Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 KECAKAPAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH SAINS PADA IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Muhammad Yusuf, Sari Rahayu Rahman FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No.6 Telp. 0435-821125 email:
[email protected]
Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran dengan mengimplementasikan model-model pembelajaran berbasis masalah pada pelajaran Sains SMP. Tujuan dari peneliti ini adalah untuk mengetahui hasil pengembangan perangkat pembelajaran dan untuk mengetahui kecakapan siswa SMP dalam memecahkan masalah Sain setelah implementasi perangkat pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran berbasis masalah. metode yang digunakan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran adalah Four-D Model dan metode yang digunakan untuk mengetahui kecakapan siswa dalam memecahkan masalah adalah tes tertulis. Hasil analisis validasi perangkat pembelajaran tentang teshasil belajar siswa menunjukkan bahwa tes tersebut valid dan dapat dipahami, sehingga tes tersebut layak digunakan untuk siswa SMP kelas VIII. Sedangkan hasil analisis kecakapan siswa dalam memecahkan masalah adalah 28% siswa pada tahap deskripsi masalah, 41% siswa pada tahap mampu menggunakan pendekatan konsep, dan 31% mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah Sains. Kata Kunci: Problem Solving Skill Siswa, Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah Abstract. The study on the development of learning to implement models of problem-based learning in SMP science lessons. The purpose of this research is to find out the result of the development of learning tools and junior high school students to learn skills in problem solving Sain after the implementation of the learning device by using models of problem-based learning. methods used in developing learning tools are Four-D models and methods used to determine the proficiency of students in solving problems is a written test Results of the validation analysis of learning about students' test results showed that the test is valid and understandable, so that the test is suitable for use in SMP students of class VIII. While the results of the analysis of students' skill in solving problems is 28% of the students at this stage of the description of the problem, 41% of students at the stage of being able to use the concept approach, and 31% were able to apply the concept in solving the problem of Science. Keywords: Problem Solving Skill Students, Learning Development Tools, Problem Based Learning
B - 32
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 keterampilan siswa, dimana pembelajaran
PENDAHULUAN Kecakapan
siswa
dalam
harus berpusat pada siswa.
memecahkan masalah masih menjadi pusat
perhatian
pengembang
bagi
guru
pendidikan.
Hal
Beberapa hasil penelitian (Yusuf ,
dan
2008, 2009, dan 2011; Agustiningsih,
ini
2009; Ntobuo & Yusuf, 2012 dan 2013;
disebabkan karena kecakapan pemecahan
Yusuf
&
Rahman,
2014)
masalah (problem solving skill) siswa
pengembangan perangkat pembelajaran,
rendah. Seperti temuan Abdullah (2006)
menemukan
bahwa pemecahan masalah siswa kurang
meningkat, siswa aktif dalam proses
dalam menafsirkan masalah, membuat
pembelajaran, dan siswa senang belajar
orientasi, dan memeriksa hasil akhir.
dengan
Menurut Yusuf (2014), kemampuan siswa
digunakan oleh guru.
hasil
model
tentang
belajar
siswa
pembelajaran
yang
masih kurang pada pendekatan konsep dan tidak melakukan evaluasi terhadap
Tujuan
hasil yang diperoleh dalam memecahkan
Pemecahan Masalah
masalah.
Penelitian
Berdasarkan temuan tersebut di atas, maka
penulis
tentang
Penelitian
melakukan
pengembangan
pembelajaran
Rencana
bertujuan
untuk
mendeskripsikan kecakapan siswa dalam
penelitian
memecahkan
masalah
perangkat
mendeskripsikan
sains
hasil
dan
implementasi
menggunakan
perangkat pembelajaran yang ditunjukkan
model-model pembelajaran berdasarkan
dari hasil proses pembelajaran yaitu
masalah.
untuk
pengelolaan pembelajaran, hasil belajar
proses
siswa.
