PROFESIONALISME TUTOR KELOMPOK BERMAIN DI PROVINSI GORONTALO Ummyssalam A.T.A Duludu Dosen Universitas Negeri Gorontalo
Abstract : This research starting from problematic of how to handle of age child early (0-6 thn). Educator existence/ tutor Paud in activiy of child education at group play at to own the important role, in this case a child initially get the knowledge intrinsically from educator energi/tutor, because all tutor have to own the knowledge and able to comprehend the child growth and also emotion intelligence. From simple statement lifted two fundamental problems 1) how of picture all tutor play group in Province Gorontalo 2) What qualification, interest of tutor PAUD about theory of growth of child and emotion intelligence have an effect on to effectiveness of management of group study play at. Optimally the target attainment data obtained in this research obtained by 1) interview 2) observation. Data obtaiofned to be analyzed qualitative and quantitative by descriptive modestly. Result ot the approach and research obtained by picture about the following object research : Basically qualifications of group tutor play at during the time Still under optimal level. This matter during because of several things for example 1) All group tutor play at the mean own the education storey, level SLTA, 2) Tutor interest about theory of growth of child and emotion intelligence still lower this matter is caused all tutor not yet owned the knowledge about cognate growth, emotional growth social and moral grow th, 3) Effectiveness of management of stud y of group playing not yet optimal, though third the component very having an effect on to professionalisme of group tutor play at expected to the make-up of quality PAUD. Key words: Professionalisme, play group A. Pendahuluan Keberadaan pendidik PAUD dalam kegiatan pendidikan anak pada kelompok bermain memiliki peran penting, dalam hal ini seorang anak awalnya mendapat pengetahuan secara intrinsic dari tenaga pendidik, sehingga dalam pengetahuan tersebut mampu memahami apa yang ada disekelilingnya. Dalam takaran konseptual, pendidik PAUD memiliki peran sangat besar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikn bersert a anak didik Beberapa peneli ti m engemukakan 187
bahwa s alah satu fact or keberhasilan dalam pendidikan anak usia dini dipengaruhi adanya peran pendidik PAUD sehingga dapat meningkatkan pengetahuan perilaku dan ketrampilan yang dimiliki. Peran pendidik PAUD terhadap pendidikan anak usia dini merupakan modal dasar utama guna menuju pencapaian hasil belajar yang baik. Dengan demikian anak yang belajar dengan giat pada kelompok bermain sangat memerlukan motivasi tenaga pendidik. Peran pendidik PAUD dalam aktivitas belajar pada kelompok bermain merupakan kondisi yang sangat mendasar bagi usia dini dalam aktivitas belajar, oleh karena itu untuk mendukung peran pendidik PAUD dalam Profesionalisme pembelajaran PAUD merupakan suatu kondisi yang relative menetap dalam diri setiap pendidik Di Gorontalo program pendidikan anak usia dini yang selama ini terselenggara baru pada tar af layanan pendidikan dalam bentuk kelompok bermain. Kelompok Bemain adalah salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia 3 -6 thn yang berfungsi untuk membantu melet akan dasar -dasar kearah perkem bangan sikap, pengetahuan dan keterampilan diperlukan bagi anak usia dini dalam menyelesaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembagan selanjutnya, sehingga siap memasuki sekolah dasar (Dit.PAUD,2002:3). Pendidikan anak usia dini mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan pendidikan jenis lain. Perangkat dan pen gelolaan pembela aran pendidikan anak usia dini didasarkan pada: 1) Pendidikan bagi anak usia dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh. 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila anak jarang disen tuh, perkembangan otaknya 20-30% lebih kecil dari ukuran normal anak seusiannya. 3) Dengan pendidikan anak usia dini berarti mempersiapkan anak memasuki era kemampuan berfikir yang hampir sempurna pada saat anak tersebut berusia 8 tahun. 4) Pada usia pra sekolah perkembangan motorik, kognitif, bahasa, social emosional. dan perkembangan moral anak perlu dikembangkan secara optimal. 5) Menurut teori psikologi perkembangan dan hasil penelitian para ahli bahwa pada usia kelompok bermain, secara umum anak menunjukkan beberapa perilaku seperti : lekat dengan ibu, belajar model, pembangkan, kecenderungan bermain, perkembangan berbahasa yang optimal. Berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan maka untuk mejadi tenaga pendidika (tutor) pada kelompok bermain perlu memiliki kemampuan terutama yang erat kaitannya dengan mengelola pembelajaran anak. Kemampuan tersebut perlu didukung oleh : 188
1. Kualifikasi yang dipersyaratkan. 2. Pengetahuan yang luas tentang perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosio emosi, dan perkenbangan moral. 3. Tingkat kecerdasan emosional yang optimal. Sesuai pengamatan penulis terhadap kelompok-kelompok bermain yang tersebar di Provinsi Gorontalo, Tutor (pendidik) PAUD yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan masih sangat langka. Artinya, segi kualifikasi, jumlah tutor dengan latar belakang pendidikan khusus PAUD masih sangat sedikit. Sebagian besar para tutor memiliki latar belakang pendidikan dari berbagai disiplin ilmu, bahkan tutor PAUD hanya bekal ijazah SMA. Tentang kompetensi, tutor yang pernah mengikuti pelatihan "tutor PAUD" juga masih sangat sedikit. Para tutor mengasuh anak didiknya sering hanya didasarkan pada naluri guru dengan metode "trial and error" oleh karena minimnya panduan tantang pengelolaan pembelajaran PAUD. Sehingga tutor mengalami kesulitan dalam merancang program pembelajaran. Apabila hal ini kurang mendapat perhatian yang serius maka dikuatirkan akan berdampak negatif pada perkembangan anak usia dini di Gorontalo yang dalam jangka panjang mengancam kualitas sumber daya manusia di Provinsi Gorontalo. Selain itu mengingat PAUD lebih , berorientasi pada pendidikan anak dengan segala keunikannya. Untuk itu sangat diperlukan tutor dengan stabilitas emosi yang memadai. Selama ini pengetahuan tentang kecerdasan emosi belum tersosialisasi seperti halnya kecerdasan intelektual. Secara umum perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi ilmu pendidikan belum mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti kuliah khusus tentang kecerdasan emosional. Selain itu tes emosi bagi pendidik / tutor pada dasarnya jarang dilakukan. Padahal dalam kelompok bermain (play group) stabilitas emosi para tutor ikut berpengaruh terhadap pengelolaan pembelajaran. Berdasarkan fenomena fenomena tersebut untuk mendukung upaya keberhasilan program PAUD di Prov insi Gorontalo perlu diadakan studi yang intensif seberapa jauh pengaruh faktor kualifikasi, kom pet ensi , dan kecerdasan emosi onal t ut or t erhadap efekt ivit as dan efisi ensi pengelolaan pembelajaran PAUD dalam hal ini kelompok bermain. B. Profesionalisme Tenaga Pendidik Profesionalisme secara terminologi diartikan sebagai sifat profesional, sedangkan profesional itu sendiri diartikan sebagai orang yang mampu mempunyai keahlian. Istilah profesional diartikan Vocation an wich profesional knowledge of some departme n a learning science is used in its application of the other or in the practice of art _found it 189
(Usman, 2001:14). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Sudjana, 1998). Dari uraian diatas nampak bahwa profesionalisme mencakup aspek kualitas dan kompetensi. Kualitas dan kompetensi merupakan aspek profesionalisme yang harus dimiliki oleh seorang tutor. Kualifikasi didefinisikan sebagai suatu kecakapan. Adapun indikator yang dipakai untuk menentukan kecakapan seseorang adalah sertifikasi (ijazah) yang sesuai dengan kewenangan mengajar, selain sehat jasmani dan rohani, serta yang sesuai memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Pendidik untuk pendidikan formal untuk jenjang pendidikan usia d i ni, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. Hal ini sesuai dengan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Dari berbagai aspek, tingkat pendidikan selalu dijadikan persyaratan. Dengan adanya persyaratan ini tidak jarang adanya pemalsuan ijazah yang selama ini marak terdengar. Bagi seorang tutor PAUD tingkat kualifikasi minimal yang dipersyaratkan dalam Standar Nasional pendidikan adalah berijazah D-IV atau S-1 (PP No. 19 tahun 2005). Selanjutnya tingkat kualifikasi tersebut yang akan dijadikan jadikan dasar untuk pemberian sertifikasi di samping uji kompetensi. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai kondisi yang diharapkan. The state of legally competent or qualified (Mc. Leod. 1989). Dari pen ge rt i an di at as dapat l ah di si m pul kan bahwa kom pet ens i adal a h kemampuan pendidik (tutor) dala m melaksanakan kewajiban -kewajiban secara bertanggung jawab. Kompetensi diartikan dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Adapun dari arti lain dar kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap rutin lain yang dimiliki seseorang serta penerapannya dalam pekerjaan sesuai standar kinerja yang seseorang diri yang dibutuhkan dilapangan. Dengan demikian kompetensi yang dimiliki tutor menunjukkan pengusaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai tutor. Kompetensi tutor yang dipersyartkan kepada seseorang tutor sesuai standar nasional pendidikan (PP No. 19 tahun 2005 pasal 28) adalah : 1. Kompet ensi pedagogi c, m engac u pada kemampuan tutor untuk megelol a pembelaj aran . Penguasaan metode, pendekatan pembelajaran, 190
strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, pemanfaatan media pembelajaran dan kemampuan dalam mengevaluasi siswa. 2. Kompetensi kepribadian, menyangkut moral, sikap perilaku, serta aspek lain yang ada hubungannya dengan pribadi guru ataupun tutor. Kompetensi ini sangat penting karena tutor sebagai teladan dan panutan harus dapat menunjukkan kepribadian yang terpujim 3. Kompetensi profesional, iebih menekankan kemampuan tutor dalam mengusai secara baik materi pembelajaran yang diajarkan. Tanpa penguasaan yang baik, maka seorang tutor tidak akan dapat mentransfer materi dengan baik, sehingga sulit untuk dapat mengharapkan prestasi maksimal dari siswa. 4. Kompetensi sosial, kemampuan tutor untuk berkomunikasi dengan masyarakat disekitarnya termasuk orang tua siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan anak. Tanpa dukungan masyarakat maka pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pendidik PAUD adalah seorang yang berstatus sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertugas secara fungsional dan profesional dalam memberikan layanan pendidikan anak usia dini. Mulyasa (2006;37) juga mengemukakan bahwa peran seorang pendidik memiliki peran sebagai tokoh, panutan, dan identivikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, pendidik harus memiliki standar kualitas peran pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, kewibawaan, kemandirian, dan disiplinan. Berk ena an dengan kewi bawaan, pen di di k harus m e m i li ki kel ebi han dal am merealisasikan nilai spritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan bidang yang dikembagkan karena pendidik sebagai uju ng tombak yang berada p a d a g a r i s t e r d e p a n ya n g l a n gs u n g b e r h a d a p a n d e n g a n s i s w a m e l a l u i k e g i a t a n pembelajaran dikelas ataupun diluar kelas. Pendidik juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independen) terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran, pembentukan, kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi pes ert a didik, dan li ngkungan. P endi di k harus mampu berti ndak dan m engam bi l keputusan secara tepat, tepat waktu, tepat sasaran terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah. K e m a n d i r i a n ya n g d i g a m b a r k a n d e n g a n s u a t u p e r a s a a n s e h a t m e n g e n a i kompetensi, kebebasan, dan kepercayaan diri, dihasilkan melalui lintasan dengan sukses, melewati tingkat perkembangan kepribadian. Ciri yang menonjol dari konsep ini adalah kategori untuk berusaha agar dapat menguasai fingkungannya, tendensi untuk bersikap bebas dan rasional. Kemandirian juga menunjuk pada adanya suatu kegunaan pada diri seseorang untuk dikontrol oleh orang lain. 191
Kemandirian merupakan gambaran aktivitas seorang yang mandiri adalah dengan karakteristik yaitu : a. Secara fisik dapat bekerja sendiri. b. Secara mental dapat berfikir sendiri, dapat berpindah dari satu abstrak ketingkat yang lain. c. Dapat berfikir secara kreatif dan analisis, dapat mengapresikan gagasan dengan caracara yang dapat dimengerti. d. Secara emosional akan diabsahkan dari dalam diri sendiri, akan diarahkan oleh diri sendiri. Berangkat dari pemahaman tersebut maka pendidik dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas belajar para siswa dalam bentuk kegiatan belajar yang dapat menghasilkan generasi yang mandiri, pelajar yang efektif dan pelajar yang produktif. Dalam hubungan ini, pendidik PAUD memegang peranan yang amat penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang sebaik-baiknya, terutama dalam membentuk budi pekerti dalam hal ini sikap clan perilaku peserta didik pada kegiatan pembelajaran di PAUD. Senada dengan pendapat diatas Tahir (2003;34) menjeslakan bahwa pendidik yang memiliki peran yang baik untuk melaksanakan pembelajaran pada program di PAUD diindikasikan antara lain yaitu adanya keterlibatan emosional dalam kegiatan belajar anak didik, sehingga anak didik memiliki ilmu pengetahuan, perbuatan, dan pengalaman. Selain itu, pendidik yan g senantiasa memotivasi anak didik memiliki perhatian yang baik terhadap kegiatan pendidikan sehingga materi yang dipelajari oleh anak didik dapat dipahami dengan baik. Masalah perkembangan (developmental) merupakan bagian dari ilmu psikologi yang menitik beratkan pada pemahaman proses-proses dasar serta dinamika perilaku manusia dalam berbagai tahapan kehidupan. Cakupan dari psikologi perkembangan ini adalah masalah pertumbuhan dan kematangan individu baik segi kognitif, emosi maupun struktur kepribadiannya. Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Didalam istilah perkembangan yang juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian. Sebagai refleksi kompetensi pedagogik dari tutor PAUD maka diperlukan memahami aspek perkembangan psikis dalam diri anak. Aspek-aspek berkembangan dalam diri anak meliputi perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial serta perkembangan moral. 192
1. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik tidak saja mencakup berjalan, melompat, naik sepeda roda tiga, mendorong, menarik, memutar dan berbagai aktivitas koordinasi matatangan, namun juga melibatkan hal-hal seperti menggambar, mengecat, mencoret dan kegiatan lain. berkembang Keterampilan motorik pesat pada usia dini. 2 . P e r k e m b a n g a n K o g n i t i f Menurut Gunarsa tahun 1981 : Kognis mencakup aspek-aspek struktur Kognis intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu. Den gan demikian kognisi adalah fungsi mental yang meliputi : persepsi, pikiran, symbol, penalaran, dan pemecahan masalah (Dewi, 2005 ; 11) 3 . Perkembangan Bahasa Bahasa diartikan sebagai suatu simbol dan urutan kata -kata yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang bersifat infinitife (tak terbatas), generativiti (berlaku umum), dan sesuai sistem aturan yang berlaku. Perkembangan bahasa anak dibagi dalam fase pre linguistic. Fase pra linguistic adalah fase perkembangan bahasa anak usia 0 -1 tahun yaitu mulai sejak tangisan pertama sampai anak selesai dengan fase mengoceh. Selanjutnya fase linguistic sejak anak berusia satu tahun sampai dengan lima tahun, yaitu dari mengucapkan kata-kata pertama sampai ia dapat berbicara dengan lancar. 4 . Perkembangan Sosial-Emosional Perkembangan sosial adalah perolehan kemampuan perilaku yan g sesuai dengan tuntutan sosial. Hal ini dapat dilihat dari proses kemampuan anak untuk bergaul dengan orang -orang disekitarnya. Menurut Hurlock (Dewa, 2005 : 18) perkembangan sosial merupakan proses belajar menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok dan adat kebiasaan, belajar bekerj'asama, saling, berhubungan dan merasa bersatu dengan orang-orang disekitarnya. 5 . Perkembangan Moral Moral berasal dari kata "mores" yang berarti tata cara kebiasan dan adat. Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Perilaku tak bermoral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, melainkan ketidak setujuan dengan standar sosial atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri. Perilaku amoral lebih disebabkan ketidak acuan terhadap kelompok sosial dari pada pelanggaran sengaja terhadap standar kelomnpok. Perilaku anak kecil lebih pada Kecerdasan Emosional. Pada dasarnya setiap individu mempunyai emosi Emosi meliputi tindakan manusia yang erat kaitannya dengan perasaan. 193
Dalam beberapa pengalaman adanya emosi yang dimiliki manusia telah banyak memberikan dampak yang kurang menguntungkan. Perasaan marah, takut, cemas, frustasi, mudah tersinggung, merupakan contoh aspek yang membawa konsekuensi tidak diharapkan. Kecerdasan emosioal (Emotional Intelegence) adalah suatu dimensi kemampuan manusia yang aktualisasinya ditentukan oleh kualitas dan insensitas dari interksinya dengan pengal am an sosi al . Menurut S upri adi (1997: 10) dikemukakan bahwa : "Kecerdasan emosional adalah suatu dimensi kemampuan manusia berupa keterampilan emosional dan sosial yang kemudian berbentuk karakter. Didalamnya terkandung kemampuan mengendalikan diri, simpati, motivasi, semangat, kesabaran, ketekunan, dan keterampilan sosial. C. Metode Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Gorontalo den gan pertimbangan bahwa setiap Kabupaten dan Kota bahkan setiap, Kecamatan terdapat program PAUD dan kelompok bermain yang memiliki tutor PAUD / kelompok bermain namun sebagian belum memenuhi kualifikasi akademik sebagai pendidik PAUD yang profesional. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneiiti semua elemen yang ada dalam wil ayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto 2002 : 108). Dalam kaitan dengan penelitian ini, maka yang . menjadi populasi hadala para tutor PAUD / kelompok bermain yang ada di Provinsi Gorontalo yang berjumlah 250 orang.Adapun populasi tutor PAUD / kelompok bermain yang ada di Provinsi Gorontalo. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel bertujuan atau purposive sampel. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, rondom atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang lebih besar dan jauh. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik ini cukup baik, karena peneliti menentukan sendiri objeknya atau sesuai dengan pertimbangan sehingga dapat mewakili populasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari a. Data primer yaitu berupa data yang diperoleh langsung dilapangan dengan menggunakan teknik wawancara dan angket terhadap informan. b. Data sekunder, umumnya berupa data-data normatif yaitu data yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan dan sumber lain yang 194
mempunyai relevansi dengan penelitian ini. Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner, untuk mengungkapkan data mengenai tingkat kualifikasi pengetahuan tentang perkembangan fisik dan psikis anak, dan kecerdasan emosi. pengamatan, digunakan mengungkapkan Lembar pengamatan, digunakan untuk nengungkapkan gambaran tentang pengelolaan pembelajaran. Kepustakaan, digunakan untuk mendalami dan mengungkapkan konsep konsep para ahli yang berhubungan dengan permasalahan serta faktor-faktor pendukungnya. Dalam menganalisa hasil penelitian, maka peneliti menggunakan metode deskriptif dengan analisa kualitatif dan kuantitatif sederhana dengan rumus prosentase berdasarkan tabel, kemudian dijelaskan sesuai dengan maksud data tersebut untuk mengetahui jawaban responden pada masing-masing variabel. D. Kualifikasi Tutor PAUD / Kelompok Bermain Tutor pada kelompok bermain memiliki kualifikasi akademik minimun Sarjana (S-1) atau Diploma empat (D-IV) dalam bidan g pendidikan anak usia dini atau psikologi pendidikan yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Standar antara kualifikasi akademik tutor kelompok bermain adalah Pendidikan SMA / MA atau sedrajat dan memiliki sertifikat pelatihan tutor PAUD. Adapun komposisi profesional tutor PAUD : (1) Menguasai substansi aspek-aspek perkembangan anak, (2) Menguasai konsep dan teori perkembangan anak yang menaungi bidang-bidang pengembangan, (3) Mengintegrasikan berbagai bidang pengembangan, (4) Mengaitkan pengembangan bidang pengembangan de ngan kehidupan sehari -hari, (5) Memanfaatkan teknologi bidang pengembangan dengan teknologi dan komunikasi untuk pengembangan diri profesi. Sedangkan kompetensi kepribadian yaitu : (1) Menampilkan sebagai pribadi yang jujur, mantap, stabil, dewasa, berwibawa serta arif dan bijaksana. (2) Berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat sekitar. (3) Memiliki jiwa, sikap, dan perilaku demokratis. (4) Memiliki sikap dan komitmen terhadap profesi serta menjunjung kode etik pendidik. Adapun kompetensi sosial yang dimaksud adalah : (1) Bersikap terbuka, obyektif dan tidak deskriminatif. (2) Berkomunikasi dan bergaul secara efektif dan santun dengan peserta didik. (3) Berkomunikasi dan bergau secara kolegian dan santun dengan sesama dengan dan tenaga kependidikan. (4) Berkomunikasi secara empatik dan santun dengan orang tua / wali peserta didik serta masyarakat sekitar. (5) Beradapatasi dengan kondisi sosial budaya setempat. (6) Bekerja sama secaa efektif dengan peserta didik, 195
sesama tutor dan tenaga kependidikan, serta masyarakat sekitar. Kemampuan Memahami Perkembangan Anak (fisik dan psikis) Perkembangan fisik ditujukan agar badan anak tumbuh dengan baik sehingga jasmaninya sehat dan kuat. Perkembangan fisik ditujukan untuk mengembangkan lima aspek yang meliputi : (1) Kekuatan (strenght), (2) Ketahanan (endurance), (3) Kecepatan (speed). (4) Kecekatan (agility). dan (5) Keseimbangan (balance). Dengan jasmani yang sehat diharapkan diperoleh jiwa yang sehat pula, sebagaimana dikatakan bahwa dalam sebagaimana diperlukan sehat terdapat jiwa yang sehat. Agar tubuh anak tumbuh secara optimalan makanan yang bergizi simbang, kesehatan yang prima lingkungan yang bersih. serta olah raga. Kurikulum Pembelajaran Kelompok Bermain Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Model kurikulum kelompok bermain aak usia 4-5 tahun yakni model penanaman budi pekerti bagi peserta didik kelompok bermain. Budi pekerti merupakan perilaku kehidupan sehari-hari dalam bergaul, berkomunikasi maupun berinteraksi antara sesama manusia atau dengan penciptaannya. Budi pekerti hendaknya ditanamkan sejak dini, termasuk pada saat anak memasuki pendidikan awal, karena pada usia ini merupakan masa terpenting bagi pengembangan intelegensi permanen pada diri anak. Tujuan model penanaman budi pekerti bagi peserta didik kelompok bermain adalah sebagai pandua atau acuan bagi pendidik PAUD, khususnya pendidik kelompok bermain dan orang tua dalam mengerjanakan dan menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang orang mengerjakan dengan baik pada anak melalui pembiasaan perilaku kahidupan sehari hari. Adapun sasaran pengguna model adalah pendidik dan tenaga kependidikan / tutor kelompok bermain, pendidik dan tenaga kependidikan PAUD.lainnya, lembaga penylenggaraan PAUD, serta orang tua yang memiliki anak usia dini. E. Simpulan 1. Hasil temuan dan wawancara yang dilakukan dengan para t utor kelompok bermain menunjukkan bahwa sebagian besar tutor sudah pernah mengikuti pelatihan pendidik PAUD yang dilaksanakan pada tingkat Kabupaten dan Provinsi bahkan ada beberapa orang yang sudah pernah studi banding / mengikuti magang. 2. Kualifikasi / tingkat pendidikan tutor kelompok bermain lulusan SMA, 196
tetapi pada umumnya melanjutkan kuliah ke S I -Jurusan PAUD. Ti ngkat pendi di kan / pel ati han yang di akui para t ut or kel om pok berm ain berpengaruh terhadap kualifikasi dan kompetensi tutor, demikian pula pengetahuan tentang teori perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA Dewi, R. (2005). Berbagai masalah Anak Taman Kanak-kanak. Depdiknas. Jakarta. (2004) Buletin PAUD Modul Sosialisi "Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini ". Jakarta Depdiknas. Reni Akbar-Hawardi.2001.Psikologi Perkembangan Anak Mengenal sifat, Bakat dan Kemampuan Anak. Grasindo.Penerbit PT .Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta. Suharsimi Arikunto(1989) Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Penerbit. PT Bina Aksara. Jakarta Supriadi, D. (1997). Dari IQ dan CQ ke EQ ' Persfektif Baru Pendidikan. Majalah Key Note Speaker. Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP Bandung. Theo Riyanto FIC. (2004) Pendidikan Pada Usia Dini Tuntunan Psikologis dan Pedagogis bagi pendidik dan Orang Tua.Grasindo. Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Usman, U. (2001). Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya : Bandung.
197
PETUNJUK PENULISAN NASKAH
198