PDF Compressor Pro
PDF Compressor Pro
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN TEKNIK PERTANIAN INDONESIA 2015 Peran PERTETA dalam Mendukung Swasembada Pangan Nasional 2017 Makassar, 5-7 Agustus 2015 ISBN : 978-602-73478-0-9
Panitia Seminar Nasional PERTETA Makassar 2015
Penerbit Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin bekerjasama dengan Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia
PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia 2015 ISBN : 978-602-73478-0-9 © 2015 Panitia Seminar Nasional PERTETA Makassar 2015 Penyusun : Panitia Seminar Nasional PERTETA Makassar 2015
Tim Penyunting : Dr. Iqbal, STP,M.Si. Muhammad Tahir Sapsal., STP. M.Si Samsuar, STP, M.Si Nursadrina, STP, M.Si
Penerbit : Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin dan Perteta Cab. Sulselbar Kampus Unhas Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan km. 10, Makassar 90245 Telp/fax . (0411) 586014 e-mail :
[email protected] website: http://tekpert.unhas.ac.id/
Buku ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta
ii |
PDF Compressor Pro
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua sehingga kegiatan Seminar Nasional PERTETA 2015 dapat terselenggara. Seminar Nasional Teknik Pertanian merupakan kegiatan rutin Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA) Indonesia. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai wadah penyebarluasan informasi hasil penelitian, ajang pertemuan ilmiah para peneliti, dan sarana tukar informasi di kalangan penelitia dan masyarakat. Buku Prosiding ini berisikan kumpulan makalah peserta seminar yang dipresentasikan pada Seminar Nasional PERTETA 2015 di Makassar. Kegiatan Seminar Nasional PERTETA 2015 yang diselenggarakan di kampus Universitas Hasanuddin Makassar mengangkat tema Peran PERTETA Dalam Mendukung Swasembada Pangan Nasional 2017 . Tema ini sangat relevan dengan program pemerintah Republik Indonesia dalam upayanya untuk berswasembada pangan di tahun 2017. Seminar Nasional PERTETA 2015 diikuti oleh peserta dari kalangan peneliti, akademisi, praktisi, pengambil kebijakan, dan mahasiswa yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Semoga hasil penelitian yang dipresentasikan pada seminar ini dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan bidang pertanian guna mewujudkan swasembada pangan nasional pada tahun 2017. Semoga Seminar Nasional PERTETA 2015 di Makassar dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Makassar, 5 Oktober 2015 Panitia Semnas PERTETA 2015
iii |
PDF Compressor Pro
Daftar Isi Halaman Judul Halaman Hak Cipta Kata Pengantar Daftar Isi
i ii iii iv
Makalah Seminar Nasional PERTETA Makassar 2015 ALAT DAN MESIN PERTANIAN (AMP) Kinerja Pengering Pati Sagu Model Agitated Fluidized Bed Bertenaga Listrik Dan Biomassa (Abadi Jading,.,et al)
1
Pengembangan Mesin Pengupas Kopi Dengan Adjustable Clearence Dan Specifik Groove Silinder Pengupas Di Desa Kelaisi, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (Arustiarso, Puji Wdodo , dan Atika Hamaisa)
6
Implementasi Total Productive Maintenance Untuk Analisis Efektifitas Mesin Tebu Pada Pg Jatitujuh, Majalengka (Wahyunanto A. Nugroho, Bambang D. Argo2 dan Agus Jiwantoro)
Penggiling 12
Penentuan Kedalaman Bajak Lorong Pada Pembuatan Saluran Pengatus Dangkal Di Lahan Sawah (Bambang Purwantana,.,et al )
22
Karekteristik Pengeringan Krosok Edamane (Glycine Max (L) Merril)Dalam Pengering Tipe Bak Skala Produksi Dengan Bahan Bakar Kayu (Edy Suharyanto dan Lutfi Anggi Trihidayat)
Mesin 33
Rancang Bangun Reaktor Ultrasonik Untuk Produksi Pupuk Cair Berukuran Nano (Yusron Sugiarto, Aginta Friska, Reinhardt A.) Pengukuran Antropometri Tubuh Manusia Golden Ratio (Indah Widanarti dan Yosefina Mangera) Rancangan Penyimpanan Produk Hortikultura Terkontrol (Kartika ,Sandra Malin Sutan , dan Sadam Febrianto)
Dengan
Mempergunakan
48 Metode 56
Segar
Dengan
Suhu
Dan
Rh 63
Torsi Pemotongan Tunggul Tebu Pada Berbagai Sudut Kemiringan Pisau Piring Tipe Coak Dan Tipe Rata (Lisyanto) Modifikasi Dan Kinerja Mesin Pengupas Kulit Bawang Tipe Vakum-Pneumatik (M Ade M. Kramadibrata, Totok Herwanto, Ardhany Prima
76
Darwin) 83
Pengembangan Desain Penepung Bola Untuk Penepungan Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) (Mochamad Bagus Hermanto, Simon Bambang Widjanarko, Wahyono Suprapto, Agus Suryanto)
92
Mesin Pemilah (Grader) Buah-Buahan Dan Umbi-Umbian Berdasarkan Berat (Sandra Malin Sutan dan Kartika)
101
iv |
PDF Compressor Pro
Uji Kinerja Bajak Piring Pada Lahan Tadah Hujan (Muhammad Zainal Arifin, Iqbal , Suhardi)
114
Rancangan Alat Panen Dengan Pemungut GabahSistem Sedot Mekanis (Zaimar, Reta dan Muhammad Fitri)
122
Pengaruh Bahan Organik Tebu Pada Lahan Kering (Iqbal )
Terhadap
Pemadatan
Tanah
Dan
Produksi
Tanaman 133
