PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KULAWI KECAMATAN SELATAN
SUKMAWATI A 351 08 068
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
ABSTRAK Permasalahan yang dihadapi di sekolah SMP Negeri 2 Kulawi adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas VIIIA yang disebabkan kurang efektifnya guru memberikan pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Metode penelitian yang digunkan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara penilaian lembar ativitas siswa dan aktivitas guru serta tes evaluasi hasil belajar siswa pada setiap akhir pertemuan di kelas dalam setiap siklus. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang terjadi dari siklus I kesiklus II dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Pada siklus I siswa yang tuntas 28 orang, dan siswa yang tidak tuntas 12 orang sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 37 orang dan siswa yang tidak tuntas 3 orang, dengan standar ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan pada pembelajaran IPS meningkat dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah.
Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Masalah; Hasil Belajar; IPS
2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
ABSTRACT
The research problem encountered at SMP Negeri 2 Kulawi was the low of learning outcome reached by the eighth grade students because the ineffectiveness of teachers in giving learning material so that the outcome became low. The objective of the research was to find out the increasing students’ learning outcome on social subject through the application of Problem Based Learning Model of the Eight Grade Students of SMP Negeri 2 Kulawi. This was a Classroom Action Research done for two cycles. The research setting was 40 students of the eighth grade. The technique of data collection was done through observation sheets of teachers and students and learning outcome test in every last meeting of every cycle. The research results showed that there was an increasing occurred from cycle I to cycle II. In cycle I, there were 28 students passed the test and 12 did not. Then, it increased into 37 students passed and 3 did not. Therefore, it can be concluded that students’ learning outcome of the eighth at SMP Negeri 2 Kulawi can be increased through the Application of Problem Based Learning Model. Key Words: Problem Based Learning, Learning Outcome, Social Subject
3
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
I. 1.1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI No. 20, Tahun 2003). Berdasarkan fungsi pendidikan nasional diatas, maka peran guru menjadi fungsi keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan diatas. Djamarah, (2002:123) “Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendididkan. Adapun komponen yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan model pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan”. Hasil belajar yang meningkat merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa maupun kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai model untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara maksimal. (Catharina, 2006:2), menyatakan bahwa : Belajar merupakan proses penting bagi perubahan tingkah laku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis. Proses pembelajaran kurang melibatkan keaktifan siswa. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru yang berakibat terjadinya bentuk komunikasi satu arah yaitu dari guru kepada siswa, sehingga siswa sebagai pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya, karena itu perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar dengan memvariasikan metode ceramah dengan model pembelajaran berbasis masalah siswa. Materi pokok permasalahan lingkungan hidup dan pelestariannya merupakan materi yang menyajikan fakta-fakta tentang peristiwa-peristiwa kerusakan lingkungan serta upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat didalam melestarikan lingkungan hidup. Materi tersebut merupakan 4
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
materi yang menggunakan pendekatan masalah dimana siswa diharapkan mampu menghadapi masalah lingkungan dalam kehidupannya. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan proses pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah sebelum memenuhi proses pembelajaran. Siswa dihadapkan pada suatu masalah nyata yang memacunya untuk meneliti, menguraikan dan mencari penyelesaian. (Hartono 2013:114). Guru perlu memberikan masalahmasalah yang dapat merangsang untuk berpikir, rangsangan yang mengena sasaran menyebabakan siswa dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa akan belajar bagaimana menyelesaikan suatu masalah, menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu akan dimanfaatkan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diperoleh data dan informasi tentang kondisi pembelajaran IPS di kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC dan VIIID SMP Negeri 2 Kulawi yang belum mencapai hasil yang maksimal. Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang lebih banyak membahas masalah sosial yang sifatnya logika, sehingga apabila guru tidak kreatif dalam menerapakan model pemebelajaran, maka siswa akan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada semester 1 (ganjil) dengan materi ajar “Kondisi Geografi Indonesia” di kelas VIIIA dengan jumlah siswa 40 orang, kelas VIIIB dengan jumlah 42 orang, kelas VIIIC dengan jumlah 43 orang, dan kelas VIIID 44 orang, telah dilaksanakan evaluasi awal untuk melihat hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS, hasil yang diperoleh masih rendah terbukti dari jumlah siswa 40 orang di kelas VIIIA yang mencapai ketuntasan individu hanya mencapai 10 orang saja sedangkan yang tidak tuntas 30 orang dengan rata-rata nilai perolehan 25-60 karena berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 60, dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 25%. Jumlah siswa 42 orang di kelas VIIIB yang mencapai ketuntasan individu mencapai 23 orang sedangkan yang tidak tuntas 19 orang dengan rata-rata nilai perolehan 30-70 dengan ketuntasan klasikal mencapai 55% karena berdasarkan 5
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 60. Jumlah siswa 43 orang di kelas VIIIC yang mencapai ketuntasan individu 16 orang, sedangkan yang tidak tuntas 27 orang dengan rata-rata perolehan 30-65 dengan ketuntasan klasikal 37,20%. Jumlah siswa 44 orang di kelas VIIID yang mencapai ketuntasan individu 20, sedangkan yang tidak tuntas 24 orang, dengan rata- rata nilai perolehan 35-65 dengan ketuntasan klasikal 45,45% karena berdasarkan ketuntasan minimum (KKM) adalah 60. Dari hasil evaluasi awal di kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC dan VIIID kelas yang memperoleh nilai terendah adalah kelas VIIIA. Berdasarkan permasalahan diatas, maka dipandang perlu diadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan ” 1.2
Rumusan Masalah Identifikasi masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penerapan
model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMPN 2 Kulawi. 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIA Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi 1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian dalam menelaah pengetahuan mengenai model pembelajaran pada pelajaran IPS pokok bahasan permasalahan lingkungan hidup dan pelestariannya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Meningkatkan semangat guru dalam mengajar dengan melakukan penerapan pembelajaran berbasis masalah di kelas.
6
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
2) Adanya penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan bagi guru 3) Menambah pengetahuan guru dalam memilih strategi dan model yang tepat untuk pengajaran. b. Bagi siswa 1) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar 2) Meningkatkan prestasi belajar siswa 3) Menambah semangat belajar siswa 4) Mengurangi kebosanan siswa dalam pelajaran IPS c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar pada khususnya dan sekolah pada umumnya. d. Bagi Peneliti 1) Memberikan pemahaman kepada peneliti tentang bagaimana cara memilih dan merancang metode pembelajaran, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2) Meningkatkan kompetensi sebagai calon tenaga pendidik (guru) berupa, kontribusi ilmu pengetahuan tentang pembelajaran dan pemahaman tentang penelitian. II.
METODE PENELITIAN 2.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan pokok bahasan permasalahan lingkungan hidup dan pelestariannya. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif, artinya dalam penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran. 2.2 Desain dan Model Penelitian Rancangan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan bersiklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran. Siklus penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Tanggart yang terdiri dari 4 tahapan yaitu a). Perencanaan b). 7
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
Pelaksanaan tindakan 3). Observasi dan 4). Refleksi (Sukardi 2003 : 215). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar penelitian tindakan kelas dibawah ini : Keterangan O: Orientasi
4 3
1 : Rencana siklus I
a 2
1
5 : Rencana revisi I untuk siklus II
b 6
3 : Observasi I 4 : Refleksi I
8 7
2 : Tindakan pada siklus I
5
6 : Tindakan pada siklus II 7 : Observasi pII 8 : Refleksi II a) Siklus I b) Siklus II
Gambar 2.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Tanggart 2.3
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kulawi kelas VIIIA tahun ajaran 2013 –
2014 yang beralamtkan di desa Tompi Bugis Kacamatan Kulawi Selatan Kabupaten Sigi. Observasi awal dilakukan pada bulan September 2013 diperoleh data dan informasi tentang kondisi pembelajaran IPS di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi yang belum mencapai hasil yang maksimal dibandingkan dengan kelas VIII lainnya, kemudian dilanjutkan penelitian pada bulan Nopember. 2.4
Subyek Penelitian
1)
Siswa Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kulawi tahun ajaran 2013-2014 kelas
VIIIA yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 21 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Pengambilan subjek penelitian didasarkan dari hasil observasi awal yang dilakukan di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi di mana proses belajar siswa kelas VIIIA belum optimal, ditandai dengan banyak siswa yang pasif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajarannya masih didominasi oleh guru, guru cenderung lebih banyak ceramah dalam menyampaikan materinya. 8
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
2)
Guru Guru yang dalam hal ini adalah guru mata pelajaran yang melakukan pembelajaran IPS
di SMP Negeri 2 Kulawi, yang diteliti adalah cara guru dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 2.5 2.5.1
Rencana Tindakan Perencanaan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Proses penelitiannya direncanakan
terdiri dari dua siklus. Siklus pertama terdiri dari tiga kali tatap muka dan siklus kedua terdiri dari tiga kali tatap muka, masing-masing kegiatan tatap muka adalah dua jam pelajaran.. 2.5.2
Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Tanggart yang terdiri dari dua siklus. a. Siklus 1 1). Perencanaan a. Membuat rencana pembelajaran (RPP) b. Membuat skenario pembelajaran c. Membentuk kelompok-kelompok belajar d. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru e. Mendesain alat evaluasi berupa tes akhir tindakan f. Media pembelajaran 2). Pelaksanaan a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning ). b. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi aktvitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru. c. Melaksanakan evaluasi hasil siswa pada pembelajaran Geografi setelah dilakukan kegiatan pembelajaran.
9
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
3). Observasi Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada pokok bahasan lingkungan hidup dan pelestariannya. 4). Refleksi Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, penafsiran, menjelaskan dan menyimpulkan serta dianalisa, dengan data observasi guru dapat merefleksi diri apakah dengan model pembelajaran berbasis masalah telah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. b.
Siklus II 1). Perencanaan a. Membuat rencana pembelajaran (RPP) b. Membuat skenario pembelajaran c. Membentuk kelompok belajar dalam diskusi d. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru e. Mendesain alat evaluasi berupa tes akhir tindakan f. Media pembelajaran 2). Pelaksanaan a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning ). b. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi aktvitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru. c. Melaksanakan evaluasi hasil siswa pada pembelajaran Geografi setelah dilakukan kegiatan pembelajaran. 3). Observasi Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan lembar observasi aktivitas yang telah disiapkan selama pelaksanaan tindakan siklus II. 10
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
4). Refleksi Hasil yang didapatkan pada observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru serta evaluasi yang diberikan, dikumpulkan serta dianalisis pada tahap ini. Dalam hal ini, refleksi melihat sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai pada proses yang sudah dilaksanakan dengan melihat hasil pada evaluasi. 2.6
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder,
yang berupa data kualitatif maupun data kuantitatif yang dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi: 1.
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan, wawancara, serta data hasil belajar geografi
2.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui informasi dari pihak yang terkait yaitu tata usaha SMP Negeri 2 Kulawi.
2.7
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan cara: (1) pemberian tes
formatif, (2) observasi, (4) catatan lapangan, (5) studi pustaka,. Secara rinci prosedur pengumpulan data dan instrumen penelitian diuraikan sebagai berikut: 1). Tes formatif (tes tertulis) Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif yang berupa tes awal dan tes akhir. Tes awal diberikan untuk mengumpulkan informasi tentang pengetahuan awal siswa. Tes akhir diberikan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa dalam memahami materi yang telah diberikan yaitu pada sub pokok bahasan “Lingkungan Hidup dan Pelestariannya” semester I. 2). Observasi Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Tujuannya adalah untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selam proses pembelajaran. 3). Catatan Lapangan
11
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
Catatan lapangan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini digunakan untuk melengkapi data yang tidak didapatkan di kelas selama pembelajaran berlangsung, dalam hal ini informasi diperoleh dari tata usaha maupun pihak sekolah yang terkait dalam penelitian. 2.8
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa, hasil observasi, hasil catatan lapangan
dianalisis dengan menggunakan model alir yang mengacu pada model alir yang dikemukakan oleh Milles dan Huberman (Sugiyono, 2007:91) yaitu: mereduksi data, penyajiaan data, dan penarikan kesimpulan. Secara garis besar kegiatan anlisis data dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Teknik Analisis Data Kualitatif Analisis data proses siswa dalam belajar dilihat dari lembar observasi siswa dan lembar observasi guru dengan menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator sangat baik (4), baik (3), cukup (2), kurang (1). Selanjutnya dihitung persentase rata-rata dengan rumus sebagai berikut: Persentase Nilai Rata-rata (NR)=
x 100 %
Adapun kriteria taraf keberhasilan tindakan yaitu: NR ≥ 90%
: sangat baik
70% ≤ NR < 90 %
: baik
50% ≤ NR < 70%
: cukup
30% ≤ NR < 50%
: kurang
10% ≤ NR < 30 %
: kurang baik (Depdiknas, 2004).
2) Teknik Analisis Data Kuantitatif Analisis data untuk ketuntasan belajar siswa digunakan analisis kuantitatif sebagai berikut: a. Daya Serap Individu Menurut Depdiknas (dalam Trimo, 2008: 11) “bahwa standar ketuntasan hasil belajar individu adalah 65% dan ketuntasan klasikal adalah 85%”. Analisis data untuk mengetahui daya serap individu menggunakan rumus sebagai berikut: 12
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
DSI:
x 100
Keterangan: X = Banyak skor yang diperoleh siswa Y
= Skor maksimal soal
DSI
= Daya serap individu
b. Daya Serap Klasikal Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal menggunakan rumus sebagai berikut: DSK:
∑
∑
x 100
Keterangan: ∑ P = Jumlah skor keseluruhan ∑ I = Jumlah skor maksimal DSK = Daya Serap Klasikal c. Ketuntasan Belajar Klasikal Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini digunakan rumus: KBK:
∑
∑
x 100
Keterangan: ∑ N = Banyaknya siswa yang tuntas ∑ S = Banyaknya siswa seluruhnya KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) diperoleh data sebagai berikut : Proses pembelajaran akan berlangsung baik apabila terdapat interaksi edukatif antara guru dan siswa. Guru sebagai unsur utama proses pembelajaran berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Dalam proses pembelajaran, guru harus memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran dapat diketahui dari hasil belajar siswa baik dari hasil tes maupun hasil aktivitas belajar siswa. Sistem pembelajaran menuntut keaktifan 13
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS khususnya pokok bahasan lingkungan hidup dan upaya pelestariannya pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini didesain dengan model penelitian tindakan kelas karena bertujuan melaksanakan perbaikan proses pembelajaran. Observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi pokok permasalahan pada penelitian ini. Guru juga mempersiapkan rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar aktivitas guru untuk menunjang pembelajaran yang berlangsung dalam 2 siklus. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada tiap siklus mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah sudah mencapai kriteria ketuntasan yaitu diperoleh daya serap klasikal mencapai 70,12% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 70% dengan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan sebanyak 28 orang dari 40 siswa berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60. Meskipun hasil belajar yang diperoleh sudah mencapai ketuntasan akan tetapi belum mencapai hasil maksimal karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil yang diperoleh siswa. Pada siklus I Pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah belum dapat berlangsung secara optimal. Hal ini disebabkan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah masih kurang, karena model pembelajaran berbasis masalah ini merupakan model yang baru pertama kali diterapkan dalam pembelajaran khususnya di kelas VIII A. Selain itu siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan guru sehingga masih takut atau ragu-ragu dalam mengemukakan pendapatnya maupun mempresentasikan hasil karya di depan kelas. Namun karena kecekatan guru, hal ini tidak berlangsung lama sehingga proses pembelajaran tidak terlalu terganggu. Berikut kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam pembelajaran siklus I di kelas : 1)
Guru kurang tegas dalam memberikan apresepsi dan motivasi serta menanyakan kesiapan siswa dalam belajar.
2)
Kinerja guru dalm mengaktivkan diskusi masih kurang. 14
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
3)
Guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyajikan hasil karya.
4)
Guru kurang memberi penguatan terhadap hasil penyelesaian masalah.
5)
Guru kurang memberikan tugas yang berkaitan dengan materi dan kurang memberikan apresepsi kepada siswa.
6)
Guru kurang optimal dalam menggunakan waktu secara efisien.
7)
Kinerja kelompok masih kurang optimal, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti jalannya diskusi.
8)
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat belum tampak secara menyeluruh.
9)
Ketika guru menjelaskan materi pelajaran masih ada beberapa siswa yang ramai dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
10) Dalam mengorientasi tanggapan atas penjelasan dari guru masih didominasi oleh siswa yang pandai. 11) Siswa belum dapat menjalankan diskusi dengan baik. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus II guru dan peneliti berusaha melaksanakan perbaikan pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada siklus I. Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran, memotivasi siswa untuk memecahkan permasalahan, mengaktifkan diskusi dalam kelompok, membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menyajikan hasil karya, dan juga memberi penguatan terhadap hasil pemecahan masalah. Pada siklus II sudah tidak lagi ditemukan kendala-kendala yang sangat berarti, karena siswa sudah dapat menyesuaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah. Pada siklus II siswa sudah aktif dalam pembelajaran. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya, mempresentasikan hasil karya dan menanggapi hasil karya temannya. Hal ini terbukti pada pembelajaran siklus II yaitu diperoleh daya serap klasikal mencapai 90,1 %, dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 92,5 %, dengan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan sebanyak 37 siswa dan siswa yang tidak tuntas 3 orang, berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Olehnya itu, seorang guru harus memiliki tingkat keterampilan yang mampu memberikan suasana efektif dalam belajar 15
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
dan mampu menarik minat siswa, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran yang bervariasi dan mampu membuat siswa menjadi aktif di dalam kelas. Pembelajaran yang baik dapat meningkatkan semangat siswa untuk terus belajar dan mengembangkan hasil pemikirannya. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dan II pada saat penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada pelajaran IPS pokok bahasan lingkungan hidup dan pelestariannya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kulawi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I diperoleh hasil aktivitas guru pertemuan 1 51,47%, pertemuan 2 diperoleh 66,17%. Hasil aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 diperoleh 55,77%, pertemuan 2 diperoleh 65,38%. Hasil belajar siswa pada siklus I, banyak siswa yang tuntas 28 orang dan siswa yang tidak tuntas 12 orang, daya serap klasikal diperoleh 70,12%, tuntas belajar klasikal 70%, berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60. Sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami peningktan dari siklus sebelumnya. Diperoleh hasil aktivitas guru siklus II pada pertemuan 1 78%, pertemuan 2 diperoleh 91,18%. Hasil aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 diperoleh 73,08%, pertemuan 2 92,30%. Hasil belajar siswa pada siklus II yaitu banyak siswa yang tuntas 37 orang, siswa yang tidak tuntas 3 orang, daya serap klasikal diperoleh 90,1% dan tuntas belajar klasikal 92,5% berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60. Dengan demikian, hasil belajar siswa sangat menentukan keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi di kelas karena sebelumnya siswa memperoleh nilai yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya peran guru dalam memilih model pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu, melalui penelitian ini sebaiknya guru mampu memberikan suasana yang baru bagi siswa di kelas yang dapat 16
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
merangsang daya fikir siswa secara kritis untuk belajar agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar. 4.2 Saran Keberhasilan pembelajaran merupakan tanggung jawab guru di kelas karena dengan adanya pengetahuan guru tentang fenomena alam dengan menghubungkan strategi mengajar di kelas, maka siswa dapat termotivasi untuk selalu mencari tahu tentang materi yang disampaikan guru di kelas. Ada beberapa saran-saran yang disampaikan guna perbaikan pembelajaran kedepan, antara lain : 1.
Bagi Guru, hendaknya guru mata pelajaran IPS menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
2.
Bagi siswa, agar mampu memahami materi yang disampaikan setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
3.
Bagi sekolah, hendaknya memberikan sarana dan prasarana yang memadai agar dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan dapat berjalan dengan baik.
4.
Bagi Peneliti, perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Misalnya dengan cara memberikan pelatihan kepada Guru mata pelajaran mengenai langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah, agar pada saat di kelas guru tidak canggung lagi dalam penerapannya dan siswa lebih mudah memahami prosedur pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan oleh guru di dalam kelas.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Ani. T. Catharina. (2006). Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK Universitas Negeri Semarang Depdiknas. (2004). Penilaian. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 17
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
Hartono, R. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jokjakarta: PT.Diva Pres Ramadhan, A. et al. (2013). Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI) dan artikel Penelitian. Palu. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sukardi, (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Yogyakarta : Bumi Aksara Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Online. http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html, diakses tanggal 2 agustus 2013
18
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD