ISSN 2303 - 0852
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Edisi 4
PRIORITAS PENDIDIKAN
Jul - Sept 2013
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
PRIORITAS Education Policy Workshop di Amerika yang Diikuti Rektor LPTK, Kemenko Kesra, dan Kemdikbud
Adaptasi Inovasi Pembelajaran di LPTK dan Sekolah
Para Rektor Mitra LPTK berkesempatan melihat dari dekat inovasi pendidikan yang dikembangkan di perguruan tinggi dan sekolah di Amerika.
singkat dari Prof. Dr.Vijay Kumar, pendidikan Indonesia itu diajak untuk Direktur Educational Innovation and melihat dari dekat berbagai inovasi yang Technology dan Prof. Dr. Richard Larson, dilakukan universitas, sekolah, dan lembaga tokoh di BLOSSOMS (Blended Learning pendidikan di Amerika, seperti melihat Open Source Science or Math Studies atau pembelajaran di kelas, pemanfaatan Pembelajaran Terpadu dengan Sumber teknologi untuk pendidikan, dan model Belajar Terbuka untuk Studi Matematika pengembangan profesi guru Amerika. atau IPA). Selama ini MIT terlibat aktif Peserta diajak mengunjungi dalam mengembangkan teknologi untuk dua perguruan tinggi ternama, ”Dekatkan LPTK bidang pendidikan. Harvard University dan Peserta juga diajak melihat proses Massachusetts Institute of dengan Sekolah” pembelajaran di Columbkille School, Technology (MIT) yang aktif Natick High School dan Eagle View mendukung peningkatan mutu Dr. Sri Minda Murni Elementary School. Mereka menemukan pendidikan di sekolah dosen Universitas Negeri berbagai inovasi yang dikembangkan di Amerika. Di Harvard Medan (Unimed) berbagi Dr. Sri Minda Murni perguruan tinggi, diterapkan secara University, peserta mengikuti pengalaman tentang konsisten di sekolah. ”Banyak hal yang kuliah singkat Prof. Paul Revile metode pembelajaran dapat kita adaptasi untuk dikembangkan tentang pengalaman Kota CTL (Contextual Teaching and Learning) kepada konsorsium LPTK di Grand Angkasa International seperti program BLOSSOMS,” kata Prof. Massachusetts dalam Hotel, Medan, Rabu (21/8). Dr. Muchlas Samani Rektor Unesa yang mereformasi pendidikannya. Setelah mengikuti pelatihan Praktik yang Baik ikut dalam rombongan. Berita lainnya di Pada kunjungan ke MIT, dalam Pembelajaran di SMP/MTs untuk dosen halaman 4-5. (Fs/Anw) peserta mengikuti kuliah pedagogi LPTK, Ia ingin mengubah metode perkuliahan di kampusnya dengan pendekatan CTL. Software Aplikasi SIMPK ”Pengalaman saya mempraktikkan CTL di sekolah, seluruh siswa sangat aktif kegiatan praktik dan dan Pelaporan BOS mereka berhasil mencapai tujuan belajar,” urainya dengan antusias. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Menurut dosen yang mengajar di Program Kebudayaan (Kemdikbud) secara khusus Pascasarjana Unimed itu, USAID PRIORITAS meminta USAID PRIORITAS untuk berhasil mendekatkan LPTK dengan sekolah. ”Kami mengembangkan software SIMPK (Sistem dapat mengetahui secara langsung berbagai Informasi Manajemen Kabupaten/Kota) keberhasilan dan permasalahan yang ada di sekolah dan software pelaporan BOS (Biaya Operasional Pendidikan). SIMPK sebagai bahan perkuliahan bagi mahasiswa di LPTK,” sendiri, rencananya akan digunakan untuk membantu pemetaan SPM katanya lagi. (Eh/Rep) pendidikan di 110 kabupaten kota. Sedangkan software pelaporan BOS yang telah disimulasikan bersama manajer BOS yang berasal dari 550 Kunjungi: kabupaten/kota, dianggap dapat memudahkan sekolah membuat laporan www.prioritaspendidikan.org keuangan yang akuntabel. Berita lengkapnya di halaman 3. (Anw) Dr. Sri Minda Murni, MS
REKTOR LPTK Mitra USAID PRIORITAS, perwakilan Kemenko Kesra dan Kemdikbud yang berjumlah 18 orang diundang secara khusus mengunjungi Program Pendidikan di Amerika yang dikemas dalam acara PRIORITAS Education Policy Workshop (16-20/9). Para delegasi
PRIORITAS - Nasional USAID PRIORITAS dan 16 LPTK Mitra Kembangkan Bahan Sumber Pengayaan Kurikulum Guru Pra-Jabatan
Persiapkan Calon Guru yang Pandai Konten dan Mengajarkannya Jakarta - Materi dan metode pembelajaran merupakan materi perkuliahan yang wajib diperoleh mahasiswa LPTK. Materi kuliah tersebut diberikan untuk membekali mahasiswa agar siap menjadi guru yang kompeten dalam mengajar. Hanya saja dalam praktiknya, mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam menggabungkan antara materi dengan metode mengajar yang dipelajari. Dampaknya, ketika mengajar mereka tidak bisa memanfaatkan metode yang relevan untuk memfasilitasi siswa mencapai kompetensi. Salah satu tawaran solusinya, dosen perlu memodelkan cara mengajar dengan metode/pendekatan yang relevan kepada mahasiswa. Perkuliahan harus menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa tentang cara mengajar dengan baik. Hal itu mengemuka dalam diskusi Pre-Service Teacher Training Curriculum Initial Workshop yang mengundang 48 dosen LPTK mitra USAID PRIORITAS di Hotel Atlet Jakarta (2-5/7). Diskusi berbagi pengalaman itu, mengawali tahapan kegiatan pengembangan bahan sumber pengayaan dan kurikulum guru pra jabatan (preservice teacher) di LPTK. Ada tiga topik besar yang dibahas, yaitu membaca di kelas awal SD, Matematika SMP, dan IPA SMP. Peserta berbagi pengalaman tentang subjek materi dan proses perkuliahan di LPTK, termasuk menyusun draf kerangka bahan sumber pengayaan tersebut. Dari sesi presentasi dan diskusi, para peserta memperoleh gambaran tentang perkuliahan di LPTK. Dari diskusi ini kemudian ditentukan prioritas atau hal-hal
penting yang perlu dikembangkan dalam lokakarya tersebut. Selanjutnya peserta dibagi dalam tiga kelompok besar. Di setiap kelompok mereka mulai memetakan materi perkuliahan dan mengidentifikasi kesenjangan yang selama ini terjadi. Mereka juga mencari berbagai sumber referensi dan informasi untuk mengisi kesenjangan yang terjadi. Menurut Lynne Hill, Adviser Pembelajaran USAID PRIORITAS, ada 2 hal penting dalam bahan sumber pengayaan yang dikembangkan dalam lokakarya ini. Pertama, tentang peran dosen dalam memfasilitasi mahasiswa memahami konten mata kuliah. Kedua, peran dosen dalam membantu mahasiswa cara mengajar di sekolah. ”Penting sekali bagi guru atau dosen fokus pada cara mengajarkan konten dengan baik. Proses yang juga penting dipelajari mahasiswa adalah bagaimana cara memahami konten dan cara mengajarkannya kepada siswa. Bahan yang
Perkuliahan yang baik diharapkan dapat menjadi model bagi mahasiswa LPTK.
sedang kita kembangkan dapat membantu mahasiswa memahami konten dan cara mengajarnya kepada siswa,” katanya. (Anw)
Perkaya Materi Perkuliahan yang Relevan dengan K-13 PENYUSUNAN bahan sumber pengayaan kurikulum guru pra jabatan yang melibatkan dosen-dosen dari 16 LPTK, dirancang agar relevan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 (K-13). Dengan bahan itu, lulusan LPTK diharapkan mampu mengimplementasikan pembelajaran IPA, Matematika, dan Membaca yang sesuai kurikulum 2013 dan menerapkan pendekatan pembelajaran aktif. Dalam penyusunan bahan pengayaan tersebut, para guru yang berhasil mengimplementasikan praktik yang baik dalam pembelajaran juga diundang untuk terlibat. Sabar Nurohman, M.Pd dosen Universitas Negeri Yogyakarta mengapresiasi lokakarya yang dilakukan USAID PRIORITAS. Sabar mengaku baru pertama sekali berkolaborasi dengan guru untuk membuat bahan ajar LPTK. “Selama ini dosen dan guru berkolaborasi untuk membuat bahan ajar yang digunakan oleh sekolah. Tapi ini dibalik, dosen berkolaborasi dengan guru untuk membuat bahan ajar di LPTK. Ini pengalaman yang menarik,” tukasnya. (Anw/Eh)
”Langkah Maju untuk Persiapkan Guru Berkualitas” PENGEMBANGAN bahan sumber untuk pengayaan kurikulum di LPTK ini, dinilai Prof. Dr. Nuryanie Rustaman, Dosen Universitas Pendidikan Indonesia – sebagai perwakilan dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud merupakan langkah maju yang dikembangkan LPTK dan USAID PRIORITAS. ”Program Prof. Nuryanie Rustaman seperti ini sangat ditunggu oleh kami dosen di LPTK. Kita dapat memperkuat dan memperkaya proses perkuliahan bagi para calon guru. Apalagi dengan pelaksanaan kurikulum 2013 kita dapat memperkaya bahan sumber kurikulum untuk meningkatkan kemampuan calon guru dalam mengajar,” kata guru besar dari FMIPA itu. Apresiasi juga disampaikan oleh Prof. Dr. Ani Rusilowati dosen Unversitas Negeri Semarang (UNNES). “Kegiatan
pemodelan dalam perkuliahan memang sangat perlu dilakukan sehingga mahasiswa mendapatkan banyak contoh cara mengajar dengan metode yang inovatif. Saya juga terapkan pada perkuliahan di S2 dan S3 di kampus UNNES,” ujarnya. Lokakarya ini telah menghasilkan beberapa topik utama untuk dikembangkan lebih lanjut. Para peserta telah mendapatkan masukan tentang apa yang perlu diajarkan dan bagaimana mengajarkannya dalam perkuliahan bagi calon guru di LPTK. Langkah berikutnya, informasi yang telah terkumpul akan diolah tim USAID PRIORITAS untuk dikaji lebih lanjut kesenjangan apa lagi yang masih ada. Selanjutnya hasil tim tersebut akan dibahas kembali dan dirinci dalam lokakarya di setiap provinsi mitra yang melibatkan 16 LPTK mitra. “USAID PRIORITAS akan mengorganisasikan kegiatan untuk mengembangkan bahan sumber pengayaan tersebut di setiap LPTK. Targetnya, produk dapat selesai pada Januari 2014, untuk mulai dilatihkan kepada para dosen,” kata Lynne Hill Adviser Pembelajaran USAID PRIORITAS. (Anw)
Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi situs kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270.Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (6221) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email
[email protected]. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 350--550. Lampirkan foto dalam format JPG yang relevan dengan tulisan. USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
2 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
PRIORITAS - Nasional Lihat Capaian SPM di Tingkat Sekolah
Kemdikbud Apresiasi SIMPK USAID PRIORITAS untuk Petakan SPM Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengapresiasi aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Kabupaten/Kota (SIMPK) USAID PRIORITAS pada presentasi penggunaan aplikasi tersebut di Gedung E, Kantor Kemdikbud (17/9). Presentasi ini dilakukan oleh USAID PRIORITAS yang difasilitasi oleh Kabag Hukum dan Kepegawaian, Setditjen Dikdas Ibu Sri Renani Pantjastuti. Hadir dalam presentasi itu perwakilan Setditjen Dikdas Kemdikbud, data pokok pendidikan (Dapodik) Dikdas Kemdikbud, dan lembaga donor, seperti ADB dan AusAID. USAID PRIORITAS diminta secara khusus mempresentasikan SIMPK untuk digunakan dalam pemetaan standar pelayanan minimum (SPM) di 110 kabupaten/kota di Indonesia. SIMPK merupakan alat yang dikembangkan untuk mendukung kabupaten/kota dalam menyusun kebijakan pendidikan berdasarkan data yang akurat. Aplikasi ini menggunakan Dapodik sebagai sumber data yang sudah tersedia di kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Keunggulan aplikasi ini antara lain dapat menghitung secara langsung jumlah sekolah yang telah atau belum memenuhi SPM dari seluruh sekolah di kabupaten/kota. Untuk pemetaan ini, sekolah tidak perlu melakukan entri data ulang karena data telah tersedia di Dapodik. Kabupaten/kota juga dapat melakukan analisis lebih mendalam dengan melihat distribusi tingkat capaian SPM antar wilayah di dalam kabupaten/kota. Hanya saja belum semua indikator dihitung dengan SIMPK karena keterbatasan data yang tersedia di Dapodik. Hal ini
langsung direspon oleh Tim Dapodik Dikdas. Bapak Supriyatno, S.Pd., M.A, Dr. Afiffudin dari USAID PRIORITAS mempresentasikan Kepala Sub SIMPK di Gedung E Kemdikbud. Bagian Data dan Informasi DAPODIK, Sesditjen Dikdas Kemdikbud menyampaikan bahwa beberapa indikator SPM yang belum tersedia di Dapodik akan disempurnakan pada Dapodik 2014. Bapak Liberti Marpaung perwakilan dari Setditjen Dikdas Kemdikbud mengusulkan perlunya mengadopsi SIMPK untuk merespon permintaan laporan pencapaian SPM Pendidikan dari UKP4 (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan). “SIMPK perlu dikembangkan tidak hanya untuk kabupaten/kota, tetapi juga untuk UKP4 yang saat ini kami masih belum mampu menjawab permintaan mereka terkait tingkat capaian SPM Pendidikan,” usulnya. Melihat pentingnya aplikasi program berbasis Excel tersebut, salah satu peserta mengusulkan SIMPK dapat disebarluaskan ke seluruh Indonesia melalui situs Kemdikbud. (Aff/Vh)
