PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014
JUDUL KEGIATAN:
PENGEMBANGAN MODEL INSTRUMENTASI PENGUKURAN ONLINE BERBASIS CLOUD
I.
Keterangan Umum: 1.Fungsi dan Sub Fungsi Program RPJMN
:
2.Program RPJMN 2010-2014
: Program Penelitian, Penguasaan, dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3.Agenda RPJMN 2010-2014
: Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
4.Nama Program LIPI
: Pengukuran Ilmiah
5. Unit Kerja
: UPT Balai Pengembangan Instrumentasi
6.Alamat dan Kode Pos
: Komplek LIPI Gedung 30, JL. Sangkuriang Bandung 40135
7.No. Telepon
: (022) 2503053
No. Fax
: (022) 2504577;
& e-mail
II.
DATA KEGIATAN
1.
Sifat Usulan Kegiatan
: Lanjutan
2.
Interaksi dengan Unit Lain
:-
3.
Lama Kegiatan
: 1 Tahun
4.
Jenis Kegiatan /Penelitian
: Lab
5.
Nama Penelitian Utama
: Aris Munandar, S.Si.
6.
Personalia
:
Peneliti /Pelaksana
:
0
1
Teknisi /Pembantu Pelaksana
:
0
2
Biaya Kegiatan
: Rp. 33.829.000,-
7.
Sumber Dana
Tahun I
Rp Murni
33.829.000,-
PHLN
-
Baru
x
2013
x
Lapangan
Tahun II
Tahun III
-
-
Jumlah
Bandung, 14 Agustus 2013 Mengetahui/Menyetujui,
Peneliti
Kepala UPT BPI LIPI
Penanggung Jawab,
Demi Soetraprawata, ST.,MT.
Aris Munandar S.Si
NIP. 19590620 198302 1 001
NIP. 198006202002121001
PENGEMBANGAN MODEL INSTRUMENTASI PENGUKURAN ONLINE BERBASIS CLOUD ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi
berdampak pada kemajuan di bidang
instrumentasi dimana produsen-produsen instrumen mulai beralih dari instrumen tradisional yang bersifat stand alone menuju instrumentasi berbasis web (web based instrumentation) dan Cloud. UPT Balai Pengembangan Instrumentasi sebagai Unit Pelayanan di bidang Instrumentasi sudah mampu melakukan pengembangan dan perekayasaan instrumentasi yg dapat memberikan layanan informasi, namun kemampuan tersebut belum dapat di optimalkan karana belum memiliki infrastruktur dan sistem pengolahan data yang mampu memberikan layanan informasi data kepada masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk merancang model infrastruktur dan pengolahan data dengan memanfaatkan teknologi cloud untuk instrumentasi pengukuran dan monitoring.
A.
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi berdampak pada kemajuan di bidang instrumentasi
dimana produsen-produsen instrumen mulai beralih dari instrumen tradisional yang bersifat stand alone menuju instrumentasi berbasis web (web based instrumentation) dan Cloud.
Gambar 1. Instrumentasi Tradisional Pada instrumentasi tradisional sensor di hubungkan dengan alat ukur yang fix, ditampilkan dan diukur pada alat. data diiambil dan diolah melalui hardware tersebut atau diambil dan diolah melalui PC yang berifat stand alone. Sedangkan pada instrumentasi berbasis web dan cloud, sensor dihubungkan kepada suatu perangkat yang dapat mengirimkan data ke suatu server pengukuran melalui internet. Sistem pengolahan data
dilakukan di server pengukuran sedangkan hasil pengukuran ditampilkan di web dan dapat diakses pada perangkat apapun. Cloud computing merupakan model komputasi dimana sumber daya seperti daya komputasi, media penyimpanan (storage), jaringan (network) dan software dijalankan sebagai layanan melalui media jaringan, bahkan dapat diakses di tempat manapun selama terkoneksi dengan internet. Menurut (Mell & Grance, 2009) lima karakteristik penting dari cloud computing sebagai berikut: 1. On-demand self-service. Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan menggunakan, sebuah portal web dan manajemen interface. Pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumberdaya yang terkait terjadi secara otomatis pada penyedia. 2. Broad network access. Kemampuan yang tersedia melalui jaringan dan diakses melalui mekanisme standar, yang mengenalkan penggunaan berbagai platform (misalnya,telepon selular, laptop, dan PDA). 3. Resource pooling. Penyatuan sumberdaya komputasi yang dimiliki penyedia untuk melayani beberapa konsumen menggunakan model multi-penyewa, dengan sumberdaya fisik dan virtual yang berbeda, ditetapkan secara dinamis dan ditugaskan sesuai dengan permintaan konsumen. Ada rasa kemandirian lokasi bahwa pelanggan umumnya tidak memiliki kontrol atau pengetahuan atas keberadaan lokasi sumberdaya yang disediakan, tetapi ada kemungkinan dapat menentukan lokasi di tingkat yang lebih tinggi (misalnya, negara, negara bagian, atau datacenter). Contoh sumberdaya termasuk penyimpanan, pemrosesan, memori, bandwidth jaringan, dan mesin virtual. 4. Rapid elasticity. Kemampuan dapat dengan cepat dan elastis ditetapkan. 5. Measured Service. Sistem cloud computing secara otomatis mengawasi dan mengoptimalkan
penggunaan
sumberdaya
dengan
memanfaatkan
kemampuan
pengukuran
(measuring) pada beberapa tingkat yang sesuai dengan jenis layanan (misalnya, penyimpanan,pemrosesan, bandwidth, dan account pengguna aktif). Penggunaan sumberdaya dapat dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan sebagai upaya memberikan transparansi bagi penyedia dan konsumen dari layanan yang digunakan.
Sedangkan model layanan cloud computing menurut (Mell dan Grance, 2009) sebagai berikut: 1. Cloud Software as a Service (SaaS). Kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk menggunakan aplikasi penyedia dapat beroperasi pada infra-struktur awan. Aplikasi dapat diakses dari berbagai perangkat klien melalui interface seperti web browser (misalnya, email berbasis web). Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari termasuk jaringan, server, sistem operasi, penyimpanan, atau bahkan kemampuan aplikasi individu, dengan kemungkinan pengecualian terbatas terhadap pengaturan konfigurasi aplikasi pengguna tertentu. 2. Cloud Platform as a Service (PaaS). Kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk menyebarkan aplikasi yang dibuat konsumen atau diperoleh ke infrastruktur cloud computing menggunakan bahasa pemrograman dan peralatan yang didukung oleh provider. Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari termasuk jaringan, server, sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki kontrol atas penyebaran aplikasi dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi. 3. Cloud Infrastructure as a Service (IaaS). Kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk memproses, menyimpan, koneksi jaringan, dan komputasi sumberdaya penting lainnya, dimana konsumen dapat menyebarkan dan menjalankan perangkat lunak secara bebas, dapat mencakup sistem operasi dan aplikasi. Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari tetapi memiliki kontrol atas sistem operasi, penyimpanan, penyebaran aplikasi, dan mungkin kontrol terbatas komponen jaringan yang pilih (misalnya, firewall host). Model penyebaran cloud computing menurut (Mell dan Grance, 2009), yaitu: 1. Private cloud. Awan swasta. Infrastruktur awan yang semata-mata dioperasikan bagi suatu organisasi. Ini mungkin dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga dan mungkin ada pada on premis atau off premis. 2. Community cloud. Awan komunitas. Infrastruktur awan digunakan secara bersama oleh beberapa organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang telah berbagi concerns (misalnya, misi, persyaratan keamanan, kebijakan, dan pertimbangan kepatuhan). Ini mungkin dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga dan mungkin ada pada on premis atau off premis. 3. Public cloud. Infrastruktur awan yang dibuat tersedia untuk umum atau kelompok industri besar dan dimiliki oleh sebuah organisasi yang menjual layanan awan.
4. Hybrid cloud. Awan Hibrid. Infrastruktur awan merupakan komposisi dari dua atau lebih awan (swasta, komunitas, atau publik) yang masih entitas unik namun terikat bersama oleh standar atau kepemilikan teknologi yang menggunakan data dan portabilitas aplikasi (e.g.,cloud bursting for load-balancing between clouds).
Gambar Cloud Computing Sumber : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Cloud_computing.svg
B.
PERUMUSAN MASALAH UPT Balai Pengembangan Instrumentasi sebagai Unit Pelayanan di bidang
Instrumentasi sudah mampu melakukan pengembangan dan perekayasaan instrumentasi yg dapat memberikan layanan informasi, diantaranya alat pengukur curah hujan, alat pengukur cuaca, alat accelerometer untuk gempa, alat monitoring sumur resapan. namun kemampuan tersebut belum dapat di optimalkan karana belum memiliki infrastruktur
yang dapat
digunakan sebagai media pengukuran (measuremet) dan sistem pengolahan data yang mampu memberikan layanan informasi data kepada masyarakat. Oleh karena itu diperlukan kegiatan penelitian untuk membuat suatu model pengolahan data dan model sarana yang dapat dapat digunakan untuk pengukuran yang ke depannya bisa digunakan untuk masyarakat yang berkepentingan.
