EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008
TESIS Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program
Studi Pendidikan Matematika
Diajukan Oleh: B. SRI RUKATININGSIH B.R S 850907107 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008
Tesis Disusun Oleh: B. SRI RUKATININGSIH B.R. S.850907107 Telah disetujui oleh Tim pembimbing Pada tanggal :…………………… Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Budi Usodo, M.Pd. NIP. 132050357
Drs. Tri Atmojo K, M. Sc, Ph. D NIP. 131791750 Mengetahui,
Ketua Program Pascasarjana Pendidikan Matematika
Dr. Mardiyana, M. Si NIP. 132 046 017
ii
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008
Disusun oleh: B. SRI RUKATININGSIH B.R S 850907107 Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal :…………… Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
Dr. Mardiyana, M. Si
………………..
Sekretaris
Prof. Dr. Budiyono, M. Si
………………..
Anggota
1. Drs. Tri Atmojo K, M. Sc, Ph. D
………………..
2. Drs. Budi Usodo, M.Pd
………………..
Tanggal
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Direktur PPs. UNS
Pendidikan Matematika
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D NIP.131472192
Dr. Mardiyana, M. Si NIP. 132 046 017
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
:
B. Sri Rukatiningsih B.R
NIM
:
S.850907107
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul: EKSPERIMENTASI
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
TIPE
JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2007 - 2008 Adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kelak kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis ini.
Surakarta,
Januari 2009
Yang membuat pernyataan
B. Sri Rukatiningsih B.R
iv
MOTTO * Lihatlah orang yang lebih bawah dari pada kalian, dan janganlah melihat orang yang lebih atas dari kalian. Maka yang demikian itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian. (H. R. Abu Hurairah) * Hiduplah seolah kau akan mati besok. Belajarlah seolah kau akan hidup selamanya. (Mahatma Gandhi) * Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau kemana pun engkau pergi. (Yosua 1:9)
PERSEMBAHAN Tesis ini kupersembahkan untuk : 1. Bapak dan almarhum Ibu yang tersayang. 2. Suamiku tercinta yang telah mendoakan memotivasi dengan penuh pengertian. 3. Anak-anak dan cucuku Keysan yang tercinta dan terkasih. 4. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan semangat dan bantuan.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Berkat, Rahmat, dan Kesehatan kepada kita sehingga penulis
dapat
menyelesaikan
EKSPERIMENTASI
MODEL
penyusunan PEMBELAJARAN
tesis
yang
berjudul
KOOPERATIF
TIPE
JIGSAW PADA BENGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008. Selesainya penyusunan tesis ini bukan karena kemampuan kami semata, namun adanya motivasi ataupun bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D, Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Mardiyana, M. Si, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana yang telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada penulis dalam penyusunan tesis ini, serta memberikan pengantar izin penelitian kepada penulis sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian. 3. Drs. Tri Atmojo, K. M. Sc. Ph. D, Dosen Pembimbing I, yang telah memotivasi membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
vi
4. Drs. Budi Usodo, M. Pd, Dosen Pembimbing II, yang telah memotivasi membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan. 5. Bapak / Ibu Dosen Program Pascasarjana Studi Pendidikan Matamatika yang telah membimbing dan memberikan wawasan keilmuan selama penulis menempuh studi pada Program Pascasarjana. 6. Drs.F. Handoyo, M.M, Kepala sekolah SMP Negeri 10 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Drs. Joko Slametto, M.Pd, Kepala sekolah SMP Negeri 17 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 8. Hj.Endang Mangularsih, S.Pd, M.M, M.Pd, Kepala sekolah SMP Negeri 19 Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 9. Dra. Hj. Muryati, Kepala sekolah SMP Negeri 5 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen penelitian. 10. Para guru matematika SMP Negeri 10 Surakarta, SMP Negeri 17 Surakarta, SMP Negeri 19 Surakarta. 11.Seluruh staf Tata usaha Program Pascasarjana UNS, yang telah membantu kelancaran penyusunan penelitian ini. 12. Teman – teman Mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Matematika UNS yang telah banyak memberikan bantuan baik material maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
vii
13. Keluargaku tercinta yang telah memberikan dukungan penuh dalam menyelesaikan penelitian ini. Harapan penulis semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan pahala yang sesuai dengan amal kebaikan yang mereka berikan. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca yang
budiman pada umumnya, bagi penulis, dan bagi peningkatan mutu
pendidikan. .
Surakarta,
Januari 2009
B. Sri Rukatiningsih B.R.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN TESIS…………………………………………… iii HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………………iv MOTTO…………………………………………………………………………... v KATA PENGANTAR………………………………………………………….. vi DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ix DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xvi ABSTRAK……………………………………………………………………...xvii ABSTRACT..…………………………………………………………………..xviii BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1 B. Indentitikasi Masalah……………………………………………………...6 C. Pembatasan Masalah………………………………………………………6 D. Perumusan Masalah……………………………………………………….7 E. Tujuan Penelitian………………………………………………………….8 F. Manfaat Penelitian………………………………………………………...9
ix
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS…………………………….. 10 A. Landasan Teori………………………………………………………….. 10 1. Prestasi Belajar Matematika………………………………………….. 10 2. Metode Pembelajaran………………………………………………….15 3. Aktivitas Belajar Siswa………………………………………………..23 4. Materi Pembelajaran Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma, Limas…26 B. Hasil Penelitian Yang Relevan…………………………………………...27 C. Kerangka Pemikiran……………………………………………………...28 D. Hipotesis………………………………………………………………….31 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN………………………………………33 A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………….33 B. Jenis Penelitian……………………………………………………………34 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel……………………..34 D. Metode Pengumpulan Data……………………………………………….38 E. Teknik Analisis Data……………………………………………………..46 1. Uji Pendahuluan……………………………………………………….46 2. Uji Prasyarat Anava…………………………………………….……..48 3. Uji Hipotesis…………………………………………………….…….50 4. Uji Komparasi Ganda…………………………………………………58 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………61 A. Pengujian Instrumen……………………………………………………...61 B. Diskripsi Data…………………………………………………………… 64
x
C. Analisis Data……………………………………………………………..67 D. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….73 BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………………………….77 A. Kesimpulan………………………………………………………………77 B. Implikasi Hasil Penelitian……………………………………………….78 C. Saran……………………………………………………………………..79 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………81 LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………84
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran :1
Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma, dan Limas……………………………………………… 84
Lampiran : 2 Materi Pembelajaran Pokok Bahasa Kubus, Balok, Prisma, Dan Limas………………………………………………………117 Lampiran : 3 Lembar Kerja Siswa Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma, Dan Limas………………………………………………………179 Lampiran : 4 Daftar Siswa Kelompok Eksperimen…………………………...192 Lampiran : 5 Daftar Siswa Kelompok Kontrol………………………………..193 Lampiran : 6 Data Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen…………194 Lampiran : 7 Data Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol……………...197 Lampiran : 8 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Keseimbangan Kemampuan Awal Siswa………………………………………………. 200 Lampiran : 9 Uji Normalitas Kelompok Kontrol…………………………….. 204 Lampiran : 10 Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen vs Kelompok Kontrol Kemampuan Awal…………………………208 Lampiran : 11 Uji Keseimbangan Kemampuan Awal………………………… 210 Lampiran : 12 Daftar Siswa Kelompok Uji Coba…………………………….. 212 Lampiran : 13 Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Matematika………………...213 Lampiran :14 ButirAngket Aktivitas Belajar Matematika…………………… 215
xii
Lampiran :15 Lembar Validitas I Angket Aktivitas Belajar …………………..227 Lampiran :16 Lembar Validitas II Angket Aktivitas Belajar…………………..229 Lampiran :17 Perhitungan Daya Pembeda Tes Uji Coba…………………….. 231 Lampiran : 18 Contoh Cara Perhitungan Daya Pembeda TesUji Coba……….. 233 Lampiran : 19 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Uji Coba…………………… 234 Lampiran : 20 Contoh Cara Perhitungan Uji Reliabilitas………………………236 Lampiran : 21 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma, Dan Limas…………………………………….. 237 Lampiran : 22 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma, dan Limas………………………………………238 Lampiran : 23 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar……………………………. 245 Lampiran : 24 Kunci Tes Prestasi Belajar……………………………………...246 Lampiran : 25 Perhitungan Daya Beda Tes Prestasi Belajar…………………. 247 Lampiran : 26 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Prestasi………………….. 249 Lampiran : 27 Lembar Validasi I Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa………251 Lampiran : 28 Lembar Validasi II Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa…….. 253 Lampiran : 29 Lembar Validasi III Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa…….255 Lampiran : 30 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar………………257 Lampiran : 31 Contoh Perhitungan Uji Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran……………………………………………. 259 Lampiran : 32 Daftar Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Eksperimen…………261 Lampiran : 33 Dftar Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Kontrol……………… 264
xiii
Lampiran : 34 Kriteria Angket Aktivitas Belajar………………………………267 Lampiran : 35 Daftar Nilai Tes Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen………268 Lampiran : 36 Daftar Nilai Tes Prestasi Belajar Kelompok Kontrol…………..271 Lampiran : 37 Desain Data……………………………………………………..274 Lampiran : 38 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen….. 275 Lampiran : 39 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Kelompok Kontrol………. 279 Lampiran : 40 Uji Normalitas Tes Prestasi Kelompok Aktivitas Tinggi………283 Lampiran : 41 Uji Normalitas Tes Prestasi Kelompok Aktivitas Sedang…….. 286 Lampiran : 42 Uji Normalitas Tes Prestasi Kelompok Aktivitas Rendah……..290 Lampiran : 43 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen vs Kelompok Kontrol………………………………………………………… 293 Lampiran : 44 Uji Homogenitas Kelompok Aktivitas Tinggi, Sedang, Rendah………………………………………………………… 295 Lampiran : 45 Perhitungan Pengujian Hipotesis Anava Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama………………………………………………….. 297 Lampiran : 46 Perhitungan Komparasi Ganda…………………………………302 Ijin Penelitian…………………………………………………………………...306 Tabel-Tabel Perhitungan………………………………………………………..311
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Banyaknya Siswa Kelompok Eksperimen Yang Memiliki Aktivitas Belajar Dengan Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah………. 65 Tabel 4.2 Banyaknya Siswa Kelompok Kontrol Yang Memiliki Aktivitas Dengan Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah…………………….. 65 Tabel 4.3 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma, dan Limas Kelompok Eksperimen dan Kontrol……. 66 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa……………………... 67
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Pokok Bahasan kubus, Balok, Prisma, dan Limas……………………………………………69 Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan……………………………. 70 Tabel 4.7 Rataan Masing-masing Sel Data Hasil Penelitian…………………….71 Tabel 4.8 Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel…………………………….72
xv
ABSTRAK
SRI RUKATININGSIH B.R. (S850907107) Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007 – 2008. Tujuan pada penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunakanan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas, (2) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang aktivitas belajarnya tinggi, sedang, rendah pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas, (3) untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa pada prestasi belajar matematika pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi pelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri kota Surakarta tahun pelajaran 20072008. Pengambilan sampel adalah gabungan dari stratisfied random sampling dan cluster random sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 235 siswa.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah tes pilihan ganda. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa adalah berupa angket. Untuk uji pendahuluan kemampuan awal siswa menggunakan uji t, dan sebagai prasyarat uji t adalah uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlet Teknik analisis data pada penelitian ini digunakan Anava dua jalan dengan sel tak sama, prasyarat analisis menggunakan uji Lilliefors untuk uji normalitas, uji homogenitas menggunakan uji Bartlet, dengan taraf signifikan ( )=5% Dari hasil analisis di atas menunjukkan: (1) tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw maupun pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas ( Fobs = 3,191 F; p-1; N-pq = F0,05; 1; 299 = 3,840 ), (2) tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang aktivitas belajarnya tinggi, sedang, atau rendah pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas ( Fobs = 0,448 F; q-1; N-pq = F0,05; 2; 229 = 3,000 ), (3) terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas( Fobs = 6,496 F; (p-1)(q-1); N-pq = F; 2; 229 = 3,000 ).
xvi
ABSTRACT SRI RUKATININGSIH B.R. (S 850907107). An Experiment of Jigsaw Type of Cooperative Learning Model in Subject Matter of Flat Side Construct Viewed from Learning Activity of Grade VIII Students of SMP Negeri in Surakarta City in School Years 2007-2008. The objectives of research are (1) to find out whether there is or not the difference of students’ learning achievement between the student using jigsaw cooperative learning model and the one using the conventional model in the subject matter of cubic, beam, prism and dipper, (2) to find out whether there is or not the difference of students’ learning achievement between the students with high, medium and low learning activity (3) to find out whether there is or not interaction between the use of learning model and the students’ learning activity level in the mathematics learning achievement in subject matter of cubic, beam, prism and dipper. This study was categorized into a quasi experimental research. The population of research was all grade VIII students of SMP Negeri in Surakarta city in School Years of 2007-2008. The sampling technique employed was the combination of stratified random sampling and cluster random sampling. The number of sample of research was 235 students. Methods of collecting data used in this research were documentation, questionnaire, and test. The instrument employed to find out the students’ learning achievement was multiple-choice test. The instrument employed to find out the level of students’ learning activity was questionnaire. For the preliminary test of students’ prior capability, the t-test was used, and as the t-test requirement and the normality test by using Liliefors test and homogeneity test using Bartlet test. Technique of analyzing data employed in this study was two-way Anava with different cells. The prerequisite of analysis used Liliefors test for normality test, homogeneity test used Bartlet test with significance level () = 5%. From the analysis above, it can be seen that: (1) there is no difference of mathematics learning achievement in subject matter of cubic, beam, prism and dipper, the teaching of which uses either jigsaw cooperative or conventional learning models (Fobs = 3.191 < F; p-1; N-pq = F0,05; 1; 299 = 3.840), (2) there is no difference of mathematics learning achievement in subject matter of cubic, beam, prism and dipper between the students with high, medium and low learning activity (Fobs = 0.448 < F; q-1; N-pq = F0,05; 2; 299 = 3.000), and (3) there is an interaction between the use of learning model and the students’ activity level in the students’ learning achievement in the subject matter of cubic, beam, prism and dipper (Fobs = 6.496 < F; (p-1)(q-1); N-pq = F0,05; 2; 299 = 3.000).
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang sangat cepat dan pesat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusiamanusia yang berkualitas. Salah satu cara yang harus ditempuh untuk membentuk manusia yang berkualitas adalah melalui proses pendidikan, baik pendidikan melalui jalur sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Selain itu sekolah sudah merupakan bagian dari masyarakat dan merupakan tempat yang sangat tepat bagi pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan ilmu pendidikan dan teknologi. Hal ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Soedjadi (1995:8), bahwa satu-satunya wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu tinggi adalah pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun jalur luar sekolah. Ini menunjukan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tinggi. Dalam pendidikan sekolah, untuk mengetahui keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, yang dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Intelegensia, minat, bakat, motivasi, aktivitas belajar dan sebagainya, termasuk 1
2 faktor internal, sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal misalnya, guru, bahan pelajaran, fasilitas belajar, metode mengajar dan sebagainya. Dalam pembelajaran matematika, tugas seorang guru adalah menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa, sehingga
siswa
mempunyai
ketrampilan,
keberanian
serta
mempunyai
kemampuan matematika. Dengan demikian matematika akan mempunyai peran yang penting bagi peserta didik untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya hal ini akan berdampak dalam menciptakan sumber daya manusia
yang bermutu. Oleh karena itu guru sebagai pendidik perlu
mempersiapkan suatu model pembelajaran yang terprogram agar siswa sebagai peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih mantap. Dari tahun ke tahun, pembelajaran matematika di sekolah banyak mengalami perubahan, diantaranya perubahan yang menitikberatkan dari situasi guru mengajar menjadi situasi murid belajar. Selama ini metode mengajar yang banyak digunakan oleh guru adalah metode konvensional (tradisional), dimana kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru. Agar pembelajaran dengan situasi murid belajar ini dapat tercapai, hendaknya guru dapat menggunakan strategi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Soedjadi (1995:12), betapapun tepat dan baiknya bahan ajar matematika yang ditetapkan belum menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan, dan salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah proses mengajar yang lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal.
3 Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki oleh para guru, dan dengan keinginan untuk selalu mencari metode yang terbaik agar selalu menarik minat dan motivasi siswa belajar, maka tujuan yang diharapkan akan tercapai. Metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar adalah dengan menempatkan siswa secara kelompok-kelompok. Pembelajaran kelompok dapat meningkatkan siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Pembelajaran yang dapat mewujudkan hal tersebut salah satunya adalah pembelajaran kooperatif, yang sesuai dengan pembelajaran konstruktivisme. Dalam konstruktivisme, siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Slavin (1995:18) menyatakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya. Bahan kajian inti matematika di SMP mencakup aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, dan statistika. Dalam pengalaman mengajar di SMP ternyata banyak siswa yang mengalami kesulitan mempelajari pokok bahasan geometri. Hal ini berlaku untuk siswa kelas VII, VIII, IX SMP. Salah satu materi geometri kelas VIII yang dianggap sulit adalah pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. Misalnya dalam menentukan panjang diagonal ruang, menghitung volume dan luas bangun ruang. Oleh karenanya diperlukan peningkatan kualitas pembelajaran pada pokok bahasan tersebut.
4 Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam kelompoknya yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arend, RI, 1997:73 ). Dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas untuk siswa SMP kelas VIII semester II diduga lebih efektif dan efisien dari pada menggunakan metode konvensional. Hal ini disebabkan metode jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang berdasarkan filsafat konstruktivisme, sehingga siswalah yang membangun pengetahuannya sendiri. Siswa diberi kemampuan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan guru sebagai fasilitator membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Model pembelajaran kooperatif jigsaw dipilih karena dianggap bisa dipakai untuk mengajarkan pokok bahasan tersebut, karena topik tersebut dapat dibagi atas empat sub yang independen, artinya masing-masing sub pokok bahasan tidak merupakan prasyarat bagi yang lain (syarat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw).Dengan demikian diharapkan melalui metode kooperatif jigsaw, pembelajaran lebih bermakna sehingga lebih meningkatkan pemahaman siswa . Selain metode dalam mengajar, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari kemampuan individu yang dimiliki oleh siswa yang merupakan faktor internal. Dalam hal ini adalah keaktifan siswa dalam belajar. Sekolah adalah area untuk mengembangkan aktivitas siswa. Dalam belajar matematika, aktivitas siswa
5 tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat apa yang di terangkan guru, tetapi siswa harus berpartisipasi aktif , misalnya bertanya, mengerjakan soal, menjawab pertanyaan guru, dan sebagainya. Aktivitas belajar siswa bervariasi, ada siswa yang aktivitas belajarnya rendah, sedang atau tinggi. Ada sebagian siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran matematika, karena matematika di anggap pelajaran yang sangat sulit. Bagi mereka yang tidak suka dengan pelajaran matematika , maka aktivitas belajar mereka juga rendah. Hal ini berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi, maka prestasi yang akan diperoleh juga tinggi, sehingga aktivitas belajar siswa sangatlah membantu dalam proses belajar matematika. Mengingat pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar, guru diharapkan dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan keaktifan siswa. Siswa itu sendiri hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan aktifitas ini kemungkinan besar prestasi belajar matematika yang dicapai oleh siswa akan lebih memuaskan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di muka, perlu diadakan penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari aktivitas belajar siswa.
6 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru matematika dalam
menyampaikan
pokok
bahasan
tertentu
kemungkinan
akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa. 2. Secara umum siswa masih rendah prestasi belajar matematikanya, sehingga perlu adanya strategi pembelajaran yang bisa meningkatkan prestasi belajarnya. 3. Adanya perbedaan aktivitas belajar siswa dapat menyebabkan perbedaan prestasi belajar siswa. 4. Masih jarangnya penggunaan pembelajaran dengan metode kooperatif, diduga merupakan salah satu sebab kurang terbinanya sikap kemandirian dalam belajar.
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas agar penelitian yang dikaji dapat lebih terarah dan mendalam maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan dibatasi pada model pembelajaran kooperatif jigsaw pada kelompok eksperimen dan metode konvensional pada kelompok kontrol.
7 2. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar, dalam hal ini adalah tes formatif pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas untuk siswa klas VIII SMP. 3. Aktivitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas siswa dalam belajar matematika yang meliputi aktivitas memperhatikan, bertanya, mencatat, mendengarkan, mengerjakan soal, dan mempelajari materi pelajaran matematika.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan metode pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah. 3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
8 E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran koopertif tipe jigsaw dan metode pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan aktivitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
F. Manfaat Penelitian Bagi Siswa : 1. Meningkatkan dan memudahkan siswa dalam belajar atau memahami mata pelajaran matematika. 2. Melatih kreativitas atau kemandirian dalam belajar. 3. Melatih kerja sama dengan teman dalam menyelesaikan soal-soal matematika. 4. Diharapkan lebih termotivasi dalam belajar matematika
9 Bagi guru : 1. Sebagai alternatif pemilihan pendekatan dalam pembelajaran matematika. 2. Menambah wawasan dalam rangka perubahan paradigma mengajar ke paradigma belajar.
Bagi Peneliti 1. Sebagai pembelajaran penyusunan karya ilmiah. 2. Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang sejenis pada pokok bahasan lain
Bagi Sekolah Untuk memberikan informasi tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
10 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori .
1. Prestasi Belajar Matematika a
Pengertian Matematika Menurut Herman Hudoyo (1988:3), simbolisasi dalam matematika menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsepkonsepnya tersusun secara hierarkis. Soehardjo (1992:13) juga berpendapat bahwa sistem matematika adalah sistem deduktif yang dimulai dari memilih beberapa unsur yang tidak didefinisikan
(undefined)
yang
disebut
unsur-unsur pendahulu
yang
diperlukan sebagai dasar komunikasi, kemudian ke unsur-unsur yang didefinisikan. Akhirnya dalil atau teorema dapat dibuktikan melalui unsurunsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang didefinisikan tadi. Dengan demikian, matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi. Gagne, R. M dalam Soehardjo (1992:12) menyatakan bahwa obyek penelaahan matematika adalah fakta, keterampilan (operasi matematika), konsep dan prinsip atau aturan-aturan. Obyek penelaahan ini menggunakan simbol-simbol sebagai sarana untuk melakukan penalaran.
10
11 Menurut Soehardjo (1992:12), matematika dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan sistem yang tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur atau urutan, interrelasi dari pengetahuan atau operasi-operasi tersendiri yang tersusun secara deduktif. Matematika berkenaan dengan pikiran berstruktur yang relasi operasinya maupun hubungan-hubungannya diatur secara logis. Hal ini berarti matematika bersifat sangat abstrak yaitu berkenaan dengan konsep, prinsip, abstrak dan penalarannya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif. b. Belajar Matematika Menurut Herman Hudoyo (1988:6), seseorang dikatakan belajar matematika bila dapat diasumsikan dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika, dimana tingkah laku itu dapat diamati, yang diperoleh dengan adanya usaha orang tersebut. Perubahan yang disebabkan oleh proses belajar dapat ditunjukan dalam
berbagai
bentuk,
seperti
perubahan
pemahaman,
perubahan
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku, keterampilan serta aspek-aspek lain yang ada pada diri orang yang belajar. Belajar matematika pada dasarnya merupakan proses yang diarahkan pada suatu tujuan. Tujuan belajar matematika dapat dilihat dari
12 kemampuan seseorang menfungsionalkan materi matematika yang dipelajari, baik secara konseptual maupun secara praktis. Secara konseptual dimaksudkan dapat mempelajari matematika lebih lanjut, sedangkan secara praktis dimaksudkan menerapkan matematika pada bidang-bidang lain dan dalam kehidupan nyata. c. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Proses belajar mengajar menghasilkan perubahan di pihak siswa, dimana perubahan tersebut berupa kemampuan diberbagai bidang yang sebelumnya tidak dimiliki siswa. Menurut Gagne dalam Winkel (1996:482), kemampuan-kemampuan itu digolongkan atas kemampuan dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan motorik dan sikap. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan kemapuan internal yang harus dinyatakan dalam suatu prestasi, prestasi belajar yang diberikan oleh siswa, berdasarkan kemampuan
internal yang
diperolehnya sesuai dengan tujuan instruksional, menampakkan hasil belajar. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil jika tujuan instruksional khusus dapat tercapai. Tujuan instruksional tersebut merupakan hasil belajar yang telah ditetapkan menurut aspek isi maupun aspek perilaku. Menurut Sukardi dan Anton Sukarno (1995:14) mengemukakan bahwa hasil belajar dalam bentuk nilai atau indeks prestasi adalah merupakan pertanda tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diikuti
13 selama proses belajar. Indeks prestasi akan membawa konsekuensi yang sangat luas dalam perjalanan meniti karier atau perjalanan studi siswa. Selain itu Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:120) yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut: 1). Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. 2). Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. Dari beberapa pendapat tentang prestasi belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru. d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika Prestasi yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interaksi antara faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Abu Ahmadi, Widodo Supriyono;1991:130). Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1). Faktor Internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
14 (a). Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. (b). Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, faktor ini terdiri dari: i. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial dan faktor kecakapan. ii. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motifasi, emosi, dan penyesuaian diri. (c). Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2). Faktor Eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah : (a). Faktor sosial, terdiri dari : i).
Lingkungan keluarga.
ii).
Lingkungan sekolah.
iii). Lingkungan masyarakat. iv). Lingkungan kelompok. b).
Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian. c).
Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar.
d).
Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. (Abu Ahmadi danWidodo Supriyono;1991:130-131).
15 Dalam penelitian ini faktor internal yang dibahas adalah aktivitas belajar siswa, sedang faktor eksternalnya adalah metode pembelajaran.
2. Metode Pembelajaran Matematika Berikut akan diuraikan dua macam metode pembelajaran matematika tersebut beserta teori-teori yang mendukungnya. a. Pembelajaran Konvensional Model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran secara klasikal dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada siswa. Pembelajaran secara klasikal adalah pembelajaran yang disampaikan guru kepada sejumlah siswa tertentu secara serentak pada waktu dan tempat yang sama. Dalam sistem pembelajaran konvensional, siswa cenderung pasif, kurang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas dan inisiatif, karena proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru. Sistem pembelajaran konvensional lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak didik. Dalam metode mengajar yang tradisional ini, guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Pada proses pembelajaran, guru langsung membuktikan dalil dan menurunkan rumus. Guru memberikan contoh soal dan dikerjakan sendiri oleh guru. Sementara itu siswa duduk dengan rapi dan mengikuti guru dengan teliti. Proses belajar mengajar monoton dan tidak variatif sehingga membosankan siswa.
16 Menurut Poerwadarminta (1997:523), konvensional adalah tradisional. Tradisional sendiri diartikan sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Pembelajaran secara konvensional telah terbentuk sejak beberapa tahun yang lalu. Pola ini diterima secara umum dan masih berlaku hampir dimana saja di dewasa ini. Pada umumnya guru kurang memperhatikan model pembelajaran
yang
digunakan
dan
cenderung
menggunakan
model
pembelajaran secara konvensional. Pandangan pembelajaran konvensional meletakan tanggung jawab belajar pada guru. Berikut ini akan diuraikan kelebihan dan kelemahan metode konvensional. 1).
Kelebihan metode konvensional : (a). Dapat menampung kelas besar. (b). Kemajuan anak berjalan teratur menurut tingkatan kelas. (c). Dapat disampai kepada siswa yang usia dalam satu kelas agak bersamaan. (d). Buku-buku pelajaran dapat disesuaikan dengan taraf kesanggupan kelas.
2).
Kelemahan metode konvensional : (a). Belajar dan bekerja sangat tidak efisien.
17 (b). Siswa tidak dapat menilai apa yang dipelajari. Hal ini dikarenakan siswa tidak dapat menemukan sendiri konsep yang diajarkan, siswa hanya aktif membuat catatan. (c). Siswa tidak bisa menggunakan teknik matematis atau ilmiah karena siswa cenderung belajar menghafal saja sehingga tidak mengakibatkan pengertian. (d). Siswa tidak dapat menyusun fakta dan mengambil kesimpulan. (e). Siswa tidak bisa memperoleh hasil yang maksimal, karena pengetahuan yang diperoleh cenderung lebih mudah dilupakan. b. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasar pada faham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar pada kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelas/kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa, dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami bahan pelajaran. Menurut Anita Lie
(1995:72), sistem pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas yang terstruktur disebut sistem pengajaran gotong royong atau cooperative learning. Dari hasil penelitian, pada beberapa bidang studi yang
18 melibatkan suatu pelajaran yang kompleks dan memerlukan keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan, maka kerja kelompok lebih sesuai untuk mencapai tujuan dibandingkan dengan kompetisi, khususnya bagi mereka yang berkemampuan rendah. Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan yang dapat dicapai oleh tiap individu dalam kelompoknya sangat berarti dalam mencapai tujuan yang positif dalam belajar kelompok tersebut. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Selain itu pembelajaran kooperatif memberikan peluang pada siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dan saling tergantung satu sama lain dalam tugas akademik dan akan saling menghargai satu sama lain. 1). Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yaitu penerimaan, pengembangan keterampilan sosial dan prestasi akademik (Arends, 1997:111). (a). Penerimaan. Pengaruh penting dalam pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang lebih luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, tingkat sosial dan kemampuan. Belajar kooperatif menyajikan peluang bagi siswa dengan berbagai latar belakang yang beragam untuk bekerja saling bergantung terhadap tugas-tugas.
19 (b). Pengembangan Keterampilan Sosial Tujuan terpenting dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaborasi.Hal ini sangat penting mengingat siswa berasal dari masyarakat yang heterogen.Banyak anak-anak dan orang dewasa kurang mempunyai ketrampilan kooperatif yang dibuktikan dengan ketidakharmonisan hubungan antar individu. Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak puas jika diminta bekerja dalam situasi yang kooperatif. (c). Prestasi Akademik Pembelajaran kooperatif selain mencakup berbagai tujuan sosial, juga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah dan tinggi yang bersama-sama pada tugas akademik. Siswa yang berprestasi tinggi membantu siswa yang berprestasi rendah. 2). Keuntungan Pembelajaran Kooperatif (a). Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma kelompok atau tim. (b). Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil. (c). Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk dapat meningkatkan keberhasilan tim.
20 (d). Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. (e). Interaksi antar siswa membantu meningkatkan perkembangan kognitif.
3). Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw Pengertian jigsaw dalam pembelajaran kooperatif adalah satu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arend,RI,1997:73). Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Eliot Aronso, kemudian digunakan oleh Slavin dan temannya (Arend,RI,1997:72). Dalam pembelajaran kooperatif jigsaw ini, siswa belajar / bekerja dalam kelom pok yang heterogen dan beranggotakan 4-6 orang, yang disebut kelompok asal. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas penguasaan bagian dari materi belajar yang ditugaskan padanya, kemudian mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain. Masing-masing anggota kelompok yang mendapat tugas penguasaan bagian materi itu disebut ahli. Keahlian tersebut dapat diperoleh dari menawarkan bagian materi kepada anggota kelompok menurut dari kelompok yang berbeda dengan topik yang sama (ahli) bertemu untuk berdiskusi antar ahli. Mereka dapat saling
21 membantu satu sama lain tentang topik yang ditugaskan, serta mendiskusikannya. Setelah itu siswa pada kelompok ahli kembali pada kelompok masing-masing untuk menjelaskan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lainnya tentang apa yang dibahas / dipelajari dalam kelompok ahli.
Hubungan yang terjadi antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan oleh Arend, R.I sebagai berikut : Kelompok asal
Kelompok ahli Gambar 1. Hubungan kelompok asal dan kelompok ahli dalam jigsaw Masing-masing anggota kelompok asal bertemu dalam diskusi kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok ahli, kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan pada teman sekelompoknya. Jigsaw didesain tidak hanya
22 untuk meningkatkan rasa tanggung jawab secara mandiri, tetapi juga dituntut untuk saling ketergantungan dalam arti positif terhadap teman sekelompoknya. Pada penelitian ini, masing-masing kalompok asal terdiri dari empat orang siswa, karena pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas terdiri dari empat sub pokok bahasan yang saling independen. Setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi yang ditugaskan kepadanya. Selanjutnya masing-masing kelompok ahli dengan materi yang sama bertemu untuk berdiskusi dan mengerjakan latihan-latihan yang diberikan. Setelah waktu yang diberikan selesai, masing-masing siswa dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan materi yang menjadi bagiannya pada siswa lain dengan materi yang berbeda. Siswa yang mendapat bagian materi kubus menjelaskan pada siswa lain yang mendapat bagian materi balok, prisma, maupun limas. Demikian seterusnya hingga siswa-siswa dalam kelompok asal sudah paham materi pada pertemuan hari itu. Sedapat mungkin siswa berdiskusi dulu dengan temannya dalam satu kelompok, jika menemui kesulitan baru bertanya pada guru. Karena peran guru di sini masih diperlukan, baik sebagai motivator maupun fasilitator. Sehingga hal ini dapat meminimalkan kelas yang ramai atau gaduh, karena guru dapat terus memantau jalannya diskusi masing-masing kelompok, baik dalam diskusi kelompok asal, maupun diskusi kelompok ahli sehingga pembelajaran tetap efektif dan optimal.
23 Adapun rencana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diatur secara instruksional sebagai berikut : a) Membaca Siswa mendapat topik-topik ahli, kemudian membaca dan mempelajari materi tersebut untuk mendapatkan informasi. b) Diskusi kelompok ahli. Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topik tersebut. c) Laporan Kelompok, masing-masing ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya. d) Kuis / tes. Diberikan setelah tiga kali pertemuan secara perorangan. e) Penghargaan kelompok Dilihat dari nilai rata-rata nilai kuis dalam satu kelompok. f) Rangkuman pembelajaran.
3. Aktivitas Belajar Siswa Montessori dalam Sardiman A.M (1994:95) menegaskan bahwa anakanak memiliki tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pernyataan Montessori tersebut memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri, sedang pendidik
24 hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik, dan mengamati bagaimana perkembangan anak didik. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (1996:17), aktivitas berarti keaktivan, kegiatan atau kesibukan. Dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Keduanya harus selalu terkait (Nasution, 1995:89). Pendapat lain yang dikemukakan oleh Rousseau dalam Sardiman A.M (1994:95) memberikan penjelasan bahwa dalam kegiatan belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukan bahwa setiap orang yang bekerja harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara mengamati sendiri, pengalaman sendiri, menyelidiki sendiri dan bekerja secara aktif dengan fasilitas yang diciptakan sendiri untuk berkembang sendiri dengan bimbingan dan pengamatan dari guru. Guru harus berusaha membangkitkan aktivitas siswa dalam menerima pelajaran baik aktivitas jasmani maupun rohani. Aktivitas jasmani meliputi: melakukan percobaan, berkebun, dan lain-lain, sedang aktivitas rohani meliputi memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan lainlain.
25 Aktivitas belajar siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Paul B. Diedrich dalam Sardiman A.M (1994:99) membuat suatu daftar aktivitas belajar yang dapat digolongkan sebagai berikut : a). Visual activities, seperti : membaca, memperhatikan gambar, percobaan. b). Oral activities, seperti : menyatakan, bertanya, memberi saran. c). Listening activities, seperti : mendengarka percakapan, diskusi, musik, pidato. d). Writing activities, seperti : menulis cerita, laporan, angket, menyalin. e). Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f). Mental activities, seperti : mengingat, memecahkan soal, menganalisis. h). Emosional activities, seperti : menaruh minat, bersemangat, berani, tenang. Dengan klasifikasi aktivitas seperti yang diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah bermacam-macam. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah itu akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini adalah : 1). Waktu untuk belajar matematika, yang meliputi frekwensi belajar matematika dan waktu yang digunakan. 2). Sikap dalam mengikuti pelajaran matematika, yang meliputi partisipasi dalam mengikuti pelajaran matematika, mengikuti jam kosong, sikap dalam mengerjakan setiap tugas sekolah.
26 3). Belajar matematika sendiri, yang meliputi mengatasi kesulitan dalam belajar, belajar matematika di rumah, belajar di luar rumah atau les. 4). Belajar matematika secara kelompok, yang meliputi partisipasi dalam belajar kelompok, mengatasi kesulitan dalam belajar kelompok. 5). Mengerjakan tugas, latihan atau pekerjaan rumah, yang meliputi mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan, sikap dalam menghadapi pekerjaan rumah yang sulit.
4. Materi Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma Dan Limas Materi pembelajaran matematika yang dipilih dalam penelitian ini adalah pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas, berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas VIII SMP semester 2: a. Standard Kompetensi: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. b. Kompentensi Dasar: 1).
2).
Kubus. a).
Mengidentifikasi sifat-sifat serta bagian-bagiannya.
b).
Membuat jaring-jaringnya.
c).
Menghitung luas permukaan dan volumenya.
Balok. a). Mengidentifikasi sifat-sifat serta bagian-bagiannya.
27 b). Membuat jaring-jaringnya. c). Menghitung luas permukaan dan volumenya. 3).
Prisma. a). Mengidentifikasi sifat-sifat serta bagian-bagiannya. b). Membuat jaring-jaringnya. c). Menghitung luas dan volumenya.
4).
Limas. a). Mengidentifikasi sifat-sifat serta bagian-bagiannya. b). Membuat jaring-jaringnya. c). Menghitung luas dan volumenya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Budi Usodo, dkk (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Kalkulus Di Jurusan P.MIPA FKIP UNS“. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw tidak dapat meningkatkan prestasi belajar pada topik limit fungsi pada mahasiswa jurusan P.MIPA FKIP UNS. 2. Chusnal Ainy (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Pengajaran Matematika Sekolah Dasar“. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw efektif untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan luas dan keliling di kelas V sekolah dasar. Dan berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa prestasi
28 belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran tradisional. 3. Ira Kurniawati Metode
( 2003 ) dalam penelitiannya yang berjudul
Pembelajaran
Kooperatif
Jigsaw
Terhadap
“ Pengaruh
Prestasi
Belajar
Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SLTP Negeri 15 Surakarta “. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw efektif untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan bangun datar jajaran genjang, belah ketupat, laying-layang, dan trapesium. Dan berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian yang relevan diatas, persamaan dan perbedaannya dengan penelitian ini adalah : Persamaan : Dalam pembelajarannya sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw. Perbedaan : Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma, dan limas. Sedangkan dalam penelitian Budi Usodo dkk ( 2000 ) pada pokok bahasan Kalkulus di jurusan Pendidikan MIPA FKIP UNS, pada penelitian Chusnal Ainy ( 2000 ) pada pengajaran Matematika di Sekolah Dasar dan pada penelitian Ira Kurniawati pada pokok bahasan bangun datar jajaran genjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
29 C. Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori teori yang seolah-olah terlepas menjadi suatu rangkaian yang utuh untuk menentukan jawaban sementara.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya adalah metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan mengajar. Agar metode pembelajaran terpilih dengan tepat, seorang guru harus mengetahui macammacam metode pembelajaran dan mengetahui pula model pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pokok bahasannya. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada filsafat konstruktivisme, dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dalam pelajaran, apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa
30 anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw adalah suatu sistim pembelajaran yang berorientasi pada proses, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran. Pada akhirnya, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas diduga dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Pada dasarnya untuk menyampaikan pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas, diperlukan keaktifan belajar siswa agar siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan guru. Aktivitas belajar siswa dapat timbul jika pada diri siswa motivasi yang menyebabkan mereka ingin berbuat sesuatu. Motivasi tersebut dapat timbul dengan sendirinya pada diri siswa atau timbul karena ada pengaruh dari luar, diantaranya dari guru. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar seorang guru harus senantiasa menimbulkan motivasi pada diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi akan lebih mudah dalam menerima pelajaran dari pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar yang sedang atau rendah. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi diduga akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan aktivitas belajar sedang atau rendah.
31 Berdasarkan uraian di atas, ternyata model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa adalah faktor penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif jigsaw sangat menuntut keaktifan belajar siswa, karena siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan obyek dan pengalaman dari lingkungan. Pengetahuan bukanlah suatu hal yang sudah jadi, tetapi merupakan suatu proses yang berkembang secara terus menerus dan dalam proses inilah keaktifan siswa yang ingin tahu sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Dengan demikian siswa dengan aktivitas belajar tinggi akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap pencapaian prestasi belajar yang baik. Berdasarkan pemikiran di atas, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Metode pembelajaran Prestasi belajar Aktivitas belajar
Gambar Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian
D. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
32 1. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang pengajarannya menggunakan
model pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran
konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki
tingkat
aktivitas belajar tinggi, sedang, atau rendah. 3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matamatika pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas, artinya bahwa karakteristik perbedaan antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional untuk semua tingkat aktivitas siswa tidak sama.
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMP Negeri 19 Surakarta, SMP Negeri 10 Surakarta, dan SMP Negeri 17 Surakarta, sedangkan untuk uji coba angket dan tes dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada akhir semester II tahun pelajaran 2007/2008, yaitu mulai bulan Maret 2008 sampai bulan Juni 2008, dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap Pertama Tahap pertama persiapan meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan proposal penelitian, konsultasi proposal dan pengajuan ijin ke tempat penelitian, berlangsung pada bulan Maret 2008. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi langkah-langkah uji coba instrumen dan pengambilan data dengan instrumen yang telah diuji Validitas dan Realibilitasnya berlangsung pada bulan April 2008 sampai Juni 2008.
34 c. Tahap Penyelesaian Tahap ini merupakan langkah penyusunan laporan dan penyelesaian, sampai selesai pada bulan Januari 2009.
B. Jenis Penelitian Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi-experimental research), karena peneliti tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Budiyono (2003 : 79) menyatakan bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 115), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Surakarta tahun pelajaran 2007 - 2008. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 117), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel
35 merupakan kelompok hasil individu yang diamati dan dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian sekaligus dapat meramalkan keadaan populasi. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Kota Surakarta sebanyak 6 kelas, yaitu kelas VIII B dan VIII C ( dari SMP N.10 ), Kelas VIII E dan VIII F ( dari SMP N.17 ), kelas VIII A dan VIII B ( dari SMP N.19 ). 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dari Stratisfied Random Sampling dan Cluster Random Sampling. Stratisfied Random Sampling digunakan untuk memilih Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang didasarkan pada peringkat sekolah berdasarkan data nilai Ulangan Umum Bersama Semester I tahun pelajaran 2007 - 2008. Dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah. Dari masing-masing kelompok ditentukan satu sampel. Dengan membuat gulungan kertas yang bertuliskan SMP dari peringkat atas, kemudian dipilih satu secara acak dan terpilih SMP Negeri 19 Surakarta. Dengan cara yang sama untuk kelompok tengah terpilih SMP Negeri 10 Surakarta dan untuk kelompok bawah terpilih SMP Negeri 17 Surakarta. Dari SMP Negeri 19 Surakarta terdapat 6 kelas VIII yang akan diambil 2 kelas, dengan cara membuat gulungan kertas yang bertuliskan kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F digulung dan dipilih 2 gulung secara acak, dan terpilih kelas VIII A dan kelas VIII B. Dengan cara yang sama untuk SMP Negeri 10 Surakarta terpilih kelas VIII B dan VIII C,
36 dari SMP Negeri 17 Suarakarta terpilih kelas VIII E dan kelas VIII F. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 6 kelas yang terdiri dari 3 kelas sebagai sampel kelompok eksperimen dan 3 kelas sebagai sampel kelompok kontrol. Setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditetapkan, kemudian dilakukan uji keseimbangan dengan menggunakan uji t. Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seimbang kemampuannya atau tidak. Data yang digunakan untuk uji keseimbangan adalah nilai UUB pada semester I tahun pelajaran 2007/2008.
D. Metode Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu metode pembelajaran matematika dan aktivitas belajar siswa, serta satu variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. Adapun ciriciri variabel penelitian tersebut adalah: a. Metode Pembelajaran 1). Definisi Operasional Metode pembelajaran adalah rangkaian strategi kegiatan belajar mengajar di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. Adapun model pembelajaran kooperatif jigsaw
(a1 ) pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional (a 2 ) pada kelompok kontrol.
37 2). Indikator: Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. 3). Skala pengukuran: Nominal dua kategori yaitu pembelajaran kooperatif jigsaw serta model pembelajaran konvensional. 4). Simbol: A. b. Aktivitas Siswa 1). Definisi Operasional Aktivitas siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar matematika baik di rumah maupun di sekolah. Aktivitas ini dibatasi pada aktivitas memperhatikan, bertanya, mencatat, mendengarkan, mengerjakan soal, dan mempelajari materi pelajaran matematika. 2). Indikator: Nilai skor hasil angket aktivitas belajar siswa. 3). Skala Pengukuran: Interval kemudian diubah menjadi skala ordinal, dengan tiga kategori
yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pembagiannya
sebagai berikut : -
Kelompok tinggi dengan skor X + 1/2 s
-
Kelompok sedang dengan X – 1/2 s < skor < X + 1/2 s
-
Kelompok rendah dengan skor X – 1/2 s
Keterangan : X = Rata-rata nilai aktivitas belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol s = Standart deviasi
38 4). Simbol: B. c. Prestasi Belajar Matematika Siswa 1). Definisi Operasional Prestasi belajar matematika siswa adalah tingkat penguasaan siswa dalam mata pelajaran matematika, khususnya pada pokok bahasan kubus, prisma, dan limas hasil belajar siswa yang dicapai setelah melalui proses belajar. 2). Indikator: Nilai skor formatif pokok bahasan kubus, prisma, dan limas. 3). Skala Pengukuran: Interval. 4). Simbol: abij ; i = 1, 2 ; j = 1, 2, 3.
2. Teknik Pengambilan Data Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpul data. Untuk mengukur variabel maka diperlukan instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga cara, yaitu metode dokumentasi, metode angket, metode tes. a. Metode Dokumentasi Menurut Budiyono (2003 : 54) metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihat dokumen-dokumen yang telah ada. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang nama-nama siswa dan nilai UUB semester I. Dokumen tersebut digunakan
39 untuk uji keseimbangan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan kelompok uji coba. b. Metode Angket Menurut Budiyono (2003 : 47) metode angket adalah pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis. Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket langsung karena peneliti langsung menyampaikan angket tersebut kepada subjek penelitian. c. Metode Tes Menurut Suharsimi Arikunto (1995 : 51), tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes ini memuat beberapa pertanyaan yang berisi materi-materi pokok bahasan balok, kubus, prisma, dan limas.
3. Instrumen Penelitian a. Angket Aktivitas Belajar Dalam penelitian ini angket yang dimaksud adalah angket tentang aktivitas belajar matematika. Angket berupa soal pilihan ganda, dengan alternatif 4 jawaban. Pemberian skor untuk item positif adalah jika A diberi skor 4, B diberi skor 3, C diberi skor 2, dan D diberi skor 1. Sedang untuk item
40 negatif jika menjawab A diberi skor 1, B diberi skor 2, C diberi skor 3, dan D diberi skor 4. Prosedur penyusunan angket aktivitas belajar adalah : 1) Menentukan indikator 2) Menentukan kisi-kisi angket aktivitas belajar. 3) Menulis butir soal angket 4) Menelaah untuk melihat validitas konstruk. Untuk menentukan validitas membutuhkan validator, dan harus diperhatihal-hal berikut : (1) Butir angket telah mengacu pada kisi-kisi. (2) Pernyataan butir jelas dan dapat dipahami peserta didik. (3) Pernyataan butir angket tidak memberikan interprestasi ganda 5) Uji coba angket untuk menentukan indeks konsistensi internal atau daya beda dan reliabilitas angket aktivitas. Instrumen angket ini diuji cobakan di SMP Negeri 5 Surakarta. Analisis item tes dilakukan sebagai berikut (1) Menentukan Daya Pembeda Pada penelitian ini jumlah responden 36 siswa dan jika terdapat n buah butir, maka akan dilakukan perhitungan sebanyak n kali. Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang. Indeks konsistensi internal ini sering disebut daya pembeda. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson berikut :
41
rxy
n XY X Y
n X
2
X n Y Y 2
2
2
rxy
= indeks konsistensi internal untuk butir ke-i.
n
= banyaknya subjek yang dikenai tes ( instrumen ).
X
= skor butir ke-i ( dari subyek uji coba )
Y
= skor total ( dari subyek uji coba ) ( Budiyono, 2003: 65 )
(2) Uji reliabilitas Menggunakan rumus Alpha yaitu : 2 n S i r11 1 S t2 n 1
r11
= indeks reliabilitas instrumen.
n
= banyaknya butir instrumen
S i2
= variansi belahan ke-i, i = 1, 2, ...,k ( k n ) atau variansi butir ke-i, i = 1, 2, ..., n
S t2
= variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba.
Instrumen dikatakan reliabel jika r11 > 0,7 ( Budiyono, 2003: 70 )
42 6) Penetapan Angket Setelah dilakukan uji coba kita tetapkan apakah butir soal tersebut dipakai, atau dibuang. b. Tes Prestasi Belajar Tes tersebut berupa tes pilihan ganda dengan empat pilihan sebanyak 30 butir soal prestasi pada pokok bahasan balok, kubus, prisma, dan limas. Uji coba instrumen tes dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta. Subjek uji coba terdiri dari 36 siswa kelas VII Prosedur penyusunan tes prestasi : 1) Menentukan pokok materi 2) Membuat kisi-kisi 3) Menulis butir soal 4) Menelaah untuk melihat validitas isi. Menurut Guilfort ( 1954: 398 ) bahwa istilah validitas menunjuk kepada sejauh mana skor tes dapat memprediksi kriteria yang telah ditentukan. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi sehingga membutuhkan validator. Menurut Budiyono ( 2003: 58 ), suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada kasus ini, validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikan dengan suatu kriteria dari suatu kinerja.
43 Validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikan dengan suatu kriteria dari suatu kinerja. Untuk tes hasil belajar, supaya tes mempunyai validitas isi, harus diperhatikan hal-hal berikut : (1) Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar. (2) Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang diajarkan. (3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal tes dengan benar. Untuk mempertinggi validitas isi, disarankan agar pembuat soal melalui langkah-langkah : (1) Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan instruksionalnya. (2) Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis. Cara yang ditempuh adalah membuat tabel dua jalan yang membuat isi pokok bahasan yang akan diukur. (3) Menyusun soal tes beserta kuncinya. Dalam hal ini menyusun kunci sesaat setelah menulis soal tes sangat dianjurkan. (4) Menelaah soal tes sebelum dicetak. Penelaahan ini akan lebih baik apabila dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari ahli-ahli yang relevan.
44 5) Uji coba tes prestasi untuk menentukan daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. (1) Menentukan Daya Pembeda Pada penelitian ini jumlah responden 36 siswa dan jika terdapat n butir, maka akan dilakukan perhitungan sebanyak n kali. Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang. Indeks konsistensi internal ini sering disebut daya pembeda. Jika instrumennya berupa tes hasil belajar, maka butir yang indeks konsistensinya tinggi dapat membedakan antara anak yang pandai dan kurang pandai. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson berikut :
rxy
n XY X Y
n X
2
X n Y 2 Y 2
2
rxy
=
indeks konsistensi internal untuk butir ke-i ( daya pembeda )
n
=
banyaknya subjek yang dikenai tes ( instrumen ).
X =
Y
=
skor butir ke-i ( dari subyek uji coba ) skor total ( dari subyek uji coba )
( Budiyono, 2004 : 65)
45 (2) Menentukan Indeks Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus untuk menentukan Indeks tingkat kesukaran ( Thorndike dan Hagen dalam Noehi Nasution, 1992 : 41-42 ) adalah : P
B 100% J
Keterangan : P = indeks tingkat kesukaran ( fasilitas butir soal ). B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
J = jumlah peserta tes.
Soal dianggap baik jika 0,30 P < 0,7 .
3) Uji Reliabilitas Reliabel disebut juga terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, dan konsisten ( Budiyono, 2003 : 65 ) Untuk menguji reliabilitas masing-masing item dalam tes uji Kruder-Richardson 20 (KR – 20) sebagai berikut: 2 n S t p i q i r11 S t2 n 1
r11 =
indeks reliabilitas instrumen
46
n = pi
=
banyaknya butir soal proporsi banyaknya menjawab subjek yang menjawab benar pada butir ke-i.
qi =
1- p i
S t2 =
variansi total. (Budiyono, 2003 : 69)
Hasil skor tes disebut reliabel jika besarnya indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi nilai 0,70. 6) Penetapan Tes Prestasi Setelah dilakukan uji coba tes prestasi belajar ditentukan butir soal yang dipakai untuk tes prestasi.
E. Teknik Analisis Data 1. Uji Pendahuluan Pada uji pendahuluan ini digunakan uji t untuk mengetaui apakah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang. Sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji keseimbangan (uji t) adalah sebagai berikut: a. Hipotesis H 0 : 1 = 2 (kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama).
H 1 : 1 2 (kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang berbeda)
47 b. Taraf signifikansi: = 0,05. c. Statistik uji
X
t
Sp
X2
1
t (n1 n 2 2)
1 1 n1 n2
Keterangan: X1 :
rata-rata nilai matematika UUB semester I kelompok eksperimen.
X2 :
rata-rata nilai matematika UUB semester I kelompok kontrol.
S p2 :
variansi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Sp 2 =
n 1 1S12 n 2 1S 22 n1 n 2 2
n1 :
banyaknya siswa kelompok eksperimen.
n2 :
banyaknya siswa kelompok kontrol.
d. Daerah kritik
DK : t / t t 12 ;n1 n2 2
e. Keputusan uji H 0 diterima jika harga statistik uji t berada di luar daerah kritik. (Budiyono, 2004 : 147 – 148)
48 2. Uji Prasyarat Anava Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan homogenitas. a. Uji normalitas Pada penelitian ini uji normalitas dengan metode Lilliefors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi frekuensi data bergolong. Prosedur uji normalitas populasi dengan menggunakan metode Lilliefors. 1). Hipotesis H 0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H 1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2). Taraf signifikansi ( ) = 0,05. 3). Statistik uji yang digunakan:
L Max F z i S z i Dengan: * Menentukan standart deviasi n X 2 X
2
s
n(n 1)
* Menentukan bilangan baku zi zi
Xi X s
* Menentukan peluang: F ( zi ) = P(Z zi ) ; Z
N(0, 1)
49 * Menghitung proporsi cacah Z z i terhadap seluruh z i S z i * Menghitung nilai dari F z i S z i 4). Daerah kritik
DK = L L L ,n dengan n adalah ukuran sampel untuk beberapa nilai dan n, nilai L ,n dapat dilihat pada tabel. 5).
Keputusan uji Jika H 0 ditolak berarti sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. (Budiyono, 2004 : 170-171)
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak (Budiyono, 2004 : 175). Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji Barlett dengan prosedur sebagai berikut: 1). Hipotesis H 0 : 12 = 22 = ... = k2 ( Variansi populasi homogen ).
H 1 : tidak semua variansi sama ( Variansi bukan populasi homogen ). 2). Taraf signifikansi ( ) = 0,05. 3). Statistik uji yang digunakan:
2
2,203 f log RKG f j log S 2j c
2 (k 1)
50
Selanjutnya
2
nilai
yang
diperoleh
dari
perhitungan
dikonsultasikan dengan 2 tabel. 4). Daerah kritik
2
DK = 2 2 ( ;k 1) , dimana (2 ;k 1) didapat dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan taraf signifikan 5). Keputusan uji H 0 ditolak jika 2 DK Bila H 0 ditolak berarti variansi populasinya tidak homogen. (Budiyono, 2004 : 177-178)
3. Uji Hipotesis Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus Analysis of Variance (ANAVA). Pengujian hipotesis ini digunakan anava dua jalan dengan sel tak sama. a. Model X ijk 1 j ij ijk
Keterangan: X ijk
= data amatan ke-k yang dikenai faktor A (metode pembelajaran) ke-i dan faktor B (tingkat aktivitas belajar) ke-j.
= rerata besar dari seluruh data amatan (pada populasi).
1
= efek faktor A baris ke-i pada variabel terikat.
51
j
= efek faktor B kolom ke-j variabel terikat
ij
= kombinasi efek faktor A baris ke-i dan faktor B kolom ke-j pada variabel terikat.
ijk
= galat berdistribusi normal N (0,
i
= 1,2
j
= 1,2, 3
1
= untuk model pembelajaran kooperatif jigsaw.
2
= untuk model pembelajaran konvensional.
1
= aktivitas belajar tinggi.
2
= aktivitas belajar sedang.
3
= aktivitas belajar rendah.
= 1,2,3 ...,n; n ij = banyaknya data amatan pada sel abij .
k
b. Desain Data Faktor B Faktor A
Aktivitas Tinggi
Aktivitas Sedang
Aktivitas Rendah
(b1 )
(b2 )
(b3 )
Metode kooperatif jigsaw (a )
ab11
ab
Metode Konvensional (a 2 )
ab21
ab22
12
Keterangan desain data: A. Penggunaan Pembelajaran
a1
= Pembelajaran dengan model kooperatif jigsaw.
a2
= Pembelajaran dengan metode Konvensional.
ab 13
ab23
52 B. Aktivitas Belajar Siswa
b1
= aktivitas belajar tinggi.
b2
= aktivitas belajar sedang.
b3
= aktivitas belajar tinggi.
ab11
= Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan aktivitas belajar tinggi.
ab12
= Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan aktivitas belajar sedang.
ab13
= Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan aktivitas belajar rendah.
ab21
= Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan pembelajaran metode konvensional dengan aktivitas belajar tinggi.
ab22
= Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan pembelajaran metode konvensional dengan aktivitas belajar sedang.
ab23
= Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan pembelajaran metode konvensional dengan aktivitas belajar rendah.
53 c. Prosedur 1). Hipotesis (a). H 0 A : i 0
untuk semua i (tak ada perbedaan efek faktor A, i = 1, 2 terhadap variabel terikat).
H 1A : i 0
untuk paling sedikit satu harga i (ada perbedaan efek faktor A terhadap variabel terikat).
(b). H 0 B : j 0
untuk semua j (tak ada perbedaan efek faktor B, j = 1, 2, 3 terhadap variabel terikat).
H 1B : j 0
untuk paling sedikit satu harga j (ada perbedaan efek faktor B terhadap variabel terikat).
(c). H 0 AB : ( ) ij 0 untuk semua ij (tak ada interaksi antara faktor A dengan faktor B terhadap variabel terikat). H 0 B : ( ) ij 0
untuk paling sedikit satu harga (ij). (Ada interaksi antara faktor A dengan faktor B terhadap variabel terikat).
Ketiga pasang hipotesis ini ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis sebagai berikut: (a). H 01 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran
kooperatif
jigsaw
dan
pembelajaran
konvensional terhadap prestasi belajar matematika pada pokok kubus, balok, prisma, dan limas.
54
H 11 : Terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran
kooperatif
jigsaw
dan
pembelajaran
konvensional terhadap prestasi belajar matemtika pada pokok bahasa kubus, balok, prisma, dan limas. (b). H 02 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
H 12 : Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat aktivitas belajar terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. (c). H 03 : Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. H 13 : Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
model
pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. 2). Taraf signifikan = 0,05
55 3). Statistik uji:
SS ij X ijk2 k
X ijk k nijk
2
X = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ijk.
dengan: nij =
banyaknya data amatan pada sel uji ij.
n ij =
rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
AB ij =
rataan pada sel ij
pq 1 i , j nij
Ai AB ij
=
jumlah rataan pada baris ke-i.
B j AB ij
=
jumlah rataan pada kolom ke-j.
G AB ij
=
jumlah rataan semua sel.
j
i
i, j
Ada lima komponen yang berturut-turut dikembangkan (1), (2), (3), (4), dan (5) yang didefinisikan sebagai berikut: (1) =
(3) =
G2 pq
(2) =
Ai2 i q
(4) =
SS
ij
i, j
j
B 2j p
56
(5) =
AB
2 ij
i, j
Jumlah kuadrat.
JK A
= n h 4 1
JK B
= n h 4 1
JK AB
= n h 1 1 3 4
JK G
=
JK T
= JK A + JK B + JK AB + JK G
2
Derajat kebebasan.
dk A p 1
dk B q 1
dk AB p 1q 1
dk G N pq
dkT N 1
Rataan kuadrat
RK A
JK A dk A
RK B
JK B dk B
RK G
JK AB dk AB
RK T
JK G dk G
Fa
RK A RK G
57
Fb
Fab
RK B RK G
RK AB RK G
4). Daerah Kritik.
Daerah kritik untuk Fa adalah DK = Fa Fa F ; p 1, N pq Daerah kritik untuk Fb adalah DK = Fb Fb F ;q 1, N pq
Daerah kritik untuk Fab adalah DK = Fab Fab F ;( p 1)( q 1), N pq
5). Keputusan Uji. H 0 ditolak apabila harga statistik uji yang bersesuaian jatuh daerah kritik. 6). Rangkuman Analisis.
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan SUMBER Bari (A) Kolom (B) Interaksi (AB) Galat Total
Keterangan:
JK
DK
RK
JKA JKB JKAB JKG
p–1 q–1 (p - 1)(q - 1) N – pq
RKA RKB RKAB RKG
JKT
Fobs Fa Fb Fab -
F
p
F* F* F* -
atau atau atau -
N–1
p adalah probabilitas amatan, F * adalah nilai F yang diperoleh dari tabel. (Budiyono, 2004 : 213)
58 4. Uji Komparasi Ganda Jika hasil analisis variansi tersebut menunjukkan hipotesis nolnya ditolak, maka dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Tujuan utama dari komparasi ganda untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom, dan setiap pasangan sel. Langkah-langkah yang ditempuh pada metode Scheffe adalah: a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata. b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dngan komparasi tersebut. c. Menentukan taraf signifikansi (pada umumnya yang dipilih sama dengan pada uji analisis variansinya) d. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan formula berikut: 1) Komparasi Rataan Antar Baris : Fi j
X
i
X
2
j
1 1 RKG n n j i
Fi j
=
nilai Fobs pada perbandingan baris ke-i dan baris ke-j.
Xi
=
rataan pada baris ke-i.
X
j
=
rataan pada baris ke-j
RKG
=
rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.
ni
=
ukuran sampel baris ke-i.
nj
=
ukuran sampel baris ke-j.
Daerah kritik untuk uji itu ialah : { FF (p-1) F; p-1, N-pq }
59 2) Komparasi Rataan Antar Kolom Fi j
X
i
X
2
j
1 1 RKG n n j i
Makna dari lambang-lambang pada komparasi ganda rataan antar kolom ini mirip dengan makna lambang-lambang komparasi ganda rataan antar baris, hanya dengan mengganti baris menjadi kolom. Daerah kritik untuk uji itu ialah : { FF (q-1) F; q-1, N-pq }
3) Komparasi Rataan Antar Sel Pada Kolom yang Sama Fij-kj
X
ij
X kj
2
1 1 RKG n ij n kj
dengan : Fij-kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj Xij = rataan pada sel ij Xkj = rataan pada sel kj RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisi variansi. nij
= ukuran sel ij
nkj
= ukuran sel kj
Daerah kritik untuk uji itu ialah : {FF (pq-1) F; pq-1, N-pq }
60 4). Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris yang Sama Fij-ik
X
ij
X ik
2
1 1 RKG n ij n ik
Daerah kritik untuk uji itu ialah : {FF (pq-1) F; pq-1, N-pq }
( Budiyono, 2004 : 214-215 )
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dilaporkan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008 di SMP Negeri 10, pada kelas VIII C, SMP Negeri 17 pada kelas VIII F dan SMP Negeri 19 pada kelas VIII B dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sebagai kelompok eksperimen dan di SMP Negeri 10 pada kelas VIII B, SMP Negeri 17 pada kelas VIII E, dan SMP Negeri 19 pada kelas VIIIA dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol. Adapun hasil penelitian adalah hasil deskripsi data, pengujian instrumen penelitian, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
A. Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas Angket Aktivitas Belajar Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk .Untuk mengetahui validitas angket dengan validator. Validator tes angket aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah Drs. Joko Slametto, M.Pd, instruktur Bimbingan Konseling Kota Surakarta dan Drs. Joko Waluyo, guru Bimbingan
61
62 Konseling SMP Negeri 10 Surakarta. Lembar Validasi instrumen angket aktivitas belajar terdapat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16. 2. Menentukan Daya Pembeda Angket Aktivitas Belajar Siswa. Rumus yang digunakan adalah rumas korelasi momen produk dari Karl Pearson. Jika indeks konsistensi internal butir ke-i ( rxy ) 0,3 maka butir tersebut di buang. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 17 dan Lampiran 18, butir soal nomor 10, 11, 23, 25, 29 harus dibuang karena rxy 0,3. Dalam penelitian ini jumlah butir soal ada 40 buah, jika dibuang 5 butir soal maka yang dipakai dalam penelitian ini ada 35 butir soal. 3. Uji Reliabilitas Angket Aktivitas Belajar Siswa. Untuk uji reliabilitas angket aktivitas belajar siswa menggunakan rumus Alpha. Suatu tes reliabel jika nilai reliabilitasnya ( r11 ) 0,70. Dari hasil perhitungan yang bisa dilihat pada Lampiran 19 dan Lampiran 20, uji reliabilitas angket aktivitas belajar siswa memiliki r11 = 0,880, ini berarti r11 0,70. Jadi tes angket aktivitas belajar siswa reliabel. 4. Menentukan Daya Pembeda Tes Prestasi Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson. Jika konsistensi internal untuk butir ke-i ( rxy ) 0,3, maka butir soal tersebut harus dibuang. Dari hasil perhitungan pada Lampiran 25 dan Lampiran 31 semua butir soal nilai rxy 0,3. Jadi semua butir soal bisa dipakai semua, ada 30 butir soal.
63 5. Menentukan Tingkat kesukaran Tes Prestasi Soal dianggap baik jika indeks tingkat kesukarannya ( P ) memenuhi 0,30 P < 0,70, soal yang digunakan dalam penelitian ini 30 butir soal, dan dari hasil perhitungan pada Lampiran 26, maka semua soal memiliki 0,30 P < 0,70, jadi semua soal dalam penelitian ini memiliki kriteria yang baik.
6. Uji Validitas Tes Prestasi Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi sehingga membutuhkan validator. Validator dalam penelitian ini adalah Dr. Mardiyana, M.Si, Dosen Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNS Sebelas Maret Surakarta, Hj.Endang Mangularsih, S,Pd, M.M, M.Pd, Konsultan Bidang Studi Matematika Kota Surakarta, Wengku Setiadi, S.Pd, Guru Matematika dan Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Surakarta. Lembar validasi instrumen tes prestasi belajar bisa dilihat pada Lampiran 27, Lampiran 28, dan Lampiran 29. 7. Uji Reliabilitas Tes Prestasi Untuk menguji reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan Uji Kruder – Richardson 20 ( KR – 20 ). Suatu tes reliabel jika reliabilitasnya ( r11 ) > 0,70. Dari hasil perhitungan pada Lampiran 30 dan Lampiran 31, butir soal tes prestasi dalam penelitian ini memiliki r11 = 0,750, jadi reliabel. Sehingga semua butir soal dipakai ( 30 butir soal ).
64 B. Deskripsi Data Data penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis meliputi data prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma dan limas serta data aktivitas belajar siswa. Data-data tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Data Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa diukur dengan menggunakan angket aktivitas yang diteskan pada siswa. Data skor angket aktivitas belajar siswa dari kelompok eksperimen rata-ratanya adalah 119,339, sedangkan dari kelompok kontrol rataratanya adalah 121,581.Untuk rata-rata keseluruhan dari skor aktivitas belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 120,455. Selanjutnya dari data tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kategori aktivitas belajar tinggi, kategori aktivitas belajar sedang dan kategori aktivitas belajar rendah. Aturan pengelompokannya adalah : 1) Kategori aktivitas belajar tinggi, skor 127,523 2) Kategori aktivitas belajar sedang, 113,388 skor 127, 523 3) Kategori aktivitas belajar rendah, skor 113,388 Untuk perhitungan pengelompokan kategori aktivitas belajar siswa bisa dilihat pada Lampiran 34. Dengan menggunakan kriteria tersebut dari 235 siswa yang terdiri dari 118 siswa kelompok eksperimen dan 117 kelompok kontrol, terdapat 76 siswa memiliki aktivitas belajar dengan kategori tinggi, 94 siswa memiliki aktivitas belajar dengan kategori sedang, dan 65 siswa memiliki aktivitas belajar
65 dengan kategori rendah. Secara rinci disajikan dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut : Tabel 4.1. Banyaknya Siswa Kelompok Eksperimen Yang Memiliki Aktivitas Belajar Dengan Kategori Tinggi, Sedang Dan Rendah Aktivitas Belajar
Frekuensi
Persentase
Kategori Tinggi
32
27,12
Kategori Sedang
50
42,37
Kategori Rendah
36
30,51
Data aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 32. Tabel 4.2. Banyaknya Siswa Kelmpok Kontrol Yang Memiliki Aktivitas Belajar Dengan Kategori Tinggi, Sedang Dan Rendah Aktivitas Belajar
Frekuensi
Persentase
Kategori Tinggi
44
37,61
Kategori Sedang
44
37,61
Kategori Rendah
29
24,78
Jumlah
117
100
Data aktivitas belajar siswa kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 33.
66 2. Data Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma, Dan Limas a. Data Prestasi Belajar Siswa Untuk Kelompok Eksperimen Data prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas dapat dilihat pada Lampiran 35. Berdasarkan data penelitian diperoleh bahwa nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 23, sehingga jangkauan dari data tersebut adalah 77, standar deviasi 18,257 dan nilai rata-ratanya 65,034
b. Data Prestasi Belajar Siswa Untuk Kelompok Kontrol Data prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas dapat dilihat pada Lampiran 36. Berdasarkan data penelitian diperoleh bahwa nilai tertinggi 96, dan nilai terendah 23, sehingga jangkauan dari data tersebut adalah 73, standar deviasi 15,526 dan nilai rata-rata 61,308
Tabel 4.3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma Dan Limas Pada Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Nilai
Nilai
Jangkauan
Mean
Standar
Tertinggi
Terendah
(R)
(X)
Deviasi (s)
Eksperimen
100
23
77
65,034
18,257
Kontrol
96
23
73
61,308
15,526
Kelompok
67 C. Hasil Analisis Data Pada penelitian ini digunakan beberapa uji prasyarat teknis analisis variansi, antara lain uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan rata-rata, yang hasil komputasinya akan disampaikan pada uraian berikut : 1. Uji Keseimbangan Untuk menguji apakah rata-rata nilai kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang. Untuk uji keseimbangan dengan menggunakan uji t. Sebagai prasyarat uji t adalah uji normalitas dan homogenitas. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : a) Uji Normalitas untuk kemampuan awal siswa Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang normal. Untuk uji normalitas digunakan uji normalitas dari Lilliefors. Uji ini dikenakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji normalitas kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh seperti yang terdapat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Uji Normalitas
Lobs
Ltabel
Keputusan Uji
0,081
0,082
Normal
0,080
0,082
Normal
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
68 Untuk perhitungan selengkapnya dari data diatas dapat dilihat pada Lampiran 8, dan Lampiran 9. b) . Uji Homogenitas untuk kemampuan awal Syarat yang lain penggunaan analisis variansi adalah populasi – populasinya harus homogen (mempunyai variansi variansi yang sama). Untuk itu digunakan uji homogenitas dari Bartlett. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 10, didapat 2 0,05; 1 = 3,841, 2 obs = 0,202, sedangkan DK = { 2 2 3,841 }, sehingga 2obs DK. Jadi Ho diterima, ini berarti kedua variansi tersebut homogen. Sedangkan hasil uji t adalah : Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Lampiran 11, t (0,025; 233) = 1,960, DK = { t t -1,960 atau t 1,960 }, sedangkan t
obs
= 0,840 DK. Maka Ho
diterima. Jadi kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang. 2. Uji Prasyarat Anava a) Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dari Lilliefors, yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji ini dikenakan pada kelompok baris a1 (kelompok eksperimen), kelompok baris a2 (kelompok kontrol), kelompok kolom b1 (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan aktivitas tinggi), kelompok b2 (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan aktivitas
69 sedang), kelompok b3 (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan aktivitas rendah). Dari hasil perhitungan uji normalitas pada Lampiran 38, 39, 40, 41, dan 42, diperoleh : Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma Dan Limas Uji Normalitas
Lobs
Ltabel
Keputusan Uji
Kelompok Baris a1
0,080
0,082
Normal
Kelompok Baris a2
0,052
0,082
Normal
Kelompok Kolom b1
0,069
0,102
Normal
Kelompok Kolom b2
0,082
0,091
Normal
Kelompok Kolom b3
0,087
0,110
Normal
b) Uji Homogenitas Tes Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui apakah sampel-sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen ( mempunyai variansi- variansi yang sama ) Digunakan uji homogenitas dari Barlett. Dari perhitungan pada Lampiran 43, yaitu uji homogenitas tes prestasi belajar siswa kelompok eksperimen vs kelompok kontrol didapat 2 0,05; 1 = 3,841, 2 obs = 2,778, sedangkan DK = { 2 2 > 3,841 }, maka 2obs = 2,778 DK. Jadi keputusan uji Ho diterima, yang berarti kedua variansi tersebut homogen.
70 Untuk selanjutnya dari perhitungan pada Lampiran 44, yaitu uji homogenitas kelompok aktivitas belajar tinggi vs kelompok aktivitas belajar sedang vs kelompok aktivitas belajar rendah didapat 2 0,05; 2 = 5,991, 2 obs = 1,25 DK = { 2 2 obs 5,991 }, sehingga 2 obs = 1,250 DK. Jadi keputusan uji Ho diterima. Kesimpulannya variansi – variansi dari tiga populasi tersebut homogen. 1. Hasil Pengujian Hipotesis a) Hasil Anava Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus Analysis of variance atau ANAVA. Pengujian hipotesis ini digunakan anava dua jalan dengan sel tak sama dan taraf signifikan ( = 0,05 ). Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 45 dan hasil perhitungan dirangkum dalam Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber
JK
dk
RK
Fobs
F
P
Pendekatan
886,221
1
886,221
3,191
3,84
0,05
248,803
2
124,402
0,448
3,00
0,05
Interaksi ( AB )
3607,644
2
1803,822
6,496
3,00
0,05
Galat
63591,736
229
277,693
-
-
-
Total
68334,404
234
-
-
-
-
Pembelajaran ( A ) Kemampuan Awal ( B )
Dari tabel rangkuman analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didapat : 1) Fa = 3,191 dan F0,05; 1; 229 = Ftabel = 3,84, sedangkan DK = { FF Ftabel } = {FF 3,84}, sehingga Fa DK. Jadi HOA diterima, hal ini berarti tidak
71 terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. 2) Fb = 0,448 dan F0,05;
2; 229 =
F tabel = 3,00, sedangkan DK = { FF Ftabel } = {
FF 3,00 }, sehingga Fb DK. Jadi HOB diterima, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi, sedang, atau rendah pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. 4) Fab = 6,496 dan F0,05; =
2; 229
= Ftabel = 3,00, sedangkan DK = { FF Ftabel }
{ FF 3,00 }, sehingga Fab DK. Jadi HOAB ditolak, hal ini berarti
terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. b) Hasil Uji Komparasi Ganda Dari hasil Anava diperoleh hipotesis nol yaitu HOA dan HOB diterima, sedangkan HOAB ditolak. Oleh sebab itu dilanjutkan dengan komparasi ganda. Perhatikan rataan data hasil penelitian berikut ini. Tabel 4.7 Tabel Rataan Masing-masing Sel Data Hasil Penelitian Metode
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas
Rataan
Pembelajaran
Tinggi
Sedang
Rendah
Marginal
Kooperatif tipe
59,594
67,88
65,917
64,464 (A1)
Konvensional (a2) 66,455
59,25
56,621
60,775 (A2)
Rataan Marginal
63,565 (B2)
61,269 (B3)
jigsaw( a1) 63,455 (B1)
72 Selanjutnya dilakukan komparasi ganda antar sel pada baris dan kolom yang sama Tabel 4.10 Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel Ho
Fobs
5 F0,05; 5, 229
P
11
=
12
4,848
11,05
0,05
12
=
13
0,289
11,05
0,05
11
=
13
2,440
11,05
0,05
21
=
22
4,064
11,05
0,05
22
=
23
0,437
11,05
0,05
21
=
23
6,110
11,05
0,05
11
=
21
3,139
11,05
0,05
12
=
22
6,237
11,05
0,05
13
=
23
5,019
11,05
0,05
Dari Tabel 4.10 dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Untuk siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw, masing-masing tingkatan aktivitas yang berbeda mendapat rataan prestasi yang sama. Dengan melihat rataannya, disimpulkan bahwa pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw, siswa yang mempunyai aktivitas sedang atau rendah lebih baik prestasinya dari pada siswa yang memiliki aktivitas tinggi, dan siswa yang mempunyai aktivitas sedang lebih baik prestasinya dibanding yang aktivitasnya rendah. (2) Untuk siswa yang diberi pembelajaran dengan metode kenvensional, masingmasing tingkatan aktivitas yang berbeda mendapat rataan prestasi yang sama. Dengan melihat rataannya, disimpulkan bahwa pada pembelajaran dengan metode konvensional siswa yang mempunyai aktivitas tinggi lebih baik
73 prestasinya dibandingkan siswa yang mempunyai aktivitas sedang dan siswa yang mempunyai aktivitas sedang lebih baik prestasinya disbanding siswa yang aktivitasnya rendah. (3) Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan metode konvensional sama hasilnya jika dikenakan pada siswa yang mempunyai aktivitas tinggi, sedang, atau rendah. Dengan melihat rataan masing-masing, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi pada mereka yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional, yaitu prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak lebih baik dengan prestasi belajar siswa yang pengajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas belum bisa meningkatkan prestasi siswa. Hal ini disebabkan karena : a. Siswa baru pertama kali menerima model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dimana dalam pembelajarannya guru hanya sebagai motivator dan fasilitator,
74 tidak menjelaskan atau menerangkan seperti dalam pembelajaran konvensional. b. Sebagian siswa belum mampu untuk menjelaskan materi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya kepada teman – teman dalam kelompoknya. c. Sebagian siswa masih malu dan tidak berani bertanya pada guru apabila ada materi pelajaran yang kurang jelas. d. Dalam pelaksanaan pelajaran, ada siswa yang tidak aktif dalam diskusi, melakukan kegiatan yang tidak relevan dan cenderung ramai atau mungkin melamun. e. Sebagian siswa belum melakukan persiapan belajar yang lebih baik untuk mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang bila dibandingkan dengan kebiasaan belajar mereka selama ini.
2. Hipotesis Kedua Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas, antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi, aktivitas sedang, maupun aktivitas rendah, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak dapat membedakan prestasi siswa yang aktivitas belajarnya tinggi, sedang, atau rendah. Hal ini disebabkan karena : a. Kemungkinan siswa kurang sungguh – sungguh dalam mengisi angket aktivitas belajar siswa.
75 b. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semua siswa dilatih untuk dapat aktif dalam pembelajaran yaitu membaca dan mempelajari materi lembar untuk kelompok ahli, sebab mereka harus menerangkan dan menjelaskannya kepada teman-teman dalam kelompoknya dan guru harus dapat memotivasi semua siswa agar mereka berani menjelaskan materi tersebut pada teman-temannya. Berarti dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semua siswa memiliki aktivitas yang sama, baik itu yang memiliki aktivitas tinggi, sedang, maupun rendah. c. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran tampak dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang lebih berani bertanya dan aktif dalam berdiskusi kelompok. Dengan demikian ada kemungkinan siswa yang memiliki aktivitas rendah atau sedang meningkat prestasi belajarnya. d. Karena tes prestasi belajar dalam penelitian ini merupakan tes pilihan ganda, ada kemungkinan siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang atau rendah dapat melirik pekerjaan siswa yang memiliki aktivitas tinggi.
3. Hipotesis Ketiga Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat aktivitas siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas, ini berarti terdapat peningkatan prestasi belajar dari siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang atau rendah. Hal ini disebabkan karena dalam
76 pembelajaran kooperatif selain mencakup berbagai tujuan sosial, juga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah, sedang dan tinggi yang bersamasama pada tugas akademik. Siswa yang mempunyai berprestasi tinggi dan mempunyai aktivitas belajar yang tinggi membantu siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang atau rendah. Keuntungan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diantaranya membuat siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil, interaksi antar siswa membantu meningkatkan perkembangan kognitif. Karena itulah siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah atau sedang dapat meningkat prestasi belajarnya. Sebaliknya meskipun siswa mempunyai aktivitas yang tinggi, namun jika ternyata siswa tersebut kurang serius dan kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran maka tentunya siswa tersebut tidak akan memperoleh prestasi yang kurang baik dan tidak optimal.
77 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran apa yang diteliti. Dengan adanya kesimpulan ini dapat ditarik inti dari permasalahan yang diteliti , yaitu : 1. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas, dengan kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas, antara siswa dengan aktivitas tinggi, aktivitas sedang, atau aktivitas rendah. 3 Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok kubus, balok, prisma, dan limas.
77
78 B. Implikasi Hasil Penelitian Dari kesimpulan telah diungkapkan bahwa penggunaan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw tidak meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan kubus, balok. Namun demikian dalam pelaksanaan pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat : 1. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. 2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku social, dan pandangan-pandangan. 3. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois. 4. Meningkatkan rasa saling percaya kepada teman / sesama. 5. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang lebih baik. 6. Meningkatkan
kegemaran
berteman
tanpa
memandang
perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, dan agama. Kecuali yang tersebut diatas, pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh (saling mencerdaskan) sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran yang secara sadar mengembangkan interaksi yang saling asah, asuh, untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan sebagai latihan hidup di masyarakat.
79 C. Saran Dari hasil kesimpulan, implikasi dan dalam rangka ikut mengembangkan pemikiran yang berkenaan dengan peningkatan prestasi belajar, maka disarankan : 1. Kepada Siswa a. Hendaknya siswa perlu melakukan persiapan belajar lebih baik untuk mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. b. Hendaknya siswa selalu aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti diskusi pada kelompok ahli maupun dalam kelompok asal agar materi pelajaran mudah dipahami. c. Hendaknya siswa bisa saling menghargai pendapat atau penjelasan dari teman d. Hendaknya siswa kompak dan bisa bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, atau mengerjakan soal-soal. e. Hendaknya siswa tidak malu atau sungkan bertanya pada guru jika ada materi pelajaran yang kurang jelas. 2. Kepada Guru a. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru bisa memilih metode pembelajaran yang lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam rangka perubahan paradigma mengajar ke paradigma belajar, seperti dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. b. Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru hendaknya melakukan persiapan yang lebih baik dan matang, terutama
80 dalam penyusunan materi hand-out yang jalas dan terstuktur, sehingga mudah dipahami siswa dalam diskusi kelompok. c. Pada kelompok belajar kooperatif, guru tetap sebagai motivator dan fasilitator dalam mengoptimalkan belajar para siswanya. d. Hendaknya guru matematika mau mencoba model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai alternatif dalam pembelajaran, karena jigsaw dapat meningkatkan siswa berfikir kritis, kreatif dan dapat menumbuhkan rasa sosial yang tinggi
3. Kepada Kepala Sekolah a. Untuk meningkatkan wawasan dan kinerja guru, hendaknya secara aktif mengirimkan guru untuk mengikuti kegiatan MGMP, seminar, diklat yang terkait dengan pengembangan pendekatan pembelajaran. b. Hendaknya bisa memberikan dorongan dan semangat kepada guru untuk dapat memaksimalkan kreativitas dan kemampuannya didalam mengajar. c. Hendaknya pembelajaran
berusaha seperti
untuk
menyediakan
alat–alat
peraga
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
sarana
agar
dan
prasarana
pelaksanaan
proses
81 DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. A.Malik, 2007. Matematika SMP Kelas VIII. Semarang : Aneka Ilmu. Anita Lie, 1995. Jigsaw : A Cooperative Learning Methode for Reading Class.Waco, Texas, USA : Phi Delta Kappan Society. Arends, Richard I, 1997. Classroom Instruction and Management. Central Connecticut State University : The McGraw-Hill Companies Inc. Ary, D Jacobs, LC & Razavieh, 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. Budi Usodo, Ponco Sujatmiko dan Ira Kurniawati, 2000. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Kalkulus Di Jurusan PMIPA FKIP UNS. Laporan Penelitian. FKIP UNS Surakarta. Budiyono, 2003. Metodologi Penelitian Pengajaran Matematika.Surakarta : UNS Press. Budiyono, 2004. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press. Chusnal Ainy, 2000. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Pengajaran Matematika Sekolah Dasar. Tesis UNESA. Herman Hudoyo, 1988. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud. Jakarta : P2LPTK. Ida Karnasih, 1997 Optimalisasi Pendidikan Matematika Menuju Abad ke XXI. Makalah. Disampaikan Pada Seminar Pendidikan IKIP Medan. Ira Kurniawati, 2003. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SLTP Negeri 15 Surakarta. Laporan Penelitian. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mohammad Nasir, 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
82 Nasution, 1995. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Paul Suparno, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan . Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Purwoto, 1999. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta : UNS Press, 1999. Purwodarminto, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka Roestiyah N.K, 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara. Sanapiah Faisal, 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya : PT Usaha Nasional, Sardiman A.M, 1994.. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo. Slametto, 1999. Statistik Dasar. Surakarta : UNS Press. Slavin, Robert E, 1994. Educational Psychology : Theory and Practice Fourth Edition. Massachusets : Allyn and Bacon Publishers. Slavin,1995. Cooperative Learning Theory and Practice, Second Edition. Boston : Allyn and Bacon Publishers. Soedjadi, 1995. Memantapkan Matematika Sekolah Sebagai Wahana Pendidikan dan Pemberdayaan Penalaran. ( Upaya Menyongsong dan Menopang Pelaksanaan Kurikulum 1994 ). Makalah Program Pasca Sarjana IKIP Surabaya. Soehardjo, 1992. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta : UNS Press. Makalah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Bidang Pendidikan MIPA FKIP Universitas Sebelas Maret. Soehardjo, 2001. Statistik Terapan : Korelasi dan Regresi. Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Soehardjo, 2002. Statistik Terapan : Analisis Variansi Dua Jalur. Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Suharsimi Arikunto, 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
83 Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Sukardi dan Anton Sukarno, 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Surakarta : UNS Press. Sukino dan Wilson Simangunsong, 1997. Matematika SMP Kelas VIII. Surabaya : Erlangga. Syaiful Bahri Djamarah, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional. Winkel W.S, 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo W.J.S.Poerwadarminta, 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Wolfolk, Anita, 1993. Educational Psychologi Fifth Edition. Needham Height.Allyn and Bacon Publishers.
84
LAMPIRAN
85 RENCANA PEMBELAJARAN I Satuan Pendidikan
:
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran
:
Matematika.
Kelas / Semester
:
VIII / 2.
Pokok Bahasan
:
Bangun Ruang Sisi Datar
Kubus, Balok, Prisma, dan Limas.
Standar Kompetensi
:
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
:
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
:
Menentukan unsur-unsur atau bagian-bagian kubus, balok, prisma dan limas.
Alokasi Waktu
:
2 X 40 menit.
Pertemuan ke
:
1.
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian kubus. 2. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian balok. 3. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian prisma. 4. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian limas.
86
B. Materi Ajar Bangun ruang Kubus, Balok, Prisma, dan Limas.
C.
Metode Pembelajaran Model
:
Diskusi kelompok.
Jenis
:
Kooperatif Jigsaw.
Ketrampilan kooperatif yang dilatihkan : 1. Berbagi tugas. 2. Menentukan giliran. 3. Berada dalam kelompok. 4. Bekerja sama dalam kelompok. 5. Mengajukan pertanyaan. 6. Mendengarkan dengan aktif. 7. Menghargai oendapat orang lain. 8. Menyelesaikan tugas pada waktunya.
D. Alat dan Sumber Belajar Buku guru, buku siswa, LKS 1
E.
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pokok pembelajaran pada setiap RP mengikuti langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu: pembagian tugas para ahli, para ahli membaca tugas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS. Uraian kegiatan pembelajaran pertemuan 1 adalah :
87
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dlm menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pem
*
10
mendengarkan penyampaian
belajaran. * Mengingatkan kepada siswa bahwa mereka akan belajar
Memperhatikan / guru.
*
Memperhatikan dan mengingat penjelasan guru.
dalam kelompok. *
*
Membagi tugas yang berupa
Para ahli menerima tugas sesuai dengan kelompoknya.
materi matematika untuk 4 kelompok ahli. Yaitu materi A-1, B-1, C-1, dan D-1
*
Para ahli membaca tugasnya
5
dalam kelompok ahli.
Kegiatan Inti * Menyuruh para ahli membaca *
Para ahli berdiskusi dalam
15
kelompok ahli.
tugas masing-masing dalam kelom-pok ahli sejenis. * Menyuruh para ahli berdiskusi dalam kelompok ahli. Dilanjutkan dengan
Para ahli kembali ke kelompok asal dan tiap siswa
mengerjakan latihan A-1,
menerima LKS 1 serta tiap
latihan B-1, latihan C-1, dan
kelompok menerima alat
latihan D-1. *
*
Setelah kelompok ahli
peraga.
5
88 selesai berdiskusi guru meminta para ahli kembali ke kelompok asal untuk berdiskusi dengan teman-
*
Ahli materi A-1 menjelaskan
10
pada teman anggota kelompok sambil berdiskusi. Dilanjutkan mengerjakan temannya dilanjutkan
latihan soal LKS A-1.
membagi LKS- 1 yang mencakup materi A-1, B-1,
*
C-1, dan D-1 pada setiap
Ahli B-1 menjelaskan pada
10
teman-teman anggota kelompok sambil berdiskusi.
siswa dan alat peraga kepada
Dilanjutkan mengerjakan setiap kelompok. * Guru memerintah ahli materi A-1 untuk menjelaskan dan
LKS B-1 *
Ahli C-1 menjelaskan pada
10
teman-teman anggota kelompok sambil berdiskusi.
berdiskusi dengan kelompoknya (diharapkan
LKS C-1.
kooperatif dapat berjalan).
Dilanjutkan dengan mengerjakan LKS A-1. *
Dilanjutkan mengerjakan
Guru memerintah ahli materi B-1 untuk menjelaskan dan berdiskusi dengan
Ahli D-1 menjelaskan pada teman-teman anggota kelompok sambil berdiskusi. Dilanjutkan mengerjakan LKS D-1
10
89 kelompoknya Dilanjutkan mengerjakan LKS B-1 * *
Guru memerintah ahli materi C-1 untuk menjelaskan dan berdiskusi dengan kelompoknya. Dilanjutkan mengerjakan LKS C-1
*
Guru memerintah ahli materi D-1 untuk menjelaskan dan berdiskusi dng kelompoknya (diharapkan kooperatif dapat berjalan
lancar),
dilanjutkan mengerjakan LKS D-1. *
Guru sebagai motivator dan fasilitator.
Penutup. *
Guru menjelaskan bahwa materi A-2, B-2, C-2, dan D2, dilanjutkan pada pertemuan berikutnya
Siswa mendengarkan penjelasan guru.
5
90 RENCANA PEMBELAJARAN II Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester Pokok Bahasan
: VIII / 2
: Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok, Prisma, dan Limas
Standar Kompetensi
: Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian - bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat- sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian- bagiannya.
Indikator
: 1. Menentukan diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Menghitung panjang diagonal sisi kubus dan balok. Alokasi Waktu Pertemuan ke
: 3 X 40 menit. : 2 dan 3
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menentukan diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Menentukan banyaknya diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas. 3. Menghitung panjang diagonal sisi kubus dan balok.
91 B. Materi Ajar Diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas. C. Metode Pembelajaran 1. Model
: Diskusi kelompok.
2. Jenis
: Kooperatif tipe Jigsaw. D. Alat dan Sumber Belajar Buku guru, buku siswa dan LKS. E. Kegiatan Pembelajaran
Pada RP – 2 ini digunakan untuk mempelajari materi A-2, B-2, C-2 dan D-2, Seperti pada RP – 1 , pembelajaran pada setiap RP – 2 mengikuti langkah – langKah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu pembagian tugas para ahli, para ahLi membaca tugas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS – 2. Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-2 adalah :
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pemlajaran. *Membagi tugas yang berupa materi untuk 4 kelompok
*Memperhatikan dan mendengarkan penyampaian guru. * Para ahli menerima tugas sesesuai dengan kelompoknya.
ahli yaitu materi A-2, B-2, C-2 dan D-2. *Mengingatkan kepada siswa bahwa mereka akan belajar dengan cara berdiskusi da-
*Mempersiapkan diri untuk untuk diskusi.
5
92 lam kelompok. Kegiatan Inti *Menyuruh para ahli membaca tugas masing- masing
* Para ahli membaca tugasnya
10
dalam kelompok ahli.
dlm kelompok ahli sejenis. *Menyuruh para ahli berdis-
* Para ahli berdiskusi da-
kusi dalam kelompok ahli,
dalam kelompok ahli.
20
dilanjutkan mengerjakan lat. A-2, B-2, C-2, dan D-2 *Guru hanya sebagai motifator dan fasilitator. Penutup *Guru menjelaskan bahwa materi A-2, B-2, C-2 dan
* Siswa mendengarkan penje-
5
lasan guru
dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Uraian kegiatan pada pertemuan ke- 3 adalah : Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan *Memberitahukan pada siswa bahwa ahli materi A-2, B-2,
* Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
C-2 dan D-2 akan kembali pada kelompoknya sambil berdiskusi. *Mengingatkan kepada siswa
*Memperhatikan dan mengi-
5
93 bahwa mereka akan belajar
ngat penjelasan guru.
dengan cara berdiskusi dalam kelompok. Kegiatan Inti *Guru meminta para ahli
* Para ahli kembali ke kelom-
kembali ke kelompok asal
pok asal dan tiap siswa mene-
untuk berdiskusi dengan
rima LKS-2 serta tiap ke-
temannya, dilanjutkan
lompok menerima alat peraga
10
membagi LKS-2 yg mencakup materi A-2, B-2, C-2 dan D-2 pd. setiap siswa dan alat peraga pada setiap kelompok. * Memerintah ahli materi A-2
* Ahli materi A-2 menjelaskan
untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelom-
berdiskusi dengan anggota
pok sambil berdiskusi, dilan-
kelompok.( diharapkan ko-
jutkan mengerjakan latihan
operatif dapat berjalan ).
soal dan LKS A-2.
15
dilanjutkan dengan mengerjakan LKS A-2. * Memerintah ahli materi B-2
* Ahli materi B-2 menjelaskan
untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelom-
berdiskusi dengan anggota
pok sambil berdiskusi, dilan –
kelompok. ( diharapkan ko
jutkan mengerjakan latihan
peratif dapat berjalan). Di-
soal dan LKS B-2.
lanjutkan dengan mengerjakan LKS B-2.
15
94 * Memerintah ahli materi C-2
* Ahli materi C-2 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi, dilanjutkan
lompok. ( diharapkan koo-
mengerjakan latihan soal dan
peratif dapat berjalan). Di-
LKS C-2.
15
lanjutkan mengerjakan LKS C-2. * Memerintah ahli materi D-2
* Ahli materi D-2 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi, dilanjutkan
lompok (diharapkan koope-
latihan soal dan LKS D-2.
15
ratif dapat berjalan). Dilanjutkan dengan mengerjakan LKS D-2. *Guru sebagai motifator dan fasilitator. Penutup * Memerintahkan pada setiap kelompok asal, untuk me-
* Memperhatikan dan menjalankan perintah guru.
ngumpulkan salah satu LKS
5
-2 yang telah dikerjakan untuk diperiksa, sehingga guru mengetahui kemampuan siswa. * Guru menjelaskan bahwa
* Siswa mendengarkan penje-
materi A-3, B-3, C-3 dan
lasan guru.
D-3 pada pertemuan
.
Berikutnya.
95 RENCANA PEMBELAJARAN III Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester Pokok Bahasan
: VIII / 2
: Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok, Prisma, dan Limas.
Standar Kompetensi
: Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat- sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian- bagiannya.
Indikator
: 1. Menentukan diagonal ruang kubus dan balok 2. Menentukan banyaknya diagonal ruang kubus dan balok 3. Menentukan panjang diagonal ruang kubus dan balok Alokasi waktu
: 3 X 40 menit
Pertemuan ke
: 4 dan 5
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menentukan diagonal ruang kubus dan balok. 2. Menentukan banyaknya diagonal ruang kubus dan balok. 3. Menghitung panjang diagonal ruang kubus dan balok. B. Materi Ajar Diagonal ruang kubus dan balok.
96 C. Metode Pembelajaran 1. Model 2. Jenis
: Diskusi kelompok. : Kooperatif tipe jigsaw.
D. Alat dan Sumber belajar Buku guru, buku siswa, LKS-3 E. Kegiatan Pembelajaran Pada RP-3 ini digunakan untuk mempelajari materi A-3, B-3, C-3, dan D-3. Seperti pada RP-2, pembelajaran pada setiap RP-3 mengikuti langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu, pembagian tugas para ahli, para ahli diskusi kusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS-3. Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 4 adalah : Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran
* Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.
*Membagi LKS-2 yang telah diperiksa dan dinilai, memberi penghargaan yang mendapat nilai baik, dan memotivasi pada kelompok yang nilainya kurang untuk belajar lebih giat. * Membagi tugas yang berupa materi matematika untuk 4 kelompok ahli, yaitu materi A-3 dan B-3.
* Para ahli menerima tugas sesuai dengan kelompoknya.
5
97 * Mengingatkan pada siswa bahwa mereka akan belajar
* Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
dengan cara berdiskusi dalam kelompok. Kegiatan Inti * Menyuruh para ahli untuk membaca tugas masing- ma-
* Para ahli membaca tugas dalam
10
kelompok ahli.
sing dalam kelompok ahli sejenis. * Menyuruh para ahli berdiskusi dalam kelompok ahli,
* Para ahli berdiskusi dalam ke-
20
lompok ahli.
dilanjutkan dengan mengerjakan latihan A-3 dan B-3 * Guru sebagai motifator dan fasilitator. Penutup * Guru menjelaskan bahwa materi A-3 dan B-3 akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
* Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
5
98 Urutan kegiatan pada pertemuan ke-5 adalah :
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dlm menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran. * Memberitahukan pada siswa bahwa ahli materi A-3 dan
*Memperhatikan dan mende-
10
ngarkan penjelasan guru. * Memperhatikan penjelasan guru.
B-3 untuk menjelaskan pada kelompoknya dan sambil berdiskusi. * Mengingatkan kepada siswa bahwa mereka akan belajar
* Mempersiapkan diri untuk berdiskusi
dengan cara berdiskusi dalam kelompok. Kegiatan inti 5
* Guru meminta para ahli kem- * Para ahli kembali ke kelombali ke kelompok asal untuk
pok asal dan tiap siswa mene-
berdiskusi dengan temannya,
rima LKS-3 dan tiap kelom-
dilanjutkan membagi LKS-3,
pok menerima alat peraga.
yang mencakup materi A-3 dan B-3 pada setiap siswa dan alat peraga pada setiap kelompok. * Memerintahkan ahli materi
* Ahli materi A-3 menjelaskan
A-3 untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelompok
berkusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok ( diharapkan koope-
mengerjakan latihan soal- soal
30
99 ratif dapat berjalan). Dilan-
serta LKS A-3.
jutkan dengan mengerjakan LKS A-3 * Memerintahkan ahli materi
* Ahli materi B-3 menjelaskan
B-3 untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelompok
berdiskusi dengan anggota
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
kelompoknya ( diharapkan
mengerjakan latihan soal- soal
kooperatif dapat berjalan ).
beserta LKS B-3.
30
Dialnjutkan mengerjakan LKS B-3. * Guru sebagai motifator dan f fasilitator. Penutup * Guru menjelaskan bahwa materi A-4, B-4, C-3 dan D-3 dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
* Siswa mendengarkan penjelasan guru.
5
100 RENCANA PEMBELAJARAN IV Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester Pokok Bahasan
:
VIII / 2
: Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok, Prisma dan Limas
Standar Kompetensi
: Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat- sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian- bagiannya.
Indikator
: 1. Menentukan bidang diagonal kubus, balok, prisma, limas. 2. Menentukan banyaknya bidang diagonal kubus, balok prisma, dan limas. 3. Dapat menggambar bidang diagonal kubus, balok, prisma dan limas. Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit.
Pertemuan ke
: 6
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menentukan bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Menentukan banyaknya bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas. 3. Menggambar bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas. B. Materi Ajar Bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas.
101 C. Metode Pembelajaran 1. Model : Diskusi kelompok 2. Jenis : Kooperatif tipe jigsaw. D. Alat dan Sumber Belajar Buku guru, buku siswa, LKS –4 E. Kegiatan Pembelajaran Pada RP-4 ini digunakan untuk mempelajari materi A-4 dan B-4. Seperti pada RP-3 pembelajaran pada setiap RP-4 mengikuti langkah- langkah pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw yaitu, pembagian tugas para ahli, para ahli membaca tugas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS –4. Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke- 6 adalah :
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran.
* Memperhatikan dan mendengarkan penyampaian dan penjelasan guru.
* Membagi tugas yang berupa materi untuk 2 kelompok ahli,
*. Para ahli menerima tugas sesuai dengan kelompoknya.
yaitu materi A-4, B-4, C-3, dan D-3. * Mengingatkan pada siswa bahwa mereka akan belajar dengan cara berdiskusi dalam kelompok. Kegiatan Inti
* Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
5
102 * Menyuruh para ahli membaca tugas masing- masing dlm ke-
* Para ahli membaca tugasnya
10
dalam kelompok ahli.
lompok ahli sejenis. * Menyuruh kelompok ahli berdiskusi dalam kelompok ahli,
* Para ahli berdiskusi dlm ke-
15
lompok ahli.
dilanjutkan dengan mengerjakan latihan A-4, B-4, C-3, dan D-3. * Guru meminta para ahli kem-
* Para ahli kembali ke kelom-
bali ke kelompok asal untuk
pok asal dan tiap siswa mene-
berdiskusi dengan teman- te-
rima LKS-4 serta tiap kelom-
mannya dilanjutkan membagi
pok menerima alat peraga.
5
LKS 4 mencakup materi A-4 b-4, C-3 dan D-3 pada setiap siswa dan alat peraga. * Memerintahkan ahli A-4 un-
* Ahli materi A-4 menjelaskan
tuk menjelaskan dan berdis-
pada teman anggota kelompok
kusi dengan anggota kelom-
sambil berdiskusi, dilanjutkan
pok (diharapkan kooperatif
mengerjakan latihan soal be-
dapat berjalan ).Dilanjutkan
serta LKS A-4.
10
mengerjakan LKS A-4.. * Memerintah ahli materi B-4
* Ahli materi B-4 menjelaskan
untuk menjelaskan dan berdis-
pada teman anggota kelompok
kusi dengan anggota kelom-
sambil berdiskusi, dilanjutkan
pok ( diharapkan kooperatif
mengerjakan latihan soal be-
dapat berjalan ). Dilanjutkan
serta LKS B-4.
10
mengerjakan LKS B-4. * Memerintahkan ahli materi
* Ahli materi C-3 menjelaskan
C-3 untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelompok
10
103 berdiskusi dengan anggota
sambil berdiskusi, dilanjutkan
kelompok ( diharapkan koo-
mengerjakan latihan soal be-
peratif dapat berjalan ).Dilan-
serta LKS C-3.
jutkan mengerjakan LKS C-3. * Memerintahkan ahli materi
* Ahli materi D-3 menjelaskan
D-3 untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelompok
berdiskusi dengan kelompok
sambil berdiskusi, dilanjutkan
( diharapkan kooperatif dapat
mengerjakan latihan soal be-
lanjutkan mengerjakan LKS
serta LKS D-3.
10
D-3 * Guru sebagai motifator dan fasilitator. Penutup * Memerintahkan pada setiap
* Mengumpulkan salah satu
kelompok asal untuk me-
LKS-4 yang telah dibahas dan
ngumpulkan salah satu LKS
dikerjakan bersama.
4 yang telah dikerjakan bersama untuk diperiksa, sehingga mengetahui apakah siswa sudah jelas materi yang dipelajari. * Menjelaskan bahwa materi A-5, B-5, C-4 dan D-4 dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
* Siswa mendengarkan penjelasan guru.
5
104 RENCANA PEMBELAJARAN V Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester Pokok Bahasan
: VIII / 2
: Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok, Prisma dan Limas.
Standar Kompetensi
: Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas, dan Bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: Membuat jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan Limas.
Indikator
: 1. Membuat gambar jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Menentukan ukuran pada jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan limas. Alokasi waktu
: 3 X 40 menit.
Pertemuan ke
:
7 dan 8
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Membuat gambar jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Menentukan ukuran pada jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan limas. B. Materi Ajar Jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
105 C. Metode Pembelajaran 1. Model : Diskusi kelompok 2. Jenis : Kooperatif tipe jigsaw. D. Alat dan Sumber Belajar Buku guru, buku siswa, LKS – 5 E. Kegiatan Pembelajaran Pada RP – 5 ini digunakan untuk mempelajari materi A-5, B-5, C-4, dan D-4. Seperti pada RP – 4, pembelajaran pada setiap RP – 5 mengikuti langkahlangkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu, pembagian tugas para ahli, baca tugas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS-5 Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 7 adalah :
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran. * Membagi tugas yang berupa materi untuk 4 kelompok ahli
* Memperhatikan penjelasan
5
guru. * Para ahli menerima tugas sesuai dengan kelompoknya.
yaitu materi A-5, B-5, C-4 dan D-4. * Mengingatkan pada siswa bahwa mereka akan belajar dng
* Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
diskusi dalam kelompok. Kegiatan inti * Menyuruh para ahli membaca tugas masing-masing dalam
* Para ahli membaca tugasnya dalam kelompok ahli.
10
106 kelompok ahli sejenis. * Menyuruh para ahli berdiskusi dalam kelompok ahli, dilanjut-
* Para ahli berdiskusi dlm ke-
20
lompok ahli.
kan dengan mengerjakan latihan A-5, B-5, C-4, dan D-4. * Guru sebagai motifator dan fasilitator. Penutup * Guru menjelaskan bahwa materi A-5, B-5, C-4, dan D-4 di-
* Siswa mendengarkan penje-
5
lasan guru.
lanjutkan pada pertemuan berikutnya. Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 8 adalah :
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran
* Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.
* Memberitahukan pada siswa bahwa ahli materi A-5, B-5, C-4, dan D-4, akan menjelaskan pada kelompoknya dan sambil berdiskusi. * Mengingatkan kepada siswa bahwa mereka akan belajar dengan cara berdiskusi dalam kelompok.
* Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
5
107 Kegiatan inti * Guru meminta para ahli kem-
* Para ahli kembali ke kelom-
bali ke kelompok asal untuk
pok asal dan tiap siswa mene-
berdiskusi dengan teman- te-
rima LKS-5 serta tiap kelom-
mannya dilanjutkan membagi
pok merima alat peraga.
10
LKS-5 mencakup materi A-5, B-5, C-4 dan D-4 pada setiap siswa dan alat peraga pada setiap kelompok. * Memerintahkan ahli materi
* Ahli materi A-5 menjelaskan
A-5 untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelompok
berdiskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok (diharapkan kooperatif
mengerjakan latihan soal be-
dapat berjalan ). Dilanjutkan
serta LKS A-5.
15
dengan mengerjakan LKS A-5. * Memerintahkan ahli materi
* Ahli materi B-5 menjelaskan
B-5 untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelompok
berdiskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok (diharapkan koopera-
mengerjakan latihan soal be-
tif dapat berjalan). Dilanjut-
serta LKS B-5.
15
kan mengerjakan LKS B-5. * Memerintahkan ahli materi
* Ahli materi C-4 menjelaskan
C-4 untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelompok
Berdiskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
Lompok ( diharapkan koopera-
mengerjakan latihan soal be-
tif dapat berjalan ).Dilanjutkan
serta LKS C-4.
15
mengerjakan LKS C-4. * Memerintahkan ahli materi
*Ahli materi D-4 menjelaskan
D-4 untuk menjelaskan dan
pada teman anggota kelompok
15
108 berdiskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok (diharapkan koopera-
mengerjakan latihan soal be-
tif dapat berjalan )Dilanjutkan
serta LKS D-4.
dengan mengerjakan LKS D-4 * Guru sebagai motifator dan fasilitator. Penutup * Guru menjelaskan bahwa materi A-6, B-6, C-5, dan D-5 dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
* Siswa mendengarkan penjelasan guru.
5
109 RENCANA PEMBELAJARAN VI Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Blok, Prisma, dan
Limas. Standar Kompetensi
: Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian- bagiannya.
Kompetensi Dasar
: Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
: Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas. Alokasi Waktu : 3 X 40 menit. Pertemuan Ke : 9 dan 10 A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat :
1. Menghitung luas permukaan kubus 2. Menghitung luas permukaan balok. 3. Menghitung luas permukaan prisma. 4. Menghitung luas permukaan limas. B. Materi Ajar Luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.
110 C. Metode Pembelajaran 1. Model : Diskusi kelompok. 2. Jenis : Kooperatif tipe Jigsaw. D. Alat dan Sumber Belajar Buku guru, buku siswa, LKS-6. E. Kegiatan Pembelajaran Pada RP-6 ini digunakan untuk mempelajari materi A-6, B-6, C-5, dan D-5. Seperti pada RP-5, pembelajaran pada setiap RP-6 mengikuti langkah- langkah kooperatif tipe jigsaw yaitu, pembagian tugas para ahli, para ahli membaca tugas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS-6. Uraian kegiatan pembelajaran pertemuan 9 adalah :
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran. * Membagi tugas yang berupa materi untuk 4 kelompok ahli
* Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. * Para ahli menerima tugas sesuai kelompoknya.
yaitu materi A-6, B-6, C-5, dan D-5. * Mengingatkan kepada siswa bahwa mereka akan belajar dengan cara berdiskusi dlm. kelompok. Kegiatan inti
* Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
5
111 * Menyuruh para ahli membaca tugas masing- masing dlm
10
* Para ahli membaca tugasnya dalam kelompok ahli.
kelompok ahli sejenis. * Menyuruh para ahli berdiskusi dalam kelompok ahli.
20
* Para ahli berdiskusi dalam kelompok ahli.
Dilanjutan mengerjakan lat. A-6, B-6, C-5, dan D-5. * Guru sebagai motifator dan fasilitator. Penutup * Guru menjelaskan bahwa materi A-6, B-6, C-5 dan
5
* Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
D-5 dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 10 adalah : Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran. * Memberitahukan pada siswa bahwa ahli materi A-6, B-6,
* Mendengarkan dan memperha-
5
tikan penjelasan guru. * Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
C-5 dan D-5, untuk menjelaskan pada kelompoknya dan sambil berdiskusi. Kegiatan inti * Guru meminta para ahli kem-
* Para ahli kembali ke kelompok
bali ke kelompok asal untuk
asal dan setiap siswa menerima
5
112 berdiskusi dengan teman- te-
LKS-6 serta setiap kelompok
mannya dilanjutkan membagi
menerima alat peraga.
LKS-6 yang mencakup materi A-6, B-6, C-5 dan D-5 Pada setiap siswa dan alat peraga pada setiap kelompok. * Memerintah ahli materi A-6
* Ahli materi A-6 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok ( diharapkan koope-
mengerjakan latihan soal LKS
ratif dapat berjalan ). Dilan-
A-6.
15
jutkan dengan mengerjakan LKS A-6. * Memerintah ahli materi B-6
* Ahli materi B-6 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok (diharapkan koopera-
mengerjakan latihan soal LKS
tif dapat berjalan ). Dilanjut-
B-6.
15
kan mengerjakan LKS B-6. * Memerintah ahli materi C-5
* Ahli materi C-5 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutakn
lompok (diharapkan koopera-
mengerjakan latihan soal LKS
tif dapat berjalan ). Dilanjut-
C-5.
15
kan mengerjakan LKS C-5. * Memerintah ahli materi D-5
* Ahli materi D-5 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lmpok ( diharapkan koopera-
mengerjakan latihan soal LKS
15
113 tif dapat berjalan ). Dilanjut-
D-5.
kan mengerjakan LKS D-5. * Guru sebagai motifator dan fasilitator. Penutup *Guru memerintahkan untuk
* Setiap kelompok mengumpul-
mengumpulkan salah satu
kan salah satu LKS-6 yang te-
LKS-6 yg telah dikerjakan,
telah selesai dikerjakan bersa-
untuk diperiksa.
ma.
* Guru menjelaskan materi A-7
* Siswa mendengarkan dan
B-7, C-6 dan D-6 dilanjut-
memperhatikan penjelasan
Kan pada pertemuan beri-
guru.
Kutnya.
10
114 RENCANA PEMBELAJARAN VII Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok, Prisma, dan
Limas. Standar Kompetensi
: Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar
: Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
Indikator
: Menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas. Alokasi Waktu
: 4 X 40 menit.
Pertemuan ke
: 11 dan 12
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menghitung volume kubus. 2. Mneghitung volume balok. 3. Menghitung volume prisma. 4. Menghitung volume limas B. Materi Ajar Volume kubus, balok, prisma, dan limas. C. Metode Pembelajaran 1. Model
: Diskusi kelompok.
2. Jenis
: Kooperatif jigsaw.
115 D. Alat dan Sumber Belajar Buku guru, buku siswa, LKS-7 E. Kegiatan Pembelajaran Pada RP-7 ini digunakan untuk mempelajari materi A-7, B-7, C-6, dan D-6. Seperti pada RP-6, pembelajaran pada setiap RP-7 mengikuti langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu : pembagian tugas para ahli, para ahli diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS-7. Uraian kegiatan pembelajaran pertemuan 11 adalah :
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran. * Membagi tugas yang berupa materi untuk 4 kelompok ahli
* Mendengarkan dan memperha-
5
tikan penjelasan guru. * Para ahli menerima tugas sesuai dengan kelompoknya.
yaitu materi A-7, B-7, C-6, dan D-6. * Mengingatkan kepada siswa bahwa mereka akan belajar
* Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
dengan cara berdiskusi dlm kelompok. Kegiatan Inti * Menyuruh para ahli membaca tugas masing- masing dlm
* Para ahli membaca tugasnya
10
dalam kelompok ahli.
kelompok ahli sejenis. * Menyuruh para ahli berdiskusi dalam kelompok ahli,
* Para ahli berdiskusi dalam kelompok ahli.
15
116 dilanjutkan mengerjakan latihan A-7, B-7, C-6, dan D-6. * Guru meminta para ahli kem-
* Para ahli kembali ke kelompok
bali ke kelompok asal untuk
asal dan setiap siswa menerima
berdiskusi dengan teman- te-
LKS-7 serta tiap kelompok me-
mannya dilanjutkan memba-
nerima alat peraga.
5
gi LKS-7 yang mencakup materi A-7, B-7, C-6 dan D-6 pada setiap siswa dan alat peraga pada setiap kelompok. * Memerintah ahli materi A-7
* Ahli materi A-7 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok ( diharapkan koope-
mengerjakan latihan soal beser-
ratif dapat berjalan ). Dilan-
ta LKS A-7.
20
jutkan mengerjakan LKS A-7. * Memerintah ahli materi B-7
* Ahli materi B-7 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok ( diharapkan koope-
mengerjakan latihan soal beser-
ratif dapat berjalan ). Dilan-
ta LKS B-7.
jutkan dengan mengerjakan LKS B-7. * Guru sebagai motifator dan fasilitator. Penutup
20
117 * Guru menjelaskan bahwa matari C-6 dan D-6 akan di-
* Siswa mendengarkan dan
5
memperhatikan penjelasan guru
lanjutkan pada pertemuan berikutnya. Uruian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 12 adalah : Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu dalam menit
Pendahuluan * Menyampaikan tujuan pembelajaran. * Memberitahukan pada siswa bahwa ahli materi C-6 dan
* Mendengarkan dan memperha-
5
tikan penjelasan guru. * Mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
D-6 untuk menjelaskan pada kelompoknya dan sambil berdiskusi. Kegiatan Inti * Guru meminta para ahli un-
* Ahli materi C-6 dan D-6 siap
tuk berdiskusi dengan teman-
berdiskusi dengan teman- teman
temannya kelompok asal.
pada kelompok asal.
* Memerintah ahli materi C-6
* Ahli materi C-6 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok ( diharapkan koope-
mengerjakan latihan soal beser-
ratif dapat berjalan ). Dilan-
ta LKS C-6.
5
30
jutkan dengan mengerjakan LKS C-6. * Memerintah ahli materi D-6
* Ahli materi D-6 menjelaskan
untuk menjelaskan dan ber-
pada teman anggota kelompok
30
118 diskusi dengan anggota ke-
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
lompok ( diharapkan koope-
mengerjakan latihan beserta
ratif dapat berjalan ). Dilan-
LKS D-6.
jutkan mengerjakan LKS D-6. * Guru sebagai motifator dan fasitator. Penutup *Guru memerintahkan agar setiap kelompok mengumpul-
* Siswa mengumpulkan LKS-7, seperti yang diperintahkan guru
kan salah satu LKS-7 yang telah dikerjakan bersama dlm kelompok untuk diperiksa, sehingga guru mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipelajari *Guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada pertemu-
* Siswa mendengarkan penjelasan guru.
an 12 sudah selesai. Berarti pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma dan limas sudah selesai dipelajari. * Guru mengumumkan bahwa
* Siswa memperhatikan dan
pd.pertemuan berikutnya akan
mencatat agar tidak lupa.
diadakan tes. Siswa supaya be lajar untuk menghadapi tes.
10
119 Lembar Kerja Siswa (LKS) 1
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran
: Kubus, balok, prisma, limas.
Pertemuan ke
: 1, 2
.
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian kubus. 2. Siswa dapat menyebutka bagian-bagian balok. 3. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian prisma. 4. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian limas.
LKS A-1 Perhatikan kubus pada gambar berikut ! R
Q
a. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan KL! b. Sebutkan kelompok rusuk lain yang saling sejajar!
O
P M
N K
Ada berapa kelompok?
L
c. Berdasarkan jawaban kegiatan di atas, maka setiap kubus memiliki ... kelompok rusuk yang sejajar.
120
LKS B-1 Perhatikan balok pada gambar berikut! V a. Sebutkan bidang/sisi yang luasnya sama dengan Luas
W T
U S
bidang / sisi SRVW! R
Q
P
b. Sebutkan rusuk-rusuk lebarnya!
LKS C-1 Perhaikan prisma pada gambar berikut! F a. Sebutkan rusuk-rusuk tegaknya! D C
A
b. Sebutkan bidang/sisi alasnya! E c. Memiliki berapa titik sudut? Sebutkan!
B
LKS D-1 Perhatikan limas pada gambar berikut ! a. Sebutkan namanya dengan benar! b. Berbentuk apakah bidang/sisi tegaknya? c. Berapakah jumlah sisi-sisinya?
121 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 2
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran
: Matamatika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran: Kubus, balok, prisma, limas Pertemuan ke
Standar Kompetensi
: 2 dan 3
: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan diagonal bidang atau diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi kubus dan balok
LKS A-2 R O
1. Perhatikan kubus KLMN.PQRS berikut ! Q a). Sebutkan semua diagonal sisinya!
M
N K
Berapa banyaknya?
P
L
b). Jika panjang KL = 11 cm, hitunglah panjang KM!
122
2 Panjang diagonal sisi suatu kubus 8 2 cm. Tentukan panjang rusukrusuknya!.
LKS B-2 Perhatikan balok ABCD.EFGH berikut! H
G a). Sebutkan diagonal sisi yang sama panjang dengan
E
BG!
F D
C
A
b). Hitunglah panjang diagonal sisi AC!S
B
LKS C-2 Perhatikan prisma berikut ini! U
S
Sebutkan semua diagonal sisinya! Berapa banyaknya?
T
R
P Q
LKS D-2 Perhatikan limas berikut !
T
a). Gambarlah diagonal sisinya ! b). Berapakah banyaknya diagonal sisinya ?
N
K
M
L
123 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 3
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran
: Matamatika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran
: Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke
: 4 dan 5
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagianbagiannya serta menentukan ukurannya. Tujuan Pembelajaran : 1. 2.
Siswa dapat menyebutkan diagonal ruang kubus. Siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang kubus.
3.
Siswa dapat menghitung panjang rusuk, jika diketahui panjang diagonal ruang kubus.
4.
Siswa dapat menyebutkan diagonal ruang balok.
5.
Siswa dapat meenghitung diagonal ruang balok.
6.
Siswa dapat menghitung panjang rusuk balok, jika diketahui panjang diagonal ruangnya.
124
LKS A-3 1. Perhatikan kubus KLMN.PQRS berikut! a). Sebutkan semua diagonal ruangnya! b). Bagaimana
panjang
diagonal-diagonal
ruang
tersebut? c). Jika panjang rusuk PK = 10 cm, hitunglah panjang salah satu diagonal ruangmnya! 2. Suatu kotak minum berbentuk kubus, panjang diagonalm ruangnya 17 3 cm. Hitunglah panjang rusuk kotak minuman tersebut!
LKS B-3 1. Suatu dos aqua berbentuk balok dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 14 cm. Hitunglah panjang diagonalnya!.
125 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 4
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran
: Matamatika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran
: Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke
: 6
Standar Kompetensi : Tujuan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat menentukan bidang diagonal kubus, balok, prima, dan limas.
2.
Siswa dapat menentukan banyaknya bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas.
3.
Siswa dapat menentukan bentuk bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas.
4.
Siswa dapat menghitung luas bidang diagonal balok.
LKS A-4 Perhatikan gambar kubus KLMN.PQRS di samping!. Q a. Sebutkan bidang diagonal yang memuat garis LM!.
R O
b. Sebutkan bidang diagonal yang memuat garis NM!.
P
c. M
N K
L
Sebutkan
semua
bidang
diagonal
kubus
KLMN.PQRS!. d. Gambarlah bidang diagonal KMRP dan LNSQ!.
126 Apakah kedua bidang tersebut berpotongan?. Berbentuk apakah potongannya?.
LKS B-4 Balok ABCD.EFGH berukuran panjang 12 cm, lebar 8 H
G cm,, dan tinggi 6 cm.
E
F
D
C
A
B
a.
Berbentul apakah bidang diagonal ABGH?.
b. Hitunglah panjang BG!. c.
Hitunglah luas bidang diagonal ABGH!.
LKS C-4, D-4 T
F D
C
R
S
E
A P
a.
Q
Dari gambar (ii), apakah memiliki bidang diagonal? Bila ada sebutkan!.
B
127 b.
Dari gambar (i), apakah memiliki bidang diagonal? Bila ada sebutkan!.
c.
Dari gambar (iii), apakah memiliki bidang diagonal? Bila ada sebutkan!.
128 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 5
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran
: Matamatika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran
: Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke
: 7 dan 8
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian – bagiannya, serta menentukan ukurannya. Tujuan Pembelajaran :1.Siswa dapat menggambar jaring – jaring kubus, balok, prisma, dan limas. 2.Siswa dapat menentukan ukuran pada setiap sisi jaring – jaring kubus LKS A-5 1.
a.
Salinlah pada kertas berpetak rangkaian persegi pada gambar berikut ini!.
b.
Guntinglah gambar itu menurut garis tepinya, kemudian lipatlah menurut garis-garis yangputus-putus.
c.
Apakah terbentuk kubus tertutup?.
129 2.
jaring-jaring kubus pada gambar di samping, nomor 3 merupakan alas kubus. Maka tutupnya adalah nomor ... .
LKS B-5 1.
Buatlah jaring-jaring dari mulai balok yang beberapa rusuknya diris seperti gambar di bawah ini!.
2.
Disediakan 2 potong karton yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 15 cm X 10 cm, dan 2 potong lagi dengan ukuran 10 cm X 6 cm. a.
Berapa potong karton lagikah yang diperlukan untuk membuat sebuah kotak? b.
Berapa ukuran potongan karton ini?
130 LKS C-4 1.
Sebuah model prisma diiris rusuk-rusuknya seperti pada gambar berikut. Buatlah jarring-jaring prisma tersebut pada kertas berpetak!.
2.
Gambar berikut menunjukkan prisma yang alasnya berbentuk segilima Buatlah jarring-jaring darimprisma tersebut!.
LKS D-4 Ditentukan sebuah limas segi empat beraturan T.PQRS. Panjang rusuk-rusuk alas 10 cm dan tinggi limas 12 cm. Gambarlah jaring-jaring limas jika limas dipotongmenurut rusuk TP, TQ, TR dan TS. Dengan teorema Pythagoras, hitunglah panjang TV!. Penyelesaian: Kita akan menggambar limas seperti gambar di samping. Garis TU merupakan tinggi limas, sedangkan TV merupakan garis tinggi Dengan teorema Pythagoras, coba buktikan panjang TV = 13 cm.
TQR.
131 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 6
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran
: Matamatika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran
: Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke
: 9 dan 10
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, dan limas, Dan bagian – bagiannya, serta menentukan ukurannya. Tujuan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus, balok, prima, dan limas.
2.
Siswa dapat menentukan ukuran pada kubus, balok, prisma, dan limas, jika luas permukaannya diketahui
LKS A-6 Keliling panjang alas sebuah kotak mainan berbentuk kubus 320 cm. Hitunglah: a.
Panjang rusuk kotak mainan.
b.
Luas permukaannya.
132 LKS B-6 Hitunglah luas permukaan dos susu dengan ukuran panjang = 15 cm, lebar = 10 cm dan tingginya = 7 cm.
LKS C-5 1.
Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonalnya masing-masing 12 cm dan 16 cm. Jika tinggi prisma 20 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut!.
2.
Hitunglah luas permukaan prisma berikut ini!
LKS D-5 Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisi = 10 cm, tingginya = 12 cm. a.
Buatlah sketsa.
b.
Hitung tinggi segitiga pada sis tegak.
c.
Hitunglah luas limas.i
133 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 7
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran
: Matamatika
Kelas / Semester
: VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran
: Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke
: 11 dan 12
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian – bagiannya, serta menentukan ukurannya. Tujuan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat menghitung volume kubus, balok, prima, dan limas.
2. Siswa dapat menentukan ukuran pada kubus, balok, prisma, dan limas jika volumenya diketahui 3. Siswa dapat menghitung volume kubus, balok, prisma, dan limas, jika luas permukaannya diketahui. LKS A-7 1.
Suatu peti berbentuk kubus, luas salah satu sisinya 225 cm 2 . Berapakah volume peti tersebut?.
2.
Volume sebuah kubus 125 cm 3 . Luas permukaan kubus adalah … .
134 LKS B-7 1.
Suatu kotak mainan berbentuk balok, perbandingan panjang, lebar, dan tingginya adalah 5 : 3 : 2. Ukuran lebarnya 24 cm. Hitunglah p, t, dan volumenya!. W
2.
V U
T
P
Luas PQUT = 120 cm 2 dan panjang RV = 8 cm. R
S
Pada gambar berikut luas QRVU = 80 cm 2 .
Q
Hitunglah: a. Panjang QR dan PQ. b. Volume PQRS.TUVW.
LKS C-6 1.
Alas sebuah prisma berbentuk persegi dengan panjang rusuk alasnya 12 cm, sedang tinggi prisma 25 cm. Hitunglah volume prisma!.
2.
Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonalnya 24 cm dan 16 cm. Volumenya 2880 cm 3 . Hitunglah tinggi prisma tersebut!.
LKS D-6 1.
Alas sebuah limas berbentuk segitiga siku-siku, panjang rusuk-rusuk alasnya 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Tinggi limas 17 cm. Hitunglah volume limas!.
2.
Gambar di samping menunjukkan sketsa atap sebuah rumah yang berbentuk limas beraturan T.ABCD. Panjang TE = 20 cm, AB = 24 cm. Hitunglah: a.
Tinggi limas.
b. Volumenya
135
DAFTAR SISWA KELOMPOK UJI COBA NO. URUT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KELAS VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5 VIIIA5
136 Lampiran : 8 KUNCI UJI TES PRESTASI POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR KUBUS, BALOK PRISMA DAN LIMAS
1. c
11. d
21. d
2. c
12. c
22. a
3. b
13. a
23. c
4. a
14. a
24. d
5. a
15. d
25. c
6. d
16. c
26. a
7. b
17. b
27. b
8. a
18. a
28. c
9. c
19. d
29. d
10. b
20. b
30. b
137 Lampiran : 7 LEMBAR JAWABAN TES PRESTASI BELAJAR NAMA
:………………………….
KELAS
:…………………………..
NO. ABSEN :………………………….. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b b
c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c c
d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d
138
139
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok Kontrol
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
X X zi s
Xi 30 30 32 32 32 32 32 32 32 34 34 34 35 35 35 35 36 36 38 38 39 39 40 40 40 40 40 40 40 43 43 43 44
-1.597 -1.597 -1.487 -1.487 -1.487 -1.487 -1.487 -1.487 -1.487 -1.378 -1.378 -1.378 -1.323 -1.323 -1.323 -1.323 -1.269 -1.269 -1.159 -1.159 -1.104 -1.104 -1.050 -1.050 -1.050 -1.050 -1.050 -1.050 -1.050 -0.886 -0.886 -0.886 -0.831
F ( zi ) 0.055 0.055 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.084 0.084 0.084 0.093 0.093 0.093 0.093 0.102 0.102 0.123 0.123 0.135 0.135 0.147 0.147 0.147 0.147 0.147 0.147 0.147 0.188 0.188 0.188 0.203
S (zi )
0.009 0.017 0.026 0.034 0.043 0.052 0.060 0.069 0.078 0.086 0.095 0.103 0.112 0.121 0.129 0.138 0.147 0.155 0.164 0.172 0.181 0.190 0.198 0.207 0.216 0.224 0.233 0.241 0.250 0.259 0.267 0.276 0.284
F ( zi ) S ( zi ) 0.047 0.038 0.043 0.034 0.025 0.017 0.008 0.001 0.009 0.002 0.011 0.019 0.019 0.028 0.036 0.045 0.044 0.053 0.041 0.049 0.046 0.055 0.051 0.060 0.069 0.077 0.086 0.094 0.103 0.071 0.079 0.088 0.081
140
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
44 46 46 48 48 49 54 54 54 56 58 58 58 58 61 61 61 61 61 61 62 62 62 62 64 64 64 64 64 65 65 65 65 65 66 67 67 67 68
-0.831 -0.722 -0.722 -0.612 -0.612 -0.557 -0.284 -0.284 -0.284 -0.174 -0.065 -0.065 -0.065 -0.065 0.099 0.099 0.099 0.099 0.099 0.099 0.154 0.154 0.154 0.154 0.263 0.263 0.263 0.263 0.263 0.318 0.318 0.318 0.318 0.318 0.373 0.427 0.427 0.427 0.482
0.203 0.235 0.235 0.270 0.270 0.289 0.388 0.388 0.388 0.431 0.474 0.474 0.474 0.474 0.539 0.539 0.539 0.539 0.539 0.539 0.561 0.561 0.561 0.561 0.604 0.604 0.604 0.604 0.604 0.625 0.625 0.625 0.625 0.625 0.645 0.665 0.665 0.665 0.685
0.293 0.302 0.310 0.319 0.328 0.336 0.345 0.353 0.362 0.371 0.379 0.388 0.397 0.405 0.414 0.422 0.431 0.440 0.448 0.457 0.466 0.474 0.483 0.491 0.500 0.509 0.517 0.526 0.534 0.543 0.552 0.560 0.569 0.578 0.586 0.595 0.603 0.612 0.621
0.090 0.066 0.075 0.049 0.057 0.048 0.043 0.035 0.026 0.060 0.095 0.086 0.078 0.069 0.126 0.117 0.108 0.100 0.091 0.083 0.096 0.087 0.078 0.070 0.104 0.095 0.087 0.078 0.069 0.082 0.073 0.064 0.056 0.047 0.059 0.071 0.062 0.053 0.064
141
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
68 68 70 70 70 70 70 70 70 70 71 72 72 72 72 73 73 73 74 74 75 75 75 75 76 76 78 78 79 80 80 80 83 84 85 85 85 87 88
0.482 0.482 0.592 0.592 0.592 0.592 0.592 0.592 0.592 0.592 0.646 0.701 0.701 0.701 0.701 0.756 0.756 0.756 0.810 0.810 0.865 0.865 0.865 0.865 0.920 0.920 1.029 1.029 1.084 1.139 1.139 1.139 1.303 1.357 1.412 1.412 1.412 1.522 1.576
0.685 0.685 0.723 0.723 0.723 0.723 0.723 0.723 0.723 0.723 0.741 0.758 0.758 0.758 0.758 0.775 0.775 0.775 0.791 0.791 0.806 0.806 0.806 0.806 0.821 0.821 0.848 0.848 0.861 0.873 0.873 0.873 0.904 0.913 0.921 0.921 0.921 0.936 0.943
0.629 0.638 0.647 0.655 0.664 0.672 0.681 0.690 0.698 0.707 0.716 0.724 0.733 0.741 0.750 0.759 0.767 0.776 0.784 0.793 0.802 0.810 0.819 0.828 0.836 0.845 0.853 0.862 0.871 0.879 0.888 0.897 0.905 0.914 0.922 0.931 0.940 0.948 0.957
0.056 0.047 0.076 0.068 0.059 0.050 0.042 0.033 0.025 0.016 0.025 0.034 0.026 0.017 0.008 0.016 0.008 0.001 0.007 0.002 0.005 0.004 0.012 0.021 0.015 0.024 0.005 0.014 0.010 0.007 0.015 0.024 0.002 0.001 0.001 0.010 0.019 0.012 0.014
142
112 113 114 115 116
88 88 89 89 90
1.576 1.576 1.631 1.631 1.686
0.943 0.943 0.949 0.949 0.954
0.966 0.974 0.983 0.991 1.000
0.023 0.032 0.034 0.043 0.046
F ( zi ) S ( zi ) Lobs = Maks = 0,081 e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 116 = 0,082 } f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel . g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
143
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok Eksperimen.
Xi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
X X zi s
33 34 36 36 38 38 40 40 40 40 40 40 42 42 42 44 44 44 44 44 44 45 45 46 46 48 48 48 48 50 50 50 50
-1.966 -1.899 -1.765 -1.765 -1.631 -1.631 -1.498 -1.498 -1.498 -1.498 -1.498 -1.498 -1.364 -1.364 -1.364 -1.230 -1.230 -1.230 -1.230 -1.230 -1.230 -1.163 -1.163 -1.096 -1.096 -0.962 -0.962 -0.962 -0.962 -0.828 -0.828 -0.828 -0.828
F ( zi ) 0.025 0.029 0.039 0.039 0.051 0.051 0.067 0.067 0.067 0.067 0.067 0.067 0.086 0.086 0.086 0.109 0.109 0.109 0.109 0.109 0.109 0.122 0.122 0.137 0.137 0.168 0.168 0.168 0.168 0.204 0.204 0.204 0.204
S (zi )
0.009 0.017 0.034 0.034 0.051 0.051 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.128 0.128 0.128 0.179 0.179 0.179 0.179 0.179 0.179 0.197 0.197 0.214 0.214 0.248 0.248 0.248 0.248 0.282 0.282 0.282 0.282
F ( zi ) S ( zi )
0.016 0.012 0.005 0.005 0.000 0.000 0.035 0.035 0.035 0.035 0.035 0.035 0.042 0.042 0.042 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.074 0.074 0.077 0.077 0,080 * 0,080 * 0,080 * 0,080 * 0.078 0.078 0.078 0.078
144
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
52 52 52 54 54 56 56 60 60 60 60 60 60 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 64 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 66 69 69
-0.694 -0.694 -0.694 -0.560 -0.560 -0.426 -0.426 -0.158 -0.158 -0.158 -0.158 -0.158 -0.158 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 0.110 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.244 0.445 0.445
0.244 0.244 0.244 0.288 0.288 0.335 0.335 0.437 0.437 0.437 0.437 0.437 0.437 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.544 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.596 0.672 0.672
0.308 0.308 0.308 0.325 0.325 0.342 0.342 0.393 0.393 0.393 0.393 0.393 0.393 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.496 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.598 0.658 0.658
0.064 0.064 0.064 0.037 0.037 0.007 0.007 0.044 0.044 0.044 0.044 0.044 0.044 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.048 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.002 0.014 0.014
145
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
69 69 69 69 69 70 70 71 71 71 71 71 71 74 74 74 76 76 76 76 77 79 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 85
0.445 0.445 0.445 0.445 0.445 0.512 0.512 0.579 0.579 0.579 0.579 0.579 0.579 0.780 0.780 0.780 0.914 0.914 0.914 0.914 0.981 1.115 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.516
0.672 0.672 0.672 0.672 0.672 0.696 0.696 0.719 0.719 0.719 0.719 0.719 0.719 0.782 0.782 0.782 0.820 0.820 0.820 0.820 0.837 0.867 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.935
0.658 0.658 0.658 0.658 0.658 0.675 0.675 0.726 0.726 0.726 0.726 0.726 0.726 0.752 0.752 0.752 0.786 0.786 0.786 0.786 0.795 0.803 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.974
0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.020 0.020 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.030 0.030 0.030 0.033 0.033 0.033 0.033 0.042 0.064 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.039
146
112 113 114 115 116 117
85 85 85 88 91 95
1.516 1.516 1.516 1.717 1.918 2.186
0.935 0.935 0.935 0.957 0.972 0.986
0.974 0.974 0.974 0.983 0.991 1.000
0.039 0.039 0.039 0.026 0.019 0.014
F ( zi ) S ( zi ) Lobs = Maks = 0,080 e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 117 = 0,082 } f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel . g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
147
Lampiran 2 : Data Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen DAFTAR NILAI ULANGAN UMUM SEMESTER GASAL KELAS VIII TAHUN 2007/2008 KELOMPOK EKSPERIMEN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Nomor Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Nilai (X) 62 50 50 43 79 29 69 39 52 32 22 27 32 49 85 55 60 72 45 54 54 44 60 43 47 50 72 65 44 30 72 53
X² 3844 2500 2500 1849 6241 841 4761 1521 2704 1024 484 729 1024 2401 7225 3025 3600 5184 2025 2916 2916 1936 3600 1849 2209 2500 5184 4225 1936 900 5184 2809
148
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
70 49 42 59 49 75 60 47 98 78 55 44 32 82 50 39 85 43 58 57 35 47 23 47 85 37 53 52 39 82 55 60 38 37 73 28 37 57 67
4900 2401 1764 3481 2401 5625 3600 2209 9604 6084 3025 1936 1024 6724 2500 1521 7225 1849 3364 3249 1225 2209 529 2209 7225 1369 2809 2704 1521 6724 3025 3600 1444 1369 5329 784 1369 3249 4489
149
72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110.
72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110.
63 38 57 62 58 43 35 30 22 25 49 30 30 33 37 37 47 35 28 28 37 67 32 37 28 22 22 40 40 27 17 20 42 27 28 27 30 37 45
3969 1444 3249 3844 3364 1849 1225 900 484 625 2401 900 900 1089 1369 1369 2209 1225 784 784 1369 4489 1024 1369 784 484 484 1600 1600 729 289 400 1764 729 784 729 900 1369 2025
150
111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118.
111. 112. 113. 114. 115. 116 117 118 Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Variansi
49 42 47 40 33 30 28 38 5483 46.4661 16.95529 287.4817
2401 1764 2209 1600 1089 900 784 1444 288409
151
Lampiran : Data Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Eksperimen DAFTAR NILAI AKTIVITAS BELAJAR KELOMPOK EKSPERIMEN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Nomor Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Nilai (X) 112 114 125 114 126 107 114 113 90 108 110 116 111 122 111 119 110 120 119 112 80 95 127 94 116 96 112 129 127 101 100 102
X² 12544 12996 15625 12996 15876 11449 12996 12769 8100 11664 12100 13456 12321 14884 12321 14161 12100 14400 14161 12544 6400 9025 16129 8836 13456 9216 12544 16641 16129 10201 10000 10404
Kriteria rendah sedang sedang sedang sedang rendah sedang rendah rendah rendah rendah sedang rendah sedang rendah sedang rendah sedang sedang rendah rendah rendah sedang rendah sedang rendah rendah tinggi sedang rendah rendah rendah
152
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
101 119 117 116 98 117 130 120 114 117 128 127 127 134 133 115 124 128 135 120 140 98 93 136 127 92 132 113 114 132 138 114 115 121 142 119 107 117 87
10201 14161 13689 13456 9604 13689 16900 14400 12996 13689 16384 16129 16129 17956 17689 13225 15376 16384 18225 14400 19600 9604 8649 18496 16129 8464 17424 12769 12996 17424 19044 12996 13225 14641 20164 14161 11449 13689 7569
rendah sedang sedang sedang rendah sedang tinggi sedang sedang sedang tinggi sedang sedang tinggi tinggi sedang sedang tinggi tinggi sedang tinggi rendah rendah tinggi sedang rendah tinggi rendah sedang tinggi tinggi sedang sedang sedang tinggi sedang rendah sedang rendah
153
72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110.
72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110.
135 127 103 133 115 115 124 125 104 104 109 140 144 134 145 123 132 107 127 128 140 122 112 158 135 135 131 157 131 128 112 115 123 121 127 125 130 128 124
18225 16129 10609 17689 13225 13225 15376 15625 10816 10816 11881 19600 20736 17956 21025 15129 17424 11449 16129 16384 19600 14884 12544 24964 18225 18225 17161 24649 17161 16384 12544 13225 15129 14641 16129 15625 16900 16384 15376
tinggi sedang rendah tinggi sedang sedang sedang sedang rendah rendah rendah tinggi tinggi tinggi tinggi sedang tinggi rendah sedang tinggi tinggi sedang rendah tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi rendah sedang sedang sedang sedang sedang tinggi tinggi sedang
154
111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118.
111. 112. 113. 114. 115. 116 117 118 Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Variansi
110 107 122 119 131 126 119 111 14082 119.339 13.83617 191.4397
12100 11449 14884 14161 17161 15876 14161 12321 1702930
rendah rendah sedang sedang tinggi sedang sedang rendah
155
Lampiran 3 : Data Nilai Kemampuan Awal Kelompok kontrol DAFTAR NILAI ULANGAN UMUM SEMESTER GASAL KELAS VIII TAHUN 2007/2008 KELOMPOK KONTROL No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Nomor Responden 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150.
Nilai 45 70 60 47 60 52 47 52 55 90 90 44 42 60 55 43 43 42 60 75 55 70 42 80 42 52 40 42 44 53 60 30
X² 2025 4900 3600 2209 3600 2704 2209 2704 3025 8100 8100 1936 1764 3600 3025 1849 1849 1764 3600 5625 3025 4900 1764 6400 1764 2704 1600 1764 1936 2809 3600 900
156
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
151. 152. 153. 154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189.
44 60 70 50 90 70 70 53 49 35 39 52 30 52 35 55 70 47 47 50 75 45 70 50 62 30 30 87 42 30 27 37 25 55 30 68 35 39 32
1936 3600 4900 2500 8100 4900 4900 2809 2401 1225 1521 2704 900 2704 1225 3025 4900 2209 2209 2500 5625 2025 4900 2500 3844 900 900 7569 1764 900 729 1369 625 3025 900 4624 1225 1521 1024
157
72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110.
190. 191. 192. 193. 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228.
40 49 49 52 27 49 30 39 45 32 35 33 22 37 38 37 32 32 18 55 30 33 30 32 28 37 30 28 30 25 43 37 38 23 38 27 27 33 27
1600 2401 2401 2704 729 2401 900 1521 2025 1024 1225 1089 484 1369 1444 1369 1024 1024 324 3025 900 1089 900 1024 784 1369 900 784 900 625 1849 1369 1444 529 1444 729 729 1089 729
158
111. 112. 113. 114. 115. 116. 117.
229. 230. 231. 232. 233. 234. 235. Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Variansi
47 27 30 30 28 47 49 5284 45.16239 15.88046 252.1889
2209 729 900 900 784 2209 2401 267892
159
Lampiran : Data Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Kontrol DAFTAR NILAI AKTIVITAS BELAJAR KELOMPOK KONTROL
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Nomor Responden 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150.
Nilai 98 117 129 109 116 88 99 115 131 111 134 136 128 103 125 109 113 107 123 119 131 92 124 115 133 126 164 136 125 104 129 144
X² 9604 13689 16641 11881 13456 7744 9801 13225 17161 12321 17956 18496 16384 10609 15625 11881 12769 11449 15129 14161 17161 8464 15376 13225 17689 15876 26896 18496 15625 10816 16641 20736
Kriteria rendah sedang tinggi sedang sedang rendah rendah sedang tinggi rendah tinggi tinggi tinggi rendah sedang rendah rendah rendah sedang sedang tinggi rendah sedang sedang tinggi sedang tinggi tinggi sedang rendah tinggi tinggi
160
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
151. 152. 153. 154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189.
127 127 122 135 128 129 140 129 131 130 126 116 114 90 95 114 130 121 129 107 115 118 144 114 128 125 127 130 143 105 131 124 131 144 131 140 140 100 127
16129 16129 14884 18225 16384 16641 19600 16641 17161 16900 15876 13456 12996 8100 9025 12996 16900 14641 16641 11449 13225 13924 20736 12996 16384 15625 16129 16900 20449 11025 17161 15376 17161 20736 17161 19600 19600 10000 16129
sedang sedang sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi sedang sedang sedang rendah rendah sedang tinggi sedang tinggi rendah sedang sedang tinggi sedang tinggi sedang sedang tinggi tinggi rendah tinggi sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi rendah sedang
161
72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110.
190. 191. 192. 193. 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228.
119 125 132 134 139 114 104 134 121 121 105 99 116 114 151 140 104 118 147 134 118 130 119 112 125 113 115 107 136 112 109 110 100 131 120 110 118 87 91
14161 15625 17424 17956 19321 12996 10816 17956 14641 14641 11025 9801 13456 12996 22801 19600 10816 13924 21609 17956 13924 16900 14161 12544 15625 12769 13225 11449 18496 12544 11881 12100 10000 17161 14400 12100 13924 7569 8281
sedang sedang tinggi tinggi tinggi sedang rendah tinggi sedang sedang rendah rendah sedang sedang tinggi tinggi rendah sedang tinggi tinggi sedang tinggi sedang rendah sedang rendah sedang rendah tinggi rendah rendah rendah rendah tinggi sedang rendah sedang rendah rendah
162
111. 112. 113. 114. 115. 116. 117.
229. 230. 231. 232. 233. 234. 235. Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Variansi
143 140 119 123 114 142 120 14225 121.5812 14.40022 207.3662
20449 19600 14161 15129 12996 20164 14400 1753547
tinggi tinggi sedang sedang sedang tinggi sedang
163
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok eksperimen.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Xi 17 20 22 22 22 22 23 25 27 27 27 27 28 28 28 28 28 28 29 30 30 30 30 30 30 32 32 32 32 33 33 35 35 35
X X zi s
-1.738 -1.561 -1.443 -1.443 -1.443 -1.443 -1.384 -1.266 -1.148 -1.148 -1.148 -1.148 -1.089 -1.089 -1.089 -1.089 -1.089 -1.089 -1.030 -0.971 -0.971 -0.971 -0.971 -0.971 -0.971 -0.853 -0.853 -0.853 -0.853 -0.794 -0.794 -0.676 -0.676 -0.676
F ( zi ) 0.041 0.059 0.075 0.075 0.075 0.075 0.083 0.103 0.125 0.125 0.125 0.125 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.138 0.151 0.166 0.166 0.166 0.166 0.166 0.166 0.197 0.197 0.197 0.197 0.214 0.214 0.249 0.249 0.249
S (zi )
0.008 0.017 0.051 0.051 0.051 0.051 0.059 0.068 0.102 0.102 0.102 0.102 0.153 0.153 0.153 0.153 0.153 0.153 0.161 0.212 0.212 0.212 0.212 0.212 0.212 0.246 0.246 0.246 0.246 0.263 0.263 0.288 0.288 0.288
F ( zi ) S ( z i ) 0.033 0.042 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.035 0.024 0.024 0.024 0.024 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.010 0.046 0.046 0.046 0.046 0.046 0.046 0.049 0.049 0.049 0.049 0.049 0.049 0.039 0.039 0.039
164
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
37 37 37 37 37 37 37 37 38 38 38 39 39 39 40 40 40 42 42 42 43 43 43 43 44 44 44 45 45 47 47 47 47 47 47 49 49 49 49
-0.558 -0.558 -0.558 -0.558 -0.558 -0.558 -0.558 -0.558 -0.499 -0.499 -0.499 -0.440 -0.440 -0.440 -0.381 -0.381 -0.381 -0.263 -0.263 -0.263 -0.204 -0.204 -0.204 -0.204 -0.145 -0.145 -0.145 -0.086 -0.086 0.031 0.031 0.031 0.031 0.031 0.031 0.149 0.149 0.149 0.149
0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.309 0.309 0.309 0.330 0.330 0.330 0.351 0.351 0.351 0.396 0.396 0.396 0.419 0.419 0.419 0.419 0.442 0.442 0.442 0.466 0.466 0.513 0.513 0.513 0.513 0.513 0.513 0.559 0.559 0.559 0.559
0.356 0.356 0.356 0.356 0.356 0.356 0.356 0.356 0.381 0.381 0.381 0.407 0.407 0.407 0.432 0.432 0.432 0.458 0.458 0.458 0.492 0.492 0.492 0.492 0.517 0.517 0.517 0.534 0.534 0.585 0.585 0.585 0.585 0.585 0.585 0.627 0.627 0.627 0.627
0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.073 0.073 0.073 0.077 0.077 0.077 0,081 * 0,081 * 0,081 * 0.062 0.062 0.062 0.073 0.073 0.073 0.073 0.075 0.075 0.075 0.068 0.068 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.068 0.068 0.068 0.068
165
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
49 50 50 50 50 52 52 53 53 54 54 55 55 55 57 57 57 58 58 59 60 60 60 60 62 62 63 65 67 67 69 70 72 72 72 73 75 78 79
0.149 0.208 0.208 0.208 0.208 0.326 0.326 0.385 0.385 0.444 0.444 0.503 0.503 0.503 0.621 0.621 0.621 0.680 0.680 0.739 0.798 0.798 0.798 0.798 0.916 0.916 0.975 1.093 1.211 1.211 1.329 1.388 1.506 1.506 1.506 1.565 1.683 1.860 1.919
0.559 0.583 0.583 0.583 0.583 0.628 0.628 0.650 0.650 0.672 0.672 0.693 0.693 0.693 0.733 0.733 0.733 0.752 0.752 0.770 0.788 0.788 0.788 0.788 0.820 0.820 0.835 0.863 0.887 0.887 0.908 0.917 0.934 0.934 0.934 0.941 0.954 0.969 0.972
0.627 0.661 0.661 0.661 0.661 0.678 0.678 0.695 0.695 0.712 0.712 0.737 0.737 0.737 0.763 0.763 0.763 0.780 0.780 0.788 0.822 0.822 0.822 0.822 0.839 0.839 0.847 0.856 0.873 0.873 0.881 0.890 0.915 0.915 0.915 0.924 0.932 0.941 0.949
0.068 0.078 0.078 0.078 0.078 0.050 0.050 0.045 0.045 0.040 0.040 0.045 0.045 0.045 0.030 0.030 0.030 0.028 0.028 0.018 0.034 0.034 0.034 0.034 0.019 0.019 0.012 0.007 0.014 0.014 0.027 0.028 0.019 0.019 0.019 0.017 0.022 0.028 0.023
166
113 114 115 116 117 118
82 82 85 85 85 98
2.096 2.096 2.273 2.273 2.273 3.039
0.982 0.982 0.988 0.988 0.988 0.999
0.966 0.966 0.992 0.992 0.992 1.000
0.016 0.016 0.003 0.003 0.003 0.001
F ( zi ) S ( zi ) Lobs = Maks = 0,081 e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 118 = 0,082 } f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel . g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
167
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok kontrol.
Xi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
18 22 23 25 25 27 27 27 27 27 27 28 28 28 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 32 32 32 32 32 33 33
X X zi s
-1.710 -1.459 -1.396 -1.270 -1.270 -1.144 -1.144 -1.144 -1.144 -1.144 -1.144 -1.081 -1.081 -1.081 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.955 -0.829 -0.829 -0.829 -0.829 -0.829 -0.766 -0.766
F ( zi ) 0.044 0.072 0.081 0.102 0.102 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.140 0.140 0.140 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.170 0.204 0.204 0.204 0.204 0.204 0.222 0.222
S (zi )
0.009 0.017 0.026 0.043 0.043 0.094 0.094 0.094 0.094 0.094 0.094 0.120 0.120 0.120 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.274 0.274 0.274 0.274 0.274 0.299 0.299
F ( zi ) S ( z i )
0.035 0.055 0.056 0.059 0.059 0.032 0.032 0.032 0.032 0.032 0.032 0.020 0.020 0.020 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.061 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.077 0.077
168
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
33 35 35 35 35 37 37 37 37 37 38 38 38 39 39 39 40 40 42 42 42 42 42 42 43 43 43 44 44 44 45 45 45 47 47 47 47 47 47
-0.766 -0.640 -0.640 -0.640 -0.640 -0.514 -0.514 -0.514 -0.514 -0.514 -0.451 -0.451 -0.451 -0.388 -0.388 -0.388 -0.325 -0.325 -0.199 -0.199 -0.199 -0.199 -0.199 -0.199 -0.136 -0.136 -0.136 -0.073 -0.073 -0.073 -0.010 -0.010 -0.010 0.116 0.116 0.116 0.116 0.116 0.116
0.222 0.261 0.261 0.261 0.261 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.326 0.326 0.326 0.349 0.349 0.349 0.373 0.373 0.421 0.421 0.421 0.421 0.421 0.421 0.446 0.446 0.446 0.471 0.471 0.471 0.496 0.496 0.496 0.546 0.546 0.546 0.546 0.546 0.546
0.299 0.333 0.333 0.333 0.333 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.402 0.402 0.402 0.427 0.427 0.427 0.444 0.444 0.496 0.496 0.496 0.496 0.496 0.496 0.521 0.521 0.521 0.547 0.547 0.547 0.573 0.573 0.573 0.624 0.624 0.624 0.624 0.624 0.624
0.077 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.076 0.076 0.076 0.078 0.078 0.078 0.072 0.072 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075 0.076 0.076 0.076 0.076 0.076 0.076 0.077 0.077 0.077 0.078 0.078 0.078 0.078 0.078 0.078
169
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
49 49 49 49 49 50 50 50 52 52 52 52 52 52 53 53 55 55 55 55 55 55 60 60 60 60 60 60 62 68 70 70 70 70 70 70 70 75 75
0.242 0.242 0.242 0.242 0.242 0.305 0.305 0.305 0.431 0.431 0.431 0.431 0.431 0.431 0.494 0.494 0.619 0.619 0.619 0.619 0.619 0.619 0.934 0.934 0.934 0.934 0.934 0.934 1.060 1.438 1.564 1.564 1.564 1.564 1.564 1.564 1.564 1.879 1.879
0.595 0.595 0.595 0.595 0.595 0.620 0.620 0.620 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.689 0.689 0.732 0.732 0.732 0.732 0.732 0.732 0.825 0.825 0.825 0.825 0.825 0.825 0.855 0.925 0.941 0.941 0.941 0.941 0.941 0.941 0.941 0.970 0.970
0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.692 0.692 0.692 0.744 0.744 0.744 0.744 0.744 0.744 0.761 0.761 0.812 0.812 0.812 0.812 0.812 0.812 0.863 0.863 0.863 0.863 0.863 0.863 0.872 0.880 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.957 0.957
0.071 0.071 0.071 0.071 0.071 0.073 0.073 0.073 0.077 0.077 0.077 0.077 0.077 0.077 0.072 0.072 0,080 * 0,080 * 0,080 * 0,080 * 0,080 * 0,080 * 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.016 0.044 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.013 0.013
170
113 114 115 116 117
80 87 90 90 90
2.194 2.635 2.823 2.823 2.823
0.986 0.996 0.998 0.998 0.998
0.966 0.974 0.991 0.991 1.000
0.020 0.021 0.006 0.006 0.002
F ( zi ) S ( zi ) Lobs = Maks = 0,080 e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 117 = 0,082 } f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel . g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
171
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok Kontrol
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
X X zi s
Xi 30 30 32 32 32 32 32 32 32 34 34 34 35 35 35 35 36 36 38 38 39 39 40 40 40 40 40 40 40 43 43 43 44 44
-1.597 -1.597 -1.487 -1.487 -1.487 -1.487 -1.487 -1.487 -1.487 -1.378 -1.378 -1.378 -1.323 -1.323 -1.323 -1.323 -1.269 -1.269 -1.159 -1.159 -1.104 -1.104 -1.050 -1.050 -1.050 -1.050 -1.050 -1.050 -1.050 -0.886 -0.886 -0.886 -0.831 -0.831
F ( zi ) 0.055 0.055 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.084 0.084 0.084 0.093 0.093 0.093 0.093 0.102 0.102 0.123 0.123 0.135 0.135 0.147 0.147 0.147 0.147 0.147 0.147 0.147 0.188 0.188 0.188 0.203 0.203
S (zi )
0.009 0.017 0.026 0.034 0.043 0.052 0.060 0.069 0.078 0.086 0.095 0.103 0.112 0.121 0.129 0.138 0.147 0.155 0.164 0.172 0.181 0.190 0.198 0.207 0.216 0.224 0.233 0.241 0.250 0.259 0.267 0.276 0.284 0.293
F ( zi ) S ( zi ) 0.047 0.038 0.043 0.034 0.025 0.017 0.008 0.001 0.009 0.002 0.011 0.019 0.019 0.028 0.036 0.045 0.044 0.053 0.041 0.049 0.046 0.055 0.051 0.060 0.069 0.077 0.086 0.094 0.103 0.071 0.079 0.088 0.081 0.090
172
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
46 46 48 48 49 54 54 54 56 58 58 58 58 61 61 61 61 61 61 62 62 62 62 64 64 64 64 64 65 65 65 65 65 66 67 67 67 68 68
-0.722 -0.722 -0.612 -0.612 -0.557 -0.284 -0.284 -0.284 -0.174 -0.065 -0.065 -0.065 -0.065 0.099 0.099 0.099 0.099 0.099 0.099 0.154 0.154 0.154 0.154 0.263 0.263 0.263 0.263 0.263 0.318 0.318 0.318 0.318 0.318 0.373 0.427 0.427 0.427 0.482 0.482
0.235 0.235 0.270 0.270 0.289 0.388 0.388 0.388 0.431 0.474 0.474 0.474 0.474 0.539 0.539 0.539 0.539 0.539 0.539 0.561 0.561 0.561 0.561 0.604 0.604 0.604 0.604 0.604 0.625 0.625 0.625 0.625 0.625 0.645 0.665 0.665 0.665 0.685 0.685
0.302 0.310 0.319 0.328 0.336 0.345 0.353 0.362 0.371 0.379 0.388 0.397 0.405 0.414 0.422 0.431 0.440 0.448 0.457 0.466 0.474 0.483 0.491 0.500 0.509 0.517 0.526 0.534 0.543 0.552 0.560 0.569 0.578 0.586 0.595 0.603 0.612 0.621 0.629
0.066 0.075 0.049 0.057 0.048 0.043 0.035 0.026 0.060 0.095 0.086 0.078 0.069 0.126 0.117 0.108 0.100 0.091 0.083 0.096 0.087 0.078 0.070 0.104 0.095 0.087 0.078 0.069 0.082 0.073 0.064 0.056 0.047 0.059 0.071 0.062 0.053 0.064 0.056
173
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
68 70 70 70 70 70 70 70 70 71 72 72 72 72 73 73 73 74 74 75 75 75 75 76 76 78 78 79 80 80 80 83 84 85 85 85 87 88 88
0.482 0.592 0.592 0.592 0.592 0.592 0.592 0.592 0.592 0.646 0.701 0.701 0.701 0.701 0.756 0.756 0.756 0.810 0.810 0.865 0.865 0.865 0.865 0.920 0.920 1.029 1.029 1.084 1.139 1.139 1.139 1.303 1.357 1.412 1.412 1.412 1.522 1.576 1.576
0.685 0.723 0.723 0.723 0.723 0.723 0.723 0.723 0.723 0.741 0.758 0.758 0.758 0.758 0.775 0.775 0.775 0.791 0.791 0.806 0.806 0.806 0.806 0.821 0.821 0.848 0.848 0.861 0.873 0.873 0.873 0.904 0.913 0.921 0.921 0.921 0.936 0.943 0.943
0.638 0.647 0.655 0.664 0.672 0.681 0.690 0.698 0.707 0.716 0.724 0.733 0.741 0.750 0.759 0.767 0.776 0.784 0.793 0.802 0.810 0.819 0.828 0.836 0.845 0.853 0.862 0.871 0.879 0.888 0.897 0.905 0.914 0.922 0.931 0.940 0.948 0.957 0.966
0.047 0.076 0.068 0.059 0.050 0.042 0.033 0.025 0.016 0.025 0.034 0.026 0.017 0.008 0.016 0.008 0.001 0.007 0.002 0.005 0.004 0.012 0.021 0.015 0.024 0.005 0.014 0.010 0.007 0.015 0.024 0.002 0.001 0.001 0.010 0.019 0.012 0.014 0.023
174
113 114 115 116
88 89 89 90
1.576 1.631 1.631 1.686
0.943 0.949 0.949 0.954
0.974 0.983 0.991 1.000
0.032 0.034 0.043 0.046
F ( zi ) S ( zi ) Lobs = Maks = 0,081 e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 116 = 0,082 } f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel . g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
175
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok Eksperimen.
Xi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
X X zi s
33 34 36 36 38 38 40 40 40 40 40 40 42 42 42 44 44 44 44 44 44 45 45 46 46 48 48 48 48 50 50 50 50 52
-1.966 -1.899 -1.765 -1.765 -1.631 -1.631 -1.498 -1.498 -1.498 -1.498 -1.498 -1.498 -1.364 -1.364 -1.364 -1.230 -1.230 -1.230 -1.230 -1.230 -1.230 -1.163 -1.163 -1.096 -1.096 -0.962 -0.962 -0.962 -0.962 -0.828 -0.828 -0.828 -0.828 -0.694
F ( zi ) 0.025 0.029 0.039 0.039 0.051 0.051 0.067 0.067 0.067 0.067 0.067 0.067 0.086 0.086 0.086 0.109 0.109 0.109 0.109 0.109 0.109 0.122 0.122 0.137 0.137 0.168 0.168 0.168 0.168 0.204 0.204 0.204 0.204 0.244
S (zi )
0.009 0.017 0.034 0.034 0.051 0.051 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.128 0.128 0.128 0.179 0.179 0.179 0.179 0.179 0.179 0.197 0.197 0.214 0.214 0.248 0.248 0.248 0.248 0.282 0.282 0.282 0.282 0.308
F ( zi ) S ( zi )
0.016 0.012 0.005 0.005 0.000 0.000 0.035 0.035 0.035 0.035 0.035 0.035 0.042 0.042 0.042 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.074 0.074 0.077 0.077 0,080 * 0,080 * 0,080 * 0,080 * 0.078 0.078 0.078 0.078 0.064
176
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
52 52 54 54 56 56 60 60 60 60 60 60 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 64 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 66 69 69 69
-0.694 -0.694 -0.560 -0.560 -0.426 -0.426 -0.158 -0.158 -0.158 -0.158 -0.158 -0.158 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 -0.091 0.110 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.244 0.445 0.445 0.445
0.244 0.244 0.288 0.288 0.335 0.335 0.437 0.437 0.437 0.437 0.437 0.437 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.464 0.544 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.570 0.596 0.672 0.672 0.672
0.308 0.308 0.325 0.325 0.342 0.342 0.393 0.393 0.393 0.393 0.393 0.393 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.487 0.496 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.598 0.658 0.658 0.658
0.064 0.064 0.037 0.037 0.007 0.007 0.044 0.044 0.044 0.044 0.044 0.044 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.023 0.048 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.002 0.014 0.014 0.014
177
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
69 69 69 69 70 70 71 71 71 71 71 71 74 74 74 76 76 76 76 77 79 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 85 85
0.445 0.445 0.445 0.445 0.512 0.512 0.579 0.579 0.579 0.579 0.579 0.579 0.780 0.780 0.780 0.914 0.914 0.914 0.914 0.981 1.115 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.516 1.516
0.672 0.672 0.672 0.672 0.696 0.696 0.719 0.719 0.719 0.719 0.719 0.719 0.782 0.782 0.782 0.820 0.820 0.820 0.820 0.837 0.867 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.881 0.935 0.935
0.658 0.658 0.658 0.658 0.675 0.675 0.726 0.726 0.726 0.726 0.726 0.726 0.752 0.752 0.752 0.786 0.786 0.786 0.786 0.795 0.803 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.940 0.974 0.974
0.014 0.014 0.014 0.014 0.020 0.020 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.030 0.030 0.030 0.033 0.033 0.033 0.033 0.042 0.064 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.039 0.039
178
113 114 115 116 117
85 85 88 91 95
1.516 1.516 1.717 1.918 2.186
0.935 0.935 0.957 0.972 0.986
0.974 0.974 0.983 0.991 1.000
0.039 0.039 0.026 0.019 0.014
F ( zi ) S ( zi ) Lobs = Maks = 0,080 e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 117 = 0,082 } f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel . g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
179 KISI-KISI ANGKET AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA BERDASARKAN INDIKATOR Aspek Waktu untuk belajar
Frekuensi
matematika
matematika dalam
Sikap mengikuti
pelajaran
matematika
No.
item +
item -
1,2
-
2
4
3
2
7
10
15
2
Jumlah belajar
Waktu yang digunakan Partisipasi
dalam
5, 6, 8,
mengikuti
pelajaran
9, 10, 11, 12
matematika
Mengikuti jam kosong
Sikap
dalam
mengerjakan
setiap
tugas di sekolah Belajar
No. Indikator
matematika
sendiri
Mengatasi
kesulitan
dalam belajar
Belajar matematika di
14
16
1 21
4
22, 24
23
3
25
26
2
18, 19, 20
rumah
Belajar di luar sekolah / les
180 Belajar
matematika
secara kelompok
Partisipasi
dalam
27, 30
28, 29
4
33
31, 32
3
34, 35,
36
4
38, 39
40
3
28
12
40
belajar kelompok
Mengatasi
kesulitan
dalam belajar secara kelompok Mengerjakann tugas,
Mengerjakan PR yang
latihan atau PR
diberikan
Sikap
37 dalam
menghadapi PR yang sulit Jumlah
181 Lampiran
: Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Keseimbangan kemampuan Awal.
Perhitungan Normalitas Kemampuan Awal Uji normalitas kemampuan awal untuk setiap kelompok menggunakan metode Lilliefors.
1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen atau kelompok baris (A1).
a). Hipotesis uji : Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : L obs = Maks F ( zi S ( zi ) d). Komputasi : Dari data pada desain data diperoleh X =46,466102 dan s = 16,955287.
182
2. Uji Normalitas Kelompok Kontrol atau kelompok baris (A2).
a). Hipotesis uji : Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : L obs = Maks F ( zi S ( zi ) d). Komputasi : Dari data pada desain data diperoleh X = 45,162393 dan s = 15,880457.
183
Perhitungan Uji Homogenitas Data Amatan Uji homogenitas kemampuan awal untuk setiap kelompok menggunakan uji Bartlett.
Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen vs Kelompok Kontrol. a). Hipotesis uji : Ho : E2 K2 ( variansi populasi homogen ). H1 : tidak semua variansi sama ( variansi populasi tidak homogen ). b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : X2
2,203 ( f log RKG f j log s 2j ) ~ X 2 (k 1) c
d). Komputasi : Dari data pada desain data setelah dihitung diperoleh :
184 f E 117; f K 116; f f j 117 116 233 ;
SS E 33635,364; SS K 29253,915 ; Tabel 1 2 Tabel Kerja Untuk Menghitung X obs
Sampel
fj
SS j
Eksperimen Kontrol Jumlah
117 116 233
33635,364 29253,915 62889,279
RKG
s 2j 287,482 252,189 -
log s 2j 2,459 2,402 -
f j log s 2j 287,703 278,632 566,335
SS J 62889,279 269,911 f j 233
f log RKG = (233)(log 269,911) = (233)(2,431) = 566,423 c=1+
1 1 1 1 ( ) 1 (0,333)(0,012) 1 0,004 1,004 3(2 1) 117 116 233
sehingga :
X2
2,303 (566,423 566,335) (2,294)(0,088) 0,202 1,004
e). Daerah Kritik :
X 02, 05;1 3,841 2 DK = {X² | X² > 3,841}; X obs 0,202 DK
f). Keputusan Uji : Ho diterima g). Kesimpulan : Variansi-variansi dari dua populasi tersebut sama (homogen).
185
Perhitungan Uji Keseimbangan ( Uji t ) Untuk Kemampuan Awal Dari data nilai kemampuan awal diperoleh sebagai berikut : Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
s1² = 287,482
s2² = 252,189
n1 = 118
n2 = 117
X 1 = 46,955
X 2 = 45,162
1. Hipotesis H0 : μ1 = μ2 ( tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan ). H1 : μ1 ≠ μ2 ( ada perbedaan kemampuan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan ). 2. Taraf signifikansi 5%. 3. Statistik uji yang digunakan :
t
X sp
4. Komputasi :
1
X2
1 1 n1 n 2
~ t(n1+n2-2)
186
2
(n1 1) s1 (n2 1) s2 n1 n2 2
2
sp
2
(118 1)287,482 (117 1)252,189 118 117 2
(117)287,482 (116)252,189 233
33635,394 29253,924 233
62889,318 233
= 269,911 sP =
t =
269,911
46,955 45,162 16,429
t =
t =
= 16,429
1 1 118 117
1,793 16,429 0,0084 0,0085 1,793 16,429 0.0169
t =
1,793 (16,429)(0,13)
t =
1,793 2,13577
= 0,8395 = 0,840
5. Daerah Kritik : t0,025,233 = 1,960; DK : { t|t < - 1,960 atau t > 1,960 }; dan tobs = 0,840 DK.
187 6. Keputusan uji : H0 diterima. 7. Kesimpulan : Tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan.
Kriteria Aktivitas Belajar Dari data diperoleh : n = 118 +117 = 235 ∑X = ∑X1 + ∑X2 = 14082 + 14225 =28307 ∑X² = ∑X1² + ∑X2² = 1702930 + 1753547 = 3456477 X
X
s2
n( X 2 ) ( X ) 2
n
=
28307 = 120,4553191 235
n(n 1)
(235 x3456477) 28307 2 812272095 801286249 10985846 235(235 1) 235 x 234 54990
= 199,7789779
s 199,7789779 14,13431915 ½ s = ½ x 14,13431915 = 7,067159575 X ½ s = 120,4553191 + 7,067159575 = 127,5224786 X ½ s = 120,4553191 - 7,067159575 = 113,3881596 Kesimpulan :
Kelompok tinggi : skor > 127,5224786
188
Kelompok sedang : 113,3881596 ≤ skor ≤ 127,5224786 Kelompok rendah : skor < 113,3881596
Lampiran
: Perhitungan Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Tes Prestasi.
Perhitungan Reliabilitas Untuk Tes Uji Coba Menghitung Variansi butir soal nomor 5. Dari data hasil tes uji coba diperoleh sebagai berikut : Pada soal nomo 5 : n = 36, ∑X = 23, p = 0,638889, q = 0,361111, p.q = 0,23071. Dari data seluruhnya diperoleh : ∑Y =657, ∑Y² =12893,
s 2 t
n. Y 2 ( Y ) 2 n(n 1)
pq 6,977623457 , n butir soal = 30. 36(12893) (657) 2 464148 431649 32499 25,7928571 36(36 1) 36(35) 1260
189 2 n st p i q i r11 st2 n 1
30 25,7928571 6,977623457 30 18,81523365 30 1 25,7928571 29 25,7928571
1,03448(0,729474581) 0,754626864 ( reliabel)
Pengukuran tes uji coba reliabel jika r11 > 0,70
Perhitungan Daya Pembeda Untuk Tes Uji Coba Menghitung daya pembeda butir soal nomor 5. Dari data hasil tes uji coba diperoleh sebagai berikut : n = 36, ∑X = 23, ∑X² = 23, (∑X)² = 529, ∑XY = 459, ∑Y = 657, ∑Y² =12893, (∑Y)² = 431649. rxy
n XY ( X )( Y )
(n X 2 ( X ) 2 )(n Y 2 ( Y ) 2 ) 36(459) 23(657) (36(23) 529)(36(12893) 431649) 16524 15111 (828 529)(464148 431649) 1413 299(32499) 1413 9717201
190
1413 3117,242531
= 0,45328523 ( dipakai ) Jika rxy < 0,3 maka butir soal harus dibuang.
Perhitungan Tingkat Kesukaran Untuk Tes Uji Coba Menghitung tingkat kesukaran butir soal nomor 5. Dari data diperoleh sebagai berikut : Pada soal nomor 5 : B = 23 Js = 36 P=
B 23 0,63888889 ( baik ) J s 36
Soal dianggap baik jika 0,30 ≤ P < 0,70. Lampiran 11 : Perhitungan Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran. Lampiran
: Perhitungan Reliabilitas, Daya Pembeda Tes Uji Coba Angket.
Perhitungan Reliabilitas Untuk Tes Uji Coba Menghitung Variansi butir soal nomor 5. Dari data hasil tes uji coba diperoleh sebagai berikut : Pada soal nomo 3 : n = 36, ∑X = 106, ∑X² = 334.
191
s 2 3
n. X 2 ( X ) 2 n(n 1)
36(334) (106) 2 12024 11236 788 0,6253968 36(36 1) 36(35) 1260
Dari data seluruhnya diperoleh : ∑Y = 4086, ∑Y² = 470132,
st2
n. Y 2 ( Y ) 2 n(n 1)
2 n si r11 1 2 st n 1
s
2 i
25,8365079 , n butir soal = 40.
36(470132) (4086) 2 16924752 16695396 229356 182,0285714 36(36 1) 36(35) 1260
40 25,8365079 40 1 0,141936552 1 40 1 182,0285714 39
1,025641025(0,858063448) 0,880065074 ( reliabel)
Pengukuran tes uji coba reliabel jika r11 > 0,70
192
Perhitungan Daya Pembeda Untuk Tes Uji Coba Menghitung daya pembeda butir soal nomor 5. Dari data hasil tes uji coba diperoleh sebagai berikut : n = 36, ∑X = 106, ∑X² = 334, (∑X)² = 11236, ∑XY =12245, ∑Y = 4086, ∑Y² =470132, (∑Y)² = 16695396. rxy
n XY ( X )( Y )
(n X 2 ( X ) 2 )(n Y 2 ( Y ) 2 ) 36(12245) 106(4086) (36(334) 11236)(36(470132) 16695396) 440820 433116 (12024 11236)(16924752 16695396) 7704 788(229356) 7704 180732528
7704 13443,67985
= 0,573057383 ( dipakai ) Jika rxy < 0,3 maka butir soal harus dibuang.
193 Lampiran
: Uji Normalitas Data Amatan.
Perhitungan Normalitas Data Amatan Uji normalitas prestasi belajar matematika pada pokok bahasan relasi dan pemetaan untuk setiap kelompok menggunakan metode Lilliefors.
1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen atau kelompok baris (A1).
a). Hipotesis uji : Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : L obs = Maks F ( zi S ( zi ) d). Komputasi : Dari data pada desain data diperoleh X = 65,03389831 dan s = 18,2569187.
194 2. Uji Normalitas Kelompok Kontrol atau kelompok baris (A2).
a). Hipotesis uji : Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : L obs = Maks F ( zi S ( zi ) d). Komputasi : Dari data pada desain data diperoleh X = 61,30769231 dan s = 15,5260968.
195 3. Uji Normalitas Kelompok Aktivitas Belajar tinggi atau kelompok Kolom (B1).
a). Hipotesis uji : Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : L obs = Maks F ( zi S ( zi ) d). Komputasi : Dari data pada desain data diperoleh X = 63,56578947 dan s = 16,38074929.
196
4. Uji Normalitas Kelompok Aktivitas Belajar sedang atau kelompok Kolom (B2).
a). Hipotesis uji : Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : L obs = Maks F ( zi S ( zi ) d). Komputasi : Dari data pada desain data diperoleh X = 63,84042553 dan s = 18,77472746.
5. Uji Normalitas Kelompok Aktivitas Belajar Rendah atau kelompok Kolom (B3).
a). Hipotesis uji : Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b). Taraf signifikansi :
197 α = 5% c). Statistik Uji : L obs = Maks F ( zi S ( zi ) d). Komputasi : Dari data pada desain data diperoleh X = 61,76923077 dan s = 17,97982309.
198 Lampiran
: Uji Homogenitas Data Amatan.
Perhitungan Uji Homogenitas Data Amatan Uji homogenitas data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma dan limas untuk setiap kelompok menggunakan uji Bartlett.
1. Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen vs Kelompok Kontrol. a). Hipotesis uji : Ho : E2 K2 ( variansi populasi homogen ). H1 : tidak semua variansi sama ( variansi populasi tidak homogen ). b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : X2
2,203 ( f log RKG f j log s 2j ) ~ X 2 (k 1) c
d). Komputasi : Dari data pada desain data setelah dihitung diperoleh : f E 117; f K 116; f f j 117 116 233 ;
SS E 38997,865; SS K 27962,923 ;
199
Tabel 1 2 Tabel Kerja Untuk Menghitung X obs
Sampel
fj
SS j
Eksperimen Kontrol Jumlah
117 116 233
38997,865 27962,923 66960,788
RKG
s 2j 333,315 241,060 -
log s 2j 2,523 2,382 -
f j log s 2j 295,191 276,312 571,503
SS J 66960,788 287,385 f j 233
f log RKG = (233)(log 287,385) = (233)(2,458) = 572,714 c=1+
1 1 1 1 ( ) 1 (0,333)(0,012) 1 0,004 1,004 3(2 1) 117 116 233
sehingga :
X2
2,303 (572,714 571,503) (2,294)(1,211) 2,778 1,004
e). Daerah Kritik :
X 02, 05;1 3,841 2 DK = {X² | X² > 3,841}; X obs 2,778 DK
f). Keputusan Uji : Ho diterima g). Kesimpulan : Variansi-variansi dari dua populasi tersebut sama (homogen).
200 2. Uji Homogenitas Kelompok Aktivitas Belajar Tinggi vs Kelompok Aktivitas Belajar Sedang vs Kelompok Aktivitas Belajar Rendah. a). Hipotesis uji : Ho : T2 S2 R2 ( variansi populasi homogen ). H1 : tidak semua variansi sama ( variansi populasi tidak homogen ). b). Taraf signifikansi : α = 5% c). Statistik Uji : X2
2,203 ( f log RKG f j log s 2j ) ~ X 2 (k 1) c
d). Komputasi : Dari data pada desain data setelah dihitung diperoleh : f T 75; f S 93; f R 64; f f j 75 93 64 232 ;
SS T 20124,671; SS S 32781,606; SS R 20689,539 ;
Tabel 2 2 Tabel Kerja Untuk Menghitung X obs
Sampel
fj
SS j
Tinggi Sedang Rendah Jumlah
75 93 64 232
20124,671 32781,606 20689,539 73595,816
s 2j 268,323 352,490 323,274 -
log s 2j 2,429 2,547 2,510 -
f j log s 2j 182,175 236,871 160,640 579,686
201
RKG
SS J 73595,816 317,223 f j 232
f log RKG = (232)(log 317,223) = (232)(2,501) = 580,232 c=1+
1 1 1 1 1 ( ) 1 (0,167)(0,035) 1 0,006 1,006 3(3 1) 75 93 64 232 sehingga : X2
2,303 (580,232 579,686) (2,289)(0,546) 1,250 1,006
e). Daerah Kritik :
X 02, 05; 2 5,991 2 DK = {X² | X² > 5,991}; X obs 1,250 DK
f). Keputusan Uji : Ho diterima g). Kesimpulan : Variansi-variansi dari tiga populasi tersebut sama (homogen).
Lampiran
: Pengujian Hipotesis Data Amatan.
202
Perhitungan Pengujian Hipotesis Data Amatan Pengujian hipotesis data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma dan limas pada penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. 1. Hipotesis uji : a). HoA : i 0; untuk setiap i = 1, 2. H1A : paling sedikit ada satu i yang tidak nol. b). HoA : j 0; untuk setiap j = 1, 2, 3. H1A : paling sedikit ada satu j yang tidak nol. c). HoAB : ij 0; untuk setiap i = 1,2 dan j = 1, 2, 3. H1AB : paling sedikit ada satu ij yang tidak nol. 2. Taraf signifikansi : α = 5% 3. Statistik uji : a). Untuk HoA adalah Fa random yang N- pq;
RKA yang merupakan nilai dari variabel RKG
berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan
203
b). Untuk HoB adalah FB random yang
RKB yang merupakan nilai dari variabel RKG
berdistribusi F dengan derajat kebebasan q-1 dan
N- pq; c). Untuk HoAB adalah FaB variabel random
RKAB yang merupakan nilai dari RKG
yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-
1)(q-1) dan N- pq. 4. Komputasi : Dari data pada desain data setelah dihitung diperoleh : Tabel 3 Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi Pendekatan Pembelajaran Jigsaw
Konvensional
n ∑X X X2 C SS n ∑X X X2 C SS
Tinggi 32 1907 59,594 124639
Aktivitas Belajar Sedang 50 3394 67,88 245776
Rendah 36 2373 65,917 167653
113645,281 10993,719 44 2924 66,455 202572
230384,72 15391,28 44 2607 59,25 164111
156420,25 11232,75 29 1642 56,621 101040
194313,091 8258,909
154464,75 9646,25
92971,172 8068,828
Keterangan : C = (∑X)² / n ; SS = ∑X² - C. Tabel 4
204 Rataan dan Jumlah Rataan Jigsaw (a1) Konvensional (a1) Total
Tinggi (b1) 59,594 66,455 126,048 (B1)
Sedang (b2) 67,88 59,25 127,13 (B2)
Rendah (b3) 65,917 56,621 122,538 (B3)
Total 193,391 (A1) 182,326 (A2) 375,716 (G)
N = 32 + 50 + 36 + 44 + 44 +29 = 235 nh
(2)(3) 6 43,165 1 1 1 1 1 1 0,139 32 50 36 44 44 29
G 2 (375,716) 2 141162,513 (1) = 23527,085 pq (2)(3) 6
(2) =
SS
ij
10993,716 15391,28 11232,75 8258,909 9646,25 8068,828
i, j
= 63591,736 (3) =
i
Ai2 (193,391) 2 (182,326) 2 37400,079 33242,770 q 3 3 3 3
= 12466,693 + 11080,923 = 23547,616 (4) =
j
B 2j p
(126,048) 2 (127,13) 2 (122,538) 2 2 2 2
=
15888,098 16162,037 15015,561 2 2 2
= 7944,049 + 8081,019 + 7507,781 = 23532,849
205 (5) =
AB
2 ij
(59,594) 2 (67,88) 2 (65,917) 2 (66,455) 2 (59,25) 2 (56,621) 2
i, j
= 3551,445 + 4607,694 + 4345,051 + 4416,267 + 3510,563 + 3205,938 = 23636,958 JKA = nh{(3) (1)} = (43,165)(23547,616 – 23527,085) = (43,165)(20,531) = 886,221 JKB = nh{(4) (1)} = (43,165)(23532,849 – 23527,085) = (43,165)(5,764) = 248,803 JKAB = nh{(1) (5) (3) (4)} = (43,165)(23527,085 +23636,958 – 23547,616 – 23532,849) = (43,165)(83,578) = 3607,644. JKG = (2) = 63591,736 JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG = 886,221 + 248,803 + 3607,644 + 63591,736 = 68334,404 dkA = p-1 = 2-1 =1 dkB = q-1 = 3-1 =2 dkAB = (p-1)(q-1) = (2-1)(3-1) = (1)(2) = 2 dkG = N-pq = 235-(2)(3) = 237-6 = 229
206 dkT = N-1 = 235-1 = 234 RKA
JKA 886,221 886,221 dkA 1
RKB
JKB 248,803 124,402 dkB 2
RKAB RKG
JKAB 3607,644 1803,822 dkAB 2
JKG 63591,736 277,693 dkG 229
Fa
RKA 886,221 3,191 RKG 277,693
Fb
RKB 124,402 0,448 RKG 277,693
Fab
RKAB 1803,822 0,006 277,693 RKG
Untuk Fa adalah DK = {F | F > F0,05; 1; 229}= {F | F > 3,84} Untuk Fb adalah DK = {F | F > F0,05; 2; 229}= {F | F > 3,00} Untuk Fab adalah DK = {F | F > F0,05; 2; 229}= {F | F > 3,00} Tabel 5 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber Pendekatan Pembelajaran (A) Kemampuan Awal (B) Interaksi (AB) Galat Total
JK 886,221
dk 1
RK 886,221
Fobs 3,191
Fα 3,84
p > 0,05
248,803
2
124,402
0,448
3,00
> 0,05
3607,644 63591,736 68334,404
2 229 234
1803,822 277,693 -
0,006 -
3,00 -
> 0,05 -
207 5. Keputusan uji : HoA diterima; HoB diterima; HoAB diterima. 6. Kesimpulan : a). Pedekatan pembelajaran tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. b). Aktivitas Belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. c). Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan aktivitas belajar terhadap
prestasi belajar.
208
209
210