MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MEMBACA BALOK NOT PADA PEMBELAJARAN SBK MELALUI METODE LATIHAN DI KELAS V SDN I ULAPATO B KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO H. Haris Mahmud Dosen Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Kurangnya pemahaman siswa SD tentang membaca balok not merupakan merupakan permasalahan yang sering dihadapi guru SBK. Sehingga dalam penelitian ini peneliti mengangkat permasalahan: Apakah dengan menggunakan metode latihan pemahaman siswa tentang membaca balok not dapat ditingkatkan. Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang membaca balok not pada pembelajaran SBK melalui metode latihan. Sementara teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, dimana tindakan penelitian dihentikan jika telah tercapai kriteria ketuntasan belajar sebesar 80% dari jumlah keseluruhan subyek penelitian dengan rata-rata skor di atas 65. Subyek dalam penelitian berjumlah 24 siswa kelas V SDN 1 Ulapato Kecamatan Telaga Biru. Hasil belajar siswa diukur berdasarkan kriteria ketuntasan belajar perorangan. Penelitian tindakan kelas berhasil dilakukan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa perolehan data pada siklus 1 tentang pamahaman siswa membaca balok not yang memperoleh nilai di atas 65 sebanyak 13 orang dengan prosentase sebesar 54,1% dari jumlah siswa sebanyak 24 orang yang tuntas belajar. Sedangkan 11 orang siswa atau 45% yang belum tuntas. Pada siklus II hasil belajar siswa yang mengalami ketuntasan sebanyak 21 orang atau sebesar 87,5%, sementara yang belum mengalami ketuntasan belajar hanya berkisar 12,5% atau 3 orang dari jumlah siswa 24 orang. Hasil ini melebihi target indikator keberhasilan sebesar 87.5 % dari jumlah siswa sebanyak 24 orang. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa dengan menggunakan metode latihan pada materi membaca balok not dalam pembelajaran SBK telah meningkatkan pemahaman siswa. Penelitian ini diharapkan penelitian ini ditindak lanjuti guna memperoleh hasil yang lebih mendalam untuk lingkup penelitian yang sama. Kata kunci: Pemahaman, Balok not, metode latihan.. I.
PENDAHULUAN Pakar pendidikan berpendapat bahwa musik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan anak. Bila anak terlibat dalam musik, selain dapat mengembangkan kreatifitas mereka, musik juga dapat membantu perkembangan individu anak, mengembangkan sensitivitas anak, membangun rasa keindahan anak, membuat anak dapat mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan pada anak sejarah budaya bangsa. Dengan demikian kesadaran akan pentingnya pendidikan terutama bagi anak usia sekolah terus ditingkatkan, baik pada jenjang sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi, melalui inovasi pembelajaran yang diyakini sesuai dengan karakteristik siswa maupun lingkungan sekolahnya. Berdasarkan pengamatan mengenai proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas V SDN I Ulapato B Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, guru masih berorientasi pada siswa yang dijadikan objek bukan sebagai subjek dalam pembelajaran. Sehingga guru dalam proses ini mendominasi aktivitas belajar sedangkan siswa hanya menerima informasi dari guru secara pasif. Keterlibatan siswa dalam proses belajar hanya sekadar mendengarkan dan bertanya apabila tulisan atau suara guru kurang terdengar, tanpa dapat dengan aktif ikut mengembangkan materi yang didapatnya di sekolah dan menghubungkan materi tersebut dengan kejadian yang dialami sehari – hari. Hal ini seringkali terjadi pada proses pembelajaran materi Seni Budaya dan Keterampilan. Guru mengajarkan materi dengan metode yang monoton, tanpa alat peraga, dan berkesan sangat membosankan sehingga siswa tidak tertarik untuk memperhatikannya. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.
II. KAJIAN TEORETIS a. Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dari suatu kehidupan manusia dalam usahanya mengembangkan hidup dan mempertahankan diri dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dean bernegara. Jadi proses belajar itu dilakukuan baik sadar maupun tidak sadar. Hal disebabkan karena adanya kemajuan IPTEK pada berbagai segi kehidupan manusia (Catharina Tri Anni, 2004:2). Belajar adalah suatu proses perubahan individu yang akan membawa peubahan yang lebih baik bagi individu tersebut. Proses belajar dapat diartikan kegiatan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, setelah mengalami proses belajar akan mendapatkan perubahan tinngkah laku dan cara berfikir menjadi lebih baik (Sumantri, 2001:15). Dalam memperoleh hasil belajar yang menyangkut perubahan, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik terdapat beberapa faktor yang mempenga-ruhinya antara lain: 1) Faktor yang mempengaruhi dari dalam antara lain: a. Kecerdasan b. Kesiapan anak dalam belajar c. Kemauan belajar 2) Faktor yang berasal dari luar individu antara lain: a. Materi Pelajaran b. Metode mengajar c. Pribadi dan sikap guru d. Suasana pembelajaran e. Motivasi dalam pembelajaran. (Moedijono, 2000:76) b. Hakikat Pendidikan Seni Budaya Usaha pemerintah untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia telah diupayakan secara maksimal seperti yang tercantum dalam PP nomor 20 tahun 2003. Sesuai dengan peraturan pemerintah itu pendidikan di Indonesia menerapkan kurikulum berbasis kompetensi, pendidikan berbasis kompetensi, dan pembelajaran berbasis kompetensi. Dalam proses belajar itu peserta didik dikondisikan belajar dengan seperangkat kompetensi bukan segudang hafalan kognitif yang kurang mengubah perilaku kreatif, adapatif, dan produktif peserta didik. (Rahmat, 2001:113). Dalam pendidikan seni budaya, muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya, atau dengan kata lain pembelajaran seni dengan pendekatan budaya (Safrina, 2002:115). Diknas telah mengemas pendidikan seni menjadi Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Konsep pendidikan seni budaya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik (Depsiknas, 1997:231). Pembelajaran seni budaya bermuara pada pembelajaran apresiasi yang dilakukan dengan proses apresiasi dan kreasi. Pembelajaran seni diberikan kepada peserta didik melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran pendidikan seni ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain (Djohar, 1999: 117). Pendidikan seni bersifat multidimensional hal ini bermakna bagi pengembangan beragam kompetensi peserta didik yang meliputi membangun konsepsi seperti (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), melalui prinsip ini berarti membangun kecerdasan dan mengembangkan aspek kognitif peserta didik. Pendidikan seni menurut Mulyasa, 2003: 134) adalah untuk mengembangkan apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika, sehingga menghasilkan karya cipta yang unggul. Pendidikan seni di sekolah umum bermuara pada aspek apresiasi, baik melalui membaca, mengamati, keterlibatan berkreasi seni, dan kegiatan lain yang membangun sikap siswa untuk memiliki kepekaan, perhargaan, dan pemahaman tentang seni. Metode Latihan Metode latihan digunakan guru untuk memperagakan suatu prosedur yang harus dilakukan siswa yang tidak dapat di jelaskan dengan katakata saja.
Metodae latihan diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa. Adapun tujuan penggunaan metode ini adalah: 1. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki siswa. 2. Menkonkritkan suatu penjelasan kepada siswa. 3. Mengembangkan pengamatan, pandangan dan penglihatan para siswa secara bersama (Sumantri,1999:132). Teknik Latihan Membaca Balok Not Membaca not balok bukan merupakan hal yang mudah, apalagi bagi seseorang yang baru pertama kali belajar musik dan di wajibkan untuk dapat membaca not balok. Menurut Safrina (2002:67-68)Ada beberapa cara yang perlu dilakukan untuk bisa membaca not balok tersebut antara lain: 1. Latihan setiap hari 2. Memainkan instrumen musik setiap hari 3. Berlatih dalam keadaan relax 4. Tidak menghafalkan not balok Dari ke empat hal diatas memungkinkan seseorang dapat membaca not balok meskipun kemampuan tersebut harus selalu dan tetap diasah setiap hari mengingat tingkat kesulitan lagu yang akan dimainkan pasti akan semakin tinggi. Dimana saya harus belajar mengenai ketukan serta tempo dan tanda istirahat yang ada dalam sebuah partitur musik sehingga menjadikan permainan menjadi lebih mengalir. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan kelas V SDN I Ulapato B Kecamatan tentang membaca balok not. Sekolah ini berkedudukan di Desa Ulapato B Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan pada Bulan April 2011. Variabel Penelitian a) Variabel input - Kehadiran, aktifitas siswa, sumber belajar, dan prosedur evaluasi. - pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode latihan. b) Variabel hasil Peningkatan pemahaman belajar siswa kelas V SDN I Ulapato B Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo tentang membaca balok not pada mata pelajaran SBK melalui metode latihan. Teknik Pengumpulan Data a) Observasi Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. b) Refleksi Peneliti menganalisis semua informasi yang terekam dalam proses pembelajaran melalui format observasi dan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kemudian memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Teknik Analisis Data Peneliti menganalisis semua informasi yang terekam dalam proses pembelajaran melalui format observasi dan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kemudian memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.
IV. HASIL PENELITIAN Hasil Pengamatan Awal Pembelajaran SBK SDN I Ulapato B Kecamatan Telaga Biru kelas V khususnya seni musik belum terfokus pada pembelajaran notasi balok not, namun guru cernderung memberikan teknik vokal dan sering, mengabaikan pembelajaran cara membaca balok not pada lagu secara tepat.
Rendahnya penguasaan siswa dalam memahami materi balok not pada lagu yang diajarkan guru menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Dari jumlah siswa sebanyak 24 orang, yang telah memiliki pemahaman membaca balok not hanya 6 orang atau 25%, sementara 18 orang belum dapat membaca balok not atau 75% dari jumlah siswa yang ada. Siklus I a. Tahap Perencanaan 1) Kegiatan Awal Melakukan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti a) Penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan. b) Guru membimbing siswa membaca balok not pada lagu dengan intonasi yang baik dan benar. c) Siswa berlatih membaca balok not seperti: c-d-e-f-g-a-b-c atau 1 – 2 - 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 1. d) Dengan bimbingan guru, siswa dapat menyanyikan notasi balok not pada lagu dengan baik dan benar. 3) Kegiatan Akhir a) Penilaian / evaluasi b) Pemberian tugas b. Tahap Pelaksanaan Peneliti melakukan aktiviats belajar mengajar di kelas V SDN I Ulapato B dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit) dengan materi membaca balok not melalui metode latihan dengan jumlah siswa 24 orang. c. Tahap Observasi dan Evaluasi Pengamatan dilakukan oleh supervisor dengan format pengamatan KBM mencakup 24 aspek. Lembar pengamatan tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan atau kompetensi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Tabel 1: Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I
NO I
II
III
ASPEK YANG DIAMATI Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran 1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki belajar B. Pendekatan/strategi pembelajaran
YA/ TDK
KATEGORI PENILAIAN B
Ya Ya
√ √
Ya Ya
√ √
Ya Ya
√
C
√
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yangakan dicapai
Ya
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas 5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
Ya
√
Ya Ya Ya
√ √ √
Ya
√
√
K
NO
IV
ASPEK YANG DIAMATI 2. Menghasilkan pesan yang menarik 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. merespon positif partisipasi siswa 3. menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) F. Penggunaan bahasa 1. Menggunakna bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Penutup 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 2. Melaksanakan tindak lanjut Jumlah Prosentase
YA/ TDK Ya Ya
KATEGORI PENILAIAN B √
C
K
√
Ya √ Ya Ya Ya
√ √ √
Ya Ya
√ √ √ √
Ya Ya Ya Ya
√ √ 13
11 45,8%
54,1%
Tabel tersebut menunjukkan pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 13 aspek dengan persentase 54,1% sedangkan kriteria cukup 11 aspek dengan persentase 45,8%, yang kesemuanya itu adalah aspek yang berhubungan dengan kompetensi guru, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan pada siklus II. d). Tahap Refleksi Dalam refleksi yang dilakukan melalui pembelajaran ini disimpulkan bahwa tindakan siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan. Ada beberapa komponen yang belum terlaksana dengan baik sehingga mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Adapun komponen-komponen tersebut antara lain: 1) Penguasaan siswa terhadap materi membaca balok not masih rendah. 2) Pelaksana metode latihan dalam proses belajar mengajar belum dilaksanakan secara optimal. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, pelaksanaan siklus I dinyatakan belum berhasil, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya. Siklus II Pelaksanaan tindakan Siklus II merupakan lanjutan kegiatan pada siklus I. Pada Siklus II ini diupayakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan pada siklus I, untuk itu dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan 1). Kegiatan Awal Melakukan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti a) Penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan.
b) Guru membimbing siswa membaca balok not pada lagu dengan intonasi yang baik dan benar. c) Siswa berlatih membaca balok not seperti: c-d-e-f-g-a-b-c atau 1 – 2 - 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 1. d) Dengan bimbingan guru, siswa dapat menyanyikan notasi balok not pada lagu dengan baik dan benar. 3) Kegiatan Akhir a) Penilaian / evaluasi b) Pemberian tugas b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan sedikit berbeda dengan pelaksanaan pada siklus I dan pada tahap ini pemahaman siswa lebih ditingkatkan melalui penggunaan metode latihan. Adapun tahap-tahap tersebut meliputi: 1.) Membuka pertemuan pembelajaran. 2.) Memberi penjelasan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari. 3.) Memberikan bantuan kepada siswa yang lamban dalam menerima materi melalui metode latihan. 4.) Memberikan motivasi kepada siswa disaat membaca balok not. 5.) Melaksanakan tes akhir. 6.) Mengevaluasi hasil tes akhir. 7.) Melaksanakan analisis terhadap hasil penelitian. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Pada aspek ini supervisor melakukan pengamatan kembali terhadap proses belajar mengajar yang peneliti laksanakan di kelas V dengan jumlah siswa yang sama yaitu 24 orang. Pengamatan dilakukan oleh supervisor terhadap pelaksanaan pembelajaran yang peneliti lakukan dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang materi membaca balok not melalui metode latihan. Tabel 3: Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 2
No I
II
III
Aspek Yang Diamati Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran 1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki belajar B. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas 5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 2. Menghasilkan pesan yang menarik 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien
Ya / Tidak
Kategori Penilaian B
Ya Ya
Ya Ya
Ya Ya
Ya
Ya
Ya Ya
Ya Ya Ya Ya
C
K
No
IV
Aspek Yang Diamati D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespons positif partisipasi siswa 3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 4. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar F. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) G. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Penutup 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 2. Melaksanakan tindak lanjut Jumlah Prosentase
Ya / Tidak
Kategori Penilaian B
Ya Ya Ya
Ya
K
Ya Ya
Ya Ya
Ya Ya
C
21 87,5%
3 12,5%
Pada tabel di tersebut tampak bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti telah memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 21 aspek dengan prosesntase 87,5% sedangkan kriteria cukup 3 aspek dengan prosentase 12,5%. Data ini telah memberikan hasil yang baik, karena dari 21 aspek berhubungan dengan kompetensi guru, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar tidak lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Setelah peneliti melaksanakan proses belajar mengajar tentang membaca balok not, peneliti memperoleh hasil belajar siswa yang masih berbeda-beda. d. Refleksi Dari refleksi yang dilaksanakan melalui pembelajaran ini disimpulkan bahwa tindakan Siklus II telah berhasil karena sudah terlaksana dengan baik dan nilai yang diperoleh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan yaitu di atas KKM 65. Dari jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 87,5% atau sebanyak 21 orang dari jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran yaitu 24 orang. Hasil ini telah melebihi target capaian sebesar 80% dari indikator yang ditetapkan.
Grafik 1: Perbandingan Hasil Belajar Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus II
100 87,5 80
75
60
54,1 45
40 25 20
12,5
0 Pra
Siklus I
Tuntas
Siklus II
Belum Tuntas
V. PEMBAHASAN Pada pelaksanaan Siklus I indikator ketuntasan yang ditetapkan belum tercapai sesuai dengan hasil refleksi, dimana hanya sekitar 54,1% atau 13 orang siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Hal ini terjadi karena masih ada beberapa komponen yang belum terlaksana dengan baik. Selain itu pula banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru, misalnya kendala umum yang sering disebabkan oleh siswa dalam lingkungan sekolah yaitu rendahnya pemahaman siswa menyebabkan hasil belajar menurun, kurangnya motivasi dan minat belajar. Kendala-kendala yang timbul pada diri siswa tersebut disebabkan oleh kondisi internal maupun eksternal yang dialaminya, juga disebabkan oleh minimnya kemampuan siswa dalam mentransfer pelajaran yang disajikan. Sementara pada guru itu sendiri salah satunya adalah ketidaktepatan dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang baik dan benar. Pada akhirnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan menurun. Oleh karena itu pelaksanaan Siklus I sesuai hasil refleksi dinyatakan belum berhasil karena belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 80%, selanjutnya penelitian tindakan ini dilanjutkan ke siklus berikutnya. Setelah Siklus I dinyatakan belum tuntas maka peneliti melaksanakan tindakan Siklus II sesuai dengan refleksi pada Siklus I. Pada Siklus II ini dilakukan perbaikan pada beberapa komponen yang belum terlaksana pada Siklus I. Sesuai hasil data pada Siklus II diperoleh 87,5% dari siswa memperoleh nilai 65 ke atas. Sementara yang belum tuntas hasil belajarnya kurang berkisar 12,5% dari jumlah siswa sebanyak 24 orang. Jika memperhatikan indikator kinerja yang ditetapkan untuk dicapai pada penelitian ini yaitu 80%, maka pelaksanaan Siklus II dinyatakan berhasil karena telah mencapai target indikator ketuntasan yaitu 87,5%. Dengan hasil yang diperoleh siswa pada Siklus II menunjukan bahwa pelaksanan tindakan Kelas di Kelas V SDN I Ulapato B Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo telah mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Atas dasar hal tersebut peneliti berkesimpulan bahwa hipotesis yang berbunyi jika menggunakan metode latihan dalam pembelajaran membaca balok not maka hasil belajar siswa meningkat, dapat diterima. VI. PENUTUP Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatakan pemahaman siswa tentang membaca balok not melalui metode latihan pada siswa kelas V SDN I Ulapato B Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dilakukan secara bertahap, berurutan dan sistematis sesuai prosedur penelitian. Pemahaman siswa dilihat dari hasil belajar telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 87,5 % Saran pada peneliti adalah sebagai berikut:
1. 2. 3.
Guru dalam mengajarkan notasi balok tidak menggunakan satu metode pembelajaran melainkan menggunakan multi metode. Untuk lebih meningkatkan pemahaman membaca notasi balok hendaknya menggunakan alat musik. Agar hasil belajar siswa meningkat guru memberikan penambahan waktu pembelajaran notasi balok.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Standar Isi. Jakarta: BSNP Djohar. 1999. Reformasi dan masa depan pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: IKIP Moedijono, 2000, Proses Belajar Mengajar, Rosda, Bandung. Mulyasa. 2003. Kurikulum berbasis kompetensi, konsep, karakteristik, dan implementasinya. Bandung: Rosda. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Rahmat, Cece, dkk. 2001. Evaluasi Pengajaran, Bandung: CV Maulana. Safrina, Rien,M.a. 2002. Pendidikan Seni Musik,Bandung: CV Maulana. Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. cet. ke-4 Sumantri, Mulyani, DR. 1999. Setrategi Belajar Mengajar.Bandung: CV Maulana Sumantri, Mulyani, Permana, Johar. 2001. Buku Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana. T. Mahmud. A, Bufat, 1998. Belajar Seni Musik Kreatif, Jakarta: Balai Pustaka. Tauchid, Muh. 2004. Karya Ki H. Dewantoro, Bagian pertama, Pendidikan. Yogyakarta: Majelis luhur Tamansiswa Tilaar HAR. (1999). Pendidikan, kebudayaan, dan masyarakat madani Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya ________. 1999. Beberapa agenda reformasi pendidikan nasional dalam perspektif abad 21. Magelang : Tera Indonesia Tri Anni, Catharina, dkk, 2004. Psikologi Belajar, Semarang : UPT MKK UNNES. Undang-Undang Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia, cet. ke-4 Yaqin, M. Ainul, 2005. Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media. Yulaelawaty, E. 2002. Karakteristik pembelajaran MIPA berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah. Disajikan pada seminar pembelajaran MIPA di FPMIPA IKIP Negeri Singaraja, 21 Desember 2002. Campbell Linda dkk,2002 Melestarikan Kecerdasan Berfikir,Jakarta : Inisiasi Pres. Efendi Agus,2005 Revolusi Kecerdasan Abad 21, Jakarta : ALFABETA J.Greene Lawrence,2005 Membangun Mencerdaskan Otak,Jakarta : Anak Prestasi Pustaka. Marine Stine Jean,2003 Mengoptimalkan Daya Pikir.Jakarta : PT Delapratasa Publishing. Levine Mel,M.D,2004 Menemukan Bakat Istimewa Anak.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Musawi Sayyid Mutjab, 2003. Hidup kreatif.Jakarta : Insani Pres. Mittal Rokesk K, 2005 Sukses Dengan Berpikir Positif.Jakarta :PT. Buana Ilmu Populer.
N.Q.Mei Tientje, Nurlaila dan Iskandar Yul,2004, Pendidikan Anak Usia Dini (PADU) Untuk Mengembangkan Multipel Intelegensi Jakarta Darma Graha Grup. Rahmat Jalaludin, 2006. Belajar Cerdas.Bandung : MLC Syawaliyah Ida Fitri, 2006. Berpikir dan Berprestasi. Jakarta : Restu Agung. Mazwell Jonh C, 2004. Berpikir Lain dari Biasanya, Batam : Interaksara. Saputra Alpin, 2005. Mega Kreativitas, Batam : Karisma Publishing Group.