PRIORITAS DALAM EVALUASI SKPL BERDASARKAN ATRIBUT KUALITAS Cahya Bagus Sanjaya
ABSTRAK Pembuatan Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) merupakan langkah awal dalam perancangan sebuah perangkat lunak dan semakin baik SKPL dibuat maka Perangkat Lunak yang dihasilkan akan semakin mendekati keinginan serta kebutuhan dari pengguna. Sedangkan, mencari prioritas dalam evaluasi SKPL adalah hal yang tidak mudah padahal dengan adanya prioritas maka developer dapat mengevaluasi SKPL sesuai dengan prioritas yang sudah ada. Dalam paper ini penulis melakukan penelitian untuk mengevaluasi SKPL berdasarkan prioritas dari atribut kualitas. Dengan menggunakan metode Desirability Function setiap task dalam SKPL dihitung berdasarkan level dari atribut kualitas yang kemudian diperoleh nilai prioritas dalam sebuah SKPL. Hasil dari penelitian ini adalah nilai prioritas dari sebuah SKPL berdasarkan Atribut kualitas yang telah dipilih. Sehingga mempermudah developer untuk mengetahui prioritas dari SKPL dan kemudian melakukan evaluasi terhadap SKPL. Kata kunci: Desirability Function, Atribut Kualitas, SKPL. kebutuhan dari perangkat lunak tertentu. I. PENDAHULUAN Penelitian terahir memberikan hasil yang Tujuan dari pembuat perangkat lunak baik dan dapat digunakan hampir disemua aspek adalah untuk menciptakan perangkat lunak yang baik untuk skenario yang praktis maupun berkualitas. Tujuan tersebut dapat dicapai skenario yang kompleks dan dapat diterapkan dengan perencanaan yang baik dalam proses dengan mudah dalam kehidupan nyata. Tetapi pembuatan perangkat lunak. Salah satu tahap untuk memberikan hasil yang baik dalam yang penting dalam perencanaan pembuatan pencarian prioritas dalam SKPL masih Perangkat Lunak adalah Pembuatan Spesifikasi memerlukan para ahli dalam menentukan atribut Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL), semakin kualitas yang akan dipakai. Dan masih baik SKPL dibuat maka Perangkat Lunak yang memerlukan cukup banyak campur tangan dihasilkan akan semakin mendekati keinginan manusia untuk proses pelabelan kebutuhan agar serta kebutuhan dari pengguna. Untuk sesuai dangan atribut kualitas yang dipakai. mengetahui kualitas dari sebuah SKPL, mencari Dalam paper ini penulis melakukan prioritas SKPL adalah hal yang tidak mudah penelitian untuk menghasilkan pendekatan baru padahal dengan adanya prioritas maka dalam analisa prioritas untuk mengevaluasi developer dapat mengevaluasi SKPL sesuai perangkat lunak Dengan menggunakan metode dengan prioritas yang sudah ada. Desirability Function setiap task dalam SKPL Penelitian sebelumnya ada metode yang dihitung berdasarkan level dari atribut kualitas digunakan untuk mencari prioritas dalam SKPL berdasarkan pengaruh dari suatu atribut kualitas yang memberikan hasil yang kompleks dan dengan atribut yang lain yang kemudian konsisten tetapi sangat sulit untuk diterapkan diperoleh nilai prioritas dalam sebuah SKPL. dalam kehidupan nyata, dan di sisi lain ada Dalam paper ini, penulis membagi metode yang lebih informal dan menghemat menjadi beberapa bagian. Bagian 2 menjelaskan waktu dan lebih mudah untuk diterapkan tetapi tentang penelitian sebelumnya untuk mungkin tidak cocok untuk skenario praktis mendukung penelitian ini. Bagian 3 berisi karena tidak memiliki struktur dan konsistensi Metode yang diajukan untuk melakukan yang dibutuhkan agar proses analisa kebutuhan evaluasi SKPL berdasarkan Software Quality dilakukan dengan benar. Penelitian selanjutnya Model. Bagian 4 adalah studi kasus yang diperoleh sebuah pendekatan baru dan praktis dilakukan dengan menggunakan metode yang untuk memprioritaskan kebutuhan dengan cara telah diajukan. Dan bagian terahir berisi mengukur kualitas dari semua kriteria kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah
dilakukan. II. PENELITIAN SEBELUMNYA Penelitian sebelumnya Carlos E. Otero, Erica Dell, Abrar Qureshi dan Luis D. Otero melakukan penelitian dengan membuat sebuah framework untuk mengukur prioritas dari sebuah kebutuhan menggunakan inputan biner. Penelitian ini dilakukan karena pentingnya pengukuran prioritas dalam rekayasa kebutuhan. Tetapi, menemukan metode yang praktis untuk mengukur prioritas dalam rekayasa kebutuhan terbukti cukup sulit. Di satu sisi ada metode yang memberikan hasil yang kompleks dan konsisten tetapi sangat sulit untuk diterapkan, dan di sisi lain ada metode yang lebih informal dan menghemat waktu dan lebih mudah untuk diterapkan tetapi mungkin tidak cocok untuk skenario praktis karena tidak memiliki struktur dan konsistensi yang dibutuhkan agar proses analisa kebutuhan dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, dari hasil penelitian ini diperoleh sebuah pendekatan baru dan praktis untuk memprioritaskan kebutuhan dengan cara mengukur kualitas dari semua kriteria kebutuhan dari perangkat lunak tertentu. Tetapi untuk memberikan hasil yang baik dalam pencarian prioritas dalam SKPL masih memerlukan para ahli dalam menentukan atribut kualitas yang akan dipakai. Dan masih memerlukan cukup banyak campur tangan manusia untuk proses pelabelan kebutuhan agar sesuai dangan atribut kualitas yang dipakai. Penelitian sebelumnya Roxana Saavedra, Luciana Ballejos dan Mariel Ale [2] melakukan penelitian untuk mengevaluasi Quality attribute dari SKPL. Penelitian ini mengumpulkan beberapa quality attribute dari beberapa autor yang kemudian dikelompokkan dan dipisahpisah berdasarkan induk attribute serta atribut yang mempengaruhinya.
Gambar 1. Pengaruh dalam setiap atribut kualitas Pada gambar 1. Tanda (+) menyatakan bahwa suatu atribut mempunyai pengaruh positif bagi induk dari atribut tersebut dan tanda (-) mempunyai pengaruh negatif terhadap induk dari atribut tersebut, dengan kata lain setiap atribut yang bernilai (+) akan memberikan nilai lebih baik untuk induk atribut dan begitu juga sebaliknya. Dari gambar 1 maka dapat dibuat level dari setiap atibut kualitas seperti tabel 1. Tabel 1. Level dari atribut kualitas Level Atribut kualitas 1 Modifiable, Verifiable, Correct, Concise 2 Cross reference, organized, electronically stored, design independent, understandable, achievable, consistent, complete, traceable. 3 Not redundant, unambiguous, precision. 4 Atomic, reusable, up to date, prototypable, right level of detail, annotated. III. METODOLOGI Metode yang diajukan dalam paper ini yang bertujuan untuk mengevaluasi sebuah SKPL berdasarkan kualitas atribut dan menghasilkan nilai prioritas kebutuhan dari SKPL adalah dengan menggunakan metode desirability function. Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut.
2
Gambar 2. Metode Penelitian Langkah pertama dalam penelitian ini adalah memberikan tag pada setiap kebutuhan dalam SKPL berdasarkan atribut kualitas. Langkah selanjutnya yaitu mengklasifikasi level dari atribut kualitas dan dimasukkan kedalam vector kebutuhan seperti berikut.
(1) Setelah vector kebutuhan yang mengandung atribut kualitas telah diidentifikasi maka masingmasing kebutuhan dapat dievaluasi berdasarkan level dari kualitas attribute yang telah ditentukan dalam QA1, QA2, QA3,…, QAn. Adapun proses evaluasinya adalah sebagai berikut, pertama setiap atribut diidentifikasikan dalam fitur m. dimana m bernilai 1 jika benar/ ada dan bernilai 0 jika salah/ tidak ada. Kemudian dari langkah sebelumnya setiap attribute dihitung untuk mencari pentingnya kebutuhan ke-j berdasarkan level kei dengan rumus berikut.
Dimana m adalah jumlah fitur yang telah diidentifikasi untuk level ke-i. Perhitungan ini menormalkan kriteria evaluasi untuk skala 0100. Penilaian keseluruhan kebutuhan berdasarkan semua atribut kualitas kemudian diletakkan dalam matriks penilaian kualitas Q seperti berikut.
(3) Seperti yang terlihat, setiap nilai yij matriks merupakan nilai atribut j berdasarkan kualitas dari masing-masing level i. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa penilaian kualitas matriks dapat diperluas untuk mengevaluasi kebutuhan berdasarkan level manapun yang mengandung banyak kualitas atribut. Akhirnya, untuk menilai pentingnya setiap level dari kualitas atribut, vektor bobot W dibuat dimana ri mewakili pentingnya level QAI dengan menggunakan skala 0-10, di mana 0 mewakili kepentingan terendah dan 10 mewakili kepentingan tertinggi.
(4) Setelah informasi dari X, Q dan W dikumpulkan, nilai-nilai desirability untuk setiap Kebutuhan dapat dihitung dengan menggunakan desirability matriks d seperti berikut.
(5) Seperti yang terlihat, setiap nilai dij matriks merupakan desirability dari kebutuhan j berdasarkan kualitas masing-masing atribut i. kemudian Setiap nilai dij dihitung sesuai dengan rumus berikut ini. (6)
(2)
Dimana L adalah batas atas, T adalah tujuan sasaran ( misalnya , 100 untuk
maksimisasi , 0 untuk meminimalkan ) , dan ri adalah bobot keinginan untuk atribut kualitas i . Bobot keinginan r = 1 menghasilkan fungsi linear dari desirability, namun ketika bobot r > 1 , maka nilai akan semakin dekat dengan sasaran ( T ) . Setelah nilai-nilai desirability untuk setiap atribut kualitas dihitung, secara keseluruhan nilai kebutuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
TABEL 1. Parameter Penilaian Parameter QA1 QA2 Bawah (L) 0 0 Atas (U) 100 100 Target (T) 100 100 Bobot (r) 1 1
QA3 0 100 0 1
TABEL 2. Dataset Requirements. (7) QA1 QA2 req A B C A B C D E F R1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 R2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 R3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 R4 1 1 0 0 1 0 1 0 0 R5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 R6 0 1 1 0 0 0 0 1 1 R7 0 1 0 0 0 0 1 0 1 R8 1 1 1 1 1 1 0 1 0 Setelah nilai desirability dihitung untukR9 1 1 1 0 1 0 1 0 1 semua kebutuhan, seorang requirementR10 0 0 1 0 0 1 1 0 0 engineering dapat menggunakan nilai ini TABEL 3. sebagai alat ukur untuk mengetahui prioritas Hasil Pengujian. dari kebutuhan yang ambigu berdasarkan atribut Req QA1 QA2 QA3 kualitas yang telah ditetapkan. IV. STUDI KASUS Pada bagian ini menjelaskan hasil dari studi kasus berdasarkan metode desirability function. Dalam studi kasus ini data set menggunakan data dari penelitian sebelumnya (Tabel 2.) yang kemudian dilakukan proses tagging higga muncul atribut kualitas yang kemudian dilakukan klassifikasi pada attribute kualitas sehingga muncul 3 level dalam studi kasus ini antara lain: Level 1: Modifiable, Verifiable, Correct, Concise. Level 2: understandable, unambigous, organized, understandable, consistent, complete, traceable. Level 3: Not redundant, unambiguous, precision. Setelah didapat atribut kualitas beserta klassifikasinya, langkah selanjutnya yaitu memberikan parameter untuk masing-masing attribute kualitas seperti yang tertera dalam table 1.
4
A 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1
QA3 B 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
Hasil
R1
0,6667
0,6667
0,0001
13,48
R2
0,6667
0,6667
0,3333
68,26
R3
1,0000
0,5000
0,6667
80,27
R4
0,6667
0,3333
0,6667
68,26
R5
1,0000
0,6667
0,6667
85,03
R6
0,6667
0,3333
0,6667
68,26
R7
0,3333
0,3333
0,0001
10,21
R8
1,0000
0,6667
0,6667
85,03
R9
1,0000
0,5000
0,0001
13,80
R10
0,3333
0,3333
0,3333
51,73
Dari hasil pengujian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa R8 dan R5 mempunyai nilai prioritas yang paling tinggi diikuti dengan R2, R4 dan R6. Untuk mengetahui keakuratan dari metode ini maka dalam gambar 3 terlihat perbandingan hasil antara metode yang diusulkan dengan metode sebelumnya. Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa peringkat dari kedua metode hampir sama. Beberapa perbedaan terjadi karena beberapa attribute dari penelitian sebelumnya yang melibatkan ahli telah dihilangkan sehingga dari penelitian ini nilainya terlihat lebih kecil. Tetapi dari tingkat atau ranking dari kedua metode mempunyai jalur yang hampir sama.
C 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0
Gambar 3. Perbandingan dengan metode sebelumnya
V. KESIMPULAN Dari penelitian ini didapatkan bahwa pengukuran prioritas dalam SKPL bisa dilakukan dengan metode desirability berdasarkan klassifikasi attribut kualitas yang telah ditentukan. Sehingga mempermudah developer untuk mengetahui prioritas dari perangkat lunak yang sedang dibangun dengan mengurangi ketergantungan kepada para ahli sehingga diharapkan developer dapat dengan mudah melakukan evaluasi terhadap perangkat lunak yang sedang dibangun. Penelitian selanjutnya yaitu mencari metode baru untuk melakukan tagging sehingga diharapkan adanya peningkatan akurasi terhadap atribut kualitas yang telah ditentukan, selain itu metode klassifikasi attribute kualitas juga perlu disempurnakan sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat. VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Carlos E. Otero, Erica Dell, Abrar Qureshi, Luis D. Otero. 2010. A QualityBased Requirement Prioritization Framework Using Binary Inputs. Fourth Asia International Conference on Mathematical/Analytical Modelling and Computer Simulation. [2] Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan Dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2012. [3] Saavedra R, B Luciana, A Mariel. 2013. Quality Properties Evaluation for Software Requirements Specifications: An Exploratory Analysis. 2013
6