ISSN 2303 - 0852
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Edisi 1
PRIORITAS PENDIDIKAN
Okt - Des 2012
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Program Pendidikan Berkelas Dunia Jakarta. “USAID akan membantu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah di Indonesia untuk mendapatkan akses pendidikan berkelas dunia," kata Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel pada acara peluncuran Program Scot Marciel USAID PRIORITAS di Jakarta (3/10). "Kami berharap program ini akan membantu siswa di Indonesia untuk mengembangkan potensi terbaiknya dan menempatkan mereka pada jalan menuju kesuksesan," tambahnya. USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) atau mengutamakan pembaharuan, inovasi, dan kesempatan bagi guru tenaga kependidikan, dan siswa, merupakan program bantuan pendidikan USAID senilai US$ 83,7 juta untuk meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas di Indonesia. Selama lima tahun program USAID PRIORITAS akan membantu meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di 10 provinsi, seperti Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Program ini akan menjangkau sekitar 300.000 siswa di lebih dari 1400 SD/MI dan SMP/MTs, serta secara tidak langsung menjangkau ratusan sekolah yang terlibat dalam program DBE. (Anw)
Mendikbud, Prof. Dr. Moh Nuh, bersama Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel, Sekretaris Menko Kesra, Indroyono Soesilo, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Dr. Nur Syam, dan Direktur Misi USAID/Indonesia Andrew Sisson, meluncurkan Program USAID PRIORITAS.
Mendikbud Luncurkan USAID PRIORITAS Jakarta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Dr. Moh Nuh, menyampaikan apresiasinya atas kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika dalam pelaksanaan program USAID PRIORITAS. Apresiasi itu disampaikan dalam acara peluncuran program USAID PRIORITAS bersama Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel, Dirjen Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis) Prof. Dr. Nur Syam, dan Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Sesmenko Kesra) Dr. Indroyono Soesilo, di Gedung Auditorium Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung D, pada 3 Oktober 2012. Menurut Mendikbud, melalui kerjasama ini kita bisa saling berbagi, saling melengkapi, dan menjangkau mereka yang belum terjangkau. “Pendidikan itu adalah hak dari setiap anak. Satu orang siswa adalah aset besar masa depan. Bila kita mampu menyelamatkannya, itu adalah sebuah pekerjaan besar. Oleh karenanya perlu banyak pihak yang terlibat dalam bidang ini,” kata Mendikbud. Mendikbud juga menyampaikan pentingnya Program USAID PRIORITAS untuk mempercepat capaian pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah. ”Sangat tepat kegiatan kita ini dirumuskan dengan menggunakan nama atau jargon PRIORITAS karena memang itu yang kita prioritaskan,” katanya lagi. Acara peluncuran itu juga diisi pameran praktik pendidikan yang baik dari Dinas Pendidikan Soppeng dan Purworejo, SMPN 8 Bogor dan MTsN Binjai, serta SDN 2 Sedati Gede 2 dan MIN Rukoh Aceh. Mereka menampilkan berbagai karya terbaiknya dampak dari dampingan program Decentralized Basic Education (DBE). (Anw)
Diseminasi Praktik yang Baik
Mengembangkan kelas berbasis laboratorium. Praktik yang baik di SMPN 1 Tellulimpoe, Sulawesi Selatan.
SALAH satu program USAID PRIORITAS pada tahun pertama adalah mendiseminasi berbagai praktik pendidikan yang baik. Keberhasilan yang ditorehkan program DBE (Decentralized Basic Education) dampaknya akan diperluas melalui Program USAID PRIORITAS. Misalnya, keberhasilan implementasi MBS di SDN Sedati Gede 2, Sidoarjo, Jawa Timur, yang berhasil menciptakan akuntabilitas dalam pengelolaan
sekolah yang terbuka, efektif, dan efisien. Dampaknya, pelaksanaan PAKEM dapat berjalan efektif. Atau, pengalaman SMPN 1 Tellullimpoe, Sulawesi Selatan yang berhasil mengembangkan kelas berbasis laboratorium. Media pembelajaran tersedia di semua kelas sehingga mendukung pelaksanaan pembelajaran aktif. Praktik yang baik tersebut akan disebarluaskan melalui program USAID PRIORITAS. (Anw)
PRIORITAS - Nasional
Berkarakter dan Jangkau Lebih Banyak Madrasah
Prof. Dr. Nur Syam
Dr. Indroyono S.
MENTERI Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) yang diwakili oleh Sekretaris Menko Kesra Dr. Indroyono Soesilo, melalui sambutannya dalam peluncuran Program USAID PRIORITAS, menyambut baik pelaksanaan program tersebut. Harapannya, program ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pendidikan karakter kepada siswa, guru, kepala sekolah, dan aparat pendidikan terkait yang sesuai dengan kearifan lokal dan budaya Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. “Dengan percontohan terbatas diharapkan program ini dapat memberikan inspirasi bagi sekolah dan daerah lain untuk melakukan hal yang sama. Kami mohon Program USAID
program Decentralized Basic Education yang PRIORITAS dapat mendukung kebijakan juga dibantu Pemerintah Amerika, yang pendidikan dasar yang sudah digariskan berdampak terhadap peningkatan mutu pemerintah,” tegas Pak Indroyono. madrasah,” papar Prof. Dr. Nur Syam. Menteri Agama yang diwakili Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Nur Syam, sangat mengharapkan (Anw) keberadaan program ini dapat membantu percepatan peningkatan mutu madrasah di Indonesia. Menurut mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, madrasah yang menampung sekitar 20% anak usia sekolah di Indonesia, mutunya masih perlu ditingkatkan. ”Saya berharap madarasah yang tercakup dalam Siswi MTsN Nglawak Nganjuk, Jawa Timur sedang mempresentasikan program USAID hasil percobaan kelompoknya tentang sistem ekskresi manusia. Melalui PRIORITAS dapat program USAID PRIORITAS, diharapkan semakin banyak madrasah lebih banyak lagi. yang menerapkan praktik yang baik seperti di MTsN Nglawak. Sebagaimana
Diagnosa Kemampuan Membaca Kelas Awal dengan EGRA
Asesor EGRA sedang menilai kemampuan membaca siswa kelas awal.
SALAH satu fokus dari program USAID PRIORITAS adalah meningkatkan kemampuan baca siswa kelas awal. Untuk membantu guru dan sekolah dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas awal, USAID PRIORITAS melakukan penilaian kemampuan membaca siswa kelas awal menggunakan instrumen yang bernama EGRA (Early Grade Reading Assessment). Mengapa menggunakan EGRA untuk menilai kemampuan membaca di kelas awal? Sebab EGRA bisa mendiagnosa
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak-anak di kelas awal dalam membaca. Dengan diketahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam membaca, maka dapat disusun sebuah program untuk membantu mereka. EGRA juga sudah terbukti sahih untuk mengumpulkan data awal yang bisa digunakan untuk menyusun suatu program peningkatan kemampuan membaca di kelas awal. Sampai dengan tahun 2010, EGRA sudah dilaksanakan di 50 negara dengan 30 bahasa yang berbeda. Penggunaan yang luas ini menunjukkan bahwa EGRA adalah instrumen yang baik untuk menggambarkan kemampuan membaca anak di kelas awal. Tes EGRA meliputi: (1) membaca huruf, (2) membedakan bunyi awal (fonem), (3) membaca kata bermakna, (4) membaca kata tak bermakna, (5) membaca cepat dan memahami bacaan, dan (6) menyimak bacaan. Selain dari kemampuan membaca, EGRA juga bisa menunjukkan kecepatan membaca anak dan pemahaman terhadap isi bacaan. Tes EGRA dilakukan secara individual dan memakan waktu kurang lebih 15 menit setiap anak. Di program PRIORITAS, EGRA dilakukan dengan Tablet yang menggunakan program TANGERINE. EGRA dilaksanakan di 7 provinsi, 23 Kabupaten/Kota, mulai 19 November sampai dengan 7 Desember 2012. Ada 184 sekolah yang melibatkan 4.416 siswa (Hw)
News letter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: ww.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 797801. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email
[email protected]. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 350--550. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG. USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
2 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
PRIORITAS - Nasional
Indikator Keberhasilan Program USAID PRIORITAS PADA bulan November Desember 2012, tim enumerator yang terdiri dari dosen, pengawas, guru, kepala sekolah dan mahasiswa mengunjungi sejumlah sekolah di 23 kabupaten/kota di 7 provinsi mitra. Mereka mengamati cara guru mengajar, mewawancarai kepala sekolah dan komite sekolah, melakukan tes Matematika, bahasa Indonesia dan IPA pada murid SD/MI dan SMP/MTs.Tim ini juga mewawancarai pimpinan LPTK dan staf inti di dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota. Apa yang mereka lakukan? TIM itu sedang mengumpulkan informasi tentang kondisi di lapangan sebelum program USAID PRIORITAS mulai berjalan. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kondisi setelah program dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya. Hasil perbandingan itu digunakan untuk mengambil kesimpulan apakah program mencapai hasil yang diharapkan. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan hasil tiga komponen utama USAID PRIORITAS dalam membantu upaya peningkatan mutu pendidikan. Apa saja indikator keberhasilan ketiga komponen program tersebut? 1. Indikator Kualitas dan Relevansi Pendidikan Indikator utama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dilihat dari cara guru SD/MI dan SMP/MTs mengajar: apakah mereka memberikan peranan aktif kepada murid dan tidak hanya memberikan ceramah dari depan kelas. Indikator lainnya adalah kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran: apakah kepala sekolah secara teratur mengamati guru mengajar dan memberikan saran serta membantu peningkatan profesional guru. Dampak upaya perbaikan diukur pada pencapaian murid, khususnya dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan IPA. Agar praktik guru mengajar dapat ditingkatkan, metode pembelajaran aktif harus sudah dipraktikkan di lembagalembaga pendidikan guru. Oleh karena itu, USAID PRIORITAS juga membantu peningkatan mutu pendidikan guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Indikator keberhasilan diukur dari pelaksanaan pembelajaran aktif oleh para dosen LPTK dan oleh mahasiswa calon guru. Selain itu, indikator lainnya adalah intensitas pelaksanaan kegiatan
Siswa kelas I di SDN 1 Bakulan, Kec. Kemangkon, Kab. Purbalingga, sedang antri mengerjakan tugas ke depan. Sekolah ini menjadi salah satu sekolah mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah.