Hal
meningkatkan pembelajaran
dengan
ini
dan
ini
dilakukan kualitas
yang
nantinya
dapat
mengoptimalkan kecakapan pemecahan
TINJAUAN PUSTAKA
masalah siswa. Sesuai pendapat Gonzalez
Pengembangan Perangkat
et al. (2004); Tirado et al. (2007); Beccera
Pembelajaran
et al. (2011) bahwa untuk mencetak
Thiagarajan (1974) mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas
model
perlu perubahan budaya dan inovasi
pembelajaran yang dikenal dengan Four-
pengajaran yang dapat mengembangkan
D
B - 33
pengembangan
Models
(model
perangkat
4-D).
Model
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 pengembangan perangkat pembelajaran
merumuskan
masalah,
menganalisis
ini terdiri dari empat tahapn yaitu tahap
masalah,
Penetapan (Define), Tahap Perancangan
mengumpulkan data, pengujian hipotesis,
(Design), tahap Pengembangan (Develop),
dan merumuskan rekomendasi. Sedangkan
dan tahap Penyebaran (Disseminate).
Johnson & Johnson mengemukakan lima
merumuskan
hipotesis,
langkah pembelajaran berbasis masalah Model-Model Pembelajaran Berbasis
adalah
Masalah
mendiagnosis
Tujuan
pembelajaran
berbasis
mendefinisikan
alternatif
masalah,
strategi,
masalah, merumuskan
menentukan
masalah (problem-based learning) adalah
menerapkan
untuk membantu siswa mengembangkan
melakukan evaluasi (Sanjaya, 2008).
pengetahuan diterapkan
fleksibel di
berlawanan
banyak
dengan
yang
dapat
situasi,
yang
pilihan,
dan
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
knowledge.
Masalah adalah semua situasi yang
Tujuan pembelajaran berbasis masalah
menuntut untuk berusaha mencapai tujuan
lainnya
meningkatkan
tertentu dan harus menemukan sarana/cara
keterampilan
untuk melakukannya. Sedangkan problem
problem solving, kolaborasi, dan belajar
solving sebagai menciptakan solusi baru
seumur
untuk masalah (Woolfolk, 2009).
adalah
motivasi
inert
strategi
dan
untuk
intrinsik
hidup
dan
yang
self-directedi
(Woolfolk, 2009). Model pembelajaran berbasis
masalah
merupakan
Pandangan
model
pemecahan
klasik
masalah
menganggap
menjadi
proses
pembelajaran aktif yang berpusat pada
bertahap, yang pasif, reproduksi dan
siswa
domain-umum,
yang
memungkinkan
mengembangkan memecahkan
siswa
kemampuan
masalah
dalam
error. Sebaliknya, para psikolog Gestalt
kerja
menggambarkan
kelompok (Akinoglu & Tandoga, 2007). John
Dewey
seorang
berdasarkan trial and
pemecahan
masalah
sebagai proses yang aktif dan produktif, di
ahli
mana
wawasan,
reorganisasi
dan
pendidikan menjelaskan enam langkah
fungsional fixedness memainkan peran
pembelajaran
yang
penting (Molnar, 2003). Memecahkan
metode pemecahan
masalah berarti mencari cara yang tepat
berbasis
kemudian disebut masalah
(Problem
masalah
Solving)
yaitu
B - 34
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 untuk menyeberangi kesenjangan (Lynn,
kemungkinan
2009).
(mengantisipasi) hasil dan Act (bertindak),
Penyelesaian masalah merupakan
strategi,
Anticipate
Look (menengok) ke belakang dan learn
penerapan pengetahuan atau pemikiran
(mengambil pelajaran).
dan kemampuan untuk mencapai sasaran
Reif dan Heller, (dalam Mateycik,
tertentu (Slavin, 2006; Solso et al., 2008).
