98
PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA
Sumaryadi (2005), menyatakan bahwa perencanaan adalah salah satu fungsi dari seluruh proses manajemen untuk pencapaian tujuan tertentu. Prinsip yang dipegang sebagai acuan dalam menyusun tujuan dan cara-cara bagaimana mencapai tujuan baik yang bersifat jangka pendek, menengah maupun panjang adalah harus diarahkan pada pemandirian masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupannya. Atau dengan kata lain pembangunan ditujukan untuk kemandirian masyarakat. Konsisten dengan hal itu maka program pemberdayaan komunitas dirancang untuk meningkatkan kehidupan seluruh komunitas dengan partisipasi aktif, melalui inisiatif yang datang dari komunitas itu sendiri. Maksudnya adalah supaya komunitas dapat menentukan keputusan berkenaan dengan nasib masa depannya sendiri, dalam rangka pencapaian kemandirian komunitas. Selaras dengan adagium pekerjaan sosial, yaitu “ to help people to help themselves”, memandang orang miskin bukan sebagai “objek” pasif yang hanya dicirikan oleh kondisi dan karakteristik kemiskinan, tetapi merupakan “aktor” yang memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan yang sering digunakannya dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi seputar kemiskinannya. Ada tiga alasan utama mengapa partisipasi aktif dari komunitas menjadi penting dalam penyusunan program pemberdayaan komunitas. Pertama, adalah melalui partisipasi komunitas dapat diperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap komunitas setempat, yang tanpa kehadirannya maka program akan mengalami kegagalan. Kedua, bahwa komunitas lebih mempercayai program pembangunan jika dilibatkan dalam proses, persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk program dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap program tersebut. Ketiga, adanya anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila komunitas dilibatkan dalam pembanguan masyarakat. Dalam rangka penyusunan program kegiatan yang partisipatif dan berbasis pada potensi yang ada di Desa Kudi, maka hasil kajian yang sudah dijabarkan
99
pada uraian sebelumnya dijadikan bahan untuk menyusun rencana kegiatan. Tahapan dalam menyusun rancangan tersebut meliputi; 1. Identifikasi potensi penguatan kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga. 2. Identifikasi permasalahan dalam penguatan kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga. 3. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan komunitas pada aras kelompok. 4. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan komunitas pada aras individu. 5. Penyusunan program.
Identifikasi Potensi Penguatan Kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga
Dalam sebuah diskusi kelompok yang terfokus dibahas potensi-potensi yang dapat dikembangkan dalam upaya pemberdayaan terhadap komunitas di Desa Kudi. Potensi tersebut dirinci dalam kategori asset komunitas yang terdiri dari; sumberdaya manusia (human asset), sumberdaya alam (natural asset), sumberdaya kelembagaan (social and institutional asset), dan sumberdaya buatan (man made asset). Penduduk Desa Kudi yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani merupakan potensi sumberdaya manusia yang cukup strategis, karena mereka merupakan golongan mayoritas yang memungkinkan dapat diorganisir menjadi sebua h kekuatan dalam masyarakat. Semangat kerja keras dan nilai- nilai kerjasama yang ada didalamnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan kearah pengembangan masyarakat. Sumberdaya lokal yang mendukung terhadap penguatan kelembagaan Koperasi RT antara lain adalah lahan yang luas. Meskipun tergolong pada lahan tandus dan marjinal, akan tetapi pemanfaatan lahan sangat diperlukan untuk berlangsungnya sebuah aktivitas usaha pertanian dalam arti luas. Hasil- hasil produksi pertanian, peternakan, dan kehutanan, yang belum dapat dipasarkan secara luas memiliki potensi untuk dapat dikembangkan melalui penguatan kelembagaan Koperasi RT. Komunitas sudah memiliki kelembagaan Koperasi RT yang dukungan dari pihak; kelembagaan pemerintahan (Pemerintah Kabupaten),
100
kelembagaan keuangan (BPR).
Merupakan
peluang
positif
yang
dapat
dimanfaatkan dalam pengembangan kelembagaan Koperasi RT. Sumber dana yang telah ada menjadi milik kelompok dari bantuan modal Koperasi RT, merupakan potensi yang cukup baik untuk pengembangan usaha Koperasi RT. Asset lainnya yang berupa sumberdaya buatan, walaupun relatif sederhana dapat menopang aktivitas dari kelembagaan Koperasi RT di Desa Kudi. Jalan darat yang menghubungkan antar daerah, bendungan dan aliran irigasi teknis. Kesemuannya itu dapat dijadikan sebagai sarana dan prasarana untuk penguatan Kelembagaan Koperas RT.
