PROPOSAL KEGIATAN TEMATIK TAHUN ANGGARAN 2016
Implementasi Sistem Kendali Digital pada Solar-Micro Inverter
Irwan Purnama Seksie Metode Pengukuran dan Kalibrasi
UPT BALAI PENGEMBANGAN INTRUMENTASI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
1.
Judul Kegiatan/Penelitian :
Implementasi Sistem Kendali Digital pada Solar Micro Inverter
2.
Seksi/Sub. Bagian
:
3.
Peneliti Kepala
:
4.
Metoda Pengukuran dan Kalibrasi
-
Nama Lengkap
:
Irwan Purnama, M.Sc.Eng
-
Jenis Kelamin
:
Pria
:
Satu Tahun/Dua Tahun/Tiga Tahun *)
Lama Penelitian -
Tahun Dimulai
:
2016
-
Tahun Berakhir
:
2016 Rp. 125.000.000,-
5.
Total Biaya Keseluruhan
:
6.
Keluaran
:
-
Publikasi ilmiah
-
Prototipe sistem inverter
Bandung, Januari 2016 Kepala Seksi/Sub Bag
Peneliti Kepala
Hilman Syaeful Alam, MT NIP. 198010152006041003
Irwan Purnama, M.Sc.Eng NIP. 197806052002121003
Mengetahui, Kepala UPT BPI LIPI
PME UPT BPI LIPI
Demi Soetraprawata, MT NIP. 19590620 198302 1001
Hanif Fakhrurroja, MT NIP. 198006012006041004
1
Implementasi Sistem Kendali Digital pada Solar-Micro Inverter
Abstrak- Pada topologi inverter mikro, setiap panel surya memiliki sebuah inverter (solar-micro inverter) yang berfungsi untuk mengubah tegangan dc dari panel surya menjadi tegangan ac yang akan digunakan oleh beban. Topologi ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan topologi inverter induk (main) atau terangkai (string) seperti mengurangi kehilangan daya akibat sebagian panel tertutupi bayangan, desain sistem lebih sederhana, dan lain-lain. Inverter yang digunakan pada topologi inverter mikro umumnya terdiri dari dua bagian converter yaitu dc/dc dan dc/ac. Karena setiap bagian converter tersebut mempunyai fungsi berbeda maka terdapat dua pengendali yang harus dibangun dengan fungsi yang berbeda pula, yaitu pelacak daya maksimum dari panel surya (MPPT) dan sinkronisasi tegangan ac dari inverter ke grid (jala-jala) pada saat saat on-grid. Sistem kendali yang digunakan akan sangat berpengaruh pada effesiensi dan kualitas daya yang dikeluarkan oleh inverter tersebut. Pada proposal ini akan dirancang sistem kendali digital berbasiskan MCU C2000 dengan dua fungsi tersebut sehingga daya yang dihasilkan bisa maksimal dengan tingkat effesiensi yang tinggi dan mempunyai kualitas yang sesuai dengan standar IEEE 519-1192 pada saat on-grid yaitu tingkat THD arus keluaran yang rendah atau di bawah 5 persen. Kata kunci: panel surya, solar-micro inverter, MPPT, sinkronisasi, grid, kendali digital A. Pendahuluan Energi surya merupakan salah satu jenis energi baru dan terbarukan (EBT) yang pada saat ini pemanfaatannya mengalami peningkatan secara siginifikan. Energi ini bisa mengurangi tingkat polusi udara akibat pemanfaatan energi fosil yang pengunaannya terus ditekan dan dikurangi. Sampai saat ini penelitian dan pengembangan pemanfaatan energi surya terdari dari pengembangan material panel surya untuk peningkatan effesiensi dan pengembangan sistem konversi energi dari panel surya ke beban atau pengguna. Sistem konversi tersebut yang dikenal dengan inverter akan menjamin bahwa energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya akan secara maksimal dialirkan ke beban atau pengguna dengan kualitas energi sesuai dengan standar yang ada. Adapun menurut aplikasinya, sistem konversi energi atau inverter bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu sistem inverter yang tidak terkoneksi ke grid (off-grid) dan yang terkoneksi ke grid (on-grid/grid-tie). Sistem inverter yang tidak terkoneksi ke grid merupakan sebuah sistem 2
inverter yang mandiri terhadap grid sehingga apabila pada suatu ketika tidak ada energi yang bisa dihasilkan oleh panel surya maka sistem dalam keadaan berhenti. Untuk mengatasi kendala tersebut pada sistem ini biasanya ditambahkan penyimpan energi atau batere. Sebaliknya pada sistem inverter yang terkoneksi ke grid tidak memerlukan penyimpan energi seperti pada sistem yang tidak terkoneksi ke grid karena pada saat panel surya tidak bisa memberikan energi pada beban maka energi akan diambil dari grid.
DC
DC
AC
AC
PV
DC AC
PV
PV
PV
PV
PV
PV
PV
PV
PV
PV
PV
DC PV
PV
PV
AC PV
PV
PV
(a)
(b)
DC
DC
DC
PV
PV
DC
AC
DC
DC
DC
PV
PV
DC
AC
DC
DC
PV
PV
DC
AC
(c) Gambar 1. Perbandingan topologi inverter (a) Topologi induk (main) (b) Topologi terangkai (string) (c) Topologi mikro (micro)
Untuk menyalurkan energi dari panel surya langsung ke beban atau melewati grid, ada tiga jenis topologi yang bisa digunakan yaitu topologi inverter induk (main), topologi inverter terangkai (string) dan topologi inverter mikro (micro). Ketiga jenis topologi tersebut bisa dilihat pada Gambar 1. Setiap topologi tentunya mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing 3
seperti yang dijelaskan pada Tabel 1. Perbedaan topologi inverter akan berdampak pada jenis inverter yang digunakan. Untuk topologi inverter mikro, inverter yang digunakan adalah solarmicro inverter dengan kemampuan konversi daya sekitar 250W. pabila sistem tersebut tekoneksi ke grid. Tabel 1. Perbandingan topologi inverter Topologi induk (main) -
10 sampai 250 kW, 3-phase Efisiensi inverter tinggi Harga murah Reliabilitas rendah MPPT tidak optimal Digunakan untuk power plant
Topologi terangkai (string) - 1 sampai 10 kW, 3-phase di atas 5 kW - MPPT lebih baik - Rangkaian bisa berbeda orientasi
Topologi mikro (micro) - Pengurangan rugi-rugi mismatch pada panel surya - Pengurangan rugi-rugi akibat bayangan parsial - Desain yang lebih sederhana - MPPT lebih optimal - Peningkatan sistem keamanan
Panel surya akan menghasilkan daya yang maksimum apabila impendansi output panel surya selaras (matching) dengan impendansi input beban. Untuk menyelaraskan kedua impendansi tersebut maka perlu sebuah converter dc/dc dengan algoritma pengendali tertentu. Semakin akurat algoritma yang digunakan maka energi yang dihasilkan akan pada titik maksimum. Adapun sinkronisasi tegangan ac yang telah diubah dari tegangan dc oleh dc/ac converter harus terkendali sehingga memenuhi kriteria standar. Beberapa ketentuan kriteria yang harus dipenuhi ketika inverter terkoneksi ke grid antara lain regulasi tegangan, frekuensi sistem, sinkronisasi, provisi monitoring, gounding, anti-islanding, harmonisa, flicker dan lain-lain. Pada proposal ini akan diimplementasikan sebuah sistem kendali digital berbasiskan MCU C2000 dari Texas Instruments pada sebuah solar-micro inverter. Sistem kendali tersebut terdiri dari maximum power point tracking (MPPT) dan sinkronisasi tegangan keluaran inverter ke grid. Teknik kendali yang akan digunakan untuk MPPT adalah teknik kendali konvensional dan intellijen. Sedangkan untuk sinkronisasi akan menggunakan teknik synchronous reference frame PLL. Dengan kedua sistem kendali tersebut diharapkan energi yang dihasilkan oleh panel surya akan selalu pada titik maksimum dan kualitas daya yang dihasilkan pada saat sinkronisasi ke grid akan memenuhi standar IEEE 519-1192 yaitu THD untuk arus keluaran kurang dai 5 persen.
4
B. Tinjauan Pustaka B.1. Panel Surya Terdapat beberapa tipe sel atau panel surya berdasarkan material yang digunakan dengan efisiensi konversi yang berbeda-beda. Setap material mempunyai koefisien absorpsi yang berbeda satu sama lain. Beberapa jenis material yan sering digunakan anatar lain silicon (Si), cadmium arsenide (GaAs), copper indium diselenide (CIGS) dan cadmium telluride (CdTe). Silicon (Si) merupakan jenis material yang paling banyak digunakan untuk sel surya. Tingkat efisiensi skala laboratorium material mono-crystalline silicon yang pernah dicapai oleh UNSW adalah 25 persen pada tahun 2000 [1]. Rs I
I Iph
Id
Iph
(a)
I01
Rp
I02
(b)
Gambar 2. Rangkaian setara sel surya (a) ideal (b) non-ideal
Model rangkaian paling sederhana sel surya bisa digambarkan dengan sebuah sumber arus ideal yang disejajarkan dengan sebuah diode ideal seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2(a). Arus sel surya I ph merupakan sumber arus akibat adanya foton. Karakteristik arus dan tegangan (I-V) sel surya tersebut bisa dijelaskan melalui persamaan (1).
qV I I ph I o e kBT 1 V IRs I I ph I o1 exp k BT
V IRs 1 I o 2 exp 2k BT
(1) V IRs 1 Rp
(2)
Di mana k B adalah konstanta Boltzman (1,381x10-23J/K), T adalah suhu mutlak (dalam Kelvin),
q( 0) adalah muatan electron (1,602x10-19C) dan V adalah tegangan pada terminal sel (dalam Volt). Pada prakteknya sebuah rangkaian non-ideal digunakan untuk memodelkan sel surya yang terdiri dari dua buah dioda, tahanan shunt R p dan tahanan seri Rs seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2(b). Kedua dioda tersebut digunakan untuk kesesuaian kurva karakteristik dimana 5
“factor idealitas” terdapat pada diode kedua [2]. Karakteristik tersebut bisa ditulis dengan persamaan (2).
(a)
(b) Gambar 3. Karakteristik arus-tegangan sebuah panel surya (a) pada tingkat irradiansi yang berbeda (b) pada tingkat suhu yang berbeda
Sebuah panel surya disusun oleh bebeapa sel surya yang dihubungkan secara seri sehingga tegangan yang diinginkan tercapai. Untuk mencapai tegangan atau arus yang lebih tinggi yang tidak bisa dihasilkan oleh sebuah panel surya maka beberapa panel harus dihubungkan menjadi sebuah array[3]. Karakteristik arus dan tegangan sebuah panel surya terhadap perubahan tingkat irradiansi dan suhu bisa dilihat pada Gambar 3 (a) dan (b).
6
B.2. Maximum Power Point Tracking (MPPT) Daya yang dialirkan dari panel surya ke beban bisa mencapai nilai maksimum apabila nilai impendansi beban sesuai dengan impendansi keluaran panel surya. Untuk mencapai kesesuaian impendansi tersebut maka dibutuhkan pelacak (tracker) titik daya maksimum yang bisa dihasilkan oleh panel surya [4-8]. Pelacak titik daya maksimum panel surya tersebut dikenal dengan maximum power point tracking atau disingkat dengan MPPT. Skema MPPT secara detil bisa dilihat pada Gambar 4. MPPT bisa dikategorikan menjadi dua tipe berdasarkan algoritma yang dipakai yaitu metoda konvensional dan metoda intelijen.
Algoritma MPPT
Pengendali Loop Arus
+
PWM
Converter dc/dc
-
Vbus Vpv Ipv
Gambar 4. Skema MPPT
Metoda konvensional yang sering digunakan adalah metoda P&O (observed and perturbing) atau dikenal dengan metoda “hill climbing” dan metoda incremental inductance (INC). Metoda P&O akan melacak titik daya maksimum dengan cara obervasi dan perturbasi dimana pada metoda ini akan ditetapkan sebuah nilai tegangan perturbasi ( V ) seperti yang ditunjukan pada Gambar 5. Sedangkan metoda INC menggunakan cara derivatif daya terhadap tegangan atau di sebut dengan kemiringan (slope) kurva daya panel surya. Metoda ini bertujuan untuk menghindari kesalahan yang terjadi pada metoda P&O akibat perubahan kondisi atmosfir
Daya (P)
yang terjadi secara tiba-tiba.
