PROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7
Nama NPM Jurusan Pembimbing
: : : :
Ismail nur Dwianto 23411729 Teknik Mesin Irwansyah, ST., MT.
Latar Belakang Front Axle merupakan unit poros penggerak roda depan, Axle shaft atau poros penggerak roda adalah merupakan poros pemutar roda-roda penggerak yang berfungsi meneruskan tenaga gerak dari differential ke roda-roda. Axle shaft pada kendaraan dibedakan menjadi dua yakni front axle shaft (poros penggerak roda depan) dan rear axle shaft (poros penggerak roda belakang). Melihat dari fungsi-fungsi tersebut maka haruslah sebuah Front Axle memiliki persyaratan yaitu, harus mempunyai mekanisme yang menyerap perubahan panjang dari poros penggerak yang mengiringi gerakan roda naik dan turun harus dapat memelihara operasi sudut sudut yang sama ketika roda depan dikemudikan dan harus memutar roda saat membentuk keceptan karena roda depan digunakan secara bersamaan untuk pengemudian dan pemindahan tenaga.
Tujuan 1. Mengetahui material yang digunakan dalam proses pemesinan Front Axle type TD STD FE7 Merk Mitsubishi. 2. Mengetahui dan memahami proses pemesinan Front Axle type TD STD FE7 Merk Mitsubishi.
Produk Cylinder Compressi Type K15
Proses Pemesinan Front Axle Front Axle di produksi di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing menggunakan material S58C yang termasuk material Carbon. Yang nantinya akan dicampur dengan bahan lain dengan perbandingan tertentu. Standar yang digunakan di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing adalah JIS (Japanese Industrial Standart).
Flowchart Proses Pemesinan Front Axle
Ilustrasi Proses Turning
Hasil Proses Turning
Blank Casting Front Axle Untuk melakukan proses pemesinan Front Axle type TD STD FE7 ini terlebih dahulu kita harus menyiapkan benda kerja yaitu blank casting Front Axle type TD STD FE7, yang dimaksud dengan blank casting disini ialah bentuk awal dari Front Axle yang telah mempunyai bentuk namun belum memiliki detail dimensi yang dibutuhkan. Proses ini sebelumnya dilakukan pencetakan logam, selanjutnya diproses sehinga mempunyai bagian dan ukuran dimensi yang akurat.
Proses Turning Pada bagian ini terdapat proses pemesinan yaitu proses turning dengan menggunakan mesin turning yang berbasis CNC, dimana benda kerja atau Front Axle masih dalam keadaan blank casting atau bisa dikatakan masih belum terbentuk karena dari setalah pencetakan dan masih memerlukan proses finishing agar menjadi bentuk yang sesuai dengan standart yang berlaku di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing. Proses turning sendiri merupakan proses permesinan pada benda kerja atau dapat dikatakan sebagai proses permesinan untuk permukaan luar, bekerja dengan benda kerja yang berputar dengan single-pointcutting tool dan denga kerja pemakanan pada bagian terluar dari permukaan benda kerja. Proses turning disini yaitu untuk meratakan bagian atas Front Axle. Hasil dari proses turning dengan mesin turning CNC ini telah memenuhi standart dari dimensi, point pemeriksaan dan telah dilakukan pengukuran oleh alat ukur.
Proses Milling Pada proses milling ini dilakukan pada bagian area face tensioner, proses milling ini dilakukan untuk menghasilkan permukaan dengan cara mengurangi jumlah material yang telah ditentukan dari benda kerja yang bergerak maju pada tingkat kecepatan yang realtif lambat dari gerakan pemotong yang berputar pada kecepatan relatif
tinggi.
Proses Drilling . bagian ini proses pemesinan yang dilakukan yaitu proses drilling, proses drilling Pada ini menggunakan mesin drilling yang berbasis CNC, proses pembuatan lubang ini dilakukan pada enam lubang yang bernomor proses (T01, T02, T03, T05) dengan diameter 15 mm dan lubang yang bernomer proses (T06 dan T07) dengan diameter 10 mm, dimana kondisi awal pada lubang sudah terbentuk dari proses pencetakan namun belum tembus dan dimensi masih belum sesuai. Pada proses drilling ini pahat diputar pada porosnya dan diumpankan pada benda kerja yang diam, sehingga menghasilkan lubang berdiameter sama dengan pahat, dalam proses drilling lubang yang dihasilkan dapat berupa lubang tembus (through holes) dan tak tembus (blind holes).
Proses Reaming Prose reaming ini dilakukan setelah proses drilling, reaming ini dilakukan pada enam lubang yang telah ada setelah dilakukan proses drilling yang sebelumnya dilakukan. Proses reaming yang dilakukan disini hanya memperlebar lubang yang telah ada, jika yang dilakukan proses drilling hanya memberi ukuran berdiameter 15 mm pada lubang T01, T02, T03, T05 dengan kedalaman 75mm, dan pada lubang T06, T07 berdiameter 10 mm dengan kedalaman 60 mm. Maka berbeda dengan reaming disini yaitu untuk memperbesar lubang dengan ukuran diameter 20 mm dan dengan kedalaman 75 mm pada lubang T01, T02, T03, T05 sedangkan pada lubang ubang T06 dan T07 diperbesar dengan diameter 15 mm dengan kedalaman 60 mm. Proses ini dilakukan hanya untuk enam lubang tujuannya adalah untuk memberi ruang agar pin dowel dapat masuk dan menempati ruang pin tersebut. Lubang enam tersebut diantaranya, T01, T02, T03, T05, T06 dan T07.
Proses Tapping Selanjutnya pada proses tapping yaitu dilakukan untuk membuat ulir dalam
pada lubang di suatu specimen, proses pembuatan ulir ini masih sama dilakukan pada enam lubang bernomor T01, T02, T03, T05, T06 dan T07 dengan diameter tap masing-masing M16 x 1,5 dan kedalaman tap 60-75 mm.
Final Inspeksi / Visual Check
Final Inspeksi merupakan proses pengecekan secara visual yang mana mengecek semua area yang terkena proses di pemesinan. Juga mengecek item- item yang merupakan reject dari seksi sebelumya (reject die casting). Media yang digunakan berupa meja inspeksi yang memiliki sudut kemiringan tertentu, penerangan yang cukup yang berasal dari atas dan bawah meja inspeksi yang tidak menyilaukan (bukan lampu neon). Hal tersebut guna mengurangi faktor kelelahan mata karena metoda dari inspeksi yakni visual (dengan mata).
Proses Washing
Proses washing adalah proses membersihkan part dari sisa-sisa dari proses pemesinan yang mesih menempel pada benda kerja tersebut. Juga menghilangkan dari sisa coolant yang menempelpada body part terutama pada oil base coolant. Sehingga bersih dari segala macam kotoran, sisa- sisa scrap dari proses pemesinan juga coolant yang masih menempel pada body part. Selain membersihkan juga fungsi dari proses cleaning adalah melindungi area ferro tenggang waktu tertentu karena dilakukan penyetokan part.
dari karat untuk