PROPOSAL PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2014
DESIGN PEMBELAJARAN ETIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK-BASED UNTUK MENCEGAH CREATIVE ACCOUNTING Oleh: Dr. Ratna Candra Sari Dhyah Setyorini, M.Si, Ak. Mimin Nur Aisyah, M.Sc, Ak. Annisa Ratna Sari, M.S.Ed. Ida Ayu Purnama
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta, 55281 Telp/Fax. (0274) 554902, (0274)586168 psw. 821, 817, 823, 810, 812, 813, 815, 816 Website: http://fe.uny.ac.id e-mail:
[email protected]
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN JUDUL: DESIGN PEMBELAJARAN ETIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK-BASED UNTUK MENCEGAH CREATIVE ACCOUNTING 1. Ketua Tim Pengabdi a. Nama : Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., Ak. b. NIP : 197610082008012014 c. Pangkat/Golongan/Jabatan : Penata Muda Tk. I / III B / Asisten Ahli d. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Akuntansi/Ekonomi e. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta f. Bidang Keahlian : Akuntansi Keuangan g. Alamat Kantor/Telp/Faks/Email : FE UNY Kampus Karangmalang Yogyakarta (0274) 586186 psw 825 h. Alamat Rumah/Telp/Faks/Email : Giwangan UH 7 No.2, Yogyakarta 081227292919/Email:
[email protected] 2. Anggota Tim Peneliti a. Jumlah Anggota : Dosen 3 orang b. Nama Anggota I/bidang keahlian : Dhyah Setyorini,M.Si / Auditing c. Nama Anggota II/bidang keahlian : Mimin Nur Aisyah, M.Sc / Akt. Manajemen d. Nama Anggota III/bidang keahlian : Annisa Ratna Sari, M.S.Ed / Pend. Akuntansi e. Mahasiswa yang terlibat : 1 orang 3. Luaran yang Dihasilkan : Publikasi Ilmiah 4. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan 5. Biaya Total : Rp7.500.000,00
Yogyakarta, April 2014 Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi
Ketua Pelaksana
Sukirno, M.Si., Ph.D. NIP. 19690414 199403 1 002
Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., Ak. NIP. 19761008200801 2 014
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. Sugiharsono, M.Si. NIP. 19550328 198303 1 002
DESIGN PEMBELAJARAN ETIKA BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK-BASED UNTUK MENCEGAH CREATIVE ACCOUNTING
Bab I. Pendahuluan
Dugaan adanya praktik creative accounting oleh beberapa perusahaan publik di Indonesia misalnya kasus Adaro, Kalimantan Prima Coal, Kimia Farma, dsb telah mengubah kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Krisis kredibilitas informasi akuntansi menggugah kesadaran para pendidik mengenai pentingnya menanamkan nilai-nilai etika dalam konteks pendidikan akuntansi. Akuntan sebagai profesi tidak steril terhadap adanya penyimpangan. Akuntan dapat menggunakan pengetahuannya mengenai aturan akuntansi untuk memanipulasi angka yang dilaporkannya. Creative acoounting merupakan tantangan bagi profesi akuntansi. Metode creative accounting patut diperhatikan karena meskipun menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum, namun telah terbukti dapat menyesatkan/menipu (Metcalf, 1977, hal 188). Secara umum, creative accounting merupakan kreasi yang buruk karena didesign untuk mempersiapkan laporan keuangan dalam rangka memenuhi harapan manajer mengenai posisi dan kinerja keuangan, sehingga menghasilkan mis-representasi dari kinerja perusahaan (Balaciu & Pop, 2008). Ada beberapa motivasi manajer untuk melakukan praktik creative accounting
misalnya
untuk
income
smoothing
(perataan
laba),
income-boosting
(meningkatkan laba), atau meningkatkan bonus dsb.
Lingkungan akuntansi merupakan lingkungan kompleks yang melibatkan penggunaan judgment. Akuntan dihadapkan pada masalah etika dalam praktik creative accounting karena mereka dapat menyalahgunakan pilihan praktik akuntansi untuk tujuan tertentu. Di satu sisi, akuntan dituntut oleh perusahaan untuk menyajikan informasi yang memuaskan shareholder, sedangkan disisi lain mereka dihadapkan pada kode etik profesi. Pembelajaran etika yang tepat dapat membantu akuntan dalam mengatasi dilema moral yang dihadapinya. Perdebatan mengenai efektivitas pendidikan etika terus berlanjut, beberapa peneliti optimis bahwa melalui implementasi kurikulum etika yang tepat akan dapat meningkatkan efektifitas 2
pendidikan etika (Sims, 2002). Beberapa penelitian empiris menunjukkan bahwa pendidikan etika dapat meningkatkan sensitivitas etis, moral reasoning dan bahkan perilaku etis (Loe dan Weeks, 2000; Lowry, 2003; Rueger dan King, 1992; Schlaefi et.al., 1985; Sims, 2002; Weber dan Glyptis, 2000; Wittmer, 1992). Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB international) dan organisasi profesi yang relevan menyatakan bahwa strategi pengambilan keputusan dan nilai-nilai etis dapat diajarkan. Akan tetapi, terdapat juga banyak keraguan mengenai efektivitas pendidikan etika. Beberapa peneliti berpendapat bahwa pendidikan etika yang diberikan pada tingkat pendidikan tinggi tidak cukup (Amernic & Craig 2004, Fisher, Swanson, & Schmidt 2007, Low et al. 2008) atau terlambat (Low et al. 2008; Cragg, 1997). Wolfe dan Fritzsche, (1998) menemukan bahwa dalam beberapa kasus, mahasiswa cenderung menjadi tidak etis setelah menempuh tingkat sarjana dibanding sebelumnya. Argumenya adalah, pada perekonomian yang kompetitif dan berorientasi pada hasil menyebabkan kita tidak dapat mencegah kerusakan dan lunturnya nilai-nilai etika melalui pendidikan etika (Mc.Donald, 2004). Cragg (1977) menyatakan bahwa pembuatan keputusan etis didasarkan pada pengalaman pembelajaran masalalu. Pembelajaran etika yang diberikan saat ini akan digunakan dalam proses pembuatan keputusan bisnis di masa yang akan datang. Jika siswa dibiasakan untuk merapkan strategi pembuatan keputusan etis, maka mereka akan menggunakanya untuk menerapkannya dalam pengambilan keputusan bisnis (Ordo, 1997). Akan tetapi pertanyaannya adalah bagaimana menjadikan pengambilan keputusan etis sebagai suatu kebiasaan bagi siswa? Oleh karena itu, penelitian ini ingin menerapkan pendekatan framework-based sebagai kerangka dalam pengambilan keputusan etis untuk menurunkan tingkat creative accounting. Pendekatan Framework-based terdiri dari tiga komponen yaitu: (1) komponen bipolar misalnya efisiensi vs keadilan, (2) sekumpulan tema misalnya karakter, niat dan tren makro dan (3) tema topikal misalnya lingkungan dan kemiskinan (Gambar 1).
3
SEPARATING (RIGHT)
SEPARATING (LEFT)
ETHICS NARATIVE CASE
BIPOLAR COMPONENT
SPANNING
SYNTHESIZING
SPANNING THEMES
Gambar 1. Kerangka untuk menganalisis kasus etika Sumber: Singer, 2013
Komponen bipolar dari kerangka dapat dilihat di table 1 berikut: Component
Left Pole
Right Pole
Politics
Econ left
Econ right
Values
Justice
Eficiency
Market Limits
Compensate
Exploit
Systems
Stakeholder
Shareholder
Timing
Ethics Now
Ethics later
Capital
Multiform
Financial Form
Language
Values- Based
Value-based
Ethical Theories
Deontology
Egoism
Design frameworkbased dilakukan dengan cara memberikan kasus bisnis pada Mahasiswa, kemudian Mahasiswa diminta untuk membentuk justifikasi tindakan dan penilaian pada dua kondisi yang bertolak- belakang (left pole vs right pole). Kondisi right pole merefleksikan kondisi bisnis secara umum, sedangkan kondisi left pole menrefleksikan kondisi yang cenderung mempunyai pandangan moral yang jelas. Kemudian, mahasiswa diminta untuk berpartisipasi dalam wacana generatif dengan tujuan mencapai keselarasan, kompromi atau sintesis.
