PROSIDING SEMINAR ” Potensi Sumberdaya Hayati Tropis dalam perkembangan ilmu Pengetahuan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” dalam Rangka Purna Tugas Profesor Sukarti Moeljopawiro Yogyakarta, 10 Desember 2009
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2010
Prosiding Seminar ” Potensi Sumberdaya Hayati Tropis dalam perkembangan ilmu Pengetahuan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” Penyusun: Dr. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc. Dr. Siti Sumarmi Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr. Dr. Yekti Asih Purwestri, M.Si. Dra. Ratna Susandarini, M.Sc. Desain cover dan layout: SRiyadi dan Galih Penerbit : Fakultas Biologi UGM Cetakan I : Maret 2010 ISBN 978-979-8969-04-1 © 2010 Penulis makalah Isi makalah dalam prosiding ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Pihak manapun tidak diperkenankan menggandakan bagian publikasi ini tanpa persetujuan pemegang hak cipta.
ii
KATA PENGANTAR Seminar Nasional Biologi dengan tema ” Potensi Sumberdaya Hayati Tropis dalam perkembangan ilmu Pengetahuan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” diselenggarakan dalam Rangka Purna Tugas Profesor Sukarti Moeljopawiro pada tanggal 10 Desember 2009 di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Seminar yang berlangsung sehari ini mempresentasikan sebanyak 71 makalah yang disajikan secara lisan (36 makalah) dan poster (35 makalah). Adapun dalam prosiding ini memuat sebagian dari makalah yang dipresentasikan dalam seminar tersebut. Hal ini dikarenakan adanya beberapa pertimbangan, antara lain sebagian peserta tidak menghendaki naskahnya dimasukkan dalam prosiding ini. Isi makalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis makalah, dan dalam hal ini penyuntingan dilakukan sebatas pada format makalah. Dengan demikian hak cipta publikasi tetap berada pada penulis makalah. Seminar dan prosiding seminar ini dapat diterbitkan atas bantuan, kerjasama dan perhatian yang besar dari para peserta seminar. Untuk itu, kami dari pihak panitia seminar dan penyusun prosiding mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kekurangan selama penyusunan prosiding ini. Yogyakarta, Maret 2010 Ketua Rarastoeti Pratiwi
iii
LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL BIOLOGI Yang saya hormati, Dekan dan para Wakil Dekan Fakultas Biologi UGM, Para Pembicara Utama: Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, M.Sc., Apt. (Kepala LIPI) Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D. (Fakultas Biologi UGM) Prof. Dr. drh. Wayan T. Artama (Fakultas Kedokteran Hewan UGM) Dr. Ir. Wiwik Eko Widayati, MS. (P3GI Pasuruan) Tamu undangan dan para hadirin sekalian yang berbahagia, Assalamu’alaikum wr.wb. serta salam sejahtera bagi kita semua, Hari ini merupakan hari yang sangat istimewa bagi kita semua, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita telah diberi kesehatan dan kesempatan untuk saling bersilaturahmi dalam acara Seminar Nasional Biologi 2009 dalam rangka purna tugas Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D. Seminar Nasional dengan mengangkat tema “Potensi Sumberdaya Hayati Tropis dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi ilmiah yang menyegarkan serta menginspirasi kita semua agar lebih meningkatkan pemahaman kita terhadap fenomena alam khususnya yang terkait bidang Biologi Tropika, demi peningkatan kesejahteraan umat manusia. Para hadirin yang saya hormati, Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D. adalah satu-satunya Guru Besar dalam bidang Biokimia di Fakultas Biologi UGM yang telah memiliki banyak pengalaman, baik dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ibarat buah kelapa, beliau adalah buah kelapa yang sudah banyak sekali menghasilkan “santan”. Hal ini dapat mengandung makna yakni sudak banyak ilmu dan pengalaman beliau yang telah kita terima dan pergunakan dalam berbagai bidang Biologi. Ibarat tanaman, beliau adalah padi dengan bulir yang bernas, yang mampu dijadikan “nasi” yang pulen. Meski demikian, toh tanaman padi tersebut akan selalu merunduk ketika bulirnya makin penuh dan menguning. Hal ini juga mengandung makna tentang kerendahan hati beliau dalam menyampaikan pengalaman maupun ilmunya yang tinggi. Saya pribadi, adalah mahasiswa yang pertama kali menjadi bimbingan beliau dalam penelitian skripsi S1 (1986-1987) dan diangkat menjadi staf dosen juga dibawah bimbingan beliau di Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi UGM sejak tahun 1989. Saya merasa sangat beruntung dan berterima kasih karena termasuk salah satu kolega yang dapat merasakan gurihnya “santan” dan hangatnya “nasi” yang selalu beliau sajikan. Dalam kesempatan ini pula saya mohon maaf mungkin belum menjadi dosen seperti yang beliau harapkan, untuk itu saya berharap beliau dapat menjadi teladan dan inspirasi untuk pengembangan diri saya selanjutnya. Hadirin yang berbahagia, sungguh merupakan kesempatan berharga bagi saya, selaku Ketua Panitia, dapat terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan seminar yang akan kita hadapi bersama hari ini. Kelancaran penyelenggaraan seminar ini tidak lepas dari kehadiran dan kesediaan para pembicara utama yakni Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, M.Sc., Apt., yang akan menyampaikan makalah tentang masalah Biologi Kelautan; Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, iv
M.App.Sc., Ph.D., yang akan menyampaikan makalah tentang pemafaatan buah merah dalam bidang kesehatan; Prof. Dr. drh. Wayan T. Artama, yang akan menyampaikan makalah yang terkait dengan toxoplasma; serta Dr. Ir. Wiwik Eko Widayati, MS., yang akan menyampaikan makalah tentang peningkatan produksi gula. Seminar ini juga dihadiri oleh para peneliti dari berbagai instansi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, serta para mahasiswa S1, S2, dan S3 maupun kalangan umum. Untuk itu kami sangat berterimakasih atas kehadiran dan partisipasinya. Panitia juga berterimakasih kepada para pembawa makalah yang akan menyajikan presentasi lisan maupun poster yang terbagi dalam bidang keanekaragaman hayati tumbuhan maupun hewan, biofarmaka, biomedis, pangan dan gizi, biologi fungsional, dan biologi lingkungan. Seminar ini dapat berlangsung karena dukungan penuh dari Dekan dan para Sivitas Akademika Fakultas Biologi UGM, para sponsor yakni CV. Budi Mulya Asih, Jayapura, Papua; Restoran Pesona Pingka, Sleman, Yogyakarta; CV. Indogama Pratama, Yogyakarta; para peserta seminar dan pihak terkait lainnya. Untuk itu dalam kesempatan ini panitia menyampaikan penghargaan yang tinggi dan rasa terimakasih yang dalam. Sebagai ketua panitia saya mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh anggota panitia atas usaha dan kerjasama yang dilakukan selama persiapan dan pelaksanaan seminar. Pada kesempatan ini pula, atas nama panitia Seminar Nasional Biologi 10 Desember 2009, kami mengucapkan selamat berseminar dan terimakasih atas kerjasama yang baik, serta mohon maaf apabila ada ketidaksempurnaan selama penyelenggaraan seminar ini. Akhir kata, billahi taufiq wal hidayah wassalamu’alaikum wr.wb.
Ketua, Rarastoeti Pratiwi
v
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA Yth., Rektor UGM, Yth., Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, Apt., Direktur LIPI, Ysh., Para pembicara utama, Prof. Dr. drh. Wayan T. Artama dan Dr. Ir. Wiwik Eko Widayati (P3GI), Yth., Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D., Ysh., Ketua/Sekretaris Senat Fakultas, para Dekan di lingkungan UGM, para Wakil Dekan Fakultas Biologi, Ysh., para kolega dosen, mahasiswa S1, S2, dan S3, serta para tamu undangan yang berbahagia Ass. wr.wb., Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT., atas nikmat kesehatan yang dilimpahkan kepada kita semua sehingga kita dapat menghadiri acara Seminar Nasional Biologi dengan tema: “Potensi Sumberdaya Hayati Tropis dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” dalam rangka Purna Tugas Guru Besar Fakultas Biologi UGM, Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D. Saya atas nama Fakultas Biologi menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, Apt., serta para pembicara utama yang lain untuk hadir pada acara ini. Sesuai misi Fakultas Biologi UGM yang menekankan pada peningkatan mutu pendidikan yang berbasis penelitian sumberdaya hayati tropis, maka sangatlah tepat penyelenggaraan Seminar Nasional ini dalam memperingati Purna Tugas salah seorang Guru Besar kita. Jika kita ingat kembali, Guru Besar adalah jabatan tertinggi yang telah dicapai seseorang dalam bidang pendidikan, sebagai bukti pengembangan keilmuan di bidangnya serta pembelajaran bagi anak didiknya. Prof. Sukarti telah berhasil mengembangkan laboratorium biokimia melalui penelitian-penelitian kerjasama beliau, baik penelitian dasar sampai penelitian terapan, melalui hibah RUT, Dikti, kerjasama Deptan maupun dengan laboratorium forensik, Mabes Kepolisian. Selain itu, aktivitas beliau dalam pengajaran dan pembimbingan