eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (2): 375-386 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2013
PROSPEK KEBERADAAN OPEC DALAM PENGANDALIAN HARGA MINYAK DUNIA.
EHHO HERIANTO Nim. 06.56154.08380.02
eJournal Ilmu Hubungan Internasional Volume 1, Nomor 2 , 2013
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (2): 375-386 ISSN 0000-0000, © Copyright 2013
ejournal.hi.fisip-unmul.org
PROSPEK KEBERADAAN OPEC DALAM PENGENDALIAN HARGA MINYAK DUNIA
EHHO HARIANTO1 NIM. 06.56154.08380.02
Abstract: The aim of this research is to knowing and describe prosperity of OPEC in oil industry and all problem about oils and are OPEC can survive in their effort to control oil prices and solve all their problem about oil now or in the future, type that used in this research is Predictive where the writer triying to predict fact or phenomena in the future and explain principle or real proof to do some prediction. The result shows that OPEC as an organization have comparative advantages to another country that not join in OPEC or commonly being know as Non-OPEC Oil Producers so OPEC existention in the 2020 or in the future in world oil trading after the Peak Of Oil being occur with much bigger reserve and resource role of OPEC is not a swing producers again but more to be producers with dominant role, meanwhile settled their role OPEc still face barrier and challenges from inside or from the outside. Key Words: Oil,Demand, OPEC,Supply. Keywords : Oil, Demand, OPEC and Suplly. Pendahuluan Sumber energi pada saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam berbagai unsur kehidupan, salah satunya adalah di dalam perkembangan perindustrian yang berdampak secara langsung terhadap maju dan berkembangnya serta besar atau kecilnya volume perekonomian suatu negara, Yang juga secara lansung atau tidak juga akan berdampak terhadap berbagai bidang yang lainya. Terutama yaitu sumber energi yang berasal dari Minyak Bumi yang kemudian diolah menjadi ,minyak tanah, bensin, solar, Avtur dan produk-produk olahan minyak lainya yang mana hasil produksi dari minyak tersebut masih memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan orang banyak di karenakan hingga 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1 , Nomor 2 , 2013: 375-386
saat ini belum ada sumber energi pengganti yang dapat di katakan setara dalam hal kualitas serta memungkinkan berada dalam harga yang lebih murah dari pada sumber-sumber energi yang berasal dari minyak. Hal-hal yang berkaitan dengan perminyakan baik industri, pasar, serta kebijakan minyak, maka tidak dapat di lihat murni dari segi ekonomi semata, kebijakan tentang eksplorasi, pembangunan dan ekstraksi minyak adalah kegiatan yang politis plus ekonomis di mana aliran minyak negara dipandang oleh semua pemerintahan sebagai fungsi politik primer sebagai kepentingan objektif negara dan sebagai alat untuk mengejar kepentingan negara yaitu tentang pembangunan, perekonomian, keamanan dan perkembangan hubungan internasional. Dari tahun ke tahun pertumbuhan Permintaan akan minyak terus mengalami peningkatan yang signifikan dari total permintaan akan minyak pada tahun 2007 sekitar 86,3 MBCD menjadi 89,8 MBCD pada tahun 2012, walaupun pada peralihan tahun dari tahun 2007, tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami sedikit tren penurunan permintaan hal ini di karenakan oleh harga minyak itu sendiri yang sempat menyentuh level tertinggi pada bulan mei tahun 2008 sekitar 147,6US$/barrel yang kemudian membuat banyak negara-negara di dunia melakukan penghematan terhadap penggunaan energi dari minyak. Secara umum di akui bahwa energi terutama yang berasal dari (fosil) minyak adalah suatu komoditi vital yang menguntungkan bagi negara yang memilki simpanan yang cukup melimpah akan tetapi hal ini kemudian banyak menimbulkan berbagai konflik kepentingan, demi terciptanya kestabilan perekonomian politik internasional yang fungsional dan menguntungkan sebagian konflik tersebut dapat ditangani oleh Organization Of Petroleum Exporting Countries. (OPEC Organization of Petroleum Exporting Countries,2008). yang memiliki perhatian pada hal-hal perminyakan. OPEC adalah suatu International Government Organization hasil dari Baghdad Confreention oleh lima negara penghasil minyak terbesar (Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, dan Venezuela) pada 10-14 september 1960 sebagai tindakan balasan atas perusahaan internasional The Seven Sister (Julukan yang pertama kali diberikan oleh pakar energi Italia Enrico Mattei The Seven Sister menurutnya adalah Standard Oil of New Jersey, Royal Dutch Shell, Anglo Persian Oil Company, Standard Oil of New York, Standard Oil of California, Gulf Oil, dan Texaco). Di mana mereka melemahkan harga minyak secara multinasional dan menimbulkan kerugian bagi negara produsen, dengan tujuan utama saat itu adalah untuk mengkoordinasikan dan menyatukan kebijakan tentang minyak bagi seluruh negara anggota pada saat itu. Semakin lama anggota OPEC mulai bertambah dan menyebar di tiga kawasan Amerika, Asia, Afrika antara lain, Qatar (Bergabung pada desember 1960), Libya dan Indonesia (Desember 1962), Uni Emirat Arab (November 1967), Aljazair (Juli 1969), Nigeria (Juli 1971), dan Ecuador (November 1973), yang semuanya dengan status penuh serta Gabon (Desember 1973) dengan status sebagai peninjau (associated member). Gabon dan Indonesia saat ini sudah keluar dari keanggotaan OPEC. Dengan semakin bertambahnya anggota OPEC maka dasar utama pendirian organisasi inipun mengalami perubahan antara lain; mengkoordinasikan
376
Prospek Keberadaan OPEC Dalam Pengendalian Harga Minyak Dunia (Ehho Herianto)
perminyakan dan memadukan kebijaksanaan para negara anggota, melindungi kepentingan mereka baik secara individu ataupun bersama-sama dan untuk meningkatkan kesejahteraan negara-negara anggota. (OPEC History,2010), Adapun langkah langkah yang dilakukan oleh OPEC di dalam mencapai tujuannya antara lain pertama; menstabilkan harga minyak dengan cara menetapkan Break Event Price atau harga dasar terhadap minyak yang sudah terdapat keuntungan bagi negara produsen, kedua; mencegah terjadinya fluktuasi maksudnya adalah apabila sampai terjadi kekosongongan atau kekurangan kebutuhan minyak dunia maka akan dipenuhi oleh OPEC agar tidak terjadi peningkatan harga minyak yang akan menguntungkan pihak tertentu, dan yang ketiga; membentuk peraturan peraturan tentang kegiatan ekspor minyak dengan maksud terdapat suatu harga jual atau harga beli yang pantas bagi pihak produsen ataupun pihak konsumen tanpa ada yang diuntungkan atau di rugikan, (OPEC Statute, 2008). Dengan melihat peranan dari OPEC selama ini yang cukup baik maka kita dapat melihat beberapa sisi keunggulan dari OPEC sendiri yaitu, reserves dan resources minyak OPEC yang cukup memadai, keadaan yang terjadi sejak 30 tahun terahir ini yaitu terjadinya penurunan pengambalian (return) atas kegiatan eksplorasi minyak yang mana telah terjadi penurunan dalam produksi minyak pada beberapa negara kecuali pada beberapa negara anggota OPEC, dan hal ini di ikuti oleh permintaan akan minyak yang mulai meningkat terutama dari negara-negara berkembang yang yang memiliki tingkat perekonomian yang tinggi seperti China dan India, hal ini pun juga didukung dengan fakta bahwa selama ini OPEC bukanlah main importer of oil atau pasar utama minyak dunia yaitu Non-OPEC oil producers, OPEC hanya menjadi swing producers (produsen pelengkap), (Setyo Soedradjat, 2011), dan dalam mengatur harga minyak dunia OPEC bekerjasama dengan Non-OPEC agar harga minyak dunia tetap berada dalam keadan yang stabil, (Setyo Soedradjat, 2011). Setelah OPEC mulai terbentuk dan memulai beberapa perubahan pada awal-awal terbentuknya organisasi tersebut sebagai balasan akan apa yang telah di lakukan oleh berbagai perusahaan asing atau yang lebih di kenal dengan the seven sisters menyebabkan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menanamkan investasi