Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PROFIL PERBEDAAN PERIODE PEMBUNGAAN PADA BEBERAPA VARIETAS STROBERI (Fragraria x Ananassa) HASIL KULTUR MERISTEM Profile On Flowering Period Differences Of Several Strawberries Varieties (Fragaria x Ananassa) Derrived From Meristem Culture Norry Eka Palupi1 dan Ahmad Syahrian Siregar2 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Jl. Raya Tlekung no. 1, Junrejo, Batu, Jatim. P.O Box 22 Batu (65301) email:
[email protected];
[email protected]:
[email protected]:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan bunga pada tanaman stroberi sebagai bahan bagi pemulia untuk memulai tahap awal dalam persilangan untuk mendapatkan varietas unggul yang baru dan juga sebagai informasi tambahan yang penting bagi peneliti hama dan penyakit untuk mengetahui model biological control agent pada saat pembungaan. Bahan penelitian yang digunakan adalah tanaman stroberi dewasa berasal dari koleksi kebun plasma nutfah di kebun Tlekung Balitjestro. Tanaman stroberi dengan 10 varietas yaitu Rosalinda, salsa, California, earlybrate, chandler, holand, aerut, oso grande, brastagi, dan dorit. Analisa data menggunakan metode deskriptif sehingga tidak ada perlakuan pada sampel tanaman. Hasil pengamatan diperoleh bahwa periode pembuangaan paling cepat terjadi pada verietas oso grande, Salsa, california, earli brite, holland, brastagi dan dorit. Sedangkan yang paling lambat berbunga adalah varietas Aerut, Chandler dan Rosalinda. Varietas oso grande memiliki waktu tercepat dalam pembentukan buah dengan diameter yang terbesar yaitu sekitar 2,52 mm dibandingkan varietas yang lain.Sedangkan varietas holland memiliki periode berbunga yang cepat dengan karakter morfologi bunga yang paling kecil dibandingkan varietas lain. Kata Kunci: Stroberi, Periode pembungaan, Pembuahan, Oso Grande, Holland Abstract The aim of this research was to obtain a set of information related to the development of the strawberry flower at the early stage to the fruit setting and as well as an important information for pests and diseases researchers to acknowledge the model of the biological control agent at the time of flowering. The research material used was grown strawberry plant comes from the collection of germplasm in the Balitjestro tlekung experimental field. 10 varietiesof Strawberry plants , namely Rosalinda, salsa, California, earlybrate, chandler, holand, aerut, oso grande, Brastagi, and Dorit. Data analyzed using descriptive methods so that no treatment in plant samples. The observations showed that the period of most fast flowering variety occurred in oso grande, Salsa, california, early brate, holland, Brastagi and Dorit. While the slowest flowering varieties are Aerut, Chandler and Rosalinda. Varieties oso grande had the fastest time in the formation of the fruit set with the largest diameter is about 2.52 mm compared to the other varieties. Meanwhile holland varieties have rapid flowering period with samllest floral morphological characters compared to other varieties. Key word: Strawberries, Flowering, Fertilization, OsoGrande, Holland PENDAHULUAN Stroberi merupakan salah satu tanaman herba berbuah yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Permintaan akan buah stroberi di luar Negara dapat membantu pendapatan 472
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
ekonomi Negara. Ekspor buah stroberi pada tahun 2004 tercatat mencapai rata-rata 3971.4 kg/tahun di susul dengan peningkatan permintaan pada tahun 2011 yang mencapai 27.000 kg/tahun ( BPS, 2011). Komoditas buah stroberi di Indonesia sangat besar hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa agribisnis dan agroindustri stroberi di Indonesia yang dapat berproduksi dengan baik. Perbanyakan stroberi secara konvensional umumnya menggunakan stolon, dan metode tersebut memiliki kelemahan dalam jumlah perbanyakan stroberi yang terbatas serta belum terjaminnya penularan penyakit atau virus yang berasal dari tanaman induk sehingga kualitas benih bisa menurun setelah tiga periode penanaman (Zebrowska, J.I., 2004; Siregar, A.S., 2013). Oleh karena itu, perbanyakan in vitro dibutuhkan untuk mengeliminasi virus yaitu dengan perbanyakan melalui kultur meristem. Hasil kultur meristem stroberi secara signifikan dapat di jadikan bahan perbanyakan stroberi dengan media MS yang mengandung kombinasi BAP dan NAA dengan konsentrasi 0,5 dan 0,025 mg/l dengan jumlah planlet sebanyak 5,73, serta hasil yang dicapai memiliki vigor yang tinggi (Siregar,A.S., 2013). Bunga stroberi mempunyai waktu berbunga yang sangat dipengaruhi oleh hubungan antara suhu di musim semi maupun di awal musim panas dan ketinggian dan garis lintang lokasi, faktor ini sangat menentukan keterlambatan pembungaan (Opstad, N., et al, 2011). Stroberi merupakan tanaman hari pendek, dimana terjadi inisiasi pembungaan di bulan juni yaitu pada kondisi temperatur hingga 250C, sedangkan pada temperatur yang tinggi pembungaan akan terhambat (Varheul., et al. 2007; Opstad, N., et al, 2011). Inisiasi berbunga ditentukan oleh perubahan suhu dan perubahan musim yang berkaitan dalam hal penyinaran (Photoperiod), sebab kultivar yang berbeda jenis memiliki waktu berbunga yang sangat bervariasi pula (Sønsteby, A., and Heide,O.M., 2008). Kondisi lingkungan yang berbeda juga dapat mempengaruhi fisiologi dan pertumbuhan tanaman, hal ini di perkuat oleh penelitian Grant, O.M., et al (2012) tentang penelitiannya mengenai respon pertumbuhan dan fisiologi stroberi, dimana produksi daun muda, konduktan stomata, dan laju fotosintesis berkurang saat media tanam dalam kondisi kekurangan air. Tentu saja kondisi ini juga mempengaruhi inisiasi pembungaan, hal ini ditunjukkan dengan perbedaan produksi dan kualitas buah stroberi pada kondisi ketersediaan air yang berbeda pula (Martinez-Ferri,E., et al., 2016). Penerapan budidaya yang baik mulai dari penyiapan media atau lahan hingga penyesuaian lingkungan tumbuh yang di kehendaki akan memberikan hasil yang memuaskan. Pemberian nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman akan meningkatkan produksi tanaman yang diharapkan. Pada stroberi pemupukan nitrogen pada waktu yang tepat yaitu pada saat induksi pembungaan akan meningkatkan jumlah bunga (Lieten, 2002; Sønsteby et al., 2009; Opstad,N., et al., 2011). Proses persilangan pada waktu yang tepat akan dapat membantu para pemulia dalam menghasilkan varietas baru yang di harapkan. Begitu juga peneliti hama dan penyakit akan dapat menentukan waktu yang tepat dalam memberikan aplikasi biological control pada hama yang menyerang pada stadia pembungaan. Dari hasil penelitian buah stroberi yang terserang hama thrips hasil panennya mengalami malformasi pada bagian ujung buah sebesar 43.3% dan 73.3% buah sampel mengalami biji yang menghitam (Yusup, C.A., 2012). 473
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Perbedaaan inisiasi pembungaan pada tiap kultivar stroberi berbeda-beda, sehingga dibutuhkan gambaran tentang fase pembungaan pada masing-masing varietas. Penelitian ini bertujuan sebagai bahan informasi bagi pemulia dalam memulai tahap persilangan untuk mendapatkan varietas unggul yang baru dan juga sebagai informasi penting peneliti hama dan penyakit untuk mengetahui model biological control agent pada saat pembungaan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Screen House Kebun Percobaan Tlekung, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Batu – Jawa Timur dengan ketinggian tempat 950 m dpl., mulai bulan Juli