ISSN 2303-0852
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Edisi 7
PRIORITAS PENDIDIKAN
Apr-Jun 2014
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Unjuk Karya Sekolah, LPTK, dan Daerah di Provinsi Mitra
1
2
3
(1) Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Konjen AS Joaquin F. Monserrate tertarik dengan penjernih air buatan siwa. (2) Siswa MTs Al-Mukhtariyyah, Jawa Barat, peragakan cara kerja roket air. (3) Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD mencoba hasil karya siswa di Jawa Tengah.
Dirjen Dikti:
Demokrasi Pendidikan
Dirjen Dikti sedang mencoba media hasil karya mahasiswa UIN Ar-Raniry Aceh.
DIREKTUR Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Prof Dr Djoko Santoso mengapresiasi program kemitraan yang dikembangkan USAID PRIORITAS dan LPTK. Pada acara pertemuan nasional LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jakarta (15/4), beliau mengatakan perkuliahan dengan pendekatan aktif yang dikembangkan LPTK dan USAID PRIORITAS merupakan wujud demokrasi pendidikan. ”Kami berharap LPTK mitra dapat mempertahankan komitmen tinggi dalam meningkatkan perkuliahan yang berkualitas dan berprestasi,” katanya. Baca beritanya di halaman 2. (Anw) Kunjungi: www.prioritaspendidikan.org
USAID PRIORITAS bersama tujuh provinsi mitra menghelat kegiatan unjuk karya tingkat provinsi (provincial showcase) hasil implementasi program di sekolah, LPTK, dan kabupaten/kota mitra. Kegiatan ini untuk menunjukkan kepada pemangku kepentingan di tingkat provinsi kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam pembelajaran, manajemen sekolah, serta program penataan dan pemerataan guru. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menunjukkan kekagumannya pada hasil karya yang dipamerkan, saat menghadiri acara unjuk karya pada lokakarya praktik yang baik di Jawa Timur (30/4). Saat mengunjungi stan-stan pameran pendidikan, Gus Ipul (sapaan akrab Wagub Jatim) bersama Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate tampak serius mengamati
setiap hasil karya siswa. Salah satunya alat penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun. Mereka mencoba mengoperasikan alat tersebut. Saat air yang berwarna cokelat dituangkan ke dalam alat penjernih air sederhana, seketika air keluar dari selang dan berubah menjadi bening. “Wah, hebat ya. Bagaimana cara kerjanya?” kata Joaquin yang tertarik mempelajarinya. Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD yang hadir dalam kegiatan di Jawa Tengah menyatakan, program yang diusung USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013. Beliau juga mengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)
Tim Kemenko Kesra Kunjungi Sekolah Mitra SUASANA Kelas VII C SMPN 1 Gedeg, Kab. Mojokerto, pagi itu riuh. Beberapa siswa berteriak sambil membawa spanduk dan mengenakan ikat kepala, “Turunkan Pak Lurah… Copot Pak Lurah!” Tim Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Jakarta yang sedang berkunjung ke SMPN 1 Gedeg dibuat kaget. Baca beritanya di Ibu Femmy (berkacamata) dari Kemenko Kesra halaman 5. terkesan dengan pembelajaran IPS di SMPN 1 Gedeg.
PRIORITAS - Nasional
Pertemuan Nasional dan Pameran Produk Pedagogi Perkuliahan LPTK Jakarta – Perwakilan dari 16 LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan) mitra USAID PRIORITAS menghadiri Pertemuan Nasional LPTK untuk membahas pengembangan program pendidikan pra dan dalam jabatan di LPTK (15/4). Prof Dr Djoko Santoso Dirjen Dikti Kemdikbud mengapresiasi program kemitraan LPTK yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Program kemitraan LPTK ini diharapkan dapat memberi saran dan bantuan untuk peningkatan kapasitas pendidik, serta dapat memainkan peran penting LPTK dalam memproduksi dan mempersiapkan tenaga pendidik yang berkualitas serta profesional untuk menciptakan perubahan dan inovasi dalam proses pembelajaran. Dra Yulia Rahmawati MSi, dosen Universitas Pendidikan Acara yang dilaksanakan di Gedung D Kemdikbud Jakarta itu juga Indonesia (UPI), menunjukkan kepada Dirjen Dikti media dihadiri Prof Dr Supriadi Rustad, Direktur Pendidik dan Tenaga pembelajaran buku besar buatan mahasiswa PGSD UPI. Kependidikan Direktorat Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Dr Femmy Eka Kartika Putri perwakilan dari Kemenko Kesra, Dr Mastuki perwakilan dari Kemenag, Dampak di LPTK Sudah Tampak Jelas Rektor, Dekan, dan Dosen LPTK mitra PAMERAN program kemitraan USAID PRIORITAS. USAID PRIORITAS dan LPTK di Perwakilan LPTK yang diundang juga Jakarta (15/4) memberikan gambaran memamerkan dan mempresentasikan dampak yang terjadi. Selama setahun perubahan yang terjadi dalam proses kemitraan dengan LPTK, beberapa perkuliahan dengan pendekatan active learning program yang telah dijalankan di di kampusnya, termasuk pengembangan yang antaranya memfasilitasi pelatihan dilakukan di sekolah lab dan sekolah mitra untuk dosen-dosen LPTK tentang LPTK sebagai tempat praktik mengajar praktik yang baik dalam pembelajaran mahasiswa sehingga diperoleh pengalaman dan manajemen berbasis sekolah, praktik mengajar di sekolah yang baik. mengembangkan bahan rujukan perkuliahan di LPTK untuk literasi Pameran LPTK dan sekolah mitra LPTK Menurut Stuart Weston Direktur Program menunjukkan dampak kemitraan yang jelas. kelas awal, IPA SMP dan Matematika USAID PRIORITAS, untuk pengembangan SMP, serta melatih sekolah lab dan program berikutnya USAID PRIORITAS akan sekolah mitra LPTK. melakukan pelatihan untuk para dosen LPTK dengan menggunakan modul yang Prof Dr Patta Bundu, Dosen Universitas Negeri Makassar yang terlibat aktif mendukung pelaksanaan kurikulum 2013, dalam kegiatan pelatihan dosen pedagogi LPTK menuturkan saat ini praktik mengembangkan praktik mengajar yang lebih pembelajaran aktif telah mewarnai sekolah mitra LPTK. ”Para guru di sekolah efektif untuk mengembangkan kemampuan dan mahasiswa PPL melalui pendampingan dosen telah menerapkan calon guru dengan memanfaatkan sekolah lab pembelajaran aktif di kelas. Sejumlah dosen yang telah dilatih juga mengadaptasi dan sekolah mitra masing-masing LPTK. strategi dan konten pelatihan,” tutur Prof. Patta Bundu saat mempresentasikan “Kami juga akan memfasilitasi penelitian dampak pelatihan untuk dosen pedagogi di tempatnya mengabdi. tindakan kelas oleh dosen bersama guru di “Perkuliahan yang saya fasilitasi juga sudah terbiasa dengan model sekolah untuk bekerja sama memecahkan pembelajaran aktif,” kata Dra Esti Swastika MHum Dosen Universitas Negeri masalah pembelajaran,” tukasnya. (Anw) Semarang yang terlibat dalam implementasi program literasi kelas awal. (Anw)
Prof Abd A’la
”Kemitraan ini sangat strategis untuk meningkatkan kualitas perkuliahan bagi calon guru di LPTK dan sekolah mitra LPTK.”
Prof Dr Abd A’la, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.
”Kalau kita mau banyak praktik-praktik pembelajaran yang baik di Amerika, baik di sekolah maupun di universitas bisa juga kita implementasikan di Indonesia.”
Prof Rochmat Wahab
Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
”Kemitraan LPTK, sekolah, dan USAID PRIORITAS membawa budaya pendidikan yang lebih kreatif dan inovatif. Paradigma Prof Ibnu Hajar guru berubah dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.” Prof Dr Ibnu Hajar, Rektor Universitas Negeri Medan.
Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978.Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email
[email protected]. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG. USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
2 - Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014
PRIORITAS - Nasional
Luncurkan Pelatihan dan Pemberian Buku Kontekstual Papua Papua menjadi provinsi kedelapan yang menjadi mitra program USAID PRIORITAS. Pada 11 Juni 2014 program di Papua diresmikan dengan ditandai peluncuran pelatihan dan pemberian buku untuk 45 sekolah dasar mitra di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo.
Wamena, Jayawijaya – USAID PRIORITAS bekerja sama dengan Yayasan Kristen Wamena (YKW) dan Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil (Yasumat) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo mengumumkan peluncuran program pelatihan pembelajaran dan pemberian buku ke 45 sekolah di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo (11/6). Peluncuran yang dilaksanakan di Wamena, Jayawijaya itu merupakan bagian dari program bantuan pendidikan USAID senilai US$ 83,7 juta dalam pelaksanaan program USAID PRIORITAS untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas. “USAID PRIORITAS akan membantu
Para guru, kepala sekolah, dan pengawas dari 45 sekolah mitra di Jayawijaya dan Yahukimo yang menghadiri acara pelatihan dan pemberian buku paket kontekstual Papua. Mereka menyambut antusias dan berharap program ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya.
sekolah dasar di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas sesuai konteks di Papua," kata Stuart Weston, direktur program USAID PRIORITAS, di sela-sela acara peluncuran. Selain guru, program ini akan melatih kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat membantu gurunya memiliki kemampuan dan keterampilan mengajar lebih baik, termasuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang pendidikan. ”Para guru dan kepala sekolah akan kami latih dan dampingi dalam menggunakan buku paket kontekstual papua (BPKP) yang relevan dengan kurikulum 2013,” kata Radja Doly, koordinator program YKW. (Anw)
Sesuai Kondisi Daerah BUPATI JAYAWIJAYA yang diwakili Asisten Satu, Gaad Pyramid Tabuni, menyampaikan pentingnya pembelajaran yang menyesuaikan dengan konteks daerah. ”Tidak Gaad Pyramid Tabuni mungkin pendekatan pendidikan di Jakarta dan Jayawijaya dapat disamaratakan. Bantuan USAID PRIORITAS untuk melatih guru dan menyebarkan buku paket kontekstual yang sesuai kondisi Papua menjadi kesempatan bagi sekolah-sekolah guna meningkatkan mutu pembelajaran di kelas,” kata Pak Tabuni. Pemerintah Kabupaten Jayawijaya sangat berterima kasih dengan adanya program peningkatan SDM yang difasilitasi USAID PRIORITAS, YKW, dan Yasumat melalui pelatihan guru yang memfasilitasi metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan Papua. ”Kami berharap agar program ini dapat langsung dirasakan oleh anak-anak dan meningkatkan kualitas SDM masyarakat Papua,” tuturnya.(Anw) BPKP yang dipamerkan pada peluncuran.
