PERKEMBANGAN DESA CISARUA PASCA PEMEKARAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA BAGI MASYARAKAT DI DESA CISARUA KECAMATAN LANGKAPLANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Wiwin Sumarni1 (
[email protected]) Siti Fadjarajani2 (
[email protected])
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
ABSTRAK Penelitian ini berlatar belakang dari kurang maksimalnya pembangunan sarana dan prasarana di Desa Cisarua pasca pemekaran. Bedasarkan hal tersebut yang menjadi pokok permasalahan, yaitu: (1) bagaimanakah perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran, serta (2) bagaimanakah penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran. Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu: (1) perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran belum sesuai dengan tujuan pengembangan dan pembangunan wilayahnya yaitu memaksimalkan pemerataan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang, (2) penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran masih belum memadai, dengan dapat dilihat dari kurang tersedianya: sarana dan prasarana pemerintah, sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, sarana dan prasarana perekonomian, sarana dan prasarana perhubungan atau transportasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, studi kepustakaan. Instrument yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, serta kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penduduk yang bertempat tinggal di Desa Cisarua sebanyak 903 KK. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan 2 jenis yaitu: untuk sampel kepala keluarga berdasarkan jenis mata pencaharian menggunakan stratified random sampling dengan persentase 5% sehingga berjumlah 44 KK, dan menggunakan purposive sampling yang ditujukan kepada kepala Desa Cisarua. Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran belum sesuai dengan tujuan pengembangan dan pembangunan wilayahnya yaitu memaksimalkan pemerataan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang, (2) Penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran masih belum memadai, dengan dapat dilihat dari kurang tersedianya: sarana dan prasarana pemerintah, sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, sarana dan prasarana perekonomian, sarana dan prasarana perhubungan atau transportasi.
Kata Kunci : Perkembangan Desa, Sarana Prasarana dan Desa Cisarua
1|
ABSTRACT WIWIN SUMARNI, 2015, Perkembangan Desa Cisarua Pasca Pemekaran Dalam Kaitannya Dengan Penyediaan Sarana dan Prasarana Bagi Masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Geography Education Department. Faculty of Educational Sciences and Teachers’ Training. Siliwangi University. Tasikmalaya. This research background of less than maximum development of infrastructure fom Cisarua Village after expansion. based on the things above that being the issues, i.e.: (1) how the development of Cisarua Village after expansion in relation to the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkaplancar sub-district of Pangandaran Regency, also (2) how the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkapancar sub-District of Pangandaran Regency after expansion, i.e.: (1) the development of Cisarua village after expansion in relation to the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkaplancar sub-district of Pangandaran Regency is not appropriate with the development purposes and development region that is maximize the distribution of development and provision of facilities and infrastructure in various fields. ( 2 ) the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkaplancar sub-District after expansion is still not adequate, as can be seen from the lack of availability: government infrastructure, educational facilities, health facilities, infrastructure and economic infrastructure, facilities and transportation infrastructure or transport. The method used in this research is descriptive method . Technique collecting the data used in this research are observation, interviews, questionnaires, documentation studies, literature study. The instrument used in this research are the observation, interviews, and questionnaires. The population of this research is the entire population residing in the Cisarua village are 903 families. Sampling technique of this study using two types, i.e.: for sample is the head of the family based on the type of livelihood using stratified random sampling with a percentage of 5 % that amounted to 44 families, and using purposive sampling, addressed to the head of Cisarua Village. Techniques processing the data of this research using percentage analysis. The results showed that : ( 1 ) The development of Cisarua Village after in relation to the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua Village Langkapancar District of Pangandaran regency is is not appropriate with the development purposes and development region that is maximize the distribution of development and provision of facilities and infrastructure in various fields, ( 2 the provision of facilities and infrastructure for the citizen in the Cisarua village Langkaplancar sub-District after expansion is still not adequate, as can be seen from the lack of availability: government infrastructure, educational facilities, health facilities, infrastructure and economic infrastructure, facilities and transportation infrastructure or transport. Keywords : Village Development , Infrastructure , Cisarua Village PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan merupakan perubahan menuju ke arah perbaikan. adalah proses dan usaha meningkatkan kehidupan politik
Pembangunan
ekonomi dan budaya,
infrastruktur masyarakat dan sebagainya. Perubahan kearah perbaikan itu sendiri memerlukan pengerahan segala budi daya manusia sehingga dengan sendirinya pembangunan merupakan proses penalaran dalam rangka menciptakan kebudayaan dan peradaban manusia. Dan pada hakikatnya pembangunan ini harus mencerminkan
2|
perubahan total suatu masyarakat menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik. (Rustiadi, 2009: 119) Pada dasarnya pemekaran wilayah merupakan salah satu bentuk otonomi daerah dan merupakan hal yang perlu di perhatikan karena dengan adanya pemekaran wilayah diharapkan
dapat
lebih
memaksimalkan
pemetaan
pembangunan
daerah
dan
pengembangan wilayah. Pemekaran wilayah merupakan kepentingan nasional dan bermanfaat untuk berbagai kalangan, baik masyarakat maupun pemerintah. Adanya pemekaran
wilayah
akan
membuat
daerah
tersebut
menjadi
terbuka,
jalur
pengembangannya lebih luas, tersebar, dan produkif. Faktor yang mendesak kebutuhan pemekaran wilayah atau suatu daerah ialah tidak terkonsentrasinya pembangunan dari berbagai sektor kehidupan di wilayah yang disinyalir berkompeten. Alhasil kebutuhan pemekaran wilayah atau daerah tersebut mendorong pemenuhannya dengan cara pemisahan dari induk pemerintahan. Namun pemekaran wilayah bukan sekedar rencana yang dengan cepat terasa perubahan kemajuannya. Bisa saja pemekaran wilayah akan menimbulkan salah satu kemunduran pembangunan, karena pemekaran wilayah cenderung bersifat rentan, harus memulai dari
titik awal segala kebutuhan suatu pembentukan
pemerintah. (Ritonga, 2000: 42) Salah satu wilayah yang mengalami pemekaran adalah Desa Cisarua. Desa Cisarua ini merupakan salah satu desa dari 15 desa yang ada di Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Cimanggu. Pada tahun 2010 Desa Cimanggu dimekarkan menjadi dua Desa, yaitu Desa Cisarua dan Desa Cimanggu. Desa Cisarua diresmikan oleh Bupati Ciamis pada hari Rabu 19 Januari 2011. Desa Cisarua merupakan daerah yang memiliki alam perbukitan dengan hutan yang cukup hijau dan hamparan lahan pertanian yang cukup luas. Desa Cisarua mempunyai jumlah penduduk 2.857 jiwa yang tersebar kedalam tiga Dusun/ Kepunduhan dengan luas wilayah 1.018,6 Ha. Ada beberapa alasan mengapa Cisarua menjadi sebuah Desa antara lain : keadaan geografis, demografis, dan kehidupan masyarakat yang berkembang secara pesat. Sehingga memerlukan peningkatan pelayanan dan pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan secara khusus, guna menjamin terpenuhinya tuntutan perkembangan dan kemajuan sesuai dengan aspirasi masyarakat di wilayah Desa Cisarua. Melihat kondisi pemekaran wilayah Desa Cisarua yang baru selama beberapa tahun terakhir dan melihat kondisi penyediaan sarana dan prasarana disana menjadikan dampak pemekaran wilayah Desa Cisarua penting untuk dikaji dan di teliti. Dimana untuk penyediaan sarana dan prasarana disana masih sangat minim seperti, kurangnya sarana dan
3|
prasarana pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perekonomian dan perhubungan/ transportasi. Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pemekaran Desa Cisarua terhadap penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat. Maka dari itu penelitian ini mengambil judul “Perkembangan Desa Cisarua Pasca Pemekaran Dalam Kaitannya Dengan Penyediaan Sarana Dan Prasarana Bagi Masyarakat Di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran”.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah (1) Untuk mengetahui perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. (2) Untuk mengetahui penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, karena metode ini tertuju pada pemecahan masalah yang sedang berlangsung pada saat ini. Metode deskriptif ini merupakan metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi. (Ahman Sya: 2011: 49).Dengan menggunakan metode penelitian tersebut, penulis mencoba untuk mengetahui pemekaran Desa Cimanggu kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Mengingat metode ini lebih menekankan pada masalah- masalah yang aktual pada masa sekarang, dan tidak terbatas pada pengumpulan dan penyususnan data, tetapi lebih jauh lagi dapat menganalisis dan menginterpretasikan arti ciri data tersebut.
PEMBAHASAN Perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar
Kabupaten Pangandaran belum sesuai dengan tujuan
pengembangan dan pembangunan wilayahnya. Tujuan pokok pemekaran wilayah Desa Cisarua yaitu untuk memaksimalkan pemerataan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang. Karena sebelum Cisarua menjadi Desa, masyarakat harus menempuh jarak ±10 km untuk menuju ke puasat Desa Cimanggu. Dan pelayanan yang dilakukan
4|
pemerintahpun dirasakan kurang maksimal. Perkembangan wilayah di Desa Cisarua banyak dipengaruhi oleh aktifitas masyarakat. Ketersediaan sarana dan parasarana merupakan fasilitas pendukung serta kebutuhan dasar dalam aktifitas atau kehidupan masyarakat. Ketersediaan prasarana jalan merupakan faktor yang dominan dari perkembangan suatu wilayah Desa. Masyarakat akan lebih mudah dalam melakukan mobilitas, karena jalan telah menghubungkan ke berbagai tempat yang ada di suatu wilayah Desa tersebut. Kondisi
jalan yang baik menjadikan tingkat aksesibilitas dan mobilitas
masyarakat menjadi tinggi, karena kemudahan serta tidak adanya kendala masyarakat dalam melakukan kegiatan. Namun lain halnya dengan Desa Cisarua, dimana kondisi jalan yang rusak menyebabkan tingkat aksesibilitas dan mobilitas masyarakat sangatlah rendah, dan banyak kendala yang menghambat terhadap kegiatan masyarakat itu sendiri. Sejauh ini perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dapat dikatakan belum maksimal karena belum sesuai dengan tujuannya. Dimana Desa ini memiliki 3 (tiga) kelurahan, dengan luas mencapai ± 1.018,6 Ha serta jumlah penduduk 2.857 orang. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk Desa Cisarua saat ini, seharusnya pemerintah dapat mengembangkan Desa Cisarua dan dapat memberikan pelayanan terhadap masyarakat secara optimal. Hal ini diperkuat dengan lebih dari setengah jumlah responden menilai bahwa perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran tidak sesuai dengan harapannya (65,90%) dan lebih dari setengah jumlah responden berpendapat bahwa penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua pasca pemekaran belum terpenuhi secara maksimal (90,90%), serta sebagian besar responden (52,50%) berpendapat bahwa yang mempengaruhi kurang maksimalnya sarana dan prasarana di Desa Cisarua pasca pemekaran adalah anggaran biaya yang tidak maksimal.
Penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran masih belum memadai. Sarana dan parasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua pada umumnya memang sudah tersedia sebelum akhirnya Desa Cisarua memisahkan diri dari Desa Cimanggu, dan telah berjalan dengan bak pula. Serta keberadaannya telah tersebar secara merata di wilayah Desa Cisarua yang meliputi :
5|
a.
Sarana dan Prasarana Pemerintahan Salah satu faktor yang menentukan terbentuknya Desa Cisarua adalah ketersediaan sarana dan prasarana. Dalam ketersediaan sarana dan prasarana terdapat jumlah minimal yang harus tersedia jika ingin terbentuk menjadi Desa. Salah satu sarana dan prasarana tersebut yaitu adanya Kantor Desa Cisarua. Kantor Desa ini berfungsi sebagai pusat pelayanan masyarakat di Desa Cisarua.
b.
Sarana dan Prasarana Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Cisarua terdiri dari satuan pendidikan setingkat RA/ PAUD, satuan pendidikan setingkat SD/MI, satuan pendidikan setingkat SMP/ MTS. Sedangkan untuk satuan pendidikan
setingkat
SMA/MA/SMK
hanya
ada
di
pusat
Kecamatan
Langkaplancar atau diluar wilayah Desa Cisarua. c.
Sarana dan Prasarana Kesehatan Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Cisarua pada umumnya sudah ada dan sudah berjalan dengan baik meskipun peralatan yang digunakan belum begitu lengkap. Sarana dan prasarana tersebut terdiri dari Poskesdes, posyandu serta petugas kesehatan yang terdiri dari paramedis dan bidan. Ketersediaan poskesdes tersebut telah membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarkat. Ketersediaan poskesdes di Desa Cisarua telah menjadi pilihan utama untuk pengobatan bagi sebagian besar masyarakat Desa Cisarua. Untuk ketersediaan posyandu saat ini belumlah maksimal, karena posyandu hanya ada 2 (dua) buah di wilayah Desa Cisarua.
d.
Sarana dan Prasarana Perekonomian Desa
Cisarua
cenderung
lemah
dalam
bidang
sarana
prasarana
perekonomian, karena di Desa Cisarua ini belum terdapat pasar dan Bank. Namun dengan jumlah toko/ warung yang tidak sedikit banyak toko/ warung yang menjual kebutuhan pokok sehari- hari dengan harga bersaing dengan harga pasar. Harga toko/warung yang seimbang atau bahkan jauh lebih mahal dari harga pasar ini sudah disesuaikan dengan jarak tempuh dari Desa Cisarua ke pusat perbelanjaan diluar wilayah Desa Cisarua. Hal ini menjadikan kebutuhan pokok masyarakat di Desa Cisarua cukup terpenuhi. e.
6|
Sarana dan Prasarana Perhubungan atau Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi di Desa Cisarua pada umumnya belum tergolong lancar, karena kondisi jalan yang rusak dan keberadaan jaringan trayek (kendaraan umum) yang memang belum tersedia.
Dalam ketersediaan jalan
dapat dikatakan memadai apabila telah memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan, tersedia jalan yang menghubungkan dengan pusat kegiatan yang ada di wilayah dengan kondisi yang baik.
SIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasannya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran belum sesuai dengan tujuan pengembangan dan pembangunan wilayahnya yaitu memaksimalkan pemerataan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang, hal ini dapat terjadi karena : a.
Keberadaan Desa Cisarua yang masih tergolong baru
b.
Kurang perhatian dari pemerintah pusat
c.
Anggaran biaya yang kurang maksimal
d.
Pelayanan yang belum optimal
e.
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam segi perkembangan, karena pola pikir masyarakat yang masih minim.
f. 2.
Tidak ada pengawasan yang khusus.
Penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran pasca pemekaran masih belum memadai, dengan dapat dilihat dari kurang tersedianya: a.
Sarana dan prasarana pemerintah
b.
Sarana dan prasarana pendidikan
c.
Sarana dan prasarana kesehatan
d.
Sarana dan prasarana perekonomian dan
e.
Sarana dan prasarana perhubungan atau transportasi.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan kepada berbagai pihak dalam perkembangan Desa Cisarua pasca pemekaran dalam kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat di Desa Cisarua Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut :
7|
1.
Mengoptimalkan pengembangan dan pembangunan sesuai dengan tujuan yang telah di sepakati.
2.
Masyarakat harus lebih mendukung mengenai perkembangan pembangunan Desa Cisarua dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan.
3.
Pengembangan Desa Cisarua jangan sampai mengganggu lahan subur dan produktif yang menjadi lahan mata pencaharian masyarakat Desa Cisarua.
4.
Sebagai Desa hasil pemekaran, Desa Cisarua harus bisa menyeimbangkan perkembangan pembangunan dengan daerah induknya yaitu Desa Cimanggu dan desa- desa lainnya.
5.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti hal- hal yang belum terungkap dalam skripsi ini dan diharapkan lebih efektif dalam mengungkap permasalahan yang berhubungan dengan keadaan atau tataruang wilayah.
DAFTAR PUSTAKA Ahman Sya. 2011. Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Universtas Bina Sarana Informatika (BSI). Daldjoeni. 1998. Geografi Kota dan Desa. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Bandung: Alumni.
Jayadinata, T. Johara. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan Wilayah. Bandung: ITB. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Tjokroamidjojo, Bintoro. dan Mustopadidjaya. 1983. Teori Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: PT. Gunung Agung. Wasistiono, Sadu. Dan Irwan Tahir. 2007. Prospek Pengembangan Desa. Bandung: Fokusmedia
8|