Permudah Sekolah Buat Laporan BOS yang Akuntabel BOS. ”Kita akan mengujicoba penggunaan masyarakat bisa tahu perangkat lunak ini secara terbatas. bagaimana sekolah Dalam tiga bulan ke depan, diharapkan menggunakan dana BOS. sudah bisa digunakan oleh seluruh Perangkat lunak BOS 2013 sekolah di Indonesia,” kata Ahmad Badar tidak hanya untuk tim teknis BOS Kemdikbud (23/8). mengadministrasikan dan melaporkan dana sekolah Sekolah juga tidak perlu membeli yang bersumber dari BOS atau menghadirkan tenaga ahli untuk Pusat, tetapi juga untuk menggunakan perangkat lunak ini. “Cukup melaporkan multi-sumber dengan membaca panduannya, kami yakin Tampilan menu utama perangkat lunak (software) pelaporan keuangan. Artinya semua sekolah sudah dapat menjalankan aplikasi BOS yang dikembangkan USAID PRIORITAS. sumber keuangan sekolah ini,” kata Handoko Widagdo Whole School diadministrasikan dan Development Specialist USAID PRIORITAS SELAMA ini masih banyak sekolah dilaporkan secara terintegrasi. Dengan yang terlibat aktif dalam pengembangan yang mengalami kesulitan dalam demikian, kasus-kasus pembayaran ganda perangkat lunak tersebut. Nantinya membuat pelaporan BOS (biaya bisa dihindari. perangkat lunak tersebut dapat diunduh operasional sekolah). Pelaporan BOS melalui situs BOS nasional. (Hw/Anw) Pada demonstrasi penggunaan yang dibuat dengan cara manual juga perangkat lunak memerlukan waktu yang cukup lama. tersebut dihadapan Apalagi dengan banyaknya data dan 550 Manajer BOS Nilai Sangat Membantu tim teknis BOS transaksi yang perlu dicatat, membuat Kemdikbud, pengerjaannya menjadi semakin PELATIHAN pembuatan laporan keuangan sekolah perangkat lunak dengan menggunakan perangkat lunak Aplikasi BOS 2013 yang kompleks. Untuk memudahkan dalam yang berbasis digelar di empat wilayah, Jakarta, Solo, Bandung, dan Makassar, pembuatan laporan BOS, Kementerian program excel itu melibatkan setidaknya 550 manajer BOS. Mereka umumnya Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) adalah para pejabat di dinas pendidikan seperti kepala bidang dinilai praktis, bekerjasama dengan USAID PRIORITAS dan kepala seksi yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan sangat informatif, mengembangkan perangkat lunak aplikasi program BOS di daerah. Setelah mengikuti proses pelatihan, mudah dijalankan, pengelolaan dan pelaporan BOS 2013. para peserta menyampaikan aplikasi tersebut sangat membantu. dan bermanfaat, Selain untuk mempermudah ”Perangkat lunak ini mempermudah sekolah untuk terutama dalam pengadministrasian dan pelaporan, mengadministrasikan dana BOS. Pembuatan laporan keuangan memberikan perangkat lunak ini juga bermanfaat menjadi semakin mudah dan menghemat waktu,” kata beberapa kemudahan bagi untuk meningkatkan transparansi dan manajer BOS. Aplikasi tersebut juga dinilai dapat meningkatkan pengelola sekolah akuntabilitas penggunaan dana BOS. tertib administrasi karena memuat laporan sekolah dari multi dalam mengelola sumber dan mudah diakses oleh masyarakat. (Anw) Perangkat lunak ini mampu menghasilkan dan melaporkan laporan untuk masyarakat, sehingga
Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013 - 3
PRIORITAS - Nasional
Lessons Learned dari PRIORITAS Education Policy Workshop di Amerika Setelah mengikuti rangkaian kegiatan lokakakarya, para Rektor LPTK mitra, perwakilan Kemenko Kesra, dan Kemdikbud membuat lessons learned (pelajaran yang dapat dipetik) khususnya tentang pengembangan profesi guru untuk dikembangkan di Indonesia. Berikut adalah catatannya. Program pendidikan profesi guru (PPG)
di LPTK dan sekolah lab/mitra harus yang berkualitas sehingga para calon guru dapat magang dan belajar dari model yang baik. Guru pamong dipilih dari guru yang terbukti berhasil dalam mengajar dan memiliki komitmen untuk menjadi teman belajar yang baik bagi calon guru. Pembelajaran membaca di sekolah sangat menentukan dan harus diperkuat. Sekolah yang dilatih dalam program keterampilan membaca dapat menjadi sekolah model bagi sekolah lainnya. Anak harus diajarkan keterampilan membaca sejak dini. (Contoh dari sekolah dasar Eagle View, Fairfax County, dimana anak diajarkan keterampilan untuk memroses suatu bacaan dengan berdialog dengan diri sendiri. Jadi keterampilan membaca dianggap suatu kegiatan di mana siswa aktif berproses dan berinteraksi dengan teks yang dibaca).
Professional Learning
community di Indonesia seperti KKG dan MGMP masih belum maksimal. Program KKG/MGMP harus dibangun bottom up (vs regulasi dari atas – top down). Kita sudah mengetahui teorinya tetapi seringkali praktiknya tidak bagus. Misalnya pelaksanaan pembelajaran berpusat Melihat dari dekat proses pembelajaran di sekolah Amerika. pada siswa atau kegiatan MGMP di mana pembelajaran aktif kelas 1, kelas 4 SD, pelaksanaannya masih tidak maksimal. SMP dan SMA. Melalui video diharapkan guru dapat melihat dan Rekomendasi mengembangkannya di kelas, seeing is Menghimpun sekolah yang punya believing (melihat dulu baru percaya). komitmen dan energi (guru mitra, dosen) untuk mengembangkan Tindak lanjut perangkat sebagai bahan melatih calon Setiap peserta membuat rencana tindak guru untuk dipakai di PPG dan di lanjut yang konkret dengan mengadopsi sekolah praktiknya. Bisa dimulai dengan prinsip, konsep atau pendekatan yang sekolah lab dan sekolah mitra LPTK, sekiranya dapat diterapkan di LPTK serta mencoba menggunakan konsep masing-masing dari hasil lokakarya 'BLOSSOMS' dengan mahasiswa calon kebijakan pendidikan di Amerika. guru. Sekitar 3 bulan lagi, semua peserta akan Kemdikbud berencana untuk melatih berkumpul lagi bersama dengan sekitar 1,6 juta guru. Pendekatan yang koordinator teknis di LPTK yang biasa digunakan adalah sedikit bicara, banyak terlibat dalam kegiatan USAID praktik. Saat ini sudah tersedia buku PRIORITAS) untuk membahas progress latihan dan buku siswa. USAID tindak lanjut LPTK. (Fs) PRIORITAS diharapkan membuat video
Dokumentasi PRIORITAS Education Policy Workshop
Mengamati pembelajaran membaca di Daniels Run Elementary. Mengikuti kuliah Prof. Paul Reville, Direktur Harvard Graduate School of Education.
Prof. Unifa presentasikan pengembangan profesi guru Indonesia di USAID Washington.
Belajar tentang pengembangan teknologi pembelajaran di MIT.
Mendapat penjelasan strategi program pendidikan USAID seperti membaca untuk kelas awal, penelitian, dan best practices.
Belajar tentang kemitraan universitas dan sekolah yang berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran di Columbkille School.
Berfoto bersama para rektor, perwakilan Kemenko Kesra, Kemdikbud, USAID, RTI International, dan EDC di Harvard Graduate School of Education.
4 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
Guru Fairfax County Schools sedang memandu siswanya belajar membaca.
PRIORITAS - Nasional
Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di Sekolah Amerika Catatan Rektor Unesa, Prof. Dr. Muchlas Samani Ikuti PRIORITAS Education Policy Workshop PRIORITAS Education Policy Workshop yang digelar di Boston dan Washington, Amerika pada 16-20 September 2013 memberikan kesan menarik bagi para Rektor LPTK Mitra USAID PRIORITAS dan pemangku kepentingan pendidikan yang mengikuti acara tersebut. Para peserta juga diajak melakukan kunjungan ke beberapa sekolah. Rektor Unesa, Prof. Dr. Muchlas Samani menuliskan pengalamannya melihat proses pembelajaran di sekolah Amerika.
Pertanyaan yang merangsang siswa kelas awal menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Jum'at, 20 September 2013 saya beserta rombongan diajak ke Eagle View Elementary School. Sekolahnya terletak di Fairfax County Virginia. Kira-kira 1 jam perjalanan dengan mobil dari Georgetown Suites, hotel tempat saya menginap. Di sekolah, setelah mendengarkan penjelasan wakil kepala sekolah, guru, serta melihat kelas, saya sungguh mendapat pelajaran berharga. Yang ingin dicapai sekolah itu adalah kompetensi anak sebagai critical thinker (pemikir kritis), creative thinker (pemikir kreatif), problem solver (pemecah masalah), dan good character (berkarakter baik). Hal itu dikaitkan dengan kehidupan nyata agar anak memiliki kecakapan hidup (life skills). Mengajarkan Berpikir Tingkat Tinggi Ketika mengunjungi kelas V, saya melihat para siswa sedang membaca dan di mejanya ada selembar kertas yang dibagi menjadi dua kolom. Di bagian atas kolom kiri ada
Saya meyakini itu untuk tulisan WHAT ARE YOU CONFUSED ABOUT mengembangkan (apa yang belum dipahami) dan untuk kemampuan berpikir kolom kanan tertulis kalimat WHAT IS tingkat tinggi (high order YOUR INNER VOICE (apa suara batinmu). thinking). Untuk mengerjakan isian Saya amati apa yang dilakukan siswa. tersebut, menurut Bloom anak harus Ternyata setelah membaca mengisi kolom berpikir sampai tahap evaluasi. Melihat apa tersebut. Apa yang masih bingung atau yang terjadi di Eagle View Elementary School belum paham ditulis di kolom kiri dan apa jadi jadi tercenung. Ternyata kita dapat yang komentar/pertanyaan ditulis pada mengembangkan kemampuan berpikir kolom kanan. tinggi, kemampuan berpikir kritis, Setelah selesai atau mungkin waktunya kemampuan berpikir kreatif dan habis, siswa berkumpul duduk di karpet memecahkan masalah anak SD bahkan TK. dan gurunya duduk di kursi di depan. Ada Saya jadi teringat apa yang saya lihat di dua orang guru lain, yang ternyata kelas TK di Columbkille School di Boston. merupakan guru “khusus” yang bertugas Guru musik TK membawa gitar dan biola. membantu anak berkebutuhan khusus. Anak diminta menunjuk apa yang sama dan Misalnya yang lambat belajar (slow learner) apa yang berbeda. Bukankah itu dan yang belum pandai membaca. mengembangkan kemampuan analisis untuk Apa yang dikerjakan? Ternyata guru anak kecil. Semoga kita dapat belajar dari menayangkan lembar demi lembar dari pengalaman tersebut. *** bacaan di papan pintar (smart board). Dan siswa diminta mengajukan apa yang belum dipahami (what are you confused about?) dan apa komentar/pertanyaan (what is your inner voice). Hampir semua anak mengangkat tangan setiap guru menanyakan. Dan guru menanggapinya dengan bagus. Jadi apa yang ditulis di kertas folio tadi diajukan secara lisan waktu itu. Sunggguh contoh bagus, bagaimana mengembangkan berpikir kritis (critical thinking). Ketika saya masuk di kelas II, siswa sedang duduk di karpet dan guru memandu pelajaran. Siswa ditanya, bagaimana cara mendapatkan teman (how to get friends). Bagaimana kalau ada orang lain yang mengajak berteman. Anak kelas II tentu masih berusia sekitar 7-8 tahun. Jawabannya macam-macam. Tampak sekali guru mendorong anak untuk mencari cara mendapatkan teman yang cocok. Mungkin itu bagian dari berpikir kreatif (creative thinking). Juga bagaimana kalau ada orang yang belum dikenal tetapi mengajak berteman. Bagaimana kalau anak sebenarnya tidak senang. Sepertinya kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sedang dipupuk. Di dinding kelas II juga ada pajangan yang tampak seperti buatan siswa. Dalam kertas folio itu tertulis kalimat I AGREE BECAUSE..... (Saya setuju karena....). I DISAGREE BECAUSE.... (Saya tidak setuju karena....) Saya tidak tahu bagaimana pelaksanaan pengisian titik-titik itu. Namun dari tulisan yang ada saya menduga siswa diberi suatu contoh Keterangan Foto: pendapat atau 1. Memanfaatkan setiap sudut kelas untuk belajar dan memfasilitasi ungkapan dan diminta anak berani menyampaikan gagasannya. mengajukan pendapat 2. Guru sedang memandu satu kelompok dalam membaca setuju atau tidak berpasangan. Siswa diminta secara bergantian membacakan buku setuju dan harus diberi cerita, dan saling memberikan umpan balik. penjelasan mengapa 3. Sudut baca di kelas dirancang mudah diakses anak, menarik, dan setuju atau tidak setidaknya 2000 judul buku tersedia dalam satu kelas. setuju.
Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013 - 5
PRIORITAS - Nasional
Fasilitator USAID PRIORITAS Raih Juara 1 Guru Berprestasi Nasional
Pak Rochim mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Moh Nuh atas keberhasilannya menjadi guru berprestasi tingkat nasional Tahun 2013.
Kudus. Berkat konsistensinya menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran, Abdul Rochim, M.Pd guru SMPN 1 Kudus, Jawa Tengah berhasil meraih Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Nasional Tahun 2013. Pak Rochim, demikian guru IPA yang juga Fasilitator USAID PRIORITAS itu biasa dipanggil, sejak tahun 2007 dia menjadi fasilitator daerah program USAID DBE yang kini dilanjutkan menjadi program USAID PRIORITAS.
Dia mengaku banyak mendapatkan inspirasi dari keterlibatannya sebagai fasilitator dalam program USAID. ”Saya telah menerapkan semua hasil pelatihan USAID di dalam pembelajaran. Konsistensi itulah yang mengantarkan saya berhasil menjadi juara di tingkat nasional,” cerita pak Rochim. Sebelumnya, pada April 2013, pak Rochim ditetapkan sebagai Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Kudus. Kemudian, Juni 2013 berkompetisi dengan 35 guru terbaik dari kabupaten/kota di Jawa Tengah, dia ditetapkan menjadi Juara 1 tingkat provinsi. Lalu pada Agustus 2013, dia berhasil menjadi juara 1 tingkat nasional. Karya Ilmiahnya yang mengangkat tema Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna (Better Teaching and Learning-BTL) dalam Aplikasi Pembelajaran di Kelas, dinilai Prof. Dr. Ahmad Slamet, salah satu dewan juri, karya tersebut relevan dengan tuntutan kurikulum 2013. Setelah melalui tahapan penilaian portofolio, tes tertulis, presentasi karya ilmiah, dan wawancara, akhirnya pengumuman disampaikan. Fasilitator USAID PRIORITAS tersebut dinobatkan menjadi juara 1 guru berprestasi tingkat nasional.Yang menarik, pak Rochim bersanding dengan kepala sekolahnya, H. Oky Sudarto yang juga menjadi kepala sekolah beprestasi tingkat nasional. “BTL yang dikembangkan Program USAID mampu menjawab tantangan kurikulum 2013. Itulah yang membuat saya yakin menggunakan program yang dikembangkan USAID sebagai tema dalam karya tulis ilmiah lomba guru berprestasi,” paparnya bersemangat. (Shs)
Kuota CPNS 2013 dan Pengalaman Pendampingan PPG PENDEKATAN Penataan dan Pemerataan Guru (PPG) yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS semakin menarik, sejalan dengan keluarnya kuota CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) untuk kabupaten/kota. Dari informasi awal hampir semua kabupaten/kota mengajukan usulan formasi CPNS. Namun sebagian besar (lebih dari 60%) kabupaten/kota tidak diberikan kuota untuk merekrut CPNS. Menurut Dr. Aos Santosa, Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS, ada dua syarat yang mengikat bagi kabupaten/kota untuk mengajukan formasi CPNS, yaitu 1) belanja pegawai (belanja tidak langsung) tidak lebih dari 50% dari total APBD, dan 2) daerah tersebut telah melakukan distribusi pegawai, khusus untuk pendistribusian guru diatur dalam Peraturan Bersama 5 Menteri tahun 2011. Mengapa penataan guru menjadi penting dikaitkan dengan formasi PNS? Karena sebagian besar PNS yang ada di kabupaten/kota adalah guru. Jika guru ditata dengan baik, akan berdampak pada penataan PNS secara keseluruhan. Dari pengalaman pendampingan analisis distribusi guru di daerah mitra USAID PRIORITAS, menunjukkan sebagian besar kabupaten kota mengalami kelebihan guru, terutama guru matapelajaran di SMP dan SMA dan
distribusinya tidak merata. Sementara kekurangan guru hanya terjadi pada guru kelas di SD. Dari 23 kabupaten mitra USAID, hanya 5 kabupaten (22%) yang mendapat kuota CPNS 2013, yaitu: 1) Kabupaten Bantaeng, 2) Kabupaten Semarang, 3) Kabupaten Mojokerto, 4) Kabupaten Serang, dan, 5) Kabupaten Nias Selatan. Ke lima kabupaten tersebut kekurangan guru kelas yang cukup signifikan, salah satu diantaranya adalah Kebupaten Semarang, kabupaten ini Penataan guru menjadi bagian upaya untuk telah melakukan pendistribusian pemerataan mutu pendidikan. PNS, khususnya guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta guru sedikit, yaitu rasio siswa terhadap Pendidikan Agama Islam dengan rombongan belajar kurang dari 8 menggunakan model guru rangkap (seperempat SPM). sekolah. Model guru rangkap sekolah ”Jika kekurangan guru terjadi pada dapat mengatasi dua masalah sekaligus, sekolah kecil, tidak perlu menambah guru, yaitu mengatasi kekurangan guru dan juga tetapi dengan memilih beberapa opsi dalam rangka pemenuhan jam mengajar kebijakan yang cocok, misalnya pengajaran guru, yaitu minimal 24 jam. kelas rangkap, penggabungan sekolah kecil Sampai saat ini, USAID PRIORITAS yang berdekatan, penerimaan siswa baru telah memfasilitasi analisis distribusi guru berkala, dan guru kunjung,” jelas Aos. pada 23 kabupaten/kota dengan Selama ini dengan program PPG, menggunakan perangkat lunak sederhana daerah mitra USAID PRIORITAS merasa dan memanfaatkan data yang sudah ada di terbantu dalam menata pemerataan guru. sekolah, yaitu DAPODIK (Data Pokok Seperti yang diutarakan Ashari,M.Pd., Pendidikan) yang diperbaharui setiap Kepala Bidang Tenaga Pendidik Dinas semester. Hasil pemetaan menujukkan Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Jawa bahwa kekurangan guru tidak selalu harus Tengah. “Program PPG sangat membantu menambah guru, karena banyak sekolah, kami dalam upaya peningkatan mutu terutama SD yang jumlah siswanya sangat pendidikan,” katanya. (Ash/Arz)
6 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
PRIORITAS - Nasional
20 Daerah Mitra Kohor 2 Siap Lakukan Inovasi MEMASUKI program Kohor 2, USAID PRIORITAS memperluas kemitraan program dengan menambah 20 daerah mitra yang tersebar di tujuh provinsi. Jumlah ini menambah 69 daerah mitra DBE dan USAID PRIORITAS yang sudah bergabung sejak Kohort 1. Jadi, pada tahun 2013, secara keseluruhan ada 89 daerah mitra kabupaten/kota. Jumlah ini masih akan bertambah dengan rencana bergabungnya Provinsi Papua. Daerah mitra baru tersebut akan melakukan serangkaian kegiatan seperti asesmen pendidikan, penilaian kemampuan membaca kelas awal (EGRA), koordinasi program dengan seluruh pemangku kepentingan pendidikan, seleksi fasilitator daerah, pelatihan dan pendampingan sekolah, analisis pemerataan distribusi guru, penghitungan biaya satuan pendidikan. Perkuat Koordinasi dengan Pemerintah Pertengahan Agustus 2013 USAID PRIORITAS menugaskan Ruwiyati Ahmadi yang ditunjuk sebagai Technical Coordinator with GOI yang juga berkantor di Kemdikbud. Dia akan membantu memperkuat koordinasi dan sinergi program dengan Pemerintah. Pada saat berkoordinasi dengan Prof. Dr. Ibrahim Bafadal Direktur Pembinaan SD, USAID PRIORITAS diharapkan menjadi satu tim kerja dengan Kemdikbud. Sementara Dr. Didik Suhardi, Direktur Pembinaan SMP terkait sinkronisasi program, USAID PRIORITAS diminta terlibat dalam PPMBS (program peningkatan
mutu berbasis sekolah) Direktorat Pertemuan USAID PRIORITAS Sulawesi Selatan dengan Bappeda, Dinas Pendidikan, Kemenag, DPRD, dan PGRI Kabupaten Tana Toraja.
PSMP. Hal itu juga sejalan dengan program USAID PRIORITAS yang mendampingi sekolah untuk menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah. Drs. Khamim, M.Pd Kasubdit Program Direktorat PSMP dan Drs. Didik Prabangkat, MA Kasubdit Kurikulum Direktorat PSD berharap USAID PRIORITAS dapat terlibat dalam pelatihan kurikulum 2013. Sementara Drs. Rochmat, MA Kasubdit Kerjasama dan Kelembagaan, Direktorat Pendidikan Madrasah, Kementerian Agama (Kemenag) menyarankan perlunya membentuk tim teknis pelaksana program (implementing agency) di Kemenag. Hal ini akan dijadikan dasar bagi Kemenag untuk dapat mengalokasikan dana sebagai pendamping program. ”Termasuk bila jumlah MI dan MTs mitra USAID PRIORITAS di setiap daerah mencapai 20%, maka setiap kantor wilayah Kemenag bisa mengajukan anggaran ke Kemenag Pusat untuk melakukan diseminasi di tahun 2014,” katanya. (Ra/Anw)
Kantor Pusat RTI di Amerika Terkesan dengan Pembelajaran di MI Asih Putera Cimahi – USAID PRIORITAS Jawa Barat. Tiga pejabat Research Triangle Institute (RTI) International dari Kantor Pusat North Carolina, Amerika Serikat, terkesan dengan kunjungannya yang melihat langsung proses pembelajaran di MI Asih Putera. Ketiga tamu penting yang secara khusus ingin melihat langsung dampak program di sekolah mitra USAID PRIORITAS itu adalah Edward “Eddie” Story (Senior Vice President, General Counsel, and Corporate Secretary), Mohammad Ali (Senior DirectorChief Procurement Officer), dan Dan Segal (International Counsel). ”Saya melihat semua siswa tampak menikmati proses belajar di kelas. Hal itu sangat penting untuk membuat siswa dapat belajar dengan baik,” kata Eddie Story kepada para tamu yang ikut dalam kunjungan (11/7). Beliau juga menyampaikan apresiasinya atas dampak positif program USAID PRIORITAS di MI Asih Putera. ”Apa yang kami bayangkan mengenai sekolah binaan kami itu terwujud di MI Asih Putera. Praktik pendidikan di madrasah ini memenuhi apa yang kami dambakan,” katanya lagi. Rombongan tamu disambut langsung oleh pihak sekolah, perwakilan dinas pendidikan, Kepala Kemenag Kota Cimahi, dan staf USAID PRIORITAS. Pada saat berkeliling kelas, semua menyaksikan proses pembelajaran yang hari itu merupakan hari pertama masuk kelas tahun ajaran baru. Semua berdecak
kagum saat melihat karya siswa kelas awal berupa tulisan pendek pengalaman berlibur, yang sudah terpajang di dinding kelas, hasil belajar pagi hari itu. Setelah berkeliling kelas, kegiatan dilanjutkan dengan pertemuan singkat untuk berbincang terkait program USAID PRIORITAS. Dalam pertemuan tersebut juga hadir Drs. H. Hilmi Riva'i, M.Pd Kepala Kemenag Kota Cimahi, Hj. Hartati, S.Pd., M.Si Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Iis Siti Aisyah, S.S Kepala MI Asih Putera, Ibu Anindya Dhian Komite Sekolah, dan beberapa guru dan siswa MI Asih Putera. Kepala sekolah, Komite, Pejabat Dinas dan Kemenag memberikan komentar atas pertanyaan, ”Bagaimana pendapat bapak dan ibu terhadap program USAID PRIORITAS?” Mereka memberi komentar hampir sama, yaitu menyambut baik dan berterima kasih bahwa sekolah ini dipilih sebagai mitra program. Mereka siap mendukung pelaksanaan program, misalnya akan mengijinkan para guru untuk mengikuti pelatihan dan mendorong mereka untuk menerapkan hasilnya di kelas. ”Pelaksanaan program USAID PRIORITAS sangat membantu kami dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kami berharap banyak madarasah dan sekolah yang dapat terlibat dalam program USAID PRIORITAS,” kata Hilmi Rivai, Kepala Kemenag Kota Cimahi. (Anw)
Eddie Story, Senior Vice President,General Counsel, and Corporate Secretary RTI International terkesan dengan pembelajaran di MI Asih Putera, Cimahi, Jawa Barat.
Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013 - 7
PRIORITAS - Provinsi Aceh
Pemerataan Guru di Aceh Jaya dan Bener Meriah Pendidikan, Kemenag, BKPP, Bappeda dan MPD (Dewan Pendidikan). Bupati Kabupaten Aceh Jaya mendukung penuh dan sepakat pentingnya analisis tersebut untuk pemerataan pendidikan, “Pemerataan guru penting dilakukan untuk meningkatkan daya saing lulusan yang lebih berkualitas ke depan,” jelas Bupati Ir. Azhar Bupati Aceh Jaya, Ir. Azhar Abdurrahman, didampingi Abdurrahman. Sekretaris Disdikpora, Masril Yusdi, S.Pd, Kepala Diakui bupati, untuk Kemenag, Drs. H. Amiruddin, MA dan Ketua DPRK, H. melakukan distribusi atau Hasan Ahmad serta Komite Sekolah,T. Asrizal, SH. mutasi guru banyak tantangan yang dihadapi, Aceh. Kabupaten Aceh Jaya dan terutama benturan kepentingan sosial Kabupaten Bener Meriah menyatakan dan politik. “Untuk mencapai mutu kesiapannya untuk melakukan penataan pendidikan yang merata dengan kapasitas dan pemerataan guru berbasis Data guru yang baik, maka distribusi pemeraPokok Pendidikan (Dapodik). Kegiatan taan guru perlu dilakukan,” katanya. Sosialisasi Analisis dan Pemerataan guru Di Kabupaten Bener Meriah, Wakil di kedua kabupaten tersebut dihadiri Bupati Bener Meriah juga mendukung secara lengkap oleh pemangku penuh program pemerataan guru di kepentingan bidang pendidikan, daerahnya, “Kami mendukung analisis ini diantaranya DPRK (DPRD), Dinas dan setelah adanya hasil nanti, maka
7 LPTK Susun Bahan Pengayaan Sains Aceh.18 Dosen LPTK dari Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Syiah Kuala, dan IAIN Ar Raniry, menyusun pengayaan bahan ajar LPTK pembelajaran Sains tingkat SMP (2729/8). Selain dosen LPTK, perwakilan guru IPA dari SMP dan MTs juga turut serta berbagi ilmu dan pengalaman. Secara spesifik bahan ajar tersebut akan digunakan untuk para calon guru yang berfokus pada bagaimana mengajar kompetensi Sains di sekolah. Dr. Erman, M.Pd dan Prof. Dr. Ani Rusilowati dari Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Negeri Semarang, sangat antusias bersama tim di Aceh dalam menyusun bahan pengayaan Sains untuk LPTK yang relevan dengan Kurikulum 2013. “Penyusunan bahan pengayaan bagi dosen LPTK ini sangat bermanfaat dalam mengaplikasikan Kurikulum 2013 bagi mahasiswa LPTK yang merupakan calon guru,” kata Erman. Selain di Aceh, LPTK mitra USAID PRIORITAS juga tengah mengembangkan bahan ajar untuk topik Membaca di Kelas Awal, dan Matematika SMP yang dilaksanakan di beberapa kota. (Tmk)
segera kita tindak lanjuti. Salah satunya, setiap guru PNS yang ingin pindah ke daerah kerja lain harus mendapatkan rekomendasi atau izin langsung dari Bupati atau Wakil Bupati,” jelas Drs. Rusli M. Saleh. Wakil Bupati juga mewacanakan strategi distribusi bagi guru non PNS. Menurutnya, “Untuk pendistribusian guru honor akan diutamakan ke daerah terpencil, dan diutamakan adalah guru honor suami–istri dengan salah satu persyaratannya yaitu dapat mengajar di daerah yang sama.” Proses untuk menghasilkan analisis data pemerataan guru yang akurat diperlukan waktu sekitar 4 bulan yang diakhiri kegiatan konsultasi publik atau pemaparan hasil analisis untuk pengambilan kebijakan pada tingkat kabupaten. Staf dinas pendidikan dan staf Kemenag dalam prosesnya bekerjasama dengan LPTK yang akan menjadi service provider. Dengan pelibatan tersebut, diharapkan staf dinas pendidikan, Kemenag dan LPTK mampu melakukan pemetaan dan analisis kecukupan serta kebutuhan guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan, dan kabupaten/kota. (Tmk)
Tumbuhkan Minat Baca dengan Perpustakaan Kelas Bener Meriah. Jam pelajaran belum berlangsung, tetapi siswa MTs Simpang Tiga Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah sudah mulai berada di kelas menunggu kedatangan guru sambil membaca. Para siswa mengambil buku di atas rak buku yang terletak pada bagian belakang di dalam kelas, sementara siswa lainnya sudah mulai membaca di mejanya. Siswa MTs Simpang Tiga terbiasa memanfaatkan waktu Kedisiplinan tersebut dengan membaca buku dari perpustakaan kelas. tercipta dari pembiasaan siswa untuk membaca. Kepala MTs Simpang Tiga, Masdi S.Pd., yang juga fasilitator daerah USAID PRIORITAS, menjelaskan bahwa dengan membentuk perpustakaan kelas beberapa bulan lalu, minat baca siswa di madrasah tersebut mulai tumbuh. ”Perpustakaan yang kita sediakan pada setiap kelas telah meningkatkan minat baca siswa. Akses ke buku juga dekat, siswa tidak perlu berjalan ke perpustakaan,” jelas pak Masdi panggilan akrab Kepala MTs Simpang itu. Ternyata tidak hanya perpustakaan kelas, di dalam kelas juga tersedia perangkat komputer dan printer, “Di dalam komputer, telah kami simpan buku digital dan bahanbahan pembelajaran lainnya, Dengan demikian, siswa dengan mudah bisa mencari dan mencetak bahan belajar jika mereka butuhkan,” jelas pak Masdi lagi. Para siswa pun merasa senang dengan adanya perpustakaan kelas tersebut. ”Kami bisa memanfaatkan waktu dengan membaca dan belajar sendiri jika guru berhalangan atau terlambat masuk kelas. Selain itu, dengan adanya buku, komputer dan printer di kelas, kami dapat membaca, melihat dan mencetak berbagai bahan pembelajaran,” ungkap Nia Simeherti, siswi kelas X. (Tmk)
8 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
PRIORITAS - Provinsi Sumatra Utara Medan. Enam LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan) di Sumatera Utara sepakat membentuk konsorsium. Konsorsium ini terdiri dari dua LPTK mitra USAID PRIORITAS yaitu Universitas Negeri Medan (Unimed) dan IAIN Sumatera Utara dan empat LPTK lainya yaitu Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Muslim Nusantara Al-Walsyiah, Universitas HKBP Nommensen dan Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli. Kesepakatan ini dicapai dalam Provincial Consortia Meeting di Grand Angkasa International Hotel, Medan, Rabu (21/8). Guru Besar Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd mengapresiasi pembentukan konsorsium LPTK di Sumut. Abdul Hamid mengatakan konsorsium akan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan LPTK. ”Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh konsorsium, misalnya pelatihan dosen, pengembangan model-model pembelajaran dan penerbitan media publikasi,” jelasnya. Sedangkan Teachers Training Institutions (TTIs) Development Specialist USAID PRIORITAS Sumut Parapat Gultom, Ph.D menekankan peran LPTK sebagai service provider (penyedia jasa). LPTK di masa mendatang diharapkan mampu mendesain
Kiri: Dosen-dosen dari Konsorsium LPTK mengikuti pelatihan PAKEM di Hotel Grand Kanaya pada Juni 2013. Kanan: Dekan Fakultas Ilmu Kependidikan (FKIP) Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli (UNITA), Drs.TB Pakpahan, MPd memberikan masukan kepada konsorsium LPTK di Grand Angkasa International Hotel, Medan, Rabu (21/8).
Konsorsium LPTK Terbentuk di Sumut dan mengimplementasikan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru. “Guruguru kita perlu secara berkala dilatih agar kapasitasnya terus terjaga. LPTK diharapkan mampu menyediakan layanan pelatihan itu,” terangnya. Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut, Agus Marwan, mengatakan konsorsium merupakan wadah tukar pengalaman. Wadah ini dapat dimanfaatkan sesama LPTK guna
meningkatkan kualitas pendidikan. LPTK sebagai lembaga pendidik calon guru bertanggung jawab menghasilkan tamatan guru yang berkualitas. Guna memenuhi tanggung jawab itu, LPTK harus mampu meningkatkan kapasitas para tenaga pendidiknya secara periodik. “Agar tujuan itu tercapai maka LPTK perlu saling tukar pengalaman dan bekerjasama,” kata Agus Marwan. (Eh)
Rp. 2, 9 Milyar untuk Diseminasi di Deli Serdang masyarakat pendidikan di Deli Serdang. Kami menargetkan Lubuk Pakam. Pemerintah setelah pelatihan ini manajemen sekolah lebih baik dan guru-guru Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang semakin berkualitas dan siswa bisa berprestasi. berkomitmen memanfaatkan program USAID PRIORITAS untuk Paket pelatihan yang didiseminasikan meliputi pelatihan (1) meningkatkan mutu pendidikan. praktik pembelajaran yang baik di tingkat SD/MI dan SMP/MTs, Komitmen itu diwujudkan dalam (2) Pelatihan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) di tingkat SD/MI alokasi anggaran diseminasi sebesar dan SMP/MTs, (3) Pelatihan kepemimpinan kepala sekolah, wakil Rp. 2.952.614.000,- dalam APBD 2013. kepala sekolah dan komite sekolah, (4) Pelatihan penyusunan Anggaran itu akan dilaksanakan ke RKT/RKS di tingkat SD dan SMP, serta (5) pendampingan dan dalam 12 kegiatan. Keseluruhan lokakarya keberhasilan untuk mengukur dampak diseminasi. Hj. Sa'adah Lubis, S.Pd, M.AP kegiatan akan memberikan manfaat kepada 1.190 guru dan tenaga Hj. Sa'adah Lubis, S.Pd, M.AP, kependidikan. Implementasi diseminasi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli telah kami mulai sejak April 2013. Serang. Disarikan dari Presentasi Berjudul Kebijakan Strategis Dikpora Kami mendesiminasikan program USAID PRIORITAS untuk Deli Serdang Tahun 2013. meningkatkan mutu guru. Mutu guru saat ini masih sangat rendah. Biarpun guru pernah mendapatkan pelatihan profesi dan sudah Siap Implementasikan PPG di Sumut mendapatkan tunjangan profesional, namun kualitas pembelajaran dan tata kelola “USAID PRIORITAS sangat membantu pemerintah kota, merealisasikan pendidikan masih rendah. Karena itu kami program Walikota Medan,” kata Mutsyuhito Solin dalam Sosialisasi PPG di Medan merasa perlu untuk terus meningkatkan (23/7). Sementara di Labuhan Batu (31/7), Bupati Dr. Tigor Panusunan Siregar, Sp.PD mutu guru dan pengelola pendidikan. Kami memberikan apresiasi kepada USAID PRIORITAS karena memberikan referensi menggelar pelatihan-pelatihan agar kualitas konstruktif dalam peningkatan mutu pendidikan di Labuhan Batu. pendidikan di daerah ini terus membaik. Guru Besar Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Efendi Napitupulu mengatakan, Kami memilih menggunakan modul dan “Yang diperlukan adalah analisis data yang benar sehingga kita dapat memetakan tenaga pelatih yang dibina oleh USAID kondisi guru di masing-masing sekolah,” katanya saat memfasilitasi Workshop Analisis PRIORITAS karena telah terbukti secara PPG di Berastagi (19/9). praktis. Metode pelatihan yang USAID PRIORITAS sendiri telah mengembangkan perangkat lunak SIMPK yang dikembangkan USAID PRIORITAS sangat mampu memetakan kondisi guru dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/kota dan praktikal dan mampu membantu guru provinsi. ”Dengan data yang benar dan akurat, maka para pengambil kebijakan dapat mengatasi masalah pembelajaran. merumuskan langkah yang tepat dalam melakukan PPG,” terang Koordinator Provinsi Keberhasilan itu sudah dirasakan oleh USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan. (Eh)
Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013 - 9
PRIORITAS - Provinsi Banten
Terlalu Menyenangkan bagi Guru dan Murid kelas berdasarkan CTL (Contextual Teaching and Learning), sebuah konsep yang sebenarnya familier bagi kebanyakan guru, namun masih asing dalam penerapannya. Pendekatan pembelajaran CTL ini memiliki prinsip konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, penilaian autentik, dan refleksi. Perbedaan utama dari sistem ini adalah guru memberikan teori dan pembekalan secara singkat di awal pelajaran, dan para murid diminta untuk menggali lebih jauh melalui tugas kelompok. Hasil kerja kelompok ini kemudian mereka presentasikan di depan kelas. Banyak kalangan, termasuk Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Drs. Hudaya Latuconsina, mengatakan bahwa metode pembelajaran ini sangat sesuai dengan Kurikulum 2013. Saat bertemu dengan perwakilan dari USAID PRIORITAS Banten beberapa waktu lalu, beliau lebih jauh menyatakan, “Dari sejumlah guru yang telah menerima pelatihan PAKEM, CTL, atau MBS dari USAID PRIORITAS, kita perlu mencari orang yang bisa memotivasi guru lain, kepala sekolah, dan masyarakat untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan dasar bersama.” Kesan yang disampaikan guru yang mengikuti pelatihan adalah pendekatan CTL membuat siswa menjadi lebih aktif. “Waktu yang tersedia sepertinya kurang memuaskan siswa,” ujar Abdul Mupahir, guru Bahasa Indonesia SMPN1 Petir yang melihat para siswanya sangat menikmati proses pembelajaran yang membuat mereka aktif. (Nic)
Siswi tampak menikmati presentasi hasil kerja kelompok di depan kelas.
