PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP ADAPTASI MAHASISWA MIGRAN (Studi pada Mahasiswa Migran Papua di Universitas Lampung)
Skripsi
Oleh
Citra Ardia Garini
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRACT THE INFLUENCE OF SOCIAL AND ECONOMIC STATUS AGAINST THE ADAPTATION OF MIGRANT COLLEGE STUDENTS ( Study on Papua’s Migrant College Students in University of Lampung)
By
CITRA ARDIA GARINI
This study is intend to find out the influence of social and economic status against the adaptation of migrant college students. The method that used in this study is using explanatory research which the researcher can describe causal relation between social economic status variable against the adaptation of migrant college students through the hypothesis examination. Data collection in this study using questionaries to 32 respondent selected, interviewing and literature review. The result of this study state that the social economic status has influence on the adaptation of migrant college students. Correlation between social economic status variable and the adaptation of Papua’s migrant college students is 0.049, if that was related with the criteri of coefficient correlation in George Argyrous formula it can be describe that variable in this study has close related. The value in social and economic status variable against the adaptation of migrant college students is 20,1% and the rest influenced by other factors that not be examined. It can be said that there is the influence of social and economic status against the adaptation of migrant college students,
Keyword : Social and Economic Status, Adaptation, Migrant
ABSTRAK PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP ADAPTASI MAHASISWA MIGRAN (Studi Pada Mahasiswa Migran Papua di Universitas Lampung)
Oleh
CITRA ARDIA GARINI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran. Metode yang digunakan adalah explanatory research, dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran melalui pengujian hipotesa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner kepada 32 responden, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi berpengaruh terhadap adaptasi mahasiswa migran. Korelasi antara variabel status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua sebesar 0,449, dikaitkan dengan kriteria koefisien korelasi formula George Argyrous maka dapat dikatakan bahwa variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang cukup erat. Besar pengaruh variabel status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran adalah 20,1% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran.
Kata Kunci: Status Sosial Ekonomi, Adaptasi, Migran.
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP ADAPTASI MAHASISWA MIGRAN (Studi pada Mahasiswa Migran Papua di Universitas Lampung)
Oleh
Citra Ardia Garini Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI Pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 16 Januari 1995. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasanganBapak Eko Edy Sumarwanto dan Ibu Septia Ardini. Penulis menempuh pendidikan pertama kali pada tahun 1999 di TK IKI PTPN 7 Unit Usaha Bekri dan kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar yang diselesaikan pada tahun 2007 di SD Negeri 4 Tanjung Jaya. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan pada tahun 2010 di SMP Negeri 1 Bangunrejo kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Perintis 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi (HMJ Sosiologi). Pada tahun 2014-2015 penulis menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi. Selanjutnya pada tahun 2014-2015 penulis menjabat sebagai Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi. Pada tahun 2016, Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Desa Gedung Jaya, Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang.
MOTTO “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah: 5)
“Love Life and Life Will Love You Back” (RidwanKamil)
“Every Action has an Equal and Opposite Reaction.” (Anonymous)
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk… Ibu Septia Ardini dan Bapak Eko Edy Sumarwanto tercinta yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang dan doa yang tulus untukku Kakak dan adikku yang tercinta, Diary Aprilia dan Dinar Adha Rieka yang selalu memberikan semangat dan doa untukku Para Sahabat dan teman-teman Seperjuangan Achmad Fachri Setiawan yang selalu setia menemani, mendampingi, mendukung dan mendoakan setiap langkahku Almamater tercinta, Sosiologi FISIP Universitas Lampung
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Serta kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan syafaatnya kepada kita semua kelak di yaumul qiyamah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat mencapai gelar sarjana Sosiologi di Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Adaptasi Mahasiswa Migran (Studi Pada Mahasiswa Migran Papua Di Universitas Lampung).
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan maupun saran dan kritik dari berbagai pihak dan sebagai rasa syukur penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Kedua orangtua yang telah membimbing, memberikan nasehat, kasih sayang serta doa yang tulus untuk keberhasilanku. Jasa-jasa kalian tidak akan pernah terbalaskan. Terimakasih bapak ibu. Semoga Allah senantiasa memberikan umur panjang dan kesempatan bagiku untuk menjadi kebanggaan kalian. Aamiin 2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
3. Bapak Drs. Effendi, M.M selaku Wakil Dekan bidang akademik dan kerjasama 4. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S selaku Wakil Dekan bidang umum dan keuangan 5. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H selaku Wakil Dekan bidang kemahasiswaan dan alumni 6. Bapak Drs. Susetyo, M.Si Selaku Ketua Jurusan Sosiologi, terimakasih banyak atas saran dan masukannya selama penulis menjadi mahasiswa jurusan Sosiologi. 7. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H Selaku dosen pembimbing skripsi, terimakasih atas segala bentuk masukan, motivasi selama awal penulisan sampai selesai. Terimakasih juga untuk pembelajaran diluar kampus yang sangat berharga selama saya menjadi mahasiswa, tempat berbagi cerita, semoga silaturahmi akan selalu terjalin. 8. Ibu Dra. Paraswati Daril Milyan Selaku dosen pembahas skripsi yang telah banyak memberikan masukan, arahan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi maupun dalam proses perkuliahan. Semoga silaturahmi akan selalu terjalin. 9. Bapak Drs. Suwarno, M.H Selaku dosen pembimbing akademik terimakasih atas segala ilmu, masukan dan motivasi yang diberikan selama menjadi mahasiswa, 10. Kepada seluruh staff administrasi Sosiologi dan Staff administrasi FISIP Unila yang telah membantu dan melayani segala administrasi. 11. Keluargaku tercinta mba Dea semoga cepet dapet jodoh, adikku tersayang Dinar belajar yang rajin, jadi anak yang berbakti pada orangtua, mbah putri dan nenek yang selalu memberikan doa untuk kesuksesanku, para paman dan bibi, sepupu yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Mama novi, mba ina dan seluruh keluarga yang senantiasa mendukung dan mendoakan sampai studi ini terselesaikan. 12. Jesika Agnes Debora Simanjuntak, Azhaar Afaf Hanifah dan Wayan Andika. Thanks udah jadi manusia aneh yang hadir sebagai sahabat (sebenernya terpaksa). Gak ada kata-kata puitis yang bisa ditulis, tapi intinya aku bersyukur Tuhan menghadirkan
kalian dalam hidupku. Meskipun kita berbeda suku bahkan agama, semoga hubungan kita akan terus terjalin seperti saudara. See you on top guys :* 13. Kekasih gelapku, Bapak Aldimen Simanjuntak beserta ibu Mangitar Tampubolon. Terimakasih sudah menjadi orangtua kedua yg selalu memberi semangat, motivasi dan juga doa. Untuk kapten Yoo Si Jin (Pak Yasan) beserta ibu Widiyanti yang tak kalah aku sayangi, terimakasih sudah menganggap dan menyayangiku seperti anak kandung. Semoga Tuhan senantiasa memberi umur panjang dan kehidupan yang mulia untuk kalian… 14. Adik-adikku, Grety Yoana Simanjuntak dan Elsa Carolin Simanjuntak, serta si ganteng kembaranku Noval Ahmad Aula. Terimakasih untuk doa dan semangat yang selalu kalian berikan. 15. Sahabat tercinta Kurnia Rahma Dewi, Tiur, Ridho, Agus, Deny, Enjel, Hesti, Saras. Terimakasih semua atas semangatnya. Semoga kelak kita semua menjadi insan yang bermanfaat bagi umat. Aamiin 16. Achmad Fachri Setiawan, kakak tingkat paling istimewa, tempat berbagi cerita suka dan duka. Terimakasih telah menemani dan membantu dalam setiap jengkal proses penyusunan skripsi ini. Semoga kariernya lancar, sukses selalu. Aamiin 17. Pengurus dan presidium HMJ Sosiologi kepengurusan 2015-2016 terimakasih atas kerjasama dan kekompakannya dalam menjalankan amanah. 18. Rekan-rekan seperjuangan 2013, mas Agung, Cia, Meti, Ajiba, Retno, Ira, Anita, Anzanis, Salsa, Sepina, Oprada, Nurul, Zirwan, Dio, Rizki, Sugeng, Intan, Ade dan semua yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semangat buat yang lagi nyusun skripsi. Semoga kita semua bisa sukses dan silaturahmi kita dapat terus terjalin.
19. Kakak tingkat 2011 dan 2012, bang Andre, bang Fahru, bang Windu, bang Yudi, mbak Siti, mbak Meiga, bang Syaiful, bang Sandi, mbak flo dan mba Ade terimakasih atas bantuannya. 20. Adik-adik tingkat 2014 dan 2015, Dina, Deska, Fadhil, Dewi, Intan, Yosi, Yassir, Andi, Nadia, Egha, Bobby dan lainnya. Terimakasih sudah menjadi penggerak HMJ ditahun kepengurusan 2015, tetap semangat dan sukses kuliahnya. 21. Yosep Papuanus Iyai dan seluruh mahasiswa migran asal Papua yang sudah banyak membantu dalam proses penelitian ini, terimakasih banyak atas bantuannya. Semoga kelak kalian dapat kembali ke Papua dan sukses membangun Papua menjadi lebih baik disana. Aamiin 22. Keluarga KKN Desa Gedung Jaya, Mba Imas, Noni, Yogi, Yeni, Nando, Pak lurah beserta ibu. Bu Jumi dan Pak Lukman. Terimakasih atas pembelajaran dan cerita KKN nya selama 60 hari. 23. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis ucapkan terimakasih. Semoga Allah membalas kebaikan kalian. Aamiin . Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan memberikan informasi untuk semua pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, 18 Februari 2017 Penulis,
Citra Ardia Garini
i
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI .................................................................................................. i DAFTAR TABEL.......................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi I.
PENDAHULUAN A.Latar Belakang .....................................................................................1 B.Rumusan Masalah ................................................................................7 C.Tujuan penelitian ..................................................................................7 D.Manfaat Penelitian ...............................................................................7
II.
TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Tentang Status Sosial Ekonomi ............................................8 1. Status Sosial.........................................................................................8 2. Status Ekonomi .................................................................................. 11 3. Status Sosial Ekonomi ....................................................................... 12 4. Penggolongan Status Sosial Ekonomi ............................................... 16 B. Tinjauan Tentang Adaptasi ............................................................... 17 C. Tinjauan Tentang Migrasi ................................................................. 18 D. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Adaptasi Mahasiswa Migran ................................................................................ 21
ii E. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22 F. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 24 III.
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ............................................................................ 25 B. Lokasi Penelitian ............................................................................. 25 C. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 26 D. Variabel Penelitian .......................................................................... 27 E. Definisi Konseptual ......................................................................... 27 F. Definisi Operasional dan Indikator Variabel ................................... 30 G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 31 H. Teknik Pengolahan Data .................................................................. 32 I. Teknik Analisis Data ....................................................................... 33
IV.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Papua ................................................................................ 37 B. Sejarah Universitas Lampung ....................................................... 41 C. Visi, Misi dan Tujuan Unila .......................................................... 42 D. Situasi dan Kondisi ....................................................................... 44 E. Fasilitas Fisik ................................................................................ 46
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden ...................................................................... 48 1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin................................ 49 2. Identitas Responden Menurut Umur ............................................. 49 3. Identitas Responden Menurut Fakultas ......................................... 50 B. Keadaan Status Sosial Ekonomi Respponden ............................... 52 C. Adaptasi Mahasiswa Migran ......................................................... 62
iii D. Analisis Tabel Silang .................................................................... 71 E. Regresi Linear Sederhana ............................................................. 75 1. Kekayaan (X1) Terhadap Adaptasi (Y) ........................................ 75 2. Kekuasaan (X2) Terhadap Adaptasi (Y) ....................................... 76 3. Kehormatan (X3) Terhadap Adaptasi (Y)..................................... 78 4. Ilmu Pengetahuan (X4) Terhadap Adaptasi (Y) ........................... 79 F. Koefisien Determinasi ................................................................... 80 VI.
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 83 B. Saran .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85 LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................... 23 2. Orang Asli Papua ...................................................................................... 39 3. Rumah Adat Papua ................................................................................... 40 4. Rusunawa Unila ........................................................................................ 47
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ........................................... 49 2. Identitas Responden Menurut Umur ......................................................... 50 3. Identitas Responden Menurut Fakultas .................................................... 51 4. Tingkat Pendidikan Orangtua Responden ................................................ 52 5. Penghasilan Orangtua Responden ............................................................. 53 6. Status Kepemilikan Rumah Keluarga Responden ................................... 54 7. Luas Rumah Orangtua Responden ............................................................ 54 8. Jenis Rumah Responden ........................................................................... 55 9. Keadaan Atap Rumah Keluarga Responden ............................................. 55 10. Luas Tanah/Pekarangan Keluarga Responden .......................................... 56 11. Sumber Penerangan Kediaman Responden .............................................. 57 12. Bahan Bakar Utama Responden................................................................ 57 13. Alat Komunikasi Responden..................................................................... 58 14. Uang Saku Responden .............................................................................. 58 15. Status Pekerjaan Orangtua Responden...................................................... 59 16. Jenis Pekerjaan Orangtua Responden ....................................................... 60 17. Jabatan Orangtua Responden .................................................................... 60 18. Jenis Pekerjaan Orangtua Responden ....................................................... 61 19. Kedudukan Orangtua Responden di Masyarakat ...................................... 61
v 20. Rekapitulasi Tanggapan Keseharian Responden Dilingkungan Tempat Tinggal ................................................................. 63 21. Rekapitulasi Tanggapan Keseharian Responden Dilingkungan Akademis ........................................................................... 66 22. Rekapitulasi Tanggapan Keseharian Responden Dilingkungan Teman Sebaya ................................................................... 68 23. Tabel Silang Pendidikan dengan Pekerjaan Ayah Responden ................. 71 24. Tabel Silang Pendidikan dengan Pekerjaan Ibu Responden .................... 72 25. Tabel Silang Pekerjaan dengan Penghasilan Ayah Responden ............... 73 26. Tabel Silang Pekerjaan dengan Penghasilan Ibu Responden ................... 74 27. Tabel Silang Uang Saku dengan Pengeluaran Responden ....................... 74 28. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Kekayaan (X1) Terhadap Adaptas (Y) .............................................................................. 75 29. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Kekuasaan (X2) Terhadap Adaptas (Y) .............................................................................. 76 30. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Kehormatan (X3) Terhadap Adaptas (Y) .............................................................................. 78 31. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Ilmu Pengetahuan (X4) Terhadap Adaptas (Y) .............................................................................. 79 32. Hasil Uji Determinasi ............................................................................... 81
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bumi Cendrawasih “Papua” sebagai bagian dari Indonesia memiliki berbagai problematika yang menarik untuk diperbincangkan. Pulau yang berada diujung timur Indonesia ini terkenal dengan limpahan sumberdaya alamnya, mulai dari kekayan hasil tambang sampai dengan pesona bawah lautnya. Namun dibalik kekayaan tersebut, banyak tersimpan masalah diantaranya isu konflik yang tak kunjung reda, pelanggaran hak asasi manusia yang kerap dialami oleh penduduk asli Papua itu sendiri hingga kemiskinan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang ada disana.
Seperti yang diketahui bersama bahwa pembangunan di kawasan Indonesia timur selama ini banyak mengalami kegagalan. Penguasaan sumber daya alam dan pengaplingan sumber daya alam untuk investasi asing seperti migas, perkebunan dan pertambangan yang dilakukan oleh orang-orang di luar Papua, telah menyebabkan kemarahan masyarakat Papua. Penduduk Papua dapat dikatakan miskin secara absolut (81%), padahal kekayaan alam yang dimiliki sangat melimpah ( Sujito dkk, 2009)
Menyikapi kompleksitas permasalahan di Papua tersebut, maka dibuatlah berbagai kebijakan oleh pemerintah diantaranya dengan melakukan pemekaran. Berdasarkan UU No. 45/1999 dan Inpres I/2003 wilayah Papua dimekarkan dalam beberapa provinsi dan kabupaten/kota. Sebelum dimekarkan, wilayah ini hanya
2
terdiri dari satu provinsi dan 21 kabupaten. Setelah ide pemekaran dilakukan wilayah ini terbagi menjadi dua provinsi, yaitu provinsi Papua dan provinsi Papua Barat serta 40 kabupaten/kota. Provinsi induk yaitu provinsi Papua terdiri dari 27 kabupaten dan kota ditambah dua kabupaten yang baru saja dimekarkan dari kabupaten Paniai yakni Deyai dan Intan Jaya. Sedangkan provinsi Papua Barat terdiri dari sembilan kabupaten/kota ditambah dengan dua kabupaten baru hasil pemekaran yaitu Taurau dan Meybarat. (Sujito dkk, 2009)
Pemekaran wilayah di Papua ini dalam praktiknya tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat seperti yang diharapkan. Ide strategis pemekaran wilayah sebagai suatu upaya untuk menciptakan perubahan yang secara ekonomi dapat mewujudkan suatu kesejahteraan sosial ekonomi, sampai sekarang masih memunculkan sejumlah kontroversi. Dampak negatif yang dirasakan masyarakat diantaranya adalah berupa hilangnya hak sebagai bagian dari Republik Indonesia untuk mendapatkan pelayanan dasar negara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa berbagai persoalan muncul di Papua sejak pemerintahan Orde Baru. Kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik telah mengakibatkan ketidakadilan, kebodohan, keterbelakangan dan marginalisasi yang dialami oleh penduduk asli. Akibatnya, beberapa permasalahan sosial seperti kesejahteraan rakyat, penegakan hukum, penghormatan terhadap HAM di Papua masih jauh dari cita-cita. Salah satu faktor yang juga menyebabkan ketertinggalan Papua adalah kendala jarak serta akses yang sulit untuk memasuki daerah-daerah yang rata-rata dikelilingi gunung. Sarana transportasi sebagai pendukung semua aktivitas masyarakat tidak dapat beroperasi secara maksimal sehingga menyebabkan Papua sulit berkembang.
3
Rendahnya kualitas birokrasi dan pelayanan publik di Papua sangat dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan dan lemahnya kapasitas sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Kapasitas dari sumber daya manusia yang cakap dan professional hanya bisa tercipta jika didukung oleh fasilitas pendidikan yang memadai. Ironisnya, kondisi minimnya infrastruktur maupun rendahnya kualitas pendidikan masih banyak ditemui di Papua. Infrasutrkur pendidikan tidak mampu mencerdaskan rakyat Papua karena hanya sekitar 40% rakyat Papua yang mengenyam pendidikan, dan bila ditinjau pada level pendidikan dasar angka yang didapat lebih memprihatinkan lagi. Menurut laporan dari UNDP, Bappenas dan Pemerintah Propinsi Papua, tingkat partisipasi penduduk yang belum mengenyam pendidikan dasar sangat tinggi yaitu sebesar 80%. Permasalah pendidikan di Papua antara lain menyangkut minimnya infrastruktur (gedung, buku-buku), minimnya guru berkualitas dan minimnya guru yang berdedikasi karena sering dijumpai absensi guru yang sangat tinggi frekuensinya. (Sujito dkk, 2009)
Padahal sejatinya, hak untuk memperoleh pendidikan sudah tertuang di dalam UUD 1945. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa peraturan yang menjelaskan tentang hak memperoleh pendidikan dituangkan dalam pasal-pasal berikut ini, yaitu: Pada Bab X A Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28C ayat 1 dinyatakan“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” Selanjutnya dijelaskan pada Bab XIII Tentang Pendidikan dan Kebudayaan di dalam pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.” Kemudian dilanjutkan pada ayat 2 bahwa ”Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Dalam ayat 3 menyatakan:” Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”.
4
Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan yang ada di wilayah timur Indonesia sangat jauh tertinggal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pemerintah membuat suatu program yaitu Program Afirmasi Pendidikan Tinggi bagi putra-putri Orang Asli Papua (OAP) atau yang dikenal dengan sebutan ADik Papua dan bagi putra-putri asal daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T). ADik Papua 3T adalah program keberpihakan pemerintah kepada Provinsi Papua dan Papua Barat serta provinsi daerah 3T yang secara faktual mengalami kesulitan untuk mengakses proses pendidikan, khususnya pendidikan tinggi yang berkualitas. Program didasarkan pada keputusan Dikti No. 40/2013. Esensi program ADik Papua adalah bahwa pemerintah hadir untuk membuka akses seluas-luasnya bagi anak OAP dan dari daerah 3T untuk memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi terbaik agar mampu mensejajarkan diri dengan saudara-saudaranya yang lain sebangsa dan setanah air. Kerangka program ADik adalah merekrut calon mahasiswa terbaik disetiap Kabupaten/Kota di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, serta Provinsi daerah 3T untuk ditempatkan di 48 PTN terbaik dan 22 Politeknik negeri di seluruh Indonesia. (Ristekdikti, 2016)
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam keberlangsungan kehidupan manusia. Melalui pendidikan, karakter manusia dibentuk untuk dapat bertahan menghadapi masalah kehidupan yang semakin kompleks. Berbagai cara dilakukan untuk dapat memperoleh akses pendidikan, salah satunya dengan melakukan migrasi dari satu daerah ke daerah lain. Mengacu pada keputusan Kemenristekdikti, terdapat beberapa daerah yang menerima mahasiswa migran asal Provinsi Papua dan Papua Barat serta daerah 3T.
Provinsi Lampung
5
merupakan salah satu daerah tujuan yang menjadi pilihan para mahasiswa migran tersebut untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, Universitas Lampung adalah sebuah universitas yang termasuk dalam daftar universitas yang menerima para mahasiswa migran dalam rangka pelaksanaan program afirmasi yang dicanangkan oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Dengan adanya beasiswa Afirmasi Dikti
(ADik) ini para mahasiswa asal Papua diharapkan dapat beradaptasi dilingkungan Universitas Lampung yang pada hakikatnya memiliki kultur sosial budaya yang sangat jauh berbeda dengan wilayah asal mereka. Oleh sebab itu banyak hal baru yang dirasakan oleh mahasiswa asal Papua yang cepat atau lambat mengubah keseharian mereka. Perubahan ini terjadi diberbagai lini kehidupan mulai dari kebiasaan makan, berpakaian, serta cara berinteraksi. Berkaitan dengan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Papua menghadapi
beberapa
termarginalisasi
akibat
masalah seperti dari
rendahnya
keterbelakangan, kebodohan dan kualitas
sumber
daya
manusia
mengharuskan mereka melakukan migrasi untuk memperoleh sarana pendidikan yang lebih layak dan pada akhirnya di harapkan kelak dapat merasakan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.
Seperti yang dijelsakan oleh Jansen (1979) Fenomena migrasi dapat dipengaruhi oleh masalah ekonomi, karena sebagian besar perpindahan dari satu tempat ke tempat lain disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan ekonomi antara kedua daerah tersebut. Migrasi berhubungan erat dengan masalah psikologi sosial karena masalah individu selain memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang berintegrasi ke dalam masyarakat tuan rumah yang didatanginya, juga mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pindah. Masalah sosiologi yang ditimbulkan oleh adanya migrasi adalah karena baik struktur sosial maupun kebudayaan dari asal maupun daerah tujuan dipengaruhi oleh migrasi dan sebaliknya juga mempengaruhi kaum migran.
6
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana faktor ekonomi dapat mempengaruhi adaptasi mahasiswa migran. Sebab seperti yang diketahui bahwa status sosial ekonomi orangtua juga berpengaruh terhadap karakter anak di dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Status sosial ekonomi dalam masyarakat sering dijadikan patokan dalam menciptakan suatu stratifikasi sosial, sehingga mereka yang memiliki tingkat status ekonomi yang tinggi biasanya lebih dihargai dibandingkan dengan mereka yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah.
Berdasarkan pra survei yang dilakukan, peneliti melihat bahwa para mahasiswa migran asal Papua yang ada dilingkungan sekitar Universitas Lampung ini cenderung exclusive. Keseharian yang mereka lakukan lebih banyak dihabiskan bersama dengan internal grup mereka saja. Beberapa penelitian terdahulu juga membuktikan bahwa terdapat beberapa ciri yang menonjol dalam pola adaptasi dan interaksi mahasiswa asal Papua dengan mahasiswa daerah lain. Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang pengaruh status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran ( studi pada mahasiswa migran Papua di Universitas Lampung).
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh status social ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua?”
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh status social ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap dunia akademis dan sebagai titik tolak untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang pengaruh status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pembuat kebijakan baik pemerintah daerah maupun PTN mengenai permasalahan yang di hadapi oleh para mahsiswa migran Papua.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Status Sosial Ekonomi 1. Status Sosial Status dikonsepsikan sebagai posisi seseorang (atau sekelompok orang) dalam kelompok (atau kelompok yang lebih besar) sehubungan dengan orang lain dalam
kelompok
(atau
merekomendasikan
kelompok
perbedaan
yang
martabat,
lebih
yang
besar)
merupakan
itu.
Status
pengakuan
interpersonal yang selalu meliputi paling sedikit satu individu, yaitu siapa yang menuntut dan individu lainnya, yaitu siapa yang menghormati tuntutan itu. Sehingga dari hal tersebut status memberi bentuk atau pola dalam suatu interaksi (Taneko, 1993). Untuk mengukur status seseorang menurut Pritim Sorokin secara rinci dapat dilihat dari: 1. Jabatan atau pekerjaan 2. Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan 3. Kekayaan 4. Politis 5. Keturunan 6. Agama
9
Status pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni yang bersifat objektif dan subjektif. Jabatan sebagai direktur merupakan posisi status yang bersifat objektif dengan hak dan kewajiban yang terlepas dari individu. Sementara itu, yang dimaksud status yang bersifat subjektif adalah status yang menunjukkan hasil dari penilaian orang lain, dimana sumber status yang berhubungan dengan penilaian orang lain tidak selamanya konsisten untuk seseorang. (Narwoko dan Suyanto, 2004)
Menurut Polak (1960), status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status mempunyai dua aspek, yang pertama ialah; aspeknya yang agak stabil, dan kedua aspeknya yang lebih dinamis. Polak mengatakan bahwa status mempunyai aspek struktural dan aspek fungsional. Pada aspek yang pertama sifatnya hirarkis, artinya mengandung perbandingan tinggi atau rendahnya secara relatif terhadap status-status lain. Sedangkan aspek yang kedua dimaksudkan sebagai peranan sosial (social role) yang berkaitan dengan status tertentu yang dilimiki oleh seseorang.
Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya (Soekanto, 1990).
10
Menurut Abdulsyani (2012) status sosial dapat dibedakan atas dua macam menurut proses perkembangannya, yaitu sebagai berikut: 1) Status yang diperoleh atas dasar keturunan (Ascribed Status). Pada umumnya status ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang menganut stratifikasi tertutup, misalnya masyarakat feodal atau masyarakat yang menganut paham rasialisme. 2) Status yang diperoleh atas dasar usaha yang disengaja (Achieved Status) Status ini dalam perolehannya berbeda dengan status atas dasar kelahiran, kodrat atau keturunan; status ini bersifat lebih terbuka, yaitu atas dasar citacita yang direncanakan dan diperhitungkan dengan matang. Individu dan segenap anggota masyarakat berhak dan bebas menentukan kehendaknya sendiri dalam memilih status tertentu sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Polak membedakan lagi atas satu macam status, yaitu status yang diberikan (Assigned Status).
Status ini sering mempunyai hubungan erat dengan
achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan status yang lebih tinggi kepada seseorang yang dianggap telah berjasa; telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kepentingan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian status sosial yang dikemukakan oleh para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa status sosial merupakan kedudukan seseorang didalam masyarakat yang dapat mempengaruhi eksistensinya baik berupa penilaian yang objektif maupun subjektif oleh masyarakat.
11
2. Status Ekonomi Status ekonomi merupakan salah satu bentuk dari stratifikasi sosial dalam masyarakat. Stratifikasi sosial dalam masyarakat mencakup berbagai unsur antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, kelompok ras, pendidikan formal, pekerjaan dan ekonomi. Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok. (Mar’at, Kartono, Polhaupessy, 2006) Menurut Soekanto (1982) status ekonomi ditunjukkan dalam sudut pandang keuangan atau harta benda yang dimiliki. Mereka yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki status ekonomi tinggi. Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang yang masih bermanfaat dalam menunjang ekonomi. Pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, barang-barang elektronik, dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat. (Abdulsyani, 1994)
12
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti meyimpulkan bahwa status ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diukur berdasarkan sudut pandang keuangan. Keuangan yang dimaksud dapat berupa penghasilan pokok, maupun harta benda yang dimiliki.
3. Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi merupakan posisi yang ditempati individu atau keluarga berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum terjadi tentang kepemilikan struktural, pendapatan efektif, pemilikan barang-barang dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dalam komunitasnya. (Svalastoga, 2005) Menurut Soekanto (1982) status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial yang diartikan sebagai tempat seseoramg secara umum dalam msyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumberdaya. Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Ukuran Kekayaan Ukuran kekayaan merupakan harta benda atau materi yang dimiliki seseorang. Ukuran kekayaan tersebut dapat dilihat dari bentuk dan luas rumah yang bersangkutan, luas kepemilikan tanah, kepemilikan barang berharga dan fasilitas yang dimiliki.
13
2) Ukuran kekuasaan Ukuran kekuasaan merupakan wewenang atau kewenangan seseorang yang dimilikinya karena kedudukan dalam masyarakat, lembaga atau suatu perusahaan yang dipimpinnya. 3) Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan merupakan kewibawaan yang dimiliki oleh seseorang karena pembawaan atau kedudukan atau hal yang dianggap oleh orang lain sesuatu yang terpandang. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa pada masyarakat. 4) Ukuran ilmu pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang melalui proses belajar dalam suatu pendidikan baik pendidikan formal, non formal, informal. Menurut Friedman (1998), faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi seseorang yaitu: a). Pendidikan Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar di dalam membentuk tingkah laku seseorang, karena salah satu faktor yang penting dari usaha pendidikan adalah pembentukan watak seseorang dimana watak seseorang akan berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi, biasanya memiliki intelektual yang lebih baik, dapat
14
berfikir kritis yang akan memberikan prasyarat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. b). Pekerjaan atau mata pencaharian Pekerjaan merupakan suatu unit kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang disuatu tempat untuk menghasilkan barang atau jasa. Pekerjaan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Adanya pekerjaan, maka seseorang akan mengharapkan pendapatan sehingga imbalan dari kerja seseorang dan merupakan penghasilan keluarga yang akan menghasilkan sejumlah barang yang dimilikinya.
c). Penghasilan atau pendapatan Penghasilan atau pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang dari hasil sendiri yang dinilai dengan uang. Pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh seseorang dapat diperoleh dari bermacammacam
sumber.
Tiap-tiap
keluarga
dalam
memenuhi
kebutuhannya
memerlukan pendapatan yang sumbernyan berbeda-beda dengan yang lainnya. Kemajuan
ilmu pengetahuan di
segala bidang menyebabkan tidak
terhitungnya jumlah pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Dimana masingmasing pekerjaan memerlukan bakat, keahlian, atau kemampuan yang berbeda untuk mendudukinya. Distribusi pendapatan dalam suatu Negara akan berpengaruh besar pada munculnya golongan-golongan berpenghasilan rendah, golongan berpenghasilan menengah dan golongan berpenghasilan tinggi.
15
Penghasilan atau pendapatan bagi mereka yang bekerja sebagai karyawan atau buruh diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Berdasarkan Permenaker No. 1 Tahun 1999 tentang Upah Minimum, dibagi menjadi 2 yaitu UMR tingkat I yang berada di Propinsi dan UMR tingkat II di Kota/ Kabupaten. Namun dengan adanya Kepmenakertrans No. 226 Th 2000, UMR tingkat I telah dirubah namanya menjadi Upah Minimum Propinsi (UMP); dan UMR tingkat II diubah menjadi Upah Minimum Kabupaten/ Kota (UMK). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional, untuk provinsi Lampung sendiri besar jumlah UMR nya adalah Rp. 1763.000,- per bulan.
d). Sosial Kedudukan sosial dalam masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam membentuk tingkah laku, cara bersikap seseorang. Kedudukan sosial juga dapat mempengaruhi cara pandang orang pribadi seseorang. Sosial yang dimaksud dilihat dari kedudukan seseorang dalam suatu pekerjaan yang dimiliki atau yang dilakukan. Jika seseorang tersebut sebagai pemilik atau kepala dalam suatu pekerjaan, orang tersebut lebih dihormati dan mempunyai wibawa yang terpandang. Jika hanya sebagai bawahan kemungkinan orang memandangnya biasa saja.
16
4. Penggolongan Status Sosial Ekonomi Menurut Soekanto (1996) “Pembagian pelapisan sosial ekonomi dalam masyarakat terbagi menjadi tiga golongan yaitu lapisan atas, lapisan menengah, lapisan bawah”. Adapun penggolongan status sosial ekonomi berdasarkan kelas sosial ekonomi yang ada dalam masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Kelompok Sosial Ekonomi Atas Seseorang yang masuk dalam klasifikasi ini adalah seseorang yang dapat memenuhi hidupnya baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, bahkan dapat memenuhi kebutuhan yang tergolong mewah. Lapisan ekonomi mampu terdiri dari pejabat pemerintah, para dokter dan kelompok professional lainnya. 2) Kelompok Sosial Ekonomi Menengah Seseorang yang termasuk dalam kelompok ini adalah seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan penghasilan secara ketat terhadap kebutuhan yang dianggap penting. Lapisan ekonomi menengah terdiri dari pegawai dan kelompok wirausaha. 3) Kelompok Sosial Ekonomi Bawah Kelompok yang termasuk kelas ini mengalami kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk kebutuhan yang paling sederhana kadang-kadang masih dapat terpenuhi, akan tetapi ada pula sebagian keluarga dari kelompok ini yang tidak dapat memenuhinya. Lapisan
17
ekonomi rendah terdiri dari para buruh tani, buruh bangunan, dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dijabarkan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah kedudukan seorang individu atau kelompok dalam masyarakat yang dapat dilihat dari segi sosial maupun ekonomi. Kriteria yang digunakan untuk dapat melihat kedudukan tersebut dilihat dari kekayaan, kekuasaan, kehormatan serta ilmu pengetahuan yang dimiliki.
B. Tinjauan Tentang Adaptasi William A. Haviland, adaptasi mengacu pada proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme. Penyesuaian dua arah seperti ini perlu agar semua bentuk kehidupan dapat bertahan hidup termasuk manusia. (Soekardijo, 1993).
Menurut Suparlan (1984) adaptasi adalah suatu proses untuk memenuhi beberapa syarat dasar tertentu untuk tetap dapat melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan tempatnya hidup. Ada tiga macam syarat-syarat dasar yang harus dipenuhi manusia untuk tetap dapat melangsungkan kehidupannya, yaitu:
18
a) Syarat dasar alamiah, yang berupa kebutuhan biologis seperti pemenuhan kebutuhan makan, minum, menjaga stamina, menjadikan lebih berfungsi organ-organ tubuh manusia. b) Syarat kejiwaan yakni pemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang, jauh dari perasaan-persaan takut, keterkucilan, kegelisahan dan berbagai kebutuhan kejiwaan lainnya. c) Syarat dasar sosial, yakni kebutuhan untuk berhubungan dengan oranglain, dapat melangsungkan hubungan, dapat mempelajari kebudayaan, dapat mempertahankan diri dari serangan musuh, dsb. Dari penjelasan diatas, pemahaman yang dimengerti oleh peneliti tentang adaptasi adalah penyesuaian yang dilakukan individu terhadap lingkungan disekelilingnya, baik berupa penyesuaian secara fisik maupun non fisik.
C. Tinjauan Tentang Migrasi Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan melintasi batas administrasi, pindah ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan, kabupaten/kota atau negara. Dengan kata lain, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu unit geografis ke unit geografis lainnya. Unit geografis dapat berarti suatu daerah administratif. (Ahmadi, 2003). Ross Steele menyatakan bahwa migrasi meliputi perpindahan kerumah sebelah yang jarak beberapa meter dari rumah lama, tetapi juga mencakup
19
perpindahan ke negara lain yang jaraknya beribu-ribu kilometer (Sunarto, 1985). Ahmadi (2003) menyebutkan terdapat beberapa teori yang secara khusus menjelaskan fenomena migrasi. Antara lain sebagai berikut: 1. Teori Gravitasi Revenstain pada tahun 1989 telah menguraikan pendapatnya tentang fenomena migrasi yang disusun dalam hukum-hukum migrasi yang terkenal sampai sekarang. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: a) Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran. Teori ini kemudian dikenal dengan nama “distancedecay theory”. b) Setiap arus migran yang benar, akan menimbulkan arus balik sebagai gantinya. c) Adanya perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan timbulnya migrasi. d) Wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat letaknya. e) Kemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi. f) Motif utama migrasi adalah ekonomi.
2. Teori Dorong-Tarik (Push-Pull Theory) Teori dorong-tarik pertama kali dikemukakan oleh Everett S. Lee pada tahun 1966. Dalam teorinya Lee mengemukakan adanya 4 faktor yang
20
berpengaruh terhadap seseorang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi yaitu: a) Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal. b) Fakor-faktor yang terdapat di daerah tujuan. c) Faktor-faktor rintangan. d) Faktor pribadi. Menurut peneliti, migrasi berarti suatu kegiatan berpindah tempat dari satu daerah ke daerah lain secara permanen yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor penarik maupun pendorong. Sedangkan untuk individu yang melakukan migrasi disebut dengan migran. Terdapat beberapa contoh sebutan untuk seseorang yang melakukan suatu migrasi. Misalnya migran psikososial, disebut demikian karena alasan mereka melakukan migrasi ialah karena merasa tidak nyaman dengan situasi yang ada di daerah asal. Lalu misalnya ada juga orang yang sakit-sakitan di daerah dingin, sering kambuh penyakit asmanya, kemudian ia berpindah ke daerah pantai yang hawanya panas demi kesehetan jasmaninya, alasan migrasi seperti ini disebut migran fisiososial. Berkaitan dengan penelitian ini, alasan individu melakukan migrasi adalah untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih baik.
21
D. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Adaptasi Mahasiswa Migran Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa status sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dengan menggunakan beberapa indikator, antara lain yaitu dengan mengukur kekayaan, kekuasaan, kehormatan serta ilmu pengetahuan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi tersebut adalah pendidikan, pekerjaan atau mata pencaharian, penghasilan atau pendapatan dan sosial. Terkait dengan hal tersebut, beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya pengaruh status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran. Salah satu contohnya ialah seperti yang dikemukakan Lita (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat ciri yang khas dari pola interaksi sosial antara mahasiswa migran asal Papua dengan mahasiswa lainnya antara lain sebagai berikut: 1. Kurangnya interaksi antara mahasiswa Papua dengan mahasiswa lainnya. 2. Terjadinya pengelomokan mahasiswa Papua 3. Terjalin kerjasama antara mahasiswa Papua dengan mahasiswa antar daerah lainnya. 4. Adanya kontravensi yang disebabkan oleh kebiasaan mahasiswa asal Papua yang sering berkumpul hingga larut malam, sehingga mahasiswa asal daerah lain merasa terganggu.
22
5. Interaksi antara mahasiswa asal Papua dengan mahasiswa asal daerah lainnya kurang terjalin dengan baik disebabkan karena terkendala masalah bahasa. Perbedaan logat membuat komunikasi yang terjalin kurang terjalin dengan baik. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian ini untuk dapat membuktikan secara langsung apakah benar bahwa status sosial ekonomi mempengaruhi adaptasi mahasiswa migran. Khususnya mahasiswa migran asal Papua yang ada di Universitas Lampung.
E. Kerangka Pemikiran Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam keberlangsungan kehidupan manusia. Melalui pendidikan, karakter manusia dibentuk untuk dapat bertahan menghadapi masalah kehidupan yang semakin kompleks. Berbagai cara dilakukan untuk dapat memperoleh akses pendidikan, salah satunya dengan melakukan migrasi dari satu daerah ke daerah lain. Kegiatan migrasi tersebut menuntut pelakunya untuk dapat beradaptasi dilingkungan baru. Disisi lain, status sosial ekonomi dalam masyarakat sering dijadikan patokan dalam menciptakan suatu stratifikasi sosial, sehingga mereka yang memiliki tingkat status ekonomi yang tinggi biasanya lebih dihargai dibandingkan dengan mereka yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Dari uraian diatas, akan dijelaskan kerangka pemikiran bagaimana pengaruh status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran.
23
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Status Sosial Ekonomi
Ilmu Pengetahuan
Kekayaan
Kekuasaan
Kehormatan
( kepemilikan harta benda)
(jabatan yang diduduki)
(kewibawaan dalam statusnya)
(jenjang pendidikan formal yang ditempuh
Adaptasi Mahasiswa Migran
Adaptasi dilingkungan akademis
Adaptasi dilingkungan teman sebaya
Adaptasi dilingkungan tempat tinggal
24
F. Hipotesis Penelitian Menurut Silalahi (2009), hipotesis adalah pernyataan atau jawaban tentatif atas masalah yang kemudian diverifikasikan setelah hipotesis diuji secara empiris. Dari pengertian diatas, maka dapat dijabarkan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha: Ada pengaruh antara status sosial ekonomi dengan adaptasi mahasiswa migran. Ho: Tidak ada pengaruh antara status sosial ekonomi dengan adaptasi mahasiswa migran.
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Suatu penelitian harus dilakukan dengan caracara yang ilmiah, rasional, empiris dan sistematis. ( Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini digunakan tipe explanatory research, dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Dengan demikian, penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
B. Lokasi Penelitian Penelitian mengambil lokasi penelitian pada mahasiswa migran asal Papua di Universitas Lampung. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih hal tersebut sebagai lokasi penelitian karena mahasiswa migran Papua merupakan suatu kelompok mahasiswa yang adat serta budayanya sangat jauh berbeda dengan budaya mayoritas mahasiswa yang ada di Universitas Lampung.
26
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciricirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari (Singarimbun dan Effendi, 1989). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa migran asal Papua di Universitas Lampung. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasinya. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus. (Sugiyono, 2007). Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa asal Papua yang ada di Universitas Lampung yang berjumlah 42 orang.
27
D. Variabel Penelitian Dalam penelitian sosial, dikenal dua bentuk variabel, yaitu variabel kategorikal (categorical variables) dan variabel bersambungan (continous variables). Variabel kategorikal adalah variabel yang membagi responden menjadi
dua
kategori
atau
beberapa
kategori.
Sedangkan
variabel
bersambungan adalah variabel yang nilai-nilainya merupakan suatu skala, baik bersifat ordinal maupun rasio. (Singarimbun dan Effendi, 1989). Menurut Sugiyono (2014), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel independent (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel dependent (terikat). Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Oleh karena itu, maka variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (independent variable) adalah Status Sosial Ekonomi 2. Variabel terikat (dependent variable) Adaptasi Mahasiswa Migran.
E. Definisi Konseptual 1. Status Sosial Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya (Soekanto, 1990).
28
2. Status Ekonomi Menurut Soekanto (1982) status ekonomi ditunjukkan dalam sudut pandang keuangan atau harta benda yang dimiliki. Mereka yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki status ekonomi tinggi. 3. Status Sosial Ekonomi Menurut Soekanto (1982) status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial yang diartikan sebagai tempat seseoramg secara umum dalam msyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumberdaya. Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ukuran Kekayaan Ukuran kekayaan merupakan harta benda atau materi yang dimiliki seseorang. Ukuran kekayaan tersebut dapat dilihat dari bentuk dan luas rumah yang bersangkutan, luas kepemilikan tanah, kepemilikan barang berharga dan fasilitas yang dimiliki. 2) Ukuran kekuasaan Ukuran kekuasaan merupakan wewenang atau kewenangan seseorang yang dimilikinya karena kedudukan dalam masyarakat, lembaga atau suatu perusahaan yang dipimpinnya.
29
3) Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan merupakan kewibawaan yang dimiliki oleh seseorang karena pembawaan atau kedudukan atau hal yang dianggap oleh orang lain sesuatu yang terpandang. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa pada masyarakat. 4) Ukuran ilmu pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang melalui proses belajar dalam suatu pendidikan baik pendidikan formal, non formal, informal.
4. Adaptasi Menurut Suparlan (1984) adaptasi adalah suatu proses untuk memenuhi beberapa syarat dasar tertentu untuk tetap dapat melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan tempatnya hidup.
Ada tiga macam
syarat-syarat dasar yang harus dipenuhi manusia untu tetap dapat melangsungkan kehidupannya, yaitu: a) Syarat dasar alamiah, yang berupa kebutuhan biologis seperti pemenuhan kebutuhan makan, minum, menjaga stamina, menjadikan lebih berfungsi organ-organ tubuh manusia. b) Syarat kejiwaan yakni pemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang, jauh dari perasaan-persaan takut, keterkucilan, kegelisahan dan berbagai kebutuhan kejiwaan lainnya.
30
c) Syarat dasar sosial, yakni kebutuhan untuk berhubungan dengan oranglain, dapat melangsungkan hubungan, dapat mempelajari kebudayaan, dapat mempertahankan diri dari serangan musuh, dsb.
5. Migrasi Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan melintasi batas administrasi, pindah ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan kabupaten, kota atau negara. Dengan kata lain, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu unit geografis ke unit geografis lainnya. Unit geografis dapat berarti suatu daerah administratif. (Ahmadi, 2003).
F. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) , definisi oprasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan adanya definisi operasional ini dapat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Dengan adanya definisi operasional maka pembahasan tidak akan meluas.
31
Definisi operasional dan indikator variabel dalam penelitian ini adalah: a. Status Sosial Ekonomi (X) Indikator yang digunakan adalah: 1. Ilmu pengetahuan 2. Kekayaan 3. Kekuasaan 4. Kehormatan
b. Adaptasi Mahasiswa Migran (Y) Indikator pada variabel ini dapat dilihat dari: 1. Adaptasi mahasiswa migran dilingkungan akademisnya 2. Adaptasi mahasiswa migran dilingkungan pergaulan teman sebaya 3. Adaptasi mahasiswa migran dilingkungan tempat tinggalnya.
G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan, akurat dan reliabel. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Menyebar kuesioner Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis dengan menyertakan alternatif jawaban pilihan ganda untuk mempermudah dalam melakukan analisis dan menghindari bias jawaban.
32
2. Wawancara Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui informasi dari responden yang tidak dapat dijelaskan dengan kuesioner. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui informasi secara lebih mendalam dan komprehensif. 3. Studi Pustaka Studi pustaka yaitu berupa pengumpulan data penggalian informasi yang diambil dari buku-buku yang relevan dan artikel-artikel yang menyangkut dengan judul yang diangkat.
H. Teknik Pengolahan Data Beberapa tahapan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: a. Tahap Editing Tahap editing dalam penelitian ini berarti proses pemeriksaan kembali alat pengumpul data (kuesioner) apabila terdapat hal yang salah atau meragukan, hal ini menyangkut : 1. Lengkapnya pengisian 2. Kejelasan jawaban 3. Konsistensi antar jawaban 4. Relevansi jawaban 5. Keseragaman satuan data
33
b. Tahap Koding Dalam tahap ini jawaban-jawaban responden diklasifikasikan menurut macam-macam jenisnya, kemudian untuk lebih memperjelas dalam melihat kategori data tersebut dibuat tabel frekuensinya.
c. Tahap Tabulasi Pada tahap ini data dimasukan ke dalam tabel sesuai dengan kategorinya masing-masing sehingga hasil penelitian dapat lebih mudah dibaca dan dipahami.
d. Tahap Interpretasi Tahap interpretasi dimaksudkan untuk memberi penafsiran data yang telah dimasukkan ke dalam tabel dengan maksud memudahkan pemahaman dari data yang ditampilkan berupa tulisan sehingga dapat dicari makna yang lebih luas dengan menghubungkan jawaban yang diperoleh dari data lain
I. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Fungsi pokok analisa data yaitu menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami (Singarimbun & Effendi, 1989)
34
1. Analisis Statitik Deskriptif Analisis statistik Deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah presentase dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi jawaban angket variabel X (independent variabel) dan Y (dependent variabel). b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan. c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden. d. Memasukkan skor tersebut kedalam rumus DP =
× 100%
Keterangan:
DP = Deskripsi Persentase n = Jumlah skor yang diharapkan N = Nilai persentase atau hasil.
2. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan. Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian, model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Penggunaan analisis ini ialah untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara pengaruh status sosial ekonomi (X) terhadap adaptasi mahasiswa migran (Y).
35
Pada penilitian ini menggunakan persamaan regresi linier sederhana yang dioperasikan dengan menggunakan aplikasi spss 17. Model persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y = a + Bx Keterangan: Y = Variabel Response atau variabel akibat (dependent) X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (independent) a = konstanta b = koefisien regresi (kemiringan), besaran response yang ditimbulkan oleh predictor
Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:
a=
b=
(∑ ) (∑ ²) – (∑ ) (∑ (∑ ) (∑ )² (∑
)
) – (∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ )²
3. Uji Determinasi (R²) R² (Koefisien Determinasi) ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Koefisien determinasi (R²) nol variabel bebas sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Apabila koefisien
36
determinasi semakin mendekatai satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
R² =
⎷[ ∑
∑
∑
(∑ )²] [
∑
∑ ² (∑ )²]
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Papua Sejarah penemuan pulau Papua sebenarnya tercatat sebagai bagiandari wilayah perburuan rempah-rempah yang dilakukan oleh bangsaSpanyol dan Portugis.Portugistelah mengibarkan benderanya di Papua dengan penjelajahan menggunakan kapal layar yangsering disebut-sebut sebagaiPortuguese fleet.
Pada awalnya, pulau Papua hanya terdiri dari satu provinsi, namun pada tahun 2003 Pemerintah Republik Indonesia memekarkan Propinsi Papua menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Papua di bagian timur pulau dengan tetap menggunakan nama Propinsi Papua 2. Papua di bagian barat pulau sebagai Propinsi Papua Barat
38
Kelompok Suku Asli Papua terdiri dari 255 Suku yang memiliki bahasa masing-masing. Suku-suku tersebut diantaranya masih banyak yang terisolasi dan belum tersentuh oleh peradaban luar. Beberapa suku-suku di Papua yang telah dikenali antara lain :
Suku Ansus
Suku Amungme
Suku Asmat
Suku Ayamaru (yang mendiami daerah Sorong)
Suku Bauzi
Suku Biak
Suku Dani
Suku Empur (yang mendiami wilayah Kebar dan Amberbaken)
Suku Hatam (yang mendiami daerah Ransiki dan Oransbari)
Suku Iha
Suku Komoro
Suku Mee (yang mendiami daerah Pegunungan Paniai)
Suku meyakh (yang mendiami Kota Manokwari)
Suku Moskona (yang mendiami daerah Merdei)
Suku Nafri
Suku Sentani (yang mendiami di wilayah Danau Sentani)
Suku Souk (yang mendiami daerah Anggi dan Meyambou)
Suku Waropen
39
Suku Wamesa
Suku Muyu
Suku Tobati
Suku Enggros
Suku Korowai
Suku Fuyu
Gambar 2. Foto Orang Asli Papua Sumber: google.co.id
40
Indonesia adalah negara dengan banyak suku. Hasilnya adalah Indonesia memiliki banyak rumah tradisional, bahasa, pakaian dan banyak lagi. Berbicara tentang Papua, Papua juga memiliki rumah adat yang biasa disebut Honai Papua. Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau reeds. bentuknya seperti jamur. Honai rumah sengaja dibangun ruang sempit atau ruangan kecil dan jendela untuk menahan pegunungan dingin Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan di tengah-tengah rumah disiapkan tempat untuk membangun api untuk menghangatkan mereka.
Gambar 3. Rumah Adat Papua (Rumah Honai) Sumber: www.rumahadat.com
41
B. Sejarah Universitas Lampung Universitas Laampung (UNILA) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang resmi berdiri sejak tanggal 23 September 1965. Hingga saat ini UNILA memiliki 8 fakultas, yakni : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas MIPA, dan Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung beralamat di jalan Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Kecamatan Rajabasa. Lokasi ini cukup strategis karena berbatasan dengan kecamatan Rajabasa yang terdapat terminal Rajabasa sebagai penghubung jalur transportasi. Adapun batas wilayah Universitas Lampung secara administrasi adalah sebagai berikut: 1) Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rajabasa. 2) Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kedaton. 3) Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rajabasa Raya. 4) Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Tanjung Karang Barat. Antara tahun 1960 sampai 1965, Unila dipimpin oleh seorang coordinator. Sejak tanggal 25 Desember sampai dengan 28 Mei 1973, Unila dipimpin oleh satu presidium yang diketuai oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Lampung. Sejak Mei 1973 sampai sekarang, Unila dipimpin oleh seorang Rektor secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
42
1. Prof. Dr. Ir. Hi. Sitanala Arsyad (1973-1981) 2. Prof. Dr. R. Margono Slamet (1981-1990) 3. Hi. Alhusniduki Hamim, S.E, M.Sc (1990-1998) 4. Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc (1998-2006) 5. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S (2006-2015) 6. Prof. Dr. Ir. Hsriadi Mat Akin, M.P. (2015-sekarang)
C. Visi, Misi dan Tujuan UNILA
1. Visi Unila telah menetapkan tekad untuk melanjutkan dharma membangun Unila dan bangsa secara bersama-sama. Dengan keteguhan hati, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Unila 2005-2025 telah ditetapkan visi Unila yaitu: “Pada Tahun 2025 Unila Menjadi Perguruan Tinggi Sepuluh Terbaik di Indonesia)”
Sejalan dengan misi pembangunan pendidikan nasional serta kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, Unila telah pula menetapkan misi dalam RPJP Unila 2005-2025, yaitu:
43
2. Misi Misi Unila seperti yang tertera di dalam dokumen RPJP 2005-2015 dan dokumen Renstra 2007-2011 sebagai berikut. Butir-butir misi Unila yang telah disempurnakan sebagai berikut: “Menyelenggarakan tridarma perguruan tinggi yang berkualitas dan relevan; menjalankan tata pamong organisasi Unila yang baik (good university governance). Menjamin aksesibilitas dan ekuitas pendidikan tinggi; menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri” Untuk mewujudkan keinginan sesuai Visi dan Misi Unila, ditetapkanlah tujuan Universitas Lampung sebagai berikut:
3). Tujuan Universitas Lampung 1. a) Menghasilakn lulusan yang bermutu dan berdaya saing tinggi yang cepat diserap pasar tenaga kerja dan mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain; b)Menghasilkan IPTEKS unggulan/baru yang terpublikasikan pada jurnaljurnal terakreditasi di dalam dan luar negeri serta diperolehnya HaKi untuk IPTEKS baru tersebut; c) Meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu dan inovatif serta berbasis IPTEKS unggulan/baru; 2. Meningkatkan manajemen organisasi dalam bidang akademik, keuangan, dan sumber daya manusia menuju tata kelola yang baik;
44
3. Meningkatkan aksesibilitas bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan tinggi di Unila. 4. Meningkatkan
kerjasama
dengan
pemerintah
pusat,
provinsi,
kabupaten/kota, dunia usaha, lembaga swadaya msyarakat (LSM), dan pemangku kepentingan lainnya; baik dalam maupun luar negeri.
D. Situasi dan Kondisi Saat ini, jumlah dosen tetap di Unila T.A. 2015/2016 berjumlah 1.158 orang. Sedangkan jumlah total mahasiswa sebanyak 23.973 orang, termasuk diantaranya mahasiswa asal PAPUA, yakni sebanyak 32 orang yang tersebar di 7 fakultas yang ada di Unila. Pada awalnya, keberadaan mahasiswa asal PAPUA ini di dasarkan pada keputusan Dikti No. 40/2013. Esensi program ADik Papua adalah bahwa pemerintah hadir untuk membuka akses seluas-luasnya bagi anak OAP dan dari daerah 3T untuk memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi terbaik agar mampu mensejajarkan diri dengan saudara-saudaranya yang lain sebangsa dan setanah air. Peserta Program ADik Papua hanya diperuntukkan bagi mereka yang memenuhi persyaratan dan kriteria sebagai Orang Asli Papua (OAP) sesuai dengan keputusan Majelis Rakyat Papua (MRP). OAP yang menjadi peserta ADik Papua dapat berasal dari domisili Papua dan Papua Barat maupun yang berdomisili diluar Papua dan Papua Barat yang telah dinyatakan lulus ujian sekolah SMA sederajat yang memenuhi syarat dan lulus Ujian Nasional.
45
Landasan Kebijakan dalam Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Bagi Putra Putri Orang Asli Papua adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 65 Tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 66 Tahun 2011 tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat 5. Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, khususnya Pasal 74 Proses seleksi dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: 1. Tahap pertama, siswa pelamar akan diusulkan dan direkomendasikan oleh sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se Provinsi Papua dan Papua Barat berdasarkan ketentuan dan persyaratan dan alokasi kuota yang ditetapkan. 2. Tahap kedua, siswa pelamar yang direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kemudian ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi
sebagai
pelamar
Program
ADik
Papua
dengan
mempertimbangkan keselarasan dan kebutuhan SDM guna meningkatkan kapasitas agen pembaharu bagi pembangunan daerah Papua dan Papua Barat
46
3. Tahap ketiga, siswa pelamar kemudian diseleksi oleh panitia pelaksana ADik Papua melalui mekanisme seleksi khusus ADik Papua dan SNMPTN secara khusus.
E. Fasilitas Fisik
Seluruh mahasiswa yang memperoleh beasiswa ini diberi fasilitas untuk tinggal di asrama mahasiswa atau biasa disebut rusunawa. Rusunawa Unila dibangun pada tahun 2005 dan mulai dihuni oleh para mahasiswa pada tahun 2010..Rusunawa memiliki 5 lantai yang terdiri atas 96 kamar. Lantai dasar biasa digunakan oleh para mahasiswa untuk berkumpul sekaligus tempat parkeir, lantai 2 dan 3 dihuni oleh para mahasiswa pria dan lantai 4 dan 5 dihuni oleh para mahasisa perempuan. Fasilitas yang diterima oleh mahasiswa meliputi tempat tidur, meja belajar beserta kursi dan lemari. Dalam satu kamar, dapat dihuni maksimal 4 orang. Terdapat 3 kloset dan 3 kamar mandi yang disediakan untuk 6 kamar. Namun, ada beberapa kamar mandi yang tidak dapat digunakan karena kondisinya rusak. Untuk dapat tinggal di Rusunawa ini, mahasiswa dibebani pembayaran sebesar 1,8 juta rupiah pertahun, yang dipotong langsung dari dana beasiswa yang diterima.Asrama ini juga berada di internal kampus. Letaknya sangat strategis. Di asrama rusunawa terdapat banyak mahasiswa yang tinggal dari lintas fakultas. Fasilitas di rusunawa meliputi; tempat belajar outdoor-indoor, lapangan badminton, akses internet gratis (WIFI), kantin, dan di depan asrama ada tempat untuk olahraga renang, bermain bola, serta sarana untuk jogging. Selain rusunawa, Universitas Lampung juga menyediakan tempat penginapan
47
“Wisma Unila”, selain digunakan untuk kalangan sendiri, masyarakat umum juga bisa menikmati penginapan “Wisma Unila” ini jika berkunjung ke Universitas Lampung.
Gambar 4. Rusunawa Unila Sumber: Teknokra, 2016
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua di Universitas Lampung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif antara variabel status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua di Universitas Lampung, yang artinya semakin tinggi status social ekonomi yang dimiliki maka adaptasinya akan semakin baik. 2. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi (R) sebasar 0,449 menandakan nilai tersebut memberikan gambaran bahwa korelasi antara status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua dikategorikan sedang. Dengan kata lain, hubungan status sosial ekonomi dan adaptasi mahasiswa migran cukup erat. 3. Perhitungan koefisien determinasi didapatkan hasil sebesar 0,201 atau sama dengan 20,1%. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa sumber variabel independen terhadap variabel dependen pengaruhnya sebesar 20,1%. Sedangkan sisanya sebesar 79,9% disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk sebagai variabel dalam penelitian.
84 B. Saran Adapun saran dalam penelitian ini: 1. Kepada para peneliti lain, peneliti menyarankan untuk mengkaji lebih lanjut untuk mengembangkan penelitian dengan meneliti variabel lain yang belum diteliti yang mempengaruhi adaptasi mahasiswa migran Papua. 2. Kepada mahasiswa mirgran Papua diharapkan dapat beradaptasi dengan lebih baik agar terjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar. 3. Kepada pihak Peguruan Tinggi Negeri agar dapat memberikan fasilitas yang lebih baik
kepada
para
mahasiswa
migran
Papua
agar
pengembangannya dapat tercapai dengan baik dan maksimal.
tujuan
program
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan.Jakarta: PT. Bumi Aksara. 1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan.Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Cetakan ke 4, Jakarta. PT Rineka Cipta. Friedman, Marilyn M. 1998. KeperawatanKeluarga Teori dan Praktik. Jakarta:EGC Jansen, Clifford. 1979. BeberapaAspekSosiologis Dari Migrasi. Yogyakarta: PusatPenelitian Dan StudiKependudukan UGM Mar’at, Kartono & Polhaupessy 2006. Perilaku Manusia Pengantar Singkat TentangPsikologi. Jakarta: Refika Aditama Maijor J.B.A.F. Polak. 1960. Sosiologi. SuatuBukuPengantar Ringkas.Cetakan ke11, Jakarta: PT. Ichtiar Baru. Narwoko, J.D, &Suyanto, Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
86
Parsudi, Suparlan. 1984. Manusia, kebudayaan dan lingkungannya. Jakarta: CV. Rajawali Singarimbun, Masri&Effendi,Sofyan. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Soekardijo, R.G, 1993. Antropologi. Cetakan ke 2. Jakarta: Erlangga Soekanto,Soerjono, 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono, 2014. PenelitianKualitatifdanPenelitianKuantitatif R&D , Bandung: Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. 1989. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke 6. Jakarta: PT. Bina Aksara. Sujito,Arie. dkk. 2009. Meretas Jalan Perdamaian di Tanah Papua. Yogyakarta:IRE Sunarto, Kamanto, 1985. PengantarSosologi: SebuahBungaRampai. Jakarta: YayasanObor Indonesia. Svalastoga, Kaare. 2005. Differensiasi Sosial. Jakarta: Bina Aksara Silalahi,Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Rafika Cipta. Taneko, Soleman B. 1993. Strukur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
87
Skripsi: Lita, Luberta. 2015. Pola Interaksi Sosial Antar Mahasiswa Papua Dengan Mahasiswa Lainnya Yang Berdomisili Di Rusunawa Untan. Tanjungpura. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura.
Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 28C ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1, 2 dan 3 Tentang Hak dan Kewajiban Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Permenaker No. 1 Tahun 1999 tentangUpah Minimum.
Sumber Internet: http://ristekdikti.go.id/seleksi-adik-2016/ (diaksespadatanggal 11 agustus 2016 pukul 20.15)
http://unila.ac.id/sejarah-universitas-lampung/ (diaksespadatanggal20 september 2016 pukul 10.19)
http://belmawa.ristekdikti.go.id/dev-2015/11/(diaksespadatanggal 27 september 2016 pukul 17.24)
88
https://www.google.co.id/search?q=orang+asli+papua (diaksespadatanggal19 Desember 2016 pukul 11.45)
http://www.rumah-adat.com/2014/08/rumah-adat-papua.html (diakses pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 10.44)
http://anjungantmii.com/papua/index.php?option=com_content&view=article&id =2&Itemid=3 (diaksespadatanggal 19 Desember 2016 pukul 11.06)
https://www.scribd.com/doc/114117099/Sejarah-Ringkas-Tanah-Papua-MulaiDari-Penemuan-Hingga-Penjajahan-Dan-Perjuangan-Merdeka-PlatoAyamaru-safcom (diaksespadatanggal 19 Desember 2016 pukul 11.20)
https://www.teknokra.com (diakses pada tanggal 25 Desember 2016 pukul 10.11