PROFIL KESEHJATERAAN PSIKOLOGIS PELAKU SHOLAT DHUHA
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Magister
Diajukan Oleh: FAQIH PURNOMO SIDI S. 300 110 005
MAGISTER SAINS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PROFILE OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF AN INDIVIDUAL WITH SHALAT DHUHA
ABSTRACT
Faqih Purnomosidi
Psychology Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta
One of positive ways an individual can pursue in improving psychological well-being is to do shalat Dhuha (a morning prayer). Shalat Dhuha provides many useful effects; one of them is to improve an individual’s psychological well-being. Purpose of the research is to understand psychological well-being condition of an individual with shalat Dhuha. The research uses qualitative method. Data is collected by using interview and observation. Informants of the research are 7 persons who are doing shalat Dhuha regularly. Results of the research indicated that psychological well-being achieved by the individuals was good enough. With high hope and self-confidence, the shalat Dhuha the informants who had implemented regularly was able to be a media to gain good quality of psychological well-being in all aspects, namely, self-acceptance, relationship with other, independence, gain control of environment, goal of life, and personal growth. The informants were also gaining similar benefits from shalat Dhuha they had implemented regularly. The benefits are peaceful and tranquil heart, comfortable mind, self-confidence, greater enthusiasm, less emotional behavior, and their earnings were enhanced either from their income or profit of their business.
Key words: Psychological Well-Being And Sholat Dhuha
K
Ryff
ehidupan di dunia ini memang
mengatakan
kesehjateraan psikologis adalah suatu
senantiasa
dihadapkan
(1995)
keadaan
dengan
dimana
individu
dapat
selalu
menerima kekuatan dan kelemahan
bertemu dengan ujian dan tantangan.
diri apa adanya, memiliki hubungan
Dijelaskan dalam surat Al-Baqoroh
positif dengan orang lain, mampu
ayat 155-157 bahwasanya Allah
mengarahkan
berfirman yang artinya:
sendiri,
“Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillahi wa innailaihi raji’un, (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orangorang yang mendapat petunjuk.”
potensi dirinya secara berkelanjutan,
masalah
demi
masalah,
tingkah
mampu
lakunya
mengembangkan
mampu mengatur lingkungan dan memiliki tujuan dalam hidup. Ryff (1995) mengatakan salah satu faktor yang dapat menciptakan kesehjateraan faktor
Religiusitas
dengan
transedensi
hidup
Amawidyati
Seseorang yang tidak mampu
adalah
religuisitas.
berkaitan persoalan
psikologis
kepada
(2005)
Tuhan.
menyatakan
menghadapi masalah atau cobaan
bahwa Religiusitas sebagai faktor
dengan baik, maka kesehjateraan
penentu yang dapat mengarahkan
psikologisnya akan terganggu.
individu
pada
Kesehjateraan Psikologis
1
pencapaian
2
Dimensi
religiusitas
inilah
ibadah.
Ibadah
sholat
yang
yang akan membuat individu untuk
dimaksudkan di sini adalah ibadah
lebih dekat kepada kesempurnaan
Sholat
hidup (Pedak, 2009). Salah satu cara
merupakan salah satu bentuk sholat
yang positif yang dapat dipakai
sunnah
manusia
Rasulullah.
dalam
menjaga,
meningkatkan
dan
mewujudkan
kesehjateraan
psikologis
melalui dengan
ibadah
sholat.
peningkatan
adalah Seiring motivasi
Dhuha.
yang
Sholat
dianjurkan
Dhuha
oleh
Dari Abu hurairah r.a bahwa ia berkata Kekasihku (Rasulullah) Saw. mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu puasa tiga hari, dua rakaat shalat Dhuha, dan shalat Witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim, dalam Sayyid 2011)
beribadah dan sikap beribadah maka Afifi
(2012)
mengartikan
akan memperkuat mental dan psikis bahwa Sholat Dhuha merupakan individu, dan mendapat ketenangan. sholat sunnah yang dikerjakan pada Allah berfirman: dalam surat Al-Rad waktu pagi hari, tepatnya adalah (13:28) pada waktu dhuha yaitu dimulai “……..(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram…”. Sholat sebagai suatu ibadah memiliki tata cara tersendiri. Setiap tahapan sholat memiliki maksud
ketika
matahari
mulai
naik
sepenggalah atau setelah matahari terbit (sekitar pukul 07.00) sampai sebelum
masuk
waktu
dhuhur
(sekitar pukul11.00). Sayyid
(2011)
mengatakan,
untuk menghantarkan diri kedalam
dengan
sebuah kesiapan dalam menunaikan
kebahagiaan akan selalu terbuka dan
Sholat
Dhuha
pintu
3
kesehjateraan hidup akan terpelihara
disekitarnya, memiliki kemampuan
dengan baik.
untuk mengambil keputusan dan
berdasarkan uraian di atas,
mandiri, mampu dan berkompetensi
maka dapat diambil suatu rumusan
untuk
yang
memiliki tujuan hidup dan merasa
hendak
menjadi
dasar
mengatur
lingkungan,
penelitian ini yaitu bagaiamana profil
mampu
kesehjateraan
perkembangan dalam kehidupannya,
Psikologis
Pelaku
untuk
melalui
tahapan
Sholat Dhuha. Berdasarkan rumusan
lebih
masalah ini maka peneliti tertarik
mengemukakan
untuk melakukan penelitian dengan
Kesehjateraan Psikologi adalah suatu
judul
kebahagiaan yang dapat dialami dari
Profil
Kesehjateraan
Psikologis Pelaku Sholat Dhuha.
Pengertian
Kesehjateraan
(1995)
bahwa
Kesehjateraan
sebagai
pencapaian
Ryff
bahwa
konsep
pribadi
yang
penuh
pemenuhan potensi diri, pengalaman dari hidup dan kemajuan dari tujuan
psikologis Ryff
aktivitas
bagi
perasaan yang menjadi fasilitas atas
LANDASAN TEORI 1.
lanjut
menjelaskan Psikologis penuh
dari
seseorang dalam hidup. Menurut
(Tenggara,
2008)
Kesejahteraan
psikologis
bukan
potensi psikologis seseorang, dimana
hanya
seseorang tersebut dapat menerima
penderitaan, namun kesejahteraan
kekuatan dan kelemahan yang ada
psikologis
pada dirinya, menciptakan hubungan
namun
positif dengan orang lain yang ada
meliputi ketertarikan aktif dalam
merupakan
meliputi
kesejahteraan
ketiadaan
ketertarikan, psikologis
4
dunia, memahami arti dan tujuan
Penerimaan diri adalah kondisi
dalam hidup dan hubungan seseorang
yang
pada objek ataupun orang lain.
seseorang merasa nyaman dengan
Dari
beberapa
Kesehjateraan dapat
pengertian
Psikologis
disimpulkan
kesejahteraan kondisi
psikologis
seseorang
yang
menggambarkan
bahwa
dirinya sendiri dengan keterbatasan
diatas
yang dimilikinya.
bahwa
b. Hubungan Positif dengan orang
adalah
lain
mampu
(Positive
Relation
With
other)
menerima dengan tabah berbagai hal
Hubungan positif dengan orang
yang dapat memicu permasalahan
lain
dalam
mampu
hubungan yang baik dengan orang
menjalankan fungsi psikologis positif
lain (Ryff, 1995), memelihara dan
dengan menggunakan potensi yang
mengembangkan
ada dalam dirinya agar dapat tercipta
interpersonal agar tetap kuat (Keyes,
kehidupan
2002). Individu yang memiliki aspek
kehidupannya,
yang
bahagia,
aman,
sejahtera dan damai. 2.
Aspek-Aspek
memiliki
kualitas
hubungan
ini adalah individu yang memiliki Kesehjateraan
empati dengan orang lain mampu menjalin hubungan intim, mengerti
Psikologis Terdapat
berarti
enam
aspek
Psikologis
yang
berhubungan yaitu adanya proses
dirumuskan oleh Ryff (1995) adalah:
timbal balik antara kedua belah
a. Penerimaan
pihak.
Kesehjateraan
Acceptance)
diri
(Self-
dan
memahami
hakikat
c. Kemandirian (Autonomy)
dalam
5
Aspek autonomy merupakan kemampuan
yang
mempertahankan
f. Pertumbuhan Pribadi ( Personal
mampu
Growth)
individualitas
Aspek
pertumbuhan
pribadi
dalam konteks sosial yang lebih
menjelaskan mengenai kemampuan
besar.
individu
Dalam
artian
memiliki
nuntuk
mengembangkan
kewenangan akes dirinya sndiri dan
potensi diri dan berkembang sebagai
mampu menentukan nasibnya sendiri
seorang manusia. Salah satu hal
(Ryff, 1995).
penting dalam aspek ini adalah
d. Penguasaan terhadap Lingkungan
adanya
tentang
ini
menjelaskan
kemampuan
individu
untuk memilih lingkungan yang
baik dalam aspek ini mempunyai perasaan untuk terus berkembang, Dari penjelasan diatas dapat
sesuai dengan kondisi fisiknya.
disimpulkan
Kematangan
Kesehjateraan
pada
untuk
mengaktualisasi diri. Individu yang
(Environmental Mastery) Aspek
kebutuhan
aspek
ini
aspek-aspek psikologis
adalah
terlihat
pada
kemampuan
penerimaan diri (Self Acceptance),
individu
dalam
menghadapi
hubungan positif dengan orang lain
kejadian-kejadian di luar dirinya.
(Positive Relations With Other),
e. Tujuan Hidup (Purpose Of Life) Aspek
ini
menjelaskan
kemandirian
(Autonomy),
penguasaan
lingkungan
mengenai kemampuan individu
(Environment
untuk mencapai tujuan dalam
Hidup
hidup,.
Autonomy),
(Purpose
In
tujuan Life),
6
pertumbuhan
pribadi
(Personal
Growth). 3.
Status pekerjaan yang tinggi atau tinggunya tingkat pendidikan
Faktor-Faktor
Yang
seseorang menunjukkan seseorang
Mempengaruhi
memiliki faktor pengaman (uang,
Kesehjateraan Psikologis
ilmu,
Ryff
untuk menghadapi masalah.
(1995)
faktor-faktor
yang
mengemukakan mempengaruhi
Kesehjateraan Psikologis adalah :
memberikan
keuntungan
dalam
hidupnya
d. Budaya
Kesehjateraan
Pernikahan
dalam
Penelitian
a. Pernikahan
berbagai
keahlian)
mengenai Psikologis
yang
dilakukan di Amerika dan Korea Selatan
menunjukkan
bahwa
membentuk emosi positif yang akan
responden di Korea Selatan memiliki
sangat
skor yang lebih tinggi pada aspek
berpengaruh
terhadap
Kesehjateraan Psikologis seseorang.
hubungan positif dengan orang lain
b. Pengalaman
dan skor yang rendah pada aspek
Hidup
dan
Interpretasinya Pengalaman
penerimaan hidup
diri.
Hal
ini
dapat
dan
disebabkan oleh orientasi budaya
interpretasinya yaitu penilaian dan
yang lebih bersifat kolektif dan
pemaknaan
seiring ketergantungan, sebaliknya
seseorang
aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari. c. Tingkat Pekerjaan
Pendidikan
responden Amerika memiliki skor dan
yang tinggi dalam aspek tujuan hidup (untuk
responden
pria)
serta
memiliki skor yang rendah dalam
7
aspek otonomi baik pria maupun wanita (Ryff, 1994).
disimpulkan bahwa Sholat Dhuha
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa
Dari pengertian diatas dapat
faktor-faktor
adalah sholat sunah yang dikerjakan pada
pagi
hari,
dimulai
ketika
yang mempengaruhi Kesehjateraan
matahari mulai naik sepenggalah
Psikologis adalah Faktor demografis,
atau setelah terbit matahari (sekitar
yaitu semua hal yang terkait dengan
jam 07.00) sampai sebelum masuk
dimensi demografis yang melekat
waktu Dzuhur (sekitar jam 11.00)
pada diri seseorang seperti (usia,
ketika matahari belum naik pada
jenis kelamin, latar belakang budaya,
posisi tengah-tengah.
tingkat
2. Bacaan D’oa Sholat Dhuha
pendidikan
dan
status
pekerjaan), faktor evaluasi terhadap pengalaman
hidup,
dan
faktor
pernikahan. B. Sholat Dhuha 1. Pengertian Sholat Dhuha
Afifi (2012) mengatakan dalam hal berdo’a sebenarnya apapun yang kita ucapkan diperbolehkan, namun dalam
Sholat
Dhuha
ada
do’a
tersendiri yang sering diucapkan, yang do’a tersebut mempunyai arti:
Sholat Dhuha merupakan salah “Ya
Allah,
sesungguhnya
satu di antara Sholat-Sholat sunah waktu dluhaa adalah waktu dluhaaatau ibadah tambahan yang sangat Mu, keagungan adalah keagungandianjurkan oleh Rasulullah Saw. Mu, kebagusan adalah kebagusanYang dikerjakan pada pagi hari Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dengan minimal dua rekaat yang kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dimulai dari pukul 07.00-11.00.
8
penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya
banyak
Allah, apabila rizqi kami di atas
diantaranya:
langit, turunkanlah, bila dalam bumi,
a.
keluarkanlah,
bila
sukar,
mudahkanlah,
bila
haram,
sucikanlah, bila jauh, dekatkanlah, dengan
hak
waktu
mendatangkan
manfaat
Makhdlori (2012), mengatakan Sholat
Dhuha
Dapat
membangun motivasi dan spiri. b.
Dengan melaksanakan Sholat Dhuha
dluhaa,
seseorang
akan
keagungan, kebagusan, kekuatan dan
mendapatkan tambahan tenaga
kekuasaan-Mu. Berilah kepada kami
batin berupa intuisi dan inspirasi
apa-apa yang telah Engkau berikan
(dalam Makhdlori, 2012).
kepada
hamba-hamba-Mu
yang
c.
Dari pengertian tersebut dapat bahwa
Dhuha
mendatangkan
shalih-shalih.”
disimpulkan
Sholat
do’a
rezeki
dapat (dalam
Makhdlori 2012).
Sholat
Dhuha adalah do’a yang bertujuan
d.
Sholat
Dhuha dapat menuntut
untuk menarik rezeki, baik materi
umat
maupun non materi yang mana
semangat , berdo’a dan bekerja
materi dan non materi tersebut
penuh semangat (Prof. Asep
berada disetiap penjuru.
Muhyidin, dalam El-Ma’rufie
3. Manfaat Sholat Dhuha
2010).
Sholat Dhuha yang dikerjakan dengan istiqomah dan sungguh akan
e.
untuk
berusaha
lebih
Sholat Dhuha dapat memperoleh keberdayaan
ekonomi
demi
menggapai ridho Ilahi (Aep
9
Kusnawan, dalam El-Ma;rufie
Identifikasi Gejala Penelitian
2010).
Gejala penelitian yang akan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat Sholat Dhuha antara lain yaitu
Sholat
diteliti adalah : 1.
Kesehjateraan Psikologis
2.
Sholat Dhuha.
Dhuha dapat meningkatkan spirit atau semangat dalam berusaha atau bekerja,
melapangkan
rezeki,
inspirasi,
dapat
mendapat
meningkatkan intuisi atau tenaga batin serta mampu mendapatkan pemberdayaan ekonomi hidup. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
metode penelitian kualitatif, yaitu proses penelitian guna memperoleh pemahaman berdasarkan pada tradisi metodologi untuk
penyelidikan
mengeksplorasi
tertentu masalah
kemanusiaan atau masalah sosial dalam setting yang alami (Creswell, 1998).
Metode Pengumpulan Data Data
dalam
diperoleh
penelitian
dengan
ini
menggunkan
metode wawancara dan observasi. Metode
wawancara
tentang
manfaat
mengungkap
Sholat
Dhuha
terhadap Kesehjateraan Psikologis dan metode observasi mengungkap tentang frekuensi Sholat Dhuha Informan Penelitian Pemilihan
informan
dalam
penelitian dipilih secara purposive yaitu penentuan informan sesuai dengan
kriteria
yang
telah
ditentukan. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah muslim, rutin mengerjakan
Sholat
Wajib
dan
informan mengerjakan yang Sholat
10
Dhuha hingga sekarang, yang berusia
a). Aspek Penerimaan Diri
lebih dari 25 tahun dan berjumlah 7
Semuan informan memilki aspek
orang dengan jumlah rekaat dua
penerimaan diri yang baik. Semua
sampai maksimal dua belas rekaat
informan mampu menerima segala
yang berlainan jenis profesi.
bentuk kelebihan dan kekurangan
Metode Analisis Data
yang
Pada penelitian ini data-data yang
diperoleh
merupakan
data
dimilkinya
masing-masing.
Dengan menyebut dirinya sebagai seorang
manusia
yang
belum
kualitatif yang diperoleh dari hasil
sempurna dan perlu berjuang. Semua
wawancara dan observasi. Data yang
informan mampu berfikir positif
terkumpul kemudian diproses dengan
untuk perkembangan yang lebih
memberikan
hasil
baik. Gambaran aspek penerimaan
wawancara, mencari kata kunci,
diri pada semua informan ini sesuai
kemudian
matrik.
yang dikatakan oleh Ryff (1995)
Sedangkan hasil observasi hanya
yang menyatakan bahwa penerimaan
sebagai
diri
koding
membuat
data
dilakukan
pada
pada
tambahan saat
yang
wawancara
berlangsung. PEMBAHASAN 1. Gambaran Kesehjateraan Psikologis
yang
baik
adalah
seorang
individu merasa nyaman dengan dirinya sendiri dengan keterbatasan yang dimilikinya, yang bersikap positif terhadap diri sendiri. b). Aspek
Hubungan
Dengan Orang Lain
Positif
11
MenurtRyff
(1995),
individu
keputusan, yang mana keputusan
yang memilki aspek ini adalah
tersebut didasarkan pada pemikiran
individu
yang baik dengan cara mengajak atau
yang
memilki
empati
terhadap orang lain, mampu menjalin
melakukan
hubungan
dan
orang-orang yang merasa dipercaya
dalam
dan mampu memberikan masukan
berhubungan, yaitu adanya proses
yang baik seperti berbicara dengan
timbal balik antar kedua belah puhak.
orang tua, pasangan saudara ataupun
Individu yang baik dalam aspek ini
dengan anak-anaknya. Apa yang
ditandai
kemampuaanya
dialami oleh informan sesuai apa
membina hubungan yang hangat,
yang dikatakan oleh (Ryff, 1995)
memuaskan
individu yang memiliki otonomi
intim,
memahami
mengerti
hakikat
dengan
dan
saling
percaya
pembicaraan
dengan
dengan orang lain. Penjelasan diatas
yang baik
sangat
menggambarkan
keadaan
mandiri, mampu menahan tekanan
semua
informan
aspek
sosial untuk berfikir dan bertindak
dalam
adalah individu yang
menjalin hubungan dengan orang
dengan cara tertentu.
lain baik itu informan ID, AL, SG,
d). Aspek Penguasaan Lingkungan
AN, MS, RM maupun NR.
Dalam
aspek
semua
Aspek Kemandiriaan.
informan
Semua
memilki
aspek penguasaan lingkungan yang
hal
ini
baik. hal ini ditandai dari tujuan
terbukti semua informan mampu
semua informan yang berkeinginan
mandiri terutama dalam mengambil
memiliki lingkungan yang sesuai
c).
kemandirian
informan yang
baik
tergolong
ini
mempunyai
12
dengan dirinya yaitu lingkunga yang
f). Aspek Pertumbuhan Pribadi
taat dengan norma dan lingkungan
Menuru Ryff (1995). Seseorang
yang agamis. Dengan sikap dan sifat
yang memilki kualitas yang baik
informan
bergaul,
dalam aspek ini adalah mempunyai
saling
perasaan untuk terus berkembang,
saling
melihat diri sebagai sesuatu yang
menghormati dan saling menghargai
tumbuh, menyadari potensi yang ada
membuat
memilki
pada dirinya, dan mampu melihat
penguasaan lingkungan yang baik.
peningkatan dalam diri dan tingkah
Semua yang telah dipikirkan dan
laku dari waktu ke waktu. Apa yang
dimilki
telah diutarakan oleh Ryff telah
luwes,
yang
saling
tolong
mudah membantu,
menolong,
informan
oleh informan sesuai dan
senada dalam penjelasan
Ryff
tertanam pada semua informan. Hal
(1995).
ini juga sudah terwujud pada sikap
e). Aspek Tujuan Hidup.
dan perilaku semua informan.
Ryff
(1995)
mengatakan
2.
Gambaran Sholat Dhuha
seseorang yang memiliki kualitas
Kesehjateraan psikologis pada
yang baik dalam aspek tujuan hidup
semua informan tergolong baik, hal
adalah seseorang yang memilki rasa
ini
keterarahan atau tujuan hidup yang
religiusitas yang melekat pada semua
jelas. Dalam penelitian ini semua
informan. Dalam hal ini religiusitas
informan memiliki tujuan hidup yang
yang ada pada diri mereka adalah
jelas
sholat dhuha. Sholat sunnah yang
dikarenakan
adanya
faktor
dikerjakan oleh semua informan ini
13
ternyata
dapat
mendatangkan
dengan adanya data yang tidak
kebahagiaan dalam hidup. Sehingga
maksimal atau dengan data yang
secara alami dapat mempengaruhi
sangat kurang dan terbatas membuat
kesehjateraan psikologis pada semua
penelitian ini memiliki hasil yang
informan.
tidak
Manfaat Sholat Dhuha
pengambilan data wawanacara yang
Semua informan baik itu ID,
begitu
bagus.
Dengan
hanya sekali dan hanya berlangsung
AL, SG, AN, MS, RM, dan NR
beberpa
mendapatkan manfaat yang sama
wawancara membuat informasi yang
dalam mengerjakan Sholat Dhuha
membahas
yaitu
mengenai Kesehjateraan Psikologis
tercukupinya
atau
meningkatnya
rezeki
mereka.
Manfaat
yang
mereka
dapatkan
sejalan
dengan
dikemukakan
pendapat oleh
yang
El-Ma’rufie
(2010) yang menjelaskan bahwa sholat
dhuha
keberdayaan
dapat
memperoleh
ekonomi
demi
menggapai ridho Ilahi. Hasil
dan
dalam
tahap
mendiskripsikan
pelaku Sholat Dhuha sangat lemah. Kesimpulan 1.
Gambaran
aspek-aspek
Kesehjateraan Psikologis Dengan
kualitas
tingkat
kepercayaan dan harapan yang tinggi pada Sholat Dhuha yang informan kerjakan membuat informan memilki
mengenai
nilai-nilai
Psikologis
Psikologis yang baik. Sholat Dhuha
pelaku Sholat Dhuha juga terdapat
yang dikerjakan informan menjadi
beberapa kelemahan. Yaitu yaitu
media untuk memilki Kesehjateraan
profil
penelitian
menit
Kesehjateraan
kualitas
kesehjateraan
14
Psikologis yang baik terhadap semua
menciptakan kualitas Kesehjateraan
aspek, baik itu aspek penerimaan
Psikologis dengan kualitas yang
diri, hubungan yang positif dengan
baik.
orang lain, kemandirian, penguasaan lingkungan,
tujuan
hidup
dan
Saran 1.
Bagi informan penelitian
pertumbuhan pribadi. Dari sikap yang
konsisten
semua
Diharapkan
selalu
menjaga
informan
kuantitas dan kualitas sholat duha,
dalam mengerjakan Sholat Dhuha,
agar dapat dijadikan sebagai bekal
semua
untuk
informan
mampu
mewujudkan
kesehjateraan
mandapatkan rasa kebahagiaan yang
psikologis
mendalam terhadap dirinya
standar nilai yang tinggi.
2. Gambaran Sholat Dhuha
2.
Semua informan mendapatkan
dengan
kualitas
dan
Bagi masyarakat Bagi
masyarakat
terutama
manfaat yang sama yaitu semua
kaum muslimin dan muslimah, yang
informan yang mengerjakan Sholat
mempunyai kualitas kesehjateraan
Dhuha memilki rasa ketentraman
psikologis yang rendah, alangkah
hati, jiwa dan pikiran, sehingga
baiknya mejadikan Sholat Dhuha
membuat semua informan merasa
sebagai
nyaman dalam menjalani lika-liku
mengatasi permasalahan tersebut.
kehidupannya. Dengan tercukupinya
3.
solusi
utama
dalam
Bagi peneliti selanjutnya
kebutuhan, baik materi maupun non
Bagi peneliti selanjutnya yang
materi, membuat informnan secara
tertarik dapat melakukan penelitian
langsung
yang sama tentang kesehjateraan
dan
secara
alami
15
psikologis
pada
pelaku
Sholat
Dhuha, tetapi dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Untuk mendapatkan
lebih
banyak
data
penelitian, bisa melakukan perluasan sampel serta perluasan lokasi. DAFTAR PUSTAKA Abdurrohim, 2004. Gaya Pengambilan Keputusan Dalam Pembuatan Peraturan Daerah Ditinjau Dari Self Efficacy Dan Pemaknaan Nilai-Nilai Religuisitas. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM Afifi, John. 2012. Pantangan Dan Anjuran Dalam Sholat Dhuha. Kulon Progo. Sabda Media. Amawidyawati, Sukma Adi Galuh dan Muhana Sofiati. (2007). Religuisitas dan Psychological Well-Being Pada Korban Gempa. Jurnal Psikologi volume 34, no. 2. 164-176. Yogyakarta: UGM Ancok, D. & Suroso, F. N. 2004. Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-Problem psikologi. Catatan 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron, R. A dan Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.
El-Ma’rufie, Sabil. 2010. Dahsyatnya Sholat Dhuha. Bandung. Mizan Pustaka Hasan P. Aliah. 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta. Grfindo Persada Hendriansyah, haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika Hurlock, E. B. (1999). Psikoloogi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Keyes, Corey L.M. , Dov Shmotkin and Carol D. Ryff. (2002). Optimizing Well-Being: The Emperical Encounter Of Two Traditions. Journal Of Personality and Social Psychology, Vol. 82, No. 6, 1007-1022 Lestari, S. 2007. Handout Observasi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lianawati, Ester. (2008). Kesehjateraan Psikologis Istri Ditinjau dari Sikap Peran Gender, Pada Pasutri Muslim. Jurnal psikologi Volume 2, No. 1. Makhdlori, Muhammad. 2012. Menyingkap Mukjizat Sholat Dhuha. Jogjakarta. Diva Press.
16
Maramis, W. f. (1990). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. Moleong, Lexy. (2004). Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya Muhammad B. Abdullah. 2004. Tafsir Ibnu Katsir. Bogor. Pustaka Imam Asy-Syafi’i. Muhyidin, Muhammad. 2009. Misteri Shalat Tahajjud. Yogyakarta. Diva Press. Nevid,
dkk. 2003. Psikologi Abnormal (jilid 1). (diterjemahkan oleh Tim Fakultas Psikologi UI). Jakarta: Erlangga.
Papalia , D.E., Olds, S. W. , & Fiedman, R. D. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humaika Pedak, Mustamir. 2009. Metode Super Nol Menaklukan Stres. Jakarta Selatan. Hikmah. Pratiwi, M. (2000). Gambaran Kesehjateraan Psikologis Pada Dewasa Muda Yang Pernah menjadi Anak Panti Asuhan. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia. Pervin, L. A. (1993). Personality: theory and research. New York: John Wiley & Sons. Prihartanti, Nanik. (2004). Kepribadian Sosial Menurut Surya Mentaram. Surakarta:
Muhammadiyah Press.
University
Ryan, R. M., Deci, E. L (2001). Happiness and Human Potentials: A Review Of Research On Hedonic and eudomonic Well-being. Annual Review Psychology, 52, 141-166 Ryff, C. D. (1989). Happiness Is Everything Or is It? Exploration On Meaning Of Psychological Well-Being. Journal Of Personality and social Psychology, 57, 10691087. Ryff, C. D. & Keyes, C. L.M. (1995). The Structure Of Psychological Well-Being Revisited. Journal Of Personality and Social Psychology. 69, 719-727. Ryff, C. D dan Singer, B. H. (1996). Psychological well-Being: Meaning, Measurement and Implications For Psychotherapy Research. Journal Of Psychoteraphy Psychosomatics, 65, 14-23 Sarafino, E. P. (1990). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New York: John Wiley & Sons. Sayyid, Salafudin. 2011. Happy Ending Dhuha. Solo. Tiga Serangkai. Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-Model kepribadian Sehat. Penerjemah: Yustinus.
17
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Steger, M. F., Kashdan, T.B. Oishi, S. (2007). Being Good by Doing Good: Daily Eudoimonic Activity and well-Being. Journal Of Research In Personality. Suryawidjaja, A. (1998). Hubungan Antara Pola Perilaku Tipe AB Pada Karyawan tingkat Penyelia PT. kokusai Godo Penso, Tangerang. Jakarta: Universitas katolik Indonesia atmajaya. Skripsi. Synder, C. R., lopez, S.J. (2007). Positive Psychology: The Scientific and Pratical Exploration Of Human Strengths. California: Sage Publication. Tenggara, H., Zamralita dan Suyasa, P.T.Y.S. (2008). Kepuasan Kerja Dan Kesehjateraan Psikologis Karyawan. Jurnal Ilmiah Psikolog