-
-
PRODUK lNDUSTRl MINUMAN TEH KEMASAIU
Oleh MARIA FAJARlNl RATNANlNGSlH F 24. 0691
1 9 9 1
FAKULTAS TEKNOLOGI INSTITUT PERTANIAN
B O G O R
PERTANIAN BOGOR
i 2
'
z t
4
Maria ~ajarini R. F 24.0691. Sistem Manajemen Ahli untuk Strategi Penjualan Produk Industri ~inuaanTeh Kernasan. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Eriyatno, MSAE. RINGKASAN Dalam
suatu
industri pengolahan teh, penetapan
strategi
penjualan yang tepat merupakan ha1 yang penting karena kontinuitas
penjualan
perusahaan strategi
produk
dalam
yang dapat
memberikan
keuntungan bagi
jangka panjang, akan sangat
penjualan yang diambil oleh para
tergantung
pengambil
pada
keputusan
pada industri tersebut. Model
SALES
dirancang untuk
membantu
manajer
penjualan
industri pengolahan teh berskala menengah ke atas, yang duksi dang
teh botol dan teh kotak, pada
mempro-
pengambilan keputusan
perencanaan penjualan yang melibatkan
manipulasi
bi-
numerik
dan simbolik. Model SALES adalah model Sistem Manajemen Ahli yang merupakan Ahli.
integrasi antara Sistem Penunjang Keputusan
dengan
Sistem
Model ini terdiri dari lima komponen utama, yaitu
Sistem
Manajemen Dialog, Sistem Manajemen Basis Model, Sistem Manajemen Basis Data, Sistem Ahli, dan Pengguna. Model SALES terdiri dari 4 sub model, yaitu sub model SAINGAN, SEGMENTASI, WILAYAH, dan STRATEGI.
PER-
Sub model PERSAING-
AN digunakan untuk mengetahui pangsa pasar produk.
Teknik
yang
digunakan pada sub model ini adalah Rantai Markov first order
first method.
-
Masukan sub model berupa merek produk yang bersa-
ing di pasar dengan pangsa pasarnya selama dua periode berturutturut serta hasil observasi pertukaran merek. Keluaran sub model
berupa
pangsa
pasar produk pada tahun tertentu
serta
pangsa
menentukan
segmen
pasar keseimbangan produk. Sub
model
SEGMENTASI digunakan
untuk
pasar yang sebaiknya dimasuki oleh produk.
Teknik yang
kan pada sub model ini adalah Metode Perbandingan Kriteria pasar,
serap
komparatif,
Kriteria keunggulan
dan persepsi konsumen debagi lagi
kriteria.
menjadi
beberapa atas,
Alternatif yang digunakan meliputi segmen
menengah atas, menengah, menengah bawah, dan bawah. model
ini adalah nilai kritikalitas kriteria dan
dalam
pengambilan keputusan serta
setiap
daya
penetrasi pasar, jumlah pesaing, keunggulan
komparatif sub
Eksponensial.
yang digunakan dalam sub model ini adalah
persepsi konsumen, dan keuntungan marginal.
diguna-
tingkatan
kriteria, sedangkan keluaran sub
Masukan sub sub
kriteria
alternatif
model
berupa
pada
urutan
prioritas alternatif segmen pasar. Sub model STRATEGI digunakan untuk membangkitkan solusi berupa
alternatif strategi yang disarankan.
dirancang dengan menggunakan Sistem Ahli.
Sub model
STRATEGI
Ahli yang dipilih se-
bagai nara sumber adalah praktisi di bidang penjualan dan saran
pada
pengetahuan
industri minuman ringan dan
retailer.
dilakukan dengan metoda intuisi, diskusi
pema-
Akuisisi masalah,
dan diskripsi masalah. Representasi pengetahuan dilakukan secara prosedural mekanisme faktor
dengan
kaidah produksi.
Strategi penalaran
inferensi adalah penalaran pasti modus ponens
kepastian
0-1 serta bersifat non
monotonik.
pengendalian yang dipakai adalah mata rantai ke belakang metode penelusuran sistematik depth-first search.
pada
dengan
Strategi dengan
Masukan sub model STRATEGI adalah pangsa pasar produk, segmen pasar yang dituju, ciri-ciri produk, serta tujuan an.
perusaha-
Masukan berupa pangsa pasar serta segmen pasar yang
merupakan
dituju PER-
hasil perhitungan yang diperoleh dari sub model
SAINGAN dan SEGMENTASI.
Keluaran sub model STRATEGI berupa
al-
ternatif strategi yang disarankan. Sub
model WILAYAH merupakan bagian dari
Keputusan
yang digunakan untuk melakukan
Sistem
prakiraan
Penunjang permintaan
serta mengidentifikasi wilayah potensial penjualan. Teknik digunakan
pada
sub model ini adalah simulasi Monte
Indeks Faktor Ganda. taan
Carlo
Masukan sub model ini adalah data
produk, jumlah penduduk di wilayah
pemasaran,
yang dan
permin-
pendapatan
per kapita penduduk, serta penjualan eceran di wilayah tersebut. Model
SALES dirancang dengan perangkat lunak
Turbo
Basic
versi 1.1 pada bagian Sistem Penunjang Keputusan dan EXSYS versi 2.3.1 pada bagian Sistem Ahli.
Pengoperasian model dapat
kukan pada komputer IBM PC AT atau kompatibelnya dengan
dila-
kapasi-
tas memori 640 KB RAM yang memiliki disk drive berkapasitas MB.
Sebagai sistem operasinya diperlukan Disk Operating
1.2
System
versi 2.0 atau yang lebih tinggi. Model SALES memerlukan pengembangan lebih lanjut pada
tek-
nik Sistem Ahli yang digunakan, terutama pada mekanisme inferensi dan kaidah-kaidah yang digunakan.
Selain itu, perlu juga di-
lakukan pengembangan pada integrasi antara Sistem Sistem
Penunjang Keputusan sehingga keluaran
Keputusan
Ahli
Sistem
dengan
Penunjang
dapat langsung ditransfer untuk menjadi masukan
Sistem Ahli.
bagi
SISTEM MANAJEMEN AHLI UNTUK STRATEGI PENJUALAN PRODUK INDUSTRI MINUMAN TEH KEMASAN
Oleh MARIA FAJARINI RATNANINGSIH F 24. 0691
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1991
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANLAN SISTEM MANAJEMEN AHLI UNTUK STRATEGI PENJUALAN PRODUK INDUSTRI MINUMAN TEH KEMASAN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut-Pertanian Bogor
Oleh MARIA FAJARINI RATNANINGSLH F 24.0691
Dilahirkan pada tanggal 21 Mei 1968
di Jakarta lus : 19 September
September 1991
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan atas rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ahli
untuk
Kemasan
ini
merupakan
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknologi
Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian
skripsi Penjualan
berjudul
Produk
Sistem
Manajemen
Industri Minuman Teh
Strategi
Bogor. Atas
terselesaikannya skripsi ini, penulis
menyampaikan
ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE selaku dosen pembimbing, atas bimbing-
an, pengarahan, dan semangat yang diberikan selama
penyusun-
an skripsi ini. 2. Ir. Marimin, MSc, selaku dosen penguji dan staff dosen Jurus-
an
Teknologi Industri Pertanian atas segala
bantuan
berupa
saran dan masukan yang berarti bagi skripsi ini. 3. Ir. Zein M. Nasution, MAppSc, selaku dosen penguji.
4. Bapak
Laurens
Beverages
Ferroh, Corporate Sales Manager
Bottling Company, atas bantuan
dan
PT.
Djaya
pengarahannya
selama proses penyerapan pengetahuan. 5. Roy Goni, SE, Manajer Pemasaran Pasar Swalayan Grasera,
informasi, bantuan, serta pengarahan yang proses penyerapan pengetahuan.
diberikan
atas
selama
6. Ir.
Tamsil, Manajer Personalia PT. Sinar Sosro, atas
kesem-
patan yang diberikan untuk melakukan observasi serta bantuannya selama observasi. 7. Bapak
Adi Sunarto, Bapak Didi, dan Sdri. Ami dari PT.
Beverages yang
Bottling
Company, atas kesempatan
serta
Djaya
bantuan
diberikan sehingga proses penyerapan pengetahuan
dapat
berlangsung dengan baik. 8. Rekan-rekan
diskusi
GKM
E-IV, atas dukungan
moril
serta
kecil yang memberikan manfaat besar bagi
diskusi-
penyusunan
skripsi ini. 9. Rekan-rekan
mahasiswa Jurusan Teknologi Industri
Pertanian,
atas dukungan, saran, serta masukan yang diberikan. 10. Rekan-rekan
Jalan Bhayangkara 17, atas dukungan moril
serta
bantuan yang diberikan. Tanpa mereka semua, skripsi ini tak akan terwujud. Akhirnya, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.
Bogor,
September 1991
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman
.......................................... KATA PENGANTAR ..................................... DAFTAR TABEL ....................................... DAFTAR GAMBAR ...................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................... I. PENDAHULUAN ........................................ A . LATAR BELAKANG .................................. RINGKASAN
B . RUANG LINGKUP C
...................................
. TUJUAN ..........................................
i
vi X
xi xii 1
1 2 3
................................... A . SISTEM MANAJEMEN AHLI ........................... B . KONSEP PENJUALAN ................................ C . PERSAMAAN PENJUALAN ............................. D . STRATEGI PENJUALAN .............................. E . PRODUK TEH KEMASAN .............................. F . SEGMENTASI PASAR ................................. G . DAUR HIDUP PRODUK ............................. H . PERSAINGAN PASAR ................................ I . TEKNIK SISTEM AHLI .............................. J . PENELITIAN TERDAHULU ............................ I11 . LANDASAN MATEMATIS ................................. A . IDENTIFIKASI POTENSI PASAR WILAYAH ..............
23
. TEKNIK SIMULASI .................................
24
I1 . TINJAUAN PUSTAKA
+.
B
4 4
6 7 8 9
11 12 13
14 20
23
. D. C
.
MODEL RANTAI MARKOV METODA PERBANDINGAN
............................. EKSPONENSIAL ................
......................................... A . KERANGKA PEMIKIRAN .............................. B . PENDEKATAN ...................................... C . TATA LAKSANA .................................... V . PERMODELAN SISTEM ..................................
IV
METODOLOGI
............................... ..................................
25 28
30 30 31 33 39
A . KONFIGURASI MODEL
39
B . KERANGKA MODEL
43
C
. KOMPUTERISASI ...................................
56
......................................... A . VERIFIKASI MODEL ................................
57
.....................................
65
VI . PEMBAHASAN
B . MODEL SALES
............................... A . KESIMPULAN ...................................... B . SARAN ........................................... DAFTAR PUSTAKA ...................................... LAMPIRAN ...........................................
. V II. KESIMPULAN DAN SARAN
57
71
71 73 75 77
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel Tabel
.
1
Penentuan nilai kritikalitas alternatif pada pada suatu kriteria ...........................
2 . Arti nilai kepastian yang digunakan pada sub model STRATEGI ................................
................... SEGMENTASI ...........
44 54
Tabel
. 4.
Tabel
5
.
Contoh keluaran sub model SEGMENTASI
Tabel
6
.
Contoh masukan sub model PERSAINGAN
60
Tabel
7
Contoh keluaran sub model
60
Tabel
Tabel
Tabel
3
. 8.
Contoh masukan sub kriteria
58
Contoh masukan sub model
58
..........
........... PERSAINGAN ..........
59
Data permintaan historis produk Teh Botol di wilayah pemasaran DKI Jakarta. Jawa Barat. dan DI Jogjakarta tahun 1990 ......................
62
9 . Data jumlah penduduk. pendapatan per kapita. dan penjualan eceran produk Teh Botol di wilayah pemasaran DKI Jakarta. Jawa Barat. dan DI Jogjakarta tahun 1990 ......................
63
. Tabel 11 . Tabel 12 . Tabel 10
Prakiraan permintaan potensial
................
............. STRATEGI ............
63
Contoh masukan sub model STRATEGI
64
Contoh keluaran sub model
65
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar Gambar Gambar
. 2. 3. 1
Gambar
. 5. 6.
Gambar
7
Gambar Gambar
Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
4
8
..........
5
.......
6
Diagram alir proses pengolahan produk teh dan teh kotak ...............................
9
SA berintegrasi dalam komponen SPK
SA sebagai komponen terpisah dari SPK
......... ..................
Daur hidup penjualan dan keuntungan
12
Struktur dasar Sistem Ahli
15
Tahapan akuisisi Sistem Ahli
................
. Metoda
kerja strategi pengendalian dan penelusuran .................................
.
Skema simulasi Monte Carlo
...................
................ 1 0 . Diagram input-output ........................ 11. Diagram alir tata laksana ................... 12 . Konfigurasi model SALES ..................... 9
.
Diagram lingkar sebab-akibat
Gambar 13 . Konfigurasi Sistem Ahli pada model SALES Gambar 1 4
16
....
21 25 36 37 38 40 43
. Diagram alir deskriptif sub model
..................................
46
Gambar 15 Diagram alir deskriptif sub model PERSAINGAN ..................................
47
Gambar 16 . Diagram alir deskriptif sub model WILAYAH
.....................................
49
Gambar 1 7 . Representasi pengetahuan dalam bentuk kaidah ......................................
52
SEGMENTASI
.
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran Lampiran
am pi ran
. 2. 1
Petunjuk pengoperasian model SALES
Petunjuk pengoperasian perangkat lunak EXSYS
.................................... 3 . Tampilan awal model SALES ................
Lampiran
4
.
Lampiran
5
.
Lampiran
6
.
Lampiran
7
. Diagram
Tampilan menu model SALES
Lampiran Lampiran
...............
Diagram alir komputer sub model SEGMENTASI ............................... Diagram alir komputer sub model PERSAINGAN ............................... alir komputer sub model
.................................. 8 . Tampilan awal sub model STRATEGI ......... 9 . Kaidah pada sub model STRATEGI ........... 10 . Program komputer model SALES ............. WILAYAH
Lampiran
.......
79
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teh merupakan komoditas yang umum dikonsumsi oleh
masya-
rakat Indonesia. Saat ini terjadi perubahan pola konsumsi
teh
dimana masyarakat menginginkan cara penyiapan minuman teh yang cepat dan praktis, karena itu produk teh
kotak dan teh
botol
kini digemari oleh masyarakat. mempero-
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat serta untuk
leh keuntungan jangka panjang dari pemenuhan kebutuhan but,
suatu
industri harus mampu
yang
dibutuhkan
serta menyalurkan
sehingga setiap saat konsumen nya.
Dalam
menyediakan
ha1
ini
produk-produk
produk-produk
dapat dengan mudah
peranan
manajemen
terse-
tersebut
memperoleh-
penjualan
penting
artinya karena strategi penjualan yang ditetapkan oleh manajemen
penjualan akan sangat berpengaruh
terhadap
kelangsungan
usaha jangka panjang perusahaan. Untuk
mendukung penetapan strategi penjualan, manajemen
penjualan perlu melakukan peramalan permintaan pasar potensial serta
identifikasi wilayah
wilayah
potensial
melakukan
berbagai
penjualan
potensial
penjualan.
tersebut perlu
usaha dan strategi untuk
- Wilayah-
dibina
dengan
mempertahankan
kontinuitas penjualan produk di wilayah-wilayah tersebut serta meningkatkan volume dan nilai penjualannya. Keputusan penetapan strategi penjualan bersifat tik
dan
probabilistik.
Keputusan
tersebut
diagnos-
ditetapkan oleh
manajemen penjualan dari hasil analisis perhitungan
kuantita-
tif, untuk itu diperlukan seorang ahli dalam bidang
penjualan
untuk melakukan pengambilan keputusan yang tepat dan ~eahlian tersebut dalam yang
waktu cukup
tidak dapat dipelajari
singkat. lama
dengan
Manajemen penjualan
untuk mendapatkan
efektif.
mudah
memerlukan
pengalaman
dan
dan
waktu
menguji
ketepatan keputusan-keputusan yang diambilnya, padahal pengambilan keputusan oleh manajemen penjualan sangat mendesak untuk menghadapi situasi pasar yang berubah dengan cepat. Untuk
membantu
manajemen
penjualan
keputusan yang
melibatkan manipulasi
tersebut
digunakan Sistem
Sistem
dapat
dalam
numerik
Manajemen
pengambilan
dan
Ahli.
Manajemen Ahli tersebut diharapkan orang
simbolik Pengguna
yang
berhu-
bungan dengan penjualan dan pemasaran. B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengajian yang dilakukan dibatasi pada
pe-
netapan strategi penjualan berdasarkan daur hidup produk, segmen
pasar yang dituju, serta posisi produk
pasar.
dalam
persaingan
Untuk mendukung strategi, dilakukan prakiraan
permin-
taan potensial serta identifikasi wilayah potensial penjualan. Produk yang dikaji adalah produk teh kotak dan teh yang
dihasilkan
menengah
ke atas.
oleh
industri pengolahan
teh
hilir
Bahan baku produk adalah "teh hijauu
berbagai industri pengolahan teh hulu.
botol skala dari
C. TUJUAN
Tujuan masalah khusus yang dilakukan adalah : 1) mempelajari berbagai faktor serta parameter yang
berpenga-
ruh terhadap strategi penjualan produk industri
pengolahan
teh, 2) mempelajari
alternatif strategi penjualan produk
industri
pengolahan teh, 3) rekayasa model Sistem
kan teh.
Manajemen Ahli yang dapat dimanfaat-
untuk manajemen penjualan produk
industri
pengolahan
11.
A.
TINJAUAN PUSTAKA
SISTEM MANAJEMEN AHLI
Sistem Penunjang menurut
Manajemen Ahli merupakan integrasi antara
Keputusan dengan sistem Ahli.
Turban
(1988),
dapat
Integrasi
dilakukan
dengan
Sistem
tersebut, memasukkan
Sistem Ahli ke dalam komponen-komponen Sistem Penunjang Keputusan
atau dengan membuat Sistem Ahli sebagai komponen
yang
terpisah dari Sistem Penunjang Keputusan. ~ntegrasi Sistem Ahli di dalam komponen-komponen Penunjang
Keputusan
dapat dilakukan
pada
Sistem
Sistem
Manajemen
Basis Data, sistem Manajemen Basis Model, sistem Manajemen Dialog, selain juga pada rekayasa sistem dan pengguna,
sebagai-
mana digambarkan pada Gambar 1. Sistem Ahli dapat juga ditambahkan sebagai komponen terpisah
dari
Sistem
Penunjang Keputusan.
keluaran
Sistem Penunjang Keputusan dapat
Dalam
digunakan
yang
ha1
ini
sebagai
masukan bagi Sistem Ahli, dan sebaliknya keluaran Sistem
Ahli
dapat digunakan sebagai masukan bagi Sistem Penunjang Keputusan.
Selain itu Sistem Ahli juga dapat digunakan untuk meleng-
kapi Sistem Penunjang Keputusan pada proses pengambilan tusan.
Sistem
Ahli sebagai komponen terpisah
Penunjang Keputusan tergambar pada Gambar 2.
dari
kepuSistem
L Yonsui:ao uniu: pereia:jsa s i r t e o
r----- -
-
1
I
L-
-
-1
I
I I
S I S i i i l ILAHBdikEN
Di A i O G
I
I
I
I
I
I I
PENFGUNR
I
1
I
I
L - - - -
- - ----
I J
STRUKTUR SPE
G a m b a r 1. SA berintegrasi d a l a m komponen SPK
(Turban, 1988)
.
r -- ---
--
-
I
- - - - - - - - --
1
I 1
I
5!5iEr. ;1AI.;.lE?EN 84SIF ; i ~ :
S!STEI! OH!!
aws
I
XCDEL
I I
?ompanen y a o g
ditacbahktn
I
I
S l S i E n HRnRdEnEN 01AL06
1
I
I
I
I
I
I
I
PEN66UNG
I
I 1
I 1
I
i- -
-- --- -
--
- -- - --
I - J
s ! s T i n PENUNJRNG KEPUTUSRN i
Gambar 2. SA sebagai komponen yang terpisah dari SPK (Turban, 1988) B. KONSEP PENJUALAN
Menurut
Kotler (1985), konsep penjualan berasumsi
bahwa.
para konsumen biasanya menunjukkan hasrat beli yang lemah atau menunjukkan
penolakan, dan perlu dibujuk
atau
diperlakukan
dengan ramah dan sabar agar mereka lebih bernafsu untuk membeli.
Karena itu perusahaan mesti mengadakan
giatan
penjualan
serangkaian
yang efektif dan memberikan peralatan
kepro-
mosi untuk merangsang pembelian agar lebih meningkat. Konsep telah
ada
penjualan
mulai dengan
produk
dan melakukan usaha keras dalam
perusahaan penjualan
promosi agar tercapai penjualan yang menghasilkan laba.
yang serta
C. PERSAMAAN PENJUALAN
Menurut
Kotler (1985), persamaan penjualan
reaksi penjualan adalah suatu persamaan hubungan
antara
menentukannya.
yang
volume penjualan dengan
atau
fungsi
memperlihatkan
semua
faktor
yang
Persamaan tersebut tampak sebagai berikut :
Q = f(X1tX2r..~Xn,Y1~Y2~-..r~m)
dimana :
...,Xn)
(X1,X2,
=
variabel-variabel penjualan yang dapat dikendalikan
(Y1,Y2,...,Ym) = variabel-variabel penjualan yang tidak dapat dikendalikan X
Variabel oleh
merupakan faktor-faktor yang
dapat
d.imanfaatkan
perusahaan dalam mempengaruhi volume penjualan,
harga
jual,
biaya angkutan dan komisi, potongan
serta
biaya
pemasaran. Variabel Y
meliputi
seperti
penjualan,
variabel
berada di luar kendali perusahaan seperti indeks biaya dan jumlah pendapatan konsumen.
Bila variabel Y berubah
jumlah pembelian di pasar pun dapat berubah. harus memperkirakan alan.
Bila
yang hidup maka
Perusahaan tetap
jumlahnya dalam rangka perencanaan penju-
diasumsikan bahwa
perusahaan
telah
menghitung
perkiraan variabel Y dan akibatnya pada volume penjualan, maka persamaan menjadi sebagai berikut :
Q
=
f(XltX2r-.-,Xn/Y1,Y2,--.tYm)
Persamaan di atas memiliki arti bahwa merupakan
fungsi dari variabel-variabel X
tertentu dari variabel Y (Kotler, 1985).
volume dalam
penjualan
batas-batas
D. STRATEGI PENJUALAN
strategi cangan
penjualan, menurut Swastha (1989) adalah
besar
yang menggambarkan bagaimana
ran-
perusahaan
harus
beroperasi untuk mencapai tujuan penjualannya. ~trategimenyatakan kepada manajer penjualan tentang yang harus dilakukan dalam menghadapi para pesaing,
apa
kebutuhan
konsumen yang berbeda-beda, kondisi pasar, serta kondisi
daur
hidup produk dan tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Seorang rancang
manajer penjualan memerlukan strategi untuk
tindakan guna memperoleh posisi pasar
Strategi
yang
me-
terbaik.
yang disusun menyangkut suatu konsep yang
berkaitan
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Menurut Bolt (1972), ada dua metoda pokok dalam merancang subyek-
strategi penjualan, yaitu metoda obyektif dan metoda tif.
Metoda obyektif cenderung bersifat matematis
sedangkan
metoda subyektif cenderung bersifat intuitif, didasarkan
pada
aplikasi pengalaman, intelegensia, dan pendapat. Teknik-teknik atas
dapat
yang dapat digunakan pada kedua metoda
dikelompokkan dalam tiga
kategori pokok,
di
yaitu
Judgemental techniques, analisis runtut waktu, dan mbdel-model kausal.
Kategori pertama menggunakan data kualitatif
pendapat
ahli
dan informasi tentang kejadian
pengalaman masa lalu. perubahan
pola
seperti
khusus
serta
Kategori kedua memusatkan pada pola dan
atau mengandalkan
data
historis.
Kategori
ketiga menggunakan informasi spesifik yang menyangkut hubungan antara elemen-elemen sistem.
E. PRODUK TEH KEMASAN
Produk adalah teh
teh kemasan yang dikaji pada masalah
teh botol dan teh kotak.
Teh botol
khusus
merupakan
cair manis yang dikemas dalam botol sedangkan
teh
ini
produk kotak
merupakan teh cair manis yang dikemas dalam tetra pak.
Adapun
diagram alir proses produksi produk dapat dilihat pada
Gambar
3 berikut ini.
1 7 i' I 1 Rii. untak tell I I "Ieii hijau" 1
f 1 I 1 R ? T untuk %!I:! 1
-f
1
!
I
l-----l
I Dipanaskan
-4tanyki
1
i
penuednhan
7
Dilewatkan
sarlnyan kasar
i
1
1 I
Dipanaskan
1 7 I I 1 Ghla / I I
i
I i
tanyki s i r u p
1 i
!
1
L-----J
1I
1
i
1 I
Dilewatkan
1
sarinyan kasar
I I
cosnos f i l t e r
,
larutan yula
/
4
I Disarlng denvan I cosmos f i l t e r
I
I
1 Dinasukkan dalan boffer l a r . vula
I
Di canpur dal an tanyki pencanpur ,
Gambar 3 . Diagram alir proses pengolahan produk teh botol dan teh kotak
7
I
I
13;nasukkan dalan 1
I
i
I Pencucian hotol I
Sedul~an t e h nanis
I
/
I
I
I Peneriksaan h o t o l I I denyan I I optic scan I
:
denyan I l i g h t inspection I
L--,----l
j
1 Pengisian. tell I c a r nanir 1 dalan t e t r a pak I
W L--T---l
j i IPengisian. teh l
+-I c a l r nanis
dalan hotol
i yenutupan
-
straw a p p l i c a t o r I v
i
kotak
Gambar 3 .
(lanjutan)
F. SEGMENTASI PASAR
~egmentasipasar, menurut Kotler (1985), merupakan pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli.
usaha
Untuk
barang
konsumsi, segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan kondisi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku pembeli. Segmentasi geografis dilakukan dengan cara membagi ke dalam unit-unit geografis.
pasar
Segmentasi demografis dilakukan jenis
berdasarkan variabel-variabel demografis, seperti umur, kelamin, dan pekerjaan.
Pada segmentasi psikografis, konsumen
dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda menurut
varia-
be1 kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian, sedangkan mentasi
perilaku didasarkan atas tingkat pengetahuan,
seg-
sikap,
penggunaan atau tanggapannya terhadap suatu produk tertentu. Jika
perusahaan ingin menetukan segmen pasar
dimasuki, maka
langkah pertama yang harus
yang
dilakukan
akan
adalah
menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada. terhadap
Pada langkah ini dilakukan analisis secara mendalam suatu segmen.
Langkah kedua yang
harus
dijalankan
adalah mengenali strategi merangkum pasar dan luas pasar
yang
*
akan dimasukinya. Bagi setiap segmen yang ingin dimasuki perusahaan, dikembangkan produk
strategi penempatan
(product positioning)
produk dan tentu
suatu
di
merupakan
bauran pemasaran agar ingatan konsumen.
dapat
Setiap
produk. tindakan tercipta
produk
yang
perlu
Penempatan merancang kesan terdipasa&an
memerlukan suatu strategi penempatan tertentu sehingga posisinya dapat dikomunikasikan pada
target pasarnya.
G. DAUR HIDUP PRODUK
Tahap berbentuk but
daur hidup produk dapat digambarkan dengan
am bar
seperti terlihat pada
S
digambarkan
Pada kurva terse-
4.
bahwa tahap pokok dalam
kurva
daur
hidup
produk
adalah tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan kemunduran.
Pada
sedangkan
tahap perkenalan, pertumbuhan
biaya
mendatangkan lonjakan
amat
tinggi sehingga
keuntungan.
Pada
tahap
penjualan
produk
lambat
sering
pertumbuhan,
tidak
terjadi
penjualan yang menghasilkan keuntungan besar.
Pada
tahap kedewasaan, pertumbuhan penjualan menurun, jumlah
keun-
tungan tahap
yang
dihasilkan mantap, stabil, atau
kemunduran, penjualan
menurun
dengan
menurun. tajam
Pada diikuti
dengan menyusutnya keuntungan. Pertumbuhan dan keuntungan
II
I
pen jualan
Perkenalan
Pertumtumbuhan
Kedewasaan
Kemunduran
Waktu
Gambar 4. Daur Hidup Penjualan dan Keuntungan
Penjualan potensial dan kemampuan produk untuk menelurkan keuntungan akan selalu berubah sepanjang waktu. Daur hidup ini perlu
diketahui untuk mengenali tahap-tahap
selama riwayat penjualan produk.
Dalam
khusus
tertentu
tahap-tahap
tersebut
terkandung peluang-peluang dan juga persoalan khusus sehubungan
dengan pemilihan strategi, sehingga dengan mengenal
dimana produk sedang berada, atau kemana produk sedang
tahap menga-
rah, perusahaan dapat menentukan strategi yang lebih baik
dan
sesuai (Kotler, 1985). H. PERSAINGAN PASAR
Strategi penjualan
bergantung pada
masing-masing perusahaan dalam industri. rusahaan
besar
dan
posisi
Dalam industri,
dapat menduduki salah satu dari
6
posisi
pe-
sebagai
berikut : 1) dominan,
perusahaan
ini mampu mengendalikan
pesaing-pesaing
lain
serta memiliki banyak pilihan dalam menentukan strategi. 2) kuat,
perusahaan ini mampu bertindak bebas tanpa membahayakan posisi jangka panjangnya walaupun pesaing-pesaing berbuat apa saja yang mereka
kehendaki.
3) baik,
perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam strategi-strategi tertentu serta mempunyai peluang yang lebih
di atas rata-rata untuk meningkatkan posisinya.
4) sedang,
prestasi perusahaan cukup memuaskan untuk
menjamin kelang-
sungan usahanya, tetapi perusahaan sering kalah karena ulah perusahaan yang dominan. 5) lemah,
perusahaan
tampil
tidak memuaskan tetapi
masih
memiliki
berprestasi tidak memuaskan dan tidak
memiliki
peluang untuk perbaikan. 6) tidak ada harapan,
perusahaan
peluang untuk perbaikan. Kotler
(1985) menjelaskan bahwa posisi persaingan
juga diklasifikasikan menjadi empat yaitu pemimpin pasar menguasai
empat
puluh
persen pasar,
penantang
pasar
dapat yang yang
memiliki tiga puluh persen pasar, pengikut pasar yang memiliki dua puluh persen pasar, dan penggarap relung pasar yang
hanya
memiliki sisa bagian pasar yang sepuluh persen. TEKNIK SISTEM AHLI 1. Struktur Dasar Sistem ~ h l i
Menurut Marimin (1990), Sistem Ahli disusun atas komponen
utama,
yaitu
fasilitas
akuisisi
lima
pengetahuan,
sistem berbasis pengetahuan, mekanisme inferensi, fasilitas penjelasan
dan
penghubung antara
sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
pengguna
dan
sistem,
i
! iakta! aiuran, rode;
A; '
Alolsis! l i r s Prnoitanorn
r
I
'
I
!
1
1
iai
i
/
~ I S I P Pkertis:s
l
oancka1
Pen~et:auao
ti
c
r
j
,oie:
o
+, i
nend?;a*
'
4
!
tie~aris*?inierinsi
I
ialta itura~ mooe:
---+.
i
nLsiiiat r5nsu;tari ...., . !ajt?ii;as!
P
sirare!: siiaiep: i per~iiar- peooenct-1 art ;:an
!
Gambar 5. Struktur dasar Sistem Ahli (dimodifikasi dari Martin dan Oxman, 1988) Fasilitas
akuisisi ilmu pengetahuan adalah
yang digunakan untuk mengisi atau Sistem Ahli
fasilitas
mendapatkan pengetahuan.
berbasis pengetahuan adalah fasilitas dalam
yang digunakan untuk menyimpan
pengetahuan.
dan mengorganisasikan
Mekanisme inferensi adalah
memanipulasi
dan
Sistem
fasilitas
mengarahkan pengetahuan yang
untuk
tersimpan
dalam basis pengetahuan sehingga tercapai suatu kSsimpulan. Penghubung yang
disediakan
pengguna, dari
antara pemakai dengan sistem agar
sistem
dapat
adalah
fasilitas
berinteraksi
sedangkan fasilitas penjelasan adalah
sistem untuk mengetahui tahapan yang
fasilitas
dilakukan
mekanisme inferensi dalam mengambil kesimpulan suatu lah.
dengan
oleh masa-
2.
Tahapan Akuisisi Pengetahuan Akuisisi
pengetahuan, menurut Marimin
(1991),
dapat
dikelompokkan menjadi lima tahapan proses yaitu identifikasi, konseptualisasi, formalisasi, implementasi dan pengujian.
Kelima tahap tersebut digambarkan sebagaimana terlihat
pada Gambar 6. Pada
tahap identifikasi dilakukan
identifikasi
soalan dan karakteristik utamanya serta kemungkinan daya yang ada. pelajari
Pada tahap ini perekayasa Sistem Ahli
per-
sumber mem-
situasi dan mempertajam tujuan Sistem .Ahli yang
akan dikembangkan.
Gambar 6. Tahapan akuisisi Sistem Ahli (Marimin, 1991) Pada tahap konseptualisasi dilakukan upaya untuk mengidentifikasi pengetahuan yang releven dengan proses pengambilan
keputusan serta. menentukan konsep dan hubungan
digunakan. dan
yang
Semua informasi yang ada mulai diklasifikasikan
alternatif metoda penyajian dirinci.
Pada tahap formalisasi dilakukan pemilihan teknik yang digunakan untuk mengembangkan Sistem Ahli, yang antara lain meliputi metoda penyajian pengetahuan dan kontrol strategi. Pada tahapan ini, perangkat keras dan perangkat lunak bantu mulai diseleksi. Tahap implementasi mencakup pemrograman pengetahuan ke dalam komputer, perbaikan struktur, dan penambahan pengetahuan baru. huan
Hasil tahap ini adalah prototipe basis pengeta-
. Ujicoba merupakan tahap akhir dimana perekayasa
ujicoba
basis
pengetahuan dengan
kasus-kasus
sesuai
dengan
tujuan Sistem Ahli
yang
kaidah
ataupun
fakta dan
prosedur
meng-
penggunaan
digunakan.
Semua
diverifikasi.
Hasil
ujicoba ditunjukkan kepada ahli. 3.
Teknik Penyerapan Pengetahuan Dalam proses penyerapan pengetahuan, menurut (1986),
Waterman
dapat digunakan beberapa teknik, yaitu metoda
servasi, metoda
intuisi, diskusi masalah, diskripsi masa-
lah, analisis masalah, tatacara perbaikan, tatacara jian,
ob-
tatacara validasi, dan penggunaan machine
pengu-
learning.
Kombinasi dari teknik-teknik tersebut juga dapat digunakan. 4. Teknik Penyajian Pengetahuan
Sistem Ahli, menurut Harmon dan King (1985) dapat
di-
bagi menjadi dua bagian pokok, yaitu basis pengetahuan
dan
mekanisme inferensi.