Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
1
LAPORAN AKHIR PROFIL KEPENDUDUKAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS PASUNDAN
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
2
Kata Pengantar Laporan Akhir Penyusunan dan Analisa Perkembangan Kependudukan Kabupaten Bandung memuat Draft Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Bandung merupakan pelaksanaan amanah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan serta Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri Nomor 474/8458/MD tanggal 20 Desember 2012 perihal Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan yang perlu diterbitkan secara periodik setiap tahun. Laporan Akhir yang memuat Draft Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Bandung ini, meliputi gambaran umum, potensi daerah dan memperhatikan database kependudukan yang sudah diintegrasikan dengan data hasil perekaman e-KTP yang disajikan secara visualisasi deskripsi sehingga diharapkan akan lebih mudah untuk dipahami. Dengan adanya kesamaan waktu pencatatan akhir antar kabupaten/kota, propinsi dan pusat diharapkan jumlah penduduk yang tercantum dalam Profil Perkembangan Kependudukan akan sama dengan jumlah penduduk secara nasional. Laporan Akhir ini sebagai rangkaian akhir dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan dan Analisa Perkembangan Kependudukan Kabupaten Bandung semoga dapat memenuhi kewajiban LEMLIT UNPAS Bandung yang memenuhi harapan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung sebagai pemberi kerja dan di masa yang akan datang dapat terjalin kembali kerjasasama ini, amin.
Bandung, Desember 2014 LEMLIT UNPAS Bandung Ketua,
Dr. Yaya M. A. Aziz, M.Si
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
3
DAFTAR ISI
BAB I
1.1 1.2 1.3 1.4 BAB II
A B C 1 2 3 D
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Tujuan Ruang Lingkup Pengertian Umum Terhadap Istilah GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANDUNG Letak Geografis Kondisi Demografis Gambaran Ekonomi Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Per Kapita Inflasi Potensi Daerah Potensi Pertanian dan Perkebunan Potensi Kehutanan Potensi Pariwisata Potensi Perdagangan dan Perindustrian Potensi Energi Panas Bumi (Geothermal)
1 2 3 4 5 BAB III
SUMBER DATA
BAB IV
KUANTITAS PENDUDUK Jumlah Dan Persebaran Penduduk Jumlah Dan Proporsi Penduduk Kelamin/Kecamatan/Desa Kepadatan Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
A 1 2 3
Jenis
54 55 57 57 57 58 60 61 63 64 65
Penduduk Menurut Karakteristik Demografi
B 1.a.
Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin
1.b.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
1.c
Rasio Ketergantungan
2.a.
Jumlah Dan Proporsi Penduduk Menurut Status Kawin Angka Perkawinan Kasar
1
2 2.b.
2.c
Angka Perkawinan Umum Rata-Rata Umur Kawin Pertama
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Menurut
1 1 3 4 4 23 23 25 25 30 32 34 36 39 42 46 50 51 52 53 53 53
4
2.d 2.e 3 3.a 3.b 3.c 3.d 4 a b c
Angka Perceraian Kasar Angka Perceraian Umum Keluarga Jumlah Keluarga Dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Penduduk Menurut Karakteristik Sosial Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Jumlah Penduduk Menurut Agama Jumlah Penduduk Menurut Kecacatan Kelahiran Kematian KUALITAS PENDUDUK
5 6 BAB V A.
82 86 87 87 89 89 89 90 90 92
Kesehatan
1 1.a 2.b
Kelahiran Angka Kelahiran Total Rasio Anak Perempuan Kematian
2 2.a 2.b 2.c B
Angka Kematian Bayi Angka Kematian Neonatal Angka Kematian Ibu Pendidikan Angka Melek Huruf Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Murni Angka Penduduk Putus Sekolah Ekonomi Proporsi Dan Jumlah Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja
2 3
97 97 97 98 99 99 99 Proporsi Dan Jumlah Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja 99 Jumlah Dan Proporsi Penduduk Bekerja Dan Menganggur 102 Angka Partisipasi Angkatan Kerja 104 Jumlah Dan Proporsi Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis 106
1 2
108 108 110
1 2 3 4 C 1 1.a 1.b
D
Pekerjaan Sosial Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Proporsi Penduduk Penyandang Cacat
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
66 68 69 69 71 72 75 76 76 78 81
5
BAB VI
MOBILITAS PENDUDUK Mobilitas Permanen
A 1 2 3 B BAB VII
A B C 1 2 3 BAB VIII
112 112
Migrasi Masuk Migrasi Keluar Angka Migrasi Neto Mobilitas Non Permanen KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
112 113 115 115
Kepemilikan Kartu Keluarga
116 117 118 118 119 119 121
Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Kepemilikan Akta Akta Kelahiran Akta Nikah Akta Kematian KESIMPULAN
DAFTAR TABEL 2.1 2.2 2.3 2.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2013 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2010 - 2013 PDRB Kabupaten Bandung atas dasar berlaku dan Harga Konstan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung
29 31 32 33
2.5
Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Propinsi Jawa Barat tahun 2019 2013 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2011-2013 Luas Lahan Sawah berdasarkan Jenis Irigasi di Kabupaten Bandung menurut Kecamatan (Ha) pada tahun 2012 Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan Kabupaten Bandung per Kecamatan Perusahaan Bergerak di Jenis Usaha Peternakan di Kabupaten Bandung Tahun 2010 Luas Hutan Rakyat Per Kecamatan Di Kabupaten Bandung Tahun 2010 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Kecamatan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bandung per Kecamatan Tahun 2013 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Bandung, Tahun 2013 Rasio Ketergantungan Muda dan Tua per Kecamatan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Status Kawin Penduduk Kabupaten Bandung, Tahun 2013 Angka Perkawinan Kasar Angka Perkawinan Umum Angka Perceraian Kasar di Kabupaten Bandung Tahun 2013
34
2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
35 37 39 42 44 53 54 57 60 62 63 64 67 6
4.9 4.10
Angka Perceraian Umum di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikian Kartu Keluarga Dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga Kepala Keluarga berdasarkan Jenis Kelamin Kepala Keluarga berdasarkan Pendidikan per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan
68 70
77
4`16
Penduduk (Laki-laki dan Perempuan) 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan dan Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Kabupaten Bandung Tahun 2013 Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan Agama, Tahun 2013
4.17 4.18
Distribusi Penduduk menurut Jenis Kecacatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 Kelahiran per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013
82 83
5.1
Kelahiran per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013
87
5.2 5.3
Rasio Anak Perempuan per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 Angka Kematian Bayi Kabupaten Bandung Tahun 2013
89 91
5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10
93 95 97 98 99 100 102
5.14 6.1 6.2 6.3 6.4
Angka Kematian Bayi terbanyak per kecamatan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Angka Kematian Anak Kabupaten Bandung Tahun 2013 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Bandung Tahun 2013 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Bandung Tahun 2013 Angka Putus Sekolah (APS) Kabupaten Bandung Tahun 2013 Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Umur Produktif Tahun 2013 Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Bekerja Dan Menganggur Tahun 2013 Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) Kabupaten Bandung Tahun 2013 Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Penduduk sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 Distribusi Penduduk menurut Jenis Kecacatan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Jumlah MigrasiMasuk ke Kabupaten Bandung Tahun 2013 Jumlah Migrasi Keluar dari Kabupaten Bandung Tahun 2010 Kepala Keluarga di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Hingga Tahun 2013 Kepemilikan e - KTP di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Tahun 2013
6.5
Akta Lahir di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Tahun 2013
118
4.11 4.12 4.13 4.14 4.15
5.11 5.12 5.13
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
71 73 75 76
79
105 107 108 111 112 114 116 117
7
DAFTAR GAMBAR Akta perceraian Akta perceraian WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BANDUNG Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027 Luas Hutan Rakyat Kabupaten Bandung Tahun 2005 S/d 2010 Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk dari Tahun 2009-2013 Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Umur Tahun 2013 Rata-rata Umur Perkawinan Pertama Perempuan di Kabupaten Bandung, Tahun 20092013 Prosentase Kepala Keluarga berdasarkan Pendidikan Persentase Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan Agama dan Kepercayaan, Tahun 2013 Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Umur Produktif Per Kecamatan Tahun 2013 Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Bekerja Dan Menganggur Per Kecamatan Tahun 2013 Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) Per Kecamatan Tahun 2013 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Grafik Migrasi Masuk Kabupaten Bandung Tahun 2013 Grafik Migrasi Keluar Kabupaten Bandung Tahun 2013
1.1 1.2 2.1 2.2 2.3 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 6.1 6.2
21 21 24 2.8 43 56 59 66 78 81 82 102 104 106 108 111 116 117
DAFTAR GRAFIK 2.1 2.2 2.3 2.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2010 -2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2012 -2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Semester I dan II Tahun 2013
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
26 27 28 30
8
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun , maka
keadaan
yang
demikian
itu
menuntut
pengembangan
sistem
administrasi
kependudukan. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pada pasal 21 ditegaskan bahwa dalam penyelenggaraan otonomi daerah, daerah mempunyai kewajiban pengelolaan Administrasi Kependudukan. Administrasi kependudukan dibutuhkan sebagai data informasi pertambahan dan perkembangan penduduk serta persebarannya guna perencanaan pembangunan di daerah. Data Informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan yang objektif dalam menetapkan suatu kebijakan dalam perencanaan dan strategi pembangunan kedepan serta evaluasi dimasa lalu. Pelaksanaan pembangunan yang semakin meningkat membawa dampak dari adanya pertambahan penduduk, untuk diketahui keadaan penduduk dan persebaran dengan berbagai kualitas yang dimiliki diharapkan pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan dan langkah – langkah strategis yang jelas dan teratur dalam penyusunan perencanaan pembangunan dan anggaran. Di dalam menentukan kebijakan dan perencanaan pembangunan tentu saja Informasi perkembangan kependudukan merupakan informasi strategis dan sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak. Terutama dalam menentukan kebijakan dan perencanaan pembangunan. Tidak hanya pemerintah, para stakeholders pun (akademisi, pelaku bisnis dan masyarakat umum) dalam berbagai langkah perencanaan
kegiatan
tidak
lepas
dari
keperluan
menggunakan
informasi
kependudukan aktual. Penyusunan pelaksanaan kebijakan dan program – program pembangunan yang baik memerlukan dukungan dan kerja sama yang baik data
yang
lebih
akurat,terkini/tepat
sehingga ketersediaan
waktu,relevan,komprehensif,konsisten
dan
berkesinambungan.Hal ini juga berlaku untuk data kependudukan sebagai dasar penyusunan kebijakan kependudukan baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, sehingga diharapkan pendayagunaan data akan dapat dilakukan secara optimal,akurat Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
9
dan mutahir dalam rangka mendukung pembangunan nasional dan pembangunan daerah. Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.
Pengetahuan tentang aspek – aspek dan komponen demografi seperti fertilitas,mortalitas,migrasi,ketenagakerjaan, perkawinan dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu pemerintah daerah khususnya pemerintah daerah Kabupaten
Bandung
dalam
mengembangkan
program
pembangunan
kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran. Tugas Pokok Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung mempunyai Tugas Pokok Merumuskan Kebijakan Teknis dan Melaksanakan Kegiatan Teknis Operasional di Bidang Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan
Sipil
yang,
meliputi
Pendaftaran
Penduduk,
Pencatatan
Sipil,
Pengelolaan Informasi Kependudukan, Pendayagunaan Data dan Informasi serta Melaksanakan Ketatausahaan Dinas Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Terwujudnya Tertib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015 sedangkan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil : Meningkatkan Profesionalitas Aparatur dalam Pelayanan Publik; Meningkatkan Pelayanan Admnistrasi Kependudukan dan Catatan Sipil; Menyediakan Data Base Kependudukan; Meningkatkan Pengelolaan informasi Administrasi kependudukan, Pendayagunaan Data dan Informasi. Sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan, perencanaan pembangunan harus disusun berdasarkan data dan informasi kependudukan. Perencanaan pembangunan berbasis data kependudukan merupakan strategi yang penting dalam rangka meningkatkan relevansi, efektivitas serta efisiensi kebijakan dan program pembangunan di Indonesia. Penggunaan data yang akurat dalam proses perencanaan telah diatur dalam peraturan perundangan. Pada Pasal 31 UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur bahwa “Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan”. Ketentuan tersebut ditekankan kembali pada Pasal 152 UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyebutkan “Perencanaan pembangunanan daerah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci, pada Pasal 49 UU No. 52/2009 diatur bahwa: Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
10
1) “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga”; 2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga; dan 3) Data dan informasi kependudukan dan keluarga wajib digunakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan, dan pembangunan. Selain
itu,
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2006
tentang
Administrasi
Kependudukan yang mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informas Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan didalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan dibidang pemerintahandan pembangunan Untuk memenuhi kebutuhan informasi kependudukan ini perlu disusun dalam bentuk Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Bandung 2014 yang disajikan secara berkelanjutan sebagaimana yang tertuang dalam Permendagri Nomor 65 tahun 2010 tentang tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan serta Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri Nomor 474/8458/MD tanggal
20
Desember
2012
perihal
Penyusunan
Profil
Perkembangan
Kependudukan yang perlu diterbitkan secara periodik setiap Tahun. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka Keberadaan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Bandung merupakan tindak lanjut dari amanah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan serta Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri Nomor 474/8458/MD tanggal 20 Desember 2012 perihal Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan
yang
perlu diterbitkan secara periodik setiap Tahun. 1.2 Tujuan 1) Mengetahui penduduk
kuantitas dan
penduduk,
kepemilikan
kualitas
dokumen
penduduk,
mobilitas
kependudukan
serta
perkembangannya di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
11
2) Untuk mereview dan memberikan gambaran tentang perkembangan kependudukan di Kabupaten Bandung, Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situasi kependudukan pada tingkat Kecamatan untuk kemudian dipergunakan sebagai penetapan kebijakan dan program 3) Memberi saran dan rekomendasi dalam rangka upaya peningkatan kesadaran, pengetahuan dan komitmen para perancana dan pelaku pembangunan tentang issu dan persoalan kependudukan. 1.3 Ruang Lingkup 1) Kuantitas penduduk, meliputi komposisi dan persebaran penduduk; 2) Kualitas penduduk meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sosial; 3) Mobilitas penduduk meliputi mobilitas permanen, mobilitas non permanen dan urbanisasi 4) Kepemilikan dokumen kependudukan. 1.4 Pengertian Umum Terhadap Istilah 1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang termasuk secara sah serta bertempat tinggal di Wilayah Indonesia sesuai dengan peraturan (Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1992); 2. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui
pendaftaran
penduduk,
pen-catatan
sipil,
pengelolaan
informasi administrasi kepen-dudukan serta pendayagunaan hal lainnya untuk pela-yanan publik dan pembangunan sektor lain (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006); 3. Data Kependudukan adalah data perorangan atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pen-daftaran penduduk dan pencatatan sipil (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006); 4. Kuantitas Penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaan antara jumlah penduduk yang lahir, mati dan pindah tempat tinggal (Undang-Undang Nomor 10 tahun1999 Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
12
5. Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992); 6. Mobilitas Penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan melewati batas administrasi Daerah Tingkat II (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992); 7. Profil Perkembangan Penduduk adalah kumpulan data dan informasi tentang perkembangan kependudukan dalam bentuk tertulis, yang mencakup segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup; 8. Persebaran Penduduk adalah kondisi sebaran penduduk secara keruangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992); 9. Peristiwa Kependudukan adalah kondisi sebaran penduduk secara keruangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992); 10. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006); 11. Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Biro PusatStatistic); 12. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka menunjukan perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan disuatu daerah pada waktu tertentu; 13. Perkembangan
Kependudukan
adalah
segala
kegiatan
yg
berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
13
pembangunan dan lingkungan hidup (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992); 14. Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi) adalah per-pindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional); 15. Mobilitas Penduduk Non Permanen (Circucaltion/ Sirkuler) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif. Mobilitas penduduk non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang-alik (commuting) dan menginap/mondok. 16. Penduduk Musiman merupakan salah satu jenis obilitas penduduk non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun dan dilakukan secara berulang; 17. Mobilitas Penduduk Ulang - Alik (Commuting) adalah gerak penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari yang sama; 18. Migrasi Kembali (Return Migration) adalah banyaknya penduduk yang pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal di daerah yang sama dengan tempat lahir & pernah bertempat tinggal di daerah yang berbeda; 19. Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration) adalah bentuk migrasi dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat kelahiran-nya; 20. Migrasi Risen (Rencent Migration) adalah bentuk migrasi melewati batas wilayah administratsi (desa/kec/kab/ provinsi) dimana pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal didaerah yang berbeda dengan tempat tinggal lima tahun yang lalu. 21. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara suka-rela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi per-mukiman transmigrasi. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
14
22. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi perkiraan, baik secara fisik mau-pun ukuran-ukuran spasial atau bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial, maupun perilaku masyarakatnya.
23. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun. 24. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah proporsi angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. 25. Pengangguran adalah Orang yang termasuk angkatan kerja, namun pada saat pendataan/survey atau sensus tidak bekerja dan sedang mencari kerja. 26. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengang-guran terhadap angkatan kerja. 27. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun kebawah dan penduduk berusia 64 tahun keatas. 28. Lahir Hidup dan Lahir Mati a. Lahir
Hidup
adalah
suatu
kelahiran
bayi
tanpa
memperhitungkan lamanya didalam kandungan, dimana si bayi menunjukan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusar atau gerakan otot. b. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tandatanda kehidupan pada saat dilahirkan. 29. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang wanita pada masa reproduksinya jika ia mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung. 30. Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru lahir, usia kurang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
15
31. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah Banyaknya kematian bayi lepas baru lahir (usia 1-11 bulan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
32. Angka Kematian Bayi / IMR adalah banyaknya kematian bayi usia kurang dari satu tahun (9-11 butan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan perode yang sama. 33. Angka Kematian Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran
yang
disebabkan
karena
kehamilannya
atau
pengelolaannya. 34. Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. 35. Pengeluaran Untuk Makanan adalah proporsi pengeluaran yang dipergunakan untuk mengkonsumsi makanan di-bandingkan dengan total pengeluaran (makanan dan bukan makanan). 36. Penduduk Melek Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang tetah bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, buta Latin, dan buta angka, buta bahasa Indonesia dan buta pengalaman dasar. 37. Buta Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang betum bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, Latin d angka, buta bahasa Indonesia dan buta pengataman dasar. 38. Angka Partisipasi Total adalah proporsi penduduk bersekolah menurut golongan umur sekolah yaitu umur 7-12,13-15,16-18, dan 1924 tahun. 39. Angka Partisipasi Murni/APM adalah presentase jumlah peserta didik SD usia 7-12 tahun, jumlah peserta didik SLTP usia 13-15 tahun, jumtah peserta didik SLTA usia 16-18 tahun dan jumlah peserta didik PTN/PTS usia 19-24 tahun dibagi jumah penduduk kelompok usia dari masing-masing jenjang pendidikan.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
16
40. Angka Partisipasi Kasar /APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. 40. Angka Partisipasi Kasar /APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
Penjelasan indikator •
Jumlah dan Proposi Penduduk menurut Jenis Kelamin Untuk menghitung jumlah penduduk dapat menggunakan rumus berikut: Pt = Po + (B – D) + (Mi – Mo) Dimana: Pt= jumlah penduduk pada tahun t Po= jumlah penduduk pada tahun dasar (0) B (Birth) = jumlah kelahiran selama periode 0-t
•
D (Death)
= jumlah kematian selama periode 0-t
Mi
= jumlah migrasi masuk selama periode 0-t
Mo
= jumlah migrasi keluar selama periode 0-t
Kepadatan Penduduk Rasio kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana: D = rasio kepadatan penduduk P = jumlah penduduk (jiwa) A = luas wilayah (Km)
•
Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
17
Dimana :
•
Pt
= jumlah penduduk pada tahun t
Po
= jumlah penduduk pada tahun dasar (0)
r
= angka pertumbuhan penduduk
t
= periode waktu antara tahun dasar dan tahun t
e
= fungsi eksponensial
Rasio Jenis Kelamin Data yang diperlukan untuk menghitung rasio jenis kelamin adalah jumlah penduduk laki-laki dan perempuan menurut kelompok umur lima tahunan pada suatu tahun tertentu. Rasio jenis kelamin dapat dihitung menggunakan rumus
Dimana: RJK
= rasio jenis kelamin
∑L
= jumlah penduduk laki-laki
∑P
= jumlah penduduk perempuan
K •
= konstanta
Rasio Ketergantungan Data yang digunkana untuk menghitung rasio ketergantungan adalah jumlah penduduk usia 0-14 tahun 54 tahun. Rasio ketergantungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana: RK total
= rasio ketergantungan penduduk usia muda dan tua
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
18
•
RK muda
= rasio ketergantungan penduduk usia muda
RK tua
= rasio ketergantungan penduduk usia tua
P 0-14
= jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+
= jumlah penduduk usia tua (65 tahun keatas)
P15-64
= jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)
Angka Perkawinan Kasar Data yang digunakan untuk menghitung angka perkawinan kasar adalah jumlah perkawinan pada satu tahun dan jumlah penduduk awal tahun dan akhir tahun yang sama. Angka perkawinan kasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana:
•
M
= angka perkawinan kasar
ᴹ
= jumlah perkawinan dalam satu tahun
P
= jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
K
= konstatnta = 1000
Angka Perkawinan Umum Data yang digunakan dalam menghitung angka perkawinan umum yaitu jumlah perkawinan 15 tahun ke atas. Angka perkawinan umum ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana : Mu
= angka perkawinan umum
M
= jumlah perkawinan dalam satu tahun
P15+
= jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
K •
= konstatnta
Angka Perkawinan Menurut Kelompok Umur
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
19
Untuk menghitung angka perkawinan spesifik (angka perkawinan menurut kelompok umur) dapat menggunakan rumus:
Dimana: = angka perkawinan menurut kelompok umur (i) dan jenis kelamin (s) = jumlah perkawinan menurut kelompok umur (i) dan jenis kelamin (s) pada tahun tertentu = jumlah penduduk menurut kelompok umur umur (i) dan jenis kelamin (s) pada pertengahan tahun yang sama K •
= konstanta - 1000
Angka Perceraian Kasar Angka ini berguna untuk mengetahui gambaran sosiologis suatu daerah yang berkaitan dengan tingkat perceraian. Angka perceraian kasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana:
•
d
= angka perceraian kasar
Dv
= jumlah perceraian dalam setahun
P
= jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K
= konstanta = 1000
Angka Perceraian Umum Angka perceraian umum lebih cermat dibandingkan dengan angka perceraian kasar. Angka perceraian umum dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana: AK
= rata-rata jumlah anggota keluarga = jumlah penduduk
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
20
= jumlah kepala keluarga •
Jumlah Kelahiran Data yang diperlukan adalah jumlah kelahiran hidup menurut jenis kelamin dalam satu wilayah tertentu pada tahun tertentu dan disajikan dalam bentuk tabel.
•
Angka Kelahiran Kasar Angka kelahiran kasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana: CBR
•
= angka kelahiran kasar
B
= banyaknya kelahiran pada tahun tertentu
P
= jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
Angka Kelahiran Menurut Umur Perhitungan angka kelahiran menurut kelompok umur dengan rumus:
Dimana: ASFR = age specific fertility rate (angka kelahiran menurut umur) untuk perempuan pada kelompok 1 Dimana: i = 1 untuk umur 15 – 19 tahun i = 2 untuk umur 20 – 24 tahun i = 3 untuk umur 25 – 29 tahun i = 4 untuk umur 30 – 34 tahun i = 5 untuk umur 35 – 39 tahun i = 6 untuk umur 40 – 44 tahun i = 7 untuk umur 45 – 49 tahun B = jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
21
P = jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i •
Rasio Anak Perempuan Rasio anak dan perempuan adalah rasio antara jumlah anak di bawah lima tahun disuatu tempat pada suatu waktu dengan penduduk usia 15-49 tahun. Rasio ini umtuk melihat tingkat fertilitas pada suatu wilayah dan rasio ini berguna sebagai indikator fertilitas penduduk apabila tidak ada data kealahiran dan data registras. Untuk menghitung rasio anak dan perempuan digunakan rumus:
Dimana :
•
CWR
= rasio anak perempuan
P0-4
= jumlah penduduk dibawah usia 5 tahun (0-4 tahun)
P15-49
= jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun
Jumlah Kematian Jumlah kematian menunjukan banyaknya kematian yang terjadi di suatu daerah pada tahun tertentu. Informasi mengenai jumlah kematian bermanfaat untuk memonitor kinerja pemerintah daerah dalam peningkatan kesejahteran penduduk. Selain itu, data tentang jumlah kematian merupakan dasar untuk perhitungan berbagai indicator kemtian/mortalitas lainnya.
•
Angka Kematian Kasar Angka kematian kasar merupakan angka yang menunjukan banyaknya kematian yang terjadi pada tahun tertentu per 1000 penduduk. Angka kematian kasar merupakan indicator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk dan jenis kelamin. Angka kematian kasar (CDR) dihitung dengan rumus:
Dimana: Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
22
CDR
= angka kematian kasar
D
= banayaknya kematian pada kematian tertentu
P •
= jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi atau IMR digunakan sebagai indicator yang menggambarkan kemajuan pembangunan yang dapat menggambarkan tingkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. IMR/AKB dapat dihitung dengan rumus:
Dimana: AKB
= angka kematian bayi = jumlah kematian bayi kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu = jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
•
Angka Kematian Neonatal Kematian neonatal atau kematian endogen adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Kematian neonatal atau kematian bayi endogen pada umumnya disebabkan oleh factor yang dibawa sejak lahir atau selama kehamilan. Angka kematian neonatal dapat dihitung dengan rumus:
Dimana: NNDR
= angka kematian bayi dibawah satu bulan = jumlah kematian bayi umur 5-1 bulan pada satu tahun tertentu = jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
•
Angka Kematian Postneonatal
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
23
Kematian postneonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur 1 bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun per 1000 kelahiran hidup selama satu tahun. Angka kematian postneonatal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana: PNNDR
= angka kematian bayi dibawah satu bulan = jumlah kematian bayi umur 1 bulan - < 1 tahun = jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
•
Angka Kematian Anak Data yang diperlukan untuk menghitung angka kematian anak adalah jumlah kematian anak berumur 1-4 tahun dan jumlah penduduk usia 1-4 tahun pada awal dan akhir tahun yang sama. Angka kematian anak dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana: AK balita
= angka kematian balita
D0-4
= jumlah kematian anak umur 0-4 tahun pada satu tahun tertentu
∑Pdkk0-4th
= jumlah penduduk usia 0-4 tahun pada pertengahan tahun yang sama
•
Proporsi Penyandang Cacat Indicator ini merupakan jumlah dan proporsi penyandang cacat dirinci menurut jenis kelamin dan kelompok umur. Untuk menghitung angka penyandang cacat menggunakan rumus:
Dimana: APC
= angka penyandang cacat
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
24
•
∑PC
= jumlah penyandang cacat
∑Pddk
= jumlah penduduk
Migrasi Masuk Migrasi masuk menunjukan angka banyaknya migrant yang masuk per 1.000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam waktu satu tahun.
Dimana: Mi
= angka migrasi risen masuk/penduduk yang pernah tinggak di daerah lain
Migmasuk
= jumlah penduduk yang masuk ke daerah tujuan selama satu Tahun/periode
P
•
= jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama
Migrasi Keluar Migrasi keluar menunjukan angka banyaknya migrant keluar dari suatu kabupaten/kota per 1.000 penduduk daerah asal dengan waktu satu tahun.
Dimana: Mo
= angka migrasi risen keluar/penduduk yang keluar selama satu tahun
•
Mout
= jumlah penduduk yang keluar selama satu tahun
P
= jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama
Migrasi Netto Migrasi netto merupakan angka yang menunjukan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar maka disebut migrasi netto positif. Sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daropada migrasi masuk disebut migrasi neto negatif.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
25
Dimana Mn = angka migrasi risen netto •
Kepemilikan Kartu Keluarga Persentase kepemilikan kartu keluarga berguna untuk mengetahui jumlah keluarga yang memiliki kartu keluarga, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
•
Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Persentase kepemilikan kartu tanda penduduk berguna untuk mengetahui jumlah penduduk yang memiliki kartu tanda penduduk, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
•
Akte Kelahiran Persentase kepemilikan akte kelahiran berguna untuk mengetahui jumlah penduduk yang memiliki akte kelahiran, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
•
Akte Perkawinan Persentase kepemilikan akte perkawinan berguna untuk mengetahui jumlah penduduk yang memiliki akte perkawinan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
•
Akte Perceraian Persentase kepemilikan akte perceraian berguna untuk mengetahui jumlah penduduk yang memiliki akte perceraian, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
26
•
Akte Kematian Persentase kepemilikan akte kematian berguna untuk mengetahui jumlah penduduk yang memiliki akte kematian, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
a. Kepadatan Penduduk merupakan jumlah penduduk di suatu daerah per satuan luas daerah tersebut. b. Laju Pertumbuhan Penduduk merupakan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. c. Rasio Jenis Kelamin perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan, rasio jenis kelamin menunjukan banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan d. Piramida
Penduduk
adalah
grafik
batang
yang
menunjukan
atau
menggambarkan perbandingan banyaknya jumlah laki-laki dan perempuan e. Rasio Ketergantungan adalah perbandingan jumlah penduduk yang menjadi tanggungan dan jumlah penduduk yang bekerja. f.
Angka Perkawinan Kasar adalah suatu angka yang menunjukan persentase penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu.
g. Angka Perkawinan Umum adalah suatu angka yang menunjukan proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan tahun untuk satu tahun tertentu. h. Jumlah Perceraian dan Angka Perceraian Kasar adalah suatu angka yang menunjukan persentase penduduk yang bercerai terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
27
i.
Angka Perceraian Umum adalah suatu angka yang menunjukan proporsi penduduk yang berstatus bercerai terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu.
j.
Migrasi Keluar Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan melewati batas Negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap. Migrasi keluar adalah angka yang menunjukkan banyaknya penduduk yang keluar atau pindah per 1000 penduduk disuatu kota/kabupaten tujuan dalam waktu satu tahun.
k. Migrasi Masuk adalah pindahnya penduduk ke suatu daerah tujuan. l.
Migrasi Neto merupakan angka selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila angka migrasi masuk lebih besar dari angka migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif. Sedangkan jika migrasi keluar lebih besar dari migrasi masuk maka disebut migrasi neto negative.
m. Kepemilikan kartu keluarga merupakan dokumen penting yang wajib dimiliki oelh setiap keluarga, dimana didalamnya memuat data-data kelahiran, pernikahan, kepindahan dan perubahan-perubahan status dan kondisi yang lain. n. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti dari yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. o. Kepemilikan Akte terdiri dari Akte Kelahiran, Akte Perkawianan, Akte Perceraian dan Akte Kematian. p. Kepemilikan akte kelahiran merupakan bukti yuridis, bahwa seorang anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hak-hak kewarganegaraannya, misalnya hak atas pendidiakn, atas kesehatan, hak atas pemukiman, dan hak atas system perlindungan sosial. q. Akta Perkawinan sebagai bukti sahnya perkawinan menurut negara (khusunya bagi penganut agama non muslim )yang diperlukan sebagai dasar legalitas kehidupan bersama. Di dalam hukum nasional, proses pen-catatan ini telah menjadi bagian dari hukum positif, karena hanya dengan proses ini maka masing-masing pihak diakui segala hak dan kewajibannya di depan hukum. Dan pencatatan perkawinan akan membawa akibat terhadap anak-anak yang Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
28
dilahirkan dan pemenuhan hak-hak ,untuk pengurusan Akta Kelahiran anak yang dilahirkan, penerbitan KK, tunjangan keluarga, asuransi, pensiunan, perbankan. Sebagai perlindungan hukum bagi pasangan dan anak serta persyaratan mengajukan gugat cerai. Di dalam undang undang perkawinan pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ” Tiaptiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagi mereka yang melakukan perkawinan menurut agama Islam, pencatatan dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA). Sedangkan bagi yang beragama selain Islam (Katholik, Kristen, Budha, Hindu, Konghucu, Penghayat dan lainlain) pencatatan itu dilakukan di Kantor Catatan Sipil (KCS). r.
Akta perceraian adalah suatu bukti outentik tentang putusnya suatu ikatan perkawinan. Setiap peristiwa perceraian yang telah memiliki putusan pengadilan yang tetap (Islam dari pengadilan agama dan non muslim dari pengadilan tinggi negri ) harus di laporkan kepada dina kependudukan dan pencatatan sipil dalam jangka waktu sekurang kurangnya 60 (enam puluh) hari sejak putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Gambar:1.1 Akta perceraian
Sumber : http://casip.bandungkab.go.id s. Akte kematian adalah sebagai bukti kematian seseorang yang di akui oleh negara . Di dalam UU Nomor 24 tahun 2013 tentang Aministrasi kependudukan Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
29
pasal 44 Ayat (1) “Setiap kematian wajib dilaporkan oleh ketua rukun tetangga atau nama lainnya di domisili kepada Instansi Pelaksana setempat paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian. Gambar:1.2 Akta perceraian
Sumber : http://casip.bandungkab.go.id
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
30
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANDUNG A. Letak Geografis Kondisi geografis wilayah Kabupaten Bandung yang terletak pada koordinat o
107 22’ – 108o -5o Bujur Timur dan 6o 41’ – 7o19’ Lintang Selatan terletak di wilayah dataran tinggi. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten Bandung 176.238,67 Ha, sebagian besar wilayah Bandung berada diantara bukit-bukit dan gunung-gunung yang mengelilingi Kabupaten Bandung, seperti disebelah utara Bukittunggul dengan tinggi 2.200m, Gunung Tangkuban Parahu dengan tinggi 2.076 m yang dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta dan di sebelah selatan terdapat Gunung Patuha dengan tinggi 2.334 m, Gunung Malabar dengan tinggi 2.321 m, serta Gunung Papandayan dengan tinggi 2.262 m dan Gunung Guntur dengan tinggi 2.249 m, keduanya diperbatasan dengan Kabupaten Garut. Batas wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Bandung adalah : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten Sumedang; 2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur; 4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Morfologi wilayah pegunungan dengan rata-rata kemiringan lereng antara 0 – 8 %, 8 – 15 % hingga di atas 45 %. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 120 C sampai 240 C dengan kelembaban antara 78 % pada musim hujan dan 70 % musim kemarau. Dampak dari Kondisi Morfologis, dan Geografis Kabupaten Bandung membuat Potensi sumber daya air yang tersedia cukup melimpah, baik air bawah tanah maupun air permukaan. Air permukaan terdiri dari : 4 danau alam, 3 danau Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
31
buatan serta 172 buah sungai dan anak-anak sungai. Sumber air permukaan pada umumnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri dan sosial lainnya sedangkan air tanah dalam (kedalaman 60 – 200 meter) pada umumnya dipergunakan untuk keperluan industri, non industri dan sebagian kecil untuk rumah tangga. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah bebas (sumur gali) dan air tanah dangkal (kedalaman 24 sampai 60 meter) untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta sebagian kecil menggunakan fasilitas dari PDAM. Dengan aspek hidrologis seperti ini, Kabupaten Bandung cukup potensial untuk dapat mengembangkan sektor pertanian, sektor industri dan sektor-sektor lain yang membutuhkan ketersediaan air. Sungai Citarum yang melalui Kabupaten Bandung, sejak dulu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Bandung. Sungai ini dimanfaatkan sejak lama untuk menghidupi banyak hal, tidak hanya sebagai sumber air namun menjadi lahan mata pencaharian, pengairan, transportasi, dan lain-lain.
GAMBAR : 2.1 WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BANDUNG
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
32
B. Kondisi Demografis Penduduk Kabupaten Bandung cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Salah satu penyebab terjadinya peningkatan penduduk tersebut adalah adanya perkembangan ekonomi dan tempat pendidikan atau universitas di Kabupaten Bandung. Hal ini dapat dilihat perkembangan pembangunan fisik. Sampai dengan Bulan Desember 2013 berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung, jumlah Penduduk Kabupaten Bandung sebanyak 3,476,420 jiwa yang terdiri atas 51,51% (1.790.645 jiwa penduduk laki-laki) dan 48,49% (1.685.775 jiwa penduduk perempuan) yang menyebar di 31 kecamatan. Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bandung sebesar 1.901 jiwa/Ha.
C. Gambaran Ekonomi Pada hakikatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik. Hal ini dimaksudkan untuk mengusahakan peningkatan pendapatan masyarakat secara mantap & diikuti oleh tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat suatu wilayah tertentu perlu disajikan statistik pendapatan nasional/regional khususnya di bidang ekonomi secara berkala. Angka-angka pendapatan nasional/regional dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, analisis,dan perencanaan pembangunan nasional/regional khususnya di bidang ekonomi. Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
33
jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar untuk mengetahui total produksi barang dan jasa suatu daerah pada periode tertentu. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 pada Tahun 2013 tumbuh sebesar 5,96 persen.
Sumber :
http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-
(pertumbuhan-pdrb)
Jika dibandingkan dengan tahun 2012, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung mengalami perlambatan yaitu turun sebesar 0,19 point dari nilai pertumbuhan di tahun sebelumnya yang mencapai 6,15 persen. Sama dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung tahun 2013 didorong oleh hampir semua sektor ekonomi. Delapan dari sembilan
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
34
sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, hanya satu sektor yaitu sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif.
Sumber
:
http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-
(pertumbuhan-pdrb)
Pertumbuhan beberapa sektor ekonomi mengalami peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang dimotori oleh pertumbuhan di sektor jasa-jasa yang mencapai 9,28 persen, kemudian diikuti oleh pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,10 persen dan pertumbuhan sektor bangunan sebesar 8,97 persen. Sementara itu sektor pertambangan dan penggalian kembali mengalami pertumbuhan negatif yaitu negatif 4,23 persen.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
35
Sumber :
http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-
bruto-(pertumbuhan-pdrb)
Grafik 2.3 menggambarkan perbandingan LPE sembilan sektor ekonomi pada tahun 2013 dengan tahun 2012. Pada umumnya sektor ekonomi mengalami perlambatan LPE, hanya di sektor bangunan, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa yang mengalami peningkatan nilai LPE. Sedangkan untuk sektor lainnya mengalami perlambatan nilai LPE. Hal yang perlu mendapat catatan bahwa untuk sektor bangunan meskipun mengalami kenaikan harga di beberapa komponen bahan bangunan namun masih memberikan kinerja yang cukup baik yaitu dari LPE 5,04 persen di tahun 2012 menjadi 8,97 persen di tahun 2013. Hal ini disinyalir dari terus berkembangnya pembangunan perumahan di wilayah Kabupaten Bandung. Kondisi yang sama untuk sektor jasa-jasa dimana kinerjanya mengalami peningkatan yaitu dari nilai LPE 5,05 persen di tahun 2012 menjadi 9,28 persen di tahun 2013. Peningkatan kinerja ini didorong oleh meningkatnya kinerja dari sub sektor jasa hiburan maupun jasa perorangan. Hal ini memberikan gambaran bahwa meskipun terjadi gejolak ekonomi secara global namun sektor ini cukup bertahan dan justru mengalami peningkatan. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
36
Hal yang sama untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana kinerja masih mengalami peningkatan yaitu dari 8,67 persen di tahun 2012 menjadi 9,10 persen di tahun 2013. Meskipun ada deraan melemahnya nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2013. Rupiah bahkan menembus level Rp 12.300 per dolar Amerika Serikat (AS) di pengujung tahun. Data Bank Indonesiamenyebutkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada 30 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 12.270 per dolar AS, dengan kurs jual sebesar Rp 12.331 dan kurs beli sebesar Rp 12.209. Adapun sektor dominan yaitu industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran di tahun 2013 kinerjanya mengalami perlambatan di bandung tahun 2012, hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masih memberikan kinerja lebih baik Tabel 2.1 Laju Per tumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2013 (Per sen
LAPANGAN USAHA )
2011*)
[1]
[2]
I. Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian II. Sekunder 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan III. Tertier 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan 9. Jasa jasa KABUPATEN BANDUNG
2012** 2013*** [3]
[4]
9,01 9,12 9,09 7,76 7,92 8,04 1,25 1,2 1,05 61,99 61,01 60,67 58,72 57,67 57,08 1,61 1,67 1,81 1,66 1,66 1,78 29,87 30,24 29,00 17,39 18,29 18,33 4,21 4,16 4,13 1,93 1,97 1,89 5,47 5,46 5,88 100,00 100,00 100,00
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
37
Sumber :
http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-
(pertumbuhan-pdrb)
Untuk sektor industri pengolahan, melemahnya kinerja di tahun ini, kemungkinan besar akibat naiknya harga BBM bersubsidi yang berakibat pada berkurangnya volume produksi industry pengolahan. Seperti
halnya
dengan
tahun-tahun
sebelumnya,
laju
pertumbuhan
Kabupaten Bandung secara semesteran tumbuh lebih baik di semester I dibanding dengan semester II. LPE semester I Kabupaten Bandung tercatat sebesar 3,94 persen cukup jauh dibanding LPE semester II yang tumbuh sebesar 2,32 persen dibanding semester sebelumnya.
Sumber
http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-
(pertumbuhan-pdrb)
1. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perekonomian Kabupaten Bandung yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp 64,33 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 25,90 triliun. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp 7,26 triliun atau meningkat sebesar 12,73 Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
38
persen dari tahun sebelumnya. Demikian pula PDRB atas dasar harga konstan 2000, yang mengalami kenaikan sebesar Rp 1,4 triliun dari Rp 24,44 triliun pada tahun sebelumnya. Tabel 2.2 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2009 - 2013 (Juta rupiah) Uraian PDRB
2009
2010 2011*
2012**
2013***
41.262.098,75
46.092.238,72 51.291.762,65
57.071.406,68 64.334.227,32
20.527.539,56
21.734.661,19 23.026.237,14
24.443.222,17 25.901.171,60
A D H BERLAKU PDRB A D H KONSTAN
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Sumber http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-(pertumbuhanpdrb)
Sektor industri pengolahan mempunyai nilai tambah terbesar tahun ini yaitu mencapai Rp 36,72 triliun, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar Rp 11,79 triliun; sektor pertanian sebesar Rp 5,17 triliun; sektor jasa-jasa sebesar Rp 3,78 triliun; sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 2,66 triliun; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp 1,22 triliun; sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp 1,17 triliun; sektor bangunan sebesar Rp 1,14 triliun; dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 0,67 triliun. Sementara itu berdasarkan kelompok sektor ekonomi, total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok sekunder yang mencakup sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air, dan sektor bangunan mencapai Rp 39,03 triliun atau meningkat sebesar 12,10 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun kelompok sektor primer dan kelompok tertier pada tahun ini masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 5,85 triliun dan Rp 19,46 triliun, atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 12,31 persen dan 14,12 persen dibanding tahun sebelumnya. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
39
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, PDRB Semesteran Kabupaten Bandung 2013
2. PDRB Per Kapita Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi yang merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan PDRB, pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. Data ini diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di wilayah tersebut. Secara kasar dapat dikatakan bahwa semakin tinggi PDRB yang diterima Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
40
oleh penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik, namun pada dasarnya penghitungan nilai PDRB mengesampingkan kepemilikan, dengan demikian bisa jadi nilai PDRB perkapita suatu wilayah tinggi namun tidak menggambarkan tingkat kemakmuran penduduk setempat karena sebagian besar aktivitas produksi yang terjadi di wilayah tersebut bukan milik dari penduduk setempat, demikian pula sebaliknya. Tabel 2.4 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung ( Ribu Rupiah )
2010
PDRB Perkapita ADH Konstan 6.804,80
PDRB Perkapita ADH Konstan 14.430,81
2011
7.116,49
15.852,25
2012
7.390,47
17.255,69
2013
7.582,98
18.834,86
Tahun
Sumber : Data BPS Kabupaten Bandung tahun 2013 yang sudah diolah Selama kurun tahun 2010 hingga tahun 2013, PDRB per kapita atas dasar berlaku Kabupaten Bandung terus menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Secara nominal PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mampu tumbuh sebesar 30,52 persen, nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bandung pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 14.430.805 per tahun meningkat menjadi Rp 18.834.858 per tahun di tahun 2013. Namun tidak demikian dengan tingkat pertumbuhan nilai PDRB per kapita atas dasar konstan yang menggambarkan pendapatan riil penduduk Kabupaten Bandung, dimana tingkat pertumbuhannya termasuk kecil yaitu hanya sekitar 11,44 persen dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Pada tahun 2010 nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 tercatat sebesar Rp 6.804.804 per tahun dan di tahun 2013 hanya sedikit meningkat menjadi Rp. 7.582.976 per tahun. Sebagai perbandingan, untuk kurun waktu tiga tahun terakhir, pertumbuhan pendapatan per kapita penduduk Provinsi Jawa Barat tercatat sebesar 18,74 persen, Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
41
angka ini relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Bandung yang mencapai 19,58 persen untuk kurun waktu tahun 2010 sampai tahun 2012. Begitu pula dengan rata-rata tingkat pendapatan per tahun, secara nominal rata-rata pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten Bandung relatif tidak berbeda terlalu jauh dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk di Provinsi Jawa Barat seperti yang terlihat pada tabel Selisih pendapatan yang diterima antara penduduk Kabupaten Bandung dan penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 terhitung sebesar 24,04 persen dan berkurang secara bertahap menjadi 23,17 persen di tahun 2012. Tabel 2.5 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Propinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2012 ( Ribu Rupiah ) Tahun
Jawa Barat
Kab Bandung
2010 2011 2012
17.9 19.645 21.255
14.431 15.852 17.256
Data BPS Kabupaten Bandung tahun 2013 yang sudah diolah
3. Inflasi Definisi inflasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga rata - rata barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Inflasi yang stabil menjamin keberlangsungan kegiatan perekonomian, inflasi yang tinggi akan mempengaruhi nilai real dari pendapatan masyarakat, selain itu ketidakstabilan inflasi akan meningkatkan ketidakpastian yang akan berpengaruh pada pengambilan keputusan masyarakat terkait faktor-faktor investasi, konsumsi, dan produksi yang tentunya akan berdampak pada pencapaian kinerja ekonomi. Inflasi PDRB Kabupaten Bandung selama tahun 2013 (Januari-Desember) terhitung sebesar 6,38 persen, jauh meningkat dari inflasi PDRB tahun sebelumnya yang terhitung sebesar 4,82 persen. Namun walaupun meningkat nilai ini masih Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
42
masuk pada kategori inflasi ringan (dibawah 10 persen per tahun). Inflasi ini terjadi hampir merata di semua daerah di Indonesia, tekanan inflasi disinyalir disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan kenaikan harga komoditas makanan dan bahan makanan. Tabel 2.6 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2011-2013 (Persen) LAPANGAN USAHA [1]
2011 * [2]
2012** [3]
2013 *** [4]
1. Pertanian
8,76
7,28
9,09
2. Pertambangan dan Penggalian
7,39
8,69
2,46
3. Industri Pengolahan
4,22
3,69
6,22
4. Listrik, Gas dan Air
2,82
2,90
2,91
5. Bangunan
3,09
5,78
10,80
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
6,06
7,66
3,60
7. Pengangkutan dan Komunikasi
3,80
1,89
5,26
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan
2,90
4,77
4,33
9. Jasa jasa
7,76
5,66
11,13
KABUPATEN BANDUNG 5,04 4,82 6,38 Sumber : Data BPS Kabupaten Bandung tahun 2013 yang sudah diolah
Jika dirinci menurut sektor ekonomi, inflasi tertinggi pada tahun ini terjadi pada sektor listrik, gas dan air yang mencapai hingga 12,91 persen. Tingginya inflasi pada sektor listrik, gas dan air merupakan dampak dari kenaikan tarif dasar listrik yang naik sebesar 15 persen secara bertahap setiap triwulan sepanjang tahun ini. Inflasi tertinggi selanjutnya pada tahun ini terjadi pada sektor jasa-jasa yang mencapai 11,13 persen dan sektor bangunan sebesar 10,80 persen. Sementara itu inflasi terendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian yang terhitung sebesar 2,46 persen. Inflasi untuk sektor pertanian yang mencapai 9,09 persen dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan, seperti harga produk dari pertanian yaitu padi-padian dan hortikultura, produk peternakan dan produk perikanan.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
43
D. Potensi Daerah Luas wilayah Kabupaten Bandung adalah 176.238,67 Ha. Hingga tahun 2012,secara administratif Kabupaten Bandung terdiri dari 31 Kecamatan, 270 desa (sebelumnya 267 desa) dan 10 kelurahan (sebelumnya 9 kelurahan). Luas wilayah terbesar berada pada Kecamatan Pasirjambu dengan luas sebesar 23.957,64 Ha, sedangkan luas wilayah tersempit atau paling kecil adalah kecamatan Margahayu dengan luas sebesar 1.054,33 Ha Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027, wilayah Kabupaten Bandung dibagi kedalam 8 Wilayah Pengembangan: (1) WP Baleendah; (2) WP Banjaran; (3) WP Cicalengka; (4) WP CilengkrangCimenyan; (5) WP Cileunyi-Rancakek; (6) Majalaya; (7) Margahayu-Margaasih; (8) Soreang-Kutawaringin-Katapang. Potensi sektor pertanian hampir di seluruh Wilayah Pengembangan sehingga kebijakan
pengembangan
sistem
kota-kota
dan
wilayah
diarahkan
pada
pengembangan kawasan pertanian, terutama di WP Soreang-KutawaringinKatapang, WP Baleendah, WP Banjaran, WP Majalaya, WP Cileunyi-Rancaekek, WP Cicalengka, dan WP Cilengkrang-Cimenyan.
Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Kabupaten Bandung hal ini dikarenakan sektor pertanian berfungsi sebagai basis atau landasan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bandung. Peranan sektor pertanian bukan hanya terhadap ketahanan pangan, tetapi juga memberikan andil Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
44
yang besar terhadap kesempatan kerja, sumber pendapatan serta perekonomian regional. Di Kabupaten Bandung, sektor pertanian menempati urutan ketiga sektor yang berkontribusi relatif tinggi terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Bandung. Potensi lahan merupakan sumberdaya alam yang paling penting dalam usaha budidaya pertanian. Potensi Lahan di Kabupaten Bandung, terdiri dari Lahan Sawah seluas 36.212 hektar atau 20,55% dari luas wilayah Kabupaten Bandung (176,239 Ha),
Lahan Kering seluas 140.027 hektar (79,45 %), terdiri dari lahan kering
pertanian seluas 74.778 Ha (42,43 %) dan lahan kering bukan pertanian 65.249 Ha (37,02 %). Lahan Sawah : 36.212 Ha baik yang diairi irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi Non-PU, maupun sawah tadah hujan, secara lengkap tersaji pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Luas Lahan Sawah berdasarkan Jenis Irigasi di Kabupaten Bandung menurut Kecamatan (Ha) pada tahun 2012
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2345/gambaran-umum-sumber-daya-alam update kamis 5 januari 2012
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
45
Lahan pertanian di Kabupaten Bandung mayoritas beririgasi teknis seluas 8.730 Ha, beririgasi Non-PU seluas 7.063 Ha beririgasi setengah teknis seluas 6.949 Ha, sawah bertadah hujan seluas 6.899 Ha dan masih beririgasi sederhana seluas 6.571 Ha. Hampir semua orang sepakat, bahwa penataan ruang yang dilakukan terhadap
wilayah
yang
relatif
masih
kosong
lebih
memungkinkan
untuk
pengaturannya tidak saja permasalahan keindahannya/estetika saja melainkan juga pengaturan sarana dan prasarana ruangnya. Perkembangan Perkotaan Soreang, meliputi sebagian Kecamatan Soreang, Katapang dan Kutawaringin bahkan Cangkuang sebetulnya mempunyai potensi yang besar menjadi perkotaan baru kawasan selatan Metropolitan Bandung terutama sampai saat ini semaikin banyak dan semakin mendesaknya kebutuhan ruang untuk permukiman yang diakibatkan perkembangan kawasan metropolitan yang tinggi. Hampir dipastikan, bahwa Kawasan Perkotaan Soreang merupakan wilayah yang masih memiliki tingkat harga lahan yang rendah yang mendorong masyarakat miskin perkotaan eksodus ke tempat ini selain memang di tempat ini terdapat pusat pemerintahan Kabupaten Bandung. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027 tersaji pada Gambar 2.1
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2345/gambaran-umum-sumber-daya-alam
Gambar 2.2
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun
2007-2027 Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
46
Adapun Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan di Kabupaten Bandung per kecamatan tersaji pada Tabel 2.8 Tabel 2.8 Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan Kabupaten Bandung per Kecamatan
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2341/kawasan-sentra-produksi-komoditas-unggulankabupaten-bandung tahun 2012
1. Potensi Pertanian dan Perkebunan Sektor Pertanian dan Kehutanan masih menjadi salah satu andalan masyarakat Kabupaten Bandung menjadi mata pencaharian utama, selain itu sektor Pertanian dan Kehutanan secara statistik cukup potensial umtuk bisa dikembangkan baik dari areal lahan maupun kependudukan yang bergerak di sektor ini. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
47
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pertanian salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja, sebagai berikut : a.
Produktivitas Padi, Palawija, Sayuran, Buah-buahan, Tanaman Hias dan Perkebunan Produktivitas padi di Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 mencapai 6,12
ton/ha. Produktivitas ini meningkat bila dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya (Tahun 2006-2009), di mana pada Tahun 2006 produktivitas padi mencapai 5,72 ton/ha, Tahun 2007 mencapai 5,64 ton/ha, Tahun 2008 mencapai 5,53 ton/ha dan Tahun 2009 mencapai 6,02 ton/ha. Selain produktivitas padi yang meningkat, produktivitas palawija pun pada Tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 10,7 ton/ha bila dibandingkan dengan Tahun 2006-2009, yaitu dari 8,92 ton/ha pada Tahun 2006 menjadi 10,7 ton/ha pada Tahun 2010. Produktivitas sayuran pada Tahun 2010 mencapai 141,06 kwt/ha, bila dibandingkan dengan Tahun 20072009 produktivitas ini meningkat, namun bila dibandingkan dengan Tahun 2006 produktivitas tersebut menurun, dimana pada Tahun 2006 produktivitas sayuran mencapai 36,38 ton/ha. Produktivitas buah-buahan pada Tahun 2010 mencapai 0,85 kw/pohon, produktivitas ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun 20062009, dimana pada Tahun 2006 produktivitas buah-buahan mencapai 0,44 kw/pohon dan pada Tahun 2009 mencapai 0,59 kw/pohon. Produktivitas tanaman hias pada Tahun 2010 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan Tahun 2007-2008. Pada Tahun 2009 produktivitas tanaman hias mencapai 12,49 tangkai/m2 sedangkan pada Tahun 2007 dan 2008, masingmasing mencapai 2,71 tangkai/m2 dan 5,68 tangkai/m2. Produktivitas perkebunan pada Tahun 2010 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya (2006-2009). Pada Tahun 2010 produktivitas perkebunan mencapai 1,16 ton/ha sedangkan Tahun 2006-2009 masing-masing mencapai 6,42 ton/ha, 2,32 ton/ha, 2,16 ton/ha dan 1,16 ton/ha.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
48
b.
Jumlah Produksi dan Konsumsi Daging, Telur dan Susu Tahun 2010 jumlah produksi daging mencapai 45.1830 kg, adapun jumlah
konsumsi daging mencapai 10,50 kg/kapita/th. Jumlah produksi tersebut meningkat bila dibandingkan dengan Tahun 2009, di mana pada Tahun 2009 produksi daging mencapai 39.658.461 kg, peningkatan jumlah konsumsi tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah Penduduk Kabupaten Bandung. Konsumsi telur di Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 mencapai 2,08 kg/ kapita/th, dengan jumlah produksi sebanyak 8.3230 kg. Jumlah konsumsi ini sama dengan Tahun 2009 dan meningkat bila dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya (2006-2008), yaitu konsumsi telur pada Tahun 2006 mencapai 1,66 kg/kapita/th, pada Tahun 2007 mencapai 1,62 kg/kapita/th dan pada Tahun 2008 mencapai 1,74 kg/kapita/th. Peningkatan jumlah konsumsi tersebut diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi pada setiap Tahunnya (2006-2010).
http://www.bandungkab.go.id/arsip/2357/potensi-pengolahan-ternak
Konsumsi susu di Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 mencapai 8,84 kg/kapita/Tahun, sementara konsumsi susu nasional adalah sebesar 4,7 sehingga telah melebihi batas standar konsumsi susu nasional. Jumlah konsumsi Tahun 2010 meningkat bila dibandingkan dengan Tahun 2008 2009, namun menurun bila dibandingkan dengan Tahun 2006, di mana pada Tahun 2007 jumlah konsumsi susu mencapai 6,90 kg/kapita/th, pada Tahun 2008 mencapai 8,28 kg/kapita/th sedangka pada Tahun 2006 mencapai 8,93 kg/kapita/th. Sama halnya dengan jumlah Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
49
konsumsi, jumlah produksi pun pada Tahun 2010 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun 2006-2010. Sementara adanya perusahaan-perusahaan yang bergerak di jenis usaha peternakan meliputi, sapi potong, sapi perah, ayam ras petelur dan pedaging yang ada di Kabupaten Bandung, tersaji pada Tabel 2.9 Tabel 2.9 Perusahaan Bergerak di Jenis Usaha Peternakan di Kabupaten Bandung Tahun 2010
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2357/potensi-pengolahan-ternak update tanggal
17 Januari
2012
2. Potensi Kehutanan Kabupaten Bandung termasuk ke dalam DAS Hulu Citarum, meliputi Kecamatan Kertasari, Pacet, Ibun,
Pangalengan dan Ciwidey. DAS CITARUM
terdiri atas 5 (lima) Sub Das, yaitu : CIKAPUNDUNG;
CITARIK; CIRASEA;
CISANGKUY; dan CIWIDEY. Berdasarkan RTRW 2008-2028 dalam PERDA Nomor 2 Tahun 2008, Kabupaten
Bandung
direncanakan
sebagai
wilayah
konservasi
Bandung
metropolitan, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Lindung, Hutan Rakyat, Agroforestry dan Kawasan Perkebunan.
Kawasan Hutan Negara seluas 37.728 ha yang
ada di Kabupaten Bandung dikelola oleh Perhutani dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam Jabar I. Sementara itu Luas Kawasan hutan konservasi yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam Jabar I mencakup 5 lokasi dengan Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
50
luas keseluruhan mencapai 8.248,48 ha. Disamping itu, Kabupaten Bandung memiliki potensi hutan rakyat yang cukup luas.
Saat ini luas hutan rakyat di
Kabupaten Bandung Tahun 2010 mencapai 6.132 ha yang tersebar di 31 kecamatan. Yang memiliki areal hutan rakyat terluas antara lain adalah ; Cimenyan, Cilengkrang, Pacet, Arjasari dan Pasirjambu. Gambaran Luas Hutan Rakyat di Kabupaten Bandung, tersaji pada Gambar 2.6
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2357/potensi-pengolahan-hutan update 04 januari 2012
Gambar 2.3 Luas Hutan Rakyat Kabupaten Bandung Tahun 2005 S/d 2010 Adapun luas Hutan Rakyat, tersaji pada berikut. Tabel 2.10 Luas Hutan Rakyat Per Kecamatan Di Kabupaten Bandung Tahun 2010
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
51
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2357/potensi-pengolahan-hutan update 04 januari 2012
Namun tidak kalah tinggi adanya tingkat lahan kritis dan kerusakan hutan sekarang ini menyebabkan keprihatinan yang besar bagi semua pihak. Praktek illegal logging dan illegal trade, perambahan hutan, kebakaran hutan, pembukaan hutan untuk keperluan di luar sektor kehutanan, pengelolaan hutan yang belum menerapkan azas kelestarian merupakan faktor utama penyebab kerusakan hutan. Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis (GRHLK) merupakan salah satu upaya percepatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis yang diarahkan untuk penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan secara terpadu dengan peran semua pihak (pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, pengusaha dan lain-lain) melalui mobilisasi sumber daya.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
52
Luas hutan kawasan Bandung selatan di Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 mencapai 263,75 ha. Bila dibandingkan dengan Tahun 2008, luas hutan ini mengalami peningkatan, namun bila dibandingkan dengan Tahun 2006-2007 luas hutan ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Luas hutan di Kabupaten Bandung pada Tahun 2006 seluas 3.356,01 ha, pada Tahun 2007 seluas 2.028,70 ha dan pada Tahun 2008 seluas 224,12 ha. Dari luasan tersebut telah seluruhnya dilakukan rehabilitasi. Luas lahan kritis di Kabupaten Bandung pada Tahun 2006 mencapai 21.130,00 ha, pada Tahun 2007 mencapai 15.330,60 ha dan pada Tahun 2008 mencapai 9.056,19 ha. Terhadap lahan kritis tersebut, setiap Tahunnya telah dilakukan upaya rehabilitasi, yaitu pada Tahun 2008 sebesar 48,79 %, Tahun 2009 telah dilakukan upaya rehabilitasi seluas 15,91 %. sehingga pada Tahun 2010 luas lahan kritis mencapai 22.076,68 ha. Dari luasan tersebut telah dilakukan rehabilitasi seluas 8,8 %.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
53
3. Potensi Pariwisata Dalam
pengembangan
sektor
pariwisata,
Kabupaten
Bandung
mempunyai cukup banyak potensi dan sebagian besar merupakan wisata alam dan agro. Rincian wisata dan lokasi adalah sebagai berikut: Ø Kawasan Pariwisata Alam, meliputi : Gunung Patuha/Kawah Putih, Ranca Upas, Cimanggu, Walini, Situ Patengan, Kawah Cibuni, Curug Cisabuk (Kecamatan Rancabali), Gunung Puntang, arung jeram lamajang (Kecamatan Gunung
Cimaung),
Papandayan,
Cibolang, Arung
Punceling, Jeram
Situ
Cileunca,
Palayangan
Kawah
(Kecamatan
Pangalengan), Situ Cisanti (Kecamatan Kertasari), Kawah kamojang, Situ Ciarus (Kecamatan Ibun), Gunung Keneng (Kecamatan Ciwidey), Curug Cinulang (Kecamatan Cicalengka), Curug Eti (Kecamatan Paseh), Situ Sipatahunan (Kecamatan Baleendah), Oray Tapa (Kecamatan Cimenyan), Batukuda
(Kecamatan Cilengkrang), Curug Cilengkrang (Kecamatan
Cilengkrang). Ø Kawasan Pariwisata Budaya, meliputi :
Gunung Padang (Kecamatan
Ciwidey), Rumah adat Cikondang, Rumah Hitam (Kecamatan Pangalengan), Rumah Adat Bumi Alit (Kecamatan Banjaran), Situs Kampung Mahmud (Kecamatan
Margaasih),
Situs Bojongmenje
Situs
Karang
(Kecamatan
Gantung
Rancaekek),
(Kecamatan
Sentra
Seni
Pacet), Jelekong
(Kecamatan Baleendah), Sentra Seni Cimenyan (Kecamatan Cimenyan), Sentra Kerajinan (Kecamatan Pasirjambu), Sentra wisata seni Benjang (Kecamatan Cileunyi). Ø Kawasan Pariwisata Agro, meliputi : 1. Agrowisata
Strawberry
Rancabali, Kecamatan Arjasari,
:
Kecamatan
Ciwidey,
Pasirjambu,
Kecamatan
Pacet,
Kecamatan Kecamatan
Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Ibun, Kecamatan
Paseh; 2. Agrowisata Teh : Kertamanah, Malabar (Kecamatan Pangalengan), Rancabali (Kecamatan Rancabali), Gambung (Kecamatan Pasirjambu);
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
54
3. Agrowisata Rancabali,
Sayuran Kecamatan
:
Kecamatan
Ciwidey,
Pasirjambu,
Kecamatan
Pacet,
Kecamatan Kecamatan
Kertasari, Kecamatan Arjasari, Kecamatan Pangalengan; 4. Agrowisata Herbal : Kecamatan Rancabali, Kecamatan pasirjambu, Kecamatan Ciwidey. Ø Kawasan Pariwisata Terpadu dan Olahraga, meliputi : Stadion Si Jalak Harupat
(Kecamatan
Kutawaringin),
Arena
Golf
Margahayu/BIG
(Kecamatan Margahayu), arena Dago Golf (Kecamatan Cimenyan), Kawasan Wisata
Terpadu
Cimenyan
(Kecamatan Cimenyan),
serta
Kawasan
Pariwisata Terpadu Sekitar Situ Cileunca (Kecamatan Pengalengan). Jumlah obyek wisata yang ada di Kabupaten Bandung sejak Tahun 2010 sebanyak 53 obyek. Jumlah kunjungan yang sebanyak 4.607.330 orang pada Tahun 2010. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya (Tahun 2008-2009), di mana pada Tahun 2008 sebanyak 4.306.602 orang dan pada Tahun 2009 sebanyak 4.126.434 orang yang berkunjung ke 53 obyek. Dari data tersebut dapat diketahui rata-rata jumlah pengunjung pada masing-masing obyek wisata sebanyak 50.273 pada Tahun 2008, sebanyak 77.857 orang pada Tahun 2009 dan sebanyak 86.930 orang pada Tahun 2010.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
55
Sumber
:
http://www.bandungkab.go.id/page/content/type/module/id/14/title/f-potensi-pariwisata
update
21
Desember 2011
Gambar 2.4 Peta Wisata yang Ada di Kabupaten Bandung Potensi pariwisata yang khas dimiliki Kabupaten Bandung, antara lain : Air Terjun Sindulang Terletak di Desa Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka Kab. Bandung. Jarak tempuh 8 km dari jalan
Kawah Putih Di temukan oleh seorang Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghun pada tahun 1837, yang juga seorang pengusaha perkebunan
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
56
Cimanggu Hot Spring Water Kolam pemandian air panas Cimanggu berada pada ketinggian kurang lebih 1.100 m dpl yang di sekitarnya terdapat hamparan
Ranca Upas Obyek wana wisata Bumi Perkemahan Ranca Upas memiliki area seluas 215 ha memiliki kekayaan alam perbukitan serta hutan
Walini Bandung selatan selain terkenal dengan perkebunan teh-nya juga terdapat pemandian air panas, Seperti halnya Cimanggu, Walini
Kawah Cibuni Kawah Cibuni yang terletak di kaki Gunung Patuha temasuk di dalam kawasan Perkebunan Rancabali, afdeeling Rancabali II.
Situ Patengan Situ Patengan memiliki total luas cagar alamnya sekitar 123.077,15 hektar dengan luas danaunya sendiri 45 ribu hektar. Danau ini punya kedalaman 3 sampai dengan 4 m. Dengan luas dan kedalaman seperti ini, danau ini menjadi habitat yang tepat untuk berbagai jenis ikan seperti nila, tawes, dan gurami. Danau ini terbuka terus selama 24 jam, namun untuk fasilitas rekreasinya hanya ada sejak pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00. Situ Patengan terletak di Kecamatan Ranca Bali, Objek wisata ini masuk dalam wilayah Kabupaten Bandung, tepatnya daerah Bandung bagian selatan yang berjarak kurang lebih sekitar 40 km dari Kota Bandung. Arung Jeram Sungai Cisangkuy ARUNG JERAM Sungai Cisangkuy terletak di Desa Lamjang Kec. Pangalengan.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
57
Cibolang Hot Spring Water Cibolang dengan luas 2 Ha terletak di RPH Wayang Windu, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Yang secara administratif
Pangalengan Ingin berwisata yang mempunyai keindahan alam serta berhawa sejuk? Pangalengan adalah tempatnya.
Situ Cileunca Menurut sejarah Situ Cileunca merupakan kawasan pribadi seorang warga Belanda bernama Kuhlan yang dulu menetap di Pangalengan.
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/page/content/type/module/id/14/title/f-potensi-pariwisata#
4. Potensi Perdagangan dan Perindustrian Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan perdagangan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja, sebagai berikut : a.
Ekspor Bersih Perdagangan Nilai ekspor bersih perdagangan di Kabupaten Bandung pada Tahun 2010
mencapai Rp. 456.850.398,57.Nilai ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun 2006-2008. Penurunan paling besar terjadi pada Tahun 2009 yang mencapai 40,14% yaitu dari Rp. 678.528.610,67 pada Tahun 2007 menjadi Rp. 406.188.974,51 pada Tahun 2009. b.
Kontribusi Sektor Perdagangan (Perdagangan, Hotel dan Restoran) terhadap PDRB Sektor perdagangan (perdagangan, hotel dan restoran) mempunyai kontribusi
cukup signifikan terhadap perolehan nilai PDRB Kabupaten Bandung, yaitu berkontribusi kedua paling besar setelah sektor perindustrian. Pada Tahun 2010 kontribusi sektor perdagangan terhadap capaian PDRB Kabupaten Bandung berdasarkan harga berlaku mencapai Rp. 7.796.200.5500,00 dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp. 3.474.795.7800,00. Adapun jumlah PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2010 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 46.092.238.720,00 Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
58
dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp 21.734.661.190,00. Dengan demikian dapat diketahui bahwa prosentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2010 sebesar 16.914% berdasarkan harga berlaku dan 15.987% berdasarkan harga konstan. prosentase kontribusi ini meningkat bila dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya (2006-2009), yaitu persentase konstribusi sektor perdagangan pada Tahun 2006 berdasarkan harga berlaku mencapai 15,062%, pada Tahun 2007 mencapai 15,342%, pada Tahun 2008 mencapai 15.684% dan pada Tahun 2009 mencapai 16,561%, prosentase konstribusi sektor perdagangan pada Tahun 2006 berdasarkan harga konstan mencapai 14,881%, pada Tahun 2007 mencapai 15,092% pada Tahun 2008 mencapai 15,222% dan Tahun 2009 mencapai 15,642%. c.
Pertumbuhan Industri Kecenderungan
membaiknya
perekonomian
nasional
dan
regional
merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan sektor industri. Sektor industri di Kabupaten Bandung mempunyai kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Bandung, terutama indutsri olahan. Total jumlah industri di Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 secara keseluruhan mengalami peningkatan bila dibandingkan pada Tahun 2009, yaitu dari 722 industri menjadi 741 industri pada Tahun 2010. Peningkatan ini terjadi pada industri kecil, dimana pada Tahun 2008 berjumlah 331 industri dan pada Tahun 2010 berjumlah 374 industri. 5. Potensi Energi Panas Bumi (Geothermal) Kabupaten Bandung cukup melimpah sekitar 2.681 mW (Megawatt). Sementara yang sudah dimanfaatkan menjadi energi listrik baru mencapai 697 mW atau 30 persen, yang tersebar di wilayah Kamojang, Wayang Windu, Darajat, Patuha dan area Cibuni.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
59
BAB III SUMBER DATA Sumber data utama dalam penyusunan profil ini adalah hasil registrasi penduduk dari tingkat kelurahan, kecamatan dan Kabupaten Bandung adalah : 1. Data registrasi yang dihasilkan melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) mulai akhir bulan Januari sampai dengan akhir bulan Desember 2013 pukul 17.00 WIB (sesuai dengan Pasal 12 Permendagri No. 65 Tahun 2010). 2. Data non registrasi yang terdiri dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil selama bulan Januari – Desember 2013, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, Departemen Agama. Data yang bersumber dari SKPD lain lebih bersifat melengkapi, khususnya untuk informasi kualitas penduduk, seperti indikator kesehatan, ketenagakerjaan dan sosial. 3. Data dari lintas sektor yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung dan BPS Provinsi Jawa Barat.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
60
BAB IV KUANTITAS PENDUDUK
A. Jumlah Dan Persebaran Penduduk 1. Jumlah Dan Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin/Kecamatan/Desa Sampai dengan Bulan Desember 2013 berdasarkan data DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-13 jumlah Penduduk Kabupaten Bandung terdiri atas 51,51% (1.790.645 jiwa penduduk laki-laki) dan 48,49% (1.685.775 jiwa penduduk perempuan) yang menyebar di 31 kecamatan. Sebaran yang terbanyak dengan prosentase berturut-turut sebesar 6,92% di Kecamatan Baleendah, 5,37% di Kecamatan Rancaekek, 4,96% di Kecamatan Ciparay, 4,66% di Kecamatan Margaasih, 4,47% di Kecamatan Pangalengan dan 4,58% di Kecamatan Cileunyi. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Kecamatan N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
KECAMATAN CILEUNYI CIMENYAN CILENGKRANG BOJONGSOANG MARGAHAYU MARGAASIH KATAPANG DAYEUHKOLOT BANJARAN PAMEUNGPEUK PANGALENGAN ARJASARI CIMAUNG CICALENGKA NAGREG CIKANCUNG RANCAEKEK CIPARAY PACET
LAKI-LAKI JUMLAH % 82.052 52.493 24.738 55.087 66.494 84.136 61.940 59.449 69.957 37.138 79.221 49.577 42.434 62.642 30.220 42.996 95.706 99.392 52.699
51,53 51,65 51,70 51,38 51,17 51,96 51,73 51,58 51,30 51,21 51,00 51,13 51,20 51,36 51,84 51,54 51,22 51,29 52,09
JUMLAH PENDUDUK PEREMPUAN JUMLAH JUMLAH % 77.192 49.141 23.114 52.124 63.464 77.787 57.789 55.818 66.401 35.390 76.104 47.380 40.445 59.331 28.073 40.423 91.136 83.928 48.464
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
48,78 48,35 48,30 48,62 48,83 48,04 48,27 48,42 48,70 48,79 49,00 48,87 48,80 48,64 48,16 48,46 48,78 48,71 47,91
159.244 101.634 47.852 107.211 129.958 161.923 119.729 115.267 136.358 72.528 155.325 96.957 82.879 121.973 58.293 83.419 186.842 172.310 101.163
% 4,58 2,92 1,38 3,08 3,74 4,66 3,44 3,32 3,92 2,09 4,47 2,79 2,38 3,51 1,68 2,40 5,37 4,96 2,91 61
N0 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
KECAMATAN
LAKI-LAKI JUMLAH %
JUMLAH PENDUDUK PEREMPUAN JUMLAH JUMLAH %
KERTASARI 32.949 51,16 31.453 48,84 64.402 BALEENDAH 124.088 51,58 116.472 48,42 240.560 MAJALAYA 78.338 51,57 73.573 48,43 151.911 SOLOKANJERUK 40.637 51,57 38.165 48,43 78.802 PASEH 63.680 51,62 59.678 48,38 123.358 IBUN 41.569 51,86 38.587 48,14 80.156 SOREANG 64.798 51,86 60.151 48,14 124.949 PASIRJAMBU 50.337 51,49 47.429 48,51 97.766 CIWIDEY 42.720 51,62 40.044 48,38 82.764 RANCABALI 26.537 51,45 25.044 48,55 51.581 CANGKUANG 38.216 51,56 35.898 48,44 74.114 KUTAWARINGIN 49.415 51,91 45.777 48,09 95.192 JUMLAH 1.790.645 51,51 1.685.775 48,49 3.476.420 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013
% 1,85 6,92 4,37 2,27 3,55 2,31 3,59 2,81 2,38 1,48 2,13 2,74 100,00
2. Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bandung Tahun 2013 sebesar 1.970 jiwa/Ha dan terpadat berada pada beberapa daerah industri dan usaha kecil menengah, yaitu di Kecamatan Margahayu, yaitu sebesar 12.330 jiwa/Ha, Kecamatan Dayeuhkolot sebesar 10.450 jiwa/Ha, Kecamatan Katapang sebesar 7.616 jiwa/Ha, Kecamatan Majalaya sebesar 5.990 jiwa/Ha, Kecamatan Baleendah sebesar 5.788 jiwa/Ha.
Sementara dengan kepadatan terendah berada pada
daerah perkebunan, yaitu ada di Kecamatan Rancabali sebesar 348 jiwa/Ha, Kecamatan Pasirjambu sebesar 408 jiwa/Ha dan Kecamatan Kertasari sebesar 424 jiwa/Ha. Secara lengkap tersaji pada Tabel 4.2 Tabel 4.2. Kepadatan Penduduk Kabupaten Bandung per Kecamatan Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Cileunyi Cimenyan Cilengkrang Bojongsoang Margahayu Margaasih Katapang Dayeuhkolot
Jumlah Penduduk 159,244 101,634 47,852 107,211 129,958 161,923 119,729 115,267
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Luas Area (KM2) 31.58 53.08 30.12 27.81 10.54 18.35 15.72 11.03
Kepadatan (per KM2) 5,043 1,915 1,589 3,855 12,330 8,824 7,616 10,450 62
No
Kecamatan
Jumlah Luas Area Kepadatan Penduduk (KM2) (per KM2) 9 Banjaran 136,358 42.92 3,177 10 Pameungpeuk 72,528 16.62 4,364 11 Pangalengan 155,325 195.41 795 12 Arjasari 96,957 64.98 1,492 13 Cimaung 82,879 55 1,507 14 Cicalengka 121,973 35.99 3,389 15 Nagreg 58,293 49.3 1,182 16 Cikancung 83,419 40.14 2,078 17 Rancaekek 186,842 45.25 4,129 18 Ciparay 172,310 46.18 3,731 19 Pacet 101,163 91.94 1,100 20 Kertasari 64,402 152.07 424 21 Baleendah 240,560 41.56 5,788 22 Majalaya 151,911 25.36 5,990 23 Solokanjeruk 78,802 24.01 3,282 24 Paseh 123,358 51.03 2,417 25 Ibun 80,156 54.57 1,469 26 Soreang 124,949 25.51 4,898 27 Pasirjambu 97,766 239.58 408 28 Ciwidey 82,764 48.47 1,708 29 Rancabali 51,581 148.37 348 30 Cangkuang 74,114 24.61 3,012 31 Kutawaringin 95,192 47.3 2,013 JUMLAH 3,476,420 1764.4 1,970 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 yang sudah diolah
3. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju
pertumbuhan
penduduk
berguna
untuk
mengetahui
tingkat
perkembangan jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan menimbulkan hambatan-hambatan yang dapat merugikan pembangunan. Oleh karena itu antisipasi dini dampak negatif perkembangan jumlah penduduk dapat terencanakan dengan baik. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bandung dari Tahun 2009 sampai Tahun 2013 tersaji pada Gambar 4.1.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
63
Gambar 4.1 Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk dari Tahun 2009-2013 Gambaran pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bandung berjumlah 3.215.584 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk 2,56, Tahun 2013 sebesar 1,50, mengalami penurunan di Tahun 2012 sebesar
1,54 (3.351.048 jiwa).
Kemungkinan meningkatnya LPP Kabupaten Bandung Tahun 2013 akibat urbanisasi,
sangat
terbuka
lebar
ditengah-tengah
kian
melonjaknya
Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bandung Tahun 2012 sebesar 6,15%. Kondisi ini bila tidak dikendalikan akan terus melaju seiring deret hitung dan bila tidak diimbangan dengan peningkatan sumberdaya manusia akan berdampak terhadap masalah sosial yang pada akhirnya akan mempengaruhi terhadap hasil pembangunan. Tentu saja pertumbuhan penduduk yang besar dari tahun ke tahun ini memerlukan tambahan investasi dan sarana untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, seperti sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian dan lain sebagai lainnya. Hal ini tentu saja merupakan masalah bagi pemerintah dalam usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya demi untuk menuju masyarakat adil dan makmur sebagaimana amanah isi UUD 1945. Pertumbuhan
penduduk
yang
begitu
pesat
sekarang
ini
sangat
mempengaruhi perekonomian dapat dilihat kepadatan penduduk mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk, jumlah lowongan kerja yang semakin sedikit Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
64
menyebabkan banyak perilaku kriminalitas yang terjadi akibat ketimpangan status penduduk yang satu dengan yang lain. Seperti yang dikemukakan Robert Malthus, bahwa pada kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun pada suatu keadaan optimum pertambahan penduduk tidak akan menaikkan pertumbuhan ekonomi malahan dapat menurunkannya. B. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi 1. Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin 1.a. Rasio Jenis Kelamin Perbandingan antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki menghasilkan suatu ukuran yang disebut rasio jenis kelamin. Untuk keperluan perencanaan, rasio jenis kelamin merupakan informasi yang cukup penting. Dalam memenuhi kebutuhan berbagai ragam aspek pelayanan, jenis pelayanan untuk penduduk lakilaki berbeda dengan pelayanan untuk penduduk perempuan. Berdasarkan data dibawah ini dapat dilihat, bahwa persentase jumlah laki-laki lebih besar dari jumlah penduduk perempuan. Tabel. 4.3
Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Bandung, Tahun 2013 LAKI-LAKI
NO
NAMA KEC
JUMLAH JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PEREMPUAN
CILEUNYI CIMENYAN CILENGKRANG BOJONGSOANG MARGAHAYU MARGAASIH KATAPANG DAYEUHKOLOT BANJARAN PAMEUNGPEUK PANGALENGAN ARJASARI CIMAUNG CICALENGKA NAGREG CIKANCUNG RANCAEKEK
82.052 52.493 24.738 55.087 66.494 84.136 61.940 59.449 69.957 37.138 79.221 49.577 42.434 62.642 30.220 42.996 95.706
% 51,53 51,65 51,70 51,38 51,17 51,96 51,73 51,58 51,30 51,21 51,00 51,13 51,20 51,36 51,84 51,54 51,22
JUMLAH 77.192 49.141 23.114 52.124 63.464 77.787 57.789 55.818 66.401 35.390 76.104 47.380 40.445 59.331 28.073 40.423 91.136
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
% 48,78 48,35 48,30 48,62 48,83 48,04 48,27 48,42 48,70 48,79 49,00 48,87 48,80 48,64 48,16 48,46 48,78
159.244 101.634 47.852 107.211 129.958 161.923 119.729 115.267 136.358 72.528 155.325 96.957 82.879 121.973 58.293 83.419 186.842
RASIO JENIS KELAMIN (L/P) 1,06 1,07 1,07 1,06 1,05 1,08 1,07 1,07 1,05 1,05 1,05 1,04 1,05 1,05 1,08 1,06 1,05 65
LAKI-LAKI NO
PEREMPUAN
NAMA KEC
JUMLAH JUMLAH
%
JUMLAH
%
RASIO JENIS KELAMIN (L/P)
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
CIPARAY PACET KERTASARI BALEENDAH MAJALAYA SOLOKANJERUK PASEH IBUN SOREANG PASIRJAMBU CIWIDEY RANCABALI CANGKUANG
99.392 52.699 32.949 124.088 78.338 40.637 63.680 41.569 64.798 50.337 42.720 26.537 38.216
51,29 52,09 51,16 51,58 51,57 51,57 51,62 51,86 51,86 51,49 51,62 51,45 51,56
83.928 48.464 31.453 116.472 73.573 38.165 59.678 38.587 60.151 47.429 40.044 25.044 35.898
48,71 47,91 48,84 48,42 48,43 48,43 48,38 48,14 48,14 48,51 48,38 48,55 48,44
172.310 101.163 64.402 240.560 151.911 78.802 123.358 80.156 124.949 97.766 82.764 51.581 74.114
1,05 1,09 1,05 1,07 1,06 1,06 1,07 1,08 1,08 1,06 1,07 1,06 1,06
31
KUTAWARINGIN
49.415
51,91
45.777
48,09
95.192
1,08
JUMLAH 1.790.645 51,51 1.685.775 48,49 3.476.420 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 yang sudah diolah
1,06
1.b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Dengan melihat grafik jumlah penduduk berdasarkan umur, kita mengetahui struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan penyediaan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kebutuhan dasar penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki- laki, perempuan dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan. Berikut disajikan jumlah penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan umur tahun 2013.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
66
Gambar 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Umur Tahun 2013 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 yang sudah diolah
Untuk penduduk usia di atas 14 sampai 44 tahun menunjukkan jumlah yang membengkak pada badan piramida penduduk, ini menunjukkan besarnya penduduk yang berada pada usia produktif. Demikian juga untuk kelompok umur antara 5 – 14 tahun masih cukup tinggi yang pada 5 - 10 tahun yang akan datang akan berpengaruh pada kelompok usia kerja, sehingga pemerintah Kabupaten Bandung harus mempersiapkan tambahan penciptaan lapangan pekerjaan untuk menghindari bertambahnya pengangguran khususnya pada 5 –10 tahun yang akan datang. Jika dilihat dari sektor pendidikan, piramida penduduk menunjukkan kelompok usia 0 – 9 tahun akan berpengaruh pada penyediaan sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Bandung dalam jangka 5 – 10 tahun yang akan datang. Jika jumlah sarana pendidikan mencukupi maka tidak akan ada masalah. Akan tetapi jika jumlah sarana pendidikan yang ada tidak sesuai dengan banyaknya anak usia sekolah, maka tentunya akan menjadi masalah untuk generasi yang akan datang. Jumlah sarana pendidikan yang kurang tentunya akan berpengaruh pada kualitas pendidikan dikarenakan kapasitas yang melebihi standar. Sebaliknya jika jumlah sarana pendidikan berlebih, maka akan banyak ditemui sekolah yang jumlah
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
67
siswanya sangat minim. Jadi keseimbangan penyediaan sarana pendidikan dengan jumlah pelajar harus diperhatikan. 1.c. Rasio Ketergantungan Rasio ketergantungan adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia nonproduktif. Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Rasio Ketergantungan Muda dan Tua per Kecamatan di Kabupaten Bandung secara lengkap tersaji pada Tabel 4.3. Tabel 4.4 Rasio Ketergantungan Muda dan Tua per Kecamatan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 KELOMPOK UMUR No
Kecamatan
< 14 Tahun 21,084
15 - 64 Tahun 49,262
> 65 Muda Tua Tahun 5,095 42.80% 10.34%
1
Ciwidey
2
Rancabali
14,240
32,017
2,846 44.48%
8.89%
3
Pasirjambu
24,451
53,198
4,916 45.96%
9.24%
4
Cimaung
22,575
48,802
4,840 46.26%
9.92%
5
Pangalengan
43,721
101,188
8,456 43.21%
8.36%
6
Kertasari
20,443
43,364
3,583 47.14%
8.26%
7
Pacet
32,776
66,693
5,435 49.14%
8.15%
8
Ibun
24,272
50,325
4,495 48.23%
8.93%
9
Paseh
39,279
79,720
6,411 49.27%
8.04%
10 Cikancung
27,813
55,701
4,026 49.93%
7.23%
11 Cicalengka
33,911
74,721
5,370 45.38%
7.19%
12 Nagreg
15,355
32,511
2,521 47.23%
7.75%
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Rasio Ketergantungan
68
Rasio Ketergantungan
KELOMPOK UMUR No
Kecamatan
< 14 Tahun 47,578
15 - 64 Tahun 119,901
14 Majalaya
46,828
102,202
7,317 45.82%
7.16%
15 Solokanjeruk
22,825
53,629
4,006 42.56%
7.47%
16 Ciparay
46,854
102,759
7,951 45.60%
7.74%
17 Baleendah
75,189
163,632
9,203 45.95%
5.62%
18 Arjasari
28,979
60,660
5,373 47.77%
8.86%
19 Banjaran
35,151
79,057
5,911 44.46%
7.48%
20 Cangkuang
21,314
46,814
3,488 45.53%
7.45%
21 Pameungpeuk
21,587
48,654
3,267 44.37%
6.71%
22 Katapang
35,481
80,646
4,908 44.00%
6.09%
23 Soreang
31,763
73,977
5,320 42.94%
7.19%
24 Kutawaringin
27,246
63,364
4,912 43.00%
7.75%
25 Margaasih
42,107
98,059
5,473 42.94%
5.58%
26 Margahayu
31,980
86,918
5,234 36.79%
6.02%
27 Dayeuhkolot
30,150
80,621
4,276 37.40%
5.30%
28 Bojongsoang
34,506
78,895
3,908 43.74%
4.95%
29 Cileunyi
54,410
128,054
6,817 42.49%
5.32%
30 Cilengkrang
14,596
33,916
2,253 43.04%
6.64%
31 Cimenyan
31,248
75,480
5,199 41.40%
6.89%
999,712
2,264,740
160,524 44.14%
7.09%
13 Rancaekek
Kab. Bandung
> 65 Muda Tua Tahun 7,714 39.68% 6.43%
Sumber Data : BKBPP Kabupaten Bandung, Tahun 2013
Rasio Ketergantungan Muda untuk Kabupaten Bandung adalah sebesar 44,14 persen. Sedangkan Rasio Ketergantungan Tua sebesar 7,09 persen. Hasilnya, untuk Kabupaten Bandung Rasio Ketergantungan Total adalah 51,23 persen, artinya bahwa setiap 100 penduduk usia produktif di Kabupaten Bandung mempunyai tanggungan sekitar 51 – 52 penduduk usia nonproduktif, 44 – 45 diantaranya dari kelompok usia muda dan 7 – 8 lainnya berasal dari kelompok usia lanjut. 2. Jumlah Dan Proporsi Penduduk Menurut Status Kawin Jumlah dan proporsi penduduk menurut status kawin dapat digunakan untuk menggambarkan besarnya tingkat fertilitas dalam tahun tertentu. Status perkawinan yang dikenal di Indonesia ada 4, yaitu kawin, belum kawin, cerai hidup dan cerai Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
69
mati. Secara lengkap status kawin Penduduk Kabupaten Bandung tersaji pada Tabel 4.4. Tabel 4.5 No
Status Kawin Penduduk Kabupaten Bandung, Tahun 2013
Kecamatan
1 Cileunyi 2 Cimenyan 3 Cilengkrang 4 Bojongsoang 5 Margahayu 6 Margaasih 7 Katapang 8 Dayeuhkolot 9 Banjaran 10 Pamuengpeuk 11 Pangalengan 12 Arjasari 13 Cimaung 14 Cicalengka 15 Nagreg 16 Cikancung 17 Rancaekek 18 Ciparay 19 Pacet 20 Kertasari 21 Baleendah 22 Majalaya 23 Solokanjeruk 24 Paseh 25 Ibun 26 Soreang 27 Pasirjambu 28 Ciwidey 29 Rancabali 30 Cangkuang 31 Kutawaringin Jumlah
Belum 75,246 43,854 21,278 52,441 63,479 80,986 56,024 56,633 65,542 33,120 65,085 43,266 34,737 58,318 28,475 38,974 88,472 85,877 45,154 24,089 113,398 69,288 33,796 55,188 33,240 57,238 42,955 33,144 20,648 33,451 40,200 1,593,596
Status Kawin CeraiKawin Hidup 79,525 1,917 54,123 1,687 25,133 704 51,803 1,539 61,981 1,799 75,880 2,196 59,357 2,288 54,825 1,681 65,769 2,163 36,837 1,224 83,633 3,161 49,894 1,614 44,735 1,705 58,844 2,318 27,697 945 41,516 1,268 91,715 2,954 79,695 2,459 52,070 1,740 37,587 1,209 119,300 3,961 76,822 2,579 42,162 1,306 63,087 2,239 43,661 1,433 62,547 2,303 50,276 1,868 45,441 1,843 28,961 1,103 38,008 1,169 51,229 1,710 1,754,113 58,085
CeraiMati 2,556 1,970 737 1,428 2,699 2,861 2,060 2,128 2,884 1,347 3,446 2,183 1,702 2,493 1,176 1,661 3,701 4,279 2,199 1,517 3,901 3,222 1,538 2,844 1,822 2,861 2,667 2,336 869 1,486 2,053 70,626
jumlah 159,244 101,634 47,852 107,211 129,958 161,923 119,729 115,267 136,358 72,528 155,325 96,957 82,879 121,973 58,293 83,419 186,842 172,310 101,163 64,402 240,560 151,911 78,802 123,358 80,156 124,949 97,766 82,764 51,581 74,114 95,192 3,476,420
Sumber Data : DB Hasil Konsoldasi Kemendagri 31 - 12 -2013 Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
70
Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan. 2.a. Angka Perkawinan Kasar Angka Perkawinan Kasar menunjukkan persentase penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan Tahun untuk suatu Tahun tertentu. Angka Perkawinan Kasar ini amat sederhana tanpa ada keterangan rinci tentang usia, jenis kelamin, dll, tetapi masih berguna kalau indikator lain tidak tersedia, misalnya di suatu daerah yang sama sekali tidak ada pencatatan perkawinan dan jumlah penduduk menurut umur, maka indikator ini dapat dijadikan patokan untuk mengembangkan pelayanan yang berkaitan dengan perkawinan dan perceraian, pengembangan pelayanan keluarga dan rumah tangga dll. Tabel 4.6 No
Kecamatan
1
Cileunyi
2
Cimenyan
3
Angka Perkawinan Kasar Penduduk Berstatus Kawin 79,525
Jumlah Penduduk 159,244
499
54,123
101,634
533
Cilengkrang
25,133
47,852
525
4
Bojongsoang
51,803
107,211
483
5
Margahayu
61,981
129,958
477
6
Margaasih
75,880
161,923
469
7
Katapang
59,357
119,729
496
8
Dayeuhkolot
54,825
115,267
476
9
Banjaran
65,769
136,358
482
10
Pamuengpeuk
36,837
72,528
508
11
Pangalengan
83,633
155,325
538
12
Arjasari
49,894
96,957
515
13
Cimaung
44,735
82,879
540
14
Cicalengka
58,844
121,973
482
15
Nagreg
27,697
58,293
475
16
Cikancung
41,516
83,419
498
17
Rancaekek
91,715
186,842
491
18
Ciparay
79,695
172,310
463
19
Pacet
52,070
101,163
515
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Perkawinan Kasar
71
No
Kecamatan
20
Kertasari
21
Baleendah
22
Majalaya
23
Penduduk Berstatus Kawin 37,587
Jumlah Penduduk
Perkawinan Kasar
64,402
584
119,300
240,560
496
76,822
151,911
506
Solokanjeruk
42,162
78,802
535
24
Paseh
63,087
123,358
511
25
Ibun
43,661
80,156
545
26
Soreang
62,547
124,949
501
27
Pasirjambu
50,276
97,766
514
28
Ciwidey
45,441
82,764
549
29
Rancabali
28,961
51,581
561
30
Cangkuang
38,008
74,114
513
31
Kutawaringin
51,229
95,192
538
1,754,113
3,476,420
505
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan dari DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013, Tahun 2014
2.b. Angka Perkawinan Umum Angka Perkawinan Umum (APU) menunjukkan proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 Tahun keatas pada pertengahan Tahun untuk suatu Tahun tertentu. Angka Perkawinan Umum sedikit lebih cermat dibandingkan dengan Angka Perkawinan Kasar, karena faktor pembaginya adalah penduduk dalam ‘usia kawin’. Jadi dapat dipakai untuk keperluan seperti pada Angka Perkawinan Kasar tetapi menjadi agak lebih tepat sasarannya. Secara lengkap angka perkawinan umum di Kabupaten Bandung tersaji pada Tabel 4.6 Tabel 4.7 Angka Perkawinan Umum
No
Kecamatan
Penuduk Berstatus Kawin Dengan Usia ≤15 tahun
Jumlah Penduduk Berusia ≥15 tahun
Angka Perkawinan Umum
1
Cileunyi
79,525
125,094
636
2
Cimenyan
54,123
82,287
658
3
Cilengkrang
25,133
38,207
658
4
Bojongsoang
51,803
83,055
624
5
Margahayu
61,981
100,972
614
6
Margaasih
75,880
125,539
604
7
Katapang
59,357
94,493
628
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
72
No
Kecamatan
Penuduk Berstatus Kawin Dengan Usia ≤15 tahun
Jumlah Penduduk Berusia ≥15 tahun
Angka Perkawinan Umum
8
Dayeuhkolot
54,825
89,389
613
9
Banjaran
65,769
106,429
618
10
Pamuengpeuk
36,837
57,470
641
11
Pangalengan
83,633
126,250
662
12
Arjasari
49,894
77,496
644
13
Cimaung
44,735
67,188
666
14
Cicalengka
58,844
95,580
616
15
Nagreg
27,697
45,539
608
16
Cikancung
41,516
66,089
628
17
Rancaekek
91,715
146,187
627
18
Ciparay
79,695
133,481
597
19
Pacet
52,070
81,768
637
20
Kertasari
37,587
53,876
698
21
Baleendah
119,300
189,623
629
22
Majalaya
76,822
121,015
635
23
Solokanjeruk
42,162
63,617
663
24
Paseh
63,087
99,003
637
25
Ibun
43,661
65,559
666
26
Soreang
62,547
99,494
629
27
Pasirjambu
50,276
78,658
639
28
Ciwidey
45,441
68,439
664
29
Rancabali
28,961
42,247
686
30
Cangkuang
38,008
59,126
643
31
Kutawaringin
51,229
77,726
659
1,754,113
2,760,896
635
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan dari DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013, Tahun 2014
2.c. Rata-Rata Umur Kawin Pertama Usia perkawinan pertama yang semakin meningkat, akan membuat perempuan semakin dewasa dalam membina rumahtangganya, termasuk dalam perilaku kesehatannya. Perempuan dengan usia yang matang lebih siap memiliki keturunan. Berdasarkan data Survei Khusus IPM Tahun 2013, usia perkawinan pertama perempuan di Kabupaten Bandung rata-rata terjadi pada usia 22 tahun.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
73
Gambar 4.3. Rata-rata Umur Perkawinan Pertama Perempuan di Kabupaten Bandung, Tahun 2009-2013 Sumber: BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2009-2013 2.d. Angka Perceraian Kasar Angka perceraian menunjukkan jumlah penduduk yang berstatus cerai hidup dan cerai mati pada suatu waktu tertentu.
Sementara angka perceraian kasar
menunjukkan persentase penduduk yang berstatus cerai terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu. Perceraian mempunyai implikasi demografis sekaligus sosiologis. Implikasi demografi adalah mengurangi fertilitas sedangkan implikasi sosiologis lebih kepada status cerai terhadap perempuan dan anak-anak mereka.
Terbanyak perceraian terjadi di
Kecamatan Baleendah sebanyak 7,862 kasus, menyusul Kecamatan Ciparay sebanyak 6,738 kasus dan Kecamatan Rancaekek sebanyak 6,655 kasus. Sementara Kecamatan Cilengkrang yang terendah angka perceraiannya, yaitu sebanyak 1441 kasus.
Secara lengkap jumlah perceraian kasar Penduduk di
Kabupaten Bandung tersaji pada Tabel 4.5.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
74
Tabel 4.8
Angka Perceraian Kasar di Kabupaten Bandung Tahun 2013
No
Kecamatan
1
Cileunyi
2
Cimenyan
3
Jml Penduduk berstatus cerai 4,473
Jml Penduduk
Perceraian Kasar
159,244
28
3,657
101,634
36
Cilengkrang
1,441
47,852
30
4
Bojongsoang
2,967
107,211
28
5
Margahayu
4,498
129,958
35
6
Margaasih
5,057
161,923
31
7
Katapang
4,348
119,729
36
8
Dayeuhkolot
3,809
115,267
33
9
Banjaran
5,047
136,358
37
10
Pamuengpeuk
2,571
72,528
35
11
Pangalengan
6,607
155,325
43
12
Arjasari
3,797
96,957
39
13
Cimaung
3,407
82,879
41
14
Cicalengka
4,811
121,973
39
15
Nagreg
2,121
58,293
36
16
Cikancung
2,929
83,419
35
17
Rancaekek
6,655
186,842
36
18
Ciparay
6,738
172,310
39
19
Pacet
3,939
101,163
39
20
Kertasari
2,726
64,402
42
21
Baleendah
7,862
240,560
33
22
Majalaya
5,801
151,911
38
23
Solokanjeruk
2,844
78,802
36
24
Paseh
5,083
123,358
41
25
Ibun
3,255
80,156
41
26
Soreang
5,164
124,949
41
27
Pasirjambu
4,535
97,766
46
28
Ciwidey
4,179
82,764
50
29
Rancabali
1,972
51,581
38
30
Cangkuang
2,655
74,114
36
31
Kutawaringin
3,763
95,192
40
128,711
3,476,420
37
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan dari DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013, Tahun 2014
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
75
2.e. Angka Perceraian Umum Secara lengkap jumlah perceraian umum Penduduk di Kabupaten Bandung tersaji pada Tabel 4.6. Tabel 4.9
Angka Perceraian Umum di Kabupaten Bandung Tahun 2013
No
Kecamatan
Jml Penduduk Penduduk dengan > 15 Thn status cerai 4,473 125,094
1
Cileunyi
2
Cimenyan
3,657
82,287
44
3
Cilengkrang
1,441
38,207
38
4
Bojongsoang
2,967
83,055
36
5
Margahayu
4,498
100,972
45
6
Margaasih
5,057
125,539
40
7
Katapang
4,348
94,493
46
8
Dayeuhkolot
3,809
89,389
43
9
Banjaran
5,047
106,429
47
10
Pamuengpeuk
2,571
57,470
45
11
Pangalengan
6,607
126,250
52
12
Arjasari
3,797
77,496
49
13
Cimaung
3,407
67,188
51
14
Cicalengka
4,811
95,580
50
15
Nagreg
2,121
45,539
47
16
Cikancung
2,929
66,089
44
17
Rancaekek
6,655
146,187
46
18
Ciparay
6,738
133,481
50
19
Pacet
3,939
81,768
48
20
Kertasari
2,726
53,876
51
21
Baleendah
7,862
189,623
41
22
Majalaya
5,801
121,015
48
23
Solokanjeruk
2,844
63,617
45
24
Paseh
5,083
99,003
51
25
Ibun
3,255
65,559
50
26
Soreang
5,164
99,494
52
27
Pasirjambu
4,535
78,658
58
28
Ciwidey
4,179
68,439
61
29
Rancabali
1,972
42,247
47
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Perceraian Umum 36
76
No
Kecamatan
30
Cangkuang
31
Kutawaringin Jumlah
Jml Penduduk Penduduk dengan > 15 Thn status cerai 2,655 59,126
Perceraian Umum 45
3,763
77,726
48
128,711
2,760,896
47
Sumber : Hasil Pengolahan dari DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013, Tahun 2014
3. Keluarga Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data keluarga menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik, pembentukan karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu perencanaan keluarga menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga tetapi juga kualitasnya. Keluarga dibentuk dari sekelompok orang yang terikat dan mempunyai hubungan kekerabatan melalui perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Unit keluarga menjadi hal penting untuk berbagai intervensi seperti penanganan kemiskinan, keluarga berencana, kesehatan dan lain sebagainya. Keluarga terbagi menjadi dua yaitu keluarga inti/batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family).
Besarnya
jumlah
anggota
keluarga
biasanya
digunakan
untuk
menggambarkan kesejahteraan keluarga, dimana semakin kecil jumlah anggota keluarga diasumsikan akan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. 3.a. Jumlah Keluarga Dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga Pada saat sekarang ini sudah mulai muncul adanya keluarga yang terdiri dari 3 generasi, yaitu generasi orang tua, anak menantu dan cucu atau yang biasa disebut dengan sandwiches family, dimana pasangan suami istri harus menanggung orang tua/mertua dan anak-anak mereka sendiri. Persoalan yang muncul adalah bagaimana dengan kesejahteraan mereka, bagaimana dengan beban yang mereka tanggung dan bagaimana sistem pengasuhan baik orang tua maupun anak dapat berlangsung dalam keluarga semacam ini. Jumlah keluarga di Kabupaten Bandung Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
77
sebanyak 1.291.680 keluarga yang tersebar di 31 kecamatan. Kecamatan Baleendah memiliki jumlah keluarga terbesar, yaitu 87.441 keluarga kemudian disusul oleh Kecamatan Rancaekek sebanyak 67.960 keluarga dan Kecamatan Ciparay sebanyak 65.339 keluarga. Sedangkan jumlah keluarga terkecil berada di Kecamatan Cilengkrang, yaitu 17.055 keluarga. Secara lengkap jumlah keluarga dan rata-rata jumlah anggota keluarga tersaji pada Tabel 4.7. Tabel 4.10 Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikian Kartu Keluarga Dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga
No
Kecamatan
Jumlah Keluarga 54,430
Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga 2.93
1
Cileunyi
2
Cimenyan
36,852
2.76
3
Cilengkrang
17,055
2.81
4
Bojongsoang
37,578
2.85
5
Margahayu
42,317
3.07
6
Margaasih
56,608
2.86
7
Katapang
44,140
2.71
8
Dayeuhkolot
42,752
2.7
9
Banjaran
51,612
2.64
10
Pamuengpeuk
26,124
2.78
11
Pangalengan
59,136
2.63
12
Arjasari
36,806
2.63
13
Cimaung
35,080
2.36
14
Cicalengka
44,731
2.73
15
Nagreg
23,070
2.53
16
Cikancung
28,931
2.88
17
Rancaekek
67,960
2.75
18
Ciparay
65,339
2.64
19
Pacet
38,673
2.62
20
Kertasari
27,674
2.33
21
Baleendah
87,441
2.75
22
Majalaya
54,773
2.77
23
Solokanjeruk
33,748
2.34
24
Paseh
46,148
2.67
25
Ibun
32,503
2.47
26
Soreang
46,095
2.71
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
78
No
Kecamatan
Jumlah Keluarga 37,363
Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga 2.62
27
Pasirjambu
28
Ciwidey
32,289
2.56
29
Rancabali
21,783
2.37
30
Cangkuang
26,926
2.75
31
Kutawaringin
35,743
2.66
1,291,680
2.67
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan dari DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013, Tahun 2014
3.b. Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Kepala Keluarga di Kabupaten Bandung sebagian besar lakilaki. Secara lengkap tersaji pada Tabel 4.8 Tabel 4.11 Kepala Keluarga berdasarkan Jenis Kelamin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
NAMA KEC CILEUNYI CIMENYAN CILENGKRANG BOJONGSOANG MARGAHAYU MARGAASIH KATAPANG DAYEUHKOLOT BANJARAN PAMEUNGPEUK PANGALENGAN ARJASARI CIMAUNG CICALENGKA NAGREG CIKANCUNG RANCAEKEK CIPARAY PACET KERTASARI BALEENDAH MAJALAYA SOLOKANJERUK PASEH IBUN
KEPALA KELUARGA LAKI-LAKI 39.711 27.510 12.423 26.348 30.775 37.984 30.476 28.916 33.901 18.357 42.856 25.493 23.076 30.060 14.464 20.840 47.092 41.236 25.009 18.980 60.220 38.911 22.373 32.100 22.826
%
PEREMPUAN
89,71 87,46 88,55 89,29 85,78 87,60 89,35 85,51 86,42 86,51 86,41 86,15 82,58 86,52 86,93 87,29 87,26 85,73 83,35 83,65 87,91 87,29 81,89 87,00 84,72
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
4.555 3.945 1.607 3.161 5.101 5.376 3.634 4.899 5.313 2.862 6.740 4.097 4.867 4.684 2.175 3.034 6.878 6.863 4.995 3.711 8.278 5.668 4.947 4.797 4.117
% 10,29 12,54 11,45 10,71 14,22 12,40 10,65 14,49 13,58 13,49 11,59 13,85 17,42 13,48 13,07 12,71 12,74 14,27 16,65 16,35 12,09 12,71 18,11 13,00 15,28
JUMLAH 44.266 31.455 14.030 29.509 35.876 43.360 34.110 33.815 39.114 21.219 49.596 29.590 27.943 34.744 16.639 23.874 53.970 48.099 30.004 22.691 68.498 44.579 27.320 36.897 26.943
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 79
No
NAMA KEC
KEPALA KELUARGA LAKI-LAKI
%
PEREMPUAN 4.557 3.766 3.671 2.278 2.882
JUMLAH
12,33 12,63 13,63 13,29 13,03
36.897 29.822 26.937 171.735 22.126
%
26 27 28 29 30
SOREANG PASIRJAMBU CIWIDEY RANCABALI CANGKUANG
32.395 26.056 23.266 14.857 19.244
31
KUTAWARINGIN
25.697 89,26
3.092 10,74
28.789 100,00
893.352 86,74
136.550 13,26
1.029.902 100,00
JUMLAH .....
87,67 87,37 86,37 86,71 86,97
%
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber Data :DB Hasil Konsolidasi Kemendagri 31-122013
Keterangan : terdapat perbedaan jumlah KK berdasarkan Kepemilikan Kartu Keluarga dengan jumlah Kepala Keluarga berdasarkan
status hubungan dalam keluarga (SHDK), dikarenakan pada KK yang lama, masih banyak yang tdk mencantumkan status Kepala Keluarga, melainkan suami, orang tua, dll (selisih 261.778, berdasarkan jumlah Kartu Keluarga yang terbit terdapat 1.291.680 Kepala Keluarga, sedangkan yang berstatus Kepala Keluarga dalam Kartu Keluarga hanya 1.029.902)
3.c Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kabupaten Bandung beragam, mulai dari tidak sekolah/belum tamat SD sampai kepada tamat perguruan tinggi. Persentase yang tertinggi adalah jumlah kepala keluarga yang hanya menamatkan sekolah Dasar (SD) mencapai 42,20 persen. Sedangkan yang terendah banyaknya kepala keluarga yang tamat strata III, adalah 0,06 persen. Hal ini sebagai indikator, bahwa sebagian besar kepala keluarga di Kabupaten Bandung mempunyai tingkat pendidikan di bawah SD sederajat. Secara lengkap tersaji pada Tabel 4.9.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
80
Tabel 4.12
Kepala Keluarga berdasarkan Pendidikan per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 TINGKAT PENDIDIKAN
No
NAMA KECAMATAN
TIDAK / BELUM
SD / SEDERAJAT
SEKOLAH Lk
1
CILEUNYI
2
CIMENYAN
3
CILENGKRANG
4
BOJONGSOANG
5
BELUM TAMAT
Pr
Lk
Pr
TAMAT SD /
SLTP /
SLTA /
DIPLOMA I /
AKADEMI/D-III
DIPLOMA IV /
SEDERAJAT
SEDERAJAT
SEDERAJAT
II
/ SARMUD
STRATA I
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
STRATA II
STRATA III
Data
JUMLAH
JUMLAH TOTAL
Anomali Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
(null)
598
158
339
119
10.132
19.000
6.611
742
13.922
1.088
652
72
1.899
152
4.721
292
727
30
100
1
39.701
4.554
11
44.266
1.401
278
756
272
11.532
2.078
3.937
413
6.114
535
263
45
785
118
2.109
167
477
31
134
8
27.508
3.945
2
31.455
141
50
301
112
5.224
784
1.817
210
2.885
302
138
27
549
48
1.200
65
153
8
15
1
12.423
1.607
0
14.030
478
213
188
94
7.222
1.269
4.673
519
8.474
726
264
30
1.433
117
3.284
181
308
10
22
1
26.346
3.160
3
29.509
MARGAHAYU
263
90
192
92
6.020
1.415
4.909
870
12.392
1.913
428
65
1.791
208
4.306
416
421
30
53
2
30.775
5.101
0
35.876
6
MARGAASIH
627
193
480
211
12.453
2.027
7.172
941
11.751
1.544
289
49
1.383
139
3.490
264
299
4
27
2
37.971
5.374
15
43.360
7
KATAPANG
278
88
207
105
9.928
1.808
7.073
663
10.281
829
299
20
678
39
1.632
78
89
4
10
0
30.475
3.634
1
34.110
8
DAYEUHKOLOT
308
95
172
92
6.675
1.632
6.591
1.004
11.806
1.704
375
64
806
105
1.914
180
203
20
26
0
28.876
4.896
43
33.815
9
BANJARAN
868
330
340
224
10.201
2.701
8.422
930
11.135
945
285
40
827
41
1.507
96
95
2
18
0
33.798
5.309
7
39.114
10
PAMEUNGPEUK
245
59
156
97
4.721
1.347
5.606
719
6.271
536
167
23
335
29
708
47
44
5
4
0
18.357
2.862
0
21.219
11
PANGALENGAN
688
363
1.244
586
22.923
4.304
10.236
937
6.585
453
209
27
256
21
672
46
31
0
12
2
42.856
6.739
1
49.596
2
ARJASARI
451
238
953
483
11.789
2.243
5.875
636
5.234
401
149
22
314
17
662
53
58
1
8
3
25.493
4.097
0
29.590
13
CIMAUNG
1.000
512
371
181
12.309
3.386
4.427
403
4.088
305
115
9
227
23
503
43
31
5
4
0
23.075
4.867
1
27.943
14
CICALENGKA
507
130
262
141
10.428
2.422
6.967
985
9.748
804
204
24
595
67
1.222
105
115
6
12
0
30.060
4.684
0
34.744
15
NAGREG
161
74
279
116
6.363
1.134
3.498
521
3.600
273
68
11
126
13
337
31
27
2
5
0
14.464
2.175
0
16.639
16
CIKANCUNG
384
165
488
223
10.868
1.888
4.394
435
4.052
269
111
20
157
15
350
18
32
0
4
1
20.840
3.034
0
23.874
17
RANCAEKEK
864
309
660
333
11.934
2.855
10.932
1.389
17.526
1.546
550
74
1.237
107
3.014
238
297
18
51
3
47.065
6.872
33
53.970
18
CIPARAY
727
374
560
368
15.812
3.671
9.771
1.178
11.812
1.062
296
42
698
52
1.471
111
78
4
11
1
41.236
6.863
0
48.099
19
PACET
858
326
1.419
700
13.937
2.915
4.509
664
3.482
331
110
13
121
8
530
31
36
5
5
0
25.007
4.993
4
30.004
20
KERTASARI
21
BALEENDAH
22
MAJALAYA
300
111
628
323
13.341
2.818
3.134
283
1.244
144
62
9
64
6
177
14
6
0
4
0
18.960
3.708
23
22.691
1.173
320
725
313
16.775
3.725
13.989
1.645
21.421
1.874
765
81
1.736
116
3.392
190
213
10
29
2
60.218
8.276
4
68.498
686
216
683
327
16.501
3.203
8.939
930
10.543
844
208
47
415
30
895
65
36
4
2
0
38.908
5.666
5
44.579
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
81
TINGKAT PENDIDIKAN No
NAMA KECAMATAN
TIDAK / BELUM
SD / SEDERAJAT
SEKOLAH Lk
BELUM TAMAT
Pr
Lk
Pr
TAMAT SD /
SLTP /
SLTA /
DIPLOMA I /
AKADEMI/D-III
DIPLOMA IV /
SEDERAJAT
SEDERAJAT
SEDERAJAT
II
/ SARMUD
STRATA I
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
STRATA II
STRATA III
Data
JUMLAH
JUMLAH TOTAL
Anomali Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
(null)
23
SOLOKANJERUK
248
101
307
150
8.874
1.664
4.895
624
7.158
2.340
119
14
195
17
525
34
44
1
6
1
22.371
4.946
3
27.320
24
PASEH
506
166
712
335
18.375
3.093
5.242
622
6.075
483
145
22
301
21
678
53
57
2
8
0
32.009
4.797
1
36.897
25
IBUN
333
174
778
341
14.162
2.676
3.424
464
3.405
360
128
20
151
34
414
45
24
3
7
0
22.826
4.117
0
26.943
26
SOREANG
399
96
277
140
12.376
2.352
6.025
744
9.966
976
239
32
840
61
2.098
151
164
4
11
1
32.395
4.557
0
36.952
27
PASIRJAMBU
238
99
246
190
15.713
2.586
4.571
465
4.204
327
144
24
235
18
655
56
46
1
3
0
26.055
3.766
1
29.822
28
CIWIDEY
334
207
314
173
14.208
2.494
3.973
419
3.595
291
118
22
207
19
471
41
38
2
4
1
23.262
3.669
6
26.937
29
RANCABALI
201
111
346
135
10.260
1.779
2.397
162
1.388
80
50
3
49
1
158
7
8
0
0
0
14.857
2.278
0
17.135
30
CANGKUANG
194
119
221
109
6.561
1.460
4.081
493
6.459
595
83
12
509
37
1.064
55
68
2
4
0
19.244
2.882
0
22.126
KUTAWARINGIN
267
91
271
122
15.163
2.195
4.815
330
4.352
313
94
4
175
11
526
24
30
2
4
0
25.697
3.092
0
28.789
15.726
5.856
14.875
14.875
362.780
71.824
182.905
21.340
241.068
24.193
7.227
967
19.094
1.690
44.685
3.197
4.255
216
603
30
893.218
136.520
164
1.029.902
31
JUMLAH ....
Sumber Data : DB Hasil Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
82
Tabel 4.13 No
Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan
Jumlah (Orang)
Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tidak / Belum Sekolah 2,1 21.582 Tidak Tamat SD 2,14 22082 Tamat SD 42,2 434604 Tamat SLTP 19,83 204245 Tamat SLTA 25,76 265161 Tamat D1 0,8 8094 Tamat D3 2,02 20784 Tamat D4 / S1 4,65 47882 Tamat S2 0,43 4471 Tamat S3 0,06 633 Tidak berstatus 0,02 164 Jumlah 1029902 100 Sumber : DB Hasil Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013 yang sudah diolah Gambar 4.4 Prosentase Kepala Keluarga berdasarkan Pendidikan
Sumber : DB Hasil Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013 yang sudah diolah 3.d Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Status Pekerjaan Kepala Keluarga di Kabupaten Bandung sebagian besar bekerja. Secara lengkap tersaji pada Tabel 4.11 Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
83
Tabel 4.14 Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan No JENIS PEKERJAAN 1 2 3 4 5
BEKERJA BELUM/TIDAK BEKERJA PELAJAR/MAHASISWA PENSIUNAN MENGURUS RUMAH TANGGA JUMLAH
JUMLAH 879,266 53,360 7,216 25,108 64,952 1,029,902
% 85.37 5.18 0.70 2.44 6.31 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2013 yang sudah diolah 4. Penduduk Menurut Karakteristik Sosial Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan karakteristik sosial, meliputi : penduduk menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk menurut agama, dan penduduk menurut kecacatan.
Informasi ini penting bagi perencana
pembangunan, pebisnis, akademisi maupun instasni lainnya dalam merencanakan pengembangan yang terkait dengan latar belakang sosial kependudukan. a) Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Salah satu indikator dalam mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk di suatu wilayah adalah dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduknya.
Semakin banyak penduduk yang berpendidikan menengah
sampai ke tinggi menunjukkan, bahwa kualitas SDM di wilayah tersebut cukup baik sebagai modal dasar pembangunan.
Namun sebaliknya semakin sedikit jumlah
penduduk yang dapat menamatkan pendidikan menengah dan atau tinggi seringkali menimbulkan berbagai permasalahan. Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh Penduduk Kabupaten Bandung pada Tahun 2013 sebagian besar adalah baru menamatkan SD sebanyak 920.654 jiwa (34,32%) kemudian berturut-turut menamatkan SLTP sebanyak 655.661 jiwa (24,44%), menamatkan SLTA sebanyak 589.586 jiwa (21,98%), dan menamatkan perguruan tinggi sebanyak 162.012 jiwa (6,04%). Namun demikian Kabupaten Bandung masih memiliki penduduk yang tidak menamatkan SD
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
84
sebanyak 354.686 jiwa (13,22%). Secara lengkap penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, tersaji pada Tabel 4.15 Tabel 4.15 Penduduk (Laki-laki dan Perempuan) 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan dan Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Kabupaten Bandung Tahun 2013 Ijazah tertinggi yang dimiliki No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan
Ciwidey Rancabali Pasirjambu Cimaung Pangalengan Kertasari Pacet Ibun Paseh Cikancung Cicalengka Nagreg Rancaekek Majalaya Solokanjeruk Ciparay Baleendah Arjasari Banjaran Cangkuang Pameungpeuk Katapang Soreang Kutawaringin Margaasih Margahayu Dayeuhkolot Bojongsoang Cileunyi Cilengkrang Cimenyan Kab. Bandung
Tdk/blm punya
SD /
Ijazah
setara SD
8,294 33,312 4,645 25,526 6,168 38,772 9,301 26,122 18,160 53,523 7,723 31,081 11,581 45,302 8,480 34,346 10,762 51,883 7,333 34,043 8,840 32,376 5,049 18,664 11,494 40,370 12,388 48,817 7,797 27,149 10,897 48,024 16,437 62,660 10,046 32,401 8,982 30,051 4,977 20,210 5,016 17,992 9,004 31,640 6,466 36,325 10,784 38,997 10,920 40,063 5,623 22,966 6,856 22,247 7,117 22,120 7,591 32,810 3,299 16,742 7,611 36,065 269,641 1,052,549
SLTP /
SLTA /
setara SLTP 12,942 6,619 12,030 14,879 27,010 11,317 16,436 10,785 20,883 15,973 23,619 9,833 40,666 30,415 17,699 33,016 52,837 18,748 27,406 14,159 18,219 25,947 19,596 16,979 26,886 22,227 25,422 20,973 36,760 8,386 17,801 656,828
setara SLTA 6,446 2,433 7,948 9,470 13,634 3,135 8,998 7,687 14,627 10,007 23,865 6,022 44,806 29,625 11,169 30,083 54,393 12,548 25,201 14,912 15,447 24,827 21,712 9,405 31,116 36,455 32,773 31,136 53,239 8,520 19,917 621,556
Perguruan
Jumlah
Tinggi 819 61,813 611 39,834 1,494 66,362 1,426 61,198 2,764 115,091 698 53,954 1,425 83,742 2,002 63,300 1,996 100,151 2,092 69,448 3,353 92,053 771 40,339 7,604 144,940 3,901 125,146 1,595 65,409 4,894 126,914 11,733 198,060 2,153 75,896 5,145 96,457 3,003 57,621 2,540 59,214 6,039 97,456 5,786 89,885 1,558 77,723 8,793 117,778 15,653 102,924 7,457 94,775 13,403 94,749 22,880 153,280 4,305 41,252 9,806 91,200 157,699 2,758,273
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
85
b) Jumlah Penduduk Menurut Agama Persentase penduduk yang beragama Islam merupakan mayoritas diantara pemeluk agama lainnya, yaitu mencapai 97,68 persen, yang memeluk Agama Kristen sebanyak 1,59 persen, pemeluk Agama Katholik sebanyak 0,59 persen, pemeluk Agama Hindu sebanyak 0,026 persen, pemeluk Agama Budha sebanyak 0,096 persen dan pemeluk Konghuchu sebanyak 0,002 persen. Secara lengkap tersaji pada Tabel 4.16.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
86
Tabel 4.16 No
NAMA KEC
ISLAM
KRISTEN
KHATOLIK
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
BUDHA
KONGHUCU
ALIRAN
TOTAL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
CILEUNYI
155.587
97,70
2.549
1,60
919
0,58
97
0,061
85
0,053
3
0,002
4
0,003
159.244
100,0
2
CIMENYAN
98.227
96,65
1.763
1,73
1.372
1,35
91
0,090
33
0,032
14
0,014
134
0,132
101.634
100,0
3
CILENGKRANG
46.256
90,66
752
1,57
798
1,67
45
0,094
0
0,000
1
0,002
0
0,000
47.852
100,0
4
BOJONGSOANG
104.269
97,26
2.115
1,97
702
0,65
50
0,047
57
0,053
0
0,000
18
0,017
107.211
100,0
5
MARGAHAYU
112.718
86,73
11.030
8,49
4.978
3,83
141
0,108
1.076
0,828
7
0,005
8
0,006
129.958
100,0
6
MARGAASIH
145.077
89,60
11.028
6,81
4.335
2,68
97
0,060
1.339
0,827
11
0,007
36
0,022
161.923
100,0
7
KATAPANG
116.228
97,08
2.759
2,30
632
0,53
13
0,011
95
0,079
0
0,000
2
0,002
119.729
100,0
8
DAYEUHKOLOT
107.929
93,63
5.027
4,36
1.851
1,61
138
0,120
300
0,260
16
0,014
6
0,005
115.267
100,0
9
BANJARAN
134.469
98,61
1.471
1,08
366
0,27
4
0,003
40
0,029
1
0,001
7
0,005
136.358
100,0
10
PAMEUNGPEUK
71.689
98,84
631
0,87
198
0,27
5
0,007
3
0,004
1
0,001
1
0,001
72.528
100,0
11
PANGALENGAN
154.806
99,67
462
0,30
35
0,02
7
0,005
3
0,002
2
0,001
10
0,006
155.325
100,0
12
ARJASARI
96.499
99,53
308
0,32
130
0,13
4
0,004
16
0,017
0
0,000
0
0,000
96.957
100,0
13
CIMAUNG
82.578
99,64
238
0,29
42
0,05
4
0,005
5
0,006
2
0,002
10
0,012
82.879
100,0
14
CICALENGKA
121.250
99,41
541
0,44
141
0,12
16
0,013
24
0,020
0
0,000
1
0,001
121.973
100,0
15
NAGREG
57.934
99,38
269
0,46
48
0,08
40
0,069
2
0,003
0
0,000
0
0,000
58.293
100,0
16
CIKANCUNG
83.073
99,59
252
0,30
75
0,09
1
0,001
1
0,001
7
0,008
10
0,012
83.419
100,0
17
RANCAEKEK
183.524
98,22
2.568
1,37
609
0,33
49
0,026
83
0,044
0
0,000
9
0,005
186.842
100,0
18
CIPARAY
170.875
90,17
1.363
0,66
266
0,15
3
0,002
5
0,003
2
0,001
25
0,015
172.310
100,0
19
PACET
101.057
99,90
74
0,07
19
0,02
8
0,009
3
0,003
2
0,002
0
0,000
101.163
100,0
20
KERTASARI
64.373
99,95
23
0,04
4
0,01
2
0,003
0
0,000
0
0,000
0
0,000
64.402
100,0
21
BALEENDAH
234.489
97,48
4.363
1,81
1.583
0,66
50
0,021
64
0,027
0
0,000
10
0,004
240.560
100,0
22
MAJALAYA
150.247
98,90
1.363
0,90
246
0,16
4
0,003
43
0,028
6
0,004
2
0,001
151.911
100,0
23
SOLOKANJERUK
78.460
99,57
254
0,32
79
0,1
1
0,001
8
0,010
0
0,000
0
0,000
78.902
100,0
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
HINDU
KEPERCAYAAN JUMLAH
Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan Agama, Tahun 2013
87
No
NAMA KEC
ISLAM
KHATOLIK
HINDU
BUDHA
ALIRAN
KONGHUCU
TOTAL
KEPERCAYAAN JUMLAH
KRISTEN %
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
24
PASEH
122.957
99,67
301
0,24
93
0,08
4
0,003
2
0,002
0
0,000
1
0,001
123.358
100,0
25
IBUN
80.013
99,82
129
0,16
12
0,01
0
0,000
1
0,007
0
0,000
1
0,001
80.156
100,0
26
SOREANG
122.855
98,32
1.586
1,27
468
0,37
9
0,007
29
0,023
0
0,000
2
0,002
124.949
100,0
27
PASIRJAMBU
97.396
99,02
239
0,24
124
0,13
0
0,000
7
0,007
0
0,000
0
0,000
97.766
100,0
28
CIWIDEY
82.428
99,59
285
0,34
41
0,05
0
0,000
8
0,010
0
0,000
2
0,002
82.764
100,0
29
RANCABALI
51.461
99,77
90
0,17
24
0,05
2
0,004
0
0,000
0
0,000
4
0,008
51.581
100,0
30
CANGKUANG
72.395
97,68
1.389
1,87
325
0,44
1
0,001
2
0,003
0
0,000
2
0,003
74.114
100,0
31
KUTAWARINGIN
94.815
99,60
282
0,30
86
0,09
6
0,006
3
0,003
0
0,000
0
0,000
95.192
100,0
3.395.934
97,68
0,01
3.476.520
100,0
JUMLAH
55.504
1,60
20.601
0,59
892
0,03
3337
0,10
75
0,00
305
Sumber Data : DB Hasil Konsoldasi Kemendagri 31 - 12 -2013
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
88
Gambar 4.5 Persentase Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan Agama dan Kepercayaan, Tahun 2013
Sumber Data : DB Hasil Konsoldasi Kemendagri 31 - 12 -2013 yang sudah diolah
c) Jumlah Penduduk Menurut Kecacatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan penyandang cacat, maka diperlukan usaha-usaha yang konkrit dari Pemerintah Kabupaten Bandung untuk memberikan khusus terhadap penduduk yang menderita cacat. Pemberian berbagai pelatihan keterampilan sesuai dengan keahlian masingmasing diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi para penyandang cacat. Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Kabupaten Bandung Tahun 2013 tersaji pada Gambar 4.6
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
89
Gambar 4.6 Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013 yang sudah diolah
Tabel 4.17
Distribusi Penduduk menurut Jenis Kecacatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013
Jenis Kecacatan Cacat Fisik Cacat Netra/Buta Cacat Rungu/Wicara Cacat Mental/Jiwa Cacat Fisil dan Mental Cacat Lainnya Jumlah
Laki-Laki Jumlah % 531 100 113 307 90
Perempuan Jumlah %
2.97% 0.56% 0.63% 1.71% 0.50%
2 0.01% 1,143 6.38%
522 108 102 257 64
3.10% 0.64% 0.61% 1.52% 0.38%
1 0.01% 1,054 6.25%
Penandang Cacat Jumlah % 1,053 208 215 565 154
6.06% 1.20% 1.24% 3.24 0.88%
3 0.02% 2,197 12.64%
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013
5. Kelahiran Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk. Banyaknya kelahiran membawa konsekuensi pada pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi, pemenuhan gizi, perawatan kesehatan ibu dan anak dan pada selanjutnya membutuhkan fasilitas pendidikan dan pemenuhan kesempatan kerja. Salah satu ukuran yang sering dipakai untuk mengetahui tingkat kelahiran di suatu wilayah pada suatu waktu tertenu adalah Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR). Nilai CBR dari masa ke masa dapat digunakan sebagai acuan untuk Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
90
mengetauai tingkat pertumbuhan (kenaikan atau penurunan) populasi penduduk di suatu wilayah dan dapat dibandingkan dengan wilayah lain. Selain itu nilai CBR dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan jumlah bayi lahir hidup dan jumlah ibu hamil. CBR adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada Tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan Tahun yang sama. Untuk mengetahui tingkat kelahiran yang terjadi di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu. Indikator angka kelahiran Tahunan mencerminkan tingkat kelahiran pada suatu waktu atau Tahun tertentu. Umumnya mengemukakan ukuran tentang berapa banyaknya bayi yang lahir dibandingkan dengan jumlah perempuan usia subur, pada suatu Tahun tertentu untuk daerah tertentu. Indikator Angka Kelahiran Tahunan merupakan cerminan kelahiran dalam bentuk penampang lintang (cross section) dan bukan bersifat longitudinal atau histories. Tabel 4.18 Kelahiran per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 KODE
KECAMATAN
1
2 1
CILEUNYI
2
CIMENYAN
3 4 5
CILENGKRANG BOJONGSOANG MARGAHAYU
6
MARGAASIH
7
KATAPANG
8
DAYEUHKOLOT
9
BANJARAN
NO
3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PUSKESMAS
4 CILEUNYI CINUNUK CIBIRU HILIR CIMENYANG CIBEUNYING CILENGKRANG BOJONGSOANG BIHBUL MARGAHAYU SELATAN MARGAASIH RAHAYU KATAPANG SANKANHURIP DAYEUHKOLOT CANGKUANG BANJARAN KOTA
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Jumlah kelahiran laki - laki + Perempuan Hidup
Mati
Hidup + Mati
5
6
7
730 920 157 873 911 756 1.555 1.230 876
1 1 7
1.222 1.198 804 1.048 979 1.240 1.117
12 8
3 6
3 1 11
731 921 164 873 914 762 1.555 1.230 876 1.234 1.206 804 1.048 982 1.241 1.128 91
10 11
12
PAMEUNGPEUK PANGALENGAN
ARJASARI
13
CIMAUNG
14
CICALENGKA
15 16
NAGREG CIAKNCUNG
17
RANCAEKEK
18
CIPARAY
19
PACET
20
KERTASARI
21
BALEENDAH
22
MAJALAYA
23
SOLOKAN JERUK
24
PASEH
25
IBUN
26
SOREANG
27
KUTAWARINGIN
28
PASIR JAMBU
17 18 19
1.085 1.369 1.054
1 1 9
1.086 1.370 1.063
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
KIANGROKE PAMEUNGPEUK PANGALENGAN DTP WARNASARI SUKAMANAH ARJASARI BANJARAN DTP CIKALONG CAMPAKAMULYA CICALENGKA DTP SAWAH LEGA NAGREG CIKANCUNG CILULUK RANCAEKEK DTP LINGGAR NANJUNG MEKAR CIPARAY DTP SUMBERSARI PAKUTANDANG PACET PANCA KERTASARI SANTOSA BALEENDAH RANCAMANYAR JELEKONG MAJALAYA CIAKRO WANGISAGARA SOLOKAN JERUK
856 1.016 631 1.186 818 710 1.303 854 886 819 595 1.211 1.212 705 883 981 1.180 164 744 775 703 1.392 719 1.091 1.237 1.024 584 859
6 7
862 1.023 631 1.189 823 715 1.303 857 891 829 600 1.214 1.214 707 888 989 1.186 164 748 775 703 1.395 719 1.099 1.245 1.034 584 865
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
PADAMUKTI PASEH CIPEDES IBUN SUDI SOREANG SUKAJADI KOPO GAJAH MEKAR PASIR JAMBU SUGIHMUKT
720 1.501 970 858 574 1.177 556 765 861 875 583
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
3 5 5 3 5 10 5 3 2 2 5 8 6 4
3 8 8 10 6 3 3 12 5 1 5 10 4 4 4
723 1.504 982 858 579 1.178 561 775 865 879 587 92
29 30 31 JUMLAH
CIWIDEY
59 60 61 62
RANCABALI CANGKUANG
CIWIDEY 60 RAWABOGO RANCABALI NAGRAK
930 867 905 975 57.384
3 4 5 4 245
933 871 910 979 57.631
sumber Bidang Binkesmas, seksi Kesga, Kabupaten Bandung 2013yang sudah diolah
6. Kematian Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga mencerminkan dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan penduduk daerah tersebut.
Indikator kematian
berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu Tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda. Angka
Kematian
Kasar
adalah
indikator
sederhana
yang
tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan
penduduk
pada
suatu
Tahun
yang
bersangkutan.
Apabila
dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu Tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
93
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu Tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
94
BAB V KUALITAS PENDUDUK
A. Kesehatan 1. Kelahiran Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk. Banyaknya kelahiran membawa konsekuensi pada pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi, pemenuhan gizi, perawatan kesehatan ibu dan anak dan pada selanjutnya membutuhkan fasilitas pendidikan dan pemenuhan kesempatan kerja. a) Angka Kelahiran Total Tabel 5.1 Kelahiran per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 KODE
1
KECAMATAN
2 1 CILEUNYI
2 CIMENYAN 3 CILENGKRANG 4 BOJONGSOANG 5 MARGAHAYU
6 MARGAASIH 7 KATAPANG 8 DAYEUHKOLOT 9 BANJARAN
10 PAMEUNGPEUK
NO
PUSKESMAS
3 1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 CILEUNYI CINUNUK CIBIRU HILIR CIMENYANG CIBEUNYING CILENGKRANG BOJONGSOANG BIHBUL MARGAHAYU SELATAN MARGAASIH RAHAYU KATAPANG SANKANHURIP DAYEUHKOLOT CANGKUANG BANJARAN KOTA KIANGROKE PAMEUNGPEUK
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Jumlah kelahiran laki - laki + Perempuan Hidup Mati Hidup + Mati 5 6 7 730 1 731 920 1 921 157 7 164 873 873 911 3 914 756 6 762 1.555 1.555 1.230 1.230 876 876 1.222 1.198 804 1.048 979 1.240 1.117
12 8
3 1 11
1.234 1.206 804 1.048 982 1.241 1.128
1.085 1.369
1 1
1.086 1.370 95
11 PANGALENGAN
12 ARJASARI 13 CIMAUNG
14 CICALENGKA
15 NAGREG 16 CIAKNCUNG 17 RANCAEKEK
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
18 CIPARAY
19 PACET 20 KERTASARI 21 BALEENDAH
22 MAJALAYA
23 SOLOKAN JERUK 24 PASEH 25 IBUN 26 SOREANG 27 KUTAWARINGIN
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
PANGALENGAN DTP WARNASARI SUKAMANAH ARJASARI BANJARAN DTP CIKALONG CAMPAKAMULYA CICALENGKA DTP SAWAH LEGA NAGREG CIKANCUNG CILULUK RANCAEKEK DTP LINGGAR NANJUNG MEKAR CIPARAY DTP SUMBERSARI PAKUTANDANG PACET PANCA KERTASARI SANTOSA BALEENDAH RANCAMANYAR JELEKONG MAJALAYA CIAKRO WANGISAGARA SOLOKAN JERUK PADAMUKTI PASEH CIPEDES IBUN SUDI SOREANG SUKAJADI KOPO
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
1.054
9
1.063
856 1.016 631 1.186 818 710
6 7
862 1.023 631 1.189 823 715
3 5 5
1.303
1.303
854 886 819 595 1.211
3 5 10 5 3
857 891 829 600 1.214
1.212 705
2 2
1.214 707
883 981 1.180 164 744 775 703 1.392 719 1.091 1.237 1.024 584 859
5 8 6
888 989 1.186 164 748 775 703 1.395 719 1.099 1.245 1.034 584 865
720 1.501 970 858 574 1.177 556 765
4
3 8 8 10 6 3 3 12 5 1 5 10
723 1.504 982 858 579 1.178 561 775 96
28 PASIR JAMBU 29 CIWIDEY 30 RANCABALI 31 CANGKUANG JUMLAH
56 57 58 59 60 61 62
GAJAH MEKAR PASIR JAMBU SUGIHMUKT CIWIDEY 60 RAWABOGO RANCABALI NAGRAK
861 875 583 930 867 905 975 57.384
4 4 4 3 4 5 4 245
865 879 587 933 871 910 979 57.631
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung selama Tahun 2013 yang sudah diolah
2.b Rasio Anak Perempuan Rasio Anak Wanita adalah rasio antara jumlah anak di suatu tempat pada suatu waktu dengan penduduk perempuan usia 15-49 Tahun. Batasan usia anak dapat 5 Tahun atau 10 Tahun kebawah. Jumlah anak 5 Tahun kebawah mencerminakan kelahiran selama 5 Tahun sebelum pencacahan, sedangkan jumlah anak 10 Tahun kebwah mencerminkan kelahiran selama 10 Tahun sebelum pencacahan. Rasio ini dipakai untuk melihat tingkat fertilitas pada suatu wilayah kecil. Hitungan ini menggambarkan berapa banyak anak dibawah usia lima atau 10 Tahun dibandingkan dengan wanita usia reproduksi di suatu wilayah tertentu. CWR ini digunakan apabila tidak ada data kelahiran dan data registrasi. Tabel 5.2 Rasio Anak Perempuan per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013
1
Cileunyi
5,013
Penduduk Perempuan Usia 15-49 Tahun 50,094
2
Cimenyan
3,067
31,027
9.88
3
Cilengkrang
1,277
15,676
8.15
4
Bojongsoang
3,563
33,821
10.53
5
Margahayu
4,293
22,639
18.96
6
Margaasih
7,210
49,523
14.56
7
Katapang
4,386
37,306
11.76
8
Dayeuhkolot
4,153
35,795
11.6
9
Banjaran
6,162
40,674
15.15
10
Pamuengpeuk
2,867
39,562
7.25
No
Kecamatan
Penduduk Usia 0-4 Tahun
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Rasio 10.01
97
No
Kecamatan
Penduduk Usia 0-4 Tahun 6,480
11
Pangalengan
12
Arjasari
3,983
Penduduk Perempuan Usia 15-49 24,581 Tahun 29,552
13
Cimaung
3,028
25,463
11.89
14
Cicalengka
4,182
37,324
11.2
15
Nagreg
2,523
17,579
14.35
16
Cikancung
3,983
22,410
17.77
17
Rancaekek
6,941
57,656
12.04
18
Ciparay
7,936
51,576
15.39
19
Pacet
2,811
33,093
8.49
20
Kertasari
2,056
20,556
10
21
Baleendah
8,604
75,233
11.44
22
Majalaya
5,358
46,743
11.46
23
Solokanjeruk
2,858
45,669
6.26
24
Paseh
4,666
37,377
12.48
25
Ibun
3,492
24,299
14.37
26
Soreang
4,604
37,543
12.26
27
Pasirjambu
4,691
28,441
16.49
28
Ciwidey
3,617
24,397
14.83
29
Rancabali
1,856
15,112
12.28
30
Cangkuang
3,387
25,616
13.22
31
Kutawaringin
3,598
28,937
12.43
132,645
1,065,274
12.45
Jumlah
Rasio 26.36 13.48
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung selama Tahun 2013
2. Kematian Indikator
kematian
yang
biasa
digunakan
untuk
mengukur
kualitas
hidup/kesehatan di suatu daerah adalah: 2.a Angka Kematian Bayi Angka
Kelahiran
Bayi/IMR
digunakan
sebagai
indikator
yang
menggambarkan kemajuan pembangunan yang dapat menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak. Berikut disajikan tabel Angka Kematian Bayi (IMR) Kabupaten Bandung
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
98
Tabel 5.3. Angka Kematian Bayi Kabupaten Bandung Tahun 2013 No
KECAMATAN
NO
PUSKESMAS
1
2
3
4
1
CILEUNYI
2
CIMENYAN
3 4 5
CILENGKRANG BOJONGSOANG MARGAHAYU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6
MARGAASIH
7
KATAPANG
8
DAYEUHKOLOT
9
BANJARAN
10 11
PAMEUNGPEUK PANGALENGAN
12
ARJASARI
13
CIMAUNG
14
CICALENGKA
15 16
NAGREG CIAKNCUNG
17
RANCAEKEK
18
CIPARAY
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
CILEUNYI CINUNUK CIBIRU HILIR CIMENYANG CIBEUNYING CILENGKRANG BOJONGSOANG BIHBUL MARGAHAYU SELATAN MARGAASIH RAHAYU KATAPANG SANKANHURIP DAYEUHKOLOT CANGKUANG BANJARAN KOTA KIANGROKE PAMEUNGPEUK PANGALENGAN DTP WARNASARI SUKAMANAH ARJASARI BANJARAN DTP CIKALONG CAMPAKAMULYA CICALENGKA DTP SAWAH LEGA NAGREG CIKANCUNG CILULUK RANCAEKEK DTP LINGGAR NANJUNG MEKAR CIPARAY DTP SUMBERSARI PAKUTANDANG
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Angka Kematian Bayi 1 1 4 4 5 0 5 1 1 12 7 0 1 2 0 6 2 1 7 11 10 0 0 10 4 6 5 1 6 3 0 0 0 2 0 1 99
19
PACET
20
KERTASARI
21
BALEENDAH
22
MAJALAYA
23
SOLOKAN JERUK
24
PASEH
25
IBUN
26
SOREANG
27
KUTAWARINGIN
28
PASIR JAMBU
29
CIWIDEY
30 RANCABALI 31 CANGKUANG JUMLAH sumber Bidang Binkesmas, seksi Kesga 2013
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
PACET PANCA KERTASARI SANTOSA BALEENDAH RANCAMANYAR JELEKONG MAJALAYA CIAKRO WANGISAGARA SOLOKAN JERUK PADAMUKTI PASEH CIPEDES IBUN SUDI SOREANG SUKAJADI KOPO GAJAH MEKAR PASIR JAMBU SUGIHMUKT CIWIDEY 60 RAWABOGO RANCABALI NAGRAK
0 0 1 0 0 0 0 4 6 0 1 0 1 1 0 5 2 2 4 5 13 0 1 1 3 9 178
Dari tabel terlihat bahwa dari 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 terjadi kematian bayi sebanyak 178 bayi. Kematian bayi terbanyak ada di Kecamatan Pangalegan yaitu 28 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. 2.b. Angka Kematian Neonatal Kematian neonatal atau kematian endogen adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari per 1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Kematian neonatal atau kematian bayi endogen pada umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir atau selama kehamilan.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
100
Tabel 5.4 Angka Kematian Bayi terbanyak per kecamatan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 No
KECAMATAN
1
CILEUNYI
1
CILEUNYI
Angka Kematian Neo Natal 3
2
CINUNUK
1
3
CIBIRU HILIR
25
4
CIMENYANG
5
5
CIBEUNYING
5
No
PUSKESMAS
2
CIMENYAN
3
CILENGKRANG
6
CILENGKRANG
0
4
BOJONGSOANG
7
BOJONGSOANG
3
8 MARGAHAYU
6
MARGAASIH
10
BIHBUL MARGAHAYU SELATAN MARGAASIH
1
5
11
RAHAYU
6
7
KATAPANG
12
KATAPANG
0
13
SANKANHURIP
1
8
DAYEUHKOLOT
14
DAYEUHKOLOT
2
15
CANGKUANG
0
9
BANJARAN
16
BANJARAN KOTA
6
17
KIANGROKE
2
PAMEUNGPEUK
18
PAMEUNGPEUK
1
PANGALENGAN
19
PANGALENGAN DTP
7
20
WARNASARI
11
21
SUKAMANAH
10
22
ARJASARI
0
23
BANJARAN DTP
0
24
CIKALONG
25
CAMPAKAMULYA
4
26
CICALENGKA DTP
6
27
SAWAH LEGA
5
28
NAGREG
1
29
CIKANCUNG
6
30
CILULUK
3
31
RANCAEKEK DTP
0
32
LINGGAR
0
10 11
12
ARJASARI
13
CIMAUNG
14
CICALENGKA
15
NAGREG
16
CIAKNCUNG
17
RANCAEKEK
9
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
1 10
10
101
No
18
KECAMATAN
CIPARAY
19
PACET
20
KERTASARI
21
22
BALEENDAH
MAJALAYA
No
PUSKESMAS
Angka Kematian Neo Natal 0
33
NANJUNG MEKAR
34
CIPARAY DTP
2
35
SUMBER SARI
0
36
PAKUTANDANG
1
37
PACET
0
38
PANCA
0
39
KERTASARI
1
40
SANTOSA
0
41
BALEENDAH
0
42
RANCAMANYAR
0
43
JELEKONG
0
44
MAJALAYA
4
45
CIAKRO
6
46
WANGISAGARA
0
47
SOLOKAN JERUK
1
48
PADAMUKTI
0
49
PASEH
1
50
CIPEDES
1
51
IBUN
0
52
SUDI
5
53
SOREANG
2
54
SUKAJADI
2
55
KOPO
4
56
GAJAH MEKAR
5
57
PASIR JAMBU
13
58
SUGIHMUKT
0
59
CIWIDEY
1
60
RAWABOGO
1
23
SOLOKAN JERUK
24
PASEH
25
IBUN
26
SOREANG
27
KUTAWARINGIN
28
PASIR JAMBU
29
CIWIDEY
30
RANCABALI
61
RANCABALI
3
31
CANGKUANG
62
NAGRAK
9
JUMLAH sumber Bidang Binkesmas, seksi Kesga Kabupaten Bandung 2013
3
Dari tabel terlihat bahwa dari 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 terjadi kematian neo natal sebanyak 3 bayi. Kematian bayi terbanyak ada di Kecamatan Pangalegan yaitu 25 – 26 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
102
2.c. Angka Kematian Ibu Data kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan dan pengelolaannya dan data kelahiran bayi yang lahir hidup dapat diperoleh dari hasil pencatatan/pendataan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Diketahui bahwa di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 terjadi kelahiran sebanyak 57,378 kelahiran hidup. Namun tercatat bahwa pada tahun tersebut juga terdapat 47 orang ibu meninggal karena persalinan dan pasca persalinan, maka dari data tersebut dapat diperoleh angka kematian ibu (MMR) sebesar 0,82. Tabel 5.5. Angka Kematian Anak Kabupaten Bandung Tahun 2013 HAMIL
BERSALIN
NIFAS
JUMLAH
1 CILEUNYI
730
0
1
2
3
410.96
2 CINUNUK
920
0
0
0
0
0
3 CIBIRU HILIR
157
0
0
0
0
0
4 CIMENYANG
837
0
0
1
1
119.47
5 CIBEUNYING
911
0
0
0
0
0
3 CILENGKRANG
6 CILENGKRANG
756
0
0
0
0
0
4 BOJONGSOANG
7 BOJONGSOANG
1555
0
0
0
0
0
8 BIHBUL
1230
0
0
0
0
0
876
0
1
0
1
114.16
10 MARGAASIH
1222
1
1
0
2
163.67
11 RAHAYU
1198
0
2
1
3
250.42
804
0
0
0
0
0
13 SANKANHURIP
1048
0
0
0
0
0
14 DAYEUHKOLOT
979
0
0
0
0
0
15 CANGKUANG
1240
0
1
0
1
80.65
16 BANJARAN KOTA
1117
0
1
0
1
89.53
17 KIANGROKE
1085
0
0
0
0
0
18 PAMEUNGPEUK
1369
0
0
0
0
0
PANGALENGAN DTP
1054
1
1
0
2
189.75
20 WARNASARI
856
0
0
0
0
0
21 SUKAMANAH
1016
0
1
1
2
196.85
631
0
0
0
0
0
1186
0
0
0
0
0
24 CIKALONG
818
0
1
1
2
244.5
25 CAMPAKAMULYA
710
0
0
0
0
0
KECAMATAN
1 CILEUNYI
2 CIMENYAN
5 MARGAHAYU
6 MARGAASIH 7 KATAPANG 8 DAYEUHKOLOT 9 BANJARAN 10 PAMEUNGPEUK
No
9
11 PANGALENGAN
12 ARJASARI 13 CIMAUNG
PUSKESMAS
MARGAHAYU SELATAN
12 KATAPANG
19
22 ARJASARI 23 BANJARAN DTP
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
KEMATIAN IBU MATERIAL
KELAHIRAN HIDUP
No
103
AKI
HAMIL
BERSALIN
NIFAS
JUMLAH
1303
0
1
0
1
76.75
27 SAWAH LEGA
854
0
0
0
0
0
28 NAGREG
886
0
1
0
1
112.87
29 CIKANCUNG
819
0
3
0
3
366.3
30 CILULUK
595
0
0
0
0
0
31 RANCAEKEK DTP
1211
0
1
0
0
0
32 LINGGAR
1212
0
0
0
1
82.51
705
0
0
0
0
0
34 CIPARAY DTP
883
0
0
0
0
0
35 SUMBER SARI
981
0
0
0
0
0
1180
0
0
0
0
0
37 PACET
164
0
0
0
0
0
38 PANCA
744
0
0
0
0
0
39 KERTASARI
775
0
0
0
0
0
40 SANTOSA
703
0
0
0
0
0
1392
2
3
0
5
359.2
719
0
0
0
0
0
43 JELEKONG
1091
0
1
0
1
91.66
44 MAJALAYA
1237
0
1
0
1
80.84
45 CIAKRO
1024
0
0
0
0
0
46 WANGISAGARA
584
0
0
0
0
0
47 SOLOKAN JERUK
859
0
0
0
0
0
48 PADAMUKTI
720
0
0
0
0
0
1501
0
0
2
2
133.24
50 CIPEDES
970
0
1
0
1
103.09
51 IBUN
858
0
0
0
0
0
52 SUDI
574
1
2
0
3
522.65
53 SOREANG
1177
0
0
1
1
84.96
54 SUKAJADI
556
0
2
0
2
359.71
55 KOPO
765
1
0
0
1
130.72
56 GAJAH MEKAR
861
0
0
0
0
0
57 PASIR JAMBU
875
0
2
0
2
228.57
58 SUGIHMUKT
582
0
0
0
0
0
59 CIWIDEY
930
0
0
1
1
107.53
60 RAWABOGO
867
0
0
0
0
0
30 RANCABALI
61 RANCABALI
905
0
0
1
1
110.5
31 CANGKUANG
62 NAGRAK
975
0
1
1
2
205.13
57,378
6
29
12
47
81.91
KECAMATAN
14 CICALENGKA 15 NAGREG 16 CIAKNCUNG
17 RANCAEKEK
No
18 CIPARAY
PUSKESMAS
26 CICALENGKA DTP
33
NANJUNG MEKAR
36 PAKUTANDANG 19 PACET 20 KERTASARI
41 BALEENDAH 21 BALEENDAH
22 MAJALAYA
23 SOLOKAN JERUK 24 PASEH 25 IBUN 26 SOREANG 27 KUTAWARINGIN 28 PASIR JAMBU 29 CIWIDEY
JUMLAH
42 RANCAMANYAR
49 PASEH
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
KEMATIAN IBU MATERIAL
KELAHIRAN HIDUP
No
104
AKI
sumber Bidang Binkesmas, seksi Kesga 2013 Kabupaten Bandung, 2013 Dari tabel di atas berarti di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 dari 100.000 kelahiran hidup terdapat 81 – 82 kematian ibu saat hamil, bersalin, maupun pasca bersalin. B. Pendidikan 1. Angka Melek Huruf Untuk Kabupaten Bandung, Angka Melek Huruf (AMH) tahun 2013 berdasarkan data pokok perencanaan pembangunan tahun 2013 sebesar 98.86 persen. Hal ini berarti dari 100 orang penduduk yang berusia di atas 15 tahun sebanyak 98 – 99 orang bias membaca dan menulis. AMH tertinggi berada di Kecamatan Kecamatan Margahayu sebesar 99,79 persen dan Kecamatan Dayeuhkolot sebesar 99,74 persen sedangkan AMH terendah berada di Kecamatan Cimaung sebesar 97,06 persen dan Kecamatan Kertasari sebanyak 97,64 persen. 2. Angka Partisipasi Kasar Untuk Kabupaten Bandung, Angka Partisipasi Kasar (APK) dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 5.6. Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Bandung Tahun 2013 No 1
2
3
4
JENJANG PENDIDIKAN Pra Sekolah/School a. Laki-laki/School b. Perempuan/Female SD/Primary School a. Laki-laki/School b. Perempuan/Female SLTP/Junior SS a. Laki-laki/School b. Perempuan/Female SLTA/Senior SS a. Laki-laki/School b. Perempuan/Female
SISWA/MAHASISWA 15,975.00 8,039.00 7,936.00 386,663.00 199,298.00 187,365.00 130,902.00 64,658.00 66,244.00 37,910.00 16,680.00 21,230.00
PENDUDUK 67,048.00 24,771.00 32,277.00 360,877.00 187,420.00 173,457.00 183,489.00 94,589.00 88,900.00 166,746.00 86,105.00 80,641.00
APK 23.83 23.12 23.59 107.15 106.34 108.02 71.34 68.36 74.52 22.74 19.37 26.33
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, 2013 APK di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 untuk setiap jenjang pendidikan tertentu rata-rata di atas 90 persen. APK tertinggi ada pada jenjang pendidikan SD Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
105
sebesar 107,15 persen. Sementara APK untuk jenjang pendidikan SLTA hanya 22,74 persen, yang berarti bahwa dari 100 anak usia SLTA, hanya terdapat 22 – 23 anak yang sekolah. Jadi keberadaan SLTA atau sederajat yang ada di Kabupaten Bandung perlu lebih ditingkatkan lagi. 3. Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Murni untuk Kabupaten Bandung tahun 2013 sebagai berikut: Tabel 5.7. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Bandung Tahun 2013 No 1
2
3
4
JENJANG PENDIDIKAN Pra Sekolah/School a. Laki-laki/School b. Perempuan/Female SD/Primary School a. Laki-laki/School b. Perempuan/Female SLTP/Junior SS a. Laki-laki/School b. Perempuan/Female SLTA/Senior SS a. Laki-laki/School b. Perempuan/Female
SISWA/MAHASISWA 15,624.00 7,863.00 7,761.00 350,560.00 182,292.00 168,268.00 113,048.00 55,394.00 57,654.00 27,754.00 12,212.00 15,542.00
PENDUDUK 67,048.00 24,771.00 32,277.00 360,877.00 187,420.00 173,457.00 183,489.00 94,589.00 88,900.00 166,746.00 86,105.00 80,641.00
APM 23.30 22.61 24.04 97.14 97.26 97.01 61.61 58.56 64.85 16.64 14.18 19.27
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, 2013 APM di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 untuk jenjang pendidikan SD/Sederajat adalah 97,14 persen, artinya bahwa dari 100 penduduk usia 7 – 12 tahun 97 – 98 orang bersekolah dibangku SD/Sederajat. Angka partisipasi murni penduduk usia 13-15 tahun yang duduk dibangku SLTP/Sederajat sebesar 61,61 persen dan lebih rendah dibandingkan dengan partisipasi SD. Angka partisipasi murni penduduk usia 13-15 tahun yang duduk dibangku SLTA/Sederajat sebesar 16,64 persen dan lebih rendah dibandingkan dengan partisipasi SLTP. Selisih APK dengam APM menunjukkan proporsi murid yang tinggal kelas atau terlalu cepat sekolah.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
106
4. Angka Penduduk Putus Sekolah Angka Putus Sekolah murid menyajikan persentase murid yang putus sekolah menurut jenjang pendidikan. APS untuk Kabupaten Bandung disajikan pada tabel berikut: Tabel 5.8. Angka Putus Sekolah (APS) Kabupaten Bandung Tahun 2013 No 1 2 3 4
JENIS PENDIDIKAN
MURID
TK SD SLTP SLTA
16,010.00 390,472.00 127,272.00 72,741.00
MURID PUTUS SEKOLAH
ANGKA PUTUS SEKOLAH
0 118 249 361
- 0.03 0.20 0.50
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, 2013 Angka
Putus
Sekolah
Murid
SD/Sederajat
di
Kabupaten
Bandung
menunjukkan APS yang paling besar yaitu 0.5 persen.
C. Ekonomi 1. Proporsi Dan Jumlah Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja 1.a. Jumlah Dan Proporsi Tenaga Kerja Tenaga kerja (Manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (15 – 64 tahun) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Indikator ini berguna sebagai wacana pengambil kebijakan dalam menyusun rencana ketenagakerjaan. Disamping itu juga untuk mengetahui berapa banyak tenaga kerja (penduduk usia kerja) potensial. Tabel 5.9 menampilkan distribusi penduduk Kabupaten Bandung menurut kelompok umur produktif (15–65 tahun).
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
107
Tabel 5.9. Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Umur Produktif Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kecamatan
KELOMPOK UMUR 15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 +
Jumlah
Ciwidey 6.759 5.855 5.817 6.457 5.733 5.242 4.309 3.774 2.865 2.451 5.095 54.357 Rancabali 4.472 3.708 3.710 4.068 3.738 3.549 2.790 2.432 1.947 1.603 2.846 34.863 Pasirjambu 7.338 6.536 6.141 6.944 6.048 5.849 4.780 4.068 3.119 2.375 4.916 58.114 Cimaung 7.041 5.601 5.432 6.206 6.074 5.282 4.275 3.662 2.913 2.316 4.840 53.642 Pangalengan 12.968 20.623 10.140 11.482 10.595 9.953 8.335 6.793 5.862 4.437 8.456 109.644 Kertasari 6.238 5.226 5.280 5.566 5.170 4.378 3.720 3.284 2.504 1.998 3.583 46.947 Pacet 11.815 9.302 8.435 8.380 7.170 6.344 5.037 4.350 3.203 2.657 5.435 72.128 Ibun 7.403 6.263 6.237 6.985 5.824 5.245 4.089 3.592 2.623 2.064 4.495 54.820 Paseh 12.185 10.363 9.987 10.917 9.165 7.967 6.402 5.575 4.051 3.108 6.411 86.131 Cikancung 8.789 7.757 7.423 7.407 6.350 5.539 4.248 3.579 2.551 2.058 4.026 59.727 Cicalengka 11.299 9.068 9.227 10.319 9.019 7.939 6.307 4.932 3.821 2.790 5.370 80.091 Nagreg 5.120 4.016 4.044 4.443 3.971 3.350 2.591 2.147 1.608 1.221 2.521 35.032 Rancaekek 16.089 15.226 14.585 16.548 14.626 13.507 10.575 8.516 6.005 4.224 7.714 127.615 Majalaya 14.261 12.792 13.022 14.469 11.957 10.738 8.379 7.305 5.323 3.956 7.317 109.519 Solokanjeruk 7.218 6.815 6.870 7.595 6.430 5.686 4.287 3.740 2.835 2.153 4.006 57.635 Ciparay 15.328 12.679 12.290 13.776 12.139 10.834 8.646 7.350 5.437 4.280 7.951 110.710 Baleendah 22.369 19.267 19.083 23.988 22.193 18.906 13.732 10.635 8.007 5.452 9.203 172.835 Arjasari 9.067 7.583 6.979 8.064 7.368 6.622 5.176 4.186 3.113 2.502 5.373 66.033 Banjaran 10.667 9.399 9.031 11.050 10.273 8.937 6.800 5.433 4.364 3.103 5.911 84.968 Cangkuang 6.484 5.333 5.088 6.207 5.899 5.670 4.423 3.452 2.460 1.798 3.488 50.302 Pameungpeuk 6.767 5.936 5.754 6.894 6.242 5.376 3.933 3.248 2.599 1.905 3.267 51.921 Katapang 10.466 9.778 9.906 11.757 10.601 9.357 6.952 5.321 3.812 2.696 4.908 85.554 Soreang 9.582 8.769 8.944 10.360 9.130 8.058 6.657 5.442 4.101 2.934 5.320 79.297
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
35 - 39
108
24 Kutawaringin 25 Margaasih 26 Margahayu 27 Dayeuhkolot 28 Bojongsoang 29 Cileunyi 30 Cilengkrang 31 Cimenyan Kab. Bandung
8.953 7.987 8.061 8.728 7.461 6.659 5.173 4.350 3.375 2.617 4.912 68.276 13.705 13.206 12.905 13.339 11.722 10.573 8.268 6.727 4.459 3.155 5.473 103.532 10.021 10.811 11.453 12.321 10.545 9.312 7.589 6.632 5.029 3.205 5.234 92.152 8.885 11.930 10.487 12.003 10.504 8.919 6.489 4.997 3.827 2.580 4.276 84.897 10.207 10.828 8.911 10.383 10.265 9.639 7.580 5.205 3.516 2.361 3.908 82.803 16.152 15.431 15.027 17.941 16.980 15.616 12.052 8.754 6.106 3.995 6.817 134.871 4.569 4.159 3.879 4.352 4.279 3.913 3.125 2.576 1.829 1.235 2.253 36.169 9.533 9.265 9.305 10.782 8.986 8.022 6.683 5.797 4.333 2.774 5.199 80.679 311.750 291.512 273.453 309.731 276.821 246.981 193.402 157.854 117.597 86.003 160.524 2.425.264
Sumber : Disnaker Kabupaten Bandung 2013, yang sudah di olah
Jumlah penduduk Kabupaten Bandung pada tahun 2013 sebanyak 3,476,420 jiwa dan penduduk usia kerja (15 – 65 tahun) menurut tabel diatas adalah 2,425,264 jiwa, maka persentase Tenaga Kerja di Kabupaten Bandung adalah 69,76% yang berarti bahwa 69,76% penduduk Kabupaten Bandung adalah tenaga kerja, dimana jika semakin besar jumlah tenaga kerja maka penawaran tenaga kerja juga semakin tinggi. Akan tetapi jika kondisi tersebut tidak diiringi dengan bertambahnya kesempatan kerja, maka akan terjadi pengangguran yang cukup besar di Kabupaten Bandung. Maka hal ini harusnya menjadi perhatian khusus baik bagi pemerintah Kabupaten Bandung dan maupun bagi pihak swasta.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
109
Gambar 5.1. Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Umur Produktif Per Kecamatan Tahun 2013 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 yang sudah diolah 1.b Jumlah Dan Proporsi Penduduk Bekerja Dan Menganggur Angka pengangguran terbuka berguna sebagai acuan bagi pemerintah dalam pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Tabel 5.10. Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Bekerja Dan Menganggur Tahun 2013 Angkatan Kerja No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan Ciwidey Rancabali Pasirjambu Cimaung Pangalengan Kertasari Pacet Ibun Paseh
Bekerja 23,929 17,113 23,976 22,744 48,551 27,321 31,011 25,567 46,712
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Menganggur 1,346 2,291 817 4,526 3,202 1,704 2,925 1,470 6,231
Jumlah 25,275 19,404 24,793 27,270 51,753 29,025 33,936 27,037 52,943 110
Angkatan Kerja No 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan Cikancung Cicalengka Nagreg Rancaekek Majalaya Solokanjeruk Ciparay Baleendah Arjasari Banjaran Cangkuang Pameungpeuk Katapang Soreang Kutawaringin Margaasih Margahayu Dayeuhkolot Bojongsoang Cileunyi Cilengkrang Cimenyan Kab. Bandung
Bekerja 22,769 36,733 11,819 59,572 56,131 25,770 44,708 74,543 28,190 36,016 21,125 18,644 39,769 42,855 30,626 54,322 44,659 30,610 35,916 60,602 17,311 42,501 1,102,115
Menganggur 2,275 6,492 4,540 13,588 6,129 5,727 11,515 7,629 4,668 3,609 2,494 3,857 4,131 1,888 2,408 4,901 4,276 4,123 2,003 1,937 839 832 124,555
Jumlah 25,044 43,225 16,359 73,160 62,260 31,497 56,223 82,172 32,858 39,625 23,619 22,501 44,082 44,743 33,034 59,223 48,935 34,733 37,919 62,539 18,150 43,333 1,226,670
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 Jumlah penduduk yang bekerja Kabupaten Bandung pada tahun 2013 sebanyak 1,102,115 jiwa dan penduduk yang menganggur menurut tabel diatas adalah 124,555 jiwa, maka persentase Tenaga Kerja di Kabupaten Bandung adalah 10,15 % yang berarti bahwa 89,85% penduduk angkatan kerja Kabupaten Bandung adalah bekerja, dimana jika semakin besar jumlah tenaga kerja maka penawaran tenaga kerja juga semakin tinggi.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
111
Gambar 5.2. Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Bekerja Dan Menganggur Per Kecamatan Tahun 2013 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 yang sudah diolah 2. Angka Partisipasi Angkatan Kerja Angka partisipasi angkatan kerja menyajikan data yang menggambarkan banyaknya angkatan kerja, yaitu penduduk yang sedang bekerja dan yang mencari pekerjaan dari penduduk usia 15 – 64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15 –64 tahun secara keseluruhan. Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang benar-benar terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan produktif yang dapat menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Untuk wilayah Kabupaten Bandung, berdasarkan Data SIAK diketahui jumlah penduduk usia kerja atau usia produktif (15 – 64 tahun) sebanyak 163.304 jiwa dan jumlah angkatan kerja sebanyak 89.616 jiwa, maka APAK Kabupaten Bandung tahun 2013 sebesar57,36%. APAK untuk kelompok umur tertentu di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
112
Tabel 5.11. Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) Kabupaten Bandung Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan Ciwidey Rancabali Pasirjambu Cimaung Pangalengan Kertasari Pacet Ibun Paseh Cikancung Cicalengka Nagreg Rancaekek Majalaya Solokanjeruk Ciparay Baleendah Arjasari Banjaran Cangkuang Pameungpeuk Katapang Soreang Kutawaringin Margaasih Margahayu Dayeuhkolot Bojongsoang Cileunyi Cilengkrang Cimenyan Kab. Bandung
Bekerja 23,929 17,113 23,976 22,744 48,551 27,321 31,011 25,567 46,712 22,769 36,733 11,819 59,572 56,131 25,770 44,708 74,543 28,190 36,016 21,125 18,644 39,769 42,855 30,626 54,322 44,659 30,610 35,916 60,602 17,311 42,501 1,102,115
Angkatan Kerja Mencari Pekerjaan 1,346 2,291 817 4,526 3,202 1,704 2,925 1,470 6,231 2,275 6,492 4,540 13,588 6,129 5,727 11,515 7,629 4,668 3,609 2,494 3,857 4,131 1,888 2,408 4,901 4,276 4,123 2,003 1,937 839 832 124,555
Jumlah 25,275 19,404 24,793 27,270 51,753 29,025 33,936 27,037 52,943 25,044 43,225 16,359 73,160 62,260 31,497 56,223 82,172 32,858 39,625 23,619 22,501 44,082 44,743 33,034 59,223 48,935 34,733 37,919 62,539 18,150 43,333 1,226,670
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 Jumlah penduduk yang bekerja Kabupaten Bandung pada tahun 2013 sebanyak 1,102,115 jiwa dan penduduk yang mencari pekerjaan menurut tabel diatas Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
113
adalah 124,555 jiwa, maka persentase Tenaga Kerja di Kabupaten Bandung adalah 89,85% yang berarti bahwa 89,85% penduduk angkatan kerja Kabupaten Bandung adalah bekerja, dimana jika semakin besar jumlah tenaga kerja maka penawaran tenaga kerja juga semakin tinggi.
Gambar 5.3. Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) Per Kecamatan Tahun 2013 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 yang sudah diolah
3. Jumlah Dan Proporsi Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Indikator ini menunjukkan proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan terhadap jumlah penduduk yang bekerja di setiap lapangan pekerjaan. Proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan menunjukkan distribusi atau penyebaran penduduk yang bekerja di suatu daerah pada waktu tertentu. Indikator ini berguna untuk membantu pemerintah daerah dalam memfokuskan kebijakan ketenagakerjaan. Tabel 33 di bawah ini menunjukkan proporsi jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Bandung yang berusia produktif (15 – 64 tahun). Data diambil menurut 10 proporsi jenis pekerjaan terbanyak. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
114
Tabel 5.12. Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Lapangan Usaha No
Kecamatan
1 Ciwidey 2 Rancabali 3 Pasirjambu 4 Cimaung 5 Pangalengan 6 Kertasari 7 Pacet 8 Ibun 9 Paseh 10 Cikancung 11 Cicalengka 12 Nagreg 13 Rancaekek 14 Majalaya 15 Solokanjeruk 16 Ciparay 17 Baleendah 18 Arjasari 19 Banjaran 20 Cangkuang 21 Pameungpeuk 22 Katapang 23 Soreang 24 Kutawaringin 25 Margaasih 26 Margahayu 27 Dayeuhkolot 28 Bojongsoang 29 Cileunyi 30 Cilengkrang 31 Cimenyan Kab. Bandung
Pertanian 9,747 10,977 13,277 7,935 31,171 21,785 14,853 6,675 10,390 5,341 4,004 2,695 8,056 3,791 4,602 5,980 5,801 9,285 6,271 5,531 1,673 3,002 3,068 6,007 2,462 479 386 3,538 2,426 4,299 3,461 218,968
Industri
Perdagangan
3,218 464 4,700 3,963 3,606 166 2,736 9,862 15,813 6,890 10,958 3,487 31,226 30,632 13,714 12,598 26,588 7,475 14,237 8,388 9,182 16,731 18,781 12,144 27,269 19,957 11,866 9,853 14,948 3,423 6,277 361,152
5,228 1,982 3,568 3,881 6,931 2,675 7,957 2,957 10,547 4,044 7,793 2,508 8,739 13,832 3,930 10,214 16,665 5,506 7,482 2,874 3,478 6,523 8,359 5,149 9,911 9,413 7,574 6,969 13,663 2,697 11,160 214,234
Jasa 2,087 1,022 1,895 1,773 2,156 1,157 2,256 2,267 4,569 2,013 7,802 1,373 6,097 3,981 1,337 5,778 10,760 2,689 3,812 1,542 2,447 5,996 8,761 2,205 6,343 8,454 3,960 7,242 13,664 3,008 9,985 138,431
Lainnya
Jumlah
3,649 23,929 2,668 17,113 536 23,976 5,192 22,744 4,687 48,551 1,538 27,321 3,184 31,011 3,806 25,567 5,393 46,712 4,481 22,769 6,176 36,733 1,756 11,819 5,454 59,572 3,895 56,131 2,187 25,770 10,138 44,708 14,729 74,543 3,235 28,190 4,214 36,016 2,790 21,125 1,864 18,644 7,517 39,769 3,886 42,855 5,121 30,626 8,337 54,322 6,356 44,659 6,824 30,610 8,314 35,916 15,901 60,602 3,884 17,311 11,619 42,501 169,330 1,102,115
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar untuk jenis pekerjaan adalah industri yaitu sebesar 32,77%. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
115
Gambar 5.4. Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 yang sudah diolah
D. Sosial 1. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tabel 5.13 Penduduk sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 Nilai / Jumlah Tahun 2013
Nama 1. Penduduk Rawan Sosial Dan Sarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Anaka Jalanan Penderita Sakit Jiwa / Mental Gepeng (Gelandangan Pengemis) Jumlah Penderita HIV / AIDS Jumlah Pecandu Narkotika Sarana Regabilitasi Sosial Fakir Miskin Balita Terlantar Anak Terlantar Lanjut Usia Terlantar Komunitas Adat Terpencil Penyandang Cacat
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
Satuan
362 253 7 124 - 6.170 4.272 24.130 18.043 - 2.197
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa - Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa - Jiwa 116
Nilai / Jumlah Tahun 2013
Nama 13 Cacat Netra 14 Cacat Fisik 15 Cacat Ganda 16 Tuna Wicara / Rungu 17 Tuna Daksa 18 Tuna Grahita 19 Pengungsi dan Korban Bencana 20 Tuna Susila 21 Bekas Narapidana 22 Korban Penyalahgunaan NAPZA 23 Jumlah Anak Berhadapan Dengan Hukum 24 Jumlah Wanita Rawan Sosial Ekonomi 25 Jumlah Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 26 Jumlah Korban Tindak Kekekerasan 27 Jumlah Pekerja Migran Bermasalah Sosial 2. Jumlah Panti
Satuan
208 1.053 154 215
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa - Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa
- 3 175.292 54 127 124 301 1.950 102 18 108
1 2 3 4
Panti Sosial Asuhan Anak Panti Sosial Petirahan Anak Panti Sosial Bina Remaja Panti Sosial Tresna Werdha 5 Panti Sosial Bina Daksa 6 Panti Sosial Bina Grahita 7 Panti Sosial Bina Laras PSPC 8 Panti Sosial Bina Rungu Wicara 9 Panti Sosial Bina Pasca Lara Kronis 10 Panti Sosial Marsudi Putra 11 Panti Sosial Parmadi Putra 12 Panti Sosial Karya Wanita 13 Panti Sosial Bina Karya 14 Panti Sosial Rehabilitasi 3. Pusat Rehabilitasi Narkoba 4. Rumah Singgah
56 - - 1
Buah Buah
3
Buah
- - - - - - 1
- - - - - - Buah
5. Jumlah PMKS PMKS yang tertangani PMKS yang seharunya menerima bantuan PMKS yang diberikan bantuan 6. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) 1 Karang Taruna 2 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
1.361 554 554
267 29
Jiwa Jiwa Jiwa Unit Jiwa 117
Nama 3 Organisasi Sosial 4 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 5 Taruna Siaga Bencana (TAGANA)
Nilai / Jumlah Tahun 2013
Satuan
148 1.000 134
Buah Jiwa Jiwa
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat Penduduk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bandung Tahun 2013 adalah pengungsi dan korban bencana sebanyak 175.292 jiwa. Untuk mengatasi permsalahan ini, pemerintah sebaiknya melakukan koordinasi dengan dinas terkait dalam penanggulangan bencana baik terhadap kondisi fisik bangunan dan kondisi kesehatan penduduk. 2. Proporsi Penduduk Penyandang Cacat Indikator ini menguraikan jumlah dan proporsi penyandang cacat dirinci menurut jenis kelamin dan kelompok umur. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan penyandang cacat, maka diperlukan usaha-usaha yang konkrit dari Pemerintah Kabupaten Bandung untuk memberikan khusus terhadap penduduk yang menderita cacat.
Pemberian
berbagai pelatihan keterampilan sesuai dengan keahlian masing-masing diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi para penyandang cacat. Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Kabupaten Bandung Tahun 2013 tersaji pada Gambar 5.5
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
118
Gambar 5.5 Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013 yang sudah diolah
Tabel 5.14 Distribusi Penduduk menurut Jenis Kecacatan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Jenis Kecacatan Cacat Fisik Cacat Netra/Buta Cacat Rungu/Wicara Cacat Mental/Jiwa Cacat Fisil dan Mental Cacat Lainnya Jumlah
Laki-Laki Jumlah % 531 100 113 307 90
2.97% 0.56% 0.63% 1.71% 0.50%
2 0.01% 1,143 6.38%
Perempuan Jumlah % 522 108 102 257 64
3.10% 0.64% 0.61% 1.52% 0.38%
1 0.01% 1,054 6.25%
Penandang Cacat Jumlah % 1,053 208 215 565 154
6.06% 1.20% 1.24% 3.24 0.88%
3 0.02% 2,197 12.64%
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013
Angka penduduk penyandang cacat di Kabupaten Bandung sebesar 12,64 persen. Artinya bahwa dari 100 orang penduduk Kabupaten Bandung menyandang cacat sebanyak 12.64%. Hal ini sebaiknya menjadi perhatian pemerintah kabupaten untuk tetap memberikan pelayanan sosial bagi mereka. Indikator ini berguna untuk menyusun kebijakan pemerintah dalam pengembangan pelayanan bagi penduduk penyandang cacat menurut jenis kecacacatannya.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
119
BAB VI MOBILITAS PENDUDUK Mobilitas (migrasi) penduduk adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Ada 2 macam mobilitas penduduk, yaitu mobilitas penduduk non permanen (sirkuler) dan mobilitas penduduk permanen (migrasi).Mobilitas penduduk non permanen adalah perpindahan yang bersifat tidak tetap/sementara. Sedangkan mobilitas penduduk permanen adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap. Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu wilayah dan daya tarik (pull factor) wilayah lain. Daya dorong menyebabkan orang pergi ke tempat lain, antara lain karena di daerah tersebut tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk memberikan
jaminan
kehidupan
yang
tidak
terlepas
dari
kemiskinan
dan
pengangguran. Sedangkan daya tarik wilayah adalah jika suatu wilayah mampu atau dianggap mampu menyediakan fasilitas dan sumber penghidupan penduduk, baik penduduk wilayah itu sendiri maupun penduduk dari wilayah lain di sekitarnya, sehingga daya tarik ini menyebabkan penduduk bermigrasi untuk meningkatkan taraf hidupnya. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung selama ini melayani proses pelaporan perpindahan penduduk, baik yang pindah datang dari daerah lain maupun pindah keluar dari Kabupaten Bandung. A. Mobilitas Permanen 1. Migrasi Masuk Migrasi masuk yang dimaksud adalah penduduk yang masuk dari luar Kabupaten Bandung dengan tujuan menetap di Kabupaten Bandung. Berikut pada tabel 6.1 ditampilkan jumlah migrasi masuk setiap bulan selama tahun 2013. Tabel 6.1. Jumlah MigrasiMasuk ke Kabupaten Bandung Tahun 2013 NO 1 2 3 4 5
BULAN Januari Pebruari Maret April Mei
LAKI-LAKI 887 674 635 754 761
PEREMPUAN 803 565 521 667 641
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
PROVINSI 1,538 1,098 1,058 1,295 1,293
LUAR PROVINSI 152 141 98 126 109
JUMLAH 1,690 1,239 1,156 1,421 1,402 120
NO BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN PROVINSI LUAR PROVINSI JUMLAH 6 Juni 865 687 1,398 154 1,552 7 Junli 692 646 1,338 196 1,534 8 Agustus 484 423 907 201 1,108 9 September 770 656 1,426 287 1,713 10 Oktober 643 563 1,206 264 1,470 11 November 660 619 1,279 172 1,451 12 Desember 721 636 1,357 203 1,560 JUMLAH 8,546 7,427 15,193 2,103 17,296 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung 2013, Diolah
Dari tabel tersebut terlihat bahwa banyaknya migrasi masuk dalam 1 tahun adalah 17.296 jiwa. Dan dari angka tersebut maka rata-rata banyaknya migrasi masuk di Kabupaten Bandung setiap bulannya adalah sebanyak 1.442 jiwa.
Gambar 6.1. Grafik Migrasi Masuk Kabupaten Bandung Tahun 2013 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung 2013, Diolah
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah migrasi masuk paling banyak adalah bulan September 2013 dan paling sedikit pada bulan Agustus 2013. 2. Migrasi Keluar Migrasi keluar yang dimaksud adalah penduduk yang keluar Kabupaten Bandung dengan tujuan menetap di daerah lain. Berikut pada tabel 6.2 ditampilkan jumlah migrasi keluar setiap bulan selama tahun 2013. Dari tabel terlihat bahwa banyaknya migrasi keluar Kabupaten Bandung dalam 1 tahun adalah 20.580 jiwa. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
121
Dimana rata-rata banyaknya migrasi keluar dari Kabupaten Bandung setiap bulannya mencapai 1.715 jiwa. Tabel 6.2. Jumlah Migrasi Keluar dari Kabupaten Bandung Tahun 2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN PROVINSI LUAR PROVINSI JUMLAH Januari 1,159 1,115 2,136 138 2,274 Pebruari 1,111 1,135 2,127 119 2,246 Maret 795 835 1,406 224 1,630 April 678 693 1,187 184 1,371 Mei 487 440 822 105 927 Juni 1,171 1,272 2,207 236 2,443 Junli 791 675 1,466 423 1,889 Agustus 546 512 1,058 328 1,386 September 797 732 1,529 362 1,891 Oktober 711 596 1,307 326 1,633 November 597 635 1,232 313 1,545 Desember 531 516 1,047 298 1,345 JUMLAH 9,374 9,156 17,524 3,056 20,580 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung 2013, Diolah
Gambar 6.2. Grafik Migrasi Keluar Kabupaten Bandung Tahun 2013 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung 2013, Diolah
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah migrasi keluar Kabupaten Bandung paling banyak adalah bulan Juni 2013 yaitu 2.443 jiwa.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
122
3. Angka Migrasi Neto Angka ini merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif. Sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk disebut migrasi neto negatif Untuk Kabupaten Bandung pada tahun 2013, jumlah migrasi masuk adalah 17.296 jiwa dan jumlah migrasi keluar adalah 20.580 jiwa. Angka Migrasi Neto diperoleh sebesar -0.994, yang berarti bahwa setiap 1.000 penduduk Kabupaten Bandung terdapat 0 – 1 jiwa migran keluar.
B. Mobilitas Non Permanen Mobilitas penduduk non permanen ini dilihat dari rekapitulasi SKKT (Surat Keterangan Tinggal Terbatas) tahun 2013 sebanyak 16 orang, Rekapitulasi SKKT (Surat Keterangan Tinggal Tetap) sebanyak 2 orang, dan pindah kewarganegaraan sebanyak 1 orang.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
123
BAB VII KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN A. Kepemilikan Kartu Keluarga Jumlah kepemilikian kartu keluarga di Kabupaten Bandung per kecamatan hingga tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7.1 Kepala Keluarga di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Hingga Tahun 2013 No
Kecamatan
Jumlah Kepala Keluarga
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
CILEUNYI CIMENYAN CILENGKRANG BOJONGSOANG MARGAHAYU MARGAASIH KATAPANG DAYEUHKOLOT BANJARAN PAMEUNGPEUK PANGALENGAN ARJASARI CIMAUNG CICALENGKA NAGREG CIKANCUNG RANCAEKEK CIPARAY PACET KERTASARI BALEENDAH MAJALAYA SOLOKANJERUK PASEH IBUN SOREANG PASIRJAMBU CIWIDEY RANCABALI CANGKUANG KUTAWARINGIN
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
54.430 36.852 17.055 37.578 42.317 56.608 44.140 42.752 51.612 26.124 59.136 36.806 35.080 44.731 23.070 28.931 67.960 65.339 38.673 27.674 87.441 54.773 33.748 46.148 32.503 46.095 37.363 32.289 21.783 26.926 35.743 1.291.680 124
B. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Jumlah kepemilikian KTP di Kabupaten Bandung per kecamatan hingga tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7.2 Kepemilikan eKTP di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Tahun 2013
KODE
No
KEC
NAMA KEC
KEPEMILIKAN eKTP Sdh DIREKAM
POTENSI WAJIB
Sdh CETAK
eKTP
1
320405
CILEUNYI
92.568
87.703
111.921
2
320406
CIMENYAN
73.138
60.668
75.616
3
320407
CILENGKRANG
27.884
27.541
35.746
4
320408
BOJONGSOANG
55.885
53.218
79.631
5
320409
MARGAHAYU
71.750
67.921
95.397
6
320410
MARGAASIH
71.626
69.022
111.863
7
320411
KATAPANG
67.659
64.184
87.613
8
320412
DAYEUHKOLOT
69.995
59.371
85.958 95.866
9
320413
BANJARAN
68.693
63.508
10
320414
PAMEUNGPEUK
42.740
42.404
52.236
11
320415
PANGALENGAN
91.924
87.460
109.904
12
320416
ARJASARI
55.496
53.523
61.417
13
320417
CIMAUNG
47.991
46.116
38.570
14
320425
CICALENGKA
67.825
63.670
63.107
15
320426
NAGREG
30.923
26.735
27.322
16
320427
CIKANCUNG
47.783
47.064
36.492
17
320428
RANCAEKEK
99.642
96.468
104.744
18
320429
CIPARAY
90.838
87.143
83.016
19
320430
PACET
64.398
58.134
40.930
20
320431
KERTASARI
41.118
39.088
29.596
21
320432
BALEENDAH
132.438
126.806
125.220
22
320433
MAJALAYA
94.150
90.625
75.978
23
320434
SOLOKANJERUK
48.545
43.572
40.110
24
320435
PASEH
71.331
70.053
54.307
25
320436
IBUN
46.945
44.247
31.764
26
320437
SOREANG
67.708
65.170
69.252
27
320438
PASIRJAMBU
53.703
52.258
46.215
28
320439
CIWIDEY
55.111
48.736
40.394
29
320440
RANCABALI
31.751
30.115
21.611
30
320444
CANGKUANG
40.150
38.370
39.043
31
320446
KUTAWARINGIN
53.845
45.317
43.965
1.975.553
1.856.210
2.014.804
JUMLAH ..... Sumber : DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013
Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2013
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
125
C. Kepemilikan Akta 1) Akta Kelahiran Jumlah akta kelahiran di Kabupaten Bandung per kecamatan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7.3 Akta Lahir di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Tahun 2013 No
KECAMATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
CILEUNYI CIMENYAN CILENGKRANG BOJONGSOANG MARGAHAYU MARGAASIH KATAPANG DAYEUHKOLOT BANJARAN PAMEUNGPEUK PANGALENGAN ARJASARI CIMAUNG CICALENGKA NAGREG CIKANCUNG RANCAEKEK CIPARAY PACET KERTASARI BALEENDAH MAJALAYA SOLOKANJERUK PASEH IBUN SOREANG PASIRJAMBU CIWIDEY RANCABALI CANGKUANG
LAKI-LAKI JUMLAH % 1,019 940 368 894 963 2,099 1,534 1,022 1,980 1,039 1,982 1,371 1,288 1,105 899 1,632 1,786 3,197 1,224 1,239 2,522 1,515 1,109 2,245 1,717 1,780 2,260 1,580 674 1,298
51.62 51.68 52.65 52.59 51.03 50.98 51.15 49.71 49.96 50.27 50.38 52.57 51.29 51.47 50.25 51.34 50.38 50.27 51.91 52.02 51.19 50.75 51.77 51.70 52.91 50.73 51.50 51.70 51.57 51.49
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
PEREMPUAN JUMLAH % 955 879 331 806 924 2,018 1,465 1,034 1,983 1,028 1,952 1,237 1,223 1,042 890 1,547 1,759 3,163 1,134 1,143 2,405 1,470 1,033 2,097 1,528 1,729 2,128 1,476 633 1,223
48.38 48.32 47.35 47.41 48.97 49.02 48.85 50.29 50.04 49.73 49.62 47.43 48.71 48.53 49.75 48.66 49.62 49.73 48.09 47.98 48.81 49.25 48.23 48.3 47.09 49.27 48.5 48.3 48.43 48.51
JUMLAH 1,974 1,819 699 1,700 1,887 4,117 2,999 2,056 3,963 2,067 3,934 2,608 2,511 2,147 1,789 3,179 3,545 6,360 2,358 2,382 4,927 2,985 2,142 4,342 3,245 3,509 4,388 3,056 1,307 2,521 126
No
KECAMATAN
31
KUTAWARINGIN
DIENTRY TANPA NIK.... JUMLAH
LAKI-LAKI JUMLAH %
PEREMPUAN JUMLAH %
JUMLAH
1,551
50.28
1,534
49.72
3,085
26,739
51.10
25,583
48.9
52,322
72,571
51.13
69,352
48.87
141,923
Sumber Data : DB Hasil Konsolidasi 31 - 12 - 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah akta lahir hingga tahun 2013 sebanyak 141,923 lembar dan sebanyak 52.332 diantaranya dientry tanpa NIK. 2) Akta Nikah Jumlah pasangan nikah yang berakta nikah di Kabupaten Bandung Tahun 2013 sebanyak 5.820 pasangan dari total pasangan sebanyak 6.962 pasangan. Rasio pasangan berakta nikah sebesar 83,60 persen. Hal ini berarti dari 100 pasangan yang telah menikah di Kabupaten Bandung sebanyak 83 – 84 telah memiliki akta nikah. 3) Akta Kematian Jumlah akta kematian di Kabupaten Bandung sebanyak 56 jiwa. Jumlah ini jauh di bawah angka kematian penduduk di Kabupaten Bandung. Hal ini sebaiknya menjadi perhatian pemerintah kabupaten Bandung karena akta kematian ini dapat menyebabkan munculnya permasalah ke depan seperti jumlah penduduk, daftar pemilihan tetap, daftar penerima BLT atau bantuan social lainnya, daftar penerima Askeskin, dan lainnya. Dalam memperbaiki permsalahan akta kematian ini perlu
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
127
kerjasama antara RT/RW di seluruh Kabupaten Bandung dalam mendaftarkan warganya yang meninggal. Untuk meningkatkan motivasi RT/RW tersebut sebaiknya pemerintah Kabupaten Bandung memberikan insentif agar data kematian semakin akurat dari waktu ke waktu.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
128
BAB VIII KESIMPULAN
Kabupaten Bandung mempunyai jumlah penduduk pada akhir 2013 sebanyak sebanyak 3,476,420 jiwa yang terdiri atas 51,51% (1.790.645 jiwa penduduk laki-laki) dan 48,49% (1.685.775 jiwa penduduk perempuan) yang menyebar di 31 kecamatan. Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bandung sebesar 1.901 jiwa/Ha dengan angka pertumbuhan penduduk adalah 1,5 persen. Menurut karakteristik sosial, penduduk Kabupaten Bandung mempunyai tingkat pendidikan mayoritas SD/Sederajat dan mayoritas beragama Islam. Sebanyak 2.197 jiwa penduduk Kabupaten Bandung adalah penyandang cacat. Sedangkan banyaknya penduduk yang belum kawin sebanyak 1,593,596 jiwa belum kawin dimana diketahui bahwa rata-rata usia kawin pertama perempuan penduduk Kabupaten Bandung adalah 22 – 23 tahun. Jumlah kepala keluarga pada tahun 2013 adalah 1.029.902 Kepala Keluarga yang terdiri dari 893.352 Kepala Keluarga laki-laki dan 136.550 Kepala Keluarga perempuan. Kepala Keluarga mayoritas berpendidikan Sekolah Dasar (SD) SLTA atau sederajat mencapai 42,21 persen dan sebanyak 85,37 persen sudah bekerja. Jumlah kelahiran selama tahun 2013 sebanyak 57.378 jiwa dan angka kelahiran kasar adalah 16 – 17 kelahiran hidup pada setiap 1.000 penduduk. Kualitas penduduk Kabupaten Bandung pada Tahun 2013 jika dilihat dari bidang kesehatan dapat disimpulkan bahwa jumlah kelahiran terbesar adalah ibu pada kelompok usia 25 – 29 tahun. Setiap perempuan di Kabupaten Bandung bisa melahirkan sebanyak 3 – 4 anak sampai akhir masa reproduksinya ( 15 – 49 tahun). Dari 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 terjadi kematian bayi sebanyak 3 bayi. Kematian bayi terbanyak ada di Kecamatan Pangalegan yaitu 25 – 26 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk angka kematian ibu sebanyak 81 – 82 kematian ibu saat hamil, bersalin, maupun pasca bersalin pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Untuk bidang pendidikan, Angka Partisipasi Kasar SD rata-rata diatas 100 persen sedangkan Angka Partisipasi Kasar SLTA/sederajat dibawah 30 persen, APM di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 untuk jenjang pendidikan SD/Sederajat Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
129
adalah 97,14 persen, artinya bahwa dari 100 penduduk usia 7 – 12 tahun 97 – 98 orang bersekolah dibangku SD/Sederajat. Angka partisipasi murni penduduk usia 1315 tahun yang duduk dibangku SLTP/Sederajat sebesar 61,61 persen dan lebih rendah dibandingkan dengan partisipasi SD. Angka partisipasi murni penduduk usia 13-15 tahun yang duduk dibangku SLTA/Sederajat sebesar 16,64 persen dan lebih rendah dibandingkan dengan partisipasi SLTP. Angka Putus Sekolah Murid SD/Sederajat di Kabupaten Bandung menunjukkan APS yang paling besar yaitu 0.5 persen. Pada bidang ekonomi, persentase Tenaga Kerja di Kabupaten Bandung adalah 66,30 persen, dimana mayoritas bekerja di bidang industri. maka persentase Tenaga Kerja di Kabupaten Bandung adalah 89,85% yang berarti bahwa 89,85% penduduk angkatan kerja Kabupaten Bandung adalah bekerja. Jumlah penyandang cacat sebanyak 12,64%. Sementara jumlah penduduk miskin yang telah mempunyai kartu jaminan kesehatan cenderung sudah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah Kabupaten Bandung. Penduduk sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bandung Tahun 2013 adalah pengungsi dan korban bencana sebanyak 175.292 jiwa. Untuk mengatasi permsalahan ini, pemerintah sebaiknya melakukan koordinasi dengan dinas terkait dalam penanggulangan bencana baik terhadap kondisi fisik bangunan dan kondisi kesehatan penduduk. Migrasi masuk dalam 1 tahun adalah 17.296 jiwa. Dan dari angka tersebut maka rata-rata banyaknya migrasi masuk di Kabupaten Bandung setiap bulannya adalah sebanyak 1.442 jiwa. Migrasi keluar Kabupaten Bandung dalam 1 tahun adalah 20.580 jiwa. Dimana rata-rata banyaknya migrasi keluar dari Kabupaten Bandung setiap bulannya mencapai 1.715 jiwa. Migrasi penduduk di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 lebih banyak migrasi keluar daripada migrasi masuk dimana dari 1.000 penduduk Kabupaten Bandung terdapat 0 – 1 jiwa migran keluar. Kesadaran penduduk Kabupaten Bandung dalam mengurus Kepemilikan dokumen kependudukan terutama KK dan KTP di Kabupaten Bandung pada umumnya sudah dapat dikatakan bagus, akan tetapi perlu pengawasan secara berkala dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung agar masyarakat tetap sadar akan pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan. Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
130
Sedangkan untuk kepemilikan Akta Kelahiran, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, dan Akta Kematian masih diperlukan perhatian khusus. Jumlah akta kematian di Kabupaten Bandung sebaiknya menjadi perhatian pemerintah kabupaten Bandung karena dapat menyebabkan munculnya permasalah ke depan seperti jumlah penduduk, daftar pemilihan tetap, daftar penerima BLT atau bantuan social lainnya, daftar penerima Askeskin, dan lainnya. Dalam memperbaiki permsalahan akta kematian ini perlu kerjasama antara RT/RW di seluruh Kabupaten Bandung dalam mendaftarkan warganya yang meninggal. Untuk meningkatkan motivasi RT/RW tersebut sebaiknya pemerintah Kabupaten Bandung memberikan insentif agar data kematian semakin akurat dari waktu ke waktu.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013
131