Kinerja Hasil Modifikasi Prototipe Mesin Ekstraksi Pati Sagu Bertenaga Motor Bakar (Wilson Palelingan Aman, Darma, P. Istalaksana, S.M. Sho Imah) Rancangan Alat Tanam Benih Kacang Insektisida Granuler (Rahmat Ahmad, Iqbal , Abdul Waris)
Kedelai
Yang
Tipe Rotary Blade 143
Terintegrasi
Dengan 155
Uji Kinerja Mesin Pengering Benih Edamame (Grycine Max (L) Merril) Tipe Bed Skala Produksi Dengan Bahan Bakar Kayu (Edy Suharyanto)
163
Pemrogramaman Otomasi Sistim KemudiUntuk Traktor 4 Roda (Muhammad Sjahrul Annas)
174
Disain Tungku Biomasa Penggilingan Padi Kecil (Rokhani Hasbullah., et. al)
Untuk
PengolahanBeras
Pratanak
Terintegrasi
Dengan 184
Modifikasi Mesin Penghancur Sisa TanamanUntuk Kelapa Sawit (Tri Tunggal, Tamaria Panggabean , dan Hilda Agustina)
Menghancurkan
Pelepah 195
Rancang Bangun Sistem Trek Metal Untuk Transporter Tbs Sawit Fastrex CT02 (Desrial dan Ruli Adi Setiawan) Pengembangan Reaktor Biodiesel Dengan Sistem Elektrokoagulasi Pemisahan Biodiesel Dengan Gliserol (Sri Markumningsih, Bambang Purwantana, Mradipta Nindya Tama)
203 Pada
Proses 213
Modifikasi Unit Pengumpan Untuk Mesin Grading Tomat 3 Jalur (Totok Herwanto, Muhammad Saukat , Tantan Hadiansyah)
225
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (PPHP) Pengaruh Suhu Udara Inlet Dan Konsentrasi Maltodekstrin Bubuk Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dengan Spray Dryer (Joko Nugroho W.K., Dewi Kusumaningrum, Nursigit Bintoro)
Terhadapsifat
Pengaruh Lama Pengenaan Dan Frekuensi Pada Menggunakan Pef Tipe Kontinyu (Dina Wahyu Indriani, Utami Ardini, Sumardi Hadi Sumarlan)
Kambing
Pengolahan Serat Batang Tembakau Penanggulangan Limbah Batang Tembakau (Dimas Firmanda Al Riza., et. al)
Sebagai
Susu
Soundproofing
Pengaruh Degreening Terhadap Perubahan Warna Kulit Jeruk Siam Jember (Nurfitri Ramadhani, Y. Aris Purwanto, dan Roedhy Poerwanto)
Fisik 239
Etawah 254
Material:
Alternatif 262
268
v|
PDF Compressor Pro
PembuatanBumbu Bubuk Kari Dari Daging Dan Kulit Biji Buah Kluwak (Mulyati M Tahir, Andi MariskaUfti)
280
Studi Disain Kemasan Dan Pendugaan Waktu Kadaluwarsa Produk Abon Ikan Menggunakan Pendekatan Accelerated Storage Studies (Rindam Latief)
291
Model MatematikaPerubahan Kadar Air Pasta Ubijalar Dalam Pengeringan Drum Dryer Bermedia Air Panas (Devi Yuni Susanti, Joko Nugroho Wahyu Karyadi and Pristyaningtyas Leonita)
298
Pemetaan Profil Lemak, Polifenol (Theobroma Cacao. L) Di Sulawesi Barat (Jumriah Langkong., et. al)
309
Dan
Asam
Lemak
Dari
Biji
Karakteristik Mekanik Plastik Biodegradable Berbahan (Marantha Arundinacea L) Menggunakan Gliserol (Musthofa Lutfi, Sumardi Hadi Sumarlan, Wartiwan, Masruroh)
Ubi
Kajian Suhu Ekstraksi (Capsicum Annum L.) (Sarifah Nurjanah., et. al)
Cabai
Pada
Proses
Pembuatan
Kakao
Garut 318
Oleoresin
Merah 326
Karakterisasi Ekstrak Etanolik Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) (Shinta Rosalia Dewi., et. al) Studi Karakteristik Pengeringan Vakum Dengan Pra-Perlakuan Dehidrasi Osmosis (Rini Yulianingsih dan Supriyono)
Buah
Belimbing
338 (Averrhoa
Carambola
L.) 348
Uji Organoleptik Produk Ekstrak Keringmarkisahasil Pengeringan Beku (Ansar) Analisis Laju Perubahan Kadar Air Irisan Buah Nanas Osmotik (A. Wulandari, Hanim Z. Amanah, Joko Nugroho)
356
Pada
Proses
Dehidrasi 362
Karakteristik Pengeringan Biji Kopi Menggunakan Rotary Dryer (Hanim Z. Amanah, Pandu Y. Prawira, Sri Rahayoe)
377
Inovasi Olahan Pangan Kesehatan Berbasis Ikan Gabus (Channa Striata)(Review) (Abu Bakar Tawali)
389
Pengaruh Penyimpanan Benih Sistem HermetisTerhadap Tingkat Serangan HamaDi Lahan Pasang Surut (Budi Raharjo., et. al)
Daya
Kecambah
Dan 395
Produksi Sirop Glukosa Dari Tapioka Secara Semi Kontinyu Imobilisasi Enzim Amiloglukooksidase Dan Pullulanase Pada Matriks Zeolit (Amran Laga., et. al)
Dengan
Pengaruh Kondisi Proses Menggunakan Pemanas Ohmik (Supratomo dan Salengke)
Dengan
Ekstraksi
Karaginan
Analog Bakso Sehat Dari Protein Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L) (H. Jalil Genisa)
vi |
Dihasilkan
402
411 419
PDF Compressor Pro
Kajian Sederhana Populasi Bakteri Asam Laktat Selama Fermentasi Cabe Secara Spontan (Maryati Bilang)
431
Uji Kimia Dan Kestabilan Isoflavon Susu Kedelai Bubuk Yang Diproses Dengan Pengeringan Beku Dan Vakum (Zainal, Wildan Erfandi Rahman, dan Salengke)
442
Analisa Mutu Biji Kopi Arabika Malakaji Berbasis Teknologi Ohmic (Reta)
453
Pengaruh Jenis Adsorben Dan Waktu Perendaman Bioetanol (I Wayan Arnata dan I Wayan Gede Sedana Yoga)
Pada
Proses
Pemurnian 457
Kajian Fitokimia PadaMinyak Biji Carica Dieng (Carica Candamarcensis Hok) Sebagai Alteranif Minyak Makan (Dewi Larasati)
465
Pengaruh Lama Pengeringan Komponen Minyak Daun Salam (Ery Pratiwi)
471
Daun
Salam
Terhadap
Rendemen
Dan
Pembuatan Keju Dan YogurtDari Susu Sapi Afkir Menggunakan Bakteri Indigenous (Wiludjeng Trisasiwi., et. al)
476
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (SAL) Analisis Korelasi Antara Suhu Permukaan Laut Dan Indeks Osilasi Selatan Dengan Curah Hujan Musiman Di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (Putu Sudira, Bayu Dwi Apri Nugroho, Ahmad Denim)
482
Pengembangan Modul Menggunakan Swat (Asep Sapei., et. al)
498
Padi
Sawah
Untuk
Analisis
Hasil
Air
(Water
Yield)
Konservasi Tanah Dengan Sawah BerpetakDi Lahan Rawa Lebak (Edward Saleh dan M. Umar Harun) Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Kejadian Erosi (Estri Pamungkasih., et.al) Penerapan Gasifikasi Tandan (Theobroma Cacao L.) (Bambang Purwantana., et.al)
(Artificial
Kosong
Neural
Network)
508 Untuk
Memprediksi 514
Kelapa
Sawit
Untuk
Pengeringan
Kakao 527
Pengembangan Telemetri Ketinggian Permukaan Air Pada Sungai Ta deang Kab. Maros (Suki Mariadi, Iqbal, Muhammad Tahir Sapsal)
540
Sistem Telemetri Pemantau Kualitas Air Tambak (Ariesman, Ahmad Munir dan Sitti Nur Faridah)
553
Konsep Modernisasi Irigasi Indonesia (Sigit Supadmo Arif., et.al)
563
vii |
PDF Compressor Pro
Sensoram Inovasi Electrical Conductivity Lahan Pantai (Fathi A Rizqi., et.al)
Sensor Kadar Garam Di Udara Dengan Metode Untuk Early Warning Irrigation System Pada Pertanian 580
Inovasi Sosial Pada Kegiatan Operasi DanPemeliharaan Gerakan Irigasi BersihDi Bantul, DIY (Dede Sulaeman, Sigit Supadmo Arif dan Sudarmadji)
Irigasi:
Studi
Kasus 589
Strategi Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Sebagai Dampak Deforestasi Dan Degradasi Lahan Di Bantul (Studi Kasus Desa Selopamioro) (Rizki Maftukhah, Sigit Supadmo A, dan Murtiningrum)
602
Pra-Pengolahan Air Baku Dengan Proses Biofiltrasi Organik Dan Amonium Dalam Air Baku (Suprihatin, Muhammad Syifa, dan Mohamad Yani)
611
Untuk
Penyisihan
Bahan
Studi Tentang Pemisahan Aliran Dasar: Perbandingan Metode Grafis Dan Filter (Indarto., et. al) Penentuan StrategiPelaksanaan Balanced Scorecard (Murtiningrum., et.al)
Pengelolaan
IrigasiDengan
622
Metode
SWOT 640
Efisiensi Penyisihan Logam Berat Merkuri (Hg) Enceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Pada Aliran Kontinu (Rusnam, Efrizal dan Suarni)
Menggunakan
Tanaman 650
Sebaran Dan Frekuensi KemunculanBurung Elang Sulawesi (Spizaetus (Nisaetus) Lanceolatus)Di Hutan Pendidikan Unhas (Amran Achmad., et.al)
661
Sudut Horizontal Sudu-Sudu Terhadap Arah Aliran Air Pada Kincir Air Irigasi (Mohammad Agita Tjandra dan Meza Eka Putri)
669
Aplikasi Irigasi Tetes Pada Tanaman Holtikultura (Sitti Nur Faridah)
676
Kajian Fluktuasi Debit Sungai Akibat Model Mwswat Pada Das Citarum Hulu (Nora H. Pandjaitan., et.al)
Perubahan
Penggunaan
Lahan
Dengan 682
Studi Potensi Pemanenan Air HujanDi Kampus Unpad Kawasan Jatinangor (Sophia Dwiratna NP., et.al) Residu Pestisida Tenggara (Suprapti)
Jenis
Paraquat
Dalam
Biji
KakaoAsalsulawesi
697 Barat
Dan
Pola Penyebaran Panas Air LimbahPLTU Nii Tanasa, Kendari (Totok Prawitosari)
708 717
BUDIDAYA PERTANIAN (BP) Penerapan Sri Dan Sistem Tanam Jajar Legowo Pada Budidaya Padi Beras Merah Di Subak Suala, Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali (Sumiyati., et.al)
viii |
727
PDF Compressor Pro
Kajian Mutu Dan Keamanan Produk Sayuran Segar Di Sumatera Selatan (Renny Utami Somantri, Budi Raharjo dan Syahri)
736
Overview: Residu Pestisida Pada Buah Cabai Akibat Penggunaan Pestisida Yang Kurang Tepat (Kasus: Desa Tanjung Baru Kec. Indralaya Utara Kab. Ogan Ilir, Sumatera Selatan) (Syahri, Budi Raharjo dan Sri Harnanik)
748
Penerapan Aeroponik Dan Floating Hydroponic System Pada Budidaya Baby Kailan Dengan Variasi Electric Conductivity (Ec) (Eni Sumarni, Ardiansyah, Krissandi Wijaya)
761
Pendugaan Hasil Panen Padi MenggunakanAnalisis Image Processing (Made Anom Sutrisna Wijaya, Made Arya Bhaskara Putra, I dan Yohanes Setiyo)
769
Economic Study On Rice ProductionIn Vietnam And Indonesia (Takeo Matsubara)
783
Kajian Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah Mikro Di Rumah Kaca (Edy Suryadi , Chay asdak , Rosi Siti Nurjanah) Prediksi Cuaca Menggunakan Model Backpropagation Di Kabupaten Maros (Ainun Ayu Lestari, Ahmad Munir, Suhardi)
(Amaranthus
Dan
Tricolor)
Iklim 795
Jaringan
Syaraf
Tiruan
Algoritma 806
Modifikasi Program Pengolahan Citra Untuk Identifikasi Tingkat Kenyamanan Anak Ayam (M. Muhaemin., et.al) Analisis Kesetimbangan Energi Pada Rumah Menggunakan Sistem Pendinginan Pengabutan (Handarto., et.al) Prediksi Dan Simulasi Perubahan IklimPada SawitMenggunakan Model Jaringan Syaraf Tiruan (Hermantoro , Slamet Suptayogi dan Ari Astuti)
Kaca
Berventilasi
Alami
819 Yang 826
Produktivitas
Perkebunan
Kelapa 834
ENERGI ALTERNATIF DAN TERBARUKAN (EAT) Pemisahan Fosfolipid Dari Minyak Jagung Sebagai Menggunakan Membran Ultrafiltrasi (Yusuf Wibisono, Richard Q. Chu, Tsair Wang Chung)