2009)
Proses pemecahan masalah mempunyai
masalah
beberapa langkah. Dimulai dari evaluasi
mendeskripsikan, mencari solusi, dan
harapan, kemudian membuat hipotesis
penilaian solusi. Begitu juga pendapat
dari solusi-solusi yang mungkin muncul,
Titus (1998) proses pemecahan masalah
menguji hipotesis, kemudian melakukan
dapat dibagi dalam tiga langkah penting:
konfirmasi (Solso et al., 2008). Sedangkan
deskripsi masalah, perencanaan solusi,
menurut
Mateycik (2009) pentingnya
dan pengujian hasilnya. Dalam penelitian
teterampilan dalam pemecahan masalah
ini, kecakapan siswa dalam memecahkan
adalah
masalah
yakin
diberikan
bahwa
dapat
masalah
diselesaikan
yang
membagi proses menjadi
sains
pemecahan
tiga
ditentukan
fase:
dengan
dengan
menggunakan langkah-langkah yang telah
menggunakan pendekatan yang sama atau
dikembangkan oldeh Lynn (2009) yang
mirip sebagai mana masalah yang sudah
terdiri lima langkah yaitu deskripsi yang
familiar. Pemecahan masalah sebagai
bermanfaat, pendekatan fisika, aplikasi fisika
proses
yang spesifik, tepat matematika, dan progres
pengambilan
keputusan
yang
logis.
dipengaruhi oleh pengalaman pemecahan sendiri, pengetahuan, dan interpretasi
METODE PENELITIAN
tugas (Lynn, 2009).
Metode penelitian yang digunakan
Bransford dan Stein (dalam Slavin, 2006; Woolfolk, 2009) mengembangkan
dalam
dan mengevaluasi strategi lima langkah
penelitian pengembangan (R&D) dan
problem solving yang disebut IDEAL:
metode deskriptif. Pemeilihan metode ini
Identify (mengidentifikasi) masalah dan
untuk
peluang, Define (mendefinisikan) tujuan
pembelajaran, pengimplementasian, dan
dan mempresentasikan permasalahannya,
pengumpulan data dalam berbagai aspek.
Explore
Penelitian ini dilaksanakan di SMP se-
(mengeksplorasi)
berbagai
B - 35
penelitian
ini
adalah
mengembangkan
metode
perangkat
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 Kabupaten
Bone
Bolango
yang
Tujuan pada penelitian ini adalah
menerapkan kurikulum 2013. Sedangkan
mendeskripsikan
subjek penelitian adalah siswa kelas VIII
pembelajaran
dengan
pada pelajaran Sains semester ganjil.
model-model
pembelajaran
Penelitian ini menghasilkan perangkat
masalah
pembelajaran dan hasil
implementasi
implementasi
dan
kualitas
perangkat
menggunakan berbasis
mendeskripsikan
hasil
perangkat
pembelajaran
dikembangkan.
Perangkat
perangkat pembelajaran. Namun pada
yang
makalah ini akan hanya akan dibahas
pembelajaran yang dikembangkan adalah
tentang pengelolaan pembelajaran dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
hasil belajar siswa khususnya kecakapan
buku siswa, lembar kegiatan siswa (LKS),
siswa dalam memecahkan masalah sains.
dan instrumen penilaian proses dan hasil
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode
observasi
pembelajaran.
dan
Mutu
atau
kualitas
perangkat
pemberian tes tertulis. Metode observasi
pembelajaran yang dikembangkan pada
digunakan
langsung
penelitian ini menjadi faktor penting. Agar
penelolaan pembelajaran. Sedangkan tes
perangkat pembelajaran yang dihasilkan
tertulis
bermanfaat bagi sekolah terutama bagi
untuk
digunakan
melihat
untuk
kecakapan siswa dalam
mengkaji
memecahkan
siswa.