Identifikasi Permasalahan dalam Penguatan Kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga
Berdasarkan kajian secara komprehensif tentang potensi yang ada di masyarakat dan hasil evaluasi terhadap program pengembangan masyarakat yang telah dilaksanakan dapat dipelajari bahwa program pemberdayaan Koperasi RT yang telah berjalan belum mampu memberdayakan anggota yang sebagian besar adalah petani miskin. Hasil analisis terhadap kelembagaan Koperasi RT diketahui; (i) Kapasitas anggota dan pengurus masih lemah, yaitu tingkat pendidikan anggota rendah, tingkat pendapatan anggota rendah, pengetahuan pengurus tentang perkoperasian dan kemampuan manajemen usaha masih rendah; (ii) Modal sosial yang ada pada masyarakat belum dapat dikembangkan, yaitu tingkat kepercayaan antar anggota maupun dengan pengurus masih rendah, jaringan kerja masih terbats; (iii) Kondisi lingkungan belum kondusif untuk dapat mendorong terjadinya proses penguatan kelembagaan, yaitu lahan yang tandus, kebijakan pemerintah yang tidak peka sosial, dukungan dari berbagai pihak (pemerintah, swasta, dan LSM) masih lemah. Berkaitan dengan hal tersebut maka kinerja kelembagaan Koperasi RT belum dapat mencapai hasil yang optimal. Di sisi lain, kapasitas individu petani miskin juga menjadi faktor lainnya yang berkaitan dengan penguatan kelembagaan Koperasi RT. Dengan demikian untuk menyusun program penguatan kelembagaan Koperasi RT dapat dilihat dari dua aras yang saling berkaitan, yaitu aras kelompok atau Koperasi RT dan aras individu atau rumahtangga petani miskin sebagai anggota Koperasi RT.
101
Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Komunitas Pada Aras Kelompok
Upaya untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan komunitas petani miskin pada aras kelompok, dilaksanakan dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok dengan anggota dan pengurus Koperasi RT yang tergolong sebagai petani miskin. Hasil identifikasi dibahas dalam Diskusi Kelompok Terfokus terhadap perwakilan anggota dan pengurus Koperasi RT, dan aparat desa, untuk bersama-sama menyusun lebih rinci dan menyusun skala prioritas permasalahan. Dari hasil diskusi kelompok terfokus tersebut dihasilkan suatu kesimpulan bahwa masalah inti yang dihadapi oleh Koperasi RT yang belum dapat memberdayakan anggota adalah karena kinerja Koperasi RT yang belum optimal. Hal ini berkaitan dengan adanya berbagai kendala dan masalah yang dihadapi pada masing- masing kelembagaan Koperasi RT. Kasus Koperasi RT 04 Dusun Sukosari, masalah utama ya ng dihadapi untuk dapat mengoptimalkan kinerja Koperasi RT dalam rangka pemberdayaan anggota adalah masih lemahnya kapasitas anggota yang sebagian besar adalah petani miskin. Sehingga mereka belum dapat memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh Koperasi RT. Kasus Koperasi RT 02 Dusun Setren, masalah utamanya adalah terletak pada sistem pengelolaan Koperasi RT yang masih dilakukan secara tradisional. Berkaitan dengan hal tersebut maka Koperasi RT 02 Dususn Setren tidak mampu berinteraksi dengan pelaku ekono mi lain yang pengelolaan usahanya sudah menerapkan sistem manajemen modern. Kasus Koperasi RT 02 Dusun Pundung masalah utama yang dihadapi adalah masih sangat mendasar, yaitu masalah kepemimpinan dan belum adanya kesadaran kelompok dalam kehidupan berkoperasi. Berkaitan dengan hal itu maka Koperasi RT 02 Dusun Pundung menghadapi permasalahan baik dalam hal pengelolaan maupun pelayanan. Identifikasi permasalahan pada tiga kasus Koperasi RT di Desa Kudi dapat dilihat pada Tabel 17.
102
Tabel 17. Identifikasi permasalahan aras kelompok pada tiga kasus Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006 No 1.
Masalah Utama Pelayanan Koperasi RT belum dapat diakses secara optimal oleh petani miskin (Kasus Koperasi RT 04 Dusun Sukosari)
2.
Kurang mampu dalam pengelolaan usaha (Kasus Koperasi RT 02 Dusun Setren)
3.
Fungsi dan peranan Kelembagaan Koperasi RT tidak jelas (Kasus Koperasi RT 02 Dusun Pundung)
4.
Asset yang dimiliki Koperasi RT kecil (Kasus pada semua Koperasi RT)
5.
Jaringan kerja dan jenis usaha yang dikembangkan masih terbatas
Penyebab Masih lemahnya kapasitas petani miskin Peraturan yang dikembangkan oleh Kelembagaan Koperasi RT tidak sesuai dengan kondisi sosial komunitas
Alternatif Pemecahan Meningkatkan kapasitas petani miskin; ⇒ Pelatihan ketrampilan usaha ⇒ Pendampingan Membangun peraturanperaturan yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi anggota
Pengetahuan pengurus dan anggota tentang perkoperasian dan manajemen usaha masih sangat terbatas
Meningkatkan pengetahuan pengurus dan anggota tentang perkoperasian; ⇒ Pendidikan perkoperasian ⇒ Pelatihan manajemen usaha
Kelembagaan Koperasi RT masih disatukan dengan struktur Kelemb agaan RT; ⇒ Struktur kepengurusan Koperasi RT menjadi satu dengan kepengurusan RT
Memisahkan Koperasi RT dengan struktur Kelembagaan RT; ⇒ pembentukan kepengurusan baru Koperasi RT
Pemupukan modal usaha Koperasi RT kecil ⇒ Tingkat pendapatan anggota rendah ⇒ Kesadaran anggota untuk menabung masih rendah
Meningkatkan modal usaha Koperasi RT; ⇒ Meningkatkan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota ⇒ Menyehatkan pengembalian pinjaman (pokok dan jasa bunga)
Kurang adanya kerjasama antar anggota, sesama koperasi, maupun dengan swasta
Meningkatkan kerjasama antar anggota, sesama koperasi, dan menjalin hubungan kerjasama dengan swasta Perluasan jenis usaha; Membuka usaha baru yang berbasis pada komunitas (perdagangan hasil pertanian dan pengadaan sarana produksi pertanian)
Sumber; Diolah dari hasil FGD
103
Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Komunitas Pada Aras Individu
Meskipun masalah penguatan kelembagaan terfokus pada pendekatan kelompok namun penguatan kapasitas individu juga merupakan unsur penting. Karena efektivitas kinerja organisasi akan dapat dicapai dengan baik apabila efektivitas kinerja individu sudah dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil kajian terhadap keberdayaan Koperasi RT yang sebagian besar anggotanya adalah petani miskin. Diperoleh beberapa permasalahan pokok individu petani miskin yang berkaitan dengan penguatan Kelembagaan Koperasi RT. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Identifikasi permasalahan aras individu pada tiga kasus Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006 No 1.
Masalah Utama Keterlibatan individu dalam pengambilan keputusan masih rendah (Kasus Koperasi RT 04 Dusun Sukosari dan Koperasi RT 02 Dusun Pundung)
2.
Kesulitan memperoleh sarana produksi pertanian (pupuk, obat-obatan) dan harga mahal
Kesulitan dalam pemasaran hasil produksi pertanian dan tidak ada kepastian harga jual
3.
(Kasus pada semua Koperasi RT) Tidak memiliki usaha lain selain dibidang pertanian (Kasus pada semua Koperasi RT)
Penyebab ⇒ Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan individu dalam pemecahan masalah ⇒ Rendahnya kepercayaan diri dalam interaksi sosial ⇒ Masih dominannya peran tokoh dalam proses pengambilan keputusan ⇒ Masih langkanya pelaku usaha lokal yang menyediakan sarana prasarana pertanian dan mampu menampung hasil produksi pertanian
Alternatif Pemecahan ⇒ Pelatihan dinamika kelompok
⇒ Terbatasnya perolehan informasi
⇒ Melakukan kerjasama antar Koperasi RT dan memperluas jaringan kerja dengan kelembagaan lain
⇒ Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan usaha (tidak mampu melihat peluang usaha) ⇒ Terbatasnya modal
Menciptakan lapangan kerja baru; ⇒ Pelatihan ketrampilan dan manajemen usaha ⇒ Bantuan modal usaha
Sumber; Diolah dari hasil FGD
⇒ Pelatihan partisipatif ⇒ Membentuk usaha kelompok di bidang pertanian yang difasilitasi Koperasi RT
104
Penyusunan Program Kerja Aras Kelompok dan Individu
Berdasarkan identifikasi masalah dan kebutuhan yang ada sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, selanjutnya dipilih alternatif kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut secara bersama-sama dengan pengurus dan anggota Koperasi RT, tokoh koperasi, petugas pembina Kopersi RT, dan aparat desa setempat dalam forum diskusi yang terfokus. Hasil diskusi tentang penetapan rencana kegiatan tersebut dikategorikan ke dalam empat strategi pokok Penguatan Kelembagaan Koperasi RT, yaitu; 1. Penguatan struktur dan kultur kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga 2. Penguatan kapasitas komunitas petani miskin 3. Penguatan ekonomi kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga 4. Pengembangan jenis usaha dan perluasan jaringan kerja kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga
Penguatan Struktur dan Kultur Kelembagaan Koperasi RT
Prioritas program ditujukan untuk Koperasi RT 02 Dusun Pundung. Program ini bertujuan untuk memperbaiki struktur dan kultur kelembagaan Koperasi RT yang ada di komunitas. Karena dengan keberadaan Koperasi RT yang masih dikelola dan menjadi satu dengan kelembagaan RT maka peran dan fungsi kelembagaan Koperasi RT menjadi tidak jelas. Nilai- nilai dan norma yang dikembangkan juga masih dipengaruhi dengan nilai- nilai yang ada pada kelembagaan RT. Kelembagaan RT sebagai kelembagaan pemerintahan, memiliki peran dan fungsi melakukan tugas di bidang pelayanan umum (pemerintahan, kemasyarakatan,
dan
pembangunan).
Sedangkan
Koperasi
RT
sebagai
kelembagaan ekonomi atau badan usaha, meskipun berwatak sosial akan tetapi pada dasarnya memiliki peran dan fungsi melakukan kegiatan usaha yang tunduk pada hukum ekonomi dan prinsip-prinsip koperasi. Sehingga struktur dan kultur yang dikembangkan dalam kelembagaan Koperasi RT perlu dipisahkan dengan struktur dan kultur kelembagaan RT.
105
Dengan adanya pemisahan struktur Koperasi RT dari struktur RT maka posisi dan peran pada masing- masing pengurus maupun anggota menjadi jelas. Meskipun kegiatan Koperasi RT masih menjadi satu dengan kegiatan RT, dengan adanya perbedaan peran dan fungsi pada masing- masing kelembagaan, maka warga juga akan mudah untuk memposisikan dirinya, kapan dia berkedudukan sebagai anggota warga RT dan kapan berperan sebagai anggota Koperasi RT. Dengan demikian hak dan kewajiban mereka akan semakin jelas dan mudah disadarinya. Prioritas program adalah Koperasi RT 02 Dusun Pundung, dan untuk mengimplementasikan maksud dan tujuan program maka beberapa kegiatan yang dilakukan adalah; (i) Sosialisasi nilai- nilai koperasi dan pembentukan struktur organisasi Koperasi RT; dan (ii) Pemilihan kepengurusan Koperasi RT. Rincian rencana kegiatan dijabarkan pada Tabel 19.
Sosialisasi Nilai-Nilai Koperasi dan Pembentukan Struktur Organisasi Koperasi RT. Kegiatan ini bertujuan untuk memperjelas dan memperkuat keberadaan, fungsi dan peran Koperasi RT. Pelaksana kegiatan adalah seluruh warga RT atau anggota Koperasi RT. Struktur organisasi Koperasi RT yang dibentuk menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan komunitas. Sehingga dalam pembentukkan struktur organisasi Koperasi RT tidak bersifat baku. Tim pengembangan Koperasi RT tingkat desa bertugas memfasilitasi kegiatan pembentukan struktur organisasi Koperasi RT. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini ditentukan pada tanggal 25 Juli 2005. Tempat menyesuaikan kesepakatan dengan komunitas (rumah kediaman ketua RT), sehingga diharapkan kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh warga RT atau anggota Koperasi RT. Sebelum
kegiatan
dilaksanakan,
tim pengembangan
Koperasi
RT
memberikan penguatan kepada komunitas dengan mensosialisasikan tentang perkoperasian dan bagaimana cara berkoperasi yang baik dan benar. Penanaman terhadap nilai-nilai koperasi perlu disampaikan kepada komunitas. Selanjutnya Tim pengembangan Koperasi RT memandu forum diskusi pembentukan struktur organisasi Koperasi RT yang harus dipisahkan dengan struktur organis asi RT.
106
Diskusi dilaksanakan oleh seluruh warga RT atau anggota Koperasi RT. Setelah warga RT berhasil membuat struktur organisasi dan menentukan peran masing- masing bagian yang ada dalam struktur organisasi Koperasi RT, kegiatan selanjutnya adalah warga RT mengadakan pemilihan kepengurusan Koperasi RT dan memberi nama Koperasi RT tersebut yang dapat membedakan antara satu Koperasi RT dengan yang lainnya. Sebagai contoh; “Koperasi RT Mandiri”. Pemberian identitas ini, dapat membantu dalam menghilangkan kesan terhadap Koperasi RT yang sulit dibedakan dengan RT.
Pemilihan
Kepengurus an
Koperasi
RT.
Kegiatan
pemilihan
kepengurusan Koperasi RT merupakan kegiatan lanjutan dari penguatan struktur kelembagaan Koperasi RT. Berkaitan dengan hal itu maka pelaksanaan kegiatan waktu dan tempat adalah bersamaan dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut. Pelaksana kegiatan adalah seluruh anggota Koperasi RT. Kegiatan difasilitasi oleh tim pengembangan Koperasi RT. Tujuan dilaksanakannya kegiatan pemilihan kepengurusan baru pada Koperasi RT adalah; disamping dimaksudkan untuk memperbaiki pengelolaan usaha yang dilakukan oleh Koperasi RT, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran aktif dari seluruh anggota Koperasi RT dan menanamkan nilai- nilai demokrasi yang ada dalam koperasi kepada komunitas. Sehingga dalam proses pemilihan kepengurusan tersebut harus bersifat demokratis dan partisipatif. Artinya seluruh anggota harus berperan aktif dalam mengikuti proses jalannya pemilihan kepengurusnan Koperasi RT, setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk dapat duduk sebagai pengurus, satu orang anggota memiliki hak satu suara dan bebas menentukan dukungannya.
107
Tabel 19. Rencana kegiatan penguatan struktur dan kultur kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006
Masalah
Tujuan
Kegiatan
Pelaksana
Struktur kepengurusan Koperasi RT masih menjadi satu dengan struktur kepengurusan RT
Memperjelas dan memperkuat keberadaan, peran dan fungsi Koperasi RT
1. Penguatan struktur dan kultur kelembagaan Koperasi RT
Seluruh warga RT 02
Menanamkan nilainilai koperasi kepada komunitas
2. Pemilihan kepengurusan Koperasi RT
(Kasus pada Koperasi RT 02 Dusun Pundung)
Memperbaiki pengelolaan usaha simpan pinjam Koperasi RT
Instansi Pendukung Pemerintah Desa Kudi
Waktu & Tempat Dilaksanakan 25 Juli 2006
Tim pengembangan Koperasi RT tingkat desa
Bertempat di Rumah kediaman Ketua RT 02 Dusun Pundung
Mekanisme/Metode 1. Kegiatan difasilitasi oleh Tim pengembangan Koperasi RT tingkat desa 2. Sebelum dilakukan kegiatan penguatan struktur kelembagaan Koperasi RT , tim pengembangan Koperasi RT memberikan sosialisasi tentang perkoperasian 3. Dalam penguatan struktur kelembagaan Koperasi RT perlu disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan komunitas 4. Dala m hal pemilihan kepengurusan Koperasi RT, Proses pemilihan dilakukan secara demokratis dan partisipatif
Prioritas Koperasi RT Koperasi RT 02 Dusun Pundung
107
108
Penguatan Kapasitas Komunitas
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani miskin baik kemampuan secara kelompok maupun individu. Program ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas sumberdaya petani miskin melalui perubahan sikap dan perilaku, sehingga mampu mengelola usaha kelompoknya (Koperasi RT), memiliki kepercayaan diri dalam berinteraksi sosial, mampu membaca peluang usaha dan mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya secara efekektif dan efesien. Sebagai implementasi dari program ini maka kegiatan yang dilakukan adalah meliputi; (i) Pelatihan manajemen usaha koperasi; dan (ii) Pelatihan teknis ketrampilan usaha; pengupasan mete dan batik tulis. Rincian rencana kegiatan disajikan pada Tabel 20.
Pelatihan Manajemen Usaha Koperasi. Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas kelompok khususnya pengurus Koperasi RT dalam mengelola usahanya sehingga mampu mengarahkan anggotanya untuk berperan secara aktif dalam pencapaian yang diharapkan bersama. Selain kegiatan itu diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelompok dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Pelaksana kegiatan adalah Pengurus Koperasi RT yang berpredikat sebagai petani miskin yang didukung oleh Pemerintah Desa kudi, Pemerintah Kecamatan Batuwarno dan Dinas PERINDAGKOP dan PENDAL Kabupaten Wonogiri. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan peserta dan dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan pengalaman Koperasi RT masing- masing peserta dengan prioritas Koperasi RT 02 Dusun Setren. Waktu pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan pada saat musim petani tidak banyak pekerjaan merawat usaha pertaniannya di sawah, yaitu Bulan Juli 2007. Lamanya waktu pelatihan lima hari dengan metode ceramah, tanya jawab, dan praktek. Tempat pelatihan di SD Negeri II Desa Kudi. Setelah peserta selesai mengikuti pelatihan, dilakukan evaluasi bersama yang dibuat oleh pelatih dan peserta.
109
Pelatihan Ketrampilan Teknis Usaha. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada petani miskin, yang memiliki minat dan berkeinginan untuk melakukan usaha akan tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup terhadap bidang usaha yang ingin ditekuninya. Kegiatan pelatihan ketrampilan teknis usaha yang dilaksanakannya lebih banyak latihan dan praktek secara langsung terhadap materi pelatihan daripada teori. Materi pelatihan sesuai dengan yang dikehendaki komunitas yaitu; pelatihan pengupasan mete dan batik tulis. Pilihan
terhadap
materi
pelatihan
tersebut
memungkinkan
untuk
dilaksanakan, karena disamping diinginkan oleh komunitas, juga potensi lokal mendukung, Pada hakekatnya komunitas sudah melaksanakan usaha tersebut akan tetapi pengerjaannya masih belum baik. Selama ini mereka hanya mengupas mete dengan alat yang sederhana dan penanganannya masih dengan cara-cara yang tradisional. sehingga hasil kupasan kacang mete banyak yang pecah, sedangkan yang diminati oleh konsumen/pasar adalah dibutuhkan kacang mete yang kering, bersih dan utuh. Sedangkan pada kegiatan pelatihan batik tulis yang dibutuhkan oleh komunitas adalah ketrampilan dalam membuat motif dan corak batik. Karena selama ini mereka hanya menjadi buruh pekerja “nutul” kain mori yang sudah ada coraknya yang didatangkan dari kota Solo. Dalam kegiatan ini Pemerintah Desa Kudi bekerjasama dengan Dinas PERINDAGKOP dan PENDAL Kabupaten Wonogiri memfasilitasi kegiatan pelatihan. Pemerintah Desa Kudi memfasilitasi penyediaan tempat dan bahan baku pelatihan, sedangkan Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri adalah menyediakan pelatih dan materi pelatihan. Waktu pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan pada saat musim petani tidak banyak pekerjaan merawat usaha pertaniannya di sawah, yaitu Bulan Juli 2007. Lamanya waktu pelatihan 5 hari dengan metode ceramah, tanya jawab, dan praktek. Tempat pelatihan di Balai Desa Kudi. Setelah peserta selesai mengikuti pelatihan, dilakukan evaluasi bersama yang dibuat oleh pelatih dan peserta.
110
Tabel 20. Rencana kegiatan penguatan kapasitas komunitas di Desa Kudi Tahun 2006
Masalah
Tujuan
1 Kurang mampu dalam pengelolaan usaha
2 Meningkatkan kemampuan petani miskin supaya mampu mengelola usaha Koperasi RT dengan baik (sesuai dengan kaidah-kaidah manajemen koperasi)
(Kasus pada Koperasi RT 02 Dusun Setren)
Kegiatan 3 Pelatihan manajemen usaha koperasi
Pelaksana 4 Pengurus Koperasi RT yang berpredikat sebagai petani miskin
Instansi Pendukung 5 Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri Tim pengembangan Koperasi RT Kabupaten Pemerintah Desa Kudi
Waktu & Tempat 6 Juli 2007 (5 hari) Tempat SD Negeri II Desa Kudi
Mekanisme/Metode 7 1. Pelatihan difasilitasi oleh Pemerintah Desa Kudi 2. Peserta pelatihan diutamakan kepada pengurus Koperasi RT yang berpredikat sebagai petani miskin 3. Identifikasi pelatihan sesuai dengan kebutuhan latihan bagi peserta sesuai tingkat kemampuan masing-masing 4. Materi disusun oleh Tim pengembangan Koperasi RT dari Dinas Perindag Kop dan Pendal Kabupaten Wonogiri 5.Metode yang digunakan; ceramah, diskusi, dan praktek 6.Evaluasi dilaksanakan oleh pelatih dan peserta dengan indikator yang ditetapkan secara bersama.
Prioritas Koperasi RT 8 Koperasi RT 02 Dusun Setren
110
111
Tabel 20. (sambungan)
1 Tidak memiliki usaha selain dibidang pertanian (Kasus Koperasi RT 04 Dusun Sukosari)
2 Memberikan ketrampilan usaha supaya petani memiliki peluang untuk dapat bekerja dan berusaha selaian di bidang pertanian
3 Pelatihan ketrampilan teknis usaha; pengupasan mete dan batik tulis
4 Anggota Koperasi RT Tim pengembangan Koperasi RT Kabupaten Pemerintah Desa Kudi
5 Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri
6 Juli 2007 (lima hari) Tempat Balai Desa Kudi
7 1.Pelatihan difasilitasi oleh Pemerintah Desa Kudi; penyediaan tempat, bahan baku untuk praktek 2.Peserta pelatihan diutamakan kepada anggota Koperasi RT yang berpredikat sebagai petani miskin, dan belum memiliki usaha lainnya selain bertani/buruh tani 3.Pelatih, dan peralatan untuk praktek pelatihan dari Tim pengembangan Koperasi RT dari Dinas Perindag Kop dan Pendal Kabupaten Wonogiri 4.Metode yang digunakan; ceramah, diskusi, dan praktek 5.Evaluasi dilaksanakan oleh pelatih dan peserta dengan indikator yang ditetapkan secara bersama.
8 Koperasi RT 04 Dusun Sukosari
111
112
Penguatan Ekonomi Kelembagaan Koperasi RT.
Program ini merupakan strategi ketiga setelah adanya penguatan struktur maupun kultur Koperasi RT, dan Penguatan kapasitas komunitas. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan asset Koperasi RT dan mendidik petani miskin untuk gemar berinvestasi dan memiliki keberanian untuk melakukan usaha. Sasaran program adalah seluruh Koperasi RT yang ada di Desa Kudi. Setelah komunitas memahami dan menyadari cara-cara berkoperasi yang baik dan benar serta mampu mengelola usahanya, maka mereka diajak untuk berinvestasi dengan meningkatkan simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan mana suka. Komunitas juga harus mulai berani untuk berinteraksi dan memanfaatkan fasilitas program pemberdayaan Koperasi RT yang telah disediakan oleh pihak pemerintah, yaitu adanya pinjaman sangat lunak dari BPR. Untuk dapat mencapai hal tersebut di atas, sebagai implementasi dari program ini, kegiatan yang dilakukan adalah meliputi; (i) Meningkatkan simpanan anggota yang terdiri dari; simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan mana suka anggota; (ii) Mengajukan pinjaman ke BPR. Rincian rencana kegiatan disajikan pada Tabel 21.
Meningkatkan
Simpanan Anggota. Kegiatan ini bertujuan untuk
memupuk modal dan meningkatkan asset Koperasi RT. Kegiatan dilakukan secara swadana oleh anggota. Bagi Koperasi RT yang belum melaksanakan simpanan anggota secara tertib, maka kegiatan awal adalah menertibankan pemupukan modal dengan cara mengadakan simpanan anggota. Sedangkan bagi Koperasi RT yang telah melaksanakan simpanan anggota secara rutin sebagaimana disebutkan di atas, maka simpanan tersebut dinaikkan. Jumlah dan besaran simpanan anggota disesuaikan dengan kemampuan komunitas. Untuk batas maksimal tidak ditentukan akan tetapi batas minimal harus dibatasi pada masing- masing anggota Koperasi RT; 1. Simpanan pokok
: Lima Belas Ribu Rupiah per anggota
2. Simpanan wajib
: Satu Ribu Rupiah per anggota per bulan
3. Simpanan mana suka
: Lima Ratus Rupiah per anggota per bulan
113
Untuk memotivasi anggota gemar berinvestasi, maka Koperasi RT harus melaksanakan aturan yang adil, yaitu dengan cara memberikan batasan maksimal kepada anggotanya berdasarkan jumlah tabungan yang ada pada Koperasi RT. Selanjutnya Koperasi RT juga harus membagikan Sisa Hasil Usaha Koperasi RT supaya anggota dapat menikmati manfaat mereka berinvestasi. Sehingga pada saat tutup buku akhir tahun kegiatan anggota diajak untuk meningkatkan tabungannya diharapkan tidak banyak mengalami kendala. Simpanan pokok minimal setiap tiga tahun sekali dinaikkan, sedangkan untuk simpanan wajib dinaikkan setiap pergantian tahun. Waktu untuk melaksanaklan kegiatan ini dapat dilaksanakan sewaktu-waktu mulai Bulan Januari 2007. Bertempat pada masing- masing dilaksanakannya aktivitas atau kegiatan usaha simpan pinjam Koperasi RT.
Melakukan Pinjaman Kepada BPR. Kegiatan ini merupakan upaya penggalian potensi terhadap sumber-sumber keuangan yang memungkinkan dapat dijangkau oleh komunitas. Karena pihak perbankkan memiliki aturan yang sudah baku, maka sebaiknya komunitas menyesuaikan diri sehingga dapat berinteraksi dengan pihak bank. Oleh karena itu kegiatan ini dilaksanakan setelah diadakan pembenahan organisasi dan manajemen Koperasi RT, serta penguatan kapasitas petani miskin baik secara individu maupun kelompok. Maksud dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai salah satu upaya Koperasi RT untuk mendapatkan uang tunai dalam jumlah yang layak digunakan usaha
ekonomi produktif.
Waktu
untuk
melaksanaklan
kegiatan
dapat
dilaksanakan sewaktu-waktu mulai Bulan Januari 2007. Bertempat pada masingmasing Koperasi RT. Pelaksana kegiatan pinjaman kepada BPR Kecamatan Batuwarno ini adalah pengurus beserta anggota Koperasi RT. Besarnya jumlah pinjaman yang diajukan adalah Satu Juta Rupiah dengan besaran bunga pinjaman lima persen per tahun. Pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara diangsur sebanyak tiga puluh enam kali atau selama tiga tahun. Pihak penjamin pinjaman adalah Pemerintah Kabupaten Wonogiri.
114
Tabel 21. Rencana kegiatan penguatan ekonomi kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006
Masalah 1 Pemupukan modal usaha Koperasi RT kecil (Kasus pada semua Koperasi RT)
Tujuan 2 Meningkatkan modal usaha Koperasi RT
Kegiatan 3 1. Meningkatkan simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan mana suka anggota 2. Mengajukan pinjaman ke BPR
Pelaksana 4 Anggota Koperasi RT
Instansi Pendukung 5 BPR Kecamatan Batuwarno Pemerintah Kabupaten Wonogiri
Waktu & Tempat 6 Dilaksanakan setiap waktu mulai Bulan Januari 2007 Tempat aktivitas Koperasi RT
Mekanisme/Metode 7 A. Meningkatkan Simpanan Anggota; 1. Penentuan besarnya simpanan pokok, wajib, dan mana suka disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anggota Koperasi RT batas minimal; - Simpanan pokok : Rp. 15.000 per anggota - Simpanan wajib : Rp. 1.000 per anggota per bulan - Simpanan mana suka: Rp. 500,- per anggota per bulan 2. Besarnya simpanan anggota digunakan untuk menentukan batas maksimal pinjaman masing-masing anggota. 3. Penambahan simpanan pokok ditingkatkan setiap tiga tahun sekali 4. Penambahan simpanan wajib ditingkatkan setiap pergantian tahun
114
115
Tabel 21. (sambungan)
1
2
3
4
5
6
7 B. Pengajuan pinjaman BPR; 1. Mengajukan pinjaman untuk tambah modal pada BPR Kecamatan Batuwarno Rp. 1.000.000,2. Besarnya bunga pinjaman 5% per tahun dengan perincian; - PAD: 1% - Operasional : 1% - BKK : 1% 3. Pengembalian dilakukan dengan cara diangsur 36X (tiga tahun) 4. Pihak penjamin pinjaman adalah Pemerintah Kabupaten Wonogiri
115
116
Pengembangan Jenis Usaha dan Perluasan Jaringan Kerja Kelembagaan Koperasi RT Program ini merupakan strategi tahap akhir dalam penguatan kelembagaan Koperasi RT dalam rangka pemberdayaan anggota. Program ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pelayanan Koperasi RT kepada anggota yang sebagian besar adalah petani miskin. Untuk dapat memberdayakan mereka, Koperasi RT dituntut mampu memberikan pelayanan kepada anggota secara optimal. Kondisi kemiskinan yang dialami oleh petani miskin menjadikan mereka memiliki banyak keterbatasan dalam meningkatkan usahanya. Mereka mengalami ketidakberdayaan dalam memperoleh sarana produksi dengan harga yang murah, dan tidak memiliki harga tawar yang tinggi pada saat penjualan hasil panenanya. Sehingga keuntungan yang didapat dari usaha pertaniannya tersebut tidak memadai (mendapatkan keuntungan yang layak). Kebanyakan petani miskin dalam pengadaan kebutuhan sarana produksi usahanya (pupuk, pestisida, benih, dll.) masih dilakukan secara individu dan harus menempuh tempat yang cukup jauh dari daerahnya. Dilihat dari jumlah barang yang didapat dengan biaya yang harus dikeluarkannya (transportasi) sangat tidak efisien. Demikian juga ketika menjual hasil panenanya yang sedikit, mereka harus banyak mengeluarkan ongkos untuk tenaga dan transportasi yang banyak. Hal inilah yang melatar belakangi petani miskin menghendaki Koperasi RT mampu berperan membantu mengatasi kesulitan usaha yang dialami oleh petani miskin tersebut. Untuk maksud itulah maka beberapa kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah; (i) Koperasi RT membuka usaha baru, yaitu melakukan kegiatan perdagangan dengan me nyediakan sarana produksi untuk usaha pertanian, dan membeli hasil produksi pertanian; (ii) Membangun kerjasama dengan pelaku ekonomi lain, yaitu
KUD maupun pihak swasta yang usahanya
bergerak di bidang pertanian. Rincian rencana ditunjukkan pada Tabel 22.
Membuka Usaha Baru. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu petani miskin dalam melakukan kegiatan usahanya supaya lebih produktif. Sehingga hasil keuntungan yang didapatkan akan meningkat. Demikian pula sebaliknya
117
manfaat yang dapat diperoleh bagi Koperasi RT adalah adanya pemasukan atau penambahan keuntungan usaha. Dengan adanya kegiatan tersebut maka keuntunga n proses kegiatan ekonomi tidak keluar dari komunitas. Karena perolehan keuntungan yang didapat oleh Koperasi RT pada akhirnya juga dinikmati oleh komunitas. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada bulan Oktober 2007 oleh seluruh anggota dan pengurus Koperasi RT, dengan mekanisme kegiatan sebagai berikut; 1. Pelayanan pengadaan sarana produksi pertanian; a. Koperasi Menginfentarisir sarana produksi yang dibutuhkan oleh petani miskin (pestisida, pupuk, benih, dll.) b. Koperasi RT melakukan pengadaan bahan saprodi c. Koperasi RT mendistribusikan sarana produksi pertanian kepada petani miskin yang membutuhkan d. Sistem pembayaran disesuaikan dengan kemampuan masing- masing petani miskin 2. Pelayanan pembelian hasil produksi pertanian; a. Hasil pertanian ditampung (pengepul) oleh Koperasi RT b. Penentuan harga sesuai kesepakatan Koperasi RT dengan petani miskin c. Koperasi RT memasarkan hasil tampungan produksi pertanian yang berasal dari petani miskin d. Sistem pembayaran kepada petani miskin dilakukan dengan cara-cara yang disepakati bersama
Membangun Kerjasama dengan Kelembagaan Lain. Kerjasama dengan kalangan
dunia
usaha
bertujuan
untuk
membuka,
menyiapkan
dan
mengembangkan akses pasar dan manfaat kesejahteraan laiinnya. Prinsip dalam kerjasama ini adalah; saling menguntungkan atau saling memperkuat (sinergi), yaitu; (i) Adanya keterlibatan petani miskin (Koperasi RT) dalam pengambilan keputusan dalam berbagai kegiatan usaha; (ii) Memberikan ruang yang cukup bagi petani miskin (Koperasi RT) untuk menentukan pilihan dan mengatur sumberdaya sendiri; (iii) Adanya tanggung jawab bersama terhadap keputusan
118
yang diambil; (iv) Sistem dan prosedur kerjasa mudah dan bersifat terbuka; (v) Masing- masing memiliki kedudukan yang setara, dan saling menghormati. Untuk dapat terlaksanakannya kegiatan ini, maka peran secara aktif dari Pemerintah Desa Kudi, Pemerintah Kecamatan Batuwarno dan Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri sangat diperlukan. Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan memfasilitasi; (i) Pertemuan antara Koperasi RT, petani miskin, KUD Kecamatan Batuwarno, dan pihak swasta (UD. Suluh Tani, UD. Sari Wono); dan (ii) Ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pencapaian bentuk kerjasama. Sedangkan Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri melakukan perlindungan terhadap Koperasi RT dalam melakukan kerjasama dengan KUD/ UD. Sari Wono; 1. Bentuk-bentuk kerjasama antara Koperasi RT, KUD Kecamatan Batuwarno, dan UD. Sari Wono-Sidoharjo dituangkan dalam kesepakatan tertulis yang disaksikan oleh Kepala Desa Kudi dan Camat Batuwarno, dan diketahui oleh Kepala Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri 2. Pengenaan sangsi ijin usaha kepada terhadap pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah dibuat bersama Kegiatan ini dilaksanakan oleh pengurus dan anggota Koperasi RT pada Bulan Oktober 2007, dan bertempat di Balai Desa Kudi.
119
Tabel 22. Rencana kegiatan pengembangan jenis usaha Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006
Masalah 1 Jenis usaha masih terbatas dan jaringan kerja terbatas (Kasus pada semua Koperasi RT)
Tujuan 2 Meningkatkan pelayanan kepada petani miskin
Kegiatan 3 Membuka usaha baru; 1. Penyediaan sarana produksi untuk pertanian 2. Membeli hasil produksi pertanian Membangun kerjasama dengan; 1.KUD Kecamatan Batuwarno 2.Pihak swasta; UD. Suluh TaniWonogiri, UD. Sari WonoSidoharjo
Pelaksana 4 Pengurus dan anggota Koperasi RT
Instansi Pendukung 5 KUD Kecamatan Batuwarno Pemerintah Desa Kudi Pemerintah Kecamatan Batuwarno Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri
Waktu & Tempat 6 Oktober 2007 Bertempat di Balai Desa Kudi
Mekanisme/Metode 7 A. Pelayanan pengadaan sarana produksi pertanian; 1. Koperasi Menginfentarisir sarana produksi yang dibutuhkan oleh petani miskin (pestisida, pupuk, benih, dll.) 2. Koperasi RT melakukan pengadaan bahan saprodi 3. Koperasi RT mendistribusikan sarana produksi pertanian kepada petani miskin yang membutuhkan 4. Sistem pembayaran disesuaikan dengan kemampuan masing-masing petani miskin
119
B. Pelayanan pembelian hasil produksi pertanian; 1. Hasil pertanian ditampung (pengepul) oleh Koperasi RT 2. Penentuan harga sesuai kesepakatan Koperasi RT dengan petani miskin
120
Tabel 22. (sambungan)
1
2
3
4
5
6
7 3. Koperasi RT memasarkan hasil tampungan produksi pertanian dari petani miskin disetorkan kepada KUD/UD. Sari Wono 4. Sistem pembayaran kepada petani miskin dilakukan dengan cara-cara yang disepakati bersama C. Prinsip dalam melakukan kerjasama adalah saling menguntungkan atau saling memperkuat (sinergi) D. Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan memfasilitasi bentuk kerjasama; 5. Memfasilitasi pertemuan antara Koperasi RT, petani miskin, KUD Kecamatan Batuwarno, dan pihak swasta (UD. Suluh Tani. UD. Sari Wono) 6. Ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pencapaian bentuk kerjasama
120
121
Tabel 22. (sambungan)
1
2
3
4
5
6
7 E. Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri melakukan perlindungan terhadap Koperasi RT dalam melakukan kerjasama dengan KUD/ UD. Sari Wono; 1. Bentuk-bentuk kerjasama antara Koperasi RT, KUD Kecamatan Batuwarno, dan UD. Sari Wono-Sidoharjo dituangkan dalam kesepakatan tertulis yang disaksikan oleh Kepala Desa Kudi dan Camat Batuwarno, dan diketahui oleh Kepala Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri 2. Pengenaan sangsi ijin usaha kepada terhadap pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah dibuat bersama
121