Bahan
Baku
Biodisel 840
Uji Kinerja Reaktor Gasifikasi Sekam Tipe Down Draft (Siswoyo Soekarno danTasliman)
847
Daya Tahan berbagai Bentuk Formulasi Pellet sebagai supplemen predator Coccinella sp. untuk Pengendalian Hama Wereng Padi (Nurariaty Agus., et.al)
853
Pengembangan Dan Uji Performansi Alat Pemarut Sagu Tipe Silinder Bertenaga Motor Bakar (Darma dan Budhi Triyanto)
858
Aktivitas Polyphenol Oxidase (Ppo) Pada Sayuran Golongan Brassica Dari Indonesia (Andi Nur Faidah Rahman,Jumriah Langkong, Februadi Bastian)
870
Rancang Bangun Alat Pengupas Pokem Untuk Meningkatkan Produksi Pokem Di Papua (Paulus Payung, Abadi Jading, Elohansen Padang)
879
ix |
PDF Compressor Pro
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
BP-01 PENERAPANSRI DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADA BUDIDAYA PADI BERAS MERAH DI SUBAK SUALA, DESA PITERA, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN, BALI Sumiyati1, Wayan Windia2, I Wayan Tika1, I Putu Gede Budisanjaya1 1
Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Bali 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali Email:
[email protected]
ABSTRAK Padi beras merah merupakan salah satu varietas padi lokal yang pada umumnya dibudidayakan pada dataran tinggi. Beras merah saat ini mulai populer sebagai makanan fungsional karena memiliki khasiat bagi kesehatan. Untuk mengembangkan potensi padi beras merah sebagai varietas lokal yang diunggulkan, maka perlu dilakukan langkah-langkah peningkatan produksi. Penerapan sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas padi beras merah. Penelitian dilaksanakan di Subak Suala, Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, terdiri dari 5 (lima) perlakuan, yaitu: K0 (Kontrol, perlakuan budidaya sesuai dengan kebiasaan petani setempat), K1 (Penerapan sistem tanam jajar legowo 4:1 sisip), K2 (Penerapan sistem tanam jajar legowo 4:1 tanpa sisip), K3 (Penerapan sistem tanam jajar legowo 6:1 sisip), dan K4 (Penerapan sistem tanam jajar legowo 6:1 tanpa sisip). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali, sehingga terdapat 15 unit percobaan.Hasil penelitian menunjukkan perlakuan K5yaitu metode SRI kombinasi sistem tanam jajar legowo 6:1 tanpa sisip menghasilkan produksi paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya yaitu sebesar 7,48 ton/ha. Kata kunci: padi beras merah, jajar legowo, subak
PENDAHULUAN Indonesia memiliki beragam varietas beras lokal, salah satunya adalah varietas beras merah. Beras merah memiliki nutrisi yang lebih dibandingkan beras putih. merupakan sumber bahan pangan fungsional. Makanan fungsional adalah bahan makanan alami atau mengalami proses pengolahan mengandung satu atau lebih komponen pembentuk, yang mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu dan bermanfaat bagi kesehatan (Widjayanti, 2004). Beras merah mengandung vitamin B kompleks yang cukup tinggi, asam lemak esensial, serat maupun zat warna anthocyanin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Lomboan, 2002) dalam Indrasari dan Adnyana (2007). Berdasarkan penelitian oleh Windia dkk (2012), beras merah cendana di kawasan Catur Angga Batukaru, Tabanan, Bali memiliki kandungan karbohidrat 78,715%, kadar protein 6,665%, kadar lemak 2,68%, kandungan serat 0,355%, serta kadar antioksidan 442 ppm GAEAC. Saat ini pemerintah sedang mencanangkan program untuk mencapai swasembada pangan dengan upayakhusus percepatan swasembada padi, jagung, dan kedelai (UPSUS PAJALE). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas budidaya padi pada sistem subak adalah dengan menerapkan metode system of rice intensification (SRI) dan sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam jajar legowo adalah salah satu teknik penataanpopulasi tanaman padi dalam satuan luas lahan tertentu,dimana diantara dua atau beberapa kelompok baris tanamterdapat lorong kosong yang lebih lebar dan memanjang
727 | P a g e
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
sejajar dengan barisan tanaman paditersebut (Anonimus, 2013). Dengan mengkombinasikan metode tanam SRI dengan sistem tanam jajar legowo, diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi dan miningkatkan produktivitasnya. METODE Penelitian dilaksanakan di Subak Suala, Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor dengan enam jenis perlakuan. Faktor teknik budidaya yang terdiri dari enam perlakuan, yaitu:K0 (Kontrol, perlakuan budidaya kovensional sesuai dengan kebiasaan petani setempat), K1 (Penerapan metode SRI), K2 (Penerapan metode SRI yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 sisip), K3 (Penerapan metode SRI yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 tanpa sisip), K4 (Penerapan metode SRI yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 6:1 sisip), dan K5 (Penerapan metode SRI yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 6:1 tanpa sisip). Masingmasing perlakuan diulang tiga kali, sehingga terdapat delapan belas unit percobaan. Variabel Pengamatan pada penelitian ini meliputi: Panjang Malai, Jumlah Biji GabahPer Malai, Berat Biji Gabah Per Rumpun, Bobot 1000 Bulir Gabah, Persentase Gabah Isi (Bernas), dan Produksi per Satuan Luas. HASIL DAN PEMBAHASAN Padi beras merah merupakan padi dengan umur 125 hari setelah tanam dengan umur bibit pada saat ditransplantasikan adalah 25 hari. Penerapan SRI dan sistem tanam jajar legowo dilakukan dengan mentransplantasikan bibit dengan umur 15-18 hari. Bibit ditanam 1-2 per lubang dengan jarak tanam 30 cm pada perlakuan K1, K2, K3, K4 dan K5. Pada kontrol, transplantasi dilakukan saat bibit berusia (20-25) hari. Bibit ditanam 4-5 per lubang, dengan jarak tanam 28 cm. Penanaman bibit padi pada metode SRI biasanya adalah bibit muda yang berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss). Namun dalam aplikasi SRI pada budidaya beras merah, transplantasi belum dapat dilakukan pada bibit dengan umur kurang dari 12 hss, karena bibit masih sangat rapuh untuk dicabut dan dipindahkan. Hal tersebut karena padi beras merah merupakan padi dengan umur yang lebih panjang daripada padi varietas unggul. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan dua metode pemberian air irigasi yaitu secara macak-macak pada perlakuan SRI dan sistem tanam jajar legowo. Sedangkan pada kontrol pemberian air dilakukan dengan memberikan genangan. Pemberantasan gulma dilakukan dengan cara manual (mejukut). Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk kompos dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang digunakan yaitu pupuk urea, pupuk ponska, terbon 95 EC dengan dosis 1-1,5 kg/are atau 1/3 dari pemakaian petani pada umumnya pada lokasi penelitian. Penggunaan pupuk anorganik dengan dosis rendah tersebut masih dilakukan, untuk menjaga produktivitas dalam proses pengalihan sistem pertanian anorganik ke arah sistem pertanian organik yang dilakukan secara bertahap. Beras merah dipanen menggunakan alat tradisional yaitu ani-ani (bahasa Bali: anggapan). Ani-ani digunakan untuk memotong pada malai beras merah
728 | P a g e
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
Panjang Malai (cm)
kemudian rumpun pa padi yang telah dipanen dikumpulkan untuk uk se selanjutnya padi dirontokan dengann me menggunakan mesin perontok biji padi. Panjang Malai Malai adalahh bun bunga padi (spikelet) dan keluar dari buku ya yang paling atas. Bulir-bulir padi terle rletak pada pada cabang pertama dan kedua serta sumbu utamanya adalah ruas uas buku yang terakhir pada batang. Panjang m malai tergantung pada varietas yang dit ditanam. Panjang malai dapat dibedakan menja njadi tiga macam, yaitu malai pendekk kur kurang dari 20 cm, malai sedang 20-30 cm da dan malai panjang lebih dari 30 cm, jum umlah cabang berkisar 15-20 buah yang terenda endah dari 7 buah cabang dan yang terba rbanyak mencapai 30 buah cabang (Hasanah, h, 2007 2007). Pengaruh aplikasi metode SRIda Idan sistem tanam jajar legowo pada varietass pa padi beras merah terhadap panjang mala alai pada masing-masing perlakuan disajikann pa pada Gambar 1. 28.00
26.13
26.92
27.63
27.54
27.21
27.32
23.00 18.00 13.00 8.00 K K0
K1
K2
K3
K4
K5
Perlakuan
Gambar 1. G Grafik nilai rata-rata panjang malai tiap perla rlakuan Gambar 1. menunj enunjukkan bahwa perlakuan K3 menghasilkan kan rata-rata malai yang lebih panjang da dari perlakuan lain yang diterapkan dalam pe penelitian ini. Hal dikarenakan perlakua kuan K3 memiliki lebih banyak lorong le legowo sehingga memudahkan tanaman an dalam memperoleh hara mineral dan cahay haya matahari. Hal ini mempengaruhi pa panjang malai tersebut. Hal tersebut sesuai de dengan pernyatan dari Abdullah (2000) 2000) yang menyatakan makin banyak lorong yan ang terdapat pada sistem tanam jajar leg legowo mengakibatkan intensitas cahaya mataha tahari yang sampai ke permukaan daun un lebih banyak terutama pada pinggir lor lorong sehingga meningkatkan efisiensi ensi fotosintesis pada tanaman. Perlakuan K0 m menghasilkan rata-rata malai yang lebih pende pendek dikarenakan tidak adanya lorongg llegowo dan menggunakan jarak tanam sesua suai kebiasan para petani setempat yang ng lebih rapat dan tidak memiliki lorong le legowo. Menurut Sohel (2009), jarakk ta tanam yang optimum akan memberikan pertum rtumbuhan bagian atas tanaman dann pertumbuhan bagian akar yang baikk se sehingga dapat memanfaatkan lebih bih banyak cahaya matahari serta memanfaatka tkan lebih banyak unsur hara. Sebalikn iknya, jarak tanam yang terlalu rapat akan an mengakibatkan terjadinya kompetisi si aantar tanaman yang sangat hebat dalam hall ccahaya matahari, air, dan unsur hara. ra. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terham hambat dan hasil tanaman rendah. Jumlah Biji Gabah Per Malai Gabah merupaka akan butiran padi yang terdapat pada tangkai kai malai tanaman setelah proses peman anenan. Buah padi terbentuk setelah mengalam lami penyerbukan dan pembuahan. Buah uah padi ini tertutup oleh lemma dan palae ya yang membentuk kulit gabah perlapis pis yyang terdapat pada malai (Abdurrachman, n, 2013 2013). Pengaruh 729 | P a g e
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
aplikasi metode SRI dann sistem tanam jajar legowo pada varietass pa padi beras merah terhadap jumlahh bi biji gabah per malai pada masing-masingg perlakuan disajikan pada Gambar 2. 207
Jumlah Biji (butir)
220 200
210
202
200
189 177
180 160 140 120 100 K0
K1
K2
K3
K4
K5
Perlakuan
Gambar 2. Grafik nilai ai rrata-rata jumlah biji gabah per malai tiapp perl perlakuan. Gambar 2, menunjukka ukkan perlakuan K3 menghasilkan rata-rata jum jumlah biji gabah per malai yang ya yang paling banyak dari semua perlakuan. an. Menurut Aribawa (2012), jumlah but butir padi per malai merupakan salah satuu ko komponen hasil yang berpengaruh ter terhadap hasil padi. Umumnya jumlah butir ir per malai berkolerasi positif dengann pa panjang malai. Semakin panjang malai yangg terbentuk, semakin banyak peluangg jum jumlah bulir yang dapat ditampung oleh mala alai. Hal ini terjadi pada perlakuan K33 dimana K3 memiliki rata-rata malai yangg tterpanjang dan menghasilkan jumlah ah biji gabah per malai yang terbanyak. Li Lin (2009), menyatakan jarak tanam ya yang lebar serta semakin banyak lorong legow egowo dapat memperbaiki total penangka ngkapan cahaya oleh tanaman dan dapat meni eningkatkan hasil biji. Perlakuan K0 mengha ghasilkan rata-rata jumlah biji gabah malaii yyang lebih rendah yaitu 177 butir. H Hal ini dikarenakan tidak adanya lorong leg legowo dan menggunakan sistem tanam nam sesuai kebiasan para petani setempat ya yaitu sistem tanam yang rapat dan tidak dak memiliki lorong legowo. Hal tersebut sesua suai dengan pernyataan Wu (1999), me mengatakan bahwa jenis padi Javanica dann pa padi beras merah memiliki senyawaa aalelo kimia yang tinggi sehingga tidak sesua sesuai untuk tanam rapat. Hal ini terjadi di pada perlakuan K0 yang tidak memiliki lorong orong legowo serta jarak tanam yang rapat pat yang menghasilkan jumlah biji gabah terrend rendah. Dari uji statistik menunj enunjukkan bahwa, dengan teknik budidaya yan ang berbeda pada masing-masing perlakua lakuan tidak berpengaruh nyata terhadap rata-ra -rata jumlah biji gabah per malai dari ma masing-masing perlakuan. Berat rat Gabah Per Rumpun Pengaruh aplikasi me metode SRI dan sistem tanam jajar legowo pada varietas padi beras merah terhadapp be berat gabah per rumpun disajikan pada Gambbar 3.
730 | P a g e
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
Berat Gabah Per Rumpun (g)
83 83.63
85
79.71
80.82
76.92
78 71
73.05 68.19
64 57 50 K0
K1
K2
K3
K4
K55
Gambar 3. G Grafik nilai Perlakuan rata-rata berat biji gabah per rum umpun. Gambar 3, menunj enunjukkan berat bulir perlakuan K0 menghasi asilkan berat bulir sebesar 68,19 gram,, pe perlakuan K1 menghasilkan berat bulir sebe besar 73,05 gram, menghasilkan beratt bul bulir sebesar 79,71 gram, perlakuan K4 men enghasilkan berat bulir sebesar 80,82 gr gram dan perlakuan K5 mengasilkan berat bul bulir sebesar 83,63 gram. Berat gabah sua suatu biji sangat penting karena erat hubungann nnya dengan besar hasil. Menurut Masda Masdar (2005), penggunaan jarak tanam 30cm m x 30cm nyata meningkatkan hasill ddan komponen hasil padi dibandingkan jarak rak tanam 20cm x 20cm dan 25cm x 25c 25cm. Hal ini terjadi pada perlakuan K5 karena rena menghasilkan berat butir yang tertingg tinggi dari setiap perlakuan. Sesuai pernyata ataan Sohel (2009), jarak tanam yang terl erlalu rapat akan mengakibatkan terjadi hebat dalam hal jadinya kompetisi antar tanaman yang sangatt he memperoleh cahayaa matahari, air, dan unsur hara. Akibatnya nya, pertumbuhan tanaman terhambatt ddan hasil tanaman rendah. Hal ini seperti ya yang terjadi pada perlakuan K0 yangg m memiliki berat gabah per rumpun yang pal paling rendah dari perlakuan yang lainny nnya karena tidak adanya lorong legowo dann ja jarak tanam yang rapat. Secara statistik stik penelitian pengaruh aplikasi metode SRI da dan sistem tanam jajar legowo terhadap yata pada variabel dap varietas padi beras merah berpengaruh nyat berat gabah per rumpun. pun. Tabel 1. Hasil uji LSD SD pada variabel berat gabah per rumpun. Perlakuan
Rerata
K0 68,19 c K1 73,05 b K2 76,92 b K3 79,71 b K4 80,82 a K5 83,63 a Keterangan: Huruf ya yang sama di belakang nilai rata-rata menunjukk nunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (P (P>0,05).
731 | P a g e
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
Bobot obot 1000 Butir Gabah Pengaruh aplikasi me metode SRI dan sistem tanam jajar legowo pada varietas padi beras merah terhadapp bobot 1000 butir gabah disajikan pada Gamba bar 4.
35.28
Bobot 1000 Butir Gabah (g)
40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00
28.7 8.77
K0
35.92 32.74
30.39
K1
K2 K3 Perlakuan
K4
33.477
K5
Gambar 4.. Gra Grafik nilai rata-rata bobot 1000 butir gabah Gambar 4, menunjukka nunjukkan perlakuan K0 menghasilkan bobot 1000 butir gabah yang paling rendah. ah. Hal ini dikarenakan perlakuan K0 tidak dak memiliki lorong legowo dan jarak ak tanam yang rapat sehingga persaingann perakaran tanaman dalam penyerapan an air dan hara berlangsung intensif. Hal tersebut sebut sejalan dengan pendapat Wu (1999 999), yang menyatakan bahwa jenis padi Java avanica dan padi beras merah memiliki ki senyawa alelo kimia yang tinggi sehingga tida tidak sesuai untuk tanam rapat. Ada kecendrungann ba bahwa semakin banyak populasi tanaman maaka jumlah gabah juga semakin mening ningkat. Hal ini disebabkan makin banyak lor lorong yang terdapat pada sistem tana anam jajar legowo mengakibatkan intensita nsitas cahaya matahari yang sampai kee pe permukaan daun lebih banyak terutama pad pada pinggir lorong sehingga meningka katkan efisiensi fotosintesis pada tanamann ((Abdullah, 2000). Tanaman yang me mendapat efek samping, menjadikan tanama man mampu memanfaatkan faktor-faktor tor tumbuh yang tersedia seperti cahaya mataha ahari, air dan CO2 dengan lebih baikk unt untuk pertumbuhan dan pembentukan hasi hasil, karena kompetisi yang terjadi rela relatif kecil (Haryadi, 1979). Selanjutnya Fag agi dan De Datta (1981) serta Darwis is ((1982), menyatakan bahwa laju serapan hara oleh akar tanaman cenderung mening ingkat dengan meningkatnya intensitas cahaya ya matahari. Hal ini terlihat pada perlakua akuan K3 yang memiliki berat 1000 butir gabah bah tertinggi diantara perlakuan yang lain. Perse rsentase Gabah Isi Basis Berat Pengaruh aplikasi me metode SRI dan sistem tanam jajar legowo pada varietas padi beras merah terhadapp pe persentase gabah isi basis berat disajikan pad pada Gambar 5.
Gabah Isi Basis Berat (%)
90 79.2 9.27
81.60
83.12
84.23
86.72
88.96 .96
80 70
Gambar 5. Grafik ik ni nilai rata-rata persentase gabah isi basis bera rat. 60 50 K00
732 | P a g e
K1
K2
K3
Perlakuan
K4
K5
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
Gambar 5 menunj enunjukkan perlakuan K5 menghasilkan perse rsentase gabah isi basis berat tertinggi ggi yaitu 88,96 %. Sedangkan perlakuan K0 menghasilkan persentase gabah isi si ba basis berat yang terrendah yaitu 79,27 %. Persentase Gabah Isi Basis Jumlah Pengaruh aplika ikasi metode SRI dan sistem tanam jajar legow owo pada varietas padi beras merah te terhadap persentase gabah isi basis jumlah ah disajikan pada Gambar 6. 90.00
Gabah Isi Basis Jumlah (%)
83.14
83.06
82.41
80.05
85.14
86.04
80.00 70.00 60.00 50.00 K0
K1
K2
K3
K4
K5
Perlakuan
Gambar 6.. Gr Grafik nilai rata-rata persentase gabah isi basis sis jjumlah.
Produksi (ton/ha)
Gambar 6, menunj enunjukkan perbedaan rata-rata persentase gaba gabah bernas basis jumlah dari masingng-masing perlakuan. Perlakuan K5 mengha hasilkan rata-rata persentase gabah berna bernas basis jumlah yang tertinggi. Perlakuann K K0 menghasilkan persentase gabah isi si ba basis jumlah yang terrendah yaitu 80,05 %. Produksi Per Satuan Luas ikasi metode SRI dan sistem tanam jajar legow owo pada varietas Pengaruh aplika da masing-masing padi beras merahh tterhadap produksi per satuan luas pada pada Gambar 7. perlakuan disajikann pa 8 7 6 5 4 3 2 1 0
6.70
6.82
6.86
7.39
7.48
5.5 5.50
K00
K1
K2
K3
K4
K5
Perlakuan
Gambar bar 77. Grafik nilai rata-rata produksi per satuann lua luas. Gambar 7, me menunjukkan perbedaan rata-rata produksi pe per satuan luas. Perlakuan K0 meng nghasilkan produksi per satuan luas sebesa esar 5,50 ton/Ha, perlakuan K1 mengh nghasilkan produksi per satuan luas sebesa besar 6,70 ton/Ha, perlakuan K2 mengh nghasilkan produksi per satuan luas sebesa besar 6,82 ton/Ha, perlakuan K3 mengh nghasilkan produksi per satuan luas sebesa besar 6,86 ton/Ha, perlakuan K4 mengh nghasilkan produksi per satuan luas sebesa besar 7,39 ton/Ha, perlakuan K5 mengha hasilkan produksi per satuan luas sebesar 7,48 tton/Ha. Menurut Hamza zah dan Atman (2000), peningkatan hasil gaba bah ini antara lain disebabkan oleh meni eningkatnya populasi tanaman padi. Selain pen pengaruh populasi 733 | P a g e
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
tanaman, peningkatan hasil gabah juga disebabkan oleh meningkatnya nilai komponen hasil. Jarak tanam yang lebar serta semakin banyak lorong yang terdapat pada sistem tanam legowo akan meningkatkan penangkapan radiasi surya oleh tajuk tanaman, sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti jumlah anakan produktif, volume dan panjang akar total, meningkatkan bobot kering tanaman dan bobot gabah per rumpun, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil persatuan luas (Kurniasih,2008 dan Lin,2009.). Hal terjadi pada perlakuan K5 yang menghasilkan rata-rata produksi per satuan luas yang tertinggi yaitu 7,48 ton/ha. Hal ini dikarenakan perlakuan K5 menghasilkan populasi yang lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya. Pada perlakuan K0 yang menghasilkan rata-rata produksi per satuan luas yang terendah dari semua perlakuan yaitu 5,50 ton/ha. Hal tersebut karena pada sistem pertanaman yang rapat, persaingan perakaran tanaman dalam penyerapan air dan hara berlangsung intensif. KESIMPULAN 1.
2.
3.
4.
Penerapan SRI dan sistem tanam jajar legowo dilakukan dengan mentransplantasikan bibit dengan umur 15-18 hari, karena padi beras merah merupakan padi berumur panjang. Perlakuan K3 menghasilkan rata-rata malai yang lebih panjang dari perlakuan lain yang diterapkan dalam penelitian ini, rata-rata jumlah biji gabah per malai yang yang paling banyak. Perlakuan K5 menghasilkan berat butir per rumpun yang tertinggi dari setiap perlakuan, persentase gabah isi basis berat tertinggi dan rata-rata persentase gabah bernas basis jumlah yang tertinggi. Perlakuan K5yaitu metode SRI kombinasi sistem tanam jajar legowo 6:1 tanpa sisip menghasilkan produksi paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya yaitu sebesar 7,48 ton/ha. perlakuan K0 yang menghasilkan rata-rata produksi per satuan luas yang terendah dari semua perlakuan yaitu 5,50 ton/ha DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S. 2000. Teknologi P-starter Dengan Sistem Tanam Legowo (Shaf) Pada Budidaya Padi Sawah. Prosiding Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian dan Pengkajian Pertanian. Buku I. Sukarami, 21-22 Maret 2000. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian Bogor; 76-81 hlm. Abdulrachman, S. 2012. Sistem Tanam Legowo. Kementerian Pertanian. Denpasar. Abdurrachman, Irfan. 2013. Kajian Potensi Bionutrien Caf dengan Penambahan Ion Logam Terhadaf Tumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi. Tinjauan Pustaka. Universitas Pendidikan Indonesia. Anonimus, 2013. Cara Menghitung Produktivitas Padi. (http://bpp gading. blogspot.Com/2013 /04 /cara-menghitung-produksi-padi.html). Diakses 17 Januari 2014. Anonimus, 2013. Tanam Padi Sistem Jajar Legowo. (http://desaringintunggal.blogspot.com/2013/04/tanam-padi-sistem-jajarlegowo.html). Diakses 21 Maret 2014.
734 | P a g e
PDF Compressor Pro Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015 Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015
Aribawa I.B. 2012. Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Peningkatan Produktivitas Padi di Lahan Sawah Dataran Tinggi Beriklim Basah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali. Denpasar. Darwis, S. N. 1982. Efisiensi Pemupukan Nitrogen Terhadap Padi Sawah Pada Berbagai Lokasi Agroklimat. Desertasi Doktor, Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Fagi, A. M. dan S. K. De Datta. 1981. Environmental Factors Affecting Nitrogen Efficiency In Flooded Tropical Rice. Fertilizer Research 2:52-67 p. Haryadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta Hasanah, Ina. 2007. Bercocok Tanam Padi. Jakarta. Azka Mulia Media.Jakarta. Indrasari, Siti Dewi dan Adnyana, Made Oka. 2007. Preferensi Konsumen terhadap Beras Merah sebagai Sumber Pangan Tradisional. Iptek Tanaman Pangan Vol.2 No.2 – 2007 : 227-241. Kurniasih, B.A., S. Fatimah, D.A. Purnawati. 2008. Karakteristik perakaran tanaman padi sawah IR64 (Oryza sativa L.) pada umur bibit dan jarak tanam yang berbeda. Jurnal Ilmu Pertanian 15(1):15-25. Lin, XQ, D.F. Zhu, H.Z. Chen, and Y.P. Zhang. 2009. Effects of plant density and nitrogen application rate on grain yield and nitrogen uptake of super hybrid rice. Rice Science 16(2):138-142. Masdar, Musliar. K, Bujang R., Nurhajati H., Helmi. 2005. Tingkat hasil dan komponen hasil sistem intensifikasi padi (SRI) tanpa pupuk organik di daerah curah hujan tinggi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 8 (2):126131 Sohel M. A. T., M. A. B. Siddique, M. Asaduzzaman, M. N. Alam, & M.M. Karim, 2009. Varietal Performance of Transplant Aman Rice Under Different Hill Densities. Bangladesh J. Agril. Res. 34(1): 33 – 39. Diakses 10 April 2014. Widjayanti, E. 2004. Potensi dan prospek pangan fungsional indigenous Indonesia. Disampaikan pada Seminar Nasional Pangan Fungsional Indigenous Indonesia: Potensi, Regulasi Keamanan, Efikasi dan Peluang Pasar. Bandung, 6-7 Oktober 2004. Windia, W. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak. Pustaka Bali Post. Denpasar Windia, W. dkk. 2012. Pengusahaan Agroekowisata sebagai upaya Commnity Development dan Peningkatan Kemampuan Pendapatan (Income Generating Capacity) Sistem Subak. Laporan Penelitian PENPRINAS MP3EI 2011-2025. Universitas Udayana. Bali. Wu, H., J. Pratley, D. Leemerle, and T. Haig. 1999. Crop cultivars with allelopathic capability. Weed Res.39:171-180.
735 | P a g e