UPAYA PELESTARIAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KABUPATEN KONSERVASI DI KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT Dr. Siti Fadjarajani, MT1 (
[email protected]) Nurdini Lestari2 (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah keterbatasan jumlah sumberdaya alam dan lingkungan hidup tidak sesuai dengan populasi manusia yang setiap waktu meningkat, maka akan timbul kondisi tidak seimbang dan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Untuk mengatasi hal itu Menteri Dalam Negeri mengeluarkan kebijakan Kabupaten Konservasi. Tahun 2006 Kabupaten Kuningan mencanangkan diri sebagai Kabupaten Konservasi, namun pada pelaksanaannya mengalami beberapa masalah terutama dalam sumberdaya manusia dan kebijakan pemerintah daerah. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang dimiliki oleh Kabupaten Kuningan, dan upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan dalam rangka mewujudkan Kabupaten Konservasi di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, penyebaran kuesioner, kajian literatur dan studi dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Kuningan yang berada di 32 kecamatan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan jugmental sampling untuk pemerintah, sampel cluster dan kuota untuk kawasan lindung, lalu teknik simple random sampling untuk masyarakat, dengan jumlah sampel 121 responden. Hasil analisis menunjukan bahwa Kabupaten Kuningan memilki potensi sumberdaya alam berupa sumberdaya kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, air, panas bumi, pariwisata; kawasan lindung : hutan kota, Kebun Raya Kuningan, Taman Nasional Gunung Ciremai, dan Taman Wisata Alam. Upaya yang dilakukan untuk melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup berwawasan lingkungan dalam rangka mewujudkan Kabupaten Konservasi adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat karena 86 orang responden (71,07%) mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi dan berakibat pengetahuan responden tentang hal tersebut, membangun kawasan lindung karena merupakan salah satu kriteria penentuan status Kabupaten Konservasi, dan membuat kebijakan berupa Peraturan daerah yang mengatur tentang kebijakan Kabupaten Konservasi. Kata Kunci Konservasi
: Upaya Pelestarian, Sumberdaya Alam, Lingkungan Hidup, Kabupaten
¹Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Univ. Siliwangi Tasikmalaya ²Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Univ. Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRACT Background of the research is the amount of natural resources and environment is limite. It does not match with the human population which increse each time. With such conditions will arise out of balance condition and causes environmental damage. To overcome this issue, the government make the program Conservation District. In 2006, Kuningan Regency was proclaimed himself as a Conservation District, but the implementation is still having some problems, especially in matters of human resources policy and local government. Conservation of natural resources and environment environmentally indispensable in terms of commitment to succeed Kuningan Regency as Conservation District. Issues that were examined in this research are the potential of natural resources and the environment held by Kuningan Regency, and how is the efforts of natural resources and environment conservation environmentally in order to actualize Conservation District in Kuningan Regency of West Java Province. The method used in this research is descriptive quantitative data collection techniques through field observations, interviews, distributing questionnaires, literature review and study documentation. The analysis technique used is a simple statistical analysis. The population in this research is the Kuningan Regency located in 32 districts. Sampling in this study using sampling jugmental to the government, the sample clusters and quotas for protected areas, and simple random sampling technique to the public, with a sample of 121 respondents. Based on the analysis, it can be concluded that Kuningan Regency has the potential of natural resources such as forestry, farming, agriculture, livestock, fisheries, water, geothermal, tourism; forested protected areas of the city, the Kuningan Botanical Gardens, Ciremai Mountain National Park, and Natural Park. Efforts were made to preserve the natural resources and the environment in order to realize environmentally Conservation District is to disseminate to the public because of 86 respondents (71.07%) claimed to have never received counseling and socialization or result in respondents' knowledge about them, establish protected areas because it is one of the criteria for determining the status of Conservation District, and to make such regulations governing local Conservation District policy. Keywords
: Conservation, Natural Resources, Environment, Conservation Distric
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya sekitar 13000-an. Selain itu, Indonesia juga memiliki hutan tropis yang sangat luas dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Brasil. Namun sangat disayangkan bahwa dibalik kekayaan alam yang melimpah tersebut Indonesia masih banyak mengalami masalah-masalah lingkungan hidup yang cukup parah. Masalah tersebut antara lain seperti kekurangan air bersih, polusi udara, penebangan liar, dan sebagainya. Bahkan hutan Indonesia yang diandalkan menjadi paru-paru dunia akhirakhir ini mengalami kerusakan hutan yang tidak terkendali. 2– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Permasalahan-permasalahan lingkungan hidup nampaknya akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu, hal ini disebabkan oleh kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia dalam melakukan eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan. Seperti halnya penebangan hutan secara berlebihan akan memberikan dampak negatif yang sangat banyak, diantaranya mengurangi keanekaragaman hayati, dapat menimbulkan bencana seperti banjir dan longsor, mengakibatkan tanah menjadi tandus, serta peningkatan suhu bumi (global warming) yang sedang terjadi bukan hanya di Indonesia saja melainkan hampir semua negara dan semakin hari akan semakin meresahkan masyarakat apabila tidak cepat diatasi. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan sangat penting dilakukan agar tidak terjadi kerusakan pada sebuah ekosistem dan agar sumberdaya alam serta lingkungan masih dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya di masa yang akan datang. Berdasarkan fenomena tersebut, maka perlu diadakannya suatu upaya yang bertujuan untuk memeliharan lingkungan dan sumberdaya alam, temasuk pemeliharan terhadap hutan agar tetap lestari. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Dalam Negeri membuat kebijakan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembangunan berlandaskan pemanfaatan berkelanjutan, perlindungan sistem penyangga kehidupan dan pengawetan keanekaragaman hayati yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah tingkat II yaitu Kota atau Kabupaten se-Indonesia. Kebijakan ini disebut dengan Kabupaten Konservasi. Kabupaten Konservasi merupakan salah satu konsep yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang ada dengan tetap membuka peluang pemanfaatan sumberdaya alam yang dimiliki secara lestari atau berwawasan lingkungan hidup. Namun dalam penetapat suatu Kota atau Kabupaten menjadi Kabupaten Konservasi diatur dengan kriteria tertentu. Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupetan yang telah berkomitmen untuk menjadi Kabupaten Konservasi. Kabupaten Kuningan mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Konservasi sejak tahun 2006. Untuk mewujudkan cita-cita Kabupaten Konservasi, Kabupaten Kuningan telah melakukan konsolidasi dan konsultasi dengan berbagai pihak terutama dengan Tim Kecil Kabupaten Konservasi yang dibentuk pada tahun 2005 (Bappeda Kabupaten Kuningan, 2012). Meskipun Pemerintah Kabupaten Kuningan sudah mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Konservasi secara sukarela (voluntary) sejak tahun 2006, tetapi sampai pada 3– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
saat ini pelaksanaannya masih belum optimal. Hal ini dipengaruhi oleh kualitas sumberdaya manusia yang masih kurang mengerti mengenai konservasi atau upaya pelestarian, dan belum adanya Peraturan Daerah (Perda) atau Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kuningan yang dapat dijadikan sebagai dasar atau acuan dalam pelaksanaan program tersebut. Namun, rencana strategi Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi telah tertuang dalam Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kuningan nomor 4. Visi pembangunan Kabupaten Kuningan adalah sebagai berikut “Kuningan lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan Pariwisata yang Maju dalam Lingkungan Lestari dan Agamis Tahun 2013”, dan isi misi nomor 4 adalah sebagai berikut “Meningkatkan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam kerangka Kabupaten Konservasi dengan berorientasi pada perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari”. Keputusan menetapkan Kabupaten Kuningan menjadi Kabupaten Konservasi merupakan pilihan yang sangat strategis, mengingat secara geografis Kabupaten Kuningan terletak pada ketinggian yang relatif tinggi (titik tertingginya 3078 mdpl) dengan kondisi topografi bergelombang sampai curam, serta curah hujan yang tinggi. Faktor-faktor tersebut membentuk kondisi ekologi dan ekosistem Kabupaten Kuningan yang melimpah dengan keanekaragaman hayati. Keaneragaman hayati merupakan modal dasar pembangunan, maka pemanfaatan dan pengelolaan keanekaragaman hayati harus bijaksana dan berwawasan lingkungan agar keanekaragaman hayatinya tetap lestari. Namun sampai saat ini pelaksanaan program pendukung Kabupaten Konservasi dirasakan masih belum maksimal dan mengalami berbagai macam hambatan, baik itu dari segi sumberdaya manusianya, dari segi anggaran, serta dari segi payung hukum yang mengatur mengenai kebijakan Kabupaten Konservasi itu. Seyogianya pelestarian (konservasi) terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup sangat penting dilaksanakan bukan hanya oleh pelaksana kebijakan (pemerintah/instansi terkait) saja tetapi oleh seluruh lapisan masyarakat juga harus diperkenalkan dalam upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, termasuk di dalamnya berbagai macam upaya untuk menggunakan dan mengolah sumberdaya alam serta lingkungan hidup secara bijaksana dan berwawasan lingkungan agar dapat menopang kehidupan secara berkelanjutan. 4– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Tujuan Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang dimiliki oleh Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat dalam rangka mewujudkan Kabupaten Konservasi, dan untuk mengetahui upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan dalam rangka mewujudkan Kabupaten Konservasi di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat.
Metode Penelitian Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif, karena mengkaji masalah nyata yang terjadi sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun, dan mengklasifikasikannya sehingga data tersebut mempunyai arti dan makna. Menurut Ahman Sya (2011: 49) “Penelitian deskriptif adalah metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi. Interelasi keruangan gejala dalam konteks hubungan manusia dengan alam lingkungannya, adalah cirri pokok dalam aplikasi metode ini”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu : (1) Sampel Purposive/Judgmental sampling, teknik ini dipakai untuk melakukan wawancara dengan pihak-pihak (Dinas atau Instansi) yang terkait dalam bidang pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta pelaksana kebijakan kabupaten konservasi, seperti Bappeda Kabupaten Kuningan, Dishutbun Kabupaten Kuningan, BPLHD Kabupaten Kuningan, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Kuningan, BTNGC Kabupaten Kuningan, dan BKSDA Jawa Barat II. (2) Sampel Area/Cluster Sampling, teknik ini ditujukan kepada masyarakan Kabupaten Kuningan dengan menggunakan teknik sampel area, karena obyek atau sumber data yang diteliti sangat luas. Selanjutnya, karena sampel tersebut masih terlampau luas penulis menggunakan lagi sampel kuota yang digunakan dengan cara memilih sampel yang memiliki karakteristik tertentu dalam jumlah. Lalu random sampling digunakan untuk menentukan jumlah responden dari wilayah kawasan konservasi yang dijadikan sampel.
5– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
PEMBAHASAN Potensi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat a.
Sumberdaya Alam 1.
Potensi sumberdaya kehutanan Kabupaten Kuningan memiliki luas 511,53 km2. Dari hasil hutan itu menghasilkan berbagai macam jenis kayu, seperti kayu jati, mahoni, sonokeling, pinus, dan rawa campuran. Selain kayu hutan-hutan di Kabupaten Kuningan juga menghasilkan bambu, jamur dan madu. Sumberdaya kehutanan ini tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kuningan.
2.
Potensi sumberdaya perkebunan Lahan perkebunan yang dimiliki Kabupaten Kuningan seluas 62,48 km2. Dengan komoditas utama hasil perkebunannya adalah kelapa cengkih, dan kopi. Perkebunan juga tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kuningan.
3.
Potensi sumberdaya pertanian Kabupaten Kuningan memiliki lahan pertanian seluas 698,79 km2. Komoditas pertanian yang memiliki nilai produktivitas tinggi adalah padi sawah yang terdapat di seluruh wilayah di Kabupaten Kuningan dan ubi jalar yang tumbuh di Kecamatan Cilimus, Garawangi, jalaksana, Pancalang, dan Mandirancan.
4.
Potensi sumberdaya perikanan Perikanan Kabupaten Kuningan memiliki nilai produksi 9016 ton per tahun, dengan jenis potensi perikanannya berupa ikan mas, tawes, mujaer, tambak, nilem, gurame, nila, sepat, lele, dan lain-lain. Kecamatan Darma, Ciawigebang,
Kramatmulya,
Kuningan,
Selajambe,
dan
Lebakwangi
merupakan kecamatan penghasil ikan paling banyak diantara kecamatan lainnya. 5.
Potensi sumberdaya peternakan Kabupaten Kuningan memiliki potensi peternakan berbagai jenis ayam dengan jumlah populasinya berkisar anatar 3346 – 50524 ekor, peternakan domba dengan jumlah papulasinya sebanyak 1554 – 11616 ekor, peternakan sapi perah dan pedaging dengan jumlah populasi terbesarnya 5167 ekor. Di
6– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Kabupaten Kuningan juga memilki peternakan itik, kambing, kerbau, kuda dan babi. 6.
Potensi sumberdaya air Kabupaten Kuningan memiliki 3 SWS, 43 sub DAS, 1 waduk, 102 situ dan embung, 523 sumber mata air dengan debit air rata-ratanya 23,65 liter per detik. Sumberdaya air di Kabupaten Kuningan sudah dapat mencukupi kebutuhan air domestik sehingga sumberdaya air Kabupaten Kuningan juga dapat dimanfaatkan oleh wilayah sekitarnya seperti Kabupaten Cirebon.
7.
Potensi sumberdaya panas bumi Kabupaten Kuningan memiliki sumber panas bumi di 4 wilayah, yaitu Pajambon, Sangkanhurip, Ciniru, dan Subang. Potensi Panas Bumi di Pajambon, Sangkanhurip, dan Ciniru memiliki potensi 235 MW dan akan dibangun Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi.
8.
Potensi sumberdaya pariwisata Keindahan alam Kabupaten Kuningan berpotensi untuk dijadikan objek wisata alam. Kabupaten Kuningan memiliki 21 objek wisata alam yang sedang berkembang dan 25 objek masih dalam tahap eksplorasi. Objek wisata tersebut merupakan paduan pesona alam, sejarah, dan budaya. Kekayaan sumberdaya alam yang tersebar di Kabupaten Kuningan secara
otomatis terdapat juga pada daerah-daerah yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu : Kelurahan Cigugur Kecamatan Cigugur, Desa Padabeunghar Kecamatan Pasawahan, Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya, dan Desa Linggarjati Kecamatn Cilimus. Berikut adalah analisis potensi sumberdaya alam yang terdapat di wilayah-wilayah tersebut. 1.
Kelurahan Cigugur Kecamatan Cigugur Kelurahan
Cigugur
memiliki
potensi
sumberdaya
alam
yang
beranekaragam baik dalam sumberdaya alam kehutanan, pertanian, perikanan, peternakan, perairan, serta sumberdaya pariwisata. Keberadaan sumberdaya alam di suatu daerah tentunya dipengaruhi oleh kondisi morfologi atau kondisi fisik daerah itu sendiri. Morfologi Kelurahan Cigugur berbukit-bukit dan ditanami beberapa jenis tanaman, bukit-bukit tersebut berfungsi sebagai daerah resapan air. Seiring berjalannya waktu bukit-bukit tersebut beralih fungsi 7– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
sebagai tempat penambangan batu dan pasir, kawasan resapan air di Kelurahan Cigugur semakin terancam dan membutuhkan suatu penyelamatan dalam bentuk pembangunan kawasan lindung. Pembangunan hutan kota di Kelurahan Cigugur dapat dijadikan suatu upaya penyelamatan lingkungan yang semakin lama semakin rusak apabila dibiarkan saja. Kini di Kelurahan Cigugur terdapat dua hutan kota, hutan kota pertamayang sudah selesai pembangunannya berada di sebelah timur dan berbatasan dengan Kelurahan Kuningan tepatnya di Bukit Bungkirit, sehingga hutan kota ini diberinama Hutan Kota bungkirit. Hutan kota kedua yaitu Hutan Kota Mayasih berada di sebelah barat berbatasan dengan Desa Cisantana. Hutan kota ini dibangun diatas lahan bekas galian batu yang dibiarkan, kemudian lahan tersebut direhabilitasi agar kembali produktif, sampai saat ini pembangunan hutan Kota Mayasih belum juga selesai. 2.
Desa Padabeunghar Kecamatan Paswahan Sumberdaya alam yang potensial di Desa Padabeunghar Kecamatan Pasawahan adalah sumberdaya perkebunan berupa kopi, cengkih, dan kelapa. Dalam potensi sumberdaya kehutanan Desa Padabeunghar menghasilkan kayu mahoni dan pinus, selain itu hutan di Desa Padabeunghar berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Ciremai. Keberadaan Desa Padabeunghar yang berada dekat dengan Gunung Ciremai menjadikan desa ini memiliki kondisi morfologi berbukit-bukit. Hal ini sama halnya dengan Kelurahan Cigugur, bukit-bukit di Desa Padabeunghar juga pemanfaatannya disalah gunakan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab, hal tersebut tercermin dari banyaknya tempat penambangan pasir dan batu yang illegal. Meskipun pemerintah sudah menutup tempat pertambangan tersebut, tindakan itu belum mampu menghentikan tindakan penambangan liar. Hal demikian tidak dapat didiamkan karena akan berdampak pada kerusakan hutan serta lingkungan. Keberadaan Kebun Raya Kuningan walaupun berfungsi sebagai kawasan lindung flora secara ex situ, diharapkan juga dapat dijadikan sebagai sarana rehabilitasi lahan kritis atau dapat meminimalisir dampak negatif dari degradasi sumberdaya alam. Selain manfaat untuk lingkungan, Kebun Raya
8– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Kuningan juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat hal ini berkaitan dengan pembangunan ekonomi wilayah dalam di waktu mendatang. 3.
Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya Keanekaragaman sumberdaya pertanian di Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya yang meliputi sayur-sayuran seperti sawi, kentang, bawangbawangan, tomat, dan lain-lain dipengaruhi keberadaan letak Desa Pajambon yang berada tepat di bawah kaki Gunung Ciremai dan memiliki tanah yang subur. Selain hasil pertanian, Desa Pajambon juga terkenal dengan hasil perkebunan berupa jambu biji merah yang hampir 30% memenuhi lahan Desa Pajambon. Pemanfaatan lahan sebagai wahana pertanian dan perkebunan yang kurang baik seperti halnya penggunaan pupuk kimia yang berlebihan lamalama akan menyebabkan degradasi komponen lingkungan. Potensi
degradasi
lingkungan
di
Kabupaten
Kuningan
selain
disebabkan oleh pengolahan pertanian yang dilakukan secara tidak baik juga disebabkan oleh pengolahan hutan rakyat yang berada disekitar Taman Nasional Gunung Ciremai, oleh sebab itu keberadaan Taman Nasional Gunung Ciremai di Desa Pajambon diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya penyelamatan, pelindungan dan pengaweta lingkungan dan sumberdaya alam. 4.
Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus Secara umum Kecamatan Cilimus memiliki potensi wisata yang baik untuk dikembangkan. Sampai saat ini sudah ada beberapa tempat wisata yang terdapat di kecamatan ini, seperti objek wisata Curug Sidomba, Pemandian Sangkanhurip Alami, Wisata pedesaan Sayana, dan Linggarjati Indah. Khususnya Desa Linggarjati yang terkenal dengan potensi wisata baik wisata alam maupun wisata sejarahnya. Pengelolaan objek wisata harus dilakukan dengan baik dan ramah lingkungan. Apabila pengelolaan objek wisata dilakukan secara tidak benar dan tidak ramah lingkungan, lambat laun potensi wisata itu akan rusak dan tidak menarik lagi. Keberadaan Taman Wisata Alam Linggarjati diharapkan dapat melindungi kawasan di sekitar dari kerusakan lingkungan akibat kesalahan
9– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan tanpa menghilangkan pemanfaatan dalam bidang pariwisata.
b. Kawasan Lindung 1.
Hutan Kota Kabupaten Kuningan memiliki 13 hutan kota yang tersebar di 11 kecamatan dengan luas hutan kota secara keseluruhan yaitu seluas 53,5 ha. Hutan Kota yang telah selesai dibangun adalah Hutan Kota Bungkirit yang terdapat di Kelurahan Cigugur Kecamatan Cigugur. Sedangkan Hutan kota yang masih dalam tahap pembangunan adalah Mayasih di Cigugur dan Garatengah di Kecamatan Japara. Sedangkan sisanya masih berupa titik-titik hutan kota yang belum dibangun tahap lanjut.
2.
Kebun Raya Kuningan Kebun Raya Kuningan (KRK) berlokasi di Desa Padabeunghar Kecamatan pasawahan. KRK memiliki luas 156,96 ha. KRK berfungsi sebagai kawasan konservasi ex situ, sarana konservasi flora fauna, sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta sarana rekreasi alam dan wisata ilmiah. Di KRK terdapat berbagai macam koleksi flora khas Jawa Barat dan wilayah lainnya.
3.
Taman Nasional Gunung Ciremai Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki luas 15500 ha. 6800,13 ha berada di Kabupaten Majalengka, dan sisanya sebesar 8699,87 ha di Kabupaten Kuningan. Keberadaan TNGC memberi manfaat lingkungan berupa keasrian lingkungan, sumber mata air dengan debit airnya berkisar antara 5 – 2000 liter per detik, dan potensi wisata yang tersebar di Kawasan TNGC, seperti Lembah Cilengkrang yang di dalamnya terdapat curug sabuk, sawer, dan kembar. Di TNGC terdapat koleksi flora dan fauna yang dilindungi seperti elang jawa dan anggrek tanah.
4.
Taman Wisata Alam Linggarjati Taman Wisata Alam ini berada di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus dengan luas 11,51 ha. Taman Wisata Alam ini berada di daerah kawasan Wisata Linggarjati Indah. Di kawasan konservasi ini tidak terlalu banyak jenis
10– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
flora dan fauna yang dikoleksi karena keterbatasan luas wilayah konservasi. Bungur, Kiara, Burung Pipit, Kepodang merupakan bagian dari koleksi flora dan fauna yang terdapat di TWA Linggarjati.
Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup yang Berwawasan Lingkungan dalam rangka Mewujudkan Kabupaten Konservasi di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat a.
Melakukan Sosialisasi Kepada Masyarakat Upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan dalam rangka mewujudkan kabupaten konservasi di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi atau penyuluhan mengenai upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan serta komitmen Kabupaten Kuningan menjadi Kabupaten Konservasi, agar masyarakat ikut serta mensukseskan program tersebut, hal tersebut juga didasarkan atas pernyataan 86 orang responden (71,07%) menyatakan belum pernah mendapat sosialisasi/penyuluhan tentang kebijakan tersebut dan berdampak pada pengetahuan responden yang hanya 44,63% (54 orang) dari responden cukup menetahui mengenai kebijakan Kabupaten Konservasi.
b. Membangun Kawasan Lindung sebagai Kawasan Konservasi Membangun kawasan lindung sebagai wahana konservasi merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan Kabupaten Konservasi serta mengingat kawasan lindung merupakan salah satu syarat yang terdapat pada matriks prinsip kriteria dalam penetapan status Kabupaten Konservasi yang harus dimiliki oleh kabupaten yang menjalankan komitmen Kabupaten Konservasi, tindakan tersebut juga sesuai dengan pendapat 110 orang responden (90,91%) menyatakan bahwa pemerintah perlu meningkatkan pembanguann kawasan lindung.
c.
Membuat Kebijakan yang Mendukung Kebijakan Kabupaten Konservasi Cara lain yang tidak kalah pentingnya dalam upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan serta komitmen
11– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Kabupaten Kuningan menjadi Kabupaten Konservasi adalah membuat kebijakan berupa Peraturan Daerah dan Surat Keputusan Bupati tentang Kabupaten Konservasi, karena Perda dan SK Bupati bersifat penting sebagai dasar acuan pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan komitmen Kabupaten Konservasi. Selain itu, peraturan daerah tentang Kabupaten Konservasi juga sangat berguna untuk mengikat setiap instansi dan para pihak yang ada di lingkungan Kabupaten Kuningan dalam menyusun dan melaksaan program pembangunan kabupaten. Ketika Peraturan Daerah itu sudah diterbitkan, maka Pemerintah Derah juga harus membuat Surat Keputasn Bupati dan Kepala Dinas/Badan yang ditunjuk sebagai koordinator pelaksana program Kabupaten Konservasi yang merupakan turunan dari Peratudan Daerah itu sendiri.
SIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasannya, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1.
Potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang dimiliki oleh Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat dalam rangka mewujudkan Kabupaten konservasi, adalah : a. Sumberdaya alam yang terdiri dari : sumberdaya kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan, pertanian, air, panas bumi, dan pariwisata. b. Kawasan lindung yang terdiri dari : hutan kota, Taman Nasional Gunung Ciremai, Kebun Raya Kuningan, dan Taman Wisata Alam Linggarjati.
2.
Upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan dalam rangka mewujudkan kabupaten konservasi di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat diantaranya yaitu : a.
Melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat di setiap kalangan.
b.
Membangun kawasan lindung sebagai wahana konservasi.
c.
Membuat kebijakan yang mendukung kebijakan kabupaten konservasi.
DAFTAR PUSTAKA Ahman Sya. (2011). Pengantar Geografi.Bandung : LPPM BSI. Arief, Arifin. (2001). Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Kanisius. 12– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Balai Taman Nasional Gunung Ciremai. (2010). Rencana Strategis Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Tahun 2010 – 2014. Kuningan : BTNGC. [Tidak diterbitkan] Irwan, Zoer’aini Djamal. (2008). Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta : Bumi Aksara. . (2010). Prinsip-prinsip Ekologi. Jakarta : Bumi Aksara. Kabupaten Kuningan Dalam Angka. (2012). Sumber : BPS Kabupaten Kuningan. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung.
[online].
Tersedia
di
:
http://www.esdm.go.id/prokum/keppres/1990/Keppres%20RI%20No.%2032% 20Tahun%201990.pdf . [23 Januari 2013]. Laporan Pengembangan Strategis Kabupaten Konservasi Kabupaten Kuningan. (2012). Pemda Kabupaten Kuningan. [Tidak diterbitkan]. Nasution. (1987). Metode Research. Bandung : Jemmars. Peraturan
Daerah
Kabupaten
Kuningan
Nomor
12
Tahun
2011
Tentang
Penyelenggaraan Kebun Raya Kuningan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2011– 2013. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.4/Menhut-Ii/2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-Ii/2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam Soemarwoto, Otto. (1997). Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan. Soerjani, M. et al. (1987). Lingkungan : Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta : UI-Press. Supardi, Imam. (2003). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung : Alumni. Supartono W. (2004). Ilmu Alamiah Dasar. Bogor : Ghalia Indonesia. Tim Kecil Kabupaten Konservasi. (2006). Buku Kecil Kabupaten Konservasi. [online]. Tersedia di : http://www.scribd.com/doc/39396807/Buku-Kecil-KabupatenKonservasi . [6 Desember 2012] 13– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Tim PPLH. (2008). Mengenal Taman Nasional. Jakarta : Rizky Grafis. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
14– Siti Fadjarajani dan Nurdini Lestari., Upaya Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup