PROFIL PERWAKILAN BADAN WAKAF INDONESIA (BWI)
PROVINSI
KEPULAUAN
RIAU
______________________________________________________
PROFIL PERWAKILAN BADAN WAKAF INDONESIA (BWI) PROVINSI KEPULAUAN RIAU _______________________________________________________
Penanggung Jawab : Drs.H.Razali Jaya, M.Sy _______________________________________________________
Editor : Unyil,S.Pd _______________________________________________________
Cetak Pertama, Maret 2015 Cetak Kedua, Desember 2015 _______________________________________________________
Diterbitkan Oleh : Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau Sekretariat Asrama Haji Provinsi Kepulauan Riau Lt. 2 Jalan Pemuda, Kec. Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang Telp : (0771)-313431 Fax (0771)-319265 Situs : www.perwakilanbwi-provinsikepri.or.id/ | www.wakafcentre.com/ | E-mail :
[email protected] |
[email protected] _____________________________________________________
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, dengan segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya dan Shalawat serta salam kepada Junjungan Alam Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah Profil Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau.
Dengan tersusunya Profil ini, kami menyampaikan terimakasih kepada Pengurus Perwakilan BWI Provinsi Kepri Periode 2015/2018 yang telah mempercayakan kepada kami untuk menyusun profil ini.
Kami mohon kritik dan saran apabila dalam kami menyusun profil ini terdapat kekurangan dan kekeliruan baik dalam redaksi maupun informasi yang kami sampaikan.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
i
Demikian kami sampaikan sebagai pengantar bagi pembaca dalam membaca dan memahami profil ini terimakasih dan mohon maaf.
Tanjungpinang, 10 Desember 2015
Redaksi
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
ii
SAMBUTAN KETUA Assalamu’alaikum Wr.Wb Dengan
senantiasa
mengucapkan
syukur
alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya.
Selawat
dan
salam
senantiasa
tercurahkan kehariban junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW. Tanpa terasa keberadaan Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau telah memasuki periode kedua masa bakti kepengurusan 2015-2018, sebagai wujud eksistensi keberadaan pengurus selama masa periode tersebut perlu diterbitkan Profil Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau. Dengan telah diterbitkannya profil ini kami pengurus berharap semoga profil ini menjadi bahan informasi, motivasi, dan evaluasi kepengurusan Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau masa bakti 2015-2018. Dalam profil ini pengurus ingin menginformasikan sejarah singkat berdirinya Perwakilan BWI Provinsi Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
iii
Kepulauan
Riau
dihubungkan
dengan
berdirinya
Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau, juga ingin menginformasikan tentang visi misi, dan tugas wewenang Perwakilan BWI Provinsi Kepualauan Riau. Selanjutnya dalam profil ini akan dikemukakan program kerja Perwakilan BWI Provinsi Kepuluan Riau serta realisasi dan capaian yang bisa dilaksanakan. Program kerja yang diprioritaskan adalah sosialisasi UU Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf dan PP nomor 42/2006 tentang pelaksanaan UU nomor 41 tahun 2004 begitu juga tentang program sosialisasi wakaf uang. Dalam profil ini juga dipaparkan tentang pengurus Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau dan Pengurus Perwakilan BWI Kabupaten/Kota baik yang sudah terbentuk maupun yang sudah terbentuk. Sebagai
pengurus
Perwakilan
BWI
Provinsi
Kepulauan Riau kami juga berharap agar profil ini menjadi bahan koreksi dan evaluasi terhadap pengurus untuk diperbaiki dan dilakukan peningkatan program dan kegiatan pengurus pada masa yang akan datang. Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
iv
Demikianlah sambutan ini kami susun dan sebelum kami
akhiri
kami
ingin
menyampaikan
ucapan
terimakasih kepada : 1. Bapak Gubernur Provinsi Kepulauan Riau atas dukungan
yang
telah
diberikan
sehingga
Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau eksis sampai dengan saat ini; 2. BWI Pusat atas bimbingan, petunjuk, dan pedoman
yang
telah
diberikan
dalam
melaksanakan tugas dan fungsi Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau; 3. Kakanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Riau dan Kakan Kemeng Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau atas kerjasama yang telah diberikan selama ini; 4. Kepada seluruh pengurus Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau masa bakti 2015-2018 yang telah bekerja sama dalam menyukseskan program Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau; Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
v
5. Kepada seluruh wakif dan nazhir yang telah memberikan dukungan demi suksesnya program Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau. Terakhir
sebagai
penutup
kami
menyampaikan
permohonan maaf atas belum terlaksananya program kerja pengurus sebagaimana mestinya.
Tanjungpinang, 10 Desember 2015 Perwakilan BWI Provinsi Kepri
Drs.H.Razali Jaya,M.Sy KETUA
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
vi
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR...........................................
ii
SAMBUTAN KETUA..........................................
iii
DAFTAR ISI .........................................................
vii
DAFTAR TABEL ................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................
x
BAB I PROFIL PERWAKILAN BWI PROVINSI KEPULAUAN RIAU ............. A. Selayang Pandang ........................................ B. Perwakilan BWI Provinsi Kepri .................. C. VISI dan MISI BWI .................................... D. Tugas dan Wewenang BWI ........................ E. Tugas dan Wewenang Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau ........................... F. Tugas dan Wewenang Perwakilan BWI Kabupaten/Kota ......................................... G. Program Kerja Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau ......................................... H. Kegiatan Sosialisasi yang Dilakukan Perwakilan BWI Provinsi Kepri ................. BAB II NAZHIR ................................................... A. Pengertian Nazhir ........................................ B. Pendaftaran dan Pergantian Nazhir ke BWI Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
1 1 2 5 5 7 8 9 10 11 11 14 vii
BAB III TANAH WAKAF .................................. A. Jumlah Tanah Wakaf ................................. B. Tanah Wakaf Berdasarkan Peruntukan ..... C. Tanah Wakaf Produktif ............................. D. Data Tanah Wakaf Provinsi Kepulauan Riau Per Kota dan Kabupaten ............................. BAB IV SEJARAH TERBENTUKNYA PROVINSI KEPULAUAN RIAU ............... A. Kilas Balik Perjalanan Panjang ................ .... B. Tiga Tuntutan Rakyat Kepri ........................ C. Deklarasi Rakyat Kepulauan Riau ........... ... D. Hasil Perjuangan Terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau ..........................................
