BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang: Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan serta
meningkatnya sosial ekonomi
dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan menyebabkan
kesejahteraan
rakyat
/
masyarakat
meningkat sehingga dapat menyebabkan naiknya angka usia harapan hidup yang berakibat meningkatkan total jumlah penduduk lansia dari tahun ke tahunnya. Berdasarkan
data
Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana Nasional tahun 2011, jumlah penduduk lansia di Indonesia mencapai sekitar 24 juta jiwa. Penduduk lansia paling tinggi pada tahun 2012 adalah di provinsi D.I.
Yogyakarta
(13,04%),
Jawa
Timur
(10,40%),
Jawa
Tengah (10,34%) (BPS RI, 2012).Jika pemerintah tidak megantisipasi keadaan ini, maka keberadaan masyarakat lanjut
usia
yang
semakin
tinggi
angkanya
ini,
akan
menjadi bom waktu bagi pemerintah yang akan menimbulkan ledakan berbagai masalah baik di bidang sosial ekonomi maupun
kesehatan.
Sebagai
contoh
akan
meningkatnya
angka penyakit-penyakit usia lanjut seperti penyakit
1
jantung, stroke, hipertensi, demensia, diabetes melitus, kanker, osteoporosis dan lain-lain. Penurunan
fungsi
kognitif
merupakan
salah
satu
yang tidak dapat dihindari seiring bertambahnya usia seseorang dan memang termasuk sebagai salah satu proses degeneratif. fasilitas dengan
Rata-rata
perawatan
Alzheimer
biaya
bagi
yang
individu
disease
pada
dikeluarkan yang
tahun
oleh
terdiagnosa
2010
di
US,
mencapai $ 647 juta per negara bagian dan hal ini belum termasuk home dan community care serta peresepan obatobatan yang digunakan (Alzheimer’s Association, 2001). Tercatat 10 juta keluarga yang melakukan perawatan sukarela terhadap individu dengan cognitive impairment, masalah disease
memori dan
maupun
berbagai
kelainan
tipe
seperti
demensia.
Dan
Alzheimer pada
2009
diperkirakan 12.5 miliar jam kerja produktif dihabiskan untuk perawatan individu dengan cognitive impairment yang setara nilainya dengan $144 miliar.(Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and
Prevention
cukup
besar
dan
U.S., dapat
2011).Dampak berpengaruh
ini pada
dapat
dinilai
perekonomian
sosial dan negara bila dapat ditangani secara efektif.
2
Penurunan berdampak
fungsi
pada
meningkatnya
sindrom-sindrom fungsi
kognitif
mengetahui pencegahan
kognitif
yang
ini,
resiko
berhubungan
seperti
dini
akan
sangat
demensia dengan
Alzheimer
populasi-populasi
nantinya
dapat ataupun
penurunan
disease.
Dengan
beresiko
tinggi,
bermakna.
Menurut
penelitian yang ada, intervensidini seperti membiasakan melakukan hal-hal santai menulis,
bermain
perencanaan
di
lagu hari
seperti membaca buku, koran, atau
tua,
teka-teki akan
silang,
membantu
untuk
mengurangi
resiko demensia yang ditandai dengan penurunan nilai kognitif secara progresif (Joe V, 2003). Sebuah perbandingan
penelitian gangguan
di
Portugal
fungsi
menyatakan
kognitif
pada
bahwa
populasi
Desa (16,8%) lebih banyak dibandingkan populasi Kota (12%)(Belina, 2009). Membuktikan ada pengaruh lokasi pada lokasi tinggal individu. Sedangkan bila dikaitkan dengan
jenis
lokasi,
pada
pekerjaan penelitian
yang di
umum
pada
Spanyol
masing-masing
menyatakan
bahwa
jenis pekerjaan petani memiliki penurunan lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol dengan mata pencaharian lain pada populasi (Alvrado,2002).
3
Dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat / populasi yang tepat meningkatkan penurunan
mengenai faktor-faktor yang dapat
maupun
kognitif
mengurangi
di
usia
resiko
lanjut,
penyakit
kualitas
hidup
masyarakat umum terutama di hari tua dapat meningkat secara
progresif
kesejahteraan biaya
dan
masyarakat
kesehatan
dalam
berujung sendiri
pada pula
penanganan
meningkatnya dan
penurunan
penyakit-penyakit
penurunan kognitif seperti Alzheimer atau pun sindrom penurunan yang
kognitif
mana
yang
perawatannya
berhubungan
dengan
demensia
membutuhkan
perawatan
serta
membutuhkan dedikasi anggota keluarga seumur hidup. Dengan dasar itulah, kami melakukan penelitian ini guna
mengevaluasi
populasi-populasi
beresiko
tinggi
tersebut. Dengan berindikatorkan nilai kognitif yang dibawah rata-rata dengan memperhitungkan faktor usia, jenis kelamin serta tingkat pendidikan.
B. Perumusan Masalah: Dari uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian sebagai berikut:
4
i. Meningkatnya populasi lansia akibat meningkatnya angka harapan hidup akan menyebabkan semakin besarnya prevalensi individu maupun populasi
yang beresiko
terkena penyakit / sindrom penurunan fungsi kognitif ii. Masih sulit ditemukan penelitian yang menguji secara langsung hubungan status pekerjaan / aktivitas serta lingkungan desa dan kota terhadap fungsi kognitif iii. Belum adanya data penelitian sebelumnya / database mengenai nilai kognitif pada lansia di kota Yogyakarta
C. Pertanyaaan Penelitian: Bagaimana pengaruh pekerjaan terhadap perbedaan nilai MMSE pada populasi lanjut usia di daerah Desa dan di daerah Kota
?
Bagaimana pengaruh lokasi / lingkungan tempat tinggal terhadap nilai MMSE pada populasi lansia yang bekerja dan tidak bekerja ?
D. Tujuan Penelitian :
5
Tujuan umum : i. Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui perbandingan nilai kognitif lansia di daerah Kota dengan Desa di Yogyakarta Tujuan Khusus : i. Mengetahui hubungan nilai kognitif lansia dengan faktor status pekerjaan di daerah desa dengan kota di provinsi Yogyakarta
E. Keaslian Penelitian : Penelitian dengan melakukan pengukuran nilai kognitif menggunakan modified MMSE pernah dilakukan pada populasi komunitas orang China di Singapore (Lei. F, 2012). Penelitian sebelumnya dengan membandingkan nilai kognitif MMSEjuga pernah dilakukan di Indonesia, di Yogyakarta mengenai faktor resiko terjadinya gangguan fungsi kognitif, dilakukan pada tahun 2008 oleh
mahasiswa fakultas kedokteran universitas gadjah
mada dengan sampel subjek dari poli memori RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan judul “Faktor Resiko Terjadinya Gangguan
Fungsi Kognitif Pada Pasien yang
Berobat di Poli Memori”, serta “Hubungan Osteoprosis 6
dengan Fungsi Kognitif Pada Usia Lanjut” pada tahun 2008, namun untuk daerah luar perkotaan (rural) maupun dalam kota Yogyakarta belum pernah dilakukan. Berikuttabel A.1 tambahan penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan :
7
8
F. Manfaat Penelitian : Manfaat dari penelitian ini adalah : i. Memberikan data mengenai nilai kognitif dari populasi lansia di Yogyakarta ii. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk perencanaan kehidupan masa tua dalam hal mengurangi faktor-faktor yang menjadi resiko sindrom atau penyakit penurunan fungsi kognitf seperti demensia iii. Sebagai bahan masukan bagi para petugas kesehatan ataupun pemerintah (Dinas Kesehatan) dalam hal penanganan maupun pembuatan kebijakan untuk pengendalian prevalensi penyakit penurunan fungsi kognitif seperti demensia pada masyarakat iv. Sebagai data referensi untuk penelitian klinis lanjutan
9