ISSN 1978-3663, Vol. XLIV. No. 69, Januari 2013
Terima Kasih Warga Kota Surabaya Program Kota: Pahlawan Ekonomi, Pahlawan Keluarga dan Lingkungan GAPURA
Liputan Khusus: Entas Kemiskinan dengan Program Pemberdayaan Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
1
Walikota Tri Rismaharini menyerahkan penghargaan kepada salah seorangn Juara pahlawan ekonomi. (30 Desember 2012)
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Walikota Tri Rismaharini bersama Kepala Dinas perhubungan sedang mengamati lalu lintas di malam tahun baru dari Balai Kota. (1 Januari 2013)
Walikota Tri Rismaharini meresmikan Sentra Ikan Bulak. (31 Desember 2012)
Walikota Tri Rismaharini saat menandatangani peresmian Pasar Ikan Kecamatan Bulak. (27 Desember 2012)
Surat dari Redaksi
ISSN : 1978‐3663 Vol. : Edisi XLIV No. 69, Januari 2013 Desain : Ary Sulistyo Ket Sampul Depan: Piala penghargaan yang diraih Kota Surabaya tahun 2012 Foto : Ratno Ket Sampul Belakang: Semarak perayaan momen pergantian tahun warga Kota Surabaya Foto : Ratno
Pembaca Gapura yang Terhormat Pertama, kami menghaturkan selamat tahun baru 2013, semoga tahun ini menjadi era yang lebih menjanjikan kesuksesan pada warga Surabaya Mengawali lembaran tahun 2013, Gapura menyajikan upaya mengatasi kepadatan penduduk sekaligus penyediaan tempat tinggal yang layak melalui program rumah susun. Tak bisa dipungkiri, berkembangnya kota Surabaya salah satunya memberikan konsekuensi terhadap padatnya penduduk. Maka, kali ini kita akan simak apa visi pemerintah kota, langkah – langkah yang dilakukan, serta fasilitas dan layanan apa yang diberikan kepada masyarakat dalam hal rumah susun ini. Pada rubrik liputan khusus, kami menyajikan intervensi yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berusaha memberikan layanan terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal itu bisa dicapai dengan memperhatikan beberapa elemen yang menjadi kebutuhan utama, mulai fasilitas umum, sektor kesehatan, pendidikan, hingga ketersediaan ruang terbuka hijau. Tidak lupa kami siapkan rubrik program kota yang akan memberi anda wawasan seputar program Pemerintah Kota Surabaya. Gapura punya cerita tentang Pekan Srikandi kreatif sebagai pestanya wanita Surabaya. Selain itu, ada pula cerita pasar murah yang diselenggarakan disperdagin dalam upaya menangani kenaikan harga. Gapura selalu mengajak pembaca blusukan ke kampung melihat potensi masyarakat yang ada lewat rubrik seputar kampung. Kali ini kami sajikan potensi bidang olahraga kecamatan Sawahan yang berhasil menjuarai Pekan Olahraga Kota (Porkot) 2012 beberapa waktu lalu. Kami pun tampilkan potensi ekonomi di Koperasi Arta Kiprah kelurahan Penjaringan Sari. Melengkapi edisi ini kami, kembali sajikan cerita ringan tentang sosok berprestasi. Kali ini di bidang pendidikan, kita akan melihat dedikasi seorang guru yang mengajar 24 jam penuh. Tertarik? Simak selengkapnya di rubrik profil. Akhirnya kami segenap redaksi Gapura menghaturkan selamat menikmati sajian kami, selamat membaca.
Salam, Redaksi
Majalah Gapura PENERBIT
PIMPINAN REDAKSI
WAKIL BENDAHARA
Bagian HUMAS Kota Surabaya
Ka.Sub.Bag. Dokumentasi dan Pelaporan Dra. Sri Puri Surjandari, MSi
Endah Susanti
PELINDUNG Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini, MT
PENASEHAT Wakil Walikota Surabaya Drs. Bambang Dwi Hartono, M.Pd Sekretaris Daerah Kota Surabaya Sukamto Hadi, SH Asisten Kesejahteraan Rakyat Drs.Eko Hariyanto, MM
PENANGGUNG JAWAB Kepala Bagian HUMAS Dra. Nanis Chairani, MM
FOTOGRAFER REDAKTUR
FX. Ratno; Suyadi; Kusmali; Hasan Mustofa
Ka.Sub.Bag. Liputan Berita dan Pers Drs.Ec. Eddy Witjahjanto
KAMERAWAN Aris, Wahyu
EDITOR Ka.Sub.Bag. Layanan Informasi [Dra. Dayu Kade Asritami] Siti Nurhajati,SH,MHum
REPORTER Riza, Winda, Putri, Dina, Retno, Gilang, Hilda, Fitri
ALAMAT REDAKSI SIDANG REDAKSI Ari Chusnaini Arofah,SH; Agnes Idang,SE; Endang Rahayu, SE; Sumiarti;Dina Priyanti; Yayuk Pujiati; Jefri, Ika
BENDAHARA Dijah Soelistyowati
Jl. Jimerto 6-7 Surabaya Telp/Fax
: (031) 5475005
Website
: www.humas.surabaya.go.id
email
:
[email protected]
ISSN 1978-3663 Vol. XLIV. No. 69 Edisi Januari 2013
Laporan Utama
Hunian Mandiri yang Hemat untuk Warga Surabaya
8
24
Daftar Isi 12
Laporan Khusus
24
Edukasi
26
Penghargaan
32
Profil
36
Program Kota
40
Program Kota
44
Kesehatan
48
Olah Raga
APBD 2013 untuk Masalah Perkotaan
Apresiasi Dari Pemkot Surabaya
Terima Kasih Warga Kota Surabaya
40
Kurikulum Kehidupan Sehari-hari
Wanita Harapan Songsong Masa Depan
Pekan Kreatif Srikandi
Lindungi Perempuan & Anak dari HIV dan AIDS
Promosikan Wisata Pantai
48
44
Catatan dari Balaikota
Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Warga Surabaya yang saya hormati, Kemajuan kota tak bisa dihindarkan akan memberi konsekuensi baik maupun buruk dalam berbagai hal. Salah satu dampak buruknya ialah soal kepadatan penduduk. Sebagai pusat aktivitas. Wajarlah jika Surabaya punya pesona yang akan menarik penduduk dari luar datang. Namun, jika arus urbanisasi tersebut tak dapat diatur dengan baik akan berdampak buruk bagi kenyamanan tinggal di Kota. Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat menjadi satu prioritas yang dikerjakan Kota. Di tengah makin terbatasnya lahan, pilihan kami jatuh pada model perumahan vertikal dalam bentuk Rumah Susun (Rusun). Rusun kami anggap efektif dalam mengakomodir masyarakat dalam jumlah besar dengan luas lahan yang minimal.Kini, lebih dari 10 rusun tersebar di Surabaya utara, selatan, timur, serta barat. Seringkali ada anggapan bahwa rusun ialah hunian yang kurang nyaman. Untuk memberikan kelayakan dan kenyamanan tinggal Pemerintah Kota melakukan berbagai upaya. Salah satunya, penyediaan fasilitas seperti pembangunan sentra PKL yang ada di dekat Rusun Penjaringan Sari. Ada pula, upaya pembinaan keselamatan lewat simulasi kebakaran beberapa waktu lalu di beberapa rusun. Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya membenahi sektor administrasi dan estetika, sehingga rusun tak lagi dipandang sebelah mata. Hasilnya, Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah kota Surabaya mencatat, warga Surabaya yang telah mengantre untuk tinggal di rusun mencapai angka 3.000 keluarga hingga akhir tahun 2012 lalu. Dalam upaya penyediaan hunian vertikal ini, kami tak berjalan sendiri. Kerjasama dilakukan dengan berbagai pihak seperti pihak swasta dengan peningkatan pembangunan apartemen, dengan pihak Pemerintah Propinsi, atau dengan institusi pendidikan seperti yang dilakukan oleh Universitas Airlangga. Semua ini dilakukan untuk mendukung cita - cita kota Surabaya menjadi kota yang maju namun dengan kenyamanan tinggal di dalamnya. Akhirnya, kami berharap Surabaya bisa menjadi “rumah” yang nyaman untuk beraktivitas bagi warga dan pendatang. Pemerintah Kota akan terus berusaha keras untuk mewujudkannya. Terima Kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
5
Liputan Utama Laju pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang pesat di Kota Surabaya tidak sebanding dengan ketersediaan lahan tempat tinggal, sehingga harganya kian melambung. Pemerintah Kota Surabaya menawarkan solusi cermat bagi warga Surabaya yang ingin hidup mandiri.
S
urabaya merupakan kota metropolitan di daerah Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi yang pesat menyebabkan banyak orang ingin mengadu nasib di sini. Tidak hanya menjadi pekerja, banyak investor dari daerah lain yang datang ke kota industri ini setiap tahunnya. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab semakin sulitnya mendapatkan hunian yang ideal dan hemat di kota ini. Rumah susun atau rusun yang pertama kali dibangun di Kota Surabaya pada 1983 adalah Rusun Urip Sumoharjo. Pada awal keberadaannya hingga awal tahun 2000-an, rusun dipandang sebelah mata oleh warga
Solusi Cermat Mengatur
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/ILUSTRASI
Kepadatan Penduduk
6
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Liputan Utama Surabaya karena kondisinya yang cenderung kumuh dan tidak terawat. Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah bekerjasama dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang kota Surabaya memberi solusi dengan cara membangun serta membenahi sektor administrasi dan estetika rusun. Rusun yang telah menjadi aset Pemkot Surabaya mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) No. 13 Tahun 2010, tidak lagi menggunakan sistem sewa tapi menggunakan retribusi. Terdapat sembilan lokasi rusun yang siap huni, yakni di Urip Sumoharjo, Penjaringan, Sombo, Dupak Bangunrejo, Wonorejo, Randu, Grudo, Tanah Merah, dan Waru Gunung. ”Retribusinya saat ini, misalnya di rusun Urip Sumoharjo, dengan luasan bangunan yang berbeda pada lantai satu Rp142.000, sedangkan lantai dua Rp128.000 per bulan,” terang Soelistyowati, Kepala Seksi Rumah dan Bangunan II. Secara umum fasilitas dari semua rusun sama, yakni terdiri dari satu ruang tidur, satu kamar mandi, dan satu dapur. Hal yang membedakan adalah tipe besar ruangan. Saat ini luas ruangan rusun terbagi menjadi tiga, yakni 3x6 meter, 3x7 meter, serta 4x6
meter. Biaya retribusi dapat dibayarkan setip bulan atau langsung 12 bulan pada tahun yang sama. ”Sesuai Perda No. 15 tahun 2012, penghuni rusun maksimal tiga bulan tidak membayar retribusi, maka ia harus keluar,” terang Soelistyowati. Penghuni rusun merupakan warga asli kota Surabaya dengan menunjukkan bukti KTP dan Kartu Keluarga (KK) Surabaya. Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah memberikan waktu selama tiga tahun bagi warga Surabaya yang hendak tinggal di rusun. Hal ini berguna untuk menghantarkan warga Surabaya untuk mandiri dan pada akhirnya memiliki hunian sendiri. Pada perjalanannya, apabila dalam masa tiga tahun tersebut belum tercapai, maka penghuni rusun dapat melakukan perpanjangan untuk tinggal di rusun. Saat ini pemeliharaan yang sedang digalakkan Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah adalah menata kepenghunian di masing-masing rusun, khususnya sektor administrasi dan kebersihan agar tampak serupa dengan apartemen. Maka tak salah jika hingga akhir tahun 2012 lalu, lebih dari 3.000 warga Surabaya telah mengajukan permohonan untuk dapat tinggal di rusun. (bpa)
GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
7
Liputan Utama
Hunian Mandiri yang Hemat untuk Warga Surabaya
Semakin banyak warga Surabaya meminati rusun (rumah susun) yang kini dapat kita jumpai di berbagai titik kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah pun terus berupaya membenahi sektor administrasi dan estetika, sehingga rusun tak lagi dipandang sebelah mata.
Rumah Susun Tanah Merah dan berbagai fasilitasnya.
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO-SUYADI
R
Rumah Susun Grudo dan berbagai fasilitasnya.
8
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
usun makin banyak berdiri di Kota Surabaya. Lebih dari 10 rusun tersebar di Surabaya utara, selatan, timur, serta barat. Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah kota Surabaya mencatat, warga Surabaya yang telah mengantre untuk tinggal di rusun mencapai angka 3.000 keluarga hingga akhir tahun 2012 lalu. Rusun di kota Surabaya setidaknya dibedakan menjadi tiga jenis,
Liputan Utama
Rumah Susun Grudo dan berbagai fasilitasnya. yakni rusun aset Pemkot, rusun hasil kerjasama Pemkot dengan pengembang, serta rusunawa (Rumah susun sederhana sewa). Soelistyowati, Kepala Seksi Rumah dan Bangunan II mengatakan, ”Secara umum, fungsinya untuk memberikan tempat yang layak, rumah yang layak, dan tentunya dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah sendiri untuk mandiri.” Khusus untuk rusunawa, ratarata dibangun di atas lahan Pemkot Surabaya dan merupakan program langsung dari Pemerintah provinsi Jawa Timur. Perbedaan mendasar antara rusun dengan rusunawa adalah pihak pengelola, seperti rusunawa yang berada di kampus C Universitas Airlangga. Pihak pengelola rusunawa yang berada di area kampus C Universitas Airlangga adalah perguruan tinggi itu sendiri yang dipantau langsung oleh pemerintah pusat. Rusunawa tersebut dibangun sejak
bulan Juni 2008 dan mulai difungsikan pada tahun ajaran 2011-2012, saat ini sudah lebih dari 150 mahasiswa Unair menghuni rusunawa. Menurut wakil ketua badan pengelola asrama Unair, Difa Mukti Ahmad, S.Sos., Rusunawa Kampus C Unair ini berfungsi selain sebagai tempat tinggal mahasiswa, juga berfungsi untuk mengasah soft skill para penghuninya. Setiap satu bulan sekali ada temu antarpenghuni yang mendatangkan narasumber untuk saling diskusi. Bangunan berlantai empat dengan jumlah 24 kamar serta 16 kamar mandi disetiap lantainya, dapat disewa hanya dengan membayar Rp125.000/bulan. Ini harga yang jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan kost di sekitar kampus yang mencapai Rp400.000/
GAPURA
bulan. Hal senada dikatakan Khasbullah, mahasiswa semester tujuh Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, yang sejak bulan Oktober 2011 menghuni rusunawa. Pada periode 2013 - 2014 Pemerintah kota Surabaya berencana menambah jumlah rusun di empat titik, yakni Romokalisari, Tambak Osowilangun, Siwalankerto, dan Sememi. Ini antara lain dimaksudkan untuk menguraikan kepadatan permukiman penduduk di kota Surabaya. (BPA)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
9
Liputan Utama
Persyaratan dan Prosedur Ringkas
Calon Penghuni Rusun Pembenahan segi administrasi rusun terus ditingkatkan, mengingat pentingnya keakuratan data agar tidak terjadi kesalahan sejak awal. Persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi oleh calon penghuni rusun mempermudah verifikasi data.
S
tidak terjadi penumpukan nama calon penghuni rusun. Berdasar keterangan Kepala Seksi Rumah dan Bangunan II, Soelistyowati, persyaratan yang bersifat prinsip bagi calon penghuni rusun adalah harus memiliki KTP dan Kartu Keluarga (KK) Surabaya, surat keterangan belum memiliki rumah
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
emakin meningkatnya jumlah warga Kota Surabaya yang mengajukan permohonan kepada Pemkot Surabaya untuk bertempat tinggal di rusun, memotivasi Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan alur yang telah ditentukan, mempermudah verifikasi data agar
sendiri dari RT/RW, keterangan gaji, dan tentunya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka calaon penghuni rusun wajib mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Pertama, calon penghuni rusun mengajukan surat permohonan disertai berkas pernyataan, serta mencantumkan rusun yang dituju. Selanjutnya, Dinas Pengelola Bangunan dan Tanah memasukkan berkas ke daftar antrean dan melakukan verifikasi data. Jika telah memenuhi kriteria yang ditentukan, calon penghuni rusun diundang untuk menghadiri
10 Vol. XLIV No. 69
Rumah Susun Tanah Merah dan berbagai fasilitasnya. JANUARI 2013
GAPURA
Liputan Utama rapat mengenai peraturan dan tata tertib bertempat tinggal dirusun. Rusun merupakan solusi Pemkot Surabaya agar warga kota Surabaya memiliki hunian sementara yang layak, sehingga menstimulasi para penghuninya untuk dapat memiliki rumah tetap sendiri. ”Kalau tinggal di rusun itu kan sifatnya sementara, kami menghantar mereka supaya mandiri. Nantinya, kalau sudah mandiri, mestinya mereka harus keluar. Tetapi, yang terjadi adalah mereka melakukan perpanjangan setiap 3 tahun sekali,” ungkap Soelistyowati. Secara garis besar, penghuni rusun dapat membayar biaya retribusi langsung di lokasi tempat mereka tinggal karena saat ini terdapat UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas). UPTD sendiri memiliki tanggung jawab terhadap keberlangsungan rusun setiap harinya. Untuk pembayaran listrik yang memiliki daya 900 watt setiap unitnya serta air PDAM, maka para penghuni rusun harus membayarkan di loket yang telah ditentukan, bukan melalui UPTD. Seiring berjalannya waktu, beberapa hambatan pernah dihadapi Pemkot Surabaya mulai dari saat melakukan pembangunan hingga saat rusun tersebut telah berpenghuni. Salah satunya seperti upaya Pemkot Surabaya mengeluarkan orang yang tidak tepat penggunaan. Hal yang biasa terjadi adanya pihak yang mengajukan permohonan ke Pemkot Surabaya, lalu dikontrakkan atau dipindahtangankan ke orang lain. Alasan yang sering ditemui adalah mengaku anggota keluarga pemilik. Padahal, nama tersebut tidak ada dalam izin maupun perjanjian awal. Maka, belajar dari kasus yang sering dijumpai dilapangan tersebut, Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah berupaya keras agar verifikasi data lebih rinci dan akurat. ”Saat ini kami sedang proses memasukkan warga ke Tanah Merah tahap II,” imbuh Soelistyowati. Ia berharap pada tahun mendatang terdapat pertemuan rutin antara warga penghuni rusun dengan petugas, sehingga tercipta komunikasi baik dan segala kendala yang ada saat ini dapat diselesaikan dengan cara gotong-royong.(bpa)
TabelTipeRusun TabelTipeRusun Nomor TabelTipeRusun Nomor 1 Nomor 1 2 1 2 3 2 3 TabelFasilitas 3 TabelFasilitas
Ukuran
Luas(m2)
Ukuran 3x6meter Ukuran 3x6meter 3x7meter 3x6meter 3x7meter 4x6meter 3x7meter 4x6meter
2 Luas(m 18 ) 2 Luas(m 18 ) 21 18 21 24 21 24
4x6meter
24
TabelTipeRusun Nomor
Fasilitas Keterangan TabelFasilitas 2 Nomor Ukuran Luas(m ) Keterangan Nomor Fasilitas 1 AirPDAM 1 3x6meter 18 Nomor Fasilitas Keterangan 1 AirPDAM 2 PLN 2 3x7meter 21 1 AirPDAM 2 PLN GasElpiji KhususRusunWaruGunung 33 4x6meter 24 2 PLN 3 GasElpiji KhususRusunWaruGunung TabelFasilitas 4 Kamarmandi 3 GasElpiji KhususRusunWaruGunung 4 Kamarmandi 5 Dapur Nomor Fasilitas Keterangan 4 Kamarmandi 5 Dapur Lahanparkirkendaraan 16 AirPDAM 5 Dapur 6 Lahanparkirkendaraan 27 PLN FasilitasUmum 6 Lahanparkirkendaraan 37 GasElpiji FasilitasUmum KhususRusunWaruGunung TabelPersyaratan 47 Kamarmandi FasilitasUmum TabelPersyaratan
5 Dapur Nomor Persyaratan TabelPersyaratan 6 Lahanparkirkendaraan Nomor Persyaratan 1 KTPSurabaya 7 FasilitasUmum Nomor Persyaratan 1 KTPSurabaya 2 KartuKeluargaSurabaya TabelPersyaratan 1 KTPSurabaya 2 KartuKeluargaSurabaya 3 SuratketeranganbelummemilikirumahsendiridariRT/RW Nomor Persyaratan 2 KartuKeluargaSurabaya 3 SuratketeranganbelummemilikirumahsendiridariRT/RW 4 Keterangangaji 1 KTPSurabaya 3 SuratketeranganbelummemilikirumahsendiridariRT/RW 4 Keterangangaji 5 MasyarakatBerpenghasilanRendah(MBR) 2 KartuKeluargaSurabaya 4 SuratketeranganbelummemilikirumahsendiridariRT/RW Keterangangaji 5 MasyarakatBerpenghasilanRendah(MBR) 31. Prosedur 5 Prosedur MasyarakatBerpenghasilanRendah(MBR) 41. Keterangangaji 51. Prosedur MasyarakatBerpenghasilanRendah(MBR) 1.Mengajukansurat Prosedur permohonandisertai Mengajukansurat DinasPengelolaBangunandanTanah denganberkas permohonandisertai Mengajukansurat Mengajukansurat memasukkanberkaskedaftarantrean DinasPengelolaBangunandanTanah pernyataan,serta denganberkas permohonandisertai permohonandisertai danmelakukanverifikasidata memasukkanberkaskedaftarantrean DinasPengelolaBangunandanTanah mencantumkanrusun DinasPengelolaBangunandanTanah denganberkas pernyataan,serta denganberkas memasukkanberkaskedaftarantrean pernyataan,serta danmelakukanverifikasidata yangdituju. memasukkanberkaskedaftarantrean mencantumkanrusun pernyataan,serta mencantumkanrusun danmelakukanverifikasidata danmelakukanverifikasidata yangdituju. mencantumkanrusun yangdituju. yangdituju. Calonpenghunirusundiundanguntuk Calonpenghunirusundiundanguntuk Calonpenghunirusundiundanguntuk menghadirirapatmengenaiperaturandan menghadirirapatmengenaiperaturandan Calonpenghunirusundiundanguntuk menghadirirapatmengenaiperaturandan tatatertibbertempattinggaldirusun. tatatertibbertempattinggaldirusun. menghadirirapatmengenaiperaturandan tatatertibbertempattinggaldirusun. GAPURA Vol. XLIV No. 69 JANUARI 2013 11 Sumber: Dinas Pengelolaan Tanah dan Bangunan tatatertibbertempattinggaldirusun.
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO-SUYADI
Liputan Utama
Rumah Susun, Sebuah Pemahaman Akulturasi Budaya
S
eiring pertambahan jumlah pen‐ duduk, apalagi di kawasan perko‐ taan, rumah susun atau rusun (akan) menjadi keniscayaan. Kawasan pemukiman yang terus berkembang horisontal mesti ditahan, jika tidak dapat dihentikan sama sekali. Menga‐ pa? Sebab manusia tidak hanya butuh papan, melainkan juga pangan. Agar tersedia pangan, lahan pertanian mesti dipertahankan. Makhluk hidup, dan dengan demikian bukan hanya manu‐ sia, juga harus bernafas. Artinya, diper‐ lukan udara segar, dengan memelihara kawasan terbuka/hijau. Cara menahan/ mengerem laju pertumbuhan kawasan pemukiman agar tidak terlalu ’liar’ berkembang secara horisontal adalah membangun rusun (mengembangkan kawasan pemukiman secara vertikal). Hong Kong sebagai negara kecil
12 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
Berpindah ke rumah susun juga bermakna berpindah ke sistem kebudayaan yang baru. Sangat mungkin sekian banyak kebiasaan lama mesti ditinggalkan untuk mematuhi aturan-aturan, baik tertulis maupun tidask tertulis, dan menjadikannya kebiasaan baru. (secara wilayah) dan padat penduduk bahkan membangun stasiun kereta api di bawah tanah, lintasan (sepur) bawah laut, dan rusun-rusun tak hanya menjamur di dataran, melainkan juga di lereng-lereng bukit. Pada jam-jam GAPURA
sibuk, Anda dapat menyaksikan ma‐ nusia bagaikan semut yang keluar dari sarang lalu berduyun-duyun masuk ke lubang-lubang: stasiun bawah tanah, pintu kantor tempat bekerja, dan lainlain. Hanya dengan semakin banyak membangun rusun, Hong Kong yang sempit itu masih menyisakan taman-ta‐ man kota, ruang terbuka hijau, tempat para warganya bersantai, berolah raga, baik siang maupun malam hari. Lebih dekat, kita dapat melihat Sin‐ gapura, misalnya, sebagai negara sem‐ pit, banyak membangun rusun. Stasiun kereta api pun banyak yang dibangun di bawah tanah. Pria asal Tulungagung yang sudah ber-KTP Singapura, Welas Subagyo, pun dapat menghuni rusun (dikawasan Clementi) bukan karena menyewa atau membelinya dari tangan kedua, melainkan sebagai fasilitas yang
Liputan Utama diberikan oleh Negara, yang ia cicil dengan menyisihkan sebagain upah kerjanya (semacam Jamsostek-nya Indonesia). Orang boleh saja tak mau menyebutnya sebagai rusun, dan lebih memilih sebutan ’apartemen’ karena keadaannya yang cukup wah: ada ruang tamu, dapur, 2 kamar mandi, 2 kamar tidur, satu kamar darurat (digunakan untuk berlindung saat terjadi gempa atau kebakaran). Berpindah ke rumah susun (dari ru‐ mah personal/tradisional) juga bermak‐ na berpindah ke sistem kebudayaan yang lain (baru). Sangat mungkin sekian banyak kebiasaan lama mesti diting‐ galkan untuk mematuhi aturan-aturan –baik tertulis maupun tidask tertulis— dan menjadikannya kebiasaan baru. Misalnya: anak-anak tidak bisa lagi membuka pintu dan langsung berlari
ke halaman untuk bermain-main, tidak lagi leluasa ’berkebun’ (menanam bunga) di serambi, bahkan mesti selalu sadar takaran, seberapa keras suara televisi atau bunyi-bunyian lain untuk mengindari komplain para tetangga. Tak kalah pentingnya, walau sudah pegang sertifikat kepemilikannya, kita tidak boleh sesuka hati memodifikasi rumah, apalagi menambahkan material (misalnya: tambahan dinding penyekat) yang berisiko mengundang bahaya bagi segenap penghuni rusun. Welas Subagyo, yang tinggal di sebuah rusun di kawasan Cleminti, Sin‐ gapura itu juga mengatakan bahwa set‐ iap kali akan datang petugas pemeriksa ke ’rumah’-nya untuk memastikan tidak ada tambahan-tambahan yang memba‐ hayakan itu: dinding penyekat, tamba‐ han batu-bata atau cor semen untuk
GAPURA
mengganjal kulkas, bahkan sebuah paku yang ditancapkan di dinding untuk memasang foto atau lukisan di luar jatah/ketentuan yang diperbolehkan. Untuk setiap pelanggaran dikenakan hukuman/denda, dan semua penghuni rusun mematuhinya karena sadar akan potensi bahaya yang ditimbulkan akibat pelanggaran itu dan/atau karena takut jika harus membayar denda. Itu yang berkaitan dengan hal-hal bersifat fisik/material. Tidak kalah pent‐ ingnya adalah konsekuensi-konsekuensi yang bersifat sosial, yang mesti diper‐ hatikan ketika tinggal di rusun. Diper‐ lukan pemahaman baru untuk tinggal di rusun, diperlukan program edukasi, terutama bagi para penghuni/calon penghuni rusun demi kenyamanan dan keselamatan bersama. (Bonari Nabone‐ nar)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
13
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Liputan ProgramKhusus Kota
APBD 2013:
Perhatian pada Masalah Perkotaan P Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berusaha memberikan layanan terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal itu bisa dicapai dengan memperhatikan beberapa elemen yang menjadi kebutuhan utama, mulai fasilitas umum, sektor kesehatan, pendidikan, hingga ketersediaan ruang terbuka hijau.
14 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
ada 2013, pemkot memberikan perhatian penuh terhadap beberapa sektor di atas dengan alokasi dana APBD yang jelas. Untuk fasilitas umum, pemkot menaruh perha‐ tian utama pada tujuannya dalam memperbaiki jalan, mengurai kemacetan, dan mengurangi risiko banjir. Macet menjadi salah satu masalah kronis perkotaan besar. Tetapi, pemkot ingin memini‐ malkannya dengan melakukan terobosan-tero‐ bosan. Salah satunya, membuat frontage road di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, di sisi barat dan
Liputan Khusus
Box Culvert Banyu Urip
Sumber: Bagian Bina Program Pemkot Surabaya
timur (ruas BRI–Siwalankerto). Pemkot sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 8,5 miliar untuk frontage road sisi timur. Untuk frontage road di sebelah barat sudah disiapkan bujet sekitar Rp 6,5 miliar. Pembangunan dua ruas frontage road ini ditargetkan mam‐ pu terus mengurangi menumpuknya kendaraan di Jalan Ahmad Yani. Usaha memperbaiki sarana prasa‐ rana jalan raya beberapa di antaranya ditujukan pada jalan akses ke Stadion Bung Tomo. Anggaran yang disiapkan untuk proyek itu sebesar Rp 6,03 miliar. Nanti masyarakat bakal lebih mudah untuk keluar masuk stadion kebang‐ gaan warga Surabaya tersebut. Pembuatan jalan paving yang saat ini sudah berlangsung di beberapa tempat bakal lebih dipacu lagi. Hasil musyawarah perencanaan pemban‐
gunan (musrenbang) menyepakati anggaran sekitar Rp 46,4 miliar untuk proyek itu. Diharapkan, pembuatan jalan paving tersebut lebih merata dan menyeluruh pada 2013. Selain perbaikan jalan, antisipasi banjir menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Pembangu‐ nan sejumlah box culvert di titik-titik rawan banjir pun dikebut. Beberapa di antaranya terletak di Jalan Pakis Tirtosari, Kenjeran Larangan, saluran Kebon Agung di Rungkut Pesantren, dan Sidotopo Wetan. Tempat-tempat tersebut termasuk lokasi yang menyerap dana pembuatan box culvert terbesar. Rinciannya, Rp 31,2 miliar (Kenjeran Larangan), Rp 29,9 miliar (Sidotopo Wetan), Rp 15,8 miliar (Pakis Tirtosari), dan Rp 12,3 juta (Sa‐ luran Kebon Agung). Hal itu juga diikuti
GAPURA
dengan pembangunan rumah pompa penanggulangan banjir PA Jambangan Rp 16,5 miliar. Siapkan Rp 120 Miliar untuk Jamkes‐ mas Sektor penting lain yang tidak luput dari perhatian adalah kesehatan. Pem‐ kot berkomitmen terus memberikan kemudahan kepada masyarakat miskin untuk menerima pelayanan kesehatan dengan layak. Hal itu dibuktikan dengan alokasi anggaran yang mencapai Rp 120,2 miliar. Fasilitas kesehatan juga terus di-upgrade dan sudah disiapkan dana Rp 39,5 miliar. Sementara itu, perbaikan gedung, fasilitas sekolah, dan pemberian BOS (bantuan operasional sekolah) menjadi perhatian utama di sektor pendidikan. Untuk SD disediakan anggaran Rp 90,4
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
15
Liputan Khusus miliar, SMP Rp 43,2 miliar, dan SMA/ SMK total Rp 38,4 miliar. Pemkot juga memberikan BOS sebesar Rp 64,3 miliar (SD/MIN), Rp 43,9 miliar (SMPN/MTsN), Rp 40,6 miliar (SMAN/MAN), dan Rp 42,1 miliar (SMKN). Surabaya yang semakin terkenal sebagai kota taman juga terus mem‐ perbaiki fasilitas ruang terbuka hijau. Beberapa spot yang terlihat kurang cantik terus dipoles dengan menambah eksistensi taman. Tempat baru yang akan dibangun taman adalah kawasan MERR, Ngagel, Keputih, Babat Jerawat, dan masih banyak lagi.
FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
APBD Prorakyat Ada paradigma berbeda yang diusung Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2013. Pem‐ kot Surabaya berani memangkas pos belanja pegawai dan memperbesar be‐ lanja pembangunan fisik kota. Artinya, APBD Surabaya 2013 bisa dipastikan prorakyat.
Plt Kabag Bina Program Eri Cahyadi mengatakan, dalam RAPBD 2013 ter‐ dapat sejumlah kenaikan anggaran di berbagai kegiatan pembangunan kota. Secara global, kekuatan ABPD mening‐ kat menjadi sekitar Rp 5,72 triliun dari APBD Surabaya 2012 sebelumnya Rp 5,2 triliun. ’’Kami melakukan pening‐ katan belanja modal dan penurunan belanja pegawai,” tegas Eri. Dari nota keuangan yang disampai‐ kan pemkot, belanja langsung sebesar Rp 3,580 triliun naik Rp 471,4 miliar. Rinciannya, belanja pegawai Rp 397,5 miliar turun 0,96 persen dari sebelum‐ nya Rp 401,7 miliar. Belanja barang dan jasa dari sebelumnya Rp 1,525 triliun naik menjadi Rp 1,582 triliun serta belanja modal dari Rp 1,182 triliun menjadi 1,600 triliun. (kkn/xav)
16 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Liputan Khusus
Penandatanganan
Kontrak Kinerja Pemkot Surabaya FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Pemerintah Kota Surabaya mengawali kegiatan tahun anggaran 2013 dengan penandatanganan kontrak kinerja. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Senin (14/1). Bertempat di Balai Kota Surabaya, sebanyak 72 kepala SKPD termasuk para camat, membubuhkan tanda tangannya di atas kontrak kinerja. Setiap kontrak berisi lampiran rencana realisasi anggaran masing-masing unit kerja Pemkot sesuai e-Project. Mengin‐ jak tahun ke-3 pelaksanaan penanda‐ tanganan kontrak kinerja ini diharapkan seluruh SKPD mampu memenuhi apa yang telah disepakati dengan baik. “Ini adalah bentuk kesepakatan antara kepala SKPD dengan masyarakat. Bagi unit kerja yang capaiannya jauh di bawah 90 persen dari yang tertera di kontrak maka dipastikan penilaiannya pada e-Performance juga akan jelek. Ini berdampak pada kinerja SKPD terkait,” terang Kasubag Evaluasi dan Pelaporan Bagian Bina Program, Sudadi ketika dijumpai usai acara. Pada kesempatan itu, wali kota memberikan arahan pada segenap jajarannya. Menurut dia, semua yang telah tanda tangan dituntut harus sang‐ gup memenuhi apa yang telah dis‐ epakati. Untuk itu, ia menghimbau anak buahnya agar melakukan pengecekan terhadap segala kemungkinan per‐
masalahan yang mungkin timbul di kemudian hari. “Tujuannya agar semua siap kalau ada masalah sewaktu-waktu. Kalau sudah siap di awal, masalah tidak akan mengganggu jalannya kinerja,” tutur wali kota yang akrab disapa Risma. Mantan Kepala Bappeko ini menye‐ but, apa yang direncanakan Pemkot Surabaya bukan hanya untuk setahun, melainkan proyeksi rancangan pemban‐ gunan puluhan tahun ke depan. Salah satunya di bidang pendidikan. Pemkot tengah mematangkan penyiapan sarana olahraga untuk seluruh sekolah. Wali kota berpendapat, selain dari segi aka‐ demik, para siswa juga harus disiapkan fisiknya. “Menghadapi era persaingan internasional, generasi muda dituntut siap dalam segala hal. Buat apa otaknya cerdas kalau fisiknya lemah,” katanya. Hal lain yang tak boleh dilupakan yakni sinergi antar unit kerja. Risma menekankan, tidak ada dinas yang lebih penting dibandingkan yang lainnya. Menurutnya, semua dinas memiliki peranan masing-masing. Agar semua berjalan dengan baik, dibutuhkan komunikasi dan koordinasi semua
GAPURA
jajaran Pemkot Surabaya. “Selama ini kerjasama di lapangan sudah cukup baik, namun kita tidak boleh berpuas diri. Tetap harus ditingkatkan,” ujarnya menyemangati. Suntikan motivasi dari wali kota tersebut memberi dorongan seluruh elemen di lingkup pemkot. Terlebih Surabaya dinyatakan masuk nominasi 8 kota besar terbaik versi Lee Kwan Yew Award 2014. Hal itu disampaikan wali kota dihadapan para pejabat pemkot. “Sepanjang tahun 2013 kita tidak bisa enak-enakan. Ayo kita tunjukkan bahwa Surabaya bisa bersaing,” ujarnya. Risma langsung ‘tancap gas’ den‐ gan menginstruksikan beberapa hal, diantaranya jembatan Kalianyar-Jagalan harus difungsikan selambat-lambatnya dalam kurun waktu satu minggu, ruang operasi di RSUD Dr. Soewandhie bisa segera dipakai dalam satu bulan, serta Dinas Pendidikan ditarget menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah berkualitas untuk peningkatan mutu pendidikan. Disamping itu, wali kota juga mengi‐ syaratkan penambahan personel linmas untuk keamanan kota, penyelesaian layanan perizinan online, dan tak lupa pembebasan lahan untuk infrastruktur kota. “Para camat yang wilayahnya termasuk pengembangan jalan, tolong segera merapat ke Bu Erna (Kadis PU Bina Marga) untuk koordinasi pembe‐ basan lahannya,” tegas wali kota. (red)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
17
Liputan Khusus
Entas Kemiskinan dengan Berbagai
Program Pemberdayaan
Masih banyak warga miskin di Kota surabaya, menjadi tantangan bagi Pemkot Surabaya untuk terus berupaya menyejahterakan warganya. Dari Data Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 oleh Badan Pusat Statistik pada 2011, masih ada 82.837 rumah tangga rentan miskin di Surabaya. Meski jumlah itu turun drastis dibanding pendataan tahun 2008 yang mencapai 110.117 rumah tangga miskin.
18 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
P
emkot Surabaya sebenarnya telah melakukan berbagai program guna mengangkat warga di Kota Pahlawan dari kemiskinan. Langkah awal, Pemkot telah membuat skema penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program meliputi perluasan kesempatan, perberdayaan kelembagaan masyarakat, peningkatan kapasitas dan perlindungan sosial. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui fasilitas kebutuhan dasar, penataan dan pembinaan PKL serta usaha formal lainnya. Komitmen besar dalam menanggulangi kemiskinan ditunjukkan pemkot dengan terus meningkatnya anggaran untuk program ini. Pada tahun 2009, dana penanggulangan kemiskinan sebesar Rp. 450.659.003.021. Sedangkan untuk tahun 2012 anggarannya mencapai Rp. 599.782.321.777. Anggaran ini disalurkan melalui kegiatan meliputi bidang pendidikan,
GAPURA
kesehatan, ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk bidang kesehatan, alokasi anggaran kesehatan Pemkot Surabaya meningkat setiap tahunnya. Untuk tahun 2012 ini, anggarannya mencapai Rp. 595,2 milyar, naik dari tahun 2011 sebesar Rp. 454,5 milyar. Anggaran itu digunakan untuk membantu warga miskin melalui program Jamkesmas Non Kuota yang pada tahun 2012 mencapai Rp. 122,6 milyar. Pelayanan Jamkesmas non kuota di Surabaya diberikan pada warga berKTP Surabaya berpenghasilan dalam satu rumah tangga tidak melebihi Rp. 2.989.600 atau warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan terus menerus. Pasien ini dilayani 20 rumah sakit di Surabaya dan kota kota lain di Jawa Timur, 62 Puskesmas dan 60 puskesmas pemkot juga melakukan pembebanan retribusi pelayanan kesehatan di puskesmas dan puskesmas pembantu, pemberian makanan tambahan dan pendampingan balita gizi buruk. Juga, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil, pemberian makanan tambahan balita dan lansia, KB gratis, serta bantuan peralatan bayi dan sunat masal.
Liputan Khusus pengembangan kampung usaha, pembangunan sewa stand bagi UKM di mall, faslilitasi kewirausahaan UMKM dan lain lain. Pengembangan kampung usaha unggulan dimaksudkan untuk mengerakkan ekonomi rakyat. Ini karena Surabaya memang kaya akan kampung kampung dengan produk khas yang unggulan. Beberapa langkah yang dilakukan melalui Dinas Koperasi dan UMKM antara lain penyuluhan, pembinaan, dan penyediaan tempattempat layak, baik untuk produksi maupun pemasaran. Di bidang sosial, program prioritas dalam upaya pengentasan kemiskinan antara lain program permakanan lansia terlantar. Yaitu bantuan makan setahun penuh bagi 5000 lansia terlantar yang telah didata Dinas Sosial Kota Surabaya. Pemberian makan selama setahun penuh juga diberikan ke penyandang cacat terlantar yang jumlahnya mencapai 2.627 orang. Pemkot juga memiliki pondok sosial Liponsos yang menampung para lansia terlantar dan gelandangan. Disana mereka mendapatkan fasilitas makan, pemeriksaan kesehatan rutin, tenaga kebersihan dan tenaga psikiater. Di bidang lingkungan dilakukan penyediaan air bersih, rumah susun dan rehabilitasi sosial daerah kumuh. Kerja keras Pemkot Surabaya membangun kota dan
menyejahterakan warganya, beberapa kali diganjar penghargaan oleh pemerintah pusat. Pada 18 Desember 2012 lalu, Pemkot Surabaya memenangi Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2012 yang diserahkan langsung Presiden Susiolo Bambang Yudhoyono kepada Walikota Tri Rismaharini di Jakarta. Surabaya terpilih karena dinilai berhasil melaksanakan berbagai pelatihan bagi perempuan agar kaum hawa dapat mandiri secara ekonomi. Pelatihan yang digelar Pemkot terbukti mampu menumbuhkan UKM-UKM baru. Penghargaan lainnya yang diterima Pemkot Surabaya diantaranya Perencanaan Kota Peduli Perempuan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan , Kota Layak Anak Kategori Nindya tahun 2012, Penghargaan sebagai Kota Peduli Pendidikan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pro Poor Award Kategori terbaik Bidang Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2012 tingkat Jawa Timur. (din/ dre.adv)
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO-SUYADI
Dibidang pendidikan, anggaran digunakan untuk membiayai BOPDA (Bantuan Operasional Pendidikan Daerah), fasilitas PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), beasiswa bagi siswa bibit unggul, beasiswa sekolah pelayaran, sekolah KLK, sekolah terbuka, pendidikan lanjutan siswa bermasalah sosial dan pembuatan taman bacaan. Khusus untuk program pendidikan anggaran pemkot surabaya di tahun 2012 mencapai 1,8 triliun atau 30% total APBD Kota Surabaya. Selain membebaskan SPP bagi seluruh siswa SD/SMP/SMA/SMK, pemkot juga punya perhatian besar pada pendidikan usia dini. Selama ini biaya masuk pendidikan anak usia dini tidak terjangkau warga menengah ke bawah karena biayanya tinggi. Anggaran pendidikan di Surabaya juga digunakan untuk memberikan uang transport sebesar Rp. 100.000 bagi 10.000 guru TPQ dan guru sekolah minggu, sekolah agama Hindu/ Budha di Surabaya. Selain itu juga untuk sertifikasi dan training tenaga pendidikan, memberikan tunjangan fungsional tenaga pendidikan sebesar Rp. 300.000/orang/bulan serta pemerataan tenaga pendidik. Untuk bidang ekonomi, penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui pelatihan keterampilan bagi keluarga miskin dan pengangguran, pembangunan setra PKL baru, urban farming, raskin,
GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
19
Liputan Khusus
Berdayakan Warga Yang Terpinggirkan Pemerintah Kota Surabaya san‐ gat peduli terhadap persoalan yang dihadapi warga Surabaya yang berada di bawah garis kemiskinan dan terp‐ inggirkan. Kepedulian tersebut diwu‐ judkan dengan cara merawat mereka di Pondok Sosial yang dimiliki Pemkot Surabaya. Pemkot memiliki 4 pondok sosial yakni Liponsos Keputih, UPTD Babat Jerawat, UPTD Wonorejo, dan UPTD Kalijudan. Dari keempat pondok sosial terse‐ but, Pemkot Surabaya tidak hanya merawat orang yang normal saja, yang memiliki penyakit pun dirawat. Anakanak nakal dan kurang beruntung pun turut dirawat oleh Pemkot Surabaya. Apa yangtelah dilakukan Pemkot benarbenar mencerminkan apa yang telah diamanatkan Undang-undang Dasar 1945 yang tertuang dalam pasal 34 ayat 1 berbunyi “Fakir Miskin dan anakanak terlantar dipelihara oleh negara” Hal ini membuktikan bahwa Pemkot Surabaya sangat peduli terhadap per‐ soalan kemiskinan di Surabaya. Sebagai pemangku kebijakan Pemkot Surabaya terus berupaya membuat warganya mentas dari kemiskinan. Banyak inter‐ vensi yang dilakukan Pemkot kepada masyarakat miskin. Para penghuni pondok sosial ini, tidak hanya dirawat dan diberi makan dan minum saja. Kes‐
20 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
ehatan mereka pun juga dijaga, mereka mendapatkan perawatan kesehatan setiap bulannya. Mereka juga menda‐ patkan pembinaan mental setiap 2 kali dalam 1 bulan, seperti yang dilakukan di Liponsos Keputih. Melainkan, mereka diberi pelatihan ketrampilan, supaya ketika mereka sudah keluar dari pondok sosial dan kembali ke masyarakat, mereka telah mandiri dalam bekerja. Ketrampilan yang diperoleh itulah dibuat modal untuk bisa mandiri secara ekonomi. Pelatihan ketrampilan yang diberikan antara lain pelatihan handycraft seperti menyulam dan pertukangan. Jadi, apa yang dilakukan Pemkot Surabaya, juga menumbuhkan kembali rasa percaya diri setiap penghuni ketika mereka su‐ dah kembali di lingkungan masyarakat. Sehingga, mereka tidak merasa malu atau minder lagi. Lingkungan Pondok Sosial di Keputih (Liponsos Keputih) didirikan Pemerintah Kota Surabaya sejak tahun 1997. Tujuannya untuk menampung bagi para PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) hasil razia seperti gelandangan pengemis, gelandangan eks psikotik, anak jalanan, WTS dan lansia terlantar yang dilaksanakan oleh jajaran Sauan Polisi Pamong Praja, jajaran kepolisian, operasi gabungan GAPURA
maupun penyerahan warga. Menurut Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya, Supomo, penampungan ini bersifat sementara, karena bagi yang terjaring razia setelah diproses apabila mempunyai keluarga akan dikembalikan atau dipulangkan ke‐ pada keluarga. “Namun bagi para gelan‐ dangan psykotik, mereka rata-rata tidak diketahui identitas maupun keluarganya akhirnya menjadi penghuni permanen di Liponsos Keputih ini,”kata Supomo. Di Liponsos Keputih para penghuni diidentifikasi untuk menentukan jenis PMKS-nya, dilakukan sidik jari, difoto untuk dimasukkan ke database kemu‐ dian di masukkan ke barak sesuai jenis‐ nya. Mereka secara rutin mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan apabila secara fisik mereka sakit diberikan pengobatan oleh petugas Puskesmas Keputih yang ditempatkan di Liponsos. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan VCT setiap bulan oleh Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur untuk mengetahui kemungkinan mereka terinfeksi HIV reaktif atau non reaktif. Selain Liponsos Keputih, Pemerintah Kota Surabaya juga mengelola UPTD Babat Jerawat yaitu pondok sosial yang digunakan sebagai tempat penampun‐ gan orang-orang eks penderita kusta. Sebagaimana diketahui para penderita
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO-SUYADI
Liputan Khusus
kusta walaupun sudah sembuh, sering mendapat penolakan dari masyakarat bila kembali ke daerah asalnya. Oleh karena itu Pemerintah Kota Surabaya menampung mereka di pondok sosial yang terletak di Jl. Raya Benowo Sura‐ baya itu. Saat ini UPTD Babat Jerawat dihuni sekitar 128 orang eks penderita kusta. Di pondok tsb., para penghuni UPTD Babat Jerawat mendapatkan bimbingan mental rohani setiap seminggu sekali, bimbingan ketrampilan seperti mem‐ buat keset dari sabut kelapa, sulak, berkebun, bimbingan sosial psikologis untuk menyiapkan mental para peng‐ huni supaya dapat kembali melakukan fungsi sosialnya ketika keluar dari pon‐ dok sosial. Untuk operasional kegiatan di UPTD Babat Jerawat, di tahun 2012 Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya menugaskan 10 orang stafnya di sana. Selain Liponsos dan pondok sosial untuk penderita eks kusta, Pemerintah Kota Surabaya juga membuat rumah penampungan bagi anak-anak yang bermasalah secara sosial yaitu UPTD Wonorejo. UPTD Wonorejo terletak di Jl. Wonorejo Rungkut – Surabaya. Mer‐ eka yang ditampung di sini adalah anak jalanan, yaitu anak-anak yang sebagian hidupnya di jalanan untuk membantu mencari nafkah keluarganya. UPTD
Wonorejo saat ini dihuni sejumlah 30 Anak. Anak-anak ini mendapatkan in‐ tervensi, diantaranya orientasi program dan lingkungan panti melalui kegiatan dinamika kelompok dan outbound. Bimbingan jasmani, senam, kerja bakti, olahraga untuk memelihara perkem‐ bangan fisik anak-anak disana. Mereka juga diberi bimbingan minat yang berupa kegiatan-kegiatan pembi‐ naan dan pelatihan sesuai minat dan bakat masing-masing anak. Bahkan hasil dari pembinaan-pembinaan ini, anak-anak sudah dapat menunjukkan prestasinya antara lain membentuk group band yang diberi nama “Protol Band”. Mereka sudah tampil mengisi beberapa event acara di Taman Hiburan di Pantai Kenjeran, festival Ramadhan di Taman Remaja, dan menghibur pen‐ gunjung di Kebun Bibit Bratang. Selain itu beberapa anak yang dilatih menjadi atlit sepeda, sudah mengikuti beberapa event dan salah satu dari mereka men‐ juarai Piala Walikota tahun 2011. UPTD Kalijudan adalah pondok sosial yang menampung anak-anak berkebutuhan khusus atau tuna grahita dan memberikan beasiswa untuk anak mahasiswa berprestasi dari keluarga tidak mampu. UPTD Kalijudan terletak di Jl. Villa kalijudan Indah XV kav. 2-4 Surabaya. Saat ini, jumlah anak berke‐ GAPURA
butuhan khusus yang ditampung di UPTD Kalijudan sejumlah 45 anak. Intervensi yang diberikan untuk anak berkebutuhan khusus oleh UPTD Kalijudan adalah bimbingan mental spiritual yang berupa kegiatan penga‐ jian, perayaan keagamaan, kegiatan Pondok Romadhon yang bertujuan meningkatkan spiritualitas anak, bimb‐ ingan orientasi rehabilitasi dan orientasi mobilitas yang bertujuan memberikan terapi kepada anak berkebutuhan khusus untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan kemandirian anak, dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat beradaptasi dengan ling‐ kungannya. Kegiatan nyata dari bimb‐ ingan ini misalnya kegiatan olah raga, menari, menyanyi, memasak, bermain musik, dan rekreasi. Hasil dari berbagai intervensi tersebut telah membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap anak asuh di pondok sosial Kalijudan, selain anak-anak tersebut dapat lebih mandiri bahkan mereka juga mendapatkan berbagai prestasi diantaranya Juara 1 untuk lomba jalan sehat di Peringatan Internasional Hari Penyandang cacat, mengikuti kejuaraan atletik bagi anak berkebutuhan khusus, menari dan per‐ tunjukan hadrah pada saat acara gelar karya Dinas Sosial, dan sebagainya. (*) Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
21
Liputan Khusus
Penyusun DED untuk Pembangunan Konstruksi
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah memiliki alur khusus program penyusunan detal Engineering Design (DED) untuk setiap pembangunan konstruksi pada pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya 2013. Program yang dibuat Pemkot Surabaya sesuai dengan ketentuan yang ada.
22 22 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
K
epala Sub Bagian Penyusunan Pelaksanaan Program Bagian Bina Program Setda Kota Surabaya – Eka Martono, ST, mengatakan pada saat proses Detail Engineering Design (DED) harus mencantumkan time schedule dan metodologi yang digunakan pada saat pelaksanaan terkait manuver alat berat, stock yard material, dll. Biaya yang diakibatkan oleh metodologi yang digunakan harus terakomodasi pada hasil perencanaan dan dimunculkan di Bill of Quality (BQ), seperti: jalan akses masuk material ke lokasi proyek dilakukan secara manual sehingga menimbulkan penge‐ luaran lebih harus dibuatkan analisa tersendiri dan dituangkan di Bill of Quality (BQ). Hal ini untuk mengantisipasi agar penyedia tidak dirugikan. Hasil perencanaan harus sudah menginformasikan kendala kendala yang ada di lapangan dengan membuat laporan pendahuluan (Prelimenary). Pada saat pelaksa‐ naan pekerjaan di lapangan pihak pelaksana harus bisa mengantisipasi dampak yang ditimbulkan selama proses pelaksanan dan setelah beroperasi. Pihak Dinas terkait pada saat melakukan pemelihan material yang digunakan di lapangan (proses DED) harus diperhitungkan ketersediaan material antara pasaran dan kemampuan produsen dalam memproduksi material. Seh‐ ingga untuk mengantisipasi hal tersebut diatas pihak Dinas terkait dapat memberlakukan aspek material yang ber‐ beda antara paket pekerjaan satu dengan yang lain. Pihak dinas terkait, konsultan perencana, pelaksana/kontraktor (pemenang lelang) harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai rencana pekerjaan. Proses DED harus dipersiapkan untuk hasil peker‐ jaan fisik yang lebih baik dan DED harus dibuatkan stan‐ darisasi agar sesuai peraturan yang berlaku. DED juga harus menyertakan jangka waktu pelaksanaan terkait dengan metode yang digunakan termasuk lintasan kritisnya. Semua hasil perencanaan (bangunan, jalur, saluran, dll) harus memuat/muncul umur rencana pekerjaan yang dibangun. (din/dre.adv).
Liputan Khusus
Program e-Payment Dilaksanakan TA 2013 P
rogram e-Payment yang diran‐ cangkan oleh Walikota Kota – Ir Tri Rismaharini diharapkan bisa dilaksanakan mulai Tahun Anggaran (TA) 2013 mendatang. Hal ini disampai‐ kan oleh Kasi Perbendaharaan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) – Anang Koerniawan. “Kami selalu yang menyiapkan (Tim Anggaran) pelaksanaan e-payment itu, khususnya di Keuangan, Bina Program dan Ko‐ mindo sudah menyiapkan dengan baik, aplikasi maupun peraturan Walikota (Perwali)-nya,” ujar Anang disela sela sosialisasi program e-payment ke SKPDSKPD di Gedung Bappeko, kemarin. Dikatakan Anang. Ini adalah sosial‐ isasi kedua, sebelumnya walikota sudah menyampaikan secara resmi ke SKPDSKPD. Dan pihaknya, ingin tekankan kembali kepada SKPD-SKPD segera siap atas pelaksanaan e-payment. Sebe‐ narnya e-Payment ini adalah mengelek‐ tronikkan hal hal yang semula bersifat manual. Bahkan telah disampaikan ke para kuasa pengguna anggaran (KPA), bahkan dokumen-dokumen yang secara manual masih dibuat di SKPDSKPD tetapi di dalam penyampaian ke bendahara umum daerah (BUD) tidak lagi dokumen manual, namun dokumen elektronik. Untuk bidang-bidang yang me‐ nyelenggarakan itu, khususnya kalau di Keuangan adalah Bidang Anggaran dan Perbendaharaan. Sebab pertama kali masuknya dokumen elektronik itu kebetulan DPPK Seksi Perbendaharaan. Karena sosialisasi ini baru dilakukan dua kali , DPPK sudah menyiapkan semacam edaran (SE) yang memberi langkahlangkah bagaimana melaksanakan
program e-Payment ini. “Tentu, selain SE kami akan undang kembali para stakeholder bersangkutan. Misalnya bendahara PPK, SKPD, sampai misalnya tahap pejabat penandatan‐ gan SPM. Tapi saya yakin dengan SE itu karena didalamnya saya buat lampiran secara detail. Jadi ini semacam buku panduannya,” jelasnya. Jika masih ada SKPD-SKPD yang kurang jelas, nanti secara personal datang ke DPP untuk koordinasi maupun konsultasi dan set‐ erusnya. “Jadi kami nanti juga siapkan secara resmi sosialisasi yang dibutuh‐ kan untuk pelaksanaan itu,” imbuhnya. Adapun keuntungan dengan memakai program e=Payment adalah masalah kecepatan. Jadi, sebenrnya secara manual dokumen itu masuk dari SKPD ke BUD. Ini tentu butuh waktu, terutama bagi SKPD yang berada diluar GAPURA
lingkungan Jimerto. Kalau dokumen itu masih dengan manual, misalnya ada salah sedikit pasti kembali diperbaiki, dan kembali lagi. Ini kan butuh waktu. Tapi secara elektronik, BUD tidak lagi memverifikasi dokumen yang sep‐ erti sebelumnya. “Dokuman yang akan kami teliti terbatas pada SPM, SPTB, lembar penelitian dan SSP, apabila pencairan secara langsung. Ini sangat menghemat waktu,” jelas Anang. Memang didalam Permendagri No 13/Tahun 2006 batas waktu pencairan sejak dokumen SPM masuk ke BUD yang sudah diterima secara lengkap dan benar benar waktunya maksimal 2 hari. Tapi dngan e-payment Anang optimis meskipun batas waktunya tetap dua hari (sesuai Permendagri), tapi bisa dipersingkat. (din/ dre.adv)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
23
EduKasi
Ribuan siswa berprestasi se Surabaya, Jumat (21/12), dikumpulkan oleh Dinas Pendidikan di Gedung Wanita jalan Kalibokor. Para siswa ini mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kota Surabaya. Pemberian apresiasi ini merupakan penghargaan yang luar biasa bagi siswa berprestasi.
M
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/SUYADI
enurut data Dinas Pendidikan Kota Surabaya setelah dilakukan inventarisasi sebanyak 1876 siswa yang berprestasi di semua bidang. Siswa-siswa ini tak hanya mengharumkan nama kota Surabaya di tingkat nasional. Namun, para siswa ini telah mengharumkan Kota Surabaya di mata dunia internasional. Sebanyak 111 siswa berpretasi di tingkat internasional, 583 siswa di tingkat nasional, 389 di tingkat Propinsi Jatim, dan 1112 di tingkat Kota Surabaya. Menurut Kepala Pendidikan Kota Sura‐ baya, Ikhsan menjelaskan bahwa pemberian apresiasi ini dimak‐ sudkan supaya menjadi pemicu semangat siswa yang lain untuk berprestasi. “Kita ingin memberikan penghargaan kepada siswa
24 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Ribuan Siswa Berprestasi Mendapat Apresiasi Dari Pemkot Surabaya
yang telah berjuang keras untuk meraih prestasi,” imbuhnya. Mantan Kepala Bapemas & KB ini menuturkan semakin banyak siswa yang termotivasi, maka bukan tidak mungkin tahun depan jumlahn siswa berprestasi di Surabaya semakin banyak. “Mungkin tahun depan bisa mencari tempat yang lebih luas. Karena saking banyaknya siswa,” kelakarnya. Apresiasinya, lanjut Ikhsan para siswa diberikan penghargaan dan sertifikat berjenjang entah itu dari Dinas Pendidikan juga dari Walikota. Tak hanya itu, mereka juga diberikan beasiswa berupa uang tunai. “Hadiah uang tunai ini besarnya tergantung jenis prestasinya di bidang apa, juga momen‐ nya,” tukasnya. Dalam kesempatan tersebut, Walikota Tri Rismaharini meyampaikan terima kasih kepada seluruh siswa ber‐
prestasi. Karena, telah mengharumkan kota Surabaya di kancah internasional dan nasional. Walikota perempuan pertama ini berpesan jangan pernah berhenti berprestasi. Sebab, prestasi yang telah diraih bisa menentukan jalan hidup siswa itu sendiri. “Apa yang telah kalian raih hari ini. Jangan membuat kalian puas dan berhenti untuk berprestasi. Jangan membuat kalian sombong atas prestasi yang sudah diraih. Kalian harus tetap rendah diri, dengan rendah diri pasti kalian akan meraih prestasi yang lebih tinggi dari sekarang,” pesan walikota perempuan pertama ini. Ia mengatakan bahwa siswa ber‐ prestasi merupakan pahlawan masa kini. Mereka berperang mengharum‐ kan nama bangsa. Selama ini mer‐ eka telah bekerja keras untuk meraih GAPURA
prestasi. “Kini, saya selaku walikota memberikan apresiasi setinggi-tinggin‐ ya. Kalian merupakan kebanggaan selu‐ ruh warga kota Surabaya dan keluarga kalian,” serunya. Dalam kesempatan yang sama, dilakukan pemberian hadiah lomba cerpen yang diikuti seluruh sekolah di Surabaya. Selain hadiah, cerpen terse‐ but akan dibukukan. Dipilih 30 judul terbaik kategori SD,SMP, dan SMA/ SMK. Salah satu atlet sepak takraw mengeluhkan belum adanya lapangan kepada Walikota. Menanggapi keluhan tersebut, Risma berjanji akan memban‐ gun lapangan sepak takraw pada tahun depan. “Insyaallah, kita akan memban‐ gun lapangan sepak takraw sebagai tempat latihan tahun depan,” janjinya. (rz)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
25
Penghargaan
Terima Kasih Warga Kota Surabaya Penghargaan Tahun 2012
Terima kasih warga Kota Surabaya yang telah me dukung program-program Pemkot selama tahun 2012. Sehingga, Kota Surabaya berhasil mendapat kan penghargaan di berbagai bidang baik interna sional maupun nasional. Di tahun 2013, penghargaan yang diperoleh hendaknya bisa dipertahankan bila perlu ditingkatkan demi Kota Surabaya tercinta. Adipura Kencana 2012:
Citynet:
Piala Adipura Kencana 2012 yang diraih Kota Surabaya untuk kategori Kota Metropolitan. Piala Adipura yang dibawa langsung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tersebut setibanya di Taman Surya disambut oleh ratusan pasukan kuning, hijau, biru, para siswa sekolah peraih Adhiwiyata dan warga Surabaya lainnya. keberhasilan Surabaya meraih Adipura berkat kebersihan jalan, kebersihan taman, taman, penghijauan, pedestrian, dan inovasi yang lebih baik. Tahun ini Surabaya memborong penghargaan Adipura untuk Taman Kota terbaik se Indonesia. Kota Pahlawan juga mendapatkan Plakat Taman Terbaik. Plakat Terminal Terbaik, serta Piagam Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). Selain itu, sejumlah sekolah di kota ini juga berhasil meraih piala Adiwiyata Mandiri dan Nasional. Adiwiyata mandiri diraih SD Santa Maria dan SDN Kan‐ dangan I. Sementara Adiwiyata Nasional diraih SDN Kandan‐ gan 2, SD Sekolah Insan Mulia, SD Islam Yamasa, SMPN 26, SMPN 4, SMK Katolik Mater Amabilis.
Kota Surabaya menda‐ patkan penghargaan in‐ ternasional untuk kategori Partisipasi Terbaik se-Asia Pasifik yang tergabung dalam organisasi citynet. Penghargaan tersebut diberikan karena Surabaya merupakan salah satu kota yang seluruh elemennya terlibat untuk mewu‐ judkan lingkungan yang bersih. Dengan demikian, Surabaya layak diperhi‐ tungkan dan patut diseja‐ jarkan dengan kota-kota lain di Asia Pasifik.
26 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Penghargaan Juara I Kategori Kota Indonesian Green Region Award (IGRA) 2012: Kota Pahlawan dinobatkan seba‐ gai juara I Indonesian Green Region Award (IGRA) 2012 untuk kategori kota. IGRA merupakan penghargaan yang diberikan kepada daerah yang dianggap memiliki komitmen, per‐ hatian, serta program nyata terkait isu lingkungan hidup. Pengagasnya yakni Majalah SWA dan Kantor Berita Radio 68H. Salah satu kunci kesuk‐ sesan Surabaya yaitu adanya inovasi dan konsistensi dalam penataan ruang terbuka hijau (RTH), penghematan energi, pengelolaan sampah dan lain sebagain‐ ya. Pemerintah Kota Surabaya dinilai mampu membangkitkan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama terlibat aktif dalam program-program berbasis lingkungan
Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):
Anugerah Parahita Ekapraya Kategori Utama: APE merupakan penghargaan yang diselenggarakan oleh Kemente‐ rian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang diberikan kepada pemerintah daerah, kemen‐ terian dan lembaga pemerintah atas keberhasilannya menerapkan starte‐ gi dalam program pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Terdapat tiga kategori dalam APE yakni yang tert‐ inggi kategori utama, disusul madya dan pratama. Fokus yang menjadi penilaian dalam APE kali ini adalah pelaksanaan pengarusutamaan gender dan pem‐ berdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan, serta pelaksanaan pemenuhan hak-hak anak. Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan, penghargaan ini menjadi tanda potensi kaum perempuan di Surabaya menda‐ pat pengakuan
Sembilan bupati dan wali kota di Jatim termasuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima peng‐ hargaan dari Pemprov Jatim selaku pembina Keselamatan dan Keseha‐ tan Kerja (K3). Penghargaan tersebut diserahkan Gubernur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi pada 17 April 2012.
Lomba Pengelolaan Rusunawa Tingkat Propinsi Jawa Timur: Rusunawa Randu Kelurahan Sido‐ topo Wetan Kecamatan Kenjeran mendapat Juara II Rusun Sombo Kelurahan Simola‐ wang Kecamatan Simokerto menda‐ pat juara Harapan II
Penghargaan Badan Publik Terbaik Kabupaten/Kota seJawa Timur Tahun 2012: Environmentally Sustainable City (ESC) Award
Surabaya meraih tingkat per‐ tama karena dalam pelakanaannya Surabaya dinilai dapat mengimple‐ mentasikan pasal 9, 10, dan 11 dari UU 14 tahun 2008 tentang keterbu‐ kaan informasi publik (KIB), seperti memiliki dan mempublikasikan surat keputusan penunjukan PPID Pemkot Surabaya, struktur PPID, Daftar informasi publik, SOP, dll. Penghargaan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Hak Untuk Tahu (Right to Know Day) yang digagas pada 28 September 2002 di Sofia, Bulgaria.
Surabaya dinobatkan sebagai kota terbaik di Indonesia yang memiliki program kerja berwawasan lingkungan. Surabaya juga dinilai memiliki kualitas udara dan air yang baik serta mampu menjaga kebersi‐ han kota dengan sangat konsisten.
GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
27
Penghargaan Information Communica‐ tion and Technology (ICT) Pura - Predikat Utama: Surabaya mendapat‐ kan penghargaan di bidang teknologi informasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indone‐ sia. Surabaya masuk predikat utama, yaitu kabupaten/kota yang telah siap dalam meng‐ hadapi era masyarakat digital dan mampu dalam bersaing. Penghargaan Bidang Kependudukan dan KB (Manggala Karya Kencana):
Anugerah Olahraga SIWO PWI Jawa Timur:
Bertepatan dengan momen Hari Lingkungan Hidup 2012, Surabaya mendapat penghargaan pada puncak peringatan Hari Keluarga ke XIX di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, (30/6). Penghargaan yang diterima Kota Pahla‐ wan antara lain Manggala Karya Ken‐ cana, Lomba Posyandu Teladan Tingkat Nasional, Juara Nasional untuk Kategori Perolehan Akseptor KB Terbanyak, dan Juara Lomba Kader Sub PPKBK / Insti‐ tusi Masyarakat Perkotaan (IMP).
Dalam rangkaian Hari Pers Nasional yang ke-66, Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur memberikan pen‐ ganugerahan kepada Kota Surabaya sebagai kota peduli olahraga. Penghar‐ gaan tersebut diberikan kepada Waliko‐ ta Surabaya Tri Rismaharini di Sekolah Menengah Atas Olahraga (Smanor) Sidoarjo pada 31 Maret 2012.
Kota Peduli Perempuan:
Usaha Bapemas KB Kota Surabaya untuk menambah peserta KB khusus‐ nya untuk laki-laki tidak sia-sia. Dalam acara Peringatan Hari Keluarga XIX Tingkat Nasional di Mataram 30 Juni 2012, mendapatkan penghargaan dari Pemerintah sebagai kantor KB yang berhasil mencatat peserta KB pria melalui operasi vasektomi atas nama paguyuban KB pria “Siwalan Mesra” kecamatan Pakal Tahun 2012. Selain itu juga berhasil mendapat Juara I Posyan‐ du. Keberhasilan ini menghantarkan Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT mendapat penghargaan Manggala Karya Kencana.
Kota Surabaya secara resmi dicanan‐ gkan sebagai Kota Peduli Perempuan pada 18 Januari 2012 dengan ditandai penyematan pin Kota Peduli Perem‐ puan oleh Staf Ahli Kementerian Pem‐ berdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Emmi Rahmawati. Surabaya mendapat predikat Kota Peduli Perem‐ puan karena dinilai memiliki programprogram yang mampu memberdayakan perempuan sehingga kota ini menjadi tempat yang nyaman bagi kaum hawa. Beberapa program yang dimaksud di‐ antaranya pelatihan keterampilan bagi ibu rumah tangga, tersedianya sudut laktasi (ruang menyusui), mobil sahabat perempuan dan anak, hingga ajang Pahlawan Ekonomi yang merupakan wadah bagi perempuan untuk men‐ jalankan usahanya dalam skala UMKM.
28 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
Manggala Karya Kencana:
Brantas Award 2012: Upaya Pemkot Surabaya dalam menjaga kelestarian Kalimas mendapat apresiasi berupa Brantas Award 2012. GAPURA
Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) 2012: Penghargaan tersebut diberikan karena Surabaya di bidang elektronik memang lebih unggul dibandingkan daerah lain. Pemkot Surabaya telah menerapkan sistem berbasis IT sejak 2004 dan hingga kini memanfaatkan Government Resources Management System (GRMS) sebagai basis manajemen pemer‐ intahan di Pemkot Surabaya. Disamping itu, pemanfaatan IT juga diaplikasikan dalam pe‐ layanan perizinan online seperti SIUP, IMB, dan berbagai perizinan lainnya.
Brantas Award merupakan sebuah bentuk apresiasi tertinggi dari pekerja Perum Jasa Tirta kepada Walikota/Bu‐ pati yang wilayahnya berada di daerah aliran Sungai Brantas dan memiliki kepedulian tinggi terhadap kelangsun‐ gan sungai sepanjang 320 km itu. Bakti Koperasi 2012: Lima wartawan dari surat kabar nasional menerima penghargaan Koperasi Bakti pada puncak peringatan Hari Koperasi Nasional. Penghargaan ini diberikan kepada insan yang dinilai memiliki dedikasi dan komitmen untuk mendorong perkembangan koperasi di Indonesia. Tahun 2012 pemerintah memberikan lima penghargaan terse‐ but kepada lima wartawan berdasarkan Surat Putusan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 31/Kep./M.KUKM/ V/2012 tentang Penerima Penghargaan Bakti Koperasi. Kota Layak Anak Kategori Nindya: Setelah pada 2011 berhasil meraih penghargaan sebagai Kota Layak Anak (KLA) kategori Madya, tahun ini Surabaya kembali dianugerahi KLA kategori Nindya. Kategori Nindya lebih tinggi tingkatannya dibandingkan kategori Madya yang sebelumnya di raih Surabaya. Menurut Permen PPPA no 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak, bahwa yang dimaksud KLA adalah
Penghargaan Penghargaan LKPP Kategori “Service Innovation”:
Wahana Tata Nugraha: Pemerintah Kota Surabaya kembali meraih pengkargaan Wahana Tata Nugraha dalam hal lalu lintas. Penila‐ ian ditekankan terhadap sarana dan prasarana trayek, jalan, halte, rambu-ranbu APILL, kondisi parkir, trotoar, dan beberapa pelayanan kepada masyarakat di bidang per‐ hubungan.
kabupaten/kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak. Da‐ lam penyelenggaraan KLA terdapat lima kategori penghargaan yaitu Pratama, Madya, Nindya, Utama, dan KLA Juara I Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka Kategori Perpustakaan Kelurahan/Desa (Kelurahan Ngagel Rejo): Kota Surabaya kembali berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasion‐ al. Perpustakaan Kelurahan Ngagel Rejo berhasil mendapatkan Juara I peng‐ hargaan Nugra Jasadarma Pustaloka 2012. Penghargaan yang diterima oleh Perpustakaan Ngagel Rejo berupa piala, piagam serta uang pembinaan senilai Rp 15 juta. Lomba Lembaga Kearsipan Teladan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur: Lomba Lembaga Kearsipan Teladan (LLKTK) tingkat Kabupaten/ Kotamadya se-Jawatimur merupakan konsekuensi dari berlakunya Undang-Undang No.43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan untuk mengetahui sejauh mana peran Lemba‐ ga Kearsipan dalam Pelaksanaan Kearsi‐ pan di daerah Khususnya di Jawa Timur. Pelaksanaan kearsipan yang meliputi
Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi kepada Pemkot Surabaya yang sudah berhasil melakukan inovasi dalam Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Pemkot Surabaya memang sudah menerapkan layanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Bah‐ kan, sudah terintegrasi dengan Govern‐ ment Resource Management System (GRMS) dan System Pengadaan Barang Secara Elektronik (SPSE) Nasional.
kegiatan penetapan kebijakan kearsi‐ pan, pembinaan kearsipan, pengelolaan arsip dan penyelamatan arsip dalam suatu sistem kearsipan harus didukung SDM kearsipan yang mumpuni dan juga tersedianya sarana prasarana kearsipan serta sumber daya lainnya. Penghargaan Pasar Genteng sebagai Pasar Tertib Ukur Tahun 2012: Penghargaan ini diberikan atas aktifitas perdagangan di pasar terse‐ but yang telah memberikan keterbu‐ kaan alat timbang dan alat ukur serta pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Penghargaan diserahkan oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti di Pendhapi Gede Balaikota Surakarta yang dihadiri oleh perwakilan penerima penghargaan dari 15 kabu‐ paten dan kota. Medali Kehormatan dan Tongkat Dwi Ananta Prabu: The Soekarno Center, yayasan yang tengah melakukan rekam jejak Presiden Pertama RI Ir. Soekarno, melakukan penelitian di wilayah Jawa Timur. Dan pada 12 Nopember 2012, Surabaya dipercaya menjadi tuan rumah ta‐ syakuran pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Karno. Pada kesempatan itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mendapat penghargaan berupa medali kehormatan dan Tongkat Dwi Ananta Prabu karena dinilai men‐ GAPURA
dukung rekam jejak Sang Proklamator. Pro Poor Award: Pro Poor Award merupakan pro‐ gram Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam rangka menilai peran kabupaten/ kota terhadap pengentasan kemiskinan. Tahun 2012, Pemerintah Kota Surabaya dinobatkan sebagai yang terbaik dalam bidang pemberdayaan masyarakat. Penilaian tersebut didasarkan atas kebijakan dan program-program Pemkot Surabaya yang terbukti mampu mengubah kualitas hidup masyarakat menjadi lebih berdaya. Juara I Tingkat Nasional Kegiatan OBIT: Demi mensukseskan Gerakan Na‐ sional Penanaman 1 Miliar Pohon 2012, Pemerintah Kota Surabaya melakukan aksi penanaman pohon di watu-watu, Pantai Ria Kenjeran, Jumat (29/11) pagi. Sebanyak 1.000 batang pohon jenis cemara udang dan pohon kelapa kini menghiasi sepanjang pesisir pantai. Melalui SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 38/menhut-V/2012 tertanggal 7 Nopember 2012 telah menetapkan Kota Surabaya sebagai Juara I Tingkat Nasional pada kegiatan OBIT (One Bil‐ lion Indonesia Trees) 2011. Kegiatan penanaman pohon di kawasan Kenjeran ini merupakan bagian dari rangkaian Gerakan Nasional Penanaman 1 Miliar Pohon.
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
29
Penghargaan
Daftar Penghargaan Kota Surabaya Tahun 2012
Sebuah Pemantik untuk
Bekerja Lebih Baik Tahun 2012, Surabaya membuat beberapa torehan manis di beberapa bidang. Sepanjang tahun tak henti pengakuan dan apresiasi hadir atas kerja keras segenap elemen Kota Surabaya. Gapura telah mengkompilasi beberapa penghargaan yang bergengsi ke dalam beberapa kategori di bawah ini. 1. Penghargaan Citynet Kategori Kota Partisipasi Terbaik se-Asia Pasifik
17. Sekolah Adiwiyata Nasional (SMP Negeri 4 Surabaya)
2. Juara I IGRA 2012 (Indonesia Green Region Award)
18. Sekolah Adiwiyata Nasional (SMK Katolik Mater Amabilis Surabaya)
3. Kota Peduli Perempuan
19. Peringkat Terbaik dalam Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI)
4. Rekor MURI untuk Pelayanan KB MOW dengan Peserta Terbanyak Yakni 886 Orang Selama Dua Hari
20. Manggala Karya Kencana
5. Anugerah Olahraga 2011 Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Jatim untuk Kategori Pemerintah Kota/Kabupaten Peduli Olahraga
21. Tingkat Madya Utama Lomba Posyandu Nasional - Posyandu Melati RW VIII Kel. Tambakrejo Kec. Simokerto
6. Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tingkat Jatim
22. Juara Nasional untuk Kategori Perolehan Akseptor MOP (Medis Operasi Pria) Terbanyak
7. Adipura Kencana 8. Plakat Taman Kota Terbaik 9. Plakat Terminal Terbaik 10. Piagam SLHD (Status Lingkungan Hidup Daerah) Rangking 10 Besar 11. Sekolah Adiwiyata Mandiri Nasional (SDK Santa Maria Surabaya) 12. Sekolah Adiwiyata Mandiri Nasional (SDN Kandangan I Surabaya)
23. Juara I Lomba Kader Sub PPKBK / Institusi Masyarakat Perkotaan (IMP) – Ibu Setiari, kader Sub PPKBK Kel. Babat Jerawat Kec. Pakal 24. Brantas Award 2012 25. Penghargaan Implementasi Undang Undang No. 28 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung 26. Bakti Koperasi 2012
13. Sekolah Adiwiyata Nasional (SDN Kandangan II)
27. Penghargaan di bidang Pelayanan Publik terbaik Se-Jatim
14. Sekolah Adiwiyata Nasional (SD Sekolah Alam Insan Mulia)
28. Surabaya Raih Predikat Kota Layak Anak Kategori Nindya
15 Sekolah Adiwiyata Nasional (SD Islam Yamasa)
29. Juara I Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka 2012
16. Sekolah Adiwiyata Nasional (SMP Negeri 26 Surabaya)
30. Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka Kategori Perpustakaan
30 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Kelurahan/Desa (Kelurahan Ngagel Rejo) 31. Juara I Lomba Lembaga Kearsipan Teladan Tingkat Propinsi Jawa Timur 2012 32. Perpustakaan Ngagel Rejo Kelurahan Ngagel Kota Surabaya Meraih Predikat Juara I Lomba Perpustakaan Desa / Kelurahan Terbaik Tingkat Propinsi Jatim tahun 2012 33. Badan Publik Terbaik I Pemerintah Kota/Kabupaten se-Propinsi Jawa Timur 34. Penghargaan Pasar Genteng sebagai Pasar Tertib Ukur tahun 2012 35. Lomba Pengelolaan Rusunawa Tingkat Propinsi Jawa Timur (Rusunawa Randu Juara II dan Rusun Sombo juara Harapan II) 36. Kategori Terbaik Pro Poor Award (Lomba Karya Penanggulangan Kemiskinan tingkat Propinsi Jawa Timur tahun 2012 37. E- Procurement Award LKPP kategori Service Innovation 38. Penghargaan LKPP Kategori “Service Innovation” 39. Juara I Tingkat Nasional Kegiatan OBIT (One Billion Indonesia Trees) 40. Kota Peduli Pendidikan 41. Wahana Tata Nugraha
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Program Kota
Pemkot buka Dialog dengan
Tokoh Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya melakukan dialog dengan tokoh masyarakat LKMK, RW, dan RT seluruh Kota Surabaya, Rabu (19/12), di Empire Palace Surabaya . Pertemuan ini dilakukan untuk membangun komunikasi aktif dan efektif antara Pemkot dengan para tokoh masyarakat. Juga memberikan bimbingan dan arahan terkait perubahan yang terjadi di wilayahnya.
S
elain itu, pertemuan ini bertujuan memberikan info dan koordinasi tentang program-program dan kebijakan Pemerintah Kota Surabaya. Petemuan ini dilaksanakan selama 3 hari. Dan dibagi perwilayah utara, Timur, Pusat, Barat, Seletan. Dalam pertemuan ini, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menyam‐ paikan permohonan maaf atas segala
permasalahan yang belum terselesai‐ kan semua. “Semua itu perlu waktu. Makanya, dalam pertemuan ini saya mengajak seluruh SKPD untuk hadir da‐ lam pertemuan. Supaya apa yang yang menjadi permasalahan masyarakat bisa langsung diakomodir dan segera dilak‐ sanakan pada tahun depan”, paparnya. Risma melanjutkan bahwa Pemkot sangat peduli terhadap lansia. Untuk itu, di wilayah yang belum ada posyan‐ du lansia segera dibentuk. Pemkot akan terus membantu Lansia yang miskin un‐ tuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Ia juga menyinggung di tahun 2013 nanti, Pemkot menganggarkan santu‐ nan buat anak yatim dari keluarga tidak mampu. RW dan RT dimintga segera mendata jumlah anak yatim di wilayah‐ nya. “Program ini baru kita laksanakan di tahun depan. Ini yang membedakan program tahun 2012 dan tahun 2013,” ujarnya. Risma menceritakan bahwa di luar negeri mesin ekonomi yg kedua adalah memperdyakan perempuan atau ibuibu. Makanya ibu-ibu tidak perlu kerja
GAPURA
diluar rumah. Mereka bisa kerja di rumah. Pertumbuhan ekonomi Sura‐ baya tertinggi di indonesia 7, 25 persen. Itu semua berkat warga Surabaya yang mampu membaca peluang usaha. “Pak RT dan RW tinggal men‐ ghubungi Bapemas atau Dinas terkait untuk bisa mendapatkan pelatihan bagi ibu-ibu di wilayah masing-masing untuk bisa mendapatkan kegiatan yang bermanfaat. Dan mampu meningkatkan perekonomian keluarganya,” pungkas‐ nya. Sedangkan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang mampu bersaing dengan anak-anak luar negeri, Pemkot terus berupaya untuk menyiap‐ kan sarana dan prasarananya. Seperti pembangunan sekolah kejuruan dan melengkapi fasilitas praktek. “Anak-anak kita nanti akan bersaing dengan anak-anak luar negeri, Pem‐ kot menyiapkan sumber daya manu‐ sianya dari sekarang. Maka itu pemkot melakukan beberapa razia kepada anak-anak sekolah yg bolos dan keluar tengah malam,” tukasnya. (rz)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
31
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/DOK.
Profil
Etna Rufiati ialah seorang pendidik yang bertekad untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan seumur hidupnya. Sehingga meskipun secara resmi telah pensiun menjadi guru di SMA Negeri 16 Surabaya terhitung 1 Januari 2012, ia masih aktif membagi ilmunya di dunia maya yakni melalui berbagai blog yang dimilikinya. Blog yang beralamatkanwww.etnarufiati.guru-indonesia.net ini banyak diakses siswa maupun guru dari seluruh Nusantara.
D
engan kecanggihan teknologi, Etna merasakan kegembiraan yang luar biasa karena bisa men‐ gajar 24 jam dalam sehari dengan Tab‐ let PC yang selalu ditentengnya kapan pun dan di mana pun. Saat ditemui di SMA Negeri 16 Surabaya, Kamis (27/12) dengan antusias ia berkisah mengenai pengalamannya yang untuk kedua kalin‐ ya menjuarai Lomba Web Blog Nasional yang diselenggarakan Universitas Air‐ langga. Dalam acara Penganugerahan
32 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
Pemenang Lomba Web Blog tersebut, ia juga diberi kesempatan memaparkan metode pembelajaran yang selama ini digunakan dalam mengajar baik kepada siswa maupun guru-guru yang menjadi bimbingannya. Bu Etna memang memiliki segudang pengalaman dalam dunia pendidikan. Selain mengajar di kelas, ia berkalikali juga menjadi instruktur para guru dalam Tim Pengembang Pusat pada Orde Baru, Tim Pengembang Surabaya
GAPURA
untuk mewujudkan gelar RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) bagi sekolah-sekolah semacam SMA Negeri 16 Surabaya, SMA Negeri 15 Surabaya, SMA Negeri 5 Surabaya dan juga secara khusus selama satu tahun menjadi pembimbing guru SMA Khadijah Sura‐ baya. Mengenai metode pembelajaran yang menjadi andalannya dalam men‐ gajar, ibu tiga anak ini memaparkan bahwa yang digunakannya adalah kon‐ sep kurikulum kehidupan sehari-hari. ”Agar anak-anak senang dan terbiasa belajar kimia, saya bahkan sering men‐ gajar sambil membuat kue. Dari situ saya jelaskan prosesnya dan kaitannya dengan zat kimia. Di rumah pula saya beri tugas untuk mencatat aktivitas di rumah seperti mandi, cuci tangan, cuci piring, dan diidentifikasikan kejadian kimiawinya dalam aktivitas itu. Terus tugasnya harus ada tanda tangan orang
Etna Rufiati, Pemenang Web Blog Guru Indonesia Terbaik 2012
Mengajar dengan Kurikulum
Kehidupan Sehari-hari tua sebagai bukti bahwa mereka benarbenar telah mempraktikkannya,” tuturs Etna.
Saat ditanya mengenai latar belakang kecintaannya terhadap bidang kimia, ia menyebutkan nama almarhumah gurunya, Bu Mardia‐ ti sebagai sosok yang menginspirasinya dalam mengajar. ”Dari Bu Mardiati-lah saya mulai menyukai kimia meskipun sebelumnya saya sudah senang mem‐ praktikkan penelitian kimia dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengajar beliau sangat unik dan menyenangkan. Kami belajar kimia sambil menyanyi seperti; Kimia gampang, Kimia gam‐ pang, di mana-mana ada kimia, ini kimia, itu kimia. Dan juga ada selip-se‐
lipan cerita seperti; air itu baik ya? Kita masukkan gula ia larut, di sungai-sungai itu juga banyak yang larut, kita minum air itu juga bisa jadi obat.” Lain daripada yang lain, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya Etna me‐ megang teguh filosofi pendidikan seumur hidup. Bahkan, untuk dapat menerapkan filosofi tersebut, sampai sekarang perempuan yang lahir 15 Desember 1951 ini lebih senang bepergian mengguna‐ kan angkutan umum (bemo) dari pada mobil pribadi. ”Ya, karena motto pendidikan seumur hidup itulah Mbak, lalu saya senang sekali bertemu dengan banyak orang di tempat-tempat umum. Di bemo saya bertemu ibu-ibu saya ngobrol mengenai pendidikan anak, pendidikan karakter. Sehingga ada cerpen juga di blog men‐ genai pendidikan, ada humor, jadi isinya gak hanya artikel saja.” Itu semua, menurutnya juga jadi salah satu rahasia kesuksesannya me‐ menangi lomba, yang juga terdiri atas kompetisi web blog sekolah dan menu‐ lis kreatif bagi guru Indonesia tersebut. Etna Rufiati ialah salah seorang guru yang mampu menginspirasi ban‐ yak orang dengan motto pendidikan GAPURA
seumur hidupnya. Guru lulusan Curtin University Australia ini diketahui telah banyak mendulang prestasi, di antaran‐ ya adalah Juara I Guru Teladan Surabaya Tahun 2009, Guru Aktif pada Eco-School 2011, dan Juara II Guru Teladan Kimia Jawa Timur 2011. Ia sangat mendambakan kemajuan taraf pendidikan bangsa dan menaruh harapan besar atas penerapan secara maksimal teknologi masa kini dalam dunia pendidikan. ”Saya berharap pemerintah mulai men-sosialisasikan program satu guru satu blog. Karena pembelajaran media online sangat diperlukan untuk mewujudkan pemer‐ ataan pendidikan di seluruh Nusantara. Dengan begitu pendidikan seumur hidup bisa menyentuh berbagai lapisan masyarakat, dimanapun dan kapan‐ pun,” terang Etna penuh semangat. (SS) Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
33
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Program Kota
Gebyar KB Tahun 2012, A
Kota Surabaya Lampui Target Jumlah KB Ribuan ibu-ibu tumplek blek di halaman taman surya, mengikuti puncak acara Gebyar KB dan Pekan Kreatif Srikandi yang diselenggarakan oleh Bapemas & KB, Sabtu (22/12). Kegiatan ini bertepatan dengan perayaan Hari Ibu.
34 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
cara ini dimulai dengan parade Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 31 Kecamatan. Start dari Balai Pemuda menuju Taman Surya. Peserta setiap Kecamatan terdiri dari 20 orang. Suasana semakin meriah ketika peserta parade begitu memasuki halaman Taman Surya, para kader ini berjoget ala Gangnam Style. Kepala Bapemas dan KB, Antiek Sugiharti menyampaikan bahwa kegiatan pada pagi ini merupakan rangkaian acara yang telah dilaksanakan sejak tanggal 18 Desember 2012. Beberapa hari lalu, sudah diselenggarakan pameran produkproduk KSM, lomba-lomba, workshop, dan beberapa kegiatan lain. Antiek menambahkan pada kesempatan ini dilakukan juga pencanangan Kesatuan Gerak PKK KB oleh Walikota.
Menurut Antiek, Pelaksanaan program KB tahun 2012 telah menunjukkan hasil yang positif. Surabaya telah melampui target sebesar 60.417. Hal ini menunjukkan bahwa Pemkot Surabaya memberikan perhatian serius terhadap pelaksanaan KB. “Program KB di Surabaya sudah mencapai 72505, angka tersebut sudah melampui target dari BKKB Propinsi. Pencapaian ini berkat peran aktif masyarakat yang telah memahami manfaat ikut KB,” jelasnya. Antiek mengatakan guna menyukseskan program KB di Surabaya. Bapemas dan KB melakukan beberapa terobosan seperti Muri MOW pada Januari dan Februari tahun 2012. Melakukan pelayanan KB IUD dan Implant serentak pada bulan Mei dalam
HUT Kota Surabaya. Walikota Tri Rismaharini menambahkan masalah kependudukan merupakan prioritas pembangunan, dimana pengendalian jumlah penduduk menjadi suatu hal sangat penting. Salah satu langkah yang dikembangkan adalah meningkatkan efiktifitas pelaksanaan program KB. “Keterlibatan pria dalam program KB sangat membantu dalam mengatur kelahiran dan kesejahteraan keluarganya,” terangnya. Risma mengungkapkan bahwa kedepan tantangan anak-anak kita sangat luar biasa beratnya. Maka itu, untuk setiap keputusan dan langkah kita akan berdampak kedepan. Karena itu para kader jangan pernah lelah dalam merencanakkan hidup. “Perencanaan hidup sangat penting,
GAPURA
kalau kita tidak bisa merencanakan dengan baik, kita bisa kalah bersaing dengan yang lain,” pungkasnya. Ia menuturkan melalui program KB kita bisa merencanakan masa depan anak-anak kita di masa depan. Mari kita bersama-sama sukseskan program KB di kota Surabaya. Risma mengharapkan event Gebyar KB 2012 ini dapat dilaksanakan pada setiap tahun dan menjadi contoh ideal bagi Kabupaten dan Kota lain bersama-sama menyukseskan program KB. “Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih serta memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi dan peran serta warga kota menyukseskan program KB di Surabaya,” ujarnya. (rz)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
35
Program Kota
Wanita Harapan
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Songsong Masa Depan
36 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Gelombang pengentasan pekerja seks komersial (PSK) terus bergulir. Setelah menutup 22 wisma di lokalisasi Tambak Asri beberapa waktu lalu, kali ini Pemkot Surabaya bekerjasama dengan Yayasan Sentuhan Kasih Bangsa (YSKB) mewisuda 29 wanita harapan –sebutan bagi mantan PSK-.
B
ertempat di SIBEC-ITC, sekitar 1.000 PSK turut menghadiri acara itu. Mereka berasal dari seluruh lokalisasi di Surabaya. Harapannya, agar keberhasilan 29 wanita harapan yang telah mentas dari profesi lamanya itu dapat menularkan inspirasi bagi para PSK. Wanita harapan yang diwisuda sebelumnya telah mendapatkan pelatihan selama November 2012, yang dikemas dalam bentuk sesi motivasi dan keterampilan. Materi-materi yang diberikan antara lain, tata boga, tata rias, tata rambut, tata niaga, dan keraji‐ nan. “Mulanya pelatihan ini diikuti oleh 90 peserta. Setelah melalui serangkaian proses, kini tersisa 29 wanita. Mereka‐
lah yang konsisten hingga akhir dan me‐ nyatakan komitmennya untuk memulai profesi baru,” kata Pembina YSKB Caleb Natanielliem. Pembina yayasan yang juga berafili‐ asi dengan Gereja Mawar Sharon ini mengajak semua PSK untuk melupa‐ kan masa lalu dan menatap ke depan. “Anda adalah pembawa harapan. Tinggalkan masa lalu dan tataplah masa depan yang lebih baik. Anda pasti bisa,” ujarnya memotivasi. Dorongan semangat juga datang dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang turut hadir. Dia mengatakan, kepu‐ tusan wanita harapan yang berhenti dari pekerjaan lamanya adalah sebuah langkah yang benar. “Ini saatnya berhenti. Apa pun alasan anda men‐ jadi PSK, lupakanlah itu. Ini waktunya anda memulai hidup yang baru,” kata walikota. Risma -sapaan walikota- tidak mem‐ permasalahkan kalau dari 90 peserta hanya 29 yang mantap meninggalkan dunia prostitusi. Yang terpenting bag‐ inya adalah keputusan berhenti timbul dari kesadaran hati dan tanpa paksaan. “Jumlah bukan menjadi masalah, yang penting dari hati, itu yang akan ber‐ tahan lama,” tuturnya. GAPURA
Ia juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah peduli akan permasalahan ini. Menurutnya, dalam upaya pengentasan PSK dan penutupan lokalisasi pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan dukungan seluruh lapisan masyarakat. Walikota optimis penutupan loka‐ lisasi di Surabaya bakal terwujud. Hal ini jika menilik jumlah PSK yang jauh berkurang, utamanya setelah leba‐ ran. Dari pantauan Dinas Sosial Kota Surabaya, ketika Hari Raya Idul Fitri lalu, ada sekitar 500 PSK yang pulang ke daerah asalnya. Mereka juga sudah dibekali berbagai macam pelatihan keterampilan seperti tata boga, tata rias, dan kerajinan tangan. “Sedangkan yang kembali hanya 164 orang,” imbuh Kadinsos Supomo. Pada kesempatan itu, Walikota Tri Rismaharini memberikan apresiasi atas usaha-usaha yang dilakukan. Ia menghimbau kepada para wanita hara‐ pan agar memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya. “Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah peduli dan berjuang atas semua ini. Untuk itu saya berpesan tolong jangan sia-siakan kesempatan ini,” kata Risma kepada puluhan wanita harapan. (rz) Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
37
Program Kota
Pemkot Lakukan
Penutupan Lokalisasi Sebagai kota dengan lokalisasi terbanyak di Jawa Timur, Pemerintah Kota Surabaya kini berupaya untuk menutup lokalisasi. Di Surabaya terdapat enam lokalisasi PSK yaitu Dolly dan Jarak yang ada di Kecamatan Sawahan, lalu Moro Seneng dan Klakahrejo di Kecamatan Benowo, serta lokalisasi Tambakasri dan Dupak Bangunsari di Kecamatan Krembangan. Pemkot sudah menutup lokalisasi Dupak Bangusari dan Tambakasri. Rencana penutupan lokalisasi ini akan terus dilakukan oleh Pemkot Surabaya.
dengan 51 muncikari dan 213 pekerja seks komersial. Dua tahun terakhir, sudah empat wisma yang ditutup dan 64 pekerja seks komersial dipulangkan. Mereka mendapatkan pesangon Rp 3 juta / orang dari Kementerian Sosial. Rencannya lokalisasi Dupak Bang‐ unsari akan ditutup total. Penutupan ini sudah mendapatkan dukungan dari seluruh warga yang berada di lokalisasi Dupak Bangunsari. Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, Supomo, menjelaskan soal rencana penutupan secara keselu‐ ruhan lokalisasi Dupak Bangunsari pada 21 Desember 2012. “Jumlah PSK, wisma dan mucikari di sana sebenarnya tinggal sedikit. Jadi saat penutupan total, saya kira tidak akan mengalami kendala yang besar,” katanya. Untuk itu pihaknya sudah melaku‐ kan pembinaan dan pelatihan terhadap PSK, mucikari, dan pemilik wisma sebagai modal saat mentas dari lembah hitam. Khusus untuk warga yang se‐ lama ini mendapatkan dampak secara ekonomi dari keberadaan lokalisasi juga mendapatkan pelatihan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) KB Kota Surabaya.
P
enutupan lokalisasi di Dupak Bangunsari merupakan salah satu langkah awal. Penutupan di lokalisasi tertua di Surabaya dan pernah menjadi kawasan prostitusi yang terbe‐ sar dengan PSK terbanyak, yaitu 3.500 orang. Menurut data dari Dinas Sosial Kota Surabaya, sebelum tahun 2010, Dupak Bangunsari punya 62 wisma
Jika penutupan ini berjalan mulus, lanjut Supomo, maka lokalisasi lainnya akan menunggu giliran untuk ditutup. Hanya saja, lokalisasi mana yang akan ditutup duluan pada tahun 2013, ia mengatakan akan memetakan terlebih dahulu. “Jadi kami tidak bisa lang‐ sung menutup lokalisasi karena harus dilakukan pemetaan terutama kesiapan elemen pendukungnya,” tegasnya. Menurut Kepala Bidang Rehabili‐ tasi Sosial, Dinas Sosial Kota Surabaya, Deddy Sosialisto “Kawasan Dupak Bangunsari merupakan pilot project penutupan lokalisasi di Surabaya”. Setelah Dupak Bangunsari, Pemerintah Kota Surabaya menargetkan penutupan seluruh lokalisasi lainnya di Surabaya. Menurutnya , selain membersihkan Kota Surabaya dari prostitusi yang terlokalisasi, pemerintah juga menyasar tempat karaoke, panti pijat, dan pengi‐ napan yang selama ini menjadi tempat prostitusi terselubung. “Pemerintah mengutamakan pe‐ nyadaran mental dan pemberdayaan pekerja seks komersial dan muncikari untuk mengentaskan mereka dari dunia prostitusi,” ujar Deddy.
Daftar Penutupan Lokalisasi
NO
LOKALISASI
1 2 3 4 5 6
Dupak TambakAsri Dolly Jarak Sememi Klakahrejo JUMLAH
38 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
JUMLAHWTS
AWAL 213 368 594 486 222 234 2117
JUMLAHWISMA
PULANG 19 71 0 58 3 16 167
AWAL 61 114 52 260 32 76 595
TUTUP 29 22
51
Sumber: Dinas Sosial Kota Surabaya
GAPURA
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
22 Wisma Lokalisasi Tambakasri Ditutup Komitmen Pemkot untuk menutup enam lokalisasi di Surabaya memang bukan isapan jempol belaka. Selasa (4/12), 22 wisma di lokalisasi Tambakas‐ ri ditutup. Penutupan ini juga berkat dukungann masyarakat dan pemilik wisma yang menyatakan berhenti untuk tidak kembali beroperasi. Penutupan wisma ditandai dengan pemasangan plat bertuliskan “Rumah Tangga” oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Kepala Dinas Sosial Surabaya, Supomo menjelaskan, puluhan wanita harapan telah memutuskan berhenti dari profesinya yang lama. 23 orang diantaranya dipulangkan ke daerah asalnya. Sebelumnya, mereka juga su‐ dah dibekali berbagai macam pelatihan keterampilan seperti tata boga, tata rias, dan kerajinan tangan. Plus menda‐ patkan bantuan modal sebesar Rp 3 juta dari Pemprov Jatim. “Itu untuk membantu wanita harapan memulai usaha yang baru di daerah asalnya,” paparnya. Dikatakan Supomo, saat ini di wilayah Morokrembangan masih terdata 368 PSK serta 92 wisma yang masih aktif. Namun, pria yang sebel‐ umnya menjabat Camat Kenjeran ini yakin dalam waktu dekat seluruh wisma
di Tambakasri bakal tutup. Keyakinan tersebut bukannya tanpa alasan. Dia membeberkan, sekitar sebulan lalu, pihaknya mengadakan pertemuan den‐ gan para mucikari dan hasilnya mereka sepakat menutup semua wisma. “Jum‐ lah mucikari saat ini 114 orang. Namun, berdasarkan hasil pertemuan, mereka sepakat akan menutup wismanya dan beralih ke peluang bisnis yang lain,” ungkapnya. Pernyataan itu diamini Ketua RW VI Kelurahan Morokrembangan, Sub‐ andi. Menurutnya, penutupan wisma sepenuhnya hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya, semua pihak secara mayoritas sudah mendukung itu. Subandi bisa dikatakan salah satu figur yang berkontribusi terhadap peruba‐ han kawasan Tambakasri. Ia lantas mengisahkan, komitmen perubahan diawali dengan adanya niat dari pen‐ gurus RW yang kemudian secara rutin mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan agama. Masih kata Subandi, upaya penya‐ daran berlanjut dengan pemberian sira‐ man rohani kepada mucikari dan PSK seminggu sekali. Tak hanya itu, pengu‐ rus RW juga menerbitkan aturan-aturan yang wajib dipatuhi seluruh wisma.
GAPURA
Beberapa aturan antara lain pember‐ lakuan jam-jam musik pada waktu tertentu (saat-saat sholat), dilarang menambah jumlah PSK, dan setiap PSK hanya boleh bekerja pada satu wisma dan satu mucikari. “Jika melanggar, sanksinya tegas, yakni ditutup,” ujarnya. Wisma-wisma yang tutup, baik kar‐ ena pelanggaran maupun secara sukar‐ ela, menerima surat keputusan (SK) RW yang menyatakan bahwa rumah-rumah tersebut tidak lagi berfungsi sebagai sarana prostitusi. Dalam perjalanan‐ nya, langkah pengurus RW VI Kelurahan Morokrembangan itu bukannya tanpa halangan. Subandi mengakui ada re‐ sistensi dari pihak-pihak yang menolak penutupan. “Saya tidak pernah gentar, yang penting komitmen kami. Kuncinya yang terpenting adalah dukungan mayoritas warga yang ada di sini. Kami pengurus RW beserta tokoh masyarakat berada di garda terdepan untuk perubahan yang lebih baik,” pungkasnya. Walikota Surabaya, Tri Rismaharini juga mengungkapkan keinginannya untuk melihat kawasan Tambakasri berubah dengan citra yang baru. “Mari kita hijrah, tinggalkan yang lama. Saya berangan-angan suatu saat kawasan ini memiliki kesan yang baru, yang sehat bagi anak-anak generasi muda,” serunya. (rz)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
39
Program Kota
Pekan Kreatif Srikandi
Pamerkan Karya Kelompok Usaha Perempuan Pemerintah Kota Surabaya semakin serius melakukan pemberdayaan kepada perempuan. Melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas & KB) Kota Surabaya, Pemkot Surabaya memberikan ruang usaha kepada kelompok perempuan.
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/SUYADI
R
abu (19/12) bertempat di ITC Mega Grosir Bapemas & KB menggelar Pekan kreatif Srikandi bertajuk Peningkatan Peran Perem‐ puan dan Laki-laki Dalam Membangun Ekonomi Kreatif di Kota Surabaya. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian menyambut Hari Ibu diperingati pada tanggal 22 Desember 2012. Kepela Bapemas & KB, Antiek
40 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Sugiharti menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini Pemkot Surabaya ingin lebih memberdayakan perempuan di bidang ekonomi. Ia menuturkan selama ini terkesan laki-laki lebih mendominasi di dalam bidang perekonomian. Melalui pekan kreatif Srikandi ini, para kelompok usaha perempuan dike‐ nalkan pada pasar , serta bagaimana mereka bisa mendapatkan pasar. “Para kelompok usaha perempuan yang kita ikutkan ini, merupakan keluarga miskin yang kita berikan pembinaan dan pelatihan membuat produk, seperti aneka usaha, menjahit, handycraft dan aneka makanan,” imbuhnya. Di pameran inilah, lanjut Antiek mereka unjuk gelar setelah mereka mendapatkan pelatihan dari Bapemas & KB. Tak hanya dikenalkan pada pasar, dalam kegiatan ini mereka akan menda‐ patkan ilmu baru yang berkaitan pada peningkatan kulitas produk mereka. Para kelompok usaha ini akan didamp‐ ingi sehingga mereka bisa menemukan pasar untuk menjual produknya. “Nanti juga diselenggarakan workshop. Sehingga, mereka bisa tahu bagaimana cara megelolah produk mer‐ eka supaya bisa laku di pasaran. Seperti bagaimana mengolah desain,warna, kualitas, kemasan, dan lain-lain yang bisa menarik pembeli,” terangnya. Sementara itu, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini memberikan apresiasi terhadap para kelompok usaha perem‐ puan yang telah mampu menunjukkan keberhasilannya di bidang ekonomi. Ia mengatakan bahwa warga kota suraba‐ ya merupakan warga pekerja. Ia sangat bersyukur ketika dunia mengalami kiris di bidang ekonomi. Tetapi para kelompok usaha yang ada di Surabaya mampu bertahan. Menurutnya kenapa kelompok usaha ini mampu bertahan. Karena, semua itu berkat kerja keras dan tidak mengenal lelah untuk terus berusaha meningkatkan perekonomian mereka. “Setiap tahunnya hampir sekitar 20 tril‐ liun putaran uang di Surabaya, Sebagai pelaku usaha kecil kita harus mampu turut andil dalam perputaran transaksi ekonomi di Surabaya,” pesannya. Kegiatan yang diselengarakan sejak
tanggal 18-21 Desember ini, diikuti kelompok usaha binaan Bapemas yang ada di 31 Kecamatan sebanyak 690 kelompok usaha. “Kemarin dimulai dengan kelompok usaha handycraft dan hari ini menjahit, besok aneka usaha seperti produk sabun, pewangi dan sebagainya, hari terakhir aneka produk kecantikan, dan hari jumat makanan,” imbuhnya. Untuk meramaikan suasana dis‐ elenggarakan lomba-lomba. Seperti fashion show, memasak, dan lain sebagainya. Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penyera‐ han hadiah lomba foto potret lingkungan yang diselenggarakan oleh Bagian Humas Kota Sura‐ baya. Dalam lomba ini juara satu diraih Didik Ardian P dengan judul Gundihku Nya‐ man dan berhak mendapat‐ kan hadiah uang tunai 5 juta rupiah. Juara kedua Purna Budi judul foto Bersih-bersih Kalimas mendapatkan hadiah
GAPURA
3 juta rupiah. Juara ketiga Octrio Joky S judul foto Sparkling Surabaya mendat‐ pakan hadiah Rp.1.750.000. Harapan pertama Yulia Rahmawati judul Instalasi Pembersih Air Limbah. Harapan kedua Teguh Prasetyo judul foto Toko Ilmu. Harapan ketiga TS Ning‐ sih dengan judul Batu Aji. Masing-mas‐ ing mendapatkan uang tunai. Harapan pertama 1 juta rupiah, kedua 750 ribu rupiah, dan ketiga 500 ribu rupiah. (rz)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
41
Program Kota
Pahlawan Ekonomi:
Pahlawan Keluarga dan Lingkungan Pahlawan ekonomi adalah kaum mandiri tidak takut dengan resiko. Mereka tidak termasuk orang yang bermental mencari jalan mudah.
K
aum wirausahawan ialah kaum yang menciptakan peluang bukan hanya menunggu dan mencari peluang yang diciptakan orang lain. Wirausahawan yang gigih menciptakan berbagai peluang usaha merupakan pahlawan di bidang bisnis, ekonomi dan pembangunan. Kreativitas wirau‐ sahawan sering menciptakan pekerjaan atau bidang usaha yang belum pernah dilakukan oleh orang lain. Hal terse‐ but tentunya menyerap tenaga kerja lebih banyak sehingga peran gerakan kewirausahaan ini bisa mengurangi kemiskinan dan kejahatan. Semangat wirausaha ini rupanya tidak hanya didominasi oleh kaum pria, saat ini semakin banyak perempuan
42 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
belajar untuk lebih mandiri dalam men‐ ingkatkan ekonomi keluarga. Peranan perempuan di bidang ekonomi kini tidak lagi dipandang sebelah mata. Hal tersebut terlihat dengan semakin ban‐ yaknya perempuan di Surabaya yang membentuk kelompok-kelompok Usaha Mikro-Kecil dan Menengah (UMKM) yang kini mampu menjadi penolong, tidak hanya bagi keluarga tetapi bagi lingkungannya Keberadaan UMKM perempuan tersebut berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu pilar kekuatan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya. Utamanya mem‐ fasilitasi UMKM-UMKM perempuan agar menjadi usaha yang berbasis komunitas. Untuk itu, pemerintah kota Surabaya melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kota Surabaya menggelar program “Pahlawan Ekono‐ mi Surabaya”. Program yang digagas sejak 2010, tahun ini mengambil tajuk Gebyar Pahlawan Ekonomi Surabaya
GAPURA
2012, From Development to Achieve‐ ment Phase. Penganugerahan Gebyar Pahlawan Ekonomi Surabaya dilaksanakan di Taman Surya pada 30 Desember 2012. Selain penganugerahan untuk Pahlawan Ekonomi, juga digelar lomba yel-yel mengenai keunggulan produk UKM hasil para Srikandi masing-masing ke‐ lurahan/kecamatan. Para peserta yang berjumlah sekitar 10-20 orang diberi waktu kurang lebih lima menit untuk menampilkan kreasi tari dan lagu. Penampilan pertama sekaligus pembuka acara disuguhkan peserta dari Kelurahan Kemayoran yang tampil semarak dengan kostum kuning, hitam dikombinasikan dengan selendang merah dan hiasan rambut warna kun‐ ing. Kemudian berturut-turut tampil peserta dari Kelurahan Pacar Keling, Kelurahan Wonokromo dan Kelurahan Kertajaya. Peserta selanjutnya adalah dari Kelurahan Gunungsari, Kelurahan Kedungdoro, Kelurahan Kedung Baruk,
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Kecamatan Karang Pilang, Morokrem‐ bangan dan Kecamatan Genteng. Kecamatan Karang Pilang Kelurahan Kedurus memberikan penampilan yang sedikit berbeda dengan penampilan dari peserta lainnya. Sebelum mereka memperagakan gerak dan tari, sang ketua atau promotor menampilkan kidungan, sebuah tembang khas Sura‐ baya. Walaupun tidak mendapat juara namun mereka tetap bersemangat. pemenang ketiga diraih oleh Kelurahan Kemayoran, pemenang kedua diraih oleh Kelurahan Kedung Baruk dan pe‐ menang pertama diraih oleh Kelurahan Wonokromo. Kelurahan Gunungsari mendapat penghargaan sebagai kostum terbaik. Peserta dari Kelurahan Gu‐ nungsari ini memang mempersiapkan kostumnya secara maksimal. Dengan pakaian dasar berwarna hitam dan dipadu dengan baju luar yang berwarna warni mereka tampak cerah di bawah terik matahari siang. Lomba berikutnya yang digelar
adalah lomba musik patrol. Lomba ini diikuti oleh para bapak-bapak dan hanya diikuti oleh enam Kelurahan. Lomba dibuka oleh Kelurahan Keputran dengan lagu Rek Ayo Rek. Kemudian diikuti oleh Kelurahan Gunung Anyar yang mengenakan sarung warna hitam dengan atasan batik coklat dan ikat kepala merah emas. Peserta dari Kelurahan Tambak Asri yang menamakan diri Laskar Nagabonar berhasil mencuri perhatian penonton dan para juri dengan lagu yang digubah sendiri. Lagu kidungan tersebut men‐ ceritakan tentang daerah-daerah di Surabaya mulai dari Surabaya bagian barat, utara, timur hingga selatan. Sehingga tidak salah bila Kelurahan ini mendapat peringkat pertama. Sedan‐ gkan peserta dari Kelurahan Dukuh Menanggal tampil dengan kostum dan musik khas daerah Bali. Tema religi diusung oleh peserta dari Kecamatan Wonocolo, sedangkan Mulyorejo me‐ makai tema Reog Ponorogo.
GAPURA
Bagi para pengunjung, selain dihibur dengan penampilan para ibu dan bapak dalam lomba yel-yel dan musik patrol juga dimanjakan dengan puluhan stand bazar di sekitar Taman Surya. Bazar tersebut merupakan hasil kreasi dan olahan para UMKM perempuan di Surabaya. Ada bisnis kuliner seperti ma‐ kanan, kue atau minuman hasil olahan sendiri. Ada home industry dan creative industry yang memamerkan produkproduk hasil buatan tangan. Salah satunya batik tulis yang langsung ditulis oleh pembatiknya di tempat. Gebyar Pahlawan Ekonomi Surabaya 2012 tidak hanya mewadai kreativitas untuk para ibu dan bapak, acara ini juga ditujukan untuk merangsang kreatifitas anak-anak muda penggemar fotografi dengan Lomba foto On The Spot di lapangan Taman Surya. Dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk ber‐ ekspresi sekaligus mengenali apa dan siapa para pahlawan ekonomi. (yn)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
43
Kesehatan
Kasus HIV/AIDS menjadi salah satu problem yang sangat penting bagi seluruh Negara di dunia, mengingat penderita HIV/AIDS dapat sampai meninggal dunia. Sebagai komitmen terhadap pencegahan HIV/AIDS, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan serta LSM di Surabaya mengadakan talkshow mengenai HIV/AIDS.
P
enderita HIV/AIDS kian hari semakin meningkat tajam, di Indonesia saja kasus AIDS naik dari 7.195 di tahun 2006 hingga 76.879 di tahun 2011 dan 6,4 juta orang beresiko tinggi terinfeksi HIV. Hal yang sama juga dirasakan di Kota Surabaya yang menunjukkan adanya peningkatan penyakit HIV/AIDS karena penularan dan penyebaran yang sangat cepat dan meluas tanpa mengenal batas usia, status social serta batas wilayah. Data dari dinas kesehatan Surabaya menunjukkan bahwa penyakit HIV/ AIDS di Surabaya cenderung tinggi pada kelompok usia produktif yaitu sebanyak 50% (20-34 tahun). Sedang‐ kan perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang positif HIV mengalami peningkatan yaitu 2:1 (laki-laki : 61,25% dan perempuan 37,85%) di tahun 2007 dan 1:1 (laki-laki : 59% dan perempuan : 41%) ditahun 2011. Sudah ada balita
44 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
yang telah positif terkena HIV. Diduga penderita balita ini terkena infeksi dari penularan sang ayah karena sang ibu tidak terdeteksi adanya virus HIV/ AIDS. Dalam kondisi ini Dinas keseha‐ tan berkeinginan untuk meningkatkan posisi wanita dalam pemberdayaan untuk melindungi diri sendiri dengan mengadakan talkshow dengan tema ‘lindungi perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS’. Acara ini sekaligus ditujukan untuk memperingati hari AIDS sedunia di tahun 2012. Talkshow yang diadakan di mul‐ tifunction room BG junction, Sabtu (1/12/2012) ini memfokuskan pemba‐ hasan pada perempuan dan anak yang merupakan prioritas dalam upaya pen‐ anggulangan secara nasional di tahun 2012, karena jumlah perempuan yang positif HIV perlahan-lahan semakin meningkat. Bahkan diperkirakan terda‐ pat 8.170 ibu hamil yang positif HIV di GAPURA
Indonesia. Selama pembahasan talkshow ini menghadirkan beberapa narasumber seperti Bambang DH wakil WaliKota Surabaya, Ahmad Suyanto wakil ketua DPRD, dr. Erwin Astha Triyono Koordi‐ nator UPIPI RSU Dr Soetomo, dan dr. Esti Mariana Kepala Dinas Kesehatan Surabaya serta moderator Ria enes. Pesertanya pun bermacam-macam mu‐ lai dari tim penggerak PKK Kecamatan, kelurahan, Bunda paud, siswa dan guru serta lembaga swadaya masyarakat lainnya. Acara berlangsung dengan interaktif, tiap-tiap tim penggerak dari kecamatan menanyakan banyak hal tentang upaya penanggulangan secara mendalam. Sehingga peserta dapat mengetahiu dengan jelas materi yang disampaikan. Talkshow ini juga diramaikan oleh SMAN 21 Surabaya yang membawakan teater tentang gaya hidup bebas di ka‐
Kesehatan
Lindungi Perempuan dan Anak dari
HIV dan AIDS langan anak remaja, dan persembahan musik oleh posyandu remaja. Selain itu ada juga pemeriksaan darah gratis serta pembagian leafled tentang program penanggulangan HIV/AIDS. Dalam talkshow ini juga dijelaskan bahwa pengidap HIV/AIDS tidak hanya mengalami kondisi fisik yang tidak sehat namun kondisi psikis mereka juga terganggu. Kasus yang sering terjadi yaitu masih ditemukan adanya dis‐ kriminasi terhadap pengidap penyakit ini. Pengidap HIV/AIDS bisa jadi tidak hanya di tolak oleh masyarakat, tetapi juga keluarga, karena ketakutan yang berlebih jika virus dapat menular di lingkungan mereka. Sehingga tidak ja‐ rang ditemukan pengidap penyakit HIV/ AIDS terlantar walau sudah berangsur pulih padahal Infeksi HIV/AIDS hanya dapat ditularkan melalui cairan darah atau kelamin. Dengan adanya talkshow ini di‐
harapkan adanya kesetaraan gender dalam keluarga dan masyarakat se‐ bagai upaya penanggulangan, yaitu dengan melibatkan perempuan dalam mengambil keputusan yang menyangkut dirinya. Selain itu penting juga untuk memberikan perlindungan terhadap perem‐ puan dan anak, memenuhi hak anak, merupakan upaya untuk menciptakan generasi baru yang bebas HIV dan AIDS. “Agar Kota Surabaya bersama pemerintah pusat dapat menuju Zero New HIV Infection, Zero Discrimina‐ tion, and Zero HIV Related Death (nol pada infeksi HIV, nol dari diskriminasi social, dan nol dari angka kematian HIV) di tahun 2015” ujar dr. Daniek Suryaningdiah kepala seksi pengendalian dan pemberan‐ tasan penyakit menular. (ret) GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
45
Parlementaria
Sinkronisasi Data Penduduk dan
Penetapan Dapil
Komisi A kunjungan kerja ke KPU Pusat.
Menjelang Pemilu Legislatif dan Presiden pada tahun 2014, Komisi A DPRD Kota Surabaya melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat. Kunker dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 10 – 13 Desember 2012. Komisi A tidak sendiri, ikut juga dalam Kunker Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya dan KPU Surabaya.
K
unjungan kerja Komisi A DPRD Kota Surabaya yang membahas Sinkronisasi Jumlah Penduduk dalam pemilu 2014 ke Dirjen Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Dalam pertemuan tersebut membahas tentang Pemerintah dan KPU menyinkronkan DAK2. Integrasi system dan sinkronisasi data kependudukan antara Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan system Infrormasi Data Pemilih (SIDALIH) diatur berdasarkan pasal 23
46 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
ayat 4 dan pasal 48 ayat 1. Sedangkan peyerahan data kependudukan oleh Pemerintah adalah DAK2 paling lambat 16 bulan sebelum hari H dan DP4 paling lambat 14 ari sebelum hari H. dalam pelaksanaan pemuktahiran data Pemeirntah banyak menemukan data penduduk ganda. Hal ini disebabkan karena fungsi pendataan yang dilakukan tidak benar dan kesengajaan masyarakat. Data yang ditemukan oleh Dirjen Administrasi Kependudukan di Kota Surabaya terdapat ± 400.000 data ganda.
GAPURA
Untuk pembersihan data dilakukan tahap 10 elemen data pada database SIAK dan e KTP dilakukan dengan 12 tahapan integrasi yaitu NIK, NO KK, Nama lengkap, tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, golongan darah, dan jenis pekerjaan. Dalam penyiapan DAK2 oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah adalah melakukan integrasi data base SIAK dengan hasil perekaman e KTP. Kemudian data tersebut diperiksa dan disesuaikan KODWIL, mengintegrasikan dengan data hasil pelayanan DAFDUK CAPIL. Juga dilakukan integrasi dengan tambahan data hasil perekaman e KTP, diintegrasikan data dengan hasil pelayanan DAFDUK & CAPIL. Dalam penyiapan DP4 oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diambilkan dari table biodata WNI dan data keluarga hasil integrasi denan data
Parlementaria
e KTP yang ada didalam basis SIAK. Komisi A DPRD Kota Surabaya juga melakukan kunjungan kerja ke Komisi Pemilihan Umum Pusat mengenai penetapan Dapil Pemilu. Di Kota Surabaya direncanakan untuk dilakukan perubahan dari 5 dapil menjadi 6 atau 7 dapil. Perwakilan KPU di Surabaya, Eko Sasmita menilai apakah dapil ini mengalami perubahan atau tidak. Maka Komisi A, melakukan pertemuan dengan KPU pusat bersama KPU Surabaya untuk meminta penjelasan teknis mengenai naskah akademis. “Apakah Surabaya lebih baik dilakukan pemekaran daerah pemilihan atau tidak,” jelasnya. Perwakilan KPU Pusat, Arif Budiman menanggapi persoalan di Kota Surabaya menjelaskan bahwa jika suatu daerah sering mengalami perubahan daerah plihan, maka akan mengaami kesulitan, apakah wakil yang mereka pilih sudah mewakili atau tidak. “Dari KPU sendiri tiap tahun selalu ada evaluasi dimana kesemuanya sudah disesuaikan dengan jumlah penduduk,” imbuhnya. Dilihat dari jumlah wilayah di Surabaya, sepertinya sulit mengalami perubahan daerah pilihan, karena wiayah yang dimiliki tidak mengalami pemekaran seperti yang terjadi di
daerah lain yang banyak mengalami pemekaran. Seperti bencana lumpur yang menimpa Sidoarjo tenyata berdampak pada perubahan Daerah Pilihan. Disebabkan wilayah administrasi bencana sudah tidak ada penduduknya lagi. Namun, yang menjadi bahan perhatian KPU Surabaya adalah jumlah kursi yang tidak seimbang antara dapil satu dan dapil yang lain. Sehingga, dirasakan perlu
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/DOK.
Komisi A kunjungan kerja ke KPU Pusat.
dilakukan pemekaran wilayah dapil. Selama ini di Surabaya hanya ada 5 Daerah Pilihan, hal ini dinilai KPU Surabaya belum bisa mewakili jumlah penduduk Kota Surabaya. Apabila ada perubahan Daerah Pilihan menjadi 6 atau 7, maka penduduk Surabaya nantinya akan lebih terwakili. Perubahan Daerah Pilihan didasarkan atas jumlah Legislatif yang ada sekarang. KPU Surabaya berpendapat, hal ini akan menjadi pembelajaran politik bagi warga Surabaya. Menurut Ketua Komisi A, Armuji mengatakan permasalahan perubahan Daerah Pilihan KPU Pusat akan menunggu surat dari KPU Surabaya yang menginginkan perubahan atau tidak. “Surat tersebut akan dipelajari oleh KPU pusat untuk menentukan keputusan perlunya Surabaya megalami perubahan DAPIL,” terangnya. Untuk data penduduk yang ditemukan ganda akan dilakukan pengecekan lapangan oleh Dispendukcapil Kota Surabaya. Dalam pelaksanaan pemilukada maupun legislative akan mengggunakan data agregat (DAK2) yang telah ditetapkan tanggal 06-12-2012 yaitu sebesar 2.719.859 jiwa. (*)
Ketua Komisi A memberikan cinderamata kepada perwakilan Biro Kependudukan Departemen Dalam Negeri.
GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
47
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Olah Raga
Promosikan Wisata Pantai
UPTD THP Kenjeran Gelar Turnamen Voli Pantai Nasional
48 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Olah Raga Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Tempat Hiburan Pantai (THP) Kenjeran Dinas Pariwisata Kota Surabaya pada 23-25 Desember kemarin menggelar turnamen Voli Pantai tingkat Nasional 2012. Turnamen itu memerebutkan piala Walikota Surabaya.
M
enurut Plt Kepala UPTD THP Kenjeran Nirwana Juda, turnmen ini diikuti 61 grup voli dari seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, dibagi dua kategori, pria dan wanita. Tim voli yang mengikuti turna‐ men itu berasal dari Jakarta, Bandung, Bali, Batam, Riau, NTB, NTT, Lampung, Ciamis dan beberapa daerah di Jatim. “Kalau di Jatim, ini yang pertama kalinya menggelar voli pantai. Dari seluruh grup itu, 41 grup merupakan atlet Timnas dan 14 grup dari atlet non-Timnas. Jadi dalam turnamen ini tak saja diikuti atlet dari Indonesia, tapi juga dari luar. Seperti Malaysia, Singapura, Thailand. Grup dari luar ini mengirimkan masing-masing dua grup,” ujar Nirwana. .Pelaksanaan turnamen ini karena pihak UPTD THP Kenjeran ingin meng‐ gairahkan kegiatan voli pantai serta mendorong kegiatan serta promosi pariwisata di Surabaya. Sembari me‐ nikmati suasana itu, pen‐ gunjung bisa me‐
GAPURA
nikmati aneka makanan laut di tempat makan yang menyuguhkan menu sea food berderet di sepanjang pantai. Atau bisa mencicipi makanan khas Surabaya seperti lontong kupang, satai kerang serta kepiting rebus Dalam turnamen itu juga untuk meresmikan keberadaan dua lapangan voli pantai di Kenjeran milik Surabaya. Harapannya, voli pantai ini bisa hidup di Surabaya. Terkait lapangan itu, dijelas‐ kan Nirwana jika pembangunannya sudah tiga bulan lalu. Lapangan dibuat berstandar internasional. Lapangan itu menggunakan pasir putih dan turna‐ men itu bisa dilaksanakan pagi sampai malam. “Nantinya lapangan ini bisa digunakan untuk umum,” tuturnya. Tim Voli Pantai putri Smanor Jatim 1 dalam babak final Turnamen Voli Pantai Piala Walikota Surabaya 2012 meng‐ hadapi Tim Jateng 2 , Selasa (25/12) siang kemarin, mampu meraih keme‐ nangan dengan skor telak 21-18/21-16. (rz)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
49
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/DOK.
Serpung
Kecamatan Sawahan
Juara Umum Porkot Tahun 2012 Kecamatan Sawahan berhasil meraih juara umum dalam Pekan Olahraga Kota Surabaya Tahun 2012. Kunci sukses keberhasilan Kecamatan karena terjalinnya kerjasama antara atlet dan official. Keterbukaan yang ditanamkan dalam sebuah tim berbuah prestasi yang sangat membanggakan bagi seluruh warga Kecamatan Sawahan.
D
ari 10 Cabor yangdipertanding‐ kan dalam porkot tahun 2012, medali emas di peroleh dari Cabang Olahraga (Cabor) Futsal, Tenis Meja, dan Catur. Sedangkan medali perak diperoleh dari Cabor panjat tebing. Menurut Pembina Porkot tahun 2012 Surawan mengatakan, sebelum porkot berlangsung bersama-sama tim seleksi mulai menyeleksi atlet di Kecamatan Sawahan. Informasi demi informasi ditampung untuk menyeleksi atlet yang akan berlaga di Porkot tahun
50 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
2012. Selaku ketua tim Pembina, Surawan tidak pernah membedakan status atlet maupun official. Senior dan junior saling berbaur, sehingga tidak ada kesenjangan sosial yang bisa mengham‐ bat dan mengganggu konsentrasi tim dalam bertanding di Porkot tahun 2012. Para atlet pun ketika bertanding tidak merasa ada beban, makanya para atlet bisa bermain lepas. “Ajang olahraga bergengsi tingkat kota ini memang selalu membuat se‐ luruh Kecamatan allout dalam mem‐ GAPURA
persiapkan kontingennya. Makanya kita telah mempersiapkan kontingen jauh-jauh hari sebelumnya. Ternyata, program pembinaan dan seleksi yang kita lakukan membuahkan hasil yang membanggakan,” terangnya kepada Gapura. Wawan sapaan akrabnya, men‐ ceritakan pembinaan yang dilakukan berasaskan keterbukaan. Setaiap ada masalah yang dialami atlet, pasti mereka akan menceritakan pada tim Pembina porkot. “Karena, jika salah satu atlet mengalami masalah pribadi, maka akan mengganggu konsentrasi atlet dan tim‐ nya. Untuk itu, kita selalu memberikan solusi supaya masalahnya bisa teresele‐ saikan. Misalnya, ketika si atlet ini tidak memiliki sepatu untuk latihan, kita se‐ laku tim Pembina akan segera membeli‐ kannya supaya performa dan semangat
Serpung
bertandingnya tinggi,” imbuhnya. Keberhasilan ini juga karena mer‐ eka sering melakukan lawan tanding dengan kecamatan lain. Seperti cabo futsal. “Memang kita sudah mem‐ puyai tim futsal yang kukat sejak dulu. Namun, latihan rutin kita terus lakukan, untuk mengasah kekompakan tim saat bertanding”, tuturnya. “Hasilnya, pun sangat diluar dugaan kami, semua tim futsal Kecamatan lain sangat kuat. Berkat kerja keras para atlet dan pantang menyerah, prestasi berhasil ini kami persembahkan kepada seluruh warga Kecamatan Sawahan,” terang wawan yang juga ketua KIM Kecamatan Sawahan. Ia menuturkan selama pemusatan pelatihan, banyak menemukan atlet yang potensial di cabor futsal, tenis meja, catur, dan panjat tebing. Usianya pun relatif muda. Pada usia muda me‐
mudahkan untuk lebih konsen‐ trasi melakukan pembinaan. “Kalau usianya sudah diatas 25 tahun, biasanya mereka ini sangat susah mengatur waktu untuk latihan. Mereka kan ke‐ banyakan bekerja. Jadi, latihan‐ nya perlu menyesuaikan waktu mereka ketika akan latihan,” jelasnya. Mengenai hadiah, Wawan menyerahkan sepenuhnya ke‐ pada atlet. Pembina dan Keca‐ matan tidak memiliki hak untuk merasakan hadiahnya. Pembagian hadiah disesuaikan porsi atlet. Ter‐ masuk pemain cadangan berhak merasakan hadiah yang mereka peroeh. “Tetap, tim Pembina yang menetukan jumlah hadia yang diterima untuk pemain inti dan pemain cadan‐ gan,” pungkasnya. (rz)
GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
51
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/IST.
Perda
Sadar Administrasi, Yuk... D
inas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) terus berupaya membuat masyarakat sadar adminstrasi. Setelah melakukan sosialisasi sejak bulan Maret 2012, terhitung mulai per Januari 2013 Dis‐ pendukcapil siap menerapkan Pera‐ turan Daerah (PERDA) No 5 Tahun 2011 tentang penyelanggaraan administrasi kependudukan. Di dalam Perda itu di‐ jelaskan mengenai sanksi berupa denda apabila masyarakat terlambat melapor peristiwa penting atau terlambat me‐ lapor peristiwa kependudukan. Jangka waktu yang diberikan ber‐ variasi, ada yang 14, 30 sampai 60 hari disesuaikan dengan peristiwanya. Mis‐ alnya, peristiwa penting seperti kelahi‐ ran dan kematian. Apabila warga tidak melapor dalam jangka waktu 60 hari,
52 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
Mekanisme pelaksanaan Perda Nomor 5 Tahun 2011 dimulai dari Kecamatan, kemudian petugas melakukan proses verifikasi data. Jika terbukti terdapat keterlambatan pengurusan, maka dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran. maka dikenakan denda Rp.100 ribu untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Rp.1 juta untuk Orang Asing (OA). Lain halnya dengan denda keterlam‐ batan pelaporan perkawinan selama 60 hari akan dikenakan denda Rp. 500 ribu untuk WNI dan Rp. 1 juta untuk OA. Sedangkan keterlambatan pelapo‐ ran peristiwa perceraian selama 60 hari GAPURA
sanksi adminstratif sebesar Rp. 1 juta baik WNI atau OA. Adapun keterlam‐ batan pelaporan peristiwa kependudu‐ kan seperti pindah ke luar negeri bagi OA yang memiliki izin tinggal tetap, apabila tidak melapor ke Dispendukcap‐ il dalam waktu 14 hari akan dikenakan sanksi adminstratif sebesar Rp. 2 juta. Mekanisme pelaksanaan Perda Nomor 5 Tahun 2011 dimulai dari Kecamatan, kemudian petugas melaku‐ kan proses verifikasi data. Jika terbukti terdapat keterlambatan pengurusan, maka dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran. Berdasarkan keputu‐ san, penduduk yang dikenakan sanksi administratif membayar denda kepada bendahara penerimaan Dispendukcapil. (*)
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2011
Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Berlaku Mulai 1 Januari 2013 Terlambat Lapor Peristiwa Penting NO
PERISTIWA PENTING
JANGKA WAKTU
SANKSI ADMINISTRASI
(HARI)
WNI
OA
1
Kelahiran
60
Rp
100.000,-
Rp 1.000.000,-
2
Kelahiran WNI di luar negeri
30
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
3
Kelahiran WNI di kapal laut atau pesawat terbang
30
Rp
300.000,-
Rp
300.000,-
4
Lahir mati
30
Rp
100.000,-
Rp
500.000,-
5
Perkawinan
60
Rp
500.000,-
Rp 1.000.000,-
6
Perkawinan dilakukan di luar negeri
30
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
7
Pembatalan perkawinan
90
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
8
Perceraian
60
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
9
Perceraian WNI di luar negeri
30
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
10
Pembatalan perceraian
90
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
11
Kematian
30
Rp
100.000,-
Rp 1.000.000,-
12
Pencatatan pengakuan anak
30
Rp
500.000,-
Rp 1.000.000,-
13
Pengangkatan anak dilakukan di luar negeri
30
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
14
Pengakuan anak
30
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
15
Pengesahan anak
30
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
16
Perubahan anak
30
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
17
Perubahan status kewarganegaraan dari Orang
60
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
30
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
Asing menjadi WNI 18
Peritia penting lainnya
Terlambat Lapor Peristiwa Kependudukan NO 1
PERISTIWA KEPENDUDUKAN Pindah datang Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Izin
JANGKA WAKTU
SANKSI
(HARI)*
ADMINISTRATIF
30
Rp 2.000.000,-
Tinggal Tetap 2
Pindah datang dari luar negeri bagi penduduk WNI
14
Rp 1.000.000,-
3
Pindah datang dari luar negeri bagi Orang Asing
14
Rp 2.000.000,-
4
Perubahan status Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau
14
Rp 2.000.000,-
14
Rp 2.000.000,-
yang memiliki Izin Tinggal 5
Pindah ke luar negeri bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau yang memiliki Izin Tinggal
6
Pendaftaran penduduk WNI tinggal sementara
30
Rp 100.000,-
7
Pindah Penduduk WNI tinggal sementara
7
Rp 100.000,-
8
Penduduk yang melakukan perubahan KK
30
Rp 100.000,-
9
Penduduk yang memperpanjang KTP
0
Rp 100.000,-
Keterangan: - Yang dimaksud dengan “hari” adalah hari kerja. - Pencatatan Kelahiran yang melampaui batas waktu 1 tahun dilakanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri. - Perubahan susunan keluarga dalam KK adalah perubahan yang diakibatkan adanya Peristiwa Kependudukan atau Peristiwa Penting seperti pindah datang, kelahiran atau kematian.
GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
53
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
Serpung
Warga Dupak Bangunsari Deklarasikan
Wilayahnya Bebas Prostitusi Warga Dupak Bangunsari yang berada di kawasan lokalisasi mendeklarasikan menjadi wilayah yang sehat jasmani dan bebas prostitusi. Deklarasi ini dibacakan oleh seluruh forum masyarakat Krembangan yang terdiri dari Muspika Kecamatan Krembangan, Jumat (21/12), di halaman Mushollah Wakaf Nurul Iman jalan rembang 76 surabaya.
A
da tiga point deklarasi yang dibacakan. Diantarnya Wilayah Dupak Bangunsari bisa dapat terwujud menjadi wilayah yang bersih sehat aman tertib dan bebas prostitusi. Mewujudkan wilayah yg bermartabat dengan membangun usaha-usaha per‐ eknomian yang sesuai dengan tuntunan agama dan peraturan yang berlaku. Senantisasa mengharapkan bimbin‐ gan dari ulama dan pemerintah untuk kemajuan wilayah Dupak Bangunsari. Walikota Tri Rismaharini mem‐ berikan apresiasinya kepada warga
54 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
Dupak Bangunsari yang mau merubah wilayahnya menjadi sehat jasmani. Dan yang paling penting, Risma mengatakan bahwa Dupak Bangunsari yang dikenal prostitusinya sekarang sudah tidak lagi. “Saya sangat berterima kasih sekali kepada seluruh warga Dupak Bangunsa‐ ri yang berkomitmen untuk menjadikan wilayahnya menjadi sehat. Komitmen tersebut dituangkan dalam deklarasi,” ujarnya. Walikota berpesan di hadapan selu‐ ruh warga Dupak Bangunsari deklarasi yang telah diucapkan hendaknya mari GAPURA
kita jaga bersama. Pemkot akan terus mendampingi pasca deklarasi ini. Ka‐ wasan ini sekarang menjadi perumahan yang sehat jasmani. “Saya akan terus pantau perkem‐ bangan setelah deklarasi. Pemkot akan bertanggung jawab pada permasala‐ han sosial dan ekonomi warga sekitar lokalisasi Dupak Bangunsari. Untuk keamanannya nanti menjadi tanggung jawab kepolisian,” ujarnya. Setelah menjadi kawasan yang sehat jasmani. Walikota perempuan pertama ini mengharapkan suatu saat nanti lahir seorang pemimpin dari ka‐ wasan ini. Menurutnya apa yang telah dilakukan warga demi masa depan anak-anak Dupak Bangunsari. “Mari beri mereka ruang yang bersih dan sehat bagi tumbuh kembang mereka di masa yang akan datang,” harapnya. Masih kata Risma, para wanita
Serpung
harapan yang dulunya bekerja di lokalisasi Dupak Bangunsari jangan putus asa dan takut untuk menghadapi masa datang. “Tidak perlu khawatir, sebab saya sudah menyam‐ paikan permaslahan ini ke Gubernur dan Menteri. Propinsi dan pusat bersedia membantu memberikan modal usaha bagi para wanita tuna harapan yang mau berhenti menjadi PSK,” terangnya. Dalam kesempatan ini diberikan bantuan modal usaha kepada 164 wanita harapan sebesar 3 juta rupiah. Diberikannya juga kepada 51 mucikari sebesar 10 juta rupiah. (rz)
GAPURA
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
55
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/DOK.
Serpung
Semangat Hari Ibu
Selalu Berkomunikasi Dengan Anak Perayaan Hari Ibu juga dirayakan oleh setiap kalangan. Salah satunya, RW VII, Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir. Kegiatan ini diramaikan beberapa lomba yang dilaksanakan mulai tanggal 22-23 Desember 2012. Seperti lomba fashion show dan penyuluhan bagi ibu hamil, lomba mewarnai untuk anak-anak, jalan sehat, serta hiburan dan bazar murah bagi masyarakat Kelurahan Sidotopo.
P
erayaan Hari Ibu tahun ini meru‐ pakan yang paling meriah kata Lurah Sidotopo, Titik Sumartik kepada Gapura. Ia menjelaskan bahwa ide kegiatan murni muncul dari warga. “Kebetulan ide tersebut muncul dari warga RW 4. Saya selaku Lurah sangat mendukung dengan adanya kegiatan ini,” jelasnya. Menurut Titik, inisiatif warga dalam menyelenggarakan seperti patut diberi‐ kan apresiasi. Dulunya, kawasan Sido‐
56 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
topo merupakan kawasan yang paling tertinggal. Namun, sekarang stigma itu sudah berubah. Ini dikarenakan Sido‐ topo sudah berubah menjadi kawasan yang peduli terhadap wilayahnya. “Semenjak saya pertama kali men‐ jabat Lurah di Sidotopo, saya memiliki pekerjaan rumah yang sangat luar biasa beratnya. Namun, melalui pendeka‐ tan yang saya lakukan kepada tokoh masyarakat disini. Akhirnya, hasilnya bisa dirasakan seluruh warga, termasuk GAPURA
dalam kegiatan ini, warga sangat kom‐ pak. Satu sama lain saling membantu sehingga kegiatan ini terselenggara dengan baik dan lancar,” imbuhnya. Minggu (23/12) malam, kegiatan tersebut resmi ditutup oleh Walikota Tri Rismaharini. Pada kesempatan itu, Walikota memberikan hadiah kepada pemenang lomba-lomba. Walikota menyampaikan bertepatan Hari Ibu se‐ bagai ibu hendaknya harus bisa menga‐ wasi anak-anaknya di era globalisasi ini. Tugas kita sebagai orang tua semakin lama semakin berat. Disebabkan, anakanak kita masih belum mampu menel‐ aah suatu persoalan. “Mereka sekarang ini mudah ter‐ pengaruhi budaya-budaya luar. Di ling‐ kungan remaja yang terjadi sekarang ini sangat mengerikan. Bila melihat salah
Serpung
satu temannya tidak mabuk dan tidak pakai narkoba dibilang kurang gaul. Padahal, apa yang mereka minum itu sangat berbahaya bagi kesehatan mereka,” tuturnya. Risma mengingatkan sebagai ibu harus banyak melakukan komunikasi dengan anaknya. Sebagai orang tua harus tahu dan mendampingi anakanak kita dalam tumbuh kembangnya. Supaya anak-anak Kelurahan Sidotopo yang beranjak dewasa, terutama seusia SLTP patut mendapat perhatian khusus. “Mari kita bersama-sama memberi‐ kan ruang bagi anak-anak kita untuk eksplorasi bakat positifnya. Warga bisa
men‐ gusulkan kepada Pemkot, apabila ada lahan kosong yang bisa dibangun sarana olahraga. Seperti sepak bola, futsal, bulu tangkis, volly, dan sebagainya. Tak hanya olahraga di bidang musik pun silakan usulkan. Selama itu positif saya akan bantu. Itu semua demi masa depan anak-anak kita. Jika mereka disibukkan dengan hal-hal positif, saya yakin mereka pasti tidak akan sampai terpengaruh dengan hal-hal negatif,” serunya. Risma menambahkan jangan sampai kesibukan pekerjaan kita membuat anak-anak kita kurang perhatian dari ibunya. Sebagai ibu, tugas kita tetap GAPURA
harus memberikan perhatian ekstra terhadap anak. “Karena, kota ini bisa berhasil karena anak-anak kita kelak. Maka itu mari kita jaga kota ini bersa‐ ma-sama,” ajaknya. Hal senada juga disampaikan, Titik Sumartik menuturkan bagi para ibu supaya memperhatikan anak. Harapan‐ nya para ibu bisa melakukan membina anaknya agar tidak terjerumus ke halhal negatif. Maka itu, orang tua harus bisa menjadi teman bagi anaknya. “Jika orang tua memposisikan sebagai teman, maka si anak ini akan terbuka ketika mereka mengahadapi masalah di sekolah maupun di lingkungan teman-temannya. Den‐ gan begitu, kita sebagai orang tua akan tahu perkembangan psikologi anak,”terangnya. (rz)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
57
Serpung
Wawali:
Jangan Kucilkan ODHA, Mari Bantu Mereka Persoalan HIV AIDS di Surabaya mendapatkan perhatian khusus Pemerintah Kota Surabaya. Beberapa langkah-langkah telah dilakukan untuk bisa menekan jumlah penderita HIV AIDS. Namun, stigma di masyrakat bahwa penderita HIV AIDS karena kesalahan mereka sendiri yang telah melakukan hal-hal negatif. Seperti melakukan seks bebas dan menggunakan narkoba jarum suntik. Masih banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana sebetulnya cara penularan HIV AIDS ini.
P
enilaian negatif kepada pend‐ erita HIV-AIDS masih menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani. Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH, yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kota Surabaya. Wakil Wali Kota menyayangkan jika sampai sekarang masih ada masyarakat yang mengucilkan ODHA (sebutan bagi penyandang HIV-AIDS). Pasalnya, Bam‐ bang mengaku baru mendapat laporan adanya penolakan warga atas ODHA yang terjadi di wilayah Surabaya Sela‐ tan. Tepatnya di RT 03 RW 04, Kelura‐ han Wonocolo, Kecamatan Wonocolo. Menanggapi hal tersebut, Bambang DH langsung melakukan pertemuan
58 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
dengan warga RT 03 RW 04, Kelurahan Wonocolo, Senin (17/12), di balai RW 04. dengan didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr. Esty Mar‐ tiana Rachmie. Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya dr. Esty Martiana Rachmi menyatakan, stigma negatif ODHA itu didominasi oleh dua alasan, yakni bahwa penyakit HIV-AIDS sangat menular dan penderita memiliki moral yang jelek. Asumsi itu disangkal oleh Esty. Menurutnya pe‐ nyakit TBC jauh lebih menular diband‐ ingkan HIV-AIDS. “Penularan HIV-AIDS hanya bisa terjadi melalui hubungan badan, atau pertukaran cairan maupun darah,” paparnya.
GAPURA
Sementara anggapan tentang moral jelek tidak sepenuhnya benar. Dia mencontohkan kasus anak yang terlahir dengan virus mematikan itu, dimana virus tersebut ‘warisan’ dari orang tuanya. Si anak bukanlah orang yang berdosa. Serta ibu rumah tangga tertular HIV-AIDS dari suaminya tanpa sepengetahuannya. “Pemahaman seutuhnya perlu diberikan kepada masyarakat agar mereka mempunyai persepsi yang jelas,” kata Esty. Dalan pertemuan yang dihadiri warga RT 03 dan beberapa tokoh masyarakat itu, Wakil Wali Kota juga menyinggung perkembangan virus HIVAIDS di Surabaya. Kasus HIV pertama yang dilaporkan di Surabaya terjadi pada tahun 1996 dengan jumlah 5 orang. Dari tahun ke tahun, angkanya terus menanjak hingga per September 2012 dijumpai 3.357 laporan terkait HIV. Peningkatan serupa juga terjadi untuk laporan AIDS. Tahun 1996 masih belum dijumpai aduan, namun pada 1997, satu orang terindikasi mengidap penyakit yang melumpuhkan sistem imun itu. Jumlahnya terus berlipat
Serpung
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/SUYADI
hingga sekarang tercatat 2.799 orang positif menyandang AIDS. Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Surabaya, ditinjau dari faktor risiko, sebanyak 524 kasus atau 90,3 persen temuan terjadi karena hubun‐ gan seks. Disusul penggunaan jarum suntik (penasun) 25 kasus, dan homo‐ seksual 16 kasus. Sedangkan dari segi pekerjaan, yang mendominasi adalah wiraswasta sejumlah 204 orang dan pekerja seks komersial (PSK) 121 orang. Yang mengejutkan, ibu rumah tang‐ ga menduduki peringkat ketiga dengan 94 orang. Mengetahui ini, Bambang yang juga selaku Ketua KPA Surabaya hanya bisa geleng-geleng kepala. Menu‐ rut dia, fenomena itu terjadi lantaran suami yang punya hobi ‘jajan’ tidak jujur kepada istri. Menyikapi problem HIV-AIDS yang kian kompleks, Bambang mengatakan dalam forum akan disepakati langkahlangkah yang akan ditempuh. Semisal, KPA akan lebih aktif masuk di forumforum setingkat RT dan RW. Mengingat penyebaran HIV-AIDS sudah merata di seluruh Surabaya. “Fakta bahwa tidak ada satu kecamatan pun yang bebas
HIV-AIDS harus segera ditanggapi,” kata Bambang. Bambang DH menambahkan Penu‐ laran HIV tidak semudah itu, mudahanmudahan dari sosialisai ini bisa ada perubahan pandangan masyarakat terhadap penyakit HIV AIDS. Semua manusia pasti mengalami hal-hal yang buruk dalam hidupnya. “Mari kita bersama-sama membantu mereka yang sedang mengalami musibah. Supaya mereka tetap semangat menjalani cobaan ini. Dan semangat untuk bisa sembuh. Mudah-mudahan harapan hidup si penderita semakin bertambah ditambah obat yang disediakan juga bagus,” tambahnya. Zaenal Arifin mantan ketua RW 4 mengungkapkan bahwa warga di RT 03 masih belum mengetahui tentang cara penularan HIV AIDS. Maka perlu buku panduan semacam brosur, dan sebagainya sebagai bahan informasi warga. Sehingga warga, semakin tahu dan tidak mengalami ketakutan ketika ada warga yang terinfeksi HIV AIDS. “Karena penyakit ini sangat meng‐ hawartikan sekali. Remaja sekarang perlu dilakukan pendekatan melalui
GAPURA
pendekatan agama. Agama yg minim membuat remaja sekarang mengalami krisis identitas. Kenakalan remaja salah satu penyebab HIV AIDS mertular den‐ gan mudah. Seperti pemakaian narkoba dan seks bebas,” ujarnya. Menanggapi pernyataan warga, Bambang DH menuturkan bahwa Pemerintah Kota Surabaya berupaya serius untuk menangani permasala‐ han kenakalan remaja ini. Misalnya, di sekolah-sekolah nantinya ada beberapa siswa yang akan dilatih untuk menjadi teman curhat. Karena,biasanya mereka lebih terbuka untuk curhat kepada te‐ man sebayanya. “Mudah-mudahan cara-cara seperti ini bisa menekan jumlah kenakalan remaja dan tidak terjerumus dalam narkoba dan seks bebas. Saya selaku ketua kwarcab Pramuka mengharus‐ kan semua sekolah SD, SMP,SMU, SMK negeri maupun swasta harus ada gugus depan pramuka. Pokonya kegiatan anak-anak harus diperbanyak kegiatan positif. Kita sudah berupaya dengan maksimal, kalau ada kekurangan saya akui. Tapi, kita akan terus berupaya lebih maksimal lagi,” terangnya. (rz)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
59
Serpung
Best Of The Best
Berkat Kekompakan Antar Warga Ajang kebersihan Merdeka Dari Sampah kembali digelar tahun ini. Surabaya sebagai kota yang memang perhatian terhadap kebersihan menjadikan ajang ini untuk berkompetisi antar wilayah. Tentu saja hal ini direspon positif oleh masyarakat Surabaya. Dan tahun ini, Gunung Sari keluar sebagai juara.
M
endapatkan predikat Best of The Best mungkin tak pernah disangka oleh Suci Lestari. Sebagai fasiliator lingkungan didaerah Gunung Sari, ia mengaku bangga atas prestasi tersebut. Mendapatkan predikat tersebut tentu bukan hal yang mudah, oleh karena itu Suci tak pernah lelah memberikan motivasi pada orang orang disekelilingnya. “Tahun sebelumnya kami sudah pernah mengikuti lomba ini namun hanya sampai 550 besar,” kata Suci, Kamis (26/12). Oleh karena itu berbekal pengalaman pada tahun sebelumnya, Suci menggerakkan massa untuk lebih bersemangat lagi tahun ini. Salah satu caranya dengan menjalin kekompakan antar warga agar merasa sama sama
60 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Serpung
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
bertanggung jawab atas kebersihan. Awalnya Suci memberikan penger‐ tian pada warga bahwa Gunungsari merupakan salah satu jalur yang sering dilewati oleh Wali kota. Sehingga jika lingkungannya buruk dan tak asri maka akan tak sedap dipandang. Beruntung, pihak perangkat RT RW sangat mudah untuk diajak koordinasi. Sehingga Suci pun mulai melakukan binaan mulai dari pembinaan sampah, penghijauan, daur ulang, hingga jentik nyamuk. Warga berbondong bondong untuk ikut berpartisipasi membersihkan lingkungan. “Alhamdulilah warga disini semangat sekali,” ujar Suci. Sehingga yang awalnya malas menjadi makin rajin dan ‘katut’ semua dalam memper‐ siapkan lomba ini. Walaupun terkadang
terdapat masalah interen namun hal tersebut tidak menjadi kendala berarti bagi mereka. Bahkan warga tidak segan mem‐ berikan sumbangan berupa tumbuhan untuk ditanam. Dari tumbuhan tersebut akhirnya ditanam disalah satu sudut dan kini menjadikan Gunung Sari makin terlihat asri. Suci sebagai fasilitator ling‐ kungan memiliki kader sebanyak kurang lebih 60 orang. Walaupun jumlahnya terbatas namun mereka sanggup men‐ jaga kekompakan antar warganya. “Saya selalu memotivasi mereka dengan memberikan pengertian bahwa jiika lingkungan kotor maka tubuh akan lebih sering terkena penyakit,” tambah Suci. Sehingga akan lebih menguntung‐ kan jika sehat dan biaya rumah sakit GAPURA
tersebut untuk keperluan yang lain. Oleh karena itu kekompakan warga Gunungsari menjadi nilai yang diung‐ gulkan oleh Suci. Suci dan kader kader nya mampu merubah mindset warga tentang buang sampah sembarangan. Yang awalnya membuang sampah secara sembarangan kini mereka mulai memiliki tong sampah pemisah. Kedepan Suci dan Gunungsari ten‐ gah memperbaiki wilayah dan taman untuk mengikuti Surabaya Green and Clear. Inovasi lain sepertu urban farm‐ ing dan bank sampah juga akan segera diwujudkan. Atas keberhasilan tersebut Suci dan Gunung Sari tak lupa member‐ ikan ucapan terima kasih pada Pemkot yang selama ini memberikan pelatihan lewat Fasilitator. (din) Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
61
PKK
Pekarangan Asri,
Hemat Pengeluaran Sehari-hari Padatnya perumahan yang ada di Surabaya bukan jadi kendala untuk tetap menciptakan lingkungan Surabaya yang hijau dan sehat. Setelah melalui program Green and Clean, Program HATINYA (Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman) PKK sedang gencar digalakkan di Kota Pahlawan ini. Program yang sebenarnya sudah berjalan lama ini, kini terus mengalami peningkatan.
K
elompok Kerja (Pokja) 3 di PKK Kota Surabaya sedang mempri‐ oritaskan program Hatinya PKK di seluruh kelurahan di Kota Surabaya. Program ini merupakan program yang diadakan untuk memanfaatkan lahan pekarangan warga. Dalam program ini terdapat 6 poin yang dianjurkan untuk ada di peka‐ rangan karena banyak manfaatnya, yakni:kelompok tanaman obat keluarga
62 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
(toga). Toga bisa terdiri atas empon-em‐ pon: seperti kunyit, jahe, temulawak, laos, dan lain-lain. Tanaman hias lidah buaya, pecut kuda, dan lidah mertua,. Tanaman keras, seperti buah-buahan, dan tanaman liar seperti alang-alang. Termasuk di dalam Program Hatinya PKK adalah, warung hidup, yang ter‐ diri atas tanaman sayur-sayuran atau bumbu-bumbuan. Selanjutnya adalah lumbung hidup yang meliputi tanaman GAPURA
pengganti beras seperti, singkong, ubi, kentang, pisang, dan jagung. Selain itu juga tanaman keras atau tanaman lind‐ ung seperti pohon mangga, jambu, dan rambutan. Selain penanaman tanaman, pemanfaatan lahan pekarangan juga untuk perikanan dan peternakan. Melihat potensi yang ada di wilayah Surabaya, Asgunadi selaku Ketua Pokja 3 di PKK Kota Surabaya tak bosan-bo‐ sannya untuk mengadakan penyuluhan untuk program ini. Tujuannya agar selu‐ ruh warga Surabaya sadar akan manfaat pemaksimalkan pekarangan seperti yang digelorakan melalui Program Hat‐ inya PKK. Jika program ini dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti ber‐ manfaat, termasuk untuk mendukung perekonomian keluarga. Selain dapat dipetik manfaat ganda, pekarangan jadi
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/RATNO
PKK
asri, sekaligus lebih menghemat penge‐ luaran untuk belanja sehari-hari. ”Manfaat program ini banyak sekali. Selain pekarangan jadi tidak mati, hasil dari pemanfaatan pekarang itu yang lebih penting. Misalnya menanam cabe, kalau butuh kan tinggal metik. Tanpa disadari kan sudah menyimpan uang yang seharusnya di pakai untuk mem‐ beli cabe, jadi mengurangi pengeluaran. Atau bisa juga menjual hasil ternak ikan di kolam yang di pekarangan itu, uang‐ nya bisa ditabung kan. Jadi pemasukan perekonomian keluarga bukan hanya sekedar uang yang masuk, tapi juga uang yang tersimpan karena tidak jadi dibelanjakan,” tutur Asgunadi. Manfaat program ini rupanya tak hanya berlaku untuk warga Surabaya, tapi juga untuk prestasi kota Sura‐
baya sendiri. Di Jawa Timur program semacam ini disebut KRPL (Kawasan Rumah Pekarangan Lestari), sedang‐ kan di pusat, Jakarta, dinamai GPOP (Gerakan Perempuan Optimalisasi Pekarangan). Melalui kedua program yang serupa tapi beda nama ini, secara bertahap Hatinya PKK Kota Surabaya berkesempatan untuk maju ke tingkat nasional dalam perlombaan pemanfaa‐ tan pekarangan tiap tahunnya. Mewakili Provinsi Jawa Timur, Surabaya berhasil menggondol juara harapan II tingkat nasional tahun 2010. Pada waktu itu Surabaya menunjuk Kelurahan Gunung Sari RW IV. Untuk ukuran kota metropolitan seperti Surabaya, program Hatinya PKK ini jelas memberikan manfaat yang lebih. Meskipun juga ada kendala, sep‐
GAPURA
erti kesadaran masyarakat yang masih rendah dan dana atau modal untuk mengurus pekarangan. Namun dengan berkolaborasi bersama Dinas Pertanian Kota Surabaya, program ini tetap lancar dilaksanakan. ”Dalam hal ini kami tidak sendiri. Dinas Pertanian memang telah berse‐ dia memberikan bantuan seperti bibit tanaman, wadah untuk menanam, dan lain-lain. Khusus untuk gakin, juga ada bantuan namanya urban farming. Kalau gakin, biasanya dibentuk kelompok yang isinya 12 orang. Selain itu, untuk kelurahan/RW yang ada kelompok tan‐ inya itu juga sangat membantu program ini,” papar Asgunadi. (ITQ)
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
63
64 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
Embun
Memahami “Jalan yang Lurus” (Dari Lentera Hati: M. Quraish Shihab)
S
etiap hari paling sedikit 17 kali kaum Muslim bermohon agar diantar menuju “shirat almustaqim” yang biasa diterjemahkan dengan “jalan yang lurus”. Menarik untuk diketahui bahwa dalam bahasa Al¬-Quran, kata “shirat” berarti “jalan yang lurus”, kata¬kanlah semacam “jalan tol”. Kata ini terambil dari akar kata yang berarti “menelan”. Seakanakan, karena luasnya, ia menelan pejalan yang lalu lalang di sana. Seorang yang menelusuri jalan tol, bila tidak tersesat, dia akan sampai ke tujuan dengan cepat karena jalan tersebut bebas hambatan. Al-Quran juga menggunakan istilah “sabil” dalam arti “jalan”. Namun jika diamati, kata ini – berbeda dengan shirat – digunakan oleh Al-Quran dalam bentuk tunggal dan jamak serta dirangkaikan dengan sesuatu yang menunjuk kepada Tuhan seperti kata “sabilillah” dan “subula Rabbina”, atau juga dirangkaikan dengan hambahamba Tuhan yang taat dan yang durhaka (sabil al-muttaqin dan sabil al¬-mujrimin). Kalau demikian halnya, ternyata banyak “sabil” (banyak jalan). Dan banyak jalan menye¬babkan seseorang harus selalu berhati-hati jangan sampai terjerumus ke jalan yang sesat. Carilah jalan lurus yang tidak berliku-liku agar selamat.
Tapi benarkah jalan yang ditawarkan itu luas dan lebar? Bukankah banyak larangan agama yang menghambat lajunya lalu lintas kehidupan sehingga akan terasa sempit? Sekali lagi Al-Quran memberikan petunjuk bahwa jalan yang baik dihimpun oleh suatu ciri, yaitu “kedamaian, ketenteraman dan ketenangan”. Semua jalan yang bercirikan hal tersebut, pasti bermuara ke jalan yang luas lagi lurus yang dinamai dengan “shirat al-mustaqim”. Allah berfirman: “Dengan Al-Quran Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridha¬an-Nya ke subul alsalam (jalan keselamatan/kedamaian) dan me¬ngeluarkan mereka dari gelap gulita menuju terang benderang dengan seizin-Nya dan mengantar mereka ke shirat al-mustaqim (jalan yang lurus)” (QS 5:16). Apa makna ini semua? Hemat saya, maknanya adalah pesan Al-Quran untuk tidak bersikap picik, karena banyak jalan menuju “shirat almustaqim“. Semua jalan yang bercirikan
GAPURA
kedamaian dan kesela¬matan akan bermuara ke sana. Pesan Al-Quran: Jangan mempersempit shirat, ia dapat menampung semua pejalan; semua aliran, semua pendapat dan mazhab, selama bercirikan “al-salam”. Jalan menuju surga adalah lebar, siapa pun dapat menelusurinya tanpa terganggu atau mengganggu pejalan yang lain. Tapi benarkah jalan yang ditawarkan itu luas dan lebar? Bukankah banyak larangan agama yang menghambat lajunya lalu lintas kehidupan sehingga akan terasa sempit? Untuk menjawab pertanyaan ini, baiklah kita menjawab secara jujur pertanyaan berikut: Benarkah lampu-lalampu lalu lintas menghambat perjalanan seseorang? Benarkah berhenti sejenak mematuhi isyarat lampu merah memperlambat se¬seorang sampai ke tujuan? Bukankah ketiadaan lam¬pu justru mempersempit jalan dan memperlambat arus? Agama menuntut kita untuk mematuhi rambu¬-rambu jalan serta isyarat-isyaratnya, baik yang terda¬pat dalam perjalanan dari dan ke rumah maupun dalam perjalanan hidup ke rumah yang kekal di sisi Tuhan. Jalan yang disiapkan adalah jalan yang luas dan lurus.
Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
65
Cangkru’an
Ciri-ciri Arek Suroboyo
Awak Loro Awan-awan Bores teko ndik warunge Romlah karo mewek. Mukari sing lagi ngopi gak heran maneh nontok gayane Bores. “Opo ae mbah, awan-awan kok mulai ribut mewek” “Ri, awakku loro kabeh… ndemek kuping, kupingku loro, ndemek dengkul, dengkulku perih. Ndemek weteng, wetengku loro… kuabeh sing ta demek loro…” Sambat Bores. “Se mreneo “ Jare Mukari. “Wong kuping ireng ngene ijek utuh gak cuwil, weteng yo kempes kurang mangan, dengkul kapalen…opone sing loro” “Sik ndelok tanganmu” Jare Mukari Bores ngelungno tangane sing ireng mangkak. “Oooo… ancen gendheng wong iki… “ Jare Mukari bareng weruh drijine Bores beset kenek wesine becak. “Iki ngono sing loro duduk awakmu mbah, tapi ancen drijimu sing mangkak mlembung iku sing bermasalah” Jare Mukari karo ngipatno tangane Bores.
Ngombe Obat Bores watuk gak mari-mari, suarane sampek serak. “Mbah, iki lho onok obat watuk “ Jare Romlah sing grisinen krungu watuke Bores. “Iki diombe sedino 3 sendok “ , “wah! ngga bisa isok Ning!” “Lho kene’opo mbah kok katik gak isok barang” “masalahe sendok ndik omahku Cuma loro” Jare Bores. Kocomoto Mukari heran nontok Bores nggowo kocomoto limo. “Gawe opo ae mbah kocomoto kok sampek limo”” “Sing iki digawe moco, iki koco moto plus. Sing iki digawe nontok tivi, sing wernone ireng iki digawe nek mbecak cik gak kepanasen. Terus sing sijine iki digawe nek lagi ngobrol karo Romlah ndik warung” Jare Bores karo masang koco‐ motone. “Terus sing wernone putih, gagange pesok iki digawe opo” Takok Mukari “Ooo… nek iki kocomoto special, digawe nggoleki nek koco‐ moto papat mau ilang kabeh”
66 Vol. XLIV No. 69
JANUARI 2013
GAPURA
#ArekSuroboyo lek tukaran mesti ngomong “awas kon yo, delok’en molehmu” <– lapo? Ditraktir mangan ta? #ArekSuroboyo Lek ngilokno uwong “wuih, wenak kon suarane arek iki, kok gak mbecak!” #ArekSuroboyo sing lanang, lek ngamuk langsung ngomong –> “njaluk tak pancal’a ndasmu” Sepeda bek’e -_#ArekSuroboyo Lek onok wedok’an ayu, endel, langsung dikomen “mboook, mentolo tak gowo moleh ae” -_-’ #ArekSuroboyo lek nyebut uaakeh –> “sak taek ndayak” koyok ngerti2o ae -_#ArekSuroboyo lek di sindir karo koncone, langsung ngomong “sakjane, kon iku ngenyek, ta ngetrek-etrek?!?” #ArekSuroboyo lek ngomong, ngarepe biasane ditambahi huruf U.. –> uaaakeh, ueeendel, ueeenak, uaaasssuu kok -_#ArekSuroboyo Lek janjian ~ “wis teko ndi kon?” “wes nang dalan iki, diluk maneh” padahal sik nang oma. #ArekSuroboyo lek mari di ilokno, langsung mbales “nd‐ asmu, ndogmu, bapakmu, pokoke sing onok mu-mu ne. #ArekSuroboyo Lek suwi gak ketemu konco, langsung ngomong “wah, si urip ta kon? Tak pikir wis 7 dinone” #ArekSuroboyo Lek irunge gatel trus kudu wahing, munine —> Ha..ha..ha..hancookkk!! #ArekSuroboyo Lek onok wong pamer “eh aku tuku mobil anyar iki” langsung dijawab “SOPO??.. SING TAKOK!” #ArekSuroboyo senengane muring2 nggawe awalan ‘jam’.. >> Jamput, jambul, jambret, jambu, dst #ArekSuroboyo Lek ndelok wedok ayu, langsung ngomong: “cuk, ayune, bpk’e sunat nangdi iku” #ArekSuroboyo Lek onok wedok’an ayu langsung komentar “ojok mbuk gudo lho jon, wes tak kapling iku” -_-’ #ArekSuroboyo Lek onok koncone ngomong gak jelas, lang‐ sung disauti “kon iku ngomong ta kemu?!?” #ArekSuroboyo Lek ngomong, mesti dike’i akhiran A –> ndasmuA, matamuA, makmuA, mbokmuA.. #ArekSuroboyo Lek krungu koncone ngomong banter, lang‐ sung disauti “wuss sante ae jon, gak usa mbleyer..” #ArekSuroboyo lek nyeluk koncone: jon, es, kang, boi. “Whoi jon, yo opo kabarmu” “boi, budal gowes yok” #ArekSuroboyo Lek dicokot nyamuk “cuk, asu kok nyamuk iki!!” Sumber: Soko konco ndik BBM.
Wakil Walikota Drs.Bambang DH,MPd menerima bibit pohon mangrove dari Ketua Green Fair peduli lingkungan. (13 Desember 2012)
FOTO-FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/SUYADI
Wakil Walikota Drs. Bambang DH, MPd mensosialisasikan penanggalungan bahaya HIV di kecamatan Wonocolo. (17 Desember 2012)
Wakil Walikota Drs. Bambang DH, MPd menerima cindera mata dari Panitia seminar sinegri penataan ruang dan lingkungan di Unesa. (22 Desember 2012)
Wakil Walikota Drs. Bambang DH,MPd memberikan ucapan selamat kepada pengurus Gudep teritorial 1632 - 1633 YLPI Al-Hikmah. (1 Desember 2012)
FOTO: HUMAS KOTA SURABAYA/SUYADI