1
PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI (Studi Eksperimen Dengan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Latihan Sasaran Berubah Arah Pada Club Bolavoli Putra Mahasiswa FIK UNM Makassar)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Diajukan oleh : GUNAWAN A.120 908 009
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
2
PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI (Studi Eksperimen Dengan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Latihan Sasaran Berubah Arah Pada Club Bolavoli Putra Mahasiswa FIK UNM Makassar)
Disusun oleh :
Gunawan Nim : A. 120 908 009
Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal : …………………………..
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd NIP. 130 205 395
Prof. Dr. H. M. Furqon. H, M.Pd NIP. 131 658 565
Mengetahui : Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 130 205 395
3
PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI Disusun oleh :
Gunawan Nim : A.120 908 009
Telah Disetujui dan Disahkan Oleh Tim Penguji Pada Tanggal : …………………………..
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
: Prof. Dr. Sugiyanto
Sekretaris
: Dr. dr. Muchsin Doewes. AIFO
......................... .........................
Anggota Penguji : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon. H. M.Pd 2. Prof. Dr. H. Sudjarwo. M.Pd
......................... ......................... Surakarta,
Mengetahui : Direktur PPS UNS
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Prof. Drs. Suranto. M.Sc.,Ph.D NIP. 131 472 192
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 130 205 394
4
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Gunawan
NIM
: A.120 908 009
Program/Jurusan
: Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul ” Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli” adalah benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Yang membuat pernyataan,
Gunawan
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tesis ini aku persembahkan : Pada Nusa Dan Bangsa Ibu dan Bapak sebagai tanda baktiku Kakak dan Adik sebagai tanda sayangku Calon pendampingku sebagai tanda kasihku
6
MOTTO
AKU BERPIKIR MAKA AKU ADA (Socrates) ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK PEMIKIR BERPIKIR DAN BERTINDAK ADALAH KARAKTER SEORANG PEMIMPIN
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rakmat serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang bejudul”Pengaruh metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli” Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, terutama kepada Dosen pembimbing yaitu yang terhormat Prof. Dr. H. M. Furqon. H, M.Pd dan Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd yang telah dengan sabar membimbing saya, dan senantiasa memberikan semangat, ilmu, arahan, masukan, koreksi sehingga tesis ini bisa terselesaikan. Serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, yang dengan tulus telah memeberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Prof. Dr. dr. M Syamsulhadi, Sp.KJ. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memeberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.. 2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir. 3. Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.
8
4. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memeberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini. 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan Universitas Negeri Makassar yang memberikan ijin penelitian serta bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tesis ini. 6. Semua pihak dan teman-teman di club bolavoli yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penelitian tesis ini. Terakhir harapan penulis, mudah-mudahan kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal oleh Allah Yang Maha Kuasa serta memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua. Amin.
Surakarta,
Gunawan
9
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL TESIS ..............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................
iv
MOTTO ...............................................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................
vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xvi
ABSTRAK ........................................................................................................... xviii ABSTRACT ........................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN
xix
..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Perumusan Masalah ........................................................................
8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
9
10
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................................
10
A. Kajian Teori ....................................................................................
10
1. Metode Latihan ..........................................................................
10
2. Belajar Motorik ........................................................................
30
3. Kemampuan Motorik ................................................................
32
4. Penguasaan Kemampuan Dasar Servis Bolavoli .....................
37
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................
52
C. Kerangka Berpikir .........................................................................
53
1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Sasaran Tetep dan Berubah Arah Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli .......................................................................................... 53 2. Perbedaan Hasil Ketepatan Servis Lompat Bagi Mereka Yang Memiliki Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah Bolavoli ..... 54 3. Pengaruh Interaksi antara Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............... 54 D. Hipotesis ........................................................................................
56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................
57
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
57
B. Metoda Penelitian ...........................................................................
57
C. Variabel Penelitian .........................................................................
59
D. Definisi Operasional Variabel .......................................................
59
E. Populasi dan Sampel ......................................................................
61
11
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
61
G. Teknik Analisis Data ......................................................................
63
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................
70
A. Deskripsi Data ................................................................................
70
B. Pengujian Prasyarat Analisis ..........................................................
72
C. Pengujian Hipotesis ........................................................................
76
D. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................
79
1. Perbandingan Latihan Servis Lompat Menggunakan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Sasaran Berubah Arah ...................... 80 2. Perbandingan Antara Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah ...81 3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan dengan Kemampuan Motorik ..................................................................
82
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .....................................
84
A. Kesimpulan .....................................................................................
84
B. Implikasi .........................................................................................
85
C. Saran ................................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
87
LAMPIRAN ........................................................................................................
91
12
DAFTAR TABEL
Tabel.
Halaman
1. Sumber-sumber Energi Utama untuk Berbagai Aktifitas ...........................
21
2. Berbagai Olahraga dan System Energi Yang Utama atau Dominan .........
22
3. Rancangan Faktorial 2 x 2 ...............................................................................
58
4. Ringkasan Anava Untuk n Subjek dan k Ujicoba .......................................
62
5. Ringkasan Anava Untuk Dua Jalur ..............................................................
66
6. Deskripsi Data Hasil Tes Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pengunaan Metode Latihan dan Tingkat Kemampuan Motorik ....................................................................................
70
7. Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi .
72
8. Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah
73
9. Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan MotorikTinggi...............
73
10. Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah ...........
74
11. Data Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 75 12. Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel................................
76
13. Perbedaan antara Perlakuan Dari Perbandingan Selisih Rata-Rata Terbesar dan Terkecil dengan RST-nya Masing-Masing............................. 77 14. Mencari Reliabilitas Tes Servis Lompat Sebelum Perlakuan ...................... 96 15. Data Prosedur Mencari Reliabilitas Tes ...................................................... 98
13
16. Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............................................
99
17. Materi Latihan dengan Metode Sasaran Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah...................................................................... 103 18. Program Metode Latihan Sasaran Tetap....................................................... 104 19. Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah......................................... 105 20. Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............................................ 108 21. Tes Kemampuan Motorik ............................................................................. 109 22. Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 110 23. Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar......................................................... 111 24. Kelompok I Latihan Sasaran Tetap.............................................................. 112 25. Kelompok II Latihan Sasaran Beruba Arah ................................................ 113 26. Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli ................................... 114 27. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi ............................................................................................... 115 28. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah..................................................................... 115 29. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Tinggi.... 116 30. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah .. 116 31. Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Berubah Arah………………..……. 117 32. Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Tetap................................................ 118
14
33. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Tinggi .................. 119 34. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Rendah................. 120 35. Komputasi Data Metode Latihan .................................................................. 121 36. Komputasi Data Kemampuan Motorik......................................................... 122 37. Komputasi Data Antar Sel............................................................................. 123 38. Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel................................ 127 39. Perbedaan Antar Perlakuan dari Perbandingan Selisih Rata-rata Terbesar dan Terkecil dengan RST-nya Masing-masing ............................ 129
15
DAFTAR GAMBAR Gambar.
Halaman
1. Siklus Energi Biologi ......................................................................................
23
2. Struktur ATP ...................................................................................................
23
3. Hubungan Kedua Fosfat Berenergi Tinggi ...................................................
24
4. Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Tetap ...........................
26
5. Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Berubah Arah ........
28
6. Proses Terjadinya Spin .................................................................................
46
7. Lintasan Bola .................................................................................................
47
8. Lapangan Tes Ketepatan Servis ...................................................................
92
9. Pengukuran Berat Badan Sebelum Teste Melakukan Vertical-Jump......... 131 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump.............. 131 11. Teste Melakukan Vertical-Jump. .................................................................. 132 12. Pemberian Petunjuk Dalam Melakukan Sit-Up. .......................................... 132 13. Teste Melakukan Sit-Up. ............................................................................... 133 14. Pemberian Petunjuk Dalam Melakukan Tolakan Medicine Ball-Put......... 133 15. Teste Melakukan Medicine Ball-Put. ........................................................... 134 16. Memberikan Arahan Kepada Teste Sebelum Melakukan Tes Awal Servis Lompat Bolavoli……………………………………….. 134 17. Warming-Up Sebelum Melakukan Tes Awal Servis Lompat Bolavoli...... 135 18. Pembagian Ke Dalam Dua Kelompok Latihan............................................ 135 19. Tes Awal Servis Lompat Bolavoli................................................................ 136
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Petunjuk Pelaksanaan Tes . ..........................................................................
91
2. Mencari Reliabilitas Tes Servis Lompat Bolavoli .....................................
96
3. Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ...........................................
99
4. Deskripsi Pelaksanaan Latihan dengan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah ................................... 100 5. Program Latihan ........................................................................................... 103 6. Program Metode Latihan Sasaran Tetap .................................................... 104 7. Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah ...................................... 105 8. Keterangan Pelaksanaan Latihan ............................................................... 106 9. Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat............................................................ 108 10. Tes Kemampuan Motorik ............................................................................ 109 11. Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 110 12. Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 111 13. Kelompok I Latihan Sasaran Tetap.............................................................. 112 14. Kelompok II Latihan Sasaran Berubah Arah ............................................. 113 15. Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli .................................. 114
17
16. Uji Normalitas ............................................................................................... 115 17. Uji Homogenitas ........................................................................................... 121 18. Analisis Variansi Eksperimen Faktorial 2 X 2 ........................................... 125 19. Dokumentasi Data penelitian di Universitas Negeri Makassar.................. 131
18
ABSTRAK GUNAWAN. A. 120 908 009. Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Oktober 2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. (2) Perbedan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli. (3) Pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Besarnya sampel penelitian 40 Mahasiswa berasal dari jumlah populasi 52 Mahasiswa . Teknik pengambilan sampel dengan purposive random sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah, variabel atributip yakni : kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah serta variabel dependen yakni : ketepatan servis lompat bolavoli. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, data kemampuan motorik, test vertical jump, sit- up dan medicine ball put data ketepatan bola servis lompat dengan test dari AAHPER Volley Ball. Teknik analisis data menggunakan analisi varians Anava 2x2 dangan taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan dengan sasaran tetap dengan metode latihan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 60.33 > Ftabel = 4.08. 2) Ada perbedaan yang signifikan hasil ketepatan servis lompat bolavoli bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan motorik rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 22.92 > Ftabel = 4.08. 3) Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hasilnya bermakna, karena Fhitung = 0.28 < Ftabel = 4.08. Kata-kata kunci : Metode Latihan Sasaran Tetap, Metode Latihan Sasaran Berubah Arah, Kemampuan Motorik dan Ketepatan Servis Lompat Bolavoli.
19
ABSTRACT GUNAWAN. A. 120 908 008. The Effect Of Training Method and The Motor Ebility on hte Jump Service Bolley Ball Accuracy. Thesis. Surakarta. Postgraduate Program of Sebelas Maret University, Oktober 2009. The research aims to find out: (1) The different of constant target and change target method training accuracy jump service volley ball, (2) The difference yield of high and low motor ability to accurasy jump service volley ball, (3) The effect interaction between training method and motor ability on the jump service volley ball. The research was conducted using an experimental method with a 2 x 2 factorial design. The research was taken place in Sports Faculty of Makassar State University. The sample of research was 40 persons coming from the number of population of 52 persons. The sampling technique employed was purposive random sampling. The variables of research include independent variables : manipulative one involving: constant target and change target method training, attributive variable involving higher and lower motor ability; and dependent variable : jump service accuracy volley ball. Techniques of collecting data employed were test and measurement, motor ability tes, vertical jump,sit-up dan medicine ball put and accuracy jump service volley ball tes from AAHPER Volley Ball. Technique of analyzing data used was variance analysis (Anava) 2x2 at significance level α = 0.05. Based on the result of research, it can be concluded that: 1) There is a significant difference effect between constant target and change target training method accuracy jump service volley ball. It can be seen from the Fstat = 60.33 > Ftabel = 4.08. 2). There is a significant difference in effect between of the hign and low motor ability toward jump service. It can be seen from the Fstat = 22.92 > Ftable = 4.08. There is no significant the effect interaction between training method and motor Ability on the jump service polley ball accuracy. The result is very significant, because Fstat = 0.28 < Ftable = 4.08. Keywords : Constant Target Method, Change Target Method Training, Motor Ability and Jump Service Volley Ball Accuracy.
20
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Olahraga bukanlah sebuah hal yang baru karena telah menggelobal dan memasyarakat khususnya di Indonesia sendiri. Ditinjau dari tujuan yang ingin di capai. olahraga dapat di kelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu olahraga untuk rekreasi, olahraga untuk pendidikan dan olahraga untuk prestasi. Di Indonesia sendiri banyak jenis olahraga yang populer dan telah memasyarakat, diantaranya olahraga bolavoli yang merupakan salah satuh cabang olahraga yang sangat di gemarih masyarakat Indonesia. Bolavoli merupakan olahraga yang sipatnya kompetitif dengan bentuk permainan yang sederhana, peralatan yang digunakan tidak terlalu mahal dan mudah mendapatkanya. Bolavoli merupakan suatu bentuk permainan dimana bola sebagai obyeknya dan dapat beradaptasi terhadap berbagai kondisi yang mungkin timbul di dalamnya, dimainkan oleh beberapa orang maksimal 12 pemain (2 tim) yang dibatasi oleh net. Permainan ini dapat dilangsungkan selama 2 sampai 5 set serta dapat dimainkan dalam ruangan (in door), di lapangan rumput (out door) atau di pantai. Dengan kata lain permainan bolavoli dapat di mainkan disegalah bentuk permukaan seperti rumput, kayu, pasir dan berbagai macam permukaan lantai buatan. Olahhraga bolavoli dapat dimainkan dan di ikuti oleh semua usia dan tingkat kemampuan (Veira dan Fergusson, 2000 : 2). Tujuan
21
permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lapangan lawan dengan cara melewati net yang di pasang di tengah lapangan. Tujuan utama dari setiap tim bolavoli adalah memukul bola kedaerah bidang lapangan lawan sedemikian rupah sehinggah lawan tidak dapat mengembalikan bola. Minat masyarakat Indonesia terhadap olahraga bolavoli cukup menggembirakan namun
nampaknya perkembangan
untuk pencapaian prestasi
masi belum
menggembirakan. Peningkatan prestasi bolavoli tidak terlepas dari perkembangan pembinaan pemain-pemain di daerah, baik di tingkat sekolah menengah umum (SMU) maupun ditingkat Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS). Pembinaan prestasi bolavoli baik daerah tingkat I (Kabupaten) maupun daerah tingkat II (Provinsi) mampu memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi secara Nasional. Upaya peningkatan perkembangan bolavoli di daerah-daerah dapat dimulai di sekolah-sekolah ataupun di perguruan Tinggi Swasta dan Negeri lewat club-club yang terbentuk di Perguruan Tinggi masing-masing, baik Perguruan Tinggi yang ada di daerah maupun yang di tingkat Kota dan Provinsi. Dari sekian banyak Penelitian yang berkaitan dengan permainan bolavoli, mulai dari servis, passing, smesh, membendung dan bahkan posisi pemain semuanya sudah dilakukan penelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif, namun pada penelitian ini diharapkan akan lebih memperjelas sejauh mana peranan pelatih dan guru guna peningkatan prestasi dibidang olahraga bolavoli terkait dengan servis agar nantinya bisa mengasilkan teori yang bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. Pada kesempatan ini penelitian ini akan mencoba mempokuskan penelitianya pada
22
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar yang gemar bermain bolavoli dan kususnya lagi bagi Mahasiswa yang masuk club bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar karena dalam pencapaian prestasi olahraga bolavoli baik di tingkat Lokal dan Nasional mereka masih banyak kekurangan dalam penguasaan keterampilan, baik dari segih teknik dan taktik. Para pemain bolavoli yang tergabung dalam club bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ini termasuk pemain yang sudah sering mengikuti pertandingan baik di daerah Kabupaten maupun di tingkat Provinsi yang ada di indonesia bagian timur, namun demikian sesuai dengan pengamatan dan observasi selama menjadi Mahasiswa club bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar tidak mampu menggunakan servis lompat dengan baik dan bahkan setiap melakukan servis lompat dalam pertandingan yang di ikutinya selalu terjadi ketidak efektipan pertandingan serta mengalami kegagalan karena banyak kesalahan dalam penempatanya. Perkembangan permainan bolavoli semakin meluas sebagai akibat dari pembinaan yang matang dan berkesinambungan sehingga melahirkan berbagai versi dan permainan-permainan ini rekreatif mudah namun sering di kompetisikan. Dalam permainan ini baik bolavoli pantai ataupun voli mini para pemain juga dituntut untuk bisa menguasai semua teknik-teknik yang ada seperti : servis (service), operan (passing), umpan (set up), smash (spike), bendungan (block), system pertahanan (defence), system penyerangan (ofence). (M. Yunus, 1992, Strand dan Wilson, 1993 ; Veira dan Fergusson, 2000).
23
Suatu tim bolavoli dikatakan baik dan tangguh adalah jika suatu tim mampu melakukan perminan dengan baik. Untuk mendapatkan kerja sama tim yang baik dibutuhkan pemain-pemain yang dapat menguasai bagian-bagian dari berbagai macam teknik dasar sehinggan dapat memainkan bola dalam segalah posisi dan situasi dengan cepat dan tepat artinya tidak membuang-buang energi serta waktu sesuai dengan hasil yang dikehendaki. Dalam penguasaan keterampilan bolavoli diperlukan suatu pemilihan jenis dan metode yang benar-benar efektif serta diperlukan juga penanganan yang benar dan mendalam. Kesalahan sekecil apapun dalam menyampaikan baik tentang teknik dasar atau yang lainnya akan berakibat fatal dikemudian harinya. Kesalahan yang sering terjadi biasannya akibat dari kesulitan pemain dalam penguasaan keterampilan atau faktor lain yang terkait seperti : kualitas biometrik, kapasitas motorik, kapasitas psikologis guru maupun pelatih (Tudor O. Bompa, 1990 : 336). Penguasaan keterampilan bolavoli tidak dapat terlepas dari penguasaan teknik dasar permainan bolavoli. Salah satu teknik dasar bolavoli adalah servis. Teknik servis merupakan teknik dasar permainan bolavoli yang mesti dikusai seorang pemain karena servis merupakan pukulan pertama kali sebagai tanda dimulainya permainan. Pulukan servis harus dilkukan dengan kuat, keras dan tepat pada sasaran agar lawan sulit untuk dapat mengembalikan bola sehingga dapat memperoleh angka. Dalam penguasaan teknik servis diperlukan proses latihan yang intensif, teratur dan dilakukan sejak dini. latihan yang dilakukan sejak dini dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dan latihan dalam rentang waktu yang lama, sehingga memungkinkan
24
untuk dapat menguasai teknik servis dengan sempurna. Servis ada beberapa jenis yang kesemuanya memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Servis antara lain servis tangan bawah (underhand service), servis samping (side arm service), servis tangan atas (overhend service) dan servis lompat. Setiap pemain harus menguasai setidaknya 2 jenis servis dasar yaitu service underhand (tangan bawah) dan overhand floater (mengambang). Prioritas dalam servis adalah konsistensi dalam menyeberangkan bola mendekati 100% setiap kali bermain. Semua pemian dapat melakukan service underhand dengan mudah maka pemain harus mempelajari servis yang lebih efektif. Servis mengambang adalah servis selanjutnya yang dapat anda pelajari. Disebut mengambang karena bola yang dipukul bergerak kekiri dan kekanan dan keatas dan kebawa pada saat melintasi net. Hal ini terjadi karena bola dipukul tidak berputar. Putaran membuat bola stabil di udara, tampa putaran bola ini akan tampak bergerak dan meloncat. Gerakan bola ini sama seperti knuckle (lemparan pisang) pada lemparan baseball. Setelah kedua teknik dasar ini dikuasai maka mulailah belajar teknik lain yang lebih canggih. Servis canggih yang popular adalah servis topspin, servis mengambang melingkar (roundhouse floater), dan servis lompat (Viera Barbara L, 2004 : 28) Servis lompat merupakan servis yang sangat popular dan canggih sehinggah paling sering digunakan dalam pertandingan bolavoli dewasa ini khususnya pemain putra baik di Daerah maupun di tingkat Provinsi dan baik yang sipatnya Regional, Nasional dan Internasional. Khususnya kompetisi-kompetisi antar club umum dan
25
Perguruan Tinggi. Di samping karena servis ini sangat keras sehingga dimungkinka lawan sangat kesulitan untuk mengembalikannya, sehingga hampir semua kompetisi baik Regional maupun Nasional dan Internasional menggunakan servis lompat agar mampu mendapatkan poin pada servis tersebut. Walaupun demikain kenyataan dilapangan masi banyak kekurangan dan ketidak efektifan servis lompat ini dikarenakan karena servis ini sangat rumit sehingga para pemain sering sekali mekakukan servis ini dengan tingkat keberhasilan yang rendah, sehingga pencapaian prestasi dengan mengunakan servis lompat yang merupakan salah satuh teknik memenangkan pertandingan di club-club umum dan Mahasiswa belum maksimal, ini dimungkinkan karena masi adannya faktor yang terkadang kurang diperhatikan diantaranya penguasaan teknik servis itu sendiri terutama dalam kemampaun dasar penempatan bola servis di lapangan, selain itu servis lompat selain dari penguasaan teknik dasar yang harus dikuasai diperkirakan pemain juga harus memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dalam hal ini kapasitas fisik sehingga penempatan bola bisa lebih baik. Penempatan bola servis dilapangan yang tidak tepat menyebabkan servis yang dilakukan tidak terarah dan sering keluar lapangan akibatnya pertandingan tidak berjalan efektif. Di lapangan sering kali dijumpai guru pendidikan jasmani atau pelatih olahraga dalam memberikan materi servis kurang memperhatikan sasaran mana yang akan dituju. Hal ini merupakan tanggung jawab atau tugas bagi guru pendidikan jasmani atau pelatih olahraga untuk memberikan materi servis dengan mengunakan sasaran sehingga servis dapat dilakukan dengan tepat pada sasaran yang di inginkan. Latihan
26
ketepatan bola servis ini biasa diberikan setelah pemain dapat menguasai teknik servis dengan benar. Metode latihan yang sesuai sangat dibutuhkan untuk penguasaan kemampuan dasar penempatan bola servis dilapangan. Ada beberapa metode latihan ketepatan bola servis yang dapat di gunakan diantaranya metode latihan servis dengan sasaran tetap dengan metode latihan servis dengan sasaran berubah. Kedua metode latihan ini menggunakan sasaran tertentu dalam lapangan. Ketepatan bola servis selain dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti metode latihan yang digunakan, juga dipengaruhi oleh faktor internal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi penempatan bola servis adalah kemampuan motorik (kemampuan gerak dasar). Dengan kemampuan motorik dalam hal ini kapasitas motorik yang baik maka dimungkinkan ketepatan bola yang baik pula, sehingga perlu dilakukan latihan kemampuan yang sungguh-sungguh, terarur dan kontinyu agar terjadi peningkatan terhadap kemampuan gerak seorang pemain, sehinggah nantinya penempatan servis lompat semakin baik. Kemampuan gerak (motor ability) mempunyai pengaruh dalam latihan ketepatan servis lompat, dengan kemampuan dasar itulah yang kemudian berpereran sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan. Selain itu keterampilan banyak tergantung pada kemampuan dasar, keseimbangan, kecepatan reaksi, fleksibilitas sehingga membutuhkan akselerasi latihan yang tepat. Menurut Magil (1980 : 8) belajar gerak dapat di artikan sebagai perubahan dari individu yang dicapai oleh individu sedagai hasil praktek. Didalam belajar gerak
27
materi yang dipelajari adalah polo-pola gerak keterampilan tubuh, misalnya gerakgerak olahraga. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dipandang perlu di adakan penelitian mengenai “Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka, masalah penelitian dapat dirumukan sebagai beikut : 1.
Adakah perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli?
2.
Adakah perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli?
3.
Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. 2. Untuk mengetahui perbedan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli. 3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
28
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis itu sendiri. 2. Memberikan salah satu alternatif yang baik bagi pelatih maupun guru pendidikan jasmani dalam memberikan materi ketepatan servis lompat bolavoli. 3. Memberikan wawasan kepada pelatih dan guru pendidikan jasmani tentang perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik yang berbeda? 4. Meningkatkan keterampilan pemain dalam ketepatan servis lompat bolavoli. 5. Menambah kasanah keilmuan dalam dunia keolahragaan.
29
BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORI 1. Metode Latihan Metode latihan adalah cara atau alat untuk mencapai tujuan. Menurut Suharno (1984 : 1) metode latihan dalam olahraga adalah cara-cara melakukan gerakan dengan runtun untuk menguasai sasaran serta menguasai gerak secara otomatis dan benar. Metode latihan adalah prosedur dan cara pemilihan jenis latihan dan penataanya menurut kadar kesulitan kompleksitas dan berat badan
(Yosef
Nossek, 1982 : 15) jadi dapat disimpulkan bahwa metode latihan adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pemberian atau pelaksanaan latihan guna membantu pemain dalam mencapai tujuan yang di inginkan. Latihan adalah proses sistematis dari berlatih dan bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang semakin hari semakin bertambah beban latihanya atau pekerjaanya (Harsono, 1988 : 101) latihan merupakan suatu proses yang sangat kompleks yang diorganisir dan direncanakan secara sistematis secara bertahap serta dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan prestasi olahraga. Pendapat yang senada disampaikan Mulyono (1993 : 1) latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dimana beban dan intensitas latihan semakin hari semakin bertambah sehingga pada akhinya akan memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh yang
30
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik serta mental secara bersama-sama (Tudor O Bompa, 1994 : 4) latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah pada ciri-ciri fisiologis dan fsikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Latihan yang sistematis adalah latihan yang dilakukan secara teratur dan latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu tergantung pada stadart atlet dan periode latihan. Latihan tersebut dilaksanakan berdasarkan suatu sistem yang mengikuti suatu prinsip-prinsip latihan yang bersifat dasar. A. Prinsip-Prinsip Latihan Prinsip-prinsip latihan adalah garis-garis pedoman yag hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Prinsip-prinsip semacam ini menunjuk pada semua aspek atau tugas latihan prinsip-prinsip itu menentukan corak dan isi latihan, sasaran dan metode latihan serta organisasi latihan. Harsono (1988 : 122) mengemukakan prinsip-prinsi dasar latihan yang dapat diterapkan pada setiap cabang olahraga antara lain (1) prinsip beban lebih (over load principle) (2) prinsip perkembangan menyeluruh (3) prinsip spesialisasi dan (4) prinsip individualisasi. Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam latihan meliputi prinsip beban berlebih, prinsip perkembangan menyeluruh, prinsip kekususan latiahan, prinsip pemulihan, prinsip individual dan prinsip reversible. Prinsip-prinsip ini perlu dijadikan dasar pembuuatan program dan pelaksanaan latihan.
31
penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar akan lebih memperbesar kemungkinan tercapainya tujuan yang di inginkan. Prinsip-prinsip dasar latihan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Latihan Beban Berlebih (Overload Principle) Sebagian besar sistem fisiologi dapat menyesuaikan diri pada tuntutan fungsi yang melebihi dari apa yang biasanya dijumpai (Pate R Etol, 1993 : 318) peningakatan beban latihan yang dilakukan secara progresif yang artinya peningkatan beban secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit sampai pada level yang maksimum dan tidak melebihi kemampuan. Dengan pemberian beban yang dilakukan secara bertahap yang kian hari kian meningkat jumlah pembebananya akan memberikan peningkatan jumlah pembebanannya sehingga akan memberikan peningkatan kemampuan fisik secara evektif. Setelah latihan beberapa kali, tubuh akan beradaptasi terhadap beban yang diatasinya. Jika beban latihan telah mencapai suatu kriteria tertentu tubuh akan terbiasa dengan beban tersebut dan apabilah beban itu tidak di naikkan maka kemampuannya tidak akan berubah oleh karena itu beban latihan
harus
ditambah
sedikit
demi
sedikit
untuk
meningkatkan
perkembangan tubuh. 2. Prinsip Perkembangan Menyeluruh Dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga, prinsip perkembangan menyeluruh ini harus diterapkan. Menurut Harsono (1988 : 102) yang
32
menyatkan
bahwa secara
fungsional
spesialisasi dan
kesempurnaan
penguasaan suatu cabang olahraga di dasarkan pada perkembangan multilateral. Prinsip perkembangan menyeluruh ini terutama harus diterapkan pada periode awal latihan, sebab perkembangan menyeluruh ini merupakan landasan dalam pelaksanaan latihan selanjutnya. Meskipun pada akhirnya tujuan latihan adalah pengembangan kemampuan yang bersifat khusus namun kemampuan yang bersifat khusus harus di dasari oleh kemampuan kondisi fisik yang baik secara menyeluruh. 3. Prinsip Kekhususan (Prinsip Spesialisasi) Menurut Soekarman (1987 : 60) latihan itu harus khusus untuk meningkatkan kekuatan atau system energi yang digunakan dalam cabang olahraga yang bersangkutan. Program latihan yang dilakukan harus bersifat khusus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Khususan tersebut yaitu menyangkut system energi serta pola gerakan (keterampilan) yang sesuai dengan nomor olahraga yang dikembangkan. Bentuk-bentuk latihan yang dilakukan harus bersifat khas, sesuai cabang olahraga tersebut. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot, maupaun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangakan. 4. Prinsip Pemulihan Penggunaan prinsip ini cukup besar manfaatnya dalam proses pelaksanaan latihan. Menurut Suharno H. P (1984 : 17) manfaat prinsif
33
interval ini antara lain : menghindari terjadinya over training, memberikan kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan dan pemulihan tenaga kembali bagi atlit dalam proses latihan. Dalam suatu latihan tubuh harus mendapatkan pulih asal yang cukup. Dengan pulih awal yang cukup, tubuh akan siap kembali melaksamanakan aktivitas latihan selanjutnya. jika ada waktu pemulihan yang cukup, atlet akan mengalami kelelahan yang berat dan berakibat penampilan akan menurun. Interval yang cukup juga dapat memberikan kesempatan pada tubuh untuk beradaptasi dengan beban latihan sehingga dapat diperoleh sumber kompensasi yang baik. 5. Prinsip Individual Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan tersebut direncanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Oleh karena itu faktor-faktor karakteristik individu harus dipertimbangkan untuk menyusun dan memberikan latihan. Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latas belakang pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran
jasmani, ciri-ciri psikologisnya, semua itu harus
dipertimbangkan dalam mendesain program latihan (Harsono, 1988 : 112113) 6. Prinsip Reversibilitas Berdasakan prinsif ini, latihan fisik harus secara teratur dan kontinyu. Menurut Soekarman (1987 : 60) setiap hasil latihan kalau tidak dipelihara akan kembali keadaan semulah. Latihan yang teratur dan kontinyu akan
34
membawa tubuh untuk dapat segera menyesuaikan diri dengan ransangan yang diberikan. Latihan ketepatan servis bolavoli dibutuhkan suatu metode latihan yang sesuai agar mencapai tujuan yang di inginkan yaitu dapat dengan tepat menempatkan bola servis pada bidang sasaran yang di inginkan untuk itu dibutuhkan rangsangan. Rangsangan-ransangan itu salah satunya dapat berupa angka atau nilai. Sasaran dengan nilai yang tinggi berarti tingkat kesulitan untuk ketepatan bola servis juga tinggi dan sebaliknya nilai yang rendah diberikan untuk tingkat kesulitan ketepatan bola servis yang rendah. Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam melatih ketepatan bola servis, diantaranya adalah metode latihan ketepatan bola servis dengan sasaran tetap dan metode latihan ketepatan bola servis dengan sasaran berubah arah. B. Tujuan Latihan Tujuan latihan menurut Tudor O. Bompa (1990 : 3-5) disampaikan bahwa dalam rangka mencapai tujuan utama latihan yaitu puncak penampilan prestasi yang lebih, perlu kiranya memperhatikan tujuan-tujuan latihan sebagai berikut : 1) Mencapai dan merperluas perkembangan fisik secara menyeluruh. Tujuan ini merupakan dasar-dasar latihan yang sangat penting karena menyangkut peningkatan daya tahan umum, kekuatan dan kecepatan, memperbaiki fleksibilitas untuk pelaksanaan gerak memiliki tingkat koordinasi yang tinggi dan akhirnya mencapai perkembangan tubuh secara harmonis.
35
2) Menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai
suatu
kebutuhan yang telah ditentukan di dalam praktek olahraga. Pengembangan yang perlu ditekankan adalah pengembangan kekuatan absolut dan relatif, massa otot dan elastisitasnya, pengembangan kekuatan daya tahan otot, memperbaiki waktu reaksi dari pengembangan terhadap koordinasi dan fleksibilitas. 3) Menanamkan kualitas kemauan melalui latihan yang mencukupi serta disiplin untuk tingkah laku, ketekunan dan keinginan untuk menanggulangi kerasnya latihan dan menjamin persiapan psikologis. 4) Mempertahankan keadaan kesehatan. Realisasi tujuan ini menuntut tes kesehatan yang teratur, tepat antara intensitas latihan dengan kapasitas usaha individual, latihan berat yang secara selangseling dengan fase program yang diperhatikan dengan tepat, menelusuri penyakit atau cidera, dan yang lebih penting adalah melalui latihan harus membuat orang menjadi lebih sehat. 5)
Mencegah cidera melalui pengamanan terhadap penyebabnya dan juga meningkatkan fleksibilitas di atas tingkat tuntutan untuk melaksanakan gerakan yang lebih penting, memperluas otot, tendon dan ligamen khususnya selama fase-fase awal, mengembangkan kekuatan dan elastisitas otot sampai tingkat tertentu sehingga akan mengindarkan diri dari kemungkinan cidera sewaktu melakukan gerakan-gerakan yang tak terbiasa.
36
6)
Memberikan sejumlah pengetahuan teoritis yang berkaitan dengan dasar-dasar fisiologis dan psikologis latihan, perencanaan gizi dan regenerasi. Pendekatan yang perlu mendapat perhatian untuk mencapai tujuan latihan yang utama adalah mengembangkan dasar-dasar latihan secara fungsional yang diarahkan untuk mencapai tujuan khusus sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga tertentu. Pengembangan daya tahan umum kemudian menuju pada persiapan yang lebih khusus atau anaerobiknya.
C. pengaruh Latihan Latihan yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu dengan dosis yang cukup akan menyebabkan perubahan-perubahan tubuh yang mengarah pada peningkatan kemampuan tubuh untuk melaksanakan kerja yang lebih berat dengan lebih baik. Perubahan-perubahan ini antara lain adalah : 1) Perubahan sistem dan fungsi organisme dalam tubuh. Pengaruh latihan terhadap perubahan sistem dan fungsi organisme dalam tubuh tersebut terdiri dari : a) Perubahan biokimia dan sistem otot rangka. Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dan kontinyu dapat merangsang kerja enzim di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan sel otot (hypermetropi). Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton A. C (1983 : 190) bahwa dengan latihan akan terdapat peningkatan jumlah
37
mitochondria dalam otot rangka dan meningkatkan aktivitas enzim untuk metabolisme energi baik secara aerobik maupun anaerobic. b) Perubahan kardiorespirasi. Latihan secara fisik akan dapat meningkatkan kapasitas total paru-paru dan volume jantung, sehingga kesegaran atlet akan meningkat pula. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan yang diberikan terhadap tubuh. Sehubungan dengan hal ini Fox,
Merle L. Foss,
Steven J (1998 : 24) menyampajkan bahwa adaptasi atlet yang baik ditandai adanya perubahan fisiologis, yaitu : -
Frekwensi denyut nadi berkurang dan denyut jantung keras waktu istirahat.
-
Pengembangan otot jantung (delatasi)
-
Haemoglobin (Hb) dan glikogen dalam otot bertambah.
-
Frekwensi pernapasan turun dan kapasitas vita bertambah. Dari uraian tersebut bahwa dengan latihan fisik akan dapat
menyebabkan kemampuan kerja jantung dan pernapasan. Sehingga hal itu akan dapat meningkatkan kesegaran jasmani atlet secara umum. 2) Perubahan mekanisme organisme sistem syaraf. Dalam melakukan latihan olaliraga gerakan yang dilatih selalu diulang-ulang secara teratur. Melalui pengulangan gerakan secara teratur tersebut akan dapat memperoleh koordinasi gerakan sehingga terjadi
38
otomatisasi dalam gerakan. Hal tersebut sesuai dengan, pendapat Tudor O. Bompa (1990 : 132) bahwa dengan berlatih secara teratur dan waktu pengulangan (repetition) yang resisten, maka organisme-organisme mekanisme neurophysiologis kembali akan bertambah baik gerakan yang semula sukar dilakukan lama-kelamaan akan merupakan gerakan yang otomatis dari reflektif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pasif syaraf daripada sebelum melakukan latihan tersebut. D. Mekanisme Kontraksi Otot Secara umum olahraga bolavoli otot-otot utama yang perlu dilatih adalah otot bahu, dada, lengan, perut, paha, tungkai bagian bawah, dan otot pergelangan kaki dan tangan. Gerakan dalam latihan sasaran tetap dan latihan berubah arah pada pukulan servis secara keras dan tepat, dimana untuk memukul bola diyakini berdasarkan kontraksi reflek serabut-serabut otot sebagai akibat pembebanan yang cepat dari serabut-serabut otot yang sama. Reseptor sensori utama yang bertanggung jawab atas deteksi pemanjangan serabut-serabut otot yang cepat ini adalah muscle spindle, yang mampu memberi respon kepada besaran dan kecepatan perubahan panjang serabut-serabut otot, Jenis respon peregangan lainnya, yakni organ tendon golgi, terletak dalam tendon-tendon dan memberi respon terhadap tegangan yang berlebihan sebagai akibat kontraksi yang kuat atau peregangan otot (Radcliffe, J.C, Farentinos, R. C., 1985 : 111)
39
E. Sistem Energi Setiap melakukan kerja atau aktivitas memerlukan energi kemampuan fisik. Untuk melakukan kerja tergantung kepada energi yang ada di dalam tubuh. Sehingga energi dapat diartikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Program latihan yang efektif akan tanpak pada cara latihan yang baik sesuai dengan system energinya. Ketentuan-ketentuan system energi dari berbagai macam olahraga, menyatakan bahwa sumber energi yang tepat tergantung terutama pada waktu dan intensitasnya. Tanpa perlu memperinci sifat-sifat dari cabang olahraga tersebut, waktu merupakan hal yang terpenting untuk diperhatikan (Muchsin Doewes 2008 ) Sumber utama energi untuk aktivitas adalah anaerob, tetapi peningkatan kapasitas aerob juga penting karena kapasitas aerob untuk mempercepat pemuluhan dari keletihan yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan anaerob, sekaligus menunda timbulnya keletihan (Muchsin Doewes 2008). Selanjutnya Muchsin Doewes (2008 ), mengatakan dalam perencanaan program latihan kedua system energi itu secara vital terlibat dalam kinerja kompetitif yang keduanya harus dipertimbangkan. Muchsin Doewes (2008), juga mengatakan kegiatan intermiten pada kebanyakan permainan beregu dan lapangan menghendaki energi anaerob untuk komponen berdaya tinggi dan energi aerob untuk pemulihanya dimana tuntutan-tuntutanya aktivitasnya menurun selama pertandingan. Bedasarkan hal tersebut diatas cabang olahraga voli yang salah satunya olahraga
40
permainan beregu dan lapangan (Intermitent) dapat dikatakan dominant energi sistemnya adalah : Alactacid (ATP-CP), Lactacid. Tabel 1: Sumber-Sumber Energi Utama untuk Berbagai Aktifitas (Rushall BS. Pyke FS, 1990 : 18) Activity
Short explosive Effort: Jump, Hit
Duration
Dominant Phsilogical Attribute
Dominant Energy System
< 5sec
Muscular Strength, Speed, Power
Alactacid (ATP-CP)
Short Sprint (High Power)
5-10 sec
Muscular Strength, Speed, Power
Alactacid (ATP-CP)
Sustained Sprint (High Power)
10-60 sec
Muscular Strength, Speed, Power, Muscular Endurance
Lactacid
Middle distance (Moderate Power)
60”– 10 min Muscular Endurance, Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold
Lactacid Aerobic
Long Distance (Low Power)
10 – 60 min Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold
Aerobic
Marathon (Low Power)
60+min
Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold, fuel availability
Aerobic
Intermittent (High & Low Power)
60+min
Muscular Strength, Speed, Power, Muscular Endurance Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold, fuel availability
Alactacid (ATP-CP) Lactacid Aerobic
41
Tabel 2 : Berbagai Olahraga dan System Energi Yang Utama atau Dominan (Fox, E.L., Bowers, R.W. dan Foss, M.L, 1993 : 290) SPORTS OR SPORT ACTIVITY 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
% EMPHASIS ENERGY ATP - PC and LA
BY ACCORDING SYSTEMS LA and O2
O2
Baseball Basketball Fencing Field hockey Football Golf Gymnastics Ice hockey a. Forward, defense b. Goalie 9. Lacrosse a. Goalie, defense, attacker b. Midfielders, man-down 10. Rowing 11. Skiing a. Slalom, jumping b. Downhill c. Cross-country
80 60 90 50 90 95 80
15 20 10 20 10 5 15
5 20
60 90
20 5
20 5
50 60 20
20 20 30
30 20 50
80 50 5
15 30 10
5 20 85
d. Recreational 12. Soccer a. Goaiie, wings, strikers b. Halfbacks, or link men 13. Swimming and diving a. diving b. 50 m c. 100 m
20
40
40
60 60
30 20
10 20
98 90 80
2 5 15
5 5
d. 200 m e. 400 m f. 1500 m, 1650 yd 14. Tennis 15. Track and field a. 100, 200 m b. Field events c. 400 m d. 800 m e. 1500 m (1 miles) f. 3000 m (2 miles) g. 5000 m (3 miles) h. 10.000 m ( 6 miles) (crcountry) i. Marathon 16. Volleyball 17. Wrestling
30 20 10 70
65 40 20 20
5 40 70 10
95-98 95-98 80 30 20-30 10 10 5 negligible 80 90
2-5 2-5 15 65 20-30 20 20 15 5 5 5
5 5 40-60 70 70 80 95 15 5
30 5
42
Energi yang digunakan tubuh untuk melakukan kerja dipasok dari makanan yang kita makan, tetapi energi tersebut tidak dapat diserap langsung dari makanan tersebut. Tetapi menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J (1998 : 270) "diperoleh persenyawaan yang disebut ATP "(Adenosine Triphospate)". Persenyawaan ATP itu dihasilkan dari penguraian makanan yang dimakan.
Gambar 1 : Siklus Energi Biologi (Fox, E. L., Bowers, R.W. dan Foss M. L., 1993 : 14) Kemudian
lebih lanjut Fox, Merle L. Foss, Steven J. (1998 : 19)
menjelaskan "struktur ATP terdiri dari satu komponen yang sangat komplek yaitu adenosine dan tiga bagian lainnya yaitu kelompok-kelompok fospat".
Gambar 2 : Struktur ATP (Fox, Merle L. Foss, Steven J, 1998 : 19)
43
Kedua fosfat yang terakhir merupakan hubungan yang berenergi tinggi, yaitu apabila hubungan tersebut dilepas, maka akan mengeluarkan energi yang tinggi. ATP dan Pi, maka sejumlah energi akan keluar seperti terlihat pada gambar.
Gambar 3. Hubungan Kedua Fosfat Berenergi Tinggi (Fox, Merle L. Foss, Steven J, 1998 : 21) Menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J. (1998 : 19), pemecahan satu mole ATP mengeluarkan energi sebesar 7-12 kilo kalori. Pada saat istirahat seluruh tubuh energi yang digunakan oleh otot sebanyak 1,3 kilo kalori. Pada saat istirahat seluruh tubuh energi yang digunakan oleh otot sebanyak 1,3 kilo kalori setiap menitnya. Dalam 1-2 menit kebutuhan energi meningkat sampai 35 kcal/menit, maka kebutuhan ATP akan besar. Sedangkan ATP yang tersedia dalam otot hanya 4-6 milimol / kg otot. Untuk aktivitas yang berlangsung terus menerus ATP yang tersedia hanya dapat digunakan selama 3 detik. Sehingga harus ada mekanisme untuk dapat memenuhi kebutuhan
44
energi, mekanisme ini dikenal sebagai resintesa ATP dari ADP dan Pi. Ada tiga proses untuk memproduksi ATP menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J. (1998 : 20-26) yaitu : 1. Sistem ATP-PC (Phosphagen). Dalam sistem ini resintesa ATP hanya berasal dari suatu persenyawaan phosphocreatine (PC). 2. Sistem glykolysis anaerobik atau asam laktat. Sistem ini menyediakan ATP dari sebagian pemecahan glukosa atau glikogen. 3. Sistem aerobik atau sistem oksigen. Sistem ini terdiri dari dua bagian. Bagian A merupakan penyelesaian dari oksidasi karbohidrat. Bagian B merupakan penyelesaian dari oksidasi lemak. Kedua sistem ini perjalanan terakhir oksidasinya melalui siklus kreb's. F. Metode Latihan Ketepatan Servis Lompat dengan Sasaran Tetap. Metode latihan ketepatan bola servis lompat dengan sasaran tetap adalah suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan servis lompat dengan menggunakan sasaran yang sama secara terus menerus dan tidak mengubah sasaran sebelum satu set dapat diselesaikan. Sasaran yang dimaksud adalah daerah dalam lapangan bolavoli yang sudah diberi nomor 1 sampai 6. Daerah sasaran dibuat pada salah satu sisi lapangan yang enam daerah sasaran yang sama besar, tiga di daerah garis belakang dan tiga di sepanjang net. Daerah itu diberi nomor searah jarum jam, dimulai dengan nomor 1 sampai di posisi kanan belakang kemudian daerah pendek di dekat net, di beri
45
nomor 2,3,4 sedang daerah panjang diberi nomor 5,6 dan 1 daerah yang diberi nomor merupakan daerah sasaran untuk ketepatan bola servis. Servis dilakukan dari tempat servis dan diarahkan pada daerah sasaran yang ada dalam lapangan, dengan cara jari kaki depan mengarahkan ke sasaran yang dimaksud atau lengan yang diarahkan ke sasaran dan pemindahan berat badan. Dalam latihan ini, sasaran ditentukan oleh pelatih dan tidak berubah sasaran selama 1 set. ( Viera dan Fergusson. 2000 : 44-43)
4
0x
5
6
1
3
2
Gambar 4 : Lapangan Latihan Ketepatan Bola Servis dengan Sasaran Tetap (Viera dan Fergusson, 2000 : 44) Ketepatan dalam penempatan bola servis selain dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kecepatan gerak, lebar dan sempitnya gerekan serta jarak yang ditempuh, dipengaruhi juga oleh faktor internal yaitu konsentrasi. Konsentrasi yang tinggi sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan ketepatan bola servis
46
pada sasaran yang di inginkan. Semakin tinggi kemampuan konsentrasi seseorang dalam melakukan servis maka dimungkinkan akan menghasilkan ketepatan servis yang lebih baik. Ada beberapa kelebihan dari metode latihan sasaran tetep : 1. Metode latihan ketepatan servis lompat dengan sasaran tetap melatih pemain untuk mempokuskan konsentrasi pada satu sasaran (daerah lawan yang lemah). 2. Gerakan yang dilakukan secara berulang kali pada sasaran yang sama diharpakan dapat tersimpan di dalam memori sehingga mampu menjadi otomatisasi gerak. 3. Sasaran yang telah di tentukan oleh pelatih akan membuat keseragaman dalam penampilan serta waktu yang digunakan lebih efektif. Selain memiliki beberapa keuntungan metode latihan ketepatan servis lompat dengan sasaran tetap memiliki beberapa kelemahan antara lain : 1. Sasaran yang sama yang akan dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan kebosanan bagi pemain sehingga kemungkinan pemain tidak melakukan secara sungguh-sungguh. 2. Kurangnya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas dan kemampuannya yang sesungguhnya. G. Metode Latihan Ketepatan Servis Lompat dengan Sasaran Berubah Arah. Metode latihan ketepatan bola servis lompat dengan sasaran berubah arah adalah suatu metode atau cara melatih ketepatan bola servis lompat dengan
47
menggunakan sasaran yang berubah-ubah dalam satu set. Sasaran yang dimaksud adalah daerah yang ada dalam lapangan bolavoli yang sudah diberi nomor 1 sampai 6. Metode ini menggunakan sasaran pada lapangan bolavoli yang sudah di desain seperti sasaran desain pada metode latihan sasaran tetap. Perbedaanya terletak pada pelaksanaan latihanya.
4 5
6
1
x
3
.
2
Net Gambar 5 : Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Berubah
Arah
(Viera dan Fergusson, 2000 : 45) Beberapa kelebihan dari metode latihan sasaran berubah arah : 1. Pada metode latihan sasaran berubah arah dimana pemain bebas menentukan sasaran mana yang diinginkan. 2. Sasaran divariasi sesuai dengan kemampuan pemain. 3. Metode latihan dengan sasaran berubah arah akan merangsang tumbuhnya kreatifitas karena pemain yang menentukan sendiri sasaran mana yang di
48
inginkan. Kemampuan yang pemain berbeda-beda sehingga perlu untuk dikembangkan. 4. Metode latihan sasaran berubah arah membuat pemain tidak cepat merasa bosan dalam berlatih karena pemain bisa memvariasi sasaran sesuai dengan
keinginanya sendiri. Kondisi
seperti
ini sesuai dengan
pertandingan yang sesungguhnya sehingga pemain akan terbiasa dalam kondisi pertandingan. 5. Hal ini berpengaruh juga pada otot lengan, variasi sasaran yang dilakukan akan melatih serta membiasakan otot lengan untuk memperkirakan kekuatan, ketinggian dan jarak yang harus di tempuh agar bola sampai pada sasaran yang di inginkan serta memperhatikan power otot kaki. 6. Latihan ini akan menbuat konsentrasi pemain lebih cepat terangsang karena pemain lebih menentukan pilihanya dalam menempatkan bola didaerah sasaran. Kelemahan dalam metode latihan berubah arah adalah : 1. Sasaran yang di tentukan sendiri oleh pemain menyebabkan sebagian pemain kurang dapat memfokuskan pada sasaran. hal ini berpengaruh juga pada kesungguhan pemain dalam berlatih. Metode latihan yang tepat akan menghasilkan atau keuntungan strategis dengan kemampuan anda melakukan servis kedaerah lawan yang lemah. Dalam latihan ini, anda akan berlatih melakukan servis dengan akurat kesemua titik dalam lapangan serta akan mengalami peningkatan pada ketepatan servis lompat,
49
baik itu metode latihan sasaran tetap maupun sasaran berubah arah karena metode latihan ini selain melatih kontraksi otot juga berperan penting dalam melatih konsentrasi pemain, dimana servis lompat selain merupakan servis yang populer juga sangat susah untuk dilakukan dengan tepat tampah adanya konsentrasi yang baik yang ditunjang kemampuan motorik. 2. Belajar Motorik Untuk dapat memiliki kemampuan motorik perlu mempelajari apa itu belajar motorik. Pengertian belajar tidak lepas dari pengertian belajar pada umumnya. belajar adalah suatu perubahan perilaku yang potensial terhadap situasi tertentu yang diperoleh dari pengalaman yang dilakukan berulang-ulang” (Bower dan Hilgard, 1987 : 11) belajar dapat di artikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan (Oemarh, 1981: 40-41) belajar adalah suatu perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam jangka waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan (Gagne dalam Sugiyanto, 1991: 33) Menurut Magil (1980 : 40) belajar motorik adalah proses suatu gerakan yang ditimbulkan dari rangsangan syaraf otot menjadikan suatu gerakan. Dari pengertian tersebut jika dikaitkan dengan motorik maka menujjukkan adanya perubahan penampilan motorik yang dapat diamati dan di ukur dari sikap dan penampilanya dalam suatu gerakan atau kegiatan tertentu. Karakteristik penampilan merupakan indikasi dari pengembangan belajar atau penguasaan keterampilan. (Barnett M. Lisa dan Morgan J. Philip, 2008) Mengembangkan
50
olahraga dianggap tinggi kompetensi melalui kontrol objek pengembangan keterampilan di masa kanak-kanak dan remaja. Contoh kedua anak laki-laki dan perempuan dalam menentukan aktivitas fisik remaja partisipasi dan kebugara, sehingga perlunya intervensi untuk menargetkan dan meningkatkan kompetensi olahraga dirasakan pemuda. Penguasaan motorik yang telah dikembangkan menjadikan seseorang dapat memiliki keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. “Belajar motorik adalah sebagai perubahan yang bersifat tetap dan sebagai hasil dari latihan atau pengalaman” (Oxendine, 1984 : 8) menurut Drowasky (1981 : 17) Belajar motorik adalah proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil timbal balik antara latihan dan kondisi lingkungan. Menurut Piaget dalam Brophy (1987 : 134) menyatakan dalam pembelajaran gerak disebut skema sensorimotor yaitu suatu pembelajaran lebih efisien bila diberikan contoh sehingga dapat meniru dan dengan instruksi verbal dan gambaran visual dapat mengunakanya sebagai penuntun terhadap penampilan dan menjadi tambahan kesempatan dalam praktek dengan umpan balik yang korektif. Dari beberapa pengertian tersebut, menunjukkan adanya kesamaan pengertian tenteng proses perubahan perilaku, dan lebih jelasnya dengan menujukan adanya perubahan penampilan gerak yang dapat diamati, serta menyatakan bahwa belajar gerak adalah proses latihan dan pengalaman. dengan demikin belajar gerak adalah proses pembiasaan yang dilakukan dengan latihan yang berulang-ulang yang
51
akhirnya kalau gerakan itu dilakukan dengan baik dan benar maka akan menjadi otomatisasi gerak. Belajar dapat digambarkan sebagai proses masukan dan hasil yang secara tetap dinilai sebagai informasi salah atau benar. Dalam proses belajar gerak masukan diterima oleh indera penglihatan, pendengaran, dan indera kinestetik. Selanjutnya masukan tersebut diteruskan ke system syaraf untuk diproses, yang kemudian
ditafsirkan
serta
disimpan.
Pada akhinya
masukan
tersebut
diterjemahkan dalam bentuk gerak sebagai hasil. Hasil akhir dari proses pengolahan informasi baik benarnya tindakan gerakan memukul pada servis lompat kearah sasaran tetap dan berubah arah
sesuai metode latihan yang
dilakukan, merupakan masukan atau input bagi respon gerakan melalu sensorik. Bila gerakan atau hasil pukulan servis lompat kearah sasaran yang benar, maka pemain tersebut cenderung akan mempertahankanya dan siap untuk tampil lagi. Bila gerakan dan hasil pukulan servis lompat tidak pada arah sasaran yang di inginkan maka pelatih mampu melihat sejauh mana tingkat kemampaun motorik pemain dengan metode latihan yang diberikan apakah sudah sesuai atau belum dengan tingkat motorik pemain yang berbedah. 3. Kemampuan Motorik (Motor Ability) Salah satu perbedaan dari setiap individu dalam mengembangkan suatu keterampilan gerak terletak pada kemampuan motorik. Kemampuan motorik atau kemampuan gerak dasar, terjemahan dari motor ability. Menurut Kiram (1992 : 11)
bahwa motor ability merupakan suatu kapasitas umum yang berkaitan
52
dengan prestasi dengan berbagai macam keterampilan atau lebih tepatnya dikatakan sebagai a general capacity of the individual that relates to the performance of skill or task.Kemampuan motorik adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaandan dan peragaan suatu keterampilan yang relative melekat (Rusli Lutan, 1998 : 96) kemampaun motorik merupakan kualitas kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak, oleh sebab itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai landasan keberhasilan masa yang akan datang didalam melakukan keterampilan gerak. ” Seseorang yang memiliki kemampuan gerak yang lebih baik dari yang lain, diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak khusus” Kirkendall (1980 : 213) Sedangkan menurut Sukintaka (2004 : 78) menjelaskan kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan non-olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik Sedangkan Ma’mung dkk (2000 : 20) menjelaskan bahwa motor ability atau kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa atau atlet lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Sehingga dapat di katakan bahwa kemampuan gerakan dasar adalah bentuk gerak yang optimal dari terampil atau cara persendian bergerek dan membuat gerakan terkoordinasi dalam kaitanya dalam ruang dan waktu. Lebih lanjut di jelaskan bahwa motor ability atau kemampuan gerak dasar biasanya dibagi menjadi tiga kategori yautu : lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Kemampuan lokomotor digunakan untuk
53
memindahkan tubuh dari suatu tempat ketempat lain atau untuk mengangkat tubuh keatas seperti melompat, berlari, meluncur dan lainnya. Kemampuan nonlokomotor dilakukan di tempat tampa ada ruang gerak yang memadai seperti gerakan menekuk, meregang, mendorong, menarik, memutar dan lainnya. Sedangkan
kemampuan
dikembangkan
manipulatif adalah
ketika anak tengah
kemampuan
menguasai
yang
biasanya
bermacam-macam objek.
Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, meskipun bagian lain juga digunakan. Menurut Schmidt (1991 : 133) tentang pentingnya motor ability dalam meningkatkan performance atlet dalam olahraga bahwa “a single, inherited,motor ability is assumed. This ability presumably underlies all movement or sport tasks. a person with sirong general motor ability should be effective at nearly any motor task attempted. Motor ability merupakan faktor pendukung bagi pelaksanaan suatu keterampilan yang selanjutnya membedakan kemampuan individu. Maka motor ability itu sendiri juga dapat dipahami semacam suatu faktor pembatas penampilan gerak seseorang. Motor ability merupakan potensi untuk berhasil dalam suatu kegiatan. Motor ability merupakan keadaan individu untuk menunjukkan berbagai kemampuan gerak keterampilan olahraga. Motor ability adalah kemampuan gerak tunggal yang dapat membawahi semua gerakan atau tugas-tugas gerak olahraga. Motor ability presumably indicates present athletic ability. Is denotes the immediate state of the individual to perform in a wide range of motor ability (Singer, 1980 : 184) atlet yang mempunyai motor ability tinggi
54
akan lebih efektif dalam melakukan semua jenis keterampilan olahraga. Motor ability membawahi kemampuan-kemammpuan gerak secara keseluruhan. Dalam bidang gerak, kemampuan gerak dasar disebut gerak motor ability. Menurut Schmidt (1991 : 133) bahwa general motor ability adalah “ (1) a single, inherited motor ability (2) this ability presumably underlies all movement or Sport taks (3) a person with strong general motor ability should be effective at nearly any motor task attempted kemampuan gerak dasar ini membawahi semua keterampilan gerak seseorang. Jika seseorang dengan faktor gerak dasar tersebut besar, kemungkinan akan sukses dalam setiap latihan atau gerak yang dipraktekkan. Kemampuan gerak dasar yang dimiliki oleh setiap anak atau atlet merupakan keterampilan gerak dasar yang dikembangkan secara alamiah sebagia potensi dasar dari kemampuan fisik yang memungkinkan anak dan atlet bergerak luwes. Seseorang dapat memiliki salah satuh kemampuan gerak dasar atau kecakapan motorik yang tinggi, sedangkan kecakapan lainnya rendah. Akan tetapi jika individu memiliki sejumlah besar dan jenis kemampuan gerak dasar yang tinggi maka dapat dengan mudah mempelajari keterampilan dalam berbagai keahlian gerak suatu cabang olahraga.individu yang memiliki tingkat kemampuan gerak dasar yang rendah, namun memiliki kemampuan yang tinggi untuk menguasai suatu cabang olahraga maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi lebih baik tingkat keterampilanya dalam penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga.
55
hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya keterampilan itu adalah sesuatu yang dipelajari dan melalui latihan dan dapat saja diperkirakan hasilnya. Misalnya, untuk menjadi seorang pemain bolavoli yang handal dan berprestasi, seseorang harus memiliki potensi fisik yang memadai yang menjadi prasyarat penguasaan tingkat keterampilan yang tinggi seperti kelincahan, daya tahan dan sebagainya. Karena itu dua orang bisa berlatih suatu kegiatan atau cabang olahraga yang sama, tetapi bisa jadi seseorang dapat dengan mudah dan tepat menguasai suatu kemajuan sedangkan yang lainnya mengalami frustasi karena keterampilannya tidak kunjung berkembang. Persoalannya adalah, kedua orang itu memiliki potensi yang berbeda. Yang pertama memiliki potensi yang cocok sedangkan yang lainya hanya memiliki potensi yang sangat terbatas. Terdapat beberapa kemampuan gerak dasar yang secara potensial dapat menopang pelaksanaan kegiatan latihan olahraga yang memerlukan tingkat penguasaan yang konpleks dan rumit. Individu yang mampu mengembangkan kemampuan gerak dasar seperti tersebut, maka besar kemungkinan baginya untuk menguasai keterampilan suatu cabang olahraga secara baik. Unsur-unsur
yang
mendukung
perkembangan
keterampilan
motorik
dikemukakan oleh Peterson dan Bergel dalam M. Sajoto. (1988 : 52) yang mengatakan bahwa : Struktur motor ability yang meliputi unsur keseimbangan gerak statis dan dinamis, kemampuan koordinasi mata dan tangan, kekuatan, kecepatan,
56
kelincahan, kelentukan, dan lainnya merupakan unsur-unsur fisik yang cukup berpengaruh dalam mempelajari keterampilan motorik. Rahantoknam (1988 : 120) menjelaskan bahwa “kecakapan individu dalam mempelajari keterampilan motorik tertentu ditentukan secara luas oleh tingkat kecakapan persepsi dan kecakapan motorik yang dibutuhkan oleh keterampilan tersebut” Dari uraian diatas bahwa kemampuan motorik adalah kapasitas yang dimiliki seseorang yang terkait dengan penampilan gerak dan seseorang yang memiliki kemampuan motorik yang tinggi maka akan lebih baik dalam melakukan gerakan tersebut. Sehingga kemampuan motorik sangat dibutuhkan oleh setiap orang dalam melakukan gerakan yang akan dilakukan karena kemampuan motorik merupakan kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan atau peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat (Rusli Lutan, 1988 : 96) kemampuan motorik seseorang dapat mempermudah dalam melakukan gerakan keterampilan. Oleh sebab itu kemampuan motorik dapat dipandang sebagai landasan keberhasilan masa datang dalam melakukan tugas keterampilan gerakan (Kirkendall, 1980 : 213) makin luas pola gerak yang dimiliki seseorang maka makin berpotensi untuk menguasai keterampilan gerak. 4. Penguasaan Kemampuan Dasar Servis Bolavoli Permainan bolavoli merupakan permainan tempo cepat sehingga waktu untuk memainkan bola sangat terbatas dan jika tidak menguasai teknik dasar yang sempurna akan memungingkan kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar
57
(M.Yunus, 1992 : 68). Permainan bolavoli mengharuskan seorang pemain menguasai keahlian (teknik dan taktik) untuk menghadapi setiap kesulitan yang timbul di setiap posisi, aspek inilah yang membedakan bolavoli dengan cabang olahraga beregu lainya. Supaya dapat menguasai teknik dasar bolavoli diperlukan jenis keterampilan tertentu maka dalam mempelajarinya diperlukan suatu penanganan yang cermat dan serius. Teknik dalam permainan bolavoli adalah memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan pemainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. (M.Yunus, 1992 : 108) sedangkan menurut Dieter Buetelstahl (1986 : 9) teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna. Hal yang sama dikemukakan oleh Suharno H. P (1984 : 11) teknik merupakan suatu proses yang melahirkan dan pembuktian dalam praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Teknik permainan yang baik harus mengacu pada teori dan hukum-hukum yang berlaku dalam ilmu pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik tersebut seperti Biomekanik, Anatomi, Fisiologi, Kinesiologi dan ilmu pengetahuan lainya serta berdasarkan pada peraturan permainan yang berlaku. Modifikasi dan metode dalam melatih diperlukan untuk mempermudah pemain dalam menguasai teknik dasar bermain bolavoli. Untuk pembinaan prestasi bolavoli teknik ini erat sekali hubunganya dengan kemampuan gerak, kondisi
58
fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bolavoli harus dikuasai terlebih dahulu untuk dapat mengembangkan prestasi permainan bolavoli. Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam pertandingan disamping unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar dalam permainan bolavoli bermacam-macam diantaranya adalah teknik pass atas, teknik pass bawah, (set-up) umpan, smash, servis dan bendungan. Dari beberapa macam teknik dasar dalam permainan bolavoli tersebut, teknik dasar servis merupakan satu-satunya teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan (Veira dan Fergusson, 2000 : 27) maka seorang pemain bolavoli harus dapat menguasai teknik servis untuk bisa memulai suatu pertandingan dalam permainan bolavoli. Servis merupakan suatu upaya memukul bola kearah lapangan lawan yang dilakukan diawal permainan dan juga sebagai serangan pertama dalam permainan bolavoli. Servis bukan hanya dipandang sebagai kemampuan dasar saja akan tetapi juga merupakan salah bentuk penyerangan awal dalam permainan, karena merupakan serangan awal maka dalam melakukan servis selain harus diusahakan seefektif mungkin juga harus keras dan tepat agar bola bisa melewati net dan masuk kedaerah lawan yang membuat lawan tidak mampu mengontrol bola dengan baik sehingga diperoleh angka. Keberhasilan seorang pemain dalam penguasaan teknik dasar servis dapat diamati ketika dia berada pada permainan yang sesunggunya karena pada saat
59
bermain
pemain akan melakukan gerakan teknik dasar yang ada. Baik dan
buruknya penampilan akan tampak dan akan teramati meskipun hal tersebut juga sangat tergantung dari situasi yang ada, teman seregu ataupun dari lawan. a. Teknik Dasar Servis Dalam permainan bolavoli ada bermacam-macam teknik dasar, salah satunya teknik dasar servis. Pengertian servis adalah suatu upaya memukul bola kearah lapangan lawan yang dilakukan di awal permainan sebagai tanda dimulainya permainan dan juga sebagai suatu serangan pertama bagi pihak yang melakukan servis. Suharno H. P (1984 : 68) prioritas utama dalam servis adalah konsisten dalam menyeberangkan bola mendekati 100% setiap kali bermain. Macam-macam servis menurut para pakar olahraga pada dasarnya sama, salah satunya macam-macam servis menurut M. Yunus (1992 : 69) servis ada beberapa macam antaranya : servis tangan dari bawa (underhand service), servis tangan atas (overhand service) dan servis dari samping (side arm service) dan servis lompat jenis servis ada bermacam-macam menurut cara memukul. Menurut Dieter Beuteldstahl (1986 : 10) pada dasarnya servis itu dibagi dalam 3 tahap : 1) Tahap petama : melempar bola keatas “ throw up” 2) Tahap kedua : memukul bola “ hitting the ball” 3) Tahap ketiga : follow through
60
b. Servis Lompat Servis lompat dalam permainan bolavoli merupakan suatu gerakan yang kompleks menyerupai bentuk gerakan smesh, menurut M. Yunus (1992 : 71) servis lompat di lakukan dengan gerakan melompat seperti pada gerakan smesh. Servis lompat juga merupakan salah satu bentuk perubahan servis oleh para pelatih bolavoli yang diperoleh dari segi taktik, juga merupakan suatu serangan awal terhadap lawan yang bolanya sulit untuk di kembalikan dan mendapatkan point, sehingga dapat memenangkan permainan. Servis lompat merupakan salah satu jenis servis dalam permainan bolavoli yang
sangat sulit untuk dilakukan tampa teknik dan fisik yang mendukung
pelaksanaan servis ini, karena jenis servis ini menggabungkan antara servis dan smesh. penguasaan servis lompat secara sempurna akan sangat membantu suatu team untuk memenangkan suatu pertandingan, oleh sebab itu dalam melakukan servis lompat perlu konsentrasi, kecepatan dan ketepatan, agar menghasilkan servis yang sempurna. Servis lompat dilakukan dengan teknik pukulan topspin, dimana hasil dari pukukan tersebut akan mengambang turun naik pada arah bolanya dan bola tersebut akan cepat jatuhnya pada daerah pertahanan lawan, sehingga akan menambah kesulitan bagi lawan untuk menerimah dan mengembalikan bola. Menurut M. Yunus (1992 : 71) lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun kedaerah lapangan lawan.
61
Setiap jenis servis dibagi dalam tiga tahap yaitu sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan gerak lanjutan M. Yunus (1992 : 71). Pelaksanaan gerakan servis lompat adalah sebagai berikut : 1) Sikap Permulaan Berdiri di daerah servis dekat garis belakang menghadap ke net, kedua tangan memegang bola. 2) Gerak Pelaksanaan Lambungkan bola setinggi kurang lebih 3 meter agak di depen mata, kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi mungkin seperti gerakan smash. Lecutkan pergelangan tangan secepatcepatnya sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun ke daerah lapangan lawan. 3) Gerak Lanjutan Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setinggi-tingginya pada saat melayang di udara. Langsung mendarat di dalam lapangan dan segera mengambil posisi siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan. Sebagai catatan, sewaktu melakukan awalan, tolakan kedua kaki harus berada dibelakang garis (ditak boleh menginjak garis belakang) tapi pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis atau mendarat jauh di dalam lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Servis jenis ini memerlukan tenaga (power yang besar). Adapun
62
pelaksanaan servis lompat menurut
(Alexander Marion dan Adrian
Honish, 2005) (1) lemparan bola terjadi dari kaki kanan, bola dilempar dengan lengan kanan, siku diperpanjang, tubuh bersandar ke depan (2) bola yang dilempar melayan dari kaki kiri, perhatikan titik tinggi lemparan server di atas kepala, karena kontak bola lagi memberikan kontrol yang lebih baik atas pelemparan (3) panjang langkah ke kaki kiri untuk memulai berjalan ke atas. Sebuah langkah lagi berhubungan dengan berlari lebih cepat, berlari lebih cepat berhubungan dengan melompat lebih tinggi dan lebih cepat melayani (4) langkah tumpuan kaki kanan, tumit berhenti pertama dan bahu di hyperextension maksimum di atas horizontal, badan bersandar ke depan (5) tumpuan akhir kaki kiri sebelum lepas landas. Kaki yang baik tumpuannya di depan kaki kanan pada sudut ke akhir baris, ayunan lengan hampir selesai (6) wujud dari lepas landas untuk melayani-kaki kiri adalah terakhir meninggalkan lantai, kedua kaki yang diperpanjang, lengan diperluas ke atas, tubuh hampir vertikal (7) melayan lengan digerakkan ke belakang tubuh dalam posisi rendah dengan lengan atas adducted lebih dekat ke panggul, mengarah pada peningkatan bahu rotasi medial di fase ini (8) melayani lengan digerakkan ke belakang tubuh dalam posisi yang tinggi dengan lengan atas lebih dulu ditekuk 90 derajat ke panggul dan kurang rotasi medial. (10) shoulder korset rotasi ke kanan disertai oleh pelvis (pinggul) rotasi ke kiri ; kedua bahu medial diputar, R. pergelangan tangan dan lengan bawah tertekuk pronated. (11)
63
menekuk lutut dan batang atas rotasi ke kanan kiri untuk memutar pinggul menghadapi posisi tepat sebagai pendekatan server puncak ketinggian (12) posisi tempat maksimal rotasi lateral medial bahu rotator pada peregangan, badan dimiringkan ke kiri dan hyperextended ketika sedang tepat menghadap ke depan. (13) seperti ikat pinggang bahu berputar ke kanan,
memutar
pinggul
maju
ke
kiri
untuk
mempertahankan
keseimbangan di udara. (14) shoulder korset rotasi ke kiri telah terjadi, meninggalkan memukul lengan di dekat-maksimal bahu lateral rotasi sebelum rotasi medial. (15) hubungan untuk melayan di puncak ketinggian dan perluasan penuh dari semua bagian tubuh, bagasi bersandar jauh dari bola (16) trunk lean to the left at impact increases height of reach and may reduce shoulder impingement if the abduction angle decreases- here the abduction angle may be too great. (17) following impact the trunk continues to flex forward and the shoulder continues to extend to decelerate limb gradually. c. Analisis Gerakan Servis Lompat Servis lompat termasuk jenis servis menyerang karena servis lompat ini memiliki cara memukul dari atas seperti smesh sehingga laju bola sangat keras. Selain itu ada 3 faktor utama yang dalam kesuksesan servis lompat yang menyerupai smesh yaitu (1) posisi dampak bola (2) kecepatan bola setelah dipukul (3) arah gerakan bola setelah dampak (Alexander Marion dan Adrian Honish, 2005) memukul bola pada servis lompat ini menggunakan
64
gaya lebih banyak dari pada dengan servis yang lain karena lengan diayungkan melalui busur yang lebih besar dan kecepatan gerakan yang besar dapat dikembangkan. Analisis gerak dilihat dari : a) Spin (Gerak rotasi pada bola) Bola dapat dipukul mengiris sehingga arah bola akan melambung ke kanan atau ke kiri, atau dapat diberi topspin yang akan mengakibatkan bola cepat jatuh setelah melewati net. Untuk mengiris bola, kepalan tangan atau tapak tangan memberikan pada bola untuk berputar kesamping kecuali gaya ke depan resultante dari kedua gaya tersebut
mengakibatkan
lengkungan
tergantung
jalanya pada
bola
kecepatan
melengkung. putaran
Besarnya
bola
dalam
hunbunganya dengan kecepatan gerak ke depan. Agar dapat menyeberangkan bola lewat net, bola harus dipukul lebih tinggi dari pada net sehingga bola dapat melampauinya. Perlu diingat bahwa pada saat bola lepas dari serves, gaya gravitasi mulai mempengaruhinya. Oleh sebab itu maka biasanya lebih baik mengerakkan bola ke bagian belakang lapangan dari pada kepuncak net. Apabilah bola dipukul ditengah dan gaya melalui TB maka bola tidak mengalami spin, sehingga gerakan bola di udara agak goyah, tidak stabil (floating) sebaliknya apabilah bola dipukul dipinggir dan gaya diluar TB maka bola akan terjadi spin sehingga akan mempengaruhi bola akan cepat turun.
65
------------
------------------------
v Gaya melalui TB
* gaya diluar TB
v Tidak tejadi spin
* terjadi spin
Gambar 6 Proses Terjadinya Spin (Imam Hidayat, 1997 : 208) Lintasan yang dipengaruhi oleh spin 1) Spin atas spin depan akan menyebabkan bola tertekan ke bawah sehingga bola : a. Jatuhnya bola lebih dekat b. Jatuhnya bola lebih cepat c. Sudut jatuhnya bola lebih besar d. Sudut pantulnya bola lebih kecil
66
F
F F
Arah Bola
1
2 30
45 Gambar 7 : Lintasan Bola - - - - - - Lintasan tampa agin Lintasan dengan agin F.Gaya magnus 1. Sudut jatuh dengan spin 45 2. Sudut jatuh tampa spin 30 Melompat dengan pukulan topspin memiliki nilai lebih besar daripada melompat dengan bola mengapung. Hal ini mengindikasikan bahwa melompat topspin bola yang lebih besar kecepatan dan ketinggian lonjakan yang bisa meningkatkan daya melayan, namun melompat float melayan memiliki tingkat kesalahan lebih rendah daripada melompat topspin melayan dan bola melayang dengan arus udara yang tidak menentu sebelum turun tajam ke daerah lawan. Sebaliknya membuatnya melayani yang kuat. Ketinggian servis pemain untuk melayan topspin dan mengambang itu 303,8 cm dan 297,4 cm masing-masing, yang
67
jauh lebih tinggi dari pada aturan-aturan ketinggian 243 cm bersih. (Chenfu Huang dan Lin-Huan Hu, 2007) 1. Impact (Perkenaan) Dalam permainan bolavoli salah satu tekniknya adalah tentanng servis maka dalam servis itu akan terjadi impact antara bola dan tangan. Apa yang dimaksud dengan impact, impact adalah momentum bendah yang satu membentur benda yang lain. Dalam hal ini perkenaan tangan dan bola. Macam-macam impact : 1) Benturan antara dua benda yang bergerak searah, yang lebih cepat menabrak yang lebih lambat. 2) Bendah yang bergerak menabrak bendah lain yang diam, setelah berbenturan, benda yang diam akan bergerak. 3) Antara dua bendah yang bergerak berlawanan arah, yang satu bergerak dengan kecepatan positif dan yang satunya bergerak dengan kecepatan negatif. 4) Denda yang bergerak menabrak dindinng secara tegak lurus dan setelah membentur terpental kembali. 5) Impact terjadi pada dua garis yang saling membentuk sudut (tidak pada satu garis lurus) d. Hakikat Ketepatan Servis Lompat Secara harfia ketepatan atau accuracy adalah kemampaun seseorang dalam mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran
68
bisa berupa jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai (M. Sajoto. 1995 : 59) ketepatan merupakan suatu komponen-komponen kondisi fisik. Kondisi fisik adalah suatu prasyarat yang di perlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet. Bahkan dapat dikatakan sebagai dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Ketepatan merupakan salah satu komponen fisik koordinasi khusus (specyfik coordinasion) Tudor O. Bompa (1986 : 328) mengemukakan bahwa koordinasi khusus menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai gerakan dalam cabang olahraga tertentu dengan cepat tetapi juga dilakukan dengan mudah, mulus dan tetap. Dengan demikian kooordinasi khusus berkaitan dengan kekhususan keterampilan gerakan memperlengkapi atlit dengan kemampuan tambahan agar dapat melakukanya dengan efisien dalam latihan dan kompetisi. Menurut Singer (1980 : 30) ketepatan merupakan bagian dari keterampilan gerak. (skill). Skill = speed x accuracy x form x adaftability. Ketepatan gerak diperlukan dalam penentuan bagaimana agar aktivitas gerak dapat dilakukan dengan berhasil. Keberhasilan ini ditentukan oleh produktifitas gerak yang dilakukan. Produktifitas gerak sangat berkaitan dengan konsistensi kinerjanya. Seseorang dikatakan memiliki produktifitas gerak tinggi dan konsisten jika ia dapat melakukanya minamal 70 %. Untuk mendapatkan ketepatan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Schmidt seperi yang dikutif Rusli lutan, hukum fitt yang menyatkan bahwa adanya korelasi tebalik tingkat kesulitan suatu gerakan dan kecepatan
69
melaksanakannya.
Peningkatan
kesulitan
menurunkan
kecepatan,
konsekuensinya adalah jika suatu gerakan dilakukan dengan cepat maka ketepatanya akan berkurang dan sebaliknya. Peningkatan kesulitan adalah kesulitan suatu gerakan yang berkaitan langsung dengan jarak dari anggota tubuh yang digerakkan sebagaimana halnya lebar dan sempitnya target yang menjadi sasaran (Rusli Lutan, 1988 : 279). Dari pernyataan tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa ketepatan dipengaruhi oleh beberapa paktor diantaranya : (1) kecepatan gerakan,ketepatan berkurang ketika kecepatan meningkat (2) lebar dan sempitnya sautu target, semakin lebar suatu target maka akan semakin mudah untuk memperolah ketepatan, jika dibandingkan dengan target yang sempit (3) jauh dan dekatnya target, ketepatan akan mudah diperoleh jika memperpendek atau mendekatkan target dengan obyek dengan pelaku. Pada
cabang
olahraga
permainan
bolavoli
faktor
kemampuan
menempatkan bola servis sangat penting karena servis yang dapat dilakukan dengan tepat pada sasaran yang diinginkan akan memberikan keuntungan servis terutama yang berhubungan strategi permainan. Penempatan servis adalah apabilah bola servis yang dilakukan oleh servis dapat jatuh pada sasaran yang diinginkan. Untuk memperoleh angkah, serves harus mengarahkan bola servisnya ketempat-tempat yang sukar dijangkau oleh penerima servis (lawan) atau dengan kata lain mempersulit bola servis, selain itu agar lawan kesulitan untuk mengontrol bola sebainya servis harus keras
70
dan tepat. Ada bebepa aspek yang harus diperhatikan pada saat melakun servis diantaranya mengontrol bola, kecepatan dan arah bola. Menurut Sugianto (1991 : 26) cara atau metode untuk mempersulit bola servis yang pada dasarnya berkaitan dengan kecepatan kurva dan perubahan jalan arah bola bervariasi ditentukan oleh : (1) keras atau pelanya pukulan (2) tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan (3) membuat bola berputar atau mengambang (floater) (4) servis diarahkan ketempat yang kosong atau diantara pemainpemain (5) servis diarahkan kegaris belakang bila posisi penerima servis terlalu maju (6) servis diarahkan ke daerah dekat net jika posisi penerima servis terlalu ketengah. Ketepatan bola servis yang akurat merupakan hal yang utama untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kecermatan dalam melakukan servis ikut menentukan jalanya pertandingan oleh karena itu dalam melakukan servis harus benar-benar siap dan cermat sehigga konsentrasi pada saat melakukan servis harus diperhatikah. Pendekatan taktik secara individual dalam servis terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut : (1) pemain berjalan dengan tenang menuju area tempat melakukan servis (2) pemain berkonsentrasi dahulu sebelum melakukan servis (3) pemain memperhatikan dahulu pihak lawan yang akan diberi bola servis serta bagaimana posisi para lawan. (Dieter Beutelstahl, 1986 : 71) Peranan servis yang sangat penting mengharuskan pemain memilki kemampaun servis yang mematikan dalam arti pukulan servis harus kuat,
71
keras dan terarah. Pelatih olahraga bolavoli dalam memberikan latihan pukulan servis hendaknya tidak hanya menekankan pada masuknya bola kelapangan lawan tetapi harus diberikan pulah bagaimana melakukan servis dengan keras serta dapat mengarahkan bola sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan memiliki keterampilan servis secara keras dan terarah maka hal ini akan menjadikan serangan pertama untuk tim dalam memperoleh angkah guna memenangkan pertandingan sehingga prestasi optimal yang diharapkan dapat tercapai. B. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang berkaitan dengan kemampuan motorik yang perna diteliti sejauh ini peneliti ketahui diantaranya : Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo Ndang (2004) tentang pengaruh metode mengajar dan kemampuan motorik terhadap hasil penempatan servis atas dalam permainan bolavoli di SLTP Negeri 6 Boyolali dengan kesimpulan sebagai berikut : 1) Latihan servis dengan metode tidak lansung memiliki pengaruh yang lebih tinggi dari pada metode langung dalam peningkatan hasil penempatan servis atas bolavoli serta perlu memperhatikan faktor kemampuan motorik.
72
C. KERANGKA PEMIKIRAN
1. Perbedaan pengaruh Metode Latihan Sasaran Tetap dan Sasaran Berubah Arah Terhadap Ketepatan Servis Bolavoli Metode latihan dengan sasaran tetap adalah metode latihan ketepatan bola servis pada satu arah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode ini mempunyai pengaruh yang baik bagi pemain karena adanya pengulangan secara terus menerus. Dengan beberapa kali pengulangan ini diharapkan pemain akan dapat menempatkan bola servis tepat pada sasaran yang telah ditentukan sebelunya selama satu setnya, dengan beberapa keuntungan dimana metode latihan ketepatan
servis dengan sasaran tetap melatih pemain untuk mempokuskan
konsentrasi pada satu sasaran serta gerakan yang dilakukan secara berulang kali pada sasaran yang sama diharpakan dapat tersimpan di dalam memori sehingga mampu menjadi otomatisasi gerak. Sedangkan metode latihan dengan sasaran berubah arah, sasaran ditentukan oleh pemian itu sendiri sebelum melakukan servis, metode ini mempunyai pengaruh yang positif untuk mengembangkan kreativitas pemain karena sasaran tidak ditentukan olah pelatih dan sasaran yang dituju dalam satu set harus bervariasi sesuai dengan keinginan pemain itu sendiri dengan beberapa keuntungan dimana pada metode latihan sasaran berubah arah Sasaran divariasi sesuai dengan kemampuan pemain, hal ini berpengaruh juga pada otot lengan, variasi sasaran yang dilakukan akan melatih serta membiasakan otot lengan untuk
73
memperkirakan kekuatan, ketinggian dan jarak yang harus di tempuh agar bola sampai pada sasaran yang di inginkan serta power otot kaki dalam melompat keatas yang akhirnya latihan ini akan menbuat konsentrasi pemain lebih cepat terangsang karena pemain lebih menentukan pilihanya dalam menempatkan bola didaerah sasaran. Dengan dasar perbedaan itu, kedua motode latihan ini sangat penting untuk dijadikan sebagai landasan dalam melaksanakan latihan ketepatan Servis lompat bolavoli. 2.
Perbedaan
Hasil
Ketepatan
Servis
Bagi
Mereka
Yang
Memiliki
Kemampuan Motorik Tinggi dan Motorik Rendah Bolavoli. Pengaruh kemampuan motorik dalam teknik servis lompat sangat berperan karena teknik servis lompat ini adalah jenis pukulan yang membutuhkan kemampuan motorik yang besar, misanya kekuatan, baik itu kekuatan lengan, ke kuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dan lain-lain. Kemapuan motorik dapat digunakan sebagai modal awal yang harus dimiliki karena kemampuan motorik merupakan wujud kesanggupan setiap individu untuk mempertinggi daya kerja, sehingga memudahkan seseorang menyelesaikan tugas khusus yang berkaitan. Apabilah seseorang mempunyai kemampuan motorik yang tinggi maka dia dapat melakukan gerak tersebut dengan mudah. 3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Bolavoli.
74
Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan berubah arah, kedua metode ini dapat digunakan untuk meningkatkan ketepatan bola servis. Didalam meningkatkan kemampuan dalam ketepatan bola servis ini, disamping diperlukan unsur penunjang yang lain yakni kemampuan motorik. Kemampuan motorik mempunyai peranan yang penting dalam ketepatan bola servis. Metode latihan yang tepat di dukung dengan kemampuan motorik akan mempermudah seseorang untuk menguasai keterampilan penempatan bola servis. Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dimungkinkan adanya interaksi dalam hal ini adanya persilangan untuk metode latihan dan kemampuan motorik dalam ketepatan bola servis. Dimana metode latihan sasaran tetap memungkinkan pemain untuk melakukan pengulangan secara terus menerus dalam satu setnya sehingga mereka yang memiliki kemampuan motorik rendah akan mampu melakukan penempatan servis lompat dengan baik dan tepat ketika dilakukan latihan secara kontinyu, begitupun dengan metode latihan sasaran berubah arah yang mana pemain akan diberikan kebebasan dalam melakukan servis sehingga mereka lebih mampu memperlihatkan kreatifitasnya dan kemampuan motorik yang dimilikinya. Selain itu metode latihan sasaran berubah arah akan memberikan pengaruh terhadap ketepatan servis lompat bolavoli karena pemain akan mampu mengukur kemampuan gerak dasar yang dimiliki setiap pemain dalam melakukan servis bolavoli dengan baik dan benar.
75
D. HIPOTESIS Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikit dapat di susun hipotesis sebagai berikut : 1) Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. 2) Ada perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli. 3) Ada pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
76
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di lapangan bolavoli Universitas Negeri Makassar. Penetapan Universitas Negeri Makassar sebagai tempat penelitian dikarenakan Mahasiswa/atlet bolavolinya cukup banyak, sarana dan prasarana cukup memadai, serta Mahasiswa rutin mengikuti pembinaan prestasi bolavoli. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan treatment berupa latihan ketepatan servis lompat bolavoli selama 6 minggu dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu (M Sajoto, 1995 : 35). Waktu pelaksanaan pengambilan data Tanggal 25 Mei - 06 Juni 2009. Sebelum dilaksanakan treatment (perlakuan) dilakukan tes awal berupa tes ketepatan servis lompat bolavoli dan tes kemampuan motorik. Setelah treatment selesai diberikan dilakukan tes akhir yaitu tes ketepatan servis lompat bolavoli.
B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain factorial 2 x 2. Menurut Sudjana (1995 : 1) metode eksperimen adalah suatu rancangan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau
77
diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan serta terkontrol dengan ketat. Untuk masing-masing faktor terdiri dari dua buah taraf, pada desain faktorial, dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simutlan untuk menyelidiki pengaruh masing-masing terhadap pariabel terikat, disamping juga pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antara beberapa pariabel. Desain faktorial disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3 : Rancangan Faktorial 2 x 2 Metode latihan
Kemampuan motorik Kemampuan motorik (A)
Metode latihan ketepatan Servis lompat bolavoli (B)
Sasaran tetap (b1)
Sasaran berubah arah (b2)
a1 b1
a1 b2
a2 b1
a2 b2
Kemampuan motorik tinggih (a1) Kemampuan motorik rendah (a2)
Keterangan : a1b1 : Kemampuan motorik tinggi dengan sasaran tetap a1b2 : Kemampuan motorik tinggi dengan sasaran berubah arah a2b1 : Kemampuan motorik rendah dengan sasaran tetap a2b2 : Kemampuan motorik rendah dengan sasaran berubah arah
78
C. VARIABEL PENELIAN Penelitian ini melibatkan dua variable independent (bebas) dan satu varibel dependent (terikat). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketepatan servis lompat bolavoli. Rincian variabel penelitian adalah sebagai berikut : 1) Variabel independent meliputi : a. Variabel manipulatif merupakan perlakuan ketepatan servis lompat bolavoli yang terdiri atas dua jenis metode latihan yang merupakan perlakuan dalam penelitian ini yaitu metode latihan dengan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah. b. Variabel atributuf merupakan variabel yang melekat pada sampel dan menjadi sifat sampel tersebut. Variabel artibutif pada penelitian ini adalah kemampuan motorik yang menbedakan antara tinggi dan rendah. 2) Variabel dependent Variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah ketepatan servis lompat bolavoli.
D. DEFINISI OPERASIONAL Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variable-variabel dalam penelitian ini akan perlu dijelaskan defenisi dari variabel-variabel yang ada sebagai berikut :
79
1) Metode latihan sasaran tetap adalah Metode atau cara melatih ketepatan bola servis lompat dengan menggunakan sasaran yang sama secara terus-menerus dan tidak mengubah sasaran satu set dapat diselesaikan yang ditentukan oleh pelatih. 2) Metode latihan sasaran berubah arah adalah Suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan bola servis lompat dengan menggunakan sasaran berubah-ubah dalam setiap servis dalam satu setnya sesuai dengan keinginan pemain. 3) Kemampuan motorik tinggi adalah Kemampuan atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam melakukan aktifitas dengan hasil yang lebih maksimal sesuai dengan gerak keterampilan yang akan dilakukan. 4) Kemampuan motorik rendah adalah Kemampuan atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam melakukan aktipitas dengan sangat terbatas sesuai gerak keterampilan yang akan dilakukan. 5) Ketepatan servis lompat adalah Suatu bentuk pukulan servis dimana perkenaan tangan dan bola berada pada titik tertentu pada saat bola turun serta dapat mengendalikan dan menempatkan bola pada sasaran atau obyek yang diinginkan.
80
E. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi penelitian Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pemain bolavoli Putra Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar sebesar ( 52 orang) 2. Sampel penelitian Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive Random sampling. Sampel yang digunakan yaitu pemain yang masuk club bolavoli Putra Mahawiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Besar sampel 40 orang.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Kemampuan Motorik Tes kemampuan motorik item tes ada 3 yaitu : Tes kemampuan motorik ini diambil dari general motor ability (Johnson B. L, Nelson J. K, 1969 : 105) (petunjuk pelaksanaan terlampir) 1) Tes Medicine Ball-Put untuk mengukur otot power lengan dan bahu : 1.
Reliabilitas
: 0,82 Mahasiswa putra
2.
Objektivitas
: 0,99
3.
Validitas
: 0,77
2) Tes Sit-Up untuk mengukur kekuatan otot perut 1.
Reliabilitas
: 0,95 Mahasiswa putra
81
2.
Validitas
: Fase validity
3) Vertical-Jump untuk mengukur kemampuan ( power) otot kaki dalam melompat keatas. 1)
Reliabilitas
: 0,94 Mahasiswa putra
2)
Objektivitas
: 0,99
3)
Validitas
: 0,989
2. Ketepatan Servis Bolavoli Menggunakan tes dan pengukuran volley ball service test dari AAHPER Skills Test manual (Strand dan Wilson, 1993 : 138. Verducci, Frank M, 1932 : 35-354) (petunjuk pelaksanaa dan gambar terlampir) 3. Mencari Reliabilitas Tes 1) Rumus reliabilitas-nya adalah : R = MSS - MSW MSS Dengan catatan : MSW = SSt + SSI dft + dft
Tabel 4 : Ringkasan Anava Untuk n Subyek dan k Ujicoba
Sumber Diantara subyek Didalam ujicoba Interaksi Total
Df n–1 k–1 (n -1) (k – 1) nk – 1
SS SSS SSt SSl SST
MS MSS MSt MSl
82
Untuk Anava dua jalan, rumus berikut ini digunakan untuk menghitung berbagai jumlah kuadrat: Jumlah kuadrat total (SST) = ΣX2 -
(ΣX )2 nk
Σ(Ti ) 2 (Σ X )2 Jumlah kuadrat diantara subyek (SSS) = − n nk 2 2 Σ(Ti ) (Σ X ) Jumlah kuadrat ujicoba (SSt) = − k nk (ΣX )2 - Σ(Ti ) 2 − (ΣTi )2 Jumlah kuadrat interaksi (SSI) = ΣX2 + nk k nk
Keterangan : Dimana ΣX2 adalah jumlah skor yang dikuadratkan, ΣX adalah jumlah skor dari semua subyek; n adalah jumlah subyek; k adalah jumlah skor bagi setiap subyek, Ti adalah jumlah skor untuk subyek I, dan Tj adalah jumlah skor untuk Ujicoba trial. (Baumgartner T. A, Jackson, 1991) G. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah teknik analisis variansi (Two-Way Anava) rancangan dua jalur. Pengujian hipotesis dilakukan dengan taraf signifikansi α = 0.05 sedangkan uji persyaratan yang digunakan sebelum sampai homogenitas pemanfaatan Anava adalah uji normalitas dan uji homogenitas variansi (Sudjana, 1992 : 261-264) untuk memenuhi asumsi dalam teknik Anava maka, dilakukan uji normalitas (Uji Liliefors) dan uji homogenitas variansi (dengan Uji Bartlet) (Sudjana, 1992 : 261-264) Penggunaan uji normalitas dilandasakan pada beberapa alasan (1) pada kenyataanya distribusi dari beberapa variabel adalah mendekati normal (2) distribusi normal relatif mudah
83
dilakukan secara matematis (3) meskipun pada dasarnya distribusi suatu variabel tidak menguki distribusi normal, jika cacah sampel ditambah (ukuran sampel diperbesar) maka variabel tersebut akan cenderung berdistribusi normal (Siswandari, 2008 : 107) Uji normalitas ini dilakukan untuk memenuhi apakah data yang digunakan dalam penelitian berasal dari sampel distribusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas variansi dilakukan untuk memenuhi apakah kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variasi homogen atau tidak. Prosedur dan langkah - langkan analisis data dalam penelitian ini adalah ebagai berikut : I.
Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana, 2005 : 466) prosedur pengujian normalitas sebagai berikut : 1. Pengamatan X1,X2 …….Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2 …..Zn _ dengan menggunakan rumus : Zı =
Xı - X S
keterangan : Xı = nilai tiap kasus _ X = Rata-rata S = Simpangan baku 2. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zı) = P(Z ≤ Zı)
84
3. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 …….Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi) maka
S (Zi) =
banyaknya Z1,Z2 ……Zn yang ≤ Zı N
4. Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. 5. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut sebagai L hitung b. Uji Homogenitas Uji
homogenitas
dilakukan
dengan
uji
barlet.
langkah-langkah
pengujianya sebagai berikut : 1. Membuat tabel perhitingan yang terdiri atas kolom-kolom kelompok sampel : dk (n - ı) ; 1/dk ; SDi ² ; dan (dk) log SDi ² 2. Menghitung varians gabungan dari semua sampel. (n - 1)SDi ²…………(1) Rumusnya : SD² = (n - 1) B = log SDi (n - 1)² 3. Menghitungnya rumusnya : X² = (Ln) B – (n - 1) log SDi 1 …….. (2) dengan (Ln 10 ) = 2,3026 hasilnya (X² hitung) kemudian dibandingkan dengan X² tabel, pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk (n - 1)
85
4. Apabilah X² hitung ˂ X² tabel maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabilah X² hitung > X² tabel maka Ho ditolak. Artinya farians sampel bersifat tidak homogen. II.
Uji Hipotesis A.
Anava Dua Jalur 1. Metode AB Untuk Perhitungan Anava Dua Jalur
Tabel 5. Ringkasan Anava Untuk Dua Jalur Sumber variansi
Dk
JK
RJK
Rata-rata perlakuan
I
Rү
R
A
a–1
Aү
A
A/E
B
b–1
Bү
B
B/E
AB
(a - 1) (b - 1)
ABү
AB
AB/E
Eү
E
-
Kekeliruan
Ab (n - 1)
Keterangan : A = Taraf faktorial A B = Taraf faktorial B N = Jumlah sampel Langkah-langkah penghitungan : a
b
1. ∑Ү² = ∑ ∑ Үij² i- ı J - ı
Fo
86
a
b
2. Rү = ∑ i- ı
∑ Үij² J-
ı
abn a b 3. Rү = ∑ ∑ Үij² (jij²) J- ı i- ı a 4. Aү = ∑ (Ai²) / bn – Rү i=ı a 5. Bү = ∑ (Bi² / an ) - Rү J= ı 6. Abү = Jab – Aү – Bү 6.
– Rү
Eү = Y² - Rү – Aү – Bү – Abү
2. Kriteria Pengujian Hipotesis Jika F ≥F (1 - а) (Vı – V2), maka hipotesis nol ditolak jika F ≤ F (1 - а) (Vı – V2),maka hipotesis diterima dengan : dk pembilang Vı (k - 1) dan dk penyebut V2 = (n1 + …… nk) ά = taraf signifikan untuk pengujian hipotesis . B.
Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava Menurut Sudjana (1994 : 36) langkah-langkah untuk melakukanya Uji Newman-Keuls sebagai berikut : 1. Susunan k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dan yang paling kecil sampai kepada yang terbesar. 2. Dari rangkaian Anava, diambil harga RJKe disertai dk-nya 3. Hitung kekeliruan buah rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus
87
__________ Sү = √RJKE (kekeliruan) N RJK (kekeliruan ) juga di dapat dari hasil rangkuman Anava 4. Tentukan taraf signifikan ά, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk Uji Newman-Keuls, diambil V = dk dari RJK (kekeliruan) dan P = 2,3…....k Harga-harga yang di dapat dari badan daftar sebanyak (K-1) untuk N dan supaya dicatat. 5. Kalikan harga-harga yang di dapat di titik …..di atas masing-masing dengan Sү, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signinfikan terkecil (RST). 6. Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p-k selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p + (K-1), dan seterusnya. Dengan jalan begini, semuanya akan ada ½ k (k-1) pasangan yang harus di bandingkan. Jika selisih-selisih yang di dapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan diantara rata-rata perlakuan.
Hipotesis 1 Ho = μ Aı ≥ μ А² HA = μ Аi < μ А2
Hipotesis 2 Ho = μ Bı ≤ μ B2
88
HA = μ Bı > μ B2 Hipotesis 3 Ho = Interaksi A X B = 0 HA = Interaksi A X B ≠ 0 Keterangan : μ = Nilai rata – rata aı = Metode latihan servis sasaran tetap a2 = Metode latihan servis sasaran berubah arah bı = Kelompok pemain dengan kemampuan motorik tinggi b 2 = Kelompok pemain dengan kemampun motorik rendah
89
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir hasil ketepatan servis lompat bolavoli. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data tes hasil ketepatan servis lompat bolavoli yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 6 : Deskripsi Data Hasil Tes Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode dan Tingkat Kemampuan Motorik. Perlakuan
Tingkat kemampuan motorik
Statistik
Hasil tes awal
Hasil tes akhir
Peningkatan
Jumlah
149
208
59
Rerata
14.9
20.8
5.9
dengan
SD
6,590
6,450
1,197
sasaran
Jumlah
130
169
39
Rerata
13.0
16.9
3.9
SD
4.447
4.605
1.197
Latihan
Tinggi
servis
tetap
Rendah
90
Latihan
Tinggi
servis
Jumlah
124
222
98
Rerata
12.4
22.2
9.8
SD
2.412
2.573
1.316
Jumlah
124
197
73
Rerata
12.4
19.7
7.3
SD
3.565
4.083
2.057
dengan sasaran berubah arah
Rendah
Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah memberikan pengaruh terhadap pembentukan ketepatan servis lompat bolavoli yang berbeda. Jika antara kelompok pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran berubah arah dan dengan latihan dengan metode sasaran tetap dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan latihan dengan metode sasaran berubah arah memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli sebesar 3.7 lebih tinggi dari pada kelompok latihan dengan metode latihan sasaran tetap. Jika antara kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli sebesar 2.3 lebih tinggi dari pada kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik rendah.
91
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut : Tabel 7 : Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi No
Xi
f
Xi2
f.Xi
f.Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
IF(Zi)-S(Zi)I
1 2 3 4 5
8 9 10 11 12
2 2 3 2 1
64 81 100 121 144
16 18 30 22 12
128 162 300 242 144
-1,36 -0,61 0,15 0,91 1,67
0,0869 0,2709 0,5596 0,8186 0,9525
0,2000 0,4000 0,7000 0,9000 1,0000
0,1131 0,1291 0,1404 0,0814 0,0475
Jml
50
10
510
98
976
Lobs
0,1404 0,2802
Kesp.
Normal
Rerata SD
9,8 1,32
Ltab
Harga Lobs = 0,1404 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
92
Tabel 8 : Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah No
Xi
f
Xi2
f.Xi
f.Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
IF(Zi)-S(Zi)I
1 2 3 4 5
5 6 7 9 11
2 3 1 3 1
25 36 49 81 121
10 18 7 27 11
50 108 49 243 121
-1,12 -0,63 -0,15 0,83 1,80
0,1314 0,2643 0,4404 0,7967 0,9641
0,2000 0,5000 0,6000 0,9000 1,0000
0,0686 0,2357 0,1596 0,1033 0,0359
38
10
312
73
571
Lobs
0,2357 0,2802
Kesp.
Normal
Jml Rerata SD
7,3 2,06
Ltab
Harga Lobs = 0,2357 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 9 : Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan MotorikTinggi No
Xi
f
Xi2
f.Xi
f.Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5
4 5 6 7 8
1 3 3 2 1
16 25 36 49 64
4 15 18 14 8
16 75 108 98 64
-1,58 -0,75 0,08 0,92 1,75
0,0571 0,2266 0,5319 0,8212 0,9599
0,1000 0,4000 0,7000 0,9000 1,0000
IF(Zi)S(Zi)I 0,0429 0,1734 0,1681 0,0788 0,0401
Jml
30
10
190
59
361
Rerata SD
5,9 1,2
Lobs
0,1734 0,2802
Kesp.
Normal
Ltab
Harga Lobs = 0,1734 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
93
Tabel 10 : Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah No
Xi
f
Xi2
f.Xi
f.Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5
2 3 4 5 6
1 3 3 2 1
4 9 16 25 36
2 9 12 10 6
4 27 48 50 36
-1,58 -0,75 0,08 0,92 1,75
0,0571 0,2266 0,5319 0,8212 0,9599
0,1000 0,4000 0,7000 0,9000 1,0000
IF(Zi)S(Zi)I 0,0429 0,1734 0,1681 0,0788 0,0401
Jml
20
10
90
39
165
Rerata SD
3,9 1,2
L obs
0,1734 0,2802
Kesp.
Normal
Ltab
Harga Lobs = 0,1734 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada
LBMT1 diperoleh nilai Lo =
0,1404. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada LBMT1 termasuk berterdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada LBMR2 diperoleh nilai Lo = 0,2357, yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan
hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada LBMT2 termasuk berterdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada LTMT3 diperoleh nilai Lo = 0,1734. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada LTMT3 termasuk berterdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang
94
dilakukan pada LTMR4 diperoleh nilai Lo = 0,1734, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada LTMR4 juga termasuk berterdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut : Tabel 11 : Data Hasil Uji Homogenitas Sampel ni-1 1/(ni-1) Latihan sasaran berubah arah 9 0.1111 kemampuan motorik tinggi Latihan sasaran berubah arah 9 0.1111 kemampuan motorik rendah Latihan sasaran tetap kemampuan 9 0.1111 motoriktinggi Latihan sasaran tetap kemampuan 9 0.1111 motorik rendah Jumlah 36 0.4444
s
2
Si2
log Si2 (ni-1)logSi2
1.73 0.2389
2.1499
4.23 0.6267
5.6401
1.43 0.1563
1.4071
1.43 0.1563
1.4071
8.83 1.1783
10.6043
(∑ (n − 1)S ) = (9 x 1.73) + (9 x 4.23) + (9 x 1.43) + (9 x 1.43) = 36 (∑ (n −1)) 2 i
i
i
= 2.2083 Log S2
= 0.3441
ln 10
= 2.3026
B
= (log S2) ( ∑ (n i – 1)) = 12.3863
χ2
= ln 10 {B -
∑
(ni-1)logSi2}= 4.1032
95
1.
Hipotesis Ho = Kelompok data antar sel homogen H1 = Kelompok data antar sel tidak homogen
2.
Komputasi data
3.
Taraf signifikansi = 5 %
4.
Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 3 = 7.81
5.
Keputusan uji Harga χ2hitung = 4.1032 < χ20,95;3 = 7.81 atau berada diluar daerah kritik sehingga Ho diterima
6.
Kesimpulan : Kelompok data antar sel homogen
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interketerampilan analisis varians. Uji Rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji Rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan bab II. Tabel 12 : Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel Sumber variansi Rata-rata Perlakuan A B AB Ke k e l i r ua n
dk 1
JK 1809.03
KT 1809.03
1 1 1 36
1 3 3. 23 50. 6 3 0. 6 3 79. 5 0
1 3 3. 23 50. 6 3 0. 6 3 2. 2 1
J uml a h
40
4 0
2 07 3. 0 0
F -
Fα
6 0. 3 3 4. 0 8 2 2. 9 2 4. 0 8 0. 28 4. 0 8 -
-
Keputusan
Di t ol ak Di t ol ak Di t e r i ma
9 6
St a t i s t i kFda r ir umust e r s e b utme mbe r i ka n: 3 3 1.FA =60. 2.FB=2 2. 9 2 3.FAB =0. 2 8 J i k au nt uki nidi a mbi lt a r a fny a t aα = 0. 05,ma kada r ida f t a rD ( da l a m Ape ndi k s )u nt ukdi s t r i bu s iFd e ng a nυ1=1da nυ2=3 6di da pa tF=4. 0 8. Ta b e l1 3: Pe r b e da a nAnt a r aPe r l a k ua nDa r iPe r ba n di ng a nSe l i s i hRa t a Ra t a Te r be s a rda nTe r ke c i lDe nga nRSTny aMa s i ngMa s i ng Pe r l a k ua n( P) RST(0,05;36) J uml a h 4 3. 9 0 00 3 5. 9 0 00 2 7. 3 0 00 1 9. 8 0 00
1 1.3440 9. 80 0 0 5. 90 0 0 3. 90 0 0 2. 50 0 0 0. 00 0 0
2 1.3440 7. 3 0 00 3. 4 0 00 1. 4 0 00 0. 0 0 00
3 1.6166 5. 9 00 0 2. 0 00 0 0. 0 00 0
4 1.7810 3. 9 0 00 0. 0 0 00
1.Pe nguj i anHi pot e s i sI Da r iha s i lpe n e l i t i a nme n u nj uk k a nba hwal a t i ha nde nga nme t o des a s a r a n be r u ba ha r a hme mi l i kis k or ey a ngb e r b e dad e ng a nl a t i ha nd e ng a nme t od el a t i ha n s a s a r a nt e t a p.Ha li nidi buk t i k a nda r ini l a iFhitung=60. 3 3>Ftabel=4. 08De nga n de mi k i a nhi p ot e s an ol( H0)di t ol a k .Ya ngb e r a r t iba hwal a t i ha nd e ng a nme t od e s a s a r a nb e r u ba ha r a h me mi l i k is k or ey a ngbe r b e dade nga nl a t i ha n de nga n me t od el a t i ha ns a s a r a nt e t a pda pa td i t e r i mak e be na r a nny a .Da r ia na l i s i sl a nj ut a n di pe r ol e hba hwat e r ny a t al a t i ha nd e ng a nme t o d es a s a r a nb e r uba ha r a hme mi l i k i s k or ey a ngl e bi hba i kda r ipa dal a t i ha nde nga nme t o d el a t i ha ns a s a r a nt e t a p, de nga nr a t a r a t as k or ema s i ng ma s i ngy a i t u8. 6da n4. 9
9 7
2.Pe nguj i anHi pot e s i sI I Da r i ha s i lp e n e l i t i a n me n u nj uk k a n ba hwa pe ma i n y a ng me mi l i ki ke ma mpua nmot or i kt i ngg ime mi l i k is k or ek e t e pa t a ns e r v i sl ompa ty a ngbe r be da de nga np e ma i ny a ngme mi l i k ik e ma mp ua nmot o r i kr e n da h.Ha li nidi buk t i ka n da r ini l a iFhitung = 22. 9 2> Ftabel= 4. 0 8.De nga nde mi k i a nhi pot e s an ol( H0) di t ol a k.Ya ngbe r a r t iba hwap e ma i ny a ngme mi l i kik e ma mp ua nt i ngg ime mi l i k i s k or ek e t e pa t a ns e r vi sl ompa ty a ngbe r b e dad e ng a n pe ma i ny a ngme mi l i ki ke ma mpua nmot or i kr e n da hda pa tdi t e r i mak e b e n a r a nny a .Da r ia na l i s i sl a nj u t a n di pe r ol e h ba hwat e r ny a t ape ma i ny a ngme mi l i k ik e ma mp ua n mot or i kt i ngg i me mi l i k is k or ek e t e pa t a ns e r v i sl ompa tb ol a v ol iy a ngl e bi hba i kda r ipa dape ma i n y a ng me mi l i kike ma mpua n mot or i kr e n da h,de nga nr a t a r a t as k or e ma s i ng ma s i ngy a i t u7. 9da n5. 6
3.Pe nguj i anHi pot e s i sI I I Da r iha s i lpe n e l i t i a nme n u nj uk k a nba hwai nt e r a ks ia nt a r ame t od el a t i ha nda n ke ma mp ua nmot or i kt e r ha da pk e t e pa t a ns e r v i sl ompa tbol a v ol is a nga tb e r ma k na . Ka r e naFhitung=0. 28
9 8
D.Pe mbaha s anHas i l Pe ne l i t i an Pe mba ha s a n ha s i lp e ne l i t i a ni nime mb e r i k a np e na f s i r a ny a ng l e bi hl a nj ut me ng e na iha s i l ha s i la na l i s i sda t ay a ngt e l a hdi k e muk a k a n.Be r da s a r ka npe ng uj i a n hi pot e s i st e l a hme ng ha s i l k a nd uake l omp okk e s i mp ul a na na l i s i sy a i t u: ( a )Pe r b e da a npe nga r u hy a ngb e r ma k naa nt a r af a k t or f a k t orut a map e n e l i t i a n.Fa k t or ut a may a ngdi t e l i t ime l i p ut i: 1)Pe r b e da a nj e ni sme t o del a t i ha ns a s a r a nt e t a pd a n me t od el a t i ha ns a s a r a n be r u ba ha r a h 2)Pe r b e da a nt i ng ka tk e ma mp ua nmot or i kt i ng g ida nr e nda h ( b)Pe nga r u hi nt e r a k s iy a ng b e r ma k naa nt a r af a k t or f a k t orut a mada l a mb e nt uk i nt e r a ks iduaf a k t or . Ke l omp okke s i mpul a na na l i s i sda pa tdi pa pa r ka nl e bi hl a nj uts e ba ga ibe r i kut:
1. Pe r bandi ng an Lat i han Se r vi s Lo mpat Me ng gunakan Me t ode Lat i han Sas ar anTe t apdanMe t odeLat i hanSas ar anBe r ubahAr ah. Be r da s a r k a np e ng uj i a nhi p ot e s i spe r t a mat e r ny a t aa dape r b e da a npe ng a r u h y a ngny a t aa nt a r ak e l ompokp e ma i ny a ngme n da pa t ka nl a t i ha nd e ng a ns a s a r a n b e r uba ha r a hda nk e l omp okp e ma i ny a ngme n da pa t ka nl a t i ha nd e ng a nme t ode s a s a r a nt e t a pt e r ha da ps k or ek e t e pa t a ns e r v i sl o mpa tbol a v ol i .Pa dak e l omp ok p e ma i ny a ngme n da pa tl a t i ha nd e ng a nme t o des a s a r a nbe r u ba ha r a hme mp uny a i s k or ek e t e pa t a ns e r vi sl ompa tb ol a v ol iy a ngl e bi hba i kdi ba n di ng k a nde nga n k e l omp okpe ma i ny a ngme n da pa tl a t i ha nd e ng a nme t o d es a s a r a nt e t a p.
9 9
La t i ha n de ng a n me t o d es a s a r a nt e t a py a i t u,me t o d ea t a uc a r a me l a t i h k e t e pa t a nbol as e r v i sl ompa tde nga nme ng g una ka ns a s a r a ny a ngs a mas e c a r a t e r u s me ne r u sda nt i da kme ng u ba hs a s a r a ns a t us e tda pa tdi s e l e s a i k a ny a ng di t e nt uka nol e hpe l a t i h.La t i ha nk e t e pa t a ns e r vi sl ompa td e ng a nme t o d es a s a r a n b e r uba ha r a ha da l a hl a t i ha ns ua t ume t o d ea t a uc a r au nt ukme l a t i hk e t e pa t a nb ol a s e r v i sl ompa td e ng a nme ng g u na k a ns a s a r a nbe r uba hu ba hda l a ms e t i a ps a t u s e t ny as e s ua id e ng a nk e i ngi na npe ma i n. Me t od el a t i ha nk e t e pa t a ns e r v i sde ng a ns a s a r a nt e t a pa da l a hme t o d el a t i ha n ke t e pa t a nb ol as e r v i spa das a t ua r a hy a ngt e l a hd i t e nt uk a ns e b e l umny a .Me t od e i nime mp uny a ip e ng a r u hy a ngba i kba g ipe ma i nk a r e nade ng a nme t o d el a t i ha n s a s a r a nt e t a pi nipe ma i nme mpu ny a ik e s e mpa t a nu nt ukme ng u l a ngb e be r a paka l i da l a ms a t us e tpa das a s a r a ny a ngs a ma .De ng a nb e b e r a pak a l ipe ng ul a nga ni ni di ha r a pka np e ma i na k a nda pa tme n e mpa t k a nb ol as e r vi st e pa tpa das a s a r a ny a ng t e l a hd i t e n t uka ns e b e l u ny aol e hp e l a t i h.Se da ng ka n me t o d el a t i ha nk e t e pa t a n s e r v i sd e ng a ns a s a r a nbe r uba huba h,s a s a r a ndi t e nt uk s nol e hp e ma i ni t us e n di r i s e be l um me l a k uk a ns e r v i s ,me t odei nime mp uny a ip e ng a r uhy a ngpo s i t i fu nt uk me ng e mba ng ka nk r e a t i v i t a sp e ma i nka r e nas a s a r a nt i da kdi t e nt uka no l a hp e l a t i h da ns a s a r a ny a ngd i t uj uda l a ms a t us e tha r usb e r v a r i a s is e s ua id e ng a nk e i ngi na n pe ma i ni t us e ndi r i .Me t o d el a t i ha ni n ia k a nme mb ua tot otl e nga nme nj a dit e r l a t i h de ng a ns a s a r a ny a ngdi i ngi nk a ns e hi ngg aot ot ot otl e ng a nbi s ame mp e r ki r a ka n ke k ua t a n,k e t i ng i a nda nj a r a ky a ngha r u sdi t e mpu hs e r t apower ot otk a kida l a m me l ompa tk e a t a s .
1 0 0
Da r ia ngk a a ng k ay a ngdi ha s i l ka nda l a ma na l i s i sda t ame nu nj uk ka nba hwa p e r ba n di ng a nr a t a r a t as kor eke t e pa t a ns e r vi sl ompa ty a ngdi ha s i l k a nol e hl a t i ha n d e ng a nme t o d es a s a r a nb e r u ba ha r a hl e bi ht i ng g i3. 7da r ipa dade nga nl a t i ha n d e ng a nme t o des a s a r a nt e t a p.
2. Pe r bandi ng anAnt ar aKe mampuanMot or i kTi nggidanRe ndah Be r da s a r k a npe ng uj i a nhi p ot e s i sk e duat e r ny a t aa d ape r b e da a npe nga r u hy a ng ny a t aa nt a r ak e l ompok pe ma i n de nga n ke ma mp ua n mot or i kt i ng g i da n k e ma mpua nmot or i kr e n da ht e r ha da ps k or ek e t e pa t a ns e r v i sl ompa tbol a v ol i . Pa dak e l omp okp e ma i nde nga nk e ma mp ua nmo t or i kt i ng g ime mp u ny a is k or e k e t e pa t a ns e r v i sl ompa tb ol a v ol il e bi hba i kdi ba n di ngk e l omp okp e ma i nde nga n k e ma mpua nmot or i kr e nda h.Pa dak e l omp okpe ma i nk e ma mpua nmot or i kt i ng gi me mi l i kip ot e n s iy a ngl e bi ht i ng gida r ipa dap e ma i ny a ngme mi l i kik e ma mp ua n mot or i kr e nda h. Pe ng a r u hke ma mpua nmot or i kda l a mt e k ni ks e r vi sl ompa ts a nga tb e r pe r a n k a r e na t e k ni ks e r v i sl ompa ti nia da l a hj e ni sp uk ul a ny a ng me mbut u hka n k e ma mpua nmot or i ky a ngb e s a r , mi s a l ny ak e k ua t a n,ba i ki t uk e k ua t a nl e nga n,k e k ua t a not o tpe r utda nke k ua t a not ott u ng k a ida nl a i nl a i n.Ke ma p ua nmot or i k da pa tdi g u na k a ns e ba g a imo da la wa ly a ngha r u sdi mi l i k ik a r e nak e ma mp ua n mot or i kme r u pa k a n wuj ud k e s a ngg u pa ns e t i a pi n di v i d uu nt uk me mpe r t i ngg i da y ak e r j a ,s e hi ng g ame mu da hk a ns e s e or a ngme ny e l e s a i k a nt ug a sk h u s usy a ng
1 0 1
b e r ka i t a n.Apa bi l a hs e s e or a ng me mp u ny a ike ma mpua n mot or i ky a ng t i ngg i ma kadi ada pa tme l a k uk a ng e r a kt e r s e b utd e ng a nmuda h. Da r ia ng k a a ng kay a ngdi ha s i l k a nda l a ma na l i s i sda t ame n un j uk ka nba hwa p e r ba n di ng a nr a t a r a t as k or eke t e pa t a ns e r vi sl ompa tb ol a v ol ipa dape ma i ny a ng me mi l i kik e ma mp ua nmot or i kt i ng g iy a ngl e bi ht i ng g i2. 3da r ipa dak e l ompok p e ma i ny a ngme mi l i k ik e ma mp ua nmot or i kr e nda h
3. Pe ng ar uhI nt e r aks iAnt ar aMe t odeLat i hanDe nganKe mampuanMot or i k Da r it a be lr i ngk a s a nha s i la na l i s i sv a r i a nd uaf a k t or ,na mpa kba hwaf a k t or f a k t orut a map e ne l i t i a nda l a mb e nt ukd uaf a kt ort i da kme n u nj uk k a npe ng a r u h i nt e r a k s iy a ngny a t a . Be r da s a r k a n ha s i li ni ,b e r a r t ip e ng ung ka pa nk a j i a nt e or is a mpa ipa da hi p ot e s i sy a ngt e l a hdi u ngk a pk a nt e r ny a t at i da ks e s ua id e ng a ndug a a n.De nga n t i da kt e r j a di ny ap e ng a r uhi nt e r a ks ida l a m pe n e l i t i a ni nib e r a r t ime t o d el a t i ha n s a s a r a nt e t a pda nme t od el a t i ha ns a s a r a nb e r uba ha r a ht e r y a t at i da ks a l i ngt e r j a di p e r s i l a ng a ndi a nt a r ak e d ua ny adi ma nada l a m pe ne r a pa ns e r t ada l a mp e ng g u na a n me t o del a t i ha nba i ks a s a r a nt e t a pma u p unl a t i h a nb e r uba ha r a ht i da kt e r l a l u me mbut u hka nk e ma mp ua nmot or i k ,ba i kk e ma mp ua nmot or i kt i ng gima u pu n k e ma mpua nmot or i kr e n da h. Be r da s a r ka nha s i lpe n e l i t i a ny a ngdi c a pa i , t e r ny a t ape ma i ny a ngme mi l i k i k e ma mpua nmot or i kr e n da hd e ng a nl a t i ha ns a s a r a nbe r uba ha r a h,me mi l i k is k or e k e t e pa t a ns e r vi sl ompa ty a ng l e bi h ba i kd i ba n di ng ka n pe ma i n de nga n
1 0 2
k e ma mpua n mot or i kr e n da hda n me nda pa tpe r l a k ua nl a t i ha nde ng a nme t od e s a s a nt e t a p.Be g i t u p unp e ma i ny a ngme mi l i k ike ma mpua nmot or i kt i ngg ide nga n p e n e r a pa nme t odel a t i ha ns a s a r a nbe r u ba ha r a ha ka nme mi l i k is k or ey a ngl e bi h ba i kda r ip e ma i ny a ngme mi l i k ik e ma mpua nk ot o r i kt i ng g it e t a pime ng g una ka n me t o del a t i ha ns a s a r a nt e t a p.De nga nd e mi ki a nke f e k t i f a npe ngg u na a nme t ode l a t i ha nk e t e pa t a ns e r vi sl ompa tdi pe ng a r u hiol e h ke ma mpua n mot or i ky a ng di mi l i k ip e ma i n.
1 0 3
BABV KESI MPULAN, I MPLI KASIDANSARAN
A. KESI MPULAN Be r da s a r k a nha s i lpe n e l i t i a nda nha s i la na l i s i sda t aya ngt e l a hdi l a k uk a n,da pa t di pe r ol e hk e s i mp ul a ns e ba ga ibe r i k ut: 1.Adap e r b e da a np e ng a r u hy a ngs i g ni f i k a na nt a r al a t i ha nde nga nme t o des a s a r a n t e t a pda nme t o del a t i ha ns a s a r a nbe r uba ha r a ht e r ha da pk e t e pa t a ns e r v i sl ompa t . Pe nga r u hl a t i ha n de nga n me t o d es a s a r a n be r u b a ha r a hl e bi h ba i k da r ipa da de nga nme t o del a t i ha ns a s a r a nt e t a p. 2.Adape r b e da a nha s i ly a ngs i g ni f i ka nk e t e pa t a ns e r vi sl ompa tb ol a v ol ia n t a r a pe ma i ny a ngme mi l i k ike ma mp ua nmot or i kt i ng g id e ng a nk e ma mp ua nmot or i k r e nda h.Sk or ek e t e pa t a ns e r vi sl ompa tb ol a v ol ipa dape ma i ny a ng me mi l i k i ke ma mpua n mot or i kt i ng g il e bi h ba i k da r ipa d ay a ng me mi l i k ik e ma mp ua n mot or i kr e n da h. 3.Ti da ka dape ng a r uh i n t e r a k s iy a ng s i g ni f i k a na nt a r ame t od el a t i ha n de nga n ke ma mpua nmot or i kt e r ha da pk e t e pa t a ns e r v i sl ompa tb ol a v ol i .
1 0 4
B.I MPLI KASI Ke s i mp ul a nda r iha s i lp e n e l i t i a ni nida pa tme ng a n d ungpe ng e mba ng a ni dey a ng l e bi hl ua sj i k adi ka j ip ul at e nt a ngi mpl i ka s iy a ngdi t i mb ul ka n.At a sda s a rk e s i mpul a n y a ngt e l a hdi a mbi l , da pa tdi k e muk a ka ni mpl i ka s i ny as e ba g a ib e r i k ut: Se c a r aumumda pa tdi ka t a ka nba hwame t o del a t i h a ns a s a r a nt e t a p, me t od el a t i ha n be r u ba h a r a h da n k e ma mp ua n mo t or i k me r u pa k a n va r i a bl e v a r i a be ly a ng me mp e ng a r uhis k or ek e t e pa t a ns e r v i sl ompa tb ol a v ol i . Pa dap e ma i ny a ngbe r l a t i hd e ng a nme t o d el a t i ha ns a s a r a nb e r u ba ha r a hSe c a r a umum da pa tdi k a t a ka n ba hwame t o d ei nis a ng a tba i k ,ka r e name t o dei nil e bi h me ny e na ng ka nl e bi hs e s ua id e ng a nt i ng k a tp e r ke mba ng a ns e or a ng p e ma i n, pe ng k or e k s i a nt ug a s t ug a sg e r a kda l a ms e t i a ps e s ipe r l a k ua ng e r a kda pa tdi l a k uka n s e hi ng g ada pa tme mb e r i ka nha s i l ny ay a ngl e bi ho pt i ma l . Be r l a t i hd e ng a nme t o d el a t i ha ns a s a r a nb e r uba ha r a ht e r ny a t ame mbe r i ka n pe ng a r u hy a ng l e bi ht i ng g ida l a m me ni ng k a t ka nk e t e r a mpi l a nk hu s us ny ada l a m ke t e pa t a ns e r vi sl ompa t .Ke ba i k a ni nis e ba i k ny abi s adi j a di k a ns ol u s is e r t apa t oka n di da l a m pe ng a mbi l a nk e p ut us a nda nk e b i j a k a np e ng e mba ng a nme t od el a t i ha nol e h pa r agur u Pe n di di k a nJ a s ma nida n pa r ape l a t i hunt ukpe ni ng k a t a nk e t e r a mpi l a n c a ba ngol a hr a g a . Be r k e na a nd e ng a npe ne r a pa nk e d uabe nt ukpe n gg u na a nme t odel a t i ha nda pa t me ni ng ka t k a nk e t e pa t a ns e r v i sl o mpa t ,ma s i ha daf a k t orl a i ny a i t uk e ma mp ua n
1 0 5
mot or i k . Be r da s a r k a nha s i lme nu nj ukk a nba h waa dape r b e da a ns k or ek e t e pa t a n s e r v i sl ompa ty a ngs a nga ts i g ni f i k a na nt a r ak e l omp okk e ma mpua nmot or i kt i ngg ida n ke ma mp ua nmot or i kr e n da h.Ha li nime ngi s y a r a t k a nk e pa dap e nga j a rda npe l a t i h, a g a rbe r u pa y ada l a m me l a t i hda nme nga j a r da l a mc a ba ngol a hr a g ak hus u s ny a ke t e pa t a ns e r v i sl ompa tb ol a v ol ih e n da k ny a me mpe r ha t i k a nf a k t ork e ma mp ua n mot or i k . C. SARAN Be r da s a r k a nk e s i mp ul a ny a ngt e l a hdi da pa tda r ih a s i la na l i s i sda t adi a t a sma k a pe ne l i t ime ng a j uk a ns a r a ns a r a ns e ba ga ib e r i k ut: 1.La t i ha nde ng a nme t o des a s a r a nb e r uba ha r a hme mi l i k ipe nga r u hy a ngl e bi hba i k da l a m me ni ngk a t k a nk e t e pa t a ns e r v i sl ompa tbo l a v ol i ,s e hi ngg ada l a mr a ngk a pe ng u na a nme t o del a t i ha npe ng a j a rda npe l a t i hdi ha r a pka nl e bi hme mi l i hl a t i ha n de nga nme t o des a s a r a nbe r u ba ha r a hda l a mu pa y ame ni ng ka t k a nha s i lk e t e pa t a n s e r v i sl ompa t b ol a v o l iMa ha s i s wa ny a . 2.Te r ka i td e ng a npe r b e da a np e nga r uha nt a r ak e ma mp ua nmot or i kt i ng gif a k t or ke ma mpua n mot or i kr e n da h,di ma nak e ma mp u a n mot or i kt i ng g il e bi h ba i k ha s i l ny a ,ma k aPe ng a j a rda npe l a t i hdi s a r a nk a na g a rpe r l ume mpe r ha t i k a nf a k t or ke ma mpua nmot or i k ,da l a mr a ng k ame ni ng ka t k a nha s i ll a t i ha nk e t e pa t a ns e r v i s l ompa t bol a v ol i , kh us u s ny ake t e pa t a ns e r vi s . 3.Unt ukpe ne l i t is e l a nj ut ny ay a ngme ng k a j it e nt a ngme t od el a t i ha ns a s a r a nb e r u ba h a r a hda nme t od el a t i ha ns a s a r a nt e t a pt e r ha da pke t e pa t a ns e r vi sl ompa tbol a v ol i , s e ba i k ny ada l a mme mi l i hva r i a b e la t r i b ut i pd i a nt a r a ny ape r s e ps ik i n e s t e t i kdl l .
1 0 6
DAFTARPUSTAKA n d Adr i a nHo ni s h.2 00 5.Sebuah Analisis Langsung Volleyball Al e xa n de rMa r i o n.a Serve : Sp or t Bi ome c ha ni c s La b, Uni v e r s i t y of Ma ni t oba , Ka na da . ht t p: / / www. c oa c h e s i nf o. c om. [ 28Ag us t us2 00 9] At ma dj a S.da n Doe we s Muc h s i n.2 00 4.Panduan Uji Latihan Jasmani dan Peresepannya. ( ACSM)Al i hBa ha s aEd. 5. J a k a r t a: EGC. Ba u mga r t ne rT.A,J a c ks onA. S.19 9 1.Measurement For Evaluation In Physical Education And Exercise Science.Four t h Edi t i o n,Dub ug ue :Wm.C. Pu bl i s h e r s . Be u t e l s t a hl , D. 198 6. Belajar Bermain Bolavoli. Ba n du ng: Pi oni rJ a y a Bompa , O. Tu d or . 19 9 0. Theory and Methodology of training : Th eKe yt o At l e t i cPe r f or ma nc eSe c o n dedi t i onDu b u q u eI owa: Kc n da l l / Hu n s Publ i s hi ngComp a ny . . . . . . . . . . . . . . . .19 9 4.Power Training For Sport : Plyometrics For Maximum Power Development. Ont a r i o: Mos a i cPr e s s . Bowe r , GHa ndHi l g r dEr n e s t . 1 9 87. Theories Of Learning. New Jersey : Pr e nt i c e ha l l I nc Br o phy ,j e ne E , Goo d,Tho ma s L.1 99 0.Educational Psychology a Realistic Approach. Lo n do n: Log ma nGr ou pLt d Che nf uHua ng .a n dLi nHua nHu.2 0 07.J o ur na lKinematic Analysis of volleyball Jump Topspin And Float Serve :Na t i ona lTa i wa nNor ma lUni v e r s i t y ,Ta i pe i , [ 2 8Agus t us2 0 09] Ta i wa n. ht t p: / / w4. u b. u ni k on s t a nz . Dr owa t z k y .J N.198 1.Motor Learning : Principles and Practice.Mi n e a pol i s: Bur ge r sPu bl i s hi ngCo. Fi t t sP.M,a ndOxe n di ne ,J o s e p hB.19 8 4.Psychology of Motor Learning, Ne w J e r s e y: Pr e nt i c eHa l lI nc . Fox , E. L,Bowe r s , RW. AndFos s , ML. 1 9 93. The psyological Basic for exercise and Sport. USA.WCB. ATi meMi r r orCompa ny . Fox ,Me r l eL,Fos s ,St e v e nJ .1 9 98.Physiological Basic for Exercise and Sport, Ne wYor k:Mc Gr a wHi l lCompa ni e s ,I nc .
1 0 7
Guy t o nAr t hurC.1 98 3.Text Book of Medical Physiologi. Fi f t hEdi t i o nTor o nt o: W. B. Sou nd e r sCa mpa ny . Ha r s o no.1 98 8.Coaching dan Aspek-Aspek Psychology Dalam Coaching.J a k a r t a CV. Ta mba kut a ma I ma mHi da y a t . 199 6. Biomekanika. Ba n d ung J o hns onB.L,Ne l s o nJ K.1 97 0.Practical Measurements For Evaluation In Physical Education Ki r k e nda l l . R. A. 198 0. Measurement and Evaluations for Physical Education. IOWA :Wm. C. Br ownCompa nyPu bl i s he r s . Lisa M Barnett. and Philip J Morgan. 2008. Olahraga Dirasakan Kompetensi Menengahi Hubungan Antara Kemahiran Keterampilan Motorik Masa Kanak-Kanak Dan Remaja Aktivitas Fisik Dan Kebugaran : Penilaian Yang Membujur. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. University of Sydney, Departemen Kesehatan Pedesaan (Northern Rivers), PO Box 3074, Lismore, NSW, 2480, Australia. http://creativecommons.org/licenses. [28 Agustus 2009] Ma g i l l .R,A.19 80.Motor Learning Concept And Application, Iowa :WeBr owe n Compa ny . Ma r yCBTs i l i , 2 00 9. He Hyperthrophy Of The Tibia induced Oleh The Volley-Ball. Th eI nt e r n e tJ o ur na lofBi o e ng i n e e r i ng. De pa r t me nt ofMa t h e ma t i c s Uni v e r s i t yofI oa nni na . ht t p: / / www. i s pub. c om. [ 29Ag us t u s2 00 9] Mul y o n o Bi a t mo At moj o. 1 9 93. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani/Olahraga : LPPUNSda nUNSPr e s s . Sa j ot o.M.1 9 95.Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga : Se ma r a ngDa ha r aPr i z e Yu n us . M. 19 9 2. Olahraga Pilihan Bola voli. J a k a r t a:De pdi k b ud Nos s e k , J os e f . 19 8 2. General Theory Of Training. Logos : Na s i ona lI ns t i t ut eOfSpor t
1 0 8
Oe ma rHa ma l i k . 19 8 1Media Pendidikan, Bandung : Pe n e r bi tAmumni . Ox e di ne , J . B. 19 84. Psychology Of Motor Learning : Ne wJ e r s e yPr e nt i c e Ha l lI nc Pa t e , r u s s e lR, Ro b e r tRot e l l aAndBr ugMc , Cl e na g ha n. 1 99 3.Scientific Foundations Of Coaching. Ne wYor k: Sov a de r sCo l l e g ePu bl i s hi ng . Ra d c l i f f e ,J .C,Fa r e nt i n os ,R.C.19 8 5.High-Powered Plyometrics.I l l i o ni s:Huma n Ki n e t i c sPu bl i s e r s . I nc . Ra ha n t ok na m.1 98 8.Belajar Motorik Teori dan Aplikasinya Dalam Jasmani dan Olahraga. J a ka r t a:Di t j e nDi k t iDe pdi k b ud.
Pendidikan
Rus ha l l , B. S,Py ke , F. S.19 90. A Training for Fitness, Ist ed. Me l b our n e: Ma c mi l l a n Co. pp526.
Rus l iLut a n.1 9 98.Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. J a ka r t a:Di r e kt urJ e n d e r a lPe n di di k a nDa s a rda nMe ne nga h. . . . . . . . . . . . . .19 88.Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode. J a k a r t a: De p di k b u d. Sc hmi dtRi c ha r d.A. 199 1. Motor Control And Learning. Champain, IIIionis : Huma n Ki n e t i c sPu bl i s he r , I nc . . . . . . . . . . . . . , R. A. 1 9 7 5 .Motor Skill. Ne wYo r k:Ha r per&RowPubl i s her . Si mon Col e ma n,A 3D Analisis Kinematik Langsung Volleyball Serve :Th e Uni v e r s i t yofEd i n b ur g h,Sk ot l a ndi a ,I ng gr i s .ht t p: / / www. c oa c he s i nf o. c om. [ 29Agus t us2 0 09] Si ng e r ,Ro be r t .n.1 9 80.Motor Learning And Human Performance. New York : Ma c mi l l a nPu bl i s hi ngCo, I ncCol l i e rMa c mi l l a nPubl i s h e r s . Si s wa nda r i .20 08. Statistika Terapan Dan Perbantuan Computer.Sur a ka r t a:Se be l a s Ma r e tUni v e r s i t yPr e s s . St r a ndB.N,Wi l s o nR,19 9 3.Assessing Sport Skills Ausralia :Huma nKi ne t i c Pu bl i s h e r s Su dj a na . 2 0 05. Metode Statistika : Ba nd u ng . Ta r s i t o.
1 0 9
. . . . . . . . . . . . .19 94. Desain dan Analisis Eksperimen : Ba n d ung . Ta r s i t o.
Suk a r ma n.1 98 7.Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih Dan Atlet :J a k a r t aI nt i I da y uPr e s s . Suk i nt a ka .2 00 4.Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani. Ba n du ng: Ya y a s a nNua ns aCe n d e k i a . Su ha r no.H.P.1 9 84.Dasar-Dasar Permainan Bola Voli. IKIP Yogyakarta :Andi Of f s e t . Sug i y a nt o. 19 9 1. Kepelatihan Bolavoli. Sur a k a r t a:UNSPr e s s Ve i r aB.L,Fe r g us s o nB.J .2 00 0.Volley Ball. Ali Bahasa Monti.J a k a r t a: PT. Gr a f i nd oPe r s a da . Ve r du c c i ,Fr a nk M.19 3 2.Measurement Concepts In Physical Education :Sa n Fr a ns i s c oSt a t eUni v e r s i t y Wi b owo Enda ng .2 00 4.Pengaruh Metode Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Penempatan Servis Atas Dalam Permainan Bolavoli Di SLTPN 6 Boyolali. Pa s c a s a r j a naUni v e r s i t a ss e be l a sMa r e tPr e s s
1 1 0
La mp i r a n1 PETUNJ UKPELAKSANAANTEST KETEPATANBOLASERVI S ( Da r iAAHPER Volley Ball Service Test, 1 96 9)
A. Tuj ua n - Unt ukme ng uk ur / me ng e va l ua s ike t e pa t a ns e r vi s B. Al a t - Bol a v ol i ,n e ts t a n da r ,ke r t a sp e c a t a tda npe n s i l ,a l a tpe ng uk ur( me t e r a n) t a l i , da nl a pa ng a nb ol a vo l id e ng a np e t a k pe t a ks a s a r a n. C. Pe t unj ukPe l a k s a na a n - Pe ma i nb e r di r ipa dada e r a hs e r v i sda nme l a k uka ns e r vi ss e ba ny a k1 0 ka l id e ng a ns e r v i sl ompa t .Se r vi sdia r a hk a npa das a l a hs a t us a s a r a n y a ngt i a t i a ps a s a r a nme mpu ny a ini l a it e r t e nt u ( ni l a i1, 2, 3da n4) - Bol ay a ng di p uk uldi t a k me l e wa t in e ta t a uk e l ua rl a pa ng a nt i da k me n da pa t ka nni l a ia t a us k orn ol D. Pe ni l a i a n - Se r v i ss a ha pa bi l a hdi l a k uk a nda r ida e r a hs e r v i sd e ng a nt e k ni ks e r v i s l ompa ts k ort i a pt i a ps e r v i sdi t e nt uk a nol e hb ol ay a ngme l a mpa uin e t da nj a t u hpa daa ng kas a s a r a n. - Sk ora k hi ra da l a hj uml a hni l a ida r i1 0k a l is e r v i sy a ngdi l a k uk a
1 1 1
Ne t 5f t
3 pts 5f t
1 pts 2 pts 20f t 4 pts 1 0f t 15f t
5f t 3 pts
Ga mba r8 La pa nga nTe sKe t e pa t a nSe r v i s ( AAPHER, 19 6 9: 14 0)
KEMAMPUANMOTORI KTEST ( General motor ability, 1 9 69) A.Te smedicine ball-put a . Tu j ua n
:Me ng uk urot ot power l e ng a nda nba hu
b.Ti ng k a tu s ui a:12Ta h u ns a mpa i pe r gur ua nt i ng gi c .J e ni ske l a mi n:La ki l a k i d.Re l i a bi l i t a s :0, 81Ma ha s i s wap ut r i; 0. 84Ma ha s i s waput r a
1 1 2
e .Obj e k t i vi t a s :0, 99 f . Va l i di t a s
:0, 77
g.Pe r l e ng ka pa n :Bol ame di c i ned e ng a nbe r a t6l b, r olme t e rda nka p ur h.Pe t u nj uk:Te s t ebe r di r id i a nt a r ad uaga r i sba t a sy a ngj a r a k ny al i ma be l a sk a k i ,k e mudi a n di ab e r us a hau nt uk me nd or o ng b ol as e j a u h me ng ki nt a mpa h me ng i nj a ka t a u me l e wa t iga r i sba t a s .Di aha r us me me ga ng b ol a pa da pe r s i l a ng a na nt a r al e h e rda n ba h u ny a da n me n dor ong ny aj a u hda r it u b uh ny ad e ng a ns u d ut4 5de r a j a t .Di adi b e r i 3l e mpa r a n. i . Pe ni l a i a n: 3l e mpa ry a ngba i ky a ngdi c a t a , j a r a k ny adi hi t u ngda r ik a k i t e r s e k a t .l e mpa r a ny a ngs a l a ht i da kdi ni l a i ,me dk i p u nd e mi ki a nj i k a ke t i gal e mpa r a ns a l a hma k aha r usme n c o bal a gis a mpa idi ame mb ua t l e mpa r a ny a ngbe na r . j . Ke a ma na n:Pe r t i mba ng a npe r t i mba ng a nk e a ma na ny a ngs a maha r u s dis e s ua i k a nd e ng a ne v e nt ol a kpe l ur u. k.Pe t ug a s:Duape t ug a sdi bu t u hka nu nt uk me ng uk urda n me nj a g a l e mpa r a n.J ugaa ka ns a ng a tme mba nt uj i k ame ng e mba l i k a nbol a ,da n pe ma i n ha r u sc e pa tl a r ime n uj uk e t i t i kl e mpa r a n da ny a ng l a i ny a me na n da i ny a . B.Te ssit-up a . Tu j ua n
:Unt ukme ng uk urkek ua t a not otpe r u t
b.Ti ng k a tu s i a :Us i a10t a hu ns a mpa ip e r gur ua nt i ng g i
1 1 3
c .J e ni ske l a mi n:Bi s adi l a k uk a nunt ukWa ni t ada nLa ki l a k i d.Re a bi l i t a s
:0, 96
e .Va l i di t a s
:Fa c ev a l i di t y
f . Pe r l e ng ka pa n :Ma t r a s g.Pe t u nj uk:Da r ipo s i s ib e r ba r i ngdi t e k ukl e nt urs e hi ng gaj a r a kt umi t de ng a nt e mpa tdu d ukki r a k i r a10i nc i ,pe l a k uha r usme ny a t uk a nj a r i j a r it a ng a ny a di b e l a k a ng l e h e r da n me l a k uka n sit-up
da n
me ng g u na k a ns i k uk i r i ny ame ny e nt u hl ut utk a na nba g i a nda l a m da n s e ba l i k ny as i k uk a na n me ny e nt u hl ut utki r iba g i a n da l a m.ha li ni di l a k uk a ns e ba ny a kmungk i n. h.Pe ni l a i a n :J uml a h ul a nga ny a dic a t a tu nt uk p e ni l a i n,me s ki pu n de mi k i a np e r ul a ng a n ny at i da kdi hi t unga pa b i l auj ungj a r i ny at i da k t e t a pme ny a t udib e l a ka ngk e pa l a ,j i k al ut ut ny at i da kt e r s e nt u ha t a u t e s t ime ny e nt uhl a n t a ide nga ns i k u. i . Ni l a it a mba ha n:( 1)k a k iha r ust e t a pr a t ade nga nl a nt a ida nmung ki n t e r pi s a hb e be r a pai n c i .( 2)ba gi a nb e l a ka ng,t a ng a nha r u sme ny e nt u h ma t r a ss e be l umme ne k uku n t ukpo s i s isit-up. C.Te svertical jump a . Tu j ua n
:Unt ukme ng uk urpower ot ott u ngk a ida l a m me l o mpa t
ve r t i c a l . b.Ti ng k a tumur:10Ta h u ns a mpa i pe r gur ua nt i ng gi . c .J e ni ske l a mi n:La ki l a k ida nPe r e mp ua n
1 1 4
d.Re l i a bi l i t a s :0, 97 7 e .Obj e k t i f i t a s :0, 99 f . Va l i di t a s
:0, 98 9
g.Pe r l e ng ka pa n :Pa pa np e ng uk urv e r t i ka l j ump,ka pur ,pe ng ha pu s ka pur ,da nt i mba ng a nb e r a t .Be r pa ka i a n ol a hr a gada nt i da k pa k e s e pa t u. h.Pe t u nj uk p e l a k s a na a n :Ti mba ng b e r a tba da nt e s t i .Te s t ib e r di r i me ny a mpi ngpa pa nl ompa t ,t a nga nk i r idi b e l a ka ng ,ba da nda nt a nga n ka na nme r a i hk e a t a s . Pe r t a ha nk a np os i s ii nida nt e s t ib e r di r ia t a suj ung ka ki ,j a r it a ng a nka na nme n c a pa it i t i kt e r t i ng g ida ndi c a t a t .Uj ungj a r i t a ng a nka na ndi be r ik a pur ,t e s t ime n e k ukl ut ut ,k e pa l ada nt a nga n t e ga kda nt u bu hda l a mk e a da a ns e i mba nga ns e r t abe r t ump u hpa da uj ungj a r ika k i .Te s t ime l ompa ts e t i ng gi t i ngg i ny ada nme ny e nt u h pa pa nl o mpa t a n pa da l ompa t a nt e r t i ngg i .Ti a p pe s e r t a di b e r i ka n ke s e mpa t a nt i ga k a l il ompa t a n. Pa da l ompa t a nt e r a khi rt e s t e he nda k ny a me ng a t a k a n i ni a da l a h l ompa n t e r a khi r , us a ha ka n me l a mpa uil ompa t a nt e r da hul u. i . Pe r b e da a na nt a r at i ng gir a i ha nda nt i ngg il ompa t a nme r upa ka nha s i l t e sda ndi g u na k a nu nt ukme ng hi t u ngme l a l uif or mul adiba wai ni: J a r a kxBe r a tBa da n Sk or= 12 =Me t e r Ki l ogr a
1 1 5
NO
na ma
1
Sa i f u l
2
He r ma nk
3
He r ma n . b
4
Er wi n
5
Za k a r i a
6
An d i ka
7
J a wa h i r
8
Ro b i n
9
J ua mr i
1 0
Kha e r i l
1 1
Awa l
1 2
Fa t a h
1 3
Bu r ha n
1 4
Ama r
1 5
Vi k t or
1 6
Sa b a r
1 7
Pa n s i r
1 8
I r ha m
1 9
He r i l
2 0
Ar d i
2 1
I du l
2 2
Emi l
2 3
Sa i f u l . p
2 4
Ri j a l
2 5
Fa i z a l
2 6
Su k i r ma n
2 7
Ab b a s
2 8
Suf i r ma n
2 9
Ra h ma n
3 0
Ru s ma n
3 1
Ri o
3 2
He r i
3 3
Mu s t a j r i n
3 4
Su l f i ka r
3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0
Ke n Er wi n Nu r h i d y a t Ma s r u n I wa n I s ma n
J m( t i )
Has i lt e sSe r v i sl o mp a t bola voli Gj ( t 1 )
T1
T2
t i
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
Gn p ( t 2 )
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
3
3
6
9
9
36
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
2
1
3
4
1
9
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
3
4
7
9
16
49
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
4
4
8
16
16
64
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
3
2
5
9
4
25
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
3
3
6
9
9
36
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
4
4
8
16
16
64
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
3
2
5
9
4
25
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
2
3
1
4
9
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
4
5
9
16
25
81
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
4
2
6
16
4
36
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
-
2
2
-
2
4
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
2
3
5
4
9
25
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
-
2
2
-
4
4
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
3
2
5
9
4
25
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
3
4
7
9
16
47
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
4
2
6
16
4
36
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
2
1
3
4
4
9
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
4
5
9
16
25
81
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
2
3
5
4
9
25
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
3
2
5
9
4
25
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
3
2
5
9
4
25
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
2
3
5
4
9
25
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
4
3
7
16
9
47
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
5
3
8
25
9
64
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
3
4
7
9
16
49
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
4
3
7
16
9
49
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
4
3
7
16
9
49
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
3
4
7
9
16
49
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
3
4
7
9
16
49
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
3
3
6
9
9
36
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
4
4
8
16
16
64
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
3
3
6
9
9
36
1 1 0 1 1 0 1 29
1 0 0 0 1 0 1 22
0 0 1 0 1 1 0 19
0 0 1 1 0 1 0 26
1 1 1 0 0 1 1 25
0 0 1 1 0 0 1 24
1 1 0 0 1 1 1 24
1 1 0 0 0 0 0 19
0 1 0 1 1 1 0 23
0 1 1 1 0 1 1 23
3 4 2 2 4 4 3 120
2 2 3 3 1 2 3 113
5 6 5 5 5 6 6 233
9 16 4 9 1 4 9 384
4 4 9 9 1 4 9 360
25 36 25 25 25 36 36 1465
1 1 6
La ngk a h2: Me ng ka l k ul a s i ka nni l a iy a ngdi p e r l uk a nu nt ukme nt e nt uka nj u ml a hk ua dr a t:
∑ X ,∑ 2
∑X ∑X
∑ (Ti) ,dan ∑ (Tj) X, 2
2
k
n
:23 3 n:40 2
:74 4 k:2
La ngk a h3:
∑ (Ti) =1465= 732, 2 2
2
k
∑ (Tj) = 120 + 13 2
2
n
2
40
14 . 400+ 12 . 769 27. 1 6 9 = =1 69, 2 3 40 4 0
Ma k a , 2 2 ( X) ( 233 ) 54 . 289 ∑ =7 44=7 44=7 44–6 7 8, 61=6 5, 3 9 SST =∑ X 80 nk 40 . 2 2
∑ (Ti) - ∑ (X ) =735, = 5–6 7 8, 61=53, 8 9 2
SSS
2
k
nk
∑ (Tj ) -(∑ X ) =679, 2 3–6 78, 6 1=0, 6 2 2
SSt =
2
n
SSI = ∑ X + 2
nk
( ∑ X )2
10, 8 8
8 9 SSS = 53, 62 SSt = 0, SSI = 10, 8 8+ SST = 65, 59
nk
∑ (Ti) -∑ (Tj) =744+678, 6 1–7 32, 5–67 9, 2 3= 2
k
2
n
1 1 7
Ta b e l 1 5: Da t aPr os e d urMe n c a r iRe l i a bi l i t a sTe s: Sumb e r
df
SS
MS
Dia nt a r aSuby e k
n–1 4 0–1=3 9
SSs 53, 8 9
1, 38
Dia nt a r aTr i a l
k–1 21=1
SS 0, 6 2
0, 62
I nt e r a k s i
( n1) ( k 1) 4 0. 1=40
SSı 10,88
0,28
Total
nk-1
65,39
SS df MS S − MSW R = MS S SS t + SS1 MS W = df t + df I 0,62 + 10,88 11,14 = = = 0,27 1 + 39 40 1,38 − 0,27 1,11 R = = = 0,80 1,38 1,38 2.0,80 1,6 = = = 0,88 1 + 0,80 1,80 R = 0,88 Tinggi MS =
Jadi koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.88 (Acceptable)
118
Lampiran 3 Tabel 16 : Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavol Tanggal. 25 Mei 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Saiful Herman.k Herman.b Erwin Zakaria Andika Jawahir Robin Juamri Khaeril Awaluddin Abd.fattah a.burhanuddin Amar setyawan Viktor Sabaruddin Pansir Irham Heril Ardi Idul Emil Saiful falopo Rijal Faisal Sukirman Abbas Sufirman Rahman Rusman Rio Heri Mustajrin Sulfikar Ken Erwin yamin Nurhidayat Masrun Iwan Isman
1 0 0 2 2 2 0 2 2 3 4 2 0 1 0 2 0 3 0 4 1 3 2 0 2 2 2 4 3 2 2 0 2 1 2 3 0 2 3 0 2
2 0 0 2 2 0 3 2 0 0 4 0 0 2 2 0 4 0 3 1 0 0 2 0 3 3 2 3 0 2 3 0 3 1 2 0 0 0 1 0 1
Hasil ketepatan servis lompat 3 4 5 6 7 8 9 4 2 2 2 0 0 2 0 0 2 3 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 1 2 0 3 0 0 3 2 3 1 0 0 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 3 0 2 0 0 2 2 4 0 4 0 0 0 0 0 3 2 2 4 2 4 0 0 0 2 2 3 0 2 0 0 0 4 0 2 0 0 0 3 2 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 1 2 0 2 0 0 0 2 2 2 2 0 3 2 2 4 3 0 0 1 0 0 3 0 3 0 0 0 3 2 2 1 3 2 0 2 0 3 0 0 1 0 1 0 2 2 0 3 0 3 0 0 3 0 2 3 2 2 3 0 1 0 3 2 1 0 0 2 3 2 0 2 0 2 2 1 3 3 2 1 0 0 0 3 0 2 2 2 0 0 3 1 4 0 2 2 0 2 3 0 0 1 1 0 0 1 0 3 2 0 2 2 2 3 2 2 1 0 3 3 2 0 0 1 2 2 2 0 3 0 0 2 0 0 2 0 1 1 0 0 0 3 0 2 2 1 2 2 3 3 0 0 0 0 2 0 1 0 0 3 1 0 0 0 2 0 2 3 3 4 0 1 0 2 0 0 2 2 3 0 0
10 2 0 2 2 0 2 4 0 2 4 3 0 0 0 3 3 0 0 3 2 0 0 0 0 2 2 3 1 3 2 0 1 0 0 2 2 3 0 2 2
Ganjil
Genap
Jumlah
8 4 6 8 8 5 9 8 3 11 9 4 6 7 10 6 9 2 8 7 5 9 9 7 11 12 5 6 7 9 5 5 9 5 5 8 10 7
4 3 6 9 5 7 12 4 6 18 5 6 6 5 4 11 5 3 12 7 3 5 6 7 7 8 8 4 9 8 5 8 6 3 4 7 6 1 5 5
12 9 12 17 13 12 21 12 9 29 14 6 10 5 10 18 15 9 21 9 11 12 11 16 16 15 19 16 14 14 12 17 11 8 13 12 11 9 15 12
119
Lampiran 4 DI SKRI PSIPELAKSANAANLATI HANDENGANMETODELATI HAN SASARANTETAPDANMETODELATI HANSASARANBERUBAHARAH
1.Be nt ukKe gi at an Pelaksanaan kegiatan setiap tatap muka diberikan dalam tiga tahap bentuk perlakuan, yaitu : (a)
Pendahuluan (warming up); (b)
latihan inti; dan (c)
Penutup (coling dawn). (a) Pendahuluan Pemanasan dan stretching
diberikan pada awal setiap memulai
latihan tujuanya adalah untuk mempersiapkan tubuh agar berada dalam kondisi siap untuk melakukan latihan. Bentuk gerakan tersebut disesuaikan dengan gerakan teknik dalam bermain bolavoli. (b) Latihan Inti Bentuk latihan yang dilakukan adalah latihan ketepatan Servis lompat bolavoli, yang diberikan pada masing-masing kelompok latihan, yaitu kelompok dengan metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah. Perbedaan terletak pada daerah penempatan bola servis dalam satu setnya (ada yang ditentukan pelatih ada yang ditentukan pemain itu sendiri).
120
© Penutup Pada latihan ini merupakan tahap akhir dalam setiap pertemuan yang diberikan berupa gerakan ringan dan diakhiri dengan stretching yang ringan. Kedua kelompok latihan diberikan secara bersama-sama dalam bagian ini.
2.LamaKe g i at anLat i han Latihan pada masing-masing kelompok membutuhkan waktu : a. Pemanasan 15 menit b. Latihan inti 60 - 90 menit c. Penutup 15 menit 3.Te mpatdanWakt uLat i han Kegiatan penelitian di lapangan bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Waktu penelitian : selasa,dimulai pada pukul 15.30 s.d
17.00 Wita, kamis,
dimulai pada pukul 15.30 s.d 17.00 Wita, dan sabtu, dimulai pada pukul 15.30 s.d 17.00 Wita 4.Sar anadanPr as ar ana Untuk menunjang kelancaran pelaksanan latihan, maka dibutuhkan peralatan latihan sebangai berikut : 1. Bolavoli 20 buah 2. Stopwatch sebanyak 2 buah 3. Net 2 buah
121
4. Lapangan bolavoli 2 buah 5. Tanda atau angka untuk daerah sasaran dalam lapangan 6. Sempritan 2 buah dan alat tulis 5.Pe t ugasPe l aks anaLat i han Untuk kelancaran pelaksanaan latihan, peneliti dibantu beberapa petugas pelaksana latihan. Dimana para petugas, ditugaskan untuk mengawasi dan mengontrol selama proses kegiatan latihan pada masing-masing kelompok latihan. 6. Tuj uanl at i han: Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam ketepatan Servis lompat pada permainan bolavoli.
122
Lampiran 5 PROGRAM LATI HAN Untuk kelancaran pelaksanaan latihan perlu adanya suatu program latihan yang sudah dirancang dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Program latihan disusun bedasarkan jumlah perkali pertemuan, dimana jumhlah pertemuan penelitian ini 18 kali. Materi latihan dalam program ini disamakan, yang membedakanya pada latihan sasaran tetap dimana daerah penempatan bola servis di tentukan oleh pelatih dalam setiap setnya, sedangkan latihan sasaran berubah arah ditentukan oleh pemain itu sendiri dalam setiap servisnya dengan meneriakkan daerah yang ingin ditujuh. Tabel 17 : Materi Latihan dengan Metode Sasaran Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah Mat e r i Lat i han Lat i hans as ar ant e t ap •
Melakukan servis lompat
Lat i hans as ar anbe r ubahar ah •
Melakukan servis lompat
bolavoli ke daerah yang telah
bolavoli ke daerah yang di
ditentukan oleh pelatih dalam
inginkan oleh pemain itu sendiri
setiap setnya.
dalam setiap servisnya dengan meneriakkan daerah yang ingin ditujuh.
123
Lampiran 6 Tabel 18 : Program Metode Latihan Sasaran Tetap Mi ng gu I
II
III
IV
V
VI
Har i
Fr e kuwe ns iI nt e ns i t as Re pe r i s i
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Se t
Re c o ve r y
50 %
6 Kali
3 Set
2 Menit
50 %
6 Kali
3 Set
2 Menit
60 %
8 Kali
4 Set
3 Menit
60 %
8 Kali
4 Set
3 menit
70 %
10 Kali
5 Set
4 Menit
70 %
10 Kali
5 Set
4 Menit
124
Lampiran 7 Tabel 19 : Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah Mi ng gu I
II
III
IV
V
VI
Har i
Fr e kuwe ns iI nt e ns i t as Re pe r i s i
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Salasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Selasa
1
Kamis
2
Sabtu
3
Se t
Re c o ve r y
50 %
6 Kali
3 Set
2 Menit
50 %
6 Kali
3 Set
2 Menit
60 %
8 Kali
4 Set
3 Menit
60 %
8 Kali
4 Set
3 menit
70 %
10 Kali
5 Set
4 Menit
70 %
10 Kali
5 Set
4 Menit
125
Lampiran 8 KETERANGANPELAKSANAANLATI HAN 1.
Sampel diambil berdasarkan hasil tes kemampuan motorik sebagai variabel atributif dalam penelitian dengan menggunakan teknik purposive random sampling : 1. Sebelum latihan, dilaksanakan tes uji coba untuk menentukan intensitas beban latihan dan tes ini dilakukan terhadap semua sampel (40 orang pemain) tes yang dilakukan berupah tes ketepatan servis lompat semaksimal mungkin dalam 1 repetisi (1 RM = beban maksimal) 2. Beban awal latihan 50 % dari beban maksimal. 3. Program latihan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan intensitas 50 % - 70 % dari beban maksimal, dengan jumlah set 3-5, interval 2-4 menit. 4. Jenis metode latihan yang dilakukan sampel adalah metode latihan sasaran tetap dan berubah arah. 5. Recovery adalah durasi istirahat antar set.
2.
Metode latihan sasaran tetap Bentuk latihan yang dilakukan seperti yang telah dipaparkan diatas, contoh 3 set dan 6 repetisi, jadi jumlah servis lompat yang dilakukan pemain pada setiap 1 set = 6 kali perlakuan, berarti kalau 3 set jumlahnya 18 kali. Untuk pelaksanaan tugas servis, sampel membuat dua baris berjajar, kemudian pemain paling depan 2 orang melakukan servis lompat bolavoli dengan sasaran yang telah ditentukan oleh pelatih dalam satu setnya. Setelah selesai melakukan servis sesuai
126
dengan jumlah refetisi dalam satu setnya tersebut, mereka kembali kebelakang barisan yang paling belakang. Tugas servis dilakukan secara bergantian dan seterusnya, sehingga satu pemain melakukan tugas servis sebanyak jumlah refetisi dalam satu setnya, setelah itu recovery kemudian kembali untuk melakukan set berikutnya dan seterusnya. 3. Metode latihan sasaran berubah arah Bentuk latihan sama dengan metode latihan sasaran tetap hanya saja perbedaannya terletak pada daerah penempatan bola servis dalam satu setnya, contoh 3 set dan 6 repetisi, jadi jumlah servis lompat yang dilakukan pemain pada setiap 1 set = 6 kali perlakuan, berarti kalau 3 set jumlahnya 18 kali. Untuk pelaksanaan tugas servis, sampel membuat dua baris berjajar, kemudian pemain paling depan 2 orang melakukan servis lompat bolavoli dengan sasaran yang di inginkan oleh pemain itu sendiri dalam setiap servisnya dengan meneriakkan daerah yang ingin ditujuh. Setelah selesai melakukan servis sesuai dengan jumlah refetisi dalam satu setnya tersebut, mereka kembali kebelakang barisan yang paling belakang. Tugas servis dilakukan secara bergantian dan seterusnya, sehingga satu pemain melakukan tugas servis sebanyak jumlah refetisi dalam satu setnya, setelah itu recovery kemudian kembali untuk melakukan set berikutnya dan seterusnya.
127
Lampiran 9 Tabel 20 : Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tanggal 06 Juli 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Saiful Herman.k Herman.b Erwin Zakaria Andika Jawahir Robin Juamri Khaeril Awaluddin Abd.fattah A.burhanuddin Amar setyawan Viktor Sabaruddin Pansir Irham Heril Ardi Idul Emil Saiful falopo Rijal Faisal Sukirman Abbas Sufirman Rahman Rusman Rio Heri Mustajrin Sulfikar Ken Erwin yamin Nurhidayat Masrun Iwan Isman
1 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 2 0 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 0 2 0 0 2 2 4 2 4 3
2 2 2 0 2 4 3 2 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 3 4 2 2 0 0 3 2 2 2 2 0 0 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2
Hasil ketepatan servis lompat 3 4 5 6 7 8 9 0 2 0 2 3 3 4 2 0 2 2 2 2 2 0 4 0 2 2 2 2 4 0 2 4 2 4 0 0 3 4 0 3 2 2 2 2 0 2 2 4 2 0 4 0 3 4 3 4 3 2 4 2 0 0 2 4 2 2 2 2 0 0 3 4 4 4 3 4 4 0 2 3 0 4 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 2 3 0 2 2 0 0 4 2 2 0 0 2 2 3 0 3 0 2 2 2 0 2 3 3 4 2 2 2 3 0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 4 2 0 3 2 3 4 0 0 2 3 0 0 2 3 3 0 2 2 4 0 0 2 0 3 2 0 2 4 2 3 2 3 0 0 2 4 2 2 2 0 4 2 3 3 3 0 2 3 2 3 2 0 2 2 2 3 3 3 4 2 2 3 0 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 2 0 2 0 2 0 4 2 2 2 3 0 2 3 0 2 3 2 2 3 3 2 0 4 2 2 0 3 2 4 0 2 0 2 2 2 2 3 0 2 2 3 3 2 4 2 0 3 0 0 3 4 0 3 0 2 3 0 4 3 2 0 2 2 2 0 0 3 2 2 3 2 2 3 2 0 4 2 3 0 2
10 4 4 4 4 2 2 4 0 2 4 3 2 2 0 2 0 2 0 4 0 2 2 2 2 4 0 3 0 2 2 2 2 2 3 2 2 2 0 2 2
Ganjil
Genap
9 12 8 10 11 10 12 11 10 18 11 4 7 6 4 13 13 13 10 8 11 11 8 11 13 11 11 19 10 14 7 6 11 4 11 5 12 8 `14 14
13 10 12 14 11 13 16 6 6 16 9 4 8 8 12 9 12 5 14 6 6 6 8 13 12 8 13 8 10 6 9 14 6 10 11 11 11 4 9 6
Jumlah 22 22 20 24 22 23 28 17 16 34 20 8 15 14 16 22 25 18 24 14 17 17 16 24 25 19 24 27 20 20 16 20 17 14 22 16 23 12 23 20
128
Lampiran 10 Tabel 21 : Tes Kemampuan Motorik No
Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Saiful Herman.k Herman b erwin Zakaria Andika Jawahir Robin Juamri Khaeril Awaluddin Abd.fattah A.burhanuddin Amar setyawan Viktor Sabaruddin Pansir Irham Heril Ardi Idul Emil Saiful palopo Rijal Faizal Sukirman Abbas Sufirman Rahman Rusman Rio Heri Mustajrin Sulfikar Ken Erwin yamin Nurhidayat Masrun Iwan isman
Vertical Jump 3,75 3,60 4,22 3,46 3,29 2,22 2,93 2,73 3,13 4,65 3,40 2,92 2,52 2,82 4,15 2,42 4,5 3,45 2,03 2,17 3,70 3,89 4,35 3,50 3,52 3,10 3,11 3,63 2,75 3,10 3,20 2,99 2,70 3,95 2,62 2,70 2,75 2,7 2,9 2,08
Item Tes Kemampuan Motorik Sit-up Medicine ball put 56 5,90 56 5,60 54 7 30 5,30 65 6,60 40 5,20 59 6,15 39 5,80 52 5,60 60 7,60 37 5,50 38 6 40 5,10 46 6,10 67 7,50 45 6 60 6,20 70 6,40 48 5,60 30 4,40 51 5 37 5,50 55 5,30 51 6,30 43 5,70 40 5,20 52 5 51 5,10 45 5,60 40 4,50 30 4,70 46 6,40 38 5 55 5,70 48 5 43 6,20 53 4,70 44 6 54 4,20 55 4,10
129
Lampiran 11 Tabel 22 : Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar Tahun 2009
No
Nama
1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Irham Viktor vernando Sakaria Khaeril Pansir Jawahir Saiful Sulfikar Herman Saiful palopo Herman Sukirman Iwan Rijal Isman Juamri Idul Sufirman Nurhidayat Abbas
Skor kemampuan motorik 80 79 75 72 71 68 66 65 65 65 65 61 61 61 61 61 60 60 60 60
Klasifikasi
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Kelompok
2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
130
Lampiran 12 Tabel 23 : Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar Tahun 2009
No
Nama
1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Heril Ken Heri Amar setiawan Sabaruddin Rahman Masrun Faizal Erwin yamin Rusman Robin Andi burhan Abd.fatah Andika Mustajrin Awaluddin Emil Erwin Rio Ardi
Skor Kemampuan Motorik 56 56 55 55 53 53 53 52 52 48 48 48 47 47 46 46 46 39 38 37
Klasifikasi
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Kelompok
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
131
Lampiran 13 Tabel 24 : Kelompok I Latihan Sasaran Tetap No
Nama
Tes Awal
Tes Akhir
Peningkatan
Artibutif
1.
Juamri
9
16
7
2.
Khaeril
29
34
5
3.
Idul
11
17
6
4.
Sulfikar
8
14
6
5.
Saiful palopo
11
16
5
6
Rijal
16
24
8
Kemampuan
7.
Jawahir
21
28
7
Motorik Tinggi
8.
Sukirman
15
19
4
9.
Abbas
19
22
5
10.
Viktor veluando
10
16
6
Jumlah
149
208
59
Mean
14,9
20,8
5,9
SD
6.590
6.450
1.197
1.
Rio
12
16
4
2.
Robin
12
17
5
3.
Heri
17
20
3
4.
Mustajrin
11
17
6
5.
Abd.Fatah
6
8
2
Kemampuan
6.
Sabaruddin
18
22
4
Motorik Rendah
7.
Emil
12
17
5
8.
Haeril
21
24
3
9.
Masrun
9
12
3
10
Erwin Yamin
12
16
4
Jumlah
130
169
39
Mean
13,0
16,9
3,9
SD
4.447
4.605
1.197
132
Lampiran 14 Tabel 25 : Kelompok II Latihan Sasaran Beruba Arah No
Nama
Tes Awal
Tes Akhir
Peningkatan
Artibutif
1.
Sauful
12
22
10
2.
Herman B
12
22
10
3.
Herman.k
9
20
11
4.
Iwan
15
23
8
5.
Zakaria
13
22
9
6
Isman
12
20
8
Kemampuan
7.
Nurhidayat
11
23
12
Motorik Tinggi
8.
Pansir
15
25
10
9.
Irham
9
18
9
10.
Sufirman
16
27
11
Jumlah
124
222
98
Mean
12.4
22.2
9.8
SD
2.412
2.573
1.316
1.
Andika
12
23
11
2.
Rahman
14
20
6
3.
Rusman
14
20
6
4.
A.Burhanuddin
10
15
5
5.
Amar setyawan
5
14
9
Kemampuan
6.
Ardi
9
14
5
Motorik Rendah
7.
Ken
13
22
9
8.
Erwin
17
24
7
9.
Faizal
16
25
9
10
Awaluddin
14
20
6
Jumlah
124
197
73
Mean
12,4
19,7
7,3
SD
3.565
4.083
2.057
133
Lampiran 15 Tabel 26 : Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli
No. Resp.
Metode Latihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Latihan Sasaran Berubah Arah
Kemampuan Motorik Tinggi 10 10 11 8 9 8 12 10 9 11
Rendah 11 6 6 5 9 5 9 7 9 6
Jumlah
98
73
Rata-rata
9.8
7.3
7 5 6 6 5 8 7 4 5 6
4 5 3 6 2 4 5 3 3 4
Jumlah
59
39
Rata-rata
5.9
3.9
Jumlah Besar
157
112
Rata-rata
7.9
5.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Latihan Sasaran Tetap
Jumlah
Ratarata
171 8.6
98 4.9 269 6.725
134
Lampiran 16 Uj iNor mal i t as Tabel 27 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi No
Xi
f
Xi2
f . Xi
f . Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5
8 9 10 11 12
2 2 3 2 1
64 81 100 121 144
16 18 30 22 12
128 162 300 242 144
-1,36 -0,61 0,15 0,91 1,67
0,0869 0,2709 0,5596 0,8186 0,9525
0,2000 0,4000 0,7000 0,9000 1,0000
0,1131 0,1291 0,1404 0,0814 0,0475
50 10 Jml Re r at a 9,8 1,32 SD
510
Ke s p.
Nor mal
98 976 Lobs 0,1404 Ltab 0,2802
I F(Zi)S(Zi)I
Harga Lobs = 0,1404 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 28 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah No
Xi
f
Xi2
f . Xi
f . Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5
5 6 7 9 11
2 3 1 3 1
25 36 49 81 121
10 18 7 27 11
50 108 49 243 121
-1,12 -0,63 -0,15 0,83 1,80
0,1314 0,2643 0,4404 0,7967 0,9641
0,2000 0,5000 0,6000 0,9000 1,0000
0,0686 0,2357 0,1596 0,1033 0,0359
38
10
312
73
571 Ke s p.
Nor mal
Jml
Re r at a 7,3 2,06 SD
Harga Lobs
Lobs 0,2357 Ltab 0,2802
=
0,2357
I F(Zi)S(Zi)I
135
Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 29 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Tinggi Xi f
Xi2
f . Xi
f . Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
4 5 6 7 8
1 3 3 2 1
16 25 36 49 64
4 15 18 14 8
16 75 108 98 64
-1,58 -0,75 0,08 0,92 1,75
0,0571 0,2266 0,5319 0,8212 0,9599
0,1000 0,4000 0,7000 0,9000 1,0000
I F(Zi)S(Zi)I 0,0429 0,1734 0,1681 0,0788 0,0401
30 10 5,9 1,2
190
59
361 0,1734 0,2802
Ke s p.
Nor mal
No 1 2 3 4 5 Jml Re r at a SD
Lobs Ltab
Harga Lobs = 0,1734 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 30 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah No
Xi
f
Xi2
f . Xi
f . Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5
2 3 4 5 6
1 3 3 2 1
4 9 16 25 36
2 9 12 10 6
4 27 48 50 36
-1,58 -0,75 0,08 0,92 1,75
0,0571 0,2266 0,5319 0,8212 0,9599
0,1000 0,4000 0,7000 0,9000 1,0000
I F(Zi)S(Zi)I 0,0429 0,1734 0,1681 0,0788 0,0401
Jml
20
10
90
39
165
Re r at a
3,9
Lobs
0,1734
SD
1,2
Ltab
0,2802
Ke s p.
Nor mal
136
Harga Lobs = 0,1734 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 31 : Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Berubah Arah No
Xi
f
Xi2
f . Xi
f . Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5 6 7 8
5 6 7 8 9 10 11 12
2 3 1 2 5 3 3 1
25 36 49 64 81 100 121 144
10 18 7 16 45 30 33 12
50 108 49 128 405 300 363 144
-1,68 -1,21 -0,73 -0,26 0,21 0,69 1,16 1,64
0,0465 0,1131 0,2327 0,3974 0,5832 0,7549 0,8770 0,9495
0,1000 0,2500 0,3000 0,4000 0,6500 0,8000 0,9500 1,0000
0,0535 0,1369 0,0673 0,0026 0,0668 0,0451 0,0730 0,0505
Jml
68
20
620
171
1547 Ke s p.
Nor mal
Re r at a SD
8,55 2,11
Lobs 0,1369 Ltab 0,1981
I F(Zi)S(Zi)I
Harga Lobs = 0,1369 Harga Ltab = 0,1981 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
137
Tabel 32 : Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Tetap No
Xi
f
Xi2
f . Xi
f . Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5 6 7
2 3 4 5 6 7 8
1 3 4 5 4 2 1
4 9 16 25 36 49 64
2 9 16 25 24 14 8
4 27 64 125 144 98 64
-1,87 -1,23 -0,58 0,06 0,71 1,35 2,00
0,0307 0,1093 0,2810 0,5239 0,7611 0,9115 0,9772
0,0500 0,2000 0,4000 0,6500 0,8500 0,9500 1,0000
0,0193 0,0907 0,1190 0,1261 0,0889 0,0385 0,0228
Jml
35
20
203
98
526
Lobs
0,1261 0,1981
Ke s p.
Nor mal
Re r at a SD
4,9 1,55
Ltab
Harga Lobs = 0,1261 Harga Ltab = 0,1981 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
I F(Zi)S(Zi)I
138
Tabel 33 : Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Tinggi No
Xi
f
Xi2
f . Xi
f . Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 3 3 2 3 2 3 2 1
16 25 36 49 64 81 100 121 144
4 15 18 14 24 18 30 22 12
16 75 108 98 192 162 300 242 144
-1,64 -1,21 -0,79 -0,36 0,06 0,49 0,91 1,34 1,77
0,0505 0,1131 0,2148 0,3594 0,5239 0,6879 0,8186 0,9099 0,9616
0,0500 0,2000 0,3500 0,4500 0,6000 0,7000 0,8500 0,9500 1,0000
0,0005 0,0869 0,1352 0,0906 0,0761 0,0121 0,0314 0,0401 0,0384
Jml
72
20
636
157
1337 Ke s p.
Nor mal
Re r at a SD
7,85 2,35
Lobs 0,1352 Ltab 0,1981
I F(Zi)S(Zi)I
Harga Lobs = 0,1352 Harga Ltab = 0,1981 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
139
Tabel 34 : Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Rendah No
Xi
f
Xi2
f . Xi
f . Xi2
Zi
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5 6 7 8
2 3 4 5 6 7 9 11
1 3 3 4 4 1 3 1
4 9 16 25 36 49 81 121
2 9 12 20 24 7 27 11
4 27 48 100 144 49 243 121
-1,51 -1,09 -0,67 -0,25 0,17 0,59 1,42 2,26
0,0655 0,1379 0,2514 0,4013 0,5675 0,7224 0,9222 0,9881
0,0500 0,2000 0,3500 0,5500 0,7500 0,8000 0,9500 1,0000
0,0155 0,0621 0,0986 0,1487 0,1825 0,0776 0,0278 0,0119
Jml
47
20
341
112
736
Lobs
0,1825 0,1981
Ke s p.
Nor mal
Re r at a SD
5,6 2,39
Ltab
I F(Zi)S(Zi)I
Harga Lobs = 0,1825 Harga Ltab = 0,1981 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
140
Lampiran 17 Uj iHomo g e ni t as A. Uji Homogenitas Metode Latihan Tabel 35 : Komputasi Data Metode Latihan Sampel Latihan sasaran berubah arah Latihan sasaran tetap Jumlah
s
2
ni-1
1/(n i-1)
Si2
log Si2
(ni-1)logSi2
19
0.0526
4.47
0.6504
12.3578
19 38
0.0526 0.1053
4.47 8.94
0.6504 1.3008
12.3578 24.7156
(∑ (n − 1)S ) = (19 x 4.47) + (19 x 4.47) = 38 (∑ (n −1)) 2 i
i
i
= 4.4711
1.
Log S2
= 0.6504
ln 10
= 2.3026
B
= (log S2) ( ∑ (n i – 1)) = 24.7156
χ2
= ln 10 {B -
∑
(ni-1)logSi2}= 0.0000
Hipotesis Ho = Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran tetap homogen H1 = Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran tetap tidak homogen
2.
Taraf signifikansi = 5 %
3.
Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 1 = 3.84
4.
Keputusan uji
141
Harga χ2hitung = 0.0000 < χ20,95;1 = 3.84 atau berada diluar daerah kritik sehingga Ho diterima 5.
Kesimpulan Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran tetap homogen
B. Uji Homogenitas Kemampuan Motorik Tabel 36 : Komputasi Data Kemampuan Motorik Sampel Kemampuan motorik tinggi Kemampuan motorik rendah Jumlah
s
2
ni-1
1/(ni-1)
Si2
log Si2
(n i-1)logSi2
19
0.0526
5.50
0.7406
14.0708
19
0.0526
5.73
0.7579
14.3996
38
0.1053
11.23
1.4984
28.4705
(∑ (n − 1)S ) = (19 x 5.50) + (19 x 5.73) = 38 (∑ (n −1)) 2 i
i
i
= 5.6145
1.
Log S2
= 0.7493
ln 10
= 2.3026
B
= (log S2) ( ∑ (n i – 1)) = 28.4737
χ2
= ln 10 {B -
∑
(ni-1)logSi2}= 0.0075
Hipotesis Ho = Kelompok data kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah homogen
142
H1 = Kelompok data kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah tidak homogen 2.
Taraf signifikansi = 5 %
3.
Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 1 = 3.84
4.
Keputusan uji Harga χ2hitung = 2.4467 < χ20,95;1 = 3.84 atau berada diluar daerah kritik sehingga Ho diterima
5.
Kesimpulan Kelompok data antara kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah homogen
C. Uji Homogenitas Antar Sel Tabel 37 : Komputasi Data Antar Sel Sampel ni-1 1/(ni-1) Latihan sasaran berubah arah 9 0.1111 kemampuan motorik tinggi Latihan sasaran berubah arah 9 0.1111 kemampuan motorik rendah Latihan sasaran tetap kemampuan 9 0.1111 motoriktinggi Latihan sasaran tetap kemampuan 9 0.1111 motorik rendah Jumlah 36 0.4444 s
2
Si2
log Si2 (ni-1)logSi2
1.73 0.2389
2.1499
4.23 0.6267
5.6401
1.43 0.1563
1.4071
1.43 0.1563
1.4071
8.83 1.1783
10.6043
(∑ (n − 1)S ) = (9 x1.73) + (9 x 4.23) + (9 x 1.43) + (9 x 1.43) = (∑ (n −1)) 36 2 i
i
i
= 2.2083 Log S2
= 0.3441
ln 10
= 2.3026
143
1.
B
= (log S2) ( ∑ (n i – 1)) = 12.3863
χ2
= ln 10 {B -
∑
(ni-1)logSi2}= 4.1032
Hipotesis Ho = Kelompok data antar sel homogen H1 = Kelompok data antar sel tidak homogen
2.
Taraf Signifikansi = 5 %
3.
Daerah Kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 3 = 7.81
4.
Keputusan Uji Harga χ2hitung = 4.1032 < χ20,95;3 = 7.81 atau berada diluar daerah kritik sehingga Ho diterima
5.
Kesimpulan : Kelompok data antar sel homogen
144
Lampiran 18 ANALISIS VARIANSI EKSPERIMEN FAKTORIAL 2 X 2
Model yang berlaku untuk data ini adalah : Yij = μ + τ i + ∈ij
Dengan
:
Yij = banyaknya serapan ke j pada perlakuan ke i; (j = 1, 2, 3, …21 dan i = 1, 2, 3)
µ = Rata-rata sebenarnya (umum) τi = Efek perlakuan ke i εij = Efek unit eksperimen ke j yang diberi perlakuan ke i Hipotesis yang akan diujikan adalah sebagai berikut : 1. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0, Yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh metode latihan terhadap ketepatan servis bolavoli. 2. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0, Yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh kemampuan motorik terhadap ketepatan servis bolavoli. 3. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0, Yang berarti tidak ada interkasi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis bolavoli. Selanjutnya diperlukan :
145
∑Y
2
= Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) semua nilai pengamatan. ni
k
=
∑∑ i =1
Yij2
j=1
= ((10)2 + (10)2 + (11)2 + … + (3)2 + (3)2 + (4)2) = 2073 Ry
= Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk rata-rata k
= J2
∑ abn i =1
= (269)2/(2.2.10) = 1809.03 Ay
= Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua taraf factor A.
∑ (A k
=
2 i
i =1
)
bn − R y
1712 + 98 2 - 1809.03 = 2.10
= 133.23 By
= Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua taraf factor B.
∑ (B k
=
i =1
2 i
)
an − R y
157 2 + 112 2 - 1809.03 = 2.10 = 50.63
146
Jab
= Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) antara sel untuk daftar a x b
∑ ∑ (J k
=
i =1
k
2 ij
j=1
)
n −Ry
98 2 + 73 2 + 59 2 + 39 2 - 1809.03 = 10 = 184.48 ABy
= Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk sel interkasi antara factor A dan factor B. = Jab – Ay - By = 148.48 – 133.23 – 50.63 = 0.63
Ey
= Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) kekeliruan eksperimen =
∑Y
2
− R y − A y − B y − AB y
= 2073 – 1809.03 – 133.23 – 50.63 – 0.63 = 79.50 Tabel 38 : Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel Sumber Variansi Rata-rata Perlakuan : A B AB Ke k e l i r ua n
dk 1
JK 1809.03
KT 1809.03
1 1 1 36
1 3 3. 23 50. 6 3 0. 6 3 79. 5 0
1 3 3. 23 50. 6 3 0. 6 3 2. 2 1
J uml a h
40
4 0
2 07 3. 0 0
F -
Fα
6 0. 3 3 4. 0 8 2 2. 9 2 4. 0 8 0. 28 4. 0 8 -
-
Keputusan
Di t ol a k Di t ol a k Di t e r i ma
1 4 7
St a t i s t i kFda r ir umust e r s e b utme mbe r i ka n: 3 3 4.FA =60. 5.FB=2 2. 9 2 6.FAB =0. 2 8 J i k au nt uki nidi a mbi lt a r a fny a t aα = 0. 05,ma kada r ida f t a rD ( da l a m nυ2=3 6di da pa tF=4. 0 8, ma ka: Ape ndi k s )u nt ukdi s t r i bu s iFd e ng a nυ1=1da 1.Ka r e naFA =60. 3 3l e bi hb e s a rda r i4. 0 8, ma k ahi pot e s i snoldi t o l a k. I nib e r a r t ime t o del a t i ha nme mb e r i k a npe ng a r u hy a ngb e r be dat e r ha da pk e t e pa t a n s e r v i sb ol avol i . 2.Ka r e naFB=22. 9 2l e bi hbe s a rda r i4. 0 8, ma k ahi pot e s i snoldi t o l a k. I nibe r a r t ike ma mpua nmot or i kme mbe r i ka np e ng a r uhy a ngb e r be dat e r ha da p ke t e pa t a ns e r vi sb ol av ol i . 3.Ka r e naFAB=0. 28l e bi hk e c i l da r i4. 0 8, ma kahi p o t e s i sn oldi t e r i ma . I nibe r a r t it i da ka dai nt e r a ks ia nt a r ame t od el a t i ha nda nk e ma mp ua nmo t or i k da l a mme mbe r i k a np e ng a r uht e r ha da pk e t e pa t a ns e r v i sb ol av ol i . Unt ukme l i ha tp e r b e da a na nt a r ape r l a k ua ndi g una k a nuj ir e nt a ngNe wma n –Ke nl s . Da r ida f t a rANAVAdi p e r ol e hKT( ke k e l i r ua n)=5. 1 9d e ng a ndk=36. Ke k e l i r ua nba k ur a t a r a t aunt ukt i a pp e r l a k ua n:
S yi =
2. 21 = 0. 4699 10
1 4 8
Ape ndi k sni l a ir e nt a ngd e ng a nυ =3 6, da nα =0, 0 5, a da l a h: P Ta be l
2 2. 8 6
3 3. 4 4
4 3. 7 9
Se hi ngg an i l a ir e nt a ngs i g ni f i k a nt e r k e c i l( RST)da pa tdi t e nt uk a ns e ba g a i be r i k ut: RST=PxSyi, ya i t u: P Ta be l
2 1. 3 4 40
3 1. 61 6 6
4 1. 7 81 0
Ta b e l 3 9: Pe r be da a nAnt a rPe r l a k ua nda r iPe r ba ndi ng a nSe l i s i hRa t a Ra t a Te r be s a rda nTe r ke c i l de nga nRSTny aMa s i ng Ma s i ng Pe r l a k ua n( P) RST(0,05;36) J uml a h 4 3. 9 00 0 3 5. 9 00 0 2 7. 3 00 0 1 9. 8 00 0
1 1.3440 9. 8 00 0 5. 9 00 0 3. 9 00 0 2. 5 00 0 0. 0 00 0
2 1.3440 7. 30 0 0 3. 40 0 0 1. 40 0 0 0. 00 0 0
3 1.6166 5. 9 0 00 2. 0 0 00 0. 0 0 00
4 1.7810 3. 90 0 0 0. 00 0 0
Da r iTa be lpe r b e da a na nt a rpe r l a k ua nda r ipe r ba ndi ng a ns e l i s i hr a t a r a t at e r be s a rda n t e r k e c i l de nga nRSTma s i ng ma s i ng , di pe r o l e hha s i ls e ba g a ib e r i k ut: a . Me t o d el a t i ha ns a s a r a nb e r u ba ha r a hpa dap e ma i nk e ma mpua nmot or i kt i ngg i da nme t od el a t i ha ns a s a r a nbe r u ba ha r a hpa dap e ma i nk e ma mp ua nmot or i k r e n da hme nu n j uk ka na da ny ap e r be da a ny a ngs i g ni f i k a n. b.Me t o d el a t i ha ns a s a r a nb e r u ba ha r a hpa dap e ma i nk e ma mpua nmot or i kt i ngg i da n me t o del a t i ha ns a s a r a nt e t a p pa dap e ma i nk e ma mp ua n mo t or i kt i ng gi me n unj uk ka na da ny ape r be da a ny a ngs i gn i f i k a n.
1 4 9
c . Me t o d el a t i ha ns a s a r a nb e r u ba ha r a hpa dap e ma i nk e ma mpua nmot or i kt i ngg i da n me t o del a t i ha ns a s a r a nt e t a ppa dap e ma i nke ma mpua n mot or i kr e n da h me n unj uk ka na da ny ape r be da a ny a ngs i gn i f i k a n. d.Me t o d el a t i ha ns a s a r a nb e r u ba ha r a hpa dape ma i nk e ma mp ua nmot or i kr e n da h da n me t o del a t i ha ns a s a r a nt e t a p pa dap e ma i nk e ma mp ua n mo t or i kt i ng gi me n unj uk ka na da ny ape r be da a ny a ngs i gn i f i k a n. e . Me t o d el a t i ha ns a s a r a nb e r u ba ha r a hpa dape ma i nk e ma mp ua nmot or i kr e n da h da nme t o d el a t i ha nt e t a ppa dape ma i nk e ma mpua nmot or i kr e n da hme n unj uk ka n a da ny ape r b e da a ny a ngs i g ni f i k a n. f . Me t o d el a t i ha ns a s a r a nt e t a p pa dape ma i nk e ma mp ua n mot or i kt i ng gida n me t o d el a t i ha ns a s a r a nt e t a p pa da p e ma i nk e ma mp ua n mot or i kr e n da h me n unj uk ka na da ny ape r be da a ny a ngs i gn i f i k a n.
1 5 0
La mp i r a n1 9 Dok ume nt a s iDa t ap e n e l i t i a nd iUni v e r s i t a sNe ge r i Ma k a s s a r .
Ga mba r9: Pe ng uk ur a nBe r a tBa da nSe b e l umTe s t e sMe l a k uk a nVertical-Jump
Ga mba r10: Pe ng a mbi l a nTi ng g iRa i ha nSe be l umMe l a k uk a nVertical-Jump
1 5 1
Ga mba r11: Te s t eMe l a k uk a nVertical-Jump
Ga mba r12: Pe mb e r i a nPe t un j ukda l a mMe l a k uk a nSit-Up
1 5 2
Ga mba r13: Te s t eMe l a k uk a nSit-Up
Ga mba r14: Pe mbe r i a nPe t u nj ukda l a mMe l a k uk a nTol a ka nMedicine Ball-Put
1 5 3
Ga mba r15: Te s t eMe l a k uk a nMedicine Ball-Put
Ga mba r16: Me mb e r i k a nAr a ha nKe pa daTe s t eSe b e l umMe l a k uk a nTe sAwa l Se r vi sLompa tBol a v ol i
1 5 4
Ga mba r17: Warming-Up Se be l umMe l a k uka nTe sAwa lSe r v i sLompa t Bol a v ol i
Ga mba r18: Pe mba g i a nKeDa l a mDuaKe l o mp okLa t i ha n
1 5 5
Ga mba r19: Te sAwa lSe r v i sLompa tBol a v ol i