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
26 26 28 29 29
51 53 58 59 67
viii
Check List Persyaratan Pendaftaran Nazhir di Badan Wakaf Indonesia ...... 14 TABEL 2 : Check List Persyaratan Pergantian Nazhir di Badan Wakaf Indonesia ...... 18 TABEL 3 : Data Nazhir Provinsi Kepulauan Riau . 25 TABEL 4 : Data Tanah Wakaf di Indonesia Tahun 2010 ........................................... 26 TABEL 5 : Tanah Wakaf Provinsi Kepulauan Ria . 27 TABEL 6 : Tanah Wakaf Berdasarkan Peruntukannya 28 TABEL 7 : Tanah Wakaf Produktif ......................... 29 TABEL 8 : Data Tanah Wakaf Provinsi Kepulauan Riau Per Kota dan Kabupaten ............. 29
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
ix
Foto-Foto Kegiatan Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau Lampiran 2
: Menempatkan Standing Banner di Tempat-Tempat Strategis di Prov.Kepri
Lampiran 3
: Foto Rumah Wakaf Produktif
Lampiran 4
: BWI Pusat Monitoring Perwakilan BWI Prov.Kepri
Lampiran 5
: Foto Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepri
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
x
A. Selayang Pandang Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam UndangUndang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) No. 75/M tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007. Jadi, BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada masyarakat. BWI berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
1
B. Perwakilan Bwi Provinsi Kepri 1. Susunan Pengurus Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau Periode 2015-2018 Susunan Pengurus : Dewan Pertimbangan Ketua Anggota
Badan Pelaksana Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara Divisi-Divisi Pembinaan Nazhir
Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf
: Drs.H.Muhammad Sani : Dra.H.Marwin Jamal.M.Ag : H.A.Karim Ahmad, M.BA
: Drs.H.Razali Jaya,M.Sy : Drs. Tarmidi, M.Pd : Drs.H.Erman Zaruddin, MM.Pd : Ir. Fauzi
: Drs.H.Mustamin Hussain : Drs. Husaini
: Drs.H.Chabdullah Wibisono,MBA : Drs.H.Erizal,MH
Hubungan Masyarakat
: Drs.H.Fauzi Mahbub
Kelembagaan dan Bantuan Hukum
: Drs.H.Zulkifli AKA,M.Si
Penelitian dan Pengembangan Wakaf
: Aris Bintania,M.Ag
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 20 Mei 2015 Ketua Badan Pelaksana,
DR.MH.Maftuh Basuni,SH
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
2
2.
Struktur Pengurus Perwakilan BWI Prpvinsi Kepri Periode 2015-2018
STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN BADAN WAKAF INDONESIA (BWI) PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERIODE 2015-2018
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
3
3.
Sekretariat Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau
Sekretariat Perwakilan BWI Provinsi Kepri
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (P-BWI) provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Ibu Kota Provinsi. Hal ini sebagaimana di maksud dalam pasal 4. Sekretariat P-BWI Provinsi Kepulauan Riau semula beralamat di jalan Soekarno Hatta nomor 109, sekarang beralamat di Asrama Haji Tanjungpinang Lantai 2 (dua) jalan Pemuda Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang Telepon 0771-313431 Fax 0771- 319265.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
4
C. VISI dan MISI BWI VISI Badan Wakaf Indonesia mempunyai visi: “Terwujudnya lembaga independen yang dipercaya masyarakat, mempunyai integritas untuk mengembangkan perwakafan nasional dan internasional”. MISI Misi Badan Wakaf Indonesia: “Menjadi Badan Wakaf Indonesia debagai lembaga professional yang mampu mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan pemberdayaan masyarakat”. D. TUGAS DAN WEWENANG BWI Bedasarkan UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf pasal 49 ayat 1, Badan Wakaf Indonesia mempunyai tugas dan wewenang: 1. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf; 2. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional; 3. Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf; Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
5
4. Memberhentikan dan mengganti nazhir; 5. Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf; 6. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan. ( Pasal 49 Undang-undang Wakaf Nomor 41 tahun 2004) Pada ayat 2 dalam pasal yang sama dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugasnya BWI dapat bekerjasama dengan instansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah, organisasi masyarakat, para ahli, badan internasional, dan pihak lain yang dianggap perlu. Dalam melaksanakan tugas-tugas itu BWI memperhatikan saran dan pertimbangan Menteri dan Majelis Ulama Indonesia, seperti tercermin dalam pasal 50. Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, BWI melakukan beberapa langkah strategis, sebagaimana disebutkan dalam PP No.4/2006 pasal 53, meliputi: 1. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional Nazhir wakaf baik perseorangan, organisasi dan badan hukum. 2. Penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas, pengkoordinasian, pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda wakaf. 3. Penyediaan fasilitas proses sertifikasi Wakaf. Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
6
4. Penyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW, baik wakaf benda tidak bergerak dan/atau benda bergerak. 5. Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan wakaf kepada Nazhir sesuai dengan lingkupnya. 6. Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri dalam pengembangan dan pemberdayaan wakaf. E. TUGAS DAN WEWENANG PERWAKILAN BWI PROVINSI KEPULAUAN RIAU Perwakilan BWI Provinsi memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut sebagaimana dimaksud pada pasal 5 sebagai berikut: 1. Melaksanakan kebijakan dan tugas-tugas BWI di tingkat Provinsi; 2. Melakukan koordinasi dengan Kanwil Kemenag dan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas BWI Provinsi; 3. Melakukan Pembinaan terhadap Nazhir dalam rangka mengelola dan membangun harta benda wakaf; 4. Bertindak dan bertanggung jawab untuk dan atas nama Perwakilan BWI Provinsi baik ke dalam maupun ke luar; 5. Memberhentikan dan/atau mengganti Nazhir yang luas tanah wakafnya 1000M² (Seribu meter per segi) Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
7
sampai dengan 20.000M² (dua puluh ribu meter per segi); 6. Menerbitkan tanda bukti Pendaftaran Nazhir yang luas tanah wakafnya 1000M² sampai dengan 20.000M²; 7. Melaksanakan survey dan membuat laporan atas usul perubahan peruntukan harta benda wakaf yang luas paling sedikit 1000M² (seribu meter per segi; 8. Melaksanakann survey dan membuat laporan atas usul penukaran/perubahan setatus harta benda wakaf (ruislagh) berupa tanah yang luasnya paling sedikit 1000M²; (seribu meter per segi); 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh BWI. F. TUGAS DAN WEWENANG PERWAKILAN BWI KABUPATEN/KOTA 1. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf; 2. elakukan koordinasi dengan kanwil kemenag dan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas BWI Provinsi; 3. Memberhentikan dan mengganti Nazhir yang luas tanah wakafnya kurang dari 1000M2 (seribu meter per segi); 4. Menerbitkan tanda bukti Pendaftaran Nazhir yang luas tanah wakafnya kurang dari 1000M2 (seribu meter per segi); Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
8
5. Melaksanakan survey dan membuat laporan atas usul perubahan peruntukan harta benda wakaf berupa tanah yang luasnya kurang dari 1000M2 (seribu meter per segi); 6. Melaksanakan survey dan membuat laporan atas usul penukaran/perubahan status harta benda wakaf (ruislagh) berupa tanah yang luasnya kurang dari 1000M2 (seribu meter per segi); 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Perwakilan BWI Provinsi. G. PROGRAM KERJA PERWAKILAN BWI PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1. Program Ekonomi Kerakyatan : 1) Pembangunan Mini Market Halal (MMH) di Tanjungpinang, Batam, dan Karimun. 2) Rumah Kost Muslim (RKM) di Batam dan Tanjungpinang 3) Restoran Muslim Halal (RMH) 2. Program Pendidikan 3. Program kesehatan 4. Program keagamaan 5. Program Pembentukan Perwakilan BWI Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau 6. Program Rumah Wakaf Produktif Hasil dari program ini akan dimanfaatkan untuk membantu : Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
9
1. Fakir Miskin 2. Bantuan biaya pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa 3. Bantuan pelayanan kesehatan 4. Bantuan dakwah 5. Bantuan untuk masjid dan mushalla 6. Serta bantuan-bantuan lain untuk kesejahtraan umat. H. KEGIATAN SOSIALISASI YANG DILAKUKAN PERWAKILAN BWI PROVINSI KEPRI Kegiatan sosialisasi yang dilakukan Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau : 1. Soasialisasi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf; 2. Sosialisasi PP Nomor 42/2006 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004; 3. Sosialisasi wakaf; a. Harta tidak bergerak b. Harta bergerak 4. Soasialisasi nazhir; 5. X-Banner Sosialisasi Wakaf Uang;
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
10
A. Pengertian Nazhir Nazhir berasal dari kata kerja bahasa Arab nazhara, yang artinya menjaga, memelihara, mengelola dan mengawasi. Adapun Nazhir adalah adalah isimfa‟il dari kata kerja nazhara yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan pengawas. Sedangkan nazhir wakaf atau bisa disebut Nazhir adalah orang diberi tugas untuk mengelola wakaf. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan ,Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Nadzir wakaf adalah orang atau badan hukum yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf tersebut. Sedangkan menurut undang-undang nomor 41 tahun 2004 pasal 1 ayat (4) tentang wakaf menjelaskan bahwa Nadzir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Walaupun para mujtahid tidak menjadikan nadzir sebagai salah satu rukun wakaf, namun para ulama Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
11
sepakat bahwa wakif harus menunjukan nadzir wakaf. Pengangkatan nadzir wakaf ini bertujuan agar harta wakaf tetap terjaga dan terurus, sehingga harta wakaf itu tidak sia-sia. Sedemikian pentingannya kedudukan nadzir dalam perwakafan, sehingga berfungsi tidaknya harta wakaf sangat bergantung pada nadzir wakaf. Meskipun demikian tidak berarti bahwa nadzir mempunyai kekuasaan mutlak terhadap harta yang diamanahkan kepadanya. Para ulama telah bersepakat bahwa kekuasaan nadzir wakaf hanya terbatas pada pengelolaan wakaf untuk dimanfaatkan sesuai dengan tujuan wakaf yang dikehendaki wakif. Asaf A.A. Fyzee berpendapat, sebagaimana dikutip oleh Dr. Uswatun Hasanah, bahwa kewajiban nadzir adalah mengerjakan segala sesuatu yang layak untuk menjaga dan mengelola harta. Dengan demikian nadzir berarti orang yang berhak untuk bertindak atas harta wakaf, baik untuk mengurusnya, memelihara, dan mendistribusikan hasil wakaf kepada orang yang berhak menerimanya, ataupun mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan harta itu tumbuh dengan baik dan kekal. a. Nazir Terbagi Tiga 1. Perseorangan; 2. Organisasi; 3. Badan Hukum; Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
12
Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan : 1. WNI; 2. Beragama Islam; 3. Dewasa; 4. Amanah; 5. Mampu secara jasmani dan rohani ; dan 6. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum. Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan: 1. Pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan 2. Organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam. Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan : 1. Pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
13
2. Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan 3. badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.
B. Pendaftaran dan Pergantian Nazhir ke BWI a. Pendaftaran Nazhir ke BWI TABEI 1 Check List Persyaratan Pendaftaran Nazhir di Badan Wakaf Indonesia No I
Berkas Administrasi Bagian Nazhir Perseorangan
Ada
Tidak Ada
I.1 Surat permohonan kepada KUA setempat untuk meneruskan pendaftaran nazhir kepada BWI
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
Keterangan
Persyaratan ini dilengkapi jika permohonan pendaftaran dari nazhir. Sebaliknya jika permohonan pendaftaran dari
|
14
KUA, persyaratan ini tidak perlu, cukup surat permohonan pendaftaran nazhir dari KUA I.2 Surat pengantar permohonan pendaftaran nazhir dari KUA tempat harta benda wakaf berada yang ditujukan kepada BWI I.3 Jenis harta benda wakaf
Misal: Wakaf tanah (disebutkan luas & alamat tanah tsb), wakaf uang dll.
I.4 Keterangan alamat sekretariat, telpon/fax Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
15
I.5 Foto copy KTP nazhir I.6 Daftar riwayat hidup nazhir I.7 Foto copy Akta Ikrar Wakaf (AIW) atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (APAIW) I.8 Foto copy Surat Pengesahan Nazhir I.9 Foto copy sertifikat wakaf (jika sudah bersertifikat). I.10 Kegiatan nazhir
Misal: Menyelenggara kan lembaga pendidikan, membuka toko sembako, dll.
II Bagi Nazhir Organisasi atau Badan Hukum Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
16
selain persyaratan di atas, juga melampirkan persyaratan berikut ini II.1 Foto copy salinan akta notaris tentang pendirian organisasi/badan hukum dan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang II.2 Daftar susunan pengurus II.3 Foto copy Anggaran Rumah Tangga II.4 Daftar kekayaan yang berasal dari harta wakaf yang terpisah dari kekayaan lain yang merupakan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
17
kekayaan organisasi/badan hokum II.5 Surat pernyataan bersedia untuk diaudit bermaterai cukup Nama : Pemohon : No. Telp/HP Sumber : bwi.or.id
b. Pergantian Nazhir ke BWI TABEL 2 Check List Persyaratan Pergantian Nazhir di Badan Wakaf Indonesia Tidak No Berkas Administrasi Ada Keterangan Ada I Bagian Nazhir Perseorangan I.1 Surat permohonan kepada KUA setempat untuk meneruskan penggantian nazhir Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
18
kepada BWI I.2 Surat pengantar permohonan penggantian nazhir dari KUA tempat harta benda wakaf berada yang ditujukan kepada BWI I.3 Keputusan rapat tentang penggantian nazhir dengan menyebutkan struktur nazhir paling kurang 3 (tiga) orang yaitu ketua, sekretaris dan bendahara serta melampirkan daftar hadir peserta rapat yang dihadiri oleh seluruh nazhir yang masih ada dan wakif atau ahli warisnya apabila wakif sudah meninggal (Jika wakif atau ahli warisnya tidak hadir dalam Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
19
rapat, maka keputusan rapat harus disetujui oleh wakif atau ahli warisnya apabila sudah meninggal) I.4 Alasan penggantian nazhir (di-check list sesuai dengan alasan penggantian nazhir) I.4.1 Jika alasan penggantian nazhir karena nazhir meninggal dunia, dengan melampirkan surat keterangan meninggal dunia/kematian dari instansi yang berwenang I.4.2 Jika alasan penggantian nazhir karena nazhir berhalangan tetap, dengan melampirkan surat keterangan dari Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
20
pihak yang bersangkutan bermaterai cukup I.4.3 Jika alasan penggantian nazhir karena nazhir mengundurkan diri, dengan melampirkan surat pengunduran diri dari pihak bersangkutan bermaterai cukup I.4.4 Jika alasan penggantian nazhir karena nazhir organisasi atau badan hukum bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, dengan melampirkan surat keterangan dari pengurus dan/atau instansi yang
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
21
berwenang I.4.5 Jika alasan penggantian nazhir karena nazhir tidak melaksanakan tugasnya dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, dengan melampirkan surat pernyataan keberatan dari wakif/ahli warisnya bermaterai cukup I.4.6 Jika alasan penggantian nazhir karena nazhir dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dengan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
22
melampirkan salinan putusan pengadilan I.5 Foto copy KTP calon nazhir I.6 Daftar riwayat hidup calon nazhir I.7 Foto copy Akta Ikrar Wakaf (AIW) atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (APAIW) I.8 Foto copy Surat Pengesahan Nazhir I.9 Foto copy sertifikat wakaf (jika sudah bersertifikat). I.10 Program kerja dalam pengelolaan dan pengembangan wakaf II
Bagi Nazhir Organisasi atau Badan Hukum selain persyaratan di atas, juga melampirkan
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
23
persyaratan berikut ini II.1 Foto copy salinan akta notaris tentang pendirian organisasi/badan hukum dan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang II.2 Daftar susunan pengurus II.3 Foto copy Anggaran Rumah Tangga II.4 Daftar kekayaan yang berasal dari harta wakaf yang terpisah dari kekayaan lain yang merupakan kekayaan organisasi/badan hukum II.5 Surat pernyataan bersedia untuk diaudit bermaterai cukup Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
24
Nama : Pemohon : No. Telp/HP Sumber : bwi.or.id
TABEL 3 Data Nazhir Provinsi Kepulauan Riau N o
Kabupaten/Kot a
Musholla
Kuburan
Pendidikan
Sosial Lainnya
JLH
3 41 41 74
4 10 10 36
Nazhir 5 13 13 5
6 7 7 7
7 2 2 6
8 73 73 128
74
36
5
7
6
128
Kabupaten Bintan
77
36
28
17
10
168
77
36
28
17
10
168
Kabupaten Karimun
151
70
16
28
16
281
151
70
16
28
16
281
Kabupaten Natuna
45
9
4
17
10
85
45
9
4
17
10
85
Kabupaten Anambas
15
2
0
1
2
20
15
2
0
1
2
20
Kabupaten Lingga
78
39
20
26
6
169
78
39
20
26
6
169
JUMLAH
481 481
202 202
85 85
103 103
52 52
923 923
1 2 1. Kota Batam 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jumlah Nahir Berdasarkan Peruntukkannya
Kota Tanjungpinang
Masjid
Sumber :Hasil Olahan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
25
A. Jumlah Tanah Wakaf TABEL 4 Tanah Wakaf di Indonesia Tahun 2010 Jumlah Tanah Wakaf No Provinsi Luas Lokasi Luas (m2) (km2) 1 N.A.D 27,416 1,333,233,627.26 1,333.23 2 Sumut 16,084 32,293,815.00 32.29 3 Sumbar 5,693 8,433.064,90 8.43 4 Riau 6,788 51,030,360.20 51.03 5 Jambi 6,504 342,046,137.00 342.05 6 Sumsel 7,055 34,564,356.00 34.56 7 Bengkulu 5,146,230.40 5.15 8 Lampung 15,433 23,172,952.00 23.17 9 DKI Jakarta 6,767 9.581,510.00 9,58 10 Jabar 70,749 116,662,017.81 116.66 11 Jateng 134,467 902,989,869.90 902.99 12 Yogyakarta 6,971.2 2,311,458.89 2.31 13 Jatim 74,429 58,239,272.20 58.24 14 Bali 1,094 1,751,307.00 1.75 15 N.T.B 11,793 83,060,488.00 83.06 16 N.T.T 1,202 3,305,522.00 3.31 17 Kalbar 5,064 28,794,983.00 28.79 18 Kateng 2,516 158,580.55 0,16 19 Kalsel 8,808 111,166,874.18 111.17 20 Kaltim 3,535 14,165,538,94 14.17 Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
Luas (Ha) 133,323.36 3,229,38 843.31 5,103.04 34,204.61 3,456.44 514.62 2,317.30 958.15 11,666.20 90,298.99 231.15 5,823.93 175.13 8,306.05 330.55 2,879.50 15.87 11,116.69 1,416.55 26
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Sulut Sulteng Sulsel Sultra Maluku Malut Papua Banten Babel Gorontalo Sulbar Kepri Papua Barat Jumlah
897 2,913 9,356 2,158 597 1,391 326 16,217 1,189 1,878 1,834 936 252 454,635
1,457.963.00 2,330,096.00 14,165,538.94 4,562,396.00 5,552,484.00 15,939.00 605,939.00 108,056,861.00 3,337,702.00 4,537,827.11 3,671,778.00 1.644,825.00 485,417.00 3,312,883,317.83
1.46 2.33 14.48 4.56 5.44 0.61 0.61 108.06 3.38 4.54 3.67 1.64 0.49 3,312.88
145.80 233.01 1,447.60 456.24 555.25 60.59 60.59 10.805.69 337.77 453.78 367.18 164.48 48.54 331,288.33
Sumber :AL-AWQAF Volume IV,Nomor 04,Januari 2011 Hlm 96
TABEL 5 Tanah Wakaf Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten/Kota Jumlah 1 1 2 3 4 5 6
2 Kota Batam Kota Tanjungpinang Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kabupaten Natuna Kabupaten Anambas
3 72
Sudah Belum Sudah Belum Ket Sertifikat Sertifikat AIW AIW 4 5 6 7 8 32 40 64 8
136
77
59
136
0
168
46
122
168
0
295
99
196
295
0
259
3
256
259
0
20
0
20
16
4
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
27
7
Kabupaten Lingga Jumlah
174
50
124
174
0
1.124
307
817
1.112
12
Sumber :SIWAK (Sumber Informasi Wakaf) Tanggal 10 Desember 2015
B. Tanah Wakaf Berdasarkan Peruntukan TABEL 6 Tanah Wakaf Berdasarkan Peruntukkannya N o
Kabupaten/ Kota
1
2
1 Kota Batam Kota
2 Tanjungpinang Kabupaten 3 Bintan Kabupaten 4 Karimun Kabupaten 5 Natuna Kabupaten 6 Anambas Kabupaten 7 Lingga Jumlah
Jumlah Tanah Wakaf Berdasarkan Peruntukkanya Masjid Musholla Makam Pendidikan Umum
Jlm
3
4
5
6
7
40
11
12
7
2
8 72
76
38
5
4
9
132
77
36
28
12
10
163
161
72
16
26
17
292
98
24
16
23
98
259
15
2
0
1
2
20
79
39
20
12
10
160
546
222
97
85
148
1098
Sumber :Hasil Olahan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
28
C. Tanah Wakaf Produktif TABEL 7 Tanah Wakaf Produltif
Sumber : Kakemenag Provinsi Kepri 2014
TABEL 8 D. Data Tanah Wakaf Provinsi Kepulauan Riau Per Kota dan Kabupaten 1. Kota Batam
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
29
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
30
2. Kota Tanjungpinang
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
31
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
32
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
33
3. Kabupaten Bintan
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
34
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
35
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
36
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
37
4. Kabupaten Karimun
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
38
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
39
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
40
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
41
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
42
Keterangan :
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
43
5. Kabupaten Natuna
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
44
Keterangan :
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
45
6. Kabupaten Anambas
Keterangan :
7. Kabupaten Lingga
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
46
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
47
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
48
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
49
Keterangan :
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
50
Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
51
PETA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Tahun 1942
Tahun 2015
Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 Kabupaten dan 2 Kota, 42 Kecamatan serta 256 Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 Km2, di mana 95% - nya merupakan lautan dan hanya 5% merupakan wilayah darat, dengan batas wilayah sebagai berikut : Utara dengan Vietnam dan Kamboja Selatan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi Barat dengan Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
52
Timur dengan Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi yang penuh dengan limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Selain letak geografisnya yang sangat strategis karena berada pada pintu masuk Selat Malaka dari sebelah Timur juga berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di Asia Pasifik yakni Singapura. Disamping itu Provinsi ini juga berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan letak geografis yang strategis (antara Laut Cina Selatan, Selat Malaka dengan Selat Karimata) serta didukung potensi alam yang sangat potensial, Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi Republik Indonesia dimasa depan. Kepulauan Riau sudah terkenal sejak abad pertengahan sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di masa lalu, bahkan sampai sekarang pertumbuhan perekonomian kepri yang semakin meningkat menunjukan bahwa kepri mampu menjadi salah satu pusat pertumbuhan bagi Republik Indonesia.
A. KILAS BALIK PERJALANAN PANJANG Kepulauan Riau yang teridiri dari 96 persen perairan dan hanya 4 persen daratan dengan 2.408 pulau, dan jauh dari pusat pemerintahan menyebabkan panjangnya rentangan kendali. Secara administratif Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
53
rentang kendali itu akan menjadi singkat apabila pusat pemerintahan mempermudah
berada
di
berbagai
Kepri. urusan
Hal
ini
masyarakat
akan dan
layanan dari pemerintah provinsi. Rasa tidak puas masyarakat atas berbagai kondisi ini akhirnya manibulkan rasa kesadaran bersama rakyat Kepri guna memisahkan diri dari Riau Daratan untuk menjadi Provinsi Kepulauan Riau yang otonom. Bersamaan dengan itu timbul pula harapan bersama akan tercapainya kesejahteraan apabila kelak provinsi itu dapat menumbuhkan sektor ekonomi dan sektorsektor lainnya bagi kepetingan rakyat. Seiring dengan angin reformasi yang berhembus kencang sampai ke daerah-daerah, banyak daerah yang ingin memekarkan daerahnya. Kondisi ini disambut baik oleh pemerintah pusat dan DPR-RI. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau pun kemudian mempersiakan daerah pemekaran dengan membentuk Tim pemekaran yang diketuai oleh Sekertaris
Daerah
Kabupaten
Kepulauan
Riau.
Awalnya timbul inisiatif dari berbagai kelompok
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
54
masyrakat Kepulauan Riau untuk menindaklanjuti aspirasi yang tumbuh mendesak di tengah-tengah masyarakat. Gagasan itu disambut oleh tokoh-tokoh generasi muda yang tergabung dalam Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) Kepulauan Riau. Meraka kemudian melakukan pendekatan ke pemerintah. Pada suatu ketika, mereka bertemu dengan Syarwan Hamid (Menteri Dalam Negeri waktu itu) yang sedang berkunjung ke pantai Sakera Teluk Sebong, Bintan. Tokoh-tokoh KNPI itu sambil berbisik, mulai bertanya : „„ Pak Syarwan bagaimana kalau Kepri kita mekarkan menjadi Propinsi ?‟‟ tanya Dalmasri, Ketua KNPI Kepri kepada Syarwan. Di luar dugaan, Mendagri Syarwan Hamid yang berasal dari Siak, Riau itu merespon dan bahkan meminta kepada Dalmarsi dan kawan-kawan untuk membuat proposalnya. Gayung pun bersambut. Mereka lalu menyusun sebuah proposal tentang pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau untuk menjadi Provinsi. Proposal ini kemudian diajukan kepada
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
Bupati
55
Kepulauan Riau (waktu itu) A Manan Saiman. „„ Pak Manan menerima kami, cuma kurang merespon. Mungkin pak Manan sungkan karena Gubernur Riau waktu itu juga TNI,‟‟kisah Dalmarsi. Aspirasi ini kemudian berkembang dan meluas dengan cepat di dalam masyarakat. Para mahasiswa Kepri yang berada di Jakarta, Bandung, Pekanbaru dan Yogyakarta mendesak untuk sesegeranya dibentuk Provinsi Kepri. Sementara itu Pimpinan KNPI Kepri langsung melakukan kontak dengan DPRD Kabupaten Kepri, yang menyarankan untuk segera membentuk tim sosialisasi bersamaan Kepulauan
dan
menyusun
terbentuk Riau
mempersiapkan
rencana
pula
Komite
(KPKR)
pemekaran
aksi.
sebagai wilayah
Secara
Pemekaran lembaga Kabupaten
Kepulauan Riau. Kabupaten itu akan dimekarkan menjadi 6 daerah tingkat dua (kabupaten / kota) yaitu Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna (Pulau Tujuh) dan Kabupaten Bintan.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
56
KPKR yang diketahui oleh H.M. Arief Rasahan ini merencanakan pelaksanaan musyawarah besar (mubes) dan berkoordinasi dengan Bupati Kepulauan Riau (waktu itu) H. Abdul Manan, Ismeth Abdullah (Ketua Otorita Batam) dan Gubernur Riau Saleh Djasit. Mubes akhirnya juga bersepakat untuk memasukkan agenda terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau sebagai agenda lain yang harus dicapai oleh KPKR. Kemudian dilaksanakanlah Musyawarah Besar Rakyat Kepulauan Riau pada tanggal 15 Mei 1999 di Hotel Royal Palace, di Batu – 10, Kota Tanjungpinang. Pada hotel yang sekarang bernama Hotel Comfort itu, hadir sekitar seribu orang wakil- wakil tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda dan mahasiswa. Mubes Rakyat Kepulauan Riau ini mengasilkan Tiga Tuntutan Rakyat Kepulauan Riau yang di tandatangani oleh tim perumus yang terdiri dari Prof Moch Saad (Ketua), Drs Azirwan (sekretaris), dengan beberapa anggota yaitu: Drs Abdul Malik, M.pd, Ir H Moh Gempur Adnan, H Raja Hamzah Yunus, H Rusli
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
57
Silin, Drs M Saleh Wahab, H Bakri Syukur dan HM Arief Rasahan.
B. Tiga Tuntutan Rakyat Kepri 1. Mempercepat kemakmuran masyarakat secara adil dan merata melalui pembetukan Provinsi Kepulauan Riau. 2. untuk mengujudkan hal tersebut di atas secara nyata dilaksana
dengan
kemekaran
daerah
otonomi
Kepulauan Riau. Pemekaran daearah otonomi Kepulauan Riau terdiri atas : (1)
Kota Tajungpinang,
(2)
Kabupaten Bintan,
(3)
Kabupaten Karimun,
(4)
Kabupaten Kepulauan lingga
(5)
Kabupaten Pulau Tujuh.
3. Mendesak pemerintah agar Kota Madya Batam menjadi otonomi.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
58
Musyawarah yang dihadiri masyarakat dari 22 kecamatan
se-Kepulauan
Riau,
serta
masyarakat
pendatang dari seluruh Kepri, berhasil meyatuhkan aspirasi dan membulatkan tekat untuk membentuk Provinsi Kepulauan Riau. Mubes yang merupakan langkah awal dan cikalbakal awal perjuangan rakyat Kepulauan Riau, juga menghasilkan sebuah Deklarasi Rakyat Kepulauan Riau, sebagai berikut:
C. Deklarasi Rakyat Kepulauan Riau Sudah
54
diproklamasikan
tahun
Indonesia
tanggal
17
merdeka Agustus
sejak 1945.
Kemerdekaan adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa,
yang diperjuangkan
oleh
seluruh
bangsa
Indonesia tanpa membeda-bedakan suku, ras, serta agama. Dimana tujuan kemerdekaan itu adalah untuk menciptakan bangsa yang merdeka lahir dan batin tanpa dijajah atau ditekan oleh siapapun, sesuai tuntutan fitra
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
59
manusia untuk menuju suatu masyarakat adil dan makmur. Kemudian sampai saat ini sudah 40 tahun pula Ibu Kota Provinsi Riau dipindahkan dari Tajungpinang ke Pekanbaru, selama itu pulalah masyarakat Kepulauan Riau berada dalam keadaan ketinggalan dalam segala segi
kehidupan.
Padahal
sebelumnya
masyarakat
Kepulauan Riau sempat mengalami kemajuan yang berarti. Diakuai beberapa daerah seperti Batam, Bintan dan Karimun ada perkembangan dan kemajuan. Akan tetapi perkembangan di daerah tersebut karena adanya proyek-proyek besar yang sektoral dari pusat, dan bukan dari Pemerintah Daerah Riau. Setelah kami mencermati permasalahan itu semua, maka wilayah Kepulauan Riau yang begitu luas, untuk megadakan pembinaan masyarakat tidaklah mungkin dapat diatasi dengan status pemerintahan daerah yang hanya setingkat Kabupaten. Apalagi sejalan dengan derasnya arus globalisasi dan perdangangan bebas pada tahun 2003 mendatang, apabila tidak dipersiapkan
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
60
dengan cermat, maka kehidupan masyarakat Kepulauan Riau akan semakin terpinggirkan. Mecermati permasalahan itulah, setelah melalui musyawarah Rakyat Kepulauan Riau maka Rakyat Kepulauan Riau dengan ini: Mendeklarasikan 1. Menolak Negara Riau Merdeka. 2. Pada hari ini, dinyatakan sudah terbentuk Provinsi Kepulauan Riau. 3. Segala sesuatu keperluan tentang pengesahan dan pengembangan Provinsi Kepulauan Riau agar dapat diselesaikan bersama-sama, serta dilaksanakan dalam waktu sesingkat-singkatnya. 4. Untuk menjaga ketentraman Rakyat Kepulauan Riau, kami mendesak Presiden Republik Indonesia untuk mengesahkan Provinsi Kepulauan Riau dengan sebuah Undang-Undang
Tanjungpinang, Sabtu 15 Mei 1999
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
61
Bertepatan 28 Muharram 1999 H
Atas Nama Rakyat Kepulauan Riau Guna menindaklanjuti hasil Musyawarah Rakyat Kepulauan
Riau
tanggal
15
Mei
2009,
panitia
membentuk suatu tim yang terdiri dari sembilan peserta musyawarah. Tim itu bertugas menghimpun data, menyusun laporan hasil musyawarah dan segala sesuatu yang berkenaan dengan tuntutan pada deklarasi Musyawarah Rakyat Kepulauan Riau tersebut. Tim ini berasal dari anggota musyawarah dan terdiri dari perwakilan daerah tingkat dua sebanyak empat orang, dari tingkat satu tiga orang dan dari Pulau Jawa dua orang. Tim ini disebut juga Tim Sembilan.Tim sembilan terdiri dari Prof Dr H Moch Saad (ketua), H Dun Usul, Drs M Daud Kadir, Hendry Juliardin SE, H Abdul Razak, H Arief Rasahan, H Husrin Hood, Drs M Saleh Wahab dan Ir Idris Zaini.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
62
Setelah musyawarah berlangsung, pada Nopember 1999,KPKR menyerahkan mandat terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau kepada Ketua DPRD Kepri yang baru terpilih: Husrin Hood. Mandat yang diserakan di Hotel Century Atlit Jakarta itu bertujuan mempercepat proses mewujutkan Deklarasi Rakyat Kepulauaun Riau. Setelah itu, KPKR membentuk lagi Badan Pekerja Terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau (BP 3 KR). Husrin yang terpilih sebagai ketua DPRD Kepri hasil pemilu 1999 juga mendapat mandat menjadi Ketua BP3KR. Selak itu BP3KR didukung DPD KNPI Kabupaten Kepri mengambil alih perjuangan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau. Badan ini selanjutnya melakukan berbagai langkah pertemuan dan lobi dengan semua pihak, terutama pemerintah pusat di Jakarta dan pemerintah daerah Provinsi Riau di Pekanbaru. Gagasan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau ini langsung mendapatkan penolakan dari Gubernur Riau waktu itu dengan alasan belum siap Kepri menjadi provinsi. BP3KR lalu lebih banyak melakukan lobi-lobi
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
63
langsung ke pemerintah pusat di Jakarta. DPRD Kabupaten Kepri kemudian mengeluarkan keputusanya tentang persetujuan terbentuknya Provinsi Kepri dengan surat keputusan No.18-KPTS – DPRD-1999. Delegasi BP3KR yang menyampaikan aspirasi masyarakat Kepri ke DPRD Riau pada Februari 2000 ternyata tidak memberikan respon dan dukungan. Akan tetapi, telah mendapat tekanan dari masyarakat ahirnya membentuk Pasus (Panitia Khusus) DPRD Provinsi Riau, yang bertugas menjaring aspirasi masyarakat, karena pasus tidak bertugas dengan baik, pada tanggal 27 April 2000 dibentuk lagi Pansus baru DPRD Riau yang diketahui oleh Lukman Edy, dan kemudian disambut masyarakat Kepri dengan antusias. Mei 2000 Pansus membuat kesimpulan dan merekomendasikan bahwa, Kepulauan Riau layak menjadi Provinsi. Namun, ketika rekomendasi Pansus itu dibawa kerapat paripurna DPRD Riau tanggal 9 Juni 2000, hasilnya adalah penolakan. Terjadi poting dengan suara 21 menyetujui dan 33 suara tidak setuju.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
64
Sementara itu di Jakarta, perjuangan masyarakat Kepri dan pendekatan berbagai tokoh masyarakat pemuda dan mahasiswa mulai mendapatkan dukungan dari DPR, selanjutnya dengan hak inisiatif dewan dibentuklah RUU Terbentuknya Kepulauan Riau. Rencananya, pada tanggal 24 Januari 2002, RUU Terbentuknya Provinsi Kepri akan disyahkan. Untuk mengawal dan mengamati proses pengesahan RUU ini, BP3KR melakukan koordinasi dengan masyarakat, mahasiswa, pemuda dan berbagai lembaga swadaya masyarakat. Sehari sebelumnya, 23 Januari 2002, di Jakarta, BP3KR melakukan unjukrasa di depan Istana
Negara
dan
Departemen
Dalam
Negeri.
Sedangkan di Tanjungpinang, ribuan rakyat dari berbagai lapisan melakukan apel siaga dan sebagian besar di antaranya berangkat ke Jakarta bergabung dengan pejuang di ibukota Negara. Pengesahan akhirnya batal karena beberapa hal. Rencana sidang pansus DPR-RI untuk mengesahkan RUU
Terbentuknya
Provinsi
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
Kepulauan
|
Riau
65
diundurkan. Gubernur Riau dan DPRD Riau yang diundang, tidak hadir pada sidang paripurna DPR-RI tersebut. Pengesahan RUU Terbentuknya Provinsi Kepri ini kembali akan dilaksanakan pada Agustus 2002. Akan tetapi karena belum ada kesepakatan antara pemprov Riau dengan DPR- RI dan pemerintah pusat, maka pengesahan di tunda kembali. Setelah itu direncanakan lagi untuk disyahkan pada sidang paripurna tanggal 24 September 2002. Pada sidang paripurna 24 September 2002, keinginan rakyat Kepri untuk membentuk Provinsi Kepri, akhirnya benar-benar terwujutkan dengan disyahkannya RUU Terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau menjadi Undang-Undang No.25 Tahun 2002, ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri ( waktu itu Hari Sabarno). Semenjak tanggal 24 September 2002, Kepulauan Riau telah menjadi sebuah provinsi baru, Propinsi Kepulauan Riau. Sebagai provinsi yang ke-32 di Indonesia. Walaupun secara
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
66
hukum, de jure, telah disetujui, pemerintah pusat belum mengesahkan.
D. HASIL PERJUANGAN TERBENTUKNYA PROVINSI KEPRI Sejak tanggal 24 September 2002, Kepualaun Riau telah menjadi sebuah provinsi baru, Provinsi Kepulauan Riau ( Kepri ). Inilah Provinsi ke -32 di Indonesia yang terbentuk sebagai hasil kerja keras dan perjuangan seluruh lapisan masyarakatnya. Walaupun keberadaan provinsi ini secara de jure, telah disetujui pemerintah pusat belum meresmikannya. Terbentuknya Provinsi ini berdasarkan UU No. 25 Tahun 2002 tentang Terbentuknya Provinsi Kepri. Undang-undang yang lahir melalui hak inisiatif DPR-RI ini jarang di gunakan dalam tata pemerintahan di Indonesia sejak zaman Orde Baru. Walaupun DPR-RI telah mengesahkan undangundang dimaksud, karena tidak adanya rekomendasi dari Gubernur Riau- sebagai provinsi induk- persetujuan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
67
terbentuknya Provinsi Kepri menghadapi berbagai rintangan. Termasuk penolakan Kabupaten Natuna untuk bergabung
dalam
Provinsi
Kepri.
Persyaratan
rekomendasi gubernur, diatur dalam UU No.22 Tahun 1999 pasal 115 dan PP No. 129 Tahun 2000. Sebagaimana diketahui, dalam suatu terbentuknya daerah baru harus ada beberapa syarat. Di antaranya disahkan melalui undang-undang oleh DPR-RI dan Pemerintah. Harus pula ada Peraturan Perintah (PP) sebagai petunjuk pelaksana operasional di lapangan. Pembetukan PP didasarkan persetujuan daerah Induk yang dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Daerah ( Perda). Perda dari daerah induk baru dapat dibuat apabila ada sekapatan antara pihak pemerintah daerah ( eksekutif ) dan legislatif (DPRD). Dalam terbentuknya Provinsi Kepri, Kabupaten Natuna yang merupakan bagian dari wilayah Kepri, belum bersedia bergabung. Beberapa hal ini menyebabkan pemerintah pusat tidak serta-merta meyetujui keinginan DPR-RI yang
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
68
telah
menggunakan
hak
inisiatifnya
membentuk
Undang-Undang Terbentuknya Provinsi Kepri. Sehubungan Mahkamah
dengan
Agung
KMA/300/V/2002
persyaratan
tanggal yang
17
Mei
ditujukan
ini,
surat
2002
kepada
No. Badan
Persiapan Terbentuknya Provinsi Kepuluan Riau ( BP3KR), mendukung pengesahan UU Terbentuknya Provinsi Kepri yang dibuat oleh DPR-RI. Dengan fatwa Mahkamah Agung ini, persyaratan tersebut dianggap telah teratasi. Akhirnya Mendagri meminta Gubenur Riau ( waktu itu H. Saleh Djasit, SH) untuk
meyetujui,
setelah
Mendagri
juga
mempertimbangkan hasil rapat Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) tanggal 19 Febuari 2002. Dalam surat Mendagri No. 01/SP/DI/III/02 tanggal 12 Maret 2002 itu disebut beberapa hal. Di antaranya adalah: sesuai rapat DPOD disepakati bahwa yang menetapkan layak atau tidaknya terbentuknya Provinsi Kepri adalah pemerintah pusat dengan rekomendasi DPOD.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
69
Surat Mendagri juga menyebutkan, tim independen DPOD yaitu Institute for Local Government Studies (Ilogos)
sudah
mengkaji
dan
segera
mengambil
keputusan atas RUU Provinsi Kepri di DPR. Mendagri merujuk surat wakil ketua DPR No. KD.02/1009/DPR-RI/2002 tanggal 19 Februari 2002 mengenai hasil rapat Badan Musyawarah DPR 7 Februari 2002 yang memutuskan agar Mendagri meminta Gubenur Riau segera mengusulkan secara tertulis terbentuknya Provinsi Kepri. Namun, hingga terbentuknya Provinsi Kepri, Gubenur Riau tidak pernah membuat persetujuan tersebut. “ Mendagri meminta Gubenur Riau segera mengusulkan secara tertulis terbentuknya Provinsi kepri.” Sekalipun sudah disahkan secara hukum menjadi provinsi, peresmian kepulauan Riau sebagai provinsi baru yang ke-32, baru dilaksanakan tanggal 1 Juli 2004 oleh Menteri Dalam Negeri (waktu itu Hari Sabarno) atas nama Prsiden RI Megawati Soekarnoputri.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
70
Undang-undang menetapkan bahwa Provinsi Kepri beribukota di Tajungpinang. Untuk sementara, ibukota Provinsi Kepri ditempatkan di Kota Batam, sampai pelantikan Gubenur Kepri definitif. Semula Provinsi Kepri memiliki lima kabupaten dan dua kota yaitu: Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Natuna, serta Kota Batam dan Kota Tajungpinang. Luas provinsi ini sekitar 252.810.71 km2-yang 96 persen merupakan perairan, dan 4 persen berupa daratan dari 2.408 pulau. Sekitar 40 persen pulau-pulau itu tidak berpenghuni. “ Persmian Kepulauan Riau sebagai provinsi baru yang ke-32, dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2004 oleh Menteri Dalam Negeri .” Secara administratif, provinsi ini kecamatan
dan
351
desa/
meliputi 59
keluraha.
Dalam
perkembangannya hingga Juni 2009, memasuki tahun keempat, Provinsi Kepri menambah satu lagi kabupaten yakni Kabupaten Anambas sebagai pemekaran dari Kabupaten Natuna.
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
71
Dalam perkembangan selajutnya, Presiden (waktu itu) Megawati Soekarnoputri menujuk Ismeth AbdullahKetua Otorita Batam-sebagai caretaker Gubenur Kepri. Pada hari Kamis tanggal 1 Juli 2004, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno atasnama Presiden Republik Indonesia megawati Soekarnoputri melantik Drs.H Ismeth Abdullah sebagai caretaker Gubenur Kepulauan Riau serta meresmikan berdirinya Provinsi kepri sebagai provinsi ke-32 di Indonesia. Untuk sementara ibukota Provinsi Kepri ditetapkan di Kota Batam selama satu tahun sambil menunggu pelantikan Gubenur kepri definitif hasil pemilihan gubenur. Dalam perkembangan selajutnya, Presiden (waktu itu) Megawati Soekarnoputri menujuk Ismeth Abdullah-Ketua
Otorita
Batam-sebagai
caretaker
Gubenur Kepulauan Riau.
***
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
72
Lampiran 1 Foto-Foto Kegiatan Perwakilan BWI Provinsi Kepulauan Riau 1.
Kegiatan Sosialisasi Tanggal 04-06 November 2014
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
73
2.
Kegiatan Sosialisasi Tanggal 14 November 2015
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
74
3.
Kegiatan Sosialisasi Tanggal 29 November 2015
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
75
Lampiran 2 Menempatkan Standing Banner di Tempat-Tempat Strategis di Prov.Kepri
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
76
Lampiran 3 Foto Rumah Wakaf Produktif
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR RUMAH WAKAF PERTAMA ,SEBELUM DIRENOVASI
RUMAH WAKAF PERTAMA SUDAH RENOVASI , POTO HARI KAMIS TANGGAL 15 OKTOBER 2015
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
77
GAMBAR RUMAH WAKAF KEDUA SEBELUM DIRENOVASI
RUMAH WAKAFKEDUA SEDANG RENOVASI, Poto hari Kamis, 15 Oktober 2015
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
78
Lampiran 4 BWI Pusat Monitoring Perwakilan BWI Prov.Kepri
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
79
Lampiran 5 GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepulauan Riau
|
80