingkat bunga tetap sebesar 12,00%, 12,75% dan 13,25% masing-masing untuk obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 370 hari, 18 bulan dan 24 bulan sejak tanggal Emisi dan dibayarkan setiap 3 bulan (triwulanan) sejak tanggal 15 April 2010.
On 8 January 2010, the Company issued bonds BFI Finance Indonesia II year 2009 for a total principal offering maximum of Rp 200,000 with the longest term of 24 (twenty four) months from the date of issuance, the Company has obtained the approval from Bapepam-LK (formerly Bapepam) in its letter No.S-94/BL/2010 regarding the Public Offering of BFI Finance Indonesia Bond II Year 2009 with Fixed Rate. On 18 January 2010, such bonds were listed in the Indonesia Stock Exchange with a number of final issuance of Rp 160,000. The bonds have a fixed coupon interest rate of 12.00%, 12.75% and 13.25% respectively for bonds with maturities of 370 days, 18 months and 24 months from the date issued and paid every 3 months (quarterly) since 15 April 2010.
Obligasi tersebut dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan dengan kategori lancar untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat, yang pengikatannya dilakukan dengan Akta Jaminan Fidusia selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak Tanggal Emisi Obligasi dan sekurangkurangnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang masih terutang.
The bonds are secured by fiduciary consumer financing receivables and net investment in direct financing leases with the current category to the interests of the Bondholders through the trustee, the covenant is done by Fiduciary Warranty Deed no later than 4 (four) months from the Date of Issuance of Bonds and at least 110% (one hundred ten percent) of the principal amount of Bonds which are still outstanding.
227
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/66
Exhibit E/66
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG OBLIGASI (Lanjutan)
11. BONDS PAYABLE (Continued)
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 tanggal 13 Oktober 2009 beserta perubahan-perubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Perubahan terakhir akta tersebut dibuat pada tanggal 15 Januari 2010 di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.
The issuance of these bonds is based on the Deed of Bond Trustee Agreement II BFI Finance Indonesia Year 2009 with Fixed Rate, No. 9 dated 13 October 2009 and its revisions made between the Company and PT Bank Mega Tbk. The latest amendment deed was made on 15 January 2010 in Fathiah Helmi, SH, Notary in Jakarta, between the Company and PT Bank Mega Tbk, which acts as Trustee.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pokok Obligasi yang terutang sebesar Rp 160.000.
As of 31 December 2010, balance of outstanding bonds amounted to Rp 160,000
Untuk memenuhi ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Peraturan Bapepam (sekarang menjadi Bapepam-LK) No. IX.C.II Lampiran Keputusan Ketua Bapepam (sekarang menjadi Bapepam-LK) No. Kep135/BL/2006 tanggal 14 Desember 2006 tentang Pemeringkatan atas Efek Bersifat Utang, Perusahaan telah melakukan pemeringkatan atas Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), dengan peringkat idA(Single A Minus; Stable Outlook) atas Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap sebesar Rp 160.000 untuk periode 2 Oktober 2009 sampai dengan 1 Oktober 2010 berdasarkan surat PEFINDO No. 892/PEF-DIR/IX/2009 tanggal 17 September 2009.
In order to meet the requirements of the Bond Trustee Agreement BFI Finance Indonesia Year 2007 with Fixed Rate and Regulation (now the BapepamLK) No. IX.C.II Attachment of Bapepam (now the Bapepam-LK) No. Kep-135/BL/2006 14 December 2006 about Rating on Debt Securities, the Company has the rating on the Bonds BFI Finance Indonesia II Year 2009 with Fixed Rate conducted by PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), with idA(Single A Minus; Stable Outlook ) for BFI Finance Indonesia Bond II Year 2009 with Fixed Rate amounted to Rp 160,000 for the period 2 October 2009 until 1 October 2010 based on PEFINDO letter No.892/PEF-DIR/IX/2009 dated 17 September 2009.
12. PERPAJAKAN
12. TAXATIONS
a. Utang pajak
a. Taxes payable 2010
2009
Pajak Penghasilan : Pasal 21 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 4 (2) – Final Pasal 23 Taksiran utang pajak penghasilan
13.036 5.064 38 44 6 3.224
11.997 11.531 235 19 2 1.573
Income Taxes : Article 21 Article 25 Article 26 Article 4(2) - Final Article 23 Estimated income tax payable
Jumlah
21.412
25.357
Tot al
228
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/67
Exhibit E/67
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
12. TAXATIONS (Continued)
b. Pajak penghasilan
b. Income taxes A reconciliation between profit before income tax expense, as presented in the statements of income, and estimated taxable income for the years ended 31 December 2010 and 2009 is as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi, dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi Beda tetap: Beban sewa Pendapatan bunga yang pajaknya bersifat final Beban lain-lain Beda temporer: Gaji dan cadangan imbalan kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen Penghapusan piutang Penyusutan aset tetap Laba atas penjualan aset tetap Amortisasi biaya emisi obligasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi
Taksiran penghasilan kena pajak
(
2009
462.909
392.066
196
133
(
12.800 ) ( 950 11.654 ) (
28.794 ) 921 27.740 )
(
23.482 )
13.435
( (
48.246 ( 16.955 ) ( 467 )
40.229 ) 3.395 ) 349
125 849 ) 28.317 34.935 (
109 1.319 28.412 )
(
486.190
2010
Kredit pajak: Pajak Penghasilan Pasal 25 Taksiran pajak penghasilan badan Terutang
Temporary differences: Salaries and allowance for employees benefits Allowance for impairment losses of finance lease and consumer financing receivables Write off receivables Depreciation of property and equipment Gain on sale of equipments Amortization of bond issuance cost Unamortized transaction cost
Estimated taxable income
c. Income tax current
Perhitungan utang pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Taksiran beban pajak penghasilan periode berjalan: 2010 20% x Rp 486.190 2009 23% x Rp 335.914
Permanent differences: Rent expenses Interest income already subjected to final tax Other expenses
335.914
c. Pajak penghasilan kini
Taksiran penghasilan kena pajak
Profit before income tax expense per statements of income
486.190
The calculation of corporate income tax payable for the years ended 31 December 2010 and 2009 consists of: 2009 335.914
Estimated taxable income
77.260
Estimated income tax expense – current 2010 20% x Rp 486,190 2009 23% x Rp 335,914
94.014
75.687
Tax credit: Income Taxes Article 25
3.224
1.573
Esimated corporate income tax payable
97.238 -
-
229
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/68
Exhibit E/68
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
12. TAXATIONS (Continued)
c. Pajak penghasilan kini (Lanjutan)
c. Income tax current (Continued)
Taksiran pajak penghasilan badan Perusahaan untuk tahun fiskal 2009 sebagaimana yang disajikan di atas telah sesuai dengan jumlah yang telah dilaporkan oleh Perusahaan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT-1771) masingmasing untuk tahun-tahun yang bersangkutan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Estimated corporate income tax of the Company for fiscal year 2009 as presented above are in accordance with the amount that was reported by the Company in its Annual (SPT-1771) respectively for the years in question to the Tax Office (KPP).
Kantor Pelayanan Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal terutangnya pajak. Koreksi terhadap kewajiban pajak Perusahaan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan.
The tax authorities may assess or amend taxes within 5 (five) years from the date tax. Amendments to tax obligations of the Company are recorded when an assessment is received or, if appealed, when the result of the appeal is determined.
d. Pajak tangguhan
d. Deferred tax
Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan laporan fiskal terdiri dari:
The deferred tax effects of the significant temporary differences between commercial and fiscal reporting are as follows:
Dikreditkan (dibebankan) ke/ Credited (charged) into Laba rugi / Ekuitas/ Profit and loss Equity
31 Des 2009/ 31 Dec 2009
31 Des 2010/ 31 Dec 2010
Aset (kewajiban) pajak
Deferred tax assets (liabilities)
Tangguhan Cadangan kerugian penurunan nilai
21.244
(
3.558)
-
17.686
2.510
(
464)
-
2.046
5.527
(
5.281)
-
246
216
-
Cadangan imbalan kerja Beban yang masih harus dibayar
Penyusutan aset tetap Penyesuaian terkait dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) Biaya transaksi yang belum diamortisasi Amortisasi biaya emisi obligasi Aset Pajak Tangguhan Bersih
230
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
(
2.181)
-
-
-
( 5.663
-
(
170)
27.100
(
3.594)
(
1.965)
17.169) (
17.169)
(
17.169)
5.663 (
170) 6.337
Allowance for impairment losses Allowance for employee benefits Accrued expenses Depreciation of Property and equipments Adjustment as a result of first adoption SFAS No. 55 (Revised 2006) Unamortized transaction cost Amortization of bonds issuance cost Deferred Tax Assets Net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/69
Exhibit E/69
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
12. TAXATIONS (Continued)
d. Pajak tangguhan (Lanjutan)
d. Deferred tax (Continued) (Beban) manfaat pajak tangguhan/ Deffered tax (expenses) benefit
31 Des 2008/ 31 Dec 2008
31 Des 2009/ 31 Dec 2009
Aset (kewajiban) pajak Tangguhan
Deferred tax assets (liabilities)
Cadangan kerugian penurunan nilai Beban yang masih harus dibayar
37.669 6.022
Penyusutan aset tetap
(
2.784)
Amortisasi biaya emisi obligasi Beban lain-lain
( (
363) 6)
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
(
40.538
16.425) 2.015 603 ( 363 6
(
e. Administrasi
13.438)
Allowance for impairment losses Accrued expenses Depreciation of property 2.181) and equipments Amortization of bonds Issuance cost Other expenses 21.244 8.037
27.100
Deferred Tax Assets Net
e. Administration
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang) tentang perubahan ke-empat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 atas Pajak Penghasilan telah disahkan. Undang-Undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perubahan signifikan yang diatur dalam Undang-Undang, salah satunya adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal, yaitu sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
In September 2008, Law No. 36 year 2008 (the Law) concerning a change to the four above-Act. 7 year 1983 regarding income tax was approved. This Act is effective from 1 January 2009. Significant changes stipulated in the Act, one of which is a change in corporate tax rate to a single rate, which is 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and onwards.
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, bagi perseroan terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah dari tarif pajak penghasilan pada umumnya.
Under the law no. 36 year 2008 concerning the fourth amendment of Law No. 7 year 1983 concerning Income Tax, for the public company that is at least 40% of the total paid shares traded on the Indonesian Stock Exchange (IDX) and meet certain other requirements to obtain a rate of 5% lower than income tax rates in general.
13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES
Akun ini terdiri dari beban masih harus dibayar atas: 2010
This account consists of accrual on the following: 2009
Bonus dan tunjangan Bunga Jasa tenaga ahli Lainnya
30.475 17.452 2.770 21.816
48.126 4.262 5.712 16.449
Bonus and allowance Interest Professional fees Others
Jumlah
72.513
74.549
Tot al
231
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/70
Exhibit E/70
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MODAL SAHAM
14. SHARE CAPITAL
Rincian pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut:
The details of the Company’s share ownership are as follows:
2 0 1 0
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of Shares
Nilai nominal/ Amount
%
Shareholders
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG, London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
147.853.000
73.927
19,45
135.232.983
67.616
17,79
114.014.275
57.007
15,00
39.579.500 323.659.523
19.790 161.830
5,20 42,56
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of Shares
2 0 0 9 Nilai nominal/ Amount
%
Shareholders
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG, London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
147.853.000
73.927
19,44
135.725.502
67.863
17,85
114.014.275
57.007
15,00
44.079.500 318.667.004
22.039 159.334
5,80 41,91
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Jumlah saham yang dimiliki oleh komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari biro administrasi efek, PT Sirca Datapro Perdana, adalah sejumlah 4.463.739 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 0,59% dari jumlah saham Perusahaan yang beredar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 15. PENDAPATAN BUNGA
The number of shares owned by the Company’s commissioners and directors based on the records of the share registrar, PT Sirca Datapro Perdana, totaled to 4,463,739 shares which represent 0.59% of the total outstanding shares of the Company as of 31 December 2010 dan 2009, respectively.