yang berkaitan dengan peningkatan profesi guru seperti pelatihan guru dan penelitian. 2. Indikator Tata Kelola dan Manajemen Indikator yang berkaitan dengan peningkatan manajemen dan tata kelola di sekolah antara lain diukur melalui proses perencanaan: apakah rencana kegiatan dan anggaran sekolah disiapkan bersama pemangku kepentingan (partisipasi), terbuka bagi siapa saja yang ingin mengetahuinya (transparansi) dan ada pertanggungan jawab dalam pelaksanaan rencana tersebut (akuntabel). Di tingkat kabupaten, indikator peningkatan tata kelola dan
manajemen diukur dari tersedianya sistim informasi manajemen pendidikan (EMIS) di dinas pendidikan dan sampai seberapa jauh hasil pengolahan data memberikan masukan dalam perumusan kebijakan pendidikan. 3. Indikator Koordinasi antar Institusi Pendidikan Koordinasi antara berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan antara lain diukur dari adanya rencana pengembangan profesi guru (termasuk besarnya alokasi dana) dan apakah perencanaan itu disusun bersama lembaga pendidikan seperti LPMP, LPTK dan organisasi lainnya. (Phg/ Af)
Studi Relevansi Kebutuhan Pendidikan Daerah UNTUK mendapatkan masukan tentang pelaksanaan program yang relevan dengan kebutuhan pendidikan daerah, USAID PRIORITAS melakukan studi asesmen kebutuhan pendidikan di daerah. Asesmen dengan metode FGD (Focus Group Discussion) dan wawancara itu melibatkan berbagai unsur stakeholder pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota. Misalnya, dinas pendidikan, kementerian agama, Bappeda, badan kepegawaian daerah, kepala sekolah, guru, pengawas, dan dewan pendidikan. Kegiatan asesmen dilaksanakan di seluruh provinsi mitra USAID PRIORITAS (Oktober-Desember 2012). Di Sumatra Utara, kegiatan asesmen menghasilkan rekomendasi perlunya penguatan koordinasi sektor pendidikan. Sebagai rencana tindak lanjutnya, mereka sepakat untuk menjadwalkan FGD secara rutin. Di Jawa Barat, kegiatan FGD tersebut juga dimanfaatkan untuk
mengevaluasi pelaksanaan Program DBE. Yesa Sarwedi HS, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menilai pada saat pelaksaan program DBE, dukungan provinsi cenderung kurang maksimal karena hambatan komunikasi. “Saat itu, DBE lebih banyak berkoordinasi langsung dengan daerah kab/kota,” jelasnya. Untuk itu melalui program USAID PRIORITAS, Dinas Pendidikan Jawa Barat ingin terlibat lebih aktif dalam implementasi program, terutama dalam rangka koordinasi, baik pada tingkat stakeholder provinsi maupun koordinasi daerah. Prof. Dr. H. AT Soegito, S.H., M.M, Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, menilai saat ini banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Dinas Pendidikan di propinsi. “Diperlukan mitra seperti PRIORITAS untuk mensinergikan kebutuhan propinsi dan keinginan dari pengguna pendidikan di daerah,” katanya saat kegiatan FGD di Jawa Tengah. Kom
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 3
PRIORITAS - Nasional
Evaluasi Tahap Akhir Program DBE Jakarta. “DBE adalah program yang bisa dikatakan luar biasa sukses. Program ini juga ternyata sejalan dengan Pemerintah Indonesia yang berfokus pada peningkatan profesionalisme guru, sertifikasi guru, dan penguatan kapasitas lembaga pelatihan guru,” kata Dr. David P. Evans, peneliti independen JBS International pada acara Lokakarya Evaluasi Tahap Akhir Program DBE (Decentraliced Basic Education) (12/10). David SMPN2 Musuk, salah satu sekolah mitra DBE ditunjuk menjadi koordinator di Jawa Tengah tetap melestarikan Evaluasi Tahap Akhir DBE pembelajaran aktif di sekolah. yang dilaksanakan bersama tim akademisi dari Indonesia. Lokakarya tersebut memaparkan hasil evaluasi pelaksanaan program DBE. Lokakarya juga membahas upaya USAID bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) untuk mengatasi kelemahan yang ditemukan, serta menjaga keberhasilan yang telah dicapai. Menurut Dr. M. Basri Wello salah seorang anggota peneliti, program DBE secara nyata telah berhasil mengembangkan kapasitas manajemen dan tata kelola layanan pendidikan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Sekolah/Madrasah, serta meningkatkan kualitas pembelajaran di SD/MI dan SMP/MTs. ”Tetapi, disayangkan, dampak dari peningkatan kapasitas ini terbentur pada kebijakan rotasi pegawai yang menempati personel kunci seperti kepala sekolah,” kata dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) itu.
Program DBE berjalan dari tahun 2005-2011yang bermitra dengan 72 kabupaten/kota di tujuh provinsi di Indonesia, yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Tujuan dari program ini adalah peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran SD/MI dan SMP/MTs melalui kegiatan belajar yang aktif, kontekstual dan relevan. DBE juga mendukung perencanaan dan penganggaran di sekolah/ madrasah dan kabupaten/ kota yang akuntabel, transparan dan partisipatif, yang dicapai melalui: pelatihan bagi kepala dan komite sekolah/ madrasah tentang kepemimpinan dan teknik manajemen berbasis sekolah; dan menyediakan metode dan alat perencanaan, penganggaran, manajemen sarana prasarana, dan manajemen sumber daya manusia bagi dinas pendidikan kabupaten/ kota. Di akhir program, DBE telah memberikan manfaat langsung bagi 1.476 sekolah, 57.400 pendidik, dan 480.000 siswa. Selain itu ada 84 kabupaten/kota dan 30.000 sekolah yang mendiseminasikan praktik yang baik dari DBE ini dengan menggunakan anggaran dan sumber daya sendiri. Walau pencapaian DBE sudah luar biasa, akan tetapi masih banyak kesempatan yang belum tercapai. Sebagai contoh, sekolah yang telah berhasil berkembang kehilangan momentumnya akibat kepala sekolah yang dulu digantikan oleh kepala sekolah lain yang tidak memperoleh dukungan dan pemahaman program DBE. Di sekolah lain, pembelajaran aktif menjadi memudar karena guru senantiasa memerlukan dukungan dalam bentuk pelatihan/penyegaran untuk menjaga kemampuan mereka menyelenggarakan pembelajaran aktif. Di tempat lain, dukungan masyarakat ke sekolah juga mengalami penurunan, dan perencanaan sekolah hanya dilakukan sekedarnya, karena masyarakat menganggap bahwa “pendidikan gratis”, setelah diperkenalkanya Bantuan Operasional Sekolah. Selain itu, koordinasi antar dan dalam komponen program DBE, juga dengan Pemerintah Indonesia juga perlu ditingkatkan. (Anw)
Eric Postel Nilai ”Excellent” Pembelajaran di SMPN 8 Bogor
Eric Postel (tengah) mengajak diskusi siswa SMPN 8 Bogor.
Bogor. Eric Postel, Assistant Administrator USAID, berkunjung ke SMPN 8 Bogor, untuk melihat lebih dekat aktivitas pembelajaran di sekolah mitra DBE dan sekarang menjadi mitra USAID PRIORITAS (30/10). Kunjungan dilakukan ke kelaskelas, laboratorium, dan perpustakaan. Kelas IPA menjadi kelas kunjungan pertama. Para siswa tampak aktif melakukan percobaan asam dan basa
dengan bahan yang sederhana dan mudah didapatkan. Diskusi antarkelompok pun berlangsung membahas hasil temuan mereka. Di kelas pembelajaran bahasa Inggris, beberapa siswa tampak menyampaikan pengalaman belajar dan cita-citanya dalam bahasa Inggris. Muhammad Irfan, salah seorang siswa kelas 9 yang tahun ini menjadi duta Jawa Barat dalam Olimpiade Fisika
4 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
tingkat nasional, bertutur, “I like the ways my teachers teach us.The process of learning keeps me enthusiastic and relaxed.”Andini, siswa kelas VIII juga menuturkan pengalaman dan citacitanya dalam bahasa Inggris. “I wish to be a politician who can change Indonesia better,” ujarnya mantap. Terhadap presentasi siswa, Mr. Eric menyatakan, “Excellent.” Kata tersebut merepresentasikan sebuah kebanggaan atas kinerja siswa-siswi. Pada akhir pertemuan, berlangsung diskusi antara tim USAID, kepala sekolah, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Bogor (Hj.Yayah Warsiah, M.Pd) Dinas Pendidikan Kota Bogor yang ikut dalam kunjungan menyampaikan bahwa pembelajaran di SMPN 8 amatlah menarik dan bermakna. Ia menghimbau sekolah-sekolah di Bogor baik negeri maupun swasta untuk mereplikasi model tersebut. (Yti/Din)
PRIORITAS - Provinsi Aceh
Wagub Aceh: Utamakan Mutu Pembelajaran Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Muzakir Manaf akan memfokuskan pembangunan pendidikan di Aceh pada bidang mutu.Terutama meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. ”Mulai tahun ini kita harus fokus pada mutu pembelajaran di sekolah, baik untuk murid maupun guru,” ungkap Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf. Banda Aceh. Pada peluncuran program USAID PRIORITAS di Aceh (21/11) Wakil Gubernur Aceh menyatakan bahwa Provinsi Aceh sangat berkepentingan dan mengharapkan semua pihak turut mendukung pelaksanaan program USAID PRIORITAS, “Ketika Pemerintah dan USAID memutuskan Aceh sebagai salah satu sasaran program PRIORITAS, tentu saja Pemerintah Aceh menyambut dengan antusias,” jelas Wagub. Antusias tersebut bukanlah tanpa alasan. Hasil pemaparan Bappeda Aceh tentang Rancangan RPJM Aceh tahun 2012 sektor pendidikan menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan kualitas sumber daya manusia di Aceh masih rendah. Salah satunya dapat dilihat dari peringkat lulusan pendidikan menengah yang memasuki perguruan tinggi tahun 2011 yang menunjukkan Aceh berada pada peringkat 31 untuk kelompok IPA dan peringkat 25 untuk kelompok IPS dari 34 Provinsi di Indonesia. Selain itu, hasil uji kompetensi guru tahun 2012, provinsi Aceh menempati urutan yang ke 28 dan tentu saja ini menjadi bahan pertimbangan bagi
Foto dari kiri: Penandatanganan Kerangka Acuan Kerja (KAK) di Banda Aceh, Foto bersama Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston; Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, M.A.;Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf; Bupati Bireuen, H. Ruslan M. Daud;Wakil Bupati Pidie, M. Iriawan, SE dan Deputi Pendidikan USAID INDONESIA, Dr. Lawrence Dolan. Pemukulan Rapa’i Geleng menandakan peluncuran program USAID PRIORITAS di Aceh.
pemerintah Aceh dalam menyusun RPJM hingga 2017. “Jangan kita selalu berpikir membangun fisik. Ada hal yang utama yang menjadi tanggung jawab kita saat ini, yaitu mutu pendidikan yang lebih baik untuk masa depan anak- anak Aceh,” tegas wakil Gubernur, “Dinas Pendidikan harus fokus pada peningkatan mutu, sedangkan menyangkut bangunan sekolah itu akan ditangani oleh PU (Dinas Pekerjaan Umum) saja!” lanjut Mualem. Di Provinsi Aceh, USAID PRIORITAS akan mengembangkan daerah mitra DBE yaitu Kota Banda
Terpadunya Koordinasi Stakeholder Pendidikan Banda Aceh. TKPPA atau Tim Koordinasi Pembangunan Pendidikan Aceh bersama seluruh stakeholder pendidikan tingkat provinsi dan lembaga donor pendidikan di Aceh kembali mengadakan pertemuan rutin koordinasi yang dihadiri langsung oleh Gubernur Aceh Dr. Zaini Abdullah (16/10). Selama ini pertemuan TKPPA sangat strategis dan produktif. Tahun 2012, TKPPA berhasil mendorong dikeluarkannya kebijakan Gubernur Aceh tentang percepatan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM), petunjuk teknis equity strategy, Pergub tentang pendidikan inklusi, dan Pergub tentang PAUD. TKPPA memungkinkan antar lembaga untuk saling berkoordinasi sehingga tidak terjadi tumpang tindih program. Antarlembaga donor dapat saling berbagi informasi praktik baik yang dilakukan. Pada kesempatan itu, Gubernur Aceh menginstruksikan 6 hal yang perlu dilaksanakan TKPPA yaitu: 1) menjalankan tugasnya untuk memajukan pendidikan di Aceh, 2) membuat seminar pendidikan untuk mengumpulkan masukan dan ide dari masyarakat, 3) menyusun strategi penerapan pendidikan yang Islami, 4) menyusun strategi untuk peningkatan mutu pendidikan, 5) Bappeda melakukan koordinasi dan meneliti program dari kabupaten/kota agar sesuai dengan RPJM Pendidikan dan Renstra Pendidikan Aceh, dan 6) Membuat suatu kajian mengenai pola pembinaan dan pengembangan guru sesuai dengan kondisi ril saat ini. (Tmk)
Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen dan Aceh Tengah serta 2 kabupaten mitra tahun pertama yaitu Bener Meriah dan Aceh Jaya. USAID PRIORITAS di Aceh akan menambah 6 daerah mitranya pada tahun kedua program ini dijalankan. Memenuhi instruksi Wakil Gubernur, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Drs. Anas M. Adam menyatakan dukungan dan kesiapan jajarannya untuk bekerja sama dengan program PRIORITAS, “Kami menyambut baik dan siap bekerja sama dengan program yang digagas USAID, karena yang digulirkan lembaga itu sejalan dengan program dinas pendidikan provinsi dan kabupaten,” ujar Anas. Anas juga menyambut baik dengan akan dilatihnya fasilitator daerah disetiap kabupaten, “Fasilitator daerah sangat penting, karena dapat menjadi aset daerah dan akan terus melanjutkan program peningkatan mutu setelah USAID PRIORITAS menyelesaikan programnya,” harap Anas. Harapan Mualem dan Anas didukung pula oleh semua stakeholder pendidikan dari perwakilan kabupaten/kota dan provinsi yang hadir pada saat peluncuran program USAID PRIORITAS. Mereka yakin program ini dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi peningkatan mutu pembelajaran di Aceh, “Kami siap mendukung program ini,” tegas Bardan Sahidi komisi pendidikan DPRD Aceh Tengah. (Tmk)
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 5
PRIORITAS - Provinsi Sumatra Utara
USAID Berikan Penghargaan Kepada Plt Gubernur Sumatra Utara dari semua pihak, baik dari Medan. Direktur masyarakat, swasta dan Pendidikan USAID, Margaret negara-negara donor. Sancho memberikan ”Kontribusi semua pihak penghargaan kepada Plt. sangat dihargai. Karena itu Gubernur Sumatera Utara Pemprovsu sangat terbuka (Gubsu), H. Gatot Pujo dan menyambut gembira Nugroho ST atas komitmen kemitraan bersama United meningkatkan mutu State Agency for International pendidikan dasar melalui Development (USAID) ini,” kata replikasi Program USAID DBE Gatot Pujo Nugroho. (Decentralized Basic Education) Plt.Gubsu dalam keseluruh kabupaten/kota di konferensi pers mendorong Provinsi Sumatera Utara. kabupaten/kota Penghargaan tersebut menyebarluaskan praktik diberikan dalam acara baik hasil program DBE dan Peluncuran Program USAID Plt Gubernur Sumatra Utara mendapatkan penghargaan USAID atas USAID PRIORITAS. Menurut PRIORITAS Provinsi komitmennya meningkatkan mutu pendidikan dasar melalui replikasi Plt. Gubsu semakin banyak Sumatera Utara di Hotel Program DBE di Sumatra Utara. Penghargaan tersebut diberikan oleh yang mendapatkan pelatihan Aryaduta, Medan (14/11). Margaret Sancho Direktur Pendidikan USAID. maka mutu pendidikan akan Margaret Sancho semakin baik. ”Media juga menyebut, USAID sangat harus aktif mengingatkan berkembang. Selalu ada ruang untuk mengapresiasi komiten Gubsu kabupaten/kota mitra USAID melakukan hal yang lebih baik.”Hal ini untuk meningkatan mutu pendidikan PRIORITAS untuk mereplikasi dan dapat dicapai melalui kerja sama. Seperti dasar dan memanfaatkan program DBE. menyebarkan hasil-hasil baik pelatihan,” kemitraan dengan pemerintah nasional Selama tahun 2011-2012, Pemerintah ungkap Plt Gubsu itu. (Eh) dan daerah, antara orang tua dan siswa Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dan guru, serta kemitraan antar negara,” telah menggunakan anggaran provinsi ungkap Kathryn A. Crockart. sebesar Rp.4,5 milyar untuk melatih Diseminasi DBE Plt. Gubsu berterima kasih dan 1.020 guru dengan menggunakan tenaga menyambut gembira penghargaan yang pelatih dan modul-modul pelatihan DBE. KEMITRAAN USAID di Provinsi Sumatera diberikan USAID. Menurut Plt. Gubsu, Utara di bidang pendidikan dasar telah Pelatihan itu memberikan manfaat dimulai sejak tahun 2005 melalui program membangun pendidikan berkualitas langsung kepada sekitar 32.640 siswa di Decentralized Basic Education (DBE). tidaklah cukup dengan hanya 33 kabupaten/ kota. Selama 2005 – 2011, Program DBE USAID menyediakan sarana fisik. Pendidikan Konsul Amerika Serikat (AS) untuk telah berhasil meningkatkan kapasitas 2.121 berkualitas membutuhkan dukungan Pulau Sumatra, Kathryn A. Crockart orang guru di 236 sekolah (SD, SMP dan sistem manajemen dan sumber daya memuji komitmen Gubsu meningkatkan Madrasah) dan memberikan manfaat manusia yang handal. kualitas pendidikan dasar. Konsul AS langsung kepada sekitar 50.000 siswa di 8 Lebih Lanjut Plt. Gubsu menekannya mengatakan bahwa penyediaan kabupaten/kota mitra DBE di Provinsi pentingnya kerjasama dan kemitraan pendidikan dasar berkualitas Sumatera Utara. Secara mandiri program dengan semua pihak. Pemprovsu tidak membutuhkan komitmen kuat. DBE disebarluasakan oleh 16 dapat bekerja sendirian dalam Pemerintah tidak boleh puas dan kabupaten/kota dengan menggunakan dana membangun dunia pendidikan. berhenti dengan sistem pendidikan yang APBD dan BOS sebesar Rp 2,6 milyar Pemprovsu membutuhkan dukungan sudah ada. Pendidikan terus untuk melatih 5.161 tenaga pendidik.
Stakeholder Provinsi Sepakati FGD Rutin STUDI awal di tingkat provinsi menghasilkan rekomendasi penguatan koordinasi sektor pendidikan. Sebagai rencana tindak lanjut, stakeholders bidang pendidikan sepakat menjadwalkan FGD (Focus Group Discussion) rutin. FGD akan mendiskusikan, memonitoring dan mengevaluasi perkembangan program USAID PRIORITAS. Sekretaris Dinas Pendidikan Provsu (Sekdisdiksu) Drs. Bahaudin Manik berharap studi awal ini dapat membantu Disdiksu mencapai beberapa indikator keberhasilan pendidikan yang sudah ditetapkan secara nasional.” Ada tujuh target secara nasional dan internasional yang dibebankan kepada provinsi. Tujuh target ini menjadi ukuran keberhasilan pendidikan. Kami berharap USAID PRIORITAS bisa membantu provinsi Sumut mencapai target
tersebut,”ungkap Bahaudin Manik. Selain di tingkat provinsi, studi sejenis juga dilakukan di tiga kabupaten/kota baru mitra USAID PRIORITAS yaitu Medan, Labuhan Batu dan Nias Selatan. Menurut Agus Prayitno, Whole School Development (WSD) Specialist USAID PRIORITAS, studi awal bertujuan mendapatkan gambaran nyata kondisi pendidikan di distrik mitra. ”Hasil studi ini akan menjadi ukuran titik berangkat program,” jelas Agus Prayitno. Selama menjalankan studi awal, tim USAID PRIORITAS melakukan kunjungan lapangan dan melakukan diskusi dengan Dinas Pendidikan, Ka. UPT, KCD, Kemenag, Guru, Pengawas, Bappeda, BKD dan Dewan Pendidikan. Informasi yang didapatkan kemudian dianalisis dan dipresentasikan agar menjadi kesepakatan bersama. (Eh)
6 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
PRIORITAS - Provinsi Banten Wakil Gubernur Rano Karno: Adaptasi Pendidikan Berkualitas Global kebijakan pendidikan, anggaran 20 persen APBD harus benarbenar langsung dialokasikan ke peserta didik. Artinya, gaji guru tidak termasuk anggaran sebesar 20 persen tadi,” ujar mantan aktor peraih Citra Wagub Banten Rano Karno meresmikan program USAID PRIORITAS di yang terjun ke bidang Provinsi Banten, didampingi oleh Direktur Misi USAID, Andrew Sisson. politik tersebut. Wagub Rano “Ada wacana menarik, Kementerian mengakui bahwa Pendidikan dan Kebudayaan akan dunia pendidikan Indonesia sedikit mengubah kurikulum (di tahun) 2013. tertinggal dibanding luar negeri. “Kalau Ini merupakan masukan dari nggak di-adopt, kita akan tertinggal. Tentu program-program seperti (USAID saja kita tidak boleh meninggalkan PRIORITAS) ini. Jenjang pendidikan konten lokal,” imbuhnya sembari sekarang sudah mencapai tingkat mengingatkan bahwa ada kearifanglobal,” ujar Wagub Banten. kearifan lokal yang bisa sangat bermanfaat dalam memperkaya Serang - Wakil Gubernur (Wagub) khazanah pendidikan dasar, seperti Banten, H. Rano Karno, meresmikan misalnya permainan congklak. program USAID PRIORITAS di Ratu Direktur Misi USAID Indonesia, Bidakara Hotel, hari Selasa, 4 Desember Andrew Sisson, yang hadir dalam 2012 ini. Dalam sambutannya, Wagub kegiatan peluncuran di Banten, Rano Karno menyatakan dukungannya menegaskan bahwa Program PRIORITAS terhadap upaya peningkatan kualitas merupakan program bantuan teknis atas tenaga pendidik untuk tingkat sekolah dasar kemitraan komprehensif antara dasar dan sekolah menengah pertama. Pemerintah Amerika Serikat dan “Pemerintah harus konsisten dalam Pemerintah Indonesia. Dikatakan
peluncuran program bantuan pendidikan di Provinsi Banten ini merupakan bagian dari program pendidikan USAID senilai US$ 83,7 juta yang akan meningkatkan mutu pendidikan di 10 provinsi. “Tujuannya untuk meningkatkan kerjasama dalam mempererat hubungan antar kedua negara, khususnya melalui peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,” katanya. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Drs. Hudaya Latuconsina menegaskan bahwa bantuan pendidikan via program USAID PRIORITAS akan terfokus pada peningkatan standar kompetensi tenaga pendidik dan bukannya bantuan berupa uang. Program USAID PRIORITAS yang akan dilaksanakan selama 5 tahun di Provinsi Banten akan bekerja di 5 kabupaten/kota, yaitu Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. Tiga wilayah lain akan menyusul di tahun kedua, yaitu Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang. Dalam meningkatkan kompetensi tenaga pengajar tingkat SD dan SMP dan madrasah, USAID PRIORITAS Banten akan bekerjasama dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Serang. (Nic)
Keceriaan Belajar di SMPN dan MTsN Bayah, Lebak, Banten
Walaupun berada di daerah terpencil, proses pembelajaran aktif yang kontekstual juga dapat berlangsung secara efektif, seperti di SMPN dan MTsN Bayak, Lebak, Banten. Praktik yang baik ini perlu dikembangkan dan disebarluaskan.
BAYAH merupakan kecamatan terpencil di Selatan Banten. Di lingkungan yang cukup terpencil itu, kini para siswa SMP/MTs mitra DBE menikmati keceriaan belajar kooperatif dan kontekstual. Mereka mendayagunakan lingkungan alam Bayah untuk aktif dalam proses pembelajaran efektif. Mereka merajut masa depannya dengan penuh optimisme di bawah fasilitasi para guru dampingan DBE. Mereka memanfaatkan setiap potensi daerah sebagai media belajar, baik dalam ruang kelas maupun di alam terbuka. Praktik yang baik ini akan disebarluaskan melalui program USAID PRIORITAS di Banten. (Nic/Ddn)
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 7
PRIORITAS - Provinsi Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Menyambut Hangat Bandung - USAID PRIORITAS yang bertujuan untuk memperluas akses Ahmad Heryawan pendidikan dasar yang berkualitas, benarbenar sejalan dengan program pendidikan di Jawa Barat. Demikian dikatakan oleh Gubernur Ahmad Heryawan menanggapi pelaksanaan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat. Hal itu diungkapkan saat tim USAID PRIORITAS beraudiensi di kantornya. Kang Aher, sapaan akrab gubernur, menjelaskan bahwa pihaknya telah mencanangkan sejak empat tahun terakhir bahwa fokus pembangunan pendidikan di Jawa Barat adalah perihal aksesibilitas. “Kami memusatkan sepenuh perhatian dan mengerahkan segenap kemampuan untuk membuka akses pendidikan lebar-lebar bagi semua lapisan masyarakat Jawa Barat, khususnya mereka yang berada pada usia sekolah,” tegasnya. Gubernur berharap program USAID PRIORITAS dapat berjalan secara in-line dengan programprogram pendidikan unggulan yang sedang berjalan di Jawa Barat. Dengan demikian, program ini akan berlangsung secara seirama dan berjalin-kelindan dengan program Jawa Barat untuk menghasilkan dampak peningkatan mutu dan akses pendidikan yang lebih baik. Gubernur juga menyatakan keinginannya agar program USAID PRIORITAS bisa dirasakan secara merata. Mengingat program tersebut direncanakan hanya akan bekerja di tiga belas kabupaten/kota di Jabar, Gubernur menyatakan komitmennya untuk mendiseminasikan program ini ke tiga belas kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Untuk mewujudkan komitmen itu, gubernur akan bersinergi dengan DPRD untuk menyiapkan anggaran khusus sebagai dana pendamping program USAID PRIORITAS di Jawa Barat. (Ddn)
Foto kanan Bupati Karawang, Ade Swara, tengah menandatangani KAK Program USAID PRIORITAS, disaksikan oleh Stuart Weston (CoP), Anna Sophanah (Bupati Indramayu), Sukmawijaya (Bupati Sukabumi), Jalu Noor Cahyanto (USAID), dan Aip Rivai (Asda Bidang Kesra Jabar). Asda Bidang Kesra Pemprov Jawa Barat tengah melakukan pemukulan gong sebagai simbol peluncuran secara resmi program USAID PRIORITAS di Jawa Barat.
USAID PRIORITAS Sejalan dengan RPJMD Jawa Barat USAID PRIORITAS akan membantu Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di 13 kabupaten/ kota. Program ini akan bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Jalu Cahyanto, Program Manager USAID, menyampaikan bahwa Jawa Barat menghadapi tantangan dalam menyediakan akses pendidikan yang berkualitas bagi siswa dan dalam meningkatkan profesionalisme guru. (Ddn)
”PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat menyambut baik segala bentuk kerjasama yang dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Asisten Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat Aip Rivai yang membacakan sambutan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, dalam acara peluncuran program USAID PRIORITAS di Jawa Barat. Program ini, menurutnya sejalan dengan salah satu arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2008-2013.
Buat Percontohan Majalah Kelas Awal SALAH satu cara USAID PRIORITAS mengembangkan atmosfer membaca di kalangan siswa kelas awal adalah melalui Early Grade Magazine atau Majalah Kelas Awal. Dua sekolah di dua Kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat akan dipilih sebagai pilot project. Sekolah terpilih kelak akan menjadi benchmark bagi sekolah dan daerah mitra lainnya. USAID PRIORITAS Jawa Barat akan melaksanakan semacam ‘audisi’ untuk memilih suatu kelompok terdiri atas 68 orang siswa dan 3 orang guru sebagai tim redaksi. Siswa diseleksi dari kelas 5 dan/atau 6 di sekolah mitra yang berpeluang menjadi sekolah praktik yang baik.
Kelompok yang telah terbentuk melalui saringan ‘audisi’ tersebut kemudian akan dilatih dan didampingi menerbitkan majalah. Pelatihan akan difokuskan pada langkah dan cara mengembangkan majalah. Tim redaksi sekolah akan mendapatkan pendampingan dan dukungan seperangkat kamera sebagai perkakas liputan. Majalah Kelas Awal yang dikelola oleh tim siswa dan guru ini diproyeksikan untuk memuat: Cerita rakyat; Permainan tradisional; Kegiatan sekolah (seperti proses belajar yang menyenangkan); Feature/refleksi/ deskripsi alam;
8 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
Kartun/ karikatur; Bacaan terkait permainan yang disukai; Foto dan ilustrasi warna-warni; Isu-isu cross-cutting: seperti hidup sehat, betah di sekolah, keragaman; dll. Majalah karya siswa ini akan dicetak sebanyak 500 eksemplar untuk dibagikan ke sekolah mitra lain di Jabar. Harapannya dapat memicu kreativitas siswa-siswa lain di sekolah mitra USAID PRIORITAS. Setelah dua tahun dibina, akan dilakukan evaluasi dampak program ini. Diharapkan majalah ini tetap berkesinambungan dengan membangun kemitraan penerbit dan sekolah. (Ddn)
PRIORITAS - Provinsi Jawa Tengah
Kesempatan Baik untuk Kembangkan Pendidikan Semarang. Program USAID PRIORITAS resmi diluncurkan Selasa (20/11) di Hotel Santika Semarang. Sekretaris Daerah Jawa Tengah Hadi Prabowo mewakili Gubernur bersama dengan 13 kepala daerah penerima bantuan menandatangani perjanjian kerjasama dengan USAID PRIORITAS. Hadir dalam acara tersebut Direktur Pendidikan USAID Indonesia Margaret Sancho, Wakil dari USAID PRIORITAS Mark Heyward, Rektor IAIN Walisongo, Kepala Kantor Kementrian Agama Jateng, Wakil Kepala Dinas Pendidikan Jateng, Bupati Purbalingga, Demak, Batang, serta perwakilan dari 13 kabupaten/ kota mitra. Program Pendidikan USAID PRIORITAS di Jateng menggandeng tiga Universitas yaitu Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, dan IAIN Walisongo. Para Dosen di Universitas ini akan mendapatkan pelatihan untuk menyelenggarakan pendidikan berkualitas bagi mahasiswa calon guru, serta untuk mendampingi mitra di daerah USAID PRIORITAS.
Margaret Sancho mengatakan program tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara menyeluruh sehingga semua elemen pendidikan dan sekolah dapat tersentuh yang pada akhirnya dapat memaksimalkan potensinya untuk menuju kesuksesan. Selaras dengan yang disampaikan oleh Margaret Sancho, Hadi Direktur Pendidikan USAID Margaret Sancho (dua dari kiri) dan Prabowo berpesan Sekda Provinsi Jawa Tengah Hadi Prabowo (dua dari kanan) di kepada para stakeholder temani oleh Bupati Demak (kanan) dan Bupati Batang (kiri) pendidikan yang hadir meninjau pameran praktik pendidikan yang baik dalam peluncuran untuk memaksimalkan program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah. potensi pendidikan di daerahnya masingyang baik saya minta dimanfaatkan masing melalui program USAID seoptimal mungkin dan ditindaklanjuti PRIORITAS. “Pelaksanaan program dengan langkah nyata oleh Pemerintah USAID PRIORITAS ini merupakan Daerah, Lembaga Pendidikan, maupun kesempatan yang baik bagi kalangan Tenaga Kependidikan agar capaian pendidikan di Jawa Tengah untuk maju program ini sesuai target,” pesannya. dan berkembang. Karena itu, peluang
Inovasi Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan di Purworejo “MENGALIR apa adanya”, itulah motto Drs. Bambang Aryawan, MM Kepala Dinas Pendidikan Purworejo, Jawa Tengah. Lelaki berperawakan tegas ini menyatakan siap secara total untuk mengubah wajah pendidikan di Kabupaten Purworejo. Karena tekad kuatnya itu, Bambang menyambut gembira hadirnya Bambang Aryawan program USAID PRIORITAS. “Banyak pencapaian bersama DBE yang telah kami kembangkan di Purworejo,” kenangnya. Kabupaten Purworejo adalah salah satu daerah mitra DBE yang berhasil meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya. Mereka berhasil membuat dan mengembangkan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan Pendidikan yang diimplementasikan secara konsisten, menghitung Biaya Operasional Satuan Pendidikan yang relevan dengan kondisi daerah, melakukan pemerataan guru, dan peningkatan kualitas pembelajaran dengan model PAKEM dan Pembelajaran Kontekstual,” lanjutnya. Program DBE di Kabupaten Purworejo sampai saat ini masih terasa dampaknya. Berikut adalah beberapa inovasi yang dilakukan di Purworejo. 1. Pemerataan dan Perluasan Akses - Daya tampung sekolah melebihi kebutuhan rasio jumlah siswa dan ruang belajar sudah sesuai standar kelayakan - Pemerataan guru secara proporsional sehingga tidak memerlukan pengangkatan lagi selama 4 tahun. Kebutuhan guru dapat terpenuhi secara merata melalui program regrouping (penggabungan beberapa sekolah) dan multy
grade teacher (satu guru mengajar lebih dari satu tingkat karena jumlah siswa sedikit) untuk derah terpencil. 2. Peningkatan Mutu dan Relevansi - Peningkatan kapasitas pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan pelatihan PAKEM dan kapasitas lain, - Pelatihan kepala sekolah, komite, dan guru secara bersamaan sehingga program bisa langsung berjalan, - Pendampingan tindak lanjut PAKEM oleh pangawas yang menjadi fasilitator, - Melakukan replikasi DBE dari 2 kecamatan dan 1 gugus menjadi seluruh sekolah di Purworejo. Hasil replikasi dirasakan dengan peningkatan kualitas pembelajaran. - Berkembangnya sekolah inovatif yang melaksanakan pembelajaran aktif, kontekstual, dan berkarakter. 3. Pencitraan Publik - Adanya program “anak beriman dan berkepribadian”. Program bagi siswa muslim lulus dari pendidikan dasar mampu membaca tulis Al-Qur'an dan Sholat dengan benar, - Munculnya guru dan siswa berprestasi. Menurut Bambang, Program DBE berhasil mempersatukan guru, kepala sekolah, dan pengawas menjadi berdaya dan pada akhirnya kapasitas sekolah menjadi maksimal. Keberhasilan DBE, membuat Bambang semakin mantap untuk mendukung diseminasi program melalui USAID PRIORITAS. “Harapan saya, USAID PRIORITAS akan menjadi mitra yang mengalirkan inovasi pembelajaran secara deras untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Purworejo,” katanya lagi. (Arz)
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 9
PRIORITAS - Provinsi Jawa Timur
”Karena USAID Guruku jadi Pinter-pinter”
Foto atas: Kepala Kanwil Kemenag Jatim Dr. H. Sudjak memukul gong sebagai tanda peresmian USAID PRIORITAS di Jatim, didampingi Dubes AS dan Konjen AS di Surabaya. Foto bawah: Rektor LPTK dan perwakilan kepala daerah mitra USAID PRIORITAS di Jatim melakukan penandatanganan KAK.
Surabaya. Peresmian program USAID PRIORITAS telah dilaksanakan di Jawa Timur pada 6 Desember 2012. Bertempat di Isyana Ballroom Hotel Bumi Surabaya, peresmian Program USAID PRIORITAS di Jawa Timur ini terasa lebih istimewa karena dihadiri langsung oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Mr. Scot Marciel yang didampingi oleh Konjen AS di Surabaya Mr. Joaquin F. Monserrate; USAID Deputy Mission Director Mr. Derrick Brown; USAID Education Office Director Mrs. Margaret Sancho dan COP USAID PRIORITAS Mr. Stuart Weston. Sementara itu dari Jawa Timur hadir 277 undangan para stakeholder pendidikan di tingkat provinsi diantaranya Kepala Kanwil Kemenag Dr. H. Sudjak M, Ag; Rektor Universitas Negeri Surabaya, Rektor Universitas Negeri Malang, Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya, serta 13 kepala daerah/ perwakilan kabupaten/ kota mitra. Dalam sambutannya Dubes AS untuk Indonesia Mr. Scot Marciel mengungkapkan dengan hadirnya USAID PRIORITAS ke depan nantinya diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia mulai SD, SMP dan
madrasah. “Program ini akan difokuskan pada penekanan pembelajaran yang menarik, relevan dan efektif,” ungkapnya. Kegiatan peresmian dibuka dengan Tari Payung oleh para siswi inklusi dari SMPN 29 Surabaya. Penampilan ini menandai komitmen USAID pada pendidikan inklusi di Indonesia. Kegiatan dilanjutkan dengan Penampilan Celoteh Anak oleh SD Hangtuah X Juanda Sidoarjo yang merupakan mitra DBE. Mereka tampil energik dan mengungkapkan kegembiraannya dengan hadirnya Program USAID PRIORITAS. “Selamat datang kembali USAID, karena USAID guruku jadi pinter-pinter,” celoteh salah satu anak yang disambut tepuk tangan hadirin. Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Prof. Dr. H. Zainuddin Maliki mengungkapkan sangat menikmati karya guru dan siswa yang dipamerkan pada acara peresmian. “Guru saat ini memang dituntut harus kreatif dan saya melihat kreativitas yang luar biasa dari guru lewat pameran ini. Namun kreativitas tersebut harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku sehingga kreativitasnya akan bermanfaat untuk siswa,” katanya. (Dkd)
Berguru pada Sidoarjo, Peraih Inclusive Education Award 2012 dengan pendidikan luar biasa Sidoarjo. Tak salah bila kita patut (PLB) yang menangani ABK berguru pada Sidoarjo. Pemerintah yang bersekolah disana. RataKabupaten Sidoarjo baru saja meraih rata dalam satu kelas, penghargaan Inclusive Education Award 2012. terdapat 2-4 ABK yang Penghargaan itu diberikan Direktorat bersekolah di SDN tersebut. Jenderal Pembinaan Pendidikan Khusus dan Sedangkan di SMPN 4 Layanan Khusus (Dirjen PPK-LK) Sidoarjo rata-rata dalam satu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kelas ada 1-2 ABK. (Kemendikbud) di Bali pada 2 September 2012 lalu. Penghargaan di bidang pendidikan Tim USAID PRIORITAS untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) itu berkesempatan mengunjungi diraih Sidoarjo lantaran Pemkab Sidoarjo Siswa ABK berbaur bersama siswa lain di SDN dua sekolah tersebut. Ibu Lemahputro Sidoarjo. dinilai punya kepedulian dan komitmen Wiwit Sri Arianti, Inclusion tinggi di bidang pendidikan inklusi. and Equity Specialist USAID PRIORITAS mengungkapkan, kunjungan tersebut ingin Inclusive Education Award 2012 adalah penghargaan yang menimba ilmu sekaligus melihat secara langsung implementasi diberikan Kemendikbud dan Program USAID - Helen Keller Perbup tentang inklusi dan penerapannya di sekolah. International-Indonesia untuk pihak-pihak yang dinilai telah berjasa dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan inklusi Kegiatan belajar mengajar di dua sekolah ini berjalan cukup atau pendidikan untuk ABK di Indonesia. Seusai menerima baik. Siswa ABK dapat berbaur dengan siswa lainnya di kelas. penghargaan tersebut, Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah bertekad akan Pada jam di luar jam sekolah, mereka juga mendapatkan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Khususnya, pembelajaran tambahan. Bakat dan potensi yang menonjol dari dengan pendidikan yang bermutu dan pemberian pelayanan setiap siswa ABK berusaha dimunculkan oleh sekolah. Salah seluas-luasnya terhadap ABK. satunya adalah kegiatan prakarya, musik hingga komputer. Harapannya, bakat tersebut ke depan dapat diasah dan menjadi Di Sidoarjo sendiri, ABK tidak harus bersekolah di sekolah modal kemandirian mereka. Menurut Kepala SMPN 4 Sidoarjo khusus. Beberapa sekolah umum telah ditunjuk untuk dapat Drs. Muflich Hasyim, M.Pd ternyata dengan hadirnya para siswa menampung ABK dan berbaur dengan anak-anak lainnya. Salah inklusi di lingkungan sekolah justru menumbuhkan kepedulian satunya adalah di SDN Lemahputro dan SMPN 4 Sidoarjo. dan rasa sosial yang tinggi dari para siswa lainnya. (Dkd) Di SDN Lemahputro misalnya, telah tersedia guru-guru
10 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
PRIORITAS - Provinsi Sulawesi Selatan Gubernur Syahrul Yasin Limpo:
Kepada Bupati Saya Titipkan Program USAID PRIORITAS
Foto atas: Peluncuran USAID PRIORITAS di Sulsel ditandai pemukulan gong oleh Gubernur Sulsel yang didampingi Kadiknas Provinsi Sulsel, Drs. H. Abdullah Djabbar, M.Pd. Foto bawah: Penandatanganan KAK CoP USAID PRIORITAS dan Rektor UIN: Prof. Dr. H. Qadir Gassing (tengah), Rektor UNM: Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd (paling kiri) disaksikan Gubernur Sulsel dan Ester Manurung, perwakilan USAID Indonesia.
Makasar. Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo meluncurkan program USAID PRIORITAS, 28 November 2012 di Hotel Mercure Makassar. Dalam sambutannya ia menegaskan bahwa program pendidikan di Sulawesi Selatan selalu diprioritaskan. Gubernur yang menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai strong point pembangunan Sulsel itu menyatakan apresiasinya atas kehadiran program USAID PRIORITAS. “Sulsel sangat membutuhkan metodologi pendidikan yang baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang ditawarkan USAID ini,” ungkapnya. Di depan lebih kurang 130 tamu undangan yang hadir dan khususnya kepada Bupati Pinrang, A. Aslam Patonangi; Bupati Maros,Hatta Rahman; Bupati Pangkep, Syamsuddin Hamid; Bupati Jeneponto, Rajamilo; Bupati Wajo,
Andi Unru, dan Wakil Bupati Bantaeng, Andi Asli Mustajab, gubernur Syahrul Yasin Limpo (lazim disingkat SYL) berpesan, “Kepada bupati saya titipkan program USAID ini untuk sama-sama kita membangun pendidikan kita di Sulsel. Kita semua sangat mendukung program ini.” Usai menyampaikan sambutannya, SYL menandatangani nota perjanjian kerja sama antara Pemprov Sulsel dan USAID Indonesia, yang diwakili Ester Manurung. Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston menandatangani kerangka acuan kerja (KAK) dengan sejumlah bupati mitra yang hadir serta dengan Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Islam Negeri Alauddin, yang masing-masing ditandatangani oleh rektor kedua LPTK tersebut, Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd, dan Prof. Dr. H.Qadir Gassing, HT, M.S. (Ham)
Merawat Hasil Bukan Hanya Tanggungjawab Sekolah Jeneponto. Pasca kemitraannya dengan DBE, MTSN Binamu, Jeneponto, fokus merawat semangat guru-guru untuk terus berkreasi dan berinovasi bersama siswa. “Kami sudah terbiasa menerapkan pembelajaran aktif dan kontekstual sejak bermitra dengan DBE. Guru-guru dan siswa kami lebih rileks saat di kelas. Kami berupaya agar semua guru terus semangat berinovasi mengikuti gaya belajar yang disenangi siswa,” ujar Nuraeda, S.Pd, M.Pd, Kasek MTs Negeri Binamu. Dirinya berkisah tentang banyaknya perubahan positif yang terjadi di sekolahnya. Kegiatan peningkatan kapasitas seperti pelatihan menyusun rencana anggaran kegiatan sekolah, berlatih pembelajaran bermakna: merancang RPP berbasis aktivitas siswa, kaji kurikulum dan pemetaan kompetensi, merancang lembar kerja yang mendorong siswa berpikir kritis, penilaian hasil belajar dan karya siswa, refleksi pembelajaran bersama siwa serta pengaktifan MGMP, yang
semuanya memberikan dampak kemajuan di sekolahnya. Hingga saat ini Nuraeda terus bekerja sungguh-sungguh merawat kemajuan di sekolahnya. Agar segenap guru dan staf di sekolahnya tetap semangat berinovasi, ia membangun kemitraan dengan kelompok pengawas bidang studi SMP di dinas pendidikan untuk membantu guru-guru mereka dalam hal asistensi dan supervisi pembelajaran, peer teacher (pendampingan sesama guru), dan mengembangkan MGMP bersama guruguru SMP. Namun, dirinya sangat berharap semua pihak, khususnya tenaga pendidik dan kependidikan serta penentu kebijakan di kabupaten, melakukan aksi nyata untuk mendukung perubahan di sekolah. Menurut Nuraeda kegiatan merawat dan menyebarluaskan hasil-hasil baik yang dicapai sekolah bukan tanggung jawab sekolah semata. (Ham)
Pembelajaran Aktif dan Kontekstual di MTsN Binamu, Jeneponto.
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 11
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Pesawat Sederhana Lebih Menarik dengan ICT
Stasiun Download: Siswa belajar mendonwnload materi dari internet.
Sidoarjo – Jawa Timur. Bisakah mengenal pesawat sederhana dalam pembelajaran dengan ICT? Jawabannya tentu saja bisa. Melalui model pembelajaran dengan satu komputer yang disusun oleh para guru SDN Kemantren 1 Tulangan yang dipimpin oleh Ibu Sundari, S.Pd ini disusun dalam tiga tahapan pokok. Tahap pertama adalah brainstorming, dimana guru dengan bantuan satu buah laptop dan satu buah LCD proyektor melalui slide-slide Powerpoint mengajak siswa untuk mengenali dan mengidentifikasi pesawatpesawat sederhana. Pada tahap berikutnya,siswa yang terbagi dalam tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari lima sampai enam siswa tersebut diberi tugas yang berbeda pada masing-masing kelompok. Misalnya, kelompok yang khusus mengamati bidang miring dan baji, ada pula yang mengamati tuas, pengungkit dan roda, sedangkan yang lainnya mengamati katrol. Ketiga kelompok tersebut menempati tiga stasiun yang berbeda, dan akan melakukan rotasi setiap empat puluh lima menit. Ketiga stasiun tersebut adalah “Stasiun Download”, “Stasiun Diskusi”, dan “Stasiun Ambil Foto”.
Stasiun Diskusi: Setiap kelompok berdiskusi dan mempresentasikan hasil kerja.
Stasiun Ambil Foto: Siswa mengambil obyek pembelajaran dengan kamera foto digital
Stasiun Download Pada Stasiun Download, siswa difasilitasi satu buah laptop yang terhubung dengan internet yang digunakan secara bergantian dan satu buah printer. Di sini siswa akan mencari informasi yang relevan dengan pesawat sederhana yang sedang diamatinya. Siswa bisa mengambil data berupa gambar maupun artikel. Dan hasilnya dapat langsung di cetak di atas kertas, yang akan dipajang sebagai hasil karya siswa. Stasiun Ambil Foto Pada Stasiun Ambil Foto, dengan dibekali satu buah kamera yang digunakan secara bergantian, salah satu siswa dipandu oleh satu orang kofasilitator mengenai cara penggunaan kamera. Kemudian siswa yang telah diajari ini menjadi tutor sebaya bagi rekannya dalam pengambilan gambar objek-objek pesawat sederhana yang sedang diamati. Objek pesawat sederhana dapat berupa alat-alat peraga dari pusat sumber belajar gugus (PSBG) yang telah disediakan sebelumnya oleh fasilitator, juga dapat berupa benda-benda yang ada di sekitar halaman sekolah mereka. Stasiun Diskusi Berbeda dengan stasiun lainnya yang menggunakan perangkat ICT, Stasiun Diskusi melakukan segalanya dengan konvensional. Ini memfasilitasi para siswa untuk menggambar dan berkreasi di atas kertas plano, menuangkan ide-ide mereka dari buku dan literatur yang mereka miliki dan dari hasil diskusi yang dilakukan. Tentu, fasilitator membekali mereka dengan peralatan apapun yang dibutuhkan agar mereka dapat menuangkan bakat seni yang dimiliki dengan misalnya, spidol berwarna, penggaris dan lain sebagainya. Di akhir kegiatan, siswa diajak untuk menempelkan semua data yang diperoleh
12 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
dari masing-masing stasiun ke dalam kertas plano yang sebelumnya telah mereka desain pada Stasiun Diskusi. Setelah itu, Fasilitator mengajak perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil karya. Sesi Presentasi Setelah sesi presentasi berakhir, masih ada satu sesi lagi yaitu mengerjakan sebuah evaluasi untuk menguji pemahaman siswa tentang konsep pesawat sederhana. Sementara masing-masing kelompok mengerjakan sebuah lembar kerja, perwakilan dari kelompok mengirimkan dua orang wakilnya ke sudut komputer untuk menginputkan foto-foto yang telah mereka ambil dari aktivitas sebelumnya ke dalam software pemetaan konsep “Inspiration”. Dengan bantuan software ini, siswa mengklasifikasikan contoh peralatan ke dalam bagian-bagian pesawat sederhana. Mereka mengerjakannya sesuai dengan pembagian kelompok, namun mereka mengerjakannya ke dalam satu bagan. Setelah proses input ke dalam Inspiration selesai, dan siswa juga telah mengerjakan evaluasinya, kemudian dengan bantuan LCD proyektor dan laptop yang dioperasikan oleh salah satu siswa, perwakilan kelompok mempresentasikan pembagian pesawat sederhana. Dengan dipandu guru untuk memberikan evaluasi akhir singkat, aktivitas “Pesawat Sederhana” pun berakhir. Selain memanfaatkan ICT, siswa juga difasilitasi dengan berbagai model belajar yang berbeda-beda, dengan pengamatan langsung dari lingkungan, menggunakan internet, dan dari buku. “Siswa juga dapat mengembangkan cara berpikirnya melalui diskusi dan peer teaching. Hasilnya siswa lebih antusias dan pembelajaran lebih menarik serta mudah dimengerti,” ungkap Ibu Sundari. (Dkd)
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Kotak Ajaib Permudah Belajar Matematika
Siswa MIN Rukoh menyenangi penggunaan media Kotak Ajaib dalam pembelajaran Matematika.
Murid kelas dua Madrasah Ibtidayah Negeri (MIN) Rukoh Banda Aceh, pagi itu tampak berkumpul dan bermain dengan serius di dalam kelas. Mereka sedang asyik memainkan biji-biji kuningan yang berwarna emas terbuat dari plastik sambil menyebut angka-angka dan bersorak melampiaskan kegembiraannya.Tampak dihadapan mereka terdapat sebuah kotak sederhana yang terbuat dari kayu dan tripleks dengan biji-biji kuningan dan lubang-lubang kecil di atas sebuah laci yang secara ajaib menyimpan angka-angka dari 1 hingga 100.
Banda Aceh - Aceh. “Apa itu?” tanya kami kepada para siswa. Secara serempak mereka menjawab “Kotak Ajaib Mengenal Angka!” Kotak Ajaib ini memang populer bagi siswa kelas awal MIN Rukoh Banda Aceh. Kotak tersebut merupakan alat peraga inovatif karya guru pada madrasah tersebut terutama untuk mata pelajaran matematika. Mengapa harus berbentuk kotak dan laci? Ibu Sofiana guru yang mendisain alat tersebut, menjelaskan bahwa akan lebih mudah mempraktikkan pembelajaran dengan benda-benda yang biasa dilihat oleh anak-anak. “Alat peraga ini berbentuk laci. Laci adalah benda yang sangat sering dilihat dan digunakan oleh anak-anak, sedangkan sebagai daya tariknya adalah biji-biji kuningan ini,” jelas Ibu Sofiana. Kotak kuningan atau kotak ajaib ini sendiri mempunyai beberapa fungsi yang dikhususkan untuk kelas awal. Pertama, alat ini berfungsi untuk memperkenalkan pada siswa angka dari 1 hingga 100, misalnya dengan mengambil atau menyusun kembali biji kuningan satu buah dan menunjukkan kartu angka bilangan 1. Kedua, untuk perbandingan lebih banyak, lebih sedikit atau sama dengan hanya dengan mengunakan biji-biji kuningan, misalnya mengambil atau menyusun kembali tujuh biji kuningan lebih banyak dibandingkan dengan mengambil atau menyusun tiga biji kuningan dan seterusnya. Ketiga, alat ini berfungsi memperkenalkan penjumlahan dan pengurangan, misalnya mengambil atau menyusun 4 biji kuningan ditambah mengambil atau menyusun 4 biji kuningan maka dijumlahkan ke semua biji kuningan sembari mencari kartu angka yang tersedia pada laci kotak ajaib.
Untuk Kelas Awal Menggunakan 100 biji kuningan pun menjadi alasan yang berarti. Menurut ibu Sofiana digunakan 100 biji kuningan dan 100 angka agar dapat digunakan untuk kelas awal. “Jika kita hanya mengunakan 50 biji kuningan dan 50 angka, maka murid di kelas 2 tidak dapat mengunakkan lagi alat peraga ini,” jelas Ibu Sofiana. Dengan deretan biji kuningan yang berjumlah 100 buah itu memang memperindah tampilan Kotak Ajaib. Bagaimana respon siswa? Semua siswa awalnya penasaran untuk memegang alat peraga ini dan rasa ingin tahu mereka sangat besar untuk menggunakannya, tetapi saying alat peraga ini hanya satu-satunya dimiliki oleh madrasah tersebut. “terkadang kami harus berebut jika ingin bermain angkaangka,” keluh Kautsari salah seorang siswi MIN Rukoh. Mudah Digunakan Diakui alat peraga ini, selain sederhana dan mudah digunakan, kotak ini juga telah membuktikan tingkat pemahaman siswa kelas awal terhadap penjumlahan dan pengurangan, perbandingan antara benda yang banyak dan yang lebih sedikit lebih cepat dan mudah dipahami oleh siswanya. Tidaklah mengherankan bila madrasah yang telah menjadi mitra USAID DBE sejak tahun 2006 ini memperoleh Juara 3 tingkat nasional dan menerima penghargaan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI untuk inovasi pembelajaran. Kotak Ajaib dapat meningkatkan pemahaman Matematika kelas awal secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. (Tmk)
Penggunaan Kotak Ajaib dalam pembelajaran Matematika membuat siswa MIN Rukoh menyenangi belajar Matematika.
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 13
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Membuat Teks Paguneman melalui Program Word, Belajar Lebih Efektif dan Menyenangkan Karawang - Jawa Barat. Pembelajaran diawali dengan penayangan video klip Cleopatra Stratan plesetan versi sunda. Para siswa MTsS Al-Ahliyah saat itu sedang memulai mengikuti proses pembelajaran Bahasa Sunda. Mereka berada diruang Lab ICT yang sangat nyaman. Pembelajaran Bahasa Sunda hari itu berkolaborasi dengan TIK. Mereka tampak ceria menikmati proses belajar secara rileks. Setelah dalam waktu tujuh menit mereka menyaksikan tayangan video, lalu mereka mencoba untuk menceritakan kembali informasi yang mereka temukan dari video, dengan memperhatikan pula lirik lagu yang mereka dengar. Di situlah mereka sudah mulai melakukan obrolan/ dialog/paguneman dari apa yang mereka dengar dan lihat. Lalu ada dua orang siswa yang berani maju ke depan untuk menceritakan kembali atau membicarakan info tersebut di depan teman-temannya. Proses belajar menjadi lebih seru dengan stimulan yang merangsang siswa untuk berpikir tingkat tinggi, dan memicu siswa untuk menemukan konsep dengan gagasan bahasa sendiri. Selanjutnya mereka mulai mengerjakan LK dari guru. Langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada kotak di bawah.
Setelah melihat tayangan video, siswa menceritakan kembali informasi yang mereka peroleh dalam bahasa Sunda. Pada tahap ini siswa melakukan Paguneman
LAMBAR PANCEN BASA SUNDA KD. 7.2.6 Paguneman jeung batur sakelas 1.Tingali jeung titenan tayangan video Cleopatra Stratan plesetan versi sunda! 2.Caritakeun naon eusina/pasualan anu aya dina tayangan tadi, pagunemkeun jeung batur sakelas pasangan! 3.Jieun teks paguneman jeung batur sabangku anu jeujeur pasualanana tiasa milih tina 3 wacana anu aya dina gambar pasagi opat: a. Gambar Pasagi Beuruem (CIKARACAK NINGGANG BATU); b. Gambar Pasagi Hejo (MAEN BAL); c. Gambar Pasagi Bulao (BUDAK TELENGES) CIKARACAK NINGGANG BATU
Program No
Langkah – langkah Pembelajaran Word
Excel Powerpoint
1
Siswa mengamati tayangan video clip
v
2
Siswa secara berpasangan menceritakan kembali apa yang ditemukan dalam tayangan video tersebut, dengan memperhatikan lyric lagu yang didengar.
v
3
Siswa diberikan lembar kerja tentang "nyieun teks paguneman anu jejer pasualanana milih Tina 3 wacana dina tilu gambar kotak warna (1.beureum ; Cikaracak ninggang batu, 2.biru; budak telenges, 3. hejo; Maen bal) anu dtampilkeun di power point".
v
4
Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk mengerjakan Lembar Kerja (Pancen)
v
5
Siswa membuat teks paguneman dengan menulisnya secara berpasangan.
6
Siswa mencari informasi contoh paguneman Sunda dari Internet sebagai bahan perbandingan.
7
Siswa saling mereview hasil/menyunting karya siswa melalui komputer yang dikerjakan secara berpasangan.
v
v
9
Siswa melakukan refleksi dan karya siswa sementara disimpan Di komputer/flash disk, dan hasil karya siswa bisa di print dan diportopoliokan.
v
Modus Belajar
Dukungan TIK
Mendengarkan
Presentasi,video/audio conference
Membaca
Browsing Internet, buku online, perpustakaan digital
Memperhatikan
Presentasi, menonton film
Mencari Saran
Mailing list, email, chatting,video/ audio conference, online mentoring
Menyimak
Diskusi online
Menerima kritik
Diskusi online, video/ audio conference, mailing list, online mentoring
Memodelkan
Simulasi, game online, kegiatan role playing online
Eksplorasi
Eksperimen virtual, simulasi
Mendiskusikan ide
Mailing list, video conference, chatting, diskusi on- line
Mempraktikkan
Eksperimen virtual,test online, game pembelajaran, editing
Meneliti
Tutorial online, perpustakaan digital
v
v
Siswa mempresentasikan hasil diskusi berdasarkan hasil suntingan tersebut
BUDAK TELENGES
Internet
v
8
MAEN BAL
v
14 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
PRIORITAS - Praktik yang Baik Purworejo - Jawa Tengah. Proses pembelajaran dengan media Jelangkung dilakukan menggunakan kayu atau bambu yang disilangkan dan diberikan batok kelapa sebagai kepala dari Jaelangkung. Kayu yang disilangkan digunakan sebagai bidang koordinat, pada sumbu Y dibuat kepala dan pada sumbu X dikenakan baju sehingga menyerupai Jelangkung. Pembelajarannya, diawali dengan menyiapkan media Jaelangkung sebagai bidang koordinat, selanjutnya guru bersama peserta didik mencari tempat di halaman sekolah yang teduh. Setelah mendapatkan tempat yang nyaman, guru memberikan cerita tentang historis Jaelangkung untuk memperoleh daya tarik siswa. Guru merangsang dan menjelaskan relevansi media Jaelangku tersebut dengan matematika serta menjelaskan kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu menghitung kemiringan garis. Setelah siswa memahami tujuan pembelajaran, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, membimbing siswa yang berkelompok untuk mendiskusikan tentang materi gradient dan menuliskannya di lembar kerja siswa dengan menggunakan lidi kecil berbentuk jaelangkung. Setiap kelompok membuat soal tentang gradient, kemudian diberikan kepada kelompok lain untuk menyelesaikannya. Setelah selesai dikerjakan, setiap kelompok mempresentasikan hasil dari pekerjaannya. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pekerjaan siswa dan memberi penekanan hasil. Setelah selesai melaksanakan simpulan dan penekanan hasil, guru memberikan reward kepada kelompok yang berhasil
Siswa SMPN 19 Purworejo, Jawa Tengah, menunjukkan hasil karyanya dalam menghitung kemiringan garis yang menggunakan media Jaelangkung.
Manfaatkan Media “JAELANGKUNG” untuk Belajar Kemiringan Garis mengerjakan soal disesuaikan dengan tingkat kebenaran pengerjaan soal. Dari hasil evaluasi, dampak praktik pembelajaran dengan media Jaelangkung dapat diketahui bahwa pemahaman siswa tentang gradient lebih meningkat. Mereka juga mampu mengasumsikannya dengan media-media yang lain. Bahkan, ketuntasan belajarnya mencapai 80%. Siswa juga memahami nilai dan karakter budaya daerah. Mereka secara berimbang dan mampu memberikan penyikapan dengan benar tentang permainan Jaelangkung tersebut. (Arz)
1
2
3
Pak Eko menunjukkan media Jaelangkung buatannya yang digunakan untuk membelajarkan kemiringan garis.
(1) Salah satu siswa memodelkan penggunaan media Jaelangkung untuk menghitung kemiringan garis. (2) Belajar di halaman sekolah. (3) Hasil karya siswa.
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 15
PRIORITAS - Praktik yang Baik MTS Negeri Takalala Kab. Soppeng “Saat komunitas sekolah dibangun dengan empati antara guru, siswa, dan orang tua, maka pembelajaran dengan hati mewujud. Karena empati itulah yang melapangkan hati untuk berbagi. Karena empati itu pulalah yang menghapus amarah, konflik bahkan tawuran,”Alimin.
Zakat, Infak, dan Sedekah Guru Tanggulangi Masalah Transportasi Siswa Soppeng - Sulawesi Selatan. Ayo berangkat! Siapa lagi anggota belum naik?”tanya Amir sambil menghitung siswa yang sudah duduk di dalam mikroletnya. Ia segera akan mengantar mereka pulang ke rumahnya. Amir bersama delapan pemilik sekaligus sopir mikrolet lainnya bertugas mengantar jemput lebih kurang 250 siswa MTs Negeri Takalalla, Kab. Soppeng, pergi dan pulang sekolah setiap hari. “Kami punya daftar nama mereka yang setiap hari kami angkut. Jadi kami tidak sekedar mengangkut. Kami harus pastikan dari mereka yang tidak pergi sekolah atau tidak pulang ke rumah. Itu tugas diberikan sekolah kepada kami,” katanya. Sekolah yang berkomitmen melayani gaya belajar siswanya dengan pembelajaran aktif itu memang sudah melaksanakan program layanan transportasi siswa sejak tahun 2009. ”Kami ini kan pelayan siswa. Bukan saja melayani gaya belajarnya tapi juga melayani kebutuhannya,” kata Drs. Alimin, kepala Madrasah mitra DBE itu. Dirinya melihat siswanya butuh transportasi pergi dan pulang sekolah. Mereka tinggal jauh dari sekolah dan akses transportasi tidak lancar. Akibatnya mereka telat tiba di sekolah. Kepala sekolah yang dikenal disiplin itu bertekad menemukan solusinya. Caranya? Dengan rendah hati ia menjawab, “Kami mulai dengan niat beribadah.” Alimin bersama segenap gurunya sepakat mengumpulkan zakat profesi (penghasilan), infak dan sedekahnya untuk biaya mobil angkutan siswa mereka. “Sebetulnya tidak tepat kalau dibilang zakat profesi karena semua guru di sini, kecuali saya, gajinya tidak sampai semizan zakat profesi sesuai nisab zakat. Tapi uang yang terkumpul sejumlah Rp. 4.000.000 per bulan itu kami meniatkannya sebagai infak atau sedekah jika tidak tergolong kategori zakat profesi,” paparnya. Untuk mencukupi sewa carter 9 unit mobil mikrolet sebanyak Rp. 7.200.000 per bulan, sewa per unitnya Rp. 800.000, pihaknya juga menerima subsidi dari orang tua yang membayarkan sendiri sewa mikrolet anaknya, dan ditambah lagi infak atau sumbangan sukarela dari guru yang menerima gaji sertifikasi. “Alhamdulillah semangat kami berbagi mendapat dukungan dari orang tua siswa,” katanya lagi. Dampak dari program layanan transportasi siswa itu, menurut Alimin, sangat membantu menciptakan situasi damai
dan nyaman yang mendukung pembelajaran di sekolah. Khususnya bagi siswa. Mereka disiplin mengikuti pelajaran, tingkat kehadirannya di sekolah meningkat, tidak ada lagi siswa terlambat, siswa cinta pelajaran, dan hormat pada gurunya. Bagi guru, mereka menjadi lebih dekat dan sayang kepada siswanya. Antara guru mereka kian kompak dan bekerjasama. Saling membantu membuat Lembar Kerja Siswa yang kontekstual. Sehingga tidak pernah ada kelas yang kosong dan siswa berkeliaran karena tidak belajar. Dengan program layanan transportasi siswa ini hubungan sekolah dengan orang tua semakin kuat. Komunikasi guru dengan orang tua siswa semakin mudah dan intens karena setiap guru wali kelas memberikan nomor handphone-nya ke setiap orang tua siswa. Tujuannya agar mereka dapat saling tukar inofrmasi mengenai keadaan anak atau siswa. Dampak berharga yang dirasakan adalah orang tua siswa semakin percaya sekolah. Mereka ringan tangan membantu program sekolah. Ini semua memotivasi kami guru dan siswa di sekolah melaksanakan tugas dan kewajiban, mengajar dan belajar dengan hati. “Kami yakin pembelajaran yang didasari dengan hati tulus akan berhasil. Seperti kata Imam Syafii “kunci kesuksesan pembelajaran adalah guru dan siswa ikhlas memberi dan menerima pelajaran.” “Dari program ini saya memetik makna, saat komunitas sekolah dibangun dengan empati antara guru, siswa, dan orang tua, maka pembelajaran dengan hati terwujud. Karena empati itu pulalah yang menghapus amarah, konflik bahkan tawuran,” ujar Alimin. (Ham) Drs. Alimin
16 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
Kasek MTS Neg. Takalala
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Memelihara Praktik yang Baik Harus Jadi Tradisi
Pembelajaran Kontekstual: Siswa Kelas VII E SMPN 2 Palopo sedang praktik membuat Kompos dengan bahan dasar MOL (micro-bacteri organic liquid) yang dibuat sendiri
Palopo - Sulawesi Selatan. Setahun program DBE sudah berlalu, meninggalkan banyak sekali kenangan, pengalaman berharga bahkan pengetahuan yang mencerahkan di SMPN 2 Palopo, Sulsel. Pelatihan pembelajaran bermakna sangat memotivasi kami melakukan inovasi pembelajaran. Bagi siswa kesempatan mengeksplorasi kemampuannya dan potensinya, tampak sungguh dinikmati. Kami mengubah peran dari aktor tunggal di kelas menjadi fasilitator pengembang potensi siswa. Siswa mengakrabi kami layaknya teman sebaya, bahkan tak jarang mereka curhat soal sekolah dan lingkungan keluarganya. Kami sangat menikmati kebersamaan itu. Demikian papar Ros Hana, guru IPA SMPN 2 Palopo, sembari berharap suasana itu langgeng di sekolahnya. Namun dirinya juga bercerita lugas berbagai masalah yang dihadapi pasca berakhirnya program DBE. Tapi baginya masalah itu harus jadi tantangan, antara lain: (1) tradisi memelihara hasil dan praktik-praktik pembelajaran yang baik perlu menjadi perhatian bersama semua pihak di tingkat sekolah. Hal itu memerlukan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak, seperti pihak dinas pendidikan. (2) Kebijakan melanjutkan atau menyebarluaskan hasil dan dampak praktik yang baik, perlu dimasukkan dalam rencana kerja sekolah sehingga capaian yang baik itu dapat diinternalisasi oleh banyak pihak. “Saya memilih tetap berinovasi di lingkup pembelajaran bidang studi dan MGMP. Itu tanggung jawab profesi saya. Untuk itu saya sangat berharap adanya dukungan kuat dari semua pihak untuk melanggengkan pembelajaran inovatif di sekolah,” tandasnya. (Ham)
Melayani gaya belajar siswa dengan proses pembelajaran aktif dan kontekstual, membuat siswa siswa MTsN Takalalla menikmati pembelajaran di sekolahnya.
Melayani Gaya Belajar Siswa Soppeng - Sulawesi Selatan. Guru yang tidak melakukan inovasi pembelajaran jelas ketinggalan zaman. Pembelajaran dengan guru aktif, guru aktor tungga, atau guru menjadi juru ceramah akan mengungkung potensi dan kecerdasan siswa. Guru harus menyesuaikan diri dengan perkembangan. Temuan Howard Gardner tentang ragam kecerdasan penting didalami guru secara sungguh-sungguh. Ini penting karena guru harus menyelami dan menemukenali potensi dan kecerdasan siswanya. Karena setiap siswa memiliki kecerdasan tersendiri. Kita melihat mereka ada yang cerdas Matematika, musik, bahasa (linguistik), spasial visual, interpersonal, dan kecerdasan lainnya. Demikian jelas Alimin Kepala MTsN Takalala. Dirinya yakin potensi dan kecerdasan itu dapat tumbuh dan berkembang jika didukung inovasi pembelajaran oleh guru. “Sebenarnya siswa tidak bodoh, tapi kita guru belum melayani gaya belajarnya,”ujarnya. Agar potensi mereka berkembang dengan baik dirinya melihat metode pembelajaran aktif dan kontekstual adalah sebuah pilihan tepat. Oleh karena itu ia dan segenap gurunya tetap komit melaksanakan pembelajaran aktif yang melayani gaya belajar siswa. Program itu akan terus dikembangkan dan didiseminasikan melalui program USAID PRIORITAS. (Ham)
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 17
PRIORITAS - Gagasan
Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Oleh Sopar Siburian, SH, MH
Ruh pendidikan itu sesungguhnya adalah pembelajaran. Meningkatan mutu pendidikan tanpa menyentuh ruhnya, pasti mustahil terwujud. PADA 15 September 2011 lalu saya diundang program Decentralized Basic Education (DBE) melakukan kunjungan belajar ke Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Saya berkesempatan berkunjung ke SMPN 19 Purworejo. Awalnya saya ragu dengan sekolah itu karena jaraknya cukup jauh (sekitar 20 km) dari ibukota kabupaten. Setelah saya berkunjung ke kelas-kelas, saya mendapatkan suasana yang tidak pernah saya jumpai. Saya melihat pembelajaran begitu aktif. Siswa belajar berkelompok dan berdiskusi memecahkan masalah. Hasil diskusi mereka presentasikan di depan kelas. Pelajaran diajarkan sesuai konteks lingkungan sosialnya. Metode guru mengajar bervariasi (tidak ceramah saja). Banyak media pembelajaran dibuat guru dan siswa. Media dengan biaya murah. Semua itu membuat siswa termotivasi dan senang belajar. Menurut kepala sekolah, metode pembelajaran mulai berubah dari pembelajaran klasik (ceramah saja) menjadi contextual teaching and learning (CTL) sejak program DBE masuk di SMPN 19 Purworejo. Program DBE mendapat dukungan dari semua pihak. Terutama dari dinas pendidikan, dewan pendidikan dan bahkan Bupati. Secara nyata program ini mampu meningkatkan prestasi pembelajaran di sekolah. Apa yang saya lihat di SMPN 19 Purworejo adalah jawaban atas kegelisahan saya selama ini. Kegelisahan tatkala mengunjungi sekolah di daerah pemilihan saya. Kritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap metode pendidikan tidak akan berlaku di SMPN 19 ini. Bahkan metode pembelajaran yang dikembangkan DBE mampu menjawab kritik SBY. Kritik SBY SBY pernah mengkritik keras dunia pendidikan kita. ”Saya kritik metode pendidikan kita,” ujar SBY saat memberikan sambutan dalam
National Summit 2009 di Hotel Bidakara, Jakarta pada 29 Oktober 2009 silam. “Coba kita lihat. Sejak TK, SD, SMP, SMA metodenya jangan guru yang aktif, sementara siswanya pasif,”cetus SBY. ”Kalau siswa cuma pasif saja,” lanjut SBY, “siswa nantinya tidak akan berpikir kreatif dan (tidak) berkembang pola pikirnya.” “Kalau cuma itu (tujuan nilai rapor), maka anak-anak kita tidak akan berkembang kreatif,” tambah SBY. SBY meminta siswa didorong mempelajari studi kasus, sehingga nalar bertambah
Ada baiknya dibentuk Tim Pengembang Mutu Pendidikan di daerah yang khusus meningkatan mutu di sekolah-sekolah bagus (detiknews, 29/10/2009) Strategi Dari kritik SBY dan pengalaman saya, ada enam strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatan mutu pendidikan. Pertama, perlunya komitmen stakeholders pendidikan untuk peningkatan mutu. Komitmen ini diwujudkan lewat tindakan-tindakan programatik dan nyata. Dinas pendidikan dalam hal ini, tidak sematamata sebagai pelayan, tetapi harus mampu menelurkan program peningkatan mutu yang nyata. Ada baiknya dibentuk Tim Pengembang Mutu Pendidikan di daerah yang khusus meningkatkan mutu di sekolahsekolah. Kedua, mengimplementasikan dan
mengembangkan CTL untuk SMP/MTs sederajat dan Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM) untuk SD/MI sederajat. Ini dapat dilakukan dengan pengembangan kapasitas guru, kepala sekolah dan pengawas melalui pelatihan-pelatihan, pendampingan dan pengawasan. Pelatihan saja tidak cukup! Untuk menjamin guru dan kepala sekolah menerapkan setelah pelatihan perlu dilakukan pendampingan dan pengawasan. Ketiga, mengembangkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang didalamnya memuat pengelolaan sekolah yang partisipatif dan transparan, peningkatan peran komite sekolah dan membangun kemitraan dengan pihak lain. Keempat, implementasi dilakukan secara bertahap, dimulai dengan beberapa sekolah contoh (school’s models). Setelah berhasil, baru dikembangkan ke sekolah lain. Kelima, ekspos pendidikan perlu dilakukan setahun sekali di daerah. Ekpos ini sebagai ajang sekolah dan dinas pendidikan menunjukkan keberhasilan dan kemajuan dalam mengelola pendidikan kepada masyarakat. Keenam, pada level pre-service pendidikan, dalam hal ini LPTK, perlu memperbaiki sistem dalam mencetak tenaga kependidikan agar lulusannya menjadi tenaga siap pakai dan memiliki keterampilan mengajar yang baik. Saya yakin jika enam langkah ini dijalankan secara serius dan konsisten, maka kritik SBY terhadap dunia pendidikan akan terjawab cepat. Sehingga muaranya adalah kemajuan bangsa Indonesia. Seperti kata Stan Shih, ”Pengembangan efektif kekuatan otak di suatu negara akan menentukan kesejahteraan negara tersebut di masa depan.”
SOPAR SIBURIAN, SH, MH Anggota DPRD Sumatera Utara. Ketika menulis artikel ini bertugas di Komisi E (Pendidikan). Artikel diterbitkan pertama kali oleh Harian Waspada, Medan (11/10/2011). Disarikan kembali atas persetujuan penulis.
18 - Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012
PRIORITAS - Gagasan mengeksplorasi kemampuan siswa secara maksimal dengan tidak “merepotkan” guru. Kegiatan yang berorientasi teacher-centered dibatasi seminimal mungkin untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengeksplorasi dirinya. Banyak bahan ajar yang dapat digunakan siswa lebih murah, misalnya dengan memanfaatkan barang bekas, yang bermakna, sesuai dengan tujuan belajar, dan berharga dalam peningkatan pengalaman belajar. Kami berusaha untuk legowo dengan Para guru melakukan observasi kelas bersama guru model dalam kegiatan MGMP sekolah yang kekurangan kami dan tidak dilaksanakan di SMPN 2 Rawamerta, Karawang. underestimate menganggap siswa kurang mampu. Kami berupaya memberikan pengalaman belajar yang sesungguhnya. Tak selamanya guru memberikan “masukan” langsung seperti “menyuapi” Oleh Mulyana Surya Atmaja siswa dengan jawaban tertentu dalam proses pemecahan masalah. Kami BANYAK pengalaman baru yang kami peroleh saat merasa sekadar memfasilitasi siswa untuk menemukan mengikuti kegiatan pelatihan DBE. Untuk memaksimalkan sendiri pemahaman konsepnya secara benar dan dampaknya, kami mengaktifkan kegiatan MGMP Sekolah. menyenangkan, sehingga penguasaan konsepnya akan lebih Kegiatan tersebut dilakukan untuk semua mata pelajaran baik dan bermakna. Kemampuan siswa lebih terasah dalam (mapel) yang melibatkan semua guru. Pelaksanaannya hal kecakapan sosial seperti menghargai pendapat orang lain, dilakukan secara intensif, santai dan dalam suasana santun dalam berucap dan bertindak. Ini juga memugkinkan kekeluargaan. Para guru berkelompok sesuai dengan rumpun siswa mampu berkolaborasi memecahkan masalah secara mapel, yang salah satu gurunya telah mendapat pelatihan. lebih baik. Perencanaan dan simulasi dilakukan secara bertahap. Tiga konsep utama yang digarisbawahi dalam kegiatan Setiap guru diberi kesempatan untuk melihat langsung MGMP ini adalah penataan perabotan kelas, pemajangan hasil aplikasi di lapangan dengan menuliskan berbagai masukan karya siswa dan variasi lingkungan belajar. Guru dituntut mulai dari kekurangan, kelebihan dan tambahan kegiatan yang melakukan persiapan dengan matang dan harus dilakukan. Dengan kegiatan ini guru tidak merasa mempertimbangkan banyak hal tentang sarana pendukung canggung atau risih ketika dalam melakukan tugasnya yang dapat digunakan agar proses pembelaran melibatkan “diperhatikan” oleh teman sejawat yang ingin menimba ilmu siswa secara fisik dan emosional dalam arti berkonsentrasi darinya. penuh. Awalnya memang terasa agak merepotkan. Namun, Guru yang belum mendapatkan pelatihan mendapatkan ‘keringat’ akan terbayar dengan kualitas proses pembelajaran pengalaman yang sama dengan guru yang mengikuti pelatihan. yang mampu menghantarkan pada konsep pemahaman siswa MGMP Sekolah dengan menggunakan konsep mapel secara menyeluruh dan bermakna. Siswa merasa senang dan serumpun ternyata dapat lebih efektif. Kegiatan ini mampu rasa ingin tahunya dapat terbina dengan baik. menumbuhkan kegiatan komunitas belajar yang baik di Kemandirian siswa yang dibangun dan dibina melalui kalangan guru. Jika diperlukan tim teaching yang handal, proses pembelajaran kooperatif turut pula membantu maka kegiatan pembelajarannya dapat saling melengkapi dan meringankan tugas sehari-hari guru. Ketergantungan murid memperkaya sehingga wawasan anak belajar menjadi lebih terhadap guru dapat berangsur berkurang, karena siswa lebih komprehensif dan luas karena melibatkan semua unsur. suka dan asyik berbagi dengan teman-temannya melalui Kegiatan refleksi yang berfokus menentukan yang sudah berbagai sumber belajar yang tersedia di sekelilingnya. berhasil dan yang perlu diperbaiki, menjadi sarana ilmiah Kemandirian tersebut dapat dilihat dari kemampuan siswa untuk mengkritisi diri sendiri dan mendapatkan solusi dari belajar secara optimal walaupun gurunya seorang tuna netra. teman sejawat. Di sini tidak ada yang tersinggung atau Yang lebih penting juga adalah kemampuan kita selaku merasa dihakimi. Mereka merasa sedang terlibat dalam suatu praktisi pendidikan untuk melakukan forum komunikasi ilmiah yang perubahan untuk mempersembahkan harmonis dengan mengetengahkan yang terbaik dan tidak cepat puas dengan berbagai argumen penting yang yang telah didapat. Sebagaimana diajarkan menjadi landasan berdasarkan DBE, kemampuan profesional ini kami teori–teori ilmiah yang dapat kembangkan di dapur MGMP Sekolah. dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Kegiatan observasi praktik mengajar, memberikan paradigma Mulyana Surya Atmaja adalah Ketua yang lebih luas, bahwa banyak cara MGMP IPA Kab. Karawang, yang dapat ditempuh guru untuk Jawa Barat. memacu dan memicu sekaligus
Pemberdayaan MGMP Sekolah
Dengan kegiatan ini guru tidak merasa canggung atau risih ketika dalam melakukan tugasnya “diperhatikan” oleh teman sejawat.
Prioritas Pendidikan: Edisi 1/ Oktober - Desember/ 2012 - 19
DAERAH MITRA USAID PRIORITAS 4
Provinsi Aceh Provinsi Sumatera 3 Utara
2
1
7 Keterangan: 1. Banda Aceh (Kota) 2. Pidie 3. Bener Meriah 4. Aceh Besar 5. Aceh Jaya 6. Aceh Tengah 7. Bireun
2 3 4
Keterangan: 1. Binjai 2. Deli Serdang 3. Kota Medan 4. Tebing Tinggi 5. Tanjung Balai 6. Labuhan Batu 7. Sibolga 8.Tapanuli Utara 9. Tapanuli Selatan 10. Nias Selatan
5
6
Provinsi Sulawesi Selatan
1
5 6
7
10 8
LPTK Mitra: A. Universitas Negeri Makassar (UNM) B. Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Makasar
9
2. Luwu
8 3. Pinrang
6
11
3
Provinsi Banten
2
3
1 3
4
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Barat
6
4
Keterangan: 1. Kota Bogor 2. Karawang 3. Subang 4. Indramayu
Provinsi Jawa Timur 6
10 5
4
12 13
11
8
LPTK Mitra: A. Universitas Negeri Surabaya (UNESA) B. IAIN Sunan Ampel, Surabaya C. Universitas Negeri Malang (UM)
8
LPTK Mitra: A. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 5. Kab. Sukabumi 6. Bandung Barat B. Universitas Islam Negeri (UIN) 7. Cimahi Sunan Gunung 8. Garut Djati Bandung 9. Ciamis
Keterangan: 1. Nganjuk 2. Bojonegoro 3. Tuban 4. Bangkalan 5. Sampang 6. Pamekasan 7. Sidoarjo 8. Pasuruan 9. Situbondo 10. Kota Mojokerto 11. Kab. Mojokerto 12. Kab. Blitar 13. Kab. Madiun
7 3
7
5 5
LPTK Mitra: A. IAIN Sultan Maulana Hasanudin B. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2
4 5 6
2
1
2
1
4. Sidrap 5. Soppeng 6. Pangkep 7. Makassar 8. Wajo 9. Maros 10. Bantaeng 10 11. Jeneponto 12. Enrekang
5
1
Keterangan: 1. Kota Tangerang 2. Kota Cilegon 3. Kab. Serang 4. Lebak 5. Kab. Pandeglang
2 Keterangan: 4 1. Palopo
3
9 7
LPTK Mitra: A. Universitas Negeri Medan B. IAIN Sumatra Utara Medan
LPTK Mitra: A. Universitas Syiah Kuala B. IAIN Ar-Raniry
1
12
7
13
9
12
11
8 10
9
LPTK Mitra: A. Universitas Negeri Semarang (UNNES) B. IAIN Walisongo Semarang. C. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Keterangan: 1. Batang 2. Kab Semarang 3. Demak 4. Jepara 5. Kudus 6. Grobogan 7. Blora 8. Karang Anyar 9. Sragen 10. Boyolali 11. Purworejo 12. Banjarnegara 13. Purbalingga
Provinsi Papua
Provinsi NTT
Provinsi NTB 9
Daerah mitra DBE yang dikembangkan USAID PRIORITAS
USAID PRIORITAS bekerja di 69 daerah mitra yang tersebar di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Pada tahun kedua, daerah mitra akan di perluas ke Provinsi Papua, dan tahun ketiga diperluas ke Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Daerah Mitra USAID PRIORITAS Tahun Pertama
Perluasan Provinsi Mitra USAID PRIORITAS Tahun Kedua dan Ketiga
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/ pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari news letter ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.