modalnya di kawasan OPEC mulai mencari alternatif lain yang lebih murah dan lebih menguntungkan yaitu mencari sumber-sumber minyak baru diluar kawasan OPEC dan semenjak di temukanya sumber minyak di luar kawasan OPEC seperti di Rusia, Mexico, Norwaygia,Canada, China dll yang di kelola oleh negara tersebut sendiri tanpa campur tangan asing akan tetapi demi menjaga harga minyak tetap stabil di pasaran, dan tetap mendapatkan return (pengembalian) akan minyak yang stabil bagi kedua belah pihak baik OPEC ataupun Non-OPEC tidak melakukan persaingan dalam hal penjualan minyak mereka agar tidak mengulang kejadian yang sama seperti apa yang telah dilakukan antara The Seven Sister dan The Independent. Share pasar minyak OPEC sejak di mulainya investasi minyak secara besarbesaran di luar ruang lingkup OPEC lebih sedikit daripada Non-OPEC, hal ini berdampak pada Produksi minyak yang mana produksi minyak Non-OPEC lebih
377
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1 , Nomor 2 , 2013: 375-386
besar sebesar 52,4MBCD sedangkan OPEC hanya berproduksi sebesar 37,1 MBCD pada tahun 2012. Beberapa hal di atas yang dapat mempengaruhi harga minyak adalah tingkat permintaan minyak penduduk dunia yang meningkat 2% per tahunya yang semakin membuat tinggi ketergantungan akan minyak bumi, sedangkan semenjak tahun 2005 dunia mulai mengalami masa-masa penurunanproduksi minyak dan pada tahun 2010 seharusnya kita menemukan atau mendapatkan tambahan 50 juta barel/ hari, akan tetapi yang terjadi semenjak tahun 2005 yang terjadi adalah penurunan kuantitas produksi berbagai sumur-sumur minyak baik yang merupakan anggota OPEC atau pun Non-OPEC sebesar 5-8% pertahunya, dan tidak di temukanya lagi sumber sumber yang baru dapat semakin memperparah keadaan ini di mana pada 2030 nanti di perkirakan jumlah penduduk akan menjadi 2 kali lipat dan perusahaan-perusahaan pun akan tumbuh lebih banyak daripada tahun 1980 yang mana membuat kebutuhan serta permintaan akan minyak semakin tinggi hingga tidak dapat di penuhi oleh produsen. Terdapat beberapa geologist yang memprediksikan bahwa Peak of Oil akan atau telah terjadi antara rentang waktu 2006-2010, dan apabila pada tahun sebelum 1970-an geologist yang terkenal adalah M.King Hubbert yang berhasil memprediksikan kapan semua produksi ekstraksi minyak di amerika serikat akan mengalami penurunan dengan menggunakan kurva yang dia ciptakan dan terbukti setelah 1970 amerika mengalami penurunan dan tidak pernah mengalami peningkatan dan untuk saat ini salah satunya datang dari Richard C. Duncan, Ph.D. dalam The Olduvai Theory– Terminal Decline Imminent, The Social Contract Quarterly, Spring 2007. Yang menyatakan bahwa dunia telah memasuki tahap peak of oil semenjak tahun 2006. Dari latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimana prospek keberadaan OPEC dalam pengendalian harga minyak dunia?”. Artikel ini bertujuan untuk melihat dan memberikan deskripsi mengenai peranan OPEC terhadap industri perminyakan, dengan berbagai permasalahan tentang perminyakan serta apakah OPEC dapat bertahan di dalam upaya mereka untuk mengendalikan harga minyak, serta menyelesaikan berbagai masalah perminyakan yang ada baik pada saat ini hingga kedepanya. Landasan Teori dan Konseptual 1. Teori Penawaran dan Permintaan, yaitu a) Permintaan, Permintaan timbul dari keinginan akan tetapi di antara keinginan dengan permintaan itu adalah dua hal yang berbeda antara satu dengan yang lainya. Permintaan bukanlah suatu keinginan sebagaimana keinginan bukanlah satu permintaan, permintaan adalah keinginan yang di sertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan, setiap orang boleh saja ingin kepada apapun yang di inginkanya tetapi jika keinginanya tidak di tunjang dengan kesediaan untuk membeli serta kemampuan untuk membeli, maka keinginanya itupun hanya akan tinggal keinginan saja jelas berarti bahwa keinginan tidak memberi pengaruh apapun terhadap harga suatu barang akan tetapi permintaan bepengaruh.
378
Prospek Keberadaan OPEC Dalam Pengendalian Harga Minyak Dunia (Ehho Herianto)
Menurut Paul A Samuelson (Pengantar Teori Ekonomi Mikro dan Makro, Suharman Rusyidi, 1996, PT.Raja Gafindo Persada. Jakarta) mengatakan bahwa setiap perubahan pergerakan yang terjadi pada qurva permintaan sesuai dengan The Law Of Deminishing Demand (hukum permintaan yang menurun) hukum itu berbunyi: “Apabila harga suatu barang dinaikkan maka semakin berkurang pulalah barang yang di minta” Yang juga tidak jauh berbeda dengan hukum permintaan “ jika terjadi peningkatan harga suatu barang maka jumlah yang di minta akan turun demikianlah juga sebaliknya” atau dengan kata lain “jika jumlah barang ada lebih banyak di pasaran maka barang-barang itu hanya akan terjual dengan harga yang lebih rendah. b) Penawaran di balik permintaan (Demand) terdapat penawaran (Supply). Dan keduanya yaitu penawaran dan permintaan bersama-sama menentukan harga. Pengertian atau definisi dari penawaran adalah suatu daftar yang menunjukkan jumlah-jumlah barang itu yang ditawarkan untuk dijual kepada pelbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada suatu waktu tertentu. Terdapat sebuah perbedaan prinsipil antara istilah penawaan dengan jumlah barang yang ditawarkan “jika harga suatu barang naik maka penawaran akan naik juga” yang sebenarnya dimaksudkan adalah menyatakan bahwa jika harga naik, maka jumlah yang ditawarkan naik juga pendekatan penawaran (supply) berbeda dengan jumlah yang ditawarkan (Quantity Supplied) hal yang pertama menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang ditawarkan sedangkan yang kedua menyebabkan terjadinya perubahan penawaran. Perubahan atau pergeseran penawaran itu terjadi karena telah berubah fafktorfaktor yang menghubungkan antara kurva penawaran itu dengan harga maupun jumlah yang ditawarkan. Faktor-faktornya adalah: 1) Jumlah pedagang, 2) Harga faktor produksi, 3) Harga barang alternative, 4) Harapan pada pedagang (produsen) terhadap harga-harga di masa mendatang, 5) Pertumbuhan teknologi. 2. Teori keunggulan komparatif (Comparative Advantages) Memasuki tahun 1830-an revolusi industri telah mulai menggangu merkantilisme para ningrat di Inggris Raya yang selalu berselisih dengan para industrialis yang mulai bangkit. Ekonom David Ricardo yang mewakili kalangan industrialis mengajukan suatu Teori Keunggulan Komparatif, sebagai suatu cara untuk menentang “The Corn Law” yang mana The Corn Law di rancang ntuk melindungi komoditi biji-bijian di inggris dari para pesaingnya yang bisa menjual dengan harga yang lebih murah khususnya barang-barang impor dari prancis Menurut Ricardo perbedaan antara biaya produksi di tanah yang subur dengan tanah yang kurang subur akan melahirkan suatu perbedaan pendapatan, yang mana para pemilik tanah yang lebih subur akan mendapatkan jumlah pendapatan yang lebih tinggi. “perbandingan biaya” Opportunity Cost untuk menghasilkan kedua produk tersebut di negara yang sama yang di bandingkan dengan perbandingan biaya di negara lain merupakan faktor-faktor yang menentukan ada tidaknya keunggulan komparatif. Bagi Ricardo seperti yang di tunjukanya dalam bab pertama bukunya yang berjudul, Principles Of Political Economy, (1817), nilai suatu komoditi
379
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1 , Nomor 2 , 2013: 375-386
bergantung pada kuantitas relatif tenaga kerja yang dibutuhkan didalam membuat atau memproduksi barang tersebut, yakni Teori Nilai Tenaga Kerja (yang kemudian belakangan oleh banyak pakar ekonomi sudah dianggap tidak memadai lagi) (ROBERT A. ISAAK,p.105) Menurut Berti Ohlin dalam tesisnya pada 1924 yang berjudul Hadlns Teori yang di tulis ulang sebagai Interregional and International Trade. Dia berpendapat bahwa negara-negara tertentu didukung secara tidak seimbang oleh faktor-faktor tertentu sehingga memungkinkan Dapat memproduksi komoditi yang paling menguntungkan. (ROBERT A. ISAAK,p.105) Kemudian Ekonom Amerika, Paul Samuelson, kemudian mengembangkan pemikiran Ohlin yang bersumber dari gurunya seorang Ekonom Swedia, Eli.F.Hekcsher, sebagai upaya untuk mengembangkan syarat-syarat yang di perlukan bagi suatu Equalisasi penuh dari faktor-faktor harga dalam perdagangan barter internasional, yang diharapkan dapat mengurangi desakan untuk migrasi dari negara yang berpenduduk padat ke negara-negara yang jarang penduduknya. Dia juga menyebutkan tentang “keunggulan Absolut” Absolut Advantages yang mana menuju pada suatu situasi dengan suatu negara yang dapat menghasilkan suatu barang lebih murah dan lebih baik dari negara-negara lainya. (ROBERT A. ISAAK,p.105) Metode Penelitian Dalam penulisan proposal ini penulis menggunakan Metode penelitian Prediktif yaitu penulis berusaha meramalkan suatu pristiwa atau fenomena kedepanya dengan menjelaskan dasar atau landasan kongkrit untuk melakukan prediksi. Adapun sumber data yang diperoleh dalam penulisan ini yakni jenis data sekunder dimana penulis melakukan telaah pustaka. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yakni dengan metode Library Research atau telaah pustaka, yakni dengan mencari data dari berbagai literatur, seperti melalui bukubuku, internet, majalah, surat kabar, dan sumber-sumber yang terkait untuk mendukung penelitian dan penulisan skripsi ini. Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan nmenggunakan metode kualitatif, penelitian kualitatif merupakan metoda wawancara atau dapat juga menggunakan metode analisis yang mendalam mengenai sejarah atau kejadian-kejadian yang terkait dengan masalah-masalah yang akan diteliti serta penelitian kualitatif merupakan penelitian berdasarkan survey yang mendalam mengenai kasus tertentu, analisanya tidak menggunakan perhitungan dalam system statistic. Hasil Penelitian Keunggulan Komparatif OPEC terhadap Non-OPEC Minyak adalah sumber energy utama apabila di bandingkan dengan sumber energi-energi lainya baik untuk saat-saat ini ataupun saat yang akan dating bagi perekonomian semua Negara, 10 dari 500 perusahaan menguntungkan dan terbesar di dunia dipublikasikan pada bulan juli tahun 2010, 5 diantaranya adalah
380
Prospek Keberadaan OPEC Dalam Pengendalian Harga Minyak Dunia (Ehho Herianto)
perusahaan-perusahaan minyak, dan juga sebelumnya setiap peningkatan yang terjadi akan harga-harga minyak memberi dampak terhadap setiap sector perekonomiaan hingga dapat pula menyebabkan suatu inflasi. OPEC tercatat sebagi sebuah organisasi produsen minyak dengan total cadangan minyak mencapai 77-79% dari seluruh total cadangan minyak dunia akan tetapi dengan pangsa pasaran minyak yang lebih kecil yaitu antara 40-45% daro total pangsa pasaran minyak dunia akan tetapi hal ini tetapi dengan total cadangan minyak yang lebih besar membuat OPEC tetapmemiliki peranan penting di karenakan dalam keadaan produksi yang maksimal Non-OPEC hanya mampu memenuhi sekitar 55-60% dari total seluruh permintaan minyak dunia dan sisanya harus dipenuhi oleh OPEC sehingga pemenuhan kebutuhan minyak dunia oleh OPEC memiliki arti didalam menjaga kestabilan harga minyak dunia. Dengan total cadangan minyak yang cukup besar akan tetapi dengan qualitas yang sedikit lebih rendah serta pasaran minyak yang lebih kecil dari pada apa yang dihasilkan oleh Non OPEC hal ini juga disertai dengan sejarah masa lalu pada saat harga minyak tinggi semenjak tahun 1973 memberikan andil terhadap efesiensi penggunaan energy oleh berbagai pihak, penurunan permintaan akan minyak serta menyebabkan berbagai hal di luar OPEC yaitu, peningkatan kegiatan dalam hal eksplorasi dan produksi serta investasi dan pengembangan teknologi baru dari Non-OPEC Oil Producers. Ternyata dari berbagai keunggulan antara kedua belah pihak OPEC maupun NonOPEC dari total cadangan minyak, qualitas produksi, biaya produksi, share pasar, harga jual dan berbagai gangguan dan hambatan yang dialami membuat pangsa pasaran antara keduanya sebenarnya dapat dikatakan dalam suatu keadaan yang berimbang. Keberadaan OPEC Dalam Perdagangan Minyak Dunia Tujuan utama OPEC adalah memberikan dan memastikan kestabilan harga minyak internasional dan berusaha mengeliminasi fluktuasi peningkatan serta penurunan harga minyak yang merugikan kedua belah pihak, serta memastikan kepentingan dari Negara penghasil minyak agar mendapatkan penerimaanyang layak, dapat menyediakan persediaan minyak yang efisieen, bernilai ekonomis dan berkelanjutan bagi Negara-negara konsumen minyak serta pengembalian dana yang dapat diterima bagi siapapun yang berinvestai di dalam industry perminyakan. Tujuan dasar OPEC adalah “menyediakan serta menetapkan peran minyak sebagai sumber energy utama di dalam mendapatkan perkembangan atau pertumbuhan perekonomian yang stabil dan berkelanjutan” yang mana tentu saja dalam mencapai usahanya tersebut OPEC terutama perlu memperhatikan tingkat elastisitas harga minyak itu sendiri yang sangat elatisitas sehingga ‘stabilitas harga’ dapat dikatakan sebagai salah satu syarat utama yang harus di penuhi apabila tetap ingin menempatkan minyak sebagai sumber energy utama apabila di bandingkan dengan sumber energy lain. Hal-hal lain yang membuat perlu dijaganya stabilitas harga minyak adalah baik pada saat harga minyak sedang tinggi atau pada saat harga minyak terlalu rendah,
381
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1 , Nomor 2 , 2013: 375-386
sehingga dampaknya adalah para produsen minyak itu sendiri di karenakaan pada saat harga minyak terlalu tinggi maka para konsumen minyak akan melakukan efesiensi terhadap penggunaan sumber energy dalam kehidupan sehari-hari serta juga cenderung menggunakan serta mencari sumber energy alternative lain selain minyak dengan qualitas yang tidak terlalu jauh berbeda akan tetapi dengan harga yang jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan sumber energy minyak yang tinggi pada saat itu, yang man hal ini dapat menyebabkan resesi global yang kemudian akan berahir pada penurunan permintaan akan minyak sehingga akan menghasilkan penurunan harga minyak itu sendiri, intinya adalah para produsen akan mendapatkan keuntungan yang lebih sedikit karena harga yang tinggi serta penjualan yang rendah. Sedangkan pada saat harga minyak terlalu rendah maka para produsen tetap akan mendapatkan keuntungan yang sedikit walaupun dengan tingkat penjualan yang tinggi hal ini dikarenakan minyak yang di jual dalam keadaan harga yang rendah, serta di sisi lain harga minyak yang terlalu rendah akan menyebabkan berbagai investasi di bidang perminyakan sulit terealisasi atau terlaksana karena harga minyak yang terlalu rendah dinilai tidak menguntungkan bagi para investor. Apabila dilihat dari OPEC’S World Energy Model (OWEM) di indikasikan terdapat peningkatan permintaan akan minyak dari 76MBCD/day pada tahun 2000, menjadi 89MBCD/day pada tahun 2010 dan menjadi 107MBCD/day pada tahun 2020. Hambatan dan Tantangan Keberadaan OPEC Di dalam memenuhi setiap poin dari tujuan dan juga setiap dasar statuta yang di buat dan di sepakati oleh negara-negara anggota OPEC di dalam menjalankan fugsinya yang mana negara-negara anggota bekerjasama memastikan suplai persediaan minyak pada negara-negara konsumen dan berusaha menjaga harga minyak dunia agar stabil dengan cara meregulasikan persediaan (quota produksi) sesuai dengan keadaan yang terjadi di pasaran. Menurut Dr. Alvaro Silva-Calderon, OPEC General Secertary, yang di sampaikan dalam 25th Oxford Energy Seminar, Oxford, England. OPEC menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di dalam upayanya memenuhi tujuan dan fungsinya baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang serta baik yang berasal dari dalam atau dari luar organisasi antara lain seperti di bawah ini: Hambatan dari dalam antara lain, 1) OPEC masih tetap dalam proses tahapan memahami perbedaan masing-masing negara anggota serta juga menghadapi berbagai permasalahan dalam negri masing-masing yang cukup rumit, 2) Kebijakan-kebijakan pribadi sering menjadi sumber utama masalah pertentangan antar anggota, 3) Perbedaan total cadangan produksi yang besar di antara negaranegara anggota sehingga menyebabkan perbedaan obligasi quota produksi yang mana kemudian hal ini berdampak pada kecurangan-kecurangan negara anggota di dalam memenuhi obligasi quota produksinya, 4) Hubungan-hubungan yang terkadang kurang harmonis di antara satu negara anggota dengan yang lainya yang mana hal ini dapat berdampak terhadap harga minyak itu sendiri, 5) Tujuan awal yang di tetapkan sebagai pemain minor (penyeimbang harga minyak dunia)
382
Prospek Keberadaan OPEC Dalam Pengendalian Harga Minyak Dunia (Ehho Herianto)
berbanding terbalik dengan kemapuan produksi negara-negara anggota dan total cadangan minyak OPEC yang sangat besar sehingga memiliki pendapatan yang jauh lebih kecil. Tantangan dari luar antara lain, 1) Kurang tanggap atau kurang responsif terhadap permintaan yang sering berubah-ubah di pasaran minyak dunia, 2) Gangguangangguan baik yang secara alami terjadi seperti bencana alam hingga kejadiankajadian yang sengaja di lakukan seperti peperangan serta serangan-serangan teroris, sabotase, maupun ganguan secara teknis seperti pipa bor yang patah atau batuan sumur tempat minyak yang runtuh dan sebagainya, 3) Pangsa pasar yang lebih kecil dari pada Non-OPEC Oil Producers hal ini sebagai akibat dari harga minyak OPEC yang tinggi pada awal tahun 1970-an, 4) Masalah-masalah yang mengganggu baik bencana alam atau pembajakan-pembajakan distribusi minyak, yang mana perlu di ketahui semenjak 1878 minyak telah di distribusikan menggunakan kapal tanker dan data pada tahun 2005 menunjukkan distribusi minyak yang mencapai 62% menggunakan kapal melalui perairan, 5) Isu-isu Peak of Oil juga menjadi suatu permasalahan yang harus di tanggapi serius karena memberikan dampak yang serius pula terhadap peran OPEC sebagai penyeimbang harga minyak baik untuk saat ini atau pada saat-saat yang akan datang. Peak of oil dapat di artikan suatu keadaan di mana pengeluaran atau produksi minyak tidak lagi dapat di tingkatkan dan produksi-produksi minyak mulai mengalami penurunan secara bertahap, kemudian hal ini menjadi banyak diperdebatkan pada saat ini yaitu permasalahan tentang seberapa banyak minyak yang tersisa dan cukup untuk dikonsumsi dengan harga yang ekonomis seberapa lama. Kesimpulan OPEC sebagai organisasi yang mempunyai tujuan untuk memberikan dan memastikan kestabilan harga minyak internasional dan berusaha mengeliminasi fluktuasi atau peningkatan-peningkatan serta penurunan harga yang tidak perlu dan merugikan bagi kedua belah pihak baik produsen atau konsumen. Serta memastikan kepentingan dari negara-negara penghasil minyak agar mendapatkan penerimaan yang layak dari penjualan minyaknya, dapat menyediakan persediaan minyak yang efisien, bernilai ekonomis dan berkelanjutan bagi negara-negara konsumen minyak serta pengembalian dana yang dapat di terima bagi siapapun yang berinvestasi di dalam industri perminyakan, berdasarkan tujuan penelitian ini maka penyusun mempunyai kesimpulan sebagai berikut; 1.OPEC memiliki sumber cadangan minyak yang lebih besar, biaya produksi yang lebih murah, akan tetapi dengan pangsa pasaran minyak yang lebih kecil sekitar 40-45% dari total konsumsi dunia sedangkan Non-OPEC walaupun dengan total cadangan minyak yang lebih sedikit akaan tetapi degan kualitas produksi yang lebih baik serta memiliki pangsa pasar yang lebih besar sekitar 55-60%. 2.Di dalam menjalankan peranya masih mengalami hambatan dan tantangan antara lain kecurangan-kecurangan sering terjadi karena perbedaan total cadangan minyak sehingga memberikan perbedaan pada obligasi quota produksi, hubungan-
383
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1 , Nomor 2 , 2013: 375-386
hu-bungtan yang terkadang kurang harmonis antara Negara anggota satu dan lainya terutama yang berasal dari kawasan timur tengah,pangsa pasaran minyak yang lebih kecil, gangguan-gangguan baik yang alami seperti bencana alam, permasalahan teknis serta gangguan-gangguan yang di sengaja seperti peperangan, aksi teroris, sabotase dan juga utamanya permasalahan “Peak of Oil”. 3.Pada tahun 2020 dan seterusnya apabila telah dirasakan gejala dari “Peak of Oil” dengan total cadangan minyak yang besar dari pada Non-OPEC maka peranan OPEC bukan lagi sebagai penyeimbang harga akan tetapi lebih pada produsen dengan peranan yang dominan. 4.OPEC dan Non-OPEC sama-sama berusaha agar tidak terlalu banyak barang yang beredar di pasaran sebagai upaya dalam menjaga kestabilan harga minyak. 5.Harga minyak baik pada saat tinggi atau rendah lebih meiliki dampak pada produsen daripada para konsumen. Saran-saran Setelah menarik kesimpulan-kesimpulan di atas maka penyusun akan mencoba mengemukakan beberapa saran, yaitu: 1.OPEC sebaiknya harus benar-benar memanagemen atau mengatur persediaan akan sumber-sumber energi akan minyaknya dengan sebaik-baiknya agar tatanan perekonomian yang selalu di ukur atau di perkirakan dengan berdasar pada harga minyak tidak terlalu sering mengalami perubahan di karenakan anggaran perencanaan keuangan baik pendapatan atau pengeluaran suatu negara biasanya perhitunganya menggunakan jangka waktu minimal 1 tahun periode, sesuai dengan salah satu tujuan berdirinya organisasi tersebut yaitu menjaga kestabilan harga minyak itu sendiri di pasaran minyak internasional selain juga untuk tetap menjaga kepentingan para produsen-produsen minyak itu sendiri yaitu tetap menjadikan minyak sebagai salah satu energi utama dan juga tetap dominan sebagai energi penggerak perekonomian dunia. 2.Bila kedepanya memang OPEC memegang peranan yang sangat dominan akan minyak di karenakan perbedaan total cadangan minyak terbukti dari anggota OPEC dan Non-OPEC di karenakan permasalahan Peak of Oil maka seharusnya OPEC harus benar-benar bijaksana di dalam menetapkan berbagai kebijakan tentang minyak dengan bukan hanya mengejar keuntungan semata juga melihat berbagai data, fakta serta dampak yang dapat terjadi akan setiap kebijakan yang mereka tetapkan, hal ini juga di karenakan harga minyak yang cenderung tinggi bila berjalan dengan waktu yang cukup lama maka akan lebih merugikan para produsen minyak itu sendiri di mana para konsumen minyak akan cenderung mengembangkan, meneliti serta mencarai berbagai sumber-sumber energi alternatif dengan kualitas yang hampir setar sengan harga yang relatif lebih murah.
384
Prospek Keberadaan OPEC Dalam Pengendalian Harga Minyak Dunia (Ehho Herianto)
3.Ahli-ahli energi, orang-orang yang kompeten baik dalam bidang energi atau ahli-ahli politik yang berkecimpung dalam bidang energi dari negara-negara konsumen atau negara-negara produsen minyak, di harapkan dapat dan mampu mengembangkan pola pikir “sumber-sumber energi yang tidak terbarukan akan semakin mahal dari tahun ke tahun kedepanya” yang mana hal ini di tujukan bukan untuk melarang konsumsi minyak akan tetapi lebih pada memberi wawasan, pengetahuan serta dorongan terhadap semua lapisan masyarakat yang perduli atau memiliki perhatian lebih terhadap ketersediaan sumber-sumber energi di masa-masa yang akan datang, atau orang-orang yang kompeten serta berdedikasi dalam bidang energi untuk terus mencari, meneliti serta mengembangkan berbagai energi aternatif sebagai pengganti berbagai sumber energi yang tidak terbarukan terutama yang berasal dari sumber energi yang dapat di perbaharui di masa depan dengan qualitas yang sama baiknya, dengan harga yang dapat di katakan “murah” serta tidak memiliki efek samping terhadap lingkungan yang lebih buruk dari sumber-sumber energi yang tidak teaukan pada saat ini. 4.Rasio penggunaan sumber-sumber yang dapat di perbaharui seharusnya kurang dari atau paling tidak sama dengan rasio pembaharuan sumber energi tersebut. 5.Rasio penggunaan sumber-sumber yang tidak dapat di perbaharui seharusnya kurang dari atau paling tidak sama dengan rasio yang mana sumber energi yang tidak dapat di perbaharui tersebut dapat di gantikan oleh sumber-sumber energi yang dapat di perbaharui. 6.Rasio emisi polusi seharusnya kurang dari atau paling tidak sama dengan rasio di mana emisi polusi tersebut dapa di serap dan di proses oleh lingkungan. Referensi BUKU: Isaak, Robert.A.. Ekonomi Politik Internasional pengantar DR.Mohtar Mass’oed, PT Tiara Wacana Yogya. Perwita, Anak Agung Banyu dan Yayan Mohamad Yani,2005. Pengantar Hubungan Internasional, Remaja Rosdakarya, Bandung. Rudy, T.May. 2005. Administrasi dan organisasi internasional, PT Refika Aditama , Bandung. Rusyidi, Suherman, 1996, Pendekatan Pada Teori Ekonomi miko dan Makro, PT.Raja Grafindo Persada ,Jakarta. MEDIA ELEKTRONIK: C. Duncan P.Hd, Richard, “THE PEAK OF WORLD OIL PRODUCTION AND THE ROAD TO THE OLDUVAI GORGE..” http://www.dieoff.org/page224.htm, 09 Maret 2010.
385
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1 , Nomor 2 , 2013: 375-386
“OPEC History”, terdapat di http://www.ssc.upenn.edu/polisci/psci260/OPECweb/OPECHIST.HTM (1 of 5) [8/22/2001 9:34:14 PM], di akses 5 mei 2010. “OPEC Organization of Petroleum Exporting Countries”, terdapat di http:// www.opec.org, di akses 27 Desember 2008. “OPEC STATUTE”, Terdapat di http://www.opec.org/library/Opec%20Statute/pdf/OS.pdf, di akses 27 desember 2008. Soedradjat, Setyo, “OPEC: Memasuki Millenium Baru”, terdapat di http://repository.univpancasila.ac.id/index.php?option=com_docman&tas =doc_download&gid=474&Itemid=9, 02 Oktober 2011.
386