PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2016 “PERANAN BIOLOGI DALAM PENINGKATAN KONSERVASI KERAGAMAN HAYATI”
DEWAN REDAKSI
Pengarah: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
Penanggung jawab: Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
Penyunting (Editor): Magdalena Litaay, M.Mar. Sci, Ph. D Dr. Syahribulan, M. Si Dr. Fahruddin, M.Si Drs. Muh. Ruslan Umar, M. Si Nenis Sardiani, S.Si
Litaay, et al. (editor). 2016. Prosiding Seminar Nasional Biologi. Makassar.
i
Seminar Nasional Biologi (28 Maret 2016: Makassar) Prosiding Seminar Nasional Biologi, 6 Juni 2016 Penyunting: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, 2016
ISBN: 978-602-72198-3-0
Penyunting: Magdalena Litaay, Syahribulan, Fahruddin, Muh. Ruslan Umar, Nenis Sardiani Desain sampul: Nurfaidah
Penerbit: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar
Cetakan Pertama: 2016 @ Hak Cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis dari penyunting.
ii
DAFTAR ISI Halaman depan Prosiding ……………………………………………………….. Kata Pengantar ………………………………………………………………….. Sambutan Dekan ………………………………………………………………… Daftar Isi ………………………………………………………………………… Makalah Pemateri Kunci Siti Nuramaliati Prijono ………………………………………………………… Valerio Sbordoni………………………………………………………………… Dedy Asriadi ……………………………………………………………………..
iii iv v 1 19 20
Makalah Bidang Ilmu: ZOOLOGI Populasi, Pergerakan Harian dan Habitat Kuskus Beruang (Ailurops ursinus) di Hutan Pendidikan UNHAS ……………………………………… Amran Achmad, Putu Oka N, Risma Illa M, dan Asrianny
28
Potensi Pakan dan Preferensi Bersarang Kuskus Beruang (Ailurops ursinus) di Hutan Pendidikan UNHAS ……………………………………………… Amran Achmad, Putu Oka N, Risma Illa M, dan Asrianny
37
Karakterisasi Sarang Orangutan (Pongo pygmaeus morio) pada Beberapa Tipe Hutan di Kalimantan Timur …………………………………………… Teguh Muslim dan Amir Ma’ruf
45
Fragmentasi Habitat Owa Kelawat (Hylobates muelleri) di Kawasan Permukiman Samarinda, Kalimantan Timur ……………………………… Suryanto, Teguh Muslim, Warsidi
53
Keanekaragaman dan Pendugaan Populasi Kelelawar Pemakan Serangga (subordo:microchiroptera) Penghuni Goa Gudawang Bogor Jawa Barat………........................................................................................................ Budiman Heriyanto, Dedy Duryadi S, Yanto Santosa, Ibnu Maryanto
61
Distribution of Rats (Rodentia; Muridae) in Bawakaraeng Mountain, South Sulawesi, Indonesia …………………………………………………………. Muh. Rizaldi Trias Jaya Putra N., Ibnu Maryanto, Bambang Suryobroto
62
Keanekaragaman Herpetofauna di Lahan Reklamasi Tambang Batubara PT. Singlurus Pratama, Kalimantan Timur…………………………………… Teguh Muslim, Ulfah Karmila Sari, Widyawati
63
Keragaman Guild Burung pada Hutan Pegunungan Bawah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung …………………………………………………… Indra A.S.L.P. Putri
73
v
Mustika Tuwo dan Ari Indrianto Makalah Bidang Ilmu: MIKROBIOLOGI Eksplorasi Bakteri Patogen Famili Vibrionaceae pada Teripang (Holothuria scabra) dan Lobster (Panulirus homarus) …………………………………… Dien Arista Anggorowati, Hendra Munandar
446
Potensi Bakteri Eksogenous Pendegradasi Polisakarida dari Tambak Pemeliharaan Teripang Pasir (Holothuria Scabra)………………………… Hendra Munandar, Dien Arista Anggorowati
455
Klasifikasi Numerik-Fenetik Bakteri Amilolitik Lokal Penghasil Bioplastik Polihidroksibutirat (PHB) berdasarkan Profil Protein Total Sel ………… Nur Arfa Yanti, Nurhayani H.M., L. Sembiring, S. Margino
464
Viabilitas Rhizopus sp. dan Bakteri Asam Laktat (BAL) Lokal dalam “Ragi Wikau Maombo” ………………………………………………………………. Nurhayani H. Muhiddin, Indrawati
465
Populasi dan Jenis Bakteri Penambat Nitrogen Simbiotik di Lahan Bekas Tambang Nikel ………………………………………………………………. Ramdana Sari, Retno Prayudyaningsih