sampai Agustus 2015. Bahan penelitiannya adalah tanaman stroberi dengan 10 varietas yaitu Rosalinda, salsa, California, earlybrate, chandler, holland, aerut, oso grande, brastagi, dan dorit. Analisis data yang diperoleh menggunakan analisis deskriptif rata-rata sehingga tidak ada perlakuan yang di berikan pada sampel tanaman. Prosedur penelitian dimulai dari menyiapkan bahan tanam stroberi yang telah dewasa dalam polybag. Media berisi komposisi pasir: pupuk kandang: sekam dengan perbandingan 1:1:1.Tanaman yang di amati terdiri dari 10 varietas, dimana 1 varietas terdapat 5 unit tanaman. Memasang label pada tanaman yang diteliti, dengan bantuan tali raffia sebagai alat penggantung. Mengamati perkembangan tanaman yang dilakukan setiap hari. Melakukan perawatan, menyiram air, pemupukan dan penyiangan setiap hari.Mencatat dan mendokumentasi hasil pengamatan. Parameter yang diamati adalah awal pembungaan berdasarkan waktu, Jumlah mahkota, jumlah kelopak, tinggi tangkai bunga, diameter bunga, dan awal fase pembuahan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tanaman berbuah fase pembungaan perlu dipelajari karena periode ini menentukan jumlah produksi buah yang akan di hasilkan pada satu persatuan tanaman. Para pemulia membutuhkan waktu yang tepat dalam menyilangkan tanaman di lapangan untuk mendapatkan varietas unggul baru yang diharapkan. Dari hasil pengamatan fase pembungaan dan pembuahan beberapa varietas stroberi yaitu varietas rosalinda, salsa, california, early brate, holand, aerut, grande, brastagi, dan dorit memiliki fase pembungaan yang berbeda-beda. Dimana hanya 7 varietas yang memiliki waktu yang bersamaan dan tercepat dalam periode mekarnya bunga yaitu hanya selang 3 hari dari periode kuncup bunga, ke-7 varietas itu antara lain salsa, california, early brate, holland, oso grande, brastagi, dan dorit. Sedangkan varietas aerut memiliki waktu mekar berbunga paling lambat (Gambar 1.). Dari hasil penelitian Syahroni, A., dkk (2015) menunjukkan bahwa fase berbunga untuk 3 varietas yaitu california, early brate, dan sweet charlie tidak menunjukkan perbedaan waktu yang signifikan. Pada umumnya stroberi mulai berbunga pada umur 8 minggu setelah tanam (Prihatman, 2000; Zaimah, F., et al., 2013). Jika dihubungkan dengan photoperiod atau penyinaran dalam hal pembungaan, sensitivitas respon pembungaan tiap varietas terhadap waktu penyinaran berbeda-beda (Heide, O.M., et al., 2013), dan pada perlakuan penyinaran untuk varietas chandler hanya membutuhkan waktu 2 minggu untuk menginduksi pembungaan dibandingkan varietas lain yang 474
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
membutuhkan waktu lebih cepat bahkan lebih lama (Durner, F.E, 2015). Begitu juga jika temperatur di tingkatkan maka akan menghambat dan secara signifikan akan mengurangi inisiasi mekarnya bunga pada bunga stroberi (Opstad, N., et al., 2011). Sedangkan pada periode pembuahan, hampir semua varietas berbuah pada waktu yang sama yaitu pada hari ke-15. Hanya varietas osogrande yang memiliki waktu tercepat dalam pembentukan buah (Gambar 1.). Sehingga osogrande dapat di rekomendasikan sebagai varietas yang memiliki keunggulan periode paling cepat berbunga dan berbuah. Dokumentasi perkembangan bunga stroberi hingga menjadi bakal buah telah ditampilkan di gambar 2. Oso grande adalah salah satu varietas tanaman hari pendek, dimana masa berbunganya berada pada kondisi masa penyinaran yang pendek umumnya kurang dari 12 jam dan pada suhu yang rendah. Produksi dan kualitas buah stroberi ditentukan oleh interaksi antara lama penyinaran dan suhu sekitar, diketahui bahwa varietas oso grande memiliki produksi buah yang cukup tinggi dan massa buah yang lebih besar setelah varietas festival (de Miranda, F.R., et al., 2014).