“Waktu yang tersedia sepertinya kurang memuaskan siswa,” ujar Abdul Mupahir, guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Petir. PELATIHAN praktik pembelajaran yang baik bagi guru SMP dan MTs mitra di Kabupaten Serang, Banten (23-26/8), memberi kesempatan bagi semua peserta untuk mengajar langsung di sejumlah kelas di SMPN 1 Ciruas. Pelatihan itu melibatkan 144 peserta yang terdiri dari guru mata pelajaran, kepala sekolah, pengawas, dan staf dinas pendidikan. Pelatihan berisi kiat dan cara penyajian pembelajaran di
Materi Lama, Pengalaman Baru
Kembangkan Media
Perkuliahan Bahasa Inggris
Contoh cue card yang dikembangkan mahasiswa.
DALAM kegiatan Program Pengenalan dan Latihan Kependidikan (PPLK), sebuah program latihan bagi calon guru Bahasa Inggris, ditengarai selama ini terlalu mengandalkan buku teks saat praktik mengajar di depan kelas. Pengajar dan peserta didik sama-sama membaca dari buku yang sama, dan proses transfer ilmu berlangsung searah, monolog, dan membosankan.Yayu Heryatun, dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, memutuskan menerapkan pendekatan kontekstual. Maka, ilmu yang diperolehnya sebagai fasilitator USAID PRIORITAS di Provinsi Banten segera diujicobakan.Yayu mengajak para mahasiswanya untuk mengembangkan media pembelajaran dalam perkuliahan. Bentuk medianya bisa berupa flash card, flip chart, cue card, presentasi power point, gambar, bahkan poster. Siti Humairoh, salah seorang mahasiswi menyatakan bahwa awalnya memang sedikit merepotkan. “Tapi ada kepuasan tersendiri setelah medianya jadi. Apalagi saat dipakai mengajar, media pembelajaran benar-benar membantu siswa memahami materi,” ujar Siti. Yayu Heryatun, Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa InggrisFakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN “SMH” Banten.
Para dosen LPTK di Banten tampak aktif mengikuti proses pelatihan.
UNTUK menjadi dosen yang mengajar di LPTK tentu dibutuhkan seseorang yang mumpuni dalam ilmu pengetahuan. Hal itu sangat nyata menilik Pelatihan Dosen LPTK Tingkat Primary (3-5/9) dan Secondary (27-29/8). Sejumlah 60 orang dosen partisipan terlibat diskusi hangat terkait isu pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah (MBS). “Sebenarnya, materinya bukan hal yang baru, tapi berdiskusi seperti ini, kami belum pernah,” ujar Siti Aisyah S.Pd., M.Hum, dosen dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten (Untirta). Bu Ais, ia biasa disapa, lebih jauh
10 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
mengatkan bahwa metode pemberian materi lewat diskusi seperti pelatihan ini sangat bisa diaplikasikan di kampus. Dosen Bahasa Inggris itu mengaku pelatihan USAID PRIORITAS sangat berguna baginya dan dosen lain. Metode pelatihan dengan diskusi kelompok seperti ini juga disambut dengan antusias oleh Evi Afiati, S.Pd., M.Pd., dosen Psikologi Pendidikan Untirta. “Diskusi kelompok seperti ini membuat peserta lebih partisipatif dan tidak mudah jenuh,” pujinya. “Ini bagus sekali. Saya mau kalau seringsering ikut pelatihan seperti ini,” ujarnya sambil tertawa. (Nic)
PRIORITAS - Provinsi Jawa Barat
Dari 8.124 Guru Ciamis, Hanya Enam Belum Terpetakan
Kelompok Kabupaten Ciamis saat mengikuti Workshop 1 PPG tentang analisis Data di Cianjur, Jabar.
Untuk melihat praktik yang baik implementasi program penataan dan pemerataan guru di Ciamis, Ipin Rohana, Koordinator Daerah Ciamis, mewawancarai Sukiman, Kesubag Kepegawaian dan Umum Disdik Ciamis
Lalu, bagaimana tindaklanjutnya? Tahun 2010 dibentuk Tim Pemetaan Redistribusi Guru (Bupati, Sekda, BKDD, dan Disdik). Tim mengawal implementasi peraturan Bupati Ciamis Nomor 8 tentang Implementasi Perber 5 Menteri.
Apa yang dilakukan oleh tim? Tim melaksanakan penghitungan keadaan guru dengan cara a) pengusulan pribadi karena kekurangan jam mengajar, b) memenuhi kriteria Perbup meliputi kinerja, kualifikasi akademik, pangkat/golongan, jam mengajar, sertifikat pendidik, dan tugas tambahan.
kelas maupun guru mata pelajaran. Apa korelasi pemetaan dan pemerataan guru dengan profesionalisme guru? Dari 8.124 guru, sebanyak 8.118 guru sudah terpenuhi jam mengajarnya. Guru yang belum bisa terbayarkan tunjangan profesinya hanya 6 orang karena jam mengajarnya belum terpetakan. Hasil pemetaan tersebut menjadi dasar kami menyusun program keprofesian berkelanjutan bagi guru. Apa dampaknya untuk Ciamis? Dampak pemetaan dan pemerataan guru ini diantaranya, (1) Karier guru dapat terbina, terukur, dan terencana; (2) Mutu guru meningkat; (3) Manajemen kepegawaian di satuan pendidikan lebih terkontrol; (4) Penilaian kinerja guru terpenuhi; (5) Terhindar dari sangsi Perber 5 Menteri. (Ir)
Stakeholder Provinsi Sepakati FGD Rutin
Apa latar belakang Disdik melakukan upaya pemetaan guru? Menyusul lahirnya Peraturan Bersama (Perber) 5 Menteri, Ciamis melakukan analisa keadaan dan kebutuhan guru per unit sekolah. Disadari bahwa guru di Ciamis yang berjumlah 11.016 orang ternyata belum tertata secara merata. Ada banyak guru yang tidak memenuhi kewajiban jam mengajar minimal 24–40 jam dan minimal 150–250 siswa bagi guru Bimbingan Penyuluhan/Bimbingan Konseling.
Apa temuan analisis pemetaan itu? Tahun 2012 sebanyak 498 orang guru di seluruh jenjang pendidikan terpetakan untuk mengisi sekolah yang kekurangan guru. Sampai di sini, tuntutan Perber 5 Menteri sudah terpenuhi. April 2013 pemetaan tahap kedua selesai dan terpetakan 94 orang guru di seluruh jenjang pendidikan. Sekarang pemetaan tahap ketiga sedang berlangsung. Pada tahap ini, program USAID PRIORITAS sangat membantu, khususnya dalam pengembangan aplikasi sistem penghitungan kebutuhan guru, baik guru
Diseminasi Distance Education di Sukabumi
Dr. Hendi S. Mukhtar, Dekan FKIP UNINUS, tengah membimbing siswa mengerjakan LK Matematika pada sesi praktik mengajar Training Pedagogy Lecturers, di SDN 1 Kayu Ambon, Bandung Barat.
Guru Kian Profesional dengan TIK Ketika Dekan FKIP Praktik Mengajar di Sekolah
Para peserta di kelompok sedang merancang blog sekolah.
GURU sebagai tenaga pendidik menjadi lebih profesional dalam hal penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung mutu pembelajaran di kelas. Demikian disampaikan oleh Utomo, Kasi SD Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi (24-26/7). Lokakarya yang diikuti 188 guru itu berfokus pada pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Peserta lokakarya mengasah keterampilan mencari media online untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Mereka juga berlatih mendesain blog sebagai
media belajar sekaligus sosialisasi sekolahnya. Peserta juga berlatih berkomunikasi melalui skype dan terlibat aktif dalam jejaring sosial. Semua keterampilan ini diorientasikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan gairah belajar siswa. Dana untuk lokakarya ini bersumber dari APBD Kabupaten Sukabumi “Disdik Sukabumi sudah anggarkan dana lebih besar melalui APBD Perubahan untuk diseminasi pelatihan PAKEM Berbasis TIK bagi pengawas dan guru yang belum dilatih,” kata Utomo lebih jauh. (Ddn)
Dekan dan dua dosen itu, sebagai guru, mengajak siswa keluar untuk mengamati pengaruh matahari. Siswa serempak menyanyikan lagu Matahari. Siswa mencoba memahami kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah awal kegiatan belajar saat sesi praktik mengajar di SDN 2 Kayu Ambon, Lembang. Praktik mengajar ini merupakan rangkaian dari pelatihan pedagogi untuk dosen LPTK (27-29/7). Pelatihan diikuti oleh 117 dosen dari UPI, UIN, UNPAS, UNINUS, STAI Siliwangi, dan IAI Darussalam, Ciamis. “Setiap dosen mendapat pengalaman praktis yang sangat berharga. Dosen lebih menghayati teori melalui praktik lapangan yang sangat baik ini,” tutur Dr. Hendi S. Muhtar, Dekan FKIP UNINUS. Hendi kemudian bertekad akan mengajak 26 dosennya yang berpartisipasi dalam pelatihan ini, untuk mempraktikkan di kampus dan memengaruhi dosen lain untuk juga melakukan perubahan.
(Ddn)
Prioritas Pendidikan: Edisi 3/ Juli - September/ 2013 - 11
PRIORITAS - Provinsi Jawa Tengah
Fasilitasi Penghitungan BOSP Batang dan Salatiga DANA Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat sebesar Rp. 580.000 untuk jenjang SD/MI dan Rp. 710.000 untuk jenjang SMP/MTs bagi sekolah perkotaan dirasakan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional secara keseluruhan. Kebutuhan tersebut kemudian disikapi oleh Pemerintah Kabupaten Batang dengan berinisiatif mencukupinya melalui dana APBD. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 2008 bahwa pemenuhan biaya operasional satuan pendidikan untuk sekolah negeri dan swasta menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Permasalahan selanjutnya ketika BOS akan dicukupi melalui dana APBD adalah berapa sebenarnya besaran dana yang dibutuhkan untuk tiap-tiap jenjang. Untuk mengetahui besaran dana tersebut Dinas Pendidikan Kabupaten Batang bekerjasama dengan USAID PRIORITAS melakukan penghitungan bersama. Acara yang diselenggarakan dua hari itu
ditempatkan di Aula Hasil Penghitungan BOSP Kab. Batang Kantor Dinas Pendidikan. Kegiatan penghitungan meliputi penyamaan persepsi tentang proses penghitungan, langkah-langkah penghitungan, latihan penghitungan sampai dengan menghasilkan besaran dana yang menghitung standar biaya operasional dibutuhkan oleh tiap-tiap jenjang. nonpersonalia. ”Penghitungan biaya Drs. Joko Sutono, M.Pd., Sekretaris operasional sangat dibutuhkan sebagai Dinas Pendidikan Kabupaten Batang yang landasan untuk menentukan kebijakan hadir dalam acara itu mengemukakan khususnya untuk memberikan bantuan bahwa pengkajian, pemetaan, dan BOSDA kepada sekolah-sekolah di jenjang penghitungan biaya operasional satuan pendidikan dasar yaitu SD/MI dan pendidikan per murid per tahun SMP/MTs dari APBD Kabupaten/Kota,” diperlukan untuk mengetahui kebutuhan terangnya. (Nk) pembiayaan setiap satuan pendidikan dan
PAKEM Jadi Inspirasi Guru-Guru SD di Kemangkon LIBURAN sekolah bagi guru merupakan saat yang tepat untuk membekali diri dengan ilmu baru untuk persiapan tahun ajaran berikutnya. Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan oleh Guru Gugus Jodipati Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga dengan melakukan bimbingan teknis (Bintek) PAKEM di SDN 1 Toyareka (3/7). Peserta adalah semua guru dari Gugus Jodipati sejumlah 96 orang dari 10 SD di wilayah Kemangkon. Sutarman, M.Pd. selaku pengawas daerah binaan tersebut dan juga pemrakarsa kegiatan menyampaikan bahwa selama ini guru kurang mendapatkan gambaran implementasi PAKEM sehingga kondisi pembelajaran di
Guru-guru SD di Kemangkon peserta Bintek, tengah mengidentifikasi praktik PAKEM.