475
Isolasi dan Identifikasi Molekuler Bakteri Penghasil Enzim Kitinase dari Limbah Pengolahan Udang …………………………………………………. Lasinrang Aditia, Eka Sukmawaty, Mashuri Masri
484
Uji Kemampuan Tumbuh Isolat Bakteri terhadap berbagai Konsentrasi Merkuri (Hg) …………………………………………………………………. Fahruddin dan Nur Haedar
485
Potensi Mikroba Antagonis Lokal untuk Pengendalian Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) secara in vitro ...………………………………………………………………………….. Hilda Karim, Symasiah, Nani Kurnia
493
Potensi Trichoderma spp. sebagai Agens Hayati dalam Menghambat Pertumbuhan Cendawan Ganoderma boninense ………………………… Rachmawaty
502
Simbiosis Fungi Mikoriza Arbuskular Glomus pada Beberapa Pohon Hutan Kota Unhas Makassar ………………………………………………………. Resti Ura, Elis Tambaru, Samuel A. Paembonan
510
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Methanotrof Indigenous Penghasil Enzim Urease (Agen Pereduksi Emisi Gas metan) di Lahan Sawah …………….
518
xi
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016
ISBN 978-602-72198-3-0
SIMBIOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR GLOMUS PADA BEBERAPA POHON HUTAN KOTA UNHAS MAKASSAR 1
2
1
Resti Ura’ , Elis Tambaru , Samuel A. Paembonan Program Pascasarjana Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar e-mail :
[email protected] ABSTRAK Fungi mikoriza arbuskular adalah fungi yang mampu bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi. Penelitian mengenai Simbiosis Fungi Mikoriza Arbuskular Glomus Pada Beberapa Pohon Hutan Kota Unhas Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan simbiosis fungi mikoriza arbuskular Genus Glomus pada beberapa pohon di Hutan Kota UNHAS Makassar. Penelitian ini digunakan metode pewarnaan akar (Kormanik dan McGraw) yang dimodifikasi untuk mengetahui kemampuan simbiosis Fungi Mikoriza Arbuskular Genus Glomus, data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fungi Mikoriza Arbuskular Genus Glomus mampu bersimbiosis dengan jenis pohon Vitex copassus Reinw ex Blume (40%), Mimusops elengi L. (25%), dan Sphatodea campanullata Beauv. (17,5%). Kata kunci: Mikoriza, Glomus, Pohon, Hutan Kota
1. PENDAHULUAN Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan salah satu jenis fungi tanah yang memiliki tingkat penyebaran yang luas. Hal ini disebabkan oleh kemampuan [7] FMA bersimbiosis dengan 70-90% jenis tanaman tingkat tinggi . Mikoriza menginfeksi akar tanaman Dicotyledoneae sebanyak 83%, terbanyak menginfeksi akar Leguminosae dan tanaman Monocotyledoneae sebanyak 79%, terbanyak [2,4] menginfeksi akar Gramineae . Fungi mikoriza arbuskular dapat ditemukan pada berbagai tanaman tingkat tinggi yang tumbuh pada berbagai tipe habitat dan [18] iklim . Jenis mikoriza yang dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan tanpa adanya campur tangan manusia disebut mikoriza indigenous. Mikoriza indigenous memiliki potensi yang tinggi untuk menginfeksi tanaman karena dapat mengenali tanaman inangnya dan toleran terhadap pengaruh [13] lingkungan . Keuntungan tanaman yang terinfeksi oleh FMA antara lain meningkatkan kemampuan tanaman dalam pengambilan unsur hara (K, Mg, Ca,O, H, C, dan S) terutama fosfor yang berguna untuk merangsang pertumbuhan dan [3,9] perkembangan akar . Fungi arbuskular mikoriza termasuk kelompok fungi endomikoriza, membentuk vesikular dan arbuskular di dalam sel korteks dapat [12] dijumpai pada Genus Glomus . Pertumbuhan Glomus memiliki tingkat adaptasi [11] Glomus paling banyak yang tinggi terhadap kondisi lingkungan , sehingga [7] dijumpai bersimbiosis dengan akar berbagai jenis tanaman . Kampus Universitas Hasanuddin Tamalanrea memiliki luas + 220 Ha dan telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Walikota Makassar Nomor: 522.4/807/Kep/XI/2008 sebagai Kawasan Hutan Kota di Kota Makassar dengan luas Hutan Kota sebesar [15] 20 Ha dan ditumbuhi berbagai jenis pohon . Aktivitas mikroorganisme tanah
- 510 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016
ISBN 978-602-72198-3-0
di sekitar rizosfer sangat membantu dalam perbaikan kesuburan tanah dan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tanaman [3,18] . Pemanfaatan FMA sebagai agen hayati merupakan pendekatan biologis ramah lingkungan dan telah dikembangkan secara luas pada bidang kehutanan, [14] pertanian dan perkebunan . Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian mengenai Simbiosis Fungi mikoriza arbuskular Glomus pada Beberapa Pohon Hutan Kota UNHAS Makassar. 2. METODE PENELITIAN Alat yang digunakan adalah botol sampel, tabung reaksi, pinset, spatula, saringan, gelas ukur 1000 ml, beaker glass, timbangan digital, cawan petri, objek glass dan desk glass, wadah preparat, mikroskop compound olympus CX-31, GPS, mikroskop kamera nikon eclipse 80i, pH tanah, termo-hygrometer, lux meter, gunting, tissue, label, mistar, jangka sorong, pisau, linggis, skop, kamera digital, dan alat tulis menulis. Bahan penelitian yang digunakan adalah rambut akar jenis pohon penelitian yaitu: rambut akar Vitex cofassus, Mimusops elengi dan Sphatodea campanulata. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis FMA yaitu: larutan formalin asam asetat alkohol (FAA merupakan campuran bahan kimia yang terbuat dari formalin 90 ml asam asetat 5 ml dan alkohol 50%), larutan KOH 10% 100 ml, larutan H2O2 10% 65 ml, larutan HCl 2% 40 ml, larutan staining 125 ml, dan larutan distaining 250 ml. Pengambilan sampel rambut akar pohon penelitian dilakukan dengan cara menggali tanah di bawah tajuk pohon penelitian. Pengambilan sampel rambut akar memperhatikan arah mata angin, pengambilan sampel akar pada kedalaman tanah [5,8,18] 0-30 cm. Pewarnaan rambut akar menggunakan metode pewarnaan akar yang dimodifikasi. Pengamatan infeksi fungi mikoriza arbuskular dilakukan secara sistematik dengan cara mengambil potongan-potongan rambut akar yang telah diwarnai sepanjang 1 cm secara acak sebanyak 10 potong rambut akar dan disusun di dalam slide mikroskop lalu diamati dengan mikroskop compound olympus CX-3. Slide mikroskop menunjukkan tanda-tanda kolonisasi (terdapat hifa, vesikular, arbuskular, klamidospora, dan spora) diberi tanda positif (+), sedangkan jika tidak terdapat tanda-tanda kolonisasi diberi tanda negatif (-) [5,18] Persentase akar terinfeksi dapat dihitung dengan rumus adalah sebagai berikut: Persentase infeksi FMA= Jumlah akar yang terinfeksix 100%
Jumlah akar total
Klasifikasi banyaknya infeksi fungi arbuskular mikoriza dikategorikan 5 [8] (lima) kelas yaitu: Kelas 1, bila infeksinya 0-5 % Kelas 2, bila infeksinya 6-25 % Kelas 3, bila infeksinya 26-50 % Kelas 4, bila infeksinya 51-75 % Kelas 5, bila infeksinya 75-100 %
- 511 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016
ISBN 978-602-72198-3-0
Data penelitian dianalisis secara deskriptif terhadap fungi mikoriza arbuskular dari beberapa jenis rambut akar pohon penelitian. Data hasil penelitian yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk tabel berdasarkan parameter penelitian. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian karakteristik Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) Genus Glomus yang bersimbiosis dengan rambut akar pohon penelitian disajikan pada Tabel 1. sebagai berikut: Tabel 1. Karakteristik Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) Genus Glomus pada Rambut Akar Pohon Penelitian FMA Rerata Infeksi No. Nama Pohon FMA (%) H A V Ks S 1. 2. 3.
Vitex copassus Mimusops elengi Sphatodea campanullata
10 7 5
1 1 1
2 2 2
1 1 1
1 1 2
40 25 17.5
Genus Glomus Glomus Glomus
Keterangan: Hifa (H), Arbuskular (A), Vesikular (V), Klamidospora (Ks), Spora (S).
Karakteristik Fungi Mikoriza Arbuskular Pada Rambut Akar Pohon Penelitian Di Hutan Kota Universitas Hasanuddin Tamalanrea 1. Vitex copassus Reinw ex Blume Vitex copassus memiliki hifa yang relatif lurus sepanjang korteks akar. Vesikular berbentuk oval, dan terdapat arbuskular. Spora pada akar Vitex copassus terbentuk dari pembengkakan ujung hifa, ujung hifa menggelembung dan berubah menjadi spora. Spora berasal dari perkembangan hifa disebut klamidospora. Setiap percabangan hifa akan membentuk klamidospora yang disebut tandan spora (sporocarp). Warna spora cokelat tua dengan ukuran spora 46-54 µm.
Gambar 1. Glomus: (A) Struktur dan Penampang Membujur Rambut Akar Pohon Vitex copassus, Hifa internal (Hi), Hifa eksternal (He), Arbuskular (A) Perbesaran100x; (B) Spora (S) Perbesaran 400x; (C) Klamidospora (Ks) Perbesaran 400x; (D) Vesikular (V) dan Korteks (K) Perbesaran 400x.
- 512 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016
ISBN 978-602-72198-3-0
2. Mimusops elengi L. Mimusops elengi memiliki hifa relatif lurus sepanjang korteks akar. Vesikular berbentuk oval dan terdapat arbuskular. Spora terbentuk dari pembengkakan ujung hifa. Ujung hifa menggelembung dan berubah menjadi spora. Spora yang berasal dari perkembangan hifa disebut klamidospora. Setiap percabangan hifa akan membentuk klamidospora disebut tandan spora (sporocarp). Warna spora cokelat kekuningan dan ukuran spora 40 µm.
Gambar 2. Glomus: (A) Korteks (K), Vesikular (V), dan Arbuskular (A) Perbesaran 400x; (B) Klamidospora (Ks) Perbesaran 400x; (C) Spora (S) Perbesaran 400x; (D) Spora (S) dan Hifa internal (Hi) Perbesaran 400x.
3. Kecrutan Sphatodea campanullata Beauv. Rambut akar pohon kecrutan memiliki hifa yang relatif lurus sepanjang korteks akar. Vesikular berbentuk oval, terdapat arbuskular. Spora terbentuk dari pembengkakan ujung hifa. Ujung hifa yang menggelembung berubah menjadi spora. Spora berasal dari perkembangan hifa disebut klamidospora. Setiap percabangan hifa akan membentuk klamidospora yang disebut tandan spora (sporocarp). Ukuran spora 16-32 µm dan warna spora cokelat tua.
Gambar 3. Glomus: A) Hifa internal (Hi), Arbuskular (A), Klamidospora (Ks) Perbesaran 100x; B) Spora (S) dan Korteks (K) Perbesaran 400x; C) Spora (S) dan Vesikular (V) Perbesaran 400x; D) Struktur dan Penampang Membujur Rambut Akar Pohon Kecrutan Perbesaran 100x.
- 513 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016
ISBN 978-602-72198-3-0
Fungi mikoriza arbuskular mampu bersimbiosis dengan akar berbagai jenis tanaman, tetapi ada jenis tanaman yang paling disukai dengan memperlihatkan respon kolonisasi pada akar. Struktur yang dihasilkan oleh FMA [12] pada sistem perakaran tumbuhan sangat penting dalam simbiosis . Komponen penting dalam sistem akar bermikoriza adalah perannya terhadap akar itu sendiri, hifa pada FMA ada dua macam yaitu: hifa eksternal berhubungan dengan tanah berfungsi dalam penyerapan unsur hara fosfor dan air dari dalam tanah, kemudian dipindahkan ke dalam hifa internal dan arbuskular untuk pertumbuhan tanaman [8] inang dan hifa internal berhubungan dengan akar yang berfungsi menyerap [12,18] bahan organik dari tanaman inang untuk pertumbuhan mikoriza . Hasil penelitian pada rambut akar yang terinfeksi Glomus dijumpai pada pohon penelitian ini yaitu: Vitex cofassus, Mimusops elengi dan Sphatodea [1,8] campanulata. Ciri-ciri Glomus yaitu hifa memiliki percabangan, ada klamidospora, percabangan hifa kadang berbentuk tipe H, vesikel berbentuk lonjong, terdapat arbuskular dan warna spora putih, kuning dan cokelat. Arbuskula merupakan struktur yang dibentuk oleh hifa internal dan menghubungkan fungi dengan sel korteks akar, berperan penyerapan unsur hara [12] dari fungi ke tumbuhan maupun sebaliknya . Hasil penelitian persentase infeksi pada rambut akar Vitex cofassus sebanyak 40% dan termasuk dalam kelas 3 karena infeksi FMA berkisar 26-50%. Mimusops elengi persentase infeksinya sebanyak 25% termasuk dalam kelas 2 dengan infeksi FMA berkisar 6% - 25%. Sphatodea campanulata persentase infeksinya sebanyak 17,5% termasuk dalam kelas 2 dengan infeksi FMA berkisar 6% - 25%. Persentase infeksi FMA pada lokasi penelitian tidak sampai 50%, akan tetapi dapat memberikan gambaran positif pada masa akan datang, bahwa di Hutan Kota UNHAS terdapat FMA yang bersimbiosis dengan rambut akar pohon penghijauan ditemukan mikoriza Genus Glomus. Persentase infeksi FMA sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa besar akar pohon penelitian mampu di infeksi oleh FMA, sehingga dapat diketahui tingkat kesuburan tanah apabila tanah terinfeksi FMA tinggi, maka tanah disekitarnya kurang subur dan jika infeksi FMA rendah, maka tanah di sekitarnya subur. Fungi mikoriza arbuskular indigenous yang menginfeksi rambut akar pohon penelitian merupakan mikoriza yang hidup tanpa campur tangan manusia. Mikoriza indigenous berpotensi besar karena mikoriza indigenous merupakan salah satu sumber mikroorganisme yang dapat membantu penyerapan hara dalam [13] tanah, sehingga dapat memacu pertumbuhan tanaman . Kemampuan fungi mikoriza arbuskular menginfeksi rambut akar tanaman berbeda-beda tergantung dari tingkat infektivitas dan efektivitas setiap simbiosis antara tanaman inang dan [17] FMA . Fungi mikoriza arbuskular dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknologi untuk membantu pertumbuhan dan meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman khususnya pada tanah-tanah marginal yang kurang subur [10] . Infeksi fungi mikoriza arbuskular tidak terlepas dari pengaruh karakteristik tanaman dan sejumlah faktor lingkungan seperti: suhu, kelembapan udara, pH [16] tanah, kelembapan tanah, dan intensitas cahaya . Hasil pengukuran faktor lingkungan pada lokasi penelitian Hutan Kota UNHAS Makassar yaitu: Glomus pada pohon Vitex cofassus, Mimusops elengi dan Sphatodea campanulata
- 514 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016
ISBN 978-602-72198-3-0
o
memiliki suhu udara 30-32,6 C, kelembapan udara 58-78%, pH tanah 4,4-5,8 dengan kelembapan tanah 40-72%, dan intensitas cahaya 11400-72000 lux. Hasil dari beberapa penelitian FMA menunjukkan bahwa Glomus mempunyai tingkat adaptasi yang tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan ekstrim. Glomus [11] [13] mampu hidup pada kondisi tanah asam dan kondisi tanah netral . Kondisi pH tanah asam (pH <7) jumlah kerapatan spora tinggi, sedangkan tanah alkali [18] (pH >7) kerapatan spora rendah . Jumlah spora pada musim panas lebih sedikit, sedangkan pada musim penghujan spora lebih banyak, karena pada saat [16] tersebut tanah di sekitar pohon lembap . Fungi Mikoriza Arbuskular membantu pertumbuhan tanaman dalam hal memperbaiki hara tanaman dan penyerapan air serta meningkatkan toleransi tanaman terhadap stress, FMA [6] mampu menyuplai 80% unsur fosfor dan 25% nitrogen . 4. KESIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: karakteristik fungi mikoriza arbuskular yang didapatkan pada beberapa pohon Hutan Kota UNHAS Makassar yaitu ada klamidospora, hifa memiliki percabangan, percabangan hifa kadang berbentuk tipe H, vesikel berbentuk oval/lonjong, terdapat arbuskular. Karakteristik fungi mikoriza arbuskular tersebut merupakan ciri dari Genus Glomus. Kemampuan Genus Glomus dalam bersimbiosis dengan jenis pohon Vitex copassus Reinw ex Blume (40%), Mimusops elengi L. (25%), dan Sphatodea campanullata Beauv. (17,5%). 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Brundrett, M., 2008. Mycorrizal Associations: The Web Resource, Section 4. Arbuskular Mycorrizal. Version 2. http://www.mycorrhizas.info/vam.html. [06 Maret 2016]. [2] Chalimah, S., Muhadiono, L. Aznam, S. Haran, dan N. T. Mathius, 2007. Perbanyakan Gigaspora sp. dan Acaulospora sp. dengan Kultur Pot di Rumah Kaca. Biodiversitas Vol 7, No. 4, hal. 12-19, Januari 2007. ISSN: 1412033X. [3] Chauhan, S., S. Kaushik, and A. Aggarwal, 2013. AM Fungal Diversity in Selected Medicinal Plants of Haryana, India. Botany Research International 6 (2): 41-46, 2013. ISSN: 2221-3635. [4] Kavitha, T. and R. Nelson, 2013. Diversity of Arbuskular Mycorrhizal Fungi (AMF) in the Rhizophere of Helianthus annuus L. American-Eurasian J. Agric. & Environ. Sci., 13 (7): 982-987, 2013. ISSN 1818-6769. [5] Kormanik, P. P. and A. C. McGraw, 1982. Quantification of VesikularArbuskular Mikorizae in Plant Roots. Dalam Schenck, N. C. (Eds.) Methods and Principles of Mycorrizal Research. The American Phytopatological Society.
515 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016
ISBN 978-602-72198-3-0
[6] Moradi, M., A. Sirvany, M. Matinizadeh, V. Eternad, H.R. Naji, H. AbdulHamid, and S. Sayah, 2015. Arbuscular Mycorrizal Fungal Symbiosis with Sorbus Torminalis Does Not Vary with Soil Nutrients and Enzyme Activities Across Different Sites. Forest 8: 308-313 online 2014-09-03]. doi 10.3832/ifor1236-008. [7] Navarro, A. M., J. G. S. Moragues, A. V. Banuet, and M. Verdŭ, 2012. The Network Structure of Plant-Arbuscular Mycorrhizal Fungi. NewPhytologist (2012) 194: 536-547. [8] Nusantara, A.D., Y. H. Bertham, dan I. Mansur, 2012. Bekerja dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. Seameo Biotrop Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology. Cetakan Pertama: November 2012. Institut Pertanian Bogor. ISBN: 978-979-8275-33-3. [9] Odigie, E. E., and Eziashi, E. I., 2013. Anatomy of Arbuscular Mycorrhizal Fungus (AMF) Acaulospora scrobiculatu on Roots of the Shea Tree Vitellaria paradoxa in Nigeria. Discourse Journal of Agriculture and Food Sciences Vol 1 (7): 123-127, July 2013. ISSN: 2346-7002. [10]Pulungan, A. S. S., 2013. Infeksi Fungi Mikoriza Arbuskular pada Akar Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Biosains Unimed Vol. 1, No. 1, Juni 2013. ISSN: 2338-2562. [11]Puspitasari, D., K. I. Purwani, dan A. Muhibuddin, 2012. Eksplorasi Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenousous pada Lahan Jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, hal. 1922, (Sep, 2013). ISSN: 2301-928X. [12]Suharno, R. P. Sancayaningsih, E. S. Soetarto, dan R. S. Kasiamdari, 2014. Keberadaan Fungi Mikoriza Arbuskula di Kawasan Tailing Tambang Emas Timika Sebagai Upaya Rehabilitasi Lahan Ramah Lingkungan (The Presence of Arbuscular Mycorrhizal Fungi in the Tailings of Mining Gold Timika as An Attempt of Environmentally Friendly Land Rehabilitation) J. Manusia dan Lingkungan, Vol. 21, No.3, November 2014: 295-303. [13]Sundari, S., T. Nurhidayati, dan I, Trisnawati, 2011. Isolasi dan Identifikasi Mikoriza Indigenousous dari Perakaran Tembakau Sawah (Nicotiana tabacum L) di Area Persawahan Kabupaten Pamekasan Madura. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh November. hal. 2. [14]Sousa, C. d. S., R.S.C. Menezes, E. V. d. S. B. Sampaio, F. d. S. Lima, F. Oehl, and L.C. Maia, 2013. Arbuscular Mycorrhizal Fungi within Agroforestry and Traditional Land Use Systems in Semi-Arid Northeast
- 516 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016
ISBN 978-602-72198-3-0
Brazil. Acta Scientiarum. Agronomy Maringà, v. 35, n. 3, p. 307-314, JulySept. 2013. ISSN: 1679-9275. [15]Tambaru, E., 2012. Potensi Absorpsi Karbon Dioksida pada Beberapa Jenis Pohon Hutan Kota di Kota Makassar. Disertasi Program Studi Ilmu Pertanian Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar. [16]Tushar, K.S. and A. B. Satish, 2013. Incidences of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) in Urban Farming of Mumbai and Suburbs, India. Environmental Sciences Research Laboratory, Department of Botany, Wilson College, Mumbai, India. International Research Journal of Environment Sciences. Vol. 2(1), 12-18, January (2013). ISSN 2319-1414. [17]Ulfa, M., A. Kurniawan, Sumardi, dan I. Sitepu, 2011. Populasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Lokal pada Lahan Pasca Tambang Batubara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 8 No. 3: 301-309. [18]Ura’, R., S. A. Paembonan, A. Umar, 2015. Karakteristik Fungi Arbuskular Mikoriza Genus Glomus Pada Akar Beberapa Jenis Pohon Di Hutan Kota Universitas Hasanuddin Tamalanrea. Jurnal Alam dan Lingkungan , Vol.6 (11) Maret 2015. ISSN 2086-4604.
- 517