4
Tujuan utama pendidikan etika adalah meningkatkan moral tolerance, cognitive competence dan moral understading (Rossouw, 2002)
Tujuan Penelitian: 1. Menguji apakah implementasi pendidikan etika mengunakan frameworkbased approach dapat meningkatkan moral tolerance dan kemampuan mahasiswa dalam mengambil keputusan bisnis secara etis.
Bab II. Tinjauan Pustaka Creative Accounting Istilah creative accouting digunakan untuk menjelaskan penggunaan teknik akuntansi yang berlaku yang memungkinkan perusahaan untuk melaporkan hasil keuangan yang tidak akurat menggambarkan substansi bisnis mereka. Metode akuntansi yang kreatif
patut
diperhatikan karena meskipun menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum, namun telah terbukti dapat menyesatkan/menipu (Metcalf, 1977, hal 188). Secara umum, creative accounting merupakan kreasi yang buruk karena didesign untuk mempersiapkan laporan keuangan dalam rangka memenuhi harapan manajer mengenai posisi dan kinerja keuangan. Sehingga menghasilkan mis-representasi dari kinerja perusahaan (Balaciu & Pop, 2008, pp. 935-940). Untuk mengetahui apakah suatu perusahaan menggunakan satu atau lebih praktik creative accounting, perlu untuk membuat klasifikasi praktik tersebut. Menurut Raileanu et al. (2010, hal 12-14) secara khusus, klasifikasi ini mengacu pada: a) Pengakuan pendapatan dini yaitu pengakuan pendapatan penjualan riil pada tanggal yang lebih awal dari yang akan digunakan. b) Kebijakan
kapitalisasi
agresif
dan
periode
amortisasi
yang
diperpanjang.
Tidak seperti perusahaan yang meningkatkan laba mereka dengan meningkatkan pendapatan, beberapa perusahaan meningkatkan laba mereka dengan meminimalkan biaya. Mereka meminimalkan biaya melalui
kapitalisasi biaya yang agresif dan
depresiasi dalam jumlah dan waktu yang lama untuk mempengaruhi akun laba rugi. c) pelaporan asset dan utang yang tidak akurat d) Creativity manifested in the profit and loss account involves presenting different levels of income components, focusing more on the classification of elements than 5
their manner of recording transactions. For example, enterprises can have a tremendous benefit in the “other income” category or a current operating expense as being extraordinary. The consequence of such practices has apparently higher current results, without being affected overall net result. Kreativitas diwujudkan dalam laporan laba-rugi melibatkan penyajian pada klasifikasi komponen pendapatan dan biaya. Misalnya, perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan luar biasa (extraordinary) kedalam pendapatan lain-lain atau menyajikan biaya operasi menjadi komponen biaya luar biasa. Penyajian tersebut akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena laba operasi perusahaan terlihat baik. e) Terkait dengan masalah pelaporan arus kas. Laporan arus kas membagi perubahan kas dan setara kas dalam tiga komponen: arus kas dari atau digunakan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mengingat pentingnya arus kas dari aktivitas operasi dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan hasil yang berkelanjutan yang lebih tinggi.
Maka untuk meningkatkan arus kas
operasional perusahaan, perusahaan dapat mengklasifikasikan sebuah operasi pengeluaran sebagai pos investasi atau pembiayaan. Demikian pula, arus kas dari aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan dapat diklasifikasikan sebagai pos arus kas dari aktivitas operasi. Misklasifikasi tersebut menyebabkan perusahaan akan nampak mempunyai kinerja operasi yang baik. Berikut adalah review penelitian creative accounting:
6
Manipulasi Informasi Akuntansi
Diluar kerangka hukum dan standar akuntansi
FRAUD
Didalam kerangka hukum dan standar akuntansi
CREATIVE ACCOUNTING (window dressing)
Manipulasi Laba
Earnings Management
Income Smoothing
Big bath Accounting
Schipper (1989), Jones (1991),DeAngelo et al (1994)
Copeland (1986), Imhoff (1977),Eckel (1981)
Dye (1988), Wash et al (1997),Pearcau (1993)
Perspektif Akademik
Perspektif Profesional
Perspektif Akademik & Etika
Naser (1993), Breton et al (1995), Tweedie et al (1990)
Griffiths (1986,1995), Smith (1992), Schilith (1992)
FOKUS PENELITIAN INI
Ethics education Literatur empiris tentang kode etik menunjukkan bahwa aturan-aturan tersebut adalah indikator pengganti dari komitmen manajemen puncak untuk perilaku etis dan berpengaruh positif pada keyakinan etis karyawan dan perilaku keputusan (Ford, 1994). Trevino et al. (1998) menemukan bahwa budaya etika yang kuat memiliki dampak yang positif signifikan terhadap komitmen organisasi dan perilaku etis dari individu-individu di tempat kerja. Dalam lingkungan pendidikan, (McCabe dan Trevino, 1993; McCabe dan Trevino, 1997) menunjukkan
bukti bahwa kode etik akademis, bila digunakan dengan faktor-faktor
kontekstual, adalah mekanisme yang kuat untuk mencegah ketidakjujuran akademis.
Bukti empiris menunjukkan bahwa melalui implementasi yang tepat, pendidikan etika dapat didesign untuk pembelajaran yang efektif (Eynon, 1997; Shenkir, 1990; Thorne, 1999,Sims, 2002). Beberapa penelitian empiris menunjukkan bahwa pendidikan etika di dalam kelas meningkatkan sensitivitas etis, moral reasoning dan bahkan perilaku etis (Loe dan Weeks, 2000; Lowry, 2003; Rueger dan King, 1992; Schlaefi et.al., 1985; Sims, 2002; Weber dan Glyptis, 2000; Wittmer, 1992). 7
Frameworkbased Approach
Pendekatan Framework-based terdiri dari tiga komponen yaitu: (1) komponen bipolar misalnya efisiensi vs keadilan, (2) sekumpulan tema misalnya karakter, niat dan tren makro dan (3) tema topikal misalnya lingkungan dan kemiskinan (Gambar 1). SEPARATING (RIGHT)
SEPARATING (LEFT)
ETHICS NARATIVE CASE
BIPOLAR COMPONENT
SPANNING
SYNTHESIZING
SPANNING THEMES
Sumber: Singer, 2013
Komponen bipolar dari kerangka dapat dilihat di table 1 berikut: Component
Left Pole
Right Pole
Politics
Econ left
Econ right
Values
Justice
Eficiency
Market Limits
Compensate
Exploit
Systems
Stakeholder
Shareholder
Timing
Ethics Now
Ethics later
Capital
Multiform
Financial Form
Language
Values- Based
Value-based
Ethical Theories
Deontology
Egoism
Design frameworkbased dilakukan dengan cara memberikan kasus bisnis pada Mahasiswa, kemudian Mahasiswa diminta untuk membentuk justifikasi tindakan dan
8
penilaian pada dua kondisi yang bertolak- belakang (left pole vs right pole). Kondisi right pole merefleksikan kondisi bisnis secara umum, sedangkan kondisi left pole menrefleksikan kondisi yang cenderung mempunyai pandangan moral yang jelas. Kemudian, mahasiswa diminta untuk berpartisipasi dalam wacana generatif dengan tujuan mencapai keselarasan, kompromi atau sintesis.
Tujuan utama pendidikan etika adalah meningkatkan moral
tolerance, cognitive competence dan moral understading (Rossouw, 2002) Proposisi yang kami ajukan adalah bahwa pendidikan etika menggunakan framework-based approach akan meningkatkan moral tolerance sehingga mampu menurunkan intensi mahasiswa untuk melakukan creative accounting.
Bab III. Metode Penelitian Sampel penelitian diambil dari mahasiswa akuntansi FE UNY yang sedang mengambil matakuliah etika bisnis. Penelitian ini menggunakan teknik eksperimen dengan desain nonrandomized control group pretest-posttest. Penelitian ini membandingkan keputusan etis yang dibuat oleh mahasiswa setelah dan sebelum memperoleh pendidikan etika menggunakan frameworkbased approach dan dibandingkan dengan kelompok control. Gambar berikut menunjukkan notasi desain eksperimen: O»X»O O»-»O
Sebelum
dan
setelah
dilakukan
implementasi
pendidikan
etika
dengan
frameworkbased approach, mahasiswa diberi kasus mengenai creative accounting, kemudian dibandingkan intensi mereka melakukan creative accounting sebelum dan sesudah diberikan pendidikan etika menggunakan framework based approach. Delapan scenario kasus creative accounting dikembangkan berdasarkan penelitian mengenai creative accounting, kasus yang digunakan dalam teksbok analisis laporan keuangan dan etika dan kasus nyata creative accounting. Skenario tersebut kemudian dipresentasikan pada akuntan dan manajer yang memberikan komentar pada dan perbaikan pada scenario creative accounting yang disajikan. Skenario dan kuesioner yang telah diperbaiki diujikan (pretest) kepada manajer perusahaan. 9
Para manajer diminta untuk menctat waktu yang diperlukan unutk menyelesaikan kuesioner dan memberikan komentar pada kuesioner dan scenario. Kemudian kuesiner dimodifikasi sesuai dengan masukan dan saran yang diberikan para manajer.
Berikut ini adalah contoh satu scenario yang akan diajukan: Skenario 1: Penelitian ini menggunakan 5 skenario yang berbeda untuk membuat hasil yang lebih dapat digeneralisasi dalam creative accounting dan menghindari pembatasan kesimpulan hanya pada satu tipe creative accounting saja. Masing-masing subyek akan menerima 1 skenario. Anggaplah bahwa saat ini posisi Anda sekarang sebagai pengambil keputusan dalam berbagai hal terkait pelaporan keuangan, Anda menerima suatu memo berikut ini: Bagian hukum mencemaskan tertundanya beberapa perkara hukum, dan beberapa kasus hukum tersebut mungkin harus diselesaikan di tahun depan. Ahli hukum di perusahaan menyatakan bahwa sejumlah urusan hukum mungkin menyebabkan kerugian materiil bagi perusahaan. Mengungkap masalah kewajiban hukum ini ke publik akan meningkatkan risiko perusahaan di depan publik dan dapat menimbulkan reaksi pasar saham yang negatif. Para manajer lain sudah menyarankan untuk tidak melaporkan masalah hukum ini ke publik, karena untuk mengendalikan atau mencegah reaksi pasar yang negatif. Kemudian responden diberi pertanyaan yang berkaitan niat mereka melakukan creative accounting.
1
Tidak melaporkan permasalahan ini adalah:
Tidak menguntungkan
-3
-2
-1
0
1
2
3
Menguntu ngkan
10
Berikut adalah tahapan penelitian yang akan dilakukan:
DESAIN KASUS CREATIVE ACCOUNTING
ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN TAHUN 1 PUBLIKASI ILMIAH
FIELD EXPERIMEN
Bulan
TAHAP
FORUM GRUP DISCUSSION
LUARAN
TAHUN 1 Studi Literatur
TEMPAT
Mei
Review Penelitian Etika
Juni
Pembuatan Kasus Etika yang digunakan untuk Fields Experiment Fields Experiment
Kasus Etika
September
Analisis data
Laporan penelitian Perpustakaan dan sementara Laboratorium
OktoberNovember
Forum Grup Discusion dan revisi laporan penelitian sementara Publikasi artikel
Laporan penelitian Final
Juli – Agustus
Desember
Data penelitian
INDIKATOR CAPAIAN
Perpustakaan dan Lab internet Pepustakaan dan Laboratorium
Proposal Penelitian Desain Kasus Etika
FE UNY
Memperoleh data penelitian untuk analisis Laporan Penelitian Sementara Laporan penelitian Final Publikasi artikel di jurnal terakreditasi
11
DAFTAR PUSTAKA Baxter, G. D. and C. A. Rarick: 1987, 'Education for the Moral Development of Managers: Kohlberg's Stages of Moral Development and Integrative Education', Journal of Business Ethics 6(3), 243-248. Bernardi, R. A., R. L. Metzger, R. G. Scofield Bruno, M. A. Wade Hoogkamp, L. E. Reyes and G. H. Barnaby: 2004, 'Examining the Decision of Students' Cheating Behavior: An Empirical Study', Business Ethics Quarterly 50(4), 397-414. Blatt, M. and L. Kohlberg: 1975, 'The Effect of Classroom Moral Discussion upon Children's Level of Moral Judgment', Journal of Moral Education 4, 129-161. Catalano, R. F., M. Berglund, J. A. M. Ryan, H. S. Lonczak and D. Hawkins: 1999, Positive Youth Development in the United States: Research Findings on Evaluations of Positive Youth Development Programs (U.S. Department of Health and Human Services, Washington, DC). Colby, A. and L. Kohlberg: 1987, The Measurement of Moral Judgment: Theoretical Foundations and Research Validations 1 (Cambridge University Press, Cambridge, MA). Conaway, R. N.: 2000, 'Ethical Preferences among Business Leaders: Implications for Business Schools', Business Communication Quarterly 63(1), 23?48. Eynon, G.: 1997, 'Factors that Influence the Moral Reasoning Abilities of Accountants: Implications for Universities and the Profession', Journal of Business Ethics 16(12/13), 1297-1309. Ford, R. C: 1994, 'Ethical Decision Making: A Review of the Empirical Literature', Journal of Business Ethics 13(3), 205-221. Green, S.: 1997, 'Influencing Ethical Development: Exposing Students to the AICPA Code of Conduct', Journal of Business Ethics 16(8), 777?790. Jones, T. M.: 1991, 'Ethical Decision Making by Individuals in Organizations: An IssueContingent Model', Academy of Management Review 16(2), 366-395. Jones, T. M. and L. V. Ryan: 1997, 'The Link between Ethical Judgment and Action in Organizations', Organization Science 8, 663-680. Jones, T. M. and L. V. Ryan: 1998, 'The Effect of Organizational Forces on Individual Morality: Judg ment, Moral Approbation, and Behavior', Business Ethics Quarterly 8(3), 431-445. Hoffman Baxter, G. D. and C. A. Rarick: 1987, 'Education for the Moral Development of Managers: Kohlberg's Stages of Moral Development and Integrative Education', Journal of Business Ethics 6(3), 243-248. Bay, D. D.: 2001, 'The Relationship of the DIT and Behavior: A Replication', Issues in Accounting Education 16(3), 367-380. 12
Bernardi, R. A., R. L. Metzger, R. G. Scofield Bruno, M. A. Wade Hoogkamp, L. E. Reyes and G. H. Barnaby: 2004, 'Examining the Decision of Students' Cheating Behavior: An Empirical Study', Business Ethics Quarterly 50(4), 397-414. Blatt, M. and L. Kohlberg: 1975, 'The Effect of Classroom Moral Discussion upon Children's Level of Moral Judgment', Journal of Moral Education 4, 129-161. Catalano, R. F., M. Berglund, J. A. M. Ryan, H. S. Lonczak and D. Hawkins: 1999, Positive Youth Development in the United States: Research Findings on Evaluations of Positive Youth Development Programs (U.S. Department of Health and Human Services, Washington, DC). Colby, A. and L. Kohlberg: 1987, The Measurement of Moral Judgment: Theoretical Foundations and Research Validations 1 (Cambridge University Press, Cambridge, MA). Conaway, R. N.: 2000, 'Ethical Preferences among Business Leaders: Implications for Business Schools', Business Communication Quarterly 63(1), 23?48. Eynon, G.: 1997, 'Factors that Influence the Moral Reasoning Abilities of Accountants: Implications for Universities and the Profession', Journal of Business Ethics 16(12/13), 1297-1309. Ford, R. C: 1994, 'Ethical Decision Making: A Review of the Empirical Literature', Journal of Business Ethics 13(3), 205-221. Green, S.: 1997, 'Influencing Ethical Development: Exposing Students to the AICPA Code of Conduct', Journal of Business Ethics 16(8), 777?790. Jones, T. M.: 1991, 'Ethical Decision Making by Indi viduals in Organizations: An IssueContingent Model', Academy of Management Review 16(2), 366-395. Jones, T. M. and L. V. Ryan: 1997, 'The Link between Ethical Judgment and Action in Organizations', Organization Science 8, 663-680. Jones, T. M. and L. V. Ryan: 1998, 'The Effect of Organizational Forces on Individual Morality: Judg ment, Moral Approbation, and Behavior', Business Ethics Quarterly 8(3), 431-445. Kohlberg, L.: 1964, 'Development of Moral Character and Moral Ideology', in M. L. Hoffman and L. W. Hoffman Thorne, L.: 1999, 'An Analysis of the Association of Demographic Variables with the Cognitive Moral Development of Canadian Accounting Students: An Examination of the Applicability of American-Based Findings to the Canadian Context', Journal of Account ing Education 17(2/3), 157-174. Thorne, L. (2000): 'The Development of Two Measures to Assess Accountants' Prescriptive and Deliberative Moral Reasoning', Behavioral Research in Accounting 12(1), 139-169.
13
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN
No 1
Jenis Pengeluaran Gaji dan upah
Biaya Yang Diusulkan 2,250,000
2
Bahan habis pakai dan peralatan
3,000,000
3
Perjalanan
750,000
4
Lain-lain: publikasi, seminar
1,500,000
Jumlah
7,500,000
PERSONALIA PENELITIAN KETUA Nama
Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., Ak.
NIP
197610082008012014
Tempat Lahir, tanggal lahir
Batang, 8 Oktober 1976
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Pangkat/Jab/Gol
Penata Muda Tk. I/Asisten Ahli/IIIb
Alamat
Giwangan UH 7 No.2, Yogyakarta
Telepon
081227292919
Email
[email protected] ANGGOTA 1
Nama
Dhyah Setyorini, M.Si., Ak.
NIP
19771107 200501 2 001
Tempat Lahir, tanggal lahir
Yogyakarta, 10 Agustus 1977
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Pangkat/Jab/Gol
Penata/Lektor/IIIc
Alamat
Gamping Sleman Yogyakarta
Telepon
087839454055
Email
14
ANGGOTA 2 Nama
Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak.
NIP
19820514 200501 2 001
Tempat Lahir, tanggal lahir
Bantul, 14 Mei 1982
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Pangkat/Jab/Gol
Penata muda Tk. I/Asisten Ahli/IIIb
Alamat
Jodag RT 3, Sumber Adi, Mlati Sleman
Telepon
087739393277
Email
[email protected] ANGGOTA 3
Nama
Annisa Ratna Sari, M.S.Ed
NIP
19800912 200501 2 002
Tempat Lahir, tanggal lahir
Yogyakarta, 12 September 1980
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Pangkat/Jab/Gol
Penata muda Tk. I/Asisten Ahli/IIIb
Alamat
Kopen Rejo No.4 RT.3/RW.15 Maguwoharjo Depok Sleman DIY 55282
Telepon
085743502888
Email
[email protected]
15