Jalan Kaki Dua Hari Ruben Bahobol, guru SD YPPGI Ninia, Yahukimo, yang mendapatkan undangan untuk mengikuti pelatihan dan pemberian buku Ruben Bahobol menyatakan sangat termotivasi. Bahkan dia rela berjalan kaki dua hari satu malam dari Kecamatan Ninia,Yahukimo, menuju lokasi peluncuran dan pelatihan yang diselenggarakan di Wamena, Jayawijaya. Pada malam hari, dia tidur di dalam gua batu yang ditemuinya. ”Demi kualitas pembelajaran anak-anak di sekolah, saya harus mengikuti pelatihan ini,” tegas guru yang telah mengabdi sejak 1983 itu. (Anw) Suasana pelatihan untuk fasilitator yang akan melatih dan mendampingi sekolah mitra di Jayawijaya dan Yahukimo.
Persiapkan Fasilitator yang Memahami Kondisi Sekolah di Pegunungan Tengah UNTUK mempersiapkan fasilitator guna mendampingi sekolah mitra, tim fasilitator YKW dan Yasumat selama 10 hari melatih para calon fasilitator dengan bekal metode dan konten pembelajaran, serta cara melatih guru di wilayah Pegunungan Tengah. Selama lima hari mereka dilatih menggunakan buku paket kontekstual Papua (BPKP) dan lima hari untuk observasi pembelajaran serta praktik mengajar di kelas (11-20/6). ”Pelatihan ini lebih menekankan pada kegiatan praktik sehingga fasilitator mampu mengajar secara kontekstual dan melatihkannya pada guru di sekolah dampingannya,” jelas Martijn Van Driel, konsultan pendidikan YKW. ”Kami membentuk tim fasilitator yang disiapkan untuk tinggal beberapa bulan di lokasi pendampingan dalam membantu para guru menerapkan hasil pelatihan,” jelas Ester Yahuli, ketua Yasumat yang mengoordinasi kegiatan di Yahukimo. (Anw)
Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 3
PRIORITAS - Nasional
USAID PRIORITAS dan PPMP Kemdikbud Latih Fasilitator SBSNP
Prof Dr Syawal Gultom (berdiri) saat memberi sambutan bersama Stuart Weston dan Dr Bastari. Peserta di dalam kelompok tampak aktif bekerja sama mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
PUSAT Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud bekerja sama dengan USAID PRIORITAS menyelenggarakan pelatihan untuk fasilitator. Pelatihan yang dilaksanakan dalam dua gelombang itu bertujuan menyiapkan fasilitator yang akan mendampingi guru dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan standar proses, standar penilaian, dan standar pengelolaan sebagai bagian program dalam mewujudkan sekolah berbasis standar nasional pendidikan (SBSNP).
yang hadir pada acara pelatihan meminta sinergi ini dapat memperkuat implementasi kurikulum 2013. Khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. ”Kami mengucapkan terima kasih untuk kerja sama yang baik ini. Saya yakin pelaksanaan kurikulum 2013 akan lebih sukses dengan adanya kerja sama dari banyak pihak,” kata Prof Syawal.
Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud, di sela-sela acara pelatihan yang diselenggarakan di Bandung (5/4).
Stuart Weston, direktur program USAID PRIORITAS, yang ikut mendampingi proses pelatihan menyambut baik kerja Pada pelatihan gelombang pertama diikuti sama ini. “Pelatihan ini lebih banyak peserta sebanyak 70 orang yang terdiri memfasilitasi peserta untuk praktik dalam atas unsur kepala seksi PMS (Pemetaan menemukan konsep dan dan Supervisi Pendidikan) Widyaiswara mengimplementasikannya dalam LPMP, pengawas SMP, dan staf PPMP pembelajaran di kelas,” katanya. Kemdikbud (3-6/4). Untuk gelombang kedua, peserta berjumlah 170 orang yang Dr Bastari, kepala PPMP Kemdikbud, menilai program USAID PRIORITAS yang berasal dari 33 provinsi. Mereka terdiri melibatkan LPTK, LPMP, dinas pendidikan, atas unsur guru dan kepala sekolah, dan sekolah dalam mengembangkan widyaiswara LPMP, dosen LPTK, dan staf praktik yang baik dalam pembelajaran “Kami bekerja sama dengan USAID untuk PPMP (21-24/4). dan manajemen sekolah, sejalan dengan memperkuat standar proses, standar Prof Dr Syawal Gultom, kepala Badan program Kemdikbud. ”Kerja sama ini penilaian, dan standar pengelolaan yang Pengembangan SDM Pendidikan dan akan kami diseminasikan ke 33 provinsi sesuai implementasi kurikulum 2013 Kebudayaan dan Penjaminan Mutu di seluruh Indonesia ” tuturnya. (Anw) dalam rangka pengembangan SBSNP,” Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kemdikbud, kata Dr Bastari, ketua Pusat Penjaminan
Media Briefing Dekatkan Wartawan dengan Sekolah melihat implementasi pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah. ”Saya menjadi lebih tahu bagaimana implementasi pembelajaran aktif di sekolah,” kata Dewi Sukhrani, wartawan Radio Republik Indonesia. Puji Santoso, wartawan Media Indonesia, juga mengaku lebih memahami pelaksanaan Para jurnalis tampak aktif mengikuti kegiatan media briefing. Pada saat kunjungan sekolah mereka terkesan dengan proses pembelajaran aktif di kelas. kurikulum 2013 setelah mengikuti kegiatan media briefing. Wartawan UNTUK memfasilitasi jurnalis dalam memahami senior itu tertarik dengan proses implementasi praktik yang baik dalam pembelajaran dan pembelajaran di MTs Negeri 2 Medan yang menurut dia manajemen berbasis sekolah, USAID PRIORITAS menggelar sangat menarik dengan banyaknya karya siswa yang dipajang. acara Media Briefing di Medan (22-23/5) dan Makassar (21”Saya jadi tertarik menyekolahkan anak saya di sini,” kata Puji. 22/5). Acara yang dilaksanakan selama dua hari itu diikuti 18 Kegiatan media briefing ini semakin mendekatkan hubungan wartawan di Medan dan 19 wartawan di Makassar. USAID PRIORITAS, sekolah, dan media. Kegiatan ini Pada hari pertama peserta mendapatkan materi praktik yang rencananya dilaksanakan di semua provinsi mitra USAID baik dalam pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, dan PRIORITAS. Selama ini kegiatan USAID PRIORITAS sering program penataan dan pemerataan guru. Pada hari kedua, mendapatkan peliputan media. Dalam sebulan setidaknya ada para wartawan di ajak mengunjungi sekolah mitra untuk 100-120 artikel tentang USAID PRIORITAS. (Kom)
4 - Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014
PRIORITAS - Nasional
Kemenko Kesra Terkesan Pembelajaran SMPN 1 Gedeg Untuk melihat dampak program USAID PRIORITAS, tim Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) berkunjung ke sekolah dan LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jawa Timur. Tim yang dipimpin Dr Femmy Eka Kartika Putri, asisten deputi urusan pendidikan dasar, PAUD, dan pendidikan masyarakat, itu juga melihat proses pelatihan untuk pelatih praktik yang baik dalam pembelajaran dan MBS.
SUASANA kelas VII C SMPN 1 Gedeg Kabupaten Mojokerto pagi itu riuh. Beberapa siswa berteriak sambil membawa spanduk dan mengenakan ikat kepala, “Turunkan Pak Lurah... Copot Pak Lurah!” Pelajaran IPS yang bertopik kebebasan berpendapat itu membuat tim Kemenko Kesra penasaran. Pagi itu kelas VII C melakukan sosio drama tentang hal tersebut. Ada yang berperan sebagai Pak Lurah, Bu Lurah, dan masyarakat desa. “Skenarionya, masyarakat desa kurang simpatik dengan kesombongan Bu Lurah. Akhirnya, seluruh warga desa berdemo menuntut Pak Lurah mundur demi kebaikan bersama,” terang Ibu Sumarni, guru IPS yang mengajar di kelas VII C. Ibu Femmy pun bersemangat mengikuti jalan cerita sosio drama tersebut hingga selesai. “Bagaimana kalau dramanya menggunakan bahasa Jawa, pasti lebih menarik. Salah satu warisan budaya Indonesia ialah bahasa sehingga perlu dilestarikan. Kalian sebagai generasi penerus bangsa wajib melestarikannya,” kata Bu Femmy memberi semangat. Sosio drama berlanjut lebih menarik karena menggunakan bahasa Jawa. “Kami berkunjung ke sekolah ini untuk melihat secara langsung sejauh mana program USAID PRIORITAS dikembangkan sekolah. Kami melihat SMPN 1 Gedeg ini luar biasa. Meski sekolah ini lokasinya di perdesaan, tetapi kualitas pembelajarannya tidak kalah dengan sekolah perkotaan,” ungkap Bu
Femmy. Tim Kemenko Kesra terkesan dengan suasana lingkungan dan pembelajaran di SMPN 1 Gedeg, Kab. Sosio drama dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMPN 1 Gedeg Mojokerto. Bapak Mojokerto membuat tim Kemenko Kesra terkesan. Subeki, guru SMPN 1 Gedeg, Selain itu, sumber daya dosen yang telah mengungkapkan cukup banyak dilatih USAID PRIORITAS saat ini perubahan yang terjadi di sekolahnya dijadikan dalam tim inti pembangunan pasca pelatihan dan pendampingan yang Madrasah Aliyah Unggulan (MAU) dilakukan USAID PRIORITAS. “Awalnya sebagai laboratorium Fakultas Ilmu memang terasa berat saat implementasi Tarbiyah Kependidikan (FITK) UIN di kelas. Namun, kami merasakan Sunan Ampel Surabaya. “Harapan kami, manfaatnya setelah beberapa kali USAID PRIORITAS dapat terus mempraktikannya. Apalagi membantu kami dalam pengembangan menyongsong pelaksanaan kurikulum madrasah ini,” jelasnya. 2013, pembelajaran aktif yang dikembangkan USAID PRIORITAS Sehari sebelumnya (21/5), tim Kemenko sangat membantu kami,” terangnya. Kesra juga mengunjungi pelatihan modul II untuk pelatih tingkat provinsi praktik Berkunjung ke UIN Sunan Ampel yang baik di SMP/MTS di Malang. Dr Usai berkunjung ke SMPN 1 Gedeg, Erman MPd, dosen Universitas Negeri rombongan tim Kemenko Kesra Surabaya, yang ditanya manfaat pelatihan bertemu dengan Rektor Universitas USAID PRIORITAS mengungkapkan Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel bahwa dirinya mendapatkan banyak Surabaya Prof Dr H Abd. A'la MAg. masukan dan sharing pengalaman Dalam pertemuan tersebut, Prof A’la langsung dari para guru di lapangan. menyampaikan bahwa pelatihan untuk “Pengalaman-pengalaman ini menjadi sekolah lab mitra UIN Sunan Ampel modal bagi saya untuk menyiapkan para sangat membantu mahasiswa yang akan mahasiswa nanti saat mereka menjadi melakukan praktik pengalaman lapangan guru,” katanya. (PPL). “Para guru sekolah lab yang telah dilatih USAID PRIORITAS tentunya Tim Kemenko Kesra menjadi semakin akan menularkan ilmunya kepada yakin bahwa program yang mahasiswa UIN Sunan Ampel yang dikembangkan USAID PRIORITAS sedang melakukan PPL di sekolah lab. memberi manfaat untuk sekolah Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk sekaligus berkontribusi besar bagi para menghasilkan lulusan UIN Sunan Ampel dosen LPTK mitra. (Dkd) yang lebih berkualitas,” tegasnya. Keterangan: (1) Ibu Femmy saat melihat pembelajaran IPA di SMPN 1 Gedeg, Mojokerto. (2) Bertemu dengan rektor UIN Sunan Ampel Surabaya untuk mendapatkan masukan tentang pelaksanaan program USAID PRIORITAS di LPTK.
Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 5
PRIORITAS PRIORITAS -- Provinsi Provinsi Aceh
”Generasi Emas dari Aceh” Banda Aceh, Aceh - Kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud Dr Bastari mengapresiasi perubahan yang dilakukan sekolah saat kegiatan unjuk karya praktik yang baik bidang pendidikan di Provinsi Aceh (18/6). “Saya tadi keliling stan pameran dan berdialog dengan para siswa serta guru. Saya mendapati siswa kelas IV SD yang sangat cerdas menjelaskan proses pembuatan kopi sehingga menjadi media pembelajaran. Ada juga siswa yang membuat pendeteksi banjir. Jika generasi kita seperti ini, pasti akan muncul generasi-generasi emas dari Aceh,” kata Dr Bastari. Kepala PPMP Kemdikbud itu berharap program ini juga diimbaskan ke sekolahsekolah lainnya. ”Saya bangga dengan hasil yang telah dicapai. Saya yakin anakanak Aceh akan lebih dulu meningkat standarnya dibandingkan daerah yang tidak memperoleh program ini,” jelasnya. Menurut dia, unjuk karya ini memberikan informasi bahwa proses penjaminan mutu secara internal sudah dilakukan sejak awal di sekolah tersebut. ”Kalau dulu siswa hanya diberi tahu,
sekarang para siswa mencoba mencari tahu. Dampaknya, siswa menjadi lebih kreatif. Intinya, siapa pun adalah guru, siapa pun adalah siswa, dan di mana pun adalah kelas. Hal itu sudah kita buktikan hari ini,” katanya.
Dr Bastari sedang memperhatikan peragaan media pembelajaran matematika kotak perkalian dari SDN 4 Calang, Aceh Jaya, dalam unjuk karya USAID PRIORITAS Provinsi Aceh.
Sementara itu, wakil gubernur Aceh dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh mengharapkan temuan dan praktik yang baik dari program USAID PRIORITAS dapat didiseminasikan ke sekolahsekolah lainnya. “Kami sangat mengharapkan pemerintah kabupaten/kota dapat mendiseminasikan praktik baik yang telah dikembangkan oleh USAID PRIORITAS ke sekolahsekolah atau kecamatan lainnya. Kita tidak dapat terus-menerus
mengharapkan bantuan. Sebaiknya kita menggunakan dana kita sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan,” kata wakil gubernur. Kegiatan yang dihadiri pemangku kepentingan pendidikan tingkat provinsi, daerah mitra kohor 1, dan daerah mitra DBE tersebut menampilkan delapan stan sekolah mitra USAID PRIORITAS, dua stan sekolah DBE, dan dua stan LPTK.
(Tkm)
160 Ribu Siswa Menerima Manfaat Program Sumatera Utara, mengapresiasi program USAID PRIORITAS (19/6). Ibu Kathryn kagum dengan banyaknya penerima manfaat program USAID PRIORITAS. Sampai Maret 2014, USAID PRIORITAS di Provinsi Sumatera Utara telah berhasil meningkatkan kapasitas 4.902 guru dan tenaga pendidik (kepala sekolah, pengawas, komite, dan staf dinas pendidikan/Kemenag). “Program ini berhasil meningkatkan mutu 929 SD/MI dan SMP/MTs. Lebih dari 160 ribu siswa mendapatkan layanan pendidikan berkelas dunia,” ujarnya. Siswaperaga. Alat kelas IV Siswa MINkelas Medan IV MIN BaratMedan bersama Barat Kepala bersama BPSDMPK dan Kepala PMP BPSDM Kemdikbud PMPProf. Kemdikbud Dr. Syawal Prof. Gultom, Dr. Syawal M.Pd Gultom, mencobaM.Pd menggunakan mencoba alat alat peraga matematika. Alat peraga sederhana ini membuat pelajaran matematika menjadi lebih mudah.
Medan, Sumatra Utara - Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera Kathryn A. Crockart, Wakil Gubernur Sumatera Utara Ir H Tengku Erry Nuradi MSi dan Kepala BPSDMPK PMP Kemdikbud Prof Dr Syawal Gultom yang hadir pada acara unjuk karya praktik yang baik di Provinsi
6 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/ 2014
Wagub Sumatera Utara Ir Nuradi meminta 12 pemerintah kabupaten/kota mitra untuk memanfaatkan sebaik-baiknya program USAID PRIORITAS. Sebab, beliau menilai hanya pendidikan yang bisa memajukan negara dan bangsa ini. “Tak ada kata lain, selain pendidikan, yang mampu memajukan bangsa dan negara ini,” ucapnya. Sementara itu, Prof Syawal Gultom memuji mutu guru yang dihasilkan program USAID PRIORITAS. Beliau optimistis peningkatan mutu guru ini akan membuat Indonesia menjadi negara yang unggul. (Eh)
PRIORITAS - Provinsi
Sambutan Mitra di Banten Unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Banten melibatkan kurang lebih 200 peserta. Acara ini diramaikan delapan stan pameran yang menampilkan berbagai karya siswa, sekolah dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon, dan Kota Tangerang, termasuk pameran dari LPTK mitra. Acara ini dibuka oleh Asisten Daerah 2 Provinsi Banten Ir Widodo Hadi SP. Berikut petikan pemangku kepentingan yang hadir.
Direktur Program USAID PRIORITAS bersama Asisten Daerah 2 Banten saat mengunjungi stan pameran.
Tanggung Jawab LPTK
Diseminasi Pelatihan
Dukungan APBD
“Kalau kita bicara mutu pendidikan, pasti alamatnya tergantung pada mutu gurunya. Mutu guru itu tergantung mutu pendidikan gurunya. Mutu pendidikan guru tergantung pada mutu LPTK. Jadi, kalau ada guru yang tidak bermutu, LPTK yang paling bertanggung jawab. Kerja sama LPTK dengan USAID PRIORITAS sangat strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan kita.”
“Melalui program diseminasi USAID PRIORITAS, sejak tahun 2013 kami telah melatih 1.500 guru. Bulan Juni 2014 kami menambah 500 guru lagi untuk mendapatkan pelatihan USAID PRIORITAS. Insya Allah pendanaannya sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Kota Cilegon.”
“Kami di Kabupaten Serang telah menganggarkan Rp 165 juta untuk anggaran belanja langsung dinas pendidikan pada tahun 2014 untuk diseminasi pelatihan guru dengan USAID PRIORITAS. Mudahmudahan ini dapat mendukung pengembangan kualitas guru.”
H Ismatulloh MPd, Kabid PMPTK Dinas Pendidikan Kota Cilegon
Dr H Asep Nugrahajaya, Sekretaris Bappeda Serang
Prof Dr Sholeh Hidayat MPd Rektor Untirta
Menjadi Bangsa Terhormat Bandung, Jawa Barat - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dr Wahyuddin Zarkasyi yang menghadiri unjuk karya praktik yang baik di Jawa Barat (28/4) menyampaikan kekagumannya setelah melihat siswa SDN 2 Rajamandalakulon, Cipatat, yang memperagakan proses pembuatan pembangkit listrik sederhana dari bahanbahan daur ulang. Para siswa tersebut terinspirasi setelah sebelumnya melakukan pengamatan ke PLTA Saguling. Setelah peragaan karya selesai dibuat, para siswa mendaulat Bapak Wahyudin dan segenap tamu undangan untuk mengoperasikan pembangkit listrik karyanya. “Dengan kepercayaan diri anak-anak seperti itu, saya yakin Indonesia akan menjadi bangsa dan negara terhormat,” ujar Pak Wahyuddin. Rohmat Mulyana, Kasubdit Kelembagaan Direktorat Pendidikan Madrasah, Kemenag, menyebut dampak program
USAID PRIORITAS di madrasah terbilang signifikan. Beliau merasa senang dengan meningkatnya kepercayaan diri para guru madrasah dalam memfasilitasi pembelajaran aktif. “Kewajiban kita adalah memelihara keberlanjutan program yang sangat baik ini,” pesannya.
Sebagai penjaga stan pameran, siswa SDN 1 Sindangsari, Ciamis, menjelaskan kepada Bupati Ciamis mengenai kandungan lsitrik dalam zat cair.
Bupati Ciamis Iing Syams Arifin juga mengatakan sangat terbantu dengan program USAID PRIORITAS dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan tata kelola pendidikan. “Khususnya dalam hal penataan dan pemerataan guru, kami di Ciamis merasa telah berhasil,” kata Bupati Iing. Kini di Ciamis terjadi mutasi guru secara buttom up atas inisiatif
permintaan guru sendiri. Di akhir kegiatan mengemuka komitmen untuk menyebarluaskan praktik yang baik ke sekolah nonmitra. “Kami sudah menggulirkan program diseminasi ke dua kecamatan terpencil dan 16 SMP di Bandung Barat,” kata Kadiknas Bandung Barat Agustina Piryanti. (Ds)
Prioritas Pendidikan: Edisi 6/Edisi 7/April-Juni/2014 - 7
PRIORITAS - Provinsi
Gabil Basing Pukau Wagub Jawa Tengah Semarang, Jawa Tengah - Berbagai inovasi dan kreasi mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah di bidang pendidikan dipamerkan dalam acara unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Jawa Tengah (22/4). Bertema pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, 20 sekolah dari lima kabupaten mitra mewakili 121 sekolah lainnya untuk menampilkan produk dampingan USAID PRIORITAS. Salah satu inovasi pembelajaran yang ditampilkan ialah Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) yang memukau Wakil Gubernur Jawa Tengah H Heru Sudjatmoko MSi. Tidak sulit menggunakan Gabil Basing. Hanya memindahkan kertas miniature yang berisi angka pada paku ke sisi kanan atau sisi kiri tergantung titik yang dijadikan titik nol. Khasbi Istanto, guru MI Ma'arif NU 02 Tangkisan, Purbalingga, adalah pembuatnya. Beberapa bahan yang diperlukan ialah batang singkong, paku yang ditancapkan di batang singkong, botol minuman yang telah
dihias, dan kertas miniatur angka. Alat ini untuk memudahkan siswa belajar operasi bilangan positif dan negatif dalam matematika. “Pada waktu Bapak sekolah dulu, belum Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sujatmoko MSi terkesan dengan ada media permainan matematika Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) karya Guru MI NU 2 Tangkisan Purbalingga. seperti ini. Bapak hanya menggunakan Melihat hasil dan dampak dari Program hafalan untuk menghitung,” kata Wagub USAID PRIORITAS, Wagub menyatakan ketika ditanya oleh Faizatun Naviro, sangat tertarik dan berpesan, “Dinas siswa yang memeragakannya. “Inovatif pendidikan provinsi saya harap segera dan menginspirasi, model pendidikan menindaklanjuti dengan programseperti ini yang harus dikembangkan di program yang mendorong Jawa Tengah,” lanjut Wagub Heru setelah penyebarluasannya agar guru-guru lebih mencoba dan ikut menghitung dengan kreatif dan keluaran sekolah lebih Faiz dalam demonstrasi. bermutu.” (Arz)
Praktik Nyata Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013
Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad, Ph.D sedang asyik dalam demontrasi arus listrik dari jeruk nipis bersama siswa MTsN Sragen.