15. INTEREST INCOME
Akun ini merupakan pendapatan bunga dari:
This account represents interest income from the following: 2010
2009
Deposito berjangka Jasa giro
12.497 703
27.913 915
Time deposits Current accounts
Jumlah
13.200
28.828
Total
232
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/71
Exhibit E/71
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. BEBAN KEUANGAN
16. FINANCING COST
Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut: 2010 Beban bunga pinjaman Kontrak swap dan forward Beban administrasi bank Jumlah
125.707
18.331 859
53.712 713
Interest expense Swap and forward foreign exchange contract costs Bank administration charges
144.730
180.132
Total
17. OTHER REVENUES
Rincian pendapatan lain-lain adalah sebagai berikut: 2010
Jumlah
2009
125.540
17. PENDAPATAN LAIN-LAIN
Biaya transaksi Pendapatan administrasi Denda keterlambatan Pendapatan terminasi Laba atas penjualan aset tetap Rupa-rupa
The details of financing cost are as follows:
The detail of other income are as follows: 2009
74.688 60.225 32.899 986 9.571
50.201 58.375 60.256 22.676 488 20.822
Transaction costs Administration income Late charges Termination income Gain on disposal equipments Miscellaneous
178.369
212.818
Total
Biaya transaksi merupakan pendapatan yang diterima Perusahaan dari selisih antara premi asuransi yang dibebankan oleh Perusahaan kepada pelanggan dengan jumlah aktual yang dibayarkan Perusahaan kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan transaksi sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen disajikan secara bersih.
Transaction costs represents income earned by the Company from the excess of insurance premiums charged to the customers over the actual amounts paid by the Company to the insurers related to finance lease and consumer financing transaction presented net.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi diakui secara langsung di laporan laba rugi oleh Perusahaan dan tidak dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan, sejak tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah piutang pembiayaan konsumen maupun investasi neto sewa pembiayaan kemudian diamortisasi sesuai dengan umur piutang tersebut berdasarkan metode suku bunga efektif, amortisasi dari biaya transaksi dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan.
Prior to 1 January 2010, transaction costs is recognized immediately in the statement of income by the Company and not recorded as part of consumer financing income and finance lease income, starting from 1 January 2010, transaction costs were amortized over the terms of consumer financing receivables or net investment in direct financing lease based on the effective interest rate, the amortization of transaction costs were recorded as part of consumer financing income and finance lease income.
233
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/72
Exhibit E/72
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18.
18.
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 2010 Gaji dan imbalan kerja Asuransi Perbaikan dan pemeliharaan Penyusutan aset tetap (Catatan 6) Pendidikan dan pelatihan Perjalanan dinas, jamuan dan Representasi Komunikasi Sewa Perlengkapan kantor Beban pension Honorarium tenaga ahli Iklan Amortisasi biaya emisi obligasi (lihat Catatan 11) Registrasi saham Surat kabar dan iuran keanggotaan Lain-lain
19.
DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
The details of general and administrative expenses are as follows: 2009
174.665 33.726 19.638
165.258 18.714 12.408
14.385 9.916
12.117 5.775
8.149 8.115 5.733 5.172 3.630 2.311 949
3.436 7.836 5.270 3.135 3.035 3.113 451
190 172 9.701
1.319 209 173 7.377
Salaries and employee benefits Insurance Repairs and maintenance (Note 6) Depreciation of property and Equipments Training and education Travel, entertainment and Representation Communications Rent Office supplies Pension cost Professional fees Advertising Amortization of bond issuance cost (see Note 11) Share registration Subscriptions and membership fees Others
296.452
249.626
Total
-
Jumlah
YANG
GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
TELAH
19.
CASH DIVIDENDS EARNINGS
AND
APPROPRIATED
RETAINED
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 15 Mei 2009, Perusahaan mengumumkan pembagian dividen tunai yang berasal dari laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 107 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 81.356 kepada para pemegang saham Perusahaan yang merupakan 35,10% dari laba bersih Perusahaan untuk tahun buku 2008 dan membayarkan dividen tersebut pada tanggal 19 Juni 2009.
Based on the decision of the Shareholders’ Annual and Extraordinary General Meeting on 15 May 2009, the Company declared distribution of cash dividend from year 2008 net profit amounted to Rp 107 (full amount) per share or equivalent to Rp 81,356 to the shareholders which was representing 35.10% of net profit for the year ended in 2008 and was paid on 19 June 2009.
Perusahaan juga menyisihkan sebesar Rp 3.000 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. Sisa laba bersih untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 147.405 dibukukan sebagai Saldo Laba.
The Company also set aside Rp 3,000 of the general reserve in accordance with Law No. 40 year 2007 effective on 16 August 2007 regarding the Limited Liability Company, which requires the Company in Indonesia to create a general reserve of at least 20% of the issued and fully paid. The law is no set period of time to the minimum general reserve. Remaining net profit for financial year 2008 amounted to Rp 147,405 was recorded as Retained Earnings.
Berdasarkan keputusan Rapat Direksi Perusahaan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perusahaan yang diadakan pada tanggal 11 Desember 2009 telah memutuskan untuk membagikan dividen tunai interim untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 57 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 43.339 kepada para pemegang saham Perusahaan dan membayarkan dividen tersebut pada tanggal 29 Januari 2010.
Based on the decision of the Company Directors meeting, with the approval of the Board of Commissioners of the Company held on 11 December 2009 has decided to distribute an interim cash dividend for the year ended 2009 amounted to Rp 57 (full amount) per share or equivalent to Rp 43,339 to the shareholders of the Company and was paid on 29 January 2010.
234
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/73
Exhibit E/73
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA (Lanjutan)
19. CASH DIVIDENDS AND APPROPRIATED RETAINED EARNINGS (Continued)
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 22 April 2010, Perusahaan mengumumkan pembagian dividen tunai yang berasal dari laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 135 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 102.645 kepada para pemegang saham Perusahaan yang merupakan 34,06% dari laba bersih Perusahaan untuk tahun buku 2009, setelah diperhitungkan dengan dividen tunai interim yang telah dibagikan berdasarkan keputusan Rapat Direksi Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perusahaan pada tanggal 11 Desember 2009 sebesar Rp 57 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 43.339 yang dibagikan pada tanggal 29 Januari 2010. Sisanya sebesar Rp 78 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 59.306 dibayarkan pada tanggal 4 Juni 2010.
Based on the decision of Shareholders’ Annual and Extraordinary General Meeting on 22 April 2010, the Company announced a cash dividend from net profit in 2009 amounted to Rp 135 (full amount) per share amounting to Rp 102,646 to the shareholders of the Company which is 34.06% of net profit for fiscal year 2009, after deducting the interim cash dividend which has been distributed based on the decision of the Meeting of Directors of the Company with the approval of the Board of Commissioners of the Company on 11 December 2009 amounted to Rp 57 (full amount) per share amounting to Rp 43,339 were distributed on 29 January 2010. The remaining Rp 78 (full amount) per share amounting to Rp 59,306 was paid on 4 June 2010.
Perusahaan juga menyisihkan sebesar Rp 3.000 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undangundang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. Sisa laba bersih untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 195.723 dibukukan sebagai saldo laba.
The Company also set aside Rp 3,000 to the general reserve in accordance with Law No. 40 year 2007 effective on 16 August 2007 regarding Limited Liability Company, which requires the Company in Indonesia to create a general reserve of at least 20% of the issued and fully paid. The law is no set period of time to the minimum general reserve. Remaining net profit for financial year 2009 amounted to Rp 195,723 was recorded as retained earnings.
20. CADANGAN IMBALAN KERJA KARYAWAN
20. ALLOWANCE FOR EMPLOYEE BENEFITS
Cadangan Imbalan Kerja Karyawan
Allowance for Employee Benefits
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat yang dikelola dan diadministrasikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
The Company provided pension plan of defined benefit pension plan for qualifying permanent employees, which are processed and administrated by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Cadangan atas imbalan kerja lainnya meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnya dihitung oleh perusahaan konsultan aktuaria (PT Prima Aktuaria) dalam laporannya tanggal 10 Februari 2011 untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan PT Prima Bhaksana Lestari dalam laporannya tanggal 19 Januari 2010 untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh imbalan kerja tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, masingmasing 1.745 dan 1.448 karyawan.
Allowance for other employee benefits consist of service payments, severance payments, termination benefits and other compensations is calculated by a licensed actuarial consulting firm (PT Prima Aktuaria) in its report dated 10 February 2011 for the year ended 31 December 2010 and PT Prima Bhaksana Lestari in its report dated 19 January 2010 for the year ended 31 December 2009 using the “Projected Unit Credit” method. The number of employees entitled to employee benefits for the year ended 31 December 2010 and 2009, respectively 1,745 and 1,448 employees
235
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/74
Exhibit E/74
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20. CADANGAN (Lanjutan)
IMBALAN
KERJA
KARYAWAN
Perusahaan menghitung cadangan imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Perhitungan imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Nilai kini kewajiban imbalan pasti Nilai wajar aset program Nilai yang belum diakui: - (Kerugian) keuntungan actuarial yang tidak diakui - Biaya jasa lalu yang tidak diakui
32.054
16.551 7.744)
( (
6.725) 3.782) (
6.124 4.020)
Berikut ini adalah mutasi kewajiban imbalan kerja Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009: 2010 10.911
( (
Kewajiban yang diakui di neraca
4.515 1.624 ) ( 3.574 ) ( 10.228
10.911
236
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Present value of defined benefit obligation Fair value of plan asset Unrecognized amount of: Unrecognized actuarial (loss) gain Unrecognized past service cost Allowance for employee benefit
2009 13.652 2.555 1.722 ) 3.574 ) 10.911
Beginning balance as of 1 January Additional allowances charged to current year statement of income Benefit payments Contribution to the plan Liability recognized in balance sheets Employee benefits expenses
2010
Jumlah beban
BENEFITS
Below is the movement of the employee benefits liability of the Company for the years ended ended 31 December 2010 and 2009:
Beban imbalan kerja
Biaya jasa kini Biaya bunga Pengembalian aset program yang diharapkan Amortisasi atas: - Kerugian (keuntungan) aktuarial yang tidak diakui - Biaya jasa lalu yang tidak diakui
EMPLOYEE
2009
11.319) (
10.228
FOR
The Company calculates the allowance for employee benefits in accordance with the Employment Act No. 13/2003. The calculation of employee benefits for the year ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
(
Cadangan imbalan kerja karyawan
Saldo awal 1 Januari Penambahan cadangan yang dibebankan ke laba rugi Perusahaan tahun berjalan Imbalan pembayaran Pembayaran aset program
20. ALLOWANCE (Continued)
3.198 1.821 (
2009 1.532 2.091
929 ) (
1.119 )
187 ( 238
187 ) 238
4.515
2.555
Current service cost Interest cost Expected return on plan asset Amortization of: Unrecognized actuarial loss (gain) Unrecognized past service cost Total expenses
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/75
Exhibit E/75
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20. CADANGAN IMBALAN KERJA (Lanjutan) Asumsi-asumsi utama perhitungan di atas:
yang
20. ALLOWANCE FOR EMPLOYEE BENEFITS (Continued)
digunakan
dalam
Key assumptions used in the above calculation: 2010
Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
- Usia pensiun normal
10% per tahun / 10% p.a.
Economic assumptions: Annual discount rate -
12% per tahun / 12% p.a.
Annual salary growth rate -
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. 55 tahun / 55 years old
Other assumpstions: Table of mortality -
Disability rate Withdrawal rate -
Normal retirement age -
2009 Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
- Usia pensiun normal
11% per tahun / 11% p.a. 10% per tahun / 10% p.a Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. 55 tahun / 55 years old
Economic assumptions: Annual discount rate Annual salary growth rate Other assumpstions: Table of mortality -
Disability rate Withdrawal rate -
Normal retirement age -
237
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/76
Exhibit E/76
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DIDENOMINASI DALAM MATA UANG ASING
21. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
YANG
Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan mata uang Yen Jepang sebagai berikut:
The Company has monetary assets and liabilities denominated in US Dollar and Japanese Yen currency as follows:
2 Mata Uang Asing/ Foreign Currency Aset Aset lain-lain
USD
0
8.843
Jumlah Aset Kewajiban Pinjaman diterima Beban masih harus dibayar Utang lain-lain Jumlah Kewajiban
JPY USD JPY USD USD
270.000.000 37.000.000 1.396.284 87.262 8.843
USD
8.843
Jumlah Aset
Beban masih harus dibayar Utang lain-lain Jumlah Kewajiban
Assets Other assets
80
Total Assets
363.383 2 Mata Uang Asing/ Foreign Currency
Kewajiban Pinjaman diterima
80
29.777 332.667 154 785 80 363.463
Kewajiban Bersih
Aset Aset lain-lain
1 0 Setara dalam Rupiah/ Equivalent in Rupiah
JPY USD JPY USD USD
810.000.000 12.750.000 4.542.286 39.427 8.843
Kewajiban Bersih
0
Liabilities Fund borrowings Accrued expenses Other payables Total Liabilities Net Liability
0 9 Setara dalam Rupiah/ Equivalent in Rupiah 83
Assets Other assets
83
Total Assets
82.380 119.850 462 371 83 203.146 203.063
Liabilities Fund borrowings Accrued expenses Other payables Total Liabilities Net Liability
Apabila kewajiban bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2010 dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal penyelesaian laporan keuangan ini yaitu sebesar Rp 8.784 (nilai penuh) untuk 1 Dolar AS dan Rp 106,087 (nilai penuh) untuk 1 Yen Jepang, maka kewajiban bersih dalam mata uang USD dan JPY akan menurun sebesar Rp 8.816.
