ISBN: 978-602-19435-0-2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL XXI PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA Peran Biologi dalam Mengantisipasi Dampak Pemanasan Global melalui Pelestarian Keanekaragaman Hayati Banda Aceh, 5 Maret 2012
EDITOR Dr. Samingan, M.Si. Dr. Djufri, M.Si. Dr. Suwarno, M.Si. Dr. Abdullah, M.Si. Dr. M. Ali S., M.Si. Dr. Zairin Thomy, M.Si. Dr. Ir. Aida Fitri, M.Sc. Dr. Khairil, M.Si. Dr. Mudatsir, M.Kes. Dr. Cut Nurmaliah, M.Pd. Dra. Asiah MD., M.P. Samsul Kamal, S.Pd., M.Pd.
PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA CABANG ACEH
Cover Design Created by: Safryadi A. & Wardinal
dapat mendukung upaya dalam pembangunan kompetensi negara
KATA PENGANTAR
melalui pemanfaatan sumber-sumber daya hayati berkelanjutan. Disamping itu untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian, temuan Pelaksanaan pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam segala bidang diharapkan dapat
meningkatkan
kesejahteraan
Masyarakat
Indonesia
dan
dan kajian ilmiah tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan biologi, serta merupakan anjang kompetisi bagi para peneliti untuk mengetahui status penelitian biologi dan segala aspeknya di Indonesia.
berkelanjutan (sustainability) untuk anak cucu. Hal ini merupakan salah satu
dampak
positif
pembangunan.
pembangunan yang ideal
Selain
itu,
pelaksanaan
harus meminimalisirkan dampak negatif
misalnya kehilangan dan kelangkaan organisme dan habitatnya. Usaha
Kami berharap semoga prosiding ini dapat bermanfaat dalam menyumbangkan informasi ilmiah dalam bidang Biologi, sebagai bagian
dari
kerja
besar
meningkatkan
Riset
Biologi
dalam
pengembangan ilmu biologi di Indonesia.
mempertahankan kelestarian dan perlindungan dapat dilakukan oleh berbagai pihak termasuk masyarakat Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) khususnya dengan memberikan kontribusi ilmiah dan teknologi
Banda Aceh, 2 Maret 2012
guna meningkatkan pemanfaatan dan pelestarian biodiversity terutama
Panitia Seminar Nasional XXI Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Aceh
yang terdapat di Indonesia. Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) sebagai salah satu perhimpunan para dosen dan peneliti dari berbagai Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, dan Lembaga lain yang berkaitan dengan Biologi dari berbagai wilayah di Indonesia berusaha memberi sumbangan nyata dalam kemajuan riset di bidang Biologi. Seminar Nasional Biologi merupakan sarana yang memberikan sumbangan pemikiran, membuka kesempatan untuk bertukar informasi ilmiah, dan membangun jaringan kerjasama keilmuan antar peneliti. Seminar Nasional Biologi XXI Perhimpunan Biologi Indonesia diselenggarakan pada tanggal 26 dan 27 November 2011 di Aceh, dengan
tema
“Peran
Biologi
dalam
Mengantisipasi
Dampak
Pemanasan Global Melalui Pelestarian Keanekaragaman hayati.” Para pemakalah hadir dari berbagai Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, dan Lembaga lain yang berkaitan dengan Biologi dari berbagai wilayah di Indonesia, telah memberi sumbangan informasi tentang beragam bidang Biologi dalam seminar. Pada seminar tersebut, para peneliti mendiskusikan hasil temuannya dengan rekan sebidang dan dengan itu memperoleh manfaat secara bersama-sama. 104 judul makalah dipresentasikan dan didiskusikan
dalam Seminar Nasional
Biologi XXI Perhimpunan Biologi Indonesia, dengan pemakalah utama terdiri dari Prof. Dr. Rochadi Abdul Hadi (KetuaUmum PBI), Prof. Dr. Abu Hasan Ahmad (Universiti Sains Malaysia), Prof. Dr. Djoko T. Iskandar (InstitutTeknologi Bandung), Ir. Antung Deddy Radiansyah, M. P. (Kementerian Lingkungan Hidup RI), dan Prof. Dr. Abubakar Karim, M.S. (Universitas Syiah Kuala). Pemakalah sesi paralel berjumlah 93 orang, pemakalah poter 11 orang, yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan lembaga lain yang berkaitan dengan Biologi dari berbagai wilayah di Indonesia. Jumlah peserta seluruhnya adalah 400 orang yang berasal dari kalangan dosen, guru, mahasiswa dan kalangan praktisilainnya. Melalui seminar ini, diharapkan terjadi pertukaran informasi antar peneliti dari berbagai bidang biologi, selain itu juga diharapkan dapat terbangun jaringan kerjasama antar peneliti dari berbagai instansi dalam bidang biologi maupun di bidang ilmu-ilmu terapannya. Untuk kemudahan dan penghematan sumberdaya alam, prosiding diterbitkan dalam bentuk paperless berupa file dalam CD. Prosiding ini diharapkan
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI i
SAMBUTAN KETUA UMUM PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA CABANG ACEH
SAMBUTAN KETUA UMUM PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas nikmat
memberikan kesuksesan dalam penyelenggaraan Seminar Nasional
dan karuniaNya sehingga Prosiding Seminar Nasional Biologi ke XXI
BiologiXXI Perhimpunan Biologi Indonesia yang diselenggarakan pada
yang diselenggarakan pada tanggal 26 & 27 November 2011, di
tanggal 26 dan 27 November 2011 di UniversitasSyiah Kuala Banda
kampus Universitas Syah Kuala, Banda Aceh, dengan tema “Peran
Aceh. Tema Seminar iniadalah “Peran Biologi dalam Mengantisipasi
Biologi dalam Mengantisipasi Dampak Pemanasan Global Melalui
Dampak Pemanasan Global Melalui Pelestarian Keanekaragaman
Pelestarian Keanekaragaman Hayati” dapat diterbitkan. Prosiding ini
hayati” yang menampilkan pemakalah utama dan pemakalah sesi
menyajikan 114 makalah yang membahas topik Biodiversitas, Biologi
parallel.
Fungsi, Bioteknologi Molekuler, Biologi Lingkungan, Biofarmaka dan
Pemakalah utama terdiri dari Prof. Dr. Rochadi Abdul Hadi (KetuaUmum PBI), Prof. Dr. Abu Hasan Ahmad (Universiti Sains Malaysia), Prof. Dr. Djoko T. Iskandar (InstitutTeknologi Bandung), Ir.