ΔV<0 ΔV>0
Tegangan (V)
Gambar 5. MPPT dengan metoda P&O
Metoda intelejen digunakan untuk menghindari beberapa kekurangan pada metoda konvensional seperti kurangnya tingkat keakurasian dan tingginya osilasi pada saat mencapai 7
titik maksimum. Terdapat banyak metoda intelejen seperti fuzzy logic (FLC), neural network (NN), genetic algorithm (GA), dan lain-lain. Penggunaan fuzzy logic adalah paling umum karena metoda ini selain mudah untuk didesain, juga mudah untuk diimplementasikan pada sebuah sistem digital denga biaya yang tidak terlalu mahal. Desain metoda ini mengikuti metoda P&O tapi dengan mengatur nilai perturbasinya berdasarkan posisi titik sekarang pada kurva. Gambar 6 menjelaskan sistem fuzzy logic yang dipakai pada MPPT. Fuzzy Logic System
Rules
Fuzzy Input Sets Crisp Inputs
Fuzzy Output Sets
Fuzzifier
Inference
Defuzzifier
Crisp Output
Gambar 6. Sistem fuzzy logic
B.3. Solar-Micro Inverter Solar-micro inverter digunakan untuk mengubah tegangan dc dari panel surya menjadi tegangan ac yang akan dipakai oleh beban. Seperti telah dijelaskan pada bagian pendahuluan, solar-micro inverter secara struktur tidak jauh berbeda dengan inverter lainnya yang digunakan pada topologi utama (main) dan terangkai (string). Secara umum sebuah solar-micro inverter bisa dijelaskan oleh Gambar 7 di bawah ini. DC/AC Converter LCL Filter DC PV
Coupling Reactor
DC
VPV
Utility AC
DC VBus IPV
PWM Signal MPPT Control
IInv
VInv
Modulation Signal D-Q Frame Control
Power Conditioning System
Gambar 7. Struktur solar-micro inverter
Konverter dc/dc adalah bagian pertama dari sebuah solar-micro inverter yang berfungsi sebagai MPPT dan pengubah tagangan dc rendah menjadi tegangan dc tinggi (booster). Jenis konverter yang biasa digunakan biasanya adalah konverter boost atau konverter flyback. 8
Perbedaannya adalah pada converter boost tidak menggunakan trafo isolasi seperti yang digunakan pada konverter flyback. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 8 (a) dan (b). Vpv Ipv
Vpv Ipv
PV
PV
Kendali MPPT
Kendali MPPT
(a)
(b)
Gambar 8. Konverter dc/dc (a) Konverter Boost (b) Konverter Flyback
Bagian kedua dari solar-micro inverter adalah konverter dc/ac yang berfungsi untuk mengubah tegangan dc menjadi tegangan ac. Topologi full-bridge adalah topologi yang paling umum digunakan. Topologi ini merupakan kombinasi konverter dc/dc buck seperti yang ditunjukan oleh Gambar 9(a). Variasi atau pengembangan dari topologi full-bridge ditunjukkan pada oleh Gambar 9(b). Pada dasarnya kedua topologi tersebut tidak jauh berbeda karena merupakan kombinasi atau turunan dari konverter buck (step-down). Bus
Grid
Ground
(a)
9
Bus
Grid
Ground
(b) Gambar 9. Topologi converter dc/ac (a) Topologi full-bridge (b) Variasi lain topologi full-bridge
B.4. Teknik Sinkronisasi Salahsatu metoda sinkronisasi kendali arus adalah dengan menggunakan teknik DQ synchronous reference frame yang berdasarkan pada perkiraan atau pengukuran langsung frekuensi dan sudut fasa tegangan grid [9-13]. Tingkat akurasi pengukuran kedua besaran tersebut akan sangat berpengaruh pada pengoperasian sistem kendali yang digunakan. Skema lengkap sistem kendali pada converter dc/ac secara lengkap ditunjukkan oleh Gambar 10. Sistem kendali tersebut terdiri dari dua loop yaitu loop kendali tegangan dan arus, dan phase-lock loop (PLL). PLL digunakan untuk memperkirakan atau mendeteksi secara langsung frekuensi dan fasa tegangan grid. Pada dasarnya teknik sinkronisasi menggunakan PLL digunakan pada inverter 3-fasa sehingga untuk aplikasi pada inverter 1-fasa diperlukan manipulasi seolah-olah menjadi 2-fasa. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menambahkan inverter bayangan (virtual) pada perhitungan saat dilakukan sinkronisasi. Ph_0 + Sin()
