PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN DAN STATUS KESEHATAN MIGRAN DAN NONMIGRAN DI KOTA SAMARINDA (Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)
UCIK PURNAMASARI SK 03 4356
JURUSAN
: STATISTIKA
PEMINATAN : SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK JAKARTA 2007
PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN DAN STATUS KESEHATAN MIGRAN DAN NONMIGRAN DI KOTA SAMARINDA (Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
Oleh: UCIK PURNAMASARI SK 03 4356
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK JAKARTA 2007
PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN DAN STATUS KESEHATAN MIGRAN DAN NONMIGRAN DI KOTA SAMARINDA (Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)
Oleh: UCIK PURNAMASARI SK 03 4356
Mengetahui/Menyetujui,
Ketua Jurusan Statistika
Pembimbing
Ir. Ekaria, M.Si. NIP 340010878
Dr. Hariadi NIP 340003907
Tim Penguji Ujian Negara
Penguji I
Penguji II
Ir. Agus Purwoto, M.Si. NIP 340010894
Agung Priyo Utomo, S.Si., M.T. NIP 340015148
PERNYATAAN Skripsi dengan Judul PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN DAN STATUS KESEHATAN MIGRAN DAN NONMIGRAN DI KOTA SAMARINDA (Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)
Oleh UCIK PURNAMASARI SK 03 4356
adalah benar-benar hasil penelitian sendiri dan bukan hasil dari plagiat atau hasil karya orang lain. Jika di kemudian hari diketahui ternyata skripsi ini hasil plagiat atau hasil karya orang lain, penulis bersedia skripsi ini dinyatakan tidak sah dan gelar Sarjana Sains Terapan dicabut atau dibatalkan.
Jakarta, 10 September 2007
Ucik Purnamasari
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sebuah karya kecil berjudul “Profil Keadaan Ekonomi, Kondisi Perumahan dan Status Kesehatan Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda (Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)” dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dengan segala kerendahan hati, teriring ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Satwiko Darmesto selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. 2. Bapak Dr. Hariadi selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran. 3. Bapak Ir. Agus Purwoto, M.Si dan Bapak Agung Priyo Utomo, S.Si, MT atas saran dan masukan yang diberikan untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Bapak, Mama, Ade Esmu dan Nita atas kasih sayang, semangat dan doa. Sebuah kekuatan yang menghantarku untuk selalu berjuang. Pakde dan seluruh keluarga di Samarinda dan Jogja atas doa dan dukungannya. 5. Maz, sebuah bagian kisah hidupku; atas segala waktu, pengertian, cinta dan harapan yang selama ini ada. Semoga Allah mengijinkan. Amin. 6. Teman terindahku, Rosi, Wati, QQ, Tika, Neni, Ulfa, Septi dan Nia. Atas kebersamaan dan persaudaraan yang telah terjalin serta semua kenangan yang membekas dalam ingatan. Sahabat yang membuat hari-hariku penuh warna; Gori, Nisa, Ika, Husen, Budi atas waktu yang terangkai bersama. Triana dan Mas Supri atas kerjasama perjuangan analisisnya.Teman 4SK1. 7. Bambang, Bul2, Dmug atas waktunya dalam mencacah. Ibu Andam dan Astrid, atas segala kesabaran dan doanya. Nurin, Woro atas semangatnya. Serta semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Jakarta, September 2007
Ucik Purnamasari
i
ABSTRAK UCIK PURNAMASARI, “Profil Keadaan Ekonomi, Kondisi Perumahan dan Status Kesehatan Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda (Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda pada Bulan April tahun 2007).” Dibimbing oleh HARIADI. Karena itu hal ini menimbulkan beberapa masalah antara lain bertambahnya penduduk miskin yang menempati urutan kedua kota/kabupaten di Provinsi Kaltim (Lampiran 2). Bertambahnya penduduk miskin ini di duga terjadi akibat banyaknya migran masuk. Hal inilah yang menjadi alasan penulis melakukan penelitian ini. Dari uraian di atas, maka hal yang ingin di teliti adalah keadaan ekonomi, kondisi perumahan dan status kesehatan migran dan nonmigran dari sudut persepsi. Dari hasil analisis deskriptif didapatkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik antara kedua kelompok sampel yang berada pada umur responden, pendidikan terakhir, lapangan pekerjaan dan status penguasaan bangunan tempat tinggal. Pada migran, responden mayoritas (51,48%) berumur 25-34 tahun. Sedangkan pada nonmigran sebagian besar responden (44,55%) berumur 45 tahun keatas. Pada karakteristik pendidikan terakhir yang ditamatkan, sebagian besar migran (55,45%) berpendidikan SMA/sederajat. Sedangkan nonmigran mayoritas (48,52%) berpendidikan SMA keatas. Lapangan pekerjaan yang menunjang pada migran (43,56%) adalah perdagangan sedangkan nonmigran (49,51%) adalah jasa. Sebagian besar migran (53,47%) menempati rumah dengan status sewa sedangkan
Salah satu masalah penting dalam bidang kependudukan di Indonesia adalah pesebaran penduduk yang tidak merata. Mobilitas penduduk terjadi akibat perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Indonesia memiliki Pulau Jawa dengan kepadatan penduduk tinggi yang berakibat pada timbulnya masalah pengangguran karena besarnya jumlah penduduk tersebut tidak diimbangi oleh jumlah lapangan kerja yang ada. Salah satu cara mengurangi pengangguran adalah dengan melakukan migrasi ke pulau lain yang memiliki sumber daya alam, lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja yang lebih luas. Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang paling banyak menerima migran masuk, menurut hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2005, migran masuk ke Kaltim tercatat 211.254 jiwa. Selain itu Kalimantan Timur (Kaltim) juga merupakan provinsi dengan penduduk berstatus migran risen terbesar di Pulau Kalimantan (Lampiran 1). Samarinda adalah penerima migran masuk terbesar di Kaltim berdasarkan Survei Modul Kependudukan 2000 sebesar 40,27 persen dari seluruh migran masuk ke Kaltim menuju Samarinda. Namun tak semua pendatang di kota ini memiliki bekal keterampilan.
ii
nonmigran (77,23%) mayoritas tinggal di rumah milik sendiri. Migran terbesar (35,65%) berasal dari Jawa Timur. Alasan migrasi terbanyak (62,38%) yang dikemukakan oleh responden migran adalah mencari pekerjaan. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95,00 persen secara umum didapatkan kesimpulan bahwa terdapat persamaan pola persepsi antara migran dan nonmigran. Namun rata-rata persepsi antara kelompok migran dan nonmigran tersebut berada pada tingkatan yang berbeda. Serta migran dan nonmigran mempunyai persepsi yang berbeda pula terhadap masingmasing variabel yang di ajukan. Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah agar Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Samarinda sebaiknya melakukan beberapa himbauan melalui iklan di media dalam rangka menyeleksi migran masuk. Hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah kepada para migran diharapkan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, sehingga mereka dapat bermanfaat dan hidup lebih layak serta tidak menjadi beban bagi pemerintah.
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................... i ABSTRAK ........................................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................viii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ . 1 1.1 Latar belakang ............................................................................ 1 1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah .............................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 1.4 Sistematika Penulisan ................................................................ 7
BAB II
LANDASAN TEORI ......................................................................... 9 2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9 2.1.1 Migrasi.................................................. ............................ 9 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi ......................12 2.2 Kajian Teori ...............................................................................17 2.2.1 Migrasi dan Ekonomi.........................................................17 2.2.2 Migrasi, Perumahan dan Kesehatan...................................19 2.2.3 Definisi Peubah Operasional............................................. 21 2.3 Kerangka Pikir ...........................................................................29 2.4 Hipotesis ....................................................................................30
BAB III
METODOLOGI .................................................................................31 3.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................31 3.1.1 Kisi-kisi Instrumen............................................................35 3.1.2 Pengujian Kuesioner.........................................................37 3.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian.................................40 3.2 Metode Analisis .........................................................................41 3.2.1 Analisis Deskriptif ............................................................41
iv
3.2.2 Analisis Profil ...................................................................41 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................46 4.1 Gambaran Wilayah .................................................................... 46 4.1.1 Gambaran Umum Kalimantan Timur.................................46 4.1.2 Gambaran Umum Kota Samarinda.....................................47 4.2 Karakteristik Responden.............................................................48 4.2.1 Responden Menurut Kelompok Umur.............................. 48 4.2.2 Responden Menurut Jenis Kelamin................................... 49 4.2.3 Responden Migran Menurut Daearah Asal........................49 4.2.4 Responden Migran Menurut Alasan Migrasi.....................50 4.2.5 Responden Menurut Pendidikan Terakhir......................... 51 4.2.6 Responden Menurut Status Pekerjaan................................52 4.2.7 Responden Menurut Lapangan Pekerjaan..........................53 4.2.8 Responden Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal..................................................................54 4.2.9 ART Responden Menurut Keluhan Kesehatan..................54 4.3 Persepsi Responden ...................................................................55 4.4 Perbandingan Persepsi Responden.............................................57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................59 5.1 Kesimpulan ................................................................................59 5.2 Saran ..........................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 61 LAMPIRAN .........................................................................................................63 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................77
v
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Judul Tabel
Halaman
1.
Jumlah proporsi sampel migran dan nonmigran berdasarkan wilayah .......23
2.
Kisi-kisi instrumen pernyataan sosial ekonomi...........................................36
3.
Persentase responden berdasarkan status pekerjaan....................................52
4.
Persentase responden berdasarkan lapangan pekerjaan...............................53
5.
Persentase responden berdasarkan status penguasaan bangunan tempat tinggal....................................................................................................54
6.
Persentase anggota rumah tangga responden berdasarkan keluhan kesehatan.............................................................................................. 55
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul Gambar
Halaman
1.
Skema bentuk-bentuk mobilitas penduduk ............................................. 10
2.
Faktor-faktor determinan migrasi menurut Everett S.Lee....................... 14
3.
Migration Intentions Model oleh AB.Simmons ...................................... 16
4.
Model kerangka pikir .............................................................................. 22
5.
Persentase responden berdasarkan kelompok umur ............................... 48
6.
Persentase responden berdasarkan jenis kelamin.................................... 49
7.
Persentase migran berdasarkan daerah asal............................................. 50
8.
Persentase migran berdasarkan alasan migrasi........................................ 51
9.
Persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir........................... 51
10.
Grafik profil rata-rata persepsi terhadap variabel pengukuran................ 57
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Judul Lampiran
Halaman
1.
Jumlah migran risen menurut provinsi di kalimantan, tahun 2005......... 63
2.
Jumlah penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur .............................................................................................. 64
3.
Kuesioner Penelitian............................................................................... 65
4.
Output uji validitas dan reliabilitas butir dan faktor .............................. 69
5.
Hasil olahan analisis profil ..................................................................... 74
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah penting dalam bidang kependudukan di Indonesia adalah masalah pesebaran penduduk yang tidak merata. Di satu pihak ada daerah yang penduduknya sangat padat dan di lain pihak ada daerah yang penduduknya sangat jarang. Upaya mengarahkan mobilitas penduduk di Indonesia adalah sesuatu yang sangat strategis dalam rangka pemerataan pembangunan antar daerah sekaligus peningkatan kesejahteraan rakyat. Indonesia yang merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat, dan juga merupakan negara kepulauan, telah melakukan progran transmigrasi guna mendistribusikan kelebihan penduduk di pulau Jawa. Hal ini telah dilakukan sejak pemerintahan Belanda yang dikenal dengan kolonisasi (Munir, 1981). Pola mobilitas penduduk di negara-negara yang telah berkembang biasanya sangat kompleks, yaitu menggambarkan kesempatan ekonomi yang seimbang dan saling ketergantungan antar wilayah. Sebaliknya di negara sedang berkembang biasanya pola migrasi menunjukkan pemusatan arus migrasi ke wilayah-wilayah tertentu saja, khususnya kota-kota besar. Fenomena ini menggambarkan bahwa di negara sedang berkembang terdapat ketimpangan pembangunan baik sosial, ekonomi maupun wilayah (Firman, 1994).
Dari hasil Sensus Penduduk 2000 diperoleh jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 206,26 juta jiwa, meningkat sebesar 32,29 juta jiwa atau sekitar 18,57 persen dibandingkan Sensus Penduduk 1990 atau terjadi laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen pertahun selama periode 1990 sampai 2000. Diduga pada tahun 2025 dalam Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025, penduduk Indonesia mencapai 273 jiwa (Bappenas, BPS, dan UNPFA, 2005). Yang masih menjadi permasalahan adalah timpangnya jumlah, komposisi dan sebaran penduduk yang tinggal di pulau Jawa dengan penduduk yang tinggal diluar Pulau Jawa. Hal ini di tunjukkan pada tahun 2000 presentase jumlah penduduk di pulau Jawa yang mencapai 59 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Dengan penyebaran tersebut jumlah penduduk pulau Jawa sebesar 108,95 juta jiwa dengan tingkat kepadatan 945 orang per km2. Padahal diketahui bahwa luas tanah daratan pulau Jawa hanya 7 persen dari seluruh wilayah nusantara, sehingga pulau Jawa merupakan daerah terpadat penduduknya. Karena kepadatan penduduk di Pulau Jawa tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang memadai maka pengangguran tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara untu mengatasi kelebihan penduduk dan jumlah pengangguran yang tinggi adalah dengan melakukan migrasi ke pulau lain yang memiliki sumber daya alam, lapangan pekerjaan, dan kesempatan kerja yang lebih besar. Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang paling banyak menerima migran masuk, menurut hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2005, migran masuk ke Kalimantan Timur tercatat 211.254 jiwa.
Selain itu
provinsi ini juga merupakan provinsi dengan penduduk berstatus migran risen
2
terbesar di Pulau Kalimantan.1 Dengan luas wilayah Kalimantan Timur 211.440 km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura, provinsi ini hanya memiliki kepadatan penduduk 14 orang per km2 pada tahun 2005. Selain itu dalam kurun waktu 2000-2005, laju pertumbuhan penduduk di Kalimantan Timur adalah 3,32 persen per tahun, angka ini mengalami peningkatan dibanding periode tahun 1990-2000 yakni sebesar 2,81 persen. Seperti yang dijelaskan sebelumnya pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi itu tentu tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor alamiah, yaitu
kelahiran dan
kematian, akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor migrasi masuk mengingat tingkat migrasi ke Kalimantan Timur masih sangat dominan. Selama ini di Kalimantan Timur berkembang industri perkayuan, minyak dan gas alam cair serta pertambangan emas yang banyak menyediakan kesempatan kerja, sehingga hal itu merupakan faktor penarik yang utama bagi mereka yang bermigrasi ke Kalimantan Timur. Selain memiliki sumber daya alam yang berlimpah, Provinsi Kalimantan Timur juga memiliki pendapatan asli daerah yang tidak sedikit. Menurut Kepala BPS Kalimantan Timur, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Timur tahun 2005 mencapai 156,43 trilyun rupiah (www.kaltimpost.web.id, 2006). Tentu saja hal ini menjadi daya tarik tersendiri bukan hanya bagi para investor, tetapi juga bagi para penduduk pendatang, terutama para pencari kerja. Selain itu juga disebabkan kota-kota besar di Jawa mengalami masalah kelebihan penduduk yang berdampak pada sulitnya memperoleh lapangan kerja, pendapatan penduduk yang rendah dan angka pengangguran yang terus meningkat.
1
Lampiran 1 : Jumlah migran risen menurut provinsi di Kalimantan, tahun 2005
3
Besarnya angka migrasi masuk di Kalimantan Timur tentu saja menimbulkan beberapa masalah antara lain adalah angka penduduk miskin yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Seperti yang dinyatakan Kepala Pusat
Penelitian
Pengembangan
Wilayah
(Puslitbangwil)
Universitas
Mulawarman Samarinda, Prof. Subroto dalam Ayuningtyas (2004) bahwa salah satu penyebab kemiskinan di Kalimantan Timur disebabkan karena di kota-kota seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Tarakan terdapat mobilitas atau migrasi orang miskin dari luar Kalimantan Timur sangat tinggi. Hal ini searah dengan pernyataan Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna AF yang menyatakan pertambahan penduduk Kalimantan Timur diakibatkan dari meningkatnya arus migrasi masuk dari provinsi lain sehingga menjadikan problem terutama masalah kemiskinan, yang dikarenakan sebagian besar pendatang tidak memiliki keterampilan. Selain itu, pesatnya pertumbuhan dan tidak meratanya jumlah penduduk juga ikut mempengaruhi berbagai sektor termasuk dibidang kesehatan dan perumahan ( www.kaltimpost.web.id, 2005). Kemudian hal itu diperkuat kembali dari hasil pendataan Sosial Ekonomi penduduk tahun 2005, jumlah penduduk miskin mencapai 561.023 jiwa atau sekitar 20 persen dari total penduduk. Angka ini jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya yang hanya 318.200 jiwa. Sehingga hanya dalam jangka waktu setahun terjadi kenaikan yang mencapai 76,31 persen (BPS, 2005).
1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah
Arus transportasi di Kalimantan Timur yang sudah semakin terbuka berdampak pada peningkatan jumlah penduduk. Berdasarkan hasil SUPAS 2005
4
jumlah penduduk Kalimantan Timur adalah sebesar 2.848.798 jiwa. Dari data tersebut, presentase penduduk terbanyak berada di wilayah Samarinda (21,47 persen). Kota Samarinda memiliki suatu ciri khas kondisi kependudukan yaitu laju pertumbuhan penduduknya yang cukup tinggi. Dalam periode 2000-2005 laju pertumbuhan penduduk Kota Samarinda rata-rata per tahun mencapai 3,29 persen. Angka ini jauh di atas angka pertumbuhan penduduk nasional yang kurang dari 2 persen pertahun. Cukup tingginya angka pertumbuhan penduduk ini sangat mungkin dipengaruhi oleh banyaknya arus migrasi masuk. Berdasarkan hasil Survei Modul Kependudukan Sensus Penduduk 2000, dari seluruh migran yang masuk ke Kalimantan Timur sekitar 40,27 persen menuju ke Kota Samarinda. Ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan Kota Samarinda yang memiliki potensi cukup besar. Seperti juga yang disampaikan DR. I Gde Mamas dalam diskusi panel National Urban Development Strategy 21 Maret 2000, yang berjudul Proyeksi Pertumbuhan Kota-kota di Indonesia tahun 2015 disebutkan bahwa Samarinda adalah salah satu kota di luar Jawa yang mengalami perkembangan penduduk yang pesat selain Pekanbaru, Lampung, Batam dan Manado (nuds2-bttp@ egroups.com, 2000). Sebagai ibukota provinsi, Samarinda mempunyai fasilitas yang lengkap dibanding daerah lain, seperti sarana pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi, sarana olahraga, rumah sakit, dan sarana hiburan. Hal inilah yang menjadi daya tarik para migran untuk datang ke Samarinda.
5
Tentu saja tak semua pendatang di kota ini memiliki bekal keterampilan dan bahkan ada yang sekedar ingin berusaha di sektor informal, seperti pedagang kaki lima, pedagang keliling, atau pekerja bangunan. Faktor lain yang memungkinkan menjadi penyebab masuknya arus migran ke Kota Samarinda adalah kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Kota Samarinda dapat dikatakan sebagai pusat pendidikan di Kalimantan Timur (BPS, 2002). Oleh karena itu, di Kota Samarinda terjadi pertemuan berbagai arus migran masuk yang berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda. Hal ini menimbulkan beberapa masalah di Kota Samarinda antara lain bertambahnya penduduk miskin yang menempati urutan kedua untuk kota/kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur.2 Hal itu pula yang mengakibatkan timbulnya permasalahan perumahan dan kesehatan, karena masalah perumahan dan kesehatan tidak lepas dari permasalahan kemiskinan. Searah dengan pendapat Salim dalam Budihardjo (1992), pada umumnya kemiskinan berhubungan erat dengan permukiman kumuh dan lingkungan yang tidak sehat. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dan batasan penelitian ini dapat dijabarkan penulis dalam dua hal. Permasalahan pertama adalah bagaimana karakteristik sosial demografi migran dan nonmigran di Kota Samarinda. Permasalahan kedua adalah bagaimana perbandingan keadaan ekonomi, kondisi perumahan dan status kesehatan antara migran dan nonmigran.
2
Lampiran 2 : Jumlah penduduk miskin menurut kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Timur, tahun 2004
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui
gambaran
karakteristik
migran
dan
nonmigran
di
Samarinda. Variabel-variabel yang diamati yaitu karakteristik rumah tangga migran dan nonmigran serta karakteristik individu migran dan nonmigran. 2. Mengetahui profil keadaan ekonomi, kondisi perumahan dan status kesehatan migran dan nonmigran. 3. Membandingkan keadaan ekonomi, kondisi perumahan, dan status kesehatan antara migran dan nonmigran.
1.4 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, skripsi ini dibagi dalam lima pokok bahasan, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Terdiri dari tinjauan pustaka, kajian teori, kerangka pikir, definisi operasional dan hipotesis. BAB III METODOLOGI Terdiri dari prosedur pengumpulan data, pengujian kuesioner, hasil uji validitas dan reliabilitas dan metode analisis.
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Menjelaskan mengenai pembahasan hasil penelitian berupa gambaran deskriptif karakteristik sosial demografi dan sosial ekonomi yang terdiri dari keadaan ekonomi, kondisi perumahan dan status kesehatan migran dan nonmigran di Kota Samarinda. Sedangkan untuk pembahasan karakteristik sosial ekonomi dari sudut persepsi di lakukan melalui analisis profil. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang dilakukan dan saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil pembahasan tersebut.
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Migrasi
Migrasi merupakan satu dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, selain kelahiran dan kematian. Pada dasarnya migrasi adalah pergerakan penduduk secara geografis. Ada dua dimensi penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi, yaitu dimensi waktu dan dimensi wilayah. Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan yang pasti diantara para ahli dalam menentukan dimensi waktu dan wilayah dalam bermigrasi tersebut. Menurut Mantra (2000), mobilitas penduduk geografis adalah gerak (movement) penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode waktu tertentu. Jika dilihat dari ada tidaknya niatan untuk menetap di daerah tujuan, mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas penduduk permanen (migrasi) dan mobilitas penduduk non permanen. Migrasi adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju ke wilayah lain dengan niatan menetap di daerah tujuan. Sebaliknya, mobilitas penduduk non permanen ialah gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Mobilitas penduduk non permanen dapat dibagi menjadi dua yaitu ulang alik (nglaju/commuting) dan dapat menginap atau mondok di daerah tujuan. Ulang
alik adalah gerak penduduk dari daerah asal menuju ke daerah tujuan dan kembali ke daerah asal pada hari itu juga. Sedangkan mondok, ia menginap di daerah tujuan tidak untuk waktu yang lama. Untuk lebih jelasnya, bentuk-bentuk mobilitas penduduk dapat dilihat pada Gambar 1.
Mobilitas Penduduk (MP)
MP Vertikal (perubahan status) MP horizontal (MP geografis)
MP permanen (migrasi) MP non permanen
Ulang alik Mondok
Gambar 1. Skema bentuk-bentuk mobilitas penduduk Yang termasuk mobilitas horizontal adalah perpindahan penduduk secara teritorial, spasial dan geografis. Sedangkan mobilitas vertikal dikaitkan dengan perubahan status sosial dengan melihat kedudukan generasi. Berdasarkan kamus demografi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam Munir (1981) didefinisikan migrasi sebagai suatu bentuk dari mobilitas geografi (geographic mobility) atau mobilitas spasial (spasial mobility) dari suatu geografi ke unit geografi lainnya, yang menyangkut suatu perubahan tempat kediaman secara permanen dari tempat asal atau tempat keberangkatan ke tempat tujuan atau tempat yang didatangi. Selanjutnya dalam buku pedoman migrasi, PBB memberikan batasan bahwa migran adalah seseorang yang berpindah tempat kediaman dari suatu unit geografis atau politis tertentu ke unit geografis atau politis yang lain. Definisi lain dikemukakan oleh Lee (1976), bahwa migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara permanen. Tidak ada pembatasan baik
10
pada jarak perpindahan ataupun sifatnya, yaitu apakah tindakan itu bersifat sukarela atau terpaksa, serta tidak diadakan perbedaan migrasi dalam negeri dan migrasi ke luar negeri. Sementara itu Bogue (1969) berpendapat bahwa migrasi merupakan suatu bentuk mobilitas tempat kediaman penduduk yang menyangkut perubahan tempat kediaman dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lain. Sedangkan menurut Peterson (1958), migrasi adalah perpindahan yang relatif permanen dari seseorang atau sekelompok orang melampaui jarak yang signifikan. Lain halnya menurut Mangalam (1968), migrasi adalah perpindahan secara relatif dari sekelompok orang yang disebut migran, dari suatu lokasi geografis ke lokasi lainnya yang didahului dengan pengambilan keputusan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), migrasi adalah proses perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas wilayah administrasi. Perpindahan melewati batas administrasi dapat berupa perpindahan melewati desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Perpindahan yang melalui batas desa/kelurahan disebut sebagai migrasi antar desa/kelurahan. Perpindahan yang melalui batas kecamatan disebut migrasi antar kecamatan, yang melewati batas kabupaten/kota disebut migrasi antar kabupaten/kota, dan yang melewati batas provinsi disebut migrasi antar provinsi. Penduduk yang melakukan perpindahan tersebut disebut migran dan yang tidak melakukan perpindahan disebut nonmigran. Selanjutnya BPS menguraikan 3 jenis migrasi antar provinsi, yaitu :
11
a. Migrasi Semasa Hidup adalah perpindahan penduduk berdasarkan tempat kelahiran. artinya, tempat tinggal saat pendataan (sensus/survei) berbeda dengan tempat kelahirannya. b. Migrasi total adalah perpindahan berdasarkan tempat tinggal terakhir sebelum
di
tempat
tinggal
sekarang
(saat
sensus/survei)
tanpa
memperhatikan waktu pindahnya. c. Migrasi Risen adalah perpindahan berdasarkan tempat tinggal sekarang dan waktu tertentu. Waktu tertentu yang digunakan adalah batas 5 tahun terakhir. Berdasarkan batasan waktu tersebut maka migran risen adalah mereka yang saat pencacahan tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat tinggal 5 tahun sebelumnya. Selain itu, migrasi juga dibedakan menjadi migrasi masuk, migrasi keluar dan migrasi neto. Migrasi masuk adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan, sedangkan migrasi keluar adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah. Selisih antara migrasi masuk adan migrasi keluar disebut migrasi neto. Bila migrasi masuk lebih besar dari pada migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif. Namun apabila migrasi masuk lebih kecil dari pada migrasi keluar maka disebut migrasi neto negatif (BPS, 2004).
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi
Menurut Rozy Munir dalam Dasar-Dasar Demografi, faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi ada dua faktor, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di daerah asal, seperti :
12
a. Berkurangnya sumber daya alam, meliputi hasil tambang, kayu atau hasil pertanian. b. Berkurangnya lapangan pekerjaan. c. Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan yang lainnya. d. Ketidakcocokan dengan adat/budaya/kepercayaan/agama. e. Pekerjaan atau perkawinan yang menghambat perkembangan karier. f. Bencana alam, meliputi kelaparan, banjir, gempa bumi, kebakaran, kemarau yang panjang dan wabah penyakit. Sedangkan faktor penarik adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di daerah tujuan, seperti : a. Adanya kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok. b. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik. c. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. d. Mendapatkan lingkungan yang lebih baik, meliputi perumahan, iklim, sekolah, dan juga fasilitas lainnya. e. Adanya ajakan/pengaruh orang lain yang dapat sebagai pelindung di tempat tujuan. f. Aktivitas yang beragam dan menarik di kota besar, seperti banyaknya hiburan, kebebasan melakukan aktivitas, gaya hidup, dan lainnya. Menurut Lee (1976), faktor-faktor yang mempengaruhi orang mengambil keputusan untuk bermigrasi dapat dibedakan menjadi empat faktor, yaitu : 1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan 3. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan
13
4. Faktor-faktor pribadi Tiga faktor pertama dapat di gambarkan sebagai berikut :
+ -○+○+ +○-+-○ + -+○-+
Penghalang antara
Tempat Asal
-+○-+○○+-+○+-+-○+Tempat Tujuan
Gambar 2. Faktor-faktor determinan migrasi penduduk menurut Everett S. Lee Dalam suatu daerah banyak sekali faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menetap atau dapat menarik orang untuk pindah ke daerah tersebut, serta ada pula faktor-faktor lain yang memaksa mereka meninggalkan daerah itu. Faktor-faktor itu terlihat dalam diagram sebagai tanda ”+” dan ”-”. Faktor positif adalah faktor yang memberikan nilai menguntungkan apabila bertempat tinggal atau pindah ke daerah tersebut. Sedangkan faktor negatif adakah faktor yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut. Faktor-faktor lain yang ditunjukkan dengan tanda ”o” ialah faktor-faktor yang pada dasarnya tidak berpengaruh sama sekali pada penduduknya atau disebut faktor netral. Selanjutnya, Lee menambahkan bahwa besar kecilnya arus migrasi juga dipengaruhi oleh faktor penghalang antara, yaitu rintangan-rintangan yang menghalangi seseorang untuk melakukan migrasi. Jarak merupakan salah satu faktor penghalang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi. Menurut hipotesis yang diajukan Ravenstein dalam The Laws of Migration, banyak migran hanya pindah pada jarak dekat, dan jumlah migran di suatu pusat yang dapat
14
menampung migran-migran itu makin menurun karena makin jauhnya jarak yang ditempuh. Selain itu, Ravenstein juga menyatakan bahwa migran yang menempuh jarak jauh umumnya lebih suka menuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting. Namun faktor jarak itu bagi sebagian orang bukanlah suatu kendala. Bagi orang yang akan melanjutkan pendidikan ke daerah lain karena sarana pendidikan di daerah asal tidak lengkap, maka jarak pindah tidak menjadi masalah, asal dapat melanjutkan pendidikan di daerah yang memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai. Demikian pula untuk orang-orang yang telah selesai menamatkan pendidikan lebih cenderung pergi ke daerah lain untuk mendapatkan pekerjaan walaupun jaraknya cukup jauh. Apalagi bagi orang yang mempunyai jiwa petualang, masalah jarak bukanlah merupakan rintangan. Selain faktor jarak, rintangan bermigrasi lainnya adalah biaya pindah yang tinggi, topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan yang tidak bagus, dan terbatasnya sarana transportasi. Undang-undang tentang migrasi yang ketat juga mampu membatasi seseorang untuk pindah ke daerah lain. Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pengambilan keputusan bermigrasi adalah faktor individu, karena individu yang bersangkutanlah yang menilai positif dan negatifnya suatu daerah. Individu pulalah yang memutuskan apakah akan pindah dari daerah asal atau tidak. Apabila ingin pindah, daerah mana yang akan dituju. Semua itu benar-benar merupakan hasil pertimbangan untung rugi dari pemikiran individu tersebut.
15
Pengambilan keputusan individu untuk melakukan migrasi atau tetap menetap di tempat asal sangatlah sulit. Menurut Young (1994), teori pengambilan keputusan untuk pindah atau tidak pindah tergantung pada beberapa hal, yaitu : 1. Karakteristik demografis dari individu tersebut : umur, jenis kelamin, peran dalam keluarga atau lingkungannya. 2. Keahlian yang dimiliki baik pendidikan maupun kemampuan teknik. 3. Pengetahuan/kemampuan yang didapat dari kesempatan yang ada di tempat asal/tempat lain yang menarik individu tersebut untuk pindah. 4. Keinginan dan ambisi individu untuk memperoleh materi berlebih juga gaya hidup yang berbeda. 5. Kerabat dan saudara yang terlebih dahulu pindah di tempat tujuan. Selanjutnya A.B Simmons dalam Firman (1994) merangkum model-model teori niat migrasi
menjadi Migration Intentions Model. Model ini dibangun
berdasarkan lima studi penelitian pada daerah dengan latar belakang budaya dan sosial ekonomi yang berbeda. Model ini mengasumsikan bahwa niat bermigrasi secara langsung dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu persepsi tentang kegunaan tempat, latar belakang pribadi dan struktural. Persepsi tentang kegunaan tempat merupakan variabel penghubung antara latar belakang pribadi dan struktural, dengan niat bermigrasi. Lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut.
Latar Belakang Individu Kegunaan Tempat
Niat Bermigrasi
Latar Belakang Struktural Gambar 3. Migration Intentions Model oleh A.B Simmons
16
Faktor latar belakang individu terdiri dari umur, status perkawinan, lamanya bermukim di kota, status pekerjaan di desa, pemilikan tanah di desa, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan di kota, dan besarnya pendapatan yang diperoleh di kota. Sedangkan faktor latar belakang struktural terdiri dari dua variabel pokok, yaitu karakteristik kota tempat kerja migran (apakah metropolitan, kota besar, kota sedang, dimana kota mempunyai daya tarik tersendiri) dan letak kota tempat kerja migran (semakin jauh dari daerah asal, migran cenderung menetap di kota). Untuk faktor kegunaan tempat, terdiri dari tiga variabel, yaitu jenis nilai yang diharapkan dengan bekerja di kota (apakah mengharapkan kekayaan, status tinggi ataupun kenyamanan), kepuasan kerja di kota, dan kesukaan untuk hidup di kota daripada di desa. Faktor-faktor tersebut akan memastikan niat bermigrasi penduduk.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Migrasi dan Ekonomi
Mengacu pada tinjauan pustaka, terdapat perbedaan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi orang melakukan migrasi. Salah satu teori mengenai mengapa orang mengambil keputusan untuk bermigrasi adalah teori kebutuhan dan tekanan (need and stress). Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial, dan psikologi. Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka terjadilah tekanan (stress). Ada dua akibat dari stres tersebut, jika tidak terlalu besar (masih dalam batas-batas toleransi) maka orang tersebut tidak akan pindah. Dia akan tetap
17
tinggal di daerah tersebut dengan menyesuaikan kebutuhan dengan keadaan lingkungan di mana ia bertempat tinggal. Apabila stres yang dialami seseorang di luar batas toleransinya maka orang itu mulai memikirkan untuk pindah ke daerah lain di mana kebutuhannya dapat terpenuhi. Seperti yang dikemukakan Norris dalam Mantra (1978) bahwa pada hakekatnya individu melakukan perpindahan (migrasi) karena adanya perbedaan nilai kefaedahan wilayah (place utility) Atau dengan kata lain, seseorang akan pindah dari daerah yang mempunyai nilai kefaedahan yang lebih rendah ke daerah yang mempunyai nilai kefaedahan yang lebih tinggi di mana kebutuhannya terpenuhi. Dilihat dari aspek ekonomi, ketahanan ekonomi yang rendah adalah faktor utama penyebab timbulnya kemiskinan, dan pada sisi lain ekonomi sebagai dasar motivasi bermigrasi (De Jong dan Gardner, 1981), maka kontribusi migrasi dalam penanggulangan kemiskinan adalah terletak pada adanya nuansa baru yang memberi peluang dan kesempatan berusaha sebagai akibat adanya migrasi. Titus (1982) dan Lee (1966) berpendapat bahwa ketimpangan ekonomi sebagai penyebab timbulnya migrasi. Hal ini dibuktikan oleh Kausens dalam penelitiannya di Irlandia yang menyatakan bahwa imigran pada umumnya berasal dari daerah miskin dalam arti bahwa mereka kekurangan tanah pertanian dan sumber daya lainnya sehingga pendapatan mereka rendah. Suharso dalam Keban (1994) juga membuktikan bahwa sebagian besar migran yang meninggalkan desa tidak memiliki tanah dan pekerjaan tetap. Ronald Skeldon dalam Ayuningtyas (2004) berpendapat bahwa migrasi dapat menyebabkan dan disebabkan oleh kemiskinan. Ada tiga hal yang diangkat Skeldon dalam hal ini, yaitu bahwa kemiskinan sebagai penyebab dasar terjadinya
18
migrasi, migrasi sebagai hasil dari kemiskinan, dan migrasi sebagai penyebab kemiskinan. Menurut Subroto dalam Ayuningtyas (2004) juga menyatakan bahwa penyebab kemiskinan itu ada beberapa faktor, di antaranya, tingkat pendidikan dan keterampilan individu atau sekelompok orang yang masih rendah, kurangnya peluang untuk berkembang serta rendahnya daya saing serta tempat tinggal penduduk yang terisolasi yang sulit mendapatkan akses pelayanan umum serta sulit menjalankan aktivitas ekonomi yang berakibat pada rendahnya ketahanan ekonomi juga menjadi pemicu kemiskinan. Ditambahkannya lagi bahwa penyebab kemiskinan lainnya, karena kotakota seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Tarakan terdapat mobilitas atau migrasi orang miskin dari luar Kalimantan Timur sangat tinggi. Dimana sebagian besar dari penduduk migrasi asal luar Kalimantan Timur tersebut diantaranya miskin modal serta miskin pengetahuan serta keterampilan.
2.2.2 Migrasi, Perumahan dan Kesehatan
Seiring dengan perkembangan suatu kota, permasalahan permukiman seakan menjadi suatu fenomena yang tidak dapat dihindari. Hal ini terkait erat dengan tingginya konsentrasi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Pada tahun 2000 PBB memperkirakan dari 6100 juta penduduk dunia, 75 persennya tinggal di daerah perkotaan. Tingginya pertumbuhan penduduk kota tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di semua negara berkembang dan bahkan dunia. Sejak tahun 1950, penduduk kota di negara-negara berkembang bertambah lebih dari empat kali lipat, dari 300 juta pada tahun 1950 menjadi 1,3 milyar pada
19
tahun 1990-an. Diperkirakan 2,7 milyar penduduk akan tinggal di kota pada tahun 2010. Sehingga setiap tahunnya diperkirakan akan ada 12 sampai 15 juta keluarga baru yang memerlukan perumahan di kota-kota negara berkembang. Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan perumahan di perkotaan menjadi sangat kritis, karena daya dukung kota menjadi tidak seimbang dengan pertambahan penduduk perkotaan yang rata-rata mencapai angka 5,5 persen per tahun.3 Seperti dinyatakan Haryani (1997) dalam Rosiana (2006) masalah perumahan di perkotaan adalah dikarenakan banyaknya pendatang yang berasal dari desa atau luar daerah. Hal itu senada dengan pendapat Wahid dalam Budihardjo (1992) yang menyatakan bahwa penyebab dari bertambah banyaknya daerah permukiman kumuh dan liar di perkotaan adalah adanya pendatang dari desa ke kota, baik pendatang baru maupun pendatang lama yang tidak mengalami peningkatan taraf hidupnya. Pada umumnya daerah permukiman kumuh dan liar tersebar di sekitar stasiun
kereta api, terminal
bus,
pelabuhan
pasar,
untuk membentuk
perkampungan dengan bangunan berderet sangat rapat dan berpenduduk padat. Lebih lanjut lagi Todaro (2000) mengatakan bahwa arus perpindahan tenaga kerja dari daerah pedesaan ke kota-kota telah jauh melampaui tingkat penciptaan atau penambahan lapangan kerja sehingga migrasi yang selama ini berlangsung sedemikian deras telah jauh melampaui daya serap sektor-sektor industri maupun jasa-jasa pelayanan sosial yang ada di daerah-daerah perkotaan. Selain itu di Indonesia sendiri masalah perumahan dan kesehatan tidak lepas dari masalah kemiskinan. Menurut Salim dalam Budihardjo (1992), pada 3
Bandung Institute of Governance Studies, Studi Dan Advokasi Peningkatan Sensitivitas Gender Pada Kebijakan Perumahan Dan Anggaran di Kota Bandung dalam Rosiana (2006)
20
umumnya kemiskinan berhubungan erat dengan permukiman kumuh dan lingkungan yang tidak sehat. Karena pendapatan yang relatif rendah, dapat menyebabkan berbagai kebutuhan yang paling pokok tidak bisa dipenuhi, seperti fasilitas sarana perumahan antara lain air bersih dan fasilitas mandi-cuci kakus yang sehat serta pemenuhan fasilitas kesehatan dan lain-lain. Akibatnya banyak penduduk miskin yang tinggal di daerah kumuh (slums area) perkotaan, yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan uraian diatas maka variabel sosial ekonomi yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi dan terbagi dalam 3 variabel yaitu variabel keadaan ekonomi, status kesehatan dan kondisi perumahan penduduk migran dan nonmigran. Variabel ekonomi terdiri dari kemampuan pemenuhan konsumsi makanan dan nonmakanan. Sedangkan kondisi perumahan terdiri dari penguasaan tempat tinggal, kondisi fisik bangunan, kelengkapan fasilitas rumah serta kondisi lingkungan. Untuk variabel status kesehatan terdiri dari keluhan kesehatan, ratarata lama terganggu, serta kondisi kesehatan fisik dan mental.
2.2.3 Definisi Peubah Operasional
Beberapa
peubah
operasional
yang
digunakan
dalam
penelitian
didefinisikan sebagai berikut : Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari kelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut.
21
Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasa bertempat tinggal disuatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan, maupun sementara tidak ada. ART yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan ART yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai ART lagi. Hubungan dengan kepala rumah tangga. Anggota rumah tangga pertama harus kepala rumah tangga, diikuti berturut-turut oleh: 1. Istri/Suami dari kepala rumah tangga. 2. Anak, adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat oleh kepala rumah tangga. 3. Menantu, adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 4. Cucu, adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 5. Orang tua/mertua, adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga. 6. Famili lain, adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah tangga misalnya: adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek, dsb. 7. Pembantu rumah tangga, adalah seseorang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. 8. Lainnya, adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan KRT atau istri/suami KRT, seperti tamu, teman, orang mondok dengan makan (indekost), dsb.
22
Umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir semenjak dilaksanakan survei dan dihitung dengan pembulatan keatas. Migran adalah individu/penduduk berusia 15 tahun keatas yang merupakan migran risen yang masuk ke Samarinda. Migran risen adalah penduduk yang melakukan perpindahan antar provinsi/kabupaten dalam 5 tahun terakhir. Nonmigran adalah individu atau penduduk 15 tahun keatas selain migran risen. Jenis Kelamin dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Lama tinggal di Samarinda adalah waktu yang dihabiskan oleh responden selama menetap di Samarinda. Alasan Migrasi adalah alasan yang dikemukan responden mengenai alasan/tujuan mereka melakukan migrasi ke Samarinda. Dibagi menjadi: 1. Pekerjaan 2. Mencari pekerjaan, 3. Pendidikan,
apabila
kepindahan
responden
karena
pendidikan
sendiri/pendidikan anggota keluarga. Termasuk karena tugas belajar instansi atau institusi tempatnya bekerja. 4. Perubahan status perkawinan, apabila kepindahan responden karena berubahnya status perkawinan, misal karena menikah, cerai, dan ditinggal mati oleh suami/istri. 5. Ikut suami/istri/orang tua/anak, apabila kepindahan responden karena mengikuti suami.istri/orang tua/anak tanpa memperhatikan alasan pindah orang yang diikuti.
23
6. Ikut saudara kandung/famili lain, apabila kepindahan responden karena mengikuti saudara kandung/famili lain tanpa memperhatikan alasan pindah orang yang diikuti. 7. Perumahan, apabila kepindahan responden karena pindah rumah mungkin karena mendapat rumah yang lebih baik atau terpaksa pindah rumah. 8. Lainnya Provinsi Asal Daerah adalah provinsi darimana responden berasal. Provinsi di Indonesia terbagi menjadi 30 provinsi. Kabupaten/Kota Asal adalah kabupaten/kota darimana responden berasal. Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan yaitu menyelesaikan pendidikan atau pengajaran pada kelas atau tingkat terakhir pada suatu jenjang pendidikan negeri atau swasta dengan mendapatkan tanda tamat atau ijazah, termasuk juga seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi mengikuti ujian akhir dan lulus. Dibagi menjadi: 1. Tidak/belum tamat SD 2. Tamat SD/MI/sederajat 3. Tamat SLTP/MTs/sederajat 4. Tamat SMU/MA/sederajat 5. > SMU Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam pekerjaan. Dibedakan menjadi: 1. Berusaha sendiri adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tidak dibayar.
24
2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar. Buruh tidak tetap adalah buruh/pekerja yang bekerja pada orang lain atau instansi dan hanya menerima upah/gaji berdasarkan pada banyaknya waktu kerja atau volume pekerjaan yang dikerjakan. 3. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh tetap atau buruh dibayar. 4. Buruh/karyawan/pegawai adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. 5. Lainnya adalah selain yang diuraikan di atas Lapangan Pekerjaan adalah bidang pekerjaan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/ instansi tempat seseorang bekerja dalam suatu jenis pekerjaan dan status pekerjaan tertentu. Terbagi menjadi: 1. Pertanian 2. Pertambangan 3. Industri 4. Listrik 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Angkutan/Komunikasi/Gudang 8. Lembaga Keuangan
25
9. Jasa dan lainnya Yang dimaksud dengan status pekerjaan/lapangan pekerjaan yang paling menunjang adalah status pekerjaan/lapangan pekerjaan dari kepala rumah tangga atau salah satu anggota rumah tangga yang dominan dan yang memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Jika terdapat lebih dari satu anggota rumah tangga yang bekerja maka jawaban diserahkan pada responden. Status Penguasaan Bangunan tempat Tinggal adalah status dari kepemilikan rumah/ bangunan yang di tempati, terbagi menjadi : 1. Milik Sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan benarbenar sudah milik KRT atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap sebagai rumah milik sendiri. 2. Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT/ART dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayarannya biasanya sekaligus dimuka atau dapat diangsur menurut perjanjian kedua belah pihak. 3. Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT atau salah seorang ART dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan tertentu. 4. Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan famili/orang tua) dan ditempati oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun.
26
5. Rumah milik orang tua/sanak/saudara, jika tempat tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang tua/sanak/saudara dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran apapun untuk mendiami tempat tinggal tersebut. 6. Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan kedalam salah satu kategori diatas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat. Luas lantai adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari (sebatas atap). Jenis lantai terluas. Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan baik terbuat dari tanah maupun bukan tanah seperti keramik, papan/kayu dan lainnya. Jenis dinding terluas. Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi. Terdiri dari dinding tembok, dinding kayu, bambu dan lainnya. Sumber Air Minum adalah sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga, terdiri dari air dalam kemasan, leding/air yang dimurnikan, pompa, sumur terlindung, mata air tak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya. 1. Air dalam kemasan adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 1 ½ liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas.
27
2. Air leding adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air. 3. Air pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis. 4. Air sumur/perigi adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. 5. Mata air adalah sumber air di permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai terlindung bila mata air tersebut terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci atau lainnya. 6. Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti waduk/danau.
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan kriminal atau hal lain. Lama hari terganggu adalah jumlah hari semua keluhan kesehatan ART dalam 1 bulan terakhir yang mengakibatkan seseorang tidak dapat melakukan kegiatan secara normal (bekerja, sekolah, kegiatan sehari-hari) sebagaimana biasanya dikarenakan sakit. Kepemilikan asset adalah asset yang dimiliki oleh rumah tangga tersebut Tingkat Penghasilan adalah jumlah seluruh pendapatan/pemasukan rumah tangga dari seluruh ART dalam satu bulan yang lalu. Pemenuhan kebutuhan makanan adalah kemampuan migran dan nonmigran dalam memenuhi kebutuhan makanannya, seminggu yang lalu.
28
Pemenuhan kebutuhan nonmakanan adalah kemampuan migrandan nonmigran dalam memenuhi kebutuhan barang bukan makanan, sebulan yang lalu. Kondisi fisik bangunan adalah keadaan fisik bangunan rumah tempat tinggal migran dan nonmigran. Fasilitas dan perlengkapan adalah kelengkapan fasilitas rumah tempat tinggal migran dan nonmigran. Kondisi lingkungan tempat tinggal adalah keadaan lingkungan di sekitar rumah tempat tinggal migran dan nonmigran. Status kesehatan dalam hal ini adalah status kesehatan secara tidak langsung, yang di ukur melalui persepsi migran dan nonmigran terhadap kondisi kesehatannya.
2.3 Kerangka Pikir
Kaum migran sebagai pendatang di suatu daerah tentu memiliki tujuan tersendiri
dalam
melakukan
perpindahan.
Dan
pastinya
mereka
telah
memperhitungkan berbagai keuntungan dan kerugian yang akan didapat di daerah tujuan. Para migran secara umum memiliki semangat berusaha yang tinggi dalam membentuk dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi mereka di daerah tujuan. Hal ini dikarenakan mereka merasa daerah tersebut bukan tanah tumpah darah mereka, sehingga mereka cenderung terbentuk menjadi pribadi mandiri dan selalu berusaha untuk dapat memperoleh hidup yang lebih baik. Selain itu sebagian besar dari mereka masih memiliki keinginan untuk dapat kembali ke daerah asal dengan predikat orang yang sukses.
29
Sementara itu penduduk asli (nonmigran) secara umum hidup lebih apa adanya. Sebagian besar mengandalkan sumber daya alam di sekitar yang mereka miliki untuk menopang hidup. Selain itu kelompok ini cenderung sudah merasa puas dengan keadaan sosial ekonomi yang mereka punya sehingga usaha dan semangat untuk memperoleh hidup lebih baik dirasa kurang. Oleh karena itu permasalahan ini menjadi penting untuk dikaji lebih dalam, karena tidak bisa dipungkiri bahwa dua kelompok ini merupakan bagian penting dari penduduk sebagai penentu gambaran kesejahteraan suatu daerah. Selain itu berdasarkan pada latar belakang dan penelitian-penelitian migrasi yang relevan sebelumnya, secara umum dinyatakan, tingkat kesejahteraan kaum pendatang dalam hal ini migran selalu lebih baik bila dibandingkan penduduk asli (nonmigran). Untuk lebih jelas lagi, berikut ditampilkan model kerangka pikirnya:
> Gambar 4. Model Kerangka Pikir
2.5 Hipotesis
Berdasarkan model kerangka pikir di atas, maka diperoleh hipotesis yang ingin diuji yaitu di duga karakteristik sosial ekonomi pendatang dalam hal ini migran lebih tinggi bila dibandingkan dengan nonmigran di Kota Samarinda.
30
31
BAB III METODOLOGI
3.1 Metode Pengumpulan Data
Penelitian diawali dengan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada hari Jumat, 5 April 2007 di kelurahan Lempake Samarinda. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Melalui penelitian pendahuluan didapat butirbutir pertanyaan yang valid dan reliabel untuk mengukur persepsi kondisi ekonomi, perumahan dan status kesehatan migran dan nonmigran. Penelitian sesungguhnya dilakukan pada tanggal 7-15 April 2007. Populasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu migran dan nonmigran. Migran adalah penduduk berusia 15 tahun keatas yang merupakan migran risen yang masuk ke Kota Samarinda. Sedangkan nonmigran adalah penduduk 15 tahun keatas selain migran risen. Migran risen yang dimaksud adalah penduduk yang melakukan perpindahan antar provinsi/kabupaten dalam 5 tahun terakhir. Sebelum menarik sampel terlebih dahulu menentukan jumlah minimum sampel. Penentuan jumlah minimum sampel dalam penelitian ini menggunakan metode slovin dalam Sevilla (1993) dengan rumus sebagai berikut:
n=
N 1 + Ne 2
(1)
keterangan:
n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = kelonggaran ketelitian terhadap standar deviasi yang dapat ditolelir (pada penelitian ini digunakan e sebesar 10%)
Sehingga berdasarkan rumus di atas, dari populasi migran sebanyak 85.072 individu dan nonmigran sebanyak 443.026 individu diperoleh jumlah minimum sampel sekitar 99. Akan tetapi untuk memperoleh hasil yang baik maka peneliti menambah sampel menjadi masing-masing 101 individu untuk sampel migran dan 101 individu untuk sampel nonmigran. Untuk mengambil sampel dari populasi digunakan teknik sampling berstrata tiga tahap (Three Stage Stratified Sampling), di mana sampel diambil melalui tiga tahapan yang terlebih dahulu distratifikasikan menurut wilayah kecamatan yang merupakan pedesaan dan perkotaan. Tahap pertama adalah memilih kelurahan pada masing-masing strata, dan diperoleh 5 kelurahan pada strata perkotaan dan 3 kelurahan pada strata pedesaan. Pada tahap kedua adalah memilih RW dari kelurahan terpilih, dimana diperoleh masing-masing 2 RW dari tiap kelurahan terpilih. Setelah itu dipilih ultimate sample unit (sampel pada tahap terakhir), yaitu rumah tangga dan individu dari RW yang terpilih pada tahap kedua. Keseluruhan dari teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penarikan sampel secara sistematik (systematic sampling). Penarikan sampel secara sistematik akan mempermudah dalam penarikan sampel, yaitu dengan menggunakan satu angka random dan angka random berikutnya
32
akan mengikuti dengan menghitung intervalnya. Interval sampel diperoleh dengan rumus sebagai berikut: I=
N n
(2)
dimana : N = jumlah populasi n = jumlah sampel Penarikan sampel dilakukan dengan cara sistematik linier. Langkahlangkah penarikan sampel secara sistematik linier adalah sebagai berikut: 1. Hitung interval sesuai rumus diatas, dalam hal ini tiap tahap memiliki interval yang berbeda. 2. Tentukan satu angka random yang lebih kecil atau sama dengan interval. Angka random ini disebut dengan R1 (angka random pertama). Angka random selanjutnya: R2 = R1 + I R3 = R2 + I = R1 + 2 I, dan seterusnya Secara umum : Rn = R1 + (n-1) I Angka random yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan urutan wilayah hingga didapatkan jumlah minimum sampel yang dibutuhkan.
Distribusi sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
33
Tabel 1. Jumlah proporsi sampel migran dan nonmigran berdasarkan wilayah Alokasi Sampel Wilayah
Kelurahan
Migran (3) 3
Nonmigran (4) 10
Sungai Pinang Luar
15
12
Gunung Kelua
22
11
Air Putih
16
21
Sempaja
5
25
Sungai Keledang
20
11
Rawa Makmur
13
3
Lok Bahu
7
8
101
101
(1) (2) PERKOTAAN Sidodamai
PEDESAAN
TOTAL
Sampel sebesar 101 untuk migran dan 101 untuk nonmigran ini dialokasikan secara proporsional (proportional allocation) pada tiap strata dari kelurahan yang terpilih dengan memperhatikan banyaknya rumah tangga nonmigran dan migran di tiap kelurahan tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari survei dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, yang informasinya diperoleh dengan cara mewawancarai responden atau dapat pula diisi langsung oleh responden (self enumeration). Kuesioner ini terdiri dari lima blok, yaitu: 1. Blok I, yaitu blok keterangan tempat yang berisi tentang karakteristik tempat tinggal sekarang dan daerah asal responden serta jumlah ART. Tempat tinggal terdiri dari kecamatan, kelurahan dan RT/RW,sedangkan asal daerah meliputi provinsi dan kabupaten daerah asal.
34
2. Blok II, yaitu blok keterangan anggota rumah tangga yang berisi nama ART, hubungan dengan KRT, jenis kelamin, umur, status, lama tinggal di Samarinda dan alasan migrasi bagi rumah tangga yang berstatus migran. 3. Blok III, yaitu blok keterangan individu yang berisi tentang karakteristik dari individu yang terpilih sebagai responden yang meliputi no urut individu dalam blok dua, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan lapangan pekerjaan. 4. Blok IV, yaitu blok keterangan umum perumahan, kesehatan dan ekonomi rumah tangga yang meliputi status penguasaan rumah, luas lantai, jenis lantai dan dinding, sumber air minum, keluhan kesehatan, lama terganggu, aset yang dimiliki rumah tangga, dan tingkat penghasilan. Namun karena banyak terjadi non respon pada pertanyaan 10 blok 4 yaitu tingkat penghasilan maka butir ini dihilangkan dari analisis selanjutnya. 5. Blok V, yaitu blok persepsi responden migran dan nonmigran terhadap kondisi ekonomi, perumahan dan kesehatan yang terdiri dari kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, dan nonmakanan, kondisi fisik bangunan, kelengkapan fasilitas, dan kondisi lingkungan tempat tinggal serta status kesehatan fisik
3.1.1 Kisi-kisi Instrumen
Pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi migran dan nonmigran dalam penelitian ini diberikan secara tertutup dengan pilihan jawaban berjenjang sesuai dengan persepsi responden. Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut disusun
35
dengan menggunakan skala likert, dimana pernyataan-pernyataan disusun dengan lima alternatif jawaban. Responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang disediakan. Setiap jawaban diberi skor 1-5. Hal ini dikarenakan seluruh pernyataan di dalam kuesioner ini merupakan pernyataan positif. Sehingga kelima jawaban akan mempunyai skor yang sama pada setiap pernyataan. Berikut adalah distribusi pernyataan dalam kuesioner persepsi migran dan nonmigran: Tabel 2. Kisi-kisi instrumen butir pernyataan sosial ekonomi Variabel (1) Ekonomi Rumah Tangga
Nomor butir
Jumlah
pernyataan (3) 1, 2, 3
butir (4) 3
4, 5, 6, 7, 8, 9
6
10, 11, 12, 13
4
14, 15, 16, 17
4
tempat tinggal
18, 19, 20, 21
4
1. Status kesehatan fisik
22, 23, 24,
5
Indikator (2) 1. Kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan 2. Kemampuan pemenuhan kebutuhan nonmakanan 1. Kondisi fisik bangunan
Kondisi Perumahan
2. Kelengkapan fasilitas tempat tinggal 3. Kondisi lingkungan
Status Kesehatan
25, 26 2. Status kesehatan mental
27, 28, 29,
5
30, 31
Pernyataan-pernyataan pengukuran keadaan ekonomi diberikan skor sebagai berikut: Sangat Kurang
(SK)
Kurang
(K)
diberi skor diberi skor
1 2
36
Cukup
(C) diberi skor
3
Lebih Dari Cukup
(LDC) diberi skor
4
Jauh Lebih Dari Cukup
(JLDC) diber skor
5
Sedangkan skoring variabel pengukuran kondisi perumahan dan status kesehatan adalah sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor
1
Tidak Setuju
(TS)
diberi skor
2
Ragu-ragu
(C)
diberi skor
3
Setuju
(S)
diberi skor
4
Sangat Setuju
(SS)
diber skor
5
3.1.2 Pengujian Kuesioner
a. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun, 1995). Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Ukuran validitas didapatkan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment yang rumusnya adalah sebagai berikut :
rxy =
n n n n ∑ X i Yi − ∑ X i ∑ Yi i =1 i =1 i =1 2 2 n 2 n n 2 n n∑ X i − ∑ X i n∑ Yi − ∑ Yi i =1 i =1 i =1 i =1
(3)
37
Dimana : rxy = koefisien korelasi product moment n = jumlah sampel X i = skor butir tiap responden Yi = skor total responden ke-i Selanjutnya mencari corrected item-total correlation (rpq), dengan rumus sebagai berikut:
rpq =
rxy Sd y − Sd x Sd 2 y + Sd 2 x − 2rxy Sd y Sd x
(4)
Dengan : rpq = koefisien korelasi terkoreksi rxy = koefisien korelasi product moment Sd x = standar deviasi butir pertanyaan Sd y = standar deviasi skor total Berdasar nilai penghitungan tersebut akan diketahui validitas alat pengukur dengan membandingkan dengan nilai r tabel melalui prosedur sebagai berikut: a. Bila nilai ruji > rtabel dengan derajat bebas (n - 2), maka butir tersebut valid dan dapat dimasukkan ke dalam kuesioner. Butir-butir pertanyaan yang signifikan atau valid berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki validitas construct atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut. b. Bila nilai ruji < rtabel dengan derajat bebas (n - 2), maka butir tersebut tidak valid dan tidak dapat dimasukkan ke dalam kuesioner. Bila nilai r negatif
38
maka berarti pertanyaan tersebut bertentangan dengan pertanyaan lainnya, artinya pertanyaan tersebut tidak konsisten dengan pertanyaan lainnya (Singarimbun, 1995).
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (kuesioner) dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Artinya, suatu alat pengukur jika dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama akan menghasilkan pengukuran yang relatif konsisten (Singarimbun, 1995). Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas adalah metode konsistensi internal yang dapat ditunjukkan melalui besarnya nilai Cronbach Alpha ( α ) . Formulasi untuk menghitung α adalah sebagai berikut: 2 k ∑σ b α = 1 − σ 2 k − 1 t
(5)
Dengan:
α = koefisien reliabilitas (Cronbach Alpha) k = jumlah butir pertanyaan
σ b2 = varians butir pertanyaan σ t2 = varians skor total butir pertanyaan Menurut Arikunto (2002), koefisien reliabilitas ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi b. Antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi
39
c. Antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup tinggi d. Antara 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah e. Antara 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah
3.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui pengujian terhadap butir pertanyaan tiap-tiap faktor, untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sudah sah/valid
dan
terpercaya/reliabel.
Langkah
selanjutnya
adalah
menguji
keseluruhan faktor yang ingin diketahui, dalam hal ini adalah pertanyaan mengenai persepsi migran dan nonmigran terhadap kondisi ekonomi, perumahan dan status kesehatan. Pengujian ini dilakukan terhadap 30 responden dalam survei pendahuluan dengan taraf signifikansi 0,05. Dari hasil uji validitas butir pertanyaan menghasilkan nilai kritis sebesar 0,2407, sehingga untuk butir pertanyaan dengan nilai r dibawah 0,2407 dapat dikatakan bahwa butir pertanyaan tersebut tidak valid. Apabila terdapat butir pertanyaan yang tidak valid, maka pengujian terus dilakukan sampai semua butir pertanyaan dalam tiap-tiap faktor valid. Dari 31 butir pertanyaan yang diuji validitasnya, ternyata menghasilkan 30 pertanyaan yang valid. Selanjutnya dilakukan uji validitas faktor dengan cara menggabungkan semua butir pertanyaan yang menyusun tiap faktor. Dari 7 faktor yang ditetapkan pada awalnya ternyata didapatkan 6 faktor yang valid dengan nilai Cronbach
40
Alpha sebesar 0,8879. Setelah itu dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang menyusun konstrak tersebut telah valid dan reliabel.
3.2 Metode Analisis
3.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan membaca data frekuensi, persentase dan total dari karakteristik umum migran dan nonmigran, yang ditampilkan dalam tabel dan dan grafik. Analisis ini juga digunakan untuk melihat hubungan pengaruh secara sederhana dua hingga tiga variabel yang disusun dalam bentuk tabulasi silang.
3.2.2 Analisis Profil
Analisis profil adalah salah satu teknik perbandingan rata-rata dengan banyak variabel (comparison of several multivariate means). Analisis profil digunakan untuk melihat dan membandingkan profil rataan antara kelompok amatan. Menurut Morisson dalam Mattjik (2000), pada dasarnya analisis profil merupakan serangkaian uji hipotesis terhadap nilai tengah peubah ganda dengan menggunakan prinsip grafik. Prosedur dari analisis profil dimulai dari dua atau lebih grup amatan yang mendapat perlakuan (tes, pertanyaan atau yang lainnya) sebanyak p. Dalam analisis ini, grup amatan yang diteliti sebanyak dua kelompok, yaitu migran dan nonmigran. Perlakuan yang diberikan berupa pernyataan-pernyataan positif terhadap kemampuan ekonomi, kondisi perumahan dan status kesehatan yang tiap
41
kelompok sampel miliki. Analisis ini mengasumsikan bahwa tiap grup yang menjadi sampel adalah saling independen. Tahapan dari analisis profil dalam Johnson dan Dean (1988) ada tiga, yaitu: 1. Uji kesejajaran Pada pengujian pertama akan dilihat apakah antara perlakuan-perlakuan yang diamati terdapat kesejajaran (paralel) antara kedua kelompok, dalam artian apakah terdapat kesejajaran atau kesamaan arah antara ruas garis peubah respon. Bentuk umum hipotesisnya adalah :
H 01 =
µ12 − µ11 µ − µ 12 13 M µ1 p − µ1( p −1)
=
µ 22 − µ 21 µ − µ 22 23 M µ 2 p − µ 2 ( p −1)
= . . . =
µ k 2 − µ k1 µ − µ k2 k3 M µ kp − µ k ( p −1)
Atau dapat pula dituliskan sebagai berikut : H 01 = C µ1 = C µ 2 Dimana C merupakan matrik kontras sedemikian sehingga membuat persamaan seperti pada bentuk umum hipotesis kesejajaran di atas.
C (( p−1) xp )
− 1 1 0 −1 ⋅ = ⋅ ⋅ ⋅ 0 0
0 1 L 0 0 ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ 0 L − 1 1 0 L
0
Pengujian paralel ini menggunakan statistik uji sebagai berikut: T2 = ( x1 − x 2 )T CT [ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1 C ( x1 − x 2 )
(6)
Dengan definisi sebagai berikut: Populasi 1 = individu migran
42
Populasi 2 = individu nonmigran p = banyaknya variabel pengukuran (6 variabel) n1 = 101 orang n2 = 101 orang Dengan matriks ragam peragamnya : Sp =
(n1 − 1)S 1 + (n2 − 1)S 2 (n1 + n2 − 2)
(7)
Pengambilan keputusan untuk pengujian pertama menggunakan d 2 , yang diperoleh dari: 2 d =
(n1 + n2 − 2)( p − 1) n1 + n 2 − p
F p −1,n1 + n2 − p (α )
(8)
Penghitungan akan memberikan keputusan menolak Ho jika nilai T 2 lebih besar dari nilai d 2 . Syarat untuk melanjutkan ke pengujian selanjutnya adalah pada pengujian pertama memberikan kesimpulan terima Ho1. Artinya terdapat kesejajaran antar ruas garis peubah respon yang diamati antara kedua kelompok.
2. Uji coincident Pengujian kedua ini bertujuan untuk melihat adanya perlakuan yang berhimpit atau coincident antar populasi. Pengujian coincident dapat dilakukan apabila uji kesejajaran memberikan kesimpulan bahwa terdapat kesejajaran perlakuan-perlakuan yang diamati antara kedua kelompok. Bentuk umum dari pengujian ini hipotesisnya adalah :
43
µ k1 µ11 µ 21 µ µ 12 = 22 = . . . = µ k 2 M M M µ1 p µ 2 p µ kp
H 02 =
Atau
H 02 = 1T µ1 = 1T µ 2
Statistik uji untuk pengujian hipotesis keberhimpitan dapat ditulis sebagai berikut: 1 1 T T 2 = 1T ( x1 − x 2 ) + 1 S p 1 n1 n 2
−1
1T ( x1 − x 2 )
(9)
Dengan : 1T = [1 1 1 1 1 1] Untuk pengambilan keputusan pada tahap pengujian ini, nilai dibandingkan dangan nilai Ftabel dengan derajat bebas (df) = 1, n1 + n 2 − 2 ; (α). Keputusan untuk menerima H02 akan didapatkan jika T2 lebih kecil daripada nilai Ftabel. Hal ini berarti bahwa perlakuan-perlakuan yang diamati berhimpit antara kedua kelompok. 3. Uji level respon Ketika perlakuan-perlakuan berhimpit (H 02 diterima), maka pengujian ketiga yaitu uji level respon dapat dilakukan. Pengujian ini bertujuan untuk menguji
bagaimana
level respon
dari kedua kelompok tersebut.
Hipotesis dari uji tahap ketiga ini dapat dituliskan sebagai berikut: H03 : C µ = 0 Pada pengujian ini, statistik uji yang digunakan adalah:
[
T 2 = (n1 + n 2 )x T C T CS p C T
]
−1
Cx
(10)
Dengan matriks yang diestimasi dengan menggunakan observasi n1 + n 2 , yaitu:
44
x=
n1 n1 x1 + x (n1 + n2 ) (n1 + n2 ) 2
(11)
Nilai T2 yang didapat akan dibandingkan dengan nilai d2 yang didapat dari penghitungan: d2 =
(n1 + n2 − 1)( p − 1) (n1 + n2 − p + 1)
Ftabel
(12)
Ftabel dengan derajat bebas (df) = p-1, n1+n2-p; (α). Pengujian ketiga ini akan memberikan keputusan tolak H03 jika nilai T2 lebih besar daripada nilai d2. Keputusan tolak H03 memberikan kesimpulan bahwa level respon kedua kelompok tersebut berbeda.
45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Wilayah
4.1.1 Gambaran Umum Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur adalah provinsi terluas di Pulau Kalimantan. Luasnya 211.440 km 2 atau sekitar 28 persen dari luas Pulau Kalimantan. Secara geografis Kalimantan Timur terletak pada posisi 113o44’ – 118o58’ BT dan 4o24’LU – 2o25’LS. Dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Sabah (Malaysia Timur), dan di sebelah barat berbatasan dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Sarawak (Malaysia Timur). Di sebelah timur berbatasan dengan selat Makasar dan laut Sulawesi, serta di sebelah selatan dengan Kalimantan Selatan. Secara administratif, pada awalnya provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi 2 kotamadya, 4 kabupaten dan 2 kota administratif. Namun seiring dengan berkembangnya provinsi ini, maka terjadi pemekaran wilayah menjadi 4 kota, 9 kabupaten, 97 kecamatan dan 1276 desa/kelurahan. Beberapa hal pokok berkenaan dengan kondisi kependudukan di provinsi ini adalah distribusi penduduk yang tidak merata. Penduduk di Kalimantan Timur sebagian besar tinggal di daerah perkotaan, seperti kota Samarinda, Balikpapan, dan Bontang dengan luas masing-masing hanya sekitar 0,35 persen;0,37 persen;
dan 0,59 persen dari seluruh luas Kalimantan Timur, sehingga hal ini mengakibatkan kepadatan penduduk di ketiga kota tersebut cukup tinggi. Setiap
tahun
penduduk
Provinsi
Kalimantan
Timur
mengalami
peningkatan yang cukup tajam. Peningkatan jumlah penduduk provinsi ini tidak lepas dari adanya arus migrasi ke Kalimantan Timur. Hal ini disebabkan karena Kalimantan Timur memiliki daya tarik seperti sumber daya alam yang melimpah, lapangan pekerjaan dan peluang kesempatan kerja yang besar. Selain itu terdapat kemudahan sarana transportasi untuk keluar dan menuju Kalimantan Timur. Tingginya arus migrasi masuk ke provinsi ini,mengakibatkan sebagian besar penduduk Kalimantan Timur merupakan pendatang dari luar Pulau Kalimantan. Hal ini membuat kondisi sosial budaya Kalimantan Timur dapat dikatakan majemuk. Selain itu kemajemukan penduduk Kalimantan Timur juga dikarenakan adanya perkawinan antar suku. Kebanyakan merupakan suku Jawa, Bugis, Toraja, dan lainnya.
4.1.2 Gambaran Umum Kota Samarinda
Kota Samarinda merupakan ibukota Kalimantan Timur. Kota ini terletak antara 00 21' 18" - 10 09' 16" LS dan 116° 15' 36" - 117° 24' 16" BT. Batas wilayah Kota Samarinda di sebelah utara adalah Kabupaten Kutai Timur, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota Balikpapan. Sebelah barat kota ini berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan di sebelah timur dengan Selat Makassar. Penduduk Kota Samarinda tercatat 611.491 jiwa dengan luas wilayah 783 km2.
47
Kota Samarinda memiliki fasilitas perkantoran, perdagangan, perhotelan dan jasa lainnya. Berdasarkan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 kota ini terdiri dari 6 Kecamatan dan 42 Desa/Kelurahan. Kota Samarinda memiliki motto: "TEPIAN" (Teduh, Rapi. Aman dan Nyaman). Kota ini dipisahkan oleh Sungai Mahakam. Samarinda terkenal dengan Sarung Samarinda yang terbuat dari sutera. Setiap tanggal 21 Januari diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota ini.
4.2 Karakteristik Responden
4.2.1 Responden Menurut Kelompok Umur
Penelitian dilakukan terhadap 202 responden yang terdiri dari 101 responden migran dan 101 responden nonmigran. Jika dilihat menurut kelompok umur distribusinya dapat di gambarkan pada grafik batang berikut :
60.00%
51.49% 44.56%
50.00% 40.00% 30.00%
33.66% 24.75%
Migran Nonmigran
19.80% 20.79%
20.00% 10.00%
2.97%
1.98%
0.00% 15-24
25-34
35-44
45++
Gambar 5. Persentase responden berdasarkan kelompok umur Persentase terbesar responden migran berada pada kelompok usia 25-34 tahun sebesar 51,49 persen. Bila dibandingkan dengan nonmigran terdapat perbedaan, karena pada nonmigran persentase responden terbanyak berada pada kelompok usia 45 tahun keatas, sebesar 44,56 persen. Pada responden migran hal ini terjadi
48
dikarenakan sebagian besar orang melakukan migrasi pada usia produktif dan dalam kelompok umur muda. Hal ini disebabkan karena keputusan untuk bermigrasi merupakan keputusan ekonomi yang memperhitungkan memperoleh pekerjaan dan jangka waktu bekerja di daerah tujuan (Abdullah dalam Hakim, 2003).
4.2.2 Responden Menurut Jenis Kelamin
Ditunjukkan pada Gambar 6, secara keseluruhan responden migran maupun nonmigran sebagian besar adalah laki-laki. Pada migran, sebesar 80,20 persen adalah responden laki-laki dan sisanya 19,80 persen adalah responden perempuan. Sedangkan pada nonmigran, sebesar 63,37 persen merupakan responden laki-laki dan 36,63 persen adalah perempuan. Secara umum hal ini dikarenakan responden sebagian besar adalah kepala keluarga. Selain itu untuk migran, sebagian besar orang yang melakukan migrasi adalah laki-laki. Perempuan, 28.22%
Laki-laki 71.78%
Gambar 6. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin
4.2.3 Responden Migran Menurut Daerah Asal
Dilihat dari daerah asal, berdasarkan hasil penelitian ini persentase migran yang menduduki tiga tempat teratas adalah Jawa Timur sebesar 36,65 persen, Sulawesi Selatan sebesar 21,78 persen, dan Jawa Tengah sebesar 13,86 persen.
49
Kaltim 5.94%
DIY 3.96%
Lainnya 7.92%
Jatim 35.65%
Kalsel 10.89% Jateng 13.86%
Sulsel 21.78%
Gambar 7. Persentase migran berdasarkan daerah asal Faktor yang mungkin menyebabkan penduduk asal Jawa Timur dan Sulawesi Selatan menjadi dominan adalah dikarenakan dekatnya jarak antara Jawa Timur dan Sulawesi Selatan dengan Kalimantan Timur, ditunjang pula dengan kemudahan sarana transportasi dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan ke Kalimantan Timur. Selain itu juga karena kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Jawa Timur sehingga berdampak pada sulitnya mendapatkan lapangan kerja dan pendapatan yang rendah (BPS, 2000).
4.2.4 Responden Migran Menurut Alasan Migrasi
Seseorang akan pindah dari daerah yang mempunyai nilai kefaedahan (place utility) yang lebih rendah ke daerah yang mempunyai nilai kefaedahan yang lebih tinggi dimana kebutuhannya terpenuhi. Mengenai alasan migrasi dari responden migran disajikan dalam Gambar 8. Persentase terbesar responden melakukan migrasi ke kota Samarinda dengan alasan untuk mencari pekerjaan sebesar 62,38 persen. Hal ini terjadi karena sebagian besar migran menganggap bahwa peluang kesempatan kerja di Kota Samarinda masih cukup besar. Selain itu Provinsi
50
Kalimantan Timur selama ini dikenal sebagai daerah kaya sumber daya alam, sehingga banyak menarik migran masuk.
5.94%
2.97%
Pekerjaan Mencari Pekerjaan
14.85%
Pendidikan Status Perkawinan Ikut Keluarga/Famili
62.38%
13.86%
Gambar 8. Persentase migran berdasarkan alasan migrasi
4.2.5 Responden Menurut Pendidikan Terakhir yang di Tamatkan
Persentase responden menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan menunjukkan beberapa perbedaan antara responden migran dan non migran. Pada migran, responden yang berpendidikan SMA/sederajat menduduki tempat teratas sebesar 55,45 persen kemudian ≤ SMP/sederajat sebesar 26,73 persen. Sedangkan pada non migran persentase terbesar pendidikan terakhir responden sebesar 48,52 persen adalah >SMA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9 berikut: 55.45%
60.00%
48.52%
50.00% 36.63%
40.00% 30.00% 20.00%
26.73%
Migran 17.82%
14.85%
Nonmigran
10.00% 0.00% ≤ SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
>SMA
Gambar 9. Persentase responden menurut pendidikan terakhir
51
4.2.6 Responden Menurut Status Pekerjaan
Lapangan pekerjaan dan status pekerjaan merupakan kunci dari kesejahteraan individu dalam suatu masyarakat, sehingga untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut banyak penduduk yang pindah dari suatu daerah ke daerah yang lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tabel 3. Persentase responden berdasarkan status pekerjaan Migran Persentase (%) (2) 36,63
Nonmigran Persentase (%) (4) 16,83
Berusaha dengan buruh dibayar
3,96
12,87
Buruh/Karyawan/ Pegawai
53,47
64,36
Lainnya 5,94 Total 100,00 Sumber : Hasil olahan data primer
5,94 100,00
Status Pekerjaan (1) Berusaha sendiri
Status pekerjaan yang paling menunjang baik dari responden migran maupun nonmigran adalah buruh/ karyawan/pegawai. Dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 3. Lebih dari separuh jumlah responden baik migran dan nonmigran bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 53,47 persen untuk migran dan 64,36 persen untuk nonmigran. Namun dalam hal ini migran lebih banyak bekerja menjadi buruh pada sektor informal seperti buruh dagang atau pelayan warung makan kakilima sedangkan nonmigran sebagian besar adalah karyawan/pegawai suatu perusahaan atau instansi pemerintah.
52
4.2.7 Responden Menurut Lapangan Pekerjaan
Berbeda halnya dengan status pekerjaan, untuk lapangan pekerjaan responden migran dan nonmigran di Kota Samarinda terdapat perbedaan. Dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4. Untuk responden migran sebesar 43,56 persen bekerja di sektor perdagangan sedangkan pada responden nonmigran sebesar 49,51 persen pada sektor jasa. Tabel 4. Persentase responden berdasarkan lapangan pekerjaan Lapangan Migran Persentase (%) (2) 9,91
Nonmigran Persentase (%) (3) 17,82
Perdagangan
43,56
12,87
Angkutan/ Komunikasi/ Gudang
20,79
13,86
Jasa
22,77
49,51
Lainnya 2,97 Total 100,00 Sumber : Hasil olahan data primer
5,94 100,00
Pekerjaan (1) Industri dan Bangunan
Hal ini dikarenakan sebagian besar responden migran bekerja pada sektor informal dalam hal ini sektor perdagangan. Sedangkan responden nonmigran yang menjadi sampel sebagian besar merupakan karyawan sektor formal seperti pegawai pada instansi pemerintah dan sebuah perusahaan.
53
4.2.8 Responden Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal
Kepemilikan rumah merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan dan pemukiman (BPS, 2004). Dari Tabel 5 di bawah ini terdapat perbedaan status penguasaan rumah antara migran dan nonmigran. Pada migran persentase tertinggi menempati rumah sewa yaitu sebesar 53,47 persen. Sedangkan pada nonmigran sebesar 77,23 persen menempati rumah milik sendiri. Tabel 5. Persentase responden berdasarkan status penguasaan bangunan tempat tinggal Status Responden (1) Nonmigran Migran
Status Penguasaan Bangunan Milik Sendiri (2) 77,23
Kontrak
Sewa
Lainnya
Total
(4) 2,97
Milik Ortu/Famili (5) 8,91
(3) 1,98
(6) 8,91
(7) 100,00
11,88
18,81
53,47
8,91
6,93
100,00
Sumber : Hasil olahan data primer Hal ini dikarenakan migran pindah ke daerah baru, dan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang paling praktis adalah dengan menyewa rumah. Apabila dibandingkan dengan kontrak, biaya yang dikenakan untuk sewa jauh lebih ringan karena pembayaran dilakukan perbulan dan apabila sewaktu-waktu ingin pindah atau kembali ke daerah asal lebih mudah.
4.2.9 Anggota Rumah Tangga (ART) Responden menurut Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan oleh anggota rumah tangga responden baik migran maupun nonmigran dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 di bawah ini :
54
Tabel 6. Persentase anggota rumah tangga responden menurut keluhan kesehatan Status Responden
Panas
Batuk
(1) Migran
(2) 57,90
(3) 57,14
Keluhan Kesehatan Diare Sakit Kepala (4) (5) (6) 56,67 59,52 46,67
Nonmigran Total
42,10 100,00
42,86 100,00
43,33 100,00
Pilek
40,48 100,00
53,33 100,00
Asma
Lainnya
(7) 42,86
(8) 29,17
57,14 100,00
70,83 100,00
Sumber: Hasil Olahan data primer Tabel diatas menunjukkan bahwa keluhan kesehatan yang dirasakan ART responden baik migran maupun nonmigran yang paling dominan adalah pilek dan batuk. Selain itu dapat dilihat pula secara umum keluhan kesehatan ART responden migran dan ART responden nonmigran tidak terdapat perbedaan yang berarti. Keluhan kesehatan dalam penelitian ini di batasi yaitu keluhan yang dirasakan ART dalam 1 bulan terakhir.
4.3 Persepsi Responden
Dari pengolahan data mentah di lapangan, dapat digambarkan tentang sosial ekonomi kelompok migran dan nonmigran dari sudut persepsi. Pada variabel pertama yaitu kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, rata-rata dari keduanya adalah 3,19 untuk migran dan 3,31 untuk nonmigran. Artinya adalah kedua kelompok tersebut secara ekonomi merasa lebih dari cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan makanannya sehari-hari. Untuk variabel kedua, rata-rata dari kedua kelompok tersebut adalah 2,95 dan 3,12. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan persepsi pada kemampuan pemenuhan nonmakanan. Pada migran persepsi terhadap variabel ini adalah cukup. Sedangkan nonmigran lebih mampu dengan persepsi lebih dari
55
cukup. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan nonmigran lebih tinggi bila dibandingkan migran. Pada variabel kondisi fisik bangunan tempat tinggal yang dimiliki, ratarata yang didapat adalah 3,96 untuk migran dan 4,18 untuk nonmigran. Dapat diartikan bahwa keduanya memiliki persepsi yang berbeda tentang kondisi fisik bangunan tempat tinggal mereka. Nonmigran menyatakan sangat setuju bahwa bangunan tempat tinggal mereka dalam kondisi yang baik, sedangkan migran hanya merasa setuju. Hal ini berkaitan dengan komponen penyusun bangunan seperti jenis dinding, lantai, atap, kepemilikan plafon serta ventilasi. Sebagian besar migran memiliki rumah dengan kondisi dan komponen penyusun bangunan yang lebih apa adanya, bila dibandingkan nonmigran. Hal itu juga terkait dengan status kepemilikan rumah dimana sebagian besar migran memiliki rumah dengan status sewa. Migran dan nonmigran pun menunjukkan kecenderungan yang relatif berbeda pada variabel kelengkapan fasilitas tempat tinggal. Rata-rata kedua kelompok ini adalah 3,92 untuk migran dan 4,08 untuk nonmigran. Ini dapat diartikan bahwa nonmigran merasa sangat nyaman tinggal di rumah mereka sedangkan migran merasa cukup nyaman. Hal ini disebabkan kelengkapan fasilitas rumah dapat menentukan nyaman atau tidaknya suatu rumah dimana masing-masing anggota rumah tangga dapat melakukan aktivitas di dalamnya. Pada variabel kondisi lingkungan, rata-rata yang didapat adalah 3,98 untuk migran dan 4,12 untuk nonmigran. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum persepsi migran dan nonmigran terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal mereka adalah baik. Tetapi secara rata-rata nonmigran lebih tinggi dibandingkan
56
migran, artinya nonmigran lebih yakin bahwa kondisi lingkungan sekitarnya baik dibandingkan dengan migran. Untuk variabel status kesehatan fisik migran dan nonmigran menunjukkan persamaan. Rata-rata yang diperoleh adalah 4,44 untuk migran dan 4,45 untuk nonmigran. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi kedua kelompok tersebut menyatakan sangat setuju bahwa kondisi kesehatan fisik mereka adalah baik dalam 1 bulan terakhir dari periode pencacahan. 5.00
Rata-rata sikap
4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 1
2
3
4
5
6
Variabel
Migran
Nonmigran
Gambar 10. Grafik profil rata-rata persepsi terhadap variabel pengukuran Profil rata-rata persepsi antara migran dan nonmigran terhadap enam variabel yang diamati, yaitu kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, dan nonmakanan, kondisi fisik bangunan tempat tinggal, kelengkapan fasilitas rumah, dan kondisi lingkungan tempat tinggal serta status kesehatan fisik dapat dilihat pada Gambar 10.
4.4 Perbandingan Persepsi Responden Terlihat profil rataan yang hampir mirip atau sejajar pada kedua kelompok tersebut. Pada taraf nyata 5 persen asumsi kesejajaran profil kedua kelompok
57
tersebut dapat diterima. Hal ini berarti antara migran dan nonmigran memiliki pola persepsi yang sama terhadap variabel-variabel amatan yang diberikan. Terlihat pada grafik di atas bahwa secara umum rata-rata persepsi keenam variabel tersebut adalah sejajar. Setelah asumsi kesejajaran terpenuhi, maka yang selanjutnya ingin diketahui adalah apakah rata-rata persepsi migran dan nonmigran berada pada tingkatan yang sama pula. Hasil dari pengujian coincident kesimpulan yang diperoleh yaitu terdapat perbedaan rata-rata persepsi antara kedua kelompok amatan, atau dapat dikatakan bahwa ternyata persepsi migran dan nonmigran berada pada tingkatan rata-rata yang berbeda. Berdasarkan gambar kita dapat menyatakan bahwa persepsi nonmigran ternyata lebih tinggi bila dibandingkan migran. Tahap terakhir adalah pengujian level respon yang berfungsi untuk melihat apakah terdapat persamaan persepsi terhadap masing-masing variabel yang diajukan. Dalam pengujian ini, keputusan yang diperoleh memberikan kesimpulan bahwa persepsi yang dihasilkan migran dan nonmigran mempunyai nilai tidak sama dengan nol. Hal ini berarti antara migran dan nonmigran yang menjadi responden mempunyai persepsi yang berbeda terhadap masing-masing variabel yang di ajukan, dalam hal ini adalah kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, dan nonmakanan, kondisi fisik bangunan tempat tinggal, kelengkapan fasilitas rumah, dan kondisi lingkungan tempat tinggal serta status kesehatan fisik.
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Terdapat perbedaan antara kedua kelompok sampel pada karakteristik umur responden, pendidikan terakhir, lapangan pekerjaan dan status penguasaan bangunan tempat tinggal. Pada migran, responden mayoritas berumur 25-34 tahun. Sedangkan pada nonmigran sebagian besar responden berumur 45 tahun keatas. Pada karakteristik pendidikan terakhir yang ditamatkan, sebagian besar migran berpendidikan SMA/sederajat. Sedangkan nonmigran mayoritas berpendidikan SMA keatas. Lapangan pekerjaan yang menunjang pada migran adalah perdagangan sedangkan nonmigran adalah jasa. Sebagian besar migran menempati rumah dengan status sewa sedangkan nonmigran mayoritas tinggal dirumah milik sendiri. 2. Migran yang terbesar berasal dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan. Alasan migrasi terbanyak yang dikemukakan oleh responden migran adalah mencari pekerjaan dan diikuti oleh alasan ikut keluarga/famili. 3. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95,00 persen secara umum didapatkan kesimpulan bahwa terdapat persamaan pola persepsi antara
migran dan nonmigran terhadap variabel-variabel yang diajukan. Sedangkan rata-rata persepsi antara kedua kelompok tersebut berada pada tingkatan yang berbeda. Serta migran dan nonmigran yang menjadi responden mempunyai persepsi yang berbeda terhadap masing-masing variabel yang di ajukan, dalam hal ini adalah kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, dan nonmakanan, kondisi fisik bangunan tempat tinggal, kelengkapan fasilitas rumah, dan kondisi lingkungan tempat tinggal serta status kesehatan fisik.
5.2 Saran
1. Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dan kota Samarinda sebaiknya melakukan beberapa himbauan melalui iklan di media dalam rangka menyeleksi migran masuk. Misalnya dengan menghimbau bahwa migran diharapkan memiliki tingkat pendidikan atau keterampilan (skill) tertentu sesuai dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan. 2. Para migran juga diharapkan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, sehingga mereka dapat bermanfaat dan hidup lebih layak serta tidak menjadi beban bagi pemerintah. 3. Untuk
menyempurnakan
penelitian
ini
dapat
dilakukan
dengan
menambahkan jumlah sampel dan menambahkan variabel-variabel kependudukan lainnya. Sehingga dapat menggambarkan kondisi migran dan nonmigran khususnya di kota Samarinda dari sisi yang lain.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti ET. 1995. Profil Prestasi Mahasiswa AIS Tingkat I serta Hubungannya dengan Nilai Mata Kuliah Pokok di Tingkat II. Bogor: Fakultas MIPA Jurusan Statistika Institus Pertanian Bogor. Ayuningtyas Ika. 2004. Analisis Migran Masuk dan Perubahan Kesejahteraan di Kota Samarinda [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Bappenas, BPS, UNPFA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025. Jakarta Badan Pusat Statistik. 2001. Penduduk Indonesia : Hasil Survei Modul Kependudukan Tahun 2000. Jakarta : [BPS]. _________________. 2006. Samarinda dalam Angka 2005. _________________. 2000. PDRB Propinsi Menurut Lapangan Usaha. _________________. 2004. Data dan Informasi Kemiskinan, Buku 2 Kabupaten. _________________. 2004. Statistik Kesehatan. _________________. 2004. Statistik Perumahan dan Permukiman. _________________. 2005. Survei Penduduk Antar Sensus Kalimantan Timur. Budihardjo Eko.1992. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung : Alumni. De Jong GF, Gardner RW.1981. Migration Decision Making. NewYork: Pergamon Press Inc Fatah SA. 2005. Pendatang Masih Jadi Problem Kota Samarinda. Diperoleh dari http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp. pada 20 Januari 2007. Firman Tommy. 1994. Migrasi Antarprovinsi dan Pengembangan Wilayah di Indonesia. Prisma 7 : 3-16 Hakim LJ. 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migran dan Non Migran Bekerja Lebih dari 35 Jam Seminggu di Kalimantan Timur Tahun 2000 [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Hastoto Eri. 2006. Tahun 2005 PDRB Kaltim capai Rp 156 trilyun. Diperoleh dari http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp. Pada 20 Januari 2007.
61
Johnson RA, Wichern DW.1988. Applied Multivariate Statistical Analysis. New Jersey: Prentice Hall International Edition. Keban YT. 1994. Studi Niat Bermigrasi di Tiga Kota : Determinan dan Intervensi Kebijaksanaan. Prisma 7 : 17-33. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Indonesia – UI. 2000. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : LDFEUI. Mamas IG. 2000. Proyeksi Pertumbuhan Kota-kota di Indonesia Tahun 2015. Diperoleh dari
[email protected]. Pada 20 Januari 2007. Mantra IB. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mantra IB, Kasto.1984. Analisa Migrasi Indonesia Berdasarkan Data Sensus Penduduk 1971 dan 1980. Jakarta: [BPS]. Maretta HT. 2006. Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Kepariwisataan di Candi Borobudur[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Mattjik AA. 2000, Profile Analysis Contoh Kasus Analisis Kestabilan Vitamin C pada Sari Jeruk, Forum Statistika dan Komputasi 5 No. 2 : 5-10. Riduan, Kuncoro EA. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur. Bandung : Alfabeta Rosiana Evi. 2006. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk Terhadap Keputusannya Untuk Tetap Tinggal atau Pindah dari Permukiman Kumuh[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Santoso Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistika Paramater. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia. Singarimbun M, Sofyan E. 1995. Metode Penelitian Survei. Cetakan Kedua. Jakarta: LP3ES. Todaro MP, Smith SC. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi 8. Jakarta: Erlangga. Yulia Wike. 2006. Analisis Karakteristik Pekerja Migran dan Nonmigran di Propinsi Riau Tahun 2000[Skripsi] Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
62
Lampiran 1 Jumlah Migran Risen menurut Provinsi di Kalimantan, Tahun 2005 No (1) 1.
Provinsi (2) Kalimantan Barat
Jumlah Migran Risen (3) 9.902
2.
Kalimantan Tengah
18.436
3.
Kalimantan Selatan
33.529
4.
Kalimantan Timur
116.998
Sumber : Penduduk Indonesia, Hasil Supas BPS 2005
63
Lampiran 2 Jumlah Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2004 No
Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk Miskin (000) (3) 27,2
(1) 1.
(2) Pasir
2.
Kutai Barat
19,9
3.
Kutai Kartanegara
73,3
4.
Kutai Timur
27,9
5.
Berau
11,9
6.
Malinau
11,3
7.
Bulungan
21,3
8.
Nunukan
22,7
9.
Penajam Paser Utara
19,0
10.
Balikpapan
17,1
11.
Samarinda
44,9
12.
Tarakan
13,9
7,9 Bontang 13. Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Buku 2 Kabupaten, Tahun 2004
64
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
RAHASIA
SURVEI KARAKTERISTIK MIGRAN DAN NONMIGRAN KOTA SAMARINDA SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK JL. Otto Iskandardinata No. 64c Jakarta 13330
Responden yang terhormat, Kuesioner ini adalah alat bantu penelitian yang digunakan untuk keperluan skripsi, Sebagai tugas akhir mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Penelitian ini semata-mata disusun guna tujuan akademis dan tidak dipublikasikan termasuk identitas dan jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya. Mohon isilah kuesioner ini dengan apa adanya. I. KETERANGAN TEMPAT 1. Propinsi Kalimantan Timur 2. Kota Samarinda 3. Kecamatan 4. Kelurahan 5. RT/RW 6. No Urut Rumah Tangga 7. Jumlah Anggota Rumah Tangga 8. Propinsi Asal Daerah 9. Kabupaten/Kota Asal
No. urut
(1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
II. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Nama anggota Hubungan Jenis Umur Status Lama rumah tangga dengan kelamin (tahun) 1.migran tinggal di krt 1.Lk 2. tidak Samarinda (kode) 2.Pr (2) (3) (5) (6) (8) (9)
Kode Kol.3 Hubungan dengan krt 1. Kepala rt 2. Suami/istri 3. Anak 4. Menantu 5. Cucu 6. Orang tua/mertua
7. Famili lain 8. Pembantu rt 9. Lainnya
Alasan migrasi (kode) (10)
Kode Kol. 10 Alasan migrasi 1. Pekerjaan 7. Perumahan 2. Mencari pekerjaan 8. Lainnya 3. Pendidikan 4. Perubahan status perkawinan 5. Ikut suami/istri/orang tua/anak 6. Ikut saudara kandung/famili lain
65
III. KETERANGAN INDIVIDU 1.
No. urut individu
2. Tingkat Pendidikan Tidak/belum tamat SD -1 Tamat SD/MI/sederajat -2 Tamat SLTP/MTs/sederajat - 3
Tamat SMU/MA/sederajat > SMU
-4 -5
3. Status Pekerjaan Tidak bekerja -1 Berusaha sendiri -2 Berusaha dengan buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar -3 4. Lapangan Pekerjaan: Pertanian -1 Pertambangan -2 Industri -3 Listrik -4 Bangunan -5
Berusaha dengan buruh tetap/ buruh dibayar Buruh/karyawan/pegawai Lainnya
-4 -5 -6
Perdagangan Angkutan/Komunikasi/Gudang Lembaga keuangan Jasa dan lainnya
-6 -7 -8 -9
IV.KETERANGAN UMUM KESEHATAN, PERUMAHAN DAN EKONOMI RT 1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati : 1. Milik sendiri 3. Sewa 5. Rumah milik orang tua/sanak/saudara 2. Kontrak 4. Bebas sewa 6. Lainnya 2. Luas Lantai : .................. m 2 3. Jenis lantai terluas : 1. Tanah 2. Tegel/Keramik 3. Plesteran semen 4. Kayu 5. Lainnya 4. Jenis dinding terluas : 1. Tembok 2. Kayu 3. Bambu 4. Lainnya 5. a. Sumber air minum: 1. Air dalam kemasan 5. Sumur tak terlindung 8. Air sungai 2. Leding 6. Mata air terlindung 9. Air hujan 3. Pompa 7. Mata air tak terlindung 0. Lainnya 4. Sumur terlindung b. Jika R.5 = 3 s.d 7 (sumur/pompa/mata air) jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat : 1. ≤ 10 m 2. > 10 m 3. Tidak tahu 6. Apakah dalam 1 bulan terakhir mempunyai keluhan kesehatan seperti dibawah ini [isikan kode 1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Panas d. Asma/napas sesak/cepat g. Lainnya b. Batuk
e. Diare/buang2 air
c. Pilek
f . Sakit kepala berulang
66
7. Bila ada keluhan apakah mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah atau kegiatan seharihari ? 1. Ya 2. Tidak 8. Lamanya terganggu : ............................hari 9. Apakah rumah tangga ini memiliki aset sebagai berikut : [isikan kode 1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Tanah pertanian/ c. Warung/ Toko/kedai perkebunan b. Perhiasan d. Bengkel 10. Tingkat penghasilan rumah tangga (sebulan yang lalu) :
h. Deposito i. Lainnya Rp. .......................................
(jumlah seluruh pemasukan rumah tangga/seluruh pendapatan art bln lalu)
V. PERSEPSI KONDISI EKONOMI RT, PERUMAHAN DAN STATUS KESEHATAN SK=Sangat Kurang ; K=Kurang ; C=Cukup ; LC=Lebih Dari Cukup ; JLC=Jauh Lebih Dari Cukup 1. Kemampuan RT memenuhi konsumsi makanan pokok SK K C LC JLC min.3 kali perhari 2. Kemampuan RT memenuhi konsumsi daging/susu/ayam SK K C LC JLC min.3 kali seminggu 3. Kemampuan RT memenuhi konsumsi buah-buahan dan SK K C LC JLC sayur tiap hari 4. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan biaya SK K C LC JLC pendidikan/sekolah 5. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan kesehatan/obat SK K C LC JLC 6. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan perabotan dan SK K C LC JLC pemeliharaan rumah 7. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan bahan bakar SK K C LC JLC memasak(kayu bakar/minyak tanah/ LPG) 8. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan rekreasi dan SK K C LC JLC hiburan APAKAH PERNYATAAN DIBAWAH INI SESUAI DENGAN KONDISI RUMAH TEMPAT TINGGAL ANDA ? STS=Sangat Tidak Setuju ; TS=Tidak Setuju ; RR=Ragu-ragu ; S=Setuju ; SS=Sangat Setuju 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Bangunan tempat tinggal yang saya tempati memiliki dinding, lantai, atap dalam kondisi baik Memiliki plafon dalam kondisi baik Memiliki lubang angin/ventilasi yang cukup Cukup luas untuk seluruh anggota rumah tangga Saya dapat melakukan aktifitas didalam rumah dengan leluasa Memiliki kelengkapan ruang yang terdiri dari R.tidur, R.makan, R.tamu, dapur. Memiliki fasilitas MCK yang memadai Memiliki kualitas air minum yang baik Saya dapat melakukan aktifitas didalam rumah dengan nyaman Lokasi bangunan tempat tinggal saya aman dari ancaman kejahatan dan bencana alam
STS
TS
RR
S
SS
STS STS STS STS
TS TS TS TS
RR RR RR RR
S S S S
SS SS SS SS
STS
TS
RR
S
SS
STS STS STS
TS TS TS
RR RR RR
S S S
SS SS SS
STS
TS
RR
S
SS
67
19. 20.
Kondisi lingkungan pemukiman bersih dan nyaman Keberadaan fasilitas umum (puskesmas,sekolah,pasar) mudah dijangkau
21. Bagaimana kondisi kesehatan fisik saudara saat ini? 1. Sangat Buruk 4. Baik 2. Buruk 5. Sangat Baik 3. Cukup 22. Seberapa besar sdr. Mengalami kesulitan berjalan didalam maupun diluar rumah selama 1 bln terakhir? 1. 1. Tdk bisa berjalan/ 4. Sedikit masalah bergerak 5. Tdk ada mslh 2. Sangat bermasalah 3. Sering bermasalah 23. Seberapa besar sdr. mengalami kesulitan dlm merawat diri sendiri (mandi,berpakaian) selama 1 bln terakhir?] 1. Tdk dpt merawat 4. Sedikit masalah sendiri 5. Tdk ada mslh 2. Sangat bermasalah 3. Sering bermasalah 24. Seberapa berat sdr.merasakan sakit atau tidak enak badan selama 1 bln terakhir? 1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak sakit 3. Sedang
25. Seberapa sulit sdr. Membaca atau melihat objek sejarak lengan(sekitar 30 cm) selama 1 bln terakhir? 1. Tdk bisa melihat 4. Sedikit masalah 2. Sangat bermasalah 5. Tidak ada 3. Sering bermasalah masalah
STS STS
TS TS
RR RR
S S
26. .Bagaimana kondisi kesehatan mental saudara saat ini? 1. Sangat Buruk 4. Baik 2. Buruk 5. Sangat Baik 3. Cukup 27. Seberapa sulit sdr. Mengingat sesuatu atau memusatkan perhatian pada kegiatan selama 1 bln terakhir? 1. Tdk bisa 4. Sedikit masalah 2. Sangat 5. Tdk ada masalah bermasalah 3. Sering bermasalah 28. Seberapa besar hambatan yang sdr. Hadapi dlm pergaulan/dlm kegiatan kemasyarakatan selama 1 bln terakhir? 1. Sangat besar 4. Sedikit 2. Besar 5. Tidak ada 3. Kadang-kadang 29. Seberapa parah sdr.mengalami gangguan tidur (sulit tidur,sering terbangun pada mlm hari, bangun lbh awal dr biasanya) selama 1 bln terakhir? 1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak ada 3. Sedang masalah 30. Seberapa parah sdr. merasa cemas secara berlebihan atau cemas tanpa sebab yang jelas selama 1 bln terakhir? 1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak ada 3. Sedang masalah
~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~
68
SS SS
Lampiran 4 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Pernyataan Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 1 (pemenuhan kebutuhan makanan) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
5.4667 6.0333 5.9000
2.3264 1.4816 2.0241
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.6765 .7474 .6496
.7708 .6889 .7723
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
3
.8186
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 2 (pemenuhan kebutuhan nonmakanan) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
12.8333 13.9667 12.8667 13.3000 13.1333 13.5667
10.8333 4.7920 10.3264 8.0103 7.3609 8.8057
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.0981 .6627 .2927 .7004 .6295 .4370
.7424 .6266 .7140 .6080 .6090 .6758
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
6
.7116
69
Lampiran 4 (lanjutan) Lanjutan Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 2 (pemenuhan kebutuhan non makanan) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
10.8667 9.7667 10.2000 10.0333 10.4667
4.6023 9.7023 7.4759 6.7920 8.3264
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.6214 .3315 .7233 .6610 .4354
.7080 .7566 .6408 .6377 .7226
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
5
.7424
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 3 (kondisi fisik bangunan tempat tinggal) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR10 BUTIR11 BUTIR12 BUTIR13
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
11.3667 11.8333 11.5000 11.7000
5.8954 5.5920 5.2931 4.9069
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.8777 .5772 .7495 .6188
.7516 .8430 .7668 .8398
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
4
.8411
70
Lampiran 4 (lanjutan) Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 4 (kelengkapan fasilitas rumah) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR14 BUTIR15 BUTIR16 BUTIR17
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
11.5333 11.4333 11.1333 11.0000
5.9126 4.8747 7.2230 7.7241
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.8155 .8157 .7094 .5677
.7751 .7873 .8292 .8746
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
4
.8607
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 5 (kondisi lingkungan tempat tinggal) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR18 BUTIR19 BUTIR20 BUTIR21
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
11.4333 11.4667 11.5000 11.1000
3.7713 3.1540 3.3621 3.2655
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.3713 .5671 .4688 .3270
.6108 .4767 .5456 .6631
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
4
.6443
71
Lampiran 4 (lanjutan) Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 6 (status kesehatan fisik) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR22 BUTIR23 BUTIR24 BUTIR25 BUTIR26
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
18.0333 17.3333 17.4333 17.8667 17.7333
3.6885 2.5747 2.8057 3.0161 2.5471
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.2426 .6932 .3078 .3467 .3286
.6058 .3893 .5866 .5579 .5884
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
5
.6055
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 7 (status kesehatan mental) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR27 BUTIR28 BUTIR29 BUTIR30 BUTIR31
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
16.6667 16.5333 16.7333 16.9667 16.5667
6.1609 5.9126 5.2368 5.6885 5.0126
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.4810 .4614 .4196 .4069 .7154
.6831 .6858 .7147 .7091 .5846
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
5
.7240
72
Lampiran 4 (lanjutan) Validitas dan reliabilitas antar faktor R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
FAKTOR_1 FAKTOR_2 FAKTOR_3 FAKTOR_4 FAKTOR_5 FAKTOR_6 FAKTOR_7
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
101.4667 97.3333 94.7000 95.1333 95.0000 88.0667 89.3000
137.9816 119.6782 117.4586 106.6023 127.7931 154.6851 152.6310
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.6555 .5877 .7048 .8101 .7558 .2756 .1699
.7769 .7806 .7555 .7302 .7560 .8237 .8503
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
7
.8112
Lanjutan Validitas dan reliabilitas antar faktor R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
FAKTOR_1 FAKTOR_2 FAKTOR_3 FAKTOR_4 FAKTOR_5 FAKTOR_6
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
78.5000 74.3667 71.7333 72.1667 72.0333 67.2000
150.8103 129.8264 126.1333 118.2126 144.1023 140.4414
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.7158 .6582 .8055 .8469 .7277 .5661
.8737 .8785 .8510 .8430 .8681 .8912
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
6
.8879
73
Lampiran 5 Hasil Olahan Analisis Profil
3,19 2,95 3,96 x1 = 3,92 3,98 4,44
3,31 3,12 4,18 x2 = 4,08 4,12 4,45
− 0,12 − 0,17 − 0,22 (x1 − x 2 ) = − 0,16 − 0,14 − 0,01
0,324927 0.13615 0,151763 0,156033 0,127467 0,13615 0,199747 0,09555 0,11495 0,0958 0,151763 0,09555 0,24405 0,168288 0,1499 Sp = 0,156033 0,11495 0,168288 0,285833 0,1544 0,127467 0,0958 0,1499 0,1544 0,235581 0,013117 0,02846 0,028203 0,03435 0,04545
0,013117 0,02846 0,028203 0,03435 0,04545 0,119368
1. Uji Kesejajaran
Statistik Uji:
T2 = ( x1 − x 2 )T CT [ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1 C ( x1 − x 2 )
− 0,05 − 0,05 C ( x1 − x 2 ) = 0,06 0,02 0,13 ( x1 − x 2 )T CT = [− 0,05 − 0,05 0,06 0,02 0,013]
0,252375 − 0,11981 C Sp CT = 0,01513 0,009416 0,04701
− 0,11981 0,01513 0,009416 0,04701 0,252697 − 0,09516 0,000762 − 0,05436 − 0,09516 0,193308 − 0,11305 0,001647 0,000762 − 0,11305 0,212614 − 0,07008 − 0,05436 0,001647 − 0,07008 0,264048
74
Lampiran 5 (Lanjutan) [ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1 266,8853 146,0431 = 59,83777 14,90049 − 13,869
146,0431 59,83777 14,90094 − 13,869 397,9278 288,1561 178,7966 101,5734 288,1576 611,3306 368,3672 142,6214 178,7967 368,3676 483,7251 160,2415 101,5736 142,6208 160,2415 255,3296
Di dapatkan T 2 = 9,428301 2 d =
(n1 + n2 − 2)( p − 1) n1 + n 2 − p
F p −1,n1 + n2 − p (α )
Dengan α = 5 %, nilai F ( 0, 05;5,~) = 2,21 maka di dapatkan d 2 = 11,388 Nilai T 2 < d 2 , Terima H 01
2. Uji coincident 1 1 T T 2 = 1T ( x1 − x 2 ) + 1 S p 1 n1 n 2
1 ( x1 − x 2 ) = -0.82 T
−1
1T ( x1 − x 2 )
1 1 + n1 n 2
−1
T 1 S p 1 = 10.9797
T 2 = 7,38275 Dengan menggunakan α = 5 %, nilai F ( 0 ,05;1, ~) = 3,84 Nilai T 2 > F, Tolak H 02
Lampiran 5 (Lanjutan)
75
3. Pengujian Level Respon
[
T 2 = (n1 + n 2 )x T C T CS p C T Dimana
x=
]
−1
Cx
n1 n1 x1 + x (n1 + n2 ) (n1 + n2 ) 2
3,25 3,035 4,07 x= x T C T = [− 0,215 1,035 − 0,07 0,05 0,395] 4,00 4,05 4,445
5,311017 2,906255 T −1 = 1,190794 CS p C 0,29652 − 0,27599
[
]
− 0,215 1,035 − 0 , 07 Cx = 0,05 0,395
2,906255 1,190794 0,29652 − 0,27599 7,918762 5,734336 3,558055 2,021314 5,734336 12,16548 7,330516 2,83154
3,558055 7,330516 9,62613 3,188797 2,021314 2,838154 3,188797 5,081059
T 2 = 1918,074 Dengan α = 5 %, nilai F ( 0 ,05;5,~) = 2,21
maka
T 2 > F , Tolak H 03
RIWAYAT HIDUP
76
Penulis lahir pada tanggal 19 April 1985 di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dengan nama Ucik Purnamasari. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dari orang tua Wakidja dan Mujiyem. Pendidikan formal penulis diawali pada tahun 1990 dengan bersekolah di TK Enggang Putih. Pada tahun 1991 melanjutkan ke SD Negeri 054 Samarinda. Pada tahun 1997 penulis menamatkan pendidikan dasarnya dan melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Samarinda. Pada tahun 2000 penulis menamatkan pendidikan di SLTP tersebut, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri 10 ”Melati” Samarinda. Pada tahun ketiga atau tahun 2003 penulis menamatkan pendidikannya di SMU tersebut, dan di tahun yang sama diterima di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Akhirnya
pada
tahun
keempat
(tahun
2007)
penulis
berhasil
menyelesaikan pendidikan program D IV di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. .
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Terdapat perbedaan antara kedua kelompok sampel pada karakteristik umur responden, pendidikan terakhir, lapangan pekerjaan dan status penguasaan bangunan tempat tinggal. Pada migran, responden mayoritas berumur 25-34 tahun. Sedangkan pada nonmigran sebagian besar responden berumur 45 tahun keatas. Pada karakteristik pendidikan terakhir yang ditamatkan, sebagian besar migran berpendidikan SMA/sederajat. Sedangkan nonmigran mayoritas berpendidikan SMA keatas. Lapangan pekerjaan yang menunjang pada migran adalah perdagangan sedangkan nonmigran adalah jasa. Sebagian besar migran menempati rumah dengan status sewa sedangkan nonmigran mayoritas tinggal dirumah milik sendiri. 2. Migran yang terbesar berasal dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan. Alasan migrasi terbanyak yang dikemukakan oleh responden migran adalah mencari pekerjaan dan diikuti oleh alasan ikut keluarga/famili. 3. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95,00 persen secara umum didapatkan kesimpulan bahwa terdapat persamaan pola persepsi antara migran dan nonmigran terhadap variabel-variabel yang diajukan.
Sedangkan rata-rata persepsi antara kedua kelompok tersebut berada pada tingkatan yang berbeda. Serta migran dan nonmigran mempunyai persepsi yang berbeda terhadap masing-masing variabel yang di ajukan, dalam hal ini adalah kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, dan nonmakanan, kondisi fisik bangunan tempat tinggal, kelengkapan fasilitas rumah, dan kondisi lingkungan tempat tinggal serta status kesehatan fisik.
5.2 Saran
1. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Samarinda sebaiknya melakukan beberapa himbauan melalui iklan di media dalam rangka menyeleksi migran masuk. Misalnya dengan menghimbau bahwa migran diharapkan memiliki tingkat pendidikan atau keterampilan (skill) tertentu sesuai dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan. 2. Para migran juga diharapkan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, sehingga mereka dapat bermanfaat dan hidup lebih layak serta tidak menjadi beban bagi pemerintah. 3. Untuk
menyempurnakan
penelitian
ini
dapat
dilakukan
dengan
menambahkan jumlah sampel dan menambahkan variabel-variabel kependudukan lainnya. Sehingga dapat menggambarkan kondisi migran dan nonmigran khususnya di Kota Samarinda dari sisi yang lain.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti ET. 1995. Profil Prestasi Mahasiswa AIS Tingkat I serta Hubungannya dengan Nilai Mata Kuliah Pokok di Tingkat II. Bogor: Fakultas MIPA Jurusan Statistika Institus Pertanian Bogor. Ayuningtyas Ika. 2004. Analisis Migran Masuk dan Perubahan Kesejahteraan di Kota Samarinda [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Bappenas, BPS, UNPFA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2001. Penduduk Indonesia : Hasil Survei Modul Kependudukan Tahun 2000. Jakarta : [BPS]. _________________. 2006. Samarinda dalam Angka 2005. _________________. 2000. PDRB Propinsi Menurut Lapangan Usaha. _________________. 2004. Data dan Informasi Kemiskinan, Buku 2 Kabupaten. _________________. 2004. Statistik Kesehatan. _________________. 2004. Statistik Perumahan dan Permukiman. _________________. 2005. Survei Penduduk Antar Sensus Kalimantan Timur. Budihardjo Eko.1992. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung : Alumni. De Jong GF, Gardner RW.1981. Migration Decision Making. NewYork: Pergamon Press Inc Fatah SA. Pendatang Masih Jadi Problem Kota Samarinda. Pada 20 Januari 2007.Diperoleh dari http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp. Firman Tommy. 1994. Migrasi Antarprovinsi dan Pengembangan Wilayah di Indonesia. Prisma 7 : 3-16 Hakim LJ. 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migran dan Nonmigran Bekerja Lebih dari 35 Jam Seminggu di Kalimantan Timur Tahun 2000 [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
61
Hastoto Eri. Tahun 2005 PDRB Kaltim capai Rp 156 trilyun. Pada 20 Januari 2007. Diperoleh dari http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp. Johnson RA, Wichern DW.1988. Applied Multivariate Statistical Analysis. New Jersey: Prentice Hall International Edition. Keban YT. 1994. Studi Niat Bermigrasi di Tiga Kota : Determinan dan Intervensi Kebijaksanaan. Prisma 7 : 17-33. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Indonesia – UI. 2000. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : LDFEUI. Mamas IG.. Proyeksi Pertumbuhan Kota-kota di Indonesia Tahun 2015. Pada 20 Januari 2007.Diperoleh dari
[email protected]. Mantra IB. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mantra IB, Kasto.1984. Analisa Migrasi Indonesia Berdasarkan Data Sensus Penduduk 1971 dan 1980. Jakarta: [BPS]. Maretta HT. 2006. Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Kepariwisataan di Candi Borobudur[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Mattjik AA. 2000, Profile Analysis Contoh Kasus Analisis Kestabilan Vitamin C pada Sari Jeruk, Forum Statistika dan Komputasi 5 No. 2 : 5-10. Riduan, Kuncoro EA. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur. Bandung : Alfabeta Rosiana Evi. 2006. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk Terhadap Keputusannya Untuk Tetap Tinggal atau Pindah dari Permukiman Kumuh[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Santoso Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistika Paramater. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia. Singarimbun M, Sofyan E. 1995. Metode Penelitian Survei. Cetakan Kedua. Jakarta: LP3ES. Todaro MP, Smith SC. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi 8. Jakarta: Erlangga. Yulia Wike. 2006. Analisis Karakteristik Pekerja Migran dan Nonmigran di Propinsi Riau Tahun 2000[Skripsi] Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
62
Lampiran 1 Jumlah Migran Risen menurut Provinsi di Kalimantan, Tahun 2005 No (1) 1.
Provinsi (2) Kalimantan Barat
Jumlah Migran Risen (3) 9.902
2.
Kalimantan Tengah
18.436
3.
Kalimantan Selatan
33.529
4.
Kalimantan Timur
116.998
Sumber : Penduduk Indonesia, Hasil Supas BPS 2005
63
Lampiran 2 Jumlah Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2004 No
Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk Miskin (000) (3) 27,2
(1) 1.
(2) Pasir
2.
Kutai Barat
19,9
3.
Kutai Kartanegara
73,3
4.
Kutai Timur
27,9
5.
Berau
11,9
6.
Malinau
11,3
7.
Bulungan
21,3
8.
Nunukan
22,7
9.
Penajam Paser Utara
19,0
10.
Balikpapan
17,1
11.
Samarinda
44,9
12.
Tarakan
13,9
7,9 Bontang 13. Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Buku 2 Kabupaten, Tahun 2004
64
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
RAHASIA
SURVEI KARAKTERISTIK MIGRAN DAN NONMIGRAN KOTA SAMARINDA SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK JL. Otto Iskandardinata No. 64c Jakarta 13330
Responden yang terhormat, Kuesioner ini adalah alat bantu penelitian yang digunakan untuk keperluan skripsi, Sebagai tugas akhir mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Penelitian ini semata-mata disusun guna tujuan akademis dan tidak dipublikasikan termasuk identitas dan jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya. Mohon isilah kuesioner ini dengan apa adanya. I. KETERANGAN TEMPAT 1. Propinsi Kalimantan Timur 2. Kota Samarinda 3. Kecamatan 4. Kelurahan 5. RT/RW 6. No Urut Rumah Tangga 7. Jumlah Anggota Rumah Tangga 8. Propinsi Asal Daerah 9. Kabupaten/Kota Asal
No. urut
(1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
II. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Nama anggota Hubungan Jenis Umur Status Lama rumah tangga dengan kelamin (tahun) 1.migran tinggal di krt 1.Lk 2. tidak Samarinda (kode) 2.Pr (2) (3) (5) (6) (8) (9)
Kode Kol.3 Hubungan dengan krt 1. Kepala rt 2. Suami/istri 3. Anak 4. Menantu 5. Cucu 6. Orang tua/mertua
7. Famili lain 8. Pembantu rt 9. Lainnya
Alasan migrasi (kode) (10)
Kode Kol. 10 Alasan migrasi 1. Pekerjaan 7. Perumahan 2. Mencari pekerjaan 8. Lainnya 3. Pendidikan 4. Perubahan status perkawinan 5. Ikut suami/istri/orang tua/anak 6. Ikut saudara kandung/famili lain
65
III. KETERANGAN INDIVIDU 1.
No. urut individu
2. Tingkat Pendidikan Tidak/belum tamat SD -1 Tamat SD/MI/sederajat -2 Tamat SLTP/MTs/sederajat - 3
Tamat SMU/MA/sederajat > SMU
-4 -5
3. Status Pekerjaan Tidak bekerja -1 Berusaha sendiri -2 Berusaha dengan buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar -3 4. Lapangan Pekerjaan: Pertanian -1 Pertambangan -2 Industri -3 Listrik -4 Bangunan -5
Berusaha dengan buruh tetap/ buruh dibayar Buruh/karyawan/pegawai Lainnya
-4 -5 -6
Perdagangan Angkutan/Komunikasi/Gudang Lembaga keuangan Jasa dan lainnya
-6 -7 -8 -9
IV.KETERANGAN UMUM KESEHATAN, PERUMAHAN DAN EKONOMI RT 1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati : 1. Milik sendiri 3. Sewa 5. Rumah milik orang tua/sanak/saudara 2. Kontrak 4. Bebas sewa 6. Lainnya 2. Luas Lantai : .................. m 2 3. Jenis lantai terluas : 1. Tanah 2. Tegel/Keramik 3. Plesteran semen 4. Kayu 5. Lainnya 4. Jenis dinding terluas : 1. Tembok 2. Kayu 3. Bambu 4. Lainnya 5. a. Sumber air minum: 1. Air dalam kemasan 5. Sumur tak terlindung 8. Air sungai 2. Leding 6. Mata air terlindung 9. Air hujan 3. Pompa 7. Mata air tak terlindung 0. Lainnya 4. Sumur terlindung b. Jika R.5 = 3 s.d 7 (sumur/pompa/mata air) jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat : 1. ≤ 10 m 2. > 10 m 3. Tidak tahu 6. Apakah dalam 1 bulan terakhir mempunyai keluhan kesehatan seperti dibawah ini [isikan kode 1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Panas d. Asma/napas sesak/cepat g. Lainnya b. Batuk
e. Diare/buang2 air
c. Pilek
f . Sakit kepala berulang
66
7. Bila ada keluhan apakah mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah atau kegiatan seharihari ? 1. Ya 2. Tidak 8. Lamanya terganggu : ............................hari 9. Apakah rumah tangga ini memiliki aset sebagai berikut : [isikan kode 1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Tanah pertanian/ c. Warung/ Toko/kedai perkebunan b. Perhiasan d. Bengkel 10. Tingkat penghasilan rumah tangga (sebulan yang lalu) :
h. Deposito i. Lainnya Rp. .......................................
(jumlah seluruh pemasukan rumah tangga/seluruh pendapatan art bln lalu)
V. PERSEPSI KONDISI EKONOMI RT, PERUMAHAN DAN STATUS KESEHATAN SK=Sangat Kurang ; K=Kurang ; C=Cukup ; LC=Lebih Dari Cukup ; JLC=Jauh Lebih Dari Cukup 1. Kemampuan RT memenuhi konsumsi makanan pokok SK K C LC JLC min.3 kali perhari 2. Kemampuan RT memenuhi konsumsi daging/susu/ayam SK K C LC JLC min.3 kali seminggu 3. Kemampuan RT memenuhi konsumsi buah-buahan dan SK K C LC JLC sayur tiap hari 4. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan biaya SK K C LC JLC pendidikan/sekolah 5. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan kesehatan/obat SK K C LC JLC 6. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan perabotan dan SK K C LC JLC pemeliharaan rumah 7. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan bahan bakar SK K C LC JLC memasak(kayu bakar/minyak tanah/ LPG) 8. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan rekreasi dan SK K C LC JLC hiburan APAKAH PERNYATAAN DIBAWAH INI SESUAI DENGAN KONDISI RUMAH TEMPAT TINGGAL ANDA ? STS=Sangat Tidak Setuju ; TS=Tidak Setuju ; RR=Ragu-ragu ; S=Setuju ; SS=Sangat Setuju 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Bangunan tempat tinggal yang saya tempati memiliki dinding, lantai, atap dalam kondisi baik Memiliki plafon dalam kondisi baik Memiliki lubang angin/ventilasi yang cukup Cukup luas untuk seluruh anggota rumah tangga Saya dapat melakukan aktifitas didalam rumah dengan leluasa Memiliki kelengkapan ruang yang terdiri dari R.tidur, R.makan, R.tamu, dapur. Memiliki fasilitas MCK yang memadai Memiliki kualitas air minum yang baik Saya dapat melakukan aktifitas didalam rumah dengan nyaman
STS
TS
RR
S
SS
STS STS STS STS
TS TS TS TS
RR RR RR RR
S S S S
SS SS SS SS
STS
TS
RR
S
SS
STS STS STS
TS TS TS
RR RR RR
S S S
SS SS SS
67
18. 19. 20.
Lokasi bangunan tempat tinggal saya aman dari ancaman kejahatan dan bencana alam Kondisi lingkungan pemukiman bersih dan nyaman Keberadaan fasilitas umum (puskesmas,sekolah,pasar) mudah dijangkau
21. Bagaimana kondisi kesehatan fisik saudara saat ini? 1. Sangat Buruk 4. Baik 2. Buruk 5. Sangat Baik 3. Cukup 22. Seberapa besar sdr. Mengalami kesulitan berjalan didalam maupun diluar rumah selama 1 bln terakhir? 1. 1. Tdk bisa berjalan/ 4. Sedikit masalah bergerak 5. Tdk ada mslh 2. Sangat bermasalah 3. Sering bermasalah 23. Seberapa besar sdr. mengalami kesulitan dlm merawat diri sendiri (mandi,berpakaian) selama 1 bln terakhir?] 1. Tdk dpt merawat 4. Sedikit masalah sendiri 5. Tdk ada mslh 2. Sangat bermasalah 3. Sering bermasalah 24. Seberapa berat sdr.merasakan sakit atau tidak enak badan selama 1 bln terakhir? 1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak sakit 3. Sedang
25. Seberapa sulit sdr. Membaca atau melihat objek sejarak lengan(sekitar 30 cm) selama 1 bln terakhir? 1. Tdk bisa melihat 4. Sedikit masalah 2. Sangat bermasalah 5. Tidak ada 3. Sering bermasalah masalah
STS
TS
RR
S
SS
STS STS
TS TS
RR RR
S S
SS SS
26. .Bagaimana kondisi kesehatan mental saudara saat ini? 1. Sangat Buruk 4. Baik 2. Buruk 5. Sangat Baik 3. Cukup 27. Seberapa sulit sdr. Mengingat sesuatu atau memusatkan perhatian pada kegiatan selama 1 bln terakhir? 1. Tdk bisa 4. Sedikit masalah 2. Sangat 5. Tdk ada masalah bermasalah 3. Sering bermasalah 28. Seberapa besar hambatan yang sdr. Hadapi dlm pergaulan/dlm kegiatan kemasyarakatan selama 1 bln terakhir? 1. Sangat besar 4. Sedikit 2. Besar 5. Tidak ada 3. Kadang-kadang 29. Seberapa parah sdr.mengalami gangguan tidur (sulit tidur,sering terbangun pada mlm hari, bangun lbh awal dr biasanya) selama 1 bln terakhir? 1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak ada 3. Sedang masalah 30. Seberapa parah sdr. merasa cemas secara berlebihan atau cemas tanpa sebab yang jelas selama 1 bln terakhir? 1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak ada 3. Sedang masalah
~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~
68
Lampiran 4 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Pernyataan Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 1 (pemenuhan kebutuhan makanan) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
5.4667 6.0333 5.9000
2.3264 1.4816 2.0241
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.6765 .7474 .6496
.7708 .6889 .7723
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
3
.8186
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 2 (pemenuhan kebutuhan nonmakanan) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
12.8333 13.9667 12.8667 13.3000 13.1333 13.5667
10.8333 4.7920 10.3264 8.0103 7.3609 8.8057
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.0981 .6627 .2927 .7004 .6295 .4370
.7424 .6266 .7140 .6080 .6090 .6758
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
6
.7116
69
Lampiran 4 (lanjutan) Lanjutan Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 2 (pemenuhan kebutuhan non makanan) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
10.8667 9.7667 10.2000 10.0333 10.4667
4.6023 9.7023 7.4759 6.7920 8.3264
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.6214 .3315 .7233 .6610 .4354
.7080 .7566 .6408 .6377 .7226
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
5
.7424
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 3 (kondisi fisik bangunan tempat tinggal) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR10 BUTIR11 BUTIR12 BUTIR13
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
11.3667 11.8333 11.5000 11.7000
5.8954 5.5920 5.2931 4.9069
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.8777 .5772 .7495 .6188
.7516 .8430 .7668 .8398
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
4
.8411
70
Lampiran 4 (lanjutan) Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 4 (kelengkapan fasilitas rumah) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR14 BUTIR15 BUTIR16 BUTIR17
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
11.5333 11.4333 11.1333 11.0000
5.9126 4.8747 7.2230 7.7241
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.8155 .8157 .7094 .5677
.7751 .7873 .8292 .8746
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
4
.8607
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 5 (kondisi lingkungan tempat tinggal) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR18 BUTIR19 BUTIR20 BUTIR21
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
11.4333 11.4667 11.5000 11.1000
3.7713 3.1540 3.3621 3.2655
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.3713 .5671 .4688 .3270
.6108 .4767 .5456 .6631
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
4
.6443
71
Lampiran 4 (lanjutan) Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 6 (status kesehatan fisik) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR22 BUTIR23 BUTIR24 BUTIR25 BUTIR26
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
18.0333 17.3333 17.4333 17.8667 17.7333
3.6885 2.5747 2.8057 3.0161 2.5471
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.2426 .6932 .3078 .3467 .3286
.6058 .3893 .5866 .5579 .5884
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
5
.6055
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 7 (status kesehatan mental) R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
BUTIR27 BUTIR28 BUTIR29 BUTIR30 BUTIR31
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
16.6667 16.5333 16.7333 16.9667 16.5667
6.1609 5.9126 5.2368 5.6885 5.0126
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.4810 .4614 .4196 .4069 .7154
.6831 .6858 .7147 .7091 .5846
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
5
.7240
72
Lampiran 4 (lanjutan) Validitas dan reliabilitas antar faktor R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
FAKTOR_1 FAKTOR_2 FAKTOR_3 FAKTOR_4 FAKTOR_5 FAKTOR_6 FAKTOR_7
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
101.4667 97.3333 94.7000 95.1333 95.0000 88.0667 89.3000
137.9816 119.6782 117.4586 106.6023 127.7931 154.6851 152.6310
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.6555 .5877 .7048 .8101 .7558 .2756 .1699
.7769 .7806 .7555 .7302 .7560 .8237 .8503
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
7
.8112
Lanjutan Validitas dan reliabilitas antar faktor R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
FAKTOR_1 FAKTOR_2 FAKTOR_3 FAKTOR_4 FAKTOR_5 FAKTOR_6
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
78.5000 74.3667 71.7333 72.1667 72.0333 67.2000
150.8103 129.8264 126.1333 118.2126 144.1023 140.4414
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.7158 .6582 .8055 .8469 .7277 .5661
.8737 .8785 .8510 .8430 .8681 .8912
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
6
.8879
73
Lampiran 5 Hasil Olahan Analisis Profil
3,19 2,95 3,96 x1 = 3,92 3,98 4,44
3,31 3,12 4,18 x2 = 4,08 4,12 4,45
− 0,12 − 0,17 − 0,22 (x1 − x 2 ) = − 0,16 − 0,14 − 0,01
0,324927 0.13615 0,151763 0,156033 0,127467 0,13615 0,199747 0,09555 0,11495 0,0958 0,151763 0,09555 0,24405 0,168288 0,1499 Sp = 0,156033 0,11495 0,168288 0,285833 0,1544 0,127467 0,0958 0,1499 0,1544 0,235581 0,013117 0,02846 0,028203 0,03435 0,04545
0,013117 0,02846 0,028203 0,03435 0,04545 0,119368
1. Uji Kesejajaran
Statistik Uji:
T2 = ( x1 − x 2 )T CT [ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1 C ( x1 − x 2 )
− 0,05 − 0,05 C ( x1 − x 2 ) = 0,06 0,02 0,13 ( x1 − x 2 )T CT = [− 0,05 − 0,05 0,06 0,02 0,013]
0,252375 − 0,11981 C Sp CT = 0,01513 0,009416 0,04701
− 0,11981 0,01513 0,009416 0,04701 0,252697 − 0,09516 0,000762 − 0,05436 − 0,09516 0,193308 − 0,11305 0,001647 0,000762 − 0,11305 0,212614 − 0,07008 − 0,05436 0,001647 − 0,07008 0,264048
74
Lampiran 5 (Lanjutan) [ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1 266,8853 146,0431 = 59,83777 14,90049 − 13,869
146,0431 59,83777 14,90094 − 13,869 397,9278 288,1561 178,7966 101,5734 288,1576 611,3306 368,3672 142,6214 178,7967 368,3676 483,7251 160,2415 101,5736 142,6208 160,2415 255,3296
Di dapatkan T 2 = 9,428301 2 d =
(n1 + n2 − 2)( p − 1) n1 + n 2 − p
F p −1,n1 + n2 − p (α )
Dengan α = 5 %, nilai F ( 0, 05;5,~) = 2,21 maka di dapatkan d 2 = 11,388 Nilai T 2 < d 2 , Terima H 01
2. Uji coincident 1 1 T T 2 = 1T ( x1 − x 2 ) + 1 S p 1 n1 n 2
1 ( x1 − x 2 ) = -0.82 T
−1
1T ( x1 − x 2 )
1 1 + n1 n 2
−1
T 1 S p 1 = 10.9797
T 2 = 7,38275 Dengan menggunakan α = 5 %, nilai F ( 0 ,05;1, ~) = 3,84 Nilai T 2 > F, Tolak H 02
75
Lampiran 5 (Lanjutan)
3. Pengujian Level Respon
[
T 2 = (n1 + n 2 )x T C T CS p C T Dimana
x=
]
−1
Cx
n1 n1 x1 + x (n1 + n2 ) (n1 + n2 ) 2
3,25 3,035 4,07 T T x= x C = [− 0,215 1,035 − 0,07 0,05 0,395] 4 , 00 4,05 4,445
5,311017 2,906255 −1 CS p C T = 1,190794 0,29652 − 0,27599
[
]
2,906255 7,918762 5,734336 3,558055
− 0,215 1,035 Cx = − 0,07 0,05 0,395
1,190794 0,29652 − 0,27599 5,734336 3,558055 2,021314 12,16548 7,330516 2,83154 7,330516 9,62613 3,188797
2,021314 2,838154
3,188797
5,081059
T 2 = 1918,074 Dengan α = 5 %, nilai F ( 0 ,05;5,~) = 2,21
maka
T 2 > F , Tolak H 03
76
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 19 April 1985 di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dengan nama Ucik Purnamasari. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dari orang tua Wakidja dan Mujiyem. Pendidikan formal penulis diawali pada tahun 1990 dengan bersekolah di TK Enggang Putih. Pada tahun 1991 melanjutkan ke SD Negeri 054 Samarinda. Pada tahun 1997 penulis menamatkan pendidikan dasarnya dan melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Samarinda. Pada tahun 2000 penulis menamatkan pendidikan di SLTP tersebut, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri 10 ”Melati” Samarinda. Pada tahun ketiga atau tahun 2003 penulis menamatkan pendidikannya di SMU tersebut, dan di tahun yang sama diterima di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Akhirnya
pada
tahun
keempat
(tahun
2007)
penulis
berhasil
menyelesaikan pendidikan program D IV di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. .
77