Biomedis, serta Bioedukasi,
yang merupakan hasil penelitian
Biologiwan di tanah air. Perhimpunan Biologi Indonesia sebagai wadah ilmuwan dan
Antung Deddy Radiansyah, M. P. (Kementerian Lingkungan Hidup
professional di bidang Biologi, bersama terus
RI), dan Prof. Dr. Abubakar Karim, M.S. (Universitas Syiah Kuala).
mendorong penyampaian informasi hasil penelitian Biologiwan tanah
Pemakalah sesi paralel berjumlah 93 orang, pemakalah poter 11 orang,
air, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran akan potensi luar
yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan
biasa yang kita miliki. Kekayaan sumberdaya alam yang selama ini
lembaga lain yang berkaitan dengan Biologi dari berbagai wilayah di
dianggap sebagai hal biasa, sering tidak disadari bahwa kekayaan
Indonesia. Sedangkan jumlah peserta seluruhnya adalah 400 orang
sumberdaya hayati kita, pada hakekatnya memiliki daya saing yang luar
yang berasal dari kalangan dosen, guru, mahasiswa dan kalangan
biasa. Apabila sumber daya ini didayagunakan secara lestari dengan
praktisilainnya.
menerapkan
kaidah-kaidah
ilmu
pengetahuan
terpanggil untuk
dan
teknologi,
Melalui seminar ini, diharapkan terjadi pertukaran informasi
kemandirian bangsa dapat tercipta, sehingga tidak perlu bergantung
antar peneliti dalam berbagai bidang biologi, selain itu juga diharapkan
pada dunia, tetapi justru sebaliknya. Indonesia yang merupakan paru
dapat terbangun jaringan kerjasama antar peneliti dari berbagai instansi
paru dunia menjadi pusat kebergantungan masyarakat internasional,
di dalam bidang biologi maupun di bidang ilmu-ilmuterapannya.
sebab jika hutan kita ditebang habis maka akan kiamatlah dunia ini.
Kesuksesan pelaksanaan seminar ini tidak lepas dari bantuan
Oleh karena itu kita harus selalu bersyukur karena apapun yang
dan kontribusi berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan
menyangkut kebutuhan masyarakat ada di negeri kita. Namun
seminar ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
pertanyaannya kenapa Negara yang begitu kaya akan sumberdaya alam,
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Perhimpunan Biologi
masih tertinggal dengan Negara tetangga yang notabene tidak memiliki
Indonesia Pusat.
sumberdaya alam. Sebagai contoh Singapura
yang tidak memiliki
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua penyaji
sumber daya alam, bahkan air bersih pun harus dibeli dari Malaysia,
makalah baik sebagai penyaji makalah utama maupun pemakalah sesi
namun dapat menjadi Negara yang kaya karena bertetangga dengan
paralel. Selanjutnya ucapan terima kasih disampaikan kepada
negara kaya SDA Indonesia. Dengan kreativitas dan inovasi yang terus
penyumbang dana,
maupun
dikembangkan serta kejelian melihat peluang ia mampu menyerap dana
perseorangan. Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada
Indonesia baik melalui industri wisata, kesehatan maupun real estatnya
panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan pelaksaan
. Banyak pengusaha Singapura dengan didasari ilmu pengetahuan dan
seminar ini. Semoga hasil seminar yang ditampilkan dalam proseding
inovasi yang dikembangkan berusaha memanfaatkan peluang untuk
ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu biologi di masa yang akan
mendayagunakan dan memberikan nilai tambah kekayaan alam
datang.
Indonesia. Kita sering tidak memahami dengan baik sehingga tidak
baik
yang berasal
dari
institusi
bisa memberikan nilai tambah, sehingga mampu merubah kekayaan Banda Aceh, 5 Maret 2012, Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Aceh,
Dr. Samingan, M.Si. Ketua Umum
alam tidak hanya sebagai suatu keunggulan comparative. Akhirnya mari kita sebagai Biologiwan, peneliti, professional untuk terus mebaca dan menggali fenomena SDA karunia Illahi untuk membangun fondasi kemandirian bangsa. Banda Aceh, 5 Maret 2012 Perhimpunan Biologi Indonesia,
Prof. Dr. Rochadi Abdulhadi Ketua Umum
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI ii
15. Isolasi dan karakterisasi bakteri endofit asal tanaman jaloh (Salix tetrasperma Roxb.) Suhartono dan Risa Nursanty..................................................... 54
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................... SAMBUTAN KETUA PBI ACEH ………................................. SAMBUTAN KETUA PBI PUSAT …........................................ DAFTAR ISI ................................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH………….........................................
i ii ii iii vi
16. Keanekaragaman Flora Hutan Rawa Gambut di Desa Arongan Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh Djufri .......................................................................................... 56 17. Keanekaragam Jenis dan Variasi Morfologi Hoya di Sumatra Sri Rahayu .................................................................................. 62
MAKALAH UTAMA 1.
2.
3.
18. Keragaman Mangga Cengkir di Kabupaten Indramayu Rita Handayani, Dorly, dan Alex Hartana................................ 66
Peran Mayarakat Ilmiah dalam Pemamfaatan Keanekaragman Hayati Secara Lestari Rochadi Abdulhadi dan W. Rosa Farida ....................................
1
Biodiversity of Insects in Oil Palm Plantations: Towards A Sustainable Management Abu Hassan Ahmad.....................................................................
19. Keragaman Kawista (Limonia acidissima L.) di Kabupaten Rembang Irwanto Adhi Nugroh Dorly dan Alex Hartana.......................... 70
5
Impact of human disturbances on the amphibian diversity in Borneo D. T. Iskandar, M. Kamsi, A. Rachmansah, A. Irawan, D Liswanto, U. Arifin & R. Stuebing ..........................................
20. Keanekaragaman Jenis dan Pemanfaatan Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Alur Mancang Ekosistem Seulawah Aceh Besar Masykur ...................................................................................... 74
6 BIOLOGI LINGKUNGAN
4.
Keanekaragaman Hayati di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi: Studi Kasus Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah Abubakar Karim dan Elliyanti ....................................................
9
BIODIVERSITAS 5.
6.