Mengakrabkan Masyarakat dengan Sekolah Banjarnegara. Semangat Pak Nirsoengkowo (70) mengikuti Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) seperti tak mengenal usia senja. Pria yang lahir tahun 1943 itu bersama 44 orang dari unsur komite, kepala sekolah dan guru tak sedikitpun meninggalkan sesi selama tiga hari berlangsung (24-26/7). Pak Nirsoengkowo (berbaju batik) sedang Baginya mengikuti pelatihan MBS menjadi notulen dalam diskusi kelompok. dapat menambah pengalaman dan memperkaya ilmu. Bagi Pak Soengkowo menjabat sebagai Ketua Komite Sekolah SD Negeri 1 Semarang, Banjarnegara merupakan amanah dari masyarakat. “Setelah mengikuti pelatihan ini, saya dan komite yang lain akan mengakrabkan masyarakat pada sekolah, agar masyarakat tahu kebutuhan sekolah dan tahu kebutuhan anak-anak kita dalam pembelajaran. Begitu juga sebaliknya sekolah juga perlu akrab dengan masyarakat sehingga tahu apa yang dipikirkan orang tua siswa,” harap kakek 9 cucu itu. (Lhr)
12 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
kelas hampir semuanya konvensional. Guru menjadi penceramah yang baik dan siswa menjadi pendengar setia. “Saya melihat pola yang bagus ketika mengikuti pelatihan MBS dari USAID PRIORITAS,” cerita pak Sutarman. Pengawas senior ini melihat pelatihan MBS USAID PRORITAS membuat peserta aktif dan bisa mengungkapkan ide-ide kreatifnya sehingga pada kegiatan Bintek ini dia berharap guru-guru dapat mulai menerapkan PAKEM dalam pembelajaran. Pada Bintek tersebut, PAKEM diperkenalkan sebagai dasar dalam membentuk sistem pembelajaran yang menyenangkan dan lebih berpusat pada siswa. Dengan PAKEM siswa difasilitasi keterampilan menyampaikan pendapat dan berdiskusi kelompok dalam memecahkan masalah. “Kegiatan sangat terkondisikan, peserta aktif, penyaji dan materi tidak membosankan,” tutur Nur Sabar Widiningsih, S.Pd., salah satu peserta Bintek. (Di)
PRIORITAS - Provinsi Jawa Timur Hasil Konsultasi Publik Program PPGP di Kabupaten Blitar
Dispendik Alokasikan Rp 161 Juta Sebagai Tindak Lanjut (Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Kabupaten/Kota) yang dikembangkan USAID PRIORITAS, telah berhasil membuat beberapa alternatif kebijakan. Banyak temuan-temuan menarik yang dihasilkan dari hasil analisa. Salah satunya ternyata terdapat kekurangan guru SD sebanyak 1.066 guru dan kelebihan guru SMP. ”Untuk menindaklanjuti hasil temuan ini, Dispendik bersama BKD akan mengambil langkah penataan guru dimana bisa saja nantinya para guru SMP yang berlebih akan menjadi guru SD untuk menutup kekurangan guru SD,” jelasnya. Untuk tahap awal, Dispendik Kabupaten Blitar telah mengalokasikan dana Rp. 161 juta untuk kegiatan sosialisasi sistem kelas rangkap (multi Konsultasi publik PPG yang diikuti pemangku kepentingan pendidikan Kabupaten Blitar. grade) sebagai implementasi hasil PPG yang dimasukkan dalam perubahan anggaran Blitar. Hasil analisis data Penataan dan Pemerataan Guru keuangan (PAK) Kabupaten Blitar. (PPG) yang dibuat oleh Tim PPG Kabupaten Blitar mendapat Langkah ini tentu tidak mudah dan akan banyak menghadapi dukungan untuk segera diimplementasikan. Hal itu mengemuka tantangan. Untuk itu membutuhkan dukungan dari pemangku pada acara konsultasi publik PPG di Gedung Paripurna DPRD kepentingan terkait yakni kepala daerah untuk membuat payung Kabupaten Blitar (30/7). hukum guna menguatkan dan mendukung pemerataan dan Pada acara konsultasi publik, Kepala Dinas Pendidikan penataan guru di Kabupaten Blitar. (Dispendik) memaparkan hasil analisis data PPG di depan anggota “Persoalan kekurangan dan kelebihan guru harus segera DPRD, Bappeda, BKD, Kemenag, Dewan Pendidikan, Kelompok dituntaskan, untuk itu kami berharap segera ada solusi yang Kerja Pengawas (KKPS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), terbaik,” kata Abdul Munib, S.IP Wakil Ketua II DPRD Kab. Blitar. PGRI dan jajaran staf Dispendik Kabupaten Blitar. Menurut Beliau berharap apa yang dilakukan oleh Dispendik Kabupaten Kadispendik, hasil analisa data Dapodik dengan aplikasi SIMPK Blitar dapat ditiru oleh dinas lainnya. (Dkd/Tri)
FKGBPNS – KKM MTs Negeri 1 Bojonegoro
Pelatihan Persiapan Kurikulum 2013 dengan Modul USAID PRIORITAS Bojonegoro. Untuk menyiapkan kompetensi para guru menghadapi pelaksanaan kurikulum 2013, Forum Komunikasi Guru Profesi Bukan Pegawai Negeri Sipil Kelompok Kerja Madrasah (FKGBPNS - KKM) MTs Negeri 1 Bojonegoro Wilayah 1, menyelenggarakan workshop pembelajaran kontekstual menyongsong kurikulum 2013. Kegiatan ini diikuti oleh guru – guru sertifikasi di lingkungan KKM MTs Negeri 1 Bojonegoro yang berjumlah 89 orang. Workshop ini menggunakan modulmodul yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS. “Alasan pemilihan modul ini karena para pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) Kemenag Kabupaten Bojonegoro
wilayah 1 mengangga p bahwa modul yang dikembang kan oleh USAID PRIORITAS yang paling Semua peserta tampak aktif bekerjasama. sesuai dan sejalan penerapan yang mendorong siswa nya dengan kurikulum berpikir tingkat tinggi, 2013,” terang Mufid menciptakan lingkungan Rohman selaku Ketua belajar yang mendorong Panitia yang juga Kepala siswa belajar efektif dan MTs Negeri 1 Bojonegoro. menulis jurnal reflektif. Seiring dengan “Harapan kami pasca pemberlakuan kurikulum pelatihan, para guru yang 2013, dimana pada telah lulus sertifikasi dapat kurikulum tersebut tidak menerapkan materi hanya mengedepankan pelatihan yang telah domain pengetahuan, diterima sehingga begitu namun juga ketrampilan kurikulum 2013 dan sikap maka materi diberlakukan, kita telah yang dilatihkan adalah siap dan terbiasa pembelajaran kontekstual, melakukan pembelajaran pembelajaran kooperatif, bermakna,” tambahnya. merumuskan pertanyaan (Shd)
Bupati Madiun Terbitkan SK untuk Fasda Madiun. Untuk memperkuat eksistensi fasilitator daerah (Fasda) dalam memfasilitasi pelatihan dan pendampingan di sekolah, Bupati Madiun menerbitkan SK Penetapan Fasda USAID PRIORITAS Kabupaten Madiun. SK Bupati bernomor 188.45/1314/KPTS/402.031/2013, membuat kehadiran Fasda di Kabupaten Madiun telah memiliki payung hukum yang jelas. Kabupaten Madiun secara keseluruhan memiliki 30 Fasda, yang terdiri dari 10 orang fasilitator MBS, dan 20 orang fasilitator pembelajaran dari dua kecamatan, Mejayan dan Geger. Pertemuan Rutin dan Mandiri Tidak berpuas diri pasca mengikuti ToT, para Fasda rutin bertemu sebulan sekali dengan iuran mandiri. “Pertemuan rutin Fasda dengan iuran mandiri memberi manfaat yang besar buat saya. Selain sebagai ajang berkumpul para Fasda yang dilakukan sebulan sekali, beragam masalah yang kami hadapi juga terpecahkan dalam pertemuan ini” kata Tinuk Rachmawati S. Pd, Guru Mapel IPS di MTs Al Basmalah Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun. (Cw)
Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013 - 13
PRIORITAS- Provinsi - Provinsi Jawa Timur PRIORITAS Sulawesi Selatan Rektor UNM yang Ikut Menjadi Peserta Pelatihan MBS untuk Dosen LPTK:
”MBS Tidak Diterapkan, Kepala Sekolah Berhadapan dengan Hukum” DUA rektor LPTK, Prof. Dr. H. Abdul Kadir Gassing HT, MS dan Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd, Rektor UIN dan UNM terlibat aktif dalam Pelatihan Manajemen Prof. Dr. H. Arismunandar Berbasis Sekolah Rektor UNM (MBS) bagi dosen LPTK (20-22/7) di Hotel La Macca, Makassar. Kedua rektor tersebut selalu tampil kompak dan terkesan berbagi peran pada kegiatan yang diselenggarakan atas kemitraannya dengan USAID PRIORITAS. Mereka bergantian membuka atau menutup kegiatan. Namun, dalam Pelatihan Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah itu, Rektor UNM, Arismunandar, memilih menjadi peserta setelah Rektor UIN, Abdul Kadir Gassing, membuka acara. Suasana pelatihan menjadi lebih hidup dan bersemangat saat Prof. Arismunandar terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Peserta kian antusias mengelaborasi dan berbagi pengalaman tentang manajemen
Praktik Lapangan (PPL), perlu diorientasi sekolah. Sang rektor terus menguatkan tentang MBS agar mereka dapat perhatian mereka dengan menegaskan, berkerjasama dengan pengelola sekolah ”MBS harus diterapkan secara untuk melaksanakan tugas pengajaran. profesional. Jika tidak, maka kepala Hadir dalam pelatihan itu 30 dosen sekolah harus berhadapan dengan hukum. UNM dan UIN Alauddin serta lima Karena itu, pelatihan ini memberikan universitas dan sekolah tinggi anggota pencerahan bagi dosen dan praktisi Konsorsium LPTK seperti UNISMUH pendidikan di tingkat sekolah,” paparnya. Makassar, UNISMUH Parepare, Saat membuka pelatihan, Prof. Abdul Universitas Cokroaminoto Palopo, Kadir Gassing meminta perhatian peserta STAIN Watampone, dan STAIN Palopo. untuk menerapkan pengetahuan dan Mereka terdiri dari dosen, ketua jurusan, pengalamannya yang diperoleh selama dan penanggung jawab program bidang pelatihan. Drs. Nuryamin, M.Ag, Ketua studi di universitasnya. (Ham) Jurusan Pendidikan Agama Fakultas Tarbiyah UIN, menilai pelatihan itu sangat penting untuk manajemen di perguruan tinggi. Menurutnya, dosen dan manajemen perguruan tinggi harus lebih awal mencontohkan tradisi transparansi dan akuntabilitas lalu menunjukkannya kepada mahasiswanya. Salah satu peserta dari Rektor UNM Makassar, Aris Munandar, sedang terlibat aktif UNM juga menegaskan dalam diskusi kelompok. bahwa mahasiswa sebelum melaksanakan Program
Dosen Ditantang Bantu Mahasiswa Siap Mengajar
Para dosen sedang praktik mengajar di SDN III Sudirman Makassar. Mereka berhasil membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran.
“KEGIATAN ini membawa kami ke sekolah dan kami melihat langsung realitas pembelajaran di sekolah. Dengan pengalaman ini kami ditantang untuk benar-benar menyiapkan mahasiswa calon guru siap mengajar di sekolah,” kata Prof. Dr. Nurhayati, M. Pd., usai melakukan praktik mengajar di sekolah. Pelatihan yang diikuti Guru Besar IPA Biologi UNM itu adalah Pelatihan Dosen Pedagogi tingkat SMP/MTs bagi dosen LPTK (3-5/6). Pelatihan yang digelar di Hotel La Macca Makassar itu dibuka oleh Prof. Dr. Arismunandar, Rektor UNM. Dalam sambutannya rektor menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi pedagogi dosen.