Gambar 1. Diagram Batang Periode Pembungaan Dan Pembuahan Pada 10 Varetas Stroberi
Gambar 2. Perkembangan bunga strawberry dari kuncup hingga menjadi bakal buah Secara morfologi bunga, terdapat beberapa perbedaan jumlah mahkota, kelopak, tinggi bunga dan diameter bunga pada setiap varietas. Dimana jumlah mahkota rata-rata 80% memiliki jumlah yang sama yaitu 6 mahkota dalam satu bunga. Sedangkan jumlah kelopak rata-rata 50% memiliki jumlah kelopak sama yaitu 12 kelopak dalam satu bunga (Gambar 3.). Secara umum, bunga stroberi merupakan bunga hermaprodit, memiliki lima 475
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
atau lebih kelopak, lima atau lebih mahkota berwarna putih, sejumlah stamen dan pistil yang menempel pada satu reseptakel yang membesar (Edmond, et al., 1979; Gunawan, 2003; Dolyna, H.M.D., 2008).
Gambar 3. Diagram Jumlah Mahkota dan Kelopak Bunga Pada 10 Varietas Stroberi Hasil pengamatan perbedaan tinggi tangkai bunga dan diameter bunga juga signifikan, dimana osogrande memiliki tinggi bunga yang paling tinggi dibandingkan varietsa lain yaitu 11,5 cm, sedangkan holand memiliki tinggi bunga terkecil yaitu 4,2 cm. Bunga yang memiliki diameter <2 cm sebanyak 50% yaitu california, chandler, holand, brastagi dan dorit. Sedangkan bunga yang memiliki diameter > 2 cm adalah rosalinda, salsa, early brate, aerut, dan osogrande (Gambar 4.). Pertumbuhan vegetatif stroberi yang di beri perlakuan pupuk organik menunjukkan bahwa varietas chandler memiliki rata-rata diameter mahkota bungakurang dari 2 cm yaitu sebesar 1,47 cm, tinggi tanaman 15,21 cm, dan jumlah stolon 2 stolon per tanaman (Khalid, S., et al., 2013). Bunga stroberi berwarna putih dengan rata-rata diameter sebesar 1 inchi (Rieger, M., 2006).
Gambar 4. Diagram Tinggi Bunga Dan Diameter Bunga Pada 10 Varietas Stroberi PENUTUP Kesimpulan Hasil pengamatan diperoleh bahwa periode pembuangaan paling cepat terjadi pada verietas oso grande, Salsa, california, earli brite, holland, brastagi dan dorit. Sedangkan yang paling lambat berbunga adalah varietas Aerut, Chandler dan Rosalinda. Varietas oso 476
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
grande memiliki waktu tercepat dalam pembentukan buah dengan diameter yang terbesar yaitu sekitar 2,52 mm dibandingkan varietas yang lain. Sedangkan varietas holland memiliki periode berbunga yang cepat dengan karakter morfologi bunga yang paling kecil dibandingkan varietas lain. Saran Sebaiknya dalam memulai metode persilangan bunga stroberi akan lebih bagus dimulai pada hari ke-3 setelah kuncup bunga. Ucapan Terimakasih Kepada mahasiswa bimbingan saya, yaitu Devi kurniawati mahasiswa PKL dari UNESA yang telah membantu pengamatan selama satu bulan, dan Pak Rahmat sebagai teknisi Balitjestro. DAFTAR PUSTAKA Celikel, G., Demirsoy, L., and Demirsoy, H., 2008., The Strawberry Tree (Arbutus Unedo L.) Selection In Turkey., Scientia Horticulturae 118; 115–119. de Miranda, F.R., Da Silva, V.B., Dos Santos., F.S., Adroaldo., Rosetti, G., And Da Silva., C. De F.B., 2014., Production Of Strawberry Cultivars In Closed Hydroponic Systems And Coconut Fibre Substrate., Revista Ciência Agronômica, V. 45, N. 4; 833-841., ISSN 1806-6690 Dolyna, H.M.D., 2008., Pengaruh lingkungan tumbuh yang berbeda terhadap kualitas buah stroberi (Fragaria x annassa Duch). IPB., Bogor. Skripsi yang belum dipublikasikan. Durner, F.E., 2015., Photoperiod Affects Floral Ontogeny In Strawberry (Fragaria × Ananassa Duch.) Plug Plants., Scientia Horticulturae 194; 154–159. Edmond, J.B., Senn, T.L., Andrews, F.S., and alfacre, R.G., 1979., Fundamentals of Horticulture. McGraw-Hill Publishing Co.Ltd.,New Delhi. 