Biodiversitas, Distribusi dan Kelimpahan Serangga Wereng (Hemiptera: Auchenorrhyncha) pada Singgang-Singgang Tanaman Padi di Kabupaten Deli Serdang-Propinsi Sumatera Utara Binari Manurung ........................................................................ 12 Jenis dan Kelimpahan Hama pada Kawasan Rehabilitasi Mangrove di Sekitar Kawasan Aceh Besar dan Banda Aceh Irma Dewiyanti ........................................................................... 17
21. Puddling Behaviour: Preferensi Kupu-Kupu terhadap Berbagai Macam Umpan Suwarno, Ellena Yusti dan Dalil Sutekad .................................. 81 22. Hiptage benghalensis (L.) Kurzt di Indonesia Inggit Puji Astuti dan I Dewa Putu Darma ................................ 85 23. Distribusi Karang Indikator Resiliensi di Perairan Laut Natuna Bagian Selatan Edi Rudi ...................................................................................... 87 24. Kajian Pemanfaatan Tumbuhan oleh Masyarakat di sekitar Kawasan Karst Mata Ie Kabupaten Aceh Besar Irvianty ....................................................................................... 92 25. Perilaku Hewan pada Waktu Perubahan Siang Malam di Lingkungan Masyarakat Cot Jeumpa Kecamatan Lhong Aceh Besar M. Ali S ....................................................................................... 94
7.
Identifikasi Zooplankton pada Hutan Mangrove di Sungai Tallo Kota Makassar Cut Muthiadin ............................................................................. 22
8.
Populasi Juvenil Karang: Tiga Tahun Pasca Tsunami di Teluk Pelabuhan Pulau Rubiah Sabang, Provinsi Aceh Muhammad Nasir ....................................................................... 25
26. Kajian Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Kawasan Suaka Margasatwa Nantu sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Gorontalo Marini Susanti Hamidun ............................................................ 97
9.
Keanekaragaman Jenis Burung di Hutan Sekunder Kawasan Cot Jeumpa Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh Samsul Kamal ............................................................................. 28
27. Tingkah Laku Spesifik Anak Komodo (Varanus komodoensis) di Loh Buaya Pulau Rinca Taman Nasional Komodo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur Vinsensius M. Ati, Nicky W. Kause, Ike Septa .......................... 104
10. Keanekaragaman Aves pada Ekosistem Karaenta di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Ambeng ....................................................................................... 32
28. Aktivitas Harian Komodo (Varanus komodoensis) Dewasa di Loh Buaya Pulau Rinca Taman Nasional Komodo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur Vinsensius M. Ati, Kresentia Wani C. Ilahi, Anselmus Jati, Mangadas L. Gaol ...................................................................... 110
11. Studi Populasi Ikan di Waduk Keuliling Kabupaten Aceh Besar Cut Nanda Defira ....................................................................... 36 12. Populasi Ikan Depik (Rasbora Tawarensis) di Danau Laut Tawar Terancam: Save Our Fish Righnow Z.A. Muchlisin ............................................................................ 40 13. Identifikasi Jenis Glass Eel Ikan Sidat (Anguilla sp.) yang Beruaya Anadromous di Sungai Palu Samliok Ndobe ............................................................................ 44 14. Isolasi Fungi Tanah dari Perkebunan Kopi Rakyat di Kabupaten Bener Meriah Aceh dan Kajian Potensinya Samingan, Sussana dan Hasanuddin .......................................... 51
29. Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) Pada Lamun (Enhalus acroides) di Peraira Waai dan Galala Ambon Muhammad Rijal ........................................................................ 116 30. Potensi Karbon Tersimpan pada Tegakan di Hutan Lindung Kabupaten Pakpak Bharat Retno Widhiastuti ....................................................................... 122 31. Upaya Konservasi Tanah di Sub Das Krueng Simpo Provinsi Aceh dengan Metode Vegetatif sebagai Solusi dalam Menghadapi Perubahan Iklim Rini Fitri ..................................................................................... 126
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI iii
32. Aspek-Aspek Ekologi Tumbuhan Hoya di Sumatra Sri Rahayu .................................................................................. 129 33. Karakteristik sumur yang digunakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai habitat perkembangbiakan di Kecamatan Sumba Opu Kecamatan Gowa Sumsel Syahribulan................................................................................. 132 34. Pemanfaatan Strata Hutan oleh Orang Utan Sumatera (Pongo abelii) di Stasiun Riset Ketambe, Ekosistem Leuser Dalil Sutekad .............................................................................. 137 35. Analisa Dampak Lingkungan Waduk Keuliling di Desa Bak Sukon Kecamatan Cot Glie Kabupaten Aceh Besar Muslich Hidayat ......................................................................... 139 36. Aktivitas Pemetikan Ranting Cemara oleh Burug Pecuk Padi Hitam (Phalachrocorax sulcirostris) di Suaka Margasatwa Pulau Rambut Aida Fithri .................................................................................. 145 37. Studi Kesesuaian Habitat dan Pemetaan Kawasan Perlindugan Gajah (Elephant sumptuary) di Hutan Terganggu sebagai Langkah Mengurangi Konflik Gajah denga Manusia Abdullah, Djufri, Asiah MD ....................................................... 148
BIOLOGI FUNGSI 38. Pengaruh Dosis Iradiasi terhadap Kultur Daun, Tangkai Daun dan Ruas Batang Kentang Hitam (Solanostemon Rotundifolius (Poir) JK Morton) In Vitro Aryani Leksonowati dan Witjaksono .......................................... 152
48. Preferensi Elaeidobius kamerunicus (Coleoptera: Curculionidae) dan Thrips hawaiensis (Thysanoptera: Thripidae) terhadap Senyawa Volatil Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Suci Rahayu ................................................................................ 188 49. Gambaran Kuantitas dan Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) setelah Pemberian dan Penghentian Kombinasi Testosteron Undekanoat (TU) dan Ekstrak Biji Pepaya (Carica pepaya) Syafruddin Ilyas ......................................................................... 191 50. Pengaruh Metode Kriopreservasi Terhadap Daya Tahan Hidup Embrio Mencit Widya Sari .................................................................................. 194 51. Kandungan Nutrisi dan Unsur Logam Kerang semele sp. Berdasarkan Bulan Purnama Sjafaraenan ................................................................................ 198 52. Pengaruh Pemberian Infusa Daun Katuk (Saurupus androgynus) Terhadap Kadar Kolesterol Daging Itik Jantan Lokal Nuzul Asmilia ............................................................................. 202 53. Hubungan Antara Integritas DNA pada Sperma Pria yang Menjalani Program Reproduksi Berbantuan dengan Tingkat Keberhasilan Fertilitas In Vitro: Menggunakan Teknik Pengamatan “HALOSPERM” Suatu Studi Pendahuluan Eldafira ...................................................................................... 205 54. Persepsi Wanita Premonopaust Tentang Monofaust di Kopelma Darussalam Kecamatan Syah Kuala Banda Aceh Asiah MD, Noviarita .................................................................. 209