Semarang, Jawa Tengah - “Program USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013. Mulai dari pendekatan saintifik, penilaian yang bersifat otentik, pembelajaran tematik, sampai pembelajaran berbasis proyek,” terang Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD dalam acara unjuk karya praktik yang baik program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah (22/4). Menurut Pak Hamid, kalau ingin melihat praktik nyata pembelajaran di kurikulum 2013, silakan langsung melihat sekolah yang didampingi oleh USAID PRIORITAS. Sudah ada bukti nyata karena USAID PRIORITAS mengajak guru dan siswa belajar dengan pendekatan aktif. Ini relevan dengan kurikulum 2013. Beliau mencontohkan demonstrasi yang dilakukan siswa dari MI Maarif NU 2 Tangkisan, Kabupaten Purbalingga, yang memanfaatkan batang singkong sebagai media pembelajaran matematika. Walaupun sekolah itu ada di pucuk gunung, pembelajarannya menarik.
8 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014
Demonstrasi siswa MTsN Sragen tentang lampu pijar yang dapat menyala dengan menggunakan buah jeruk nipis juga menarik perhatian Pak Hamid. “Dua jeruk nipis yang dihubungkan dengan tembaga dan logam seng akan menghasilkan aliran listrik,” kata Intan Mailan, siswa kelas IX MTsN Sragen. Dia mengatakan "setiap jeruk nipis mengandung zat nitrat sebesar 0,95 Volt yang dapat membuat sebuah bola lampu menjadi hidup,” jelasnya. Dari demonstrasi siswa tersebut, Pak Hamid menyampaikan bahwa kreativitas dalam membuat media, memanfaatkan lingkungan sebagai media, proses mendapatkan pengetahuan sampai kegiatan mempresentasikan merupakan bagian dari pendekatan saintifik yang ada pada kurikulum 2013. “Saya berharap pembelajaran model seperti ini terus dikembangkan oleh USAID PRIORITAS dan disebarluaskan ke daerahdaerah lain,” pesannya. Program Penataan dan Pemerataan Guru Pak Hamid juga menyinggung tentang pentingnya program penataan dan pemerataan guru seperti yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Pada 2016 setiap guru harus mengajar 20 orang per rombel. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi sekolah-sekolah yang jumlah siswanya kecil. Jika jumlahnya kurang dari 20 per rombel, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74/2008, guru tersebut tidak bisa mendapat tunjangan profesinya. (Arz)
PRIORITAS - Provinsi
Wagub dan Konjen AS Kagum pada Alat Penjernih Air Sederhana Buatan Siswa Surabaya, Jawa Timur - Unjuk karya praktik yang baik Provinsi Jawa Timur menjadi perhatian khusus bagi Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. “Saya paling senang diundang USAID PRIORITAS karena bisa bertemu para guru kreatif. Saya menjunjung tinggi profesi guru karena menurut saya pekerjaan paling mulia adalah guru,” demikian kata pembuka sambutan pria yang akrab dipanggil Gus Ipul itu (30/4). Saat mengunjungi stan pameran pendidikan, Gus Ipul yang didampingi Konjen AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate serius mengamati setiap hasil karya siswa. Salah satunya, alat penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun. “Alat ini penting karena dalam kondisi saat ini kita sangat kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkap Gus Ipul. Joaquin penasaran dan mencoba mengoperasikan alat tersebut. Saat air berwarna cokelat dituangkan ke dalam alat penjernih air sederhana, seketika keluar dari saluran dan berubah menjadi bening. Beliau kagum. “Wah, hebat ya, bagaimana cara kerjanya?” kata Joaquin yang tertarik mempelajarinya. Kegiatan ini dihadiri para kepala daerah dan pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan dari 15 kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jawa Timur, yang meliputi 8 wilayah kerja USAID DBE (Sidoarjo, Bangkalan, Sampang, Bojonegoro, Tuban, Pasuruan, Nganjuk, Kota Mojokerto) dan 7 wilayah kerja USAID PRIORITAS Kohor 1 dan 2 (Madiun, Pamekasan, Blitar, Situbondo, Mojokerto, Lumajang, Ngawi). Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dr Femmy Eka Kartika Putri selaku asisten deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD, dan
Wagub Jatim Saifullah Yusuf (kiri) dan Konjen AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate (kanan) mengamati penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun.
Pendidikan Masyarakat Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Jakarta dan Direktur Pembinaan SMP Kemdikbud Dr Didik Suhardi. Dalam sambutannya, Ibu Femmy mengungkapkan manfaat besar program USAID PRIORITAS. “Saya baru saja mengikuti kegiatan USAID PRIORITAS bersama dengan LPTK. Saya melihat manfaat yang besar yang didapatkan oleh para dosen dari pelatihan-pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS,” terangnya. Pak Didik mengungkapkan keselarasan program USAID PRIORITAS terhadap pelaksanakan kurikulum 2013. “Pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS sejalan dengan penerapan kurikulum 2013. Hal ini membantu untuk terbiasa menerapkan kurikulum 2013 melalui pembelajaran sehari-hari,” terangnya. (Dkd)
Siswa SD Wajo Presentasikan Alat Pendeteksi Ketinggian Air Siswa SDN 213 Lapongkoda mempresentasikan alat pendeteksi ketinggian air. Alat Tiga siswa SDN 213 Lapongkoda mempresentasikan pembuatan dan pengoperasian alat pendeteksi ketinggian air. tersebut dibuat mereka sendiri dari bahan-bahan yang Makassar, Sulawesi Selatan - Unjuk sangat sederhana dan mudah didapat. karya praktik yang baik di Provinsi ”Sebuah pipa plastik dipotong kira-kira Sulawesi Selatan diramaikan 13 stan 15 cm dan dilubangi kecil bagian yang memamerkan dampak program pendidikan di enam daerah mitra kohor samping. Penutup pipanya juga dilubangi. Selain itu, dibutuhkan bola pingpong 1, yaitu Wajo, Maros, Bantaeng, Jeneponto, Pinrang, dan Makassar (25/6). yang dilubangi menggunakan cutter dan sebuah pipet 15 cm dimasukkan ke Sekolah-sekolah mitra Universitas lubang bola tersebut,” kata salah Negeri Makassar dan Universitas Islam seorang siswa. Negeri Alauddin juga ikut berpartisipasi menunjukkan dampak program yang Bola tersebut diletakkan di dalam pipa difasilitasi USAID PRIORITAS selama dan akan tertekan ke atas jika airnya dua tahun terakhir.
naik. Bila air naik, sirene yang dirancang sebelumnya akan berbunyi. Karya siswa SD tersebut mampu mendeteksi ketinggian air jika hujan sehingga bisa menjadi alarm banjir. Mereka belajar memecahkan masalah di Wajo, yaitu Sungai Walanae yang sering menyebabkan banjir. Dengan alat ini, siswa bisa belajar secara bermakna. Melihat peragaan tersebut, para undangan yang terdiri atas bupati, kepala dinas pendidikan, kepala Kemenag, kepala bappeda, dewan pendidikan, DPRD, kepala sekolah, dan guru dari 10 kabupaten/kota berdecak kagum. Mereka memberikan tepuk tangan meriah atas tampilan siswa. (Ajb)
Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 9
PRIORITAS - Provinsi
Tantang Fasda Hidupkan MGMP PRIORITAS dapat menjadi penggerak untuk aktifnya MGMP,” kata Pak Anas.
(Kiri) Kadiknas Provinsi Aceh Drs Anas M. Adam MPd. (Kanan) Kakanwil Kemenag Aceh Drs Ibnu Sa'adan MPd.
Banda Aceh, Aceh - Fasilitator daerah yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS diharapkan menjadi pelopor penggerak aktifnya kegiatan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran). Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Drs Anas M. Adam MPd kepada peserta pelatihan untuk pelatih (ToT) modul II praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah jenjang SMP/MTs di Banda Aceh (3/6). “Saya mengajak para fasilitator yang sudah dilatih oleh USAID
Provinsi Aceh telah mengalokasikan sejumlah dana untuk mengaktifkan kegiatan MGMP. “Peningkatan mutu pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Kunci suksesnya adalah guru, kepala sekolah, dan pengawas yang berkualitas,” tambahnya. Hal senada disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Aceh Drs Ibnu Sa'adan MPd. Beliau mengharapkan, dari kegiatan MGMP, para guru bisa meningkatkan keakraban sesama guru dan kepala madrasah/sekolah. “Melalui MGMP, kita membina ukhuwah antarguru dan
Tiga Kabupaten Baru Berminat Menjadi Mitra
Bupati Humbahas, Drs. Maddin Sihombing, M.Si
antarkepala sekolah yang akan berdampak pada keakraban guru/kepala dengan siswa,” katanya. Dua pemangku kepentingan tersebut sepakat bahwa MGMP dapat mempercepat peningkatan mutu pendidikan. (Tkm)
Medan, Sumatra Utara. Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Labuhanbatu Utara (Labura) dan Humbang Hasundutan (Humbahas) menyatakan minat menjadi mitra USAID PRIORITAS. Dalam surat resmi kepada USAID PRIORITAS, ketiga kepala daerah menyampaikan komitmen menyediakan anggaran untuk mendukung implementasi program.
Bupati Sergai Ir. H. Soekirman berkomitmen menyediakan anggaran sebesar Rp. 370 juta. Anggaran itu dialokasikan sebesar Rp. 100 juta dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan Rp. 270 juta dari PAPBD Dinas Pendidikan tahun 2014. Bupati Labura H. Kharuddin Syah, SE dan Bupati Humbahas Drs. Maddin Sihombing, M.Si menganggarkan APBD untuk dua tahun. Tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp. 370 juta dan Rp. 370 juta untuk 2015. Ketiga kepala daerah juga berkomitmen memberikan dukungan sumber daya manusia (SDM). Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara Agus Marwan menyambut gembira komitmen ketiga kabupaten tersebut. Agus Marwan mengatakan, USAID PRIORITAS hanya menawarkan kemitraan kepada kabupaten/kota yang benar-benar punya komitmen kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan. ”Dukungan anggaran dan SDM yang dinyatakan secara tertulis ini merupakan salah satu bukti nyata, bahwa ketiga kabupaten sangat serius meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya,” terangnya. (Eh)
10 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014
Peserta ToT SMP modul II ditantang menjadi pelopor aktifnya MGMP di Provinsi Aceh.
Pemprov Jatim Siap Turun ke Kabupaten Fasilitasi Diseminasi
Drs Ashari MPd (kiri), Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Purbalingga, pada saat mengoordinasikan perkembangan program USAID PRIORITAS di daerahnya.
Aplikatif dalam Kebijakan
Imam Khusnadi Dahlan (kiri) dari Pemprov Jatim menyampaikan dukungannya terhadap program USAID PRIORITAS pada lokakarya perencanaan dan koordinasi kebijakan sektor pendidikan di Hotel Bumi Surabaya (29/4).
Surabaya, Jawa Timur - Pada 29 April 2014 di Hotel Bumi Surabaya dihelat kegiatan lokakarya perencanaan dan koordinasi kebijakan sektor pendidikan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan pemerintah kabupaten (pemkab) mitra USAID PRIORITAS. Kegiatan yang dihadiri pemangku kepentingan dari lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS itu memiliki dua tujuan. Pertama, berbagi pelaksanaan program praktik yang baik setiap kabupaten kepada Pemprov Jatim yang meliputi tantangan, keberhasilan,
dan dukungan (dana, sumber daya manusia, dan regulasi daerah). Kedua, menyinergikan pelaksanaan praktik yang baik yang sudah dilakukan oleh kabupaten mitra dengan kebijakan pemerintah provinsi. Ke depan praktik-praktik baik yang sudah dilaksanakan di tingkat sekolah harus dapat dipertahankan meskipun program USAID PRIORITAS berakhir. Pemprov Jatim sangat mendukung penyebarluasan praktik baik yang dikembangkan dan siap turun ke daerah membantu sosialisasi diseminasi. (Mab)
PRIORITAS - Provinsi
Lingkungan Sekolah Harus Ciptakan Budaya Baca Cimahi, Jawa Barat - “Excellent. Perencanaan dan praktik pembelajaran yang sangat baik,” ucap Mitch Kirby, spesialis pendidikan senior USAID Washington saat menilai proses pembelajaran kelas Zhafira mendapat apresiasi Mitch Kirby atas awal di Kota Cimahi. karya Buku Besar yang dibuatnya. Ia berkunjung untuk menyaksikan secara langsung proses pembelajaran di dua sekolah mitra USAID PRIORITAS, SDN Utama Mandiri 1, dan SDN Utama 6 Kota Cimahi serta bertemu sejumlah dosen UPI untuk membicarakan program USAID PRIORITAS di LPTK, khususnya program membaca di kelas awal (18/6). Saat mengunjungi proses pembelajaran di kelas III SDN Utama Mandiri 1, mereka sedang menggunakan buku besar yang merupakan karya cipta Zhafira, salah seorang siswa kelas tersebut. Didampingi Lynne Hill, Penasehat Pengajaran dan Pembelajaran USAID PRIORITAS, Mimy Santika, USAID Indonesia, dan Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, Mitch Kirby mengapresiasi buku besar karya siswa tersebut dan mengamati secara saksama langkah demi langkah proses pembelajaran.
minta siswa secara bersama-sama menyebutkan gambar buah dan membaca tulisan yang tertera di setiap halaman. Pada giliran berikutnya, penyebutan dan pembacaan itu dilakukan kelompok dan kemudian oleh individu. Mitch tampak tersenyum puas dengan keaktifan dan antusiasme siswa mengikuti proses pembelajaran. Setelah memuji para guru SDN Utama Mandiri 1 dan SDN Utama 6 Kota Cimahi, Mitch berpesan agar para guru terus meningkatkan budaya baca. “Siswa perlu didorong untuk mampu membaca dan memahami apa yang dibaca,” kata Mitch yang sangat menekankan pentingnya lingkungan sekolah untuk mendukung terciptanya budaya baca. Menurut dia, guru harus mengidentifikasi tingkat kemampuan setiap siswa dalam membaca. “Guru perlu mengetahui siswa yang kuat, sedang, atau lemah dalam kemampuan membaca. Siswa dengan kemampuan berbeda perlu mendapat perlakuan yang berbeda pula,” katanya. Beliau juga menegaskan nilai penting kemampuan membaca sebagai fondasi akademik agar siswa dapat menguasai mata pelajaran lain dengan baik. (Ds)
Program budaya baca di SDN Utama Mandiri 1. Siswa membaca selama 10 menit sebelum memulai pembelajaran.
Bu Kusmayati, guru kelas III SDN Utama Mandiri 1, yang saat itu sedang mengajar, membuka halaman demi halaman buku tersebut dan menunjukkannya ke setiap kelompok siswa. Ia
Tata Sebaran Guru Demi Efisiensi melibatkan segenap pemangku kepentingan pendidikan. Demikian dikatakan oleh Dr Mark Heyward, Penasehat Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID (Dari kiri) Sumarno, Mark Heyward, dan Wahyuddin Zarkasyi PRIORITAS, pada diskusi menyampaikan gagasannya dalam diskusi kebijakan PPG. kebijakan tingkat Provinsi Jawa Barat mengenai Bandung, Jawa Barat - Daerah kebijakan PPG (20/5). Diskusi ini kab/kota mitra USAID PRIORITAS di melibatkan para pemangku kepentingan Jawa Barat menghadapi masalah pendidikan dari tujuh daerah kab/kota kekurangan dan kelebihan ketersediaan mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat guru. Untuk mengatasinya, ada sejumlah yang meliputi Cimahi, Bandung Barat, jalan keluar yang bisa ditempuh melalui Ciamis, Kuningan, Cirebon, Bekasi, dan program penataan dan pemerataan guru Tasikmalaya. (PPG). Kepala daerah dan semua “Kami sudah menempuh sejumlah jajarannya dituntut mengeluarkan strategi guna menata dan memeratakan kebijakan strategis PPG, mencakup guru di Jawa Barat,” ungkap Dr peraturan daerah dan tahap-tahap Wahyuddin Zarkasyi, kepala Dinas implementasinya. Sementara itu, pada Pendidikan Jabar. Dia menjelaskan, selain tingkat implementasi, dinas pendidikan meningkatkan keterjangkauan, dan Kemenag setiap daerah perlu kesetaraan, dan sertifikasi, Jabar sejak membentuk tim teknis PPG yang
2005 telah mengangkat 6.000 GBDT (guru bantu daerah terpencil). “Masalah guru di daerah 3T (terpencil, terdepan, dan terluar) memang cukup pelik, dan kami tertarik dengan ide mobile teacher,” ujarnya. Ia melihat bahwa mobile teacher lebih relevan untuk daerah 3T daripada ide penggabungan sekolah kecil karena kendala jarak tempuh. Anto Risyanto, Kabid Mutendik Disdikbud Ciamis, menyampaikan bahwa memang ada kecenderungan sebagian guru menolak terkena dampak penataan. “Tapi, melalui langkah-langkah sosialisasi, penyamaan persepsi, dan pemahaman masalah, justru banyak guru yang berinisiatif menata diri,” tuturnya. Kabid Program Direktorat P2TK Kemdikbud Sumarno menaruh apresiasi pada program PPG USAID PRIORITAS. “PPG ini akan menjadi model di tingkat nasional sehingga bisa menjadi benchmark bagi daerah lain.” (Rds)
Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 11
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Lima Langkah Pendampingan yang Efektif dalam PPL Pada kegiatan awal saya melihat Anda mengondisikan siswa dengan cara bermain untuk membuat siswa duduk berkelompok. Di kegiatan inti ketika memberikan penugasan, Anda tidak hanya memberi penjelasan secara lisan, tetapi juga secara tertulis melalui LCD. Di lembar kerja siswa (LKS) juga Proses pendampingan yang dilakukan Ibu Widya kepada sudah tampak petunjuk kegiatan mahasiswa PPL. sehingga siswa sangat memahami tugas yang harus dilakukannya. SEBAGAI dosen pembimbing PPL Kemudian pada kegiatan penutup, Anda (praktik pengalaman lapangan), awalnya tidak hanya menarik kesimpulan bersamasaya memahami peran dosen pembimbing sama siswa, tetapi menggunakan media hanya untuk mencari kesalahan atau kertas yang menunjukkan siswa senang kekurangan mahasiswa ketika melaksanakan praktik mengajar di sekolah. atau tidak senang, dan memberikan alasannya. Cara mengajar Anda sudah Pemahaman tersebut berubah saat saya cukup bagus dan membuat siswa memasukkan makna dan peran semangat dalam belajar.” pendampingan sebagai dosen pembimbing PPL. Inspirasi itu saya dapatkan setelah 2.Terdamping (mahasiswa) mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS. Melakukan Sendiri Refleksi Kritis Selanjutnya saya memberi kesempatan Inti dari pendampingan adalah kita kepada mahasiswa untuk melakukan (pendamping) dapat membantu koreksi atau refleksi kritis dari terdamping (mahasiswa PPL) belajar pembelajaran yang difasilitasinya. Misalnya, mengenali kekuatan dan kelemahan “Menurut Anda, bagian mana dari terdamping pada saat melaksanakan pembelajaran tadi yang sudah berhasil dan proses pembelajaran. Berikut lima langkah bagian mana yang masih perlu diperbaiki? pendampingan yang saya terapkan. Mengapa demikian?” 1. Dosen Pendamping Memberi 3.Terdamping Merencanakan Sendiri Penghargaan Perbaikan Di awal pendampingan, saya Pada langkah ketiga, saya memberi memberikan pujian pada hal-hal positif kesempatan pada mahasiswa untuk yang menjadi keberhasilan mahasiswa. merencanakan sendiri perbaikan Tujuannya mahasiswa semakin termotivasi dan nyaman dengan proses pendampingan. pembelajaran yang akan dilakukannya. Misalnya, “Kalau Anda akan mengajar lagi, Misalnya, ”Saya sebagai pendamping PPL sangat senang melihat cara Anda mengajar. apa yang Anda lakukan untuk
mengantisipasi masalah yang sama tidak akan terjadi lagi? Mengapa hal itu Anda lakukan?” 4. Pendamping Memberikan Usul, Saran atau Mendiskusikan Hal-hal yang Dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Setelah mahasiswa mengeluarkan ideidenya untuk memperbaiki proses pembelajaran, saya memberikan usul, saran, atau mengajak mahasiswa berdikusi untuk menemukan cara meningkatkan kualitas pembelajaran. Misalnya, ”Saya melihat dalam proses pembelajaran tadi Anda masih terpaku pada buku paket pembelajaran. Bagaimana kalau menggunakan media pembelajaran atau memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah yang dapat membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran dan memperkaya siswa dengan sumber informasi lainnya.” 5. Mengembangkan Rencana Tindak Lanjut Berdasarkan langkah keempat, saya memberi kesempatan mahasiswa untuk memaparkan rencana tindak lanjutnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Misalnya, apa yang perlu Anda lakukan untuk selanjutnya? Dengan pendampingan ini, mahasiswa menjadi menyadari kemampuannya sendiri, termotivasi untuk melakukan perbaikan, serta melakukan pengembangan berdasarkan gagasannya sendiri, bukan paksaan dari pendamping. Widya Karmila Sari Achmad, dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Makassar
Jurnal Refleksi Tingkatkan Kemampuan Menyimak Mahasiswa
Bu Aisah di akhir perkuliahan meminta mahasiswa menulis empat hal. Ini, antara lain, materi perkuliahan yang baru saja dipelajari, hal yang belum dipahami, kesan mereka terhadap materi perkuliahan, dan tindakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak. Mahasiswa diberikan waktu lima menit menulis di buku jurnal refleksi.
menanggapi isi jurnal tersebut. Pembiasaan untuk menulis hasil perkuliahan dalam jurnal refleksi ternyata dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyimak. Mereka menjadi lebih termotivasi untuk aktif dalam proses perkuliahan. Jurnal refleksi juga dapat membantu mahasiswa dan dosen Contoh buku jurnal refleksi dari mengevaluasi yang telah tulisan siswa. dipelajari di kelas. “Proses ini tidak hanya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyimak, tetapi juga dalam menulis dan membaca,” ujar Bu Aisah puas.
Beliau secara acak memilih salah satu jurnal untuk dibacakan di depan kelas oleh mahasiswa. Mahasiswa yang telah dibagi dalam kelompok kecil diminta menyimak, mendiskusikan, dan
Syamsi, salah seorang mahasiswa, mengatakan bahwa dirinya dan teman-temannya jadi lebih memahami kesalahan yang sering dibuat saat menulis dalam bahasa Inggris. (Nic)
Untirta, Banten - Siti Aisah MHum, dosen bahasa Inggris FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten (Untirta), mencoba memanfaatkan penulisan jurnal refleksi untuk memancing inisiatif dan meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa. “Banyak mahasiswa saya di semester dua yang belum terbiasa belajar aktif. Mereka lebih suka menunggu perintah dosen dan biasanya mahasiswa yang aktif hanya itu-itu saja. Dengan begini, saya harap mahasiswa dapat lebih mengungkapkan gagasannya,” Bu Aisah menceritakan alasannya meminta mahasiswa membuat jurnal refleksi.
12 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/ 2014
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Roda Meter Sederhana untuk Mengukur Jarak dan lain-lain.
cara kerja alat ciptaan mereka tersebut.
Candra menggunakan jangka untuk membentuk kardus menjadi lingkaran roda dengan diameter 35 cm. “Jarijarinya 17,5 cm karena jari-jari itu setengah dari diameter,” kata Rika.
Candra dan Rika mengatakan bahwa mereka akan mencoba mengukur jarak dari rumah ke sekolah. “Untuk menggunakan roda-meter, tempatkan roda pada titik start. Setiap satu putaran, roda akan berbunyi,” kata Candra yang menjalankan roda itu. Setiap berbunyi tanda lengkap satu putaran, Rika menghitung angka.
Dua lingkaran kardus itu digabungkan dengan lakban. Roda lalu diberi tangkai dengan kayu hingga titik as sehingga roda bisa berputar. Roda dan tangkai kayunya kemudian dibalut kertas hias sehingga tampak indah menarik. Pada roda-meter sederhana itu ditulis ukuran diameter, jari-jari, dan rumus keliling lingkaran.
Candra dan Rika menjelaskan spesifikasi roda-meter buatannya dan memperagakan cara kerjanya.
Bandung Barat, Jawa Barat. Dalam rangka apersepsi, Ibu Nuni Fitria Rosa, guru matematika SMPN 1 Cipatat, Bandung Barat, bertanya kepada siswa mengenai rumus keliling lingkaran. “Rumus keliling lingkaran adalah x diameter,” jawab Rika. Bu Nuni kemudian menjelaskan tujuan belajar kali ini adalah menerapkan rumus tersebut dalam kehidupan sehari-hari. “Apakah ada di antara kalian yang pernah mengukur jarak dari rumah ke sekolah?” “Saya belum pernah mengukurnya secara langsung, Bu. Tapi, saya pernah ikut sepeda motor ayah. Saat berangkat saya catat angka yang tertera di spidometer. Begitu tiba di sekolah, saya lihat kembali angkanya dan dikurangi angka berangkat,” kata Candra. Rika mempunyai pengalaman lain tentang mengukur jarak. “Saya pernah melihat orang mendorong-dorong alat seperti mainan anak di jalan raya,” ujarnya. Bu Nuni menjelaskan bahwa sepeda motor itu bisa menjadi alat modern untuk mengukur jarak. sementara alat yang didorong-dorong itu merupakan roda-meter. “Sekarang coba kalian buat roda-meter sederhana ya,” kata Nuni. Candra dan Rika lantas menunjukkan bahan-bahan untuk melaksanakan perintah Nuni. Bahan-bahan itu meliputi gunting, jangka, penggaris, kardus, lakban,
Roda-meter dilengkapi dengan alat bunyi yang berbunyi setiap satu kali putaran roda. Alat bunyi terbuat dari plastik pegas yang menempel di roda dan menimbulkan gesekan bunyi ketika tergesek oleh tangkai roda.
“Ini, Bu, roda-meternya sudah jadi,” kata Candra. “Nah, Rika, alat yang kamu bilang didorong-dorong di jalan itu modernnya. Ini alat sederhananya,” kata Bu Nuni. “Kamu bisa membuatnya dengan menggunakan bahan-bahan sederhana,” tambahnya. Ia kemudian meminta Candra dan Rika menunjukkan
Setelah selesai pengukuran, Candra menjelaskan bahwa roda-meter itu berbunyi tiga kali. Karena diameter roda adalah 35 cm, kelilingnya adalah x diameter = 22/7 x 35 cm = 110 cm (1,1 m). Jarak dari rumah ke sekolah jumlah putaran kali keliling roda-meter, yakni 3 x 1,1 m = 3,3 m. Rika kemudian mengulangi semua penjelasan Candra mengenai penggunaan roda-meter itu dalam bahasa Inggris. Rika menjelaskan tata cara pengukuran, proses penghitungan dengan rumusrumus matematikanya, hingga ketemu hasilnya berupa jarak rumah-sekolah. “So, the distance from house to school is three rounds multiply 1,1 m. It is equal 3,3 meters,” ujar Rika menyimpulkan simulasi menghitung jarak rumah. (Ds)
Kertas Lakmus Alami dari Mahkota Bunga Sampang, Jawa Timur - Sulitnya mendapatkan kertas lakmus untuk praktik IPA membuat siswa MTs Miftahul Qulub Polagan, Galis, Sampang, menjadi kreatif. Mereka membuat kertas lakmus alami berbahan ekstrak bunga mawar. “Bahan dasarnya sangat mudah didapatkan di sekitar kita, yakni bunga mawar,” jelas Nurikah, siswi kelas VII MTs Miftahul Qulub Polagan. Mahkota bunga mawar dihancurkan dengan air sampai menjadi ekstrak mahkota bunga mawar, kemudian disaring. Selanjutnya kertas karton digunting ukuran 1x5 cm dan direndam di air ekstrak bunga mawar tadi. Kertas karton lalu dikeringkan di panas matahari. Kertas lakmus alami buatan siswa MTs
Setelah kering, kertas lakmus siap Miftahul Qulub Polagan. digunakan. Saat dimasukkan dalam cairan asam seperti air cuka, kertas lakmus alami akan berubah menjadi kemerahan. Sementara itu, bila dimasukkan dalam cairan basa, warna kertas akan tetap. Hal ini disebabkan mahkota bunga mawar merupakan indikator alami yang dapat mengenali zat asam dan basa. (Dkd)
Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 13
PRIORITAS- Praktik - Provinsi Jawa PRIORITAS yang BaikTimur
Tata Penempatan Guru, Bupati Bener Meriah Terbitkan Perbup PPG Bener Meriah, Aceh Untuk memberikan payung hukum dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru (PPG) di Kabupaten Bener Meriah, Bupati Ruslan Abdul Gani mengeluarkan Peraturan Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani Bupati Nomor 7 Tahun dan Koordinator USAID PRIORITAS 2014 tentang Penataan Provinsi Aceh Ridwan Ibrahim. dan Pemerataan Guru PNS. Rekomendasi tim PPG yang difasilitasi USAID PRIORITAS untuk mengatasi masalah sebaran guru yang tidak merata ditindaklanjuti dengan terbitnya perbub tersebut. Sebelumnya, tim PPG menemukan data untuk sekolah dasar saat ini masih membutuhkan guru kelas sebanyak 177 guru. Tetapi, hal itu berbanding terbalik jika melihat distribusi berdasarkan kecamatan. Ada dua kecamatan kelebihan guru kelas, sedangkan di kecamatan lainnya masih kekurangan guru kelas. Pada tingkat SMP juga terjadi kelebihan sebanyak 63 orang. Kelebihan terbanyak adalah guru IPA dan agama. Secara keseluruhan kecukupan guru pada tingkat sekolah tidak merata.
Salinan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2014 tentang penataan dan pemerataan guru di Kabupaten Bener Meriah.
”Perbub ini menjadi payung hukum dalam implementasi hasil analisis data dan rekomendasi tim PPG untuk menata kembali distribusi guru di Bener Meriah,” kata Bupati Ruslan. (Anw)
Manfaatkan Corong Minyak Jadi Stetoskop Aceh Jaya, Aceh - Corong minyak ternyata bisa menjadi media pembelajaran dan menumbuhkan semangat belajar bagi siswa. Ridwan SPd, salah seorang guru MTsN Teunom Aceh Jaya, membuktikannya. Dia merangkai corong minyak menjadi alat penghitung detak jantung atau stetoskop. Media pembelajaran tersebut berbahan 1 corong minyak ukuran sedang, 30 cm selang air ukuran 6 mm, 30 cm selang air ukuran 5 mm, 1 selotip bening, gunting, dan lem perekat. Cara merangkainya, potong selang 6 mm masing-masing berukuran 10 cm (2 selang). Selang pertama dilubangi 6 mm pada bagian tengah. Pada selang kedua, tambahkan lem secara merata pada ujung selang. Masukkan selang pertama sehingga berbentuk huruf T. Hubungkan selang 6 mm dengan corong minyak dan diselotip dengan perekat hingga kuat (pastikan tidak ada kebocoran). Selanjutnya, hubungkan dengan selang 5 mm dan pastikan
tertutup dengan rapat hinggga hampa udara. Stetoskop sudah bisa digunakan. ”Dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif, penggunaan alat peraga yang mudah dijangkau dan relevan bisa membantu meningkatkan pemahaman siswa,” jelas Ridwan. Dia menambahkan, merakit stetoskop bersama lebih memotivasi kreativitas siswa. Mereka pun bisa memperoleh penjelasan tentang bahan ramah lingkungan dan inovatif dalam bereksperimen. ”Kami dapat memahami perbandingan kontraksi dan relaksasi jantung dengan bereksperimen tentang tekanan sistol dan diastole. Masingmasing secara bergantian menghitung detak jantung teman yang sedang santai dan membandingkan
14 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014
jumlah detak jantung setelah beraktivitas dengan hitungan normal rata-rata 72 kali per menit,” kata Nazalia Asrita, salah seorang siswa. Dia menuturkan, eksperimen ini dapat membangun kerja sama tim secara pembelajaran yang komparatif. Dengan begitu, siswa bisa menemukan hasil eksperimen sendiri dan memahami materi. (Tkm)
Siswa sedang mencoba menggunakan stetoskop buatannya untuk mengukur detak jantung temannya.
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Aku Buat Kartunya, Aku Buat Aturannya, Asyik... Banjarnegara, Jawa Tengah - Dari penjajakan dan pre-test materi dasar matematika pada siswa kelas VII MTsN 2 Banjarnegara diperoleh fakta bahwa 78 persen siswa belum menguasai perkalian bilangan antara 1 sampai 10, ada 15 persen siswa yang belum begitu lancar dan hanya 7 persen yang menguasai perkalian dengan baik. Dengan kondisi tersebut, hampir semua materi perhitungan dalam matematika akan menjadi rumit bagi siswa. itulah yang menjadi penyebab utama mereka kurang menyukai matematika. Untuk mengatasi masalah tersebut, saya melakukan permainan kartu perkalian dan pembagian. Tahap awal saya membagi 45 siswa kelas VIIB dalam kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok menerima 100 lembar kartu kosong. Kemudian ketua kelompok membagi tugas kepada anggotanya untuk menuliskan perkalian bilangan antara 1 sampai 10 tanpa ada hasil perkaliannya (untuk 5 kelompok) dan 5 kelompok lain membuat soal pembagian di bawah 100. Setelah 20 menit kartu yang sudah dibuat dikumpulkan dan dikocok secara acak. Tahap kedua, selama 15 menit tiap kelompok merancang sebuah bentuk permainan yang dianggap menarik, misalnya permainan membuat pertanyaan, kemudian siswa menuliskan aturan permainannya pada selembar kertas HVS. Tahap ketiga, selama 15 menit kelompok mengadakan simulasi permainan kartu sebelum dipresentasikan di kelompok lain. Selanjutnya, selama 15 menit ketua kelompok membawa kartunya pada kelompok lain dan mempresentasikan penggunaan kartu yang dimilikinya, kemudian dicobakan pada kelompok yang dikunjungi. Tahap keempat, permainan kartu berakhir dan tiap siswa kembali pada kelompoknya. Suasana menjadi ramai dan menyenangkan ketika permainan ini dicobakan. Berbagai strategi dimunculkan siswa, ada yang berpasangan, ada juga yang berkelompok. Salah satunya yang dilakukan Andini dan kelompoknya. Permainan yang diciptakan Andini yaitu membuat pertanyaan sebanyakbanyaknya dan digilir dari pemain satu ke pemain yang lain.Yang giliran
mendapat permainan membuat pertanyaan dan yang pertama menjawab sesuai gilirannya berusaha menjawab soal yang diterimanya. Ada juga kelompok berpasangan yang bermain cepat-cepatan dalam menjawab dan menghabiskan kartu yang dipegangnya. Semakin cepat dan benar jawabannya, kartu yang dipegangnya akan habis dan menjadi pemenang. Pembelajaran ini tidak hanya dilakukan dalam kelas saat itu saja, tapi saya dan siswa membuat komitmen bersama untuk melakukannya di selasela waktu kosong, istirahat, pergantian jam, maupun saat di rumah. Siswa yang belum maksimal dalam memahami operasi bilangan saya minta untuk sering bermain kartu ini dan mereka senang melakukannya. Tahap terakhir, semua siswa menulis refleksi dari pembelajaran yang berlangsung. Di luar dugaan, yang tadinya 90 persen siswa tidak suka pelajaran matematika, setelah selesai pembelajaran, seratus persen siswa menjadi sangat suka. Alasannya, matematika itu asyik dan menyenangkan. Secara kompak siswa bertanya, “Besok pelajarannya apalagi ya, Bu? Apa yang harus saya lakukan untuk menyiapkannya?” Sejak itu saya selalu dijemput siswa setiap ada jam pelajaran matematika. Selama 2 minggu setiap ada waktu istirahat, saya melihat adanya permainan kartu tersebut di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar matematika siswa kelas VII sudah tumbuh.
Siswa kelas 7B asyik membuat kartu perkalian dan pembagian
Siswa dalam kelompok, merancang strategi permainan kartu perkalian
Simulasi memainkan kartu di kelompok
Manfaatkan waktu istirahat untuk bermain kartu
perkalian dan pembagian Hasil belajar mereka juga meningkat, yaitu 80 persen strategi bermainnya. Hal itu membuat siswa mempunyai nilai di atas 60 pada ulangan harian pertama. Ternyata dengan mereka menjadi lebih kreatif. siswa membuat kartu dan menciptakan Agung Sumaryati SPd sendiri aturannya, mereka lebih merasa Guru Matematika MTsN 2 memilki pemainan ini. Saya lihat mereka Banjanegara terus mengembangkan model dan
Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 15
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Membaca Puisi dengan Totalitas
Ekpresi Muhamad Arafik, dosen Universitas Negeri Malang (UM), saat memodelkan pembacaan puisi tentang bencana alam pada praktik mengajar di SDN Tanjunganom 2, Kabupaten Nganjuk.
Pak Arafik
Pelajari Penampang Sel dari Bola Bekas Mojokerto, Jawa Timur Melihat langsung penampang sel dari tumbuhan tidak mudah. Karena bentuknya yang sangat kecil, dibutuhkan mikroskop atau alat khusus lainnya. Namun, siswa kelas VIIE SMPN 1 Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, punya cara memperlihatkan wujud penampang sel pada tumbuhan. Mereka menggunakan bola bekas untuk membuat alat peraga penampang sel tumbuhan. Bola bekas yang terbuat dari plastik diiris seperempatnya. Kemudian bagian yang diiris tadi diberi tutup stirofom. Selanjutnya dengan
menggunakan play dough (plastisin) dan kain flannel warna-warni, siswa mulai membuat bagian-bagian sel dengan warna-warna yang berbeda. Hasilnya, siswa lebih mudah mempelajari penampang sel tumbuhan dan bagianbagiannya. Siswa juga lebih mudah mengingat bagianbagian sel. Ariftika dan M. Ariftika dan M. Zulfikar memamerkan penampang sel Zulfikar, siswa kelas VIIE, dari bola bekas buatan mereka. dengan mudah bisa Sementara itu, M. Zulfikar mengaku jadi menyebutkan sembilan bagian ketagihan membuat alat peraga. “Saya sel tumbuhan. “Saya hafal karena saya dan teman-teman berencana akan yang membuatnya,” tutur Ariftika membuat alat peraga lainnya,” gembira. tegasnya.(Dkd)
16 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Memburu Sampah untuk Fasilitas Sekolah sekitarnya. Jika mereka menjumpai sampah dalam perjalanan pulang, sampah itu juga harus diambil. Sampah yang didapat dikumpulkan di sekolah. Begitu terkumpul, bersamasama kami memilahnya. Kami Siswa mengumpulkan sampah yang ada di lingkungan sekolah. memisahkan antara sampah berbahan Labuhanbatu, Sumatera Utara kertas seperti kardus, botol minuman Saya ingin anak-anak punya mesin air minum (dispenser) di kelas agar mereka tetap segar ketika belajar. Kalau haus, mereka tinggal ambil saja. Tidak perlu membawa banyak air minum dari rumah. Tapi, kelas kami tidak punya dispenser. Setelah mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS, saya mendapatkan ide baru. Saya mengajak anak-anak berburu sampah. Setiap anak diminta mencari sampah yang ada di sekolah, di rumah, dan di
dari plastik maupun kaleng. Pemilahan ini bertujuan memudahkan dalam penjualan. Sampah yang tidak bisa dijual, kami musnahkan. Setelah selesai dipilah, sampah-sampah itu kami jual kepada tukang botot. Tukang botot adalah istilah di sini untuk pengumpul barang bekas. Uang hasil penjualan sampah itu, kami belikan mesin air minum. Sekarang anak-anak bisa minum sebebasnya. Belajar tetap segar dan lingkungan tetap bersih. Rosdiana SPd, Guru Kelas IV SDN 114375 Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara
Siswa memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sampah yang sudah selesai dipilah dan siap dijual. Mesin air minum (dispenser) yang dibeli dari hasil pengumpulan sampah dan digunakan siswa di kelas.
Beras Jimpitan Mendukung Sekolah Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara, termasuk bersama dengan Ketua Komite Sekolah Bapak Sabar Manalu. Bapak Manalu berprofesi sebagai sopir. Beliau ikut aktif pada pelatihan MBS. Kami segera mengundang seluruh orang tua siswa untuk mengikuti rapat. Rapat tersebut bertujuan untuk menyampaikan rencana kegiatan sekolah. Salah satunya adalah membeli alat-alat pembelajaran dan pengeras suara (sound system). Rencana ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari seluruh orang tua siswa. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, disepakati setiap siswa untuk Lembar informasi yang memuat daftar nama mengumpulkan beras yang dibawa siswa, kepala sekolah, dan guru yang menyerahkan setiap minggu. Pengumpulan beras ini Beras Jimpitan sekali dalam seminggu. diberi nama Beras Jimpitan. Setiap siswa maupun orang tua siswa yang Tapanuli Utara, Sumatera Utara. akan memasak beras setiap hari Saya bergerak cepat menerapkan hasil mengambil segenggam untuk pelatihan MBS (manajemen berbasis dikumpulkan dan diberikan ke sekolah. sekolah) USAID PRIORITAS dan Dinas Setiap siswa yang membawa hasil
pengumpulan beras setiap minggu menyerahkan kepada guru kelas masingmasing untuk diukur/ditakar. Setelah itu guru kelas menyerahkan kepada bendahara sekolah. Pengumpulan beras ini tidak saja dilakukan siswa, tetapi juga kepala sekolah dan guru. Kegiatan Beras Jimpitan ini telah berlangsung selama tiga bulan. Setiap minggu rata-rata terkumpul 13 kg beras. Secara total, terkumpul 160 kg beras. Dengan harga beras Rp 7.500/kg, sekolah mendapatkan dana dari hasil pengumpulan beras ini sebesar Rp 1.354.000. Dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk membeli alatalat pembelajaran dan pengeras suara untuk digunakan dalam kegiatan sekolah seperti senam pagi, upacara, atau pertemuan sekolah. Naomi Sitompul Kepala SDN 173116 Pansurnapitu, Kec. Siatas Barita,Tapanuli Utara
Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014 - 17
PRIORITAS PRIORITAS -- Praktik Praktik yang yang Baik Baik
Kreativitas Sekolah dalam Kembangkan Budaya Baca Salah satu kegiatan yang dipromosikan USAID PRIORITAS adalah pengembangan budaya baca di sekolah. USAID PRIORITAS melatih fasilitator untuk mendorong sekolah mengembangkan budaya baca. Contoh nyata telah muncul di sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS atau sekolah tempat para fasilitator bertugas. Berikut beberapa contoh yang menarik untuk diadaptasi.
MI Asih Putera Totalitas dalam Kembangkan Budaya Baca mendapatkan pencerahan tentang pentingnya membaca. Family Learning Time. Membuat kesepakatan waktu belajar dan membaca dengan keluarga di rumah. Setiap selesai magrib, TV dimatikan dan orang tua Menyediakan sudut baca di setiap kelas dan memanfaatkan mendampingi anaknya membaca, belajar, atau perpustakaan sebagai media pembelajaran. curhat di rumah. Cimahi, Jawa Barat - MI Asih Manfaatkan Perpustakaan Putera mengembangkan program dalam Pembelajaran. budaya membaca dengan penuh Perpustakaan menjadi media totalitas. Berikut beberapa program pembelajaran yang rutin digunakan budaya baca yang dikembangkan guru sebagai media pembelajaran. Di seperti dituturkan Kepala MI Asih setiap kelas tersedia sudut baca. Ada Putera Iis Siti Aisyah SS. juga program bimbingan membaca bagi siswa yang belum lancar Pertukaran Buku. Secara reguler, membaca. setiap siswa dengan teman sekelasnya saling bertukar buku Ekskul Wartawan Cilik. yang dimiliki. Menerbitkan buletin yang memuat tulisan wartawan kecil sebagai Peringatan Hari Buku. Acaranya program ekstrakurikuler. diisi berbagai kegiatan menarik seperti hibah atau wakaf buku dari Program ini berhasil membuat para para siswa dan orang tua, bazar siswa memiliki hobi membaca. buku, lomba menulis spontan, dan Seperti disampaikan Sanie Azifah, menyelenggarakan talk show yang siswa kelas VI. ”Saya sejak kelas 3 mengundang penulis terkenal. sudah hobi membaca novel, komik, dan buku biografi,” tuturnya. Berkunjung ke toko buku. Mengajak (Anw) siswa berkunjung ke toko buku untuk melihat ragam buku dan
Membuat buletin madrasah ASIK (Aku Siswa Islam Kreatif) untuk memfasilitasi penerbitan hasil karya tulis siswa.
Membuat program bimbingan membaca bagi siswa kelas 1 yang belum lancar membaca.
Memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil membuat karya tulis menarik.
Memperingati hari buku, MI Asih Putera mengisinya dengan berbagai kegiatan menarik seperti hibah atau wakaf buku dari para siswa, orang tua, dan guru, bazar buku, lomba menulis spontan, sampai menyelenggarakan talk show yang mengundang penulis cilik untuk memotivasi siswa.
18 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Langganan Juara Resensi Buku Karena Budaya Baca Selama dua tahun berturut-turut, SMP YP PGRI Makassar berhasil menjuarai lomba resensi buku tingkat Kota Makassar. Bahkan, mereka pernah menyabet juara pertama, kedua, keempat, dan semua juara harapan. Mereka mengalahkan siswa dari SMP/MTs favorit di Makassar. Bagaimana kiat SMP YP PGRI Makassar meraih prestasi itu?
Makassar, Sulawesi Selatan Awalnya, animo membaca siswa di sekolah tersebut sangat kurang. Perpustakaan sepi pengunjung. Karena prihatin, Kepala SMP YP PGRI Dra Siti Nasrah membuat kebijakan bahwa semua guru mewajibkan siswa membaca di perpustakaan. Setelah kebijakan itu berjalan dua semester, belum tampak peningkatan animo membaca siswa secara signifikan. Strategi diubah dengan menambah dua jam pelajaran khusus pengembangan minat baca. Pihak sekolah mengangkat tiga guru pendamping. Mereka bertugas meningkatkan minat baca siswa. Mereka sebelumnya telah memperoleh pelatihan cara membaca aktif dan efektif. Pada pembelajaran pengembangan minat baca, yang dibaca tidak hanya buku cerita atau ensiklopedi, tetapi juga buku-buku yang terkait langsung dengan mata pelajaran. Untuk itu, guru pendamping memiliki komunikasi intens dengan guru mata pelajaran. Materi yang dipelajari di kelas sering dilanjutkan menjadi bahan diskusi di perpustakaan dengan mengacu pada buku penunjang atau buku pelajaran.
Pada proses pembelajarannya, siswa per rombel dibagi menjadi 6–7 kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 5–6 siswa. Satu kelompok dibagi lagi menjadi dua, yaitu kelompok pembanding dan kelompok yang membuat resensi dan berpresentasi. Mereka diminta membaca selama 10–15 menit. Selanjutnya, mereka membuat pertanyaan, menyusun resensi, atau membuat kesimpulan yang harus dipresentasikan. Kelompok pembanding mengkritisi dan kelompok lainnya ikut mendengar, bertanya atau menanggapi. Dengan kegiatan itu, siswa dapat lebih memahami isi buku. Kegiatan ini juga melatih mereka terbiasa menulis dan mempresentasikan hasil bacaan. Agar membaca menjadi kebiasaan siswa, para pendamping memberikan tugas membaca dan meresensi buku di rumah. Tugas tersebut wajib dikerjakan bersama orang tua siswa. ”Motivasi terbesar untuk membaca itu datang dari orang tua. Kalau orang tua terus mendorong anak untuk membaca, mereka akan terbiasa membaca,” ujar Bu Nasrah. Pihaknya menerapkan beberapa strategi untuk mengembangkan budaya baca di sekolahnya. Pertama, setiap akhir semester diselenggarakan lomba menyusun resensi buku yang melibatkan seluruh kelas. Juaranya mendapatkan hadiah dan sertifikat dari sekolah yang diberikan pada waktu upacara. Kedua, siswa yang paling sering berkunjung ke perpustakaan diberi penghargaan. Pengelola perpustakaan menyediakan buku catatan kunjungan perpustakaan. Buku ini bisa dipakai
untuk mengetahui siswa yang paling sering berkunjung ke perpustakaan. Ketiga, guru bidang studi memberikan nilai tambah bagi siswa yang rajin masuk perpustakaan. Pergi membaca di perpustakaan berpeluang meningkatkan nilai siswa. Keempat, hasil-hasil karya siswa seperti resensi buku disimpan di perpustakaan dengan dijilid rapi sehingga menambah motivasi siswa untuk terus membaca dan meresensi lagi. Siswa lainnya bisa menjadikannya sebagai sumber belajar. Kelima, menyediakan sudut baca di setiap kelas untuk memudahkan siswa mendapatkan akses membaca. Keenam, menambah jumlah buku secara periodik. Misalnya, mewajibkan siswa yang akan lulus menyumbang satu atau dua buku. Dengan cara ini, setiap tahun perpustakaan mendapat tambahan lebih kurang 200 buku. Selain itu, sekolah mengalokasikan dana khusus untuk perpustakaan dan menerima bantuan dana dari pemerintah daerah. Ketujuh, menyelenggarakan bazar buku di sekolah yang bekerja sama dengan penerbit buku. Kedelapan, mengundang perpustakaan keliling daerah untuk datang ke sekolah sehingga dapat dimanfaatkan siswa. ”Saya tergerak untuk membudayakan minat baca ini karena saya meyakini bahwa perintah pertama Tuhan yang datang kepada umat manusia adalah membaca. Iqra! Bacalah! Hal ini menunjukkan betapa urgennya kita menumbuhkan budaya baca kepada siswa,” kata Bu Nasrah. (Ajb)
Pada pelajaran Pengembangan Minat Baca, siswa dibimbing oleh guru yang sudah dilatih sebelumnya dengan metode membaca aktif. Dari hasil bacaannya, siswa membuat resensi atau kesimpulan secara berkelompok dan mempresentasikan hasilnya untuk dikritisi dan ditanggapi oleh kelompok lain.
Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 19
Presentasi Karya Siswa dalam Unjuk Karya Praktik yang Baik USAID PRIORITAS menyelenggarakan unjuk karya praktik yang baik tingkat kabupaten/kota dan tingkat provinsi. Salah satu kegiatannya memberi kesempatan pada siswa untuk memamerkan dan mempresentasikan hasil karyanya yang dikembangkan dari proses pembelajaran aktif. Berikut gambaran beberapa karya siswa yang dipresentasikan.
Feni Rahmatika (memegang periskop), bersama Aldi Firmansyah, Neng Susi, dan Dandy, siswa SDN Bojong 4 Pandeglang, Banten mempresentasikan cara pembuatan periskop sederhana untuk mengamati objek dari posisi tersembunyi (16/6).
Ummu Nurul Fitri (kiri), Magfirah Syam, dan Husnul Riska siswa MTs Asadiyyah Putri 1 Wajo, Sulawesi Selatan mempresentasikan pembuatan peta timbul yang dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti bubuk koran, kanji, triplek, dan bahan pewarna (6/3).
Silvanus Kevin Sandro Harita (kiri), Ishak Yediza Daeli, dan Mikhael Agung Wau, siswa SMP Bintang Laut Nias Selatan, Sumatra Utara mempresentasikan cara menemukan rumus luas dan keliling lingkaran dari bendabenda yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (18/6).
Alhuda Saina (kanan) dan Rosnita siswa MIN Teunom, Aceh sedang memperagakan cara kerja alat pendeteksi banjir buatannya (19/6).
Dendi Juandi (kiri) dan Naswatul Wafa siswa SDN Rajamandakulon 2, Bandung Barat, Jawa Barat menjelaskan cara kerja pembangkit listrik sederhana yang terinspirasi dari PLTA Saguling (28/4).
Ayu Wulandari (kiri) dan Fitri Rahmaningrum siswa SDN Segunung, Jawa Timur peragakan cara kerja alat pendeteksi perubahan suhu (30/4).
Diana Riskiyani (kiri) dan Nurul Akmal, siswa MI Islamiyah Sojomerto Batang, Jawa Tengah menguji coba kandungan protein yang ada dalam telur (13/3).