VbusRef + -
Pengendali Loop Tegangan
ILRef
PLL
x +
-
-
PWM Pengendali Loop Arus
Sensor arus
Linearisasi PWM Umpan balik
VLN
Converter dc/ac
Vbus
Sensor tegangan
Gambar 10. Skema lengkap sistem kendali converter dc/ac pada sebuah solar-micro inverter
10
Untuk mendapatkan inverter bayangan maka harus dibuat sebuah rotating DQ reference yang dimulai dari sebuah stationary frame dimana setidaknya dua fasa yang saling independen dibutuhkan. Bila tegangan grid aslinya adalah V maka tegangan banyangannya adalah V dengan beda fasa 90o terhadap tegangan grid tersebut. Sehingga sekarang transformasi dari stationary reference frame ke DQ rotating frame bisa ditulis sebagai berikut:
VD cos V Q sin
sin V . cos V
(3)
Di mana adalah sudut antara DQ reference frame dan stationary reference frame. Transformasi baliknya bisa ditulis sebagai berikut:
V cos V sin
sin VD . cos VQ
(4)
Dimana:
V Vm cos e V V sin e m
(5)
Qs Ve=Vgrid De
Qe
e Ds
Gambar 11. DQ reference frame dan stationary reference frame
Sehingga dua komponen DQ reference frame adalah sebagai berikut:
VD Vm cose cose Vm sin e sin Vm cos e
(6)
VQ Vm cose sin e Vm sin e cos Vm sin e
(7) 11
Sehingga jika e maka kedua komponen tersebut bisa ditulis sebagai berikut:
VD Vm
(8)
VQ 0
(9)
Untuk mendeteksi sudut tegangan grid di atas maka struktur PLL digunakan seperti yang dijelaskan pada Gambar 12 di bawah ini:
Vgrid
Pembangkitan Sinyal v Orthogonal
VCO
vD
v Transformasi Park
vQ
LPF
Ko
+
1/s -
sin cos
wo
Detektor fasa
Gambar 12. Struktur PLL
C. Tujuan dan Sasaran Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah melakukan pengembangan implementasi teknik kendali digital pada solar-micro inverter baik pada keadaan off-grid atau grid-tied. Penelitian ini merupakan awal atau bagian dari pengembangan hybrid micro-grid yang akan dilakukan pada beberapa tahun berikutnya di UPT Balai Pengembangan Instrumentasi-LIPI. Sasaran penelitian ini adalah para peneliti di bidang energi baru dan terbarukan (EBT), para praktisi di dunia industri dan para akademisi dimana model yang dikembangkan bisa menjadi acuan penelitian dan pengembangan selanjutnya untuk diterapkan di masyarakat.
12
D. Metode Penelitian Metoda yang digunakan pada saat penelitian dilakukan dijelaskan pada alur di bawah ini:
Studi literatur
Simulasi sistem dan analisa
Implementasi prototipe sistem
Laporan dan publikasi hasil
Pengujian dan analisa
E. Keluaran Hasil, Manfaat dan Dampak Kegiatan Penelitian Target hasil dari kegiatan ini terdiri dari: -
3 jurnal internasional
-
2 jurnal nasional
-
3 proseding internasional
-
4 proseding nasional Manfaat dari penelitian ini adalah kontribusi terhadap pengembangan dan pemanfaatan
energi baru dan terbarukan (EBT) dari energi surya yang pemenfaatannya sedang ditingkatkan oleh pemerintah dengan keluarnya PP No. 79/2014 tentang kebijakan energi nasional (KEN). Dampak yang diharapkan dari penelitian ini adalah percepatan pemanfaatan EBT dari energi surya seperti yang ditargetkan pemerintah. F. Pelaksana Penelitian dan Institusi Mitra Dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan sepenuhnya oleh UPT Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI. G. Daftar Pustaka [1]
Thomas Surek, “Progress in U.S. Photovoltaics: Looking back 30 Years and Looking Ahead 20,” Proceedings of 3rd World Conference on Photovoltaic Energy Conversion, Osaka, Japan, May 2003, page 2507-2512. 13
[2]
Tom Markvart and Luis Castaner, “Solar Cell Materials, Manufacture and Operation,” Elsevier, 2005.
[3]
Roger A. Messenger, Jerry Ventre, “Photovoltaic Systems Engineering,” Second Edition, CRC Press, ISBN 0-8493-1793-2, 2004.
[4]
C. R. Sullivan and M. J. Powers, “A High-Efficiency Maximum Power Point Tracker for Photovoltaic Arrays in a Solar-Powered Race Vehicle, “24th Annual IEEE Power Electronics Specialist Conference (PESC), pp. 574-580, 1993.
[5]
K. H. Hussein, I. Muta, T. Hoshino, and M. Osakada, “Maximum photovoltaic power tracking : an algorithm for rapidly changing atmospheric conditions,” IEE Proceeding Generation Transmission Distribution, Vol. 142, pp. 59-65, 1995.
[6]
W. J. A. Teulings, J. C. Marpinard, A. Capel, and D. O. Sullivan, "A new Maximum Power Point Tracking system," in IEEE 24th Annual Power Electronics Specialists Conference ( PESC) 1993, pp. 833-838, 1993.
[7]
Y. C. Kuo, T. J. Liang, and J. F. Chen, “Novel Maximum-Power-Point-Tracking Controller for Photovoltaic Energy Conversion System,” IEEE Transactions on Industrial Electronics, Vol. 48, pp. 594-601, 2001
[8]
T. Esram, “Comparison of Photovoltaic Array Maximum Power Point Tracking Techniques,” IEEE Transactions on Energy Conversion, Vol. 22, pp. 439-449, June, 2007.
[9]
Crowhurst, B., El-Saadany, E.F., El-Cjaar, L., Lamont, L.A., “Single-phase grid-tie inverter control using DQ transform for active and reactive load power compensation,” IEEE International Conference on Power and Energy (PECon), pp. 489-494, 2010.
[10] Kjaer, S.B., Pedersen, J.K., Blaabjerg, F., “A review of single-phase grid-connected inverters for photovoltaic modules,” IEEE Transaction on Inductry Applications, Vol. 41, Issue 5, pp. 1292-1306, 2005. [11] Ninad, N.A., Lopes, L.A.C., “Per-phase vector (dq) controlled three-phase grid-forming inverter for stand-alone systems,” IEEE International Symposium on Industrial Electronics (ISIE), pp. 1626-1631, 2011. [12] Behrooz B., Alireza K., Benoit R., Alfred R., “ Decoupled dq-Current Control of Grid-Tied Voltage Source Converters using Nonparametric Models,” IEEE Transaction on Industrial Electronics, Vol. 60, No. 4, April 2013. [13] Ohta, Y., Ohori, A., Hattori, N., Hirata, K., “Controller design of a grid-tie inverter bypassing DQ transformation,” IEEE 52nd Annual Conference on Decision and Control (CDC), pp. 2927-2932, 2013.
14
Lampiran 1. Peneliti dan Anggota
No. Nama Lengkap/NIP
Pendidikan
1.
