MANAJEMEN KUALITAS Sistem Industri I Aparatur p Perindustrian Pusdiklat Departemen ©2010
Program Outcomes & Tujuan y
Program outcomes ◦ Pelaksanaan & pengelolaan dalam bidang Sistem Industri
y
Tujuan: ◦ SSetelah t l h mengikuti ik ti pelatihan l tih ini, i i peserta t dih diharapkan k dapat mengenali kualitas produk, mengendalikan proses produksinya d ki melalui l l i aplikasi lik i peta t kkendali, d li dan melakukan perbaikan berkelanjutan Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
2
Materi pelajaran y
Kualitas dan dimensi kualitas. kualitas
◦ Definisi kualitas ◦ Dimensi kualitas pproduk dan jjasa
y y
Keinginan konsumen, perancangan produk, g proses. p karakteristik kritis dan pperancangan Pengendalian produk dan proses. ◦ Pengendalian produk dengan inspeksi ◦ Pengendalian proses dengan peta kendali
y
Perbaikan berkelanjutan.
◦ Siklus perbaikan kualitas ◦ Pendekatan perbaikan kualitas Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
3
Materi pelajaran y
Referensi utama: ◦ Montgomery D.C., (2008), Introduction to Statistical Quality Control, 6thh edition, Wiley.
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
4
Materii 1 M Kualitas dan Dimensi Kualitas Tujuan: Memberikan pemahaman tentang definisi dan dimensi kualitas serta perkembangannya
Daya Saing Ranking Daya Saing Global: 0
Ranking Da R aya Saing G Global
Singapore Malaysia
20
Thailand Chi China
40
India Indonesia
60
Vietnam Filipina 80
100 2001
2002
2003
2004
2005
2006
Sumber: Global Economic Forum, 2002-2007
2007
Tahun
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
6
Daya Saing
SUPPLIER
INPUT
PROCESS
OUTPUT
CUSTOMER
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
7
Daya Saing Competitiveness: Performance Criteria
Competitive p Demands
(internal/organization)
(external/market)
Cost Efficiency
Quality
Flexibility
Excellence
Low Price
Choice
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
8
COST PLUS STRATEGY ?
?
Price
Profit Cost
Finished Fi i h d good d
One p processes all
Processes
Conglomerates
0
Raw material Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
9
PRICE MINUS STRATEGY
Market ROI +
Customer utility / quality Price
WEALTH
Target Cost
Finished good Processes Raw material Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
10
Definisi Kualitas Karakteristik fisik & non-fisik yang mencerminkan sifat dasar benda atau sifat khususnya (Webster) y Karakteristik atau kombinasi/kumpulan karakteristik yang membedakan satu benda dari lainnya (Radford) y
y
Conformance to requirement (Crosby)
y
Fitness for use (Juran);
y
Ditujukan pada kebutuhan konsumen, sekarang dan nanti (Deming);
y
Totalitas features & karakteristik produk atau jasa yang memberikan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen, stated or implied (ISO1804). Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
11
Evolusi Manajemen Kualitas MANAJEMEN KUALITAS TERPADU/ TOTAL (1970 ~ )
A
SISTEM PENJAMIN KUALITAS (1970 ~ )
B C D Catatan: A = Inspeksi B = Pengendalian Kualitas C = Sistem Penjamin Kualitas D = Manajemen Kualitas Terpadu
PENGENDALIAN KUALITAS KUA ITAS (1940 ~ ) INSPEKSI (1920 ~ )
• • • • • • •
Kebijakan kualitas Keterlibatan pemasok & konsumen Keterlibatan semua operasi Manajemen operasi Pengukuran performansi Teamwork Keterlibatan pekerja
• • • • • • •
Pengembangan sistem kualitas Perencanaan kualitas lanjut Manual kualitas terpadu Ongkos kualitas Keterlibatan operasi non produksi Analisis sebab-akibat Pengendalian proses statistik
• • • • • •
Pengembangan manual kualitas Data performansi proses Inspeksi mandiri Pengujian produk Perencanaan kualitas dasar Penerapan statistika dasar
• • • •
Tindakan penyelamatan Sorting klasifikasi Sorting, Tindakan koreksi Identifikasi sumber ketidaksesuaian Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
12
Walter A. A Shewhart Walter A. Shewart (1891-1967) • Trained in engineering and physics • Long career at Bell Labs • Developed the first control chart about 1924
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas 13
Walter A. A Shewhart STATISTIKA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS ASPEK S KUALITAS: S Kualitas Obyektif: kualitas produk merupakan realitas obyektif tentang produk, independen dari keberadaan manusia. Kualitas Subyektif: kualitas produk relatif berdasarkan persepsi , perasaan dan sense konsumen Pioneer and visionary of modern quality control (penemu peta kendali)
Batas Kendali Atas
Garis Tengah
Variasi tak-alamiah, disebabkan oleh sebabsebab khusus di luar proses, seperti material, pekerja, peralatan, dll. (sporadic) Variasi alamiah, terkandung dalam proses & disebabkan oleh sebab-sebab umum (ada selama proses tidak diubah; tanggung jawab: manajemen). (cronic)
Batas Kendali Bawah
Sebelum PD II Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
14
W. W Edward Deming MANAJEMEN KUALITAS (MANAGEMENT OF PROFOUND KNOWLEDGE)
W. Edwards Deming Taught engineering, physics in the 1920s, finished PhD in 1928 Met Walter Shewhart at Western Electric Long career in government statistics, USDA, Bureau of the Census During WWII, he worked with US defense contractors, contractors deploying statistical methods Sent to Japan after WWII to work on the census Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
15
W. W Edward Deming MANAJEMEN KUALITAS (MANAGEMENT OF PROFOUND KNOWLEDGE) RANTAI REAKSI: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
UTILISASI Ç
DELAY È
REDUKSI BIAYA REW WORK È
PENINGKATAN KUALITAS
PENINGKATAN DAYA SAING
Porter’s Q C D Q-C-D
PERTUMBUHAN USAHA
Setelah PD II II, Deming & team
PERLUASAN LAPANGAN KERJA
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
16
W. W Edward Deming MANAJEMEN KUALITAS (MANAGEMENT OF PROFOUND KNOWLEDGE)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
17
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
18
Joseph M. M Juran TRILOGI KUALITAS
Born in Romania (1904-2008), immigrated to the US W k d at W Worked Western El Electric, influenced by Walter Shewhart Emphasizes a more strategic and planning oriented approach to quality than does Deming Juran Institute is still an active organization promoting the Juran philosophy and quality improvement practices He died in 2008
Joseph M. M Juran TRILOGI KUALITAS TRILOGI MANAJEMEN KUALITAS: • Penentuan segmen pasar; • Pemenuhan kebutuhan konsumen; • Pengembangan karakterisrtik produk sesuai dengan keinginan konsumen; • Pengembangan proses yang dapat menghasilkan karakteristik produk; • Transfer T f rencana Æ operating ti forces. f
• • • •
Pembangunan infrastruktur; Identifikasi proyek perbaikan; Pembentukan tim proyek; Menyediakan pelatihan SDM & motivasi untuk: 9 Diagnosis sebab 9 Stimulasi penanganan p kendali untuk 9 Penetapan mencapai goal
QUALITY PLANNING
QUALITY IMPROVEIMPROVEMENT
QUALITY CONTROL
• Evaluasi performansi produk; • Komparasi performansi aktual & sasaran; • Tindakan terhadap perbedaan. Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
19
Joseph M. M Juran
A
P
C
D
A
P
C
D
Continuous Improvement
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
20
Joseph M. Juran PENJAMIN KUALITAS (Quality Assurance) y
y
Cara untuk menjamin kualitas dalam produk sehingga konsumen dapat membelinya g keyakinan y dan menggunakannya gg y dalam kurun waktu tertentu dengan g keyakinan y dengan & kepuasan (Ishikawa); Semua tindakan terencana & sistematik yang diperlukan untuk memberikan keyakinan cukup bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi tingkat kualitas tertentu (JIS Z8101).
PENGENDALIAN KUALITAS (Quality Control)
Teknik operasional & aktivitas untuk menjaga kualitas produk atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan tertentu (ANSI ZI.7 1971); TQC: sistem efektif untuk mengintegrasikan upaya pengembangan kualitas, kualitas penjaminan kualitas, dan perbaikan kualitas dari berbagai kelompok dalam organisasi sehingga memungkinkan pemasaran, rekayasa, produksi, dan layanan pada tingkat minimum untuk memuaskan kebutuhan konsumen (customer satisfaction) secara penuh. Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
21
Joseph M. M Juran TRILOGI MANAJEMEN KUALITAS • Semua tindakan sistematis untuk memberikan kepercayaan bahwa suatu entiti memenuhi persyaratan kualitas. Dicapai melalui: 9 Pengujian produk/jasa berdasarkan standar untuk membangun b k kapabilitas bilit untuk t k memenuhinya; hi 9 Mengevaluasi organisasi pemasok produk/jasa berdasarkan standar untuk mengembangkan kapabilitas untuk memproduksi produk dengan standar tertentu.
Tindakan y yang g diambil dalam organisasi untuk meningkatkan efektivitas & proses untuk memberikan nilai tambah pada organisasi g & konsumen
QUALITY IMPROVE-IMPROVE MENT
QUALITY ASSURANCE
ISO9000 1987
QUALITY CONTROL
• Teknik & aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas; • Proses untuk menjaga standar melalui proses seleks, pengukuran & koreksi kerja
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
22
Philip B B. Crosby ZERO DEFECT FILOSOFI CROSBY:
Kualitas didefinisikan sebagai konformasi; Sistem untuk menjaga kualitas: prevention (Off-line (Off line Quality Control); Standar perfomansi: bebas cacat (zero defect); Pengukuran kualitas: harga dari ketidaksesuaian. Quality - Customer
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
23
INTALLA ATION & SERV VICE
SHIPP PING
MECHA ANICAL IINSPECTION & FUNCTION F NAL TEST T
MANUFAC M CTURING G ENGINE EERING
PURCH HASING
TQC -> TQM
ENGINE EERING
TQC (Total Quality Control) = Konsep horisontal lintas divisi fungsional organisasi
MARKE ETING
TOTAL QUALITY CCONTROL
MANUFA ACTURIN NG SUPER RVISION & SHOP OPERATIO ON
Armand V. V Feigenbaum
TOTAL QUALITY CONTROL
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
24
Kaoru Ishikawa PENGENDALIAN, PERBAIKAN KUALITAS & GKM KUALITAS: “True”: pandangan konsumen tentang performansi produk “Substitute”: pandangan produsen tentang performansi produk dalam bahasa teknis produsen KEPUASAN KONSUMEN: Kesesuaian antara “true and substitute quality” LANGKAH-LANGKAH: 1. Memahami karakteristik “true quality”; 2 2. Menentukan metoda untuk mengukur & menguji karaktertistik “true true quality quality”;; 3. Menemukan karakteristik pengganti & mempunyai pemahaman yang benar tentang hubungan antara “True Q” and “Substitute Q” 7 QC Tools: Cause & effect diagram, Stratifikasi, Check Sheet, Histogram, Scatter Diagram, Pareto, Peta-2 Kendali
GKM -> > Kaizen Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
25
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
26
Kaoru Ishikawa PENGENDALIAN, PERBAIKAN KUALITAS & GKM
GKM -> Kaizen
Gen--Ichi Taguchi Gen QUALITY ENGINEERING PENDEKATAN TAGUCHI:
Engineering approach: mencapai nilai target dengan variasi (noise) performasi produk yang minimum dalam lingkungan konsumen. Tools: teori & teknik optimasi, experimentasi design. Tiga jenis ‘noise’: noise : 1. External Noise: variabel dalam lingkungan atau kondisi penggunaan yang mengganggu fungsi produk (contoh: temperatur, kelembaban dan debu); kelembaban, 2. Deterioration Noise atau Internal Noise: perubahan yang terjadi akibat dari penggunaan atau penyimpanan; 3 Unit-to-unit Noise: perbedaan antar produk yang dibuat dengan 3. spesifikasi tertentu.
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
27
Gen--ichi Taguchi Gen QUALITY ENGINEERING PENDEKATAN TAGUCHI:
T Tujuan: j minimasi i i i noise i melalui l l i on-line li QC (selama ( l produksi) d k i) & off-line ff li QC (sebelum & setelah produksi) untuk meminimumkan kerugian masyarakat. Tiga Ti level l l desain: d i 1. Desain sistem (primer): desain fungsional dengan fokus pada teknologi dan arsitektur produk yang relevan; 2 Desain 2. D i parameter t (sekunder): ( k d ) cara untuk t k mereduksi d k i biaya bi d dan sekaligus meningkatkan performansi tanpa menghilangkan penyebab variasi. 3 Desain 3. D i toleransi t l i (tersier): (t i ) cara untuk t k mereduksi d k i variasi i id dengan mengendalikan penyebab variasi tetapi tanpa meningkatkan biaya.
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
28
Shigeo Shingo PRODUCTIVITY IMPROVEMENT – SMED
Pendekatan untuk mencapai Zero Defect: poka-yoke (mistake proofing) system t untuk t k mengeliminasi li i i defect. d f t Mistake-proofing system concept: human- or machine-sensor based series of 100% source inspection, self-check, or successive checks to d t t abnormalities detect b liti when h or as th they occur and d tto correctt th them on th the current unit of production as well as systemwide. Prinsip dasar Shingo Zero QC System: Gunakan G k inspeksi i k i sumber b Selalu melakukan inspeksi 100% Minimasi waktu untuk melakukan tindakan koreksi pada saat abnormalitas muncul;
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
29
David A A. Garvin EIGHT DIMENSIONS OF QUALITY
• Performance: karakteristik operasi atau fungsi utama • Features: karakteristik operasi sekunder yang mendukung fungsi utama • Reliability: probabilitas produk akan berfungsi dalam perioda waktu tertentu • Conformance: memenuhi standar yang diakui • Durability: bl ukuran k umur produk d k secara ekonomis k atau teknis k • Serviceability: kemudahan diperbaiki • Aesthetics: pendapat pribadi yang menunjukkan preferensi • Perceived quality: persepsi positive spt citra, merek, reputasi. Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
30
Trend Manajemen Kualitas KARAKTERISTIK Trends
Product Design Assurance: PK pada desain produk (& pengaruhnya pada kualitas produk)
Procurement Quality Assurance: PK pada pasokan bahan baku
KETERANGAN Ide: Merancang kualitas sistem yang sangat baik Secara ekonomis, kualitas perlu dirancang ke dalam proses produksi
Production Quality Control: Mencakup seluruh aktivitas produksi yang mendukung kualitas produk
Product Quality Audit: Evaluasi program PK organisasi (dari sisi konsumen) Bertujuan memberi manajemen pandangan konsumen mengenai produk yang dipasarkan Pengembangan Standar Internasional p Collaborative Improvement
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
Materi 2 Biaya kualitas, kualitas, dan pelanggan Tujuan: Memberikan pemahaman tentang pembentukan kualitas mulai dari tahap pendefinisian kebutuhan pelanggan sampai tahap perancangan.
31
Return on Quality (ROQ)
Q I
KINERJA PRODUK
uality
C R
PENGHEMATAN
ost
mprovement
eduction
HARGA
PANGSA PASAR
CYCLE TIME
GARANSI
PENDAPATAN
WASTE
BIAYA
KEUNTUNGAN
Return from Customer side
Return from Producer side
ROI
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
33
PRICE MINUS STRATEGY The utility of product decreases from its maximum when the quality lit characteristic h t i ti moves away from f target t t • The expected production cost E[C ] = C 0 / P ( x ) , and the expected utility in (6.a) is E [U ] = P0 − k ( 2Φ[ x ] − 1 − 2 xφ ( x )) .
Monetary U it Unit Cost Function Po 2
n0 C0 ⎫ ⎧ QT = ⎬ ⎨P0 − k(2Φ[x] −1− 2xφ(x))− 2Φ[x] −1⎭ P0 − k(2Φ[x] −1− 2xφ(x)) ⎩
Benefit for producer & customer
Utility Function
Co x1
y
x2
Tolerance (in σ value)
Irianto, D., “Loss of Society Derived from Utility and Cost Function”, International Journal of Management ScienceOmega, 26(5), pp.671-677, 1998 Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
34
Biaya Kualitas INTERNAL FAILURE COST
Berkaitan dengan cacat (kesalahan, non konformasi, dll) yang ditemukan sebelum shipment; akan hilang jika cacat dieliminasi. Contoh: sekrap, kerja ulang, analisis kegagalan, sekrap & kerja ulang supplies, 100% sorting inspection, kesalahan proses yang dapat dihindarkan, inspeksi & uji ulang, downgrading.
EXTERNAL FAILURE COST
Berkaitan dengan cacat yang ditemukan sebelum shipment; akan hilang jika cacat dieliminasi. C t h bi Contoh: biaya warranty, t penyesuaian i tterhadap h d complaint, l i t material yang dikembalikan, allowances.
FAILURE COST
BIAYA KUALITAS APPRAISAL COST
PREVENTIVE COST
Biaya menentukan tingkat konformasi terhadap permintaan kualitas. Contoh: Inspeksi & uji material, inspeksi & uji pada proses, inspeksi & uji akhir, audit kualitas produk, menjaga akurasi peralatan inspeksi, evaluasi inventori (cek degradasi).
Biaya untuk menjaga failure & appraisal cost minimum. Contoh: perencanaan kualitas, revgiew produk baru, pengendalian proses (untuk menentukan t k status t t proses), ) audit dit kualitas, k lit evaluasi l i kkualitas lit supplier, li ttraining. i i
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
35
Biaya Kualitas Karakteristik biaya kualitas di industri manufaktur di negara maju: IInternal t l failure cost
External E t l failure cost
2
1
8
11
4
7
Appraisal A i l cost 3
5
5
Strategic actions: actions •Meningkatkan kejelasan dan pengendalian proses manufaktur dan supply chain (55% - 52%) •Minimasi scrap, rework, returned material (36% - 51%) •Traceability T bilit product d t & process (36% - 18%) •Integrasi, collaboration, concurrent engineering (32% - 29%)
Prevention P ti cost 4
7
6
Best-in class Medium class Lower class
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
36
Gunung Es Biaya Kualitas Rejects Reprossing
Improve=go deep down
Customer returns t
Downgrading of product
Warranty expenses
Lost sales
Sorting inspection
Overtime to correct errors Loss of goodwill
Process downtime Extra inventory
Paperwork errors
Lost discounts
Delays
Damaged goods Obsolete Inventory Premium freight costs
Incorrent orders shipped
Customer allowances
Extra process capacity
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
37
Rantai Kualitas SELLING QUALITY PRODUCT
Dimana atau hal apa saja agar dapat dilakukan penurunan biaya biaya? ?
ENGINEERING QUALITY PRODUCT PLANNING QUALITY PROCESS BUYING QUALITY PRODUCT
REC. & INSP. QUALITY MATERIAL MANUFACT. QUALITY PARTS & PRODUCTS INSP. & TESTING QUALITY PRODUCTS SHIPPING QUALITY PRODUCTS INSTALLING & SERVICING QUALITY PROD. Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
38
Perencanaan & Pengendalian CUSTOMER NEEDS
Proactive Tools: Q Qualityy Planningg
DEFINITION DESIGN DEVELOP--MENT DEVELOP PRODUC--TION PRODUC SALES & SERVICE DELIVERY USE
Reactive Tools: Quality Control
DISPOSAL
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
39
Kebutuhan Pelanggan KEBUTUHAN PELANGGAN: Model Kano + Kepuasan Konsumen
r y" ie alit f is u at d Q S e 2: ect p x "E
3: Delighter "Exciting Quality" beyond satisfaction
Ti k t Tingkat Pencapaian
-
+
1: Basic take for granted (Fungsi Dasar Produk)
-
Basic Expectations: Ekspektasi yang jika dipenuhi tidak memberikan kepuasan, tetapi jika tidak dipenuhi akan mengakibatkan ketidakpuasan yang tinggi. Contoh: keselamatan penerbangan. Satisfier Expectations: Ekspektasi yang pemenuhannya akan mengakibatkan kepuasan pelanggan secara proporsional. Contoh: waktu mengantri mengantri. Delighter Expectations: Ekspektasi yang jika tidak dipenuhi tidak mengakibatkan ketidakpuasan, tetapi jika dipenuhi akan menyebabkan lonjakan kepuasan yang tinggi. Contoh: undian pada penerbangan
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
40
Voice of Customer Quality Function Deployment (QFD) Evaluasi E al asi relasi antar Atribut Teknis
perusahaan relatif terhadap kompetitor
Ukuran yang dapat digunakkan untuk evaluasi prioritas berdasarkan kekuatan hubungan & bobot kepentingan
4a. Evaluasi g Daya Saing berdasarkan n VOC
3. Relasi antara VOC & Kebutuhan Teknis
Evaluasi kekuatan hubungan antara VOC dan atribut teknis
4b. Keluhan 4
2. Atribut Teknis
1b. B Bobot Kepentingan
• Metodologi Penerjemahan VOC ke perencanaan kualitas dalam atribut teknis yyangg produk/jasa dengan terukur & dapat direalisasikan menggunakan pendekatan kualitatif berbasis matriks sistematis.. sistematis 1a. Voice of • Input: keinginan & Customer kebutuhan pelanggan (VOC) • Output: tindakan kunci untuk meningkatkan kepuasan pelanggan berdasarkan masukan Penggambaran daya saing atribut teknis produk dari pelanggan
6. Ko-relasi
5. Evaluasi Daya Saing Teknikal 7. Target atau Sasaran Operasional 8. Bobot Kolom
Target atau sasaran ditetapkan oleh perusahaan untuk menciptakan daya saing
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
41
Voice of Customer Struktur QFD Karakteristik T k i Teknis
P t Part Karakteristik
P Process Karakteristik
PART DEPLOYMENT
PROCESS PLANNING
P d ti Production Requirement
Kebutuhan K b h Konsumen
HOUSE OF QUALITY
PRODUCTION PLANNING
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
42
Belajar dari Bidang Jasa KOMPONEN KUALITAS JASA: Desain & Deliveri
Service Performance Standards
Service q Requirement
SERVICE DELIVERY
SERVICE DESIGN Product Design
Facilities Design
Service Operations Process Design
Customer Experience with Service
Customer p Expectations
Customer Operations Process Design
Service Encounter Environment
Provider B h i Behavior
CustomerProvider Interaction
SERVICE QUALITY Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
43
Aspek Relasional & Operasional (Operasional) PERENCANAAN & PENGENDALIAN KUALITAS (doing right the first time)
+
(Relational) PELAYANAN PELANGGAN (customer contact management)
Umpan balik perbaikan
Menangkap respon dari PELANGGAN
Mencari akar permasalahan (root cause analysis)
Mengidentifikasi ketidakpuasan PELANGGAN
=
KEPUASAN PELANGGAN (customer satisfaction & loyalty)
Aspek relasional membantu membentuk persepsi k li kualitas
← Feedback mechanism --LEARNING FROM CUSTOMER: BARANG & JASA TIDAK LAGI TERPISAHKAN Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
44
Gap Persepsi Kualitas
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
45
Gap Persepsi Kualitas WORD-OFMOUTH
KEBUTUHAN PERSONAL
PENGALAMAN
HARAPAN (EXPECTED)
Gap 5 ANGGAPAN (PERCEIVED)
Gap 1
Gap 4
PEMBENTUKAN KUALITAS ((incl.. p pre- & p post contract))
KOMUNIKASI KONSUMEN
Gap 3 DARI PERSEPSI KE SPESIFIKASI
Gap 2 Karakteristik Teknis
Part Karakteristik
Process Karakteristik
PART DEPLOYMENT
PROCESS PLANNING
Production Requirement
PERSEPSI MANAJEMEN THD HARAPAN KONSUMEN
Kebutuhan Konsumen
HOUSE OF QUALITY
PRODUCTION PLANNING
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
46
INPUT--PROCESS INPUT PROCESS--OUTPUT Î PELANGGAN SUPPLIER
INPUT
PROCESS
OUTPUT
CUSTOMER
Issue utama: Bagaimana mengendalikan proses
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
Materi 3 Pengendalian produk dan proses Tujuan: j Memberikan pengantar dan pemahaman tentang pengendalian produk dan proses
47
Pengendalian g Kualitas Off-line Desain Produk, Spesifikasi produk Spesifikasi proses
Proses Produksi, M it i Monitoring proses Perbaikan secara on-line
P Perbaikan secara offff line, li sebagai b i hasil monitoring global
D Proses Produksi, Monitoring kemampuan proses dalam memenuhi spek
A
C Contoh Off-line Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
49
Pengendalian g Kualitas On-line Dari off off-line line QC Tentukan dan buat peta kendali dan ukur variabel yang akan dimonitoring P Lakukan pengamatan terhadap proses dan petakan D
Periksa apakah proses dalam kendali C
Cari sebab khusus, identifikasi, lakukan penyesuaian (adjustment) A
Siklus PDCA untuk perbaikan secara on-line
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
50
Bentuk Pengendalian g Kualitas y
Acceptance sampling (inspeksi): QC berorientasi produk (on (on-line) line)
y
Process control: QC berrientasi proses produksi (on-line)
y
Designed experiments: QC berorientasi rancangan (off-line)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
51
Pengendalian kualitas melalui inspeksi
Fokus: (memenuhi) spesifikasi produk
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
52
Loss Functions y
Spesifikasi (step loss) = “hak hak operator untuk menyimpang dari target”?
Distribusi normal Distribusi uniform
No Goal Rentang Spesifikasi
Goal
No Goal
Rentang Spesifikasi
Fungsi Loss
Loss
N No
No Loss
Loss
QUADRATIC Loss LOSS
STEP LOSS
(TAGUCHI APPROACH)
(GAWANG SEPAKBOLA)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
53
Quadratic Loss Function y
Fungsi kerugian (Loss function) dari karakteristik kualitas Y di sekitar target m (Taguchi approach):
y
Abaikan orde lebih dari dua:
Ekspektasi [Loss]=Variansi + Bias2 Artinya: problem (presisi) + (akurasi) Needs for statistical theory Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
54
Quadratic Loss Function
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
55
Inspeksi atau Tanpa Inspeksi y
Pabrik A (tanpa inspeksi inspeksi, dist dist. normal) & pabrik B (dengan inspeksi, dist. uniform)
VARIANSI
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
56
Inspeksi atau Tanpa Inspeksi y
Ekspektasi loss dengan inspeksi 100%
Karena loss dengan g inspeksi p 100% ($0.694 ( per p unit)) lebih besar dari loss tanpa inspeksi ($0.667 per unit), maka tidak ada gunanya inspeksi 100% Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
57
Metoda Inspeksi Sampling Aspek penting dalam inspeksi y
Tujuan: menilai lot bukan estimasi kualitas lot
y
Bukan bentuk langsung pengendalian kualitas: ◦ Sampling S li Penerimaan: P i k t keputusan TERIMA/TOLAK lot; l t ◦ Pengendalian Kualitas: mengendalikan & memperbaiki proses secara sistematis.
y
Efektivitas: sebagai perangkat audit untuk meyakinkan kesesuaian output proses dengan ketentuan.
Pendekatan dalam penerimaan lot
Terima tanpa inspeksi Inspeksi 100% Sampling penerimaan Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
58
Metoda Inspeksi Sampling Kondisi yang memerlukan Sampling Penerimaan:
Jika pemeriksaan menggunakan cara uji destruktif; Jika biaya y inspeksi p 100% mahal;; Jika inspeksi 100% tidak mungkin dari segi waktu; Jika kesalahan inspeksi tinggi; Jika kualifikasi pemasok atau vendor baik, sehingg inspeksi p dihindarkan. 100% dapat
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
59
Metoda Inspeksi Sampling Kelebihan Sampling Penerimaan (dibandingkan inspeksi 100%):
Lebih murah; Mengurangi ‘handling’; Dapat p diterapkan p pada p uji j destruktuf;; Jumlah inspektor lebih sedikit; Kesalahan inspeksi lebih rendah; Mempunyai dampak lebih besar pada pemasok/vendor.
Kekurangan Sampling Penerimaan:
Mempunyai resiko menerima lot yang jelek (error tipe I, α), atau menolak lot yang baik (error tipe II, β); y Memberikan sedikit informasi mengenai produk atau proses yang menghasilkan produk tersebut; y Memerlukan perencanaan dan dokumentasi dari prosedur Sampling Penerimaan. Penerimaan y
Needs for statistical theory Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
60
Metoda Inspeksi Sampling Pembentukan Lot
Homogenitas lot. lot Ukuran lot besar lebih disukai dibanding ukuran lot kecil. Ukuran lot sesuai dengan g kapasitas p penanganan p g material di produsen p maupun konsumen.
Tujuan j & Prosedur Sampling p g Penerimaan
Menjamin tingkat kualitas (OC curve). Menjamin j kualitas pada p target g (AQL ( Q system). y ) Menjamin rata-rata tingkat kualitas yang diberikan (AOQL, DodgeRomig). Mengurangi inspeksi (Chain sampling, sampling narrow limit gaging, gaging skip-lot, skip lot double sampling). Menjamin kualitas tidak lebih buruk dari target (LTPD, Dodge-Romig). Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
61
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
62
Pengendalian Proses
Pengendalian Proses The Seven Tools: Tools y Histogram y Check sheet y Pareto chart y Cause-and-effect Cause and effect diagram (Ishikawa) y Defect concentration diagram y Scatter S tt diagram di y Control chart
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
63
Pengendalian Proses
Issue utama: Variabel proses mana yang perlu dikendalikan Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
64
Pengendalian Proses
OCAP: Out-of-Control Action Plan
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
65
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
66
Pengendalian Proses
Automatic Process Control
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
67
Pengendalian Proses Penyimpangan proses disebabkan oleh: Sebab-sebab umum (chance/common causes) y Sebab-sebab khusus (assignable/special causes) y
y
Out-of-control disebabkan oleh sebab-sebab khusus.
Bagaimana dengan sebab-sebab umum? (Deming funnel experiment)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
68
Deming’s Deming s funnel experiment
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
69
Deming’s Deming s funnel experiment y
Rule 1: do nothing
y
Rule 2: move funnel from its last position to compensate for last position
y
Rule 3: adjust the funnel at every drop, use target as reference point
y
Rule 4: set the funnel right over the last drop.
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
70
Pengendalian Proses dengan Peta Kendali Statistika sebagai basis pengendalian: y Estimasi parameter y Uji hipotesis (planned versus operational) Peta kendali: y Central line y Control C t l limits li it y Sampling (interval & size) y Level L l off confidence fid and d significance i ifi
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
71
Pengendalian Proses dengan Peta Kendali The Power of a Test Power dari pengujian hipotesis statistik adalah probabilitas menolak hipotesis awal jika hipotesis awal adalah salah (false). (false) Power = (1 - β) β adalah kesalahan type II.
Needs for statistical theory Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
72
Pengendalian Proses dengan Peta Kendali
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
73
Pengendalian Proses dengan Peta Kendali Pilihan peta kendali:
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
74
Pengendalian Proses dengan Peta Kendali Pilihan peta kendali:
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
75
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
76
Peta Kendali Variabel
Pembentukan Peta Kendali Tetapkan p Tujuan: j ◦ Hirarki organisasi penggunaan peta kendali; ◦ Kriteria (karakteristik) penentuan variabel kendali Æ menentukan jumlah sampel, biaya & waktu inspeksi. 2. Menentukan ukuran subgrup g p & internal sampling: p g ◦ Subgrup harus cukup besar untuk menjamin kenormal dan mampu-deteksi; ◦ Interval sampling = f (tingkat produksi, biaya sampling). 3. Pengumpulan g p data & p pencatatan p pada lembar data yang sesuai. 1.
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
77
Pembentukan Peta Kendali Menghitung g gg garis tengah g & batas kendali awal: 5. Revisi garis tengah & batas kendali: ◦ Hilangkan titik di luar batas kendali yang dapat diidentifikasi penyebabnya; 6. Implementasi peta kendali. 7. Monitoring M i i kondisi k di i proses. 4.
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
78
Peta Kendali X & R
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
79
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
80
Peta Kendali X & R
Peta Kendali X & R y
Membentuk peta X
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
81
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
82
Peta Kendali X & R y
Membentuk peta R
Peta Kendali X & R y
Out-of-control Out of control mean monitored via control chart
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
83
Peta Kendali X & R Peta kendali dengan nilai standar (nilai rata-rata dan standar deviasi populasi diketahui)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
84
Kemampuan Proses y
Process Capability index (Cp) lebih besar dari satu
y
Process Capability index (Cp) sama dengan g satu
y
Process Capability index (Cp) lebih kecil dari satu
Needs A statistical theory
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
85
Perilaku Data (understanding ( d di the h process)) y
Sustained shift in the mean
y
Cyclic shifts in the mean
y
S t i d drift Sustained d ift in i th the mean
y
Cyclic drifts in the mean Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
86
Perilaku Data (understanding ( d di the h process)) y
Cyclic fluctuation in the mean
y
Mixture patterns
y
Incidental shift in the mean
y
I id Incidental l abnormality b li
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
87
Perilaku Data (understanding ( d di the h process)) y
Sustained abnormality
y
Sustained shift in variance
y
Sustained drift in variance
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
88
Peta Kendali Variabel Khusus Implementing warning (advanced modern control chart): y y y y
Control chart with run rules (western electric approach) Variable sampling interval control chart Variable sample size control chart Double sampling p g control chart
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
89
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
90
Peta Kendali Atribut Peta kendali:
Peta Kendali Atribut JJenis i peta t kendali k d li atribut: t ib t y Peta p p: fraksi non-conformingg y Peta np: jumlah non-conforming y Peta c: jumlah j mlah cacat y Peta u: rata-rata cacat Peta kendali bermacambermacam-macam jenisnya untuk karakteristik penggunaan yang sesuai (Skip to Continuous improvement)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
91
Peta Kendali Atribut p y
y
Peta kendali atribut memonitor fraksi produk yang tidak memenuhi spesifikasi (non-conforming). Produk non-conformingg umumnya y unusable,, contoh fraction of broken glass plates atau fraction of defective chips on a wafer. wafer
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
92
Materi M t i4 Perbaikan Berkelanjutan Tujuan: Memberikan pemahaman konsep dan pendekatan dalam perbaikan berkelanjutan
KAIZEN: CONTINUOUS PROCESS IMPROVEMENT
Suatu bentuk eenterprise te p se learning e g
Melibatkan M lib k semua pekerja: k j top management, middle iddl management, supervisors, shop floor workers, support staff dengan motivasi untuk selalu mencari perbaikan
B d Budaya k i kaizen: mecarii peluang l perbaikan b ik
¾ Masalah = peluang perbaikan
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
94
Siklus Aktivitas Kaizen: SIKLUS PDCA
PL
A C T
Act: Jika hasil memuaskan, masukkan perubahan pada SOP dan latih pekerja untuk menguasainya
Plan: y Identifikasi masalah y Analisis masalah y Perencanaan penanggulangan
AN
Check: Periksa hasil, & tentukan tingkat pencapaiannya
DO
PDCA Cycle
CH EC K
Do: y Implementasi rencana solusi y Memastikan skill pekerja ang diperlukan
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
95
Siklus Aktivitas Kaizen: SIKLUS PDCA Kaizen
Kaizen
A
P
C
D
A
S
C
D
A
P
C
D
A
S
C
D
Maintenance: SOP
Maintenance: SOP
Standarisasi (Quality Assurance)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
96
Siklus Aktivitas Kaizen: SIKLUS PDCA WHAT
Siklus GKM
Definisi Masalah Analisis Masalah
Pl Plan (Manajemen)
PLAN
WHY
Identifikasi Sebab
HOW
R Rencana Pemecahan P h
Do P Action (Manajemen)
A
D C Pekerja
Check (Inspektur & Manajemen)
DO
Implementasi
CHECK
Konfirmasi Hasil & Penyesuaian
ACTION
SOP Baru & Pelatihan (Standarisasi) Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
97
Kriteria – Process & Kriteria – Result PROSES A
B
Usaha Perbaikan Dukungan D k & Stimulasi K it i - P Kriteria
HASIL C
D
E
Performansi Pengendalian P d li dengan d carrot & stick Kriteria - R
•Kaizen atau continuous improvement adalah usaha perbaikan kualitas yang ng berorientasi be o ientasi pada proses p proses, oses sedangkan ed ngk n hasil berperan be pe n sebagai eb g i umpan balik (feedback). •Sistem umpan balik (performance management) adalah prasyarat penting untuk menjamin kesinambungan Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
98
Kriteria proses proses:: Big Big--Q and Little Little--q y
Big-Q: Program perbaikan yang mengintegrasikan TQM dalam struktur & strategi perusahaan dengan dukungan penuh en h dari manajemen puncak. ncak
y
Little-q: Program Littl P yang menekankan k k pada d pelatihan, l tih perangkat, dan teknik-teknik TQM, tetapi tanpa perubahan mendasar pada budaya kerja. kerja
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
99
Quality Imprrovement (% )
Big--Q & LittleBig Little-q
100
Big-Q:
90
y
Diarahkan secara active & aggressive oleh top management
y
Perubahan mendasar pada budaya, struktur & proses
y
Strategi yang terdefinisi dengan baik
y
Konsepp terintegrasi g secara nyata y pada p pabrik
y
Jangka panjang
80 70 60
Big "Q"
50 40 30
Little "q" q
20 10 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
Time (Years)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
100
Big--Q & LittleBig Little-q Little-q: 100
Kurang dukungan dari top management
Bukan perubahan yang mendasar, hanya melibatkan training & teknik
Tidak menyeluruh
Falsafah tidak terintegrasi pada produksi
Memberikan manfaat jangka pendek
Quality Impro Q ovement (%)
90 80 70 60
Big "Q"
50 40 30
Little "q"
20 10 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
Time (Years)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
101
Kriteria Proses Proses:: Kaizen & Innovation Top Management Middle Management
Innovation Improvement
Kaizen Maintenance ((SOP))
Supervisors p
Maintenance ((SOP))
Workers ((1)) Japanese p p perceptions p of jjob functions ((a)) Top Management
Innovation
ion Vi s
Middle Management Supervisors
((2)) Japanese p p perceptions p of jjob functions ((b))
Maintenance (SOP)
anCle
ing
et she
inv Re
T
ion ent
i ty ual lQ a t o
M
ent em g a an
Maintenance (SOP)
Workers (3) Western perceptions of job functions (4) Current practice in many western companies People management
Memisahkan pengertian control & management Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
102
Six Sigma “Old Old wine in a new bottle bottle” Komponen Six Sigma: y People (manusia) Power y Process (proses) Power
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
103
People Power: E Executive i Leader L d Ch Champion/Sponsor i /S Master aste Black ac Belt et Black Belt G Green B Belt l
G Green B Belt l
G Green B Belt l
Hirarki mengikuti g jjenjang j g dalam organisasi g
Green Belt BOK BOK.pptx pptx
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
104
People p Power Peran Executive Leader : y Top Executive berkomitmen pada keberhasilan Six Sigma y Berpengetahuan p g ttgg pproses Six Sigma g y Menugaskan aktor kunci sebagai the Champion/Sponsor Position. p p : Peran Champion/Sponsor y Top Executive y Mengawasi posisi the Black Belts y Menyediakan sumber daya untuk menyelesaikan tugas-tugas y Membantu Black Belts untuk memilih proyek perbaikan y Melakukan benchmark dengan organisasi lain
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
105
People Power Peran Master Black Belt : y Nara sumber bagi Black Belts untuk aspek teori dari metoda statistika y Ahli tentang proses Six Sigma process y Bersama Champion/Sponsor memilih proyek perbaikan Peran Black Belt : y Pemimpin proses Six Sigma y Trampil dalam manajemen dan teknis y Merealisasikan visi proyek perbaikan y Dedikasi tunggal pada program Six Sigma y Mengawasi Green Belts Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
106
People Power Peran Green Belt : y Pemimpin proyek perbaikan y Mendukung g Black Belt dalam menyelesiakan y pproyek y pperbaikan Penggunaan Tools: y Seven tools y Quality Function Deployment (QFD) y Design of Experiments (DOE) y Process Flow Diagrams y Nominal Group Techniques y Teamwork
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
107
Process Power DMAIC—Five Steps Process
Define
Control
Impro e Improve
Measure
Anal e Analyze
Apa perbedaan yang nyata dengan siklus GKM? Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
108
Process Power Define: y Identifikasikan problem dengan jelas y Gunakan definisi numerik terukur y Fokus pada proses yang bermasalah, bukan pada hasil atau outcome Measure: y Benchmark y Kemampuan (capability) proses y Fokus pada CTQ (critical to quality)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
109
Process Power Analyze: y y Hasil proses saat ini y Apa p yyangg mungkin g dilakukan,, bandingkan g dengan g pposisi dalam persaingan p Improve: y Implementasi perubahan y Secara kreatif temukan cara baru y yangg lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat Control: y Tetapkan kriteria sukses y Implementasi p ppengukuran g untuk menjaga j g kondisi operasi p Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
110
[email protected] dradjad@mail ti itb ac id
TERIMA KASIH
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
111
LAMPIRAN Kasus pperbaikan pproses di industri kecil plastik p Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
112
EXPERIMENTAL DESIGN METHODS y
Kasus pada industri mikro (Bandung): manual plastic injection Clamping TuasClampi
Dudukan Mold (bergerak) Dudukan Hopper Mold (diam) Piston Injeksi
Dudukan Piston Injeksi (bergerak)
Tuas Injeksi Pendukung
2 Batang Utama
Utama Kiri Meja
Barrel &
Kompor
Tabung
Pendukung Utama Kanan
Return Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
113
EXPERIMENTAL DESIGN METHODS y
Process: manual plastic injection
Product: tutup plastik untuk kelosan benang (supplier untuk t k industri i d t i tekstil) t k til)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
114
EXPERIMENTAL DESIGN METHODS Konversi varibel: y Temperatur T plastik l k -> Waktu W k pemanasan (A) y Tekanan injeksi j dan kecepatan p injeksi j -> Waktu injeksi (B) y Tekanan penahan -> > Waktu penahan (C) y Temperatur cetakan -> Waktu pendinginan (D) y Lingkungan -> Waktu/saat pengerjaan (E)
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
115
EXPERIMENTAL DESIGN METHODS Penjelasan faktor: y Waktu pemanasan (A): semakin lama waktu pemanasan akan semakin tinggi temperatur plastik l tik dalam d l barrel b l maupun nozle. l y Waktu injeksi (B): semakin cepat waktu injeksi artinya semakin tinggi kecepatan injeksi dan semakin besar tekanan injeksi yang diberikan. y Waktu penahan (C): semakin lama waktu ppenahan artinya y semakin besar tekanan penahan yang diberikan oleh piston. Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
116
EXPERIMENTAL DESIGN METHODS Penjelasan faktor: y Waktu W k pendinginan d (D) semakin (D): k lama l waktu k pendinginan p g artinya y semakin rendah temperatur cetakan. y Waktu pengerjaan (E): waktu pengukuran pagi hari artinya kelembaban udara tinggi, t temperatur t rendah, d h dan d performansi f i operator t belum optimal.
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
117
EXPERIMENTAL DESIGN METHODS •
Rancangan dan data hasil eksperimen:
Run 1 2 3 4 5 6 7 8
A B Pemanasan Injeksi 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2
E Waktu pengerjaan C D pagi Siang Holding Cooling 1 2 1 2 1 1 67.87 67.92 68.07 68.19 1 2 67.64 67.71 67.68 67.59 1 2 67.56 67.78 67.95 67.76 1 1 66.71 67.73 67.79 67.77 2 2 68 07 67.91 68.07 67 91 67.59 67 59 68.16 68 16 2 1 67.90 67.94 68.02 67.83 2 1 67.79 67.95 67.76 67.87 2 2 67.78 67.98 67.76 68.12 Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
118
EXPERIMENTAL DESIGN METHODS •
Signal to noise ratio: Run 1 2 3 4 5 6 7 8
1 6787 67.87 67.64 67.56 66.71 68.07 679 67.9 67.79 67.78
2 6792 67.92 67.71 67.78 67.73 67.91 6794 67.94 67.95 67.98
3 6807 68.07 67.68 67.95 67.79 67.59 6802 68.02 67.76 67.76
4 6819 68.19 67.59 67.76 67.77 68.16 6783 67.83 67.87 68.12
Mean Variance SN Ratio 6801 68.01 002 0.02 53.38 5338 67.66 0.00 62.29 67.76 0.03 52.56 67.50 0.28 42.15 67.93 0.06 48.66 6792 67.92 001 0.01 5865 58.65 67.84 0.01 58.00 67.91 0.03 51.95
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
119
EXPERIMENTAL DESIGN METHODS Dari hasil perhitungan signal-noise (S/N), rancangan yang terbaik, yaitu rancangan yang robust terhadap pengaruh faktor f yang tidak terkendali (waktu pengerjaan), adalah rancangan pada run ke-2 ke 2 yaitu A2B1C1D2. y Namun demikian, efek faktor secara individual tidak menunjukkan perbedaan yang berarti diantara dua level faktor untuk faktor D, sedangkan untuk faktor A, B, dan C terlihat perubahan yang cukup berarti. y
Sistem Industri I Aparatur: Manajemen Kualitas
Return
120