Untuk
mengetahui
masalah sains. Data penelitian yang
perangkat
terkumpul
dikembangkan berkualitas baik, maka
akan
dianalisis
dengan
pembelajaran
bahwa
menggunakan statistika deskriptif dalam
dilakukan
validasi
bentuk table dan
pendidikan
yang
pengolahan
data
prosentase. selanjutnya
Hasil
oleh
lima
berkompeten.
yang
pakar Para
dibahas
validator ini memberikan penilaian dan
secara naratif dengan membandingkan
saran yang berfungsi sebagai bahan
hasil dengan teori.
pertimbangan dalam perbaikan perangkat pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN Kualitas
PEMBAHASAN
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Hasil Pengembangan Perangkat
RPP sangat penting bagi guru
Pembelajaran
dalam proses pembelajaran karena RPP
B - 36
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 merupakan
perencanaan
yang
akan
secara individual. Aspek-aspek penting
dilaksanakan oleh guru selama proses
yang
pembelajaran.
suatu
pembelajaran adalah proses pembelajaran
oleh
dan produk pembelajaran. Untuk penilaian
pembelajaran
Berhasilnya sangat
ditentukan
harus
dinilai
kegiatan
kesiapan guru dalam mengajar. RPP
proses
memuat
afektif dan psikomotor. Sedangkan pada
langkah-langkah
yang
akan
pembelajaran
dalam
meliputi
dilakukan oleh guru dan siswa dalam
produk
proses pembelajaran. Untuk itu, bagian-
kognitif. Alat ukur yang dikembangkan
bagian yang divalidasi oleh validator
untuk menilai aspek afektif adalah lembar
adalah format, bahasa, dan isi.
pengamatan keterampilan berkarakter dan
Berdasarkan analisis hasil validasi
pembelajaran
keterampilan sosial,
adalah
aspek
aspek
dan untuk aspek
RPP dari validator diperoleh bahwa
psikomotor, alat ukur yang dikembangkan
masing-masing
adalah lembar pengamatan keterampilan
validator
memberikan
penilaian pada kategori sangat baik. Hal
dalam
ini
perangkat
Sedangkan alat ukur dikembangkan pada
pembelajaran yang dikembangkan dengan
aspek kognitif adalah tes hasil belajar.
menggunakan model-model pembelajaran
Pada penelitian tes yang dikembangkan
berbasis masalah dapat digunakan pada
adalah pilihan ganda.
menunjukkan
bahwa
siswa SMP kelas VIII di Kabupaten Bone
kegiatan
percobaan/praktikum.
Berdasarkan analisis hasil penilaian
Bolango pada pelajaran Sains.
masing-masing
validator
menunjukkan
bahwa tes produk yang dikembangkan Kualitas Tes Hasil Belajar Kualitas
valid dan cukup valid,
penilaian
pembelajaran
yang
baik
dilaksanakan
secara
sistemik
transparan,
mulai
dari
pembelajaran
sampai
evaluasi
proses
serta dapat
dipahami dan sangat dapat dipahami.
harus
Saran dan masukan validator tentang
dan
bunyi soal yang dianggap masih bisa
proses
membingunkan siswa nantinya. Dengan
akhir
demikian,
pembelajaran. Karena penilaian secara
tes
hasil
belajaran
yang
dikembangkan baik dan layak digunakan
sistemik ini melihat perkembangan siswa
pada siswa SMP kelas VIII pada pelajaran
secara bertahap dan memudahkan guru
Sains.
untuk mengontrol perkembangan siswa
B - 37
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 Hasil Pengelolaan Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa
Pengelolaan pembelajaran diukur dari
keterlaksanaan
RPP
yang
menggunakan tes pilihan ganda sebanyak
selama
proses
dua puluh soal. Dalam tes tersebut
menggunakan
terdapat lima soal tentang pemecahan
dilaksanakan
guru
pembelajaran
dengan
model-model
pembelajaran
masalah. diamati
Pengelolaan oleh
berbasis
masalah. Untuk melihat kecakapan siswa
pembelajaran
dalam memecahkan masalah, maka siswa
dengan
diminta menulis alasan memilih jawaban
menggunakan instrumen keterlaksanaan
tersebut. Hasil analisis tes hasil belajar
RPP
siswa
dalam
dua
Hasil belajar siswa diukur dengan
pengamat
kegiatan
pembelajaran.
Pengamat memberikan nilai setiap aspek
penilaian
implementasi
Tabel 1. Hasil Tes Kecakapan dari
pengamat
Siswa dalam Memecahkan Masalah
dianalisis untuk menentukan skor rata-rata dari setiap aspek dan rata-rata reliabilitas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
instrumen. Hasil analisis pengelolaan pembelajaran dari empat
guru yang
diamati diperoleh skor rata-rata antara 3,31 sampai 3,88 dengan kategori baik dan sangat baik. Sedangkan rata-rata reliabilitas instrumen diperoleh antara 94,59% sampai 100%. Sesuai ketentuan Borich (1994) reliabilitas instrumen ≥75% masuk dalam kategori baik, sehingga instrumen dengan
perangkat
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 1.
dari keterlaksanaan RPP. Hasil
pada
pengelolaan
pembelajaran
menggunakan
model-model
pembelajaran berbasis masalah termasuk dalam kategori baik.
B - 38
Kode Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y
Nilai 100 100 85.00 75.00 95.00 90.00 80.00 65.00 65.00 60.00 90.00 65.00 70.00 75.00 85.00 70.00 80.00 75.00 95.00 80.00 70.00 75.00 80.00 70.00 80.00
Fase Pemecahan Masalah A B C D E √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 26 27 28 29 30 31 32
Z 75.00 AA 75.00 AB 75.00 AC 90.00 AD 100 AE 80.00 AE 70.00 Jumlah Persentase (%)
√ √ √ √ √ √ √ 9 28.1
pemecahan masalah sains yang lebih
√ √
konkrtit.
√ √ √
√ √
KESIMPULAN Sesuai dengan tujuan penelitian,
13 40.6
10 0 31.2 0
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata
Keterangan Fase Pemecahan Masalah: A. Deskripsi Konsep B. Pendekatan Konsep C. Penerapan Konsep D. Tepat Matematika E. Progres Logis
pengelolaan
pembelajaran
dengan
menggunakan model-model pembelajaran berbasis masalah dalam kategori baik dan sangat
baik
yang
didukung
reliabilitas instrument
dengan
dalam kategori
Berdasarkan tabel 1. terdapat 28%
baik. Sedangkan kecakapan siswa dalam
siswa masih pada tahap pendeskripsian
memecahkan masalah sains masih pada
konsep dalam memecahkan masalah sains,
tahap
terdapat 41% siswa masuk pada kategori
menggunakan pendekatan konsep 41%,
mampu menggunakan pendekatan konsep
dan menerapkan konsep 31%. Dengan
dalam memecahkan masalah sains, dan
demikian guru perlu memperhatikan dan
terdapat
lebih menekankan siswa pada pemecahan
31%
siswa
yang
mampu
menerapkan konsep dengan baik dalam memecahkan dibandingkan
masalah dengan
sains. aspek
mendeskripsikan
konsep
28%,
masalah dalam proses pembelajaran.
Jika kognitif
DAFTAR PUSTAKA
siswa, maka sebagian besar siswa dalam
1. Abdullah, Fatih A.P.(2006). “The Patterns of Physics Problem-solving From The Perspective of Metakognition”. Doctoral Dissertation, University of Cambridge.
taraf pemahaman. Hal ini menunjukkan bahwa kecakapan siswa SMP kelas VIII dalam memecahkan masalah sains masih rendah. Dengan demikian pada proses
2. Agustiningsih. (2009). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Multimetode IPA Pada Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Manusia Di Kelas V SD. Tesis: Universitas Negeri Surabaya.
pembelajaran selanjutnya perlu perhatian dan penekanan oleh guru terhadap siswa dalam hal pemecahan masalah dengan cara memperbanyak pemberian latihan
3. Akınoğlu, O., & Tandoğa, R. (2007). The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on B - 39
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. Volume 3(1), p. 71-81
11. Ntobuo, N.E., & Yusuf, M. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Mengimplementasikan Model-Model Pembelajaran Berbasis Pakem Di SD/MI Kecamatan Suwawa Selatan. Universitas Negeri Gorontalo. Hasil Penelitian Hibah Bersaing Tahap II.
4. Becerra-L.,C., Gras-M, A., MartínezT., J. 2011. “Effects of a problembased structure of Physics contents on conceptual learning and the ability to solve problems”. International Jurnal of Science Education. Pp. 1-17 5. Borich, G. D. (1994). Observation Skill for Effective Teaching. New York: Mcmillan Publishing Company.
12. Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. 13. Slavin, R. E. (2006). Educational Psychology: Theory and Practice. Eighth Edition. New Jersey: Pearson Educational.
6. González, J., W.R. & Beneitone P. (2004) Tu ning América Latina: Un Proyecto de las universidades. Revista Iberoamericana de Educación, Volume 35, pp. 151-164.
14. Solso, R.L., Maclin, O.H., Maclin, M.K. (2008). Cognitive Psychology, Eight Edition. Boston: Pearson Educational.
7. Lynn, J. (2009). “Development and Validation of a Physics ProblemSolving Assesment Rubric”. Doctoral Dissertation, University of Minnesota.
15. Titus, A. P. (1998). “Integrating Vidio and animation With Physics Problem Solving Exercises on The world Wide Web”. Doctoral Diisertation, University of North Carolina. 16. Tirado, L. J.; Estrada J.; Ortiz R.; Solano, H.; González, J.; Alfonso, D.; Restrepo, G.; Delgado, J. & Ortiz, D. 2007. Competencias profesionales: una estrategia para el desempeño exitoso de los ingenieros industriales. Revista Facultad de Ingeniería Universidad de Antioquia, 40, 123139.
8. Mateycik, F. A. (2009). “Fasilitating Case Rense During Problem Solving in algebra-Based Physics”. Doctoral Dissertation, University of Kansas. 9. Molnar, G. (2003). “Study of Complex Problem-Solving in Real Life Problems”. Doctoral Dissertation, University of Szeged. 10. Ntobuo, N. E., & Yusuf, M. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Mengimplementasikan Model-Model Pembelajaran Berbasis Pakem Di SD/MI Kecamatan Suwawa Selatan. Universitas Negeri Gorontalo. Hasil Penelitian Hibah Bersaing Tahap I.
17. Thiagarajan, S., Semme, D., & Sammel, M. (1974). Instructional Development for Training Teacher of Exceptional Children a Sourcebook. Minnepolis: Indiana University.
B - 40
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4Oktober 2015 18. Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology active Learning Edition, Tenth Edition. Terjemahan Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pendekatan Learning Community. Universitas Negeri Gorontalo. 22. Yusuf, M. (2011). Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Dalam Mengembangkan Perangkat Pembelajaran Pada Pembelajaran Sains SD Dengan Menggunakan Pendekatan PAKEM. Buleting Sibermas Volume 3 No. 5.
19. Yusuf, M.(2007). Penerapan pembelajaran Langsung untuk menuntaskan Hasil Belajar Siswa SD kajian Perubahan Kenampakan pada Permukaan Bumi. Jurnal Matsains januari 2007.
23. Yusuf, M., & Rahman, S.R. (2014) Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Menggunakan Model-model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengoptimalkan Problem Skill Sains Siswa SMP. Tahap I
20. Yusuf, M. (2008). Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Mengimplementasikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pelajaran Sains SD/MI kajian Bumi dan Alam Semesta. Jurnal Matsains. Desember 2008.
24. Yusuf, M. 2014. “Pengembangan Instrumen dalam Memecahkan Masalah Fisika Dasar ”. Prosiding Seminar Nasional Kimia & Pendidikan Kimia UNG 2014 hal. 227-234.
21. Yusuf, M. (2009). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisika Dasar II dengan Menggunakan
B - 41