500 p. Gunawan, L.W., 2003., Stroberi., Penebar Swadaya., Jakarta., 81 hal. Grant,O.M., Davies,M.J., Johnson,A.W., and Simpson, D.W., 2012., Physiological And Growth Responses To Water Deficits In Cultivated Strawberry (Fragaria ×Ananassa) And In One Of Its Progenitors, Fragaria Chiloensis., Environmental and Experimental Botany 83; 23– 32. Heide OM, Stavang JA, Sønsteby A. 2013. Physiology and genetics of flowering in cultivated and wild strawberries. Journal of Horticultural Science and Biotechnology 88:1–18. Lieten, P., 2002. The effect of nutrition prior to and during flower differentiation on phyllody and plant performance of short day strawberry. Acta Hortic. 567; 345– 348. Martínez-Ferri,E., Soria,C., Ariza, M.T., Medina, J.J., Miranda,L., Domíguez, P., and Muriel, J.L., 2016., Water Relations, Growth And Physiological Response Of Seven strawberry Cultivars (Fragaria × Ananassa Duch.) To Different Water availability., Agricultural Water Management 164; 73–82. Opstad,N.,Sønsteby,A.,Myrheim, U., and O.M. Heide., 2011., Seasonal Timing Of Floral Initiation In Strawberry: Effects Of Cultivar And Geographic Location., Scientia Horticulturae 129; 127–134. 477
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Khalid, S., Qureshi, K.M., Hafiz. I.A, Khan.K.S And Qureshi. U.S., 2013., Effect Of Organic Amendments On Vegetative Growth, Fruit And Yield Quality Of Strawberry., Pakistan J. Agric. Res. Vol. 26 No. 2. Prihatman, K. 2000. Stroberi . BAPPENAS. Jakarta Rieger, M., 2006., Introduction to Fruit Crops. New York: Haworth Food & Agricultural Products Press. Syahrian, A.S., 2013., Proliferasi Tunas Stroberi Secara In Vitro Menggunakan Eksplan Batang Planlet Hasilkultur Meristem., Widyariset, Vol. 16 No.3: 473–480. Syahroni, A., Purnamaningsih, S.L., Dan Soetopo, L., 2015., Penampilan Karakter Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Keberhasilan Persilangan Pada Empat Varietas Stroberi (Fragaria X Ananassa Duch)., Jurnal Produksi Tanaman, Vol 3, No. 5; 370 – 376. Sønsteby, A., and Heide, O.M., 2008. Temperature Responses, Flowering And Fruit Yield Of The June-Bearing Strawberry Cultivars Florence, Frida And Korona. Sci. Hortic. 119, 49–54. Sønsteby, A., Opstad, N., Myrheim, U., and Heide, O.M., 2009. Interaction of short day and timing of nitrogen fertilization on growth and flowering of ‗Korona‘ strawberry (Fragaria x ananassa Duch.). Sci. Hortic. 123; 204–209. Verheul,M.J., Sønsteby, A., and Grimstad, S.O., 2007. Influence Of Day And Night Temperature On Flowering Of Fragaria X Ananassa Duch. Cvs. Korona And Elsanta. Sci.Hortic. 112, 200–206. Yusup, C.A., 2012., Frankliniellantonsa (Trybom) Pada Tanaman Stroberi (Fragaria Spp.) Di Desa Alamendah –Rancabali Kabupaten Bandung, Jawa Barat. IPB. Bogor. Skripsi Belum di Publikasikan Zaimah, F., Prihastanti, E., and Haryanti, S., 2013., Pengaruh Waktu Pemotongan Stolon Terhadap Pertumbuhan Tanaman Stroberi (Fragaria Vesca, L.)., Buletin Anatomi Dan Fisiologi., Vol 21, No: 2; 9-20. Zebrowska, J.I. 2004. Micropropagaon in the strawberry (Fragaria x ananassa Duch.) inbred lines. Food, Ag. & Environ. 2: 253–255.
478