S-2
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Irwan Purnama, M.Sc.Eng. NIP: 197806052002121003 Novan Agung M., MT. NIP: 197711192005021001 Fajar Budi Utomo, ST. NIP: 198909301014011001 Dika Setiawan, ST. NIP: 198712292014011001 Iwan Rohman Setiawan, MT. NIP: 197004031994031006 Mohammad Dedy Sofiandi, ST. NIP: 196102211987031004 Aep Heryana NIP: 196110281984111001
Jenis Kelamin Pria
S-2
Jabatan Fungsional Penata Teknis Penelitian Peneliti Pertama Penata Teknis Penelitian Penata Teknis Penelitian Peneliti Muda
S-1
Teknisi
Pria
STM
Teknisi
Pria
S-2 S-1 S-1
Pria Pria Pria Pria
Satker UPT-BPI LIPI UPT-BPI LIPI UPT-BPI LIPI UPT-BPI LIPI UPT-BPI LIPI UPT-BPI LIPI UPT-BPI LIPI
15
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Rencana Kerja
1
2
3
4
5
Bulan 6 7 8
9
10 11 12
Studi literatur Modeling dan simulasi Pengadaan bahan dan komponen Perancangan sistem kendali Implementasi sistem kendali pada prototype sistem Pengujian dan analisa Laporan hasil dan publikasi
16
Lampiran 3. Pembiayaan 3.1. Total Anggaran No. 1 2 3
Uraian Honor Tidak Tetap Jasa Profesi Belanja Bahan Belanja Barang Non Operasional 4 Lainnya 5 Belanja Perjalanan Lainnya Jumlah Anggaran
Jumlah (Rp) 0 0 60,000,000 31,120,000 33,880,000 125,000,000
3.2. Biaya Bahan No. Uraian Bahan Utama 1 Modul Solar micro inverter
Volume 1 Buah
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
19,125,000 19,125,000
2 Modul DC-DC converter
1 Buah
11,550,000 11,550,000
3 Modul High Voltage Inverter
1 Buah
9,450,000 9,450,000
4 Modul Solar Explorer
1 Buah
8,437,500 8,437,500
5 Solar Panel 100W
0 Buah
1,500,000 -
Bahan Pendukung 6 Sensor Tegangan AC/DC
2 Buah
1,100,000 2,200,000
7 Sensor Arus AC/DC
2 Buah
657,500 1,315,000
8 Step-Up Transformator
2 Buah
500,000 1,000,000
9 Kabel Tembaga
1 Roll
450,000 450,000
10 Terminal Konektor
6 Pasang
25,000 17
150,000 11 Integrated Circuit
20 Buah
150,000 3,000,000
12 Dioda
15 Buah
20,000 300,000
13 Transistor
28 Buah
80,000 2,240,000
14 Resistor
205 Buah
500 102,500
15 Kapasitor
80 Buah
6,000 480,000
16 Toroidal Inductor
10 Buah
20,000 200,000
3.3. Biaya Perjalanan No Uraian Perjalanan 1 Ke Bali 2 orang, 1 kali, 3 hari
Volume Harga Satuan (Rp)
Transport PP : 2 orang x 1 kali
2 OK
Uang harian
6 OH
: 2 orang x 1 kali x 3 hari
Penginapan 2 kamar x 1 kali x 2 hari
4 OH
Biaya (Rp)
3,252,000
6,504,000
480,000
2,880,000
910,000
3,640,000
2,268,000
4,536,000
420,000
2,520,000
630,000
2,520,000
2,090,000
6,270,000
530,000
3,180,000
2 Ke Solo 2 orang, 1 kali, 3 hari Transport PP : 2 orang x 1 kali
2 OK
Uang harian
6 OH
: 2 orang x 1 kali x 3 hari
Penginapan 2 kamar x 1 kali x 2 hari
4 OH
3 Ke Jakarta 3 orang, 1 kali, 2 hari Transport PP : 3 orang x 1 kali
3 OK
Uang harian
6 OH
: 3 orang x 1 kali x 2 hari
Penginapan 3 kamar x 1 kali x 1 hari
3 OH 18
610,000
1,830,000
Jumlah Seluruh Belanja Perjalanan Lainnya
33,880,000
3.4. Belanja Barang Non Operasional (BONL) No .
Uraian Kegiatan
Volume
Harga Satuan (Rp)
1 Biaya Publikasi Jurnal Internasional
3 Paket
2,000,000
2 Biaya Publikasi Prosiding Internasional
2 Paket
6,500,000
3 Biaya Publikasi Jurnal Nasional
2 Paket
1,000,000
4 Biaya Publikasi Prosiding Nasional
3 Paket
1,000,000
60 Paket
45,000
Kudapan/Snack : 6 orang x 10 kali
60 Paket
14,000
6 Biaya Pembuatan Printed Circuit Board
8 Paket
250,000
7 Biaya Pembuatan Dudukan Solar Panel
1 Paket
460,000
8 Biaya Perakitan Prototype
1 Paket
1,120,000
Jumlah (Rp) 6,000,000 13,000,000 2,000,000 3,000,000
Konsumsi Rapat : 5 Makan : 6 orang x 10 kali
Jumlah Belanja Barang Non Operasional
2,700,000 840,000 2,000,000 460,000 2,120,000 31,120,000
19