mahasiswa yang telah meluluskan ratusan mahasiswa baik S1, S2, maupun S3 di Fakultas Biologi, Fakultas Pertanian dan PAU (Pusat Antar Universitas) Bioteknologi, UGM, saya termasuk salah satunya. Beliau pernah menjabat Dekan Fakultas Biologi UGM periode 20002004. Semoga kiprah beliau selama ini dapat diteladani oleh generasi penerusnya. Para hadirin yang berbahagia, Sebagai biolog, Purna Tugas dapat dipahami sebagai aspek fisiologis yang normal, dan bahkan secara ekologis mestinya telah dipersiapkan generasi baru sebagai penerus suksesinya, karena hakekatnya manusia adalah sekedar titah yang tunduk terhadap sunatullah. Tentunya dengan Masa Purna Tugas ibu, kami menyadari bahwa kami masih mengharapkan sumbangan pemikiran tanpa harus banyak menyita waktu beliau. Atas nama Fakultas Biologi UGM, saya haturkan beribu terimakasih atas seluruh pengabdian dan dedikasi ibu selama ini, kami tentu merasakan kehilangan, tetapi semangat juang terlanjur tertanam di sanubari untuk disemaikan kepada para penerus. Kami atas nama civitas juga memohon maaf apabila selama berinteraksi ada kesalahpahaman yang tidak perlu terjadi, dan kami selalu mendoakan vi
kesehatan dan kebahagiaan bagi Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D. Akhir kata, apabila ada kurang lebihnya saya mohon maaf, bilahit taufiq wal hidayah, Wassalaamualaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Yogyakarta, 10 Desember 2009 Retno Peni Sancayaningsih
vii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL BIOLOGI ............................ iv SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA .. vi DAFTAR ISI ................................................................................................................... viii PEMBICARA UTAMA 1 Potensi Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) Sebagai Penghambat Pertumbuhan Sel Kanker Sukarti Moeljopawiro 2 Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Sumber Hayati Laut, Ketahanan Pangan Serta Usaha Mitigasi dan Adaptasi Prof. Umar Anggara Jenie, M.Sc., Apt. 3 Toxoplasmosis di Indonesia: Pada Hewan dan Manusia Prof. Dr. drh. Wayan T. Artama 4 Potensi Sumber Hayati Untuk Peningkatan Produksi Gula di Indonesia Dr. Ir. Wiwik Eko Widayati, MS. MAKALAH ORAL 1 Seleksi Awal Penanda RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) untuk Identifikasi Lima Spesies Aquilaria AYPBC Widyatmoko, Elsih Dian Ariningsih dan Aniek Prasetyaningsih 2 Identifikasi dan Inventarisasi Anggrek Alam (Spesies) Aerides odorata L. di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Suyanto Zaenal Arifin 3 Heteromorfi pada Habitus dan Daun Murraya pinnata (L.) Jack: Studi Kasus Di Yogyakarta Astuti, I.P., Ratna Susandarini, Purnomo, dan Mofit Eko Purwanto 4 Penggunaan Kromatografi Permeasi Gel dan Penukar Ion dalam Purifikasi Endo-β-1,4-d-xilanase Asal Bakteri Sistem Abdominal Rayap Macrotermes gilvus serta Karakterisasi Enzimatisnya Anak Agung Istri Ratnadewi, Muhammad Naqib, Agung Budi Santoso, Dan Riska Octavia Wijaya 5 Keefektifan Formulasi Insektisida Nabati Minyak Serai Wangi dan Cengkeh terhadap Rayap Kayu Kering Cryptotermes cynocephalus Light Warsi Rahmat Atmadja dan Agus Ismanto 6 Pengaruh Alga Coklat (Sargassum duplicatum J Agardh.) Terhadap Struktur Histologis Duodenum, Pankreas, dan Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) yang Terdedah FeSO4.7H2O Ratri Indraswari, Ni Luh Putu R.P., Istriyati, dan Ardaning Nuriliani 7 Pengaruh Pemberian Ekstrak Batang Tabar Kedayan (Aristolochia papillifolia Ding Hou) terhadap Struktur Mikroanatomi Hepar Mencit (Mus musculus L.) Retno Aryani 8 Struktur Mikroskopis Ginjal dan Hati Induk Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Diperlakukan dengan Kurkumin Istriyati, Irda Yulianti dan Ari Hepi Yanti 9 Isolasi dan Amplifikasi Gen Ketahanan Terhadap Cucumber Mosaic Virus (Creb-2) pada Akar Melon (Cucumis melo L.) Hasil Kultur In Vitro Wiwit Probowati dan Budi Setiadi Daryono
viii
2
8 19
28
33
39
43
53
57
67
75
83
10
11 12
13
Perkembangan Embrio Ikan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) pada Beberapa Suhu Inkubasi Regina Melianawati, Philip Teguh Imanto dan Made Suastika Uji Daya Hasil 14 Genotip Sorgum (Sorghum bicolor L.) untuk Menunjang Ketahanan Pangan Basuki Pertumbuhan Zygosaccharomyces rouxii dengan Agitasi dan Tanpa Agitasi untuk Produksi Biomassa Dewi Desnilasari dan Wawan Agustina Studi Pertumbuhan Lactobacillus casei dalam Media MRSB untuk Produksi Biomassa Dewi Desnilasari, Yusuf Andriana dan Wawan Agustina
14
Tropical Deforestation in Bukit Barisan Selatan National Park, Sumatra, Indonesia Suyadi 15 Perilaku Individu Rusa Sambar Jantan (Cervus unicolor Brookei) pada Fase Pertumbuhan Ranggah Muda (velvet) dan Ranggah Keras di Penangkaran Rusa Desa Api-api Kabupaten Penajam Paser Utara Jusmaldi 16 Beberapa Aspek Biologi dan Ekologi Colobocentrotus atratus di Pantai Pasir Panjang Cagar Alam Pulau Sempu Kabupaten Malang Magdalena Putri Nugrahani dan Maulana Khalid Reifani 17 Pengendalian Hama Boktor (Xystrocera festiva) dengan Menggunakan Insektisida Hayati Berbahan Aktif Bacillus Thuringiensis Secara Invitro Illa Anggraeni dan Agus Ismanto 18 Efektivitas Ekstrak Biji Nona Sebrang (Annona glabra L.) dan Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Sebagai Pencegah Serangan Larva Heterobostrychus aequalis Wat Agus Ismanto 19 Efikasi Ekstrak Tubuh Buah Jamur Ganoderma australe dan Ganoderma mastosporum terhadap Rayat Tanah Coptotermes curvignathus Holmgren Agus Ismanto, Nandang Heryana dan Neo Endra Lelana MAKALAH POSTER 1 Tumbuhan Paku di Danau Tolire Besar, Ternate Izu Andry Fijridiyanto dan Sri Hartini 2 Inventarisasi dan Pemanfaatan Flora di Jalur Menengah Areal Trekking Kawasan Ekowisata Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem Bali AA Gde Raka Dalem dan Made Ria Defiani 3 Kekayaan Anggrek Alam di Kecamatan Panti, Sumatera Barat Sri Hartini dan Izu Andry Fijridiyanto 4 Struktur Komunitas Ordo Anura di Kawasan Ekowisata Sawangan, Magelang, Jawa Tengah Tony Febri Qurniawan, Hastin ambar Asti dan Rury Eprilurahman 5 Tanaman Obat untuk Kontrasepsi Oral Tradisional Masyarakat Suku Dayak di Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan Rusmiati 6 Pemanfaatan Tumbuhan untuk Pengobatan Tradisional oleh Masyarakat Dayak Benuaq di Kutai Barat Medi Hendra 7 Uji Hormon Tumbuh Alami dan Lama Perendaman terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Sambung Nyawa Rati Riyati, Susilowati dan Hidayah
ix
89
96 102
107 110 120
129
137
142
148
154 162
167 173
176
180
190
8
9
10
11
12
13
14
15 16
17 18
19
20
21
22
Pertumbuhan Setek Batang Sirih Merah pada Variasi Jumlah Buku dan Komposisi Media Pembibitan Nurngaini, Sugeng Priyanto dan Sri Kusmiyati Pengaruh Jarak Tanaman Cemara Udang (Casuarina equisetifolia var. incana) dari Pantai terhadap Kandungan Hara Gutasi Winastuti, D.A., W.W. Winarni, Sri Danarto, dan Titi Handayani Pemasakan Buah Pisang (Musa paradisiaca L.) Kultivar Uter dan Kepok pada Jenis Pembungkus yang Berbeda Diah Rachmawati dan Olgananda Megawati Penghambatan Pertumbuhan Koloni Rhizoctonia solani Penyebab Busuk Akar pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) dengan Enzim Kitinase Trichoderma harzianum Rina Sri Kasiamdari dan Dian Hermawan Struktur Histologis Usus dan Ginjal Puntius gonionotus dan Clarias olivaceaus Goa Semuluh Serta Puntius brevis dan Clarias sp. Goa Ngingrong pada Kawasan Karst Gunung Sewu, DIY Ardaning Nuriliani dan Istriyati Studi Komunitas Plankton dan Analisa Kualitas Perairan Teluk Pegametan Bali Hubungannya dengan Pemanfaatannya untuk Budidaya Perikanan Bejo Slamet Pemutihan Kulit Kerang Mutiara (Pinctada sp.) Sebagai Bahan Kerajinan Masyarakat Pesisir Widhianto Tricahyadi dan Muhammad Ali Ridha Ichsan Profil Klorofil di Telaga Merdada, Banjarnegara, Jawa Tengah Suwarno Hadisusanto, Anindya P. dan Arif Harsoyo Pemanfaatan Cuka Kayu (Wood Vinegar) untuk Pengendalian Larva Spodoptera litura Secara Invitro Sri Utami, Illa Anggraeni dan Agus Ismanto Hydrocarbonoclastic Bacteria dari Lumpur Lapindo, Sidoarjo Endah Retnaningrum, Sefi Silvinia dan Arif Habibal
196
Enumerasi dan Identifikasi Kapang dari Udara di Dalam Ruang Kelas Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Umbulharjo, Kota Madya Yogyakarta Miftahul Ilmi Respon Imun Humoral Mencit yang Diberi Spirulina platensis dan Diinfeksi dengan Takizoit Simanjuntak, S.B.I., Sukarti Molejopawiro, Wayan T. Artama, dan Subagus Wahyuono Kajian Potensi Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Bakasang Penghasil Antimikrobia Helen J. Lawalata, Langkah Sembiring dan Endang S. Rahayu Perubahan Kandungan Zat Gizi dan Energi dari Ampas Tahu dan Ampas Singkong Akibat Proses Fermentasi Dian Sundari, N. Nia Kurniawati dan Efriwati Ekspresi Hd3a Protein pada Suspensi Kultur Sel Padi Yekti Asih Purwestri dan Ko Shimamoto
250
x
201
206
210
218
223
233
237 240
245
256
263
267
274
dalam rangka Purna Tugas Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D.
KEKAYAAN ANGGREK ALAM DI KECAMATAN PANTI, SUMATERA BARAT Sri Hartini dan Izu Andry Fijridiyanto Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, LIPI Jl. Ir. H. Juanda 13 P.O. BOX 309 Bogor 16003, E-mail:
[email protected] Panti merupakan salah satu kecamatan di Provinsi Sumatera Barat. Di kecamatan ini terdapat beberapa kawasan konservasi seperti Cagar Alam Rimbo Panti, Taman Wisata Alam Rimbo Panti, serta hutan lindung. Kecamatan ini banyak menyimpan kakayaan tumbuhan berpotensi yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat, salah satu diantaranya adalah anggrek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi jenis-jenis anggrek yang tumbuh liar di Kecamatan Panti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak kurang dari 44 jenis anggrek terdapat di kecamatan ini yang terdiri atas 8 jenis anggrek terestrial dan 36 jenis anggrek epifit. Banyak diantara jenis-jenis tersebut berpotensi sebagai tanaman hias. Kata kunci : Anggrek alam, Kecamatan Panti, Sumatera Barat
PENDAHULUAN Kecamatan Panti adalah satu dari 8 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Kecamatan Panti dahulu hanya merupakan perwakilan dari Kecamatan Rao Mapattungul di ujung utara Sumatera Barat yang berbatasan dengan Sumatera Utara. Di kecamatan Panti terdapat beberapa daerah wisata, seperti Taman Wisata Alam Rimbo Panti yang merupakan kawasan konservasi. Di kawasan ini terdapat sumber air panas yang kandungan belerangnya cukup tinggi. Selain itu juga terdapat pemandian air panas yang sumber airnya berasal dari sumber air panas yang dicampur dengan air dingin. Di sebelah utara kota Panti juga terdapat ikan larangan yang ikannya tidak boleh diambil di sembarang waktu. Selian itu juga terdapat sebuah candi yang merupakan warisan budaya dari nenek moyang yang memiliki nilai historis tinggi [1]. Taman Wisata Alam (TWA) Rimbo Panti dan Cagar Alam Rimbo Panti merupakan kawasan konservasi yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat. TWA Rimbo Panti ditunjuk atau ditetapkan menjadi TWA berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 348/Kpts/UM/6/79 tertanggal 6 Januari 1979. Luas secara keseluruhan kawasan ini adalah 570 hektar. Sedang CA Rimbo Panti ditunjuk atau ditetapkan Yogyakarta, 10 desember 2009
menjadi Cagar Alam berdasarkan Stb. 192. No. 237 dan Mentan No. 348/Kpts/Um/6/79 tanggal 7 Januari 1979 dengan luas kawasan 2.330 hektar [2]. Sedang hutan lindung yang terdapat di Panti dibawah pengawasan Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman. Pemanfaatan tumbuhan secara umum oleh masyarakat masih kurang. Jenis-jenis pohon berkualitas tinggilah yang telah dikenal oleh masyarakat, bahkan mereka telah mengeksploitasinya. Namun pengenalan sampai pemanfaatan tumbuhan lainnya masih sangat kurang. Padahal di Pulau tersebut menyimpan kekayaan tumbuhan yang besar dan tidak sedikit diantaranya dapat dimanfaatkan. Anggrek adalah salah satu kelompok tumbuhan yang belum banyak dikenal masyarakat. Sumatera merupakan salah satu pulau yang ideal untuk pertumbuhan anggrek. Beberapa alasan yang menjadikan Sumatera merupakan surga bagi anggrek adalah karena pergantian iklim basah dan kering yang seimbang serta curah hujan yang merata sepanjang tahun. Hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting dan dibutuhkan bagi kehidupan anggrek. Kurang lebih 1.118 jenis anggrek yang sudah diketahui namanya terdapat di Sumatera. Dari seluruh jenis anggrek tersebut, 24% diantaranya memiliki 167
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI
kesamaan jenis dengan yang ada di Thailand, 39% sama dengan di Semenanjung Malaysia, 39% sama dengan anggrek di Jawa, 38% sama dengan di Borneo dan 41% merupakan jenis anggrek endemik di Sumatera [3]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi jenis-jenis anggrek khususnya yang terdapat di Kecamatan Panti. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data awal dari keragaman tumbuhan di pulau ini yang sebelumnya belum pernah terungkap. METODE PENELITIAN Penelitian tentang kekayaan anggrek alam di Kecamatan Panti dilakukan pada bulan Juni-Juli 2006. Pengamatan dilakukan antara lain di kawasan TWA Rimbo Panti, Cagar Alam Rimbo Panti, serta di kawasan hutan lindung yang terdapat di sekitar Panti yang terletak pada ketinggian sampai 350 m dpl. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Sebagian jenis anggrek yang ditemukan diambil koleksi hidupnya untuk dikonservasi di Kebun Raya Bogor. Untuk jenis-jenis yang belum diketahui nama jenisnya diambil spesimen herbariumnya guna dilakukan identifikasi lebih lanjut. Parameter pengamatan di lapangan yang digunakan adalah pertelaan jenis yang diamati, data mikro dan makroklimat, serta kegunaannya/potensinya. Pengamatan ekologi dilakukan dengan cara mengamati, mengetahui, mengukur antara lain letak koleksi, habitat, ketinggian tempat, pH tanah, suhu udara harian rata-rata, dan kelembaban harian rata-rata, dan lain-lain. Data ekologi ini sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi alami jenis-jenis yang akan dikoleksi untuk menentukan strategi konservasinya di Kebun Raya Bogor. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum kondisi hutan di Kecamatan Panti yang diamati masih cukup baik, merupakan hutan sekunder. pH tanah
168
yang terukur berkisar antara 4,5-5,8. Suhu udara rata-rata selama kegiatan mulai dari pagi, siang sampai malam hari masingmasing 22°C, 32°C, dan 25°C. Sedang kelembaban udara rata-rata mulai dari pagi, siang sampai malam hari masing-masing 98%, 65%, dan 80%. Kondisi hutan ternaung sampai terbuka. Keanekaragaman floranya cukup tinggi. Selain ditemukan jenis-jenis flora asli, juga ditemukan jenisjenis tumbuhan pioner seperti Ficus, Macaranga dan Mallotus [4]. Kawasan hutan di Kecamatan Panti rupa-rupanya merupakan habitat yang cocok untuk jenisjenis anggrek. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sesuai sebagai tempat tumbuh anggrek. Kondisi hutan yang cukup ternaung, dengan kelembaban udara yang cukup tinggi, menjadi salah satu penyebabnya. Jenis anggrek yang terdapat di lokasi penelitian terdiri atas jenis-jenis yang tumbuh di tanah (terestrial) dan jenis-jenis yang tumbuh menempel di pohon (epifit). Telah kita ketahui bersama bahwa hampir semua jenis anggrek berpotensi sebagai tanaman hias. Yang menarik dari tumbuhan anggrek tidak hanya bunganya, namun bentuk dan warna daunnya juga menarik. Ada jenis anggrek yang menarik pada bunganya saja, dan ada anggrek yang menarik pada daunnya saja. Namun banyak jenis anggrek yang mempunyai daya tarik baik pada bunga maupun daunnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi terungkap bahwa di kawasan ini ditemukan 44 jenis anggrek alam yang terdiri atas 8 jenis anggrek terestrial dan 36 jenis anggrek epifit. Anggrek Terestrial Keanekaragaman jenis terestrial di kawasan sekitar Kecamatan Panti jauh lebih sedikit dibandingkan dengan keanekaragaman jenis anggrek epifitnya. Di lokasi ini hanya ditemukan 8 jenis anggrek terestrial yang disajikan dalam Tabel 1. Jenis anggrek tanah (terrestrial) yang cukup banyak dijumpai di Kecamatan
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
dalam rangka Purna Tugas Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D.
Panti adalah Calanthe zollingeri Rchb., Calanthe triplicata Ames dan Corymborkis veratrifolia Blume. Ketiga jenis ini hanya ditemukan di kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti, yaitu di tempat-tempat yang ternaung dan lembab. Beberapa spesimen bahkan ditemukan di tempat yang berair
karena sebagian kawasan TWA Rimbo Panti adalah rawa. Calanthe triplicata Ames dan Corymborkis veratrifolia Blume adalah anggrek yang sangat umum ditemukan di Sumatera, sedang Calanthe zollingeri Rchb. agak jarang ditemukan.
Tabel 1. Jenis-jenis anggrek terestrial di Kecamatan Panti, Sumatera Barat No Nama Jenis Habitat Lokasi Ditemukan 1. Calanthe zollingeri Rchb. Terestrial I, II 2. Calanthe triplicata Ames Terestrial I, II 3. Corymborkis veratrifolia Blume Terestrial I, II 4. Goodyera sp. Terestrial I 5. Vanilla griffithii Rchb. Terestrial I 6. Nervilia aragoana Gaud. Terestrial III 7. Tropidia angulosa Blume Terestrial II 8. Arachnis flosaeris Rchb.f. Terestrial I Keterangan : I = TWA Rimbo Panti II = CA Rimbo Panti III = Hutan Lindung
Corymborkis veratrifolia Blume merupakan anggrek tanah dengan habitus yang besar, tingginya dapat mencapai 2,5 m. Batangnya tidak tumbuh tegak, namun cenderung condong dan melintir membentuk spiral. Daunnya lebar, panjang sampai 50 cm dan lebar sampai 20 cm, bergaris, berkerut, seperti kulit. Biasanya tumbuh tunggal, jarang yang punya anakan. Jenis ini tumbuh menyebar di seluruh kawasan sekitar Panti. Anggrek ini tumbuh subur di tempat ternaung sampai agak terbuka dan lembab. Pertumbuhan di tempat berair kurang subur dibanding dengan di tempat ternaung. Perawakan Calanthe zollingeri Rchb. dan Calanthe triplicata Ames sangat mirip bila dilihat dari tumbuhan vegetatifnya. Namun bila dilihat bunganya sangatlah berbeda. Perbungaan Calanthe triplicata Ames lebih banyak dan lebih rapat susunannya dibanding dengan perbungaan Calanthe zollingeri Rchb. Calanthe triplicata Ames sering disebut dengan anggrek “sleeping baby” karena bentuk bibirnya yang sangat menyerupai bayi yang sedang tidur. Perhiasan bunga dari anggrek ini semuanya putih. Calanthe
Yogyakarta, 10 desember 2009
zollingeri Rchb. mendominasi lantai hutan di kawasan berawa Rimbo Panti. Perawakannya sangat mirip dengan Calanthe triplicata yang juga banyak ditemukan di lokasi yang sama. Tinginya mencapai 80 cm, berdaun besar (panjang sampai 70 cm dan lebar 20 cm). Perbungaanya terminal (muncul dari ujung batang), menjulang tinggi ke atas, mendukung sekitar 15 kuntum bunga. Bunganya berwarna putih dan pada bibirnya berwarna kuning. Anggrek tanah lain yang juga ditemukan di kawasan berawa adalah Vanilla griffithii Rchb. dan Arachnis flosaeris Rchb.f. Kedua jenis ini juga ditemukan kawasan Taman Wisata Alam yaitu di dekat sumber air panas. Arachnis flosaeris Rchb.f. juga termasuk jenis anggrek tanah yang sudah sangat jarang ditemukan di alam. Di lokasi inipun hanya satu kali ditemukan. Bunganya sangat menarik yaitu ungu dengan bintik-bintik kuning. Seperti yang dilaporkan oleh [5] jenis yang ditemukan di Brastagi dan Sibolangit Sumatera Utara juga berwarna ungu, dan ini adalah bentuk varitas.
169
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI
Sehingga nama lengkap dari jenis ini adalah Arachnis flosaeris var. insignis. Jenis lain yang menarik adalah Tropidia angulosa. Jenis ini ditemukan di daerah perbukitan di kawasan Cagar Alam Rimbo Panti. Sepintas tumbuhan ini tidak mirip dengan anggrek, namun bila diperhatikan bunganya secara teliti baru ketahuan bahwa tumbuhan ini adalah anggrek. Daunnya tipis berkerut-kerut seperti kertas, berbentuk elips, biasanya tersusun berhadapan dan hanya ada dua daun. Jenis ini juga sangat jarang ditemukan di alam. Akarnya yang kecilkecil dan daunya yang sangat tipis membuat jenis ini sangat riskan terhadap kekeringan. Untuk mengoleksi jenis ini harus hati-hati, penyungkupan secara cepat setelah pencabutan sangat diperlukan. Di kawasan hutan lindung tidak jauh dari kota Panti ditemukan populasi anggrek Nervilia aragoana dalam jumlah yang cukup besar. Jenis ini ditemukan di kawasan yang sudah dibuka menjadi ladang kopi, tumbuh bersama-sama dengan semaksemak yang tumbuh diantara tanaman kopi. Ciri khas dari jenis ini adalah daunnya yang berbentuk hati, berwarna hijau tua, terdapat bercak-bercak warna ungu di permukaan atasnya. Jenis ini tanpa disertai dengan bunganya sudah tampak menarik, lebihlebih bila ditambah dengan perbungaan yang muncul dari pangkal rimpang akan menambah keindahannya. Vanilla griffithii Rchb. merupakan anggrek tanah yang tumbuh merambat di pohon yang ada di sekitarnya. Jenis ini ditemukan di kawasan berawa Panti. Tumbuh subur di tempat yang agak ternaung. Memiliki daun berbentuk segitiga memanjang yang tebal dan bunga berwarna kuning keputihan dengan bibir berwarna kehitaman. Anggrek Epifit Setidaknya 36 jenis anggrek epifit ditemukan tumbuh liar di Kecamatan Panti (Tabel 2). Jenis-jenis tersebut tumbuh tersebar di ketiga kawasan. Beberapa jenis
170
yang ditemukan merupakan anggrek yang sudah tergolong langka di alam. Ada juga jenis yang tumbuh mengelompok di satu kawasan dalam jumlah yang sangat melimpah. Dendrobium pachyphyllum Bakh.f. merupakan anggrek yang berukuran kecil karena tingginya hanya sekitar 8 cm saja. Memiliki sepasang daun yang letaknya saling berhadapan, terletak di ujung bulb yang langsing. Daunnya tebal, berbentuk lanset dengan ujung dan pangkal membulat. Anggrek ini ditemukan di sekitar sumber air panas Panti, menempel pada pohon kecil dan besar di tempat yang terbuka. Pomatocalpa spicata Breds. adalah anggrek epifit yang sangat mendominasi daerah perbukitan di sekitar Panti. Uniknya, jenis ini hampir 100% menempel pada semua pohon limau hantu (Streblus ilicifolius) yang tumbuh di kawasan itu. Meskipun ada beberapa yang menempel di pohon lain, namun sangat sedikit sekali [4]. Sekilas jenis ini seperti jenis Phalaenopsis karena daunnya, namun bila dilihat perbungaannya sangat berbeda. Bunganya kecil-kecil berwarna kuning, tersusun dalam perbungaan yang berbentuk bulir sepanjang sekitar 10 cm. Jenis Pomatocalpa lain juga ditemukan di kawasan hutan lindung di sekitar Panti. Sepintas anggrek ini mirip dengan jenis Pomatocalpa spicata, namun bila sudah melihat bunganya maka akan sangat berbeda. Bunganya tersusun dalam malai yang bertangkai panjang. Bunga berukuran lebih besar dari bunga Pomatocalpa spicata, berwarna kuning dengan bagian tepi ungu. Anggrek yang juga memiliki bunga sangat indah ini menempel di pohon kopi yang tumbuh di tempat yang agak terbuka. Thecopus secunda Seident.f. termasuk salah satu jenis anggrek yang menarik dan agak sulit ditemukan di alam. Perbungaannya dapat mencapai panjang 80 cm. Bunga mekar dimulai dari bagian pangkal perbungaan. Jadi bila bunga yang di ujung masih kuncup, bunga yang ada di
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
dalam rangka Purna Tugas Prof. Dra. Sukarti Moeljopawiro, M.App.Sc., Ph.D.
bagian pangkal bisa jadi sudah luruh. Daun mahkota berwarna ungu pink dengan bercak coklat. Kalau dilihat daunnya
sepintas mirip dengan daun anggrek bulan (Phalaenopsis).
Tabel 2. Jenis-jenis anggrek epifit di Kecamatan Panti, Sumatera Barat No Nama Jenis Habitat 1. Dendrobium pachyphyllum Bakh.f. Epifit 2. Cymbidium finlaysonianum Lindl. Epifit 3. Oberonia anceps Lindl.. Epifit 4. Luisia zollingeri Rchb.f. Epifit 5. Thrixspermum trichoglottis (Hook.f.) O.Kuntze Epifit 6. Grastrochillus sororius Schltr. Epifit 7. Malleola insectifera J.J.Sm. Epifit 8. Malleola sp. Epifit 9. Thecopus secunda Seident. f Epifit 10. Taeniophyllum sp. Epifit 11. Pomatocalpa latifolia J.J.Sm. Epifit 12. Trichoglottis sp. Epifit 13. Kingidium deliciosum Schltr. Epifit 14. Cleisostoma simondii Seid. Epifit 15. Bulbophyllum brienianum Ames Epifit 16. Bulbophyllum sp. Epifit 17. Macropodanthus alatus Epifit 18. Liparis hirundo Epifit 19. Pomatocalpa spicata Breds. Epifit 20. Eria cepifolia Ridl. Epifit 21. Phreatia secunda (Blume) Lindl. Epifit 22. Dendrobium secundum Lindl. Epifit 23. Dendrobium sp. Epifit 24. Liparis condaylobulbon Rchb.f. Epifit 25. Dendrobium heterocarpum Wall. Epifit 26. Polystachya concreta Garay & Sweet Epifit 27. Eria javanica Blume Epifit 28. Bulbophyllum flavidiflorum Sp. Epifit 29. Bulbophyllum sp. Epifit 30. Cleisostoma sp. Epifit 31. Armodorum sulingii Schltr. Epifit 32. Microsaccus javensis Blume Epifit 33. Dendrobium crumenatum Sw. Epifit 34. Dendrobium concinnum Miq. Epifit 35. Appendicula buxifolia Blume Epifit 36. Vanda helvola Blume Epifit Keterangan: I = TWA Rimbo Panti II = CA Rimbo Panti III = Hutan Lindung
Cymbidium finlaysonianum termasuk jenis yang hampr di semua tempat dapat dijumpai. Jenis ini memiliki daun yang sangat kuat, tebal dan lebih besar bila dibanding jenis Cymbidium lainnya.
Yogyakarta, 10 desember 2009
Lokasi Ditemukan I, II, III I I I, II I I I,II I I, II, III III III III I II III III III III II I, II I, II III III III III III I, III III III III III III I, II, III II, III III I
Bunganya berwarna kuning kecoklatan, menjuntai ke bawah, sangat bagus untuk tanaman hias. Jenis ini banyak terdapat di sekitar Panti. Di tempat yang sama juga ditemukan anggrek Dendrobium secundum
171
SEMINAR NASIONAL BIOLOGI
Lindl. yang tumbuh di tempat agak terbuka sampai terbuka. Jenis ini memiliki bunga yang sangat menarik yaitu tersusun dalam bulir yang mirip seperti sikat lampu. Bunganya kecil-kecil, berwarna ungu terang. Jenis lain yang juga ditemukan di sekitar Panti adalah Phreatia secunda (Blume) Lindl.Anggrek epifit ini memiliki habitus kecil, ditemukan tumbuh menempel di pohon yang agak besar. Jenis ini termasuk jenis yang sulit ditemukan di alam. Daunnya berbentuk agak membulat, panjang sekitar 7 cm. Bunganya kecil-kecil, tersusun dalam perbungaan malai yang ukurannya lebih pendek dari daunnya. Liparis condylobulbon Rchb.f. ditemukan di tepi jalan besar di kawasan hutan lindung tidak jauh dari kota Panti. Jenis ini biasanya tumbuh dalam rumpun yang besar, menempel pada batang besar maupun kecil di tempat ternaung sampai agak terbuka. Bunganya kecil-kecil, tersusun dalam bulir panjang, berwarna coklat kekuningan, menjuntai ke bawah. Jenis ini sangat umum ditemukan di hutanhutan Sumatera, termasuk Sumatera Barat. Di pohon-pohon Cupressus yang ditanam di sekitar pemandian air panas TWA Rimbo Panti banyak ditemukan 4 anggrek yang tumbuh bersama-sama yaitu Oberonia anceps Lindl., Luisia zollingeri Rchb.f., Dendrobium pachyphyllum Bakh.f. dan Thrixspermum trichoglottis (Hook.f.) O.Kuntze. Permukaan batang Cupressus yang bercelah-celah menjadikan banyak lumut banyak tumbuh di atasnya. Kondisi ini menjadi media tumbuh yang disukai oleh 4 jenis anggrek itu. Salah satu anggrek yang sudah jarang ditemukan di hutan yaitu Vanda helvola tumbuh di pohon besar di sekitar sumber air panas. Meski hidup di tempat yang hampir sepanjang hari berhawa panas,
172
namun pertumbuhannya sangat bagus. Percabangannya banyak dan daun-daunnya tebal dan segar. Perawakan vegetatifnya sangat mirip dengan Vanda sumatrana yang juga sudah termasuk langka. Meskipun tidak tergolong melimpah, namun dengan ketinggian tempat yang hanya 240-300 m dpl, jumlah jenis yang ditemukan di Kecamatan Panti ini terhitung cukup banyak. KESIMPULAN Kekayaan anggrek alam di Kecamatan Panti Sumatera Barat cukup besar. Tidak kurang dari 44 jenis yang terdiri atas 36 jenis anggrek Epifit dan 8 jenis anggrek terestrial ditemukan di lokasi ini. Meskipun ketinggian tempat hanya 240-300 m dpl. Namun lokasi ini merupakan habitat yang cukup sesuai untuk jenis anggrek, karena kawasan ini kondisinya cukup ternaung dan lembab. Pomatocalpa spicata merupakan salah satu jenis yang sangat mendominasi kawasan ini. DAFTAR PUSTAKA [1] http://id.wikipedia.org/wiki/Panti_Pasaman. 2009. Panti, Pasaman. Diakses tanggal 13 Oktober 2009. [2] Anonim. 2006. Kawasan Konservasi Indonesia Tahun 2006. Departemen Kehutanan. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. [3] Comber, J.B. 2001. Orchids of Sumatra. The Royal Botanic Gardens. Kew. [4] Hartini, S. 2006. Laporan Eksplorasi Flora Nusantara: Eksplorasi dan Penelitian Flora di Cagar Alam Rimbo Panti dan Cagar Alam Malampah Alahan Panjang, Sumatera Barat. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Konservasi TumbuhanKebun Raya Bogor. Bogor. [5] Comber, J.B. 1990. Orchids of Java Bentham-moxon Trust. Royal Botanic Garden. Kew.
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada