PROFIL JERUK GIANYAR 2015
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
i
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 1 1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Ketentuan Pidana Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan / atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan / atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
ii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
PROFIL JERUK GIANYAR 2015 PROF. DR. IR. I WAYAN SUPARTHA, MS IR. A.A.I. KESUMADEWI, M.SI PROF. IR. I WAYAN SUSILA, MS. IR. I GUSTI ALIT GUNADI, MS. IR. I DEWA PUTU OKA SUARDI, M.SI
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
iii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
PROFIL JERUK GIANYAR 2015 Penulis: Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS Ir. A.A.I. Kesumadewi, M.Si Prof. Ir. I Wayan Susila, MS. Ir. I Gusti Alit Gunadi, MS. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si Diterbitkan oleh: Pemerintah Kabupaten Gianyar bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Universitas Udayana Cetakan Pertama: 2015, xiii + 71 hlm, 14 x 21 cm ISBN: 978-602-7599-22-2 Hak Cipta pada Penulis. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang : Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
iv
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
KATA SAMBUTAN
P
emerintah Kabupaten Gianyar telah melakukan kerjasama penelitian dengan Fakultas Pertanian Universitas Udayana secara berjenjang sejak tahun 2013. Kegiatan tersebut telah menghasilkan sejumlah data dan informasi penting yang sangat bermanfaat bagi perencanaan pembangunan perekonomian daerah khususnya sektor pertanian di Kabupaten Gianyar. Oleh karena itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar melanjutkan kerjasama tersebut pada tahun 2015 untuk mendapatkan data dan informasi penting berkaitan dengan model usahatani dan teknologi tepat guna sesuai dengan rancangan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Gianyar. Salah satu keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan tahun ini adalah Buku Proęl Jeruk Gianyar 2015. Kami menyambut baik penerbitan buku tersebut karena isinya mencakup informasi dan gambaran tentang keragaman jenis, populasi, produksi, kondisi kebun, sampai pemasaran komoditas unggulan tersebut yang kini telah berkembang di beberapa wilayah kecamatan Kabupaten Gianyar. Kami memandang
v
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
bahwa informasi yang dirangkum di dalam buku ini sangat bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk merancang dan melaksanakan langkah-langkah strategis dalam upaya membangkitkan sektor pertanian terutama kemampuan pelaku usahatani dan pebisnis jeruk di Kabupaten Gianyar. Komoditas jeruk Gianyar merupakan komoditas unggulan yang berpeluang besar sebagai komoditas andalan Provinsi Bali yang saat ini bersaing secara lokal dengan jeruk siam Kintamani dari Kabupaten Bangli. Melalui penerbitan buku Proęl Jeruk Gianyar ini diharapkan masyarakat jeruk di Bali dan di luar Bali mendapatkan informasi yang memadai untuk memanfaatkan jeruk Gianyar sebagai bahan konsumsi dan bahan inisiasi usahatani (agribisnis) mereka baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Semoga profesionalitas pengembangan agribisnis jeruk melalui upaya ekonomi kreatif pertanian ini dapat memberi inspirasi penggalian dan pengelolaan komoditas unggulan hortikultura lainnya dimasa mendatang. Gianyar, 3 September 2015 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar
Ir. I Made Gede Wisnu Wijaya, MM
vi
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
KATA PENGANTAR
J
eruk siam merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Gianyar yang kini menjadi salah satu komoditas unggulan dan andalan juga bagi Provinsi Bali. Komoditas tersebut mempunyai potensi pasar yang sangat besar di tingkat lokal mapun nasional, walaupun secara lokal ada pesaing jeruk siam Kintamani dari Kabupaten Bangli. Namun demikian, persaingan itu tidak menutup peluang bagi pengembangann komoditas jeruk siam di Kabupaten Gianyar karena potensi pasarnya masih terbuka luas dan ketersediaan berbagai teknologi untuk menciptakan kualitas buah secara berkesinambungan sangat mudah diakses. Selain itu jenis lahan yang dimiliki oleh Kabupaten Gianyar tergolong sangat sesuai untuk budidaya jeruk. Berkaitan dengan itu perlu upaya penyebarluasan informasi berkaitan dengan eksistensi dan esensi jeruk Gianyar sebagai salah komoditas unggulan dan andalan Kabupaten Gianyar dalam menopang kehidupan perekonomian masyarakat dan daerah setempat. Penulisan Buku Proęl Jeruk Gianyar 2015 ini merupakan salah satu tujuan dari penyebarluasan informasi itu yang dirangkum dari hasil hasil kegiatan kerjasama penelitian
vii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
antara Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar melalui Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Gianyar dengan Universitas Udayana melalui Fakultas Pertanian. Kami berharap hasil penelitian yang diulas dalam laporan ini akan ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan mulia mensejahterakan masyarakat petani dan meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Gianyar. Sebagai akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui seluruh jajaran di bawahnya dan semua pihak yang sudah berbagi informasi mengenai potensi pertanian di wilayah Kabupaten Gianyar.
Denpasar, 3 Juli 2015 Ketua Tim Peneliti
Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS
viii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
DAFTAR ISI
Kata Sambutan ...................................................................v Kata Pengantar ................................................................ vii Daftar Tabel ......................................................................... x Daftar Gambar ...................................................................xi Pendahuluan ....................................................................... 1 Potensi Agroklimat Kabupaten Gianyar untuk Budidaya Jeruk ....................................................... 7 Perkembangan Populasi dan Sebaran Pohon Jeruk serta Produksi Buah Jeruk di Kabupaten Gianyar ...... 10 Jenis Jeruk di Kabupaten Gianyar ................................. 20 Sistem Budidaya Tanaman Jeruk ................................... 29 Jenis Hama -Penyakit dan Upaya Pengendaliannya ... 38 Pengaturan Buah, Panen dan, Pasca Panen .................. 43 Upaya Pengembangan yang Diperlukan ...................... 48 Daftar Pustaka .................................................................. 60 Tentang Penulis ................................................................. 61
ix
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Masa Panen Raya Jeruk di Kabupaten Gianyar, Bali dan Beberapa Sentra Jeruk Nasional ............................................................. 19 Tabel 2. Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar dan Cara Penanggulangannya .......................................... 39 Tabel 3. Permasalahan Produksi dan Mutu Buah Jeruk ......................................................... 50
x
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4.
Gambar 5
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Jeruk Siam Kintamani..................................2 Perkembangan Produksi Jeruk Lokal di Bali .............................................................3 Sebaran Produksi Jeruk di Bali...................4 Peta Wilayah Sentra Pengembangan Prioritas Unggulan Jeruk di Kabupaten Gianyar ......................................5 Perkembangan Populasi dan Proporsi Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2004-2012 ...............................12 Gunawan adalah salah seorang petani perintis komoditas jeruk di daerah manukaya Tampaksisring Gianyar..........13 Distribusi Jumlah Pohon Jeruk di Kecamatan Tampaksiring pada Tahun 2012 ..................................................14 Nyoman Budiarta (paling kiri adalah PPL Tampaksiring) yang terus memuji petaninya yang sudah mampu mengakses teknologi melalui internet sembari menunjukkan proęl kebunnya..15 Distribusi Jumlah Pohon Jeruk ...............16
xi
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19. Gambar 20.
di Kecamatan Tegallalang pada Tahun 2012 ..................................................16 Pak Rio salah seorang petanimaju jeruk di Banjar Let, Desa Taro Kecamatan Tegallalang yang sedang mendengarkan penjelasan salah seorang peneliti tentang cara mencegah bahaya hama langsung menyerang buah jeruk untuk mempertahankan Grade buah .................17 Distribusi Jumlah Pohon Jeruk ...............18 di Kecamatan Payangan pada Tahun 2012 ..................................................18 Morfologi Buah Jeruk PerasBiasa (A) dan Pungsed (B) .........................................24 Morfologi Bunga, Buah dan Pohon Jeruk Peras ...................................................24 Morfologi Pohon dan Buah Jeruk Siam Madu Karo ..................................................25 Morfologi pohon dan Buah Jeruk Siam Kintamani ....................................................26 Morfologi Buah Jeruk Valencia ................27 Morfologi Bunga dan Buah Jeruk Brastagi Medan ...........................................28 Lubang Tanam ............................................30 Bibit Jeruk dari Penyambungan Mata tunas ...................................................31 Tanaman Jeruk dalam Pola Tanam Monokultur (A) serta Tumpangsari dengan Kacang jongkok (B) Jahe Merah (C) dan Cabai (D) di Desa Marga Tengah ..........................................................32
xii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gambar 21. Cara Pemupukan dan Pemangkasan Cabang Air ..................................................36 Gambar 22. Pemangkasan Bentuk ................................36 Gambar 23. Contoh Pohon yang Percabangannya ....37 Tidak Diatur dengan Baik .........................37 Gambar 24. Jenis Bahan yang digunakan Dalam Pengendalian OPT......................................39 Gambar25. Gejala Serangan Beberapa Jenis Hama Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar ...42 Gambar 26. Demo Cara Panen Buah Jeruk .................45 oleh Peneliti Universitas Udayana...........45 Gambar 14. Contoh Peti Kemas dan Kemasan Jeruk dalam Peti Kayu yang Digunakan Pengepul Buah Jeruk di Kabupaten Gianyar ........................................................46
xiii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
xiv
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
PENDAHULUAN
J
eruk adalah salah satu jenis buah unggulan yang digemari dan dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat Bali.Jenis jeruk yang paling dominan dan menduduki posisi penting dalam dunia jeruk saat ini adalah jeruk siam (Citrus nobilis Lour var. microcarpa), salah satunya adalah jeruk Kintamani untuk daerah Bali (Gambar 1). Diperkirakan sekitar 60% dari kebutuhan buah jeruk saat ini dipenuhi oleh jeruk siam. Komoditas itu mempunyai keunggulan dan keunikan dibandingkan dengan jenis buah-buahan lainkarenarasanya manis, harum, mengandung banyak air, vitamin C dan A, mudah dikonsumsi dan harganya relatif murah. Oleh karena itu, buah jeruk sangat disukai oleh berbagailapisan konsumen sehingga keberadaannya semakin pupuler di masyarakat.Kondisi itu sangat menguntungkan bagi para petani produsen karena memberikan perspektif baru baginya bahwa komoditas jeruk semakin memiliki nilai ekonomi tinggi danmerupakan usaha yang sangat menguntungkan karena modal usaha yang digunakan dapat kembali cepat dalam jangka waktu singkat. Selain itu, tanaman jeruk juga mudah dibudidayakan padaberbagai kondisi agroklimat dantelah didukung oleh berbagai teknologi budidaya yang mudah diakses oleh petani.
1
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gambar 1. Jeruk Siam Kintamani
Jenis jeruk yang sudah lazim dikonsumsi oleh masyarakat Bali adalah jenis keprok yang sebelumnya banyak dan lama diproduksi oleh masyarakat Bondalem di daerah Buleleng bagian Timur. Jeruk siam adalah bagian dari jenis keprok yang berasal dari Siam (Muangthai) yang awalnya banyak dibudidayakan di luar Bali yaitu Kalimantan Barat dan kini sudah banyak dibudidayakan di daerah Bali terutama Kabupaten Bangli dan Gianyar. Jenis jeruk siam yang sudah berhasil dibudidayakan di daerah Kintamani Kabupaten Bangli, dikenal sebagai jeruk siam Kintamani oleh kebanyakan masyrakat konsumen. Sementara jeruk siam yang saat ini banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Gianyar terutama di daerah Kecamatan Payangan, Tegallalang dan Tampaksiring sebagian besar berasaldari Kintamani dan selebihnya dari daerah penghasil jeruk lainnya
2
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
di Indonesiaseperti Lumajang, Batu, Pontianak, dan Sumatera Utara. Selain jenis jeruk tersebut, banyak juga jenisjeruk impor yang dijual di pasaran yang berasal dariberbagai negara produsen jeruk di dunia.Namun demikian, jumlah jenis tersebut tampak semakin menurun karena adanya kebijakan Pemerintah Daerah Bali untuk memberdayakan dan membudayakan penggunaan buah lokal serta sedapat mungkin mengurangi penggunaan buah impor.Kebijakan tersebut memberikan pengaruh dan peluang besar terhadap pengembangan dan pemasaran buah lokal terutama jeruk siam diBali yang saat ini masih sebagian besar dipasok oleh Kabupaten Bangli (Gambar 2). Kabupaten Bangli memasoksekitar 84,83% dari 129.265 ton produksi jeruk yang dihasilkan di Propinsi Bali pada tahun 2012. Sekitar 83% (106.787 ton) dari pasokan itu diproduksi di Kecamatan Kintamani(Bangli)(Gambar 3). 160,000
Produksi Jeruk (ton)
140,000 120,000
Bangli
Bali
Kab/Kota Lainn
Bali taahun 2012 1299.265 ton
161,488 146,502
96,868
100,000 80,000
68,102
60,000
46,626
40,000 20,000
Bangli109.656 ton 66,827 Gabungan 30,041 KKab/Kotalain 19.609ton
21,476
114,986
0 2003
20004
2005
22006
2007
2008
20099
2010
20011
2012
Tahun
Gambar 2. Perkembangan Produksi Jeruk Lokal di Bali Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perhutanan Kabupaten Gianyar (2013)
3
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Buleleng 3.293 (3%) Gianyar 11.118 (9%)
Tem mbuku Bangl i Susut 80 2.138 651 (00%) (2%) (1%)
Kab Lain 628 (0%)
Bangli 109 655,6 (84,83%)
KKintamani 106.787 (83%)
Badungg 4.572 (4%)
Gambar 3. Sebaran Produksi Jeruk di Bali Sumber : BPSProvinsi Bali (2012)
Kabupaten Gianyar merupakan produsen jeruk kedua di Bali setelah Kabupaten Bangli (Gambar 2). Jerukmerupakan komoditas hortikultura buah andalanbagi Kabupaten Gianyar. Jenis jeruk yang berkembang dan dibudidayakan adalah siam Kintamani, Selayar, Madu, Valencia dan keprok Brastagi. Sebaran populasi tertinggi tanaman jeruk yang dibudidayakan di Kabupaten Gianyar berada di Kecamatan Payangan, disusul oleh Tegallalang dan Tampaksiring.Tingginya sebaran populasi dan pengembangan usahatani jeruk di ketiga wilayah kecamatan itu didukung oleh tingginya minat petani setempat untuk berinovasi dan menginisiasi usahatani jeruk mereka.Tingginya minat masyarakat setempat berbudidaya jeruk juga dimotivasi oleh masyarakat petani jeruk Kintamani yang saat ini telah mendapatkan dan merasakan manfaat ekonomi usahatani mereka selama ini.
4
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Sen ntraJeruk
Gambar 4. Peta Wilayah Sentra Pengembangan Prioritas Unggulan Jeruk di Kabupaten Gianyar
Selain jeruk Kintamani, Komoditas jeruk Kabupaten Gianyar juga memiliki keunggulan kompetitif berdasarkan analisis nilai LQ (locationquotient)>1 yang telah dilakukan oleh Supartha, et al.(2014) sebelumnya. Wilayah kecamatan yang potensial sebagai sentra produksi jeruk di Kabupaten Gianyar menurut nilai LQ tersebut adalah Kecamatan Tegallalang dan Payangan (Gambar 4).Namun demikian, Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring yang terletak di dataran tinggi wilayah itu juga cukup potensial untuk dijadikan daerah pengembangan jeruk sejenis karena mempunyai potensi luasan 100 hektar yang belum dimanfaatkan.Selain itu wilayah itu berhimpitan dengan wilayah pengembangan
5
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
jeruk Kintamani yang sudah berhasil membudidayakan komoditas tersebut.Pengembangan budidaya jeruk di ketiga wilayah kecamatan itu sangat memungkinkan karena mempunyai potensi besar berupa ketersediaan lahan, agroklimat, minat petani, dukungan sarana, prasarana dan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar melalui instansi terkait.
6
POTENSI AGROKLIMAT KABUPATEN GIANYAR UNTUK BUDIDAYA JERUK
L
uasan lahan tegalan di Kabupaten Gianyar pada tahun 2013 berdasarkan data BPS (2014) danDinas Pertanian, Perkebunan, Perhutanan, dan Peternakan Tahun 2013 adalah 11.248 hektar. Proporsi luas lahan tegalan di Kecamatan Payangan adalah 3.379 hektar, di Kecamatan Tegallalang 2.580 hektar dan di Kecamatan Tampaksiring 1.670 hektar. Sebagian dari lahan tersebut memiliki kondisi agroklimat yang sesuai untuk budidaya jeruk (Supartha, et al., 2013; 2014). Berdasarkan beberapa literatur, tanaman jeruk memiliki beberapa persyaratan agroklimat untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik (). Berikut adalah syarat tumbuh bagi tanaman jeruk dataran tinggi (). Tanaman jeruk dataran tinggi tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 700-1.400 m dpl. Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman jeruk adalah tanah yang gembur, subur, berdrainase baik, dan memiliki pH 5,0 – 7,0 dengan kedalaman efektif>60 cm. Kisaran kemiringan lereng yang cukup baik dan diperbolehkan untuk tanaman jeruk adalah 20-35%. Kondisi iklim yang sesuai untuk tanaman jeruk adalah temperatur optimum sebesar 20-30oC, curah hujan 1.500-2.000 mm per tahun
7
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
dengan rata-rata bulan basah 2-4 bulan dan bulan kering selama 3-5 bulan. Kondisi agroklimat yang diperlukan untuk budidaya tanaman jeruk dimiliki oleh beberapa daerah yang terdapat di Kecamatan Tampaksiring, Tegallang dan Payangan. Lahan yang dibudidayakan jeruk saat ini atau potensial untuk pengembangan jeruk di ketiga kecamatan tersebut memiliki kelas kesesuaian lahan yang tergolong sangat sesuai untuk tanaman jeruk (Supartha, et al., 2013).Sekitar 11.776,63 hektar (32 %) wilayah Kabupaten Gianyar berada pada ketinggian antara 500-1.000 m dpl (BPS, 2014). Ketiga kecamatan itu memiliki daerah dengan ketinggian maksimum tertinggi di Kabupaten Gianyar yang berkisar antara 775-975 mdpl (BPS, 2014).Kisaran suhu harian di daerah Tampaksiring, Tegallalang dan Payangan adalah 2124,5oC (BPS, 2014). Jumlah curah hujan di kecamatan tersebut adalah 2.142 mm per tahun, sedikit lebih tinggi dibandingkan kisaran curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman jeruk. Kisaran kedalaman efektif tanah adalah 50-100 cm (Tampaksiring), 45-100 cm (Tegallalang), dan 70-150 cm (Payangan) (Supartha, et al., 2013). Drainase tanah yang tergolong baik sampai dengan buruk di ketiga kecamatan tersebut merupakan salah satu faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman jeruk untuk daerah-daerah yang landai. Tanah di Kecamatan Tampaksiring, Tegallalang dan Payangan memiliki status kesuburan yang tergolong sedang sampai tinggi kecuali status kesuburan tanah di daerah Dusun Marga Tengah, Desa Kerta yang tergolong rendah. Kisaran nilai pH tanah di Kabupaten Gianyar
8
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
adalah 5,9-6,4. Tanah pada daerah dengan kemiringan lereng yang sesuai untuk tanaman jeruk di Kabupaten Gianyar tergolong gembur dengan jenis tekstur yang dikategorikan sedang (lempung berdebu) dan sebagian lainnya bertekstur kasar (pada daerah dengan kemiringan 15-40o) (BPS, 2014). Namun, kadar N total merupakan faktor pembatas pertumbuhan tanaman di seluruh wilayah kabupaten Gianyar (Supartha, et al., 2013).
9
PERKEMBANGAN POPULASI DAN SEBARAN POHON JERUK SERTA PRODUKSI BUAH JERUK DI KABUPATEN GIANYAR
E
ra kejayaan jeruk Tejakula telah berakhir semenjak hantaman dari serangan penyakit CVPD (citrus vein phloem degeneration) pada akhir tahun 1980an. Semenjak itu Kecamatan Tejakula tidak mampu lagi menghasilkan dan memasok jeruk keprok ‘Tajakula’ dalam jumlah yang memadai bagi kebutuhan pasar sehingga membuka peluang bagi petani daerah lainnya untuk menjadi pemasok jeruk di Bali.Kemudian usahatani jeruk mulai mendapat perhatian pemerintah daerah setempat dan juga petani maupun pelaku bisnis jerukdari beberapa kabupaten lainnya di Propinsi Bali. Semenjak itu mulai dirintis pembudidayaan jeruk manis itu di beberapa wilayah kabupaten lain di Bali. Melalui program rintisan itu, sebagian petani yang ada di beberapa kabupaten mulai ikut mencoba membudidayakannya secara mandiri dan sebagian lainnya karena bantuan pemerintah daerah setempat.Salah satu kabupaten yang serius mengembangkan komoditas tersebut, selain Kabupaten Bangli, adalahKabupaten Gianyar. Upaya pengembangan budidaya tanaman jeruk di Kabupaten Gianyar hampir dilakukan diseluruh wilayah kecamatandengan jumlah populasi yang sangat
10
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
bervariasi.Upaya pengembangan kebun jeruk itu mulai dilakukan menjelang tahun 2000 dalam skala besar dengan jumlah populasi yang selalu meningkat dari tahun ke tahun (Gambar 5A).Pembudidayaan populasi terbesar tanaman jeruk di Kabupaten Gianyar dilakukan pada tahun 2004 di Kecamatan Tampaksiring (69,23%) dan Tegallalang (29,97%)(Gambar 5B). Namun, karena adanya dinamika animo masyarakat terhadap komoditas tersebut pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk mengintensiĤan pengembangan komoditas tersebut di dua kecamatan lain yaitu Tegallalang dan Payangan pada tahun 2009 sehingga proporsi populasi tanaman jeruk di ketiga kecamatan itu relatif berimbang pada tahun 2012 (Gambar 5A dan B). Populasi jeruk di Kabupaten Gianyar pada tahun 2012 mencapai 172.573 pohon. Sekitar 99,7% dari jumlah total populasi tanaman jeruk tersebut terdapat di Kecamatan Tegallalang, Payangan dan Tampaksiring. Tampaksiring adalah salah satu kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangli. Bagian timur dari wilayah Tampaksiring, yaitu Desa Manukaya bersebelahan dengan sentra produksi jeruk di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Desa Manukaya terletak di daerah berketinggian 625-630mdpl, yang memiliki luasan sekitar 1.496 km2 dengan luasan tegalan sebesar 891,79 km2, dan jenis tanah lempung berpasir. Desa Manukaya merupakan desa yang potensial sebagai penghasil jeruk di Tampaksiring karena memiliki kondisi agroklimat yang sesuai untuk budidaya tanaman jeruk. Budidaya jeruk di Desa Manukaya baru dimulai sekitar tahun 2010an. Teknik budidaya yang dikembangkan dipelajari
11
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
dari petani di wilayah sekitarnya sehingga kebun jeruknya tertata dan dikelola dengan baik (Gambar 6). A Populasi(pohon)
250000
KecamatanPayangan KecamatanTegallalang
KecamatanTampaksiring KabupatenGianyar 207418
200000
172573
150000
138449 90441
100000 62121
62605
50000
43005
43134
0
18620 178
18620 178
2004
B
43134 178
2006
KecamatanPayangan
2007
39969
28434 2009
KecamatanTampaksiring
54214 50750
28434 2010
61340 59476 51262
2012
KecamatanTegallalang
80 70
Persentase
46455
133909
69.23
68.90
66.75
60 47.69
50 40 30
51.36 40.49
29.97 29.74
20
19.27
10
13.71
0
0.29
2004
0.28
2006
37.90 21.23
35.54 34.46 29.70
0.20
2007
2009
2010
2012
Gambar 5 Perkembangan Populasi dan Proporsi Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2004-2012 Keterangan : Data dihitung kembali berdasarkan data dalam Kecamatan Payangan, Tegalalang, Tampaksiring dan Kabupaten Gianyar Dalam Angka Tahun 2005-2014
12
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gambar 6. Gunawan adalah salah seorang petani perintis komoditas jeruk di daerah manukaya Tampaksisring Gianyar
Populasi pohon jeruk di Desa Manukaya adalah 48.232 pohon pada tahun 2015 (Gambar 7) yang tersebar pada lahan seluas 244 hektar di Banjar Malet dan Panempahan. Komoditas jeruk di daerah tersebut umumnya dikelola oleh petani yang tergabung ke dalam kelompok-kelompok tani. Usahatani jeruk di Banjar Malet dikelola oleh tiga kelompok tani, yaitu Bhakti Rahayu, Sida Rahayudan petani non kelompok tani yang merupakan anggota subak Wanasari. Kelompok tani Bhakti Rahayu membudidayakan tanaman jeruk pada lahan seluas 30 hektar, sedangkan kelompok Sida Rahayu pada lahan 20 hektar dengan jumlah populasi jeruk masing-masing adalah 600 pohon per hektar. Keseluruhan bibit yang ditanam oleh kelompok-kelompok tani tersebut adalah sumbangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar melalui pihak ketiga. Kelompok bapak Gunawan mengelola lahan seluas 35 hektar yang ditanami 1.500 pohon jeruk bantuan dengan jumlah 600 pohon per
13
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
hektar pada tahun 2013. Kelompok tani tersebut juga menerima bantuan 10 kotak bibit sayuran dan 103 ton pupuk organik dari Direktorat Jendral Hortikultura. Anggota subak Wanasari mengembangkan jeruk secara swadaya pada lahan seluas 50 hektar. Sekitar 50% tanaman jeruk di Desa Manukaya sudah mulai berproduksi dengan kapasitas produksi sebesar 35-42 kg per pohon. Tanaman jeruk tersebut rata-rata sudah dipanen 3-4 kali. Panen raya berlangsung pada bulan Juni sampai dengan Agustus. Grade buah yang dihasilkan adalah super, B, C dan D. 3559 1245
123
3576
DesaPejengKawan 421 2610
1574
DesaPejeng DesaPejengKelod DesaPejengKangin DesaPejengKaja DesaSanding
48232
DesaTampaksirig DesaManukaya
Gambar 7. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk di Kecamatan Tampaksiring pada Tahun 2012
Kelompok tani jeruk di Banjar Panempahan adalah Satya Winangun, Buanasari, dan Mandiri. Kelompok Tani Satya Winangun mengusahakan lahan seluas 34 hektar yang ditanami jeruk dengan sistem tumpangsari dengan tanaman hortikultura berumur pendek. Jumlah populasi tanaman jeruk yang dibudidayakan adalah 400 pohon per hektar. Sekitar 75% di antaranya adalah jenis Siam, sedangkan sisanya adalah Brastagi Medan
14
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
yang baru mulai ditanam. Kelompok tani tersebutsudah memperoleh bantuan dalam bentuk Sekolah Lapang GoodHandlingPractices (SLGHP). Kelompok tani Buana Sari membudidayakan pohon jeruk pada lahan seluas 25 hektar dengan populasi 300 pohon per hektar. Kelompok itu akan menerima bantuan 6.000 bibit pada tahun 2015. Kelompok tani Mandiri mengusahatanikan komoditas jeruk Siam pada lahan seluas 50 hektar dengan populasi 500-600 pohon per hektar. Bibit yang ditanam diperoleh dari daerah Sekardadi. Sekitar 75% dari pohon jeruk yang terdapat di Banjar Panempahan berada pada fase produktif. Keberhasilan awal pengembangan jeruk oleh para petani di Desa Manukaya tidak terlepas dari dampingan oleh PPL setempat, yaitu Nyoman Budiarta (Gambar 8). Sinergi antara totalitas PPL dan semangat petani lokal yang tinggi telah memantapkan langkah petani jeruk setempat untuk melakukan usahatani jeruk secara profesional dengan berorientasi pasar dan teknologi.
Gambar 8. Nyoman Budiarta (paling kiri adalah PPL Tampaksiring) yang terus memuji petaninya yang sudah mampu mengakses teknologi melalui internet sembari menunjukkan proęl kebunnya
15
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Kecamatan Tegallalang memiliki populasi pohon jeruk tertinggi di Kabupaten Gianyar pada tahun 2012 dengan jumlah populasi sebesar 59.476 pohon. Sebagian besar tanaman jeruk tersebut terdapat di Desa Pupuan (50,61%) dan Desa Taro (36,15%) (Gambar 9). Namun, budidaya tanaman jeruk lebih eęsien di Desa Taro karena menempati lahan dengan kondisi agroklimat yang lebih sesuai untuk tanaman jeruk. Lahan kebun jeruk di Desa Pupuan sebagian besar terletak di daerah dengan kemiringan lereng di atas 30% yang rentan terhadap erosi. 1540
16
410
340
DesaKeliki DesaTegallalang DesaKenderan
21500
DesaKedisan 30100
DesaPupuan DesaSebatu
5570
DesaTaro
Gambar 9. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk di Kecamatan Tegallalang pada Tahun 2012
Kelompok tani jeruk potensial di Desa Taro adalah Sekar Sari di Banjar Pisang Kelod dan Gunung Mekar di Banjar Let. Pada tahap awal pembentukan kelompok tani, kedua kelompok tani tersebut memanfaatkan lahan kebun jeruk seluas 45 hektar (Kelompok Sekar Sari) dan 30 hektar (Kelompok Gunung Mekar). Pengembangan lahan kebun jeruk dilakukan bertahap setiap tahun sehingga mencapai luasan 255 hektar untuk masingmasing kelompok pada tahun 2015. Setiap kelompok
16
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
tani tersebut saat ini memiliki 95.000 pohon jeruk yang sudah menghasilkan dan 55.000 tanaman muda. Jenis komoditas jeruk yang dibudidayakan adalah siam Kintamani. Panen raya jeruk di Desa Taro berlangsung pada bulan Juni sampai dengan Agustus dengan grade buah yang dihasilkan adalah super, B, C dan D. Produksi buah jeruk di luar musim adalah pada bulan Desember sampai dengan Februari yang mampu menghasilkan buah dengan grade super, B dan C
Gambar 10. Pak Rio salah seorang petanimaju jeruk di Banjar Let, Desa Taro Kecamatan Tegallalang yang sedang mendengarkan penjelasan salah seorang peneliti tentang cara mencegah bahaya hama langsung menyerang buah jeruk untuk mempertahankan Grade buah
Populasi tanaman jeruk di Kecamatan Payangan pada tahun 2012 adalah 51.262 pohon. Sejumlah 99,49% di antaranya terdapat di Desa Kerta (Gambar 11). Jenis jeruk yang ditanam di Desa Kerta adalah jeruk Siam Lumajang (C. microcarpa L dan C. sinensis L), jeruk siam Kintamani, Selayar, Madu, Valencia serta jeruk peras ‘pungsed’ dan jeruk peras biasa. Pohon jeruk peras
17
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
dalam populasi yang kecil (<25 pohon) dibudidayakan di Banjar Penyabangan. Tanaman jeruk Siam Lumajang mulai dikembangkan oleh masyarakat di Desa Kerta sejak tahun 2003. Luas lahan yang bisa dimanfaatkan petani jeruk di Desa Kerta adalah 72 Ha dengan produksi jeruk sebesar 2,90ton per hektar.Panen raya jeruk di daerah Kerta adalah pada bulan Juli sampai dengan Agustus dengan grade buah yang dihasilkan tergolong super, B, C dan D. Produksi di luar musim dapat dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari dengan grade buah super, B dan C. Kelusa56 16 Melinggih 0 Bresela BuahanKaja27 13 Melinggih Puhu34 Kelod 18 Buahan
Bukian47
51000 Kerta
Gambar 11. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk di Kecamatan Payangan pada Tahun 2012
Sebagian besar pohon jeruk yang terdapat di Kabupaten Gianyar berada pada fase produktif. Tanaman jeruk tersebut umumnya mulai berbuah pada bulan Februari atau Maret sehingga panen raya jatuh pada bulan Juni sampai dengan Oktober. Produksi di luar
18
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
musim (oěseason) dapat dilakukan oleh beberapa petani yang terdapat di daerah Marga Tengah (Desa Kerta)dan Desa Let. Pembungaan diatur sedemikian rupa sehingga panen dapat dilakukan pada bulan Desember-Februari (Tabel 1). Namun, jumlah produksi buah umumnya 50 persen lebih rendah tetapi harganya lebih tinggi. Program panen di luar musim tersebut dapat mengisi kesenjangan pasokan jeruk dari daerah lain di Bali dan luar Bali pada bulan Desember-Februari. Tabel 1. Masa Panen Raya Jeruk di Kabupaten Gianyar, Bali dan Beberapa Sentra Jeruk Nasional No 1 2 3 4 5
Daerah
1
2
3 4 Bali
Bali Kintamani Tampaksiring Tegallalang Payangan Luar Bali
1 2 3
Sumatera Utara Jawa Timur Lampung Kalimantan 4 Selatan 5 Sulawesi Selatan 6 Riau 7 Sumatera Selatan Keterangan : : produksi di luar musim : panen raya
19
5
Bulan Ke6 7 8
9
10
11
12
JENIS JERUK DI KABUPATEN GIANYAR
B
eberapa jenis tanaman jeruk dapat ditemukan di Kabupaten Gianyar. Jenis jeruk tersebut terdiri dari jeruk besar, jeruk keprok, dan jeruk siam. Jeruk keprok dikatagorikan ke dalam jenis keprok dan siam oleh masyarakat setempat. Kelompok jeruk tersebut terdiri dari jeruk pamelo, jeruk peras biasa dan jeruk peras ‘pungsed’ (naval), Siam dan Selayer Kintamani, Siam Madu Karo, Valencia Lateorange, dan keprok Brastagi Medan. Sebaran populasi masing-masing jenis jeruk tersebut umumnya berbeda di Kabupaten Gianyar.
Jeruk Pamelo Bona Kabupaten Gianyar memiliki satu varietas unggul jeruk lokal yang diberi nama Jeruk Bona Bali. Jeruk tersebut ditetapkan oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai varietas Jeruk Bona asal Kabupaten Gianyar pada tanggal 26 Mei 2010 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian dengan Nomor 2041/Kpts/SR.120/5/2010. Berikut adalah deskripsi jeruk Bona Bali sebagaimana terlampir dalam surat keputusan tersebut.
20
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
DESKRIPSI JERUK PAMELO VARIETAS BONA BALI Asal
:
Silsilah Golongan tanaman Tinggi tanaman Bentuk tajuk tanaman Bentuk penampang batang Diameter batang Warna batang Bentuk daun Ukuran daun
: : : : : : : : :
Warna daun Bentuk bunga Warna kelopak bunga Warna mahkota bunga Warna kepala putik Warna benang sari Waktu berbunga Waktu panen Bentuk buah Ukuran buah
: : : : : : : : : :
Warna kulit buah Ketebalan kulit buah Warna daging buah Tekstur daging buah Rasa daging buah Warna biji
: : : : : :
21
Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali seleksi pohon induk klon 10 m seperti payung bulat 25 cm coklat tua jorong panjang 15,0 – 17,0 cm, lebar 8,5 – 9,0 cm hijau bulat hijau krem krem kuning sepanjang tahun sepanjang tahun bulat tinggi 14,0 – 16,6 cm, diameter 20,0 – 22,0 cm hijau kekuningan 1,0 – 1,4 cm putih krem lembut manis segar krem
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Bentuk biji Kadar gula Kadar asam Jumlah juring per buah Berat per buah Jumlah buah per tanaman Berat buah per tanaman Persentase bagian buah yang dapat dikonsumsi
: : : : : : : :
gepeng oval 8,3 obrix 2,26 % 12 – 16 juring 0,8 – 1,1 kg 100 – 150 buah 110 – 150 kg 49,3 – 59,1 %
Daya simpan buah pada suhu 25 – 27 oC Hasil buah Identitas pohon induk tunggal
:
3 – 4 bulan setelah panen
: :
Nomor registrasi pohon induk tunggal
:
110 – 150 kg/pohon/tahun tanaman milik Nengah Maria, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali JR./BL/0.01/07/2009
Perkiraan umur pohon induk tunggal Keterangan
:
20 tahun
:
beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai medium dengan altitude 100 – 500 m dpl
Pengembangan jeruk Bona Gianyar merupakan salah satu program utama Pemerintah Kabupaten Gianyar. Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Gianyar pada masa kepemimpinan Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati,telah
22
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
menyerahkan bantuan 1200 pohon dari varietas Jeruk Bona Bali kepada petani jeruk di Desa Bona pada Tahun 2012. Penyerahan bibit yang dihasilkan oleh Balai Benih UPT Perbenihan Gianyar tersebut, dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian, I G A Dewi Hariyani bersamaan dengan penyerahan sertiękat varietas lokal di Kantor Perbekel Desa Bona. Dengan penambahan bibit tersebut, jumlah total pohon jeruk Bona di Kabupaten Gianyar menjadi 2300. Melalui penambahan bibit pohon jeruk Bona, Pemerintah Kabupaten Gianyar berupaya untuk mewujudkan Desa Bona sebagai kawasan sentra pengembangan Jeruk Bona Bali sesuai dengan dengan zona pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar. Program tersebut merupakan salah satu strategi pemerataan pembangunan (onevillageoneproduct) untuk meningkatkan pendapatan petani jeruk. Komoditas jeruk Bona dipandang memiliki prospek pengembangan yang sangat besar dengan peluang pasar yang baik.
Jeruk Peras Jeruk peras yang dibudidayakan di Kabupaten Gianyar adalah jeruk peras biasa dan jeruk peras ‘pungsed’. Kedua jeruk peras tersebut dibudidayakan dalam jumlah (populasi) kecil terutama di Banjar Penyabangan. Jeruk peras biasa memiliki ukuran buah, kadar air dan rasa yang relatif sama dengan jeruk peras ‘pungsed’. Perbedaannya terletak pada morfologi buah jeruk ‘pungsed’ yang memiliki bentuk lingkaran tidak beraturan pada ujung buah dan tidak adanya biji di dalam buah (Gambar 12).Pohon jeruk peras cukup tinggi
23
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
dan kokoh dengan bunga berwarna putih (Gambar 13). Jenis jeruk peras itu sebenarnya potensial untuk menggantikan jeruk peras yang selama ini didatangkan dari daerah Jawa. Namun sayang, jenis itu kurang dikenal oleh masyarakat maka tidak banyak konsumen dan pembeli yang tertarik untuk membeli jenis jeruk itu. B
A
Gambar 12. Morfologi Buah Jeruk PerasBiasa (A) dan Pungsed (B)
Gambar 13. Morfologi Bunga, Buah dan Pohon Jeruk Peras
Jeruk Siam Madu Karo (Citrusnobilis LOUR var microcarpa) Jeruk siam madu adalah varietas jeruk unggulan nasional yang dilepas pada tahun 1999. Varietas jeruk tersebut berasal dari Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara. Jenis jeruk ini dihasilkan di sentra produksi jeruk di Kabupaten Karo, Simalungun Propinsi
24
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Sumatera Utara. Tanaman jeruk siam madu sesuai dibudidayakan di daerah dataran tinggi. Buah jeruk siam madu memiliki citarasa manis dan segar dengan tingkat kemanisan sebesar 13,5o brix. Morfologi buah jeruk siam madu adalah berbentuk bundar agak pipih, berukuran sedang dan warna kulit buah pada saat matang adalah kuning-oranye dan mengkilat (Gambar 14). Buah jeruk Siam Madu mudah dikupas karena kulitnya renyah. Produktivitas jenis jeruk tersebut berkisar antara 40-60 kg per pohon per tahun. Jenis jeruk itumulai dikembangkan oleh beberapa petani di Banjar Marga Tengah dan Seming di DesaKerta.Jeruk Siam Madu merupakan jeruk favorit konsumen saat ini sehingga paling banyak dicari dan dibeli dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan jeruk siam lainnya.
Gambar 14. Morfologi Pohon dan Buah Jeruk Siam Madu Karo
25
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Jeruk Siam Kintamani (Citrus reticulata Blanco) Jeruk Siam Kintamani adalah jenis jeruk yang paling banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Gianyar. Varietas jeruk ini berasal dari Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dan dilepas pada tahun 2006. Citarasa jeruk Siam Kintamani adalah manis dan segar dengan tingkat kemanisan sebesar 9-11o brix. Morfologi buah jeruk Siam Kintamani adalah berbentuk bundar agak pipih, berukuran sedang, warna kulit dan daging buah pada saat matang adalah kuning-oranye (Gambar 15). Produktivitasnya dapat mencapai 40-70 kg per pohon per tahun. Varietas jeruk itu sesuai dibudidayakan di daerah dataran tinggi (900-1.200 m dpl).
Gambar 15. Morfologi pohon dan Buah Jeruk Siam Kintamani
26
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Valencia LateOrange (Citrus Sinensis L. Osbeck) Jeruk Valencia tergolong jeruk manis yang dihasilkan dari persilangan antara jeruk besar atau jeruk bali (Citrusmaxima) dengan mandarin (Citrus reticulata). Ukuran buah jeruk Valencia lebih besar dibandingkan siam Kintamani. Citarasa buah jeruk ini adalah manis segar. Kulit buah jeruk Valencia berwarna kuning-oranye dengan daging buah berwarna oranye. Jeruk Valencia mengandung banyak air dan mudah dikupas. Morfologi buah jeruk Valencia agak mirip dengan jeruk Brastagi Medan karena memiliki bentuk pangkal buah yang sama (Gambar 16). Jenis jeruk ini tergolong lateorange yang berarti masa berbuah dan panennya adalah setelah jenis jeruk lainnya habis dipanen sehingga budidaya jeruk ini mempermudah produksi jeruk di luar musim. Tanaman jeruk valencia dibudidayakan di beberapa tempat di wilayah Kecamatan Tegallalang dan Payangan dalam jumlah terbatas.
Gambar 16. Morfologi Buah Jeruk Valencia
27
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Jeruk Brastagi Jeruk manis Brastagi merupakan jenis jeruk washingtonnavelorange. Namun, jenis jeruk ini banyak ditanam di daerah Brastagi, Sumatera Utara sehingga kemudian disebut jeruk manis brastagi. Ciri morfologi buah jeruk Brastagi berbentuk bulat dengan permukaan agak halus, berukuran besar (250-350 g per buah), ujung buah bundar dan berpusar, kulit buah berwarna kuning mengkilat dan sulit dikupas bila matang (Gambar 17). Tebal kulit buah sekitar 3,9 mm, daging buah bertekstur lunak, mengandung banyak air, dan berwarna kekuningan. Rasa daging buahnya sangat manis, baunya harum dan tidak berbiji. Karakteristik tanaman jeruk Brastagi adalah berupa pohon dengan tinggi antara 3-10 m, memiliki tajuk berbentuk bulat dengan kerimbunan sedang. Batang pohon jeruk Brastagi mempunyai duri yang kuat dengan percabangan yang tegak, tetapi tidak setegak jeruk keprok.Pada permukan kulit batang umumnya terdapat retak-retak halus dan memiliki duri panjangberwarna hijau tua dan terletak di sudut ketiak daun. Bentuk daunnya adalah elips atau bulat telur dengan panjang antara 5-15 cm dan lebar 2-8 cm. Ujung daun meruncing atau tumpul dan umumnya sedikit berlekuk ke dalam.
Gambar 17. Morfologi Bunga dan Buah Jeruk Brastagi Medan
28
SISTEM BUDIDAYA TANAMAN JERUK
Penyiapan Lubang Tanam
T
anaman jeruk di Kabupaten Gianyar dibudidayakan pada lahan kering di dataran tinggi.Lahanyang dipilih untuk budidaya jeruk adalah lahan tegalan yang berada didaerah datar atau agak miring dengan tanah yang gembur. Budidaya jeruk diawali dengan persiapan lubang tanam (Gambar 18) dan bibit. Tanah yang direncanakan sebagai tempat lubang tanam dibersihkan dari kotoran dan serasah organik segar. Lubang digali menggunakan cangkul dengan ukuran sesuai dengan ukuran keranjang bibit atau kedalaman akar tunggang bibit. Ukuran lubang tanam yang umum digunakan adalah (60 x 60 x 60) cm dan (80 x 80 x 70). Jarak antar lubang tanam adalah (3x3) m atau (5x5) m. Tanah galian dari bagian dalam lubang ditempatkan di luar lubang dan dicampur dengan pupuk kandang. Tanah galian lubang tanam dicampur dengan pupuk kandang sapi dengan jumlah pupuk adalah 5 truk untuk 250 pohon. Campuran tanah dan pupuk tersebut difermentasi selama 2 minggu sebelum bibit ditanam.
29
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gambar 18. Lubang Tanam Sumber : Google (Diunduh 25 Agustus 2015)
Penyiapan dan Penanaman Bibit Bibit yang ditanam adalah bibit yang sehat, segar, dan sempurna perakarannya. Bibit jeruk yang ditanam petani di Kabupaten Gianyar sebagian besar tidak bersertiękat. Bibit tersebut berasal dari perbanyakan vegetatif dalam bentuk penyambungan mata tunas pucuk pada batang bawah jeruk citrun (Gambar 19) yang memiliki sistem perakaran yang kuat. Bibit diperoleh dari pembuat bibit lokal atau dibeli dari pedagang bibit. Penanaman bibit jeruk pada lubang tanam yang sudah disiapkan dilakukan pada awal musim hujan, yaitu bulan November-Desember.
30
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gambar 19. Bibit Jeruk dari Penyambungan Mata tunas
Penanaman jeruk dilakukan secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam monokultur lebih banyak diterapkan oleh petani di Kabupaten Gianyar. Namun, beberapa petani yang kreatif menggunakan sistem tumpangsari terutama pada masa awal penanaman jeruk. Jenis tanaman yang ditumpangsarikan dengan jeruk adalah jenis hortikultura sayuran atau herba, antara lain jahe merah, kubis, cabai dan bayam potong (Gambar 20). Setelah kanopi tanaman jeruk merapat, tanaman jeruk mulai dipelihara secara monokultur.
31
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gambar 20. Tanaman Jeruk dalam Pola Tanam Monokultur (A) serta Tumpangsari dengan Kacang jongkok (B) Jahe Merah (C) dan Cabai (D) di Desa Marga Tengah
Pemeliharaan Tanaman Bibit jeruk yang sudah ditanam dipelihara dengan baik untuk menjaga kecukupan unsur hara dan air bagi pertumbuhannya. Tanaman yang baru ditanam dilindungi dari terik sinar matahari dengan penaungan dan disertai dengan penyiraman yang cukup. Pemeliharaan yang dilakukan setelah tanam adalah penyulaman tanaman yang tidak tumbuh, penyiangan gulma bersamaan dengan pemupukan, pembubunan pada tanah yang tererosi, pemangkasan bentuk, penyiraman bila diperlukan dan penjarangan buah. Tanaman jeruk harus dipupuk karena pada setiap periode umur memerlukan banyak unsur hara. Jenis dan jumlah pupuk yang diperlukan tanaman sangat berbeda
32
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
antar tingkat kesuburan tanah, umur tanaman, dan fase pertumbuhan tanaman. Jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman jeruk secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik berperan dalam memperbaiki struktur dan kesuburan tanah, sedangkan pupuk anorganik diperlukan untuk meningkatkan jumlah unusr hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Teknologi pemupukan yang digunakan relatif berbeda antara petani jeruk di Gianyar bagian timur (), tengah () dan barat (). Petani di wilayah bagian Timur Kabupaten Gianyar mengutamakan penggunaan pupuk kandang atau kompos. Pada masa awal tanam pupuk yang digunakan adalah kotoran sapi, pada periode berbuah polanya berbeda yaitu 1 kali kotoran sapi dan kemudian 1 kali kotoran ayam (2 kali pemupukan per tahun di awal musim hujan).Pupuk NPK mutiara (15:15:16) digunakan menjelang berbuah. Dosis pupuk kandangyang digunakan adalah 5kg/pohon/ pemupukan, sedangkan dosis NPK yang ditambahkan pada awal pembuahan adalah¼ kg/pohon/pemupukan. Petani jeruk profesional di wilayah tengah Kabupaten Gianyar Tengah menggunakan 5 truk pupuk kandang sapi untuk 250 pohon jeruk yang ditumpangsarikan dengan buncis dan kubis dalam 3 kali periode tanam dan pada selingan keempat adalah cabe besar.Dosis pupuk yang diberikan menjelang pembuahan adalah 12 truk kotoran ayam, 4 truk kotoran sapi, 6 zak ponska, 6 zak mutiara, 20 zak dolomit (5kg/zak). Khusus untuk monokultur jeruk dilakukan 2 kali pemupukan dengan pupuk kandang, 1 kali dengan phonska dan
33
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
mutiara yang dilakukan pada awal musim hujan. Pada musim penghujan yang biasanya jatuh sekitar bulan oktober, jumlah pupuk yang digunakan adalah 8 truk pupuk kandang sapi, 2 truk pupuk kandang ayam, 12 campuran phonska dan mutiara dengan perbandingan 1:1. Pemupukan dengan dosis tersebut dilakukan 2 kali yaitu pada saat buah mulai menguning dan setelah panen. Dengan sistem tersebut produktivitas jeruk dapat dipertahankan sampai melebihi umur tanaman 18 tahun. Petani jeruk di wilayah barat Kabupaten Gianyar, memilih menggunakan pupuk organik dalam usahatani jeruknya. Tanaman jeruk biasanya ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran pada masa awal penanaman bibit jeruk. Pada awal tanam pupuk diberikan untuk tanaman sayuran. Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik dengan dosis 4 gerinding kotoran sapi per pohon dan tanpa menggunakan pupuk kimia. Pada fase pemeliharaan jeruk, pemupukan dilakukan 1 kali/tahun sejumlah 4 gerinding/pohon.Pupuk yang diberikan adalah campuran pupuk kandang sapi dan ayam. Periode pemupukan secara umum disesuaian dengan fase pertumbuhan tanaman. Pemupukan pada tanaman yang belum berbuah dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan dengan dosis setengah dari dosis yang biasa digunakan di atas. Tanaman yang sudah berbuah harus dipupuk tiga kali dalam setahun. Pemupukan pertama dilakukan menjelang pembungaan dengan dosis sebesar 2/5 bagian dari total dosisnya dalam setahun. Pemupukan kedua dilakukan pada saat proses pemasakan buah
34
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
dengan dosis 1/5 dari dosis pupuk dalam setahun. Dosis sebesar 2/5 sisanya diberikan pada setelah panen untuk memulihkan kondisi tanaman. Selain pemupukan untuk tujuan pemeliharaan, dilakukan juga pemupukan untuk memperbaiki kualitas buah. Buah jeruk yang lebih manis dengan kulit yang lebih mulus dapat dihasilkan melalui penggantian urea dengan ZA dan KCl diganti dengan dengan ZK pada periode pemupukan pertama dan kedua. Pada pemupukan ketiga kembali menggunakan urea dan KCl. Cara pemberian pupuk yang dilakukan adalah pada larikan yang dibuat disekeliling batang tanaman. Larikan melingkar dibuat sepanjang jalur bagian tepi kanopi terluar dengan kedalaman sekitar 20 cm. Pupuk kandang dan pupuk kimia disebarkan di dalam larikan dan kemudian segera ditimbun kembali dengan tanah bekas galian larikan (Gambar 21). Segera setelah pemupukan dilakukan penyiraman sehingga pupuk terhidrolisis dengan sempurna dan dapat diserap oleh perakaran tanaman. Pada saat bersamaan dilakukan pemangkasan cabang air.
35
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
232?82:B
Gambar 21. Cara Pemupukan dan Pemangkasan Cabang Air
Pada tahap selanjutnya dilakukan pemangkasan bentuk untuk mengatur sistem percabangan tanaman sehingga lebih kuat dalam menahan beban buah. Pangkas bentuk dan penjarangan buah dilakukan pada saat tanaman menjelang berumur 6 bulan. Cabang terbawah pada ketinggian <0,5 m dari pangkal batang dipangkas dengan menyisakan 3 cabang yang tidak memiliki bentuk Y (Y shape) (Gambar 22).
Gambar 22. Pemangkasan Bentuk
36
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Setelah masing-masing cabang membentuk percabangan baru, dilakukan kembali pemangkasan bentuk. Pada tahap pemangkasan kedua tersebut disisakan masing-masing 3 cabang pada setiap percabangan pertama sehingga terbentuk 9 cabang. Bekas setiap pangkasan kemudian dioleskan dengan larutan fungisida.Pemangkasan bentuk dilakukan untuk menyiapkan batang pohon yang kuat untuk menahan beban buah terutama pada saat panen raya. Bentuk percabangan yang tidak baik seperti terlihat dalam Gambar 23 menyebabkan cabang tanaman patah atau terbelah.
Gambar 23. Contoh Pohon yang Percabangannya Tidak Diatur dengan Baik
37
JENIS HAMA ͳPENYAKIT DAN UPAYA PENGENDALIANNYA
J
eruk seperti juga tanaman budidaya lainnya mempunyai kompleksitas hama dan penyakit penting sebagai faktor pembatas utama pengembangan dan produksinya di lapangan. Walaupun demikian tidak semua jenis hama dan penyakit itu menjadi faktor pembatas utama di setiap wilayah pengembangannya di Kabupaten Gianyar. Ada sejumlah hama dan penyakit penting yang perlu mendapat perhatian serius untuk menjamin keberhasilan produksi tanaman jeruk di setiap wilayah dan musim di Kabupaten Gianyar. Menurut penuturan para petani setempat yang di sampaikan dalam beberapa forum diskusi kelompok terpusat (focus group discussion) dan focus group interview di tiga kecamatan (Payangan, Tegallalang dan Tampaksiring) sejak bulan Juni sampai Juli 2015 menyimpulkan bahwa lalat buah, blendok, mati ranting, daun kuning dan buah kuning separuh adalah permasalahan hama dan penyakit penting untuk ketiga wilayah tersebut. Untuk itu pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan petani selama ini adalah dengan menggunakan pestisida kimia dan perangkap kuning berperekat serta perangkap dengan atraktan petrogenol untuk lalat buah (Gambar 24).
38
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gambar 24. Jenis Bahan yang digunakan Dalam Pengendalian OPT
Secara umum banyak dilaporkan jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk di lapangan. Untuk itu banyak juga teknik pengendalian yang dilakukan seperti yang tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2. Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar dan Cara Penanggulangannya HAMA Kutu Sisik/kutu Perisai (Lepidopsaphes beckii; Unaspis citri)
GEJALA/CIRI-CIRI Daun berwarna kuning, chlorotis, sering gugur. Pada serangan berat mengakibatkan ranting/ cabang mongering,retakretak pada kulit dan buah jatuh.
PENGENDALIAN Cara Biologis: dengan menggunakan agen biologi Aphytis lepidosaphes, Aspidiotiphagus citrinus dan cendawan Fusarium coccophilum Cara kimiawi: dengan menggunakan insektisida selektif.
Ulat Penggerek Buah (Citripestis sagitifella Morre)
terdapatlubang gerekan larva, dan adakalanya tampak ada bekas daging buah yang mengeluarkan blendok, dan kadangkala tertutup oleh kotoran. Bagian buah yang diserang adalah bagian bawah.
Cara Mekanis: pembungkusan buah saat masih muda dan membuang buah yang sudah terserang dengan interval 10 hari kemudian menguburnya. Cara Kimiawi: penyemprotan insektisida methomyl dan methidation pada buah berumur 2-5 hari
39
PROFIL JERUK GIANYAR 2015 Trips (Scirtothrips citri Moulton)
Daun Menebal, kedua sisi melengkung ke atas dan pertumbuhan abnormal. Daun ujung tunas menghitam, kering dan gugur. Meninggalkan bekas coklat keabu-abuan ada buah muda yang terserang
Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Complex)
Terjadi kerusakan pada buah dan mengundang pathogen menginfeksi buah
Tajuk tanaman jangan terlalu rapat sehingga kelembaban udara rendah. Pengurangan penggunaan mulsa atau jerami Penggunaan insektisida yang efektif pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga dan pembentukan buah Pengendalian dilakukan dengan memasang perangkap kuning berperekat, atau perangkap botol yang diberi zat penarik metil eugenol atau buah dibungkus dengan kertas, daun, plastik.
PENYAKIT Busuk Pangkal Batang (Brown Rot Gummosis) Penyebab: Phytophthora spp
Timbulnya getah berwarna gelap/coklat pada kulit batang. Jaringan kayu berubah warna sampai bagian kambium. Kulit batang menjadi cekung dan mengeluarkan blendok sehingga batang membusuk. Kematian tanaman terjadi apabila bercak pada kulit melingkari batang.
40
Penggunaan batang bawah tahan terhadap Phytoptora misalnya Troyer dan Cleopatra Mandarin, Cegah penggenangan air disekitar pangkal batang dengan menjaga drainase tanah agar tetap baik. Atur jarak tanam yang agak renggang Menghindari penempelan yang terlalu rendah dan penanaman terlalu dalam Memoles batang dengan air kapur setinggi 1 m, jika belum terserang membersihkan getah dengan kapur/fungisida sesuai anjuran
PROFIL JERUK GIANYAR 2015 Diplodia (Bark rot/Diplodia Gummosis)
Busuk akar, busuk leher dan mati ranting. -Serangan Diplodia Basah: Tanaman mengeluarkan blendok berwarna kuning emas dari batang atau cabang. Kulit yang terserang dapat sembuh lagi - Serangan Diplodia Kering: Kulit batang yang terserang mongering, terdapat celah kecil pada permukaan kulit dab bagian kulit/batang yang ada dibawahnya berwarna hitam kehijauan
Membersihkan peralatan pertanian yang akan digunakan dengan karbolinium plantarum 8%, Pemeliharaan tanaman dengan baik (drainase, pupuk berimbang, menghindari pelukaan) Penggunaan obat penutup luka seperti karbolinium parafÀn, Eradikasi atau membongkar tanaman sakit. Dianjurkan juga penggunaan Bubur California.
Antraknosa (Anthracnose) Penyebab: Cendawan Colletotrichum
Mati ranting dan bercak pada buah. Gejala mati ujung ranting dimulai dari daun-daun di cabang/ ranting berwarna
- Memperbaiki kondisi tanah, - Sanitasi terhadap bagian atau sisa tanaman yang menjadi sumber infeksi,
Embun/Kapang Jelaga (Downy mildew) Penyebab: Capnodium citrii atau Meliola citricola
Permukaan daun atau ranting muda tertutupi oleh lapisan berwarna putih. Jaringan dibawah lapisan berwarna hijau tua kebasah-basahan. Perkembangan daun terserang mengeriting atau mengalami penyimpangan bentuk, mengering meski tetap melekat pada ranting tanaman
- Sanitasi terhadap tunas atau daun-daun terinfeksi yang tidak produktif, - penghembusan dengan serbuk belerang atau penggunaan fungisida efektif bila dijumpai serangan.
41
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Beberapa indikasi serangan hama tersebut pada tanaman jeruk di Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut :
Gambar25. Gejala Serangan Beberapa Jenis Hama Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar
42
PENGATURAN BUAH, PANEN DAN, PASCA PANEN
Pengaturan Buah
P
engaturan jumlah buah dan waktu pembentukan buah dilakukan melalui manipulasi pembungaan untuk memperpanjang musim panen atau menghasilkan buah jeruk di luar musim. Induksi pembungaan dilakukan melalui 2 cara, yaitu: a.
Pengeringan dan pengairan Sesaat setelah panen raya berakhir, dilakukan pemangkasan pemeliharaan dan pembuangan tunas-tunas muda. Setelah tunas vegetatif yang muncul sesudah pemangkasan berhenti tumbuh, tanaman/kebun dikeringkan (tidak disiram) dan dijaga agar tidak terkena air selama 2 – 3 bulan atau tanaman tampak mulai layu. Pada saat tanaman mulai layu, secepatnya dilakukan penyiraman disertai dengan penambahan pupuk urea (1/4 dosis anjuran). Agar pembentukan bunga segera terjadi, setelah tanaman mengalami perlakuan tersebut segera disemprot dengan KNO3 (Kalium nitrat) dengan konsentrasi 30 gr/l dan bunga akan muncul 1 - 2 bulan kemudian.
43
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
b.
Pemberian ZPT. Penggunaan ZPT dilakukan pada tanaman jeruk yang berada pada kondisi tanah tidak kekurangan air. ZPT yang digunakan adalah paclobutrazol (merek dagangnya Cultar atau Goldstar).ZPT sesuai dosis anjuran (4 – 7 cc/liter air) diberikan 2 – 3 bulan sebelum saat musim bunga dan disiramkan di sekitar akar di sekitar pangkal batang.Semakin besar ukuran tanaman, larutan yang diberikan semakin banyak. Dua bulan setelah itu disemprot KNO3 (Kalium nitrat) dengan konsentrasi 30 gr/l dan bunga akan muncul ± 1 bulan kemudian. Penjarangan buah sebagai salah satu tindakan untuk menjaga kualitas buah jarang dilakukan. Hanya beberapa petani profesional yang menerapkannya untuk mencapai grade buah yang dikehendaki pelanggan tetapnya.
Teknologi Panen Teknologi panen jeruk meliputi beberapa tindakan panen mulai dari penentuan waktu panen, cara panen (petik) dan pengangkutan hasil panen dari kebun ke gudang/bangunan pengumpul. Fase panen yang tepat merupakan hal yang penting untuk mendapatkan buah jeruk berkualitas tinggi. Buah jeruk harus dipanen ketika perkembangan ęsik buah telah mencapai maksimum serta komponen kimiawi penyusunannnya telah terbentuk dengan jumlah yang sudah stabil. Tingkat ketuaan yang tepat dapat ditentukan berdasarkan :
44
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
-
umur buah, penampilanbuah (ukuran, bentuk, warna kulit, duri dan sisik), warna biji, daging buah, tekstur, aroma dan rasanya kandungan kimiawi.
Gambar 26. Demo Cara Panen Buah Jeruk oleh Peneliti Universitas Udayana
Buah jeruk dipetik menggunakan tangan dengan cara tangkai buah dipilin dan diputar (Gambar 26). Buah yang dipetik ditempatkan dalam keranjang dan diangkut menuju tempat penyortiran atau penyimpanan sementara. Penyortiran dilakukan secara manual dengan tangan. Buah dikelaskan dalam grade super, B, C, dan D. Pengkelasan dilakukan berdasarkan ukuran diameter buah, yaitu :
45
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
1. 2. 3. 4.
Kelas super: diameter 7,1 cm (4-6 buah/kg). Kelas B: diameter 6,1–7,0 cm (8-10 buah/kg) Kelas C: diameter 5,1–6,0 cm (12-20 buah/kg) Kelas D: diameter 4,0–5,0 cm (>20 buah/kg)
Pasca Panen Penanganan pasca panen yang dilakukan oleh petani lokal di Kabupaten Gianyar sangat sederhana, yaitu pengemasan buah jeruk ke dalam wadah sesuai dengan target pasarnya. Kemasan jeruk untuk pasar tradisional dan pengepul lokal adalah keranjang dari bilah bambu yang dialasi dengan dedaunan segar. Buah jeruk yang akan dikirimkan antar pulau biasanya dikemas dalam peti kayu (Gambar 14). Bobot bersih maksimum buah jeruk dalam peti kemas dari kayu adalah 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain:nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama pengirim, dan berat bersih.
Gambar 14. Contoh Peti Kemas dan Kemasan Jeruk dalam Peti Kayu yang Digunakan Pengepul Buah Jeruk di Kabupaten Gianyar
46
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Berdasarkan hasil penelitian Januwiata, etal. (2014), konsumen akhir dari produk pertanian jeruk di Kabupaten umumnya ada empat yaitu konsumen lokal (konsumen perorangan) dan tiga konsumen di Pulau Jawa (pasar Jakarta, pasar Solo dan pasar Surabaya). saluran pemasaran jeruk yang digunakan adalah : Petani • Pedagang Pengecer • Konsumen Petani • Pedagang • Pengepul Pedagang Pengecer • Konsumen Petani • Pedagang Pengepul • Pasar Jawa (Jakarta) Petani • Pedagang Pengepul • Pasar (Solo) Petani • Pedagang Pengepul • Pasar (Surabaya)
47
UPAYA PENGEMBANGAN YANG DIPERLUKAN
K
omoditas unggulan jeruk Gianyar sangat potensial dikembangkan. Dalam upaya revitalisasi dan optimalisi usahatai dan bisnis jeruk tersebut diperlukan beberapa langkah-langkah perbaikan. Pertama adalah sosialisasi dan penerapan GoodAgriculturePractices (GAP), Panduan Budidaya Buah yang Benar (PB3) dan SPO (Standar Prosedur Operasional). Kegiatan penyuluhan intensif bertahap dapat dilakukan untuk mengefektiĤan target pertama tersebut. Kegiatan kedua yang diperlukan adalah pengembangan kebun jeruk percontohan di masingmasing sentra produksi jeruk. Kebun percontohan ini merupakan laboratorium lapang dalam penerapan GAP dan SPO, uji coba teknologi baru, wahana penyuluhan, diskusi, pelatihan dan magang. Keberhasilan kebun jeruk percontohan akan menginspirasi dan menyadarkan petani akan pentingnya pengelolaan kebun yang baik, mengasah profesionalisme, dan memotivasi semangat mengembangkan agribisnis buah bermutu. Untuk dapat mencapai target kedua ini diperlukan campur tangan dan
48
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
pembinaan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga terkait, terutama Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), Balai Pengawasan dan Sertiękasi Benih (BPSB), Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu), Loka Penelitian Tanaman Jeruk (Lolit Jeruk – Tlekung), dan Bappeda Provinsi/Kabupaten. Ketiga adalah pengembangan dan sosialisasi Sistem Mutu Buah-buahan dengan penerapan GAP/SPO untuk mendapatkan legalitas/jaminan mutu. Target ini bisa dicapai dengan penyusunan dan pengembangan sistem mutu buah-buahan, penguatan lembaga sertiękasi, sosialisasi sistem mutu, harmonisasi sistem mutu dan pengoptimalan peran Lembaga Seriękasi Sistem Mutu (LSSM) hortikultura. Upaya pengembangan tersebut bermula dari adanya permasalahan utama dalam bentuk rendahnya kualitas dan kuantitas jeruk yang dihasilkan oleh petani masih rendah. Permasalahan tersebut disarikan dalam tabel berikut :
49
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Tabel 3. Permasalahan Produksi dan Mutu Buah Jeruk No
1
Permasalahan
Penyebab
Bekas benturan pada permukaan kulit buah
a. Setelah dipetik buah dilempar langsung ke keranjang yang dilakukan untuk menghemat waktu dan tenaga. b. Penuangan buah jeruk dari keranjang pemetik ke lantai/ box sortasi dari jarak yang terlalu tinggi. Sementara itu lantai tidak dialasi terlebih dahulu. c. Pada saat pengangkutan buah mengalami goncangan dan berbenturan satu sama lain serta berbenturan dengan keranjang/ pengemasnya.
Pencegahan/ Pengendalian a. Hindari menuang buah dari tempat yang terlalu tinggi b. Sebaiknya dasar keranjang diberi alas dan setiap tumpukan jeruk diberi alas
Cara penurunan keranjang dari truk/kendaraan pengangkut yang tidak hati-hati.
50
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
No
Permasalahan
2
Memar buah
Penyebab a. Benturan tingkat lanjut yang lebih keras, misal buah dilempar/jatuh dari jarak yang cukup terlalu tinggi. b. Kemasan tanpa penyekat yang cukup untuk menahan satu sama lain saat terjadi goncangan dalam transportasi. c. Keranjang terlalu penuh, sehingga tumpukan antara keranjang menekan buah. d. Keranjang penuh buah diduduki/diinjak sehingga buah didalamnya tertekan. e. Keranjang dijatuhkan karena terlalu berat.
51
Pencegahan/ Pengendalian a. Hindari menuang buah dari tempat yang terlalu tinggi dari lantai sortasi. b. Sebaiknya dasar keranjang atau kemasan dan setiap tumpukan diberi alas c. Tidak menduduki atau menginjak keranjang jeruk. d. Pengunaan keranjang atau kemasan berukuran yang lebih kecil, misal @ 20 kg dilengkapi dengan penyekat/styrofoam
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
3
Keriput permukaan kulit buah
a. Buah terlalu lama berada di bawah sinar matahari langsung selama di kebun buah atau dalam truk. b. Suhu udara di tempat/gudang penyimpanan terlalu panas menyebabkan penguapan air berlebihan. c. Suhu terlalu tinggi dan RH terlalu rendah pada saat pengangkutan dari sentra/ produsen ke pasar Induk (seperti Kramatjati, Jakarta) yang memakan waktu cukup lama.
52
a. Hindarkan buah dari sinar matahari langsung b. Kondisikan ruang penyimpanan dengan suhu dan RH yang tepat (seharusnya suhu 14 oC dan RH 85%). c. Pemupukan dengan unsur K harus tepat
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Penyebab
Pencegahan/ Pengendalian
No
Permasalahan
4
Ketidakseragaman ukuran
a. Belum dilakukan penjarangan buah di pohon sehingga terjadi persaingan unsur hara dalam jumlah yang cukup. b. Grading tidak konsisten karena pedoman grading hanya berdasarkan perkiraan yang dilihat secara visual saja (cara bisa berbeda). c. Belum diterapkannya grading yang sesuai standar prosedur operasional (SPO) atau yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian.
a. Pemetikan buah menggunakan panen pilih pada tingkat kematangan yang seragam dengan memperhatikan umur buah secara tertib. b. Grading yang konsisten dengan memperhatikan SPO yang diterapkan oleh semua pedagang.
5
Ketidakseragaman bentuk
a. Buah terlalu banyak dalam satu tangkai sehingga berdempetan dan tidak semua buah dapat berkembang dan mencapai bentuk yang optimal. b. Ketidakseragaman varietas jeruk yang ditanam petani dalam satu kebun. c. Ketidakjelasan sumber benih yang digunakan. d. Sengatan tungau dan serangan hama lain.
a. Pemilihan benih sumber yang seragam dan varietas yang jelas. b. Penjarangan/ pengurangan buah dalam satu tangkai. c. Pemupukan lebih tepat.
53
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
6
Kulit buah berwarna hijau
Secara agroklimat untuk memperoleh warna jingga diperlukan thermo period minimal 6 oC yang tidak terdapat secara luas di Indonesia
Ketidakseragaman warna
a. Pemanenan yang tidak memperhitungkan tingkat kematangan buah dan umur buah sejak terbentuknya bunga sehingga tidak seluruh buah mencapai warna kuning yang optimum. b. Pemupukan yang kurang baik terutama kebutuhan unsur mikro. c. Ketidakseragaman varietas jeruk yang ditanam petani dalam satu kebun. d. Pemangkasan pohon yang kurang baik.
;
7
54
a. Pemilihan lokasi yang tepat. b. Penggunaan Ethrel atau suhu dingin
a. Pemetikan buah pada tingkat kematangan yang seragam. b. Pemupukan yang lebih tepat. c. Pemilihan bibit dengan varietas yang jelas. d. Pemangkasan yang baik sehingga seluruh buah terkena sinar matahari.
PROFIL JERUK GIANYAR 2015 8
Rasa segar buah kurang (saat dikonsumsi)
a. Buah yang tidak disimpan dalam ruangan dengan suhu dan RH yang sesuai sehingga memudahkan berkurangnya kadar air buah dan tingkat kesegaran. b. Buah disimpan di gudang dalam suhu rendah dalam waktu yang terlalu lama. c. Buah dipanen pada tingkat kematangan yang tidak tepat sehingga perimbangan PTT (Padatan Terlarut Total) dan AT (Asam Tertitrasi) belum memberikan rasa manis segar.
a. Buah disimpan dalam ruangan dengan suhu dan RH yang sesuai sehingga tingkat kesegaran buah dapat dipertahankan. b. Pemanenan buah pada tingkat kematangan yang seragam.
9
Kemanisan atau keasaman yang beragam.
a. Waktu pemanenan yang terlalu awal sehingga belum optimum tingkat kematangannya yang berimplikasi pada akualitas rasa. b. Petani menjual dengan sistem tebasan sehingga tidak dilakukan petik pilih pada jeruk yang dipanen. c. Pemupukan yang kurang baik terutama kebutuhan unsur mikro (Magnesium) yang mempengaruhi rasa daging buah harus mendapat perhatian.
a. Buah dipanen pada tingkat kematangan yang tepat. b. Perlu pengubahan sistem pemanenan dengan menggunakan alat “hand refraktometer” untuk mengukur o Brix yang tepat. c. Pemupukan yang teratur memperhatikan kebutuhan nutrisi tanaman.
55
PROFIL JERUK GIANYAR 2015 10.
Terbakar Matahari/ Sunburn Permukaan buah tidak mulus banyak bercak kecoklatan bekas terbakar
a. Setelah panen buah berada di bawah kondisi panas dan matahari langsung. b. Transportasi menempuh jarak cukup jauh yang memungkinkan buah berada di bawah kondisi matahari terik dalam waktu lama.
a. Panen dilakukan pagi hari, setelah dipanen buah sebaiknya langsung dibawah ke tempat teduh. b. Transportasi perlu memperhatikan waktu sampai lokasi penjualan (berhubungan dengan
keseimbangan pemberian air dan transpirasi tanaman)
11.
Pecah buah/Skin Splitting Buah terbelah pada bagian kulitnya secara longitudinal sehingga daging buah terlihat dari luar
a. Stress air atau tingkat kelembaban tanah yang berÁuktuasi. b. Penyiraman atau turun hujan secara tiba-tiba pada saat siang hari/matahari terik.
Ketersediaan air harus terjaga. Penyemprotan CaCl2 pada buah.
12.
Embun Jelaga (Capnodium citrii)
Permukaan kulit buah tampak kotor karena lapisan berwarna hitam dan mengotori tangan apabila dipegang. Pada jeruk siam, embun jelaga ini lebih banyak dibanding pada jeruk keprok.
Pengendalian: 1. Mengontrol kutu daun dan kutu putih pada pertanaman 2. Membersihkan buah pada kegiatan pasca panen supaya penampilan buah lebih baik. Pencegahan: 1. sanitasi terhadap daun dan tunas terinfeksi yang tidak produktif 2. Penghembusan tepung belerang 20-30 kg/ha; penyemprotan dengan kapur
56
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Pencegahan/ Pengendalian
No
Permasalahan
Penyebab
13.
Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides)
Buah berpenampilan tidak menarik karena permukaan keras dan kering dan tahap berikutnya buah menjadi lunak atau busuk, bercak-bercak coklat yang lunak sehingga buah tidak menarik.
a. Hindari pemanenan buah saat belum matang b. Penanganan secara hati-hati saat pra panen dan pasca panen c. Pada saat pertengahan menjelang panen hindari pemupukan nitrogen yang berlebihan serta pertahankan kelembaban tanah.
14.
Busuk Pangkal Buah/Centre Rot Disease (Alternaria alternata)
Pelunakan/bercak coklat kehitaman pada bagian pangkal jeruk (bekas tangkai buah) dan menurunkan daya simpan.
a. Hindari pemanenan buah saat belum matang. b. Penanganan secara hati-hati saat pra panen dan pasca panen
15.
Bercak Hitam/Black Spot Disease (Guignardia citricarp)
Pada buah terdapat spot bundar warna hitam dengan diameter 3 mm sehingga memberi kesan tidak higienis
Pengendalian: Aplikasi pestisida hanya efektif pada periode 20 minggu sejak jatuhnya mahkota bunga. Pencegahan: Penggunaan fungisida minimal 16-20 minggu setelah gugurnya mahkota bunga diikuti dengan fungisida eradikasi pada aplikasi kedua.
57
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
No
Permasalahan Kudis/Scab Disease (Elsinoe fawcetii)
16
Penyebab Buah tampak tidak sehat karena pada permukaan terdapat cacat seperti kudis walaupun tidak sampai merusak bagian dalam buah.
Pencegahan/ Pengendalian Pengendalian: Aplikasi pestisida secara tepat Pencegahan:
Penggunaan fungisida secara spesiÀk tidak ada, untuk pencegahan dapat diaplikasikan fungisida yang sama dengan penyakit Black Spot dan melanose 17
Trips (Scirtothrips albomaculatus)
Kulit tidak mulus karena terdapat goresan kering disekitar pangkal buah/bagian lainnya yang terasa kasar apabila dipegang.
Pengendalian: 1. Memonitor perkembangan populasi trips, terutama pada daun/tunas yang baru muncul karena trips menyukai bagian tersebut. 2. Pada bunga jeruk yang baru muncul, trips menyukai bagian mahkota dan calyx. 3. Apabila 5% buah terserang maka dilakukan penyemprotan dengan akarisida.
Selain itu, beberapa permasalahan lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan komoditas jeruk yaitu: 1. Penyediaan benih bermutu masih sangat terbatas. 2. Teknologi budidaya yang benar belum diterapkan oleh petani secara optimal.
58
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
3.
Kelembagaan petani jeruk seperti asosiasi petani belum berfungsi dan lembaga permodalan yang dapat membantu petani belum berperan secara maksimal.
Sementara itu, sejumlah hambatan yang umumnya disebabkan oleh faktor diluar teknologi budidaya dan kemampuan SDM seperti : 1. Penyediaan sarana dan prasarana masih terbatas terutama dalam hal fasilitas irigasi (terutama pada musim kemarau), dan permodalan, 2. Harga jual jeruk sering berĚuktuasi terutama pada saat panen raya dan masih dikuasi oleh tengkulak. 3. Skala usaha masih relatif kecil sebagai akibat dari sempitnya lahan garapan yang dimiliki petani dan keterbatasan modal mengakibatkan usaha tani yang dikelola kurang eęsien. 4. Mahalnya biaya transportasi dari sentra produksi ke sentra pemasaran
59
DAFTAR PUSTAKA
Balitbangtan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian). 2005. Prospoek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk. Badan Litbang Pertanian. Kemeterian Pertanian. BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Gianyar. 2014. Gianyar Dalam Angka. BPS Provinsi Bali.2012. Statistik Hortikultura Provinsi Bali 2012.Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Desa Kerta. 2014. Proęl Desa Kerta 2014. Desa Kerta Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten Garut. 2009. Proęl Jeruk Garut. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten Garut. Jawa Barat. Fasulo, T.R. & Weems, H.H. 2014. Citrus WhiteĚy, Dialeurodes citri (Ashmead)(Insecta: Hemiptera: Aleyrodidae). IFAS Extension University of California.EENY-084.hĴp://edis.ifas.uĚ.edu Hoěmann, H. 2007. Common pests of citrus in home gardens. Garden Notes. Department of Agriculture and Food.Government of Western Australia. Notee: 345; June 2007.
60
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Januwiata, I K., I K. Dunia, dan L. Indrayani.2014. Analisis Saluran Pemasaran Usahatani Jeruk di Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2013. E-journal Undiksa Vol. 4 (1). Kelompok Tani Gunung Mekar. 2015. Proęl Kelompok Tani Gunung Mekar, Banjar Banjar Let, Desa Taro Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Kelompok Tani Sekar Sari.2015. Proęl Kelompok Tani Sekar Sari, Banjar Pisang Kelod Desa Taro Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Kementrian Pertanian. 2012. Jeruk Unggulan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Setiawan, A.I dan Sunarjono,H.. 2003. Jeruk Besar : Pembudidayaan di Pot & di Kebun (Edisi revisi). Penebar Swadaya. Pp 111. Supartha I W., Adnyana, M. Suarna, I W. Dibia, I N. Trigunasih M.dan.Kesumadewi,A.A.I.2013. Pemetaan Potensi Wilayah dan Pengembangan Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar. Udayana University Press.Pp. 184. Supartha I W., Kesumadewi, A.A.I., Suarna, I W. Susila,IW. Suardi, IDPO Dibia, I N. Gunasih,NMT. danGunadi.IGA. 2014. Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura, Kehutanan dan Peternakan secara Terpadu di Kabupaten Gianyar. Swasta Nulus Press. Pp. 180.
61
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
TENTANG PENULIS
Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS., adalah Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, lahir di Gianyar, tanggal 30 Maret 1957. Pendidikan Sarjana Pertanian diselesaikan pada tahun 1984 di Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Sementara Pendidikan Magister Sains diselesaikan pada tahun 1991 dan Pendidikan Doktor pada tahun 1998 di Institute Pertanian Bogor. Guru Besar ini aktif memberikan kuliah di Program S1, S2 dan S3 dalam mata kuliah Metodologi Penelitian, Pengendalian Hama Terpadu, Sistem Peramalan Hama, Pengendalian Hayati, Teknologi Agens Hayati, Kebijakan Perlindungan Tanaman, Tehnologi Senyawa Hayati dan Pertanian Organik. Selain itu juga menyempatkan diri mengikuti beberapa pelatihan, antara lain: Pengendalian Hama Terpadu di Denpasar, Ekologi Populasi, Training of Scientist in Identięcation of
62
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Leafminers and their Parasitoids (ACIAR, Australia, 2001), Training of Scientist in Ecological Investigations and Trial Design (ACIAR, Australia, 2002) dan Training Course in Research Management in Agriculture (ACIAR and University of New England, Australia, 2004). Dosen senior ini pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Udayana (2009-2013), Ketua Dewan Editor Jurnal Agritop yang diterbitkan oleh FP-Unud dan anggota dewan editor beberapa jurnal ilmiah lainnya. Pernah menjadi tenaga ahli Bidang Ekonomi dan Lingkungan (Komisi B) DPRD Provinsi Bali dari tahun 2005-2006, Koordinator tim ahli Pansus otonomi khusus Provinsi Bali dari tahun 2007-2010. Sejak tahun 2009 sampai tahun 2014 menjadi Konsultan Internasional Kementerian Pertanian dan Perikanan Negara Republik Demokrasi Timor Leste. Sejak 2013 sampai saat ini menjadi tim ahli bidang pembangunan di Kabupaten Gianyar. Sebagai seorang peneliti, dosen ini aktif melakukan penelitian di bidang ekologi serangga dan perlindungan tanaman, antara lain PHT Kentang (1984), penggerek batang padi kuning (1992-1994), Liriomyza dan Parasitoidnya (1996-1998), yang dananya bersumber dari Proyek Nasional PHT (1999), ARMP Deptan (2000), ACIAR Australia (2001-2004). Banyak merintis model pengembangan sistem usaha tani dan pendampingan teknologi budidaya dan pengendalian hama terpadu sejak tahun 1999 pada komoditas Kopi Rakyat di PupuanTabanan dan Kintamani-Bangli, Jeruk Besar di Seraya, Salak Bali di Dusun Dukuh, Sibetan Karangasem, Kakao di Tabanan, Badung, Jembrana, Buleleng dan Kentang di
63
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Baturiti-Pancasari, serta di Hatubuilico, Ainaro, Timor Leste. Beberapa hasil penelitiannya dipublikasikan di media massa, jurnal nasional dan internasional, buku dan dipresentasikan secara oral diberbagai pertemuan ilmiah baik nasional maupun internasional.
Ir. Anak Agung Istri Kesumadewi, M.Si merupakan dosen di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Terlahir di Denpasar pada tanggal 23 Desember 1968, dosen ini telah menyelesaikan pendidikan S2 di Institut Pertanian Bogor dengan keahlian di bidang Biologi dan Kesuburan Tanah pada tahun 1999 dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian di Universitas Udayana. Kesumadewi aktif mengikuti beragam program pengembangan ilmu di dalam maupun luar negeri, antara lain adalah pelatihan bahasa Inggris Intensif di UNUD (1993), Short Course on Integrated Pest Management di UNUD (1993), Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pertanian Perkotaan di IPB (2001), dan Education on Scientific Writing for Higher Education Denpasar (2005) yang dilakukan di dalam negeri, sedangkan beberapa pelatihan berikut yang meliputi: Introduction to German Culture and an Intensive German Language Course di Saarbrücken, Scientific Introduction to Industrial Biotechnology di Braunschweigh,
64
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Immobilisation of Biocontrol di Braunschweigh, Technology Transfer di Köln, dan International Management Workshop di Köln, diikuti pada tahun 2002 selama hampir 1 tahun di Jerman. Pengalaman penelitian di luar negeri terakhir yang diikutinya adalah melalui program Sandwich-like di Austria yang dibiayai oleh DIKTI pada tahun 2011. Kesumadewi juga pernah bertugas sebagai Redaksi majalah Agritrop dan saat ini merupakan Alternate Reviewer pada Jurnal Applied Soil Ecology. Selain aktif melakukan penelitian dibidang biologi dan kesuburan tanah, dosen ini juga aktif menyampaikan hasil penelitiannya dalam pertemuan ilmiah terutama yang diselenggarakan oleh PAIR BATAN dan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia.
Prof. Ir I Wayan Susila, MS. Adalah Guru Besar pada bidang Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, lahir di Gianyar (Bali) pada tangal 29 Januari 1954. Pendidikan dasarnya diselesaikan di SD No. 2 Tegallalang (1969) dan SMP No. 1 Tegallalang (1972). Pada tahun 1976 menyelesaikan pendidikan menengah atas di SLUA I Saraswati Denpasar, dan kemudian mendapatkan gelar Sarjana Muda (B.Sc.) di Fakultas Pertanian Universitas Udayana , Denpasar pada tahun 1981. Dan lulus Sarjana Pertanian (Ir) pada Fakultas Pertanian pada tahun 1983.
65
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Gelar Magister Sains di bidanng Entomologi Pertanian diperolehnya pada tahun 1993 di Program Studi Entomologi/Fitopatologi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat. Pelatihan yang pernah diikuti adalah metode mengajar (applied approach method) yang diselenggarakan oleh proyek EAUP-Australia dengan Fakultas Pertanian Universitas Udayana tahun 1994, Short Course on Bioagent and Organic farming system yang diselenggarakan oleh Academic Frontier Research Project, Tokyo University of Agriculture, Tokyo pada tahun 2001. Karirnya sebagai tenaga edukatif dimulai sejak tahun 1987 di Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Selain itu, juga sebagai staf pengajar di Program S2 dan S3 Progran Pascasarjana Universitas Udayana. Mata kuliah yang diampu adalah Pengendalian Hayati, Pengendalian Terpadu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Bioteknologi perlindungan Tanaman, dan Serangga Entomofaga dan Pengendalian Hayati. Selain mengajar juga aktif dalam bidang penelitian dan Pengabdian pada masyarakat. Bidang yang ditekuni adalah Ilmu Hama Tumbuhan khususnya dan Perlindungan Tanaman Umumnya. Dari kegiatan penelitiannya telah dihasilkan puluhan makalah yang sudah diseminarkan dan dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah tingkat Nasional dan Internasional. Dalam bidang pengabdian pada masyarakat adalah aktif membina petani kakao di Bali (2006-2008) khususnya dalam mengendalikan hama dan penyakit kakao. Di bidang organisasi adalah sebagai anggota perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI), dan anggota
66
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
The International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences (ISSAAS). Keterlibatan di organisasi ISSAAS, memberikan banyak kesempatan untuk meneliti dan mempresentasikan hasilnya dalam berbagai Pertemuan Ilmiah Internasional di beberapa Negara. Pada tahun 2000-2003 pernah menjabat sebagai sekretaris Program Ektensi pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana, dan sebagai ketua Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan tahun 20042008. Pada saat ini masih menjabat sebagai sekretaris Laboratorium PHT.
I Gusti Alit Gunadi, lahir di Surabaya 30 Maret 1959. Diangkat menjadi staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Udayana tahun 1986 dan menyelesaikan studi S2 Sub Program Studi Ekologi Tanamandi IPB Bogor pada tahun 1991. Aktif memberikan kuliah S-1 di PS. Agroekoteknologi pada mata kuliah Ekologi Tanaman. Juga aktif membantu memberi beberapa materi kuliah di PS. Agribisnis dan PS. Arsitektur Pertamanan di lingkungan Fakultas Pertanian Unud. Bidang keilmuan yang ditekuni sebagian besar berhubungan dengan lingkungan. Berbagai kursus dan pelatihan yang berkaitan dengan lingkungan telah diikuti seperti Amdal, Pengolahan Limbah Industri, Konservasi Tanah dan Air, Menuju Indonesia Hijau,
67
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Irigasi Tetes. Sejak tahun 1992 berpartisipasi aktif dalam penyusunan Dokumen Lingkungan: AMDAL, UKL/ UPL, SLHD, NKLD, Daya dukung lahan, membantu penyusunan MIH kabupaten se Bali. Berbagai penelitian yang terkait dengan lingkungan hidup berkaitan dengan keanekaragaman hayati telah dilakukan dengan kerjasama pendanaan dari unit pelaksanan teknis di Kabupaten/Kota Propinsi Bali : Daya Dukung Lahan dan Air (Bappeda Prop. Bali), Pemetaan Geograęs Sumber Daya Genetik (Prop. Bali), Inventarisasi subak di kawasan warisan budaya dunia (Dinas Kebudayaan Prop. Bali), Dampak pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan dan budaya subak di Kabupaten Tabanan (BKKBN). Beberapa kegiatan pengabdian masyarakat sebagai pelaksanaan tridarma perguruan tinggi meliputi Pendidikan dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Fermentasi Dari Sampah, Tour Guide Ekotorisme di Kawasan Cagar Budaya Batukaru – Tamblingan Bali, Pelatihan Budidaya Jamur Tiram di Desa Peken Kec. Marga – Tabanan. Kontributor artikel Daya Dukung Lahan dalam “Buku Perubahan Penggunaan Lahan dan Daya Dukung Lingkungan” , Kajian Akademik “Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kab. Badung”. Alamat yang dapat diakses: gunadiya@ gmail.com
68
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si adalah salah satu dosen senior di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang mengawali karier sebagai dosen sejak tahun 1986. Dengan memfokuskan studi pada bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, dosen ini menyelesaikan pendidikan S2 di IPB pada tahun 2002 dan saat ini sedang merampungkan studi S3 di Program Studi Doktor Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana Universitas Udayana. Aktivitas penelitian ilmiah yang dilakukan masih konsisten pada pengembangan pertanian di Bali yang dimulai dari tahap perencanaan produksi di sektor hulu. Berikut adalah penelitian dalam 5 tahun terakhir yang dilakukannya melalui pembiayaan institusi maupun kerjasama dengan instansi pemerintah daerah dan pusat : Pengkajian Lembaga Research and Development Sektor Pertanian Provinsi Bali tahun 2010. (Kerjasama Pemerintah Provinsi Bali dengan Lembaga Penelitian Universitas Udayana), Evaluasi Program LM3 di Wilayah Propinsi Bali tahun 2011 (Kerjasama LPPM Unud dengan Ditjen P2HP Kementerian Pertanian Republik Indonesia), Evaluasi Program LM3 di Wilayah Propinsi Bali tahun 2012 (Kerjasama LPPM Unud dengan Ditjen P2HP Kementerian Pertanian Republik Indonesia), Penyusunan Road Map Peningkatan Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Bali tahun
69
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
2012 (Kerjasama LPPM Unud dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali), Survei Lokasi, Komoditas, dan Pembentukan Kawasan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (KP3HP) di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali tahun 2013 (Kerjasama LPPM Unud dengan Ditjen P2HP Kementerian Pertanian Republik Indonesia), Penyusunan Naskah Akademik Raperda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi Bali tahun 2013 (Kerjasama LPPM Unud dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali), Peran Sumberdaya Komunikasi Penyuluhan terhadap Keberhasilan Program Sistem Pertanian Terintegrasi di Provinsi Bali tahun 2013 (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Dibiayai dari dana BOPTN Universitas Udayana Tahun 2013), Model Manajemen Sumberdaya Komunikasi Penyuluhan dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian: Kasus Program Sistem Pertanian Terintegrasi di Provinsi Bali tahun 2014 (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Dibiayai dari dana PNBP Universitas Udayana Tahun 2014), dan Studi Evaluasi Pelaksanaan Akselerasi Peningkatan Ekspor Komoditas Perkebunan (Kopi Arabika dan Jambu Mete) di Provinsi Bali tahun 2014 (Kerjasama Dinas Perkebunan Provinsi Bali dengan LPPM Universitas Udayana). Sosialisasi hasil penelitian dilakukan oleh Oka Suardi dengan menerbitkannya pada jurnal SOCA dan dwijenAGRO serta dipresentasikan dalam beberapa forum ilmiah tingkat nasional. Pengembangan kompetensi diri dilakukan oleh Oka Suardi melalui beberapa training terutama Training of Trainers yang kemudian sangat menunjang
70
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
peranannya sebagai pemangku jabatan structural di Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Berikut adalah beberapa jabatan yang pernah dipegang oleh Oka Suardi : Sekretaris Laboratorium Penyuluhan dan Komunikasi, Jurusan Sosek, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana (1995 – 2000); Sekretaris Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Udayana (2004 – 2008); Sekretaris Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana, Universitas Udayana (2010 – 2014); Anggota Senat Fakultas Pertanian Universitas Udayana periode (2012-2015); Ketua Unit Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Universitas Udayana (2013 – sampai sekarang); dan Ketua Konsentrasi Pengembangan Masyarakat, Program Studi Agribisnis, Frakultas Pertanian, Universitas Udayana (2014 – sampai sekarang). Dengan berbekal pengalaman keilmuan dan soft skill penunjang yang relevan, Oka suardi telah sukses menjalankan fungsi konsultasi di level Nasional maupun internasional sejak tahun 2009.
71
PROFIL JERUK GIANYAR 2015
72