If the net liabilities denominated in foreign currencies at 31 December 2010 are translated using the exchange rates prevailing at the date of completion of these financial statements the amount of Rp 8,784 (Full amount) to 1 U.S. Dollar and the Rp 106.087 (Full amount) to 1 Japanese Yen, the net liabilities denominated in USD and JPY will decline by Rp 8,816.
Dalam rangka melakukan lindung nilai (hedging) atas risiko fluktuasi kurs mata uang asing atas pinjaman yang diterima dalam mata uang asing maka Perusahaan telah melakukan perjanjian lindung nilai (hedging) (Catatan 8).
In order to hedge the risk of fluctuations in currency exchange rates for borrowings denominated in foreign currencies, the Company has entered into hedging agreement (Note 8).
238
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/77
Exhibit E/77
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
22.
22.
TRANSAKSI DENGAN HUBUNGAN ISTIMEWA
PIHAK
YANG
MEMPUNYAI
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu dengan karyawan kunci dengan nilai transaksi masingmasing di bawah satu milyar Rupiah. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa / Related Parties Karyawan / Employee
TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES In conducting its business, the Company entered into transactions with certain parties who have a special relationship, namely with key employees with the value of each transaction under one billion rupiah.
Sifat hubungan / Nature of Relationship Karyawan kunci / Key Employee
Transaksi / Transactions Piutang pembiayaan konsumen – bruto / Consumer financing receivables – gross Pinjaman kepada karyawan / Loans to employees Pendapatan pembiayaan konsumen / Consumer financing income
Saldo dan transaksi–transaksi kepada/dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Balances and transactions to or from a related party are as follows:
a. Saldo piutang pembiayaan konsumen – bruto masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
a.
2010 Karyawan: Piutang pembiayaan konsumen Bruto Persentase terhadap piutang pembiayaan konsumen - bruto
9.256
0,42%
0,36%
2010
b.
2009 4.125
61,42%
72,66%
2010
c.
Employees: Loans to employee Percentage of loans To employees
Total revenues from consumer financing key employees of the Company respectively for the year ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
2009
2.570
1.817
0,28%
0,20%
Manajemen berkeyakinan bahwa untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang mengandung benturan kepentingan.
Employees: Consumer financing receivables Gross Percentage of receivables consumer finance – gross
The balance of loans to employees of each of 31 December 2010 and 2009 are as follows:
4.260
c. Jumlah pendapatan pembiayaan konsumen yang berasal dari karyawan kunci Perusahaan masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Karyawan: Pendapatan pembiayaan konsumen Persentase terhadap total pendapatan pembiayaan konsumen
2009
14.806
b. Saldo pinjaman kepada karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Karyawan: Pinjaman kepada karyawan Persentase terhadap pinjaman kepada karyawan
Consumer financing receivables gross respectively on 31 December 2010 and 2009 are as follows:
Employees: Consumer financing income Percentage of total consumer finance revenues
Management believes that for the year ended 31 December 2010 and 2009 there were no transactions with related parties as conflict of interest.
239
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/78
Exhibit E/78
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. INFORMASI SEGMEN
23. SEGMENT INFORMATION
Kebijakan Perusahaan terkait informasi segmen disajikan dalam Catatan 2v atas laporan keuangan.
Company policies related segment information is presented in Note 2v to the financial statements.
Segmen usaha – segmen pelaporan primer
Business Segments – Primary segment reporting
Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Hasil segmen Beban bunga Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai
-
2 0 1 0 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated
Jumlah/ Total
81.627
825.132
15.172
921.931
Total revenues
81.627
825.132 -
15.172 144.730
921.931 144.730
Result Segment result Financing cost
-
314.098
314.098
-
Rugi selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih
-
-
36
36
-
-
100.832 -
462.909 100.832 362.077
Unallocated expenses Allowance for impairment Losses Loss on foreign exchange - net Profit before income Tax Income tax expense Net profit
Aset dan Kewajiban Aset segmen Kewajiban segmen
511.442 4.561
551.946 1.880.101
3.870.091 1.929.241
Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities
97
61
2.806.703 44.579
-
158
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
105.026
105.026
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan Karyawan
-
-
14.385
14.385
-
-
941
941
240
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipmentsDepreciation of property and equipments Other non – cash expense: Salaries and employeeBenefits
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/79
Exhibit E/79
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
23. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Segmen usaha (Lanjutan)
–
segmen
pelaporan
Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Hasil segmen Beban bunga Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai
-
primer
2 0 0 9 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated 820.726
32.101
909.590
Total revenues
56.763
820.726 -
32.101 180.132
909.590 180.132
Result Segment result Financing cost
-
262.611
262.611
65.000
-
10.000
Aset dan Kewajiban Aset segmen Kewajiban segmen
Jumlah/ Total
56.763
-
Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih
Business Segments – Primary segment reporting (Continued)
-
-
-
-
167.261 5.202
90.698
392.066 90.698 301.368
Unallocated expenses Allowance for impairment Losses Gain on foreign exchange - net Profit before income Tax Income tax expense Net profit
309.554 814.255
2.392.980 858.810
Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities
75.000
(
219 )(
219)
-
1.916.165 39.353
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
12.777
12.777
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan Karyawan
-
-
12.117
12.117
-
-
(
924 )(
Segmen Geografis – segmen pelaporan sekunder
Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipmentsDepreciation of property and equipments Other non – cash expense: Salaries and employeeBenefits
924)
Geographical reporting
Segments
- secondary
segment
2010 Jawa Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
313.657
1.119.849
41.538
Kalimantan Sumatera Borneo Sumatera 126.136
492.231
17.185
206.727
754.029
32.443
Sulawesi Celebes
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
178.467
96.944
618.100
13.860
-
Jumlah/ Total 921.931
Total Revenues
885.882 3.870.091
Other Segment Information Segment assets -
105.026
Capital expenditure Tangible property and equipments
241
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/80
Exhibit E/80
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
23. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Segmen Geografis – segmen pelaporan sekunder (Lanjutan)
Geographical Segments reporting (Continued)
-
secondary
segment
2009 Jawa Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
295.486
722.075
7.759
Kalimantan Sumatera Borneo Sumatera 129.597
310.067
2.950
234.810
538.345
1.074
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN a.
Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bumiputera), di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 510.000 dan bersifat non revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bumiputera memiliki hak untuk mengalihkan setiap piutang yang dijual yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah disepakati kedua belah pihak berdasarkan Perjanjian Penjualan dan Pembelian Piutang tersebut. Pada tanggal 29 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan Bumiputera, di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 50.000 dan bersifat revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bumiputera memiliki hak untuk mengalihkan setiap piutang yang dijual yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah disepakati kedua belah pihak berdasarkan Perjanjian Penjualan dan Pembelian Piutang tersebut.
242
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
Sulawesi Celebes 163.631
86.066
394.297
996
-
Jumlah/ Total 909.590
Total Revenues
428.196 2.392.980
Other Segment Information Segment assets -
12.779
Capital expenditure Tangible property and equipments
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT a. On 10 October 2003, the Company entered into a Sales and Purchase Receivables Agreement with PT Bank Bumiputera Tbk ICB (Bumiputera), whereby the Company transferred the receivables portfolio of consumer financing receivables owned by the Company to Bumiputera with the requirement of the amount of outstanding receivables taken over by Bumiputera maximum total amount of Rp 510,000 and is non-revolving. Under the agreement, the Bumiputera has the right to assign each receivable that are sold are not in accordance with the criteria that have been agreed by both parties based on Sales and Purchase Receivables Agreement. On 29 September 2006, the Company entered into a Sales and Purchase Receivables Agreement with Bumiputera, whereby the Company transferred the receivables portfolio of consumer financing receivables owned by the Company to Bumiputera with the requirement of the amount of outstanding receivables Bumiputera wholly taken over by a maximum of Rp 50,000 and revolving. Under the agreement, Bumiputera has the right to assign each receivable that are sold are not in accordance with the criteria that have been agreed by both parties based on Sales and Purchase Receivables Agreement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/81
Exhibit E/81
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24.
24.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
b.
SIGNIFICANT (Continued)
AGREEMENTS
AND
COMMITMENT
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Jual Beli Piutang dengan Bumiputera dengan pokok perubahan sebagai berikut: - Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat non revolving tanggal 10 Oktober 2003, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 510.000 dialokasikan sebesar Rp 75.000 ke Perjanjian Jual Beli Piutang revolving sehingga jumlah baki debet tersebut menjadi sebesar Rp 435.000. - Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat revolving tanggal 29 September 2006, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 125.000.
On 11 March 2008, the Company entered into a Receivables Purchase Agreement Amendment with Bumiputera with the principal changes are as follows: - For Sale and Purchase Receivables Agreement in non revolving basis dated 10 October 2003, total outstanding receivables from the Company taken over by the previous balance Rp 510,000 is allocated at Rp 75,000 to the Receivables Purchase Agreement so that amount of outstanding revolving it to Rp 435,000.
Perjanjian Jual Beli Piutang non revolving dan revolving tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 21 Mei 2010, di mana jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 21 Mei 2011.
Such receivables Purchase Agreement nonrevolving and revolving has been amended several times, most recently on 21 May 2010, in which the term of the agreement has been extended and will be expired on 21 May 2011.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bumiputera sebesar Rp 136.390 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan sebesar Rp 52.469 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
Amount of Company’s consumer financing receivables that were transferred to Bumiputera amounted to Rp 136,390 for the year ended 31 December 2010 and amounted to Rp 52,469 for the year ended 31 December 2009.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 112.990, Rp 72.058 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bumiputera adalah sebesar Rp 12.409 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan sebesar Rp 7.763 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
On 31 December 2010 and 2009, total receivables transferred by the Company in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 112.990, Rp 72,058 and consumer financing revenue, which is part Bumiputera was Rp 12,409 for the year ended on 31 December 2010 and amounted to Rp 7,763 for the year ended 31 December 2009.
Pada tanggal 3 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman Asset Based Finance dengan PT Bank UIB (UIB) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 18.000 dan bersifat on liquidation basis. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan.
b. On 3 July 2008, the Company signed an Asset Based Finance Loan Agreement with PT Bank UIB (UIB) with maximum loan amount of Rp 18,000 and on Liquidation base. The tenor of such agreement is 12 (twelve) months.
- For Sale and Purchase Agreement Receivables in revolving basis 29 September 2006, total outstanding receivables from the Company taken over taken by the previous Bumiputera increased Rp 50,000 to Rp 125,000.
243
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/82
Exhibit E/82
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
c.
AND COMMITMENT
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 10 November 2009, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 18.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 8.496 dan jangka waktu perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 4 Juli 2010.
The agreement has been amended several times, most recently on 10 November 2009, in which the maximum limit the original financing of Rp 18,000 reduced to Rp 8,496 and the period of the agreement expired on 4 July 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh UIB sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar dan Rp 7.270, pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian UIB adalah sebesar Rp 1.563 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
On 31 December 2009, the aggregate principal amount being financed by the UIB in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 7,270, revenues from consumer financing is part of UIB is amounted to Rp 1,563 for the year ended 31 December 2009.
Pada tahun 2010, perjanjian pinjaman Asset Based Finance dengan PT Bank UIB tersebut tidak diperpanjang.
In 2010, loan agreement Asset Based Finance with PT Bank UIB is not extended.
Berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan UIB, pada tanggal 13 Juli 2010, Perusahaan mengambilalih seluruh kewajiban konsumen yang sebelumnya dibiayai oleh UIB sebesar Rp 3.976 dan mencatatnya sebagai piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai oleh Perusahaan.
Based on the agreement reached between Company and UIB, on 13 July 2010, the Company has fully taken over all of the consumers obligation that was financed by UIB before amounted to Rp 3,976 and recorded it as consumer financing receivables that financed by the Company.
Pada tanggal 25 Februari 2002, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyaluran Pembiayaan dengan PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 10.000 dengan dasar without recourse. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Hana akan menanggung seluruh risiko kerugian yang mungkin timbul dari pinjaman yang disalurkan sesuai dengan perjanjian tersebut. Jangka waktu perjanjian selama 1 (satu) tahun. Obyek pembiayaan tersebut adalah kendaraan baru dan bekas dengan perbandingan 40% dan 60%. Pada tanggal 7 Maret 2003, batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 10.000 ditingkatkan menjadi Rp 75.000.
c. On 25 February 2002, the Company entered into a Distribution Financing Cooperation with PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) with a maximum loan amount of Rp 10,000 without recourse. Under the agreement, the Company is responsible for, among others, to billing, maintaining records and storing documents. Hana will bear the entire risk of loss which may arise from loans disbursed in accordance with the agreement. The agreement for 1 (one) year. Object of financing are new and used vehicle with a ratio of 40% and 60%. On 7 March 2003, the limit of the original financing of Rp 10,000 was increased to Rp 75,000.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 25 Februari 2008, di mana perjanjian tersebut dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan selanjutnya secara otomatis sampai diterimanya surat penghentian perjanjian yang diajukan 30 (tiga puluh) hari sebelumnya oleh salah satu pihak.
The agreement has been amended several times, most recently on 25 February 2008, in which agreement can be renewed for a period of 1 (one) year and thereafter automatically until receipt of the termination of the proposed agreement of 30 (thirty) days in advance by either party.
244
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/83
Exhibit E/83
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
AND COMMITMENT
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Hana sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 3.904, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Hana adalah sebesar Rp 2.663 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
As of 31 December 2009, the aggregate principal amount being financed by Hana in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 3,904, and consumer financing income, which is part of Hana is Rp 2,663 for the year ended 31 December 2009.
Pada tahun 2010, Perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan PT Bank Hana tersebut tidak diperpanjang.
On 2010, Channeling Financing Cooperation with PT Bank Hana was not extended.
d. Pada tanggal 10 Juni 2004, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen dengan PT Bank Ina Perdana (BIP) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 10.000 dan bersifat revolving dengan dasar without recourse. Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 24 Agustus 2009, berdasarkan Addendum Ke-6 di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 10.000 dan bersifat revolving ditingkatkan menjadi Rp 100.000 dan menjadi bersifat on liquidation basis yang berlaku efektif mulai tanggal 1 September 2009 sampai dengan tanggal 10 Juni 2010. Perjanjian ini tidak memiliki jangka waktu yang tetap, dan pengakhirannya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan BIP, ataupun apabila menurut BIP Perusahaan melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
d. On 10 June 2004, the Company entered into a Sale and Purchase and Transfer of Rights / Consumer Finance Portfolio Cessie with PT Bank Ina Perdana (BIP) with a maximum limit of Rp 10,000 and financing is a revolving basis without recourse. Sale and Purchase Agreement and Transfer of Rights / Consumer Finance Portfolio Cessie has been amended several times, most recently on 24 August 2009, based on the 6th Amendment where the maximum limit of the original financing of Rp 10,000 and revolving increased to Rp 100,000 and is on Liquidation basis effective from 1 September 2009 until 10 June 2010. This agreement has no fixed period, and will be ended based on the agreement reach between Company and BIP, or if BIP found that the Company violates the provisions stipulated in the agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 2.914 dan Rp 15.383, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BIP adalah sebesar Rp 1.162 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan sebesar Rp 3.566 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
As of 31 December 2010 and 2009, total receivables transferred by the Company in connection with such cooperation agreements amounting to Rp 2,914 and Rp 15,383, and consumer financing income, which is part of BIP amounted Rp 1,162 for the year ended on 31 December 2010 and amounted to Rp 3,566 for the year ended 31 December 2009.
245
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/84
Exhibit E/84
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
AND COMMITMENT
e. Pada tanggal 27 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Motor Vehicle Consumer Asset Purchase dengan PT Bank Permata (Permata) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, Permata memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan untuk kendaraan baru yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan sedangkan kendaraan bekas yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan.
e. On 27 September 2006, the Company entered into a Cooperation Agreement Motor Vehicle Consumer Financing Asset Purchase with PT Bank Permata (Permata) for a maximum limit of Rp 50,000 with recourse and financing is a revolving. Under the agreement, Permata gives credit financing facility with a portion of motor vehicle financing up to 100% of the total financing. The term of the financing for a new vehicle that is at least 6 (six) months and a maximum of 48 (forty eight) months while the used vehicle that is at least 6 (six) months and a maximum of 36 (thirty six) months from the date of disbursement.
Pada tanggal 25 Juni 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan dengan Permata tersebut di atas, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 100.000.
On 25 June 2007, the Company signed a Motor Vehicle Consumer Financing Asset Purchase Amendment with Permata above, where the maximum limit of the original financing of Rp 50,000 was increased to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kesepakatan Pengakhiran Kerja Sama dengan Permata, di mana Perusahaan mengambilalih kembali seluruh piutang konsumen yang pernah dialihkan kepada Permata berdasarkan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Motor Vehicle Consumer Asset Purchase tanggal 27 September 2006 dengan melunasi seluruh kewajiban konsumen beserta biaya-biaya lain sebesar Rp 100.000 kepada Permata pada tanggal 8 April 2010.
On 31 March 2010, the Company entered into a Termination Agreement of Cooperation with Permata, in which the Company took over all of customer receivables who had transferred to Permata on the basis of the Cooperation Agreement Motor Vehicle Consumer Financing Asset Purchase dated 27 September 2006 and repaid all consumers obligation along with other costs amounted to Rp 100,000 to Permata on 8 April 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 84.535, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Permata adalah sebesar Rp 10.121 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
As of 31 December 2009, total receivables transferred by the Company in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 84,535, and consumer financing income, which is part of Permata amounted Rp 10,121 for the year ended 31 December 2009.
246
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/85
Exhibit E/85
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24.
SIGNIFICANT (Continued)
AGREEMENTS AND
COMMITMENT
f. Pada tanggal 4 Desember 2003, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Penyaluran Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dengan dasar without recourse. Berdasarkan perjanjian tersebut, BII memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan dan 5% dibiayai oleh Perusahaan untuk diberikan kepada nasabah Perusahaan, di mana Perusahaan bertindak sebagai manajer fasilitas dan manajer penjamin untuk BII. Pada tanggal 22 Juni 2007, batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi Rp 150.000. Perjanjian ini tidak memiliki jangka waktu yang tetap, dan pengakhirannya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan BII, ataupun apabila menurut BII Perusahaan melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
f. On 4 December 2003, the Company entered into a Joint Distribution of Motor Vehicle Credit Facility Agreement (KKB) with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) for a maximum financing limit of Rp 50,000 with the basis of without recourse. Under such agreement, BII provides credit financing facility with a portion of motor vehicle financing 95% of the total financing and 5% financed by the Company to be provided to customers of the Company, in which the Company acts as facility manager and the manager guarantor for BII. On 22 June 2007, the limit of the original financing of Rp 50,000 increased to Rp 150,000. This agreement has no fixed period, and will be ended based on the agreement reach between Company and BII, or if BII found that the Company violates the provisions stipulated in the agreement.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 27 Februari 2008, dimana batas limit fasilitas KKB menjadi mínimal sebesar Rp 20, maksimal Rp 1.000 untuk perorangan, dan sebesar Rp 2.000 untuk Perusahaan.
Such agreement has been amended several times, most recently on 27 Februari 2008, in which the limit of this KKB facility minimum amounted to Rp 20, maximum Rp 1,000 for individual, and amounted to Rp 2,000 for Company.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BII sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 3.828 dan Rp 30.235, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BII adalah sebesar Rp 2.007 dan Rp 8.452 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
As of 31 December 2010 and 2009, the aggregate principal amount being financed by the BII in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 3,828 and Rp 30,235, and consumer financing revenue, which is part of BII amounted Rp 2,007 and Rp 8,452 for the year ended 31 December 2010 and 2009.
247
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/86
Exhibit E/86
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24.
SIGNIFICANT (Continued)
AGREEMENTS
AND
COMMITMENT
g. Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Secara Syariah (Chanelling) dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 20.000 dengan dasar without recourse dan bersifat non revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, BSM dapat memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Kerja sama pembiayaan tersebut dilakukan berdasarkan prinsip Syariah dalam bentuk pembiayaan Murabahah, di mana BSM bertindak sebagai pemilik dana dan Perusahaan sepenuhnya bertindak sebagai wakil Bank untuk memasarkan, mengoperasikan dan menatausahakan pembiayaan konsumen syariah yang disalurkan. Jangka waktu perjanjian selama 4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tanggal 2 Oktober 2013.
g. On 2 October 2009, the Company entered into a Cooperation Financing Agreement the Sharia (channeling) with PT Bank Syariah Mandiri (BSM) for a maximum financing limit of Rp 20,000 without recourse basis and nature of financing non-revolving. Under the agreement, the BSM can provide credit financing facility with a portion of motor vehicle financing up to 100% of the total financing. The cooperation of such financing based on Syariah principles in form of Murabaha financing, whereby BSM acts as the owner of the funds and the Company fully act as a representative of the Bank to market, operate and try to arrange financing consumer Islamicchanneled. The term of such agreement is 4 (four) years and will expire on 2 October 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BSM sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 2.771 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BSM adalah sebesar Rp 265 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
As of 31 December 2010, an aggregate principal amount being financed by the BSM in connection with such cooperation agreements amounting to Rp 2,771 and consumer financing income, which is part of BSM is Rp 265 for the year ended 31 December 2010.
h. Pada tanggal 17 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dengan dasar without recourse dan bersifat non revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, BRI memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen kredit yang dibiayai oleh BRI kepada nasabah. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan.
h. On 17 February 2010, the Company entered into a Cooperation Motor Vehicles Financing Agreement with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) for a maximum financing limit of Rp 150,000 and without recourse basis and non-revolving scheme. Pursuant to such agreement, BRI will provide a motor vehicle credit financing facility with a portion up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, to collection, maintaining records and storing documents of the credit provided by BRI to the customers. The term of such agreement is 12 (twelve) months.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas terkait perubahan dan penambahan beberapa ketentuan-ketentuan, salah satunya mengubah jangka waktu fasilitas kendaraan menjadi maksimal 4 (empat) tahun untuk mobil bekas jenis penumpang dan kendaraan niaga.
On 13 October 2010, the Company entered into an Amendment Agreement Motor Vehicle Financing to include some related changes and the addition of some provisions, one of them to change the term of the facility vehicles to a maximum of 4 (four) years for the used passengers car and commercial vehicles.
248
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/87
Exhibit E/87
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24.
SIGNIFICANT (Continued)
Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dengan dasar without recourse dan bersifat revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, CIMB Niaga memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya 90% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama, dan 10% dibiayai oleh Perusahaan untuk diberikan ke nasabah Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 1 (satu) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) terhitung sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
AND
COMMITMENT
As of 31 December 2010, an aggregate principal amount being financed by BRI in connection with such cooperation agreements amounting to Rp 118,643 and consumer financing revenue, which is part of BRI amounted to Rp 4,942 for the year ended 31 December 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BRI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 118.643 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BRI adalah sebesar Rp 4.942 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. i.
AGREEMENTS
i.
On 30 September 2010, the Company entered into a Cooperation Agreement in the Framework Joint Financing Facility with PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) with a maximum limit of Rp 50,000 without recourse basis and revolving. Pursuant to the agreement, CIMB Niaga will provide credit financing facility to be given to the customer of the Company with the maximum portion of financing will be 90% of the total joint financing facility, and 10% financed by the Company. The term of the facility is valid for 1 (one) year with the withdrawal period for 12 (twelve) months from the date of signing the agreement.
Pada tahun 2010, Perusahaan belum menggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut.
In 2010, the Company has not utilized these joint financing facility.
Perusahaan mengadakan kerjasama dengan berbagai dealer (pedagang kendaraan bermotor) di seluruh Indonesia untuk membiayai kendaraan yang dijual oleh dealer tersebut kepada konsumen yang persyaratan kredit dan administratifnya memenuhi ketentuan Perusahaan. Sifat perjanjian tersebut tidak mengikat satu sama lain untuk wajib memberikan seluruh dan atau sebagian penjualan kredit untuk dibiayai Perusahaan atau sebaliknya Perusahaan wajib membiayai seluruh dan atau sebagian transaksi yang diajukan oleh dealer tersebut.
j. The Company entered into agreement with various dealerships (dealers of motor vehicles) all over Indonesia to finance the vehicles sold by dealers to the consumer credit requirements and administrative provisions of the Company. The nature of the agreement does not bind to each other and must provide all or part of the sale of credit to finance the Company or otherwise and the Company is required to finance all or part of the transaction filed by these dealers.
k. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul atas hilangnya kendaraan yang dibiayai Perusahaan dan atau atas kerusakan kendaraan sesuai dengan pilihan polis konsumen. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan bertindak sebagai penerima ganti rugi yang utama (preferred loss payee).
k. The Company entered into cooperation with several insurance companies such as PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas to cover losses that may arise from the loss of vehicles financed by the Company and / or of damage to the vehicle in accordance with the policy choices of consumers. Under these agreements, the Company acts as the main recipient of compensation (preferred loss payee).
l. Perusahaan tidak mengadakan kerjasama dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM).
l. The Company does not enter into an agreement with Brand sole agent (ATPM).
j.
249
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/88
Exhibit E/88
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24.
SIGNIFICANT (Continued)
AGREEMENTS
AND
COMMITMENT
Atas perjanjian kerjasama yang dilakukan Perseroan, umumnya terdapat pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perseroan, yang pada umumnya meliputi: - Mempertahankan Debt to Equity Ratio (DER) tidak boleh melebihi atau sama dengan 10 (sepuluh) kali, atau - Mempertahankan Current Ratio tidak boleh kurang atau sama dengan 1 (satu) kali, atau - Persentase total cadangan kerugian penurunan nilai tidak boleh kurang dari 0,5% dari total piutang pembiayaan konsumen.
Upon mutual agreement of the Company, there are generally restrictions and obligations to be fulfilled by the Company, which generally include:
Tingkat suku bunga tahunan untuk perjanjian kerjasama di atas berkisar antara 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2010 dan 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2009.
Annual interest rates for agreement mentioned above is in range between 11.50% to 15.50% in 2010 and 11.50% to 15.50% in 2009
25. MANAJEMEN RISIKO
-
Maintaining a Debt to Equity Ratio (DER) may not exceed or equal to 10 (ten) times, or
-
Maintain the Current Ratio should not be less than or equal to 1 (one), or Percentage of total allowance for impairment losses accounts should not be less than 0.5% of total consumer financing receivables.
-
25. RISK MANAGEMENT
Pendahuluan dan gambaran umum
Introduction and general description
Perkembangan dunia multifinance yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas pembiayaan semakin mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapan manajemen risiko di Perusahaan pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal.
The development in multifinance industry along with the improvement in complexity of financing activity emphasize more and more on the importance of healthy good corporate governance and reliable risk management. Such both matters are important factors which become attention by the investor in valuation of option of its investment target. Basically the implementation of risk management in the Company has been done since the establishment of the Company, even though the Company still use conventional and developing ways in accordance with the development of internal and external circumstances.
250
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/89
Exhibit E/89
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
Pendahuluan dan gambaran umum (Lanjutan)
Introduction and general description (Continued)
Perusahaan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasional Perusahaan dan dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari, dengan empat tipe risiko utama:
The Company realizes that risk is a non-separable part of its operational activity and can be managed practically and effectively day by day, with 4 (four) particular risks:
1. Risiko kredit yaitu risiko yang timbul apabila konsumen tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
1.
Credit risk is the risk which will be arisen when the customer could not fulfill its liabilities in accordance with the agreement as agreed upon customer and the Company.
2. Risiko pasar meliputi risiko-risiko yang terutama berkaitan dengan perubahan perubahan nilai suku bunga, nilai tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan, atau bertambahnya biaya modal Perusahaan.
2.
Market risk is the risk primarily due to changes in interest rates, exchange rates which could incur the decreased in revenue, or increased in cost of capital of the Company.
3.
Liquidity risk is the risk due to the Company’s ability of financial resources in order to discharge its matured liabilities.
4.
Operational risk is the risk which has potential operational loss and errors due to human factors by intentionally or unintentionally, failure of information technology and operational process, as well as dysfunctions of internal control system in daily operational of the Company.
3. Risiko pendanaan dan likuiditas merupakan risiko terkait dengan kemampuan sumber dana Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. 4. Risiko operasional yaitu risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian operasional karena kesalahan karyawan baik yang disengaja maupun tidak; kegagalan sistim dan proses operasional serta tidak berfungsinya sistim pengendalian internal dalam operasional Perusahaan seharihari. Kerangka manajemen risiko
Framework of risk management
Pengelolaan risiko di Perusahaan mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan, berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi Perusahaan.
Risk management in the Company include overall of scope of business activity in the Company, based on the requirement of equilibrium between business operational function and its risk management. With the risk management and policy that is in good functions, thus the risk management will be strategic partner for business in obtaining optimal outcome from the Company’s course of operation.
251
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/90
Exhibit E/90
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
Framework of risk management (Continued)
Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai , Perusahaan terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistim pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh aktivitas lingkup usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya.
In the event of development of proper risk management, the Company keeps increasing and improving the integrated and comprehensive framework of risk management system and internal control structure, therefore they can provide information regarding early potential risk and take appropriate actions to minimize the risk. The framework of risk management is presented under the form of policy, procedures, transactional limits, authorities, and other stipulation as well as various risk management instruments which is valid in all business activity. In order to ensure that the policy and procedure have been in line with the development of current business, the evaluation is frequently carried out in accordance with the change in its risk parameter.
Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut :
In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, in which could be described as follows:
1. Pengawasan aktif Dewan Komsaris dan Direksi, yang mencakup:
1. Active supervision by Board of Commissioners and Directors, which includes: - Approving and evaluating risk management policies on a regular basis;
-
-
Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala; Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko termasuk penetapan otoritas pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portfolio secara berkala; Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko dalam melakukan fungsi pengawasan.
2. Kebijakan dan penerapan batasan Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan kondisi usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar, Ketentuan Umum dan Surat Keputusan Dewan Direksi, dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan terkait. Perusahaan juga menerapkan batasan persetujuan atau otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.
252
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
-
Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits provision and reviewing the quality of portfolio on a regular basis; There are existences of Audit Committee and Risk Management in doing their controlling functions.
2. Policy and implementation limits The Company develops policies related to risk management, which are assessed checked periodically and adopted constantly to fit the most recent business situation. The policy was translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has applied policies regarding limitation on approval or authorization for both credit and non-credit transactions.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/91
Exhibit E/91
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25.
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan) 3.
Identifikasi, pengukuran, pengawasan dan sistim informasi manajemen
RISK MANAGEMENT (Continued) Framework of risk management (Continued) 3.
The Company has a set of tools to identify, measure, and monitor risks, especially credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism. In order to guarantee the availability of update and comprehensive risk data, the Company has done the implementation of the current Company’s operating system becoming centralized system, which is known as CONFINS. Besides that, the Company has done the implementation of business intelligence information system thus data or risk information could be served quickly and accurately to the management or other third parties.
Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko, terutama risiko kredit dan operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistim informasi manajemen. Untuk menjamin ketersediaan data risiko yang terkini dan komprehensif, Perusahaan telah melakukan implementasi sistim operasi Perusahaan yang ada menjadi centralized system yang dikenal dengan CONFINS. Selain itu, Perusahaan juga melakukan implementasi sistim informasi business intelligence agar data atau informasi risiko dapat disediakan secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen atau pihak ketiga lainnya. 4.
Pengendalian internal
Identification, measurement, monitoring, and management information system
4.
Internal control
Perusahaan memiliki Departemen Audit Internal yang secara independen melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dari Departemen Audit Internal mencakup:
The Company has the Internal Audit Division, which reports on process and results of assessment independently to Board of Commissioners and Directors. The accountability of the Internal Audit Division includes:
-
-
-
-
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari proses bisnis yang ada di dalam Perusahaan; Melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan risiko Perusahaan; Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian di dalam Perusahaan termasuk rekomendasi perbaikan yang potensial terhadap proses tersebut; dan Melakukan koordinasi strategis dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, hukum, sistim dan prosedur, dan audit eksternal).
-
-
Providing appraisal on the adequacy and effectiveness of all existing business process within the Company; Conducting examination on compliances into the Company’s risk policies; Reporting on important issues related to the activities control process within the Company, including potential improvements to these processes; and Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal, system and procedures, and external auditor)
Proses dan penilaian risiko
Process and risk assessments
Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit mengingat risiko yang dihadapi merupakan risiko individual yang melekat pada produk, transaksi maupun proses pada unit yang bersangkutan. Tugas utama dari Departemen Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan, melakukan pengukuran dan pelaporan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan Direksi.
Basically risk management processes are carried out by each unit considering the risk faced are individual risks which are embedded into the products, transactions, as well as process in related unit. The primary task of Risk Management Division is determining policies and procedures as well as doing a series of processes of collecting, measuring, and reporting to Board of Commissioners and Directors. The determination of risk management policies is carried out through approval process by the Board of Director
253
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/92
Exhibit E/92
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
1.
Risiko Kredit
1.
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko utama Perusahaan, yaitu risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidakmampuan konsumen untuk mengembalikan utangnya kepada Perusahaan. Apabila utang yang tidak dapat dikembalikan jumlahnya banyak dan signifikan, maka hal ini dapat menyebabkan turunnya pendapatan, kinerja maupun tingkat kesehatan Perusahaan.
Credit risk is the main risk of the Company, which is the risk of loss due to the inability of consumers to return the debt to the Company. If the debt is non-refundable numerous and significant, then this may cause a decline in revenue, performance and soundness of the Company.
Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: • Diversifikasi portofolio menurut wilayah, sektor ekonomi dan industri, merk dan tipe barang • Risk Adjusted Pricing Method, yaitu penetapan tingkat bunga pembiayaan berdasarkan risiko yang dihadapi, antara lain dinilai dari tingkat uang muka yang dibayar konsumen, usia kendaraan yang dibiayai, jenis penutupan asuransi yang dipilih dan lain sebagainya. • Adanya Key Performance Indicators (KPI) sebagai “early warning system” atas suatu masing-masing produk pembiayaan maupun kantor cabang. • Penanganan kontrak bermasalah yang dilakukan secara disiplin dan proaktif. • Analisa atas kualitas portofolio secara periodik dan tindakan preventif dan sanksi bagi cabang-cabang yang kualitas portofolionya tidak sesuai target.
Risk management has been adopted by the Company are as follows: • Diversify the portfolio by region, economic sector and industry, brand and type of goods. • Risk Adjusted Pricing Method, namely setting the interest rate of financing based on the risks faced by, among others, judged by the level of advances paid by consumers, which financed the vehicle age, type of insurance coverage chosen and so forth.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi atas piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009:
The following table sets out the total credit risk and risk concentration of consumer financing receivables and net investment in direct financing lease of the Company as of 31 December 2010 and 2009:
2010 Korporasi Perorangan
254
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
511.442 2.806.703
•
The key performance indicators (KPI) as an “early warning system” of an individual loan products as well as branch offices.
•
Handling of problematic contracts that is both disciplined and proactive. Analysis of portfolio quality through periodic and preventive actions and Sanctions for the branches of the quality of its portfolio is not on target.
•
2009 167.261 1.916.165
Corporate Individual
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/93
Exhibit E/93
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
2. Risiko Pasar
2. Market Risk
Risiko pasar adalah risiko terjadinya kerugian yang disebabkan oleh adanya perubahan variabel-variabel pasar seperti perubahan tingkat bunga dan nilai tukar mata uang. Pendapatan Perusahaan berasal dari selisih antara bunga yang dihasilkan dari aset dengan bunga yang dibayarkan kepada pihak ketiga. Perubahan tingkat bunga dapat menyebabkan menurunnya pendapatan bunga, sehingga mempengaruhi kinerja Perusahaan. Selain itu, pendapatan Perusahaan dapat berasal dari selisih kurs mata uang dalam jual beli valuta asing. Perubahan nilai tukar dapat menyebabkan penurunan pendapatan Perusahaan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan.
Market risk is the risk of loss due to changes in market variables such as changes in interest rates and currency exchange rates. Company Revenue derived from the difference between interest earned from assets with interest paid to third parties. Changes in interest rates may cause the decrease in interest income, thus affecting the performance of the Company. In addition, the Company's revenue may come from foreign exchange trading currency in foreign exchange. Changes in exchange rates may cause a decrease in the Company's revenue, which in turn could affect the Company's performance.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha dalam bentuk maupun menggunakan mata uang asing, sementara seluruh utang Perusahaan dalam mata uang asing telah diproteksi dengan swap dalam jumlah dan tanggal jatuh tempo yang sama dengan utangnya. Dalam hal suku bunga, seluruh bunga yang dibebankan ke konsumen adalah suku bunga tetap (fixed interest rate), sementara utang yang diperoleh sebagian besar juga dalam suku bunga tetap dan hanya sebagian kecil utang dalam bentuk bunga mengambang (floating interest rate).
With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is minimal. The Company does not have consumer financing business activity neither in the form nor usage in foreign currency, while all borrowings of the Company are denominated in foreign currencies have been protected by swap on their amount and due date which are same as their borrowings. In term of interest rate, all interest rate charged to the customer is fixed interest rate, while the borrowings received particularly in term of fixed interest rate, and only a small portion in term of floating interest rate.
Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: • Kewajiban untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas seluruh pinjaman dalam valuta asing. • Melakukan penelaahan atas tingkat bunga pembiayaan yang dikaitkan dengan tingkat suku bunga pinjaman. • Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki harga pasar yang fluktuatif.
Risk management has been adopted by the Company are as follows: • The requirement to hedge (hedging) of all loans in foreign currencies. •
To review the interest rate financing that is associated with interest rate loans.
•
Limiting exposure in the investment that has a fluctuating market prices.
255
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/94
Exhibit E/94
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2. Market Risk (Continued) Following is a detail of the Company’s financial assets and liabilities which are grouped according to their currencies, describing the Company’s exposure on market risk as of 31 December 2010 and 2009:
Berikut adalah rincian aset dan kewajiban keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mata uang yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009: USD (Nilai penuh)/ (Full amount)
Tahun 2010 / Year 2010 JPY (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp)
Aset Aset lain-lain
8.843
-
80
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
80
Total assets
Kewajiban Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain Jumlah kewajiban Kewajiban bersih Lindung nilai Eksposur bersih dalam mata uang asing
(
37.000.000
270.000.000
362.444
Liabilities Fund borrowings
87.262 8.843
1.396.284 -
939 80
Accrued expenses Other payables
37.096.105
271.396.284
363.463
Total liabilities
37.087.262 37.000.000) (
271.396.284 270.000.000) (
363.383 362.444 )
87.262
USD (Nilai penuh)/ (Full amount)
1.396.284
939
Net Liabilities Hedging Net exposure in foreign currency
Tahun 2009 / Year 2009 JPY (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp)
Aset Aset lain-lain
8.843
-
83
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
83
Total asset
Kewajiban Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain Jumlah kewajiban Kewajiban bersih Lindung nilai Eksposur bersih dalam mata uang asing
256
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
(
12.750.000
810.000.000
202.230
Liabilities Fund borrowings
39.427 8.843
4.542.286 -
833 83
Accrued expenses Other payables
12.798.270
814.542.286
203.146
Total liabilities
12.789.427 12.750.000) (
815.542.286 810.000.000) (
203.063 202.230 )
39.427
4.542.286
833
Net Liabilities Hedging Net exposure in foreign currency
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/95
Exhibit E/95
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2. Market Risk (Continued) The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant (cateris paribus) of the consumer financing income:
Tabel berikut menggambarkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga baik pinjaman, dengan asumsi variable lain dianggap tetap (cateris paribus) terhadap pendapatan pembiayaan konsumen bersih: 2010 Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
2009
13.521
16.161
Increase in interest rate 1% (in 100 basis point)
13.521
16.161
Decrease in interest rate 1% (in 100 basis point)
3. Risiko Likuiditas
3. Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko terjadinya kerugian atau potensi kerugian yang merupakan akibat adanya kesenjangan antara penerimaan dan pembayaran. Terjadinya kesenjangan yang cukup besar akan menurunkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk of loss or potential loss that is due to the gap between receipts and payments. The occurrence of relatively wide gap will reduce the ability of the Company to meet its obligations when due.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: • Mendapatkan pinjaman dengan skedul pembayaran kembali pokok dan bunga yang sesuai dengan periode jatuh tempo piutang, sehingga tidak terjadi mis-match. • Menjaga agar posisi kas bank Perusahaan selalu dalam posisi likuid untuk mendukung aktivitas pembiayaan selama minimal 7 hari. • Memonitor posisi kas bank Perusahaan secara periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan maupun harian, guna memastikan agar selalu terdapat surplus kas yang memadai. • Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode tertentu lebih besar dibanding dengan utang yang jatuh tempo pada periode yang sama.
Risk management applied by the Company are as follows: • Getting a loan with a repayment schedule of principal and interest in accordance with original maturities of receivables, so there is no mis-match. • Keeping the cash position of the Company bank is always in a liquid position in support of financing activities for at least 7 days. •
Monitor the cash position of the Company bank periodically, whether yearly, monthly, weekly or daily, to ensure there is always sufficient cash surplus.
•
Keeping the number of receivables due in a particular period is greater than the debt that matured in the same period.
257
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/96
Exhibit E/96
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
3. Liquidity Risk (Continued) Following is a detail of the Company’s financial assets and liabilities which are grouped according to their maturities, describing the Company’s exposure on liquidity risk as of 31 December 2010 and 2009:
Berikut adalah rincian aset dan kewajiban keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut periode jatuh tempo yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009:
Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010/ Maturity Profile as of 31 December 2010 2011 2012 2013 > 2014 Total Piutang Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan
1.694.400 312.050
786.488 166.499
323.058 42.047
66.872 -
2.870.818 520.596
Receivables Consumer financing Finance leases
Jumlah piutang (A)
2.006.450
952.987
365.105
66.872
3.391.414
Total receivables (A)
815.413
519.270
276.068
Pinjaman yang diterima Pinjaman bank Biaya transaksi yang belum diamortisasi Jumlah pinjaman yang diterima Utang obligasi Jumlah pinjaman yang diterima dan utang obligasi (B) Selisih (A) – (B)
(
13.878) (
3.714) (
646)
801.535
515.556
275.422
94.151
65.000
895.686
580.556
275.422
1.110.764
372.431
89.683
-
-
1.610.751 (
18.238)
Fund borrowings Bank loan Unamortized transaction costs
-
1.592.513
Total fund borrowings
-
159.151
Bonds payable
-
1.751.664
Total fund borrowings and bonds payable (B)
1.639.750
Differents (A) – (B)
66.872
Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2009/ Maturity Profile as of 31 December 2009 2010 2011 2012 > 2013 Total Piutang Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan
1.408.281 149.991
551.268 50.021
120.990 8.203
7.720 -
2.088.259 208.215
Receivables Consumer financing Finance leases
Jumlah piutang (A)
1.558.272
601.289
129.193
7.720
2.296.474
Total receivables (A)
462.961
173.125
20.577
656.663
Fund borrowings Bank loan
Pinjaman yang diterima Pinjaman bank Utang obligasi Jumlah pinjaman yang diterima dan dan utang obligasi (B) Selisih (A) – (B)
258
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
-
-
462.961
173.125
20.577
1.095.311
428.164
108.616
-
7.720
-
Bonds payable
656.663
Total fund borrowings and bonds payable (B)
1.639.811
Differents (A) – (B)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/97
Exhibit E/97
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
4.
Risiko Operasional
4.
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan sistem teknologi informasi, kesalahan karena faktor manusia, maupun kelemahan prosedur operasional dalam suatu proses. Risiko ini dapat menyebabkan terjadinya kerugian pada Perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja dan tingkat kesehatan Perusahaan.
Operational risk is the risk of loss due to system failure of information technology, errors due to human factors, operational procedures and weaknesses in a process. These risks may cause harm to the Company that will affect performance and soundness of the Company.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: • Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga proses bisnis dapat dan terkontrol secara sistem dan dimonitor dari waktu ke waktu. • Menyiapkan backup dan Disaster Recovery Plan yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas sistem aplikasi utama Perusahaan, baik dari sisi hardware dan software. • Menerapkan sistem audit kepatuhan yang berkelanjutan, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. • Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan sanksi yang tegas atas penyimpangan yang terjadi, sesuai dengan tingkat kesalahan yang diperbuat. • Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan sejak dini kepada karyawan, sehingga dapat menghindarkan/mengurangi potensi penyimpangan. • Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan serta adanya kesempatan untuk pengembangan karir.
Risk management applied by the Company are as follows: • Implement a centralized system so that business processes can be controlled by the system and monitored from time to time. • Prepare backup and Disaster Recovery Plan is adequate when things happen that are not desirable for its major application systems, both in terms of hardware and software. • •
Implement a compliance audit system that is sustainable, both in branch offices or headquarters. Implement a clear working rules (SOP) and strict sanctions for irregularities that occurred, in accordance with an error rate that done.
•
The planting of the Company's values to employees early on, so as to avoid / reduce the potential for irregularities.
•
There is a fair assessment of performance and transparency as well as the opportunity for career development.
259
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/98
Exhibit E/98
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26.
26.
LITIGASI
LITIGATION
Sebagai tindak lanjut dari Restrukturisasi Utang, Perusahaan telah melakukan eksekusi gadai saham sebanyak 210.192.912 saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Aryaputra Teguharta (APT) dan PT Ongko Multicorpora (OM) sebagai jaminan utang perusahaanperusahaan dari Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar sesuai dengan Pledge of Shares Agreement (”Perjanjian Gadai Saham”). Perusahaan selanjutnya melakukan pengalihan dan pendistribusian saham-saham tersebut kepada kreditur dan pihak ketiga berdasarkan Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), dari APT dan OM, persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 serta Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Desember 2000 berdasarkan Surat No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST.
As a follow up of the Loan Restructuring, Company has executed pledge of shares of 210,192,912 shares previously owned by PT Aryaputra Teguharta (APT) and PT Ongko Multicorpora (OM) as a guarantee of debt of the Group companies Ongko that were due and not paid in accordance with the Pledge of Shares Agreement ("Stock Pledge Agreement"). The company then do the transfer and distribution of those shares to the creditors and third parties based on the Letter of Consent to Transfer (Consent to Transfer), Power of Attorney to Sell What Can not Be Canceled (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), the APT and OM, approval of General Meeting Extraordinary Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000 and Settlement Agreement dated 7 December 2000 which was ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000 based on the Letter No. 04/PKPU/ 2000/PN.NIAGA.JKT.PST.
Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan eksekusi dan pengalihan saham tersebut di atas, APT mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, Direksi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat dalam restrukturisasi pinjaman Perusahaan yaitu The Law Debenture Trust Corporation p.l.c., The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland p.l.c., PT Ernst & Young dan Alwi Syahri selaku turut Tergugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam registrasi perkara No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2004. APT juga mengajukan permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap saham-saham Perusahaan.
Moreover, in connection with the execution and transfer of shares mentioned above, APT filed a lawsuit to the Company, the Directors of the Company and other companies involved in debt restructuring of the Company ie The Law debenture Trust Corporation plc, The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland plc, PT Ernst & Young and Alwi Syahri as Defendant to the Central Jakarta District Court in case No registration. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST 14 April 2004. APT also apply Confiscation (conservatoir Beslag) of the shares of the Company.
Pada April 2003, Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan delegasi dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan Sita Jaminan atas sahamsaham beberapa pemegang saham Perusahaan.
In April 2003, Saviour Sita South Jakarta District Court on the basis of delegation from the Central Jakarta District Court did Confiscation of the shares of some shareholders.
OM juga mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, The Law Debenture Trust Corporation p.l.c, Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dan APT selaku Turut Tergugat dalam registrasi perkara No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. Tanggal 9 November 2004.
OM also filed a lawsuit to the Company, The Law debenture Trust Corporation plc, Bapepam (now Bapepam-LK) and APT as Co Defendant in case registration No.517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. Dated 9 November 2004.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM terhadap Perusahaan didasarkan pada alasan dan latar belakang yang sama yaitu sebagai berikut:
Claims and / or claims against the Company and OM APT is based on reason and the same background as follows:
1. APT dan OM tidak pernah memberikan persetujuan sehubungan dengan pelaksanaan gadai saham Perusahaan. 2. Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2000, jangka waktu “Pledge of Shares Agreement” antara APT dan OM serta Perusahaan telah berakhir.
1.
260
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
2.
APT and OM did not give consent in relation to the implementation of the pledge of shares of the Company. That since 1 December 2000, the term of “Pledge of Shares Agreement” between APT and the OM and the Company has ended.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/99
Exhibit E/99
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. LITIGASI (Lanjutan)
26. LITIGATION (Continued)
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, APT dan OM menuntut pengembalian masing-masing sebanyak 111.804.732 dan 98.388.180 lembar saham Perusahaan, menuntut pembagian dividen masingmasing sebesar lebih kurang Rp 150.000 dan juga menuntut kerugian imaterial masing-masing sebesar USD 1 miliar (nilai penuh).
Based on these reasons, the APT and the OM demanded the return of each of 111,804,732 and 98,388,180 shares of the Company, demanding payment of dividend amounting to approximately Rp 150,000 and also requires immaterial losses amounting to USD 1 billion ( full amount).
APT juga telah melaporkan Direksi Perusahaan kepada Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes POLRI) dengan tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan saham pada bulan Juni 2003 dan tuduhan melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaaan surat palsu pada bulan Februari 2006.
APT has also reported the Board of Directors of the Company to the Indonesian National Police Headquarters (Police Headquarters) on charges of committing a crime of embezzlement of shares in June 2003 and charges of committing a crime and falsification or fraudulent use of a letter in February 2006.
Perkembangan Kasus – APT melawan Perusahaan
Case Progress – APT against the Company
Pada tanggal 14 April 2004, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan APT, tetapi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On 14 April 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of APT, but the Company and other companies involved have filed an appeal to the Jakarta High Court against such decision.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima Banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 1 September 2004 No. 302/Pdt/2004/ PT.DKI.Jo.No. 123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST yang isinya antara lain menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi:
Further on 1 September 2004 the Company had received the Announcement of Decision Letter No. 302/Pdt/2004/PT.DKI.Jo.No.123/PDT.G/2003/ PN.JKT.PST from Central Jakarta District Court regarding the decision of Jakarta High Court on such claim, among others, stated that the High Court :
Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Perusahaan dan beberapa pembanding lainnya. 2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/PN.JKT.PST.
1.
1.
Accepted appeal filed by the Company and other parties involved.
2. Overturned the decision of Central Jakarta District Court dated 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
Dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi menyatakan: 1. Menolak gugatan APT untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sita jaminan yang dilaksanakan jurusita pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap saham-saham milik beberapa pemegang saham Perusahaan tidak sah dan tidak berharga oleh karenanya diperintahkan untuk diangkat.
In relation to the main case, the High Court stated that: 1. All claims of APT are rejected. 2. Attachment orders of shares owned by several Company’s shareholders executed by the South Jakarta District Court are unlawful and therefore ordered to be cancelled.
APT mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung R.I (MA) atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut.
APT had lodged an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia against the above decision of the High Court.
MA melalui putusan No. 677K/PDT/2005 tertanggal 20 Juli 2005 telah menolak permohonan kasasi APT tersebut dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
On 20 July 2005, through Decision Letter No. 677K/ PDT/2005, the Supreme Court upheld the judgement of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/ PT.DKI dated 1 September 2004.
261
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/100
Exhibit E/100
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. LITIGASI (Lanjutan)
26. LITIGATION (Continued)
Selanjutnya, sebagai pelaksanaan dari Putusan MA tersebut, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah membatalkan atau mengangkat sita jaminan (conservatoir beslag) atas saham-saham milik beberapa pemegang saham Perusahaan, yang sebelumnya sita jaminan tersebut telah diletakkan atas permohonan pihak APT. Dengan adanya pembatalan atau pengangkatan sita jaminan (conservatoir beslag) tersebut, maka tidak ada lagi saham-saham Perusahaan yang disita jaminan sehubungan dengan kasus tersebut di atas.
Further, in relation to the execution of the Supreme Court then Central Jakarta District Court and South Jakarta District Court had overturned the minutes of the conservatory attachment of several shareholders of the Company where the minutes of the conservatory attachment were executed on behalf of APT. By the overturned of the minutes of the conservatory attachment, there are no shares of the Company which took as the minutes of the conservatory attachment regarding to the case stated above.
APT mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada MA atas putusan MA dalam tingkat Kasasi tertanggal 20 Juli 2005 No. 677K/PDT/2005, yang telah menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
APT had appealed against the Supreme Court ruling favouring BFI of 20 July 2005 No. 677K/PDT/2005 which upheld the decision of the High Court of Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI dated 1 September 2004.
MA melalui Putusan No. 240PK/PDT/2006 tanggal 20 Februari 2007 menyatakan:
On 20 February 2007, the Supreme Court No. 240/ PDT/2006, stated that the Supreme Court:
1. Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, PT Aryaputra Teguharta. 2. Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI No. 677K/Pdt/2005 tanggal 20 Juli 2005 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta No. 302/Pdt/ 2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 123/ Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst tanggal 14 April 2004.
1. Accepted a judicial review of petition for Judical Review, PT Aryaputra Teguharta.
MA mengadili kembali yang pada pokoknya antara lain menyatakan Perusahaan dan Direksi Perusahaan dihukum untuk mengembalikan dan menyerahkan saham-saham APT kepada APT.
The Supreme Court reopened the trial which decided against the Company and its Directors and ordered the return of the shares to APT.
Pada bulan Oktober 2007, APT telah mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk pelaksanaan Putusan PK tersebut di atas (Eksekusi). Selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan Surat Ketetapan No. 079/2007/EKS tanggal 5 Oktober 2007 yang mengabulkan permohonan APT dan memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melakukan Sita Eksekusi terhadap Saham-saham APT di tempat kedudukan Termohon Eksekusi yaitu Perusahaan dan Direksi Perusahaan.
In October 2007, APT filed a request to the Chief of the Central Jakarta District Court to execute the verdict of the re-appeal. Subsequently the Chief of the Central Jakarta District Court issued Declaration No. 079/2007/EKS dated 5 October 2007 which granted APT’s request and ordered the Registrar of the Central Jakarta District Court to take over the shares of APT at the domicily of the Company and its Board of Directors.
262
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
2. Overtuned the decision of Supreme Court dated 20 July 2005 No.677 K/Pdt/2005 Jo the decision of Jakarta High Court No. 302/Pdt/2004/PT.DKI dated on 1 September 2004 Jo which stated the decision of the Jakarta High Court No. 123/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst. dated on 14 April 2004.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/101
Exhibit E/101
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. LITIGASI (Lanjutan)
26. LITIGATION (Continued)
Sita Eksekusi telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Oktober 2007 telah mengeluarkan Penetapan Nomor Daft. No. 079/2007/EKS yang menetapkan antara lain : menyatakan bahwa pelaksanaan eksekusi perkara atas putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung-RI tanggal 20 Februari 2007 No. 240/PK/ PDT/2006 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 079/2007/EKS, tidak dapat dilaksanakan (Non Executable).
The take over had been carried out by the Executors of the Central Jakarta District Court, the South Jakarta District Court and the Chief of the Central Jakarta District Court on 10 October 2007 through declaration No.079/2007/EKS, which stated among others : The re-appeal verdict of Supreme Court No. 240PK/PDT/2006 dated on 20 February 2007 under registration No. 079/2007/EKS at Jakarta Distric Court, is Non Executable.
Atas Penetapan No. 079/2007/EKS tersebut APT mengajukan kembali permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan pembatalan Penetapan No. 079/2007/EKS dan melanjutkan eksekusi terhadap putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No. 240PK/PD/2006 tanggal 20 Februari 2007. Atas permohonan APT tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Suratnya No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 tanggal 3 Juli 2009 dan Suratnya No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 tanggal 15 Juli 2009 berpendapat bahwa tidak ada alasan bagi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk membatalkan Penetapan No.079/2007 Eks tentang Non Executable.
Based on the declaration No. 079/2007/EKS, APT reflied the request to the Central Jakarta District Court to execute the cancellation of the declaration No. 079/2007/EKS and to proceed with the execution toward the verdict of appeal of the Supreme Court No. 240PK/PD/2006 dated 20 February 2007. Based on the APT appeal the Central Jakarta District Court through its Letter No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 dated 3 July 2009 and its Letter No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 dated 15 July 2009 has opinionated that is no reason for the Central Jakarta District Court to cancel the declaration No.079/2007 regarding the Non-executable.
Terhadap tuduhan tindak pidana penggelapan saham maka pada tanggal 14 Mei 2004 melalui surat No. POL: S.Tap/37a/V/2004, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena alasan tindak pidana penggelapan dan penipuan saham yang dipersangkakan kepada Direksi Perusahaan bukan merupakan tindak pidana.
Meanwhile in connection with the committing of illegal transfer of shares, the, on 14 May 2004 by the Decision Letter No. POL: S.Tap/37a/V/2004, the Jakarta Police Headquarters has suspended the investigation on such case vide letter which involved the Company’s Board of Directors.
Demikian pula dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaan surat palsu maka pada tanggal 5 Mei 2009 melalui surat No. POL. S.Tap/61a/V/2009, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti.
Pursuant to letter No. POL. S.Tap/61a/V/2009, dated 5 May 2009 Jakarta Police Headquarters has suspended the investigation as there is not enough evidence.
Perkembangan Kasus – OM melawan Perusahaan
Case Progress – OM against the Company
Pada tanggal 9 November 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan OM dalam Putusan No. 517/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst.
On 9 November 2004, the Central Jakarta District Court had issued a verdict which partly granted the claim of OM through decision No. 517/Pdt.G/ 2003/PN.Jkt.Pst.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 23 Maret 2005 No.60/PDT/2005/PT.DKI. Jo.No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST.
The Jakarta High Court received an appeal lodged by the Company through decision No. 60/PDT/2005/ PT.DKI.Jo.No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 23 March 2005.
263
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/102
Exhibit E/102
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. LITIGASI (Lanjutan)
26. LITIGATION (Continued)
MA melalui putusan No. 1478K/PDT/2005 tertanggal 27 Oktober 2005 menolak permohonan kasasi OM dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI tanggal 23 Maret 2005.
Pursuant to the Supreme Court ruling No. 1478K/PDT/ 2005 dated 27 October 2005, it has rejected the appeal request sumitted by OM and stengthen the decision of appeal court of DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI dated 23 March 2005.
MA melalui Putusan No. 115PK/PDT/2007 tanggal 19 Juli 2007 menyatakan menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, PT Ongko Multicorpora.
Central Jakarta District Court which stated the decision of the Supreme Court No. 115PK/PDT/2007 dated 19 July 2007, stated that the Supreme Court Rejected appeal filed by Ongko Multicorpora.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM tersebut disebabkan oleh eksekusi gadai saham yang dijadikan jaminan atas utang-utang perusahaan Ongko Group yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar, serta pengalihan saham yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan “Pledge of Shares Agreement”, Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 yang telah disetujui oleh APT dan OM, dan Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 dalam rangka restrukturisasi pinjaman Perusahaan yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 19 Desember 2000. Untuk itu manajemen berpendapat, perkara tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan operasional Perusahaan.
The above lawsuit and/or charges filed by APT and OM is in relation to pledge of shares which had been pledged as collaterals to guarantee the payable of Ongko Group which had been overdue and had not been settled in accordance with the Pledge of Shares Agreement, Letter of Consent to Transfer, Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, resolutions of Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000 that have been approved by APT and OM and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 which was ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000. As such management is of the opinion that the above cases will not impact on the Company’s operations.
27. KONDISI EKONOMI
27. ECONOMIC ENVIRONMENT
Operasi Perusahaan dapat terpengaruhi oleh ketidakpastian masa depan kondisi ekonomi di Indonesia yang dapat menyebabkan ketidakstabilan nilai mata uang, tingginya suku bunga pinjaman komersial, ketatnya likuiditas keuangan dan penurunan tingkat kualitas portofolio Perseroan, yang dapat memberikan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.
The Company’s operations may affected by the uncertainty of future economic conditions in Indonesia that may cause volatility in currency values, high commercial borrowing cost, tight financial liquidity and decrease in the Company’s portofolio quality that affecting negatively to the economic growth.
Penyelesaian atas ketidakstabilan kondisi ekonomi dan perkembangan ekonomi lebih lanjut tergantung pada beberapa faktor seperti kebijakan fiskal dan moneter yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan. Pemerintah telah berusaha untuk mempertahankan daya tahan sektor finansial terhadap ancaman krisis serta menjaga stabilitas di bidang fiskal dan moneter dan tetap melanjutkan kebijakan reformasi sektor keuangan. Langkahlangkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor korporasi di Indonesia.
Economic improvements and sustained recovery are dependent upon several factors such as fiscal and monetary policies being undertaken by the Indonesian Government, that are beyond under control of the Company. The government had tried to conserve the reliability of the financial sector against the threat of the crisis and maintain the stability in fiscal and monetary sector and conduct the reformation policy in the financial sector. These steps are may expected to be positively affecting the corporate sector in Indonesia.
264
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/103
Exhibit E/103
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. KONDISI EKONOMI (Lanjutan)
27. ECONOMIC ENVIRONMENT (Continued)
Tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi saat ini terhadap pendapatan dan realisasi atas portofolio piutang pembiayaan Perusahaan, termasuk dampak yang timbul dari pelanggan, kreditur, investor dan pemegang saham Perusahaan. Laporan keuangan terlampir tidak mencakup penyesuaian yang berasal dari ketidakpastian tersebut.
It is not possible to determine the future effects of the economic conditions on the Company’s revenue and the realization of the Company’s financing receivables portfolio, including the effects flowing through from the Company’s customers, creditors, investors and shareholders. The accompanying financial statements do not include any adjustments relating to these uncertainties.
Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan membukukan masing-masing sejumlah Rp 4.155 dan Rp 1.972 pembiayaan baru (pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan). Di samping itu, manajemen Perusahaan telah dan akan terus melakukan hal-hal berikut secara berkelanjutan:
In 2010 and 2009, the Company has recorded new financing transactions amounted to Rp 4,155 and Rp 1,972 respectively (consumer financing and lease financing activities). Besides, the management of the Company has implemented and planning to take these following actions:
a. Menitikberatkan pada pengelolaan risiko dengan mempertahankan kualitas dari aset produktif dalam rangka meminimalisasi risiko tidak tertagihnya piutang pembiayaan Perusahaan.
a. Focusing on its risk management by maintaining the quality of its productive assets in order to minimize the uncollectibility risk of its financing receivables.
b. Mempertahankan kegiatan usaha pembiayaan mobil dan mengembangkan pembiayaan motor, melalui kantor-kantor cabang Perusahaan khususnya dengan melakukan diversifikasi portofolio pada berbagai sektor ekonomi yang produktif, khususnya yang tidak rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi, dan atau yang berpotensi bertumbuh di masa yang akan datang karena memiliki sumber daya yang belum dikelola secara baik.
b. Maintaining its car financing business activity and develop the motor vehicles financing, through its branches particularly by diversifying its portofolio over the productive financial sector, especially those which are not susceptible against the changes in the economic condition, and/or those would have future potential growth due to unoptimal exploitation of the resources.
c. Meningkatkan efisiensi biaya operasional dan proses kerja, sehingga pertumbuhan portofolio tidak selalu diikuti dengan peningkatan biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan Perusahaan.
c. Improving the efficiency of operational cost and working process, in order that increase in portofolio without followed by the increase in cost, which this improvement would increase the Company’s earnings.
d. Mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan bisnis dan operasi Perusahaan, yang membawa dampak positif pada produktivitas dan efisiensi kerja.
d. Optimalizing the used of information technology in order to support the Company’s business activity and operation, that positively affect the productivity and working efficiency.
e. Mengoptimalisasi fungsi kantor-kantor cabang Perusahaan dalam penetrasi pasar dan peningkatan pangsa pasar dan pengembangan bisnis.
e. Optimalizing the function of Company’s branches in market penetration, and expand the market share and business development.
f. Mempertahankan dan memperluas hubungan dengan perbankan dan lembaga keuangan bukan bank serta mencari sumber dana alternatif lainnya dalam memperoleh sumber pendanaan yang berkelanjutan dalam mendukung usaha Perusahaan.
f. Maintaining and improving its relationship with the banking and other non-banking financial institutions and explore alternative funding in order to obtain continuous funding to support its business activity.
265
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/104
Exhibit E/104
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. PELAKSANAAN KUASI-REORGANISASI
28.
IMPLEMENTATION OF QUASI REORGANIZATION
Perusahaan melaksanakan kuasi-reorganisasi pada tanggal 1 Januari 2003 dengan berdasarkan pada PSAK No. 51 (1998), “Akuntansi KuasiReorganisasi” dan telah disetujui oleh pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 20 Mei 2003. Kuasireorganisasi ini telah disampaikan kepada BAPEPAMLK melalui Keterbukaan Informasi tanggal 21 April 2003.
The Company implemented quasi-reorganization as of 1 January 2003 based on PSAK No. 51 (1998), “Accounting for Quasi-Reorganization” as approved by the shareholders in their Extraordinary Shareholders’ meeting dated 20 May 2003. The implementation of this quasi-reorganization has been informed to BAPEPAM-LK through the Disclosure of Information on 21 April 2003.
Posisi data keuangan Perusahaan sebelum dan sesudah kuasi-reorganisasi pada tanggal 1 Januari 2003 adalah seperti di bawah ini:
The financial position of the Company before and after quasi-reorganization as of 1 January 2003 is shown below:
Sebelum kuasireorganisasi/ Before quasireorganization
Setelah kuasireorganisasi/ After quasireorganization
JUMLAH ASET
934.721
934.721
TOTAL ASSETS
KEWAJIBAN
441.958
441.958
LIABILITIES
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham Modal dasar – 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 673.779.299 saham Tambahan modal disetor – agio saham Akumulasi defisit (
336.890 779.723 623.850 )
336.890 155.873 -
SHAREHOLDERS’ EQUITY Share capital - Rp 500 (full amount) par value per share Authorized - 1,000,000,000 shares Issued and fully paid 673,779,299 shares Paid in capital in excess of par value Accumulated deficit
Ekuitas – Bersih
492.763
492.763
Shareholders’ Equity - Net
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
934.721
934.721
TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDERS’ EQUITY
29. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
29. SUBSEQUENT EVENT
Pada tanggal 20 Januari 2011, Perusahaan telah melunasi nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II tahun 2009 seri A dengan jumlah nominal sebesar Rp 65.000.
On 20 January 2011, the Company has repaid of its Obligasi BFI Finance Indonesia II year 2009 A series with value amounted to Rp 65,000.
Pada tanggal 25 Januari 2011, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjian uncommited Kredit Berjangka dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk tanggal 27 Oktober 2009 dengan pokok perubahan batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 18.409 diturunkan menjadi sebesar Rp 10.000.
On 25 January 2011, the Company signed an amendment uncommitted Term Loan agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk dated 27 October 2009 regarding the maximum limit of the facility amount decreased from Rp 18,409 into Rp 10,000.
266
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/105
Exhibit E/105
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006)
30. FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS NO. 50 (REVISED 2006) AND SFAS NO. 55 (REVISED 2006)
Laporan keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 merupakan laporan keuangan pertama Perusahaan yang menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
The Company’s financial statements as of and for the year ended 31 December 2010 is the first Company’s financial statements implemented SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006).
Atas penerapan standar baru tersebut, Perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above new standards, the Company has identified the following transition adjustments in accordance with Technical Bulletin No. 4 regarding Transitional Guidance for Early Implementation of SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision) issued by the Indonesian Institute of Accountants.
Dampak transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap neraca awal Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Impact of transition to SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) on the balance of the Company’s beginning balance sheet as of 1 January 2010 are described in the following table:
Dilaporkan Sebelumnya/ Previously reported Aset Cadangan kerugian penurunan nilai Aset pajak tangguhan Ekuitas Saldo laba
(
(
Penyesuaian transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)/ Adjustment as a result of Implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)
213.048)
121.078
Setelah disesuaikan/ After adjusted (
27.100 (
17.169)
796.094) (
103.909) (
31. STANDAR AKUNTANSI BARU
31.
91.970)
Assets Allowance for impairment losses
9.931
Defferred tax asset Equity Retained earnings
900.003)
NEW ACCOUNTING STANDARD
Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan tetapi belum berlaku efektif adalah sebagai berikut:
Revised Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) issued by the Financial Accounting Standards Board (DSAK) until the completion of the financial statements of the Company but not yet effective are as follows:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
Effective on or after 1 January 2011:
a. PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
a. SFAS No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”, prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity’s financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities.
267
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/106
Exhibit E/106
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
31. NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued)
b. PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”, memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
b. SFAS No. 2 (Revised 2009), “Statement of Cash Flows”, requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents by means of a statements of cash flows which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities.
c. PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
c. SFAS No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements”, shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent and in accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates when separate financial statements are presented as additional information.
d. PSAK No. 5 (Revisi 2009), ”Segmen Operasi”, informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
d. SFAS No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments”, segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates.
e. PSAK No. 12 (Revisi 2009), ”Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”, akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama.
e. SFAS No. 12 (Revised 2009), “Interests in Joint Ventures”, shall be applied in accounting for interests in joint venture and the reporting of joint venture assets, liabilities, income and expenses in the financial statements of ventures and investors, regardless of the structures of forms under which the joint venture activites take place.
f. PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi Pada Entitas Asosiasi”, akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.
f. SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associates”, shall be applied in accounting for investments in associates. Supersedes SFAS No. 15 (1994) “Accounting for Investments in Associates” and SFAS No. 40 (1997) “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries/Associates”.
g. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”, menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
g. SFAS No. 25 (Revised 2009). “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”, prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors.
268
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/107
Exhibit E/107
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
31.
NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued)
h. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
h. SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”, prescribes the procedures applied to ensure that assets are carried at no more than their recoverable amount and if the assets are impaired, an impairment loss should be recognized.
i. PSAK No. 57 (Revisi 2009), Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
i. SFAS No. 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”, aims to provide that appropriate recognition criteria and measurement basses are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information.
j. PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
j. SFAS No. 58 (Revised 2009), “Non-Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations”, aims to specify the accounting for assets held for sale, and the presentation and disclosure of discontinued operations.
k. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan pihak-pihak yang Berelasi”.
k. SFAS No. 7 (Revised 2010), “Disclosure of the parties relate”
l. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tidak Berwujud”.
l. SFAS No. Assets”.
m. PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”.
m. SFAS No. 22 Combinations”.
n. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.
n. SFAS No. 23 (Revised 2010), “Revenue”.
o. ISAK 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (EBK)”. menentukan pengkonsolidasian EBK jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut.
o. IFAS No. 7 (Revised 2009), “ConsolidationSpecial Purpose Entities (SPE)”, proveides for the consolidation of SPEs when the substance of the relationship between an entity and the SPE indicates that the SPE is controlled by that entity.
p. ISAK 9, “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa”, diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK 57.
p. IFAS No. 9, “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”, applies to changes in the measurement of any existing decommissioning, restoration or similar liability recognized as part of the cost of an item of property, plan and equipment in accordance with SFAS No. 16 and as a liability in accordance with SFAS No. 57.
19
(Revised (Revised
2010), 2010),
“Intangible “Business
269
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/108
Exhibit E/108
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
31. NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued)
q. ISAK 10, “Program Loyalitas Pelanggan”, berlaku untuk penghargaan kredit loyalitas pelanggan yang diberikan kepada pelanggan sebagai bagian dari transaksi penjualan, dan tergantung pemenuhan atas setiap kondisi lebih lanjut yang dipersyaratkan, pelanggan dapat menukar barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga di masa yang akan datang.
q. IFAS No. 10, “Customer Loyalty Programmes”, applies to customer loyalty award credits granted to customers as part of a sales transaction, and subject to meeting any further qualifying conditions, the customers can redeem in the future for free or discounted goods or services.
r. ISAK 14, “Aset Tidak berwujud – Biaya Situs”.
r. IFAS 14, "Intangible Assets - Website Costs".
s. ISAK 11, “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik”, diterapkan untuk distribusi searah (nonreciprocal) aset oleh entitas kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, seperti distribusi aset nonkas dan distribusi yang memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima aset nonkas atau alternatif kas.
s. IFAS No. 11, “Distributions of Non-Cash Assets to Owners”, applies to types of non-reciprocal distributions of assets by an entity to its owners acting in their capacity as owners, i.ee, distributions of non-cash assets and distributions that give owners a choice of receiving either noncash assets or a cash alternative.
t. ISAK 12, “Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”, berkaitan dengan akuntansi ventura untuk kontribusi nonmoneter ke PBE dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE yang dicatat baik dengan metode ekuitas atau konsolidasi proposional.
t. IFAS No. 12, “Jointly Controlled Entities (JCE): Non-Monetary Contributions by Ventures”, deals with the venture’s accounting for nonmonetary contributions to a JCE in exchange for an equity interest in th JCE accounted for using either the equity method or proportionate consolidation.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
Effective on or after 1 January 2012:
a. PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksitransaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
a. SFAS No. 10, “The Effects of Changes in Foreign Exchanges Rate”, prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
b. ISAK 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”, diterapkan terhadap entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya di dalam kegiatan usaha luar negeri dan berharap dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). Mengacu pada entitas induk dan laporan keuangan dimana aset neto dari kegiatan usaha luar negeri dimasukkan sebagai laporan keuangan.
b. IFAS No. 13, “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”, applies to an entity that hedges the foreign currency risk arising from its net investments in foreign operations and wishes to qualify for hedge accounting in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006). Refers to the parent entity and to the financial statements in which the net assets of foreign operations are included as financial statements.
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar, Interpretasi dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
The Company is currently evaluating and has not determined the impact of the Standards, Interpretation and revocation of standards and the new revised its financial statements.
270
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/109
Exhibit E/109
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
32. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 11 Maret 2011.
The management of the Company is responsible for the preparation of the financial statements that were completed on 11 March 2011.
271
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
272
s 04 "&) &).!.#% ).$/.%3)! 4BK s LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT