PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2015
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan kearah yang lebih baik. Untuk melakukan pembangunan diperlukan suatu konsep, perencanaan dan strategi yang tepat dengan memperhatikan berbagai variabel, agar tujuan pembangunan tersebut berhasil. Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang memperhatikan kependudukan sebagai titik sentral pembangunan itu sendiri. Pembangunan yang tidak memperhatikan pembangunan kependudukan, akan merugikan karena setiap keuntungan ekonomi akan digunakan untuk membiayai kebutuhan penduduk. Pembangunan kependudukan merupakan isu strategis dan bersifat lintas sektor, sehingga pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam perencanaan pembangunan perlu diwujudkan. Upaya-upaya mewujudkan keterkaitan perkembangan kependudukan, dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi prioritas penting agar pengelolaan perkembangan kependudukan dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Data kependudukan memegang peran penting dalam menentukan kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan, baik bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan data kependudukan di semua tingkat administrasi pemerintahan (kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa) menjadi faktor kunci keberhasilan program-program pembangunan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa dalam Perencanaan Pembangunan Daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, baik yang menyangkut masalah kependudukan, masalah potensi sumberdaya daerah maupun informasi tentang kewilayahan lainnya.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
2
Selain itu, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 sebagimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan di dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan. Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pengelolaan data kependudukan yang menggambarkan kondisi daerah dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelanggaraan pemerintahan dan pembangunan. Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 17 menyebutkan bahwa perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pada Pasal 49 ditegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga. Data dan informasi kependudukan dan keluarga tersebut wajib digunakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan dan pembangunan. Penduduk juga memiliki hak dan kewajiban dalam perkembangan kependudukan. Penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan, sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Di samping itu penduduk juga mempunyai kewajiban untuk memberikan data dan informasi berbagai hal yang menyangkut diri dan keluarganya termasuk mutasi yang terjadi sesuai yang diminta oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk pembangunan kependudukan sepanjang tidak melanggar hak-hak penduduk. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Pasal 67 ayat 2 menyebutkan bahwa pengelolaan Sistem informasi Administrasi Kependudukan Daerah dilakukan oleh Dinas melalui pengelolaan database. Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
3
Pada Pasal 72 menyebutkan bahwa pengelolaan database sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 huruf f meliputi kegiatan perekaman data Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil ke dalam database kependudukan, pengolahan data Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, penyajian data sebagai informasi data kependudukan dan pendistribusian data untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah menyelenggarakan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan menggunakan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) yang didukung dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Dan sudah menghasilkan database kependudukan untuk Kabupaten Banyuwangi. Database kependudukan ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi dan karakteristik penduduk kabupaten Banyuwangi dan dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan data kependudukan bagi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Berkenaan dengan penyajian data dan informasi perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan, dan lain-lain yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia, maka data dan informasi perlu menggunakan data yang valid dan dapat dipercaya baik dari sisi jumlah maupun kualitas data dan dikemas secara baik, sederhana, informatif dan tepat waktu dalam bentuk profil perkembangan kependudukan yang disajikan secara berkelanjutan. Profil perkembangan kependudukan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi kependudukan di Kabupaten Banyuwangi serta prediksi prospek kependudukan dimasa yang akan datang.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
4
B. Tujuan Menyajikan gambaran informasi yang berkaitan dengan kondisi dan perkembangan kependudukan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 serta bagi pihak yang berkepentingan dan masyarakat pada umumnya, sedangkan tujuan secara khusus penyusunan profil perkembangan kependudukan adalah mendeskripsikan aspek kuantitas penduduk, jumlah, komposisi, distribusi dan mobilitas penduduk, dan aspek kualitas penduduk kesejahteraan, pendidikan dan ketenagakerjaan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.
Pendahuluan. Gambaran umum daerah. Data kuantitatif yang berkaitan dengan pengendalian kuantitas penduduk. Data kuantitatif yang berkaitan dengan mobilitas penduduk. Data kuantitatif yang berkaitan dengan kepemilikan dokumen kependudukan. 6. Penutup.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
5
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUWANGI
Kabupaten Banyuwangi adalah “The Sun Rise Of Java“ karena lokasinya yang berada di paling ujung timur pulau Jawa berada di Provinsi Jawa Timur. Banyuwangi mempunyai tiga obyek wisata international karena daya tariknya yang cukup eksotis, yaitu Pantai Pengkung, Kawah Ijen dan Pantai Sukamade, yang terkenal dengan Diamond Trangle.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
6
Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah 5.782,50 km2, terdiri atas 24 ( dua puluh empat ) Kecamatan, 28 (dua puluh delapan) kelurahan dan 189 (seratus delapan puluh Sembilan) desa, 87 Lingkungan dan 751 Dusun, 2.839 Rukun Warga ( RW ) dan 10.569 Rukun Tetangga ( RT ). Kedua puluh empat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung, Tegalsari, Licin. Sedangkan wilayah perkotaan Banyuwangi meliputi Kecamatan: Banyuwangi, Giri, Glagah dan Kalipuro.
Legenda asal usul Banyuwangi konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah elok parasnya, halus budi bahasanya sehingga membuat sang Raja tergila- gila padanya. Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Maka dengan tegas dan gagah berani, tanpa curiga, sang Patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja. Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya. Namun cinta Sang Raja tidak kesampaian dan Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya, sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Berang dan panas membara hati Sang Raja ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung. Ketika Patih Sidopekso kembali dari misi tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja. Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan istana, Sri Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan Sang Raja. Tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh istri setianya itu. Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
7
Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah. Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu wangi ... .." Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Negara, selanjutnya dalam perkembangannya berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 ( Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2753), Kemudian berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, Kabupaten Banyuwangi disebut Daerah Tingkat II dan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang disempurnakan dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai Kabupaten Banyuwangi. A. Letak Geografi Secara Geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa. Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan di sisi barat gunung ijen, Raung dang Argopuro merupakan daerah penghasil berbagai produksi perkebunan. Daratan yang datar dengan berbagai potensi yang berupa produksi tanaman pertanian, serta daerah garis pantai disisi timur yang membujur dari arah Utara ke Selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7 43’ – 8 46’ Lintang Selatan dan 113 53’ – 114 38’ Bujur Timur. Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
8
Secara administratif Kabupaten Banyuwangi ini berbatasan dengan kabupaten lain yaitu: Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kabupaten Situbondo
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Selat Bali
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Samudra Indonesia
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso
B. Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2015 adalah 1.668.438 jiwa, terdiri dari 838.856 laki-laki dan 829.582 perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Banyuwangi 101,11 persen, ini menunjukkan bahwa penduduk lakilaki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jika dikaitkan dengan kelompok umur nampak bahwa proporsi penduduk perempuan yang lebih besar berada pada kelompok-kelompok umur tua. Sehingga untuk perencanaan pembangunan kependudukan di bidang kesehatan, kelompok manula perempuan ini menjadi penting. Penduduk terbesar di Kecamatan Muncar yaitu 133.009 jiwa dan terkecil di Kecamatan Licin 28.238 jiwa. Kepadatan penduduk yaitu mencapai 288 jiwa/km2, Jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2015 sebesar 1.668.438 jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2014 sebesar 1.656.309 jiwa, maka mengalami kenaikan sebesar 12.129 jiwa dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan yaitu dari akhir Bulan Desember 2014 sampai akhir Bulan Desember 2015. Jadi kenaikan jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi adalah 0,73 persen. Kenaikan jumlah penduduk ini diduga disebabkan karena faktor kelahiran.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
9
BAB III KUANTITAS PENDUDUK A. Jumlah dan Persebaran Penduduk 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 5.782,50 km2 didiami penduduk sebanyak 1.668.438 jiwa, terdiri dari 838.856 jiwa laki-laki dan 829.582 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 24 (dua puluh empat) kecamatan yaitu Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung, Tegalsari, Licin. Dari table 1 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Muncar yaitu 133.009 jiwa (7,97 %), sedangkan Kecamatan Licin memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 28.238 Jiwa (1,69%). Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015. No
Kecamatan
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2 Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
Laki-laki n (jiwa) % 3 4 25,743 3.07 32,047 3.82 34,310 4.09 33,723 4.02 67,508 8.05 38,890 4.64 32,663 3.89 47,892 5.71 45,086 5.37 37,571 4.48 32,073 3.82 26,012 3.10 48,727 5.81 36,707 4.38 17,326 2.07 57,076 6.80 14,698 1.75 38,769 4.62 28,465 3.39 40,793 4.86 39,878 4.75 23,866 2.85 24,828 2.96 14,205 1.69 838,856 100.00
Perempuan L+P n (jiwa) % n (jiwa) % 5 6 7 8 25,424 3.06 51,167 3.07 31,120 3.75 63,167 3.79 33,777 4.07 68,087 4.08 33,028 3.98 66,751 4.00 65,501 7.90 133,009 7.97 38,173 4.60 77,063 4.62 32,310 3.89 64,973 3.89 46,679 5.63 94,571 5.67 44,352 5.35 89,438 5.36 37,631 4.54 75,202 4.51 32,179 3.88 64,252 3.85 26,036 3.14 52,048 3.12 49,136 5.92 97,863 5.87 36,218 4.37 72,925 4.37 17,691 2.13 35,017 2.10 58,132 7.01 115,208 6.91 14,793 1.78 29,491 1.77 38,358 4.62 77,127 4.62 28,274 3.41 56,739 3.40 39,961 4.82 80,754 4.84 39,465 4.76 79,343 4.76 23,037 2.78 46,903 2.81 24,274 2.93 49,102 2.94 14,033 1.69 28,238 1.69 829,582 100.00 1,668,438 100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
10
Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki ( 50,28 %) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan ( 49,72 % ). Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuwangi tergolong daerah yang belum padat penduduknya, hal ini dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 memperlihatkan kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuwangi . Dengan luas 5.782,50 km2, Kabupaten Banyuwangi didiami oleh 1.668.438 jiwa atau dengan kepadatan sebesar 288,53 jiwa/km2. Dengan kata lain rata-rata setiap km2 di Kabupaten Banyuwangi didiami sebanyak 289 jiwa. Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015
No
Kecamatan
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2 Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
Jumlah Penduduk n (jiwa) 3 51,167 63,167 68,087 66,751 133,009 77,063 64,973 94,571 89,438 75,202 64,252 52,048 97,863 72,925 35,017 115,208 29,491 77,127 56,739 80,754 79,343 46,903 49,102 28,238 1,668,438
Luas Wilayah Km2 4 802.50 137.43 200.30 1,341.12 146.07 97.44 66.77 100.77 82.34 421.98 406.76 59.89 102.33 107.48 76.75 30.13 21.31 464.80 301.84 174.83 310.03 95.15 65.23 169.25 5,782.50
Kepadatan Penduduk 5 64 460 340 50 911 791 973 938 1,086 178 158 869 956 678 456 3,824 1,384 166 188 462 256 493 753 167 288
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2015,diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
11
Jika dilihat persebaran di setiap kecamatan nampak bahwa terdapat di lima ( 5 ) Kecamatan, Banyuwangi merupakan wilayah terpadat dengan kepadatan sebesar 3.824, jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Giri sebesar 1.384 jiwa/km2, Kecamatan Genteng sebesar 1.086 jiwa/km2, Kecamatan Gambiran 973 jiwa//km2 dan Kecamatan Rogojampi 956 jiwa//km2 , sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah di Kecamatan Tegaldlimo yaitu sebesar 50 jiwa/km2, Kecamatan Pesanggaran yaitu sebesar 64 jiwa/km2, Kecamatan Kalibaru sebesar 158 jiwa/km2, Kepadatan penduduk per wilayah di Kabupaten Banyuwangi perlu mulai diperhatikan, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk, tata ruang dan tata guna tanah. Jika ketiga hal ini tidak diperhatikan dengan baik, maka ke depan, Kabupaten Banyuwangi akan menjadi padat dengan implikasi pada penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
2. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah maupun migrasi penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun ke depan. Angka pertambahan penduduk Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada tabel 3. Data penduduk tahun 2014 yang digunakan adalah data Bulan Desember 2014 sedangkan data penduduk tahun 2015 menggunakan data Bulan Desember 2015. Pertumbuhan penduduk yang dihitung merupakan pertambahan penduduk dalam kurun waktu satu tahun.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
12
Tabel 3 : Angka Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015 Pddk Tahun 2014 No
n (jiwa) 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pddk Tahun 2015
Kecamatan 2 Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
%
n (jiwa)
3 4 5 49,775 3.01 51,167 62,307 3.76 63,167 66,735 4.03 68,087 65,891 3.98 66,751 132,744 8.01 133,009 75,536 4.56 77,063 63,673 3.84 64,973 94,119 5.68 94,571 89,793 5.42 89,438 75,733 4.57 75,202 65,247 3.94 64,252 51,512 3.11 52,048 98,518 5.95 97,863 72,677 4.39 72,925 34,953 2.11 35,017 114,584 6.92 115,208 29,505 1.78 29,491 74,123 4.48 77,127 56,747 3.43 56,739 79,661 4.81 80,754 78,968 4.77 79,343 46,816 2.83 46,903 48,361 2.92 49,102 28,331 1.71 28,238 1,656,309 100.00 1,668,438
% 6 3.07 3.79 4.08 4.00 7.97 4.62 3.89 5.67 5.36 4.51 3.85 3.12 5.87 4.37 2.10 6.91 1.77 4.62 3.40 4.84 4.76 2.81 2.94 1.69 100.00
Angka Pertumbuhan Penduduk 7 2.76% 1.37% 2.01% 1.30% 0.20% 2.00% 2.02% 0.48% -0.40% -0.70% -1.54% 1.04% -0.67% 0.34% 0.18% 0.54% -0.05% 3.97% -0.01% 1.36% 0.47% 0.19% 1.52% -0.33% 0.73%
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2015, diolah.
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi termasuk bertambah. Selama kurun waktu Desember 2014 sampai dengan Desember 2015, pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi bertambah 0,73 persen. Pertumbuhan Penduduk yang relatif stabil ini sangat menguntungkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, apabila pertumbuhan penduduk tidak terkendali, maka implikasi dari hal tersebut adalah munculnya berbagai Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
13
masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pertumbuhan daerah kumuh, berkurangnya lahan pertanian karena menjadi pemukiman, tuntutan menyediakan fasiltas umum, kriminalitas dan lain sebagainya. Jika dilihat menurut kecamatan, pertumbuhan penduduk yang jumlahnya bertambah yang prosentase tertinggi terdapat di Kecamatan Wongsorejo yaitu 3,97 persen, diikuti Pesanggaran 2,76 persen, Gambiran 2,02 persen, Purwoharjo 2,01 persen, Cluring 2,00 persen. Sedangkan Kecamatan yang mempunyai angka pertumbuhan minus yaitu Kecamatan Kalibaru -1,54 persen, Glenmore -0,70 persen, Rogojampi -0,67 persen, Perubahan ini diduga disebabkan oleh perpindahan penduduk ke tempat yang lain, dan adanya pembersihan data penduduk ganda. Khusus untuk Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk bertambah itu diduga disebabkan tingkat kelahiran dan faktor migrasi dan juga masih banyaknya penduduk yang baru mengurus data administrasi kependudukan yang sebelumnya belum pernah terekam dalam data base kependudukan. B. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi 1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai kebutuhan untuk meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan tidak terkena anemia sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga membutuhkan pelayanan berkaitan dengan kesehatan dengan kesehatan dan lain-lain.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
14
Tabel. 4. menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi sebagian besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur antara 15-64 tahun (70,17%) dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berumur 35-44 tahun. Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, nampak bahwa penduduk laki-laki yang terbesar berada pada kelompok umur 35-44 tahun, sedangkan penduduk perempuan berada pada kelompok umur 35-44 tahun. Kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar (diatas 50%) merupakan penduduk usia kerja (usia produktif), dan sisanya sebanyak 20,95 persen merupakan penduduk usia muda (berusia dibawah 15 tahun) dan 8,87 persen merupakan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas). Tabel 4. Jumlah dan Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015. Kelompok Umur 1 00-04 05-09 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75 Jumlah
Laki-laki n (jiwa) % 2 3 49,486 5.90 63,134 7.53 67,250 8.02 65,728 7.84 63,095 7.52 59,395 7.08 64,001 7.63 65,486 7.81 66,969 7.98 63,066 7.52 56,180 6.70 47,802 5.70 36,446 4.34 27,304 3.25 20,868 2.49 22,646 2.70 838,856 100.00
Perempuan L+P n (jiwa) % n (jiwa) % 4 5 6 7 46,346 5.59 95,832 5.74 59,889 7.22 123,023 7.37 63,457 7.65 130,707 7.83 61,823 7.45 127,551 7.64 59,449 7.17 122,544 7.34 56,425 6.80 115,820 6.94 63,817 7.69 127,818 7.66 66,671 8.04 132,157 7.92 70,001 8.44 136,970 8.21 64,566 7.78 127,632 7.65 58,536 7.06 114,716 6.88 47,986 5.78 95,788 5.74 33,384 4.02 69,830 4.19 28,701 3.46 56,005 3.36 20,898 2.52 41,766 2.50 27,633 3.33 50,279 3.01 829,582 100.00 1,668,438 100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015, diolah.
Penduduk berusia kurang dari 15 tahun sukup besar pula yaitu seperlima penduduk Kabupaten Banyuwangi (20,95%). Hal ini harus menjadi perhatian karena 5 tahun mendatang kelompok ini akan menjadi tambahan tenaga kerja baru, yang memerlukan skill dan kualitas SDM yang memadai Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
15
baik ketrampilan maupun etos kerja dan kepribadian. Untuk memperoleh hal tersebut, diperlukan asupan gizi yang cukup, pendidikan yang memadai serta lingkungan pergaulan yang cukup, baik di rumah maupun di masyarakat. Sehingga ketika mereka memasuki pasar kerja, mampu memperoleh peluang kerja yang tersedia. Disisi yang lain pemerintah Kabupaten banyuwangi harus mampu pula menciptakan pasar kerja yang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Jika dicermati lebih lanjut, ternyata 5,74 % penduduk Kabupaten Banyuwangi merupakan balita. Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam penanganan penduduk balita terutama dari segi kesehatan dan investasi bidang pendidikan. Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut kelompok umur lima tahunan.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
16
Piramida Penduduk >75 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 05-09 00-04 10.00
8.00
6.00
4.00 Laki-laki
2.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
Perempuan
Penduduk Kabupaten Banyuwangi menunjukkan struktur umur penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan kelompok umur di atasnya. Pada piramida ini terlihat bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun yang terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Ini berarti angka kelahiran mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun dari segi jumlah absolut tidak kecil. Demikian juga dengan jumlah penduduk 5-9 tahun masih terlihat lebar, berarti lima tahun ke depan dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk menampung penduduk kelompok ini. Demikian pula jumlah penduduk pada kelompok 30-44 tahun menunjukkan jumlah yang paling besar. Diduga penduduk kelompok umur ini adalah kelompok yang lahir pada tahun 1980an yang mulai memasuki usia tersebut. Penduduk lansia (65 tahun ke atas), menunjukkan proporsi yang Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
17
masih kecil yaitu 8,87 persen. Namun dimasa depan proporsi penduduk lansia akan terus merambat naik, karena pergeseran umur penduduk serta usia harapan hidup yang semakin meningkat. Pertambahan jumlah penduduk lansia ini harus mulai diantisipasi dari sekarang, karena kelompok ini akan terus membesar di masa depan, sehingga diperlukan kebijakan seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta kebutuhan sosial dasar lainnya. 2. Rasio Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen. Tabel. 5. Rasio Jenis Kelamin ( Sex Ratio ), Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015. Kelompok Umur 1 00-04 05-09 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75
Laki-laki 2 49,486 63,134 67,250 65,728 63,095 59,395 64,001 65,486 66,969 63,066 56,180 47,802 36,446 27,304 20,868 22,646
Perempuan 3 46,346 59,889 63,457 61,823 59,449 56,425 63,817 66,671 70,001 64,566 58,536 47,986 33,384 28,701 20,898 27,633
Jumlah 4 95,832 123,023 130,707 127,551 122,544 115,820 127,818 132,157 136,970 127,632 114,716 95,788 69,830 56,005 41,766 50,279
RJK 5 106.78 105.42 105.98 106.32 106.13 105.26 100.29 98.22 95.67 97.68 95.98 99.62 109.17 95.13 99.86 81.95
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
18
Dari tabel 5 nampak bahwa Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio di Kabupaten Banyuwangi adalah 101,12 yang berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 orang penduduk laki- laki gambaran rasio jenis kelamin Kabupaten Banyuwangi. Namun demikian, jika dilihat dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki yang lebih besar berada pada kelompok umur 00-29 tahun ke atas. Sedangkan jika dilihat pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 106,78 yang artinya terdapat 106 balita berjenis kelamin laki-laki dari 100 balita perempuan. Secara biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar dibanding dengan kelahiran bayi perempuan, namun bayi laki-laki lebih rentan terhadap kematian dibanding bayi perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelompok umur diatas 65 tahun juga menunjukkan penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Ini menunjukkan bahwa teori yang mengatakan bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki adalah benar, karena secara biologis umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Tabel 6. Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan, di Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015. No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kecamatan 2 Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Total
Laki-laki n (jiwa) % 3 4 25,743 50.31 32,047 50.73 34,310 50.39 33,723 50.52 67,508 50.75 38,890 50.47 32,663 50.27 47,892 50.64 45,086 50.41 37,571 49.96 32,073 49.92 26,012 49.98 48,727 49.79 36,707 50.34 17,326 49.48 57,076 49.54 14,698 49.84 38,769 50.27 28,465 50.17 40,793 50.52 39,878 50.26 23,866 50.88 24,828 50.56 14,205 50.30 838,856 50.28
Perempuan n (jiwa) % 5 6 25,424 49.69 31,120 49.27 33,777 49.61 33,028 49.48 65,501 49.25 38,173 49.53 32,310 49.73 46,679 49.36 44,352 49.59 37,631 50.04 32,179 50.08 26,036 50.02 49,136 50.21 36,218 49.66 17,691 50.52 58,132 50.46 14,793 50.16 38,358 49.73 28,274 49.83 39,961 49.48 39,465 49.74 23,037 49.12 24,274 49.44 14,033 49.70 829,582 49.72
RJK 7 101.25 102.98 101.58 102.10 103.06 101.88 101.09 102.60 101.65 99.84 99.67 99.91 99.17 101.35 97.94 98.18 99.36 101.07 100.68 102.08 101.05 103.60 102.28 101.23 101.12
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
19
Jika dilihat menurut wilayah kecamatan, dari Table. 6. terlihat bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio) disetiap kecamatan di atas 100, hanya ada tujuh ( 7 ) kecamatan yang dibawah 100 hal ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki disetiap kecamatan lebih banyak daripada perempuan. Jika diamati masing-masing wilayah Kecamatan, maka terlihat bahwa Kecamatan Siliragung, memiliki Rasio jenis kelamin tertinggi yaitu 103,60 diikuti Kecamatan Muncar sebesar 103,06 sedangkan Rasio jenis kelamin terendah 98,17 terdapat di Kecamatan Glagah. 3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Rasio Ketergantungan digunakan untuk melihat hubungan antara perubahan struktur umur penduduk dengan ekonomi secara kasar. Rasio ini melihat seberapa besar beban tanggungan yang harus dipikul oleh penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk produktif secara ekonomi adalah mereka yang berada pada umur 15 – 64 tahun, yang dianggap memiliki potensi ekonomi. Semakin rendah Dependency Ratio, maka semakin rendah pula beban kelompok umur produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum produktif. Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi menurut Umur Muda, Umur Produktif dan Umur Tua, Tahun 2015 Kelompok Umur (1)
Laki-laki (2)
Perempuan (3)
∑ Pddk (4)
% (5)
0-14 Tahun (Umur Muda)
179,870
169,692
349,562
20.95
15-64 Tahun (Umur Produktif)
588,168
582,658
1,170,826
70.17
70,818
77,232
148,050
8.87
838,856
829,582
1,668,438
100
>= 65 Tahun (Umur Tua) Jumlah
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015,diolah.
Dari Tabel. 7. nampak bahwa 70,17 persen penduduk Kabupaten Banyuwangi merupakan penduduk Usia produktif (usia kerja) yang Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
20
berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan penduduk yang berpotensi sebagi beban yaitu penduduk yang belum produktif (0-14 tahun) sebesar 20,95 persen dan penduduk yang dianggap kurang produktif atau tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) sebesar 8,87 persen. Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, jumlah penduduk usia produktif laki-laki lebih besar daripada penduduk usia produktif perempuan, terlihat pada kelompok usia lanjut penduduk perempuan yang lebih banyak, sedangkan pada kelompok usia muda terlihat bahwa penduduk perempuan lebih kecil dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Memperhatikan komposisi penduduk menurut kelompok usia muda, usia produktif, dan usia tua yang demikian, diketahui rasio ketergantungan Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 sebesar 42,50 per 100 penduduk usia kerja, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (usia kerja) di Kabupaten Banyuwangi mempunyai tanggungan sekitar 42 penduduk usia non produktif, 29,86 % diantaranya berasal dari kelompok usia muda dan 12,64 % lainnya berasal dari kelompok usia lanjut. Tabel 8. Rasio Ketergantungan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Rasio Ketergantungan Jenis Kelamin
Umur Produktif
Muda n
Tua %
n
%
Total %
Laki-laki
588,168
179,870
30.58
70,818
12.04
42.62
Perempuan
582,658
169,692
29.12
77,232
13.26
42.38
1,170,826
349,562
29.86
148,050
12.64
42.50
L+P
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015,diolah
Rasio ketergantungan total Kabupaten Banyuwangi jika dirinci menurut jenis kelamin, nampak bahwa angka beban tanggungan laki-laki lebih besar daripada perempuan, tetapi pada usia lanjut angka beban tanggungan perempuan menjadi lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan yang berusia lanjut terus bertambah dan jumlahnya melebihi laki-laki karena usia perempuan relatif lebih panjang. Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
21
C. Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Sosial 1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di wilayah tersebut. Namun ukuran ini masih harus ditambah dengan etos kerja dan ketrampilan baik hard skill maupun soft skill. Beberapa pelaku usaha menyatakan bahwa yang dibutuhkan tidak saja ketrampilan tetapi juga kepribadian, karena ketrampilan bisa ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan. Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang. Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015. No
Jenjang pendidikan
1
Tidak/Belum Sekolah
Laki-laki Perempuan Jumlah n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % 142,675 17.01 156,971 18.92 299,646 17.96
2 Belum Tamat SD/Sederajat 3 Tamat SD/Sederajat 4 SLTP/Sederajat 5 SLTA/Sederajat 6 Diploma I/II 7 Akademi/Diploma III/SARMUD 8 Diploma IV/Strata I 9 Strata II 10 Strata III
81,185 279,510 151,061 154,477 2,474 4,206 21,922 1,275 71
Jumlah
838,856
9.68 33.32 18.01 18.42 0.29 0.50 2.61 0.15 0.01
85,353 306,991 136,049 118,290 2,681 4,958 17,706 500 83
100 829,582
10.29 37.01 16.40 14.26 0.32 0.60 2.13 0.06 0.01
166,538 586,501 287,110 272,767 5,155 9,164 39,628 1,775 154
9.98 35.15 17.21 16.35 0.31 0.55 2.38 0.11 0.01
100 1,668,438
100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah.
Data SIAK menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan relatif masih rendah. Lebih dari sepertiga penduduk Kabupaten Banyuwangi (35,15%) tamat SD/Sederajat. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk yang tamat SD/Sederajat penduduk Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
22
perempuan lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki, sedangkan penduduk yang tamat SLTA/Sederajat untuk penduduk laki-laki (18,42%) lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan(14,26%). Sedangkan persentase penduduk yang tamat SLTP/Sederajat untuk perempuan hampir sama dengan persentase penduduk laki-laki selisih (2,39%). 2. Komposisi Penduduk menurut Agama Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama. Penduduk Kabupaten Banyuwangi pada umumnya memeluk agama Islam (96,67 persen), disusul kemudian pemeluk agama Hindu ( 1,62 persen ), sedangkan Kristen (1,10 persen ) dan Katholik (0,30 persen). Budha dan Konghucu serta aliran kepercayaan masih sangat sedikit (0,27 persen). Tabel 10. Prosentase Penduduk Menurut Agama Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 AGAMA No
Kecamatan
Islam n
Kristen %
n
Katolik %
n
Hindu %
Budha
n
%
n
Konghucu %
n
%
Penganut Kepercayaan n %
Jumlah
1
Pesanggaran
46,242
90.37
1,504
2.94
95
0.19
2,361
4.61
954
1.86
8
0.02
3
0.01
51,167
2
Bangorejo
59,314
93.90
762
1.21
264
0.42
2,814
4.45
8
0.01
5
0.01
0
0.00
63,167
3
Purwoharjo
61,842
90.83
966
1.42
869
1.28
4,228
6.21
156
0.23
24
0.04
2
0.00
68,087
4
Tegaldlimo
60,654
90.87
951
1.42
125
0.19
4,671
7.00
348
0.52
2
0.00
0
0.00
66,751
5
Muncar
129,527
97.38
936
0.70
396
0.30
2,039
1.53
63
0.05
43
0.03
5
0.00
133,009
6
Cluring
75,992
98.61
500
0.65
62
0.08
415
0.54
74
0.10
10
0.01
10
0.01
77,063
7
Gambiran
61,493
94.64
1,794
2.76
335
0.52
36
0.06
1,284
1.98
9
0.01
22
0.03
64,973
8
Srono
93,631
99.01
398
0.42
105
0.11
310
0.33
76
0.08
51
0.05
0
0.00
94,571
9
Genteng
86,877
97.14
1,312
1.47
378
0.42
556
0.62
269
0.30
32
0.04
14
0.02
89,438
10 Glenmore
73,356
97.55
1,082
1.44
225
0.30
469
0.62
37
0.05
33
0.04
0
0.00
75,202
11 Kalibaru
63,879
99.42
232
0.36
52
0.08
31
0.05
28
0.04
29
0.05
1
0.00
64,252
12 Singojuruh
51,828
99.58
146
0.28
29
0.06
6
0.01
5
0.01
34
0.07
0
0.00
52,048
13 Rogojampi
94,602
96.67
744
0.76
296
0.30
1,822
1.86
340
0.35
58
0.06
1
0.00
97,863
14 Kabat
72,738
99.74
105
0.14
30
0.04
38
0.05
4
0.01
10
0.01
0
0.00
72,925
15 Glagah
34,676
99.03
188
0.54
93
0.27
41
0.12
19
0.05
0
0.00
0
0.00
35,017
110,708
96.09
2,578
2.24
921
0.80
362
0.31
592
0.51
46
0.04
1
0.00
115,208
17 Giri
28,912
98.04
313
1.06
139
0.47
76
0.26
46
0.16
5
0.02
0
0.00
29,491
18 Wongsorejo
76,715
99.47
191
0.25
74
0.10
52
0.07
36
0.05
59
0.08
0
0.00
77,127
19 Songgon
56,326
99.27
178
0.31
32
0.06
190
0.33
12
0.02
1
0.00
0
0.00
56,739
20 Sempu
79,637
98.62
613
0.76
127
0.16
308
0.38
53
0.07
15
0.02
1
0.00
80,754
21 Kalipuro
78,127
98.47
694
0.87
228
0.29
231
0.29
40
0.05
23
0.03
0
0.00
79,343
22 Siliragung
41,024
87.47
1,925
4.10
69
0.15
3,855
8.22
14
0.03
8
0.02
8
0.02
46,903
23 Tegalsari
46,619
94.94
264
0.54
20
0.04
2,179
4.44
2
0.00
2
0.00
16
0.03
49,102
24 Licin
28,179
99.79
32
0.11
11
0.04
1
0.00
6
0.02
9
0.03
0
0.00
28,238
1,612,898
96.67
18,408
1.10
4,975
0.30
27,091
1.62
4,466
0.27
516
0.03
84
0.01
1,668,438
16 Banyuwangi
JUMLAH
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
23
Jika dikaitkan dengan wilayah kecamatan, maka agama islam mendominasi semua wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Muncar merupakan wilayah pemeluk agama Islam terbesar yaitu 129.527 jiwa, diikuti Kecamatan Banyuwangi yaitu 110.708 jiwa, dan Kecamatan Rogojampi yaitu 94.602 jiwa. Sedangkan sebaran agama Islam terkecil berada di Kecamatan Giri 28.912 jiwa dan Licin yaitu 28.179 jiwa. Agama kedua terbesar setelah Islam yang tersebar disetiap kecamatan adalah agama Hindu. Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo merupakan wilayah dengan agama Hindu terbesar disusul pemeluk agama Kristen, karena Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang didominasi agama Islam, maka sedikit yang menganut agama Katolik, Budha, Konghucu dan Penghayat Kepercayaan. 3. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan Informasi tentang struktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program kependudukan. Terutama dalam hal pembangunan keluarga, kelahiran dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga. Dari informasi penduduk berstatus kawin, Umur Perkawinan Pertama, lama kawin akan berguna untuk mengestimasi angka kelahiran yang akan terjadi. Umur perkawinan pertama misalnya berkaitan dengan lamanya seseorang perempuan beresiko untuk hamil dan melahirkan. Perkawinan umur dini juga akan berakibat pada besarnya angka perceraian, ketidaksiapan orang tua untuk pengasuhan anak serta kurang matangnya perempuan menjalankan tugas dan fungsinya dalam rumah tangga.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
24
Tabel 11: Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Status kawin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Kel Umur
Belum Kawin n % 00-04 73,165 11.36 05-09 120,716 18.74 10-14 128,833 20.00 15-19 127,726 19.83 20-24 98,506 15.29 25-29 48,319 7.50 30-34 22,426 3.48 35-39 10,754 1.67 40-44 5,682 0.88 45-49 3,162 0.49 50-54 1,826 0.28 55-59 1,101 0.17 60-64 685 0.11 65-69 468 0.07 70-74 310 0.05 >=75 391 0.06 Jumlah 644,070 100
STATUS KAWIN
Total Kawin Cerai Hidup Cerai Mati n % n % n % n 0 0.00 0 0.00 0 0.00 73,165 0 0.00 0 0.00 0 0.00 120,716 0 0.00 0 0.00 0 0.00 128,833 1,853 0.20 39 0.12 5 0.01 129,623 24,754 2.73 506 1.62 56 0.07 123,822 66,284 7.31 1,721 5.52 170 0.20 116,494 100,471 11.07 3,467 11.11 410 0.48 126,774 114,703 12.64 4,402 14.11 986 1.15 130,845 125,319 13.81 5,003 16.03 2,043 2.38 138,047 120,819 13.32 4,591 14.71 3,624 4.22 132,196 107,968 11.90 3,866 12.39 6,165 7.18 119,825 83,943 9.25 2,770 8.88 8,657 10.08 96,471 61,450 6.77 1,892 6.06 10,868 12.66 74,895 43,456 4.79 1,259 4.03 12,935 15.07 58,118 29,128 3.21 832 2.67 14,065 16.38 44,335 27,157 2.99 857 2.75 25,874 30.14 54,279 907,305 100 31,205 100 85,858 100 1,668,438
% 4.39 7.24 7.72 7.77 7.42 6.98 7.6 7.84 8.27 7.92 7.18 5.78 4.49 3.48 2.66 3.25 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah.
Tabel.11. menyajikan komposisi penduduk menurut status kawin di Kabupaten Banyuwangi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh penduduk berstatus kawin yakni 54,38 persen. Jika dikaitkan dengan umur nampak bahwa proporsi penduduk yang berstatus belum kawin pada kelompok umur 10-14 tahun cukup tinggi, sedangkan yang berstatus kawin proporsi tertinggi pada kelompok umur 3054 tahun. Banyaknya proporsi penduduk muda yang belum kawin diduga disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk yang berada pada umur sekolah ditambah dengan mereka yang berstatus bekerja. Menarik untuk diperhatikan adalah mereka yang berstatus cerai baik cerai hidup maupun cerai mati. Proporsi penduduk yang berstatus cerai hidup Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
25
lebih banyak berada pada umur 35-49 tahun, sementara penduduk yang berstatus cerai mati lebih banyak berada pada kelompok umur di atasnya yakni 55 tahun ke atas. Penduduk berumur muda yang cerai hidup biasanya segera melakukan perkawinan kembali sehingga proporsi mereka lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang berstatus cerai mati. Rata-Rata Umur Kawin Pertama Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas. Umur kawin pertama mempunyai korelasi negatif dengan tingkat fertilitas seorang perempuan, artinya semakin tua umur kawin pertama perempuan, maka semakin kecil potensi perempuan tersebut untuk melahirkan banyak anak. Hal ini terjadi karena semakin tinggi umur kawin pertama seorang perempuan, maka semakin pendek masa usia suburnya dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat fertilitas perempuan tersebut. Tabel 12: Penduduk Rata-Rata Usia Kawin Pertama, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
KECAMATAN
Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah Rata-rata
RATA-RATA USIA KAWIN PERTAMA PEREMPUAN LAKI-LAKI 24 29 24 30 24 29 24 29 24 29 24 30 24 30 23 29 25 30 24 29 23 28 22 28 23 28 22 28 22 28 24 29 23 28 23 28 22 28 24 29 23 27 24 30 24 29 22 28 24 30
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
26
Angka perkawinan umur pertama masing-masing kecamatan sebagaimana pada tabel 12, sehingga dapat dilihat rata-rata perkawinan umur pertama di Kabupaten Banyuwangi adalah perempuan 23 tahun dan laki-laki 29 tahun pada tahun 2014 dan untuk tahun 2015 perempuan 24 tahun dan laki-laki 30 tahun menunjukkan adanya kesadaran semakin meningkat usia perkawinan dibanding tahun sebelumnya (Angka ini diperoleh dari data SIAK terolah). 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kecacatan Informasi tentang banyaknya penduduk penyandang cacat dan jenis kecacatannya sangat diperlukan dalam memberikan program pelayanan publik yang ramah penyandang cacat. Selama ini perhatian pemerintah dianggap kurang dan masih banyak perlakuan diskriminatif dalam pelayanan publik kepada kelompok ini. Informasi jumlah penyandang cacat terutama cacat fisik dapat digunakan untuk dasar perencanaan pembangunan berbagai fasilitas umum yang ramah penyandang cacat, pelayanan fasilitas pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain sebagainya. Data SIAK mencakup data tentang penyandang cacat ini. Tabel : 13. Jumlah dan Prosentase Penduduk Menurut Jenis Kecacatan , Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. PENYANDANG CACAT Cacat Fisik Cacat Netra/Buta Cacat Rungu/Wicara Cacat Mental/Jiwa Cacat Fisik dan Mental Cacat Lainnya Jumlah
LAKI-LAKI n 150 84 111 151 29 30 555
% 0.018 0.010 0.013 0.018 0.003 0.004 53.57
PEREMPUAN n % 126 0.015 92 0.011 88 0.011 118 0.014 29 0.003 28 0.003 481 46.43
TOTAL n 276 176 199 269 58 58 1036
% 0.017 0.011 0.012 0.016 0.003 0.003 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
27
Pada Tabel. 13. terlihat bahwa jumlah penduduk penyandang cacat di Kabupaten Banyuwangi tidak terlalu besar yaitu 1036 jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk Kabupaten Banyuwangi yaitu 1.668.438 jiwa. (0,06%), Meskipun proporsinya kecil, penduduk penyandang cacat tetap harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk tetap memberikan pelayanan sosial bagi mereka seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas layanan umum lainnya. Dilihat dari jenis kecacatan, jumlah terbesar adalah penyandang cacat fisik yaitu 276 orang, diikuti penyandang cacat Mental/Jiwa sebesar 269 orang ini ada kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, dan terkecil adalah penyandang cacat Fisik dan Mental dan catat lainya 58 orang. Jika dikaitkan dengan jenis kelamin, maka penyandang cacat terbesar adalah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan jenis kecacatan adalah cacat mental/jiwa yaitu sebesar 151 orang, diikuti cacat fisik yaitu 150 orang. Hal tersebut tidak sama yang terjadi pada penyandang cacat perempuan yaitu sebesar 126 orang adalah penyandang cacat fisik dan 118 orang penyandang cacat mental/jiwa. D. Keluarga Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data keluarga menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik, pembentukan karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu perencanaan keluarga menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga tetapi juga kualitasnya. 1. Jumlah Keluarga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga Keluarga dibentuk dari sekelompok orang yang terikat dan mempunyai hubungan kekerabatan karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Unit keluarga menjadi hal penting untuk berbagai intervensi seperti penanganan kemiskinan, keluarga berencana, kesehatan dan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
28
lain sebagainya. Keluarga terbagi menjadi dua yaitu keluarga inti/batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Besarnya jumlah anggota keluarga biasanya digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan keluarga, dimana semakin kecil jumlah anggota keluarga diasumsikan akan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Tabel 14 : Jumlah Penduduk, Jumlah Keluarga, dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Rata-rata Anggota Keluarga 1 Pesanggaran 3.06 2 Bangorejo 3.08 3 Purwoharjo 3.07 4 Tegaldlimo 3.03 5 Muncar 3.18 6 Cluring 3.01 7 Gambiran 3.14 8 Srono 2.98 9 Genteng 3.24 10 Glenmore 3.11 11 Kalibaru 3.09 12 Singojuruh 2.85 13 Rogojampi 2.87 14 Kabat 2.91 15 Glagah 2.73 16 Banyuwangi 3.10 17 Giri 2.80 18 Wongsorejo 2.93 19 Songgon 2.87 20 Sempu 3.11 21 Kalipuro 2.90 22 Siliragung 3.11 23 Tegalsari 3.19 24 Licin 2.71 Jumlah 3.02 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah. No
Kecamatan
Jumlah Penduduk Kepala Keluarga n (jiwa) % n (jiwa) % 51,167 3.07% 16,726 3.03% 63,167 3.79% 20,537 3.72% 68,087 4.08% 22,157 4.01% 66,751 4.00% 22,037 3.99% 133,009 7.97% 41,843 7.58% 77,063 4.62% 25,616 4.64% 64,973 3.89% 20,685 3.75% 94,571 5.67% 31,770 5.75% 89,438 5.36% 27,583 5.00% 75,202 4.51% 24,150 4.37% 64,252 3.85% 20,794 3.77% 52,048 3.12% 18,264 3.31% 97,863 5.87% 34,048 6.17% 72,925 4.37% 25,100 4.55% 35,017 2.10% 12,823 2.32% 115,208 6.91% 37,147 6.73% 29,491 1.77% 10,517 1.90% 77,127 4.62% 26,286 4.76% 56,739 3.40% 19,799 3.59% 80,754 4.84% 25,971 4.70% 79,343 4.76% 27,387 4.96% 46,903 2.81% 15,105 2.74% 49,102 2.94% 15,407 2.79% 28,238 1.69% 10,403 1.88% 1,668,438 100.00% 552,155 100.00%
Jumlah keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 552.155 keluarga yang terbesar tersebar di 4 kecamatan. Kecamatan Muncar memiliki jumlah keluarga terbesar yaitu 41.843 keluarga (7,58%) kemudian disusul oleh kecamatan Banyuwangi sebanyak 37.147 keluarga (6,73%), Kecamatan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
29
Rogojampi sebanyak 34.048 keluarga (6,17%), dan Kecamatan Srono sebanyak 31.770 keluarga (5,75%). Sedangkan jumlah keluarga terkecil berada di Kecamatan Licin yaitu 10.403 keluarga (1,88%), dan Kecamatan Giri sebanyak 10.517 keluarga (1.90%). Rata-rata jumlah anggota keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 3,02 per keluarga. Ini menunjukkan bahwa keluarga di Banyuwangi lebih banyak merupakan keluarga inti dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 2-3 orang. Bila diperhatikan menurut kecamatan, rata-rata jumlah anggota keluarga di setiap Kecamatan juga terdiri dari 2-3 orang per keluarga. 4. Status Hubungan dengan Kepala Keluarga. Tabel 15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Hubungan dengan Kepala Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
Status Hubungan Dengan Kepala Keluarga Kepala Keluarga Suami Istri Anak Menantu Cucu Orang tua Mertua Famili lain Pembantu Lainnya Jumlah
Laki-laki
Perempuan
n % n % 461,621 55.03 90,534 10.91 125 0.01 0 0.00 0 0.00 417,468 50.32 349,074 41.61 276,564 33.34 1,797 0.21 1,578 0.19 12,835 1.53 9,854 1.19 1,963 0.23 14,725 1.77 1,333 0.16 8,300 1.00 8,599 1.03 8,690 1.05 15 0.00 74 0.01 1,494 0.18 1,795 0.22 838,856 100.00 829,582 100.00
Laki-laki dan Perempuan n % 552,155 33.09 125 0.01 417,468 25.02 625,638 37.50 3,375 0.20 22,689 1.36 16,688 1.00 9,633 0.58 17,289 1.04 89 0.01 3,289 0.20 1,668,438 100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Status hubungan anggota keluarga dengan kepala keluarga diperlukan untuk melihat komposisi anggota keluarga, pola pengaturan tempat tinggal dan pola pengasuhan anak. Dari Tabel. 15. nampak bahwa kepala keluarga Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
30
laki-laki umumnya mempunyai pasangan/isteri yaitu dari 461.621 kepala keluarga laki-laki (55,03%) yang mempunyai isteri sebanyak 417.468 orang (50,32%), sedangkan dari 90.534 kepala keluarga perempuan (10,91%) hanya 125 orang (0,01%) saja yang bersuami. Hal ini menunjukkan bahwa kepala keluarga perempuan pada umumnya berstatus lajang baik mereka yang belum pernah kawin maupun mereka yang berstatus janda. Perempuan berstatus kepala keluarga ini perlu mendapat perhatian lebih, karena pada umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga perempuan mempunyai tingkat kesejahteraan lebih rendah dibandingkan keluarga yang dikepalai oleh laki-laki. Adapun proporsi anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang berstatus menantu, cucu, orang tua, mertua, dan famili lain menunjukkan proporsi yang rendah yaitu sekitar 4,38 persen. Ini mencerminkan bahwa keluarga luas di Kabupaten Banyuwangi jumlahnya tidak besar. 3. Karakteristik Kepala Keluarga Karakteristik kepala keluarga berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, status kesehatan, pekerjaan penting untuk diketahui, berkaitan dengan perencanaan kebijakan pelayanan kebutuhan dasar berbasis keluarga seperti ketersediaan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, kemiskinan, dan lain-lain. Tabel 16. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Status Kawin dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. No 1 2 3 4
Status Kepala Keluarga Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah
Laki-laki n % 4,534 1.0 440,689 95.5 7,510 1.6 8,888 1.9 461,621 100
Perempuan Jumlah n % n % 1,968 2.2 6,502 1.2 24,933 27.5 465,622 84.3 13,843 15.3 21,353 3.9 49,790 55.0 58,678 10.6 90,534 100 552,155 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
31
Pada umumnya kepala keluarga berstatus kawin (84,3%), dan pada umumnya laki-laki (95,5%). Kepala keluarga yang berstatus belum kawin hanya 1,2%, meskipun demikian perlu dikaji kembali apakah mereka yang berstatus lajang ini memiliki anggota keluarga atau dia hidup sendirian. Kepala keluarga yang berstatus cerai baik cerai hidup maupun cerai mati, persentase perempuan jauh lebih besar dibandingkan laki-laki yaitu masingmasing 55,0% dan 1.9%. Kemungkinan laki-laki setelah menduda cepat untuk kawin lagi, sehingga menyebabkan perbedaan persentase tersebut. Selain itu, perempuan yang berstatus cerai baik hidup maupun mati, mempunyai pertimbangan untuk melakukan kawin lagi terutama apabila mereka telah memiliki anak-anak yang biasanya menjadi tanggungjawab perempuan. Meskipun pada saat ini kecenderungan tersebut sudah mulai menurun tetapi kondisi ini masih terjadi. Faktor yang lain adalah mereka yang cerai mati, terjadi pada kelompok umur yang lebih tua, yang menyebabkan perempuan enggan untuk menikah kembali. Dalam administrasi kependudukan, perempuan berstatus kawin yang menjadi kepala keluarga juga diberikan kepada mereka yang berstatus sebagai istri kedua, ketiga maupun keempat. Oleh sebab itu proporsi perempuan kepala keluarga yang cukup besar (10,91%), diduga termasuk mereka yang menjadi kepala keluarga ini adalah menjadi isteri kedua, ketiga, dan seterusnya. Disamping itu, terlihat pula adanya kepala keluarga yang berstatus belum kawin (lajang) sebanyak 1.2 persen. Proporsi kepala keluarga perempuan yang belum kawin lebih tinggi daripada kepala keluarga laki-laki. Biasanya kepala keluarga yang berstatus belum kawin merupakan anggota keluarga yang menggantikan orang tua yang meninggal, atau kepala keluarga tersebut hidup sendirian.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
32
Tabel 17. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Kelompok Umur dan Status Kawin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Kelompok Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Umur n % n % n % n % 10-14 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 15-19 63 0.97 190 0.04 12 0.06 6 0.01 20-24 659 10.14 7,041 1.51 319 1.49 41 0.07 25-29 1,025 15.76 26,730 5.74 1,025 4.80 123 0.21 30-34 868 13.35 46,211 9.92 2,075 9.72 356 0.61 35-39 744 11.44 56,373 12.11 2,805 13.14 859 1.46 40-44 710 10.92 62,405 13.40 3,515 16.46 1,909 3.25 45-49 702 10.80 61,147 13.13 3,359 15.73 3,406 5.80 50-54 547 8.41 55,332 11.88 2,847 13.33 5,351 9.12 55-59 447 6.87 47,314 10.16 2,126 9.96 7,443 12.68 60-64 286 4.40 36,163 7.77 1,289 6.04 8,123 13.84 65-69 229 3.52 27,115 5.82 904 4.23 9,492 16.18 70-74 112 1.72 20,012 4.30 569 2.66 8,962 15.27 >75 110 1.69 19,589 4.21 508 2.38 12,607 21.49 Jumlah 6,502 100 465,622 100 21,353 100 58,678 100
Jumlah n % 0 0.00 271 0.05 8,060 1.46 28,903 5.23 49,510 8.97 60,781 11.01 68,539 12.41 68,614 12.43 64,077 11.60 57,330 10.38 45,861 8.31 37,740 6.84 29,655 5.37 32,814 5.94 552,155 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Dari Table. 17. terlihat bahwa mayoritas keluarga di Kabupaten Banyuwangi dikepalai oleh kepala keluarga yang berumur antara 35-59 tahun. Ini menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi merupakan keluarga yang berada pada kelompok produktif dan yang menarik adalah adanya kepala keluarga pada kelompok umur di bawah 19 tahun yaitu 0,05 persen. Proporsi tertinggi kepala keluarga berstatus kawin berada pada kelompok umur 35-54 tahun, hal Ini menunjukkan bahwa kepala keluarga di Kabupaten Banyuwangi berada pada kelompok produktif. Sedangkan kepala keluarga yang berstatus belum kawin terbesar juga berada pada kelompok umur 25-34 tahun, kepala keluarga yang berstatus cerai hidup tertinggi berada pada kelompok umur 35-54 tahun serta kepala keluarga berstatus cerai mati berada pada kelompok umur 55 tahun ke atas.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
33
Tabel 18. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Tingkat Pendidikan Tidak/Belum Sekolah Belum Tamat SD/Sederajat Tamat SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Diploma I/II Akademi/Diploma III/SARMUD Diploma IV/Strata I Strata II Strata III Jumlah
Laki-laki n % 15,107 3.27 15,658 3.39 218,054 47.24 89,464 19.38 99,549 21.57 1,898 0.41 3,207 0.69 17,435 3.78 1,191 0.26 58 0.01 461,621 100
Perempuan n % 14,439 15.95 8,782 9.70 47,864 52.87 9,607 10.61 8,026 8.87 226 0.25 288 0.32 1,210 1.34 69 0.08 23 0.03 90,534 100
Jumlah n % 29,546 5.35 24,440 4.43 265,918 48.16 99,071 17.94 107,575 19.48 2,124 0.38 3,495 0.63 18,645 3.38 1,260 0.23 81 0.01 552,155 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Dari Tabel. 18. di atas, terlihat bahwa sebagian besar kepala keluarga berpendidikan Tamat SD/Sederajat yaitu sebesar 48,16 persen disusul dengan Tamat SLTA/Sederajat sebesar 19,48 persen dan SLTP/Sederajat sebesar 17,94 persen. Proporsi kepala keluarga yang berpendidikan D1/D2/D3 sebesar kurang 1 persen dan Diploma IV/ S1 3,38 persen untuk yang berpendidikan S2/S3 sebesar kurang dari 1 persen, dan masih adanya kepala keluarga yang tidak sekolah dan belum tamat SD persentasenya mencapai 5,35 persen, hal ini menunjukkan bahwa tinggkat pendidikan Kepala Keluarga rata rata di Kabupaten Banyuwangi adanya peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang sebelumnya untuk Tingkat SLTA/Sederajat 19,7 persen dan S1/S2/S3 hanya 3,27 persen. Tabel 19. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Status Pekerjaan 1 Bekerja Belum/Tidak Bekerja Mengurus Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa Pensiunan Jumlah
Laki-laki n % 2 3 452,429 98.01 2,919 0.63 0 0.000 346 0.07 5,927 1.28 461,621 100
Perempuan n % 4 5 72,236 79.79 4,023 4.44 12,951 14.31 260 0.29 1,064 1.18 90,534 100
Jumlah n % 6 7 524,665 95.02 6,942 1.26 12,951 2.35 606 0.11 6,991 1.27 552,155 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
34
Untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuwangi perlu memperhatikan keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja, walaupun proporsi mereka kecil. Kepala keluarga yang tidak bekerja, dapat disebabkan karena sudah memasuki usia pensiun atau memang tidak mampu masuk ke pasar kerja. Untuk mereka ini perlu diberikan intervensi untuk membantu meningkatkan status kesejahteraan mereka, karena pada umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja memiliki status ekonomi yang rendah. Karena bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan diduga mereka tidak mempunyai penghasilan, sehingga pemerintah Kabupaten Banyuwangi perlu membuat perencanaan pelayanan kebutuhan dasar penduduk. Selanjutnya Tabel. 20. menunjukkan jenis pekerjaan yang banyak digeluti oleh kepala keluarga sebagai pekerjaan pokok dan sumber pendapatan keluarga untuk menunjang perekonomian dalam memenuhi kebutuhan kehidupan keluarga. Tabel 20. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Pekesjaan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jenis Pekerjaan Belum/Tidak Bekerja Mengurus Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Tentara Nasional Indonesia Kepolisian Ri Perdagangan Petani/Pekebun Peternak Nelayan/Perikanan Industri Konstruksi Transportasi Karyawan Swasta Karyawan Bumn Karyawan Bumd Karyawan Honorer
Laki-laki 2,919 0 346 5,927 8,417 972 1,046 5,790 123,066 191 7,783 519 599 670 36,723 3,282 242 274
Kepala Keluarga % Perempuan % 0.632 4,023 4.444 0.000 12,951 14.305 0.075 260 0.287 1.284 1,064 1.175 1.823 610 0.674 0.211 2 0.002 0.227 1 0.001 1.254 1,689 1.866 26.660 26,674 29.463 0.041 30 0.033 1.686 72 0.080 0.112 117 0.129 0.130 5 0.006 0.145 4 0.004 7.955 3,210 3.546 0.711 189 0.209 0.052 22 0.024 0.059 22 0.024
Jumlah % 6,942 1.257 12,951 2.346 606 0.110 6,991 1.266 9,027 1.635 974 0.176 1,047 0.190 7,479 1.355 149,740 27.119 221 0.040 7,855 1.423 636 0.115 604 0.109 674 0.122 39,933 7.232 3,471 0.629 264 0.048 296 0.054
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
35
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Buruh Harian Lepas Buruh Tani/Perkebunan Buruh Nelayan/Perikanan Buruh Peternakan Pembantu Rumah Tangga Tukang Cukur Tukang Listrik Tukang Batu Tukang Kayu Tukang Sol Sepatu Tukang Las/Pandai Besi Tukang Jahit Tukang Gigi Penata Rias Penata Busana Penata Rambut Mekanik Seniman Tabib Paraji Perancang Busana Penterjemah Imam Mesjid Pendeta Pastor Wartawan Ustadz/Mubaligh Juru Masak Promotor Acara Anggota Dpr-Ri Anggota Dpd Anggota Bpk Presiden Wakil Presiden Anggota Mahkamah Konstitusi Anggota Kabinet/Kementerian Duta Besar Gubernur Wakil Gubernur Bupati Wakil Bupati
23,113 15,941 262 16 6 21 32 864 569 2 87 232 9 2 1 9 434 37 4 0 1 3 12 114 1 71 98 4 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
5.007 3.453 0.057 0.003 0.001 0.005 0.007 0.187 0.123 0.000 0.019 0.050 0.002 0.000 0.000 0.002 0.094 0.008 0.001 0.000 0.000 0.001 0.003 0.025 0.000 0.015 0.021 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
6,646 5,984 54 5 103 1 0 0 0 0 0 53 0 8 2 8 1 4 0 2 1 1 0 0 0 1 4 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7.341 6.610 0.060 0.006 0.114 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.059 0.000 0.009 0.002 0.009 0.001 0.004 0.000 0.002 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.001 0.004 0.002 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
29,759 21,925 316 21 109 22 32 864 569 2 87 285 9 10 3 17 435 41 4 2 2 4 12 114 1 72 102 6 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
5.390 3.971 0.057 0.004 0.020 0.004 0.006 0.156 0.103 0.000 0.016 0.052 0.002 0.002 0.001 0.003 0.079 0.007 0.001 0.000 0.000 0.001 0.002 0.021 0.000 0.013 0.018 0.001 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
36
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
Walikota Wakil Walikota Anggota Dprd Provinsi Anggota DPRD Kabupaten/Kota Dosen Guru Pilot Pengacara Notaris Arsitek Akuntan Konsultan Dokter Bidan Perawat Apoteker Psikiater/Psikolog Penyiar Televisi Penyiar Radio Pelaut Peneliti Sopir Pialang Paranormal Pedagang Perangkat Desa Kepala Desa Biarawati Wiraswasta Lainnya Jumlah
0.000 0.000 0.000 0.005 0.043 0.960 0.000 0.009 0.004 0.002 0.000 0.003 0.026 0.000 0.059 0.001 0.000 0.000 0.001 0.058 0.002 0.698 0.000 0.001 1.931 0.724 0.062 0.000 43.209 0.055 461,621 100.000 0 0 1 23 199 4,431 0 41 17 7 2 15 121 0 274 6 1 0 3 266 10 3,223 1 6 8,914 3,343 284 0 199,461 255
0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 14 0.015 567 0.626 0 0.000 0 0.000 2 0.002 0 0.000 0 0.000 1 0.001 12 0.013 27 0.030 28 0.031 2 0.002 0 0.000 0 0.000 1 0.001 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 2,097 2.316 607 0.670 17 0.019 3 0.003 23,254 25.685 76 0.084
90,534 100.000
0 0.000 0 0.000 1 0.000 23 0.004 213 0.039 4,998 0.905 0 0.000 41 0.007 19 0.003 7 0.001 2 0.000 16 0.003 133 0.024 27 0.005 302 0.055 8 0.001 1 0.000 0 0.000 4 0.001 266 0.048 10 0.002 3,223 0.584 1 0.000 6 0.001 11,011 1.994 3,950 0.715 301 0.055 3 0.001 222,715 40.336 331 0.060 552,155 100.000
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Dilihat dari kegiatan ekonomi kepala keluarga di Kabupaten Banyuwangi adalah bekerja dengan jenis pekerjaan terbesar adalah sebagai wiraswasta yaitu 40,33 persen, diikuti pertanian/pekebun yaitu 27,11 persen, dan karyawan swasta yaitu 7,23 persen. Proporsi kepala keluarga laki-laki yang bekerja sebagai wiraswasta lebih tinggi dibandingkan kepala keluarga perempuan. Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
37
BAB
IV
KUALITAS PENDUDUK Kualitas penduduk biasanya diukur dari tingkat kesehatan, pendidikan, masalah sosial dan lain sebagainya. Secara internasional kualitas pembangunan manusia diukur dengan Indikator Pembangunan Manusia yang terdiri dari tingkat pendidikan (melek huruf dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka kematian bayi dan angka harapan hidup waktu lahir) serta kesejahteraan yang diukur dengan penghasilan per kapita. A. Kelahiran dan Kematian Rasio Anak dan Perempuan (Child Women Ratio/CWR) Rasio anak dan perempuan adalah perbandingan antara anak di bawah usia lima tahun dengan jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun) disuatu wilayah dan waktu tertentu. Rasio anak dan perempuan bisa digunakan untuk melihat jumlah kelahiran yang terjadi selama 5 tahun yang lalu. Tabel 21. Rasio Anak dan Perempuan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kecamatan Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
Anak Perempuan 0 - 4 Tahun 15 - 49 Tahun 2,970 13,867 3,256 16,874 3,384 18,144 3,453 17,763 7,669 35,758 4,149 19,948 3,672 17,184 5,348 24,722 5,467 23,751 4,059 19,611 3,427 17,366 3,032 13,440 5,641 25,482 4,574 19,286 1,951 9,011 7,462 30,184 1,877 7,797 4,394 21,220 3,430 14,611 4,742 21,442 4,928 21,851 2,531 12,574 2,990 13,175 1,426 7,691 95,832 442,752
CWR 21 19 19 19 21 21 21 22 23 21 20 23 22 24 22 25 24 21 23 22 23 20 23 19 22
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
38
Pada tahun 2015, besarnya rasio anak dan perempuan di Kabupaten Banyuwangi sebesar 22. Hal ini berarti bahwa diantara 100 perempuan usia produktif terdapat 22 balita. Angka ini mengindikasikan tingkat fertilitas yang masih cukup tinggi karena masih besarnya jumlah anak balita. CWR tertinggi di dua ( 2 ) Kecamatan yaitu, Banyuwangi 25, Kabat dan Giri yaitu sebesar 24, Sedangkan CWR terendah di dua ( 4 ) Kecamatan Purwoharjo Bangorejo, Tegaldlimo dan Licin masing-masing sebesar 19. B. Ekonomi 1. Angkatan Kerja menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas (Tenaga Kerja/ manpower) dan tidak termasuk didalamnya penduduk yang sedang sekolah, pensiunan, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Angkatan Kerja dibagi 2 (dua) yaitu bekerja (employed) dan mencari pekerjaan/menganggur (unemployed) Tabel 22. Jumlah Angkatan Kerja, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
Kelompok Umur 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 Jumlah
Jumlah Angkatan Kerja L 17077 39060 54735 63699 65470 66965 63060 56152 47439 34989 508,646
P 13993 30423 40784 47515 49167 52083 48585 44711 37437 26297 390,995
Jumlah Tenaga Kerja
L+P L P L+P 31,070 65,728 61,823 127,551 69,483 63,095 59,449 122,544 95,519 59,395 56,425 115,820 111,214 64,001 63,817 127,818 114,637 65,486 66,671 132,157 119,048 66,969 70,001 136,970 111,645 63,066 64,566 127,632 100,863 56,180 58,536 114,716 84,876 47,802 47,986 95,788 61,286 36,446 33,384 69,830 899,641 588,168 582,658 1,170,826
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja L P L+P 25.98 22.63 24.36 61.91 51.17 56.70 92.15 72.28 82.47 99.53 74.46 87.01 99.98 73.75 86.74 99.99 74.40 86.92 99.99 75.25 87.47 99.95 76.38 87.92 99.24 78.02 88.61 96.00 78.77 87.76 86.48 67.11 76.84
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
39
Dari Tabel. 22. nampak bahwa jumlah angkatan kerja tertinggi berada pada kelompok umur 40-44 tahun yaitu 136.970 orang, diikuti kelompok umur 35-39 tahun sebesar 132.157 orang. Tabel 22. Tersebut juga menunjukkan bahwa 76,84 persen dari angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi telah berpartisipasi dalam pasar kerja. Nampak pula bahwa partisipasi angkatan kerja penduduk laki-laki lebih tinggi (86,48%) daripada partisipasi angkatan kerja penduduk perempuan (67,11%). Tabel 23. Angka Penyerapan Angkatan Kerja, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Kelompok Umur 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 Jumlah
Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja L P L+P 6,305 4,646 10,951 32,402 25,904 58,306 52,012 39,074 91,086 62,431 46,416 108,847 64,780 48,329 113,109 66,477 51,340 117,817 62,712 47,879 110,591 55,878 44,027 99,905 47,146 36,545 83,691 34,755 25,240 59,995 484,898 369,400 854,298
Jumlah Angkatan Kerja L 17,077 39,060 54,735 63,699 65,470 66,965 63,060 56,152 47,439 34,989 508,646
P 13,993 30,423 40,784 47,515 49,167 52,083 48,585 44,711 37,437 26,297 390,995
L+P 31,070 69,483 95,519 111,214 114,637 119,048 111,645 100,863 84,876 61,286 899,641
Angka Penyerapan Angkatan Kerja L P L+P 36.92 33.20 35.25 82.95 85.15 83.91 95.03 95.81 95.36 98.01 97.69 97.87 98.95 98.30 98.67 99.27 98.57 98.97 99.45 98.55 99.06 99.51 98.47 99.05 99.38 97.62 98.60 99.33 95.98 97.89 95.33 94.48 94.96
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Angka penyerapan Angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi yaitu 94,96 persen, penyerapan angkatan kerja laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini pemerintah kabupaten Banyuwangi dituntut untuk membuka dan menyediakan lapangan kerja baru yang cukup untuk menampung angkatan kerja yang tersedia.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
40
Tabel 24. Distribusi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Yang di Tamatkan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. No
Jenjang Pendidikan Terakhir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak/Belum Sekolah Belum Tamat SD/Sederajat Tamat SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Diploma I/II Akademi/Diploma III/SARMUD Diploma IV/Strata I Strata II Strata III Jumlah
Jumlah Angkatan Kerja Laki-laki Perempuan Jumlah n % n % n % 13,687 2.69 16,429 4.20 30,116 3.35 12,519 2.46 13,062 3.34 25,581 2.84 207,819 40.86 184,628 47.22 392,447 43.62 120,409 23.67 84,732 21.67 205,141 22.80 128,394 25.24 71,623 18.32 200,017 22.23 2,003 0.39 2,086 0.53 4,089 0.45 3,444 0.68 3,798 0.97 7,242 0.80 19,155 3.77 14,158 3.62 33,313 3.70 1,165 0.23 436 0.11 1,601 0.18 51 0.01 43 0.01 94 0.01 508,646 100 390,995 100 899,641 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dari Tabel. 24. nampak bahwa angkatan kerja Kabupaten Banyuwangi menurut tingkat pendidikan formalnya (43,62%) angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi berpendidikan SD/sederajat, kemudian 22,80 persen berpendidikan SLTP/sederajat, 22,23 persen berpendidikan SLTA Sederajat dan 3,70 persen berpendidikan S1 khususnya untuk yang berpendidikan S1 peningkatanya sangat signifikan dibangdingkan tahun 2014 yang hanya 1,21 persen. Terbukanya kesempatan pendidikan, telah mendorong penduduk baik laki-laki maupun perempuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Persentase angkatan kerja laki-laki yang menamatkan pendidikan menengah lebih tinggi dibandingkan perempuan. Akan tetapi pada jenjang pendidikan dasar, persentase angkatan kerja perempuan yang menamatkan SD 35,76 persen lebih tinggi dibandingkan laki-laki. 32,85. Sedangkan untuk pendidikan yang lebih tinggi, untuk persentase angkatan kerja perempuan lebih rendah dibandingkan angkatan kerja laki-laki. Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
41
2. Angka Pengangguran (Tingkat Pengangguran) Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik yang belum pernah bekerja maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan atau mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan mereka yang putus asa untuk memperoleh pekerjaan. Tabel 25. Jumlah Pencari Pekerjaan dan Angka Pengangguran, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Laki-laki Kelompok Umur 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 Jumlah
Jumlah % Mencari Pengangguran Pekerjaan Terbuka 10,772 59.56 6,662 15.84 2,725 4.83 1,268 1.92 690 1.05 488 0.72 349 0.55 275 0.51 293 0.66 234 0.67 23,756 4.64
Perempuan Jumlah Jumlah % Jumlah % Mencari Pengangguran Mencari Pengangguran Pekerjaan Terbuka Pekerjaan Terbuka 9,356 60.27 20,128 59.89 4,530 12.81 11,192 14.46 1,712 3.86 4,437 4.40 1,100 2.16 2,368 2.02 838 1.63 1,528 1.31 744 1.40 1,232 1.02 706 1.38 1,055 0.92 684 1.60 959 1.00 892 2.61 1,185 1.50 1,058 3.93 1,292 2.08 21,620 5.33 45,376 4.94
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Tabel. 25. menunjukkan angkatan kerja yang menganggur menurut pengelompokan umur lima tahunan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pengangguran tertinggi berada di kelompok umur 15-19 tahun yakni 59,89 persen, diikuti kelompok umur 20-24 tahun sebesar 14,46 persen. Pengangguran pada kelompok umur 15-24 tahun menunjukkan bahwa mereka tidak lagi dapat melanjutkan pendidikan sehingga terpaksa mencari pekerjaan pada umur sekolah. Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
42
Angka pengangguran terendah berada pada kelompok umur 45-49 tahun yakni 0,92 persen. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa angka pengangguran pada kelompok umur muda ini harus ditangani dengan baik seperti misalnya memberikan bekal ketrampilan khusus melalui pelatihan-pelatihan kerja maupun training-training sesuai permintaan pasar sehingga mereka dapat terserap di pasar kerja. Jika angka pengangguran ini tidak ditangani dengan baik dikhawatirkan akan menimbulkan masalah sosial yang luas disebabkan mereka tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan, sebagai contoh timbulnya kriminalitas. Tabel 26. Distribusi Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
No
Jenjang Pendidikan Terakhir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak/Belum Sekolah Belum Tamat SD/Sederajat Tamat SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Diploma I/II Akademi/Diploma III/SARMUD Diploma IV/Strata I Strata II Strata III Jumlah
Jumlah Pencari Kerja Laki-laki Perempuan n % n % 4,104 17.28 4,195 19.40 1,766 7.43 1,719 7.95 7,265 30.58 7,122 32.94 5,319 22.39 4,238 19.60 4,977 20.95 3,921 18.14 27 0.11 36 0.17 51 0.21 86 0.40 240 1.01 294 1.36 5 0.02 7 0.03 2 0.01 2 0.01 23,756 100 21,620 100
Jumlah n % 8,299 18.29 3,485 7.68 14,387 31.71 9,557 21.06 8,898 19.61 63 0.14 137 0.30 534 1.18 12 0.03 4 0.01 45,376 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Apabila pencari pekerjaan ini dikaitkan dengan pendidikan yang ditamatkan, maka dari tabel 26 terlihat bahwa angkatan kerja yang mencari pekerjaan tamat pendidikan SD/Sederajat yaitu 31,71 persen tamat SLTP/Sederajat dan 21,06 persen tamat SLTA/Sederajat 19,61, sedangkan yang tamat S1 /sederajat sebesar 1,18 persen. Lebih memprihatinkan adalah Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
43
18,29 persen yang mencari pekerjaan tidak berpendidikan 7,68 persen tidak tamat SD. Dengan kualitas pendidikan yang rendah tersebut, perlu adanya perhatian pemerintah berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai dan perlunya memberikan ketrampilan agar mereka mampu bersaing di pasar kerja.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
44
BAB
V
MOBILITAS PENDUDUK Mobilitas penduduk selama ini belum sepenuhnya memperoleh perhatian dari pemerintah, padahal mobilitas penduduk mempunyai peran yang sangat signifikan dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan struktur penduduk di suatu wilayah. Selain itu mobilitas penduduk juga mempunyai peran terhadap pengembangan wilayah, pembangunan sosial ekonomi dan budaya di wilayah yang bersangkutan. A. Mobilitas Permanen (Migrasi) Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Atau dengan kata lain, migrasi diartikan perpindahan permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong suatu wilayah dan daya tarik wilayah lainnya. Daya dorong menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai. untuk memberikan jaminan kehidupan, yang biasanya tidak terlepas dari kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan daya tarik wilayah meliputi peluang ekonomi, perbedaan upah maupun fasilitas pelayanan publik, yang menarik seseorang untuk memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Selain daya dorong dan daya tarik terdapat pula faktor antara yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk pindah ke tepat lain, misalnya kebijakan pemerintah, kondisi sosial politik dan lain sebagainya. 1. Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar Migrasi masuk penduduk ke Kabupaten Banyuwangi sesuai hasil pendaftaran penduduk pindah datang tahun 2015 adalah 5.559 orang yang terdiri dari 2.900 orang pindah antar kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur dan 2.659 orang pindah dari luar Provinsi Jawa Timur. Jika diperhatikan menurut kecamatan maka penduduk pindah datang terbesar di Kecamatan Banyuwangi yaitu 593 orang yang terdiri dari pindah antar Kabupaten Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
45
di Provinsi Jawa Timur 314 dan dari luar Provinsi Jawa Timur sebanyak 279 orang. Sementera itu migrasi penduduk keluar dari Kabupaten Banyuwangi adalah 5.776 orang terdiri dari 2.969 orang pindah ke luar antar Kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur, sedangkan 2.807 orang pindah keluar Provinsi Jawa Timur. Sedangkan yang paling sedikit pindah keluar dari Kecamatan Licin sebanyak 38 orang yang terdiri dari 23 pindah antar kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur dan 15 orang keluar Provinsi Jawa Timur. Keadaan penduduk pindah dapat dilihat pada Tabel. 27. Tabel. 27. Migrasi Masuk dan Keluar Kecamatan, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015. Kecamatan Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
MIGRASI KELUAR MIGRASI MASUK Antar Kab/Kota Antar Provinsi Antar Kab/Kota Antar Provinsi Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr 57 55 112 72 38 110 56 23 79 97 13 110 53 36 89 110 51 161 52 46 98 110 22 132 62 46 108 77 33 110 71 29 100 92 22 114 71 29 100 73 36 109 32 39 71 65 72 137 162 92 254 175 70 245 133 91 224 128 53 181 109 52 161 104 40 144 106 45 151 89 59 148 83 39 122 103 36 139 103 42 145 124 48 172 86 40 126 74 86 160 75 68 143 95 38 133 123 83 206 116 54 170 105 71 176 97 53 150 116 47 163 77 30 107 102 48 150 69 23 92 82 62 144 48 19 67 80 31 111 21 13 34 49 32 81 59 17 76 43 27 70 37 32 69 93 49 142 98 31 129 97 42 139 98 53 151 50 26 76 63 19 82 69 31 100 51 28 79 24 21 45 19 10 29 24 17 41 27 14 41 227 92 319 159 97 256 238 76 314 202 77 279 19 24 43 25 12 37 27 13 40 30 9 39 77 52 129 46 17 63 121 73 194 44 19 63 51 30 81 56 55 111 40 27 67 53 15 68 100 69 169 129 46 175 74 64 138 58 54 112 88 18 106 56 45 101 112 37 149 131 11 142 38 46 84 82 27 109 61 23 84 68 19 87 59 27 86 65 37 102 50 23 73 69 38 107 14 9 23 11 4 15 31 12 43 11 8 19 1,893 1,076 2,969 1,897 910 2,807 1,902 998 2,900 1,866 793 2,659
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
46
BAB VI KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN Dokumen Kependudukan seperti KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta Kematian dan Akta Perkawinan/Perceraian wajib dimiliki oleh penduduk Indonesia. Dokumen kependudukan ini mempunyai kekuatan hukum yang mengikat secara perdata bagi pemiliknya. Misalnya akta kelahiran, menunjukkan hubungan perdata dari pemilik akta dengan orang tuanya, akta kematian juga menunjukkan hubungan perdata dengan ahi waris, demikian pula akta-akta yang lain. Kepemilikan dokumen ini selain mempunyai kekuatan legal, juga dapat digunakan untuk memperoleh pelayanan sosial dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara bagi pemerintah, kepemilikan dokumen kependudukan bermanfaat dalam melakukan kegiatan pengadministrasian penduduk berdasarkan hak legalnya serta, memperkuat database penduduk serta pelayanan publik. A. Kepemilikan Kartu Keluarga Kartu Keluarga merupakan salah satu dari beberapa dokumen kependudukan yang wajib dimiliki oleh keluarga. Kartu keluarga menunjukkan hubungan kekerabatan antara kepala keluarga dengan anggota keluarganya. Untuk menghindari kepala keluarga ganda, maka perempuan bisa menjadi kepala keluarga karena status perkawinan nya janda maupun karena menjadi istri kedua, ketiga maupun keempat dari seorang laki-laki, sedangkan suaminya menjadi kepala keluarga hanya di salah satu istri, sesuai kesepakatan di dalam keluarga tersebut. Seorang kepala keluarga bertanggung jawab terhadap anggota keluarga. Kartu Keluarga ( KK ) merupakan kartu identitas yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, status kegiatan, status pekerjaan, status kecacatan, status pendidikan yang ditamatkan dan lain sebagainya.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
47
Tabel. 28. menunjukkan jumlah keluarga dan jumlah keluarga yang memiliki Kartu Keluarga berdasarkan SIAK di Kabupaten Banyuwangi dari 552.155 keluarga ternyata baru 543.348 keluarga (98,%) yang memiliki Kartu Keluarga SIAK. Yang perlu diperhatikan ternyata ada 8.807 keluarga (2 %) yang tidak memiliki KK SIAK hal ini kurang kepedulian penduduk terhadap perubahan identitas dirinya. Bila menurut kecamatan, maka persentase kepemilikan KK SIAK yang masih 98 persen di 14 Kecamatan dan 10 Kecamatan sudah mencapai 99 persen, Kecamatan Srono, Glenmore, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Giri, Wongsorejo, Songgon dan Tegalsari. Tabel 28. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Kartu Keluarga di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kecamatan Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
Memiliki 16,452 20,208 21,763 21,695 41,092 25,160 20,284 31,341 27,146 23,813 20,454 18,012 33,628 24,795 12,680 36,549 10,371 25,906 19,503 25,443 26,905 14,763 15,176 10,209 543,348
Jumlah Kepemilikan KK Belum Memiliki Keluarga 274 16,726 329 20,537 394 22,157 342 22,037 751 41,843 456 25,616 401 20,685 429 31,770 437 27,583 337 24,150 340 20,794 252 18,264 420 34,048 305 25,100 143 12,823 598 37,147 146 10,517 380 26,286 296 19,799 528 25,971 482 27,387 342 15,105 231 15,407 194 10,403 8,807 552,155
% 98 98 98 98 98 98 98 99 98 99 98 99 99 99 99 98 99 99 99 98 98 98 99 98 98
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2015, diolah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
48
B. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) Kartu Tanda Penduduk Elektronik ( KTP- el ) merupakan salah satu identitas legal bagi penduduk yang menjadi bukti bahwa orang tersebut diakui sebagai penduduk di suatu wilayah administrasi di Indonesia. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 24 Tahun 2013, KTP- el wajib dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia yang sudah berumur 17 tahun ke atas atau mereka yang berumur di bawah 17 tahun tetapi sudah pernah kawin, dalam profil ini disebut penduduk wajib KTP. Dengan memiliki KTP- el penduduk dapat dengan mudah mengurus semua yang berkaitan dengan legalitas serta memperoleh pelayanan sosial dan ekonomi dasar lainnya; misalnya urusan perbankan, mengurus sertifikat tanah, mengurus perkawinan, pendidikan, pekerjaan, mencari SIM, bepergian beli tiket kereta/pesawat, BPJS Kesehatan dan sebagainya. Tabel. 29. menyajikan jumlah dan proporsi penduduk menurut kepemilikan KTP- el. Tabel 29. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk, di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kecamatan Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
LK 19,609 24,560 26,334 25,937 50,436 29,698 24,656 35,923 33,141 28,164 23,807 19,491 36,545 27,152 13,197 41,895 10,942 29,146 21,245 30,419 29,188 18,189 18,740 10,925 629,339
Wajib KTP PR Jumlah 19,245 38,854 24,083 48,643 26,358 52,692 25,719 51,656 49,305 99,741 29,614 59,312 24,704 49,360 35,695 71,618 33,217 66,358 28,756 56,920 24,465 48,272 19,972 39,463 37,552 74,097 27,131 54,283 13,786 26,983 43,608 85,503 11,316 22,258 29,263 58,409 21,554 42,799 30,212 60,631 29,516 58,704 17,717 35,906 18,510 37,250 10,971 21,896 632,269 1,261,608
Penduduk yang memiliki KTP-el LK PR Jumlah % 17,017 16,300 33,317 86 21,205 20,543 41,748 86 22,962 22,732 45,694 87 23,819 23,402 47,221 91 44,958 43,884 88,842 89 26,690 26,613 53,303 90 22,366 22,347 44,713 91 32,475 32,276 64,751 90 29,810 29,714 59,524 90 24,974 25,591 50,565 89 20,804 21,382 42,186 87 18,357 18,793 37,150 94 33,665 34,698 68,363 92 24,697 24,980 49,677 92 12,349 13,017 25,366 94 38,020 40,031 78,051 91 10,257 10,723 20,980 94 24,233 24,414 48,647 83 19,780 20,167 39,947 93 27,013 26,741 53,754 89 26,517 27,064 53,581 91 15,986 15,223 31,209 87 16,351 15,872 32,223 87 9,927 10,027 19,954 91 564,232 566,534 1,130,766 90
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
49
Tabel. 29. menampilkan kepemilikan KTP penduduk Kabupaten Banyuwangi. Menurut tabel 29 dapat diketahui bahwa dari 1.261.608 jiwa wajib KTP, belum semuanya memiliki KTP-el yang memiliki KPT-el baru 1.130.766 jiwa (90%). C. Kepemilikan Akta Akta merupakan dokumen kependudukan yang sangat penting dan wajib dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia. Akta merupakan pengakuan Negara atas status keperdataan seseorang baik dalam hubungan kekeluargaan maupun dalam hubungannya dengan pelayanan legal lainnya. Akta-akta yang dimaksud meliputi akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, akta perceraian. 1. Akta Kelahiran Akta kelahiran merupakan bukti legal hubungan keperdataan seorang anak dengan ayah dan ibunya. Dalam akta tersebut dijelaskan tentang siapa nama orang tua baik ayah maupun ibunya. Jika seorang ibu melahirkan tanpa ayah atau status perkawinannya tidak terdaftar, maka dalam akta kelahiran hanya akan dicantumkan nama ibunya, sehingga dalam hal ini si anak hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya saja. Akta kelahiran penting untuk dimiliki oleh seorang anak karena digunakan pada saat mengurus pendidikan atau mengurus dokumen lainnya seperti paspor.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
50
Tabel. 30. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015. PENDUDUK NO
KECAMATAN
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2 Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
Jumlah 3 51,167 63,167 68,087 66,751 133,009 77,063 64,973 94,571 89,438 75,202 64,252 52,048 97,863 72,925 35,017 115,208 29,491 77,127 56,739 80,754 79,343 46,903 49,102 28,238 1,668,438
Memiliki 4 16,399 18,869 19,898 19,965 42,295 24,164 21,542 28,935 30,032 22,055 18,982 16,221 31,840 22,377 10,803 38,580 9,681 23,028 17,320 22,983 25,829 14,993 14,984 8,807 520,582
% 5 32.05 29.87 29.22 29.91 31.80 31.36 33.16 30.60 33.58 29.33 29.54 31.17 32.54 30.68 30.85 33.49 32.83 29.86 30.53 28.46 32.55 31.97 30.52 31.19 31.20
ANAK 0 - 18 Tidak Memiliki 6 34,768 44,298 49,218 46,786 90,714 52,899 43,431 65,636 59,406 53,147 45,270 35,827 66,023 50,548 24,214 76,628 19,810 54,099 39,419 57,771 53,514 31,910 34,118 19,431 1,148,885
Jumlah 7 12,985 15,442 16,370 15,935 35,019 18,758 16,534 24,204 24,379 19,400 16,945 13,280 25,211 19,727 8,461 31,373 7,628 19,789 14,705 21,212 21,825 11,558 12,522 6,728 429,997
Memiliki 8 10,260 12,298 12,949 13,017 28,984 15,312 13,703 20,058 21,221 16,020 13,646 10,729 22,209 15,539 6,632 27,661 6,122 15,571 11,650 17,426 17,981 9,464 10,202 5,481 354,135
% 9 79.01 79.64 79.10 81.69 82.77 81.63 82.88 82.87 87.05 82.58 80.53 80.79 88.09 78.77 78.38 88.17 80.26 78.69 79.22 82.15 82.39 81.88 81.47 81.47 82.36
Tidak Memiliki 10 2,725 3,144 3,421 2,918 6,035 3,446 2,831 4,146 3,158 3,380 3,299 2,551 3,002 4,188 1,829 3,712 1,506 4,218 3,055 3,786 3,844 2,094 2,320 1,247 75,855
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2015,diolah
Tabel. 30. menggambarkan kepemilikan akta kelahiran penduduk Kabupaten Banyuwangi terhadap total penduduk Kabupaten Banyuwangi. Menurut tabel tersebut terlihat bahwa Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi 1.668.438 jiwa yang memiliki akta kelahiran 520.582 jiwa atau 31.20 persen, sedangkan untuk kategori usia 0-18 berjumlah 429.997 jiwa yang memiliki akta kelahiran sebesar 354.135 (jiwa) atau 82.36 persen jiwa. Bila dilihat berdasarkan kecamatan maka kecamatan yang kepemilikan akta kelahiran yang paling tinggi yaitu Kecamatan Banyuwangi 88,17 persen, Rogojampi 88,09 Genteng 87,05 persen, dan Kecamatan yang terendah Kabat 78,77 persen, Wongsorejo 78,69 persen, Glagah 78,38 persen, kepemilikan akte kelahiran untuk kategori umur 0 – 18 tahun prosentase tinggi dengan adanya program pelayanan lahir procot pulang bawa akte di Kabupaten Banyuwangi mulai dilaksanakan pada Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
51
tribulan empat (IV) tahun 2013 dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas dan Klinik Bersalin. 2. Akta Perkawinan Akta perkawinan merupakan identitas atas penduduk yang berstatus kawin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akta perkawinan memberikan kekuatan hukum atas ikatan antara laki-laki dan perempuan dalam membentuk keluarga dengan seluruh hak dan kewajiban yang melekat didalamnya. Tabel. 31. menyajikan kepemilikan akta perkawinan. Tabel. 31. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perkawinan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
Lk 3,861 4,356 4,884 7,807 12,483 5,608 6,861 4,010 15,941 9,090 6,217 3,015 9,685 9,749 3,521 12,359 2,837 7,548 4,195 8,065 6,410 2,070 5,380 1,649 157,601
Kepemilikan Akta Perkawinan Ada Tidak Ada Pr Lk+Pr Lk Pr 3,043 6,904 10,362 11,196 3,226 7,582 13,109 14,427 3,181 8,065 14,146 15,971 5,494 13,301 10,948 13,401 10,788 23,271 23,632 25,636 4,493 10,101 15,491 16,673 5,078 11,939 10,260 12,261 3,740 7,750 22,030 22,617 15,400 31,341 6,229 7,219 5,939 15,029 10,991 14,456 3,552 9,769 11,064 14,022 2,770 5,785 11,427 11,797 7,532 17,217 16,621 19,305 7,753 17,502 9,948 12,244 3,240 6,761 6,365 6,835 9,654 22,013 15,735 18,644 1,971 4,808 5,037 5,984 5,352 12,900 14,456 16,809 3,496 7,691 11,476 12,509 5,938 14,003 13,398 15,824 5,099 11,509 15,294 16,729 1,549 3,619 11,072 11,673 5,097 10,477 7,828 8,190 1,145 2,794 6,591 7,242 124,530 282,131 293,510 331,664
Lk+Pr 21,558 27,536 30,117 24,349 49,268 32,164 22,521 44,647 13,448 25,447 25,086 23,224 35,926 22,192 13,200 34,379 11,021 31,265 23,985 29,222 32,023 22,745 16,018 13,833 625,174
Jumlah Penduduk % Kepemilik Berstatus Kawin Lk Pr Lk+Pr an Akta 14,223 14,239 28,462 24.26 17,465 17,653 35,118 21.59 19,030 19,152 38,182 21.12 18,755 18,895 37,650 35.33 36,115 36,424 72,539 32.08 21,099 21,166 42,265 23.9 17,121 17,339 34,460 34.65 26,040 26,357 52,397 14.79 22,170 22,619 44,789 69.97 20,081 20,395 40,476 37.13 17,281 17,574 34,855 28.03 14,442 14,567 29,009 19.94 26,306 26,837 53,143 32.4 19,697 19,997 39,694 44.09 9,886 10,075 19,961 33.87 28,094 28,298 56,392 39.04 7,874 7,955 15,829 30.37 22,004 22,161 44,165 29.21 15,671 16,005 31,676 24.28 21,463 21,762 43,225 32.4 21,704 21,828 43,532 26.44 13,142 13,222 26,364 13.73 13,208 13,287 26,495 39.54 8,240 8,387 16,627 16.8 451,111 456,194 907,305 31.1
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2015, diolah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
52
Tabel. 31. menggambarkan persentase penduduk berstatus kawin terhadap kepemilikan akta perkawinan, terlihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi yang berstatus kawin sebanyak 907.305 jiwa, sedangkan yang memlikiki akta perkawinan terdapat 31,1 persen. Hal ini masih kecil prosentase kepemilikan akta perkawinan disebabkan pada saat pengajuan pembuatan Kartu Keluarga (KK) tidak melampirkan akta perkawinan utamanya penduduk usia tua karena kurang peduli terhadap kepemilikan dokumen akta perkawinannya sehingga pada saat pembuatan Kartu Keluarga (KK) dokumen akta perkawinanya tidak diketemukan dan juga di karenakan sebagian penduduk terutama penduduk muslim ada juga yang melakukan perkawinan secara agama saja, sehingga perkawinan ini tidak diakui secara hukum Negara. Hal yang sama juga dilakukan oleh penduduk non muslim seperti pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha sehingga dalam data SIAK tidak terbcaca. Perlu menjadi catatan bahwa masih ada 625.174 penduduk berstatus kawin yang tidak diketahui memiliki atau tidak memiliki akta pekawinan. Salah satu penyebabnya antara lain adalah kurang lengkapnya dalam pengisian formulir biodata penduduk itu sendiri. 3. Akta Perceraian Akta cerai merupakan dokumen kependudukan yang wajib dimiliki oleh penduduk yang berstatus cerai hidup. Tabel. 32. menggambarkan jumlah dan persentase penduduk berstatus cerai hidup yang memiliki akta cerai di Kabupaten Banyuwangi.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
53
Tabel
32. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perceraian di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
Sumber :
Lk 114 202 111 259 451 223 325 257 359 146 56 131 428 262 191 394 70 173 214 224 211 75 206 78 5,160
Kepemilikan Akta Perceraian Ada Tidak Ada Pr Lk+Pr Lk Pr 186 300 127 301 322 524 189 346 229 340 296 574 488 747 178 215 1,040 1,491 256 242 426 649 267 592 703 1,028 73 140 470 727 333 712 765 1,124 139 248 333 479 202 421 140 196 207 524 330 461 223 434 710 1,138 425 777 576 838 216 312 285 476 182 378 813 1,207 378 839 146 216 201 360 245 418 306 721 302 516 216 535 575 799 270 396 371 582 316 710 142 217 184 371 331 537 85 122 138 216 155 285 10,066 15,226 5,424 10,555
Lk+Pr 428 535 870 393 498 859 213 1,045 387 623 731 657 1,202 528 560 1,217 561 1,027 751 666 1,026 555 207 440 15,979
Jumlah Penduduk % Berstatus Cerai Kepemil Lk Pr Lk+Pr ikan 241 487 728 41.21 391 668 1,059 49.48 407 803 1,210 28.10 437 703 1,140 65.53 707 1,282 1,989 74.96 490 1,018 1,508 43.04 398 843 1,241 82.84 590 1,182 1,772 41.03 498 1,013 1,511 74.39 348 754 1,102 43.47 263 664 927 21.14 354 764 1,118 41.23 853 1,487 2,340 48.63 478 888 1,366 61.35 373 663 1,036 45.95 772 1,652 2,424 49.79 271 506 777 27.80 479 966 1,445 28.93 430 837 1,267 40.73 494 971 1,465 54.54 527 1,081 1,608 36.19 259 513 772 28.11 291 453 744 72.18 233 423 656 32.93 10,584 20,621 31,205 48.79
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah
Tabel. 32. menggambarkan jumlah dan persentase penduduk berstatus cerai hidup dan kepemilikan akta cerai di kabupaten Banyuwangi. Terlihat bahwa persentase penduduk berstatus cerai yang memiliki akta perceraian sebesar 48,79 persen. Jika dilihat menurut wilayah, maka persentase penduduk berstatus cerai dan memiliki akta perceraian tertinggi berada pada Kecamatan Gambiran yaitu 82,84 persen sedangkan yang terendah di kecamatan Kalibaru yaitu 21.14 persen. Besarnya penduduk cerai hidup yang tidak memiliki akta perceraian Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
54
diduga penduduk berstatus cerai hidup tidak mencatatkan perceraiannya, selain itu juga karena penduduk kurang lengkap mengisi biodata penduduk sehingga dalam data SIAK tidak terbaca. 4.
Akta Kematian Akta kematian adalah dokumen yang tidak kalah pentingnya sebagai dokumen yang mempunyai kekuatan hukum antara lain untuk kepentingan bagi waris apalagi yang meninggal harta warisannya banyak, akan tetapi hal ini masih kurang disadari oleh sebagian besar masyarakat betapa pentingnya untuk melaporkan kematian anggota keluarganya yang telah meninggal dunia untuk mendapatkan akta kematian ini disamping untuk data kependudukan. Tabel. 33. menyajikan data kepemilikan akta kematian. Tabel. 33.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kematian di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Kecamatan
Pesanggaran Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Srono Genteng Glenmore Kalibaru Singojuruh Rogojampi Kabat Glagah Banyuwangi Giri Wongsorejo Songgon Sempu Kalipuro Siliragung Tegalsari Licin Jumlah
Kepemilikan Akta Kematian 22 12 17 10 35 12 26 21 77 12 11 3 41 7 1 113 10 4 2 10 16 13 10 0 485
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
55
Tabel. 33. menggambarkan persentase penduduk yang telah meninggal dunia terhadap kepemilikan akta kematian, terlihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi yang telah meninggal yang memlikiki akta kematian sebanyak 485 jiwa . Hal ini juga disebabkan masih rendahnya kesadaran penduduk dan kepeduliannya untuk mengurus dokumen kematian anggota keluarganya.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
56
BAB VI PENUTUP Data kependudukan dapat memberikan gambaran mengenai status dan System Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang ada saat ini di Kabupaten Banyuwangi. Dari gambaran tersebut dapat memberikan sejumlah rekomendasi sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan daerah, penelitian, dan sebagai dasar bagi pendataan yang lain misalnya menggambarkan proporsi dan jumlah pengangguran dan sebagainya. Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 dengan harapan dapat digunakan oleh instansi pemerintah/swasta maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan. Dalam buku ini telah disajikan data kependudukan berdasarkan registrasi kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi dan divalidasi oleh Kementrian Dalam Negeri. Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi ke depan tentang penduduk dan permasalahannya, maka profil perkembangan kependudukan Kabupaten Banyuwangi ini akan disajikan secara berkala. Pada profil mendatang akan dilakukan berbagai usaha untuk menyajikan data yang lebih lengkap, akurat dan valid, antara lain dengan memperbaiki sistem yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi. Data yang valid dan akurat juga sangat tergantung pada karakter dan perilaku masyarakat itu sendiri sehingga diharapkan masyarakat yang melakukan registrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi dalam mengisi biodatanya dengan benar dan lengkap serta tidak terlambat melakukan registrasi apabila terjadi peristiwa penting seperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pindah dan datang termasuk jenjang pendidikan tertinggi terakhir yang diperoleh atau yang ditamatkan sehingga dapat diketahui keberhasilan adanya peningkatan pembangunan bidang pendidikan dan peningkatan sumberdaya manusianya. Kami menyadari bahwa buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi ini masih jauh dari sempurna dan data yang disajikan masih kurang lengkap sehingga kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan profil perkembangan kependudukan mendatang, baik dari pengguna data maupun pemerhati masalah kependudukan, sangat kami harapkan.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
57
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015
58