C.
TUJUAN DAN SASARAN Kegiatan ini bertujuan untuk merancang model pengolahan data dan model sarana
infrastruktur dengan memanfaatkan teknologi cloud untuk instrumentasi pengukuran dan monitoring. Adapun sasaran kegiatan ini: -
Terciptanya model plant Simulator untuk pengujian.
-
Terciptanya model Application As Service untuk Desktop dan Gadget
-
Terciptanya model pengolahan data sarana Untuk pengukuran
Desktop PC Application As Service
Simulator Plant (sumur resapan)
Gadget
Cloud Server
D. METODOLOGI Motodologi yang digunakan pada kegiatan penelitian ini terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut: -
Studi Literatur Konsep Cloud, Instrument Cloud, Layanan Cloud (Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS),Infrastructure as a Service (IaaS)
-
Analisis dan Pengkajian model hardware, software dan Simulator (Plant)
-
Merancang dan mendesain konfigurasi model hardware, software dan Simulator (Plant)
-
Membuat Model Simulator dan Pengolahan Data
-
Instalasi dan konfigurasi Model Cloud
-
Implementasi (Deployment) dan Pengujian Model
-
Evaluasi dan Dokumentasi
E. KELUARAN, HASIL, MANFAAT, DAMPAK KEGIATAN PENELITIAN Keluaran dari kegiatan ini adalah: - Jurnal Nasional (1 buah) - Prosiding nasional (1buah)
Hasil dari kegiatan ini: Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah model pengolahan data informasi Software as Service (SaS) dan model sarana Infrastructur as Service (IaS) yang di terapkan di UPT BPI LIPI yang dapat dimanfaatkan untuk pengukuran.
Manfaat dari hasil kegiatan ini adalah: Sarana pengolahan data dan sarana infrastruktur yang dapat dimanfaatkan untuk pengukuran.
Dampak kegiatan: Dampak kegiatan ini secara luas adalah : - Dapat menjadi pusat penyimpanan data pengukuran instrumentasi di Indonesia - Dapat menjadi pusat informasi (information center) dan pusat data pengukuran (data center) instrumentasi di Indonesia
F.
JADWAL KEGIATAN
NO
BULAN
KEGIATAN 1
1
2
Studi Literatur Konsep Cloud, Instrument Cloud, Layanan Cloud (Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS),Infrastructure as a Service (IaaS) Analisis dan Pengkajian Model Hardware , Software dan Simulator (Plant)
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Merancang dan mendesain konfigurasi model hardware (instrumen), software, dan Simulator (plant)
3
5
Membuat model simulator (plant), Hardware( panel instrument), dan Pengolahan data Instalasi dan konfigurasi Model Cloud
5
Implementasi (Deployment) dan pengujian Model
6
Evaluasi dan Pelaporan
4
G.
Personalia Nama/NIP No. Bidang Keahlian
Gelar Kesarjanaan Pendidikan Akhir S.Si
1
Aris Munandar
Sarjana -S1
2
Kordinator kegiatan Perancangan model software dan pengolahan data Iwan Rohman Setiawan
Magister-S2
3
Supervisi Perancangan model plant - Supervisi pembuatan model hardwarare Edy Tanu
-
-
-
Perancangan dan desain model plant dan panel instrument
MT
ST
Pria/Wanita Alokasi Waktu (O/J/T) Pria
Didin Saepudin
STM
5
Pembuatan model hardware dan plant UU Sutarman STM
Pria
Pembuatan model hardware dan plant
UPT BPI
UPT BPI Sie Reki
Pria
UPT BPI Sie Reki
Pria
UPT BPI TU
-
-
Nama Unit
Sie Reki
Sarjana- S1
4
Unit Kerja
Pria
UPT BPI TU
H. 1. 2. 3.
4.
Daftar Pustaka Marius Ghercioiu, Cloud Instrumentation, the instrument is ‘in the cloud’, 2011 M. Ghercioiu, S. Folea, “Ultra-low power Wi-Fi tag for wireless sensing”, IEEE International Conference, Cluj-Napoca, Romania May 22-25, 2008. Eko Setia Pinardi, Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Cloud Computing, e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia Achmad Syaikhu, Komputasi Awan (Cloud Computing) Perpustakaan Pertanian, Jurnal Pustakawan Volume 10 No.1