39. Pengaruh Kolkisin terhadap Multiplikasi Tunas Anggrek (Dendrobium sp.) Secara In Vitro Christiani Tumilisar dan Febrina Ariyanti I .............................. 157
55. Pengujian Beberapa Konsentrasi Bioaktivator mikroba untuk menghambat pertumbuhan cendawan penyebab busuk umbi bawang merah (Fusarium oxysporum) in vitro Zaraswati D................................................................................ 212
40. Studi Histologi Regenerasi Tunas pada Inokulum Daun Kentang Hitam (Solenostemon rotundifolius) Eka Fatmawati Tihurua, Aryani Leksonowati, Witjaksono dan Sunaryo ................................................................................ 159
56. Evalution Of Total Phenolic Content (TPC) and Antioxidant Activities of Extracts From Langenaria siceraria and Luffa acutangula Supriatno, Shaida Fariza Sulaiman ........................................... 215
41. Pengakaran Tunas Manggis (Garcinia mangostana L.) In Vitro dengan Pemberian berbagai Zat Pengatur Tumbuh Fauziyah Harahap ...................................................................... 162
57. Infeksi Virus pada Ikan Kerapu yang dibudidayakan di Karamba Jaring Apung di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat Zafran.......................................................................................... 219
42. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Biochar Terhadap Serapan Hara N, P, dan K pada Tanaman Padi Sawah Khairun Nisa .............................................................................. 166 43. Isolasi dan Kultur Protoplas Kedelai Budidaya Glycine max (L.) Merril dan Kerabat Liarnya Glycine tomentella Hayata Lina Rahmawati, Suharsono, Mutia Zahara ............................. 169 44. Kajian Kualitas Perairan dan Nilai Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn.) yang ditemukan di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai Batang Arau, Muhammad Syukri Fadil ............................................................ 172
58. Respons Juvenil Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) terhadap Vaksin Vibrio Polivalen yang diberikan melalui Perendaman Zafran, Des Roza dan Fris Johnny ............................................. 222 59. Histochemical Stem of Aquilaria Malaccensis Lamk. Induced by Fusarium sp. Zairin Thomy, Edy Batara Mulya Siregar Nezheria Nurza Harca ............................................................... 225 60. Aktivitas Penyingkiran Radikal Bebas dari Ekstrak Kasar Tumbuhan Familia Myrtaceae Ernawita dan Shaida Fariza Sulaiman ...................................... 228
45. Efek Pemajanan Medan Elektromagnet Extremely Low Frequency (ELF) secara Terus Menerus terhadap Konsentrasi Melatonin dalam Serum Darah pada Tiga Generasi Mencit Puji Sari ...................................................................................... 176
61. Penghambatan Pertumbuhan Anakan Akasia (Acacia niotica) (L.) ex. Del. dengan Air Laut dan Naungan Suji Hartini ................................................................................. 231
46. Viabilitas Kultur Sel Granulosa Folikel Setelah Distimulasi FSH Eksogen, dipantau dengan Mendeteksi Camp Sel Menggunakan Kromatografi Pertukaran Ion Purnomo Soeharso, Roselina P. dan Eldafira ............................ 180
62. Keragaman Fenotip Galur-galur Padi (Oryza sativa) Keturunan IR64 X Hawara Bunar Generasi F7 pada Kondisi Cekaman Aluminium Miftahuddin ................................................................................ 237
47. Penyakit Infeksi Vibriosis pada Calon Induk Ikan Kerapu Sunu, Plectropomus leopardus di Hatchery Roza Fris Johnny dan Des .......................................................... 185
63. Budi Daya Ikan Nila (Tilapia) serta Pengaruh Protein terhadap Pertumbuhannya Eriyusni ...................................................................................... 243
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI iv
64. Perkembangan Preimplantasi Embrio Mencit dalam Kultur Bebas Serum, Kartini Eriani ............................................................................. 245
65. Potensi Kerang Darah Anadara Granosa L. sebagai Terapi Perbaikan Kualitas Spermatozoid Manusia Eddyman W. Ferial, Eddy Soekandarsih, Munif S. Hassan, Ahmad Muchlis ........................................................................... 248 66. Pengaruh Ekstrak Ampas Daun Nilam terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti Yekki Yasmin, Betty Mauliya Bustam, Lenni Fitri ...................... 251
BIOTEKNOLOGI DAN BIOLOGI MOLEKULER 67. Pengaruh Pemberian Tepung Cacing Tanah terhadap Kadar Enzim Transaminase Tikus yang Terinfeksi Salmonella typhi Bayyinatul Muchtaromah ........................................................... 255 68. Kejadian Penyakit Infeksi Jamur pada Ikan Capungan Banggai, Pterapogon kauderni di Hatchery Des Roza dan Fris Johnny .......................................................... 260 69. Pola Pita Isozim Burayak Hasil Pemijahan Lobster Air Tawar Asal Bogor dan Purwokerto, Dian Bhagawati dan Muh. Nadjmi Abulias ................................ 263 70. Analisis Molekuler Gen Azfc pada Pria Azoospermia dan Oligozoospermia Berat di Indonesia, Dwi Anita Suryandari ................................................................. 267 71. Asosiasi Kadar Srankl (Soluble-Receptor Activator of Nuclear Factor [Kappa]B Ligan) dengan Penurunan Densitas Tulang pada Wanita Pascamenopause di Indonesia Dwi Anita Suryandari, Elza Ibrahim Auerkari ........................... 271 72. Karakterisasi Gen Spesifik Epididimis yang diregulasi oleh Androgen: Suatu Pendekatan untuk Pengembangan Kontrasepsi Pria Non Hormonal Dwi Ari Pujianto......................................................................... 276 73. Potensi LST Alga sebagai Penghasil Biodiesel melalui Reaksi Transesterifikasi Enzimatik Mikroba Joko Sulistyo, Yati Sudaryati Soeka, Rita Dwi Rahayu,Sri Purwaningsih, Elidar Naiola & Achmad Dinoto ....................... 282 74. Karakterisasi Benih Hasil Hibridisasi Tiga Strain Ikan Nilem Budidaya (Osteochilus sp.: Cyprinidae) dengan Penanda RAPD Muh. Nadjmi Abulias dan Dian Bhagawati ................................ 286 75. Morfologi dan Molekuler Identifikasi Trichoderma Asal Kakao Rina Sriwati ................................................................................ 290 76. Hybridisasi antara Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan Ikan Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus) Suko Ismi dan Yasmina Nirmala Asih ........................................ 293 77. Analisis Polimorfisme Gen Polymeric Immunoglobulin Receptor (PIGR) pada Penderita Karsinoma Nasofaring (KNF) di Indonesia Yurnadi, Dwi Anita Suryandari .................................................. 295 78. Respon Heat Shock Protein-70 (Hsp-70) pada Jaringan Paru dan Kadar Kortisol Serum Akibat Pemberian Ekstrak Jaloh yang Dikombinasi dengan Kromium pada Ayam Broiler yang Mengalami Cekaman Panas. Sugito, Erdiansyah R. dan M. Isa ............................................... 301 79. Ekspresi Relatif Gen Brlf1 Virus Epstein-Barr: Potensinya sebagai Faktor Prognosis Kanker Nasofaring Purnomo Soeharso ..................................................................... 305
80. Optimasi Deteksi Dini Potato Virus Y (PVY) pada Kentang Solanum tuberosum L. varietas Kalosi dengan Teknik ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) A. Masniawati, Tutik Kuswinanti, Risco B. Gobel, Indah Toyyibah........................................................................... 311 81. Peningkatan toleransi kentang hitam terhadap salinitas melalui seleksi in vitro dan induksi mutasi Trihandayani .............................................................................. 317 252 BIOEDUKASI DAN PTK 82. Memberdayakan Berfikir Metakoknitif Melalui Pembelajaran Reading Questioning and Answering Pada Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Hasanuddin ................................................................................ 322 83. Pembekalan Kemampuan Rekonstruksi Konsep Anatomi Tumbuhan Mahasiswa Calon Guru Biologi melalui Strategi Perkuliahan Berbasis Inkuiri Muhibbuddin .............................................................................. 330 84. Penggunaan Model Picture and Picture pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Untuk Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Banda Aceh Cut Nurmaliyah .......................................................................... 338 85. Pengaruh Pembelajaran Berstrategi Metakognisi Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Biologi FKIP UIR pada Mata Kuliah Profesi Pendidikan Sri Amnah S ................................................................................ 342 86. Relevansi SK, KD dengan Indikator Pembelajaran Biologi (Analisis terhadap RPP Guru Biologi Tingkat SMA pada Sekolah Mitra PPL Fak. Tarbiyah IAIN Ar-Raniry) Nursalmi Mahdi, Wati Oviana, Rina Wati, ................................ 345 87. Pengembangan Perangkat Concept Mapping Assesment (CMA) Bervisi Sets untuk Mengukur Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Sistem Saraf Eva Nauli Taib ........................................................................... 351 88. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa di Universitas Almuslim Bireuen Rahmawati.................................................................................. 358 89. Pemanfaatan Tempat Pembuangan Sampah sebagai Laboratorium Alami dalam Pembelajaran Biologi Qudwatin Nisak, Elita Agustina, Padlul Gazi ............................ 362 90. Jenis Tanaman Inang dan Siklus Hidup Kupu-Kupu Famili Nymphalidae sebagai Referensi Praktikum Entomologi Nursalmi Mahdi, Elita Agustina, Finta Yani Afrizal................. 366 91. Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia di SMP Negeri 11 Banda Aceh Khairil ........................................................................................ 372
BIOFARMAKA DAN BIOMEDIS 92. Polimorfisme Gen Reseptor Sel T-Γ Daerah Konstan – 2 Genom Pejamu Kontribusinya pada Faktor Genetik Patogenitas Kanker Nasofaring (Knf) Daniel Joko Wahyono ................................................................ 377 93. Gambaran Histologis Paru, Hati dan Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus) yang Terpapar Bioinsektisida Ekstrak Kulit Jeruk Rina Priastini dan Inggrid Osya Farfar..................................... 384 94. Comet Assay sebagai Salah Satu Uji Fragmentasi DNA Sperma pada Pria Infertil: Uji Pendahuluan Luluk Yunaini ............................................................................. 389
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI v
95. Characterization Of Matrix NAD (P)H Oxidation In Arabiopsi thaliana Supression Lines Of Atndal Wardiah ...................................................................................... 393
UCAPAN TERIMA KASIH
96. Mutasi Gen NPHS1 pada Manusia dengan Manifestasi Sindrom Nefrotik Kongenital Yulia Ariani, Purnomo Soeharso, Luluk Yunaini ....................... 399
BiologiXXI Perhimpunan Biologi Indonesia ini tidak lepas dari bantuan
Kesuksesan
dalam
penyelenggaraan
Seminar
Nasional
dan kontribusi berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan seminar ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
97. Evaluasi Aktivitas ATPase Membran dan ATPase Dinein Sel Spermatozoa pada Kasus Astenozoospermia Silvia W Lestari, Purnomo Soeharso, Dwi Ari Pujianto ............ 403 MAKALAH POSTER
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Perhimpunan Biologi Indonesia Pusat. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua penyaji makalah baik sebagai penyaji makalah utama maupun pemakalah sesi paralel dan poster.
98. Respon Pertumbuhan dan Produksi Garut (Maranta arundinacea L) dari 3 Provenansi terhadap Intensitas Naungan dan Umur Panen Yang Berbeda Albert Husien Wawo dan Ning Wikan Utami ............................. 405 99. Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman Tomat Melalui Inverted dan Normaslly Gardening Bernasis Pemamfaatan Bakteri Indigenous Sri Widawati dan I Made Sudiana.............................................. 409
Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada penyumbang
dana, baik yang berasal dari institusi maupun perseorangan. Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan pelaksaan seminar ini. Semoga hasil seminar yang ditampilkan dalam proseding ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu biologi di masa yang akan datang.
100. Uji Laboratorium Azopirillum Sp yang Diisolasi dari Berbagai Ekositem Sri Widawati ............................................................................... 415 101. Ekstraksi Beta Karoten Sel Tunggal Yang Mempunyai Aktivitas Antioksidan Rita Dwi Rahayu dkk .................................................................. 422 102. Pemamfaatan Mikroba Dalam Mensintesis Metil Ester Berbasis Lemak Hasil Ekstrasi Biomasa Alga Yati Sudaryati dkk....................................................................... 426 103. Studi Stimulasi Perkecambahan Gayam (Inocarpus fagiferus) Ning Wikan Utami, Ninik Setiyowati dan A.H.Wawo ................ 431 104. Isolation Of Insect-Associated Fungi From Plant Rhizosphere and Peat by Using Coleoptera Larvae and Termites As Baits Suciatmih, Titik Kartika dan Sulaeman ...................................... 435 105. Kemampuan Bakteri 1 (dari Bali) Memproduksi PHB (Polyhydroxybtirate) Dalam Kondisi Lingkungan Yang Berbeda Dyah Supriyati ............................................................................ 440 106. Optimasi Isolassi DNA Genom 5 Varietas Jambu Biji (Psidiun guajava) Untuk Analisis Molekuler Dyah Subositi dan Fitriana ........................................................ 445 107. Uji Salinitas dari Bakteri Pelarut Fosfat yang Diisolasi dari Beberapa Ekosistem di Bali an Kemampuannya dalam Melarutkan Fosfat Suliasih ....................................................................................... 448 108. Infusa Biji Krangean (Listea cubeba L), Pegagan (Centella Asiatica) dan Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza) Serta Aktivitas Afrodisiaka terhadap Libido Tikus Jantan Nuning Rahmawati dan Harto Widodo ...................................... 452
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI vi
ISOLASI FUNGI TANAH DARI PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI KABUPATEN BENER MERIAH ACEH DAN KAJIAN POTENSINYA
merugikan daapat dieliminir, sedangkan yang bermanfaat dapat dimanfaatkan, misalnya sebagai agen antgonis pathogen mengingat di perkebunan kopi di Kabupaten Bener Meriah banyak ditemukan penyakit
1
2
Samingan , Sussana dan Hasanuddin
1
busuk akar.
1)
Staf Pengajar FKIP Unsyiah Banda Aceh Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unsyiah Banda Aceh Email:
[email protected]
2)
METODE PENELITIAN a. Gambaran umum lokasi penelitian
Abstrak
Kabupaten Bener Meriah merupakan salah satu Daerah Tingkat II
Fungi from soil of coffee plantation were isolated to found the antagonistic fungi as biocontrol for pathogenic fungal root rot coffee. Samples were obtained from three sub district at Bener Meriah Regency of Aceh Province. Fungal species were isolated by dilution method. The results showed that the fungi isolated from coffee soils at Bener Meriah Regency were not different in diversity and evenness indices. There were tree group of fungi i.e. Aspergillus, Penicillium and Trichoderma were found at tree sub district. Those fungi were commonly inhabit coffee soils and have a role to reduction of plant disease and specially for Trichoderma have a role as antagonistic fungi to against pathogenic fungal root rot coffee.
di Provinsi Aceh hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah.
Key words: antagonistic fungi, pathogenic fungi coffee, soils plantation, root rot coffee
berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah. Kabupaten ini terkenal
Kabupaten Bener Meriah mempunyai luas wilayah 1.888,70 km2, terdiri dari 7 Kecamatan dengan Simpang Tiga Redelong sebagai ibukotanya. Ke 7 Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bandar, Bukit, Permata, Pintu Rime Gayo, Timang Gajah, Syiah Utama, dan Wih Pesam. Secara geografis Kabupaten Bener Meriah mempunyai batas wilayah: Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Bireuen, dan Sebelah Selatan dengan kopinya yang mempunyai yang sudah dikenal di dunia, antara lain Amerika, Belanda, dan Jepang. Produksi kopi di daerah ini
PENDAHULUAN Peran fungi dalam proses dekomposisi bahan organik di dalam tanah
sangatlah
penting karena
fungi
mempunyai
kemampuan
mendegradasi senyawa lignoselulosa yang tidak dapat dilakukan oleh mikrob lain (Tang et al. 2005). Kelompok fungi yang memiliki kemampuan lignoselulolitik tinggi berasal dari fungi pelapuk putih (white rot fungi). Steffen et al. (2002) mengemukakan bahwa fungi dari kelompok basidiomiset yang tumbuh pada bahan organic di dalam tanah mampu mendekomposisi serasah melalui aktivitas enzim ekstraseluler MnP (manganese peroxidase) dan aktif terlibat dalam siklus hara di dalam tanah. (Rodriguez et al. 1996) menambahkan bahwa beberapa Imperfect fungi (Deuteromycetes) terutama Penicillium dan Fusarium juga mampu mendegradasi senyawa-senyawa lignoselulosa. Demikian juga Trichoderma mampu mendegradasi selulosa (Nieves et al. 1991).
mencapai 1.151.934 ton/tahun (www.benermeriahkab.go.id). b. Pengambilan sampel di lapangan Pengambilan sampel fungi tanah dilakukan di tiga kecamatan Kabupaten Bener Meriah yaitu Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kecamatan Timang Gajah dan Kecamatan Bukit. Masing-masing kecamatan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 10 titik pengambilan sampel. Sampel diambil dengan cara menggali tanah dengan cangkul sedalam 20-30 cm pada areal seluas 50x50 cm di sekitar tanaman kopi yang sehat. Tanah yamg telah digali, diaduk sampai homogen lalu diambil sebanyak + 300 gram dan dimasukkan ke dalam kantong plastik steril, diberi label dan disimpan untuk dibawa ke laboratorium. c. Isolasi fungi tanah Sampel tanah yang diperoleh dari lapangan masing-masing
Keberadaan fungi pada pada tanah sudah banyak informasi yang
diambil sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam Beaker gelas berisi
melaporkan, namun keberadaan fungi tanah pada perkebunan kopi rakyat
90 ml akuades steril. Kemudian digoyang dengan fortek selama + 3
terutama di Kabupaten Bener Meriah Aceh masih belum diperoleh
menit untuk melepaskan spora dan miselium fungi dari tanah. Suspensi
banyak informasi. Hasil Penelitian terdahulu dilaporkan bahwa pada
dibawa ke dalam laminar air flow agar keadaan steril dapat terjaga.
serasah daun yang terdekomposisi di tanah ditemukan Trichoderma sp.
Suspensi yang diperoleh diencerkan sampai 1.000 kali. Hasil
Curvularia sp. dan Alternaria sp. (Samingan et al. 1999). Selanjutnya
pengenceran 1.000 sampai 1.000 kali, masing-masing diambil 1 ml
dilaporkan juga bahwa pada tanah sering sekali diperoleh fungi
dengan pipet dan dimasukkan dalam cawan Petri steril. Media potato
Aspetrgillus, Fusarium, Penicillium dan Trichoderma (Gams 2007).
dextrose agar (PDA) yang telah ditambah klorampenikol (250 mg/liter)
Sedangkan hasil isolasi fungi dari lapisan seresah paling bawah
dan suhunya sekitar 40
(dipermukaan tanah diperoleh tiga jenis fungi yang dominan yaitu
mengandung suspensi. Kemudian digoyang-goyang agar suspensi
Trichoderma, Fusarium dan Pythium (Samingan 2008).
tersebar rata dalam media. Masing-masing pengenceran diulang
Banyaknya jenis fungi yang sering ditemukan di dalam tanah sangat menarik untuk diteliti terutama pada perkebunan kopi karena
o
C, dituangkan ke dalam cawan yang
sebanyak dua kali. Setelah dingin setiap cawan disegel dengan selotip plastik agar tidak terkontaminasi lalu diinkubasikan dalam susu kamar.
keberadaan fungi tersebut dapat berasosiasi dengan tanaman yang ada di
Setelah 24 jam inkubasi dilakukan penghitungan jumlah koloni
sana terutama tanaman kopi. Asosiasi tersebut jika dilihat dari perspektif
dari setiap jenis fungi yang tumbuh sampai jumlahnya tidak bertambah
kepentingan manusia ada yang menguntungkan dan ada juga yang
lagi. Kemudian dilakukan isolasi untuk mendapatkan biakan murni
merugikan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui jenis fungi
terhadap jenis fungi yang tumbuh dengan cara memindahkan masing-
yang tumbuh di tanah perkebunan kopi dan potensi fungi yang dianggap
masing isolat ke dalam media PDA. Apabila belum diperoleh biakan
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI 51
murni, fungi tersebut disolasi kembali sampai diperoleh biakan murni.
merupakan fungi yang sering ditemukan di dalam tanah, sebagaimana
Setelah diperoleh biakan murni isolat-isolat isolat tersebut dipindahkan dalam
dilaporkan oleh Gams (2007) bahwa pada tanah sering sekali diperoleh
tabung reaksi besisi media PDA miring untuk disimpan sebagai spesimen.
fungi Aspetrgillus, Fusarium, Penicillium dan Trichoderma.
Isolat
yang
diperoleh
diidentifikasi
berdasarkan
Fungi
pada
tersebut tergolong ke dalam subdivisi Deuteromycetes. Menurut Titus
penampakan morfologi koloni, morflogi hifa dan spora spor aseksualnya
dan Pereira (2008) fungi dari kelompok Aspergillus, Trichoderma,
(melalui pengamatan di bawah mikroskop cahaya).
Rhizoctonia, Penicillium, dan
Ciri Ciri-ciri
dan
struktur yang diamati dicocokkan dengan buku acuan yang digunakan
Gleosporium merupakan fungi yang umum
ditemuukan pada tanah perkebunan kopi.
untuk identifikasi. Buku Buku-buku buku acuan yang digunakan untuk identifikasi
Pada Gambar 1 terlihat bahwa indeks keragaman dari fungi yang
adalah sebagai berikut: Breitenbach da dan n Kranzlin (1986), Mollach
ditemukan pada tiga lokasi pengambilan sampel tidak berbeda nyata
(1997), Pitt and Hocking (1997), Kubicek dan Harman (1998), Fisher
yaitu antara 1,95 sa sampai mpai 2,21. Demikian juga dengan indeks
dan Cook (1998), Ganjar et al. (1999), Watanabe (2002), dan buku-buku buku
kemerataannya antara 0,89 sampai 0,96. Hal ini disebabkan karena
lain yang mendukung.
kondisi lingkungan tanah pada ketiga lokasi pengambilan sampel hampir sama, seperti suhu tanah antara 20 sampai 22 oC, pH tanah 5,4 sampai 6,4 dan kele kelembapan mbapan udara antara 80 sampai 85%. Kondisi lingkungan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil isolasi fungi yang berasal dari tanah perkebunan per kopi di
yang hampir sama pada ketiga lokasi tersebut menyebabkan jenis fungi
Kabupaten Bener Meriah diperoleh 17 jenis fungi, dengan perincian 10
yang ditemukan dan keragamannya tidak berbeda, dan kondisi
jenis diperoleh di Kecamatan Pintu Rime Gayo, 9 jenis di Kecamatan
lingkungan pada ketiga lokasi pengambilan sampel sangat mendukung
Timang Gajah dan 10 jenis di
untuk pe pertumbuhan fungi.
Kecamatan Bukit. Jenis fungi yang
diperoleh di ketiga kecamatan tersebut ddisajikan isajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis fungi yang diperoleh di Kabupaten Bener Meriah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Lokasi pengambilan sampel PRG TG BK √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 9 10
Jenis fungi Acremonium sp Aspergillus sp1 Aspergillus sp2 Aspergillus sp3 Gliocladium sp Humicola sp1 Humicola sp2 Paecilomyces sp Penicillium sp 1 Penicillium sp 2 Penicillium sp3 Trichoderma sp1 Trichoderma sp2 Zopfiella latipes Isolat Sp 1 Isolat Sp 2 Isolat Sp 3 Jumlah
Keterangan: PRG = Kecamatan Pintu Rime Gayo, TG = Kecamatan Timang Gajah, BK = Kec Kecamatan Bukit
Kehadiran Penicillium dan Aspergillus pada tanah perkebunan kopi dapat memberikan dampak positif walaupun belum diketahui secara persis, namun pada perkebunan kelapa sawit kehadiran fungi tersebut dapat mereduksi kejadian penyakit busuk ppangkal angkal batang antara 5% sampai 40% (Sariah dan Zakaria 2000). Demikian juga dengan kehadiran Trichoderma secara ekologi dapat memberikan dampak positif pada tanah perkebunan kopi mempunyai kemampuan antagonistik yang kuat terhadap patogen busuk akar pada kkopi. Trichoderma merupakan salah satu fungi tanah yang dominan dan mempunyai variasi habitat yang luas. Sebagai organisme saprob yang memilki pertumbuhan cepat, Trichoderma dapat berkompetisi secara ekologis dalam waktu yang lama dan mampu mengkolonisasi berbagai substrat yang ada di lantai hutan. Interaksi antagonis antara Trichoderma dengan fungi lain, secara tradisional diklasifikasikan sebagai antibiosis, mikoparasitisme dan kompetisi (Widyastuti 2006). Antibiosis terjadi ketika antagonisme antara dua fungi, fungi yang satu menguasai
yang lainnya dengan
cara menghasilkan
antibiotik.
Mikoparasitisme terjadi ketika satu fungi memparasit fungi lainnya,
Indeks
2,50
sedangkan kompetisi terjadi ketika dua atau lebih mikroorganisme
2,00
membutuhkan lebih banyak sumberdaya dar darii pada yang tersedia.
1,50
Kemampuan antagonistik Trichoderma telah diujikan terhadap beberapa patogen tanaman seperti Ganoderma spp., Rigidoporus microporus,
1,00
Indeks keragaman Indeks kemerataan
0,50
Rhizoctonia spp., Fusarium sp., dan Sclerotium rolfsii.. Hasilnya menunjukkan bahwa Trichoderma secara efektif dapat menekan pertumbuhan fungi patogen secara in vitro dan di rumah kaca
0,00 PRG
TG
BK
Lokasi Pengambilan Sampel
(Widyastuti 2006). Mekanisme pengendaliannya terjadi dengan cara membelit atau tumbuh di sepanjang hifa inang dan membentuk struktur semacam kait yang membantu penetrasi ke ddalam alam dinding sel inang
Gambar 1. Indeks keragaman dan indeks kemerataan fungi yang diisolasi dari tanah perkebunan kopi di Kabupaten Bener meriah. PRG = Kecamatan Pintu Rime Gayo, TG = Kecamatan Timang Gajah, BK = Kecamatan Bukit
(Chet Chet et al. 2004). Penetrasi dinding sel inang oleh Trichoderma dilakukan dengan enzim pendegradasi dinding sel fungi yang dimilikinya seperti kitinase, glukanase, dan protease, selanjutnya menggunakan isi
Pada Tabel 1 terlihat bahwa fu fungi ngi dari kelompok Aspergillus,
hifa inang sebagai sumber makanan (Kredics ( et al. 2003; Harjono &
Penicillium dan Trichoderma didapatkan pada ketiga lokasi pengambilan
Widyastuti 2001 2001). Tiga spesies Trichoderma yang telah diuji
sampel. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok fungi tersebut
efektivitasnya terhadap penekanan pertumbuhan Ganoderma pilippii
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI 52
yang diisolasi dari berbagai macam pohon. Hasilnya menunjukkan Trichoderma reesei paling efektif sebagai mikoparasit diikuti oleh T. koningii dan T. harzianum (Widyastuti 2006). SIMPULAN Jenis fungi yang diperoleh dari tanah perkebunan kopi di Kabupaten Bener Meriah merupakan fungi yang biasa ditemukan dalam tanah, namun kehadiran fungi dari kelompok Aspergillus, Penicillium
dan Trichoderma dapat memberikan dampak positif yaitu dapat mereduksi kejadian penyakit busuk pangkal batang dan sebagai agen antagonisme terhadap patogen busuk akar pada kopi.
Ganoderma attacked standing. Hayati Jurnal of Biosciences Vol 16 (3):109-114 Samingan, Sudirman, LI, Setiadi D, Hartana A, dan Tjahjono B. 2008. Komunitas mikrofungi pada lapisan serasah Acacia mangium. Jurnal Agrista Faperta Unsyiah Volume 12 (2): 131-140 Sariah M, Zakaria H. 2000. The use of soil amendments for the control of basal stem rot of oil-palm seedling. di dalam Flood J, Bridge PD, Holderness M, Editor. Ganoderma diseases of perennial crops. Wallingford, UK: CABI Publishing. hlm 89-99 Serambi Indonesia. 2007. Diserang jamur akar dan penggerek buah Kopi Gayo Kritis. Sabtu 4 Agustus 2007.
DAFTAR PUSTAKA
Supriadi. 2005. Teknologi pengendalian penyakit jamur akar cokelat (Phellinus noxius) pada jambu mete. Perkembangan Teknologi TRO Vol. XVII (1): 27-30
Breitenbach J, Kranzlin F. 1986. Fungi of Switzerland: a contribution to the knowledge of the fungal flora of Switzerland. Lucerne, Switzerland: Verlag Mikologia.
Steffen KT, Hatakka A, Hofrichter M. 2002. Degradation of humic acids by the litter-decomposing Basidiomycete Collybia dryophilla. Appl. Environ. Microbiol. 68 (7): 3442 - 3448.
Chet I, Viterbo A, Shoresh M, Harel M. 2004. Enhancement Of Plant Disease Resistance By The Biocontrol Agent T. asperellum. Department of Biological Chemistrywww.weizmann.ac.il/Biological_Chemistry/scientist/C het/Chet.html [21 Desember 2006]
Tang AMC, Jeewon R, Hyde KD. 2005. Succession of microfungal communities on decaying leaves of Castanopsis fiscal. Can. J. Microbial. 51: 967-974.
Fisher F, Cook NB. 1998. Fundamental of Diagnostic Mycology. Philadelphia: WB. Sounders Company. Gams W. 2007. Biodiversity of soil-inhabiting fungi. Biodivers Conserv 16:69-72. Ganjar I, Samson RA, Tweel-Vermeulen K van den, Oetari A, Santoso I. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Ghisalberti EL, Sivasithamparan K.1991. Antifungal antibiotic produced by Trichoderma spp. Soil Biology and Biochemistry. 23: 10111029.
Titus A. dan G.N. Pereira. 2008. Role of Fungi in Coffee Plantation Ecology www.ineedcoffee.com/04/Role of Fungi in Coffee Plantation Ecology
[diakses 24 Maret 2008] Watanabe T. 2002. Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi, Morphologies of Cultured Fungi and Key to Species. 2nd Edition. Washington DC: CRC Press Widyastuti SM. 2006. Antagonistic fungi Trichoderma as biological control agents of Ganoderma sp. root rot plant pathogenic fungi. Di dalam: Potter K, Rimbawanto A, Beadle C, editor. Workshop Heart Rot and Root Rot in Acacia Plantations. Proceedings of a workshop held in Yogyakarta, Indonesia, 7–9 February 2006. Canberra: Australian Centre for International Agricultural Research.
Kredics L, Antal Z, Manczinger L, Szekeres A, Kevei F, Nagy E. 2003. Influence of environmental parameters on Trichoderma strains with biocontrol potential. Food Technol. Biotechnol. 41 (1): 37– 42 Kubicek CP, Harman GE. 1998.Trichoderma and Gliocladium, Vol. 1 Basic Biology, taxonomy and genetics. UK, T.J. International Ltd. Mollach D. 1997. Moulds: isolation, cultivation, identification. Toronto: Departement of Botani University of Toronto. Nieves RA et al. 1991. Visualization of Trichoderma reesei cellobiohydrolase I and endogluconase I on aspect cellulose by using monoclonal antibody-colloidal gold conjugates. Appl. Environ. Microbiol. 57 (11): 3163-3170. Pitt JI and Hocking AD. 1997. Fungi and Food Spoilage. Second Edition. London: Blackie Academic & Professional. Rodriguez A, Perestelo F, Carnicero A, RegaladoV, Perez R, De la Fluente G, Falcon M.A. 1996 Degradation of natural lignins and lignocellulosic substrates by soil-inhabiting fungi imperfecti. FEMS Microbiol. Ecol. 21: 213 - 219. Samingan, Sutariningsih E, Subagja J. 1999. Biodegradasi serasah Acacia Mangium Willd oleh jamur lignoselulolitik. Teknosains.12(2): 119-133. Samingan dan Sudirman, LI. 2009. Fungal successioan and decomposition of Acacia mangium leaf litter in health and
Prosiding Seminar Nasional XXI PBI 53