Selama tiga hari pelatihan, 54 peserta yang berasal dari UNM, UIN Alauddin, UNISMUH Makassar, UNISMUH Parepare, Universitas Cokroaminoto Palopo, STAIN Watampone, dan STAIN Palopo mengembangkan praktik-praktik yang baik dalam pembelajaran dan Manajemen Berbasis Sekolah yang mendukung penerapan pembelajaran aktif dan inovatif di sekolah. Praktik mengajar pada hari kedua merupakan sesi yang sangat bermakna bagi peserta. Mereka bertandang ke SMP YP-PGRI, MTsN Model Makassar, dan MTs Alauddin, untuk berpraktik mengajar. Di sekolah itu mereka praktik menerapkan pembelajaran aktif dan kontekstual. Selama dua jam pelajaran,
14 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
dengan cara team teaching, mereka memfasilitasi siswa kelas VII dan VIII belajar aktif dalam kelompok, mengerjakan Lembar Kerja yang memicu pikiran kritis, bereksperimen, menemukan, berdiskusi, berkarya, presentasi, dan mengevaluasi hasil dan proses pembelajaran melalui jurnal refleksi. “Kami merasakan kalau kami harus bekerja keras untuk mengelola siswa di kelas. Khususnya membuat mereka fokus dan aktif mengikuti semua proses pembelajaran. Persiapan pembelajaran memang harus matang untuk mengelola kelas,” ujar Pariabti Palloan, S.Si., MT., Dosen Fisika UNM Makassar. “Dosen kuat dalam teori, tapi pada saat mempraktikkannya di kelas banyak yang canggung dan kewalahan, khususnya mengelola kelas dengan pembelajaran aktif. Kami juga tidak mengenal persis kondisi ril siswa. Karenanya, materi dan pengalaman dari pelatihan ini menjadi sangat berharga untuk kami bagikan kepada mahasiswa. Termasuk dalam perkuliahan seharusnya dilakukan seperti model lokakarya seperti ini,” kata Dr. Asdar, M.Pd., dosen Fakultas MIPA UNM. (Ham)
PRIORITAS - Praktik yang Baik
7 in 1, Alat Peraga dari Sekotak Catur KOTAK catur yang terletak di atas meja rumah, memberikan inspirasi pada saya untuk memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. Kotak catur pun saya ubah menjadi alat peraga Matematika. Alat peraga sederhana yang saya namakan “Kotak Catur 7 in 1” ini dapat memeragakan 7 materi pembelajaran Matematika, yaitu pencerminan, putaran, sistem koordinat kartesius, menentukan keliling dan luas persegi panjang serta persegi, mengenal bangun datar sederhana, operasi hitung bilangan bulat dan bermain catur. Dengan 6 materi pembelajaran dan 1 permainan tersebut saya khususkan untuk pembelajaran kelas tinggi dan lebih mudah dilakukan karena tersedia satu set dalam sebuah kotak. Awalnya saya hanya ingin membuat percerminan dengan menggunakan sistem koordinat kartesius dan bermain bola dengan koordinat tersebut. Bisa juga dibuat putaran jika garis tengah pada kotak catur diperpanjang. Kemudian setelah saya melihat putaran dengan bangun-bangun datar, ternyata bangun datar tersebut dapat dihitung luasnya karena jaraknya sama jaraknya. Saya juga meletakkan kaca pada papan catur bagian dalam untuk pencerminan. Cara Mendesain Pertama, kita harus menyiapkan satu buah papan catur besar. Bagian dalam salah satu sisi papan catur (tempat meletakkan bidak catur) ditempeli cermin dan sisi lainnya diberi paku ukuran kecil dengan jarak antar paku yang sama dan membentuk persegi. Setelah itu, garis sumbu koordinat kartesius (sumbu x dan y). Untuk menambah manfaat dan daya tarik untuk siswa, maka siapkan satu lembar triplek kecil atau kartun tebal. Triplek atau karton tebal, dilubangi sesuai dengan letak paku dan gambari triplek atau kartun tersebut seperti lapangan bola kaki, sehingga dapat dimanfaatkan untuk bermain bola dengan titik-titik koordinat. Selain itu, kita juga harus mempersiapkan beberapa bidang kecil dari triplek atau kartun tebal dengan berbagai bentuk, misalnya jajargenjang, bujur-sangkar, trapesium, dan segitiga yang akan digunakan khusus untuk materi putaran. Cara Pemanfaatan Untuk materi pencerminan yang merupakan bagian dari pembelajaran kelas IV, kita dapat menggunakan papan catur bagian dalam. Siswa diminta untuk mengambar satu bidang pada cermin dengan menggunakan spidol. Selanjutnya,
1 4
2
3
5
(1) Bermain bola dengan paku-paku koordinat kartesius; (2) Bidang untuk materi pencerminan dan putaran, pada koordinat kartesius Karet ntuk materi menentukan keliling dan luas persegi panjang serta persegi, mengenal bangun datar sederhana; (3) Seperangkat alat peraga kotak catur yaitu cermin, papan berpaku dan lapangan bola; (4) Satu set Kotak Catur 7 in 1; (5) Seperangkat alat peraga kotak catur yaitu cermin, papan berpaku, dan lapangan bola.
sebuah karet gelang diletakkan pada papan berpaku mengikuti gambar bidang yang telah digambarkan pada cermin. Dengan materi ini, siswa menjadi lebih paham materi pencerminan dengan melihat karet berbentuk bidang pada cermin dan membandingkan dengan yang digambarkan. Khusus untuk materi putaran (kelas IV), kita memerlukan peraga tambahan, yaitu beberapa bidang kecil yang telah dibentuk dan dipersiapkan. Cara bermainnya, letakkan bidang tersebut pada paku bagian tengah yang lebih panjang. Misalnya kita menempatkan segitiga sama kaki pada posisi nol derajat, selanjutnya segitiga tersebut diputar hingga 90 derajat. Siswa diminta untuk mengambarkan posisi segitiga sebelum dan sesudah terjadi putaran. Siswa juga diajak untuk mengenal bangun datar dengan menggunakan karet gelang. Materi untuk kelas III tersebut dapat mengenalkan siswa pada bentuk-bentuk bangun datar yang dilakukannya sendiri dengan mengunakan karet gelang tersebut dan mengambarkannya di atas kertas. Selanjutnya, siswa juga diajak untuk menentukan keliling dan luas persegi panjang serta persegi. Kita masih menggunakan karet gelang untuk membentuk bidang-bidang pada paku. Siswa dapat menghitung sendiri keliling dan luas bidang datar karena jarak antara satu paku dengan paku lainnya sama. Materi kelas IV tersebut yang disajikan dengan cara siswa melakukan sendiri ternyata menyenangkan siswa. Untuk kelas V dan VI, materi operasi hitung bilangan bulat dilakukan dengan menggunakan bidak catur. Bidak catur berwarna hitam bermakna negatif dan bidak catur berwarna putih bermakna positif. Satu
bidak catur berwarna hitam dan satu bidak catur berwarna putih (berpasangan) mempunyai nilai sama dengan nol. Selanjutnya siswa diajak bermain hitung bilangan bulat dengan menggunakan bidak catur tersebut. Dengan alat peraga ini, saya berharap siswa yang mengalami kesulitan belajar operasi hitung bilangan bulat akan lebih mudah memahaminya dengan mengunakan bidak-bidak catur. Materi lainnya, menentukan titik koordinat kartesius dengan meletakkan benda (seperti dadu yang telah dilubangi bagian tengah) pada koordinat yang dikehendaki (sumbu x dan y) di atas papan paku. Selain itu, dengan menggunakan triplek atau karton yang bergambar lapangan bola, siswa diajak bermain dengan koordinat tersebut secara bergantian menentukan titik-titik koordinat. Terakhir, sambil bermain siswa juga diajak belajar menggunakan papan catur bagian atas dan bidak-bidak catur. Untuk mengasah otak dalam salah satu cabang olah raga tersebut, siswa diajak berpikir sambil bermain catur. Harapan saya dengan alat peraga “Papan Catur 7 in 1” ini, pelajaran matematika yang bersifat abstrak (hanya dihafal dan dibayangkan), maka siswa dapat melihat sendiri bagaimana proses dari Matematika tersebut. Semoga ide papan catur tersebut dapat menyenangkan siswa dalam belajar matematika. Adek Elfera Chandrawati, S.Pd Guru Matematika kelas V dan VI MIN Rukoh Banda Aceh
Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013 - 15
PRIORITAS - Praktik yang Baik Mengenali Zat Aditif Makanan dan Minuman
“Dulu Saya Suka Sekali, Sekarang Enggak Lagi Deh...” Zat aditif pada makanan memiliki efek yang membahayakan tubuh. Hal itu yang coba disampaikan oleh Nur Afifah Alifia, S. Pd Guru SMPN 9 Kota Mojokerto melalui Pelajaran Kimia Kelas VIII dengan Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan zat aditif pada makanan dan psikotropika. Mengawali kegiatan pembelajaran, guru yang akrab disapa Bu Afifah ini menugaskan setiap kelompok membawa beberapa bekas bungkus makanan dan minuman ringan dari rumah masingmasing. Mereka kemudian ditugaskan mencermati kandungan zat aditif makanan pada kemasan melalui bahan pembuatan yang tertera. Usai menemukan beberapa zat aditif makanan dan minuman, setiap kelompok kemudian mencari informasi di internet tentang zat aditif tesebut, mengidentifikasi dan mengobservasi bahaya dari zat aditif tersebut. “Mereka menemukan zat aditif pada pemanis, pengawet dan penyedap yang tertera di bungkus makanan dan minuman,” terang Bu Afifah. Banyak siswa yang tercengang membaca hasil temuan mereka di internet. Misalnya saja Monosodium Glutamat (MSG) yang banyak ditemukan pada camilan ringan, ternyata apabila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan sel syaraf otak dan kanker. “Hi... ngeri ya. Padahal saya dan adik saya dulu suka sekali camilan ringan yang mengandung MSG. Sekarang nggak lagi deh,” ungkap Jessica Maycitra Rakhma, siswa kelas VIII.
Setiap kelompok kemudian mengisi Lembar Kerja (LK) dari hasil temuan, identifikasi dan observasi. Mereka melanjutkan pembelajaran dengan membuat tabel 'Identifikasi Makanan dan Minuman', kemudian menempelkan bekas bungkus makanan dan minuman beserta kandungan zat aditif dan pengaruhnya untuk manusia dan lingkungan sekitar. Siswa kelas VIII SMPN 9 Kota Mojokerto mempresentasikan hasil temuan zat aditif pada makanan. Siswa tampak antusias mengikuti siswa dengan hasil yang memuaskan. “Saya pembelajaran ini, puas dengan hasil kerja siswa. Mereka apalagi mereka menemukan sendiri menemukan sendiri kandungan zat aditif bahaya zat aditif pada makanan dan pada makanan dan minuman yang mereka minuman yang sering mereka temukan temui sehari-hari. Bahkan beberapa sehari-hari. diantara siswa tidak mau lagi Usai membuat tabel, setiap kelompok mengonsumsi makanan dan minuman kemudian mempresentasikannya di depan tersebut. Ini menunjukkan bahwa siswa kelas. Hasil kerja siswa tersebut kemudian menyadari bahaya zat aditif tersebut ditempel di dinding kelas. Para siswa untuk tubuh mereka,” terangnya. tampak serius melihat hasil kerja teman(Dkd) temannya. Beberapa diantaranya bahkan ada yang mengabadikannya melalui kamera telepon genggam miliknya. “Saya mau tunjukkan tabel ini pada adik saya supaya dia tidak lagi gemar mengonsumsi makanan dan minuman Pembelajaran Kimia ringan yang banyak mengandung zat Kelas VIII aditif,” terang Jessica. Afifah mengamati kegiatan ini diikuti Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan zat aditif pada makanan dan psikotropika Materi Pembelajaran: Bahan Kimia dalam Kehidupan Alat dan bahan: Bekas bungkus makanan dan minuman, laptop, modem, LK, kertas karton, spidol Penilaian: Proses: kemampuan mencari informasi di internet, keaktifan, kerjasama & presentasi. Hasil: pembuatan tabel zat aditif pada makanan & minuman.
Siswa mengerjakan tabel bersama dengan menempelkan bekas bungkus makanan dan minuman beserta kandungan zat aditif dan pengaruhnya.
16 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa mengidentifikasi zat aditif pada bekas bungkus makanan dan minuman 2. Siswa mencari informasi di internet terkait kandungan zat aditif pada bungkus makanan dan minuman 3. Siswa mengobservasi efek negatif zat aditif makanan dan minuman pada tubuh dan lingkungan sekitar 4. Siswa membuat tabel identifikasi makanan dan minuman temuannya.
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Memantik Siswa Belajar Daur Air secara Tematik
Foto dari kiri ke kanan: 1. Siswa melakukan percobaan; 2. Guru mendampingi siswa menulis laporan; 3. Siswa menghitung perbandingan.
Pada saat praktik mengajar di kelas awal SD dengan pendekatan tematik, saya mencoba memantik siswa melakukan eksplorasi. Saya mengawalinya dengan Mata Pelajaran (Mapel) PKn. Kami terlibat dalam proses tanya-jawab tentang organisasi kesehatan yang ada di sekitar masyarakat setempat. Dialog kemudian masuk pada Mapel IPA soal pentingnya air sebagai unsur pembentuk kesehatan. Siswa tampak tertantang mengemukakan pendapatnya dengan penuh keberanian. Saya lalu menayangkan video yang menggambarkan siklus air. Siswa mengamati proses siklus air dari tayangan video. Kemudian, saya bertanya kepada siswa tentang hasil pengamatan video.
Sejumlah siswa mengacungkan tangan penuh percaya diri.Yang mengangkat tangan lebih dulu diberi kesempatan pertama. Ia bisa menjelaskan tahap-tahap siklus air. Saya lalu mendorong siswa untuk mengelaborasi lebih lanjut mengenai daur air. Mereka melakukan percobaan tentang kegiatan yang memengaruhi siklus air dengan teliti dan hati-hati. Mereka belajar membandingkan jumlah air dari hasil percobaan dengan menggunakan rumus Matematika tentang pecahan dan perbandingan. Usai melakukan percobaan dan diskusi kelompok, siswa masuk pada Mapel Bahasa Indonesia dengan membuat laporan secara tertulis. Lebih dari sekedar melaporkan hasil pengamatan, siswa didorong untuk mendeskripsikan cara
menghemat air. Wakil setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil percobaan. Saya merasa bangga saat penyaji tampil penuh percaya diri, sementara kelompok lain meresponnya juga dengan penuh keberanian. Pada tahap ini muncul kreativitas siswa. Saya kemudian melakukan penguatan tentang materi yang disampaikan. Dalam hal ini, saya mencoba mengaitkan tubuh dan kesehatan. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang halhal yang belum dimengerti. Di akhir proses belajar, saya menyediakan waktu buat siswa melakukan refleksi tentang pengalaman belajar hari itu. Ade Yeti N, Dosen UIN SGD Bandung
Wajib Baca di Perpustakaan SDN Tegal Jetak
Setiap jadwal giliran membaca di perpustakaan selalu didampingi wali kelas, agar tertib dan teratur.
Serang. Sabtu, pukul 11 siang, di SDN Tegal Jetak, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, hari itu suasananya tampak seperti ujian. Semua siswa tampak duduk diam membaca. Ada beberapa murid membaca di saung dekat lapangan, ada sebagian lagi di dalam ruangan perpustakaan, dengan seorang guru yang tampak mendampingi para siswa. Mereka memang bukan sedang ujian tetapi mengikuti pelajaran membaca.
SD mitra USAID PRIORITAS ini sedang menerapkan jam membaca. Seluruh siswa dari kelas I sampai kelas VI secara bergantian mendapatkan kesempatan membaca selama setengah jam dengan didampingi oleh wali kelasnya. Selama waktu tersebut, siswa boleh membaca apa saja buku yang mereka mau. Mereka boleh membaca fiksi, non-fiksi, apapun. Siswa yang tengah mengikuti pelajaran di kelas pun, diperbolehkan minta ijin untuk ke perpustakaan untuk mencari referensi. Perpustakaan selalu terbuka bagi para siswa saat jam sekolah, apalagi saat istirahat. Koleksi buku setiap tahun terus bertambah berkat sumbangan dari berbagai pihak, terutama dari siswa yang melanjutkan ke jenjang SMP. Guru-guru SDN Tegal Jetak bekerjasama membuat katalog, kartu indeks, dan melakukan pencatatan peminjaman. Belakangan juga telah dibuat jadwal kunjungan per kelas, dan penugasan petugas khusus perpustakaan. “Saya senang sekali membaca buku yang ada di perpustakaan, karena banyak buku yang gambarnya bagus, ceritanya seru, juga banyak pengetahuan yang belum saya tahu. Terus kalau di buku pelajaran tidak ada, bisa cari di perpustakaan untuk mencari jawabannya,” ujar Silvi Nuraeni, siswa kelas VI. Para guru menyampaikan kegiatan ini berhasil membuat siswa senang dan terbiasa membaca buku, serta membantu siswa memperluas pengetahuan, terutama yang tidak ada dalam buku pelajaran. Luda Sofiah, Guru SDN Tegal Jetak Ciruas, Banten
Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013 - 17
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Kuliah Pengajaran Mikro di UIN Alauddin Makassar
Mahasiswa Jadi Kreatif dan Manfaatkan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar penjelasan tujuan pembelajaran, pembagian kelompok, pengerjaan LKS (observasi, kerja, dan diskusi kelompok di dalam dan luar kelas), presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab, penguatan hasil pembelajaran, dan refleksi proses dan konten Mahasiswa (sebagai siswa) sedang belajar di luar kelas. pembelajaran. Agar semua ”Saat mahasiswa berpraktik siswa terlibat aktif dalam kegiatan mengajar, mereka sebetulnya tidak pembelajaran, Fitri dan Anita menyajikan semata belajar transfer pengetahuan, pembelajaran dengan memanfaatkan tapi mereka melakukan transfer lingkungan sekitar kelas sebagai sumber pengalaman pembelajaran dengan belajar. Untuk itu, mereka membagi meniru model pembelajaran dosennya. siswanya ke dalam 6 kelompok Karena itu, jika kita ingin mereka heterogen. Masing-masing kelompok menerapkan pembelajaran aktif, dosen diberikan stau LKS dengan berisi tugas penting membiasakan mereka dengan (1) mengamati dan mencatat kumpulanperkuliahan aktif,” kata Nursalam, dosen kumpulan benda yang ada di ruang kelas, Pendidikan Matematika, Fakultas di taman depan kelas, di samping kelas, Tarbiyah UIN Alauddin Makassar. di belakang kelas, dan di samping gedung Itulah alasan Fasilitator Pembelajaran serta di lapangan yang ada di sekitar USAID PRIORITAS itu selalu kelas. Beragam benda-benda yang memberikan perkuliahan aktif, inovatif, diamati sebagai sumber belajar seperti: kreatif, efektif dan menyenangkan kumpulan motor, pepohonan, batukepada mahasiswa. Seperti praktik di batuan, rerumputan, sampah plastik, dan bawah saat mendampingi mahasiswanya dedaunan kering di halaman. Selama semester VI Program Studi Matematika proses pengamatan berlangsung, Fitri dalam kuliah pengajaran mikro (micro dan Anita mengarahkan siswanya untuk teaching). menjawab beberapa pertanyaan tentang Supaya kuliah dan praktik micro kumpulan benda yang ditemukan, teaching menarik bagi mahasiswa, khususnya kesamaan dari benda-benda Nursalam memfasilitasi mereka itu; (2) memberikan penamaan menerapkan pembelajaran aktif dan kumpulan-kumpulan benda yang kontekstual di dalam dan luar kelas. dikumpulkan itu lalu memberikan nama Dengan mengajar secara tim (team himpunan untuk kumpulan-kumpulan teaching) Fitriani dan Anita Purnama tersebut. Dari kegiatan pembelajaran itu, Putri, mahasiswa yang berperan sebagai siswa mampu mengidentifikasi jenisguru, menyajikan materi Himpunan jenis benda yang dapat dikelompokkan untuk siswa kelas VII semester ganjil. ke dalam satu himpunan. Dan akhirnya Mereka tampak rileks dan tidak dapat membuat simpulan sendiri canggung lagi mengajar di depan kelas. tentang definisi himpunan. Bahkan, persiapan perangkat Proses pembelajaran kemudian pembelajarannya lengkap. RPP dan LKS dilanjutkan di dalam kelas dengan mereka rancang untuk pembelajaran kegiatan presentasi hasil belajar aktif dan kontekstual. kelompok, diskusi, dan tanya jawab. Fitri Selama 2x45 menit Fitriani dan Anita dan Anita saling bergantian menjadi mengelola pembelajarannya dengan fasilitator diskusi. Di bagian akhir model pembelajaran kooperatif di pembelajaran, Fitri menguatkan dalam dan luar kelas. Tahapan pemahaman siswanya dengan dua cara pembelajarannya meliputi apersepsi, memberikan Kuis Tebak-Tebakan
18 - Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013
Himpunan dan Demonstrasi Keabsahan Himpunan. Cara yang kedua itu, dirinya mengundang tiga orang teman perempuannya tampil di depan lalu bertanya “Apakah benar kalau mereka berada dalam himpunan perempuan cantik?” jawaban dan argumentasi beragam pun muncul. Fitri lalu menegaskan “Tidak benar kalau dikatakan himpunan perempuan cantik. Karena cantik tidak memiliki ciri dan persamaan yang mutlak,” ujarnya. Di akhir pembelajaran, Fitri dan Anita melakukan refleksi pembelajaran. Mereka mengundang tanggapan temantemannya tentang proses dan hasil pembelajaran yang dicapai. Fitri, Anita dan teman-temannya nampak begitu menikmati perkuliahan aktif itu. “Saya sangat suka dengan perkuliahan seperti ini. Sebelum praktik micro teaching, dosen menjelaskan tentang pembelajaran inovatif beserta modelmodelnya. Kami diberikan kebebasan untuk merancang dan mengembangkannya. Akhirnya kami tidak merasa kaku lagi untuk melakukan PPL,” papar Anita. (Ham)
1
2
3
Dari atas: (1) Siswa sedang presentasi ha sil kerja kelompok; (2) Siswa sedang diskusi dan tanya jawab; (3) Fitri (guru) sedang menguatkan secara konkret tentang Keabasahan Himpun an
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Siswa mendemostrasikan bagian-bagian eksternal mata dalam kelompoknya.
Belajar Alat Indra Manusia dengan Kooperatif - Window Shopping Banjarnegara. Belajar tentang alat indra manusia semestinya hal yang mudah karena melekat dalam tubuh manusia, dapat diraba, dilihat, disentuh, dan dieksplorasi. Namun karena pada umumnya pembelajaran itu disampaikan dengan teknik ceramah atau sekadar membaca buku teks saja, hasilnya hal tersebut kurang melekat dan kurang dipahami oleh siswa. Metode pembelajaran kooperatif tipe Window Shopping (belanja hasil karya) akan membawa siswa tidak hanya sekadar paham alat indra manusia melainkan juga mengantarkan mereka pada penanaman karakter kerjasama, keberanian, demokratis, rasa ingin tahu, interaksi antarteman, dan bertanggung jawab. Pembelajaran ini dilakukan oleh Suciningtyas, S.Pd.I di SDN 2 Semarang Banjarnegara (8/6).
Pembelajaran dimulai dengan tanya jawab yang mengarah pada pembahasan tentang mata. Di antaranya, “coba benda apa yang Ibu pegang?” atau “Mengapa kalian bisa tahu kalau ini adalah pulpen?”. Setiap jawaban siswa ditulis di papan tulis. Setelah semua siswa paham maksud pertanyaan itu, guru memberikan energizer “Hai, Hallo” dan bernyanyi “dua mata saya, hidung saya satu...dan seterusnya.” Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan eksplorasi dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk menjelaskan materi tentang bagian–bagian mata beserta fungsinya. Dalam kegiatan eksplorasi, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan nama kelompok Retina, Kornea, Iris, Lensa, Pupil, dan Saraf Mata dengan teknik berhitung 1 sampai 6 sejumlah siswa dalam
satu kelas dengan memperhatikan gender. Siswa yang menyebut angka 1 berkelompok dengan angka 1, angka 2 berkelompok dengan angka 2 dan seterusnya. Setiap kelompok diberi lembar kerja yang berbeda-beda kepada setiap siswanya. Kemudian guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya dan bagaimana aturan mainnya. Setelah selesai menjelaskan, siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Begitu selesai mengerjakan, guru mendampingi kelompok untuk mempresentasikan dalam kelompoknya sambil berdiri. Bila ada yang kurang jelas siswa dalam kelompok lain bisa memberikan komentar. Langkah selanjutnya, siswa melakukan kunjung karya antarkelompok. Dua orang siswa dalam kelompok berperan sebagai penyaji kelompok dan anggota kelompok yang lain mengunjungi kelompok terdekat serta memberikan cacatan perbaikan jika diperlukan (window shopping). Setelah selesai mengerjakan 4 lembar kerja, siswa diarahkan untuk memajangkan hasil karyanya. Guru kemudian memeriksa hasil kerja dan memberikan penghargaan pada semua kelompok atas prestasi yang telah dicapai. Untuk memperjelas pemahaman siswa, guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Sambil menjelaskan, guru juga memberi penguatan tentang materi bagian–bagian mata beserta fungsinya. Guru menutup pembelajaran dengan meminta dua orang siswa (yang dinilai menonjol untuk menyimpulkan). Selanjutnya guru memberi tambahan simpulan terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah semua siswa paham terhadap materi, guru menutup pembelajaran dengan menyanyikan kembali lagu “dua mata saya, hidung saya satu…dan seterusnya” dengan suka cita. (Lhs)
Kiri: Guru mendampingi siswa mengerjakan Lembaran Kerja Window Shopping. Kanan: Karya kelompok dipajangkan di papan tulis dan saling membandingkan di antara kelompok.
Prioritas Pendidikan: Edisi 4/ Juli - September/ 2013 - 19
Aceh Barat Daya
Aceh Utara
Toba Samosir
Pidie Jaya
Sumatera Utara
Tasikmalaya
Sukabumi Bandung Barat
Tangerang Selatan Bekasi
Kota Tangerang
Deli Serdang
Langkat
Aceh Tamiang
Wonosobo
Kuningan Cirebon
Pekalongan
Sragen
Makasar Takalar
Pare-Pare
Tana Toraja
Lumajang
Ngawi
Bone
46
23
20
Kohort 1 Kohort 2
89 Daerah Mitra
DBE
Daerah Mitra - Sept 2013